repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · penerapan media...
TRANSCRIPT
PENERAPAN MEDIA AROMATERAPI LAVENDER
DALAM KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA
KELAS X SMA NEGERI 8 KOTA TANGERANG SELATAN
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
oleh:
Nadine Ayuningtias Putri
(11150130000004)
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
i
ABSTRAK
Nadine Ayuningtias Putri. NIM: 11150130000003. “Penerapan Media
Aromaterapi Lavender dalam Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas X
SMA Negeri 8 Kota Tangerang Tahun Pelajaran 2019/2020, Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dr.
Hindun, M. Pd., 2019.
Penelitian ini tentang penggunaan media aromaterapi lavender yang
diterapkan dalam keterampilan menulis puisi siswa kelas X di SMA Negeri 8
Kota Tangerang Selatan tahun pelajaran 2019/2020. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan penerapan media aromaterapi lavender dalam keterampilan
menulis puisi siswa kelas X SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan tahun
pelajaran 2019/2020. Metode yang digunakan dalam penelitian karya ilmiah ini
adalah metode deskriptif kualitatif dengan memaparkan fakta-fakta dan faktor-
faktor yang melatarbelakangi masalah yang diteliti sehingga menghasilkan data
penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPS 4 SMA Negeri
Kota Tangerang Selatan tahun pelajaran 2019/2020. Objek dalam penelitian ini
adalah penerapan media aromaterapi lavender dalam keterampilan menulis puisi.
Sumber data diperoleh dari hasil keterampilan menulis puisi siswa kelas X
IPS 4 SMA Negeri Kota Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2019/2020 yang
berjumlah 30 siswa. Adapun kriteria penilaian menulis puisi meliputi penilaian
kebaruan tema dan makna, kekuatan imajinasi, ketepatan diksi, dan pendayaan
citraan dan makna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan media
aromaterapi lavender siswa menjadi lebih termotivasi dan memahami puisi yang
ditulis. Hal tersebut terlihat dari pencapaian penilaian yang diraih tiap aspek
penilaian mengacu teori Burhan Nurgiyantoro oleh peserta didik dengan jumlah
capaian skor tertinggi yaitu 18 atau dengan nilai 90 dan jumlah capaian skor
terendah yaitu 9 atau dengan nilai 45.
Kata kunci: aromaterapi lavender, menulis puisi.
ii
ABSTRACT
Nadine Ayuningtias Putri. NIM: 11150130000003. “The Application of
Lavender Aromateraphy in the Poetry Writing Skills of Students at Tenth
Grade of SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan in Academic Year
2019/2020, Departement of Indonesian Language and Literature, A Faculty
of Tarbiyah dan Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic
University Jakarta. Dr. Hindun, M. Pd., 2019.
This study is the use of a lavender aromatherapy media that was applied to
the student poetic writing skills in the SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan in
academic year 2019/2020. This study aims to describe the application of lavender
aromateraphy in the poetry writing skills of Students at tenth grade of SMA
Negeri 8 Kota Tangerang Selatan in academic year 2019/2020. The method used
in the study of this scientific work is qualitative descriptive method by
expounding the facts and factors underlying the issues under study, resulting in
research data. The subject in this study is the students in tenth grade IPS 4 of
SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan in academic year 2019/2020. The object
in this study is the application of lavender aromatherapy media in poetry writing
skills.
The source of data comes from the poem writing skills of the 30 students
in tenth grade IPS 4 of SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan in academic year
2019/2020. As for the predictive criteria of writing poetry includes new appraisals
of theme, the power of imagination, precision of diction, and college of flavor and
meaning. Studies show that with the application of lavender aromatheraphy
media, the students are more motivated and understanding in the learning of
poetry writing. This can be seen in the accomplishment of judgement reached by
learners refers to the Burhan Nurgiyantoro’s theory by the highest scor number of
accomplishments is 18 or 90 and the lower number of accomplishments is 9 or 45.
Keywords: aromatherapy, poetry writing.
iii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, ke hadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu
syarat menyelesaikan pendidikan strata satu (S1) pada Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penyusunan skripsi ini disadari masih belum sempurna dan
tidak lepas dari bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih
disampaikan kepada pihak-pihak yang terkait dalam penyusunan skripsi ini:
1. Dr. Sururin, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Makyun Subuki, M.Hum., sebagai ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Novi Diah Haryanti, M.Hum., sebagai sekretaris Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Hindun, M. Pd., dosen pembimbing skripsi peneliti yang senantiasa
sabar dalam membimbing dan menasihati penulis.
5. Dr. Elvi Susanti, M. Pd., dan Nur Syamsiyah, M. Pd., sebagai dosen
penguji skripsi.
6. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
memberikan banyak ilmu pengetahuan selama peneliti kuliah di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Pimpinan dan seluruh staff perpustakaan Fakultas Ilmu Tabiyah dan
Keguruan dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah berkenan meminjamkan buku-buku teori untuk kepentingan referensi
penelitian ini.
8. Teman-teman PBSI angkatan 2015 yang telah menjalankan proses
perkuliahan bersama.
9. Dra. Roslaini, M. Pd., selaku guru pamong mata pelajaran Bahasa
Indonesia kelas X IPS 4, yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan
penelitian skripsi di SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan.
iv
10. Kedua orang tua peneliti tercinta, Bapak R. Widodo Harisuharto dan Ibu
N. Yuningsih, yang atas segala doa-doa tulus dan usahanya telah
mengantarkan penulis sampai pada tahap ini. Segala ucapan baik tidak
pernah cukup menggambarkan betapa penulis sangat berterimakasih atas
segala doa, jasa, dan pengorbanan kedua orang tua.
11. Kakak penulis, Gilang Pramudya Widodo dan Maulida Fitria yang selalu
memberikan semangat untuk terus berjuang menyelesaikan skripsi.
12. Keluarga baik yaitu “Sembilan dari Cangci” (Mia Fatmala, Nabila, Rifa
Nurafia, Resty Maulidha, Nur Alfiatussa’adah, Windi Atika, Gustin
Ambarsih, dan Wila Silvia) yang senantiasa menemani penulis sepanjang
perkuliahan.
13. Sahabat baik penulis (Rusydi Jamil Fiqri, Anisa, Imron Sukriyadi, Ahmad
Fauzi dan Suryatul Fajariah) yang selalu memberikan motivasi dan
semangat ketika penulis sedang di masa-masa terpuruk, yang selalu
mengingatkan penulis bahwa segala sesuatunya akan baik-baik saja,
bahwa segala sesuatunya akan segera selesai. Kalian, sumber semangat
penulis.
14. Tim Gadir (Sundari Aryani, Iwan Hidayat, dan Halida Maulidia) yang
menjadi tempat berbagi canda tawa dan keluh kesah ketika penulis
membutuhkannya, terima kasih.
15. Seluruh siswa kelas X IPS 4 SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan tahun
pelajaran 2019/2020 yang sudah berkenan untuk dijadikan sasaran
penelitian dalam skripsi ini.
Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan yang terdapat
dalam skripsi ini, dan dengan kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran
yang konstruktif. Besar harapan penulis, skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.
Ciputat, 9 September 2019
Penulis
nadinetias
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ............................................................................................................... i
ABSTRACT ............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... ix
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................................ 4
D. Rumusan Masalah .................................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
BAB II ..................................................................................................................... 6
LANDASAN TEORETIS ................................................................................... 6
A. Hakikat Media Pembelajaran ................................................................... 6
B. Media Aromaterapi ................................................................................... 8
C. Hakikat Menulis ..................................................................................... 11
D. Hakikat Puisi .......................................................................................... 16
E. Penelitian yang Relevan ......................................................................... 22
BAB III ................................................................................................................. 25
METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 25
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 25
B. Metodologi Penelitian ............................................................................ 25
vi
C. Sumber Data ........................................................................................... 26
D. Fokus Penelitian ..................................................................................... 26
E. Teknik dan Analisis Data ....................................................................... 26
F. Instrumen Penelitian ............................................................................... 27
BAB IV ................................................................................................................. 32
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 32
A. Profil Sekolah ......................................................................................... 32
B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 34
BAB V ................................................................................................................... 88
PENUTUP ......................................................................................................... 88
A. Simpulan ................................................................................................. 88
B. Saran ....................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 90
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3 Tabel Instrumen Penilian Menulis Puisi ........................................... 28
Tabel 3.1 Tabel Pedoman Penilian Menulis Puisi ......................................... 28
Tabel 3.2 Tabel Kualifikasi Penilaian ............................................................ 29
Tabel 4.1 Tabel Analisis Data Amar Fauzi .................................................... 35
Tabel 4.2 Tabel Analisis Data Anargya Naufal ............................................. 37
Tabel 4.3 Tabel Analisis Data Audrey Artavrilianty ..................................... 39
Tabel 4.4 Tabel Analisis Data Bayu Verry T ................................................. 41
Tabel 4. 5 Tabel Analisis Data Dafita Tyaga Tsany ...................................... 42
Tabel 4.6 Tabel Analisis Data Dhavina Dinnary Athena .............................. 44
Tabel 4.7 Tabel Analisis Data Fahmi Habibi ................................................ 45
Tabel 4.8 Tabel Analisis Data Farah Andara ................................................ 47
Tabel 4.9 Tabel Analisis Data Febby Dwi .................................................... 49
Tabel 4.10 Tabel Analisis Data Fitrria Aulia ................................................. 50
Tabel 4.11 Tabel Analisis Data Hasna Hafidha Fauzi ................................... 52
Tabel 4.12 Tabel Analisis Data Juwita Rahmawati ....................................... 54
Tabel 4.13 Tabel Analisis Data Kevin Fontana ............................................. 55
Tabel 4.14 Tabel Analisis Data Krisna Tekmin Wijaya ................................ 57
Tabel 4.15 Tabel Analisis Data Lulub Nurkhaliza......................................... 59
Tabel 4.16 Tabel Analisis Data Marcell Muhammad Saky ........................... 60
Tabel 4.17 Tabel Analisis Data M. Daffa Rafsanjani .................................... 61
Tabel 4.18 Tabel Analisis Data M. Alfiansyah .............................................. 63
Tabel 4.19 Tabel Analisis Data Muhammad Fikri Haikal ............................. 65
Tabel 4.20 Tabel Analisis Data Nabila Nursabrina Daud .............................. 67
Tabel 4.21 Tabel Analisis Data Najwa Wahyu Fadhilah ............................... 68
Tabel 4.22 Tabel Analisis Data Noma Herdi Saputra .................................... 70
Tabel 4.23 Tabel Analisis Data Novita Aulia ................................................ 71
Tabel 4.24 Tabel Analisis Data Rafli Mustofa............................................... 73
Tabel 4.25 Tabel Analisis Data Renasya Maryam ......................................... 74
Tabel 4.26 Tabel Analisis Data Sakinah Afrilia Nasywa .............................. 76
Tabel 4.27 Tabel Analisis Data Shakilla Aurelya P.N ................................... 77
viii
Tabel 4.28 Tabel Analisis Data Shoniyyah Sr ............................................... 79
Tabel 4.29 Tabel Analisis Data Viola Afiana Azzahra .................................. 81
Tabel 4.30 Tabel Analisis Data Zahra Hanifah .............................................. 82
Tabel 4.31 Tabel Rekapitulasi Hasil Data Penelitian..................................... 84
Tabel 4.32 Tabel Rekapitulasi Penilaian Aspek ............................................ 84
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian
Lampiran 3 Surat Keterangan Persetujuan Penelitian
Lampiran 4 RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa Menulis Puisi
Lampiran 6 Uji Referensi
Lampiran 7 Riwayat Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia terutama
dalam berkomunikasi. Bahasa sangat diperlukan dalam berinteraksi di kehidupan
sehari-hari. Manusia berekspresi, menyampaikan pendapat, gagasan, ide, dengan
bahasa. Manusia dalam kehidupannya tidak terlepas dari kegiatan berbahasa.
Keterampilan dalam berbahasa terdiri dari empat macam, yaitu
keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan
keterampilan menulis. Manusia mulanya memperoleh keterampilan berbahasa
dengan menyimak. Setelah memasuki tahapan usia tertentu, manusia mulai
mempelajari bagaimana caranya berbicara. Lanjut dari berbicara, manusia
mempelajari keterampilan berbahasa selanjutnya yaitu keterampilan membaca.
Terakhir, adalah tahapan keterampilan dalam berbahasa yang paling tinggi yaitu
menulis. Keempat keterampilan tersebut saling berkaitan dan saling menunjang
satu sama lain.
Keterampilan menulis mempunyai peranan penting dalam kehidupan
manusia. Dengan menulis, seseorang dapat menyampaikan ide, gagasan, dan
pendapatnya ke khalayak umum. Keterampilan menulis hampir serupa dengan
keterampilan berbicara. Persamaan di antara keduanya adalah, keterampilan
menulis dan keterampilan membaca sama-sama keterampilan yang produktif.
Hanya saja, jika berbicara merupakan komunikasi langsung, maka menulis
merupakan komunikasi tidak langsung.
Harus diakui, semua keterampilan dalam berbahasa itu sangat penting,
tetapi menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang cukup sulit untuk
dilakukan. Tidak semua orang bisa terampil dalam menulis. Diperlukan adanya
latihan-latihan tersendiri dan proses pembelajaran yang tidak sedikit agar
seseorang dapat menulis dengan baik. Oleh karena itu, keterampilan menulis
harus diterapkan sejak dini.
2
Sudah ditemui kasus dalam pembelajaran bahasa di sekolah, yaitu di SMA
Negeri 8 Kota Tangerang Selatan sebagai tempat penulis bersekolah ketika SMA,
yaitu siswa kurang berminat dan merasa kesulitan dalam keterampilan menulis
terlebih menulis puisi. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pamong bahasa
Indonesia kelas X, guru mengaku bahwa hal yang membuat siswa kesulitan dalam
menulis puisi yaitu saat memilih diksi-diksinya maupun kata konkretnya.
Kurangnya minat dalam diri siswa juga disebabkan oleh beberapa faktor, salah
satunya dikarenakan mereka menganggap menulis puisi adalah hal yang sulit.
Faktor lainnya adalah guru pada umumnya menyampaikan materi dan
mengerjakan tugas di kelas secara monoton ketika proses pembelajaran bahasa
berlangsung.
Pengalaman peneliti sebagai siswa di SMA Negeri 8 Kota Tangerang
Selatan adalah guru menyampaikan materi dan pengerjaan tugas secara monoton
sehingga siswa menjadi kurang aktif ketika di kelas, misalnya ketika materi puisi
berlangsung. Suasana dan kondisi kelas di waktu-waktu tertentu juga membuat
siswa merasa bosan ketika belajar. Sebenarnya, ada banyak cara yang dapat
dilakukan oleh guru agar pembelajaran menjadi menyenangkan, salah satunya
dengan menggunakan media pembelajaran.
Jenis media yang dapat digunakan dalam pembelajaran sangat banyak,
salah satu contohnya adalah aromaterapi. Aromaterapi adalah proses pemanfaatan
minyak esensial dari berbagai tanaman bunga, obat, akar, buah, dan pepohonan
dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan baik fisik maupun psikis. Salah satu
cara proses pemanfaatan minyak esensial utuk aromaterapi dapat dilakukan
dengan cara menggunakan aroma diffuser yaitu mengubah minyak esensial
meenjadi uap yang wangi. Aromaterapi dari minyak esensial memiliki efek positif
dalam meningkatkan kondisi fisik dan emosional seseorang. Manfaat dari minyak
esensial aromaterapi sangat banyak, di antaranya aromaterapi sebagai relaksasi
dapat memberikan ketenangan ketika seseorang sedang mengalami kecemasan
atau stres yang berlebih, minyak esensial aromaterapi dapat meningkatkan
kualitas tidur dan membantu membuat tidur lebih nyenyak, aromaterapi dapat
3
meredakan nyeri dan peradangan, aromaterapi juga dapat mengobati masalah
pernapasan dan mengurangi mual.
Uap wangi aromaterapi yang dihasilkan dengan menggunakan aroma
diffuser dapat memberikan efek ketenangan dan relaksasi, misalnya minyak
esensial lavender. Manfaat aroma lavender tidak hanya dapat menghilangkan sakit
kepala, meredakan kecemasan dan ketegangan, tetapi juga dapat memberikan efek
relaksasi bagi seseorang ketika belajar. Suasana yang tenang dan rileks harus
diciptakan saat belajar, terutama ketika siswa berada di dalam kelas.
Hal tersebut menjadi latar belakang peneliti untuk melakukan penelitian
dengan menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran yang dapat
digunakan ketika menyampaikan materi tentang keterampilan menulis puisi salah
satunya adalah media pembelajaran dengan media aromaterapi lavender. Alasan
penulis memilih penerapan media pembelajaran dengan menggunakan
aromaterapi lavender dalam keterampilan menulis puisi salah satunya adalah agar
siswa tidak merasa bosan ketika proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, agar
siswa ikut terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Alasan lain penulis memilih media tersebut yaitu untuk melihat bagaimana
keterampilan menulis puisi dalam diri siswa. Efek yang ditimbulkan dalam
aromaterapi yaitu efek relaksasi dan ketenangan ketika belajar. Pembelajaran
diharapkan akan lebih menarik ketika menggunakan media ini dalam menulis
puisi, terutama agar siswa merasa tidak kesulitan dalam menulis puisi. Penerapan
media ini yaitu diharapkan dapat membuat siswa merasa tenang oleh efek
relaksasi sehingga siswa akan dengan mudah merangkai ide dan kreativitasnya,
menuangkan imajinasinya menjadi kata-kata, lalu menjadi larik-larik, kemudian
menjadi bait-bait, hingga sampailah pada satu karya puisi yang utuh. Guru juga
dapat menggunakan cara lain sebagai alternatif, salah satunya dengan memberikan
semangat kepada siswa ketika menyampaikan materi pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
pada siswa kelas X SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan, dengan formulasi
judul “penerapan media aromaterapi lavender dalam keterampilan menulis puisi
4
siswa kelas X SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan tahun pelajaran
2019/2020.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan penelitian ini dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Siswa kurang berminat dalam keterampilan menulis.
2. Siswa menganggap menulis puisi adalah hal yang sulit.
3. Guru menyampaikan materi secara monoton dan jarang menggunakan
media selama proses pembelajaran berlangsung.
4. Siswa bosan ketika belajar.
5. Siswa diharapkan lebih termotivasi dalam menulis puisi dengan penerapan
media aromaterapi lavender.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini dibatasi pada:
1. Penerapan media aromaterapi lavender dalam keterampilan menulis puisi
siswa.
2. Puisi karya siswa (1-3) bait bertema bebas.
3. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan, kelas X
IPS 4 semester ganjil.
4. Penelitian dibatasi sebanyak 30 orang dengan perbandingan jumlah laki-
laki sebanyak 12 orang dan perempuan sebanyak 18 orang.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana penerapan media
aromaterapi lavender dalam keterampilan menulis puisi siswa kelas X SMA
Negeri 8 Kota Tangerang Selatan tahun pelajaran 2019/2020?”
5
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan
media aromaterapi lavender dalam keterampilan menulis puisi siswa kelas X
SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan tahun pelajaran 2019/2020 .
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan ilmu
pengetahuan khususnya di bidang pembelajaran Bahasa Indonesia mengenai
penerapan media aromaterapi lavender terhadap keterampilan menulis puisi siswa
pada kelas X SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan tahun pelajaran 2019/2020.
2. Praktis
a. Bagi Guru
Memberi pengetahuan kepada guru bahwa penerapan penerapan media
aromaterapi lavender merupakan salah satu media untuk meningkatkan
keterampilan menulis puisi sehingga nantinya dapat menjadi alternatif media yang
digunakan di dalam kelas.
b. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan kepala sekolah
dalam memfasilitasi media pembelajaran terhadap pelaksanaan pembelajaran agar
pencapaian hasil belajar menjadi maksimal. Media yang diberikan sebagai
fasilitas tersebut diharapkan mampu memotivasi siswa untuk menulis puisi
dengan lebih baik lagi.
c. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi maupun bahan
pijakan sebagai penellitian yang relevan untuk melakukan penelitian berikutnya
yang lebih baik dan mendalam.
6
BAB II
LANDASAN TEORETIS
A. Hakikat Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Definisi media pembelajaran banyak dikemukakan oleh beberapa ahli,
berikut peneliti akan merangkumnya. Ridwanuddin mengungkapkan pengertian
media yaitu suatu alat yang dipakai sebagai saluran untuk menyampaikan suatu
pesan atau informasi dari sumber kepada penerimanya, sedangkan media
pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian yang dapat dimuat pesan
yang akan disampaikan kepada pelajar baik berupa orang, alat, maupun bahan.1
Smaldino dkk. berpendapat bahwa adalah bentuk jamak dari perantara
(medium) yang mana merupakan sarana komunikasi.2
Sadiman mengemukakan bahwa kata media berasal dari bahasa Latin dan
merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara
atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke
penerima pesan. Gagne dalam Sadiman menyatakan bahwa media adalah berbagai
jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk
belajar.3
Kurniawan menyatakan bahwa pengertian media berkaitan dengan suatu
benda yang dapat diraba, dilihat, didengar, dan yang dapat diamati melalui sarana,
alat, atau bahan yang digunakan dalam pembelajaran. Media ini digunakan dalam
pembelajaran dengan tujuan sebagai bahan, sarana, dan alat bantu siswa dalam
memahami materi belajar.4
Pengertian media pembelajaran berdasarkan pendapat Arsyad adalah
media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,
photografis, atau elektronis, untuk menangkap, memproses, dan menyusun
1 Dindin Ridwanudin, Bahasa Indonesia, (Ciputat: UIN Press, 2015), hlm. 134. 2 Sharon E. Smaldino, dkk, Instructional Technology and Media Learning Pearson
Education, (Jakarta: Kencana, 2012), hlm. 7. 3 Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996) hlm. 6. 4 Heru Kurniawan, Pembelajaran Kreatif Bahasa Indonesia (Kurikulum 2013), (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2015), hlm. 70.
7
kembali informasi visual atau verbal.5 Berdasarkan pendapat para ahli di atas
dapat disimpulkan bahwa pengertian media pembelajaran adalah sesuatu yang
dapat ditangkap oleh pancaindera guna mengefektifkan dan merangsang atau
memotivasi siswa selama proses pembelajaran.
2. Kegunaan Media Pembelajaran
Sadiman membagi kegunaan media pembelajaran sebagai berikut:
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis.
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, seperti misalnya:
objek yang terlalu besar, objek yang kecil, gerak yang terlalu lambat, kejadian
atau peristiwa yang terjadi di masa lalu, objek yang terlalu kompleks, atau konsep
yang terlalu luas.
c. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat
diatasi sikap pasif anak didik sehingga berguna untuk menimbulkan kegairahan
belajar, memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan
lingkungan dan kenyataan, atau memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri
menurut kemampuan dan minatnya.
d. Memberikan perangsang yang sama, mempersamakan pengalaman, dan
menimbulkan persepsi yang sama.6 Dapat disimpulkan bahwa jika penggunaan
medianya tepat maka akan menimbulkan semangat belajar dalam diri siswa
karena salah satu kegunaan media dalam pembelajaran yaitu membuat proses
belajar mengajar menjadi lebih aktif dan menyenangkan.
3. Wujud dan Jenis Media Pembelajaran
a. Wujud media pembelajaran bahasa Indonesia
Suparno dalam Ridwanuddin membedakan media pembelajaran bahasa
Indonesia sebagai berikut:7
1) Media pandang (visual)
Contoh: papan tulis, papan panel, kartu gambar, peta, grafik, sketsa, dll.
5 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Depok: PT. Rajagrafindo Persada, Cet 18, 2017),
hlm. 3. 6 Arief S. Sadiman, Op.cit, hlm. 17. 7 Dindin Ridwanudin, Op.cit, hlm. 136.
8
2) Media dengar (audio)
Contoh: radio, rekaman, dan PH.
3) Media pandang dengar (audiovisual)
Contoh: slide, tv, video, dll.
4) Media cetak
Contoh: kamus, buku pelajaran, buku bacaan, majalah, dan koran.
5) Objek nyata
Contoh: lingkungan alam, sosial, budaya, dan hasil karya siswa-siswi.
b. Jenis media pembelajaran bahasa Indonesia terbagi dua kelompok yaitu:
1) Media elektronik adalah alat atau teknik untuk lebih mengefektifkan
komunikasi dan interaksi antara guru dan murid dalam PMB yang hanya
diproyeksikan dengan saluran listrik.
Contoh: TV, VCD, Radio, Tape Recorder, OHP, LCD, Laptop, dsb.
2) Media nonelektronika adalah media biasa atau tradisional yakni alat atau
teknik untuk lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan
murid dalam PBM yang diproyeksikan tanpa menggunakan saluran listrik.
Contoh: papan tulis, buletin board, gambar dan ilustrasi, peta globe, pameran,
museum sekolah, dsb.
B. Media Aromaterapi
1. Pengertian Aromaterapi
Aromaterapi berasal dari dua kata, yaitu aroma dan terapi. Aroma berarti
bau harum atau bau-bauan dan terapi berarti pengobatan. Jadi, aromaterapi adalah
salah satu cara pengobatan penyakit dengan menggunakan bau-bauan yang
umumnya berasal dari tumbuh-tumbuhan serta berbau harum, gurih, dan enak
yang biasa disebut dengan minyak asiri. Istilah aromaterapi baru populer pada
tahun 1928. Namun, cara pengobatan ini sebenarnya telah diterapkan sejak
dimulainya peradaban di bumi.8
The study of the therapeutic effectiveness of essential oil was further
advanced by René-Maurice Gattefosse, a Frech cosmetic chemist. In the early
8 Andria Agusta, Aromaterapi, Cara Sehat Dengan Wewangian Alami, (Jakarta: PT.
Penebar Swadaya, 2000)., hlm. 5.
9
1920s, while working in his laboratory, Gattefosse accidentally burned his hand
and immediately immersed it into the nearest cold liquid, which happened to be a
container of lavender oil. Surprisingly, the pain lessened and the reaction of
redness, inflammation, and blistering was drastically reduced. In addition, the
wound healed very quickly and no scar developed. After this incident, Gattefosse
decided to dedicate the rest of his life to the study of the remarkable healing
properties of essential oils and coined the term “aromatherapy” in 1928.9
Schiller dalam bukunya mengemukakan penelitian tentang pengobatan
menggunakan minyak diperlanjut oleh René-Maurice Gattefosse, seorang ahli
kimia kosmetik. Pada awal tahun 1920-an, ketika bekerja di laboratoriumnya,
Gattefosse secara tidak sengaja membakar tangannya dan langsung merendamnya
ke dalam cairan dingin terdekat, yang kebetulan adalah wadah minyak lavender.
Secara mengejutkan, rasa sakit, reaksi akan kemerahan, peradangan, dan panas
berkurang drastis. Selain itu, lukana sembuh dengan cepat dan tidak ada bekas
luka yang berkembang. Setelah kejadian ini, Gattefosse memutuskan untuk
mendedikasikan sisa hidupnya untuk mempelajari khasiat penyembuhan yang luar
biasa dari minyak penting dan menciptakan istilah “aromaterapi” pada tahun
1928.
2. Manfaat Aromaterapi dalam Pembelajaran
Penciuman adalah indera penting yang kurang dimanfaatkan dalam
lingkungan pembelajaran. Suatu kesadaran tentang aroma dapat memberikan satu
sisi yang sangat berpengaruh, untuk menjangkau pembelajar dan kondisi
pembelajaran yang optimal. Peppermint, basil, lemon, cinnamon, dan rosemary
meningkatkan kesiagaan mental, sementara lavender, chamomile, orange, dan
mawar, menenangkan saraf dan mendorong relaksasi.10
Lavender is an evergreen plant native to the Mediterranean area. The
plants grows to a height of about 3 feet (1 meter) and has lilac-colored flowers.
Lavender is regarded as one of the most useful and versatile essences for
therapeutic purposes. Herbalists have used the essential oil for head paints, loss
of consciousness, and cramps. Lavender’s relaxing properties are used on lions
and tigers in zoos to keep them calm. Lavender is also known to have a powerful
9 Carol Schiller and David Schiller, The Aromatherapy Encyclopedia, (United States of
America: Basic Health Publications, Inc., 2008)., hlm. 1. 10 Eric Jensen, Pemelajaran Berbasis Otak Paradigma Pengajaran Baru, (Jakarta: PT.
Indeks, 2011), hlm. 98.
10
antivenom property that stars neutralizing the poison of a snake or insect bite
immediately after it is applied.11
Schiller dalam bukunya menjelaskan bahwa lavender adalah tanaman hijau yang
senantiasa tumbuh di daerah Mediterania. Tanaman ini tumbuh setinggi kira-kira
satu meter dan memiliki bunga berwarna ungu. Lavender dianggap sebagai salah
satu bahan penting yang paling bermanfaat dan serbaguna untuk tujuan
pengobatan. Para herbalis telah menggunakan minyak utama untuk cat,
kehilangan kesadaran, dan kram. Sisi relaksasi dari Lavender digunakan untuk
menjaga singa dan harimau di kebun binatang agar mereka tetap tenang. Lavender
dikenal memiliki antiracun yang kuat untuk menetralkan racun ular atau gigitan
serangga setelah digunakan.
Lavender is one of the most common of the various herbs known to have
sedative and hypnotic effects on rodents and humans, and it has been reported to
have anti-neurodepressive effects.12
Kenji mengemukakan dalam jurnalnya bahwa lavender merupakan salah satu dari
berbagai herba yang dikenal memiliki obat penenang dan efek hipnotis pada
hewan pengerat dan manusia, dan juga memiliki efek anti depresi.
Dhong, Chung, dan Doty dalam Jensen mengatakan bahwa aroma sangat
penting karena mengambil satu jalur yang paling langsung ke otak. Sementara
Pauli, Bournem Diekmann, dan Birbaumer dalam Jensen melaporkan bahwa
mahasiswa psikologi strata satu mengalami peningkatan kognitif yang berarti
dalam dunia asosiasi dan tes menyebutkan kata-kata setelah dipaparkan dengan
satu bau vanila sebagai latar belakang. Hasil yang sama juga dicatat oleh
Schaubelt dalam Jensen, yang mempelajari efek dari bau lavender di lingkungan
pemelajaran.13
Sebuah sambungan langsung antara kelenjar olfaktori (pencium dan
sebuah sistem saraf menciptakan satu sambungan vital yang dapat membantu
pemelajaran. Bau dalam lingkungan kita dapat memengaruhi suasana hati kita,
11 Carol Schiller and David Schiller, Op.cit, hlm. 130. 12 Kenji Yamada, Effects of Inhaling the Vapor of Lavandula burnatii super-Derived
Essential Oil and Linalool on Plasma Adrenocorticotropic Hormone (ACTH), Catecholamine and Gonadotropin Levels in Experimental Menopausal Female Rats, Tokyo University of Pharmacy and Life Science, School of Pharmacy, Journal Vol. 28 No. 2, 2004
13 Eric Jensen, Op.cit, hlm. 97.
11
kecemasan, ketakutan, rasa lapar, depresi, dan pemelajaran. Wilayah olfaktori
juga merupakan reseptor yang kaya akan endorfin, yang menghasilkan rasa
nyaman dan sejahtera. Orang dapat membedakan bau dengan variasi tipis dalam
struktur kimia dan molekul bau.14
C. Hakikat Menulis
1. Pengertian Menulis
Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan
(informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis
sebagai alat atau medianya. Aktivitas menulis melibatkan berbagai unsur, yaitu:
penulis sebagai penyampaian pesan, isi tulisan, saluran atau media, dan pembaca.
Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk
bahasa tulis dalam tujuan, misalnya memberitahu, meyakinkan, atau menghibur.
Hasil dari proses kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan.15
Jadi, karangan termasuk ke dalam proses kreatif dari sebuah tulisan.
Pengertian menulis menurut Suparno dan Yunus dalam Dalman, yaitu
menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Selanjutnya, Tarigan
dalam Dalman mengemukakan bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan
lambang-lambang grafis yang dihasilkan suatu bahasa yang dipahami oleh
seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut
dan dapat memahami bahasa dan grafis itu.16
Raymond berpendapat bahwa, “writing is more than a medium of
communication. It is a way of remembering and a way of thinking as well. Writing
makes words permanent, and thus expands the collective memory of human beings
from the relatively small store that we can remember and pass on orally to the
infinite capacity of modern library.”17
14 Eric Jensen, Op.cit, hlm. 98. 15 Dalman, Keterampilan Menulis, (Depok: PT. Rajagrafindo Persada, Cet. 5, 2016),
hlm. 3. 16 Ibid, hlm. 4. 17 James C. Raymond, Writing Is an Unnatural Art, (New York: Harper & Row Publishers,
1980), hlm. 2.
12
Dapat disimpulkan bahwa menulis selain sebagai kegiatan penyampaian ppesan
juga berarti melukiskan lambang-lambang grafis yang dihasilkan suatu bahasa
agar dapat dipahami oleh orang lain.
2. Batasan Menulis
Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-
orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka
memahami bahasa dan gambaran grafik ini. Gambar atau lukisan mungkin dapat
menyampaikan makna-makna, tetapi tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan
bahasa. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan
ekspresi bahasa. Hal ini merupakan perbedaan utama antara lukisan dan tulisan,
antara melukis dan menulis. Melukis gambar bukanlah menulis. Seorang pelukis
dapat saja melukis huruf-huruf Cina, tetapi dia tidak dapat dikatakan menulis,
kalau dia tidak tahu bagaimana cara menulis bahasa Cina, yaitu kalau dia tidak
memahami bahasa Cina beserta huruf-hurufnya.18
Lado dalam Tarigan mengemukakan bahwa menyalin/mengkopi huruf-
huruf ataupun menyusun menset suatu naskah dalam huruf-huruf tertentu untuk
dicetak bukanlah menulis, kalau orang-orang tersebut tidak memahami bahasa
tersebut beserta representasinya.19
3. Manfaat Menulis
Menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa mempunyai banyak
manfaat. Beberapa ahli memaparkan pendapatnya, salah satunya yaitu Dalman.
Berikut pendapatnya:
a. Meningkatkan kecerdasan seseorang;
b. Mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas seseorang;
c. Menumbuhkan keberanian;
d. Mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.20
18 Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Penerbit Angkasa, Cet 8, 2013), hlm. 22. 19 Ibid, hlm. 22.
20 Dalman. Op.cit, hlm. 6.
13
Selain Dalman, Suparno dan Mohamad Yunus juga menjabarkan beberapa
manfaat menulis dalam bukunya sebagai berikut:
a. Peningkatan kecerdasan.
b. Pengembangan insiatif dan kreativitas.
c. Penumbuhan keberanian.
d. Pendorong kemauan dan keterampilan mengumpulkan informasi.21
Sedikit berbeda dengan manfaat menulis yang telah disebutkan di atas,
Suriamiharja juga mengungkapkan beberapa manfaat menulis yang lebih spesifik
yaitu untuk siswa, sebagai berikut:
a. Siswa dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi dirinya dan dapat
mengetahui sampai dimana pengetahuannya tentang suatu topik. Untuk dapat
mengembangkan topik siswa diharapkan mampu berfikir, menggali pengetahuan,
dan pengalaman yang kadang tersimpan di alam bawah sadar, melalui kegiatan
menulis siswa dapat mengembangkan gagasan.
b. Kegiatan menulis memaksa siswa lebih banyak menyerap, mencari, serta
menguasai informasi yang berhubungan dengan topik yang ditulis. Dengan
demikian, kegiatan menulis dapat memperluas wawasan baik secara teoritis
maupun fakta-fakta yang berhubungan;
c. Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta
mengungkapkannya secara tersurat.
d. Melalui tulisan siswa akan dapat meninjau gagasannya sendiri secara objektif.
e. Tugas menulis suatu topik mendorong siswa belajar secara aktif.
f. Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan siswa berfikir serta
berbahasa secara tertib.22
4. Menulis sebagai Suatu Cara Berkomunikasi
Webb dalam Tarigan mengatakan bahwa “komunikasi” adalah suatu
proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan yang pasti terjadi sewaktu-waktu
21 Suparno dan Mohamad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), hlm. 1.4 22 Agus Suriamiharja, dkk. Petunjuk Praktis Menulis, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, 1996), hlm. 4.
14
bila manusia atau binatang-binatang ingin berkenalan dan berhubungan satu sama
lain. Seperti hewan-hewan lainnya, maka manusia berkomunikasi melalui gerak-
gerik refleks yang sederhana dan bunyi-bunyi yang tidak berupa bahasa. Akan
tetapi, hanya manusia sajalah yang telah mengembangkan bahasa.23
Media tulis atau keterampilan menulis merupakan salah satu aspek penting
dalam proses komunikasi. Kemajuan sesuatu bangsa dan negara dapat diukur dari
maju atau tidaknya komunikasi tulis bangsa tersebut. Maju atau tidaknya
komunikasi tulis dapat dilihat dan diukur dari kualitas dan kuantitas hasil
percetakan yang terdapat di negara tersebut, yang antara lain meliputi penerbitan-
penerbitan surat kabar, majalah-majalah, dan buku-buku.24
Proses menulis sebagai suatu cara berkomunikasi, atau hubungan antara
penulis dan pembaca, secara singkat dapat diutarakan sebagai berikut: setiap
penulis atau pengarang mempunyai pikiran atau gagasan yang ingin disampaikan
atau diturunkan kepada orang lain. Dalam hal ini, dia harus menerjemahkan ide-
idenya itu ke dalam sandi-sandi lisan yang selanjutnya diubah menjadi sandi-sandi
tulis. Pengarang memanfaatkan sejumlah sarana mekanis untuk merekam sandi
tulis tersebut. Setelah selesai perekaman itu dapatlah diteruskan atau disebutkan
kepada orang lain melintasi waktu dan ruang. Pikiran atau gagasan penulis pun
sampailah ke pihak pembaca. Pembaca melihat tulisan tersebut. Dia
menerjemahkan sandi tulis itu ke dalam sandi lisan kembali dan mendapatkan
serta menemui kembali pikiran atau gagasan penulis. Akhirnya, pembaca
memahami pikiran atau gagasan tersebut.25
Manfaat menulis lainnya juga diungkapkan oleh Budinuryanta Y, dkk
dalam bukunya sebagai berikut:
a. Pertama, dengan menulis seseorang dapat lebih mengenali kemampuan
dan potensi dirinya.
b. Kedua, melalui kegiatan menulis seseorang dapat mengembangkan
berbagai gagasan.
23 Henry Guntur Tarigan, op.cit, hlm. 19. 24 Henry Guntur Tarigan, Ibid, hlm. 20. 25 Henry Guntur Tarigan, Ibid, hlm. 22.
15
c. Ketiga, kegiatan menulis memaksa seseorang lebih banyak menyerap,
mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang ditulis.
d. Keempat, menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematis
serta mengungkapkannya secara tersurat.
e. Kelima, melalui tulisan seseorang akan dapat meninjau serta menilai
gagasan sendiri secara lebih objektif.26 Jadi, menulis selain sebagai suatu
proses berkomunikasi juga memiliki manfaat-manfaat lainnya terutama
untuk penulis itu sendiri.
5. Fungsi Menulis
Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai berikut:
a. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar
berpikir.
b. Menolong kita untuk berpikir secara kritis.
c. Memudahkan kita untuk merasakan dan menikmati hubungan-hubungan.
d. Memperdalam daya tanggap atau persepsi kita.
e. Memecah masalah-masalah yang kita hadapi.
f. Menyusun urutan bagi pengalaman.27
6. Tujuan Menulis
Setiap jenis tulisan mengandung beberapa tujuan, tetapi karena tujuan itu
sangat beraneka ragam, bagi penulis yang belum berpengalaman ada baiknya
memperhatikan kategori di bawah ini:
a. memberitahukan atau mengajar;
b. meyakinkan atau mendesak;
c. menghibur atau menyenangkan;
d. mengutarakan/mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi-api.
Hal yang diartikan dalam maksud atau tujuan penulis adalah “responsi
atau jawaban yang diharapkan oleh penulis akan diperolehnya dari pembaca.”
Berdasarkan batasan ini, dapatlah dikatakan bahwa:
26 Budinuryanta Y, Op.cit, hlm. 12. 27 Henry Guntur Tarigan, Op.cit, hlm. 24.
16
a. Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar disebut
wacana informatif.
b. Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacana
persuasif.
c. Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenagkan atau yang
mengandung tujuan estetik disebut tulisan literer/wacana kesusastraan.
d. Tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi
api disebut wacana ekspresif.28
D. Hakikat Puisi
1. Pengertian Puisi
Definisi puisi telah banyak dikemukakan oleh beberapa ahli, berikut
peneliti akan merangkumnya. Pengertian puisi yang dipaparkan oleh
Ridwanuddin dalam bukunya adalah karya sastra yang ditulis dengan bentuk
larik-larik dan bait.29 Kosasih mengemukakan pengertian puisi adalah bentuk
karya sastra yang tersaji secara monolog, menggunakan kata-kata indah yang kaya
akan makna.30
Luxemburg berpendapat bahwa puisi adalah teks-teks yang isinya bukan
merupakan sebuah alur melainkan sebuah ungkapan perasaan.31 Pradopo
memaparkan pendapatnya mengenai pengertian puisi, yaitu puisi
mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang
imajinasi pancaindra dalam susunan yang berirama. Semua itu merupakan sesuatu
yang penting, yang direkam dan diekspresikan, dinyatakan dengan menarik dan
memberi kesan. Puisi itu merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman
manusia yang penting, digubah dalam menjadi wujud yang paling berkesan.32
28 Henry Guntur Tarigan, Ibid, hlm. 25. 29 Dindin Ridwanudin, Bahasa Indonesia, (Ciputat: UIN Press, 2015), hlm. 109. 30 E. Kosasih, Apresiasi Sastra Indonesia, (Jakarta: PT Perca, 2008), hlm. 31. 31 Jan Van Luxemburg, dkk., Pengantar Ilmu Sastra. (Jakarta: Gramedia, Cet I, 1984), hlm.
175 32 Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
1990), hlm.7
17
Puisi pada dasarnya adalah bentuk sastra lisan. Pesan dan kesan yang
dibawakannya baru akan benar-benar menyentuh gerak hati seseorang apabila
puisi itu dibacakan atau dikutip secara lisan. Puisi, bagaimanapun, memiliki nilai-
nilai iramatis dan dramatis yang sangat menentukan kualitasnya.33 Tidak hanya
dilisankan, Rahmanto dalam bukunya juga menjelaskan bahhwa puisi dapat
dihubungkan dengan berbagai aktivitas tulis-menulis. Bahkan mencatat suatu
puisi pun sudah merupakan latihan menulis yang baik.34
Sejalan dengan pendapat Rahmanto, Damono mengungkapkan bahwa
puisi yang ditulis dan dicetak akhirnya dilisankan juga. Mula-mula puisi
digolongkan ke dalam tradisi lisan, lalu menjadi bagian tradisi tulis dan cetak, dan
setelah itu dilisankan lagi.35 Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa pengertian puisi adalah karya sastra yang bersifat imajinatif.
Banyak digunakan makna kias dan makna lambang (majas) dalam puisi. Jika
dibandingkan dengan bentuk karya sastra yang lain, puisi lebih bersifat konotatif.
Bahasanya lebih memiliki banyak kemungkinan makna.
2. Struktur Puisi
Struktur puisi terbagi atas dua struktur yaitu struktur batin dan struktur
fisik, Dibia membagi kedua struktur puisi sebagai berikut:36
a. Struktur Batin Puisi
Berikut ini akan diuraikan struktur batin puisi yang terdiri dari empat
unsur yakni:
1) Tema
Tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair. Pokok
pikiran tersebut menguasai jiwa penyair sehingga menjadi landasan utama
pengucapannya. Tema harus dihubungkan oleh penyair, dengan konsep-
33 B. Rahmanto, Metode Pengajaran Sastra, (Yogyakarta: Kanisius, 1988), hlm. 50. 34 Ibid, hlm. 53. 35 Sapardi Djoko Damono, Bilang Begini, Maksudnya Begitu, (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 1994), hlm. 17. 36 I Ketut Dibia, Apresiasi Bahasa dan Sastra, (Depok: Rajawali Press, Cet I, 2018), hlm.
109.
18
konsepnya yang terimajinasikan. Oleh karena itu, tema bersifat khusus (penyair),
tetapi objektif (bagi semua penafsir), dan lugas (tidak dibuat-buat).
2) Perasaan (feeling)
Perasaan penyair (feeling) merupakan faktor memengaruhi dalam
penciptaan puisi. Suasana perasaan penyair ikut diekspresikan dan harus dapat
dihayati oleh pembaca. Dalam mengungkapkan tema yang sama, antara penyair
yang satu akan berbeda dengan penyair yang lainnya, sehingga hasil puisi yang
diciptakan berbeda.
3) Nada (tone)
Apresiasi dalam puisi, penyair mempunyai sikap tertentu terhadap
pembaca, apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, mengejek, menyindir,
atau bersikap lugas hanya menceritakan sesuatu kepada pembaca. Sikap penyair
kepada pembaca inilah yang disebut nada puisi. Adapun yang dimaksud dengan
suasana dalam puisi adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi atau
akibat psikologis yang ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca. Nada dan suasana
puisi saling berhubungan karena nada menimbulkan suasana terhadap
pembacanya.
4) Amanat (intention)
Amanat merupakan hal yang mendorong penyair untuk menciptkan puisi.
Amanat tersirat di balik kata-kata yang disusun, dan juga berada di balik tema
yang diungkapkan. Amanat yang hendak disampaikan oleh penyair secara sadar
berada dalam pikiran penyair, namun lebih banyak penyair tidak sadar akan
amanat yang diberikan penyair.
b. Struktur Fisik Puisi
Dibia dalam bukunya membagi struktur fisik dalam puisi menjadi lima
unsur yaitu:
1) Diksi (pilihan kata)
Seorang penyair sangat cermat dalam memilih kata-kata sebab kata-kata
yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi dalam rima dan irama,
kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam
keseluruhan puisi itu.
19
2) Pengimajian
Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang
dipilih harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih
konkret seperti kita hayati melalui penglihatan, pendengaran, atau cita rasa.
3) Kata Konkret
Kata-kata harus diperkonkret untuk membangkitkan imaji (daya bayang).
Maksudnya ialah bahwa kata-kata itu dapat menyaran pada arti yang menyeluruh.
4) Bahasa figuratif (majas)
Penyair menggunakan bahasa yang bersusun-susun atau berfigura
sehingga disebut bahasa figuratif. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi
prismatis artinya memancarkan banyak makna atau kaya makna.
5) Verifikasi (rima, ritma, dan metrum)
Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi untuk membentuk
musikalitas atau orkestra. Dengan pengulangan bunyi itu puisi menjadi merdu jika
dibaca. Rima sangat berhubungan dengan bunyi dan juga berhubungan dengan
pengulangan bunyi, kata, frasa, dan kalimat. Ritma berbeda dengan metrum.
Metrum berupa tekanan kata yang tetap. Metrum sifatnya statis.37
3. Fungsi Puisi
Fungsi puisi merupakan aspek yang penting, karena berbentuk fisik dan
mental puisi ditentukan oleh fungsinya. Teori fungsi puisi sangatlah beragam,
salah satu di antaranya adalah teori Horace, yakni dulce dan utile (indah dan
berguna). Menurut Wellek dan Warren dalam Ganie, pengertian indah dalam
konteks menghibur dimaknai sebagai tidak membosankan, bukan kewajiban, dan
memberikan kesenangan. Sedang berguna dimaknai sebagai tidak membuang-
buang waktu, dan sekadar kegiatan iseng belaka. Jadi, puisi adalah sesuatu yang
perlu mendapat perhatian yang serius.38
Ada dua fungsi puisi dalam konteks keindahan, yakni:
a. Fungsi estetis puisi difungsikan sebagai sarana untuk memicu
37 Op.Cit, hlm. 111. 38 Tajuddin Noor Ganie, Buku Induk Bahasa Indonesia Pantun, Puisi, Syair, Peribahasa,
Gurindam, dan Majas, (Yogyakarta: Araska, 2015), hlm. 80.
20
timbulnya perasaan indah di hati penikmatnya.
b. Fungsi rekreatif, puisi difungsikan sebagai sarana untuk memberikan
penghiburan yang menyenangkan hati penikmatnya, sedangkan fungsi puisi dalam
konteks bermanfaat ada 3, yaitu:
1) Fungsi didaktif, puisi difungsikan sebagai sarana untuk memberikan
pendidikan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran yang membuat penikmatnya
menjadi terarah.
2) Fungsi moralitas, puisi difungsikan sebagai sarana referensi yang
mengandung sumber-sumber pengetauan menyangkut aaran etik-etik moralitas
(yang baik versus yang buruk).
3) Fungsi religius, puisi difungsikan sebagai sarana untuk memperkaya
wawasan keimanan (relegiusitas) para penikmatnya.39
4. Proses Kreatif Menulis Puisi
Tahapan proses kreatif menulis puisi seperti yang dijelaskan dalam buku
Ganie adalah sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan, seorang penyair harus menetapkan pokok pikiran
yang akan diungkapkannya, atau pokok perasaan yang akan diekspresikannya.
Berkaitan dengan penentuan pokok pikiran atau pokok perasaan ini, seorang
penyair pada umumnya mendasarkan dirinya pada inspirasi (sumber ilham) yang
sedang berkecamuk di dalam pikiran dan perasaannya ketika itu.40
Inspirasi itu bisa datang dari mana saja, seperti pengalaman fisik inderawi,
pengalaman psikis batini (hasil perenungan), bahan bacaan, dan sumber-sumber
inspirasi lainnya. Setelah pokok pikiran dan pokok perasaan berhasil ditetapkan,
maka sastrawan yang bersangkutan harus memilih genre puisi yang paling sesuai
sebagai sarana pengungkap atau pengekspesinya. Berkaitan dengan pemilihan
genre puisi ini, seorang penyair pada umumnya mendasarkan dirinya pada
39 Ibid, hlm. 81. 40 Ibid, hlm. 115.
21
kemampuannya yang paling dominan paling disukai atau paling dikuasainya
secara teknis).41
b. Tahap Pengendapan
Pada tahap pengendapan, seorang penyair harus mengerahkan segenap
potensi kreatif yang dimilikinya agar dapat dengan mudah mengungkapkan
pikiran dan mengekspresikan perasaannya itu secara tertulis. Pada tahap ini,
penyair yang bersangkutan harus berusaha memperkaya wawasannya menyangkut
pokok pikran dan pokok perasaannya. Termasuk dalam lingkup memperkaya
wawasan ini adalah membaca sebanyak mungkin bahan-bahan tertulis yang isinya
berhubungan langsung dengan apa yang akan diungkapkannya atau
diekspresikannya secara tertulis.42
Selain itu, penyair yang bersangkutan juga harus melakukan pengamatan
yang lebih intensif atas segala sesuatu yang berhubungan erat dengan pokok
pikiran atau pokok perasaan yang akan dituliskannya dalam bentuk puisi. Pada
tahap ini, penyair yang bersangkutan tengah berada dalam situasi tertekan
(stress). Maklumlah, pikiran dan perasaanya ketika itu sangat terpaku pada apa
yang akan dituliskannya.43
c. Tahap Pembulatan Inspirasi
Pada tahap ini. Pikiran yang akan diungkapkan dan perasaan yang akan
diekspresikan sudah mulai memasuki proses pengkristalan di wilayah bawah
sadar, sudah mulai terbentuk secara imajinatif, dan sudah siap untuk dituangkan
secara tertulis dalam bentuk puisi yang masih kasar.44
d. Tahap Penulisan
Pada tahap ini, penyair yang bersangkutan harus duduk di meja tulis atau
di depan komputer dan berusaha menuliskan segala sesuatu yang selama ini
dipikirkan dan dirasakannya pada tahap-tahap pengendapan dan pembulatan
inspirasi. Semuanya dituliskan secara tertulis tanpa kontrol diri sama sekali,
spontan, penuh gairah (seperti orang kesetanan atau seperti orang mabuk obat
41 Ibid, hlm. 115. 42 Ibid, hlm. 115. 43 Ibid, hlm. 115. 44 Ibid, hlm. 116.
22
ekstasi), tanpa pertimbangan rasio, tanpa penilaian tepat tidaknya, tanpa penilaian
baik buruk, tanpa nalar, dan tanpa-tanpa yang lainnya.
e. Tahap Revisi
Pada tahap ini penyair yang bersangkutan akan membuang kosakata yang
dinalar tidak perlu, dan menambahkan segala sesuatu yang dianggap perlu.
Memindahkan kosakata pada bagian atas ke tengah atau ke bawah. Memindahkan
kosakata pada bagian bawah ke atas atau ke tengah dst. Selain itu, pada tahap ini,
penyair yang bersangkutan juga melakukan pemotongan, penambalan,
penyulaman, dan penjahitan ulang yang dirasa perlu sesuai dengan perimbangan
rasio, nalar, etika, estetika dll.45
E. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian mengenai kemampuan menulis puisi pernah dilakukan
sebelumnya. Berikut ini adalah penelitian-penelitian sejenis yang relevan dengan
skripsi ini. Penelitian pertama dilakukan oleh Ni Made Yanthi Ary Agustini dan
Hilda Sudhana pada tahun 2014 dengan judul “Pengaruh Pemberian Aromaterapi
terhadap Konsentrasi Siswa Kelas V Sekolah Dasar dalam Mengerjakan Soal
Ulangan Umum.”46 Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode
pre-eksperimen, teknik sampling yang digunakan yaitu cluster random sampling.
Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas V sekolah dasar yang sedang
mengikuti ulangan umum di SD Negeri 5 Tonja sebanyak 82 siswa. Pengumpulan
data menggunakan kuesioner konsentrasi dengan skala Likert. Hasil penelitian ini
menunjukan adanya peningkatan konsentrasi pada siswa kelompok eksperimen,
namun belum mencapai titik signifikan. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh
Ni Made Yanthi Ary Agustini dan Hilda Sudhana dengan penelitian ini adalah
sama-sama menggunakan media aromaterapi sebagai objek penelitian, sedangkan
perbedaan penelitian Dasnah dengan skripsi ini adalah:
1. Penelitian Ni Made Yanthi Ary Agustini dan Hilda Sudhana dilakukan
45 Ibid, hlm. 117. 46 Ni Made Yanthi Ary Agustini dan Hilda Sudhana, Pengaruh Pemberian Aromaterapi
terhadap Konsentrasi Siswa Kelas V Sekolah Dasar dalam Mengerjakan Soal Ulangan Umum, Jurnal Psikologi Udayana, Vol. 1, No. 2, 2014.
23
pada tahun 2014, sedangkan penelitian ini dilakukan pada tahun 2019.
2. Penelitian Ni Made Yanthi Ary Agustini dan Hilda Sudhana menggunakan
metode kuantitatif pre-eksperimen, sedangkan penelitian ini menggunakan metode
kualitatif deskriptif.
Penelitian kedua yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Aromaterapi
Cendana dengan Teknik Vaporizer terhadap Perilaku Agresif Anak
Tunagrahita”47 dilakukan oleh Reni Silvia Rahim, Oom Siti Homdidjah, dan Euis
Heryati pada tahun 2014. Penelitian ini menggunakan metode Single Subject
Research (SSR) dengan design A-B-A. Subjek dari penelitian ini adalah anak
tunagrahita yang memiliki perilaku agresif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
aromaterapi cendana berpengaruh terhadap menurunnya frekuensi perilaku
agresif. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah menggunakan
media aromaterapi sebagai objeknya, sedangkan perbedaannya adalah sebagai
berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Reni Silvia Rahim, Oom Siti Homdidjah,
dan Euis Heryati diterbitkan pada tahun 2014, sedangkan penelitian ini dilakukan
pada tahun 2019.
2. Penelitian Reni Silvia Rahim, Oom Siti Homdidjah, dan Euis Heryati
menggunakan metode Single Subject Research (SSR) dengan design A-B-A,
sedangkan penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
3. Subjek dalam enelitian yang dilakukan oleh Reni Silvia Rahim, Oom Siti
Homdidjah, dan Euis Heryati adalah seorang anak tunagrahita, sedangkan
penelitian ini adalah kelas X di SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan.
Penelitian ketiga yang berjudul “Pengaruh Aromaterapi Lavender terhadap
Hasil Tes Potensi Akademik Siswa Kelas XII SMA Negeri 2 Makassar Tahun
Pelajaran 2017/2018.”48 dilakukan oleh Muhammad Fadly Hafid pada tahun 2017.
Jenis penelitian ini dilakukan menggunakan penelitian eksperimental dengan
47 Reni Silvia Rahim, Oom Siti Homdidjah, dan Euis Heryati, Pengaruh Penggunaan Aromaterapi Cendana dengan Teknik Vaporizer terhadap Perilaku Agresif Anak Tunagrahita, Jurnal Jassi Anakku Universitas Indonesia, Vol. 13, No. 1, 2014.
48 Muhammad Fadly Hafid, Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Hasil Tes Potensi Akademik Siswa Kelas XII SMA Negeri 21 Makassar Tahun Pelajaran 2017/2018, Skripsi, Universitas Hasanuddin, Makassar, 2017.
24
rancangan one group pre-test and post-test group design. Cara pengambilan
sampel dilakukan dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Hasil
dari penelitian ini yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberian
aromaterapi lavender terhadap hasil TPA siswa kelas XII SMA Negeri Makassar
Tahun Pelajaran 2017/2018. Sebanyak 89,3% sampel mengalami peningkatan
nilai dari TPA pertama ke TPA kedua. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh
Muhammad Fadly Hafid dengan penelitian ini yaitu menggunakan media
aromaterapi lavender sebagai media dalam pembelajaran, sedangkan
perbedaannya adalah sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Fadly Hafid menggunakan
hasil tes potensi akademik siswa sebagai objeknya, sedangkan dalam penelitian
ini menggunakan materi menulis puisi sebagai objeknya.
2. Muhammad Fadly Hafid menjadikan SMA Negeri Makassar kelas XII
tahun ajaran 2017/2018 sebagai tempat penelitiannya, sedangkan skripsi ini
menjadikan SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan kelas X tahun pelajaran
2019/2020 sebagai tempat penelitiannya.
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan yang
beralamat di Jalan Cireundeu Raya No. 5, Cireundeu, Ciputat Timur, Tangerang
Selatan, Banten 15419. Penelitian dilakukan di kelas X IPS 4 yang berjumlah 37
siswa, tetapi 7 orang siswa berhalangan hadir pada saat pengambilan data. Maka
dari itu, peneliti hanya mengambil sebanyak 30 data siswa yang akan diteliti di
semester ganjil pada tahun pelajaran 2019/2020. Penelitian skripsi ini
dilaksanakan pada 23 Maret 2019 sampai dengan 23 Oktober 2019. Adapun untuk
pengambilan data dilakukan pada 5 Agustus 2019.
B. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode
deskriptif kualitatif. Arifin berpendapat bahwa penelitian kualitatif adalah
penelitian untuk menjawab permasalahan yang memerlukan pemahaman secara
mendalam dalam konteks waktu dan situasi yang bersangkutan, dilakukan secara
wajar dan alami sesuai dengan kondisi objektif di lapangan tanpa adanya
manipulasi.1 McMillan dan Schumacher dalam Syamsyudin dan Vismaia
mengemukakan tentang metode penelitian kualitatif yaitu suatu pendekatan yang
juga disebut pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data
dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di
tempat penelitian.2 Sukmadinata mengemukakan bahwa penelitian kualitatif
adalah penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalsis
fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, dan orang
1 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2019), hlm. . 2 Syamsuddin A.R., dan Vismaia S. Damaianti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 73.
26
secara individual maupun kelompok.3 Analisis hasil dari penelitian ini dilakukan
dengan tidak hanya memaparkan fakta-fakta yang terlihat tetapi juga dengan
menjabarkan faktor-faktor yang melatarbelakanginya.
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian terdiri dari dua macam, yaitu sumber data
primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer berdasarkan pendapat
Mahmud adalah sumber data pokok yang langsung dikumpulkan peneliti dari
subjek penelitian, sedangkan sumber data sekunder adalah sumber data tambahan
yang menurut peneliti menunjang data pokok.4 Sumber data primer dalam
penelitian ini adalah hasil keterampilan menulis puisi siswa kelas X IPS 4 SMA
Negeri Kota Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 30
siswa, sedangkan sumber data sekunder yaitu berupa hasil wawancara dengan
guru dan penelitian-penelitian yang relevan.
D. Fokus Penelitian
Fokus dalam penelitian ini terdiri dari subjek penelitian dan objek
penelitian. Subjek penelitian adalah siswa kelas X IPS 4 tahun pelajaran
2019/2020 di SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan. Alasan penulis melakukan
penelitian data di kelas tersebut yaitu berkaitan dengan waktu yang tersedia saat
pengambilan data dan adanya izin dari pihak sekolah. Objek dalam penelitian ini
adalah media aromaterapi dalam keterampilan menulis puisi. Adapun media
aromaterapi yang digunakan adalah varian lavender. Media ini digunakan untuk
memberikan efek relaksasi dalam pembelajaran.
E. Teknik dan Analisis Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
observasi, wawancara dengan guru bahasa Indonesia kelas X SMA Negeri 8 Kota
Tangerang Selatan, kamera, dan LKS, untuk memperoleh kebenaran yang
3 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009), hlm. 53. 4 Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pusaka Setia, 2011), hlm. 151.
27
objektif. Data yang dikumpulkan melalui observasi, catatan lapangan, dan LKS
dirangkaikan dan dideskripsikan. Observasi dilakukan untuk mengamati
pelaksanaan tindakan penerapan media aromaterapi lavender dalam keterampilan
menulis puisi siswa. Pengamatan dilakukan secara terbuka dan diketahui oleh
siswa serta dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Tes
pengumpulan data dilakukan untuk mengukur keterampilan menulis puisi siswa
kelas X SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan tahun pelajaran 2019/2020,
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Langkah pertama yang dilakukan adalah, penjelasan materi oleh
peneliti tentang teks puisi mengenai pengertian, unsur-unsur pembangun puisi,
bentuk dan ciri-ciri puisi.
2. Setelah melakukan penjelasan materi dalam 2 jam pelajaran, peneliti
menyalakan aroma diffuser sebagai mesin aromaterapi elektrik dengan minyak
esensial lavender yang berfungsi sebagai efek menenangkan dan pelepas stress.
Dengan manfaat relaksasi dan ketenangan ini diharapkan agar siswa dapat
mendapatkan imajinasi untuk menuliskan puisinya.
3. Langkah terakhir adalah, peneliti memberikan waktu 45 menit kepada
siswa untuk menuliskan puisi bebas dengan memperhatikan unsur-unsur
pembangun puisi ke dalam kertas yang sudah disiapkan oleh peneliti sebelumnya.
Setelah dilakukan pengumpulan data, peneliti melakukan analisis data
dengan menelaah seluruh data yang didapat dari berbagai sumber. Kemudian
diadakan penyusunan data dan pengkategorian data. Analisis data dilakukan
selama pengumpulan data sampai proses pengumpulan data selesai. Analisis data
disusun melalui rambu-rambu analisis proses keterampilan menulis puisi melalui
penerapan aromaterapi lavender.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui
keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan media musik instrumental
dan aromaterapi. Instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Tes praktik menulis puisi bebas dengan menggunakan media
28
aromaterapi lavender dengan memperhatikan unsur-unsur pembangun puisi.
2. Kriteria penilaian menulis puisi yaitu sebagai berikut:
Tabel 3
Tabel Instrumen Penilaian Menulis Puisi
No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
1. Kebaruan tema dan makna
2. Kekuatan imajinasi
3. Ketepatan diksi
4. Pendayaan pemajasan dan citraan
Jumlah Skor:
*Diubah dan disesuaikan dari teori Burhan Nurgiyantoro5
Keterangan:
Ketentuan pemilihan tingkat capaian kinerja secara umum adalah sebagai berikut:
1 : kurang sekali.
2 : kurang.
3 : sedang/cukup.
4 : baik.
5 : baik sekali.
Di bawah ini akan memaparkan aspek yang dinilai, indikator, dan
perolehan skor yang diperoleh oleh siswa.
Tabel 3.1
Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Puisi
Aspek yang dinilai Indikator Skor
Kebaruan tema dan
makna
Sangat Baik: tema yang digunakan sesuai
dengan judul, isi dan makna, serta jarang
diangkat dalam puisi kebanyakan (bersifat baru)
5
5 Burhan Nurgiyantoro, Penelitian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi,
(Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, Edisi I, 2001), hlm. 487.
29
Baik: tema yang digunakan sesuai dengan judul,
makna, dan isi. 4
Cukup: tema yang digunakan hanya sesuai
dengan judul dan isi. 3
Kurang: tema yang digunakan hanya sesuai
dengan judul, atau hanya sesuai dengan makna,
atau hanya sesuai dengan isi.
2
Kurang sekali: tema yang digunakan tidak
sesuai dengan judul, makna, dan isi. 1
Kekuatan imajinasi
Sangat Baik: setiap bait dalam puisi
mengandung gambaran yang berkaitan dengan
penginderaan.
5
Baik: setidaknya lebih dari dua baris dalam
puisi mengandung gambaran yang berkaitan
dengan penginderaan.
4
Cukup: terdapat dua baris dalam puisi yang
mengandung gambaran berkaitan dengan
penginderaan.
3
Kurang: hanya terdapat satu baris dalam puisi
yang mengandung gambaran berkaitan dengan
penginderaan.
2
Kurang Sekali: tidak ditemukan gambaran yang
berkaitan dengan penginderaan di dalam puisi.
1
Ketepatan diksi
Sangat Baik: setiap bait dalam puisi
menggunakan diksi selaras sehingga
menciptakan rima yang bersifat a-b-a-b atau
bersifat a-a-a-a
5
Baik: setidaknya satu bait dalam puisi
menggunakan diksi selaras sehingga 4
30
menciptakan rima yang bersifat a-b-a-b atau
bersifat a-a-a-a
Cukup: setidaknya dua baris dalam puisi yang
menggunakan diksi sesuai dengan maknanya 3
Kurang: hanya terdapat satu baris dalam puisi
yang menggunakan diksi sesuai dengan
maknanya
2
Sangat Kurang: diksi tidak sesuai dengan
makna dan tidak menciptakan rima yang bersifat
a-b-a-b atau a-a-a-a
1
Pendayaan pemajasan
dan citraan
Sangat Baik: setiap bait puisi menggunakan
majas dan citraan 5
Baik: puisi menggunakan lebih dari satu majas
dan citraan 4
Cukup: puisi hanya menggunakan satu majas
dan citraan 3
Kurang: puisi hanya menggunakan satu majas
atau satu citraan. 2
Sangat Kurang: tidak terdapat majas ataupun
citraan dalam puisi 1
Jumlah Skor Maksimal 100
31
Adapun kualifikasi penilaian bertujuan untuk memberi penilaian atau skor
oleh guru kepada siswa agar mengetahui kemampuan dari masing-masing peserta
didik.
Tabel 3.2
Kualifikasi Penilaian menurut Anas Sudijono.6
No. Kualifikasi Skor
1. Sangat Baik 85-100
2. Baik 70-84
3. Cukup 55-69
4. Kurang 40-54
5. Sangat Kurang <39
6 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 1997), hlm.
81.
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah
Profil sekolah terdiri atas sejarah singkat sekolah dan data mengenai guru
dan siswa. Berikut adalah paparannya:
1. Sejarah Singkat Sekolah
SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan merupakan penjelmaan
(reinkarnasi) dari SMA Negeri Cireundeu yang pernah berdiri berdasarkan SK
Kepala Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Jawa Barat Tahun 1986. Namun
karena ketiadaan lahan, maka SMA Cireundeu menghilang dan sebagai gantinya
berdiri SMA Negeri 2 Ciputat di Komplek Pamulang Permai II. Akhirnya pada
tahun 2006 niat masyarakat Cireundeu dan sekitarnya untuk memiliki SMA
Negeri akhirnya tercapai juga setelah berdirinya SMA Negeri 3 Ciputat pada
tanggal 26 April 2006 berdasarkan SK Bupati Tangerang Nomor 421/Kep.134-
Huk/2006, dan sekarang telah berganti nama menjadi SMA Negeri 8 Kota
Tangerang Selatan berdasarkan Perwal No.10 Tanggal 25 Mei 2009.
a. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah
1) Visi
Visi dalam SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan yaitu “Unggul dalam
Prestasi, Terampil, Menarik, serta Beriman dan Bertakwa”. Visi unggul dalam
prestasi terdiri dari prestasi dalam bahasa, sains, lomba karya ilmiah, lomba seni
budaya, lomba olahraga, dan persaingan melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi
favorit lokal maupun internasional. Visi terampil terdiri dari terampil dalam
mengaplikasikan alat musik dan mengoperasikan IT. Visi mandiri terdiri dari
mandiri untuk menentukan pilihan ke jenjang yang lebih tinggi dan mandiri dalam
kewirausahaan. Visi yang terakhir yaitu beriman dan bertakwa terdiri dari unggul
dalam disiplin, unggul dalam aktivitas keagamaan, dan unggul dalam kepedulian
sosial dan lingkungan.
33
2) Misi
Misi dari SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan yakni:
a) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga
peserta didik dapat dapat berkembang secara optimal.
b) Menjadikan/mendorong lulusan yang mandiri dalam bidang
kewirausahaan sehingga dapat diterima di dunia usaha/ dunia industri dan
masyarakat.
c) Menjadikan/mendorong lulusan yang terampil dalam mengaplikasikan
alat musik sehingga dapat mengembangkan potensi dirinya.
d) Menjadikan/mendorong lulusan yang siap bersaing dijenjang pendidikan
yang lebih tinggi baik lokal maupun Internasional .
e) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga
sekolah.
f) Menumbuhkan semangat profesionalisme pendidik dan tenaga
kependidikan.
g) Mendorong dan membantu setiap peserta didik untuk mengenali potensi
dirinya sehingga dapat dapat dikembangkan secara optimal.
h) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan
budaya bangsa sehingga menjadi kearifan kearifan dalam bertindak.
i) Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga
sekolah dan kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah.
j) Menyiapkan peserta didik menjadi kader generasi yang berkualitas baik
moral, mental, spiritual, intelektual, emosional maupun fisik dan keterampilan.
3) Tujuan Sekolah
Tujuan sekolah SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan dalam jangka
waktu 4 tahun ke depan adalah sebagai berikut:
a) Terlaksananya etos kerja dan budaya belajar yang tinggi untuk menunjang
tercapainya visi dan misi sekolah.
b) Terciptanya kondisi sekolah yang berwawasan Wiyatamandala dengan
sekolah sebagai pusat budaya.
34
c) Terwujudnya lingkungan sekolah yang kondusif sehingga menunjang
terlaksananya kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien.
d) Terwujudnya kondisi ruang belajar dan sarana prasarana pembelajaran
yang memadai.
e) Terwujudnya akses dalam menjalin jaringan kerjasama (network) dengan
berbagai pihak dalam mencapai benchmarking, differentiation, dan value added
sekolah.
f) Meningkatnya kemampuan sumber daya personel sekolah.
g) Terlaksananya program kegiatan ekstrakurikuler secara mandiri dan rutin.
h) Terwujudnya output peserta didik yang bermutu sesuai dengan tujuan
pembangunan nasional dan visi misi SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan.
2. Guru dan Siswa Tahun Pelajaran 2019/2020
Berikut ini akan dijabarkan keadaan guru, kondisi guru, keadaan siswa,
dan rombongan belajar tahun pelajaran 2019/2020.
a. Keadaan Guru
Keadaan guru di SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan tahun pelajaran
2019/2020 berjumlah 47 yang terdiri dari 1 kepala sekolah, 31 guru PNS dan
15 guru tidak tetap (honorer).
b. Keadaan siswa dan rombongan belajar tahun pelajaran 2019/2020
Jumlah keseluruhan siswa di SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan tahun
pelajaran 2019/2020 berjumlah 932 siswa yang terdiri dari 414 siswa laki-laki
dan 518 siswa perempuan, sedangkan rombongan belajar di SMA Negeri 8
Kota Tangerang Selatan tahun pelajaran 2019/2020 berjumlah 26.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian ini akan mencakup deskripsi hasil penelitian
penerapan aromaterapi lavender dalam keterampilan menulis puisi dan
rekapitulasi hasil data penelitian.
1. Deskripsi Hasil Penelitian Penerapan Media Aromaterapi Lavender
dalam Keterampilan Menulis Puisi
35
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan di kelas
X semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020 berlangsung dengan lancar. Jumlah
peserta didik yang terlibat dalam penelitian ini 30 siswa. Adapun data keseluruhan
berdasarkan daftar hadir siswa kelas X IPS 4 adalah 37 orang. Akan tetapi, pada
saat penelitian berlangsung data yang terkumpul hanya berjumlah 30 karena 7
orang siswa berhalangan hadir. Penulis menetapkan tema bebas sebagai tema
puisi yang akan ditulis oleh siswa. Berikut ini adalah hasil analisis data siswa
secara individual untuk menggambarkan keterampilan menulis puisi siswa.
Amar Fauzi
Maaf
Maaf ku mungkin tak seberapa...
Tapi ku ucapkan dengan sepenuh jiwa
Maaf ku sering membuat mu kecewa...
Buatmu tak percaya
Buatmu tak bisa bedakan...
Mana rasa atau bercanda
Tapi cukup sampai di sini
Kebohongan ini...
Yang ku ingin cinta kita...
Tabel 4.1
Analisis Data Amar Fauzi
No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
1. Kebaruan tema dan makna √
2. Kekuatan imajinasi √
3. Ketepatan diksi √
4. Pendayaan pemajasan dan citraan √
Jumlah Skor:
16
20 x 100 = 80
Keterangan:
Ketentuan pemilihan tingkat capaian kinerja secara umum adalah sebagai berikut:
1 : kurang sekali 2 : kurang 3 : sedang/cukup 4 : baik 5 : baik sekali
Deskripsi penilaian:
36
Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan
media aromaterapi lavender, puisi di atas mendapatkan nilai 80 dengan kualifikasi
skor baik. Nilai tersebut akan diuraikan sesuai dengan aspek sebagai berikut:
Tema dan makna yang digunakan dalam puisi Amar Fauzi berjudul Maaf
berkategori baik. Tema dalam puisi tersebut mengenai ketulusan permintaan maaf
seseorang kepada orang terkasihnya. Amar Fauzi menggambarkan ketulusan
sekaligus keputusasaan dalam permintaan maafnya sehingga membuat makna
dalam puisi tersebut menyentuh hati pembacanya. Kutipan dari puisi berjudul Ibu
yang memperkuat aspek kebaruan tema yakni, “Maaf ku mungkin tak seberapa...
Tapi ku ucapkan dengan sepenuh jiwa”.
Kekuatan imajinasi dalam puisi tersebut berkategori cukup baik karena
menggunakan imajinasi yang sederhana sehingga pembaca mudah memahami
maknanya. Kesederhanaan imajinasinya tercantum dalam kutipan puisi berikut,
“Buatmu tak bisa bedakan...
Mana rasa atau bercanda”. Kutipan tersebut membuat daya pikir pembaca dapat
membedakan mana perasaan yang nyata dan perasaan yang bercanda.
Ketepatan diksi dalam puisi tersebut berkategori sangat baik karena
menggunakan diksi yang sesuai dan serasi. Hal ini digambarkan dalam larik yang
berakhiran senada, seperti “seberapa, sepenuh jiwa, kecewa, tak percaya”.
Citraan yang digunakan dalam puisi ini berkategori baik karena
menggambarkan perasaan tulus permintaan maafnya ke dalam imaji auditif
(suara) seperti yang terdapat dalam larik “Tapi ku ucapkan dengan sepenuh jiwa”.
Anargya Naufal
Hari Esok
Saat matahari merasuki mimpi
Dan membangunkanku
Untuk ku melangkah
Saat itu juga
Ku temukan arah
Dan mencoba membuka
Lembaran hari ini
37
Dan tak bisa dipungkiri betapa
Bahagianya ku dengan hari ini
Mungkin tak bisa difikirkan
Betapa bahagianya aku
Waktu memutar di luar logika
Dunia seperti fiksi
Langit memutar
Matahari berkata
Good bye see you
Tomorrow
Tabel 4.2
Analisis Data Anargya Naufal
No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
1. Kebaruan tema dan makna √
2. Kekuatan imajinasi √
3. Ketepatan diksi √
4. Pendayaan pemajasan dan citraan √
Jumlah Skor:
17
20 x 100 = 80
Deskripsi penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan
media aromaterapi lavender, puisi di atas mendapatkan nilai 80 dengan kualifikasi
skor. Nilai tersebut akan diuraikan sesuai dengan aspek sebagai berikut:
Tema dan makna yang digunakan dalam puisi Anargya Naufal berjudul
Hari Esok berkategori baik. Tema dalam puisi tersebut mengenai semangat
seseorang dalam menjalani harinya. Anargya Naufal menggambarkan makna
semangat yang tinggi disertai kebahagiaan dalam melalui kehidupan yang sedang
dijalaninya, hal ini terdapat dalam kutipan puisinya pada bait kedua yaitu,
“Saat itu juga
Ku temukan arah
Dan mencoba membuka
Lembaran hari ini”.
38
Kekuatan imajinasi dalam puisi tersebut berkategori baik karena Anargya
Naufal menggunakan imajinasi yang sederhana sehingga cukup mudah untuk
dibayangkan pembacanya, seperti pada bait pertama yakni,
“Saat matahari merasuki mimpi
Dan membangunkanku
Untuk ku melangkah”, kutipan tersebut membuat pembaca terbayang akan
matahari pagi yang membangunkan aku lirik dalam tidurnya dan menyadarkannya
untuk segera memulai hari.
Ketepatan diksi dalam puisi tersebut berkategori baik karena
menggunakan pemilihan kata yang positif yang menggambarkan semangat dan
kebahagiaan dalam tema puisinya, seperti “mencoba membuka lembaran hari ini”
dan “Bahagianya ku dengan hari ini”.
Majas dan citraan yang digunakan dalam puisi ini berkategori sangat baik
karena dalam puisi tersebut terdapat larik, “Matahari berkata Good bye see you
Tomorrow”. Larik tersebut mengandung majas personifikasi yaitu matahari yang
dapat bersikap seperti manusia (berkata) hal ini tentunya juga termasuk ke dalam
imaji auditif (suara).
Audrey Artavrilianty
Ada apa dengan dia?
Ada apa dengannya?
Apa yang sedang ia pikirkan?
Saya penasaran dengannya
Apa yang sedang ia cari
Hari demi hari
Ia selalu berpikir
Menghindari saya
Ia selalu menyendiri
Sampai saat ini sayapun bertanya
Apa apa dengan dia
39
Apakah saya perlu bertanya kepadanya
Setelah 1000 purnama?
Hanya tuhan dan dia
Sendiri yang tahu
Ada apa dengannya
Tabel 4.3
Analisis Data Audrey Artavrilianty
No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
1. Kebaruan tema dan makna √
2. Kekuatan imajinasi √
3. Ketepatan diksi √
4. Pendayaan pemajasan dan citraan √
Jumlah Skor:
14
20 x 100 = 70
Deskripsi penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan
media aromaterapi lavender, puisi di atas mendapatkan nilai 70 dengan kualifikasi
skor baik. Nilai tersebut akan diuraikan sesuai dengan aspek sebagai berikut:
Tema dan makna yang digunakan dalam puisi Audrey Artavrilianty
berjudul Ada apa dengan dia? berkategori baik. Tema dalam puisi tersebut
mengenai pertanyaan-pertanyaan dalam diri seseorang. Makna yang digunakan
oleh Audrey Artavrilianty mengandung pertanyaan-pertanyaannya tentang
seseorang yang membuat dirinya menjadi penasaran dan gelisah sebab pertanyaan
tersebut tidak terjawab, terdapat dalam kutipan puisinya bait pertama yakni,
“Ada apa dengannya?
Apa yang sedang ia pikirkan?”, dan pada bait terakhir yaitu,
“Hanya tuhan dan dia
Sendiri yang tahu
Ada apa dengannya”.
40
Kekuatan imajinasi dalam puisi tersebut berkategori baik karena
menggunakan imajinasi cukup sederhana tetapi membuat pembacanya berpikir
tentang seberapa lama 1000 purnama itu akan berlalu. Imajinasi yang cukup
sederhana tersebut dicantumkan dalam kutipan berikut,
“Sampai saat ini sayapun bertanya
Apa apa dengan dia
Apakah saya perlu bertanya kepadanya
Setelah 1000 purnama?”.
Ketepatan diksi dalam puisi tersebut berkategori cukup baik karena
menggunakan diksi yang membuat pembaca terimajinasi akan lamanya 1000
purnama, tetapi ia tidak konsisten dalam menggunakan tanda baca seperti yang
terdapat dalam larik “Ada apa dengannya?”, “Apa yang sedang ia pikirkan”,
“Apa yang sedang ia cari”. Pada larik pertama dan kedua, ia menggunakan tanda
tanya, sedangkan pada larik “Apa yang sedang ia cari” ia tidak menggunakannya.
Citraan yang digunakan dalam puisi ini berkategori cukup baik karena
menggunakan imaji auditif (suara) yang sederhana, seperti terdapat dalam larik
“Sampai saat ini sayapun bertanya”.
Bayu Verry T
Waktu
Waktu terus berlalu
Menatap garis hidupku
Nanar menatap pilu
Sadar akan terus merindu
Takkan ada lagi dirimu
Kecuali di lubuk hatiku
Bolehkah aku putar waktu
Kembali ke masa lalu
Saat aku masih bisa menatapmu
41
Tabel 4.4
Analisis Data Bayu Verry T
No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
1. Kebaruan tema dan makna √
2. Kekuatan imajinasi √
3. Ketepatan diksi √
4. Pendayaan pemajasan dan citraan √
Jumlah Skor:
18
20 x 100 = 90
Deskripsi penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan
media aromaterapi lavender, puisi di atas mendapatkan nilai 90 dengan kualifikasi
skor sangat baik. Nilai tersebut akan diuraikan sesuai dengan aspek sebagai
berikut:
Tema dan makna yang digunakan dalam puisi Bayu Verry T berjudul
Waktu berkategori baik. Tema dalam puisi tersebut mengenai waktu yang terus
berlalu. Makna yang digunakan oleh Bayu Verry T dalam puisinya adalah tentang
keinginannya untuk kembali ke masa lalu saat bersama orang yang terkasihnya,
hal ini terdapat dalam kutipan puisinya berikut,
“Bolehkah aku putar waktu
Kembali ke masa lalu
Saat aku masih bisa menatapmu”.
Kekuatan imajinasi dalam puisi tersebut berkategori sangat baik karena
dalam puisinya Bayu Verry T membuat pembaca diajak berimajinasi bagaimana
ketiadaan orang terkasihnya saat ini membuat aku lirik berharap waktu dapat
kembali ke masa lalu. Larik-larik yang menggambarkan imajinasi tersebut
terdapat dalam kutipan berikut,
“Sadar akan terus merindu
Takkan ada lagi dirimu
Kecuali di lubuk hatiku”.
42
Ketepatan diksi dalam puisi tersebut berkategori sangat baik karena
menggunakan pemilihan kata yang selaras dan serasi yaitu setiap akhir kata yang
digunakan berakhiran dengan huruf vokal u, seperti berlalu, hidupku, pilu,
merindu, dirimu, hatiku, waktu, lalu menatapmu.
Majas dan citraan yang digunakan dalam puisi ini berkategori baik karena
menggunakan majas personifikasi sekaligus imaji visual (pengelihatan) seperti
terdapat dalam larik,
“Waktu terus berlalu
Menatap garis hidupku
Nanar menatap pilu”. Larik tersebut menggambarkan waktu yang bersikap
seolah-olah seperti manusia dan imaji yang menggambarkan kesedihan tentang
waktu yang terus berjalan tanpa bisa dihentikan.
Dafita Tyaga Tsany
Ibu
Ibu...
Ibu adalah matahari bagiku
Seseorang yang selalu menyinari hari-hariku
Seseorang yang selalu mendukungku
Ibu...
Ibu tak pernah lelah menjagaku
Ibu tak pernah berhenti berjuang untukku
Ibu tak pernah berhenti menyayangiku
Ibu...
Terimakasih untuk selalu ada di sampingku
Terimakasih untuk selalu menjagaku
Terimakasih untuk selalu sabar menghadapiku
Tabel 4.5
Analisis Data Dafita Tyaga Tsany
No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
1. Kebaruan tema dan makna √
2. Kekuatan imajinasi √
3. Ketepatan diksi √
43
4. Pendayaan pemajasan dan citraan √
Jumlah Skor:
16
20 x 100 = 80
Deskripsi penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan
media aromaterapi lavender, puisi di atas mendapatkan nilai 80 dengan kualifikasi
skor baik. Nilai tersebut akan diuraikan sesuai dengan aspek sebagai berikut:
Tema dan makna yang digunakan dalam puisi Dafita Tyaga Tsani berjudul
Ibu berkategori baik. Tema dalam puisi tersebut mengenai makna seorang ibu.
Makna tersebut digambarkan pada kutipan larik berikut,
“Seseorang yang selalu menyinari hari-hariku
Seseorang yang selalu mendukungku”.
Kekuatan imajinasi dalam puisi tersebut berkategori cukup baik karena
Dafita Tyaga Tsani menggunakan imajinasi yang cukup sederhana untuk pembaca
paham makna serta hal-hal yang seorang ibu lakukan dalam hidup sang anak,
seperti yang tergambar dalam kutipan puisi berikut,
“Ibu tak pernah lelah menjagaku
Ibu tak pernah berhenti berjuang untukku
Ibu tak pernah berhenti menyayangiku”.
Ketepatan diksi dalam puisi tersebut berkategori sangat baik karena Dafita
Tyaga Tsani menggunakan pemilihan kata yang selaras dan serasi yaitu setiap
akhir kata yang digunakan berakhiran dengan huruf vokal u, seperti ibu,bagiku,
hari-hariku, mendukungku, menjagaku, untukku, menyayangiku, sampingku,
menghadapiku.
Majas dan citraan yang digunakan dalam puisi ini berkategori baik karena
menggunakan majas metafora sekaligus imaji visual (penglihatan) seperti terdapat
dalam larik,
“Ibu adalah matahari bagiku
44
Seseorang yang selalu menyinari hari-hariku”. Larik tersebut merupakan
penggambaran dari makna seorang ibu seperti matahari yang merupakan hal
terpenting dalam hidup seseorang.
Dhavina Dinnary Athena
Bulanku
Oh bulan
Kau telah menyinari
Malamku yang gelap
Tanpamu bulan, malamku terasa hampa
Bulanku
Aku akan tetap duduk di sini
Memandang keindahanmu
Aku akan tetap duduk di sini
Memandang keindahanmu
Terimakasih bulan
Tabel 4.6
Analisis Data Dhavina Dinnary Athena
No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
1. Kebaruan tema dan makna √
2. Kekuatan imajinasi √
3. Ketepatan diksi √
4. Pendayaan pemajasan dan citraan √
Jumlah Skor:
14
20 x 100 = 70
Deskripsi penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan
media aromaterapi lavender, puisi di atas mendapatkan nilai 70 dengan kualifikasi
skor baik. Nilai tersebut akan diuraikan sesuai dengan aspek sebagai berikut:
Tema dan makna yang digunakan dalam puisi Dhavina Dinnary Athena
berjudul Bulanku berkategori baik. Tema dalam puisi tersebut mengenai makna
keindahan bulan di malam hari, kutipan berikut ini akan menggambarkannya,
“Aku akan tetap duduk di sini
45
Memandang keindahanmu”.
Kekuatan imajinasi dalam puisi tersebut berkategori cukup baik karena
menggunakan imajinasi yang sederhana ketika menuliskan puisinya, imajinasi
yang berkaitan dengan keindahan bulan di malam hari yang tanpanya seseorang
akan merasa hampa. Kesederhanaan imajinasi tersebut terdapat dalam kutipan
dalam larik yakni,
“Kau telah menyinari
Malamku yang gelap
Tanpamu bulan, malamku terasa hampa”.
Ketepatan diksi dalam puisi tersebut berkategori cukup baik, Dhavina
Dinnary Athena menuliskan lirik “Aku akan tetap duduk di sini
Memandang keindahanmu” pada larik keenam dan ketujuh, kemudian
mengulangnya kembali pada larik kedelapan dan kesembilan.
Citraan yang digunakan dalam puisi ini berkategori baik karena
menggunakan imaji visual (pengelihatan) ketika menggambarkan kekagumannya
saat melihat bulan dalam larik “Memandang keindahanmu”.
Fahmi Habibi
Hati Pejuang
Pejuang tak henti
Melawan arus ombak merah
Dengan percikan api
Dan badan yang penuh darah
Pedih luka kau rasa
Patah tulang belulang kau derita
Demi Indonesia kita
Kau lah pahlawan tanpa tanda jasa
Tabel 4.7
Analisis Data Fahmi Habibi
No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
1. Kebaruan tema dan makna √
46
2. Kekuatan imajinasi √
3. Ketepatan diksi √
4. Pendayaan pemajasan dan citraan √
Jumlah Skor:
17
20 x 100 = 85
Deskripsi penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan
media aromaterapi lavender, puisi di atas mendapatkan nilai 85 dengan kualifikasi
skor sangat baik. Nilai tersebut akan diuraikan sesuai dengan aspek sebagai
berikut:
Tema dan makna yang digunakan dalam puisi Fahmi Habibi berjudul Hati
Pejuang berkategori baik. Tema dalam puisi tersebut mengenai semangat dan
pengorbanan pahlawan. Fahmi Habibi menuliskan puisinya dengan
menggambarkan para pahlawan yang senantiasa selalu berjuang demi Indonesia,
hal ini terdapat dalam kutipan berikut,
“Patah tulang belulang kau derita
Demi Indonesia kita”.
Kekuatan imajinasi dalam puisi tersebut berkategori baik karena puisi
tersebut membuat pembaca berimajinasi akan perjuangan para pahlawan yang
penuh tumpah darah ketika membela Indonesia. Imajinasi tersebut tergambarkan
dalam kutipan berikut ini,
“Melawan arus ombak merah
Dengan percikan api
Dan badan yang penuh darah”.
Pemilihan kata yang selaras dan sesuai sehingga rima di bait pertama puisi
bersifat a-b-a-b, dan di bait kedua bersifat a-a-a-a, membuat nilai aspek dalam
ketepatan diksi ini berkategori sangat baik. Pada bait pertama, Fahmi Habibi
menggunakan akhiran diksi yang selaras seperti, henti, merah, api, dan darah.
Pada bait terakhir, Fahmi Habibi menggunakan akhiran diksi yang sesuai seperti,
rasa, derita, kita, dan jasa.
Majas yang digunakan dalam puisi ini berkategori baik karena
menggunakan majas metafora seperti yang terdapat dalam larik “Melawan arus
47
ombak merah” yang dapat diartikan sebagai banyaknya darah yang bercampur
dengan api.
Farah Andara
Cermin
Orang berkata, bercerminlah dahulu
Sebelum melihat sekitar
Bercerminlah dahulu
Bertanya-tanya bahwa ini
Ada apa dengan cermin
Apa yang saya lihat di hadapan ini
Saya melihat suatu wujud
Yang selalu memiliki kesalahan
Entah sekecil butiran pasir
Ataupun sebesar padang pasir
Kini saya tersadar
Dunia ini terlalu besar
Untuk merasa paling benar
Jika kalian mendengar sebait puisi ini
Bercerminlah dahulu
Tabel 4.8
Analisis Data Farah Andara
No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
1. Kebaruan tema dan makna √
2. Kekuatan imajinasi √
3. Ketepatan diksi √
4. Pendayaan pemajasan dan citraan √
Jumlah Skor:
18
20 x 100 = 90
Deskripsi penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan
media aromaterapi lavender, puisi di atas mendapatkan nilai 90 dengan kualifikasi
skor sangat baik. Nilai tersebut akan diuraikan sesuai dengan aspek sebagai
berikut:
48
Tema dan makna yang digunakan dalam puisi Farah Andara berjudul
Cermin berkategori sangat baik. Tema dan makna yang digambarkan dalam puisi
tersebut adalah tentang anjuran untuk introspeksi diri. Farah Anda mengajak
pembaca untuk introspeksi diri seperti yang terdapat dalam kutipan berikut,
“Dunia ini terlalu besar
Untuk merasa paling benar
Jika kalian mendengar sebait puisi ini
Bercerminlah dahulu”.
Makna dari cermin membuat pembaca berimajinasi akan refleksi diri
setiap orang yang pasti memiliki kesalahan baik kecil ataupun besar, sehingga
kekuatan imajinasi dalam puisi ini berkategori baik. Berikut ini tergambar
kutipannya,
“Saya melihat suatu wujud
Yang selalu memiliki kesalahan
Entah sekecil butiran pasir
Ataupun sebesar padang pasir”.
Pemilihan kata yang digunakan dalam puisi ini tidak menciptakan irama
yang selaras dan sesuai baik rima yang bersifat a-a-a-a ataupun a-b-a-b, tetapi
ketepatan diksinya berkategori baik karena penulis tetap memilih kata-kata yang
pas sehingga pesan dari puisi tersebut mudah dipahami.
Citraan yang digunakan dalam puisi ini berkategori baik karena
menggunakan imaji visual (pengelihatan) dalam larik “Saya melihat suatu wujud”
yang berarti dia bercermin dan menemukan dirinya sendiri di sana.
Febby Dwi
Bintang
Setiap malam aku keluar rumah
Duduk di teras dan melihatmu
Melihat bagaimana kau bersinar
Tak peduli walau sudah malam
Setiap malam aku duduk di teras
Berharap salah satu dari kalian terjatuh
Dan aku akan meminta sebuah permohonan
49
Permohonan yang aku inginkan dari kecil
Tabel 4.9
Analisis Data Febby Dwi
No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
1. Kebaruan tema dan makna √
2. Kekuatan imajinasi √
3. Ketepatan diksi √
4. Pendayaan pemajasan dan citraan √
Jumlah Skor:
15
20 x 100 = 75
Deskripsi penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan
media aromaterapi lavender, puisi di atas mendapatkan nilai 75 dengan kualifikasi
skor baik. Nilai tersebut akan diuraikan sesuai dengan aspek sebagai berikut:
Tema dan makna yang digunakan dalam puisi Febby Dwi berjudul
Bintang berkategori baik. Tema dan makna yang digambarkan dalam puisi
tersebut adalah keindahan bintang di langit, seperti yang tergambar dalam kutipan
larik berikut,
“Duduk di teras dan melihatmu
Melihat bagaimana kau bersinar”.
Gambaran makna bintang jatuh sebagai imajinasi adalah saat yang aku
lirik kira tepat untuk memohon permintaan dengan harapan permintaannya akan
terkabul membuat kekuatan imajinasi dalam puisi ini berkategori baik. Kutipan
berikut ini menggambarkan makna bintang jatuh,
“Berharap salah satu dari kalian terjatuh
Dan aku akan meminta sebuah permohonan”.
Pemilihan kata dan ketepatan diksi dalam puisi ini berkategori cukup baik.
Meskipun Febby Dwi tidak menggunakan rima yang sesuai, tetapi melakukan
pemilihan kata yang pas agar pembaca mudah membayangkan lirik-lirik dalam
puisinya.
50
Citraan yang digunakan dalam puisi ini berkategori baik karena
menggunakan imaji visual (pengelihatan) dalam larik “Melihat bagaimana kau
bersinar” yang berarti dia memandang keindahan bintang di langit.
Fitrria Aulia
Ayah
Ayah
Kaulah pahlawanku
Mencari nafkah demi keluargamu
Melawan rasa lelah yang selalu menghantuimu
Ayah...
Aku berharap pada tuhan
Tuk selalu memberkahi setiap langkahmu
Panjangkan umurmu, tabahkan hatimu
Ayah...
Aku ibarat pohon yang kering tanpa air
Kini kau datang...
Datang menyirami dg kasi dan sayangmu
Tabel 4.10
Analisis Data Fitrria Aulia
No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
1. Kebaruan tema dan makna √
2. Kekuatan imajinasi √
3. Ketepatan diksi √
4. Pendayaan pemajasan dan citraan √
Jumlah Skor:
15
20 x 100 = 75
Deskripsi penilaian:
51
Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan
media aromaterapi lavender, puisi di atas mendapatkan nilai 75 dengan kualifikasi
skor baik. Nilai tersebut akan diuraikan sesuai dengan aspek sebagai berikut:
Tema dan makna yang digunakan dalam puisi Fitrria Aulia berjudul Ayah
berkategori baik. Tema dan makna yang digambarkan dalam puisi tersebut adalah
arti seorang ayah sebagai pahlawan dalam hidup anak yang bermakna konotatif,
seperti yang terdapat dalam kutipan puisi berikut,
“Ayah
Kaulah pahlawanku
Mencari nafkah demi keluargamu
Melawan rasa lelah yang selalu menghantuimu”.
Arti seorang ayah dalam hidup sang anak dan harapannya untuk sang ayah
membuat imajinasi dalam puisi ini berkategori baik. Fitrria Aulia menggunakan
imajinasi yang membuat pembaca terbayang akan makna seorang ayah dalam
hidup sang anak, hal tersebut tergambar dalam kutipan puisi bait pertama yaitu,
“Ayah
Kaulah pahlawanku
Mencari nafkah demi keluargamu
Melawan rasa lelah yang selalu menghantuimu”, dan bait terakhir,
“Ayah...
Aku ibarat pohon yang kering tanpa air
Kini kau datang...
Datang menyirami dg kasi dan sayangmu”.
Pemilihan kata dan ketepatan diksi dalam puisi ini berkategori cukup baik
karena penulis menggunakan rima yang senada hanya di bait pertama puisi, dan
melakukan penyingkatan kata ‘dengan’ menjadi ‘dg’, seperti yang terdapat dalam
larik “Datang menyirami dg kasi dan sayangmu”.
Majas yang digunakan dalam puisi ini berkategori baik karena
menggunakan majas asosiasi yaitu majas yang menggunakan ungkapan dengan
membandingkan dua objek berbeda, namun dianggap sama, seperti yang terdapat
dalam larik “Aku ibarat pohon yang kering tanpa air
52
Kini kau datang...
Datang menyirami dg kasi dan sayangmu”
Hasna Hafidha Fauzi
Menyerah
Maafkanlah aku, nyatanya aku harus menyerah
Aku sudah mencoba bertahan menghadapi semua ini
Maafkanlah aku, nyatanya aku harus menyerah
Lukaku sudah terlampau dalam
Sehingga membuat hati ini resah
Maafkanlah aku, nyatanya aku harus menyerah
Menghentikan setiap langkah serta menutup lembar cerita tentang kita
Maafkanlah aku, nyatanya aku harus menyerah
Tabel 4.11
Analisis Data Hasna Hafidha Fauzi
No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
1. Kebaruan tema dan makna √
2. Kekuatan imajinasi √
3. Ketepatan diksi √
4. Pendayaan pemajasan dan citraan √
Jumlah Skor:
15
20 x 100 = 75
Deskripsi penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan
media aromaterapi lavender, puisi di atas mendapatkan nilai 80 dengan kualifikasi
skor baik. Nilai tersebut akan diuraikan sesuai dengan aspek sebagai berikut:
Tema dan makna yang digunakan dalam puisi Hasna Hafidha Fauzi
berjudul Menyerah berkategori baik. Tema yang digunakan dalam puisi ini
mengenai keputusasaan seseorang dan memilih untuk menyerah akan hal yang
53
dihadapinya. Kutipan dari puisi berjudul Menyerah yang menyangkut aspek
kebaruan tema dan makna yakni, “Maafkanlah aku, nyatanya aku harus menyerah
Aku sudah mencoba bertahan menghadapi semua ini
Maafkanlah aku, nyatanya aku harus menyerah
Lukaku sudah terlampau dalam”.
Imajinasi dalam puisi ini menggambarkan makna menyerah karena
keputusasaan seseorang menghadapi suatu hal dan terluka karena itu, membuat
kekuatan imajinasinya berkategori baik. Kekuatan imajinasi tersebut digambarkan
dalam kutipan larik puisi berikut, “Maafkanlah aku, nyatanya aku harus
menyerah
Lukaku sudah terlampau dalam
Sehingga membuat hati ini resah”.
Pemilihan kata dan ketepatan diksi dalam puisi ini berkategori cukup baik
karena Hasna Hafidha Fauzi mengulang larik “Maafkanlah aku, nyatanya aku
harus menyerah” sebanyak 4 kali sebagai penegasan akan keputusannya.
Majas yang digunakan dalam puisi ini berkategori baik karena
menggunakan majas hiperbola yaitu majas yang mengungkapkan sesuatu dengan
kesan yang berlebihan, seperti yang terdapat dalam larik “Lukaku sudah
terlampau dalam”.
Juwita Rahmawati
Teman Terbaik
Teman...
Kau tahu segalanya tentangku
Kau tahu segala apa yang ada didiriku
Kau tahu semua apa yang sedang aku rasa
Teman...
Aku ingin kau ada di sini
Bersamaku, menceritakan semua hal yang terjadi
Pada aku dan dirimu...
Dengan segala rasa bahagia dan sedih
Dengan segala rasa yang saat ini kau rasa
Terima kasih teman...
54
Kau mengajariku arti persaudaraan...
Tabel 4.12
Analisis Data Juwita Rahmawati
No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
1. Kebaruan tema dan makna √
2. Kekuatan imajinasi √
3. Ketepatan diksi √
4. Pendayaan pemajasan dan citraan √
Jumlah Skor:
14
20 x 100 = 70
Deskripsi penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan
media aromaterapi lavender, puisi di atas mendapatkan nilai 70 dengan kualifikasi
skor baik. Nilai tersebut akan diuraikan sesuai dengan aspek sebagai berikut:
Tema dan makna yang digunakan dalam puisi Juwita Rahmawati berjudul
Teman Terbaik berkategori baik. Tema yang digunakan dalam puisi ini adalah
makna seorang teman. Aspek kebaruan tema dan makna tersebut digambarkan
dalam kutipan berikut, “Dengan segala rasa bahagia dan sedih
Dengan segala rasa yang saat ini kau rasa
Terima kasih teman...
Kau mengajariku arti persaudaraan...”.
Imajinasi dalam puisi ini menggambarkan makna seorang teman yang
dapat mengerti apa yang seseorang rasakan, dengan teman ia dapat berbagi segala
rasa baik itu kebahagiaan atau kesedihan, maka dari itu kekuatan imajinasi dalam
puisi ini berkategori baik. Kutipan larik puisi berikut yang menggambarkan
kekuatan imajinasi, yaitu “Aku ingin kau ada di sini
Bersamaku, menceritakan semua hal yang terjadi
Pada aku dan dirimu...”.
Ketepatan diksi yang digunakan dalam puisi ini berkategori baik,
walaupun puisi tidak menggunakan rima yang selaras dan sesuai tetapi puisi
55
tersebut dapat dipahami baik dari bait pertama, kedua, atau ketiga. Tidak terdapat
majas dan citraan yang sesuai dalam puisi tersebut sehingga berkategori kurang
baik.
Kevin Fontana
Bunda
Cepat datangnya
Lambat perginya
Rindu
Dalam termangu
Aku selalu memikirkanmu
Rindu...
Tak kunjung hilang
Namun cepat datangnya
Entah sampai kapan aku selalu
Merindukanmu
Aku hanya ingin bertemu... bunda
Walau hanya dalam mimpi
Maafkan aku bunda, aku tidak
Bisa menahan air mata ini
Aku hanya rindu Bunda
Tabel 4.13
Analisis Data Kevin Fontana
No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
1. Kebaruan tema dan makna √
2. Kekuatan imajinasi √
3. Ketepatan diksi √
4. Pendayaan pemajasan dan citraan √
Jumlah Skor:
14
20 x 100 = 70
Deskripsi penilaian:
56
Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan
media aromaterapi lavender, puisi di atas mendapatkan nilai 70 dengan kualifikasi
skor baik. Nilai tersebut akan diuraikan sesuai dengan aspek sebagai berikut:
Tema dan makna yang digunakan dalam puisi Kevin Fontana berjudul
Bunda berkategori baik. Tema yang digunakan dalam puisi ini adalah kerinduan
seorang anak kepada ibunya. Kerinduan anak kepada ibunya dan harapannya agar
dapat bertemu sang ibu walaupun hanya dalam mimpi, seperti yang tergambar
dalam kutipan larik puisi berikut, “Entah sampai kapan aku selalu
Merindukanmu
Aku hanya ingin bertemu... bunda
Walau hanya dalam mimpi”.
Imajinasi dalam puisi tersebut berkategori baik karena Kevin Fontana
dapat menciptakan larik-larik yang sederhana tetapi maknanya dapat terasa yaitu
puisi tersebut mengandung kesedihan di dalamnya. Kekuatan imajinasi dalam
puisi tersebut terdapat dalam kutipan larik yaitu, “Maafkan aku bunda, aku tidak
Bisa menahan air mata ini
Aku hanya rindu Bunda”.
Ketepatan diksi yang digunakan dalam puisi ini berkategori baik.
Pemilihan kata dalam puisi Kevin Fontana tidak menciptakan rima yang beraturan
tetapi diksi yang digunakan tetap sesuai. Pemajasan dan pencitraan dalam puisi ini
berkategori kurang baik karena peneliti tidak menemukan penggunakan majas
ataupun citraan yang sesuai.
Krisna Tekmin Wijaya
Rindu
Entah seberapa sering kata ungkapan itu diucapkan
Rindu akan kehadiran dirimu yang selalu mewarnai hariku
Hati ini bagaikan padang gurun yang semakin gersang
Bergegaslah kau kembali sayang
Sungguh rasa yang menyiksa
Tanpa kau ada di hari-hariku
Rasanya seperti malam tanpa bintang yang menghiasi
57
Senyummu bagaikan candu bagiku
Kehadiranmu menjadi satu alasan untuk terus hidup
Cepatlah kembali ke pelukanku
Karena jiwa dan raga ini tak sanggup menahan rindu
Saat sendiri
Pikiran dan hati ini selalu memaksa
Untuk bertemu dan melihat senyuman di wajahmu
Agar bisa bertahan akan serangan rindu
Yang tak mampu tertahan lagi
Tabel 4.14
Analisis Data Krisna Tekmin Wijaya
No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
1. Kebaruan tema dan makna √
2. Kekuatan imajinasi √
3. Ketepatan diksi √
4. Pendayaan pemajasan dan citraan √
Jumlah Skor:
16
20 x 100 = 80
Deskripsi penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan
media aromaterapi lavender, puisi di atas mendapatkan nilai 80 dengan kualifikasi
skor baik. Nilai tersebut akan diuraikan sesuai dengan aspek sebagai berikut:
Tema dan makna yang digunakan dalam puisi Krisna Tekmin Wijaya
berjudul Rindu berkategori baik. Tema yang digunakan dalam puisi ini adalah
kerinduan akan orang terkasih. Aspek kebaruan tema dan makna dalam puisi
tersebut terdapat kutipan larik puisi yakni, “Rindu akan kehadiran dirimu yang
selalu mewarnai hariku
Hati ini bagaikan padang gurun yang semakin gersang”.
Kekuatan imajinasi dalam puisi ini berkategori baik karena dapat
menciptakan larik-larik yang membuat pembaca terbayang akan kerinduan
terhadap orang terkasihnya. Aspek kekuatan imajinasi terdapat dalam kutipan
larik puisi berikut,
58
“Pikiran dan hati ini selalu memaksa
Untuk bertemu dan melihat senyuman di wajahmu
Agar bisa bertahan akan serangan rindu
Yang tak mampu tertahan lagi”.
Ketepatan diksi yang digunakan dalam puisi ini berkategori baik.
Walaupun tidak mengandung rima yang beraturan tetapi Krisna Tekmin Wijaya
tidak menggunakan kata-kata yang monoton dalam puisinya, seperti “Rasanya
seperti malam tanpa bintang yang menghiasi
Senyummu bagaikan candu bagiku”.
Pemajasan dalam puisi ini berkategori baik karena menggunakan majas
asosiasi dalam puisinya, seperti yang terdapat dalam larik “Hati ini bagaikan
padang gurun yang semakin gersang”,
“Sungguh rasa yang menyiksa
Tanpa kau ada di hari-hariku
Rasanya seperti malam tanpa bintang yang menghiasi”.
Lulub Nurkhaliza
Guruku
Guruku...
Kaulah pelita hidupku
Kau pahlawan tanpa tanda jasa
Tanpamu... apalah jadinya aku
Guruku...
Aku bisa menulis
Aku bisa membaca
Semua karenamu
Aku ibarat pohon yang kering
Tanpa air, kini kau datang
Menyirami hidupku
Dengan ilmu dan kasih sayangmu
Guruku...
Tiada kata yang terindah
59
Selain “terimakasih dan doa”
Yang kupanjatkan untukmu
Terimakasih guruku
Tabel 4.15
Analisis Data Lulub Nurkhaliza
No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
1. Kebaruan tema dan makna √
2. Kekuatan imajinasi √
3. Ketepatan diksi √
4. Pendayaan pemajasan dan citraan √
Jumlah Skor:
14
20 x 100 = 70
Deskripsi penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan
media aromaterapi lavender, puisi di atas mendapatkan nilai 70 dengan kualifikasi
skor baik. Nilai tersebut akan diuraikan sesuai dengan aspek sebagai berikut:
Tema dan makna yang digunakan dalam puisi Lulub Nurkhaliza berjudul
Guruku berkategori baik. Tema dalam puisi ini mengenai tentang makna seorang
guru, seperti yang terdapat dalam kutipan berikut, “Guruku...
Kaulah pelita hidupku
Kau pahlawan tanpa tanda jasa
Tanpamu... apalah jadinya aku”.
Lulub Nurkhaliza mengungkapkan makna seorang guru bagi hidupnya,
harapan, dan ungkapan terima kasihnya atas jasa sang guru. Puisi yang berjudul
Guruku ini menggunakan diksi-diksi yang sederhana dan dapat dipahami sehingga
pembaca tidak perlu banyak berimajinasi ketika membacanya. Oleh karena itu,
baik kekuatan imajinasi dan ketepatan diksinya puisi ini berkategori cukup baik.
Aspek kekuatan imajinasi dan ketepatan diksi tergambar dalam kutipan berikut,
“Aku ibarat pohon yang kering
Tanpa air, kini kau datang
60
Menyirami hidupku
Dengan ilmu dan kasih sayangmu”.
Pemajasan dalam puisi ini berkategori baik karena menggunakan majas
asosiasi dalam puisinya, seperti yang terdapat dalam larik “Aku ibarat pohon yang
kering
Tanpa air, kini kau datangi”.
Marcell Muhammad Saky
Hujan Bulan Desember
Tak ada yg lebih tabah dari
Hujan desember dirahasiakan
Rintik rindunya kepada pohon
Berbunga itu
Tak ada yg lebih bijak
Dari hujan bulan desember
Dihapusnya jejak jejak kakinya
Yang ragu ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan desember
Dibiarkan yg tak terucap
Diserap akar pohon bunga itu
Tabel 4.16
Analisis Data Marcell Muhammad Saky
No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
1. Kebaruan tema dan makna √
2. Kekuatan imajinasi √
3. Ketepatan diksi √
4. Pendayaan pemajasan dan citraan √
Jumlah Skor:
9
20 x 100 = 45
Deskripsi penilaian:
61
Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan
media aromaterapi lavender, puisi di atas mendapatkan nilai 45 dengan kualifikasi
skor kurang. Nilai tersebut akan diuraikan sesuai dengan aspek sebagai berikut:
Puisi ini merupakan hasil salinan dari puisi sang penyair terkenal Sapardi
Djoko Damono yang berjudul Hujan Bulan Juni. Aspek penilaian yang terdapat
dalam puisi ini mendapatkan nilai 3 untuk kebaruan tema dan makna yaitu cukup
baik karena Marcell Muhammad Saky cukup kreatif mengubah nama bulan yang
harusnya adalah Hujan Bulan Juni menjadi Hujan Bulan Desember. Aspek
penilaian yang lainnya mendapatkan nilai 2 yang berkategori kurang baik, baik itu
dalam hal kekuatan imajinasi, ketepatan diksi, dan pemajasan dan citraan.
Keseluruhan puisi ini hanya mengubah judul dan nama bulan, sisanya merupakan
salinan.
M. Daffa Rafsanjani
Bunga Desa
Keindahannya mempesona
Menghipnotis warga desa
Lembut, anggun, bersahaja
Dia pancarkan bersama
Sebenarnya
Rupanya tak secantik cinderella
Dia tak punya sepatu kaca
Tapi hati dan senyumannya
Sejuk bagaikan embun di bunga
Layak julukannya di bunga desa
Tabel 4.17
Analisis Data M. Daffa Rafsanjani
No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
1. Kebaruan tema dan makna √
2. Kekuatan imajinasi √
3. Ketepatan diksi √
4. Pendayaan pemajasan dan citraan √
62
Jumlah Skor:
18
20 x 100 = 90
Deskripsi penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan
media aromaterapi lavender, puisi di atas mendapatkan nilai 90 dengan kualifikasi
skor sangat baik. Nilai tersebut akan diuraikan sesuai dengan aspek sebagai
berikut:
Tema dan makna yang digunakan dalam puisi M. Daffa Rafsanjani
berjudul Bunga Desa berkategori baik. Tema yang digunakan dalam puisi ini
adalah mengenai kecantikan seorang bunga desa. Aspek kebaruan tema dan
makna tergambar dalam kutipan berikut,
“Rupanya tak secantik cinderella
Dia tak punya sepatu kaca
Tapi hati dan senyumannya
Sejuk bagaikan embun di bunga”.
Kekuatan imajinasi dalam puisi ini berkategori baik. M. Daffa Rafsanjani
menggambarkan imajinasi bagaimana kecantikan fisik sang bunga desa. Bunga
desa, seperti yang kita ketahui adalah perempuan yang paling cantik di desa.
Kekuatan imajinasi tergambar dalam kutipan larik puisi yakni,
“Keindahannya mempesona
Menghipnotis warga desa
Lembut, anggun, bersahaja
Dia pancarkan bersama”.
Puisi yang berjudul Bunga Desa ini menggunakan diksi-diksi yang selaras
dan sesuai sehingga membentuk rima yang bersifat a-a-a-a, sangat terlihat jelas di
akhir larik semua menggunakan kata yang berakhiran huruf vokal a, seperti
mempesona, desa, bersahaja, bersama, sebenarnya, cinderella, kaca,
senyumannya, dan bunga. Oleh karena itu, ketepatan diksi dalam puisi ini
berkategori sangat baik.
63
Pemajasan dan citraan yang digunakan dalam puisi ini berkategori sangat
baik karena menggunakan majas metafora yaitu “Bunga Desa” dan majas asosiasi
dalam puisinya, seperti yang terdapat dalam larik
“Sejuk bagaikan embun di bunga”. Imaji visual (pengelihatan) juga digunakan
dalam puisi ini seperti yang terdapat dalam larik “Keindahannya mempesona
Menghipnotis warga desa”.
M. Alfiansyah
Terima kasih Mah.. Pak
Mah
Kau peri dunia terindah
Cintamu tercurah
Kasih sayang mu melimpah
Pak..
Kau satria berkuda paling sakti
Pengorbanan mu terperi
Seluruh tenaga kau beri
Demi cemerlangnya masa
Depan ku nanti
Terimakasih Mah.. Terima kasih Pak
Tabel 4.18
Analisis Data M. Alfiansyah
No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
1. Kebaruan tema dan makna √
2. Kekuatan imajinasi √
3. Ketepatan diksi √
4. Pendayaan pemajasan dan citraan √
Jumlah Skor:
17
20 x 100 = 85
Deskripsi penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan
media aromaterapi lavender, puisi di atas mendapatkan nilai 85 dengan kualifikasi
64
skor sangat baik. Nilai tersebut akan diuraikan sesuai dengan aspek sebagai
berikut:
Tema dan makna yang digunakan dalam puisi M. Alfiansyah berjudul
Terima kasih Mah.. Pak berkategori baik. Tema dalam puisi ini adalah mengenai
pengorbanan orang tua. Aspek kebaruan tema dan makna tergambar dalam
kutipan berikut, “Cintamu tercurah
Kasih sayang mu melimpah
Pengorbanan mu terperi
Seluruh tenaga kau beri”.
M. Alfiansyah dalam puisinya menggambarkan imajinasi yang berkategori
baik, yaitu makna kedua orang tua dalam hidupnya dan ungkapan terima kasihnya
atas pengorbanan mereka. Kekuatan imajinasi dalam puisi ini terdapat dalam
kutipan yakni, “Seluruh tenaga kau beri
Demi cemerlangnya masa
Depan ku nanti
Terimakasih Mah.. Terima kasih Pak”.
Puisi yang berjudul Terima kasih Mah.. Pak ini menggunakan diksi-diksi
yang berkategori sangat baik karena keselarasan dan kesesuaiannya sehingga
membentuk rima yang bersifat a-a-a-a. Rima tersebut dapat ditemukan di kedua
sampai keempat yaitu, “Kau peri dunia terindah
Cintamu tercurah
Kasih sayang mu melimpah” dan larik kelima dan ketujuh yaitu,
“Kau satria berkuda paling sakti
Pengorbanan mu terperi
Seluruh tenaga kau beri”. Diksi-diksi tersebut digunakan untuk menggambarkan
makna ibu dan ayahnya ia sebut sebagai ‘Mah’ dan ‘Pak’.
Pemajasan dan citraan yang digunakan dalam puisi ini berkategori baik
karena menggunakan majas hiperbola dalam puisinya, seperti yang terdapat dalam
larik “Mah
Kau peri dunia terindah
Cintamu tercurah
65
Kasih sayang mu melimpah” dan
“Pak..
Kau satria berkuda paling sakti
Pengorbanan mu terperi
Seluruh tenaga kau beri”.
Muhammad Fikri Haikal
Ayah
Engkaulah nafasku
Yang menjaga di dalam hidupku
Kau ajarkan aku menjadi yang terbaik
Kau tak pernah lelah
Sebagai penopang dalam hidupku
Kau berikan aku semua yang terindah
Aku hanya memanggilmu ayah
Di saat ku kehilangan arah
Aku hanya mengingatmu ayah
Jika aku telah jauh darimu
Tabel 4.19
Analisis Data Muhammad Fikri Haikal
No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
1. Kebaruan tema dan makna √
2. Kekuatan imajinasi √
3. Ketepatan diksi √
4. Pendayaan pemajasan dan citraan √
Jumlah Skor:
16
20 x 100 = 80
Deskripsi penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan
media aromaterapi lavender, puisi di atas mendapatkan nilai 80 dengan kualifikasi
skor baik. Nilai tersebut akan diuraikan sesuai dengan aspek sebagai berikut:
Tema dan makna yang digunakan dalam puisi Muhammad Fikri Haikal
berjudul Ayah berkategori baik. Tema dalam puisi ini adalah mengenai makna
66
seorang ayah. Aspek kebaruan tema dan makna tergambar dalam bait pertama dan
kedua seperti yang terdapat pada kutipan,
“Engkaulah nafasku
Yang menjaga di dalam hidupku
Kau tak pernah lelah
Sebagai penopang dalam hidupku”.
Muhammad Fikri Haikal dalam puisinya menggambarkan imajinasi yang
berkategori baik, yaitu makna seorang ayah dalam hidup seorang anak. Kekuatan
imajinasi tersebut baik karena Muhammad Fikri Haikal juga menggunakan
ketepatan diksi yang baik. Aspek kekuatan imajinasi terdapat dalam kutipan larik
puisi yakni,
“Aku hanya memanggilmu ayah
Di saat ku kehilangan arah
Aku hanya mengingatmu ayah
Jika aku telah jauh darimu”.
Diksi-diksi yang digunakan dalam puisinya tidak monoton sehingga
pembaca dapat jelas berimajinasi. Pemilihan kata yang digunakan juga cukup
selaras. Pemajasan dalam puisi ini berkategori baik karena menggunakan majas
alegori dalam puisinya, yaitu majas dengan gaya bahasa yang menyandingkan
suatu objek dengan kata-kata kiasan bermakna konotasi atau ungkapan. Majas
tersebut terlihat pada larik yang digunakan seperti,
“Engkaulah nafasku
Yang menjaga di dalam hidupku”.
Nabila Nursabrina Daud
Kau Tlah Kembali
Ditepi taman
Kita bermain bersama
Mengantar senja
Terganti malam yang indah
Lihatlah kawan
Hari mulai menggelap
67
Mari kita pulang
Menanti malam yg indah
Saat-saat indah
Hari begitu cepat
Dihari nanti
Kita kan berjumpa lagi
Dan ternyata takdir
Tlah berkata lain
Kau tlah kembali
Tabel 4.20
Analisis Data Nabila Nursabrina Daud
No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
1. Kebaruan tema dan makna √
2. Kekuatan imajinasi √
3. Ketepatan diksi √
4. Pendayaan pemajasan dan citraan √
Jumlah Skor:
15
20 x 100 = 75
Deskripsi penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan
media aromaterapi lavender, puisi di atas mendapatkan nilai 75 dengan kualifikasi
skor baik. Nilai tersebut akan diuraikan sesuai dengan aspek sebagai berikut:
Tema dan makna yang digunakan dalam puisi berjudul Kau Tlah Kembali
berkategori baik. Tema yang digunakan dalam puisi ini bermakna menjalani hari
bersama kawan. Aspek kebaruan tema dan makna tergambar dalam kutipan larik
berikut, “Kita bermain bersama
Mengantar senja
Terganti malam yang indah”.
Kekuatan imajinasi dalam puisi ini berkategori baik karena cukup
penggambarannya cukup sederhana sehingga pembaca mudah berimajinasi.
Aspek kekuatan imajinasi terdapat pada kutipan seperti, “Hari mulai menggelap
Mari kita pulang
68
Menanti malam yg indah”.
Pemilihan kata yang digunakan tidak terlalu rumit namun sudah cukup
sesuai untuk menggambarkan makna dari puisi ini. Ketepatan diksinya
berkategori kurang baik karena rima dalam larik-lariknya tidak menunjukkan
keselarasan.
Nabila Nursabrina Daud menggunakan citraan/imaji visual (pengelihatan)
dalam puisinya yaitu seperti yang terdapat dalam larik,“Lihatlah kawan
Hari mulai menggelap” seakan-akan pembaca dapat membayangkan gelapnya
langit di malam hari.
Najwa Wahyu Fadhilah
Rindu Sahabat
Dikala malam datang
Disaat itulah aku selalu merindukanmu
Kamu yang dulu selalu bersamaku
Kini kau telah jauh di sana
Andai kau tahu
Aku disini selalu merindukanmu
Aku rindu pada sosok dirimu yang
begitu ceria
Entah gimana keadaanmu sekarang
Hanya potret gambarmu yang bisa
Menepis rindu ini
Kau adalah sahabat terbaikku
Jangan lupakan aku
Walau raga kita jauh, tetapi kita tetap
Satu tujuan
Tabel 4.21
Analisis Data Najwa Wahyu Fadhilah
No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
1. Kebaruan tema dan makna √
2. Kekuatan imajinasi √
3. Ketepatan diksi √
69
4. Pendayaan pemajasan dan citraan √
Jumlah Skor:
15
20 x 100 = 75
Deskripsi penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan
media aromaterapi lavender, puisi di atas mendapatkan nilai 75 dengan kualifikasi
skor baik. Nilai tersebut akan diuraikan sesuai dengan aspek sebagai berikut:
Tema dan makna yang digunakan dalam puisi Najwa Wahyu Fadhilah
berjudul Rindu Sahabat berkategori baik. Tema dalam puisi ini adalah ungkapan
rindu kepada sahabat, terlihat dalam kutipan larik berikut, “Andai kau tahu
Aku disini selalu merindukanmu
Aku rindu pada sosok dirimu yang
begitu ceria”.
Kekuatan imajinasi dalam puisi ini berkategori baik. Kutipan dari puisi
berjudul Rindu Sahabat yang memperkuat aspek kekuatan imajinasi yakni,
“Hanya potret gambarmu yang bisa
Menepis rindu ini
Kau adalah sahabat terbaikku”. Puisi tersebut membuat pembaca terbayang akan
perasaan rindu kepada sahabat ketika mereka jauh. Keadaan yang jauh sulit untuk
bertemu membuat foto sebagai alternatif untuk membuat rindu tersebut berhenti.
Diksi yang digunakan cukup sederhana tetapi Najwa Wahyu Fadhilah
menyingkat kata yang seharusnya ‘bagaimana’ menjadi ‘gimana’, seperti yang
terdapat dalam larik, “Entah gimana keadaanmu sekarang” sehingga ketepatan
diksi dalam puisi ini bersifat cukup baik. Imaji visual (pengelihatan) digunakan
sebagai citraan dalam puisi ini, seperti yang terdapat dalam larik, “Hanya potret
gambarmu yang bisa
Menepis rindu ini”, sehingga aspek pendayaan majas dan citraannya berkategori
baik.
Noma Herdi Saputra
70
Kerelaan Hati
Jujur saja aku tak rela
Melepasnya pergi dariku
Sungguh rasa ini tak kuasa
Relakan dia menjauhiku
Andai saja bisa kugapainya kembali
Tak akan ku biarkan dia pergi
Andai saja sanggup kurengkuhnya lagi
Kan slalu kujaga di sisi
Tabel 4.22
Analisis Data Noma Herdi Saputra
No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
1. Kebaruan tema dan makna √
2. Kekuatan imajinasi √
3. Ketepatan diksi √
4. Pendayaan pemajasan dan citraan √
Jumlah Skor:
15
20 x 100 = 75
Deskripsi penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan
media aromaterapi lavender, puisi di atas mendapatkan nilai 75 dengan kualifikasi
skor baik. Nilai tersebut akan diuraikan sesuai dengan aspek sebagai berikut:
Tema dan makna yang digunakan dalam puisi Noma Hedi Saputra
berjudul Kerelaan Hati berkategori baik. Tema yang digunakan dalam puisi ini
adalah harapan agar orang terkasihnya kembali. Kutipan dari puisi berjudul
Kerelaan Hati yang memperkuat aspek kebaruan tema yakni, “Andai saja bisa
kugapainya kembali
Tak akan ku biarkan dia pergi”.
Kekuatan imajinasi yang digunakan berkategori baik karena pembaca
dapat memahami perasaan aku lirik ketika hatinya belum rela melepas orang
terkasihnya dan hanya berharap orang tersebut kembali. Hal tersebut terdapat
dalam kutipan berikut, “Jujur saja aku tak rela
71
Melepasnya pergi dariku
Sungguh rasa ini tak kuasa
Relakan dia menjauhiku”.
Pemilihan kata yang digunakan dalam puisi ini menciptakan rima-rima
yang selaras dan sesuai. Puisi ini terdiri dari satu bait. Pada empat larik pertama,
rima bersifat a-b-a-b seperti rela, dariku, kuasa,dan menjauhiku, sedangkan pada
empat larik kedua rima bersifat a-a-a-a seperti kembali, pergi, lagi, dan sisi,
sehingga ketepatan diksi berkategori baik.
Imaji taktil (perabaan) digunakan sebagai citraan dalam puisi ini, seperti
yang terdapat dalam larik, “Andai saja sanggup kurengkuhnya lagi
Kan slalu kujaga di sisi”, rengkuhan dapat bersifat juga sebagai rabaan yang
bermakna ia dapat merengkuh kembali orang terkasihnya.
Novita Aulia
Sang Kekasih
Tuhan
Dalam angan
Selalu ingin bertemu
Ingin menatap wajahmu...
Ingin bertemu denganmu...
Semoga engkau bertamu
Di dalam mimpiku
Tabel 4.23
Analisis Data Novita Aulia
No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
1. Kebaruan tema dan makna √
2. Kekuatan imajinasi √
3. Ketepatan diksi √
4. Pendayaan pemajasan dan citraan √
Jumlah Skor:
12
20 x 100 = 60
Deskripsi penilaian:
72
Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan
media aromaterapi lavender, puisi di atas mendapatkan nilai 60 dengan kualifikasi
skor cukup. Nilai tersebut akan diuraikan sesuai dengan aspek sebagai berikut:
Tema dan makna yang digunakan dalam puisi Novita Aulia berjudul Sang
Kekasih Tuhan berkategori baik. Tema yang digunakan dalam puisi ini adalah
harapan untuk bertemu sang kekasih Tuhan. Puisi ini menggambarkan
keinginannya agar dapat bertemu dengan sang kekasih Tuhan meskipun hanya
dalam mimpi. Aspek kebaruan tema dan makna terlihat pada kutipan larik puisi
berikut, “Ingin menatap wajahmu...
Ingin bertemu denganmu...
Semoga engkau bertamu
Di dalam mimpiku”.
Kekuatan imajinasi yang digunakan berkategori kurang baik karena puisi
ini terlalu singkat meskipun apa yang dimaksudkan oleh Novita Aulia sangat
jelas. Pemilihan kata yang digunakan dalam puisi ini cukup untuk menciptakan
rima-rima yang selaras, pada larik kedua sampai dengan larik keenam, diksi-diksi
dalam puisi membentuk rima yang bersifat a-a-a-a seperti bertamu, wajahmu,
denganmu, bertemu, dan mimpiku. Oleh karena itu ketepatan diksi berkategori
cukup baik.
Citraan dalam puisi ini berkategori cukup baik. Imaji visual (pengelihatan)
digunakan dan terdapat dalam larik,
“Ingin menatap wajahmu...
Ingin bertemu denganmu...”. Imaji tersebut menyatakan bahwa ia ingin menatap
dan bertemu dengan sang kekasih Tuhan.
Rafli Mustofa
Sebuah Impian
Kurentangkan tangan untuk menggapaimu
Namun aku hanya menjangkau debu
Engkau lebih dari sejangkauanku
Engkau tak disampingku
Dan aku tersadar, bahwa engkau
73
adalah sebuah impian
Yang menyitaku dari kenyataan
Tabel 4.24
Analisis Data Rafli Mustofa
No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
1. Kebaruan tema dan makna √
2. Kekuatan imajinasi √
3. Ketepatan diksi √
4. Pendayaan pemajasan dan citraan √
Jumlah Skor:
15
20 x 100 = 75
Deskripsi penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan
media aromaterapi lavender, puisi di atas mendapatkan nilai 75 dengan kualifikasi
skor baik. Nilai tersebut akan diuraikan sesuai dengan aspek sebagai berikut:
Tema dan makna yang digunakan dalam puisi Rafli Mustofa berjudul
Sebuah Impian berkategori baik. Tema yang digunakan dalam puisi ini adalah
keinginan untuk menggapai sebuah impian. Rafli Mustofa menggambarkan
sebuah impian yang mustahil untuk ia capai seperti yang terdapat dalam kutipan
larik puisi berikut, “Dan aku tersadar, bahwa engkau
adalah sebuah impian
Yang menyitaku dari kenyataan”.
Kekuatan imajinasi yang digunakan berkategori baik. Rafli Mustofa dalam
puisi tersebut mampu memaparkan dengan jelas keinginannya untuk menggapai
sebuah impian namun hal tersebut sepertinya hanya angan-angan saja. Aspek
kekuatan imajinasi terlihat pada kutipan larik puisi yakni, “Kurentangkan tangan
untuk menggapaimu
Namun aku hanya menjangkau debu”.
Ketepatan diksi berkategori baik karena pemilihan kata/diksi yang
digunakan sudah selaras dan sesuai sehingga dapat menciptakan rima yang
74
bersifat a-a-a-a. Pada larik pertama sampai dengan larik kelima, diksi berakhiran
huruf vokal u dan dua larik terakhir diksi berakhiran huruf konsonan n.
Citraan dalam puisi ini berkategori cukup baik. Imaji visual (pengelihatan)
digunakan dan terdapat dalam larik,
“Kurentangkan tangan untuk menggapaimu
Namun aku hanya menjangkau debu”,
Imaji tersebut dibuat seolah-olah ia menggapai sebuah impian padahal hanya
debulah yang ia jangkau, debu dalam artian sebuah angan.
Renasya Maryam
Ibu
Ibu...
Kaulah yang melahirkanku
Kaulah yang merawatku
Hingga bayi sampi sekarang
Ibu...
Kau tak kenal lelah
Kau tak kenal pantang menyerah
Kau selalu ada di saat ku sulit
Ibu...
Terima kasih atas rawatanmu
Terima kasih atas sayangmu
Aku mencintaimu Ibu...
Tabel 4.25
Analisis Data Renasya Maryam
No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
1. Kebaruan tema dan makna √
2. Kekuatan imajinasi √
3. Ketepatan diksi √
4. Pendayaan pemajasan dan citraan √
Jumlah Skor:
10
20 x 100 = 50
75
Deskripsi penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan
media aromaterapi lavender, puisi di atas mendapatkan nilai 50 dengan kualifikasi
skor kurang. Nilai tersebut akan diuraikan sesuai dengan aspek sebagai berikut:
Tema dan makna yang digunakan dalam puisi Renasya Maryam berjudul
Ibu berkategori cukup baik, karena seperti puisi tentang ‘Ibu’ pada umumnya ia
menggambarkan makna perjuangan seorang ibu yang merawat anaknya dari bayi
hingga ia dewasa. Kutipan dari puisi berjudul Ibu yang memperkuat aspek
kebaruan tema yakni, “Kaulah yang melahirkanku
Kaulah yang merawatku
Hingga bayi sampi sekarang”. Kekuatan imajinasi berkategori cukup baik karena
pembaca sudah dapat membayangkan inti dari puisinya melalui diksi-diksi yang
dibentuk.
Diksi-diksi yang digunakan dalam puisi hanya membawa makna tentang
seorang Ibu pada umumnya, yang melahirkan, merawat, tak kenal lelah, dan
pantang menyerah saat menjaga anaknya. Terdapat kerancuan makna larik ketiga
bait kedua yaitu, “Kau tak kenal pantang menyerah”. Pantang menyerah berarti
tidak akan mudah menyerah, tetapi ketika hal itu menjadi ‘tak kenal pantang
menyerah’ berarti maknanya berubah menjadi selalu menyerah. Kerancuan makna
tersebut membuat ketepatan diksi dalam puisi ini berkategori kurang baik.
Pemajasan dan citraan dalam puisi ini berkategori kurang baik karena tidak
ditemukan penggunaan majas atau citraan yang sesuai.
Sakinah Afrilia Nasywa
Lepas
Hilang sudah tak tentu arah
Lepaslah semua keluh kesah
Berharap hanya bisa berserah
Tak perlu mencari siapa yang salah
Cukup aku saja yang mengalah
Tabel 4.26
Analisis Data Sakinah Afrilia Nasywa
76
No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
1. Kebaruan tema dan makna √
2. Kekuatan imajinasi √
3. Ketepatan diksi √
4. Pendayaan pemajasan dan citraan √
Jumlah Skor:
13
20 x 100 = 65
Deskripsi penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan
media aromaterapi lavender, puisi di atas mendapatkan nilai 65 dengan kualifikasi
skor cukup. Nilai tersebut akan diuraikan sesuai dengan aspek sebagai berikut:
Tema dan makna yang digunakan dalam puisi Sakinah Afrilia Nasywa
berjudul Lepas berkategori baik. Puisi ini menggambarkan tentang kepasrahan
diri seseorang dalam menghadapi sesuatu. Kutipan yang memperkuat aspek
kebaruan tema dan makna yakni, “Tak perlu mencari siapa yang salah
Cukup aku saja yang mengalah”.
Kekuatan imajinasi dalam puisi ini berkategori cukup baik karena puisi
yang terdiri dari lima larik ini menggunakan diksi-diksi yang sederhana yang
dapat pembaca pahami maknanya. Inti dari puisi tersebut adalah tentang seseorang
yang pasrah dan menyerah ketika kehilangan sesuatu. Aspek kekuatan imajinasi
dapat terlihat pada kutipan larik puisi berikut, “Hilang sudah tak tentu arah
Lepaslah semua keluh kesah
Berharap hanya bisa berserah”.
Ketepatan diksi berkategori baik karena pemilihan kata yang digunakan
membentuk rima yang selaras dan sesuai. Hal tersebut dapat terlihat dari setiap
larik yang berakhiran huruf konsonan h seperti ‘arah’, ‘kesah’, ‘berserah’,
‘salah’, dan ‘mengalah’, sehingga rima bersifat a-a-a-a. Namun, pemajasan dan
citraan dalam puisi ini berkategori kurang baik karena tidak ditemukan
penggunaan majas atau citraan yang sesuai.
Shakilla Aurelya P. N
77
Guru
Guruku...
Jasa-jasamu yang aku ingat
Saat aku berputus asa
Perjuangan besarmu yang aku banggakan
Kebesaranmu yang menjadi ciri khasmu
Oh guruku
Senyum semangatmu
Amarahmu
Kesabaranmu
Yang menjadi tanda kedatanganmu
Ilmumu
Yang telah kau berikan kepada anak didikmu
Semoga akan bermanfaat untuk semua orang
Terima kasih guruku
Jasamu akan kukenang selamanya
Tabel 4.27
Analisis Data Shakilla Aurelya P. N
No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
1. Kebaruan tema dan makna √
2. Kekuatan imajinasi √
3. Ketepatan diksi √
4. Pendayaan pemajasan dan citraan √
Jumlah Skor:
13
20 x 100 = 65
Deskripsi penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan
media aromaterapi lavender, puisi di atas mendapatkan nilai 65 dengan kualifikasi
skor cukup. Nilai tersebut akan diuraikan sesuai dengan aspek sebagai berikut:
Tema dan makna yang digunakan dalam puisi Shakilla Aurelya P. N
berjudul Guru berkategori baik. Puisi ini menggambarkan tentang sosok seorang
guru. Murid akan selalu ingat akan sosok guru baik itu tentang jasa, pengorbanan,
78
semangat, ataupun kesabarannya. Kutipan dari puisi berjudul Guru yang
memperkuat aspek kebaruan tema dan makna yakni, “Jasa-jasamu yang aku ingat
Saat aku berputus asa
Perjuangan besarmu yang aku banggakan”.
Kekuatan imajinasi dalam puisi ini berkategori baik. Puisi ini membuat
pembaca terimajinasi akan pengorbanan dan jasa-jasa yang telah guru lakukan
kepada muridnya. Aspek kekuatan imajinasi dalam puisi ini terdapat pada kutipan
larik puisi berikut, “Ilmumu
Yang telah kau berikan kepada anak didikmu
Semoga akan bermanfaat untuk semua orang
Terima kasih guruku
Jasamu akan kukenang selamanya”.
Pemilihan kata dalam puisi ini beragam dan berkategori cukup baik,
walaupun diksi yang digunakan belum menciptakan rima yang bersifat selaras
ataupun sesuai. Shakilla Aurelya P. N menggunakan kata-kata seperti jasa-
jasamu, senyum semangat, amarahmu, dan kesabaranmu yang membuat makna
seorang guru tidak sepenuhnya hitam maupun putih, karena hitam atau putihnya
guru tetaplah hal itu dilakukan untuk menyampaikan ilmu kepada muridnya.
Pemajasan dan citraan dalam puisi ini berkategori kurang baik karena tidak
ditemukan penggunaan yang sesuai di dalamnya.
Shoniyyah Sr.
Hujan
Rintik hujan mulai membasahi tanah yang kering
Kebanyakan manusia lupa dengan apa yang telah diberikan tuhan
Maka dari itu langit meneteskan butiran air
Seakan dia berupaya menyadarkan
Manusia dari segala keegoisan
Faktanya hujan tidak sepenuhnya
mengenai air
95% dari hujan ialah kenangan
Sisanya barulah air
79
Tabel 4.28
Analisis Data Shoniyyah Sr.
No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
1. Kebaruan tema dan makna √
2. Kekuatan imajinasi √
3. Ketepatan diksi √
4. Pendayaan pemajasan dan citraan √
Jumlah Skor:
15
20 x 100 = 75
Deskripsi penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan
media musik instrumental dan aromaterapi, puisi di atas mendapatkan nilai 75
dengan kualifikasi skor baik. Nilai tersebut akan diuraikan sesuai dengan aspek
sebagai berikut:
Tema dan makna yang digunakan dalam puisi Shoniyyah Sr. berjudul
Hujan berkategori baik. Kutipan dari puisi berjudul Hujan yang memperkuat
aspek kebaruan tema dan makna yakni, “Kebanyakan manusia lupa dengan apa
yang telah diberikan tuhan
Maka dari itu langit meneteskan butiran air
Seakan dia berupaya menyadarkan
Manusia dari segala keegoisan”. Kutipan tersebut mengandung makna tentang
hujan yang turun dari langit, hujan dapat bermakna sebagai terguran atau
kenangan.
Kekuatan imajinasi dalam puisi ini berkategori baik karena ia membawa
sesuatu yang berbeda tentang hujan. Pembaca dibawa berimajinasi tentang hujan
untuk merefleksikan diri agar manusia selalu bersyukur atas apa yang telah
diberikan oleh Tuhan dan mengurangi sifat egois. Namun, di akhir bait puisi
penulis berusaha menjelaskan bahwa hujan yang turun sebenarnya bukan tentang
air melainkan hadir sebagai pengingat kenangan. Aspek kekuatan imajinasi
80
terdapat pada kutipan larik puisi di bait terakhir yaitu, “Faktanya hujan tidak
sepenuhnya
mengenai air
95% dari hujan ialah kenangan
Sisanya barulah air”.
Pemilihan kata yang sesuai dalam puisi ini beragam dan berkategori baik
karena dari penggunaan diksinya, Shoniyyah Sr. dapat membawa pembaca
terimajinasi akan hujan. Penulis menggunakan majas personifikasi yang
berkategori cukup baik pada larik,
“Maka dari itu langit meneteskan butiran air
Seakan dia berupaya menyadarkan
Manusia dari segala keegoisan”, larik tersebut bermakna seolah-olah langit
adalah benda hidup yang dapat bersikap seperti manusia.
Viola Alfiana Azzahra
Ayahku
Ayah...
Kau adalah seorang laki-laki yang menjadi pemimpin
Kau yang menjaga anak-anakmu dari kejahatan
Kau yang menginginkan kami dari kesalahan
Dan kau juga yang selalu membela kami
Ayah...
Engkau bekerja demi keluarga
Bekerja tanpa mengenal lelah
Engkau bekerja dari pagi sampai malam
Dengan untuk membahagiakan kami
Ayah...
Sungguh tak ternilai pengorbananmu
Kau yang mencari nafkah dan menjadi tulang punggung kami
Sehat terus ayah
Semoga kami bisa membahagiakanmu
Tabel 4.29
Analisis Data Viola Alfiana Azzahra
81
No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
1. Kebaruan tema dan makna √
2. Kekuatan imajinasi √
3. Ketepatan diksi √
4. Pendayaan pemajasan dan citraan √
Jumlah Skor:
13
20 x 100 = 65
Deskripsi penilaian:
Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan
media aromaterapi lavender, puisi di atas mendapatkan nilai 65 dengan kualifikasi
skor cukup. Nilai tersebut akan diuraikan sesuai dengan aspek sebagai berikut:
Tema dan makna yang digunakan dalam puisi Viola Alfiana Azzahra
berjudul Ayah berkategori baik. Tema yang digunakan dalam puisi ini adalah
mengenai pengorbanan seorang ayah. Aspek kebaruan tema dan makna terdapat
pada kutipan larik berikut, “Ayah...
Sungguh tak ternilai pengorbananmu
Kau yang mencari nafkah dan menjadi tulang punggung kami”.
Kekuatan imajinasi dalam puisi ini berkategori baik karena Viola Alfiana
Azzahra juga mengajak pembaca untuk berimajinasi bagaimana perjuangan
seorang ayah membesarkan anaknya yang rela bekerja dan menjadi satu-satunya
yang diandalkan dalam keluarga. Kutipan dari puisi berjudul Ayah yang
menyangkut aspek kekuatan imajinasi yakni, “Ayah...
Engkau bekerja demi keluarga
Bekerja tanpa mengenal lelah
Engkau bekerja dari pagi sampai malam
Dengan untuk membahagiakan kami”.
Pemilihan kata yang dilakukan berkategori cukup baik, ketepatan diksi
berhasil membawa pembaca untuk berimajinasi, namun terdapat kerancuan makna
dalam larik, “Kau yang menginginkan kami dari kesalahan
Dan kau juga yang selalu membela kami”, kemungkinan makna yang dimaksud
Viola Alfiana Azzahra adalah ayah tidak ingin anaknya berbuat kesalahan.
82
Majas metafora yang digunakan berkategori cukup baik pada larik, “Kau
yang mencari nafkah dan menjadi tulang punggung kami”, artian yang
sebenarnya dari tulang punggung adalah ayah sebagai seseorang menjadi pokok
kekuatan dalam keluarga.
Zahra Hanifah
Ibu
Ibu, dialah orang pertama yang telah
merawat kita sampai sekarang, jika bukan
perjuangan seorang ibu, mungkin kita tidak
akan ada di dunia ini. Seorang ibu adalah
Penerang dunia bagi setiap anak yang
terlahir di dunia ini
Karena cinta tulus seorang ibu kepada anak
maka beberapa ungkapan tentang ibu yang
berada dalam puisi ibu ini, kami sampaikan
untuk beliau yang telah merawat dan mengasihi
kami dengan rasa kasih sayang yang tak terbatas
tidak bisa dibayangkan begitu banyak perjuangan
beliau yang telah dikorbankan, baik tenaga,
waktu, fikiran dan harta tidak hanya itu
saja pengorbanan yang tidak terbayangkan
Tabel 4.30
Analisis Data Zahra Hanifah
No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
1. Kebaruan tema dan makna √
2. Kekuatan imajinasi √
3. Ketepatan diksi √
4. Pendayaan pemajasan dan citraan √
Jumlah Skor:
13
20 x 100 = 65
Deskripsi penilaian:
83
Berdasarkan hasil keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan
media musik instrumental dan aromaterapi, puisi di atas mendapatkan nilai 65
dengan kualifikasi skor cukup. Nilai tersebut akan diuraikan sesuai dengan aspek
sebagai berikut:
Tema dan makna yang digunakan dalam puisi Zahra Hanifah berjudul Ibu
berkategori baik. Tema yang digunakan dalam puisi ini adalah mengenai
perjuangan seorang ibu dalam hidup anak. Puisi ini dimaksudkan untuk
menyampaikan ungkapan tentang sosok sang ibu yang penuh kasih sayang dan
ketulusan ketika membesarkan anaknya. Kutipan dari puisi berjudul Ibu yang
memperkuat aspek kebaruan tema dan makna yakni, “Ibu, dialah orang pertama
yang telah merawat kita sampai sekarang, jika bukan
perjuangan seorang ibu, mungkin kita tidak
akan ada di dunia ini.”
Kekuatan imajinasi dalam puisi ini berkategori cukup baik karena
pemilihan kata yang digunakan membawa pembaca untuk berimajinasi mengenai
perjuangan dan pengorbanan seorang ibu yang tidak terbayang banyaknya. Aspek
kebaruan tema dan makna terdapat dalam kutipan larik puisi berikut, “tidak bisa
dibayangkan begitu banyak perjuangan beliau yang telah dikorbankan, baik
tenaga,waktu, fikiran dan harta tidak hanya itu
saja pengorbanan yang tidak terbayangkan”.
Pemilihan kata yang dilakukan berkategori cukup baik, ketepatan diksi
berhasil membawa pembaca untuk berimajinasi, namun terdapat kerancuan makna
dalam larik, “Kau yang menginginkan kami dari kesalahan
Dan kau juga yang selalu membela kami”, kemungkinan makna yang dimaksud
Zahra Hanifah adalah ayah tidak ingin anaknya berbuat kesalahan.
Terdapat majas metafora yang berkategori cukup baik pada larik,
“Seorang ibu adalah
Penerang dunia bagi setiap anak yang
terlahir di dunia ini”, makna dari penerang dunia dapat diartikan ibu sebagai
penyemangat hidup bagi anaknya.
84
2. Rekapitulasi Hasil Data Penelitian
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dideskripsikan sebelumnya,
peneliti akan memaparkan rekapitulasi hasil data penelitian yakni sebagai
berikut:
Tabel 4.31
Rekapitulasi Hasil Data Penilaian
No. Nama Siswa Nilai Kualifikasi
1. Amar Fauzi 80 Baik
2. Anargya Naufal 80 Baik
3. Audrey Artavrilianty 70 Cukup Baik
4. Bayu Verry T 90 Sangat Baik
5. Dafita Tyaga Tsani 80 Baik
6. Dhavina Dinnary Athena 70 Cukup Baik
7. Fahmi Habibi 90 Sangat Baik
8. Farah Andara 90 Sangat Baik
9. Febby Dwi 75 Baik
10. Fitrria Aulia 75 Baik
11. Hasna Hafidha Fauzi 75 Baik
12. Juwita Rahmawati 70 Cukup Baik
13. Kevin Fontana 70 Cukup Baik
14. Krisna Tekmin Wijaya 80 Baik
15. Lulub Nurkhaliza 70 Cukup Baik
16. Marcell Muhammad Saky 45 Kurang
17. M. Daffa Rafsanjani 90 Sangat Baik
18. M. Alfiansyah 85 Baik
19. Muhammad Fikri Haikal 80 Baik
20. Nabila Nursabrina Daud 75 Baik
21. Najwa Wahyu Fadhilah 75 Baik
22. Noma Hedi Saputra 75 Baik
85
23. Novita Aulia 65 Cukup Baik
24. Rafli Mustofa 75 Baik
25. Renasya Maryam 50 Kurang
26. Sakina Afrilia Nasywa 65 Cukup Baik
27. Shakilla Aurelya P. N 65 Cukup Baik
28. Shoniyyah Sr. 75 Baik
29. Viola Alfiana Azzahra 65 Cukup Baik
30. Zahra Hanifah 65 Cukup Baik
Jumlah 2215
Nilai Rata-rata 74 Baik
Berdasarkan hasil rekapitulasi data di atas, maka rekapitulasi nilai rata-rata
dari hasil penelitian tentang penerapan aromaterapi lavender dalam keterampilan
menulis puisi siswa kelas X SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan sebagai
berikut,
MX = Ʃ X
N
= 2.215
30
= 74
Masing-masing persentase kualifikasi nilai ialah sebagai berikut:
4 siswa mendapatkan kategori sangat baik dengan presentase
4
30 x 100% = 13%
Lalu, 14 siswa mendapatkan kategori baik dengan presentase
14
30 x 100% = 47%
Kemudian, 10 siswa mendapatkan kategori cukup baik dengan presentase
10
30 x 100% = 33%
Terakhir, 2 siswa mendapatkan kategori kurang dengan presentase
2
30 x 100% = 7%
86
Berdasarkan hasil analisis dan rekapitulasi data di atas, dapat disimpulkan
bahwa penerapan media aromaterapi lavendersiswa menjadi lebih termotivasi dan
memahami dalam pembelajaran menulis puisi. Hal tersebut terlihat dari
pencapaian penilaian yang diraih tiap aspek penilaian oleh peserta didik dengan
jumlah capaian tertinggi yaitu 90. Siswa tersebut bernama Bayu Verry T, Farah
Andara, dan M. Daffa Rafsanjani, sedangkan nilai capaian terendah didapatkan
oleh Marcell Muhammad Saky dengan jumlah skor 45.
Tabel 4.32
Rekapitulasi Penilaian Aspek
No. Nama Siswa Aspek Penilaian Jumlah
Capaian 1* 2* 3* 4*
1. Amar Fauzi 4 3 5 4 16
2. Anargya Naufal 4 4 4 5 17
3. Audrey Artavrilianty 4 4 3 3 14
4. Bayu Verry T 4 5 5 4 18
5. Dafita Tyaga Tsani 4 3 5 4 16
6. Dhavina Dinnary Athena 4 3 3 4 14
7. Fahmi Habibi 4 4 5 4 17
8. Farah Andara 5 5 4 4 18
9. Febby Dwi 4 4 3 4 15
10. Fitrria Aulia 4 4 3 4 15
11. Hasna Hafidha Fauzi 4 4 3 4 15
12. Juwita Rahmawati 4 4 4 2 14
13. Kevin Fontana 4 4 4 2 14
13%
47%
33%
7%
Kualifikasi Nilai Keterampilan Menulis Puisi
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang
87
14. Krisna Tekmin Wijaya 4 4 4 4 16
15. Lulub Nurkhaliza 4 3 3 4 14
16. Marcell Muhammad Saky 3 2 2 2 9
17. M. Daffa Rafsanjani 4 4 5 5 18
18. M. Alfiansyah 4 4 5 4 17
19. Muhammad Fikri Haikal 4 4 4 4 16
20. Nabila Nursabrina Daud 4 4 2 4 14
21. Najwa Wahyu Fadhilah 4 4 3 4 15
22. Noma Hedi Saputra 4 4 4 3 15
23. Novita Aulia 4 2 3 3 12
24. Rafli Mustofa 4 4 4 3 15
25. Renasya Maryam 3 3 2 2 10
26. Sakina Afrilia Nasywa 4 3 4 2 13
27. Shakilla Aurelya P. N 4 4 3 2 13
28. Shoniyyah Sr. 4 4 4 3 15
29. Viola Alfiana Azzahra 4 3 3 3 13
30. Zahra Hanifah 4 3 3 3 13
Jumlah 119 110 109 109 447
Keterangan:
1*: Kebaruan tema dan makna
2*: Kekuatan imajinasi
3*: Ketepatan diksi
4*: Pemajasan dan pencitraan
Berdasarkan rekapitulasi penilaian aspek kemampuan menulis puisi
menggunakan penerapan aromaterapi lavender juga dapat terlihat bahwa aspek
penilaian yang rata-rata peserta didik mencapai kriteria nilai maksimal yakni pada
aspek penilaian kebaruan tema dan makna, sedangkan kriteria nilai minimal yakni
pada aspek citraan dan pemajasan serta ketepatan diksi. Hal tersebut sesuai
dengan hasil wawancara bersama guru pamong bahasa Indonesia kelas X SMA
Negeri 8 Kota Tangerang Selatan tahun pelajaran 2019/2020, bahwa dalam
menulis puisi siswa kesulitan ketika merangkai atau memilih kata-kata yang
berkaitan dengan aspek ketepatan diksi.
88
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan dalam bab 1, maka
simpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Hasil keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan penerapan
media aromaterapi lavender membuat siswa menjadi lebih termotivasi dan
memahami dalam pembelajaran menulis puisi, hal tersebut terlihat dari
pencapaian penilaian yang diraih dari tiap aspek penilaian. Kriteria rata-rata nilai
maksimal peserta didik terdapat dalam aspek penilaian kebaruan tema dan makna,
sedangkan kriteria nilai minimal yakni pada aspek citraan dan pemajasan serta
ketepatan diksi.
2. Hasil rekapitulasi analisis data menunjukkan bahwa terdapat 3 orang siswa
yang mendapatkan nilai capaian tertinggi yaitu Bayu Verry T, Farah Andara, dan
M. Daffa Rafsanjani dengan jumlah skor 90, sedangkan nilai capaian terendah
didapatkan oleh Marcell Muhammad Saky dengan jumlah skor 45.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri 8 Kota
Tangerang Selatan bahwa keterampilan menulis puisi dengan menerapkan media
aromaterapi lavender dapat dijadikan alternatif dalam proses pembelajaran. Saran
yang dapat peneliti sampaikan berdasarkan hasil simpulan di atas adalah sebagai
berikut:
1. Guru
Guru hendaknya menggunakan media yang tepat dan beragam agar materi
pelajaran yang disampaikan lebih mudah diterima oleh peserta didik dan membuat
peserta didik lebih termotivasi ketika mengerjakan tugas.
2. Sekolah
89
Sekolah sebagai lembaga pendidikan hendaknya menyediakan fasilitas
yang memadai agar guru dapat menggunakan media dalam proses pembelajaran.
Sekolah juga dapat mengadakan kegiatan lomba menulis, salah satunya lomba
menulis puisi agar dapat melatih keterampilan menulis puisi siswa dan sebagai
wadah apresiasi terhadap karya sastra.
3. Penelitian berikutnya
Media aromaterapi lavender baik untuk diterapkan kepada peserta didik
dalam proses pembelajaran melihat dari angka keberhasilan penelitian-penelitian
sebelumnya. Peneliti menyarankan media tersebut dapat diterapkan pada aspek
menulis lainnya seperti menulis cerita pendek, menulis drama, maupun menulis
karangan (persuasi, eksposisi, argumentasi, dan deskripsi). Peneliti juga
menyarankan untuk mencoba media aromaterapi lavender dengan variasi yang
berbeda seperti aromaterapi peppermint atau rosemary (disesuaikan dengan
manfaat dan kebutuhannya).
90
DAFTAR PUSTAKA
Agusta, Andria. Aromaterapi, Cara Sehat dengan Wewangian Alami. Jakarta: PT.
Penebar Swadaya. Cet I. 2000.
Agustini, Ni Made Yanthi Ary dan Hilda Sudhana, Pengaruh Pemberian
Aromaterapi terhadap Konsentrasi Siswa Kelas V Sekolah Dasar dalam
Mengerjakan Soal Ulangan Umum, Jurnal Psikologi Udayana, Vol. 1, No.
2, 2014.
Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya. Cet I. 2011.
A.R., Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti. Metode Penelitian Pendidikan
Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Cet I. 2006.
Arsyad, Azhar. Media Pendidikan. Depok: PT. Rajagrafindo Persada. Cet
XVIII. 2017.
Dalman. Keterampilan Menulis. Depok: PT. Rajagrafindo Persada. Cet V. 2016.
Damono, Sapardi Djoko. Bilang Begini, Maksudnya Begitu. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama. Cet I. 2016.
Dibia, I Ketut. Apresiasi Bahasa dan Sastra. Depok: Rajawali Press. Cet I, 2018.
Ganie, Tajuddin Noor. Buku Induk Bahasa Indonesia, Pantun, Puisi, Syair,
Peribahasa, Gurindam, dan Majas. Yogyakarta: Araska. Cet I. 2015.
Hastomi, I dan E. Sumaryati. Terapi Musik. Jakarta: PT. Buku Kita.Cet I. 2017.
Jensen, Eric. Pemelajaran Berbasis Otak Paradigma Pengajaran Baru. Jakarta:
PT. Indeks. Cet I. 2011.
Kosasih, E. Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta: PT. Perca. Cet I. 2008.
Kurniawan, Heru. Pembelajaran Kreatif Bahasa Indonesia (Kurikulum 2013).
Jakarta: Prenada Media Group. Cet I. 2015.
Luxemburg, Jan Van, dkk. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: Gramedia. Cet I.
1989.
Mahmud. Metode Penelitian Pendidikan Bandung: Pusaka Setia. Cet II. 2011.
Nurgiyantoro, Burhan. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Edisi I. 2001
91
Pradopo, Rachmat Djoko. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. Cet II. 1990.
Rahmanto, B. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press. Cet VIII. 2000.
Rahim, Reni Silvia, Oom Siti Homdidjah, dan Euis Heryati, Pengaruh
Penggunaan Aromaterapi Cendana dengan Teknik Vaporizer terhadap
Perilaku Agresif Anak Tunagrahita, Jurnal Jassi Anakku Universitas
Indonesia, Vol. 13, No. 1, 2014.
Raymond, James C. Writing Is an Unnatural Act. New York: Harper & Row
Publishers. 1980.
Ridwanudin, Dindin. Bahasa Indonesia. Ciputat: UIN Press. Cet I. 2015.
Sadiman, Arief S. Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Cet IV.
1996.
Schiller, Carol dan David Schiller. The Aromatherapy Encyclopedia. United
States of America: Basic Health Publication, Inc. 2008.
Suriamiharja, Agus dkk. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah. 1996.
Smaldino, Sharon E, dkk. Instructional Technology and Media for Learning.
Jakarta: Kencana. Cet II. 2012.
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo, 1997
Tarigan, Henry Guntur. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Penerbit Angkasa. Edisi Revisi. 2013.
Y, Budinuryanta, dkk. Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Penerbit
Universitas Terbuka. Edisi 1. 1997.
Yamada, Kenji. Effects of Inhaling the Vapor of Lavandula burnatii super
Derived Essential Oil and Linalool on Plasma Adrenocorticotropic
Hormone (ACTH), Catecholamine and Gonadotropin Levels in
Experimental Menopausal Female Rats. Tokyo University of Pharmacy
and Life Science, School of Pharmacy, Journal Vol. 28. No. 2. 2004.
92
Yunus, Mohamad dan Suparno. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta:
Universitas Terbuka. 2008.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Wajib
Kelas /Semester : X/Ganjil
Materi Pokok : Unsur pembangun puisi
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Alokasi Waktu : 3 X 45 Menit
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan
pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak
di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional.
KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.17 Menganalisis unsur
pembangun puisi
4.17 Menulis puisi dengan
memerhatikan unsur
pembangunnya.
3.17.1 Menganalisis unsur-unsur pembangun puisi
yang terdiri dari diksi, imaji, kata konkret, gaya bahasa,
rima/irama, tipografi, tema/makna (sense), rasa
(feeling), nada (tone), amanat.
4.17.1 Menulis teks puisi bebas untuk mengungkapkan
perasaan dengan memerhatikan unsur-unsur
pembangunnya
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dengan model
pedagogik genre, saintifik, peserta didik dapat menganalisis dan menjelaskan
unsur pembangun puisi serta menulis teks puisi bebas dengan memerhatikan
unsur-unsur pembangun puisi.
D. Materi Pembelajaran
Sebuah puisi adalah sebuah ungkapan perasaan atau pikiran penyairnya dalam
bentuk ciptaan yang utuh dan menyatu. Bentuk yang menyatu tadi sebenarnya
terdiri dari beberapa unsur. Unsur unsur tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama
lain. Akan tetapi, untuk memahami nilai puisi itu lebih dalam, perlu diadakan
perbedaan unsur unsurnya. Jadi, unsur unsur dalam puisi tak dapat terpisahkan,
tetapi dapat diberikan perbedaan. Hal inilah yang disebut sebagai analisis puisi.
Secara garis besar unsur-unsur puisi terbagi menjadi tujuh unsur akan tetapi pada
buku Waluyo dibagi atas 2 garis besar yaitu unsur batin atau unsur makna puisi
dan unsur fisik puisi.
A. Unsur Batin Puisi
Unsur batin puisi secara utuh yang merupakan wacana teks puisi yang
mengandung makna atau arti yang dapat kita rasakan dengan menghayati unsur
unsur puisi ini:
1. Tema
Tema sering diartikan sebagai ide dasar dari puisi atau semua bentuk karya.Tema
menjadi inti dari keseluruhan makna dalam suatu puisi. Munculnya tema dalam
puisi tertentu dalam pikiran penyair akan memberikan dorongan yang kuat untuk
menghasilkan karya puisi yang sesuai tema yang kuat untuk menghasilkan karya
puisi yang sesuai tema tersebut.
2. Perasaan (feeling)
Pengertian perasaan (feeling) sebagai unsur puisi adalah sikap penyair terhadap
pokok persoalan yang ditampilkan, dapat dikenal melalui penggunaan ungkapan-
ungkapan yang digunakan dalam puisinya karena dalam menciptakan puisi
suasana hati penyair juga ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh
pembaca.
3. Nada atau suasana (tone)
Nada adalah sikap sang penyair terhadap pembacanya atau dengan kata lain sikap
sang penyair terhadap para penikmat karyanya, seperti : merenungkan,
menertawai, memaharahi, menyindir, menasihati, menggurui, menasehati,
mengejek, dan lain-lain.
4. Amanat
Pengertian amanat atau pesan sebagai unsur unsur puisi Secara sadar ataupun
tidak seorang penyair yang juga merupakan sastrawan dan anggota masyarakat
khususnya yang berperan dalam literasi harusnya bertanggungjawab dalam
menjaga kelangsungan hidup dan ketenangan dalam masyarakat sesuai dengan
hati nuraninnya.
B. Unsur Fisik Puisi
1. Diksi/Pemilihan kata
Dalam menulis puisi, penyair harus dengan cermat memilih kata-kata agar dapat
mewakili
makna yang hendak disampaikan serta dapat menimbulkan efek estetis
(keindahan) yang
diinginkan. Kata-kata yang dipilih penyair berdasarkan pertimbangan dari aspek
makna,
efek pengucapannya, serta dapat mewakili pikiran dan suasana hati penyair. Diksi
muncul karena adanya makna konotatif, lambang (simbol), dan pengulangan
bunyi (rima).
2. Imaji/Pengimajian
Pengimajian adalah kata atau susunan yang dapat mengungkapkan pengalaman
sensoris, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Terdapat hubungan erat
antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang dipilih harus
menghasilkan
pengimajian sehingga menjadi kata konkret, seperti kita hayati melalui
penglihatan,
pendengaran, atau cita rasa.
Jenis-jenis imaji dalam puisi adalah sebagai berikut:
a. Imaji visual (pengimajian dengan menggunakan kata-kata yang
menggambarkan seolah-olah objek yang dicitrakan dapat dilihat).
b. Imaji auditif (pengimajian dengan menggunakan kata-kata ungkapan
seolah-olah objek yang dicitrakan sungguh-sungguh didengar oleh
pembaca).
c. Imaji taktil (pengimajian dengan menggunakan kata-kata yang mampu
memengaruhi perasaan pembaca sehingga ikut terpengaruh perasaannya).
3. Kata Konkret
Kata konkret adalah kata yang memungkinkan munculnya imaji karena dapat
ditangkap indera. Ini berkaitan dengan kemampuan wujud fisik objek yang
dimaksud dalam kata itu untuk membangkitkan imajinasi pembaca.
4. Gaya bahasa/Majas
Pengertian majas atau bahasa figuratif sebagai unsur unsur puisi adalah kata kata
atau susunan kata dan kalimat yang membuat puisi tersebut terlihat atau bersifat
prismatis dari segi makna sehingga mengandung banyak arti atau kaya akan
makna, akan tetapi bukan dengan maksud membuatnya salah arti dapat
membuatnya banyak arti. Berikut bahasa kias/majas atau bahasa figuratif yang
biasa digunakan dalam puisi ataupun karya sastra lainnya:
a. Perbandingan/ Perumpamaan (Simile): Perbandingan atau perumpamaan
(simile) ialah bahasa kiasan yang menyamakan satu hal dengan hal yang
lain dengan mempergunakan kata-kata pembanding seperti bagai, bak,
semisal, seumpama, laksana dan kata-kata pembanding lainnya.
b. Metafora: Bahasa kiasan seperti perbandingan, hanya tidak
mempergunakan kata-kata pembanding seperti bagai, laksana dan
sebagainya. Metafora ini menyatakan sesuatu sebagai hal yang sama atau
seharga dengan yang lain yang sesungguhnya tidak sama.
c. Personifikasi : Kiasan ini mempersamakan benda dengan manusia. Benda-
benda mati dibuat dapat berbuat, berfikir dan sebagainya. Seperti halnya
manusia dan banyak dipergunakan penyair dulu sampai sekarang.
Personifikasi membuat hidup lukisan di samping itu memberi kejelasan
kebenaran, memberikan bayangan angan yang konkret.
d. Allegori: Cerita kiasan ataupun lukisan kiasan. Cerita kiasan atau lukisan
kiasan ini mengkiaskan hal lain atau kejadian lain.
5. Rima
Salah satu unsur unsur puisi yang penting dan ada dalam puisi sebagai unsur fisik
yang membuat suatu puisi unik dan terdengar berbeda dengan yang lainnya adalah
rima. Berikut penjelas rima sebagai unsur unsur fisik puisi:
Pengertian rima sebagai unsur puisi adalah pengulangan bunyi dalam puisi untuk
membentuk musikalisasi atau orkestrasi sehingga puisi menjadi menarik untuk
dibaca. Rima membuat efek bunyi makna yang diinginkan oleh penyair puisi
menjadi indah dan menimbulkan makna yang lebih kuat sehingga pesan dapat
lebih tersampaikan kepada para pembaca puisi
Berdasarkan jenis-jenis rima, pertama dapat dilihat secara vertikal (persamaan
bunyi
pada akhir baris dalam satu bait). Jenis-jenisnya sebagai berikut.
a. Rima sejajar berpola : a-a-a-a
b. Rima kembar berpola : a-a-b-b
c. Rima berpeluk berpola : a-b-b-a
d. Rima bersilang berpola : a-b-a-b
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik.
Model Pembelajaran :Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan),
Diskusi, Tanya Jawab.
F. Media Pembelajaran
Media LCD Projector,
Laptop,
Unsur-unsur pembangun puisi (Slide Powerpoint),
Worksheet atau lembar kerja (siswa)
Media aromaterapi lavender
G. Sumber Belajar:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Guru Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia (Wajib) kelas X Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku siswa Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia (Wajib) kelas X Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Buku teks pelajaran yang relevan.
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit) Nilai Karakter
(PPK), Literasi,
4C, HOTS
Alokasi
Waktu Kegiatan Pendahuluan
Guru :
Orientasi
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan
syukur kepada Tuhan YME dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali
kegiatan pembelajaran.
Aperpepsi
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya
Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.
Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan
pelajaran yang akan dilakukan.
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari
pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila materi tema/projek ini kerjakan dengan baik dan
sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik, maka peserta
didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi : Unsur
pembangun puisi.
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan
yang berlangsung.
Mengajukan pertanyaan.
Pemberian Acuan
Keagamaan
Disiplin
Rasa Ingin Tahu
15
menit
Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit) Nilai Karakter
(PPK), Literasi,
4C, HOTS
Alokasi
Waktu Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan saat itu.
Menjelaskan tentang penggunaan media aromaterapi lavender
dalam pembelajaran puisi.
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman
belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.
Kegiatan Inti
Sintak Model
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Stimulasi/
pemberian
rangsangan
Peserta didik diberi motivasi atau
rangsangan untuk memusatkan perhatian
pada topik materi Unsur pembangun
puisi dengan cara :
Melihat (tanpa atau dengan Alat)
Menayangkan teks puisi yang relevan.
Mengamati
Ø Lembar kerja materi unsur pembangun
puisi
Ø Pemberian contoh-contoh materi unsur
pembangun puisi untuk dapat
dikembangkan peserta didik, dari media
interaktif, dsb.
Membaca
Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah
dan di sekolah dengan membaca materi
dari buku paket atau buku-buku penunjang
lain, dari internet/materi yang berhubungan
dengan unsur pembangun puisi.
Menulis
Literasi
105
menit
Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit) Nilai Karakter
(PPK), Literasi,
4C, HOTS
Alokasi
Waktu Menulis resume dari hasil pengamatan dan
bacaan terkait unsur pembangun puisi.
Mendengar
Pemberian materi unsur pembangun puisi
oleh guru.
Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis
besar/global tentang materi pelajaran
mengenai materi :
unsur pembangun puisi untuk
melatih rasa syukur, kesungguhan dan
kedisiplinan, ketelitian, mencari informasi.
Problem
statement
(pertanyaan/
identifikasi
masalah)
Guru memberikan kesempatan pada peserta
didik untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan
gambar yang disajikan dan akan dijawab
melalui kegiatan belajar, contohnya :
Mengajukan pertanyaan tentang materi :
Ø unsur pembangun puisi yang tidak
dipahami dari apa yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati
(dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke
pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk
mengembangkan kreativitas, rasa ingin
tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan
untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang
hayat.
Critical Thinking
(Berpikir Kritis)
Literasi
Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit) Nilai Karakter
(PPK), Literasi,
4C, HOTS
Alokasi
Waktu Data
collection
(pengumpulan
data)
Peserta didik mengumpulkan informasi
yang relevan untuk menjawab pertanyan
yang telah diidentifikasi melalui kegiatan:
Mengamati objek/kejadian
Mengamati dengan seksama materi unsur
pembangun puisi yang sedang dipelajari
dalam bentuk gambar/video/slide presentasi
yang disajikan dan mencoba
menginterprestasikannya.
Membaca sumber lain selain buku teks
Secara disiplin melakukan kegiatan
literasi dengan mencari dan membaca
berbagai referensi dari berbagai sumber
guna menambah pengetahuan dan
pemahaman tentang materi unsur
pembangun puisi yang sedang dipelajari.
Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal
yang belum dapat dipahami dari kegiatan
mengmati dan membaca yang akan
diajukan kepada guru berkaitan dengan
materi unsur pembangun puisi yang sedang
dipelajari.
Wawancara/tanya jawab dengan
narasumber
Mengajukan pertanyaan berkaitan dengan
materi unsur pembangun puisi
yang telah disusun dalam daftar pertanyaan
kepada guru.
Kolaboratif
Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit) Nilai Karakter
(PPK), Literasi,
4C, HOTS
Alokasi
Waktu Peserta didik dibentuk dalam beberapa
kelompok untuk:
Mendiskusikan
Peserta didik dan guru secara bersama-
sama membahas contoh teks puisi
mengenai materi unsur pembangun puisi
Mengumpulkan informasi
Mencatat semua informasi tentang materi
unsur pembangun puisi yang telah
diperoleh pada buku catatan dengan tulisan
yang rapi dan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
Saling tukar informasi tentang materi:
Ø Unsur pembangun puisi menggunakan
media pembelajaran aromaterapi lavender
dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik
dari kelompok lainnya sehingga diperoleh
sebuah pengetahuan baru yang dapat
dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok
kemudian, dengan menggunakan metode
ilmiah yang terdapat pada buku pegangan
peserta didik atau pada lembar kerja yang
disediakan dengan cermat untuk
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan,
menghargai pendapat orang lain,
kemampuan berkomunikasi, menerapkan
kemampuan mengumpulkan informasi
melalui berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan
Kolaboratif dan
berpikir kritis
Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit) Nilai Karakter
(PPK), Literasi,
4C, HOTS
Alokasi
Waktu belajar sepanjang hayat.
Data
processing
(pengolahan
Data)
Peserta didik dalam kelompoknya
berdiskusi mengolah data hasil pengamatan
dengan cara :
Berdiskusi tentang data dari Materi :
Ø Unsur pembangun puisi dengan
menggunakan media aromaterapi lavender
v Berdasarkan materi unsur pembangun puisi
yang telah dipelajari, peserta didik
membuat puisi bertemakan bebas
menggunakan media pembelajaran
aromaterapi lavender dengan memerhatikan
unsur-unsur pembangun puisi.
Pembuktian Peserta didik mendiskusikan hasil
pengamatannya dan memverifikasi hasil
pengamatannya dengan data-data atau teori
pada buku sumber melalui kegiatan :
v Menambah keluasan dan kedalaman sampai
kepada pengolahan informasi yang bersifat
mencari solusi dari berbagai sumber yang
memiliki pendapat yang berbeda sampai
kepada yang bertentangan untuk
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin,
taat aturan, kerja keras, kemampuan
menerapkan prosedur dan kemampuan
berpikir induktif serta deduktif dalam
membuktikan tentang materi :
Ø unsur pembangun puisi dan menulis teks
Komunikatif
Kreativitas
Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit) Nilai Karakter
(PPK), Literasi,
4C, HOTS
Alokasi
Waktu puisi bebas
antara lain dengan : Peserta didik dan
guru secara bersama-sama membahas
jawaban soal-soal yang telah dikerjakan
oleh peserta didik.
Penarikan
kesimpulan
Laporan hasil pengamatan
secara tertulis tentang materi :
Ø unsur pembangun puisi
Menjawab pertanyaan tentang
materi unsur pembangun puisi yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik
atau lembar kerja yang telah disediakan.
Bertanya tentang hal yang belum
dipahami, atau guru melemparkan
beberapa pertanyaan kepada siswa
berkaitan dengan materi unsur pembangun
puisi yang akan selesai dipelajari.
Menyelesaikan uji kompetensi untuk
materi unsur pembangun puisi yang
terdapat pada buku pegangan peserta didik
atau pada lembar lerja yang telah
disediakan secara individu untuk
mengecek penguasaan siswa terhadap
materi pelajaran.
HOTS
Catatan : Selama pembelajaran unsur pembangun puisi
berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran
yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri,
berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah
tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan
Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit) Nilai Karakter
(PPK), Literasi,
4C, HOTS
Alokasi
Waktu Kegiatan Penutup
Peserta didik :
Membuat resume dengan bimbingan guru tentang poin-poin
penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang
materi unsur pembangun puisi menggunakan media
pembelajaran aromaterapi lavender yang baru dilakukan.
Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi
pelajaran unsur pembangun puisi yang baru diselesaikan.
Mengagendakan materi atau tugas
projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus mempelajari
pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.
Guru :
Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa
untuk materi pelajaran unsur pembangun puisi dengan
menggunakan media pembelajaran aromaterapi lavender.
Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas
projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi
paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas
projek/produk/portofolio/unjuk kerja pada materi
pelajaran unsur pembangun puisi dengan menggunakan media
pembelajaran aromaterapi lavender.
Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran unsur
pembangun puisi dengan menggunakan media pembelajaran
aromaterapi lavender kepada kelompok yang memiliki kinerja
dan kerjasama yang baik.
Kreativitas
15
menit
I. Teknik Penilaian
1. Kompetensi Pengetahuan:
a. Teknik penilaian : tes
b. Bentuk Penilaian : penugasan individu dan kelompok.
c. Instrumen penilaian : lembar kerja
2. Kompetensi keterampilan
a. Teknik penilaian : penugasan menulis puisi
b. Bentuk : tugas tertulis.
c. Instrumen penilaian : lembar kerja
No Aspek yang Dinilai Nilai Nilai
Maksimal 1 2 3 4 5
1 Kesesuaian tema dan makna
20
2 Kekuatan imajinasi
3 Ketepatan diksi
4 Pendayaan pemajasan/citraan
Jumlah Nilai
Nilai Akhir
x 100
Aspek yang dinilai Indikator Skor
Kebaruan tema dan
makna
Sangat Baik: tema yang digunakan sesuai
dengan makna, judul, dan isi 5
Baik: tema yang digunakan sesuai dengan
makna dan isi 4
Cukup: tema yang digunakan sesuai dengan isi 3
Kurang: tema yang digunakan tidak sesuai
sehingga tidak terdapat kesamaan judul dan isi 2
Kurang sekali: tema yang digunakan tidak
sesuai dengan makna, judul, maupun isi. 1
Kekuatan imajinasi
Sangat Baik: setiap bait dalam puisi
mengandung gambaran yang terlibat dengan
penginderaan
5
Baik: terdapat lebih dari dua baris dalam puisi
yang gambarannya terlibat dengan penginderaan 4
Cukup: terdapat dua baris dalam puisi yang
gambarannya terlibat dengan penginderaan 3
Kurang: hanya terdapat satu baris dalam puisi
yang gambarannya terlibat dengan penginderaan 2
Kurang Sekali: tidak ditemukan gambaran yang
terlibat dengan penginderaan dalam baris puisi
1
Ketepatan diksi
Sangat Baik: menggunakan diksi yang sesuai
sehingga setiap baitnya tercipta rima a-b-a-b
atau a-a-a-a
5
Baik: menggunakan diksi yang sesuai
setidaknya satu bait puisi mengandung rima a-b-
a-b atau a-a-a-a
4
Cukup: menggunakan diksi yang sesuai
sehingga satu atau dua baris dalam puisi
terdapat kesamaan rima
3
Kurang: pemilihan diksi yang digunakan tidak
mengandung makna 2
Sangat Kurang: pemilihan diksi yang 1
digunakan tidak sesuai dengan makna dan tidak
tercipta rima a-b-a-b ataupun a-a-a-a
Pendayaan pemajasan
dan citraan
Sangat Baik: puisi menggunakan lebih dari satu
majas dan citraan 5
Baik: puisi menggunakan setidaknya satu majas
dan satu citraan 4
Cukup: puisi hanya menggunakan satu majas
atau satu citraan 3
Kurang: puisi tidak menggunakan majas dan
citraan 2
Sangat Kurang: tidak terdapat majas ataupun
citraan dalam puisi 1
Jumlah Skor Maksimal 100
3. Remedial
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian KD
nya belum tuntas
b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remedial
teaching (klasikal), atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan
tes.
c. Tugas remedial, dilakukan sebanyak 3 kali yaitu dengan cara
menugaskan kepada peserta didik untuk membenahi tugas yang telah
dikerjakan sehingga memenuhi ketentuan yang ditetapkan.
4. Pengayaan
Bagi Peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan
pembelajaran pengayaan sebagai berikut:
a. Siwa yang mencapai nilai diberikan materi masih dalam cakupan KD
dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
b. Siwa yang mencapai nilai diberikan materi melebihi cakupan KD
dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
Cirendeu, 5 Agustus 2019
Mengetahui
Guru Pamong Bahasa Indonesia Mahasiswa Praktikan
Dra. Roslaini, M. Pd. Nadine Ayuningtias Putri
NIP.196506032007012011 NIM.11150130000004
Dokumentasi Kegiatan Penelitian
Wawancara “Penelitian Penerapan Aromaterapi Lavender dalam
Keterampilan Menulis Puisi pada Kelas X SMA Negeri 8 Kota Tangerang
Selatan Tahun Pelajaran 2019/2020”
Hari/Tanggal : Senin, 5 Agustus 2019 Pewawancara: Nadine Ayuningtias Putri
Tempat/Ruang : Kelas X IPS 4 Narasumber: Ibu Hj. Roslaini, M.Pd.
Durasi : 4 Menit 21 Detik
1. Assalamualaikum, selamat siang Ibu Roslaini, izinkan saya mewawancarai Ibu
untuk mendapatkan informasi tentang materi pembelajaran puisi di sekolah ini.
Materi puisi dalam kurikulum pembelajaran ada di kelas berapa?
Jawab: Di kelas X.
2. Jika ada di kelas X, materi tersebut terdapat di semester ganjil atau genap? Atau
di keduanya?
Jawab : Ada di semester 2 yaitu genap.
3. Apakah siswa merasa kesulitan saat pelajaran puisi?
Jawab: Tidak begitu kesulitan karena pada dasarnya siswa senang berimajinasi.
4. Jika tidak, apa yang membuat siswa merasa antusias dalam keterampilan
tersebut?
Jawab: Siswa punya kreasi masing-masing dan imajinasi mereka dapat
dikembangkan.
5. Tema apa yang paling sering dipilih oleh Ibu sebagai pengajar bahasa ketika
menulis puisi?
Jawab: Biasanya tema tentang alam atau tema tentang percintaan.
6. Mengapa tema tersebut yang Ibu perintahkan ke siswa dalam pembelajaran
menulis puisi?
Jawab: Karena tema alam bersifat terbuka. Jika dirasa alamnya sedang tidak baik,
saya pilih tema percintaan karena mereka adalah anak SMA.
7. Apakah siswa merasa antusias ketika pelajaran menulis puisi?
Jawab: Sangat antusias sekali.
8. Jika siswa merasa kesulitan menulis puisi, faktor apakah penyebabnya?
Jawab: Kesulitan mereka biasanya dalam memilih kata-katanya, diksi, maupun
kata konkretnya.
9. Puisi-puisi karya siswa sudah pernah dipublikasikan di mana saja?
Jawab: Sebatas di mading, di kelas, di majalah, dan bahkan ada beberapa siswa
yang sudah mempublikasikan di koran-koran.
10. Solusi apa yang diupayakan Ibu sebagai guru Bahasa Indonesia dan peneliti
sebagai pengamat ketika siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran puisi
terutama dalam keterampilan menulis puisi?
Jawab: Biasanya saya suruh mereka untuk berimajinasi terlebih dahulu,
mengembangkan kreasinya, sehingga mereka dapat mengeluarkan ide-idenya
sampai di mana mereka punya karya masing-masing dan tidak menemukan
kesulitan dalam pemilihan kata-katanya.
11. Apa kesan dan saran Ibu terhadap penelitian tentang penerapan media
aromaterapi dalam keterampilan menulis puisi?
Jawab: Sangat bagus, karena anak akan merasa santai dan rileks sehingga dapat
mengeluarkan perasaannya dengan mudah saat menulis puisi.
12. Apakah penelitian dengan media seperti ini pernah diterapkan oleh
guru/peneliti sebelumnya di sekolah SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan?
Jawab: Untuk media aromaterapinya baru kali ini diterapkan.
RIWAYAT PENULIS
NADINE AYUNINGTIAS PUTRI, lahir di
Jakarta, 16 Mei 1998 merupakan putri bungsu
dari Bapak R. Widodo Harisuharto dan Ibu N.
Yuningsih. Penulis bertempat tinggal di Jalan
Legoso Raya Gang Boyong, Pisangan, Ciputat
Timur, Kota Tangerang Selatan.
Adik dari Gilang Pramudya ini memulai
pendidikan di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 85
pada tahun 2002, kemudian melanjutkan
pendidikan dasar di SD Islam Ruhama pada tahun 2003 s.d 2009. Pendidikan
menengah pertama ditempuh penulis di SMP Negeri 2 Kota Tangerang Selatan
pada tahun 2009 s.d 2012, sedangkan pendidikan menengah atas ditempuh di
SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan pada tahun 2012 s.d 2015. Pada tahun
2015 penulis meneruskan pendidikan di perguruan tinggi negeri jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Perempuan yang merupakan anak kedua ini senang mendengarkan musik dan
membaca karya sastra seperti puisi dan novel mampu menyelesaikan S-1 dengan
meraih gelar S. Pd., maka skripsi yang berjudul “Penerapan Media Musik
Instrumental dan Aromaterapi dalam Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas X
SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2019/2020” ditulis untuk
memenuhi persyaratan tersebut.