penerapan media bola plastik berspon … meningkatkan hasil belajar servis bawah bolavoli pada siswa...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENERAPAN MEDIA BOLA PLASTIK BERSPON
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLAVOLI
PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 MAJASARI
KECAMATAN BUKATEJA PURBALINGGA
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh :
FAJRIYAH
X4710038
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Fajriyah
NIM : X4710038
Jurusan / Program Studi : Penjaskesrek
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENERAPAN MEDIA BOLA PLASTIK
BERSPON UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH
BOLAVOLI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 MAJASARI KECAMATAN
BUKATEJA PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2011/2012” ini benar-benar
merupakan hasil karya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis
lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,
saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Fajriyah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENERAPAN MEDIA BOLA PLASTIK BERSPON
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLAVOLI
PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 MAJASARI
KECAMATAN BUKATEJA PURBALINGGA
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh :
FAJRIYAH
X4710038
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk
memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Fajriyah. PENERAPAN MEDIA BOLA PLASTIK BERSPON UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLAVOLI PADA
SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 MAJASARI KECAMATAN BUKATEJA
PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan media bola plastik
berspon dapat meningkatkan hasil belajar servis bawah bolavoli pada siswa kelas IV SD
Negeri 1 Majasari Kecamatan Bukateja Purbalingga.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( PTK ). Penelitian
dilaksanakan dalam dua siklus, tiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah
siswa kelas IV SD Negeri 1 Majasari yang berjumlah 20 siswa. Sumber data berasal
dari guru dan siswa. Teknik pengumpul data adalah dengan observasi, tes dan
dokumentasi atau arsip. Validitas data menggunakan teknik triangulasi. Analisis data
menggunakan teknik deskriptif komparatif dengan menggunakan teknik persentase
untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Prosedur
penelitian dilaksanakan secara partisipatif atau kolaborasi ( guru, dosen dengan tim lain
) bekerja sama mulai dari tahap orientasi, penyusunan rencana tindakan, pelaksanaan
dalam siklus, reflesi, diskusi dan penyempurnaan pada siklus berikutnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan bola plastik berspon
dapat meningkatkan hasil belajar servis bawah dari pratindakan ke tindakan siklus I dan
dari siklus I ke siklus II yang ditunjukkan terjadinya peningkatan persentase ketuntasan
klasikal; yakni persentase pratindakan, ketuntasan siswa yang hanya mencapai 30 %,
pada pelaksanaan tindakan siklus I persentase ketuntasan siswa meningkat menjadi 75
% dan setelah pelaksanaan siklus II persentase ketuntasan siswa meningkat menjadi
90%.
Simpulan penelitian ini adalah penerapan media bola plastik meningkatkan
hasil belajar servis bawah bolavoli pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Majasari
Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga.
Kata kunci : bola plastik berspon, gerakan dasar servis bawah bolavoli.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Perlakukan orang lain sebagaimana dirimu ingin diperlakukan oleh orang lain
Sesungguhnya orang-orang dahulu sudah menanam, sehingga kita dapat
memakan dan merasakan buahnya. Seharusnya kita dapat menanam
sebagaimana orang-orang dahulu, sehingga generasi mendatang dapat memetik
dan merasakannya.
( Mutiara Hikmah ).
Sebenarnya suatu bangsa akan menjadi jaya dan terhormat selama bangsa itu
memiliki akhlak yang luhur. Dan apabila bangsa telah kehilangan akhlak yang
luhur, maka akan hilang pulalah kejayaan atau kehormatannya.
( Mutiara Hikmah )
Kejarlah apa yang kalian cita-citakan sampai berhasil secepat mungkin. Karena
sesungguhnya usia-usia kalian hanya merupakan perjalanan.
( Mutiara Hikmah )
Ilmu itu dapat menggerakkan orang yang rendah pada kemuliaan. Sedangkan
bodoh itu dapat menurunkan, merendahkan pemuda yang tegak.
( Mutiara Hikmah )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Teriring ucapan syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :
“ Suamiku tercinta “
Dorongan dan motivasi yang telah engkau berikan tiada putus, begitu besar
perhatianmu sehingga membuatku semakin bersemangat untuk dapat menyelesaikan
tugas skripsi ini. Kasih sayang dan cintamu yang begitu tulus membuatku semakin
bersemangat untuk mengarungi bahtera kehidupan berumah tangga.
“ Anak-anakku tersayang “
Engkaulah pelita hidupku, engkau pulalah yang menumbuhkan inspirasi dan
semangatku untuk menyelesaikan tugas skripsi ini. Jadikan keberhasilan ibumu ini
sebagai inspirasi dan motvasimu juga, meski di usia senja namun ibumu tetap
bersemangat untuk mencapai kesuksesan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang telah
melimpahkan segala rahmat dan karunia berupa ilmu, inspirasi dan kemuliaan. Atas
kehendak-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ PENERAPAN
MEDIA BOLA PLASTIK BERSPON UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SERVIS BAWAH BOLAVOLI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 MAJASARI
KECAMATAN BUKATEJA PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 “.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan,
Jurusan Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Peneliti menyadari bahwa
terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari
berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terimakasih kepada :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.
3. Ketua Program Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Sunardi, M. Kes., selaku Pembimbing I, yang penuh dengan ketulusan selalu
memberikan motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Sri Santoso Sabarini, S.Pd. M.Or., selaku Pembimbing II, yang selalu dengan
bijak memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Kepala SD Negeri 1 Majasari yang selalu memberikan dorongan dan juga
kesempatan untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas.
7. Endang Triningsih, selaku kolaborator, yang telah membantu sebagai observer
dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I dan siklus II.
8. Para siswa kelas IV SD Negeri 1 Majasari yang telah bersedia untuk berpartisipasi
dalam pelaksanakaan penelitian ini.
9. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
mungkin dapat penulis sebutkan satu persatu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap mudah-mudahan
skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Surakarta, Juli 2012
Penulis,
F a j r i y a h
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL …………….................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ……………..................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. vi
HALAMAN MOTTO ....................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka ......................................................................... 5
1. Pembelajaran .................................................................... 5
2. Media Pembelajaran ......................................................... 8
3. Alat Bantu Pembelajarn ..................................................... 10
4. Pengertian Hasil Belajar ................................................... 12
5. Permainan Bolavoli .......................................................... 13
B. Kerangka Berfikir .................................................................... 18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 20
1. Tempat Penelitian ............................................................... 20
2. Waktu Penelitian ................................................................. 20
B. Subyek Penelitian ...................................................................... 21
C. Data dan Sumber Data ............................................................... 21
D. Pengumpulan Data ..................................................................... 21
E. Uji Validitas Data ....................................................................... 23
F. Analisis Data ............................................................................... 23
G. Indikator Kinerja Penelitian ....................................................... 24
H. Prosedur Penelitian ..................................................................... 25
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan ................................................................. 32
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ........................................ 34
1. Siklus I ................................................................................... 34
2. Siklus II .................................................................................. 39
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus ................................. 42
D. Pembahasan ................................................................................ 47
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................... 49
B. Implikasi ................................................................................... 49
C. Saran ......................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 51
LAMPIRAN ...................................................................................................... 52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Rincian Kegiatan Waktu ................................................................. 21
2. Teknik dan Pengumpul data ............................................................ 23
3. Prediksi Pencapaian Hasil Belajar .................................................. 26
4. Hasil Belajar Psikomotor Pratindakan ............................................ 32
5. Hasil Belajar Kognitif Pratindakan ................................................. 32
6. Hasil Belajar Afektif Pratindakan ................................................... 33
7. Hasil Belajar Psikomotor Siklus I ................................................... 35
8. Hasil Belajar Kognitif Siklus I ........................................................ 36
9. Hasil Belajar Afektif Siklus I .......................................................... 36
10. Hasil Belajar Psikomotor Siklus II .................................................. 39
11. Hasil Belajar Kognitif Siklus II ....................................................... 39
12. Hasil Belajar Afektif Siklus II ......................................................... 40
13. Hasil Belajar Psikomotor Pratindakan ............................................. 43
14. Hasil Belajar Psikomotor Siklus I .................................................... 43
15. Hasil Belajar Psikomotor Siklus II ................................................... 43
16. Hasil Belajar Kognitif Pratindakan ................................................... 44
17. Hasil Belajar Kognitif Siklus I .......................................................... 44
18. Hasil Belajar Kognitif Siklus II ......................................................... 44
19. Hasil Belajar Afektif Pratindakan ...................................................... 45
20. Hasil Belajar Afektif Siklus I ............................................................. 46
21. Hasil Belajar Afektif Siklus II ............................................................ 46
22. Hasil Evaluasi Pembelajaran .............................................................. 47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Media bola plastik berspon ............................................................ 12
2. Permainan Bolavoli ........................................................................ 16
3. Cara Servis Bawah ......................................................................... 18
4. Alur Kerangka Berfikir .................................................................. 19
5. Alur Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas ............................... 26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ................................ 52
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajarn Siklus II ................................ 63
3. Daftar Presensi Siklus I ................................................................. 75
4. Daftar Prsensi Siklus II .................................................................. 76
5. Data Hasil Belajar Servis Bawah Pratindakan ............................... 77
6. Rekap Hasil Belajar Servis Bawah Pratindakan ............................ 78
7. Data Hasil Belajar Servis Bawah Siklus I ..................................... 79
8. Rekap Hasil Belajar Servis Bawah Siklus I .................................. 80
9. Data Hasil Belajar Servis Bawah Siklus II .................................... 81
10. Rekap Hasil Belajar Servis Bawah Siklus II ................................. 82
11. Permohonan Ijzin Menyusun Skripsi ............................................. 83
12. Surat Keputusan Izin Menyusun Skripsi ........................................ 84
13. Surat Permohonan Observasi ......................................................... 85
14. Surat Keterangan Penelitian ........................................................... 86
15. Foto Pembelajaran pada Siklus I dan Siklus ke II .......................... 87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak usia sekolah dasar merupakan masa yang sangat menentukan dalam
pembentukan kepribadian, dimana pertumbuhan dan perkembangan fisik serta gerak
memegang peran penting dalam pembentukan individu yang berkualitas dikemudian
hari. Hal ini sejalan dengan pendidikan jasmani di sekolah dasar yang mempunyai
tujuan untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, emosional dan
sosial anak yang selaras dengan bentuk dan perkembangan kemampuan gerak dasar,
serta menanamkan nilai sikap dan membiasakan hidup sehat ( Aip Syarifudin dan
Muhadi 1992/1993 : 5).
Mengingat pentingnya pertumbuhan fisik dan perkembangan gerak
khususnya pada anak usia sekolah dasar maka perlu disadari oleh guru pendidikan
jasmani di sekolah dasar dimana guru pendidikan jasmani harus mampu
menciptakan kondisi yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan, perkembangan dan
kematangan anak sekolah dasar, serta sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai
tingkat perkembangan yang diharapkan.
Program pengajaran pendidikan jasmani yang diselenggarakan di sekolah
dasar hendaknya dapat menciptakan berbagai bentuk ketrampilan gerak dasar yang
meningkatkan aktivitas pengembangan kemampuan jasmani anak. Guru pendidikan
jasmani boleh memilih atau mengganti kegiatan pendidikan jasmani dengan cara
memperbaiki ketrampilan dasar yang efisien sesuai dengan usia perkembangan
geraknya.
Pendidikan jasmani disekolah terbagi dalam beberapa cabang olahraga
yaitu : cabang olahraga bola besar, cabang olahraga bola kecil, cabang olah raga
senam, dan cabang olahraga atletik. Untuk cabang olah raga bola besar terdiri ;
permainan sepak bola, permainan bola basket dan permainan bola voli. Sedangkan
permainan bola voli untuk tingkatan anak sekolah dasar adalah permainan bola voli
mini.
Permainan bola voli bagi anak usia SD memiliki filosofi ; permainan
memantul-mantulkan bola ( to volley ) oleh tangan atau lengan dari dua regu yang
bermain di atas lapangan yang mempunyai ukuran-ukuran tertentu. Permainan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
dimulai dengan pukulan servis dari daerah servis, diseberangkan kelapangan lawan
melalui atas net dan selanjutnya bola dijaga jangan sampai jatuh dilapangan sendiri
dan berusaha menjatuhkan bola di lapangan lawan atau mematikan bola di pihak
lawan. ( Yuyun Yudiana : http://alkobandung.com.28/10/2011 ).
Bermain bolavoli tujuan awalnya adalah bersifat rekreatif, namun
selanjtnya berkembang ke tujuan-tujuan lain seperti untuk mencapai prestasi,
meningkatkan prestise diri dan bahkan bertujuan untuk kepentingan ekonomi dan
bisnis. Sedangkan dilingkungan sekolah khususnya ditingkat SD, bolavoli mini
merupakan bentuk permainan yang sangat menyenangkan, yang sekaligus untuk
memupuk rasa kebersamaan, sportivitas, disiplin serta melatih ketrampilan dan
kecekatan gerak anak didik.
Berdasarkan pengamatan pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Majasari yang
peneliti lakukan, ketika mereka melaksanakan pendidikan olah raga khususnya
untuk permainan bolavoli terlihat kurang bahkan tidak disenangi oleh siswa. Hal ini
terlihat kurang antusiasnya siswa mengikuti kegiatan tersebut dan bahkan
kebanyakan para siswa belum bisa melaksanakan gerakan-gerakan dasar permainan
bolavoli mini khususnya untuk gerakan servis bawah. Dari siswa kelas IV yang
berjumlah 20 anak hanya satu dua yang dapat melaksanakan gerakan servis bawah
dengan benar. Ketuntasan hasil belajar siswa hanya mencapai 30%. Ketika disuruh
berlatih untuk melakukan servis kebanyakan mereka menjawab tangannya sakit.
Karakteristik anak merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam
proses pendidikan jasmani dan olah raga, karenanya semua komponen yang
diperlukan dalam pendidikan jasmani dan olah raga harus disesuaiakan dengan
tingkat pertumbuhan dan perkembangan siswa termasuk juga dalam olah raga
permainan bolavoli mini. Guru pendidikan jasmani dan olah raga perlu mengetahui
karakter masing-masing kelompok umur sehingga dalam pembelajarannya tepat
pada sasaran.
Dikemukakan oleh Suranto ( 1994:244) sebagaimana dikutip oleh Deddy
Whinata K bahwa : “Anak usia sepuluh sampai dua belas tahun kemampuan untuk
memperhatikan sesuatu telah semakin meningkat dibanding pada periode-periode
terdahulu. Dengan meningkatnya kemampuan tersebut, maka meningkat pula
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
minatnya terhadap permainan yang bersifat teratur dan terorganisir, misalnya :
bentuk-bentuk permainan yaitu bolavoli ” .
Berdasarkan uraian tersebut di atas dengan melihat latar belakang serta
kenyataan yang ada dilapangan terutama di SD negeri 1 Majasari peneliti
bermaksud melakukan modivikasi media bantu pembelajaran dengan
menggunakan bola plastik berspon pada permainan bola voli yang lebih difokuskan
pada materi gerakan dasar servis bawah.
Penelitian tindakan kelas ini, akan mencoba memodifikasi media bantu
pembelajaran dalam pendidikan jasmani pada siswa kelas IV SD negeri 1 Majasari
Semester II tahun pelajaran 2011/2012 dengan gerakan dasar permainan bola voli
servis bawah. Pembelajaran dengan pendekatan alat bantu berupa bola plastik
berspon, untuk meningkatkan hasil belajar servis bawah yang lebih baik dilakukan
oleh siswa. Selain itu modifikasi pembelajaran ini juga untuk meningkatkan peran
aktif siswa, partisipasi serta antusias siswa dalam mengikuti permainan serta siswa
akan merasa senang dalam permainan bola voli , karena bola plastik berspon terasa
lebih ringan bila dibandingkan dengan bolavoli yang semestinya dan juga tidak
menyakitkan tangan siswa.
Dari permasalahan umum yang dihadapi guru pendidikan jasmani dalam
menyampaikan materi khususnya dalam permainan bolavoli, maka peneliti merasa
tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas ( PTK ) pada siswa kelas
IV SD Negeri 1 Majasari dengan judul “ Penerapan Media Bola Plastiki Berspon
untuk meningkatkan hasil belajar Servis Bawah Bolavoli Pada Siswa Kelas IV SD
Negeri 1 Majasari Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran
2011/2012“.
B. Rumusan Masalah
Berorientasi pada latar belakang serta identifikasi masalah yang peneliti
laksanakan, maka dalam penelitian tindakan kelas ini dapat disusun suatu rumusan
masalah sebagai berikut : “ Bagaimanakah penerapan media bola plastik berspon,
dapat meningkatkan hasil belajar servis bawah bolavoli pada siswa kelas IV SD
Negeri 1 Majasari ? “
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang
hendak dicapai adalah untuk mengetahui penerapan media bola plastik berspon
dapat meningkatkan hasil belajar servis bawah bolavoli pada siswa kelas IV SD
Negeri 1 Majasari Kecamatan Bukateja Purbalingga Tahun Pelajaran 2011 / 2012.
D. Manfaat Penelitian
Setelah Penelitian Tindakan kelas ini terselesaikan, diharapakan akan dapat
memiliki nilai manfaat sebagai berikut :
1. Bagi peneliti sendiri yang kebetulan sebagai guru penjas orkes di SD Negeri 1
Majasari :
a. Upaya untuk meningkatkan kreatifitas guru di sekolah dalam membuat dan
mengembangkan media bantu pembelajaran yang dimodifikasi dalam rangka
merancang pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan.
b. Bahan masukan bagi guru dalam rangka memilih alternatif pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
c. Upaya meningkatkan kinerja guru dalam mengemban tugasnya secara
professional, terutama dalam pengembangan media bantu pembelajaran.
2. Bagi Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Majasari :
a. Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, meningkatkan
peran aktif siswa serta dapat meningkatkan hasil belajar servis bawah bola
voli bagi siswa.
b. Meningkatkan minat dan ketertarikan siswa untuk melakukan permainan
bolavoli yang selama ini kurang bahkan tidak disenangi oleh siswa.
3. Bagi sekolah :
a. Bahan masukkan penyusunan program pembelajaran tahun selanjutnya demi
kemajuan sekolah.
b. Bahan pertimbangan penyediaan media pembelajaran yang dibutuhkan.
c. Meningkatkan kinerja guru sehingga lebih mudah dan cepat dalam
pencapaian tujuan sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Pembelajaran
a. Konsep Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan
bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu
dan pengetahuan penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap
dan kepercayaan pada peserta didik.
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan belajar,
walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan,
guru mengajar supaya peseta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran
sehingga mencapai sesuatu obyek yang ditentukan ( aspek kognitif ), juga
dapat mempengaruhi perubahan sikap ( aspek afektif ), serta ketrampilan
( aspek psikomotor ) seorang peserta didik.
b. Hakekat Pembelajaran
Untuk menjalankan proses pendidikan, kegiatan belajar dan
pembelajaran merupakan suatu usaha yang amat strategis untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Pergaulan yang sifatnya mendidik itu terjadi melalui
interaksi aktif antara siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik.
Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa, dan melalui kegiatan akan ada
perubahan perilakunya, sementara kegiatan pembelajaran dilakukan oleh
guru untuk memfasilitasi proses belajar, kedua peran itu tidak akan terlepas
dari situasi saling mempengaruhi dalam pola hubungan antara dua subyek,
meskipun disini guru lebih berperan sebagai pengelola.
Berdasarkan UU tahun 2003 pasal 1 butir 20 tentang Sisdiknas
pembelajaran adalah ”Proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar” Jadi kita dapat mengetahui bahwa ciri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
pembelajaran yaitu inisiasi, fasilitasi, dan peningkatan proses belajar siswa
ini menunjukkan bahwa unsur kesengajaan dari pihak luar individu yang
melakukan proses belajar, dalam halini pendidik secara perorangan atau
kolektif dalam satu sistem, merupakan ciri utama dalam pembelajaran.
Kegiatan mengajar selalu terkait langsung dengan tujuan yang jelas.
Hal ini berarti, proses mengajar tidak akan bermakna jika tujuan tidak jelas.
Jika tujuan tidak jelas maka isi pengajaran berikut metode mengajar juga
tidak mengandung apa-apa. Karena itu pula seorang guru harus menyadari
betul akan kerkaitan antara tujuan, pengalaman belajar, metode, dan bahkan
cara-cara mengukur perubahan atau kemajuan yang dicapai oleh peserta
didik. Sedangkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam proses
pembelajaran, seorang guru harus mampu menerapkan cara mengajar yang
cocok untuk mencapai tujuan yang dimaksud.
Mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih dari pada yang diajar,
untuk memberikan suatu pengertian, kecakapan, ketangkasan. Kegiatan
mengajar meliputi pengetahuan menularkan sikap atau kecakapan atau
keterampilan yang diatur seseuai dengan subyek yang sedang belajar.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, menurut Sujana,
sebagaimana dikutip oleh Agus Kristiyanto ( 2010:124) yaitu :
Untuk keperluan analisis tugas guru sebagai pengajar, maka
kemampuan guru atau kompetensi guru yang banyak hubungannya
dengan usaha meningkatkan proses dan hasil belajar dapat diguguskan
kedalam empat kemampuan yakni :
1) Merencanakan program belajar mengajar.
2) Melaksanakan dan memimpin/mengelola proses belajar mengajar.
3) Menilai kemajuan proses belajar mengajar.
4) Menguasai bahan pelajaran dalam pengertian menguasai bidang
studi atau mata pelajaran yang dipegangnya.
Dalam proses belajar mengajar, seorang guru mempunyai tugas untuk
merencanakan, melakasanakan dan menilai kemajuan yang dicapai dalam
proses pembelajaran serta menguasai materi yang diajarkannya. Apabila
seorang guru memiliki kemampuan yang baik sesuai dengan mata pelajaran
yang diajarkannya, maka diharapkan akan memperoleh hasil belajar yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
optimal. Untuk mencapai hasil yang optimal dalam proses belajar mengajar
seorang guru sangat dituntut untuk mampu mengelola proses pembelajaran
yang berupa aktivitas merencanakan dan mengorganisir semua aspek
kegiatan. Menurut Husdarta dan Yudah M. Saputra sebagaimana dikutip
Agus Kristiyanto ( 2010:124 ) dikemukakan bahwa :
Tugas utama guru adalah untuk menciptakan iklim atau atmosfir
supaya proses belajar terjadi dikelas dilapangan, ciri utamanya
terjadinya proses belajar adalah siswa dapat secara aktif ikut terlibat di
dalam proses pembelajaran. Para guru harus selalu berupaya agar para
siswa dimotivasi untuk lebih berperan. Walaupun demikian guru tetap
berfungsi sebagai pengelola proses belajar dan pembelajaran.
Karena itu pula guru dituntut untuk memiliki kemampuan dalam
menyampaiakan tugas ajar agar tujuan pengajaran dapat tercapai
dengan baik. Dalam hal ini yang harus diperhatikan oleh guru
terpenting adalah mampu menerapkan metode mengajar yang tepat dan
mampu menciptakan kondisi belajar mengajar agar siswa aktif
melakasanakan tugas yang diberikan oleh guru.
c. Prinsip-prinsip Pembelajaran
Belajar suatu ketrampilan adalah sangat kompleks. Belajar membawa
suatu perubahan pada individu yang belajar. Sebagaimana menurut Nasution
yang dikutip H.J. Gino dkk dan dikutip lagi oleh Agus Kristiyanto
( 2010:125) bahwa “ perubahan akibat belajar tidak hanya mengenai jumlah
pengetahuan, melainkan juga dalam kecakupan, kebiasaan, sikap, pengertian,
penyesuaian diri, minat, penghargaan, pendeknya mengenai segala aspek
organisme atau pribadi seseorang “. Perubahan akibat dari belajar adalah
kompleks dan menyeluruh. Untuk mencapai perubahan tersebut perlu
diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut Wina Sanjaya
yang dikutip Agus Kritiyanto ( 2010:125) bahwa sejumlah prinsip yang harus
diperhatikan dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran diantaranya :
1) Berpusat pada siswa
2) Belajar dengan melakukan
3) Mengembangkan kemampuan sosial
4) Mengembangkan keingintahuan, imajinasi dan fitrah
5) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah
6) Mengembangkan kreatifitas siswa
7) Mengembangkan kemampuan ilmu dan teknologi
8) Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
9) Belajar sepanjang hayat.
Prinsip-prisip pembelajaran tersebut di atas sangat penting untuk
diperhatikan oleh setiap guru dalam melaksakan kegiatan belajar mengajar.
Proses pembelajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip belajar yang tepat
dan benar, maka akan dapat diperoleh hasil belajar yang optimal.
2. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Arsyad yang dikutip Agus Kritiyanto (2010: 126) Media
( bentuk jamak darai kata medium), merupakan kata yang berasal dari
bahasa latin medius, yang berarti ” tengah, perantara, atau pengantar”. Oleh
karena itu media bisa diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari
sipengirim ke penerima pesan. Media dapat berupa sesuatu bahan atau alat.
Menurut Gerlach & Ely sebagaimana dikutip Agus Kritiyanto ( 2010: 126 ),
bahwa media jika dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau
kejadian yang membangun kondisi, yang menyebabkan siswa mampu
memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap. Berdasarkan pengertian
tersebut dapat dikemukakan bahwa guru, teman sebaya, buku teks,
lingkungan sekolah dan luar sekolah bagi seorang siswa merupakan media.
Media merupakan sarana pembelajaran yang digunakan untuk
menyampaikan informasi kepada siswa yang bertujuan untuk membuat tahu
siswa. Media adalah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan
( dapat berupa orang atau benda ) kepada penerima pesan. Dalam kaitannya
dengan proses belajar mengajar penerima pesan adalah siswa. Pembawa
pesan ( media ) itu berinteraksi dengan siswa melalui indera mereka.
Siswa dirangsang dengan media itu, menggunakan inderanya untuk
menerima informasi.
Dalam suatu proses belajar mengajar, pesan yang disalurkan oleh
media dari sumber pesan ke penerima pesan itu adalah materi pelajaran.
Dengan kata lain pesan itu adalah isi pelajaran yang berasal dari kurikulum
yang disampiakan guru kepada siswa. Pesan dapat bersifat rumit dan
mungkin harus dirangsang dengan cermat supaya dapat dikomunikasikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
dengan baik kepada siswa. Dengan demikian, adanya media akan
mempermudah siswa dalam menerima materi pelajaran yang diajarkan oleh
guru.
b. Peran dan Kegunaan Media
Media dapat digunakan dalam proses belajar mengajar dengan dua
arah yaitu sebagai alat bantu mengajar dan sebagai media belajar yang dapat
digunakan sendiri oleh siswa. Media yang dipakai sebagai alat bantu
mengajar disebut dependent media. Sebagai alat bantu, efektifitas media
sangat tergantung pada cara dan kemampuan guru dalam menggunakan alat
bantu tersebut. Oleh karenya jika guru kurang kreatif dalam
menggunakannya siswa tidak akan banyak belajar dari media tersebut. Jadi
dalam hal ini guru dituntut untuk memiliki kemampuan dan kreatif dalam
menetapkan serta menggunakan media pembelajaran. Media dirancang dan
dikembangkan dan diproduksi secara sistimatik, serta dapat menyalurkan
informasi secara terarah untuk mencapai tujuan instruksional tertentu.
Beberapa contoh , media misalnya ; film bingkai bersuara, film rangkai
bersuara, radio TV, video, dan media cetak seperti modul yang dirancang
untuk belajar mandiri.
c. Kriteria Pemilihan Media
Salah satu penyebab mengapa orang memilih media adalah untuk
memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan. Sekiranya suatu
media yang telah sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, maka media
tersebut dapat dimanfaatkan. Dikemukakan oleh Dick dan Carey yang
dikutip oleh Agus Kristiyanto (2010:128) menyebutkan “ beberapa patokan
yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media yaitu : 1) Ketersediaan
sumber 2) Ketersediaan dana, tenaga, dan fasilitas 3) keluwesan, kepraktisan,
dan daya tahan (umur) media 4) efektifitas media untuk waktu yang
panjang“.
Atas dasar uraian tersebut diatas dapat dikemukakan pemilihan media
pembelajaran dengan kriteria-kriteria sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
1) Tujuan
Kalau yang ingin diajarkan adalah suatu proses, media gerak seperti
video, film atau TV merupakan pilihan yang sesuai. Kalau yang diajarkan
adalah suatu ketrampilan dalam menggunakan alat tertentu, sehingga
membutuhkan media yang tepat sesuai dengan tujuan pendidikan yang
ingin dicapai.
2) Karakteristik siswa
Berapa jumlahnya ? dimana lokasinya ? bagaimana gaya mengajarnya ?
dan berbagai karakteristik yang mempengaruhi pemilihan media itu.
3) Karakteristik media
Dalam pemilihan media perlu mempertimbangkan kelebihan dan
keterbatasan masing-masing.
4) Alokasi waktu
Cukuplah waktu untuk kegiatan perancangan, pengembanagn, pengadaan
ataupun penyajian.
5) Ketersediaan
Tersediakah media yang diperlukan ? tersediakah layanan purna jualnya ?
apakah tenaga pengelolanya ?
6) Efektifitas
Apakah efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ? Efektif
untuk penggunaan dalam jangka waktu yang lama ?
7) Kapatibilitas
Apakah penggunaan alat tersebut tidak bertentangan dengan norma-norma
yang berlaku ? Tersediakah sarana penunjang pengoperasiannya ?
Bagaimana daya tahan umurnya ?
8) Biaya
Cukupkah dana yang diperlukan untuk pengadaan, pengelolaan dan
pemeliharaannya ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
3. Alat Bantu Pembelajaran
a. Pengertian alat bantu pembelajaran
Alat bantu merupakan alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam
penyampaiakan materi pembelajaran. Alat bantu ini lebih sering disebut alat
peraga, karena berfungsi untuk membantu dan mempraktekan sesuatu dalam
proses pendidikan pengajaran. Atau dengan perkataan lain dapat
dikemukakan bahwa alat peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera
sebanyak mungkin suatu obyek sehinga mempermudah persepsi.
Menurut Soekidjo yang dikutip oleh Agus Kristiyanto (2010:129)
manfaat alat peraga dikemukakan sebagai berikut :
1) Menimbulkan minat sasaran pendidikan
2) Mencapai sasaran yang lebih banyak
3) Membantu mengatasi hambatan bahasa
4) Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan
kesehatan
5) Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan
cepat
6) Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan
yang diterima kepada orang lain
7) Mempermudah penyampaian bahan pendidikan / informasi oleh
para pendidik pelaku pendidikan
8) Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan
b. Syarat alat bantu pembelajaran yang baik
Suatu alat pembelajaran dikatakan baik, jika mempunyai tujuan
pendidikan untuk mengubah pengetahuan, pengertian, pendapat dan konsep-
konsep, mengubah sikap dan persepsi, menanamkan tingkah laku / kebiasaan
yang baru. Selain itu alat bantu harus efisien dalam penggunaannya, dalam
waktu yang singkat dapat mencakup isi yang luas dan tempat yang
diperlukan tidak terlalu luas. Penempatan alat bantu perlu diperhatikan
ketepatannya agar dapat diamati dengan baik oleh siswa. Efektif artinya
memberikan hasil guna yang tinggi ditinjau dari segi pesannya dan
kepentingan siswa yang sedang belajar. Sedangkan yang dimaksud dengan
komunikatif adalah bahwa media tersebut mudah untuk dimengerti
maksudnya, sehingga membuat siswa menjadi lebih mudah dalam menerima
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
pembelajaran yang diberikan serta merasa lebih tertarik untuk melakukan
latihan-latihan.
c. Pembelajaran servis bawah dalam permainan bolavoli menggunakan
alat bantu bola plastik berspon
Pembelajaran servis bawah menggunakan bola plastik bespon
merupakan bentuk belajar servis bawah dalam permainan bolavoli yang
pelaksanaannya bolavoli yang semestinya digantikan dengan bola yang
terbuat dari plastik berspon. Dengan bola plastik berspon diharapkan siswa
tidak akan mengalami hambatan dan kesulitan dikarekan bola plastik berspon
disamping lebih ringan juga tidak mudah menyakitkan tangan siswa.
Disamping itu siswa akan lebih terpacu untuk melakukan gerakan-gerakan
teknik dasar permainan bola voli terutama untuk melakukan servis bawah.
Gambar 2.1. : Media bola plastik berspon
Sumber : http://ppg-pgsd.blogspot.com/2012/04/pengertian-hasil-belajar :
(22-/05/2012)
4. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Hamalik ( 2001 : 159 ) bahwa “ hasil belajar menunjukkan
kepada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator
adanya derajat perubahan tingkah laku siswa “. Sedangkan menurut Nasution
( 2006 : 36 ) hasil belajar adalah “ hasil dari interaksi tindak belajar mengajar
yang biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru “.
Demikian pula menurut Dimyati dan Mujiono ( 2002 : 36 ) hasil belajar adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
“ hasil yang ditunjukkan dari suatu interaksi tindak belajar dan biasanya
ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru. ( http://ppg-
pgsd.blogspot.com/2012/04pengertian-hasil-belajar.html ).
Berdasarkan berbagai pengertian tersebut di atas maka dapat diambil
suatu simpulan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh oleh siswa
setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang
diberikan oleh guru setiap selesai memberikan suatu materi.
Tujuan dari pembelajaran yang dilakukan oleh guru baik di rumah,
sekolah atau belajar dimanapun adalah agar dapat memperoleh hasil belajar
yang telah ditetapkan atau bahkan melebihinya sehingga dapat digolongkan
menjadi hasil belajar yang baik. Dalam proses memperoleh hasil belajar yang
baik, diperlukan metode pembelajaran yang tepat yang sesuai dengan kondisi
dan keadaan kehidupan sehari-hari yang akrap dengan dengan peserta didik
( kontekstual ). Disamping metode pembelajaran untuk mencapai hasil belajar
yang baik juga diperlukan adanya media bantu pembelajaran.
5. Permainan Bolavoli
a. Pengertian Permainan Bolavoli
Bolavoli merupakan cabang olah raga permainan yang sudah
berkembang dan banyak digemari oleh masyarakat di Indonesia. Permainan
bola voli adalah permainan yang dimainkan dua regu yang dipisahkan
dengan net, dan dimainkan di atas lapangan berbentuk persegi panjang.
Barbara L. Vera, dan Bonnie Jill Fergusson ( 1996 : 2 ) berpendapat bahwa “
Bola voli dimainkan oleh dua tim dimana setiap tim beranggotakan dua
sampai enam orang dalam suatu lapangan berukuran 30 kaki persegi
( 9 meter persegi ) bagi tiap tim, dan setiap tim dipisahkan oleh net “.
Adapun maksud dan tujuan permainan bolavoli adalah memasukkan bola ke
daerah lawan melewati suatu rintangan berupa tali atau net dan berusaha
memenangkan permainan dengan mematikan bola itu di daerah lawan.
Dalam perkembangannya, bolavoli dapat dimainan dengan seluruh anggota
badan. Syarat pantulan bola harus sempurna sesuai dengan peraturan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
berlaku. Bola boleh divoli oleh pemain dalam suatu regu tiga kali berturut-
turut dalam permainan bolavoli.
b. Jenis-jenis Permainan Bolavoli
Perkembangan permainan bolavoli dewasa ini sangat pesat sejalan
dengan munculnya jenis-jenis permainan bolavoli, kesemuanya
dimaksudkan untuk menunjang peningkatan prestasi bola voli itu sendiri.
Beberapa jenis permainan bola voli yang saat ini dikembangkan antara lain
(Sunardi : 2010) :
1) Bolavoli Gedung ( Indoor )
Permainan voli gedung lebih dikenal dengan sebutan sistim Internasional
( sistim 6 orang ), pada pertandingan multi even baik sekala regional,
nasional maupun internasional jenis voli indoor ini lebih banyak
menyerap banyak penonton.
Ciri-ciri permainan voli indooor antara lain :
a) Ukuran lapangan : 9 X 18 M
b) Tinggi net putra : 243 cm, dan tinggi net putri : 224 cm
c) Jumlah pemain : 6 orang pemain ditambah dengan pemain cadangan
6 orang.
2) Bolavoli sistim 9 orang ( Sistim Timur Jauh )
Permainan ini berkembang di negara-negara timur jauh seperti ; Jepang,
China, dan Taiwan. Di Indonesia permainan ini pernah berkembang
bahkan pada Asian Game ke IV tahun 1962, jenis voli ini termasuk nomor
yang dipertandingkan resmi. Akan tetapi dalam perkembangannya di
Indonesia terhambat, bahkan sejak tahun 1963 hingga sekarang sudah
tidak muncul lagi.
Adapun ciri khas permainan ini adalah :
a) Ukuran lapangan : 11 X 22 M
b) Tinggi net putra : 243 cm, dan net putri : 224 cm
c) Jumlah pemain : 6 orang pemain ditambah cadangan
6 orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
d) Servis : Boleh dilakukan sepanjang garis
belakang. Bila servis pertama gagal
boleh mengulang servis sekali lagi.
e) Nilai : Satu set terdiri atas 21 nilai yang
dimainkan dengan relly point.
3) Bolavoli Pantai / Bolavoli Pasir
Permainan voli ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga
pada olympiade 1996 di Atlanta masuk secara resmi dalam pertandingan.
Termasuk di Indonesia voli pantai ini juga mengalami pengembangan
yang menggembirakan sehingga dalam cabang ini, Indonesia sudah
berprestasi di kawasan Asia ( tim putra nomor I dan II ).
Ciri khas permainan bolavoli pantai adalah :
a) Ukuran lapangan : 9 X 18 m, tidak ada garis tengah, garis
serang dan daerah servis.
b) Tinggi net putra : 243 cm dan putri 224 cm
c) Kedalaman pasir minimal 15 cm Ball
d) Bola, khusus bola beach volley ball
e) Pergantian tempat, setiap kelipatan 5 jumlah angka / poin
f) Lama permainan, dimainkan hanya 1 set dengan point 15 ( sekarang
25 point )
4) Bolavoli Mini ( Mini Volley Ball )
Dengan pesatnya perkembangan voli di dunia tentu negara-negara anggota
FIVB berlomba mencapai prestasi setinggi-tingginya. Salah satu upaya
untuk mencapainya adalah penerapan teknik dasar voli sedini mungkin
melalui pembinaan voli mini. Sedangkan di Indonesia pembinaan voli
mini sudah dilaksanakan bekerja sama dengan Depdikbud di daerah-
daerah.
Adapun peraturan permainannya sementara ditetapkan sebagai berikut :
a) Ukuran lapangan : 5,5 m X 11 m ( bisa lapangan badminton )
b) Tinggi net putra 215 cm, sedangkan net putri 210 cm.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
c) Jumlah pemain : 4 orang pemain dengan pemain cadangan 2 orang
d) Umur pemain antara 9 – 13 tahun
e) Ukuran bola nomor 4 ( lebih kecil dari bola standar )
f) Kemenangan pertandingan, two winning sets.
Gambar 2.2. : Permainan Bolavoli
( sumber : Pendidikan Jasamani untuk Sekolah Dasar Kelas 4 Hal: 21)
5) Bolavoli Lunak ( Soft VolleyBall )
Dalam upaya menarik minat masyarakat untuk gemar bermain voli
sebagai olah raga yang dapat dimainkan semua lapisan masyarakat ( tua,
muda, anak-anak, putra-putri ), maka diciptakan permainan voli yang
lebih sederhana dengan menggunakan bola voli yang lebih lunak namun
elastis, sehingga anak-anakpun tidak merasa takut dalam memainkannya.
Ciri-ciri khas permainan ini adalah sebagai berikut :
a) Luas lapangan : 6 X 13.60 m ( bisa lapangan badminton )
b) Tinggi net ; disesuaikan dengan peserta ( tua / anak-anak )
c) Bola ringan dan lunak
d) Jumlah pemain : 4 orang ( campuran ibu, anak, bapak, kakak )
e) Cara bermain : umumnya sama dengan voli internasional, namun
disederhanakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
c. Teknik Permainan Bolavoli
Teknik adalah suatu proses melahirkan keaktifan jasmani dan
pembuktian suatu praktek dengan sebaik-baiknya untuk menyelesaikan
tugas yang pasti dalam cabang permainan bolavoli. Teknik erat sekali
hubungannya dengan kemampuan gerak kondisi fisik, taktik dan mental.
Oleh karenya teknik dasar harus betul-betul dipelajari terlebih dahulu.
Beberapa teknik dasar permainan bola voli dapat dikemukakan sebagai
berikut :
1) Servis Bawah ( Anderhand Service )
2) Servis Atas ( Overhand Service )
3) Pass Bawah ( Anderhand Pass )
4) Pass Atas ( Overhand Pass )
5) Umpan ( Set Up )
6) Smash ( Spike )
7) Blok
d. Servis Bawah ( Anderhand Service )
Pada mulanya servis sebagai pukulan tanda dimulainya permainan
bolavoli. Sejalan dengan kemajuan yang dialami oleh perkembangan
permainan bolavoli, maka arti servis dalam permainan bolavoli mengalami
perubahan-perubahan. Diera sekarang servis dapat juga bertujuan sebagai
serangan awal permainan bagi tim yang melakukan servis. Dalam kaitannya
dengan penelitian Tindakan Kelas ini servis yang dimaksudkan adalah servis
bawah. Adapaun cara-cara melakukan servis bawah adalah sebagai berikut :
1) Sikap Permulaan :
Pada awalnya server berdiri di daerah servis dengan kaki kiri
lebih ke depan dari pada kaki kanan, badan condong ke depan. Bola
dipegang tangan kiri, lambungkan bola keatas dengan ketinggian bola
yang cukup, pada saat itu pula tangan kanan ditarik ke belakang. Setelah
bola dilambungkan berada di depan server kira-kira setinggi pinggang,
pada saat itu pula tangan serta lengan kanan yang lurus siap diayunkan
dari arah belakang ke depan atas untuk memukul bola.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
2) Sikap Perkenaan :
Perkenaan bola adalah pada tangan. Telapak tangan menghadap
bola dan tangan pada saat itu dalam keadaan ditegangkan agar terjadi
pantulan yang dianggap sempurna. Disamping pukulan tersebut dapat
pula dilakukan dengan cara lain yakni tangan dalam keadaan
menggenggam menghadap bola.
3) Sikap Akhiran :
Setelah memukul bola diikuti langkah kaki kanan kedepan dan
terus masuk kelapangan permainan serta mengambil sikap normal.
Gambar 2.3. : Cara Servis Bawah
( sumber : Pendidikan Jasamani untuk Sekolah Dasar Kelas 4 Hal: 20)
B. Kerangka Berfikir
Permasalahan umum dalam pembelajaran pendidikan jasmani adalah
kurangnya sarana prasarana yang tersedia serta peran aktif siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Untuk dapat tersedia sarana dan menumbuhkan peran aktif siswa
dalam kegiatan pembelajaran. Dari hasil pengamatan di SD Negeri 1 Majasari sering
anak terlihat kurang bahkan tidak antusias untuk mengikuti pembelajaran
permainan bolavoli. Disamping itu banyak diantara siswa yang mengeluh tangannya
sakit kalau melaksanakan permainan bolavoli sehingga para siswa enggan untuk
melakukan latihan-latihan.
Pembelajaran pendidikan jasmani dapat dilaksanakan dengan efektif dan
optimal, dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : faktor guru, sarana prasarana,
metode pembelajaran dan juga lingkungan. Dalam rangka mengupayakan metode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
pembelajaran yang PAIKEM, guru sangat dituntut profesionalismenya untuk dapat
menciptakan kreatifitas menciptakan modifikasi media pembelajaran seseuai dengan
materi pembelajaran. Kaitannya penelitian tindakan kelas ( PTK ) ini peneliti akan
menggunakan media pembelajaran berupa bola plastik berspon sebagai sarana
membantu guru untuk menjelaskan teknik dasar permainan bola voli mini terutama
servis bawah . Melalui alat bantu tersebut guru dapat memperlihatkan dan
memberikan penjelasan secara mendetail dan bahkan siswa akan mudah untuk
mendemonstarsikan karena bola plastik berspon terasa lebih ringan dibandingkan
dengan bolavoli mini yang semestinya.
Secara sederhana kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat peneliti
gambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.4. : Alur Kerangka Berfikir
KONDISI
AWAL
Guru kurang kreatif dan
inovatif dalam proes
pembelajaran pendidikan
jasmani
a. Siswa kurang antusias dan
malas-malasan dengan
pelajaran penjas
b. Tingkat kesegaran
jasmani siswa rendah
c. Keterampilan gerak dasar
servis bawah masih
rendah
TINDAKAN
Menerapakan model
pembelajaran dengan
menggunakan media bantu
pembelajaran Siklus 1: Guru menyusun
bentuk pengajaran yang
bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar
servis bawah bola voli
melalui pembelajaran dengan
media bantu ( Bola Plastik
Berspon )
KONDISI
AKHIR
Melalui penggunaan alat
bantu ( Bola Plastik
Berspon ) dapat
meningkatkan kesegaran
jasmani siswa ( siswa
lebih antusias
danketerampilan gerak
dasar servis bawah
meningkat ) serta
partisipasi siswa meningkat
.
Siklus 2: Upaya perbaikan
dari siklus 1, sehingga
meningkatkan hasil belajar
servis bawah bola voli
melalui pendekatan
pembelajaran dengan alat
bantu berupa ( bola
plastik berspon)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dilaksanakan di SD Negeri 1
Majasari Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga.
2. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini dilaksanakan dari bulan April
sampai dengan Juli 2012.
Tabel 3.1. : Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
No Rencana Kegiatan Tahun 2011 / 2012
Apr Mei Jun Jul Ags
1 Persiapan Penelitian
a. Koordinasi dengan Kep. Sek.
b. Diskusi dengan kolaborator
c. Penyusunan Proposal
d. Konsultasi Proposal
e. Penyiapan RPP
2 Pelaksanaan Tindakan
a. Siklus I dan Siklus II
3 Analisis Data dan Pelaporan
a. Analisis Data
b. Penyusunan Laporan Skripsi
c. Ujian dan Revisi
d. Penjilidan dan Penyerahan
Laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
B. Subyek Penelitian
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini, subyek penelitiannya adalah :
Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Majajasari Kecamatan Bukateja Kabupaten
Purbalingga Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.
C. Data dan Sumber Data
Sebagai data dan sumber data dalam penelitian tindakan kelas ( TPK ) ini
adalah sebagai berikut :
1. Data Primer
a. Data tentang hasil belajar gerakan dasar servis bawah dengan menggunakan
media pembelajaran berupa bola plastik berspon pada siswa kelas IV SD
Negeri 1 Majasari Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga Semester II
Tahun Pelajaran 2011/2012.
b. Data tentang keaktifan siswa yang diperoleh dari peristiwa yang terjadi
selama berlangusngnya Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM )
2. Data Skunder
Data sekunder dalam penelitian ini terdiri atas : nilai hasil belajar gerakan dasar
servis bawah siswa sebelum menjalani tindakan, RPP, Silabus, Kurikulum; yang
diperoleh dari dokumen yang dimiliki oleh guru dan sekolah.
D. Pengumpulan Data
Teknik pengumpul data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri dari :
Observasi, Tes dan Dokumentasi.
1. Observasi
Menurut Sutrisno Hadi sebagaimana dikutip Sugiyono ( 2009 : 145 ) :
“ observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun
dari pelbagai proses biologis dan psikologis “. Observasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah observasi berperan yakni peneliti terlibat langsung
dengan kegiatan orang-orang yang sedang diamati. Observasi dilakukan untuk
memperoleh data-data yang berkaitan dengan kemampuan psikomotorik siswa
yaitu ketrampilan siswa dalam mempraktikkan servis bawah dan data tentang
kemampuan afektif yang berkaitan dengan kedsiplinan, semangat, sportifitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
dan rasa percaya diri siswa dalam permainan bolavoli mini.
2. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuanintelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok ( Suharsimi Arikunto,
2006 : 150 ). Penggunaan teknik tes dilakukan pada setiap pertemuan kedua
dari masing-masing siklus. Tes merupakan instrumen pengumpul data untuk
mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan
materi pembelajaran (Wina Sanjaya, 2009 : 99). Tes yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah tes lisan yang dilaksanakan pada setiap siklus.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dari asal kata “ dokumen “ yang artinhya barang-barang
tertulis. Di dalam melaksanakan teknik dokumentasi, peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan,
notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2006 : 158).
Metode dokumentasi digunakan untuk mencari data berkaitan dengan keadaan
siswa dan prestasi belajar dari masing-masing individu sebelum
dilaksanakannya tindakan penelitian.
Sedangkan alat yang peneliti gunakan dalam penelitian tindakan kelas
( PTK ) adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2. : Teknik dan Alat pengumpul data
No Sumber
Data Jenis Data
Teknik
Pengumpulan Instrumen
1 Siswa Hasil belajar berupa
Keterampilan gerakan
dasar Servis Bawah
bola voli
Tes Praktek
Tes Keterampilan
Servis bawah bola
voli
2 Siswa Hasil belajar berupa
kemapuan pengetahuan
tentang rangkaian
gerakan dasar servis
bawah bolavoli
Observasi
Melalui lembar
observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
3 Siswa Hasil belajar yang
berupa psikomotor,
kognitif dan afektif
ketrampilan gerakan
servis bawah bolavoli
sebelum dilakukan
tindakan penelitian
Dokumentasi Dokumen hasil
belajar siswa
E. Uji Validitas Data
Validitas adalah ukuran yang menyatakan ketepatan tujuan tes ( alat ukur )
dan memenuhi persyaratan pembuatan tes. Validitas tes menunjukkan derajat
kesesuaian antara tes dan atribut yang akan diukur. Menurut Kirkendall sebagaimana
dikutip Ismaryati ( 2011: 14 ) validitas menggambarkan kemampuan tes dalam
mengukur apa yang ingin diukur.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan triangulasi.
1. Hasil belajar gerakan dasar servis bawah dianalisis dengan triangulasi tiga
sumber data, yakni data yang diperoleh dari peneliti, observer, dan siswa.
2. Keaktifan siswa, tiga sumnber data, yakni data yang diperoleh dari peneliti,
observer, dan siswa
3. Nilai hasil belajar gerakan servis bawah bolavoli sebelum tindakan, divalidasi
dengan triangulasi peneliti
4. RPP, silabus, dan kurikulum divalidasi dengan triangulasi dokumen.
F. Analisis Data
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan
siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik prosentase
untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
1. Hasil keterampilan gerakan dasar servis bawah : dengan menganalisis nilai rata-
rata, tes tersebut. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah
ditentukan.
2. Kemampuan melakukan rangkaian gerakan dasar servis bawah menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
media bola plastik berspon dengan menganalisis rangkaian tersebut. Kemudian
dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan.
3. Nilai-nilai disiplin, semangat, sportifitas dan percaya diri yang ditumbuhkan
siswa melalui pengamatan saat berlangsungnya proses pembelajaran. Kemudian
dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan.
Sedangkan dalam penelitian ini melalui angka-angka yang diperoleh saat
unjuk kerja gerakan dasar servis bawah dengan menggunakan media pembelajaran
berupa bola plastik berspon. Menurut Iskandar, (2009:131) yang menyatakan
bahwa, "Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan
siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan prosentase untuk
melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran".
G. Indikator Kinerja Penelitian
Kriteria ketuntasan minimal materi gerakan dasar servis bawah bolavoli di
SD Negeri 1 Majasari adalah 64. Selanjutnya Penelitian Tindakan Kelas ini
dinyatakan berhasil apabila siswa yang memperoleh nilai sama dengan atau diatas
KKM minimal mencapai 80 %.
Persentase indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada tabel berikut:
Tabel 3.3. : Prediksi Pencapaian Hasil Belajar Siswa
Aspek yang di ukur
Prosentase Target Capaian
Cara mengukur Kondisi
Awal
Siklus I Siklus II
Gerakan dasar servis
bawah bolavoli
30 %
65 %
80 %
Diukur melalui ketuntasan
belajar siswa pada materi
servis bawah bola voli,
hasil penjumlahan ( aspek
psikomotor, kognitif dan
afektif ) sesuai dengan
KKM sekolah 64.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
H. Prosedur Penelitian
Langkah pertama menentukan metode yang yang digunakan dalam
penelitian, yaitu metode penelitian tindakan kelas. Langkah selanjutnya menentukan
banyaknya tindakan dilakukan dalam siklus. Dalam penelitian tindakan kelas ini,
peneliti akan melakukan tindakan-tindakan yang dalam pelaksanaannya berlangsung
secara terus menerus dan tindakan-tindakan akan dilaksanakan dalam siklus yang
peneliti berikan pada siswa yang di jadikan sebagai subyek penelitian.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan PTK secara prosedurnya adalah
dilaksanakan secara partisipatif atau kolaborasi (guru, dosen dengan tim lainnya)
bekerja sama, mulai dari tahap orientasi dilanjutkan penyusunan rencana tindakan,
dilanjutkan pelaksanaan tindakan dalam siklus pertama. Diskusi yang bersifat
analitik yang kemudian dilanjutkan pada langkah reflektif-evaluatif atas kegiatan
yang dilakukan pada siklus pertama, untuk kemudian mempersiapkan rencana
modifikasi, koreksi, atau pembetulan, atau penyempurnaan pada siklus kedua dan
seterusnya.
Untuk memperjelas prosedur penelitian tindakan kelas yang akan di
laksanakan maka dapat peneliti perlihatkan skema prosedur penelitian sebagai
berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 3.1. : Alur Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas
REFLEKSI
PENGAMATAN
PERENCANAAN
REFLEKSI
PENGAMATAN
PELAKSANAAN
PELAKSANAAN
PERENCANAAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Adapun prosedur atau langkah-langkah penelitian tindakan kelas, menurut
Iskandar (2009:67) adalah :
1. Mengidentifikasi permasalahan umum
2. Mengadakan pengecekan dilapangan
3. Membuat perencanaan umum
4. Mengembangkan tindakan pertama
5. Mengobservasi, mengamati, mendiskusikan tindakan pertama
6. Refleksi-evaluatif, dan merevisi atau memodifikasi untuk perbaikan dan
peningkatan pada siklus kedua berikutnya
Untuk memperoleh hasil penelitian seperti yang diharapkan, prosedur
penelitian ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
1. Tahap persiapan survei awal
Kegiatan yang dilakukan dalam survei ini oleh peneliti adalah mengobservasi
sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.
2. Tahap seleksi informan, penyiapan instrumen dan alat
Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi :
a. Menentukan subjek penelitian
b. Menyiapkan alat dan instrument penelitian dan evaluasi
3. Tahap pengumpulan data dan treatment
Pada tahap penelitian ini peneliti mengumpulkan data tentang :
a. Hasil belajar servis bawah
b. Kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran
c. Ketepatan rencana pelaksanaan pembelajaran
d. Alat bantu pembelajaran
e. Pelaksanaan pembelajaran
f. Semangat dan keaktifan siswa
4. Tahap analisis data
Dalam tahap ini analisis yang digunakan penelitian adalah deskriptif kualitatif.
Teknik analisis tersebut dilakukan karena sebagian besar data yang
dikumpulkan berupa uraian diskriptif tentang perkembangan proses
pembelajaran, yaitu partisipasi siswa dalam pembelajaran pada sub pokok
bahasan gerakan servis bawah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
5. Tahap penyusunan laporan
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan dari awal survei
sampai dengan menganalisis data yang dilakukan pada waktu penelitian.
6. Deskripsi tiap siklus
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah upaya untuk
meningkatkan hasil belajar servis bawah bolavoli, pada siswa kelas IV SD
Negeri 1 Majasari Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga melalui
optimalisasi penggunaan sarana pembelajaran berupa bola plastik berspon.
Adapun setiap tindakan upaya untuk pencapaian tujuan tersebut dirancang
dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu:
a) perencanaan tindakan, b) pelaksanaan tindakan, c) observasi dan interpretasi,
d) analisis dan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Penelitian ini
direncanakan dalam dua siklus.
1. Rancangan siklus 1
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun skenario
pembelajaran yang terdiri dari :
1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui
kompetensi dasar yang akan disampaikan siswa dalam pembelajaran
penjasorkes.
2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan
(treatment) yang diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran servis
bawah.
3) Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus PTK, penilaian
servis bawah.
4) Menyiapakan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.
5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap, pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah
melaksanaan proses pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
kegiatan antara lain sebagai berikut:
1) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar gerakan dasar servis bawah.
2) Melakukan pemanasan
3) Membentuk kelompok dalam proses pembelajaran
4) Melakukan latihan gerakan dasar servis bawah :
a) Cara melakukan sikap permulaan servis bawah melalui penerapan
alat bantu yang telah disiapkan oleh guru dan peneliti.
b) Cara melakukan sikap saat perkenaan servis bawah melalui
penerapan alat bantu.
c) Cara melakukan sikap akhir servis bawah.
5) Menarik kesimpulan
6) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung
7) Melakukan pendinginan
c. Tahap Pengamatan tindakan ( Observasi )
Pengamatan tindakan tahap (1) hasil servis bawah dengan
menggunakan bola plastik berspon (2) kemampuan melakukan rangkaian
gerakan dasar servis bawah (3) aktivitas siswa selama belajar berlangsung.
d. Tahap Evalusi (refleksi)
Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil
penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan
perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus tindakan
berikutnya.
2. Rancangan Siklus II
Pada siklus II Perencanaan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai
pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan
materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran pendidikan jasmani.
Demikian juga termasuk perwujudan tahap pelaksanaan,observasi dan
interprestasi,serta anlisis, refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya.
Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun skenario
pembelajaran yang terdiri dari:
1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui
kompetensi dasar yang akan disampaikan siswa dalam pembelajaran
penjasorkes.
2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan
(treatment) yang diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran servis
bawah.
3) Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus PTK, penilaian
servis bawah.
4) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran.
5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah
melaksanaan proses pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah
kegiatan antara lain sebagai berikut:
1) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar servis bawah.
2) Melakukan pemanasan
3) Membentuk kelompok dalam proses pembelajaran.
4) Melakukan latihan gerakan dasar servis bawah :
a) Cara melakukan gerakan dasar servis bawah dalam permainan
alat bantu yang telah di siapkan oleh guru dan peneliti.
b) Cara melakukan gerakan dasar servis bawah dengan penerapan
alat bantu.
5) Menarik kesimpulan.
6) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung.
7) Melakukan pendinginan.
c. Pengamatan tindakan ( Observasi )
Pengamatan tindakan tahap (1) hasil permainan servis bawah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
dengan bola plastik berspon (2) kemampuan melakukan rangkaian gerakan
dasar servis bawah (3) aktivitas siswa selama belajar berlangsung.
d. Tahap Evalusi (refleksi)
Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil
penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan
perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus tindakan
berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Sebelum penulis melaksanakan penelitian tindakan, secara klasikal siswa
kelas IV SD Negeri 1 Majasari dengan jumlah siswa 20, lebih dari 50 % masih
belum mampu mencapai ketuntasan belajar pada materi servis bawah permainan
bolavoli dengan Kriteri Ketuntasan Minimal ( KKM ) yang telah ditetapkan yakni
64. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.1. : Hasil Belajar Psikomotor siswa dalam pembelajaran Pratindakan
No Kriteria Hasil Belajar Frekuensi Persentase
1 76 - 100 - 0 %
2 51 - 75 6 30 %
3 25 - 50 14 70 %
JUMLAH
20
100 %
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa, siswa yang telah tuntas
belajar sebanyak 6 siswa atau 30 % dan siswa yang belum tuntas sebanyak 14 siswa
atau 70% dari kriteria ketuntasan minimal ( KKM ) yang telah ditetapkan yakni 64.
Hasil psikomotor di atas ditunjukkan dalam bentuk nilai tes praktek yang dilakukan
sebelum melaksanakan tindakan.
Tabel 4.2. : Hasil Belajar Kognitif siswa dalam Pembelajaran Pratindakan
No Kriteria Hasil Belajar Frekuensi Persentase
1 76 - 100 - 0 %
2 51 - 75 8 40 %
3 25 - 50 12 60 %
JUMLAH 20 100 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa, siswa yang telah tuntas
belajar sebanyak 8 siswa atau 40 % dan siswa yang belum tuntas sebanyak 12 siswa
atau 60% dari kriteria ketuntasan minimal ( KKM ) yang telah ditetapkan yakni
64. Hasil kognitif di atas diperoleh dari nilai tes lisan sebelum melaksanakan
tindakan perbaikan pembelajaran.
Tabel 4.3. : Hasil Belajar Afektif siswa dalam Pembelajaran Pratindakan
No Kriteria Hasil Belajar Frekuensi Persentase
1 76 - 100 - 0 %
2 51 - 75 6 30 %
3 25 - 50 14 70 %
JUMLAH 20 100 %
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa, siswa yang telah tuntas
belajar sebanyak 6 siswa atau 30 % dan siswa yang belum tuntas sebanyak 14 siswa
atau 70% dari kriteria ketuntasan minimal ( KKM ) yang telah ditetapkan yakni 64.
Hasil afektif di atas diperoleh dari hasil pengamatan pembelajaran sebelum
melaksanakan perbaikan pembelajaran.
Untuk lebih memperjelas data nilai hasil pembelajaran servis bawah
sebelum dilaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran, maka dapat penulis
kemukakan dalam grafik berikut :
Grafik 4.1. : Perbandingan nilai siswa pratindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Grafik 4.2. : Persentase Nilai siswa pratindakan
Dari garfik data tesebut di atas menunjukkan bahwa nilai hasil belajar
psikomotor, kognitif dan afektif untuk materi servis bawah yang berada pada
kriteria 25 – 50 ( Tidak Tuntas ) masih di atas 50 % ( lima puluh ) persen.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus dan masing-
masing siklus dilaksanakan dua kali pertemuan. Siklus I dilaksanakan pada hari
Rabu, 25 April 2012 dan hari Rabu, 02 Mei 2012 dengan alokasi waktu masing-
masing 2 X 35 menit. Materi yang disampaikan dalam pertemuan ini adalah
gerakan dasar / tahapan-tahapan servis bawah.
Selanjutnya untuk siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 16 Mei dan, 23
Mei 2012, dengan materi yang sama seperti pada siklus I. Sebelum
melaksanakan tindakan, penulis melaksanakan observasi dan evaluasi untuk
mengetahui hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan tindakan. Hasil ini digunakan
untuk membandingkan hasil penelitian pada tindakan siklus I dan Siklus II.
1. Siklus I
Pada siklus I peneliti menyajikan materi tentang gerakan dasar servis
bawah yang berlangsung dalam dua pertemuan dengan alokasi waktu masing-
masing 2 X 35 menit. Dalam penyajiannya peneliti melaksanakan langkah-
langkah pembelajaran seperti yang tertera dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran ( RPP ). Kegiatan observasi dilakukan oleh guru observer dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
guru peneliti, sedangkan observasi yang dilakukan oleh guru observer
dilaksanakan pada pertemuan ke dua untuk setiap siklusnya.
Hasil tindakan siklus I berupa hasil belajar psikomotor, kognitif dan
afektif. Hasil belajar psikomotor diperoleh dari hasil pengamatan terhadap
ketrampilan siswa dalam melaksanakan perintah guru mengenai materi
pembelajaran yang diberikan, hasil belajar kognitif diperoleh dari hasil tes
lisan sedangkan hasil belajar afektif diperoleh dari hasil pengamatan terhadap
kedisiplinan, semangat, sportifitas dan rasa percaya diri dalam mengikuti
materi pembelajaran yang disampaikan.
Hasil belajar psikomotor, kognitif dan afektif ditunjukkan dalam
rentang nilai 25 – 100. Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) mata
pelajaran penjasorkes di SD Negeri 1 Majasari adalah 64. Adapun kriteria
pengukuran keberhasilan diukur dengan kriteria sebagai berikut : siswa yang
memperoleh nilai < 64 termasuk dalam kriteria belum tuntas belajar dan
siswa yang memperoleh nilai 64 – 100 termasuk dalam kriteria tuntas belajar.
Berikut ini penulis paparkan hasil belajar psikomotor, kognitif dan
afektif siswa kelas IV SD Negeri 1 Majasari tahun pelajaran 2011/2012 dalam
pembelajaran siklus I :
Tabel 4.4. : Hasil Belajar Psikomotor siswa dalam Pembelajaran siklus I
No Kriteria Hasil Belajar Frekuensi Persentase
1 76 - 100 2 10 %
2 51 - 75 10 50 %
3 25 - 50 8 40 %
JUMLAH 20 100 %
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa, siswa yang telah
tuntas belajar sebanyak 12 siswa atau 60 % dan siswa yang belum tuntas
sebanyak 8 siswa atau 40% dari kriteria ketuntasan minimal ( KKM ) yang
telah ditetapkan yakni 64. Hasil psikomotor di atas ditunjukkan dalam bentuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
nilai tes praktek yang dilakukan setelah melaksanakan tindakan
pembelajaran.
Tabel 4.5. : Hasil Belajar Kognitif siswa dalam Pembelajaran siklus I
No Kriteria Hasil Belajar Frekuensi Persentase
1 76 - 100 4 20 %
2 51 - 75 10 50 %
3 25 - 50 6 30 %
JUMLAH 20 100 %
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa, siswa yang telah
tuntas belajar sebanyak 14 siswa atau 70 % dan siswa yang belum tuntas
sebanyak 6 siswa atau 30% dari kriteria ketuntasan minimal ( KKM ) yang
telah ditetapkan yakni 64. Hasil kognitif di atas diperoleh dari nilai tes lisan
setelah melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran.
Tabel 4.6. : Hasil Belajar Afektif siswa dalam Pembelajaran Siklus I
No Kriteria Hasil Belajar Frekuensi Persentase
1 76 - 100 8 40 %
2 51 - 75 7 35 %
3 25 - 50 5 25 %
JUMLAH 20 100 %
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa, siswa yang telah
tuntas belajar sebanyak 15 siswa atau 75 % dan siswa yang belum tuntas
sebanyak 5 siswa atau 25% dari kriteria ketuntasan minimal ( KKM ) yang
telah ditetapkan yakni 64. Hasil afektif di atas diperoleh dari hasil
pengamatan pembelajaran setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Untuk lebih memperjelas data nilai hasil pembelajaran servis bawah
setelah dilaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran, maka dapat peneliti
kemukakan dalam grafik berikut :
Grafik 4.3. : Perbandingan nilai siswa setelah tindakan siklus I
Grafik 4.4. : Persentase Nilai siswa setelah tindakan siklus I
Dari garfik data tesebut di atas menunjukkan bahwa nilai hasil belajar
psikomotor untuk materi servis bawah yang berada pada kriteria 25 – 50
( Tidak Tuntas ) setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran siklus I tinggal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
40 % , sedangkan siswa yang berada pada kriteria 64 – 100 ( Tuntas )
telah mencapai 60 %. Untuk hasil belajar kognitif siswa yang berada pada
kriteria 25 - 50 ( Tidak Tuntas ) tinggal 30 %, sedangkan siswa yang berada
pada kriteria 64 – 100 ( Tuntas ) telah mencapai 70 %. Untuk hasil belajar
afektif siswa yang berada pada kriteria 25 – 50 ( Tidak Tuntas ) tinggal 25 %,
sedangkan siswa yang berada pada kriteria 64 – 100 ( Tuntas ) telah
mencapai 75 %.
Setelah dilaksanakannya pembelajaran pada siklus I dari hasil
observasi baik oleh guru observer maupun guru peneliti, maka sebagai
refleksi pembelajaran siklus I dapat peneliti kemukakan hambatan-hambatan
pembelajaran gerak dasar servis bawah sebagai berikut :
a. Beberapa siswa masih belum dapat melakukan gerak dasar servis bawah
bolavoli.
b. Dalam melaksanakan pembelajaran secara kelompok masih ada
beberapa siswa yang pasif dalam mengikuti pembelajaran.
c. Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru pamong peneliti belum
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
d. Dari hasil pengamatan guru observer, peneliti perlu memberikan
motivasi kepada siswa agar lebih bersungguh-sungguh dalam mengikuti
pembelajaran.
e. Beberapa siswa masih kelihatan ragu-ragu dalam melakukan gerakan
dasar servis bawah.
f. Hasil pembelajaran pada siklus I pertemuan ke 2 untuk gerak dasar
servis bawah sudah ada peningkatan dibandingkan dengan kondisi
pratindakan yakni hasil belajar psikomotor, siswa yang tuntas semula
hanya 30 %, meningkat menjadi 60 %, selanjutnya hasil nilai kognitif
sebelumnya siswa yang tuntas hanya 40 % kemudian meningkat
menjadi 70 % sedangkan hasil nilai afektif sebelumnya siswa yang
tuntas hanya 30 % dan meningkat menjadi 75 %, namun demikian
hasil belajar siswa belum memenuhi target yang telah ditetapkan penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
yakni 80 %. Untuk itu pula pembelajaran siklus I perlu diulang pada
pembelajaran siklus II.
2. Siklus II
Pada pembelajaran siklus II peneliti masih menyajikan materi
mengenai gerakan dasar servis bawah melalui penerapan media pembelajaran
bola plastik berspon yang berlangsung dalam dua pertemuan dengan alokasi
waktu masing-masing 2 X 35 menit. Dalam penyajiannya peneliti
melaksanakan langkah-langkah pembelajaran seperti yang tertera dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ). Kegiatan observasi dilakukan
oleh guru observer dan guru peneliti, sedangkan observasi yang dilakukan
oleh guru observer dilaksanakan pada pertemuan ke dua.
Berikut ini penulis paparkan hasil belajar psikomotor, kognitif dan
afektif siswa kelas IV SD Negeri 1 Majasari tahun pelajaran 2011/2012 dalam
pembelajaran siklus II :
Tabel 4.7. : Hasil Belajar Psikomotor siswa dalam Pembelajaran siklus II
No Kriteria Hasil Belajar Frekuensi Persentase
1 76 - 100 4 20 %
2 51 - 75 12 60 %
3 25 - 50 4 20 %
JUMLAH
20
100 %
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa, siswa yang telah
tuntas belajar sebanyak 16 siswa atau 80 % dan siswa yang belum tuntas
sebanyak 4 siswa atau 20% dari kriteria ketuntasan minimal ( KKM ) yang
telah ditetapkan yakni 64. Hasil psikomotor di atas ditunjukkan dalam bentuk
nilai tes praktek yang dilakukan setelah melaksanakan tindakan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Tabel 4.8. : Hasil Belajar Kognitif siswa dalam Pembelajaran siklus II
No Kriteria Hasil Belajar Frekuensi Persentase
1 76 - 100 8 40 %
2 51 - 75 9 45 %
3 25 - 50 3 15 %
JUMLAH 20 100 %
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa, siswa yang telah
tuntas belajar sebanyak 17 siswa atau 85 % dan siswa yang belum tuntas
sebanyak 3 siswa atau 15% dari kriteria ketuntasan minimal ( KKM ) yang
telah ditetapkan yakni 64. Hasil kognitif di atas diperoleh dari nilai tes lisan
setelah melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran.
Tabel 4.9. : Hasil Belajar Afektif siswa dalam Pembelajaran Siklus II
No Kriteria Hasil Belajar Frekuensi Persentase
1 76 - 100 10 50 %
2 51 - 75 8 40 %
3 25 - 50 2 10 %
JUMLAH
20
100 %
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa, siswa yang telah
tuntas belajar sebanyak 18 siswa atau 90 % dan siswa yang belum tuntas
sebanyak 2 siswa atau 10% dari kriteria ketuntasan minimal ( KKM ) yang
telah ditetapkan yakni 64. Hasil afektif di atas diperoleh dari hasil
pengamatan pembelajaran setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran.
Untuk lebih memperjelas data nilai hasil pembelajaran servis bawah
setelah dilaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus ke II, maka
dapat peneliti kemukakan dalam grafik berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Grafik 4.5. : Perbandingan nilai siswa setelah tindakan siklus II
Grafik 4.6. : Persentase Nilai siswa setelah tindakan siklus II
Dari garfik data tesebut di atas menunjukkan bahwa nilai hasil belajar
psikomotor untuk materi servis bawah siswa yang berada pada kriteria 25 – 50
( Tidak Tuntas ) setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II tinggal
20 % atau berjumlah 4 siswa, sedangkan siswa yang berada pada kriteria
64 – 100 ( Tuntas ) telah mencapai 80 % atau berjumlah 16 siswa. Untuk
hasil belajar kognitif siswa yang berada pada kriteria 25 – 50 tinggal 15 %
atau berjumlah 3 siswa, sedangkan siswa yang berada pada kriteria 64 – 100
( Tuntas ) telah mencapai 85 % atau berjumlah 17 siswa. Untuk hasil belajar
afektif siswa yang berada pada kriteria 25 -50 ( Tidak Tuntas ) tinggal 10 %
atau berjumlah 2 siswa, sedangkan siswa yang berada pada kriteria 64 – 100
( Tuntas ) telah mencapai 90 % atau berjumlah 18 siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Selanjutnya refleksi atas segala kegiatan yang telah dilaksanakan
dalam pembelajaran gerakan servis bawah, dapat peneliti kemukakan sebagai
berikut :
a. Siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
b. Siswa sudah tidak merasa ragu-ragu untuk melakukan servis bawah
c. Siswa mulai terbiasa dengan model pembelajaran yang dilakukan
sehingga berpengaruh terhadap kedisiplinan, semangat, sportifitas dan
rasa percaya diri.
d. Dalam melakukan gerak dasar servis bawah masih ada siswa yang
mengalami kesulitan, oleh karena itu penulis selalu mengingatkan siswa
agar banyak berlatih secara berkelompok dengan bantuan siswa yang
sudah mampu
e. Dalam pelaksanakan pembelajaran secara berkelompok masih ada
siswa yang anggota kelompoknya pasif, dengan demikian peneliti
harus selalu jeli dalam pengamatan.
f. Secara garis besar, pembelajaran siklus II pertemuan ke 2 sudah lebih
meningkat dibandingkan dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya,
hal ini ditunjukkan dari ketuntasan hasil belajar yang meliputi hasil
belajar psikomotor telah mencapai ketuntasan 80 %, hasil belajar
kognitif telah mencapai ketuntasan 85 % dan hasil belajar afektif
telah mencapai ketuntasan 90 %.
Hasil pembelajaran siklus ke II sudah memenuhi indikator kinerja
yang telah ditetapkan. Untuk itu, pelaksanaan tindakan pembelajaran
dihentikan pada siklus ke II.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus
Untuk dapat mengetahui perbandingan hasil belajar servis bawah, baik
hasil belajar psikomotor, kognitif maupun afektif pratindakan dan setelah
dilaksanakannya tindakan pembelajaran siklus I dan siklus II maka dapat
peneliti kemukakan tabel dan grafik hasil belajar siswa untuk materi gerakan
dasar servis bawah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
1. Hasil belajar Psikomotor
Hasil belajar ini diperoleh dari pengamatan tes praktek pratindakan
pembelajaran dan tindakan pembelajaran pada siklus I dan siklus II. Adapun
hasil belajar siswa pada tabel berikut :
Tabel 4.10. : Hasil Belajar psikomotor siswa Pratindakan
No Kriteria Hasil Belajar Frekuensi Persentase
1 Tuntas 6 30%
2 Tidak Tuntas 14 70%
JUMLAH 20 100%
Tabel 4.11. : Hasil Belajar psikomotor siswa setelah siklus I
No Kriteria Hasil Belajar Frekuensi Persentase
1 Tuntas 12 60%
2 Tidak Tuntas 8 40%
JUMLAH 20 100%
Tabel 4.12. : Hasil Belajar psikomotor siswa setelah siklus II
No Kriteria Hasil Belajar Frekuensi Persentase
1 Tuntas 16 80%
2 Tidak Tuntas 4 20%
JUMLAH
20
100%
Untuk lebih memperjelas perbandingan hasil belajar psikomotor
pratindakan dan setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran siklus I dan
Siklus II dapat dilihat pada grafik berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Grafik 4.7. : Perbandingan Hasil Belajar Psikomotor siswa
2. Hasil Belajar Kognitif
Hasil belajar ini diperoleh dari tes lisan dalam pembelajaran
pratindakan, tindakan pembelajaran siklus I dan siklus II. Adapun hasil
belajar siswa pada tabel berikut :
Tabel 4.13. : Hasil Belajar kognitif siswa Pratindakan
No Kriteria Hasil Belajar Frekuensi Persentase
1 Tuntas 8 40%
2 Tidak Tuntas 12 60%
JUMLAH 20 100%
Tabel 4.14. : Hasil Belajar kognitif siswa setelah siklus I
No Kriteria Hasil Belajar Frekuensi Persentase
1 Tuntas 14 70%
2 Tidak Tuntas 6 30%
JUMLAH 20 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Tabel 4.15. : Hasil Belajar kognitif siswa setelah siklus II
No Kriteria Hasil Belajar Frekuensi Persentase
1 Tuntas 17 85%
2 Tidak Tuntas 3 15%
JUMLAH 20 100%
Untuk lebih memperjelas perbandingan hasil belajar kognitif
pratindakan dan setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran siklus I dan
Siklus II dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 4.8. : Perbandingan Hasil Belajar kognitif siswa
3. Hasil Belajar Afektif
Hasil belajar ini diperoleh dari pengamatan dalam pembelajaran
pratindakan, tindakan pembelajaran siklus I dan siklus II. Adapun hasil
belajar siswa pada tabel berikut :
Tabel 4.16. : Hasil Belajar Afektif siswa Pratindakan
No Kriteria Hasil Belajar Frekuensi Persentase
1 Tuntas 6 30%
2 Tidak Tuntas 14 70%
JUMLAH 20 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Tabel 4.17. : Hasil Belajar Afektif siswa setelah siklus I
No Kriteria Hasil Belajar Frekuensi Persentase
1 Tuntas 15 75%
2 Tidak Tuntas 5 25%
JUMLAH 20 100%
Tabel 4.18. : Hasil Belajar Afektif siswa setelah siklus II
No Kriteria Hasil Belajar Frekuensi Persentase
1 Tuntas 18 90%
2 Tidak Tuntas 2 10%
JUMLAH 20 100%
Untuk lebih memperjelas perbandingan hasil belajar Afektif
pratindakan dan setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran siklus I dan
Siklus II dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 4.9. : Perbandingan Hasil Belajar Afektif siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
D. Pembahasan
Hasil penelitian tindakan kelas menunjukkan bahwa penerapan media
belajar bola plastik berspon dapat meningkatkan kemampuan servis bawah
bolavoli pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Majasari. Sebelum diterapkan media
bola plastik berspon, kemampuan siswa untuk melakukan servis bawah masih
tergolong rendah. Hal ini ditunjukkan pada hasil evaluasi pemebelajaran pada
kondisi pratindakan, ketuntasan kelas hanya mencapai 30%, dengan nilai rata-
rata kelas 52.
Pada kegiatan pembelajaran siklus I, kemampuan siswa untuk
melakukan servis bawah sudah menunjukkan adanya suatu peningkatan. Hal
ini terlihat dari persentase ketuntasan kelas meningkat menjadi 75 % dengan nilai
rata-rata kelas 71.
Selanjutnya pada pembelajaran siklus II, siswa mengalami peningkatan
yang cukup signifikan. Hal ini terlihat dari ketuntasan kelas telah mencapai
90 %, dengan nilai rata-rata kelas 79. Dalam pembelajaran siklus II kemampuan
siswa dalam melakukan servis bawah mengalami peningkatan. Sebagian besar
siswa dapat melakukan tugas / perintah yang diberikan guru sehingga pada
pembelajaran siklus II, indikator pembelajaran dapat tercapai. Untuk lebih
memperjelas adanya peningkatan hasil belajar servis bawah pada kondisi
pratindakan, tindakan siklus I dan tindakan siklus II dapat penulis paparkan dalam
tabel dan grafik berikut :
Tabel 4.19. : Hasil Evaluasi Pembelajaran
NO URAIAN PRATINDAKAN SIKLUS I SIKLUS II
1
Rata – rata Kelas
52
71
79
2 Persentase Ketuntasan
Klasikal
30% 75% 90%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Grafik 4.10. : Hasil Nilai rata-rata kelas
Grafik 4.11. : Persentase Ketuntasan Klasikal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa
dengan penerapan media bola plastik berspon, dapat meningkatkan hasil belajar
servis bawah bolavoli siswa kelas IV SD Negeri 1 Majasari. Hal ini terbukti
persentase ketuntasan klasikal hasil belajar servis bawah bolavoli, menunjukkan
peningkatan dari kondisi pratindakan 30 % setelah melaksanakan tindakan
pembelajaran siklus I meningkat menjadi 75% dan setelah tindakan siklus II
meningkat menjadi 90% seperti dapat dilihat pada tabel dan grafik sebelumnya.
Selain itu dengan menggunakan media bola plastik berspon dalam pembelajaran
servis bawah bolavoli dapat juga meningkatkan antusias siswa, keaktifan dan
kedisiplinan siswa sehingga pada akhirnya akan berdampak pada hasil belajar siswa
menjadi lebih baik.
B. Implikasi
Dampak dari peningkatan kemampuan servis bawah bolavoli pada siswa
kelas IV SD Negeri 1 Majasari Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga
melalui penerapan media bola plastik berspon adalah semakin antusias dan semangat
siswa untuk melakukan latihan gerakan dasar servis bawah. Hal ini disebabkan bola
plastik lebih ringan dan lebih lentur dibandingkan dengann bolavoli yang
sesungguhnya. Dengan bola plastik juga tidak menyebabkan tangan mudah sakit
sehingga siswa tidak lekas bosan untuk melakukan latihan-latihan.
Bagi guru, modifikasi media pembelajaran bola plastik juga memudahkan
dalam menyampaikan materi gerakan servis bawah sehingga siswa mudah
memahami materi yang diberikan oleh guru. Hal ini pula yang menimbulkan
dorongan yang kuat bagi peneliti untuk lebih berkreatif dan inovatif dalam
melaksanakan pembelajaran demi untuk meningkatkan hasil belajar yang lebih baik
bagi para siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
C. Saran
Berikut ini beberapa saran yang dapat peneliti kemukakan untuk dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan pembelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan antara lain :
1. Bagi Guru Penjasorkes Sekolah Dasar di Kecamatan Bukateja
Penerapan media bola plastik berspon hendaknya dapat dipergunakan untuk
pembelajaran permainan bolavoli, khusunya untuk penyampaian materi
gerakan dasar permainan bolavoli. Guru-guru penjasorkes dalam
pembelajaran jangan hanya terpancang pada alat, sarana dan prasarana yang
standar. Guru hendaknya memperbanyak modifikasi media pembelajaran dan
juga pemainan yang sesuai dengan indikator pencapaian.
2. Bagi Sekolah
Dengan keterbatasan sarana dan prasarana yang ada, agar pembelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dapat meningkat, sebaiknya
sekolah terutama kepala sekolah selalu memberikan dorongan dan
mengapresiasi ketika guru mencoba untuk berinovasi dalam pembelajaran.
3. Bagi guru-guru yang lain
Dengan inovasi dan modifikasi dalam pembelajaran menimbulkan siswa
merasa senang dan juga lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran dan
hasilnya juga lebih meningkat. Untuk itu pula sebaiknya inovasi dan
madifikasi pembelajaran juga bisa dilakukan oleh guru-guru mata pelajaran
yang lain dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar para siswanya.