penentuan konsentrasi protein cara biuret
TRANSCRIPT
8/13/2019 Penentuan Konsentrasi Protein Cara Biuret
http://slidepdf.com/reader/full/penentuan-konsentrasi-protein-cara-biuret 1/16
8/13/2019 Penentuan Konsentrasi Protein Cara Biuret
http://slidepdf.com/reader/full/penentuan-konsentrasi-protein-cara-biuret 2/16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, makhluk hidup membutuhkan energi
dalam menjalankan aktivitasnya, energi sendiri dihasilkan dari proses seluler
seperti respirasi. Pada proses ini, membutuhkan senyawa karbohidrat
sebagai bahan baku dan protein sebagai biokatalisatornya. Protein memiliki
peranan penting bagi makhluk hidup, protein menyusun sekitar setengah
dari berat kering sel, oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita,
maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama
dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Protein merupakan penyusun
dari jaringan otot dan organ tubuh lainnya serta pada darah.
Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan
ataupun tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan biasa disebut dengan
protein hewani sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein
nabati. Beberapa makanan yang berfungsi sebagai sumber protein adalah
daging, telur, susu, ikan, beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, buah-
buahan, dan lain-lain.
Asam amino merupakan satuan penyusun protein, ikatan asam amino
yang membentuk rantai panjang disebut ikatan peptida. Adanya ikatan
peptida dapat dibuktikan dengan berbagai reaksi. Reaksi umum untuk
menentukan peptida dan protein yakni reaksi biuret. Reaksi positif terjadi
dengan adanya perubahan warna menjadi ungu atau merah muda, warna
yang terjadi tergantung pada ikatan peptida. Bila ikatan peptida panjang
warnanya ungu, sebaliknya bila pendek warnanya merah muda. Pada
percobaan kali ini dilakukan penentuan konsentrasi protein total yang
terdapat pada sebuah sampel dengan cara biuret.
8/13/2019 Penentuan Konsentrasi Protein Cara Biuret
http://slidepdf.com/reader/full/penentuan-konsentrasi-protein-cara-biuret 3/16
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah menentukan konsentrasiprotein total pada sebuah sampel.
C. Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini yakni memberi keterampilan yang lebih baik
kepada mahasiswa khususnya untuk mengetahui lebih dalam tentang
penentuan konsentrasi protein total dengan cara biuret.
8/13/2019 Penentuan Konsentrasi Protein Cara Biuret
http://slidepdf.com/reader/full/penentuan-konsentrasi-protein-cara-biuret 4/16
8/13/2019 Penentuan Konsentrasi Protein Cara Biuret
http://slidepdf.com/reader/full/penentuan-konsentrasi-protein-cara-biuret 5/16
kandungan nutrisi dan sifat fisikokimia. Protein merupakan konstituen penting
dalam makanan, dimana protein merupakn sumber energi sekaligusmengandung asam-asam amino esensial seperti lysine, tryptophan, methionine,
leucine, isoleucine dan valine (esensial berarti penting bagi tubuh, namun tidak
bisa disintesis dalam tubuh) (Herawati, 2011).
Penyediaan pakan buatan yang tidak sesuai dengan jumlah dan kualitas
yang dibutuhkan menyebabkan laju pertumbuhan menjadi terhambat (Marzuqi,
2012).
Fungsi protein ditentukan oleh konformasinya, atau pola lipatan tiga
dimensinya, yang merupakan pola dari rantai polipeptida. Beberapa protein,
sperti kerati rambut dan bulu, berupa serabut, dan tersusun membentuk
struktur linear atau struktur seperti lembaran dengan pola lipatan berulang yang
teratur. Protein lainnya, seperti kebanyakan enzim, terlipat membentuk
konformasi globular yang padat dan hampir menyerupai bola. Konformasi akhir
bergantung pada berbagai macam interaksi yang terjadi (Kuchel, 2006).
Menurut Lehninger (1982), tidak semua asam amino yang terdapat dalam
molekul protein dapat dibuat dalam tubuh kita. Jadi ditinjau dari segi
pembentukannya asam amino dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu sebagai
berikut:
1. Asam amino esensial (yang tidak dapat dibentuk dalam tubuh). Asam amino
yang termasuk dalam kelompok esensial adalah isoleusin, leusin, lisin,
metionin, fenilalanin, treonin, triptofan dan valin.
2. Asam amino nonesensial (yang dapat dibentuk dalam tubuh dan harus
diperolehdari makanan sumber protein). Asam amino yang termasuk dalam
kelompok nonesensial adalah arginin, histidin, asam glutamate, asama
aspartat, glutamine, prolin, asparagin, alamin, glisin, serin dan sistein.
Berdasarkan peranan atau fungsi biologinya, protein dapat dibedakan
atas protein struktural, protein enzim, protein pelindung, protein hormon,
protein kontraktil, protein pengangkut, dan protein simpanan (Sumardjo, 2009).
8/13/2019 Penentuan Konsentrasi Protein Cara Biuret
http://slidepdf.com/reader/full/penentuan-konsentrasi-protein-cara-biuret 6/16
Protein struktural sebagai pembentuk struktur bahan atau jaringan dan
memberi kekuatan kepada jaringan, sebagian besar protein ini adalah proteinfibrosa seperti kolagen, keratin, elastin, miosin dan fibroin. Protein enzim
berfungsi sebagai biokatalisator, mempunyai sifat yang khas karena hanya
bekerja pada substrat dab bentuk reaksi tertentu. Protein pengangkut (protein
transpor), mempunyai kemampuan untuk membawa ion atau molekul tertentu
dari suatu organ ke organ lain melalui aliran darah, misalnya hemoglobin. Protein
kontraktil berperan dalam prose gerak, memberi kemampuan pada sel untuk
berkontraksi, bergerak atau mengubah bentuk. Protein pelindung, dikenal
dengan antibodi atau imunoglobulin. Protein simpanan, jenis protein yang
disimpan sebagai cadangan untuk berbagai proses merabolisme. Protein hormon
berperan dalam merangsang pertumbuhan jaringan tubuh yang mampu
berkembang (Sumardjo, 2009).
Menurut Kuchel (2006), berdasarkan struktur, protein terbagi menjadi
beberapa tingkatan.
1. Struktur primer: sekuens dari asam-asam amino.
2. Struktur sekunder: pola lipatan berulang yang teratur (seperti heliks α datau
pelat β), distabilkan oleh ikatan hidrogen antara gugus-gugus peptida dalam
sekuensnya.
3. Struktur superskunder: struktur sekunder dengan motif berulang yang sama
yang terdapat dalam banyak protein. Pola-pola yang termaksud motif
tersebut adalah motif β-α-β, motif jepit rambut β, motif αα, dan motif
silinder β.
4. Struktur tersier: segmen-segmen protein yang melipat secara tiga dimensi,
distabilkan oleh interaksi antara sekuens-sekuens yang berjauhan.
5. Struktur domain: domain adalah salah satu ciri umum pada banya protein
globular berukuran besar. Seringkali domain-domain memiliki fungsi yang
berbeda-beda
8/13/2019 Penentuan Konsentrasi Protein Cara Biuret
http://slidepdf.com/reader/full/penentuan-konsentrasi-protein-cara-biuret 7/16
6. Struktur kuarterner: interaksi antara rantai-rantai polipeptida yang berbeda
menghasilkan struktur oligomerik, yang distabilkan hanya oleh ikatannonkovalen.
8/13/2019 Penentuan Konsentrasi Protein Cara Biuret
http://slidepdf.com/reader/full/penentuan-konsentrasi-protein-cara-biuret 8/16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Kamis/29 November 2013
Waktu : Pukul 15.00 s.d. 16.40 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi Lantai II Barat FMIPA UNM
B. Alat dan Bahan
1. Alat:
a. Tabung reaksi
b. Gelas kimia 10 ml
c. Rak tabung reaksi
d. Pipet tetes
e. Vorteks
f. Cuvet
g. Spektrofotometer
2. Bahan:
a. Protein standar dengan konsentrasi 0, 2, 4, 6, 8 dan 10 mg/L
b. Sampel (X1 dan X2)
c. Tissue
d. Air suling
e. Reagen biuret
f. Alkohol 70%
g. Aquades
8/13/2019 Penentuan Konsentrasi Protein Cara Biuret
http://slidepdf.com/reader/full/penentuan-konsentrasi-protein-cara-biuret 9/16
C. Prosedur Kerja
Menyiapkan
8 buah tabung reaksi yang bersih dan kering
1 ml larutan protein standar dengan konsentrasi 0, 2, 4, 6, 8 dan 10mg/L, serta sampel X1 dan X2
4 ml reagen biuret pada setiap tabung reaksi
Menggunakan vorteks
Pada suhu kamar selama 30 menit
Nilai absorbansi masing-masing campuran pada panjang gelombang550 nm menggunakan spektrofotometer
Mengisi
Menambahkan
Menghomogenkan
Mendiamkan
Membaca
8/13/2019 Penentuan Konsentrasi Protein Cara Biuret
http://slidepdf.com/reader/full/penentuan-konsentrasi-protein-cara-biuret 10/16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
No. Konsentrasi Absorbansi (nm)
1. [0] -0,028
2. [2] 0,046
3. [4] 0,102
4. [6] 0,177
5. [8] 0,205
6. [10] 0,205
7. [X1] 0,061
8. [X2] 0,072
B. Grafik
-0.05
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
[0] [2] [X1] [X2] [4] [6] [8] [10]
A b s o r b a n s i
Konsentrasi (mg/L)
Hubungan antara Nilai Absorbansi dengan Nilai
Konsnetrasi Larutan
Absorbansi
8/13/2019 Penentuan Konsentrasi Protein Cara Biuret
http://slidepdf.com/reader/full/penentuan-konsentrasi-protein-cara-biuret 11/16
C. Analisis Data
Data yang digunakan adalah data konsentrasi 4 dan konsentrasi 2Misalkan, x1 = 2 y1 = 0,046
x2 = 4 y2 = 0,102
Jadi, untuk persamaan pertama yakni:
y1 = ax1 + b
0,046 = 2a + b
Dan untuk persamaan kedua yakni:
y2 = ax2 + b
0,102 = 4a + b
Eliminasi persamaan pertama dan kedua
Subtitusi nilai a, dalam persamaan kedua:
Sehingga, untuk menentukan nilai konsentrasi X1 dan X2 nilai a dan b
disubtitusikan kedalam persamaan:
Untuk konsentrasi X1
8/13/2019 Penentuan Konsentrasi Protein Cara Biuret
http://slidepdf.com/reader/full/penentuan-konsentrasi-protein-cara-biuret 12/16
Untuk konsentrasi X2
Maka, konsentrasi dari X1 adalah 2,53 dan X2 adalah 2,92.
D. Pembahasan
Pada percobaan kali ini yakni menentukan konsentrasi protein dengan
berdasarkan absorbansinya, protein yang akan ditentukan konsentrasinya
disini adalah sampel X1 dan X2 dengan terlebih dahulu menentukan
absorbansi dari larutan protein standar masing-masing dengan konsentrasi
0, 2, 4, 6, 8 dan 10 mg/L pada panjang gelombang 550 nm.
Larutan protein standar beserta kedua sampel dimasukkan kedalam
tabung dengan volume masing-masing 1 ml dan kemudian ditambahkan
reagen biuret sebanyak 4 ml. Pada saat penambahan reagen biuret larutan
yang tadinya berwarna bening ini, berubah menjadi ungu, hal ini
menunjukkan adanya ikatan peptida pada tiap larutan. Larutan yang telah
didiamkan selama 30 menit kemudian ditentukan absorbansinya
menggunakan spektofotometer sehingga didapati larutan dengan
konsentrasi 0, 2, 4, 6, 8, dan 10 memiliki nilai absorbansi masing masing;
0.028, 0.046, 0.102, 0.177, 0.205, dan 0.205. Sementara sampel X1 serta X2
memiliki nilai absorbansi 0.061 dan 0.072. Pengukuran konsentrasi dengan
spektrofotometer didasarkan pengukuran intensitas cahaya yang masuk
dibandingkan dengan banyaknya atom-atom dan panjang medium serapan.
8/13/2019 Penentuan Konsentrasi Protein Cara Biuret
http://slidepdf.com/reader/full/penentuan-konsentrasi-protein-cara-biuret 13/16
Absorbansi sendiri itu adalah suatu polarisasi cahaya yang terserap
oleh bahan (komponen kimia) tertentu pada panjang gelombang tertentusehingga akan memberikan warna tertentu terhadap bahan.
Dari percobaan dapat disimpulkan bahwa, konsentrasi protein
berbanding lurus dengan nilai absorbansinya dimana, semakin tinggi
konsentrasi protein dalam suatu larutan maka semakin tinggipula nilai
absorbansinya. Sehingga secara sederhana dapat dikatakan bahwa
konsentrasi dari sampel X1 dan X2 sekitar 2-4mg/L. Dan berdasarkan
perhitungan matematis didapati konsentrasi X1 sebesar 2,53 dan X2 sebesar
2,92.
8/13/2019 Penentuan Konsentrasi Protein Cara Biuret
http://slidepdf.com/reader/full/penentuan-konsentrasi-protein-cara-biuret 14/16
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan,
bahwa konsentrasi protein berbanding lurus dengan nilai absorbansinya
dimana, semakin tinggi konsentrasi protein dalam suatu larutan maka
semakin tinggipula nilai absorbansinya. Adapun dari hasil analisis data yang
dilakukan untuk konsentrasi sampel X1 dan X2, didapati nilai konsentrasi
sebesar 2,53 untuk X1 dan 2,92 untuk X2.
B. Saran
Untuk praktikum kedepannya diharapkan ketelitian laboran untuk
menyiabkan alat serta bahan yang digunakan agar tidak terjadi kesalahan
dalam percobaan yang akan dilakukan.
8/13/2019 Penentuan Konsentrasi Protein Cara Biuret
http://slidepdf.com/reader/full/penentuan-konsentrasi-protein-cara-biuret 15/16
DAFTAR PUSTAKA
Hala, Yusminah dan Hartono. 2013. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar:
Universitas Negeri Makassar.
Herawati, Rina. 2011. Analisis Protein. http://rinaherawati.files.wordpress.com/
2011/10/2-analisis-protein.pdf . Diakses pada 4 Desember 2013.
Kuchel, Philip dan Gregory B. Ralston. 2006. Biokimia: Schaum's Easy Outline.
Jarkarta: PT. Gelora Aksara Pratama
Lhninger, A.L. 1982. Dasar-dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Marzuqi, Muhammad, dkk. 2012. Pengaruh Kadar Protein dan Rasio Pemberian
Pakan terhadap Pertumbuhan Ikan Kerapu Macan. Jurnal Ilmu dan
Teknologi Kelautan Tropis. 1(4). 55-65.
Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar Kimia. Jakarta: Buku Kedokteran ECG.
8/13/2019 Penentuan Konsentrasi Protein Cara Biuret
http://slidepdf.com/reader/full/penentuan-konsentrasi-protein-cara-biuret 16/16
LAMPIRAN
Sebelum di homogenkan Setelah dihomogenkan menggunakan vorkeks
Setelah didiamkan 30 menit Cuvet yang direndam pada alkohol
Penentuan absorbansi protein menggunakan spektofotometer