penerapan harmonisasi ruang dalam dan ruang luar pada
TRANSCRIPT
Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur © Jurusan Arsitektur Itenas | No. 13 | Vol. 4
Februari 2020
Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 1
Penerapan Harmonisasi Ruang Dalam dan Ruang Luar
pada Perancangan Kantor BAPPEDA Jabar
Randika Anandika Putra
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Itenas, Bandung
Email: [email protected]
ABSTRAK
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat merupakan sebuah lembaga yang
bertugas menyelenggarakan kebijakan teknis bidang perencanaan pembangunan daerah provinsi Jawa
Barat, Kantor BAPPEDA Jawa Barat dituntut untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang semakin
kompleks sehingga dibutuhkan Kantor BAPPEDA Jabar yang lebih professional, fungsional, efisien,
efektif, nyaman dan sekaligus dapat menjadi suatu pusat kegiatan sosial maupun ekonomi untuk
meningkatkan kualitas kawasan Dago. Perancangan kantor BAPPEDA Jawa Barat menggunakan konsep
harmonisasi ruang dalam dan ruang luar. Konsep tersebut diterapkan dalam olahan desain bangunan
berupa innercourt, tranparansi ruang dan void. Hal ini bertujuan untuk menciptakan suatu kenyamanan
di kantor BAPPEDA Jawa Barat, sehingga menghasilkan suatu kenyamanan visual dam spasial. Olahan
tersebut diharapkan juga dapat meningkatkan kualitas iklim mikro pada tapak yang mendukung aktifitas
pengguna dalam melayani masyarakat Jawa Barat.
Kata kunci: Harmonisasi, kantor pemerintahan, ruang dalam, ruang luar.
ABSTRACT
The Regional Development Planning Board of West Java Province is an institution tasked with carrying
out technical policies in the area of regional development planning in the province of West Java. The West
Java BAPPEDA Office is demanded to meet the increasingly complex needs of users so that a BAPPEDA
Office that is more professional, functional, efficient, effective, comfortable and at the same time can be a
center of social and economic activity to improve the quality of the Dago region. The design of the West
Java Province BAPPEDA office uses the concept of harmonization of indoor and outdoor spaces. The
concept is applied in the preparation of building designs in the form of innercourt, space transparency and
voids. This aims to create a comfort in the office of BAPPEDA in West Java Province, so as to produce a
visual and spatial comfort. The preparations are also expected to improve the quality of the microclimate
on the site that supports user activities in serving the people of West Java.
Keywords: Harmony, Government, indoor, outdoor.
Randhika Anandhika Putra
Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 2
1. PENDAHULUAN
Pembangunan yang dilakukan pemerintah pada prinsipnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
penduduknya. Peningkatan kesejahteraan ditandai dengan adanya peningkatan/ perbaikan kondisi baik
secara sosial maupun secara ekonomi. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat
merupakan sebuah lembaga yang bertugas menyelenggarakan kebijakan teknis bidang perencanaan
pembangunan daerah provinsi Jawa Barat, yang menyelenggarakan koordinasi, pembinaan,
pengendaliaan dan pelaksanaan urusan pemerintah daerah provinsi.
Gedung kantor BAPPEDA Jawa Barat berdasarkan tingkat kompleksitas ialah jenis Bangunan Tidak
Sederhana. Gedung kantor BAPPEDA Jabar ini merupakan suatu badan di bawah Kementerian sehingga
termasuk kedalam golongan Tipe C yaitu gedung perkantoran yang ditempati secara permanen oleh
Instansi Pemerintah Pusat dengan pejabat tertinggi setingkat Eselon I [1].
Dengan penerapan harmonisasi ruang dalam dan ruang luar menciptakan suatu keselarasan antara ruang
dalam dan ruang luar dengan memasukkan unsur innercourt, tranparansi ruang dan void ke dalam
perancangan sehingga menciptakan kenyamanan bagi pengguna kantor BAPPEDA dengan demikian
akan terbentuk pelayanan terhadap masyarakat Kota Bandung menjadi lebih baik.
2. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANGAN
2.1 Definisi Bangunan Gedung Negara
Menurut ketentuan umum pasal 1 pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
nomor 22 tahun 2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara, yang dimaksud dengan
Bangunan Gedung Negara adalah bangunan gedung untuk keperluan dinas yang menjadi barang milik
negara atau daerah dan diadakan dengan sumber pembiayaan yang berasal dari dana APBN, APBD,
dan/atau perolehan lainnya yang sah [2].
2.3 Definisi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, disingkat Bappeda, adalah lembaga teknis daerah dibidang
penelitian dan perencanaan pembangunan daerah yang dipimpin oleh seorang kepala badan yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur/ Bupati/ Wali kota melalui Sekretaris Daerah. Badan
ini mempunyai tugas pokok membantu Gubernur/ Bupati/ Wali kota dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah dibidang penelitian dan perencanaan pembangunan daerah [3].
2.4 Definisi Harmonisasi Ruang dalam dan Ruang Luar
Pendekatan yang diambil yaitu harmonisasi ruang dalam dan ruang luar dimana adanya keseimbangan
disetiap perancangan ruang dalam dan ruang luar yang menciptakan tatanan massa yang baik, kenyaman
terhadap pengguna serta meningkatkan iklim mikro disekitar site. Disampaikan oleh Ching (2000)
dimana terdapat prinsip prinsip tambahan yang dapat dipakai untuk menciptakan tatanan dalam
suatu komposisi arsitektur yang dimana setiap bagian dari seluruh komposisi saling berhubungan
dengan bagian lain dengan tujuan menghasilkan suatususunan yang harmonis [4]. Prinsip itu dipilih
berdasarkan hasil analisa ruang luar tapak (eksterior) dan ruang dalam (interior) berupa olahan
desain ke dalam bangunan berupa innercourt, transparansi ruang dan void.
2.5 Metode Pendekatan Perancangan
Metode pendekatan perancangan yang digunakan dalam perancangan Kantor BAPPEDA Jabar ini
adalah metode five steps design process yakni tahap identifikasi masalah tentang kantor yang mencakup
tujuan, lingkup proyek dan penentuan permasalahan, tahap persiapan dengan mengumpulkan data
Penerapan Harmonisasi Ruang Dalam dan Ruang Luar pada Perancangan Kantor BAPPEDA Jabar
Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 3
berupa studi literature, peninjauan lokasi tapak, pengajuan alternatif desain dan tahap pengembangan
konsep rancangan yang dituangkan kedalam desain kantor BAPPEDA Jabar.
2.6 Identifikasi Lokasi
Nama Proyek : Kantor BAPPEDA Provinsi Jawa Barat
Fungsi Bangunan : Kantor Pemerintahan
Luas Lahan : ±9100 m
KDB : 40%
KLB : 1.6
KDH Minimum : 52%
GSB : 12 m (dipergunakan sebagai ruang terbuka hijau publik)
Gambar 1. Peta peruntukan lahan Sumber : Peta RTRW/RDTR Kota Bandung 2011 – 2035, diakses pada tanggal 12 Januari 2020 dan diolah
tapak berada tata guna lahan sekitar yang beragam. Kawasan ini terdiri dari area komersil, pemerintahan,
pendidikan, permukiman padat, sara peribadatan. Seperti tertera pada peraturan Peta RTRW Kota
Bandung tahun 2011-2031 dengan klasifikasi zona k (berwarna merah) yaitu peruntukan lahan
“perdangan dan jasa”. sehingga lokasi tapak dari bangunan Kantor Pemerintahan dinilai cocok
berdasarkan regulasi dan kondisi tapak saat ini. Dapat dilihat peta peruntukan lahan pada site pada
Gambar 1.
3.HASIL RANCANGAN
3.1 Elaborasi Tema
Tema yang diangkat dalam bangunan kantor pemerintahan BAPPEDA Provinsi Jawa Barat ini adalah
harmonisasi ruang dalam dan ruang luar dimana suatu keselarasan antara ruang dalam dan ruang luar
sehingga memiliki kenyamanan, pengalaman khusus dan meningkatkan kualitas pengguna bangunan di
dalamnya. Dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Elaborasi Tema
Kantor BAPPEDA
Provinsi Jawa Barat
Harmonisasi Ruang Dalam dan
Ruang Luar
Mean
tempat yang digunakan
untuk keperluan dinas
lembaga teknis daerah
dibidang penelitian dan
perencanaan
pembangunan daerah
Provinsi Jawa Barat
semua elemen yang ada saling
melengkapi dan berkesinambungan
satu dengan yang lainnya sehingga
menghasilkan komposisi yang
seimbang yang membentuk suatu
ruang yang harmonis
Randhika Anandhika Putra
Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 4
Penerapan Konsep Harmonisasi Ruang Dalam Dan Ruang Luar pada
Rancangan Kantor BAPPEDA Provinsi Jawa Barat
Problem
Bagaimana mendesain
kantor pemerintahan
BAPPEDA provinsi jabar
dengan efektif sehingga
pengguna kantor dapat
merasakan iklim mikro
yang baik, meningkatkan
produktifitas pengguna
Penerapan harmonisasi ruang dalam
dan luar sehingga menciptakan
kenyamanan baik visual, spatial dan
psikologis pengguna kantor
Fact
Sebagian besar kantor
pemerintahan dirancang
tanpa menciptakan
sebuah harmoniasi yang
nyaman antara ruang
dalam dan ruang luar
Merancang bangunan dengan
pendekatan harmoniasi ruang dalam
dan ruang luar sehingga pengguna
dibuat seolah olah merasa berada di
ruang luar walaupun berada di
ruang dalam
Need
Kebutuhan atas kantor
pemerintahan yang
nyaman, aman, dan
lengkap dari segi fasilitas
serta mendukung aktifitas
pengguna.
Penerapan konsep harmonisasi
ruang dalam dan ruang luar dengan
adanya innercourt , void dan
transparansi ruang yang
menciptakan kenyamanan baik
visual, spatial dan psikologis
pengguna.
Goal
Menciptakan desain
bangunan kantor
BAPPEDA Jabar yang
memiliki harmonisasi
dengan ruang dalam dan
ruang luar tanpa
menghilangkan prinsip
dasar kantor pemerintahan
yang harus mementingkan
kepentingan privat para
pengguna
Memberikan pengalaman yang
berbeda kepada pengguna melalui
kenyamanan spatial , visual dan
psikologis pada ruang dalam dan
ruang luar yang juga agar
meningkatkan aktifitas pengguna
kantor
Concept
3.2 Konsep Zoning dan Sirkulasi Tapak
Secara garis besar, tapak dibagi menjadi 3 zona utama yaitu zona publik, zona private, dan zona servis.
Ketiga zona ini ditempatkan berdasarkan kondisi dan situasi yang ada di sekitar tapak sehingga tercipta
beberapa massa di dalam satu site, zona publik merupakan lobby utama kantor BAPPEDA, zona private
merupakan area ruang kantor bidang yang dapat diakses dari lobby utama oleh pengguna kantor,
sedangkan zona servis ditempatkan berada di bagian belakang tapak agar tidak menggangu lingkungan
pada bangunan utama dan sekitarnya. Konsep zoning dan sirkulasi pada tapak dapat dilihat di Gambar
2.
Penerapan Harmonisasi Ruang Dalam dan Ruang Luar pada Perancangan Kantor BAPPEDA Jabar
Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 5
Gambar 2. Pembagian zona dan sistem sirkulasi dalam tapak
3.2 Konsep Zoning Bangunan
Pembagian zona dalam bangunan ini dibagi menjadi empat zona yang meliputi : Zona publik, zona semi-
publik, zona servis dan zona privat. Pengelompokan zona ini dibedakan dengan keterangan warna yang
berbeda-beda tiap jenis zonanya. Zona publik ditandai dengan warna kuning, zona semi publik ditandai
dengan biru muda, zona Private ditandai dengan warna biru dan zona servis ditandai dengan warna
merah. Kantor BAPPEDA Jabar ini dirancang berorientasi ke dalam sehingga massa terpecah menjadi
6 diantaranya hall, ruang bidang, masjid, kantin dan massa penunjang. lantai semibasement merupakan
area parkir pengguna kantor dan beberapa ruang servis, lantai dasar merupakan lantai yang didominasi
oleh zona yang bersifat publik karena ditempatkan fasilitas pendukung berupa ruang pameran, hall
utama poliklinik masjid dan kantin yang langsung berorientasi pada innercourt dapat dilihat di Gambar
3.
Gambar 3. Pembagian zona dalam bangunan lt basemen dan lt 1
pada lantai kedua ditempatkan ruang bersifat private yaitu ruang bidang, ruang arsip, ruang rapat,
perpustakaan dengan penggunaan dinding tranparan yang langsung berorientasi langsung ke dalam
innercourt. Pada lantai ketiga terdapat ruang bersifat semi outdoor seperti ruang sidang pleno yang
ditunjang dengan fasilitas coffee break, hall tunggu dan ruang panitia. berikut denah lantai 3 dilihat
pada Gambar 4.
Randhika Anandhika Putra
Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 6
Gambar 4. Pembagian zona dalam bangunan lt 2 dan lt 3
Konsep harmonisasi ruang dalam dan ruang luar dengan penarapan innercourt ditengah menciptakan
adanya ruang ruang social dengan banyaknya vegetasi yang ditata simetris menjaga keseimbangan
antara pada setiap ruang yang berada di lantai 1 maupun di lantai 2 serta penggabungan dengan unsur
alam yang dapat memberi manusia sejumlah manfaat seperti dapat megurangi stress dan meningkatkan
produktifitas pegawai kantor. Konsep innercourt pada bangunan dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Potongan site memanjang bangunan
3.3 Fasad Bangunan
Desain fasad kantor BAPPEDA Jabar ini dipengaruhi oleh analisa tapak dimana fasad menghadap jalan
utama yaitu Jalan H. Ir. Djuanda dengan orientasi matahari menghadap barat sehingga tercipta
penggunaan sirip vertical yang bertujuan untuk mereduksi panas serta memberikan kesan tegas terhadap
fasad kantor pemerintahan.Desain olahan fasad depan dapat dilihat di Gambar 6.
Gambar 6. Desain fasad depan bangunan
Penerapan Harmonisasi Ruang Dalam dan Ruang Luar pada Perancangan Kantor BAPPEDA Jabar
Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 7
Pada fasad samping didesain mengikuti fungsi ruang didalamnya dimana ruang rapat didesain massif
dan ruang bidang didesain terbuka dengan penggunaan dinding transparan sehingga menciptakan visual
bangunan seolah-olah mempunyai sebuah irama. Desain olahan fasad samping dapat dilihat di Gambar 7.
Gambar 7. Desain fasad samping bangunan
Gambar 8. Potongan site melintang bangunan
Jika melihat elemen fasad secara mendetail, dapat terlihat terdapat bukaan yang berulang dengan
kombinasi sirip vertical dengan material dinding beton yang bertujuan mereduksi panas serta
menciptakan identitas bangunan kantor pemerintahan BAPPEDA Jabar yang tegas dan kokoh.
Penerapan sirip diterapkan pada bangunan di lantai 3 yang bertujuan mereduksi cahaya yang langsung
masuk ke area ruang tunggu juga menyeimbangkan fasad pada massa bangunan di sekitarnya. Dapat
dilihat siluet massa bangunan sidang pleno yang dilihat dari potongan site memberikan kesan
monumental dan megah. Dapat dilihat di Gambar 8 dan Gambar 9.
Gambar 9. Detail fasad bangunan
Randhika Anandhika Putra
Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 8
3.4 Eksterior Bangunan
Pada eksterior, terlihat bangunan yang dipecah menjadi 6 massa yang menciptakan orientasi ke dalam
innercourt serta membentuk suatu tatanan massa yang seimbang dikedua sisi kiri dan kanan sebagai
fungsi ruang bidang. Vegetasi sengaja menggunakan jenis pohon peneduh serta berdaun lebat yang bisa
berfungsi sebagai buffer terhadap kebisingan yang diakibatkan area yang langsung berhadapan dengan
jalan raya. adanya penghubung berupa selasar sebagai pemersatu massa-massa yang terpecah hal itu
juga memberikan pengalaman tersendiri bagi pengguna kantor BAPPEDA Jabar. Dapat dilihat di
Gambar 10.
Gambar 10. Perspektif eksterior
Tatanan massa yang dibentuk secara simetris dapat terlihat pada perspektif tampak bangunan yang
disesuaikan menurut klasifikasi jabatan kantor BAPPEDA Jabar dimana kepala BAPPEDA berada di
lantai dua dan pegawai berada di lantai satu. Penggunaan detail yang berulang sebagai solusi tampak
bangunan yang terhalangi oleh pohon-pohon di jl H. Ir. Djuanda yang menciptakan ciri khas kantor
BAPPEDA Jabar sehingga kantor dapat terlihat oleh pengguna jalan yang melintas. Dapat dilihat di
Gambar 11 di bawah.
Gambar 11. Perspektif eksterior
Gambar 1. Perspektif Eksterior
Penerapan Harmonisasi Ruang Dalam dan Ruang Luar pada Perancangan Kantor BAPPEDA Jabar
Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 9
Pada bagian sisi tampak depan terdapat area hijau berupa selasar yang menghubungan antara massa
utama dan massa kantor juga fungsi penunjang seperti masjid, perpustakaan dan kantin yang langsung
berhadapan dengan taman yang menciptakan kesan sejuk dan menyatu dengan alam bagi pengguna
kantor BAPPEDA. Perspektif pada selasar dapat dilihat di Gambar 12.
Gambar 12. Perspektif eksterior selasar
Terlihat pada Gambar 13, Massa yang dipecah menciptakan Ruang komunal berupa innercourt di
rancang terbuka dengan lingkungan agar udara dapat masuk kedalam setiap massa bangunan. Ruang
komunal ini juga berfungsi sebagai sumur cahaya alami sehingga dapat mengurangi intensitas
penggunaan pencahayaan buatan pada siang hari dan sebagai ruang transisi antara ruang dalam dan
ruang luar dimana menciptakan suatu keseimbangan antara pengguna dengan lingkungan. Pemakaian
vegetasi yang rimbun sebagai fungsi peneduh bagi pengguna kantor juga meningkatkan iklim mikro di
dalam site. Penggunaan dinding transparan di setiap massa yang berorientasi pada innercourt sebagai
masuknya cahaya matahari ke dalam setiap ruang ruang kantor juga membentuk transparansi ruang
dimana para pengguna dapat melihat satu sama lain yang menciptakan keharmonisan antara pengguna ,
bangunan dan lingkungan.
Gambar 13. Perspektif eksterior selasar
Randhika Anandhika Putra
Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 10
Gambar 14. Perspektif interior lobby
Lobby utama sebagai pintu utama pengguna kantor yang langsung menghubungan dengan massa massa
lainya dibuat lapang dengan tidak adanya kolom sehingga para pengguna dapat leluasa saat melewati
lobby serta adanya ruang pameran di massa utama sebagai ruang informasi pertama bagi pengunjung
tamu BAPPEDA melihat rencana pembangunan Jawa Barat, instalasi juga sebagai ruang sosial bagi
para pengguna kantor. Perspetif ruang dalam lobby Dapat dilihat di Gambar 14.
Gambar 15. Perspektif interior ruang bidang
Terlihat pada Gambar 15, posisi peletakan meja pada ruang bidang disusun qubicle dengan sekat sekat
berupa partisi dimana menciptakan kesan rapih maka akan memperlancar jalannya kinerja pergawai
kantor, menjamin konsentrasi kerja karena pandangan dibatasi oleh sekat namun dapat terawasi oleh
kepala bidang. Ruang rapat dan ruang kepala bidang saling berhubungan dimana hanya dinding
transparan menjadikan ruang menjadi lapang namun tetap menjaga fungsi ruang yang bersifat private.
Dengan penggunaan kombinasi warna antara putih dan unsur alam yaitu kayu sehingga tetap
menciptakan keselarasan dengan ruang luar.
Penerapan Harmonisasi Ruang Dalam dan Ruang Luar pada Perancangan Kantor BAPPEDA Jabar
Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 11
4.SIMPULAN
Kantor BAPPEDA Provinsi Jawa Barat yang berlokasi di Jalan H. Ir. Djuanda Bandung ini mengangkat
tema harmonisasi ruang dalam dan ruang luar dengan memasukkan unsur innercourt, tranparansi ruang,
dan void kedalam desain. Sehingga terjadi suatu keseimbangan antara ruang luar dan ruang dalam yang
menciptakan kenyamanan spatial maupun visual bagi pengguna kantor BAPPEDA Provinsi Jawa Barat.
Penerapan Konsep ini juga diangkat selaras dengan visi misi dari BAPPEDA yaitu meningkatkan
keserasian pembangunan di daerah yang diperlakukan adanya peningkatan keselarasan antara
pembangunan sektoral dan pembangunan regional dan menjamin laju perkembangan, keseimbangan
dan kesinambungan pembangunan di Provinsi Jawa Barat.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Kantor BAPPEDA Jawa Barat yang telah memberikan
kesempatan bagi penulis dalam memperoleh data yang bermanfaat bagi penulisan laporan Tugas Akhir
ini dan kepada seluruh pihak yang telah membantu Ibu Ir. Utami, M.T. Dan Bapak Irfan S. Hasim,
S.T.,M.T. selaku pembimbing tugas akhir sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Peraturan Menteri PU Nomor 45 Tahun 2007
[2] Republik Indonesia. 2018. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2018 tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum.
[3] https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Perencanaan_Pembangunan_Daerah
[4] Aulia, Arissa (2017) Harmonisasi Arsitektur Jawa. UII; Yogyakarta.