penerapan akad musyarakah pada …etheses.uin-malang.ac.id/2101/12/08510074_ringkasan.pdf ·...
TRANSCRIPT
1
PENERAPAN AKAD MUSYARAKAH PADA PEMBIAYAAN HUNIAN
SYARIAH (PHS) DI BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG MALANG
Pembimbing:
H. Misbahul Munir, Lc., M.Ei
Oleh:
AMALIA NUR ADDINA (08510074)
Alamat: Jl. Diponegoro no 71 Pucanganom, Gurah, Kediri
No Telp: 085645242765
E-mail: [email protected]
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
ABSTRAK
Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan aplikasi akad musyarakah dalam
pembiayaan hunian syariah dengan melihat faktor kendala serta cara meminimalisirnya.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan pendekatan
deskriptif. Metode ini mendeskripsikan keadaan penelitian sekarang berdasarkan fakta
sebenarnya. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui proses wawancara
dengan Relationship Manager dan nasabah pengguna akad dalam PHS tersebut.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pembiayaan hunian syariah,
akad musyarakah diturunkan menjadi musyarakah mutanaqisah. Yaitu dengan
mengambil nisbah keuntungan dari hasil menyewakan rumah yang digunakan untuk
mengurangi porsi kepemilikan pihak bank dan menambah porsi kepemilikan nasabah
dengan kategori syirkah al-‘inan. Proses ini diimplementasikan sebagai usaha bersama
dalam pembelian rumah dengan tujuan investasi menjadi konsumsi, serta nasabah yang
memiliki dua peran sekaligus yaitu investor dan konsumen. Kendala dominan dalam
PHS terdapat pada capacity nasabah karena menunjukkan kemampuan nasabah dalam
melakukan pembiayaan. Berdasarkan capacity tersebut pihak bank dapat menentukan
layak tidaknya nasabah mendapatkan serta mampu dalam melakukan pembiayaan. Dan
apabila hasil dari analisis pihak bank menunjukkan nilai yang kurang baik, maka dapat
dipastikan bahwa pembiayaan akan terhambat.. Guna meminimalisir kendala di atas,
pihak bank menganalisis potensi nasabah baik pekerja swasta maupun tetap dengan
melihat dari tiga hal pokok yaitu faktor bagaimana proses mendapatkan, mengolah dan
menggunakan modalnya.
2
ABSTRACT
This paper aims to describe the application of Musharaka contract in Islamic
housing financing constraints by looking at factors and how to reduce them.
The method used is descriptive method of qualitative approaches. This method
describes the state of research is now based on actual facts. Researchers used a
technique of collecting data through an interview process with client relationship
managers and PHS users in the contract.
These results indicate that the Islamic residential financing, musharaka reduced
to musharaka mutanaqisah. Namely by taking the ratio of profits from renting a house
that is used to reduce the share of ownership of the bank and increase the portion of
customer ownership by category shirkah al-'inan. This process is implemented as a joint
venture in the purchase of a house with the purpose of investment into consumption, as
well as customers who have two roles at once that investors and consumers. Constraints
are dominant in the PHS in the capacity of customers because it demonstrates the ability
of customers to finance. Based on the capacity, the bank can determine whether or not
the customer gets a decent and capable of doing the financing. And if the results of the
analysis of the bank showed a lack of good value, it is certain that the financing will be
hampered. In order to minimize the constraints above, the bank analyzes the potential
customers both private and public workers continue to see from the three main factors,
namely how the process of obtaining, processing and use of capital.
.
.
.
.
3
PENDAHULUAN
Perkembangan manusia yang semakin bertambah menyebabkan semakin
bertambah pula kebutuhan akan perumahan. Menurut teori Maslow yang menyebutkan
bahwa sesudah manusia terpenuhi kebutuhan jasmaninya, yaitu sandang, pangan, dan
kesehatan, kebutuhan akan rumah atau tempat tinggal merupakan salah satu motivasi
untuk pengembangan kehidupan yang lebih tinggi lagi. Tempat tinggal pada dasarnya
merupakan wadah bagi manusia atau keluarga dalam melangsungkan kehidupan.
Akan tetapi, kebutuhan akan perumahan ini masih terbentur akan minimnya
dana yang dimiliki oleh konsumen yang mendambakan memiliki rumah sendiri.
Sehingga, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menjadi pilihan utama bagi pembiayaan
pembelian rumah saat ini. Hadirnya pembiayaan KPR (Kredit Pemilikan Rumah)
disebabkan karena adanya permintaan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan rumah
secara cicilan. Produk ini dikelola oleh bank konvensional,.akan tetapi seiring berjalan
waktu masyarakat menginginkan sebuah produk pembiayaan rumah dengan prinsip
syariah. Maka hadirlah produk pembiayaan rumah dengan prinsip syariah, yang dikenal
dengan Pembiayaan Hunian Syariah (PHS).
Dalam dunia perbankan terdapat beberapa perbedaan yang mencolok diantara
KPR dengan KPRS atau biasa disebut dengan Pembiayan Hunian Syariah (PHS).
Antara lain, penentuan suku bunga dimana KPR menerapkan sistem fixed (tetap) dan
floating atau fluktuasi mengikuti keadaan pasar sedangkan untuk KPRS hanya
menggunakan sistem fixed (tetap). Pengembalian dan pembagian keuntungan, untuk
4
KPR menggunakan sistem bunga sedangkan KPRS menggunakan sistem bagi hasil.
Dan perjanjian atau akadnya untuk KPR menggunakan sistem bunga sedangkan KPRS
menggunakan sistem musyarakah, ijarah, istishna’ dan murabahah. Perbedaan diatas
merupakan salah satu faktor yang menjadi alasan para nasabah untuk menggunakan
kredit kepemilikan rumah dengan berbasiskan syariah.
Sedangkan menurut Nadratuzzaman (2004) musyarakah mutanaqishah
(diminishing partnership) adalah bentuk kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk
kepemilikan suatu barang atau aset. Dimana kerjasama ini akan mengurangi hak
kepemilikan salah satu pihak sementara pihak yang lain akan bertambah hak
kepemilikannya. Perpindahan kepemilikan ini melalui mekanisme pembayaran atas hak
kepemilikan yang lain. Bentuk kerjasama ini berakhir dengan pengalihan hak salah satu
pihak kepada pihak lain.
TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan akad musyarakah
pada pembiayaan hunian syariah di bank muamalat Indonesia cabang malang dengan
melihat faktor kendala serta cara meminimalisirnya.
METODE
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan pendekatan
deskriptif. Metode ini mendeskripsikan keadaan penelitian sekarang berdasarkan fakta
sebenarnya. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui proses wawancara
dengan Relationship Manager dan salah satu nasabah pengguna akad musyarakah
dalam pembiayaan hunian syariah tersebut.
HASIL PENELITIAN
Bagi hasil merupakan sistem kerjasama yang layak digunakan dalam transaksi
yang berbasiskan syariah termasuk dalam pembiayaan hunian syariah di BMI cabang
malang. Di mana pembiayaan hunian syariah merupakan suatu fasilitas kredit yang
diberikan oleh perbankan kepada para nasabah perorangan yang akan membeli atau
memperbaiki rumah dengan prinsip syariah. Pada umumnya banyak masyarakat
maupun nasabah sendiri yang belum mengetahui lebih banyak mengenai perbedaan
5
pelaksanaan PHS dengan KPR pada dasarnya, di mana perbedaan tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel
Perbedaan KPR dan KPRS
No Kategori KPR KPRS (PHS)
1. Penentuan suku bunga Sistem fixed (tetap) dan
floating (fluktuasi
mengikuti keadaan pasar)
atau dinamis
Fixed (tetap)
2. Pengembalian dan
pembagian keuntungan
(margin)
Bunga Bagi hasil
3. Prosedur pembiayaan Sistem bunga 1. Murabahah
2. Istishna’ 3. Ijarah muntahiya bi
tamlik
4. Musyarakah
mutanaqisah
Pembiayaan hunian syariah ini diberikan kepada perorangan Warga Negara
Indonesia (WNI) dengan semua jenis pekerjaan karyawan tetap, karyawan kontrak,
wiraswasta, guru, dokter maupun profesional lainnya. Berdasarkan hasil wawancara
dengan Ni Made Ferta selaku relationship manager BMI cabang malang. Di mana
prosedur pengajuan pembiayaan hunian syariah di BMI cabang malang ini yaitu dengan
cara melewati beberapa tahapan dalam pencairan dana pembiayaan, berikut analisisnya:
a. Prosedur pengajuan
1. Pengajuan pembiayaan PHS, yaitu dengan cara melakukan pengisian formulir
permohonan biaya dan menyerahkan semua data kepada pihak bank. Di mana
pihak bank akan menandainya sebagai dokumen masuk.
2. Interview/wawancara nasabah, dalam hal ini nasabah dibagi menjadi dua yaitu
nasabah pegawai tetap dan usahawan. Di mana dalam wawancara pegawai tetap
akan di tanyai seputar profil, pengalaman kerja, alamat, alumni pendidikan,
masalah pekerjaan beserta bidangnya dan berapa lama nasabah tersebut bekerja,
sedangkan bagi nasabah usahawan akan ditanyai seputar tersebut di atas serta
usaha dan legalitasnya.
6
3. Pengecekkan, di mana dalam hal ini pengecekkan akan dilakukan oleh pihak
bank dengan cara melihat status calon nasabah di BI checking yaitu untuk
mengetahui riwayat pembiayaan yang telah diterima oleh nasabah berikut status
nasabah yang ditetapkan oleh BI misalkan lancar, tidak lancar, macet dan lain
sebagainya yang dijadikan sebagai faktor pertimbangan pihak bank pada calon
nasabah kedepan dalam kemampuan proses pembayaran.
4. Penilaian rumah (appraisal), sebelum kredit yang diminta dikucurkan kepada
nasabah, dari pihak Bank harus menilai / mengevaluasi nilai harga pasar dari
Jaminan yang dianggunkan (Sertifikat Tanah) agar nilai kredit tidak terlalu kecil
atau terlalu besar dari nilai Jaminan.
5. Pengolahan, yaitu data yang terkumpul akan diolah oleh marketing sebagai
usulan pembiayaan rumah.
6. Persetujuan, di mana setelah usulan dan semua persyaratan memadai, tanda
terima dilakukan oleh komite sebagai bukti pembiayaan.
7. Akad, yaitu melakukan proses akad pembiayaan (akad musyarakah
mutanaqisah) sebagai tanda kesepakatan dalam bertransaksi.
8. Pencairan dana, merupakan proses akhir dalam transaksi pembiayaan yaitu calon
nasabah akan mendapatkan pencairan dana untuk proses pembiayaan hunian
syariah yang akan dilakukan.
b. Perhitungan PHS dengan menggunakan akad musyarakah
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ni Made Ferta selaku Relationship
Manager di Bank Muamalat Indonesia cabang malang. Analisis perhitungan
pembiayaan hunian syariah dengan menggunakan akad musyarakah di bank muamalat
Indonesia cabang malang, dapat dijelaskan sebagai berikut:
Contoh kasus:
Pak ahmad ingin mengajukan pembiayaan hunian syariah untuk sebuah rumah
di daerah malang kota pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Malang. Dengan harga
rumah yang akan dibeli sebesar Rp 150.000.000,00 sedangkan uang yang dimiliki oleh
pak ahmad yaitu sebesar Rp 50.000.000,00.
7
Penyelesaian:
Jumlah Droping Dana Rp 100.000.000,00
Jangka Waktu 120 bulan
Perhitungan Sewa
Yield 12 %
Nilai Sewa 1.434.710
172.165.200
Uang Muka 50.000.000,00
Nilai Rumah yang dibeli 150.000.000,00
Nominal Syirkah
1. BMI 100.000.000,00
2. Nasabah 50.000.000,00
Porsi Nisbah
1. BMI 69,70%
2. Nasabah 30,30%
Minimal THP (Take Home Pay) 3.586.775
Terhadap DI (Disposible Income) 2.391.183
Ilustrasi
Pendapatan Rp 6.000.000
Suami Rp 4.000.000
Istri Rp 2.000.000
Pengeluaran Rp 2.500.000
Pengeluaran Tetap Rp 2.500.000
Pengeluaran Tidak Tetap -
Sisa Penghasilan Bersih Rp 3.500.000
Sisa penghasilan bersih stlah angsrn Rp 2.065.290
Cast Ratio
Terhadap THP 23.91%
Terhadap DI 40.99%
8
c. Keuntungan dan Keunggulan Dalam Penggunaan PHS
Dalam pembiayaan hunian syariah di BMI Cabang Malang, pihak Bank
Muamalat memberikan fitur unggulan dan keuntungan bagi para nasabah, antara lain:
1. Sesuai kebutuhan nasabah, yaitu pembiayaan ini dapat digunakan sebagai
kepemilikan rumah, ruko, rukan, apartemen, kios dan take over kredit pemilikan
rumah.
2. Fleksibel, di mana dalam pembiayaan hunian syariah ini, angsuran dapat dilakukan
dengan mengatur jangka waktu hingga 15 tahun.
3. Ringan, yaitu uang muka yang diberikan hanya 10% dari harga harga perolehan
yang diakui oleh bank yaitu dari harga jual rumah dan lain sebagainya.
4. Adanya pilihan angsuran tetap hingga lunas atau kesempatan angsuran yang lebih
ringan.
5. Nilai pembiayaan yang tinggi hingga 90% dari nilai rumah (dari harga perolehan
yang diakui Bank)
6. Aman, yaitu pembiayaan yang dilakukan oleh nasabah akan dilindungi oleh
asuransi. Oleh karena itu pihak bank akan memberikan pelayanan rasa aman dan
tanggung jawab pada nasabah.
7. Sesuai kemampuan, merupakan plafond atau batas tertinggi biaya yang akan
diberikan oleh pihak bank bagi calon nasabah yaitu hingga sebesar Rp25 milyar,
sehingga dapat disesuaikan dengan kemampuan nasabah dalam pembiayaan yang
akan datang.
8. Penuh pengertian, di mana ketika nasabah ingin mempercepat proses pelunasan,
pihak bank tidak akan memberlakukan denda atau penalty akan tetapi hanya akan
melunasi pembayaran sisa pokok kredit saja bukan keseluruhan sisa kredit.
9. Memberikan ketenangan hati yaitu proses pembiayaan yang akan dilakukan sesuai
dengan syariat Islam.
d. Kendala Dalam PHS Menggunakan Akad Musyarakah
PHS dengan penggunaan akad musyarakah merupakan pembiayaan dengan
proses yang lumayan panjang dengan beberapa persyaratan-persyaratan yang harus
dipenuhi oleh calon nasabah. Dalam proses pelaksanaannya pembiayaan ini mengalami
beberapa kendala, antara lain sebagai berikut:
9
1. Nasabah yang mengeluh akan persyaratan dalam pembiayaan. Di mana bagi
nasabah persyaratan masih dirasa cukup banyak dan sulit dalam pemenuhannya.
2. Nasabah yang tidak mau melakukan prosedur yang cukup panjang dan rumit.
3. Biaya realisasi yang cukup tinggi. Misalkan biaya untuk realisasi kebakaran,
asuransi, materai dan administrasi.
4. Akad yang tidak diwakilkan, merupakan suatu kewajiban yang cukup berat
menurut nasabah dalam pemenuhannya di mana ketika posisi nasabah yang berada
di luar kota.
5. Cidera janji, yang merupakan keterlambatan pembayaran yang tidak sesuai dengan
waktu kesepakatan janji. Dalam hal ini keterlambatan yang dilakukan oleh nasabah
selain disebutkan diatas juga merupakan nasabah yang tidak memenuhi
kewajibannya karena kondisi di luar kehendak nasabah serta nasabah yang mampu
membayar akan tetapi menunda-nunda dalam pembayaran.
Berdasarkan keterangan kendala di atas, kendala yang paling dominan dalam
pembiayaan hunian syariah terdapat pada faktor nasabah. Dijelaskan dalam wawancara
dengan Relationship Manager yang mengatakan bahwa faktor capacity atau
kemampuan nasabahlah yang sangat diperhatikan dalam pembiayaan. Karena dalam
aplikasi pembiayaan hunian syariah dari kemampuan nasabah yaitu mampu tidaknya
serta mampu akan tetapi menunda pembiayaan (telat), sehingga akan terjadi
penunggakan. Hal ini dapat diketahui oleh pihak bank dari proses analisis rumah
nasabah yaitu nasabah yang menunggak pembayaran akan tetapi rumah yang
ditempatinya sekarang memiliki perabotan yang cukup mewah dan bisa dikatakan
mampu dalam pembiayaan.
Selain capacity faktor karakter juga sangat diperhatikan oleh pihak bank yaitu
faktor amanah, kejujuran dan kepercayaan nasabah. Akan tetapi ketiga faktor tersebut
cukup sulit terdeteksi dalam imlementasinya, hal ini dikarenakan faktor karakter
terdapat pada niat nasabah yang tidak bisa dilihat secara kasat mata atau dianalisis
secara langsung.
e. Strategi Dalam Mengatasi Kendala PHS
Sedangkan dalam mengatasi kendala-kendala yang muncul dalam pembiayaan
hunian syariah Bank Muamalat Cabang Malang meminimalisirnya dengan cara sebagai
berikut:
10
1. Keringanan dalam pemenuhan persyaratan
Ketika nasabah berada di luar kota nasabah dapat mengirim melewati media
e-mail, dan apabila posisi nasabah dapat dijangkau oleh pihak bank akan didatangi
secara langsung ke rumah nasabah. Hal ini terkait dengan nasabah yang tidak dapat
memenuhi persyaratan di kantor BMI Cabang Malang dengan alasan tertentu dan
oleh karena itu pihak bank memfasilitasinya.
2. Keringanan bagi tunggakan pembayaran
Bagi nasabah yang mengalami tunggakan dalam pembiayaan hunian syariah
pihak bank akan memberikan keringanan dengan membuka hold 1 kali angsuran
yaitu misalkan pihak bank sudah mendapatkan angka plafond pinjaman dari calon
nasabah dan telah ada nilai angsuran tiap bulannya, maka pihak bank akan
melakukan hold 1 kali angsuran, di mana uang ini akan disimpan pada rekening
Koran pinjaman nasabah dan tidak dapat dicairkan sampai jangka waktu kredit
berakhir. Dengan ketentuan bahwa pembiayaan nasabah sudah kembali normal lagi,
maka nasabah harus menyetorkan kembali 1 kali angsuran untuk di hold kembali.
3. Faktor pertimbangan penilaian nasabah
Dalam meminimalisir kendala, pihak bank akan melakukan analisis
terhadap nasabah dengan memperhatikan tiga hal pokok. Antara lain, faktor
manajemen, produksi dan pemasaran nasabah baik untuk nasabah dengan pekerjaan
wiraswasta maupun pekerja tetap. Berhubung nasabah dalam bank muamalat
cabang malang bukan konsumsi perusahaan melainkan perorangan, oleh karena itu
ketiga hal pokok di atas tidak digunakan. Akan tetapi pihak bank cenderung
menganalisis atau melakukan penilaian nasabah dari faktor bagaimana nasabah
dalam mendapatkan, mengolah dan menggunakan modalnya. Ketiga hal tersebut
dijadikan acuan oleh pihak bank untuk melihat kemampuan nasabah dalam
memenuhi proses pembiayaan yang akan datang.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan atas penelitian yang telah dilakukan, penulis
memberikan saran-saran yang mendukung guna tercapainya perubahan yang lebih baik,
antara lain:
11
1. Bagi peneliti selanjutnya, untuk lebih menjelaskan dan meneliti pada perhitungan
dalam pembiayaan hunian syariah yang mana dalam perhitungan tersebut lebih
dijelaskan porsi masing-masing untuk nasabah (investor) yang sekaligus sebagai
konsumen dalam pembiayaan.
2. Bagi pihak bank, untuk lebih memperhatikan nasabah yang menduduki dua peran
sekaligus. Antara nasabah/investor sebagai pihak yang bekerjasama dengan pihak
bank dan sekaligus sebagai konsumen atau pihak penyewa rumah. Akan lebih baik
apabila investor dan konsumen dipisah secara jelas. Yaitu dalam aplikasi akad
musyarakah mutanaqisah ini dilakukan oleh tiga pihak bukan dua pihak saja. Agar
nasabah tidak terbebani dengan dua peran sekaligus.
DAFTAR PUSTAKA
al-Qur’an dan Hadist
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Jakarta:
Gema Insani
. 1999. Bank Syariah Wacana Ulama dan cendikiawan. Jakarta: Tazkia
Institute
Arikunto, Suharsimi. 1998. Manajemen Penelitian. Cetakan Kedua. Jakarta: Penerbit
PT Rineka Cipta.
. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi IV).
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Ascarya. 2006. Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Farika, Nur. 2008. Aplikasi Pembiyaan Kongsi Pemilikan Rumah Syariah Pada BMT
Ahmad Yani Malang. Skripsi. Malang: FE-UIN
Hamidah, Nuril. 2008. Aplikasi Pembiayaan Perumahan Rakyat Dengan Skim
Musyarakah Pada PT. Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah Cabang
Malang. Skripsi. Malang: FE-UIN
Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Yogyakarta: Metodologi Penelitian
Bisnis. BPFE.
12
. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen.
Yogyakarta: BPFE.
Ismail. 2011. Perbankan Syariah. Kencana Prenada Media Group. Jakarta
Kasmir. 2003. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
. 2004. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Khalil, Jafril. MCL “Pinsip Syariah Dalam Perbankan” Jurnal Hukum Bisnis (Agustus
2002)
Moleong, Lexy. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan 21. Bandung: Penerbit
PT Remaja Rosdakarya.
Muhammad. 2005. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: Akademi
Manajemen Perusahaan YKPN
Pasaribu, Chairuman dan Suhrawardi. 2004. Hukum Perjanjian Dalam Islam. Jakarta:
Sinar Grafika
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta.
Sutedi, Adrian. 2009. Perbankan Syariah: Tinjauan dan Beberapa Segi Hukum, Jakarta:
Penerbit Ghalia Indonesia
Suhardjono. 2003. Management Perkreditan Usaha Kecil dan Menengah. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Undang-Undang perbankan nomor 10 tahun 1998
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin. 2010. Islamic Banking: Sistem Bank Islam Bukan
Hanya Solusi Menghadapi Krisis Namun Solusi dalam Menghadapi Berbagai
Persoalan Perbankan & Ekonomi Global. Jakarta: PT Bumi Aksara
Zulkifli, Sunarto. 2003. Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah. Jakarta:
Penerbit Zikrul Hakim
http://wordpress.com/pembiayaan-ijarah-berbasis-dinar/. 9 maret 2012
http://bi.go.id. 11 maret 2012
http://www.ekonomisyariah.org/artikel/MusyarakahMutanaqishah/Nadratuzzaman.pdf. 9
maret 2012
repository.mb.ipb.ac.id/236/5/E31-05-Kiki-BabIPendahuluan.pdf. 15 maret 2012
13
www.wikipedia.com. 29 april 2012
http://ngenyiz.blogspot.perbedaan-bank-syariah-dan-bank.html. 18 mei 2012
http://lisensiuinjkt.files.wordpress.com/mm.pdf. 26 juni 2012