penelitian penyusunan sispro di bidang...

582
Kata Pengantar Laporan Akhir kegiatan ” Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasi ASDP” adalah merupakan salah satu rangkaian dari beberapa laporan yang harus dikerjakan oleh konsultan. Laporan ini pada hakekatnya menggambarkan sispro di bidang transportasi ASDP yang meliputi; sispro penetapan lintas penyeberangan, sispro penempatan kapal ASDP, sispro penanganan keadaan darurat di kapal dan di pelabuhan, sispro pemuatan barang berbahaya dan B3 melalui kapal ASDP, dan sispro pelayanan penumpang di atas kapal ASDP. Formulasi sispro tersebut adalah didasarkan pada data dan informasi dari lokasi studi serta beberapa literatur yang berkaitan dengan sispro tersebut. Kegiatan ”Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasi ASDP” dilaksanakan atas kerjasama antara PT. Diksa Intertama Consultan dan Puslitbang Darat Perhubungan dengan No. PL: 102/5/1/ - BLTD 2009. Masukan dari Tim Pengarah dan Tim Pendamping telah banyak dalam rangka penyusunan Laporan Akhir ini. Jakarta, 2009 PT. Diksa Intertama Consultan

Upload: dangthu

Post on 02-Mar-2019

285 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Kata Pengantar

Laporan Akhir kegiatan ” Penelitian Penyusunan Sispro di

Bidang Transportasi ASDP” adalah merupakan salah satu

rangkaian dari beberapa laporan yang harus dikerjakan oleh

konsultan. Laporan ini pada hakekatnya menggambarkan

sispro di bidang transportasi ASDP yang meliputi; sispro

penetapan lintas penyeberangan, sispro penempatan kapal

ASDP, sispro penanganan keadaan darurat di kapal dan di

pelabuhan, sispro pemuatan barang berbahaya dan B3

melalui kapal ASDP, dan sispro pelayanan penumpang di

atas kapal ASDP. Formulasi sispro tersebut adalah

didasarkan pada data dan informasi dari lokasi studi serta

beberapa literatur yang berkaitan dengan sispro tersebut.

Kegiatan ”Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang

Transportasi ASDP” dilaksanakan atas kerjasama antara PT.

Diksa Intertama Consultan dan Puslitbang Darat

Perhubungan dengan No. PL: 102/5/1/ - BLTD – 2009.

Masukan dari Tim Pengarah dan Tim Pendamping telah

banyak dalam rangka penyusunan Laporan Akhir ini.

Jakarta, 2009

PT. Diksa Intertama Consultan

Page 2: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro
Page 3: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Concultan I - Laporan Akhir1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyelenggara transportasi ASDP yang terkait dengan operasi,

pembangunan dermaga serta perambuan dan navigasi masih

terkait dengan transportasi laut. Sehubungan dengan hal

tersebut di atas diperlukan adanya koordinasi kewenangan dan

wilayah operasi antara transportasi laut, Pemerintah Daerah

(pemda ) dan PT. ASDP Indonesia Ferry. Oleh karena itu

diperlukan Sistem dan Prosedur ( sispro ) yang baku dan tidak

saling tumpang tindih kewenangan.

Direktorat Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan

(ASDP) ternyata tidak hanya membina kapal pada

penyeberangan jarak dekat, tetapi juga jarak jauh misalnya

lintas pulau Jawa ke Kalimantan dan sebaliknya. Jadi, domain

regulasi keselamatannya menjadi tanggung jawab Ditjen

Perhubungan Laut, Departemen Perhubungan. Oleh karena

itu, harus ada harmonisasi agar masalah keselamatan pada

transportasi public terutama angkutan sungai, danau dan

penyeberangan menjadi perhatian bersama secara serius.

Untuk menjamin keselamatan transportasi publik terutama

angkutan sungai, danau dan penyeberangan diperlukan

adanya berbagai perangkat. Salah satu di antaranya adalah

sispro angkutan transportasi ASDP yang hingga sekarang

Page 4: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Concultan I - Laporan Akhir2

masih banyak diminati pengguna jasa . Sispro dalam hal ini

lebih ditekankan pada aspek penyelenggaraan yang

tampaknya hingga sekarang belum diatur secara terklasifikasi

dan sistematis pada setiap aspek penyelenggaraan ASDP.

Manfaat sispro penyelenggaraan transportasi ASDP adalah

sebagai berikut; Pertama, terlihat secara jelas instansi/unit yang

bertanggung jawab di dalam melaksanakan tugas. Kedua,

rangkaian kegiatan dapat ditampilkan ataut diketahui sejak awal

hingga terakhir pelaksanaan kegiatan. Ketiga, bilamana ada

sesuatu permasalahan di dalam penyelenggaraan angkutan

ASDP, maka secara dini dapat diketahui dimana letak

permasalahan. Mengingat peran sispro yang relatif begitu besar

untuk menjamin keselamatan dan efektifitas

penyelenggaraana angkutan ASDP, maka perlu dirumuskan

sispro transportasi bidang ASDP. Dengan adanya

permasalahan dan manfaat seperti dijelsakan sebelumnya,

maka diperlukan perlu adanya penyusunan sispro di bidang

transportasi ASDP agar pelayanan terhadap masyarakat

pengguna jasa ASDP lebih terjamin baik dari segi

keselamatan, keamanan dan kenyamanannya. Karena itu,

dengan memperhatikan urgensinya, maka beberapa sispro

yang perlu dirumuskan adalah sebagai berikut;

1) Sispro penetapan lintas penyeberangan;

2) Sispro penetapan lintas angkutan danau/ sungai;

3) Sispro penempatan kapal pada lintas penyeberangan;

Page 5: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Concultan I - Laporan Akhir3

4) 4.Sispro penempatan kapal pada lintas angkutan sungai

dan danau;

5) 5 Sispro penanganan kebakaran kapal penyeberangan;

6) Sispro penanganan kebakaran kapal sungai dan danau;

7) Sispro penanganan kebakaran di pelabuhan;

8) sispro penanganan orang jatuh ke laut;

9) Sispro penanganan bom/bahan peledak di pelabuhan

penyeberangan;

10) Sispro penanganan bom/bahan peledak di pelabuhan

sungai dan danau;

11) Sispro penanganan tubrukan kapal penyeberangan;

12) Sispro penanganan meninggalkan kapal;

13) Sispro pengangkutan bahan/ barang berbahaya dan

beracun melalui angkutan Penyeberangan;

14) Sispro pengangkutan bahan/barang berbahaya dan

beracun melalui angkutan sungai dan danau;

15) Sispro pelayanan penumpang kapal penyeberangan;

16) Sispro pelayanan penumpang di kapal sungai dan

danau;

Untuk merumuskan beberapa sispro seperti disebutkan di atas,

maka dalam tahun anggaran 2009 perlu dilakukan suatu

kegiatan “Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasi

ASDP.

Page 6: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Concultan I - Laporan Akhir4

B. Pengertian SISPRO

Sebelum memformulasikan teknis perumusan hasil yang

diharapkan dalam kegiatan “Penelitian Penyusunan Sispro di

Bidang Transportasi ASDP” perlu dirumuskan terlebih dahulu

pengertian “sispro” atau disebut “sistem dan prosedur”. Hal ini

dimaksudkan untuk mewujudkan adanya kesamaan pendapat

di dalam proses pelaksanaan kegiatan implisit perumusan hasil

yang diharapkan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (TOR).

Sispro berasal dari dua terminilogi yaitu, “sistem” dan

“prosedur”. Secara teoritis sistem adalah kesatuan sejumlah

sarana/elemen yang saling berkaitan satu dengan lainnya dan

secara bersama-sama mengolah adanya rangsangan (

masukan atau input ) yang berasal dari lingkungan untuk

menghasilkan suatu reaksi/output ( R. Matindas, Manejemen

SDM, 2002 ). Pendapat lain menyatakan, sistem adalah

kumpulan bagian-bagian yang saling terkait, berfungsi secara

bersama untuk mencapai tujuan yang sama ( Richard L. Daft,

Manajemen, 2003). Sementara prosedur adalah metode atau

tata cara untuk penyelenggaraan pemerintahan daerah ( Pasal

9 ayat (1) dalam Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007

tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat,

Pemerintahan Provinsi dan Pemerintahan Kabupaten/Kota ).

Berdasarkan rangkaian pengertian seperti diikhtisarkan

sebelumnya dapat diambil suatu kesimpulan, bahwa sispro

adalah suatu tata cara ( metode ) pelaksanaan kegiatan

dimulai pada tahap awal hingga pada tahap akhir secara

Page 7: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Concultan I - Laporan Akhir5

berkesinambungan untuk mewujudkan suatu tujuan yang telah

ditetapkan. Atau dengan kata lain, sispro adalah suatu proses

kegiatan yang terdiri dari berbagai tahapan aktivitas yang harus

dilaksanakan secara berkesinambungan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Hal ini berarti, ada titik awal ( starting

point ) dan titik akhir ( ending point ) yang harus dilakukan

dalam rangka mencapai tujuan. Bilamana pengertian tersebut

dikaitkan dengan beberapa sispro yang harus dirumuskan

sebagai hasil yang diharapkan dalam TOR, maka dalam hal ini

akan terlihat sebagai berikut;

Berdasarkan pengertian seperti telah dijelaskan sebelumnya,

dikaitkan dengan sispro penetapan lintas penyeberangan,

maka Sispro Penetapan Lintas Penyeberangan adalah

suatu proses kegiatan yang dimulai dari tahap awal hingga

tahapan akhir dan saling berkesinambungan hingga pada

akhirnya ditetapkannya lintas penyeberangan.

Dalam hal ini perlu dibedakan lintas penyeberangan dengan

alur pelayaran. Sekilas dua terminologi tersebut adalah relatif

sama, namun di dalam kenyataannya dua terminologi

tersebut adalah saling komplementer, artinya alur pelayaran

adalah bersifat menjelaskan secara detail apa yang dimaksud

lintas penyeberangan. Hal ini dapat dilihat, bahwa “Lintas

Penyeberangan” adalah suatu alur perairan di laut, selat,

teluk, sungai dan/atau danau yang ditetapkan sebagai lintas

Page 8: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Concultan I - Laporan Akhir6

penyeberangan ( Keputusan Menteri Perhubungan No. 32

Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Angkutan

Penyeberangan ). Sementara alur pelayaran adalah bagian

dari perairan yang alami maupun buatan yang dari segi

kedalaman, lebar dan hambatan pelayaran lainnya dianggap

aman untuk dilayari ( Penjelasan Umum, di Dalam SK.

Dirjen Perhubungan Darat No. HK. 2006/1/20/DRPD/93

tentang Pedoman Teknis Pemeliharaan dan Pengerukan Alur

Pelayaran Daratan dan Penyeberangan).

Berkenaan dengan itu, dapat diambil kesimpulan, bahwa

alur pelayaran lebih memperjelas pengertian lintas

penyeberangan dan juga bersifat teknis, kerena sudah

menyebutkan kedalaman, lebar dan hambatan. Ini berarti,

penetapan lintas penyeberangan telah memperhitungkan

berbagai faktor yang sifatnya kohesif terutama yang

berkaitan dengan keselamatan dan kelayakan ditetapkannya

lintas penyeberangan

C. Maksud dan tujuan

Maksud studi adalah merumuskan konsep sispro yang mampu

mengakomodir semua kepentingan instansi terkait di bidang

transportasi ASDP. Tujuan studi adalah meningkatnya

penyelenggaraan transportasi ASDP yang efektif dan efisien.

Page 9: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Concultan I - Laporan Akhir7

D. Hasil Yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari studi ini adalah terwujudnya sispro

ASDP yang meliputi sebagai berikut;

1) Sispro penetapan lintas penyeberangan;

2) Sispro penetapan lintas angkutan danau/ sungai;

3) Sispro penempatan kapal pada lintas penyeberangan;

4) Sispro penempatan kapal pada lintas angkutan sungai

dan danau;

5) Sispro penanganan kebakaran kapal penyeberangan;

6) Sispro penanganan kebakaran kapal sungai dan

danau;

7) Sispro penanganan kebakaran di pelabuhan;

8) sispro penanganan orang jatuh ke laut;

9) Sispro penanganan bom/bahan peledak di pelabuhan

penyeberangan;

10) Sispro penanganan bom/bahan peledak di pelabuhan

sungai dan danau;

11) Sispro penanganan tubrukan kapal penyeberangan;

12) Sispro penanganan meninggalkan kapal;

13) Sispro pengangkutan bahan/ barang berbahaya dan

beracun melalui angkutan Penyeberangan;

14) Sispro pengangkutan bahan/barang berbahaya dan

beracun melalui angkutan sungai dan danau;

15) Sispro pelayanan penumpang kapal penyeberangan;

16) Sispro pelayanan penumpang di kapal sungai dan

danau;

Page 10: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Concultan I - Laporan Akhir8

E. Lokasi StudiLokasi penelitian penyusunan sispro di bidang transportasi

ASDP ditetapkan di beberapa daerah yaitu sebagai berikut :

Denpasar, Lampung dan Banjarmasin.

F. Ruang Lingkup KegiatanSecara garis besar, ruang lingkup kegiatan ”Penelitian

Penyusunan Sispro di Bidang Transportasi ASDP adalah

sebagai berikut;

1. Invetarisasi ;

Kegiatan inventarisasi dilakukan terhadap data sekunder

maupun data yang bersifat primer. Data sekunder

diperoleh dari intansi terkait berupa dokumen dan atau

dalam bentuk laporan yang berkaitan dengan kegiatan –

kegiatan transportasi pada masing – masing instansi

terkait. Di sisi lain dapat juga kepada beberapa individu

dan atau para pejabat yang memiliki pengengetahun atau

wawasan di bidang transportasi ASDP. Karena itu,

beberapa keiatan inventarisasi yang dilakukan adalah

sebagai berikut;

a. Inventarisasi kegiatan-kegiatan trasportasi ASDP yang

terkait dengan instansi lain;

Page 11: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Concultan I - Laporan Akhir9

Untuk menginventarisasi kegiatan – kegiatan

transportasi ASDP yang terkait dengan instansi lain

dilakukan pendekatan dari segi tingkat kewenangan

yaitu, kewenangan kabupaten/kota pada kegiatan –

kegiatan transportasi ASDP, kewenangan Pemerintah

Provinsi pada kegiatan – kegiatan ASDP, dan

kewenangan Pemerintah Pusat pada kegiatan –

kegiatan ASDP. Kewenangan kabupaten/kota pada

kegiatan-kegiatan transportasi ASDP adalah kegiatan-

kegiatan transportasi antar desa di dalam

kabupaten/kota. Sedangkan kewenangan pemerintah

provinsi pada kegiatan-kegiatan ASDP adalah

kegiatan-kegiatan ASDP antar kabupaten/kota di

dalam provinsi. Dan kewenangan Pemerintah pusat

pada kegiatan-kegiatan transportasi ASDP adalah

kegiatan-kegiatan ASDP antar provinsi maupun antar

Negara. Dalam hal ini yang perlu diinventarisasi adalah

instansi – instansi apa saja yang terkait pada setiap

tingkatan kewenangan. Karena itu, diperkirakan

instansi yang terkait dalam kewenangan

kabupatan/kota pada kegiatan –kegiatan ASDP adalah

antata lain sebagai berikut;

1) Instansi yang terkait di dalam pelaksanaan kegiatan-

kegiatan transportasi angkutan Sungai dan Danau

di dalam kabupaten/kota, antar kabupaten/kota di

Page 12: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Concultan I - Laporan Akhir10

dalam provinsi serta antar provinsi adalah sebagai

berikut;

a) Pemerintah Kabupaten/Kota cq. Dinas

Perhubungan Kabupaten/kota dan Dinas

Pekerjaan Umum di dalam pembanunan jalan;

b) Direktorat ASDP;

c) PT ASDP Indonesia Ferry.

2) Kegiatan – kegiatan transportasi angkutan

Penyeberangan di dalam kabupaten/kota, antar

kabupaten/kota di dalam provinsi serta antar

provinsi, instansi terkait adalah sebagai berikut;

a) Pemerintah Kabupaten/Kota cq. Dinas

Perhubungan Kabupaten/kota;

b) Pemerintah Provinsi cq. Dinas Perhubungan

Provinsi;

c) Direktorat ASDP;

d) PT ASDP Indonesia Ferry;

e) Administrator Pelabuhan;

f) Ditjen Perhubungan Laut.

3) Pada instansi seperti dijelaksan sebelumnya, akan

diinventarisasi terutama kegiatan yang dilakukan di

bidang ASDP

2. Melakukan identifikasi beberapa sispro yang menjadi

hasil yang diharapkan/ output

3. Melakukan kajian permasalahan meliputi;

Page 13: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Concultan I - Laporan Akhir11

a. Kajian permasalahan dan kelemahan koordinasi

instansi terkait di dalam pelaksanaan kegiatan –

kegiatan di bidang transportasi ASDP serta

perumusan skenario solusi alternatif pemecahan

permasalahan dan kelemahan terutama pada

beberapa sispro seperti dijelaskan sebelumnya.

b. Kajian permasalahan dan kelemahan kebijakan

instansi terkait di dalam pengembangan ASDP serta

perumusan skenario solusi alternatif pemesahan

permasalahan dan kelemahan pada beberapa sispro

seperti dijelaskan sebelumnya.

c. Kajian dan evalusi tingkat kepentingan masing –

masing instansi yang terkait di dalam kegiatan

transportasi ASDP terutama pada beberapa sispro

seperti dijelaskan sebelumnya.

4. Berdasarkan hasil kajian seperti dijelaskan sebelumnya,

maka selanjutnya dirumuskan konsep sispro bidang

transportasi ASDP

Page 14: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan II - Laporan Akhir1

BAB IIMETODOLOGI

A. Pola Pikir Penelitian Metodologi

Pola pikir pelaksanaan kegiatan “ Penelitian Penyusunan

Sispro di Bidang Transportasi ASDP” memiliki peran untuk

dapat mengetahui arah tahapan masing – masing kegiatan

secara singkat. Di dalamnya terlihat adanya siklus masing –

masing kegiatan yang pada hakekatnya mempunyai arti di

dalam melaksanakan kajian data dan informasi berikut di dalam

perumusan hasil yang diharapkan sesuai dengan TOR.

Dalam pola pikir penelitian, juga terlihat secara eksplisit faktor

instrumen dan faktor input di dalam melaksanakan kegiatan.

Artinya data apa saja yang dibutuhkan sehingga dapat

merumuskan hasil yang diharapkan. Di samping itu, juga

terlihat adanya pendeketan dan metode yang digunakan

dalam menganalis data dan informasi , sehingga pada akhirnya

dapat merumuskan hasil yang diharapkan. Tidak kalah

pentingnya, di dalam pola pikir juga memperlihatkan adanya

subjek yang memiliki peran sebagai sumber data dan informasi

yang akan dibutuhkan. Lebih jelasnya pola pikir yang

digunakan dapat dilihat pada gambar berikut.

Page 15: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan II - Laporan Akhir2

Page 16: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan II - Laporan Akhir3

B. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan latar belakang kegiatan, dan pemahaman

terhadapat TOR serta ruang lingkup kegiatan seperti telah

dijelsakan pada Bab sebelumnya, maka untuk merumuskan

hasil yang diharapkan dari kegiatan “ Penelitian Penyusunan

Sispro di Bidang Transportasi ASDP”, diperlukan adanya suatu

teknik pengumpulan data dan informasi. Dalam konteks ini,

teknik pengumpulan data adalah merupakan suatu sistem,

artinya terdiri dari beberapa aspek yaitu meliputi; jenis dan

sumber data, perangkat yang digunakan di dalam pengumpulan

data dan informasi, perumusan kuesioner, serta mendapatkan

data dan informasi baik datan primer maupun data sekunder

yang berkaitan dengan sispro ASDP.

1. Data Primer

Jenis data yang dibutuhkan adalah data primer dan datan

sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara

langsung dari beberapa orang yang dijadikan sebagai

respondent. Tentunya, dalam hal ini yang ditetapkan sebagai

respondent adalah para pejabat atau yang mengetahui seluk

beluk dan beberapa permasalahan di bidang;

1) Sispro penetapan lintas penyeberangan;

2) Sispro penetapan lintas angkutan danau/ sungai;

3) Sispro penempatan kapal pada lintas penyeberangan;

Page 17: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan II - Laporan Akhir4

4) Sispro penempatan kapal pada lintas angkutan sungai

dan danau;

5) Sispro penanganan kebakaran kapal penyeberangan;

6) Sispro penanganan kebakaran kapal sungai dan

danau;

7) Sispro penanganan kebakaran di pelabuhan;

8) sispro penanganan orang jatuh ke laut;

9) Sispro penanganan bom/bahan peledak di pelabuhan

penyeberangan;

10) Sispro penanganan bom/bahan peledak di pelabuhan

sungai dan danau;

11) Sispro penanganan tubrukan kapal penyeberangan;

12) Sispro penanganan meninggalkan kapal;

13) Sispro pengangkutan bahan/ barang berbahaya dan

beracun melalui angkutan Penyeberangan;

14) Sispro pengangkutan bahan/barang berbahaya dan

beracun melalui angkutan sungai dan danau;

15) Sispro pelayanan penumpang kapal penyeberangan;

16) Sispro pelayanan penumpang di kapal sungai dan

danau

Data primer diperoleh secara lansung dari beberapa instansi

terkait pada kegiatan – kegiatan di bidang ASP yaitu sebagai

berikut;

1) Pejabat Dinas Perhubungan Kabupaten/kota, dan

atau orang yang diwakilkan

Page 18: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan II - Laporan Akhir5

2) Pejabat Dinas Perhubungan Provinsi, dan atau orang

yang diwakilkan

3) Pejabat Direktorat ASDP, dan atau orang yang

diwakilkan

4) Pejabat Ditjen Perhubungan Laut, dan atau orang

yang diwakilkan

5) Pejabat PT. ASDP Ferry, dan atau orang yang

diwakilkan

6) Pejabat BKI, dan atau orang yang diwakilkan

7) Pejabat Administrator Pelabuhan ASDP, dan atau

orang yang diwakilkan

2. Data Sekunder

Sementara data sekunder adalah data yang diperoleh dari

instansi terkait dan atau berupa laporan. Tentunya, laporan

yang dibutuhkan adalah data yang ada kaitannya dengan

penyusunan sispro di bidang transportasi ASDP. Untuk

menghindarkan data yang tidak diperlukan atau pengambilan

data sekunder yang efektif, maka sebelumnya semua laporan

akan diseleksi dan ditelaah. Data yang ada kaitannya dengan

perumusan hasil yang diharapkan, maka itulah yang diperlukan.

Data sekunder yang akan diperoleh adalah dari beberapa

instansi terkait yaitu sebagai berikut;

a. Kantor Dinas Perhubungan Kabupaten/kota;

b. Kantor Dinas Perhubungan Provinsi;

Page 19: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan II - Laporan Akhir6

c. Kantor Ditjen ASD;

d. Kantor Ditjen Perhubungan Laut;

e. Kantor PT. ASDP Ferry;

f. Kantor Administrator Pelabuhan ASDP.

3. Pengolahan Data

Data primer maupun data sekunder selanjutnya diediting dan

ditabulasi sesuai dengan pengelompokan hasil yang

diharapkan. Dengan demikian, akan mempermudah di dalam

melakukan analisis sesuai dengan kebutuhan. Dalam rangka

pengumpulan data sekunder maupun data primer, sebelumnya

telah dirumuskan kuesioner. Kesioner harus mampu

mencerminkan atau mengakomodir semua data yang

dibutuhkan. Kuesioner tersebut terlebih dahulu diberikan

kepada respondent yang telah ditetapkan untuk dibaca secara

teliti dan diisi sesuai dengan data yang ada. Setelah dibaca,

maka selanjutnya dilakukan tanya jawab atau diskusi terhadap

beberapa kuesioner yang mungkin kurang jelas bagi

respondent. Di acara dalam tanya jawab, diharapkan diskusi

akan lebih berkembang, sehingga beberapa substansi yang

belum diakomodir di dalam kuesioner akan dapat diperoleh

melalui diskusi dengan respondent terutama yang berkaitan

dengan beberapa permasalahan sesuai dengan latar belakang

studi dan identifikasi permasalahan sesuai dengan yang

dijelaskan dalam Bab sebelumnya.

Page 20: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan II - Laporan Akhir7

C. Pendekatan

Beberapa pendekatan yang dilakukan di dalam merumuskan

hasil yang diharapkan dari kegiatan “ Penelitian Penyusunan

Sispro di Bidang Transportasi ASDP adalah sebagai berikut;

1. Pendekatan Legalitas

Pendekatan peraturan perundang-undangan maksudknya

adalah suatu identifikasi dan telaah terhadap peratutan

perundang-undangan menyangkut beberapa susbtansi

yang meliputi; sispro penetapan lintas penyeberangan,

sispro penempatan kapal pada lintas penyeberangan,

sispro penanganan pada keadaan darurat di kapal dan di

pelabuhan, dan sispro pemuatan barang berbahaya dan

B3, dan sispro pelayanan penumpang di atas kapal untuk

dijadikan sebagai dasar perbandingan terhadap kegiatan

yang dilakukan di lapangan sehari –hari terutama di lokasi

studi. Bilamana ada hal yang belum diterapkan

sebagaimana mestinya dan atau ada perbedaan antara

yang disyaratkan di dalam peraturan perundang-undangan

dengan kenyataan di lapangan, serta menimbulkan

permasalahan maka hal ini adalah merupakan masukan

untuk dikaji lebih lanjut. Hasil kajian dan pengembangan

tersebut akan dijadikan sebagai dasar penyusunan konsep

kebijakan untuk penyusunan sispro seperti dijelaskan

sebelumnya

Page 21: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan II - Laporan Akhir8

2. Pendekatan fungsional

Pendekatan fungsional adalah suatu identifikasi dan kajian

terhadap tugas dan fungsi masing – masing instansi terkait

di dalam pengembangan kegiatan – kegiatan ASDP. Dari

hasil kajian tugas dan fungsi masing instansi terkait

diharpkan akan dapat terlihat secara konkret kesamaan

dan perbedaan di dalam pengembangan kegiatan –

kegiatan ASDP. Hasil kajian, akan dijadikan sebagai

masukan untuk merumuskan kebijakan lebih lanjut di dalam

pengembangan kegiatan – kegiatan ASDP yang lebih

efektif.

3. Pendekatan Kebijakan

Pendekatan kebijakan adalah suatu identifikasi dan kajian

terhadap kebijakan yang dirumuskan masing – masing

instansi terkait dalam pengembangan kegiatan – kegiatan

di bidang ASDP. Dari hasil kajian, diharapkan akan dapat

terlihat keunggulan dan kelemahan kebijakan masing –

masing instansi terkait dikaitkan dengan tugas dan fungsi

yang diemban di dalam pengembangan kegiatan – kegiatan

ASDP.

4. Pendekatan kepentingan

Pendekatan kepentingan masing – masing instansi terkait

adalah suatu kegiatan inventarisasi dan identifikasi tingkat

kepentingan masing – masing instansi terkait dalam

Page 22: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan II - Laporan Akhir9

pengembangan kegiatan – kegiatan ASDP. Selanjuntnya,

hasil inventarisasi dan identifikasi akan dikaji dari segi

tugas, fungsi dan tanggung jawab di dalam menangani

permasalahan serta pengembangan kegiatan – kegiatan

ASDP.

D. MetodeMetode yang digunakan untuk menganalisis data dan informasi

berikut merumuskan hasil yang diharapkan adalah sebagai

berikut;

*Metode kuantitatif dan kualitatif

Metode kualitatif adalah suatu metode dengan

menganalisis data dan informasi berikut hasil yang

diharapkan dalam bentuk deskripsi secara informatif.

Dengan demikian, diharapkan dapat dimengerti secara

jelas. Sementara metode kuantitatif adalah suatu metode

untuk merumuskan data dan informasi berikut hasil yang

diharapkan dalam bentuk angka secara sistematis.

Dengan demikian dapat diketahui secara detail hasil yang

diharapkan.

E. Tahapan Kegiatan

Salah satu aspek yang perlu dirumuskan di dalam pelaksanaan

kegiatan ” Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasi

Page 23: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan II - Laporan Akhir10

ASDP” adalah tahapan kegiatan. Dengan adanya tahapn

kegiatan ini, maka akan lebih sistematis para tenaga ahli di

dalam pelaksanaan kegiatan masing-masing sesuai dengan

yang diemban. Lebih jelasnya tahapan kegiatan yang akan

dilakukan adalah sebagai berikut;

1. Menelaah TOR secara cermat serta hasil yang

diharapkan;

2. Melakukan koordinasi di antara para tenaga ahlii dengan

maksud untuk pembagian pekerjaan sesuai dengan

bidang masing – masing tenaga ahli;

3. Merumuskan riset disain di dalam pelaksanaan

kegiatan” Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang

Transportasi ASDP;

4. Merumuskan kuesioner sebagai perangkat

pengumpulan data, baik untuk data sekunder , maupun

data primer;

5. Merumuskan Laporan Pendahuluan;

6. Presentasi Laporan Pendahuluan;

7. Koordinasi pengumpulan datan dari lapangan/lokasi

studi yang telah ditetapkan;

8. Pengumpulan data dan informasi dari lokasi

studi/lapangan. Data yang dikumpulkan dalam hal ini

adalah data primer maupun datasekunder sesuai

dengan hasil yang diharapkan/output kegiatan.

Page 24: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan II - Laporan Akhir11

9. Melakukan editing dan tabulasi data dan informasi yang

berkaitan dengan penyusunan sispro di bidang

transportasi ASDP seperti dijelaskan sebelumnya;

10. Melakukan klasifikasi data dan informasi sesuai dengan

pengelompokan hasil yang diharapkan serta melakukan

kajian secara umum sesuai dengan hasil yang

diharapkan;

11. Merumuskan Laporan Antara;

12. Presentasi Laporan Antara;

13. Melakukan kajian dan perumusan beberapa sispro

sesuai dengan hasil yang diharapkan/ouput kegiatan.

14. Merumuskan Konsep Laporan Akhir;

15. Presentasi Konsep Laporan Akhir;

16. Merumuskan Laporan Akhir dengan masukan dari hasil

presentasi Konsep Laporan Akhir;

17. Merumuskan Executive Summary Report;

18. Menyampaikan Laporan Akhir dan Executive Summary

Report kepada Badan Litbang Departemen

Perhubungan c.q. Litbang Perhubungan Darat.

Page 25: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan II - Laporan Akhir12

Page 26: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan II - Laporan Akhir13

Page 27: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan II - Laporan Akhir14

Page 28: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan II - Laporan Akhir15

Page 29: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan II - Laporan Akhir16

Page 30: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan II - Laporan Akhir17

Page 31: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan II - Laporan Akhir18

Page 32: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan II - Laporan Akhir19

Page 33: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan II - Laporan Akhir20

Page 34: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir1

BAB IIIKAJIAN DATA DARI LOKASI STUDI

A. Banjarmasin

1. Letak Geografis

Propinsi Kalimantan Selatan adalah salah satu propinsi di

Indonesia yang terletak di pulau Kalimantan. Ibu kotanya

adalah Banjarmasin. Propinsi ini mempunyai 11 kabupaten dan

2 kota. Wilayah Kota Banjarmasin secara geografi berbatasan

di bagian Timur dan Selatan dengan Kabupaten Banjar serta di

bagian Barat dan Utara dengan Kabupaten Barito Kuala.

Luasnya hanya 72,67 km2 atau sekitar 0,20% luas wilayah

Provinsi Kalimantan Selatan. Tanahnya merupakan tanah rawa

yang datar dengan rata-rata ketinggian 0,16 meter di bawah

permukaan laut.

Kota Banjarmasin dibelah oleh sungai Martapura yang

merupakan anak Sungai Barito dan dipengaruhi oleh pasang

surut air laut Jawa, sehingga berpengaruh kepada drainase

kota dan memberikan ciri khas tersendiri terhadap kehidupan

masyarakat, terutama pemanfaatan sungai sebagai salah satu

prasarana transportasi air, pariwisata, perikanan dan

perdagangan. Siring tepian sungai Martapura di depan Masjid

Raya Sabilal Muhtadin merupakan waterfront Banjarmasin.

Page 35: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir2

Jaringan transportasi air merupakan bagian utama yang

menjadi urat nadi dan pendorong tumbuh dan berkembangnya

Kota Banjarmasin. Kota berpredikat “Seribu Sungai” ini

terbangun dan membangun dirinya bermula dari aktivitas

pelayaran sungainya. Kota yang diperkirakan mulai berdiri

pada perempat kedua Abad Ke-16 ini awalnya dibangun di

daerah muara tepian sungai Kuin dan Alalak dengan ditandai

berdirinya “kraton” Kesultanan Banjarmasin. Daerah itu semula

merupakan perkampungan orang Melayu. Sejak tahun 1956

hingga kini Banjarmasin menjadi ibukota provinsi Kalimantan

Selatan.

Pelayanan jasa transportasi di Propinsi Kalimantan Selatan

yang melalui jalur sungai saat ini menggunakan 10 (sepuluh)

sungai besar, yaitu:

1. Sungai Barito (900 Km)

2. Sungai Martapura (80 Km)

3. Sungai Negara (127 Km)

4. Sungai Kusan (80 Km)

5. Sungai Batulicin (70 Km)

6. Sungai Satui (49 Km)

7. Sungai Tabalong (60 Km)

8. Sungai Balangan (50 Km)

9. Sungai Kurau (80 Km) dan

10. Sungai Batu Besar (65 Km).

Page 36: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir3

2. Jaringan Trayek Angkutan Sungai

Jaringan trayek angkutan sungai yang ada di Kalimantan

Selatan adalah Jaringan Trayek Angkutan Sungai dan Danau

Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) dan Antar Kota Antar

Propinsi (AKAP). Jaringan tersebut adalah :

a. Trayek Angkutan Sungai AKDP sebanyak 21 (dua puluh

satu) yaitu :

Trayek asal tujuan (PP) dari Banjarmasin ke Marabahan,

Belawang, A Serapat, Sei Puntik, A Subarjo, Jajangkit,

Martapura, Margasari, S Seluang, Barambai, Sei Musang,

Tanipah, Podok, Bakambat, Tamban, Tabunganen, Alabio,

Negara, Danau Panggang (Via Kuripan-Paminggir), Amuntai

(Via Buas Buas-Negara) dan Sei Gampa.

b. Trayek Angkutan Sungai AKAP sebanyak 9 (sembilan)

trayek yaitu :

1) Trayek asal tujuan (PP) dari Banjarmasin sebanyak 8

(delapan) trayek yaitu ke Kuala Kapuas, Pulang Pisau,

Palangka Raya, Catur, Puruk Cahu, Puruk Cahu (Via

Buntok-Muara Tewe), dan Muara Teweh (Via Danau

Panggang) semuanya di Kalimantan Tengah.

2) Trayek asal tujuan (PP) dari Danau Panggang ke

Buntok (Via Marabahan) di Kalimantan Tengah.

Page 37: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir4

Sementara itu, Dinas Perhubungan Kota Banjarmasin juga

telah membagi kelas sungai berdasarkan lebar sungai dengan

tujuan memudahkan dalam penentuan ijin trayek angkutan

sungai dan ijin angkutan kapal sungai. Kelas sungai tersebut

meliputi:

a. Sungai besar; dengan lebar sungai di atas 100 meter,

terdiri atas 2 sungai yaitu sungai Barito dengan lebar

1200 meter dan sungai Martapura dengan lebar 600

meter.

b. Sungai sedang; dengan lebar sungai di atas 50 meter

sampai dengan 100 meter, terdiri atas 7 sungai.

c. Sungai kecil; dengan lebar sungai di atas 6 meter

sampai dengan 20 meter, terdiri atas 32 sungai.

d. Anak sungai; dengan lebar sungai sampai dengan 6

meter, terdiri atas 30 sungai.

3. Jaringan Lintas Penyeberangan

Sementara itu untuk lintas penyeberangan di Propinsi

Kalimantan Selatan, terbagi dalam Lintas Penyeberangan

Selat/Laut dan Lintas Penyeberanan Sungai. Lintas

Penyeberangan Selat/Laut ditetapkan oleh Keputusan Menteri

Perhubungan, yaitu

a. Lintas Penyeberangan Batulicin – Kotabaru, sesuai KM No.

25 Tahun 1991, saat ini tidak beroperasi lagi digantikan

dengan Batu Licin - Tanjung Serdang.

b. Lintas Penyeberangan Batu Licin - Tanjung Serdang,

sesuai KM No. 25 Tahun 1991.

Page 38: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir5

c. Lintas Penyeberangan Cerbon – Marabahan, sesuai KM

No. 30 Tahun 1998, tidak beroperasi lagi.

Untuk Lintas Penyeberangan Sungai ditetapkan oleh

Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan No. 0439 Tahun

2002, yaitu:

a. Lintas Penyeberangan Banjar Raya Kecamatan

Banjarmasin Barat Kota Banjarmasin – Saka Kajang

Kecamatan Tamban Kabupaten Barito Kuala.

b. Lintas Penyeberangan Kuin Alalak Kecamatan

Banjarmasin Utara Kota Banjarmasin – Jelapat

Kecamatan Tamban Kabupaten Barito Kuala.

c. Lintas Penyeberangan Mantuil Kecamatan Banjarmasin

Selatan Kota Banjarmasin – Tamban Muara Kecamatan

Tamban Kabupaten Barito Kuala.

4. Kondisi Umum PelabuhanDi dalam kota banjarmasin, pelabuhan yang ada adalah

pelabuhan sungai, baik untuk trayek angkutan sungai (30

trayek) maupun lintas angkutan penyeberangan sungai (3

lintas). Secara umum pelabuhan sungai yang ada adalah

pelabuhan yang dikelola oleh masyarakat. Fasilitas yang

tersedia di pelabuhan sungai secara umum masih sangat

minim. Hampir semua strutur dermaga terbuat dari kayu, tidak

dilengkapi dengan petugas atau loket maupun kantor

pelabuhan, sehingga tidak diketahui pergerakan penumpang

dan/atau barang. Namun demikian sebagian pelabuhan sudah

dilengkapi rambu, termasuk juga alur sungainya.

Page 39: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir6

Gambar 3.1. Kondisi pelabuhan penyeberangan sungai (lihat dermagakayu, rampa kapal tdk ada, jalan/tangga kecil, area parkir tidak ada,

loket tidak ada, rambu tidak ada)

Gambar 3.2. Kondisi pelabuhan penyeberangan sungai (lihat dermagakayu, papan nama lintas ditempel di pohon, rampa pelabuhan ada tapi

tidak dipakai, loket tidak ada, rambu tidak ada)

Page 40: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir7

Gambar 3.3. Suasana di pelabuhan sungai (lihat ada tanda rambu,

dermaga dari kayu)

Gambar 3.4. Suasana di pelabuhan sungai (khusus jenis speed boat)

Page 41: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir8

Gambar 3.5. Perambuan di alur sungai

5. Data KapalData yang berhasil dihimpun dari Dinas Perhubungan Kota

Banjarmasin tidak bisa menyebutan dengan pasti data

pergerakan penumpang dan barang yang melalui angkutan

sungai di setiap pelabuhan/dermaga, hal ini dikarenakan

sebagian besar trayek angkutan sungai dan pelabuhannya

masih dikelola secara tradisional atau mandiri oleh

masyarakat. Namun demikian, berdasarkan data yang ada

dapat diberikan data jumlah kapal sungai yang melintasi setiap

trayek di setiap pelabuhan/dermaga, sebagaimana

diperlihatkan pada tabel berikut:

Page 42: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir 9

Tabel 3.1. Jenis Kapal Angkutan Sungai Di Banjarmasin

No Pelabuhan/dermaga Trayek Jenis

Angkutan

Kesiapan Armada Jarak(km) KeteranganJumlah

AngkutanUnit)

Kapasitaspenumpang

(Orang)Jumlah RitUnit/hari

1 Taman Sari (ExAntasari)

Banjarmasin – Tamban Motor Getek 12 480 8 17Banjarmasin – Catur (AKAP) Motor Getek 1 80 1 42

2 Sudi Rapi Banjarmasin – Margasari Motor Getek 2 60 1 89 3xsemingguBanjarmasin – Mangkatif (AKAP) Speedboat 1 50 1 187 3xsemingguBanjarmasin – Tabunganen Motor Getek 2 180 2 16Banjarmasin – Tamban Motor Getek 8 320 4 17Banjarmasin – Terusan (AKAP) Motor Getek 1 45 1 65Banjarmasin – Kolam Kiri Motor Getek 2 90 2 40Banjarmasin – Kolam Kanan Motor Getek 2 90 2 40

3 Sudi Rapi (PasarLima)

Banjarmasin – Negara Motor Getek 2 150 2 144 2xsemingguBanjarmasin – Bakambat Motor Getek 1 30 1 42Banjarmasin – Bahaur (AKAP) Kapal Motor 3 5 ton 2 55 2xseminggu,

angkutan barangBanjarmasin – Kapuas (AKAP) Kapal Motor 2 8 ton 1 44.5 1xseminggu,

angkutan barangBanjarmasin – Kuin Besar Motor Getek 1 15 1 21

4 Ujung Murung Banjarmasin – Anjir Serapat Motor Getek 4 160 2 11Banjarmasin – Belawang Motor Getek 2 100 2 26Banjarmasin – Berambai Motor Getek 3 130 3 37.5Banjarmasin – Catur (AKAP) Motor Getek 1 60 1 42Banjarmasin – Barjo Motor Getek 1 50 1 6Banjarmasin – Mangkatif (AKAP) Speedboat 7 140 1 187

5 Muara Kuin Muara Kuin – Tamban Motor Getek 200 2000 30 17 Penyeberangan

Page 43: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir10

Page 44: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir11

Gambar 3.6. Jenis-jenis Kapal Sungai

Gambar 3.7. Jenis kapal angkutan sungai

Page 45: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir12

Sementara itu berdasarkan data dari Dinas Perhubungan

Propinsi Kalmantan Selatan, data pergerakan barang dan

penumpang yang dapat divalidasi adalah dari Lintas

Penyeberanan Batulicin – Tanjung Serdang berdasarkan

laporan dari PT. ASDP Cabang Batulicin, sebagaimana tabel

berikut:Tabel 3.2. Kepadatan Arus Penumpang dan Kendaraan Di

Pelabuhan Penyeberangan Batulicin - Tanjung Serdang Tahun 2008

Sumber: Dinas Perhubungan Kalimantan Selatan, 2009

Tahun Jenis MuatanNama Pelabuhan

Batuilicin TanjungSerdang

2005 Trip 6.711 6.711Penumpang 93.653 97.163

Roda -2 82.100 77.644Roda-4 79.545 66.106

2006 Trip 2.361 2.362Penumpang 4.343 3.845

Roda -2 26.358 24.896Roda-4 15.627 15.911

2007 Trip 7.404 7.404Penumpang 23.150 20.893

Roda -2 88.451 89.040Roda-4 52.920 51.792

2008 Trip 7.404 7.404Penumpang 35.082 31.745

Roda -2 104.752 100.730Roda-4 57.218 55.791

Page 46: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir13

6. Sistem Prosedur LLASDP Di Banjarmasin

Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan wewenang di

bidang transportasi lalu lintas angkutan sungai danau dan

penyeberangan (LLASDP), pemeritah Kota Banjarmasin telah

menerbitakan beberapa peraturan daeraha (Perda) yang

berhubungan dengan LLASDP, yaitu: Perda Nomor 3 Tahun

2002 tentang Tata Cara Penerbitan Sertifikat Kesempurnaan

Kapal, Pas Kapal, dan Registrasi Kapal. Perda ini mengatur

tata cara dan persyaratan untuk memperoleh Sertifikat

a. Kesempurnaan Kapal, Pas Kapal, dan Registrasi Kapal

bagi kapal perairan darat/sungai.

b. Perda Nomor 4 Tahun 2002 tentang Penerbitan Dan

Persyaratan Untuk Memperoleh Surat Keterangan

Kecakapan Kapal Motor Perairan Darat. Perda ini

mengatur tata cara dan persyaratan untuk memperoleh

Surat Keterangan Kecakapan bagi awak kapal perairan

darat/sungai.

c. Perda Nomor 20 Tahun 2007 tentang Kepelabuhanan.

Perda ini mengatur tentang penetapan lokasi

pelabuhan, penyelenggaraan pelabuhan,

pengoperasian pelabuhan, pelayanan jasa pelabuhan,

fasilitas pelabuhan dan tarif jasa pelayanan pelabuhan.

d. Perda Nomor 5 Tahun 2008 tentang Retribusi Jasa

Angkutan Sungai, Jasa Pemyeberangan dan

Penggunaan Dataran Air. Perda ini mengatur perijinan

Page 47: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir14

dan obyek dan subyek retribusi jasa angkutan sungai,

jasa pemyeberangan dan penggunaan dataran air.

e. Perda Nomor 16 Tahun 2008 tentang Retribusi Jasa

Kepelabuhanan. Perda mengatur tentang jenis tarif

retribusi penerimaan jasa kepelabuhanan.

Sementara itu dalam studi Penelitian Sipro di Bidang

Transportasi ASDP ini, berdasarkan penelitian lapangan dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Sispro Penetapan Lintas Angkutan SungaiDalam penetapan lintas angkutan sungai oleh [emerintah

daerah, sebagaimana dijelaskan dalam Keputusan Gubernur

Kalimantan Selatan No. 0439 Tahun 2002, dapat diuraikan

tahapan sebagai berikut:

1) Mempertimbangkan untuk menghubungkan prasarana

jalan antar Kabupaten dan Kota.

2) Mempertimbangkan guna menjaga keselamatan

pelayaran.

3) Adanya pertimbangan terhadap Rencana Penetapan

Alur Penyeberangan/trayek angkutan sungai Lintas

Kabupaten/Kota oleh Administrator Pelabuhan.

4) Menetapkan lintas penyeberangan/trayek angkutan

sungai

Selain itu, untuk penerbitan izin trayek/lintas angkutan sungai

antar kabupaten/kota yang berasal dari masyarakat, maka alur

nya ditunjukkan senbagaimana gambar berikut:

Page 48: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir15

DINAS KEPALAPERHUBUNGAN DINAS

1. Mengajukan permohonan IzinTrayek dengan melengkapipersyaratan ya

2. Dipelajari Permohonan danpengecekan persyaratan 1 Hari

tidak

3. Pembayaran retribusi, dansiapkan Izin Trayek

1 Hari

4. Tanda TanganKepala Dinas

5. Penyampaian Izin Trayek

Persyaratan yang dilampirkan :1. Copy KTP yang masih berlaku2. Copy Sertifikat Kapal yang masih berlaku3. Rekomendasi dari Kepala Dinas Perhubungan

Kabupaten / Kota (Trayek Baru)4. Izin Trayek Asli yang sudah habis masa

berlakunya (untuk perpanjangan izin trayek)5. Bagi yang tidak lengkap diberi waktu 14 hari

untuk melengkapi

No. URAIAN KEGIATAN PEMOHON KETERANGAN

Pemohon

PengisianFormulir

Diperiksadan dipelajari

Lengkap ?

BayarRetribusi

SiapkanIzin

T. Tangan

PenyerahanIjinPemohon

Sumber: Dinas Perhubungan Kalimantan Selatan, 2009Gambar 3.8. Diagram Alur Pembuatan Izin Trayek/Lintas Angkutan

Sungai Antar Kabupaten/Kota

b. Sispro Penempatan Kapal Penyeberangan/AngkutanSungai

Dalam penempatan kapal sungai pada trayek sungai adalah

melakukan tahapan berikut:

Page 49: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir16

D IN A S K E P A L AP E R H U B U N G A N D IN A S

1 . M e n g a j u k a n p e r m o h o n a n Iz i nA n g k u ta n K h u s u s d e n g a nm e le n g k a p i p e rs y a ra ta n y a

2 . D i p e l a j a r i P e r m o h o n a n d a np e n g e c e k a n p e rs y a ra ta n 1 H a r i

t i d a k

3 . P e m b a y a ra n r e t r i b u s i, d a ns i a p k a n Iz in A n g k u ta n K h u s u s

1 H a r i

4 . T a n d a T a n g a nK e p a l a D i n a s

5 . P e n y a m p a i a n Iz i n A n g k u ta nK h u s u s

P e rs y a ra ta n y a n g d i l a m p i rk a n :1 . C o p y K T P y a n g m a s ih b e r l a k u2 . C o p y S e r t i f i k a t K a p a l y a n g m a s ih b e r l a k u3 . B a g i y a n g t id a k le n g k a p d ib e r i w a k tu 1 4 h a r i

u n tu k m e le n g k a p i

N o . U R A IA N K E G IA T A N P E M O H O N K E T E R A N G A N

P e m o h o n

P e n gis ianF orm u lir

D ip e r iks ad an d ip el aja r i

L en g ka p ?

B a yarR e tr ib u s i

S ia p ka nI z in

T . T an g an

P en y era h a nIj inP e m o h o n

1) mengajukan permohonan persetujuan pengoperasian

kapal angkutan sungai dan danau kepadaDinas

Perhubungan

2) permohonan telah dilengkapi dengan dokumen:

a) memiliki izin usaha pokoknya yaitu angkutan

sungai dan danau;

b) memiliki kapal berbendera Indonesia yang

memenuhi persyaratan teknis/kelaikan;

c) memiliki awak kapal yang mempunyai kecakapan

yang disyaratkan.

d) telah sesuai dengan lintas/trayek yang ditetapkan.

3) persetujuan penempatanb kapal oleh Dinas

Perhungan.

Sementara itu, untuk memperoleh izin usaha angkutan sungai

dan danau melalui tahapan sebagaimana gambar berikut:

Page 50: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir17

Sumber: Dinas Perhubungan Kalimantan Selatan, 2009

Gambar 3.9. Diagram Alur Pembuatan Izin Angkutan

KhususAngkutan Sungai Antar Kabupaten/Kota

c. Sispro Penanganan Keadaan Darurat di AngkutanSungai

Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan, hingga

sekarang belum ada yang secara formal adanya sispro

penanganan kedaan darurat di atas kapal maupun di

pelabuhan sungai. Namun bilamana ada kejadian, misalnya

kebakaran kapal maka yang perlu dilakukan sedini mungkin

adalah adanya koordinasi di antara institusi yang terkait.

Dalam hal ini adalah para awak kapal atau pemilik kapal akan

cepat melakukan penanggulangan secara cepat dengan

peralatan seadanya, misalnya dengan bantuan selang dari

popa darat atau dari kapal disekitarnya. Berhubung di

pelabuhan terdekat tidak ada/belum ada fasilitas pemadam

kebakaran dan darurat yang memadai, biasanya pihak

pelabuhan langsung meghubungi Dinas/Petugas Pemadam

Kebakaran, ini terutama jika kebakaran terjadi di pelabuhan.

d. Sispro Pemuatan Barang Berbahaya di Kapal AngkutanSungai;

Penanganan barang berbahaya dan B3 seperti minyak dan

gas jika dalam jumlah kecil, misalnya tabung gas LPG ukuran

3 kg atau drigen miyak tanah, adalah dicampur dengan

Page 51: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir18

barang-barang muatan lain, belum ada pemisahan. Namun jika

dalam jumlah banyak, misalnya drum minyak tanah atau oli,

biasanya kapal tersebut tidak memuat barang/penumpang lain.

e. Sispro Pelayanan Penumpang di Atas Kapal

Selama ini pelayanan penumpang di atas kapal seharusnya

mengacu kepada Keputusan Dirjen Perhubungan Darat No.

AP.005/13/3/DPRD/2004 tentang Petunjuk Teknis Persyaratan

Pelayanan Minimal Kapal Sungai, Danau dan Penyeberangan.

Namun di lapangan, pelayanan ini tidak sepenuhnya dapat

diberikan kepada penumpang. Khususnya mulai dari

ketersediaan tempat parkir di pelabuhan, loket, maupun tangga

naik turun kapal. Termasuk juga perlengkapan alat penolong

(life jacket) yang hampir tidak tersedia di kapal sungai. Dalam

pelayanan barang muatan penumpang dan kendaraan pun

kadang dibaikan keselamatannya. Lihat gambar berikut;

Gambar 3.9. Contoh penempatan mautan barang di kapal sungai

Page 52: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir19

Gambar 3.10. Proses pemuatan barang ke kapal sungai

Gambar 3.11. Contoh pemuatan barang pertanian di kapal sungai(kapal khusus

angkutan perdagangan/pasar sungai)

Gambar 3.12. Suasana bongkar muat di pelabuhan sungai

Page 53: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir20

Gambar 3.13. Suasana bongkar muat di pelabuhan sungai

Gambar 3.14. Suasana kendaraan masuk kapal (petugas tidak ada)

Gambar 3.15. Suasana kendaraan keluar kapal (lihat petugas sedangmengikat tali tapi

Page 54: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir21

kendaraan sudah keluar, ada petugas menerima upah)

7. Sispro Bidang Transportasi I ASDP

a. Analisis Data Lapangan

Analisis data lapangan yang direncanakan adalah dengan

melihat proses/sispro yang ada di lapangan menyangkut

kelemahan dan kekurangannya maupun kelebihannya, dari

aspek:

1) Sarana prasarana

2) Kelembagaan

3) Dokumen

4) SDM

b. Analisis konsep sispro

Konsep sispro yang dianalisis nantinya meliputi:1) Sispro penetapan lintas penyeberangan yang meliputi

dua aspek yaitu sebagai berikut;

Page 55: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir22

a) Sispro Penetapan lintas penyeberangan angkutan

Danau/Penyeberangan

b) Sispro penetapan lintas penyeberangan angkutan

Sungai

2) Sispro penempatan kapal padalintas ASDP yang

meliputi dua aspek yaitu sebagai berikut;

a) Sispro penempatan kapal pada lintas angkutan

Danau/Penyeberangan

b) Sispro penempatan kapal pada lintas angkutan

Sungai

3) Sispro penanganan keadaan darurat di kapal dan di

pelabuhan ASDP yang meliputi dua aspek yaitu sebagai

berikut;

a) Sispro penanganan keadaan darurat di kapal

angkutan Danau/Penyeberangan

b) Sispro penanganan keadaan darurat di pelabuhan

angkutan Sungai

c) Sispro penanganan keadaan darurat di kapal Sungai

d) Sispro penanganan keadaan darurat di pelabuhan

angkutan Sungai

4) Sispro pengangkutan bahan/ barang berbahaya dan B3

yang terdiri dua bagian yaitu sebagai berikut;

a) Sispro pengangkutan bahan/barang berbahaya dan

B3 pada lintas angkutan Danau/Penyeberangan

b) Sispro pengangkutan bahan/barang berbahaya dan

B3 pada lintas angkutan Sungai

5) Sispro pelayanan penumpang di atas kapal ASDP yang

terdiri dari dua bagian yaitu sebagai berikut;

Page 56: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir23

a) Sispro pelayanan penumpang di atas kapal

angkutan Danau/Penyeberangan

b) Sispro pelayanan penumpang di atas kapal

angkutan Sungai

Dalam setiap konsep sispro di atas, akan dianalisis meliputi;

a. Peraturan perundang-undangan yang mengatur

masing-masing konsep sispro tersebut;

b. Tahapan kegiatan mulai dari awal hingga akhir dari

masing-masing tujuan sispro tersebut;

c. Pertimbangan standar dan kriteria masing-masing

sispro tersebut;

d. Instansi yang terlibat dan kepentingan/kewenangannya

pada masing-masing sispro tersebut;

B. Lampung

Dari hasil pengamatan dan wawancara serta diskusi

berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada rensponden

telah diperoleh beberapa aspek ypenyelenggaraan sispro di

bidang transportasi ASDP. Pada umumnya, setiap

penyelenggaraan kegiatan di bidang transportasi ASDP telah

memperlihatkan adanya sispro, meskipun belum ada aturan

yang secara konkret sebagai acuan. Lebih jelasnya gambaran

sispro yang ditemukan di lapangan dapat dilihat pada

penjelasan berikut;

Page 57: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir24

1. Sispro Penanganan Barang Berbahaya dan B3

Penangnanan barang berbahaya dan B3 seperti minyak dan

gas selama ini adalah langsung ditangani oleh Pertamina.

Pertamina langsung mengangkut minyak melalui kapal milik

pertamina sendiri, begitu juga halnya gas. Jadi hingga

sekarang belum pernah angkutan barang pengangkut minyak

dan gas melalui angkutan penyeberangan Bakeuhuni –

Merak. Hal ini memang sudah lama dilakukan. Mengenai

barang berbahaya lainnya seperti yang tertuang di dalam

International Maritime Dangerous Goods Code ( IMDG Code ),

pengklasifikasinya atau pemisahannya di pelabuhan belum

pernah dilakukan, sebab waktu angkutan barang di pelabuhan

adalah singkat. Kenyataannya, yang sering terjadi adalah

begitu masuk ke pelabuhan umumnya langsung masuk ke

kapal. Namun yang menjadi masalah, dalam waktu tertentu

misalnya pada waktu hari raya dan atau tahun baru yang

sering terjadi adalah angkutan barang menumpuk di

pelabuhan hingga ke jalan. Dalam kondisi yang demikian,

akan berbahaya bilamana muatan kendaraan tergolong

barang bahaya, apalagi barang berbahaya yang sensistif

terhadap panas. Di pelabuhan, hingga sekarang belum ada

lokasi khusus yang diperuntukkan bagi barang berbahaya dan

B3, bilama angkutan barang mengalami stangnasi ke kapal

penyeberangan. Aspek lain, yang menjadi salah satu

permasalahan adalah setiap angkutan barang yang memasuki

pelabuhan belum menggunakan teknologi deteksi. Sehingga

barang yang diangkut setiap kendaraan tidak diketehui

Page 58: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir25

jenisnya, apakah barang berbahaya dan B3 atau barang

kebutuhan pokok hidup sehari – hari.

Tugas utama pengawas pelabuhan pada umumnya adalah

jangan sampai terjadi angkutan barang mengalami stagnasi

baik untuk bongkar muat dari dari kapal. Bila hal ini terjadi,

maka harus kita ketahui faktor penyebab terjadinya stagnasi.

Biasanya dikerahkan semua aparat pelabuhan untuk

mengatasinya dan dikoordinir oleh Kepala Pelabuhan

Angkutan Penyeberangan. Untuk mengetahu kondisi

pelabuhan apakah sudah lancar atau masih dalam kondisi

macet dan di titik mana mengalami kemacetan, biasanya

Kepala Pelabuhan Penyeberangan menggunakan teknologi

CCTV.

Di pintu pelabuhan masuk, beberapa security ditempatkan

untuk menyanakan kepada sopir atau keneknya tentang jenis

barang yang dibawa. Tetapi belum pernah dilakukan sampai

medeteksi dengan menggunakan alat yang canggih mengenai

barang yang dibawa seperti dijelaskan sebelumnya. Umumnya

beranggapan, angkutan penyeberang sebagai jembatan

berjalan tidak terlepas dari aturan yang diberlakukan di jalan

raya. Artinya, setiap angkutan barang berbahaya dan B3

sudah memiliki surat ijin dan spesifikasi kendaraan yang

sesuai dengan jenis barang berbahaya dan B3 yang diangkut.

Tidak hanya kendaraan, kriteria sopir dan kenek atau

pembantu sopir pun sudah ditetapkan. Karena, itu persepsi

Page 59: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir26

tentang angkutan barang berbahaya dan B3 sudah dalam

kondisi aman. Aspek lain, standar kemasan barang berbahaya

dan B3 di dalam kendaraan sudah ditetapkan. Hingga

sekarang belum ada ketentuan,angkutan barang berbahaya

dan B3 yang lebih dulu bongkar muat. Ukurannya, adalah

kendaraan barang yang lebih duluan masuk akan ditempatkan

di belakang, dan keluarnya pun umumnya belakang.

Sebaliknya, angkutan barang yang belakangan masuk dan

berada di depan rampa, maka nantinya kendaraan tersebut

menjadi duluan turun. Padahal, setiap angkutan barang

berbahaya dan B3 harus ditempatkan secara tersendiri dan

diusahakan dalam kondisi nyaman.

2. Sispro penanganan darurat di atas kapal dan diPelabuhan

Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan, hingga

sekarang belum ada aturan yang diberlakukan pemerintah

untuk menangani bilamana terjadi keadaan darurat di atas

kapal. Secara intern oleh PT ASDP Ferry Indonesia,

tampaknya sudah membuat semacam protap untuk menangani

bilamana terjadia keadaaan darurat di atas kapal. Begitu juga

halnya penanganan keadaan darurat di pelabuhan. Pada

umumnya, bilamana terjadi keadaan darurat di atas kapal (

kebakaran ), maka yang diberlakukan adalah setiap

orang yang mengetahuinya wajib memberitahukan kepada

orang lain atau kepada awak kapal atau nahkoda,, dan

Page 60: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir27

selanjutnya menginformasikan kepada instansi terkait .Para

awak kapal dan Nahkoda harus cepat melakukan

penanggulangan secara cepat dan simultan melakukan

koordinasi dengan kapal yang sedang berlayar terdekat untuk

minta pertolongan. Hal ini dailakukan untuk minta bantuan baik

dalam penyelamatan para penumpang juga sekaligus ikut

membantu memadamkan kebakaran kapal. Namun , bilamana

kebakaran dapat di atasi secara bersama- sama oleh orang

yang ada di dalam kapal, maka tidak perlu minta pertolongan

kepada instansi terkait termasuk kapal yang sedang berlayar.

Dalam keadaan darurat, nahkoda harus berperan aktif

melakukan koordinasi secara internal maupun secara

eksternal untuk memadamkan kebakaran sekaligus minta

bantuan pada instansi terkait. Secara internal harus

memberdayakan semua awak kapal dengan segala peralatan

yang yang ada di dalam kapal. Termasuk memberikan

perintah untuk mematikan mesin dengan maksud untuk

menghindarkan kebakaran yang semakin parah. Di samping

itu, juga membuniyikan alarm, dengan tujuan agar seisi kapal

mengatahui ada kebakaran di kapal. Untuk itu, diharapkan

sesegera mungkin dapat mendapatkan informasi kepada

sesamana teman dan mengambil langkah kepada tempat yang

lebih nyaman. Memerintahkan kepada awak kapal berikut

para penumpang yang memiliki kapabilitas untuk membantu

personil pemadaman kebakaran dengan menggunakan

berbagai sarana pemadaman atau semprotan serta tabung

Page 61: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir28

gas yang tersedia di kapal. Jika kondisi kebakaran di kapal

diperkirakan tidak terlalu membahayakan dan dapat diatasi

dengan awak kapal yang ada berikut para penumpang yang

memiliki keahlian, maka pelayarana dapat dilajutkan.

Sementara secara eksternal maksudnya adalah melakukan

koordinasi dengan instansi/unit yang terkait di dalam

melakukan pertolongan. Hal ini dilakukan, bilamana

kebakaran di kapal diperkirakan semakin membahayakan, dan

tidak dapat diatasi dengan awak kapal yang ada, maka

Nahkoda sesegera mungkin menginformasikan kepada

Syahbandar terdekat, kapal yang sedang berlayar yang

terdekat , Angkatan Laut yang terdekat, SAR untuk minta

bantuan/pertolongan agar para penumpang sesegera mungkin

dapat diselamatkan sekaligus memadamkan kebakaran.

Selanjutnya, jika diperkirakan kondisi kebakaran kapal

semakin membahayakan, maka awak kapal sesegera

mungkin mengarahkan para penumpang menggunakan Jacket

Pelampung dan menurunkan kapal boat serta membuat tali

sebagai pegangan para penumpang untuk dapat turun ke

kapal boat penyelamat. Alat penolong yang ada di atas kapal

seperti halnya, alat penolong perorangan, sekoci penolong,

rakit penolong kembung, rakit penolong tegar, sekoci

penyelamat, alat apung dan alau peluncur yang ada di kapal

harus diberdayakan untuk menyelamatkan jiwa para

penumpang.

Aspek lain yang perlu dilakukan, adalah membuang ke air atau

ke laut barang – barang dan angkutan barang yang

Page 62: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir29

diperkirakan jusutru semakin membahayakan kapal atau

semakin menimbulkan kebakaran yang semakin besar. Dalam

kondisi yang demikian, nahkoda sesegera mungkin

menginformasikan lokasi /posisi kebakaran kapal berikut

kondisi cuaca, jumlah muatan ( penumpang dan barang ), jenis

bantuan yang dibutuhkan, dan waktu kejadian ( Jam, hari,

tanggal ). Informasi semacam ini umumnya disampikan

kepada Syahbandar dan selanjutnya menginformasikan

kepada Kepala Pelabuhan ASDP, untuk selanjutnya Kepala

ASDP melakukan monitoring dan koordinasi dengan instansi

terkait. Kepala Pelabuhan aASDP segera melakukan

koordinasi dengan Polisi Air, SAR, Angkatan Laut dan Pelindo.

Instansi tersebut, biasanya sudah mengetahui tugas dan

tanggung jawab yang harus dilaksanakan di lapangan. Salah

satu tugas utamanya adalah pertolongan menyelematkan jiwa

manusia dan atau membantu pemadaman kebakaran di lokasi

kejadian . Langkah berikutnya adalah mengevakuasi para

penumpang/manusia korban kebakaran kapal.

3. Sispro Penanganan Pada Keadaan Darurat ( Tubrukan)Kapal Penyeberangan

Bilamana terjadi keadaan darurat ( tubrukan ) kapal

penyeberangan, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah

mematikan mesin secara otomatis oleh masinis. Hal ini

dilakukan dengan maksud agar kerusakan kapal dapat

dihindarkan secara dini. Dalam kondisi demikian, nahkoda

Page 63: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir30

harus segera nelakukan koordinasi dengan para awak kapal.

Bilamana menurut pengamatan nahkoda serta awak kapal ,

kapal masih dapat diselamatkan atau minimal dapat

mengurangi resiko dengan cara memutar haluan, maka

nahkoda mengistruksikan masinis untuk menghidupkan kapal.

Tetapi sebaliknya, bilamana berdasarkan pengamatan

nahkoda kapal, kondisi kapal sudah mulai terbalik dan secara

berlahan akan tenggelam, nahkoda kapal segera mengambil

tindakan sebagai berikut;

a. Memberhentikan atau mematikan mesin untuk

menghindarkan kapal jangan sampai terbalik dengan

cepat.

b. Membuniyikan alarm, dengan maksud agar seisi kapal

mengetahui bahwa kapal yang ditumpanginya dalam

kondisi tubrukan dengan kapal lainnya, dan sesegera

mungkin awak kapal mengarahkan ke tempat yang

lebih strategis untuk penyelamatan lebih lanjut.

c. Para awak kapal secepatnya menyelamatkan para

penumpang dengan menggunakan sarana alat

penolong perorangan, sekoci penolong, rakit penolong

kembung, rakit penolong tegar, sekoci penyelamat,

alat apung dan alat peluncur yang ada di kapal.

d. Untuk menghindarkan tenggelamnya kapal yang lebih

dalam, maka secepatnya, barang-barang yang berat

termasuk angkutan barang segera dibuang ke laut.

Dengan demikian, diharapkan pertolongan dan/atau

Page 64: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir31

pencarian para penumpang yang masih hidup maupun

yang sudah meninggal dapat ditemukan.

e. Secara simultan dengan point a,b dan c seperti

dijelaskan sebelumnya, nahkoda kapal segera

mungkin menginformasikan kepada Syahbandar

terdekat, kapal yang sedang berlayar yang terdekat ,

Angkatan Laut yang terdekat, SAR untuk minta

bantuan/pertolongan agar para penumpang sesegera

mungkin dapat diselamatkan. Sekaligus

memberitahukan posisi kapal dan kondisi cuaca.

f. Syahbandar segera menginformasikan adanya kapal

tubrukan ke Kepala Pelabuhan ASDP dengan posisi

kapal berada berikut kondisi cuaca.

g. Kepala Pelabuhan angkutan Danau/Penyeberangan

segera melakukan koordinasi dengan instansi terkait

untuk mengarahkan pertolongan antara lain ke SAR,

Polisi Air, Angkatan Laut terdekat, dan Pelindo.

Dalam hal ini, Kepala Pelabuhan ASDP secepatnya

melakukan koordinasi untuk mengathui posisi kapal

berada berikut kondisi kapal.

h. Para penumpang yang dapat diselamatkan segera di

bawa ke Rumah Sakit untuk diperiksakan

kesehatannya. Sementara yang sudah meninggal

selanjutnya diotopsi

Page 65: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir32

4. Sispro Penanganan Darurat di Pelabuhan ( Kebakaran )

Berdasarkan data dan infomrasi dari lokasi, bilamana terjadi

keadaan darurat di pelabuhan penyeberangan ( kebakaran ),

maka langkah pertama yang perlu dilakukan adalah sebagai

berikut;

a. Setiap orang yang mengetahuinya segera

minginformasikan kepada petugas pelabuhan dan

selanjutnya diteruskan ke kepala pelabuhan

penyeberangan

b. Kepala pelabuhan, sesegera mungkin melakukan

koordinasi kepada semua security termasuk personil

pelabuhan secara cepat dan tepat waktu untuk

mengoptimalkan pemadaman kebakaran dengan

menggunakan sarana yang ada seperti halnya, Dranf

Air dan Tabung Gas Dorong yang telah tersedia di

sekitar pelabuhan.

c. Secara simultan, kepala pelabuhan penyeberangan

juga secara cepat mengintruksikan kepada personil

penjaga pintu masuk pelabuhan untuk mencegah

masuk angkutan barang dan/atau kendaraan

memasuki area pelabuhan.

d. Petugas pelabuhan atas instruksi kepala pelabuhan

mengarahkan semua angkutan barang dan atau

kendaraan termasuk masyarakat yang tidak

berkepentingan yang sedang berada di pelabuhan

Page 66: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir33

dipersilahkan secara cepat meninggalkan area

pelabuhan.

e. Petugas pelabuhan atas instruksi kepala pelabuhan,

mengarahkan semua kapal yang sedang berlabuh

segera meninggalkan pelabuhan ke tempat yang lebih

nyaman.

f. Muatan barang yang berada di dalam kapal yang

mengalami kebakaran segera dibuang ke laut.

Namun apabila dapat dipadamkan segera, maka

barang yang ada yang ada dalam kapal tidak perlu

dibuang ke laut. Pembuangan barang ke laut adalah

dimaksudkan untuk menghindarkan kebakaran yang

lebih besar.

g. Secara simultan, dengan melakukan tindakan seperti

pada point sebelumnya, kepala pelabuhan melakukan

koordinasi/menginformasikan secara cepat kepada

aparat Pemadam Kepakaran yang ada di sekitar

daerah pelabuhan, Angkatan Laut, Pelindo, Polisi Air

dan SAR daerah untuk secara bersama-sama

melakukan pemadaman kebakaran dengan

menggunakan sarana pemadan kebakaran yang

dimiliki. Lihat gambar berikut.

Page 67: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir34

Gambar 3.17. Alat pemadam kebakaran

Gambar 3.18. Warning sistem tulisan di dinding bilamana terjadi keadaan

darurat

Gambar 3.19. Baju pelampung bilamana terjadi keadaan darurat

Page 68: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir35

Gambar 3.20. CCTV memonitor keadaan pelabuhan

5. Sispro Pelayanan Penumpang di Atas Kapal

Selama ini pelayanan penumpang di atas kapal sudah

dilaksanakan mengacu kepada Keputusan Dirjen Perhubungan

Darat No. AP.005/13/3/DPRD/2004 tentang Petunjuk Teknis

Persyaratan Pelayanan Minimal Kapal Sungai, Danau dan

Penyeberangan. Berdasarkan pengamatan di lapangan, pada

awalnya, setiap penumpang diharuskan membeli karcis

terlebih dahulu. Selanjutnya penumpang naik kapal dan

memasuki kelas sesuai dengan karcis yang dibeli. Persyaratan

pelayanan kenyamanan penumpang didasarkan pada waktu

atau lama berlayar, yang terdiri dari lima kategori yaitu sebagai

berikut;

Page 69: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir36

a. Kategori 1, dengan lama pelayaran sampai dengan 1

jam;

b. Kategori 2, dengan lama pelayaran di atas 1 jam

sampai dengan 4 jam;

c. Kategori 3, dengan lama pelayaran di atas 4 jam

sampai dengan 8 jam;

d. Kategori 4, dengan lama pelayaran di atas 8 jam

sampai dengan 12 jam;

e. Kategori 5, dengan lama pelayaran di atas 12 jam

Pelayanan kenyamanan penumpang yang didasarkan pada

kelas-kelas tempat duduk penumpang, terdiri dari 3 (tiga)

kelas, yaitu;

a. Tempat duduk kelas ekonomi;

b. Tempat duduk kelas non – ekonomi Bisnis;

c. Tempat duduk kelas non – ekonomi Eksekutif.

Sementara fasiltas pelayanan penumpang terutama ruang

akomodasi penumpang dengan waktu jdi dasarkan pada jam

berlayar yaitu dengan jam berlayar sampai dengan1,0 jam,

ketentuannya adalah sebagai berikut :

a. Kelas Ekonomi Geladak Terbuka dengan pelayanan

adalah :Tempat duduk /luas (m2) : Bangku/0,30 m2,

Urinoir/WC K. Mandi : Urinoir/WC, Sistem Sirkulasi Udara :

Terbuka, P. Addreser Musik : Ada, dan CC TV Video;

b. Kelas Ekonomi Geladak Tertutup dengan pelayanan

sebagai berikut: Tempat duduk /luas (m2) : Bangku/0,30

Page 70: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir37

m2, Urinoir/WC K. Mandi, Urinoir/WC, Sistem Sirkulasi

Udara : Terbuka, P. Addreser Musik : Ada

dan CC TV Video ;

c. Kelas Bisnis dengan pelayanan sebagai berikut; Tempat

duduk /luas, (m2) : Kursi/0,40 m2, Urinoir/WC K. Mandi :

Urinoir/WC, Sistem Sirkulasi Udara : Fan, P. Addreser

Musik : Ada, CC TV Video.

Jam berlayar di atas 1,0 jam s/d 4 jam ketentuan yang

diberlakukan adalah sebagai berikut:

a. Kelas Ekonomi dengan pelayanan sebagai berikut;

Tempat duduk /luas (m2) : Bangku/0,30 m2, Urinoir/WC

K. Mandi : Urinoir/WC, Sistem Sirkulasi Udara :

Terbuka, P. Addreser Musik : Ada, dan CC TV Video

b. Kelas Bisnis dengan pelayanan sebagai berikut;

Tempat duduk /luas (m2) : Kursi/0,40 m2, Urinoir/WC

K. Mandi : Urinoir/WC, Sistem Sirkulasi Udara : Fan, P.

Addreser Musik : Ada, CC TV Video : Ada

c. Kelas Eksekutif dengan pelayanan sebagai berikut;

Tempat duduk /luas (m2) : K.Reklining/0,50 m2,

Urinoir/WC K. Mandi : Urinoir/WC, Sistem Sirkulasi

Udara : AC, P. Addreser Musik : Ada, dan CC TV

Video : Ada

Jam Berlayar di atas 4 jam s/d 8 jam ketentuan pelayanan

terutama dalam kelas adalah sebagai berikut:

a. Kelas Ekonomi dengan pelayanan sebagai berikut;

Tempat duduk /luas (m2) : Bangku/0,30 m2, Urinoir/WC

Page 71: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir38

K. Mandi : Urinoir/WC, Sistem Sirkulasi Udara : Fan, P.

Addreser Musik : Ada, CC TV Video : Ada

b. Kelas Bisnis dengan pelayanan sebagai berikut;

Tempat duduk /luas (m2) : Kursi/0,40 m2, Urinoir/WC

K. Mandi : Urinoir/WC, Sistem Sirkulasi Udara : Fan/AC,

P. Addreser Musik : Ada, dan CC TV Video : Ada

c. Kelas Eksekutif dengan pelayanan sebagai berikut;

Tempat duduk /luas (m2) : K.Reklining/0,50 m2,

Urinoir/WC K. Mandi : Urinoir/WC, Sistem Sirkulasi

Udara : AC, P. Addreser Musik : Ada, dan CC TV

Video : Ada

Jam Berlayar di atas 8 jam s/d 12 jam ketentuan yang

diberlakukan dalam pelayanannya adalah sebagai berikut:

a. Kelas Ekonomi dengan pelayanan sebagai berikut;

Tempat duduk /luas (m2) : Bangku/0,30 m2, Urinoir/WC

K. Mandi, :Urinoir/WC, Sistem Sirkulasi Udara : Fan, P.

Addreser Musik : Ada, dan CC TV Video : Ada

b. Kelas Bisnis dengan pelayanan sebagai berikut;

Tempat duduk /luas (m2) : Kursi/0,40 m2, Urinoir/WC

K. Mandi : Urinoir/WC, Sistem Sirkulasi Udara : Fan/AC,

P. Addreser Musik : Ada, CC TV Video : Ada

c. Kelas Eksekutif dengan pelayanan sebagai berikut;

Tempat duduk /luas (m2) : K.Reklining/0,50 m2,

Urinoir/WC K. Mandi : Urinoir/WC/KM, Sistem Sirkulasi

Udara : AC, P. Addreser Musik : Ada, CC TV Video :

Ada

Page 72: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir39

Jam Berlayar lebih dari 12 jam ketentuan yang diberlakukan

dalam pelayanannya adalah sebagai berikut :

a. Kelas Ekonomi dengan pelayanan sebagai berikut;

Tempat duduk /luas (m2) : Bangku/0,30 m2, Urinoir/WC

K. Mandi : Urinoir/WC, Sistem Sirkulasi Udara : Fan, P.

Addreser Musik : Ada, dan CC TV Video : Ada

b. Kelas Bisnis dengan pelayanan sebagai berikut;

Tempat duduk /luas (m2) : Kursi/0,40 m2, Urinoir/WC

K. Mandi : Urinoir/WC, Sistem Sirkulasi Udara : Fan/AC,

P. Addreser Musik : Ada, dan CC TV Video : Ada

c. Kelas Eksekutif dengan pelayanan sebagai berikut;

Tempat duduk /luas (m2) : K.Reklining/0,50 m2,

Urinoir/WC K. Mandi , Urinoir/WC/KM, Sistem Sirkulasi

Udara : AC, P. Addreser Musik : Ada, dan CC TV

Video : Ada

Pelayanan penumpang dari segi fasilitas ruang akomodasi

terutama dari kamar ditetapkan dengan kriteria waktu jam

berlayar: yaitu sebagai berikut Jam berlayar diatas 8 jam s/d

12 jam ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Kelas Ekonomi dengan pelayanan sebagai berikut;

Tempat Tidur/Luas (m2) : Tatami/1,26 m2, Sistem

Sirkulasi Udara : Fan, P. Addreser Musik : Ada

b. Kelas Bisnis dengan pelayanan sebagai berikut;

Tempat Tidur/Luas (m2) : Tatami/1,26 m2, Sistem

Sirkulasi Udara : Fan/AC, P. Addreser Musik : Ada

c. Kelas Eksekutif dengan pelayanan sebagai berikut;

Tempat Tidur/Luas (m2) : T. Tidur/1,44 m2, Sistem

Sirkulasi Udara : AC, P. Addreser Musik : Ada

Page 73: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir40

Jam Berlayar lebih dari 12 jam, pelayanan yang ditetapkan

adalah dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Kelas Ekonomi dengan pelayanan sebagai berikut;

Tempat Tidur/Luas (m2) : Tatami/1,26 m2, Sistem

Sirkulasi Udara : Fan, P. Addreser Musik : Ada

b. Kelas Bisnis dengan pelayanan sebagai berikut;

Tempat Tidur/Luas (m2) : Tatami/1,26 m2, Sistem

Sirkulasi Udara : Fan/AC, dan P. Addreser Musik : Ada

c. Kelas Eksekutif dengan pelayanan sebagai berikut;

Tempat Tidur/Luas (m2) : T. Tidur/1,44 m2, Sistem

Sirkulasi Udara : AC, dan P. Addreser Musik : Ada

Pelayanan penumpang di atas akapal dari segi konstruksi juga

ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut;

a. Luas Ruangan : Luas lantai tempat duduk/tempat tidur

penumpang kurang lebih 60% luas geladak ruangan.

b. Penumpang dengan ketentuan sebagai berikut;

a) Penumpang Geladak Terbuka :

Luas lantai untuk kursi/bangku per orang berukuran

0,30 – 0,45 m2.

b) Penumpang Geladak Tertutup :

Tinggi atap minimal 1,90 m

Luas lantai untuk kursi/bangku per orang

berukuran 0,30-0,65 m2.

c) Penumpang Kamar :

Kapasitas maksimal tiap kamar untuk 6 (enam)

orang

Page 74: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir41

Dilengkapi tempat tidur tetap, berukuran minmal

1,80 m panjang dan 0,70 m lebar.

Luas lantai per orang minimal 1,26 m2.

d) Untuk mengganti tempat tidur tetap diperbolehkan

membuat ruang tidur secara tatami (tanpa

ranjang/bed) dengan luas lantai per orang minimal

1,26 m2.

e) Ruang tidur untuk penumpang kamar kelas eksekutif

harus mempunyai tempat tidur tetap, berukuran

minimal 1,80 m panjang dan 0,80 m lebar dengan

luas lantai per orang minimal 1,44 m2.

c. Tempat Duduk dengan pelayanan sebagai berikut;

a) Bangku : untuk tempat duduk penumpang kelas

ekonomi;

Tempat duduk memanjang yang menjadi satu,

tanpa sekat sandaran tangan.

Kapasitas tiap bangku tidak boleh melebihi 6

(enam) orang untuk satu sisi keluar menuju

gang/jalan lalu lintas orang;

Luas bangku per orang minimal 0,30 m2; dengan

ukuran lebar 0,4 m dan panjang 0,75 m;

Bangku dapat ditempatkan pada ruangan

penumpang geladak terbuka atau tertutup.

b) Kursi : untuk tempat duduk penumpang kelas non –

ekonomi bisnis.

Tempat duduk bersandaran tangan untuk masing-

masing penumpang dan ditempatkan secara

bederet pada ruangan penumpang gekadak

Page 75: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir42

tertutup dan setiap kursi dilapisi bantalan dan

sandaran jok;

Luas ukuran kursi minimal 0,40 m2 tiap kursi.

c) Kursi Reklining (Reklining Seat) : untuk tempat duduk

penumpang kelas non – ekonomi eksekutif.

Tempat duduk dengan sandaran punggung yang

dapat diatur dan setiap kursi dilapisi bantalan dan

sandaran jok, ditempatkan pada ruangan

penumpang geladak tertutup;

Luas ukuran kursi minimal 0,50 m2 tiap kursi.

c. Pelayanan penumpang dari segi keberadaan gang /

jalan melintas untuk orang /penumpang dengan

pelayanan Jarak antara (lebar) dari gang tempat untuk

melintas orang/penumpang, adalah sebagai berikut :

sampai dengan 100 penumpang, jarak minimal

0,80 m;

di atas 100 penumpang, jarak minimal 1,00 m;

di atas 1.000 penumpang, jarak minimal 1,20 m;

sudut kemiringan tangga penumpang yang

menghubungkan antar geladak tidak boleh

melebihi 450.

d. Pelayanan penumpang dari segi keberadaan kamar mandi

dan WC/kakus

Untuk penumpang harus tersedia kamar mandi dan

WC/kakus , dengan jumlah minimal sebagai berikut :

Page 76: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir43

o dari 13 sampai 50 penumpang, 2 kamar mandi dan

WC/kakus, selanjutnya untuk setiap 50 atau bagian

dari 50 penumpang sampai 500 penumpang harus

ada tambahan 1 kamar mandi dan WC/kakus;

o lebih dari 500 penumpang , untuk setiap 100 atau

bagian dari 100 penumpang, harus ada tambahan 1

WC/kakus;

o kamar mandi dan WC/kakus dibagi untuk pria dan

wanita, serta harus dilengkapi dengan dinding-dinding

pemisah yang cukup;

o harus terdapat persediaan air pada tempat-tempat air

dengan jumlah sedikitnya1/6 dari jumlah kamar mandi

dan WC/kakus, sejauh perlengkapan kamar mandi

dan WC/kakus masih belum memenuhi hal tersebut

secara cukup;

o untuk kapal dengan penumpang tidak lebih dari 12

orang, paling sedikit harus ada satu kamar mandi dan

satu WC/kakus bagi awak kapal, yang harus dapat

digunakan juga untuk penumpang;

o untuk kapal yang melayani kategori 3 dan 4

(pembagian menurut jam berlayar), harus tersedia

cukup waktu bagi penumpang untuk mandi;

o kamar mandi dan WC/kakus harus terpisah dari ruang

akomodasi dengan baik dan ruang-ruang tersebut

harus cukup luas serta cukup sirkulasi udaranya,

dengan penataan ruangan dan konstruksi sehingga

memudahkan penyaluran air dan kotoran dalam

pembersihannya

Page 77: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir44

e. Pelayanan penumpang dari segi keberadaan sistem

lubang angin/ ventilasi udara penumpang meliputi;

ruang akomodasi penumpang harus diberikan

lubang lubang angin/ventilasi udara yang

cukup;

ruang akomodasi penumpang di geladak

tertutup, harus memakai sistem pengisap

(exhaust) dan sirkulasi udara minimal 10 kali

per jam;

ruang akomodasi penumpang kelas bisnis dan

eksekutif, harus memakai fan (kipas angin) atau

sistem air conditioning (penyejuk udara);

ruang akomodasi penumpang yang dilengkapi

dengan fan untuk setiap 25 m2 disediakan 1

(satu) fan berdiameter minimal 40 cm;

ruang akomodasi penumpang yang dilengkapi

dengan sistem air conditioning (penyejuk

udara) temperatur ruang berkisar antara 230C -

200C;

ruang akomodasi penumpang harus mendapat

cukup cahaya melalui kaca pada tingkap-

tingkap sisi, atau melalui kaca-kaca lain yang

dipasang untuk itu;

pada malam hari tiap-tiap ruangan harus harus

diberi penerangan yang cukup;

kapal yang berukuran di atas 2.500 m2 ke atas,

harus menyediakan ruangan untuk keperluan

Page 78: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir45

perawatan orang sakit (kilinik & kamar

perawatan) dengan sistem ventilasi udara

tersendiri, begitu pula untuk pembuangan air

dan kotoran harus dengan sistem pencuci

kuman sebelum dibuang ke luar kapal.

f. Pelayanan penumpang dari segi keberadaan dapur dan

kantin/ Kafetaria meliputi sebagai berikut; :

dapur tidak boleh ditempatkan di geladak

kendaraan;

dapur harus mempunyai sistem lubang

angin/ventilasi udara dan pembuangan air kotor

yang terpisah dengan ruang akomodasi;

kompor yang digunakan harus jenis kompor listrik;

bila menggunakan sistem pembakaran dengan

gas, tangki penyimpan gas harus terpisah dan

pada saluran gas masuk harus dipasang minimal

satu buah keran penutup cepat (shut-off valve)

yang terletak di luar ruang dapur;

untuk pelayanan penumpang, diizinkan

penempatan kafetaria di ruang penumpang;

kafetaria harus menggunakan kompor/alat pemasa

listrik;

sistem lubang angin/ventilasi udara dan

pembuangan air kotor harus terpisah dengan

ruang penumpang;

pengelola/petugas kafetaria wajib menjaga

kebersihan dan kesehatan lingkungan.

g. Pelayanan penumpang dari segi keberaan ruang publik :

Page 79: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir46

Kapal yang memuat lebih dari 50 penumpang ,

dapat menyediakan ruangan terbuka untuk tempat

santai/rekreasi penumpang;

kapal penumpang wajib menyediakan ruangan

untuk tempat ibadah, dengan luas yang sesuai

dengan jumlah penumpang dan ruang kapal yang

tersedia, serta harus selalu dijaga kebersihan dan

kerapihannya.

Sebagai gambaran dapat dilihat pada masing –

masing gambar berikut.

Gambar3..21. Pelayanan penumpang

Gambar 3..22. Kendaraan dan penumpang turun dari kapal

Page 80: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir47

6. Analisis Permasalahan

Dari berbagai data dan informasi seperti telah dijelaskan

sebelumnya, diperoleh beberapa permasalahan terutama

menyangkut sispro penyelenggaraan ASDP adalah sebagai

berikut;

a. Sispro penyelenggaraan ASDP secara terklasifikasi

pada setiap aspek kegiatan belum ada ditetapkan

secara legalitas.Padahal sispro tersebut sangat

dibutuhkan di lapangan sebagai acuan. Hal ini terlihat

pada beberapa aspek kegiatan penyelenggaraan ASDP

seperti halnya penanganan barang berbahaya dan B3

melalui angkutan ASP, menangani keadaan darurat di

atas kapal dan di pelabuhan yang . Secara legalitas

yang dimaksudkan dalam hal ini adalah keputusan

Menteri Perhubungan atau Ditjen Perhubungan Darat.

Dengan belum adanya legalitas sispro tersebut, maka

diperkirakan persepsi penyelenggaraan kegiatan di

bidang ASDP relatif berbeda.

b. Penanganan barang berbahaya dan B3 di pelabuhan

penyeberangan hingga sekarang belum diatur

sedemikian rupa. Seyogiyanya lokasi pada setiap jenis

barang berbahaya dan B3 di pelabuhan sebelum

menaiki kapal, seharus dipisahkan. Hal ini disebebkan,

karena setiap jenis barang berbahaya dan B3 memiliki

kharakteristik dan sensitif yang relatif berbeda terhadap

gesekan maupun terhadap panas.

Page 81: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir48

c. Meskipun, sudah ada aturan yang menyangkut

pelayanan penumpang di atas kapal, namun di dalam

kenyataannya itu semuanya belum dilaksanakan secara

utuh. Sebagai indikasi dapat dilihat, para penumpang

yang naik bis masih tetap sebagian berada di dalam

bis selama perjalanan penyeberangan. Sehrusnya,

penumpang tersebut haruslah turun dari bis.

d. Setiap angkutan barang yang memasuki pelabuhan,

terlihat belum ada pemeriksaaan secara ketat, misalnya

dengan menggunakan teknologi deteksi pada setiap

barang bawaan angkutan barang. Para pertugas di

pelabuhan belum mengetahui secara jelas, apakah

barang yang berada di dalam kendaraan angkutan

barang tergolong bafrang berbahaya dan B3 atau

barang kebutuhan pokok.

C. Bali ( Denpasar )

Lintas Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk yang

menghubungkan dua pelabuhan di dua provinsi, yaitu

pelabuhan Ketapang yang berada di Provinsi Jawa Timur dan

pelabuhan Gilimanuk di provinsi Bali. Lintas Penyeberangan ini

ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan

Nomor : KM 64 Tahun 1989. Jarak antara dua pelabuhan

tersebut sejauh 6 mile dengan waktu tempuh kurang lebih 0,6

jam. Jika hari-hari biasa selat itu hanya dilayani sekitar delapan

belas kapal, dan pada kondisi padat penumpang , kapal yang

dipersiapkan mencapai 24 kapal sehari dengan dua jenis

Page 82: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir49

kapal, yaitu Kapal jenis “Landing Craft Machine” (LCT) dan

kapal jenis “Roll On Roll Off” (RoRo). Menurut data dari Ditjen

LLASDP untuk jenis kapal RoRo yang beroperasi berjumlah 15

(lima belas) kapal, beberapa kapal ada yang sudah berumur

lebih dari 30 tahun, dan kapal jenis LCT berjumlah 9

(sembilan) kapal. Tiap kapal rata-rata bertugas mengangkut

penumpang enam trip tiap harinya. Berdarakan informasi untuk

data penumpang pada pada H-3 menjelang lebaran tahun

2008, jumlah penumpang yang diseberangkan mencapai

51.766 orang. Sedangkan kendaraan bermotor mencapai

13.696 unit sepeda motor dan 4.280 unit mobil yang dilayani

oleh 184 trip pelayaran.

Lintas Penyeberangan Ketapang - Gilimanuk, pada saat cuaca

buruk, ketinggian gelombang di selat Bali bisa mencapai

antara satu sampai dua setengah meter dengan kecepatan

angin sekitar 20 knot. Pada saat kondisi cuaca buruk, untuk

menghindari kecelakaan pada kapal, maka administrasi

pelabuhan dan ASDP memperketat pengawasan serta akan

melakukan pola buka tutup penyeberangan. Jika cuaca buruk

penyebrangan ditutup dan jika cuaca sudah kembali

bersahabat penyeberangan buka lagi.

1. Kondisi GeografisPropinsi Bali terdiri dari beberapa pulau, yakni Pulau Bali

sebagai Pulau terbesar, Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa

Ceningan, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Serangan yang

terletak di sekitar kaki pulau Bali, dan pulau Menjangan yang

terletak di bagian barat pulau Bali. Secara georgrafis Propinsi

Page 83: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir50

Bali terletak pada posisi koordinat 8º03’40”-8º50’48” LS dan

114º25’53”-115º42’40” BT dengan batas-batas wilayah,

sebelah utara dengan laut Jawa, sebelah selatan dengan

Samudera Indonesia, sebelah barat dengan Selat Bali/Propinsi

Jawa Timur, dan sebelah timur dengan Selat Lombok/Pulau

Lombok.

Luas wilayah Propinsi Bali secara keseluruhan sebesar

5.636,66 km2 (0,29%) dari luas kepulauan Indonesia. Daerah

pemerintahan Bali saat ini terbagi menjadi delapan Kabupaten

dan satu Kota, yakni Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar,

Karangasem, Klungkung, Bangli, Buleleng dan Kota Denpasar

yang juga merupakan Ibu Kota Propinsi.

2. Kondisi Umum Pelabuhan

Secara umum pelabuhan Ketapang dan Gilimanuk dalam

kondisi baik, baik sarana dan prasarana pelabuhan, maupun

dermaga penyeberangannya. Para pengguna jasa umumnya

berasal dari Jawa dan Bali yang kebanyakan berniaga menjual

hasil bumi dari Jawa ke Bali dan sebaliknya. Kendala yang

sering dialami dalam operasional pelabuhan adalah faktor

cuaca. Jika cuaca buruk, maka operasi kapal akan dihentikan

oleh syahbandar, untuk menghindari terjadinya kecelakaan di

laut. Di pelabuhan terdapat beberapa fasilitas antara lain

sebagai berikut

Page 84: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir51

a. Fasilitas Pelabuhan dan Dermaga

Fasilitas yang tersedia di pelabuhan dan dermaga Gilimanuk

secara umum cukup lengkap. Rincian fasilitas yang ada di

pelabuhan Gilimanuk secara lengkap dapat dilihat pada

masing – masing tabel berikut.

Tabel 3.3.Fasilitas Darat ( Fasilitas Sarana dan Prasarana Darat)

Jenis Fasilitas Volume

1. Terminal, kantor, toko (m2)2. Lapangan Parkir (m2)3. R. Jembatan Timbang (m2)4. Jembatan Timbang (unit)5. Toll Gate (m2)6. Shelter (m2)7. Ruang Genset (m2)8. Genset (unit)9. Radio Komunikasi (unit)10. Sound System (unit)11. Pagar (m)12. Pintu Gerbang (m)13. Alarm Kebakaran (unit)14. Lighting Protector (unit)15. Telepon (unit)16. Pemadam Kebakaran (unit)17. Fasilitas Air (unit)18. Fasilitas BBM (unit)

2.97711.957

961

1725928221

36075113911

Sumber: PT.ASDP Cabang Bali, 2009

Page 85: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir52

Tabel 3.4Fasilitas Laut ( Fasilitas Pelabuhan dan Dermaga )

NAMA DERMAGA GILIMANUK

Jumlah Dermaga Gilimanuk I Gilimanuk II Gilimanuk IIIa. Propinsib. Kabupaten / Kotac. Lokasid. Status UPT / PT. ASDPe. Tahun Pembuatanf. Konstruksi

BaliJembranaGilimanukPT. ASDP1982Beton

BaliJembranaGilimanukPT. ASDP1996Beton

BaliJembranaGilimanukPT. ASDP1996Beton

FASILITAS LAUT1. Dermaga

a. Luas (m2)b. Kapasitas

- GRT- Ton

c. Kedalaman (m)2. Causeway (m2)3. Trestle (m2)4. Catwalks (m2)5. Breasting Dolphin (unit)6. Fender (unit)7. Mooring Dolphin (unit)8. Movable Bridge (unit)

a. Hydraulic Cylindur (unit)b. Bridge (m2)c. Control Panel (set)d. Control Room (m2)e. Abutmen (unit)

9. MB Protector (unit)10. Gangway (m2)11. Boarding Bridge (m2)12. Break Water (m2)13. Light Beacon (unit)14. Retaining Wall (m2)

90

1.0001155--5024---40--1------

483

2.0005055-396306621128615811388101---

483

2.0005055-396876621128615811388101--280

Sumber: PT.ASDP Cabang Bali, 2009

3. Kapal dan Spesifikasinya

Lintas Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk, merupakan lintas

komersil yang menghubungankan antara dua Propinsi, yaitu

Page 86: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir53

Jatim Bali. Lintas ini termasuk salah satu lintas penyeberangan

terpadat kedua setelah Surabaya-Madura sebelum

berfungsinya jembatan Suramadu. Oleh karena itu, untuk

melayani para pengguna jasa pelabuhan, telah disediakan

sebanyak 24 armada kapal. Dari kedua puluh satu kapal

tersebut 3 diantaranya dimiliki oleh PT. ASDP (Persero),

sedangkan sisanya dimiliki oleh beberapa operator swasta.

Secara umum kapal-kapal yang beoperasi pada lintas

penyeberangan Ketapang-Gilimanuk tersebut berusia rata-rata

di atas 10 tahun. Kapal tertua adalah Kapal Dharma Rucitra

milik PT. Dharma Lautan Utama, dan sebaliknya kapal yang

relatif muda adalah Kapal Putri Sritanjung , milik KPRI.

Bangkit Bersama yang dibuat pada tahun 2001. Data

mengenai jenis kapal dan spesifikasinya tersebut

selengkapnya disajikan pada tabel berikut.

Page 87: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir54

Tabel 3.5Nama Kapal dan Kapasitas

No.Armada

PemilikKapasitas

Jenis Kapal Jenis Tahun

GRT Kec P L D PNP R-4

1. Citra Madala Abadi KapalCepat

1998 181 12 47,79 11 3 Jembatan Madura 400 25

2. Dharma Badra RoRo 1984 193 11 34,5 10 2 Dharma Lautan Utama 150 303. Dharma Rucitra RoRo 1964 468 9 48,59 12 2,2 Dharma Lautan Utama 320 244. Edha RoRo 1967 456 14 41,4 16 3,09 Lintas Sarana Nusantara 325 265. Gilimanuk I RoRo 1965 733 14 41,43 16 3 PT. Jemla Ferry 400 246. Gilimanuk II RoRo 1991 840 11 44,29 14 2 PT. Jemla Ferry 436 227. Marina Pratama RoRo 1993 688 - 54,5 12 2,7 Jembatan Madura 280 408. Mutis RoRo 1992 445 11 45 11 1,89 PT. ASDP 400 229. Nusa Dua RoRo 1982 539 11 47,9 15 2,25 Putera Master SP 500 29

10. Nusa Makmur RoRo 1991 497 10 47,9 15 2,34 Putera Master SP 300 2211. Pertiwi Nusantara RoRo 1985 605 14 43,5 13 2,54 PT. ASDP 500 2012. Prathita RoRo 1968 565 14 41,44 16 2,34 PT.ASDP 510 2213. Rajawali Nusantara RoRo 1989 585 12 48,2 14 2,59 Jembatan Madura 360 1214. Reny II RoRo 1968 456 13 41,44 16 2,92 Jembatan Madura 500 3015. Trisila Bakti I RoRo 1996 585 12 60 14 2,09 Trisila Laut 300 3316. LCT Arjuna LCT 1975 260 9 39,72 9,9 1,22 Lintas Sarana Nusantara 50 1217. LCT Bhaita Caturtya LCT 1983 610 7 57,8 12 2,22 KSO PT.ASDP & PT.

Lintas Sarana Nusantara50 18

18. LCT Jambo V LCT 2000 423 - 51,85 10 2,42 PT. Duta Bahari Menara - 1519. LCT Labrita Amalia LCT 2001 405 7 56,5 11 1,8 Pasca Dana Sundari - 16

Page 88: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir55

20. LCT Putri Sri TanjungI

LCT 2001 517 - 60 12 1,91 KOP Bangkit Bersama - 18

21. LCT Putri Sri TanjungII

LCT 2001 529 10 60 12 1,89 KOP Bangkit Bersama - 20

22. LCT Reulina LCT 1998 372 - 56,6 11 1,8 Labrita Bahtera - 1423. LCT Transindo II Kapal

Cepat2001 493 9 59,7 14 2,4 PT.ASDP - -

24. LCT Trisna Dwitya LCT 1975 876 8 - 14 2,5 Lintas Sarana Nusantara - 16Sumber : Ditjen LLASDP, 2008

Page 89: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir56

4. Gambaran Umum Sispro Keadaan Darurat di Kapal dandi Pelabuhan.

a. Struktur pada Tim Tanggap Darurat.

Keadaan Darurat di darat atau di laut akibat adanya

kecelakaan atau bencana alam,antara lain terjadinya

kebakaran kapal, tambrakan kapal, kebocoran kapal, jatuhnya

orang dari kapal yang mengakibatkan jatuhnya korban

manusia dan harta benda lainnya, penanganan dilakukan oleh

beberapa pihak yang terkait dengan angkutan pelayaran yang

dikenal dengan Tim Tanggap Darurat , yaitu Satuan Tugas

yang bertanggung jawab di darat pada saat terjadinya keadaan

darurat di kapal, melekat pada jabatan structural. Untuk di

Cabang dipegang oleh Pemimpin Cabang.

Adanya Laporan Kondisi Darurat yang dialami oleh sebuah

kapal , akan termonitoring di bagian STC (Ship Traffic Control)

, selanjutnya dari STC, beritanya akan dilanjutkan ke bagian

Operasional. Dari bagian Operasional akan disampaikan

langsung ke Pemimpin Cabang. Penanganan kejadian

musibah kapal di laut akan dikoordinasikan dengan pihak TNI

– AL, Pol. Airud, KP3-Polisi, Syahbandar, SAR, Dishub,

Pemadam Kebakaran, dan Instansi lainnya yang terkait. Ship

Traffic Control (STC) didalam ASDP berfungsi sebagai

pengatur olah gerak kapal yang masuk dan keluar Dermaga

serta memantau posisi kapal. Berikut dibawah ini adalah Alur

Pelaporan & Koordinasi pada Tim yang berlaku pada saat

Page 90: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir57

kejadian darurat di lingkungan ASDP seperti pada Gambar

berikut :

Pemimpin Cabang

ManajerOperasioa

l

ManajerPemelihara

an

ManajerSDM &Umum

ManajerKeuangan

DokumentasiKontrol

Supervisi

STC (Ship TrafficControl)

Kondisi Darurat Darat / LautKecelakaan / Kebakaran Kapal, Bencana Alam

Page 91: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir58

b. Prosedur Keadaan Darurat di Kapal

Pelaksanaan Penanganan Keadaan Darurat di kapal dipimpin

langsung oleh Nakhoda sesuai dengan Instruksi pada

Prosedur ASDP dan Sijil untuk masing-masing kejadian.

Sistem Prosedur yang yang resmi dan formal belum ada.

Untuk keperluan penelitian Penyusunan Sispro di Bidang

Transportasi ASDP, konsultan akan menggali kepada PT.

Indonesia Ferry ASDP (Persero) sebagai regulator dan juga

sebagai operator sejauh mana aturan atau prosedur yang

dipakai pada saat kejadian darurat di kapal , dimana dalam

Kapal ada struktur penanggung jawab masing-masing orang

dengan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan

kewenangannya. Penanggung jawab tertinggi selama kapal

berlayar adalah Nakhoda dengan dibantu antara lain Petugas

Jaga, Marconis, Masinis Jaga, KKM, Regu Pemadam, dan

ABK. Keadaan Darurat diatas kapal yang meliputi kejadian

antara lain:

a) Kapal Kebakaran

b) Kapal Tambrakan

c) Orang Jatuh ke Laut

d) Meninggalkan Kapal

Dimana pada kejadian tersebut seringkali menimbulkan korban

jiwa dan harta yang tidak ternilai harganya. Untuk menghindari

adanya korban jiwa dan harta benda pada kejadian tersebut

diatas, maka pada setiap kapal diharuskan mempunyai

Page 92: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir59

prosedur penanganan keadaan darurat yang harus diketahui

oleh semua Awak Buah Kapal (ABK). Nakhoda sebagai

komando tertinggi di dalam kapal, diwajibkan untuk memimpin

dalam setiap kali ada penanganan keadaan darurat di kapal.

Beberapa prosedur penanganan yang sudah dilaksanakan

yang termuat dalam Sijil Orang jatuh ke laut, Sijil Kebakaran,

dan Sijil Meninggalkan Kapal ( Abandon Ship). Sijil ini

dipasang di ruang penumpang maupun ruang

nakhoda.Sehingga isi dari masing-masing sijil bisa dibaca dan

dipahami oleh semua orang, khususnya para penumpang

kapal.

PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) telah membuat prosedur

penanganan keadaan darurat di kapal. Prosedur tersebut yang

meliputi antara lain penanganan Kebakaran Kapal,

Penanganan Kapal Tambrakan, Penanganan Orang Jatuh ke

Laut, dan Penanganan Meninggalkan Kapal. Prosedur ini

menjelaskan Siapa dan apa yang harus dilaksanakan sewaktu

terjadi keadaan darurat sesuai dengan kejadiannya. Berikut

akan dijelaskan prosedur penanganan pada masing-masing

kejadian keadaan darurat di kapal.

c. Prosedur Penanganan Kebakaran Kapal.

Selama dalam pelayaran ,apabila ada ABK/Crew yang

mengetahui kejadian adanya kebakaran kapal, segera

menginformasikan kejadian tersebut kepada petugas

jaga/Nakhoda. Nakhoda selaku pemimpin tertinggi dalam

kapal, segera mengambil alih Komando dan melakukan

Page 93: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir60

tindakan penanganan yang diperlukan dengan membunyikan

tanda bahaya /alarm dan memerintahkan kepada ABK untuk

melakukan penanganan sesuai dengan SIJIL.

Tugas Jaga di Anjungan melakukan tugasnya dengan

menentukan posisi kapal dan juru mudi siap di anjungan.

Markonis melakukan tugasnya dengan menyiapkan peralatan

komunikasi, menyiapkan surat-surat kapal, dan menyiapkan

HT untuk regu pengendali kejadian.

Masinis Jaga segera menuju tempat Pompa Pemadam

Kebakaran untuk menyiapkan dan menghidupkan. Selain itu

juga Menyiapkan dan Menghidupkan Pompa Bilga di kamar

mesin. Regu Pemadam sesuai dengan tugas dan

kewajibannya akan segera menyiapkan Peralatan Breating

Aparatus , menyiapkan Peralatan P3K, dan Melaksanakan

Pemadaman sesuai dengan Sijil.

Apabila akibat kejadian kebakaran pada kapal mengakibatkan

kerusakan yang fatal pada kapal sehingga kapal tidak dapat

meneruskan perjalanan pelayaran

maka segera menghubungi SAR, Stasiun Pantai atau Kapal

sekitarnya untuk meminta bantuan untuk kondisi darurat kapal.

Nakhoda segera memerintahkan kepada semua ABK dan

penumpang kapal untuk meninggalkan kapal. Dalam proses

meninggalkan kapal agar sesuai dengan penanganan

meninggalkan kapal. Apabila pada kapal tidak terjadi

Page 94: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir61

kerusakan yang fatal, maka Nakhoda segera memerintahkan

untuk melanjutkan perjalanan.

d. Sijil Kebakaran

Isyarat : (Lima Kalibunyi Panjang)

Stasiun Tugas Posisi Perlengkapan

DeckAnjungan

Pemimpin Umum, OlahGerak Kapal

Nakhoda HT,Public

Addressor

Meneruskan instruksi-instruksi Nakhoda , MemplotPosisi Terus menerus,Pencatatan olah gerak kapal.

Mualim III JrHT, Buku

OlahGerak

Mengemudi Kapal Juru MudiJaga

SesuaiInstruksi

Siap mengirim isyaratbahaya, MengamankanDokumen

MarkonisPublic

Addressor/HT

Telegraph,Pencatatan OGMesin, Penghubung keRuang mesin Masinis III

BukuOlah

Gerak,Mesin

Telephone 2 arah.

Pemimpin Bagian Mesin KKM HTSiap menjalankan pompa-pompa yang diperlukan, Siapmengaktifkan CO2 Sustem,Sprinkel dan mengoperasikanshutdown quick valve.

Masinis II SrKunci

Pompa,Center

Membantu KKM dan MasinisII Sr

Masinis IV Sr HT,Kunci

Juru Minyak I Kunci-kunci

pompa,Lampu/C

enter

Juru MinyakII

Juru MinyakIII

Pemimpin Tim PemadamanApi

Mualim HT

Page 95: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir62

LokasiKebakaran

Menyiapkan Peralatanpemadam Kebakaran

Mualim III Sr Perlengkapan

Pemadam Api

Menyiapkan Peralatanpemadam Kebakaran

Mualim II Yr Perlengkapan

Pemadam Api

Siap Memadamkan apidengan selang pemadaman,

Mualim IV Perlengkapan

Pemadam Api

Siap Memadamkan apidengan selang pemadaman,

Bosun HT,Center,Kampak

Siap Memadamkan apidengan selang pemadaman,

Juru Mudi I Perlengkapan

Pemadam Api

Siap Memadamkan apidengan selang pemadaman,

Juru Mudi II Perlengkapan

Pemadam Api

Menghentikan pertukaranudara

Juru MinyakIV

Perlengkapan

Pemadam Api

Menghentikan pertukaranudara

Juru MinyakV

Perlengkapan

Pemadam Api

Menghentikan pertukaranudara

Kelasi I Perlengkapan

Pemadam Api

Menghentikan pertukaranudara

Kelasi II Kunci,Center

Siap Memadamkan Apidengan pemadam Jinjing

Kelasi III Perlengkapan

Pemadam Api

Siap Memadamkan Apidengan pemadam Jinjing

Kelasi IV Perlengkapan

Pemadam Api

Siap Memadamkan Apidengan selang pemadam

Caded Perlengkapan

Pemadam Api

Page 96: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir63

DeckPenumpang

Pemimpin PengendalianPenumpang

Mualim II HT, Toa,Center

Siap membantu orang cidera Masinis IV Jr PerlengkapanP3K

Siap Evakuasi penumpang Juru Mudi III TanduSiap Evakuasi penumpang Juru Masak Sesuai

InstruksiSiap Evakuasi penumpang Pelayan Sesuai

InstruksiMembantu MengendalikanPenumpang

KepalaRestorasi

SesuaiInstruksi

Siap Evakuasi penumpang Pramugari SesuaiInstruksi

Siap Evakuasi penumpang Pramugari SesuaiInstruksi

Siap Evakuasi penumpang Pramugari SesuaiInstruksi

Siap Evakuasi penumpang Pramugara SesuaiInstruksi

Membantu MengendalikanPenumpang

Pramugara SesuaiInstruksi

Membantu MengendalikanPenumpang

CleaningService

SesuaiInstruksi

Membantu MengendalikanPenumpang

CleaningService

CleaningService

Membantu MengendalikanPenumpang

CleaningService

CleaningService

Catatan :

a) Seluruh ABK harus dapat mengoperasikan semua

Peralatan Fire Fighting Equipment

b) Dikarenakan kondisi tertentu, tugas ABK dapat berobah

sesuai perintah/instruksi Nahkoda

e. Prosedur Penanganan Kapal Tabrakan.

Dalam pelayaran apabila terjadi peristiwa tabrakan kapal ,

maka Perwira Jaga segera memerintahkan STOP MESIN ,

untuk mengurangi kerusakan yang semakin parah pada badan

kapal. Selanjutnya Perwira Jaga harus mencatat Posisi Kapal

Page 97: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir64

dan waktu kejadian di Buku Jurnal Kapal lalu melaporkan

kejadiannya ke Nakhoda.

Nakhoda selaku pimpinan tertinggi dalam kapal segera

mengambil alih Komando dan melakukan tindakan

penanganan yang diperlukan, yaitu memeriksa keadaan

Penumpang dan Crew Kapal serta memeriksa besarnya

kerusakan yang terjadi pada kapal.

Apabila akibat kejadian Tabrakan pada kapal mengakibatkan

kerusakan yang fatal pada kapal sehingga kapal tidak dapat

meneruskan perjalanan pelayaran, maka segera menghubungi

SAR, Stasiun Pantai atau Kapal sekitarnya untuk meminta

bantuan untuk kondisi darurat kapal. Nakhoda segera

memerintahkan kepada semua ABK dan penumpang kapal

untuk meninggalkan kapal. Dalam proses meninggalkan kapal

agar sesuai dengan penanganan meninggalkan kapal.

Apabila akibat kejadian tabrakan pada kapal mengakibatkan

dampak berupa Kebakaran, Orang Jatuh kelaut/Cedera,

Kebocoran & Tumpahan Minyak, maka Nakhoda

memerintahkan penanganan sesuai dengan jenis kejadiannya.

Jika pada kapal tidak terjadi kerusakan yang fatal, maka

Nakhoda segera memerintahkan untuk melanjutkan

perjalanan.

f. Prosedur Penanganan Orang Jatuh Kelaut.

Salah satu dampak terjadinya tambrakan kapal antara lain

adanya orang yang jatuh kelaut. Namun demikian pada kondisi

Page 98: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir65

perjalanan normal pada kapal, bisa saja terjadi keadaan

darurat berupa orang jatuh kelaut. Apabila ABK yang

mengetahui orang jatuh kelaut harus berteriak sekuat-kuatnya

“ORANG JATUH KELAUT”, selanjutnya melempar pelampung

kearah korban. Dan segera lapor ke Perwira Jaga.

Perwira Jaga yang mendapat laporan dari ABK segera

melakukan tugasnya dengan membunyikan Alarm, mengamati

Posisi Korban di Laut, dan Catat Posisi Kapal, kejadian di Buku

Jurnal. Dengan adanya laporan kejadian tersebut, Nakhoda

mengambil alih komando dalam rangka melakukan tindakan

penanganan yang diperlukan, yaitu :

a) Menyiapkan Stand by Olah Gerak

b) Mengkomunikasikan dengan kapal disekitarnya

c) Melakukan Olah Gerak mendekati Posisi Korban

ABK yang bertugas menyiapkan perlengkapan dan peralatan

untuk menolong korban sesuai dengan SIJIL. Sekoci segera

diturunkan untuk menolong korban, setelah korban sudah

berada di atas Deck, segera dilakukan pertolongan pertama

pada korban. Kejadian jatuhnya orang kelaut, supaya dicatat

dalam Jurnal di Kapal.

g. Sijil Orang Jatuh Kelaut

Isyarat : (Lima Kalibunyi Panjang)

Page 99: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir66

Stasiun Tugas Posisi Perlengkapan

DeckAnjungan

Pemimpin Umum Nakhoda HTMeneruskan instruksi-instruksi Nakhoda, MemplotPosisi Terus-menerus,Pencatatan OlahgerakKapal

Mualim IIIPerlengkapan

Radio telepon 2arah (penerima)

Kemudi Juru Mudi1 Sesuai instruksi

Siap mengirim Isyaratabahaya, Menyiapkan RadioPortable/Emergency,Mengamankan Dokumen

Markonis HT

Telegraph, Pencatatan OGMesin,Penghubung keruang mesin

Masinis IIIPencatatan

Telegraph, Pencatatan OGMesin,Penghubung keruang mesin

Juru MudiII

Pengawasanorang Jatuh

Kelaut

KamarMesin

Pemimpin bagian Mesin KKM HTMenyiapkan M/E dan alat-alat Bantu untuk OG Mesin

Masinis IISr Lampu/ Center

Membantu Masinis II Sr Masinis IVYr Sesuai Instruksi

Membantu Masinis II Sr JuruMinyak Sesuai Instruksi

Membantu Masinis II Sr JuruMinyak II Sesuai Instruksi

Deck /Haluan

Pemimpin penanggulanganiOrang Jatuh Kelaut

Mualim I HT

Menyiapkan Rescue Boot Mualim IV Rescue BootMenyiapkan Rescue Boot Masinis II

Yr Lampu/Center

Menyiapkan Rescue Boot Masinis IVSr Rescue Boot

Menyiapkan Rescue Boot Bosun Lampu/CenterMenyiapkan Life Bouy Lightwith line

Juru MudiII Rescue Boot

Menyiapkan Life Bouy Lightwith line

Juru MudiIII Sesuai Instruksi

Menyiapkan Life Bouy Lightwith line

JuruMinyak III Sesuai Instruksi

Menyiapkan Life Bouy Lightwith line

JuruMinyak IV Sesuai Instruksi

Menyiapkan tangga danperalatan lain yang di

Kelasi I Sesuai Instruksi

Menyiapkan tangga dan Kelasi II Sesuai Instruksi

Page 100: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir67

peralatan lain yang diMenyiapkan tangga danperalatan lain yang di

Kelasi III Sesuai Instruksi

Menyiapkan tangga danperalatan lain yang di

Cadet Sesuai Instruksi

RuangPenumpang

Pemimpin PengendalianPenumpang

Mualim II HT

Membantu orang cindera Mantri Peralatan P3KMembantu orang cindera Koki Peralatan P3KMembantu orang cindera Kelasi IV Sesuai InstruksiMembantu orang cindera Pelayan Peralatan P3KMembantu Mualim 1 Cleaning

Servis Sesuai Instrksi

Membantu Mualim 1 CleaningServis Sesuai Instrksi

Membantu Mualim 1 CleaningServis Sesuai Instrksi

Membantu Mualim 1 CleaningServis Sesuai Instrksi

Membantu Mualim 1 CleaningServis Sesuai Instrksi

Membantu Mualim 1 CleaningServis Sesuai Instrksi

Membantu Mualim 1 CleaningServis Sesuai Instrksi

Membantu Mualim 1 CleaningServis Sesuai Instrksi

Catatan :

a) Seluruh ABK harus mengetahui Tugas dan tanggung

jawab

b) Tugas ABK Dapat berobah sesuai instruksi Nakhoda

h. Prosedur Penanganan Meninggalkan Kapal.Nakhoda memerintahkan kepada semua penumpang dan ABK

untuk meninggalkan kapal apabila kondisi kapal mengalami

kerusakan yang fatal sehingga kapal tidak bisa melanjutkan

pelayaran . Hal ini akibat kapal mengalami kebakaran atau

mengalami Tabrakan pada waktu berlayar. Untuk

memerintahkan para penumpang/ABK untuk meninggalkan

Page 101: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir68

kapal , maka Nakhoda membunyikan Alarm / tanda bahaya

sesuai dengan kejadiannya.

i. Marconis melakukan tugasnya dengan memancarkanBerita Mara Bahaya.

ABK melaksanakan tugasnya sesuai dengan Sijil

meninggalkan Kapal dan membimbing para penumpang untuk

menggunakan Life Jacket. ABK menurunkan Sekoci penolong

dan melaporkan kepada Nakhoda bahwa persiapan telah

dilakukan. Kemudian para penumpang yang meninggalkan

kapal dengan sekoci/ILR segera dilakukan pengaturannya, dan

penumpang yang akan melakukan tindakan terjun ke laut, oleh

ABK diberi petunjuk mengenai tata cara terjun dilaut. Para

Penumpang yang berada di laut, segera dilakukan pertolongan

untuk naik ke Sekoci/ILR.

j.Sijil Meningalkan Kapal ( Abandon Ship)

Isyarat : (Tujuh bunyiPendek dan satukali bunyiPanjang)

Stasiun Tugas Posisi Perlengk

apan

Anjungan

Pemimpin Umum Nakhoda

Perlengkapan Radiotelepon 2(dua) arah

Meneruskan instruksi-instruksi Nakhoda ,Memplot Posisi Terusmenerus, Pencatatan olahgerak kapal.

MualimIII Sr

Teropong,Peta, SiapmembawaEpirb,Sart,

Smoke

Page 102: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir69

Ass.Nakhoda

SignalKemudi, Membantu MualimIII

JuruMudiJaga

Epirb,Sart,Smoke Signal

PSK.Siap mengirim isyaratbahaya, Menyiapkan RadioPortable/Emergency,Mengamankan, Dokumen,Meneruskan InstruksiNakhoda

Markonis

HT,Surat/Doku

menKapal/Manifes Muatan

Telegraph,MeneruskanInstruksi Nakhoda Masinis

III

Red HandFlare,Parachut Signal

KamarMesin

Pemimpin Kamar Mesin KKM HT

Mengendalikanmesin

Ass. KKM Siapmelaksanakan segalasesuatu untuk O.G Mesin

Masinis,Sr HT, Center

Ass. MasinisJuru

MinyakJaga

Lampu/Center

Deck/LSA

Pemimpin untuk menyiapkan Sholterdan Liferaft siap dioperasikan

Mualim HT

TimOperasional LSA

Siap operasikan ShotterNo.2 dan Life Raft No. 2

MualimII, Yr HT

Siap operasikan ShotterNo.1 dan Life Raft No.1,3,5,7,9

MasinisII, Yr HT, Pisau

Ass. Mualim Imengoperasikan Life Raftsesuai Perintah.

Cadet AtasPerintah

Siap Operasikan ShotterNo. 3 dan Life Raft No.11,13,15,17,19

Bosuni HT,Pisau/Kampak, Center

Siap Menurunkan Life RaftNo. 12,14,16,18

MasinisIV, Sr

Pisau/Kampak,Center

Siap Menurunkan Life RaftNo. 20,22,24,26,28

MualimIII,Yr

Teropong,HT

Siap menurunkan Life RaftNo. 19,21,23,25

MasinisIV, Yr

Center/Pisau bila

diperlukanSiap menurunkan Life RaftNo. 27,29,31

JuruMinyak

III

Center/Pisau bila

diperlukan

Ass. Mualim I MeluncurkanShootter dan operasikanLife Raft No. 30,32,33

JuruMudi II

Center/Pisau bila

diperlukan

Page 103: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir70

Ass. Mualim Imengoperasikan Life Raftsesuai Perintah

JuruMinyak

II

Center/Pisau bila

diperlukanAss. Mualim Imengoperasikan Life Raftsesuai Perintah

Kelasi I Center/Pisau bila

diperlukanAss. Mualim I,Mengemudikan RescueBoot dan merapatkan LifeRaft ke Plat Form No. 2

KelasiII Center/Pis

au biladiperlukan

Ass. Mualim I Menurunkan /Mengemudikan RescueBoot dan Merapatkan LifeRaft ke Plat Form

JuruMinyak

IV

Center/Pisau bila

diperlukan

Ass. Mualim I Menurunkan /Mengemudikan RescueBoot dan Merapatkan LifeRaft ke Plat Form

KelasiIII Center/Pis

au biladiperlukan

Membantu menurunkanShooter dan Life Raftsesuai perintah Mualim I

KelasiIV

Center/Pisau bila

diperlukanMenurunkan Shootter No. 2dan standby di Platformuntukmembantu/mengevakuasipenumpang ke Life Raft

JuruMudi III Line

ThrowingAppartus

Menurunkan Shootter No. 1dan standby di Platformuntukmembantu/mengevakuasipenumpang ke Life Raft

KelasiV Sesuai

PerintahMualim II

Menurunkan Shootter No. 3dan standby di Platformuntukmembantu/mengevakuasipenumpang ke Life Raft

JuruMinyak

VCenter/Pis

au biladiperlukan

DekPenum

-pang

Pemimpin Pengendalian Penumpang MualimII HT, Center

Pengendalian

Penumpang

Ass. Mualim II,MengendalikanPenumpang

MualimIV Center

Ass. Mualim I,MengendalikanPenumpang

JuruMasak

SesuaiPerintahMualim II

Ass. Mualim I,MengendalikanPenumpang

Pelayan

SesuaiPerintahMualim II

Ass Mualim II, MenyiapkanMakanan dan Selimut

KepalaRestor Center

Page 104: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir71

asiMenyiapkan Makanan Pramu

gara IMakanan,Selimut

Menyiapkan Makanan Pramugara II

Makanan,Selimut

Menyiapkan Selimut Pramugari I

Makanan,Selimut

Menyiapkan Selimut Pramugari II

Makanan,Selimut

Menyiapkan Selimut Pramugari III

Makanan,Selimut

Menyiapkan Makanan Cleaning

Servis I

Makanan,Selimut

Menyiapkan Makanan Cleaning

ServisII

Makanan,Selimut

Menyiapkan Makanan Cleaning

ServisIII

Makanan,Selimut

Catatan :

1. Seluruh ABK harus dapat mengoperasikan semua

Peralatan LSA

2. Sijil ini hanya berlaku khusus pada saat jumlah Penumpang

dalam Kapal

3. Dikarenakan kondisi tertentu, Tugas ABK dapat berobah

sesuai perintah.

k. Pemberitahuan Sewaktu Dalam Keadaan Darurat

Demi Keselamatan Penumpang dalam pelayaran ,dalam hal

keadaan darurat, penumpang kapal dimohon mengikuti

anjuran anjuran awak kapal tanpa suatu kesangsian. Adapun

beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain :

Page 105: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir72

a) Dalam Keadaan darurat, jangan kehilangan akal dan

ikutilah ajuran awak kapal. Kekacauan dapat

mengeruhkan suasana. Dalam meninggalkan kapal,

dahulukan para wanita, anak-anak dan orang tua-tua

dan sendiri membatasi diri pada membawa yang hanya

sangat diperlukan

b) Baju-baju penolong disimpan dalam setiap kamar, harap

diyakinkan tempat penyimpanannya dan cara

mengenakannya dengan “bagaimana mengenakan baju

penolong” dan telitilah jalan meninggalkan kapal tertera

peta.

Isyarat keadaan darurat melalui suling dan lonceng adalah

sebagai berikut :

* Pemberitahuan utama keadaan darurat :

Bunyi ( 7 pendek dan 1 panjang)

* Segera datang diruangan penumpang yang ditetapkan

dan ikutilah anjuran awak kapal.

* Meninggalkan Kapal

Bunyi (6 panjang)

Dalam meninggalkan kapal, ikutilah anjuran awak

kapal.

l. Prosedur Keadaan Darurat di Pelabuhan

Kemudahan orang untuk memasuki kawasan pelabuhan dan

longgarnya system pengamanan dan pengawasan, bisa

memudahkan orang untuk melakukan tindak kejahatan yang

Page 106: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir73

membahayakan keamanan kawasan pelabuhan. Tindak

kejahatan bisa berupa teror peledakan/Bom, pembakaran,

kerusuhan massal dan teror lainnya yang membuat kawasan

pelabuhan tidak aman. Apalagi pelabuhan Gilimanuk

merupakan salah satu lintas pelabuhan yang mempunyai

kepadatan yang cukup tinggi, sehingga tingkat kerawanan

terhadap bahaya teror dari orang yang tidak bertanggung

jawab sangat besar.

Pimpinan Cabang merupakan orang yang mempunyai

wewenang dalam memberi komado dalam tindakan awal pada

penanganan kondisi darurat di pelabuhan. Dalam

melaksanakan penanganan tersebut, pimpinan cabang akan

melakukan koordinasi dengan instansi lainnya yang terkait ,

antara lain dengan aparat keamanan (Polisi, Brimob), KP3,

Keamanan Pelabuhan, Dinas Pemadam Kebakaran, dll.

Dalam penanganan kondisi darurat di pelabuhan , pimpinan

cabang berpedoman pada prosedur yang ada di PT. ASDP

Indonesia Ferry (Persero).

Untuk memudahkan pengontrolan kawasan pelabuhan

termasuk pergerakan kapal, di pelabuhan Gilimanuk telah

terpasang beberapa CCTV (Closed Circuit Television)

dibeberapa lokasi yang strategis untuk bisa memonitoring

kawasan pelabuhan secara visual di monitor televisi. Kondisi di

Dermaga, pintu masuk pelabuhan, halaman parkir kendaraan

dan tempat-tempat lainnya yang penting akan termonitor

secara langsung. Sehingga kalau ada kejadian akan bisa

Page 107: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir74

segera diketahui dan ditangani. Misalnya penumpukan

kendaraan saat memasuki kapal

posisi kapal berlabuh, kondisi penumpang saat memasuki

kapal, adanya kebakaran. Adanya peralatan ini juga sangat

membantu bagian STC dalam mengatur kedatangan dan

keberangkatan kapal di masing-masing dermaga.

Berikut akan diuraikan secara singkat mengenai prosedur

penanganan kebakaran di pelabuhan, penanganan

Bom/Bahan peledak di Pelabuhan , dan penanganan

kerusuhan massal di pelabuhan. Prosedur tersebut disusun

oleh pihak PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) sebagai acuan

oleh Kepala Cabang sebagai pemegang komando tertinggi

dalam penanganan awal kondisi darurat di lingkungan

pelabuhan.

5. Prosedur Penanganan Kebakaran di Pelabuhan.

Apabila terjadi kebakaran di lingkungan pelabuhan, karyawan

yang mengetahui kejadian segera memberitahu /

menginformasikan ke Supervisor/Manajer Operasi / Pimpinan

Cabang. Pimpinan Cabang langsung bertindak sebagai

komando dalam regu pemadam untuk melakukan penanganan

awal dengan melakukan tindakan untuk menglokalisir area

kebakaran agar api tidak merambat ke wilayah sekitarnya yang

membahayakan kawasan pelabuhan secara keseluruhan.

Page 108: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir75

Dengan peralatan pemadam yang ada di pelabuhan, pimpinan

cabang memberi komando kepada karyawan yang ada untuk

segera memadamkan api pada pusat titik api kebakaran. Untuk

menghindari korban jiwa, khususnya pada penumpang yang

berada di dekat kejadian kebakaran, untuk dilakukan evakuasi

ke lokasi yang lebih aman dari lokasi kebakaran. Bila api tidak

dapat dipadamkan, segera melakukan koordinasi dengan

Dinas Pemadam Kebakaran , kepolisian, dan instansi lainnya

yang terkait untuk melakukan tindakan penanganan lebih

lanjut.

Apabila Akibat kejadian kebakaran tersebut menimbulkan

korban jiwa baik luka-luka maupun meninggal dunia, segera

dilakukan evakuasi dan Identifikasi korban untuk dibawa ke

Rumah sakit terdekat.

6. Prosedur Penanganan Bom/Bahan Peledak diPelabuhan.

Kemungkinan orang berbuat teror di lingkungan pelabuhan

bisa terjadi, karena pelabuhan termasuk fasilitas final bagi

masyarakat sebagai jembatan penyeberangan dari satu simpul

ke simpul lainnya. Prosedur penanganan ini apabila

bom/bahan peledak terjadi peledakan maupun tidak terjadi

peledakan. Karena Bom/Bahan Peledak merupakan bahan

yang sangat berbahaya, maka penanganannya harus sangat

hati-hati dan harus koordinasi dengan pihak kepolisian/Brimob.

Page 109: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir76

Apabila ada karyawan yang mengetahui kejadian adanya Bom/

Bahan Peladak di lingkungan pelabuhan, karyawan yang

mengetahui kejadian segera memberitahu / menginformasikan

ke Supervisor/Manajer Operasi / Pimpinan Cabang. Pimpinan

Cabang langsung bertindak sebagai komando untuk

melakukan penanganan awal dengan melakukan tindakan

untuk menglokalisir area Bom/Bahan Peladak supaya tidak

terjadi bahaya yang menimbulkan korban jiwa.

Untuk menghindari korban jiwa, khususnya pada penumpang

yang berada di dekat lokasi Bom/Bahan Peledak, untuk

dilakukan evakuasi ke lokasi yang lebih aman dari lokasi

kejadian. Pihak Kepolisian/Brimob untuk secepatnya

dihubungi oleh Pimpinan Cabang guna dilakukan penanganan

lebih lanjut. Pihak Kepolisian/Brimob melakukan tindakan

pengamanan dengan melakukan penyisiran/pengecekan pada

lokasi yang teridentifikasi adanya Bom/Bahan Peledak. Apabila

hasil pengecekan dari pihak kepolisian/Brimob menyatakan

lokasi aman, maka aktifitas pelabuhan dibuka kembali. Apabila

hasil pengecekan menyatakan tidak aman, namun tidak terjadi

ledakan, maka Kepolisian/Brimob melakukan tindakan

pengamanan.

Apabila terjadi ledakan pada Bom/Bahan Peledak yang

menimbulkan korban jiwa, maka secepatnya dilakukan evakusi

& identifikasi korban untuk dibawa ke Rumah Sakit terdekat.

Pada lokasi ledakan/ sekitar ledakan yang mengakibatkan

adanya kerusakan pada fasilitas pelabuhan, segera

diidentifikasi tingkat kerusakan yang terjadi. Pimpinan Cabang

Page 110: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir77

bisa memerintahkan penghentian sementara kegiatan

operasional di pelabuhan dan pihak Kepolisian/Brimob

melakukan tindakan pengamanan.

7. Prosedur Penanganan Kerusuhan Massal di Pelabuhan.

Pelaku Kerusuhan massal bisa terjadi dari para penumpang ,

orang sekitar pelabuhahan, dan orang dari luar pelabuhan.

Adapun sebab dan akibat dari adanya kerusuhan massal bisa

berbeda-beda, sesuai dengan tuntutan dan tujuan mereka.

Dampak adanya kerusuhan bisa menghambat aktifitas operasi

pelabuhan yang merugikan berbagai pihak. Pimpinan Cabang

dalam tindakan awalnya akan melakukan koordinasi dengan

berbagai pihak.

Apabila ada karyawan yang mengetahui kejadian adanya

Kerusuhan Massal di lingkungan pelabuhan, karyawan yang

mengetahui kejadian segera memberitahu / menginformasikan

ke Supervisor/Manajer Operasi / Pimpinan Cabang. Pimpinan

Cabang langsung bertindak sebagai komando untuk

melakukan tindakan awal dengan melakukan perintah untuk

menglokalisir area kerusuhan dari semua aktifitas / kegiatan

agar tidak menimbulkan area kerusuhan yang lebih luas.

Untuk menghindari korban jiwa, khususnya pada penumpang

yang berada di dekat lokasi Kerusuhan, untuk dilakukan

evakuasi ke lokasi yang lebih aman dari lokasi kejadian.

Pimpinan Cabang akan scepatnya melakukan koordinasi

Page 111: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir78

dengan aparat setempat (KP3, Keamanan Pelabuhan) untuk

melakukan tindakan awal yang diperlukan. Apabila keadaan

bisa ditangani dan kondisi aman, maka aktifitas operasi

pelabuhan bisa berjalan lagi. Dan jika kondisi tidak bisa

dikendalikan dan tidak aman, maka dilakukan koordinasi

dengan aparat

keamanan (Polres,Brimob). Aparat Kemanan dan dibantu dari

pihak otoritas pelabuhan , melakukan identifikasi/pengamanan

pelaku kerusuhan. Adanya korban jiwa baik yang mengalami

luka-luka dan meninggal dalam kejadian kerusuhan tersebut,

segera dilakukan evakuasi dan Identifikasi korban ke Rumah

Sakit terdekat. Dan juga dilakukan Identifikasi kerusakan pada

fasilitas pelabuhan.

8. Gambaran Umum Sispro Penanganan BarangBerbahaya dan Beracun (B3).

Berdasarkan hasil diskusi dan wawancara pada saat survey ke

pelabuhan Gilimanuk, Bali , untuk Sispro Barang Berbahaya

dan Beracun (B3) saat ini belum ada. Pada saat konsultan

survey pengamatan di lapangan, kendaraan angkutan barang

maupun penumpang tidak begitu padat, sehingga antrian

menunggu masuk kapal tidak memerlukan waktu menunggu

yang lama, kendaraan yang mengangkut barang langsung

menuju ke lokasi sandar kapal LCT (“Landing Craft Machine”).

Kalau posisi kapal sudah sandar, kendaraan pengangkut

barang tinggal masuk ke geladak kapal. Terlihat pada saat ada

kendaraan angkutan barang masuk ke area pelabuhan,

beberapa petugas dari perusahaan pelayaran menawarkan

Page 112: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir79

jasa kepada sopir angkutan untuk menaiki ke kapalnya.

Setelah ada “kesepakatan”, antara petugas dari perusahaan

pelayaran dengan sopir, selanjutnya kendaraan angkutan

barang di arahkan masuk ke geladak kapal. Waktu sandar

antara kapal berikutnya, tidak terlalu lama, kendaraan yang

mau menyeberang ke pelabuhan Ketapang hanya menunggu

beberapa menit saja. Jenis barang yang diangkut oleh masing-

masing kendaraan, teridentifikasi pada saat pemeriksaan di

jembatan timbang sebelum memasuki kawasan pelabuhan.

Pada saat kendaraan memasuki kapal, tidak ada pemeriksaan

ulang mengenai jenis bahan yang diangkut. Pengangkutan

bahan berbahaya diklasifikasikan menjadi pengangkutan

bahan :

Mudah meledak;

Gas mampat, gas cair, gas terlarut pada tekanan atau

pendingin tertentu;

Cairan mudah menyala;

(minyak dan gas bumi termasuk dalam kategori/klasifikasi

2 dan 3 karena

sifatnya berupa cairan yang mudah menyala dan gas

mampat/cair).

Padatan mudah menyala;

Oksidator, peroksida organik;

Racun dan bahan yang mudah menular;

Radioaktif;

Korosif;

Berbahaya lain.

Page 113: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir80

Menurut Informasi Untuk pengangkutan bahan berjenis bahan

bakar minyak di Bali, dilakukan pengangkutan secara khusus,

bukan di lokasi pelabuhan Gilimanuk, tetapi di pelabuhan

Tanjung Wangi, Meneng.

Gambar 3..23Petugas dari Perusahaan Pelayaran sedang menawarkan

jasanya

Gambar 3.24Transaksi sedang dilakukan antara sopir dan petugas perusahaan

pelayaran.

Page 114: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir81

Gambar 3.25.Petugas sedang mengatur kendaraan Angkutan Barang masuk ke Geladak Kapal

berjenis LCT

Gambar 3.26.Kendaraan Angkutan Penumpang sedang memasuki Kapal Motor

Penumpang (KMP)berjenis RoRo

Page 115: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir82

Analisis.

Penanganan Keadaan Darurat di Kapal dan di Pelabuhan

sudah ada prosedur dan Sijil untuk masing-masing kejadian.

Tugas dan kewenangan masing-masing sudah jelas tanggung

jawabnya. Untuk kejadian di lingkungan Kapal selama dalam

perjalanan pelayaran, Nakhoda sebagai komandan tertinggi

untuk mengatasi tindakan awal yang harus dilakukan, dan

untuk kejadian di lingkungan Pelabuhan, sebagai komandan

tertinggi adalah Kepala Cabang pelabuhan. Untuk

meminimalkan korban harta dan jiwa manusia dalam setiap

kejadian darurat, baik di kapal maupun di Pelabuhan, aspek

koordinasi yang baik sangat diperlukan dalam rangka

penanganan keadaan darurat. Kemampuan SDM, peralatan ,

serta pengawasan yang ketat terhadap peraturan yang berlaku

sangat mendukung tercapainya pelayanan transportasi ASDP

yang aman,nyaman, lancar dan selamat. Prosedur

penanganan keadaan darurat akan berjalan dengan baik dan

lancar apabila didukung dengan adanya koordinasi antar

instansi yang baik juga.

Hasil Analisis terkait dengan sistem prosedur di bidang

Transportasi ASDP berdasarkan data-data lapangan sebagai

berikut :

Prosedur penanganan untuk berbagai kejadian darurat

baik di kapal maupun di pelabuhan sudah ada yang

dikeluarkan oleh PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero),

dimana dari Nakhoda sebagai komando di kapal dan

Page 116: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir83

Pimpinan Cabang yang memberi komando di lingkungan

pelabuhan sangat penting. Untuk itu pemahaman

terhadap prosedur yang harus dijalankan harus dikuasai.

Sijil untuk masing-masing penanganan kejadian darurat di

kapal harus dipahami dengan benar oleh petugas-

petugas yang ada di kapal. Untuk mengingatkan isi dari

masing-masing sijil, sijil tersebut dipasang di ruangan

kapal, agar selalu terbaca oleh semua orang.

Penempatan penyimpanan pelampung/ life jacket di dalam

kapal harus mudah dilihat, dicapai dan mudah diambil

manakala dibutuhkan. Kekurang

pahaman dari para penumpang kapal cara untuk

pemakaian pelampung/ life jacket , pihak operator kapal

bisa memberikan panduan pemakaian kepada para

penumpang , baik dalam bentuk demo setiap kali kapal

mau berangkat maupun gambar dan tulisan yang

terpasang dengan jelas di dalam ruang penumpang.

Nakhoda sebagai penanggung jawab dalam kapal, harus

bisa mendapatkan laporan mengenai daftar penumpang ,

rincian muatan truk yang ada di atas kapal, agar bisa

mengetahui kondisi muatan yang ada di kapal, baik

jumlah maupun jenisnya.

Peralatan pemadam kebakaran (fire extinguisher ) dan selang

pemadam harus dalam kondisi baik, mudah dilihat, mudah

dipakai dan tersedia dalam jumlah yang disyaratkan. Sistem

peringatan kebakaran (Fire detector) yang berada di geladak

kapal yang dapat mendeteksi kebakaran secara cepat harus

berfungsi dengan baik.

Page 117: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir84

Secara rutin diadakan program pendidikan dan pelatihan

untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam

penanganan keadaan darurat baik di kapal maupun di

pelabuhan yang bisa diikuti oleh awak kapal dan

karyawan pelabuhan. Misalnya pengenalan mengenai

bahan berbahaya dan beracun (B3), pengetahuan cara

pemakaian alat-alat pemadam kebakaran dan lainnya.

Secara ideal pengangkutan barang yang dimuat dengan

kendaraan yang memasuki kapal diharuskan dilengkapi

dokumen muatan yang berisi mengenai data tentang jenis dan

berat muatan yang dibuat oleh jasa pengangkut yang

dilaporkan kepada perusahaan pelayaran. Kemudian

perusahaan pelayaran membuat daftar muatan (berisi nomor

polisi kendaraan dan jenis kendaraan dengan rincian muatan

yang berada di atasnya) untuk diajukan ke Administrator

Pelabuhan/Syahbandar untuk mengajukan permohonan

berlayar (SIB). Selanjutnya oleh petugas pelabuhan, muatan

yang berada di atas kendaraan diperiksa mengenai jenis

barang dan volumenya sebelum memasuki area pelabuhan.

Setelah kapal siap, maka kendaraan yang membawa muatan

tersebut memasuki

geladak kapal dengan diatur posisi kendaraan oleh

petugas di kapal (mualim I). Sebelum SIB dikeluarkan,

maka pihak petugas Administrasi Pelabuhan/ Syahbandar

akan memeriksa kembali kendaraan terkait dengan

kondisi peralatan keselamatan kapal, kondisi sarat kapal,

pengaturan muatan. Apabila hasil pemeriksaan ini tidak

Page 118: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir85

ada masalah , maka pihak Administrator Pelabuhan akan

mengeluarkan SIB.

Kondisi yang ada di lapangan, pemeriksaan terhadap

jenis muatan yang diangkut tidak terlalu ketat, dimulai dari

mau memasuki pelabuhan sampai memasuki kapal.

Prosedur pemeriksaan jenis muatan harus dilaksanakan

dengan benar agar bisa diketahui bilamana ada muatan

yang berkatagori barang berbahaya dan beracun (B3). Di

samping itu, juga disiapkan berbagai sarana

keselamatan dan petunjuk bilamana terjadi dalam

keadaan darurat di atas kapal. Lebih jelasnya dapat

dilihat pada masing-masing gambar berikut.

Gambar 3.27. Tempat Jaket Pelampung

Gambar.3.28. Cara PeragaanPemakaian Jaket Pelampung

Page 119: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Cosultan III - Laporan Akhir86

Gambar 3.29. PemadamKebakaran dalam

Kapal

Gambar 3.30 Peralatan RadioKomunikasi di kapal

Page 120: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir1

BAB IVSUBSTANSI SISPRO DI BIDANG TRANSPORTASI ASDP

DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

A. Sispro Penetapan Lintas Penyeberangan.

Dasar Peraturan Perundangan;1) UU No 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran:- Pasal 22 ayat (1): “Angkutan penyeberangan

merupakan angkutan yang berfungsi sebagai jembatan

yang menghubungkan jaringan jalan atau jaringan jalur

kereta api yang dipisahkan oleh perairan untuk

mengangkut penumpang dan kendaraan beserta

muatannya”; ayat (2): “Penetapan lintas angkutan

penyeberangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan dengan mempertimbangkan:

a.pengembangan jaringan jalan dan/atau jaringan jalur

kereta api yang dipisahkan oleh perairan; b.fungsi

sebagai jembatan; c.hubungan antara dua pelabuhan,

antara pelabuhan dan terminal, dan antara dua terminal

penyeberangan dengan jarak tertentu; d.tidak

mengangkut barang yang diturunkan dari kendaraan

pengangkutnya; e.Rencana Tata Ruang Wilayah; dan

f.jaringan trayek angkutan laut sehingga dapat mencapai

optimalisasi keterpaduan angkutan antar dan

intramoda”; ayat (3): “Angkutan penyeberangan

Page 121: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir2

dilaksanakan dengan menggunakan trayek tetap dan

teratur”.

2) PP 82 Tahun 1999 tentang Angkutan di Perairan:- Pasal 16 (1): “Penyelenggaraan angkutan

penyeberangan dilakukan: a.oleh perusahaan angkutan

penyeberangan; b.dengan menggunakan kapal

berbendera Indonesia yang memenuhi persyaratan

kelaikan dan diperuntukkan bagi angkutan

penyeberangan; c.dalam jadwal yang tetap dan teratur;

d.untuk melayani lintas mengenai penyeberangan yang

ditetapkan oleh Menteri”

- Pasal 75 ayat (1): “Angkutan penyeberangan

diselenggarakan dalam suatu lintas penyeberangan”;

ayat (2): “Lintas penyeberangan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri”; ayat (3): “Kriteria

lintas penyeberangan sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) meliputi: a.menghubungkan jaringan jalan dan/atau

jaringan kereta api yang terputus oleh laut, selat dan

teluk; b.melayani lintas dengan tetap dan teratur;

c.berfungsi sebagai jembatan bergerak;

d.menghubungkan antar dua pelabuhan; dan e.tidak

mengangkut barang lepas”; ayat (4): “Penempatan kapal

pada lintas penyeberangan sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) dapat dilakukan oleh perusahaan

angkutan penyeberangan yang bersangkutan”; ayat (5):

“Perusahaan penyeberangan yang telah menempatkan

kapal pada lintas penyeberangan wajib melaporkan

kepada Menteri dan melayani kegiatan lintas

Page 122: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir3

penyeberangan pada lintasan dimaksud sekurang

kurangnya 6 (enam) bulan serta melaporkan kepada

Menteri pelaksanaan kegiatan operasional angkutan

dilintasan tersebut”.

- Pasal 77 ayat (1): “Lintas penyeberangan perintis

diselenggarakan dengan memenuhi kriteria angkutan

penyeberangan yakni menghubungkan daerah terpencil

dan/atau belum berkembang dengan daerah yang

belum berkembang lainnya atau dengan daerah yang

telah berkembang”.

3) Permenhub No. KM. 49 Tahun 2005 tentangSistranas

- Pasal 1: “Sistem Transportasi Nasional (Sistranas)

merupakan tatanan transportasi yang terorganisasi

secara kesisteman untuk dijadikan sebagai pedoman

dan landasan dalam perencanaan, pembangunan,

penyelenggaraan transportasi guna mampu

mewujudkan penyediaan jasa transportasi yang efektif

dan efisien”.

4) KM 32 tahun 2001 tentang PenyelenggaranAngkutan Penyeberangan

- Pasal 2: “Penetapan lintas penyeberangan dilakukan

dengan memperhatikan pengembangan jaringan jalan

dan/atau jaringan jalur kereta api yang telah ada

maupun yang direncanakan yang tersusun dalam satu

kesatuan tatanan transportasi nasional”; ayat (2): “Lintas

penyenerangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Page 123: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir4

berfungsi untuk menghubungkan simpul pada jaringan

jalan dan/atau jaringan jalur kereta api”.

- Pasal 3: “Berdasarkan fungsi lintas penyeberangan

sebagaimna dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2), lintas

penyeberangan dapat digolongkan menjadi: a.lintas

penyeberangan antar negara, yaitu yang

menghubungkan simpul pada jaringan jalan dan/atau

jaringan jalur kereta api antar negara; b.lintas

penyeberangan antar propinsi, yaitu yang

menghubungkan simpul pada jaringan jalan dan/atau

jaringan jalur kereta api antar propinsi; c.lintas

penyeberangan antar Kabupaten/Kota dalam propinsi,

yaitu yang menghubungkan simpul pada jaringan jalan

dan/atau jaringan jalur kereta api antar Kabupaten/Kota

dalam propinsi; d.lintas penyeberangan dalam

Kabupaten/Kota, yaitu yang menghubungkan simpul

pada jaringan jalan dan/atau jaringan jalur kereta api

dalam Kabupaten/Kota”.

- Pasal 6 ayat (1): “Berdasarkan penggolongan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, disusun rencana

penetapan lintas penyeberangan sebagai berikut:

a.rencana penetapan lintas penyeberangan antar

negara dan/atau antar propinsi dilakukan oleh Menteri;

b.rencana penetapan lintas penyeberangan antar

Kabupaten/Kota dalam propinsi dilakukan oleh

Gubernur; c. rencana penetapan lintas penyeberangan

dalam Kabupaten/Kota oleh Bupati/Walikota”; ayat (2):

“Untuk rencana penetapan lintas penyeberangan antar

Page 124: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir5

negara dilakukan berdasarkan perjanjian antar negara”;

ayat (3): “Penyusunan rencana lintas penyeberangan

harus mewujudkan keterpaduan sistem transportasi

secara nasional”.

- Pasal 7 ayat (1): “Lintas penyeberangan ditentukan

berdasarkan kriteria sebagai berikut: a. menghubungkan

jaringan jalan dan/atau jaringan jalur kereta api yang

terputus oleh laut, selat, teluk, sungai dan/atau danau”,

b. melayani lintas dengan tetap dan teratur, berdasarkan

jadual yang ditetapkan, c. berfungsi sebagai jembatan

bergerak, d. menghubungkan anatar dua pelabuhan, d.

tidak mengankut barang lepas”.

- Pasal 8 ayat (1): “Penetapan lintas penyeberangan

dilakukan dengan mempertimbangkan: a. tatanan

kepelabuhanan nasional, b. adanya demand (kebutuhan

angKutan), c. rencana dan/atau ketersediaan pelabuhan

penyeberangan, d. ketersediaan kapal penyeberangan

(supply) sesuai dengan spesifikasi teknis kapal dan

spesifikasipelabuhan pada lintas yang akan dilayani, e.

potensi perekonomian daerah”, ayat (2): “Setelah

memenuhi persyaratan sebagaimana pada ayat (1),

ditentukan spesifikasi teknis lintas penyeberangan

berdasarkan hasil analisis dan evaluasi: a. kondisi

daerah pelayaran, b. perkiraan kapasitas lintas, c.

kemampuan pelayanan alur, d. spesifikasi teknis kapal

dan pelabuhan”; ayat (3): “Penetapan lintas dan

spesifikasi teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dan ayat (2), dilakukan oleh pejabat sesuai dengan

Page 125: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir6

kewenangan sebagaimana diatur dalam Pasal 6 ayat (1)

dan ayat (2)”.

4) KM 52 tahun 2004 tentang PenyelenggaranPelabuhan Penyeberangan

- Pasal 3: “Penetapan lokasi pelabuhan penyeberangan

harus mempertimbangkan :

a. tatanan kepelabuhanan nasional;

b. rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota dan rencana

tata ruang wilayah propinsi serta rencana umum

jaringan transportasi jalan;

c. kelayakan teknis dengan memperhatikan kondisi

geografi, hidrooceanografi dan topografi;

d. kelayakan ekonomis dengan memperhatikan produk

domestik regional bruto, aktivitas/perdagangan dan

industri yang ada serta prediksi dimasa mendatang,

perkembangan aktivitas volume barang dan

penumpang, kontribusi pada peningkatan taraf hidup

penduduk dan perhitungan ekonomis/finansial;

e. pertumbuhan ekonomi dan perkembangan sosial yang

berdampak pada peningkatan aktivitas penumpang,

barang dan hewan dari dan ke luar pelabuhan

penyeberangan;

f. kelayakan lingkungan dengan memperhatikan daya

dukung lokasi, daerah perlindungan dan suaka flora dan

fauna;

g. keterpaduan intra dan antar moda transportasi;

h. adanya aksesibilitas terhadap hinterland untuk

kelancaran distribusi dan industri;

Page 126: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir7

i. keamanan dan keselamatan pelayaran;

j. pertahanan dan keamanan negara

- Pasal 4:- Ayat (1) Kondisi geografi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 3 huruf c meliputi :

a. kondisi lahan yang akan diperuntukkan sebagai

pelabuhan penyeberangan;

b. arah dan kecepatan angin.

- Ayat (2) Kondisi hidrooceanografi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 3 huruf c meliputi :

a. luas dan kedalaman perairan;

b. karakteristik pasang surut;

c. karakteristik gelombang;

d. arah dan kecepatan arus;

e. erosi dan pengendapan.

- Ayat (3): “Kondisi topografi sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 3 huruf c, mengenai tinggi rendah

permukaan tanah”.

- Pasal 5:- Ayat (1): “Permohonan penetapan lokasi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 diajukan oleh penyelenggara

pelabuhan penyeberangan kepada Menteri melalui

Direktur Jenderal dengan melampirkan:

a. rekomendasi dari Bupati/Walikota dan Gubernur

setempat mengenai keterpaduannya dengan rencana

tata ruang wilayah kabupaten/kotamadya dan rencana

tata ruang wilayah propinsi;

Page 127: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir8

b. studi kelayakan yang memuat pertimbangan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3”.

- Ayat (2): “Direktur Jenderal menyampaikan hasil

penelitian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3

kepada Menteri selambat-lambatnya 14 (empat belas)

hari kerja sejak permohonan diterima secara lengkap”.

- Ayat (3): “Menteri memberikan keputusan penetapan

atau penolakan lokasi berdasarkan hasil penelitian

sebagaimana dimaksud ayat (2) selambat-lambatnya 14

(empat belas) hari kerja sejak diterima”.

- Ayat (4): “Penolakan permohonan sebagaimana

dimaksud dalam ayat (3) disampaikan secara tertulis

dengan disertai alasan penolakan”.

- Pasal 6:- Ayat (5): “Rencana peruntukan lahan daratan

sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf a, disusun

untuk penyediaan kegiatan:

a. Fasilitas pokok, antara lain :

1) terminal penumpang;

2) penimbangan kendaraan bermuatan;

3) jalan penumpang keluar/masuk kapal (gang way);

4) perkantoran untuk kegiatan pemerintahan dan

pelayanan jasa;

5) fasilitas penyimpanan bahan bakar (bunker);

6) instalasi air, listrik dan telekomunikasi;

7) akses jalan dan/atau jalur kereta api;

8) fasilitas pemadam kebakaran;

Page 128: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir9

9) tempat tunggu kendaraan bermotor sebelum naik ke

kapal”.

b. Fasilitas penunjang, antara lain:

1) kawasan perkantoran untuk menunjang kelancaran

pelayanan jasa kepelabuhanan;

2) tempat penampungan limbah;

3) fasilitas usaha yang menunjang kegiatan pelabuhan

penyeberangan;

4) areal pengembangan pelabuhan;

5) fasilitas umum lainnya (peribadatan, taman, jalur hijau

dan kesehatan)”.

- Ayat (6): “Rencana peruntukan perairan sebagaimana

dimaksud dalam ayat (3) huruf b, disusun untuk

penyediaan kegiatan :

a. fasilitas pokok, antara lain :

1) alur pelayaran;

2) fasilitas sandar kapal;

3) perairan tempat labuh;

4) kolam pelabuhan untuk kebutuhan sandar dan olah

gerak kapal.

b. fasilitas penunjang, antara lain :

1) perairan untuk pengembangan pelabuhan jangka

panjang;

2) perairan untuk fasilitas pembangunan dan pemeliharaan

kapal;

3) perairan tempat uji coba kapal (percobaan berlayar);

4) perairan untuk keperluan darurat;

5) perairan untuk kapal pemerintah”.

Page 129: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir10

- Pasal 13:- Ayat (1): “Di dalam daerah lingkungan kerja pelabuhan

penyeberangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10

ayat (3) penyelenggara pelabuhan penyeberangan

mempunyai kewajiban :

a. di daerah lingkungan kerja daratan pelabuhan

penyeberangan :

1) memasang tanda batas sesuai dengan batas-batas

daerah lingkungan kerja daratan;

2) memasang papan pengumuman yang memuat informasi

mengenai batas-batas daerah lingkungan kerja daratan

pelabuhan penyeberangan;

3) mengamankan aset yang dimiliki dan menjamin

ketertiban dan kelancaran operasional pelabuhan

penyeberangan;

4) memiliki bukti penguasaan hak atas tanah sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

5) menjaga kelestarian lingkungan.

b. di daerah lingkungan kerja perairan pelabuhan

penyeberangan :

1) memasang tanda batas sesuai dengan batas-batas

daerah lingkungan kerja perairan yang telah ditetapkan;

2) menginformasikan mengenai batas-batas daerah

lingkungan kerja perairan pelabuhan penyeberangan

kepada pelaku kegiatan kepelabuhanan;

3) menyediakan sarana bantu navigasi pelayaran;

4) menyediakan dan memelihara kolam pelabuhan dan

alur pelayaran;

Page 130: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir11

5) memelihara kelestarian lingkungan;

6) mengamankan aset yang dimiliki.

- Ayat (2): “Di dalam daerah lingkungan kepentingan

pelabuhan penyeberangan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 10 ayat (4), Pemerintah, Pemerintah

Propinsi, atau Pemerintah Kabupaten/Kota sesuai

kewenangannya berkewajiban :

a. menyediakan sarana bantu navigasi pelayaran;

b. menjamin keamanan dan ketertiban;

c. menyediakan dan memelihara alur pelayaran;

d. memelihara kelestarian lingkungan; dan

e. melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap

penggunaan daerah pantai”.

- Pasal 23:- Ayat (1): “Kegiatan pemerintahan di pelabuhan

penyeberangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22

ayat (2) ditujukan untuk terselenggaranya :

a. tugas dibidang keselamatan pelayaran;

b. tugas dibidang ketertiban, keamanan dan pengendalian

kelancaran operasional pelabuhan”.

- Ayat (2): “Tugas-tugas dibidang ketertiban, keamanan

dan pengendalian kelancaran operasional pelabuhan

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b,

merupakan pengawasan terhadap :

a. fasilitas pokok pelabuhan, yang meliputi :

1) perairan tempat labuh termasuk alur pelayaran;

2) kolam pelabuhan;

3) penimbangan kendaraan;

Page 131: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir12

4) fasilitas sandar kapal;

5) terminal penumpang;

6) jalan penumpang keluar/masuk kapal (gang way);

7) perkantoran untuk kegiatan pemerintahan

dan pelayanan jasa;

8) fasilitas penyimpanan bahan bakar (bunker);

9) fasilitas air, listrik dan telekomunikasi;

10) akses jalan dan/atau rel kereta api;

11) fasilitas pemadam kebakaran;

12) tempat tunggu kendaraan bermotor sebelum naik

ke kapal atau setelah turun dari kapal;

b. fasilitas penunjang pelabuhan, yang meliputi :

1) kawasan perkantoran untuk menunjang kelancaran

pelayanan jasa kepelabuhanan;

2) tempat penampungan limbah;

3) fasilitas usaha yang menunjang kegiatan pelabuhan

penyeberangan;

4) area pengembangan pelabuhan;

5) jasa pelayanan penumpang di pelabuhan

penyeberangan tertentu;

c. jasa pengelolaan tiket angkutan penyeberangan;

d.frekuensi dan jadual pengoperasian kapal;

e.persetujuan pengoperasian kapal angkutan

penyeberangan;

f.kesiapan penanggulangan dan penanganan terhadap

kecelakaan serta kelestarian lingkungan yang terdiri dari

tindakan-tindakan preventif yang berupa latihan tata

cara penanggulangannya;

Page 132: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir13

g.pengaturan pergerakan kapal, kendaraan, dan

penumpang di areal pelabuhan;

h.keamanan dan ketertiban di pelabuhan penyeberangan;

i.daftar penumpang dan kendaraan”.

Konsep Sispro ;Dalam peraturan diatas telah disebutkan pertimbangan-

pertimbangan dalam perencanaan penetapan lintas

penyeberangan, demikian juga siap yang menetapkan,

namun belum diperinci alur/prosedur bagaimana setiap

pertimbangan dalam perencanaan penetapan lintas

penyeberangan tersebut menjadi bagian dalam proses

penetapan lintas penyeberangan. Sehingga dalam sispro

penetapan lintas penyeberangan ini erlu dibuat rangkaian

alur mulai dari perencanaan lintas penyeberangan, dasar

pertimbangan, siapa yang melakukan setiap pertimbangan,

sampai dengan penetapan lintas penyeberangan tersebut.

B. Sispro Penetapan Lintas/Trayek Angkutan Sungai danDanau.

Dasar Peraturan Perundangan;1) UU No 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran:- Pasal 18 ayat (4):” Kegiatan angkutan sungai dan danau

disusun dan dilakukan secara terpadu dengan

memperhatikan intra dan antarmoda yang merupakan

satu kesatuan sistem transportasi nasional”, ayat (5):

Page 133: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir14

“Kegiatan angkutan sungai dan danau dapat

dilaksanakan dengan menggunakan trayek tetap dan

teratur atau trayek tidak tetap dan tidak teratur”, dan

ayat (6): “Kegiatan angkutan sungai dan danau dilarang

dilakukan di laut kecuali mendapat izin dari Syahbandar

dengan tetap memenuhi persyaratan kelaiklautan

kapal”.

- Pasal 19 ayat (1): “Untuk menunjang usaha pokok dapat

dilakukan kegiatan angkutan sungai dan danau untuk

kepentingan sendiri”; ayat (2): “Kegiatan angkutan

sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dapat dilakukan oleh orang perseorangan warga negara

Indonesia atau Badan Usaha dengan izin Pemerintah”.

- Pasal 28 ayat (3): “Izin usaha angkutan sungai dan

danau diberikan oleh: a.bupati/walikota sesuai dengan

domisili orang perseorangan warga negara Indonesia

atau Badan Usaha; atau b.Gubernur Provinsi Daerah

Khusus Ibukota Jakarta untuk orang perseorangan

warga negara Indonesia atau Badan Usaha yang

berdomisili di Daerah Khusus Ibukota Jakarta”; ayat (4):

“Selain memilik izin usaha sebagaimana dimaksud pada

ayat (3) untuk angkutan sungai dan danau kapal yang

dioperasikan wajib memilki izin trayek yang diberikan

oleh: a.bupati/walikota yang bersangkutan bagi kapal

yang melayani trayek dalam wilayah kabupaten/kota;

b.gubernur provinsi yang bersangkutan bagi kapal yang

melayani trayek antarkabupaten/kota dalam wilayah

Page 134: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir15

provinsi; atau c.Menteri bagi kapal yang melayani trayek

antarprovinsi dan/atau antarnegara”.

2) PP 82 Tahun 1999 tentang Angkutan di Perairan:- Pasal 14 ayat (1): ”Penyelenggaraan angkutan sungai

dan danau dilakukan: a.oleh perusahaan angkutan

sungai dan danau; b.dengan menggunakan kapal

berbendera Indonesia yang memenuhi persyaratan

kelaikan dan diperuntukkan bagi angkutan sungai dan

danau; dan c.di wilayah operasi perairan daratan”.

- Pasal 72 ayat (1): “Angkutan sungai dan danau

diselenggarakan dengan menggunakan: a. trayek tetap

dan teratur; b. trayek tidak tetap dan tidak teratur’: ayat

(2): “Trayek tetap dan teratur sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf a terdiri dari: a. trayek utama, yaitu

menghubungkan antar pelabuhan sungai dan danau

yang berfungsi sebagai pusat akumulasi dan distribusi;

b. trayek pengumpan, yaitu menghubungkan antar

pelabuhan sungai dan danau yang berfungsi sebagai

pusat akumulasi dan distribusi dengan yang bukan

berfungsi sebagai pusat akumulasi dan distribusi atau

antar pelabuhan sungai dan danau yang bukan

berfungsi sebagai pusat akumulasi dan distribusi”.

- Pasal 73: “Usaha angkutan sungai dan danau dapat

melayani trayek tetap dan teratur sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 72 ayat (1) huruf a, sesuai izin

usaha yang diberikan”.

- Pasal 74 ayat (1): “Usaha angkutan sungai dan danau

yang melayani trayek tidak tetap dan tidak teratur

Page 135: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir16

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 ayat (1) huruf b,

hanya dapat mengangkut penumpang dan barang

berdasarkan sewa/charter atau perjanjian lainnya”.

3) Permenhub No. KM. 49 Tahun 2005 tentangSistranas

- Pasal 1: “Sistem Transportasi Nasional (Sistranas)

merupakan tatanan transportasi yang terorganisasi

secara kesisteman untuk dijadikan sebagai pedoman

dan landasan dalam perencanaan, pembangunan,

penyelenggaraan transportasi guna mampu

mewujudkan penyediaan jasa transportasi yang efektif

dan efisien”.

4) KM 73 tahun 2004 tentang PenyelenggaranAngkutan Sungai dan Danau

- Pasal 2 ayat (1): “Penetapan trayek dilakukan dengan

memperhatikan pengembangan wilayah potensi

angkutan dan jaringan jalan dan/atau jaringan jalur

kereta api yang tersusun dalam satu kesatuan tatanan

transportasi nasional”, ayat (2): “Trayek berfungsi untuk

menghubungkan simpul pada pelabuhan sungai, danau,

dan pelabuhan laut yang berada dalam satu alur”, ayat

(3): “Penyelenggaraan angkutan sungai dan danau,

dilakukan dalam trayek tetap dan teratur serta dalam

trayek tidak tetap dan tidak teratur” dan ayat (4):

“Wilayah operasi angkutan sungai dan danau meliputi

sungai, danau, waduk, rawa, anjir, kanal dan terusan”.

- Pasal 12 ayat (1): ”Untuk pelayanan angkutan sungai

dan danau dalam trayek tetap dan teratur sebagaimana

Page 136: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir17

dimaksud dalam Pasal 2, dilakukan dalam jaringan

trayek”; ayat (2): ”Jaringan trayek sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) terdiri dari : a.trayek utama,

yaitu menghubungkan antar pelabuhan sungai dan

danau yang berfungsi sebagai pusat penyebaran;

b.trayek cabang, yaitu menghubungkan antara

pelabuhan sungai dan danau yang berfungsi sebagai

pusat penyebaran dengan yang bukan berfungsi

sebagai pusat penyebaran atau antar pelabuhan sungai

dan danau yang bukan berfungsi sebagai pusat

penyebaran”; ayat (3): “Penetapan jaringan trayek

angkutan sungai dan danau dilakukan dengan

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: a.tatanan

kepelabuhanan nasional, b.adanya demand (kebutuhan

angkutan), c.rencana dan/atau ketersediaan pelabuhan

sungai dan danau, d.ketersediaan kapal sungai dan

danau (supply) sesuai dengan spesifikasi teknis kapal

dan spesifikasi pelabuhan pada trayek yang akan

dilayani, e.potensi perekonomian daerah”; ayat (4):

“Trayek tetap dan teratur sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) untuk pelayanan angkutan dalam

kabupaten/kota, ditetapkan oleh Bupati/Walikota”; ayat

(5): “Trayek tetap dan teratur sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) untuk pelayanan angkutan antar

kabupaten/kota dalam propinsi, ditetapkan oleh

Gubernur”; ayat (6): “Trayek tetap dan teratur

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) untuk pelayanan

angkutan lintas batas antar Negara dan antar propinsi,

Page 137: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir18

ditetapkan oleh Gubernur tempat domisili

perusahaan/pemilik kapal sebagai tugas Dekonsentrasi”.

Konsep Sispro ;Berdasarkan uraian peraturan di atas, dapat dijabarkan

bahwa perencanaan dan penetapan lintas/trayek angkutan

sungai dan danau dilaksanakan dengan memperhatikan

arah pengembangan transportasi serta peran dan fungsi

angkutan sehingga terwujud jaringan transportasi sungai

dan danau yang mampu mendukung pertumbuhan wilayah

khususnya ekonomi sekaligus menjangkau daerah

terpencil dan pedalaman.

Di dalam Permenhub No. KM. 49 Tahun 2005 tentang

Sistranas telah dijelaskan secara rinci tentang pedoman

perencanaan sistem transportasi nasional, dan sesuai

dengan UU 17/2008 tentang Pelayaran Pasal 18 ayat (4)

telah disebutkan bahwa Sistranas merupakan pedoman

nasional dalam perencanaan jaringan transportasi di

seluruh Indonesia. Dalam Sitranas disebutkan bahwa arah

perencanaan sistem transptasi adalah tercapainya sistem

transportasi yang efektif dan efisien. Dalam sistranas

memang belum disebutkan secara eksplisit tentang Sispro

dalam Penetapan Lintas/Trayek Angkutan Sungai Dan

Danau

Page 138: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir19

C. Sispro Penempatan Kapal Pada Lintas Penyeberangan.

Dasar Peraturan Perundangan;1) UU No 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran:- Pasal 21 (1): “Kegiatan angkutan penyeberangan di

dalam negeri dilakukan oleh Badan Usaha dengan

menggunakan kapal berbendera Indonesia yang

memenuhi persyaratan kelaiklautan kapal serta diawaki

oleh Awak Kapal berkewarganegaraan Indonesia”; ayat

(2): “Kegiatan angkutan penyeberangan antara Negara

Republik Indonesia dan negara tetangga dilakukan

berdasarkan perjanjian antara Pemerintah Republik

Indonesia dan pemerintah negara yang bersangkutan”;

ayat (3): “Angkutan penyeberangan yang dilakukan

antara dua negara sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) hanya dapat dilakukan oleh kapal berbendera

Indonesia dan/atau kapal berbendera negara yang

bersangkutan”.

- Pasal 28 ayat (5): “ Izin usaha angkutan penyeberangan

diberikan oleh: a.bupati/walikota sesuai dengan domisili

Badan Usaha; atau b.Gubernur Provinsi Daerah Khusus

Ibukota Jakarta untuk Badan Usaha yang berdomisili di

Daerah Khusus Ibukota Jakarta”; ayat (6): “Selain

memilik izin usaha sebagaimana dimaksud pada ayat

(5) untuk angkutan penyeberangan, kapal yang

dioperasikan wajib memiliki persetujuan pengoperasian

kapal yang diberikan oleh: a.bupati/walikota yang

bersangkutan bagi kapal yang melayani lintas

Page 139: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir20

pelabuhan dalam wilayah kabupaten/kota; b.gubernur

provinsi yang bersangkutan bagi kapal yang melayani

lintas pelabuhan antarkabupaten/kota dalam provinsi;

dan c.Menteri bagi kapal yang melayani lintas

pelabuhan antarprovinsi dan/atau antar negara”.

- Pasal 29 ayat (1): “Untuk mendapatkan izin usaha

angkutan laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28

ayat (1) Badan Usaha wajib memiliki kapal berbendera

Indonesia dengan ukuran sekurang-kurangnya GT 175

(seratus tujuh puluh lima Gross Tonnage)”.

2) PP 82 Tahun 1999 tentang Angkutan di Perairan:- Pasal 16 ayat (1): “Penyelenggaraan angkutan

penyeberangan dilakukan: a.oleh perusahaan angkutan

penyeberangan; b.dengan menggunakan kapal

berbendera Indonesia yang memenuhi persyaratan

kelaikan dan diperuntukkan bagi angkutan

penyeberangan; c.dalam jadwal yang tetap dan teratur;

d.untuk melayani lintas mengenai penyeberangan yang

ditetapkan oleh Menteri”.

- Pasal 75 ayat (4): “Penempatan kapal pada lintas

penyeberangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dapat dilakukan oleh perusahaan angkutan

penyeberangan yang bersangkutan”; ayat (5):

“Perusahaan penyeberangan yang telah menempatkan

kapal pada lintas penyeberangan wajib melaporkan

kepada Menteri dan melayani kegiatan lintas

penyeberangan pada lintasan dimaksud sekurang

kurangnya 6 (enam) bulan serta melaporkan kepada

Page 140: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir21

Menteri pelaksanaan kegiatan operasional angkutan

dilintasan tersebut”.

3) PP 51 Tahun 2002 tentang Perkapalan:- Pasal 5 ayat (1) Setiap kapal wajib memenuhi

persayaratan kelaiklautan kapal yang meliputi:

a.keselamatan kapal; b.pengawakan kapal;

c.manajemen keselamatan pengoperasian kapal dan

pencegahan pencemaran dari kapal; d.pemuatan; dan

e.status hukum kapal”; ayat (2): “Pemenuhan setiap

persyaratan kelaiklautan kapal sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) dibuktikan dengan sertifikat kapal

dan/atau surat kapal sesuai dengan ketentuan yang

diatur dalam Peraturan Pemerintah ini”.

- Pasal 9 ayat (1): “Setiap kapal yang berlayar di daerah

pelayaran wajib memenuhi persyaratan kelaiklautan

kapal sesuai dengan daerah pelayarannya”.

4) KM 32 tahun 2001 tentang PenyelenggaranAngkutan Pnyeberangan

- Pasal 10: “Setiap kapal yang melayani angkutan

penyeberangan, wajib memenuhi persyaratan:

a.memenuhi persyaratan teknis laik laut dan standar

pelayan minimal kapal penyeberangan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku; b.memiliki fasilitas sesuai

dengan spesifikasi teknis prasarana pelabuhan pada

lintas yang dilayani; c.memiliki dan/atau mempekerjakan

awak kapal yang memenuhi persyaratan kualifikasi yang

diperlukan untuk kapal penyeberangan dan dapat

berbahasa Indonesia serta mengetahui kondisi wilayah

Page 141: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir22

operasi yang dilayani; d.memiliki fasilitas bagi kebutuhan

awak kapal maupun penumpang dan kendaraan beserta

muatannya sesuai dengan persyaratan teknis yang

berlaku; e.mencantumkan identitas perusahaan dan

nama kapal yang ditempatkan pada sebelah samping

kiri dan kanan kapal; f.mencantumkan

informasi/petunjuk yang diperlukan dengan

menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris”.

- Pasal 11: “Dalam pengoperasian kapal untuk pelayanan

angkutan penyeberangan, awak kapal yang bertugas

wajib: a.memakai pakaian seragam yang dilengkapi

dengan identitas perusahaan; b.memakai kartu tanda

pengenal awak kapal sesuai yang dtkeluarkan oleh

perusahaan; c.bertingkah laku sopan dan ramah; d.tidak

mengkonsumsi/menggunakan minimum yang

mengandung alkohol, obat bius, narkotika maupun obat

lain yang dapat mempengaruhi pelayanan dan

keselamatan dalam pelayaran; e.mematuhi waktu kerja,

waktu istirahat dan pergantian awak kapal sesuai

dengan ketrentuan yang berlaku”.

- Pasal 23 ayat (1): “Penempatan kapal pada setiap lintas

penyeberangan harus sesuai dengan spesifikasi teknis

lintas dan fasilitas pelabuhan penyeberangan yang akan

dilayani”; ayat (2): “Kapal yang tidak memenuhi

persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak

boleh beroperasi”.

- Pasal 24 ayat (1): “Penempatan jumlah kapal pada

setiap lintas penyeberangan harus memperhatikan

Page 142: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir23

keseimbangan antara kebutuhan pengguna jasa dan

penyedia jasa angkutan”; ayat (2): “Penambahan

kapasitas angkut pada setiap lintas penyeberangan

dilakukan dengan mempertimbangkan: a.faktor muat

rata-rata kapal lintas penyeberangan tersebut sudah

mencapai sekurang-kurangnya 70 (tujuh puluh) % per

tahun,dan b.belum optimalnya frekuensi pelayanan

kapal yang ditempatkan”; ayat (3): ”Dalam hal frekuensi

pelayanan kapal yang ditempatkan sudah optimal, dapat

dilakukan: a.penambahan jumlah kapal, b.penggantian

kapal dengan ukuran yang lebih besar”; ayat (4):

”Penambahan frekuensi kapal atau penambahan jumlah

kapal atau penggantian ukuran kapal yang ditempatkan

pada setiap lintas penyeberangan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) dan (3), harus

mempertimbangkan spesifikasi teknis lintas dan fasilitas

prasarana yang tersedia”; ayat (5): ”Penambahan

kapasitas angkut kapal pada setiap lintas

penyeberangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dan (3), harus tetap memperhatikan faktor muatan rata-

rata sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) % per tahun

dengan tidak menambah waktu sandar dan waktu layar

dari masing-masing kapal”.

- Pasal 26 ayat (1): “Dalam rangka pengembangan atau

pengisian lintas penyeberangan yang membutuhkan

penambahan atau penempatan kapal, didasarkan pada

pertimbangan:

Page 143: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir24

a.Untuk pengembangan lintas penyeberangan yang

sudah beroperasi:1).jumlah trip per hari dan jumlah yang

dizinkan melayani lintas yang diterapkan, 2).jumlah

kapasitas kapal rata-rata tersedia, 3).jumlah kapasitas

kapal rata-rata terpakai, 4).faktor muat, 5).fasilitas

prasarana pelabuhan yang tersedia, dan/atau 6).tingkat

kemampuan pelayanan alur;

b.Untuk pengisian lintas baru: 1).tersedia prasarana

pelabuhan yang memadai, 2).potensi bangkitan

angkutan, 3).potensi ekonomi wilayah”;

ayat (2): “Penambahan atau penempatan kapal,

dilakukan berdasarkan evaluasi sebagai pertimbangan

untuk diberikan persetujuan oleh: a.Direktur Jenderal

atau pejabat yang ditunjuk, untuk lintas antar negara,

dan lintas antar kota antar propopinsi, b.Gubernur, untuk

lintas antar kabupaten/kota dalam propinsi,

c.Bupati/Walikota, untuk lintas dalam kabupaten/kota”.

- Pasal 37 ayat (1): “Untuk mengoperasikan kapal tertentu

pada lintas yang telah ditetapkan diperlukan persetujuan

pengoperasian kapal”; ayat (2): “Persetujuan

pengoperasian kapal angkutan penyeberangan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan pada

kapal yang dimiliki oleh perusahaan angkutan

penyeberangan yang telah memiliki izin usaha angkutan

penyeberangan selambat-lambatnya 1 tahun setelah izin

usaha diperoleh”; ayat (3): “Persetujuan pengoperasian

kapal angkutan penyeberangan sebagaimana dimaksud

Page 144: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir25

pada ayat (1) diberikan untuk jangka waktu 5 (lima)

tahun dan dapat diperpanjang”.

- Pasal 38 ayat (1): ”Permohonan persetujuan

pengoperasian kapal angkutan penyeberangan,

diajukan kepada: a.Direktur Jenderal, untuklintas

penyeberangan antara negara dan lintas

penyeberangan antar propinsi, b.Gubernur, untuk lintas

penyeberangan antar kabupaten/kota dalam propinsi,

c.Bupati/Walikota, untuk lintas penyeberangan dalam

kabupaten/kota”; ayat (2): ”Permohonan persetujuan

pengoperasian kapal angkutan penyeberangan

sebagaimana dimaksud ayat (1), memuat: a.surat izin

usaha angkutan penyeberangan, b.bukti kesiapan kapal

untuk dioperasikan, antara lain memiliki sertifikat

kesempurnaan dari Direktorat Jenderal Perhubungan

Laut dan dikelaskan oleh Biro Klasifikasi Indonesia serta

kapal yang sesuai dengan spesifikasi teksis lintas dan

pelabuhan penyeberangan yang akan dilayani, c.nama

dan ukuran kapal (GRT), d.lintas yang akan dilayani,

e.Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)”.

- Pasal 39 ayat (1): ”Apabila terjadi perubahan terhadap

persetujuan pengoperasian kapal angkutan

penyeberangan sebagaimana dalam Pasal 37 yang

menyangkut pengalihan kepemilikan perusahaan,

pengalihan kepemilikan kapal, perubahan nama kapal,

dan penggantian kapal, wajib dilaporkan kepada

pemberi persetujuan pengoperasian kapal angkutan

penyeberangan”.

Page 145: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir26

- Pasal 40 ayat (1): ”Pemberian atau penolakan atas

permohonan persetujuan pengoperasian kapal angkutan

penyeberangan diberikan oleh pejabat pemberi

persetujuan pengoperasian kapal angkutan

penyeberangan selambat-lambatnya dalam jangka

waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah permohonan

diterima secara lengkap”; ayat (2): ”Apabila permohonan

persetujuan pengoperasian kapal angkutan

penyeberangan ditolak, pejabat yang berwenang

mengeluarkan persetujuan pengoperasian kapal

angkutan penyeberangan wajib memberikan alasan

penolakan”; ayat (3): ”Permohonan yang

ditolaksebagaimana pada ayat (2) dapat diajukan

kembali dengan permohonan baru, setelah pemohon

melengkapi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 38 ayat (2)”.

- Pasal 51: ”Persetujuan pengoperasian kapal angkutan

penyeberangan dapat dicabut, bilamana perusahaan:

a.tidak mengoperasikan kapal pada lntas

penyeberangan yang telah ditetapkan dalam

persetujuan pengoperasian kapal angkutan

penyeberangan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari

tanpa alasan yang jelas, b.tidak memenuhi kewajiban

yang telah ditentukan bagi pemegang persetujuan

pengoperasian kapal angkutan penyeberangan”.

Page 146: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir27

5).Safety Of Life Of Sea (SOLAS 1973) besertakeseluruhan amandemennya yang diterbitkan olehIMO

Konsep Sispro ;Berdasarkan telaah dari substansi peraturan perundang-

undangan tersebut diperoleh beberapa gambaran sebagai

berikut;

- Belum terlihat secara jelas apa dan siapa yg

bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan,

- Belum dapat dijadikan sebagai sispro penempatan

kapal pada lintas/trayek angkutan sungai dan danau,

karena belum menggambarkan rangkaian kegiatan,

mulai dari awal hingga akhir,

- Terminologi sispro belum ada tersirat secara eksplisit

pada substansi aturan tersebut, meskipun sebagian

dari substansi dapat dijadikan sebagai input

penyusunan sispro penempatan kapal pada

lintas/trayek angkutan sungai dan danau.

D. Sispro Penempatan Kapal Pada Lintas/TrayekAngkutan Sungai dan Danau.

Dasar Peraturan Perundangan;1) UU No 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran:- Pasal 18 ayat (1): “Kegiatan angkutan sungai dan danau

di dalam negeri dilakukan oleh orang perseorangan

warga negara Indonesia atau Badan Usaha dengan

Page 147: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir28

menggunakan kapal berbendera Indonesia yang

memenuhi persyaratan kelaiklautan kapal serta diawaki

oleh Awak Kapal berkewarganegaraan Indonesia”; ayat

(4):” Kegiatan angkutan sungai dan danau disusun dan

dilakukan secara terpadu dengan memperhatikan intra

dan antarmoda yang merupakan satu kesatuan sistem

transportasi nasional”, ayat (5): “Kegiatan angkutan

sungai dan danau dapat dilaksanakan dengan

menggunakan trayek tetap dan teratur atau trayek tidak

tetap dan tidak teratur”, dan ayat (6): “Kegiatan

angkutan sungai dan danau dilarang dilakukan di laut

kecuali mendapat izin dari Syahbandar dengan tetap

memenuhi persyaratan kelaiklautan kapal”.

- Pasal 19 ayat (1): “Untuk menunjang usaha pokok dapat

dilakukan kegiatan angkutan sungai dan danau untuk

kepentingan sendiri”; ayat (2): “Kegiatan angkutan

sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dapat dilakukan oleh orang perseorangan warga negara

Indonesia atau Badan Usaha dengan izin Pemerintah”.

- Pasal 28 ayat (3): “Izin usaha angkutan sungai dan

danau diberikan oleh: a.bupati/walikota sesuai dengan

domisili orang perseorangan warga negara Indonesia

atau Badan Usaha; atau b.Gubernur Provinsi Daerah

Khusus Ibukota Jakarta untuk orang perseorangan

warga negara Indonesia atau Badan Usaha yang

berdomisili di Daerah Khusus Ibukota Jakarta”; ayat (4):

“Selain memilik izin usaha sebagaimana dimaksud pada

ayat (3) untuk angkutan sungai dan danau kapal yang

Page 148: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir29

dioperasikan wajib memilki izin trayek yang diberikan

oleh: a.bupati/walikota yang bersangkutan bagi kapal

yang melayani trayek dalam wilayah kabupaten/kota;

b.gubernur provinsi yang bersangkutan bagi kapal yang

melayani trayek antarkabupaten/kota dalam wilayah

provinsi; atau c.Menteri bagi kapal yang melayani trayek

antarprovinsi dan/atau antarnegara”.

2) PP 82 Tahun 1999 tentang Angkutan di Perairan:- Pasal 72 ayat (1): “Angkutan sungai dan danau

diselenggarakan dengan menggunakan: a. trayek tetap

dan teratur; b. trayek tidak tetap dan tidak teratur’: ayat

(2): “Trayek tetap dan teratur sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf a terdiri dari: a. trayek utama, yaitu

menghubungkan antar pelabuhan sungai dan danau

yang berfungsi sebagai pusat akumulasi dan distribusi;

b. trayek pengumpan, yaitu menghubungkan antar

pelabuhan sungai dan danau yang berfungsi sebagai

pusat akumulasi dan distribusi dengan yang bukan

berfungsi sebagai pusat akumulasi dan distribusi atau

antar pelabuhan sungai dan danau yang bukan

berfungsi sebagai pusat akumulasi dan distribusi”.

- Pasal 73: “Usaha angkutan sungai dan danau dapat

melayani trayek tetap dan teratur sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 72 ayat (1) huruf a, sesuai izin

usaha yang diberikan”.

- Pasal 74 ayat (1): “Usaha angkutan sungai dan danau

yang melayani trayek tidak tetap dan tidak teratur

Page 149: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir30

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 ayat (1) huruf b,

hanya dapat mengangkut penumpang dan barang

berdasarkan sewa/charter atau perjanjian lainnya”.

3) PP 51 Tahun 2002 tentang Perkapalan:- Pasal 5 ayat (1) Setiap kapal wajib memenuhi

persayaratan kelaiklautan kapal yang meliputi:

a.keselamatan kapal; b.pengawakan kapal;

c.manajemen keselamatan pengoperasian kapal dan

pencegahan pencemaran dari kapal; d.pemuatan; dan

e.status hukum kapal”; ayat (2): “Pemenuhan setiap

persyaratan kelaiklautan kapal sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) dibuktikan dengan sertifikat kapal

dan/atau surat kapal sesuai dengan ketentuan yang

diatur dalam Peraturan Pemerintah ini”.

- Pasal 9 ayat (1): “Setiap kapal yang berlayar di daerah

pelayaran wajib memenuhi persyaratan kelaiklautan

kapal sesuai dengan daerah pelayarannya”.

4) KM 73 tahun 2004 tentang PenyelenggaranAngkutan Sungai dan Danau

- Pasal 39: “Izin usaha angkutan sungai dan danau hanya

diberikan kepada pengusaha yang memenuhi

persyaratan sebagai berikut : a.perorangan Warga

Negara Indonesia, Badan Hukum Indonesia berbentuk

Perseroan Terbatas (PT), Badan Usaha Milik Negara

(BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau

Koperasi, yang didirikan khusus untuk usaha itu;

b.memiliki akte pendirian perusahaan bagi pemohon

yang berbentuk Badan Hukum Indonesia atau Kartu

Page 150: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir31

Tanda Penduduk bagi Warga Negara Indonesia

perorangan yang mengajukan permohonan izin usaha

angkutan sungai dan danau; c.pernyataan tertulis

sanggup memiliki sekurang-kurangnya 1 (satu) unit

kapal yang memenuhi persyaratan teknis / kelaikan

sesuai dengan peruntukan dan rencana trayek yang

akan dilayani, sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, d.memiliki surat keterangan

domisili perusahaan / pemilik; e.memiliki Nomor Pokok

Wajib Pajak (NPWP)”.

- Pasal 40: “Permohonan izin usaha sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 39, diajukan kepada:

a.Bupati/Walikota setempat, sesuai dengan domisili

perusahaan / pemilik; b.Gubernur / Kepala Daerah

Khusus Ibukota Jakarta, untuk pemohon yang

berdomisili di Daerah Khusus Ibukota Jakarta”.

- Pasal 41 ayat (1): “Pemberian izin usaha atau

penolakan permohonan izin usaha diberikan oleh

pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40,

selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah

permohonan diterima secara lengkap” ayat (2):

“Penolakan atas permohonan izin usaha sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1), disampaikan secara tertulis

dengan disertai alasan penolakan”.

- Pasal 43 ayat (1): “Pengusaha yang telah mendapatkan

izin usaha angkutan orang sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 39, mengajukan permohonan persetujuan

pengoperasian kapal angkutan sungai dan danau”; ayat

Page 151: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir32

(2): “Persetujuan pengoperasian kapal angkutan sungai

dan danau sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),

diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat

diperpanjang”; ayat (3): “Persetujuan pengoperasian

kapal angkutan sungai dan danau sebagaimana

dimaksud dalam ayat (2), diberikan kepada

perusahaan/pemilik angkutan sungai dan danau untuk

mengoperasikan kapal pada trayek yang telah

ditetapkan”; ayat (4): “Permohonan persetujuan

pengoperasian kapal angkutan sungai dan danau

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diajukan kepada:

a.Gubernur sebagai tugas dekonsentrasi, untuk trayek

angkutan sungai dan danau antar negara dan trayek

angkutan sungai dan danau antar kota antar propinsi;

b.Gubernur untuk trayek angkutan sungai dan danau

antar kota dalam propinsi; c.Bupati/Walikota untuk

trayek angkutan sungai dan danau dalam

kabupaten/kota”.

- Pasal 44 ayat (1): “Pemberian atau penolakan

persetujuan pengoperasian kapal angkutan orang

diberikan oleh pejabat sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 43 ayat (4), selambat-lambatnya 14 (empat belas)

hari kerja setelah permohonan diterima secara lengkap”;

ayat (2): “Penolakan atas permohonan persetujuan

pengoperasian kapal angkutan orang sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1), diberikan secara tertulis

disertai alasan penolakan”.

Page 152: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir33

- Pasal 46: “Untuk pengusaha angkutan barang dan/atau

hewan tidak diperlukan persetujuan pengoperasian

kapal”.

- Pasal 47 ayat (1): “Untuk menjalankan kegiatan

angkutan khusus sungai dan danau, wajib memiliki

persetujuan pengoperasian kapal”; ayat (2): “Untuk

memperoleh persetujuan pengoperasian kapal

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), wajib memenuhi

persyaratan: a.memiliki izin usaha pokoknya; b.memiliki

kapal berbendera Indonesia yang memenuhi

persyaratan teknis/kelaikan; c. memiliki tenaga ahli

dibidang angkutan sungai dan danau”.

- Pasal 48 ayat (1): “Permohonan persetujuan

pengoperasian kapal angkutan khusus sungai dan

danau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (1),

diajukan kepada: a.Gubernur sebagai tugas

dekonsentrasi, untuk trayek angkutan sungai dan danau

antar negara dan trayek angkutan sungai dan danau

antar kota antar propinsi; b.Gubernur untuk trayek

angkutan sungai dan danau antar kota dalam propinsi;

c.Bupati / Walikota untuk trayek angkutan sungai dan

danau dalam kabupaten/kota”; ayat (2): “Persetujuan

pengoperasian kapal diberikan oleh pejabat

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), untuk jangka

waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang”; ayat (3):

“Persetujuan pengoperasian kapal angkutan khusus

sungai dan danau sebagaimana dimaksud dalam ayat

(2), diberikan kepada perusahaan yang mengoperasikan

Page 153: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir34

kapal untuk angkutan khusus sungai dan danau pada

trayek yang telah ditetapkan”.

- Pasal 49 ayat (1): “Pemberian atau penolakan

persetujuan pengoperasian kapal angkutan khusus

sungai dan danau diberikan oleh pejabat pemberi

persetujuan, selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari

kerja setelah permohonan diterima secara lengkap”;

ayat (2): “Penolakan atas permohonan persetujuan

pengoperasian kapal sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1), diberikan secara tertulis disertai alasan

penolakan”.

5).Safety Of Life Of Sea (SOLAS 1973) besertakeseluruhan amandemennya yang diterbitkan olehIMO

Konsep Sispro ;Berdasarkan telaah dari substansi peraturan perundang-

undangan tersebut diperoleh beberapa gambaran sebagai

berikut;

- Belum terlihat secara jelas apa dan siapa yg

bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan,

- Belum dapat dijadikan sebagai sispro penempatan

kapal pada lintas/trayek angkutan sungai dan danau,

karena belum menggambarkan rangkaian kegiatan,

mulai dari awal hingga akhir,

- Terminologi sispro belum ada tersirat secara eksplisit

pada substansi aturan tersebut, meskipun sebagian

dari substansi dapat dijadikan sebagai input

Page 154: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir35

penyusunan sispro penempatan kapal pada

lintas/trayek angkutan sungai dan danau.

E. Sispro Pelayanan Penumpang di KapalPenyeberangan.

Dasar Peraturan Perundangan;1) UU No 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran:- Pasal 40 ayat (1): “Perusahaan angkutan di perairan

bertangggung jawab terhadap keselamatan dan

keamanan penumpang dan/atau barang yang

diangkutnya”,

- Pasal 42 ayat (1): Perusahaan angkutan di perairan

wajib memberikan fasilitas khusus dan kemudahan bagi

penyandang cacat, wanita hamil, anak di bawah usia 5

(lima) tahun, orang sakit, dan orang lanjut usia”,

- Pasal 91 ayat (1): “Setiap kapal,sesuai dengan jenis dan

ukurannya, harus dilengkapi dengan informasi stabilitas

untuk memungkinkan nahkoda menentukan semua

keadaan pemuatan yang layak pada setiap kondisi

kapal”, ayat (2): “Cara pemuatan dan pemadatan barang

serta pengaturan balas harus memenuhi persyaratan

keselamatan kapal”, ayat (3): “Muatan geladak diizinkan

dengan mempertimbangkan: a. Kekuatan konstruksi

geladak, b. Stabilitas kapal, c. Alat-alat pencegah

terjadinya pergeseran muatan geladak, d. Keleluasaan

jalan masuk atau keluar dari ruang akomodasi, saluran-

Page 155: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir36

saluran pemadam kebakaran, pandangan juru mudi,

pipa-pipa digeladak, peralatan bongkar muat dan

operasional awak kapal”.

- Pasal 124 ayat (1): “Setiap pengadaan, pembangunan,

dan pengerjaan kapal termasuk perlengkapannya serta

pengoperasian kapal di perairan Indonesia harus

memenuhi persyaratan keselamatan kapal”, dan ayat

(2): “Persyaratan keselamatan kapal meliputi: a.

material, b. konstruksi, c. bangunan, d. permesinan dan

perlistrikan, e. stabilitas, f. tata susunan serta

perlengkapan termasuk perlengkapan alat penolong dan

radio, g. elektronika kapal”,

- Pasal 170 (1): “Pemilik atau operator kapal yang

mengoperasikan kapal untuk ukuran tertentu harus

memenuhi persyaratan manajemen keamanan kapal”.

2) PP 82 Tahun 1999 tentang Angkutan di Perairan:- Pasal 86 ayat (1): “Perusahaan angkutan di perairan

wajib menyediakan fasilitas dan memberikan pelayanan

khusus bagi penumpang penyandang cacat atau orang

sakit”, ayat (2): Penyediaan fasilitas dan pemberian

pelayanan khusus berupa: a. pemberian prioritas untuk

mendapatkan tiket angkutan, b. Memberikan pelayanan

untuk memudahkan naik dan turun dari kapal, c.

Menyediakan fasilitas untuk penyandang cacat selama

di kapal, d. Menyediakan tempat untuk orang sakit yang

mengharuskan diangkat dalam posisi tidur serta tempat

dan fasilitas bagi penumpang yang mengindap penyakit

menular.

Page 156: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir37

3) Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2002 tentangPerkapalan:

- Pasal 69 ayat (1): “Kapal sesuai dengan jenis dan

ukurannya harus dilengkapi: a. sistem pemadam

kebakaran dan alat pemadam kebakaran jinjing yang

memenuhi persyaratan; dan b. perlengkapan petugas

pemadam kebakaran yang memenuhi persyaratan”.

- Pasal 70 ayat (1): “Kapal sesuai dengan jenis, ukuran

dan daerah pelayarannya harus memiliki alat penolong”,

ayat (2): “Alat penolong sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a.

dibuat dari bahan dan mutu yang memenuhi syarat; b.

mempunyai konstruksi dan daya apung yang baik,

sesuai dengan kapasitas dan beban yang ditentukan; c.

diberi warna yang menyolok sehingga mudah dilihat; d.

telah lulus uji coba produksi dan uji coba pemakaian

dalam pengoperasian dan diberi tanda legalitas; e.

dengan jelas dan tetap mencantumkan nama kapal

dan/atau spesifikasi alat penolong; dan f. ditempatkan

pada tempat sesuai dengan ketentuan yang berlaku”,

Ayat (3): “Alat penolong sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) terdiri dari: a. alat penolong perorangan; b.

sekoci penolong; c. rakit penolong kembung; d. rakit

penolong tegar; e. sekoci penyelamat; f. alat apung; dan

g. alat peluncur”.

- Pasal 78 ayat (1): “Di kapal harus tersedia ruangan yang

dapat digunakan untuk akomodasi awak kapal,

termasuk taruna, yang dipisahkan oleh sekat-sekat dari

Page 157: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir38

ruangan lainnya sesuai dengan persyaratan”, ayat (2):

“Ruang akomodasi tidak boleh berhubungan langsung

dengan ruang mesin dan ruang ketel” ayat (3): “Jalan

masuk keruang akomodasi dan keruang kerja anak

buah kapal bagian mesin, harus mudah dicapai dari luar

ruang mesin dan ruang ketel”, ayat (4): “Di ruang

akomodasi harus terdapat perlengkapan akomodasi

awak kapal dan ventilasi udara yang cukup serta

terpisah dari ventilasi udara untuk ruang mesin untuk

ruang mesin dan ruang muatan”, ayat (5): “Di setiap

kapal harus tersedia kamar kecil dan kamar mandi serta

dapur bagi awak kapal sesuai dengan persyaratan”.

- Pasal 79 ayat (1): “Ruang penumpang harus dipisahkan

dengan sekat dari kamar awak kapal, ruang muatan dan

ruang lainnya”, ayat (2): “Ruang penumpang harus

memenuhi persyaratan tingkat kebisingan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku”, ayat (3): “Ruang

penumpang harus dilengkapi ventilasi dan penerangan

yang cukup”, ayat (4): “Ruang penumpang tidak boleh

berhubungan langsung dengan ruang mesin dan ruang

ketel”, ayat (5): “Ruang penumpang harus aman

terhadap hujan, angin dan panas matahari”, ayat (6):

“Geladak terendah yang boleh digunakan sebagai

geladak penumpang adalah geladak teratas yang

terletak dibawah garis air, dengan ketentuan geladak

dimaksud, harus mendapatkan ventilasi,penerangan dan

tingkap sisi yang cukup”, ayat (7): ”Dikapal harus

tersedia perlengkapan akomodasi penumpang yang

Page 158: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir39

cukup”, ayat (8): “Untuk setiap penumpang geladak

harus tersedia ruangan degan luas geladak sekurang-

kurangnya 1,12 m2 ditambah dengan 0,37 m2 luas

geladak untuk ruang peranginan”, ayat (9): “Untuk

setiap penumpang kamar harus tersedia ruangan

sekurang-kurangnya 3,10 m3, ditambah dengan 0,37 m2

luas geladak untuk ruang peranginan”, ayat (10): “Di

kapal, berdasarkan daerah pelayarannya, harus tersedia

perbekalan yang cukup bagi penumpang”, ayat (11): “Di

kapal harus tersedia kamar kecil dan kamar mandi serta

dapur untuk penumpang sesuai dengan persyaratan”.

- Pasal 80 ayat (1): “Dikapal penumpang sesuai dengan

ukuran dan daerah pelayaran harus tersedia seorang

dokter dibantu oleh juru rawat, kamar perawatan dan

perlengkapannya serta obat-oabatan yang memenuhi

syarat”.

4) KM 32 tahun 2001 Penyelenggaraan AngkutanPenyeberangan

- Pasal 10: “Setiap kapal yang melayani angkutan

penyeberangan, wajib memenuhi persyaratan: a.

memenuhi persyaratan teknis laik laut dan standar

pelayan minimal kapal penyeberangan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku, b. memiliki fasilitas sesuai

dengan spesifikasi teknis prasarana pelabuhan pada

lintas yang dilayani, c. memiliki dan/atau

mempekerjakan awak kapal yang memenuhi

persyaratan kualifikasi yang diperlukan untuk kapal

penyeberangan dan dapat berbahasa Indonesia serta

Page 159: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir40

mengetahui kondisi wilayah operasi yang dilayani, d.

memiliki fasilitas bagi kebutuhan awak kapal maupun

penumpang dan kendaraan beserta muatannya sesuai

dengan persyaratan teknis yang berlaku, e.

mencantumkan identitas perusahaan dan nama kapal

yang ditempatkan pada sebelah samping kiri dan kanan

kapal, f. mencantumkan informasi/petunjuk yang

diperlukan dengan menggunakan bahasa Indonesia dan

bahasa Inggris”.

- Pasal 42: “PerUusahaan angkutan penyeberangan yang

telah memperoleh persetujuan pengoperasian, wajib:

a.mengoperasikan kapal sesuai dengan jenis pelayanan

berdasarkan persetujuan pengoperasian yang dimiliki;

b.mengoperasikan kapal yang memenuhi persyaratan

teknis kelaikan kapal dan laik laut;

c. memperkerjakan awak kapal yang mjemenuhi

persyatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

d.mematuhi waktu kerja dan waktu istirahat bagi awak

kapal;

e.memiliki tanda bukti pembayaran iuran wajib asuransi

pertanggungan kecelakaan dan penumpang umum

sesuai peraturan yang berlaku;

f.melaporkan apabila terjadi perubahan pemilikan

perusahaan dan/atau domisili perusahaan;

g.meminta pengesahan dari pejabat pemberi

persetujuan pengoperasian apabila akan mengalihkan

lintas pengoperasian kapal;

Page 160: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir41

h.mentatati ketentuan wajib angkut kiriman pos sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku;

i.melaporkan kegiatan operasional kapal setiap tahun;

j.melaporkan secara tertulis kepada pejabat pemberi

persetujuan pengoperasian kapal angkutan

penyeberangan, apabila terjadi perubahan alamat dan

perubahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 39

selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah

terjadi perubahan;

k.melayani lintas sesuai dengan persetujuan

pengoperasian yang diberikan,denagn cara:

1)mengoperasikan kapal secara tepat waktu sesuai

dengan jadwal sejak saat pemberangkatan sampai di

temnpat pelabuhan penyeberangan tujuan;

2)memelihara kebersihan dan kenyamanan kapal yang

dioperasikan; 3)memberikan pelayanan sebaik-baiknya

kepada pengguna jasa; 4)mempekerjakan awak kapal

yang dilengkapi dengan pakain seragam, dan

menggunakan tanda pengenal perusahaan”.

- Pasal 43 ayat (1): “Setiap awak kapal yang

mengoperasikan kapal harus mematuhi tata cara

menaikkan dan menurunkan penumpang, dan

kendaraan beserta muatannya”.

- Pasal 44 ayat (1): “Penumpang dan kendaraan beserta

muatannya, yang telah melunasi pembayaran biaya

angkutan wajib diberi karcis sebagai tanda bukti atas

pembayaran biaya angkutan yang telah disepakati”; ayat

(2): “Untuk penumpang dan kendaraan beserta

Page 161: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir42

muatannya yang telah diberikan karcis sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), berhak mendapatkan

pelayanan sesuai dengan perjanjian yang tercantum

dalam karcisnya”; ayat (3): “Karcis sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dan dikeluarkan oleh

perusahaan angkutan penyeberangan baik sendiri-

sendiri maupun secara terpadu”.

- Pasal 45 ayat (1): “Untuk lebih menjamin kepastian

jadual perjalanan kapal bagi pemakai jasa angkuitan,

perusahaan angkutan penyeberangan wajib

mengumumkan jadual perjalanan kapal yang telah

ditetapkan pada papan pengumuman di poelabuhan

penyeberangan setempat”; ayat (2): “Apabila

perusahaan angkutan penyeberangan yang melayani

pada lintasan tertentu tidak dapat melaksanakan

pelayanan angkutan, perusahaan yang bersangkutan

harus melaporkan secara tertulis beserta alasannya

kepada Pejabat pemberi persetujuan pengoperasian

kapal angkutan penyeberangan atau Pejabat yang

ditunjuk”.

5) KM 71 tahun 1999 tentang Aksesbilitas bagiPenyandang Cacat dan Orang Sakit pada Saranadan Prasarana Perhubungan

6) SK Dirjen No. 73/AP005/DRJD/2003 tentangPersyaratan Pelayanan Minimal AngkutanPenyeberangan.

Page 162: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir43

7) SK Dirjen No. 73/AP005/DRJD/2003 tentangPersyaratan Pelayanan Minimal AngkutanPenyeberangan

8) SK Dirjen AP.005/3/13/DRPD/94 tentang PetunjukTeknis Persyaratan Pelayanan Minimal KapalSungai, Danau dan Penyeberangan

9).Safety Of Life Of Sea (SOLAS 1973) besertakeseluruhan amandemennya yang diterbitkan olehIMO:

- Chapter III: Live Saving Apliances and Arrangeents,

Regulatioan 22: Personal Live Saving Appliances: ”Alat

keselamatan diri meliputi:

1). Lifebuoys/pelampung jumlahnya disesuaikan

dengan ukuran kapal,

2). Lifejackets (baju pelampung) untuk 100% awak

kapal dan penumpang yang tidak kurang dari

tambahan 5% dari total jumlah penumpang,

3). Lifejacket lights (baju pelampung dengan cahaya)

untuk 100% awak kapal dan penumpang, dan

4) Immersion suits and thermal protection aid yang

dletakkan di dalam setiap sekoci penyelamat.

F. Sispro Pelayanan Penumpang di Kapal Sungai dandanau.

Dasar Peraturan Perundangan;1) UU No 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran:

Page 163: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir44

- Pasal 40 ayat (1): “Perusahaan angkutan di perairan

bertangggung jawab terhadap keselamatan dan

keamanan penumpang dan/atau barang yang

diangkutnya”,

- Pasal 42 ayat (1): Perusahaan angkutan di perairan

wajib memberikan fasilitas khusus dan kemudahan bagi

penyandang cacat, wanita hamil, anak di bawah usia 5

(lima) tahun, orang sakit, dan orang lanjut usia”,

- Pasal 91 ayat (1): “Setiap kapal,sesuai dengan jenis dan

ukurannya, harus dilengkapi dengan informasi stabilitas

untuk memungkinkan nahkoda menentukan semua

keadaan pemuatan yang layak pada setiap kondisi

kapal”, ayat (2): “Cara pemuatan dan pemadatan barang

serta pengaturan balas harus memenuhi persyaratan

keselamatan kapal”, ayat (3): “Muatan geladak diizinkan

dengan mempertimbangkan: a. Kekuatan konstruksi

geladak, b. Stabilitas kapal, c. Alat-alat pencegah

terjadinya pergeseran muatan geladak, d. Keleluasaan

jalan masuk atau keluar dari ruang akomodasi, saluran-

saluran pemadam kebakaran, pandangan juru mudi,

pipa-pipa digeladak, peralatan bongkar muat dan

operasional awak kapal”.

- Pasal 124 ayat (1): “Setiap pengadaan, pembangunan,

dan pengerjaan kapal termasuk perlengkapannya serta

pengoperasian kapal di perairan Indonesia harus

memenuhi persyaratan keselamatan kapal”, dan ayat

(2): “Persyaratan keselamatan kapal meliputi: a.

material, b. konstruksi, c. bangunan, d. permesinan dan

Page 164: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir45

perlistrikan, e. stabilitas, f. tata susunan serta

perlengkapan termasuk perlengkapan alat penolong dan

radio, g. elektronika kapal”,

- Pasal 170 (1): “Pemilik atau operator kapal yang

mengoperasikan kapal untuk ukuran tertentu harus

memenuhi persyaratan manajemen keamanan kapal”.

2) PP 82 Tahun 1999 tentang Angkutan di Perairan:- Pasal 86 ayat (1): “Perusahaan angkutan di perairan

wajib menyediakan fasilitas dan memberikan pelayanan

khusus bagi penumpang penyandang cacat atau orang

sakit”, ayat (2): Penyediaan fasilitas dan pemberian

pelayanan khusus berupa: a. pemberian prioritas untuk

mendapatkan tiket angkutan, b. Memberikan pelayanan

untuk memudahkan naik dan turun dari kapal, c.

Menyediakan fasilitas untuk penyandang cacat selama

di kapal, d. Menyediakan tempat untuk orang sakit yang

mengharuskan diangkat dalam posisi tidur serta tempat

dan fasilitas bagi penumpang yang mengindap penyakit

menular.

3) Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2002 tentangPerkapalan:

- Pasal 69 ayat (1): “Kapal sesuai dengan jenis dan

ukurannya harus dilengkapi: a. sistem pemadam

kebakaran dan alat pemadam kebakaran jinjing yang

memenuhi persyaratan; dan b. perlengkapan petugas

pemadam kebakaran yang memenuhi persyaratan”.

- Pasal 70 ayat (1): “Kapal sesuai dengan jenis, ukuran

dan daerah pelayarannya harus memiliki alat penolong”,

Page 165: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir46

ayat (2): “Alat penolong sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a.

dibuat dari bahan dan mutu yang memenuhi syarat; b.

mempunyai konstruksi dan daya apung yang baik,

sesuai dengan kapasitas dan beban yang ditentukan; c.

diberi warna yang menyolok sehingga mudah dilihat; d.

telah lulus uji coba produksi dan uji coba pemakaian

dalam pengoperasian dan diberi tanda legalitas; e.

dengan jelas dan tetap mencantumkan nama kapal

dan/atau spesifikasi alat penolong; dan f. ditempatkan

pada tempat sesuai dengan ketentuan yang berlaku”,

Ayat (3): “Alat penolong sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) terdiri dari: a. alat penolong perorangan; b.

sekoci penolong; c. rakit penolong kembung; d. rakit

penolong tegar; e. sekoci penyelamat; f. alat apung; dan

g. alat peluncur”.

- Pasal 78 ayat (1): “Di kapal harus tersedia ruangan yang

dapat digunakan untuk akomodasi awak kapal,

termasuk taruna, yang dipisahkan oleh sekat-sekat dari

ruangan lainnya sesuai dengan persyaratan”, ayat (2):

“Ruang akomodasi tidak boleh berhubungan langsung

dengan ruang mesin dan ruang ketel” ayat (3): “Jalan

masuk keruang akomodasi dan keruang kerja anak

buah kapal bagian mesin, harus mudah dicapai dari luar

ruang mesin dan ruang ketel”, ayat (4): “Di ruang

akomodasi harus terdapat perlengkapan akomodasi

awak kapal dan ventilasi udara yang cukup serta

terpisah dari ventilasi udara untuk ruang mesin untuk

Page 166: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir47

ruang mesin dan ruang muatan”, ayat (5): “Di setiap

kapal harus tersedia kamar kecil dan kamar mandi serta

dapur bagi awak kapal sesuai dengan persyaratan”.

- Pasal 79 ayat (1): “Ruang penumpang harus dipisahkan

dengan sekat dari kamar awak kapal, ruang muatan dan

ruang lainnya”, ayat (2): “Ruang penumpang harus

memenuhi persyaratan tingkat kebisingan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku”, ayat (3): “Ruang

penumpang harus dilengkapi ventilasi dan penerangan

yang cukup”, ayat (4): “Ruang penumpang tidak boleh

berhubungan langsung dengan ruang mesin dan ruang

ketel”, ayat (5): “Ruang penumpang harus aman

terhadap hujan, angin dan panas matahari”, ayat (6):

“Geladak terendah yang boleh digunakan sebagai

geladak penumpang adalah geladak teratas yang

terletak dibawah garis air,dengan ketentuan geladak

dimaksud, harus mendapatkan ventilasi,penerangan dan

tingkap sisi yang cukup”, ayat (7): ”Dikapal harus

tersedia perlengkapan akomodasi penumpang yang

cukup”, ayat (8): “Untuk setiap penumpang geladak

harus tersedia ruangan degan luas geladak sekurang-

kurangnya 1,12 m2 ditambah dengan 0,37 m2 luas

geladak untuk ruang peranginan”, ayat (9): “Untuk

setiap penumpang kamar harus tersedia ruangan

sekurang-kurangnya 3,10 m3, ditambah dengan 0,37 m2

luas geladak untuk ruang peranginan”, ayat (10): “Di

kapal, berdasarkan daerah pelayarannya, harus tersedia

perbekalan yang cukup bagi penumpang”, ayat (11): “Di

Page 167: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir48

kapal harus tersedia kamar kecil dan kamar mandi serta

dapur untuk penumpang sesuai dengan persyaratan”.

- Pasal 80 ayat (1): “Dikapal penumpang sesuai dengan

ukuran dan daerah pelayaran harus tersedia seorang

dokter dibantu oleh juru rawat, kamar perawatan dan

perlengkapannya serta obat-oabatan yang memenuhi

syarat”.

4) KM 73 tahun 2004 Penyelenggaraan AngkutanSungai dan Danau:

- Pasal 4 ayat (1): “Setiap kapal yang melayani angkutan

sungai dan danau, wajib memenuhi persyaratan: a.

memenuhi persyaratan teknis/kelaikan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku, b. memiliki fasilitas sesuai

dengan spesifikasi teknis prasarana pelabuhan pada

trayek yang dilayani, c. memiliki awak kapal sesuai

dengan ketentuan persyaratan pengawakan untuk kapal

sungai dan danau, d. memiliki fasilitas utama dan/atau

fasilitas pendukung baik bagi kebutuhan awak kapal

maupun penumpang, barang dan/atau hewan, sesuai

dengan persyaratan teknis yang berlaku, e.

mencantumkan identitas perusahaan / pemilik dan nama

kapal yang ditempatkan pada bagian kapal yang mudah

dibaca dari samping kiri dan kanan kapal, f.

mencantumkan informasi/petunjuk yang diperlukan

dengan menggunakan bahasa Indonesia”.

- Pasal 62 ayat (1): ”Penyandang cacat dan orang sakit

diberikan prioritas kemudahan dalam pembelian karcis”,

ayat (2): “Pengusaha angkutan wajib menyediakan

Page 168: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir49

perangkat peralatan atau papan, untuk memudahkan

penumpang penyandang cacat yang menggunakan

kursi roda dapat naik dan turun ke dan dari kapal

dengan mudah”, dan Pasal 63: “Apabila dalam

pengangkutan terdapat orang sakit, penderita

diupayakan untuk dapat ditempatkan pada tempat yang

memadai”.

5) KM 71 tahun 1999 tentang Aksesbilitas bagiPenyandang Cacat dan Orang Sakit pada Saranadan Prasarana Perhubungan

6) SK Dirjen No. 73/AP005/DRJD/2003 tentangPersyaratan Pelayanan Minimal AngkutanPenyeberangan

7) SK Dirjen AP.005/3/13/DRPD/94 tentang PetunjukTeknis Persyaratan Pelayanan Minimal KapalSungai, Danau dan Penyeberangan

8).Safety Of Life Of Sea (SOLAS 1973) besertakeseluruhan amandemennya yang diterbitkan olehIMO:

- Chapter III: Live Saving Apliances and Arrangeents,

Regulatioan 22: Personal Live Saving Appliances: ”Alat

keselatan diri meliputi:

1). Lifebuoys/pelampung yang jumlahnya disesuaikan

dengan ukuran kapal,

2). Lifejackets (baju pelampung) untuk 100% awak

kapal dan penumpang serta tidak kurang dari

tambahn 5% dari total jumlah penumpang,

Page 169: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir50

3). Lifejacket lights (baju pelampung dengan cahaya)

untuk 100% awak kapal dan penumpang, dan

4) Immersion suits and thermal protection aid yang

dletakkan di dalam setiap sekoci penyelamat.

G. Sispro Pengangkutan barang/bahan berbahaya danberacun melalui Kapal Sungai dan Danau

Dasar Peraturan Perundangan:1) UU 17/2008 tentang Pelayaran- Pasal 44: “Pengangkutan barang khusus dan barang

berbahaya wajib dilaksanakan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundangundangan” dan Pasal 46:

“Pengangkutan barang berbahaya dan barang khusus

wajib memenuhi persyaratan: a.pengemasan,

penumpukan, dan penyimpanan di pelabuhan,

penanganan bongkar muat, serta penumpukan dan

penyimpanan selama berada di kapal; b.keselamatan

sesuai dengan peraturan dan standar, baik nasional

maupun internasional bagi kapal khusus pengangkut

barang berbahaya; dan c.pemberian tanda tertentu

sesuai dengan barang berbahaya yang diangkut”.

2) Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 1999 tentangAngkutan di Perairan:

- Pasal 87 ayat (1): “Pengangkutan barang khusus dan

barang berbahaya harus memenuhi persyaratan: a.

penumpukan dan penyimpanan di pelabuhan

Page 170: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir51

penanganan bongkar muat serta penumpukan dan

penyimpanan selama berada di kapal; b. kapal

pengangkut barang berbahaya wajib memenuhi

persyaratan keselamatan sesuai dengan peraturan-

peraturan dan standar nasional maupun internasional; c.

barang bahaya yang di angkut wajib di beri tanda-tanda

tertentu sesuai dengan barang berbahaya yang

diangkat”; ayat (2): “Barang khusus sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) meliputi antara lain; a. kayu

gelondongan ( logs); b. barang curah; c. barang rel ; d.

ternak”; ayat (3): “Barang berbahaya sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) terbagi menurut kelas-kelas

sebagai berikut : a. bahan peledak ; b. gas yang di

kempa, dicairkan atau dilarutkan dibawah tekanan ; c.

cairan yang mudah menyala, d. barang padat yang

mudah menyala ; e. bahan yang dapat terbakar sendiri;

f. bahan yang jika terkena air mengeluarkan gas yang

mudah menyala ; g. poroxida organic; h. zat beracun; i.

bahan yang menimbulkan infeksi; j. bahan radio aktif; k.

bahan/zat yang mengakibatkan korosi dan berbagai

bahan atau zat berbagai lainnya”.

- Pasal 88 ayat (1): “Penanganan,

Pengangkutan,Penumpukan penyimpanan dan bongkar

muat dari dan ke kapal terhadap barang khusus dan

barang berbahaya sebagaimana di maksud dalam Pasal

87 ayat (3) dilakukan dengan kelengkapan fasilitas

keselamatan oleh dan oleh tenaga kerja yang

mempunyai kualifikasi tertentu”.

Page 171: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir52

- Pasal 89 ayat (1): “Pemilik operator dan/atau agen

perusahaan angkutan laut yang mengangkut barang

khusus atau barang berbahaya, wajib menyampaikan

pemberitahuan kepada instansi yang berwenang di

pelabuhan sebelum kapal tiba di pelabuhan”.

3) Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2002 tentangPerkapalan:

- Pasal 92 ayat (1): “Pengangkutan barang berbahaya

dan limbah bahan berbahaya dan beracun harus

memenuhi persyaratan sesuai dengan sifat bahaya dan

pengaruhnya terhadap lingkungan”, ayat (2):

“Pengangkutan limbah bahan berbahaya dan beracun

harus mendapat izin dari Menteri setelah mendapat

rekomendasi dari instansi yang bertanggung jawab di

bidang pengendalian dampak lingkungan”; ayat (3):

“Barang berbahaya sebagaimana dimaksud dalam ayat

(1) terbagi dalam beberapa kelas”.

4) KM No. 73 Tahun 2004 tentang PenyelenggaraanAngkutan Sungai dan Danau

- Pasal 27 ayat (1): “Pengangkutan barang khusus

dilakukan dengan menggunakan kapal sesuai dengan

jenis peruntukannya”,

- Pasal 28: “Pengangkutan barang khusus mempunyai

ciri-ciri pelayanan sebagai berikut: a.tersedia tempat dan

fasilitas peralatan memuat dan membongkar barang;

b.menggunakan kapal yang memenuhi persyaratan

teknis/kelaikan, sesuai dengan jenis barang khusus

yang diangkut”,

Page 172: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir53

- Pasal 29 ayat (1): “Untuk mengangkut barang khusus

harus memenuhi ketentuan: a.sebelum pelaksanaan

harus dipersiapkan dan diperiksa alat bongkar muat

yang sesuai dengan barang khusus yang akan diangkut;

b.dilakukan pada tempat-tempat yang telah ditetapkan

dan tidak mengganggu keamanan, keselamatan,

kelancaran dan ketertiban lalu lintas; c.pemuatan barang

khusus dalam ruang muatan kapal harus disusun

sehingga beban muatan dapat merata secara

proporsional untuk menjamin stabilitas kapal; d.tidak

mengganggu kelestarian lingkungan”,

- Pasal 31 ayat (1): “Pengangkutan bahan berbahaya

dilakukan dengan menggunakan kapal yang memenuhi

persyaratan teknis / kelaikan”,

- Pasal 32 ayat (1): “Untuk keselamatan dan keamanan,

pengangkutan bahan berbahaya, pengangkut bahan

berbahaya wajib melaporkan angkutannya kepada

Kepala Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota setempat sesuai

kewenangannya sebelum pelaksanaan pengangkutan”,

ayat (2): “Laporan memuat keterangan sekurang-

kurangnya mengenai: a.nama, jenis dan jumlah bahan

berbahaya yang akan diangkut serta dilengkapi dengan

dokumen pengangkutan bahan berbahaya dari instansi

yang berwenang; b.tempat pemuatan, alur yang akan

dilalui, tempat pemberhentian, dan tempat

pembongkaran; c.identitas dan tanda kualifikasi awak

kapal; d.waktu dan jadwal pengangkutan; e.jumlah dan

jenis kapal yang akan digunakan untuk mengangkut”,

Page 173: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir54

- Pasal 33: “Pengangkutan bahan berbahaya mempunyai

ciri-ciri pelayanan sebagai berikut: a.tersedianya tempat

serta fasilitas perlengkapan untuk memuat dan

membongkar; b.menggunakan kapal yang memenuhi

persyaratan teknis / kelaikan; c.mempunyai dokumen

bahan berbahaya dari instansi yang berwenang;

d.memiliki tanda-tanda khusus untuk bahan berbahaya”,

- Pasal 34: “Kapal angkutan bahan berbahaya harus

memenuhi persyaratan sebagai berikut: a.memasang

plakat yang memuat tanda khusus yang harus melekat

pada sisi kiri, kanan, depan dan belakang kapal;

b.menyediakan peralatan pencegah dan

penanggulangan kebakaran; c.radio komunikasi, yang

berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi antara

pemimpin kapal dengan pusat pengendali operasi

dan/atau sebaliknya; d.kaca mata dan masker untuk

awak kapal; e.sarung tangan dan baju pengaman;

f.lampu tanda bahaya berwarna kuning yang

ditempatkan di atas atap kapal; g.perlengkapan

pencegahan dan penanggulangan pencemaran di

sungai dan danau”.

- Pasal 35: “Untuk menaikkan dan/atau menurunkan

bahan berbahaya ke dan dari kapal pengangkut bahan

berbahaya, harus memenuhi ketentuan: a.sebelum

memuat dan membongkar bahan berbahaya, harus

dipersiapkan dan diperiksa alat bongkar muat serta

peralatan pengamanan darurat; b.dilakukan pada

tempat-tempat yang telah ditentukan dan tidak

Page 174: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir55

mengganggu keamanan, keselamatan, kelancaran dan

ketertiban lalu lintas serta masyarakat di sekitarnya;

c.apabila dalam pelaksanaan diketahui ada tempat atau

kemasan yang rusak, maka kegiatan tersebut harus

dihentikan; d.selama pelaksanaan harus diawasi oleh

pengawas yang memiliki kualifikasi, sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku”.

- Pasal 36 ayat (1): “Bahan berbahaya yang akan diangkut

harus terlindung dalam tempat atau kemasan, sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku”;

ayat (2): “Bahan berbahaya sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) harus diikat dengan kuat dan disusun

dengan baik, sehingga beban muatan dapat merata

secara proporsional pada kapal”.

5) KM No. 17 Tahun 2000 tentang PedomanPenanganan Bahan/Barang Berbahaya DalamKegiatan Pelayaran Di Indonesia

- Pasal 1: “Memberlakukan “International Maritime

Dangerous Goods (IMDG) Code” beserta suplemennya

sebagai pedoman penanganan bahan/barang

berbahaya dalam kegiatan pelayaran di Indonesia yang

terdiri dari Buku I, Buku II, Buku III, Buku IV dan

Suplemen”, dan Pasal 2: “Direktur Jenderal

Perhubungan Laut menetapkan lebih lanjut

pelaksanaannya”.

6) International Mariteme Dangerous Code (IMD Code)

Page 175: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir56

7) Safety Of Life Of Sea (SOLAS 1973) besertakeseluruhan amandemennya yang diterbitkan olehIMO:

- Chapter VII: Carriage Of Dangerous Goods, Regulatipn 4:

Marking, Labelling And Placarding:

a) Kemasan yang berisi barang-barang berbahaya

harus ditandai dengan nama teknis yang benar

b) Kemasan yang berisi barang.barang berbahaya

harus dilengkapi dengan label yang berbeda atau

cetakan label, atau plakat, atau keterangan, supaya

dapat menjelaskan berbahaya barang-barang di

tempat tersebut.

c) Metode penandaan nama teknis yang benar dan

label atau cetakan label, atau plakat pada kemasan

yang berisi barang berbahaya, harus sedemikian

hingga informasi tetap bisa diidentifikasi pada

kemasan sedikitnya tiga bulan pelayaran di laut.

Dalam mempertimbangkan metode penandaan,

pemberian label dan plakat, harus memperhatikan

ketahanan material yang digunakan dan permukaan

kemsan tersebut.

Konsep Sispro:Berdasarkan pada peraturan tersebut diatas bagian paling

penting dari pengangkutan barang/bahan berbahaya dan

beracun di kapal sungai dan danau adalah bagaimana

menjamin barang berbahaya tersebut tidak berbahaya bagi

lingkungan sekitar baik penumpang kapal lainnya maupun

Page 176: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir57

perairan yang dilaluinya. Tujuan dari pengaturan ini adalah

untuk terjaminnya keamanan, keselamatan, kelancaran dan

ketertiban lalu lintas pengangkutan barang berbahaya di

kapal sungai dan danau serta tidak terjadinya kecelakaan

angkutan dan pencemaran lingkungan. Maka persyaratan

pengemasan, penumpukan dan penyimpanan di

pelabuhan, penanganan bongkar muat, serta penempatan

dan pengawasan selama di dalam kapal harus menjadi

perhatian paling serius, selain tata cara pemberian

tanda/rambu di kapal dan awak kapal serta persyaratan

khusus kapal sungai dan danau yang mengangkut

barang/bahan berbahaya dan beracun tersebut.

Selain itu, jumlah barang/bahan berbahaya dan beracun

yang diangkut juga harus diperhitungkan agar resiko

kecelakaannya tidak terlalu besar yang membahayakan

penumpang kapal lainnya. Sehingga jika barang/bahan

berbahaya dan beracun yang diangkut dalam jumlah besar

atau resikonya besar, maka diharuskan kapal tersebut tidak

membawa penumpang lainnya didalamnya.

H. Sispro Pengangkutan barang/bahan berbahaya danberacun melalui Kapal Penyeberangan

Dasar Peraturan Perundangan:1) UU 17/2008 tentang Pelayaran- Pasal 44: “Pengangkutan barang khusus dan barang

berbahaya wajib dilaksanakan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundangundangan” dan Pasal 46:

Page 177: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir58

“Pengangkutan barang berbahaya dan barang khusus

wajib memenuhi persyaratan: a.pengemasan,

penumpukan, dan penyimpanan di pelabuhan,

penanganan bongkar muat, serta penumpukan dan

penyimpanan selama berada di kapal; b.keselamatan

sesuai dengan peraturan dan standar, baik nasional

maupun internasional bagi kapal khusus pengangkut

barang berbahaya; dan c.pemberian tanda tertentu

sesuai dengan barang berbahaya yang diangkut”.

2) Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 1999 tentangAngkutan di Perairan:

- Pasal 87 ayat (1): “Pengangkutan barang khusus dan

barang berbahaya harus memenuhi persyaratan: a.

penumpukan dan penyimpanan di pelabuhan

penanganan bongkar muat serta penumpukan dan

penyimpanan selama berada di kapal; b. kapal

pengangkut barang berbahaya wajib memenuhi

persyaratan keselamatan sesuai dengan peraturan-

peraturan dan standar nasional maupun internasional; c.

barang bahaya yang di angkut wajib di beri tanda-tanda

tertentu sesuai dengan barang berbahaya yang

diangkat”; ayat (2): “Barang khusus sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) meliputi antara lain; a. kayu

gelondongan ( logs); b. barang curah; c. barang rel ; d.

ternak”; ayat (3): “Barang berbahaya sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) terbagi menurut kelas-kelas

sebagai berikut : a. bahan peledak ; b. gas yang di

kempa, dicairkan atau dilarutkan dibawah tekanan ; c.

Page 178: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir59

cairan yang mudah menyala, d. barang padat yang

mudah menyala ; e. bahan yang dapat terbakar sendiri;

f. bahan yang jika terkena air mengeluarkan gas yang

mudah menyala ; g. poroxida organic; h. zat beracun; i.

bahan yang menimbulkan infeksi; j. bahan radio aktif; k.

bahan/zat yang mengakibatkan korosi dan berbagai

bahan atau zat berbagai lainnya”.

- Pasal 88 ayat (1): “Penanganan,

Pengangkutan,Penumpukan penyimpanan dan bongkar

muat dari dan ke kapal terhadap barang khusus dan

barang berbahaya sebagaimana di maksud dalam Pasal

87 ayat (3) dilakukan dengan kelengkapan fasilitas

keselamatan oleh dan oleh tenaga kerja yang

mempunyai kualifikasi tertentu”.

- Pasal 89 ayat (1): “Pemilik operator dan/atau agen

perusahaan angkutan laut yang mengangkut barang

khusus atau barang berbahaya, wajib menyampaikan

pemberitahuan kepada instansi yang berwenang di

pelabuhan sebelum kapal tiba di pelabuhan”.

3) Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2002 tentangPerkapalan:

- Pasal 92 ayat (1): “Pengangkutan barang berbahaya

dan limbah bahan berbahaya dan beracun harus

memenuhi persyaratan sesuai dengan sifat bahaya dan

pengaruhnya terhadap lingkungan”, ayat (2):

“Pengangkutan limbah bahan berbahaya dan beracun

harus mendapat izin dari Menteri setelah mendapat

rekomendasi dari instansi yang bertanggung jawab di

Page 179: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir60

bidang pengendalian dampak lingkungan”; ayat (3):

“Barang berbahaya sebagaimana dimaksud dalam ayat

(1) terbagi dalam beberapa kelas”.

4) Keputusan Menteri Perhubungan No. 32 Tahun 2001tentang Angkutan Penyeberangan.

- Pasal 7 ayat (1): “Lintas penyeberangan ditentukan

berdaarkan kriteria sebagai berikut: a. menghubungkan

jaringan jalan dan/atau jaringan kereta api yang terputus

oleh laut, selat, teluk, sungai dan/atau danau; b.

melayani lintas dengan tetap dan teratur, berdasarkan

jadwal yang ditetapkan; c. berfungsi sebagai jembatan

bergerak; d. menghubungkan antar dua pelabuhan; dan

e. tidak mengangkut barang lepas”; ayat (4): “Tidak

mengangkut barang lepas sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf e, dimaksudkan bahwa angkutan

penyeberangan hanya mengangkut barang-barang yang

melekat atau menjadi satu kesatuan dengan kendaraan

pengangkutnya atau barang jinjingan yang dibawa oleh

penumpang, sehingga tidak memerlukan proses

bongkar muat barang dari dan ke kapal”.

5) KM No. 17 Tahun 2000 tentang PedomanPenanganan Bahan/Barang Berbahaya DalamKegiatan Pelayaran Di Indonesia

- Pasal 1: “Memberlakukan “International Maritime

Dangerous Goods (IMDG) Code” beserta suplemennya

sebagai pedoman penanganan bahan/barang

berbahaya dalam kegiatan pelayaran di Indonesia yang

terdiri dari Buku I, Buku II, Buku III, Buku IV dan

Page 180: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir61

Suplemen”, dan Pasal 2: “Direktur Jenderal

Perhubungan Laut menetapkan lebih lanjut

pelaksanaannya”.

6) International Mariteme Dangerous Code (IMD Code)7) Safety Of Life Of Sea (SOLAS 1973) beserta

keseluruhan amandemennya yang diterbitkan olehIMO:

- Chapter VII: Carriage Of Dangerous Goods, Regulatipn 4:

Marking, Labelling And Placarding:

a) Kemasan yang berisi barang-barang berbahaya

harus ditandai dengan nama teknis yang benar

b) Kemasan yang berisi barang.barang berbahaya

harus dilengkapi dengan label yang berbeda atau

cetakan label, atau plakat, atau keterangan, supaya

dapat menjelaskan berbahaya barang-barang di

tempat tersebut.

c) Metode penandaan nama teknis yang benar dan

label atau cetakan label, atau plakat pada kemasan

yang berisi barang berbahaya, harus sedemikian

hingga informasi tetap bisa diidentifikasi pada

kemasan sedikitnya tiga bulan pelayaran di laut.

Dalam mempertimbangkan metode penandaan,

pemberian label dan plakat, harus memperhatikan

ketahanan material yang digunakan dan permukaan

kemsan tersebut.

Page 181: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir62

Konsep Sispro:Berdasarkan pada peraturan tersebut diatas pengangkutan

barang berbahaya dan beracun di kapal penyeberangan

hanya diperuntukan bagi berbahaya dan beracun yang

melekat atau menjadi satu kesatuan dengan kendaraan

pengangkutnya atau barang berbahaya dan beracun yang

dapat dijinjing oleh penumpang.

Bagian paling penting dari pengangkutan barang/bahan

berbahaya dan beracun di kapal penyeberangn adalah

bagaimana menjamin barang berbahaya yang melekat

pada kendaraan atau yang dijinjing oleh penumpang tidak

berbahaya bagi lingkungan sekitar baik penumpang kapal

lainnya maupun perairan yang dilaluinya. Tujuan dari

pengaturan ini adalah untuk terjaminnya keamanan,

keselamatan, kelancaran dan ketertiban lalu lintas

pengangkutan barang berbahaya di kapal penyebarangan

serta tidak terjadinya kecelakaan angkutan dan

pencemaran lingkungan. Maka persyaratan kendaraan

pengangkut barang berbahaya dan beracun, penempatan

selama menunggu di pelabuhan, penanganan bongkar

muat, serta penempatan dan pengawasan selama di dalam

kapal harus menjadi perhatian paling serius, selain tata

cara pemberian tanda/rambu di kapal dan awak kapal serta

persyaratan khusus kapal penyeberangan yang

mengangkut barang/bahan berbahaya dan beracun

tersebut.

Page 182: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan IV- Laporan Akhir63

Selain itu, jumlah kendaraan pengangkut barang/bahan

berbahaya dan beracun yang diangkut juga harus

diperhitungkan agar resiko kecelakaannya tidak terlalu

besar yang membahayakan penumpang kapal lainnya.

Sehingga jika kendaraan penangkut barang/bahan

berbahaya dan beracun yang diangkut dalam jumlah besar

atau resikonya besar, maka diharuskan kapal tersebut tidak

membawa penumpang lainnya didalamnya.

Page 183: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir1

BAB VSISPRO BIDANG TRANSPORTASI ASDP

A. Umum

Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari lokasi studi serta

peraturan perundang-undangan yang diformulasikan di dalam Bab

sebelumnya, maka dalam Bab ini akan dirumuskan sispro di

bidang transportasi ASDP. Perlu dijelaskan, rumusan sispro di

bidang ASDP yang dijelaskan berikut ini adalah diperoleh dari

berbagai peraturan perundang-undangan yang ada kaitannya dengan

masing-masing sispro. Hal ini dimaksudkan, untuk tidak kontradiktif

dengan peraturan yang dikeluarkan sebelumnya. Di dalam peraturan

yang telah dikeluarkan sebelumnya, terminologi sispro belum ada

dimunculkan secara eksplisit, kendatipun setelah dicernah dan atau

diinterpretasikan substansi sispro sudah ada. Berkenaan dengan itu,

untuk menjamin efektifitas rumusan sispro ini, telah dilakukan

pendekatan justifikasi sehingga lebih dapat dimengerti sebagai sispro

di bidang ASDP. Beberapa sispro transportasi ASDP yang disusun

adalah sebagai berikut:

1. Sispro penetapan lintas penyeberangan yang meliputi;

a. Sispro penetapan lintas angkutan penyeberangan.

b. Sispro penetapan lintas angkutan danau/ sungai.

Page 184: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir2

2. Sispro penempatan kapal pada lintas penyeberangan ASDP

meliputi

a. Sispro penempatan kapal pada lintas angkutan

penyeberangan.

b. Sispro penempatan kapal pada lintas angkutan danau/sungai

3. Sispro penanganan keadaan darurat di kapal dan di pelabuhan

ASDP meliputi;

a. Sispro penanganan kebakaran penyeberangan.

b. Sispro penanganan kebakaran kapal danau/sungai

c. Sispro penanganan kebakaran di pelabuhan

d. sispro penanganan orang jatuh ke laut

e. Sispro penanganan bom/bahan peledak di pelabuhan

penyeberangan.

f. Sispro penanganan bom/bahan peledak di pelabuhan

danau/sungai

g. Sispro penanganan tubrukan kapal penyeberangan

h. Sispro penanganan meninggalkan kapal

3. Sispro pemuatan barang berbahaya dan B3 melalui ASDP

meliputi;

a. Sispro pengangkutan barang berbahaya dan B3 melalui

angkutan Penyeberangan.

b. Sispro pengangkutan barang berbahaya dan B3 melalui

angkutan danau/sungai

4. Sispro pelayanan penumpang di atas kapal ASDP meliputi.

Page 185: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir3

a. Sispro pelayanan penumpang di atas kapal penyeberangan.

b. Sispro pelayanan penumpang di atas kapal danau/sungai.

Dengan demikian, dalam Bab ini jumlah rumusan sispro di bidang

transportasi ASDP terdapat 16 ( enam belas ) dalam bentuk konsep

peraturan.

B. Sispro di Bidang Transportasi ASDP

1.Sispro Penetapan Lintas Angkutan Penyeberangan

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN

NOMOR. ..................................................................

TENTANG

SISPRO PENETAPAN LINTAS ANGKUTAN PENYEBERANGAN

MENTERI PERHUBUNGAN

Menimbang : bahwa untuk keselamatan dan keamanan

penyelenggaraan angkutan penyeberangan

perlu diatur lebih lanjut ketentuan mengenai

lintas angkutan penyeberangan.

Page 186: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir4

Mengingat : 1. Undang – Undang No. 17 Tahun 2008 tentang

Pelayaran pada Pasal 22 dan Pasal 23

2. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 1999

tentang Angkutan di Perairan pada Pasal 75

dan Pasal 77

3. Keputusan Menteri Perhubungan No. 32

Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan

Angkutan Penyeberangan pada Pasal 2, Pasal

7 dan Pasal 8 ayat (1) dan ayat (2)

4. Keputusan Menteri Perhubungan No. 52 Tahun

2004 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan

Penyeberangan pada Pasal 2, Pasal 4,

Pasal 5, Pasal 14, Pasal 15, Pasal 16, Pasal

17, Pasal 18

5. PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah Pusat,

Provinsi dan Kabupaten/Kota

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGANTENTANG SISPRO PENETAPAN LINTASANGKUTAN PENYEBERANGAN

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Page 187: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir5

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan;

1. Angkutan penyeberangan adalah angkutan yang berfungsi

sebagai jembatan bergerak yang menghubungkan jaringan

jalan atau jaringan jalur kereta api yang terputus karena

adanya perairan, untuk mengangkut penumpang dan

kendaraan beserta muatannya.

2. Lintas angkutan penyeberangan adalah suatu alur perairan di

laut, selat, teluk, sungai dan/atau danau yang ditetapkan

sebagai lintas penyeberangan.

3. Simpul adalah dua wilayah dan atau dua pelabuhan yang

dihubungkan lintas angkutan penyeberangan.

4. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau

perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan

pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan

sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang,

dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat

berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan

dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan

serta sebagai tempat perpindahan intra dan antarmoda

transportasi.

5. Keselamatan dan Keamanan Pelayaran adalah suatu keadaan

terpenuhinya persyaratan keselamatan dan keamanan yang

menyangkut angkutan di perairan, kepelabuhanan, dan

lingkungan maritim.

6. Kelaiklautan Kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi

persyaratan keselamatan kapal, pencegahan pencemaran

Page 188: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir6

perairan dari kapal, pengawakan, garis muat, pemuatan,

kesejahteraan Awak Kapal dan kesehatan penumpang, status

hukum kapal, manajemen keselamatan dan pencegahan

pencemaran dari kapal, dan manajemen keamanan kapal

untuk berlayar di perairan tertentu.

7. Keselamatan Kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi

persyaratan material, konstruksi, bangunan, permesinan dan

perlistrikan, stabilitas, tata susunan serta perlengkapan

termasuk perlengkapan alat penolong dan radio, elektronik

kapal, yang dibuktikan dengan sertifikat setelah dilakukan

pemeriksaan dan pengujian.

8. Badan Klasifikasi adalah lembaga klasifikasi kapal yang

melakukan pengaturan kekuatan konstruksi dan permesinan

kapal, jaminan mutu material marine, pengawasan

pembangunan, pemeliharaan, dan perombakan kapal sesuai

dengan peraturan klasifikasi.

9. Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu,

yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik,

energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang

berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air,

serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak

berpindah-pindah.

10.Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) adalah wilayah perairan dan

daratan pada pelabuhan atau terminal khusus yang digunakan

secara langsung untuk kegiatan pelabuhan.

Page 189: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir7

11.Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) adalah perairan di

sekeliling daerah lingkungan kerja perairan pelabuhan yang

dipergunakan untuk menjamin keselamatan pelayaran.

12.Awak Kapal adalah orang yang bekerja atau dipekerjakan di

atas kapal oleh pemilik atau operator kapal untuk melakukan

tugas di atas kapal sesuai dengan jabatannya yang tercantum

dalam buku sijil.

13.Nakhoda adalah salah seorang dari Awak Kapal yang menjadi

pemimpin tertinggi di kapal dan mempunyai wewenang dan

tanggung jawab tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

14.Anak Buah Kapal adalah Awak Kapal selain Nakhoda.

15.Kenavigasian adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran, Telekomunikasi-Pelayaran,

hidrografi dan meteorologi, alur dan perlintasan, pengerukan

dan reklamasi, pemanduan, penanganan kerangka kapal,

salvage dan pekerjaan bawah air untuk kepentingan

keselamatan pelayaran kapal.

16.Navigasi adalah proses mengarahkan gerak kapal dari satu

titik ke titik yang lain dengan aman dan lancar serta untuk

menghindari bahaya dan/atau rintangan-pelayaran.

17.Alur-Pelayaran adalah perairan yang dari segi kedalaman,

lebar, dan bebas hambatan pelayaran lainnya dianggap aman

dan selamat untuk dilayari.

18.Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran adalah peralatan atau

sistem yang berada di luar kapal yang didesain dan

Page 190: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir8

dioperasikan untuk meningkatkan keselamatan dan efisiensi

bernavigasi kapal dan/atau lalu lintas kapal.

19.Syahbandar adalah pejabat pemerintah di pelabuhan yang

diangkat oleh Menteri dan memiliki kewenangan tertinggi

untuk menjalankan dan melakukan pengawasan terhadap

dipenuhinya ketentuan peraturan perundang-undangan untuk

menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran

20.Otoritas Pelabuhan (Port Authority) adalah lembaga

pemerintah di pelabuhan sebagai otoritas yang melaksanakan

fungsi pengaturan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan

kepelabuhanan yang diusahakan secara komersial.

21.Unit Penyelenggara Pelabuhan adalah lembaga pemerintah di

pelabuhan sebagai otoritas yang melaksanakan fungsi

pengaturan, pengendalian, pengawasan kegiatan

kepelabuhanan, dan pemberian pelayanan jasa

kepelabuhanan untuk pelabuhan yang belum diusahakan

secara komersial.

22.Badan Usaha Pelabuhan adalah Badan Usaha yang kegiatan

usahanya khusus di bidang pengusahaan terminal dan

fasilitas pelabuhan lainnya.

23.Setiap Orang adalah orang perseorangan atau korporasi

24.Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah adalah

Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan

pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

Page 191: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir9

25.Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota

dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara

pemerintahan daerah.

26.Menteri adalah Menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di

bidang pelayaran.

BAB II

PETIMBANGAN DAN KRITERIA PENETAPAN LINTAS

PENYEBERANGAN

Bagian Pertama

Pertimbangan

Pasal 2

(1) Dinas Perhubungan harus memperhatikan secara seksama,

bahwa di dalam penetapan lintas penyeberangan perlu

mempertimbangkan beberapa aspek yaitu;

a. Rencana tata ruang kabupaten/kota, provinsi dan tata

ruang tingkat nasional

b. hubungan antara dua pelabuhan, antara pelabuhan dan

terminal, dan antara dua terminal penyeberangan dengan

jarak tertentu

c. tidak mengangkut barang yang diturunkan dari kendaraan

pengangkutnya

d. jaringan trayek angkutan laut yang dapat mencapai

optimalisasi keterpaduan angkutan antar dan intermoda

e. tatanan kepelabuhan

Page 192: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir10

(2) Angkutan penyeberangan dilaksanakan dengan menggunakan

trayek yang teratur

Bagian kedua

Kriteria

Pasal 3

Dinas Perhubungan di dalam penetapan lintas penyeberangan

harus memperhatikan beberapa kriteria;

a. menghubungkan jaringan jalan dan/atau jaringan jalur

kereta api yang terputus oleh laut, selat, teluk,

b. melayani lintas dengan tetap dan teratur, berdasarkan

jadwal yang ditetapkan

c. berfungsi sebagai sebagai jembatan bergerak

d. tidak mengangkut barang lepas

e. adanya demand angkutan penyeberangan

f. rencana dan/atau ketersediaan pelabuhan penyeberangan

g. ketersediaan kapal penyeberangan ( supply ) sesuai

dengan spesifikasi teknis kapal dan spesifikasi pelabuhan

pada lintas yang dilayani

h. Potensi perekonomian daerah

Page 193: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir11

BAB III

LOKASI PELABUHAN

Bagian Pertama

Pertimbangan Penetapan Pelabuhan

Pasal 4

Dinas Perhubungan di dalam penetapan lintas penyeberangan,

harus memperhatikan dan mempertimbangkan beberapa aspek

yang berkaitan dengan rencana lokasi pelabuhan yaitu

sebagai berikut;

a. Tatanan kepelabuhanan nasional

b. Rencanata tata ruang wilayah kabupaten/kota dan

rencana tata ruang wilayah provinsi serta rencana umum

jaringan transportasi jalan

c. Kelayakan teknis dengan memperhatikan kondisi

geografis, hidrooceanografi dan topografi

d. Kelayakan ekonomis dengan memperhatikan kondisi

produk domestik regional bruto, aktivitas perdagangan

dan industri yang ada serta prediksi dimasa mendatang,

perkembangan aktivitas volume barang dan penumpang,

kontribusi pada peningkatan taraf hidup penduduk dan

perhitungan ekonomis/finansial

e. Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan sosial yang

berdampak pada peningkatan aktivitas penumpang,

barang dan hewan dari dan ke luar pelabuhan

penyeberangan

Page 194: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir12

f. Kelayakan ekonomi dan perkembangan sosial yang

berdampak pada peningkatan aktifitas penumpang,

barang dan hewan dari dan ke luar pelabuhan

penyeberangan

g. Keterpaduan intra dan antar moda transportasi

h. Adanya aksesibilitas terhadap hinterland untuk

kelancaran ditribusi dan industri

i. Keamanan dan keselamatan pelayaran

j. Pertahanan dan keamanan negara

Bagian Kedua

Kriteria Rencana Penetapan Pelabuhan

Pasal 5

(1) Dinas Perhubungan harus memperhatikan beberapa kriteria

untuk penetapan lokasi pelabuhan dalam rangka efektifitas

penetapan lintas penyeberangan yaitu sebagai berikut;;

a. faktor geografis terutama luas dan kondisi lahan yang

akan diperuntukkan sebagai pelabuhan penyeberangan

b. kondisi topografi meliputi tinggi rendahnya permukaan tanah

(2) Dinas Perhubungan harus memperhatikan kriteria

hidrooceanografi di dalam rencana penetapan pelabuhan

yaitu sebagai berikut;

a. luas lahan dan kedalaman perairan

b. arah dan kecepatan angin

c. karakteristik pasang surut

d. karakteristik gelombang

Page 195: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir13

e. arah dan kecepatan arus

f. erosi dan pengendapan

BAB IV

JARINGAN JALAN DAN POTENSI EKONOMI

Bagian Pertama

Jaringan Jalan

Pasal 6

Dinas Perhubungan berkoordinasi dengan Bapeda dan Dinas

Pekerjaan Umum untuk melakukan kajian RTRW kabupaten/kota,

provinsi dan nasional dengan maksud untuk mengetahui;

a. Ruang atau rencana pembangunan/ pengembangan

dua simpul yang dihubungkan lintas angkutan

Penyeberangan

b. Adanya akses antar jaringan jalan desa ke antar

jaringan jalan kabupaten/kota dan ke antar jaringan jalan

provinsi dan jaringan jalan nasional pada dua simpul

yang dihubungkan lintas angkutan Penyeberangan

c. Rencana pembangunan antar jaringan jalan desa ke

antar jaringan jalan kabupaten, dan ke antar jaringan

jalan provinsi dan jalan nasional menuju dua simpul yang

dihubungkan lintas angkutan Penyeberangan

Page 196: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir14

Bagian KeduaPerhitungan Potensi dan Dmand

Pasal 7

Dinas Perhubungan melakukan kajian dan perhitungan potensi

sosek dan demand pada dua simpul yang dihubungkan lintas

angkutan penyeberangan yang menggambarkan sebagai berikut;

a. Perhitungan potensi produksi komoditas pada dua

simpul yang dihubungkan lintas angkutan

penyeberangan

b. Prediksi pergerakan berbagai komoditas di sua simpul

yang dihubungkan lintas angkutan penyeberangan

c. Perhitungan potensi penduduk di dua simpul yang

dihubungkan lintas angkutan penyeberangan.

d. Prediksi pergerakan orang/penumpang antar dua

simpul yang dihubungkan lintas angkutan

Penyeberangan.

e. Perhitngan pendapatan per kapita pada dua simpul

yang dihubungkan lintas angkutan Penyeberangan

sebagai masukan untuk menentukan apakah lintas

angkutan penyeberangan tersebut dapat menjadi

komersial atau perlu disubsidi.

f. Menetapkan/memperhitungkan demand lintas angkutan

penyeberangan.

Page 197: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir15

BAB V

KARAKTERISTIK LINTASAN DAN KETERSEDIAAN KAPAL

Bagian Pertama

Pasal 8

KARAKTERISTIK LINTASAN

(1) Dinas Perhubungan dan/atau Departemen Perhubungan

melakukan identifkasi dan kajian karakteristik lintasan yang

dihubungkan dua simpul

(2) Hasil kajian yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan dan/atau

Departemen Perhubungan dengan masukan data dan

informasi dari BMGI tentang karakteristik lintasan

menggambarkan beberapa aspek yaitu;

a. tinggi gelombang

b. kecepatan angin

c. kedalaman alur

(3) Dinas Perhubungan dan/atau Departemen Perhubungan

merencanakan dan membangun pelabuhan lintas

penyeberangan sesuai dengan kaharakteristik lintasan.

Bagian Kedua

Pasal 9

INFORMASI SPESIFIKASI KAPAL

(1) Dinas Perhubungan menginformasikan kriteria lintasan angkutan

penyeberangan kepada para pengusaha kapal.

Page 198: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir16

(2) Pengusaha kapal angkutan penyeberangan mendisain kapal

sesuai dengan karakteristik lintasan yang akan dilayani.

(3) Dinas Perhubungan memperhatikan keterpaduan antar dan

intermoda transportasi pada dua simpul yang dihubungkan.

BAB VI

PERMOHONAN DAN KEWENANGAN

Bagian Pertama

PERMOHONAN

Pasal 10

(1)Permohonan penetapan lintas penyeberangan kepada Menteri

melalui Direktur Jenderal dengan melampirkan sebagai

berikut;

d. rekomendasi dari Bupati/Walikota dan Gubernur

setempat mengenai keterpaduannya dengan rencana

tata ruang wilayah kabupaten/kota dan rencana tata

ruang wilayah provinsi

e. studi kelayakan yang memuat pertimbangan kelayakan

dari teknis ( kondisi geografis, hidroeceanografi dan

topografi) dan kelayakan ekonomis ( PDRB, aktifitas

/perdagangan dan industri serta prediksi dimasa

mendatang, perkembangan volume barang dan

penumpang, kontribusi pada peningkatan taraf hidup

penduduk dan perhitungan ekonomis/finansial )

(2) Direktur Jenderal menyampaikan hasil penelitian tentang

kelengkapan data dan informasi berikuat kelayakan kepada

Page 199: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir17

Menteri selambat-lambatnya 14 ( empat belas ) hari kerja

sejak diterima

(3) Penolakan permohonan disampaikan secara tertulis dengan

disertai alasan penolakan

Bagian Kedua

KEWENANGAN

Pasal 11

(1)Penetapan lintas angkutan penyeberangan ditetapkan sesuai

dengan kewenangan

(2)Kewenangan yang menetapkan lintas angkutan penyeberangan

ditetapkan sebagai berikut;

a Lintas angkutan Penyeberangan dalam Kabupaten/Kota

ditetapkan oleh Bupati/Walikota

b Lintas angkutan Penyeberangan antar Kabupaten/Kota

ditetapkan oleh Gubernur

c Lintas angkutan Penyeberangan antar Provinsi ditetapkan

oleh Menteri perhubungan

BAB VII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 12

Dinas Perhubungan dan Pengusaha Kapal yang bergerak di bidang

angkutan penyeberangan, sejak ditetapkan keputusan ini, harus

berpedoman pada sispro penetapan lintas penyeberangan dalam

keputusan ini.

Page 200: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir18

BAB VIII

PENUTUP

Pasal 13

Dengan ditetapkannya keputusan ini, maka segala interpretasi yang

berkaitan dengan sispro penetapan lintas penyeberangan yang

terdapat di beberapa peraturan dinyatakan tidak berlaku lagi

Page 201: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir19

2. Sispro Penetapan Lintas Angkutan Sungai dan Danau

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN

NOMOR. .........................................

TENTANG

SISPRO PENETAPAN LINTAS ANGKUTAN SUNGAI DAN DANAU

MENTERI PERHUBUNGAN

Menimbang : bahwa untuk keselamatan dan keamanan

penyelenggaraan angkutan penyeberangan perlu

diatur lebih lanjut ketentuan mengenai lintas

angkutan penyeberangan.

Mengingat : 1. Undang – Undang No. 17 Tahun 2008 tentang

Pelayaran, Pasal 18 Ayat (4), Ayat (5) dan Ayat

( 6)

2. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 1999

tentang Angkutan di Perairan, Pasal 12 dan

Pasal 14

3. Keputusan Menteri Perhubungan No. 73 Tahun

2004 tentang Penyelenggaraan Angkutan

Sungai dan Danau Pada Pasal 14

4. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang

Pembangian Urusan Pemerintah Pusat, Provinsi

dan Kabupaten/Kota

Page 202: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir20

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN

TENTANG SISPRO PENETAPAN LINTAS

ANGKUTAN SUNGAI DAN DANAU

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan;

1. Angkutan Sungai dan Danau adalah kegiatan angkutan

dengan menggunakan kapal yang dilakukan di sungai, danau,

waduk, rawa, anjir, kanal dan terusan untuk mengangkut

penumpang, barang dan/atau hewan yang diselenggarakan

oleh pengusaha angkutan sungai dan danau.

2. Kapal Sungai dan Danau adalah kapal yang dilengkapi

dengan alat penggerak motor atau bukan motor yang

digunakan untuk angkutan sungai dan danau.

3. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau

perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan

pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan

sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang,

dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat

berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan

dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan

serta sebagai tempat perpindahan intra dan antarmoda

transportasi.

Page 203: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir21

4. Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) adalah wilayah perairan dan

daratan pada pelabuhan atau terminal khusus yang digunakan

secara langsung untuk kegiatan pelabuhan.

5. Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) adalah perairan di

sekeliling daerah lingkungan kerja perairan pelabuhan yang

dipergunakan untuk menjamin keselamatan pelayaran.

6. Otoritas Pelabuhan (Port Authority) adalah lembaga

pemerintah di pelabuhan sebagai otoritas yang melaksanakan

fungsi pengaturan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan

kepelabuhanan yang diusahakan secara komersial.

7. Unit Penyelenggara Pelabuhan adalah lembaga pemerintah di

pelabuhan sebagai otoritas yang melaksanakan fungsi

pengaturan, pengendalian, pengawasan kegiatan

kepelabuhanan, dan pemberian pelayanan jasa

kepelabuhanan untuk pelabuhan yang belum diusahakan

secara komersial.

8. Badan Usaha Pelabuhan adalah Badan Usaha yang kegiatan

usahanya khusus di bidang pengusahaan terminal dan

fasilitas pelabuhan lainnya.

9. Keselamatan dan Keamanan Pelayaran adalah suatu keadaan

terpenuhinya persyaratan keselamatan dan keamanan yang

menyangkut angkutan di perairan, kepelabuhanan, dan

lingkungan maritim.

10.Kelaiklautan Kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi

persyaratan keselamatan kapal, pencegahan pencemaran

perairan dari kapal, pengawakan, garis muat, pemuatan,

kesejahteraan Awak Kapal dan kesehatan penumpang, status

Page 204: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir22

hukum kapal, manajemen keselamatan dan pencegahan

pencemaran dari kapal, dan manajemen keamanan kapal

untuk berlayar di perairan tertentu.

11.Keselamatan Kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi

persyaratan material, konstruksi, bangunan, permesinan dan

perlistrikan, stabilitas, tata susunan serta perlengkapan

termasuk perlengkapan alat penolong dan radio, elektronik

kapal, yang dibuktikan dengan sertifikat setelah dilakukan

pemeriksaan dan pengujian.

12.Badan Klasifikasi adalah lembaga klasifikasi kapal yang

melakukan pengaturan kekuatan konstruksi dan permesinan

kapal, jaminan mutu material, pengawasan pembangunan,

pemeliharaan, dan perombakan kapal sesuai dengan

peraturan klasifikasi.

13.Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu,

yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik,

energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang

berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air,

serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak

berpindah-pindah.

14.Nakhoda adalah salah seorang dari Awak Kapal yang menjadi

pemimpin tertinggi di kapal dan mempunyai wewenang dan

tanggung jawab tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

15.Anak Buah Kapal adalah Awak Kapal selain Nakhoda.

16.Syahbandar adalah pejabat pemerintah di pelabuhan yang

diangkat oleh Menteri dan memiliki kewenangan tertinggi

Page 205: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir23

untuk menjalankan dan melakukan pengawasan terhadap

dipenuhinya ketentuan peraturan perundang-undangan untuk

menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran.

17.Setiap Orang adalah orang perseorangan atau korporasi.

18.Kemasan adalah tempat/pelindung yang berada lebih luar dari

wadah dan tidak berhubungan langsung dengan

bahan/barang berbahaya dan beracun (bahan/barang

berbahaya dan beracun).

19.Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang tugas

tanggungjawabnya di bidang angkutan sungai dan danau.

20.Menteri adalah Menteri yang tugas dan tanggungjawabnya di

bidang pelayaran.

21.Setiap Orang adalah orang perseorangan atau korporasi

22.Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah adalah

Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan

pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

23.Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota

dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara

pemerintahan daerah.

24.Menteri adalah Menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di

bidang pelayaran.

Page 206: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir24

BAB II

KRITERIA DAN WILAYAH OPERASI PENETAPAN LINTAS

ANGKUTAN SUNGAI DAN DANAU

Bagian Pertama

Kriteria Penetapan

Pasal 2

Dinas Perhubungan menetapkan lintas angkutan sungai dan danau

harus memperhatikan beberapa kriteria sebagai berikut;

a. Kegiatan angkutan sungai dan danau disusun dan

dilaksanakan secara terpadu dengan memperhatikan

intra dan antarmoda yang merupakan suatu kesatuan

sistem transportasi nasional

b. Kegiatan angkutan sungai dan danau dapat

dilaksanakan dengan menggunakan trayek tetap dan

teratur atau trayek tidak tetap dan tidak teratur

c. Kegiatan angkutan sungai dan danau dilarang dilakukan

di laut kecuali mendapat izin dari Syahbandar dengan

tetap memenuhi persyaratan kelaiklautan

d. Menghubungkan dua daratan atau wilayah yang terputus

oleh sungai dan danau

e. Menghubungkan dua jaringan jalan yang terputus oleh

sungai dan danau

f. Kesesuaian dengan tata ruang daerah kabupaten/kota,

provinsi dan tata ruang nasional

Page 207: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir25

g. Adanya perlintasan angkutan sungai dan danau antar

dua simpul yang terputus oleh sungai dan danau

Bagian Kedua

Wilayah Operasi

Pasal 3

Dinas Perhubungan harus memperhatikan beberapa aspek di

dalam penetapan lintas angkutan sungai dan danau yaitu sebagai

berikut;

a. penetapan trayek dilakukan dengan memperhatikan

pengembangan wilayah potensi angkutan dan jaringan

jalan dan/atau jaringan jalur kereta api yang tersusun

dalam suatu kesatuan tatanan transportasi nasional

b. trayek berfungsi untuk menghubungkan simpul pada

pelabuhan sungai dan danau, dan pelabuhan laut yang

berada dalam satu alur

c. wilayah operasi angkutan sungai dan dan danau

meliputi sungai, danau, rawa, anjir, kanal dan terusan

BAB III

TRAYEK DAN KEBERADAAN JARINGAN JALAN

Bagian Pertama

Trayek Tetap dan Teratur

Pasal 4

(1) Dinas Perhubungan harus memperhatikan, bahwa jaringan

trayek terdiri dari;

Page 208: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir26

a. trayek untama, yaitu menghubungkan antar pelabuhan

sungai dan danau yang berfungsi sebagai pusat

penyeberan

b. trayek cabang, yaitu menghubungkan antara pelabuhan

sungai dan danau yang berfungsi sebagai pusat

penyeberan dengan yang bukan berfungsi sebagai

pusat penyeberan atau antar pelabuhan sungai dan

danau yang bukan berfungsi sebagai pusat penyebaran

(2) Dinas Pehubungan harus memperhatikan, bahwa untuk

penetapan lintas/ jaringan trayek angkutan sungai dan danau

mempertimbangkan beberapa hal yaitu sebagai berikut;

a. tatanan kepelabuhanan nasional

b. adanya demand ( kebutuhan angkutan sungai dan

danau )

c. rencana dan/atau ketersediaan pelabuhan sungai dan

danau sesuai dengan tata ruang wilayah

d. ketersediaan kapal sungai dan danau ( supply ) sesuai

dengan spesifikasi teknis kapal dan spesifikasi

pelabuhan pada trayek yang akan dilayani

e. potensi perekonomian daerah

Page 209: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir27

Bagian Kedua

Keberadaan Jaringan Jalan Tata Ruang Wilayah

Pasal 5

(1) Dinas Perhubungan melakukan koordinasi dengan Bapeda serta

Dinas Pekerjaan Umum menelaah RTRW kabupaten/kota,

provinsi dan nasional dengan maksud untuk mengetahui:

a. Ruang atau rencana yang diperuntukkan untuk

pengembangan dua simpul yang dihubungkan lintas

angkutan sungai dan danau

b. Jaringan jalan desa ke antar jaringan jalan

kabupaten/kota dan ke antar jaringan jalan provinsi, serta

ke antar jaringan jalan nasional yang sudah ada pada

dua simpul yang dihubungkan lintas angkutan sungai

dan danau

c. Melihat rencana pembangunan antar jaringan jalan desa

ke antar jaringan jalan kabupaten/kota , dan ke antar

jaringan jalan provinsi serta ke antar jaringan jalan

nasional menuju dua simpul yang dihubungkan lintas

angkutan sungai dan danau

(2) Dinas Pehubungan memperhatikan secara seksama adanya

jaringan jalan dengan kelas yang sama yang terputus oleh

sungai dan danau

Page 210: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir28

BAB IVPOTENSI EKONOMI DAN KRITERIA PELABUHAN

Bagian Pertama

Potensi Ekonomi dan Demand

Pasal 6

Dinas Perhubungan melakukan koordinasi dengan Bappeda,

Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan untuk melakukan kajian

dan perhitungan potensi ekonomi dan demand pada dua simpul

yang dihubungkan lintas angkutan sungai dan danau. Dari hasil

hasil kajian akan menggambarkan beberapa aspek yaitu sebagai

berikut;

a. Perhitungan potensi produksi komoditas pada dua

simpul yang dihubungkan lintas angkutan sungai dan

danau

b. Prediksi pergerakan berbagai komoditas antar dua

simpul yang dihubungkan lintas angkutan sungai dan

danau.

c. Perhitungan potensi penduduk di dua simpul yang

dihubungkan lintas angkutan sungai dan danau.

d. Prediksi pergerakan orang/penumpang antar dua

simpul yang dihubungkan lintas sungai dan danau.

e. Prediksi dan perhitungan pendapatan per kapita di dua

simpul yang dihubungkan lintas sungai dan danau.

f. Berdasarkan perhitungan prediksi pergerakan

penumpang dan berbagai komoditas, Dinas

Perhubungan memperkirakan jumlah kapal yang

dibutuhkan pada lintas angkutan sungai dan danau.

Page 211: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir29

Bagian Kedua

Kriteria Pelabuhan Sungai dan DanauPasal 7

(1) Dinas Perhubungan harus memperhatikan kriteria penetapan

lokasi pelabuhan di dalam penetapan lintas angkutan sungai

dan danau yaitu sebagai berikut;

a. faktor geografis terutama luas lahan dan kondisi lahan

yang diperuntukkan sebagai pelabuhan angkutan

sungai dan danau

b. kondisi topografi meliputi tinggi rendahnya permukaan

tanah

(2) Dinas Perhubungan harus memperhatikan kriteria

kharakteristik perairan sungai dan danau di dalam rencana

menetapkan lokasi pelabuhan meliputi;

a. luas lahan dan kedalaman perairan sungai dan danau

b. kharakteristik pasang surut

c. kecepatan arus

d. erosi pengendapan

(3) Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan sosial yang

berdampak pada peningkatan aktifitas penumpang, barang

dan hewan dari dan ke luar pelabuhan angkutan sungai dan

danau

(4) Kelayakan ekonomi dan memperhatikan kondisi produk

domestik regional bruto, aktifitas perdagangan dan industri

yang ada serta prediksi dimasa mendatang, perkembangan

aktifitas volume barang dan penumpang, kontribusi pada

Page 212: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir30

peningkatan taraf hidup penduduk dan perhitungan

ekonomis/finansial dalam konteks rencana pembangunan

pelabuhan sungai dan danau.

(5) Kelayakan ekonomi dan perkembangan sosial yang

berdampak pada peningkatan aktifitas penumpang, barang

dan hewan dari dan ke luar pelabuhan sungai dan danau

(6) Keterpaduan intra dan antar moda transportasi

(7) Adanya aksesibilitas terhadap hinterland untuk kelancaran

distribusi berbagai komoditas dan industri

(8) Keamanan dan keselamatan pelayaran

BAB V

INFORMASI SPESIFIKASI KAPAL SUNGAI DAN DANAU

Pasal 8

(1) Dinas Perhubungan menginformasikan karakteristik

lintasan angkutan sungai dan danau kepada para

pengusaha kapal

(2) Pengusaha kapal angkutan sungai dan danau mendisain

kapal sesuai dengan karakteristik lintasan angkutan

sungai dan danau yang dilayani

(3) Dinas Perhubungan memperhatikan keterpaduan antar

dan intermoda transportasi pada dua simpul yang

dihubungkan lintas angkutan Sungai dan danau

Page 213: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir31

BAB VI

PERMOHONAN DAN KEWENANGAN

Bagian Pertama

Permohonan

Pasal 9

(1) Permohonan penetapan lokasi pelabuhan diajukan oleh

penyelenggara pelabuhan penyeberangan kepada Menteri

melalui Direktur Jenderal dengan melampirkan sebagai

berikut;

a. rekomendasi dari Bupati/Walikota dan Gubernur

setempat mengenai keterpaduannya dengan rencana tata

ruang wilayah kabupaten/kota dan rencana tata ruang

wilayah provinsi dan nasional

b. studi kelayakan yang memuat pertimbangan kelayakan

dari segi teknis ( kondisi geografis, kharakteristik lintasan

dan topografi) dan kelayakan ekonomis ( PDRB, aktifitas

/perdagangan dan industri serta prediksi dimasa

mendatang, perkembangan volume barang dan

penumpang, kontribusi pada peningkatan taraf hidup

penduduk dan perhitungan ekonomis/finansial )

(2) Direktur Jenderal menyampaikan hasil penelitian tentang

kelengkapan data dan informasi berikuat kelayakan kepada

Menteri selambat-lambatnya 14 ( empat belas ) hari kerja

sejak diterima

(3) Penolakan permohonan disampaikan secara tertulis

dengan disertai alasan penolakan

Page 214: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir32

Bagian Kedua

Kewenangan

Pasal 10

(1) Kewenangan yang menetapkan lintas angkutan sungai dan

danau ditetapkan sebagai berikut;

d Lintas angkutan angkutan sungai dan danau antar desa di

dalam kabupaten/kota ditetapkan oleh Bupati/Walikota

e Lintas angkutan sungai dan danau antar kabupaten/kota

ditetapkan oleh Gubernur

f Lintas angkutan sungai dan danau antar provinsi ditetapkan

oleh Menteri Perhubungan.

BAB VII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 11

Dinas Perhubungan dan Pengusaha Kapal yang bergerak di bidang

angkutan sungai dan danau, sejak ditetapkannya keputusan ini,

harus berpedoman pada sispro penetapan lintas angkutan sungai

dan danau dalam keputusan ini

BAB VIII

PENUTUP

Pasal 12

Dengan ditetapkannya keputusan ini, maka segala interpretasi yang

berkaitan dengan sispro penetapan lintas angkutan sungai dan danau

yang terdapat di beberapa peraturan dinyatan tidak berlaku lagi

Page 215: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir33

3. Sispro Penempatan Kapal Pada Lintas AngkutanPenyeberangan

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN

NOMOR. .........................................

TENTANG

SISPRO PENEMPATAN KAPAL PADA LINTAS ANGKUTAN

PENYEBERANGAN

MENTERI PERHUBUNGAN

Menimbang : bahwa untuk keselamatan dan keamanan

penyelenggaraan angkutan penyeberangan

perlu diatur lebih lanjut ketentuan mengenai

penempatan kapal pada lintas angkutan

penyeberangan.

Mengingat : 1. Undang – Undang No. 17 Tahun 2008 tentang

Pelayaran, Pasal 75, Pasal 117, Pasal 124

2.Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 1999

tentang Angkutan di Perairan, Pasal 16, Pasal

31,

3.Peraturan Pemerintah No.51 Tahun 2002

tentang Perkapalan, Pasal 2

Page 216: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir34

4.Keputusan Menteri Perhubungan No. 32 Tahun

2001 tentang Penyelenggaraan Angkutan

Penyeberangan, Pasal 10, Pasal 23, Pasal 24,

Pasal 25, Pasal 37, Pasal 37, Pasal 38, Pasal

39, Pasal 40, dan Pasal 51

5. Keputusan Menteri Perhubungan No. 52 Tahun

2004 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan

Penyeberanga, Pasal 6 Ayat ( 5), Ayat (6)

5. SOLAS

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGANTENTANG SISPRO PENEMPATAN KAPALPADA LINTAS ANGKUTAN PENYEBERANGAN

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan;

1. Angkutan penyeberangan adalah angkutan yang berfungsi

sebagai jembatan bergerak yang menghubungkan jaringan

jalan atau jaringan jalur kereta api yang terputus karena

adanya perairan, untuk mengangkut penumpang dan

kendaraan beserta muatannya.

2. Lintas angkutan penyeberangan adalah suatu alur perairan di

laut, selat, teluk, sungai dan/atau danau yang ditetapkan

sebagai lintas penyeberangan.

Page 217: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir35

3. Simpul adalah dua wilayah dan atau dua pelabuhan yang

dihubungkan lintas angkutan penyeberangan.

4. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau

perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan

pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan

sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang,

dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat

berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan

dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan

serta sebagai tempat perpindahan intra dan antarmoda

transportasi.

5. Keselamatan dan Keamanan Pelayaran adalah suatu keadaan

terpenuhinya persyaratan keselamatan dan keamanan yang

menyangkut angkutan di perairan, kepelabuhanan, dan

lingkungan maritim.

6. Kelaiklautan Kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi

persyaratan keselamatan kapal, pencegahan pencemaran

perairan dari kapal, pengawakan, garis muat, pemuatan,

kesejahteraan Awak Kapal dan kesehatan penumpang, status

hukum kapal, manajemen keselamatan dan pencegahan

pencemaran dari kapal, dan manajemen keamanan kapal

untuk berlayar di perairan tertentu.

7. Keselamatan Kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi

persyaratan material, konstruksi, bangunan, permesinan dan

perlistrikan, stabilitas, tata susunan serta perlengkapan

termasuk perlengkapan alat penolong dan radio, elektronik

Page 218: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir36

kapal, yang dibuktikan dengan sertifikat setelah dilakukan

pemeriksaan dan pengujian.

8. Badan Klasifikasi adalah lembaga klasifikasi kapal yang

melakukan pengaturan kekuatan konstruksi dan permesinan

kapal, jaminan mutu material marine, pengawasan

pembangunan, pemeliharaan, dan perombakan kapal sesuai

dengan peraturan klasifikasi.

9. Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu,

yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik,

energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang

berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air,

serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak

berpindah-pindah.

10.Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) adalah wilayah perairan dan

daratan pada pelabuhan atau terminal khusus yang digunakan

secara langsung untuk kegiatan pelabuhan.

11.Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) adalah perairan di

sekeliling daerah lingkungan kerja perairan pelabuhan yang

dipergunakan untuk menjamin keselamatan pelayaran.

12.Awak Kapal adalah orang yang bekerja atau dipekerjakan di

atas kapal oleh pemilik atau operator kapal untuk melakukan

tugas di atas kapal sesuai dengan jabatannya yang tercantum

dalam buku sijil.

13.Nakhoda adalah salah seorang dari Awak Kapal yang menjadi

pemimpin tertinggi di kapal dan mempunyai wewenang dan

tanggung jawab tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Page 219: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir37

14.Anak Buah Kapal adalah Awak Kapal selain Nakhoda.

15.Kenavigasian adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran, Telekomunikasi-Pelayaran,

hidrografi dan meteorologi, alur dan perlintasan, pengerukan

dan reklamasi, pemanduan, penanganan kerangka kapal,

salvage dan pekerjaan bawah air untuk kepentingan

keselamatan pelayaran kapal.

16.Navigasi adalah proses mengarahkan gerak kapal dari satu

titik ke titik yang lain dengan aman dan lancar serta untuk

menghindari bahaya dan/atau rintangan-pelayaran.

17.Alur-Pelayaran adalah perairan yang dari segi kedalaman,

lebar, dan bebas hambatan pelayaran lainnya dianggap aman

dan selamat untuk dilayari.

18.Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran adalah peralatan atau

sistem yang berada di luar kapal yang didesain dan

dioperasikan untuk meningkatkan keselamatan dan efisiensi

bernavigasi kapal dan/atau lalu lintas kapal.

19.Syahbandar adalah pejabat pemerintah di pelabuhan yang

diangkat oleh Menteri dan memiliki kewenangan tertinggi

untuk menjalankan dan melakukan pengawasan terhadap

dipenuhinya ketentuan peraturan perundang-undangan untuk

menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran

20.Otoritas Pelabuhan (Port Authority) adalah lembaga

pemerintah di pelabuhan sebagai otoritas yang melaksanakan

fungsi pengaturan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan

kepelabuhanan yang diusahakan secara komersial.

Page 220: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir38

21.Unit Penyelenggara Pelabuhan adalah lembaga pemerintah di

pelabuhan sebagai otoritas yang melaksanakan fungsi

pengaturan, pengendalian, pengawasan kegiatan

kepelabuhanan, dan pemberian pelayanan jasa

kepelabuhanan untuk pelabuhan yang belum diusahakan

secara komersial.

22.Badan Usaha Pelabuhan adalah Badan Usaha yang kegiatan

usahanya khusus di bidang pengusahaan terminal dan

fasilitas pelabuhan lainnya.

23.Setiap Orang adalah orang perseorangan atau korporasi

24.Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah adalah

Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan

pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

25.Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota

dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara

pemerintahan daerah.

26.Menteri adalah Menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di

bidang pelayaran.

BAB II

PELABUHAN DAN PERSYARATAN KAPAL

Bagian Pertama

Pelabuhan

Pasal 2

(1) Dinas Perhubungan perlu mengidentifikasi dan melakukan

kajian di dalam menempatkan kapal angkutan penyeberangan

Page 221: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir39

terutama menyangkut beberapa aspek yang berkaitan dengan

Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan meliputi;

a wilayah perairan yang digunakan untuk kegiatan alur

pelayaran

b tempat labuh

c tempat alih muat antarkapal

d kolam pelabuhan untuk kebutuhan sandar dan olah

gerak kapal

e kegiatan pemanduan

f tempat perbaikan kapal

g penahan gelombang

h kolam pelabuhan

i alur pelayaran

j sarana bantu navigasi

k sistem keamanan dan ketertiban di pelabuhan

l fasilitas naik turun kendaraan

(2) Dinas Perhubungan perlu melakukan kajian secara detail

Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan sebagai perairan

pelabuhan di luar Daerah Lingkungan Kerja perairan yang

digunakan sebagai;

a. untuk alur pelayaran dari dan ke pelabuhan

b. keperluan keadaan darurat

c. penempatan kapal mati

Page 222: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir40

d. percobaan berlayar

e. kegiatan pemanduan

f. fasilitas pembangunan

g. pemeliharaan kapal

(3) Dari hasil kajian tersebut di atas, maka Dinas Perhubungan

akan dapat menetapkan kriteria kapal ( lebar, tinggi kapal,

panjang kapal, dan GT kapal ) sesuai dengan pelabuhan.

(4) Dinas Perhubungan perlu memperhatikan, bahwa untuk

keperluan pelayanan dan fasilitas penumpang pelabuhan

penyeberangan, maka penyelenggara pelabuhan

penyeberangan menyediakan kegiatan untuk lahan daratan

beberapa hal yaitu;

a. Fasilitas pokok antara lain;

1) terminal penumpang

2) penimbangan kendaraan bermuatan

3) jalan penumpang keluar/masuk kapal ( gang way )

4) perkantoran untuk kegiatan pemerintahan dan pelayanan

jasa

5) fasilitas penyimpanan bahan bakar ( bunker )

6) instalasi air, listrik dan telekomunikasi

7) akses jalan dan/atau jalur kereta api

8) fasilitas pemadam kebakaran

Page 223: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir41

9) tempat tunggu kendaraan bermotor sebelum naik ke

kapal

b. Fasilitas penunjang, antara lain;

1) kawasan perkantoran untuk menunjang kelancaran

pelayanan jasa kepelabuhanan

2) tempat pembuangan limbah

3) fasilitas usaha yang menunjang kegiatan pelabuhan

penyeberangan

4) areal pengembangan pelabuhan

5) fasilitas umum lainnya ( peribadatan, taman, jalur hijau

dan kesehatan )

Bagian Kedua

Keselamatan dan Keamanan Angkutan Penyeberangan

Pasal 3

(1) Dinas Perhubungan mengharuskan kepada setiap

Pengusaha kapal untuk memenuhi kelaiklautan kapal sesuai

dengan daerah pelayarannya dan dibuktikan dengan

sertifikat meliputi;

a keselamatan kapal

b pencegahan pencemaran dari kapal

c pengawakan dari kapal

d garis muat kapal dan pemuatan

Page 224: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir42

e kesejahteraan awak kapal dan kesehatan penumpang

f status hukum kapal

g manajemen keselamatan dan pencegahan pencemaran

dari kapal

h manajemen dan surat kapal

(2) Dinas Perhubungan mengharuskan kepada setiap Pengusaha

Kapal untuk memenuhi persyaratan keselamatan kapal yang

dibuktikan dengan sertifikasi meliputi sebagai berikut;

a. material

b. konstrukdi

c. bangunan

d. permesinan

e. stabilitas

f. tata susunan serta perlengkapan termasuk perlengkapan

alat penolong dan radio

g. elektronika kapal

(3) Untuk menjamin keselamatan berlayar, maka Departemen

Perhubungan bertugas melakukan pengadaan, pengoperasian,

pemeliharaan dan pengawasan kenavigasian yang meliputi;

a. sarana bantu navigasi – pelayaran

b. telekomunikasi - pelayaran

c. hidrografi dan meteorologi

d. alur dan perlintasan

Page 225: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir43

e. pengerukan dan reklamasi

f. pemanduan

g. penanganan kerangka kapal; dan

h. salvage dan pekerjaan bawah air

(4)Pengusaha kapal dan Dinas Perhubungan memperhatikan

secara seksama kondisi kapal terutama dari segi kualitas, dan

kesesuaian terhadap kondisi pelabuhan.

Bagian Ketiga

Persyaratan Kapal

Pasal 4

(1) Pengusaha angkutan kapal penyeberangan dengan GT hingga

300 dengan jarak lintasan yang dilayani hingga 15 mil, harus

memenuhi persyaratan keselamatan sesuai dengan ketentuan

SOLAS yaitu sebagai berikut;

a. Resque Boat (Perahu Penyelamat) 1 unit

b. Life Raft (Rakit Penolong) untuk 100% awak kapal dan

penumpang

c. Inflatable life Raft with Light/rakit dengan cahaya)

d. Life Jacket (baju pelampung) untuk 100% awak kapal dan

penumpang

e. Life Jacket with light (baju pelampung dengan cahaya)

f. Means Of Rescue (alat penolong)

g. Extra Life Jacket (tambahan baju pelampung/10%)

Page 226: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir44

h. Helicopter Pick Up Area (area ystem ter)

i. Marine Evacuation System/MES (sistem evakuasi)

j. Embarkation Ladder ( Tangga keberangkatan)

k. Two Way VHF(radio VHF penerima dan pemancar) ( 2

units)

l. SART (1 Unit)

m. Distress Flare 12

n. Emergency Communication (alat komunikasi darurat)

o. General Emergency Alarm (alarm darurat umum)

p. Public Address System ( ystem informasi umum)

q. Life Buoys (pelampung) 4 unit

(2) Pengusaha angkutan kapal penyeberangan dengan GT hingga

500 dengan jarak lintasan yang dilayani 15 – 100 mil, harus

memenuhi persyaratan keselamatan sesuai dengan ketentuan

SOLAS yaitu sebagai berikut;

a. Resque Boat (Perahu Penyelamat) 1 unit

b. Life Raft (Rakit Penolong) untuk 100% awak kapal dan

penumpang

c. (Inflatable life Raft with Light/rakit dengan cahaya)

d. Life Jacket (baju pelampung) untuk 100% awak kapal dan

penumpang

e. Life Jacket with light (baju pelampung dengan cahaya)

f. Means Of Rescue (alat penolong)

g. Extra Life Jacket (tambahan baju pelampung/10%)

h. Helicopter Pick Up Area (area ystem ter)

i. Marine Evacuation System/MES (sistem evakuasi)

j. Embarkation Ladder ( Tangga keberangkatan)

Page 227: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir45

k. Two Way VHF(radio VHF penerima dan pemancar) ( 3

units)

l. SART (2 Unit)

m. Distress Flare 12

n. Emergency Communication (alat komunikasi darurat)

o. General Emergency Alarm (alarm darurat umum)

p. Public Address System ( ystem informasi umum)

q. Life Buoys (pelampung) 8 unit

r. Muster list and Emergency instruction

s. (tanda berkumpul dan instruksi bahaya)

t. 1 Unit Survival Craft (perahu kerja)

u. 2 Life Boat in Board Places in Side Of Ship

v. (sekoci penolong pada dua sisi kapal)

(3) Pengusaha angkutan kapal penyeberangan dengan GT

hingga 800 dengan jarak lintasan yang dilayani 100 mil ke

atas, harus memenuhi persyaratan keselamatan sesuai

dengan ketentuan SOLAS yaitu sebagai berikut;

a. Life Buoys/pelampung 8 unit

b. Fast Resque Boat/perahu cepat penyelamat 2 unit

c. Life Raft (Rakit Penolong) untuk 100% awak kapal dan

penumpang

d. (Inflatable life Raft with Light/rakit dengan cahaya)

e. Life Raft provided By Float Free Stowage (rakit penolong)

f. Life Jacket (baju pelampung) untuk 100% awak kapal dan

penumpang

g. Life Jacket with light (baju pelampung dengan cahaya)

h. Means Of Rescue (alat penolong)

Page 228: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir46

i. Extra Life Jacket (tambahan baju pelampung/10%)

j. Helicopter Pick Up Area (area ystem ter)

k. Marine Evacuation System/MES (sistem evakuasi)

l. Embarkation Ladder ( Tangga keberangkatan)

m. Two Way VHF(radio VHF penerima dan pemancar) ( 3

units)

n. SART (2 Unit)

o. Distress Flare 12

p. Emergency Communication (alat komunikasi darurat)

q. General Emergency Alarm (alarm darurat umum)

r. Public Address System ( ystem informasi umum)

s. Muster list and Emergency instruction (tanda berkumpul

dan instruksi bahaya)

t. 2 Life Boat in Board Places in Side Of Ship (sekoci

penolong pada dua sisi kapal)

(4) Pengusaha angkutan kapal penyeberangan dengan GT hingga

1.300 dengan jarak lintasan yang dilayani 100 mil ke atas,

harus memenuhi persyaratan keselamatan sesuai dengan

ketentuan SOLAS yaitu sebagai berikut;

a. Life Buoys/pelampung 8 unit

b. Fast Resque Boat/perahu cepat penyelamat 2 unit

c. Life Raft (Rakit Penolong) untuk 100% awak kapal dan

penumpang

d. (Inflatable life Raft with Light/rakit dengan cahaya)

e. Life Raft provided By Float Free Stowage (rakit penolong)

f. Life Jacket (baju pelampung) untuk 100% awak kapal dan

penumpang

Page 229: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir47

g. Life Jacket with light (baju pelampung dengan cahaya)

h. Means Of Rescue (alat penolong)

i. Extra Life Jacket (tambahan baju pelampung/10%)

j. Helicopter Pick Up Area (area ystem ter)

k. Marine Evacuation System/MES (sistem evakuasi)

l. Embarkation Ladder ( Tangga keberangkatan)

m. Two Way VHF(radio VHF penerima dan pemancar) ( 3

units)

n. SART (2 Unit)

o. Distress Flare 12

p. Emergency Communication (alat komunikasi darurat)

q. General Emergency Alarm (alarm darurat umum)

r. Public Address System ( ystem informasi umum)

s. Muster list and Emergency instruction (tanda berkumpul

dan instruksi bahaya)

t. 2 Unit Survival Craft (perahu kerja)

u. 2 Life Boat in Board Places in Side Of Ship (sekoci

penolong pada dua sisi kapal)

(5) Pengusaha angkutan kapal penyeberangan dengan GT hingga

1.800 dengan jarak lintasan yang dilayani 100 mil ke atas,

harus memenuhi persyaratan keselamatan sesuai dengan

ketentuan SOLAS yaitu sebagai berikut;

a. Life Buoys/pelampung 12 unit

b. Fast Resque Boat/perahu cepat penyelamat 2 unit

c. Life Raft (Rakit Penolong) untuk 100% awak kapal dan

penumpang

Page 230: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir48

d. (Inflatable life Raft with Light/rakit dengan cahaya)

e. Life Raft provided By Float Free Stowage (rakit penolong)

f. Life Jacket (baju pelampung) untuk 100% awak kapal dan

penumpang

g. Life Jacket with light (baju pelampung dengan cahaya)

h. Means Of Rescue (alat penolong)

i. Extra Life Jacket (tambahan baju pelampung/10%)

j. Helicopter Pick Up Area (area ystem ter)

k. Marine Evacuation System/MES (sistem evakuasi)

l. Embarkation Ladder ( Tangga keberangkatan)

m. Two Way VHF(radio VHF penerima dan pemancar) ( 3

units)

n. SART (2 Unit)

o. Distress Flare 12

p. Emergency Communication (alat komunikasi darurat)

q. General Emergency Alarm (alarm darurat umum)

r. Public Address System ( ystem informasi umum)

s. Muster list and Emergency instruction (tanda berkumpul

dan instruksi bahaya)

t. 2 Unit Survival Craft (perahu kerja)

u. 2 Life Boat in Board Places in Side Of Ship (sekoci

penolong pada dua sisi kapal)

(6) Pengusaha angkutan kapal penyeberangan dengan GT

hingga 2.500 dengan jarak lintasan yang dilayani 100 mil ke

atas, harus memenuhi persyaratan keselamatan sesuai

dengan ketentuan SOLAS yaitu sebagai berikut;

Page 231: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir49

a. Life Buoys/pelampung 12 unit

b. Fast Resque Boat/perahu cepat penyelamat 2 unit

c. Life Raft (Rakit Penolong) untuk 100% awak kapal dan

penumpang

d. (Inflatable life Raft with Light/rakit dengan cahaya)

e. Life Raft provided By Float Free Stowage (rakit

penolong)

f. Life Jacket (baju pelampung) untuk 100% awak kapal

dan penumpang

g. Life Jacket with light (baju pelampung dengan cahaya)

h. Means Of Rescue (alat penolong)

i. Extra Life Jacket (tambahan baju pelampung/10%)

j. Helicopter Pick Up Area (area ystem ter)

k. Marine Evacuation System/MES (sistem evakuasi)

l. Embarkation Ladder ( Tangga keberangkatan)

m. Two Way VHF(radio VHF penerima dan pemancar) ( 3

units)

n. SART (2 Unit)

o. Distress Flare 12

p. Emergency Communication (alat komunikasi darurat)

q. General Emergency Alarm (alarm darurat umum)

r. Public Address System ( ystem informasi umum)

b. s. Muster list and Emergency instruction (tanda

berkumpul dan instruksi bahaya)

a. 2 Unit Survival Craft (perahu kerja)

b. 2 Life Boat in Board Places in Side Of Ship (. (sekoci

penolong pada dua sisi kapal)

Page 232: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir50

(7) Pengusaha angkutan kapal penyeberangan dengan GT hingga

3.200 dengan jarak lintasan yang dilayani 100 mil ke atas,

harus memenuhi persyaratan keselamatan sesuai dengan

ketentuan SOLAS yaitu sebagai berikut;

a. Life Buoys/pelampung 12 unit

b. Fast Resque Boat/perahu cepat penyelamat 2 unit

c. Life Raft (Rakit Penolong) untuk 100% awak kapal dan

penumpang

d. Inflatable life Raft with Light/rakit dengan cahaya)

e. Life Raft provided By Float Free Stowage (rakit penolong)

f. Life Jacket (baju pelampung) untuk 100% awak kapal dan

penumpang

g. Life Jacket with light (baju pelampung dengan cahaya)

h. Means Of Rescue (alat penolong)

i. Extra Life Jacket (tambahan baju pelampung/10%)

j. Helicopter Pick Up Area (area ystem ter)

k. Marine Evacuation System/MES (sistem evakuasi)

l. Embarkation Ladder ( Tangga keberangkatan)

m. Two Way VHF(radio VHF penerima dan pemancar) ( 3

units)

n. SART (2 Unit)

o. Distress Flare 12

p. Emergency Communication (alat komunikasi darurat)

q. General Emergency Alarm (alarm darurat umum)

r. Public Address System ( ystem informasi umum)

Page 233: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir51

s. Muster list and Emergency instruction ((tanda berkumpul

dan instruksi bahaya)

t. 2 Unit Survival Craft (perahu kerja)

u. 2 Life Boat in Board Places in Side Of Ship (sekoci

penolong pada dua sisi kapal)

BAB III

TINGGI GELOMBANG DAN SPESIFIKASI KAPAL

Bagian Pertama

Tinggi Gelombang

Pasal 5

Departemen Perhubungan melakukan koordinasi dengan instansi

terkait untuk melakukan identifikasi dan kajian tinggi gelombang

sebagai acuan bagi pengusaha kapal dan Dinas Perhubungan

menempatkan kapal. Tinggi gelombang semua lintasan

dikelompokkan pada tujuh ( 7 ) region dengan rincian sebagai

berikut;

a. Region A dengan tinggi gelombang maksimum 1,25meter, terdapat pada lintasan sebagai berikut;

- Pulang Pisau – Kelawa (Belum Ops)

- Banjar Raya – Saka Kajang (Belum Ops)

- Kuin Alalak – Jelapat (Belum Ops)

- Mantuli – Tambang Muara (Belum Ops)

- Siwa – Lasusua (Belum Ops)

- Ajibata – Tombok (Komersil)

- Palembang – Muntok (Komersil)

Page 234: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir52

- Pontianak Kota – Siantan (Komersil)

- Tebas Kuala – Tebas Sbrg(Perintis I)

- Tayan – Terayu (Perintis I)

- Taipa – Kariangau (Perintis I)

- Tj.Harapan – Tl.Kalong (Perintis I)

- Palembang – Kayuarang (Tidak Ops)

- K.Kapuas – K.Kapauas Sbrg (Tidak Ops)

- Kuala Pembuang – Kualu Pembuang (Tidak Ops)

- P.Telo – P.Telo Sbrg (Tidak Ops)

- Palangkaraya – P.R.Sbrg (Tidak Ops)

- Cerbon – Marabahan (Tidak Ops)

- Kartiasa Barat – Kartiasa Timur (Tidak Ops)

- Semuntai – Sekadau (Tidak Ops)

b. Region B, dengan tinggi gelombang maksimum 1,5meter terdapat pada lintasan sebagai berikut;

- Daruba – Tobelo (Perintis I)

- Tobelo – Subaim (Perintis I)

c. Region C, dengan tinggi gelombang maksimum 2meter terdapat pada lintasan sebagai berikut;

- Patani – Sorong (Belum Ops)

- Poso – Wakay (Belum Ops)

- Luwuk – Sabang (Belum Ops)

- Taliabu – Banggai (Belum Ops)

- Bastiong – Babang/Payahe (Belum Ops)

- Payahe – Sakete (Belum Ops)

- Sakete – Babang (Belum Ops)

Page 235: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir53

- Sanana – Tlk.Bara (Belum Ops)

- Sanana – Mangole (Belum Ops)

- Mangole- Taliabu (Belum Ops)

- Mangole- Laiwui (Belum Ops)

- Laiwui – Labuha (Belum Ops)

- Sibolga – Nias (Komersil)

- Pagimana – Gorontalo (Komersil)

- Bastiong – Sidangole (Komersil)

- Bastiong – Rum (Komersil)

- Bitung – Ternate (Komersil)

- Biak – Serui (Perintis I)

- Serui – Waren (Perintis I)

- Numfor – Manokwari (Perintis I)

- Saumlaki – Tepa (Perintis I)

- Dobo – Benjina (Perintis I)

- Sorong – Seget (Perintis I)

- Seget – Mogem – Inawalan (Perintis I)

- Mogem – Teminabuan (Perintis I)

- Sorong – Saonek (Perintis I)

- Sorong – Waigama (Perintis I)

- Gorontalo – Wakai (Perintis I)

- Luwuk – Salakan (Perintis I)

- Salakan – Banggai (Perintis I)

- Kendari – Langgara (Perintis I)

- Bitung – Pananaro (Perintis I)

- Bitung – P.Lembeh (Perintis I)

- Bitung – Siau (Perintis I)

Page 236: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir54

- Bastiong – Geti/Tidore (Perintis II)

- Tarakan – Tg.Selor (Perintis II)

- Waren – Nabire (Tidak ops)

- Biak – Nabire (Tidak Ops)

- Biak – Numfor (Tidak Ops)

- Serui – Nabire (Tidak Ops)

- Sorong – Jefman (Tidak Ops)

- Jefman – Kalabo (Tidak Ops)

- Sorong – Teminabuan (Tidak Ops)

- Bitung – Dago (Tidak Ops)

d. Region D, dengan tinggi gelombang maksimum 2,5meter terdapat pada lintasan sebagai berikut;

- Balohan – Malahayati, Komersil

- Cilacap – Kalipuncang, Komersil

- Ujung – Kamal, Komersil

- Jangkar – Kalianget, Komersil

- Kalianget – P.Kangean, Komersil

- Kupang - Waingapu, Komersil

- Bajoe – Kolaka, Komersil

- Torobulu – Tampo, Komersil

- Meolaboh – Sinabang, Perintis I

- Sinabang – Labuhan Haji, Perintis I

- Singkil – P Banyak – Sinabang, Perintis I

- Padang – Sikakap/Mentawai, Perintis I

- Padang – P.Siberut, Perintis I

- Padang – Tuapejat, Perintis I

- Pulau Bai – P.Enggano, Perintis I

Page 237: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir55

- Cilacap – Majingklak , erintis I

- Aimere – Waingapu, Perintis I

- Ende – Waingapu, Perintis I

- Wara – Bau Bau, Perintis I

- Tarakan – Ancam, Perintis II

- Tarakan – Sembakung, Perintis II

- Marina – P. Kelapa, Tidak Ops

- Marina – P. Tidung, Tidak Ops

- Marina – P. Pramuka, Tidak Ops

- P.Pramuka – P.Kelapa, Tidak Ops

- P.Pramuka – P.Tidung, Tidak Ops

- Marina – P.Untung Jawa, Tidak Ops

- P.Untung Jawa – P.Tidung, Tidak Ops

e. Region E, dengan tinggi gelombang maksimum3 meterterdapat pada lintasan sebagai berikut;

- Stagen – Tarjun, Belum Ops

- Tarakan – ToliToli, Belum Ops

- Garongkong – Batulicin, Belum Ops

- Sape – Waingapu, Belum Ops

- Sulamu – Kadya Kupang, Belum Ops

- Toboali – P.Lepar, Belum Ops

- Batu Licin-Tj.Serdang, Komersil

- Balikpapan – Mamuju, Komersil

- Balikpapan – Penajam, Komersil

- Kupang – Aimere, Komersil

- Padang Bai- Lembar, Komersil

- Kayangan/Lombok – Pototano, Komersil

Page 238: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir56

- Sape – Waikelo, Perintis I

- Kalabahi –Tl.gurita, Perintis I

- Tl.Gurita – Kisar, Perintis I

- Kupang – Waikelo, Perintis I

- Aimere – Waikelo, Perintis I

- Tual – Larat, Perintis I

- Sadai – Tanjung Rum, Perintis I

- Dongkala – Mawasangka, Perintis I

- Kalabahi – Kabir, Perintis II

- Dongkala – Bau Bau, Tidak ops

- Pare Pare – Balikpapan, Tidak Ops

- Batulicin – Kotabaru, Tidak Ops

- Kupang – Naikliu, Tidak Ops

- Kupang – Hansisi, Tidak Ops

- Kalabahi – Maritaing, Tidak Ops

- Dili – P.Atauro, Tidak Ops

- Dili – Maritaing, Tidak Ops

- Tual – Elat, Tidak Ops

- Bau Bau – Tolandano, Tidak Ops

- Tampo – Maligano, Tidak Ops

f. Region F, dengan tinggi gelombang maksimum 3,5meter terdapat pada lintasan sebagai berikut;

- Ciwandan – Srengseng, Belum Ops

- Hansisi – Pantai Baru, Belum Ops

- Atapupu – Iilwaki, Belum Ops

- Atapupu – Wonreli, Belum Ops

- Tl.Gurita – Ilwaki, Belum Ops

Page 239: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir57

- Kalabahi – Balauring, Belum Ops

- Tj.Pandan – Pontianak, Belum Ops

- Ketapang – Manggar, Belum Ops

- K.Tungkal – Tj.Uban, Belum Ops

- Bengkalis – Tanjung Balai, Belum Ops

- Belawan – Penang, Belum Ops

- Merak – Bakauheni, Komersil

- Ketapang – Gilimanuk, Komersil

- Sape – Labuhan Bajo, Komersil

- Kupang – Sawu/Seba, Komersil

- Kalabahi – Kupang, Komersil

- Kupang – Ende, Komersil

- Rasau Jaya – Tlk.Batang, Komersil

- Bira – Pamatata, Komersil

- Galala – Namlea, Komersil

- Poka – Galala, Komersil

- Rumbai Jaya – Mumpa, Komersil

- Waiwerang – Lowelaba, Perintis I

- Balauring – Baranusa, Perintis I

- Kalabahii – Baranusa, Perintis I

- Waingapu – SawuSeba, Perintis I

- Lewoleba – Balauring, Perintis I

- Kupang – Lewoleba, Perintis I

- Tual – Dodo, Perintis I

- Larat – Saumlaki, Perintis I

- Pomako I – Pomako II, Perintis I

- Sape – P.Komodo, Perintis II

Page 240: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir58

- Labuhan Bajo – P.Komodo, Perintis II

- Mapura Jaya – Pamako, Perintis II

- Telaga Pungkur –Tj. Uban, Perintis II

- Bengkalis – Mengkapan, Perintis II

- Benoa-Senggigi, Tidsk ops

- Merak – Srengseng, Tidak Ops

- Merak – Panjang, Tidak Ops

- Atapupu – Kalabahi, Tidak Ops

- Balauring – Kabir, Tidak Ops

- Bakalang – Baranusa, Tidak Ops

- Sawu – Raijua, Tidak Ops

- Kariabela – Wonreli, Tidak Ops

- Dili – Wonreli, Tidak Ops

- Dili – Ilwaki, Tidak Ops

- Tl. Batang – Ketapang, Tidak Ops

- Negeri Lima – Namlea, Tidak Ops

- BT Bedarah – DS Pintas, Tidak Ops

- K.Kuning – M.Tebo, Tidak Ops

- Pangkal Pinang – Tj.Pandan, Tidak Ops

- S.Pakning – Bengkalis, Tidak Ops

g. Region G, dengan tinggi gelombang maksimum 4 meterterdapat pada lintasan sebagai berikut;

- Semarang – Kumai, Belum Ops

- Bambea – Sikeli, Belum Ops

- Kendal – Kumai, Belum Ops

- Ilwaki – Wonreli, Belum Ops

- Saumlaki – Adaut, Belum Ops

Page 241: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir59

- Wonreli – Serwaru, Belum Ops

- Kupang – Rote, Komersil

- Kupang – Larantuka, Komersil

- Hunimua – Waipirit, Komersil

- Jepara – Karimun Jawa, Perintis I

- Larantuka – Waiwerang, Perintis I

- Tanah Merah – Kepi, Perintis I

- Merauke – Atsy, Perintis I

- Atsy – Senggo, Perintis I

- Atsy – Asgon, Perintis I

- Pamatata – Marapokot, Perintis I

- Bira –Tondasi, Perintis I

- Hurnala/Tulehu – Pelauw/Haruku, Perintis I

- Pelauw/Haruku – Umeputih/Saparua, Perintis I

- Wailey – Umeputih/Saparua, Perintis I

- Bitung – Melanguane, Perintis I

- Merauke – Tanah Merah, Perintis I

- Lewoleba – Larantuka, Perintis II

- Kalabahi – Bakalang, Perintis II

- Merauke – Poo, Perintis II

- Atsy – Agat, Tidak ops

- Larantuka – Kalabahi, Tidak Ops

- Ende – Aimere, Tidak Ops

- Agast – Ewer, Tidak Ops

- Hurnala/Tulehu – Umeputih/Saparua, Tidak Ops

- Dago – Talaud, Tidak Ops

- Gresik – Bawean, Tidak Ops

Page 242: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir60

Bagian Kedua

Spesifikasi Kapal

Pasal 6

1) Departemen Perhubungan menetapkan disain kapal sebagai

acuan bagi pengusaha kapal berdasarkan tinggi gelombang.

Dalam hal ini, spesifikasi teknis kapal desain baru dapat

ditentukan melalui perbandingan ukuran kapal dengan

memperhatikan tinggi gelombang serta faktor kapasitas ruang

muat mapun kondisi pelabuhan/dermaga atau alur pelayaran

(2) Perbandingan ukuran utama kapal sesuai ayat (1) di atas, ada 6

(enam) hubungan antar ukuran utama kapal yang dapat

dijadikan sebagai patokan, yaitu diantara L, B, H, dan T.

Hubungan tersebut dapat disederhanakan dalam persamaan

sebagai berikut

B = f (L)

H = f (L)

H = f (B)

T = f (L)

T = f (H)

T = f (B)

(3) Teknis penentuannya dapat dilakukan sebagai berikut;

a. Perbandingan L/B yaitu perbandingan antara panjang dan

lebar kapal.

Ukuran L/B yang besar sesuai untuk kapal-kapal dengan

kecepatan tinggi dan mempunyai perbandingan ruangan

Page 243: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir61

yang baik, akan tetapi mengurangi kemampuan manuver

dan stabilitas kapal. Ukuran L/B yang kecil dapat

memberikan stabilitas yang baik serta di lain pihak dapat

menambah tahanan.

b. Perbandingan L/H yaitu perbandingan panjang kapal dan

tinggi kapal, yang berpengaruh pada kekuatan memanjang

kapal.

Ukuran L/H yang kecil dapat memberikan kekuatan

memanjang yang lebih bagus, tetapi tahanan menjadi lebih

kecil. Kekuatan memanjang itu akan sangat berguna untuk

dapat meredam defleksi pada penegar/penguat lambung

apabila mengalami momen lengkung akibat adanya

gelombang saat pelayaran serta distribusi beban muatan

pada kapal.

(4)Perbandingan B/H yaitu perbandingan lebar kapal dan tinggi

kapal.

Ukuran B/H yang besar akan meningkatkan stabilitas yang

tinggi, meningkatkan kemampuan muat dari cargo dan

turunnya titik KG (titik berat melintang kapal dari keel).

(5)Perbandingan L/T yaitu perbandingan panjang kapal dan sarat

kapal.

Ukuran L/T yang besar akan meningkatkan kecepatan kapal

namun stabilitas menjadi menurun.

Page 244: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir62

(6) Perbandingan H/T yaitu perbandingan antara tinggi geladak

dengan tinggi sarat kapal.

Ukuran H/T berhubungan dengan reserve displacement atau

daya apung cadangan. Ukuran H/T yang besar dapat dijumpai

pada kapal-kapal penumpang.

(7)Perbandingan B/T yaitu perbandingan antara lebar dengan

tinggi sarat kapal.

Ukuran B/T yang besar menyebabkan stabilitas kapal lebih

baik. Hal semacam ini dapat dijumpai pada kapal-kapal sungai

dan danau karena dibatasi oleh kedalaman sungai dan danau.

Lebih jelasnya perbandingan ukuran utama kapal berdasarkan

region dapat dilihat pada tabel berikut. Dari hasil perhitungan

yang telah dilakukan, maka Departemen Perhubungan

menetapkan perbandingan ukuran utama kapal berdasarkan

tinggi gelombang per region dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 245: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir63

Tabel 1Perbandingan Ukuran Utama Kapal Desain Baru Berdasarkan

Gelombang Per Region Lintasan

RegionTinggi

Gelombang

(meter)

KecepatanKapal

(knot)

Perbandingan Ukuran Kapal

L/B L/H B/H L/T H/T B/T

A 1.25 10 3.780 7.897 2.089 16.684 2.113 4.413

15 3.780 7.980 2.111 16.932 2.122 4.479

B 1.5 15 3.905 8.570 2.195 17.425 2.033 4.462

C 2 10 4.155 9.501 2.286 18.224 1.918 4.386

15 4.155 9.589 2.308 18.441 1.923 4.438

D 2.5 10 4.405 10.396 2.360 19.271 1.854 4.375

15 4.405 10.486 2.380 19.477 1.857 4.421

E 3 10 4.655 11.225 2.411 20.327 1.811 4.366

15 4.655 11.316 2.431 20.526 1.814 4.409

F 3.5 10 4.905 12.013 2.449 21.387 1.780 4.360

15 4.905 12.108 2.468 21.581 1.783 4.400

G 4 10 5.155 12.775 2.478 22.451 1.757 4.355

15 5.155 12.870 2.496 22.642 1.760 4.392

Sumber: Laporan Studi Kelaikan Kapal ASDP Dengan Daerah Operasi,Balitbang Perhubungan –Dephub RI, 2007

(8) Berdasarkan hasil perhitungan spesifikasi kapal seperti

tertuang dalam tabel di atas, Departemen Perhubungan

juga dapat merencanakan spesifikasi kapal untuk lintasan-

litasan baru yang belum beroperasi atau masih direncanakan.

Penentuan spesifikasi kapal untuk lintasan-lintasan ini adalah

dengan mengacu pada spesifikasi kapal dimana lintasan

tersebut tergabung pada kelompok lintas per region.

(9) Spesifikasi kapal untuk lintasan yang direncanakan termasuk

Region A adalah; lintasan Pulang Pisau – Kelawa, Banjar

Page 246: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir64

Raya – Saka Kajang, Kuin Alalak – Jelapat, Mantuli –

Tambang Muara, dan Siwa – Lasusua.

(10) Spesifikasi kapal untuk lintasan yang direncanakan termasuk

Region C adalah Patani – Sorong, Poso – Wakay, Luwuk –

Sabang, Taliabu – Banggai, Bastiong – Babang, Payahe –

Sakete, Sakete – Babang, Sanana – Tlk.Bara, Sanana –

Mangole, Mangole- Taliabu, Mangole- Laiwui, dan Laiwui –

Labuha.

(11) Spesifikasi kapal untuk lintasan yang direncanakan termasuk

Region E adalah; Stagen – Tarjun, Tarakan – ToliToli,

Garongkong – Batulicin, Sape – Waingapu, Sulamu – Kadya

Kupang, dan Toboali – P.Lepar.

(12)Spesifikasi kapal untuk lintasan yang direncanakan termasuk

Region F adalah; Ciwandan – Srengseng, Hansisi – Pantai

Baru, Atapupu – Iilwaki, Atapupu – Wonreli, Tl.Gurita – Ilwaki,

Kalabahi – Balauring, Tj.Pandan – Pontianak, Ketapang –

Manggar, K.Tungkal – Tj.Uban, Bengkalis – Tanjung Balai,

dan Belawan – Penang.

(13) Spesifikasi kapal untuk lintasan yang direncanakan termasuk

Region G adalah; Semarang – Kumai, Bambea – Sikeli,

Kendal – Kumai, Ilwaki – Wonreli, Saumlaki – Adaut, dan

Wonreli – Serwaru.

Page 247: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir65

BAB IVPENGUJIAN STABILITAS DAN PENEMPATAN KAPAL

Bagian PertamaPengujian Stabilitas Kapal Yang Sudah Ada

Pasal 7

(1) Dinas Perhubungan dan pengusaha kapal harus

memperhatikan penempatan kapal pada lintas angkutan

Penyeberangan dengan mengunakan kriteria stabilitas.

Kriteria dan kemampuan stabilitas kapal dapat dikaji dengan

memanfaatkan kurva G-Z. Kurva G-Z disajikan dalam

Dokumen Stabilitas atau dikenal dengan Stability Booklet,

yang harus tersedia di kapal.

(2) Berdasarkan dokumen stabilitas kapal seperti disebutkan di

atas, Nakhoda dapat mengetahui kemampuan stabilitas

kapal, kuantitas pemuatan, tiupan angin namun dalam

keadaan laut tenang.

(3) Nahkoda harus memperhatikan maksimum yang diijinkan

untuk membawa muatan, dengan sarat kapal yang ditandai

oleh tanda lambung timbul.

(4) Nahkoda harus memperhatikan kondisi pemuatan kapal yang

termuat di dalam dokumen stabilitas yaitu IMO Regulation

yang meliputi:

a. kapal muatan penuh dengan bahan-bakar penuh saat

bertolak,

Page 248: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir66

b. kapal muatan penuh dengan bahan-bakar dan air tawar

sisa 10% saat tiba,

c. kapal muatan kosong dengan ballast dan bahan bakar

penuh saat bertolak,

d. kapal muatan kosong dengan ballast dan bahan-bakar

dan air tawar sisa 10% saat tiba.

Bagian Kedua

Penempatan Kapal Baru

Pasal 8

(4) Dinas Perhubungan harus memperhatikan, bahwa dalam

penempatan kapal pada setiap lintas penyeberangan

harus sesuai dengan spesifikasi teknis lintas dan fasilitas

pelabuhan penyeberangan yang akan dilayani

(5) Bilamana kapal tidak memenuhi persyaratan spesifikasi

teknis lintas dan fasilitas pelabuhan penyeberangan, kapal

tersebut tidak diperbolehkan melakukan operasi

Bagian Ketiga

Penambahan Kapasitas Angkutan

Pasal 9

(1) Dinas Perhubungan harus memperhatikan bahwa dalam

rangka penempatan kapal pada setiap lintas

penyeberangan harus memperhatikan keseimbangan

Page 249: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir67

antara kebutuhan pengguna jasa dan penyedia jasa

angkutan

(2) Dinas Perhubungan harus memperhitungkan secara

seksama, bahwa dalam rangka penambahan kapasitas

angkutan pada setiap lintas penyeberangan dilakukan

dengan mempertimbangkan;

a. faktor muat rata-rata kapal pada lintas

penyeberangan tersebut sudah mencapai sekurang-

kurangnya 70 ( tujuh puluh ) % per tahun; dan

b. belum optimalnya frekuensi pelayanan kapal yang

ditempatkan

(3) Penambahan frekuensi kapal atau penambahan jumlah

kapal atau penggantian ukuran kapal yang ditempatkan

pada setiap lintas penyeberangan, Dinas Perhubungan

harus mempertimbangkan spesifikasi teknis lintas dan

fasilitas prasarana yang tersedia

(4) Dalam rangka penambahan kapasitas angkut kapal pada

setiap lintas penyeberangan, Dinas Perhubungan harus

tetap memperhatikan faktor muatan rata-rata sekurang-

kurangnya 50 ( lima puluh ) % per tahun dengan tidak

menambah waktu sandar dan waktu berlayar dari masing-

masing kapal

Pasal 10

(1) Dalam rangka pengembangan atau pengisian lintas

penyeberangan yang membutuhkan penambahan atau

Page 250: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir68

penempatan kapal, Dinas Perhubungan harus

mempertimbangan pada;

a. untuk pengembangan lintas penyeberangan yang

sudah beroperasi harus memperhatikan beberapa

aspek;

1) jumlah trip per hari dan jumlah kapal yang

diizinkan melayani lintas yang ditetapkan

2) jumlah kapasitas kapal rata-rata tersedia

3) jumlah kapasitas kapal rata-rata terpakai

4) faktor muat

5) fasilitas prasarana pelabuhan yang tersedia

dan/atau;

6) tingkat kemampuan pelayaran alur

b. untuk pengisian lintas baru harus memperhatikan

beberapa faktor sebagai berikut;

1) tersedia prasarana pelabuhan yang memadai

2) potensi bangkitan angkutan

3) potensi ekonomi wilayah

(2) Dinas Perhubungan di dalam rangka penambahan atau

penempatan kapal, perlu dilandasi dari hasil evaluasi

sebagai pertimbangan untuk memberikan persetujuan

Page 251: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir69

BAB V

PERMOHONAN PERIZINAN DAN PERSETUJUAN

Bagian Pertama

Permohonan Perizinan

Pasal 11

(1) Permohonan perizinan penempatan lintas pernyeberangan

hanya dapat diberikan kepada perusahaaan yang mengajukan

permohonan dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut;

a. perorangan warga negera Indonesia, Badan Hukum

Indonesia berbentuk Perseroan Terbatas, Badan

Usaha Milik Negara ( BUMN ), Badan Usaha Milik

Daerah ( BUMD ) atau Koperasi, yang didirikan khusus

untuk usaha itu.

b. Memiliki Akte Pendirian Perusahaan bagi pemohon

berbentuk Badan Hukum Indonesia atau Kartu Tanda

Penduduk bagi warga Negara Indonesia perorangan

yang mengajukan permohonan izin usaha angkutan

penyeberangan

c. Pernyataan tertulis sanggup untuk memiliki sekurang-

kurangnya 1(satu ) unit kapal penyeberangan

berbendera Indonesia yang memenuhi persyaratan

keselamatan kelaiklautan kapal yang diperuntukkan

bagi angkutan penyeberangan dan kepastian rencana

lintas yang akan dilayani, sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku

Page 252: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir70

d. Memiliki tenaga ahli dalam pengelolaan usaha

angkutan penyeberangan

e. Memiliki surat keterangan domisili perusahaan

f. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP )

g. Permohonan telah dilengkapi dengan dokumen yang

meliputi:

1) surat izin usaha angkutan penyeberangan,

2) bukti kesiapan kapal untuk dioperasikan, antara lain:

a) memiliki sertifikat kesempurnaan dari Direktorat

Jenderal Perhubungan Laut dan dikelaskan oleh

Biro Klasifikasi Indonesia,

b) kapal yang sesuai dengan spesifikasi teksis

lintas dan pelabuhan penyeberangan yang akan

dilayani,

3) nama dan ukuran kapal (GRT),

4) lintas yang akan dilayani,

(5) nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

(2) Permohonan izin usaha angkutan penyeberangan diberikan

kepada Bupati/Walikota, Gubernur/Kepala Daerah Khusus

Ibu Kota Jakarta, untuk pemohon yang berdomisili di

Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan kemudian diteruskan

kepada Menteri melalui Dirjen Perhubungan Darat

(3) Pemberian atau penolakan atas permohonan izin usaha,

diberikan oleh pejabat pemberi izin selambat-lambatnya

dalam jangka waktu 14 ( empat belas ) hari kerja setelah

permohonan diterima secara lengkap

Page 253: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir71

(4) Penolakan atas permohonan izin usaha angkutan

disampaikan secara tertulis dengan disertai alasan

penolakan

Bagian Kedua

Uji Coba Persyaratan Laik Laut

Pasal 12

(1) Pengusaha kapal dan Dinas Perhubungan harus melakukan

koordinasi dan bekerjasama untuk melakukan pemeriksaan

persyaratan kapal sebelum ditempatkan yaitu meliputi;

a. Persyaratan teknis meliputi:

b memenuhi persyaratan teknis laik laut dan standar

pelayan minimal kapal angkutan penyeberangan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

c memiliki fasilitas sesuai dengan spesifikasi teknis

prasarana pelabuhan pada lintas yang dilayani,

d memiliki dan/atau mempekerjakan awak kapal yang

memenuhi persyaratan kualifikasi yang diperlukan untuk

kapal penyeberangan dan dapat berbahasa Indonesia

serta mengetahui kondisi wilayah operasi yang dilayani,

e memiliki fasilitas untuk kebutuhan awak kapal maupun

penumpang dan kendaraan beserta muatannya sesuai

dengan persyaratan teknis yang berlaku,

f mencantumkan identitas perusahaan dan nama kapal

yang ditempatkan pada sebelah samping kiri dan kanan

kapal,

Page 254: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir72

g mencantumkan informasi/petunjuk yang diperlukan

dengan menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa

Inggris,

(2) Dinas Perhubungan harus melakukan pemeriksaan, bahwa

kapal angkutan penyeberangan yang akan ditempatkan

memiliki persyaratan keselamatan meliputi;

a) Material,

b) Konstruksi,

c) Bangunan,

d) Permesinan dan perlistrikan,

e) Stabilitas,

f) Tata susunan serta perlengkapan termasuk

perlengkapan alat penolong dan radio,

g) Elektronika kapal,

(3) Sebelum diberikan persetujuan penempatan kapal angkutan

penyeberangan, Dinas Perhubungan dan Pengusaha Kapal

secara bersama-sama melakukan uji coba kapal pada

pelayaran pada lintasan

(4) Bilamana masih terdapat ketidak sesuaian terutama

persyaratan teknis dan persyaratan keselamatan, maka

Pengusaha Kapal diharuskan memenuhinya sesuai dengan

perayaratan yang telah ditetapkan.

Page 255: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir73

Bagian Ketiga

Kewenangan

Pasal 13

Kewenangan persetujuan penempatan kapal penyeberangan

ditetapkan sebagai berikut;

a. Untuk penempatan kapal penyeberangan antar provinsi

dan antar negara ditetapkan oleh Menteri Perhubungan

b. Untuk penempatan kapal antar kabupaten/kota di dalam

provinsi ditetapkan oleh Gubernur.

c. Untuk penempatan kapal penyeberangan antar desa

dalam kabupaten/kota ditetapkan oleh Bupati/Walikota.

BAB VI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 14

Dinas Perhubungan dan Pengusaha Kapal yang bergerak di bidang

angkutan penyeberangan, sejak ditetapkannya keputusan ini, harus

berpedoman pada sispro penempatan kapal lintas penyeberangan

BAB VII

PENUTUP

Pasal 15

Dengan ditetapkannya keputusan ini, maka segala interpretasi yang

berkaitan dengan sispro penempatan kapal lintas penyeberangan

yang terdapat dibeberapa peraturan dinyatakan tidak berlaku lagi.

Page 256: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir74

4. Sispro Penempatan Kapal Pada Lintas Angkutan Sungai danDanau

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN

NOMOR. .........................................

TENTANG

SISPRO PENEMPATAN KAPAL PADA LINTAS ANGKUTAN

SUNGAI DAN DANAU

MENTERI PERHUBUNGAN

Menimbang : bahwa untuk keselamatan dan keamanan

penyelenggaraan angkutan penyeberangan

perlu diatur lebih lanjut ketentuan mengenai

penempatan kapal pada lintas angkutan

penyeberangan.

Mengingat : 1. Undang – Undang No. 17 Tahun 2008

tentang Pelayaran, Pasal 18 ayat ( 1), Ayat

(2), dan Ayat (3) dan Pasal 19

2. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 1999

tentang Angkutan Di Perairan, Pasal 14,

Pasal 15, Pasal 27, Pasal 28, Pasal 29, dan

Pasal 30

3. Peraturan Pemerintah No.51 Tahun 2002

tentang Perkapalan

4. Keputusan Menteri Perhubungan No. 73

Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan

Angkutan Sungai dan Danau, Pasal 4, Pasal

5, Pasal 6, Pasal 38, Pasal 39, Pasal 40,

Page 257: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir75

Pasal 41, Pasal 42, Pasal 43, Pasal 44,

Pasal 47, Pasal 48, Pasal 49, dan Pasal 50

5. SOLAS

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGANTENTANG SISPRO PENEMPATAN KAPALPADA LINTAS ANGKUTANSUNGAI DAN DANAU

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan;

1. Angkutan Sungai dan Danau adalah kegiatan angkutan

dengan menggunakan kapal yang dilakukan di sungai, danau,

waduk, rawa, anjir, kanal dan terusan untuk mengangkut

penumpang, barang dan/atau hewan yang diselenggarakan

oleh pengusaha angkutan sungai dan danau.

2. Kapal Sungai dan Danau adalah kapal yang dilengkapi

dengan alat penggerak motor atau bukan motor yang

digunakan untuk angkutan sungai dan danau.

3. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau

perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan

pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan

sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang,

dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat

berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan

Page 258: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir76

dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan

serta sebagai tempat perpindahan intra dan antarmoda

transportasi.

4. Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) adalah wilayah perairan dan

daratan pada pelabuhan atau terminal khusus yang digunakan

secara langsung untuk kegiatan pelabuhan.

5. Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) adalah perairan di

sekeliling daerah lingkungan kerja perairan pelabuhan yang

dipergunakan untuk menjamin keselamatan pelayaran.

6. Otoritas Pelabuhan (Port Authority) adalah lembaga

pemerintah di pelabuhan sebagai otoritas yang melaksanakan

fungsi pengaturan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan

kepelabuhanan yang diusahakan secara komersial.

7. Unit Penyelenggara Pelabuhan adalah lembaga pemerintah di

pelabuhan sebagai otoritas yang melaksanakan fungsi

pengaturan, pengendalian, pengawasan kegiatan

kepelabuhanan, dan pemberian pelayanan jasa

kepelabuhanan untuk pelabuhan yang belum diusahakan

secara komersial.

8. Badan Usaha Pelabuhan adalah Badan Usaha yang kegiatan

usahanya khusus di bidang pengusahaan terminal dan

fasilitas pelabuhan lainnya.

9. Keselamatan dan Keamanan Pelayaran adalah suatu keadaan

terpenuhinya persyaratan keselamatan dan keamanan yang

menyangkut angkutan di perairan, kepelabuhanan, dan

lingkungan maritim.

Page 259: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir77

10.Kelaiklautan Kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi

persyaratan keselamatan kapal, pencegahan pencemaran

perairan dari kapal, pengawakan, garis muat, pemuatan,

kesejahteraan Awak Kapal dan kesehatan penumpang, status

hukum kapal, manajemen keselamatan dan pencegahan

pencemaran dari kapal, dan manajemen keamanan kapal

untuk berlayar di perairan tertentu.

11.Keselamatan Kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi

persyaratan material, konstruksi, bangunan, permesinan dan

perlistrikan, stabilitas, tata susunan serta perlengkapan

termasuk perlengkapan alat penolong dan radio, elektronik

kapal, yang dibuktikan dengan sertifikat setelah dilakukan

pemeriksaan dan pengujian.

12.Badan Klasifikasi adalah lembaga klasifikasi kapal yang

melakukan pengaturan kekuatan konstruksi dan permesinan

kapal, jaminan mutu material, pengawasan pembangunan,

pemeliharaan, dan perombakan kapal sesuai dengan

peraturan klasifikasi.

13.Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu,

yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik,

energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang

berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air,

serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak

berpindah-pindah.

14.Nakhoda adalah salah seorang dari Awak Kapal yang menjadi

pemimpin tertinggi di kapal dan mempunyai wewenang dan

Page 260: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir78

tanggung jawab tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

15.Anak Buah Kapal adalah Awak Kapal selain Nakhoda.

16.Syahbandar adalah pejabat pemerintah di pelabuhan yang

diangkat oleh Menteri dan memiliki kewenangan tertinggi

untuk menjalankan dan melakukan pengawasan terhadap

dipenuhinya ketentuan peraturan perundang-undangan untuk

menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran.

17.Setiap Orang adalah orang perseorangan atau korporasi.

18.Kemasan adalah tempat/pelindung yang berada lebih luar dari

wadah dan tidak berhubungan langsung dengan

bahan/barang berbahaya dan beracun (bahan/barang

berbahaya dan beracun).

19.Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang tugas

tanggungjawabnya di bidang angkutan sungai dan danau.

20.Menteri adalah Menteri yang tugas dan tanggungjawabnya di

bidang pelayaran.

21.Setiap Orang adalah orang perseorangan atau korporasi

22.Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah adalah

Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan

pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

23.Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota

dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara

pemerintahan daerah.

Page 261: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir79

24.Menteri adalah Menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di

bidang pelayaran.

BAB II

PELABUHAN DAN PERSYARATAN KAPAL

Bagian Pertama

Pelabuhan Sungai dan Danau

Pasal 2

(2) Dinas Perhubungan perlu mengidentifikasi dan melakukan

kajian di dalam menempatkan kapal angkutan sungai dan

danau menyangkut beberapa aspek yang berkaitan dengan

Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan meliputi;

a. wilayah perairan yang digunakan untuk kegiatan alur

pelayaran sungai dan danau

b. tempat labuh kapal sungai dan danau

c. tempat alih muat antarkapal sungai dan danau

d. kolam pelabuhan untuk kebutuhan sandar dan olah

gerak kapal sungai dan danau

e. tempat perbaikan kapal

f. penahan arus sungai

h kolam pelabuhan

i alur pelayaran

j sarana bantu navigasi

k sistem keamanan dan ketertiban di pelabuhan

Page 262: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir80

l fasilitas naik turun penumpang dan kendaraan roda

dua

(2) Dinas Perhubungan perlu melakukan kajian secara detail

Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan sebagai perairan

pelabuhan di luar Daerah Lingkungan Kerja perairan yang

digunakan sebagai;

a. alur pelayaran dari dan ke pelabuhan sungai dan

danau

b. keperluan keadaan darurat kapal sungai dan danau

c. penempatan kapal mati

d. percobaan berlayar kapal sungai dan danau

e. kegiatan pemanduan

f. fasilitas pembangunan

g. pemeliharaan kapal

(3) Dari hasil kajian tersebut di atas, maka Dinas Perhubungan

akan dapat menetapkan kriteria kapal ( lebar, tinggi kapal,

panjang kapal, dan GT kapal ) sesuai dengan pelabuhan.

(4) Dinas Perhubungan perlu memperhatikan, bahwa untuk

keperluan pelayanan dan fasilitas penumpang pelabuhan

sungai dan danau, maka penyelenggara pelabuhan sungai

dan danau menyediakan kegiatan untuk lahan daratan

beberapa hal yaitu;

a. Fasilitas pokok antara lain;

Page 263: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir81

1) terminal penumpang

2) jalan penumpang keluar/masuk kapal ( gang way )

4) perkantoran untuk kegiatan pemerintahan dan pelayanan

jasa

5) fasilitas penyimpanan bahan bakar ( bunker )

6) instalasi air, listrik dan telekomunikasi

7) akses jalan dan/atau jalur kereta api

8) fasilitas pemadam kebakaran

9) tempat tunggu kendaraan bermotor roda dua sebelum

naik ke kapal

b. Fasilitas penunjang, antara lain;

a. kawasan perkantoran untuk menunjang kelancaran

pelayanan jasa kepelabuhanan

b. tempat pembuangan limbah

c. fasilitas usaha yang menunjang kegiatan pelabuhan

sungai dan danau

d. areal pengembangan pelabuhan

e. fasilitas umum lainnya ( peribadatan, taman, jalur hijau

dan kesehatan )

Page 264: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir82

Bagian Kedua

Keselamatan dan Keamanan Angkutan Sungai dan Danau

Pasal 3

(1) Dinas Perhubungan mengharuskan kepada setiap

Pengusaha kapal untuk memenuhi kelaiklautan kapal sesuai

dengan daerah pelayarannya dan dibuktikan dengan

sertifikat meliputi;

a. keselamatan kapal sungai dan danau

b. pencegahan pencemaran dari kapal sungai dan danau

c) pengawakan dari kapal sungai dan danau

d) garis muat kapal dan pemuatan kapal sungai dan danau

e) status hukum kapal

(4) Dinas Perhubungan mengharuskan kepada setiap Pengusaha

Kapal sungai dan danau untuk memenuhi persyaratan

keselamatan kapal yang dibuktikan dengan sertifikasi meliputi

sebagai berikut;

a. material

b. konstrukdi

c. bangunan

d. permesinan

e. stabilitas

Page 265: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir83

f. tata susunan serta perlengkapan termasuk perlengkapan

alat penolong dan radio

g. elektronika kapal

(5) Untuk menjamin keselamatan berlayar, maka Departemen

Perhubungan bertugas melakukan pengadaan, pengoperasian,

pemeliharaan dan pengawasan kenavigasian yang meliputi;

a. sarana bantu navigasi – pelayaran

b. telekomunikasi - pelayaran

c. hidrografi

d. alur dan perlintasan

e. pemanduan

f. penanganan kerangka kapal; dan

g. salvage dan pekerjaan bawah air sungai dan danau

BAB III

KARAKTERISTIK LINTASAN DAN PERSYARATAN PERASIONAL

Bagian Pertama

Kharakteristik Lintasan Sungai dan Danau

Pasal 4

(1) Dinas Perhubungan melakukan identifikasi dan kajian

karakteristik lintasan sungai dan danau yang hasilnya

menggambarkan beberapa aspek yaitu sebagai beriku;

a. kecepatan arus sungai

b. kedalaman air sungai dan danau

Page 266: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir84

c. lebar sungai dan danau

d. bangunan di sekitar sungai dan danau

e. fungsi air sungai dan danau

f. daerah lingkungan kerja daratan yang digunakan kegiatan

fasilitas pokok dan fasilitas penunjang

g. daerah lingkungan kerja perairan yang digunakan untuk

kegiatan alur pelayaran, perairan tempat labuh, kolam

pelabuhan untuk kebutuhan sandar dan olah gerak kapal

sungai dan danau serta perairan untuk pengembangan

pelabuhan sungai dan danau jangka panjang.

(2) Dinas perhubungan mengidentifikasi besaran dan kondisi

pelabuhan lintasan sungai dan danau yang menghubungkan

dua simpul

(3) Dinas Perhubungan menginformasikan kepada pengusaha

kapal tentang spesifikasi kapal pada lintasan sungai dan

danau

Bagian Kedua

Persyaratan Operasional Kapal Angkutan Sungai dan Danau

Pasal 5

(2) Setiap kapal yang melayani angkutan sungai dan danau

diwajibkan memenuhi persyaratan sebagai berikut;

a. memenuhi persyaratan teknis/ kelaikan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku

Page 267: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir85

b. memiliki fasilitas sesuai dengan spesifikasi teknis

prasarana pelabuhan pada trayek yang dilayani

c. memiliki awak kapal sesuai dengan ketentuan

persyaratan pengawakan untuk kapal kapal sungai dan

danau

d. memiliki fasilitas utama dan/atau fasilitas pendukung

baik bagi kebutuhan awak kapal maupun penumpang,

barang dan/atau hewan sesuai dengan persyaratan

teknis yang berlaku

e. mencantumkan identitas perusahaan/pemilik dan nama

kapal yang ditempatkan pada bagian kapal yang mudah

dibaca dari samping kiri dan kanan kapal

f. mencantumkan informasi/petunjuk yang diperlukan

dengan menggunakan bahasa Indonesia

(9) Dinas Perhubungan harus memberlakukan ukuran operasional

kapal angkutan sungai dan danau dengan ketentuan sebagai

berikut;

a. setiap kapal yang memiliki ukuran di bawah GT 7 ( < 7 GT )

yang akan dioperasikan untuk melayani angkutan sungai

dan danau dapat diukur, didaftarkan dan memenuhi

persyaratan kelaikan kapal dan pengawakan kapal dan

mendapat surat ukur sekaligus surat tanda pendaftaran

b. setiap kapal yang memiliki ukuran mulai dari GT 7 ke atas (

≥ 7 GT ) yang akan dioperasikan untuk melayani

angkutan sungai dan danau wajib diukur, didaftarkan,

Page 268: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir86

memenuhi persyaratan kelaikan kapal, persyaratan

pengawakan kapal, dan dapat diberikan tanda kebangsaan

dan mendapat surat ukur sekaligus surat tanda

pendaftaran

c. pemberian surat ukur, surat tanda pendaftaran dan tanda

pendaftaran, sertifikat kelaikan kapal dan sertifikat

pengawakan kapal untuk di bawah GT 7 ( ≤ 7 GT )diberikan oleh Bupati/Walikota sebagai tugas desentralisasi

d. Pemberian surat ukur, surat tanda pendaftaran dan tanda

pendaftaran, sertifikat kelaikan kapal, sertifikat

pengawakan kapal, dan surat tanda kebangsaan untuk

kapal yang memiliki ukuran mulai dari GT 7 ke atas ( ≥ 7

GT ) diberikan oleh oleh Bupati/Walikota setempat

sebagai tugas pembantuan

BAB IV

LAIK SUNGAI DAN PERSYARATAN KESELAMATAN

Bagian Pertama

Persyaratan Laik Sungai dan Danau

Pasal 6

(1) Pengusaha kapal angkutan sungai dan danau serta Dinas

Perhubungan harus melakukan koordinasi dan bekerjasama

untuk memeriksa persyaratan kapal sebelum ditempatkan

terutama persyaratan teknis meliputi;

Page 269: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir87

a. memenuhi persyaratan teknis laik berlayar dan standar

pelayan minimal kapal angkutan sungai dan danau

sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

b. memiliki fasilitas sesuai dengan spesifikasi teknis

prasarana pelabuhan angkutan sungai dan danau pada

lintas yang dilayani,

c. memiliki dan/atau mempekerjakan awak kapal yang

memenuhi persyaratan kualifikasi yang diperlukan untuk

kapal angkutan sungai dan danau serta dapat

berbahasa Indonesia dengan baik termasuk

mengetahui kondisi wilayah operasi yang dilayani,

d. memiliki fasilitas untuk kebutuhan awak kapal sungai

dan danau maupun penumpang dan muatannya sesuai

dengan persyaratan teknis yang berlaku,

e. mencantumkan identitas perusahaan dan/atau nama

kapal yang secara pribadi ditempatkan pada sebelah

samping kiri dan kanan kapal,

f. mencantumkan informasi/petunjuk yang diperlukan

dengan menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa

Inggris,

Bagian Kedua

Persyaratan Peralatan Keselamatan

Pasal 7

(1) Pengusaha kapal sungai dan danau yang memiliki kapal

dengan GT > 7 dan /atau geladak tertutup diharuskan

Page 270: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir88

memenuhi ketentuan SOLAS dengan persyaratan

keselamatan sebagai berikut;

a. Resque Boat (Perahu Penyelamat) 1 unit

b. Life Raft (Rakit Penolong) untuk 100% awak kapal dan

penumpang

c. Life Jacket (baju pelampung) untuk 100% awak kapal dan

penumpang

d. Extra Life Jacket (tambahan baju pelampung/10%)

e. Two Way VHF(radio VHF penerima dan pemancar) ( 2

units)

f. Emergency Communication (alat komunikasi darurat)

g. General Emergency Alarm (alarm darurat umum)

h. Life Buoys (pelampung) 4 unit

i. Ruang Perawatan untuk orang sakit

(2) Pengusaha Kapal yang memiliki kapal angkutan Sungai dan

danau dengan GT ≤ 7, diwajibakan memenuhi persyaratan

keselamatan sesuai dengan ketentuan SOLAS yaitu sebagai

berikut;

a. Life Jacket (baju pelampung) untuk 100% awak kapal

dan penumpang

b. Life Jacket with light (baju pelampung dengan cahaya)

c. Extra Life Jacket (tambahan baju pelampung/10%)

d. Emergency Communication (alat komunikasi darurat)

e. Kompas

f. Alat pemadam kebakaran untuk penanganan keadaan

darurat,

g. Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan).

Page 271: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir89

BAB IV

PENEMPATAN KAPAL

Bagian Pertama

Penempatan Kapal Baru

Pasal 8

(1) Dinas Perhubungan harus memperhatikan, bahwa dalam

penempatan kapal pada setiap lintas angkutan sungai dan

danau harus sesuai dengan spesifikasi teknis lintas dan

fasilitas pelabuhan penyeberangan yang akan dilayani

(2) Bilamana kapal tidak memenuhi persyaratan spesifikasi

teknis lintas dan fasilitas pelabuhan penyeberangan, kapal

tersebut tidak diperbolehkan melakukan operasi

Bagian Kedua

Penambahan Kapasitas Angkutan

Pasal 9

(1) Dinas Perhubungan harus memperhatikan bahwa dalam

rangka penempatan kapal pada setiap lintas angkutan

sungai dan danau harus memperhatikan keseimbangan

antara kebutuhan pengguna jasa dan penyedia jasa

angkutan

(2) Dinas Perhubungan harus memperhitungkan secara

seksama, bahwa dalam rangka penambahan kapasitas

Page 272: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir90

angkutan pada setiap lintas angkutan sungai dan danau

dilakukan dengan mempertimbangkan;

c. faktor muat rata-rata kapal pada lintas angkutan

sungai dan danau tersebut sudah mencapai

sekurang-kurangnya 70 ( tujuh puluh ) % per tahun;

dan

d. belum optimalnya frekuensi pelayanan kapal yang

ditempatkan

(3) Penambahan frekuensi kapal atau penambahan jumlah

kapal atau penggantian ukuran kapal yang ditempatkan

pada setiap lintas angkutan sungai dan danau, Dinas

Perhubungan harus mempertimbangkan spesifikasi teknis

lintas dan fasilitas prasarana yang tersedia

(4) Dalam rangka penambahan kapasitas angkut kapal pada

setiap lintas angkutan sungai dan danau, Dinas

Perhubungan harus tetap memperhatikan faktor muatan

rata-rata sekurang-kurangnya 50 ( lima puluh ) % per tahun

dengan tidak menambah waktu sandar dan waktu berlayar

dari masing-masing kapal

Pasal 10

(1)Dalam rangka pengembangan atau pengisian lintas angkutan

sungai dan danau yang membutuhkan penambahan atau

penempatan kapal, Dinas Perhubungan harus

mempertimbangan;

Page 273: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir91

a. untuk pengembangan lintas angkutan sungai dan danau

yang sudah beroperasi harus memperhatikan beberapa

aspek;

1) jumlah trip per hari dan jumlah kapal yang diizinkan

melayani lintas yang ditetapkan

2) jumlah kapasitas kapal rata-rata tersedia

3) jumlah kapasitas kapal rata-rata terpakai

4) faktor muat

5) fasilitas prasarana pelabuhan yang tersedia dan/atau;

6) tingkat kemampuan pelayaran alur

b. untuk pengisian lintas baru harus memperhatikan beberapa

faktor sebagai berikut;

1) tersedia prasarana pelabuhan yang memadai

2) potensi bangkitan angkutan

3) potensi ekonomi wilayah

(2)Dinas Perhubungan di dalam rangka penambahan atau

penempatan kapal, harus dilandasi dari hasil evaluasi sebagai

pertimbangan untuk memberikan persetujuan

Page 274: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir92

BAB V

PERMOHONAN, UJI COBA DAN KEWENANGAN

Bagian Pertama

Permohonan

Pasal 11

(1) Pengusaha kapal angkutatan sungai dan danau mengajukan

permohonan dilengkapi dengan beberapa persyaratan yaitu

sebagai berikut;

a. memiliki izin usaha angkuitan sungai dan danau

b. memiliki kapal berbendera Indonesia yang memenuhi

persyaratan teknis/kelaikan;

c. memiliki tenaga ahli dibidang angkutan sungai dan danau

d. telah sesuai dengan lintas/trayek yang ditetapkan

(2) Kapal yang diajukan oleh pengusaha kapal angkutan sungai

dan danau sebelumnya telah diperiksa oleh pejabat yang

berwenang (Dinas Perhubungan ) yang berkaitan dengan

kondisi kapal dengan persyaratan sebagai berikut;

a. memenuhi persyaratan teknis/kelaikan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku;

b. memiliki fasilitas sesuai dengan spesifikasi teknis

prasarana pelabuhan pada trayek yang dilayani;

c. memiliki awak kapal sesuai dengan ketentuan persyaratan

pengawakan untuk kapal sungai dan danau

d. memiliki fasilitas utama dan/atau fasilitas pendukung baik

bagi kebutuhan awak kapal maupun penumpang, barang

Page 275: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir93

dan/atau hewan, sesuai dengan persyaratan teknis yang

berlaku;

e. mencantumkan identitas perusahaan/pemilik dan nama

kapal yang ditempatkan pada bagian kapal yang mudah

dibaca dari samping kiri dan kanan kapal;

f. mencantumkan informasi/petunjuk yang diperlukan dengan

menggunakan bahasa Indonesia”.

g. memiliki tenaga ahli dalam pengelolaan usaha angkutan

sungai dan danau

h. memiliki surat keterangan domisili perusahaan

i. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP )

j. permohonan telah dilengkapi dengan dokumen yang

meliputi;

1) surat izin usaha angkutan sungai dan danau

2) bukti kesiapan kapal angkutan sungai dan danau untuk

dioperasikan, antara lain;

a) memiliki surat kesempurnaan dari Dinas

Perhubungan

b) kapal sesuai dengan spesifikasi teknis lintas dan

pelabuhan angkutan sungai dan danau yang akan

dilayani

c) nama dan ukuran kapal ( GRT )

d) lintas yang akan dilayani

e) NPWP

Page 276: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir94

Bagian Kedua

Uji Coba

Pasal 12

(1) Sebelum diberikan persetujuan penempatan kapal angkutan

sungai dan danau , Dinas Perhubungan dan Pengusaha Kapal

secara bersama-sama melakukan uji coba pelayaran pada

lintasan sungai dan danau yang akan dilayani.

(2) Bilamana masih terdapat ketidak sesuaian terutama

persyaratan teknis dan persyaratan keselamatan, serta

peralatan keselamatan, maka Pengusaha Kapal angkutan

sungai dan danau diharuskan memenuhinya sesuai dengan

perayaratan yang telah ditetapkan

Bagian Ketiga

Kewenangan

Pasal 13

Kewenangan ijin penempatan angkutan lintas sungai dan danau

adalah sebagai berikut;:

a. Ijin penempatan kapal angkutan sungai dan danau dalam

Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Bupati/Walikota.

b. Ijin penempatan kapal angkutan sungai dan danau antar

Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Gubernur.

c. Ijin penempatan kapal angkutan sungai dan danau antar

Provinsi dan antar negara ditetapkan oleh Menteri

Perhubungan.

Page 277: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir95

BAB VI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 14

Dinas perhubungan dan Pengusaha Kapal yang bergerak di bidang

angkutan sungai, sejak ditetapkannya keputusan ini, harus

berpedoman pada sispro penempatan kapal sungai dan danau

BAB VII

PENUTUP

Dengan ditetapkannya keputusan ini, maka segala insterpretasi yang

berkaitan dengan sispro penempatan kapal sungai dan danau yang

terdapat dibeberapa peraturan dinyatakan tidak berlaku.

Page 278: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir96

5. Sispro Penanganan Kebakaran KapalPenyeberangan

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN

DARAT

NOMOR. ..............................................................................

TENTANG

SISPRO PENANGANAN KEBAKARAN KAPAL PENYEBERANGAN

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

Menimbang :

Keadaan Darurat Penanganan Kebakaran Kapal

Penyeberangan selama ini belum ada Sispro yang

mengatur dalam penanganan Keadaan darurat adanya

kecelakaan maupun insiden yang tidak diinginkan berupa

kejadian Kebakaran Kapal Penyeberangan. Sispro ini

dimaksudkan untuk mengatur langkah-langkah yang

harus dilaksanakan dalam penanganan keadaan darurat

secara cepat dan tepat.

Mengingat : 1. Undang – Undang No. 17 Tahun 2008 tentang

Pelayaran Pasal 244, Pasal 245 - Pasal 249, Pasal

258 dan Pasal 259.

2. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 1999 tentang

Angkutan di Perairan pada Pasal 92 ayat (1.a)

Page 279: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir97

3. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2002 tentang

Perkapalan Pasal 81, Pasal 83, Pasal 84, dan Pasal

86 .

4. Keputusan Menteri Perhubungan No. 32 Tahun

2001 tentang Penyelenggaraan Angkutan

Penyeberangan Pasal 10

5. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat

Nomor: SK. 2681/AP.005/DRJD/2006 tentang

Pengoperasian Pelabuhan Penyeberangan Pasal19

Ayat (1, 2 dan 4).

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGANDARAT TENTANG SISPRO PENANGANANKEBAKARAN KAPAL PENYEBERANGAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan;

1. Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun, yang

digerakkan dengan tenaga mekanik, tenaga angin termasuk kendaraan

yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawa permukaan air, serta

alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah

2. Keadaan darurat adalah keadaan dimana prosedur yang berlaku dalam

pe layanan pelabuhan tidak berjalan sesuai dengan peraturan yang

berlaku

3. Awak kapal adalah orang yang bekerja atau diperkerjakan di atas kapal

oleh pemilik atau operator kapal untuk melaksanakan tugas di atas

kapal sesuai dengan jabatannya yang tercantum dalam buku sijil

Page 280: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir98

4. Nahkoda adalah seorang dari awak kapal yang menjadi pimpinan umum

di atas serta mempunyai wewenang dan tanggung jawab tertentu sesuai

dengan peraturan yang berlaku

BAB II

PEMBERITAHUAN KEADAAN DARURAT

Pasal 2

1. Setiap orang termasuk ABK/Crew yang mengetahui kejadian adanya

kebakaran di atas kapal, segera menginformasikan kepada petugas

jaga/Nahkoda

2. Nahkoda selaku pemimpin tertinggi dalam Kapal, segera mengambil alih

Komando dan melakukan koordinasi pada ABK untuk menangani

Kebakaran dan secara simultan membunyikan tanda bahaya alarm

3. ABK memberikan pengumuman, agar penumpang semua tenang dan

menempati tempat semula, dan menangani kebakaran sesuai dengan

SIJIL KEBAKARAN

4. Apabila kebakaran semakin tinggi dan kapal tidak sulit melanjutkan

perjalanan, maka tindakan secara simultan yang dilakukan oleh

Nahkoda adalah menghubungi; Kapal yang sedang berlayar, TNI AL,

dan Syahbandar melalui Petugas STC

5. Apabila kebakaran dapat diatasi, maka perjalanan kapal dapat

dilanjutkan

6. Bilamana kebakaran tidak dapat diatasi, Nahkoha memerintahkan

penumpang meninggalkan kapal, dan ABK menyiapkan berbagai

peralatan

7. Untuk mengurangi tingkat kebakaran yang semakin tinggi, Nahkoda

segera memerintahkan untuk membuang barang/kendaraan ke laut

Page 281: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir99

BAB III

PENANGANAN KEADAAN DARURAT DI KAPAL

Pasal 3

1. Tugas Jaga di Anjungan menentukan posisi kapal pada saat kejadian

kebakaran dan ditulis dalam jurnal kapal

2. Juru mudi siap dianjungan dan melaksanakan instruksi dari Nahkoda

3. Makronis melakukan tugasnya sbb;

a. Menyiapkan peralatan komunikasi untuk hubungan dengan darat atau

dengan kapal lain jika dibutuhkan

b. Menyiapkan surat – surat kapal

c. Menyiapkan alat komunikasi ( H.T ) untuk regu pengendali kejadian

d. Memberitahu awak kapal dan penumpang tentang keadaan darurat

yang terjadi di

Kapal melalui Publicaddreseor

4. Masinis Jaga segera menuju tempat Pompa Pemadam Kebakaran

untuk Menyiapkan dan menghidupkan Pompa Bilga di Kamar Mesin

5. Regu Pemadam Kebakaran segera menyiapkan Peralatan Breating

Aparatus, peralatan P3K, dan melaksanakan pemadam kebakaran

sesuai dengan Sijil Kebakaran

BAB IV

TIM TANGGAP DARURAT

Pasal 4

1. Nahkoda segera mengirim berita kebakaran kapal kepada petugas

STC ( Ship Traffic Control)

2. Petugas Radio di Pelabuhan yaitu Bagian STC ( Ship Trafic Control )

yg menerima keadaan darurat segera meneruskan ke Manajer

Operasional. Bilamana Kapal Memiliki GMDSS, petugas radio darat

Page 282: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir100

dapat berhubungan langsung dengan Kapal yang sedang mengalami

kebakaran

3. Manajer operasional segera menghubungi Kepala Pelabuhan tentang

keadaan darurat kapal penyeberangan, berikut lokasi Lokasi Kejadian,

jumlah penumpang dan jenis bantuan yang diperlukan

4. Kepala Pelabuhan, segera melakukan koordinasi dengan SAR, Polisi

Air Pemadam Kebakaran, TNI AL

5. SAR mengevakuasi penumpang, sementara Pemadam Kebakaran

dan Polisi Air berusaha memadamkan kebakaran

6. Penumpang yang mengalami luka maupun yang tewas, petugas SAR

membawa ke Rumah Sakit untuk diotopsi.

BAB V

TINGKATAN KEADAAN DARURAT

Pasal 5

1. Peringatan Tingkat 1

Setiap insiden/kecelakaan yang dapat ditangani, wajib dikomunikasikan

oleh Nahkoda dan setiap awak pada instansi terkait

2. Peringatan 2

Setiap insiden/kecelakaan yang memerlukan Tim untuk mengatasi ter

masuk mengevakuasi penumpang.

3. Peringatan 3

Setiap insiden/kecelakaan yang memerlukan Tim/Pasukan untuk

mengendalikan dan mengatasinya termasuk mengevakuasi penumpang

dan semua awak kapal

BAB VI

KOMUNIKASI DARAT

Pasal 6

1. Untuk memudahkan komunikasi dalam keadaan darurat/kebakaran

kapal,Nahkoda harus memiliki Daftar Kontak berupa No. telepon Kantor

Page 283: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir101

Pelabuhan yang dilintasi, Rumah dan Handpone Pejabat PT. ASDP

Indonesia Ferry ( Persero ), dan seluruh anggota Tim Tanggap Darurat

serta Instansi yang terkait

2. Daftar Kontak telepon alamat penumpang dan Awak Kapal

BAB VII

SISTEM KOMUNIKASI

Pasal 7

1. Pemilik Kapal, menyediakan frekuensi Radio, sehingga bilamana terjadi

keadaan darurat, Nahkoda dapat menggunakan untuk memancarkan ke

berbagai radio di darat, misalnya dengan frekuensi 2182 KHZ, 6215

KHZ, 8291 KHZ, 156.8 MHZ.

2. Kapal yang dilengkapai dengan fasilitas GMDSS dapat berhubungan

langsung dengan petugas pelabuhan di darat

3. Kepala Pelabuhan harus menyiapkan personil di darat untuk memonitor

pe layaran kapal.

4. Stasiun radio di darat standby di frekuensi 9158 KHZ sebagai media

komunikasi dengan kantor Pusat atau dengan stasiun cabang lainnya

serta memantau operasional

5. Sistem komunikasi dengan Tim Tanggap Darurat untuk pelayaran jarak

dekat dapat menggunakan VHF, SSB, HT, Handpone, Telepon Satelit

BAB VIII

ANALISA DAN EVALUASI TERHADAP KEJADIAN

Pasal 8

Nahkoda berkewajiban untuk membuat analisa/evaluasi kecelakaan yang

terjadi untuk mencegah terulangnya kejadian kecelakaan yang serupa

Page 284: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir102

BAB IX

LAPORAN DAN RETENSI ARSIPPasal 9

1. Nahkoda berkewajiban untuk mengirim semua dokumen kejadian ke

kantor Cabang

2. Semua dokumen hasil analisa/evaluasi oleh Kantor Cabang dikirim ke

Kantor Pusat

3. Nahkoda dan Kantor Cabang berkewajiban untuk mengarsip semua

dokumen jadian ( laporan kejadian, proses penanganan, berita acara,

hasil evaluasi dan analisa ) dengan masa retensi 2 tahun.

BAB X

PEMELIHARAAN PERALATAN PENANGGULANGAN KEADAAN

DARURAT

Pasal 10

Bagian Peralatan Pelabuhan penanggulangan keadaan darurat harus

diinventarisir, dipelihara agar selalu siap untuk dipergunakan sesuai

rencana yang ditetapkan dan dicatat kinerjanya berikut pemeliharaannya

BAB XI

PELATIHAN KEADAAN DARURAT

Pasal 11

1. Oleh ABK dan Awak Pelabuhan, perlu melakukan sistem

penanggulangan dan kesiagaan keadaan darurat secara periodik,

sehingga profesionalisme orang tersebut dapat lebih handal

2. Latihan Keadaan Darurat/Bahaya perlu dilakukan secara periodik untuk

menguji kemampuan peralatan, komunikasi dan sistem evakuasi yang

di tetapkan.

Page 285: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir103

3. Latihan peran kebakaran kapal 1(satu) kali dalam 1 (satu) minggu atau

paling sedikit 1 (satu) kali dalam pelayaran jika lama berlayar kurang

dari 1(satu) minggu.

4. Peralatan yang digunakan setiap latihan harus digunakan secara

bergiliran dan bergantian.

BAB XII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 12

Nahkoda dan ABK dan isntansi terkait yang bertugas dalam penanganan

kebakaran kapal penyeberangan , sejak ditetapkannya keputusan ini, harus

berpedoman pada sispro penanganan kebakaran kapal

BAB XIII

PENUTUP

Dengan ditetapkannya keputusan ini, maka segala interpretasi yang

berkaitan dengan sispro penanganan kebakaran kapal penyeberangan

yang terdapat di beberapa peraturan dinyatakan tidak berlaku.

Page 286: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir104

6. Sispro Penanganan Meninggalkan Kapal

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

NOMOR. ......................................................................................

TENTANG

SISPRO PENANGANAN MENINGGALKAN KAPAL

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

Menimbang :

Keadaan Darurat Penanganan Meninggalkan Kapal

selama ini belum ada Sispro yang mengatur dalam

penanganan Keadaan darurat adanya kecelakaan

maupun insiden yang tidak diinginkan berupa kejadian

Kebakaran Kapal , kapal kandas, dan tumbrukan kapal

yang perlu dilakukan penanganan meninggalkan kapal.

Sispro ini dimaksudkan untuk mengatur langkah-langkah

yang harus dilaksanakan dalam penanganan keadaan

darurat secara cepat dan tepat.

Mengingat : 1. Undang – Undang No. 17 Tahun 2008 tentang

Pelayaran Pasal 244, Pasal 245 - Pasal 249, Pasal

258 dan Pasal 259.

2. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 1999 tentang

Angkutan di Perairan pada Pasal 92 ayat (1)

3. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2002 tentang

Perkapalan Pasal 81, Pasal 83, Pasal 84, dan Pasal

86 .

Page 287: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir105

4. Keputusan Menteri Perhubungan No. 32 Tahun

2001 tentang Penyelenggaraan Angkutan

Penyeberangan Pasal 10

5. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat

Nomor: SK. 2681/AP.005/DRJD/2006 tentang

Pengoperasian Pelabuhan Penyeberangan Pasal 19

Ayat ( 1,2 dan 4).

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGANDARAT TENTANG SISPRO PENANGANANMENINGGALKAN KAPAL

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

1. Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun, yang

digerakkan dengan tenaga mekanik, tenaga angin termasuk kendaraan

yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawa permukaan air, serta

alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah

2. Keadaan darurat adalah keadaan dimana prosedur yang berlaku dalam

pe layanan pelabuhan tidak berjalan sesuai dengan peraturan yang

berlaku

3. Awak kapal adalah orang yang bekerja atau diperkerjakan di atas kapal

oleh pemilik atau operator kapal untuk melaksanakan tugas di atas

kapal sesuai dengan jabatannya yang tercantum dalam buku sijil

4. Nahkoda adalah seorang dari awak kapal yang menjadi pimpinan umum

di atas serta mempunyai wewenang dan tanggung jawab tertentu sesuai

dengan peraturan yang berlaku

Page 288: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir106

BAB II

PEMBERITAHUAN KEADAAN DARURAT

Pasal 2

(1) Nakhoda memerintahkan kepada semua penumpang dan ABK untuk

meninggalkan kapal apabila kondisi kapal mengalami kerusakan yang

fatal sehingga kapal tidak bisa melanjutkan pelayaran .

(2) Sebagai tanda untuk segera meninggalkan kapal, maka Nakhoda

membunyikan Alarm / tanda bahaya sesuai dengan kejadiannya.

(3) Marconis melakukan tugasnya dengan memancarkan Berita Mara

Bahaya.

(4) Nakhoda memerintahkan kepada ABK untuk menghubungi SAR,

Stasiun Pantai atau Kapal sekitarnya untuk meminta bantuan untuk

kondisi darurat kapal dengan mengikuti prosedur komunikasi yang

berlaku.

BAB III

PENANGANAN KEADAAN DARURAT DI KAPAL

Pasal 3

1. ABK melaksanakan tugasnya sesuai dengan SIJIL MENINGGALKAN

KAPAL

2. ABK membimbing para penumpang untuk menggunakan Life

Jacket/Pelampung. Kemudian Life Jacket/Pelampung ikatkan dan

kencangkan sesuai dengan aturan pemakaian

3. ABK menurunkan Sekoci penolong dan melaporkan kepada Nakhoda

bahwa persiapan telah dilakukan.

4. Para penumpang yang meninggalkan kapal dengan sekoci/ILR sesuai

dengan nomor sekoci/ILR dan ABK .membantu dalam menurunkan

sekoci ke air, menstart mesin, dan melepaskan kaitan sekoci dengan

kapal.

Page 289: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir107

5. Penumpang yang akan melakukan tindakan terjun ke laut, oleh ABK

diberi petunjuk mengenai tata cara terjun dilaut:

a. Sebelum terjun ke air, berusaha untuk turun sedekat mungkin

dengan permukaan air.

b. Pakai dan ketatkan alat pelampung

c. Sebelum terjun ke air, perhatikan apakah tempat jatuh anda bebas

dari orang lain, benda-benda yang mencuat atau reruntuhan.

d. Lindungi mulut dan pencet hidung dengan jari.

e. Eratkan pelampung dengan jalan menyilangkan lengan yang

bebas di depan dada dan memegang tali pangkal alat pelampung.

6. Para Penumpang yang berada di laut dengan cara terjun kelaut, segera

dilakukan pertolongan untuk naik ke Sekoci/ILR.

BAB IV

TIM TANGGAP DARURAT

Pasal 4

(1) Tim Tanggap Darurat meliputi Tim Tanggap Darurat Pusat dan Tim

Tanggap Darurat Cabang. Bertanggung jawab atas semua aktifitas di

darat berkaitan dengan semua tugas pelaksanaan keadaan darurat di

atas kapal. termasuk Pengendali Dokumen dan Petugas STC (Ship

Traffic Control).

(2) Petugas Radio di Pelabuhan yaitu di bagian STC (Ship Traffic Control)

yang menerima keadaan darurat dari kapal yang meminta bantuan

harus segera memberitahukan kepada Manajer Operasional. Apabila

kapal dilengkapi dengan fasilitas GMDSS petugas radio darat dapat

langsung berhubungan dengan kapal. Berita yang diterima harus dicatat

dibuku jurnal radio.

(3) Manajer Operasional segera menghubungi Kepala Pelabuhan mengenai

keadaan darurat kapal dengan merinci kondisi yang ada, yaitu lokasi

kejadian, jumlah penumpang dan jenis bantuan yang diperlukan.

Page 290: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir108

(4) Kepala Pelabuhan sebagai Tim Tanggap Darurat yang bertanggung

jawab didarat untuk keadaan darurat di kapal, segera menghubungi

SAR dan petugas yang berwenang untuk segera mengirim tim SAR

untuk mencari dan menyelamatkan penumpang

(5) Tim Tanggap Darurat cabang yang menerima informasi keadaan

darurat Kapal, harus segera menghubungi Tim Tanggap Darurat Pusat

dan sebaliknya..

(6) Semua Anggota Tim Tanggap Darurat berkumpul

(7) Ruang dan peralatan penunjang Tim Tanggap darurat telah disiapkan

(8) Melakukan Jalur Komunikasi antara :

a. Kapal dengan Tim Tanggap Darurat Kantor Cabang

b. Kapal dengan Tim Tanggap Darurat Kantor Pusat

c. Tim Tanggap Darurat Kantor Cabang dengan kantor Pusat

d. Tim Tanggapa Darurat dengan Direksi

(9) Merinci Laporan dari Kapal / Cabang yang meliputi informasi data-data :

a. Jenis Kejadian yang dialami

b. Posisi kapal/lokasi kejadian yang telah diplot dalam peta

c. Waktu kejadian (Jam, Hari, Tanggala, Bulan dan Tahun)

d. Jumlah Muatan (Penumpang/Kendaraan/Barang)

e. Ada tidaknya korban dalam insiden atau kecelakaan yang terjadi

f. Tindakan penanganan yang sudah dilakukan

g. Jenis pertolongan yang diminta oleh kapal/cabang .

(10) Melakukan kontak dengan instansi yang terkait, antara lain:

a. Syahbandar

b. Badan SAR Nasional

c. Rumah Sakit

d. KPPP

e. TNI AL

f. Kepolisian

g. Instansi terkait lainnya.

Page 291: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir109

(11) Mengambil tindakan penanganan yang diperlukan untuk memberikan

dukungan ke kapal sesuai dengan permintaan Nakhoda

(12) Melakukan peninjauan terhadap tambahan tenaga yang dikirim ke

lokasi kejadian

(13) Bila dianggap perlu, melakukan kontak langsung dengan keluarga

terdekat awak kapal dan menjelaskan kejadian serta tindakan bantuan

yang sudah/akan dilakukan.

(14) Menunjuk personil yang mengatur keberangkatan Direksi ke Lokasi

kejadian

(15) Melakukan peninjauan perlu tidaknya dilakukan evakuasi

(16) Bila diperlukan evakusi, segera disampaikan kepada semua anggota

Tim.

(17) Untuk mempercepat pertolongan , segera disiapkan tempat

penampungan dan pengobatan semetara bagi penumpang yang

mengalami luka. Tim Medis, obat-obatan dan kendaraan ambulan siap

siaga selama proses evakuasi korban berlangsung.

(18) Penumpang yang mengalami luka ringan bisa ditangani di lokasi

penampungan, korban yang luka parah dan meninggal segera di bawa

ke rumah sakit terdekat untuk proses pengobatan dan identifikasi bagi

yang meninggal.

(19) Korban musibah baik penumpang maupun awak kapal yang

meninggal yang telah diidentifikasi segera diumumkan kepada

masyarakat umum melalui media cetak,audio dan visual. Keluarga

korban yang bisa dihubungi segera dihubungi mengenai kondisi korban

yang sebenarnya.

(20) Bila dianggap perlu , menunjuk personil yang bertugas untuk

menjelaskan tentang insiden/kecelakaan kapal kepada media masa

atas izin Direksi.

(21) Tim Tanggap Darurat segera memberikan penjelasan mengenai

proses pertolongan dan kondisi Korban.

Page 292: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir110

BAB V

TINGKATAN KEADAAN DARURAT

Pasal 5

4. Peringatan Tingkat 1

Setiap insiden/kecelakaan yang dapat ditangani, wajib dikomunikasikan

oleh Nahkoda dan setiap awak pada instansi terkait

5. Peringatan 2

Setiap insiden/kecelakaan yang memerlukan Tim untuk mengatasi ter

masuk mengevakuasi penumpang.

6. Peringatan 3

Setiap insiden/kecelakaan yang memerlukan Tim/Pasukan untuk

mengendalikan dan mengatasinya termasuk mengevakuasi penumpang

dan semua awak kapal

BAB VI

KOMUNIKASI DARAT

Pasal 6

2. Untuk memudahkan komunikasi dalam keadaan darurat/kebakaran

kapal,Nahkoda harus memiliki Daftar Kontak berupa No. telepon Kantor

Pelabuhan yang dilintasi, Rumah dan Handpone Pejabat PT. ASDP

Indonesia Ferry ( Persero ), dan seluruh anggota Tim Tanggap Darurat

serta Instansi yang terkait

2. Daftar Kontak telepon alamat penumpang dan Awak Kapal

BAB VII

SISTEM KOMUNIKASI

Pasal 7

6. Pemilik Kapal, menyediakan frekuensi Radio, sehingga bilamana terjadi

keadaan darurat, Nahkoda dapat menggunakan untuk memancarkan ke

Page 293: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir111

berbagai radio di darat, misalnya dengan frekuensi 2182 KHZ, 6215

KHZ, 8291 KHZ, 156.8 MHZ.

7. Kapal yang dilengkapai dengan fasilitas GMDSS dapat berhubungan

langsung dengan petugas pelabuhan di darat

8. Kepala Pelabuhan harus menyiapkan personil di darat untuk memonitor

pe layaran kapal.

9. Stasiun radio di darat standby di frekuensi 9158 KHZ sebagai media

komunikasi dengan kantor Pusat atau dengan stasiun cabang lainnya

serta memantau operasional

10. Sistem komunikasi dengan Tim Tanggap Darurat untuk pelayaran jarak

dekat dapat menggunakan VHF, SSB, HT, Handpone, Telepon Satelit

BAB VIII

ANALISA DAN EVALUASI TERHADAP KEJADIAN

Pasal 8

Nahkoda berkewajiban untuk membuat analisa/evaluasi kecelakaan yang

terjadi untuk mencegah terulangnya kejadian kecelakaan yang serupa

BAB IX

LAPORAN DAN RETENSI ARSIP

Pasal 9

2. Nahkoda berkewajiban untuk mengirim semua dokumen kejadian ke

kantor Cabang

4. Semua dokumen hasil analisa/evaluasi oleh Kantor Cabang dikirim ke

Kantor Pusat

5. Nahkoda dan Kantor Cabang berkewajiban untuk mengarsip semua

dokumen jadian ( laporan kejadian, proses penanganan, berita acara,

hasil evaluasi dan analisa ) dengan masa retensi 2 tahun.

Page 294: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir112

BAB X

PEMELIHARAAN PERALATAN PENANGGULANGAN KEADAAN

DARURAT

Pasal 10

Bagian Peralatan Pelabuhan penanggulangan keadaan darurat harus

diinventarisir, dipelihara agar selalu siap untuk dipergunakan sesuai

rencana yang ditetapkan dan dicatat kinerjanya berikut pemeliharaannya

BAB XI

PELATIHAN KEADAAN DARURAT

Pasal 11

5. Oleh ABK dan Awak Pelabuhan, perlu melakukan sistem

penanggulangan dan kesiagaan keadaan darurat secara periodik,

sehingga profesionalisme orang tersebut dapat lebih handal

6. Latihan Keadaan Darurat/Bahaya perlu dilakukan secara periodik untuk

menguji kemampuan peralatan, komunikasi dan sistem evakuasi yang

di tetapkan.

7. Latihan peran meninggalkan kapal 1(satu) kali dalam 1 (satu) minggu

atau paling sedikit 1 (satu) kali dalam pelayaran jika lama berlayar

kurang dari 1(satu) minggu.

8. Peralatan yang digunakan setiap latihan harus digunakan secara

bergiliran dan bergantian.

Page 295: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir113

7.Sispro Penanganan Kebakaran di Pelabuhan

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

NOMOR. ......................................................................................

TENTANG

SISPRO PENANGANAN KEBAKARAN DI PELABUHAN

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

Menimbang :

Keadaan Darurat Penanganan Kebakaran di Pelabuhan

selama ini belum ada Sispro yang mengatur dalam

penanganan Keadaan darurat adanya kecelakaan

maupun insiden yang tidak diinginkan berupa kejadian

Kebakaran di Pelabuhan. Sispro ini dimaksudkan untuk

mengatur langkah-langkah yang harus dilaksanakan

dalam penanganan keadaan darurat secara cepat dan

tepat.

Mengingat : 1. Undang – Undang No. 17 Tahun 2008 tentang

Pelayaran Pasal 87 dan Pasal 121

2. Peraturan Pemerintah No 69 tahun 2001 tentang

Kepelabuhanan Pasal 38.

3. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat

Nomor: SK. 2681/AP.005/DRJD/2006 tentang

Pengoperasian Pelabuhan Penyeberangan Pasal 5

Ayat (3), Pasal 6 Ayat (1), Pasal 19 Ayat (3 dan 4).

Page 296: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir114

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGANDARAT TENTANG SISPRO PENANGANANKEBAKARAN DI PELABUHAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan;

1. Keadaan darurat adalah keadaan dimana prosedur yang berlaku dalam

pe layanan pelabuhan tidak berjalan sesuai dengan peraturan yang

berlaku.

2. Kepala Pelabuhan adalah kepala Pelabuhan ASDP

3. Penyelenggara pelabuhan adalah unit pelaksana teknis/satuan 4 kerja

pelabuhan ASDP

4. Tim Tanggap Darurat adalah satuan tugas yang bertanggung jawab di

darat pada saat terjadinya keadaan darurat di kapal maupun di area

pelabuhan, yang melekat pada jabatan struktural di kantor Pusat (

dirangkap oleh pejabat struktural Kantor Pusat )

5. Tim Tanggap Darurat Cabang adalah satuan tugas yang bertanggung

jawab di darat pada saat terjadinya keadaan darurat kapal di

pelabuhan maupun area pelabuhan, yang melekat pada jabatan

struktural di Kantor Cabang

BAB II

PEMBERITAHUAN KEADAAN DARURAT

Pasal 2

1. Setiap orang yang mengetahui adanya kapal kebakaran di pelabuhan

dan/atau barang yang ada di area pelabuhan wajib diinformasikan

kepada Awak Pelabuhan/keamanan pelabuhan

Page 297: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir115

2. Awak pelabuhan/keamanan pelabuhan segera menginformasikan

kepada Kepala Pelabuhan untuk segera mengambil tindakan.

3. Untuk kapal yang mengalami kebakaran, Nahkoda segera

menginformasikan kepada ABK .

BAB III

PENANGANAN KEADAAN DARURAT DI PELABUHAN

Pasal 3

Kepala Pelabuhan segera mengambil tindakan sebagai berikut;

1. Menginstruksikan Masinis Kapal mematikan mesin, bilamana dalam

kondisi hidup.

2. Menginstruksikan semua Awak Pelabuhan memadamkan kebakaran,

dengan menggunakan Tabung Gas Dorong dan Dranf Air

3. Menginstrusikan Pejaga Pintu masuk pelabuhan untuk menutup pintu,

agar kendaraan/orang tidak masuk, sekaligus mengarahkan semua

kendaraan /orang yg ada di dalam pelabuhan ke luar

4. Kapal yang sedang berlabuh, segera meningalkan pelabuhan ke

tempat yang lebih nyaman.

5. Kepala Pelabuhan segera menggunakan CCTV ( Control Condition

Televisi ) pelabuhan, untuk mengetahui di bagian mana yang perlu

segera dibantu untuk mengatasi kebakaran, dan segera

menginstruksikan semua Awak Pelabuhan untuk mengatasinya.

6. Pemadaman kebakaran dioptimalkan dengan memberdayakan semua

Awak Pelabuhan termasuk peralatan yang ada, namun bilamana

kebakaran tidak dapat di atasi, maka Kepala Pelabuhan segera

bertindak sebagai berikut;

a. Meminta bantuan kepada Pemadam Kebakaran, Pemerintah

daerah setempat / terdekat

Page 298: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir116

b. Meminta bantuan kepada SAR, Polisi Air, Angkatan Laut, Pelindo

untuk segera memadamkan kebakaran

c. Menginstruksikan kepada ABK, segera mengeluarkan dan/atau

membuang ke laut barang yang justru dapat memicu kebakaran yg

lebih hebat

BAB IV

ANALISA DAN EVALUASI TERHADAP KEJADIAN

Pasal 4

Kepala Pelabuhan berkewajiban untuk membuat analisa/evaluasi

kebakaran Yang terjadi sebagai bahan pelajaran untuk mencegah

terulang kembali

BAB V

LAPORAN DAN RETENSI ARSIP

Pasal 5

1. Kepala Pelabuhan berkewajiban untuk mengirim semua dokumen

kejadian ke Kantor Pusat

2. Kepala Pelabuhan berkewajiban untuk mengarsip semua dokumen

peristiwa kebakaran ( laporan kejadian, proses penanganan, berita

acara, hasil evaluasi dan analisa )

BAB VI

PEMELIHARAAN PERALATAN PENANGGULANGAN KEADAAN

DARURAT

Pasal 6

Bagian Peralatan Pelabuhan penanggulangan keadaan darurat/Kebakaran

wajib menginventarisasi, memelihara semua peralatan agar selalu siap

untuk digunakan, sekaligusn kinerjanya

Page 299: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir117

BAB VII

PELATIHAN KEADAAN DARURAT

Pasal 7

1. Awak Pelabuhan, perlu melakukan sistem penanggulangan dan

kesiagaan keadaan darurat secara periodik, sehingga

profesionalisme Awak Pelabuhan menangani kebakaran/darurat

tetap terjamin

2. Latihan Keadaan Darurat/Kebakaran perlu dilakukan secara periodik

untuk menguji kemampuan peralatan, komunikasi dan sistem

evakuasi yang di tetapkan

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 8

Nahkoda dan ABK dan instansi terkait yang bertugas dalam penanganan

kebakaran di pelabuhan , sejak ditetapkannya keputusan ini, harus

berpedoman pada sispro penanganan kebakaran di pelabuhan.

BAB IX

Pasal 9

Dengan ditetapkannya keputusan ini, maka segala interpretasi yang

berkaitan dengan sispro penanganan kebakaran di pelabuhan yang

terdapat di beberapa peraturan dinyatakan tidak berlaku

Page 300: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir118

8. Sispro Penanganan Orang Jatuh ke Laut

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

NOMOR. ......................................................................................

TENTANG

SISPRO PENANGANAN ORANG JATUH KE LAUT

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

Menimbang :

Keadaan Darurat Penanganan Orang Jatuh ke Laut

selama ini belum ada Sispro yang mengatur dalam

penanganan Keadaan darurat adanya kecelakaan

maupun insiden yang tidak diinginkan berupa kejadian

Orang Jatuh ke Laut. Sispro ini dimaksudkan untuk

mengatur langkah-langkah yang harus dilaksanakan

dalam penanganan keadaan darurat secara cepat dan

tepat.

Mengingat : 1. Undang – Undang No. 17 Tahun 2008 tentang

Pelayaran Pasal 244 Ayat ( 1- 3), Pasal 245 – 246,

Pasal 248 - 249, Pasal 258 dan Pasal 259.

2. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 1999 tentang

Angkutan di Perairan pada Pasal 92 ayat (1)

3. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2002 tentang

Perkapalan Pasal 82, Pasal 83, Pasal 84, dan Pasal

86 .

Page 301: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir119

4. Keputusan Menteri Perhubungan No. 32 Tahun

2001 tentang Penyelenggaraan Angkutan

Penyeberangan Pasal 10

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERALPERHUBUNGAN DARAT TENTANG SISPROPENANGANAN ORANG JATUH KE LAUT

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan;

1. Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun, yang

digerakkan dengan tenaga mekanik, tenaga angin atau ditunda,

termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di

bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang

tidak berpindah-pindah

2. Keadaan darurat adalah keadaan dimana prosedur yang berlaku dalam

pe layanan pelabuhan tidak berjalan sesuai dengan peraturan yang

berlaku

3. Kepala Pelabuhan adalah kepala Pelabuhan ASDP

4. Penyelenggara pelabuhan adalah unit pelaksana teknis/satuan 4 kerja

pelabu han ASDP

5. Tim Tanggap Darurat adalah satuan tugas yang bertanggung jawab di

darat pada saat terjadinya keadaan darurat di kapal maupun di area

Page 302: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir120

pelabuhan, yang melekat pada jabatan struktural di kantor Pusat (

dirangkap oleh pejabat

struktural Kantor Pusat )

6. Tim Tanggap Darurat Cabang adalah satuan tugas yang bertanggung

jawab di darat pada saat terjadinya keadaan darurat kapal di

pelabuhan maupun area pelabuhan, yang melekat pada jabatan

struktural di Kantor Cabang

BAB II

PEMBERITAHUAN KEDAAN DARURAT

Pasal 2

1. Setiap orang yang mengetahui, ada orang jatuh ke laut dari atas kapal

harus memberitahukan “ SEKUAT-KUATNYA BERTERIAK ADA

ORANG JATUH KE LAUT “

2. Orang yang mendengan Teriakan tersebut segera diberitahukan

kepada ABK dan segera membunyikan alarm/suling sebagai tanda

mesin Kepal segera dimatikan, dan secara simultan ABK tersebut

segera melaporkan ke Nahkoda

BAB III

PERSIAPAN PERTOLONGAN SESUAI DENGAN SIJIL

Pasal 3

1. Nahkoda segera memerintahkan kepada ABK mempersiapkan

peralatan pertolongan ( tali, pelampung, boat kecil yang ada )

2. Melemparkan pelampung kepada orang yang jatuh atau benda lainnya

sebagai pegangan sementara

3. Nahkoda melakukan tindakan sebagai berikut :

Page 303: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir121

a. Menyiapkan stand by olah gerak/siap Bantu,

b. Mengkomunikasikan dengan dengan kapal yang berlayar di

sekitarnya atau kepada para nelayan di sekitarnya

BAB IV

TINDAKAN PERTOLONGAN

Pasal 4

1. ABK menurunkan tangga, sebagai jalan ke bahwah atau ke laut

sekaligus membawa pelampung dan tali.

2. ABK menurunkan sekoci ke bawah untuk digunakan menolong korban.

3. ABK melempar tali kepada korban, sebagai pegangan untuk dapat naik

ke atas boat/ sekoci.

4. ABk membawa korban ke atas kapal melalui tangga yang telah

disediakan, dan selanjutnya dibawa ke Ruang Pemeriksaan

Kesehatan.

5. Bilamana korban, mengalami luka, Dokter langsung melakukan

pertolongan.

6. Korban dipersilahkan ke luar, bilamana korban sudah sehat.

BAB V

PENCATATAN

Pasal 5

Nahkoda, harus mencatat kronologis jatuhnya orang dari Kapal, dan

menyimpan sebagai dokumentasi

Page 304: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir122

BAB VI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 6

Nahkoda dan ABK dan instansi terkait yang bertugas dalam penanganan

orang jatuh ke laut, sejak ditetapkannya keputusan ini, harus berpedoman

pada sispro penanganan orang jatuh ke laut

BAB VII

Pasal 7

Sengan ditetapkannya keputusan ini, maka segala insterpretasi yang

berkaitan dengan sispro penanganan orang jatuh ke laut yang terdapat di

beberapa peraturan dinyatakan tidak berlaku

Page 305: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir123

9.Sispro Penanganan Kebakaran Kapal Sungai danDanau

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

NOMOR. ......................................................................................

TENTANG

SISPRO PENANGANAN KEBAKARAN KAPAL SUNGAI DAN DANAU

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

Menimbang :

Keadaan Darurat Penanganan Kebakaran Kapal Sungai

selama ini belum ada Sispro yang mengatur dalam

penanganan Keadaan darurat adanya kecelakaan

maupun insiden yang tidak diinginkan berupa kejadian

Kebakaran Kapal Sungai dan Danau. Sispro ini

dimaksudkan untuk mengatur langkah-langkah yang

harus dilaksanakan dalam penanganan keadaan darurat

secara cepat dan tepat.

Mengingat : 1. Undang – Undang No. 17 Tahun 2008 tentang

Pelayaran Pasal 244, Pasal 245 - Pasal 249, Pasal

258 dan Pasal 259.

2. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 1999 tentang

Angkutan di Perairan pada Pasal 92 ayat (1.a).

3. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2002 tentang

Perkapalan Pasal 81, Pasal 83, Pasal 84, dan Pasal

86 .

Page 306: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir124

4. Keputusan Menteri Perhubungan No. 73 Tahun

2004 tentang Penyelenggaraan Angkutan Sungai

dan Danau Pasal 4 ayat (1)

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGANDARAT TENTANG SISPRO PENANGANANKEBAKARAN KAPAL SUNGAI DAN DANAU

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan;

1. Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun, yang

digerakkan dengan tenaga mekanik, tenaga angin termasuk kendaraan

yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawa permukaan air, serta

alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah.

2. Keadaan darurat adalah keadaan dimana prosedur yang berlaku dalam

pelayanan pelabuhan tidak berjalan sesuai dengan peraturan yang

berlaku.

3. Awak kapal adalah orang yang bekerja atau diperkerjakan di atas kapal

oleh pemilik atau operator kapal untuk melaksanakan tugas di atas

kapal sesuai dengan jabatannya yang tercantum dalam buku sijil

4. Nahkoda adalah seorang dari awak kapal yang menjadi pimpinan umum

di atas serta mempunyai wewenang dan tanggung jawab tertentu

sesuai dengan peraturan yang berlaku

Page 307: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir125

BAB II

PEMBERITAHUAN KEADAAN DARURAT

Pasal 2

1. Setiap orang termasuk ABK serta orang yang ada di darat mengetahui

kebakaran di atas kapal sungai dan danau segera meginformasikan

kepada Nahkoda

2. Nahkoda selaku pemimpin tertinggi dalam Kapal, segera mengambil alih

Komando dan melakukan koordinasi pada ABK untuk menangani

kebakaran dan secara simultan membunyikan tanda bahaya alarm.

3. ABK memberikan pengumuman, agar penumpang semua tenang dan

menempati tempatnya, dan menangani kebakaran sesuai dengan SIJIL

KEBAKARAN

4. Apabila kebakaran semakin tinggi dan kapal tidak sulit melanjutkan

perjalanan, maka tindakan secara simultan yang dilakukan oleh

Nahkoda adalah menghubungi; Kapal yang sedang berlayar, Petugas/

Syahbandar melalui Petugas STC, dan Masyarakat di sekitar Sungai

dan Danau.

5. Apabila kebakaran dapat diatasi, maka perjalanan kapal dapat

dilanjutkan, dan diinformasikan kepada Syahbandar

6. Bilamana kebakaran tidak dapat diatasi, Nahkoha memerintahkan pe

numpang meninggalkan kapal, dan ABK menyiapkan berbagai

peralatan.

7. Untuk mengurangi tingkat kebakaran yang semakin tinggi, Nahkoda

segera memerintahkan untuk membuang barang/kendaraan ke laut

Page 308: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir126

BAB III

PENANGANAN KEADAAN DARURAT DI KAPAL

Pasal 3

Kapten/Nahkoda segera mengambil tindakan sebagai berikut;

1. Nahkoda segera memimpin langsung melalui bantuan peralatan HT dan

Public Addresor untuk memberikan instruksi pada semua ABK

menangaani kebakaran.

2. Nahkoda segera memberitahukan kepada ABK posisi kebakaran di

kapal, agar lebih efektif untuk penanganan kebakaran kapal.

3. Nahkoda memerintahkan kepada ABK untuk memadamkan kebakaran

dengan alat Pemadam Jinjing atau Slang Pemdam kebakaran,

sekaligus ABK member isyarat bahaya kebakaran.

4. Bilamana kebakaran tidak dapat dikendalikan oleh ABK, maka Nahkoda

sege ra meminta bantuan kepada; Syahbandar/pelabuhan, SAR,

Polisi Perairan, dengan menggunakan Stasiun Radio.

5. Syahbandar dan Bagian STC segera melaporkan kepada Kepala

Pelabuhan Cabang/Pusat, dan segera melakukan koordinasi dengan

SAR, Polisi Air, dan Personil pemadam kebakaran ke lokasi kapal

kebakaran

6. SAR segera mengevakuasi penumpang, Polisi Air dan Petugas

Pemadam ke bakaran segera memadamkan kebakaran

7. Bagi penumpang dan ABK yang mengalami luka dan tewas SAR

membawa ke Rumah Sakit Terdekat.

Page 309: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir127

BAB IV

TIM TANGGAP DARURAT

Pasal 4

1. Nahkoda segera mengirim berita kebakaran kapal kepada petugas

STC ( Ship Traffic Control)

2. Petugas Radio di Pelabuhan yaitu Bagian STC ( Ship Trafic Control )yg

menerima keadaan darurat segera meneruskan ke Manajer

Operasional.

3. Bilamana Kapal Memiliki GMDSS, petugas radio darat dapat

berhubungan langsung dengan Kapal yang sedang mengalami

kebakaran

4. Manajer operasional segera menghubungi Kepala Pelabuhan tentang

kea daan darurat kapal penyeberangan, berikut lokasi Lokasi

Kejadian, jumlah penumpang dan jenis bantuan yang diperlukan.

5. Kepala Pelabuhan, segera melakukan koordinasi dengan SAR, Polisi

Air Pemadam Kebakaran, Kelompok masyarakat terdekat.

6. Pemadam Kebakaran dan Polisi Air berusaha memadamkan kebakaran

7. Penumpang yang mengalami luka maupun yang tewas, petugas SAR

membawa ke Rumah Sakit terdekat untuk diotopsi.

BAB V

TINGKATAN KEADAAN DARURAT

Pasal 5

7. Peringatan Tingkat 1

Setiap insiden/kecelakaan yang dapat ditangani, wajib dikomunikasikan

oleh Nahkoda dan setaip awal pada instansi terkait

2. Peringatan 2

Setiap insiden/kecelakaan yang memerlukan Tim untuk mengatasi

termasuk mengevakuasi penumpang

Page 310: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir128

3. Peringatan 3

Setiap insiden/kecelakaan yang memerlukan Tim/Pasukan untuk

mengen dalikan dan mengatasinya termasuk mengevakuasi

penumpang dan semua awak kapal

BAB VI

KOMUNIKASI DARAT

Pasal 6

3. Untuk memudahkan komunikasi dalam keadaan darurat/kebakaran

kapal, Nahkoda harus memiliki Daftar Kontak berupa No. telepon

Kantor Pelabu han yang dilintasi, Rumah dan Handpone Pejabat PT.

ASDP Indonesia Ferry ( Persero ), dan seluruh anggota Tim Tanggap

Darurat serta Instansi yang terkait

2. Daftar Kontak telepon alamat penumpang dan Awak Kapal.

BAB VII

SISTEM KOMUNIKASI

Pasal 7

1. Pemilik Kapal, menyediakan frekuensi Radio, sehingga bilamana

terjadi keadaan darurat, Nahkoda dapat menggunakan untuk

memancarkan ke berbagai radio di darat, misalnya dengan frekuensi

2182 KHZ, 6215 KHZ, 8291 KHZ, 156.8 MHZ.

2. Kapal yang dilengkapai dengan fasilitas GMDSS dapat berhubungan

lang sung dengan petugas pelabuhan di darat.

3. Kepala Pelabuhan harus menyiapkan personil di darat untuk

memonitor pe layaran kapal.

4. Stasiun radio di darat standby di frekuensi 9158 KHZ sebagai media

komu nikasi dengan kantor Pusat atau dengan stasiun cabang

lainnya serta me mantau operasional.

Page 311: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir129

5. Sistem komunikasi dengan Tim Tanggap Darurat untuk pelayaran

jarak dekat dapat menggunakan VHF, SSB, HT, Handpone, Telepon

Satelit

BAB VIII

ANALISA DAN EVALUASI TERHADAP KEJADIAN

Pasal 8

Nahkoda berkewajiban untuk membuat analisa/evaluasi kecelakaan yang

terjadi untuk mencegah terulangnya kejadian kecelakaan yang serupa

BAB IX

LAPORAN DAN RETENSI ARSIP

Pasal 9

1. Nahkoda berkewajiban untuk mengirim semua dokumen kejadian ke

kantor Cabang

2. Semua dokumen hasil analisa/evaluasi oleh Kantor Cabang dikirim ke

Kantor Pusat.

3. Nahkoda dan Kantor Cabang berkewajiban untuk mengarsip semua

doku men kejadian ( laporan kejadian, proses penanganan, berita

acara, hasil evaluasi dan analisa ) dengan masa retensi 2 tahun

BAB X

PEMELIHARAAN PERALATAN PENANGGULANGAN KEADAAN

DARURAT

Pasal 10

Bagian Peralatan Pelabuhan penanggulangan keadaan darurat harus

diinventarisir, dipelihara agar selalu siap untuk dipergunakan sesuai

rencana yang ditetapkan dan dicatat kinerjanya berikut pemeliharaannya

Page 312: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir130

BAB XI

PELATIHAN KEADAAN DARURAT

Pasal 11

9. Oleh ABK dan Awak Pelabuhan, perlu melakukan sistem

penanggulangan dan kesiagaan keadaan darurat secara periodik,

sehingga profesionalisme orang tersebut dapat lebih handal

10. Latihan Keadaan Darurat/Bahaya perlu dilakukan secara periodik untuk

menguji kemampuan peralatan, komunikasi dan sistem evakuasi yang

di tetapkan

11. Latihan peran kebakaran kapal 1(satu) kali dalam 1 (satu) minggu atau

paling sedikit 1 (satu) kali dalam pelayaran jika lama berlayar kurang

dari 1(satu) minggu.

12. Peralatan yang digunakan setiap latihan harus digunakan secara

bergiliran dan bergantian.

Page 313: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir131

10. Sispro Penanganan Bom/Bahan Peledak diPelabuhan Penyeberangan

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

NOMOR. ......................................................................................

TENTANG

SISPRO PENANGANAN BOM/BAHAN PELEDAK DI PELABUHAN

PENYEBERANGAN

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

Menimbang :

Keadaan Darurat Penanganan Bom/Bahan Peledak di

Pelabuhan Penyeberangan selama ini belum ada Sispro

yang mengatur dalam penanganan Keadaan darurat

adanya kecelakaan maupun insiden yang tidak diinginkan

berupa kejadian adanya Bom/Bahan Peledak di

Pelabuhan Penyeberangan. Sispro ini dimaksudkan

untuk mengatur langkah-langkah yang harus

dilaksanakan dalam penanganan keadaan darurat secara

cepat dan tepat.

Mengingat : 1. Undang – Undang No. 17 Tahun 2008 tentang

Pelayaran Pasal 87 dan Pasal 121

2. Peraturan Pemerintah No 69 tahun 2001 tentang

Kepelabuhanan Pasal 33 Ayat (2).

3. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat

Nomor: SK. 2681/AP.005/DRJD/2006 tentang

Page 314: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir132

Pengoperasian Pelabuhan Penyeberangan Pasal 19

Ayat (3) dan Ayat (4)

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERALPERHUBUNGAN DARAT TENTANG SISPROPENANGANAN BOM/BAHAN PELEDAK DIPELABUHAN PENYEBERANGAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan;

1. Keadaan darurat adalah keadaan dimana prosedur yang berlaku dalam

pela yanan pelabuhan tidak berjalan sesuai dengan peraturan yang

berlaku.

2. Kepala Pelabuhan adalah kepala Pelabuhan ASDP.

4. Penyelenggara pelabuhan adalah unit pelaksana teknis/satuan 4 kerja

pelabuhan ASDP

5. Tim Tanggap Darurat adalah satuan tugas yang bertanggung jawab di

darat pada saat terjadinya keadaan darurat di kapal maupun di area

pelabuhan, yang melekat pada jabatan struktural di kantor Pusat (

dirangkap oleh pejabat struktural Kantor Pusat )

6. Tim Tanggap Darurat Cabang adalah satuan tugas yang bertanggung

jawab di darat pada saat terjadinya keadaan darurat kapal di

pelabuhan maupun area pelabuhan, yang melekat pada jabatan

struktural di Kantor Cabang

Page 315: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir133

BAB II

PEMBERITAHUAN KEADAAN DARURAT

Pasal 2

1. Setaip orang yang mengetahui, adanya Bom/Bahan Peledak di

pelabuhan wajib memberitahukan kepada Awak Pelabuhan dan

segera menginformasikan kepada Kepala Pelabuhan

2. Kepala Pelabuhan segera memberikan menginformasikan kepada

semua Awak pelabuhan untuk berkumpul, dan membunyikan alar

adanya darurat di Pelabuhan

BAB III

PENANGANAN KEADAAN DARURAT DI PELABUHAN

Pasal 3

1. Kepala Pelabuhan segera mengarahkan semua Awak Pelabuhan

untuk me nangani dampak /akibat meledaknya Bom/Bahan Peledak

2. Kepala Pelabuhan menginstruksikan kepada semua Awak Pelabuhan

untuk melokalisir area Bom/Bahan Peledak, supaya tidak terjadi

adanya korban jiwa

3. Awak Pelabuhan segera menutup pintu pelabuhan

• Awak Pelabuhan segera menyiagakan peralatan pemadam

kebakaran, untuk mengatasi bilamana terjadi kebakaran sebagai

akibat adanya Bom/Bahan Pe ledak di pelabuhan, dan merembet

ke barang lainnya.

4. Kepala Pelabuhan segera menginformasikan kepada Pihak Kepolisian

untuk melakukan penyisiran/pengecekan pada area, bilamana masih

ada Bom

5. Awak Pelabuhan segera menyingkirkan barang/bahan lainnya yang

sensitif dari area pelabuhan ke tempat yang lebih nyaman.

6. Awak Pelabuhan segera mengevakuasi korban akibat adanya

Bam/Bahan Peledak di Pelabuhan

Page 316: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir134

7. Awak Pelabuhan segera membawa korban ke Rumah Sakit terdekat

untuk pertolongan pertama

8. Pihak kepolisian segera melakukan penyelidikan jenis Bom/Bahan

Peledak yang terjadi di Pelabuhan

9. Pihak Kepolisian segera melakukan Olah TKP Bom/Bahan Peledak di

Pelabuhan dan hasilnya disampaikan kepada Kepala Pelabuhan dan

dipublikasikan

10. Kepala Pelabuhan segera membuat laporan kronologis terjadnya

Bom/Bahan Peledak di Pelabuhan

11. Sispro Penanganan Bom/Bahan Peledak diPelabuhan Sungai / Danau

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

NOMOR. ......................................................................................

TENTANG

SISPRO PENANGANAN BOM/BAHAN PELEDAK DI PELABUHAN

SUNGAI

DAN DANAU

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

Menimbang :

Keadaan Darurat Penanganan Bom/Bahan Peledak di

Pelabuhan Sungai dan Danau selama ini belum ada

Sispro yang mengatur dalam penanganan Keadaan

darurat adanya kecelakaan maupun insiden yang tidak

diinginkan berupa kejadian adanya Bom/Bahan Peledak

Page 317: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir135

di Pelabuhan Sungai dan Danau. Sispro ini dimaksudkan

untuk mengatur langkah-langkah yang harus

dilaksanakan dalam penanganan keadaan darurat secara

cepat dan tepat.

Mengingat : 1. Undang – Undang No. 17 Tahun 2008 tentang

Pelayaran Pasal 87 dan Pasal 121

2. Peraturan Pemerintah No 69 tahun 2001 tentang

Kepelabuhanan Pasal 33 Ayat (2).

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERALPERHUBUNGAN DARAT TENTANG SISPROPENANGANAN BOM/BAHAN PELEDAK DIPELABUHAN SUNGAI DAN DANAU

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan;

1. Keadaan Darurat adalah keadaan dimana prosedur yang berlaku

dalam pelayanan pelabuhan tidak berjalan sesuai dengan peraturan

yang berlaku

2. Kepala Pelabuhan adalah Kepala Pelabuhan Sungai dan Danau;

3. Penyelenggara Pelabuhan Sungai dan Danau adalah Unit

Pelaksana Teknis/Satuan Kerja Pelabuhan Sungai dan Danau atau

Badan Usaha Pelabuhan Sungai dan Danau;

5. Kepala Dinas Propinsi atau Kepala Dinas Kabupaten/Kota adalah

Kepala Dinas yang bertanggung jawab di bidang pelabuhan Sungai

dan Danau

Page 318: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir136

6. Ancaman Bom / Bahan Peledak adalah indikasi adanya ancaman

peledakan bom yang akan membahayakan manusia.

BAB II

PEMBERITAHUAN KEADAAN DARURAT

Pasal 2

1) Karyawan yang menerima Laporan/Telepon atau mengetahui kejadian

adanya Ancaman Bom/ Bahan Peladak di lingkungan pelabuhan,

segera memberitahu / menginformasikan ke Supervisor/Manajer

Operasi / Pimpinan Cabang.

2) Semua informasi dari memberi informasi/Penelpon, agar dicatat setiap

ada perkembangan oleh bagian penerima telepon.

3) Pimpinan Cabang segera menghubungi ke Pihak Kepolisian/Brimob

guna dilakukan penanganan lebih lanjut.

4) Pengawas Lapangan yang berwenang mengumumkan kepada

seluruh karyawan untuk menghentikan kegiatan disekitar Pelabuhan

BAB III

PENANGANAN KEADAAN DARURAT DI PELABUHAN

Pasal 3

1) Pimpinan Cabang langsung bertindak sebagai komando untuk

melakukan penanganan awal dengan melakukan tindakan untuk

menglokalisir area Bom/Bahan Peladak supaya tidak terjadi bahaya

yang menimbulkan korban jiwa.

2) Untuk menghindari korban jiwa, khususnya pada penumpang yang

berada di dekat lokasi Bom/Bahan Peledak, untuk dilakukan evakuasi

ke lokasi yang lebih aman dari lokasi kejadian.

Page 319: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir137

3) Pihak Kepolisian/Brimob melakukan tindakan pengamanan dengan

melakukan penyisiran/pengecekan pada lokasi yang teridentifikasi

adanya Bom/Bahan Peledak.

4) Apabila hasil pengecekan dari pihak kepolisian/Brimob menyatakan

lokasi aman, maka aktifitas pelabuhan dibuka kembali. Apabila hasil

pengecekan menyatakan tidak aman, namun tidak terjadi ledakan,

maka Kepolisian/Brimob melakukan tindakan pengamanan.

5) Bila terjadi ledakan pada Bom/Bahan Peledak yang menimbulkan

korban jiwa, maka secepatnya dilakukan evakusi & identifikasi korban

untuk dibawa ke Rumah Sakit terdekat.

6) Pada lokasi ledakan/ sekitar ledakan yang mengakibatkan adanya

kerusakan pada fasilitas pelabuhan, segera diidentifikasi tingkat

kerusakan yang terjadi.

7) Pimpinan Cabang bisa memerintahkan penghentian sementara

kegiatan operasional di pelabuhan.

8) Pihak Kepolisian/Brimob melakukan tindakan pengamanan di wilayah

Pelabuhan.

12.Sispro Penanganan Tubrukan Kapal Penyeberangan

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

NOMOR. ......................................................................................

TENTANG

SISPRO PENANGANAN TUBRUKAN KAPAL PENYEBERANGAN

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

Menimbang :

Keadaan Darurat Penanganan Tubrukan Kapal

Penyeberangan selama ini belum ada Sispro yang

Page 320: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir138

mengatur dalam penanganan Keadaan darurat adanya

kecelakaan maupun insiden yang tidak diinginkan berupa

kejadian Tubrukan Kapal Penyeberangan. Sispro ini

dimaksudkan untuk mengatur langkah-langkah yang

harus dilaksanakan dalam penanganan keadaan darurat

secara cepat dan tepat.

Mengingat : 1. Undang – Undang No. 17 Tahun 2008 tentang

Pelayaran Pasal 244, Pasal 245 - Pasal 249, Pasal

258 dan Pasal 259.

2. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 1999 tentang

Angkutan di Perairan pada Pasal 92 ayat (1)

3. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2002 tentang

Perkapalan Pasal 82, Pasal 83, Pasal 84, dan Pasal

86 .

4. Keputusan Menteri Perhubungan No. 32 Tahun

2001 tentang Penyelenggaraan Angkutan

Penyeberangan Pasal 10

5. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat

Nomor: SK. 2681/AP.005/DRJD/2006 tentang

Pengoperasian Pelabuhan Penyeberangan Pasal 19

Ayat (1,2 dan 4).

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERALPERHUBUNGAN DARAT TENTANG SISPROPENANGANAN TUBRUKAN KAPALPENYEBERANGAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Page 321: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir139

Pasal 1

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan;

1. Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis apapun, yang

digerakkan dengan tenaga mekanik, tenaga angin termasuk

kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawa

permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak

berpindah-pindah

2. Keadaan darurat adalah keadaan dimana prosedur yang berlaku

dalam pe layanan pelabuhan tidak berjalan sesuai dengan

peraturan yang berlaku

3. Awak kapal adalah orang yang bekerja atau diperkerjakan di atas

kapal oleh pemilik atau operator kapal untuk melaksanakan tugas

di atas kapal sesuai dengan jabatannya yang tercantum dalam

buku sijil

4. Nahkoda adalah seorang dari awak kapal yang menjadi pimpinan

umum di atas serta mempunyai wewenang dan tanggung jawab

tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku

BAB II

PEMBERITAHUAN KEADAAN DARURAT

Pasal 2

1. Dalam pelayaran apabila terjadi peristiwa tabrakan kapal , maka

Perwira Jaga segera memerintahkan STOP MESIN , untuk

mengurangi kerusakan yang semakin parah pada badan kapal.

2. Perwira Jaga harus mencatat Posisi Kapal dan waktu kejadian di

Buku Jurnal Kapal lalu melaporkan kejadiannya ke Nakhoda.

Page 322: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir140

BAB III

PENANGANAN KEADAAN DARURAT DI KAPAL

Pasal 3

1. Nakhoda selaku pimpinan tertinggi dalam kapal segera mengambil

alih Komando dan melakukan tindakan penanganan yang diperlukan,

yaitu memeriksa keadaan Penumpang dan Crew Kapal serta

memeriksa besarnya kerusakan yang terjadi pada kapal.

2. Apabila akibat kejadian Tabrakan pada kapal mengakibatkan

kerusakan yang fatal pada kapal sehingga kapal tidak dapat

meneruskan perjalanan pelayaran, maka segera menghubungi SAR,

Stasiun Pantai atau Kapal sekitarnya untuk meminta bantuan untuk

kondisi darurat kapal.

3. Nakhoda segera memerintahkan kepada semua ABK dan

penumpang kapal untuk meninggalkan kapal. Dalam proses

meninggalkan kapal agar sesuai dengan penanganan meninggalkan

kapal (SIJIL Meninggalkan Kapal)

4. Apabila akibat kejadian tabrakan pada kapal mengakibatkan dampak

berupa Kebakaran, Orang Jatuh kelaut/Cedera, Kebocoran &

Tumpahan Minyak, maka Nakhoda memerintahkan penanganan

sesuai dengan jenis kejadiannya.

5. Jika pada kapal tidak terjadi kerusakan yang fatal, maka Nakhoda

segera memerintahkan untuk melanjutkan perjalanan.

BAB IV

TIM TANGGAP DARURAT

Pasal 4

(1) Tim Tanggap Darurat meliputi Tim Tanggap Darurat Pusat dan Tim

Tanggap Darurat Cabang. Bertanggung jawab atas semua aktifitas di

darat berkaitan dengan semua tugas pelaksanaan keadaan darurat di

Page 323: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir141

atas kapal. termasuk Pengendali Dokumen dan Petugas STC (Ship

Traffic Control).

(2) Petugas Radio di Pelabuhan yaitu di bagian STC (Ship Traffic Control)

yang menerima keadaan darurat dari kapal yang meminta bantuan

harus segera memberitahukan kepada Manajer Operasional. Apabila

kapal dilengkapi dengan fasilitas GMDSS petugas radio darat dapat

langsung berhubungan dengan kapal. Berita yang diterima harus dicatat

dibuku jurnal radio.

(3) Manajer Operasional segera menghubungi Kepala Pelabuhan mengenai

keadaan darurat kapal dengan merinci kondisi yang ada, yaitu lokasi

kejadian, jumlah penumpang dan jenis bantuan yang diperlukan.

(4) Kepala Pelabuhan sebagai Tim Tanggap Darurat yang bertanggung

jawab didarat untuk keadaan darurat di kapal, segera menghubungi

SAR dan petugas yang berwenang untuk segera mengirim tim SAR

untuk mencari dan menyelamatkan penumpang

(5) Tim Tanggap Darurat cabang yang menerima informasi keadaan darurat

Kapal, harus segera menghubungi Tim Tanggap Darurat Pusat dan

sebaliknya..

(6) Semua Anggota Tim Tanggap Darurat berkumpul

(7) Ruang dan peralatan penunjang Tim Tanggap darurat telah disiapkan

(8) Melakukan Jalur Komunikasi antara :

e. Kapal dengan Tim Tanggap Darurat Kantor Cabang

f. Kapal dengan Tim Tanggap Darurat Kantor Pusat

g. Tim Tanggap Darurat Kantor Cabang dengan kantor Pusat

h. Tim Tanggap Darurat dengan Direksi

(9) Merinci Laporan dari Kapal / Cabang yang meliputi informasi data-data :

a. Jenis Kejadian yang dialami

b. Posisi kapal/lokasi kejadian yang telah diplot dalam peta

c. Waktu kejadian (Jam, Hari, Tanggala, Bulan dan Tahun)

d. Jumlah Muatan (Penumpang/Kendaraan/Barang)

Page 324: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir142

e. Ada tidaknya korban dalam insiden atau kecelakaan yang terjadi

f. Tindakan penanganan yang sudah dilakukan

g. Jenis pertolongan yang diminta oleh kapal/cabang .

(10) Melakukan kontak dengan instansi yang terkait, antara lain:

h. Syahbandar

i. Badan SAR Nasional

j. Rumah Sakit

k. KPPP

l. TNI AL

m. Kepolisian

n. Instansi terkait lainnya.

(11) Mengambil tindakan penanganan yang diperlukan untuk memberikan

dukungan ke kapal sesuai dengan permintaan Nakhoda

(12) Bila dianggap perlu, melakukan kontak langsung dengan keluarga

terdekat awak kapal dan menjelaskan kejadian serta tindakan bantuan

yang sudah/akan dilakukan.

(13) Menunjuk personil yang mengatur keberangkatan Direksi ke Lokasi

kejadian

(14) Melakukan peninjauan perlu tidaknya dilakukan evakuasi

(15) Bila diperlukan evakusi, segera disampaikan kepada semua anggota

Tim.

(16) Untuk mempercepat pertolongan , segera disiapkan tempat

penampungan dan pengobatan semetara bagi penumpang yang

mengalami luka. Tim Medis, obat-obatan dan kendaraan ambulan

siap siaga selama proses evakuasi korban berlangsung.

(17) Penumpang yang mengalami luka ringan bisa ditangani di lokasi

penampungan, korban yang luka parah dan meninggal segera di bawa

ke rumah sakit terdekat untuk proses pengobatan dan identifikasi bagi

yang meninggal.

Page 325: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir143

(18) Korban musibah baik penumpang maupun awak kapal yang meninggal

yang telah diidentifikasi segera diumumkan kepada masyarakat umum

melalui media cetak,audio dan visual. Keluarga korban yang bisa

dihubungi segera dihubungi mengenai kondisi korban yang

sebenarnya.

(19) Bila dianggap perlu , menunjuk personil yang bertugas untuk

menjelaskan tentang insiden/kecelakaan kapal kepada media masa

atas izin Direksi.

(20) Tim Tanggap Darurat segera memberikan penjelasan mengenai proses

pertolongan dan kondisi Korban.

BAB V

TINGKATAN KEADAAN DARURAT

1. Peringatan Tingkat 1

Setiap insiden/kecelakaan yang dapat ditangani, wajib

dikomunikasikan oleh Nahkoda dan setiap awak pada instansi

terkait

2. Peringatan 2

Setiap insiden/kecelakaan yang memerlukan Tim untuk mengatasi

ter masuk mengevakuasi penumpang.

3. Peringatan 3

Setiap insiden/kecelakaan yang memerlukan Tim/Pasukan untuk

mengendalikan dan mengatasinya termasuk mengevakuasi

penumpang dan semua awak kapal

BAB VI

KOMUNIKASI DARAT

1. Untuk memudahkan komunikasi dalam keadaan darurat/kebakaran

kapal,Nahkoda harus memiliki Daftar Kontak berupa No. telepon

Page 326: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir144

Kantor Pelabuhan yang dilintasi, Rumah dan Handpone Pejabat PT.

ASDP Indonesia Ferry ( Persero ), dan seluruh anggota Tim

Tanggap Darurat serta Instansi yang terkait

2. Daftar Kontak telepon alamat penumpang dan Awak Kapal

BAB VII

SISTEM KOMUNIKASI

Pasal 7

1. Pemilik Kapal, menyediakan frekuensi Radio, sehingga bilamana

terjadi keadaan darurat, Nahkoda dapat menggunakan untuk

memancarkan ke berbagai radio di darat, misalnya dengan frekuensi

2182 KHZ, 6215 KHZ, 8291 KHZ, 156.8 MHZ.

2. Kapal yang dilengkapai dengan fasilitas GMDSS dapat berhubungan

langsung dengan petugas pelabuhan di darat

3. Kepala Pelabuhan harus menyiapkan personil di darat untuk

memonitor pe layaran kapal.

4. Stasiun radio di darat standby di frekuensi 9158 KHZ sebagai media

komunikasi dengan kantor Pusat atau dengan stasiun cabang

lainnya serta memantau operasional

5. Sistem komunikasi dengan Tim Tanggap Darurat untuk pelayaran

jarak dekat dapat menggunakan VHF, SSB, HT, Handpone,

Telepon Satelit

BAB VIII

ANALISA DAN EVALUASI TERHADAP KEJADIAN

Pasal 8

Nahkoda berkewajiban untuk membuat analisa/evaluasi kecelakaan yang

terjadi untuk mencegah terulangnya kejadian kecelakaan yang serupa

Page 327: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir145

BAB IX

LAPORAN DAN RETENSI ARSIPPasal 9

1. Nahkoda berkewajiban untuk mengirim semua dokumen kejadian

ke kantor Cabang

2. Semua dokumen hasil analisa/evaluasi oleh Kantor Cabang dikirim

ke Kantor Pusat

6. Nahkoda dan Kantor Cabang berkewajiban untuk mengarsip semua

dokumen jadian ( laporan kejadian, proses penanganan, berita acara,

hasil evaluasi dan analisa ) dengan masa retensi 2 tahun.

BAB X

PEMELIHARAAN PERALATAN PENANGGULANGAN KEADAAN

DARURAT

Pasal 10

Bagian Peralatan Pelabuhan penanggulangan keadaan darurat

harus diinventarisir, dipelihara agar selalu siap untuk dipergunakan

sesuai rencana yang ditetapkan dan dicatat kinerjanya berikut

pemeliharaannya

BAB XI

PELATIHAN KEADAAN DARURAT

Pasal 11

1. Sistem Penanggulangan dan Kesiagaan Keadaan Darurat secara

periodik perlu diuji untuk membuktikan efisiensi dan efektifitasnya.

2. Latihan Keadaan bahaya perlu dilakukan untuk menguji kinerja

peralatan, komunikasi dan system evakuasi yang ditetapkan.

3. Peralatan yang digunakan setiap latihan harus digunakan secara

bergiliran dan bergantian.

Page 328: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir146

4. Latihan peran meninggalkan kapal 1(satu) kali dalam 1 (satu)

minggu atau paling sedikit 1 (satu) kali dalam pelayaran jika lama

berlayar kurang dari 1(satu) minggu.

Page 329: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir147

13. Sispro Pemuatan Bahan/Barang Berbahaya DanBeracun Melalui Angkutan Penyeberangan

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN

NOMOR.

......................................................................................

TENTANG

SISPRO PENGANGKUTAN BAHAN/BARANG BERBAHAYA DAN

BERACUN MELALUI ANGKUTAN PENYEBERANGAN

MENTERI PERHUBUNGAN

Menimbang : bahwa untuk keselamatan dan keamanan

pengoperasian angkutan bahan/barang berbahaya

dan beracun di angkutan penyeberangan perlu

diatur lebih lanjut ketentuan mengenai

pengangkutan bahan/barang berbahaya dan

beracun di angkutan penyeberangan.

Mengingat : 1. Undang – Undang No. 17 Tahun 2008 tentang

Pelayaran, Pasal 44,45,46,47,48,49 dan Pasal 126

2. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 1999 tentang

Angkutan di Perairan, Pasal 87, 88, dan Pasal 89

3. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2002 tentang

Perkapalan, Pasal 92

4. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat

No. SK. 725/AJ.302/DRJD/2004 tentang

Page 330: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir148

Penyelenggaraan Pengangkutan Bahan Berbahaya

dan Beracun ( B3 ) di Jalan

5. Keputusan Menteri Perhubungan No. 32 Tahun

2001 tentang Angkutan Penyeberangan.

5. Keputusan Menteri Perhubungan No.17 Tahun 2000

tentang Pedoman Penanganan Bahan/Barang

Berbahaya Dalam Kegiatan Pelayaran di Indonesia,

Pasal 1 dan Pasal 2

6. International Mariteme Dangerous Code (IMD Code)

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGANTENTANG SISPRO PENGANGKUTANBAHAN/BARANG BERBAHAYA DAN BERACUNMELALUI ANGKUTAN PENYEBERANGAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan:

1. Angkutan penyeberangan adalah angkutan yang berfungsi

sebagai jembatan bergerak yang menghubungkan jaringan

jalan atau jaringan jalur kereta api yang terputus-putus

karena adanya perairan untuk mengangkut penumpang

dan kenderaan beserta muatannya.

2. Bahan/barang berbahaya dan beracun adalah bahan yang

karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya,

baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat

mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan

Page 331: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir149

atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,

kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.

3. Pengangkutan bahan/barang berbahaya dan beracun

adalah kegiatan bongkar muat, pemindahan, penumpukan,

penyerahan dan penerimaan bahan/barang berbahaya dan

beracun pada angkutan penyeberangan.

4. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan

dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai

tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan

yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik

turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang, berupa

terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi

dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan

kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat

perpindahan intra dan antarmoda transportasi.

5. Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) adalah wilayah perairan

dan daratan pada pelabuhan atau terminal khusus yang

digunakan secara langsung untuk kegiatan pelabuhan.

6. Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) adalah perairan di

sekeliling daerah lingkungan kerja perairan pelabuhan yang

dipergunakan untuk menjamin keselamatan pelayaran.

7. Otoritas Pelabuhan (Port Authority) adalah lembaga

pemerintah di pelabuhan sebagai otoritas yang

melaksanakan fungsi pengaturan, pengendalian, dan

pengawasan kegiatan kepelabuhanan yang diusahakan

secara komersial.

Page 332: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir150

8. Unit Penyelenggara Pelabuhan adalah lembaga

pemerintah di pelabuhan sebagai otoritas yang

melaksanakan fungsi pengaturan, pengendalian,

pengawasan kegiatan kepelabuhanan, dan pemberian

pelayanan jasa kepelabuhanan untuk pelabuhan yang

belum diusahakan secara komersial.

9. Badan Usaha Pelabuhan adalah Badan Usaha yang

kegiatan usahanya khusus di bidang pengusahaan terminal

dan fasilitas pelabuhan lainnya.

10. Keselamatan dan Keamanan Pelayaran adalah suatu

keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan dan

keamanan yang menyangkut angkutan di perairan,

kepelabuhanan, dan lingkungan maritim.

11. Kelaiklautan Kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi

persyaratan keselamatan kapal, pencegahan pencemaran

perairan dari kapal, pengawakan, garis muat, pemuatan,

kesejahteraan Awak Kapal dan kesehatan penumpang,

status hukum kapal, manajemen keselamatan dan

pencegahan pencemaran dari kapal, dan manajemen

keamanan kapal untuk berlayar di perairan tertentu.

12. Keselamatan Kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi

persyaratan material, konstruksi, bangunan, permesinan

dan perlistrikan, stabilitas, tata susunan serta perlengkapan

termasuk perlengkapan alat penolong dan radio, elektronik

kapal, yang dibuktikan dengan sertifikat setelah dilakukan

pemeriksaan dan pengujian.

Page 333: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir151

13. Badan Klasifikasi adalah lembaga klasifikasi kapal yang

melakukan pengaturan kekuatan konstruksi dan

permesinan kapal, jaminan mutu material marine,

pengawasan pembangunan, pemeliharaan, dan

perombakan kapal sesuai dengan peraturan klasifikasi.

14. Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis

tertentu, yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga

mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk

kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di

bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan

terapung yang tidak berpindah-pindah.

15. Nakhoda adalah salah seorang dari Awak Kapal yang

menjadi pemimpin tertinggi di kapal dan mempunyai

wewenang dan tanggung jawab tertentu sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

16. Anak Buah Kapal adalah Awak Kapal selain Nakhoda.

17. Syahbandar adalah pejabat pemerintah di pelabuhan yang

diangkat oleh Menteri dan memiliki kewenangan tertinggi

untuk menjalankan dan melakukan pengawasan terhadap

dipenuhinya ketentuan peraturan perundang-undangan

untuk menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran.

18. Setiap Orang adalah orang perseorangan atau korporasi.

19. IMDG Code adalah singkatan dari ”the International

Maritime Dangerous Goods Code” yang diterbitkan oleh

”the International Maritime Organization (IMO)”

20. Kendaraan pengangkut bahan/barang berbahaya dan

beracun adalah kendaraan bermotor, kereta gandengan,

Page 334: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir152

kereta tempelan yang secara khusus dirancang dan

dilengkapi peralatan untuk pengangkutan bahan

berbahaya.

21. Kemasan adalah tempat/pelindung yang berada lebih luar

dari wadah dan tidak berhubungan langsung dengan

bahan/barang berbahaya dan beracun (bahan/barang

berbahaya dan beracun).

22. Pengirim adalah setiap orang atau badan yang

menjalankan fungsi pengiriman dan/atau yang

menyebabkan terkirimnya bahan/barang berbahaya dari

satu tempat ke tempat lain. Termasuk dalam pengertian ini

adalah pengawas gudang, ekspedisi muatan dan

penghubung.

23. Pengangkut adalah setiap orang atau badan yang

melakukan fungsi pengangkutan yang diatur oleh peraturan

perundang-undangan, termasuk pemilik, pemborong, agen,

pengemudi dan/ atau setiap orang yang bertanggung jawab

atas kendaraan pengangkut serta pekerja angkutan terkait

lainnya.

24. Plakat adalah tanda yang harus dipasang pada bagian luar

kendaraan pengangkut yang menunjukkan tingkat bahaya

dari bahan yang diangkut sesuai dengan ketentuan

perundangan yang berlaku.

25. Marking adalah tulisan atau lambang yang ditempel di

bagian luar kemasan bahan/barang berbahaya yang

menunjukkan jenis bahan/barang berbahaya yang ada di

dalam kemasan.

Page 335: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir153

26. Label adalah penandaan dengan kode warna berbentuk

belah ketupat dengan ukuran sekurang-kurangnya 10 cm x

10 cm, dipasang di bagian luar kemasan bahan/barang

berbahaya untuk menunjukkan tingkat bahayanya.

27. Awak kendaraan adalah pengemudi dan pembantu

pengemudi;

28. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang tugas

tanggungjawabnya di bidang angkutan penyeberangan.

29. Menteri adalah Menteri yang tugas dan tanggungjawabnya

di bidang pelayaran.

BAB II

RUANG LINGKUP

Pasal 2

(1) Sispro pengangkutan bahan/barang berbahaya dan beracun ini

berlaku untuk kegiatan pengangkutan bahan/barang berbahaya

dan beracun yang melalui angkutan penyeberangan baik di

daerah lingkungan kerja pelabuhan, daerah lingkungan

kepentingan pelabuhan dan di kapal penyeberangan.

(2) Pengangkutan bahan/barang berbahaya dan beracun yang

melalui angkutan penyeberangan hanya diperuntukan bagi

bahan/barang berbahaya dan beracun yang dimuat khusus

dalam kendaraan pengangkut.

(3) Ruang lingkup sispro pengangkutan bahan/barang berbahaya

dan beracun ini meliputi:

a. Ketentuan kendaraan dan awak kendaraan pengangkut

bahan/barang berbahaya dan beracun.

Page 336: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir154

b. Ketentuan kapal penyeberangan yang mengangkut

bahan/barang berbahaya dan beracun.

c. Ketentuan kendaraan pengangkut bahan/barang

berbahaya dan beracun memasuki areal pelabuhan.

d. Ketentuan pemuatan kendaraan pengangkut bahan/barang

berbahaya dan beracun ke kapal penyeberangan.

e. Ketentuan kapal penyeberangan yang mengangkut

bahan/barang berbahaya dan beracun.

f. Ketentuan pengawasan kendaraan pengangkut

bahan/barang berbahaya dan beracun selama pelayaran.

g. Ketentuan pembongkaran kendaraan pengangkut

bahan/barang berbahaya dan beracun dari kapal

penyeberangan.

BAB III

BAHAN/BARANG BERBAHAYA DAN BERACUN SERTA

KENDARAAN PENGANGKUT

Pasal 3

Klasifikasi Bahan/Barang Berbahaya Dan Beracun

Setiap pemilik barang, angkutan barang jalan raya dan pemilik

kapal dan penyelenggara pelabuhan penyeberangan harus

memperhatikan ketentuan International Maritime Dangerous

Goods Code ( IMDG Code ) yang diterbitkan dalam International

Maritime Organization (IMO), dimana bahan/barang berbahaya

Page 337: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir155

dan beracun dikelompokkan menjadi 9 (sembilan) kelas yaitu

sebagai berikut;

(1) Kelas 1: Bahan/Barang Peledak adalah bahan atau zat yang

berbentuk padat, cair, atau campuran dan bahan-bahan

tersebut yang dapat dengan sendirinya mengalami reaksi

kimia dan menghasilkan gas pada temperatur dan tekanan

tertentu yang dengan cepat dapat mengakibatkan kerusakan

lingkungan sekelilingnya. Bahan-bahan pyrotecnic termasuk

dalam kelompok ini tidak menghasilkan gas

(2) Kelas 2; Gas-gas yang dimampatkan, dicairkan atau

dilarutkan dengan tekanan. Bahan yang termasuk kelompok

ini adalah gas mampat, gas cair, gas dalam larutan, gas cair

yang dibekukan, campuran satu atau lebih gas dengan satu

atau lebih uap bahan kelas lainnya, barang yang diisi gas,

tellurium hexafluoride dan aerosol. Berdasarkan IMO,

pengertiannya adalah sebagai berikut;

a. Gas mampat adalah gas yang dikemas dalam tabung

dengan menggunakan tekanan tertentu pada suhu 200

C.

b. Gas cair adalah gas yang dikemas dalam tabung dalam

bentuk cair pada suhu 200 C.

c. Gas cair yang didinginkan adalah gas yang dikemas

dalam tabung dalam bantuk cair pada suhu yang

rendah

d. Gas yang dilarutkan adalah gas yang dapat larut ke

dalam zat pelarut dengan tekanan sehingga dapat

diserap oleh pori-pori zat lain.

Page 338: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir156

(3) Kelas 3 : Barang cairan mudah menyala/terbakar artinya

adalah cairan atau cairan yang mengandung larutan padat

atau larutan jenuh, misalnya cat, pernis, dempul dan

sebagainya, akan tetapi tidak mencakup zat-zat yang karena

sifat bahayanya dimasukkan ke dalam kelas yang lain. Cairan

jenis ini dapat mengeluarkan uap pada suhu 610 C (1410 F)

Close Cup Test (sama dengan 65,60C/1500 F Open Cup Test)

atau kurang, yang secara normal disebut titik nyala.

(4) Kelas 4 : Bahan/Barang padat mudah menyala/terbakar

adalah bahan/barang padat yang mudah menyala karena

sumber api dari luar ( percikan api dan nyala api ), menyala

sendiri dan mudah terbakar karena gesekan. Bahan/barang

kelas 4 terbagi menjadi tiga sub kelas yaitu sebagai berikut;

a. Kelas 4.1: mencakup bahan/barang padat yang dapat

menyala/terbakar dengan mudah, jika kena api

ataupun yang mudah terbakar

b. Kelas 4.2: mencakup bahan/barang yang dapat terbakar

sendiri, dalam bentuk padat/kering ataupun cair

c. Kelas 4.3:mencakup bahan/barang dalam bentuk padat atau

kering yang jika kena air (basah) mengeluarkan

gas mudah menyala dan beberapa jenis dapat

mengakibatkan kebakaran sendiri

(5) Kelas 5 : Bahan/Barang pengoksiidir dan peroksida organik,

yaitu bahan/barang yang mempunyai sifat mengeluarkan

oksigen dan bila ikut terbakar akan memperbesar kejadian

kebakaran. Sedangkan peroksida organic adalah bahan/barang

yang mudah busuk karena pengaruh eksotermis pada suhu

Page 339: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir157

yang normal. Tercampurnya bahan/barang pengoksidir dengan

bahan-bahan yang mudah terbakar seperti gula, tepung, minyak

goreng atau minyak mineral akan menimbulkan bahaya yang

besar bahkan dapat meledak. Kebanyakan bahan/barang

pengoksidir akan bereaksi keras terhadap asam cuka kadar

tinggi dalam bentuk cairan dan akan menghasilkan gas yang

sangat beracun. Gas beracun dapat juga timbul apabila

bahan/barang pengoksiidir terbakar. Karena bahan/barang

pengoksidir mempunyai kandungan corosif dan beracun yang

dapat membahayakan lingkungan.

(6) Kelas 6 : Bahan/barang beracun dan yang mudah menular, yaitu

bahan/barang yang dapat mengakibatkan kematian atau

kerusakan kesehatan manusia apabila tertelan, terhirup atau

terkena kulit. Bahaya racun yang terkandung dalam

bahan/barang ini tergantung dari cara masuknya ke dalam

tubuh manusia, yakni karena terhirup oleh orang yang tidak

tahu dari jarak tertentu atau karena persentuhan fisik antara

barang tersebut dengan manusia.

(7) Kelas 7 : Bahan/barang radioaktif adalah barang yang dalam

jumlah kecil maupun besar bersifat sangat berbahaya karena

dapat menimbulkan bahaya radiasi yang tidak kelihatan dan

dapat merusak pori-pori. Bahan/barang radioaktif mempunyai

sifat emisi panas akibat dari aktifitas radiasi yang besar dan

adanya pelepasan atom radioaktif yang menyebabkan

perubahan bentuk dan konfigurasi

Page 340: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir158

(8). Kelas 8 : Bahan/barang perusak adalah bahan/barang

berbentuk padat atau cair yang secara umum dapat merusak

jaringan sel. Kebocoran bahan/barang ini dapat mengakibatkan

kerusakan pada barang/bahan lainnya.

(9) Kelas 9 : Bahan/barang berbahaya jenis lainnya adalah

bahan/barang yang tidak termasuk di dalam kelas 1 sampai

dengan kelas 8, akan tetapi menunjukkan sifat-sifat berbahaya.

Bahan/barang yang diangkut dengan suhu sama atau lebih dan

10.000 dalam bentuk cair, dan dengan suhu sama atau lebih

dan 24.000 untuk barang padat dan bahan/barang yang

diangkut sesuai dengan ketentuan annex 3 Konvesi MARPOL

73 – 78.

Kendaraan Pengangkut Bahan/Barang Berbahaya Dan Beracun

Pasal 4

(1) Setiap pemilik kendaraan pengangkut bahan/barang

berbahaya dan beracun harus memenuhi persyaratan umum

dan persyaratan khusus sesuai dengan jenis dan

karakteristik bahan/barang berbahaya dan B3 bialamana

diangkut melalui angkutan penyeberangan.

(2) Persyaratan Umum yang harus dipenuhi oleh pemilik

kendaraan angkutan barang adalah harus memenuhi

persyaratan teknis dan laik jalan serta dilengkapi dengan :

a. Plakat yang dilekatkan pada sisi kiri, kanan, depan dan

belakang kendaraan dengan ukuran,

b. Nama perusahaan yang dicantumkan pada sisi kiri,

kanan dan belakang kendaraan

Page 341: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir159

c. Jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashboard;

d. Kotak obat lengkap dengan isinya;

e. Alat pemantau unjuk kerja pengemudi, yang sekurang-

kurangnya dapat merekam kecepatan kendaraan dan

perilaku pengemudi dalam mengoperasikan

kendaraannya;

f. Alat pemadam kebakaran;

g. Nomor telepon pusat pengendali operasi yang dapat

dihubungi jika terjadi keadaan darurat (emergency call),

yang dicantumkan pada sebelah kiri dan kanan

kendaraan pengangkut.

h. Persyaratan teknis dan laik jalan kendaraan pengangkut

bahan/barang berbahaya dan beracunsebagaimana

dimaksud pada ayat (2) dibuktikan dengan surat tanda

lulus uji kendaraan.

i. Setiap kendaraan pengangkut bahan/barang berbahaya

dan beracun harus harus dilengkapi perlengkapan

keadaan darurat sebagai berikut :

a) Alat komunikasi antara pengemudi dengan pusat

pengendali operasi dan/atau sebaliknya;

b) Lampu tanda bahaya berwarna kuning yang

ditempatkan diatas atap ruang kemudi;

c) Rambu portabel;

d) Kerucut pengaman;

e) Segitiga pengaman;

f) Dongkrak;

g) Pita pembatas;

Page 342: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir160

h) Serbuk gergaji;

i) Sekop yang tidak menimbulkan api;

j) Lampu senter;

k) Warna kendaraan khusus;

l) Pedoman pengoperasian kendaraan yang baik

untuk keadaan normal dan darurat;

m) Ganjal roda yang cukup kuat dan diletakan pada

tempat yang mudah dijangkau oleh pembantu

pengemudi.

(3) Persyaratan khusus yang harus dipenuhi pemilik kendaraan

pengangkut bahan/barang berbahaya dan beracun

disesuaikan dengan jenis dan karakteristik bahan/barang

berbahaya dan beracun yang diangkut, dengan klasifikasi

sebagai berikut;

a. Kendaraan pengangkut bahan/barang berbahaya dan

beracun kelas 1, kelas 2 dan kelas 3;

b. Kendaraan pengangkut bahan/barang berbahaya dan

beracun kelas 4, kelas 5 dan kelas 6;

c. Kendaraan pengangkut bahan/barang berbahaya dan

beracun kelas 7, kelas 8 dan kelas 9.

(4) Setiap pemilik barang dan pemilik kendaraan angkutan

bahan/barang berbahaya dan B3 harus

mengklasifikasikan/memisahkan dengan isiyarat sebagai

berikut;

a. mudah meledak;

b. gas mampat, gas cair, gas terlarut pada tekanan atau

pendinginan tertentu;

Page 343: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir161

c. cairan mudah menyala;

d. padatan mudah menyala;

e. oksidator, peroksida organik;

f. bahan beracun dan mudah menular;

g. bahan radioaktif;

h. bahan korosif;

i. bahan berbahaya lainnya.

(5) Pemilik kendaraan angkutan barang dapat melakukan

pengangkutan bahan berbahaya dan beracun (B3) dalam

bentuk curah maupun dan non curah

(6) Di dalam pengangkutan bahan berbahaya dan beracun (B3)

dalam bentuk curah, pemilik kendaraan angkutan barang

melakukan dengan cara:

a. kemasan besar, seperti tangki portabel atau truk tangki;

atau,

b. kendaraan yang dirancang dan dibuat dengan

persyaratan khusus.

(7) Pengangkutan bahan berbahaya dan beracun (B3) dalam

bentuk non-curah, pemilik angkutan barang melakukan

dengan cara;

a. kemasan dalam (inside container) yang digabung dengan

kemasan luar (outside container);

b. kemasan dengan berbagai bentuk, seperti botol, drum,

jerigen, tong, kantong, kotak / peti dan kemasan gabungan.

(8) Dalam pengangkutan bahan berbahaya dan beracun (B3)

yang dikemas dalam jenis botol atau kemasan kecil lainnya,

pemilik angkutan barang dapat mengangkut dengan

Page 344: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir162

menggunakan kendaraan pengangkut biasa sepanjang

keamanan bahan berbahaya dan beracun (B3) dapat dijamin

selama dalam perjalanan dengan menggunakan kemasan

tersebut.

(9) Pemilik angkutan barang, harus memperhatikan bahwa setiap

jenis kemasan harus memenuhi persyaratan kekuatan bahan

berdasarkan serangkaian pengujian yang meliputi :

b.Test jatuh;

c.Test anti bocor;

d.Test tekanan internal;

e.Test penumpukan.

(10) Industri kemasan harus melakukan pengujian pada saat bahan

kemasan pertama dibuat dan secara periodik /pada periode

tertentu oleh pemilik angkutan barang bersama-sama dengan

pemilik kemasan harus melakukan pengujian.

(11) Pemilik barang dan pemilik angkutan barang harus mengikuti

tata cara pemberian kode identifikasi dan pengepakan bahan

berbahaya dan beracun (B3) harus mengikuti tata cara yang

ditetapkan dalam konvensi internasional yang diakui

Perserikatan Bangsa-bangsa.

(12) Setiap pemilik angkutan barang / pemilik kendaraan

pengangkut bahan berbahaya dan beracun (B3) harus

menggunakan plakat yang sesuai dengan jenis bahan

berbahaya yang diangkut.

(13) Setiap pemilik angkutan barang dan pemilik angkutan barang

harus menetapkan bahwa kemasan bahan berbahaya dan

Page 345: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir163

beracun (B3) dilengkapi marking dan label yang sesuai

dengan jenis bahan berbahaya yang diangkut.

Pasal 5

KENDARAAN PENGANGKUT

(1) Berat kendaraan pengangkut bahan/barang berbahaya dan

beracun berikut muatan penuh, tidak boleh melebihi jumlah

berat yang diperbolehkan (JBB).

(2) Beban pada setiap sumbu kendaraan pengangkut

bahan/barang berbahaya dan beracun tidak boleh melebihi :

a. kekuatan sumbu yang diizinkan;

b. beban sumbu yang mampu didukung jalan dan jembatan;

c. kekuatan ban yang digunakan.

(3) Pengemudi wajib mengawasi kendaraan pengangkut bahan

berbahaya dan beracun (B3) setiap saat. Ketentuan

sebagaimana dimaksud tidak berlaku bagi Pengemudi, apabila

:a. kendaraan tersebut milik penerima dan berada dalam

keadaan terlindung atau kendaraan tersebut bermuatan

bahan berbahaya dan beracun (B3) sebanyak-banyaknya

25 kilogram;

b. kendaraan tersebut mempunyai jaminan asuransi apabila

terjadi kecelakaan;

c. kendaraan berada di tempat terlindung;

Page 346: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir164

d. kendaraan tersebut berada dalam ruang muatan moda

lain, seperti kapal penyeberangan, kapal laut, atau kereta

api.

(4) Pengangkutan bahan berbahaya dan beracun (B3), harus

memenuhi ketentuan :

a. aspek keselamatan dan keamanan pada saat bongkar-

muat, yaitu dengan menerapkan sistem tertutup (close

loading and un-loading system) terutama untuk bahan gas

cair (liquid gas), yang mudah terbakar (flamable) dan

meledak (exploation) dan mempunyai sifat beracun;

b. sebelum pelaksanaan muat dan bongkar harus

dipersiapkan dan dilakukan pemeriksaan terhadap :

a) kendaraan pengangkut, khususnya ban;

b) tangki;

c) peralatan bongkar muat;

d) peralatan pengaman darurat;

e) dokumen yang diperlukan, seperti Surat Persetujuan

Pengangkutan B3, MSDS (Material Safety Data Sheet)

(5) pedoman pengoperasian kendaraan yang ditempatkan pada

kendaraan pengangkut, baik untuk keadaan normal maupun

darurat;

(6) pelaksanaan pengangkutan dilengkapi dokumen pengiriman,

yang memuat deskripsi bahan berbahaya yang diangkut,

identitas pengirim, identitas penerima, identitas pengangkut

dan nomor telepon yang harus dimintai bantuan dalam

keadaan darurat;

Page 347: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir165

(7) pemisahan bahan berbahaya yang tidak boleh diangkut atau

disimpan bersama;

(8) pelaksanaan muat dan bongkar dilakukan pada tempat-

tempat yang telah ditetapkan dan tidak mengganggu

keamanan, keselamatan, kelancaran dan ketertiban lalu

lintas dan masyarakat sekitarnya, serta sesuai prosedur yang

ditetapkan perusahaan yang bersangkutan;

(9) apabila dalam pelaksanaan diketahui ada wadah atau

kemasan yang rusak, maka kegiatan pengangkutan tersebut

harus dihentikan;

(10) selama pelaksanaan pemuatan, istirahat dan bongkar-muat

harus diawasi oleh pengawas yang memiliki kualifikasi

sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

(11) batas kecepatan maksimum 60 km/jam.

Pasal 6PEDOMAN PENGOPERASIAN

(1) Di dalam pelaksanaan muat dan bongkar, sopir angkutan

barang harus memperhatikan sebagai berikut:

a. radius keamanan terhadap resiko kecelakaan;

b. sifat dan tingkat bahaya bahan;

c. volume maksimum muat dan bongkar yang diizinkan;

d. peralatan pengaman yang dipersiapkan secermat mungkin,

khususnya rem parkir kendaraan pengangkut harus

diaktifkan;

e. pemakaian alat pelindung untuk tenaga muat dan bongkar.

Page 348: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir166

(2) Sopir angkutan bahan berbahaya dan beracun (B3) harus

memperhatikan bahwa barang yang akan diangkut harus

terlindung dalam wadah dan / atau kemasan sesuai peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

(3) Sopir dan kenek angkutan bahan berbahaya dan beracun (B3)

harus memastikan bahwa barang tersebut diikat dengan kuat

dan disusun dengan baik sehingga beban terdistribusi secara

proporsional pada sumbu-sumbu kendaraan dapat dijamin.

(4) Sopir dan kenek harus memperhatikan, bahwa pada saat

melaju di jalan,, kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan

beracun (B3) harus mampu berjalan dengan suatu tingkat

kestabilan aman , pada belokan terutama pada pengangkut

bahan berbahaya dan beracun (B3) berbentuk cairan.

(5) Sopir harus memperhatikan, bahwa kendaraan pengangkut

bahan berbahaya dan beracun (B3) dilarang berhenti pada

tempat yang tidak dipersiapkan untuk itu.

(6) Sopir harus memperhatikan, bahwa tempat pemberhentian

kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan beracun (B3),

harus memenuhi :

a. radius keamanan terhadap resiko kecelakaan;

b. dilengkapi peralatan pengaman;

c. ada penanggung jawab yang mempunyai kecakapan

pengamanan bahan berbahaya.

(7) Sopir angkutan/kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan

beracun (B3) harus memperhatikan beberapa hal larangan;

a. parkir di tempat-tempat sebagai berikut :

Page 349: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir167

a) daerah milik pribadi atau rumah makan, tanpa izin

pemiliknya;

b) sepanjang 100 meter dari jembatan, terowongan,

perumahan, bangunan dan kantor;

c) kurang dari 100 meter dari daerah kebakaran atau

dekat sumber panas yang dapat memanaskan isi

tangki;

b. melewati daerah kebakaran, kecuali pengemudi sudah

melakukan pengamanan agar dapat melewati daerah

tersebut;

c. berjalan beriringan dengan kendaraan pengangkut bahan

berbahaya lainnya;

d. mengangkut penumpang, selain pengemudi, pembantu

pengemudi dan petugas lainnya;

e. mengangkut bahan makanan atau barang lain yang dapat

membahayakan keselamatan atau kesehatan manusia dan

makhluk hidup lainnya;

f. menggunakan kereta gandengan dengan 2 (dua) roda.

(8) Dalam keadaan terpaksa sopir kendaraan pengangkut bahan

berbahaya dan beracun (B3) diperbolehkan berhenti pada

jalur aman.

(9) Untuk berhenti dalam keadaan terpaksa, sopir dan kenek

kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan beracun (B3)

harus :

a. memasang tanda darurat yang jelas dan dapat dibaca pada

jarak 50 meter;

b. mengidentifikasi lingkungan sekitar;

Page 350: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir168

c. menetapkan daerah aman;

d. melapor kepada aparat keamanan setempat dan

secepatnya menyelesaikan permasalahan.

(10) Sopir dan kenek harus memperhatikan dan melarang

masyarakat bahwa pada jarak kurang dari 8 meter dari

kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan beracun (B3),

dilarang merokok atau membawa korek api.

(11) Sopir dan kenek angkutan barang harus memperhatikan

bahwa pada saat kendaraan pengangkut bahan berbahaya

dan beracun (B3) mengisi bahan bakar, harus memperhatikan

:

a. mesin kendaraan dimatikan;

b. ada seseorang yang mengawasi pengisian bahan bakar.

Pasal 7

PENGEMUDI

(1) Pengemudi kendaraan pengangkut bahan/barang berbahaya

dan beracun wajib memenuhi persyaratan umum dan

persyaratan khusus.

(2) Persyaratan umum yang harus dipenuhi pengemudi angkutan

bahan/barang berbahaya dan B3 adalah meliputi :

a. memiliki Surat Izin Mengemudi sesuai dengan golongan

dan kendaraan yang dikemudikannya;

b. memiliki pengetahuan mengenai :

a) jaringan jalan dan kelas jalan;

b) kelaikan kendaraan bermotor;

c) tata cara mengangkut barang.

Page 351: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir169

(3) Persyaratan khusus yang harus dimiliki pengemudi angkutan

bahan/barang berbahaya dan B3 adalah meliputi :

a. memiliki pengetahuan mengenai bahan/barang

berbahaya dan beracun yang diangkutnya, seperti

klasifikasi, sifat dan karakteristik bahan/barang berbahaya

dan beracun;

b. memiliki pengetahuan mengenai bagaimana mengatasi

keadaan jika terjadi suatu kondisi darurat, seperti cara

menanggulangi kecelakaan;

c. memiliki pengetahuan dan keterampilan mengenai tata

cara pengangkutan bahan/barang berbahaya dan

beracun, seperti pengemudian secara aman,

pemeriksaan kesiapan kendaraan, hubungan muatan

dengan pengendalian kendaraan, persepsi keadaan

bahaya/darurat;

d. memiliki pengetahuan mengenai ketentuan pengangkutan

bahan/barang berbahaya dan beracun, seperti

penggunaan plakat, label dan simbol bahan/barang

berbahaya dan beracun;

e. memiliki kemampuan psikologi yang lebih tinggi daripada

pengangkut bahan/komoditi yang tidak berbahaya, seperti

tidak mudah panik, sabar, bertanggung jawab, tidak

mudah jenuh menghadapi pekerjaan dan situasi yang

monoton;

f. memiliki fisik yang sehat dan tangguh.

Page 352: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir170

(4) Pemenuhan persyaratan khusus pengemudi angkutan

bahan/barang berbahaya dan B3 harus dibuktikan dengan

adanya:

a. Sertifikat, yang diberikan oleh Direktorat Jenderal

Perhubungan Darat

b. Surat Keterangan Dokter, untuk persyaratan khusus .

(5) Untuk mendapatkan sertifikat dan surat keterangan bagi

pengemudi angkutan bahan/barang berbahaya dan B3 harus

mengikuti pelatihan menyangkut tata cara pengangkutan,

pemuatan, pembongkaran, penggunaan alat-alat K3 dan

penanggulangan dalam keadaan darurat yang

diselenggarakan oleh lembaga pendidikan dan pelatihan yang

ditunjuk oleh Direktur Jenderal.

Pasal 8

PEMBANTU PENGEMUDI

(1) Pembantu pengemudi bertugas memberikan bantuan yang

diperlukan kepada pengemudi agar pengangkutan

bahan/barang berbahaya dan beracun dapat dilaksanakan

sesuai kaidah keselamatan, keamanan dan kesehatan kerja dan

tidak diizinkan mengemudi kendaraan.

(2) Pembantu pengemudi kendaraan pengangkut bahan/barang

berbahaya dan beracun wajib memenuhi persyaratan :

a. memiliki pengetahuan mengenai bahan/barang berbahaya

yang diangkutnya, seperti klasifikasi, sifat dan karakteristik

bahan berbahaya;

Page 353: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir171

b. memiliki pengetahuan mengenai bagaimana mengatasi

keadaan jika terjadi suatu kondisi darurat, seperti cara

menanggulangi kecelakaan;

c. memiliki pengetahuan mengenai ketentuan pengangkutan

bahan berbahaya, seperti penggunaan plakat, label dan

simbol bahan berbahaya;

d. memiliki kemampuan psikologi yang lebih tinggi daripada

pengangkut bahan/komoditi yang tidak berbahaya, seperti

tidak mudah panik, sabar, bertanggung jawab, tidak mudah

jenuh menghadapi pekerjaan dan situasi yang monoton;

e. memiliki fisik yang sehat dan tangguh.

(3) Pemenuhan persyaratan pembantu pengemudi dibuktikan

dengan:

a. Sertifikat, yang diberikan oleh Direktorat Jenderal

Perhubungan Darat untuk persyaratan khusus.

b. Surat Keterangan Dokter, sebagai persyaratan khusus.

(4) Untuk mendapatkan sertifikat, pembantu pengemudi harus telah

mengikuti pelatihan mengenai tata cara pengangkutan,

pemuatan, pembongkaran, penggunaan alat-alat K3

(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dan penanggulangan

dalam keadaan darurat yang diselenggarakan oleh lembaga

pendidikan dan pelatihan yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal.

Page 354: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir172

Pasal 9

KESEHATAN PENGEMUDI DAN PEMBANTU PENGEMUDI

(1) Untuk kesehatan dan keselamatan kerja, pengemudi dan

pembantu pengemudi kendaraan pengangkut bahan/barang

berbahaya dan beracun wajib memiliki peralatan pelindung diri,

meliputi :

a. Pelindung pernafasan / masker;

b. Pelindung anggota badan;

c. Helm;

d. Kacamata pengaman;

e. Sarung tangan, baik dengan bahan karet, kain ataupun kulit

sesuai bahan/barang berbahaya dan beracun yang

ditangani;

f. Sepatu pengaman;

g. Pakaian kerja.

Pasal 10PERSETUJUAN PENGANGKUTAN BAHAN/BARANG BERBAHAYA

DAN BERACUN

(1) Dalam rangka menjamin keselamatan dan keamanan

pengangkutan bahan berbahaya dan beracun (B3) yang

tingkat bahayanya besar dengan jangkauan luas, penjalaran

cepat serta penanganan dan pengamanannya sulit, pemilik

angkutan bahan berbahaya wajib mengajukan permohonan

Page 355: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir173

persetujuan kepada Direktur Jenderal sebelum pelaksanaan

pengangkutan.

(2) Dalam rangka mengajukan permohonan, pemilik angkutan

bahan/barang berbahaya dan beracun dapat mengajukan

permohonan persetujuan kepada Direktur Jenderal

Perhubungan Darat dengan dilengkapi :

a. surat keterangan tentang nama, jenis dan jumlah bahan

berbahaya yang akan diangkut (MSDS / Material Safety

Data Sheet) yang dikeluarkan perusahaan yang

bersangkutan;

b. rekomendasi pengangkutan bahan berbahaya dari

instansi yang berwenang;

c. keterangan tentang tempat pemuatan, lintasan yang

dilalui, tempat pemberhentian, dan tempat

pembongkaran;

d. daftar dan foto kendaraan yang akan digunakan untuk

mengangkut, yang dilengkapi salinan STNK dan Buku Uji;

e. waktu dan jadwal pengangkutan;

f. identitas dan tanda kualifikasi awak kendaraan;

g. izin usaha angkutan, bagi pengangkutan yang dilakukan

dengan kendaraan umum;

h. prosedur penanggulangan keadaan darurat yang

diterapkan oleh perusahaan yang bersangkutan.

(3) Berkaitan dengan pengangkutan bahan/barang berbahaya dan

beracun, maka instansi yang berwenang diharuskan

melakukan pengendalian sebagai berikut;

Page 356: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir174

a. Instansi yang berwenang yang dalam hal ini instansi

lingkungan hidup melakukan pengendalian dampak

lingkungan, berkaitan dengan pengelolaan bahan

berbahaya dan beracun (B3);

b. Dinas Perhubungan Kota / Kabupaten sesuai domisili

pengangkut, bahan/barang berbahaya dan beracun

diharuskan memenuhi persyaratan kendaraan

pengangkut.

(4) Dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja

sejak permohonan diterima secara lengkap, Direktur Jenderal

memberikan jawaban tertulis.

(5) Surat persetujuan, berlaku untuk jangka waktu 6 (enam) bulan.

Pasal 11

PERSYARATAN KHUSUS KENDARAAN PENGANGKUT B3 YANG

MUDAH MELEDAK, HAS MANPAT, GAS CAIR, GAS TERLARUT

PADA TEKANAN ATAU PENDINGINAN TERTENTU DAN CAIRAN

MUDA MENYALA

Mengingat bahan/barang berbahaya dan B3 yang mudah

meledak, gas manpat, gas cair, gas terlarut pada tekanan atau

pendinginan tertentu dan cair mudah menyala, maka industri

angkutan barang harus membuat/menetapkan bahwa

persyaratan angkutan kendaraan yang mengangkut barang

tersebut adalah sebagai berikut;

Page 357: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir175

a. Indutri angkutan barang harus memenuhi aspek perancangan

kendaraan sebagai berikut :

a) perancangan dilakukan dibawah pengawasan automotive

engineer terdaftar;

b) rancangan kendaraan memenuhi persyaratan teknologi,

kelaikan jalan, keselamatan dan kelestarian lingkungan;

c) rancangan kendaraan harus mendapat sertifikat uji tipe dari

Direktur Jenderal;

b. Industri angkutan barang harus memenuhi aspek konstruksi

sebagai berikut :

a) konstruksi kendaraan harus kuat dan dibuat dari bahan

yang tahan api;

b) konstruksi kendaraan harus memberikan pertimbangan

teknologi pada berat kendaraan dan muatan, daya

penggerak, kerangka landasan, perangkat rem, ban,

karakteristik jalan, dsb;

c) sistim suspensi dan ban yang digunakan harus dapat

menjamin kestabilan kendaraan, terutama pada saat

membelok;

d) jarak tanah untuk komponen tangki dan peralatan

pengaman / pelindung tidak boleh kurang dari 250 mm

pada jarak 1 meter dari setiap sumbu atau 350 mm pada

lokasi lain, pada saat kendaraan belum dimuati;

e) sambungan bongkar / muat harus dipasangkan pada tangki

secara kaku dan berjarak tidak lebih dari 40 mm dibawah

bidang datar melalui garis sumbu gandar;

Page 358: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir176

f) tangki yang tidak dipasang secara permanen / tetap pada

kendaraan pengangkut B3 harus menggunakan pengikat

“twislocks” yang memenuhi persyaratan :

(a) mampu menahan gaya-gaya yang timbul pada saat

beban maksimum (muatan penuh);

(b) dapat dioperasikan secara mekanik dengan baik;

(c) pada arah vertikal mampu menahan beban 1,25 – 2

kali berat tangki bermuatan penuh berikut

peralatannya;

(d) pemilihan dan pemasangan twist locks harus

mendapat persetujuan dan pengesahan serta

ditunjukkan dengan sertifikat;

(e) twist locks harus diuji sekurang-kurangnya setiap 12

bulan sekali;

g) jarak antara bagian belakang ruang kemudi dengan bagian

tangki yang terdekat dengan ruang kemudi tidak boleh

kurang dari 75 mm;

h) bumper untuk melindungi dari kemungkinan benturan

langsung dari belakang yang memenuhi persyaratan :

(a) jenis material dan bentuk yang dipilih dapat menyerap

energi benturan yang terjadi sebanyak mungkin;

(b) sekurang-kurangnya 40 cm dari bagian belakang tangki

dan paling sedikit 15 cm di belakang setiap peralatan

kendaraan pengangkut B3 untuk keperluan proses

bongkar-muat;

(c) lebar bumper tidak boleh kurang dari lebar maksimum

tangki dan peletakannya harus sedemikian rupa

Page 359: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir177

sehingga dapat melindungi dari setiap kemungkinan

terjadinya benturan dari belakang;

(d) rancangannya didasarkan pada beban yang besarnya

sama dengan 2 kali jumlah berat total kendaraan

beserta muatan penuhnya;

(e) dudukan bumper harus dikonstruksi langsung pada

kerangka landasan (chassis) dengan sambungan jenis

mur-baut dan tidak boleh sama sekali dipasangkan

langsung pada tangki;

i) pada komponen dimana terjadi kemungkinan kebocoran yang

dapat menyebabkan bahaya, harus dilengkapi dengan

pelindung atau penyalur kebocoran tersebut seperti akibat

korosi, percikan api, temperatur tinggi, kejutan dinamik,

semprotan akibat putaran suatu komponen, kerusakan

penyekat, dsb;

j) sistim saluran gas buang harus diletakkan sedemikian rupa

agar kemungkinan terjadinya bahaya dapat dihindarkan dan

memenuhi persyaratan :

(a) tidak boleh ada kebocoran;

(b) sistim pipa gas buang harus diletakkan jauh dari tangki;

(c) ujung pipa gas buang harus diarahkan dan dirancang

sedemikian rupa, sehingga letak tangki jauh dari

kemungkinan timbulnya percikan api;

k) ban yang digunakan memperhatikan beban maksimum yang

dapat diterima setiap ban dan tidak boleh melebihi “load rating”

ban tersebut;

l) sistim rem harus memenuhi persyaratan :

Page 360: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir178

(a) setiap sumbu kendaraan dilengkapi perangkat rem yang

sesuai dan memadai dan dapat dikendalikan terpusat

oleh pengemudi, sehingga perangkat rem pada setiap

sumbu dapat bekerja bersamaan (hampir bersamaan);

(b) .dilengkapi perangkat rem parkir yang sesuai dan harus

dalam keadaan siap dan dapat bekerja dengan baik;

(c) unjuk kerja rem dan rem parkir harus memenuhi

persyaratan ambang batas kelaikan jalan sesuai KM.8

Tahun 1989;

(d) waktu yang dibutuhkan untuk mengaktifkan rem sekitar

0,35 detik sedangkan waktu releasenya 0,65 detik;

(e) dimungkinkan untuk penambahan atau pengurangan

gaya rem dari tuas pengontrol;

(f) rem harus mampu menghentikan kendaraan pada

kecepatan tertentu dalam jarak pengereman tertentu;

(g) sistim rem harus mempunyai minimum brake efisiensi

60% pada pedal force < 70 kg atau perlambatan

minimum 5 m/detik2 pada saat dimuati sebesar GCW-

nya;

(h) dilengkapi rem darurat yang dapat berfungsi meskipun

terjadi kehilangan tekanan rem;

(i) sistim rem harus mempunyai kemampuan minimal 60%

dari kemampuan maksimumnya, setelah dipakai 20 kali

pengereman dengan selang waktu antar pengereman

tidak lebih dari 60 detik;

Page 361: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir179

(j) rem parkir harus dapat menahan kendaraan pada

kemiringan maksimum (baik tanjakan maupun turunan)

yang ada pada lintasan kendaraan tersebut;

(k) kemampuan pengereman harus mampu bekerja dengan

baik, meskipun dalam keadaan sempat terendam air

atau pada cuaca hujan;

m) sistim suspensi harus dapat membagi beban pada setiap roda

secara merata kemanapun kendaraan bergerak dan

memenuhi persyaratan :

(a) konstanta pegas yang sesuai dengan kebutuhan yang

diminta oleh B3 yang akan diangkut;

(b) jarak transversal pegas harus diusahakan semaksimum

mungkin;

(c) batas kendor pegas suspensi pada saat ditekan maupun

ditarik harus dibatasi;

(d) peralatan anti-rolling harus dipasang pada suspensi;

(e) peredam kejut (shock-absorber) harus mampu

memberikan efek peredaman yang tepat untuk

menghindari goyangan dan kesulitan lain pada saat

berbelok;

n) bagian-bagian berputar yang beroperasi pada saat kendaraan

melakukan proses bongkar-muat dan karena lokasinya dapat

menimbulkan bahaya, harus diberi pelindung yang sesuai;

o) kendaraan harus dilengkapi peralatan pengaman bagi tangki

atau komponen lainnya dari kemungkinan kerusakan akibat

kegagalan pada tail shaft;

p) pemasangan batere kendaraan harus memenuhi ketentuan :

Page 362: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir180

(a) batere harus diletakkan sedemikian rupa sehingga

dapat menahan gerakan kendaraan berlebihan dan

harus diberi ventilasi yang baik;

(b) penempatan batere harus mudah dijangkau, dilindungi

dengan bahan tahan api dan tahan terhadap bahan

asam, serta pada terminalnya harus diberikan isolasi

listrik untuk mencegah hubungan singkat;

q) alat pemadam kebakaran kendaraan pengangkut B3 yang

mudah meledak, gas mampat, gas cair, gas terlarut pada

tekanan atau pendinginan tertentu, dan cairan mudah

menyala, harus memenuhi persyaratan :

(a) tipenya harus sesuai atau kompatibel dengan B3 yang

akan diangkut dengan jumlah minimum 1 buah;

(b) pemasangannya harus kuat dan aman, tetapi harus

mudah dilepas dan mudah dijangkau;

r) peralatan listrik bagi kendaraan pengangkut umum dapat

dianggap memenuhi persyaratan bagi kendaraan pengangkut

B3 yang tidak mudah atau tidak dapat terbakar;

s) Industri angkutan barang harus menetapkan/membuat bahwa

konstruksi tangki harus memenuhi persyaratan sebagai

berikut;

(a) ketentuan IMO1, IMO2 atau IMO5, baik untuk iso-

container (isotank) maupun tangki fabrikasi lokal;

(b) tegangan rancangan maksimum untuk sembarang titik

pada dinding tangki tidak boleh melebihi tegangan

maksimum yang diizinkan yang dinyatakan dalam ASME

Code, atau 25% dari kekuatan tarik bahan dinding tangki;

Page 363: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir181

(c) kekuatan tarik bahan yang digunakan untuk perancangan

tidak boleh lebih besar dari 120% kekuatan tarik yang

dinyatakan dalam ASME Code atau ASTM;

(d) corrosion allowance tidak boleh ikut dimasukkan dalam

perhitungan tegangan;

(e) perhitungan tegangan harus mencakup tegangan akibat

tekanan internal, berat buatan, berat struktur yang

ditumpu oleh dinding tangki, dan tegangan normal akibat

perbedaan suhu muatan dengan suhu udara sekitarnya;

(f) tegangan yang terjadi karena beban statik dan dinamik

atau gabungannya;

(g) tegangan karena gaya aksial dan momen lentur yang

terjadi karena adanya percepatan sebesar 1 kali berat

kendaraan bermuatan penuh;

(h) tegangan tarik / tekan karena momen lentur yang terjadi

karena gaya vertikal sebesar 3 kali berat statis kendaraan

bermuatan penuh;

(i) tegangan rancangan maksimum untuk sembarang titik

pada dinding tangki harus dihitung secara terpisah untuk

keadaan isi dan kosong;

(j) tegangan yang terjadi karena tabrakan dihitung

berdasarkan tekanan rancangan tangki ditambah tekanan

dinamik akibat perlambatan sebesar 2g;

(k) ketebalan minimum dinding dan kepala tangki harus

dihitung berdasarkan tekanan rancangan serta beban-

beban luar lain, ditambah ketebalan untuk

Page 364: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir182

corrosionallowance dan mechanical allowance sesuai

dengan B3 yang diangkut;

(l) bila terjadi kerusakan atau kegagalan tidak menyebabkan

kebocoran atau tumpahnya muatan yang ada dalam

tangki;

(m)tempelan yang ringan seperti pemegang plakat dan

pengikat rem harus dibuat dari bahan dengan kekuatan

yang lebih kecil daripada kekuatan dinding tangki dan

tebalnya tidak boleh melebihi 72% dari tempat dimana

tempelan tersebut dilekatkan, dan harus ditempelkan

pada tangki dengan menggunakan las kontinyu;

(n) pengelasan peralatan pada dinding tangki harus

dilakukan melalui landasan (pad) sehingga tidak ada

dampak negatif terhadap kekuatan tangki bila ada gaya

yang bekerja pada peralatan tersebut;

(o) plat yang berisi sejumlah informasi harus secara

permanen terpasang pada tangki atau strukturnya,

terbuat dari logam yang kompatibel dengan bahan

dinding tangki dan tidak berkarat, diletakkan di sebelah

kiri tangki, menghadap ke depan dan mudah dilihat.

Informasi pada plat tangki terdiri dari :

nama pembuat;

nomor izin rancangan tangki;

nomor seri tangki;

tanggal pembuatan;

tanggal pengujian;

bahan kepala tangki (kualitas dan tebal);

Page 365: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir183

bahan dinding tangki (kualitas dan tebal);

kapasitas setiap rongga tangki, dari depan ke

belakang;

beban maksimum (dalam kg);

laju pemuatan (liter per menit);

laju pembongkaran (liter per menit);

t) Industri angkutan barang menetapkan/membuat bahwa tangki

yang digunakan harus memenuhi persyaratan IMO dan

dilakukan sertifikasi setiap 5 (lima) tahun sekali;

u) Industri angkutan barang harus menetapkan bahwa khusus

tangki untuk bahan gas dan gas-cair, memenuhi persyaratan

sebagai berikut;

(a) perancangan dan pembuatannya harus sesuai dengan

Section VIII ASME Code;

(b) tekanan rancangan harus tidak kurang dari tekanan uap

bahan cair yang dimuat dalam tangki pada suhu

460Celcius, atau kurang dari 700 kPa, diambil yang

terbesar;

(c) bahan konstruksi tangki adalah baja paduan yang

sesuai dan cocok dengan jenis B3 yang diangkut dan

memenuhi persyaratan sebagaimana dinyatakan dalam

ASME Code atau ASTM;

(d) a.4.arah pengerolan terakhir pada plat yang digunakan

untuk dinding tangki harus sesuai dengan arah

melingkar dinding tangki;

Page 366: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir184

(e) diameter sambungan ulir ke tangki tidak boleh lebih

besar dari 50 mm, kecuali pemakaian sambungan

tersebut untuk peralatan tertentu yang tidak dapat

dielakkan;

(f) penyekat (baffle) harus dipasang pada tangki dengan

kapasitas lebih besar dari 15.000 liter, dengan dasar 1

penyekat untuk setiap 15.000 liter dan luasnya tidak

kurang dari 50% luas penampang melintang tangki;

(g) tangki dengan kapasitas lebih dari 5.000 liter harus

dilengkapi dengan manhole yang berdiameter tidak

kurang dari 400 mm;

(h) katup pengaman harus dilindungi sedemikian rupa,

sehingga bila kendaraan terguling maka lubang saluran

keluar katup harus tetap terbuka;

(i) Industri angkutan barang menetapkan bahwa setiap

tangki harus dicat dengan warna logam mengkilat atau

putih mengkilat;

(j) Industri angkutan barang menetapkan bahwa setiap

tangki harus dilengkapi komponen sebagai berikut :

fitting untuk pengisian;

fitting untuk pengeluaran, yang dapat juga

berfungsi untuk pengisian;

peralatan untuk pengeluaran dalam keadaan

darurat;

fitting untuk pengembalian uap (vapour return);

alat penduga isi muatan;

alat pengukur tekanan muatan;

Page 367: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir185

alat pengukur suhu muatan (jika diperlukan);

v) Industri angkutan barang harus menetapkan bahwa khusus

tangki untuk bahan berbahaya cair, juga harus memperhatikan

:

(a) beban rancangan untuk tangki dan tumpuannya tidak

boleh lebih kecil daripada 2 kali massa total tangki

dengan perlengkapan dan muatannya;

(b) tegangan karena tekanan uap dan head statik cairan

harus ditambahkan pada tegangan karena beban statik.

Tekanan uap ini harus tidak lebih kecil dari 10 kPa

untuk tangki kecil dan 30 kPa untuk tangki besar;

(c) beban karena berat peralatan, reaksi tumpuan dan

gradien suhu harus ikut dipertimbangkan;

(d) tegangan kelelahan harus dihitung dan ditambahkan

pada tegangan statik;

(e) resultan beban, bila dimungkinkan harus dihitung

dengan penjumlahan vektor komponen-komponennya;

(f) bahan tangki dibuat dari baja atau aluminiun sesuai

persyaratan yang ditetapkan dalam Section VIII ASME

Code atau ASTM, dan harus kompatibel dengan

muatannya;

(g) bentuk tangki kecil dapat sembarang, sedangkan tangki

besar harus berbentuk silinder;

(h) dilengkapi rangka penguat untuk kepala dan sekat

tangki, dengan kecembungan sekat harus menghadap

kedepan untuk mengrangi dampak beban pengereman;

Page 368: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir186

(i) tangki harus diperkuat dalam arah melingkar dengan

rangka penguat dan sekat (bulkhead);

(j) sekat tangki harus diberi manhole untuk

menghubungkan rongga di kedua sisi sekat;

(k) beban yang berasal dari tumpuan harus dikenakan

pada rangka penguat melalui suatu bantalan (pad) atau

sirip (gusset) dengan luas bidang tumpu sebesar

mungkin;

(l) bila diperlukan pemisah cairan yang berbeda dalam 1

tangki, maka ketentuan mengenai sekatnya :

untuk tangki kecil, harus dilengkapi sekat

berdinding ganda atau sekat dengan cincin

pembersih atau sekat berdinding tunggal dengan

sambungan las di kedua sisinya;

(2)untuk tangki besar, harus bdilengkapi 2 buah

sekat dengan kecembungan saling berhadapan;

(m) rongga udara yang terjadi diantara 2 sekat atau cincin

pembersih atau cincin penguat luar / dalam harus

dilengkapi lubang berulir (terletak dibagian atas tangki

dan harus diberi sumbat) untuk keperluan venting dan

draining;

(n) bila dimungkinkan, perlengkapan tangki harus diikat pada

rangka bawah (skirt), jika tidak maka harus dirancang

sedemikian rupa agar patah lebih dahulu daripada

dinding tangki;

(0) setiap tangki harus dilengkapi alat pelindung pada saat

terguling, yang dapat berupa perisai, kubah (dome) yang

Page 369: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir187

dipasang pada tangki, atau penempatan komponen

peralatan didalam tangki;

(p) pengelasan dinding tangki dan perlengkapannya harus

sesuai dengan Section VIII ASME Code;

(q) setiap tangki harus dilengkapi manhole dengan ukuran

tidak lebih kecil dari 300 mm x 400 mm dan tutupnya

harus memenuhi syarat uji tekan;

(r) setiap lubang pengeluaran cairan harus dilengkapi dengan

internal shut-off valve yang dapat berfungsi dengan baik

pada tekanan rancangan pipa;

(s) setiap rongga tangki harus dilengkapi dengan vent normal

dan vent darurat yang harus dirancang dan dipasang

sedemikian rupa sehingga kebocoran cairan melalui vent

dapat dicegah pada waktu kendaraan terguling;

(t) tangki yang dirancang untuk bongkar muat dengan tutup

tertutup harus dilengkapi saluran vent cairan yang

memadai;

(u) motor penggerak pompa tangki harus dari jenis disel dan

tidak diizinkan memasang peralatan listrik pada motor

penggerak;

w) Industri angkutan barang menetapkan bahwa tangki portabel

harus memenuhi ketentuan :

(a) dirancang dan dibuat dngan dudukan yang kuat untuk

menahan beban yang terjadi dalam perjalanan;

(b) perlengkapan yang dirancang untuk menahan beban

(skid, pengikat, bracket, cradles, lifting lug, hold-downlug,

Page 370: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir188

dll) harus terpasang permanen pada tangki sesuai

dengan persyaratan untuk pembuatan tangki;

(c) dudukan tangki harus dirancang sedemikian rupa untuk

mencegah konsentrasi beban pada dinding tangki;

x) Industri angkutan barang menetapkan bahwa sambungan

pada tangki harus memenuhi persyaratan :

(a) ASME Code yang merinci pengerjaan dinding dan

kepala tangki;

(b) tata cara pengelasan dan keterampilan tukang las harus

sesuai dengan Section IX dari ASME Code dan

memperhatikan jumlah lintasan las, tebal pelat, panas

yang diberikan setiap lintasan las, elektroda las dan

catatan tentang proses pengelasan harus disimpan

pembuat tangki paling sediit 5 tahun;

(c) semua sambungan las memanjang harus diletakkan di

sisi atas badan tangki;

(d) tepi-tepi yang akan disambung dengan las dapat

disiapkan dengan proses pemotongan dengan las, asal

permukaan tersebut mengalami pencairan ulang pada

proses pengelasannya. Apabila tidak akan terjadi

pencairan ulang, maka permukaan tersebut harus

dipotong akhir sedalam 1,27 mm dengan alat potong

mekanik;

Pasal 12PERSYARATAN PERAKITAN/PEMBUATAN KENDARAAN

ANGKUTAN BARANG B3

Page 371: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir189

Karena barang B3 sangat sensisitif terhadap gesekan maupun

cuaca, maka industri perakitan angkutan barang /kendaraan barang

B3 harus mematuhi dan membuat/ dan memenuhi persyaratan

sebagai berikut;

a. rancangan kendaraan pengangkut B3 disetujui dan disahkan

instansi yang berwenang;

b. untuk kendaraan built-up, importir harus dapat menunjukkan

bukti tertulis kepada pejabat yang berwenang mememberikan

persetujuan dan pengesahan berupa sertifikat persetujuan

c. pengesahan yang dilegalisir pejabat negara asal yang

berwenang;

d. persetujuan dan pengesahan tersebut meliputi :

a) kendaraan;

b) wadah dan/atau kemasan;

c) peralatan dan perlengkapan lain yang biasa digunakan

untuk pengangkutan B3;

e. perakitan dan pembuatan kendaraan pengangkut B3 dilakukan

dibawah pengawasan automotive engineer terdaftar;

f. perakitan dan pembuatan kendaraan pengangkut B3 harus

dilakukan pada bengkel yang bersertifikat;

g. prototipe kendaraan pengangkut B3 harus mendapat

persetujuan dan pengesahan;

h. perakitan dan pembuatan kendaraan pengangkut B3 yang

memerlukan pengelasan harus dilakukan tenaga ahli las

bersertifikat.

Page 372: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir190

i. modifikasi dan/atau reparasi kendaraan pengangkut B3 hanya

boleh dilakukan mekanik dibawah pengawasan

automotiveengineer terdaftar pada bengkel yang mempunyai

sertifikat;

j. hasil modifikasi dan/atau reparasi hanya boleh dioperasikan

setelah mendapat persetujuan tertulis dari penguji khusus

kendaraan pengangkut B3 yang ditunjuk Direktur Jenderal;

k. modifikasi dan/atau reparasi besar hanya boleh dilakukan

apabila wadah dan/atau kemasan telah dinyatakan bebas dari

cairan dan uap mudah terbakar, dengan metode yang disetujui

dan disahkan;

l. modifikasi dan/atau reparasi dinyatakan besar, apabila

modifikasi dan/atau reparasi tersebut mempengaruhi rangka

landasan, wadah dan/atau kemasan, jaringan pipa,

pemasangan kembali wadah dan/atau kemasan, perubahan

rancangan wadah dan/atau kemasan, dan pekerjaan secara

umum dinyatakan sebagai pekerjaan panas;

m. modifikasi dan/atau reparasi yang memerlukan pengelasan

harus dilakukan tenaga ahli las bersertifikat;

n. hanya kendaraan pengangkut B3 yang telah bebas cairan dan

uap mudah terbakar yang boleh dirawat di setiap lokasi atau

setiap ruangan;

o. perawatan kendaraan pengangkut B3 yang bukan pekerjaan

panas yang belum bebas dari cairan dan gas mudah terbakar

harus dilakukan di ruangan khusus untuk reparasi dan

p. perawatan, dengan ketentuan ruangan harus disahkan oleh

penguji khusus kendaraan pengangkut B3;

Page 373: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir191

q. perawatan hanya boleh dilakukan apabila tidak terdapat

sumber api pada jarak kurang dari 8 (delapan) meter;

r. perawatan harus dilakukan oleh dan/atau dibawah

pengawasan mekanik yang mempunyai wewenang untuk

melakukan perawatan;

s. dalam kasus akan dilakukan reparasi darurat yang tidak

mengganggu wadah dan/atau kemasan, dapat dilakukan

dengan ketentuan :

a) pengemudi atau yang dinyatakan bertanggung jawab,

harus menunggu kendaraan yang bersangkutan selama

reparasi;

b) kendaraan harus ditempatkan di lokasi yang tidak terdapat

api dan/atau temperatur tinggi;

c) tidak ada sumber api yang berjarak kurang dari 8 (delapan)

meter;

d) reparasi darurat harus dilakukan oleh dan/atau dibawah

pengawasan mekanik yang ditunjuk.

Pasal 13

PERSYARATAN KHUSUS KENDARAAN PENGANGKUT B3

BERUPA PADATAN MUDAH MENYALA, OKSIDATOR,

PEROKSIDA ORGANIK, BAHAN BERACUN DAN MUDAH

MENULAR

(1) Dalam rangka menjamin keselamatan dan keamanan Persyaratan

khusus kendaraan pengangkut B3 berupa padatan mudah

menyala, oksidator, peroksida, bahan beracun dan mudah

Page 374: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir192

menular, maka industri kendaraan harus memperhatikan dan

membuat serta memenuhi aspek perancangan dengan

persyaratan sebagai berikut;

a. perancangan dilakukan dibawah pengawasan automotive

engineer terdaftar;

b. rancangan kendaraan memenuhi persyaratan teknologi,

kelaikan jalan, keselamatan dan kelestarian lingkungan;

c. rancangan kendaraan harus mendapat sertifikat uji tipe dari

Direktur Jenderal;

d. massa total maksimum tangki dan muatannya tidak melebihi

kapasitas kendaraan yang dinyatakan oleh pabrik

pembuatnya.

e. pengikat tangki ke kendaraan harus dirancang sebagai

tumpuan tangki;

f. bumper belakang dan pengikatnya harus dirancang dengan

dasar beban rancangan sebesar 40 ton atau 2 kali massa

kendaraan bermuatan penuh (diambil yang terkecil), terbagi

rata pada batang bumper dengan arah horizontal dan sejajar

dengan sumbu panjang kendaraan, atau dalam daerah yang

dibatasi oleh sudut 300 dari sumbu panjang kendaraan pada

bidang horizontal, dan tegangan kerja sebesar tegangan luluh

bahan bumper;

g. sistim rem udara untuk keadaan darurat pada kendaraan yang

ditarik harus dirancang dengan menggunakan katup darurat

“no-bleed back”, sehingga luapan kembali udara atau

Page 375: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir193

pengurangan tekanan udara ke kendaraan penarik dapat

dijaga;

h. kendaraan dan kopling penghubungnya untuk 2 kendaraan

atau lebih yang dioperasikan secara bergandengan, harus

dirancang agar lintasan kendaraan yang ditarik tidak

menyimpang lebih dari 75 mm ke samping kiri maupun kanan

dari lintasan kendaraan yang menariknya;

i. tegangan rancangan maksimum tangki di sembarang titik tidak

boleh melebihi yang diizinkan dalam Section VIII ASME Code,

atau 25% dari kekuatan tarik bahan dinding tangki;

j. harus dirancang dan dibuat berdasarkan Section VIII ASME

Code, dengan kriteria :

(a) beban rancangan tangki dan tumpuannya tidak boleh

lebih kecil dari 2 kali massa total tangki dengan

perlengkapan dan muatannya;

(b) tegangan karena tekanan uap dan head static cairan

harus ditambahkan pada tegangan karena beban statik;

(c) beban karena berat peralatan, reaksi tumpuan dan

gradien suhu harus diperhitungkan;

(d) tegangan kelelahan harus ditambahkan pada tegangan

statik, kecuali bila dapat ditentukan dengan pengetesan;

(2) Dalam rangka menjamin keselamatan dan keamanan

Persyaratan khusus kendaraan pengangkut B3 berupa padatan

mudah menyala, oksidator, peroksida, bahan beracun dan

mudah menular, maka industri kendaraan harus memperhatikan

Page 376: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir194

dan membuat serta memenuhi aspek konstruksi dengan

persyaratan sebagai berikut;

a. tangki kendaraan dibuat dengan persyaratan sebagai

berikut;

a) kekuatan tarik bahan dinding tangki tidak boleh lebih besar

dari 120% kekuatan tarik yang dinyatakan dalam AME

Code atau ASTM;

b) Coorosion allowance (cadangan korosi) tidak boleh

dimasukkan dalam perhitungan tegangan, yang mencakup

tegangan karena tekanan dari dalam, berat muatan, berat

struktur yang ditumpu dinding tangki, dan tegangan termal

akibat perbedaan suhu muatan dengan suhu udara

sekitarnya;

c) konsentrasi tegangan tarik, lentur dan puntir yang terjadi

pada tumpuan dinding tangki harus dihitung berdasarkan

ASME Code;

d) ketebalan minimal dinding dan kepala tangki adalah 4,75

mm untuk baja dan 6,85 mm untuk aluminium, kecuali

untuk tangki chlorine atau belerang dioksida;

e) ketebalan minimal dinding dan kepala tangki untuk

mengangkut chlorine atau belerang dioksida harus

ditambah cadangan korosi 20% atau 2,54 mm (diambil

yang terkecil);

f) tempelan yang ringan pada dinding tangki, seperti plakat

dan pengikat saluran rem, tebalnya tidak boleh lebih dari

Page 377: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir195

72% dinding tangki dan harus dilas kontinu untuk

menghindari lubang yang mungkin menyebabkan korosi;

g) sudut alas segitiga sama kaki pada penampang lintang

tangki tidak boleh melebihi 620, kecuali untuk :

(a) tangki portabel dengan kapasitas < 10.000 liter,

sudut alas terbesar 640;

(b) tangki permanen, sudut alas terbesar 640;

h) kendaraan yang mengangkut kemasan tangki (tank

container) tidak dapat dipandang sebagai tangki;

i) jarak ke tanah dari komponen tangki dan peralatan

pelindung yang berada dalam daerah 1 meter dari poros

roda harus ≥ 250 mm, bila kendaraan dalam keadaan

kosong dan untuk titik lain diluar daerah 1 meter dari poros

roda harus ≥ 350 mm;

j) tangki harus dilindungi terhadap bahaya yang dapat terjadi

karena kerusakan pada tail shaft;

k) setiap tangki harus dilengkapi alat pemadam kebakaran

dengan jenis dan jumlah yang kompatibel dengan bahan

muatan;

l) tangki harus dilengkapi dengan saklar pemutus aki, kecuali

sirkuit yang mencatu instrumen tertentu yang tidak boleh

dimatikan, dan harus dipasang di sebelah kanan sisi

belakang ruang pengemudi sehingga terlihat jelas dan

mudah dijangkau seseorang dari luar ruang dan diberi

tanda dengan jelas;

m) tangki harus mempunyai tempat untuk menyimpan

peralatan keamanan yang mungiin diperlukan untuk

Page 378: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir196

muatan khusus, dan harus mudah dijangkau dan tidak

berada dekat sambungan pengeluaran;

n) jarak dari sisi belakang ruang pengemudi ke titik terdekat

dari tangki tidak boleh kurang dari 75 mm;

b.penempatan alat pemadam kebakaran harus memenuhi

persyaratan :

a) terikat dengan kokoh dan dapat dilepas dengan cepat;

b) mudah dijangkau, tapi jauh dari titik sambungan slang;

c) bila diperlukan 2 alat pemakam kebakaran untuk 1 tangki,

maka 1 harus ditempatkan di sisi kiri belakang dan 1 di sisi

kanan depan;

d) bila hanya diperlukan 1 alat pemakam kebakaran, maka

alat tersebut harus dipasang di sisi keluaran tangki;

c. pipa pengisi dan pengeluaran yang terpasang tetap pada

tangki tidak boleh menjulur ≥ 40 mm dibawah bidang datar

yang melalui garis sumbu poros kendaraan;

(3) Industri kendaraan harus mematuhi atau membuat bahwa setiap

tangki harus dilengkapi bumper untuk perlindungan terhadap

tumbukan dari belakang, dengan memenuhi persyaratan :

a. jarak dari bagian dalam bumper ke bagian tangki yang

paling belakang harus tidak kurang dari 150 mm;

b. lebar bumper harus ≥ lebar tangki maksimum;

c. bumper harus dapat meneruskan gaya yang terjadi karena

tumbukan langsung ke rangka kendaraan;

d. bumper harus diikat pada rangka kendaraan dan tidak

boleh diikat langsung pada tangki;

Page 379: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir197

e. dilengkapi pelindung terhadap kendaraan kecil yang

mungkin menerobos kebawah bumper, jika roda terletak

600 mm dari permukaan bidang tumbukan dan jarak dari

bumper ke tanah lebih dari 600 mm;

(4) Industri kendaraan harus menetapkan, bahwa perisai harus

dipasang di tempat dimana tumpahan atau kebocoran bahan

muatan dapat menimbulkan bahaya;

(5) Industri kendaraan harus menetapkan bahwa pipa gas buang

harus diarahkan menjauhi tangki dan peralatannya;

(6) Industri kendaraan harus menetapkan bahwa beban

maksimum pada tiap ban tidak boleh melebihi daya dukung

tiap ban;

(7) Industri kendaraan harus menetapkan bahwa mesin dengan

poros berputar yang dioperasikan pada saat kendaraan

berhenti yang karena penempatannya dapat menimbulkan

bahaya, harus diberi pengaman secukupnya;

(8) Industri kendaraan harus menetapkan bahwa aki harus diikat

dengan kokoh supaya tidak bergeser pada waktu kendaraan

terguling, harus diberi ventilasi, dipasang di tempat yang mudah

dijangkau, diberi penutup yang tahan asam dan diberi insulasi

listrik di sekitar terminalnya;

(9) Industri kendaraan bahwa sistim kelistrikan ditetapkan dengan

syarat sebagai berikut :

a. kabel untuk kelistrikan harus dari jenis dengan 7 helai lilitan

dengan kapasitas arus yang memadai dan dilengkapi

dengan terminal dari jenis insulation gripping, kecuali kabel

aki dan starter;

Page 380: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir198

b. perkabelan di luar dan di belakang ruang pengemudi atau

pada kereta gandeng harus dipasang didalam pipa conduit

dengan “flared fitting” atau yang setaraf yang disetujui;

c. setiap sirkuit, kecuali sirkuit starter dan pengapian, harus

diproteksi memakai sekring atau pemutus sirkuit yang

direset secara manual;

d. sambungan saluran listrik antara kendaraan penarik dan

keretanya harus sesuai dengan persyaratan kelaikan jalan

yang berlaku;

e. tahanan listrik antara tangki dan rangka tangki, chassis

kereta, chassis kendaraan penarik, dan antar tangki dan

pipa penghubung ke slang keluaran tidak boleh melebihi 10

Ohm;

f. tahanan listrik antara semua komponen penghantar

kendaraan, dan antar tangki dan tanah tidak boleh melebihi

1 Mega Ohm;

(10) lampu untuk bongkar muat harus dilindungi dengan kawat

anyam berdiameter 3 mm dengan jarak anyam 12 mm, dan

dipasang di depan lensa dengan jarak 12 mm, kecuali bila

lensa tersebut dari jenis yang tahan pecah;

(11) kereta gandeng dan kereta tempel harus dilengkapi dengan

kait yang memenuhi persyaratan;

(12) kereta gandeng harus dilengkapi batang penarik dan alat-alat

untuk mengikatnya yang mempunyai struktur yang mampu

menarik beban dengan aman, dan dilengkapi alat pengaman

kegagalan batang penarik;

Page 381: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir199

(13) Industri kendaraan roda kelima pada kendaraan penarik

diharuskan memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. bagian bawahnya harus dipasang pada rangka kendaraan

yang memiliki bracket, pelat pemegang atau besi siku

dengan menggunakan baut yang memiliki ukuran dan

kekuatan yang memadai, serta tidak boleh mengakibatkan

retak, bengkok atau deformasi pada rangka;

b. bagian atasnya harus diikat ke kendaraan yang ditarik

dengan baut yang mempunyai keamanan yang sama

dengan bagian bawah roda kelima pada kendaraan

penarik;

c. harus memiliki mekanisme pengunci yang mampu

mencegah terpisahnya bagian atas dan bagian bawah roda

kelima, kecuali pelepas manual diaktifkan;

d. harus dapat mendistribusikan berat kotor kendaraan

penarik dan kendaraan yang ditarik pada gandar-gandar

kedua kendaraan tersebut, dan tidak mengganggu kemudi,

rem dan manuver dan operasi kendaraan;

(14) Industri kendaraan harus menetapkan bahwa untuk

pentanahan (grounding) harus ada paling tidak 1 batang logam

tahan karat yang dilas menjadi bagian terpadu dengan tangki,

kecuali menggunakan kabel yang digulung;

(15) Industri kendaraan harus menetapkan sistim rem dengan

persyaratan sebagai berikut :

a. sistim rem kendaraan atau gabungan beberapa kendaraan

bermotor terdiri dari :

a) sistim rem operasi normal;

Page 382: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir200

b) sistim rem parkir;

c) sistim rem darurat;

(16) Industri kendaraan harus menetapkan bahwa alat kendali rem

darurat harus ditempatkan pada lokasi yang mudah dijangkau

pengemudi, meskipun terikat sabuk pengaman, dan dapat

digabungkan dengan sistim rem untuk berhenti;

(17) Industri kendaraan harus menetapkan bahwa sistim rem parkir

harus dapat menjaga kendaraan dalam kondisi muatan

apapun tetap berhenti, dan tidak dapat dilepaskan kecuali

diberikan energi yang cukup untuk pelepasannya;

(18) Industri kendaraan harus menetapkan atau membuat bahwa

sistim rem darurat pada kendaraan penarik harus dapat

menghentikan seluruh kendaraan apabila berhenti dengan

tiba-tiba;

(19) Industri kendaraan harus membuat atau menetapkan bahwa

untuk kendaraan dengan JBB kurang dari 5.000 kg harus

mampu berhenti dari kecepatan 35 km/jam pada jarak yang

tidak melebihi 22 m;

(20) Industri kendaraan harus menetapkan bahwa untuk kendaraan

dengan JBB lebih dari 5.000 kg harus mampu berhenti dari

kecepatan 35 km/jam pada jarak yang tidak melebihi 28 m;

(21) Industri kendaraan harus membuat kendaraan yang dilengkapi

rem udara, pada waktu menarik kendaraan lain yang

dilengkapi rem udara, harus dilengkapi 2 alat untuk

mengaktifkan sistim rem darurat kendaraan yang ditarik dan

salah satunya harus bekerja secara otomatis, sehingga

Page 383: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir201

tekanan udara pada kendaraan penarik tidak kurang dari 20

psi dan tidak lebih dari 45 psi;

(22) Industri kendaraan harus membuat bahwa kendaraan harus

dilengkapi tanda (sinyal) yang terdengar dan terlihat oleh

pengemudi yang memberikan peringatan ketika terjadi

kerusakan pada pelayanan sistim rem;

(23) Industri kendaraan harus membuat bahwa kereta tempel harus

dilengkapi rem pada setiap roda, termasuk rem parkir;

(24) Industri kendaraan menetapkan bahwa untuk sambungan /

pengelasan dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut :

a. tata cara pengelasan dan keterampilan tukang las harus

sesuai dengan Section IX ASME Code;

b. faktor yang harus diperhatikan :

a) jumlah lintasan las;

b) tebal pelat;

c) panas yang diberikan untuk setiap lintasan las;

d) elektroda las;

c. penyimpangan tidak boleh melebihi 25% dari tata cara

yang tercantum dalam ASME Code;

d. catatan tentang pengelasan harus disimpan pembuat

tangki sekurangnya 5 tahun dan harus dapat ditunjukkan

kepada yang berwenang atau pemilik tangki;

e. semua sambungan las memanjang harus diletakkan di sisi

atas badan tangki;

(24) khusus untuk tangki bahan berbahaya cair , industri kendaraan

harus membuat dengan persyaratan sebagai berikut:

Page 384: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir202

a. bahan tangki dapat dibuat dari baja atau aluminium dan

harus kompatibel dengan muatannya, serta sesuai dengan

Section VIII ASME Code atau ASTM;

b. bentuk tangki kecil dapat sembarang, tetapi tangki besar

harus berbentuk silinder;

c. kepala tangki ;

d. untuk tangki besar harus berbentuk cembung (dished)

dengan kedalaman tidak lebih kecil dari 250 mm, tidak

termasuk flange dengan jari-jari knuckle tidak lebih kecil

dari 50 mm;

e. untuk tangki kecil tidak lebih kecil dari 80 mm;

f. kecembungan dished bulkhead harus menghadap ke

depan untuk mengurangi dampak beban pengereman;

g. pemasangan sekat ke dinding tangki dengan perantaraan

suatu dudukan kadang-kadang diperlukan untuk muatan

korosif;

h. tangki harus diperkuat dalam arah melingkar dengan

rangka penguat, sekat atau bulkhead;

i. sekat harus diberi manhole untuk menghubungkan rongga

diantara kedua sisi sekat;

j. beban tumpuan harus dikenakan pada rangka penguat

melalui suatu bantalan (pad) dengan luas bidang tumpu

semaksimum mungkin;

k. pemisahan cairan dalam rongga yang bersebelahan :

a) untuk tangki kecil harus dilengkapi bulkhead

berdinding ganda atau bulkhead dengan cincin

pembersih;

Page 385: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir203

b) untuk tangki besar harus dilengkapi 2 bulkhead

dengan kecembungan saling berhadapan;

l. rongga udara yang terjadi diantara diantara 2 bulkhead

atau cincin pembersih harus dilengkapi lubang berulir untuk

keperluan “venting dan draining”;

m. perlengkapan tangki harus diikat pada rangka bawah atau

skirt, dan bila diikat pada bantalan yang dilas ke dinding

tangki, maka bantalan tersebut harus lebih tipis dari dinding

tangki dan meluas 25 mm diluar keliling ikatan serta

konsentrasi tegangannya minimum;

n. setiap tangki harus dilengkapi alat pelindung pada saat

terguling, yaitu :

a) untuk tangki kecil, berupa ”coaming” dengan

penampang U terbalik;

b) untuk tangki besar, berupa perisai atau kubah (dome)

yang dipasang pada tangki atau penempatan

komponen peralatan didalam tangki;

o. pengelasan dinding tangki dan perlengkapannya harus

sesuai dengan Section VIII ASME Code, dan logam pengisi

harus kompatibel dengan bahan dinding tangki dan

muatannya;

p. setiap tangki harus dilengkapi manhole dengan ukuran

tidak lebih kecil dari 300 mm x 400 mm dan tutup yang

memenuhi uji tekan;

q. setiap lubang pengeluaran harus dilengkapi internal shut-

off valve yang dapat berfungsi dengan baik pada tekanan

rancangan pipa;

Page 386: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir204

r. setiap rongga tangki harus dilengkapi vent normal dan vent

darurat yang dirancang dan dipasang sehingga jika terjadi

surge pada waktu kendaraan terguling, kebocoran dapat

dicegah;

s. tangki yang dirancang untuk diisi melalui sisi bawah harus

dilengkapi dengan perlindungan terhadap pengisian

berlebih;

t. perlengkapan pengisian terdiri dari :

a) pipa pengisi, dimana untuk pengisian melalui sisi atas

harus berakhir pada jarak lebih kecil dari 50 mm dan

untuk pengisian melalui sisi bawah lebih besar dari 35

mm, dan ujungnya harus dipotong miring 450 supaya

pancaran tidak menumbuk bagian tangki yang dapat

menimbulkan percikan;

b) penutup pipa pengisi, yang tidak boleh bocor setelah

melalui uji jatuh;

c) tongkat penduga;

d) pipa pengeluaran;

e) slang dan kopling;

f) pompa, dengan jenis yang sesuai dengan bahan

muatan dan dengan head dan kapasitas sesuai

kapasitas yang diperlukan, serta dilengkapi alat

pengatur tekanan otomatis;

g) motor bakar penggerak pompa dari jenis diesel, yang

dilengkapi pencekik (strangler) yang dioperasikan

secara manual dan alternator;

u. pelat merek yang dipasang pada tangki harus berisi informasi :

Page 387: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir205

a) nama pembuat;

b) nomor izin rancangan tangki;

c) nomor seri tangki;

d) tanggal pembuatan;

e) tanggal pengujian;

f) bahan kepala tangki (kualitas dan tebal);

g) bahan dinding tangki (kualitas dan tebal);

h) kapasitas setiap rongga tangki, dari depan ke belakang;

i) beban maksimum (kg);

j) laju pemuatan (liter per menit);

k) laju pembongkaran (liter per menit);

v. pelat merek harus dipasang permanen dan terbuat dari logam

yang kompatibel dengan bahan dinding tangki dan tahan karat,

serta tidak boleh dicat;

(25) khusus untuk tangki bahan berbahaya gas dan gas cair,

industri kendaraan harus membuat dan menetapkan dengan

persyaratan sebagai berikut :

a. perancangan dan pembuatannya harus sesuai Section VIII

ASME Code;

b. tekanan rancangan harus tidak kurang dari tekanan uap

bahan cair yang dimuat dalam tangki pada suhu 460

Celcius, atau tidak kurang dari 700 kPa (diambil yang

terbesar);

c. perhitungan beban dinamik harus dihitung berdasarkan

rasio isi massa;

d. bahan konstruksi tangki adalah baja paduan yang sesuai

dan cocok dengan muatannya;

Page 388: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir206

e. arah pengerolan terakhir dinding tangki harus sesuai

dengan arah melingkar dinding tangki;

f. penyekat harus dipasang pada tangki dengan kapasitas

lebih dari dari 15.000 liter, dengan dasar 1 penyekat untuk

setiap 15.000 liter;

g. tangki dengan kapasitas lebih dari 5.000 liter harus

dilengkapi dengan manhole dengan diameter tidak kurang

dari 400 mm;

h. katup pengaman harus dilindungi, sehingga bila kendaraan

terguling maka katup lubang saluran keluar harus tetap

terbuka;

i. setiap tangki harus dicat dengan warna logam mengkilat

atau putih mengkilat;

j. setiap tangki harus dilengkapi komponen sebagai berikut :

a) fitting untuk pengisian;

b) fitting untuk pengeluaran, yang dapat juga sebagai

fitting pengisian;

c) peralatan untuk pengeluaran dalam keadaan darurat;

d) fitting untuk pengembalian uap;

e) alat penduga isi muatan;

f) alat pengukur tekanan muatan;

g) alat pengukur suhu muatan (jika diperlukan);

k. komponen tangki harus mempunyai tekanan rancangan

tidak kurang dari tekanan rancangan tangki, dan dibuat dari

bahan yang kompatibel dengan bahan tangki;

Page 389: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir207

l. semua katup harus terbuat dari baja, besi malleable atau

besi liat (ductile iron) dengan pelumas yang kompatibel

dengan bahan muatan;

m. semua lubang, kecuali untuk katup pengaman dan lubang

pengukur tekanan dan level yang diameternya kurang dari

1,4 mm, harus dilengkapi katup dengan persyaratan :

a) untuk lubang dengan diameter lebih dari 25 mm harus

dipasang 1 internal excess-flow dan 1 quick closing

internal valve, atau 1 internal safety control valve;

b) untuk lubang dengan diameter kurang dari 25 mm

harus dipasang 1 internal excess-flow bersama

dengan shut-off valve manual;

c) satu internal non-return valve dan satu shut-off valve

manual, atau 1 internal safety control valve harus

dipasang pada lubang yang dipakai untuk aliran balik

by pass pompa;

n. sebuah shut-off valve harus dipasang pada ujung setiap

saluran cairan atau uap;

o. setiap lubang pengeluaran harus diberi tutup pelindung

yang diikat dengan rantai;

p. tangki dengan kapasitas sampai 15.000 liter harus

mempunyai mekanisme pengontrol quick-closing valve

yang dilengkapi 1 penutup jarak jauh, untuk lebih dari

15.000 liter diperlukan 2 penutup jarak jauh;

q. excess flow valve harus dipasang agar laju aliran pada

saluran di sisi hilir lebih besar dari laju aliran pada katup

tersebut;

Page 390: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir208

r. katup pengaman harus dipasang dengan persyaratan :

a) arah pancaran harus vertikal;

b) dirancang untuk dipasang didalam, kecuali bila bahan

muatan dapat menyebabkan katup tidak berfungsi

dapat dipasang diluar denga diberi pelindung;

c) pancaran uap harus langsung menuju atmosfer dan

tidak boleh menyemprot dinding tangki;

d) katup pelepas tekanan hidrostatik harus dipasang

diantara sepasang shut-off valve pada saluran cairan

untukmelepas tekanan hidrostatik ke atmosfer;

e) katup penutup manual harus dilengkapi roda atau

tangkai yang terpasang tetap;

f) perlengkapan untuk pengeluaran dalam keadaan

darurat harus mempunyai diameter tidak kurang dari

32 mm dan dilengkapi sarana untuk memasang slang;

s. perpipaan ditetapkan dengan persyaratan sebagai berikut :

a) tekanan rancangan perpipaan tidak boleh melebihi

tekanan rancangan tangki dan tekanan maksimum yang

dapat ditimbulkan sumber tekanan, seperti pompa;

b) sambungan pipa harus dari jenis sambungan las,

sambungan ulir, sambungan flens atau dengan union

yang digerinda mukanya, dengan gasket dan bahan

perapat sambungan yang kompatibel dengan bahan

muatan;

c) pipa yang difabrikasi harus diuji secara hidrostatis pada

tekanan 1,5 kali tekanan rancangan sebelum dirakit

dengan tangki;

Page 391: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir209

d) pipa yang telah dirakit dengan tangki harus diuji dengan

udara atau gas inert pada tekanan sebesar 700 kPa;

e) sambungan fleksibel hanya dipakai apabila diperlukan

untuk meredam getaran dengan panjang tidak lebih dari

1 meter, dan terbuat dari logam (bellow type) yang

tahan pecah atau slang karet dengan diameter tidak

lebih dari 50 mm;

f) setiap katup pembuang tekanan (bleed valve) harus

mempunyai sebuah lubangdengan diameter lebih kecil

dari 6 mm, dan diarahkan agar tidak menyemprot

dinding tangki, pipa dan perlengkapannya dan bahaya

terhadap manusia;

t. setiap tangki harus dilengkapi dengan alat pengukur level

cairan yang tetap dan variabel untuk menunjukkan

ketinggian pengisian standar;

u. alat pengukur level harus dilengkapi :

a) sensor pengukur;

b) lubang pengempes / pelepas tekanan alat pengukur

level yang tidak lebih besar dari 1,4 mm dengan

pemutar katup yang tidak terbuka pada saat operasi

normal (alat ukur yang mengempes ke atmosfer tidak

boleh digunakan jika bahan yang diangkut adalah vinyl

chloride atau methylamines);

c) tanda yang dipasang dekat alat ukur yang menunjukkan

standar pengisian “level pengisian standar ditetapkan

v. setiap tangki harus dilengkapi dengan alat pengukur tekanan

untuk menunjukkan tekanan didalam ruang uap, dengan

Page 392: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir210

diameter pipa penghubung ke tangki tidak boleh lebih dari

1,4 mm dan bahannya harus kompatibel dengan bahan yang

diangkut;

w. tangki yang mungkin diisi dengan bantuan alat pengukur

level variabel sampai level diatas alat pengukur level harus

dilengkapi termometer dengan jangkauan pengukuran

sekurangnya dari –300 sampai +300;

x. pompa dan kompresor harus memenuhi persyaratan sebagai

berikut:

a) untuk menangani muatan harus sesuai dengan muatan

tersebut dan dilengkapi dengan perangkat otomatis

yang mencegah tekanan rancangan tangki terlampaui;

b) pompa harus dilengkapi dengan alat ukur tekanan

seperti yang diapakai pada tangki, dan katup bypass

yang dipasang pada sisi keluar pompa perpindahan

positif atau sisi masuk;

c) sisi masuk dan keluar kompresor harus dihubungkan

dengan ruang uap tangki, dan harus dilengkapi sarana

untuk mencegah masuknya cairan dari dalam tangki ke

kompresor dan alat ukur tekanan;

d) penempatan alat pengatur pompa dan kompresor harus

diberi tanda jelas dan mudah dijangkau;

e) slang pemindah harus tebuat dari bahan yang

kompatibel dengan bahan yang diangkut dan lulus uji

kebocoran;

y. tangki harus dilengkapi perangkat untukmenympan slang

dan melindunginya selama perjalanan;

Page 393: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir211

(26) khusus tangki bahan beracun industri kendaraan membuat

dengan persyaratan sebagai berikut :

a. tangki bahan beracun terdiri dari :

a) tangki jenis 1, yaitu tangki yang dirancang dengan

tekanan uap dari muatan pada 460C ditambah 1 Mpa;

b) tangki jenis 2, yaitu tangki yang dirancang dengan

tekanan uap dari muatan pada 460C ditambah 0,75

Mpa;

c) tangki jenis 3, yaitu tangki yang dirancang dengan

tekanan uap dari muatan pada 460C, atau tekanan

kerja untuk tangki yang tidak dibebani dengan tekanan

gas;

d) tangki jenis 4;

e) tangki jenis 5;

b. tangki jenis 1, 2 dan 3 dengan syarat sebagai berikut;

a) harus terbuat dari material yang cukup kebal terhadap

serangan muatan tangki, dilapisi bahan yang kebal

terhadap reaksi muatan, dan dibuat dari logam yang

cukup tebal;

b) harus dipasang 1 sekat melintang untuk tiap 15.000 kg

muatan atau 15.000 liter volume muatan;

c) setiap tangki dengan kapasitas lebih dari 5.000 liter

harus dilengkapi manhole yang diletakkan di kepala

tangki belakang, di tempat tersembunyi atau di atas

tangki;

Page 394: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir212

d) semua katup harus dilindungi dengan selubung yang

mampu menahan 2 kali massa tangki bermuatan penuh

pada arah sembarang;

e) tiap lubang pada tangki harus dilengkapi katup penutup

manual;

f) tiap tangki harus dilengkapi 1 – 2 alat pelepas tekanan

yang memenuhi standar tekanan bejana yang berlaku

dengan arah bukaan vertikal, dan bila muatannya

mudah terbakar maka kemampuan alat pelepas

tekanan harus ditentukan berdasarkan kapasitas tahan

apinya;

g) hubungan saluran keluar tangki tidak boleh

menggunakan kopling cepat lepas (quick-

releasecoupling);

h) khusus untuk muatan yang memerlukan tangki jenis 1

tidak boleh memasang pipa permanen, tidak boleh

dilengkapi pompa, dan tidak boleh memiliki bukaan

selain untuk manhole, katup pengaman, katup pembalik

uap dan katup pemindah cairan;

c. tangki jenis 4 dan 5 dengan syarat sebagai berikut;

a) bahan konstruksi harus mengikuti standar, yaitu baja

paduan rendah (AS1204, AS1205, AS1449), paduan

aluminium (AS1734, AS1866, AS1874), baja paduan

tinggi (yang disetujui pejabat berwenang), plastik yang

diperkuat fibreglass (AS2634 atau yang setara);

b) harus terbuat dari material yang cukup kebal terhadap

serangan muatan tangki, dilapisi bahan yang kebal

Page 395: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir213

terhadap reaksi muatan, dan dibuat dari logam yang

cukup tebal;

d. tangki tidak boleh bocor, peyot atau menunjukkan tanda-

tanda kegagalan bila diisi air dengan temperatur tidak lebih

dari 380C dan tekanan dibawah 30 kPa untuk tangki

berbilik kecil atau 45 kPa untuk tangki berbilik besar;

e. ketebalan dinding tangki, rancangan tumpuan dan

penyambungannya yang dibuat dari logam harus dihitung

berdasarkan Standar Konstruksi Baja atau standar

konstruksi yang sesuai bila digunakan material lain;

f. tangki berbilik besar harus berpenampang lingkaran,

sedangkan tangki berbilik kecil dapat dibentuk sembarang;

g. tangki harus diperkuat kelilingnya dengan pengencang,

bulkhead atau sekat, atau kombinasinya;

h. sekat harus memiliki bukaan sebesar manhole, jika tidak

memiliki saluran keluar;

i. beban penyangga harus diterima oleh komponen penguat

dan terdistribusi seluas mungkin melalui pad, gusset dan

sebagainya;

j. untuk mencegah berkontaknya 2 cairan yang berbeda dalam

2 bilik yang berdampingan, harus dipisahkan dengan

dinding bulkhead ganda;

k. ruang udara antara bulkhead ganda atau didalam / diluar

cincin pengencang harus dilengkapi dengan bukaan berulir

untuk keperluan pengudaraan dan pengeringan;

Page 396: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir214

l. komponen pembantu dan perlengkapan pemegangnya

harus ditempelkan pada rangka bawah atau skirting bila

memungkinkan;

m. setiap tangki harus dilengkapi dengan alat pelindung pada

saat terguling, berupa :

a) coaming” dengan penampang U terbalik;

b) perisai atau kubah (dome);

n. pengelasan untuk sambungan struktur atau tempelan

peralatan, landasan pemegang dan sebagainya harus

memenuhi standar pengelasan, dengan bahan yang sesuai

dengan bahan tangki dan muatannya;

o. bila muatan tangki tergolong bahan berbahaya Kelas 6.1,

maka tiap bilik tangki harus dilengkapi lubang angin atau

alat untuk melepas tekanan kompartemen secara manual;

p. pipa dan perlengkapan yang dimaksudkan untuk

menangani muatan tangki harus cocok dengan sifat

muatan, laju aliran dan tekanan yang diperlukan, serta

dilengkapi peralatan pengaman terhadap kegagalan sistim

pemipaan;

q. pompa untuk menangani muatan tangki harus cocok

dengan muatan tangki, laju aliran dan tekanan yang

diperlukan, serta dirancang untuk menjamin tekanan dari

bagian manapun tidak dilampaui dan harus dilengkapi

pengatur yang ditandai dengan jelas dan mudah dijangkau;

r. pelat merek yang dipasang pada tangki harus berisi

informasi :

Page 397: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir215

a) nomor persetujuan rancangan tangki yang dikeluarkan

pihak berwenang;

b) nomor Standar Indonesia;

c) nomor seri tangki;

d) tanggal pembuatan;

e) tanggal pengujian;

f) bahan kepala tangki (kualitas dan tebal);

g) bahan dinding tangki (kualitas dan tebal);

h) kapasitas setiap rongga tangki, dari depan ke belakang;

i) muatan cairan maksimum (kg);

j) laju pemuatan maksimum (liter per menit);

k) laju pembongkaran maksimum (liter per menit);

s. tangki portabel dengan syarat sebagai berikut;

a) spesifikasi tangki portabel untuk benda padat berbahaya

berbentuk serbuk atau serpihan :

(a) dapat berbentuk silinder, konis, kotak dan lainnya;

(b) kapasitas gross tangki untuk operasional tidak boleh

melebihi perancangan, kualifikasi, uji getar dan uji

jatuh;

(c) semua bahan konstruksi harus dari logam dan harus

tidak akan mengalami corrosion cracking, kecuali

gasket, alat pelepas tekanan, dudukan katup, pelapis

dan lapisannya;

(d) alat untuk mengangkat, pelindung fitting, katup-katup,

alat pelepas tekanan dan penutup harus terbuat dari

Page 398: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir216

bahan yang secara elektrolitik kompatibel dengan

muatan;

b) persyaratan bahan tangki portabel (semua plat tipis, plat,

bahan yang diekstrusi untuk dinding tangki, kepala tangki,

sekat pembatas dan pemisah) dengan klasifikasi;

(a) paduan aluminium dengan persyaratan sebagai

berikut;

kekuatan yield minimum 165,475 MPa;

kekuatan ultimate minimum 206,845 MPa;

perpanjangan minimim 8% untuk benda uji standar 5

cm;

(b) baja sedang (mild steel) dengan persyaratan sebagai

berikut;

kekuatan yield minimum 172,370 MPa;

kekuatan ultimate minimum 310,265 MPa;

perpanjangan minimim 20% untuk benda uji standar

5 cm;

(c) baja paduan rendah karbon rendah dengan

persyaratan sebagai berikut;

kekuatan yield minimum 310,370 MPa;

kekuatan ultimate minimum 413,690 MPa;

perpanjangan minimim 25% untuk benda uji standar

5 cm;

(d) baja tahan karat dengan persyaratan sebagai berikut;

kekuatan yield minimum 172,370 MPa;

kekuatan ultimate minimum 482,636 MPa;

Page 399: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir217

perpanjangan minimim 30% untuk benda uji standar

5 cm;

(e) paduan magnesium, harus sesuai dengan ASTM B-90-

69, Grade ZE-10A;

c) sambungan antara dinding tangki, kepala, sekat pembatas

dan pemisah harus memenuhi persyaratan :

(a) untuk kekuatan sambungan las paduan aluminium dan

paduan magnesium dengan syarat sebagai berikut;

semua sambungan harus dibuat dengan cara

praktek yang dikenal baik;

efisiensi sambungan tidak boleh kurang dari 85%

kekuatan bahan aslinya;

sambungan harus dilakukan dengan proses

pengelasan gas inert dan logam pengisi sesuai

saran pemasok;

(b) untuk kekuatan sambungan baja sedang (mild steel),

baja paduan rendah berkekuatan tinggi (highstrength

low alloy steel) dan baja tahan karat austenitik dengan

syarat;

semua sambungan harus dibuat dengan cara praktek

yang dikenal baik;

efisiensi sambungan tidak boleh kurang dari 85%

kekuatan bahan induk;

(c) untuk semua persyaratan tersebut, harus memenuhi uji

kesesuaian yang dilakukan sampai benda uji putus

untuk menentukan kekuatan tariknya dengan syarat;

Page 400: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir218

benda uji terdiri dari 2, yaitu 1 dari bahan induk dan

1 dari sambungan lasan yang digunakan pada

tangki;

setiap spesimen harus dibuat menurut ASTM

Standard E8-81 untuk bahan logam dan ASTM

Standard B557-81 untuk paduan aluminium dan

paduan magnesium.

d) tangki yang direncanakan untuk ditumpuk pada waktu

penyimpanan harus dilengkapi penyangga beban yang

mampu menahan beban paling tidak 3 kali kapasitas gross

tangki;

e) setiap tangki harus dikonstruksi dengan mounting yang kuat

sebagai dudukan pada waktu diangkut;

f) sistim pengikat tangki harus mampu menahan beban statik

berikut tanpa menyebabkan deformasi permanen yang

signifikan pada tangki;

g) kapasitas tangki tidak boleh leboh dari 3.850 kg;

h) setiap lubang pengisian dan pengeluaran harus diberi

penutup;

i) penutup berbentuk cincin pengunci drum dengan diameter

maksimim 584 mm dapat digunakan, dan terbuat dari pelat

setebal 12 gage dan dilengkapi sepasang luabang untuk

baut beserta mur pengaman;

i) tangki yang memunyai lubang keluaran berbentuk hooper

harus dilengkapi tutup yang dapat menahan isi tangki sesuai

uji getar dan uji jatuh;

Page 401: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir219

k) pengujian kebocoran dilakukan secara pneumatik atau

hidrostatik dengan tekanan minimum 13.790 Pa (2 psi)

dikenakan pada seluruh bagian tangki;

l) dudukan tangki portabel harus dirancang dan dibuat dengan

dudukan berupa skid yang kuat untuk menahan beban yang

terjadi dalam perjalanan dan dapat mencegah konsentrasi

beban pada dinding tangki;

Pasal 14

PERSYARATAN PERAKITAN KENDARAAN

(1) Untuk menjamin keselamatan dan keamanan kendaraan

dalam pengangkutan B3, maka persyaratan perakitan

kendaraan yang akan dipenuhi oleh industri kendaraan adalah

sebagai berikut

(a) rancangan kendaraan pengangkut B3 disetujui dan

disahkan instansi yang berwenang;

(b) untuk kendaraan built-up, importir harus dapat

menunjukkan bukti tertulis kepada pejabat yang berwenang

mememberikan persetujuan dan pengesahan berupa

sertifikat persetujuan dan pengesahan yang dilegalisir

pejabat negara asal yang berwenang;

(c) persetujuan dan pengesahan tersebut meliputi :

a) kendaraan;

b) wadah dan/atau kemasan;

c) peralatan dan perlengkapan lain yang biasa digunakan

untuk pengangkutan B3;

Page 402: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir220

(d) perakitan dan pembuatan kendaraan pengangkut B3

dilakukan dibawah pengawasan automotive engineer

terdaftar;

(e) perakitan dan pembuatan kendaraan pengangkut B3 harus

dilakukan pada bengkel yang bersertifikat;

(f) prototipe kendaraan pengangkut B3 harus mendapat

persetujuan dan pengesahan;

(g) perakitan dan pembuatan kendaraan pengangkut B3 yang

memerlukan pengelasan harus dilakukan tenaga ahli las

bersertifikat.

(h) Memenuhi aspek modifikasi, reparasi dan perawatan

sebagai berikut :

a) modifikasi dan/atau reparasi kendaraan pengangkut B3

hanya boleh dilakukan mekanik dibawah pengawasan

automotiveengineer terdaftar pada bengkel yang

mempunyai sertifikat;

b) hasil modifikasi dan/atau reparasi hanya boleh

dioperasikan setelah mendapat persetujuan tertulis dari

penguji khusus kendaraan pengangkut B3 yang ditunjuk

Direktur Jenderal;

c) persyaratan kondisi untuk perawatan tangki :

d) isi tangki harus diukur untuk meyakinkan tangki tidak

diisi melebihi batas;

e) pekerjaan panas tidak boleh dilakukan diluar atau

didalam ruang bengkel, jika tangki atau komponennya

belum terbebas dari cairan atau bas berbahaya dan izin

pengerjaan belum dikeluarkan;

Page 403: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir221

f) pekerjaan pembebasan gas harus dilakukan di tempat

yang jaraknya terhadap nyala api > 15 m, baik di udara

terbuka atau ruang khusus dengan dinding setengah

terbuka;

g) jika pekerjaan panas diizinkan meskipun tangki belum

terbebas dari gas, maka :

(a) sekeliling tangki harus bebas gas selama pekerjaan

berlangsung;

(b) alat pemadam kebakaran tersedia di tempat;

(c) slang pemadam kebakaran harus dalam jangkauan;

(d) kendaraan tidak boleh diparkir dekat sumber panas

yang dapat memanaskan isi tangki, sehingga isi

tangki keluar melalui vent;

(e) jika personil perlu masuk kedalam tangki, maka

harus dikeluarkan izin sebelum pekerjaan dimulai;

(2) Dalam menjamin keandalan midifikasi/perbaikan tangki, maka

industri membuat dengan persyaratan sebagai berikut;

a. bila tangki pecah karena kecelakaan, maka tangki dapat

dibangun kembali ke rancangan aslinya dan harus diuji

seperti tangki baru sebelum disetujui dipakai kembali;

b. bila rancangan dasar atau struktur dasarnya berubah,

maka rancangan tersebut harus dikaji kembali dan

disetujui kembali sesuai standar yang berlaku;

c. pengujian secara berkala sekurang-kurangnya setiap 2

tahun, harus dilakukan terhadap kekedapan penutup

Page 404: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir222

lubang masuk, katup, termasuk katup penangkap uap

dengan tekanan 25 kPa;

d. sekurang-kurangnya setiap 2 tahun, P/V vent (pressure-

vacuum vents) harus dilepas, dibongkar dan

dibersihkan, dan O-ring dan seal harus diganti yang

baru, serta jika telah dirakit kembali harus diuji sesuai

tata cara yang ditentukan;

Pasal 15PERSYARATAN KHUSUS KENDARAAN PENGANGKUT B3 BERUPABAHAN RADIOAKTIF, BAHAN KOROSIF DAN BAHAN BERBAHAYA

LAINNYA

(1) Mengingat barang beracun atau B3 berupa bahan radioaktif,

bahan korosif dan bahan lainnya cukup berbahaya di dalam

proses pengangkutan, maka indsutri kendaraan harus memenuhi

aspek perancangan kendaraan dengan persyaratan sebagai

berikut;

a. perancangan dilakukan dibawah pengawasan automotive

engineer terdaftar;

b. rancangan kendaraan memenuhi persyaratan tekhnologi,

kelaikan jalan, keselamatan dan kelestarian lingkungan;

c. rancangan kendaraan harus mendapat sertifikat uji tipe dari

Direktur Jenderal;

(2) Dalam rangka menjamin keselamatan dan keamanan

pengangkutan, maka industri kendaraan membuat konstruksi

kendaraan dengan ketentuan sebagai berikut ;

Page 405: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir223

a. konstruksi kendaraan harus kuat dibuat dari bahan yang

tahan api dan tidak mudah korosi

b. konstruksi kendaraan harus memberikan pertimbangan

tekhnologi pada berat kendaraan dan muatan, daya

penggerak, kerangka landasan, perangkat rem, ban,

karakteristik jalan, dsb;

c. sistim suspensi harus dapat membagi beban pada setiap

roda secara merata kemanapun kendaraan bergerak dan

memenuhi persyaratan :

a) konstanta pegas yang sesuai dengan kebutuhan yang

diminta oleh B3 yang akan diangkut;

b) jarak transfersal pegas harus diusahakan semaksimum

mungkin;

c) batas kendor pegas suspensi pada saat ditekan

maupun ditarik harus dibatasi;

d) peralatan anti rolling harus dipasang pada suspensi;

e) peredam kejut (shock-absorber) harus mampu

memberikan efek peredam yang tepat untuk

menghindari goyangan dan kesulitan lain pada saat

berbelok;

(3) Persyaratan komponen laiinya yang harus dilakukan industri

untuk menjamin keselamatan dan keamanan dalam

pengangkutan barang B3 dan sejenis adalah sebagai berikut;

a. jarak dari setiap komponen kendaraan ke tanah harus

memenuhi persyaratan bahwa jarak ke tanah dari

komponen tangki serta peralatan pelindung yang berada

dalam daerah 1 m dari poros roda harus sama atau lebih

Page 406: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir224

besar dari 250 mm, bila kendaraan dalam keadaan kosong.

Jarak ketanah dari titik lain di luar daerah 1 m dari poros

roda harus tidak kurang dari 350 mm;

b. pipa pengisi dan pengeluaran yang terpasang tetap pada

tengki tidak boleh menjulur lebih dari 40 mm di bawah

bidang datar yang melalui garis sumbu poros kendaraan;

c. pengikat tangki ke kendaraan harus dirancang sebagai

tumpuan tangki;

d. jarak dari sisi belakang ruang pengemudi ke titik terdekat

dari tangki tidak boleh lebih kecil dari 750 mm. Untuk

kendaraan dengan kereta tempel jarak ini diukur pada

semua sudut dudukan kereta tempel;

e. bumper untuk melindungi kemungkinan tumbukan dari

belakang dengan persyaratan :

f. jarak dari bidang tumbukan ke bagian tangki yang paling

belakang harus tidak kurang dari 150 mm ;

g. bagian dalam dari bemper harus berjarak tidak kurang dari

150 mm dari tangki atau komponennya ;

h. lebar bemper harus sama atau lebih besar dari pada lebar

tengki maksimum ;

i. bemper harus dapat meneruskan gaya dari tumbukan ke

rangka kendaraan ;

j. bemper harus diikat pada rangka kendaraan dan tidak

boleh diikat langsung pada tengki ;

k. bemper belakang dan pengikatnya harus dirancang tahan

menerima beban sebesar 40 ton atau dua kali massa

kendaraan bermuatan penuh (diambil dari yang terkecil)

Page 407: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir225

terbagi rata pada batang bemper, dengan arah horizontal

dan sejajar dengan sumbu panjang kendaraan atau dalam

daerah yang dibatasi oleh sudut 30 derajat dari sumbu

panjang kendaraan pada bidang horizontal, tegangan kerja

sebesar tegangan luluh dari bahan bemper ;

l. bila roda terletak pada 600 mm dari permukaan bidang

tumbukan pada bemper, dan bila jarak dari bemper ke

tanah lebih dari 600 mm, maka kendaraan harus dilengkapi

dengan perisai kolong.

m. pada komponen dimana terjadi kemungkinan kebocoran

yang dapat menyebabkan bahaya, harus dilengkapi

dengan pelindung atau penyalur kebocoran tersebut akibat

korosi,percikan api, temperatur tinggi, kejutan dinamik,

semprotan akibat putaran suatu komponen, kerusakan

penyekat, dsb;

n. sistim saluran gas buang harus diletakan sedemikian rupa

agar kemungkinan terjadinya bahaya dapat dihindarkan

dan memenuhi persyaratan :

o. tidak boleh ada kebocoran;

p. sistim pipa gas buang harus diletakan jauh dari tangki;

q. ujung pipa gas buang harus diarahkan dan dirancang

sedemikian rupa, sehingga letak tangki jauh dari

kemungkinan timbulnya percikan api;

r. ban yang digunakan memperhatikan beban maksimum

yang dapat diterima setiap ban dan tidak boleh melebihi

“load rating” ban tersebut;

Page 408: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir226

s. sistim rem terdiri dari sistim rem utama dan sistim rem

darurat , dan sistim rem utama harus memenuhi

persyaratan :

t. setiap sumbu kendaraan dilengkapi dengan perangkat rem

yang sesuai dan memadai serta dapat dikendalikan secara

terpusat oleh pengemudi, sehingga perangkat rem pada

setiap sumbu dapat bekerja bersamaan;

u. dilengkapi dengan perangkat rem parkir yang sesuai dan

harus dalam keadaan siap serta dapat bekerja dengan

baik;

v. unjuk kerja rem (hand brake) dan rem parkir harus

memenuhi persyaratan ambang batas kelaikan jalan sesuai

KM. 8 Tahun 1989;

w. waktu yang dibutuhkan untuk mengaktifkan rem sekitar

0,35 detik sedangkan waktu realisasinya 0,65 detik;

x. dimungkinkan untuk penambahan atau pengurangan gaya

rem dari tuas pengontrol;

y. rem harus mampu menghentikan kendaraan pada

kecepatan tertentu dalam jarak pengereman tertentu;

z. sistim rem harus mempunyai minimum brake efisiensi 60%

pada pedal porce < 70 kg. atau perlambatan minimum 5

m/detik2 pada saat dimuati GCW-nya;

(4) Dalam keadaan darurat, dimana diperlukan pengereman secara

tiba-tiba maka industri kendaraan harus membuat dengan

persyaratan sebagai berikut;

a. dilengkapi rem darurat yang dapat berfungsi meskipun

terjadi kehilangan tekanan rem;

Page 409: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir227

b. sistim rem harus mempunyai kemampuan minimal 60%

dari kemampuan maksimumnya, setelah dipakai 20 kali

pengereman dengan selangwaktu antara pengereman

tidak lebih dari 60 detik;

c. rem parkir harus dapat menahan kendaraan pada

kemiringan maksimum (baik tanjakan maupun turunan)

yang ada pada lintasan kendaraan tersebut;

d. kemampuan pengereman harus mampu bekerja dengan

baik dalam keadaan sempat terendam air atau pada cuaca

hujan;

e. rem pada kereta full trailer, semi trailer, pol trailer yang

mempunyai JBB 1.500 kg atau kurang, harus dilengkapi

dengan rem jika berat kereta yang digandeng melebihi 40%

dari JBB kendaraan penariknya;

f. full trailer atau pole trailer ber-roda 4 yang beratnya 1500

kg atau kurang, harus dilengkapi dengan rem jika berat

gandengan yang ditarik lebih besar dari 40% kendaraan

penariknya;

g. Sistim rem darurat harus memenuhi persyaratan :

a) dapat dioperasikan oleh pengemudi walaupun dalam

keadaan kritis;

b) rem darurat ditempatkan sedemikian rupa, sehingga

mudah dijangkau oleh pengemudi;

h. kendaraan harus dilengkapi peralatan pengaman bagi

tangki atau komponen lainnya dari kemungkinan kerusakan

akibat kegagalan pada tail shaft;

Page 410: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir228

(5) Pemasangan batere oleh industri atau pemilik kendaraan harus

memenuhi ketentuan sebagai berikut;

a. pemasangan batere harus memenuhi ketentuan :

b. batere harus diletakkan sedemikian rupa sehingga dapat

menahan gerakan kendaraan berlebihan dan harus

diberi ventilasi yang baik;

c. penempatan batere harus mudah dijangkau, dilindungi

dengan bahan tahan api dan tahan terhadap bahan

asam, serta pada terminalnya diberikan isolasi listrik

untuk mencegah hubungan singkat;

(6) Industri kendaraan harus mendisain kendaraan memiliki alat

pemadam kebakaran kendaraan pengangkut B3 yang mudah

meledak, gas mampat, gas cair, gas terlarut pada tekanan

atau pendinginan tertentu, dan cairan mudah menyala, harus

memenuhi persyaratan :

a) tipenya harus sesuai dengan atau kompatibel dengan

B3 yang akan diangkut dengan jumlah minimum 1 unit;

b) pemasangannya harus kuat dan aman tetapi harus

mudah dilepas dan mudah dijangkau;

(7)peralatan listrik bagi kendaraan pengangkut umum dapat

dianggap memenuhi persyaratan laik jalan bagi kendaraan

pengangkut B3 yang tidak mudah atau tidak dapat terbakar;

(8) Di dalam menentukan konstruksi tangki, industri kendaraan

harus harus mempertimbangkan dan mematuhi ketentuan

sebagai berikut :

Page 411: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir229

a. ketentuan IMO1, IMO2 atau IMO5, baik untuk iso-container

(isotank) maupun tangki pabrikasi lokal;

b. tegangan rancangan maksimum untuk sembarang titik

pada dinding tangki tidak boleh melebihi tegangan

maksimum yang diizinkan yang dinyatakan dalam ASME

Code, atau 25% dari kekuatan tarik bahan dinding tangki;

c. kekuatan tarik bahan yang digunakan tidak boleh lebih

besar dari 120% kekuatan tarik yang dinyatakan dalam

ASME Code atau ASTM;

d. corrosion allowance tidak boleh ikut dimasukkan dalam

perhitungan tegangan;

e. perhitungan tegangan harus mencakup tegangan akibat

tekanan internal, berat muatan, berat struktur yang ditumpu

oleh dinding tangki, dan tegangan normal akibat perbedaan

suhu muatan dengan suhu udara sekitarnya;

f. tegangan yang terjadi karena beban statik dan dinamik

atau gabungannya;

g. tegangan karena gaya aksial dan momen lentur yang

terjadi karena adanya percepatan sebesar satu kali berat

kendaraan bermuatan penuh;

h. tegangan tarik atau tekan karena momen lentur yang

terjadi karena gaya vertikal sebesar tiga kali berat statis

kendaraan bermuatan penuh;

i. tegangan rancangan maksimum untuk sembarang titik

pada dinding tangki harus dihitung secara terpisah untuk

keaadaan isi dan kosong;

Page 412: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir230

j. tegangan yang terjadi karena tabrakan dihitung

berdasarkan tekanan rancangan tangki ditambah tekanan

dinamik akibat perlambatan sebesar 2 gram;

k. ketebalan minimal dinding dan kepala tangki harus adalah

4,75 mm untuk baja dan 6,85 mm untuk alumunium,

kecuali untuk tangki chlorine atau belerang dioksida;

l. tangki cargo yang digunakan untuk mengangkut chlorine

atau belerang dioksida harus dibuat dari baja;

m. ketebalan dinding dan kepala tangki harus ditambah

cadangan korosi (corrosion allowance) 20% atau 2,54 mm;

n. untuk tangki chlorine ketebalan dindingnya paling sedikit

3,2 mm setelah ditambah cadangan korosi;

o. bila terjadi kerusakan atau kegagalan tidak menyebabkan

kebocoran atau tumpahnya muatan yang ada dalam tangki;

p. tempelan yang ringan seperti pemegang plakat dan

pengikat rem harus dibuat dari bahan dengan kekuatan

yang lebih kecil dari pada kekuatan dinding tangki dan

tebalnya tidak boleh melebihi 72% dari tempat dimana

tempelan tersebut dilekatkan, dan harus ditempelkan pada

tangki dengan menggunakan las kontinyu;

q. pengelasan peralatan pada dinding tangki harus dilakukan

melalui landasan (pad) sehingga tidak ada dampak negatif

terhadap kekuatan tangki bila ada gaya yang bekerja pada

peralatan tersebut;

r. plat yang berisi sejumlah informasi harus secara permanen

terpasang pada tangki atau strukturnya, terbuat dari logam

yang kompatibel dengan bahan dinding dan tidak berat,

Page 413: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir231

diletakan disebelah kiri tangki, menghadap ke depan dan

mudah dilihat. Informasi pada plat tangki terdiri dari :

a) nama pembuat;

b) nomor izin rancangan tangki;

c) nomor seri tangki;

d) tanggal pembuatan;

e) tanggal pengujian;

f) bahan kepala tangki (kualitas dan tebal);

g) bahan dinding tangki (kualitas dan tebal);

h) kapasitas setiap rongga tangki, dari depan ke

belakang;

i) beban maksimum (dalam kg);

j) laju pemuatan (liter permenit);

k) laju pembongkaran (liter permenit).

s. perancangan dan pembuatan tangki untuk bahan B3 bahan

gas dan gas cair, tumpuan dan penghubunganya harus

sesuai dengan Section VIII ASME Code;

t. tangki untuk bahan gas dan gas cair harus memenuhi

ketentuan :

u. tekanan rancangan tidak kurang dari tekanan uap dari

bahan cair yang dimuat dalam tangki pada suhu 46 derajat

celcius, atau tidak kurang dari 700 kPa, diambil yang

terbesar;

v. bahan konstruksi tangki adalah bahan baja paduan yang

sesuai dan cocok dengan muatannya dan memenuhi

persayaratan seperti yang dinyatakan dalam ASME Code

atau ASTM;

Page 414: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir232

w. arah pengerolan terakhir pada plat yang digunakan untuk

dinding tangki harus sesuai dengan arah melingkar dinding

tangki;

x. diameter sambungan ulir ke tangki tidak boleh lebih besar

dari 50 mm, kecuali pemakaian sambungan tersebut untuk

peralatan tertentu tidak dapat dielakan;

y. penyekat (baffle) harus dipasang pada tangki dengan

kapasitas lebih besar dari 15.000 L, dengan dasar

satuuntuk setiap 15000 L. Setiap penyekat harus

mempunyai luas tidak kurang dari 50% luas penampang

lintang tangki;

z. tangki dengan kapasitas 5.000 L, harus dilengkapi dengan

manhole yang berdiameter tidak kurang dari 400 mm;

(9) Industri kendaraan harus membuat pengaman tangki dengan

persyaratan sebagai berikut;

a. katup pengaman harus dilindungi sedemikian rupa

sehingga bila kendaraan terguling maka lubang saluran

katup harus tetap terbuka;

b. setiap tangki harus dicat dengan warna logam mengkilap

atau putih mengkilap;

c. tangki dilengkapi dengan komponen-komponen fitting untuk

pengisian dan fitting untuk pengeluaran atau fitting

kombinasi, peralatan untuk pengeluaran dalam keadaan

darurat, fiiting untuk pengembalian uap (vapour return), alat

penduga isi muatan, alat pengukur tekanan muatan, alat

pengukur suhu muatan;

Page 415: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir233

d. katup, fitting, komponen dan perlengkapan yang

berhubungan dengan tekanan tangki harus mempunyai

tekanan rancangan tidak kurang dari tekanan rancangan

tangki dan dibuat dari bahan yang kompatibel dengan

bahan tangki;

e. semua katup terbuat dari baja, besi malleable atau besi liat

(ductile iron) memenuhi persyaratan memiliki elongasi

(elongation) 15% untuk panjang spesimen 50 mm, roda

pemutar atau tangkai tangki terbuat dari bahan yang sama,

tidak boleh dilekatkan pada dudukan (seating) katup

pengaman, pelumas untuk katup terbuat dari jenis yang

kompatibel dengan bahan muatan tangki;

f. katup, katup penutup saluran, pelindung untuk lubang

pengeluaran, pengaturan quick-closing valve, excess flow

valve, katup pengaman, katup pelepas tekanan hidrostatik,

katup penutup manual dan perlengkapan untuk

pengeluaran dalam keadaan darurat, merupakan

komponen tangki untuk melindungi dari kebocoran;

g. semua lubang, kecuali yang dipakai untuk katup

pengaman, dan diameternya kurang dari 1,4 mm yang

dipakai untuk pengukur tekanan dan pengukur level, harus

dilengkapi :

a) pada lubang berdiameter lebih besar dari 25 mm harus

dipasang sebuah internal excess-flow valve dan sebuah

quick closing internal valve, atau sebuah internal safety

control valve (ISC);

Page 416: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir234

b) lubang pengisian harus dilengkapi dengan internal non-

return valve atau shut-off valve manual yang dipasang

diluar dekat dengan tangki;

c) pada lubang berdiameter lebih besar dari 25 mm harus

dipasang sebuah internal excess flow valve bersama

dengan shut-off valve manual yang dipasang diluar

sedekat mungkin dengan tangki;

d) sebuah internal non-return valve dan sebuah shut-off

valve manual, atau sebuah internal safety control valve

harus dipasang pada lubang yang dipakai untuk aliran

balik bypass pompa;

e) sebuah katup dalam (internal valve) yang dipakai untuk

memenuhi persyaratan di atas, harus dipasang

sedemikian rupa sehingga tetap dapat berfungsi

dengan aman bila terjadi kerusakan akibat kecelakaan;

f) pada ujung setiap saluran cairan atau uap, harus

dipasang sebuah shut-off valve manual;

g) pada setiap lubang pengeluaran, dipasang tutup

pelindung yang diikat dengan rantai dan antara katup

dan tutup pelindung harus diberi lubang pembuang

(bleed system);

h) tangki dengan kapasitas sampai dengan 15.000 L,

harus mempunyai mekanisme pengontrol quick-closing

valve yang dilengkapi dengan paling sedikit sebuah

penutup jarak jauh yang aktuator peka suhu sehingga

secara otomatis terturup bila suhu melebihi 120 derajat

C;

Page 417: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir235

i) excess flow valve, dipasang sedemikian rupa sehingga

laju aliran pada saluran disisi hilirnya lebih dari laju

aliran pada katup yang dapat menutup secara otomatis

bila laju aliran uap melebihi 150% dari laju aliran

rancangan dari sistim yang dilengkapi dengan lubang

bypass berdiameter tidak lebih dari 1 mm untuk

keseimbangan tekanan;

j) pada kondisi tangki beroperasi pada kedudukan normal,

katup pengaman harus dihubungkan dengan rongga

uap di dalam tangki;

k) tekanan pada saat katup pengaman mulai terbuka, tidak

boleh lebih dari 110% dari tekanan rancangannya;

l) katup pengaman harus dipasang dengan arah pancar

vertikal dan pancaran uap harus langsung menuju

atmosfer, dirancang untuk dipasang di dalam kecuali

bila bahan muatan dapat menyebabkan katup tidak

berfungsi, dapat dipasang di luar di ujung tangki dengan

diberi pelindung terhadap kerusakan atau masuknya air

hujan;

m) katup pelepas tekanan, harus dipasang diantara

sepasang shut-off valve pada saluran cairan untuk

melepas tekanan didrostatik ke atmosfer, harus

membuka pada tekanan tidak kurang dari 1,4 kali dan

tidak lebih dari 2 kali tekanan rancangan tangki, arah

pancarang tekanan tidak menyemprot tangki, pipa dan

sambungannya serta menyebabkan kecelakaan;

Page 418: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir236

n) katup penutup manual, harus dilengkapi dengan roda

pemutar atau tangkai yang terpasang tetap dan

sedemikian rupa sehingga katup dapat terbuka bila

tangkai terletak pada posisi sejajar arah aliran;

o) perlengkapan untuk pengeluaran dalam keadaan

darurat harus mempunyai diameter tidak kurang dari 32

mm, dilengkapi sarana untuk memasang selang,

pancaran diarahkan menjauh dari didnding tangki atau

perlengkapan lain dan sejajar dengan tanah,

pemasangan terlindung oleh komponen rangka

kendaraan, rangka tangki atau suspensi dalam hal

terjadi kecelakaan;

(10) Untuk menjamin keselamatan dan keamanan pengangkutan

barang, maka industri kendaraan

(a) sistem pemipaan :

tekanan rancangnya tidak melebihi tekanan

rancang terbesar dari tangki atau maksimum dan

tidak dapat menimbulkan sumber tekanan seperti

pompa, dll;

dirancang sedemikian rupa sehingga

memungkinkan terjadinya pemuaian, pengerutan

dan getaran;

pipa harus dipasang heat tretmen, bila terjadi

korosi atau retak

Page 419: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir237

(b) sambungan fleksibel hanya dapat digunakan apabila

dibutuhkan untuk meredam getaran atau bila

sambungan kaku tidak memungkinkan digunakan;

(c) setiap katup digunakan untuk pembuang tekanan, harus

mempunyai lobang dengan diameter kurang dari 6 mm

dan diarahkan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi

penyemprotan pada dinding tangki dan perlengkapan

lainnya;

(d) dilengkapi dengan alat ukur level cairan yang tetap

untuk dapat menunjukan ketinggian cairan dan

dilengkapi dengan sensor, dilengkapi dengan alat ukur

tekanan dan alat ukur suhu;

(5) tangki untuk bahan berbahaya cair harus memenuhi ketentuan

:

(a) dirancang dan dibuat berdasarkan Section VIII ASME

Code;

(b) beban rancangan tangki dan tumpuannya tidak boleh

lebih kecil dari pada dua kali massa total tangki dengan

perlengakapan dan muatannya;

(c) tegangan karena pada tekanan uap dan head statik

cairan harus ditambahkan pada tegangan karena beban

statik, tekanan uap harus tidak lebih kecil dari 10 kPa

untuk tangki kecil dan 30 kPa untuk tangki besar;

(d) beban karena berat peralata, reaksi tumpuan dan

gradien suhu harus ikut diperhitungkan;

(e) tegangan kelelahan harus dihitung dan dapat

ditambahkan pada tegangan statik;

Page 420: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir238

(f) resultan beban harus dihitung dengan penjumlahan

vektor komponen-komponennya;

(g) bahan tangki dibuat dari baja atau alumunium sesuai

perysratan yang ditetapkan dalam Section VIII ASME

code atau ASTM, dan harus kompatibel dengan

muatannya;

(h) tangki besar harus berbentuk selinder, dan kepalnya

harus berbentuk cembung (dished) dengan kedalaman

tidak lebih dari pada 250 mm tidak termasuk flange

dengan jari-jari knuckle tidak lebih kecil dari pada 50

mm;

(i) bentuk tangki kecil dapat sembarang dan kepala tengki

harus berbentuk cembung;

(j) tangki harus diperkuat dalam arah melingkar dengan

rangka penguat dan sekat (bilkhead);

(k) baik tengki besar maupun kecil, sekatnya tangki harus

berbentuk cembung dengan kedalaman lebih besar dari

80 mm per meter sumbu minor penampang lintang

tengki, dan diberi sebuah manhole untuk

menghubungkan rongga dikedua sisi sekat;

(l) beban yang berasal dari tumpuan, harus dikenakan

pada rangka penguat melalui suatu bantalan (pad) atau

sirip (gusset) dengan luas bidang tumpu sebesar

mungkin;

(m) bila diperlukan pemisahan, antara cairan dalam rongga

tangki yang bersebalahan, maka harus memenuhi

ketentuan :

Page 421: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir239

untuk tangki kecil, dilengkapi bulkhead berdinding

ganda atau sekat dengan cincin pembersih atau

bulkhead berdinding tunggal dengan sambungan las

dikedua sisinya;

untuk tangki besar, dilengkapi dengan 2 buah sekat

dengan kecembungan saling berhadapan;

(n) rongga udara yang terjadi diantara 2 bulkhead atau

cincin pembersih atau cincin penguat luar/dalam,

dilengkapi dengan lubang berulir untuk keperluan

“venting dan draining”;

(o) perlengkapan dan ikatannya harus dirancang

sedemikian rupa sehingga akan patah terlebih dulu dari

pada dinding tangki;

(p) bila ikatan dibuat pada bantalan (pad) yang dilas ke

dinding, maka bantalan (pad) harus tipis dari pada

dinding tangki di titik tersebut, dan meluas 25 mm di

luar keliling ikatan dan dibentuk sedemikian rupa

sehingga konsentrasi tegangannya minimum,

mencegah adaya kantong yang dapat korosi sehingga

pengelasan bantalan (pad) pada dinding tangki harus

kontinu kecuali disediakan celah dibagian bawahnya

atau bantalan dibuat lubang pemeriksa;

(q) dilengkapi dengan alat pelindung pada saat terlindung :

untuk tangki berukuran kecil alat pelindung berupa

“coaming” dengan penampang U terbalik, rongga

diantara coaming harus ditutup teinggi coaming

Page 422: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir240

dibangian depan sedangkan bagian belakang

setinggi 50 mm;

untuk tangki berukuran besar alat pelindung berupa

perisai, kubah (dome) yang dipasang pada kaki dan

komponen peralatan ditempatkan di dalam tangki;

untuk tangki portable dapat berupa keduanya,

kecuali bila kapasitas tangki melebihi 2.500 L harus

dipasang besi strip setebal 4,5 mm diata peralatan

yang dilindungi;

setiap perisai, dome atau coaming harus 25 mm

lebih tinggi dari peralatan yang dilindungi;

bahan pelindung yang digunakan harus kompatibel

dengan bahan dinding tangki;

rongga udara yang tertutup oleh coaming, perisai

atau kubah harus diberi lubang untuk pengurasan

atau pembersihan sebelum perbaikan;

tangki dengan kapasitas lebih besar dari 2.500 L,

harus dilengkapi dengan lubang drain (penguras)

untuk menghindari cairan di atas tangki,

penempatan drain tersebut harus berada jauh dari

mesin, di bawah mesin dan pipa gas, jaraknya > 2,5

meter dibelakang kabin;

(r) las kampuh (butt weld) pada dinding tangki harus “full

penetration”, logam pengisi harus kompatibel dengan

bahan dinding tangki dan bahan muatan untuk

menghindari stress corrosion cracking, pengelasan

Page 423: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir241

dinding tangki dan perlengkapannya harus sesuai

dengan Section VIII ASME Code;

(s) setiap tangki dilengkapi dengan manhole yang

berukuran tidak kurang dari 300 mm x 400 mm yang

memenuhi syarat uji tekan;

(t) memenuhi persyaratan katup :

setiap lubang pengeluaran, dilengkapi dengan

internal shut-off valve yang berfungsi dengan baik

pada tekanan rancangan pipa;

dudukan katup (valve seat) terletak di dalam atau di

dalam tank flange untuk menghindari kerusakan

akibat terguling atau tabrakan;

internal shut-off valve, memiliki perangkat penutup

secara normal, dilengkapi dengan alat penutup

otomatis yang bekerja pada 100o C – 120 o untuk

melindungi bahaya api disekitarnya, kecuali tangki

portable dengan kapasitas lebih kecil dari 2.500 L;

tangki yang dirancang untuk diisi melalui bagian

bawahnya, harus dilengkapi dengan detector aliran

di atas internal shut-off valve;

tangki yang dirancang untuk diisi melalui lubang di

sisi atasnya, harus dilengkapi dengan peralatan

untuk mengurangi kemungkinan benda asing lepas

dari dalam tangki dan mengganjal internal shut-off

valve sehingga tidak terjadi semprotan caian pada

saat pengisian;

(u) memenuhi persyaratan vents :

Page 424: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir242

setiap vents diberi tanda tentang pabrik, model,

kapasitas aliran dan tekanan;

kapasias aliran dan jenis vents setiap model, harus

ditentukan sebelum digunakan;

vents harus dihubungan dengan rongga uap;

shut-off valve tidak boleh dipasang diantara lubang

dan vent;

vents harus dirancang dan dipasang sedemikian rupa

sehingga tidak terjadi surge pada waktu kendaraan

terguling, harus lulus dalam pengetesan;

perlengakapan vents normal erdiri dari vents bebas,

vents tekanan dan vents vakum;

vents bebas dapat berupa vents erpisah atau bagian

dari vents tekan sebagai bypass atau pilot bleed

device, saluran vents bebas tidak boleh lebih besar

dari 15 mm2, harus tertutup rapat, bila kedudukannya

miring membentuk sudut vertical 30o atau lebih < 60o;

vents tekan atau vakum tidak boleh lebih dari 280

mm2, bila miring membentuk sudut lebih besar dari

30o atau lebih < 90o, dapat berfungsi terbuka atau

tertutup pada tekanan tertentu dan tetap dapat bekerja

bila sudut kemiringan > 30o;

vents tekan dioperasikan berdasarkan tekanan atau

diinterlock dengan peralatan muatan, akan membuka

vents tekan bila internal shut-off valve terbuka maka

harus dilengkapi dengan peralatan luar yang dapat

memutuskan hubungan tersebut;

Page 425: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir243

vents darurat digunakan untuk perlindungan terhadap

bahaya api di sekeliling, berupa vent tekan;

(v) tangki untuk bongkar muat dengan tutup pertutup, harus

dilengkapi dengan saluran vents cairan yang memadai,

cairan dari dalam tangki dapat dipompa keluar sesuai

kapasitas pompa, dilengkapi dengan saluran vents udara

masuk yang seimbang dengan kecepatan pengeluaran

cairan;

(w) memiliki perlengkapan pengisian :

pipa pengisi untuk tangki dengan pengisian melalui sisi

atas, harus berakhir pada jarak < 50 mm dan > 35 mm

dari dinding bawah tangki, dihubungkan dengan rongga

uap di dalam tangki melalui lubang pengimbang

berdiameter > 3 mm, lubang pengimbang harus diberi

selongsong untuk mengarahkan aliran ke bawah, ujung

pipa pengisi harus dipotong miring 45o dan pancaran

harus diarahkan agar tidak menimbulkan percikan;

penutup pipa pengisi lulus uji jatuh (drop test);

(x) memiliki perlengkapan tongkat penduga :

tongkat penduga dioperasikan dengan menyentuhkan

bagian ujungnya pada dinding bawah tangki, harus

dilengkapi dengan pipa penduga dan lubang

pengimbang tekanan;

dipasang lapisan penahan tumbukkan tongkat penduga

pada dinding tangki setebal 5 mm;

jarak ujung pipa penduga dari dasar tangki < 50 mm;

tutup pipa penduga telah lulus uji tes jatuh;

Page 426: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir244

(y) memenuhi persyaratan kekuatan pemipaan, dan

perlengkapannya harus dirancang untuk tekanan kerja yang

terjadi pada operasi, diberi tumpuan yang memungkinkan

terjadinya pemuaian dan pengerutan serta getaran, slip joint

tidak bolah digunakan untuk keperluan ini;

pipa pengeluaran dipasang terlindung sedemikian rupa

sehingga terlindung dari kerusakan;

slang kopling harus dari jenis yang memenuhi syarat,

tidak boleh untuk menghubungkan katup dalam dan

katup luar pertama;

pompa yang digunakan untuk memompa muatan, harus

dari jenis yang sesuai dengan bahan muatan dan

kapasitas yang diperlukan;

sistim pemompaan dilengkapi dengan alat pengatur

otomatis;

motor bakar penggerak pompa dari jenis diesel;

tidak boleh memasang peralatan listrik pada motor

penggerak pompa;

(z) tangki portable memenuhi persyaratan :

dudukan tangki portable berupa skid yang kuat;

perlengkapan seperti skid, pengikat, bracket, cradles,

lifting lug, hold-down lug, dsb, dirancang secara

permanent pada tangki, sesuai dengan persyaratan

untuk pembuatan tangki dengan beban static dalam

segala arah sebesar 2 kali lipat berat tangki dan isinya,

factor keamanan minimum 4 kali;

Page 427: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir245

berat jenis muatan yang dipakai untuk menghitung

beban static adalah berat jenis muatan yang akan

tercantum pada plat merk tangki;

dudukan tangki dirancang sedemikian rupa untuk

mencegah konsentrasi beban pada dinding tangki;

c) Memenuhi aspek perakitan sebagai berikut

Dalam ranka menjamin kehandalan kendaraan pengangkut B3

bahan radioaktif, bahan korosif dan bahan berbahaya lainyya,

maka perakitan perlu diawasi melalui pemberian persetujuan

sebagai berikut;

(1) rancangan kendaraaan pengangkut B3 bahan radioaktif,

bahan korosif dan bahan berbahaya lainnya disetujui dan

disyahkan instansi yang berwenang;

(2) untuk kendaraan built-up, importir harus dapat menunjukkan

bukti tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan

persetujuan dan pengesahan yang dilegalisir pejabat negara

asal yang berwenang;

(3) persetujuan dan pengesahan tersebut butir 1) meliputi :

(a) kendaraan;

(b) wadah dan/atau kemasan;

(c) peralatan dan perlengkapan lain yang biasa digunakan

untuk pengangkutan B3;

(d) perakitan dan pembuatan kendaraan pengangkut B3 bahan

radioaktif, bahan korosif dan bahan berbahaya lainnya

dilakukan dibawah automotive engineer terdaftar;

Page 428: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir246

(e) perakitan dan pembuatan kendaraan pengangkut B3 bahan

radioaktif, bahan korosif dan bahan berbahaya lainnya

harus dilakukan pada bengkel yang bersertifikat;

(f) prototipe kendaraan pengangkut B3 bahan radioaktif,

bahan korosif dan bahan berbahaya lainnya harus

mendapat persetujuan dan pengesahan;

(g) perakitan dan pembuatan kendaraan pengangkut B3 bahan

radioaktif, bahan korosif dan bahan berbahaya lainnya

yang memerlukan pengelasan harus dilakukan tenaga ahli

las bersertifikat ;

d Memenuhi aspek pengujian sebagai berikut

Untuk menjamin efektifitas dan ketangguhan kendaraan

pengangkut B3, maka diperlukan pengujian yang selektif dengan

aspek sebagai berikut;

1) pengujian kendaraan pengangkut B3 terdiri dari :

(a) aspek keselamatan kendaraan;

(b) aspek kompartemen pengangkut bahan berbahaya truk

tangki dan wadah berbahaya;

2) pengujian kendaraan untuk aspek keselamatan kendaraan

dilakukan sebagaimana terhadap pengujian kendaraan umum;

3) pengujian kompertemen dilakukan terhadap tangki dan bak

muatan yang ditekankan pada pengukuran laju penipisan

akibat korosif dan tingkat kontaminasi;

4) pada tangki muatan harus dilakukan pengujian secara berkala

terhadap lubang masuk (hatch), vents dan katup minimal 2

tahun sekali;

Page 429: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir247

e Memenuhi aspek perawatan, reparasi dan modifikasi sebagai

berikut :

1) modifikasi dan/atau reparasi kendaraan pengangkut B3 bahan

radioaktif, bahan korosif dan bahan berbahaya lainnya hanya

boleh dilakukan mekanik dibawah pengawasan automotive

engineer terdaftar pada bengkel yang mempunyai sertifikat;

2) hasil modifikasi dan/atau reparasi hanya boleh dioperasikan

setelah mendapat persetujuan tertulis dari penguji khusus

kendaraan pengangkut B3 bahan radioaktif, bahan korosif dan

bahan berbahaya lainnya;

3) modifikasi dan/atau reparasi besar hanya boleh dilakukan

apabila wadah dan/atau kemasan telah dinyatakan bebas dari

cairan dan uap mudah terbakar, kontaminasi dan radiasi

dengan metode yang disetujui dan disyahkan;

4) modifikasi dan/atau reparasi dinyatakan besar, apabila

modifikasi dan atau reparasi tersebut mempengaruhi rangka

landasan, tangki, jaringan pipa, wadah dan/atau kemasan,

pemasangan kembali wadah dan/atau kemasan perubahan

rancangan wadah dan/atau kemasan dan pekerjaan secara

umum dinyatakan sebagai pekerjaan panas;

5) modifikasi dan/atau reparasi yang memerlukan pengelasan

harus dilakukan tenaga ahli las bersertifikat;

6) perawatan kendaraan pengangkut B3 bahan radioaktif, bahan

korosif dan bahan berbahaya lainnya yang bebas cairan dan

uap mudah terbakar yang boleh dirawat di setiap lokasi atau

setiap ruangan;

Page 430: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir248

7) perawatan kendaraan pengangkut B3 bahan radioaktif, bahan

korosif dan bahan berbahaya lainnya yang belum bebas dari

bahan tersebut, harus dilakukan di ruangan khusus dengan

persyaratan memiliki ventilasi yang baik, sistim pembilasan

yang baik, sistim limbah yang baik, jaringan listrik dan

peralatan pendukung sesuai dengan persyaratan bagi daerah

berbahaya dan ruangan memiliki alat pemadam kebakaran

yang memadai, dilakukan oleh dan/atau dibawah pengawasan

penguji kendaraan pengangkut B3 yang memiliki sertifikat.

BAB IV

KAPAL PENYEBERANGAN

Pasal 10

(1) Pengangkutan bahan/barang berbahaya dan beracun melalui

angkutan penyeberangan wajib memenuhi persyaratan:

a. Awak Kendaraan dan petugas pelabuhan menempatkan

pengangkut bahan/barang berbahaya dan

beracun,menempatkan /parkir di pelabuhan, dan

penanganan bongkar muat, serta penempatan selama

berada di kapal harus sesuai dengan ketentuan IMDG -

Code

b. Awak Kendaraan dan Petugas Pelabuhan harus memiliki

pengetahun tentang penanganan bahan/barang berbahaya

dan beracun.

c. Awak Kendaraan dan Petugas Pelabuhan wajib memberikan

tanda-tanda tertentu sesuai dengan bahan/barang

berbahaya dan beracun yang diangkut.

Page 431: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir249

(2) Pemilik kendaraan untuk digunakan dalam pengangkutan

bahan/barang berbahaya dan beracun harus memenuhi

persyaratan teknis dan kelaikan jalan.

Pasal 11

(1) Pemilik kapal pengangkutan bahan/barang berbahaya dan

beracun pada kapal penyeberangan harus memenuhi

persyaratan kelaiklautan kapal.

(2) Untuk memenuhi persyaratan kelaiklautan kapal, pemilik kapal

pengangkutan bahan/barang berbahaya dan beracun pada

kapal penyeberangan , harus memperoleh persetujuan dari

Direktorat Jenderal setelah mendapatkan rekomendasi dari Biro

Klasifikasi dan instansi yang bertanggung jawab di bidang

pengendalian dampak lingkungan.

(3) Pemilik kapal penyeberangan yang mengangkut kendaraan

pengangkut bahan/barang berbahaya dan beracun harus

memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. memiliki kelengkapan fasilitas keselamatan tambahan yang

khusus untuk penanganan bahan/barang berbahaya dan

beracun, meliputi:

b. memasang plakat yang memuat tanda khusus yang harus

melekat pada sisi kiri, kanan, depan dan belakang kapal;

c. menyediakan peralatan pencegah dan penanggulangan

kebakaran;

d. radio komunikasi, yang berfungsi sebagai alat untuk

berkomunikasi antara pemimpin kapal dengan pusat

pengendali operasi dan/atau sebaliknya;

Page 432: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir250

e. kaca mata dan masker untuk awak kapal;

f. sarung tangan dan baju pengaman;

g. lampu tanda bahaya berwarna kuning yang ditempatkan di

atas atap kapal;

h. perlengkapan pencegahan dan penanggulangan

pencemaran di perairan.

(4) Kapal penyeberangan memiliki ABK yang mempunyai kualifikasi

tertentu tentang penanganan bahan/barang berbahaya dan

beracun, meliputi:

a. memiliki pengetahuan mengenai bahan/barang berbahaya

dan beracun, seperti klasifikasi, sifat dan karakteristik

bahan/barang berbahaya dan beracun;

b. memiliki pengetahuan mengenai bagaimana mengatasi

keadaan jika terjadi suatu kondisi darurat;

c. memiliki pengetahuan dan keterampilan mengenai tata cara

pengangkutan bahan/barang berbahaya dan beracun, seperti

pemeriksaan kendaraan, hubungan muatan dengan

pengendalian kendaraan, persepsi keadaan bahaya/darurat;

d. memiliki pengetahuan mengenai ketentuan pengangkutan

bahan/barang berbahaya dan beracun, seperti penggunaan

plakat, label dan simbol bahan/barang berbahaya dan

beracun;

e. memiliki kemampuan psikologi yang lebih tinggi daripada

pengangkut bahan/komoditi yang tidak berbahaya, seperti

tidak mudah panik, sabar, bertanggung jawab, tidak mudah

jenuh menghadapi pekerjaan dan situasi yang monoton;

f. memiliki fisik yang sehat dan tangguh.

Page 433: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir251

g. pedoman pemuatan, pengawasan dan pembongkaran

kendaraan pengangkut bahan/barang berbahaya dan

beracun yang ditempatkan pada ruang kemudi, ruang

penumpang dan geladak kendaraan.

h. instruksi dan prosedur yang harus dikerjakan apabila terjadi

keadaan darurat yang ditempatkan pada ruang kemudi,

ruang penumpang dan geladak kendaraan.

i. selama pelaksanaan bongkar-muat harus diawasi oleh ABK

yang memiliki kualifikasi tertentu tentang penanganan

bahan/barang berbahaya dan beracun.

(5) ABK harus memiliki sertifikat yang dibuktikan dengan :

a. Sertifikat, yang diberikan oleh Direktorat Jenderal

b. Surat Keterangan Dokter.

(6) Untuk mendapatkan sertifikat ABK, dan pengemudi harus telah

mengikuti pelatihan mengenai tata cara pengangkutan,

pemuatan, pembongkaran, penggunaan alat-alat K3 dan

penanggulangan dalam keadaan darurat yang diselenggarakan

oleh lembaga pendidikan dan pelatihan yang ditunjuk oleh

Direktur Jenderal.

BAB V

PROSEDUR PELAYANAN

Bagian Pertama

Pemeriksaan Kendaraan Pengangkut Bahan/Barang Berbahaya

Memasuki Areal Pelabuhan Penyeberangan

Pasal 16

(1) Saat memasuki areal pelabuhan, awak kendaraan pengangkut

bahan/barang berbahaya dan beracun harus melaporkan

Page 434: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir252

kepada pengelola pelabuhan perihal jenis bahan/barang

berbahaya dan beracun yang diangkut dengan menunjukkan

dokumen muatan meliputi;

a. surat keterangan tentang nama, jenis dan jumlah

bahan/barang berbahaya dan beracun yang akan diangkut

(MSDS/Material Safety Data Sheet) yang dikeluarkan

perusahaan yang bersangkutan;

b. rekomendasi persetujuan pengangkutan bahan/barang

berbahaya dan beracun dari instansi yang berwenang, yaitu

instansi yang berwenang dalam pengendalian dampak

lingkungan;

c. surat persetujuan kendaraan pengangkut bahan/barang

berbahaya dan beracun dari Dinas Perhubungan

Kota/Kabupaten sesuai domisili pengangkut;.

d. surat keterangan tentang tempat pemuatan, lintasan yang

dilalui, tempat pemberhentian, dan tempat pembongkaran;

e. daftar dan foto kendaraan yang digunakan untuk mengangkut,

yang dilengkapi salinan STNK dan Buku Uji;

f. waktu dan jadwal pengangkutan;

g. identitas dan tanda kualifikasi awak kendaraan;

h. izin usaha angkutan, bagi pengangkutan yang dilakukan

dengan kendaraan umum;

i. prosedur penanggulangan keadaan darurat yang diterapkan

oleh perusahaan yang bersangkutan.

(2) Petugas/pengawas pelabuhan yang ditunjuk mengadakan

pemeriksaan terhadap kendaraan pengangkut dan

bahan/barang berbahaya dan beracun yang diangkut melalui

Page 435: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir253

alat pendeteksi atau cara metode lainnya dan dicocokan dengan

dokumen jenis bahan/barang berbahaya dan beracun yang

disampaikan.

(3) Bilamana dokumen yang diserahkan sesuai dengan barang

yang diangkut, maka pertugas/pengawas mempersilahkan

masuk dan membayar pas masuk pelabuhan dan biaya lainnya

yang terkait dengan jasa penyeberangan, kendaraan

pengangkut bahan/barang berbahaya dan beracun dapat

menaiki kapal jika kapal telah siap di pelabuhan.

Pasal 17

(1) Jika hasil pemeriksaan tidak sesuai dengan dokumen yang

disampaikan, maka pengelola pelabuhan berhak menahan

kendaraan pengangkut bahan/barang berbahaya dan beracun

tersebut hingga ada klarifikasi lebih lanjut dari pengangkut.

(2) Jika kendaraan pengangkut bahan/barang berbahaya dan

beracun masih menunggu untuk naik kapal ataupun tertahan

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), awak kendaraan dan

pertugas pelabuhan penempatan/parkir angkutan di pelabuhan

dilakukan dengan terpisah sesuai kelasnya sebagaimana IMDG

Code, yaitu:

a. Ditempatkan secara berjauhan

b. Ditempatkan secara berlainan lokasi

c. Ditempatkan secara terpisah dengan ruang antara

d. Ditempatkan secara mendatar dan dipisah ruang antara

(3) Petugas pelabuhan/pengawas pelabuhan harus memperhatikan

kendaraan yang mengangkut yang memuat bahan/barang

Page 436: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir254

peledak yang mungkin dapat menimbulkan bahaya ledakan dan

sedapat meungkin harus dipisahkan dari denator-denator dan

alat–alat yang dapat menimbulkan percikan api.

(4) Petugas pelabuhan harus menempatkan kendaraan yang

memuat bahan/barang berbahaya yang mengeluarkan uap

berbahaya harus ditempatkan pada areal pelabuhan yang relatif

tidak sempit.

(5) Selama berada di pelabuhan, petugas pelabuhan/ pengawas

pelabuhan diharuskan melakukan pengawasan terhadap

angkutan barang yang memuat barang berbahaya cair atau gas

yang mudah menyala harus diawasi secara khusus oleh petugas

pelabuhan agar tidak terjadi kebakaran atau ledakan.

(6) Petugas pelabuhan/pengawa pelabuhan melarang kendaraan

memuat bahan/barang berbahaya yang dapat memanas atau

terbakar sendiri tidak diperkenankan untuk diangkut, kecuali

dilakukan tindakan-tindakan pengawasan secara khusus guna

mencegah terjadinya kebakaran.

(7) Petugas pelabuhan/pengawas dan personil pemadam

kebakaran pelabuhan harus menyediakan alat pemadam

kebakaran dan peralatan lainnya yang dapat digunakan secara

cepat untuk memadamkan kebakaran bilamana terjadi keadaan

darurat selama berada di pelabuhan

(8) Selama kendaraan pengangkut bahan/barang berbahaya dan

beracun di pelabuhan, pengawas di pelabuhan, personil untuk

penanganan bahaya berikut awak kendaraan masing–masing

harus siaga, yang dimaksudkan untuk melakukan pengamatan

Page 437: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir255

dan mencegah sedini mungkin supaya tidak terjadi kebakaran

atau keadaan darurat lainnya.

Bagian Kedua

Pemuatan Kendaraan Pengangkut Bahan/Barang Berbahaya

Memasuki Kapal

Pasal 18

(1) Sebelum kendaraan pengangkut bahan/barang berbahaya dan

beracun memasuki/naik kapal, petugas pelabuhan dan awak

kendaraan yang bersangkutan harus memeriksa kondisi

bahan/barang berbahaya dan beracun yang ada dalam

kendaraan berikut kondisi kendaraannya untuk memastikan

posisi bahan/barang berbahaya dan beracun pada tempatnya

dan memperhitungkan bahan/barang berbahaya dan beracun

tidak bergeser/bergerak waktu menaiki kapal.

(2) Awak kendaraan pengangkut bahan/barang berbahaya dan

beracun baru boleh memasuki/menaiki kapal, jika kapal telah

sandar dengan sempurna dan terikat dan pintu rampa telah

terbuka oleh Awak Kapal serta sudah ada perintah dari

petugas/pengawas pelabuhan, dengan mendahulukan

kendaraan pengangkut bahan/barang berbahaya dan beracun

yang sensitif terhadap kebakaran, seperti halnya barang kelas 3

dan kelas 4.

(3) Awak kendaraan dan ABK menempatkan posisi kendaraan

pengangkut bahan/barang berbahaya dan beracun menghadap

laut, dengan maksud, jika terjadi kebakaran atau keadaan

Page 438: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir256

darurat lainnya tidak bisa terhindarkan maka alternatif yang

ditempuh adalah mudah dievakuasi atau diterjunkan ke laut

(4) ABK di dalam menempatkan kendaraan pengangkut

bahan/barang berbahaya dan beracun di kapal diupayakan pada

tempat yang benar-benar diperuntukkan dan tidak terlalu panas

dan dipisah sesuai dengan ketentuan IMDG-Code.

Bagian Ketiga

Pengawasan Kendaraan Pengangkut Bahan/Barang Berbahaya

Selama Pelayaran

Pasal 20(1) Selama di dalam kapal, awak kendaraan harus mamatikan

mesin kendaraan pengangkut bahan/barang berbahaya dan

beracun.

(2) Awak kendaraan dan ABK selama pelayaran, dimana

diperkirakan akan ada pengaruh gelombang yang dapat

mengeser kendaraan dalam kapal, kendaraan harus dilasing

dengan badan/lantai kapal untuk memastikan kendaraan selalu

pada posisinya.

Pasal 21

(1) Awak kendaraan kendaraan pengangkut bahan/barang

berbahaya dan beracun harus turun dari kendaraannya dan

menempati ruang kapal yang disediakan untuk penumpang.

(2) Awak kendaraan dan ABK diharuskan mengecek kendaraan dan

muatan bahan/barang berbahaya dan beracun setidaknya sekali

Page 439: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir257

dalam 30 menit, untuk memastikan posisi kendaraan dan

muatan B3 pada posisinya

Pasal 22

(1) Awak kendaraan dan ABK diharuskan mengecek sedini mungkin

bilamana terjadi gelombang tinggi secara tiba-tiba dan dapat

mengguncang perjalanan kapal.

(2) Awak kendaraan dan ABK harus selalu dalam keadaan siap

siaga, jika terjadi kondisi darurat, misalnya kebakaran, tubrukan,

kebocoran, dan juga menyiagakan berbagai peralatan tanggap

darurat di dalam kapal, termasuk alat-alat

keselamatan/penolong.

Pasal 23

Penumpang dan ABK dilarang melakukan kegiatan yang

menyebabkan terjadinya api/bunga api yang dapat membahayakan

muatan bahan/barang berbahaya dan beracun.

Bagian Keempat

Pembongkaran Kendaraan Pengangkut Bahan/Barang Berbahaya

Dari Kapal

Pasal 24

(1) Nahkoda kapal yang mengangkut bahan/barang berbahaya dan

beracun harus memberitahukan rencana sandar dan bongkar

muat kepada Administrator Pelabuhan atau Syahbandar dan

Penyelenggara Pelabuhan atau Kepala Kantor Pelabuhan dan

Page 440: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir258

Pengelola Pelabuhan sebelum kapal tiba selambat- lambatnya

1 jam sebelum tiba di pelabuhan tujuan atau pada saat

berangkat meninggalkan pelabuan asal.

(2) Nahkoda melaporkan kepada Syahbandar perihal kendaraan

pengangkut bahan/barang berbahaya dan beracun yang

diangkutnya untuk dapat ditangani secara khusus.

(3) Syahbandar memerintahkan/melakukan koordinasi dengan

dengan petugas pelabuhan untuk mempersiapkan tempat

sandar yang diupayakan bebas dari bahaya terkait dengan

rencana pembongkaran kendaraan pengangkut bahan/barang

berbahaya dan beracun, sekaligus menginformasikan balik

kepada Nahkoda perihal lokasi sandar kapal.

Pasal 25

(1) Sebelum sandar, ABK dan petugas pelabuhan mempersiapkan

alat pemadam kebakaran dan peralatan kesiap siagaan darurat

lainnya, untuk mengantisipasi kondisi darurat yang mungkin

terjadi.

(2) Setelah kapal sandar dan terikat dengan sempurna di

pelabuhan, ABK membuka rampa, dan setelah benar-benar

terbuka penuh kendaraan baru dapat turun dari kapal, dan

diusahakan kendaraan pengangkut bahan/barang berbahaya

dan beracun turun/keluar dari kapal lebih dahulu.

(3) Awak kendaraan pengangkut bahan/barang berbahaya dan

beracun menurunkan kendaraan dan melaporkan kepada

pengelola pelabuhan serta menunjukkan keseluruhan dokumen,

Page 441: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir259

dan penjaga pelabuhan serta pengawas pelabuhan melakukan

pemeriksaan dengan menggunakan teknologi deteksi.

(4) Bilamamana di dalam pemeriksaan penjaga pelabuhan dan

pengawas pelabuhan ternyata isi dokumen dengan muatan

sama, maka awak kendaraan mempersilahkan jalan

meninggalkan pelabuhan.

(5) Setelah pemeriksaan selesai, lengkap dan sesuai, kendaraan

pengangkut bahan/barang berbahaya dan beracun dapat

diijinkan keluar pelabuhan.

BAB VI

Pasal 26

KETENTUAN PERALIHAN

Syahbandar, Pengawas Pelabuhan dan Nahkoda serta ABK

petugas lainnya dalam penanganan pengangkutan barang

berbahaya dan B3 melalui angkutan penyeberangan, sejak

ditetapkannya keputusan ini harus berpedoman pada sispro

penanganan pengangkutan barang berbahaya dan B3.

BAB VIIPasal 27

PENUTUP

Dengan ditetapkannya keputusan ini, maka segala interpretasi yang

berkaitan dengan sispro penanganan pengangkutan barang

berbahaya dan B3 melalui angkutan penyeberangan yang terdapat

dibeberapa peraturan dinyatakan tidak berlaku

Page 442: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir260

14.Sispro Pemuatan Bahan/Barang Berbahaya DanBeracun Melalui Angkutan Sungai dan Danau

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN

NOMOR.

......................................................................................

TENTANG

SISPRO PENGANGKUTAN BAHAN/BARANG BERBAHAYA DAN

BERACUN MELALUI ANGKUTAN SUNGAI DAN DANAU

MENTERI PERHUBUNGAN

Menimbang : bahwa untuk keselamatan dan keamanan

pengoperasian angkutan bahan/barang berbahaya

dan beracun di angkutan sungai dan danau perlu

diatur lebih lanjut ketentuan mengenai

pengangkutan bahan/barang berbahaya dan

beracun di angkutan sungai dan danau.

Mengingat : 1. Undang – Undang No. 17 Tahun 2008 tentang

Pelayaran, Pasal 45 Ayat (2) dan Ayat ( 3)

2. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 1999 tentang

Angkutan di Perairan, Pasal 87

3. Keputusan Menteri Perhubungan No. 73 Tahun

2004 tentang Angkutan Sungai dan Danau, Pasal

31, Pasal 32, Pasal 33, Pasal 34, Pasal 35, dan

Pasal 36

Page 443: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir261

4. Keputusan Menteri Perhubungan No.17 Tahun 2000

tentang Pedoman Penanganan Bahan/Barang

Berbahaya Dalam Kegiatan Pelayaran di Indonesia.

5. International Mariteme Dangerous Code (IMD Code)

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGANTENTANG SISPRO PENGANGKUTANBAHAN/BARANG BERBAHAYA DAN BERACUNMELALUI ANGKUTAN SUNGAI DAN DANAU.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan:

1. Angkutan Sungai dan Danau adalah kegiatan angkutan

dengan menggunakan kapal yang dilakukan di sungai, danau,

waduk, rawa, anjir, kanal dan terusan untuk mengangkut

penumpang, barang dan/atau hewan yang diselenggarakan

oleh pengusaha angkutan sungai dan danau.

2. Kapal Sungai dan Danau adalah kapal yang dilengkapi dengan

alat penggerak motor atau bukan motor yang digunakan untuk

angkutan sungai dan danau.

3. Bahan/barang berbahaya dan beracun adalah bahan yang

karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik

secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan

dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat

membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan

hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.

Page 444: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir262

4. Pengangkutan bahan/barang berbahaya dan beracun adalah

kegiatan bongkar muat, pemindahan, penumpukan,

penyerahan dan penerimaan bahan/barang berbahaya dan

beracun pada angkutan sungai dan danau.

5. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau

perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan

pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan

sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang,

dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat

berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan

dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan

serta sebagai tempat perpindahan intra dan antarmoda

transportasi.

6. Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) adalah wilayah perairan dan

daratan pada pelabuhan atau terminal khusus yang digunakan

secara langsung untuk kegiatan pelabuhan.

7. Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) adalah perairan di

sekeliling daerah lingkungan kerja perairan pelabuhan yang

dipergunakan untuk menjamin keselamatan pelayaran.

8. Otoritas Pelabuhan (Port Authority) adalah lembaga

pemerintah di pelabuhan sebagai otoritas yang melaksanakan

fungsi pengaturan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan

kepelabuhanan yang diusahakan secara komersial.

9. Unit Penyelenggara Pelabuhan adalah lembaga pemerintah di

pelabuhan sebagai otoritas yang melaksanakan fungsi

pengaturan, pengendalian, pengawasan kegiatan

kepelabuhanan, dan pemberian pelayanan jasa

Page 445: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir263

kepelabuhanan untuk pelabuhan yang belum diusahakan

secara komersial.

10.Badan Usaha Pelabuhan adalah Badan Usaha yang kegiatan

usahanya khusus di bidang pengusahaan terminal dan fasilitas

pelabuhan lainnya.

11.Keselamatan dan Keamanan Pelayaran adalah suatu keadaan

terpenuhinya persyaratan keselamatan dan keamanan yang

menyangkut angkutan di perairan, kepelabuhanan, dan

lingkungan maritim.

12.Kelaik Kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi

persyaratan keselamatan kapal, pencegahan pencemaran

perairan dari kapal, pengawakan, garis muat, pemuatan,

kesejahteraan Awak Kapal dan kesehatan penumpang, status

hukum kapal, manajemen keselamatan dan pencegahan

pencemaran dari kapal, dan manajemen keamanan kapal

untuk berlayar di perairan tertentu.

13.Keselamatan Kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi

persyaratan material, konstruksi, bangunan, permesinan dan

perlistrikan, stabilitas, tata susunan serta perlengkapan

termasuk perlengkapan alat penolong dan radio, elektronik

kapal, yang dibuktikan dengan sertifikat setelah dilakukan

pemeriksaan dan pengujian.

14.Badan Klasifikasi adalah lembaga klasifikasi kapal yang

melakukan pengaturan kekuatan konstruksi dan permesinan

kapal, jaminan mutu material, pengawasan pembangunan,

pemeliharaan, dan perombakan kapal sesuai dengan

peraturan klasifikasi.

Page 446: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir264

15.Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu,

yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik,

energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang

berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air,

serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak

berpindah-pindah.

16.Nakhoda adalah salah seorang dari Awak Kapal yang menjadi

pemimpin tertinggi di kapal dan mempunyai wewenang dan

tanggung jawab tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

17. Anak Buah Kapal adalah Awak Kapal selain Nakhoda.

18. Syahbandar adalah pejabat pemerintah di pelabuhan yang

diangkat oleh Menteri dan memiliki kewenangan tertinggi

untuk menjalankan dan melakukan pengawasan terhadap

dipenuhinya ketentuan peraturan perundang-undangan untuk

menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran.

19. Setiap Orang adalah orang perseorangan atau korporasi.

20. IMDG Code adalah singkatan dari ”the International Maritime

Dangerous Goods Code” yang diterbitkan oleh ”the

International Maritime Organization (IMO)”

21. Kemasan adalah tempat/pelindung yang berada lebih luar

dari wadah dan tidak berhubungan langsung dengan

bahan/barang berbahaya dan beracun (bahan/barang

berbahaya dan beracun).

22. Pengirim adalah setiap orang atau badan yang menjalankan

fungsi pengiriman dan/atau yang menyebabkan terkirimnya

bahan/barang berbahaya dari satu tempat ke tempat lain.

Page 447: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir265

Termasuk dalam pengertian ini adalah pengawas gudang,

ekspedisi muatan dan penghubung.

23. Pengangkut adalah setiap orang atau badan yang

melakukan fungsi pengangkutan yang diatur oleh peraturan

perundang-undangan, termasuk pemilik, pemborong, agen,

pengemudi dan/ atau setiap orang yang bertanggung jawab

atas kendaraan pengangkut serta pekerja angkutan terkait

lainnya.

24. Plakat adalah tanda yang harus dipasang pada bagian luar

kendaraan pengangkut yang menunjukkan tingkat bahaya

dari bahan yang diangkut sesuai dengan ketentuan

perundangan yang berlaku.

25. Marking adalah tulisan atau lambang yang ditempel di bagian

luar kemasan bahan/barang berbahaya yang menunjukkan

jenis bahan/barang berbahaya yang ada di dalam kemasan.

26. Label adalah penandaan dengan kode warna berbentuk

belah ketupat dengan ukuran sekurang-kurangnya 10 cm x

10 cm, dipasang di bagian luar kemasan bahan/barang

berbahaya untuk menunjukkan tingkat bahayanya.

27. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang tugas

tanggungjawabnya di bidang angkutan sungai dan danau.

28. Menteri adalah Menteri yang tugas dan tanggung jawabnya

di bidang pelayaran.

Page 448: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir266

BAB II

RUANG LINGKUP

Pasal 2

(1) Sispro pengangkutan bahan/barang berbahaya dan beracun

ini berlaku untuk kegiatan pengangkutan bahan/barang

berbahaya dan beracun yang melalui angkutan sungai dan

danau baik di daerah lingkungan kerja pelabuhan, daerah

lingkungan kepentingan pelabuhan dan di kapal sungai dan

danau.

(2) Ruang lingkup sispro pengangkutan bahan/barang berbahaya

dan beracun ini meliputi:

a. Ketentuan kemasan dan label bahan/barang berbahaya

dan beracun.

b. Ketentuan penumpukan dan pemindahan di pelabuhan.

c. Ketentuan kapal sungai dan danau yang mengangkut

bahan/barang berbahaya dan beracun.

d. Ketentuan pemuatan bahan/barang berbahaya dan

beracun ke kapal.

e. Ketentuan penempatan dan pengawasan bahan/barang

berbahaya dan beracun di kapal.

f. Ketentuan pembongkaran bahan/barang berbahaya dan

beracun dari kapal.

Page 449: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir267

BAB III

KLASIFIKASI DAN KEMASAN SERTA LABEL LABEL

BAHAN/BARANG BERBAHAYA DAN BERACUN

Bagian Pertama

Klasifikasi dan Pengetahuan Bahan/Barang Berbahaya Dan Beracun

Pasal 3

(1) Pemilik bahan/barang berbahaya dan beracun dan

petugas/pengawas pelabuhan serta ABK angkutan sungai

dan danau diharuskan mengetahui pengelompokan jenias

bahan/barang berbahaya dan beracun menjadi 9

(sembilan) kelas sebagaimana ketentuan MDG Code, yaitu

sebagai berikut;

a. Kelas 1: Bahan/Barang Peledak adalah bahan atau zat

yang berbentuk padat, cair, atau campuran dan bahan-

bahan tersebut yang dapat dengan sendirinya

mengalami reaksi kimia dan menghasilkan gas pada

temperatur dan tekanan tertentu yang dengan cepat

dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan

sekelilingnya. Bahan-bahan pyrotecnic termasuk dalam

kelompok ini tidak menghasilkan gas

b. Kelas 2; Gas-gas yang dimampatkan, dicairkan atau

dilarutkan dengan tekanan.

Bahan yang termasuk dalam kelompok ini adalah gas

mampat, gas cair, gas dalam larutan, gas cair yang

dibekukan, campuran satu atau lebih gas dengan satu

atau lebih uap bahan kelas lainnya, barang yang diisi

Page 450: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir268

gas, tellurium hexafluoride dan aerosol. Berdasarkan

IMO, pengertiannya adalah sebagai berikut;

Gas mampat adalah gas yang dikemas dalam tabung

dengan menggunakan tekanan tertentu pada suhu

200 C.

a) Gas cair adalah gas yang dikemas dalam tabung

dalam bentuk cair pada suhu 200 C.

b) Gas cair yang didinginkan adalah gas yang

dikemas dalam tabung dalam bantuk cair pada

suhu yang rendah

c) Gas yang dilarutkan adalah gas yang dapat larut

ke dalam zat pelarut dengan tekanan sehingga

dapat diserap oleh pori-pori zat lain

c. Kelas 3 : Barang cairan mudah menyala/terbakar artinya

adalah cairan atau cairan yang mengandung larutan

padat atau larutan jenuh, misalnya cat, pernis, dempul

dan sebagainya, akan tetapi tidak mencakup zat-zat yang

karena sifat bahayanya dimasukkan ke dalam kelas yang

lain. Cairan jenis ini dapat mengeluarkan uap pada suhu

610 C ( 140C ( 1410 F ) Close Cup Test ( sama dengan

65,60 C/1500 F Open Cup Test ) atau kurang, yang secara

normal disebut titik nyala

d. Kelas 4 : Bahan/Barang padat mudah menyala/terbakar

adalah bahan/barang padat yang mudah menyala

karena sumber api dari luar ( percikan api dan nyala api ),

menyala sendiri dan mudah terbakar karena gesekan.

Page 451: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir269

Bahan/barang kelas 4 terbagi menjadi tiga sub kelas yaitu

sebagai berikut;

Kelas 4.1:mencakup bahan/barang padat yang dapat

menyala/terbakar dengan mudah, jika kena

api ataupun yang mudah terbakar

Kelas 4.2. : mencakup bahan/barang yang dapat

terbakar sendiri, dalam bentuk padat/kering

ataupun cair

Kelas 4.3. : mencakup bahan/barang dalam bentuk

padat atau kering yang jika kena air ( basah

) mengeluarkan gas mudah menyala dan

beberapa jenis dapat mengakibatkan

kebakaran sendiri

e.Kelas 5 : Bahan/Barang pengoksiidir dan peroksida

organik, yaitu bahan/barang yang mempunyai sifat

mengeluarkan oksigen dan bila ikut terbakar akan

memperbesar kejadian kebakaran. Sedangkan peroksida

organic adalah bahan/barang yang mudah busuk karena

pengaruh eksotermis pada suhu yang normal.

Tercampurnya bahan/barang pengoksidir dengan bahan-

bahan yang mudah terbakar seperti gula, tepung, minyak

goreng atau minyak mineral akan menimbulkan bahaya

yang besar bahkan dapat meledak. Kebanyakan

bahan/barang pengoksidir akan bereaksi keras terhadap

asam cuka kadar tinggi dalam bentuk cairan dan akan

menghasilkan gas yang sangat beracun. Gas beracun

dapat juga timbul apabila bahan/barang pengoksiidir

Page 452: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir270

terbakar. Karena bahan/barang pengoksidir mempunyai

kandungan corosif dan beracun yang dapat

membahayakan lingkungan.

f. Kelas 6 : Bahan/barang beracun dan yang mudah menular,

yaitu bahan/barang yang dapat mengakibatkan kematian

atau kerusakan kesehatan manusia apabila tertelan,

terhirup atau terkena kulit. Bahaya racun yang terkandung

dalam bahan/barang ini tergantung dari cara masuknya ke

dalam tubuh manusia, yakni karena terhirup oleh orang

yang tidak tahu dari jarak tertentu atau karena

persentuhan fisik antara barang tersebut dengan manusia.

g. Kelas 7 : Bahan/barang radioaktif adalah barang yang

dalam jumlah kecil maupun besar bersifat sangat

berbahaya karena dapat menimbulkan bahaya radiasi yang

tidak kelihatan dan dapat merusak pori-pori. Bahan/barang

radioaktif mempunyai sifat emisi panas akibat dari aktifitas

radiasi yang besar dan adanya pelepasan atom radioaktif

yang menyebabkan perubahan bentuk dan konfigurasi

h. Kelas 8 : Bahan/barang perusak adalah bahan/barang

berbentuk padat atau cair yang secara umum dapat

merusak jaringan sel. Kebocoran bahan/barang ini dapat

mengakibatkan kerusakan pada barang/bahan lainnya.

i. Kelas 9 : Bahan/barang berbahaya jenis lainnya adalah

bahan/barang yang tidak termasuk di dalam kelas 1 sampai

dengan kelas 8, akan tetapi menunjukkan sifat-sifat

berbahaya. Bahan/barang yang diangkut dengan suhu

sama atau lebih dan 10.000 dalam bentuk cair, dan dengan

Page 453: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir271

suhu sama atau lebih dan 24.000 untuk barang padat dan

bahan/barang yang diangkut sesuai dengan ketentuan

annex 3 Konvesi MARPOL 73 – 78.

(2) Untuk menjamin pengenalan, pemahaman dan pengetahuan

jenis bahan/barang berbahaya dan beracun, masyarakat umum

yang memiliki kegiatan usaha bahan/barang berbahaya dan

beracun serta petugas/pengawas pelabuhan angkutan sungai

dan danau, berikut ABK angkutan sungai dan danau

diwajibankan mengikuti pendidikan dan pelatihan yang

dislenggrakan oleh Pemerintah atau lembaga yang ditunjuk dan

mendapat sertifikat

Bagian Kedua

Kemasan Bahan/Barang Berbahaya Dan Beracun

Pasal 4

(1) Pemilik bahan/barang berbahaya dan beracun harus mengemas

sesuai kelasnya masing-masing.

(2) Pemilik bahan/barang berbahaya dan beracun dengan Kelas 1,

diharuskan memenuhi kemasan sesuai dengan ketentuan

IMDG-Code yaitu sebagai berikut;:

a. Pemilik bahan/barang peledak yang mempunyai sifat yang

berbeda-beda harus menggunakan suatu bentuk pembungkus

yang khusus sebagai yaitu berikut:

a) Kelompok kemasan I (Packaging Group I) bagi barang yang

sangat berbahaya.

Page 454: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir272

b) Kelompok kemasan II (Packaging Group II) bagi barang

yang cukup berbahaya.

c) Kelompok kemasan III (Packaging Group III) bagi barang

yang kurang berbahaya.

b. Pemilik beberapa jenis bahan/barang peledak/amunisi harus

memperhatikan bahwa yang tidak memerlukan pembungkus

luar, maka pembalut bungkus yang ada di dalamnya telah

dianggap sebagai pembungkusnya.

c. Alat penutup dari kemasan yang memuat barang cair yang

mudah meledak, maka pemilik barang tersebut diharuskan

memasang pengaman ganda untuk mencegah kemungkinan

kebocoran.

d. Pemilik barang mengupayakan, bahwa pembungkus harus

bersih dan bebas dari benda asing dan bahan kemasannya

harus sesuai dengan sifat isinya.

(3) Pemilik bahan/barang berbahaya dan beracun dengan Kelas 2,

harus memenuhi ketentuan IMDG – Code yaitu sebagai berikut:

a. Pemilik barang memperhatikan bahwa dengan jenis tabung

yang digunakan untuk gas yang dimampatkan, dicairkan atau

dilarutkan dengan menggunakan tekanan harus terbuat dari

bahan :

a) Baja karbon atau baja khusus

b) Campuran tembaga

c) Campuran aluminium

d) Tabung gelas tebal atau tabung logam berkapasitas

rendah serta cocok untuk dimasukkan ke dalam peti kayu

yang kuat dan diberi lapis logam.

Page 455: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir273

b. Pemilik tabung gas harus memenuhi persyaratan umum

sebagai berikut:

a) Tabung tidak bereaksi terhadap isinya

b) Tabung harus cukup kuat untuk menahan tekanan yang

mungkin timbul selama pengangkutan secara normal

(tidak meledak, pecah atau berubah bentuk)

c) Alat penutupnya, seperti katup pengaman dan

sebagainya tidak akan bereaksi terhadap isi tabung

d) Pemasangan penutup tabung harus kedap

e) Katup pengaman harus dirancang sehingga dapat

menjamin tidak terjadi kekendoran selama

pengangkutan secara normal

f) Alat penutup tabung harus terlindung dari goncangan

dan/atau benturan dan bertahan di tempatnya selama

perjalanan dengan cara sebagai berikut :

1) Penutup logam dipasangkan secara aman ke tabung

2) Katup penutup harus ditanam dalam lekukan tabung

3)Tabung harus dimuat ke dalam peti atau kerangka

kayu yang kuat

4) Peti atau kerangka kayu harus diberi tanda perhatian

“RECEPTACLES INSIDE COMPLY WITH

PRESCRIBED SPECIFICATIONS” dan harus diberi

label.

(4) Pemilik barang dengan Kelas 3, harus memenuhi ketentuan

IMDG – Code yaitu sebagai berikut:

a. Kemasan harus dapat melindungi isinya dari sulutan nyala

api yang bersumber dari luar.

Page 456: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir274

b. Kemasan harus tahan terhadap daya muai sisinya

sehingga tidak terjadi kebocoran.

c. Kemasan bahan yang harus dibasahi dengan jenis cairan

yang mudah menyala harus diperiksa secara terus

menerus dari kemungkinan adanya kebocoran cairan.

d. Kemasan bahan/barang yang mengalami kerusakan atau

kebocoran, harus di tolak dan tidak boleh dilayani di

pelabuhan kecuali mendapat izin dari instasi yang

berwenang.

e. Kemasan yang berisi cairan mudah menyala/terbakar

harus di tutup secara kedap dan disegel.

f. Kemasan yang dirancang untuk cairan yang mudah

menyala/terbakar dai kelompok-kelompok titik nyala rendah

dapat dipergunakan untuk kelompok titik nyala yang lebih

tinggi.

g. Kemasan berbentuk botol, guci, dan gelas dapat

menggunakan porselin karena bahan ini dianggap cukup

kuat daya tahannya.

(5) Pemilik bahan/barang berbahaya dan beracun dengan Kelas 4,

diharuskan memenuhi ketentuan IMDG – Code yaitu sebagai

berikut:

a. Kemasan harus tertutup rapat (Effectively Closed) sesuai

dengan sifat dari masing-masing barang.

b. Jika menggunakan gelas atau guci sebagai kemasan untuk

bahan/barang jenis ini, maka dapat digunakan

tembikar/porselin bila kekuatannya memenuhi persyaratan.

Page 457: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir275

c. Jika menggunakan karung rami atau goni atau hessian

sebagai kemasan suatu jenis bahan/barang dari kelas ini,

maka karung anyaman plastik yang diberi lapisan dalam

dapat dipergunakan.

d. Kemasan untuk bahan/barang yang titik nyalanya rendah

dan tekanan uap/gasnya tinggi, maka kekuatan

kemasannya harus mampu menjamin keselamatan dari

kemungkinan meningkatnya tekanan dari dalam.

e. Bagian-bagian dari kemasan yang berhubungan langsung

dengan bahan/barang berbahaya tidak boleh terpengaruh

oleh zat kimia atau pergerakan dari bahan-bahan tersebut.

f. Apabila diperlukan kemasan harus dilengkapi dengan

pelapis bagian dalam yang memadai.

g. Kekuatan kemasan untuk bahan/barang cair kelas 4.2

harus cukup kuat untuk menahan tekanan yang timbul dari

tekanan uap yang tinggi.

h. Bahan/barang yang tergolong dalam kelas 4.3 harus

dikemas sesuai dengan tingkat bahayanya yakni :

a) Tingkat bahaya tinggi (Packaging Group I)

b) Tingkat bahaya sedang (Packaging Group II)

c) Tingkat bahaya rendah (Packaging Group IIII)

(6) Pemilik bahan/barang berbahaya dan beracun dengan Kelas 5,

diharuskan memenuhi ketentuan IMDG – Code yaitu sebagai

berikut;

a. Karena keanekaragaman sifat-sifat bahan/barang

pengoksidir ini maka masing-masing bahan/barang, sesuai

sifatnya harus dikemas sendiri-sendiri.

Page 458: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir276

b. Jumlah isi setiap jenis barang serta tipe kemasan harus

disesuaikan dengan kebiasaaan yang berlaku.

c. Kemasan untuk bahan/barang peroksida organik harus

dibuat dari material yang memenuhi persyaratan Annex I dari

IMDG-Code dan harus sesuai dengan isi dan jenis masing-

masing bahan/barang.

d. Pengemasan bahan/barang peroksida organik harus sesuai

dengan petunjuk pengemasan peroksida organik cair dan

peroksida organik padat sebagaimana IMDG Code.

(7) Pemilik bahan/barang berbahaya dan beracun dengan Kelas 6,

diharuskan memenuhi ketentuan IMDG-Code yaitu harus

dikemas sesuai dengan kategori tingkat bahaya sebagai berikut

:

a. Kelompok kemasan I : bahan/barang dan obat-obatan yang

sifat beracunnya sangat tinggi.

b. Kelompok kemasan II : bahan/barang dan obat-obatan

yang sifat beracunnya tinggi.

c. Kelompok kemasan III : bahan/barang dan obat-obatan

yang sifat beracunnya rendah.

(8) Pemilik bahan/barang berbahaya dan beracun dengan Kelas 7,

diharuskan memenuhi ketentuan IMDG – Code sebagai berikut:

a. Kemasan yang dikecualikan adalah kemasan yang dapat

memuat jumlah terbatas dari bahan radioaktif atau kemasan

kosong bekas memuat bahan radioaktif yang dirancang

sesuai dengan pesrayaratan yang ditetapkan oleh Asosiasi

Internasional Energi Atom (IAEA).

Page 459: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir277

b. Kemasan industri tipe 1 (Industrial Package Type 1) adalah

kemasan, petikemas muatan atau tanki yang dapat memuat

bahan radioaktif berspesifikasi rendah atau objek

kontaminasi permukaan yang harus dirancang sesuai

dengan persyaratan yang ditetapkan oleh IAEA.

c. Kemasan industri tipe 2 (Industrial Package Type 2) adalah

kemasan, petikemas muatan atau tanki yang dapat memuat

bahan radioaktif berspesifikasi rendah atau objek

kontaminasi permukaan yang harus dirancang sesuai

dengan persyaratan ayat (519), (521), (522), dan (523)

persyaratan IAEA.

d. Kemasan industri tipe 3 (Industrial Package Type 3) adalah

kemasan, petikemas muatan atau tanki yang dapat memuat

bahan radioaktif berspesifikasi rendah atau objek

kontaminasi permukaan yang harus dirancang sesuai

dengan persyaratan ayat (5120), (521), (522), dan (523)

persyaratan IAEA.

e. Kemasan Tipe A adalah kemasan, petikemas tanki atau

petikemasn barang yang dapat memuat bahan radioaktif

sampai pada aktivitas A1 sampai dengan A2 sesuai dengan

ketentuan ayat (524) sampai dengan (540) persyaratan

IAEA.

f. Kemasan Tipe B adalah kemasan, petikemas tanki atau

petikemasn barang yang dapat memuat bahan radioaktif

sampai pada aktivitas A1 sampai dengan A2 sesuai dengan

ketentuan ayat (505) sampai (514), (525) sampai (538) dan

(542) sampai (548) persyaratan IAEA.

Page 460: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir278

g. Kemasan Tipe B (U) adalah kemasan tipe B, yang telah

memenuhi persyaratan IAEA ayat (549) sampai (556) dan

telah mendapat persetujuan unilateral dari negara asalnya.

h. Kemasan Tipe B (M) adalah kemasan tipe B, yang telah

memenuhi persyaratan IAEA ayat (557) sampai (558) dan

telah mendapat persetujuan multilateral dari negara-negara

yang dilewati oleh kemasan tersebut.

(9) Pemilik bahan/barang berbahaya dan beracun dengan Kelas 8,

diharuskan memenuhi ketentuan IMDG – Code yaitu sebagai

berikut:

a. Pengemasan terhadap bahan/barang kelas 8 harus dilakukan

dalam beberapa kategori pengemasan berdasarkan tingkat

bahaya sebagai berikut :

a) Kelompok Kemasan I - sangat berbahaya

b) Kelompok Kemasan II - berbahaya sedang

c) Kelompok Kemasan III - berbahaya rendah

b. Kemasan harus ditutup dengan baik, dan lubang penguapan

harus terpasang sedemikian rupa sehingga isinya tidak

tumpah, sedangkan kemasan harus berdiri tegak sehingga

tidak mengganggu fungsi lubang penguapan.

c. Kemasan harus dapat ditutup dengan rapat, agar tidak

menimbulkan bahaya dan bereaksi dengan air.

d. Kemasan yang menggunakan botol gelas, dalam pengertian

ini termasuk tembikar/porselin, agar mampu menahan reaksi

dari isi kemasan yang bersangkutan.

Page 461: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir279

e. Apabila kemasan menggunakan karung goni, rami, atau

hessain, maka dalam pengertian ini termasuk juga karung

plastik anyam dengan lapisan dalam dari plastik.

f. Karena gas cair dengan titik didih yang rendah biasanya

mempunyai tekanan yang tinggi, kemasannya harus kuat

menahan tekanan gas dari dalam yang timbul pada waktu

penanganan barang.

(10) Pemilik bahan/barang berbahaya dan beracun dengan Kelas 9,

diharuskan memenuhi ketentuan IMDG – Code sebagai berikut:

a. Kemasan dari masing-masing bahan/barang kelas 9

dikelompokan berdasarkan tingkat bahayanya sebagai berikut

:

a) Kelompok kemasan I - Tingkat bahaya tinggi

b) Kelompok kemasan II - Tingkat bahaya sedang

c) Kelompok kemasan III - Tingkat bahaya rendah

b. Kelompok dari masing-masing bahan/barang kelas 9 ini

didasarkan pada pengelompokan barang-barang yang

mempunyai sifat dan jenis yang sama.

c. Apabila tidak ditentukan lain didalam daftar masing-masing

jenis bahan/barang kelas 9, maka pada dasarnya kemasan

harus tertutup dengan sempurna.

d. Bagian-bagian dari kemasan yang mempunyai hubungan

langsung dengan bahan/barang berbahaya tidak boleh

terpengaruh oleh reaksi kimia atau reaksi lainnya dari bahan-

bahan tersebut. Apabila perlu kemasan harus dilengkapi

dengan lapisan dalam atau perlindungan yang memadai.

Page 462: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir280

e. Kemasan harus kuat menahan tekanan dari dalam yang timbul

dari gas akibat peningkatan suhu atau penyebab lainnya.

f. Ventilasi udara dapat dipasang apabila gas yang timbul tidak

berbahaya, tidak beracun dan tidak mudah terbakar serta

dalam jumlah yang sedikit.

g. Untuk kemasan yang didalamnya mengandung uap dari bahan

cair dengan titik didih rendah yang menghasilkan tekanan

tinggi, maka kekuatan kemasan harus mempu menahan

tekanan yang timbul.

h. Pada saat pengisian kemasan dengan cairan, harus dipastikan

tidak terdapat gangguan atau kebocoran yang permanen.

i. Pengisian kemasan harus dilakukan pada temperatur tidak

melebihi 550C sesuai dengan ketentuan nasional atau

internasional.

(11) Persyaratan pengemasan bahan/barang berbahaya dan

beracun selengkapnya dijelaskan dalam IMDG Code.

Bagian Ketiga

Label Bahan/Barang Berbahaya Dan Beracun

Pasal 5

(1) Setiap pemilik bahan/barang berbahaya dan beracun harus

mencantumkan secara jelas:

a. Nama bahan/barangberbahaya dan beracun (Technical

Name).

b. Nomor IMDG Code

c. Nomor PBB (UN. No.)

d. Golongan Penyimpanan (Compability Group)

Page 463: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir281

e. Pengelompokan bahaya (Division)

f. Kode Kelas (Classification Code)

g. Label sesuai dengan kelas dan tingkat bahaya

(2) Pemilik barang harus mencantumlan Label bahan/barang

berbahaya dan beracun dengan klasifikasi sebagai berikut;

a. Kelas 1, Label bahan/barang berbahaya kelas 1 harus mampu

mencerminkan bahwa bahan/barang yang dibawahnya adalah

bahan/barang peledak, yaitu bahan atau zat yang berbentuk

padat, cair, atau campuran dan bahan-bahan tersebut dapat

dengan sendirinya mengalami reaksi kimia dan menghasilkan

gas pada temperatur dan tekanan tertentu yang dengan cepat

dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan sekelilingnya.

Bahan pyrotechnic termasuk dalam kelompok ini meskipun

tidak menghasilkan gas

b. Kelas 2, Label barang berbahaya kelas 2 harus mampu

mencerminkan bahwa bahan/barang yang dibawahnya adalah

bahan/barang termasuk dalam kelompok gas mampat, gas

cair, gas dalam larutan, gas cair yang dibekukan, campuran

satu atau lebih gas dengan satu atau lebih uap bahan kelas

lainnya, barang yang diisi gas, tellurium hexafluoride dan

aerosol

c. Kelas 3, Label barang berbahaya kelas 3, harus mampu

mencerminkan bahwa bahan/barang yang dibawahnya adalah

cairan mudah menyala yaitu cairan atau campuran dan atau

cairan yang mengandung larutan padat atau larutan jenuh,

misalnya cat, pernis, dempul dan sebagainya, akan tetapi tidak

Page 464: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir282

mencakup zat-zat yang karena sifat bahayanya dimasukkan ke

dalam kelas yang lain.

d. Label 4, Label kelas 4 yaitu bahan/barang padat mudah

menyala/terbakar, atau label yang mampu menggambarkan

bahwa barang berbahaya yang dibawanya mempunyai sifat

umum dan peka terhadap pemanasan secara spontan atau

secara spontan terbakar. Bahan-bahan ini terdiri dari bahan

pyrophinic dan bahan/barang yang dapat menjadi panas

dengan sendirinya.

e. Label 5, Label kelas 5 yaitu bahan/barang pengoksidir dan

peroksida organik. Atau label yang mampu menggambarkan

bahwa bahan/barang berbahaya dan beracun yang dibawanya

mempunyai sifat mengeluarkan oksigen dan bila ikut terbakar

akan memperbesar kejadian kebakaran. Sedangkan peroksida

organic adalah bahan/barang yang mudah busuk karena

pengaruh eksotermis pada suhu yang normal.

f. Label 6, Label kelas 6 yaitu bahan/barang beracun dan yang

mudah menular. Atau label yang menggambarkan bahwa

bahan/barang yang diangkutnya adalah bahan/barang beracun

yang dapat mengakibatkan kematian atau kerusakan

kesehatan manusia apabila tertelan, terhirup atau terkena kulit.

g. Label 7, Label bahan/barang kelas 7 yaitu bahan/barang

radioaktif. Atau label yang menggambarkan bahwa

bahan/barang yang diangkutnya adalah bahan/barang yang

dalam jumlah kecil maupun besar adalah bersifat sangat

berbahaya karena dapat menimbulkan bahaya radiasi yang

tidak kelihatan dan dapat merusak pori-pori.

Page 465: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir283

h. Label 8, Label bahan/barang kelas 8 yaitu bahan/barang

perusak. Atau label yang menggambarkan bahwa

bahan/barang yang diangkutnya adalah bahan/barang yang

berbentuk padat atau cair yang secara umum dapat merusak

jaringan sel. Kebocoran bahan/barang ini dapat

mengakibatkan kerusakan pada barang/bahan lainnya.

i. Label 9, Label bahan/barang kelas 9 yaitu bahan/barang

berbahaya jenis lainnya. Atau label yang menggambarkan

bahwa bahan/barang yang diangkutnya adalah bahan/barang

yang termasuk dalam kelas 1 sampai dengan kelas 8, akan

tetapi menunjukkan sifat-sifat berbahaya. Bahan/barang yang

diangkut dengan suhu sama atau lebih dan 10,000 dalam

bentuk cair, dan dengan suhu sama atau lebih dan 24.000

untuk barang padat dan bahan/barang yang diangkut sesuai

dengan ketentuan annex 3 Konvensi MARPOL 73 – 78.

BAB IV

MEMASUKI PELABUHAN DAN PENUMPUKAN

Pasal 6

(1) Penjaga pintu masuk/petugas pelabuhan angkutan sungai dan

danau harus memeriksa setiap barang termasuk bahan/

barang berbahaya dan beracun yang memasuki pelabuhan

untuk diangkut melalui kapal.

(2) Penjaga pintu/petugas pelabuhan angkutan sungai dan danau

melakukan pemeriksaan bahan/barang berbahaya dan

beracun dengan teknologi pendeteksi, dengan maksud untuk

mengetahui jenis bahan/barang berbahaya dan beracun

Page 466: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir284

(3) Petugas pelabuhan angkutan sungai dan danau, melakukan

pemeriksaan dan pengawasan serta penanganan

bahan/barang berbahaya dan beracun berikut kemasan dan

label bahan/barang berbahaya dan beracun.

(4) Bilamana terdapat ada kemasan dan label bahan/barang

berbahaya dan beracun yang mengalami kerusakan dan dapat

menimbulkan bahaya, maka penjaga pelabuhan dan

pengawas pelabuhan angkutan sungai dan danau

memerintahkan kepada pemilik barang untuk diperbaiki sesuai

dengan IMDG – Code.

Penumpukan

Pasal 7

(1) Bilamana bahan/barang berbahaya dan beracun harus

menunggu waktu untuk diangkut melalui angkutan sungai dan

danau, maka denah pemisah untuk jenis bahan/barang

berbahaya dan beracun di pelabuhan angkutan sungai dan

danau harus sesuai dengan ketentuan IMDG Code yaitu

sebagai berikut:

a. Petugas pelabuhan / pengawas pelabuhan angkutan sungai

dan danau menempatkan secara berjauhan bahan/barang

berbahaya dan beracun, sekurang-kurangnya 3 meter dari

barang lain yang berlawanan sifat dengannya, sehingga tidak

saling mempengaruhi yang dapat menimbulkan bahaya, tetapi

masih diperbolehkan dalam ruangan yang sama.

Page 467: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir285

b. Petugas pelabuhan/pengawas pelabuhan menempatkan

bahan/barang berbahaya dan beracun secara berlainan

ruangan. Bilamana bahan/barang berbahaya yang sifatnya

berlawanansebaiknya harus disimpan dalam ruangan yang

berlainan dengan jarak sekurang-kurangnya 6 meter

mendatar, dan untuk ruangan yang bersusun secara tegak,

lantai pemisah harus tahan api an kedap cairan.

c. Petugas pelabuhan/pengawas pelabuhan menempatkan

secara terpisah pada rungan yang dipisah secara mendatar

dengan ruang antara yang berjarak sekurang-kurangnya 12

meter dan secara tegak lurus dipisah dengan ruangan antara

yang kedap air.

d. Petugas pelabuhan/pengawas pelabuhan menempatkan

bahan/barang berbahaya dan beracun yang sifatnya

berlawanan harus disimpan di ruangan masing-masing yang

dipisahkan secara mendatar dengan ruang antara yang

berjarak sekurang-kurangnya 24 meter.

(2) Pemilik bahan/barang peledak dan petugas pelabuhan/pengawas

pelabuhan angkutan sungai dan danau harus memperhatikan,

bahwa bilamana barang tersebut dapat menimbulkan bahaya

ledakan harus dipisahkan dari detonator-detonator dan alat-alat

yang dapat menimbulkan percikan api.

(3) Pemilik bahan/barang berbahaya yang mengeluarkan uap

berbahaya secara bersama-sama dengan petugas

pelabuhan/pengawas pelabuhan harus menempatkan barang

tersebut dalam ruangan yang mempunyai ventilasi yang baik atau

di lapangan penumpukan.

Page 468: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir286

(4) Pemilik bahan/barang berbahaya dan beracun bersama-sama

dengan petugas pelabuhan/pengawas pelabuhan secera

bersama-sama mengawasi kapal yang mengangkut barang

berbahaya cair atau gas yang mudah menyala selama berada di

pelabuhan, bilamana terjadi kebakaran atau ledakan yang dapat

membahayakan.

(5) Petugas pelabuhan/pengawas pelabuhan tidak memperkenankan

bahan/barang berbahaya dan beracun yang dapat memanas atau

terbakar sendiri untuk diangkut melalui kapal angkutan sungai

dan danau sesuai dengan ketentuan IMDG – Code , kecuali telah

dilakukan tindakan-tindakan pengawasan secara khusus guna

mencegah terjadinya kebakaran.

(6) Petugas pelabuhan / pengawas pelabuhan diharuskan

menumpukkan di gudang untuk bahan/barang yang mudah

menyala dan bahan/barang pengoksidir, beracun dan merusak

dengan kadar tinggi, apabila tidak dibongkar atau dimuat secara

langsung.

(7) Petugas pelabuhan/pengawas pelabuhan herus menumpukkan di

gudang/lapangan atau ditempat penumpukan untuk

bahan/barang pengoksidir, beracun dan merusak dengan kadar

rendah.

Tempat PenumpukanPasal 9

(1)Petugas/Pengawas pelabuhan angkutan sungai dan danau harus

memperhatikan, bahwa tempat penumpukan bahan/barang

berbahaya dan beracun yang karena sifatnya memerlukan

penanganan khusus, di bedakan dalam tiga jenis sebagai berikut:

Page 469: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir287

a. Tertutup, adalah gudang yang mempunyai dinding dan atap

dengan ventilasi yang cukup. Jenis tempat penumpukan ini

digunakan untuk menumpuk Bahan/Barang Berbahaya yang

sangat pekat terhadap sinar matahari, air atau hujan.

b. Setengah terbuka, adalah gudang yang mempunyai atap terapi

tanpa dinding atau dengan setengah dinding. Jenis tempat

penumpukan ini di gunakan untuk menumpuk Bahan/Barang

Berbahaya yang tidak boleh terkena sinar matahari secara

langsung dan /atau basah kena air atau hujan.

c. Terbuka, adalah lapangan penumpukan Bahan/Barang

Berbahaya.

(2) Petugas/pengawas pelabuhan dan Bagian Pergudangan

melakukan pelaksanaan penumpukan bahan/barang berbahaya di

gudang/ lapangan/ penumpukan di daerah lingkungan kerja

pelabuhan sesuai dengan ketentuan IMDG Code.

(3) Bagian Pergudangan memperhatikan penumpukan bahan/barang

berbahaya di gudang/lapangan/penumpikan mengikuti petunjuk

yang tercantum pada kemasannya.

(4) Penjaga pergudangan/lapangan/penumpukan melarang setiap

orang menggunakan forklift dan alat mekanik lainnya yang

memakai bahan bakar minyak.

Page 470: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir288

Pengelolaan Fasilitas Penumpukan

Pasal 10

(1) Pengelolaan fasilitas dan instalasi penanganan bahan/barang

berbahaya di daerah lingkungan kerja pelabuhan harus

dilakukan oleh pengelola yang khusus berusaha di bidang itu.

(2) Pengelolaan fasilitas penumpukan harus mempunyai tenaga

terlatih dan peralatan yang memadai untuk penanganan

Bahan/Barang Berbahaya

Pasal 11

(1) Penjaga gudang /lapangan penumpukan bahan/barang

berbahaya harus menyediakan adanya jalur-jalur bebas untuk

melaksanakan kegiatan pengamanan dan pengawasan secara

cermat

(2) Kepala Pelabuhan/Syahbandar melarang memasang instalasi

listrik tambahan di gudang/lapangan penumpukan

Bahan/Barang Berbahaya.

Pasal 12

Peralatan Pemindahan Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun

(1) Pengawas pelabuhan harus mengisyaratkan kepada setiap

orang yang menggunakan alat angkut yang digunakan untuk

menangani bahan peledak harus selalu mengikuti petunjuk ahli

yang ditunjuk oleh instansi yang terkait.

(2) Dalam mengangkut bahan/barang yang sifatnya berbahaya

dapat merusak kesehatan, karena itu Pengangkut Barang

Page 471: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir289

Berbahaya harus memakai alat-alat pelindung diri sesuai

dengan petunjuk ahli yang ditunjuk oleh instansi yang terkait.

(3) Pengankut Barang Berbahaya yang mengetahui kemasan yang

sudah rusak harus ditumpuk di tempat yang telah ditentukan

sesuai petunjuk Administrator Pelabuhan atau Kepala Kantor

Pelabuhan dan berkoordinasi dengan instansi yang terkait.

(4) Setiap alat angkut yang digunakan Pengangkut bahan/barang

berbahaya dan beracun harus dilengkapi dengan alat

pencegahan/penaggulangan bahaya kebakaran.

(5) Pengangkut bahan/barang berbahaya dan beracun dan

menggunakan alat untuk digunakan dalam pemindahan bahan

radioaktif harus mengikuti petunjuk Ahli yang ditunjuk oleh

instansi yang terkait.

Pasal 13

(1) Petugas penanganan bahan/barang berbahaya yang diberi

tugas menyusun bahan/barang berbahaya dan beracun ke atas

alat pemindahan harus tenaga kerja yang terlatih dan

profesional

(2) Pengawas Pelabuhan harus memperhatikan, bahwa berat dan

atau volume bahan/barang berbahaya yang diangkut

Pengangkut Barang untuk dimuat ke atas alat pemindahan

harus sesuai dengan kapasitas alat yang bersangkutan.

(3) Pengawas Pelabuhan angkutan sungai dan danau harus

memperhatikan, bahwa posisi dari setiap kemasan

bahan/barang berbahaya harus sesuai dengan petunjuk yang

tertera/dituliskan/digambarkan pada kemasan.

Page 472: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir290

(4) Pengawas pelabuhan melarang memuat dua jenis bahan/barang

berbahaya yang saling berlawanan sifatnya ke dalam sebuat

alat pemindahan.

BAB V

KAPAL SUNGAI DAN DANAU

Pasal 14

(1) Kapal angkutan bahan/barang berbahaya dan beracun melalui

angkutan sungai dan danau harus memiliki persyaratan sebagai

berikut;

a. tersedianya tempat serta fasilitas perlengkapan untuk

memuat dan membongkar bahan/barang berbahaya dan

beracun

b. mempunyai dokumen khsusus kapal angkutan bahan/barang

berbahaya dan beracun dari instansi yang berwenang;

c. memiliki tanda-tanda khusus untuk bahan berbahaya.

d. memiliki peralatan keselamatan(2) Untuk memenuhi persyaratan kelaikan kapal, Pemilik Kapal

angkutan sungai dan danau harus memperoleh persetujuan dari

Direktorat Jenderal setelah mendapatkan rekomendasi dari Dinas

Perhubungan Kabupaten/Kota dan instansi yang bertanggung

jawab di bidang pengendalian dampak lingkungan.

(3) Pemilik kapal angkutan sungai dan danau yang mengangkut

bahan/barang berbahaya dan beracun harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut:

Page 473: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir291

a. memiliki kelengkapan fasilitas keselamatan tambahan yang

khusus untuk penanganan bahan/barang berbahaya dan

beracun, meliputi:

a) memasang plakat yang memuat tanda khusus yang

harus melekat pada sisi kiri, kanan, depan dan belakang

kapal;

b) menyediakan peralatan pencegah dan penanggulangan

kebakaran;

c) memiliki radio komunikasi, yang berfungsi sebagai alat

untuk berkomunikasi antara pemimpin kapal dengan

pusat pengendali operasi dan/atau sebaliknya;

d) adanya kaca mata dan masker untuk awak kapal;

e) adanya sarung tangan dan baju pengaman;

f) adanya lampu tanda bahaya berwarna kuning yang

ditempatkan di atas atap kapal;

g) memiliki perlengkapan pencegahan dan

penanggulangan pencemaran di perairan.

b. memiliki Nahkoda dan/atau ABK yang mempunyai kualifikasi

tertentu terutama penanganan bahan/barang berbahaya dan

beracun, meliputi:

a) memiliki kecakapan teknis sebagai nakhoda dan ABK

kapal sungai dan danau yang dibuktikan dengan

Sertifikat Pelaut atau Sertifikat Awak Kapal Sungai

diberikan oleh Direktorat Jenderal;

b) mengetahui alur pelayaran sungai atau danau pada

trayek yang akan dilalui;

c) mengetahui kelaikan kapal sungai dan danau;

Page 474: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir292

d) mengetahui tata cara mengangkut bahan/barang

berbahaya dan beracun.

e) memiliki pengetahuan mengenai bahan/barang

berbahaya yang diangkutnya, seperti klasifikasi, sifat

dan karakteristik bahan berbahaya;

f) memiliki pengetahuan mengenai bagaimana mengatasi

keadaan jika terjadi suatu kondisi darurat, seperti cara

menanggulangi kecelakaan/kebakaran;

g) memiliki pengetahuan dan keterampilan mengenai tata

cara pengangkutan bahan berbahaya, seperti

mengemudikan kapal secara aman, pemeriksaan

kesiapan kapal, hubungan muatan dengan

pengendalian kapal, persepsi keadaan bahaya/darurat;

h) memiliki pengetahuan mengenai ketentuan

pengangkutan bahan berbahaya, seperti penggunaan

plakat, label dan simbol bahan berbahaya;

i) memiliki kemampuan psikologi yang lebih tinggi

daripada pengangkut bahan/komoditi yang tidak

berbahaya, seperti tidak mudah panik, sabar,

bertanggung jawab, tidak mudah jenuh menghadapi

pekerjaan dan situasi yang monoton;

j) memiliki fisik yang sehat dan tangguh dibuktikan

dengan Surat Keterangan Dokter.

k) Untuk kesehatan dan keselamatan kerja, Nahkoda dan

ABK wajib dilengkapi peralatan pelindung diri, meliputi :

1) Pelindung pernafasan / masker;

2) Pelindung anggota badan;

Page 475: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir293

3) Helm;

4) Kacamata pengaman;

5) Sarung tangan, baik dengan bahan karet, kain

ataupun kulit sesuai bahan/barang berbahaya dan

beracun yang ditangani;

6) Sepatu pengaman;

7) Pakaian kerja.

c. pedoman pemuatan, pengawasan dan pembongkaran

kendaraan pengangkut bahan/barang berbahaya dan beracun

yang ditempatkan pada ruang kemudi, ruang penumpang

dan/atau geladak kendaraan.

d. instruksi dan prosedur yang harus dikerjakan apabila terjadi

keadaan darurat yang ditempatkan pada ruang kemudi, ruang

penumpang dan/atau geladak kendaraan.

e. selama pelaksanaan bongkar-muat harus diawasi oleh

nahkoda atau ABK yang memiliki kualifikasi tertentu tentang

penanganan bahan/barang berbahaya dan beracun.

(4) Pemenuhan persyaratan khusus yang dimiliki Nahkoda dan ABK

dibuktikan dengan:

a. Sertifikat, yang diberikan oleh Direktorat Jenderal

b. Surat Keterangan Dokter.

(5) Untuk mendapatkan sertifikat Nahkoda dan ABK harus telah

mengikuti pelatihan mengenai tata cara pengangkutan,

pemuatan, pembongkaran, penggunaan alat-alat K3 dan

penanggulangan dalam keadaan darurat yang diselenggarakan

oleh lembaga pendidikan dan pelatihan yang ditunjuk oleh

Direktur Jenderal.

Page 476: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir294

Pasal 16

(1) Nahkoda dan ABK dalam rangka menjamin keselamatan dan

keamanan pengangkutan bahan/barang berbahaya dan beracun

yang tingkat bahayanya besar dengan jangkauan luas, penjalaran

cepat serta penanganan dan pengamanannya sulit, maka wajib

mengajukan permohonan persetujuan kepada Direktur Jenderal

sebelum pelaksanaan pengangkutan.

(2) Permohonan persetujuan dapat diajukan kepada Direktur

Jenderal Perhubungan Darat dengan dilengkapi :

a. surat keterangan tentang nama, jenis dan jumlah

bahan/barang berbahaya yang akan diangkut (MSDS/Material

Safety Data Sheet) yang dikeluarkan perusahaan yang

bersangkutan;

b. rekomendasi pengangkutan bahan/barang berbahaya dari

instansi yang berwenang;

c. keterangan tentang tempat pemuatan, lintasan yang dilalui,

tempat pemberhentian, dan tempat pembongkaran;

d. spesifikasai tenis kapal sungai;

e. waktu dan jadwal pengangkutan;

f. identitas dan kualifikasi nahkoda dan ABK;

g. izin usaha angkutan kapal sungai;

h. prosedur penanggulangan keadaan darurat.

Pasal 17

(1) Untuk keselamatan dan keamanan pengangkutan bahan/barang

berbahaya dan beracun, Nahkoda dan ABK sebagai pengangkut

wajib melaporkan angkutannya kepada Kepala Dinas

Page 477: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir295

Provinsi/Kabupaten/Kota setempat sesuai kewenangannya

sebelum pelaksanaan pengangkutan.

(2) Laporan Nahkoda dan ABK memuat keterangan sekurang-

kurangnya mengenai:

a. nama, jenis dan jumlah bahan berbahaya yang akan diangkut

serta dilengkapi dengan dokumen pengangkutan bahan

berbahaya dari instansi yang berwenang yaitu instansi yang

bertanggung jawab terhadap pengedalian dampak lingkungan;

b. tempat pemuatan, alur yang akan dilalui, tempat

pemberhentian, dan tempat pembongkaran;

c. identitas dan tanda kualifikasi awak kapal;

d. waktu dan jadwal pengangkutan;

e. jumlah dan jenis kapal yang akan digunakan untuk

mengangkut.

(3) Dalam jangka waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari

kerja sejak laporan diterima secara lengkap, Kepala Dinas

Provinsi/Kabupaten/Kota setempat sesuai kewenangannya

memberikan tanggapan secara tertulis atas laporan yang

diajukan.

(4) Apabila setelah 14 (empat belas) hari kerja sejak laporan diterima

secara lengkap, tidak ada tanggapan secara tertulis, Kepala Dinas

yang bersangkutan dianggap menyetujui laporan pengangkut.

(5) Nahkoda harus memberikan lampiran dokumen pengangkutan

kepada Administrator Pelabuhan atau Syahbandar dan Pegelola

Pelabuhan asal sebelum pengangkutan dilakukan dan kepada

Syahbandar atau pengelola pelabuhan angkutan sungai dan

danau tujuan setelah tiba.

Page 478: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir296

BAB V

MENAIKAN KE KAPAL

Bagian Pertama

Pemuatan Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun Ke Kapal

Pasal 18(1) Syahbandar atau petugas pelabuhan memeriksa persyaratan

kelaikan kapal dan dokumen bahan/barang berbahaya dan

beracun yang akan diangkut.

(2) Syahbandar atau petugas pelabuhan memeriksa persyaratan

pengemasan dan pelabelan bahan/barang berbahaya dan

beracun sebelum naik kapal.

(3) Jika persyaratan dokumen, kemasan, label dan kapal telah

lengkap dan sesuai, maka Syahbandar memerintahkan

bahan/barang berbahaya dan beracun dinaikkan ke kapal,

dengan perlakuan khusus, jika diperlukan dengan bantuan

peralatan khusus untuk meminimalkan bahaya, serta selalu

dalam pengawasan selama pemuatan.

(4) ABK harus memastikan, bahwa penempatan bahan/barang

berbahaya dan beracun di atas kapal angkutan sungai

diusahakan pada tempat yang tidak terlalu panas, dan terpisah

satu sama lain, sehingga dapat terhindar dari kebakaran.

(5) Tenaga pengangkut harus memiliki kualifikasi tersendiri,

sehingga dapat mengetahui perlakuan yang akan dilakukan

pada setiap jenis bahan/barang berbahaya dan beracun selama

proses pengangkutan

Page 479: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir297

Pasal 19

(1) Sebelum bahan/barang berbahaya dan beracun dinaikkan ke atas

kapal atau menurunkan, Petugas/Pengawas pelabuhan angkutan

sungai dan danau harus memenuhi ketentuan :

a. Mempersiapkan dan memeriksa alat bongkar muat serta

peralatan pengamanan darurat;

b. dilakukan pada tempat-tempat yang telah ditentukan dan tidak

mengganggu keamanan, keselamatan, kelancaran dan

ketertiban lalu lintas serta masyarakat di sekitarnya;

c. apabila dalam pelaksanaan diketahui ada tempat atau

kemasan yang rusak, maka kegiatan menurunkan/menaikkan

harus dihentikan;

d. selama pelaksanaan harus diawasi oleh pengawas yang

memiliki kualifikasi, sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

(2) Bahan/barang berbahaya dan beracun yang akan diangkut

harus terlindung dalam tempat atau kemasan, sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(3) Bahan/barang berbahaya dan beracun harus diikat dengan

kuat dan disusun dengan baik, sehingga beban muatan dapat

merata secara proporsional pada kapal angkutan sungai dan

danau

(4) Pengawas atau petugas di pelabuhan dan di kapal harus selalu

memantau selama pemuatan berlangsung, agar dapat segera

mengetahui jika terjadi kebakaran atau keadaan darurat

lainnya.

Page 480: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir298

Bagian KeduaPenempatan dan Pengawasan Muatan Bahan/Barang Berbahaya

dan Beracun di Kapal

Pasal 20

(1) ABK harus memperhatikan, susunan bahan/barang berbahaya

dan beracun di atas kapal, harus diatur sesuai dengan tata cara

yang benar, sehingga kapal tidak kehilangan kestabilan yang

dapat mengakibatkan miring dan tenggelam;

(2) ABK harus mentaati tata cara pemuatan bahan/ barang

berbahaya dan beracun sesuai dengan ketentuan IMDG – Code

, sehingga kapal selalu dalam keadaan tetap stabil, baik pada

waktu memuat, berlayar, maupun pada waktu membongkar

muatan;

(3 ) ABK harus memastikan, bahwa muatan bahan/barang

berbahaya dan beracun yang ada di atas geladak terbuka

(weather deck), harus di atur dan dibatasi jumlahnya, sehingga

tidak mengganggu stabilitas kapal, khususnya dalam pelayaran;

(5) ABK harus memperhitungkan, bahwa sistem pemuatan barang

(cargo plan), harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak

menyulitkan pada waktu pembongkaran di tempat tujuan;

(6) ABK harus menempatkan, bahwa muatan harus diatur secara

benar, sehingga berat muatan berada di bagian bawah ruangan

kapal;

(7) ABK harus memperhatikan, bahwa pemuatan bahan/barang

berbahaya dan beracun harus dikelompokkan sesuai dengan

jenisnya masing-masing;

Page 481: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir299

(8) Penempatan muatan bahan/barang berbahaya dan beracun

khususnya barang yang mudah terbakar dan/atau mudah

meledak, oleh ABK harus menempatkan di bagian kapal yang

jauh dari muatan lain, jauh dari ruang awak kapal, dapur/api,

mesin/motor dan sebagainya yang dapat menimbulkan api

secara terbuka, sehingga sewaktu-waktu dapat segera dengan

mudah di buang ke air bilamana tidak dapat dipadamkan

kebakaran atau dalam keadaan darurat lainnya.

Pasal 21

Sebelum berlayar, Nahkoda kapal memeriksa kembali yaitu sbb:

a. tanda lambung timbul,

b. surat-surat dan sertifikat kapal,

c. persetujuan pengangkutan bahan/barang berbahaya dan

beracun,

d. jenis dan jumlah muatan,

e. Jumlah Nahkoda dan ABK khususnya yang mempunyai

keahlian khusus penanganan bahan/barang berbahaya dan

beracun.

Pasal 22

(1) Bilamana diperkirakan selama pelayaran akan ada goncangan

yang dapat dapat mengeser kestabilan bahan/barang

berbahaya dan beracun , maka ABK dan pemilik barang

mengikat barang tersebut dengan badan/lantai kapal untuk

memastikan tetap selalu pada posisinya.

Page 482: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir300

Pasal 23

(1) Selamana pelayaran, pemilik bahan/barang berbahaya dan

beracun serta ABK diharuskan mengecek posisi barang

dengan makusd untuk memastikan posisi muatan pada

posisinya.

(2) ABK harus selalu dalam keadaan siap siaga, jika terjadi

kondisi darurat, misalnya kebakaran, tubrukan, kebocoran,

termasuk peralatan tanggap darurat, termasuk alat-alat

keselamatan/penolong.

(3) Orang yang ada dan ABK di atas kapal angkutan sungai

dan danau dilarang melakukan kegiatan yang menyebabkan

terjadinya api/bunga api yang dapat membahayakan muatan

bahan/barang berbahaya dan beracun.

Bagian Keempat

Pembongkaran Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun Dari Kapal

Pasal 24

(1) Nahkoda kapal kapal angkutan sungai dan danau yang

mengangkut bahan/barang berbahaya dan beracun harus

memberitahukan rencana sandar dan bongkar muat kepada

Administrator Pelabuhan/ Syahbandar atau pengelola

pelabuhan selambat- lambatnya 1 jam sebelum tiba di

pelabuhan tujuan.

(2) Nahkoda melaporkan kepada Syahbandar perihal muatan

bahan/barang berbahaya dan beracun yang diangkutnya untuk

dapat ditangani secara khusus.

Page 483: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir301

(3) Syahbandar memerintahkan/melakukan koordinasi dengan

petugas pelabuhan untuk mempersiapkan tempat sandar yang

bebas dari bahaya terkait dengan rencana pembongkaran

muatan bahan/barang berbahaya dan beracun, sekaligus

menginformasikan balik kepada Nahkoda perihal lokasi sandar

kapal dan kesiapan berbagai peralatan yang dibutuhkan

Pasal 26

(1) Sebelum sandar, Petugas Pelabuhan mempersiapkan alat

pemadam kebakaran dan peralatan kesiap siagaan darurat

lainnya, untuk mengantisipasi kondisi darurat yang mungkin

terjadi.

(2) Setelah kapal sandar dan terikat dengan sempurna di

pelabuhan, ABK atau petugas pelabuhan mempersiapkan

tangga, dan setelah benar-benar siap diusahakan

bahana/barang berbahaya dan beracun yang lebih sensitif

terlebih dahulu diturunkan.

(3) ABK atau pemilik muatan bahan/barang berbahaya dan beracun

melaporkan Syahbandar/Pengelola Pelabuhan serta

menunjukkan keseluruhan dokumen dan selanjutnya diteruskan

dengan pemeriksaan lebih lanjut dokumen tersebut dan

pengecekan muatan bahan/barang berbahaya dan beracun.

(4) Petugas/Pengawas Pelabuhan melakukan pengecekan

terhadap kondisi kemasan bahan/barang berbahaya dan

beracun dengan maksud untuk memastikan masih dalam

kondisi baik.

Page 484: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir302

(5) Setelah pemeriksaan selesai, lengkap dan sesuai, muatan

bahan/barang berbahaya dan beracun pemilik bahan/barang

berbahaya dan beracun dapat diijinkan keluar pelabuhan.

(6) Jika muatan bahan/barang berbahaya dan beracun masih

menunggu untuk diambil oleh pemiliknya, Petugas

Pelabuhan/Pengawas Pelabuhan penempatan atau

penumpukan di pelabuhan harus dilakukan sesuai dengan

tempatnya

Page 485: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir303

15. Sispro Pelayanan Penumpang di Kapal Penyeberangan

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN

NOMOR. ..............................................................................

TENTANG

SISPRO PELAYANAN PENUMPANG DI KAPAL PENYEBERANGAN

MENTERI PERHUBUNGAN

Menimbang : bahwa untuk menjamin kepastian dalam pemberian

pelayanan kepada masyarakat akan jasa angkutan

penyeberangan yang aman, nyaman, tertib dan

lancar, diperlukan ketentuan lebih lanjut mengenai

mengenai sistem dan prosedur pelayanan

penumpang di kapal penyeberangan.

Mengingat : 1. Undang – Undang No. 17 Tahun 2008 tentang

Pelayaran Pasal 40 dan Pasal 42

2. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 1999 tentang

Angkutan di Perairan Pasal 86.

3. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2002 tentang

Perkapalan Pasal 69, Pasal 70, Pasal 78, Pasal 79,

dan Pasal 80.

4. Keputusan Menteri Perhubungan No. 32 Tahun

2001 tentang Angkutan Penyeberangan.

5. Keputusan Dirjen Perhubungan Darat No. AP.

005/13/3/DPRD/2003 tentang Petunjuk Teknis

Page 486: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir304

Persyaratan Pelayanan Minimal Kapal Sungai dan

Danau

6. Safety Of Life Of Sea (SOLAS 1973) beserta

keseluruhan amandemennya yang diterbitkan oleh

IMO

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGANTENTANG SISPRO PELAYANAN PENUMPANG DIKAPAL PENYEBERANGAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan:

1. Angkutan penyeberangan adalah angkutan yang berfungsi

sebagai jembatan bergerak yang menghubungkan jaringan

jalan atau jaringan jalur kereta api yang terputus-putus karena

adanya perairan untuk mengangkut penumpang dan

kenderaan beserta muatannya.

2. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau

perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan

pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan

sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang,

dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat

berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan

dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan

Page 487: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir305

serta sebagai tempat perpindahan intra dan antarmoda

transportasi.

3. Unit Penyelenggara Pelabuhan adalah lembaga pemerintah di

pelabuhan sebagai otoritas yang melaksanakan fungsi

pengaturan, pengendalian, pengawasan kegiatan

kepelabuhanan, dan pemberian pelayanan jasa

kepelabuhanan untuk pelabuhan yang belum diusahakan

secara komersial.

4. Keselamatan Kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi

persyaratan material, konstruksi, bangunan, permesinan dan

perlistrikan, stabilitas, tata susunan serta perlengkapan

termasuk perlengkapan alat penolong dan radio, elektronik

kapal, yang dibuktikan dengan sertifikat setelah dilakukan

pemeriksaan dan pengujian.

5. Badan Klasifikasi adalah lembaga klasifikasi kapal yang

melakukan pengaturan kekuatan konstruksi dan permesinan

kapal, jaminan mutu material marine, pengawasan

pembangunan, pemeliharaan, dan perombakan kapal sesuai

dengan peraturan klasifikasi.

6. Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu,

yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik,

energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang

berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air,

serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak

berpindah-pindah.

7. Nakhoda adalah salah seorang dari Awak Kapal yang menjadi

pemimpin tertinggi di kapal dan mempunyai wewenang dan

Page 488: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir306

tanggung jawab tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

8. Anak Buah Kapal adalah Awak Kapal selain Nakhoda.

9. Syahbandar adalah pejabat pemerintah di pelabuhan yang

diangkat oleh Menteri dan memiliki kewenangan tertinggi untuk

menjalankan dan melakukan pengawasan terhadap

dipenuhinya ketentuan peraturan perundang-undangan untuk

menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran.

10. Setiap Orang adalah orang perseorangan atau korporasi.

11. Awak kendaraan adalah pengemudi dan pembantu

pengemudi;

12. Safety Of Life Of Sea (SOLAS 1973) adalah

konvensi/peraturan dalam menjamin keselamatan penumpang

di dalam kapal selama dalam pelayaran yang diterbitkan oleh

International Maritime Organitation (IMO) pada tahun 1973

beserta keseluruhan amandemennya yang telah diratifikasi

oleh Pemerintah.

13. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang tugas

tanggungjawabnya di bidang angkutan penyeberangan.

14. Menteri adalah Menteri yang tugas dan tanggungjawabnya di

bidang pelayaran.

BAB II

RUANG LINGKUP

Pasal 2

(1) Sispro pelayanan penumpang di kapal penyeberangan ini

berlaku untuk kegiatan pelayanan penumpang di kapal

penyeberangan baik di pelabuhan dan di kapal penyeberangan.

Page 489: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir307

(2) Ruang lingkup sispro pelayanan penumpang di kapal

penyeberangan ini meliputi:

a. Ketentuan pelayanan penumpang di pelabuhan.

b. Ketentuan pelayanan penumpang memasuki kapal.

c. Ketentuan pelayanan penumpang selama di atas kapal.

d. Ketentuan pelayanan penumpang turun dari kapal.

BAB III

PELAYANAN PENUMPANG DI PELABUHAN

Pasal 3

(1) Pihak pengelola pelabuhan wajib menyediakan fasiltas ruang

tunggu bagi calon penumpang kapal , sesuai kelas pelayanan.

(2) Kelas pelayanan ruang tunggu penumpang di pelabuhan

dikategorikan 3 kelas yaitu:

a Kelas Ekonomi; bagi calon penumpang yang telah membeli

karcis/tiket kapal kelas ekonomi.

b Kelas Bisnis; bagi calon penumpang yang telah membeli

karcis/tiket kapal kelas bisnis.

c Kelas Eksekutif/VIP; bagi calon penumpang yang telah

membeli karcis/tiket kapal kelas eksekutif/VIP.

(3) Fasilitas ruang tunggu di pelabuhan harus memenuhi

ketentuan:

a. Kelas Ekonomi, memiliki fasilitas sebagai berikut:

1)Tempat duduk (luas m2) : Bangku/0,30 m2

2)Urinoir/WC

3)Sistem Sirkulasi Udara : Terbuka/Fan

4)TV, Video

Page 490: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir308

b. Kelas Bisnis, memiliki fasilitas sebagai berikut:

1)Tempat duduk (luas m2) : Kursi/0,40 m2

2)Urinoir/WC/K. Mandi

3)Sistem Sirkulasi Udara : Fan/AC

4)TV, Video

c. Kelas Eksekutif, memiliki fasilitas sebagai berikut:

1)Tempat duduk (luas m2) : K.Reklening/0,50 m2

2)Urinoir/WC. K. Mandi

3)Sistem Sirkulasi Udara : AC

4)TV, Video

Pasal 4

(1) Setiap penumpang diharuskan membeli karcis sesuai dengan

kebutuhan dan keinginan, dan untuk angkutan barang dan/atau

hewan wajib diberi surat angkutan sebagai tanda bukti atas

pembayaran biaya angkutan yang telah disepakati.

(2) Untuk penumpang, barang dan/atau kendaraan yang telah

diberikan karcis/surat angkutan berhak mendapatkan pelayanan

sesuai dengan perjanjian yang tercantum dalam karcis/surat

angkutan angkutan sungai dan danau

(3) Bagi penumpang yang telah memiliki karcis, tidak dibenarkan

dibebani biaya tambahan atau kewajiban lainnya di luar

kesepakatan.

(4) Untuk lebih menjamin kepastian jadwal perjalanan kapal bagi

pemakai jasa , pengelola perusahaan angkutan penyeberangan

wajib mengumumkan jadwal perjalanan kapal yang telah

ditetapkan pada papan pengumuman di pelabuhan setempat.

Page 491: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir309

(5) Apabila pengusahaan angkutan penyeberangan yang melayani

pada lintas tertentu tidak dapat melaksanakan pelayanan

angkutan, pengusaha yang bersangkutan harus melaporkan

secara tertulis beserta alasannya kepada Kepala Pelabuhan

setempat dengan tembusan kepada pemberi persetujuan

pengoperasian kapal.

Pasal 5

(1) Untuk pembelian karcis , pihak pengelola pelabuhan atau

perusaaan angkutan wajib menyediakan tempat pembelian/loket

karcis bagi calon penumpang.

(2) Pihak pengelola pelabuhan wajib menyediakan tempat istirahat

dan/atau tempat ibadah bagi calon penumpang yang masih

menunggu lama baik kerena jadwal maupun karena

keterlambatan datangnya kapal.

(3) Pihak pengelola pelabuhan wajib menyediakan areal parkir yang

cukup baik untuk kendaraan calon penumpang maupun

penjemput/pengantar.

BAB IV

PELAYANAN PENUMPANG MEMASUKI KAPAL

Pasal 6

(1) Pihak pengelola pelabuhan wajib menyediakan jalan atau gang

khusus bagi penumpang menuju ke dermaga dan memasuki/naik

ke kapal.

(2) Pihak pengelola pelabuhan wajib memberikan fasilitas khusus dan

kemudahan bagi penyandang cacat, wanita hamil, anak di bawah

Page 492: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir310

usia 5 (lima) tahun, orang sakit, dan orang lanjut usia menuju

dermaga dan memasuki/naik ke kapal.

(3) Pengusaha angkutan atau pengelola pelabuhan wajib

menyediakan perangkat peralatan atau papan, untuk

memudahkan penumpang penyandang cacat yang menggunakan

kursi roda dapat naik dan turun ke dan dari kapal dengan mudah.

(4) Apabila dalam pengangkutan terdapat orang sakit, penderita

diupayakan untuk dapat ditempatkan pada tempat yang memadai.

(5) Penumpang naik kapal dengan tertib, dan diusahakan tidak saling

berebut atau bersamaan dengan pemuatan kendaraan ke kapal.

Pasal 7

(1) ABK mengarahkan penumpang untuk menempati ruangan atau

tempat duduk sesuai tiket/karcis yang dimilikinya.

(2) Saat kapal akan meninggalkan pelabuhan, penumpang

mendapatkan informasi tentang jenis, tempat dan cara

pemakaian alat-alat keselamatan/ penolong, dan diupayakan

dengan peragaan pemakaian jaket pelampung.

BAB V

PELAYANAN PENUMPANG SELAMA DI KAPAL

Pasal 8

(1) Penumpang memperoleh informasi yang jelas letak fasilitas

publik, misalnya kamar mandi/WC, kantin, tempat ibadah, klinik,

tempat merokok, informasi larangan, dan informasi jika keadaan

darurat

Page 493: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir311

(2) Setiap kapal yang mengangkut penumpang wajib menyediakan

fasilitas kesehatan bagi penumpang.

(3) Fasilitas kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi:

a. ruang pengobatan atau perawatan;

b. peralatan medis dan obat-obatan; dan

c. tenaga medis, meliputi dokter dibantu oleh juru rawat.

Pasal 9

(1) Di kapal harus tersedia ruangan yang dapat digunakan untuk

akomodasi awak kapal, termasuk taruna, yang dipisahkan oleh

sekat-sekat dari ruangan lainnya sesuai dengan persyaratan.

(2) Ruang akomodasi tidak boleh berhubungan langsung dengan

ruang mesin dan ruang ketel.

(3) Jalan masuk keruang akomodasi dan keruang kerja anak buah

kapal bagian mesin, harus mudah dicapai dari luar ruang mesin

dan ruang ketel.

(4) Di ruang akomodasi harus terdapat perlengkapan akomodasi

awak kapal dan ventilasi udara yang cukup serta terpisah dari

ventilasi udara untuk ruang mesin untuk ruang mesin dan ruang

muatan.

(5) Di setiap kapal harus tersedia kamar kecil dan kamar mandi

serta dapur bagi awak kapal sesuai dengan persyaratan.

Pasal 10

(1) Ruang penumpang harus dipisahkan dengan sekat dari kamar

awak kapal, ruang muatan dan ruang lainnya.

Page 494: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir312

(2) Ruang penumpang harus memenuhi persyaratan tingkat

kebisingan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(3) Ruang penumpang harus dilengkapi ventilasi dan penerangan

yang cukup.

(4) Ruang penumpang tidak boleh berhubungan langsung dengan

ruang mesin dan ruang ketel.

(5) Ruang penumpang harus aman terhadap hujan, angin dan

panas matahari.

(6) Geladak terendah yang boleh digunakan sebagai geladak

penumpang adalah geladak teratas yang terletak dibawah garis

air, dengan ketentuan geladak dimaksud harus mendapatkan

ventilasi,penerangan dan tingkap sisi yang cukup.

(7) Dikapal harus tersedia perlengkapan akomodasi penumpang

yang cukup sesuai kelasnya.

(8) Untuk setiap penumpang geladak harus tersedia ruangan degan

luas geladak sekurang-kurangnya 1,12 m2 ditambah dengan

0,37 m2 luas geladak untuk ruang peranginan.

(9) Untuk setiap penumpang kamar harus tersedia ruangan

sekurang-kurangnya 3,10 m2, ditambah dengan 0,37 m2 luas

geladak untuk ruang peranginan.

(10) Di kapal, berdasarkan lama pelayarannya, harus tersedia

perbekalan yang cukup bagi penumpang.

(11) Di kapal harus tersedia kamar kecil dan kamar mandi serta

dapur untuk penumpang sesuai dengan persyaratan.

Pasal 11

(3) Penumpang memperoleh pelayanan akomodasi terdiri dari:

Page 495: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir313

a. pelayanan minimal kenyamanan penumpang;

b. persyaratan minimal konstruksi kapal untuk pelayanan

penumpang.

(1) Persyaratan pelayanan minimal kenyamanan penumpang

ditentukan berdasarkan:

a. waktu atau lama berlayar;

b. kelas-kelas tempat duduk penumpang.

Pasal 12

(1) Persyaratan pelayanan minimal kenyamanan penumpang yang

didasarkan pada waktu atau lama berlayar yang dikelompokkan

pada 4 (empat) kategori sebagai berikut:

a. Kategori 1, dengan lama pelayaran sampai dengan 4 jam,

yang terdiri dari:

1) lama pelayaran dari 0 – 1,5 jam;

2) lama pelayaran dari 1,5 – 4 jam;

b. Kategori 2, dengan lama pelayaran di atas 4 jam sampai

dengan 8 jam;

c. Kategori 3, dengan lama pelayaran di atas 8 jam sampai

dengan 12 jam;

d. Kategori 4, dengan lama pelayaran di atas 12 jam.

(2) Persyaratan pelayanan minimal kenyamanan penumpang yang

didasarkan pada kelas-kelas tempat duduk penumpang terdiri

dari 3 (tiga) kategori sebagai berikut:

a. tempat duduk kelas ekonomi;

b. tempat duduk kelas bisnis;

c. tempat duduk kelas eksekutif/VIP.

Page 496: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir314

(3) Persyaratan pelayanan minimal kenyamanan penumpang adalah

sebagai berikut:

a. Jam berlayar sampai dengan 1,5 jam, fasilitas ruang

akomodasi untuk beberapa kelas adalah sebagai berikut:

a)Kelas Ekonomi Geladak Terbuka memiliki fasilitas sebagai

berikut:

1) Tempat duduk (luas m2) : Bangku/0,30 m2

2) Urinoir/WC. K. Mandi : Urinoir/WC

3) Sistem Sirkulasi Udara : Terbuka

4) P.Addreser Musik : Ada

5) TV, Video : -

b)Kelas Ekonomi Geladak Tertutup memiliki fasilitas sebagai

berikut:

1) Tempat duduk (luas m2) : Bangku/0,30 m2

2) Urinoir/WC. K. Mandi : Urinoir/WC

3) Sistem Sirkulasi Udara : Terbuka

4) P. Addreser Musik : Ada

5) TV, Video : -

c)Kelas Bisnis memiliki fasilitas sebagai berikut:

1) Tempat duduk (luas m2) : Kursi/0,40 m2

2) Urinoir/WC. K. Mandi : Urinoir/WC

3) Sistem Sirkulasi Udara : Fan

4) P. Addreser Musik : Ada

5) TV, Video : -

b. Di atas 1,5 jam s/d 4 jam, fasilitas ruang akomodasi untuk

beberapa kelas adalah sebagai berikut:

a)Kelas Ekonomi, memiliki fasilitas sebagai berikut:

Page 497: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir315

1) Tempat duduk (luas m2) : Bangku/0,30 m2

2) Urinoir/WC. K. Mandi : Urinoir/WC

3) Sistem Sirkulasi Udara : Terbuka

4) P.Addreser Musik : Ada

5) TV, Video : -

b)Kelas Bisnis, memiliki fasilitas sebagai berikut:

1) Tempat duduk (luas m2) : Kursi/0,40 m2

2) Urinoir/WC. K. Mandi : Urinoir/WC

3) Sistem Sirkulasi Udara : Fan

4) P. Addreser Musik : Ada

5) TV, Video : Ada

c)Kelas Eksekutif, memiliki fasilitas sebagai berikut:

1) Tempat duduk (luas m2) : K.Reklening/0,50 m2

2) Urinoir/WC. K. Mandi : Urinoir/WC

3) Sistem Sirkulasi Udara : AC

4) P. Addreser Musik : Ada

5) TV, Video : Ada

c. Di atas 4 jam s/d 8 jam, fasilitas ruang akomodasi untuk

beberapa kelas adalah sebagai berikut:

a)Kelas Ekonomi, memiliki fasilitas sebagai berikut:

1) Tempat duduk (luas m2) : Bangku/0,30 m2

2) Urinoir/WC. K. Mandi : Urinoir/WC

3) Sistem Sirkulasi Udara : Fan

4) P.Addreser Musik : Ada

5) TV, Video : Ada

b)Kelas Bisnis, memiliki fasilitas sebagai berikut:

1) Tempat duduk (luas m2) : Kursi/0,40 m2

Page 498: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir316

2) Urinoir/WC. K. Mandi : Urinoir/WC

3) Sistem Sirkulasi Udara : Fan/WC

4) P. Addreser Musik : Ada

5) TV, Video : Ada

c)Kelas Eksekutif, memiliki fasilitas sebagai berikut:

1) Tempat duduk (luas m2) : K.Reklening/0,50 m2

2) Urinoir/WC. K. Mandi : Urinoir/WC

3) Sistem Sirkulasi Udara : AC

4) P. Addreser Musik : Ada

5) TV, Video : Ada

d. Di atas 8 jam s/d 12 jam, fasilitas ruang akomodasi untuk

beberapa kelas adalah sebagai berikut:

a)Kelas Ekonomi, memiliki fasilitas sebagai berikut:

1) Tempat duduk (luas m2) : Bangku/0,30 m2

2) Urinoir/WC. K. Mandi : Urinoir/WC

3) Sistem Sirkulasi Udara : Fan

4) P.Addreser Musik : Ada

5) TV, Video : Ada

b)Kelas Bisnis, memiliki fasilitas sebagai berikut:

1) Tempat duduk (luas m2) : Kursi/ 0,40 m2

2) Urinoir/WC. K. Mandi : Urinoir/WC

3) Sistem Sirkulasi Udara : Fan/WC

4) P. Addreser Musik : Ada

5) TV, Video : Ada

c)Kelas Eksekutif, memiliki fasilitas sebagai berikut:

1) Tempat duduk (luas m2) : K.Reklening/0,50 m2

2) Urinoir/WC. K. Mandi : Urinoir/WC/KM

Page 499: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir317

3) Sistem Sirkulasi Udara : AC

4) P. Addreser Musik : Ada

5) TV, Video : Ada

e. Di atas 12 jam, fasilitas ruang akomodasi untuk beberapa

kelas adalah sebagai berikut:

a)Kelas Ekonomi, memiliki fasilitas sebagai berikut:

1) Tempat duduk (luas m2) : Bangku/ 0,30 m2

2) Urinoir/WC. K. Mandi : Urinoir/WC

3) Sistem Sirkulasi Udara : Fan

4) P.Addreser Musik : Ada

5) TV, Video : Ada

b)Kelas Bisnis, memiliki fasilitas sebagai berikut:

1) Tempat duduk (luas m2) : Kursi/0,40 m2

2) Urinoir/WC. K. Mandi : Urinoir/WC

3) Sistem Sirkulasi Udara : Fan/WC

4) P. Addreser Musik : Ada

5) TV, Video : Ada

c)Kelas Eksekutif, memiliki fasilitas sebagai berikut:

1) Tempat duduk (luas m2) : K.Reklening/0,50 m2

2) Urinoir/WC. K. Mandi : Urinoir/WC/KM

3) Sistem Sirkulasi Udara : AC

4) P. Addreser Musik : Ada

5) TV, Video : Ada

Pasal 13

(1) Persyaratan minimal konstruksi kapal untuk pelayanan

penumpang sebagaimana meliputi:

Page 500: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir318

a. luas ruangan

b. ruang penumpang, terdiri dari:

a) penumpang geladak terbuka;

b) penumpang geladak tertutup;

c) penumpang kamar.

c. tempat duduk;

d. gang/jalan lewat orang;

e. kamar mandi dan WC/kakus;

f. sistem lubang angin/ventilasi;

g. dapur dan kafetaria;

h. ruang rekreasi (public area) dan ruang ibadah.

(2) Persyaratan minimal konstruksi kapal penumpang adalah

sebagai berikut:

a. Luas ruangan; luas lantai tempat duduk/tempat tidur

penumpang kurang lebih 60 persen luas geladak ruangan

b. Ruang penumpang

a) penumpang geladak terbuka; luas lantai untuk kursi/bangku

per orang berukuran 0,30-0,45 m2.

b) penumpang geladak tertutup :

1) Tinggi atap minimal 1,90 m

2) Luas lantai untuk kursi/bangku per orang berukuran 0,30-

0,60 m2.

c. penumpang kamar:

a) Kapasitas maksimal tiap kamar untuk 6 orang

b) Dilengkapi tempat tidur tetap, berukuran minimal 1,80 m

panjang dan 0,70 m lebar.

c) Luas lantai per orang minimal 1,36 m2.

Page 501: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir319

d) Khusus untuk kapal-kapal sungai karena keterbatasan

ruangan, diperbolehkan membuat ruangan tidur secara

tatami (tanpa ranjang/bed) dengan luas lantai per oaring

minimal 1,26 m2.

d. tempat duduk:

a) bangku:

1) untuk tempat duduk penumpang kelas ekonomi.

2) tempat duduk memanjang yang menjadi satu, tanpa

sekat sandaran tangan.

3) Kapasitas tiap bangku tidak boleh melebihi 6 (enam)

orang untuk satu sisi keluar menuju gang/jalan lalu

lintas orang.

4) Luas bangku per orang minimal 0,30 m2, dengan ukuran

lebar 0,4 d dan panjang 0,75 m.

5) Bangku dapat ditempatkan pada ruangan penumpang

geladak terbuka atau tertutup.

b) Kursi:

1) Tempat duduk bersandaran tangan untuk masing-masing

penumpang dan ditempatkan secara berderet pada

ruangan penumpang geladak tertutup dan setiap kursi

dilapisi bantalan dan sandaran jok.

2)Luas ukuran kursi minimal 0,40 m2 tiap kursi.

c) Kursi Reklining (Reclining Seat)

1) Tempat duduk dengan sandaran punggung yang dapat

diatur dan setiap kursi dilapisi bantalan dan sandaran

jok, ditempatkan pada ruangan penumpang geladak

tertutup.

Page 502: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir320

2) Luas ukuran kursi minimal 0,50 m2 tiap kursi.

e. Gang/Jalan melintas untuk orang/ penumpang:

a) Jarak antara (lebar) dari gang untuk melintas

orang/penumpang, adalah sebagai berikut:

b) Sampai dengan 100 orang penumpang, jarak minimal 0,80

m.

c) Di atas 100 orang penumpang, jarak minimal 1,00 m.

d) Di atas 1.000 orang penumpang, jarak minimal 1,20 m.

e) Sudut kemiringan tangga penumpang penumpang yang

menghubungkan antar geladak tidak boleh melebihi 450.

f. Kamar Mandi dan WC/Kakus:

Untuk penumpang harus tersedia kamar dan WC/Kakus, dengan

jumlah minimal sebagai berikut:

a) Dari 13 sampai 50 penumpang, 2 (dua) kamar mandi dan

WC/kakus, selanjutnya untuk setiap setiap 50 penumpang

atau bagian dari 50 penumpang sampai 500 penumpang

harus ada tambahan 1 kamar mandi WC/kakus;

b) Lebih dari 500 penumpang, untuk setiap 100 atau bagian

dari 100 penumpang, harus ada tambahan 1 WC/kakus;

c) Kamar mandi dan WC/kakus dibagi untuk pria dan wanita

serta harus dilengkapai dengan dinding-dinding pemisah

yang cukup;

d) Harus terdapat persediaan air pada tempat-tempat air

dengan jumlah sedikitnya 1/6 dari jumlah kamar mandi dan

WC/kakus, sejauh perlengkapan kamar mandi dan

WC/kakus masih belum memenuhi hal tersebut secara

cukup;

Page 503: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir321

e) Untuk kapal dengan penumpang tidak lebih dari 12 orang,

paling sedikit harus ada satu kamar mandi dan satu

WC/kakus bagi awak kapal, yang harus dapat digunakan

juga untuk penumpang;

f) Untuk kapal yang melayani kategori 3 dan 4 (pembagian

menurut jam berlayar), harus tersedia cukup waktu bagi

penumpang untuk mandi;

g) Kamar mandi dan WC/kakus harus terpisah dari ruang

akomodasi dengan baik dan ruang-ruang tersebut harus

cukup luas serta cukup sirkulasi udaranya, dengan

penataan ruang dan konstruksi sehingga memudahkan

penyaluran air dan kotoran dalam pembersihannya.

g. Sistem lubang angin/ventilasi udara penumpang adalah sbb;

a) Ruang akomodasi penumpang harus diberikan lubang

angin/ventilasi udara yang cukup;

b) Ruang akomodasi penumpang di geladak tertutup, harus

memakai sistem pengisap (exhaust) dan sirkulasi udara

minimal 10 kali per jam;

c) Ruang akomodasi penumpang kelas bisnis dan eksekutif,

harus memakai fan (kipas angin) atau sistem air

conditioning (penyejuk udara);

d) Ruang akomodasi penumpang yang dilengkapi dengan fan

untuk setiap 25 m2 disediakan 1 (satu) fan berdiameter

minimal 40 cm;

e) Ruang akomodasi penumpang yang dilengkapi dengan

sistem air conditioning (penyejuk) temperatur ruang

berkisar antara 23°C-20°C;

Page 504: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir322

f) Ruang akomodasi penumpang harus mendapat cukup

cahaya melalui kaca pada tingkat-tingkat sisi, atau melalui

kaca-kaca lain yang dipasang untuk itu;

g) Pada malam hari tiap-tiap ruangan harus diberi

penerangan yang cukup;

h. Dapur dan kantin/kafetaria;

a) Dapur dan kantin/kafetaria harus memenuhi standar

sebagai berikut:

b) Dapur tidak boleh ditempatkan di geladak kendaraan;

c) Dapur harus mempunyai sistem lubang angin/ventilasi

udara dan pembuanagn air kotor yang terpisah dengan

ruangan akomodasi;

d) Kompor yang digunakan harus jenis kompor listrik;

e) Bila menggunakan sistem pembakaran dengan gas,

tangki penyimpan harus terpisah dan pada saluran gas

masuk harus dipasang minimal satu buah keran penutup

cepat (shut-of valve ) yang terletak di luar ruang dapur

f) Untuk pelayanan penumpang, diizinkan penempatan

kafetaria di ruang penumpang;

g) Kafetaria harus menggunakan kompor/alat pemanas listrik

h) Sistem lubang angin/ventilasi udara dan pembuangan air

kotor harus terpisah dengan ruang penumpang;

i) Pengelola/petugas kafetaria wajib menjaga kebersihan dan

kesehatan lingkungan.

i. Ruang rekreasi (public area) dan ruang ibadah;

Page 505: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir323

a) Kapal yang memuat lebih dari 50 penumpang, dapat

menyediakan ruangan terbuka untuk tempat santai/rekreasi

penumpang;

b) Kapal penumpang wajib menyediakan ruangan untuk

tempat ibadah, dengan luas yang sesuai dengan jumlah

penumpang dan ruang kapal yang tersedia, serta harus

selalu dijaga kebersihan dan kerapihannya.

BAB VI

PELAYANAN PENUMPANG TURUN DARI KAPAL

Pasal 14

(1) Nahkoda kapal harus memberitahukan rencana sandar dan

bongkar muat kepada Administrator Pelabuhan atau

Syahbandar dan Penyelenggara Pelabuhan atau Kepala Kantor

Pelabuhan dan Pengelola Pelabuhan sebelum kapal di

pelabuhan tujuan atau pada saat berangkat meninggalkan

pelabuhan asal.

(4) Sesampainya di pelabuhan tujuan, sebelum kapal sandar, ABK

mempersiapkan alat pemadam kebakaran dan peralatan kesiap

siagaan darurat lainnya, untuk antisipasi kondisi darurat yang

mungkin terjadi.

(5) Setelah kapal sandar dan terikat penuh di pelabuhan, ABK

membuka rampa/tangga kapal, dan setelah benar-benar terbuka

penuh penumpang baru dapat turun dari kapal dengan tertib,

dan diusahakan setelah selesai semua, barulah kendaraan

dapat turun dari kapal.

Page 506: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir324

Pasal 15

Nahkoda harus melaporkan realisasi kegiatan bongkar/muat kepada

Administrator Pelabuhan dan Penyelenggara Pelabuhan atau Kepala

Kantor Pelabuhan dan Pengelola Pelabuhan tentang jumlah muatan

baik penumpang dan kendaraan.

Page 507: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir325

16. Sispro Pelayanan Penumpang di Kapal Sungai dan

Danau

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN

NOMOR.

......................................................................................

TENTANG

SISPRO PELAYANAN PENUMPANG DI KAPAL SUNGAI DAN

DANAU

MENTERI PERHUBUNGAN

Menimbang : bahwa untuk menjamin kepastian dalam pemberian

pelayan kepada masyarakat akan jasa angkutan

sungai dan danau yang aman, nyaman, tertib dan

lancar, diperlukan ketentuan lebih lanjut mengenai

mengenai sistem dan prosedur pelayanan

penumpang di kapal sungai dan danau.

Mengingat : 1. Undang – Undang No. 17 Tahun 2008 tentang

Pelayaran Pasal 40

2. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 1999 tentang

Angkutan di Perairan Pasal 86.

3. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2002 tentang

Perkapalan Pasal 69, Pasal 70, Pasal 78, Pasal 79

dan Pasal 80.

Page 508: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir326

4. Keputusan Menteri Perhubungan No. 73 Tahun

2004 tentang Angkutan Sungai dan Danau.

6. Safety Of Life Of Sea (SOLAS 1973) beserta

keseluruhan amandemennya yang diterbitkan oleh

IMO

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan:

1. Angkutan Sungai dan Danau adalah kegiatan angkutan

dengan menggunakan kapal yang dilakukan di sungai, danau,

waduk, rawa, anjir, kanal dan terusan untuk mengangkut

penumpang, barang dan/atau hewan yang diselenggarakan

oleh pengusaha angkutan sungai dan danau.

2. Kapal Sungai dan Danau adalah kapal yang dilengkapi dengan

alat penggerak motor atau bukan motor yang digunakan untuk

angkutan sungai dan danau.

3. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau

perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan

pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan

sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang,

dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat

berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan

dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan

serta sebagai tempat perpindahan intra dan antarmoda

transportasi.

Page 509: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir327

4. Unit Penyelenggara Pelabuhan adalah lembaga pemerintah di

pelabuhan sebagai otoritas yang melaksanakan fungsi

pengaturan, pengendalian, pengawasan kegiatan

kepelabuhanan, dan pemberian pelayanan jasa

kepelabuhanan untuk pelabuhan yang belum diusahakan

secara komersial.

5. Keselamatan Kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi

persyaratan material, konstruksi, bangunan, permesinan dan

perlistrikan, stabilitas, tata susunan serta perlengkapan

termasuk perlengkapan alat penolong dan radio, elektronik

kapal, yang dibuktikan dengan sertifikat setelah dilakukan

pemeriksaan dan pengujian.

6. Badan Klasifikasi adalah lembaga klasifikasi kapal yang

melakukan pengaturan kekuatan konstruksi dan permesinan

kapal, jaminan mutu material, pengawasan pembangunan,

pemeliharaan, dan perombakan kapal sesuai dengan

peraturan klasifikasi.

7. Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu,

yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik,

energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang

berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air,

serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak

berpindah-pindah.

8. Nakhoda adalah salah seorang dari Awak Kapal yang menjadi

pemimpin tertinggi di kapal dan mempunyai wewenang dan

tanggung jawab tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Page 510: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir328

9. Anak Buah Kapal adalah Awak Kapal selain Nakhoda.

10. Syahbandar adalah pejabat pemerintah di pelabuhan yang

diangkat oleh Menteri dan memiliki kewenangan tertinggi untuk

menjalankan dan melakukan pengawasan terhadap

dipenuhinya ketentuan peraturan perundang-undangan untuk

menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran.

11. Setiap Orang adalah orang perseorangan atau korporasi.

12. Safety Of Life Of Sea (SOLAS 1973) adalah

konvensi/peraturan dalam menjamin keselamatan penumpang

di dalam kapal selama dalam pelayaran yang diterbitkan oleh

International Maritime Organitation (IMO) pada tahun 1973

beserta keseluruhan amandemennya yang telah diratifikasi

oleh Pemerintah.

13. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang tugas

tanggungjawabnya di bidang angkutan sungai dan danau.

14. Menteri adalah Menteri yang tugas dan tanggungjawabnya di

bidang pelayaran.

BAB II

RUANG LINGKUP

Pasal 2

(1) Sispro pelayanan penumpang di kapal sungai dan danau

berlaku untuk kegiatan pelayanan penumpang di pelabuhan

dan di kapal sungai dan danau.

(2) Ruang lingkup sispro pelayanan penumpang di kapal sungai

dan danau adalah meliputi:

Page 511: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir329

a. Ketentuan pelayanan penumpang di pelabuhan.

b. Ketentuan pelayanan penumpang memasuki kapal.

c. Ketentuan pelayanan penumpang selama di atas kapal.

d. Ketentuan pelayanan penumpang turun dari kapal.

BAB III

PELAYANAN PENUMPANG DI PELABUHAN

Pasal 3

(1) Pihak pengelola pelabuhan wajib menyediakan fasiltas ruang

tunggu bagi calon penumpang kapal.

(2) Fasilitas ruang tunggu di pelabuhan setidaknya memiliki

fasilitas:

a. Tempat duduk (luas m2) : Bangku/0,30 m2

b. Urinoir/WC

c. Sistem Sirkulasi Udara : Terbuka/Fan

d. TV

Pasal 4

(1) Setiap penumpang wajib membeli karcis sesuai dengan

kebutuhan dan keinginan, dan sebagai tanda bukti pembelian

pengelola angkutan penumpang wajib memberikan karcis

pada setiap penumpang, dan untuk angkutan barang dan/atau

hewan wajib diberi surat angkutan sebagai tanda bukti atas

pembayaran biaya angkutan yang telah disepakati.

Page 512: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir330

(2) Untuk penumpang, barang dan/atau hewan yang telah diberikan

karcis/surat angkutan , berhak mendapatkan pelayanan sesuai

dengan perjanjian yang tercantum dalam karcis/surat angkutan.

(3) Bagi penumpang yang telah memiliki karcis, tidak dibenarkan

dibebani biaya tambahan atau kewajiban lainnya di luar

kesepakatan.

(4) Untuk lebih menjamin kepastian jadwal perjalanan kapal bagi

pemakai jasa angkutan, perusahaan angkutan sungai dan

danau wajib mengumumkan jadwal perjalanan kapal yang telah

ditetapkan pada papan pengumuman di pelabuhan sungai dan

danau setempat.

(5) Apabila pengusaha angkutan sungai dan danau yang melayani

pada trayek tertentu tidak dapat melaksanakan pelayanan

angkutan, pengelola angkutan sungai dan danau yang

bersangkutan harus melaporkan secara tertulis maupun berupa

pengumuman beserta alasannya kepada Kepala Pelabuhan

setempat dengan tembusan kepada pemberi persetujuan

pengoperasian kapal.

Pasal 5

(1) Untuk pembelian karcis, pihak pengelola pelabuhan angkutan

sungai dan danau wajib menyediakan tempat pembelian/loket

karcis bagi calon penumpang.

(2) Penyandang cacat dan orang sakit diberikan prioritas

kemudahan dalam pembelian karcis dan memyediakan fasilitas

sesuai dengan kebutuhan

Page 513: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir331

(3) Pihak pengelola pelabuhan wajib menyediakan tempat istirahat

dan/atau tempat ibadah bagi calon penumpang yang masih

menunggu lama baik kerena jadwal maupun karena

keterlambatan datangnya kapal.

(4) Pihak pengelola pelabuhan wajib menyediakan areal parkir yang

cukup baik untuk kendaraan calon penumpang maupun

penjemput/pengantar.

BAB IV

PELAYANAN PENUMPANG MEMASUKI KAPAL

Pasal 6

(1) Sebelum penumpang memasuki kapal, pihak pengelola

pelabuhan dan ABK wajib menyediakan jalan/tangga untuk naik

ke kapal yang dapat menjamin keselamatan penumpang.

(2) ABK mempersilahkan penumpang masuk kapal dan memasuki

ruangan sesuai karcis yang dibeli

(3) Pihak pengelola pelabuhan wajib memberikan fasilitas khusus

dan kemudahan bagi penyandang cacat, wanita hamil, anak di

bawah usia 5 (lima) tahun, orang sakit, dan orang lanjut usia

menuju dermaga dan memasuki/naik ke kapal.

(4) Pengusaha angkutan atau pengelola pelabuhan wajib

menyediakan perangkat peralatan atau papan, untuk

memudahkan penumpang penyandang cacat yang

menggunakan kursi roda dapat naik dan turun ke dan dari kapal

dengan mudah.

Page 514: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir332

(5) Apabila dalam pengangkutan terdapat orang sakit, penderita

diupayakan untuk dapat ditempatkan pada tempat yang

memadai.

(6) Penumpang naik kapal dengan tertib, setelah muatan yang akan

dibawa sudah termuat semua di atas kapal.

Pasal 7

(1) ABK mengarahkan penumpang untuk menempati ruangan atau

tempat duduk yang tersedia.

(2) Penempatan penumpang diatur sedemikan hingga agar

stabilitas kapal tetap seimbang baik saat pemuatan, berlayar

dan penurunan penumpang.

(3) Jika kapal membawa barang, harus didahulukan dan

ditempatkan sedemikian hingga mudah dalam

pembongkaran/muat serta evakuasi jika keadaan darurat.

(4) Sebelum kapal meninggalkan pelabuhan, penumpang

mendapatkan informasi tentang jenis, tempat dan cara

pemakaian alat-alat keselamatan/ penolong, diupayakan dengan

peragaan pemakaian jaket pelampung serta informasi mengenai

larangan dan informasi jika keadaan darurat.

BAB V

PELAYANAN PENUMPANG SELAMA DI KAPAL

Pasal 8

(1) Selama dalam pelayaran, penumpang diusahakan tetap duduk

pada tempatnya dan dilarang melakukan aktivitas yang dapat

Page 515: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir333

membahayakan stabilitas kapal atau keselamatan kapal dan

penumpang.

(2) Untuk pelayanan keselamatan penumpang , kapal harus

memiliki:

a. Alat penolong berupa Life Jacket untuk 100% penumpang

dan ABK,

b. Emergency Communication/Radio Commnication

c. Kompas

d. Alat pemadam kebakaran untuk penanganan keadaan

darurat,

e. Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan).

Pasal 9

(1) Jika kapal dengan geladak tertutup, penumpang memperoleh

pelayanan akomodasi meliputi:

a. Ruangan di geladak tertutup,

b. Ruangan di Geladak Terbuka,

c. Tempat Duduk,

d. Gang/jalan melintas untuk penumpang,

e. Kamar mandi dan WC/kakus,

f. Sistem lubang angin/ventilasi udara,

g. Dapur dan kantin/ kafetaria,

h. Ruang publik,

i. Ruangan di geladak tertutup

(2) Ruangan di geladak tertutup , dengan persyaratan konstruksi

dengan syarat sebagai berikut:

a. Tinggi atap minimal 1,90 m

Page 516: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir334

b. Luas lantai untuk kursi/bangku per orang berukuran 0,30-

0,65 m2.

(3) Ruangan di geladak terbuka , dengan persyaratan luas lantai

untuk kursi/bangku per orang berukuran 0,30-0,45 m2.

(4) Tempat duduk , dengan persyaratan konstruksi sebagai berikut:

a. Tempat duduk memanjang yang menjadi satu, tanpa sekat

sandaran tangan,

b. Kapasitas tiap bangku tidak boleh melebihi 6 (enam) orang

untuk satu sisi keluar menuju gang/jalan lalu lintas orang,

c. Luas bangku per orang minimal 0,30 m2, dengan ukuran

lebar 0,4 m dan panjang 0,75 m,

d. Bangku dapat ditempatkan pada ruangan penumpang

geladak terbuka atau tertutup.

(5) Gang/jalan melintas untuk orang/penumpang sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) huruf d, mempunyai jarak antara

(lebar) dari gang tempat untuk melintas orang/penumpang,

adalah sebagai berikut:

a. sampai dengan 100 penumpang, jarak minimal 0,80 m,

b. di atas 100 penumpang, jarak minimal 1,00 m,

c. sudut kemiringan tangga penumpang yang menghubungkan

antar geladak tidak boleh melebihi 450.

(6) Kamar mandi dan WC/kakus sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) huruf e, dengan jumlah minimal sebagai berikut:

a. dari 13 sampai 50 penumpang, 2 kamar mandi dan

WC/kakus, selanjutnya untuk setiap 50 atau bagian dari 50

penumpang sampai 500 penumpang telah ada tambahan 1

kamar mandi dan WC/kakus;

Page 517: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir335

b. kamar mandi dan WC/kakus dibagi untuk pria dan wanita,

serta telah dilengkapi dengan dinding-dinding pemisah yang

cukup;

c. terdapat persediaan air pada tempat-tempat air dengan

jumlah sedikitnya 1/6 dari jumlah kamar mandi dan

WC/kakus, sejauh perlengkapan kamar mandi dan

WC/kakus masih belum memenuhi hal tersebut secara

cukup;

d. untuk kapal dengan penumpang tidak lebih dari 12 orang,

paling sedikit ada satu kamar mandi dan satu WC/kakus

bagi awak kapal, yang dapat digunakan juga untuk

penumpang;

e. untuk kapal yang berlayar lebih lama (8 jam) telah tersedia

cukup waktu bagi penumpang untuk mandi;

f. kamar mandi dan WC/kakus telah terpisah dari ruang

akomodasi dengan baik dan ruang-ruang tersebut telah

cukup luas serta cukup sirkulasi udaranya, dengan

penataan ruangan dan konstruksi sehingga memudahkan

penyaluran air dan kotoran dalam pembersihannya.

(7) Sistem lubang angin/ventilasi udara adalah dengan jumlah

minimal sebagai berikut:

a. ruang akomodasi penumpang telah diberikan lubang

lubang angin/ventilasi udara yang cukup;

b. ruang akomodasi penumpang yang memakai sistem

pengisap (exhaust) dengan sirkulasi udara minimal 10 kali

per jam;

Page 518: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir336

c. ruang akomodasi penumpang yang dilengkapi dengan fan

untuk setiap 25 m2 disediakan 1 (satu) fan berdiameter

minimal 40 cm;

d. ruang akomodasi penumpang yang dilengkapi dengan

sistem air conditioning (penyejuk udara) temperatur ruang

berkisar antara 230C-200C;

e. ruang akomodasi penumpang mendapat cukup cahaya

melalui kaca pada tingkap-tingkap sisi, atau melalui kaca-

kaca lain yang dipasang untuk itu;

f. pada malam hari tiap-tiap ruangan telah telah diberi

penerangan yang cukup;

(8) Dapur dan kantin/kafetaria sebagaimana dimaksud dalam ayat

(1) huruf f, dengan persyaratan sebagai berikut:

a. dapur tidak boleh ditempatkan di geladak kendaraan;

b. dapur telah mempunyai sistem lubang angin/ventilasi udara

dan pembuangan air kotor yang terpisah dengan ruang

akomodasi;

c. kompor yang digunakan telah jenis kompor listrik;

d. bila menggunakan sistem pembakaran dengan gas, tangki

penyimpan gas telah terpisah dan pada saluran gas masuk

telah dipasang minimal satu buah keran penutup cepat (shut-

off valve) yang terletak di luar ruang dapur;

e. untuk pelayanan penumpang, diizinkan penempatan kafetaria

di ruang penumpang;

f. sistem lubang angin/ventilasi udara dan pembuangan air

kotor telah terpisah dengan ruang penumpang;

Page 519: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir337

g. pengelola/petugas kafetaria wajib menjaga kebersihan dan

kesehatan lingkungan.

(9) Ruang publik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf g,

dengan persyaratan sebagai berikut:

a. kapal yang memuat lebih dari 50 penumpang, dapat

menyediakan ruangan terbuka untuk tempat santai/rekreasi

penumpang;

b. kapal penumpang wajib menyediakan ruangan untuk tempat

ibadah, dengan luas yang sesuai dengan jumlah penumpang

dan ruang kapal yang tersedia, serta telah selalu dijaga

kebersihan dan kerapihannya.

Pasal 10

Kapal dengan geladak tertutup yang berukuran di atas 2.500 m2,

wajib menyediakan ruangan untuk keperluan perawatan orang sakit

(kilinik dan kamar perawatan) dengan sistem ventilasi udara

tersendiri, begitu pula untuk pembuangan air dan kotoran telah

dengan sistem pencuci kuman sebelum dibuang ke luar kapal.

BAB VI

PELAYANAN PENUMPANG TURUN DARI KAPAL

Pasal 11

Nahkoda kapal harus memberitahukan rencana sandar dan bongkar

muat kepada Administrator Pelabuhan atau Syahbandar dan

Penyelenggara Pelabuhan atau Kepala Kantor Pelabuhan dan

Page 520: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir338

Pengelola Pelabuhan sebelum kapal di pelabuhan tujuan atau pada

saat berangkat meninggalkan pelabuhan asal.

Pasal 12

(1) Sesampainya di pelabuhan tujuan, sebelum kapal sandar,

petugas pelabuhan mempersiapkan alat pemadam kebakaran

dan peralatan kesiap siagaan darurat lainnya, untuk antisipasi

kondisi darurat yang mungkin terjadi.

(2) Setelah kapal sandar dan terikat penuh di pelabuhan, ABK atau

petuga pelabuhan mempersiapkan tangga untuk turun

penumpang, dan setelah benar-benar terbuka penuh

penumpang baru dapat turun dari kapal dengan tertib, dan

setelah selesai semua, barulah muatan dapat dibongkar dari

kapal.

Pasal 13

Nahkoda harus melaporkan realisasi kegiatan bongkar/muat kepada

Administrator Pelabuhan dan Penyelenggara Pelabuhan atau Kepala

Kantor Pelabuhan dan Pengelola Pelabuhan tentang jumlah

penumpang serta jenis dan jumlah barang yang dimuatnya.

Page 521: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir339

Page 522: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir340

Page 523: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan V - Laporan Akhir341

Page 524: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan VI - Laporan Akhir1

BAB VIKESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KesimpulanDari kajian dan perumusan sispo di bidang transportasi

ASDP dapat diambil kesimpulan antara lain sebagai

berikut;

1. Rumusan sispro di bidang transportasi ASDP

Sispro di bidang transportasi ASDP adalah dirumuskan

dengan input dari berbagai peraturan perundang-

undangan yang telah dikeluarkan. Bilamana ada yang

kurang dan ternyata sangat dibutuhkan di lapangan,

selanjutnya dikembangkan namun tetap berlandaskan

aturan yang berlaku. Hal ini dimaksudkan untuk

menjamin efektifitas pelaksanaan sekaligus

menghindarkan adanya kontradiktif pada berbagai

peraturan di bidang ASDP yang telah ditetapkan

sebelumnya.

2. Substansi sipro di bidang transportasi ASDP

Secara harfiah substansi sispro di bidang transportasi

ASDP sudah ada di dalam peraturan perundang-

undangan, namun belum ada terminologi sispro secara

eksplisit dan juga masih tersebar pada beberapa

peraturan yang sudah ditetapkan

3. Penyusunan Sispro di Bidang Transportasi ASDP

dalam pekerjaan ini meliputi:

Page 525: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan VI - Laporan Akhir2

a Sispro penetapan lintas penyeberangan;

b Sispro penetapan lintas angkutan danau/

sungai;

c Sispro penempatan kapal pada lintas

penyeberangan;

d Sispro penempatan kapal pada lintas angkutan

sungai dan danau;

e Sispro penanganan kebakaran kapal

penyeberangan;

f Sispro penanganan kebakaran kapal sungai dan

danau;

g Sispro penanganan kebakaran di pelabuhan;

h sispro penanganan orang jatuh ke laut;

i Sispro penanganan bom/bahan peledak di

pelabuhan penyeberangan;

j Sispro penanganan bom/bahan peledak di

pelabuhan sungai dan danau;

k Sispro penanganan tubrukan kapal

penyeberangan;

l Sispro penanganan meninggalkan kapal;

m Sispro pengangkutan bahan/ barang berbahaya

dan beracun melalui angkutan Penyeberangan;

n Sispro pengangkutan bahan/barang berbahaya

dan beracun melalui angkutan sungai dan

danau;

o Sispro pelayanan penumpang kapal

penyeberangan;

Page 526: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan VI - Laporan Akhir3

p Sispro pelayanan penumpang di kapal sungai

dan danau;

B. Rekomendasi

Dalam rangka menjamin efektifitas pelaksanaan sispro

di bidang transportasi ASDP, maka diperlukan beberapa

rekomendasi yaitu antara lain sebagai berikut;

1. Sispro di bidang transportasi ASDP sebaiknya

ditetapkan dalam bentuk keputusan Menteri

Perhubungan. Hal ini dimaksudkan agar semua

instansi terkait benar – benar memperhatikan dan

melaksanakan sesuai dengan yang ditetapkan.

Dengan demikian, keamanan dan keselamatan

operasi ASDP dapat lebih terjamin

2. Sebelum ditetapkan dengan Keputusan Menteri

Perhubungan, sebaiknya dikoordinasikan terlebih

dahulu dengan pihak operator Hal ini

dimaksudkan untuk menjamin adanya

kesepahaman dalam operasi sispro di bidang

transportasi ASDP.

3. Sosialisasi sispro di bidang transportasi ASDP

pada pemerintah daerah sangat diperlukan,

dengan maksud untuk menjamin adanya

kesepakatan dan pemahaman yang lebih

mendalam, sehingga pelaksanaannya dapat

dijamin secara kosnisten.

Page 527: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report1

Dinas Bappda Dinas Dinas Dinas BPS Bupati/ Gubernur Peme- BMG Pengusa-Perhub PU Pertanian Perdag Walikota rintah ha Kapal

1 Menelaah RTRW Kab/Kota,Pro-vinsi dan RTRW Nasional secara-bersama untuk mengetahui;a.Ruang yg diperuntukkan utk pengembangan dua simpul yg dihubungkan lintas angkutan penyeberanganb.Melihat akses jaringan antar jalan desa, ke antar jalan kab/ kota, ke antar jalan prov dan ke antar jalan nasional ke simpul yang akan dihubungkanc.Melihat rencana pembangunan antar jaringan jalan ke dua sim- pul yang dihubungkan lintas pe- nyeberangan

2 Memperhatikan secara seksamajaringan jalan yang sama menu-ju simpul yang dihubungkan lintasangkutan penyeberangan

3 Melakukan kajian perhitunganpotensi sosek dan demandlintas penyeberangan yg meng-gambarkan;a.Potensi produksi komoditas pa- da dua simpul yg dihubungkan lintas penyeberanganb.Memperkirakan pergerakan ber- bagai komoditas antar dua sim- pulc.Menghitung potensi perkemba- ngan penduduk di dua simpul

Flowchart 1 Lampiran 1Sispro Penetapan Lintas Angkutan Penyeberangan

KegiatanNoPelaksana Tugas/Yang Bertanggung Jawab

Page 528: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report2

Dinas Bappda Dinas Dinas Dinas BPS Bupati/ Gubernur Pemerin- BMG Pengusa-Perhub PU Pertanian Perdag Walikota tah ha Kapal

d.Memperkirakan pergerakan org/ penumpang antar dua simpul yg dihubunglan lintas penyebe- rangane.Menghitung pendapatan per ka- pita di dua simpul yang dihu- bungkan lintas penyeberanganf.Menetapkan/memperhitungkan demand lintas penyeberangan

4 Memperkirakan jumlah kapal lin-tas angkutan penyeberangan

5 Memperhatikan secara seksamaserta menyesuaikan tata pelabu-han nasional sebagai pedomanpenetapan pelabuhan lintas pe-nyeberangan

6 Melakukan kajian kelayakan pem-bangunan pelabuhan di sua sim-pul yg dihubungkan lintas penye-berangan

7 Pemerintah melakukan identifikasidan kajian kharakteristik lintasandua simpul yang dihubungkan(tinggi gelombang, kecepatanangin, kedalaman alur, disain ka-pal )

8 Merencanakan dan membangunkelas jaringan jalan yang samamenuju pelabuhan di dua simpulyang dihubungkan

9 Merencanakan dan membangunpelabuhan lintas penyeberangandi dua simpul yang dihubungkan

No KegiatanPelaksana Tugas/Yang Bertanggung Jawab Lampiran 1

Page 529: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report3

Dinas Bappda Dinas Dinas Dinas BPS Bupati/ Gubernur Pemerin- BMG Pengusa-Perhub PU Pertanian Perdag Walikota tah ha Kapal

10 Mnginformasikan kriteria lintasngkutan penyeberangan

11 Mendisain kapal sesuai dengankharakteristik lintasan

12 Memperhatikan keterpaduan antardan intermoda transportasi padadua simpul yang dihubungkan lin-tas penyeberangan

12 Kewenangan penetapan lintaspenyeberangan;a.Lintas penyeberangan dalam kabupaten/kotab.Lintas penyeberangan antar kabupaten/kotac.Lintas penyeberangan antar provinsi

No Kegiatan Pelaksana Tugas/Yang Bertanggung Jawab Lampiran 1

Page 530: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report4

Dinas Bappda Dinas Dinas Dinas BPS Bupati/ Gubernur Peme- BMG Pengusa-Perhub PU Pertanian Perdag Walikota rintah ha Kapal

1 Menelaah RTRW Kab/Kota,Pro-vinsi dan RTRW Nasional secara-bersama untuk mengetahui;a.Ruang yg diperuntukkan utk pengembangan dua simpul yg dihubungkan lintas angkutan sungau dan danaub.Melihat jaringan jalan desa ke antar jalan kab/kota ke antar jalan kota, ke antar jalan prov dan ke antar jaringan jalan nasional ke dua simpul lintas sungai dan danauc.Melihat rencana pembangunan antar jaringan jalan ke dua sim- pul yang dihubungkan lintas angku- tan sungai dan danau

2 Memperhatikan secara seksamajaringan jalan yang sama menu-ju pelabuhan yang menghubungkanangkutan sungai dan danau

3 Melakukan kajian perhitungan potensipotensi sosek dan demand di duasimpul yang dihubungkan angkutansungai dan dan danau yg meliputi;a.Potensi produksi komoditas pa- da dua simpul yg dihubungkan lintas angkutan sungai dan danaub.Memprediksi pergerakan komoditas di dua simpul yang dihubungkan lintas angkutan sungai dan danauc.Menghitung potensi perkemba- ngan penduduk di dua simpul

Flowchart 2 Sispro Penetapan Lintas Angkutan Sungai Dan Danau Lampiran 2

No KegiatanPelaksana Tugas/Yang Bertanggung Jawab

Page 531: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report5

Lampiran 2Dinas Bappda Dinas Dinas Dinas BPS Bupati/ Gubernur Pemerin- BMG Pengusa-Perhub PU Pertanian Perdag Walikota tah ha Kapal

d.Memperkirakan pergerakan org/ penumpang antar dua simpul yg dihubunglan lintas angkutan sungai dan danaue.Menghitung pendapatan per kapita di dua simpul yang dihubungkan lintas angkutan sungai dan danauf. Memperhitungkan demand lintas angkutan sungai dan danau

4 Memperkirakan jumlah kapal lin-tas angkutan sungau dan danau

5 Memperhatikan secara seksamaserta menyesuaikan tata pelabuhannasional sebagai pedoman penetapanpelabuhan lintas angkutan sungai dandanau

6 Melakukan kajian kelayakan pem-bangunan pelabuhan di sua sim-pul yg dihubungkan lintas angkutansungai dan danau

7 Pemerintah melakukan identifikasidan kajian kharakteristik lintasanangkutan sungai dan danai meliputi;tinggi gelombang, kecepatan angin,kedalaman alur, kecepatan arus, dandisain kapal

8 Merencanakan dan membangun ke-las jaringan jalan yang sama menujupelabuhan di dua simpul yang dihu-bungkan angkutan sungai dan danau

9 Merencanakan dan membangun pe-labuhan lintas di dua simpul yang di-hubungkan angkutan sungai & danau

Pelaksana Tugas/Yang Bertanggung JawabNo Kegiatan

Page 532: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report6

Lampiran 2Dinas Bappda Dinas Dinas Dinas BPS Bupati/ Gubernur Pemerin- BMG Pengusa-Perhub PU Pertanian Perdag Walikota tah ha Kapal

10 Mnginformasikan kriteria lintasanangkutan sungai dan danau

11 Mendisain kapal sesuai dengan kha-rakteristik lintasan sungai & danau

12 Memperhatikan keterpaduan antardan intermoda transportasi pada duasimpul yang dihubungkan lintas ang-kutan sungai dan danau

12 Kewenangan penetapan lintaspenyeberangan;a.Lintas angkutan sungai dan danau dalam kabupaten/kotab.Lintas angkutan sungai dan dana antar kabupaten/kotac.Lintas angkutan sungai dan danau antar provinsi

Pelaksana Tugas/Yang Bertanggung JawabNo Kegiatan

Page 533: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report7

Dinas Penusaha Pemerintah BMG Nahkoda Gubernur Bupati/Perhub Kapal Walikota

1 Melakukan identifikasi dan kajiankelas pelabuhan,kedalaman ko-lam air pelabuhan dengan maksuduntuk mengetahui spasifikasi ka-pal angkutan penyeberangan yangsesuai dari segi lebar, tinggi danpanjang kapal

2 Memperhatikan secara seksamakondisi kapal terutama dari segikualitas, dan kesesuaian terhadappelabuhan

3 Pengusaha yang memiliki kapalpenyeberangan dengan GT hingga300 dengan jarak lintasan yang di-layani hingga 15 mil harus dileng-kapi persyaratan alat keselamatansesuai dengan SOLAS yaitu;a.Resque Boat ( perahu penyela- mat ) 1 unitb.Life raft ( rakit penolong ) untuk 100 % awak kapal dan penum- pangc.Inflatable life raft with light/rakit dengan cahayad.Life jacket ( baju pelampung ) utk 100 % awak kapal dan penum- pange.Life jacket with light ( baju pelam- pung dengan cahaya )f.Means of rescue ( alat penolong)g.Extra life jacket ( tambahan baju pelampung ) 10 %

Flowchart 3 Sispro Penempatan Kapal Angkutan Penyeberangan Lampiran 3

No KegiatanPelaksana Tugas/Yang Bertanggung Jawab

Page 534: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report8

Dinas Penusaha Pemerintah BMG Nahkoda Gubernur Bupati/Perhub Kapal Walikota

h.Helicopter Pic up area ( area heli- kompter)i.Marine evaluation sistem ( MES) /sistem evakuasij.Embarkation ladder ( tangga kebe- rangkatan )k.Two way VHF ( radio VHF peneri- ma dan pemancar 2 unitl.SART 1 unitm.Distress flare 12n.Emergency comunication ( alat komunikasi darurat )o.General emergency alarm ( alarm darurat umum)p.Public adress system ( sistem in- formasi umum )q.Life buoys ( pelampung 4 unit

4 Pengusaha yang memiliki kapalpenyeberangan dengan GT 300-500dengan jarak lintasan yang dilayani15 mil s/d 100 mil harus dileng-kapi persyaratan alat keselamatansesuai dengan SOLAS yaitu seba-gian sama dengan No. 3, dan se-bagai tambahan adalah sebagai be-rikut;a.Two way VHF ( radio VHF peneri- ma dan pemancar 3 unitb.SART 2 unitc.Life buoys ( pelampung ) 8 unitd.Muster list and emergency ins- truction ( tanda berkumpul dan instruksi bahaya

Sispro Penempatan Kapal Angkutan Penyeberangan Lampiran 3

No KegiatanPelaksana Tugas/Yang Bertanggung Jawab

Page 535: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report9

Dinas Penusaha Pemerintah BMG Nahkoda Gubernur Bupati/Perhub Kapal Walikota

e.1 unit survival craft ( perahu kerja)f.Life boat in board places in side of ship 2 unit( sekoci penolong pa- da dua sisi kapal )

5 Pengusaha yang memiliki kapalpenyeberangan dengan GT 500-800dengan jarak lintasan yang dilayani100 mil harus dilengkapi persyara-tan alat keselamatan sesuai de-ketentuan SOLAS yaitu dimanasebagian sama dengan No.4 diatas namun perlu ada beberapatambahan yaitu sebagai berikut;a.Life buoys/pelampung 8 unitb.Fast resque boat/perahu cepat penyelamat 2 unitc.Life raft provide by float free sto- wage ( rakit penolong )

6 Pengusaha yang memiliki kapalpenyeberangan hingga 1.300 GTdengan jarak lintasan yang dilayani100 mil ke atas harus dilengkapipersyaratan alat keselamatan se-suai ketentuan SOLAS yaitu di-mana sebagian sama dengan No.5di atas namun perlu ada beberapatambahan yaitu sebagai berikut;a.Survival craft ( perahu kerja ) 2 unit

7 Pengusaha yang memiliki kapalpenyeberangan hingga 1.800 GTdengan jarak lintasan yang dilayani100 mil ke atas harus dilengkapipersyaratan alat keselamatan se-

Sispro Penempatan Kapal Angkutan Penyeberangan Lampiran 3

No KegiatanPelaksana Tugas/Yang Bertanggung Jawab

Page 536: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report10

Dinas Penusaha Pemerintah BMG Nahkoda Gubernur Bupati/Perhub Kapal Walikota

suai ketentuan SOLAS yaitu samadengan No. 6 di atas.

8 Pengusaha yang memiliki kapalpenyeberangan hingga 2.500 GTdengan jarak lintasan yang dilayani100 mil ke atas harus dilengkapipersyaratan alat keselamatan se-suai ketentuan SOLAS yaitu samadengan No. 7 di atas

9 Pengusaha yang memiliki kapalpenyeberangan hingga 3.200 GTdengan jarak lintasan yang dilayani100 mil ke atas harus dilengkapipersyaratan alat keselamatan se-suai ketentuan SOLAS yaitu samadengan No. 8 di atas

10 Pemerintah melakukan koordinasidengan BMG untuk melakukan iden-tifikasi dan kajian tinggi gelombangsebagai acuan untuk penempatankapal angkutan penyeberangan padasetiap lintasan per region

11 Pemerintah melakukan kajian danpenetapan spesifikasi kapal padasetiap lintasan per region

12 Pemerintah melakukan kajian danmenetapkan pengujian stabilitas de-ngan memanfaatkan kurva G-Z yangdisajikan dalam Dokumen Stabilitasatau dikenal dengan Stability Bookletharus tersedia di kapal

13 Memperhatikan maksimum yang di-

Sispro Penempatan Kapal Angkutan Penyeberangan Lampiran 3

No KegiatanPelaksana Tugas/Yang Bertanggung Jawab

Page 537: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report11

Dinas Penusaha Pemerintah BMG Nahkoda Gubernur Bupati/Perhub Kapal Walikota

ijinkan untuk membawa muatan de-ngan sarat kapal yang ditandai olehlambung timbul

14 Memperhatikan kondisi pemuatan ka-pal sesuai dengan ketentuan dalamdokumen stabilitas IMO regulationyang mengisyaratkan;a.Kapal muatan penuh dengan bahan bakar saat bertolakb.Kapal muatan penuh dengan bahan bakar dan air tawar sisa 10 % saat tibac.Kapal muatan kosong dengan bal- last dan bahan bakar penuh pada saat bertolakd.Kapal muatan kosong dengan bal- last dan bahan bakar dan air tawar sisa 10 % saat tiba

15 Dinas Perhubungan di dalam pe-nempatan kapal angkutan penyebe-rangan dikarenakan penambahan ataupenempatan kapal harus memperhati-kan beberapa aspek yaitu sbb;a.Untuk pengembangan lintas penye- berangan yang sudah beroperasi ha- rus memperhatikan sbb; a) jumlah trip per hari dan jumlah yg diizinkan melayani lintas yang di- tetapkan b) jumlah kapasitas kapal rata-rata tersedia c) jumlah kapasitas kapal rata-rata terpakai

Sispro Penempatan Kapal Angkutan Penyeberangan Lampiran 3

No KegiatanPelaksana Tugas/Yang Bertanggung Jawab

Page 538: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report12

Dinas Penusaha Pemerintah BMG Nahkoda Bupati/ GubernurPerhub Kapal Walikota

d) Faktor muat e) fasilitas prasarana pelabuhan yg tersedia, dan/atau f) tingkat kemampuan pelayaran alurb.Untuk pengisian lintas baru harus memperhatikan sbb; a) tersedia prasarana pelabuhan yg memadai b) potensi bangkitan angkutan c) Potensi ekonomi wilayah

16 Pengusaha kapal dan dinas perhubu-ngan harus melakukan koordinasi un-tuk memeriksa persyaratan kapal se-belum ditempatkan yang meliputi;a.Persyaratan teknisb.Persyaratan keselamatan

17 Sebelum ditempatkan, perlu dilakukanuji coba kapal angkutan penyebera-ngan pada lintas yang akan ditempat-kan

18 Bilamana ada yang kurang sesuai,maka perlu ada perbaikan dan/ataupemenuhan kelengkapan sesuai de-ngan ketentuan yang ditetapkan

19 Pengajuan permohonan untuk men-dapatkan persetujuan harus dileng-kapi sebagai berikut;a.Surat izin usaha angkutan penyebe- ranganb.Bukti kesiapan kapal untuk diopera- sikan antara lain ; 1) Memiliki sertifikat kesempurnaan dari Durektorat Jenderal Perhubu-

Sispro Penempatan Kapal Angkutan Penyeberangan Lampiran 3

No KegiatanPelaksana Tugas/Yang Bertanggung Jawab

Page 539: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report13

Dinas Penusaha Pemerintah BMG Nahkoda Gubernur Bupati/Perhub Kapal Walikota

ngan Laut dan dikelaskan oleh Biro Klasifikasi Indonesia 2) Kapal yang sesuai dengan spesi- fikasi teknis lintas dan pelabuhan penyeberangan yang dilayanic.Nama dan ukuran kapal ( GRT )d.Lintas yang akan dilayanie.Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP)

20 Kewenangan persetujuan;a.Penempatan kapal lintas penyebe- rangan antar provinsib.Penempatan kapal lintas penyebe- rangan antar kabupaten/kotac.Penempatan kapal lintas penyebe- rangan antar provinsi

Sispro Penempatan Kapal Angkutan Penyeberangan Lampiran 3

No KegiatanPelaksana Tugas/Yang Bertanggung Jawab

Page 540: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report14

Dinas Penusaha Pemerintah Gubernur Bupati/Perhub Kapal Walikota

1 Melakukan identifikasi dan kajiankharakteristik lintasan sungai dandanau yang hasilnya menggambar-kan:a.Kecepatan arus sungaib.Kedalaman air sungai dan danauc.Lebar sungai dan danaud.Bangunan di sekitar sungai dan danaue.Fungsi air sungai dan danau

2 Melakukan identifikasi besarandan kondisi pelabuhan lintasan su-ngai dan danau di dua simpul

3 Meniformasikan kepada pengusahakapal tentang spesifikasi kapal ang-kutan sungai dan danau

4 Melakukan pemeriksaan persyara-tan kapal sebelum ditempatkan me-liputi;a.Persyaratan teknis; 1) memenuhi persyaratan laik laut dan standar pelayanan minimal kapal angkutan sungai dan da- nau sesuai ketentuan yang ber- laku 2) memiliki fasilitas sesuai dengan spesifikasi teknis pelabuhan 3) Memiliki dan/atau mempeker- jakan awak kapal yang memili- ki persyaratan kualifikasi kapal angkutan sungai dan danau

Flowchart 4 Sispro Penempatan Kapal Angkutan Sungai dan Danau Lampiran 4

No KegiatanPelaksana Tugas/Yang Bertanggung Jawab

Page 541: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report15

Dinas Penusaha Pemerintah Gubernur Bupati/Perhub Kapal Walikota

4) Mencantumkan identitas peru- sahaan dan/atau nama pribadi pemilik yang ditempatkan di sebelah kiri dan kanan kapal angkutan sungai dan danau 5) Mencantumkan informasi/pe- tunjuk yang diperlukan dengan menggunakan bahasa indone- sia danbahasa ingrisb.Persyaratan keselamatan yang meliputi: 1) Material 2) Kontruksi 3) Bangunan 4) Pemesinan 5) Stabilitas 6) Tata susunan serta perlengka- pan termasuk alat penolong dan radio

5 Persyaratan keselatan kapal ang-kutan sungai dan danau yang ha-rus dipenuhi adalah sesuai denganketentuan SOLAS, dimana denganGT > 7 adalah sebagai berikut;a.Resque boat ( perahu penyelamat) 1 unitb.Life raft ( rakit penolong ) untuk 100 % awak kapal dan penumpangc.Life jacket ( baju pelampung ) untuk 100 % awak kapal dan penumpangd.Extra life jacket ( tambahan baju pelampung ) 10 %e.Two way VHF( radio VHF penerima

Sispro Penempatan Kapal Angkutan Sungai dan Danau Lampiran 4

No KegiatanPelaksana Tugas/Yang Bertanggung Jawab

Page 542: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report16

Dinas Penusaha Pemerintah Gubernur Bupati/Perhub Kapal Walikota

dan pemancar ) 2 unitf.Emergency comunication ( alat ko- munikasi darurat )g.General emergency alarm ( alarm darurat umum )h.Life buoys ( pelampung ) 4 uniti.Ruang perawatan untuk orang sakit

6 Persyaratan keselatan kapal ang-kutan sungai dan danau yang ha-rus dipenuhi adalah sesuai denganketentuan SOLAS, dimana denganGT < 7 adalah sebagai berikut;a Life jacket ( baju pelampung ) untuk 100 % awak kapal dan penumpangb.Life jacket with light ( baju pelam- pung dengan cahaya )c.Extra life jacket ( tambahan baju pe- lampung ) 10 %d.Emergency comunication ( alat ko- munikasi darurat)e.Kompasf.Alat pemadan kebakaran untuk pe- nanganan keadaan daruratg.Kotak P3K ( Pertolongan Pertama Pada Keadaan Kecelakaan )

7 Di dalam penempatan kapal angku-tan sungai dan danau harus memper-timbangkan beberapa hal yaitu;a. Tidak merusak kualitas air, flora dan faunab.Adanya kesesuaian pelabuhan de- ngan kapal angkutan sungai dan danau

Sispro Penempatan Kapal Angkutan Sungai dan Danau Lampiran 4

No KegiatanPelaksana Tugas/Yang Bertanggung Jawab

Page 543: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report17

Dinas Penusaha Pemerintah Gubernur Bupati/Perhub Kapal Walikota

8 Untuk penempatan kapal angkutansungai dan danau perlu diperhatikanbeberapa aspek yang berkaitan de-ngan permintaan yaitu sebagai berikut;a.Untuk pengembangan lintas angku- tan sungai dan danau yang sudah beroperasi harus memperhatikan: 1) Jumlah trip per hari dan jumlah kapal angkutan sungai dan danau yang ditetapkan 2) Jumlah kapasitas kapal rata-rata tersedia 3) Jumlah kapasitas kapal rata-rata terpakai 4) Faktor muat 5) Fasilitas prasarana pelabuhan yg tersedia 6) Tingkat kemampuan pelayaran alur sungai dan danaub.Untuk pengisian lintas baru harus memperhatikan sebagai berikut; 1) Tersedianya prasarana pelabuhan yang memadai 2) Potensi bangkitan angkutan su- ngai dan danau 3) Potensi ekonomi wilayah

9 Memeriksan persyaratan kapal angku-tan sungai dan danau sebelum ditem-patkan. Aspek yang diperiksa adalahsebagai berikut;a.Persyaratan teknis meliputi; 1) Memenuhi persyaratan laik laut dan standar pelayanan minimal

Sispro Penempatan Kapal Angkutan Sungai dan Danau Lampiran 4

No KegiatanPelaksana Tugas/Yang Bertanggung Jawab

Page 544: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report18

Dinas Penusaha Pemerintah Gubernur Bupati/Perhub Kapal Walikota

kapal angkutan sungai dan danau sesuai dengan ketentuan yang ber- laku 2) Memiliki fasilitas sesuai dengan spe- sifikasi teknis prasarana pelabuhan pada lintas yang dilayani 3) Memiliki dan/atau mempekerjakan awak kapal yang memiliki persyara- tan kualifikasi sesuai dengan kapal angkutan sungai dan danau dan da- pat berbahasa Indonesia serta me- ngetahui kondisi wilayah operasi lintasan yang dilayani 4) Memiliki fasilitas untuk kebutuhan awak kapal maupun penumpang serta kendaraan sesuai dengan per- syaratan teknis yang berlaku 5) Mencantumkan identitas perusaha- an dan nama kapal angkutan sungai dan danau yang ditempatkan di se- belah samping kiri dan kanan kapal 6) Mencantumkan informasi/petunjuk yang diperlukan dengan mengguna- kan bahasa Indonesia dan bahasa inggrisb.Persyaratan keselamatan yang meli- puti sebagai berikut; 1) Material 2) Konstruksi 3) Bangunan 4) Permesinan dan perlistrikan 5) Stabilitas 6) Tata susunan serta perlengka-

Sispro Penempatan Kapal Angkutan Sungai dan Danau Lampiran 4

No KegiatanPelaksana Tugas/Yang Bertanggung Jawab

Page 545: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report19

Dinas Penusaha Pemerintah Gubernur Bupati/Perhub Kapal Walikota

pan termasuk perlengkapan alat penolong dan radio 7) Elektronika kapal

10 Uji coba kapal angkutan sungai dandanau perlu dilakukan sebelum ditem-patkan pada lintasan yang akan dilaya-ni

11 Bilamana masih ada yang kurang sesu-ai, perlu dilakukan perbaikan

12 Untuk mendapat persetujuan, perlu dila-kukan pengajuan permohonan dilengkapidengan dokumen meliputi;a.Surat izin usaha angkutan sungai dan penyeberanganb.Bukti kesiapan kapal angkutan sungai dan danau untuk beroperasi dilengkapi dengan; 1) Memiliki setifikat kesempurnaan da- ri Dinas Perhubungan 2) Kapal yang sesuai dengan spesifi- kasi teknis lintas dan pelabuhan angkutan sungai dan danau yang dilayanic.Nama dan ukuran kapal ( GRT )d.Lintas yang akan dilayanie.Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP )

13 Kewenangan Persetujuan;a.Lintas angkutan sungai dan danau antar provinsib.Lintas angkutan sungai dan danau antar kabupaten/Kotac.Lintas angkutan sungai dan danau dalam kabupaten/kota

Sispro Penempatan Kapal Angkutan Sungai dan Danau Lampiran 4

No KegiatanPelaksana Tugas/Yang Bertanggung Jawab

Page 546: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report20

Kepala Cleaning Manajer KepalaRestorasi Servis Operasi Cabang

1 Pemberitaan Keadaan Darurat : a. Memberitahukan adanya kebakaran kepada petugas

Jaga/Nakhoda

b. Menyebunyikan Alarm/Suling tanda bahaya

c. Memberitahu keadaan darurat kepada penumpang

melalui public addressor

d. Instruksi untuk siap memancarkan Berita Mara bahaya

e. Instruksi untuk menghubungi SAR, Stasiun Pantai dan

Kapal sekitarnya.

f. Posisi kapal dan waktu kejadian di catat di buku jurnal

kapal.

2 Penanganan Keadaan Darurat di Kapal : a. Menyiapkan peralat komunikasi dan surat-surat kapal

b. Siap Menjalankan Instruksi pada Bagian Mesin

c. Instruksikan untuk siap menjalankan pompa-pompa

yang diperlukan, siap mengaktifkan CO2 sistem,

Sprunkel dan Shutdown quick valve

d. Menyiapkan Peralatan Pemadam Kebakaran

e. Siap Memadamkan api dengan slang pemadam

f. Menghentikan pertukaran udara

g. Siap memadamkan api dengan pemadam jinjing

h. Memberi komando saat Pengendalian Penumpang

i. Siap Membantu orang cidera

j. Siap Evakuasi penumpang

k. Membantu Mengendalikan Penumpang

l. Membantu Mengendalikan Penumpang

4 Penanganan Tanggap Darurat di Darat : a. Memberitahukan kepada Manajer Operasional

tentang keadaan darurat di kapal.

b. Melaporkan lokasi kejadian, jumlah penumpang dan

jenis bantuan yang diperlukan kepada Kepala Cabang.

c. Melakukan koordinai dengan SAR, Syahbandar, KP3,

TNI AL, Kepolisian, Rumah Sakit

d. Mengirim bantuan ke kapal sesuai dengan permintaan

Nakhoda

e. Dilakukan evakuasi korban dan identifikasi bagi yang

meninggal.

f. Memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang

insiden/kecelakaan kapal dan proses pertolongan

kepada korban.

5 Membuat Laporan a. Membuat analisa dan evaluasi terhadap kejadian

b. Mengirim Dokumen laporan ke kantor cabang.

Juru Minyak

Di Kapal

Flowchart 5 Sispro Penanganan Kebakaran Kapal Penyeberangan Lampiran 5

ABK / Crew Juru Masak Pelayan Pramugari STCMasinis Juru MudiKKM Kelasi

Di DaratNo. URAIAN

Petugas Jaga Nakhoda Markonis Mualim

PENANGGUNG JAWAB

Page 547: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report21

Manajer KepalaOperasi Cabang

1 Pemberitaan Keadaan Darurat : a. Memberitahukan adanya kebakaran kepada petugas

Kapten Kapal /Nakhoda

b. Menyebunyikan Alarm/Suling tanda bahaya

c. Memberitahu keadaan darurat kepada penumpang

melalui public addressor

d. Instruksi untuk siap memancarkan Berita Mara bahaya

e. Instruksi untuk menghubungi SAR, Stasiun Pantai dan

Kapal sekitarnya.

f. Posisi kapal dan waktu kejadian di catat di buku jurnal

kapal.

2 Penanganan Keadaan Darurat di Kapal : a. Melakukanpemadaman api dengan alat pemadam

jinjing atau slang pemadam

b. Siap membagi dan membantu cara pemakaian baju pelampung

c. Mengendalikan penumpang pada saat evakuasi

d. Mengatur pada saat evakuasi penumpang

e. Siap membantu orang cidera

4 Penanganan Tanggap Darurat di Darat : a. Memberitahukan kepada Manajer Operasional

tentang keadaan darurat di kapal.

b. Melaporkan lokasi kejadian, jumlah penumpang dan

jenis bantuan yang diperlukan kepada Kepala Cabang.

c. Melakukan koordinai dengan SAR, Syahbandar, KP3,

TNI AL, Kepolisian, Rumah Sakit

d. Mengirim bantuan ke kapal sesuai dengan permintaan

Nakhoda

e. Dilakukan evakuasi korban dan identifikasi bagi yang

meninggal.

f. Memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang

insiden/kecelakaan kapal dan proses pertolongan

kepada korban.

5 Membuat Laporan a. Membuat analisa dan evaluasi terhadap kejadian

b. Mengirim Dokumen laporan ke kantor cabang.

Sispro Penanganan Kebakaran Kapal Sungai Lampiran 6

Markonis Mualim

PENANGGUNG JAWAB

Di Kapal

ABK / Crew

Flowchart 6

STCMasinis

Di DaratNo. URAIAN

Nakhoda

Page 548: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report22

1 Pemberitaan Keadaan Darurat : a. Memberitahukan adanya Kebakaran kepada Supervisor/

Manajer Operasi/Pimpinan Cabang

2 Penanganan Keadaan Darurat di Pelabuhan a. Memberi komando proses penanganan Kebakaran

b. Memberitahu karyawan untuk kondisi Darurat

c. Menglokalisir area kebakaran

d. Melakukan instruksi pemadaman api dengan peralatan pemadam

e. Melakukan Evakuasi penumpang ke lokasi yang aman

f. Melakukan koordinasi dengan Dinas Pemadam Kebakaran, kemanan

Pelabuhan dan Kepolisian.

g. Dinas Pemadam Kebakaran melakukan Penanganan lebih Jauh

h. Dilakukan Identifikasi adanya korban luka dan meninggal dunia

i. Dilakukan evakuasi dan identifikasi korban untuk dibawa ke Rumah Sakit

j. Penanganan Korban ke Rumah sakit

k. Dilakukan Identifikasi kerusakan pada fasilitas perlabuhan

l. Dilakukan Penyelidikan di lokasi Kebakaran

m. Kondisi dinyatakan aman

n. Perintah untuk mengaktifkan kembali kegiatan di Pelabuhan

3 Membuat Laporan a. Membuat analisa dan evaluasi terhadap kejadian

b. Mengirim Dokumen laporan ke kantor cabang.

Dinas PemadamKebakaran

Sispro Penanganan Kebakaran di Pelabuhan Lampiran 7

Rumah SakitKepala Cabang

PENANGGUNG JAWAB

Karyawan

Flowchart 7

KepolisianKP3No. URAIAN

Supervisor Manajer Operasi

Page 549: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report23

1 Pemberitaan Keadaan Darurat : a. Berteriak tanda orang jatu ke laut

b. Menyebunyikan Alarm/Suling

c. Catat posisi kapal dan kejadian di Buku Jurnal

c. Melempar peralatan pelampung ke arah korban

d. Melaporkan kejadian ke Nakhoda

2 Persiapan Pertolongan sesuai dengan SIJIL a. Memberi Komando dalam tindakan penanganan

b. Instruksi untuk menyiapkan Stand By Olah Gerak

c. Instruksi untuk Melakukan Olah Gerak mendekati Posisi

Korban

d. Instruksi untuk mengkomunikasikan dengan kapal

disekitarnya.

3 Tindakan Pertolongan a. Menyiapkan Rescue Boot

b. Menyiapkan Life Bouy Light

c. Menyiapkan Tangga dan peralatan lainnya.

d. Membantu orang yang cidera

URAIAN

ABK Juru Mudi Juru Mudi

PENANGGUNG JAWAB

Petugas Jaga Nakhoda Markonis Mualim

Sispro Penanganan Orang Jatuh Ke Laut Lampiran 8Flowchart 8

Mantri Koki PelayanMasinis Juru Minyak Kelasi

Di KapalNo.

Page 550: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report24

1 Pemberitaan Keadaan Darurat : a. Memberitahukan adanya Bom / Bahan peledak kepada Supervisor/

Manajer Operasi/Pimpinan Cabang

b. Mencatat setiap informasi dari penelpon/Informan

2 Penanganan Keadaan Darurat di Pelabuhan a. Memberi komando proses penanganan

b. Menghubungi pihak keamanan pelabuhan dan Kepolisian

c. Memberitahu karyawan untuk kondisi Darurat

d. Menglokalisir area lokasi Bom/Bahan Peledak

e. Instruksi untuk menghentikan sebagian kegiatan di pelabuhan

f. Melakukan Penyisiran/Pengecekan pada lokasi teridentifikasi adanya

Bom /Bahan Peledak

3 Bila tidak Terjadi Ledakan a. Kondisi dinyatakan aman

b. Melakukan pengamanan terhadap Bom/Bahan Peledak yang ditemukan

c. Perintah untuk mengaktifkan kembali kegiatan di Pelabuhan

4 Bila Terjadi Ledakan akibat Bom/Bahan Peledak a. Dilakukan Identifikasi adanya korban luka dan meninggal dunia

b. Dilakukan evakuasi dan identifikasi korban untuk dibawa ke Rumah Sakit

c. Penanganan Korban ke Rumah sakit

d. Dilakukan Identifikasi kerusakan pada fasilitas perlabuhan

e. Dilakukan Penyelidikan di lokasi Bom/bahan Peledak meledak

f. Kondisi dinyatakan aman

g. Perintah untuk mengaktifkan kembali kegiatan di Pelabuhan

3 Membuat Laporan a. Membuat analisa dan evaluasi terhadap kejadian

b. Mengirim Dokumen laporan ke kantor cabang.

Flowchart 9

KepolisianKP3No. URAIAN

Supervisor Manajer Operasi Kepala Cabang Rumah Sakit

Sispro Penanganan Bom/Bahan Peledak di Pelabuhan Lampiran 9

PENANGGUNG JAWAB

Karyawan

Page 551: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report25

Kepala Cleaning Manajer KepalaRestorasi Servis Operasi Cabang

1 Pemberitaan Keadaan Darurat : a. Perintah mematikan /Menstop mesin kapal

b. Posisi kapal dan waktu kejadian di catat di buku jurnal

kapal.

c. Melaporkan Kejadian ke Nakhoda

2 Penanganan Keadaan Darurat di Kapal : a. Perintah cek keadaan penumpang dan Crew kapal

b. Perintah cek kerusakan pada Kapal

3 Kapal mengalami kerusakan fatal dan tidak dapat meneruskan pelayaran : a. Menghubungi SAR, Stasiun pantai dan kapal sekitarnya

untuk meminta bantuan.

b. Memberi komando saat proses meninggalkan kapal

c. Menyiapkan shotter dan liferaft untuk dioperasikan

d. Menurunkan dan mengemudikan Rescue Boat

e. Membantu/mengevakuasi penumpang ke Lift Raft

f. Mengarahkandan mengendalikan penumpang

g. Menyiapkan Makanan dan Selimut

4 Penanganan Tanggap Darurat di Darat : a. Memberitahukan kepada Manajer Operasional

tentang keadaan darurat di kapal.

b. Melaporkan lokasi kejadian, jumlah penumpang dan

jenis bantuan yang diperlukan kepada Kepala Cabang.

c. Melakukan koordinai dengan SAR, Syahbandar, KP3,

TNI AL, Kepolisian, Rumah Sakit

d. Mengirim bantuan ke kapal sesuai dengan permintaan

Nakhoda

e. Dilakukan evakuasi korban dan identifikasi bagi yang

meninggal.

f. Memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang

insiden/kecelakaan kapal dan proses pertolongan

kepada korban.

5 Membuat Laporan a. Membuat analisa dan evaluasi terhadap kejadian

b. Mengirim Dokumen laporan ke kantor cabang.

Flowchart 10

Juru Masak Pelayan Pramugari STCMasinis Juru Mudi Juru Minyak Kelasi

Di Kapal

Sispro Penanganan Tubrukan Kapal Penyeberangan Lampiran 10

Di DaratNo. URAIAN

PENANGGUNG JAWAB

Petugas Jaga Nakhoda Markonis Mualim

Page 552: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report26

Sispro Penanganan Meninggalkan Kapal Lampiran 11

Kepala Cleaning Manajer KepalaRestorasi Servis Operasi Cabang

1 Pemberitaan Keadaan Darurat : a. Menyebunyikan Alarm/Suling Perintah untuk meninggalkan

Kapal

b. Instruksi untuk memancarkan Berita Mara bahaya

c. Instruksi untuk menghubungi SAR, Stasiun Pantai dan

Kapal sekitarnya.

2 Penanganan Keadaan Darurat di Kapal : a. Memberi komando saat proses meninggalkan kapal

b. Menyiapkan shotter dan liferaft untuk dioperasikan

c. Menurunkan / mengemudikan Rescue Boat dan

merapatkan Life Raft ke Plat Form

d. Membantu/mengevakuasi penumpang ke Lift Raft

f. Mengarahkandan mengendalikan penumpang

g. Menyiapkan Makanan dan Selimut

4 Penanganan Tanggap Darurat di Darat : a. Memberitahukan kepada Manajer Operasional

tentang keadaan darurat di kapal.

b. Melaporkan lokasi kejadian, jumlah penumpang dan

jenis bantuan yang diperlukan kepada Kepala Cabang.

c. Melakukan koordinai dengan SAR, Syahbandar, KP3,

TNI AL, Kepolisian, Rumah Sakit

d. Mengirim bantuan ke kapal sesuai dengan permintaan

Nakhoda

e. Dilakukan evakuasi korban dan identifikasi bagi yang

meninggal.

f. Memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang

insiden/kecelakaan kapal dan proses pertolongan

kepada korban.

5 Membuat Laporan a. Membuat analisa dan evaluasi terhadap kejadian

b. Mengirim Dokumen laporan ke kantor cabang.

Di DaratNo. URAIAN

PENANGGUNG JAWAB

Petugas Jaga Nakhoda Markonis Mualim

Flowchart 11

Juru Masak Pelayan Pramugari STCMasinis Juru Mudi Juru Minyak Kelasi

Di Kapal

Page 553: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report27

PB3 Pemilik Dinas Penjaga Awak Pengawas PPK Petugas Nahkoda Syah-Barang PU Pelabuhan Kapal Pelabuhan Pelabuhan Pelabuhan bandar

1 Kendaraan bahan/barang berba-haya dan B3 harus memiliki per-syaratan umum dan khusus sesu-ai dengan kharamteristik bahan/barang berbahaya dan B3 yaitu:a.Persyaratan umum adalah;1).Plakat yg dilekatkan pada sisi kiri, kenan, depan, dan belakang kendaraan2).Nama perusahaan yg dicantum- kan pada sisi kiri, kanan dan belakang kendaraan3).Jati diri pengemudi yg ditempat- kan pada dashboard4).Kotak obat lengkap dengan isi- nya5).Alat pemantau unjuk kerja penge- mudi, yg sekurang-kurangnya dapat merekam kecepatan ken- daraan dan perilaku pengemudi dalam mengoperasiakan kenda- raannya6).Alat pemadan kebakaran7)Nomor telepon pusat pengendali operasi yg dapat dihubungi jika terjadi keadaan darurat ( emer- gency call ), yg dicantumkan pa- da sebelah kiri dan kanan kenda- raan pengangkut8)Persyaratan teknis dan laik jalan kendaraan pengangkut bahan/ba-

Flowchart 12 Sispro Pemuatan Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun Melalui Angkutan Penyeberangan Lampiran 12

No KegiatanPelaksana Tugas/Yang Bertanggung Jawab

Page 554: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report28

Pemilik Pemilik Dinas Penjaga Awak Pengawas PPK Petugas Nahkoda Syah-Kendaraan Barang PU Pelabuhan Kapal Pelabuhan Pelabuhan Pelabuhan bandar

rang dan B3 yang dibuktikan de- ngan surat tanda lulus uji kenda- raan9)Setiap kendaraan pengangkut ba- han/barang berbahaya dan B3 ha- rus dilengkapi dengan perlengka- pan keadaan darurat yaitu sbb; a) Alat komunikasi antara penge- mudi dengan pusat pengendali operasi dan/atau sebaliknya b) Lampu tanda bahaya berwarna kuning yang ditempelkan di atas atap runag kemudi c) Rambu portabel d) Kerucut pengaman e) Segitiga pengaman f) Pita pembatas g) Serbuk gergaji h) Sekop yang tidak menimbulkan api i) Lampu senter j) Warna kendaraan khusus k) Pedoman pengoperasian ken- daraan yang baik untuk keada- an normal dan darurat l) Ganjal roda yang cukup kuat dan diletakkan pada tempat yg mudah dijangkau oleh pemban- tu pengemudib.Persyaratan khusus adalah; 1) Persyaratan khusus kendaraan pengangkut bahan/barang ber- bahaya dan beracun disesuai-

Sispro Pemuatan Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun Melalui Angkutan Penyeberangan Lampiran 12

No KegiatanPelaksana Tugas/Yang Bertanggung Jawab

Page 555: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report29

Pemilik Pemilik Dinas Penjaga Awak Pengawas PPK Petugas Nahkoda Syah-Kendaraan Barang PU Pelabuhan Kapal Pelabuhan Pelabuhan Pelabuhan bandar

kan dengan jenis dan kharakte- ristik bahan/barang berbahaya dan beracun yang diangkut ya- itu sebagai berikut; a) Kendaraan pengangkut ba- han/barang berbahaya dan beracun kelas 1, 2 dan kelas 3

b) Kendaraan pengangkut bahan /barang berbahaya dan bera- cun kelas 4,5 dan kelas 6 c) Kendaraan pengangkut bahan/ barang berbahaya dan bera- cun kelas 7, 8 dan kelas 9

2 Berat kendaraan pengangkut bahan/barang berbahaya dan beracun beri-kut muatan penuh tidak boleh mele-bihi jumlah berat yang diperbolehkan( JBB )

3 Beban pada setiap sumbu kendaraanpengangkut bahan/barang berbahayadan beracun tidak boleh melebihi:a.Kekauatan sumbu yang diizinkanb.Beban sumbu yang mampu didu- kung jalan dengan jembatanc.Kekuatan ban yang digunakan

4 Pengangkutan bahan/barang berbaha-ya dan beracun dapat dalam bentuksebagai berikut;a.Pengangkutan bahan/barang berba- haya dan beracun dalam bentuk curah dilakukan dengan cara; 1)Kemasan besar, seperti tangki

Sispro Pemuatan Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun Melalui Angkutan Penyeberangan Lampiran 12

No KegiatanPelaksana Tugas/Yang Bertanggung Jawab

Page 556: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report30

Pemilik Pemilik Dinas Penjaga Awak Pengawas PPK Petugas Nahkoda Syah-Kendaraan Barang PU Pelabuhan Kapal Pelabuhan Pelabuhan Pelabuhan bandar

portabel atau truk tangki atau 2)kendaraan yang dirancang dan di buat dengan persyaratan khususb.Pengangkutan bahan/barang berba- haya dan beracun dalam bentuk non curah dilakukan dengan cara; 1) Kemasan dalam ( inside container) yang digabung dengan kemasan luar ( outside cotainer ) 2) Kemasan dengan berbagai bentuk seperti botol, drum, jerigen, tong, kantong, kotak/peti dan kemasan gabungan

5 Setiap kemasan harus memenuhi per-syaratan kekauatan bahan berdasarkanserangkaian pengujian terhadap bahankemasan, dimana pengujiannya meli-puti;a.Test jatuhb.Test anti bocorc.Test penumpukan

6 Tata cara pemberian kode identifikasidan pengepakan bahan/barang berba-haya dan beracun harus mengikuti tatacara yang ditetapkan sesuai dengan ke-tentuan IMDC Code

7 Setiap kendaraan pengangkut bahan/barang berbahaya dan beracun harusmenggunakan plakat yang sesuai de-ngan jenis bahan/barang berbahaya ygdiangkut

8 Setiap kemasan bahan/barang berbaha-haya dan beracun harus dilengkapi mar-

Sispro Pemuatan Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun Melalui Angkutan Penyeberangan Lampiran 12

No KegiatanPelaksana Tugas/Yang Bertanggung Jawab

Page 557: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report31

Pemilik Pemilik Awak Penjaga Awak Pengawas PPK Petugas Nahkoda Syah-Kendaraan Barang Kendaraan Pelabuhan Kapal Pelabuhan Pelabuhan Pelabuhan bandar

king dan label yang sesuai dengan jenisbahan/barang berbahaya dan beracunsesuai dengan jenis bahan/barang ber-bahaya yang diangkut

9 Pengemudi kendaraan pengangkut ba-han/barang berbahaya dan beracunwajib memenuhi persyaratan sebagaiberikut;a.Persyaratan umum meliputi; 1)Memiliki surat izin mengemudi sesu- ai dengan golongan dan kendaraan yang dikemudikannya 2)Memiliki pengetahun mengenai; a) Jaringan jalan dan kelas jalan b) Kelikan kendaraan bermotor c) Tata cara mengangkut barangb.Persyaratan khusus adalah; 1) Memiliki pengetahuan bahan/barang berbahaya dan beracun yang diang- kutnya ( klasifikasi, sifat dan kha- rakteristik bahan/barang berbahaya dan beracun 2) Memiliki pengetahuan bagaimana mengatasi jika terjadi keadaan da- rurat seperti menanggulangi kecela- kaan 3) Memiliki pengetahun tentang tata- cara pengangkutan bahan/barang berbahaya dan beracun seperti me- ngemudi secara aman, pemeriksa- an kesiapan kendaraan, pengendali- an kendaraan dengan muatan, dan pengertian dalam kondisi dalam ba-

Sispro Pemuatan Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun Melalui Angkutan Penyeberangan Lampiran 12

No KegiatanPelaksana Tugas/Yang Bertanggung Jawab

Page 558: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report32

Pemilik Pemilik Awak Penjaga Awak Pengawas PPK Petugas Nahkoda Syah-Kendaraan Barang Kendaraan Pelabuhan Kapal Pelabuhan Pelabuhan Pelabuhan bandar

bahaya/darurat 4) Memiliki pengetahun tentang keten- tuan pengangkutan bahan/barang berbahaya dan beracun seperti peng- gunaan plakat, label dan simbol ba- han/barang berbahaya dan beracun 5) Memiliki kemampuan psikologi yg lebih tinggi dari pada pengangkut ba- han/barang berbahaya dan beracun dan tidak mudah panik, sabar, ber- tanggung jawab, tidak mudah jenuh menghadapi pekerjaan dan situasi yang monoton

10 Memenuhi persyaratan khusus yaitu:a.Sertifikat yang diberikan oleh Direkto- rat Jenderal Perhubungan Daratb.Surat keterangan Dokter untuk persya- ratan khusus

11 Mengikuti pendidikan dan pelatihan teru-tama mengenai tata cara pengangkutan,pemuatan, pembongkaran, penggunaanalat-alat K3 dan penanggulangan dalamkeadaan darurat yang diselenggarakanoleh lembaga Pendidikan dan Pelatihanyang ditunjuk oleh Direktu Jenderal Per-hubungan Darat

12 Pembantu pengemudi bertugas memberi-kan bantuan kepada pengemudi agarpengangkutan bahan/barang berbahayadan beracun dapat dilaksanakan sesuaidengan kaidah keselamatan, keamanandan kesehatan kerja dan tidak diizinkanmengemudi kendaraan

Sispro Pemuatan Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun Melalui Angkutan Penyeberangan Lampiran 12

No KegiatanPelaksana Tugas/Yang Bertanggung Jawab

Page 559: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report33

Pemilik Pemilik Awak Penjaga Awak Pengawas PPK Petugas Nahkoda Syah-Kendaraan Barang Kendaraan Pelabuhan Kapal Pelabuhan Pelabuhan Pelabuhan bandar

13 Pembantu pengemudi kendaraan penga-ngkut bahan/barang berbahaya dan be-racun wajib memenuhi persyaratan sbb;a.Memiliki pengetahun mengenai bahan/ barang berbahaya dan beracun seperti klasifikasi, sifat dan kharakteristik ba- han/barang berbahayab.Memiliki pengetahuan mengenai bagai- mana mengatasi keadaan darurat dan menanggulangi kecelakaanc.Memiliki pengetahuan tentang pengang- kutan bahan/barang berbahaya dan beracun dengan menggunakan plakat ,label dan simbol bahan/barang berba- haya dan beracund.Memiliki kemampuan psikologi yang lebih tinggi daripada pengangkut ba- han/komoditas yang tidak berbahaya seperti tidak mudah panik, sabar, ber- tanggung jawab, tidak mudah jenuh menghadapi pekerjaan dan situasi yg monoton

14 Pembantu pengemudi kendaraan harusmemiliki sertifikat sebagai berikut;a.Sertfikat yang diberikan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Daratb.Surat keretangan Dokter

15 Untukmendapatkan sertifikat, pembantupengemudi harus mengikuti pendidikan &pelatihan mengenai tata cara pengangku-tan, pemuatan, pembongkaran, penggu-naan alat-alat K3 ( Keselamatan dan Ke-sehatan Kerja ) dan penanggulangan da-

Sispro Pemuatan Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun Melalui Angkutan Penyeberangan Lampiran 12

No KegiatanPelaksana Tugas/Yang Bertanggung Jawab

Page 560: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report34

Pemilik Pemilik Awak Penjaga Awak Pengawas PPK Petugas Nahkoda Syah-Kendaraan Barang Kendaraan Pelabuhan Kapal Pelabuhan Pelabuhan Pelabuhan bandar

lam keadaan darurat yang diselenggara-kan oleh Lembaga Pendidikan dan Pelati-han yang ditunjuk oleh Direktur JenderalPerhubungan Darat

16 Untuk keselamatan kerja, pengemudi danpembantu pengemudi kendaraan pengang-kut bahan/barang berbahaya dan beracunwajib dilengkapia peralatan pelindung me-liputi:a.Pelindung pernafasan/maskerb.Pelindung anggota badanc.Helmd.Kacamata pengamane.Sarung tangan, baik dengan bahan ka- ret, kain ataupun kulit sesuai bahan/ba- rang berbahaya dan beracun sebanyak 25 Kgf.Sepatu pengamanang.Pakaian kerja

17 Pengemudi wajib mengawasi kendaraanpengangkut bahan/barang berbahaya danberacun setiap saat

18 Saat memasuki pelabuhan, awak kenda-raan pengangkut bahan/barang berbahayadan beracun melaporkan kepada Penja-ga Pintu Pelabuhan peri hal jenis bahan/barang berbahaya dan beracun yang di-angkut dengan menunjukkan dokumen

19 Memeriksa muatan angkutan bahan/barang berbahaya dan beracun denganmenggunakan teknoligi deteksi

20 Menahan angkutan bahan/barang berba-

Sispro Pemuatan Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun Melalui Angkutan Penyeberangan Lampiran 12

No KegiatanPelaksana Tugas/Yang Bertanggung Jawab

Page 561: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report35

Pemilik Pemilik Awak Penjaga Awak Pengawas PPK Petugas Nahkoda Syah-Kendaraan Barang Kendaraan Pelabuhan Kapal Pelabuhan Pelabuhan Pelabuhan bandar

haya dan beracun bilamana antara doku-men yang dilaporkan tidak sesuai denganjenis muatan yang diangkut

21 Bilamana antara dokumen yang disampai-kan sesuai dengan jenis muatan yangdiangkut, angkutan bahan/barang berba-haya dan beracun dipersilahkan langsungmemasuki kapal dan mengatur tempat-nya

22 Bilamana angkutan bahan/barang berba-haya masih menunggu dalam waktu ter-tentu di pelabuhan, maka penempatan/parkir kendaraan ditempatkan sesuai de-ngan ketentuan IMDG Code yaitu;a.Ditempatkan secara berjauhanb.Ditempatkan secara berlainan lokasic.Ditempatkan secara terpisah dengan ruang antarad.Ditempatkan secara mendatar dan ter- pisah dengan ruangn antara

23 Kendaraan yg mengangkut bahan/barangberbahaya dan beracun yg dapat menim-bulkan bahaya ledakan harus dipisahkandari denator-denator dan alat-alat yg da-dapat menimbulkan percikan api

24 Kendaraan yang memuat baha/barangberbahaya yang mengeluarkan uap ber-bahaya harus ditempatkan pada areal pe-labuhan yang tidak sempit dan/atau rela-tif luas

25 Selama kendaraan berada di pelabuhanterutama kendaraan yang memuat bahan/barang berbahaya dan beracun yang mu-

Sispro Pemuatan Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun Melalui Angkutan Penyeberangan Lampiran 12

No KegiatanPelaksana Tugas/Yang Bertanggung Jawab

Page 562: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report36

Pemilik Pemilik Awak Penjaga Awak Pengawas PPK Petugas Nahkoda Syah-Kendaraan Barang Kendaraan Pelabuhan Kapal Pelabuhan Pelabuhan Pelabuhan bandar

dah menyala harus diawasi secara khu-sus

26 Kendaraan yang memuat bahan/barangberbahaya dan beracun yang dapat panasdan terbakar sendiri tidak diperkankan un-tuk diangkut melalui kapal, kecuali dila-kukan tindakan-tindakan pengawasan secara ekstra ketat dan khusus

27 Selama kendaraan bahan/barang berba-haya berada di pelabuhan, harus disiaga-kan alat pemadan kebakaran dan perala-tan lainnya yang dapat memadamkan ke-bakaran

28 Selama kendaraan yang memuat bahan/barang berbahaya dan B3 di pelabuhanpersonil harus siaga dan melakukan pe-ngamatan dan mencegah sedini mungkinuntuk menghindarkan adanya kebakaran

29 Bilamana kapal angkutan bahan/barangberbahaya dan beracun memasuki kapal,sebelumnya awak kendaraan harus me-meriksan kondisi muatan/barang yang di-angkutnya, dan memastikan bahwa bah-wa bahan/barang berbahaya dan beracunberada dalam kondisi aman

30 Sebelum kendaraan pengangkut bahan/ba-rang berbahaya memasuki kapal, makaalat pemadam kebakaran dan penjaga/keamanan serta pengawas pelabuhan ha-rus siap siaga untuk mencegah bilamanaterjadi keadaan darurat

Sispro Pemuatan Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun Melalui Angkutan Penyeberangan Lampiran 12

No KegiatanPelaksana Tugas/Yang Bertanggung Jawab

Page 563: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report37

Pemilik Pemilik Awak Penjaga Awak Pengawas PPK Petugas Nahkoda Syah-Kendaraan Barang Kendaraan Pelabuhan Kapal Pelabuhan Pelabuhan Pelabuhan bandar

31 Kendaraan pengangkut bahan/barang ber-bahaya dapat memasuki kapal, bilamanatelah sandar dengan sempurna dan terikatdan pintu rampa terbuka

32 Posisi kendaraan pengangkut bahan/ba-rang berbahaya dan beracun diupayakanmenghadap ke laut dengan maksud jikaterjadi kebakaran, dan tidak bisa dipadamkan, maka alternatif terakhir mengevakua-si dengan menerjunkan ke laut

33 Penempatan kendaraan pengangkut bahan/barang berbahaya dan beracun di kapalditempatkan yang benar, tidak terlalupanas dan dipisah sesuai dengan IMDG-Code

33 Pengawasan Selama Pelayarana.Selama di dalam kapal, mesin kendara- an pengangku bahan/barang berbahaya dan beracun harus dimatikanb.Kendaraan pengangkut bahan/barang berbahaya dan beracun selama di kapal sebaiknya di lasing dengan badan/lantai kapal untuk memastikan kendaraan sta- bil dalam kondisi ada gelombangc.Awak kendaraan pengangkut bahan/ba- rang berbahaya dan beracun diharuskan turun dari kendaraan dan menempati ruangan yang telah disediakand.Awak kendaraan dan ABK diharuskan mengecek posisi kendaraan dan mua- tan setidaknta sekali dalam 30 menit untuk mengetahui kondisi kendaraan dan mauatan barang berbahaya, apalagi

Sispro Pemuatan Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun Melalui Angkutan Penyeberangan Lampiran 12

No KegiatanPelaksana Tugas/Yang Bertanggung Jawab

Page 564: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report38

Pemilik Pemilik Awak Penjaga Awak Pengawas PPK Petugas Nahkoda Syah-Kendaraan Barang Kendaraan Pelabuhan Kapal Pelabuhan Pelabuhan Pelabuhan bandar

31 Kendaraan pengangkut bahan/barang ber-bahaya dapat memasuki kapal, bilamanatelah sandar dengan sempurna dan terikatdan pintu rampa terbuka

32 Posisi kendaraan pengangkut bahan/ba-rang berbahaya dan beracun diupayakanmenghadap ke laut dengan maksud jikaterjadi kebakaran, dan tidak bisa dipadamkan, maka alternatif terakhir mengevakua-si dengan menerjunkan ke laut

33 Penempatan kendaraan pengangkut bahan/barang berbahaya dan beracun di kapalditempatkan yang benar, tidak terlalupanas dan dipisah sesuai dengan IMDG-Code

33 Pengawasan Selama Pelayarana.Selama di dalam kapal, mesin kendara- an pengangku bahan/barang berbahaya dan beracun harus dimatikanb.Kendaraan pengangkut bahan/barang berbahaya dan beracun selama di kapal sebaiknya di lasing dengan badan/lantai kapal untuk memastikan kendaraan sta- bil dalam kondisi ada gelombangc.Awak kendaraan pengangkut bahan/ba- rang berbahaya dan beracun diharuskan turun dari kendaraan dan menempati ruangan yang telah disediakand.Awak kendaraan dan ABK diharuskan mengecek posisi kendaraan dan mua- tan setidaknta sekali dalam 30 menit untuk mengetahui kondisi kendaraan dan mauatan barang berbahaya, apalagi

Sispro Pemuatan Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun Melalui Angkutan Penyeberangan Lampiran 12

No KegiatanPelaksana Tugas/Yang Bertanggung Jawab

Page 565: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report39

Pemilik Pemilik Awak Penjaga Awak Pengawas PPK Petugas Nahkoda Syahban-Kendaraan Barang Kendaraan Pelabuhan Kapal Pelabuhan Pelabuhan Pelabuhan dar

bila terjadi gelombange.Awak kendaraan dan ABK selalu dalam siap siaga, jika terjadi dalam keadaan darurat, misalnya terjadi kebakaran, tubrukan, kebocoran. Karena itu perala- tan tanggap darurat diharuskan dalam kondisi siap siagaf.Awak kendaraan dan ABK dilarang mela- kukan kegiatan yang menyebabkan ter- jadinya api/bunga api yang dapat mem- bahayakan muatan bahan/barang berba- haya dan racun

34 Pembongkaran kendaraan pengangkut ba-han/barang berbahaya dari kapal;a.Nahkoda kapal yang mengangkut bahan/ brg berbahaya dan beracun harus mem- beritahukan rencana sandar dan bongkar muat kepada Administrator Pelebuhan atau Syahbandar atau Kepala Pelabuhan Kepala Kantor Pelabuhan sebelum kapal tiba selambat-lambatnya 1 jam sebelum tiba di pelabuhan tujuan sekaligus mela- porkan kendaraan pengangkut bahan/ba- rang berbahaya dan beracun yang diang- kutnyab.Syahbandar memerintahkan/melakukan koordinasi dengan pertugas pelabuhan untuk mempersiapkan tempat sandar yg bebas dari bahaya terkait dengan renca- na pembongkaran bahan/barang berba- haya dan beracun.

Sispro Pemuatan Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun Melalui Angkutan Penyeberangan Lampiran 12

No KegiatanPelaksana Tugas/Yang Bertanggung Jawab

Page 566: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report40

Pemilik Pemilik Awak Penjaga Awak Pengawas PKK Petugas Nahkoda SyahKendaraan Barang Kendaraan Pelabuhan Kapal Pelabuhan Pelabuhan Pelabuhan Bandar

c.Sebelum sandar, supaya dipersiapkan alat pemadan kebakaran dan peralatan lainnya yang dapat digunakan bilamana terjadi keadaaan darurat/kebakarand.Stelah kapal sandar dengan sempurna di pelabuhan. Awak Kapal membuka rampa, dan sarana lainnya untuk bong- kar kendaraan dengan mendahulukan angkutan bahan/barang berbahaya dan beracun yang lebih sensitife.Awak kendaraan pengangkut bahan/ba- rang berbahaya dan beracun menurun- kan kendaraan dari kapal, setelah sebe- lumnya dilakukan pengecekan bahwa bahan/barang berbahaya dan beracun berada dalam kondisi amanf. Setelah turun, awak kendaraan mem- berikan segala dokumen pengangku- tan bahan/barang berbahaya dan bera- cun kepada penjaga pelabuhan/penga- was yang berada di pintu keluar pelabu- han, dan sekalgus melakukan pengece- kan dengan menggunakan teknologi pen- deteksig.Bilamana antara dokumen yang diserah- kan sesuai dengan bahan/barang ber- bahaya dan beracun yang ada di dalam kendaraan, awak kendaraan dipersilah- kan meninggalkan pelabuhan

Sispro Pemuatan Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun Melalui Angkutan Penyeberangan Lampiran 12

No KegiatanPelaksana Tugas/Yang Bertanggung Jawab

Page 567: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report41

PB PP ABK NK SB DPK PDL

12

a. Syahbandar atau petugas pelabuhan memeriksa persyaratan kapal dan dokumen bahan/barangberbahaya dan beracun:

- surat keterangan tentang nama, jenis dan jumlah bahan/barang berbahaya yang akan diangkut(MSDS/Material Safety Data Sheet) yang dikeluarkan perusahaan yang bersangkutan;

- rekomendasi pengangkutan bahan/barang berbahaya dari instansi yang berwenang;

- keterangan tentang tempat pemuatan, lintasan yang dilalui, tempat pemberhentian, dan tempatpembongkaran;

- spesifikasai tenis kapal sungai; - waktu dan jadwal pengangkutan; - identitas dan kualifikasi nahkoda dan ABK; - izin usaha angkutan kapal sungai; - prosedur penanggulangan keadaan darurat.

b. Syahbandar atau petugas pelabuhan memeriksa persyaratan pengemasan dan pelabelanbahan/barang berbahaya dan beracun sebelum naik kapal

c. Untuk menaikkan dan/atau menurunkan bahan berbahaya ke dan dari kapal, harus memenuhiketentuan :

- sebelum memuat dan membongkar bahan berbahaya, harus dipersiapkan dan diperiksa alat bongkarmuat serta peralatan pengamanan darurat;

- dilakukan pada tempat-tempat yang telah ditentukan dan tidak mengganggu keamanan, keselamatan,kelancaran dan ketertiban lalu lintas serta masyarakat di sekitarnya;

- apabila dalam pelaksanaan diketahui ada tempat atau kemasan yang rusak, maka kegiatan tersebutharus dihentikan;

- selama pelaksanaan harus diawasi oleh pengawas yang memiliki kualifikasi, sesuai dengan peraturanperundang-undangan yang berlaku.

d. Bahan/barang berbahaya dan beracun yang akan diangkut harus terlindung dalam tempat ataukemasan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

e. Bahan/barang berbahaya dan beracun harus diikat dengan kuat dan disusun dengan baik, sehinggabeban muatan dapat merata secara proporsional pada kapal.

Sispro Pengangkutan Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun Melalui Angkutan Sungai dan Danau Flowchart 13 Lampiran 13

Pemuatan Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun Ke Kapal

No Uraian kegiatan Penanggung jawab

Bahan/Barang Berbahaya Berada Areal Pelabuhan

Page 568: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report42

f. Pengawas atau petugas di pelabuhan dan di kapal harus selalu memantau selama pemuatanberlangsung, agar dapat segera diketahui jika terjadi kebakaran atau keadaan darurat lainnya.

3a. Susunan muatan penumpang, barang dan/atau hewan di atas kapal, harus diatur sesuai dengan tata

cara yang benar, sehingga kapal tidak kehilangan kestabilan yang dapat mengakibatkan miring dantenggelam;

b. Tata cara pemuatan penumpang, barang dan/atau hewan harus dilakukan dengan benar, sehinggakapal selalu dalam keadaan tetap stabil, baik pada waktu memuat, berlayar, maupun pada waktumembongkar muatan;

c. Muatan penumpang, barang dan/atau hewan yang berada di atas geladak terbuka (weather deck),harus di atur dan dibatasi jumlahnya, sehingga tidak mengganggu stabilitas kapal, khususnya dalampelayaran;

d. Dalam memuat hewan, harus diatur dan diikat sehingga tidak dapat bergerak kemana-mana, untukmenghindari agar kapal tidak menjadi miring dan kehilangan kestabilan;

e. Sistem pemuatan barang (cargo plan), harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak menyulitkan padawaktu pembongkaran di tempat tujuan;

f. Muatan harus diatur secara benar, sehingga berat muatan berada di bagian bawah ruangan kapal;g. Pemuatan barang harus dikelompokkan sesuai dengan jenisnya masing-masing;h. Penempatan muatan bahan/barang berbahaya dan beracun khususnya barang yang mudah terbakar

dan/atau mudah meledak, harus ditempatkan di bagian kapal yang jauh dari muatan lain, jauh dariruang awak kapal, dapur/api, mesin/motor dan sebagainya yang dapat menimbulkan api secaraterbuka, sehingga sewaktu-waktu dapat segera dengan mudah di buang ke air, serta bagi kapal yangmembawa muatan barang berbahaya dilarang memuat penumpang.

i. Sebelum berlayar, kapal diperiksa kembali: - tanda lambung timbul, - surat-surat dan sertifikat kapal, - persetujuan pengangkutan Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun, - jenis dan jumlah muatan, - Nahkoda dan ABK khususnya yang mempunyai keahlian khusus penanganan Bahan/Barang

Berbahaya dan Beracun.

Penempatan dan Pengawasan Muatan Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun

PB PP ABK NK SB DPK PDL

Sispro Pengangkutan Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun Melalui Angkutan Sungai dan Danau

No Uraian kegiatan Penanggung jawab

Lampiran 13

Page 569: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report43

k. Selama di dalam kapal, mesin kendaraan pengangkut bahan/barang berbahaya dan beracun selamaharus dimatikan.

l. Jika perlu, terutama jika diperkirakan selama pelayaran akan ada pengaruh gelombang dapatmengeser kendaraan dalam kapal, kendaraan harus dilasing dengan badan/lantai kapal untukmemastikan kendaraan selalu pada posisinya.

m. ABK diharuskan mengecek muatan bahan/barang berbahaya dan beracun setidaknya sekali dalam 30menit, untuk memastikan posisi muatan tersebut pada posisinya.

n. ABK diharuskan mengecek atau memperhatikan muatan bahan/barang berbahaya dan beracun jikaterjadi gelombang yang memungkinankan terjadi pergeseran atau gesekan.

o. ABK harus selalu dalam keadaan siap siaga, jika terjadi kondisi darurat, misalnya kebakaran,tubrukan, kebocoran, termasuk peralatan tanggap darurat di dalam kapal juga selalu dalam keadaansiap siaga dan berfungsi dengan baik, termasuk alat-alat keselamatan/penolong.

p. Penumpang dan ABK dilarang melakukan kegiatan yang menyebabkan terjadinya api/bunga api yangdapat membahayakan muatan bahan/barang berbahaya dan beracun.

q. Selama dalam pelayaran, penumpang diusahakan tetap duduk pada tempatnya dan dilarangmelakukan aktivitas yang dapat membahayakan stabilitas kapal atau keselamatan kapal.

4a. Nahkoda kapal yang mengangkut bahan/barang berbahaya dan beracun harus memberitahukan

rencana sandar dan bongkar muat kepada Administrator Pelabuhan atau Syahbandar danPenyelenggara Pelabuhan atau Kepala Kantor Pelabuhan dan Pengelola Pelabuhan sebelum kapaltiba selambat- lambatnya 1 jam sebelum tiba di pelabuhan tujuan atau pada saat berangkatmeninggalkan pelabuan asal.

b. Nahkoda melaporkan kepada Syahbandar perihal muatan bahan/barang berbahaya dan beracun yangdiangkutnya untuk dapat ditangani secara khusus.

c. Syahbandar memerintahkan/melakukan koordinasi dengan dengan petugas pelabuhan untukmempersiapkan tempat sandar yang diupayakan bebas dari bahaya terkait dengan rencanapembongkaran muatan bahan/barang berbahaya dan beracun, sekaligus menginformasikan balikkepada Nahkoda perihal lokasi sandar kapal.

d. Sebelum sandar, petugas pelabuhan mempersiapkan alat pemadam kebakaran dan peralatan kesiapsiagaan darurat lainnya, untuk mengantisipasi kondisi darurat yang mungkin terjadi.

Pembongkaran Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun Dari Kapal

PB PP ABK NK SB DPK PDL

Sispro Pengangkutan Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun Melalui Angkutan Sungai dan Danau

No Uraian kegiatan Penanggung jawab

Lampiran 13

Page 570: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report44

e. Setelah kapal sandar dan terikat dengan sempurna di pelabuhan, ABK atau petugas pelabuhanmempersiapkan tangga, dan setelah benar-benar siap penumpang dan muatan baru dapat turun darikapal, dan diusahakan penumpang turun terlebih dahulu baru kemudian muatan bahan/barangberbahaya dan beracun.

f. ABK atau pemilik muatan bahan/barang berbahaya dan beracun melaporkan kepada pengelolapelabuhan serta menunjukkan keseluruhan dokumen sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (2)dan diteruskan dengan pemeriksaan lebih lanjut dokumen tersebut dan pengecekan muatanbahan/barang berbahaya dan beracun.

g. Pengecekan juga dilakukan untuk memastikan kondisi kemasan bahan/barang berbahaya danberacun masih dalam kondisi baik.

h. Setelah pemeriksaan selesai, lengkap dan sesuai, muatan bahan/barang berbahaya dan beracundapat diijinkan keluar pelabuhan.

i. Jika muatan bahan/barang berbahaya dan beracun masih menunggu untuk diambil oleh pemiliknya,maka penempatan atau penumpukan di pelabuhan harus dilakukan sebagaimana sesuai ketentuan

j. Bahan/Barang Berbahaya dan beracun Kelas 1 dan Kelas 7 harus dilakukan bongkar/muat langsung(truck losing).

k. Nahkoda harus melaporkan realisasi kegiatan bongkar/muat Bahan/Barang Berbahaya kepadaAdministrator Pelabuhan dan Penyelenggara Pelabuhan atau Kepala Kantor Pelabuhan dan PengelolaPelabuhan Sungai.

l. Pada saat pelaksanaan bongkar/muat Bahan/Barang Berbahaya harus tersedia alat pemadamkebakaran sesuai dengan ketentuan.

m. Pelaksanaan bongkar/muat Bahan/Barang Berbahaya dilakukan melalui kelompok penanganansebagai berikut :

- Kelompok I; dibongkar/muat langsung keluar pelabuhan ; - Kelompok II; dibongkar/muat langsung keluar pelabuhan atau ditumpuk di gudang atau di lapangan

penumpukan ; - Kelompok III; dibongkar/muat langsung ditumpuk dalam gudang Bahan/Barang Berbahaya ;

PB = Pemilik/Perusahaan Bahan/Barang Berbahaya dan BeracunPP = Petugas PelabuhanABK = Anak Buah KapalNK = NahkodaSB = SyahbandarDPK = Dinas Perhubungan Kabupaten/KotaDPL = Instansi Pengendali Dampak Lingkungan

PB PP ABK NK SB DPK PDL

Sispro Pengangkutan Bahan/Barang Berbahaya dan Beracun Melalui Angkutan Sungai dan Danau

No Uraian kegiatan Penanggung jawab

Lampiran 13

Page 571: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report45

P np P P AB K NK S B

12

a. P ihak pengelola pelabuhan wajib menyediakan fas iltas ruang tunggu bagi calon penumpang kapal,s es uai kelas pelayanan.

b. K elas pelayanan ruang tunggu penumpang di pelabuhan s ebagaimana dimaks ud dalam ayat (1) terdiridari 3 kelas yaitu:

- K elas E konomi; bagi calon penumpang yang telah membeli karcis /tiket kapal kelas ekonomi. - K elas B is nis ; bagi calon penumpang yang telah membeli karcis /tiket kapal kelas bis nis . - K elas E ks ekutif/VIP ; bagi calon penumpang yang telah membeli karcis /tiket kapal kelas eks ekutif/VIP .

c. Untuk pembelian karcis , pihak pengelola pelabuhan atau perus aaan angkutan wajib menyediakantempat pembelian/loket karcis bagi calon penumpang.

d. P ihak pengelola pelabuhan wajib menyediakan tempat is tirahat dan/atau tempat ibadah bagi calonpenumpang yang mas ih menunggu lama baik kerena jadwal maupun karena keterlambatan datangnyakapal.

f. P ihak pengelola pelabuhan wajib menyediakan areal parkir yang cukup baik untuk kendaraan calonpenumpang maupun penjemput/pengantar.

3a. P ihak pengelola pelabuhan wajib menyediakan jalan atau gang khus us bagi penumpang menuju ke

dermaga dan memas uki/naik ke kapal.b. P ihak pengelola pelabuhan wajib memberikan fas ilitas khus us dan kemudahan bagi penyandang

cacat, wanita hamil, anak di bawah us ia 5 (lima) tahun, orang s akit, dan orang lanjut us ia menujudermaga dan memas uki/naik ke kapal.

c. P engus aha angkutan atau pengelola pelabuhan wajib menyediakan perangkat peralatan atau papan,untuk memudahkan penumpang penyandang cacat yang menggunakan kurs i roda dapat naik danturun ke dan dari kapal dengan mudah.

d. Apabila dalam pengangkutan terdapat orang s akit, penderita diupayakan untuk dapat ditempatkanpada tempat yang memadai.

S ispro P elayanan P enumpang di K apal P enyeberangan Flowchart 14 Lampiran 14

P enanggung jawab

P E L AY ANAN P E NUMP ANG DI P E L AB UHAN

P E L AY ANAN P E NUMP ANG ME MAS UK I K AP AL

C alon P enumpang B erada di P elabuhan

No Uraian kegiatan

Page 572: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report46

e. P enumpang naik kapal dengan tertib, dan dius ahakan tidak s aling berebut atau bers amaan denganpemuatan kendaraan ke kapal.

f. AB K mengarahkan penumpang untuk menempati ruangan atau tempat duduk s es uai tiket/karcis yangdimilikinya.

g. S aat kapal akan meninggalkan pelabuhan, penumpang mendapatkan informas i tentang jenis , tempatdan cara pemakaian alat-alat kes elamatan/ penolong, dan diupayakan dengan peragaan pemakaianjaket pelampung.

4a.

P enumpang memperoleh informas i yang jelas letak fas ilitas publik, mis alnya kamar mandi/WC , kantin,tempat ibadah, klinik, tempat merokok, informas i larangan, dan informas i jika keadaan darurat

b. S etiap kapal yang mengangkut penumpang wajib menyediakan fas ilitas kes ehatan bagi penumpang.T erdiri atas :

- ruang pengobatan atau perawatan; - peralatan medis dan obat-obatan; dan - tenaga medis , meliputi dokter dibantu oleh juru rawat.

c. P enumpang memperoleh pelayanan akomodas i yang terdiri dari: - pelayanan minimal kenyamanan penumpang; - pers yaratan minimal kons truks i kapal untuk pelayanan penumpang.

d. P ers yaratan pelayanan minimal kenyamanan penumpang ditentukan berdas arkan: - waktu atau lama berlayar; - kelas -kelas tempat duduk penumpang.

e. P ers yaratan minimal kons truks i kapal untuk pelayanan penumpang meliputi: - luas ruangan - ruang penumpang, terdiri dari: - penumpang geladak terbuka;

P E L AY ANAN P E NUMP ANG S E L AMA DI K AP AL

P np P P AB K NK S B

S ispro P elayanan P enumpang di K apal P enyeberanganP enanggung jawabNo Uraian kegiatan

Lampiran 14

Page 573: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report47

P np P P AB K NK S B

S ispro P elayanan P enumpang di K apal P enyeberanganP enanggung jawabNo Uraian kegiatan

- penumpang geladak tertutup; - penumpang kamar. - tempat duduk; - gang/jalan lewat orang; - kamar mandi dan WC /kakus ; - s is tem lubang angin/ventilas i; - dapur dan kafetaria; - ruang rekreas i (public area) dan ruang ibadah.

5a. Nahkoda kapal harus memberitahukan rencana s andar dan bongkar muat kepada Adminis trator

P elabuhan atau S yahbandar dan P enyelenggara P elabuhan atau K epala K antor P elabuhan danP engelola P elabuhan s ebelum kapal di pelabuhan tujuan atau pada s aat berangkat meninggalkanpelabuhan as al.

b. S es ampainya di pelabuhan tujuan, s ebelum kapal s andar, AB K mempers iapkan alat pemadamkebakaran dan peralatan kes iap s iagaan darurat lainnya, untuk antis ipas i kondis i darurat yangmungkin terjadi.

c. S etelah kapal s andar dan terikat penuh di pelabuhan, AB K membuka rampa/tangga kapal, dan s etelahbenar-benar terbuka penuh penumpang baru dapat turun dari kapal dengan tertib, dan dius ahakans etelah s eles ai s emua, barulah kendaraan dapat turun dari kapal.

d. Nahkoda harus melaporkan realis as i kegiatan bongkar/muat kepada Adminis trator P elabuhan danP enyelenggara P elabuhan atau K epala K antor P elabuhan dan P engelola P elabuhan tentang jumlahmuatan baik penumpang dan kendaraan yang dimuatnya.

P np = P enumpang K apalP P = P etugas P elabuhanAB K = Anak B uah K apalNK = NahkodaS B = S yahbandar

P E L AY ANAN P E NUMP ANG T UR UN DAR I K AP AL

Lampiran 14

Page 574: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report48

P np P P AB K NK S B

12

a. P ihak pengelola pelabuhan wajib menyediakan fas iltas ruang tunggu bagi calon penumpang kapal,s es uai kelas pelayanan.

b. Untuk pembelian karcis , pihak pengelola pelabuhan atau perus aaan angkutan wajib menyediakantempat pembelian/loket karcis bagi calon penumpang.

c. P enyandang cacat dan orang s akit diberikan prioritas kemudahan dalam pembelian karcis .d. P ihak pengelola pelabuhan wajib menyediakan tempat is tirahat dan/atau tempat ibadah bagi calon

penumpang yang mas ih menunggu lama baik kerena jadwal maupun karena keterlambatan datangnyakapal.

e. P ihak pengelola pelabuhan wajib menyediakan areal parkir yang cukup baik untuk kendaraan calonpenumpang maupun penjemput/pengantar.

3a. P ihak pengelola pelabuhan wajib menyediakan jalan/tangga khus us yang dapat menjamin

kes elamatan penumpang naik/turun kapal.b. P ihak pengelola pelabuhan wajib memberikan fas ilitas khus us dan kemudahan bagi penyandang

cacat, wanita hamil, anak di bawah us ia 5 (lima) tahun, orang s akit, dan orang lanjut us ia menujudermaga dan memas uki/naik ke kapal.

c. P engus aha angkutan atau pengelola pelabuhan wajib menyediakan perangkat peralatan atau papan,untuk memudahkan penumpang penyandang cacat yang menggunakan kurs i roda dapat naik danturun ke dan dari kapal dengan mudah.

d. Apabila dalam pengangkutan terdapat orang s akit, penderita diupayakan untuk dapat ditempatkanpada tempat yang memadai.

e. P enumpang naik kapal dengan tertib, s etelah muatan yang akan dibawa s udah termuat s emua di ataskapal.

f. AB K mengarahkan penumpang untuk menempati ruangan atau tempat duduk yang ters edia.g. P enempatan penumpang diatur s edemikan hingga agar s tabilitas kapal tetap s eimbang baik s aat

pemuatan, berlayar dan penurunan penumpang.

S ispro P elayanan P enumpang di K apal S ungai dan Danau Flowchart 15 Lampiran 15

P enanggung jawab

P E L AY ANAN P E NUMP ANG DI P E L AB UHAN

P E L AY ANAN P E NUMP ANG ME MAS UK I K AP AL

C alon P enumpang B erada di P elabuhan

No Uraian kegiatan

Page 575: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report49

h. J ika kapal juga membawa barang, harus didahulukan dan ditempatkan s edemikian hingga mudahdalam pembongkaran/muat s erta evakuas i jika keadaan darurat.

i. S ebelum kapal meninggalkan pelabuhan, penumpang mendapatkan informas i tentang jenis , tempatdan cara pemakaian alat-alat kes elamatan/penolong, diupayakan dengan peragaan pemakaian jaketpelampung s erta informas i mengenai larangan dan informas i jika keadaan darurat.

4a. S elama dalam pelayaran, penumpang dius ahakan tetap duduk pada tempatnya dan dilarang

melakukan aktivitas yang dapat membahayakan s tabilitas kapal atau kes elamatan kapal danpenumpang.

b. Untuk pelayanan kes elamatan penumpang , kapal harus memiliki: - Alat penolong berupa L ife J acket untuk 100% penumpang dan AB K , - E mergency C ommunication/R adio C ommnication - K ompas - Alat pemadam kebakaran untuk penanganan keadaan darurat, - K otak P 3K (P ertolongan P ertama P ada K ecelakaan).

c. J ika kapal dengan geladak tertutup, penumpang memperoleh pelayanan akomodas i meliputi: - R uangan di geladak tertutup, - R uangan di G eladak T erbuka, - T empat Duduk, - G ang/jalan melintas untuk penumpang, - K amar mandi dan WC /kakus , - S is tem lubang angin/ventilas i udara, - Dapur dan kantin/ kafetaria, - R uang publik, - R uangan di geladak tertutup

P E L AY ANAN P E NUMP ANG S E L AMA DI K AP AL

P np P P AB K NK S B

S ispro P elayanan P enumpang di K apal S ungai dan DanauP enanggung jawabNo Uraian kegiatan

Lampiran 15

Page 576: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report50

5a. Nahkoda kapal harus memberitahukan rencana s andar dan bongkar muat kepada Adminis trator

P elabuhan atau S yahbandar dan P enyelenggara P elabuhan atau K epala K antor P elabuhan danP engelola P elabuhan s ebelum kapal di pelabuhan tujuan atau pada s aat berangkat meninggalkanpelabuhan as al.

b. S es ampainya di pelabuhan tujuan, s ebelum kapal s andar, petugas pelabuhan mempers iapkan alatpemadam kebakaran dan peralatan kes iap s iagaan darurat lainnya, untuk antis ipas i kondis i daruratyang mungkin terjadi.

c. S etelah kapal s andar dan terikat penuh di pelabuhan, AB K atau petuga pelabuhan mempers iapkantangga untuk turun penumpang, dan s etelah benar-benar terbuka penuh penumpang baru dapat turundari kapal dengan tertib, dan s etelah s eles ai s emua, barulah muatan dapat dibongkar dari kapal.

d. Nahkoda harus melaporkan realis as i kegiatan bongkar/muat kepada Adminis trator P elabuhan danP enyelenggara P elabuhan atau K epala K antor P elabuhan dan P engelola P elabuhan tentang jumlahpenumpang s erta jenis dan jumlah barang yang dimuatnya.

P np = P enumpang K apalP P = P etugas P elabuhanAB K = Anak B uah K apalNK = NahkodaS B = S yahbandar

P E L AY ANAN P E NUMP ANG T UR UN DAR I K AP ALP np P P AB K NK S B

S ispro P elayanan P enumpang di K apal S ungai dan DanauP enanggung jawabNo Uraian kegiatan

Lampiran 15

Page 577: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report51

Page 578: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report52

Page 579: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Final Report53

Page 580: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Laporan Akhir1

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, Code on Intact Satbility, IMO, London, 1995.

2. Anonim, IMDG Code 2000 Edition, IMO, London, 2000.

3. Anonim, SOLAS Consolidated Edition 2001, IMO, London, 2001.

4. Rawson, K.J., dan Tupper, E.C., Basic Ship Theory Volume 1,

Butterworth Heinemann Publishing.

5. Anonim, Laporan Pekerjaan Studi Kelaikan Kapal ASDP

dengan Daerah Operasi, Balitbang Perhubungan Dephub RI,

2007.

6. Anonim, Laporan Pekerjaan Studi Kebutuhan Standar, Norma,

Pedoman, Kriteria Dan Sispro di Bidang ASDP, Balitbang

Perhubungan Dephub RI, 2008.

7. UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran

8. PP No. 7 tahun 2000 tentang Kepelautan

9. PP No. 51 tahun 2000 tentang Perkapalan

10. PP No. 69 tahun 2001 tentang Kepelabuhan

11. PP No. 81 tahun 2000 tentang Kenavigasian

12. PP No 82 Tahun 1999 tentang Angkutan di Perairan

13. KM 8 tahun 2005 tentang Telekomunikasi Pelayaran

14. KM 7 tahun 2005 tentang Sarana Bantu Navigasi Pelayaran

15. KM 4 tahun 2005 tentang Pencegahan Pencemaran Dari Kapal

16. KM 3 tahun 2005 tentang Lambung Timbul Kapal

17. KM 73 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Angkutan Sungai

dan Danau

18. KM No 52 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan

Penyeberangan

Page 581: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Laporan Akhir2

19. Kepmenhub No. KM. 33. TAHUN 2003 tentang Pemberlakuan

Amandemen Solas 1974 tentang Pengamanan Kapal dan

Fasilitas Pelabuhan (Internasional Ships and Port Facility

Security / ISPS Code) di Wilayah Indonesia.

20. KM 14 Tahun 2002 Tentang Penyelenggaraan dan

Pengusahaan Bongkar Muat Barang Dari Dan Ke Kapal.

21. KM 32 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Angkutan

Penyeberangan

22. KM 17 tahun 2000 tentang Pedoman Penanganan Bahan/

Barang Berbahaya Dalam Kegiatan Pelayaran di Indonesia.

23. KM No 71 Tahun 1999 tentang Aksesibilitas Bagi Penyandang

Cacat dan Orang Sakit Pada Sarana dan Prasarana

Perhubungan

24. KM No 32 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan

Penyeberangan

25. KM 29 tahun 1999 tentang Keselamatan Kapal Kecepatan

Tinggi.

26. KM 36 Tahun 1997 tentang Kewenangan dan Prosedur

Penunjukan PNS di Lingkungan UPT Lalu Lintas dan Angkutan

Sungai dan Danau dalam Pelaksanaan Tugas Keselamatan

Berlayar di Sungai dan Danau.

27. Peraturan Dirjen SK. 2681/AP.005/DRJD/2006 Tentang

Pengoperasian Pelabuhan Penyeberangan.

28. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor:

SK.725/AJ.302/DRJD/2004 Tentang Penyelenggaraan

Pengangkutan Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3) Di Jalan.

29. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor:

SK.1280/AJ.302/DRJD/2004 Tentang Bentuk, Warna Dan

Page 582: Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang Transportasielibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-031500000000166... · tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah Pusat, ... Sispro

Penelitian Penyusunan Sispro di Bidang TransportasiASDP

PT. Diksa Intertama Consultan Laporan Akhir3

Ukuran Surat Persetujuan Pengangkutan Alat Berat Dan

Pengangkutan Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3)

30. SK Dirjen No. 73/AP005/DRJD/2003 tentang Persyaratan

Pelayanan Minimal Angkutan Penyeberangan.

31. SK Dirjen AP.005/3/13/DRPD/94 tentang Petunjuk Teknis

Persyaratan Pelayanan Minimal Kapal Sungai, Danau dan

Penyeberangan

32. SK Dirjen HK.206/1/20/DRPD/93 tentang Pedoman Teknis

Perambuan di Perairan Daratan dan Penyeberangan.

33. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor : UM

48/4/2-01 Tentang Pedoman Pelaksanaan Penanganan Bahan /

Barang Berbahaya Di Seluruh Pelabuhan Di Indonesia.