penerapan green lifestyle di griya lembah...
TRANSCRIPT
PENERAPAN GREEN LIFESTYLE DI GRIYA LEMBAH
KELURAHAN ABADIJAYA KECAMATAN SUKMAJAYA DEPOK
JAWA BARAT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Triastuti Aviani
NIM 1110015000105
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Penerapan Green Lifestyle di Griya Lembah Kelurahan
Abadijaya Kecamatan Sukmajaya Depok Jawa Barat yang disusun oleh
Triastuti Aviani, NIM 1110015000105, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang
berhak untuk diujikan pada siding munaqosah sesuai ketentuan yang telah
ditetapkan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Jakarta, 26 November 2014
Yang Mengesahkan,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr. Muhamad Arif, M.Pd Sodikin, M.Si
NIP. 19700606199702 1 002
ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi ini berjudul Penerapan Green Lifestyle di Griya Lembah Kelurahan
Abadijaya Kecamatan Sukmajaya Depok Jawa Barat, disusun oleh TRIASTUTI
AVIANI Nomor Induk Mahasiswa 1110015000105, diajukan kepada Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah
dinyatakan lulus dalam ujian Munaqasah pada tanggal 04 Desember 2014
dihadapan dewan penguji. Karena itu penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1
(S.Pd) dalam bidang Pendidikan IPS.
Jakarta, 04 Desember 2014
Panitia Ujian Munaqasah,
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) Tanggal Tanda Tangan
Dr. Iwan Purwanto, M.Pd
NIP. 19730424 200801 1 012
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Program Studi)
Drs. Syaripulloh, M.Si
NIP. 19670909 200701 1 033
Penguji I
Moch. Noviadi Nugroho, M.Pd
NIP. 19761118 201101 1 006
Penguji II
Andri Noor Ardiansyah
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dra. Nurlena Rifa’i, M.A. Ph.D.
NIP. 19591020 198603 2 001
iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Triastuti Aviani
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 30 April 1992
NIM : 1110015000105
Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Angkatan Tahun : 2010
Alamat :Jl. Seha II RT08/010 N0.22 Grogol Selatan,
Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 12220
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Penerapan Green Lifestyle di Griya Lembah
Kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya Depok Jawa Barat adalah benar
hasil karya sendiri dibawah bimbingan dosen:
Dosen Pembimbing I : Dr. Muhamad Arif, M.Pd
NIP : 19700606199702 1 002
Dosen Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Dosen Pembimbing II : Sodikin, M.Si
Dosen Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Dan jika dikemudian
hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli atau merupakan hasil jiplakan
dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 26 November 2014
(Triastuti Aviani)
iv
PENERAPAN GREEN LIFESTYLE DI GRIYA LEMBAH KELURAHAN
ABADIJAYA KECAMATAN SUKMAJAYA DEPOK JAWA BARAT
Oleh:
TRIASUTI AVIANI
1110015000105
ABSTRAK
Pengelolaan sampah secara ramah lingkungan (green waste) dan
partisipasi komunitas hijau (green community) dalam menciptakan green lifestyle
merupakan dua dari delapan atribut untuk menciptakan sebuah gaya hidup hijau
atau green lifestyle. permasalahan yang penulis teliti adalah bagaimana penerapan
green waste dalam green lifestyle warga Griya Lembah dan bagaimana partisipasi
green community dalam menciptakan green lifestyle?
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan
pengelolaan sampah secara ramah lingkungan (green waste) dan partisipasi
komunitas hijau (green community) dalam menciptakan green lifestyle. Adapun
penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan teknik
pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data
dilakukan secara bersamaan dengan pengumpulan data.
Hasil penelitian menyatakan bahwa partisipasi green community sebagai
motor penggerak penerapan green lifestyle di Griya Lembah berpengaruh
signifikan terhadap pengelolaan sampah secara ramah lingkungan oleh
masyarakat Griya Lembah. Hal ini terlihat dari adanya perubahan sikap
kepedulian masyarakat terhadap sampahnya sendiri. Kunci keberhasilan
penerapan green waste di Griya Lembah terletak pada pemilahan sampah sesuai
dengan jenis dan sifatnya, meskipun pengelolaan sampah ini dapat dikatakan
belum sempurna karena belum ada upaya untuk melakukan pengurangan timbulan
sampah.
Kata Kunci : Green lifestyle, Green waste, Green community.
v
THE APPLICATION OF GREEN LIFESTYLE IN GRIYA LEMBAH
ABADIJAYA DISTRICT SUKMAJAYA SUB DISTRICT DEPOK WEST JAVA
By:
TRIASTUTI AVIANI
1110015000105
ABSTRACT
Waste management in environmentally friendly (green waste) and the
participation of green community in creating a green lifestyle are two of eight
attributes to create a green lifestyle. The problems that writer research is how the
application of green waste in the green lifestyle by Griya Lembah peoples and
how the green community participation in creating green lifestyle?
The purpose of this research is to know the application of waste
management in environmentally friendly (green waste) and the participation of
the community (green community) in creating a green lifestyle. As for this
research used descriptive qualitative and used the data collection techniques
through observation , interview , and documentation. Data analysis coincide with
data collection.
The results of research stated that the green community participation as
the engine of the application of green lifestyle in Griya Lembah significantly to
waste management in environmentally friendly by the peoples of Griya Lembah. It
is evident from the change the attitude of community awareness own garbage. The
key to success of green waste application in Griya Lembah is trash sorting in
accordance with the type of waste management and nature, even though not
perfect because this can be said no attempts to do the reduction of waste
generation .
Key Words: Green lifestyle, Green waste, Green community.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya
dan shalawat beriring salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat dan pengikutnya. Dengan semua ketentuan-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Penerapan Green Lifestyle di Griya Lembah
Kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya Depok Jawa Barat”. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari banutuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Nurlena Rifa’i, M.A, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Muhamad Arif, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing pertama yang telah
meluangkan waktu dan mencurahkan pikirannya untuk memberikan
bimbingan, nasehat, motivasi, dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
4. Sodikin, M.Si sebagai Dosen Pembimbing kedua yang telah meluangkan
waktu dan mencurahkan pikirannya untuk memberikan bimbingan, motivasi,
dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Dr. Muhammad Arif, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan selama
penulis menempuh perkuliahan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
vii
6. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta atas ilmu yang diberikan kepada
penulis, semoga ilmu ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.
7. Pimpinan dan segenap staf perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah,
Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, dan Perpustakaan
Nasional yang telah memfasilitasi penulis dalam melengkapi literatur
penelitian.
8. Ibu Djuniawan Wanitarti beserta Pengurus Bank Sampah Kelompok Peduli
Lingkungan (POKLILI) atas informasi, bantuan, dan sarannya sehingga
penelitian dapat dilakukan dengan baik.
9. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Radjo dan Ibu Saropah, dan kedua kakakku
serta seluruh keluarga besarku yang telah memberikan dukungan baik secara
moril maupun materil, serta doa yang selalu dipanjatkan kepada penulis
sehingga skripsi ini terselesaikan. Mereka adalah inspirasi tanpa batas untuk
tetap terus maju.
10. Seluruh sahabatku, EXISPAL SMAN 24 Jakarta Angkatan XXX dan XXXI
Annissa Paramitha, Riyani Puspa, Danar Wismoyo, Yanuar Prabowo, Reza
Adhitya, dan Ahmad Robi. Dan Maria Qibtiyah sahabatku sejak lahir untuk
setiap doa, motivasi, dan kebersamaan yang takkan tergantikan.
11. Wahyu Romadon untuk menjadi pendengar yang baik dan semua waktu yang
telah kita lalui selama ini.
viii
12. Teman-teman di Pendidikan IPS Geografi Ninna Aristyaningsih, Nina
Roslina, Ayu Nisa, Ayu Astuti, Denara Nurul, Nurul Purbasari, Wina
Adriyanti dan Umi Muslimah untuk canda tawa selama masa-masa kuliah.
13. Seluruh pihak yang telah membantu proses penyusunan skripsi ini, terima
kasih atas semua dukungan yang telah diberikan. Hanya Allah seadil-adilnya
pembalas kebaikan.
Penulis menyadari dengan semua kemampuan dan keterbatasan yang
dimiliki skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, baik
sebagai sumber referensi maupun sumber acuan para pembaca.
Jakarta, 22 November 2014
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ……….…………………. .. ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ………….. .. iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL …………………………………………………………. xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................... 5
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah................................. 5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori ....................................................................... 8
1. Green Lifestyle ............................................................. 8
a. Green Community ................................................. 11
1. Pengertian Green Community .......................... 11
2. Komponen Komunitas ..................................... 13
3. Bentuk-bentuk Komunitas .............................. 14
x
4. Karakteristik Komunitas …………………….. 15
b. Green Waste ……………………………………. 16
1. Pengertian Sampah …………………………. . 16
2. Pengelompokan Sampah …………………… . 17
3. Pengelolaan Sampah ………………………... 18
B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................... 20
C. Kerangka Berpikir ............................................................. 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 23
B. Metode Penelitian............................................................... 24
C. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data .................. 25
D. Instrumen Penelitian........................................................... 27
E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ................ 28
F. Analisis Data ..................................................................... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data ................................................................... 34
1. Kondisi Daerah Penelitian …………………………... 34
2. Penerapan green waste dalam green lifestyle di
Griya Lembah Depok ……………………………….. 39
3. Partisipasi green community dalam penerapan
green lifestyle ............................................................... 48
xi
B. Pembahasan ....................................................................... 54
1. Penerapan green waste dalam green lifestyle
di Griya Lembah Depok .............................................. 55
2. Partisipasi green community dalam penerapan
green lifestyle ………………………………………. . 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 63
B. Saran ................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
3.1 Jadwal penelitian …………………………………………… 24
3.2 Pedoman observasi …………………………………………. 27
3.3 Pedoman dokumentasi ………………………………………. 28
3.4 Pedoman wawancara ……………………………………….... 28
4.1 Kondisi kependudukan berdasarkan jenis kelamin …………… 36
4.2 Kondisi kependudukan berdasarkan komposisi umur ………… 36
4.3 Kondisi kependudukan berdasarkan komposisi umur ………… 37
4.4 Kondisi Kependudukan berdasarkan mata pencaharian …….... 37
4.5 Kondisi kependudukan berdasarkan agama/kepercayaan
yang dianut …………………………………………………..... 38
4.6 Kondisi kependudukan berdasarkan pendidikan ……………… 39
4.7 Daftar harga sampah di Bank Sampah POKLILI ……………... 44
4.8 Agenda Kerja POKLILI ……………………………………….. 58
xiii
DAFTAR GAMBAR
No Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Berpikir …………………………………. 22
3.1 Peta Lokasi Penelitian ……………………………… 23
4.1 Struktur Kepengurusan POKLILI …………………. 50
4.2 Proses green waste …………………………………. 57
4.3 Partisipasi POKLILI dalam menerapkan green lifestyle
di Griya Lembah …………………………………….. 60
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara ke empat dengan penduduk terbanyak di dunia.
Angka kelahiran yang tinggi menyebabkan pertumbuhan penduduk di
Indonesia terbilang cepat. Namun, pertumbuhan penduduk yang tinggi juga
menyimpan masalah bagi lingkungan. Alam harus bekerja keras untuk
memberi daya dukung bagi manusia.
Menurut UU Lingkungan Hidup No. 32 Tahun 2009, Daya dukung
lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung
perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan antar
keduanya.
Manusia berkembang dari waktu ke waktu. Pemikiran manusia membawa
manusia pada penemuan-penemuan baru. Perkembangan teknologi saat ini
bagaikan dua sisi mata uang. Teknologi membawa kemudahan bagi manusia
dalam berbagai aspek. Teknologi mulai merubah gaya hidup masyarakat.
Gaya hidup yang menjadikan alam sebagai partner manusia mulai
ditinggalkan dan bergeser menjadi gaya hidup instan.
Institut for Essential Services Reform mengatakan pada masa kini,
kecendrungan orang untuk hidup senyaman mungkin mendorong munculnya
kebiasaan hidup atau lifestyle yang berdampak pada lingkungan. Kebiasaan
menggunakan kendaraan pribadi terutama mobil dibandingkan dengan
kendaraan umum, perjalanan dengan pesawat udara, penggunaan pendingin
udara, penggunaan komputer dan perangkat hiburan lainnya adalah bentuk
kebiasaan hidup yang berkontribusi terhadap percepatan pemanasan global.
Faktanya hampir seluruh kegiatan kita sepanjang hari telah berkontribusi
terhadap kenaikan emisi gas rumah kaca di atmosfer. Hal ini terjadi karena
sebagian besar aktivitas manusia membutuhkan sumber energi yang saaat ini
2
sebagian besar masih berasal dari bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas
alam, dan batu bara.
Bumi sejatinya adalah partner manusia. Namun manusia sendirilah yang
yang merusak bumi ini. Bumi mulai menunjukan sakit tak berkesudahan.
Manusia yang tak lagi ramah terhadap bumi mulai menuai apa yang ia tanam.
Ketidak ramahan manusia terhadap bumi mulai menimbulkan banyak dampak
yang dirasakan.
Sesuai dengan firman Allah dalam Surat Ar-Ruum (30): 41
Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan
yang benar).”
Indonesia telah mengambil langkah peran penting dalam upaya mengatasi
perubahan iklim dengan digelarnya Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) tentang perubahan iklim dan pemanasan global atau The United
Nations For Climate Change Conference (UNFCCC) yang diadakan di Bali.
Desember 2007 lalu.1 Dalam KTT Perubahan Iklim di Bali telah disepakati
adanya The Bali Road Map yang berisi gagasan masa depan dalam rangka
mengatasi permasalahan iklim.
Ada begitu banyak studi yang menunjukkan tanda-tanda bahwa kondisi
bumi semakin kritis. Dan perilaku manusia yang tidak memperhatikan
lingkungan berkontribusi besar didalamnya. Fenomena pemanasan global dan
berbagai bencana lingkungan yang terjadi menimbulkan banyaknya kerugian
yang dirasakan manusia. Karena hal-hal ini lah yang mendorong manusia
untuk menggalakan gaya hidup hijau (green lifestyle).
1Mien R. Uno & Siti Gretiani, Buku Pintar Etiket Hijau 300 Cara Bijak Ramah
Lingkungan dan Menghemat Uang, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2011) h.xvii
3
Menurut Nirwono Joga ada 8 atribut untuk mewujudkan kota hijau.
Kesatu, peruntukan lahan dan tata ruang bertujuan menciptakan ruang yang
aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan (green planning and design).
Kedua, rencana pengembangan ruang terbuka hijau (green open space)
sebagai paru-paru kota dan daerah resapan air. Ketiga, pengembangan
transportasi berbasis jaringan dan penggunaan transportasi bukan kendaraan
bermotor (jalan kaki, sepeda) dan transportasi masal (green transportation).
Keempat, penerapan bangunan hijau (green building). Kelima, peran serta
masyarakat (green community). Keenam, pemanfaatan dan pengembangan
energi terbarukan (green energy). Ketujuh, pengelolaan sampah ramah
lingkungan (green waste). Kedelapan, pengelolaan air yang berkelanjutan
(green water).2
Dari delapan atribut diatas yang memungkinan untuk diterapkan dalam
lingkup wilayah Rukun Tetangga adalah peran serta masyarakat (green
community). Pemanfaatan dan pengembangan energi terbarukan (green
energy). Pengelolaan sampah ramah lingkungan (green waste).
Peran serta masyarakat (green community) dalam menciptakan green
lifestyle sangatlah penting. Karena masyarakat disini sebagai subjek yang
menentukan keberhasilan dari green lifestyle itu sendiri. Masyarakat diminta
untuk berpartispasi dalam mewujudkan gaya hidup yang ramah lingkungan.
Karena semua ide yang ada tidak akan terlaksana tanpa adanya komunitas
masyarakat yang berperan aktif dalam mewujudkan green lifestyle.
Pemanfaatan dan pengembangan energi terbarukan (green energy) mutlak
diperlukan dalam green lifestyle. Seperti yang diketahui, manusia kini sangat
bergantung kepada bahan bakar fosil. Selain karena bahan bakar fosil adalah
sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, hasil pembakarannya juga
menghasilkan karbon monoksida yang menyebabkan polusi.
Dikutip dari Manuel Antonio Fernandez Dominguez:
2 Nirwono Joga, Gerakan Kota Hijau, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2013)
h.xiv
4
“energi yang kita terima dari matahari sifatnya bersih, terbarukan, dan
berlimpah. Jumlah yang diterima bumi dalam 30 menit sama dengan
semua energi listrik yang dikonsumsi dunia dalam setahun, dan hanya
setengah dari energy ini yang sampai ke permukaan bumi” 3
Sangat disayangkan jika pemanfaatan energi matahari belum dimaksimalkan
dalam kehidupan sehari-hari. Padahal dengan memaksimalkan energi panas
matahari akan lebih menghemat biaya dan lebih ramah lingkungan.
Selain itu pengelolaan sampah ramah lingkungan (green waste)
dilingkungan masyarakat perlu dilakukan. Segala aktivitas manusia pasti
menghasilkan sampah. Dan perlu ada upaya untuk meminimalisir sampah.
Masyarakat Indonesia masih memandang sampah sebagai sesuatu yang tidak
memiliki manfaat. Gerakan 4R adalah kunci untuk menerapkan pengolahan
sampah ramah lingkungan. 4R terdiri dari: (1) Reduce, yaitu mengurangi
penggunaan produk yang tidak perlu untuk menghemat persediaan atau
mengurangi sampah yang dihasilkan. (2) Reuse, yaitu memakai produk yang
dapat dipakai ulang. (3) Recycle, yaitu mendaur ulang alias memanfaatkan
sampah menjadi barang yang bernilai. (4) Replace, yaitu beralih ke produk
yang tidak merusak lingkungan.4
Griya Lembah adalah perumahan yang berada di Kelurahan Abadijaya,
Kecamatan Sukmajaya, Depok, Jawa Barat. Di Griya Lembah sendiri sudah
memiliki komunitas masyarakat yang bergerak dibidang lingkungan
kemasyarakatan yang dinamai POKLILI (Kelompok Peduli Lingkungan
Hidup).
POKLILI terbentuk atas prakarsa dari ibu Djuniawan Wanitarti yang
prihatin dengan keberadaan Tempat Penampungan Sampah (TPS) perumahan
Griya Lembah Depok yang terletak di gerbang perumahan dengan kondisi
yang kotor, semrawut, bau dan tidak sedap dipandang mata serta mengancam
kesehatan lingkungan sekitar. Selain itu keberadaan tempat sampah di setiap
3 Manuel Antonio Fernandez Dominguez, Sayangi Bumi Kita, (Jakarta: PT. Bhuana Ilmu
Populer , 2011).h.32 4 Mien R. Uno & Siti Gretiani, Buku Pintar Etiket Hijau 300 Cara Bijak Ramah
Lingkungan dan Menghemat Uang, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2011) h.xiii
5
rumah membuat keadaan lingkungan Griya Lembah semakin tidak teratur,
karena setiap hari selalu diacak-acak oleh Kucing, Anjing, Tikus dan
Pemulung.
Ditambah lagi dengan kepedulian masyarakat yang masih kurang terhadap
sampahnya sendiri, hal ini terlihat dengan pengelolaan sampah yang dilakukan
masih bersifat konvensional. Kondisi inilah yang membuat ibu Yuni dan ibu-
ibu PKK RT 003 RW 0024 tergerak untuk membentuk Kelompok Peduli
Lingkungan yang disingkat menjadi POKLILI.
Bertitik tolak dari berbagai kenyataan di atas penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan mengajukan judul “Penerapan Green Lifestyle
Di Griya Lembah Kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya Depok Jawa
Barat” dalam penelitian ini.
B. Identifikasi Masalah
Dalam latar belakang masalah diatas, maka masalah dapat diidentifikasi
sebagai:
1. Kurangnya peran serta masyarakat (green community) dalam mewujudkan
gaya hidup hijau atau green lifestyle.
2. Belum maksimalnya pemanfaatan dan pengembangan energi terbarukan
(green energy).
3. Belum dilakukannya pengelolaan sampah secara ramah lingkungan (green
waste).
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Sehubungan dengan identifikasi permasalahan yang telah penulis buat,
maka penulis memberikan spesifikasi mengenai pembahasan yang akan
diuraikan dengan membatasi penelitian ini pada penerapan green waste
dalam green lifestyle dan peran green community.
6
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan
masalah seperti yang telah diuraikan di atas, maka masalah dalam penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan green waste dalam green lifestyle warga Griya
Lembah?
2. Bagaimana partisipasi green community dalam menciptakan green lifestyle?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Mengidentifikasi penerapan pengelolaan sampah secara ramah
lingkungan (green waste) di Griya Lembah Depok.
b. Mendeskripsikan partisipasi green community dalam menciptakan green
lifestyle.
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan dan wawasan serta bahan dalam penerapan
metode penelitian khususnya mengenai gambaran green lifestyle dan dapat
dijadikan bahan untuk perbandingan sebagai penelitian selanjutnya.
a. Untuk Masyarakat
Dari hasil penelitian ini di harapkan masyarakat khususnya warga Griya
Lembah bisa memberikan pengetahuan dan wawasan lebih dalam lagi
dalam penerapan green lifestyle
b. Untuk Peneliti
Dari hasil penelitian ini di harapkan peneliti bisa menambah
pengetahuan dan wawasan dalam ilmu Geografi yang nantinya ilmu
tersebut bisa manfaat bagi orang lain khususnya anak didiknya nanti
dan semoga peneliti tidak ada kata habis atau selesai dalam belajar dan
meneliti.
7
c. Untuk UIN Syarif Hidayatullah
Dari hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran bagi pengembangan keilmuan khususnya ilmu Geografi
sosial dan lingkungan dalam menggalakan gaya hidup hijau
sebagaimana mestinya.
2. Manfaat Praktis
Dapat memberikan informasi tentang pengaplikasian gaya hidup hijau
serta bagaimana partisipasi komunitas hijau dalam penerapannya.
a. Untuk Masyarakat
Dari hasil penelitian ini di harapkan masyarakat khususnya warga Griya
Lembah tidak hanya sekedar mengetahui namun juga mempraktikannya
secara berkelanjutan dan terus menerus agar bisa di lihat dan di contoh.
b. Untuk Peneliti
Dari hasil penelitian ini di harapkan peneliti juga tidak sekedar
mengetahui teori namun juga bisa mempraktikannya dalam kegiatan
sehari-hari, karna ilmu geografi bukan hanya sekedar teori namun juga
harus ada praktik dalam kenyataannya.
c. Untuk UIN Syarif Hidayatullah
Dari hasil penelitian ini di harapkan memberikan gambaran dan contoh
dalam penerapan gaya hidup hijau atau green lifestyle di sekitar
Universitas sehingga dapat mempraktikan bahwasannya gaya hidup
hijau perlu untuk diterapkan.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Green Lifestyle
Gaya hidup hijau atau green lifestyle adalah gaya hidup seseorang
yang melaksanakan kegiatan hidup dengan cara menyeimbangkan antara
manusia dan alam.
Menurut U.S. Environment Protection Agency gaya hidup hijau
berarti membuat pilihan yang berkelanjutan tentang apa yang kita makan,
bagaimana kita berpergian, apa yang kita beli, dan bagaimana kita
menggunakan dan membuangnya.5
Menurut Irmawati dalam Jurnal manajeman dan bisnis, Green
Lifestyle adalah sebuah gaya hidup yang benar-benar menjadikan bumi ini
sebagai partner dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya sebagai objek
eksploitasi untuk memenuhi kebutuhan hidup.6
Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa green
lifestyle adalah sebuah perilaku kehidupan sehari-hari yang memiliki
dampak positif bagi lingkungan disekitar. Mulai dari hal-hal kecil, seperti
mengurangi pemakaian plastic bag dengan membawa tas kecil setiap kali
akan belanja, membuang sampah pada tempatnya, mengurangi
penggunaan tisu dan kertas, membawa tempat makan sehingga
mengurangi penggunaan styrofoam, dan hal kecil lainnya dalam perilaku
sehari-hari tapi berdampak besar.
5 http://www.epa.gov/region2/sustainability/greenliving.html
6 Irmawati dan Jati Waskito, BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis h.48
9
Memulai gaya hidup hijau bisa dimulai dari diri sendiri sebagai
wujud dari kepedulian sosial. Tidak perlu merasa malu untuk melakukan
gaya hidup hijau karena orang di sekitar kita belum tentu mau melakukan
hal yang sama. Membangun kepedulian dan pengetahuan tentang dampak
perilaku manusia terhadap alam sekitar dan menularkan pengetahuan yang
dimiliki dengan mengajak orang lain melakukan aksi yang sedang kita
lakukan, seperti menghitung dampak konsumsi terhadap perubahan iklim
(family carbon calculator).
Dalam menerapkan gaya hidup hijau atau green lifestyle ada
beberapa tips yang diberikan oleh Ahmad Mubariq, yaitu:
1. Hemat energi listrik. Energi listrik menyumbang 10% emisi dari
kebutuhan rumah tangga. Buatlah desain rumah yang hemat energi
seperti memiliki cukup banyak jendela agar cahaya masuk ke
dalam rumah dan aliran udara mengalir dengan baik. Memulai
untuk menanam pohon di sekitar rumah, hal ini akan menurunkan
2-3 derajat suhu di sekitar rumah, dan menggunaan lampu hemat
energi.
2. Hemat bahan bakar minyak. Menggunakan alat transportasi umum
merupakan salah satu langkah tepat dalam upaya menghemat
BBM. Menggunakan sepeda bila bepergian jarak dekat dan
berperilaku mengemudi kendaraan yang hemat BBM (save driving
drill).
3. Menghemat air dengaan mengenali sumber air yang digunakan
sehari-hari, mengenali dampak perilaku dan selalu menggunakan
air secara tepat sesuai dengan kebutuhan.
4. Menghindari penggunaan plastik dan styrofoam dalam kehidupan
sehari-hari. Bisa dilaksanakan mulai dari diri sendiri seperti selalu
membawa tempat minum dari rumah, membawa tempat makan
dari rumah dan saat berbelanja membiasakan untuk membawa tas
dari rumah.
10
5. Menghemat pemakaian kertas. Selalu diingat bahwa kertas terbuat
dari kayu yang biasanya dari pohon kayu yang ada di hutan alam.
Pemakaian berlebihan kertas akan menyebabkan banyak pohon
yang ditebang sehingga hutan akan mengalami kerusakan.
Penggunaan kertas seminimal mungkin, gunakan selalu digital file,
menggunakan kertas di kedua sisi.
6. Hidup kembali ke alam (back to nature/organic). Selalu gunakan
bahan alami dalam konsumsi sehari-hari, kurangi bahan kimia
seperti obat-obatan dan dalam makanan, konsumsi makanan
organik sehingga bisa mengurangi polusi kimia pertanian dan
mengurangi akumulasi zat kimia dalam tubuh. Hindari 8P (
pewarna, perasa, pemanis, penyedap, pengemulsi, pemanis,
pelembut dan pengembang).7
Green lifestyle adalah sebuah pilihan gaya hidup seseorang yang
bisa diterapkan dalam berbagai ruang lingkup wilayah. Dari lingkup yang
sangat luas hingga lingkup terkecil seperti RT. Menurut Nirwono Joga ada
delapan komponen untuk mewujudkan kota hijau, yaitu:8
1. peruntukan lahan dan tata ruang bertujuan menciptakan ruang yang
aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan (green planning and
design).
2. Rencana pengembangan ruang terbuka hijau (green open space)
sebagai paru-paru kota dan daerah resapan air.
3. Pengembangan transportasi berbasis jaringan dan penggunaan
transportasi bukan kendaraan bermotor (jalan kaki, sepeda) dan
transportasi masal (green transportation).
4. Penerapan bangunan hijau (green building).
5. Peran serta masyarakat (green community).
7 http://green.kompasiana.com/penghijauan/2013/05/21/gaya-hidup-hijau-gaya-hidup-
kita-557886.html 8 Nirwono Joga, Gerakan Kota Hijau, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2013)
h.xiv
11
6. Pemanfaatan dan pengembangan energi terbarukan (green energy).
7. Pengelolaan sampah ramah lingkungan (green waste).
8. Pengelolaan air yang berkelanjutan (green water).
Dari delapan komponen diatas peneliti mengambil dua komponen
gerakan kota hijau untuk diterapkan di wilayah Griya Lembah, yaitu:
a. Peran serta masyarakat (green community).
b. Pengelolaan sampah ramah lingkungan (green waste).
a. Green Community
1. Pengertian Green Community
Kata komunitas berasal dari bahasa Latin yaitu communis, yang
berarti umum, publik yang saling berbagi. Istilah community dalam
bahasa inggris berasal dari istilah Latin yaitu communitatus, awalan
“Com“ mengandung arti dengan atau bersama, “Munis“ mempunyai
arti perubahan atau pertukaran, dan akhiran “tatus” berarti kecil, intim,
atau lokal.9
Menurut Wenger pengertian komunitas mengacu pada sekumpulan
orang yang saling berbagi perhatian, masalah atau kegemaran terhadap
suatu topik dan memperdalam pengetahuan serta keahlian mereka
dengan saling berinteraksi secara terus menerus.10
Komunitas hijau atau green community adalah suatu komunitas
yang banyak dipelopori oleh generasi muda yang peduli terhadap
keberlanjutan lingkungan kota yang merupakan aset, potensi, dan
investasi warga dalam mewujudkan kota yang ramah lingkungan.11
Dikutip dari Metro Waste Authority,
9 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33592/4/Chapter%20II.pdf
10Diah Sri Rejeki. Mengangkat sisi positif budaya lisan melalui pengembangan
perpustakaan komunitas. 2010, h.1 11
Nirwono Joga, Gerakan Kota Hijau, (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2013)
h.182
12
“A green Community is an intentional approach to growth
that strives to protect natural drainage of the land and the
streams within a watershed”.12
Dalam pelaksanaan green lifestyle adanya partisipasi komunitas
hijau atau green community sangat penting. Karena peranan komunitas
hijau menentukan keberlangsungan komponen green lifestyle yang
lain.
Peran masyarakat adalah proses komunikasi dua arah yang terus
menerus untuk meningkatkan pemahaman masyarakat secara penuh
atas proses pengelolaan lingkungan hidup. Komunikasi dari
Pemerintah kepada masyarakat tentang suatu kebijakan dan
komunikasi dari masyarakat kepada Pemerintah atas kebijakan
tersebut.13
Partisipasi adalah keterlibatan emosi dan mental seseorang dalam
situasi kelompok yaitu adanya ketersediaan untuk mengambil bagian
dalam menetapkan tujuan bersama, serta kesediaan memikul tanggung
jawab bagi pencapaian tujuan bersama14
.
Partisipasi masyarakat merupakan poin penting dalam penerapan
green lifestyle. Ada 3 poin penting dalam komponen partisipasi
masyarakat :
a. Informasi leader/fasilitator sebagai koordinator, inspirator, dan
generator dari sebuah kegiatan di lingkungan. Peran fasilitator
adalah menjembatani antara implementasi kegiatan di rumah
tangga kepada pihak luar sehingga pergerakan dari kegiatan yang
ada di masyarakat terekspose dengan baik ke pihak luar.
12
http://www.mwatoday.com/environment/growing-green-communities/what-is-a-green-
community.aspx 13
Handout Hukum Lingkungan, diunduh dari
https://www.academia.edu/4006441/ASPEK_HUKUM_PERAN_SERTA_MASYARAKAT_DA
LAM_PENGELOLAAN_LINGKUNGAN_MASYARAKAT_ADALAH_STAKE_HOLDER_LI
NGKUNGAN_HIDUP 14
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30773/4/Chapter%20II.pdf
13
b. Dalam teknis melakukan eksposure kegiatan, fasilitator dibantu oleh
kader. Fungsi kader yaitu sebagai mediator antara fasilitator dengan
masyarakat langsung sehingga kegiatan dapat terpenetrasi dengan
baik dan dalam kadar yang terukur.
c. Kader dalam menjembatani informasi di kegiatan rumah tangga
memerlukan peran aktif rumah tangga di tingkatan rumah tangga.
Dalam hal ini, rumah tangga adalah keluarga dalam satu rumah
yang mengimplementasikan green lifestyle yaitu pengelolaan
sampah dan penghijauan.
Green Community tidak bisa dipisahkan dalam kegiatan green
lifestyle, karena green community adalah unit pelaksana kegiatan yang
bisa mewujudkan green lifestyle ini terwujud. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa green community adalah kumpulan individu yang
memiliki satu kepedulian dan ketertarikan yang sama terhadap
lingkungan dan bergerak untuk mewujudkan gaya hidup yang ramah
lingkungan
2. Komponen Komunitas
Suatu komunitas dapat terbentuk karena adanya satu ketertarikan
terhadap hal yang sama. Menurut Crow dan Allan, komunitas dapat
terbagi menjadi tiga komponen:15
1. Berdasarkan lokasi atau tempat
Wilayah atau tempat sebuah komunitas dapat dilihat sebagai
tempat dimana sekumpulan orang mempunyai sesuatu yang sama
secara geografis.
2. Berdasarkan minat
Sekelompok orang yang mendirikan suatu komunitas karena
mempunyai ketertarikan dan minat yang sama, misalnya agama,
pekerjaan, suku, ras, maupun berdasarkan gender.
15
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33592/4/Chapter%20II.pdf
14
3. Berdasarkan komuni
Komuni dapat berarti ide dasar yang dapat mendukung komunitas
itu sendiri.
3. Bentuk-bentuk Komunitas
Menurut Wenger, Komunitas mempunyai berbagai macam bentuk,
diantaranya: 16
1. Besar atau Kecil
Beberapa komunitas hanya terdiri dari beberapa anggota atau
bahkan terdiri dari 1000 anggota. Besar atau kecilnya anggota tidak
menjadi masalah, meskipun demikian komunitas yang mempunyai
banyak anggota biasanya dibagi menjadi sub divisi berdasarkan
wilayah atau sub topik tertentu.
2. Berumur Panjang atau Berumur Pendek
Perkembangan sebuah komunitas memerlukan waktu yang lama,
sedangkan jangka waktu eksis sebuah komunitas sangat beragam.
Terdapat beberapa komunitas yang tetap bertahan dalam waktu
puluhan tahun, tetapi ada pula komunitas yang berumur pendek.
3. Terpusat atau Tersebar
Mayoritas sebuah komunitas berawal dari sekelompok orang yang
bekerja di tempat yang sama atau tempat tinggal yang berdekatan.
Mereka saling berinteraksi secara tetap dan bahkan ada beberapa
komunitas yang tersebar di beberapa wilayah.
4. Homogen atau Heterogen
Beberapa komunitas berasal dari latar belakang yang sama, atau
ada yang terdiri dari latar belakang yang berbeda. Jika berasal dari
latar belakang yang sama komunikasi lebih mudah terjalin,
sebaliknya jika komunitas terdiri dari berbagai macam latar
belakang diperlukan rasa saling menghargai satu sama lain.
16
Ibid
15
5. Internal atau Eksternal
Sebuah komunitas dapat bertahan sepenuhnya dalam unit bisnis
atau bekerjasama dengan divisi yang berbeda. Beberapa komunitas
bahkan bekerjasama dengan organisasi yang berbeda.
6. Spontan atau Disengaja
Terdapat beberapa komunitas yang berdiri tanpa adanya intervensi
atau usaha pengembangan dari organisasi. Anggota secara spontan
bergabung karena kebutuhan berbagi informasi dan membutuhkan
rekan yang mempunyai minat yang sama. Pada beberapa kasus,
terdapat komunitas yang secara sengaja didirikan untuk
mengaspirasikan kebutuhan anggota. Komunitas yang didirikan
secara spontan atau disengaja tidak menentukan formal atau
tidaknya sebuah komunitas.
7. Tidak Dikenal atau Dibawah sebuah Institusi
Komunitas mempunyai berbagai macam hubungan dengan
organisasi, baik itu komunitas yang tidak dikenali, maupun
komunitas yang berdiri dibawah sebuah insitusi.
4. Karakteristik Komunitas
Untuk membangun sebuah komunitas yang efektif, sangat penting
untuk mengetahui 7 elemen atau karakteristik yang dibutuhkan dalam
sebuah komunitas, yaitu:17
1. Kontak sosial
Untuk menjadi bagian dari suatu komunitas, sangat penting untuk
saling melakukan kontak sesama anggota komunitas. Interaksi,
membuat suatu program adalah salah satu bentuk komunitas
2. Berbagi nilai-nilai
Dalam komunitas, harus ada seperangkat tujuan dan nilai yang
diyakini dan dipenuhi secara konsisten. Sebagai contoh ialah
17
Ibid
16
ekspresi dari sebuah nilai, yaitu multikultural, bahasa spesifik,
bidang pekerjaan yang sama.
3. Komunikasi
Dalam komunitas harus mempunyai media komunikasi antara
sesama anggota, sebagai contoh: voice mail, e-mail, web pages,
pertemuan, buletin, dan tatap muka. Jika terdapat lebih dari satu
media komunikasi maka dapat menjangkau lebih banyak orang.
4. Peraturan
Sebuah komunitas harus memiliki peraturan yang dijadikan standar
dalam menjalani rutinitas komunitas tersebut. Setiap anggota
memberikan saran dalam menyusun peraturan tersebut dan harus
konsisten.
5. Partisipasi anggota
Partisipasi aktif anggota ke dalam komunitas dapat membantu
perkembangan komunitas dan pengetahuan anggota maupun
kelompok. Komitmen dan rasa kebersamaan sangat penting.
6. Sarana
Sebuah komunitas memerlukan tempat untuk berkumpul dan
berinteraksi antar sesama anggota.
7. Rasa kebersamaan
Anggota komunitas harus merasa diterima oleh kelompok dan
merasa dihargai.
b. Green Waste
1. Pengertian Sampah
Dalam UU No. 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, dalam
pasal 1 ayat 1 disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari
manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Dalam Kamus
17
Bahasa Indonesia, sampah adalah barang atau benda yang dibuang
karena tidak terpakai lagi.18
Secara definisi, sampah adalah semua jenis bahan buangan baik
yang berasal dari manusia atau binatang yang biasanya berbentuk
padat. Umumnya bahan-bahan tersebut dibuang karena dirasakan oleh
pemiliknya sebagai barang yang tidak berharga, tidak bernilai, dan
tidak di inginkan.19
2. Pengelompokan Sampah
Yul.H.Bahar membagi sampah dalam tiga kelompok: 20
1. Domestic refuse biasanya merupakan sisa makanan, bahan, dan
peralatan yang sudah tidak terpakai lagi dalam rumah tangga.
2. Comercial refuse adalah sampah yang berasal dari tempat-
tempat perdagangan seperti pasar, supermarket, pusat
pertokoan, dan tempat jual beli lainnya. Biasanya sampah yang
berasal dari kegiatan perdagangan ini terdiri dari berbagai jenis,
seperti bahan dagangan yang rusak, kertas, plastik, dan daun
pembungkus, bagian komoditi yan tidak dapat dimanfaatkan,
peralatan yang rusak dan lain-lain.
3. Hazardous refuse merupakan sampah yang berasal dari
kegiatan industri, jumlah, dan jenisnya sangat tergantung pada
jenis dan jumlah bahan yang diolah oleh perusahaan
perindustrian tersebut.
Katy Pike membagi sampah ke dalam beberapa tipe:21
18
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta:
Balai Pustaka, 2008) h.1255 19
Soekmana Soma, Pengantar Ilmu Teknik Lingkungan, (Bogor: IPB Taman Kencana
Bogor, 2010), Cet. 1, h.11 20
Ir.Yul H.Bahar, Teknologi Penanganan Sampah dan Pemanfaatan Sampah (Jakarta:
PT. Waca Utama Pramesti, 1986) h.4 21
Katy Pike, Go Facts Recycling, (London: A&C Black Publisher, 2007) h.8
18
1. Decompossing naturally adalah sampah yang dapat diuraikan
secara alami. Mikroorganisme menghancurkan sampah menjadi
air, karbon dioksida, dan mineral yang menutrisi tanaman dan
mempengaruhi kualitas tanah.
2. Here for a long time adalah sampah yang tidak bisa terurai dan
dihancurkan secara alami dan harus di daur ulang atau dibakar.
3. Handle carefully adalah sampah yang bisa terbakar atau
meledak, atau meracuni manusia serta lingkungan, dikenal
sebagai sampah yang berbahaya. Biasanya berupa hasil limbah
sisa produksi industri, tetapi prdoduk rumah tangga yang
digunakan untuk membersihkan juga termasuk kedalam
sampah yang berbahaya ketika dibuang.
3. Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh,
dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan
sampah22
. Pasal 4 UU No.18 Thn 2008 menyebutkan bahwa
Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai
sumber daya.
Pengelolaan sampah rumah tangga menurut UU No. 18 Thn 2008
pasal 19 terdiri atas (a) pengurangan sampah dan (b) penanganan
sampah. Pengurangan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
huruf (a) meliputi kegiatan:
a. pembatasan timbulan sampah;
b. pendauran ulang sampah; dan atau
Kegiatan penanganan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal
19 huruf (b) meliputi:
a. pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan
sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah;
22
UU No. 18 Thn 2008 tentang pengelolaan sampah, pasal 1 ayat 5.
19
b. pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan
sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan
sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu;
c. pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber
dan/atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari
tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat
pemrosesan akhir;
d. pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi,
dan jumlah sampah; dan/atau
e. pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah
dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media
lingkungan secara aman.
Menurut Mien R. Uno dan Siti Gretiani untuk mengurangi
limbah rumah tangga serta menghemat energi dan biaya perlu
diterapkan 4R, yaitu:23
1. Reduce, yaitu mengurangi penggunaan produk yang tidak perlu
untuk menghemat persediaan atau mengurangi sampah yang
dihasilkan.
2. Reuse, yaitu memakai produk yang dapat dipakai ulang.
3. Recycle, yaitu mendaur ulang alias memanfaatkan sampah menjadi
barang yang bernilai.
4. Replace, yaitu beralih ke produk yang tidak merusak lingkungan
Menurut Amrizal Tanjung penanganan sampah rumah tangga
bisa dilakukan melalui beberapa hal berikut, yaitu:24
a. Komposting
Merupakan metode yang paling mudah untuk menangani sampah
organic rumah tangga menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat
23
Mien R.Uno dan Siti Gretiani, Buku Pintar Etiket Hijau 300 Cara Ramah Lingkungan
dan Menghemat Uang, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2011) h.xiii 24
Amrizal Tanjung,Waste Management Program in Indonesia, diunduh dari
http://gec.jp/gec/en/Activities/ecotown/FY2008/06amrizal.pdf pada 15-09-2014. Pukul 19.40 WIB
20
b. 3R (Reuse, Reduce, Recycle)
Merupakan suatu metode yang memiliki beberapa opsi, yaitu:
1. Reuse, yaitu penggunaan kembali sampah yang masih dapat
digunakan dengan fungsi yang sama atau fungsi yang lain
2. Reduce, yaitu mengurangi segala sesuatu yang dapat
menimbulkan sampah nantinya
3. Recycle, yaitu mengolah sampah menjadi produk baru
c. Waste to energy
Merupakan suatu metode penanganan sampah dengan menjadikan
sampah sebagai bahan bakar alternatif.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Tesis milik Ida Ayu Nyoman Yuliastuti, I N. Mahaendra Yasa, I Made
Jember dalam penelitiannya yang berjudul “Partisipasi Masyarakat Dalam
Pengelolaan Sampah di Kabupaten Badung”, Fakultas Ekonomi
Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia. Partisipasi masyarakat
dalam pengelolaan sampah sangat tergantung kepada pemahaman,
kemauan dan pendapatan masyarakat untuk dapat meningkatkan kualitas
lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
pemahaman, kemauan, dan pendapatan masyarakat secara simultan dan
parsial terhadap partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah di
Kabupaten Badung. Penelitian ini menggunakan data primer dari 94
responden yang merupakan lima besar sektor penghasil sampah yang
dilayani pengangkutan sampahnya oleh pihak Dinas Kebersihan dan
Pertamanan (DKP). Pengambilan sampel dengan menggunakan metode
Proportionate Random Sampling. Teknik analisis dalam penelitian ini
menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemahaman, kemauan, dan pendapatan masyarakat
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap partisipasi masyarakat
dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Badung. Secara parsial
pemahaman, kemauan, dan pendapatan masyarakat berpengaruh positif
21
dan signifikan terhadap partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah
di Kabupaten Badung25
.
2. Tesis milik Alfiandra, mahasiswa Pascasarjana Universitas Diponegoro
Semarang 2010 dengan judul “Kajian Partisipasi Masyarakat yang
Melakukan Pengelolaan Persampahan 3R di Kelurahan Ngaliyan dan
Kalipancur Kota Semarang”. Penelitian ini mengkaji partisipasi
masyarakat dalam sistem pengelolaan persampahan di Kelurahan
Ngaliyan dan Kalipancur, karena partisipasi masyarakat berperan penting
dalam pelaksanan 3R supaya permasalahan sampah ini dapat diatasi
dengan lebih komprehensif. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama
membahas partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah.
Perbedaannya pada penelitian ini pengelolaan sampah tidak hanya dengan
prinsip 3R dan juga tidak hanya membahas partisipasi masyarakat secara
umum tetapi juga menitik beratkan pada partisipasi komunitas hijau atau
green community selain itu perbedaannya terletak pada metode penelitian
yang di pakai, dan tempat penelitian serta pengolahan yang berbeda26
.
C. Kerangka Berpikir
Green lifestyle adalah sebuah perilaku kehidupan sehari-hari yang
memiliki dampak positif bagi lingkungan disekitar. Mulai dari hal-hal kecil,
seperti mengurangi pemakaian plastic bag dengan membawa tas kecil setiap
kali akan belanja, membuang sampah pada tempatnya, mengurangi
penggunaan tisu dan kertas, membawa tempat makan sehingga mengurangi
penggunaan styrofoam, dan hal kecil lainnya dalam perilaku sehari-hari tapi
berdampak besar.
25
Ida Ayu Nyoman Yuliastuti, I N. Mahaendra Yasa, I Made Jember, “Partisipasi
Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Kabupaten Badung” Tesis pada Pascasarjana
Universitas Udayana, Bali. 26
Alfiandra “Kajian Partisipasi Masyarakat yang Melakukan Pengelolaan Persampahan
3R di Kelurahan Ngaliyan dan Kalipancur Kota Semarang” Tesis pada Pascasarjana Universitas
Diponegoro Semarang 2010
22
Dalam penerapan green lifestyle ada dua atribut yang saling menyokong
satu sama lain, yaitu green community dan green waste. Keduanya saling
berkaitan satu sama lain.
Green community adalah suatu komunitas yang banyak dipelopori oleh
generasi muda yang peduli terhadap keberlanjutan lingkungan kota yang
merupakan aset, potensi, dan investasi warga dalam mewujudkan kota yang
ramah lingkungan. Komunitas inilah yang berperan dalam pelaksanaan green
waste dalam penerapan green lifestyle.
Green waste adalah kegiatan sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.
Penanganan sampah yang dilakukan haruslah berwawasan lingkugan agar
kemudian pengelolaan sampah ini tidak menimbulkan dampak yang lain bagi
masyarakat ataupun lingkungan.
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
GREEN
COMMUNITY
GREEN WASTE
GREEN LIFESTYLE
Melihat bagaimana partisipasi dan
perilaku green community atau
komunitas hijau dalam penerapan
green lifestyle yang didalamnya
terdapat kegiatan pengelolaan
sampah atau green waste
Meliputi kegiatan pengurangan dan
pengelolaan sampah secara ramah
lingkungan yang didalamnya terdapat
unsur 4R
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Sumber: http://sukmajaya.depok.go.id/profil/geografis
Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian
Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Griya Lembah Blok B1,
Kelurahan Abadijaya, Kecamatan Sukmajaya, Depok, Jawa Barat dan
memiliki koordinat 6o14’17’’LS dan 106
o50’8’’ BT
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan proses yang bertahap yaitu mulai
dari tahap perencanaan, persiapan penelitian. Yang dilanjutkan dengan
Skala
1:150.000
LOKASI
PENELITIAN
U
24
pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian dan diakhiri
dengan laporan penelitian.
Waktu penelitian yang penulis lakukan dimulai pada bulan Januari
2014 hingga bulan Oktober 2014. Penelitian ini akan berakhir jika semua
data telah dirasa cukup lengkap untuk diolah oleh penulis. Tetapi batas
waktu tersebut masih bersifat tentatif, sehingga jika sewaktu-waktu masih
memerlukan data, penulis dapat mengunjungi lokasi penelitian dan juga
menjalin silaturahmi. Adapun jadwal penelitian yang penulis buat agar
penelitian ini dapat berlangsung lebih terarah.
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Kegiatan Juni Juli Agustus September Oktober
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Izin di lokasi
penelitian
Observasi
lokasi
penelitian
Penyusunan
Bab 1-3
Pengumpulan
data
Pengolahan
data dan Bab
4
Penarikan
kesimpulan
dan Bab 5
Penulisan
Laporan
B. Metode Penelitian
Menurut Coghlan dan Brannick metode penelitian adalah cara yang akan
ditempuh oleh peneliti untuk menjawab permasalahan penelitian atau
rumusan masalah.27
27
Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar, ( Jakarta: PT. Indeks, 2012) h.36
25
Dalam penelitian ini metode yang digunakan oleh peneliti adalah
penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif bertujuan
membuat deskripsi atau lukisan mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat suatu
populasi atau daerah tertentu secara sistematik, faktual dan teliti. Variabel-
variabel yang diteliti terbatas atau tertentu saja, tetapi dilakukan secara
meluas pada suatu populasi di daerah tersebut.
C. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data
1. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah yang paling utama dalam penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Pengumpulan data dapat dikumpulkan dalam berbagai setting, berbagai
sumber, dan berbagai cara. Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Observasi (Pengamatan)
Observasi ialah pengematan dan pencatatan yang sistematis terhadap
gejala-gejala yang diteliti.28
Teknik ini dilakukan dengan datang
langsung kelokasi penelitian dengan melakukan beberapa kegiatan
diantaranya pengambilan data penduduk (monografi/profil desa),
pengamatan kondisi fisik dan social, foto atau gambar, dan ploting
lokasi.
b. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data
yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.29
Penulis akan
mengumpulkan data-data tertulis dari pihak Kelompok Peduli
Lingkungan berupa buku dokumentasi Profil POKLILI, foto-foto
kegiatan beserta data warga yang menjadi anggota POKLILI di Griya
Lembah.
28
Husaini Usman & Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial Edisi Kedua,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008) h.52 29
Ibid, h.69
26
c. Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara
langsung.30
Teknik wawancara merupakan teknik yang dapat membantu
dalam melengkapi pengumpulan data yang tidak diungkapkan oleh
teknik observasi. Teknik ini dilakukan dengan langsung mewawancarai
warga Griya Lembah.
Indikator wawancara meliputi:
1. Penerapan green waste dalam green lifestyle di Griya
Lembah Depok
2. Partisipasi green community dalam penerapan green
lifestyle
Penentuan informan penelitian dalam penelitian ini menggunakan
teknik purposive yaitu informan penelitian dipilih berdasarkan
pertimbangan , kriteria atau ciri-ciri yang ditetapkan berdasarkan tujuan
penelitian. Adapun kriteria yang digunakan untuk menetapkan informan
penelitian adalah pihak yang memiliki kompetensi dan kewenangan
memberikan informasi yang relevan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, subjek dari penelitian ini
adalah :
a. Masyarakat atau warga perumahan Griya Lembah yang beralamat
Kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya Kota Depok Provinsi
Jawa Barat. Yang akan di wawancara 10 orang dari RT 03.
b. Anggota POKLILI di Perumahan Griya Lembah, di pilih sebagai
informan penelitian kerena mereka yang berperan serta dalam
pengelolaan sampah di Perumahan Griya Lembah. Yang akan di
wawancari kurang lebih 10 orang anggota dari POKLILI di
perumahan Griya Lembah.
30
Ibid, h. 55
27
2. Pengolahan Data
Setelah data dikumpulkan, selanjutnya perlu diikuti kegiatan
pengolahan data. Pengolahan data mencakup kegiatan31
:
a. Penyusunan data
Data yang sudah ada perlu dikumpulkan semua agar mudah untuk
mengecek apakah semua data yang dibutuhkan sudah terekap semua.
b. Klasifikasi data
Klasifikasi data merupakan usaha menggolongkan atau
mengelompokkan dan memilah data berdasarkan pada klasifikasi
tertentu yang telah dibuat atau ditentukan oleh peneliti.
c. Manipulasi data
Mengadakan manipulasi terhadap data mentah berarti mengubah data
mentah tersebut dari bentuk awalnya menjadi suatu bentuk yang dapat
dengan mudah memperlihatkan hubungan-hubungan antara fenomena.
d. Interpretasi data
Peneliti meginterpretasikan hasil analisis akhirnya dan menarik suatu
kesimpulan yang berisikan intisari dari seluruh rangkaian penelitian
dan membuat rekomendasinya. Interpretasi data merupakan upaya
untuk memperoleh arti dan makna yang lebih mendalam dan luas
terhadap hasil penelitian yang sedang dilakukan.32
D. Instrumen Penelitian
1. Pedoman Observasi
Tabel 3.2 Pedoman Observasi
31
http://diachs-an-nur.blogspot.com/2012/05/teknik-pengolahan-data.html 32
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung: PT. Remaja Rosadakarya, 2009) h.151
No Data yang Diperlukan Objek yang Diamati
1 Kondisi kebersihan
lingkungan
Jalan umum dan saluran air
2 Lubang biopori Beberapa rumah di RT 03
28
2. Pedoman Dokumentasi
Tabel 3.3 Pedoman Dokumentasi
No Data yang Diperlukan Dokumen yang Dibutuhkan
1 Kependudukan Monografi
2 Harga sampah Daftar harga sampah di POKLILI
3 Struktur Organisasi
POKLILI
Struktur kepengurusan POKLILI
3. Pedoman Wawancara
Tabel 3.4 Pedoman Wawancara
No Aspek Indikator
1 Green lifestyle Pemahaman warga tentang green
lifestyle
Perilaku green lifestyle warga Griya
Lembah
Cara warga menerapkan green lifestyle
Peran POKLILI mengajak masyarakat
menerapkan green lifestyle
3 Area penghijauan Taman dan pekarangan rumah
4 Agenda komunitas Program kerja POKLILI
5 Partisipasi warga Kegiatan warga saat agenda rutin POKLILI
6 Pengelolaan sampah Cara warga mengelola sampah rumah
tangga sebelum dibuang
7 Pemilahan Sampah Sampah rumah tangga yang dibuang warga
8 Pengolahan dan
pemanfaatan sampah
kertas, sampah plastik,
dan sisa makanan
Sampah kertas, sampah plastik, dan sisa
makanan
29
2 Peran green
community
Latar belakang keikut sertaan
Efektivitas kegiatan hijau POKLILI
Program yang dinilai sukses di Griya
Lembah
Program kerja POKLILI
Sistem pembagian kerja POKLILI
Cara POKLILI mengajak warga
mengikuti kegiatan yang diadakan
Hambatan selama POKLILI berdiri
3 Green waste Perlakuan warga terhadap sampah
dirumah
Pemilahan sampah sebelum dibuang
Cara mengurangi dan mengelola
sampah plastic
Cara mengelola sampah sisa makanan
Cara POKLILI mengelola sampah
yang dihasilkan warga Griya Lembah
E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data.
Teknik keabsahan data merupakan teknik yang digunakan untuk
memeriksa dan membandingkan keabsahan data. Berikut langkah-langkah
untuk menguji keabsahan dari hasil analisis penelitian ini:33
1. Creadibility
Creadibility atau Kredibilitas dimaksudkan untuk merangkum
bahasan menyangkut kualitas penelitian kualitatif. Kredibilitas terletak
pada keberhasilanya dalam mengeksplorasi masalah atau
mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang
kompleks. Uji kredibilitas antara lain dilakukan dengan:
33
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D,( Bandung: Alfabeta, 2012) h.368-378
30
1. Perpanjangan pengamatan
Peneliti melakukan kembali pengamatan dan mewawancarai kembali
narasumber yang pernah ditemui. Dengan perpanjangan pengamatan
ini berarti hubungan peneliti dengan narasumber akan semakin akrab
sehingga tidak ada jarak lagi dan semakin terbuka, dan tak ada
informasi lagi yang ditutup-tutupi.
2. Peningkatan ketekunan dalam penelitian
Berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan
berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan
urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.
3. Triangulasi
Diartikan sebagai pengecekan dari berbagai sumber dengan berbagai
cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat traingulasi
sumber , triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu
1. Triangulasi sumber
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan mengecek
data yang diperoleh melalui berbagai sumber
2. Triangulasi teknik
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda.
3. Triangulasi waktu
Dalam menguji kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara
melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi, atau
teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.
4. Menggunakan bahan referensi
Yang dimaksud dengan bahan referensi disini adalah adanya
pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh
peneliti.
31
5. Analisis kasus negatif
Peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan
data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau
bertentangan dengan data yang ditemukan, maka peneliti mungkin
akan merubah temuannya. Hal ini sangat bergantung seberapa besar
kasus negative yang muncul tersebut.
6. Member check
Adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada
pemberi data.
2. Transferability atau transferbiliti (keteralihan) pada dasarnya merupakan
validitas eksternal pada penelitian kualitatif. Validitas eksternal
menunjukan derajad ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian
ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Nilai ransfer ini berkaitan
dengan dengan pertanyaan hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan
atau digunakan dalam situasi lain. Oleh karena itu supaya orang lain
dapat memahami hasil penelitian sehingga ada kemungkinan untuk
menerapkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti dalam membuat
laporannya harus memberikan uraian yang jelas, rinci, jelas, sistematis
dan dapat dipercaya.
3. Dependability
Dalam penelitian kualitatif dependability disebut reliabilitas. Suatu
penelitain dikatakan reliable adalah apabila orang lain dapat mengulangi
atau mereplikasi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif,
uji dependabilitas dilakukan dengan melakukan audit terhadap
keseluruhan proses penelitian.
4. Konfirmabillity
Dalam penelitian kualitatif uji konfirmabillity mirip dengan uji
dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan.
Menguji konfirmabillity berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan
proses yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar
32
konfirmabillity. dalam penelitian jangan sampai proses tidak ada tetapi
hasilnya ada.
F. Analisis Data
Dalam proses analisis data, ada beberapa langkah pokok yang harus
dilakukan yaitu:
1. Tahap persiapan
Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada tahap persiapan ini adalah:
a. Mengecek nama dan kelengkapan identitas dan kelengkapan identitas
pengisi.
b. Memeriksa dan mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa
isiinstrument pengumpulan data (termasuk pula kelengkapan lembaran
instrumen barangkali ada yang terlepas atau sobek).
c. Mengecek macam-macam isian data34
.
2. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti
untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila
diperlukan35
.
Data yang diperoleh merupakan data terkait penerapan green
lifestyle di Griya Lembah, kemudian disederhanakan dan disajikan dengan
memilih data yang relevan, kemudian menitik beratkan pada data yang
34Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian,(Malang: UIN Malang Press, 2008) h.131
35 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D,( Bandung: Alfabeta, 2012)h.338
33
paling relevan, selanjutnya mengarahkan data pada pemecahan masalah
dan memilih data yang dapat menjawab permasalahan penelitian. Reduksi
data berlangsung terus menerus selama proses penelitian berlangsung dan
berlanjut terus sesudah penelitian lapangan, sampai laporan akhir lengkap
tersusun.
3. Penyajian Data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk
tabel, grafik, pie chard, pictogram, dan sejenisnya. Melalui penyajian data
tersebut maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan
sehingga akan semakin mudah dipahami36
.
4. Penarikan kesimpulan dan verifikasi
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung
pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel37
.
Kesimpulan penelitian dilakukan dengan melihat hasil reduksi data
dan tetap mengacu pada perumusan masalah serta tujuan yang hendak
dicapai. Data yang telah tersusun tersebut dihubungkan dan dibandingkan
antara satu dengan yang lainya sehingga muda ditarik kesimpulan sebagai
jawaban dari setiap permsalahan yang ada.
36
Ibid. h.341 37
Ibid. h. 345
34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Pada penelitian ini akan dipaparkan fokus dari penelitian ini yaitu
penerapan green lifestyle warga Griya Lembah di RT 03 RW 024 Kelurahan
Abadijaya Kecamatan Sukmajaya Depok Jawa Barat. Dimana penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
1. Kondisi Daerah Penelitian
a. Letak Geografis
Griya Lembah terletak di Kelurahan Abadijaya, Kecamatan
Sukmajaya, Depok, Jawa Barat. Kelurahan Abadijaya memiliki luas
wilayah 237 Ha dan terletak pada koordinat 6o14’17’’LS dan
106o50’8’’ BT. Batas wilayah Kelurahan Abadijaya sebagai berikut:
Skala
1:150.000
LOKASI
PENELITIAN
U
35
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Baktijaya
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Keluahan Sukmajaya
3. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Mekarjaya
4. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Cisalak
b. Kondisi Iklim
Kelurahan Abadijaya terletak 50 m diatas permukaan laut.
Banyaknya curah hujan di Kelurahan Abadijaya 240 mm/tahun. Suhu
udara rata-rata berkisar 32°C.
c. Kondisi Geologi dan Geomorfologi
Sebagian besar wilayah Kelurahan Abadijaya memiliki kemiringan
lereng kurang dari 15%. Bentuk kemiringan lereng wilayah tersebut
sangat menentukan jenis penggunaan lahan, intensitas penggunaan
lahan, dan kepadatan bangunan. Wilayah dengan kemiringan datar
hingga sedang digunakan untuk berbagai macam keperluan
khususnya pemukiman, industri, dan pertanian.
Berdasarkan atas elevasi atau ketinggian garis kontur, maka
bentang alam dari selatan ke utara merupakan daerah dataran rendah –
perbukitan bergelombang lemah, dengan elevasi antara 50-140 meter
di atas permukaan laut
Struktur geologi didaerah ini merupakan lapisan horizontal atau
sayap lipatan dengan kemiringan lapisan yang hampir datar, serta
sesar mendatar yang diperkirakan berarah utara.38
d. Kondisi Kependudukan
a) Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan data yang diperoleh dari monografi Kelurahan
Abadijaya, kondisi kependudukan berdasarkan jenis kelamin
seperti terlihat pada tabel 4.1
38
http://www.damandiri.or.id/file/ronilaipbbab4.pdf
36
Tabel 4.1 Kondisi kependudukan berdasarkan jenis kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Presentase
1 Laki-laki 24.386 orang 49.8%
2 Perempuan 24.661orang 50.2%
TOTAL 49.047 orang 100%
Sumber: Data monografi Kelurahan Abadijaya tahun 2013.
Jumlah penduduk perempuan di Kelurahan Abadijaya lebih
banyak dibandingkan jumlah laki-laki. Data ini selaras dengan
yang ditemukan di lapangan bahwa jumlah masyarakat yang
menjadi anggota POKLILI mayoritas adalah perempuan.
b) Berdasarkan Komposisi Umur
Berdasarkan data yang diperoleh dari monografi Kelurahan
Abadijaya, kondisi kependudukan berdasarkan komposisi umur
seperti terlihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Kondisi kependudukan berdasarkan komposisi umur
No Usia Jumlah Presentase
1 0-5 tahun 2.449 orang 5%
2 6-16 tahun 5.380 orang 11%
3 17-25 tahun 8.984 orang 19%
4 26-55 tahun 23.182 orang 47%
5 56 Keatas 9.052 orang 18%
TOTAL 49.047 orang 100%
Sumber: Data monografi Kelurahan Abadijaya tahun 2013.
Jumlah penduduk di Kelurahan Abadijaya banyak terdapat
diusia produktif antara 26-55 tahun. Menyusul kemudian usia 56
tahun keatas. Sementara rata-rata usia anggota POKLILI berkisar
dari 22 tahun hingga 60 tahun.
37
c) Berdasarkan Kelompok Tenaga Kerja
Berdasarkan data yang diperoleh dari monografi Kelurahan
Abadijaya, kondisi kependudukan berdasarkan kelompok tenaga
kerja seperti terlihat pada tabel 4.3
Tabel 4.3 Kondisi kependudukan berdasarkan
kelompok tenaga kerja
No Usia Jumlah Presentase
1 10-14 tahun 254 orang 0.5%
2 15-19 tahun 1.340 orang 3%
3 20-26 tahun 14.158 orang 29%
4 27-40 tahun 21.750 orang 44%
5 41-56 tahun 9.376 orang 19%
6 57 Keatas 2.169 orang 4.5%
TOTAL 49.047 orang 100%
Sumber: Data monografi Kelurahan Abadijaya tahun 2013.
Anggota POKLILI banyak terdapat pada usia kelompok
tanga kerja usia 20-26 tahun, 27-40 tahun, 41-56 tahun, dan 57
keatas. Dan responden yang digunakan dalam penelitian ini
banyak terdapat di keempat kelompok tenaga kerja tersebut
d) Berdasarkan Mata Pencaharian
Berdasarkan data yang diperoleh dari monografi Kelurahan
Abadijaya, kondisi kependudukan berdasarkan mata pencaharian
seperti terlihat pada tabel 4.
Tabel 4.4 Kondisi Kependudukan berdasarkan mata pencaharian
No Mata Pencaharian Jumlah Presentase
1 PNS 1.226 orang 4%
2 ABRI 1.005 orang 3.5%
38
3 Pegawai swasta 4.531 orang 16%
4 Wiraswata / pedagang 9.809 orang 34%
5 Pensiunan 7.357 orang 25.5%
6 Jasa 4.905 orang 17%
TOTAL 28.883 orang 100%
Sumber: Data monografi Kelurahan Abadijaya tahun 2013.
Data ini sama dengan yang ditemukan saat penelitian
berlangsung yaitu kebanyakan anggota POKLILI dan responden
penelitian ini berpropesi sebagai ibu rumah tangga. Dan
mayoritas diantaranya adalah pensiunan.
e) Berdasarkan Agama / Kepercayaan yang Dianut
Berdasarkan data yang diperoleh dari monografi Kelurahan
Abadijaya, kondisi kependudukan berdasarkan kepercayaan yang
dianut seperti terlihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Kondisi kependudukan berdasarkan
agama/kepercayaan yang dianut
No Agama / Kepercayaan Jumlah Presentase
1 Islam 43.218 oarang 89%
2 Kristen 2.492 orang 6%
3 Katolik 1.695 orang 3.5%
4 Hindu 171 orang 0.5%
5 Budha 471 orang 1%
6 Penganut/penghayat
kepercayaan terhadap
Tuhan YME
- orang 0%
TOTAL 49.047 orang 100%
Sumber: Data monografi Kelurahan Abadijaya tahun 2013.
Berdasarkan hasil wawancara dengan anggota POKLILI
dan masyarakat Griya Lembah mayoritas responden dan anggota
39
POKLILI menganut agama islam. Data ini sama dengan yang
ada pada monografi Kelurahan Abadijaya.
f) Berdasarkan Pendidikan
Berdasarkan data yang diperoleh dari monografi Kelurahan
Abadijaya, kondisi kependudukan berdasarkan pendidikan adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.6 Kondisi kependudukan berdasarkan pendidikan
No Pendidikan Jumlah Presentase
1 TK/RA 13.488 orang 27.5%
2 SD/MI 7.602 orang 15.5%
3 SLTP/MTs 7.357 orang 15%
4 SLTA/MA 12.262 orang 25%
5 Akademi (D1-D3) 4.905 orang 10%
6 Sarjana (S1-S3) 3.473 orang 7%
TOTAL 49.047 orang 100%
Sumber: Data monografi Kelurahan Abadijaya tahun 2013.
Anggota POKLILI memiliki latar belakang pendidikan
yang bermacam-macam. Namun mayoritas pengurus dan anggota
POKLILI memiliki latar pendidikan Sarjana.
2. Penerapan green waste dalam green lifestyle di Griya Lembah Depok
a. Pemahaman tentang Green Lifestyle
Pemahaman warga mengenai konsep green lifestyle atau gaya
hidup hijau masih sangat minim. Sebagian besar responden
memahami apa itu green lifestyle walaupun masih dalam konsep yang
sangat sederhana, yaitu gaya hidup yang bersahabat dengan
lingkungan, gaya hidup yang peduli terhadap lingkungan dan gaya
hidup yang ramah lingkungan. Hal ini diperkuat dengan pernyataan
40
dari Ibu Lucy saat wawancara ketika ditanya apa yang beliau ketahui
mengenai green lifestyle. dan Ibu Lucy menjawab bahwa green
lifestyle adalah sebuah pilihan gaya hidup seseorang yang peduli
terhadap lingkungan dengan menjadikan alam sebagai sahabat39
.
Perilaku peduli terhadap lingkungan ini terlihat saat peneliti
melakukan observasi, dimana warga yang tinggal di lingkungan Griya
Lembah merawat dengan baik lingkungannya. Karena perumahan ini
terlihat bersih meskipun masih ada beberapa sampah yang terlihat
berterbangan tertiup angin. Adanya upaya warga menanam tanaman
di pot yang digantung di halaman rumah dan terdapatnya taman yang
ada di depan pintu masuk perumahan juga menunjukan bahwa area
penghijauan menjadi salah satu bentuk nyata kepedulian warga Griya
Lembah Depok terhadap lingkungan40
.
Hanya sedikit responden yang benar-benar paham dengan
konsep green lifestyle dan mengerti cara mengimplementasikannya
dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang dituturkan oleh Bu Rita
saat wawancara pada hari Jumat 10 Oktober 2014 di sekretariat
POKLILI, yang mengatakan pemilahan sampah dirumahnya adalah
wujud dari kegiatan green lifestyle dalam kesehariannya. Karena
dengan memilah sampah artinya sudah ada upaya untuk
meminimalisir sampah yang terbuang percuma begitu saja.
b. Pola perilaku warga yang mencerminkan green lifestyle
Hampir sebagian besar responden merasa sudah menerapkan
green lifestyle dalam aktifitasnya sehari-hari meskipun belum secara
keseluruhan. Fokus penerapan green lifestyle sebagian besar
responden memang terletak pada pengelolaan sampah rumah tangga
yang dihasilkan. Selaras dengan pernyataan dari Ibu Suhaimi saat
39
Wawancara dengan Lucy, tanggal 10 Oktober 2014 di Bank Sampah POKLILI, Griya
Lembah Depok 40
Hasil Observasi tanggal 3 Oktober 2014
41
wawancara yang mengatakan dirinya menerapkan gaya hidup hijau
(green lifestyle) baru sebatas pada mengumpulkan sampah plastik
untuk kemudian disetor ke Bank sampah41
.
Namun berdasarkan hasil observasi, setiap rumah juga
memanfaatkan pekarangan rumahnya sebagai area penghijauan meski
hanya dengan menanam tanam dalam pot gantung, dan kondisi
saluran air yang mengalir tidak tergenang oleh sampah. Hal ini
membuktikan bahwa bahwa pola perilaku sebagian besar responden
sudah menuju ke arah green lifestyle. Dan hanya sebagian kecil
responden yang merasa tidak menerapkan gaya hidup hijau atau green
lifestyle dalam kehidupan sehari-harinya.
c. Cara menerapkan green lifestyle
Cara setiap responden menerapkan green lifestyle dalam
kesehariannya sangat beragam. Hampir keseluruhan dari responden
yang di wawancarai melakukan pemilahan sampah sebagai langkah
sederhana dalam menerapkan green lifestyle di rumah. Sampah yang
dipilah tersebut biasanya dipilah berdasarkan sampah organik dan non
organik. Sebagian besar responden juga memberikan jawaban
tambahan, selain memilah sampah sebelum dibuang mereka juga
memasak makanan sendiri sebagai langkah menerapkan green lifestyle
dirumah.
Seperti yang dituturkan Ibu Joice ketika wawancara saat
ditanya bagaimana cara menerapkan green lifestyle dalam
kesehariannya, Bu Joice menjelaskan untuk menerapkan green lifestyle
dalam kesehariannya Bu Joice selalu membiasakan suami dan anak-
anaknya untuk membawa botol air minum saat ke kantor dan ke
sekolah. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi penggunaan sampah
41
Wawancara dengan Suhaimi, tanggal 10 Oktober 2014 di Bank Sampah POKLILI,
Griya Lembah Depok
42
plastik jika membeli air kemasan dalam botol. Bu Joice juga
mengatakan bahwa dirinya membiasakan untuk memasak sendiri, agar
makanan yang di konsumsi keluarganya terjamin kualitas, kebersihan
dan kesehatannya42
.
Sebagian sisanya memilih cara yang lain dalam menerapkan
green lifestyle dalam kesehariannya. Seperti Bapak Muhasan yang
menerapkan pengurangan sampah plastik sebagai cara untuk
menerapkan green lifestyle. hal ini dilakukan dengan cara memilih
kemasan refill saat berbelanja agar sampah yang dihasilkan lebih
sedikit43
.
d. Keikutsertaan sebagai anggota POKLILI
Hampir seluruh responden terdaftar sebagai anggota dari
POKLILI. Hanya sebagian kecil responden yang tidak terdaftar
sebagai anggota. Latar belakang keikutsertaan setiap responden
berbeda-beda. Sebagian responden ikut sebagai anggota POKLILI
karena ingin memanfaatkan sampah yang mereka hasilkan setiap
harinya, terutama sampah plastik. Hal ini terlihat saat peneliti
melakukan Observasi pada hari Jumat tanggal 3 Oktober 2014 dimana
warga terlihat membawa banyak sampah ke sekretariat POKLILI
untuk melakukan penyetoran dan penimbangan sampah yang mereka
kumpulkan. Setelah sampah-sampah tersebut ditimbang, kemudian
dicatat jumlah dan harga dari sampah yang mereka setor44
. Sehingga
sampah tersebut bisa bermanfaat dan memberikan nilai ekonomis bagi
anggota POKLILI.
Sebagian lagi mengatakan latar belakang keikutsertaan mereka
sebagai anggota POKLILI berawal dari rasa kepedulian terhadap
42
Wawancara dengan Joice, tanggal 10 Oktober 2014 di Bank Sampah POKLILI, Griya
Lembah Depok 43
Wawancara dengan Muhasan, tanggal 10 Oktober 2014 di Bank Sampah POKLILI,
Griya Lembah Depok 44
Hasil Observasi tanggal 3 Oktober 2014
43
lingkungan mereka. Ada rasa kekhawatiran melihat lingkungan mereka
penuh dengan sampah yang berserakan. Seperti yang dikatakan oleh
Ibu Yuni saat wawancara, keikutsertaannya sebagai anggota POKLILI
di latar belakangi oleh adanya Tempat Pembuangan Sampah
Sementara di depan Kompleks perumahan Griya Lembah Depok yang
menimbulkan bau yang tidak enak. Berawal dari hal tersebut muncul
lah pemikiran bagaimana caranya sampah-sampah tersebut tidak lagi
terbuang percuma begitu saja dan justru bisa memberikan manfaat bagi
warga Griya Lembah45
.
Hanya sedikit sekali responden yang tidak terdaftar sebagai
anggota POKLILI. Responden tersebut merasa mengikuti kegiatan-
kegiatan yang diadakan POKLILI hanya membuang-buang waktu saja.
e. Efektivitas kegiatan hijau yang dilaksanakan POKLILI
Seluruh responden mengatakan bahwa kegiatan hijau yang
dilaksanakan oleh POKLILI sangat efektif membuat lingkungan
mereka menjadi bersih dan bebas dari sampah yang berserakan.
Karena sampah bukan lagi benda yang tidak bermanfaat, tapi kini
sampah bisa dimanfaatkan dengan baik Hal ini diperkuat dengan
pernyataan Bapak Muhasan saat wawancara yang mengatakan bahwa
lingkungannya menjadi bebas dari sampah karena sampah yang
sebelumnya hanya dibuang kini bisa dimanfaatkan dengan disetor ke
Bank sampah. Kesuksesan POKLILI dengan program Bank sampah di
RT 03 RW 024, membuat munculnya kebijakan yang mewajibkan
untuk setiap RT minimal setiap RW memiliki Bank sampah untuk
mengelola sampah yang dihasilkan warga46
.
45
Wawancara dengan Yuni, tanggal 10 Oktober 2014 di Bank Sampah POKLILI, Griya
Lembah Depok 46
Wawancara dengan Muhasan, tanggal 10 Oktober 2014 di Bank Sampah POKLILI,
Griya Lembah Depok
44
Selain itu kini masyarakat juga mulai memiliki kepedulian
terhadap lingkungan tempat tinggalnya. Awal berjalannya kegiatan
POKLILI banyak warga yang acuh terhadap kegiatan yang diadakan
namun sekarang justru warga yang sebelumnya acuh terhadap kegiatan
POKLILI kini menjadi anggota dan rutin menyetorkan sampahnya di
Bank sampah POKLILI. Seperti yang diceritakan Ibu Rianti saat
wawancara, dulunya ada tetangganya yang mengejeknya saat
mengumpulkan sampah-sampah plastik di sekitaran rumah. Namun
sikap tetangganya tersebut berubah semenjak mengetahui sampah yang
dikumpulkan Ibu Rianti menghasilkan rupiah setelah disetor ke Bank
sampah POKLILI. Kini orang tersebut telah terdaftar sebagai anggota
POKLILI dan aktif sampai sekarang dalam melakukan penyetoran
sampah47
.
f. Program POKLILI
Seluruh responden menilai Bank sampah dan kegiatan daur
ulang sebagai program POKLILI yang sukses membuat lingkungan
mereka menjadi lingkungan hijau. Program bank sampah memberikan
banyak manfaat bagi anggota POKLILI. Seperti penyetoran sampah
yang dilakukan anggota setiap hari Jumat. Penyetoran sampah plastik
tersebut membuat sampah warga dapat dimanfaatkan dengan baik.
Selain itu penyetoran sampah juga memberikan tambahan penghasilan
bagi setiap anggota yang menyetorkan sampahnya. Berdasarkan hasil
observasi, banyaknya uang yang diterima bergantung pada jumlah dan
jenis sampah yang disetorkan48
.
Berikut harga sampah yang disetorkan berdasarkan dokumen
yang diperoleh dari pengurus POKLILI49
.
47
Wawancara dengan Rianti, tanggal 10 Oktober 2014 di Bank Sampah POKLILI, Griya Lembah
Depok 48
Hasil Observasi tanggal 3 Oktober 2014 49
Dokumentasi harga sampah di Bank sampah POKLILI tahun 2013-2014
45
Tabel 4.7 Daftar harga sampah di Bank Sampah POKLILI
No Jenis Sampah Harga (Rp)
1 Kardus 4.000/kg
2 HVS 1.000-1.500/kg
3 Buku/majalah 600-800/kg
4 Duplek 400/kg
5 Koran 1.000-1.300/kg
6 Plastik putih PET 2.800-3.500/kg
7 Plastik PET warna 1.700/kg
8 Plastik mainan 2.500-2.700/kg
9 Plastik campur 1.500/kg
10 LD/Tutup botol plastic 3.000-3.500/kg
11 PS/Tutup mika 3.000-3.500/kg
12 PPC 400/kg
13 Gelas A 5.000-5.500/kg
14 Gelas B 3.000-3.500/kg
15 Kaleng 1.500/kg
16 Besi 2.800-3.500/kg
17 Kabin 1.800-2.200/kg
18 Rongsok/soft drink 7.000-8.000/kg
19 Aki 5.000-6.000/kg
20 Alumunium 8.000-10.000/kg
21 Tembaga 40.000-50.000/kg
22 Botol sirup 100/buah
23 Botol kecap 200-400/buah
24 Botol bir 300-400/buah
25 Botol timbang 100/kg
26 Assoy 400-600/kg
27 B.Plastik P.kerajinan 1.000/kg
Sumber: Dokumentasi harga sampah di Bank sampah POKLILI
46
Saat diwawancarai, Bu Iis sebagai salah satu responden
menjelaskan bahwa Bank sampah membawa banyak keuntungan bagi
masyarakat. Selain yang utama bisa memanfaatkan sampah dengan
bonus mendapatkan tambahan penghasilan, juga lingkungan mereka
kini terbebas dari sampah dan pemulung, karena warga lebih memilih
menyetorkan sampahnya ke Bank sampah dibandingkan membuang
sampah mereka secara percuma50
.
Seluruh responden juga berpendapat bahwa kegiatan daur
ulang sampah plastik juga merupakan program yang sukses mengubah
lingkungan mereka. Berdasarkan hasil observasi peneliti, kegiatan daur
ulang ini mendapatkan bahan baku kerajinan tangan daur ulangnya
dari Bank sampah POKLILI. Sampah-sampah plastik tersebut diubah
menjadi benda-benda hasil kerajinan tangan seperti tas, dompet, hiasan
rumah dan taplak meja yang kemudian dijual di sekretariat POKLILI51
.
Harga setiap kerajinan bervariasi tergantung lama pengerjaan dan
tingkat kesulitan. Kisaran harga jual hasil kerajinan daur ulang sampah
organik ini dari Rp 5.000,- hingga Rp 150.000,-.
g. Perlakuan terhadap sampah
Berdasarkan hasil wawancara, keseluruhan responden
melakukan pemilahan terhadap sampah yang ada di rumah mereka.
Pemilahan ini memisahkan antara sampah basah dan sampah kering
atau sampah organik dan non organik. Seperti yang dijelaskan oleh ibu
Purwanto saat wawancara, sampah dirumahnya dipisah antara sampah
organik dan sampah non organik. Sampah non organik yang sudah
dipisahkan biasanya akan diangkut oleh petugas kebersihan setiap hari
Senin, Rabu, dan Jumat atau dibuat kompos cair menggunakan
komposter takakura mini. Sedangkan sampah plastik akan
50
Wawancara dengan Iis, tanggal 10 Oktober 2014 di Bank sampah POKLILI, Griya
Lembah Depok 51
Hasil Observasi tanggal 3 Oktober 2014
47
dikumpulkan untuk kemudian disetor ke Bank sampah pada hari
Jumat52
. Sementara sebagian kecil responden tidak melakukan apapun
terhadap sampahnya. Sampahnya langsung dibuang tanpa dilakukan
pemilahan dahulu sebelum dibuang.
h. Pengelolaan sampah plastik
Hampir seluruh responden melakukan pengelolaan sampah
plastik miliknya hanya terbatas pada mengumpulkan sampah plastik
dan kemudian disetor ke Bank sampah. Mereka tidak mengolah
sampah plastik mereka menjadi barang kerajinan atau tidak melakukan
recycle (daur ulang) terhadap sampah plastik yang mereka pilah. Hal
ini diperkuat dengan pernyataan Ibu Pur yang menjelaskan bahwa
tidak semua anggota POKLILI melakukan kegiatan recycle. Kegiatan
recycle lebih banyak dilakukan oleh para pengurus POKLILI.
Sementara anggota biasanya hanya menyetor sampah setiap hari
Jumat.
Didalam pengelolaan sampah plastik, pengurangan timbulan
sampah juga termasuk didalamnya. Hanya sebagian kecil responden
yang berupaya untuk mengurangi penggunan plastik dengan memilih
kemasan refill, membawa botol minum sendiri, dan mengurangi
penggunaan kemasan pembungkus plastik seperti kantong kresek.
Sisanya langsung membuang sampah yang ada begitu saja.
i. Pengelolaan sampah sisa makanan
Sebagian kecil responden mengelola sampah sisa makanan
yang mereka hasilkan dengan membuat kompos cair menggunakan
komposter takakura. Dijelaskan oleh Ibu Purwanto, komposter
takakura ini dulunya dibagi-bagikan kepada warga secara gratis oleh
Ibu Yuni untuk membuat kompos cair dari sampah sisa makanan
52
Wawancara dengan Purwanto, tanggal 10 Oktober 2014 di Bank sampah POKLILI,
Griya Lembah Depok
48
dirumah. Namun sekarang warga sudah tidak lagi membuat kompos
cair dari sampah sisa makanan. Karena POKLILI berkerjasama dengan
Walikota Depok untuk mengangkut sampah-sampah tersebut ke TPS
Merdeka untuk dijadikan kompos dan biogas secara masal53
.
Sehingga sebagian besar responden hanya membuangnya
begitu saja untuk diangkut ke TPS Merdeka. Jadwal pengangkutan
sampah ini setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat. Berdasarkan hasil
wawancara sebagian kecil sisa responden memanfaatkan sampah sisa
makanan mereka sebagai makanan ayam. Seperti yang dilakukan oleh
Bapak Muhasan dan Ibu Suhaimi.
3. Partisipasi green community dalam penerapan green lifestyle
a. Latar belakang keikutsertaan sebagai anggota POKLILI
Latar belakang keikutsertaan sebagian responden berangkat
dari sebuah keprihatinan terhadap kondisi lingkungan mereka yang
dulunya jauh dari kata bersih. Selain itu begitu banyak sampah yang
berserakan dijalan-jalan juga di sekitar rumah warga. Salah satu
responden tersebut adalah Bu Ani. Saat wawancara Bu Ani
menjelaskan bahwa keputusannya untuk bergabung dengan POKLILI
bermula saat melihat berita di televisi mengenai longsor sampah yang
terjadi di TPA Leuwigajah Bandung. Melihat hal tersebut tergeraklah
untuk membenahi lingkungannya agar tidak terjadi hal serupa di
wilayahnya54
.
Hanya sebagian kecil reponden yang ikut sebagai anggota
POKLILI hanya karena senang bisa berkumpul dan bersosialisasi
dengan ibu-ibu penghuni Griya Lembah yang lainnya. Sementara
sebagian sisanya merasa tertarik untuk bergabung dengan POKLILI
karena mereka tergerak dengan kegiatan POKLILI dalam
53
Ibid 54
Wawancara dengan Ani, tanggal 10 Oktober 2014 di Rumah Ibu Ani Griya Lembah
Depok
49
memanfaatkan sampah melalui Bank sampah. Menyadari potensi
sampah yang tadinya hanya mereka buang saja, kini justru sampah
mereka memiliki manfaat dan bisa menambah penghasilan.
b. Agenda kerja POKLILI
Sebagian besar anggota POKLILI mengetahui agenda kerja dan
fokus kegiatan POKLILI. Seperti yang dijabarkan oleh Ibu Rumsinah
saat wawancara, bahwa agenda kerja POKLILI memang tidak tersusun
secara rinci dan sistematis. Namun secara garis besar agenda kerja saat
ini adalah Bank sampah, kegiatan daur ulang, dan edukasi ke sekolah-
sekolah di Depok mengenai pemanfaatan sampah. Selain itu POKLILI
juga memiliki agenda kerja yang berkerjasama dengan Walikota
Depok untuk pembuatan kompos dan biogas dari sampah basah
masyarakat Griya Lembah yang diangkut tiga kali dalam seminggu
untuk diolah di TPS Merdeka .
Sementara sebagian kecil responden mengatakan agenda kerja
POKLILI yang rutin dan mereka ketahui hanya penimbangan sampah
plastik yang dilakukan setiap hari jumat. Sejalan dengan hasil
observasi peneliti yang hanya melihat kegiatan penimbangan dan daur
ulang saja selama penelitian. Dan kegiatan daur ulang tersebut tidak
dilakukan oleh semua anggota POKLILI. Kebanyakan yang
melakukan daur ulang hanya pengurus POKLILI saja55
.
c. Sistem pembagian kerja POKLILI
Seluruh responden mengatakan sistem pembagian kerja di
POKLILI sesuai dengan struktur organisasi yang ada. Hanya saja
seluruh anggota juga harus memiliki kemampuan di bidang yang
lainnya. Berdasarkan keterangan dari Ibu Yeni Prasetyo saat
wawancara, POKLILI memiliki 9 pengurus organisasi yang terdiri
dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, 2 orang di bagian penimbangan,
55
Hasil Observasi tangal 3 Oktober 2014
50
Seksi Kerajinan, Seksi Pemasaran, Transportasi dan Humas. Berikut
bagan struktur kepengurusan POKLILI yang diperoleh dari dokumen
POKLILI56
.
Gambar 4.1. Struktur Kepengurusan POKLILI
Sumber: Dokumentasi kepengurusan POKLILI tahun 2013-2014
d. Cara POKLILI mengajak warga mengikuti kegiatan yang diadakan
Menurut sebagian besar responden, cara POKLILI dalam
mengajak warga untuk mengikuti kegiatan yang diadakan, dilakukan
melalui sosialisasi saat arisan RT. Hal ini diperkuat dengan penjelasan
Ibu Yeni Prasetyo saat wawancara bahwa sosialisasi ini dilakukan
dengan menjelaskan apa saja yang dilakukan POKLILI dalam
kegiatannya. Agar lebih menarik POKLILI menjelaskan hal-hal
56
Dokumentasi struktur kepengurusan POKLILI tahun 2013-2014
KETUA
Djuniawan Wanitarti
HUMAS
Yuli
TRANSPORTASI
Nunik
PEMASARAN
Suwati
KERAJINAN
Muswarini
BENDAHARA
Yenny
SEKRETARIS
Ririn
PENIMBANGAN
Iis
PENIMBANGAN
Rumsinah
51
tersebut menggunakan media film karena dianggap lebih mudah
menarik perhatian orang57
.
Ditambahkan oleh Ibu Rosida setiap setahun sekali POKLILI
mengadakan piknik bersama dengan warga Griya Lembah. Acara ini
dimaksudkan untuk menjalin kedekatan antar warganya. Selain itu
didalamnya juga disisipkan kampanye kegiatan-kegiatan POKLILI
agar semakin banyak warga Griya Lembah yang mau ikut terlibat
dalam kegiatan yang diadakan58
.
Sisanya sebagian kecil responden mengatakan cara POKLILI
untuk mengajak warga ikut dalam kegiatan yang diadakan hanya dari
mulut ke mulut saja.
e. Cara POKLILI mengelola sampah yang dihasilkan warga Griya
Lembah
Seluruh responden mengatakan bahwa POKLILI hanya
mengelola sampah plastik yang disetor anggota POKLILI setiap hari
jumat. Sampah plastik tersebut kemudian dipilah lagi. Dari hasil
pemilahan tersebut ada yang dijadikan sebagai bahan kerajinan daur
ulang, dan sisanya dijual ke pengepul sebagai income bagi nasabah
Bank sampah. Berdasarkan hasil observasi, untuk bahan baku
kerajinan sebelum diolah sampah plastik tersebut harus dicuci dulu
hingga bersih dan dikeringkan. Baru kemudian bisa dibuat sebagai
kerajinan tangan59
.
Sedangkah sampah basah atau sampah organik tidak dikelola
oleh POKLILI karena untuk sampah basah warga bisa membuat
kompos cair dengan media komposter takakura dirumah masing-
masing. Saat ini POKLILI sudah berkerjasama dengan walikota
57
Wawancara dengan Yeni Prasetyo, tanggal 10 Oktober 2014 58
Wawancara dengan Rosida, tangggal 10 Oktober 2014 di Bank Sampah POKLILI,
Griya Lembah Depok 59
Hasil observsi tanggal 3 Oktobber 2014
52
Depok untuk mengambil sampah basah warga Griya Lembah untuk
dijadikan kompos dan biogas di TPS Merdeka. Pengangkutan sampah
basah tersebut dilakukan tiga kali dalam satu minggu.
f. Program yang sukses diterapkan di Griya Lembah
Bank sampah adalah program yang dinilai oleh seluruh
responden sebagai program yang sukses diterapkan di Griya Lembah.
Bank sampah POKLILI dinilai sukses memecahkan permasalahan
sampah yang muncul di Griya Lembah dengan menjadikan sampah
sebagai benda yang bisa dimanfaatkan kembali dan bernilai
ekonomis.
Berdasarkan keterangan dari Ibu Ani saat wawancara, Bank
sampah POKLILI merupakan pionir Bank sampah di Kota Depok.
Bank sampah POKLILI sudah menjadi Bank sampah percontohan se-
Kota Depok. Selain itu Bank sampah POKLILI juga menginspirasi
RT yang lainnya untuk membentuk Bank-Bank sampah yang serupa
diwilayahnya. Sehingga muncul sebuah kebijakan baru bahwa setiap
RT minimal RW harus memiliki Bank sampah untuk menanggulangi
sampah yang dihasilkan warga60
.
g. Cara POKLILI menerapkan green lifestyle pada masyarakat Griya
Lembah
Hampir seluruh responden berpendapat bahwa cara POKLILI
menerapkan gaya hidup hijau atau green lifestyle pada masyarakat
Griya Lembah hanya sebatas mengajak kepada masyarakat untuk
peduli terhadap sampahnya dengan melakukan pemilahan sampah dan
pemanfaatan sampah. Sampah tersebut dipilah antara sampah organik
dan non organik atau sampah basah dan sampah kering.
60
Wawancara dengan Ani, tangal 10 Oktober 2014 di Bank Sampah POKLILI, Griya
Lembah Depok
53
Sementara sebagian kecil responden lainnya mengatakan cara
POKLILI menerapkan green lifestyle dengan memberikan contoh
kepada masyarakat agar ditiru. Hal ini diperkuat dengan pernyataan
dari Ibu Rum bahwa diawal berdirinya, POKLILI memberikan
ember-ember kecil kepada setiap rumah di Griya Lembah sebagai
komposter takakura untuk memanfaatkan sampah organik mereka61
.
Selain itu berdasarkan hasil observasi POKLILI juga
melakukan daur ulang sampah plastik menjadi kerajinan tangan yang
bernilai ekonomis.
h. Efektivitas POKLILI dalam menerapkan green lifestyle di Griya
Lembah
Seluruh responden menilai POKLILI suskses dan efektif
menerapkan green lifestyle di RT 03 Griya Lembah. Karena warga
Griya Lembah kini sudah lebih peduli terhadap lingkungannya. Hal
ini terlihat dari kondisi lingkungan saat dilakukan observasi. Kondisi
lingkungan yang bersih meskipun masih ada satu atau dua sampah
yang terlihat berterbangan karena tertiup angin. Selain itu juga
kondisi saluran air yang mengalir, tidak menggenang dan tidak ada
sampah di saluran air. Juga setiap rumah memiliki tanaman di dalam
pot gantung sebagai alternatif penghijauan di lahan yang sempit62
.
i. Kendala atau hambatan bagi POKLILI
Hambatan bagi POKLILI menurut sebagian besar responden
adalah masih kurangnya kesadaran dan kepedulian warga Griya
Lembah terhadap lingkungannya. Sehingga tidak semua warga yang
diajak untuk terlibat dalam kegiatan POKLILI mau turut serta dalam
kegiatan tersebut. Selain itu menurut Ibu Iis ada saja warga yang
merasa terganggu bahkan tidak suka dengan kegiatan yang dilakukan
61
Wawancara dengan Rumsinah, tanggal 10 Oktober 2014 di Bank Sampah POKLILI,
Griya Lembah Depok 62
Hasil observasi tanggal 3 Oktober 2014
54
oleh POKLILI. Ada yang menganggap kegiatan POKLILI yang
berkaitan dengan sampah ini akan menimbulkan bau yang tidak
sedap. Selain itu juga tidak semua warga peduli dengan sampahnya
dan mau memilah sampahnya sendiri sebelum dibuang63
.
Sebagian kecil responden mengatakan kendala bagi POKLILI
saat ini terletak pada minimnya waktu pertemuan bagi setiap anggota.
Karena waktu pertemuannya hanya sekali dalam seminggu. Selain itu
kesibukan ketua juga dinilai sebagai sebuah kendala yang
menyebabkan kurangnya koordinasi dengan pengurus POKLILI,
sehingga program yang berjalan hanya itu-itu saja. Hal ini juga
terlihat selama penelitian berlangsung, peneliti hanya bisa bertemu
dengan Ketua POKLILI sekali saja.
Sisanya megatakan tidak ada kendala bagi POKLILI karena
semua orang kini senang bisa memanfaatkan sampahnya dan
mendapatkan hasil uang dari sampah. Kini sampah bukan lagi benda
yang tak bisa terpakai. Sampah kini memiliki nilai guna dan nilai
ekonomis.
B. Pembahasan
Hasil penelitian diatas merupakan proses penelitian lapangan yang telah
dilakukan peneliti selama kurun waktu Juni-Oktober 2014 dengan
pemenuhan persyaratan administrasi penelitian dan pengurusan surat izin
penelitian. Dan penelitian ini mengunakan metode kualitatif dengan
pendekatan deskriptif tentang, bagaimana penerapaan green lifestyle di Griya
Lembah Kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya Depok Jawa Barat.
Dan berikut pembahasan yang akan diinterprestasikan sesuai instrumen
penelitian dan hasil penelitian lapangan.
63
Wawancara dengan Iis, tanggal 10 Oktober 2014 di Bank Sampah POKLILI, Griya
Lembah Depok
55
1. Penerapan green waste dalam green lifestyle di Griya Lembah Depok
Dalam pengelolaan sampah diperlukan kepastian hukum, kejelasan
tanggung jawab dan kewenangan Pemerintah, pemerintahan daerah, serta
peran masyarakat dan dunia usaha sehingga pengelolaan sampah dapat
berjalan secara proporsional, efektif, dan efisien. Hal tersebut menjadi
dasar pertimbangan bagi ditetapkannya Undang-Undang No. 18 tahun
2008 tentang Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah secara ramah lingkungan dilakukan sebagai
salah satu upaya menangani permasalahan timbulan sampah di Griya
Lembah. Menurut UU No.18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah
Pasal 1 Ayat 5, Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis,
menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan
penanganan sampah.
Kegiatan Penanganan timbulan sampah di Griya Lembah diterapkan
dengan pemilahan sampah rumah tangga. Pengelolaan sampah yang baik
adalah diawali dengan proses pemilahan sampah disumber, dimana
sebelumnya masyarakat diberikan sosialisasi tentang proses pemilahan
sampah disumber. Pemilahan sampah adalah suatu proses yang sangat
sederhana dimana timbulan sampah di rumah tangga harus dipilah antara
sampah organik dan non organik. Selain pemilahan disumber, proses
pengangkutan juga harus dilaksanakan secara periodik karena sampah
basah (organik) bersifat mudah busuk, khususnya bahan makanan yang
basah (misalnya sisa nasi, potongan daging, lemak, dll.
Pengangkutan timbulan sampah secara periodik adalah proses
pengangkutan sampah secara berkala dalam waktu yang tertentu dimana
sampah Organik harus diangkut maksimal setiap 2 hari dan sampah Non
Organik dapat diangkut setiap 3 sampai 4 hari. Dengan menggunakan alat
angkut/transportasi sampah yang memadai dan sesuai dengan persyaratan
dan kondisi wilayah serta akses jalan yang tersedia. Di Griya Lembah
56
sendiri pengangkutan sampah dilakukan tiga kali dalam seminggu oleh
motor gerobak sampah hasil sumbangan dari pemerintah.
Pengelolaan sampah didefinisikan adalah semua kegiatan yang
bersangkut paut dengan pengendalian timbulnya sampah, pengumpulan,
transfer dan transportasi, pengolahan dan pemrosesan akhir/pembuangan
sampah, dengan mempertimbangkan faktor kesehatan lingkungan,
ekonomi, teknologi, konservasi, estetika dan faktor-faktor lingkungan
lainnya yang erat kaitannya dengan respon masyarakat.
Kegiatan Penanganan sampah di Griya Lembah diterapkan dengan
pemilahan sampah. Karena setelah sampah dipilah akan memepermudah
proses pengolahan sampah tersebut. Hanya saja dalam upaya pengurangan
timbulan sampah hanya dilakukan oleh beberapa orang saja.
Menurut Amrizal Tanjung penanganan sampah rumah tangga bisa
dilakukan melalui beberapa hal berikut, yaitu:64
a. Komposting
Merupakan metode yang paling mudah untuk menangani sampah
organic rumah tangga menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat
b. 3R (Reuse, Reduce, Recycle)
Merupakan suatu metode yang memiliki beberapa opsi, yaitu:
1. Reuse, yaitu penggunaan kembali sampah yang masih dapat
digunakan dengan fungsi yang sama atau fungsi yang lain.
2. Reduce, yaitu mengurangi segala sesuatu yang dapat
menimbulkan sampah nantinya
3. Recycle, yaitu mengolah sampah menjadi produk baru
4. Waste to energy
Merupakan suatu metode penanganan sampah dengan menjadikan
sampah sebagai bahan bakar alternatif.
64
Amrizal Tanjung,Waste Management Program in Indonesia, diunduh dari
http://gec.jp/gec/en/Activities/ecotown/FY2008/06amrizal.pdf pada 15-09-2014. Pukul 19.40 WIB
57
Selaras dengan pernyataan Amrizal Tanjung, Pengelolaan sampah
yang dilakukan oleh warga Griya Lembah terdiri dari kegiatan
composting, recycle dan pemanfaatan sampah menjadi energi.
Perbedaannya terletak pada belum dilakukannya kegiatan reuse dan
reduce dalam penanganan sampah di Griya Lembah .
Dalam menangani sampah warga Griya Lembah, POKLILI
memiliki Bank sampah yang mewadahi segala kegiatan penanganan
timbulan sampah. Sebelum melakukan kegiatan penanganan timbulan
sampah, sampah yang telah terkumpul harus dipilah dahulu berdasarkan
jenis atau sifatnya seperti sampah basah dan sampah kering atau sampah
organik dan sampah non organik.
Kegiatan pemilahan ini sudah dilakukan mayoritas warga Griya
Lembah terhadap sampahnya sehingga kegiatan pengolahan sampah akan
jauh lebih mudah.
Untuk sampah non organik atau sampah kering dikelola dengan
menggunakan prinsip recycle. Sementara sampah organik inilah yang
nantinya akan dijadikan komposting dan bahan bakar alternatif seperti
biogas.
Berdasarkan hasil wawancara, kegiatan komposting pada awalnya
dilakukan oleh POKLILI bersama masyarakat secara individual dengan
komposter takakura. Kegiatan ini juga bisa dilakukan dirumah masing-
masing karena setiap rumah juga sudah memiliki komposter takakura
mini. Metode kompos takakura pertamakali diperkenalkan di Surabaya
pada tahun 2004 oleh seorang Jepang bernama Mr. Takakura. Waktu itu,
beliau mencoba mencari solusi terhadap penumpukan sampah organik di
kota itu. Sehingga muncul ide untuk mendaur ulang sebagian sampah
rumah tangga sejak di dapur. Maka, dirancanglah sebuah metode
pembuatan kompos yang bisa dilakukan di dapur. Syaratnya harus
higienis tidak berbau dan tidak jorok.
Saat ini kegiatan komposting ini sudah tidak lagi dilakukan oleh
masyarakat Griya Lembah. Karena POKLILI berkerjasama dengan
58
walikota Depok dalam penanganan sampah organik di Griya Lembah.
Sampah-sampah organik ini diangkut ke TPS Merdeka dan selanjutnya
akan diolah menjadi kompos dan biogas dalam skala besar.
Penanganan timbulan sampah non organik dilakukan dengan
prinsip recycle meskipun ada sebagian kecil warga yang melakukan
pengurangan timbulan sampah atau reduce. Kegiatan recycle atau daur
ulang ini merupakan kegiatan yang tidak dilakukan oleh semua warga
Griya Lembah yang terdaftar sebagai anggota POKLILI. Yang lebih
banyak melakukan kegiatan daur ulang saat ini hanya pengurus POKLILI
saja.
Bahan baku kegiatan daur ulang ini didapat dari Bank sampah
POKLILI yang mendapatkan sampahnya dari anggota POKLILI yang
menyetorkan sampahnya setiap hari Jumat. Sampah yang disetor ini
kemudian ditimbang dan dicatat jumlahnya. Harga sampah bergantung
pada jenis dan jumlah sampah yang disetor.
Sebelum digunakan, bahan baku daur ulang yang didapat dari
anggota POKLILI ini kemudian harus di cuci bersih dan dikeringkan.
Baru kemudian dapat digunakan sebagai bahan dasar kerajinan daur
ulang. Prosesnya bahan baku yang sudah bersih dibentuk sesuai pola
kerajinan yang ingin dibuat. Kerajinan tangan hasil daur ulang yang
dibuat bermacam-macam bentuknya, seperti taplak meja, bunga plastik,
tas, dompet, dan celemek. Dari kegiatan daur ulang inilah sampah
memiliki nilai manfaat ketika diolah kembali. Selain itu lewat proses daur
ulang sampah juga memiliki nilai ekonomis bagi masyarakat.
Pemanfaatan sampah menjadi bahan bakar alternatif ini tidak
dilakukan oleh masyarakat Griya Lembah bersama POKLILI. Karena
POKLILI sudah berkerjasama dengan Walikota Depok dalam
penanganan sampah organik warga Griya Lembah. Sampah organik
warga Griya Lembah diangkut ke TPS Merdeka untuk diolah menjadi
kompos dan biogas dalam skala besar.
59
Untuk mempermudah memahami proses penerapan green waste
dalam green lifestyle di Griya Lembah Depok, peneliti
menggambarkannya dalam bentuk bagan.
Gambar 4.2 Proses green waste
Dalam Gambar 4.2 tersebut menggambarkan alur proses penerapan
green waste di dalam green lifestyle di Griya Lembah Depok. Pemilahan
sampah berdasarkan sifat atau jenisnya adalah kunci penerapan
pengelolaan sampah secara ramah lingkungan (green waste) di Griya
Lembah Depok.
2. Partisipasi green community dalam menciptakan green lifestyle
Kehadiran POKLILI di Griya Lembah sebagai motor penggerak
dengan kegiatan kegiatan hijaunya membuat masyarakat tergerak untuk
bergabung dengan POKLILI. Kegiatan yang POKLILI lakukan dalam
memanfaatkan sampah melalui Bank sampah dan kegiatan daur ulang
Sampah warga Griya Lembah
Recycle Komposting
Pemilahan sampah
sampah non organik
Biogas
Sampah organik
Disetor ke Bank sampah
POKLILI
Diangkut ke TPS Merdeka
60
membuat masyarakat menyadari potensi sampah yang bila diolah akan
memiliki manfaat dan nilai ekonomis.
Partisipasi aktif POKLILI dalam mengajak masyarakat melakukan
pengelolaan sampah secara sederhana perlahan membawa perubahan
besar pada gaya hidup warga Griya Lembah. Dengan melakukan
pendekatan secara aktif kepada warga Griya Lembah melalui sosialisasi
saat arisan dan dari mulut ke mulut, POKLILI mengajak warga untuk
berpartisipasi melakukan pemilahan sampah sebagai bagian dari kegiatan
penanganan sampah.
Agenda kerja POKLILI yang membawa banyak perubahan dan
memberikan banyak manfaat bagi warga Griya Lembah membuat
semakin banyak masyarakat yang tertarik untuk turut serta menjadi
anggota POKLILI. Secara garis besar agenda kerja POKLILI terdiri dari:
Tabel 4.8. Agenda Kerja POKLILI
NO Agenda Kerja
1 Bank Sampah
2 Daur Ulang / recycle
3 Edukasi ke sekolah-sekolah di Depok
4 Komposting dan pembuatan biogas
Secara keseluruhan warga Griya Lembah menganggap program
yang dirasakan bermanfaat bagi warga adalah Bank sampah dan recycle.
Kunci keberhasilan kegiatan hijau yang diterapkan pada warga Griya
Lembah sebagai bagian dari green lifestyle, terletak pada pemilahan
sampah yang merupakan bagian dari penanganan sampah yang dilakukan
secara ramah lingkungan.
Adanya POKLILI membuat kesadaran masyarakat muncul dan
bertumbuh secara perlahan terhadap lingkungan tempat tinggalnya,
terutama terhadap pengelolaan sampah yang mereka hasilkan dengan
menerapkan gaya hidup hijau atau green lifestyle dalam kehidupannya.
61
Sehingga muncul kebijakan agar setiap RT atau RW memiliki Bank
sampah untuk mengelola sampah yang dihasilkan.
Partisipasi POKLILI dalam menerapkan green lifestyle bagi warga
Griya Lembah sangat berhasil. Karena saat ini hampir seluruh warga RT
03 RW 024 sudah melakukan penanganan sampah secara ramah
lingkungan dengan menerapkan pemilahan sampah sesuai jenis dan
sifatnya. Meskipun pengelolaan sampah tersebut belum bisa dikatakan
sempurna karena belum adanya upaya masyarakat untuk mengurangi
timbulan sampah yang dihasilkan.
Secara sederhana partisipasi POKLILI dalam menerapkan green
lifestyle di Griya Lembah dapat digambarkan melalui gambar seperti
berikut.
Gambar 4.3 partisipasi POKLILI dalam menerapkan green lifestyle di
Griya Lembah
Dalam gambar tersebut dapat digambarkan bahwa terdapat
hubungan partisipasi POKLILI sebagai green community penerapan
green lifestyle di Griya Lembah, memiliki peran yang penting dalam
mengajak warga turut serta berpartisipasi secara aktif dalam melakukan
POKLILI sebagai
komunitas hijau
Perubahan
perilaku
masyarakat
Kegiatan pengelolaan sampah
berbasis lingkungan
Sosialisasi kepada
masyarakat
Menerapkan green lifestyle
Kepedulian
terhadap
lingkungan
Pemilahan
sampah
Pemanfaatan
sampah
62
program hijau seperti pengelolaan sampah berbasis lingkungan (green
waste) agar bisa bersinergi menciptakan masyarakat yang menerapkan
green lifestyle sebagai gaya hidupnya.
Hasil pembahasan ini memiliki perbedaan dengan Tesis milik
Alfiandra, mahasiswa Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang
2010 dengan judul “Kajian Partisipasi Masyarakat yang Melakukan
Pengelolaan Persampahan 3R di Kelurahan Ngaliyan dan Kalipancur
Kota Semarang”. Penelitian ini mengkaji partisipasi masyarakat dalam
sistem pengelolaan persampahan di Kelurahan Ngaliyan dan Kalipancur,
karena partisipasi masyarakat berperan penting dalam pelaksanan 3R
supaya permasalahan sampah ini dapat diatasi dengan lebih
komprehensif. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama membahas
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. Perbedaannya pada
penelitian ini pengelolaan sampah tidak hanya dengan prinsip 3R dan
juga tidak hanya membahas partisipasi masyarakat secara umum tetapi
juga menitik beratkan pada partisipasi komunitas hijau atau green
community selain itu perbedaannya terletak pada metode penelitian yang
di pakai, dan tempat penelitian serta pengolahan yang berbeda65
.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang sudah
dilakukan oleh Alfiandra. Bahwa partisipasi masyarakat dalam mengelola
sampah tidak akan muncul tanpa adanya partisipsi green community
sebagai penggerak pengelolaan sampah secara ramah lingkungan (green
waste) sebagai bagian dari gaya hidup hijau atau green lifestyle.
65
Alfiandra “Kajian Partisipasi Masyarakat yang Melakukan Pengelolaan Persampahan
3R di Kelurahan Ngaliyan dan Kalipancur Kota Semarang” Tesis pada Pascasarjana Universitas
Diponogoro Semarang 2010
63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana penerapan
green lifestyle di Griya Lembah Kelurahan Abadijaya Kecamatan Sukmajaya
Depok Jawa Barat. Berdasarkan data yang terkumpul dan setelah dilakukan
analisis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengelolaan sampah secara ramah lingkungan (green waste) berjalan
dengan baik. Kunci keberhasilan penerapan green waste di Griya
Lembah terletak pada pemilahan sampah sesuai dengan jenis dan
sifatnya. Pemilahan sampah ini kemudian dilanjutkan dengan
pengolahan sampah berdasarkan jenisnya. Sampah organik akan diolah
di TPS Merdeka sebagai biogas dan kompos. Sementara sampah non
organik harus dipisah kembali antara sampah yang akan dijadikan bahan
baku daur ulang dan sampah yang akan dijual kepada pengepul yang
hasilnya digunakan untuk membayar sampah yang disetor anggota
POKLILI ke Bank sampah. Pengelolaan sampah ini dapat dikatakan
belum sempurna karena belum ada upaya untuk melakukan pengurangan
timbulan sampah.
2. Partisipasi POKLILI sebagai green community di Griya Lembah RT 03
RW 024 dalam menerapkan gaya hidup hijau (green lifestyle)
mempunyai pengaruh yang sangat kuat. Hal ini dikarenakan
keberhasilan POKLILI dalam mengajak dan mensosialisasikan kegiatan
yang akan diadakan. Selain itu program kerja yang nyata memberi
keuntungan bagi masyarakat baik keuntungan fisik seperti lingkungan
yang bebas dari sampah dan jauh lebih bersih, maupun keuntungan
secara materil membuat peran POKLILI dalam menerapkan green
lifestyle di Griya Lembah sangat berpengaruh.
64
B. Saran
Bagi masyarakat umum agar menjadikan green lifestyle sebagai gaya
hidup dalam kesehariannya. Karena dengan menerapkan green lifestyle kita
sudah melangkah bergerak menuju bumi yang lebih hijau.
Karena waktu yang terbatas, penelitian ini hanya mendalami peran
komunitas hijau dalam menerapkan green lifestyle dan pengelolaan sampah
secara ramah lingkungan. Padahal banyak indikator untuk mewujudkan green
lifestyle seperti green transportation, green energy, green building, green
planning and design, green open space, dan green water. Ada baiknya untuk
penelitian berikutnya membahas indikator green lifestyle yang lainnya untuk
melengkapi penelitian tentang green lifestyle yang sudah ada untuk
memperluas informasi dan khasanah ilmu pengetahuan.
Daftar Pustaka
Alfiandra. Kajian Partisipasi Masyarakat yang Melakukan Pengelolaan Persampahan
3R di Kelurahan Ngaliyan dan Kalipancur Kota Semarang. Tesis pada
Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang, 2010.
Bahar, Yul H. 1986. Teknologi Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Jakarta : PT.
Waca Utama Pramesti.
Dominguez, Manuel Antonio Fernandez. Sayangi Bumi Kita. Jakarta: PT. Bhuana
Ilmu Populer, 2011.
FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman penulisan Skripsi, Jakarta:2013.
Hand Out Aspek Hukum Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Lingkungan
Masyarakat Adalah Stake Holder Lingkungan Hidup di unduh dari
https://www.academia.edu/Download pada 14-08-2014 pkl.19.21 WIB
Ida Ayu Nyoman Yuliastuti, I N. Mahaendra Yasa, I Made Jember. Partisipasi
Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Kabupaten Badung. Tesis pada
Pascasarjana Universitas Udayana. Bali.
Joga, Nirwono. Gerakan Kota Hijau. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2013.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2004.
Pike, Katy. Go Facts Recycling. London: A&C Black Publishers, 2007.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. “Kamus Bahasa Indonesia”. Jakarta,
2008 diunduh dari http://perpus.unimus.ac.id/wp
content/uploads/2012/05/Kamus-Besar-Bahasa-Indonesia.pdf
Rejeki, Diah Sri. “Mengangkat sisi positif budaya lisan melalui pengembangan
perpustakaan komunitas. 2010 diunduh dari
http://www.pnri.go.id/iFileDownload.aspx?ID=Attachment%5CMajalahOnlin
e%5CPemenang_Harapan1_Mengangkat_Sisi_Positif_Budaya_Lisan.pdf
pada 15-09-2014 pkl.19.26 WIB
Sarosa, Samiaji. Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar. Jakarta: PT.Indeks, 2012.
Soma, Soekmana. 2010. Pengantar Ilmu Teknik Lingkungan seri : Pengelolaan
Sampah Perkotaan. Bogor : IPB Press.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuntitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta, 2012.
Tanjung, Amrizal. “Waste Management Program in Indonesia”. Artikel diakses dari
http://gec.jp/gec/en/Activities/ecotown/FY2008/06amrizal.pdf pada 15
September 2014. Pukul 19.40 WIB
Uno, Mien R dan Siti Gretiani. Buku Pintar Etiket Hijau 300 Cara Bijak Ramah
Lingkungan dan Menghemat Uang. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2011.
UU Lingkungan Hidup No. 32 Tahun 2009 diunduh dari
http://jdih.menlh.go.id/screen/09_peraturan.php?group=1#
UU Pengelolaan Sampah Tahun 2008 diunduh dari
http://www.menlh.go.id/DATA/UU18-2008.pdf
Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta:
PT.Bumi Aksara, 2008.
Waskito, Joko dan Irmawati. Green Lifestyle Warga Kota Solo. Benefit Jurnal
Manajemen dan Bisnis nomor.1 Volume 16. Hal 47-57, 2010 diunduh dari
http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/123456789/2300/5.%20IRM
AWATI.pdf?sequence=1
http://diachs-an-nur.blogspot.com/2012/05/teknik-pengolahan-data.html diakses pada
tanggal 16 Agustus 2014 pkl. 18.45 WIB
http://green.kompasiana.com/penghijauan/2013/05/21/gaya-hidup-hijau-gaya-hidup-
kita-557886.html diakses pada tanggal 18 Agustus 2014 pkl. 19.50 WIB
http://repository.usu.ac.idbitstream123456789307734Chapter%20II.pdf diunduh pada
tanggal 18 Agustus 2014 pkl. 20.20 WIB
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33592/4/Chapter%20II.pdf diunduh
pada tanggal 19 September 2014 pkl. 21.00 WIB
http://www.damandiri.or.id/file/ronilaipbbab4.pdf diakses pada tanggal 19 Agustus
2014 pkl. 20.00 WIB
http://www.epa.gov/region2/sustainability/greenliving.html diakses pada tanggal 16
Agustus 2014 pkl 21.00 WIB
http://www.mwatoday.com/environment/growing-green-communities/what-is-a-
green-community.aspx diakses pada tanggal 16 Agustus 2014 pkl 20.00 WIB
DATA WAWANCARA
Data Responden
Nama : Joice
Usia : 41 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
1. Apa yang anda ketahui tentang green lifestyle?
Jawab:
Gaya hidup yang peduli terhadap lingkungan
2. apakah pola perilaku anda saat ini sudah mencerminkan gaya hidup hijau atau
green lifestyle menurut anda?
Jawab:
Sudah
3. Bagaimana cara anda menerapkan gaya hidup hijau dalam keseharian anda?
Jawab:
Saya selalu masak sendiri, jadi saya tahu kualitas bahan makanan yang saya
makan. Saya juga membiasakan anggota keluarga saya membawa air minum
setiap berpergian.
4. Apakah anda terdaftar sebagai anggota komunitas hijau di lingkungan anda? Jika
iya apa yang melatar belakangi keikutsertaan anda?
Jawab:
Iya. Supaya sampah yang saya hasilkan bisa bermanfaat. Dibanding langsung
dibuang begitu saja.
5. Bagaimana efektivitas kegiatan hijau yang dilaksanakan komunitas hijau di
lingkungan anda?
Jawab:
Kegiatan yang dilakukan POKLILI sangat efektif membuat lingkungan Griya
Lembah jadi lebih bersih.
6. Program komunitas hijau apakah yang menurut anda sukses untuk membuat
lingkungan anda menjadi lingkungan hijau?
Jawab:
Bank sampah
7. Apa yang anda lakukan dengan sampah anda dirumah?
Jawab:
Saya pilah dulu sebelum dibuang
8. Apakah sebelum membuang sampah, anda memilah sampah anda berdasarkan
jenis atau sifatnya?
Jawab:
Iya saya pilah antara sampah plastik dan sampah basah.
9. Bagaimana cara anda mengurangi dan mengelola sampah plastik dirumah?
Jawab:
Sampah plastik yang sudah saya pilah saya setor ke Bank sampah setiap hari
jumat.
10. Bagaimana caranya anda mengelola sampah sisa makanan dirumah?
Jawab:
Kalau sampah sisa makanan langsung saya buang aja.
DATA WAWANCARA
Data Responden
Nama : Suhaimi
Usia : 65 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
1. Apa yang anda ketahui tentang green lifestyle?
Jawab:
Saya tidak tahu
2. apakah pola perilaku anda saat ini sudah mencerminkan gaya hidup hijau atau
green lifestyle menurut anda?
Jawab:
Belum
3. Bagaimana cara anda menerapkan gaya hidup hijau dalam keseharian anda?
Jawab:
Caranya baru sebatas pada mengumpulkan sampah plastik untuk kemudian
disetor ke Bank sampah
4. Apakah anda terdaftar sebagai anggota komunitas hijau di lingkungan anda? Jika
iya apa yang melatar belakangi keikutsertaan anda?
Jawab:
Iya, Supaya sampah yang saya hasilkan bisa bermanfaat.
5. Bagaimana efektivitas kegiatan hijau yang dilaksanakan komunitas hijau di
lingkungan anda?
Jawab:
Kegiatan yang dilakukan POKLILI efektif membuat lingkungan saya jadi lebih
bersih.
6. Program komunitas hijau apakah yang menurut anda sukses untuk membuat
lingkungan anda menjadi lingkungan hijau?
Jawab:
Bank sampah
7. Apa yang anda lakukan dengan sampah anda dirumah?
Jawab:
Saya pilih dulu antara sampah plastik dan kardus-kardus
8. Apakah sebelum membuang sampah, anda memilah sampah anda berdasarkan
jenis atau sifatnya?
Jawab:
Iya saya pilah antara organik dan non organik
9. Bagaimana cara anda mengurangi dan mengelola sampah plastik dirumah?
Jawab:
Sampah plastik yang sudah saya pilah saya setor ke Bank sampah setiap hari
jumat.
10. Bagaimana caranya anda mengelola sampah sisa makanan dirumah?
Jawab:
Kalau sampah sisa makanan saya kasih kea yam saja. Sayang kalau dibuang
DATA WAWANCARA
Data Responden
Nama : Lucy
Usia : 29 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
1. Apa yang anda ketahui tentang green lifestyle?
Jawab:
Gaya hidup yang bersahabat dengan lingkungan
2. apakah pola perilaku anda saat ini sudah mencerminkan gaya hidup hijau atau
green lifestyle menurut anda?
Jawab:
Sudah
3. Bagaimana cara anda menerapkan gaya hidup hijau dalam keseharian anda?
Jawab:
Saya memilih produk yang bisa dipakai berkali-kali dan saya juga memilah
sampah saya.
4. Apakah anda terdaftar sebagai anggota komunitas hijau di lingkungan anda? Jika
iya apa yang melatar belakangi keikutsertaan anda?
Jawab:
Iya. Karena saya peduli dengan lingkungan saya.
5. Bagaimana efektivitas kegiatan hijau yang dilaksanakan komunitas hijau di
lingkungan anda?
Jawab:
Efektif, lingkungan saya sekarang menjadi lebih bersih.
6. Program komunitas hijau apakah yang menurut anda sukses untuk membuat
lingkungan anda menjadi lingkungan hijau?
Jawab:
Bank sampah
7. Apa yang anda lakukan dengan sampah anda dirumah?
Jawab:
Saya pilah dulu sebelum dibuang
8. Apakah sebelum membuang sampah, anda memilah sampah anda berdasarkan
jenis atau sifatnya?
Jawab:
Iya saya pilah antara sampah organik dan non organik.
9. Bagaimana cara anda mengurangi dan mengelola sampah plastik dirumah?
Jawab:
Untuk saya pilih kemasan refill dan untuk mengelola sampah plastic saya setor
saja ke Bank sampah.
10. Bagaimana caranya anda mengelola sampah sisa makanan dirumah?
Jawab:
Diangkut sama gerobak sampah seminggu tiga kali.
DATA WAWANCARA
Data Responden
Nama : Purwanto
Usia : 54 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
1. Apa yang anda ketahui tentang green lifestyle?
Jawab:
Tidak tahu
2. apakah pola perilaku anda saat ini sudah mencerminkan gaya hidup hijau atau
green lifestyle menurut anda?
Jawab:
Belum
3. Bagaimana cara anda menerapkan gaya hidup hijau dalam keseharian anda?
Jawab:
Saya tidak menerapkannya.
4. Apakah anda terdaftar sebagai anggota komunitas hijau di lingkungan anda? Jika
iya apa yang melatar belakangi keikutsertaan anda?
Jawab:
Saya tidak terdaftar
5. Bagaimana efektivitas kegiatan hijau yang dilaksanakan komunitas hijau di
lingkungan anda?
Jawab:
Kelihatannya sih efektif
6. Program komunitas hijau apakah yang menurut anda sukses untuk membuat
lingkungan anda menjadi lingkungan hijau?
Jawab:
Tidak tahu
7. Apa yang anda lakukan dengan sampah anda dirumah?
Jawab:
Saya buang saja langsung
8. Apakah sebelum membuang sampah, anda memilah sampah anda berdasarkan
jenis atau sifatnya?
Jawab:
Tidak
9. Bagaimana cara anda mengurangi dan mengelola sampah plastik dirumah?
Jawab:
Langsung saya buang saja.
10. Bagaimana caranya anda mengelola sampah sisa makanan dirumah?
Jawab:
Langsung saya buang aja.
DATA WAWANCARA
Data Responden
Nama : Rianti
Usia : 22 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
1. Apa yang anda ketahui tentang green lifestyle?
Jawab:
Tidak tahu
2. apakah pola perilaku anda saat ini sudah mencerminkan gaya hidup hijau atau
green lifestyle menurut anda?
Jawab:
Belum
3. Bagaimana cara anda menerapkan gaya hidup hijau dalam keseharian anda?
Jawab:
Saya cuma memilah sampah saja
4. Apakah anda terdaftar sebagai anggota komunitas hijau di lingkungan anda? Jika
iya apa yang melatar belakangi keikutsertaan anda?
Jawab:
Iya. Supaya sampah yang saya hasilkan bisa bermanfaat dan menghasilkan uang.
5. Bagaimana efektivitas kegiatan hijau yang dilaksanakan komunitas hijau di
lingkungan anda?
Jawab:
Iya. Efektif.
6. Program komunitas hijau apakah yang menurut anda sukses untuk membuat
lingkungan anda menjadi lingkungan hijau?
Jawab:
Bank sampah
7. Apa yang anda lakukan dengan sampah anda dirumah?
Jawab:
Saya pilah antara organik dan non organik
8. Apakah sebelum membuang sampah, anda memilah sampah anda berdasarkan
jenis atau sifatnya?
Jawab:
Iya saya pilah antara sampah plastik dan sampah basah.
9. Bagaimana cara anda mengurangi dan mengelola sampah plastik dirumah?
Jawab:
Sampah plastik yang sudah saya kumpulkan saya setor ke Bank sampah
10. Bagaimana caranya anda mengelola sampah sisa makanan dirumah?
Jawab:
Kalau sampah sisa makanan langsung saya buang saja.
DATA WAWANCARA
Data Responden
Nama : Nanik
Usia : 60 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
1. Apa yang anda ketahui tentang green lifestyle?
Jawab:
Gaya hidup yang bersahabat dengan alam
2. apakah pola perilaku anda saat ini sudah mencerminkan gaya hidup hijau atau
green lifestyle menurut anda?
Jawab:
Sudah
3. Bagaimana cara anda menerapkan gaya hidup hijau dalam keseharian anda?
Jawab:
Saya membiasakan diri dan anggota keluarga yang lain untuk membawa bekal
dan minum sendiri. Selain itu saya juga lebih memilih kemasan refill saat
berbelanja. Dan semua barang yang kira-kira masih bisa didaur ulang ya saya
daur ulang.
4. Apakah anda terdaftar sebagai anggota komunitas hijau di lingkungan anda? Jika
iya apa yang melatar belakangi keikutsertaan anda?
Jawab:
Iya. Kepedulian saya terhadap lingkungan
5. Bagaimana efektivitas kegiatan hijau yang dilaksanakan komunitas hijau di
lingkungan anda?
Jawab:
Kegiatan yang dilakukan POKLILI sangat efektif membuat lingkungan Griya
Lembah jadi lebih bersih.
6. Program komunitas hijau apakah yang menurut anda sukses untuk membuat
lingkungan anda menjadi lingkungan hijau?
Jawab:
Bank sampah
7. Apa yang anda lakukan dengan sampah anda dirumah?
Jawab:
Saya pilah antara organik dan non organik
8. Apakah sebelum membuang sampah, anda memilah sampah anda berdasarkan
jenis atau sifatnya?
Jawab:
Iya saya pilah
9. Bagaimana cara anda mengurangi dan mengelola sampah plastik dirumah?
Jawab:
Sampah plastik yang sudah saya pilah saya setor ke Bank sampah
10. Bagaimana caranya anda mengelola sampah sisa makanan dirumah?
Jawab:
Kalau sampah sisa makanan langsung saya buat kompos dengan takakura
DATA WAWANCARA
Data Responden
Nama : Rita
Usia : 43 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
1. Apa yang anda ketahui tentang green lifestyle?
Jawab:
Gaya hidup dengan meminimalisir sampah
2. apakah pola perilaku anda saat ini sudah mencerminkan gaya hidup hijau atau
green lifestyle menurut anda?
Jawab:
Belum
3. Bagaimana cara anda menerapkan gaya hidup hijau dalam keseharian anda?
Jawab:
Saya memanfaatkan sampah-sampah plastik yang ada.
4. Apakah anda terdaftar sebagai anggota komunitas hijau di lingkungan anda? Jika
iya apa yang melatar belakangi keikutsertaan anda?
Jawab:
Iya, saya peduli terhadap lingkungan saya.
5. Bagaimana efektivitas kegiatan hijau yang dilaksanakan komunitas hijau di
lingkungan anda?
Jawab:
Efekif. Sekarang lingkungan ini jauh lebih bersih
6. Program komunitas hijau apakah yang menurut anda sukses untuk membuat
lingkungan anda menjadi lingkungan hijau?
Jawab:
Bank sampah
7. Apa yang anda lakukan dengan sampah anda dirumah?
Jawab:
Saya pilah antara organik dan non organik
8. Apakah sebelum membuang sampah, anda memilah sampah anda berdasarkan
jenis atau sifatnya?
Jawab:
Iya saya pilah antara sampah organik dan sampah non organik.
9. Bagaimana cara anda mengurangi dan mengelola sampah plastik dirumah?
Jawab:
Saya setor ke Bank sampah
10. Bagaimana caranya anda mengelola sampah sisa makanan dirumah?
Jawab:
Langsung saya buang aja.
DATA WAWANCARA
Data Responden
Nama : Muhasan
Usia : 39 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
1. Apa yang anda ketahui tentang green lifestyle?
Jawab:
Gaya hidup bersih dan rapih
2. apakah pola perilaku anda saat ini sudah mencerminkan gaya hidup hijau atau
green lifestyle menurut anda?
Jawab:
Sudah
3. Bagaimana cara anda menerapkan gaya hidup hijau dalam keseharian anda?
Jawab:
Saya memilah sampah saya antara sampah organik dan non organik. Juga
memilih kemasan refill saat berbelanja.
4. Apakah anda terdaftar sebagai anggota komunitas hijau di lingkungan anda? Jika
iya apa yang melatar belakangi keikutsertaan anda?
Jawab:
Iya. Sambilan nambah penghasilan
5. Bagaimana efektivitas kegiatan hijau yang dilaksanakan komunitas hijau di
lingkungan anda?
Jawab:
Efektif dalam mengurangi sampah
6. Program komunitas hijau apakah yang menurut anda sukses untuk membuat
lingkungan anda menjadi lingkungan hijau?
Jawab:
Bank sampah
7. Apa yang anda lakukan dengan sampah anda dirumah?
Jawab:
Saya pilah antara yang bisa dijual dan dibuang
8. Apakah sebelum membuang sampah, anda memilah sampah anda berdasarkan
jenis atau sifatnya?
Jawab:
Iya saya pilah antara sampah organik dan sampah non organik.
9. Bagaimana cara anda mengurangi dan mengelola sampah plastik dirumah?
Jawab:
Saya setor ke Bank sampah.
10. Bagaimana caranya anda mengelola sampah sisa makanan dirumah?
Jawab:
Saya kasih ke ayam sebagai makanan ayam.
DATA WAWANCARA
Data Responden
Nama : Purdiyati
Usia : 58 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
1. Apa yang anda ketahui tentang green lifestyle?
Jawab:
Gaya hidup cinta lingkungan
2. apakah pola perilaku anda saat ini sudah mencerminkan gaya hidup hijau atau
green lifestyle menurut anda?
Jawab:
Sudah
3. Bagaimana cara anda menerapkan gaya hidup hijau dalam keseharian anda?
Jawab:
Makan makanan sehat, hemat listrik dan peduli terhadap lingkungan.
4. Apakah anda terdaftar sebagai anggota komunitas hijau di lingkungan anda? Jika
iya apa yang melatar belakangi keikutsertaan anda?
Jawab:
Iya. Saya baru tahu kalau sampah bisa bernilai ekonomis.
5. Bagaimana efektivitas kegiatan hijau yang dilaksanakan komunitas hijau di
lingkungan anda?
Jawab:
Efektif membuat lingkungan jadi lebih bersih.
6. Program komunitas hijau apakah yang menurut anda sukses untuk membuat
lingkungan anda menjadi lingkungan hijau?
Jawab:
Bank sampah
7. Apa yang anda lakukan dengan sampah anda dirumah?
Jawab:
Saya pilah.
8. Apakah sebelum membuang sampah, anda memilah sampah anda berdasarkan
jenis atau sifatnya?
Jawab:
Iya saya pilah antara sampah organik dan sampah non organik.
9. Bagaimana cara anda mengurangi dan mengelola sampah plastik dirumah?
Jawab:
Saya setor ke Bank sampah setiap hari jumat.
10. Bagaimana caranya anda mengelola sampah sisa makanan dirumah?
Jawab:
Diangkut gerobak sampah seminggu tiga kali.
DATA WAWANCARA
Data Responden
Nama : Iis
Usia : 38 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
1. Apa yang anda ketahui tentang green lifestyle?
Jawab:
Gaya hidup yang ramah pada lingkungan
2. apakah pola perilaku anda saat ini sudah mencerminkan gaya hidup hijau atau
green lifestyle menurut anda?
Jawab:
Belum keseluruhan
3. Bagaimana cara anda menerapkan gaya hidup hijau dalam keseharian anda?
Jawab:
Saya peduli terhadap sampah saya sendiri.
4. Apakah anda terdaftar sebagai anggota komunitas hijau di lingkungan anda? Jika
iya apa yang melatar belakangi keikutsertaan anda?
Jawab:
Iya. Peduli terhadap lingkungan.
5. Bagaimana efektivitas kegiatan hijau yang dilaksanakan komunitas hijau di
lingkungan anda?
Jawab:
Efektif membuat lingkungan saya lebih bersih.
6. Program komunitas hijau apakah yang menurut anda sukses untuk membuat
lingkungan anda menjadi lingkungan hijau?
Jawab:
Bank sampah
7. Apa yang anda lakukan dengan sampah anda dirumah?
Jawab:
Saya pilah dulu sebelum dibuang
8. Apakah sebelum membuang sampah, anda memilah sampah anda berdasarkan
jenis atau sifatnya?
Jawab:
Iya saya pilah antara sampah organik dan sampah non organik.
9. Bagaimana cara anda mengurangi dan mengelola sampah plastik dirumah?
Jawab:
Sampah plastik yang sudah saya pilah saya setor ke Bank sampah
10. Bagaimana caranya anda mengelola sampah sisa makanan dirumah?
Jawab:
Saya buat kompos takakura.
DATA WAWANCARA
Data Responden
Nama : Nunik
Usia : 53 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
1. Apa yang melatar belakangi anda ikut sebagai anggota dari POKLILI?
Jawab:
Saya ingin memanfaatkan sampah saya
2. Apakah POKLILI memiliki agenda kerja? Fokusnya dalam hal apa untuk saat ini?
Jawab:
Iya. Fokusnya dalam edukasi ke sekolah-sekolah di Depok
3. Bagaimana sistem pembagian kerja POKLILI? Apakah POKLILI memiliki divisi-
divisi tertentu dalam pembagian kerjanya?
Jawab:
Sesuai dengan struktur organisasi
4. Bagaimana caranya POKLILI mengajak serta warga yang lain untuk mengikuti
kegiatan yang diadakan?
Jawab:
Disosialisasikan saat ada arisan
5. Bagaimana caranya POKLILI mengelola sampah yang dihasilkan warga Griya
Lembah?
Jawab:
Sampah dipilah antara sampah plastik dan sampah organik
6. Program apa yang sejauh ini anda nilai sukses diterapkan di Griya Lembah?
Jawab:
Bank sampah
7. Apakah menurut anda komunitas ini sukses menerapkan green lifestyle pada
warga Griya lembah?
Jawab:
Iya sukses
8. Bagaimana caranya POKLILI menerapkan green lifestyle bagi warga Griya
Lembah?
Jawab:
Mengajak warga memilah sampah
9. Apa tantangan atau hambatan selama komunitas ini berdiri?
Jawab:
kami memulai atas swadaya bersama dan belum tentu semua yang diajak
bergabung itu mau.
DATA WAWANCARA
Data Responden
Nama : Iis Wawan
Usia : 50 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
1. Apa yang melatar belakangi anda ikut sebagai anggota dari POKLILI?
Jawab:
Kesadaran diri sendiri melihat lingkungan banyak sampah
2. Apakah POKLILI memiliki agenda kerja? Fokusnya dalam hal apa untuk saat ini?
Jawab:
Iya. Agenda kerjanya setiap hari Jumat ada penimbangan dan sesekali edukasi ke
sekolah-sekolah
3. Bagaimana sistem pembagian kerja POKLILI? Apakah POKLILI memiliki divisi-
divisi tertentu dalam pembagian kerjanya?
Jawab:
Sesuai dengan struktur organisasi saja kerjanya. Tetapi yang lain juga harus bisa.
4. Bagaimana caranya POKLILI mengajak serta warga yang lain untuk mengikuti
kegiatan yang diadakan?
Jawab:
Disosialisasikan saat ada arisan
5. Bagaimana caranya POKLILI mengelola sampah yang dihasilkan warga Griya
Lembah?
Jawab:
Sampah plastik saja yang dikelola dengan didaur ulang. Sementara sampah basah
diangkut ke TPA Merdeka
6. Program apa yang sejauh ini anda nilai sukses diterapkan di Griya Lembah?
Jawab:
Bank sampah
7. Apakah menurut anda komunitas ini sukses menerapkan green lifestyle pada
warga Griya lembah?
Jawab:
Iya sukses karena masyarakat mulai sadar untuk peduli terhadap sampah mereka
sendiri
8. Bagaimana caranya POKLILI menerapkan green lifestyle bagi warga Griya
Lembah?
Jawab:
Memberikan setiap rumah tangga ember takakura untuk kompos dan mengadakan
Bank sampah
9. Apa tantangan atau hambatan selama komunitas ini berdiri?
Jawab:
Ada saja masyarakat yang tidak suka dengan kegiatan-kegiatan seperti ini.
DATA WAWANCARA
Data Responden
Nama : Yeni Prasetyo
Usia : 53 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
1. Apa yang melatar belakangi anda ikut sebagai anggota dari POKLILI?
Jawab:
Sampah ternyata bisa bermanfaat dan bernilai ekonomis
2. Apakah POKLILI memiliki agenda kerja? Fokusnya dalam hal apa untuk saat ini?
Jawab:
Ada. Fokusnya di Bank sampah, recycle, dan edukasi ke sekolah-sekolah di
Depok.
3. Bagaimana sistem pembagian kerja POKLILI? Apakah POKLILI memiliki divisi-
divisi tertentu dalam pembagian kerjanya?
Jawab:
Sesuai dengan struktur organisasi. Setiap divisi bertanggung jawab terhadap
jabatannya masing-masing.
4. Bagaimana caranya POKLILI mengajak serta warga yang lain untuk mengikuti
kegiatan yang diadakan?
Jawab:
Disosialisasikan saat ada arisan
5. Bagaimana caranya POKLILI mengelola sampah yang dihasilkan warga Griya
Lembah?
Jawab:
Dengan penilahan sampah. Sampah basah diangkut ke TPS Merdeka. Dan
sampah plastik ditimbang setiap Jumat di Bank sampah.
6. Program apa yang sejauh ini anda nilai sukses diterapkan di Griya Lembah?
Jawab:
Bank sampah
7. Apakah menurut anda komunitas ini sukses menerapkan green lifestyle pada
warga Griya lembah?
Jawab:
Iya sukses. Karena masyarakat mulai antusias untuk memilah sampah mereka
sendiri.
8. Bagaimana caranya POKLILI menerapkan green lifestyle bagi warga Griya
Lembah?
Jawab:
Mengajak warga mendaur ulang sampah plastik
9. Apa tantangan atau hambatan selama komunitas ini berdiri?
Jawab:
Waktu pertemuan yang hanya satu kali dalam seminggu. Dan ketuanya yang
sibuk
DATA WAWANCARA
Data Responden
Nama : Angga
Usia : 34 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
1. Apa yang melatar belakangi anda ikut sebagai anggota dari POKLILI?
Jawab:
Saya tertarik karena saya punya warung dan sampah plastik saya bisa saya setor
dan hasilnya bisa menambah penghasilan.
2. Apakah POKLILI memiliki agenda kerja? Fokusnya dalam hal apa untuk saat ini?
Jawab:
Ada. Tapi yang saya tahu hanya Bank sampah saja
3. Bagaimana sistem pembagian kerja POKLILI? Apakah POKLILI memiliki divisi-
divisi tertentu dalam pembagian kerjanya?
Jawab:
Sesuai dengan struktur organisasi setiap divis punya bagian masing-masing
4. Bagaimana caranya POKLILI mengajak serta warga yang lain untuk mengikuti
kegiatan yang diadakan?
Jawab:
Disosialisasikan saat ada arisan dan dari mulut ke mulut
5. Bagaimana caranya POKLILI mengelola sampah yang dihasilkan warga Griya
Lembah?
Jawab:
Sampah plastik saja yang dikelola
6. Program apa yang sejauh ini anda nilai sukses diterapkan di Griya Lembah?
Jawab:
Bank sampah
7. Apakah menurut anda komunitas ini sukses menerapkan green lifestyle pada
warga Griya lembah?
Jawab:
Iya sukses. Banyak yang ikut POKLILI
8. Bagaimana caranya POKLILI menerapkan green lifestyle bagi warga Griya
Lembah?
Jawab:
Mengajak warga memilah sampah antara sampah basah dan sampah plastik
9. Apa tantangan atau hambatan selama komunitas ini berdiri?
Jawab:
Tidak semua orang peduli terhadap sampahnya sendiri.
DATA WAWANCARA
Data Responden
Nama : Yuni
Usia : 45 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
1. Apa yang melatar belakangi anda ikut sebagai anggota dari POKLILI?
Jawab:
Saya merasa tidak nyaman melihat banyak sampah. Sehinga saya mengajak ibu-
ibu PKK untuk mengumpulkan sampahnya dan diolah.
2. Apakah POKLILI memiliki agenda kerja? Fokusnya dalam hal apa untuk saat ini?
Jawab:
Iya. Fokusnya di Bank sampah dan edukasi ke sekolah-sekolah di Depok
3. Bagaimana sistem pembagian kerja POKLILI? Apakah POKLILI memiliki divisi-
divisi tertentu dalam pembagian kerjanya?
Jawab:
Sesuai dengan struktur organisasi yang setiap divisi punya tugasnya masing-
masing.
4. Bagaimana caranya POKLILI mengajak serta warga yang lain untuk mengikuti
kegiatan yang diadakan?
Jawab:
Disosialisasikan ke ibu-ibu saat ada arisan
5. Bagaimana caranya POKLILI mengelola sampah yang dihasilkan warga Griya
Lembah?
Jawab:
Sampah yang dikumpulkan warga dikumpulkan kemudian dijual lagi ke
pengepul. Sedangkan untuk sampah basah diangkut tiga kali dalam seminggu ke
TPS Merdeka. Tetapi ada juga yang membuat kompos sendiri di rumahnya.
Karena awal POKLILI berdiri setiap rumah diberikan ember komposter takakura
mini.
6. Program apa yang sejauh ini anda nilai sukses diterapkan di Griya Lembah?
Jawab:
Bank sampah yang sampai saat ini masih berjalan. Kalau recycle dibuat dirumah
masing-masing saja.
7. Apakah menurut anda komunitas ini sukses menerapkan green lifestyle pada
warga Griya lembah?
Jawab:
Iya sukses
8. Bagaimana caranya POKLILI menerapkan green lifestyle bagi warga Griya
Lembah?
Jawab:
Mengajak masyarakat memilah sampahnya sendiri.
9. Apa tantangan atau hambatan selama komunitas ini berdiri?
Jawab:
Ada saja orang yang tidak suka dengan kegiatan-kegiatan seperti ini.
DATA WAWANCARA
Data Responden
Nama : Saiful
Usia : 48 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
1. Apa yang melatar belakangi anda ikut sebagai anggota dari POKLILI?
Jawab:
Saya peduli terhadap lingkungan saya
2. Apakah POKLILI memiliki agenda kerja? Fokusnya dalam hal apa untuk saat ini?
Jawab:
Iya. Fokusnya di Bank sampah dan edukasi ke sekolah-sekolah di Depok
3. Bagaimana sistem pembagian kerja POKLILI? Apakah POKLILI memiliki divisi-
divisi tertentu dalam pembagian kerjanya?
Jawab:
Sesuai dengan struktur organisasi. Setiap divisi punya tanggung jawab masing-
masing. Tetapi setiap divisi yang lain juga harus bisa selain sesuai struktur.
4. Bagaimana caranya POKLILI mengajak serta warga yang lain untuk mengikuti
kegiatan yang diadakan?
Jawab:
Disosialisasikan dari mulut ke mulut saja
5. Bagaimana caranya POKLILI mengelola sampah yang dihasilkan warga Griya
Lembah?
Jawab:
Sampah plastik dibuat kerajinan. Dan sampah basah dibuat kompos takakura
6. Program apa yang sejauh ini anda nilai sukses diterapkan di Griya Lembah?
Jawab:
Bank sampah
7. Apakah menurut anda komunitas ini sukses menerapkan green lifestyle pada
warga Griya lembah?
Jawab:
Iya sukses. Lingkungan saya sekarang bersih tidak ada lagi sampah
8. Bagaimana caranya POKLILI menerapkan green lifestyle bagi warga Griya
Lembah?
Jawab:
Mengajak warga memilah sampahnya
9. Apa tantangan atau hambatan selama komunitas ini berdiri?
Jawab:
Masih ada saja warga yang tidak peduli
DATA WAWANCARA
Data Responden
Nama : Narto
Usia : 57 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
1. Apa yang melatar belakangi anda ikut sebagai anggota dari POKLILI?
Jawab:
Saya senang bisa berkumpul dan bersosialisasi
2. Apakah POKLILI memiliki agenda kerja? Fokusnya dalam hal apa untuk saat ini?
Jawab:
Iya. Fokusnya di Bank sampah dan daur ulang
3. Bagaimana sistem pembagian kerja POKLILI? Apakah POKLILI memiliki divisi-
divisi tertentu dalam pembagian kerjanya?
Jawab:
Sesuai dengan struktur organisasi. Ada Sembilan divisi dalam struktur organisasi
POKLILI
4. Bagaimana caranya POKLILI mengajak serta warga yang lain untuk mengikuti
kegiatan yang diadakan?
Jawab:
Disosialisasikan saat ada arisan RT
5. Bagaimana caranya POKLILI mengelola sampah yang dihasilkan warga Griya
Lembah?
Jawab:
Sampah rumah tangga dikumpul seminggu tiga kali dan dibuat kompos di TPS
Merdeka. Sementara sampah kering dikumpul setiap hari Jumat
6. Program apa yang sejauh ini anda nilai sukses diterapkan di Griya Lembah?
Jawab:
Bank sampah, daur ulang, dan kompos.
7. Apakah menurut anda komunitas ini sukses menerapkan green lifestyle pada
warga Griya lembah?
Jawab:
Iya sukses
8. Bagaimana caranya POKLILI menerapkan green lifestyle bagi warga Griya
Lembah?
Jawab:
Mengajak warga memilah sampah
9. Apa tantangan atau hambatan selama komunitas ini berdiri?
Jawab:
Ada saja orang-orang yang tidak suka dengan POKLILI
DATA WAWANCARA
Data Responden
Nama : Ani
Usia : 60 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
1. Apa yang melatar belakangi anda ikut sebagai anggota dari POKLILI?
Jawab:
Saya tergerak dengan kejadian longsor sampah di TPA Leuwigajah di Bandung.
Dari situ saya berpikir bagaimana supaya hal seperti itu tidak terjadi di
lingkungan saya dan juga bagaimana supaya lingkungan saya menjadi bersih dari
sampah.
2. Apakah POKLILI memiliki agenda kerja? Fokusnya dalam hal apa untuk saat ini?
Jawab:
Iya. Fokusnya dalam edukasi ke sekolah-sekolah di Depok, Bank sampah, daur
ulang, dan sosialisasi adiwiyata.
3. Bagaimana sistem pembagian kerja POKLILI? Apakah POKLILI memiliki divisi-
divisi tertentu dalam pembagian kerjanya?
Jawab:
Sesuai dengan struktur organisasi, tetapi semua harus bisa.
4. Bagaimana caranya POKLILI mengajak serta warga yang lain untuk mengikuti
kegiatan yang diadakan?
Jawab:
Disosialisasikan saat ada arisan
5. Bagaimana caranya POKLILI mengelola sampah yang dihasilkan warga Griya
Lembah?
Jawab:
Sampah kering disetor ke Bank sampah setiap hari Jumat. Dan sampah basah
diangkut oleh walikota ke TPS Merdeka
6. Program apa yang sejauh ini anda nilai sukses diterapkan di Griya Lembah?
Jawab:
Bank sampah karena POKLILI merupakan pionir Bank sampah di wilayah
Depok.
7. Apakah menurut anda komunitas ini sukses menerapkan green lifestyle pada
warga Griya lembah?
Jawab:
Iya sukses
8. Bagaimana caranya POKLILI menerapkan green lifestyle bagi warga Griya
Lembah?
Jawab:
Mengajak warga memilah sampah
9. Apa tantangan atau hambatan selama komunitas ini berdiri?
Jawab:
Ada saja masyarakat yang tidak suka.
DATA WAWANCARA
Data Responden
Nama : Rumsinah
Usia : 60 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
1. Apa yang melatar belakangi anda ikut sebagai anggota dari POKLILI?
Jawab:
Karena saya peduli terhadap lingkungan saya.
2. Apakah POKLILI memiliki agenda kerja? Fokusnya dalam hal apa untuk saat ini?
Jawab:
Agenda kerjanya kerjasama dengan KLH dan BLH mempromosikan peduli
lingkungan di sekolah dan kampus. Selain itu untuk masyarakat juga ada recycle
dan Bank samph sebagai program utama.
3. Bagaimana sistem pembagian kerja POKLILI? Apakah POKLILI memiliki divisi-
divisi tertentu dalam pembagian kerjanya?
Jawab:
Sesuai dengan struktur organisasi
4. Bagaimana caranya POKLILI mengajak serta warga yang lain untuk mengikuti
kegiatan yang diadakan?
Jawab:
Disosialisasikan saat ada arisan. Dan setiap rumah diberikan keranjang sampah
takakura
5. Bagaimana caranya POKLILI mengelola sampah yang dihasilkan warga Griya
Lembah?
Jawab:
Sampah plastik di daur ulang dan sampah organik diminta TPS Merdeka untuk
menjadi kompos
6. Program apa yang sejauh ini anda nilai sukses diterapkan di Griya Lembah?
Jawab:
Bank sampah dan daur ulang
7. Apakah menurut anda komunitas ini sukses menerapkan green lifestyle pada
warga Griya lembah?
Jawab:
Iya sukses karena dari awalnya 10 nasabah kini satu RT sudah menjadi nasabah
POKLILI. Dan sekarang setiap RW sudah harus memiliki Bank sampah.
8. Bagaimana caranya POKLILI menerapkan green lifestyle bagi warga Griya
Lembah?
Jawab:
Membuat kompos dari takakura dan mendaur ulang sampah plastik
9. Apa tantangan atau hambatan selama komunitas ini berdiri?
Jawab:
Masih kurangnya kepedulian masyarakat dan ada yang tidak setuju dengan
kegiatan POKLILI karena takut bau.
DATA WAWANCARA
Data Responden
Nama : Rosida
Usia : 55 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
1. Apa yang melatar belakangi anda ikut sebagai anggota dari POKLILI?
Jawab:
Saya awalnya hanya ikut-ikutan bantu kerja saja sehabis zuhur
2. Apakah POKLILI memiliki agenda kerja? Fokusnya dalam hal apa untuk saat ini?
Jawab:
Iya. Fokusnya dalam edukasi ke sekolah-sekolah di Depok dan mengumpulkan
sampah juga arisan.
3. Bagaimana sistem pembagian kerja POKLILI? Apakah POKLILI memiliki divisi-
divisi tertentu dalam pembagian kerjanya?
Jawab:
Setiap orang memiliki tugas masing-masing. Prinsipnya kekeluargaan saja.
4. Bagaimana caranya POKLILI mengajak serta warga yang lain untuk mengikuti
kegiatan yang diadakan?
Jawab:
Piknik ke Lembang, dan diputarkan film dan dokumentasi POKLILI
5. Bagaimana caranya POKLILI mengelola sampah yang dihasilkan warga Griya
Lembah?
Jawab:
Sampah organik POKLILI berkerjasama dengan walikota untuk dibuat kompos.
6. Program apa yang sejauh ini anda nilai sukses diterapkan di Griya Lembah?
Jawab:
Bank sampah
7. Apakah menurut anda komunitas ini sukses menerapkan green lifestyle pada
warga Griya lembah?
Jawab:
Iya sukses
8. Bagaimana caranya POKLILI menerapkan green lifestyle bagi warga Griya
Lembah?
Jawab:
Menanam tanaman di area Griya Lembah
9. Apa tantangan atau hambatan selama komunitas ini berdiri?
Jawab:
Tidak ada tantangan. Semua orang suka karena sekarang sampah plastik bernilai
ekonomis.
DATA OBSERVASI
NO ASPEK YANG
DIAMATI
Kondisi
1 Keadaan lingkungan Lingkungan terlihat bersih meski masih ada
beberapa sampah yang bererakan karena tertiup
angin.
Fasilitas seperti tempat sampah tidak ada. Namun
sampah dikumpul dirumah dan rutin diangkut
dengan jadwal pengangkutannya seminggu tiga
kali yaitu hari Senin, Rabu, dan Jumat untuk
sampah basah.
Untuk sampah kering atau sampah plastik di setor
ke Bank sampah POKLILI setiap hari Jumat.
2 Lubang biopori di setiap
rumah
Setiap rumah tidak memiliki lubang biopori.
Karena jalanan atau halaman depan rumah warga
sudah di aspal atau di semen.
3 Saluran air Saluran air tertututp dengan semen. Tetapi ada
beberapa bagian yang dibiarkan terbuka dan
kondisinya mengalir tanpa ada sumbatan sampah
4 Taman sebagai area
penghijauan
Terdapat sebuah taman kecil didepan pintu masuk
komplek dan dimanfaatkan sebagai area bermain
oleh warga saat sore hari.
5 Pemanfaatan pekarangan
rumah sebagai lahan
penghijauan
Pekarangan rumah ditanami dengan tanaman
didalam pot. Hamper setiap rumah mempunyai
tanaman gantung.
6 Komunitas hijau
memiliki agenda rutin
Agenda rutin hanya setiap Jumat saja yaitu
penimbangan. Untuk kegiatan daur ulang
dilakukan dirumah masing-masing. Dan untuk
edukasi ke sekolah-sekoah di Depok hanya ketua
saja yang hadir meskipun sesekali anggota juga
ikut.
7 Agenda komunitas hijau
melibatkan seluruh
warga
Agenda POKLILI yang melibatkan warga ada
piknik setiap tahun, Bank sampah setiap hari
Jumat.
8 Pengelolaan sampah
berprinsip ramah
lingkungan
Pengelolaan sampah plastik dilakukan dengan
daur ulang. Untuk sampah basah POKLILI
berkerjasama dengan walikota Depok. Sampah
basah tersebut dikumpul dan diangkut ke TPS
Merdeka untuk diolah menjadi biogas dan
kompos
9 Warga melakukan
pemilahan sampah
berdasarkan jenisnya
Sampah warga dipilah antara sampah organik dan
non organik
10 Pengolahan dan
pemanfaatan sampah
kertas, sampah plastic,
dan sisa makanan
Sampah plastic dan kertas didaur ulang menjadi
berbagai macam kerajinan tangan seperti tas,
taplak meja, celemek, dan bunga plastik. Untuk
sampah basah atau sampah sisa makanan akan
dibuat menjadi kompos.
11 Menghindari melakukan
pembakaran sampah
Semua sampah dimanfaatkan dengan baik.
Sehingga tidak ada satupun warga yang terlihat
membakar sampah.
Kegiatan Penimbangan
Sampah yang dikumpulkan setelah ditimbang
Setelah sampah ditimbang dilakukan pencatatan
Membersihkan sisa plastik penutup dari gelas plastik