penerapan metode debat untuk meningkatkan kemampuan berargumentasi siswa kelas xi-iia3 sma negeri...

35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. SETTING PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 4 Palangka Raya. Alamat sekolah di Jl. Sisingamangaraja III No. 3. Subjek penelitian yang diamati adalah kelas XI-IIA 3 semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011-2012 dengan jumlah siswa sebanyak 17 orang, terdiri dari 11 orang laki-laki dan 6 orang perempuan. Subyek penelitian ini dipilih karena di antara 6 kelas XI yang peneliti ajar, kelas XI-IIA 3 adalah rombongan yang paling besar jumlah siswanya namun kemampuan berargumentasi siswa tidak merata. Hanya ada 5 siswa yang berani mengemukakan pendapatnya sementara siswa lainnya pasif sementara siswa seharusnya mampu menghubungkan penerapan nilai-nilai Kristiani dengan permasalahan nyata sehari-hari. Pembelajaran yang biasanya monoton harus diperbaiki menjadi pembelajaran yang bergairah, menantang dan memberi pengalaman nyata kepada siswa terutama dalam berargumentasi. Tindakan perubahan ini dilakukan melalui penerapan metode Debat karena dengan metode ini diharapkan siswa memperoleh pengalaman berargumentasi dengan memperdebatkan permasalahan kehidupan sehari-hari dan menghubungkannya dengan materi pembelajaran Pendidikan Agama Kristen. 34

Upload: marini-budiarti

Post on 07-Aug-2015

285 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Laporan ini ditulis oleh Esty Havani, guru mapel mata pelajaran agama kristen, sman 4 palangkaraya

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN METODE DEBAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA KELAS XI-IIA3   SMA NEGERI 4 PALANGKA RAYA   MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. SETTING PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 4 Palangka Raya. Alamat sekolah di

Jl. Sisingamangaraja III No. 3. Subjek penelitian yang diamati adalah kelas XI-

IIA 3 semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011-2012 dengan jumlah siswa sebanyak

17 orang, terdiri dari 11 orang laki-laki dan 6 orang perempuan. Subyek penelitian

ini dipilih karena di antara 6 kelas XI yang peneliti ajar, kelas XI-IIA 3 adalah

rombongan yang paling besar jumlah siswanya namun kemampuan

berargumentasi siswa tidak merata. Hanya ada 5 siswa yang berani

mengemukakan pendapatnya sementara siswa lainnya pasif sementara siswa

seharusnya mampu menghubungkan penerapan nilai-nilai Kristiani dengan

permasalahan nyata sehari-hari. Pembelajaran yang biasanya monoton harus

diperbaiki menjadi pembelajaran yang bergairah, menantang dan memberi

pengalaman nyata kepada siswa terutama dalam berargumentasi. Tindakan

perubahan ini dilakukan melalui penerapan metode Debat karena dengan metode

ini diharapkan siswa memperoleh pengalaman berargumentasi dengan

memperdebatkan permasalahan kehidupan sehari-hari dan menghubungkannya

dengan materi pembelajaran Pendidikan Agama Kristen.

Penelitian ini adalah penelitian swadaya dengan berkolaborasi dengan salah

satu guru Mata Pelajaran Pendidikan agama Kristen di sekolah yang sama yaitu

Ibu Gantiani, S.PAK. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2011 pada

tanggal 19 dan 26 serta pada bulan Oktober 2011 tanggal 3 dan 10. Penelitian ini

dilaksanakan melalui dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari dua

pertemuan dengan harapan peningkatan kemampuan berargumentasi siswa pada

mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen materi Pergaulan Remaja Kristen dan

Nikmat Membawa Maut dapat terlihat. Jadwal penelitian disajikan pada tabel

berikut.

34

Page 2: PENERAPAN METODE DEBAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA KELAS XI-IIA3   SMA NEGERI 4 PALANGKA RAYA   MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

TABEL 3.1JADWAL PENELITIAN

NO. KEGIATANBULAN

AGUS SEPT OKT NOP DES1. Persiapan            a. Studi Literatur √          b. Identifikasi dan Perumusan Masalah √        

2. Penyusunan Laporan Awal   √      3. Pelaksanaan Penelitian            a. Siklus I   √        b. Siklus II     √    

4. Analisa Data     √    5. Refleksi     √    6. Penyusunan Laporan Akhir       √  7. Pengesahan Laporan         √

B. PROSEDUR PENELITIANPenelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

Research) yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur penelitian berdasarkan

pada prinsip Kemmis dan Taggart (1988) yang mencakup kegiatan perencanaan

(planning), tindakan (action), observasi (observation), refleksi (reflection) atau

evaluasi. Keempat kegiatan ini berlangsung secara berulang dalam bentuk siklus.

Oleh karena penelitian ini bersifat partisipatif, maka peneliti melakukan

penelitian dengan berkolaborasi dengan rekan sejawat. Peran Kolabor adalah

menilai aktivitas siswa dan aktivitas guru dengan menggunakan format observasi

yang disediakan, menuliskan temuan di luar format observasi pada catatan

lapangan dan sebagai rekan diskusi dalam proses analisis dan refleksi pelaksanaan

pembelajaran setiap siklus.

Di bawah ini dijelaskan langkah-langkah penelitian dalam tiap siklus.

Siklus I

Siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 45

menit untuk sekali pertemuan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Perencanaan merupakan refleksi awal berdasarkan hasil studi

pendahuluan. Adapun tahap yang dilakukan dalam perencanaan ini

yaitu sebagai berikut :

35

Page 3: PENERAPAN METODE DEBAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA KELAS XI-IIA3   SMA NEGERI 4 PALANGKA RAYA   MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

a) Melakukan diskusi dengan rekan sejawat dalam hal ini kolabor

penelitian untuk mengidentifikasi masalah, merumuskan

masalah dan menentukan cara penyelesaian masalah;

b) Menyusun dan mempersiapkan RPP yang akan digunakan

dengan materi Pergaulan Remaja Kristen;

c) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang

diperlukan;

d) Menyusun instrumen yang diperlukan dalam melaksanakan

tindakan seperti lembar penilaian makalah, lembar penilaian

debat, lembar pengamatan aktivitas siswa dan lembar

pengamatan aktivitas guru;

e) Menyiapkan cara merekam dan menganalisis data yang

diperoleh dalam proses dan hasil tindakan perbaikan.

f) Meminta guru lain menjadi kolabor untuk mengamati

berlangsungnya penelitian

g) Menentukan waktu dan jadwal penelitian

h) Menentukan 4 topik debat sesuai materi;

i) Membagi beberapa kelompok debat yang terdiri dari beberapa

Tim Afirmatif dan beberapa Tim Negatif yang masing-masing

beranggotakan 3-4 siswa;

j) Meminta siswa menggali informasi dan membuat tulisan tentang

topik yang di pilih tim dalam bentuk makalah;

k) Meminta siswa menentukan peran pelaku debat yang terdiri dari

tim Afirmatif, Tim Negatif, Moderator, Juri dan Pencatat

Waktu. Guru dalam hal ini berperan sebagai Juri. Moderator dan

pencatat waktu diambil dari Tim yang tidak berdebat pada

waktu itu;

l) Membagikan penjelasan tentang peran masing-masing pelaku

debat;

m) Menjelaskan sistem penilaian dan membagikan rubrik penilaian

debat serta rubrik penilaian makalah untuk memberikan

gambaran tentang aspek yang dinilai;

36

Page 4: PENERAPAN METODE DEBAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA KELAS XI-IIA3   SMA NEGERI 4 PALANGKA RAYA   MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

n) Meminta tim untuk menyiapkan argumen berdasarkan data yang

diperoleh pada makalah;

o) Menjelaskan keterampilan yang dinilai.

2. Implementasi Tindakan

Tahap ini merupakan implementasi dari perencanaan yaitu penerapan

pembelajaran dengan Metode Debat dengan fokus pada peningkatan

kemampuan berargumentasi siswa.

a) Pelaksanaan pada siklus pertama ini, diawali dengan apersepsi

dan pemberian motivasi dalam mengikuti pelajaran dengan

menyampaikan tujuan pembelajaran serta manfaat dari

pembelajaran dengan Metode Debat;

b) Tahap berikutnya mempersilahkan moderator mengambil alih

kegiatan dan moderator membuka debat dan memperkenalkan

diri, pembicara dan semua yang terlibat.

c) Moderator memanggil para pembicara satu persatu sesuai

gilirannya. Selama debat berlangsung, petugas pencatata waktu

melakukan mencatatan dan guru mengamati serta memberikan

penilaian kepada tiap pembicara dalam tiap tim.

d) Setelah semua anggota tim debat menjalankan tugasnya, guru

memberikan penilaian lisan terhadap kedua tim.

e) Pada akhir debat moderator mengumumkan pemenang

berdasarkan penilaian guru.

f) Pada akhir pembelajaran guru meluruskan konsep-konsep yang

keliru dan bersama-sama siswa meninjau kembali pembelajaran.

3. Analisis dan Refleksi

Tahap ini berisi diskusi dari peneliti, guru maupun kolabor. Materi

diskusi adalah tentang kelebihan dan kekurangan tindakan, sekaligus

menentukan tindakan perbaikan yang harus dilakukan jika pencapaian

proses maupun hasil dirasa masih belum tercapai. Pada tahap ini juga

dilakukan analisis data, untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah

37

Page 5: PENERAPAN METODE DEBAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA KELAS XI-IIA3   SMA NEGERI 4 PALANGKA RAYA   MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

ditetapkan sehingga dapat ditentukan apakah diperlukan siklus

berikutnya atau tidak.

4. Perencanaan Tindak Lanjut

Masalah yang diteliti diperkirakan belum tuntas hanya dengan satu

siklus maka penelitian tindakan kelas dilanjutkan siklus kedua.

Pelaksanaan perbaikan pada siklus ke- 2 dirancang berdasarkan pada

hasil analisis dan refleksi dari observasi dan interpretasi pada siklus ke-

1. Dengan prosedur yang sama, penelitian tindakan kelas dilanjutkan ke

siklus berikutnya yaitu siklus ke-2.

Siklus II

Siklus II dilaksanakan selama 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 45

menit untuk sekali pertemuan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Perencanaan merupakan refleksi berdasarkan hasil pelaksanaan siklus I.

Adapun tahap yang dilakukan dalam perencanaan ini yaitu sebagai

berikut :

a) Melakukan diskusi dengan rekan sejawat dalam hal ini kolabor

penelitian untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan serta

permasalahan yang dihadapi pada pembelajaran siklus I;

b) Menyusun dan mempersiapkan RPP perbaikan yang akan

digunakan dengan materi Nikmat Membawa Maut;

c) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang

diperlukan;

d) Menyusun instrumen yang diperlukan dalam melaksanakan

tindakan seperti lembar penilaian makalah, lembar penilaian

debat, lembar pengamatan aktivitas siswa, lembar pengamatan

aktivitas guru, dan angket siswa;

e) Menyiapkan cara merekam dan menganalisis data yang

diperoleh dalam proses dan hasil tindakan perbaikan.

38

Page 6: PENERAPAN METODE DEBAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA KELAS XI-IIA3   SMA NEGERI 4 PALANGKA RAYA   MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

f) Meminta guru lain menjadi kolabor untuk mengamati

berlangsungnya penelitian

g) Menentukan waktu dan jadwal penelitian

h) Menentukan 4 topik debat sesuai materi;

i) Membagi beberapa kelompok debat yang terdiri dari beberapa

Tim Afirmatif dan beberapa Tim Negatif yang masing-masing

beranggotakan 3-4 siswa;

j) Meminta siswa menggali informasi dan membuat tulisan tentang

topik yang di pilih tim dalam bentuk makalah;

k) Meminta siswa menentukan peran pelaku debat yang terdiri dari

tim Afirmatif, Tim Negatif, Moderator, Juri dan Pencatat

Waktu. Guru dalam hal ini berperan sebagai Juri. Moderator dan

pencatat waktu diambil dari Tim yang tidak berdebat pada

waktu itu;

l) Meminta tim untuk menyiapkan argumen berdasarkan data yang

diperoleh pada makalah;

m) Menjelaskan keterampilan yang dinilai.

2. Implementasi Tindakan

Tahap ini merupakan implementasi dari perencanaan yang telah

diperbaiki dan disempurnakan berdasarkan refleksi pada Siklus I yaitu

penggunaan Metode Debat.

a) Pelaksanaan pada siklus pertama ini, diawali dengan apersepsi

dan pemberian motivasi dalam mengikuti pelajaran dengan

menyampaikan tujuan pembelajaran serta manfaat dari

pembelajaran dengan Metode Debat;

b) Tahap berikutnya mempersilahkan moderator mengambil alih

kegiatan dan menjalankan perannya. Kemudian, moderator

membuka debat dan memperkenalkan diri, pembicara dan

semua yang terlibat.

c) Moderator memanggil para pembicara satu persatu sesuai

gilirannya. Selama debat berlangsung, petugas pencatata waktu

39

Page 7: PENERAPAN METODE DEBAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA KELAS XI-IIA3   SMA NEGERI 4 PALANGKA RAYA   MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

melakukan mencatatan dan guru mengamati serta memberikan

penilaian kepada tiap pembicara dalam tiap tim.

d) Setelah semua anggota tim debat menjalankan tugasnya, guru

memberikan penilaian lisan terhadap kedua tim.

e) Pada akhir debat moderator mengumumkan pemenang

berdasarkan penilaian guru.

f) Pada akhir pembelajaran guru meluruskan konsep-konsep yang

keliru dan bersama-sama siswa meninjau kembali pembelajaran.

3. Analisis dan Refleksi

Tahap ini berisi diskusi dari peneliti, guru maupun kolabor. Materi

diskusi adalah tentang kelebihan dan kekurangan tindakan, sekaligus

menentukan tindakan perbaikan yang harus dilakukan jika pencapaian

proses maupun hasil dirasa masih belum tercapai. Pada tahap ini juga

dilakukan analisis data, untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah

ditetapkan sehingga dapat ditentukan apakah diperlukan siklus

berikutnya atau tidak.

C. METODE PENGUMPULAN DATA DAN INSTRUMEN PENELITIAN

Sumber data dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dalam berdebat,

aktivitas siswa, aktivitas guru dan jawaban siswa terhadap angket pembelajaran

dengan metode Debat. Untuk memperoleh data yang sesuai dengan apa yang

diharapkan dalam penelitian maka peneliti menggunakan metode sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi lapangan untuk mengamati dan menilai aktivitas

siswa dalam Tim Debat. Lembar observasi ini merupakan instrumen

untuk memperoleh data tentang partisipasi siswa dalam aktivitas debat.

Lembar observasi ini dikembangkan dengan mengacu kepada metode

debat Australasia.

Selain menggunakan lembar observasi, peneliti juga

menggunakan catatan lapangan. Catatan lapangan yang dimaksud di sini

40

Page 8: PENERAPAN METODE DEBAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA KELAS XI-IIA3   SMA NEGERI 4 PALANGKA RAYA   MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

adalah semua catatan guru maupun kolabor tentang hal-hal yang terjadi

dalam pembelajaran di luar aspek yang dinilai dalam lembar

pengamatan baik itu yang terjadi di dalam ruang belajar maupun di luar

ruang belajar yang memberikan pengaruh pada proses pembelajaran.

2. Tes

Tes adalah Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain

yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,

intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau

kelompok (Arikunto, 2006). Merujuk pengertian ini, peneliti

menggunakan 2 tes yaitu tes tertulis berupa penugasan penyusunan

makalah dan tes perbuatan (performance test) berupa

turnamen/pertandingan debat. Penugasan penyusunan makalah yang

merupakan langkah awal/persiapan debat dinilai dengan berpedoman

pada Tabel 2. Sebagai tindakan pelaksanaa maka diadakan Tes

perbuatan. Turnamen debat ini bertujuan untuk mengetahui sejauh

mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi Pergaulan Remaja

Kristen dan Nikmat Membawa Maut dan kemampuan siswa

berargumentasi. Penilaian ini mengacu pada Tabel 2.2 tentang Penilaian

Debat Bahasa Indonesia dan Tabel 2. 3 tentang Rubrik Penilaian Debat.

3. Kajian Dokumen

Kajian dokumen dilakukan dalam berbagai dokumen atau arsip yang

digunakan dalam proses pembelajaran seperti: Silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), LKS, buku ajar yang digunakan, foto

atau rekaman proses penelitian.

Dalam penelitian ini peneliti menyusun beberapa instrumen yang menjadi

alat ukur dan pendukung penelitian yaitu:

1. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa

41

Page 9: PENERAPAN METODE DEBAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA KELAS XI-IIA3   SMA NEGERI 4 PALANGKA RAYA   MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

Lembar pengamatan ini maksudkan untuk mengamati perhatian siswa

dan kerjasama selama proses debat berlangsung seperti pada tabel 3.2 di

bawah ini.

TABEL 3.2LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA

NO. ASPEK PENGAMATAN HASIL PENGAMATAN KETERANGAN1. PERHATIAN SISWA           Lingkari yang sesuai

  Pandangan mata tertuju kepada pembicara 1 2 3 4 5 1.  Sangat Kurang  Memperhatikan dengan tekun hal-hal yang sedang disampaikan 1 2 3 4 5 2. Kurang  Mencatat bagian-bagian penting 1 2 3 4 5 3.  Cukup2. KERJASAMA TIM 4.  Baik

  Berdiskusi dengan rekan satu tim untuk menghadapi sanggahan tim lain 1 2 3 4 5 5.  Sangat Baik  Memberikan masukan kepada rekan dalam satu tim 1 2 3 4 5  

2. Lembar Penilaian Makalah

Lembar penilaian makalah mengacu pada pedoman penilaian makalah

pada Tabel 3.3 berikut.

TABEL 3.3LEMBAR PENILAIAN MAKALAH

NO. N A M A K E L O M P O K

KEBE

NAR

AN

KESE

SUAI

AN

SIST

EMAT

IKA

BAH

ASA

NIL

AI

PERO

LEH

AN

NIL

AI A

KHIR

  KELOMPOK A  1           0 02           0 03           0 0

3. Lembar Penilaian Debat

Penilaian debat dilakukan dengan mengacu pada pedoman penilaian

debat dan rubrik penilaian debat yang dikembangkan oleh Martini, E

(2010).

Instrumen penilaian debat digambarkan pada Tabel 3.4.

TABEL 3. 4LEMBAR PENILAIAN DEBAT

42

Page 10: PENERAPAN METODE DEBAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA KELAS XI-IIA3   SMA NEGERI 4 PALANGKA RAYA   MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

LEMBAR PENILAIAN DEBAT

TOPIK :

JURI :

TIM AFIRMATIF

GROUP :

POSISI NAMA PEMBICARA

KEJELASAN B*N KELANCARAN B*N HUBUNGAN ISI

B*N KEMAMPUAN BERAGUMENTASI

B*N KUALITAS B*N TOTAL NILAI AKHIR

                             

PERTAMA     0   0   0   0   0 0 0,00

KEDUA     0   0   0   0   0 0 0,00

KETIGA     0   0   0   0   0 0 0,00

JUMLAH 0,00

NILAI RATA-RATA 0,00

TIM NEGATIF

GROUP :

POSISI NAMA PEMBICARA

KEJELASAN B*N KELANCARAN B*N HUBUNGAN ISI

B*N KEMAMPUAN BERAGUMENTASI

B*N KUALITAS B*N TOTAL NILAI AKHIR

                             

PERTAMA     0   0   0   0   0 0 0,00

KEDUA     0   0   0   0   0 0 0,00

KETIGA     0   0   0   0   0 0 0,00

JUMLAH 0,00

NILAI RATA-RATA 0,00

PEMENANG  

GROUP :

4. Lembar Pengamatan Aktivitas Guru

Ada lima aspek dengan 16 subaspek utama yang dinilai adalah aktivitas

guru. Kemampuan membuka pelajaran, sikap guru, proses pembelajaran,

kemampuan menggunakan metode debat, dan kemampuan menutup

pelajaran menjadi fokus pengamatan kolabor seperti pada tabel berikut.

TABEL 3.5LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU

NO.

HAL YANG DIAMATIPENILAIAN

CATATAN 1 2 3 4 5

1. Kemampuan membuka pelajaran              a. Menarik Perhatian Siswa              b. Menimbulkan Motivasi            

2. Sikap guru dalam pembelajaran              a. Kejelasan Suara              b. Antusiasme penampilan            

3. Proses pembelajaran              a. Kesesuaian metode dengan pokok bahasan            

 b. Kejelasan dalam menerangkan dan memberikan contoh            

 c. Antusiasme dalam tanggapan dan menggunakan respon            

  d. Kecermatan dalam memanfaatkan waktu            4. Kemampuan menggunakan metode debat            

43

Page 11: PENERAPAN METODE DEBAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA KELAS XI-IIA3   SMA NEGERI 4 PALANGKA RAYA   MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

  a. Mempersilahkan moderator membuka debat              b. Memberikan penilaian selama proses debat              c. Mencatat pokok-pokok perdebatan              d. Memutuskan tim pemenang              e. Memberikan penilaian lisan            5 Kemampuan Menutup Pelajaran              a. Meninjau kembali yang materi telah dipelajari              b. Memberikan kesempatan bertanya              c. Menginformasikan materi bahasan pada pertemuan              Berikutnya            

5. Angket Siswa

Angket yang disusun peneliti dengan tujuan untuk mengetahui

metode debat yang diterapkan disenangi atau tidak oleh siswa. Penilaian

siswa terhadap pembelajaran dengan Pembelajaran dengan Metode

Debat ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang

mereka peroleh. Terdapat 7 item pernyataan yang disusun dalam

kuesioner ini dengan penilaian menggunakan skala Guttman dimana

siswa memberikan angka 1(satu) pada kolom YA jika fakta yang

dinyatakan dirasakan atau 0 (nol) pada kolom TIDAK jika fakta yang

dinyatakan tidak dirasakan. Penggunaan skala ini karena peneliti ingin

mendapatkan jawaban yang tegas tentang keadaan yang diamati.

TABEL 3.6ANGKET SISWA

NO. PERNYATAAN YA TIDAK1 Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dengan metode debat ini menarik bagi saya    2 Saya senang dengan pembelajaran seperti ini    3 Pembelajaran seperti ini tidak membosankan dan bertele-tele    4 Pembelajaran ini memotivasi saya untuk berani tampil berbicara    5 Pembicaraan seperti ini melatih saya untuk berargumentasi dengan baik    6 Pembelajaran seperti ini membantu saya memahami materi pelajaran    7 Pembelajaran ini melatih saya untuk menghubungkan fakta dengan referensi Alkitab    8 Pembelajaran ini membuat saya lebih menghargai teman    

9 Pembelajaran ini melatih saya untuk mengemukakan sanggahan dan kritik dengan cara yang baik dan sopan    

D. METODE ANALISIS DATA

44

Page 12: PENERAPAN METODE DEBAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA KELAS XI-IIA3   SMA NEGERI 4 PALANGKA RAYA   MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

Data dalam suatu penelitian harus ditafsirkan atau dianalisis agar menjadi

suatu data yang bermakna. Analisis data menurut Moleong (2005) adalah proses

mengorganisasikan dan mengurutkan ke dalam pola, kategori, satuan uraian dasar

sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja. Analisis

dan pengolahan data dilakukan selama penelitian dari awal sampai akhir.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis data

kualitatif dan kuantitatif. Data tentang indikator aktivitas guru dan partisipasi

siswa untuk setiap siklus dilakukan dengan penyekoran dan persentase sedangkan

data tentang hasil belajar siswa dianalisa dengan menghitung rata-rata hasil

belajar setiap siklus. Data yang diperoleh dari catatan lapangan guru maupun

kolabor dianalisa dalam dua tahap analisis menurut Bogdan dan Biklen (1992)

yaitu analisis selama pengumpulan data dan analisis setelah pengumpulan data.

Analisis selama pengumpulan data merupakan analisis yang dilakukan sembari

mengumpulkan data sedangkan analisis setelah pengumpulan data merupakan

analisis yang dilakukan setelah proses pengumpulan data dikumpulkan.

 Ada empat teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah reduksi

data, penyajian data, dan penyajian kesimpulan atau verifikasi (Miles &

Huberman, 1984). Reduksi data merupakan proses pemilihan, penyederhanaan,

abstraksi, dan transformasi data mentah yang diperoleh di lapangan. Reduksi

dilakukan sepanjang penelitian dengan melakukan penajaman, penggolongan, dan

membuang hal yang tidak perlu. Sedangkan penyajian data adalah upaya

menyimpulkan data yang telah melalui proses reduksi.

Penyajian data dilakukan dengan bentuk naratif dan sesekali menyelipkan

kutipan observasi dan dokumentasi di dalamnya (Bogdan dan Biklen, 1992).

Peneliti hanya menggunakan thin description dari dua bentuk deskripsi menurut

Geertz (dalam Miles & Huberman, 1984) yang disebut dengan thick description

dan thin description. Thick description merupakan kutipan langsung dari orang

yang diwawancarai, observasi peneliti, dan dokumen. Thin description adalah

sajian data yang berupa narasi berdasarkan penafsiran peneliti. Melalui cara ini,

45

Page 13: PENERAPAN METODE DEBAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA KELAS XI-IIA3   SMA NEGERI 4 PALANGKA RAYA   MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

uraian dari fenomena yang ditemukan oleh peneliti dapat diringkas agar lebih

mudah diyakini kebenarannya. Setelah data dianalisis terus menerus, dilakukan

penarikan kesimpulan. Empat teknik analisis yaitu reduksi data, penyajian data,

dan penyajian kesimpulan atau verifikasi ini disebut Sutopo (2002:96) sebagai

model analisis interaktif.

GAMBAR 3.1 MODEL ANALISIS INTERAKTIF

1. Penilaian Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Dalam menilai hasil pengamatan aktivitas siswa, peneliti melakukan

enam langkah:

a) Kolabor memberikan penilaian dengan mencantumkan skor 1 untuk

“Sangat Kurang”; skor 2 untuk “Kurang”; skor3 untuk “Cukup”;

skor 4 untuk Baik dan skor 5 untuk “Sangat Baik”;

b) Menghitung jumlah nilai untuk masing-masing aspek;

c) Menghitung rata-rata nilai untuk masing-masing aspek dengan

rumus :

M=Σxn

46

Page 14: PENERAPAN METODE DEBAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA KELAS XI-IIA3   SMA NEGERI 4 PALANGKA RAYA   MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

Keterangan :

Mean = Rata-Rata Aspek Pengamatan

x = Skor Total Masing-Masing Aspek

n = Jumlah siswa

d) Setelah itu, peneliti menghitung nilai perolehan siswa dan nilai akhir siswa dengan menggunakan rumus:

NP=∑ NAP

Keterangan :NP = Nilai Perolehan NAP = Nilai 5 Aspek Pengamatan

NA= NPNM

×100 %

Keterangan :NA = Nilai AkhirNP = Nilai PerolehanNM = Nilai Maksimal

e) Selanjutnya diolah dengan menggunakan rumus persentase menurut Ali, M (2002: 187) sebagai berikut :

P= fn

x100 %

Keterangan :

P = Persentase

f = Frekuensi data

n = Jumlah responden

100%` = Bilangan tetap

f) Menafsirkan nilai persentase dengan menggunakan kriteria yang

dikembangkan oleh Ali, M (2002) yaitu:

TABEL 3.7PENAFSIRAN NILAI PRESENTASE

47

Page 15: PENERAPAN METODE DEBAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA KELAS XI-IIA3   SMA NEGERI 4 PALANGKA RAYA   MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

Penafsiran nilai persentase pada tabel 3.7 ini dilakukan untuk

menafsirkan makna nilai persentase ditinjau dari sudut jumlah

responden. Kemudian, untuk mempermudah menafsirkan makna nilai

persentase terhadap tingkat aktivitas siswa, peneliti menggunakan

patokan yang disusun oleh Djamarah dan Zain, A (2002).

Penggolongan nilai persentase tersebut dapat dilihat pada tabel 3.8 di

bawah ini:

TABEL 3.8 PENGGOLONGAN NILAI PERSENTASE

Persentase Kategori 81%  -  100% Sangat Baik  61%  -  80% Baik    41%  -  60% Cukup Baik  21%  -  40% Kurang Baik  0%  -  20% Sangat Kurang Baik

2. Penilaian Makalah

Penilaian dilakukan dengan memberikan skor berdasarkan bobot

masing-masing aspek. Pada aspek Kebenaran Informasi,  skor 2

diberikan apabila tepat dan 1 apabila tidak tepat. Pada aspek Kesuaian

informasi dengan materi dan referensi Alkitab, skor 3 diberikan apabila

sesuai, 2 apabila cukup sesuai dan 1 apabila Kurang sesuai. Kemudian

48

Penafsiran Nilai Persentase

0 Tidak ada

1% - 5% Hampir tidak ada

6% - 23% Sebagian kecil

24% - 49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51% - 75% Lebih dari setengahnya

76% - 95% Sebagian besar

96% - 99% Hampir seluruhnya

100% Seluruhnya

Page 16: PENERAPAN METODE DEBAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA KELAS XI-IIA3   SMA NEGERI 4 PALANGKA RAYA   MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

pada aspek Sistematika Penyusunan Makalah terdiri dari Pendahuluan,

Pembahasan dan Penutup, skor 3 diberikan apabila sesuai, 2 apabila

cukup sesuai dan 1 apabila Kurang sesuai. Terakhir, pada aspek

Bahasa, skor 3 diberikan apabila bahasa yang digunakan Sangat

komunikatif , 2 apabila Cukup komunikatif dan 1 apabila Kurang

komunikatif. Skor maksimal penulisan makalah ini adalah 11 dan untuk

memperoleh nilai akhir menggunakan rumus nilai akhir di atas.

3. Penilaian Tes Perbuatan (Pertandingan Debat)

Ada dua langkah yang dilakukan dalam menilai kemampuan

beragumentasi siswa dalam pertandingan debat yaitu: a) Perhitungan

Nilai Perolehan Individu diperoleh dari bobot setiap aspek penilaian di

kali dengan skala penilaian atau:

Nilai Perolehan=Bobot x Skala Penilaian

Dengan catatan bahwa skor maksimal adalah 60; b) Perhitungan Nilai

akhir Individu diperoleh dengan rumus:

Nilai Akhir= Total Skorskor maksimal

x100

Nilai maksimal adalah 100; c) Pengitungan Nilai Akhir Tim diperoleh

dengan mencari nilai rata-rata dengan rumus:

Nilai Akhir Tim= Total Nilai AkhirJumlah Pembicara

d) Pemenang pertandingan debat adalah Tim yang memperoleh Nilai

Akhir Tim lebih tinggi dari tim lawannya.

4. Nilai Hasil Belajar

Seperti telah dijelaskan pada bab II bahwa untuk memperoleh nilai akhir

kemampuan beragumentasi siswa, peneliti menggunakan penilaian

pertandingan debat (tes perbuatan) dan penulisan makalah sebagai

langkah awal berdebat (tes menulis) dengan proporsi penilaian 60% dari

performansi berdebat dan 40% dari penilaian makalah. Kemudian, untuk

memberikan gambaran tentang kemampuan beragumentasi siswa

49

Page 17: PENERAPAN METODE DEBAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA KELAS XI-IIA3   SMA NEGERI 4 PALANGKA RAYA   MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

melalui debat secara umum maka peneliti menggunakan kategori pada

tabel 3.9. Kategori ini dikembangkan dengan mempertimbangkan KKM

mata pelajaran adalah 75.

TABEL 3.9PENGGOLONGAN NILAI KOGNITIF

5. Penilaian Hasil Observasi Aktivitas Guru

Penilaian hasil observasi terhadap aktivitas guru dilakukan dengan:

a) Kolabor memberikan penilaian Kolabor memberikan penilaian

dengan mencantumkan skor 1 untuk “Sangat Kurang”; skor 2 untuk

“Kurang”; skor3 untuk “Cukup”; skor 4 untuk Baik dan skor 5

untuk “Sangat Baik”;

b) Menghitung jumlah nilai untuk masing-masing aspek;

c) Menghitung rata-rata nilai untuk masing-masing aspek dengan

rumus rata-rata;

d) Terhadap Hasil observasi terhadap aktivitas guru dianalisis dengan

menghitung total skor perolehan. Selanjutnya, skor tersebut dihitung

dengan rumus:

P=Σx

n . kx 100

Keterangan :

P = Persentase

x = Skor

n = Jumlah Aspek yang dinilai

k = Kriteria skor tertinggi (5)

50

NILAI KATEGORI95 – 100 Sangat Baik85 – 94 Baik75 – 84 Cukup69 – 74 Kurang

≤ 68 Sangat Kurang

Page 18: PENERAPAN METODE DEBAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA KELAS XI-IIA3   SMA NEGERI 4 PALANGKA RAYA   MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

Angka yang diperoleh kemudian dikonsultasikan pada Tabel 3.8.

6. Penilaian Hasil Angket Siswa

a) Kolabor memberikan penilaian Kolabor memberikan penilaian

dengan mencantumkan skor 1 untuk “YA” dan skor 0 untuk

“TIDAK”;

b) Menghitung jumlah nilai untuk masing-masing item pernyataan;

c) Menghitung rata-rata nilai untuk item pernyataan dengan rumus rata-

rata;

d) Menghitung persentase jawaban “YA” dan “TIDAK” dengan rumus

persentase;

e) Menafsirkan nilai persentase dengan menggunakan kriteria yang

dikembangkan oleh Ali, M (2002) pada tabel 3.7.

f) Menafsirkan nilai persentase dengan menggunakan kriteria yang

dikembangkan oleh Djamarah dan Zain, A (2002) pada tabel 3.8.

7. Validitas Data

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan teknik trianggulasi

untuk memvalidasi data penelitian. Menurut Brody dalam Crabtree dan

Miller (1992) triangulasi digolongkan menjadi dua yaitu triangulasi

sumber data dan triangulasi alat pengumpul data. Triangulasi sumber

data dilakukan dengan menanyakan kebenaran informasi yang diterima

dari seorang informan dengan informan lainnya. Triangulasi alat

pengumpul data berarti peneliti membandingkan informasi yang

dikumpulkan dengan teknik tertentu dengan informasi dari teknik

lainnya. Misalnya informasi yang peneliti peroleh dari hasil studi

dokumentasi dibandingkan informasi yang direkam melalui observasi.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data

yang berupa tes perbuatan (pertandingan debat) dan penyusunan

makalah dengan hasil observasi selama kegiatan belajar mengajar

berlangsung dan catatan lapangan.

E. INDIKATOR KEBERHASILANIndikator keberhasilan penelitian ini menyangkut aspek kognitif dan afektif yaitu:

51

Page 19: PENERAPAN METODE DEBAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA KELAS XI-IIA3   SMA NEGERI 4 PALANGKA RAYA   MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

1. Aspek KognitifIndikator keberhasilan jika nilai hasil belajar mencapai KKM = 75 dan nilai ketuntasan klasikal mencapai 85%;

2. Aspek Afektif dilihat dari dua hal yaitu:a. Aktivitas siswa.

Indikator keberhasilan dianggap tercapai jika hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam menerapkan metode debat sama dengan atau lebih dari 75% dan pada kategori “Baik”;.

b. Sikap siswa terhadap melalui angket pembelajaran dengan metode

debat mencapai kategori “Baik”.

F. LANGKAH PENELITIANPenelitian seperti telah dijelaskan terdiri dari dua siklus dengan masing-

masing siklus terdiri dari dua pertemuan. Setiap pertemuan ada 4 tim yang

berhadapan sehingga dalam 4 pertemuan masing-masing tim telah

berpengalaman dua kali bertanding debat. Secara rinci langkah implementasi

tindakan adalah sebagai berikut:

Siklus I Pertemuan 1

a) Guru mengawali dengan apersepsi dan pemberian motivasi dalam

mengikuti pelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran serta

manfaat dari pembelajaran dengan Metode Debat;

b) Tahap berikutnya mempersilahkan moderator mengambil alih kegiatan

dan menjalankan perannya. Kemudian, moderator membuka debat Sesi

Pertama dimana ada 2 tim yang berhadapan, setelah itu memperkenalkan

diri, pembicara dan semua yang terlibat.

c) Moderator memanggil para pembicara satu persatu sesuai gilirannya.

Selama debat berlangsung, petugas pencatata waktu melakukan

mencatatan dan guru mengamati serta memberikan penilaian kepada tiap

pembicara dalam tiap tim.

d) Setelah semua anggota tim debat menjalankan tugasnya, guru

memberikan penilaian lisan terhadap kedua tim.

e) Pada akhir debat moderator mengumumkan pemenang berdasarkan

penilaian guru.

52

Page 20: PENERAPAN METODE DEBAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA KELAS XI-IIA3   SMA NEGERI 4 PALANGKA RAYA   MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

f) Guru, kemudian mempersilahkan moderator mengambil alih kegiatan

dan menjalankan perannya. Kemudian, moderator membuka debat Sesi

Kedua dimana ada 2 tim yang berhadapan, setelah itu memperkenalkan

diri, pembicara dan semua yang terlibat.

g) Moderator memanggil para pembicara satu persatu sesuai gilirannya.

Selama debat berlangsung, petugas pencatata waktu melakukan

mencatatan dan guru mengamati serta memberikan penilaian kepada tiap

pembicara dalam tiap tim.

h) Setelah semua anggota tim debat menjalankan tugasnya, guru

memberikan penilaian lisan terhadap kedua tim.

i) Pada akhir debat moderator mengumumkan pemenang berdasarkan

penilaian guru.

j) Pada akhir pembelajaran guru meluruskan konsep-konsep yang keliru

dan bersama-sama siswa meninjau kembali pembelajaran dan berdoa.

Siklus I Pertemuan 2

a) Guru mengawali dengan apersepsi dan pemberian motivasi dalam

mengikuti pelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran serta

manfaat dari pembelajaran dengan Metode Debat;

b) Tahap berikutnya mempersilahkan moderator mengambil alih kegiatan

dan menjalankan perannya. Kemudian, moderator membuka debat Sesi

Pertama dimana ada 2 tim yang berhadapan, setelah itu memperkenalkan

diri, pembicara dan semua yang terlibat.

c) Moderator memanggil para pembicara satu persatu sesuai gilirannya.

Selama debat berlangsung, petugas pencatata waktu melakukan

mencatatan dan guru mengamati serta memberikan penilaian kepada tiap

pembicara dalam tiap tim.

d) Setelah semua anggota tim debat menjalankan tugasnya, guru

memberikan penilaian lisan terhadap kedua tim.

e) Pada akhir debat moderator mengumumkan pemenang berdasarkan

penilaian guru.

53

Page 21: PENERAPAN METODE DEBAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA KELAS XI-IIA3   SMA NEGERI 4 PALANGKA RAYA   MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

f) Guru, kemudian mempersilahkan moderator mengambil alih kegiatan

dan menjalankan perannya. Kemudian, moderator membuka debat Sesi

Kedua dimana ada 2 tim yang berhadapan, setelah itu memperkenalkan

diri, pembicara dan semua yang terlibat.

g) Moderator memanggil para pembicara satu persatu sesuai gilirannya.

Selama debat berlangsung, petugas pencatata waktu melakukan

mencatatan dan guru mengamati serta memberikan penilaian kepada tiap

pembicara dalam tiap tim.

h) Setelah semua anggota tim debat menjalankan tugasnya, guru

memberikan penilaian lisan terhadap kedua tim.

i) Pada akhir debat moderator mengumumkan pemenang berdasarkan

penilaian guru.

j) Pada akhir pembelajaran guru meluruskan konsep-konsep yang keliru

dan bersama-sama siswa meninjau kembali pembelajaran dan berdoa.

Siklus II Pertemuan 3

a) Guru mengawali dengan apersepsi dan pemberian motivasi dalam

mengikuti pelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran serta

manfaat dari pembelajaran dengan Metode Debat;

b) Tahap berikutnya mempersilahkan moderator mengambil alih kegiatan

dan menjalankan perannya. Kemudian, moderator membuka debat Sesi

Pertama dimana ada 2 tim yang berhadapan, setelah itu memperkenalkan

diri, pembicara dan semua yang terlibat.

c) Moderator memanggil para pembicara satu persatu sesuai gilirannya.

Selama debat berlangsung, petugas pencatata waktu melakukan

mencatatan dan guru mengamati serta memberikan penilaian kepada tiap

pembicara dalam tiap tim.

d) Setelah semua anggota tim debat menjalankan tugasnya, guru

memberikan penilaian lisan terhadap kedua tim.

e) Pada akhir debat moderator mengumumkan pemenang berdasarkan

penilaian guru.

54

Page 22: PENERAPAN METODE DEBAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA KELAS XI-IIA3   SMA NEGERI 4 PALANGKA RAYA   MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

f) Guru, kemudian mempersilahkan moderator mengambil alih kegiatan

dan menjalankan perannya. Kemudian, moderator membuka debat Sesi

Kedua dimana ada 2 tim yang berhadapan, setelah itu memperkenalkan

diri, pembicara dan semua yang terlibat.

g) Moderator memanggil para pembicara satu persatu sesuai gilirannya.

Selama debat berlangsung, petugas pencatata waktu melakukan

mencatatan dan guru mengamati serta memberikan penilaian kepada tiap

pembicara dalam tiap tim.

h) Setelah semua anggota tim debat menjalankan tugasnya, guru

memberikan penilaian lisan terhadap kedua tim.

i) Pada akhir debat moderator mengumumkan pemenang berdasarkan

penilaian guru.

j) Pada akhir pembelajaran guru meluruskan konsep-konsep yang keliru

dan bersama-sama siswa meninjau kembali pembelajaran dan berdoa.

Siklus II Pertemuan 4

a) Guru mengawali dengan apersepsi dan pemberian motivasi dalam

mengikuti pelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran serta

manfaat dari pembelajaran dengan Metode Debat;

b) Tahap berikutnya mempersilahkan moderator mengambil alih kegiatan

dan menjalankan perannya. Kemudian, moderator membuka debat Sesi

Pertama dimana ada 2 tim yang berhadapan, setelah itu memperkenalkan

diri, pembicara dan semua yang terlibat.

c) Moderator memanggil para pembicara satu persatu sesuai gilirannya.

Selama debat berlangsung, petugas pencatata waktu melakukan

mencatatan dan guru mengamati serta memberikan penilaian kepada tiap

pembicara dalam tiap tim.

d) Setelah semua anggota tim debat menjalankan tugasnya, guru

memberikan penilaian lisan terhadap kedua tim.

e) Pada akhir debat moderator mengumumkan pemenang berdasarkan

penilaian guru.

55

Page 23: PENERAPAN METODE DEBAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA KELAS XI-IIA3   SMA NEGERI 4 PALANGKA RAYA   MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

f) Guru, kemudian mempersilahkan moderator mengambil alih kegiatan

dan menjalankan perannya. Kemudian, moderator membuka debat Sesi

Kedua dimana ada 2 tim yang berhadapan, setelah itu memperkenalkan

diri, pembicara dan semua yang terlibat.

g) Moderator memanggil para pembicara satu persatu sesuai gilirannya.

Selama debat berlangsung, petugas pencatata waktu melakukan

mencatatan dan guru mengamati serta memberikan penilaian kepada tiap

pembicara dalam tiap tim.

h) Setelah semua anggota tim debat menjalankan tugasnya, guru

memberikan penilaian lisan terhadap kedua tim.

i) Pada akhir debat moderator mengumumkan pemenang berdasarkan

penilaian guru.

j) Pada akhir pembelajaran guru membagikan angket, kemudian

meluruskan konsep-konsep yang keliru dan bersama-sama siswa

meninjau kembali pembelajaran dan berdoa.

56