penenrapan sila keempat pancasila pada proses pendidikan

28
18 Makalah Filsafat Pendidikan PENERAPAN SILA KEEMPAT PANCASLA DALAM PROSES PENDIDIKAN OLEH : Nama : Azhari Pardomuan Hutasuhut NIM : 4123121006 Kelas : Fisika Dik A 2012 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Upload: elazhari20

Post on 25-Jul-2015

555 views

Category:

Law


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penenrapan Sila Keempat Pancasila Pada Proses Pendidikan

18

Makalah Filsafat Pendidikan

PENERAPAN SILA KEEMPAT PANCASLA

DALAM PROSES PENDIDIKAN

OLEH :

Nama : Azhari Pardomuan Hutasuhut

NIM : 4123121006

Kelas : Fisika Dik A 2012

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

NOVEMBER 2014

Page 2: Penenrapan Sila Keempat Pancasila Pada Proses Pendidikan

18

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan nikmatnya kepada penulis sehingga penulis bisa menyelasaikan

makalah ini dengan semampu penulis. Dalam makalah ini akan sedikit penulis paparkan

mengenai Penerapan Sila Keempat Pancasila dalam Proses Pendidikan pada mata kuliah

Filsafat Pendidikan untuk memenuhi tugas mata kuliah tersebut.

Dalam penulisan makalah ini penulis sadar tentunya masih jauh dari kata sempurna

tentunya masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini, untuk

itulah penulis mengharap kritik dan sarannya yang membangun dari pembaca sebagai bahan

koreksi selaku penyusun agar penulis bisa mengerti dimana letak kekurangan dan kesalahan

agar bisa diperbaiki.

Medan, November 2014

Azhari Pardomuan H

Page 3: Penenrapan Sila Keempat Pancasila Pada Proses Pendidikan

18

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................2

Daftar isi ..............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................4

1.1.Latar Belakang ................................................................................................4

1.2.Rumusan Masalah ...........................................................................................5

1.3.Tujuan .............................................................................................................5

1.4.Manfaat ...........................................................................................................5

1.5.Metode Penulisan ............................................................................................6

BAB II ISI.........................................................................................................................7

2.1. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat...................................................................7

2.2. Kesatuan Sila-Sila Dalam Pancasila Sebagai Sistem Filsafat........................8

2.3. Apakah Peran Pancasila dalam pendidikan di Indonesia................................9

2.4. Penerapan Sila Keempat Pancasila Dalam Proses Pendidikan Di Indonesia..........11

BAB III PEMBAHASAN...............................................................................................13

BAB IV PENUTUP ........................................................................................................17

IV.1. Kesimpulan ................................................................................................17

IV.2. Saran...........................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................18

Page 4: Penenrapan Sila Keempat Pancasila Pada Proses Pendidikan

18

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Pendidikan harus dilaksanakan karena memberikan peranan yang sangat penting

baik itu untuk diri sendiri, oang lain ataupun Negara. Untuk diri sendiri keuntungan yang

didapat adalah ilmu, untuk orang lain kita bias mengajarkan ilmu yang kita ketahui kepada

orang yang masih awam dan untuk Negara jika kita pintar maka kita akan mengangkat nama

baik Negara kita di dunia internasional. Pancasila sebagai pedoman pelaksanaan

pembaharuan sistem pendidikan memeiliki peranan yang sangat penting yaitu diharapkan

mampu mendukung upaya mewujudkan kualitas masyarakat Indonesia yang maju dan

mampu menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Wajib Belajar Sembilan

Tahun merupakan implementasi dari pancasila sebagai ideologi negara yang merupakan

program bersama antara pemerintah, swasta dan lembaga-lembaga sosial serta

masyarakat. Penuntasan Wajib Belajar Sembilan Tahun adalah program nasional. Oleh

karena itu, untuk mensukseskan program itu perlu kerjasama yang menyeluruh antara antara

pemerintah, swasta dan lembaga-lembaga sosial serta masyarakat,karena program ini sangat

baik untuk meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab kita semua terhadap masa depan

generasi penerus bangsa yang berkualitas serta upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

Peran Pancasila dalam kehidupan di Indonesia sangat dibutuhkan untuk saat ini

karena kehidupan di Indonesia saat ini sudah semakin memprihatinkan. Implementasi fungsi

Pancasila sebagai pandangan hidup, juga akan menentukan keberhasilan fungsi Pancasila

sebagai dasar Negara. Jika setiap warga negara telah melaksanakan Pancasila sebagai

pandangan hidup (mempunyai karakter/moral Pancasila), ketika yang bersangkutan diberi

amanah menjadi penyelenggara Negara tentu akan menjadi penyelenggara Negara yang baik,

paling tidak akan berusaha untuk menghindari tindakan-tindakan yang melanggar norma-

norma hukum maupun norma moral.

Dalam sila ke-4 Pancasila yang berbunyi “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam perwakilan”, terkandung butir – butir nilai antara lain (1) Sebagai warga

negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan

kewajiban yang sama. (2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain. (3)

Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. (4)

Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan. (5) Menghormati

dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah. (6) Dengan

Page 5: Penenrapan Sila Keempat Pancasila Pada Proses Pendidikan

18

i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan

musyawarah. (7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan

pribadi dan golongan. (8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati

nurani yang luhur. (9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara

moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-

nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan

bersama. (10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk

melaksanakan pemusyawaratan. Namun butir nilai yang terkandung dalam sila tersebut

semakin hilang dan tersamarkan artinya. Contoh kecil adalah semakin berkurangnya sistem

demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sebagai Negara Indonesia, kita menganut sistem Demokrasi Pancasila. Demokrasi

Pancasila merupakan demokrasi konstitusional dengan mekanisme kedaulatan rakyat dalam

penyelenggaraan negara dan penyelengaraan pemerintahan berdasarkan konstitusi yaitu

Undang-undang Dasar 1945. Sebagai demokrasi pancasila terikat dengan UUD 1945 dan

pelaksanaannya harus sesuai dengan UUD 1945.

I.2. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan pancasila sebagai sistem filsafat. ?

2. Bagaimana kesatuan sila-sila dalam pancasila sebagai sistem filsafat. ?

3. Apakah Peran Pancasila dalam pendidikan di Indonesia.?

4. Bagaimana penerapan sila keempat Pancasila dalam proses pendidikan di Indonesia.?

I.3. Tujuan Pembuatan Makalah

1. Mengetahui maksud dari pancasila sebagai sistem filsafat.

2. Mengetahui bagaimana kesatuan sila-sila pancasila sebagai sistem filsafat.

3. Mengetahui peran pancasil dalam pendidikan di Indonesia.

4. Mengetahui penerapan sila keempat Pancasila dalam proses pendidikan di Indonesia.

I.4. Manfaat Pembuatan Makalah

Adapun manfaat pembuatan makalah ini yaitu untuk menambah wawasan

mahasiswa terutama mahasiswa jurusan Fisika mengenai penerapan pancasila khususnya sila

keempat dalam proses pendidikan.

Page 6: Penenrapan Sila Keempat Pancasila Pada Proses Pendidikan

18

I.5. Metode pembuatan makalah

Dalam mengumpulkan data – data yang berkenaan dengan pembuatan makalah ini,

kami mencari dari berbagai sumber antara lain dari buku dan internet .

Page 7: Penenrapan Sila Keempat Pancasila Pada Proses Pendidikan

18

BAB II

ISI

II.1. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Istilah sistem sering digunakan dalam menyebutkan sesuatu, misalnya sistem

pemerintahan, sistem pendidikan dan lain sebagainya. Namun dalam hal ini pengertian sistem

dikaitkan dengan sistem pancasila. Sistem adalah bekerjanya masing-masing unsure atau

elemen yang berbeda dalam suatu kelompok dimana yang satu dan yang lainya saling terkait

dan saling bergantungan untuk mencapai tujuan tertentu demi mencapai kesuksesan bersama.

Pancasila sebagai suatu sistem memiliki unsur-unsur yang berbeda, hal ini dapat kita

lihat dalam sila-sila pancasila yang memiliki ragam makna yang berbeda, namun sistem

dalam pancasila mempunyai suatu kesatuan yang utuh dan bulat. Sila-sila dalam pancasila

saling berhubungan satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Diantaranya

pancasila sebagai dasar Negara mempunyai fungsi sepagai pedoman di dalam berbangsa dan

bernegara juga sebagai moral bangsa Indonesia dalam membentuk suatu Negara.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas pancasila sebagai suatu sistem yang dimana

sila-silanya mencakup seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila sudah

diatur sedemikian rupa sehingga membentuk suatu susunan yang teratur dan tidak bisa

dibolak balik. Dalam sila pancasila memiliki suatu makna yang beruntun. Artinya, sila

pertama lebih luas makanya sehinga menjiwai sila-sila dibawahnya. Itulah makna pancasila

sebagai suatu sistem.

Pancasila sebagai sistem filsafat yaitu suatu konsep tentang dasar negara yang terdiri

dari lima sila sebagai unsur yang mempunyai fungsi masing-masing dan satu tujuan yang

sama untuk mengatur dan menyelenggarakan kehidupan bernegara di Indonesia. Pancasila

sebagai sistem filsafat atau sebagai dasar negara kita merupakan sumber dari segala sumber

hukum yang berlaku di negara kita. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa indonesia

dapat mempersatukan kita, serta memberi petunjuk dalam mencapai kesejahteraan dan

kebahagiaan lahir dan bathin dalam masyarakat kita yang beraneka ragam sifatnya. Filsafat

Pancasila adalah filsafat yang mempunyai obyek Pancasila, yaitu obyek Pancasila yang benar

dan sah sebagaimana tercantum didalam pembukaan UUD 1945 alenia ke-4.

Page 8: Penenrapan Sila Keempat Pancasila Pada Proses Pendidikan

18

II.2. Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem Filsafat

Pancasila yang dikukuhkan dalam sidang I dari PPKI pada tanggal 1 Juni 1945

adalah di kandung maksud untuk dijadikan dasar bagi negara Indonesia merdeka. Adapun

dasar itu haruslah berupa suatu filsafat yang menyimpulkan kehidupan dan cita-cita bangsa

dan negara Indonesa yang merdeka. Di atas dasar itulah akan didirikan Negara Republik

Indonesia sebagai perwujudan kemerdekaan politik yang menuju kepada kemerdekaan

ekonomi, sosial dan budaya.

Sidang PPKI telah menerima secara bulat Pancasila itu sebagai dasar negara

Indonesia merdeka. Dalam keputusan sidang PPKI kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945

Pancasila tercantum secara resmi dalam Pembukaan UUD RI, Undang-Undang Dasar yang

menjadi sumber ketatanegaraan harus mengandung unsur-unsur pokok yang kuat yang

menjadi landasan hidup bagi seluruh bangsa dan negara, agar peraturan dasar itu tahan uji

sepanjang masa.

Karena Pancasila tercantum dalam UUD 1945 dan bahkan menjiwai seluruh isi

peraturan dasar tersebut yang berfungsi sebagai dasar negara sebagaimana jelas tercantum

dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 tersebut, maka semua peraturan perundang-undangan

Republik Indonesia (Ketetapan MPR, Undang-undang, Peraturan Pemerintah sebagai

pengganti Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden dan peraturan-

peraturan pelaksanaan lainnya) yang dikeluarkan oleh negara dan pemerintah Republik

Indonesia harus sejalan dengan Pancasila (berpedoman pada Pancasila). Isi  tujuan dari

peraturan perundang-undangan Republik Indonesia tidak boleh menyimpang dari jiwa

Pancasila. Bahkan dalam Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 ditegaskan, bahwa Pancasila

itu adalah sumber dari segala sumber hukum (sumber hukum formal, undang-undang,

kebiasaan, traktaat, jurisprudensi, hakim, ilmu pengetahuan hukum). Pancasila mengandung

unsur-unsur yang luhur yang tidak hanya memuaskan bangsa Indonesia sebagai dasar negara,

tetapi juga dapat diterima oleh bangsa-bangsa lain sebagai dasar hidupnya. Pancasila bersifat

universal dan akan mempengaruhi hidup dan kehidupan banga dan negara kesatuan Republik

Indonesia secara kekal dan abadi.

Pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur pemerintahan

Negara atau dengan kata lain pancasila merupakan suatu dasar untuk  mengatur

penyelenggaraan Negara. Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum, pancasila

merupakan kaidah hukum Negara yang secara konstitusional mengatur Negara Republik

Indonesia beserta seluruh unsur-unsurnya yaitu rakyat, wilayah serta pemerintah Negara.Oleh

karena itu pancasila ditetapkan sebagai dasar falsafah Negara Indonesia sebagai landasan

Page 9: Penenrapan Sila Keempat Pancasila Pada Proses Pendidikan

18

Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa indonesia, yang membedakan dengan bangsa-bangsa

lainnya. Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia adalah pencerminan dari garis

pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia sepanjang masa.

Hakikatnya sila-sila Pancasila tidak berdiri sendiri, akan tetapi pada setiap sila

terkandung keempat sila lainya. Dengan kata lain setiap sila senantiasa dikualifikasi oleh

keempat sila lainnya.

Rumusan kesatuan sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan mengkualifikasi :

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah berkemanusiaan yang adil dan beradab,

berperisatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan

dalam permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia.

Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah ber-Ketuhanan yang Maha

Esa,berperisatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan

dalam permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia.

Sila Persatuan Indonesia, adalah  ber-Ketuhanan yang Maha Esa,berkemanusiaan

yang adil dan beradab,berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan, adalah ber-Ketuhanan yang Maha Esa, berkemanusiaan

yang adil dan beradab, berperisatuan Indonesia dan berkeadilan sosial bagi seluruh

rakyat Indonesia.

Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, adalah ber-Ketuhanan yang Maha

Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berperisatuan Indonesia dan

berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan.

II.3. Peran Pancasil Dalam Pendidikan di Indonesia.

Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian

dan kemampuan/keahlian dalam kesatuan organis harmonis dinamis, didalam dan diluar

sekolah dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu pengembangan pendidikan haruslah

berorientasi kepada dua tujuan, yakni untuk pembinaan moral dan intelektual. Moral tanpa

intelektual akan tidak berdaya. Intelektual tanpa moral akan berbahaya, karena seseorang

dapat menggunakan kepandaiannya itu untuk kepentingannya sendiri dan merugikan orang

Page 10: Penenrapan Sila Keempat Pancasila Pada Proses Pendidikan

18

lain. Selain itu pendidikan juga suatu proses secara sadar dan terencana untuk membelajarkan

peserta didik dan masyarakat dalam rangka membangun watak dan peradapan manusia yang

bermartabat. Ialah manusia – manusia yang beriman dan brtaqwa kepada Tuhan Yang Maha

kemanusiaan, menghargai sesama, santun dan tenggang rasa, toleransi dan mengembangkan

kebersamaan dan keberagaman, membamgun kedisiplinan dan kemandirian, sesuai dengan

nilai – nilai pancasila. Oleh karena itu proses dan isi pembelajaran hendaknya dirancang

secara cermat sesuai dengan tujuan pendidikan. Pada giliran selanjutnya akan menjadi potensi

bagi proses pembelajaran yang berkualitas.

Sedangkan untuk saat ini pendidikan di Indonesia selama ini dianggap  terlalu mahal

dan menguntungkan pihak atau masyarakat yang mampu atau masyarakat yang mempunyai

kekayaan lebih sehingga mereka mampu menyekolahkan putra putrinya bahkan sampai ke

luar negeri sekalipun untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan memadai, sebaliknya

dengan warga miskin atau warga kurang mampu banyak yang kesulitan untuk

menyekolahkan anaknya minimal memenuhi target pemerintah untuk program wajib belajar 9

tahun sampai lulus SMP atau lulus sekolah menengah tingkat pertama, para orang tua ini

bahkan terpaksa menyuruh anaknya untuk bekerja dan putus sekolah untuk membantu

memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.

Kemudian pemerintah melakukan gebrakan melalui Menteri Pendidikan Nasional

Professor Bambang Sudibyo dengan cara mencanangkan program sekolah gratis wajib belajar

9 tahun sampai lulus SMP khusus siswa yang sekolah di SD/SMP negeri kecuali sekolah

yang sudah bertaraf internasional agar para anak-anak penerus bangsa ini tidak bodoh dan

buta huruf dan juga agar pendidikan di Indonesia menjadi bertambah maju. Sehingga

pelaksanaan wajib belajar 9 tahun dilaksanakan diberbagai penjuru kota di Negara ini.

Setelah semua masyarakat sepakat dengan konsep tentang wajar, maka tugas kita bisa

bersama-sama untuk memajukan pendidikan. Pendidikan bukan hanya tanggungjawab guru

atau sekolah, melainkan seluruh warga Negara terutama orang tua.

Pendidikan adalah investasi jangka panjang, pendidikan adalah tanggung jawab

bersama. Bagaimana agar program sekolah gratis bisa efektif dan tepat sasaran untuk anak-

anak miskin dan kurang mampu agar mau mengikuti program sekolah gratis dan bagaimana

bentuk atau cara-cara jitu pemerintah dan pihak sekolah agar orang tua murid mau melepas

anak mereka untuk bersekolah kembali. Setiap program yang dicanangkan oleh pemerintahan

tentunya harus sesuai dengan peraturan yang berlaku di Negara ini, sudah pasti yaitu

Page 11: Penenrapan Sila Keempat Pancasila Pada Proses Pendidikan

18

pancasila yang merupakan sumber dari segala sumber hukum. Sehingga proses

pelaksanaannya harus disesuaikan dengan pancasila.

III.4. Penerapan Sila Keempat Pancasila Dalam Proses Pendidikan di Indonesia.

Wajib belajar 9 tahun yang merupakan salah satu program yang gencar di galangkan

oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMENDIKBUD). Diwajibkan setiap

warga Negara untuk bersekolah selama 9 tahun, pada jenjang pendidikan dasar yaitu dari

tingkat kelas 1 sekolah dasar (SD) / Madrasah Diniyah (MI) hingga kelas 9 sekolah

menengah pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTS).

Seperti kita ketahui bersama Pendidikan merupakan satu aspek penting untuk

membangun bangsa. Hampir semua bangsa menempatkan pembangunan pendidikan sebagai

prioritas utama dalam Program Pembangunan Nasional. Sumber daya manusia yang bermutu

yang merupakan Produk Pendidikan dan merupakan kunci keberhasilan suatu Negara.

Kemendikbut menargetkan wajib belajar 9 tahun kepada seluruh anak Indonesia,

tanpa kecuali. Berdasarkan sila keempat Pancasila ”Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat

Kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”.

Semua kebijakasanaan pemerintah harus berdasarkan kebutuhan rakyat. Semua

kebijaksanaan yang pemerintah buat harus berdasarkan kesepakatan rakyat (yang diwakili

oleh wakil rakyat di parlemen). Salah satu kebijaksanaan tersebut adalah Program Wajib

Belajar 9 tahun yang telah diberlakukan pada tahun 2009. Banyak pendapat pro-kontra yang

tersebar di tengah-tengah masyarakat luas.

Program Wajib Belajar 9 Tahun harus merupakan program bersama antara

pemerintah, swasta dan lembaga-lembaga sosial serta masyarakat. Upaya-upaya untuk

menggerakkan semua komponen bangsa melalui gerakan nasional dengan pendekatan

budaya, sosial, agama, birokrasi, legal formal perlu dilakukan untuk menyadarkan mereka

yang belum memahami pentingnya pendidikan dan menggalang partisipasi masyarakat untuk

mensukseskan program nasional tersebut.

Oleh karena itu Program Wajib Belajar ini ditujukan oleh seluruh anak Bangsa

Indonesia untuk menjadi generasi penerus bangsa yang berpendidikan dan diharapkan jumlah

anak putus sekolah (drop out) bisa diminimalisir dan salah satu strategi untuk meningkatkan

mutu pendidikan Indonesia.Penuntasan Wajib Belajar 9 Tahun adalah program nasional. Oleh

karena itu, untuk mensukseskan program itu perlu kerjasama umtuk tetap meningkatkan

partisipasinya dalam Program Wajib Belajar 9 Tahun.

Page 12: Penenrapan Sila Keempat Pancasila Pada Proses Pendidikan

18

Sebagai masyarakat yang baik kita harus ikut berpartisipasi dan ikut serta dalam

mendukung wajib belajar 9 tahun, karena program ini sangat baik untuk meningkatkan

kesadaran dan tanggung jawab kita semua terhadap masa depan generasi penerus bangsa

yang berkualitas serta upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

Page 13: Penenrapan Sila Keempat Pancasila Pada Proses Pendidikan

18

BAB III

PEMBAHASAN

Pancasila sebagai sistem filsafat yaitu suatu konsep tentang dasar negara yang terdiri

dari lima sila sebagai unsur yang mempunyai fungsi masing-masing dan satu tujuan yang

sama untuk mengatur dan menyelenggarakan kehidupan bernegara di Indonesia. Pancasila

sebagai sistem filsafat atau sebagai dasar negara kita merupakan sumber dari segala sumber

hukum yang berlaku di negara kita. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa indonesia

dapat mempersatukan kita, serta memberi petunjuk dalam mencapai kesejahteraan dan

kebahagiaan lahir dan bathin dalam masyarakat kita yang beraneka ragam sifatnya. Filsafat

Pancasila adalah filsafat yang mempunyai obyek Pancasila, yaitu obyek Pancasila yang benar

dan sah sebagaimana tercantum didalam pembukaan UUD 1945 alenia ke-4.

Pancasila yang dikukuhkan dalam sidang I dari PPKI pada tanggal 1 Juni 1945

adalah di kandung maksud untuk dijadikan dasar bagi negara Indonesia merdeka. Adapun

dasar itu haruslah berupa suatu filsafat yang menyimpulkan kehidupan dan cita-cita bangsa

dan negara Indonesa yang merdeka. Di atas dasar itulah akan didirikan Negara Republik

Indonesia sebagai perwujudan kemerdekaan politik yang menuju kepada kemerdekaan

ekonomi, sosial dan budaya.

Sidang PPKI telah menerima secara bulat Pancasila itu sebagai dasar negara

Indonesia merdeka. Dalam keputusan sidang PPKI kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945

Pancasila tercantum secara resmi dalam Pembukaan UUD RI, Undang-Undang Dasar yang

menjadi sumber ketatanegaraan harus mengandung unsur-unsur pokok yang kuat yang

menjadi landasan hidup bagi seluruh bangsa dan negara, agar peraturan dasar itu tahan uji

sepanjang masa.

Karena Pancasila tercantum dalam UUD 1945 dan bahkan menjiwai seluruh isi

peraturan dasar tersebut yang berfungsi sebagai dasar negara sebagaimana jelas tercantum

dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 tersebut, maka semua peraturan perundang-undangan

Republik Indonesia (Ketetapan MPR, Undang-undang, Peraturan Pemerintah sebagai

pengganti Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden dan peraturan-

peraturan pelaksanaan lainnya) yang dikeluarkan oleh negara dan pemerintah Republik

Indonesia harus sejalan dengan Pancasila (berpedoman pada Pancasila). Isi  tujuan dari

peraturan perundang-undangan Republik Indonesia tidak boleh menyimpang dari jiwa

Pancasila. Bahkan dalam Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 ditegaskan, bahwa Pancasila

itu adalah sumber dari segala sumber hukum (sumber hukum formal, undang-undang,

Page 14: Penenrapan Sila Keempat Pancasila Pada Proses Pendidikan

18

kebiasaan, traktaat, jurisprudensi, hakim, ilmu pengetahuan hukum). Pancasila mengandung

unsur-unsur yang luhur yang tidak hanya memuaskan bangsa Indonesia sebagai dasar negara,

tetapi juga dapat diterima oleh bangsa-bangsa lain sebagai dasar hidupnya. Pancasila bersifat

universal dan akan mempengaruhi hidup dan kehidupan banga dan negara kesatuan Republik

Indonesia secara kekal dan abadi.

Pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur pemerintahan

Negara atau dengan kata lain pancasila merupakan suatu dasar untuk  mengatur

penyelenggaraan Negara. Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum, pancasila

merupakan kaidah hukum Negara yang secara konstitusional mengatur Negara Republik

Indonesia beserta seluruh unsur-unsurnya yaitu rakyat, wilayah serta pemerintah Negara.Oleh

karena itu pancasila ditetapkan sebagai dasar falsafah Negara Indonesia sebagai landasan

Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa indonesia, yang membedakan dengan bangsa-bangsa

lainnya. Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia adalah pencerminan dari garis

pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia sepanjang masa.

Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian

dan kemampuan/keahlian dalam kesatuan organis harmonis dinamis, didalam dan diluar

sekolah dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu pengembangan pendidikan haruslah

berorientasi kepada dua tujuan, yakni untuk pembinaan moral dan intelektual. Moral tanpa

intelektual akan tidak berdaya. Intelektual tanpa moral akan berbahaya, karena seseorang

dapat menggunakan kepandaiannya itu untuk kepentingannya sendiri dan merugikan orang

lain. Selain itu pendidikan juga suatu proses secara sadar dan terencana untuk membelajarkan

peserta didik dan masyarakat dalam rangka membangun watak dan peradapan manusia yang

bermartabat. Ialah manusia – manusia yang beriman dan brtaqwa kepada Tuhan Yang Maha

kemanusiaan, menghargai sesama, santun dan tenggang rasa, toleransi dan mengembangkan

kebersamaan dan keberagaman, membamgun kedisiplinan dan kemandirian, sesuai dengan

nilai – nilai pancasila. Oleh karena itu proses dan isi pembelajaran hendaknya dirancang

secara cermat sesuai dengan tujuan pendidikan. Pada giliran selanjutnya akan menjadi potensi

bagi proses pembelajaran yang berkualitas.

Sedangkan untuk saat ini pendidikan di Indonesia selama ini dianggap  terlalu mahal

dan menguntungkan pihak atau masyarakat yang mampu atau masyarakat yang mempunyai

kekayaan lebih sehingga mereka mampu menyekolahkan putra putrinya bahkan sampai ke

luar negeri sekalipun untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan memadai, sebaliknya

dengan warga miskin atau warga kurang mampu banyak yang kesulitan untuk

menyekolahkan anaknya minimal memenuhi target pemerintah untuk program wajib belajar 9

Page 15: Penenrapan Sila Keempat Pancasila Pada Proses Pendidikan

18

tahun sampai lulus SMP atau lulus sekolah menengah tingkat pertama, para orang tua ini

bahkan terpaksa menyuruh anaknya untuk bekerja dan putus sekolah untuk membantu

memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.

Pendidikan adalah investasi jangka panjang, pendidikan adalah tanggung jawab

bersama. Bagaimana agar program sekolah gratis bisa efektif dan tepat sasaran untuk anak-

anak miskin dan kurang mampu agar mau mengikuti program sekolah gratis dan bagaimana

bentuk atau cara-cara jitu pemerintah dan pihak sekolah agar orang tua murid mau melepas

anak mereka untuk bersekolah kembali. Setiap program yang dicanangkan oleh pemerintahan

tentunya harus sesuai dengan peraturan yang berlaku di Negara ini, sudah pasti yaitu

pancasila yang merupakan sumber dari segala sumber hukum. Sehingga proses

pelaksanaannya harus disesuaikan dengan pancasila.

Wajib belajar 9 tahun yang merupakan salah satu program yang gencar di galangkan

oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMENDIKBUD). Diwajibkan setiap

warga Negara untuk bersekolah selama 9 tahun, pada jenjang pendidikan dasar yaitu dari

tingkat kelas 1 sekolah dasar (SD) / Madrasah Diniyah (MI) hingga kelas 9 sekolah

menengah pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTS).

Kemendikbut menargetkan wajib belajar 9 tahun kepada seluruh anak Indonesia,

tanpa kecuali. Berdasarkan sila keempat Pancasila ”Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat

Kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”.

Semua kebijakasanaan pemerintah harus berdasarkan kebutuhan rakyat. Semua

kebijaksanaan yang pemerintah buat harus berdasarkan kesepakatan rakyat (yang diwakili

oleh wakil rakyat di parlemen). Salah satu kebijaksanaan tersebut adalah Program Wajib

Belajar 9 tahun yang telah diberlakukan pada tahun 2009. Banyak pendapat pro-kontra yang

tersebar di tengah-tengah masyarakat luas.

Program Wajib Belajar 9 Tahun harus merupakan program bersama antara

pemerintah, swasta dan lembaga-lembaga sosial serta masyarakat. Upaya-upaya untuk

menggerakkan semua komponen bangsa melalui gerakan nasional dengan pendekatan

budaya, sosial, agama, birokrasi, legal formal perlu dilakukan untuk menyadarkan mereka

yang belum memahami pentingnya pendidikan dan menggalang partisipasi masyarakat untuk

mensukseskan program nasional tersebut.

Oleh karena itu Program Wajib Belajar ini ditujukan oleh seluruh anak Bangsa

Indonesia untuk menjadi generasi penerus bangsa yang berpendidikan dan diharapkan jumlah

anak putus sekolah (drop out) bisa diminimalisir dan salah satu strategi untuk meningkatkan

mutu pendidikan Indonesia.Penuntasan Wajib Belajar 9 Tahun adalah program nasional. Oleh

Page 16: Penenrapan Sila Keempat Pancasila Pada Proses Pendidikan

18

karena itu, untuk mensukseskan program itu perlu kerjasama umtuk tetap meningkatkan

partisipasinya dalam Program Wajib Belajar 9 Tahun.

Sebagai masyarakat yang baik kita harus ikut berpartisipasi dan ikut serta dalam

mendukung wajib belajar 9 tahun, karena program ini sangat baik untuk meningkatkan

kesadaran dan tanggung jawab kita semua terhadap masa depan generasi penerus bangsa

yang berkualitas serta upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

Page 17: Penenrapan Sila Keempat Pancasila Pada Proses Pendidikan

18

BAB IV

PENUTUP

IV.1. Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa pendidikan merupakan satu aspek

penting untuk membangun bangsa. Hampir semua bangsa menempatkan pembangunan

pendidikan sebagai prioritas utama dalam Program Pembangunan Nasional. Sumber daya

manusia yang bermutu yang merupakan Produk Pendidikan dan merupakan kunci

keberhasilan suatu Negara.

Oleh sebab itu pendidikan sangat diharuskan sekali karena memberikan peranan yang

sangat penting baik itu untuk diri sendiri, oang lain ataupun Negara. Untuk diri sendiri

keuntungan yang didapat adalah ilmu, untuk orang lain kita bias mengajarkan ilmu yang kita

ketahui kepada orang yang masih awam dan untuk Negara jika kita pintar maka kita akan

mengangkat nama baik Negara kita di dunia internasional.

Pancasila sebagai pedoman pelaksanaan pembaharuan sistem pendidikan memeiliki

peranan yang sangat penting yaitu diharapkan mampu mendukung upaya mewujudkan

kualitas masyarakat Indonesia yang maju dan mampu menghadapi perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Dan juga Pancasila menjadi pedoman dalam pemerintahan di Indonesia, untuk

mewujudkan negara yang adil, makmur, dan sejahtera. Sehingga perkembangan dalm segala

aspek dapat berjalan dengan baik.

IV.2. Saran.

Demikianlah yang dapat penulis sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan

dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya

pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan

makalah ini Penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman memberikan kritik

saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini. Dan jangan lupa bagi

pembaca untuk mencari referensi yang lebih akurat. Terimakasih, semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca khusus pada penulis. Amiin

Page 18: Penenrapan Sila Keempat Pancasila Pada Proses Pendidikan

18

DAFTAR PUSTAKA

Aninim. 2012. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat. “id.wikipedia.org”. Diakses : 22/11/2014

Anonim. 2013. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia.“www.rerenie.wo

rdpress.com”. Diakses Pada : 22/11/2014.

Junaedi, Hardi. 2011. Pendidikan Pancasila Tinjauan Sila Ke-4 Pancasila. “www.pancasila.

wordpress.com”. Diakses Pada : 22/11/1014

Kaelan dan Zubai, Achmad. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi.

Yogyakarta : Penerbit Paradigma.

Purba, Edward dan Yusnadi. 2014. Filsafat Pendidikan. Medan : Unimed Press