penemuan hukum

50
PEMERKUATAN PEMAHAMAN HAK ASASI MANUSIA UNTUK HAKIM SELURUH INDONESIA Hotel Santika Makassar, 30 Mei – 2 Juni 2011 MAKALAH PENEMUAN HUKUM Oleh: Shidarta

Upload: al-ardh

Post on 23-Jul-2015

495 views

Category:

Documents


39 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penemuan Hukum

PEMERKUATAN PEMAHAMAN HAK ASASI MANUSIA UNTUK HAKIM SELURUH INDONESIA

Hotel Santika Makassar, 30 Mei – 2 Juni 2011

MAKALAH

PENEMUAN HUKUM

Oleh: Shidarta

Page 2: Penemuan Hukum

PENEMUAN HUKUMPENEMUAN HUKUM

ShidartaShidarta

MakassarMakassar, 1 , 1 JuniJuni 20112011

Page 3: Penemuan Hukum

KepribadianKepribadian PersekutuanPersekutuan

PemisahanPemisahan((BaikBaik--BurukBuruk))

KesamaanKesamaanPerlakuanPerlakuan

KewibawaanKewibawaan

Page 4: Penemuan Hukum

KepribadianKepribadian PersekutuanPersekutuan

PemisahanPemisahan((BaikBaik--BurukBuruk))

KewibawaanKewibawaan

HakHak sebagaisebagai seorangseorang::

--MANUSIAMANUSIA-- wargawarga pendudukpenduduk

-- wargawarga negaranegara-- anakanak

-- perempuanperempuan-- buruhburuh

-- konsumenkonsumen-- dlldll..

HakHak sebagaisebagai kelompokkelompok::

-- masy. internasional- - negara-- bangsa

-- komunitas agama-- komunitas adat-- serikat buruh- asosiasi profesi

dll.

KesamaanKesamaanPerlakuanPerlakuan

Diterima baik oleh:1. institusi profesi2. komunitas keilmuan3. masyarakat luas4. para pihak

Page 5: Penemuan Hukum

Norma Norma hukumhukumditetapkanditetapkan

secarasecara toptop--downdownmenjadimenjadi

hukumhukum positif

Norma Norma hukumhukumpositifpositifdirevisidirevisi

((ditetapkanditetapkan kembalikembali))positif

diterapkanditerapkansecarasecararasional

PeristiwaPeristiwakonkretkonkret

AA

PeristiwaPeristiwakonkretkonkret

BB

PeristiwaPeristiwakonkretkonkret

CC

empiriempiri AA

empiriempiri BB

empiriempiri CC

rasional rasionalrasional rasionalrasional

PengalamanPengalaman daridari waktuwaktu kekewaktuwaktu adalahadalah penentupenentu nilainilaikebaikankebaikan suatusuatunormanorma hukumhukum positifpositif

Page 6: Penemuan Hukum

Norma Norma hukumhukumditetapkanditetapkan

secarasecara toptop--downdownmenjadimenjadi

hukumhukum positifpositif

Norma Norma hukumhukumpositifpositifdirevisidirevisi

((ditetapkanditetapkan kembalikembali))

PeristiwaPeristiwakonkretkonkret

AA

PeristiwaPeristiwakonkretkonkret

BB

PeristiwaPeristiwakonkretkonkret

CC

empiriempiri AA

empiriempiri BB

empiriempiri CC

diterapkanditerapkansecarasecararasionalrasional rasionalrasional rasionalrasional

PengalamanPengalaman daridari waktuwaktu kekewaktuwaktu adalahadalah penentupenentu nilainilaikebaikankebaikan suatusuatunormanorma hukumhukum positifpositif

Context ofJustification I

Context of Discovery II

Page 7: Penemuan Hukum

Asumsi fungsi“law as social order”

hukumhukumpositifpositif

““XX””

PeristiwaPeristiwakonkretkonkret

AA

PeristiwaPeristiwakonkretkonkret

BB

PeristiwaPeristiwakonkretkonkret

CC

empiriempiri AA

empiriempiri BB

empiriempiri CC

HetHet rechtrecht hinkthinktachterachter de de feitenfeiten aanaan..

Page 8: Penemuan Hukum

Asumsi fungsi: “law as a tool of social engineering”

hukumhukumpositifpositif

““XX””

PeristiwaPeristiwakonkretkonkret

AA

PeristiwaPeristiwakonkretkonkret

BB

PeristiwaPeristiwakonkretkonkret

CC

empiriempiri AA

empiriempiri BB

empiriempiri CC

Page 9: Penemuan Hukum

Asumsi fungsi“law as social order”

hukumhukumpositifpositif

““XX””

PeristiwaPeristiwakonkretkonkret

AA

PeristiwaPeristiwakonkretkonkret

BB

PeristiwaPeristiwakonkretkonkret

CC

empiriempiri AA

empiriempiri BB

empiriempiri CC

HetHet rechtrecht hinkthinktachterachter de de feitenfeiten aanaan..

Page 10: Penemuan Hukum

Asumsi fungsi: “law as a tool of social engineering”

hukumhukumpositifpositif

““XX””

PeristiwaPeristiwakonkretkonkret

AA

PeristiwaPeristiwakonkretkonkret

BB

PeristiwaPeristiwakonkretkonkret

CC

empiriempiri AA

empiriempiri BB

empiriempiri CC

Page 11: Penemuan Hukum

Langkah-Langkah Penalaran dalam Penemuan Hukumuntuk menghasilkan suatu putusan konkret

SumberSumberHUKUMHUKUM

PutusanPutusan

Page 12: Penemuan Hukum

UUUU

PutusanPutusan

Nilai/AsasNilai/Asas

KebiasaanKebiasaan

YurisprudensiYurisprudensi

KontrakKontrakTraktatTraktat

Garis Normatif-ImperatifGaris Normatif-KoordinatifGaris Persuasif

Page 13: Penemuan Hukum

UUUU

PutusanPutusan

Nilai/AsasNilai/Asas

DoktrinDoktrin

KontrakKontrakTraktatTraktat

Normatif-ImperatifNormatif-KoordinatifNormatif-Persuasif

YurisprudensiYurisprudensi

KebiasaanKebiasaan

AutonomicAutonomicLegislationLegislation

epi

Page 14: Penemuan Hukum

Identify the Identify the Source of lawSource of law

Analyze the sourcesAnalyze the sourcesSynthezise the rulesSynthezise the rulesResearch the factsResearch the factsApply the structureApply the structure

Kenneth J. Vandevelde

LangkahLangkah--langkah PHlangkah PH

A specific person’s rights &

duties

1122334455

Page 15: Penemuan Hukum

Kenneth J. Vandevelde:Five separate steps:

1. Identify the applicable sources of law, usually statutes and judicial decisions;

2. Analyze these sources of law to determine the applicable rules of law and the policies underlying those rules.

3. Synthesize the applicable rules of law into a coherent structure in which the more specific rules are grouped under the more general ones;

4. Research the available facts; and5. Apply the structure of rules to the facts to ascertain the

rights or duties created by the facts, using the policies underlying the rules to resolve difficult cases.

Page 16: Penemuan Hukum

Sources Sources of Law of Law

DecisionDecision

1

2 3 StructureStructureof Lawof Law

4

5

Identify the sources of lawIdentify the sources of law

Analyze the sourcesAnalyze the sources

Synthesize the rulesSynthesize the rules

Apply the structureApply the structureto the factsto the facts

Research the factsResearch the facts

KonsepKonsep VandeveldeVandevelde

Bukankah seharusnya“riset fakta” sudah dimulai di sini?

Fakta dimatangkan sproses pembuktian d

Page 17: Penemuan Hukum

LangkahLangkah--langkahlangkah ituitu dapatdapat lebihlebih disistematisasidisistematisasi sebagaisebagai berikutberikut::

PutusanPutusanakhirakhirf

a

Struktur aturanc

d

SumberSumberHukumHukum

strukturstrukturkasuskasus

AlternatifAlternatif

AlternatifAlternatife

AlternatifAlternatif

b

XX

YY

© Shidarta, 2004

Page 18: Penemuan Hukum

PutusanPutusanakhirakhirf

a

Struktur aturanc

d

SumberSumberHukumHukum

strukturstrukturkasuskasus

AlternatifAlternatif

AlternatifAlternatife

AlternatifAlternatif

b

Menurut J.A. Pontier, penelitian psikologis empiris menunjukkan adanya 2 pendekatanpenalaran hakim:a. antisipasi-skematikb. penalaran regresif

XX

YY

© Shidarta, 2004

Page 19: Penemuan Hukum

PenalaranPenalaran regresifregresif dapatdapat terjaditerjadi, , sepertiseperti……

PutusanPutusanakhirakhir

Struktur aturan

SumberSumberHukumHukum

strukturstrukturkasuskasus

AlternatifAlternatif

AlternatifAlternatif

AlternatifAlternatif

PendekatanPendekatan**modulisasimodulisasi ((faktafakta konsepkonsep))

PendekatanPendekatantipologisasitipologisasi ((konsepkonsep faktafakta))

XX

YY

* Non

oM

akar

im, d

alam

biog

rafi

Busy

ro

Page 20: Penemuan Hukum

SumberSumberHukumHukum

BagaimanaBagaimana menemukanmenemukan hukumnyahukumnya??

Moral law

Rational law

Empirical law

Page 21: Penemuan Hukum

ASPEKASPEKOntologis, Epistemologis, dan AksiologisOntologis, Epistemologis, dan Aksiologis

dalam Penalaran Hukum•• IdealismeIdealisme

•• IntuisionismeIntuisionisme•• Keadilan

dalam Penalaran HukumKeadilan

•• MaterialismeMaterialisme•• EmpirismeEmpirisme•• KemanfaatanKemanfaatan

•• DualismeDualisme•• RasionalismeRasionalisme•• KepastianKepastian

Sum

bu y

Sum

bu y

Sumbu xSumbu x

Sumbu zSumbu z

zona 45° atas

Zona 45° bawah

z1

z10z11

z12

z19

z18

z17

z9

z8

z7

z13

z2 z3

Page 22: Penemuan Hukum

Atas dasar ini, kita dapat memetakanminimal 6 aliran pemikiran dalam hukum:

1 Moralitas berupaasas kebenaran-keadilan

Doktrinal-deduktif Keadilan Universal

2 Undang-undang Doktrinal-deduktif Kepastian Partikular-nasional

3 Undang-undang Doktrinal-deduktif, diikuti nondoktrinal-induktif

Kepastiandiikutikemanfaatan

Partikular-nasional

4 Kebiasaan Doktrinal-deduktifsekaligusnondoktrinal-induktif

Keadilansekaliguskemanfaatan

Makro-Partikular

5 Putusan hakim Doktrinal-deduktifsekaligusnondoktrinal-induktif

Kepastiansekaliguskemanfaatan

Kasusistik

6 Kasus faktual Nondoktrial-induktif Kemanfaatan Mikro-Kasuistik

Page 23: Penemuan Hukum

1. 1. AliranAliran Hukum KodratHukum Kodrat

TOPTOP--DOWNDOWNsatu arahsatu arah

Ontologis:Ontologis:Hukum = asas kebenaran danHukum = asas kebenaran dankeadilankeadilan

Epistemologis:Epistemologis:DoktrinalDoktrinal--deduktifdeduktif(dari premis normatif(dari premis normatifselfself--evident)evident)

Aksiologis:Aksiologis:KeadilanKeadilan

Page 24: Penemuan Hukum

2. 2. PositivismePositivisme HukumHukum Ontologis:Ontologis:Hukum = normaHukum = norma--norma positifnorma positifdalam sistem perundangdalam sistem perundang--undanganundangan

Epistemologis:Epistemologis:DoktrinalDoktrinal--deduktifdeduktif

Aksiologis:Aksiologis:KepastianKepastian

TOPTOP--DOWNDOWNsatu arahsatu arah

Page 25: Penemuan Hukum

3. 3. UtilitarianismeUtilitarianisme Ontologis:Ontologis:Hukum = normaHukum = norma--norma positifnorma positifdalam sistem perundangdalam sistem perundang--undanganundangan

Epistemologis:Epistemologis:DoktrinalDoktrinal--deduktifdeduktifdiikutidiikutiNondoktrinalNondoktrinal--induktifinduktif

Aksiologis:Aksiologis:KepastianKepastiandiikutidiikutiKemanfaatanKemanfaatan

TOPTOP--DOWNDOWNdiikutidiikuti

BOTTOMBOTTOM--UPUP

Page 26: Penemuan Hukum

Ontologis:Ontologis:Hukum = pola perilaku yangHukum = pola perilaku yangterlembagakanterlembagakan

Epistemologis:Epistemologis:NondoktrinalNondoktrinal--induktifinduktifInternalisasi doktrinalInternalisasi doktrinal--deduktif *deduktif *(pendekatan struktural/makro)(pendekatan struktural/makro)

Aksiologis:Aksiologis:Kemanfaatan, keadilanKemanfaatan, keadilan(simultan)(simultan)

4. 4. MazhabMazhab SejarahSejarah

TOPTOP--DOWNDOWNdandan

BOTTOM UPBOTTOM UP(simultan)(simultan)

* Koreksi Shidarta, 2003

Page 27: Penemuan Hukum

5. [American]5. [American]Sociological JurisprudenceSociological Jurisprudence

Ontologis:Ontologis:Hukum = putusan hakimHukum = putusan hakiminin--concretoconcreto

Epistemologis:Epistemologis:NondoktrinalNondoktrinal--induktifinduktifDoktrinalDoktrinal--deduktifdeduktif

Aksiologis:Aksiologis:Kemanfaatan, kepastianKemanfaatan, kepastian(simultan)(simultan)

TOPTOP--DOWNDOWNdandan

BOTTOM UPBOTTOM UP(simultan)(simultan)

Page 28: Penemuan Hukum

6. 6. RealismeRealisme HukumHukum Ontologis:Ontologis:Hukum = manifestasi maknaHukum = manifestasi makna--maknamaknasimbolik para pelaku sosialsimbolik para pelaku sosial

Epistemologis:Epistemologis:NondoktrinalNondoktrinal--induktifinduktif(pendekatan interaksional/(pendekatan interaksional/mikro)mikro)

Aksiologis:Aksiologis:KemanfaatanKemanfaatan

BOTTOMBOTTOM--UPUP(satu arah)(satu arah)

Page 29: Penemuan Hukum

METODEMETODEpenemuanpenemuan hukumhukum

Page 30: Penemuan Hukum

Metode penemuan hukumMETODE INTERPRETASIMETODE INTERPRETASI METODE KONSTRUKSIMETODE KONSTRUKSI

• Argumentum per analogiam

• Argumentum a contrario• Argumentum a fortiori• Penghalusan

(penyempitan) hukum

• Gramatikal (objektif) • Otentik• Teleologis (sosiologis) • Sistematis (logis) • Historis (subjektif) • Komparatif • Futuristis (antisipatif) ====================• Restriktif• Ekstensif

Page 31: Penemuan Hukum

MetodeEKSPOSISI

VERBAL NONVERBAL

PRINSIPAL MELENGKAPI REPRESENTASI

dIterapkan untukkata-kata individual

diterapkan untukkata-kata lain

diterapkandengan cara

mencari sinonim dll.

SudiknoSudikno MertokusumoMertokusumo (2010) (2010) menyatakanmenyatakaneksposisieksposisi samasama dengandengan metodemetode konstruksikonstruksi..PandanganPandangan iniini tidaktidak tepattepat, , karenakarena eksposisieksposisiadalahadalah lebihlebih keke teknisteknis merumuskanmerumuskan penemuanpenemuanhukumhukum ituitu sehinggasehingga bisabisa dimengertidimengerti ((orangorang lain). lain).

Page 32: Penemuan Hukum

Metode InterpretasiSaya masih menggunakan satu konsep hukum yang

sama

Page 33: Penemuan Hukum

Metode InterpretasiSaya masih menggunakan satu konsep hukum yang

sama

Page 34: Penemuan Hukum

Metode KonstruksiSaya sudah pindah ke

konsep hukum lain

Page 35: Penemuan Hukum

Metode KonstruksiSaya mungkin dapat menemukan

satu konsep yang mendekati, tetapiTIDAK dapat saya gunakan…!

Page 36: Penemuan Hukum

Metode Konstruksi

Saya sudah mengkreasikansatu konsep hukum lain

Page 37: Penemuan Hukum

CONTOH KASUS

Pasal 49UU No.39 Tahun 1999 tentang HAM

(3) hakhak khususkhusus yang yang melekatmelekat padapada diridiriwanitawanita dikarenakandikarenakan fungsifungsiproduksinyaproduksinya, , dijamindijamin dandan dilindungidilindungioleholeh hukumhukum..

Bagaimana jika hakim menghadapi kasus seorang wanita yang merasa“ditipu” oleh seorang pria dan karena itu ia kehilangan kegadisannya…(contoh kasus tahun 1980).

Page 38: Penemuan Hukum

Kasus Putusan Hakim Bismar Siregar

DESKRIPSI:Seorang pria yang sudah berkeluarga bernamaMERTUA RAJA SIDABUTAR (perkerjaankontraktor) berpacaran dengan seorang gadis dibawah umur bernama KATARINA Br. SIAHAAN. Selama masa pacaran, Mertua berjanji (ada buktisurat ybs) akan segera mengawini Katarina. Tertarikpada janji ini, Katarina bersedia menyerahkankegadisannya kepada Mertua. Namun, Mertuamelanggar janji ini, sehingga pihak Katarina melaporke polisi. Kasus ini diproses secara pidana, sampaiakhirnya diadili di PN Medan.

Jaksa menuntut terdakwa melanggar pasal-pasalberikut secara kumulatif:1. Pasal 293 KUHP jo Pasal 5 ayat (3) UU Drt 1951:

(perbuatan cabul dengan anak di bawah umur)2. Pasal 378 KUHP (penipuan)3. Pasal 335 KUHP (perbuatan tidak menyenangkan)

PUTUSAN PENGADILAN NEGERI MEDAN(No. 571/KS/1980/PN Mdn, tanggal 5 Maret 1980):• Terdakwa MERTUA terbukti sah dan meyakinkan

bersalah melakukan perbuatan cabul denganperempuan yang bukan isterinya.

• Terdakwa dihukum 3 bulan penjara, tetapi tidakakan dijalankan dengan masa percobaan 6 bulan.

JAKSA melakukan banding.

PutusanPutusan PENGADILAN TINGGI MEDANPENGADILAN TINGGI MEDAN(No. 144/PID/1983/PT (No. 144/PID/1983/PT MdnMdn))dengandengan KetuaKetua MajelisMajelis BismarBismar SiregarSiregar

next slidenext slide

Page 39: Penemuan Hukum

Contoh: Pasal 378 KUHP:1.1. BarangsiapaBarangsiapa2.2. dengandengan maksudmaksud untukuntuk menguntungkanmenguntungkan diridiri sendirisendiri atauatau orangorang lain lain 3.3. secarasecara melawanmelawan hukumhukum4.4. dengandengan memakaimemakai namanama palsupalsu atauatau keadaankeadaan palsupalsu, , dengandengan tiputipu

muslihatmuslihat, , atauatau rangkaianrangkaian kebohongankebohongan, , 5.5. menggerakkanmenggerakkan orangorang lain lain 6.6. untukuntuk menyerahkanmenyerahkan barangbarang sesuatusesuatu kepadanyakepadanya, , atauatau supayasupaya

memberimemberi utangutang maupunmaupun menghapuskanmenghapuskan piutangpiutang, , •• diancamdiancam, , karenakarena PENIPUAN,PENIPUAN,•• dengandengan pidanapidana penjarapenjara paling lama paling lama empatempat tahuntahun..

SubjekSubjek normanorma : : semuasemua orangorangModus Modus perilakuperilaku : : laranganlaranganObjekObjek normanorma : : -- memilikimemiliki maksudmaksud menguntungkanmenguntungkan diridiri sendiri/orangsendiri/orang lainlain

secarasecara melawanmelawan hukumhukum-- memakaimemakai namanama palsupalsu, , keadaankeadaan palsupalsu, , tiputipu muslihatmuslihat//

rangkaianrangkaian kebohongankebohongan-- menggerakkanmenggerakkan orangorang lain lain menyerahkanmenyerahkan barangbarang-- memintameminta diberikan/dihapuskandiberikan/dihapuskan utangutang

KondisiKondisi normanorma : (: (mengikutimengikuti berlakunyaberlakunya asasasas teritorialteritorial, , dlldll.).)

Page 40: Penemuan Hukum

Bagaimana dilakukan?UnsurUnsur 11

UnsurUnsur 33

UnsurUnsur 44

UnsurUnsur 22

UnsurUnsur 55

UnsurUnsur 66

BarangsiapaBarangsiapa

dengandengan maksudmaksud untukuntuk menguntungkanmenguntungkandiridiri sendirisendiri atauatau orangorang lain lain

secarasecara melawanmelawan hukumhukum

dengandengan memakaimemakai namanama palsupalsu atauataukeadaankeadaan palsupalsu, , dengandengan tiputipu muslihatmuslihat, , atauatau rangkaianrangkaian kebohongankebohongan, ,

menggerakkanmenggerakkan orangorang lain lain

untukuntuk menyerahkanmenyerahkan barangbarang sesuatusesuatukepadanyakepadanya, , atauatau supayasupaya memberimemberi utangutangmaupunmaupun menghapuskanmenghapuskan piutangpiutang,,

Page 41: Penemuan Hukum

UnsurUnsur krusialkrusial pelanggaranpelanggaran atasatas PasalPasal 378 KUHP yang 378 KUHP yang ingininginditetapkanditetapkan oleholeh BismarBismar SiregarSiregar::

1.1. dengandengan maksudmaksud untukuntuk menguntungkanmenguntungkan diridiri sendirisendiri atauatau orangorang lainlainadaada buktibukti suratsurat yang yang memuatmemuat rayuan/janjirayuan/janji terdakwaterdakwa..

2.2. secarasecara melawanmelawan hukumhukumterpidanaterpidana sudahsudah beristeriberisteri, , agamanyaagamanya (Kristen) (Kristen) melarangmelarang perbuatanperbuatan

sepertiseperti ituitu..3.3. dengandengan memakaimemakai namanama palsupalsu atauatau martabatmartabat ((hoednigheidhoednigheid)) palsupalsu, ,

dengandengan tiputipu muslihatmuslihat, , atauatau rangkaianrangkaian kebohongankebohongankeadaankeadaan palsupalsu terbuktiterbukti dengandengan telahtelah dipenuhinyadipenuhinya unsurunsur no.1 no.1 dandan 2 2 didi

atasatas..4.4. menggerakkanmenggerakkan orangorang lain lain untukuntuk menyerahkanmenyerahkan barangbarang sesuatusesuatu

kepadanyakepadanyaBARANG BARANG iniini diartikandiartikan secarasecara luasluas. KEGADISAN* yang . KEGADISAN* yang melekatmelekat padapada

diridiri korbankorban dapatdapat dikategorikandikategorikan sebagaisebagai BARANG.BARANG.

Kasus Putusan Hakim Bismar Siregar

Terdakwa dipidana melakukan PENIPUAN dengan pidana penjara 3 tahun

* Juga disebut dalam putusan bahwa dalam bahasa Tapanuli, kemaluan ini disebut bondayang tidak lain bermakna sama dengan benda (barang).

Page 42: Penemuan Hukum

PERHATIKAN…!• Dalam pertimbangan putusan hakim, TIDAK

HANYA unsur tindak pidana yang “bermasalah”* itu saja yang perlu diuraikan. Semua unsurharus diuraikan satu demi satu.

• Pada hakikatnya hakim juga membuat silogismesetiap kali ia membuat uraian unsur demi unsurtadi (sekalipun tidak secara eksplisitdicantumkan).

• Khusus untuk uraian unsur yang dilakukanpenemuan hukum, argumentasi harus dijelaskansecara mendalam dan komprehensif.

*) *) PengertianPengertian ““bermasalahbermasalah”” didi sinisini dalamdalam artiarti masihmasih perluperludilakukandilakukan langkahlangkah--langkahlangkah penemuanpenemuan hukumhukum tersendiritersendiri..

Page 43: Penemuan Hukum

Bagaimana dilakukan?UnsurUnsur 11

UnsurUnsur 33

UnsurUnsur 44

UnsurUnsur 22

UnsurUnsur 55

UnsurUnsur 66

BarangsiapaBarangsiapa

dengandengan maksudmaksud untukuntuk menguntungkanmenguntungkandiridiri sendirisendiri ……

secarasecara melawanmelawan hukumhukum

dengandengan memakaimemakai namanama palsupalsu atauataukeadaankeadaan palsupalsu, , dengandengan tiputipu muslihatmuslihat, , atauatau rangkaianrangkaian kebohongankebohongan, ,

menggerakkanmenggerakkan orangorang lain lain

untukuntuk menyerahkanmenyerahkanBARANG BARANG sesuatusesuatukepadanyakepadanya, ,

Page 44: Penemuan Hukum

FilsafatFilsafatHukumHukum

DogmatikaDogmatikaHukumHukum

LogikaLogika TeoriTeoriHukumHukum

IlmuBahasa

Ilmu-ilmuempirishukum*

ILMU PRAKTIS

ILMU EMPIRISILMU FORMAL

FILSAFAT

© Shidarta, 2003

* * MenggantikanMenggantikan istilahistilah::ilmuilmu--ilmuilmu hukumhukum empirisempiris

Page 45: Penemuan Hukum

IlmuIlmuBahasaBahasa

LogikaLogika

IlmuIlmu lainlain((berobjekkanberobjekkan

hukumhukum))

IlmuIlmuHukumHukum((dogmatisdogmatis))

hukumhukumacaraacara HTNHTN

dialekdialek--tikatika

sejaseja--rahrah sosiososio--

logilogi

ilmuilmuperper--uuuu

pempem--buktianbuktian

hukumhukummaterialmaterial

HANHAN

HUBUNGAN FUNGSIONALHUBUNGAN FUNGSIONALANTARANTAR--DISIPLINDISIPLINuntukuntuk membantumembantu kognisikognisi hakimhakim

©© ShidartaShidarta, 2003, 2003retoreto--rikarika

Prag-tika

semanseman--tikatika

semiosemio--tikatika

sintaksintak--tikatika

antroantro--pologipologi

psikopsiko--logilogi

politikpolitik

Page 46: Penemuan Hukum

KepribadianKepribadian PersekutuanPersekutuan

PemisahanPemisahan((BaikBaik--BurukBuruk))

KesamaanKesamaanPerlakuanPerlakuan

KewibawaanKewibawaan

Dimensi kognisi tadi bertemu dengan dimensi afeksi…

Page 47: Penemuan Hukum

Argumentasi hukum

Ada satu atau beberapa unsur yang tidak dapat langsung diterapkan,namun harus diberikan pemaknaan tertentu.

Unsur BARANG ini “dieksposisikan” menjadi kurang lebih:

P.Mayor Segala organ [termasuk] yang melekat padatubuh seseorang adalah BARANG menurutketentuan Pasal 378 KUHP.

P. Minor Kegadisan adalah organ yang melekat padatubuh seseorang.

Konklusi KEGADISAN adalah BARANG menurutketentuan Pasal 378 KUHP.

Page 48: Penemuan Hukum

Argumentasi hukumPada akhirnya, setelah semua unsur-unsur diuraikan, maka akan ditemukansilogisme yang utuh, yang menunjukkan semua unsur terkait dengan Pasal 378KUHP telah terpenuhi.

P.Mayor Semua orang yang bermaksud menguntungkandiri sendiri secara melawan hukum dengankeadaan palsu menggerakkan orang lain menyerahkan barang ADALAH pelaku penipuanmenurut Pasal 378 KUHP.

P. Minor Mertua Raja Sidabutar adalah orang yang bermaksud menguntungkan diri sendiri secaramelawan hukum dengan keadaan palsumenggerakkan orang lain [Katarina Br. Siahaan] menyerahkan barang [kegadisannya].

Konklusi Mertua Raja Sidabutar adalah pelaku penipuanmenurut Pasal 378 KUHP.

Page 49: Penemuan Hukum

Apa inti dari penemuan hukum itu?

Segala organ [termasuk] yang melekat pada tubuh seseorang adalahBARANG menurut ketentuan Pasal 378 KUHP.

EKSPLISIT:Dalam bahasa Tapanuli, kemaluan ini disebut bonda yang tidak lain bermakna sama dengan benda (barang).

Apakah dapat diterima sebagai putusan yang berwibawa?Jawabannya ditentukan oleh:

1. institusi profesi2. komunitas keilmuan3. masyarakat luas4. para pihak

Page 50: Penemuan Hukum