penerapan metode syam’iyah-syafawiyah dalam …etheses.uinmataram.ac.id/1550/1/muhammad nawawi...
TRANSCRIPT
PENERAPAN METODE SYAM’IYAH-SYAFAWIYAH DALAM
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA ARAB SISWA
KELAS X A MA NW PRINGGARATA TAHUN PELAJARAN 2017/2018
OLEH
MUHAMMAD NAWAWI
NIM : 15.1.12.2.098
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB (PBA)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
2016/2017
PENERAPAN METODE SYAM’IYAH-SYAFAWIYAH DALAM
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA ARAB SISWA
KELAS X A MA NW PRINGGARATA TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Skripsi
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi
persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
OLEH
MUHAMMAD NAWAWI
NIM : 15.1.12.2.098
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB (PBA)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
2016/2017
PERSETUJUAN
Proposal skripsi Muhammad Nawawi, NIM. 15.1.L2.2.098,yang hrjudul
"Pen€,tapan Metode syam'iyah-syafawiyah dalarn Meningkotkan Keterampilon
Berbicwa Bahasa Arab Siswa l{elas I A luIA ARMHMAH NW Pringgarato
Talail, Pelajoanzu6nalr', telah memenuhi syarat dm disetujui untuk seminr
proposal. Disetujui padatanggal 8 Februari 2017.
Di bawah bimbingan
bing I
Drs.H.Muhammad Achyar.M. Pd. INIP: 1 9540 I 23 198612100 I NIP: I 9700 t 172000121001
r1t
I{OTA I}INAS
fdanrr*se, ?? Bewber" 3SI?
Hel :E$ryary& Skf;BE'iK@Y&"Kt*er t]3}t[]&ffigm
Di-ndamrarU
,{rsrdsw*u sfuffir*pr ffik HS;
disffimikffi d*mgm htmaq ffilsfu melner$ss Bsl*ineru @nlle" fu.k*si B'r**kami herpendapat hahlva skripsi saudara:
I''[ama Maiasiswa : Muhsmmad Nawawr
Nini
Jtrusan,??odi
Judul
I 5r 12?0?8
S I Pendidikan Bahasa Arab
Penerapan. Metod* Syam' iyah-Syafan'iyalr DalarnMe*i*gkatkan Ket+r*mpilan Berbicara Bahasa Arab Siswa
Kelas X A MA NW Pringgarata Kabupaten Lomtrak Tengah
T*hrm Pelajaran }Arc {7*17
Teiah il:lemenahi syaral rmrut diajukan dalam siding manaqa"rr*h skripsi Fakultas
llnru Tarbiyah dan Keguruar LIIN Mataram. Oleh karena itq kami betharap agar
skripsi ini dapat segera dimux*la$ahkan.
W*ssal*ma'ataikaffi Wr. Wb.
MP: t 9540 I 23 19861 2 I SS1 I26I{Xl7{.}t }0t$
PENGESAHAN
Skripsi oleh. Mtrhammad Narvarvi. NIM. 15 I 122098. dengan 1udul. Penerapan Metocle
Svarn'iyah Svafawiyair Dalarn Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Arab Sisrva Kelas
X A MA NW Pringgarata Kabupaten Lornbok Tengah Tahun Pela-jaran 2A1620i7. telah
dipertahankart di depan dervan pengu.jijurusan Pendidikan Bahasa A'ab lrakLritas J-arbiiali ilarr
F.egur lrail uli\ ivraruraril paoa tan$Bai .. . ... .. ..
Dewan Penguji
l. Ketua Sidanp Perlb. I Drs. I-1. M Ach)'ar. Iv{P d INIP: I 95401231 9861 21 001
n:<'/n^/'i ^
2. Sekretaris Sidang/ Pemb. II A Klralakul Khairi. M AgtlIP: I'),- 4A', 2t2r)070 I I 0 | (i
3. Penguji I Dr. S. Ali Jadid Al-ldrus. M.PciNIP: I 97807032007 I 0 I 003
4. Pengu.li II Najamuddrn. M. Hurn
NIP: 19740 1032007 10 1 00 I
/'
1Z3it9%A32008
( . ..)
Keguruan
MOTTO:
مل فمن ة مث قال يع #خي رايره ذر
مل من و ة مث قال يع ا ذر يره شر #
Artinya: Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat Zarrah, niscaya dia
akanmelihat balasannya.
# Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan
melihat balasannya1
1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan,Terjemahan Surat AZ-Zalzalah:7-8 (Surabaya:
Mahkota: 2002).
Persembahan:
Salah satu kebahagian terbesar yang saya rasakan, dengan segala jerih payah,
keringat dan tetesan air mata saya, dan orang-orang yang berperan dalam setiap
perjuangan ini tiada terasa sebagai akhir dari sebuah perjuangan menyelesaikan studi
S 1 . ingin saya ucapkan jutaan terimakasih kepada semua orang yang telah banyak
berjasa dalam perjuangan ini, karya ilmiah sederhana ini saya persembahkan untuk:
1. Ibu dan Ayahanda yg telah banyak berkorban Do’a maupun pundi-pundi
materi demi terselesainya karya ini.
2. Semua keluarga yang senantiasa selalu mendukung, dan mendo’akan setiap
perjalanan kuliahku.
3. Kepada guru-guruku yang telah membimbing, mengajari, dan mengawasi
setiap perkembanganku sehingga dapat menjadi pribadi yang lebih
bertanggung jawab.
4. Kepada seorang perempuan yg telah menemani setiap kesibukan
menyelesaikan skripsi ini.
5. Almamater UIN Mataram
6. Yang terakhir kepada seluruh teman-teman angkatan 2012 kelas C PBA yang
telah menemani perjalanan menempuh jenjang S1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta Alam yang mahapemurah dan pengasih
atas segala limpahan rahmatNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi ini.
Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan alam Nabi Besar kita
Muhammad SAW yang telah membawa banyak sekali perubahan menuju kehidupan
yang lebih relijius dan intelek seperti saat ini.
Penyusunan skripsi yang berjudul ‘’ Penerapan Metode Syam’iyah Syafawiyah
Dalam Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Arab Siswa Kelas X A MA
NW Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran2016/2017 ‘’ dapat
diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk menempuh pendidikan jenjang S 1.
Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya atas
bantuan, bimbingan, dan arahan semua pihak yang berpartisipasi dalam penyusunan
skripsi ini, terutama kepada yang terhormat:
1. Rektor UIN Mataram Prof. Dr, H. Mutawalli
2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram
3. Jurusan Pendidkan Bahsa Arab UIN Mataram
4. Kepala Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, Bpk. Dr. H. Fathul Maujud, MA
5. Bpk. Drs. H. Muhammad Achyar, M.Pd.I selaku dosen pembimbing I dan
Bpk. A. Khalakul Khairi, M.Ag selaku pembimbing II, yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan, dan mengawasi dalam
proses penyelesaian skripsi ini.
6. Bpk. Drs. H. Lalu Ahmad Busyairi, MA selaku dosen wali kelas C PBA
angkatan 2012.
7. Bpk. Junaidi Akhmad, S.Pd.I, M.Pd selaku kepala Madrasah MA NW
Pringgarata dan seluruh staf yang telah membantu dan kesempatan untuk
meneliti sehingga terselesainya penelitian ini.
Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih belum sempurna, oleh karena
itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata,penulis sampaikan terimakasih, semoga skripsi
ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua, Amin.
Mataram, 29 Desember 2017
Penyusun,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... ii
NOTA DINAS ....................................................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................ v
PENGESAHAN PEMBIMBING........................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ vii
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................. viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
ABSTRAK ............................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Sasaran Tindakan ...................................................................................... 5
C. Rumusan Masalah..................................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ................................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................. 8
A. Metode Syam’iyah-Syafawiyah ............................................................... 8
1. Pengertian Metode ............................................................................... 8
2. Metode Syam’iyah-Syafawiyah .......................................................... 9
3. Latar Belakang Munculnya Metode Syam’iyah-Syafawiyah ............. 11
4. Dasar-Dasar Metode Syam’iyah-Syafawiyah ...................................... 11
5. Langkah-Langkah Metode Syam’iyah-Syafawiyah ............................ 13
6. Keunggulan dan Kelemahan Metode Syam’iyah-Syafawiyah ........... 17
B. Keterampilan Berbicara Bahasa Arab .................................................... 19
C. 1. Pengertian keterampilan ...................................................................... 19
D. 2. Pengertian berbicara ............................................................................ 21
E. Hipotesis Tindakan ................................................................................. 25
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................... 26
A. Setting Penelitian ....................................................................................... 26
B. Sasaran Penelitian ...................................................................................... 26
C. Rencana Tindakan ...................................................................................... 27
D. Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya ................................................. 29
1. Lembar Observasi ................................................................................. 30
a. Indikator Siswa ................................................................................ 30
b. Indikator Guru ................................................................................. 31
2. Tes Hasil Belajar .................................................................................. 31
3. Pelaksanaan Tindakan ........................................................................... 31
a. Kegiatan Awal ................................................................................ 32
b. Kegiatan Inti ................................................................................... 32
c. Kegiatan Akhir ............................................................................... 33
4. Observasi (Cara Pengamatan Monitoring) .......................................... 33
5. Analisis Data dan Refleksi ................................................................. 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 36
A. Deskripsi Setting Penelitian ....................................................................... 36
1. Profil MA NW Pringgarata ............................................................... 36
2. Keadaan Siswa MA NW Pringgarata .............................................. 37
3. Keadaan Kepala Sekolah, Guru, dan Staf ......................................... 38
4. Keadaan Sarana dan Prasarana.......................................................... 40
B. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus ....................................................... 41
1. Pelaksanaan Siklus I .......................................................................... 41
a. Perencanaan Tindakan ................................................................ 41
b. Pelaksanaan Tindakan ................................................................. 41
c. Pengamatan ................................................................................. 42
d. Hasil Evaluasi.............................................................................. 44
e. Refleksi ....................................................................................... 46
2. Pelaksanaan Siklus II ........................................................................... 48
a. Perencanaan Tindakan ................................................................ 48
b. Pelaksanaan Tindakan ................................................................. 48
c. Pengamatan ................................................................................. 49
d. Hasil Evaluasi.............................................................................. 51
e. Refleksi ....................................................................................... 52
C. Pembahasan ................................................................................................ 53
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 55
A. Simpulan .................................................................................................... 55
B. Saran-Saran ................................................................................................ 58
DAFTAR ISI ................................................................................................... 60
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...............................................................................
ABSTRAK
PENERAPAN METODE SYAM’IYAH-SYAFAWIYAH DALAM
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA ARAB SISWA
KELAS X A MA NW PRINGGARATA TAHUN PELAJARAN 2016/2017
MUHAMMAD NAWAWI
151122098
Pelajaran bahasa Arab diajarkan di madrasah berfungsi sebagai bahasa agama
dan ilmu pengetahuan di samping sebagai alat komunikasi, oleh karena itu pelajaran
bahasa Arab di madrasah aliyah meruoakan bagian dari mata pelajaran yang yang
tidak dipisahkan dengan mata pelajaran agama Islam sebagai suatu keseluruhan. Dari
hasil observasi awal yang peneliti temukan di MA NW Pringgarata adalah penerapan
metode Syam’iyah-Syafawiyah yang banyak mempengaruhi siswa dalam proses
pembelajaran terutama dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas X A
MA NW Pringgarata dengan menerapkan metode Syam’iyah-Syafawiyah yang
memfokuskan pada pendengaran dan pelafalan yang membuat siswa dalam
pembelajaran menjadi lebih efektif, tetapi masih ada siswa yang kurang semangat
dalam proses pembelajaran bahasa Arab itu sendiri dikarenakan keterbatasannya
pengetahuan dan pengalaman dalam berbahasa sehingga minat masih minim, dengan
demikian peneliti menerapkan metode Syam’iyah-Syafawiyah tersebut. Metode
Syam’iyah-Syafawiyah memotivasi siswa supaya semangat belajar bahsa Arab,
karena metode Syam’iyah-Syafawiyah itu sendiri memfokuskan pada drill atau
latihan yang memungkinkan siswa dapat dengan mudah dan cepat dalam proses
pembelajaran sebuah bahasa dan lebih semangat dalam proses penyampaian materi.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus, tiap
siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun tujuan
penerapan metode ini adalah untuk meningkatkan keterampilan berbahasa Arab siswa
kelas X A MA NW Pringgarata. Teknik pengumpulan data yang digunakan antara
lain: lembar observasi, dan tes hasil belajar. Hasil penelitian ini menunjukan hasil
evaluasi siswa meningkat, hal ini dilihat dari nilai rata-rata pada tiap siklus I, yaitu
65, 5 dengan ketuntasan klasikal sebesar 53%. Pada siklus II rata-rata 78,8 yaitu
dengan ketuntasan klasikal 88% yang berarti tuntas, dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa penerapan metode Syam’iyah-Syafawiyah dapat meningkatkan
keterampilan berbicara bahasa Arab siswa kelas X A MA NW Pringgarata tahun
2016/2017. Kata kunci : Metode, Syam’iyah-Syafawiyah, Keterampilan berbicara
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat
menuntut bangsa Indonesia mengejar ketertinggalannya dari bangsabangsa yang
terlebih dahulu menguasainya. Salah satu cara untuk menyerap ilmu pengetahuan
dan teknologi adalah dengan menguasai bahasa asing. Dengan belajar bahasa
Arab Fusaha seseorang dapat memahami dan menguasai bahasa Arab Amiyah,
karena amiyah berakar dari bahasa fusaha dengan berbagai modifikasi dan
perubahan, seperti perluasan atau penyempitan makna dan lain sebagainya.1
Bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia untuk menyampaikan
maksud dan tujuan serta pikiran. Sebagai alat komunikasi, bahasa tidak mungkin
terpisah dari manusia dan merupakan hal yang sangat penting di dalam
kehidupannya. Karena tanpa bahasa, manusia akan kesulitan dalam
berkomunuikasi, karena bahasa termasuk dalam ranah kebutuahan yang pokok
dalam kehidupan manusia.
Berbicara mengenai bahasa, dikenal adanya bahasa kedua atau bahasa
asing di samping bahasa ibu. Bahasa asing ini biasanya tidak semua orang mampu
berbicara menggunakan bahasa asing tersebut. Bahasa asing sering dipelajari atau
diajarkan di lembaga-lembaga baik formal maupun non formal, salah satu bahasa
asing yang peneliti maksud adalah bahasa Arab.
1 Abdullah al-Gali, Menyusun Buku Ajar Bahasa Arab,(Padang, Akademia
Permata 2012),hal.20
2
Berbicara mengenai bahasa Arab memiliki berbagai keistimewaan yang
terkandung di dalamnya dibandingkan dengan bahasa-bahasa lain, karena bahasa
Arab memiliki nilai sastra yang tinggi, akan tetapi bahasa Arab juga dipakai
dalam bahasa kitab suci umat Islam yaitu Al-Qur’an. Sementara wahyu Allah itu
menggunakan medium bahasa Arab karena Nabi Muhammad Saw adalah seorang
Arab, namun kitab suci yang mengandung wahyu itu tetap merupakan petunjuk
dan obat bagi mereka yang beriman, lepas dari bahasa yang digunakan di
dalamnya.
Penerapan metode pengajaran tidak akan berjalan dengan efektif dan
efesien sebagai metode pengantar materi pengajaran bila penerapannya tanpa
didasari dengan pengetahuan yang memadai tentang metode itu sendiri.
Bahkan metode bisa juga akan menjadi penghambat bila dalam proses
penerapannya salah digunakan atau diaplikasikan.
Untuk pola pembelajaran bahasa Arab yang masih klasik nampaknya
masih cukup mewarnai kegiatan pengajaran bahasa Arab di Madrasah, karena
itu guru-guru bahasa Arab tidak terlalu ingin direpotkan dengan
memanfaatkan media atau metode yang akan digunakannya, padahal jika
mereka mempunyai kreatifitas maka dapat mengelola kelas dengan baik dan
sesuai dengan yang diharapkan.
Manusia tumbuh dan berkembang dari bayi yang tak berdaya dengan
segala kebutuhannya bergantung pada orang lain dalam menyesuaikan dirinya,
3
dari yang sederhana hingga yang sulit dan kompleks dapat ia sesuaikan tergantung
pada kondisi dan lingkungan dimana ia berada.2
Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada
setiap individu ataupun kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi
tahu. Sedangkan proses belajar mengajar adalah kegiatan yang di dalamnya ada
aktivitas siswa belajar dan guru mengajar dalam konteks interaktif, dan terjadi
interaksi edukatif, sehingga terdapat perubahan dalam diri siswa tersebut baik
pada tingkat pengetahuan, pemahaman, keterampilan serta sikapnya.
Dalam setiap pengajaran tentu ada istilah pendekatan, metode dan
teknik, begitu juga pada pengajaran bahasa Arab, ada pendekatan yang di dalam
bahasa Arab disebut madkhal, metode disebut thariqah, dan teknik disebut uslub.
Adapun pendekatan atau madkhal dijelaskan oleh Edward antoniy
sebagai seperangkat asumsi yang berkenaan dengan hakikat bahasa dan
belajar-mengajar bahasa. Metode atau thariqah adalah rencana
menyeluruh penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan
yang ditentukan, sedangkan teknik adalah kegiatan spesifik yang
diimplementasikan dalam kelas, selaras dengan metode dan pendekatan
yang telah dipilih. dengan demikian pendekatan bersifat aksiomatis,
metode bersifat procedural, dan teknik bersifat operasional.3
Dari pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa ketiga pengertian
tersebut memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan tujuan pengajaran bahasa,
oleh karena itu tujuan pengajaran suatu bahasa, haruslah dirumuskan sedemikian
rupa agar arah yang akan dituju tepat mengenai sasaran.
Pengajaran bahasa Arab memiliki tujuan tersendiri dalam pelaksanaannya, adapun
tujuan dari pengajaran bahasa Arab di antaranya yaitu:
2S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta;PT
Bumi Aksara,2013), hal. 131. 3Fathur Rohman, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Malang: Madani, 2015),
hal.33-34
4
1. Memberikan kefahaman pada peserta didik, khususnya peserta didik
tingkat atas bahwa bahasa adalah ungkapan makna dan fikiran, kata-
kata itu tidak memiliki arti apa-apa, kecuali jika memiliki tujuan.
Pembelajaran bahasa Arab itu sangat efektif untuk mengembangkan
kemampuan berfikir dan kreatifitas dalam diri peserta didik.
2. Peserta didik dapat membaca teks dengan lancar dan dapat
memahaminya dengan benar.
3. Menumbuhkan keterampilan dan kemampuan peserta didik dalam
berdiskusi, mengungkapkan fikirannya, pendapat-pendapatnya,
mengutarakan kalimat-kalima, berpidato dan menulis makalah-
makalah.
4. Peserta didik mampu memahami kalimat ketika dia sedang membaca
al-Qur’an dan ketika melantunkan sebuah sya’ir.4
Sejatinya dalam mencapai tujuan setiap pelaksanaan pembelajaran, tentu
ada permasalahan atau faktor-faktor yang menghambat keberhasilannya, seperti
metode yang tidak terlaksana atau belum tuntas, faktor siswa yang kurang fokus
mengikuti pelajaran, ruang kelas dan media pembelajaran yang kurang memadai,
serta banyak lagi faktor-faktor yang menghambat.
Metode seringkali menjadi sorotan ketika suatu pembelajaran tertentu
mengalami peningkatan maupun penurunan atau berhasil dan tidaknya, guru yang
mampu mengaplikasikan metodenya dengan baik, efektif serta kreatif maka akan
mendapatkan hasil yang baik di dalam pembelajarannya, begitujuga sebaliknya,
guru yang kurang terampil menggunakan metodenya dengan baik maka
hasilnyapun akan cenderung tidak sempurna.
Pembelajaran bahasa Arab melibatkan banyak unsur yang saling berkaitan
dalam menentukan keberhasilan pada proses pembelajaran. Unsur-unsur tersebut
adalah guru, siswa, kurikulum, pengajaran, evaluasi dan lingkungan. Siswa
sebagai subjek sangat berperan dalam keberhasilan proses belajar mengajar.
4Ibid,h.28, 29.
5
Metode yang digunakan juga sangat berperan dalam menentukan keberhasilan
suatu proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti dalam proses
pembelajaran bahasa Arab di MA NW Pringgarata, menemukan bahwa tidak
sesuainya antara metode yang digunakan dengan tujuan yang ingin dicapai.
Metode yang digunakan adalah metode ceramah dan satu arah, sedangkan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai adalah membuat siswa terampil dalam berbicara
dengan menggunakan bahasa Arab.5 Seharusnya metode yang paling tepat
digunakan untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa adalah metode
Syam’iyah Syafawiyah (Audiolingual) atau metode Mubasyiroh (Metode
Lansung), kedua metode tersebut masing-masing memiliki tujuan untuk
meningkatkan keterampilan berbicara.
Terkait dengan permasalahan di atas, peneliti ingin menawarkan sebuah
formula untuk meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab dengan
melakukan penelitian tindakan kelas pada madrasah tersebut dengan judul “
Penerapan Metode Syam’iyah Syafawiyah dalam Meningkatkan Keterampilan
Berbicara Bahasa Arab Siswa Kelas X A MA NW Pringgarata Tahun Pelajaran
2016/2017 ”
B. SASARAN TINDAKAN
Sasaran tindakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X A MA NW
Pringgarata tahun pelajaran 2016/2017.
5Observasi,Madrasah., 12 April 2016
6
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian tindakan ini adalah:
1. Bagaimana penerapan metode Syam’iyah-Syafawiyah pada mata pelajaran
Bahasa Arab di kelas 1 MA NW Pringgarata Tahun pelajaran 2016/2017?
2. Adakah peningkatan ketarampiilan berbicara bahasa Arab siswa kelas X A
MA NW Pringgarata Tahun pelajaran 2016/2017 setelah diterapkan metode
Syam’iyah-syafawiyah?
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitiantindakan ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode Syam’iyah-Syafawiyah
pada mata pelajaran Bahasa Arabsiswa kelas X A MA NW Pringgarata
Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017.
2. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan berbicara bahasa Arab siswa
kelas X A MA NW Pringgarata Tahun Pelajaran 2016/2017 setelah
diterapkan metode Syam’iyah-syafawiyah.
E. MANFAAT PENELITIAN
Dengan terungkapnya beberapa masalah tentang penerapan metode
syam’iyah-syafawiyah ini diharapkan agar berguna dan bermanfaat secara teoritis
maupun praktis.
7
1. Manfaat teoritis
Sebagai tambahan khazanah ilmu pengetahuan, serta dapat mengetahui
penerapan metode syam’iyah-syafawiyah sebagai metode yang efektif dalam
mengembangan keterampilan berbahasa Arab, dan juga tidak hanya itu, nantinya
ini akan memberikan gambaran kepada lembaga untuk menyediakan sarana untuk
menunjang terlaksananya pembelajaran dengan metode tersebut.
2. Manfaat praktis
Sedangkan secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
a. Siswa
Dalam proses pembelajaran peserta didik akan termotivasi untuk belajar,
ini dikarenakan penerapan metode mengajar yang tidak monoton. Sehingga
pembelajaran yang tadinya dirasa sulit akan menjadi lebih mudah jika konsep
pembelajaran guru dilakukan dengan menerapkan metode tersebut.
b. Guru
Dengan hasil penelitian tersebut, guru dapat mengembangkan strategi dan
metode mengajarnya dengan menerapkan metode syam’iyah-syafawiyah untuk
meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Arab siswa.
c. Sekolah
Penelitian ini diharapkan memberikan sejumlah pengetahuan dan informasi
tentang penerapan metode syam’iyah-syafawiyah dalam meningkatkan
8
keterampilan berbicara bahasa Arab siswa kelas X A MA NW Pringgarata
Kecamatan Pringgarata Lombok tengah Tahun 2016/2017.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Syamiyah-Syafawiyah
1. Pengertian Metode
Secara etimologi, istilah metode atau metodologi berasal dari
bahasa yunani, yakni dari kata Metodos yang berarti cara atau jalan.
Sedangkan secara terminologi, metode adalah cara yang digunakan
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.
Menurut J.R. David dalam Teaching Strategies for College Class Room
(1997) menyebutkan bahwa method is a way in achieving something
(cara untuk mencapai sesuatu).6
Sedangkan menurut Abd al-Raziq, metode adalah tingkat perencanaan
program yang bersifat menyeluruh yang berhubungan erat dengan langkah-
langkah penyampaian materi pelajaran secara procedural, tidak saling
bertentangan dengan pendekatan.7
Ketiga hal antara pendekatan, metode , dan teknik memang saling
berkaitan satu sama lain. Pendekatan bersifat aksiomatis, yaitu seperti
seperangkat asumsi yang berkenaan dengan hakikat bahasa dan belajar
mengajar bahasa. Adapun Metode bersifat prosedural, yaitu perencanaan
menyeluruh penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan
yang telah ditentukan. Sedangkan Teknik bersifat operasional, yaitu
kegiatan spesifik yang diimpelementasikan di dalam kelas.8
Namun dalam hal ini peneliti menitik beratkan pembahasan pada metode
saja,karena metode mengajar adalah cara yang digunakan oleh gurudalam
6Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2014), hal. 193
7Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung, PT Remaja
Rosdakarya), hal.168. 8 Fathur Rohman, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Malang: Madani, 2015),hal,
132.
9
mengadakan hubungan dengan peserta didik. Oleh karena itu, semakin mantap
metode yang digunakan maka semakin efektif dan efisien kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan guru dan siswa di dalam kelas.
Adapun sebuah metode yang akan diterapkan, tentu ada acuan-acuan
yang harus dijadikan sebagai sebuah pedoman, di antaranya sebagai berikut:
a. Metode yang akan diterapkan harus sesuai dengan kondisi peserta
didik, tingkat pertumbuhan akalnya, aspek-aspek sosialnya, aspek
ekonomi, dan lingkungan tempat peserta didik tersebut tinggal.
b. Metode itu harus mengikuti kaidah-kaidah umum yang dapat
digunakan oleh seorang guru sebagai pembimbing dan petunjuk
dalam menyelesaikan problematika pembelajaran dan
memprediksinya, misalnya berangsur-angsur dari yang mudah menuju
yang sulit, dari yangsederhana menuju yang kompleks, dari yang jelas
menuju yang abstrak, dari yang abstrak mmenuju yang masuk akal.
c. Harus mampu mengakomodir perbedaan pribadi peserta didik di
kelas, karena peserta didik itu memiliki kemampuan yang berbeda-
beda, pribadi yang berbeda-beda, prilaku yang berbeda, kecerdasan
yang berbeda, kekuatan fisik yang berbeda tetapi usia mereka
cenderung sama. Faktor perbedaannya itu lebih banyak dibandingkan
dengan kesamaanya.9
2. Metode Syam’iyah-Syafawiyah
Konsep dasar dari metode Syam’iyah Syafawiyah menyangkut
pada dua pendekatan teori yang mendasari pengajaran bahasa, sebagai
mana kita ketahui, yaitu teori tata bahasa tradisional dan struktural.
Keduanya memiliki pandangan yang saling berbeda dalam hal tata
bahasa. Teori tradisional meyakini adanya tata bahasa yang semesta,
sedangkan teori struktural meyakini bahwa struktur bahasa-bahasa di
dunia tidak sama; menurut teori tradisional bahasa yang baik dan benar
adalah menurut para ahli bahasa (dalam istilah linguistik disebut
preskriptif), sedangkan menurut teori struktural yang baik dan benar
adalah yang digunakan oleh penutur asli (dalam linguistik deskriptif).
Dengan demikian pendekatan struktural melihat struktur bahasa
sebagai focus perhatian. Struktur bahasa dalam hal ini dianggap sama
dengan pola-pola kalimat. Pandangan ini bertolak belakang dengan
pendekatan tradisional yang memandang sebaliknya.
9 Ibid, hal, 35.
10
Metode Syam’iyah Syafawiyah disebut juga dengan Audiolingual
adalah metode yang mendasarkan diri pada pendekatan struktural dalam
pengajaran bahasa. Sebagai implikasinya metode ini menekankan
penelaahan dan pendeskripsian suatu bahasa yang dipelajari dengan
memulainya dari sistem bunyi (fonologi), kemudian sistem pembentukan
kata (morfologi), dan sistem pembentukan kalimat (sintaksis). Karena
menyangkut struktur bahasa secara keseluruhan, maka dalam hal ini juga
ditekankan system tekan nada dan lain-lain.
Selanjutnya drill ialah suatu teknik pengajaran bahasa yang
digunakan oleh setiap guru bahasa pada suatu waktu untuk memaksa
pelajar mengulang dan mengucapkan suatu pola kalimat dengan baik
tanpa kesalahan. Melakukan drill dengan konsisten akan menghasilkan
kebiasaan yang baik dalam berbahasa10
Bisa dilihat bahwa metode ini menuntut pelajar untuk aktif, komunikatif
dalam mempelajari bahasa yang akan dipelajari.
Syam’iyah-Syafawiyah atau Audio Lingual juga hampir sama dengan metode
langsung yang muncul pada abad ke-19 akibat ketidakpuasan terhadap hasil
pembelajaran bahasa Arab, di samping merupakan reaksi dari kelemahan metode
gramatika-tarjamah yang berasumsi bahwa gramatika merupakan bagian dari
falsafat dan logika, sehingga belajar bahasa apa pun, termasuk belajar bahasa
Arab dapat memperkuatkemampuan berfikir logis, memecahkan masalah, dan
menguatkat hafalan.11
Konteks ini tentunya bertentangan dengan asumsi metode
Syam’iyah-Syafawiyah, yaitu proses pembelajaran bahasa Arab sama dengan
pembelajaran bahasa ibu, artinya penguasaan bahasa harus diakukan secara
langsung dan intensif dalam berkomunikasi melalui mendengar dan berbicara.
Oleh karena itu siswa harus dibisaakan untuk berkominikasi dengan bahasa
sasaran (Arab), dan sebisa mungkin penggunaan bahasa ibu ditiadakan, sedangkan
keterampilan membaca dan menulis dapat dikembangkan kemudian.
10
Acep Hermawan, hal, 185 11
Zulhannan, Teknik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif, (Jakarta:Rajagrafindo
Persada, 2014), hal. 36.
11
3. Latar Belakang Munculnya Metode Syam’iyah-syafawiyah
Saat perang dunia kedua tentara Amerika banyak yang ditangkap
karena mereka tidak mampu berbicara bahasa asing dengan cukup lancar,
khususnya bahasa-bahasa bangsa asing Asia. Seperti Vietnam dan Korea.
Ketika itu belum ada lembaga pembelajaran yang khusus mempelajari
bahasa-bahasa yang sangat penting untuk digunakan dalam peperangan.
Tentara Amerika berusaha meminta bantuan kepada para pakar bahasa
aliran struktural untuk menyusun kurikulum dalam mengatasi masalah
tersebut. Sejak itu pemerintah Amerika mewajibkan universitas-universitas
yang ada di Amerika untuk mengembangkan program pembelajaran
bahasa asing bagi para tentara Amerika, maka muncullah program khusus
latihan berbahasa bagi para tentara pada tahun 1942 yang dikenal dengan
nama ASTP.
Program ini dimulai dengan menggunakan metode audio lingual
dalam pembelajaran bahasa asing. Pada awal tahun 1943 jumlah
universitas yang melaksanakan program pembelajaran bahasa asing
mencapai 55 universitas.12
Tujuan dari program ini adalah menjadikan
para peserta didik mampu berbicara dengan menggunakan sejumlah
bahasa asing. Karena buku-buku bahasa asing lama yang ada di Amerika
Serikat belum mampu merealisasikan tujuan itu, para ahli bahasa seperti
Leonard Bloompit di universitas Yil yang sebelumnya telah
mengembangkan program-progaram pembelajaran bahasa terdesak untuk
merancang program baru untuk merealisasikan tujuan tersebut. Cara yang
digunakan oleh Bloompit dan kawan-kawannya bisaanya disebut dengan
“Thaariqoh mukhbir”, yaitu mereka menggunakan penutur asli bahasa
asing sebagai sumber belajar ungkapan-ungkapan, kalimat-kalimat dan
lafadh-lafadh untuk ditirukan.13
4. Dasar-dasar Metode Syam’iyah-syafawiyah
Pada dasarnya bahasa adalah percakapan yang diucapkan kemudian direkam
dalam sebuah tulisan, maka menurut teori struktural;
Pertama-tama kita mulai dengan mengucapkan dan menirukan,
karena jika kita memulai dengan menulis dan membaca maka
12
Fathur Rohman,), hal.164. 13
Ibid, hal.164
12
kemampuan peserta didik dalam berbicara akan terabaikan sebab ada
beberapa perbedaan yang jelas antara pengejaan kata dengan
pengucapannya, peserta didik juga akan berusaha membisaakan
mengucapkan huruf-huruf yang ditulis dengan akhiran bunyi yang
dimiliki oleh suatu bangsa, dan pembelajaran bahasa akan berakhir pada
pengucapan yang tidak benar dan tidak sesuai dengan intonasi bahasa
asing.14
Kemudian, jika kita bertanya kepada setiap orang yang mampu
berbicara,menulis dan membaca bahasa Arab dengan baik dari sisi nahwu dan
sharafnya, maka kita tidak akan mendapatinya sebagai orang yang faham betul
tentang kaidah bahasa tersbut, serta maksud, benarnya penggunaan suatu bahasa
tidak bergantung pada pemahaman kaidah yang mendalam. Jadi bahasa menurut
pandangan para ahli bahasa struktural dan teori-teori ilmu psikologi behavioristik
adalah makhluk hidup bisa menguasai kebisaaan-kebisaaan darilingkungan
sekitarnya, jadi pengajar bahasa tidak mengarahkan pikiran peserta didik pada
kaidah-kaidah, pengecualian-pengecualian, daftar kosakata, dan tashrifan, tetapi
lebih menekankan pada menyuruh pesertta didik untuk mengulang-ulang contoh
yang disampaikan. Jadi yang diperlukan peserta didik untuk memahami bahasa
yaitu dengan banyak mengulang contoh dan tidak terikat pada kaidah-kaidah,
karena dengan contoh yang diberikan guru nantinya peserta didik dengan alami
akan memahami kaidah seiring berlansungnya proses pembelajaran. Belajar
bahasa asing dengan menggunakan metode audio lingual sama halnya dengan
mempelajari bahasa ibu, mulai dari mendengarkan lalu menirukan, kemudian
membaca dan menulis. Dari sudah jelas bahawa metode audio lingual sangat
bertentangan dengan metode gerammar and translation.
14
Ibid, hal, 167
13
Belajar akan keterampilan bahasa itu harus bertahap waktunya yaitu mulai
daari mendengarkan, mengucapkan, membaca kemudian menulis. Lama tidaknya
waktu belajar ditentukan oleh kemampuan peserta didik dan keikutsertaan mereka
dalam setiap jenjang.15
Penilaian guru pada kemampuan peserta didik mengacu
pada kemampuan peserta didik pada jenjang sebelumnya, kareena sebab inilah
disebut metode audio lingual. Pembelajaran mendengarkan dan berbicara lebih
diutamakan sebelum mempelajari keterampilan bahasa yang lain.
Syam’iyah-syafawiyah (Mendengar dan Mengucapkan). Metode ini
mengutamakan ear training dan speak trainig yaitucara menyajikan pelajaran
bahasa asing melalui latihan-latihan mendengarkan kemudian diikuti dengan
latihan-latihan mengucapkan kata-kata dan kalimat dalam bahasa asing yang
dipelajari.16
Metode syam’iyah-syafawiyah/ audiolingual dan bisaa juga disebut Aural
oral, memiliiki tujuan yang lebih dominan untuk mengembangkan kecakapan
berbahasa secara komunikatif/ berbicara atau berkomunikasi.
5. Langkah-langkah Metode Syam’iyah-syafawiyah
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan pengajar/guru dalam menerapkan
metode syam’iyah-syafawiyah tersebut, di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Pendahuluan, memuat beberapa hal yang berkaitan dengan materi
yang akan disajikan baik berupa apersepsi, atau tes awal tentang
materi, atau yang lainnya.
b. Guru memberikan materi berupa dialog-dialog pendek yang rilek,
dengan bahasa yang biasa digunakan sehari-hari secara berulang-
15Ibid, hal,168
16Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung; Humaniora, 2011), hal, 91
14
ulang. Materi ini mula-mula disajikan secara lisan dengan gerakan-
gerakan, isyarat-isyarat, dramatisasi-dramatisasi atau dengan
gambar-gambar.
c. Pelajar diarahkan untuk disiplin menyimak dialog-dialog tersebut,
lalu menirukan dialog-dialog yang disajikan hingga lancar.
d. Para pelajar dibimbing untuk menerapkan dialog-dialog tersebut
dengan teman-temannya secara bergiliran.
e. Struktur/ tata bahasa diberikan bukan dengan menganalisa nahwu,
melainkan dengan memberikan contoh-contoh secara lisan yang
sedapat mungkin menarik perhatian pelajar untuk mengambil
kesimpulan-kesimpulan sendiri.
f. Sebagai penutup, jika diperlukan, evaluasi akhir berupa peranyaan-
pertanyaan dialog yang harus dijawab oleh pelajar sebagai mana
pola-pola dialog yang telah dipelajari sebelumnya.17
Untuk mengaplikasikan metode audiolingual dalam pengajaran bahasa
asing, dalam hal ini bahasa Arab, kita perlu melihat konsep dasar dari metode
tersebut. Langkah-langkah diatas hanya sebagian saja dari beberapa langkah-
langkah penerapannya, bisa saja guru/ pengajar menyusun langkah-langkah
pengaplikasiannya dengan cara yang berbeda, asalkan tidak bertolak belakang
dengan lonsep dasar metode tersebut.
Agar lebih optimal dalam mengaplikasikan metode syam’iyah-syafawiyah,
bisa juga digunakan langkah sebagai berikut.
a. Pendidik sebisa mungkin membawa siswa ke alam nyata agar dapat dengan
mudah memperagakan, atau menunjukan benda-benda yang berkaitan dengan
materi yang disajikan, misalnya:
أ :ما هذا؟
17
Acep Hermawan, hal, 182.
15
هذا كتاب!ب :
ما هذه؟أ :
هذه صورة!ب :
b. Pendidik memberikan perhatian besar dalam konteks penyajian materi secara
lisan, khususnya pada tahap-tahapan awal pembelajaran.
c. Latihan berikutnya pendidik menampilkan teks dan mendiskusikannya
secara lisan, sebelum memerintahkan peserta didik untuk membaca.
d. Untuk lebih membuat peserta didik tertarik mengkomunikasikan bahasa
Arab, guru bisa menampilkan materi- materi terkait yang mengandung
pemahaman budaya Arab.18
Ketika mengucapkan kata kitabun guru sambil menunjuk ke salah satu
media yang mirip atau semacam dengan buku atau kitab, begitu juga ketika
menggunakan kata surotun, guru dapat menunjuk ke salah satu gambar atau
lukisan. Selanjutnya bisa dikembangkan secara bertahap, mulai dari dialog yang
mudah seperti yang di atas hingga ke yang lebih sulit dan konferhensif.
Meskipun namanya syam’iyah-syafawiyah/ mendengar dan mengucapkan,
metode ini juga perlu diperhatikan mengenai struktur/ tatabahasanya, akan tetapi
tidak dalam bentuk menganalisa nahwu, melainkan memberikan contoh-contoh
dan penjelasan secara lisan sambil menunjukan bentuk tata bahasa tersebut,
misalnya seperti هذا كتاب,kemudian dijelaskan sambil ditunjukkan tanpa
18 Zulhannan, hal.38.
16
mengharuskan siswa untuk menghafalnya. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi
kesalahan pada struktur bahasa ketika berkomunikasi, karena terbiasa
menggunakan bahasa ibu, cenderung membuat struktur bahasa Asing yang
dipelajari terpengaruhi oleh struktur bahasa ibu yang biasa digunakan.
Dari langkah-langkah di atas, peneliti menyusunnya dalam penyajian
ketika pembelajaran dengan metode Syam’iyah Syafawiyah dilakukan ketika di
dalam kelas:
a. Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam sebagai pembuka kegiatan belajar mengajar.
2. Guru menanyakan kabar siswa dengan mengabsen siswa.
3. Guru terlebih dahulu menyampaikan pokok-pokok yang akan dibahas
selama jam pelajaran sebagai sebuah stimulus agar siswa merespon dan
semakin siap mengikuti pelajaran.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan
memotivasi siswa.
b. Kegiatan inti
1. Guru memberikan materi berupa dialog-dialog pendek yang rilek
dengan bahasa yang biasa digunakan sehari-hari secara berulang-ulang.
Materi ini mula-mula disajikan secara lisan dengan gerakan-gerakan,
isyarat-isyarat, dramatisasi maupun gambar-gambar.
2. Pelajar diarahkan untuk disiplin menyimak dialog-dialog tersebut.
17
3. Setelah beberapa kali guru memperdengarkan dialog-dialog, kemudian
guru mengarahkan siswa untuk mengulang atau mengucapkan apa yang
telah diucapkan oleh guru.
4. Kemudian setelah siswa dianggap bisa, guru kembali mengarahkan
siswa untuk mempraktekannya dengan teman-temannya, secara terus
menerus, baru kemudian setelah tahap praktek suadah terbiasa, maka
akan dilanjutkan ke dialog-dialog dan pola kalimat yang lebih sulit.
c. Kegiatan akhir
1. Sebagai penutup, jika perlu dilakukan evaluasi akhir berupa pertanyaan-
pertanyaan dialog yang dilontarkan kepada siswa kemudian siswa harus
menjawabnya.
2. Guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan.
3. Guru menutup pelajaran sambil mengingatkan kepada siswa tentang
materi yang akan diajarkan selanjutnya.
Dari langkah-langkah di atas peserta didik akan terbiasa mendengarkan
ucapan-ucapan dengan bahasa Arab lalu kemudian dapat menirukan sebagaiman
yang ia dengarkan. Pembelajaran bahasa Asing membutuhkan drill (latihan)
secara kontinyu, sama halnya seperti bayi yang baru dilahirkan, seiring
perkembangannya dia akan menguasai bahasa yang setiap hari ia dengarkan dari
ibunya. Begitu pula dengan mempelajari bahasa yang lain, diawali dengan
mendengarkan kemudian menirukan.
18
6. Keunggulan dan Kelemahan Metode Syam’iyah-Syafawiyah
Metode syam’iyah-syafawiyah memiliki beberapa keunggulan dalam
prakteknya, di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Dengan kedisiplinan mendengarkan dan menggunakan pola-pola
dialog secara teratur para pelajar bisa terampil dalam menyimak dan
berbicara, sebab prioritas utamnya memmang menyimak dan
berbicara.
b. Dengan banyaknya peragaan/ demonstrasi, gerakan, penggunaan
gambar, bahkan belajar di alam nyata para siswa bisa mengetahui
banyak kosakata.
c. Dengan banyak latihan pengucapan secara ketat dalam bimbingan
guru, para pelajar bisa memiliki lafal yang relatif lebih mendekati
penutur aslinya.
d. Para pelajar mendapat banyak latihan dalam bercakap-cakap,
khususnya mengenai topik-topik yang sebelumnya sudah dipelajari
di kelas. Hal ini dapat membantu mereka dalam menganalogikan
pola-pola percakapan dalam topik-topik lain.19
Di antara kelebihan-kelebihan metode syam’iyah-syafawiyah di atas, dapat
kita katakana bahwa, metode ini memang cukup efektif dalam meningkatkan
keterampilan berbahasa, terutama secara komunikatif. Praktiknya yang sebagian
besar menitik beratkan siswa/ peserta didik pada aktifitas menyimak dan
mengucapkan akan mampu membentuk kebisaaan siswa dalam menyimak secara
akurat kemudian mengucapkannya secara tepat. Jika seorang pendidik ingin
meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa, maka metode syam’iyah-
syafawiyah adalah metode yang cocok untuk diterapkan.
Adapun setiap metode itu memiliki kekurangannya masing-masing, begitu
juga dengan metode syam’iyah-syafawiyah, kekurangan dari metode ini adalah:
1) Hanya menitik beratkan pada aspek berbicara,dan mengabaikan
keterampilan berbahasa yang lain.
19
Acep Hermawan, hal, 183.
19
2) Memisahkan antara keterampilan berbahasa, sehingga tidak dapat memenuhi
semua kebutuhan peserta didik dalam belajar bahasa Arab.20
3) Metode ini menuntut para guru yang mempunyai kelancaran berbicara
bahasa Arab seperti penutur aslinya.
4) Metode ini mengandalkan kemahiran guru dalam menyiapkan materi.
5) Metode ini menghindari penggunaan bahasa kedua, atau penerjemahan
sebisa mungkin diminimalisir.21
Aktifitas belajar akan didominasi komunikasi antara guru dan siswa
sebagai pemberi stimulus dan perespon stimulus, tentunya tidak mudah
menerapkan metode ini dalam kelas yang jumlah siswanya terbilang banyak,
sebab, siswa cenderung mengandalkan suara serentak dalam merespon
pertanyaan-pertanyaan dari guru, dan kemampuan siswa tidak terdeteksi secara
individual.
Selain itu, ada beberapa hal yang akan menghambat penerapan metode ini,
mulai dari problem guru dalam mengajar, alat peraga/ media pembelajaran dsb.
B. Keterampilan Berbicara Bahasa Arab
Pada dasarnya keterampilan atau Maharah berarti kuasa, sanggup
melakukan sesuatu, dapat, berada dan kaya.22
Dalam bukunya Acep Hermawan
menjelaskan bahwa kemampuan menggunakan bahasa dalam dunia pengajaran
20
Fathur Rohman, hal, 179 21
Acep Hermawan, hal, 191. 22
Ananda Santoso. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderen.(Surabaya:Pustaka Dua),
hal.491
20
bahasa disebut keterampilan berbahasa (maharat al-lughah).23
Akan tetapi dalam
hal ini adalah kemampuan siswa dalam melafalkan bahasa Aarab.
1. Pengertian Keterampilan
Kata kemampuan atau maharah berasal dari kata “mampu”yang berarti
kuasa, sanggup melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya. Sebagaimana kita
ketahui, tujuan utama dari pembelajaran bahasa Arab adalah menggali dan
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menggunakan bahasa, baik
secara aktif (lisan) ataupun pasif (tertulis).24
Dalam dunia pembelajaran bahasa, kemampuan menggunakan bahasa di
sebut “kemahiran berbahasa” (maharah al-lughah). Pada umumnya, semua pakar
pembelajaran bahasa sepakat bahwa keterampilan dan kemahiran berbahasa
tersebut terbagi empat. Di antaranya adalah ketrampilan menyimak, keterampilan
berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Adapun
keterampilan menyimak dan membaca dikatagorikan dalam keterampilan
berbahasa reseptif. sedangkan, keterampilan berbicara dan menulis dikatagorikan
keterampilan bahasa produktif. 25
Pada hakikatnya, semua keterampilan berbahasa
saling berkait antara satu dengan yang lainnya. Hal tersebut dapat dianalogikan
dengan seorang anak yang ingin mempelajari bahasa ibu. Maka, pada awalnya, ia
mendengarkan bahasa yang dituturkan oleh orang yang di sekelilingnya.
Kemudian, ia berusaha berbicara, diikuti dengan membaca dan menulis. Urutan-
23
Acep Hermawan.,Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab(Bandung, PT Remaja Rosda
Karya.2014). h, 129. 24
Ananda Santoso. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderen.(Surabaya: Pustaka Dua ) ,hal.419 25
Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab. (Jogjakarta: DIVA Press).
hal.83.
21
urutan tersebut rasanya tidak bisa diganggu gugat. Oleh karena itu, ketika para
pengajar ingin mengajarkan bahasa asing, hendaknya berpegang pada urut-urutan
tersebut. Setiap keterampilan itu erat kaitannya satu sama lain, sebab dalam
memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya ditempuh melalui hubungan urutan
yang teratur. Selanjutnya setiap keterampilan itu erat kaitannya dengan proses-
proses yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya.
Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan
pikirannya. Mengembangkan keterampilan berbahasa dapat berarti
mengembangkan keteramp26
ilan berpikir. Keterampilan ini hanya diperoleh dan
dikuasai dengan jalan praktek dan banyak latihan.27
Tujuan utama pembelajaran bahasa asing adalah pengembangan kempuan
pelajar dalam menggunakan bahasa itu baik lisan maupun tulisan. Kemampuan
menggunakan bahasa dalam dunia pengajaran bahasa disebut keterampilan
berbahasa (maharatul lugah).
2. Pengertiaan Bicara.
Berbicara adalah kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau
kata-kata untuk mengekspresikan pikiran berupa ide,pendapat,keinginan atau
perasaan kepada mitra bicara. Dalam makna yang lebih luas, berbicara merupakan
suatu system tanda-tanda yang dapat didengar dan dilihat yang memanfaatkan
sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia untuk menyampaiakan pikiran
dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Secara umum berbicara bertujuan agara
26
Ibid, hal 136 27
ibid, hal 138
22
para pelajar mampu berkomunikasi lisan secara baik dan wajar dengan bahasa
yang mereka pelajari. Secara baik dan wajar mengandung arti menyampaikan
pesan kepada orang lain dengan cara soasial yang dapat diterima. Namun tentu
saja untuk mencapai tahap kepandaian berkomunikasi diperlukan aktivitas-
aktivitas latihan yang memadai dan mendukung. Aktivitas- aktivitas seperti ini
bukan perkara mudah bagi pembelajaran bahasa. 28
Latihan-latihan yang diberikan untuk dapat berbicara berupa praktik
tentang apa-apa yang sudah didengar secara pasif dalam latihan menyimak.29
Dapat dikatakan bahwa tanpa latihan lisan yang intensif, penguasaan dan
pemahaman bahasa Arab secara sempurna akan sulit dicapai. Berbicara dengan
bahasa asing merupakan keterampilan dasar yang menjadi tujuan dari bebrapa
tujuan pengajaran bahasa. Sebagaimana bicara adalah sebagai sarana untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu dapat ditarik sebuah
kesimpulan mengenai kemampuan berbicara bahasa Arab yaitu kemampuan atau
kesanggupan seseorang dalam menggunakan semua keadaan yang ada dalam
benak pembicara, dengan menggunakan metode bahasa lisan, yaitu bahasa Arab
dengan ucapan-ucapan yang dapat dimengerti oleh pendengar, karena kekmapuan
berbicara merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam kehidupan sehari-
hari dengan bericara seseorang akan berusaha untuk mengungkapkan pikiran
perasaan kepada orang lain secara lisan.
28
Acep Heemawan, hal, 137 29 Ibid, hal, 142.
23
Dalam penelitian ini peneliti ingin meneliti kemampuan berbicara bahasa
Arab siswa kelas X A MA NW Pringgarata dengan menerapkan metode
Syam’iyah-Syafawiyah yang dimana berdasarkan kurikulum madrasah tersebut.
Siswa harus mampu mengidentifikasi bunyi, makna kalimat, gagasan, unsure
kebahasaan, struktur teks dan unsure budaya bahasa Arab yang berkaitan dengan
topic secara lisan maupun tulisan.30
Adapun keterampilan tersebut ada empat macam yaitu, keterampilan
menyimak (maharah al-istima’), keterampilan berbicara (maharah al-kalam),
keterampilan membaca (maharah al-qira’ah), keterampilan menulis (maharah al-
kitabah). Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, dan pada dasarnya
setiap manusia yang mempelajari bahasa menguasainya secara bertahap, seperti
ketika masih kecil seorang anak mempelajari bahasa dengan mendengar lalu
menirukan (berbicara) kemudian setelah itu baru membaca dan menulis.
Setiap manusia memiliki keterampilan atau skil, dan kali ini peneliti akan
membahas tentang keterampilan berbicara bahasa Arab, keterampilan berbicara
adalah creatif skill, oleh karena itu kemampuan berbicara sebagian besar
dipengaruhi oleh faktor internal. Belajar berbicara berarti mempelajari suatu
proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong, dan mengembangkan serta
membina kemampuan bahasa Arab, baik secara aktif maupun pasif serta
menumbuhkan sikap positif. Yang dimaksud dengan kemampuan berbahasa Arab
aktif adalah, mampu berkomunikasi dengan bahasa tersebut dengan baik, adapun
30
Muliadi,S,Pd. (guru mapel Bahasa Arab)Silabus Bahasa Aarab Semester 1-2 kelas X A
MA NW Pringgarata Kurikulum 2013
24
berbahasa Arab secara pasif yaitu mampu memahami pembicaraan dan mampu
memahami isi bacaan.
Pada hakikatnya, berbicara (kalam) merupakan kegiatan berbahasa lisan
yang dimiliki oleh manusia, kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi
berupa kata-kata untuk mengekspresikan pikiran, gagasan dan perasaan,
berbahasa merupakan hal yang penting bagi manusia dalam menjalani kehidupan
bermasyarakat, karena dengan bahasa manusia mampu mengutarakan apa yang
ada di dalam pikiran.
Tujuan utama pembelajaran bahasa asing adalah pengembangan
kemampuan pelajar dalam menggunakan bahasa tersebut baik secara lisan
maupun tulisann..
Secara umum berbicara bertujuan agar peserta didik mampu
berkomunikasi lisan secara baik dan wajar dengan bahasa yang mereka pelajari,
dalam artian mereka mampu menyampaikan pesan kepada orang lain dengan cara
sosial yang dapat diterima, namun tentu saja untuk mencapai tahap kepandaian
dalam berkomunikasi memerlukan banyak aktivitas-aktivitas latihan yang
memadai dan mendukung, seperti latihan-latihan mengucapkan apa-apa yang
didengar dalam latihan menyimak.
25
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan kesimpulan sementara terhadap masalah
penelitian yang kebenarannya masih perlu dibuktikan secara empiris.
Sehubungan dengan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, maka
hipotesis yang diajukan adalah hipotesis tindakan. Adapun hipotesis yang
diajukan pada penelitian tindakan ini adalah: “ Apabila metode
Syam’iyah-syafawiyah dilaksanakan, maka akan ada pengaruh penigkatan
terhadap keterampilan berbicara bahasa arab pada kelas X A MA NW
Pringgarata, Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017”.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting penelitian
1. Lokasi Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas X A MA NW
Pringgarata Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017.
2. Waktu Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun
pelajaran 2016/2017 mulai dari tanggal 25 April 2017 sampai 4 Mei 2017.
3. Subyek dan Observasi Penelitian
Subyek penelitian pada penelitian ini adalah siswa kelas X A dengan jumlah
siswa sebanyak 26 siswa. Pembelajaran dilakukan oleh guru kemudian peneliti
sebagai observer ataupun sbaliknya, peneliti dibantu oleh guru atau teman
sejawat sebagai observer. Peneliti dan teman sejawat serta guru kelas
berkerjasama dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga diperoleh kesepakatan
dan pemahaman yang sama terhadap apa yang akan dilakukan.
B. Sasaran Penelitian
Adapun sasaran daripada penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1. Guru
Ketika kita ingin melihat kemampuan siswa dalam suatu keterampilan,
misal berbicara dengan menggunakan bahasa Arab, tentunya yang disoroti
pertama adalah gurunya. Oleh karena itu, guru adalah salah satu faktor penting
yang harus diamati dalam kegiatan penelitian ini. Pada penelitian ini faktor guru
27
yang diamati adalah aktivitas guru dalam mengajar bahasa Arab dengan
menggunakan metode Syam’iyah-syafawiyah di kelas X MA NW Pringgarata
Lombok Tengah tahun pelajaran 2016/2017.
Aktivitas guru yang dimaksud meliputi, kegiatan awal, kegiatan inti, dan
kegiatan akhir. Adapun kegiatanawalnya seperti, guru membuka pelajaran,
apersepsi dan motivasi. Pada kegiatan inti, yang diamati adalah, kegiatan
eksplorasi, elaborasi, dan komfirmasi yang dilakukan guru, dan pada kegiatan
akhir, diamati kegiatan refleksi sampai menutup pembelajaran.
2. Siswa
Sasaran tindakan kedua adalah siswa tentunya. Faktor siswa yang diamati
pada penelitian ini adalah proses belajar dan hasil belajar siswa dalam pelajaran
bahasa Arab dengan menggunakan metode Syam’iyah-syafawiyah. Aktivitas
siswa diperoleh dari hasil pengumpulan data dengan menggunakan metode
observasi, sedangkan hasil belajar siswa diperoleh dengan menggunakan metode
tes.
C. Rencana Tindakan
Penelitian ini tergolong sebagai penelitian tindakan kelas (class room
action research), dimana penelitian tindakan kelas yakni penelitian yang
dilakukan dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu proses
pembelajaran di kelas melalui suatu tindakan tertentu dalam suatu siklus.31
Oleh karena penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam bentuk siklus, penelitian tindakan
31
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta. 2010. Hal. 6.
28
kelas ini direncanakan lebih dari satu siklus. Setiap siklus dilakukan sesuai dengan
rencana yang sudah dibuat oleh peneliti yang memuat empat tahap kegiatan, yaitu
tahap perencanaan kegiatan, tahap pelaksanaan kegiatan, tahap observasi, tahap
evaluasi dan refleksi.
Bagan rencana penelitian dapat dilihat di bawah ini:
Gambar 1: siklus spiral penelitian tindakan kelas32
Berdasarkan gambar di atas, kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada
tahap perencanaan adalah sebagai berikut:
a. Mengadakan observasi awal untuk mengidentifikasi permasalahan dan
faktor-faktor yang menghambat pembelajaran dengan metode Syam’iyah-
syafawiyah dengan mewawancarai siswa ataupun guru kelas X A MA NW
Pringgarata.
32
Ibid. Hal. 16.
29
b. Mempelajari kurikulum dan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
terkait dengan metode Syam’iyah-syafawiyah.
c. Menentukan pokok bahasan untuk diajarkan pada kelas X A MA NW
Pringgarata yang dapat diajarkan pada penelitian terkait dengan pendekatan
yang digunakan.
d. Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS), Soal, dan media pembelajaran.
e. Menyusun lembar observasi pelaksanaan pembelajaran untuk mengetahui
bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan Syam’iyah-syafawiyah dapat
dilaksanakan. Lembar observasi berupa kinerja guru dan aktivitas siswa
selama proses pembelajaran berlansung.
f. Membuat alat evaluasi untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa
setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan metode Syam’iyah-
syafawiyah.
D. Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data sehingga mempernudah peneliti untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik, dalam arti lebih lengkap dan sistematis sehingga data lebih
mudah diolah.33
Dalam suatu penelitian bisaanya digunakan lebih dari satu metode,
tujuannya adalah untu memperkuat jika ada satu metode yang hasilnya kurang
33
V. Wiratna Sujarweni, , Metodologi Penelitian, Lengkap, praktis, mudah dipahami,
(Yogyakarta:PUSTAKABARUPRESS, 2014), h, 76.
30
efektif dan memuaskan. Mengumpulkan data merupakan bagian terpenting dalam
sebuah penelitian, dalam mengumpulkan data sangat dibutuhkan data yang
referesentatif, valid, reliabel dan obyektif. Oleh karena itu sangat dibutuhkan
keseriusan dan penuh kehati-hatian dalam mengumpulkan data. dalam penelitian
tindakan ini instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Lembar observasi
Lembar observasi ini digunakan untuk mendapatkan data tentang kegiatan
belajar mengajar selama proses pembelajaran dengan penerapan metode
syam’iyah-syafawiyah.Dalamlembar observasi tentunya harus ditentukan
indikator-indikator yang diamati di antaranya adalah:
a. Indikator Siswa
1) Kesiapan siswa untuk menerima materi pelajaran.
2) Antusiasisme siswa dalam mengikuti pembelajaran.
3) Aktivitas belajar siswa dengan metode Syam’iyah Syafawiyah
4) Motivasi belajar siswa
5) Interaksi siswa dengan guru.
6) Interaksi siswa dengan siswa
7) Partisispasi siswa dalam menutup kegiatan pembelajaran.
b. Indikator guru
1) Membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa.
2) Pemberian apersepsi kepada siswa.
3) Menyampaikan materi kepada siswa.
31
4) Penggunaan metode Syam’iyah Syafawiyah
5) Kemampuan menciptakan suasana kelas yang kondusip.
6) Bimbingan dalam kegiatan pembelajaran.
7) Bimbingan dalam menyusun kesimpulan.
2. Tes hasil belajar
Tes yang digunakan dalam penelitian in berbentuk tes hasil belajar pada
mata pelajaran Bahasa Arab kelas X A MA NW Pringgarata. Tes diberikan pada
awal pertemuan (pre tes) dan pada tiap akhir siklus.
3. Pelaksanaan Tindakan
Langkah-langkah pembelajaran pada tindakan iniadalah semua tindakan
yang akan dilakukan berupa implementasi rencana tindakan yang telah dibuat
pada tahap perencanaan yang merupakan realisasi dari perencanaan tindakan
pembelajaran menggunakan menggunakan metode Syam’iyah-syafawiyah.
Langkah-langkah pembelajaran terdiri atas kegiatan awal, kegiatan inti dan
kegiatan akhir.
a. Kegiatan awal
1) Mempersiapkan kelas dan perlengkapan pembelajaran.
2) Guru menyampaikan topik atau tema yang akan dibahas.
3) Guru terlebih dahulu menyampaikan pokok-pokok bahasan sebagai
stimulus agar siswa merespon dan semakin siap dalam mengikuti
pembelajaran yang baru.
32
4) Guru menjelaskan tujun pembelajaran yang ingin dicapai kepada siswa
dan memotivasi siswa.
5) Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan metode
syam’iyah-syafawiyah.
b. Kegiatan inti
1) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok, tentunya dengan
menggabungkan siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda.
2) Melaksanakan orientasi untuk memperkenalkan kepada siswa tentang
skenario pembelajaran dengan metode syam’iyah-syafawiyah.
3) Membagikan LKS atau lembaran-lembaran percakapan dalam bahasa
Arab (khiwar) dan masalah yang harus dibahas masing-masing
kelompok.
4) Guru membacakan bacaan-bacaan bahasa asing di depan kelas dengan
fashih, atau memutar audio, radio kaset terkait tema.
5) Geru mengatur dan menyusun bagian-bagian percakapan yang
diperdengarkan sehingga menjadi seri-seri yang sempurna dan
berkelanjutan
6) Guru menhentikan seri-seri pelajaran tertentu apabila sudah selesai dan
difahami.
7) Guru menggunakan media sebagai alat peraga untuk memperjelas
ucapan dan percakapan.
8) Guru mengamati percakapan masing-masing kelompok
33
9) Guru mengapresiasi kelompok yang dirasa sudah mampu melaksanakan
pembelajaran dengan baik.
c. Kegiatan akhir
1) Menyimpulkan materi pembelajaran hari ini.
2) Mengadakan refleksi terhadap proses pembelajaran.
3) Menutup pelajaran.
4. Observasi (Cara Pengamatan/Monitoring)
Pada tahap observasi ini, peneliti akan melakukan observasi terhadap
aktivitas yang akan dilakukan oleh guru dan siswa pada proses pembelajaran
berlansung.
Hal ini dilakukan sesuai dengan rencana yang disusun pada lembar
observasi yang telah dibuat.
5. Analisis Data dan Refleksi
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Data
yang digunakan dalam penelitian merupakan data kuantitatif dan data kualitatif.
Data kuantitatif merupakan hasil skor tes, baik itu tugaskelompok, dan skor tugas
individu. Sedangkan data kualitatif adalah deskripsi atas suasan kelas ketika
berlansungnya pembelajaran, baik itu keceriaan, keantusiasan saat mengikuti
proses pembelajaran.
34
Dokumentasi dilakukan sendiri di lokasi penelitian yang telah ditetapkan.
Data dan sumber data tersebut dapat dijadikan acuan dalam perumusan hasil
penelitian.
Hasil analisis data yang dilakukan dalam setiap siklus menjadi acuan
diperlukannya siklus berikutnya atau tidak, dimana dalam setiap siklus dilakukan
empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain :
a. Menganalisis terhadap data hasil observasi untuk melihat tingkat
keberhasilan tindakan dan kegiatan yna sudah dilakukan, dampak positif dan
negatifnya.
b. Melakukan refleksi, kegiatan di kelas, refleksi setiap pertemuan kegiatan,
refleksi secara individual, dan refleksi tindaklanjut tindakan.
Sedangkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan tingkat presentase
keberhasilan peserta didik, setealah penerapan metode syam’iyah-syafawiyah
dalam proses pembelajaran oleh pendidik, maka dilakukan evaluasi dengan
menggunakan tes dan pedoman observasi yang telah disediakan, berupa soal tes
tertulis pada setiap akhir siklus.
Analisis akan dihitung menggunakan rumus statistic sederhana yaitu:
1) Untuk menilai hasil tes
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh peserta didik, yang
selanjutnya dibagi dengan jumlah peserta didik yang mengikuti ujian tersebut
sehingga dapat diperoleh nilai rata-rata dari hasil testersebut, rumusnya dapat
dilihat di bawah ini:
35
𝑋 =∑ 𝑋
∑𝑁
Keterangan:
X = Nilai rata-rata
∑x = Jumlah semua nilai peserta didik
∑N = Jumlah peserta didik
2) Untuk ketuntasan belajar
Untuk ketuntasan belajar ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu:
ketuntasan individu atau perorangan dan ketuntasan secara klasikal. Adapun
ketuntasan perorangan adalah minimal siswa memperoleh nilai 70, dan untuk
mengetahui presentase ketuntasan belajar secara klasikal digunakan rumus
sebagai berikut:
Presentase =Jumlah h siswa yang tuntas
jumlah h siswa x 100
Selanjutnya, standar ketuntasan tersebut digunakan pada tiap siklus
hasil observasi dan evaluasi, bila belum mencapai ketuntasan individual maupun
kelompok maka peneliti melanjutkan penelitiannyake siklus berikutnya.
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Setting Penelitian
Adapun penelitian ini berada di Desa Pringgarata Kecamatan
Pringgarata Lombok Tengah dengan batas-batas lokasi sebagai berikut34
:
a. Sebelah timur : Jalan raya Pringgarata.
b. Sebelah barat : Permukiman penduduk.
c. Sebelah utara : Permukiman penduduk.
d. Sebelah selatan : Permukiman penduduk.
Selanjutnya gambaran umum tentang lokasi penelitian ini akan
mendeskripsikan tentang profil lokasi penelitian yang berkaitan dengan
penelitian ini yaitu meliputi:
a. Profil MA NW Pringgarata Kecamatan Pringgarata.
b. Keadaan Siswa di MA NW Pringgarata Kecamatan Pringgarata Tahun
Pelajaran 2016/2017.
c. Keadaan Kepala Sekolah, Guru dan Tenaga Pendidik di MA NW
Pringgarata Kecamatan Pringgarata Tahun Pelajaran 2016/2017.
d. Keadaan Sarana dan Prasarana di MA NW Pringgarata Kecamatan
Pringgarata Tahun Pelajaran 2016/2017.
1. Profil MA NW Pringgarata Kecamatan Pringgarata.
Nama Madrasah : MA NW PRINGGARATA
34
Profil Desa Pringgarata Kecamatan Pringgarata, dikutip tanggal 3 April 2017
37
NSM : 131252020067
Status : Swasta
Jurusan/Program : IPS
Jalan/Kampung & RT/RW : Jl. Hamzanwadi No. 11 Pringgarata
Desa/Kelurahan : Pringgarata
Kecamatan : Pringgarata
Kabupaten / Kota : Lombok Tengah
Provinsi : Nusa Tenggara Barat
Kode Pos : 83562
2. Keadaan Siswa di MA NW Pringgarata Kecamatan Pringgarata Tahun
Pelajaran 2016/2017.
Gambaran umum tentang keadaan siswa di MA NW Pringgarata
Kecamatan Pringgarata dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Keadaan Siswa di MA NW Pringgarata Kecamatan
Pringgarata Tahun Pelajaran 2016/201735
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1 X A 13 13 26
2 X B 14 12 26
3 XI 15 13 28
4 XII 12 17 29
Jumlah 109
3. Keadaan Kepala Sekolah, Guru dan Tenaga Pendidik di MA NW
Pringgarata Kecamatan Pringgarata Tahun Pelajaran 2016/2017.
35
Ibid
38
Data tentang keadaan kepala madrasah, guru dan tenaga pendidik di
MA NW Pringgarata Kecamatan Pringgarata Tahun Pelajaran
2016/2017 dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Keadaan Kepala Sekolah, Guru dan Tenaga Pendidik di MA NW
Pringgarata Kecamatan Pringgarata Tahun Pelajaran
2016/201736
No Nama Jabatan Keterangan
1 JUNAIDI AKHMAD,
S.Pd.I.,M.Pd
Kepala Madrasah
2 KHAERIL ANWAR, SH.,MH Waka Kesiswaan
3 M.AMIN ACHMAD, S.Pd Waka. Sarana-
prasarana
4 LALU MINHAJURRAHMAN,
S.Pd.I
Guru
5 MAHSUN, QH Guru
6 MASHUN Guru
7 BOHARI MUSLIM, S.Ag Guru
8 MULIANI, S.Pd.I Bendahara
9 NURYANI, S.Pd Guru
10 NAZRI, SP Guru
11 FAOZAN HADI, S.Pd.I Guru
12 HENDRI SAPUTRA, S.Pd Guru
13 SULHIYATI, S.Pd Guru
14 DEDI ROSYADI, S.Pd Waka lurikulum
15 NOVIA IRMAYANI, S.Pd Guru
16 HASBULLAH, S.Ag Guru
17 MANTI KUSWATI, S.Pd.I Guru
18 SAEPUDIN, S.Pd Guru
19 FATHURRAHMAN, S.HI Guru
20 HUSNUL ROSIDI, S.Pd Guru
21 MULIADI, S.Pd Tu
22 YULISTIA LENI Guru
23 HIDAYATUL UMMAH, QH Staf
36
Ibid
39
Upaya perbaikan mutu pendidikan di MA Pringgarata Kecamatan
Pringgarata terus-menerus dilakukan seiring dengan meningkatnya tuntutan
peningkatan kualitas out put baik oleh pemerintah maunpun masyarakat.
Upaya meningkatkan kualitan pendidikan di madrasah ini terdiri atas
sarjana-sarjana yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidangnya.
40
4. Keadaan Sarana dan Prasarana.
Keadaan sarana dan prasarana pada madrasah tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 4.3 Keadaan Sarana dan Prasarana di MA NW
Pringgarata Kecamatan Pringgarata Tahun Pelajaran 2016/2017.37
No Sarana/Prasarana Jumlah Kondisi Keterangan
1 Tanah (m2) 1710 2 Penggunaan Tanah
a. Bangunan (m2) 1200
b. Lapangan Olahraga (m2) 200
c. Halaman (m2) 160 d. Kebun/Taman (m2) 100
e. Belum Digunakan (m2) 50
3 Ruangan
a. Ruang Kelas 6 Baik b. Ruang Kepala Madrasah 1 Baik c. Ruang Guru 1 Baik d. Ruang Tata Usaha 1 Baik e. Ruang Perpustakaan 1 Baik f. Ruang UKS 1 Rusak ringan g. Toilet Guru 1 Rusak ringan h. Toilet Siswa 2 Rusak ringan i. Ruang Bimbingan Konseling (BK) 1 Rusak ringan j. Ruang Pramuka 1 Rusak ringan k. Masjid/Mushola 1 Rusak ringan l. Gedung/Ruang Olahraga 1 Rusak ringan m. Kantin 1 Rusak ringan
4 Meabler a. Kursi Siswa 111 Baik
b. Meja Siswa 57 Baik
c. Kursi Guru di Ruang Kelas 4 Baik d. Meja Guru di Ruang Kelas 4 Baik
e. Meja Guru & Pegawai 28 Baik
f. Papan Tulis 4 Baik
g. Lemari Arsip 3 Baik
h. Meja Pingpong (Tenis Meja) 1 Baik
5 Perlengkapan kain
a. Bola Sepak 4 Baik b. Bola Voli 5 Baik
c. Bola Basket 4 Baik
d. Lapangan Sepakbola/Futsal 1 Baik
e. Lapangan Bulutangkis 1 Baik f. Lapangan Basket 1 Baik
g. Lapangan Bola Voli 1 Baik
h. Laptop (di luar yang ada di Lab.
Komputer) 1 Baik
i. Ruang Bimbingan Konseling (BK) 1 Baik
j. Televisi 1 Baik
k. LCD Proyektor 2 Baik
l. Gedung/Ruang Olahraga 1 Baik
37 Ibid
41
B. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan untuk mengetahui tingkat
aktivitas dan keberhasilan belajar Bahasa Arab siswa di kelas X A MA NW
Pringgarata. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang dimulai pada
tanggal
1. Pelaksanaan Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini telah disusun rencana pembelajaran siklus I yang
digunakan sebagai acuan pembelajaran. Lembar pengamatan dibuat untuk
menilai kemampuan afektif siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu disusun
juga lembar pengamatan aktivitas guru dalam mengajar. Untuk membantu
pelaksanaan pengambilan data dipilih observer yaitu rekan peneliti yang
sebelumnya telah diberi penjelasan mengenai kriteria penilaian. Tes evaluasi
siklus I dibuat untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah
dipelajari
.
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I.
Proses belajar mengajar pada siklus I dilakukan dalam dua pertemuan.
42
Pertemuan pertama dilakukan pada tanggal 10 April sampai 17 April
2017 dengan menjelaskan materi tentang المهنة والحيات dimana dalam materi ini
guru menjelaskan tentang profesi dengan menggunakan metode syam’iyah-
syafawiyah (audiolingual). Pembelajaran dilaksanakan dalam waktu 2x 45 menit.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah:
1) Guru mengawali pembelajaran dengan mengabsen siswa.
2) Guru memberikan mufradat tentang materi yang di pelajari.
3) Guru meminta siswa mempraktikan materi dengan menggunakan bahasa
Arab.
4) Guru meminta siswa untuk melakukan muhadasah sesuai dengan perannya
masing-masing.
5) Setelah penerapan metode audiolingual, guru meminta pendapat siswa
tentang metode yang digunakan.
6) Selama proses pelaksanaan siklus I, semua kegiatan diamati oleh seorang
observer (peneliti) dalam hal ini guru bahasa Arab.
c. Pengamatan
Hasil pengamatan siklus I, dicatat dalam lembar observasi yang telah
disiapkan. Pengamatan siklus I, diperoleh hasil sebagai berikut.
1) Observasi Aktivitas Guru
Pada proses belajar mengajar di kelas, guru melakukan aktivitas
mengajar sesuai dengan skenario pembelajaran atau rencana pelaksanaan
43
pembelajaran siklus I. Hal ini diperoleh dari lembar observasi aktivitas guru yang
dilakukan oleh observer sehingga diperoleh data sebagai berikut:
Table 4.4 Data Aktivitas Guru pada Siklus I
Siklus Hal yang diobservasi Skor Katagori
I
Membangkitkan minat dan motivasi belajar
siswa
3
Pemberian apersepsi kepada siswa 2
Menyampaikan materi kepada siswa 3
Penggunaan metode Syam’iyah Syafawiyah 3
Kemampuan menciptakan suasana kelas yang
kondusip
2
Bimbingan dalam kegiatan pembelajaran 2
Bimbingan dalam menyusun kesimpulan 2
Total skor 17
Presentase skor 60% Kurang baik
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas guru di atas menunjukan
bahwa jumlah skor yang diperoleh dari semua item pengamatan adalah 17 dari 28
skor maksimal. Presetase skor perolehan adalah 60%. Hasil ini masih jauh dari
indikator yang diharapkan yaitu presentase aktivitas guru mencapai 75%.
1) Observasi Aktivitas Siswa
Hasil pengamaan aktivitas siswa dengan menggunakan metode Syam’iyah
Syafawiyah pada siklus I dapat dilihat pada table berikut:
44
Tabel 4.5 Data Aktivitas Siswa Siklus I
Siklus Hal yang diobservasi skor Katagori
I
kesiapan siswa dalam mengikuti
pembelajaran 3
Antusiasme siswa dalam mengikuti
pembelajaran 2
Aktivitas belajar siswa dengan
menggunakan metode Syam’iyah
Syafawiyah
2
Motivasi belajar siswa 2
Interaksi siswa dengan guru 3
Interaksi siswa dengan siswa 3
Partisipasi siswa dalam menutup
kegiatan pembelajaran 3
Total skor 18
Presentase skor 64,2% Cukup baik
Berdasarkan tabel data hasil observasi aktivitas siswa selama proses
pembelajaran dengan menggunakan metode syam’iyah-syafawiyah pada siklus I
tergolong cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari persentase aktivitas siswa yang
mencapai 64%. Metode syam’iyah-syafawiyah membuat motivasi dan minat
belajar siswa lebih baik, namun target indikator tersebut belum tercapai sesuai
dengan target penelitian ini yaitu 75%.
d. Hasil Evaluasi
Evaluasi belajar siswa diadakan pada akhir pertemuan dengan cara
memberikan tugas secara lisan dengan bentuk teks yang telah disajikan, masing-
45
masing siswa mendapatkan satu lembar soal kemudian dibacakan secara lisan
dengan memperaktikkannya sesuai dengan kriteria yang diajukan peneliti. Melalui
anasisi evaluasi belajar, nilai rata-rata ketuntasan belajar siswa selengkapnya
dapat dilihat pada tabel.
Tabel 4.6
Data Hasil Tes Evaluasi Belajar Siswa Siklus I Siswa Kelas X NW
Pringgarata
No Aspek yang diperhatikan Keterangan
1 Nilai tertinggi 90
2 Nilai terendah 45
3 Nilai rata-rata 65,5
4 Banyak siswa yang mengikuti evaluasi 26
5 Banyak siswa yang tuntas 12
6 Banyak siswa yang tidak tuntas 14
Ketuntasan belajar secara klasik 53%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 26 siswa yang mengikuti
evaluasi, terdapat 12 siswa yang tuntas dan 14 siswa yang tidak tuntas sehingga
ketuntasan belajar siswa siklus I ini mencapai 53% dengan rata-rata 65,5
menegnai hasil evaluasi siklus I dapat ditentukan dengan:
X = ∑𝑥
𝑛 =
1705
26 = 65
P = ∑𝑚
∑𝑛 x 100%
= 12
26 x 100% = 53%
46
e. Refleksi
Refleksi dilakukan pada setiap siklus, pada tahap ini peneliti bersama-sama
dengan guru mengkaji pelaksanaan proses belajar mengajar yang telah
dilaksanakan pada siklus I. hasil refleksi digunakan sebagai dasar untuk
memperbaaiku serta menyempurnakan proses belajar mengajar pada siklus
berikutnya.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru siklus I, jumlah skor perolehan
adalah 17 dari 28 skor maksimal dengan persentase ketercapaian adalah 60% dan
berada pada kategori cukup baik. Hasil observasi siswa pada siklus I juga
menunjukkan masih kurang optimalnya kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan pada siklus ini. Skor yang diperoleh pada observasi aktivitas belajar
siswa adalah 18 dari 28 skor maksimal dengan persentase ketercapaian mencapai
64,2%. Persentase ketercapaian tersebut masih belum mencapai target dalam
penelitian ini. Hasil observasi siswa dan guru pada siklus I ini masih cukup jauh
dari indikator keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan yaitu ketika masing-
masing indikator yang diobservasi dari aktivitas guru dan siswa mencapai 75%.
Untuk hasil belajar siswa siklus I menunjukkan bahwa 12 siswa tuntas dari
26 jumlah siswa yang mengikuti tes dengan nilai terendah yaitu 45 dan nilai
tertinggi yaitu 90. Persentase ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 53%
dengan nilai rata-rata 65,5.
Adapun penyebab dari ketidak tercapaian indikator keberhasilan pada siklus
I sebagai berikut.
47
1. Seharusnya guru memberikan petunjuk berupa pertanyaan-pertanyaan
yang dapat mengarahkan siswa untuk dapat mengingat materi yang telah
dipelajari sebelumnya, pertanyaan yang diberikan dapat disertai dengan
pilihan jawaban.
2. Guru belum maksimal dalam menginformasikan tahap-tahap yang akan
dilalui pada proses pembelajaran.
3. Kurangnya bimbingan guru dalam membantu siswa menarik kesimpulan.
4. Guru tidak terlalu menghiraukan apersepsi, sedangkan sangat dibutuhkan
untuk mereview pengetahuan peserta didik.
5. Guru belum maksimal dalam membimbing siswa melakukan diskusi.
6. Siswa kurang fokus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
7. Siswa masih belum paham dengan tahap-tahap pembelajaran yang
dilakukan.
8. Siswa belum mampu merespon informasi yang disampaikan guru.
9. Siswa belum mampu membuat kesimpulan tersendiri.
Dari beberapa penyebab ketidak tercapaian tersebut dapat diambil
tindakan (solusi) untuk memperbaikinya, diantaranya sebagai berikut.
1) Guru harus meningkatkan kembali progresnya pada setiap indikator-
indikator yang dirasa kurang optimal pelaksanaanya pada siklus I.
2) Guru harus memberi motivasi kepada siswa supaya tidak malu-malu baik
dalam mengemukakan pendapat, bertanya ataupun menjawab pertanyaan.
48
2. Pelaksanaan siklus II
Siklus II pada dasarnya sama urutanya dengan pelaksana siklus I. Namun
pada sikllus II ini merupakan tahap penyempurnaan dari siklus I. Tahap
pelaksanaan penelitian siklus II sama dengan siklus I yang dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
a. Perencanaan
Pelaksanaan siklus II tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan siklus I.
Dengan berbagai masalah yang ditemukan pada siklus sebelumnya sebagaimana
yang telah disebutkan oleh peneliti. Pada tahap perencanaan ini juga melakukan
persiapan sebagai berikut.
1) Rencana pelaksanaan pembelajaran
2) Lembar kerja siklus II
3) Lembar observasi kegiatan siswa
4) Lembar observasi kegiatan guru
5) Data siswa siklus II
b. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus ini hampir sama dengan pelaksanaan
pada siklus sebelumnya. Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 20 sampai
27 April 2017, pada pertemuan ini guru memperhatikan materi seperti yang
dilakukan pada siklus I kemudian melanjutkan dengan penerapan metode
49
syam’iyah-syafawiyah dengan alokasi waktu 2 x 45 menit. Adapun langkah-
langkah yang akan ditempuh adalah :
1) Guru melaksanakan pembelajaran diawali dengan mengabsen siswa,
menyampaikan tujuan pembelajaran dengan menggunakan metode syam’iyah-
syafawiyah.
2) Guru memberikan mufrodat terlebih dahulu tentang profesi dan kehidupan.
3) Guru menginformasikan cara belajar siswa dengan menggunakan metode
syam’iyah-syafawiyah.
4) Guru meminta siswa untuk bertukar peran dalam dialog tentang profesi dan
kehidupan yang diperagakan.
5) Setelah menggunakan metode syam’iyah-syafawiyah selesai siswa diberikan
teks evaluasi yang harus diselesaikan secara individu.
c. Hasil Observasi
1) Aktivitas guru
Pada proses belajar mengajar di kelas, guru melakukan aktivitas mengajar
sesuai skenario pembelajaran atau rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II.
Guru sudah berusaha maksimal untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang
ada pada siklus sebelumnya. Sehingga diperoleh data sebagai berikut.
50
Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas guru siklus II
Siklus Hasil yang diobservasi skor kategori
II
membangkitkan minat dan motivasi belajar
siswa 4
pemberian apersepsi kepada siswa 3
menyampaikan materi kepada siswa 4
penggunaan metode syam'iyah-syafawiyah 4
kemampuan menciptakan suasana kelas yang
kondusip 3
bimbingan dalam kegiatan pembelajaran 3
bimbingan dalam menyusun kesimpulan 4
total skor 25
persentase skor 89% Baik
Melihat tabel di atas, data hasil observasi aktivitas guru selama proses
pembelajaran berlangsung dengan metode syam’iyah-syafawiya pada siklus II
sudah tergolong baikdan sesuai dengan indikator kinerja guruyang telah
ditetapkan. Hal ini bisa dilihat dari skor yang dicapai pada setiap indikator
sehingga total skor yang diperoleh meningkat dari 60% menjadi 89%. Hal ini
menunjukkan bahwa skor yang ingin dicapai pada penelitian ini sudah tercapai.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas guru di atas menunjukkan
bahwa jumlah skor yang diperoleh dari semua item pengamatan adalah 17 dari 28
skor maksimal. Persentase skor perolehan adalah 60%. Hasil ini masih jauh dari
indikator yang diharapkan yaitu persentase aktivitas guru mencapai 75%.
2) Aktivitas Siswa
Hasil pengamatan aktivitas siswa dengan menggunakan metode
syam’iyah-syafawiyah pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:
51
Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Siklus Hasil yang diobservasi skor kategori
II
kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran 4
antusiasme siswa dalam mengikuti
pembelajaran 3
aktivitas belajar siswa dengan menggunakan
metode syam'iyah-syafawiyah 4
motivasi belajar siswa 4
interaksi siswa dengan guru 3
interaksi siswa dengan siswa 4
partisipasi siswa dalam menutup kegiatan
pembelajaran 4
total skor 26
persentase skor 92,80% cukup baik
Dari tabel di atas dapat dilihat data hasil observasi aktivitas siswa selama
proses pembelajaran siklus II Bisa dibilang sangat baik.Skor yang diperoleh dari
semua indikatoryang diobservasikanmencapai 26 dari skor maksimal 28.Sehingga
presentase keberhasilannya mencapai 92,8%.Hal ini membuktikan bahwa terjadi
peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus sebelumnya.
d. Hasil Evaluasi
Pada siklus II nilai rata-rata siswa mencapai 78,8 dengan kentuntasan
belajar secara klasikal mencapai 88%.Hasil evaluasi siklus II dapat dilihat pada
tabel evaluasi di bawah ini:
52
Tabel 4.9 Tabel Hasil Evaluasi Belajar Siklus II Siswa Kelas X MA
NW Pringgarata
No Aspek yang diperhatikan Keterangan
1 Nilai tertinggi 90
2 Nilai terendah 55
3 Nilai rata-rata 78,8
4 Banyak siswa yang mengikuti evaluasi 26
5 Banyak siswa yang tuntas 23
6 Banyak siswa yang tidak tuntas 3
Ketuntasan blajar secara klasik 88%
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 26 siswa yang
mengikuti evaluasi, terdapat 23 yang tuntas dan 3 tidak tuntas sehingga ketuntasan
belajar siswa pada siklus II ini mencapai 84% dengan nilai rata-rata 78,8.
Mengenai hasil evaluasi pada siklus II dapat ditentukan dengan:
X = ∑𝑥
𝑛 =
2040
26 = 78,8
P = ∑𝑚
∑𝑛 x 100%
= 23
26 x 100%
= 88%
e. Refleksi
Dari hasil evaluasi dan observasi yang telah dilakukan, terjadi
peningkatan dari siklus sebelumnya. Dilihat dari persentase ketuntasan yang
diperoleh pada siklus II yakni 88% dengan nilai rata-rata 78 dari 26 siswa yang
mengikuti tes yang disesuaikan dengan standar ketuntasan yaitu 85%.
53
Dengan demikian penerapan metode syam’iyah-syafawiyah dalam proses
pembelajaran bahasa Arab dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa,
sehingga pemberian tindakan dihentikan di siklus II.
Walaupun penelitian ini dikatakan berhasil, namun masih terdapat sedikit
kekurangan yaitu kelas yang masih kurang kondusip, terutama ketika
pembelajaran hiwar, atau percakapan. Hal ini mengakibatkan ada 3 siswa yang
belum tuntas. Sehingga untuk mengatasinya diperlukan penguatan berupa
penjelasan inti materi, serta memberikan perhatian lebih kepada siswa yang belum
tuntas tersebut.
C. Pembahasan
Dalam penelitian tindakan kelaa ini guru menerapkan metode Syam’iyah-
syafawiyah (Audiolingual) dalam meningkatkan keterampilan berbicara.
Penelitian ini dilakukan sesuai dengan prosedur penelitian yang telah ditetapkan
yaitu diawali dengan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi
yang telah dipaparkan sebelumny, berikut tabelnya:
Tabel 4.10
Ringkasan dari Hasil Penelitian
Siklus Nilai Rata-rata Ketuntasan Klasik
I 65,5 53
II 78,8 88
Penerapan metode syam’iyah-syafawiyah dalam proses pembelajaran
bahasa Arab dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa, hal ini terbukti
dengan meningkatkanya persentase ketuntasan siswa secara klasikal dan juga
siswa lebih antusias dalam belajar. Berdasarkan hasil analisis data-data yang
diperoleh pada pokok bahasa المهنةوالحيات persentase ketuntasan yang diperoleh
54
sebesar 53% dengan nilai rata-rata 65,5 dari 26 siswa yang mengikuti
pembelajaran dan evaluasi belajar. Hasil persentase siklus I belum mencapai
ketuntasan belajar klasik yang diharapkan yaitu 85%.
Berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan guru bidang studi bahasa Arab
dan dilakukan refleksi, hal ini disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi
ketuntasan belajar dilihat dari berbagai aspek yang diteliti.
Dari hasil evaluasi siklus II dengan pokok bahasan yang sama diperoleh
persentase ketuntasan sebesar 88% dengan nilai rata-rata 78 dari 26 siswa yang
mengikuti tes evaluasi. Hasil observasi pada siklus II secara umum bahwa
aktivitas siswa dan guru baik dan aktif. Terlihat dari guru dan siswa telah
melakukan tindakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Berdasarkan hasil ini, maka ketuntasan belajar secara klasikal sudah
tercapai, walaupun hasil ketuntasan yang diperoleh sudah mencapai ketuntasan
belajar yang diharapkan, peneliti ini dapat terus berkesinambungan, dengan
demikian pembelajaran dengan metode syam’iyah-syafawiyah dapat memberikan
kontribusi yang sangat tinggi dalam proses pembelajaran di sekolah. Keterampilan
ketuntasan belajar pada siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa penerapan
metode syam’iyah-syafawiyah dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa.
55
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti dapat
menyimpulkan hasil penelitian ini sebagai berikut: Penerapan metode
syam’iyah-syafawiyah dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas X
A MA NW Pringgarata tahun pelajaran 2016/2017. Hal ini dituntukan dengan
adanya persentase ketuntasan belajar klasikal pada tiap-tiap siklus, dimana pada
siklus I pembelajaran keterampilan berbicara dikatakan belum maksimal. Karena
dalam metode ini siswa tidak begitu antusias mengikuti pembelejaran sehingga
persentase ketuntasan yang dicapai sebesar 53% dengan nilai rata-rata 63 dari 26
siswa yang mengikuti evaluasi, dimana dari 26 siswa ini yang tuntas sebayak 12
dan yang tidak tuntas sebanyak 14 siswa.
Sedangkan pada siklus II, persentase keetuntasan lebih meningkat. pada
siklus ini, proses pembelajaran lebih maksimal karena dalam pembelajaran ini
diterapkan metode syam’iyah-syafawiyah, maka persentase ketuntasan yang
diperoleh adalah 88% dengan nilai rata-rata 78,8 dari 26 siswa yang mengiktui
evaluasi, dimana terdapat siswa yang tuntas sebanyak 23 orang dan yang tidak
tuntas sebanyak 3 orang. Untuk lebih jelasnnya dapat dibandingkan antara
pencapaian pada siklus I dan pada siklus II pada table berikut:
56
Tabel 5.1 hasil evaluasi belajar siswa siklus I
siswa kelas X MA NW Pringgarata
No Nama siswa Butir soal
Nilai Keterangan 1 2 3 4 5
1 Ahmad Yusron Tsani 10 10 15 20 15 70 T
2 Asri Julianti 15 15 20 20 20 90 T
3 Emiliawati 5 10 10 15 20 60 TT
4 Hafsah 10 10 10 10 15 55 TT
5 Hamzan Wari 20 15 15 20 20 90 T
6 Husmayadi 15 10 10 10 15 60 TT
7 Intan Fauziana 20 15 5 20 10 70 T
8 Ismiana 10 10 10 20 15 65 TT
9 Juliani 15 10 10 10 5 50 TT
10 Marlina Herawati 20 15 10 15 5 65 TT
11 Muhammad Abdul Bazit 15 15 15 15 10 70 T
12 Muhammad Ardi Ali 15 15 20 5 5 60 TT
13 Muhammad Nazmi Maulidin 5 5 10 10 15 45 TT
14 Mulia Martini 5 10 15 15 10 55 TT
15 Mutia Humairo’ul Walihah 20 20 15 15 10 80 T
16 Nur’aini 15 5 15 20 5 60 TT
17 Nurlaili Hidayanti 20 20 10 15 10 75 T
18 Saparudin 5 5 20 10 5 45 TT
19 Sumaah 10 10 15 10 10 55 TT
20 Tini Apriyanti 20 10 10 15 20 75 T
21 Turmuzi 15 20 20 20 5 80 T
22 Uswatun Hasanah 20 20 5 5 10 60 TT
23 Wiranadi Subki 15 15 10 5 5 50 TT
24 Wiriadi Kardiman 15 15 10 10 20 70 T
25 Zaenuddin Sani 15 15 10 20 10 70 T
26 Zainul Hasannudin 20 10 20 20 10 80 T
Jumlah 1705
57
Tabel 5.2 hasil evaluasi siklus II siswa kelas X MA NW Pringgarata
No Nama siswa Butir soal
Nilai Keterangan
1 2 3 4 5
1 Ahmad Yusron Tsani 20 20 20 10 20 90 T
2 Asri Julianti 10 20 20 20 20 90 T
3 Emiliawati 10 20 10 15 15 70 T
4 Hafsah 10 20 15 15 10 70 T
5 Hamzan Wari 20 20 10 20 20 90 T
6 Husmayadi 20 10 10 20 20 80 T
7 Intan Fauziana 20 10 10 20 20 80 T
8 Ismiana 10 10 15 15 20 70 T
9 Juliani 15 15 20 15 10 75 T
10 Marlina Herawati 10 15 20 20 20 85 T
11 Muhammad Abdul Bazit 20 15 15 10 20 80 T
12 Muhammad Ardi Ali 5 10 15 15 15 60 TT
13 Muhammad Nazmi Maulidin 5 15 15 10 10 55 TT
14 Mulia Martini 20 15 15 20 10 80 T
15 Mutia Humairo’ul Walihah 20 20 20 10 20 90 T
16 Nur’aini 20 20 20 10 10 80 T
17 Nurlaili Hidayanti 10 20 20 20 20 90 T
18 Saparudin 10 10 15 15 15 65 TT
19 Sumaah 10 10 20 20 20 80 T
20 Tini Apriyanti 20 20 10 20 10 80 T
21 Turmuzi 10 20 15 20 20 85 T
22 Uswatun Hasanah 20 10 10 20 20 80 T
23 Wiranadi Subki 15 10 15 15 20 75 T
24 Wiriadi Kardiman 15 10 15 15 20 75 T
25 Zaenuddin Sani 20 20 10 20 20 90 T
26 Zainul Hasannudin 20 15 15 20 15 85 T
Jumlah 2040
58
Untuk mengetahui tuntas dan tidaknya siswa dapat dilihat pada table di
atas dengan berpatokan kepada pedoman penilaan, dengan mengacu pada standar
kurikulum madrasah tersebut yaitu bisa dikatakan tuntas apabila siswa mendapat
nilai ketuntasan sebesar 70 ataupun lebih. Berikut pedoman penilaiannya:
Pedoman penilaian
NO JENIS SOAL INDIKATOR SKOR
1. TES KEFASHIHAN
MEMBACA (TOPIK المهنة
والحيات
Mampu membaca teks
dengan tepat
20
2. TES KALAM (TOPIK المهنة
والحيات
Mampu berbicara dengan
memerankan tokoh dalam
hiwar
40
3. HAFAL MUFRADAT (TOPIK
المهنة والحيات
Mampu menghafal mufradat
dengan tepat
20
4. TES ESSAY (TOPIK المهنة
والحيات
Mampu menjawab soal
dengan benar
20
59
B. Saran-saran
Dari pengalaman selama penelitian tindakan kelas di MA NW Pringgarata
Lombok Tengah, dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi siswa, dapat lebih aktif dan termotivasi dalam belajar dengan
menggunakan mateode syam’iyah-syafawiyah.
2. Bagi guru, diharapkan supaya selalu memperhatikan kekurangan-kekurangan
yang amsih terjadi selama pelaksanaan pembelajaran dengan metode
syam’iyah-syafawiyah, agar hasil yang diperoleh siswa lebih baik.
3. Bagi sekolah, diharapkan dengan adanya keberhasilan penelitian ini, dapat
memberikan masukan bagi pihak sekolah untuk mempertimbangkan metode
yang akan diterapkan.
4. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
rujukan dalam penelitian berikutnya atau pun dapat dikembangkan kembali
menjadi karya ilmiah yang lebih sempurna.
60
DAFTAR PUSTAKA
Margono,2004,MetodologiPenelitianPendidikan,Jakarta, RinekaCipta.
Arikunto Suharsimi, 2002, ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik, Jakarta,
RinekaCipta.
Sujarweni V. Wiratna. 2014.Metodologi Penelitian, Lengkap, praktis, mudah dipahami.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Rohman Fathur, 2015, Meteodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Malang, Madani
Media.
HermawanAcep, 2014, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung, PT
Remaja Rosda Karya.
Izzan Ahmad, 2011, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab,Bandung,
Humaniora.
Nasution S, 2013, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta;PT
Bumi Aksara.
Zlhannan, 2014, Teknik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif, Jakarta:
RajaGrafindi Persada.
El-Ofhu, “Penerapan Metode Ath-Thariqah as-Syam’iyah-syafawiyah(Aural-Ora L)
Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Arab”, dalam
http//www.wordpress.blogspot.com/artikel/El-Ofhu06.html.
Muna Wa, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab( Teori dan Aplikasi)’
(Yogyakarta:Penerbit Press. 2011)
Moh Mansyur, Materi Pokok Bahasa Arab 1 Modul 1-12 (Jakarta, Direktorat
Jenderal Bimbingan Islam dan Universitas Terbuka, 2005),
Tarigan, Hendri Guntur. 1992. MenulisSebagaiSuatuKeterampilanBerbahasa.
Bandung: Angkasa.
Winarno.StrategiPembelajaranBahasa Arab Aktif, Friday, Desember 5, 2008.
Wina Sanjaya. 2009. PenelitianTindakanKelas. Bandung: Kencana.
61
WinaSanjaya. 2013. PenelitianPendidikan. Jakarta: Kencana.
Arikunto, Suharsimi, Drs. 1992. ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto. 2010. ProsedurPenelitian, Jakarta: PT. RinekaCipta.
Azhar Arsyad. 2004. Bahasa Arab danMetodePengajarannya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Siklus I
Nama Sekolah : MA NW Pringgarata
Mata Pelajaran : Bahasa Arab
Kelas Semester : X/II
Alokasi Waktu :4 x 45 Menit
I. Kompetensi Inti (KI)
berbicara mengungkapkan pikiran, gagasan pengalaman sertainformasi
melalui kegiatan berbicara dan tanya jawab tentang profesi dan hidup.
II. Kompetensi Dasar (KD)
Mensimulasikan dialog sederhana tentang cara merespon ungkapan terkait
topik profesi dan hidup.
III. Indikator
1. Menanggapi muhadatsah berbahasa Arab
2. Mengungkapkan pendapat
3. Mempraktekkan percakapan berbahasa Arab
4. Memberikan tanggapan tentang materi yang dibahas
IV. Tujuan pembelajaran
1. Mampu menanggapi muhadatsah berbahasa Arab
2. Mampu mengemukakan pendapat
3. Mampu mempraktekkan percakapan berbahasa Arab
4. Mampu memberikan tanggapan tentang materi
V. Materi Ajar:
Hiwar
VI. Metode Pembelajaran: Syam’iyah-Syafawiyah
VII. Langkah-langkah pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Guru mengucapkan salam sebagai pembuka pembelajaran
b. Guru menanyakan kabar siswa dengan mengabsen siswa
c. Guru terlebih dahulu menyampaikan pokok-pokok bahasan sebagai
stimulus agar siswa merespon dan semakin siap dalam mengikuti
pembelajaran yang baru.
d. Guru menjelaskan tujun pembelajaran yang ingin dicapai kepada
siswa dan memotivasi siswa.
e. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan metode
syam’iyah-syafawiyah.
2. Kegiatan inti
a. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok, tentunya dengan
menggabungkan siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda.
b. Melaksanakan orientasi untuk memperkenalkan kepada siswa tentang
skenario pembelajaran dengan metode syam’iyah-syafawiyah.
c. Membagikan LKS atau lembaran-lembaran percakapan dalam bahasa
Arab (khiwar) dan masalah yang harus dibahas masing-masing
kelompok.
d. Guru membacakan bacaan-bacaan bahasa asing di depan kelas
dengan fashih, atau memutar audio, radio kaset terkait tema.
e. Geru mengatur dan menyusun bagian-bagian percakapan yang
diperdengarkan sehingga menjadi seri-seri yang sempurna dan
berkelanjutan
f. Guru menhentikan seri-seri pelajaran tertentu apabila sudah selesai
dan difahami.
g. Guru menggunakan media sebagai alat peraga untuk memperjelas
ucapan dan percakapan.
h. Guru mengamati percakapan masing-masing kelompok
i. Guru mengapresiasi kelompok yang dirasa sudah mampu
melaksanakan pembelajaran dengan baik.
3. Kegiatan Akhir
a. Menyimpulkan materi pembelajaran hari ini.
b. Mengadakan refleksi terhadap proses pembelajaran.
c. Menutup pelajaran.
VIII. Sumber belajar
1. Lembar tugas
2. Buku ajar durusul lughah
3. Lembar kerja siswa
IX. Evaluasi
1. Tes awal: diadakan
2. Tes dalam proses: diadakan
3. Tes akhir: diadakan
Jenis tes:
a. Tes lisan
b. Tes tulisan
Mengetahui
Kepala Sekolah
JUNAIDI AKHMAD, S.Pd.I, M.Pd
Pringgarata, 2017
Guru Mata Pelajaran
MULIADI, S.Pd
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Siklus II
Nama Sekolah : MA NW Pringgarata
Mata Pelajaran : Bahasa Arab
Kelas Semester : X/II
Alokasi Waktu :4 x 45 Menit
I. Kompetensi Inti (KI)
berbicara mengungkapkan pikiran, gagasan pengalaman sertainformasi
melalui kegiatan berbicara dan tanya jawab tentang profesi dan hidup.
II. Kompetensi Dasar (KD)
Mensimulasikan dialog sederhana tentang cara merespon ungkapan terkait
topik profesi dan hidup.
III. Indikator
1. Menanggapi muhadatsah berbahasa Arab
2. Mengungkapkan pendapat
3. Mempraktekkan percakapan berbahasa Arab
4. Memberikan tanggapan tentang materi yang dibahas
IV. Tujuan pembelajaran
1. Mampu menanggapi muhadatsah berbahasa Arab
2. Mampu mengemukakan pendapat
3. Mampu mempraktekkan percakapan berbahasa Arab
4. Mampu memberikan tanggapan tentang materi
V. Materi Ajar:
Hiwar
VI. Metode Pembelajaran: Syam’iyah-Syafawiyah
VII. Langkah-langkah pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Guru mengucapkan salam sebagai pembuka pembelajaran
b. Guru menanyakan kabar siswa dengan mengabsen siswa
c. Guru terlebih dahulu menyampaikan pokok-pokok bahasan sebagai
stimulus agar siswa merespon dan semakin siap dalam mengikuti
pembelajaran yang baru.
d. Guru menjelaskan tujun pembelajaran yang ingin dicapai kepada
siswa dan memotivasi siswa.
e. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan metode
syam’iyah-syafawiyah.
2. Kegiatan inti
a. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok, tentunya dengan
menggabungkan siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda.
b. Melaksanakan orientasi untuk memperkenalkan kepada siswa tentang
skenario pembelajaran dengan metode syam’iyah-syafawiyah.
c. Membagikan LKS atau lembaran-lembaran percakapan dalam bahasa
Arab (khiwar) dan masalah yang harus dibahas masing-masing
kelompok.
d. Guru membacakan bacaan-bacaan bahasa asing di depan kelas
dengan fashih, atau memutar audio, radio kaset terkait tema.
e. Geru mengatur dan menyusun bagian-bagian percakapan yang
diperdengarkan sehingga menjadi seri-seri yang sempurna dan
berkelanjutan
f. Guru menhentikan seri-seri pelajaran tertentu apabila sudah selesai
dan difahami.
g. Guru menggunakan media sebagai alat peraga untuk memperjelas
ucapan dan percakapan.
h. Guru mengamati percakapan masing-masing kelompok
i. Guru mengapresiasi kelompok yang dirasa sudah mampu
melaksanakan pembelajaran dengan baik.
3. Kegiatan Akhir
a. Menyimpulkan materi pembelajaran hari ini.
b. Mengadakan refleksi terhadap proses pembelajaran.
c. Menutup pelajaran.
VIII. Sumber belajar
1. Lembar tugas
2. Buku ajar durusul lughah
3. Lembar kerja siswa
IX. Evaluasi
1. Tes awal: diadakan
2. Tes dalam proses: diadakan
3. Tes akhir: diadakan
Jenis tes:
a. Tes lisan
b. Tes tulisan
Mengetahui
Kepala Sekolah
JUNAIDI AKHMAD, S.Pd.I, M.Pd
Pringgarata, 2017
Guru Mata Pelajaran
MULIADI, S.Pd
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA SIKLUS I
Petunjuk pengisian : Berikan tanda ceklist (√) pada angka 1, 2, 3, atau 4 untuk mengetahuai aktivitas siswa
selama kegiatan pembelajaran.
Pemberian skor
Skor 4 diberikan apabila semua descriptor Nampak
Skor 3 diberikan apabila 2 deskriptor Nampak
Skor 2 diberikan apabila 1 deskriptor Nampak
Skor 1 diberikan apabila tidak ada descriptor Nampak
Nama Siswa Yang Diobservasi:
NO Hal yang diobservasi Ya Tidak Penilaian
1 2 3 4
1 Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran √
a. Masuk kelas tepat waktu
√
b. Berdoa sebelum pelajaran dimulai
√
c. Menyiapkan kelengkapan belajar, seperti
alat tulis dan buku
√
2 Antusias siswa dalam mengikuti pelajaran √
a. Memperhatikan penjelasan guru
√
b. Mampu merespon pertanyaan guru
√
c. Tidak terpengaruh oleh situasi di luar kelas √
3 Aktivitas belajar siswa dengan menggunakan
metode syam’iyah-syafawiyah
√
a. Siswa menyimak materi muhadatsah yang
disampaikan guru
√
b. Siswa mengulang apa yang disampaikan
oleh guru
√
c. Siswa menanggapi materi yang sedang
dibahas
√
4 Motivasi belajar √
a. Menyimak seluruh informasi yang
disampaikan guru
√
b. Tidak mengobrol saat guru sedang
menjelaskan
√
c. Memberikan tanggapan terhadap apa yang
dijelaskan guru
√
5 Interaksi siswa dengan guru √
a. Menjawab pertanyaan yang dilontarkan
oleh guru
√
b. Menanyakan hal-hal terkait materi yang
belum dipahami
√
c. melakukan percakapan dua arah dengan
guru
√
6 Interaksi siswa dengan siswa √
a. siswa melakukan percakapan dengan siswa
lain
√
b. melakukan diskusi terkait materi yang
sedang dibahas
√
c. memecahkan masalah yang ditemukan
secara berkelompok
√
7 Partisipasi siswa dalam menutup kegiatan
pembelajaran
√
a. Membuat kesimpulan materi yang telah
diberikan
√
b. Melengkapi kesimpulan jika ada yang
masih kurang
√
c. Mecatat kesimpulan atau rangkuman materi
yang diberikan
√
Skor yang diperoleh 18
Skor maksimal 28
Presentase skor = =skor perolehan
skor maksimalx 100%
Presentase skor =18
28x 100%
Presentase skor = 64,2%
Pringgarata, 2017
Pengamat,
Muhammad Nawawi
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS GURU SIKLUS I
Petunjuk pengisian :
Berikan tanda ceklist (√) pada angka 1, 2, 3, atau 4 untuk mengetahuai aktivitas siswa selama
kegiatan pembelajaran.
Pemberian skor
Skor 4 diberikan apabila semua descriptor Nampak
Skor 3 diberikan apabila 2 deskriptor Nampak
Skor 2 diberikan apabila 1 deskriptor Nampak
Skor 1 diberikan apabila tidak ada descriptor nampak
NO Hal yang diobservasi Ya Tidak Penilaian
1 2 3 4
1 Membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa √
a. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
b. Menyampaikan manfaat pembelajaran
√
c. Menyampaikan arti penting pembelajaran √
2 Pemberian apersepsi kepada siswa √
a. Mengajukan pertanyaan untuk menguji
pengetahuan materi sebelumnya
√
b. Mengaitkan materi materiyang akan dibahas
dengan materi sebelumnya
√
c. Menyampaikan beberapa konsep yang belum
dipahami siswa
√
3 Menyampaikan materi kepada siswa √
a. Menyampaikan materi sesuai tujuan
pembelajaran
√
b. Melakukan kegiatanpem belajaran sesuai
dengan skenario pembelajaran
√
c. Memberikan siswa lembar kerja, seperti dialog
untuk dipraktekkan.
√
4 Penggunaan metode Syam’iyah-syafawiyah √
a. Guru memberikan satu topik muhadatsah yang
akan dibahas
√
b. Guru membacakan terlebih dahulu percakapan
yang akan dibahas
√
c. Guru membimbing siswa mempraktekkan
muhadatsah tersebut
√
5 Kemampuan menciptakan susasana kelas yang kondusip √
a. Guru dapat meminimalkan hal-hal yang
mengganggu pembelajaran
√
b. Menciptakan susasana belajar yang
menyenangkan
√
c. Mengawasi kegiatan pembelajaran √
6 Bimbingan dalam kegiatan pembelajaran √
a. Guru mendatangi setiap siswa dalam
mengerjakan soal latihan
√
b. Memfasilitasi siswa yang kesulittan
menyelesaikan soal latihan
√
c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya
√
7 Bimbingan dalam menyusun kesimpulan √
a. Melakukan tanya jawab untuk menarik
kesimpulan dari materi yang sudah dipelajari
√
b. Meminta siswa membuat kesimpulan dengan
bahasa sendiri
√
c. Meminta siswa untuk memperbaiki atau
menambah kesimpilan apabila yang dibuat
masih kurang tepat
√
Skor yang diperoleh 17
Skor maksimal 28
Presentase skor = =skor perolehan
skor maksimalx 100%
Presentase skor =17
28x 100%
Presentase skor = 60%
Pringgarata, 2017
Pengamat,
Muhammad Nawawi
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA SIKLUS I
Petunjuk pengisian :
PETUNJUK : Berikan tanda ceklist (√) pada angka 1, 2, 3, atau 4 untuk mengetahuai aktivitas
siswa selama kegiatan pembelajaran.
Cara penskoran:
Skor 3 diberikan jika 75% atau lebih siswa melaksanakan deskriptor
Skor 2 diberikan jika 50% siswa melaksanakan deskriptor
Skor 1 diberikan jika 25% siswa melaksanakan deskriptor
Skor 0 diberikan jika kurang dari 25% siswa melaksanakan deskriptor
No Hal yang diobsevasi penskoran Skor
rata-
rata
0 1 2 3
1 Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran
a. Masuk kelas tepat waktu
b. Berdoa sebelum pelajaran dimulai
c. Menyiapkan kelengkapan belajar, seperti alat
tulis dan buku
2 Antusias siswa dalam mengikuti pelajaran
a. Memperhatikan penjelasan guru
b. Mampu merespon pertanyaan guru
c. Tidak terpengaruh oleh situasi di luar kelas
3 Aktivitas belajar siswa dengan metode Syam’iyah-
Syafawiyah
a. Siswa menyimak materi muhadatsah yang
disampaikan guru
b. Siswa mengulang apa yang disampaikan guru
c. Siswa menanggapi materi yang dibahas
4 Motivasi belajar
a. Menyimak seluruh informasi yang
disampaikan guru
b. Tidak mengobror saat guru menerangkan
c. Memberikan tanggapan terhadap apa yang
dijelaskan guru
5 Interaksi siswa dengan guru
a. Menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru
b. Menanyakan hal-hal yang belum dimengerti
terkait materi
c. Melakukan percakapan dengan guru
6 Interaksi siswa dengan siswa
a. Siswa melakukan percakapan dengan siswa
lain sesuai waktu yang diberikan
b. Melakukan diskusiterkait materi yang dibahas
c. Memecahkan masalah yang ditemukan secara
berkelompok
7 Partisipasi siswa dalam menutup kegiatan
pembelajaran
a. Membuat kesimpulan materi yang telah
dibahas
b. Melengkapai kesimpulan jika ada yang masih
kurang
c. Mencatat kesimpulan atau rangkuman materi
yang telah dibahas
Perolehan skor
Skor maksimal
Presentase skor = =skor perolehan
skor maksimalx 100%
Presentase skor =18
28x 100%
Presentase skor = 64,2%
Pringgarata, 2017
Pengamat,
Muhammad Nawawi
LEMBAR SOAL SIKLUS I
TES KEFASIHAN
Bacalah teks di bawah inidengan bena dan lancar......................................!!!
عة, منهم من يكون فالحا, منهم من يكون كما عرفنا أن مهن الناس متنو
ضا, ورساما, و موظفا و مهندسا, وتاجرا, سا, منهم من يكون ممر مدر
ارا, وفاكهيا و وصحفيا,و طبيبا, و منهممن ي كن شرطيا و حضريا وجز
ارا وبناء و ميكانيكيا وزبالة و كناسا و مذيعا وغير ذلك. نج
ار فالفالحون يذ هبون الى المزارع كل يوم و يزرعون الأل رز فيها, و التج
حفيون عة , والص يذهبون كل يوم الى السوق و يبيعون فيها البضاءع المتنو
يبحثون عن األخبار النفعة ويكتبونها في الجراءد والمجالت ليقرأها الناس
حفيون يبحثون عن األخبار فى أى مكان و يتصل و من أجل ذالك الص
بالناس على مختلف مهنهم، واألطباء يذهبوون كل يوم إلى المستشفى و
يعالجون المرضى.
و مجتمعهم، نحن نأكل األرز والفواكه ألفالحون أعمالهم نافعة ألنفسهم
والحضروات. وألطباء أعمالهم مفيدة للناس ، نحن نحتاجون إلى األطباء
سون أعمالهم ناف عة نحن نتعلم من هم العلوم لوقاية صحة أجسامنا. ولمدر
والمعارف يعدون النا شئين ليكونوا أفرادا نافعين ألسرتهم وبيئتهم وبالدهم
ضون ورسامون سون والممر . فالفالحون و التجار و األطباء والمدر
حفي ون كلهم يحتاجاليهم الناس والموظفون والمهندسون والص
LEMBAR SOAL SIKLUS I
TES , KALAM
Praktekkan percakapan di bawah ini dengan teman sebangku kalian......!!
الحوار :
المهنة
تكلم مع إخوانك كما يلى!
س : ما مهنة أبيك يا حسن؟المدر
ة في المزارع ر حسن : أبي فالح يا أستاذ، هو يزرع األرز والذ
ك؟ س : و أنت يا حسين ! ما مهنة أم المدر
وق. ي تا جرة، هي تبيع البضائع في الس حسينن : أم
بيك يا نبلة؟ المدرس: وما مهنة أ
نبلة : ابي طبيب، هو يعالج المرضى فى المستشفى. و امي يا أستاذ! هي
سة فى المدرسة الثا نوية االسالمية الحكومية مدر
المدرس: ما مهنة أبيك يا مريم؟
، هو يكتب األخبار فى الجرائد وأمي موظفة فى الجامعة مريم: أبي صحفي
المدرس: نعم هم مشغولون بأعمالهم. فالموظفون مشغولون بأعمالهم. و
سون مشغولون بأعمالهم، و أعمالهم نافعة. أعمالهم نافعة. والمدر
مريم: واألخبار نافعة أيضا،أليس كذلك يا أستاذ؟
المدرس: نعم: كالمك صحيح، األخبار نافعة أيضا.
الحواد ث في العالم.نبيلة: باألخبار نستطع أن نعرف
ة حفيون أدوارهم مهم حسين: فالص
SOAL MUFRADAT
SIKLUS I
HAFALKAN MUFRADAT INI DENGAN BENAR DAN LENGKAP
pedagang تاجر Profesi مهنة Ibu guru سة اب Ayah مدرMenjual يبيع Ibu أم
Barang dagangan بضائع Petani فآلح Pasar سوق
Menanam يزرع Mengajar يعلم Padi أرز
Perguruan tinggi جامعة Jagung ذرة
Dokter(pr) طبيبة Ladang مزرعة
Rumah sakit مستشفى Saudara(lk) أخ Perawat ضة أخت Saudara(pr) ممر
Dokter(lk) طبيب Membantu يساعد
SOAL ESSAY
SIKLUS I
)ا( تدريبات: حول كما فى المثال!
المثال: الطبيب عمله نا فع
الطبيبة عملها نافع –ط
األطباء أعمالهم نافعة –ط
درسه سهل الطالب -(.م1)
................................؟ -ط
................................؟ -ط
الرجل بيته واسع –(. م 2)
...............................؟ -ط
...............................؟ -ط
أجب عن ألسئلة األتية! )ب(
أبو حسن طبيب؟( هل 1)
( ماذا يعمل الطبيب فى المستشفى؟2)
LEMBAR SOAL SIKLUS II
TES KEFASIHAN
Bacalah teks di bawah inidengan bena dan lancar......................................!!!
عة, منهم من يكون فالحا, منهم من يكون كما عرفنا أن مهن الناس متنو
ضا, ورساما, و موظفا و مهندسا, وتاجرا, سا, منهم من يكون ممر مدر
ارا, وفاكهيا و وصحفيا,و طبيبا, و منهممن ي كن شرطيا و حضريا وجز
ارا وبناء و ميكانيكيا وزبالة و كناسا و مذيعا وغير ذلك. نج
ار فالفالحون يذ هبون الى المزارع كل يوم و يزرعون الأل رز فيها, والتج
حفيون عة , والص يذهبون كل يوم الى السوق و يبيعون فيها البضاءع المتنو
النفعة ويكتبونها في الجراءد والمجالت ليقرأها الناس يبحثون عن األخبار
حفيون يبحثون عن األخبار فى أى مكان و يتصل و من أجل ذالك الص
إلى المستشفى و بالناس على مختلف مهنهم، واألطباء يذهبوون كل يوم
يعالجون المرضى.
ألفالحون أعمالهم نافعة ألنفسهم و مجتمعهم، نحن نأكل األرز والفواكه
اء والحضروات. وألطباء أعمالهم مفيدة للناس ، نحن نحتاجون إلى األطب
سون أعمالهم ناف عة نحن نتعلم منهم العلوم لوقاية صحة أجسامنا. ولمدر
والمعارف يعدون النا شئين ليكونوا أفرادا نافعين ألسرتهم وبيئتهم وبالدهم
ضون ورسامون . فالفالحون و التجار و األط سون والممر باء والمدر
حفيون كلهم يحتاجاليهم الناس والموظفون والمهندسون والص
Lembar soal siklus II
TES , KALAM
Praktekkan percakapan di bawah ini dengan teman sebangku kalian......!!
الحوار :
المهنة
تكلم مع إخوانك كما يلى!
س : ما مهنة أبيك يا حسن؟ المدر
ة في المزارع حسن : أبي فالح يا أستاذ، ر هو يزرع األرز والذ
س : و أنت يا حسين ! ما مهنة ك؟المدر أم
ي تا جرة، هي تبيع البضا وق.حسينن : أم ئع في الس
وما مهنة أبيك يا نبلة؟ المدرس:
نبلة : ابي طبيب، هو يعالج المرضى فى المستشفى. و امي يا أستاذ! هي
سة فى المدرسة الثا نوية االسالمية الحكومية مدر
المدرس: ما مهنة أبيك يا مريم؟
، هو يكتب األخبار فى الجرائد وأمي موظفة فى الجامعة مريم: أ بي صحفي
أعمالهم. فالموظفون مشغولون بأعمالهم. و المدرس: نعم هم مشغولون ب
سون مشغولون بأعمالهم، و أعمالهم نافعة. أعمالهم نافعة. والمدر
مريم: واألخبار نافعة أيضا،أليس كذلك يا أستاذ؟
نعم: كالمك صحيح، األخبار نافعة أيضا.المدرس:
نبيلة: باألخبار نستطع أن نعرف الحواد ث في العالم.
حفيون أدوار ة حسين: فالص هم مهم
SOAL MUFRADAT
SIKLUS II
HAFALKAN MUFRADAT INI DENGAN BENAR DAN LENGKAP
pedagang تاجر Profesi مهنة Ibu guru سة اب Ayah مدرMenjual يبيع Ibu أم
Barang dagangan بضائع Petani فآلح Pasar سوق
Menanam يزرع Mengajar يعلم Padi أرز
Perguruan tinggi جامعة Jagung ذرة
Dokter(pr) طبيبة Ladang مزرعة
Rumah sakit مستشفى Saudara(lk) أخ Perawat ضة أخت Saudara(pr) ممر
Dokter(lk) طبيب Membantu يساعد
SOAL ESSAY
SIKLUS II
)ا( تدريبات: حول كما فى المثال!
عمله نا فع المثال: الطبيب
الطبيبة عملها نافع –ط
األطباء أعمالهم نافعة –ط
الطالب درسه سهل -(.م1)
................................؟ -ط
................................؟ -ط
الرجل بيته واسع –(. م 2)
........................؟....... -ط
...............................؟ -ط
أجب عن ألسئلة األتية! )ب(
( هل أبو حسن طبيب؟1)
( ماذا يعمل الطبيب فى المستشفى؟2)
Tabel hasil evaluasi belajar siswa siklus I
siswa kelas X MA NW Pringgarata
No Nama siswa Butir soal
Nilai Keterangan 1 2 3 4 5
1 Ahmad Yusron Tsani 10 10 15 20 15 70 T
2 Asri Julianti 15 15 20 20 20 90 T
3 Emiliawati 5 10 10 15 20 60 TT
4 Hafsah 10 10 10 10 15 55 TT
5 Hamzan Wari 20 15 15 20 20 90 T
6 Husmayadi 15 10 10 10 15 60 TT
7 Intan Fauziana 20 15 5 20 10 70 T
8 Ismiana 10 10 10 20 15 65 TT
9 Juliani 15 10 10 10 5 50 TT
10 Marlina Herawati 20 15 10 15 5 65 TT
11 Muhammad Abdul Bazit 15 15 15 15 10 70 T
12 Muhammad Ardi Ali 15 15 20 5 5 60 TT
13 Muhammad Nazmi Maulidin 5 5 10 10 15 45 TT
14 Mulia Martini 5 10 15 15 10 55 TT
15 Mutia Humairo’ul Walihah 20 20 15 15 10 80 T
16 Nur’aini 15 5 15 20 5 60 TT
17 Nurlaili Hidayanti 20 20 10 15 10 75 T
18 Saparudin 5 5 20 10 5 45 TT
19 Sumaah 10 10 15 10 10 55 TT
20 Tini Apriyanti 20 10 10 15 20 75 T
21 Turmuzi 15 20 20 20 5 80 T
22 Uswatun Hasanah 20 20 5 5 10 60 TT
23 Wiranadi Subki 15 15 10 5 5 50 TT
24 Wiriadi Kardiman 15 15 10 10 20 70 T
25 Zaenuddin Sani 15 15 10 20 10 70 T
26 Zainul Hasannudin 20 10 20 20 10 80 T
Jumlah 1705
Tabel hasil evaluasi siklus II siswa kelas X MA NW Pringgarata
No Nama siswa Butir soal
Nilai Keterangan
1 2 3 4 5
1 Ahmad Yusron Tsani 20 20 20 10 20 90 T
2 Asri Julianti 10 20 20 20 20 90 T
3 Emiliawati 10 20 10 15 15 70 T
4 Hafsah 10 20 15 15 10 70 T
5 Hamzan Wari 20 20 10 20 20 90 T
6 Husmayadi 20 10 10 20 20 80 T
7 Intan Fauziana 20 10 10 20 20 80 T
8 Ismiana 10 10 15 15 20 70 T
9 Juliani 15 15 20 15 10 75 T
10 Marlina Herawati 10 15 20 20 20 85 T
11 Muhammad Abdul Bazit 20 15 15 10 20 80 T
12 Muhammad Ardi Ali 5 10 15 15 15 60 TT
13 Muhammad Nazmi Maulidin 5 15 15 10 10 55 TT
14 Mulia Martini 20 15 15 20 10 80 T
15 Mutia Humairo’ul Walihah 20 20 20 10 20 90 T
16 Nur’aini 20 20 20 10 10 80 T
17 Nurlaili Hidayanti 10 20 20 20 20 90 T
18 Saparudin 10 10 15 15 15 65 TT
19 Sumaah 10 10 20 20 20 80 T
20 Tini Apriyanti 20 20 10 20 10 80 T
21 Turmuzi 10 20 15 20 20 85 T
22 Uswatun Hasanah 20 10 10 20 20 80 T
23 Wiranadi Subki 15 10 15 15 20 75 T
24 Wiriadi Kardiman 15 10 15 15 20 75 T
25 Zaenuddin Sani 20 20 10 20 20 90 T
26 Zainul Hasannudin 20 15 15 20 15 85 T
Jumlah 2040
Pedoman penilaian
NO JENIS SOAL INDIKATOR SKOR
1. TES KEFASHIHAN
MEMBACA (TOPIK المهنة
والحيات
Mampu membaca teks
dengan tepat
20
2. TES KALAM (TOPIK المهنة
والحيات
Mampu berbicara dengan
memerankan tokoh dalam
hiwar
40
3. HAFAL MUFRADAT (TOPIK
والحياتالمهنة
Mampu menghafal mufradat
dengan tepat
20
4. TES ESSAY (TOPIK المهنة
والحيات
Mampu menjawab soal
dengan benar
20
Tabel Perolehan Skor Individu
Observasi Aktivitas Belajar Siswa
No Nama Skor Perolehan rata-
rata Siklus I Siklus II
1 Ahmad Yusron Tsani 60 85
Siklus I
62%
2 Asri Julianti 71 75
3 Emiliawati 53 78
4 Hafsah 64 75
5 Hamzan Wari 75 85
6 Husmayadi 64 78
7 Intan Fauziana 57 75
8 Ismiana 64 75
9 Juliani 71 75
10 Marlina Herawati 57 75
11 M. Abdul Bazit 53 82
12 Muhammad Ardi Ali 60 75
13 M Nazmi Maulidin 39 50
14 Mulia Martini 67 78
Siklus II
77%
15 Mutia Humaero’ul Walihah 71 85
16 Nur’aini 53 67
17 Nur laili Hidayati 64 75
18 Saparudin 60 71
19 Sumaah 57 75
20 Tini Apriyanti 67 82
21 Turmuzi 78 85
22 Uswatun Hasanah 53 78
23 Wiranadi Subki 46 78
24 Wiriadi Kardiman 60 75
25 Zainuddin sani 75 82
26 Zainul Hasannudin 78 89
Jumlah 1617 2003