penerapan model pembelajaran creative …eprints.uny.ac.id/31894/1/ninu widiani.pdf · siswa sedang...

207
i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn DI KELAS IV SD NEGERI JERUKSARI WONOSARI GUNUNGKIDUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Ninu Widiani NIM 12108241065 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL 2016

Upload: lecong

Post on 16-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

i

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEMSOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA

DALAM PEMBELAJARAN PKn DI KELAS IV SD NEGERI JERUKSARIWONOSARI GUNUNGKIDUL

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu PendidikanUniversitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratanguna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OlehNinu Widiani

NIM 12108241065

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARJURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

APRIL 2016

Page 2: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,
Page 3: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,
Page 4: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,
Page 5: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

v

MOTTO

“Semua guru dapat membawa semua anak ke ruang kelas, tapi tidak semua guru

dapat membuat muridnya belajar.”

(Helen Keller)

“Nikmati dan syukuri setiap proses yang kamu jalani, karena proses tidak akan

mengkhianati hasil.”

(Ninu Widiani)

Page 6: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

vi

PERSEMBAHAN

Karya tulis ini aku persembahkan untuk:

1. Allah SWT, semoga skripsi ini menjadi salah satu bagian dari wujud

ibadahku kepadaMu.

2. Bapak, Ibu, dan keluargaku tercinta.

3. Almamater UNY sebagai wujud dedikasiku.

Page 7: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

vii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEMSOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA

DALAM PEMBELAJARAN PKn DI KELAS IV SD NEGERI JERUKSARIWONOSARI GUNUNGKIDUL

OlehNinu Widiani

NIM 12108241065

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan siswa padapembelajaran PKn di kelas IV SD Negeri Jeruksari Wonosari Gunungkiduldengan menerapkan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS).

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjekpenelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Jeruksari yang berjumlah 14 siswa.Desain PTK yang digunakan terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dancatatan harian. Instrumen yang digunakan yaitu lembar observasi keaktifan siswa,lembar observasi kegiatan guru, dan catatan harian. Analisis data yang digunakanadalah deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif untuk menganalisis data hasilobservasi, catatan harian keaktifan siswa, dan keterlaksanaan penerapan modelpembelajaran CPS oleh guru.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran CPSdalam pembelajaran PKn dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas IV SD NegeriJeruksari. Persentase jumlah siswa yang berhasil mencapai indikator keberhasilanpenelitian pada pra tindakan 0%, siklus I/1 hanya 7,14%, siklus I/2 menjadi28,57%. Hasil pengamatan keaktifan siklus I belum berhasil mencapai indikatorkeberhasilan penelitian yaitu >75% siswa memperoleh skor akhir >2,66 sehinggaperlu dilanjutkan penelitian tindakan siklus II. Pada siklus II/1 64,29% siswakemudian siklus II/2 menjadi 100%. Penelitian tindakan siklus II berhasilmencapai indikator keberhasilan penelitian sehingga tidak perlu dilaksanakanpenelitian tindakan lanjutan.

Kata kunci : model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS), keaktifansiswa, PKn

Page 8: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat,

rahmat, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi guna

memenuhi tugas akhir. Adapun judul skripsi ini yaitu “PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK

MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn DI

KELAS IV SD NEGERI JERUKSARI WONOSARI GUNUNGKIDUL”.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini berkat

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan

terimaksih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan

menuntut ilmu di UNY.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang

telah memberikan kemudahan izin dalam penyusunan skripsi ini.

3. Wakil Dekan 1 Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

yang telah memberikan kemudahan izin dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ketua Jurusan PSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Yogyakarta yang telah memberikan kemudahan izin dalam penyusunan

skripsi ini.

5. Bapak Fathurrohman, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Kepala Sekolah Dasar Negeri Jeruksari Wonosari Gunungkidul yang telah

memberikan izin penelitian.

7. Guru-guru SD Negeri Jeruksari Wonosari Gunungkidul yang telah

membantu dalam pelaksanaan penelitian.

8. Kedua orangtuaku, Bapak Irfan Asrono dan Ibu Titi Suharti yang selalu

memberi motivasi, doa, dan dukungan secara moril maupun materiil.

9. Keluargaku yang selalu memberikan semangat dan doa.

Page 9: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

ix

10. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam

penyusunan skripsi.

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada

umumnya dan pelaku pendidikan atau guru sekolah dasar pada khususnya.

Yogyakarta, 16 Maret 2016

Penulis

Page 10: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

x

DAFTAR ISI

HalHALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii

HALAMAN SURAT PERNYATAAN ........................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv

MOTTO ......................................................................................................... v

PERSEMBAHAN .......................................................................................... vi

ABSTRAK ..................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 6

C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 6

D. Perumusan Masalah ............................................................................ 6

E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7

F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ............................ 9

1. Pengertian Pembelajaran .............................................................. 9

2. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) .............................. 11

3. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ............................... 13

4. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Kelas IV .. 14

B. Keaktifan Siswa .................................................................................. 17

1. Pengertian Keaktifan Siswa ......................................................... 17

2. Indikator Keaktifan Siswa ............................................................ 19

Page 11: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

xi

3. Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran PendidikanKewarganegaraan (PKn) .............................................................. 21

4. Cara Meningkatkan Keaktifan Siswa ........................................... 22

C. Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) ....................... 25

1. Pengertian Model Pembelajaran ................................................... 25

2. Pengertian Model Pembelajaran Creative Problem Solving(CPS) ............................................................................................ 27

3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Creative ProblemSolving (CPS) ................................................................................ 30

4. Langkah-langkah Model Pembelajaran Creative ProblemSolving (CPS) dalam Pembelajaran PendidikanKewarganegaraan (PKn) .............................................................. 33

5. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran CreativeProblem Solving (CPS) ................................................................ 34

D. Keterkaitan antara Model Pembelajaran Creative Problem Solving(CPS) dengan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran PendidikanKewarganegaraan (PKn) ..................................................................... 37

E. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar (SD) ............................................ 40

F. Penelitian yang Relevan ...................................................................... 43

G. Kerangka Berpikir ............................................................................... 45

H. Hipotesis Tindakan .............................................................................. 47

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .................................................................................... 48

B. Desain Penelitian ................................................................................. 48

C. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................... 51

D. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 51

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 51

F. Instrumen Penelitian ............................................................................ 52

G. Validasi Instrumen Penelitian ............................................................. 53

H. Teknik Analisis Data ........................................................................... 54

I. Indikator Keberhasilan ........................................................................ 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Lokasi Penelitian ................................................................. 56

B. Hasil Penelitian ................................................................................... 57

Page 12: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

xii

1. Deskripsi Pra Tindakan ................................................................. 57

2. Pelaksanaan Pra Tindakan ............................................................. 58

3. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ........................................ 60

a. Siklus I ..................................................................................... 61

1) Perencanaan Tindakan Siklus I ......................................... 61

2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I .......................................... 62

a) Siklus I pertemuan 1 .................................................... 62

b) Siklus I pertemuan 2 .................................................... 69

3) Pengamatan Siklus I .......................................................... 76

a) Pengamatan guru siklus I ............................................. 76

b) Pengamatan siswa siklus I ........................................... 78

4) Refleksi Siklus I ................................................................ 88

b. Siklus II ................................................................................... 91

1) Perencanaan Tindakan Siklus II ........................................ 91

2) Pelaksanaan Tindakan Siklus II ......................................... 92

a) Siklus II pertemuan 1 ................................................... 92

b) Siklus II pertemuan 2 ................................................... 99

3) Pengamatan Siklus II ......................................................... 106

a) Pengamatan guru siklus II ........................................... 106

b) Pengamatan siswa siklus II .......................................... 108

4) Refleksi Siklus II ............................................................... 115

C. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 118

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ......................................................................................... 129

B. Saran .................................................................................................. 130

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 132

LAMPIRAN .................................................................................................. 134

Page 13: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

xiii

DAFTAR TABEL

HalTabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PKn Kelas IV

Sekolah Dasar Semester 1 .............................................................. 16

Tabel 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PKn Kelas IVSekolah Dasar Semester 2 .............................................................. 16

Tabel 3. Pedoman Kriteria Keaktifan Siswa ................................................ 54

Tabel 4. Hasil Observasi Keaktifan Siswa pada Pra Tindakan .................... 59

Tabel 5. Hasil Observasi Keaktifan Siswa pada Pembelajaran PKnSiklus I ............................................................................................ 84

Tabel 6. Persentase Siswa yang Berhasil dan Belum Berhasil MencapaiIndikator Keberhasilan pada Siklus I .............................................. 86

Tabel 7. Perbandingan Persentase Siswa yang Berhasil dan BelumBerhasil Mencapai Indikator Keberhasilan antara PraTindakan dan Siklus I ..................................................................... 86

Tabel 8. Kendala pada Siklus I dan Rencana Perbaikan untukPembelajaran pada Pertemuan Berikutnya ..................................... 90

Tabel 9. Hasil Observasi Keaktifan Siswa pada Pembelajaran PKnSiklus II .......................................................................................... 112

Tabel 10. Persentase Siswa yang Berhasil dan Belum Berhasil MencapaiIndikator Keberhasilan Pada Siklus II ............................................ 113

Tabel 11. Perbandingan Persentase Siswa yang Berhasil dan BelumBerhasil Mencapai Indikator Keberhasilan dari Pra Tindakansampai Siklus II .............................................................................. 114

Page 14: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

xiv

DAFTAR GAMBAR

HalGambar 1. Alur Penelitian Tindakan Kelas ................................................. 49

Gambar 2. Guru sedang Menjelaskan Materi kepada Siswa denganMetode Ceramah dan Tanya Jawab ............................................ 58

Gambar 3. Guru Menegaskan Masalah yang Disajikan dalam LKSketika Siswa Duduk dalam Kelompok ....................................... 66

Gambar 4. Diskusi dalam Kelompok 2 Berjalan Kurang Baik karenaada Siswa yang Kurang Aktif .................................................... 67

Gambar 5. Guru Menjelaskan Petunjuk Kegiatan yang akan Dilakukanoleh Siswa dan Mempertegas Masalah yang Tersaji dalamLKS dengan Menuliskan di Papan Tulis ................................... 73

Gambar 6. Kegiatan Diskusi Penyelesaian Masalah dalam Kelompok1 yang Berjalan Cukup Baik ...................................................... 74

Gambar 7. Guru Kurang Aktif Membimbing Diskusi Siswa ...................... 74

Gambar 8. Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tagyang Ditempelkan pada Baju Siswa .......................................... 79

Gambar 9. Diagram Perbandingan Persentase Siswa yang Berhasil danBelum Berhasil Mencapai Indikator Keberhasilan antaraPra Tindakan dan Siklus I .......................................................... 87

Gambar 10. Guru Menjelaskan Petunjuk Kegiatan yang akan Dilakukanoleh Siswa dan Mempertegas Masalah yang Tersaji dalamLKS ............................................................................................ 96

Gambar 11. Diskusi dalam Kelompok 1 (kiri) dan 2 (kanan) BerjalanBaik dan Diskusi Telah Selesai ................................................. 97

Gambar 12. Diskusi dalam Kelompok 3 dan Berjalan Baik dan DiskusiTelah Selesai .............................................................................. 97

Gambar 13. Guru Menjelaskan Materi Mengenai KPU ................................ 101

Gambar 14. Guru Menjelaskan Petunjuk Kegiatan yang akan Dilakukanoleh Siswa dan Mempertegas Masalah yang Tersaji dalamLKS dengan Menuliskan di Papan Tulis ................................... 103

Gambar 15. Diskusi dalam Kelompok 1 Berjalan Baik dan Siswa TerlihatAntusias Mengerjakan LKS ....................................................... 104

Gambar 16. Diskusi dalam Kelompok 2 Berjalan Baik dan Siswa TerlihatAntusias Mengerjakan LKS ....................................................... 104

Gambar 17. Diskusi dalam Kelompok 3 Berjalan Baik dan Siswa TerlihatAntusias Mengerjakan LKS ....................................................... 104

Page 15: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

xv

Gambar 18. Diagram Perbandingan Persentase Siswa yang Berhasil danBelum Berhasil Mencapai Indikator Keberhasilan dariPra Tindakan sampai Siklus II .................................................... 114

Page 16: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

HalLampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ................................ 135

Lampiran 2. Lembar Observasi Keaktifan Siswa ........................................... 158

Lampiran 3. Hasil Pekerjaan Siswa pada LKS ............................................... 160

Lampiran 4. Hasil Observasi Kegiatan Guru .................................................. 164

Lampiran 5. Catatan Harian ............................................................................ 169

Lampiran 6. Surat-surat Penelitian .................................................................. 187

Page 17: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara

(Depdiknas, 2006: 3). Pelaksanaan prinsip penyelenggaraan pendidikan harus

sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional

sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 (Depdiknas, 2006: 8) yaitu:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional di atas maka dirumuskan

tujuan pendidikan dasar yakni meletakkan dasar kecerdasan, kepribadian,

akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri, dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut. Pendidikan dasar merupakan pondasi untuk

pendidikan selanjutnya. Aset suatu bangsa tidak hanya terletak pada sumber

daya alam yang melimpah, tetapi terletak pada sumber daya manusia yang

berkualitas. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan sumber daya manusia

Page 18: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

2

Indonesia sebagai kekayaan negara yang kekal dan sebagai investasi untuk

mencapai kemajuan bangsa.

Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dimulai sejak dari

pendidikan dasar. Siswa-siswa sekolah dasar merupakan bibit yang kelak

akan menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Hal tersebut akan

tercapai apabila sejak pendidikan dasar siswa telah dituntun untuk berperilaku

sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di lingkungan. Peran dari seorang

guru pada hakikatnya adalah membantu siswa dalam mengembangkan diri

siswa. Guru juga berperan membantu siswa dalam menyelesaikan

permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Hal ini tidak hanya masalah dalam

belajar, namun masalah-masalah yang lain.

Sekolah Dasar (SD) Negeri Jeruksari merupakan lembaga formal yang

terletak di Jalan Taman Bhakti, Jeruk Kepek, Wonosari, Gunungkidul. SD

Negeri Jeruksari memiliki visi dan misi yang harus diwujudkan. Awal berdiri

sekolah tersebut merupakan sekolah Instruksi Presiden (Inpres) yang

dipandang sebelah mata oleh masyarakat di Wonosari sehingga jumlah siswa

di sekolah tersebut sangat sedikit. Berdasarkan hasil wawancara dengan

Kepala Sekolah SD Negeri Jeruksari pada hari Kamis, 1 Oktober 2015,

kurikulum yang diterapkan di SD Negeri Jeruksari menggunakan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pembelajaran pada seluruh

kelas di SD Negeri Jeruksari, guru melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Guru menjelaskan

Page 19: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

3

dengan menggunakan bahasa Indonesia yang terkadang disisipi bahasa Jawa

untuk membantu pemahaman siswa. Guru menjelaskan dengan menggunakan

media pembelajaran yang disesuaikan dengan materi untuk membantu

pemahaman siswa di antaranya penggunaan media powerpoint, peta, dan

globe pada pembelajaran di kelas V. Guru membentuk kelompok belajar yang

di setiap kelompok terdiri dari siswa yang pandai, sedang, dan kurang pandai.

Guru berusaha mengaktifkan siswa dengan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan mengenai materi. Guru menggunakan metode diskusi dalam

kelompok di kelas II, jumlah siswa tiap kelompok hanya 2-3 siswa, karena

siswa akan sulit terkondisi jika jumlah anggota kelompok terlalu banyak.

Guru juga menggunakan media gambar-gambar berwarna dan lagu-lagu yang

sesuai untuk anak usia sekolah dasar ketika pembelajaran. Tujuannya untuk

menarik perhatian siswa dalam pembelajaran. Guru juga membawa benda-

benda konkret seperti tumbuhan untuk menerangkan bagian-bagian tumbuhan

di kelas II. Secara keseluruhan keaktifan siswa di kelas rendah sangat baik.

Siswa aktif mengajukan pertanyaan ataupun menjawab pertanyaan dari guru.

Rasa ingin tahu siswa cukup tinggi. Guru meminta siswa maju ke depan

untuk mengerjakan soal, siswa berebut maju ke depan untuk mendapatkan

nilai tambah dan ingin mendapatkan pujian dari guru. Guru kelas III memberi

pertanyaan mengenai penjumlahan pada siswa dan siswa berebut ingin

menjawab. Terkadang siswa ramai, namun ketika guru menegur, siswa

kembali tenang dan mengikuti pembelajaran.

Page 20: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

4

Guru kelas IV dan V juga menggunakan metode ceramah, tanya jawab,

dan diskusi dalam kelompok. Peneliti melakukan pengamatan seluruh

pembelajaran pada hari Kamis, 1 Oktober 2015 di kelas IV. Guru

menjelaskan materi mengenai pemerintahan desa dan kota. Guru menjelaskan

dengan menggunakan media peta Kabupaten Gunungkidul. Guru juga

menggambar bagan struktur pemerintahan desa dan peta posisi provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di papan tulis untuk membantu

pemahaman siswa. Guru mencoba mengaktifkan siswa dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan mengenai materi pembelajaran, namun keaktifan

siswa pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) masih kurang.

Peneliti mengamati siswa yang duduk di belakang, siswa mengobrol dengan

teman sebangku. Beberapa siswa yang keluar masuk kelas dengan alasan

membuang sampah ataupun ke kamar kecil. Siswa yang duduk di pojok

belakang, sibuk bermain dengan mainan yang dibawa dan ada juga yang

makan ketika guru sedang menjelaskan. Guru memberi pertanyaan mengenai

materi yang dijelaskan, siswa tidak menjawab dan ketika diberi kesempatan

untuk bertanya, siswa diam kemudian menunduk melihat ke arah buku

meskipun sudah ditunjuk oleh guru. Hal tersebut menandakan rasa ingin tahu

siswa masih rendah terhadap pembelajaran PKn. Siswa yang merespon

pertanyaan guru cenderung siswa yang sama. Siswa juga merespon

pertanyaan guru dengan bahasa Jawa yang kurang sopan. Beberapa siswa

tidak mencatat apa yang dituliskan guru di papan tulis. Beberapa siswa

berbuat usil dengan menyembunyikan alat tulis teman sehingga menimbulkan

Page 21: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

5

keributan. Upaya guru dalam mengelola kelas kurang optimal, terbukti dari

siswa sulit dikondisikan untuk memperhatikan penjelasan guru saat proses

pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran

tersebut perlu adanya suatu upaya untuk mengadakan perbaikan dan

meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn.

Proses pembelajaran merupakan suatu proses hubungan timbal balik

antara guru dan siswa. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan

siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran.

Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan membawa suasana belajar

yang menyenangkan dan dapat mengembangkan keaktifan siswa. Suasana

belajar yang menyenangkan dapat menjadi salah satu faktor penentu

keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi belajar yang baik. Pembelajaran

dengan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dan menarik, guru akan

mampu mendorong siswa terlibat secara aktif.

Banyak model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam

proses pembelajaran. Salah satu alternatif model pembelajaran tersebut adalah

dengan menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS).

Model pembelajaran CPS merupakan model yang dapat menumbuhkan

keaktifan siswa dalam pembelajaran, membantu siswa dalam memahami

pelajaran, serta diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang baik sebab

dalam penerapannya siswa diberikan masalah untuk dipecahkan. Peneliti akan

melakukan penelitian tindakan kelas berdasarkan ulasan latar belakang

dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving

Page 22: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

6

(CPS) untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran PKn di

Kelas IV SD Negeri Jeruksari Wonosari Gunungkidul”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa

permasalahan sebagai berikut.

1. Keaktifan siswa kelas IV dalam pembelajaran PKn masih kurang.

2. Rasa ingin tahu siswa kelas IV terhadap pembelajaran PKn masih rendah.

3. Kesopanan dalam berbicara siswa kelas IV kepada guru masih kurang.

4. Upaya guru dalam mengelola kelas kurang optimal, terbukti dari siswa

sulit dikondisikan untuk memperhatikan penjelasan guru saat proses

pembelajaran berlangsung.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas tidak semua diteliti, maka dibatasi

pada permasalahan keaktifan siswa kelas IV dalam pembelajaran PKn masih

kurang.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimana penerapan model pembelajaran Creative

Problem Solving (CPS) untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam

pembelajaran PKn di kelas IV SD Negeri Jeruksari Wonosari Gunungkidul ?”

Page 23: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

7

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan

keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn di kelas IV SD Negeri Jeruksari

Wonosari Gunungkidul melalui model pembelajaran Creative Problem

Solving (CPS).

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat, antara lain.

1. Secara Teoritis

Penelitian ini memberi masukan sekaligus menambah pengetahuan serta

wawasan mengenai upaya meningkatkan keaktifan dalam pembelajaran

PKn melalui model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS).

2. Secara Praktis

a. Bagi Kepala Sekolah

Penelitian ini memberi masukan dalam menentukan kebijakan dan

dalam mendorong peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran

di sekolah yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar.

b. Bagi Guru

Penelitian ini memberikan pengalaman menggunakan model

pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) yang nantinya

diharapkan dapat menginspirasi guru untuk selalu mengembangkan

model pembelajaran lainnya.

Page 24: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

8

c. Bagi Siswa

Penelitian ini memotivasi siswa agar lebih aktif dalam mengikuti

pembelajaran di sekolah yang pada akhirnya akan meningkatkan

hasil belajar.

Page 25: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

9

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses

penyampaian informasi kepada siswa (W. Gulo, 2004: 4-5). Tujuan

pembelajaran adalah memberi pengalaman belajar kepada siswa sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai. Guru profesional tidak hanya berpikir

tentang apa yang akan diajarkan dan bagaimana cara mengajarkan, tetapi

guru juga memikirkan tentang siapa yang menerima pembelajaran, apa

makna belajar bagi siswa, dan kemampuan apa yang ada pada diri siswa

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Melalui proses pembelajaran

berarti siswa mampu meningkatkan kemampuan untuk memproses,

menemukan, dan menggunakan informasi bagi pengembangan dirinya

dalam sebuah lingkungan.

Wina Sanjaya (2012: 26) mengungkapkan bahwa pembelajaran

adalah proses kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan

segala potensi yang ada dalam diri siswa maupun yang ada di luar diri

siswa sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar. Potensi yang ada

dalam diri siswa meliputi minat, bakat, dan kemampuan dasar termasuk

gaya belajar. Potensi yang ada di luar diri siswa meliputi lingkungan,

sarana, dan sumber belajar. Pembelajaran tidak hanya menitikberatkan

Page 26: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

10

pada kegiatan guru atau siswa saja, akan tetapi guru dan siswa bersama-

sama berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Kajian mengenai pembelajaran menurut Gagne (Wina Sanjaya,

2012: 27) mengajar atau “teaching” merupakan bagian dari dari

pembelajaran, dimana peran guru lebih ditekankan kepada bagaimana

merancang berbagai sumber dan fasilitas yang tersedia untuk digunakan

atau dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu. Proses

pembelajaran akan efektif manakala memanfaatkan berbagai sarana dan

prasarana yang tersedia termasuk memanfaatkan berbagai sumber

belajar.

Hikmah pembelajaran sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui

pengalaman yang dikembangkan melalui saling berbagi, sehingga

memberikan keuntungan bagi yang lain (Suyono dan Hariyanto, 2014:

15). Siswa dengan saling berbagi diharapkan mampu memperoleh

hikmah pembelajaran berdasarkan pengalaman belajar di dalam kelas dan

dalam situasi pembelajaran lain di sekolah. Memperoleh hikmah

pembelajaran diharapkan pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Berdasarkan beberapa pendapat dari beberapa ahli tentang

pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan

hubungan kerja sama antara guru dengan siswa untuk memperoleh suatu

pengetahuan, sikap, dan keterampilan melalui proses pengajaran dan

dapat mengaktifkan siswa, sehingga proses pengajaran dapat lebih

bermakna dan dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Tujuan yang

Page 27: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

11

ingin dicapai telah tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran

yang telah dibuat oleh guru. Proses pembelajaran tersebut, guru akan

merealisasikan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat

sebelumnya.

2. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan sarana untuk

mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai luhur yang berakar pada

budaya bangsa Indonesia dalam bentuk perilaku yang tercermin dalam

kehidupan sehari-hari. Perilaku yang dimaksud adalah perilaku yang

sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Pendidikan menjadi hal yang sangat

penting untuk membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai

Pancasila. Pendidikan dapat dilaksanakan secara formal maupun

informal. Pendidikan secara formal dapat dilaksanakan pada lembaga

yang biasa disebut sekolah, sedangkan pendidikan secara informal dapat

dilaksanakan dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat.

Mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan

pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara

Indonesia cerdas, terampil, dan berkarakter seperti yang diamanatkan

oleh Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Materi dalam

mata pelajaran PKn membahas tentang konsep nilai Pancasila dan UUD

1945 beserta dinamika perwujudan dalam kehidupan masyarakat negara

Indonesia, sehingga mata pelajaran PKn sangat penting untuk dipelajari

Page 28: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

12

dan dipahami sejak dini, beranjak dari usia Sekolah Dasar (SD) agar

terwujudnya nilai-nilai yang diajarkan dalam PKn. Nilai-nilai tersebut di

antaranya pendidikan nilai demokrasi, pendidikan nilai moral, dan

pendidikan nilai sosial dalam kehidupan sehari-hari untuk menunjang

kemajuan bangsa.

Mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan

siswa pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama,

sosiokultural, bahasa, usia, dan suku bangsa dengan tujuan sebagaimana

diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 yaitu untuk menjadi warga

negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter (Arnie Fajar,

2005: 141). Tujuan dicapai dengan merefleksikan diri dalam kebiasaan

berpikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945.

Mata pelajaran PKn membantu siswa mengembangkan pemahaman, baik

materi maupun keterampilan intelektual, dan partisipatori dalam kegiatan

sekolah.

Selanjutnya, Zamroni (Azyumardi Azra, 2003: 7) mengemukakan

bahwa PKn merupakan pendidikan demokrasi yang memiliki tujuan

mempersiapkan warga masyarakat untuk berpikir kritis dan bertindak

secara demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran pada

generasi baru bahwa demokrasi dapat menjamin hak-hak warga

masyarakat. Demokrasi adalah suatu proses dan bukan hasil meniru dari

masyarakat lain. Nilai-nilai demokrasi perlu diterapkan dan diajarkan

sejak dini agar nilai-nilai tersebut dapat tersampaikan dengan baik.

Page 29: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

13

Membantu siswa menjadi warga negara yang demokratis melalui

kegiatan seluruh program sekolah, kegiatan belajar mengajar dalam kelas

yang dapat menumbuhkan perilaku yang lebih baik dalam masyarakat

demokratis, dan pengalaman serta kepentingan masyarakat untuk hidup

bernegara. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, PKn adalah

program pendidikan yang memuat bahasan tentang masalah kebangsaan,

kewarganegaraan dalam hubungannya dengan negara, demokrasi, Hak

Asasi Manusia (HAM), dan masyarakat madani yang dalam

implementasinya menerapkan prinsip-prinsip pendidikan demokratis dan

humanis.

3. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah untuk

membentuk watak atau karakteristik warga negara yang baik. Sedangkan,

tujuan mata pelajaran PKn yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional

Pendidikan (Wuri Wuryandani dan Fathurrohman, 2012: 9) adalah untuk

memberikan kompetensi-kompetensi kepada siswa sebagai berikut.

a. Mampu berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam

menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di

negaranya.

b. Mau berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, secara aktif dan

bertanggung jawab, sehingga bisa bertindak secara cerdas dalam

semua kegiatan baik di masyarakat, bangsa, dan negara.

c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

Page 30: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

14

berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia sehingga

mampu hidup bersama dengan bangsa lain.

d. Berinteraksi dengan bangsa lain secara langsung maupun tidak

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

dengan baik.

Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk (a) membentuk

kecakapan partisipatif yang bermutu dan bertanggung jawab, (b)

membentuk warga yang baik dan demokratis, (c) membentuk siswa

untuk berpikir kritis, (d) mengembangkan kultur demokratis, dan (e)

membentuk siswa menjadi warga negara yang baik dan bertanggung

jawab (Azyumardi Azra, 2003: 10). Tujuan di atas akan mudah tercapai

jika pendidikan nilai moral dan norma tetap ditanamkan pada siswa sejak

usia dini, karena jika siswa sudah memiliki nilai moral yang baik, maka

tujuan untuk membentuk warga negara yang baik akan mudah

diwujudkan. Berdasarkan ulasan mengenai tujuan pembelajaran PKn

tersebut, maka peneliti menyimpulkan tujuan PKn adalah untuk

menjadikan warga negara yang baik, yaitu warga negara yang sadar akan

hak dan kewajibannya.

4. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Kelas IV

Pembelajaran merupakan proses interaksi dua arah antara guru dan

siswa untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Melalui

proses pembelajaran, diharapkan siswa dapat mencapai kompetensi dasar

secara tuntas. Banyak komponen pendidikan yang berpengaruh dalam

Page 31: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

15

proses pencapaian kompetensi dasar siswa. Komponen-komponen

tersebut antara lain siswa, guru, sumber belajar, lingkungan, sarana, dan

prasarana yang mendukung.

Pembelajaran di kelas hendaknya ditekankan pada pembelajaran

siswa aktif, sehingga peran guru sebagai fasilitator. Menurut Mathews

(Wuri Wuryandani dan Fathurrohman, 2012: 37-39), kelas yang dapat

mengaktifkan siswanya memiliki syarat-syarat sebagai berikut.

a. Guru dan siswa bertanggung jawab menciptakan iklim kelas yang

baik.

b. Guru menjadi model dan pendorong untuk siswa berpikir kritis.

c. Menciptakan atmosfer kelas yang mendorong siswa melakukan

penemuan dan memiliki wawasan pemikiran yang lebih terbuka.

d. Siswa diberikan dorongan untuk berpikir secara benar yaitu tentang

cara mereka berpikir, menemukan, dan komunikasi dalam

pembelajaran.

e. Penataan ruang kelas yang memudahkan siswa bekerjasama antara

siswa yang satu dengan lainnya.

Kompetensi Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memuat Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar merupakan tujuan yang akan dicapai siswa melalui

proses pembelajaran. Guru berperan membantu siswa untuk mencapai

seluruh kompetensi yang sudah tercantum dalam kurikulum dengan

melakukan pembelajaran secara sistematis. Berikut diuraikan tentang

Page 32: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

16

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PKn kelas IV Sekolah Dasar

yang termuat dalam Kompetensi Tingkat Satuan Pendidikan (Wuri

Wuryandani dan Fathurrohman, 2012: 27-28).

Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PKn Kelas IV Sekolah Dasar Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1. Memahami sistem

pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan

3.1 Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan

3.2 Menggambarkan struktur organisasi desa dan pemerintahan kecamatan

2. Memahami sistem pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi

4.2 Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintah kabupaten, kota, dan provinsi

4.3 Menggambarkan struktur organisasi kabupaten, kota, dan provinsi

Tabel 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PKn Kelas IV

Sekolah Dasar Semester 2 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

3. Mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat

3.1 Mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat, seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK, dan BPK dll

3.2 Menyebutkan organisasi pemerintahan tingkat pusat, seperti Presiden, Wakil Presiden dan para Menteri

4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya

4.1 Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya

4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional

4.3 Menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi yang terjadi di lingkungannya

Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran

PKn Kelas IV, secara keseluruhan dapat diterapkan model pembelajaran

CPS, namun penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti tetap mengikuti

pembelajaran di sekolah yang akan dituju.

Page 33: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

17

B. Keaktifan Siswa

1. Pengertian Keaktifan Siswa

Proses pembelajaran tidak akan lepas dari interaksi antara guru dan

siswa. Aktivitas siswa menjadi sesuatu hal penunjang terjadinya interaksi

tersebut. Sardiman A.M. (2007: 97-100) mengemukakan bahwa aktivitas

sangat diperlukan dalam proses belajar. Tanpa adanya aktivitas, belajar

tidak mungkin berjalan dengan baik karena pada hakikatnya belajar

adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku menjadi tindakan

(aktivitas). Aktivitas yang dimaksud adalah aktivitas yang bersifat fisik

maupun mental. Aktivitas fisik meliputi mendengar, menulis, membaca,

dan lain-lain. Aktivitas mental meliputi memecahkan permasalahan,

membandingkan konsep, menyimpulkan hasil pengamatan, dan lain-lain.

Pada kegiatan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar akan

membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat, sehingga dapat

terhindar dari tindakan yang akan merugikan siswa. Prinsip-prinsip

pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono (Waluyo Adi, 2000: 15),

meliputi perhatian, motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung,

pengulangan, tantangan, balikan, penguatan, dan perbedaan individu.

Pada penelitian ini, secara khusus akan mengkaji mengenai keaktifan

siswa dalam pembelajaran.

Keaktifan siswa sangat diperlukan ketika proses pembelajaran

berlangsung, seperti yang dikemukakan oleh John Dewey (Waluyo Adi,

2000: 17) bahwa belajar berkaitan dengan sesuatu yang dikerjakan dan

Page 34: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

18

misi aktif siswa. Teori Behavioristik menjelaskan bahwa dalam belajar

yang penting adalah adanya input berupa stimulus dan output yang

berupa respon. Menurut teori ini belajar adalah proses interaksi antara

stimulus atau rangsangan yang berupa serangkaian kegiatan yang

bertujuan agar mendapatkan respon dari kegiatan tersebut. Teori Kognitif

menjelaskan bahwa belajar ditunjukkan dengan adanya jiwa yang aktif

dan jiwa yang mengolah informasi yang diterima. Berdasarkan teori-teori

belajar di atas, tanpa adanya keaktifan siswa maka kegiatan belajar tidak

berkualitas. Siswa dituntut untuk mampu mencari, menemukan, dan

menggunakan pengetahuan yang diperolehnya.

Penerapan prinsip keaktifan siswa oleh guru dalam kegiatan

pembelajaran menurut Waluyo Adi (2000: 17-18), dapat dilihat dalam

kegiatan sebagai berikut.

a. Menggunakan metode dan media yang bermacam-macam dalam

pembelajaran pada siswa secara individu maupun kelompok.

b. Memberikan kesempatan pada siswa untuk berdiskusi dalam

kelompok dan bertanya jawab.

c. Memberikan tugas pada siswa untuk mempelajari materi dan hal-hal

yang belum dipahami.

d. Memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan percobaan

dan penyelesaian masalah secara berkelompok.

Keaktifan sangat penting dalam proses pembelajaran karena dapat

merangsang dan mengembangkan bakat yang ada dalam diri siswa,

Page 35: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

19

berpikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan dalam kehidupan

sehari-hari. Keaktifan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

keaktifan siswa dalam pembelajaran berupa aktivitas yang dilakukan

siswa dalam belajar meliputi pengetahuan, pemahaman, aspek-aspek

tingkah laku lainnya serta mengembangkan keterampilan yang bermakna.

Keterampilan tersebut baik yang dapat diamati (konkret) seperti

mendengar, menulis, membaca, menyanyi, menggambar, dan berlatih

maupun yang sulit diamati (abstrak) seperti menggunakan pengetahuan

dalam memecahkan permasalahan, membandingkan konsep,

menyimpulkan hasil pengamatan, dan lain-lain.

2. Indikator Keaktifan Siswa

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran merupakan salah satu

indikator adanya keinginan untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki

keaktifan dalam pembelajaran apabila memiliki ciri-ciri seperti sering

bertanya kepada guru atau siswa lain mengenai hal yang belum dipahami

dalam pembelajaran, mau mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru,

dan mampu menjawab pertanyaan.

Nana Sudjana (2009: 61) menyebutkan beberapa kegiatan yang

mencerminkan keaktifan siswa. Keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal

sebagai berikut.

a. Ikut serta dalam melaksanakan tugas belajar.

b. Terlibat dalam kegiatan pemecahan masalah.

c. Bertanya kepada guru atau siswa lain ketika tidak memahami

Page 36: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

20

masalah yang dihadapi.

d. Mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan

masalah yang dihadapi.

e. Melakukan diskusi dalam kelompok sesuai dengan petunjuk guru.

f. Melakukan penilaian terhadap kemampuan dirinya dan hasil-hasil

yang diperoleh.

g. Melatih diri dalam memecahkan permasalahan yang sejenis.

h. Menerapkan apa yang telah diperoleh untuk menyelesaikan

permasalahan yang dihadapi.

Kemudian, Sriyono (1992: 75) menjelaskan bahwa keaktifan

adalah pada waktu guru mengajar guru harus mengusahakan agar siswa

dapat aktif secara jasmani dan rohani. Syaiful Sagala (2006: 124-134)

menambahkan teori mengenai keaktifan jasmani dan rohani sebagai

berikut.

a. Keaktifan indera yaitu pendengaran, penglihatan, peraba. Siswa

dirangsang agar dapat menggunakan alat indera sebaik mungkin.

b. Keaktifan akal yaitu akal siswa harus aktif atau diaktifkan untuk

memecahkan masalah, berpendapat, dan mengambil keputusan.

c. Keaktifan ingatan yaitu pada saat mengajar, siswa harus aktif

menerima materi pembelajaran yang disampaikan guru dan

menyimpan dalam otak, kemudian pada suatu saat siswa akan siap

mengutarakan materi pembelajaran tersebut.

d. Keaktifan emosi yaitu dalam siswa berusaha mencintai pelajaran.

Page 37: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

21

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa keaktifan

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keaktifan siswa dalam

pembelajaran berupa aktivitas yang dilakukan siswa dalam belajar

meliputi pengetahuan, pemahaman, aspek-aspek tingkah laku lainnya

serta mengembangkan keterampilan yang bermakna. Keterampilan

tersebut baik yang dapat diamati (konkret) seperti mendengar, menulis,

membaca, menyanyi, menggambar, dan berlatih maupun yang sulit

diamati (abstrak) seperti menggunakan pengetahuan dalam memecahkan

permasalahan, membandingkan konsep, menyimpulkan hasil

pengamatan, dan lain-lain.

3. Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

(PKn)

Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) sangat penting karena dalam PKn banyak

materi-materi mengenai pemecahan masalah yang terkait dengan

kehidupan sehari-hari seperti musyawarah, demokrasi, penerapan sikap

kejujuran, kedisiplinan, dan lain sebagainya. Siswa sebagai subjek didik

yang merencanakan dan melaksanakan belajar. Bentuk-bentuk keaktifan

siswa dalam kegiatan pembelajaran yang akan digunakan sebagai

indikator aspek pengamatan ketika menerapkan model pembelajaran CPS

pada pembelajaran PKn antara lain.

a. Terlibat dalam kegiatan pemecahan masalah dengan mengemukakan

pendapat dalam kelompok.

Page 38: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

22

b. Menanggapi dan menghargai pendapat teman dalam kegiatan diskusi

kelompok.

c. Berdiskusi membuat alternatif solusi untuk menyelesaikan masalah

yang dihadapi dalam diskusi kelompok.

d. Mempresentasikan hasil diskusi dan menanggapi presentasi dari

kelompok lain.

4. Cara Meningkatkan Keaktifan Siswa

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran merupakan salah satu

kunci keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan. Meningkatkan

keaktifan siswa dalam pembelajaran menurut H.E. Mulyasa (2013: 188)

dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

a. Mengembangkan keberanian dan rasa percaya diri siswa serta

mengurangi perasaan-perasaan yang kurang menyenangkan dalam

pembelajaran.

b. Memberi kesempatan pada siswa untuk berkomunikasi secara aktif

dan terarah.

c. Melibatkan siswa dalam menentukan tujuan belajar dan penilaian

hasilnya.

d. Memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter.

e. Melibatkan mereka secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan

dalam proses pembelajaran secara keseluruhan.

Selain adanya aktivitas belajar yang melibatkan siswa, motivasi

juga dapat mempengaruhi keaktifan siswa dalam belajar. Beberapa hal

Page 39: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

23

yang dapat menimbulkan motivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran

menurut Masnur Muslich (2011: 68) sebagai berikut.

a. Siswa megetahui maksud dan tujuan pembelajaran

Apabila siswa mengetahui tujuan dari pembelajaran yang sedang

mereka ikuti, siswa akan terdorong untuk melaksanakan kegiatan

tersebut secara aktif.

b. Tersedia fasilitas, sumber belajar, dan lingkungan yang mendukung

Keaktifan siswa akan timbul apabila terdapat fasilitas, sumber

belajar yang menarik dan cukup untuk mendukung kegiatan belajar.

Begitu juga dengan kondisi lingkungan yang kondusif akan membiat

siswa bersemangat untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar.

c. Adanya prinsip pengakuan penuh atas pribadi setiap siswa

Guru harus membangun dan menjaga interaksi dengan siswa.

Pemberian apresiasi terhadap pendapat atau gagasan dari masing-

masing siswa juga penting untuk menghargai potensi masing-masing

siswa dan menjaga siswa untuk selalu percaya diri.

d. Adanya konsistensi dalam penerapan aturan atau perlakuan oleh

guru di dalam pembelajaran

Penerapan pemberian reward atau punishment dalam pembelajaran

berlangsung secara konsisten dan adil. Hal ini akan berdampak

negatif bagi siswa jika dalam penerapannya terjadi kesalahan.

e. Adanya pemberian penguatan dalam pembelajaran

Penguatan merupakan pemberian respon terhadap aktivitas belajar

Page 40: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

24

siswa baik secara oral maupun perlakuan. Pemberian penguatan

penting untuk menumbuhkan motivasi siswa sehingga siswa terlibat

aktif dalam kegiatan pembelajaran.

f. Jenis kegiatan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan

menantang

Pemilihan kegiatan yang bersifat menarik, menyenangkan, dan

menantang dapat menjaga keaktifan peserta didk dalam proses

pembelajaran.

g. Penilaian hasil belajar dilakukan secara serius, objektif, teliti, dan

terbuka

Penilaian dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan hasil penilaian

harus diumumkan secara terbuka. Hasil penilaian sangat

berpengaruh pada semangat siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa meningkatkan keaktifan

siswa dalam proses pembelajaran di kelas dilakukan dengan memberikan

sejumlah aktivitas yang dapat mengaktifkan siswa secara aktif dalam

proses pembelajaran secara keseluruhan serta memunculkan hal-hal yang

dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Hal

ini dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan oleh guru

ketika pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan

membawa suasana belajar yang menyenangkan dan dapat

mengembangkan keaktifan siswa. Suasana belajar yang menyenangkan

dapat menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan siswa dalam

Page 41: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

25

mencapai prestasi belajar yang baik. Pembelajaran dengan menerapkan

model pembelajaran yang sesuai dan menarik, guru akan mampu

mendorong siswa terlibat secara aktif.

Banyak model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam

proses pembelajaran. Salah satu alternatif model pembelajaran tersebut

adalah dengan menggunakan model pembelajaran Creative Problem

Solving (CPS). Model pembelajaran CPS merupakan model yang dapat

menumbuhkan keaktifan siswa dalam pembelajaran, membantu siswa

dalam memahami pelajaran, serta diharapkan dapat mencapai prestasi

belajar yang baik sebab dalam penerapannya siswa diberikan masalah

untuk dipecahkan.

C. Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)

1. Pengertian Model Pembelajaran

Model menurut Udin S. Winataputra (2001: 3) diartikan sebagai

“kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam

melakukan suatu kegiatan”. Model pembelajaran didefinisikan lebih

lanjut oleh Udin S. Winataputra (2001: 3) yaitu:

“kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran”.

Pengertian di atas menjelaskan bahwa kegiatan pembelajaran merupakan

kegiatan yang tertata dan tersusun secara sistematis. Model pembelajaran

Page 42: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

26

menurut Trianto (2010: 51) adalah suatu perencanaan yang dibuat dan

digunakan untuk merencanakan kegiatan pembelajaran di kelas atau

pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu pada

pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya

tujuan pembelajaran, tahapan pembelajaran, lingkungan pembelajaran,

dan pengelolaan kelas. Seperti pendapat Joyce (Trianto, 2010: 51) bahwa

setiap model pembelajaran mengarahkan guru dalam melaksanakan

pembelajaran untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran.

Model pembelajaran adalah sebuah rencana atau pola yang dapat

digunakan untuk membentuk kurikulum, mendesain materi instruksional,

dan memandu proses pengajaran di dalam kelas maupun tempat lain

(Joyce dan Weill dalam Miftahul Huda, 2013: 73). Model pembelajaran

dirancang dengan melibatkan siswa untuk aktif dalam kegiatan

pembelajaran. Model pembelajaran menekankan bagaimana membantu

siswa belajar mengkonstruksi pengetahuannya.

Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari

pada strategi, metode, atau prosedur. Model pembelajaran memiliki

empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode, atau

prosedur. Ciri-ciri tersebut seperti yang disebutkan oleh Kardi dan Nur

(Trianto, 2010: 55) antara lain:

“(1) rasional, teoritis, logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya, (2) landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai), (3) tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil, dan (4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai”.

Page 43: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

27

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan

prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi

para perencana pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan

melaksanakan pembelajaran. Setiap model pembelajaran memerlukan

sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang berbeda-beda.

2. Pengertian Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)

Pertengahan tahun 1950 di Buffalo, para pejabat pendidikan yang

dikoordinasi oleh Osborn saling bertukar metode dan teknik untuk

mengembangkan kreativitas yang bisa berguna bagi masyarakat (Parnes

dalam Miftahul Huda, 2013: 297-298). Diskusi tersebut menghasilkan

model pembelajaran yang dikenal dengan Creative Problem Solving

(CPS). CPS merupakan model untuk menyelesaikan masalah secara

kreatif. Guru berperan mengarahkan siswa untuk memecahkan masalah

secara kreatif. Guru menyediakan materi pembelajaran atau topik diskusi

yang dapat merangsang siswa untuk berpikir kreatif dalam memecahkan

masalah. Berpikir kreatif merupakan suatu kegiatan mental untuk

mendapatkan dan menemukan suatu jawaban, gagasan, penyelesaian

masalah, dan pernyataan serta memunculkan suatu ide baru. Melalui

berpikir kreatif, siswa tidak hanya menerima informasi dari guru, namun

siswa juga berusaha mencari dan memberikan informasi dalam proses

pembelajaran. Siswa yang kreatif selalu mempunyai rasa ingin tahu,

Page 44: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

28

ingin mencoba-coba, berpetualang, memiliki banyak ide, mampu

mengelaborasi beberapa pendapat, suka bermain, dan intuitif.

Memecahkan masalah secara kreatif merupakan proses menemukan

solusi untuk menyelesaikan masalah dengan kemampuan kreatif yang

menurut Guilford (Sujarwo, 2011: 172) tercermin dalam lima perilaku

sebagai berikut.

a. Fluency yaitu kelancaran atau kemampuan untuk menghasilkan

banyak gagasan.

b. Fleksibility yaitu siswa mampu memberikan jawaban yang berbeda-

beda dalam mengatasi masalah.

c. Originality yaitu siswa mampu memberikan jawaban yang jarang

atau langka dan berbeda dengan jawaban siswa lain pada umumnya.

d. Elaboration yaitu siswa mampu menyatakan gagasan secara

terperinci. Siswa yang kreatif tidak sekedar mengemukakan ide,

tetapi juga mengembangkan gagasan yang dikemukakan.

e. Sensitivity yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan gagasan

sebagai tanggapan terhadap suatu situasi.

Model pembelajaran CPS menurut Pepkin (Masnur Muslich, 2011:

221) adalah suatu model pembelajaran yang memusatkan siswa pada

pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah yang diikuti dengan

penguatan keterampilan pada diri siswa. Penggunaan model CPS pada

pembelajaran, siswa dihadapkan dengan suatu pertanyaan kemudian

siswa memecahkan masalah dengan memilih dan mengembangkan

Page 45: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

29

tanggapannya terhadap masalah tersebut. Tidak hanya dengan cara

menghafal tanpa berpikir, tetapi menekankan pada keterampilan

memecahkan masalah dan memperluas proses berpikir.

Model pembelajaran CPS merupakan segala cara yang dikerahkan

oleh siswa dalam berpikir kreatif dengan tujuan menyelesaikan suatu

permasalahan secara kreatif (Sujarwo, 2011: 178). Solusi yang diberikan

untuk memecahkan masalah adalah solusi kreatif. Solusi kreatif dalam

pemecahan masalah dilakukan melalui sikap dan pola pikir kreatif,

banyak alternatif pemecahan masalah, ide baru dalam pemecahan

masalah, terbuka dalam perbaikan, menumbuhkan kepercayaan diri,

keberanian menyampaikan pendapat, berpikir divergen, dan fleksibel

dalam upaya pemecahan masalah. Model pembelajaran CPS didasari oleh

ketekunan, masalah, dan tantangan yang dapat diimplementasikan dalam

komponen pembelajaran.

Gambaran singkat mengenai model pembelajaran CPS adalah suatu

model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pembelajaran dan

keterampilan pemecahan masalah yang diikuti dengan penguatan

keterampilan. Materi pembelajaran tidak terbatas hanya pada buku teks,

tetapi diambil dari sumber lingkungan seperti peristiwa kemasyarakatan

atau peristiwa dalam lingkungan sekolah. Materi tersebut terkandung

dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

Page 46: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

30

3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Creative Problem Solving

(CPS)

Model pembelajaran CPS berusaha mengembangkan pemikiran

divergen dengan mencari berbagai alternatif pemecahan masalah secara

kreatif. Menurut Sujarwo (2011: 178-179), ada lima langkah model

pembelajaran CPS dengan melibatkan imajinasi dan pembenaran.

Langkah-langkah tersebut antara lain 1) penemuan fakta dengan

mengajukan pertanyaan sesuai dengan pokok atau sub pokok bahasan, 2)

penemuan masalah berdasarkan fakta-fakta yang telah dihimpun

kemudian ditentukan masalah untuk dipecahkan, 3) penemuan gagasan

dengan menjaring sebanyak mungkin alternatif jawaban untuk

memecahkan masalah, 4) penemuan jawaban diawali dengan penentuan

tolak ukur atas kriteria pengujian jawaban sehingga ditemukan jawaban

yang diharapkan, 5) penemuan penerimaan diawali dengan ditemukan

kelebihan dan kekurangan gagasan kemudian menyimpulkan

penyelesaian masalah yang dibahas.

Langkah-langkah pembelajaran di atas menurut pendapat Sujarwo

memiliki sedikit perbedaan dengan pendapat Pepkin. Adapun proses dari

model pembelajaran CPS menurut Pepkin (Masnur Muslich, 2011: 224),

terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut.

a. Klarifikasi masalah

Klarifikasi masalah merupakan kegiatan menjelaskan masalah yang

diajukan kepada siswa, agar siswa dapat memahami tentang

Page 47: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

31

penyelesaian masalah seperti yang diharapkan.

b. Pengungkapan pendapat

Pada tahap ini, siswa dibebaskan untuk mengungkapkan pendapat

tentang berbagai strategi penyelesaian masalah yang dihadapi.

c. Evaluasi dan pemilihan

Siswa dalam diskusi kelompok, mendiskusikan pendapat mengenai

strategi penyelesaian masalah yang cocok untuk diterapkan.

d. Implementasi

Pada tahap ini, siswa menentukan strategi penyelesaian masalah

yang diambil untuk menyelesaikan masalah kemudian siswa

menerapkan strategi tersebut sehingga masalah yang dihadapi dapat

terselesaikan.

Berdasarkan langkah-langkah model pembelajaran menurut

Sujarwo dan Pepkin, apabila dibandingkan maka terdapat sedikit

perbedaan. Perbedaan tersebut terdapat dalam langkah penemuan fakta

dari pendapat Sujarwo yang tidak ada dalam pendapat Pepkin. Perbedaan

selanjutnya yaitu langkah implementasi dalam pendapat Pepkin tidak

terdapat dalam pendapat Sujarwo. Langkah-langkah model pembelajaran

CPS menurut Sujarwo diawali dengan penemuan fakta dan langkah-

langkah model pembelajaran CPS menurut Pepkin diawali dengan

klarifikasi masalah.

Proses CPS berdasarkan kriteria OFPISA menurut Osborn-Parnes

(Miftahul Huda, 2013: 298-300) sebagai berikut.

Page 48: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

32

a. Objective Finding

Siswa dibagi dalam kelompok. Siswa berdiskusi masalah yang

diberikan guru dengan memberikan pendapat mengenai tujuan dan

sasaran yang digunakan untuk kerja kreatif siswa.

b. Fact Finding

Siswa mengemukakan pendapat mengenai fakta-fakta yang berkaitan

dengan sasaran tersebut. Guru mendaftar semua pendapat yang

dihasilkan siswa. Guru memberi kesempatan siswa untuk

mendiskusikan dari daftar fakta, fakta apa saja yang relevan dengan

sasaran dan solusi dari permasalahan.

c. Problem Finding

Mendefinisikan kembali masalah agar siswa lebih mendalami

masalah tersebut sehingga siswa mendapatkan solusi yang lebih

jelas.

d. Idea Finding

Mendaftar gagasan siswa agar bisa memilih solusi yang tepat untuk

memecahkan masalah.

e. Solution Finding

Gagasan yang dianggap tepat menyelesaikan masalah dievalusi

secara bersama-sama dengan melakukan brainstorming nilai positif

dan negatifnya dari solusi yang sudah dipilih tadi. Hasil evaluasi ini

adalah penilaian akhir atas gagasan yang pantas menjadi solusi dari

permasalahan.

Page 49: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

33

f. Acceptance Finding

Siswa sudah mampu menyelesaikan masalah-masalah secara kreatif.

Gagasan-gagasan siswa diharapkan dapat menyelesaikan

permasalahan dalam berbagai situasi di kehidupan nyata.

Berdasarkan penjelasan di atas, langkah-langkah model

pembelajaran CPS menurut Sujarwo, Pepkin, dan Osborn-Parnes

memiliki kesamaan. Pertama, langkah-langkah model pembelajaran CPS

menurut pendapat Osborn-Parnes dan Pepkin sama-sama dilakukan

dalam kelompok. Kedua, langkah fact finding dan acceptance finding

menurut pendapat Osborn-Parnes sama dengan pendapat Sujarwo yaitu

penemuan fakta dan penerimaan. Ketiga, langkah problem finding, idea

finding, dan solution finding menurut pendapat Osborn-Parnes sama

dengan pendapat Pepkin yaitu penemuan masalah, gagasan, dan solusi.

4. Langkah-langkah Model Pembelajaran Creative Problem Solving

(CPS) dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran PKn sangat

penting karena dalam PKn banyak materi-materi mengenai pemecahan

masalah yang terkait dengan kehidupan sehari-hari seperti musyawarah,

demokrasi, penerapan sikap kejujuran, kedisiplinan, dan lain sebagainya.

Langkah-langkah model pembelajaran CPS yang akan diterapkan dalam

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) untuk meningkatkan

keaktifan siswa secara operasional sebagai berikut.

a. Pembentukan kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa dengan tingkat

Page 50: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

34

kemampuan siswa yang heterogen terdiri dari siswa yang pandai,

sedang, dan kurang pandai.

b. Guru menjelaskan petunjuk kegiatan yang akan dilakukan siswa.

c. Guru menyajikan situasi problematik dan menjelaskan prosedur

solusi kreatif kepada siswa dengan memberikan pertanyaan,

pernyataan problematis, dan tugas.

d. Mencari informasi mengenai penyebab timbulnya masalah dengan

cara siswa diberi kesempatan untuk berpendapat (brainstorming),

baik berdasarkan pengalaman dan pengetahuan siswa, membaca

referensi, maupun mencari data atau informasi dari lapangan

kemudian siswa mencoba menyelesaikan masalah dengan diskusi

dalam kelompok.

e. Menjelaskan solusi kreatif hasil diskusi dalam kelompok (presentasi)

kemudian dibahas dengan kelompok lain dan didampingi oleh guru.

5. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Creative Problem

Solving (CPS)

Model pembelajaran CPS menuntut keaktifan siswa dalam

pembelajaran untuk memecahkan masalah yang disajikan oleh guru.

Model pembelajaran CPS banyak menumbuhkan aktivitas belajar, baik

secara individual maupun secara berkelompok. Oleh sebab itu, sebelum

model pembelajaran ini diterapkan guru harus mempersiapkan secara

matang, baik persiapan masalah yang akan disajikan pada siswa, sumber

belajar, waktu yang diperlukan, maupun pengelompokkan siswa.

Page 51: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

35

Kelebihan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran

CPS menempatkan siswa aktif dalam pembelajaran karena guru lebih

banyak menempatkan diri sebagai fasilitator, motivator, dan dinamisator

belajar (Sujarwo, 2011: 179-180). Siswa diberikan kesempatan untuk

belajar mandiri dan mengeksplorasi kemampuannya dalam pembelajaran.

Peran guru sebagai fasilitator, menyediakan sumber belajar, petunjuk

belajar, langkah-langkah pembelajaran, dan media pembelajaran. Peran

guru sebagai motivator, guru memotivasi siswa dengan memberi

penguatan berupa umpan balik bagi siswa. Peran guru sebagai

dinamisator, guru memberi rangsangan dalam mencari, mengumpulkan,

dan menemukan informasi untuk pemecahan masalah. Siswa diberikan

kesempatan seluas-luasnya untuk memecahkan masalah yang sudah

disajikan dalam pembelajaran.

Kelebihan lain dari model pembelajaran CPS sebagaimana

pendapat dari Nana Sudjana (2010: 93-94) sebagai berikut.

a. Siswa memperoleh pengalaman praktis dengan melakukan suatu

penemuan melalui proses mengidentifikasi dan melakukan

penyelidikan.

b. Kegiatan belajar lebih menarik sebab tidak terikat di dalam kelas,

tetapi juga di luar kelas sehingga tidak membosankan dan dapat

meningkatkan keaktifan siswa.

c. Bahan pengajaran lebih dihayati dan dipahami oleh siswa sebab teori

disertai oleh praktek.

Page 52: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

36

d. Siswa dapat belajar dari berbagai sumber, baik tertulis maupun tidak

tertulis sehingga memperoleh pengalaman yang lebih banyak.

e. Interaksi antar siswa lebih banyak karena hampir setiap langkah

pemecahan masalah dilakukan secara berkelompok.

f. Melatih siswa untuk berpikir kritis dan bertindak kreatif dalam

menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.

g. Melatih siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapi secara

logis dan sistematis.

Nana Sudjana (2010: 94) juga menyebutkan beberapa kekurangan

model pembelajaran CPS sebagai berikut.

a. Menuntut sumber dan sarana belajar yang cukup, termasuk waktu

yang lebih panjang dibandingkan model pembelajaran lain untuk

kegiatan belajar siswa.

b. Jika kegiatan belajar tidak terkontrol oleh guru, maka kegiatan

belajar bisa membawa resiko yang merugikan siswa, misalnya

kegiatan belajar tidak optimal karena sikap tak acuh siswa.

c. Apabila masalah yang disajikan tidak berbobot, maka usaha siswa

memecahkan masalah hanya bersifat asal-asalan sehingga cenderung

menerima jawaban atau dugaan sementara.

Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran CPS menurut Nana

Sudjana, hampir sama dengan pendapat Wina Sanjaya (2006: 218-219).

Wina Sanjaya menambahkan beberapa kelebihan model pembelajaran

CPS antara lain (a) membantu siswa mentransfer pengetahuan untuk

Page 53: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

37

memahami masalah dalam kehidupan nyata, (b) membantu siswa untuk

mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam

pembelajaran yang dilakukan, serta (c) mendorong siswa untuk

melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajar.

D. Keterkaitan antara Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)

dengan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn)

Model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) merupakan salah

satu model alternatif yang dapat digunakan sehingga keaktifan siswa dapat

meningkat. Penerapan model pembelajaran CPS dalam pembelajaran PKn

melibatkan siswa untuk dapat bersikap aktif dalam proses pembelajaran.

Selain itu, model pembelajaran CPS memberikan kesempatan luas kepada

siswa untuk berlatih dan belajar mandiri serta melibatkan partisipasi siswa

secara optimal dalam proses pembelajaran. Peran guru lebih banyak

menempatkan diri sebagai fasilitator, motivator, dan dinamisator belajar, baik

secara individual maupun secara kelompok. Salah satu hal yang paling

penting dalam model pembelajaran CPS yaitu lebih mengutamakan keaktifan

siswa dan memberi kesempatan untuk mengembangkan potensinya secara

maksimal dalam belajar dan untuk memahami materi pembelajaran dengan

pemecahan masalah.

Model pembelajaran CPS merupakan segala cara yang dikerahkan oleh

siswa dalam berpikir kreatif dengan tujuan menyelesaikan suatu

Page 54: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

38

permasalahan secara kreatif (Sujarwo, 2011: 178). Berpikir kreatif merupakan

suatu kegiatan mental untuk mendapatkan dan menemukan suatu jawaban,

gagasan, penyelesaian masalah, dan pernyataan serta mendatangkan atau

memunculkan suatu ide baru. Melalui berpikir kreatif, siswa tidak hanya

menerima informasi dari guru, namun siswa juga berusaha mencari dan

memberikan informasi dalam proses pembelajaran. Siswa yang kreatif selalu

mempunyai rasa ingin tahu, ingin mencoba-coba, berpetualang, memiliki

banyak ide, mampu mengelaborasi beberapa pendapat, suka bermain, dan

intuitif.

Melibatkan siswa dalam proses pembelajaran PKn merupakan hal yang

penting, karena PKn bertujuan untuk (a) membentuk kecakapan partisipatif

yang bermutu dan bertanggung jawab, (b) membentuk warga yang baik dan

demokratis, (c) membentuk siswa untuk berpikir kritis, (d) mengembangkan

kultur demokratis, dan (e) membentuk siswa menjadi warga negara yang baik

dan bertanggung jawab (Azyumardi Azra, 2003: 10). Berdasarkan penjelasan

tersebut, keaktifan dalam pembelajaran merupakan aktivitas yang dilakukan

oleh siswa dalam belajar meliputi pengetahuan, pemahaman, aspek-aspek

tingkah laku lainnya serta mengembangkan keterampilan yang bermakna.

Keterampilan tersebut baik yang bisa diamati (konkret) seperti mendengar,

menulis, membaca, menyanyi, menggambar, dan berlatih maupun yang sulit

diamati (abstrak) seperti menggunakan pengetahuan dalam memecahkan

permasalahan, membandingkan konsep, menyimpulkan hasil pengamatan,

dan lain-lain. Keaktifan siswa dalam penelitian ini ditandai dengan empat

Page 55: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

39

indikator yaitu mengemukakan pendapat, menanggapi dan menghargai

pendapat, berdiskusi, mempresentasikan hasil diskusi dan menanggapi

presentasi dari kelompok lain. Indikator keaktifan tersebut dapat terlihat

dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran CPS

antara lain 1) terlibat dalam kegiatan pemecahan masalah dengan

mengemukakan pendapat dalam kelompok, 2) menanggapi dan menghargai

pendapat teman dalam kegiatan diskusi kelompok, 3) berdiskusi membuat

alternatif solusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam diskusi

kelompok, dan 4) mempresentasikan hasil diskusi dan menanggapi presentasi

dari kelompok lain.

Berdasarkan penjelasan di atas, di sinilah peranan model pembelajaran

CPS yaitu melibatkan siswa secara aktif dan berpikir kreatif dalam

pembelajaran dengan menyelesaikan masalah. Melibatkan siswa secara aktif

dalam pembelajaran PKn sangat penting karena dalam PKn banyak materi-

materi mengenai pemecahan masalah yang terkait dengan kehidupan sehari-

hari seperti musyawarah, demokrasi, penerapan sikap kejujuran, kedisiplinan,

dan lain sebagainya. Penerapan model pembelajaran CPS dalam pembelajaran

PKn diharapkan tidak hanya dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam

kegiatan pembelajaran, namun siswa juga dapat menerapkan nilai-nilai

karakter yang terkandung dalam pembelajaran PKn pada kehidupan sehari-

hari. Memecahkan masalah secara kreatif merupakan proses menemukan

solusi untuk menyelesaikan masalah dengan kemampuan kreatif yang

menurut Guilford (Sujarwo, 2011: 172) tercermin dalam lima perilaku antara

Page 56: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

40

lain 1) fluency yaitu kelancaran atau kemampuan untuk menghasilkan banyak

gagasan, 2) fleksibility yaitu siswa mampu memberikan jawaban yang

berbeda-beda dalam mengatasi masalah, 3) originality yaitu siswa mampu

memberikan jawaban yang jarang atau langka dan berbeda dengan jawaban

siswa lain pada umumnya, 4) elaboration yaitu siswa mampu menyatakan

gagasan secara terperinci. Siswa yang kreatif tidak sekedar mengemukakan

ide, tetapi juga mengembangkan gagasan yang dikemukakan, dan 5)

sensitivity yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan gagasan sebagai

tanggapan terhadap suatu situasi. Siswa sebagai subjek didik yang

merencanakan dan melaksanakan belajar. Proses pembelajaran kreatif, guru

dapat mendorong keluarnya pendapat siswa dan kreativitas siswa sehingga

siswa dapat mengemukakan alternatif pemecahan masalah yang beragam.

Keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran tersebut akan

membuat siswa berantusias dan membuat pembelajaran PKn lebih bermakna

sehingga pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik.

E. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar (SD)

Siswa adalah salah satu komponen pendidikan yang menempati posisi

sentral dalam proses pembelajaran. Siswa merupakan pokok persoalan dan

sebagai tumpuan perhatian. Siswa merupakan pihak yang memiliki tujuan dan

kemudian ingin mencapainya secara optimal. Siswa merupakan komponen

pendidikan yang diperhatikan pertama kali pada proses pembelajaran. Guru

senantiasa merencanakan suatu proses pembelajaran dengan baik agar dapat

Page 57: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

41

mewujudkan tujuan pendidikan. Guru merencanakan dan menyiapkan bahan

yang diperlukan, media, model, metode, dan fasilitas yang mendukung

pembelajaran. Oleh karena itu, siswa disebut sebagai subjek belajar.

Menurut teori perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh Jean

Piaget (Slameto, 2003: 116), siswa sekolah dasar termasuk dalam tahap

perkembangan Operasional Konkret (Concrete Operation) yang muncul

antara rentang umur 7 tahun sampai 13 tahun. Siswa memiliki ciri berupa

penggunaan logika yang memadai. Tahap perkembangan Operasional

Konkret, anak akan melewati tahap pertama internal action yaitu pemikiran

anak sudah mulai stabil. Kedua, logical operational system yaitu melakukan

pengamatan terhadap suatu hal akan diorganisasikan menjadi sistem

pengerjaan yang logis. Ketiga, trial and error yaitu anak mulai dapat berpikir

lebih dahulu sebelum bertindak. Keempat, conservational principles yaitu

anak telah menguasai prinsip penyimpanan. Pada tahap perkembangan

Operasional Konkret, anak masih terikat pada objek-objek konkret.

Kemampuan siswa yang tampak pada tahap perkembangan operasional

konkret adalah kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan

logika, meskipun masih terikat dengan objek-objek yang bersifat konkret.

Pada usia sekolah dasar sekitar 7 sampai 13 tahun, siswa masih terikat dengan

objek konkret yang dapat ditangkap oleh panca indera (Piaget dalam

Heruman, 2008: 1-2). Oleh karena itu dalam sebuah pembelajaran, siswa

memerlukan alat bantu berupa media dan alat peraga yang dapat memperjelas

Page 58: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

42

apa yang akan disampaikan oleh guru sehingga materi lebih cepat dipahami

dan dimengerti siswa.

Karakteristik siswa menurut Sardiman A.M. (2007: 120) adalah

“keseluruhan kelakuan dan kemampuan yang ada pada siswa sebagai hasil

dari pembawaan dan lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola

aktivitas dalam meraih cita-citanya”. Penentuan tujuan belajar harus

disesuaikan dengan karakteristik siswa. Beberapa hal yang perlu diperhatikan

mengenai karakteristik siswa, antara lain.

a. Kemampuan awal siswa, misalnya kemampuan intelektual, berpikir,

aspek psikomotor, dan lain-lain.

b. Latar belakang dan status sosial.

c. Perbedaan kepribadian seperti sikap, perasaan, minat, dan lain-lain.

Pengetahuan mengenai karakteristik siswa, akan membantu guru

merekonstruksi dan mengorganisasikan materi pelajaran sedemikian rupa,

memilih, dan menentukan metode yang lebih tepat, sehingga akan terjadi

proses interaksi dari masing-masing komponen pembelajaran secara optimal.

Adapun karakteristik siswa yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran

menurut Sardiman A.M. (2007: 121), antara lain.

a. Latar belakang pengetahuan dan taraf pengetahuan

b. Gaya belajar

c. Usia kronologi

d. Tingkat kematangan

e. Spektrum dan ruang lingkup minat

Page 59: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

43

f. Lingkungan sosial ekonomi

g. Hambatan-hambatan lingkungan dan kebudayaan

h. Inteligensia

i. Keselarasan dan perilaku

j. Prestasi belajar

k. Motivasi dan lain-lain

Berdasarkan kajian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa siswa

merupakan subjek belajar. Siswa memiliki karakteristik atau pola aktivitas

yang berbeda-beda antara siswa yang satu dengan lainnya. Hal tersebut

menantang guru untuk menyediakan kondisi yang kondusif agar masing-

masing siswa dapat belajar secara optimal sesuai dengan karakteristik

masing-masing.

F. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya sebagai berikut.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Pretty Yudharina (2015) yang berjudul

Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika

Siswa Kelas V SD Negeri Mejing 2 Melalui Model Pembelajaran

Creative Problem Solving Tahun Ajaran 2014/2015. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Creative Problem

Solving (CPS) dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal

cerita matematika siswa kelas V SD Negeri Mejing 2, Gamping.

Peningkatan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika

Page 60: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

44

ditunjukkan oleh hasil tes. Pada pratindakan terdapat 30% (9 siswa) dari

jumlah 30 siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Hasil tes pada siklus 1 menunjukkan ada 63,33% (19 siswa) dari jumlah

siswa mencapai KKM, sedangkan pada siklus 2 terdapat 76,67% (23

siswa) dari jumlah siswa yang mencapai KKM. Nilai rata-rata sebelum

siklus sebesar 53,67, sedangkan pada siklus 1 nilai rata-rata tes sebesar

64,27, dan pada akhir siklus 2 sebesar 68,07.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Aris Pito (2013) yang berjudul

Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Pengendali

Magnetik Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga

Listrik SMK Negeri 3 Yogyakarta Melalui Penerapan Model

Pembelajaran Creative Problem Solving. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa setelah diterapkan model pembelajaran Creative Problem Solving,

keaktifan dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Hal ini

ditunjukkan dengan adanya peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa

di setiap pertemuannya. Keaktifan siswa pada siklus I pertemuan pertama

sebesar 56,77% kemudian meningkat menjadi 88,06% pada pertemuan

ketiga siklus II. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dilihat dari

nilai rata-rata pretest siklus I sebesar 57,42 dan posttest siklus II

mencapai 84,39. Hasil belajar siswa tersebut sudah memenuhi Kriteria

Ketuntasan Minimal 70,00.

Page 61: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

45

G. Kerangka Berpikir

Pada hakikatnya, kegiatan pembelajaran merupakan hubungan timbal

balik dua arah yang positif antara guru dan siswa. Pada kegiatan

pembelajaran guru harus mampu menciptakan suasana kelas yang kondusif

agar siswa dapat menyerap pengalaman belajar dengan baik sehingga hasil

belajar siswa pun baik. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar

siswa, salah satunya adalah keaktifan siswa. Keaktifan siswa mengikuti

pembelajaran merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil

belajar yang diperoleh oleh siswa. Keaktifan siswa kelas IV SD Negeri

Jeruksari dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) masih

kurang. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa alasan, salah satunya adalah

penggunaan model pembelajaran yang kurang menarik partisipasi siswa

dalam pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan

membawa suasana belajar yang menyenangkan dan dapat mengembangkan

keaktifan siswa. Suasana belajar yang menyenangkan dapat menjadi salah

satu faktor penentu keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi belajar yang

baik. Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dan

menarik, guru akan mampu mendorong siswa terlibat secara aktif.

Banyak model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam

proses pembelajaran. Salah satu alternatif model pembelajaran tersebut adalah

dengan menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS).

Model pembelajaran CPS merupakan model yang dapat menumbuhkan

keaktifan siswa dalam pembelajaran, membantu siswa dalam memahami

Page 62: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

46

pelajaran, serta diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang baik sebab

dalam penerapannya siswa diberikan masalah untuk dipecahkan.

Kegiatan inti dari model pembelajaran CPS dalam pembelajaran PKn

adalah mengungkapkan dan memilih solusi yang akan digunakan untuk

menyelesaikan masalah yang disajikan oleh guru. Kegiatan menyelesaikan

masalah tersebut, dilakukan secara berkelompok. Kegiatan berkelompok

tersebut, siswa diberi kebebasan untuk mengungkapkan pendapat tentang

penyebab timbulnya masalah dan solusi apa yang akan digunakan untuk

menyelesaikan masalah. Guru membimbing jalannya diskusi. Siswa

kemudian menerapkan solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Guru

membantu siswa untuk menganalisis hasil jawaban yang disajikan di depan

kelas, jika jawaban yang diberikan siswa benar, guru cukup menegaskan

jawaban tersebut. Apabila jawaban yang dihasilkan siswa masih kurang tepat,

maka guru menunjuk siswa lain untuk memberikan jawaban yang benar. Hal

tersebut bertujuan agar siswa dapat memperbaiki jawabannya dan selanjutnya

siswa dapat menarik kesimpulan.

Model pembelajaran CPS menuntut pemikiran kreatif siswa dalam

pemecahan masalah dan keikutsertaan siswa secara aktif karena pemusatan

pembelajaran lebih pada keterampilan pemecahan masalah yang terkait

dengan materi pembelajaran. Penerapan model pembelajaran CPS dalam

pembelajaran PKn diharapkan tidak hanya dapat meningkatkan keaktifan

siswa dalam kegiatan pembelajaran, namun siswa juga dapat menerapkan

nilai-nilai karakter yang terkandung dalam pembelajaran PKn pada kehidupan

Page 63: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

47

sehari-hari. Penerapan model pembelajaran CPS diharapkan mampu untuk

meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn di kelas IV SD

Negeri Jeruksari.

H. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir, penelitian yang relevan, dan juga analisis

beberapa teori, maka hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini

adalah penerapan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dapat

meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn di kelas IV SD

Negeri Jeruksari Wonosari Gunungkidul.

Page 64: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

48

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas

(Classroom Action Research) berkolaborasi dengan guru sebagai pelaku.

Penelitian tindakan kelas menurut Suharsimi Arikunto (2011: 4-5) yaitu

penelitian yang dilakukan oleh guru di sekolah tempat mengajar dengan

maksud untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas, yang merupakan

inti dari kegiatan pendidikan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berorientasi

pada peningkatan kualitas pembelajaran.

Salah satu pola atau teknik pelaksanaan PTK adalah pola kolaboratif.

Kolaboratif yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas dilakukan oleh guru kelas yang bersangkutan dan bekerja sama

dengan peneliti yang bertujuan untuk mengatasi masalah pembelajaran di

kelas yaitu keaktifan siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Wina Sanjaya

(2009: 59). Peneliti bertindak sebagai pengamat (observer) dan guru kelas IV

sebagai pelaku tindakan. Hal ini dimaksudkan agar setiap tindakan yang

dilakukan dalam pembelajaran di kelas mendapat hasil yang objektif.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas

yang terdiri atas 4 tahap yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)

pengamatan, dan (4) refleksi, sesuai dengan gambar berikut.

Page 65: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

49

Gambar 1. Alur Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi Arikunto, 2011: 17)

Adapun langkah-langkah penelitian tindakan kelas secara rinci

dijabarkan setiap siklus sebagai berikut :

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Peneliti berdiskusi dengan guru kelas IV mengenai Standar

Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan materi yang akan diterapkan

model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS).

b. Peneliti bekerjasama dengan guru kelas IV untuk menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai indikator yang telah

dirumuskan serta skenario pembelajaran dengan model pembelajaran

CPS.

c. Menyiapkan dan membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai

dengan model pembelajaran CPS.

d. Menyiapkan dan membuat lembar observasi siswa dan guru pada

pembelajaran PKn dengan menerapkan model pembelajaran CPS.

e. Peneliti dan guru berlatih bersama (coaching) mengenai penerapan

?

Pelaksanaan

Pengamatan

Pengamatan

Refleksi SIKLUS II

Perencanaan

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan SIKLUS I

Page 66: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

50

model pembelajaran CPS pada pembelajaran PKn. Hal tersebut

dilakukan karena peneliti dan guru belum pernah menerapkan model

pembelajaran CPS pada pembelajaran.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan, guru menerapkan model

pembelajaran CPS dalam proses pembelajaran PKn yang telah

direncanakan. Pada pelaksanaan tindakan, guru kelas IV berperan

melaksanakan proses pembelajaran PKn dengan menerapkan model

pembelajaran CPS dan peneliti bersama teman sejawat bertindak sebagai

observer menggunakan lembar observasi yang telah dibuat serta

mendokumentasikan proses pembelajaran yang sedang berlangsung.

3. Pengamatan

Pada tahap pengamatan, hal-hal yang diamati dalam penelitian ini

adalah keaktifan siswa dan keterlaksanaan penerapan model

pembelajaran CPS oleh guru pada pembelajaran PKn. Pengamatan

dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. Pengamatan

dilakukan secara kolaboratif antara peneliti sebagai observer utama

dengan teman sejawat sebagai observer pendamping yang dilakukan

pada waktu pelaksanaan tindakan dan keduanya berlangsung secara

bersamaan.

4. Refleksi

Pada tahap ini, peneliti bersama guru menganalisis tindakan yang

sudah dilakukan, ketercapaian indikator yang telah ditetapkan, dan

Page 67: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

51

mengevaluasi proses serta hasil dari tindakan. Refleksi penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui apakah pelaksanaan tindakan penelitian

sudah mencapai indikator keberhasilan atau belum. Jika indikator

keberhasilan belum tercapai, maka akan dilakukan siklus lanjutan.

C. Subjek dan Obyek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Jeruksari Tahun

Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 14 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-

laki dan 4 siswa perempuan. Objek penelitian adalah keaktifan siswa dalam

pembelajaran PKn melalui penerapan model pembelajaran CPS.

D. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Jeruksari, Kecamatan Wonosari,

Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada kelas

IV semester II tahun ajaran 2015/2016.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian tindakan kelas ini, teknik yang digunakan sebagai berikut.

1. Pengamatan (Observasi)

Pada penelitian ini, peneliti melaksanakan observasi partisipatif

pasif (passive participant observation) dan terstruktur. Peneliti dapat

mengamati bagaimana perilaku siswa dalam pembelajaran. Observasi

jenis ini, peneliti datang ke sekolah untuk mengamati perilaku siswa

Page 68: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

52

dalam pembelajaran tetapi peneliti tidak ikut terlibat dalam kegiatan

tersebut. Hal ini sesuai pendapat Sugiyono (2012: 312). Observasi yang

dilakukan peneliti telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang

akan diamati, kapan, dan di mana tempat pengamatan.

Observasi dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti dibantu oleh

teman sejawat untuk mengamati aktivitas siswa dan keterlaksanaan

penerapan model pembelajaran CPS dalam pembelajaran PKn. Aspek

aktivitas siswa yang diamati keaktifan mengikuti pembelajaran dengan

indikator yang tercantum dalam lembar pengamatan. Sementara itu aspek

aktivitas guru yang diamati meliputi keterampilan guru dalam

menggunakan model pembelajaran CPS dan kesesuaian antara rencana

dan pelaksanaan tindakan.

2. Catatan Harian

Catatan harian digunakan untuk merekam aktivitas guru dan siswa

dalam proses pembelajaran, suasana kelas dan pengelolaan kelas. Catatan

harian digunakan untuk mengetahui segala aktivitas siswa dan guru

selama melakukan tindakan, sehingga dapat mengetahui kelebihan dan

kekurangan dalam pelaksanaan tindakan. Hal tersebut sesuai dengan

pendapat Wina Sanjaya (2009: 98).

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.

Page 69: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

53

1. Lembar Observasi

Observasi digunakan untuk memperoleh data dari situasi sosial

yang dipilih oleh peneliti. Lembar observasi berisi aspek-aspek untuk

mengetahui keaktifan siswa dan keterlaksanaan penerapan model

pembelajaran CPS oleh guru pada pembelajaran PKn. Observasi ini

dilakukan setiap kali pertemuan. Lembar observasi terlampir.

2. Catatan Harian

Catatan harian disusun oleh peneliti berdasarkan hasil observasi di

kelas selama pembelajaran berlangsung. Catatan harian dalam penelitian

ini meliputi rangkaian proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan

model pembelajaran CPS. Catatan harian digunakan untuk merekam

aktivitas siswa, keterlaksanaan penerapan model pembelajaran CPS oleh

guru, suasana kelas, dan pengelolaan kelas. Lembar catatan harian

terlampir. Catatan harian ditulis disela-sela observasi. Alat bantu yang

digunakan untuk menunjang pengumpulan data catatan harian berupa

kamera digital.

G. Validasi Instrumen Penelitian

Validasi instrumen penelitian ini, peneliti menggunakan expert

judgement atau meminta pendapat dan masukan dari dosen ahli. Instrumen

yang divalidasi adalah lembar observasi keaktifan siswa dan lembar observasi

guru mengenai keterlaksanaan penerapan model pembelajaran CPS pada

pembelajaran PKn yang divalidasi oleh dosen pembimbing skripsi.

Page 70: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

54

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitiatif sesuai dengan data

yang diperoleh yaitu data hasil observasi dan catatan harian mengenai

keaktifan siswa dan keterlaksanaan penerapan model pembelajaran CPS oleh

guru pada pembelajaran PKn.

1. Analisis Data Hasil Observasi Keaktifan Siswa

Lembar observasi keaktifan siswa digunakan sebagai pedoman

peneliti mengamati keaktifan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran

PKn dengan menggunakan model pembelajaran CPS. Analisis data untuk

lembar observasi keaktifan siswa dengan cara deskriptif kuantitatif yang

artinya mendeskripsikan data berupa angka. Skor akhir menggunakan

skala 1 sampai 4, sehingga perhitungan hasil observasi keaktifan masing-

masing siswa menggunakan rumus sebagai berikut:

Skor Akhir = x 4 (Abdul Majid, 2014: 178)

Sesuai Permendikbud No. 81A Tahun 2013 (Kemendikbud, 2013: 49-

50), pedoman kriteria untuk keaktifan siswa sebagai berikut.

Tabel 3. Pedoman Kriteria Keaktifan Siswa Skor Kriteria

3,33 < skor < 4,00 Sangat Baik 2,33 < skor < 3,33 Baik 1,33 < skor < 2,33 Cukup Skor < 1,33 Kurang

Page 71: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

55

2. Analisis Data Hasil Observasi Keterlaksanaan Penerapan Model

Pembelajaran CPS oleh Guru pada Pembelajaran PKn

Lembar observasi kegiatan pembelajaran guru berguna untuk

mengamati dan mengecek keterlaksanaan RPP yang sudah disiapkan oleh

peneliti. Pada penelitian ini dilakukan analisis data yang berupa kata-kata

kemudian diolah menjadi kalimat yang bermakna.

3. Analisis Data Hasil Catatan Harian

Analisis data untuk catatan harian menggunakan cara deskriptif

kualitatif yaitu mendeskripsikan data yang berupa kata atau kalimat yang

tertulis atau lisan dari subjek yang diamati. Data yang diperoleh dari

catatan harian berupa aktivitas siswa, keterlaksanaan penerapan model

pembelajaran CPS oleh guru, suasana kelas, dan pengelolaan kelas.

I. Indikator Keberhasilan

Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila telah memenuhi

indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Indikator keberhasilan dalam

penelitian tindakan ini adalah keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn

dikatakan berhasil jika sekurang-kurangnya ≥75% siswa memperoleh skor

akhir >2.66 (Kemendikbud, 2013: 50). Skor akhir tersebut termasuk dalam

kriteria baik.

Page 72: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Jeruksari, Desa Wonosari,

Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa

Yogyakarta. Bangunan sekolah menghadap ke timur dan memiliki halaman

yang cukup luas. Gedung yang dimiliki SD Negeri Jeruksari terdiri dari 6

ruang kelas, 1 ruang kantor guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang Usaha

Kesehatan Sekolah (UKS), 1 ruang perpustakaan, 1 ruang gudang, 1 ruang

dapur, 4 ruang kamar mandi, dan kantin sekolah. Jumlah siswa SD Negeri

Jeruksari pada tahun ajaran 2015/2016 berjumlah 110 siswa, dengan

perincian 56 siswa laki-laki dan 54 siswa perempuan. Subjek penelitian ini

adalah siswa kelas IV yang berjumlah 14 siswa terdiri dari 10 siswa laki-laki

dan 4 siswa perempuan. SD Negeri Jeruksari, didukung oleh 14 tenaga

pengajar yang terdiri dari 1 orang kepala sekolah, 6 guru kelas, 2 orang guru

Pendidikan Agama Islam (PAI), 1 orang guru agama Khatolik, 1 orang guru

agama Kristen, 1 orang guru Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) dan

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), 1 orang guru Olahraga, dan

ditambah 1 orang penjaga sekolah. Hampir semua tenaga pengajar yang ada

adalah memiliki pengalaman yang cukup lama dalam mengajar.

Visi dan misi Sekolah SD Negeri Jeruksari menjadi fokus orientasi

terhadap seluruh sistem dan program pendidikan di SD Negeri Jeruksari

adalah sebagai berikut.

Page 73: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

57

1. Visi

Menjadi sekolah yang berkualitas dalam bidang akademik, berbudi pekerti

luhur, dan peduli terhadap lingkungan.

2. Misi

a. Membekali ilmu pengetahuan melalui proses pembelajaran yang aktif,

kreatif, efektif, dan menyenangkan.

b. Membina dan menjunjung tinggi budi pekerti luhur dan peduli terhadap

lingkungan.

c. Menciptakan suasana tempat belajar yang menyenangkan, tertib, aman,

dan nyaman.

d. Membangun citra sekolah sebagai mitra terpercaya di masyarakat.

B. Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang diuraikan adalah data mengenai keaktifan siswa

dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebelum

menggunakan model pembelajaran CPS dan pelaksanaan tindakan pada tiap-

tiap siklus untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn

dengan menggunakan model pembelajaran CPS.

1. Deskripsi Pra Tindakan

Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Jeruksari.

Peneliti meminta izin pada tanggal 2 Februari 2016 dengan menyampaikan

surat izin penelitian dari Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul

kepada Kepala Sekolah dan guru yang bersangkutan untuk melakukan

Page 74: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

58

penelitian di sekolah tersebut. Pembelajaran PKn dilaksanakan setiap hari

Kamis pada jam pertama dan kedua, namun peneliti diberi kesempatan

untuk melakukan penelitian sebanyak dua kali dalam seminggu yaitu pada

hari Senin atau Selasa dan Kamis. Hal tersebut tentunya dengan izin

Kepala Sekolah. Guru menghendaki penelitian dilakukan dua kali dalam

seminggu dengan alasan bahwa penelitian dapat diselesaikan sebelum

Ulangan Tengah Semester (UTS) Genap. Sebelum melaksanakan

penelitian, peneliti melakukan observasi pra tindakan yaitu pada tanggal 4

Februari 2016. Observasi atau pengamatan yang dilakukan untuk

mengamati keaktifan siswa kelas IV dalam pembelajaran PKn sebelum

menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS).

2. Pelaksanaan Pra Tindakan

Pra tindakan dilaksanakan sebelum pelaksanaan tindakan siklus I

yaitu pada tanggal 4 Februari 2016. Peneliti melakukan observasi

pembelajaran PKn di kelas IV. Peneliti mengamati aktivitas guru dan

siswa. Guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dengan gaya

yang menarik. Tidak ada kegiatan diskusi dalam kelompok yang dilakukan

oleh siswa.

Gambar 2. Guru sedang Menjelaskan Materi kepada Siswa dengan Metode Ceramah dan Tanya Jawab

Page 75: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

59

Materi pembelajaran pada hari itu mengenai lembaga eksekutif.

Guru mencoba mengaktifkan siswa dengan mengajukan pertanyaan,

namun ketika siswa diberi kesempatan bertanya, tidak ada siswa yang

bertanya. Berdasarkan hasil observasi, diketahui bahwa masih ada

beberapa siswa yang kurang aktif ketika pembelajaran dan cenderung diam

tidak merespon aktivitas guru dengan baik. Hanya ada beberapa siswa

yang aktif menjawab pertanyaan guru. Siswa yang aktif tersebut cenderung

siswa yang sama. Berikut data yang diperoleh pada saat peneliti

melakukan observasi pra tindakan.

Tabel 4. Hasil Observasi Keaktifan Siswa pada Pra Tindakan

No. Nama Siswa

Skor Jmlh Skor

Skor Akhir

Krite-ria *)

Ket. **) Indika-

tor 1 Indika-

tor 2 Indika-

tor 3 Indika-

tor 4 1. RA 1 1 1 1 4 1 K BB 2. ICU 1 1 1 1 4 1 K BB 3. YF 1 1 1 1 4 1 K BB 4. ABB 1 1 1 1 4 1 K BB 5. BR 1 1 1 1 4 1 K BB 6. BSN 1 1 1 1 4 1 K BB 7. IAR 1 1 1 1 4 1 K BB 8. IDP 1 1 1 1 4 1 K BB 9. RDS 1 1 1 1 4 1 K BB 10. RWD 1 1 1 1 4 1 K BB 11. RFP 1 1 1 1 4 1 K BB 12. FCY 1 1 1 1 4 1 K BB 13. YST 1 1 1 1 4 1 K BB 14. FS 1 1 1 1 4 1 K BB

Jumlah 14 14 14 14 56 14 Rata-rata 1 1 1 1 4 1 Tertinggi 1 1 1 1 4 1 Terendah - - - - - -

*) Siswa dalam kriteria Kurang (K), Cukup (C), Baik (B), dan Sangat Baik (SB).

**)Siswa dikatakan berhasil mencapai indikator keberhasilan jika mendapat skor akhir >2,66 dengan keterangan Berhasil(B) dan Belum Berhasil (BB).

Page 76: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

60

Berdasarkan tabel di atas, pada indikator 1 sampai 4 seluruh siswa

mendapatkan skor 1 karena siswa tidak mengemukakan pendapat, tidak

menanggapi dan menghargai pendapat siswa lain, tidak melakukan diskusi,

dan tidak melakukan presentasi. Guru tidak melakukan diskusi

penyelesaian masalah yang sesuai dengan indikator dalam penelitian ini.

Seluruh siswa memperoleh skor akhir dalam kriteria kurang aktif yaitu

<1,33. Menurut indikator keberhasilan yang sudah ditentukan oleh

peneliti, penelitian ini dikatakan berhasil jika sekurang-kurangnya ≥75%

siswa memperoleh skor akhir >2.66. Peneliti kemudian menyimpulkan

bahwa guru harus mengemas suatu model pembelajaran yang tepat dan

dapat membantu siswa dalam meningkatkan keaktifan siswa. Pembelajaran

dapat tersampaikan dengan baik dan nilai yang diperoleh pun akan baik

pula. Berdasarkan data hasil observasi yang diperoleh, peneliti

merencanakan sebuah penelitian tindakan kelas mengenai penerapan

model pembelajaran CPS untuk meningkatkan keaktifan siswa.

3. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada pembelajaran PKn di

kelas IV SD Negeri Jeruksari dilakukan dalam dua siklus yaitu dua kali

pertemuan pada siklus I dan dua kali pertemuan pada siklus II. Penelitian

ini diadakan pada semester II tahun ajaran 2015/2016. Siklus I dalam

penelitian ini dilakukan pada tanggal 9 dan 10 Februari 2016. Siklus II

dilaksanakan pada tanggal 15 dan 18 Februari 2016. Berikut materi yang

dilaksanakan pada siklus I dan siklus II.

Page 77: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

61

a. Siklus I ini dilaksanakan dua kali pertemuan dimana pertemuan 1

membahas materi mengenai lembaga eksekutif. Pertemuan 2 membahas

mengenai lembaga yudikatif dilanjutkan refleksi siklus I.

b. Siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan dengan rincian pada

pertemuan 1 membahas mengenai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK),

pada pertemuan 2 membahas mengenai Komisi Pemilihan Umum

(KPU) dilanjutkan refleksi siklus II.

Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

model penelitian tindakan kelas yang mencakup empat tahapan yaitu: (1)

perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Keempat

tahapan tersebut dilaksanakan dalam setiap siklus.

a. Siklus I

1) Perencanaan Tindakan Siklus I

Siklus I dimulai dengan membuat desain pembelajaran berupa

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi mengenai

lembaga eksekutif dan yudikatif.

a) Tahap perencanaan tindakan peneliti dan guru sebagai

kolaborator menyiapkan materi yang akan disampaikan kepada

siswa.

b) Menyiapkan RPP dan Lembar Kerja Siswa (LKS). RPP dan LKS

yang dibuat dengan materi lembaga eksekutif dan yudikatif. Guru

meminta materi lembaga eksekutif diulangi kembali karena masih

ada materi yang belum selesai dijelaskan. Kemudian pada

Page 78: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

62

pertemuan 2 dilanjutkan dengan materi lembaga yudikatif. LKS

disusun oleh peneliti dengan pertimbangan guru.

c) Menyusun lembar observasi dan catatan harian. Lembar observasi

digunakan untuk mengetahui pelaksanaan model pembelajaran

CPS yang dilakukan guru dan mengetahui keaktifan siswa selama

pembelajaran berlangsung. Catatan harian digunakan untuk

mencatat hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran yang

tidak terekam dalam lembar observasi.

d) Peneliti dan guru berlatih bersama (coaching) mengenai

penerapan model pembelajaran CPS pada pembelajaran PKn. Hal

tersebut dilakukan dengan tujuan agar pelaksanaan tindakan

berjalan sesuai dengan RPP yang sudah dibuat.

2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I

a) Siklus I pertemuan 1

Pertemuan 1 pada siklus I dilaksanakan pada hari Selasa

tanggal 9 Februari 2016 dengan materi lembaga eksekutif.

Pembelajaran dilaksanakan pada jam kedua dan ketiga dengan

alokasi waktu 2x35 menit. Guru sebagai pengajar sedangkan

peneliti sebagai observer kegiatan pembelajaran serta satu orang

observer pendamping untuk membantu kegiatan observasi.

(1) Kegiatan awal

Guru terlebih dahulu mengkondisikan siswa supaya

siap mengikuti proses pembelajaran PKn. Selanjutnya, guru

Page 79: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

63

baru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan

absensi siswa. Pembelajaran dimulai pada jam kedua maka

tidak ada berdoa. Berdoa dilakukan pada jam pertama ketika

pembelajaran Agama. Hari itu ada 2 siswa yang tidak masuk

dikarenakan sakit yaitu RA dan ICU, jadi siswa yang hadir

pada hari itu hanya 12 siswa. Guru melakukan apersepsi

dengan menceritakan pemilihan presiden dan wakil presiden

Indonesia beberapa waktu lalu. Guru memberikan

pertanyaan, “Siapa yang memenangkan pemilihan presiden

dan wakil presiden Indonesia pada pemilu beberapa waktu

lalu ?” FS menjawab, “Jokowi-JK pak”. Guru merespon

dengan membenarkan jawaban FS. Kemudian guru kembali

bertanya, “Siapa saja kandidat dalam pemilihan presiden dan

wakil presiden kita kemarin ?” IDP dan BR menjawab,

“Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta Rajasa”. Guru membenarkan

jawaban siswa, kemudian guru berkata bahwa dalam

pemilihan presiden kemarin dimenangkan oleh Jokowi-JK

dan Prabowo-Hatta Rajasa harus legowo menerima

kekalahan mereka. Guru menjelaskan bahwa dalam

menjalankan pemerintahan Jokowo-JK, Prabowo juga

mendukung pemerintahannya. Kemudian guru memberitahu

siswa bahwa materi hari itu masih mengulang materi

pertemuan sebelumnya yaitu mengenai lembaga eksekutif.

Page 80: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

64

Masih ada beberapa materi yang perlu dijelaskan kembali

karena materi mengenai pemerintahan pusat cukup banyak.

(2) Kegiatan inti

Siswa bertanya jawab dengan guru tentang lembaga

eksekutif. Guru menuliskan di papan tulis mengenai materi

lembaga eksekutif. Pembelajaran hari itu guru meneruskan

penjelasan materi mengenai lembaga eksekutif karena pada

pertemuan sebelumnya belum menyelesaikan pembahasan

materi tersebut. Tindakan selanjutnya yang dilakukan guru

adalah sebagai berikut.

(a) Tahap pertama, guru mengkondisikan siswa untuk

berkelompok sesuai dengan tingkat prestasi siswa

dimana dalam satu kelompok terdiri dari siswa pandai,

sedang, dan kurang pandai. Kelompok 1 terdiri dari IDP,

RWD, RFP, dan IAR. Kelompok 2 terdiri dari BSN,

RDS, ABB, dan YST. Kelompok 3 terdiri dari BR, FS,

YF, dan FCY. Siswa masih sulit dikondisikan untuk

berkelompok dengan anggota kelompok yang telah

ditentukan oleh guru. Beberapa siswa masih ada yang

protes karena siswa cenderung masih membeda-bedakan

teman dan lawan jenis. Beberapa siswa bahkan saling

mengejek sehingga suasana kelas menjadi ramai.

Page 81: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

65

Membutuhkan waktu beberapa saat untuk

mengkondisikan siswa.

(b) Tahap kedua, guru menjelaskan petunjuk kegiatan yang

akan dilakukan oleh siswa yaitu menemukan masalah

yang disajikan dalam LKS, mengidentifikasi penyebab

dari masalah tersebut, kemudian menyelesaikan masalah

secara kreatif dari hasil brainstorming berdasarkan

pengalaman, pengetahuan siswa, maupun membaca

referensi.

(c) Tahap ketiga, guru membagikan LKS yang berisi situasi

problematik atau masalah yang harus diselesaikan oleh

siswa. Guru meminta salah satu siswa untuk

membacakan masalah yang ada dalam LKS dan siswa

lain menyimak. Guru meminta siswa lain mengulangi

membaca. Guru memperjelas masalah yang ada dalam

LKS yaitu mengenai masalah pemilihan ketua kelas yang

menggambarkan pemilihan presiden dan wakil presiden

di Indonesia. Masalah yang disajikan guru mengenai

terjadi kecurangan dalam pemilihan ketua kelas yaitu

Widya menyogok teman-temannya dengan coklat agar

dia terpilih menjadi ketua kelas. Setelah pemilihan ketua

kelas dilaksanakan ternyata Widya tidak mendapatkan

suara satupun dari teman-temannya. Widya protes dan

Page 82: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

66

marah terhadap teman-temannya. Masalah yang

disajikan guru tersebut siswa harus mengidentifikasi

penyebabnya dan memberikan solusi kreatif dari masalah

tersebut.

Gambar 3. Guru Menegaskan Masalah yang Disajikan dalam LKS ketika Siswa Duduk dalam Kelompok

(d) Tahap keempat, siswa melakukan diskusi untuk

menemukan penyebab timbulnya masalah yang terjadi

kemudian menyelesaikan masalah tersebut. Siswa masih

kebingungan mengidentifikasi penyebab masalah yang

disajikan dalam LKS. Sebagian besar kelompok

menuliskan kembali masalah yang sudah tersaji dalam

tabel penyebab dari masalah. Tabel yang disediakan

dalam LKS seharusnya diisi penyebab dari masalah dan

solusi yang dapat menyelesaikan masalah tersebut.

Namun, jika dilihat dari keaktifannya diskusi dalam

kelompok 1 dan 3 berjalan cukup baik. Antar anggota

kelompok terjadi tukar pendapat, namun antar anggota

kelompok kurang menghargai pendapat. Diskusi dalam

Page 83: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

67

kelompok 2 berjalan kurang baik karena ada siswa yang

hanya diam dan tidak memberikan pendapat ataupun

menanggapi pendapat siswa lain. Guru kurang aktif

membimbing diskusi siswa sehingga siswa yang

kebingungan bertanya kepada peneliti.

Gambar 4. Diskusi dalam Kelompok 2 Berjalan Kurang Baik karena Ada Siswa yang Kurang Aktif

(e) Tahap kelima, siswa dengan bimbingan guru

mempresentasikan jawaban dari masing-masing

kelompok. Dimulai dari kelompok 1, hasil diskusi

dibacakan oleh IDP dan RWD. IDP membacakan

penyebab dari masalah dalam LKS. Kemudian RWD

membacakan solusi dari masalah tersebut. Guru meminta

kelompok lain menanggapi namun tidak ada siswa yang

menanggapi. Selanjutnya dari kelompok 2, hasil diskusi

dibacakan oleh BSN dan RDS. BSN membacakan

penyebab dari masalah dalam LKS. Kemudian RDS

membacakan solusi dari masalah tersebut. Guru meminta

Page 84: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

68

kelompok lain menanggapi. IDP menanggapi bahwa

penyebab timbulnya masalah yang dikemukakan

kelompok 2 kurang tepat. Guru menerima tanggapan

IDP. Kelompok 2 juga menerima tanggapan dari IDP.

Terakhir kelompok 3, hasil diskusi dibacakan oleh BR

dan FCY. BR membacakan penyebab dari masalah

dalam LKS. Kemudian FCY membacakan solusi dari

masalah tersebut. Guru meminta kelompok lain

menanggapi namun tidak ada siswa yang menanggapi.

Guru mengkonfirmasi jawaban setiap kelompok dengan

jawaban yang benar. Sebagian besar jawaban siswa yang

kurang tepat. Siswa diminta mengidentifikasi penyebab

dari masalah yang timbul pada LKS, namun siswa

menuliskan kembali masalah-masalah yang sudah ada

dalam LKS tersebut. Solusi yang diberikan oleh siswa

beberapa sudah benar.

(3) Kegiatan penutup

Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi

yang sudah dipelajari hari itu yaitu mengenai lembaga

eksekutif. Siswa diberi kesempatan bertanya mengenai materi

yang belum dipahami, namun tidak ada siswa yang bertanya.

Keaktifan bertanya siswa masih sangat kurang. Guru

memberikan tugas kepada siswa untuk membaca materi yang

Page 85: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

69

akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu tentang

lembaga yudikatif. Mata pelajaran PKn berada pada jam

kedua dan ketiga kemudian dilanjutkan dengan istirahat

pertama.

b) Siklus I pertemuan 2

Pertemuan 2 pada siklus I dilaksanakan pada hari Kamis

tanggal 11 Februari 2016 dengan materi lembaga yudikatif.

Pembelajaran dilaksanakan pada jam pertama dan kedua dengan

alokasi waktu 2x35 menit. Guru sebagai pengajar sedangkan

peneliti sebagai observer kegiatan pembelajaran serta satu orang

observer pendamping untuk membantu kegiatan observasi

peneliti.

(1) Kegiatan awal

Guru memulai pembelajaran dengan salam dan berdoa.

Guru terlebih dahulu mengkondisikan siswa supaya siap

mengikuti proses pembelajaran PKn. Guru mempresensi

kehadiran siswa. Hari itu semua siswa hadir sehingga jumlah

siswa sebanyak 14 siswa. Guru melakukan apersepsi dengan

mengajukan pertanyaan, “Siapa yang suka menonton berita

?” Siswa menjawab, “Saya suka pak”. Kemudian guru

memberikan pernyataan, “Dengan menonton berita kita akan

mengetahui informasi yang terjadi di sekitar lingkungan kita

bahkan berita luar negeri. Dengan menonton berita kita

Page 86: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

70

mendapatkan informasi mengenai pelanggaran-pelanggaran

aturan yang terjadi di seluruh penjuru dunia, salah satunya

adalah terorisme”. Guru kemudian bertanya, “Mengapa

terorisme merupakan tindakan yang melanggar undang-

undang ?” IDP menjawab, “karena dapat menjatuhkan korban

jiwa dan merusak bangunan dengan bom”. Guru

membenarkan jawaban IDP, kemudian memberikan

pernyataan bahwa tindakan yang melanggar undang-undang

akan diadili oleh lembaga peradilan yang ada. Lembaga

peradilan merupakan lembaga yang mengawasi pelaksanaan

peraturan undang-undang. Lembaga tersebut disebut dengan

lembaga yudikatif. Kemudian guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai.

(2) Kegiatan inti

Guru meminta siswa membuka buku Lintas halaman 8

mengenai lembaga yudikatif. Guru meminta IDP membaca

materi mengenai Mahkamah Agung dan siswa lain

menyimak. Suasana kelas sangat tenang dan hening. Kelas

sangat kondusif untuk pembelajaran. Siswa lain menyimak

dengan tenang ketika IDP membaca. Guru meminta BSN

melanjutkan membaca materi mengenai fungsi dan

wewenang Mahkamah Agung dilanjutkan materi mengenai

pengertian Mahkamah Konstitusi. Kemudian ICU diminta

Page 87: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

71

melanjutkan membaca materi mengenai fungsi dan

wewenang Mahkamah Konstitusi sampai Komisi Yudisial.

Guru menjelaskan kembali materi yang sudah dibacakan oleh

siswa. Siswa memperhatikan dengan baik, meskipun sesekali

ada siswa yang mengobrol. Setelah diingatkan siswa kembali

memperhatikan. Guru menjelaskan sambil menulis catatan di

papan tulis. Kemudian guru bertanya jawab dengan siswa

mengenai materi lembaga yudikatif. Tindakan selanjutnya

yang dilakukan guru adalah sebagai berikut.

(a) Tahap pertama, guru mengkondisikan siswa untuk

berkelompok sesuai dengan tingkat prestasi siswa

dimana dalam satu kelompok terdiri dari siswa pandai,

sedang, dan kurang pandai. Kelompok 1 terdiri dari IDP,

RWD, RFP, dan IAR. Kelompok 2 terdiri dari BSN,

RDS, FS, ABB, dan YST. Kelompok 3 terdiri dari BR,

RA, ICU, YF, dan FCY. Siswa masih sulit dikondisikan

untuk berkelompok dengan anggota kelompok yang telah

ditentukan oleh guru. Beberapa siswa masih ada yang

protes karena siswa cenderung masih membeda-bedakan

teman dan lawan jenis. Beberapa siswa bahkan saling

mengejek sehingga suasana kelas menjadi ramai.

Membutuhkan waktu beberapa saat untuk

mengkondisikan siswa.

Page 88: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

72

(b) Tahap kedua, guru menjelaskan petunjuk kegiatan yang

akan dilakukan oleh siswa yaitu menemukan masalah

yang disajikan dalam LKS, mengidentifikasi penyebab

dari masalah tersebut, kemudian menyelesaikan masalah

secara kreatif dari hasil brainstorming berdasarkan

pengalaman, pengetahuan siswa, maupun membaca

referensi.

(c) Tahap ketiga, guru membagikan LKS yang berisi situasi

problematik atau masalah yang harus diselesaikan oleh

siswa. Guru meminta salah satu siswa dari perwakilan

kelompok membacakan masalah yang ada dalam LKS.

Guru meminta salah satu siswa mengulangi kembali

membaca. Guru memperjelas masalah yang ada dalam

LKS yaitu mengenai masalah pelanggaran tata tertib

sekolah oleh Andi karena sering datang terlambat dan

tidak mengerjakan PR menggambarkan pelanggaran

dalam pelaksanaan undang-undang di Indonesia.

Masalah yang disajikan guru, siswa harus

mengidentifikasi penyebabnya dan memberikan solusi

kreatif dari masalah tersebut. Guru menjelaskan contoh

mengidentifikasi penyebab dari masalah yang terjadi

agar tidak terjadi kesalahpahaman oleh siswa seperti

pada pertemuan 1.

Page 89: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

73

Gambar 5. Guru Menjelaskan Petunjuk Kegiatan yang akan Dilakukan oleh Siswa dan Mempertegas Masalah yang Tersaji dalam LKS dengan Menuliskan di Papan

Tulis

(d) Tahap keempat, siswa melakukan diskusi untuk

menemukan penyebab timbulnya masalah yang terjadi

kemudian menyelesaikan masalah tersebut. Beberapa

siswa masih kebingungan mengidentifikasi penyebab

masalah yang disajikan dalam LKS. Sebagian besar

kelompok masih menuliskan kembali masalah yang

sudah tersaji dalam tabel penyebab dari masalah. Tabel

yang disediakan dalam LKS seharusnya diisi penyebab

dari masalah dan solusi yang dapat menyelesaikan

masalah tersebut. Namun, jika dilihat dari keaktifannya

diskusi dalam kelompok 1 dan 3 berjalan cukup baik.

Antar anggota kelompok terjadi tukar pendapat, namun

antar anggota kelompok kurang menghargai pendapat.

Diskusi dalam kelompok 2 berjalan kurang baik karena

masih ada siswa yang hanya diam dan tidak memberikan

pendapat ataupun menanggapi pendapat siswa lain. Guru

Page 90: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

74

kurang aktif membimbing siswa sehingga siswa yang

kebingungan bertanya kepada peneliti.

Gambar 6. Kegiatan Diskusi Penyelesaian Masalah dalam Kelompok 1 yang Berjalan Cukup Baik

Gambar 7. Guru Kurang Aktif Membimbing Diskusi Siswa

(e) Tahap kelima, siswa dengan bimbingan guru

mempresentasikan jawaban dari masing-masing

kelompok. Dimulai dari kelompok 2, hasil diskusi

dibacakan oleh BSN dan RDS. BSN membacakan

penyebab dari masalah dalam LKS. Kemudian RDS

membacakan solusi dari masalah tersebut. Guru meminta

kelompok lain menanggapi. IDP dan BR menanggapi

Page 91: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

75

bahwa penyebab timbulnya masalah yang dikemukakan

kelompok 2 ada yang kurang tepat. Guru menerima

tanggapan IDP dan BR. Kelompok 2 juga menerima

tanggapan dari IDP dan BR. Selanjutnya dari kelompok

3, hasil diskusi dibacakan oleh ICU dan RA. ICU

membacakan penyebab dari masalah dalam LKS.

Kemudian RA membacakan solusi dari masalah tersebut.

Guru meminta kelompok lain menanggapi namun tidak

ada siswa yang menanggapi. Terakhir kelompok 1, hasil

diskusi dibacakan oleh RWD dan RFP. RWD

membacakan penyebab dari masalah dalam LKS.

Kemudian RFP membacakan solusi dari masalah

tersebut. Guru meminta kelompok lain menanggapi.

BSN menanggapi bahwa penyebab timbulnya masalah

yang dikemukakan kelompok 3 ada yang kurang tepat.

Guru menerima tanggapan BSN. Kelompok 3 juga

menerima tanggapan dari BSN. Guru mengkonfirmasi

jawaban setiap kelompok dengan jawaban yang benar.

Penyebab masalah dalam LKS tersebut adalah kurangnya

disiplin dan sikap acuh tak acuh. Masih ada beberapa

jawaban siswa yang kurang tepat. Guru meminta siswa

mengidentifikasi penyebab dari masalah yang timbul

pada LKS, namun masih ada kelompok yang menuliskan

Page 92: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

76

kembali masalah-masalah yang sudah ada dalam LKS

tersebut. Solusi yang diberikan oleh siswa beberapa

sudah benar. Guru meminta siswa mengumpulkan LKS

yang sudah dikerjakan untuk dinilai oleh guru.

(3) Kegiatan penutup

Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi

yang sudah dipelajari hari itu yaitu mengenai lembaga

yudikatif. Siswa diberi kesempatan bertanya mengenai materi

yang belum dipahami, namun tidak ada siswa yang bertanya.

Keaktifan bertanya siswa masih sangat kurang. Guru

memberikan tugas kepada siswa untuk membaca materi yang

akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu tentang

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Mata pelajaran PKn

berada pada jam pertama dan kedua maka dilanjutkan dengan

pembelajaran selanjutnya.

3) Pengamatan Siklus I

a) Pengamatan guru siklus I

Pertemuan 1, secara keseluruhan guru sudah melakukan

pembelajaran dengan baik sesuai dengan RPP. Meskipun pada

kegiatan perencanaan tindakan peneliti dan guru sudah berlatih

bersama (coaching) mengenai penerapan model pembelajaran

CPS, guru belum menguasai penuh pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran CPS, karena model

Page 93: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

77

pembelajaran ini belum pernah dipakai sebelumnya oleh guru.

Guru kurang tegas terhadap siswa yang bergurau, mengobrol, dan

mengganggu siswa yang lain saat proses pembelajaran

berlangsung sehingga membuat kegaduhan di dalam kelas.

Memasuki pembelajaran pertemuan 1 menggunakan tahapan

model pembelajaran CPS, guru belum menjelaskan contoh

mengidentifikasi penyebab dari masalah yang terjadi, sehingga

siswa kurang paham kemudian siswa menuliskan kembali

masalah yang sudah tersaji dan tidak menuliskan penyebab dari

masalah tersebut. Tahap keempat, ketika siswa melakukan diskusi

guru kurang memperhatikan siswa yang mengalami kesulitan,

sehingga siswa meminta bantuan peneliti untuk membantu

kesulitan yang mereka hadapi. Guru terlihat membaca buku di

meja guru. Guru kurang aktif membimbing diskusi siswa dalam

kelompok. Sesekali guru mengingatkan siswa untuk bekerja

dalam kelompok secara aktif dan tidak diam saja.

Pertemuan 2, secara keseluruhan guru sudah melakukan

dengan baik sesuai dengan RPP. Memasuki pembelajaran

menggunakan tahapan model pembelajaran CPS, guru sudah

menjelaskan contoh mengidentifikasi penyebab dari masalah yang

terjadi agar tidak terjadi kesalahpahaman oleh siswa seperti pada

pertemuan 1, namun pada pelaksanaannya masih ada siswa yang

kurang paham kemudian siswa menuliskan kembali masalah yang

Page 94: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

78

sudah tersaji dan tidak menuliskan penyebab dari masalah

tersebut. Tahap keempat, ketika siswa melakukan diskusi guru

masih kurang memperhatikan siswa yang mengalami kesulitan

seperti yang terjadi pada pertemuan 1, sehingga siswa meminta

bantuan peneliti untuk membantu kesulitan yang mereka hadapi.

Guru terlihat membaca buku di meja guru. Guru kurang aktif

membimbing diskusi siswa dalam kelompok. Sesekali guru

mengingatkan siswa untuk bekerja dalam kelompok secara aktif

dan tidak diam saja.

Pertemuan 1 dan 2, guru telah membimbing presentasi hasil

diskusi siswa dengan baik. Guru mengkonfirmasi jawaban siswa

dengan jawaban yang benar. Siswa dengan bimbingan guru

menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. Siswa diberi

kesempatan bertanya mengenai materi yang belum dipahami.

Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membaca materi

yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

b) Pengamatan siswa siklus I

(1) Pengamatan siswa pertemuan 1

Untuk mempermudah mengamati siswa, peneliti

membuat tanda pengenal dalam bentuk name tag disertai

perekat untuk menempelkannya pada baju siswa. Hal ini

dilakukan agar dapat memudahkan peneliti untuk mangamati

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu, untuk

Page 95: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

79

lebih mempermudah mengamati keaktifan siswa, peneliti

yang bertindak sebagai observer mengajak satu orang

observer pendamping. Peneliti mengamati siswa yang

bernomor absen 1 sampai 7, observer lain bertugas

mengamati siswa yang bernomor absen 8 sampai 14. Berikut

foto siswa dengan menggunakan tanda pengenal.

Gambar 8. Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag yang Ditempelkan pada Baju Siswa

Berdasarkan hasil pengamatan keaktifan siswa dalam

pembelajaran PKn yang dilakukan dapat diketahui bahwa

pembelajaran PKn pada pertemuan 1 belum berjalan

maksimal. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan

terhadap indikator keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran

CPS.

Hasil pengamatan pada indikator 1 yang berbunyi

terlibat dalam kegiatan penyelesaian masalah dengan

mengemukakan pendapat dalam kelompok, menunjukkan

Page 96: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

80

bahwa sebagian besar siswa dapat mengemukakan pendapat

dengan benar namun dengan bantuan peneliti. Siswa meminta

bantuan peneliti ketika mengalami kesulitan karena guru

kurang aktif dalam membimbing diskusi siswa. Masih ada

beberapa siswa yang belum mampu mengemukakan pendapat

bahkan siswa tersebut cenderung diam dan hanya menyimak

siswa lain yang berdiskusi. Ada juga siswa yang bergurau

dengan siswa lain, sehingga mengganggu siswa yang sedang

berdiskusi.

Hasil pengamatan pada indikator 2 yang berbunyi

menanggapi dan menghargai pendapat teman dalam kegiatan

diskusi kelompok, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa

dapat menanggapi pendapat siswa lain, namun kurang

menghargai pendapat siswa lain dalam kegiatan diskusi

kelompok. Siswa cenderung menganggap pendapat yang

dikemukakan dirinya sendiri lebih benar dan kadang

mengejek pendapat siswa sehingga menimbulkan keramaian.

Hasil pengamatan pada indikator 3 yaitu berdiskusi

membuat alternatif solusi untuk menyelesaikan masalah yang

dihadapi dalam diskusi kelompok, menunjukkan bahwa siswa

mampu berdiskusi membuat alternatif solusi dengan benar

namun dibantu oleh peneliti. Siswa meminta bantuan dengan

bertanya kepada peneliti karena guru kurang aktif dalam

Page 97: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

81

membimbing diskusi siswa. Masih banyak siswa yang

kebingungan dan sulit memberikan solusi untuk

permasalahan. Siswa pada dasarnya sudah mengetahui apa

saja solusi yang akan dituliskan namun siswa masih merasa

kurang yakin atas pemikirannya sehingga siswa bertanya

kepada peneliti.

Hasil pengamatan pada indikator 4 yaitu

mempresentasikan hasil diskusi dan menanggapi presentasi

dari kelompok lain, menunjukkan bahwa siswa mampu

mempresentasikan hasil diskusi dengan runtut dan jelas

namun beberapa jawaban kurang tepat. Selain itu, siswa

belum mampu menanggapi hasil presentasi dari kelompok

lain. Masih terdapat beberapa siswa yang mengobrol dengan

teman sekelompoknya ketika presentasi berlangsung.

Meskipun jawaban dari kelompok lain ada yang kurang tepat,

namun hanya ada satu siswa yang mampu menanggapi

presentasi kelompok lain. Presentasi dari masing-masing

kelompok dibacakan oleh perwakilan kelompok.

(2) Pengamatan siswa pertemuan 2

Pertemuan 2 peneliti juga mengajak satu teman untuk

menjadi observer yang bertugas mengamati sebagian siswa.

Peneliti mengamati siswa yang bernomor absen 1 sampai 7,

observer lain bertugas mengamati siswa yang bernomor

Page 98: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

82

absen 8 sampai 14. Perhatian siswa pada pertemuan 2 ini

terhadap penjelasan guru cukup baik terlihat siswa menjawab

pertanyaan yang diajukan guru pada setiap penjelasan materi.

Siswa terlihat bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

Hal tersebut terlihat dari siswa aktif menjawab pertanyaan

guru.

Hasil pengamatan pada indikator 1 sebagian besar

siswa dapat mengemukakan pendapat dengan benar namun

siswa masih meminta bantuan kepada peneliti. Masih ada

beberapa siswa yang belum bisa mengemukakan pendapat

bahkan siswa tersebut cenderung diam dan hanya menyimak

siswa lain yang berdiskusi. Hasil pengamatan pada indikator

2, siswa cenderung menganggap pendapat yang dikemukakan

dirinya sendiri lebih benar dan kadang mengejek pendapat

siswa lain jika dinggap kurang benar. Hal tersebut

menimbulkan keramaian di dalam kelas. Hasil pengamatan

pada indikator 3, siswa mampu berdiskusi membuat alternatif

solusi dengan benar namun dibantu oleh peneliti. Masih

banyak siswa yang kebingungan dan sulit memberikan solusi

untuk permasalahan. Siswa pada dasarnya sudah mengetahui

apa saja solusi yang akan dituliskan namun siswa masih

merasa kurang yakin atas pemikirannya sehingga siswa

bertanya kepada peneliti. Siswa meminta bantuan kepada

Page 99: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

83

peneliti karena guru kurang aktif dalam membimbing diskusi

siswa. Sebagian besar siswa terlibat secara aktif dalam

kegiatan diskusi menyelesaikan masalah yang disajikan oleh

guru. Sebagian besar siswa sudah mulai paham dengan

perintah guru mengenai mengidentifikasi penyebab dari

masalah yang disajikan dalam LKS meskipun masih ada

jawaban yang kurang tepat. Masih ada beberapa siswa yang

membuat gaduh, misalnya bercanda dengan siswa lain ketika

sedang diberikan penjelasan serta tidak serius dalam

menjawab pertanyaan guru. Hasil pengamatan pada indikator

4 yaitu dalam presentasi hasil diskusi kelompok, hanya ada

tiga siswa yang mampu menanggapi presentasi dari

kelompok lain. Selain ketiga siswa tersebut, siswa lain masih

terlihat pasif ketika presentasi hasil diskusi. Masih terdapat

beberapa siswa yang mengobrol dengan teman

sekelompoknya ketika presentasi berlangsung.

Data hasil observasi keaktifan siswa pada pertemuan 1

dan pertemuan 2 siklus I menunjukkan bahwa skor akhir

keaktifan seluruh siswa meningkat. Akan tetapi, skor akhir

seluruh siswa belum mencapai ≥2,66. Dari rata-rata siklus I,

belum memenuhi indikator keberhasilan. Penelitian ini telah

ditetapkan indikator keberhasilan yaitu ≥75% siswa

memperoleh skor akhir >2.66. Skor akhir tersebut termasuk

Page 100: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

84

dalam kriteria baik. Secara lebih rinci sebagian besar

keaktifan siswa setiap indikatornya mengalami peningkatan

dari pertemuan 1 dan pertemuan 2, hal ini terlihat pada tabel

di bawah ini.

Tabel 5. Hasil Observasi Keaktifan Siswa pada Pembelajaran PKn Siklus I

No. Nama Siswa

Skor Jumlah

Skor Skor Akhir

Krite- ria *) Ket. **) Indika-

tor 1 Indika-

tor 2 Indika-

tor 3 Indika-

tor 4 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2

1. RA 0 2 0 2 0 2 0 2 0 8 0 2 K C BB BB

2. ICU 0 3 0 3 0 3 0 2 0 11 0 2,75 K B BB B

3. YF 1 2 1 2 2 2 1 1 5 7 1,25 1,75 K C BB BB

4. ABB 2 3 1 2 2 2 1 1 6 9 1,5 2,25 C C BB BB

5. BR 3 3 2 3 2 3 2 3 9 12 2,25 3 C B BB B

6. BSN 3 3 2 3 2 2 2 3 9 11 2,25 2,75 C B BB B

7. IAR 2 2 2 1 1 2 1 1 6 6 1,5 1,5 C C BB BB

8. IDP 3 3 3 3 2 3 3 3 11 12 2,75 3 B B B B

9. RDS 2 2 2 3 2 2 2 1 8 9 2 2,25 C C BB BB

10. RWD 2 2 2 3 3 2 2 2 9 9 2,25 2,25 C C BB BB

11. RFP 2 2 1 1 2 2 2 2 7 7 1,75 1,75 C C BB BB

12. FCY 3 3 2 3 3 3 2 1 10 10 2,5 2,5 B B BB BB

13. YST 2 2 1 2 1 2 1 1 5 7 1,25 1,75 K C BB BB

14. FS 3 3 2 1 2 2 1 2 8 8 2 2 C C BB BB

Jumlah 28 35 21 32 24 32 20 25 93 126 23,25 31,5

Rata-rata 2 2,5 1,5 2,29 1,71 2,29 1,43 1,79 6,64 9 1,66 2,25

Tertinggi 3 3 3 3 3 3 3 3 11 12 2,75 3

Terendah 0 2 0 2 0 2 0 1 0 6 0 1,5

*) Siswa dalam kriteria Kurang (K), Cukup (C), Baik (B), dan Sangat Baik (SB). **) Siswa dikatakan berhasil mencapai indikator keberhasilan jika mendapat skor

akhir >2,66 dengan keterangan Berhasil (B) dan Belum Berhasil (BB). Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan skor akhir keaktifan siswa pada setiap

pertemuannya. Pertemuan 1 terdapat 2 siswa yang tidak

masuk sekolah sehingga mendapatkan skor 0 di setiap

indikator keaktifan siswa. Pertemuan 1 terdapat 4 siswa

Page 101: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

85

termasuk dalam kriteria kurang aktif, 8 siswa termasuk dalam

kriteria cukup aktif, dan 2 siswa termasuk dalam kriteria

keaktifan yang baik. Pertemuan 2 terdapat 9 siswa termasuk

dalam kriteria cukup aktif dan 5 siswa termasuk dalam

kriteria keaktifan yang baik. Apabila dilihat dari perolehan

skor akhir keaktifan siswa, 2 siswa yang tidak masuk pada

pertemuan 1 memiliki keaktifan yang cukup baik dan baik.

Hal tersebut terbukti pada pertemuan 2, RA memperoleh skor

akhir 2 dengan kriteria cukup baik dan ICU memperoleh skor

akhir 2,75 dengan kriteria baik.

Dilihat dari kemampuan siswa mencapai indikator

keberhasilan, pada pertemuan 1 hanya ada 1 siswa yang

memperoleh skor akhir >2,66 dan dinyatakan berhasil

mencapai indikator keberhasilan, sedangkan siswa yang

belum berhasil sebanyak 13 siswa. Jumlah siswa pada

pertemuan 2 yang berhasil mencapai indikator keberhasilan

meningkat menjadi 4 siswa dan siswa yang belum berhasil

menurun menjadi 10 siswa. Berikut persentase siswa yang

berhasil dan belum berhasil mencapai indikator keberhasilan

pada siklus I.

Page 102: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

86

Tabel 6. Persentase Siswa yang Berhasil dan Belum Berhasil Mencapai Indikator Keberhasilan pada Siklus I

Keterangan Frekuensi Persentase

P1 P2 P1 P2 Siswa yang berhasil mencapai indikator keberhasilan

1 4 7,14% 28,57%

Siswa yang belum berhasil mencapai indikator keberhasilan

13 10 92,86% 71,43%

Berikut tabel perbandingan persentase siswa yang berhasil

dan belum berhasil mencapai indikator keberhasilan antara

pra tindakan dan siklus I.

Tabel 7. Perbandingan Persentase Siswa yang Berhasil dan Belum Berhasil Mencapai Indikator Keberhasilan antara Pra Tindakan dan Siklus I

Keterangan Pra Tindakan Siklus I Freku-

ensi Perse-tase

Frekuensi Persentase P1 P2 P1 P2

Siswa yang berhasil mencapai indikator keberhasilan

0 0% 1 4 7,14% 28,57%

Siswa yang belum berhasil mencapai indikator keberhasilan

14 100% 13 10 92,86% 71,43%

Perbandingan persentase siswa yang berhasil dan belum

berhasil mencapai indikator keberhasilan antara pra tindakan

dan siklus I juga ditunjukkan dalam diagram di bawah ini.

Page 103: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

87

Gambar 9. Diagram Perbandingan Persentase Siswa yang Berhasil dan Belum Berhasil Mencapai Indikator Keberhasilan antara Pra Tindakan

dan Siklus I

Diagram di atas menunjukkan persentase siswa yang

berhasil mencapai indikator keberhasilan mengalami

peningkatan dan persentase siswa yang belum berhasil

mencapai indikator keberhasilan mengalami penurunan dari

pra tindakan sampai siklus I. Persentase siswa yang berhasil

mencapai indikator keberhasilan pada pra tindakan 0%

meningkat menjadi 7,14% pada siklus I pertemuan 1

kemudian meningkat lagi menjadi 28,57% pada pertemuan 2.

Persentase siswa yang belum berhasil mencapai indikator

keberhasilan pada pra tindakan sebesar 100% menurun

menjadi 92,86% pada siklus I pertemuan 1 kemudian

menurun lagi menjadi 71,43% pada pertemuan 2.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Pra Tindakan Siklus IPertemuan 1

Siklus IPertemuan 2

0% 7,14%

28,57%

100% 92,86%

71,43%

Persentase

Perbandingan Persentase Siswa yang Berhasil dan Belum Berhasil Mencapai Indikator Keberhasilan antara Pra

Tindakan dan Siklus I

Berhasil

BelumBerhasil

Page 104: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

88

4) Refleksi Siklus I

Refleksi pada siklus I bertujuan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. Peneliti dan

guru kelas IV, melakukan evaluasi terhadap beberapa tindakan yang

telah diterapkan untuk diperbaiki pada tindakan yang berikutnya.

Berdasarkan hasil pengamatan, hasil evaluasi, dan hasil diskusi

dengan guru, ada beberapa hal yang dapat direfleksikan agar

pelaksanaan proses pembelajaran PKn dengan menggunakan model

pembelajaran CPS di kelas IV SD Negeri Jeruksari dapat

meningkatkan keaktifan siswa.

Secara kualitas proses pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran CPS dalam pembelajaran PKn kelas IV SD

Negeri Jeruksari mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat

dari kondisi atau keadaan pada saat pelaksanaan tindakan di setiap

pertemuan siklus I yaitu keaktifan siswa dalam pembelajaran

meningkat, terlihat pada setiap pertemuan, partisipasi, serta

keantusiasan siswa meningkat cukup baik, didukung pula dengan

adanya kesediaan siswa dalam melaksanakan tahapan pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran CPS, namun masih ada

beberapa siswa yang kurang bertanggung jawab terhadap tugas yang

diberikan. Hal tersebut dapat dilihat ketika siswa diminta

berpendapat, bertanya, maupun menanggapi pendapat atau

pertanyaan dari siswa lain, beberapa siswa masih bergurau dengan

Page 105: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

89

siswa lain, tanpa menghiraukan perkataan guru. Sebagaimana

pendapat dari Nana Sudjana (2010: 94) mengenai kekurangan model

pembelajaran CPS, salah satunya adalah jika kegiatan belajar tidak

terkontrol oleh guru, maka kegiatan belajar bisa membawa resiko

yang merugikan siswa, misalnya kegiatan belajar tidak optimal

karena sikap tak acuh siswa. Hal tersebut terjadi pada siklus I,

meskipun kualitas pembelajaran meningkat namun pembelajaran

belum maksimal.

Hasil penelitian tindakan siklus I menunjukkan bahwa pada

pertemuan 1, hanya ada 1 (7,14%) siswa yang berhasil mencapai

indikator keberhasilan penelitian dan pada pertemuan 2 meningkat

menjadi 4 (28,57%) siswa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat

Sujarwo (2011: 179-180) pembelajaran yang menerapkan model

pembelajaran CPS menempatkan siswa aktif dalam pembelajaran

karena guru lebih banyak menempatkan diri sebagai fasilitator,

motivator, dan dinamisator belajar. Menurut indikator keberhasilan

yang sudah ditentukan, penelitian ini dikatakan berhasil jika

sekurang-kurangnya ≥75% siswa memperoleh skor akhir >2,66. Skor

akhir tersebut termasuk dalam kriteria baik. Oleh karena itu,

penelitian tindakan siklus I dinyatakan belum berhasil sehingga perlu

dilanjutkan penelitian tindakan siklus II. Hal tersebut diakibatkan

karena upaya guru dalam mengelola kelas kurang optimal sehingga

masih ada siswa yang sulit untuk dikondisikan mengikuti

Page 106: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

90

pembelajaran dengan baik dan guru belum menguasai penuh model

pembelajaran CPS pada pembelajaran PKn. Berikut kendala-kendala

selama siklus I disertai dengan rencana perbaikan untuk

pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Tabel 8. Kendala pada Siklus I dan Rencana Perbaikan untuk Pembelajaran pada Pertemuan Berikutnya

No. Kendala Penelitian Siklus I Rencana Perbaikan Pada Siklus II 1. Guru kurang tegas terhadap siswa

yang bergurau, mengobrol, dan mengganggu siswa lain saat proses pembelajaran berlangsung sehingga membuat kegaduhan di dalam kelas.

Guru memanggil dan menegur siswa yang bergurau, mengobrol, dan mengganggu siswa lain saat proses pembelajaran berlangsung agar siswa kembali fokus mengikuti pembelajaran dengan baik.

2. Pada pembagian kelompok yang dilakukan secara acak sesuai dengan tingkat prestasi siswa, ada beberapa siswa yang protes dengan kelompok yang telah ditentukan.

Guru menasehati siswa agar mau berkelompok dengan siapa saja tanpa membeda-bedakan dan tidak mengejek siswa yang berkelompok dengan lawan jenis.

3. Tahapan yang dilakukan guru dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CPS, guru kurang maksimal dalam menjelaskan petunjuk kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa, sehingga beberapa siswa masih belum mampu mengidentifikasi penyebab dari masalah yang disajikan oleh guru.

Guru menjelaskan dengan jelas dan rinci mengenai petunjuk kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa, sehingga seluruh siswa tidak mengalami kesalahpahaman dan mampu mengidentifikasi penyebab dari masalah yang disajikan oleh guru.

4. Selama pembelajaran menggunakan model pembelajaran CPS, guru kurang membimbing siswa dalam diskusi, guru terlihat pasif, dan hanya duduk di meja guru sambil membaca buku sehingga ketika siswa mengalami kesulitan mengerjakan LKS siswa meminta bantuan kepada peneliti.

Guru harus lebih aktif membimbing siswa dalam diskusi dan membantu kesulitan siswa sehingga tidak ada lagi siswa yang kesulitan menyelesaikan masalah dalam LKS.

5. Saat presentasi berlangsung, masih terdapat siswa yang mengobrol dengan teman sekelompoknya dan masih pasif untuk menanggapi presentasi dari kelompok lain.

Guru harus menegur dan memberikan nasehat bagi kelompok yang tidak memperhatikan dan meminta siswa ikut menanggapi dalam kegiatan presentasi hasil diskusi.

Page 107: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

91

b. Siklus II

1) Perencanaan Tindakan Siklus II

Tindakan Siklus II diadakan berdasarkan hasil refleksi dari

siklus I yang belum mencapai indikator keberhasilan penelitian.

Siklus II juga dirancang sebuah desain pembelajaran menggunakan

model pembelajaran CPS pada pembelajaran PKn. Perbedaan siklus

I dan siklus II adalah dari pelaksanaan tahapan tindakan. Hal ini

berdasarkan pertimbangan hasil refleksi pada siklus I.

Perbaikan siklus I yang akan dilakukan pada siklus II yang

pertama adalah guru memanggil dan menegur siswa yang bergurau,

mengobrol, dan mengganggu siswa lain saat proses pembelajaran

berlangsung agar siswa kembali fokus mengikuti pembelajaran

dengan baik. Kedua, guru menasehati siswa agar mau berkelompok

dengan siapa saja tanpa membeda-bedakan dan tidak mengejek

siswa yang berkelompok dengan lawan jenis. Ketiga, guru

menjelaskan dengan jelas dan rinci mengenai petunjuk kegiatan yang

harus dilakukan oleh siswa, sehingga seluruh siswa tidak mengalami

kesalahpahaman dan mampu mengidentifikasi penyebab dari

masalah yang disajikan oleh guru. Keempat, guru harus lebih aktif

membimbing siswa dalam diskusi dan membantu kesulitan siswa

sehingga tidak ada lagi siswa yang kesulitan menyelesaikan masalah

dalam LKS. Kelima, guru harus menegur dan memberikan nasehat

Page 108: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

92

bagi kelompok yang tidak memperhatikan dan meminta siswa ikut

menanggapi dalam kegiatan presentasi hasil diskusi.

Perencanaan tindakan siklus II sama dengan perencanaan

tindakan siklus I yaitu peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan lembar

observasi untuk mengamati keaktifan siswa serta aktivitas guru

selama proses pembelajaran. Siklus II dimulai dengan membuat RPP

untuk materi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Komisi

Pemilihan Umum (KPU). Siklus II direncanakan dua kali pertemuan.

Perkiraan materi akan selesai dalam dua kali pertemuan, dengan

rincian pada pertemuan 1 membahas mengenai BPK dan pada

pertemuan 2 membahas mengenai KPU. Materi tersebut sesuai

dengan permintaan guru.

2) Pelaksanaan Tindakan Siklus II

a) Siklus II pertemuan 1

Siklus II Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Senin tanggal

15 Februari 2016 dengan materi Badan Pemeriksa Keuangan

(BPK). Pembelajaran dilaksanakan pada jam keempat dan kelima

setelah jam istirahat pertama dengan alokasi waktu 2x35 menit.

Guru sebagai pengajar sedangkan peneliti sebagai observer

kegiatan pembelajaran serta satu orang observer pendamping

untuk membantu kegiatan observasi peneliti.

Page 109: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

93

(1) Kegiatan awal

Guru terlebih dahulu mengkondisikan siswa supaya

siap mengikuti proses pembelajaran PKn. Selanjutnya, guru

membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, tanpa

berdoa karena pembelajaran dimulai pada jam keempat.

Berdoa dilakukan pada jam pertama. Hari itu ada 2 siswa

yang tidak masuk dikarenakan sakit yaitu BR dan RFP, jadi

siswa yang hadir pada hari itu hanya 12 siswa. Kemudian,

guru melakukan apersepsi dengan mengajukan beberapa

pertanyaan, “Siapa yang pernah menjadi bendahara di kelas ?

Apa tugas bendahara ?” ICU menjawab, “Saya pak,

mengurusi uang kas”. Guru membenarkan jawaban siswa,

“Betul sekali, bendahara mengurusi uang kas atau keuangan

kelas. Seperti di kelas ini, di negara kita juga ada lembaga

yang bertugas mengurusi keuangan negara. Namun,

bagaimana kita tahu uang negara dikelola dengan baik atau

tidak ? Kita sebagai rakyat tidak bisa mengawasi secara

langsung. Siapa yang mengawasi pengelolaan uang negara ?”

IDP menjawab, “BPK pak”. Guru membenarkan jawaban

siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran hari itu

mengenai BPK.

Page 110: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

94

(2) Kegiatan inti

Guru meminta siswa membuka buku paket PKn

halaman 33 dan buku Lintas halaman 10 mengenai Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK). Guru meminta siswa membaca

materi secara bergiliran dan siswa yang tidak membaca

diminta menyimak. Suasana kelas sangat tenang dan hening.

Kelas sangat kondusif untuk pembelajaran. Guru menjelaskan

kembali materi yang sudah dibacakan oleh siswa. Siswa

memperhatikan dengan baik, meskipun sesekali ada siswa

yang mengobrol namun setelah diingatkan siswa kembali

memperhatikan. Guru menjelaskan sambil menulis catatan di

papan tulis dan melakukan tanya jawab mengenai materi.

Tindakan selanjutnya yang dilakukan guru adalah sebagai

berikut.

(a) Tahap pertama, guru mengkondisikan siswa untuk

berkelompok sesuai dengan tingkat prestasi siswa

dimana dalam satu kelompok terdiri dari siswa pandai,

sedang, dan kurang pandai. Kelompok 1 terdiri dari IDP,

RWD, YST, dan IAR. Kelompok 2 terdiri dari BSN,

RDS, FS, dan ABB. Kelompok 3 terdiri dari RA, ICU,

YF, dan FCY. Siswa mudah dikondisikan untuk

berkelompok sesuai dengan kelompok yang sudah

ditentukan oleh guru.

Page 111: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

95

(b) Tahap kedua, guru menjelaskan petunjuk kegiatan yang

akan dilakukan oleh siswa yaitu menemukan masalah

yang disajikan dalam LKS, mengidentifikasi penyebab

dari masalah tersebut, kemudian menyelesaikan masalah

secara kreatif dari hasil brainstorming berdasarkan

pengalaman, pengetahuan siswa, maupun membaca

referensi.

(c) Tahap ketiga, guru membagikan LKS yang berisi

mengenai situasi problematik atau masalah yang harus

diselesaikan oleh siswa. Guru meminta salah satu siswa

untuk membacakan masalah yang ada dalam LKS dan

siswa lain menyimak. Guru meminta siswa lain

mengulangi membaca. Guru memperjelas masalah yang

ada dalam LKS yaitu mengenai masalah pengelolaan

uang sekolah oleh Pak Johan selaku bendahara di SD

Bina Bangsa. Penyalahgunaan uang sekolah oleh Pak

Johan untuk keperluan pribadi. Pengelolaan keuangan

sekolah, kepala sekolah bertindak sebagai lembaga yang

mengawasi pengelolaan keuangan sekolah. Hal tersebut

sama seperti pengawasan pengelolaan uang negara olek

BPK. Siswa harus mengidentifikasi penyebabnya dan

memberikan solusi kreatif dari masalah tersebut.

Page 112: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

96

Gambar 10. Guru Menjelaskan Petunjuk Kegiatan yang akan Dilakukan oleh Siswa dan Mempertegas Masalah

yang Tersaji dalam LKS

(d) Tahap keempat, siswa berdiskusi untuk menemukan

penyebab timbulnya masalah yang terjadi kemudian

menyelesaikan masalah tersebut. Siswa terlihat lebih

aktif pada diskusi kali ini dibandingkan dengan

pertemuan sebelumnya. Siswa terlihat sangat antusias

mengerjakan LKS. Siswa sudah paham mengenai

mengidentifikasi penyebab dari masalah yang disajikan

guru. Siswa sudah terlibat aktif dalam diskusi kelompok.

Siswa sudah mampu berpendapat dan menanggapi

pendapat siswa lain dalam kelompok. Penyebab dan

solusi dari masalah yang dituliskan siswa dalam LKS

lebih variatif dibandingkan dengan pertemuan

sebelumnya.

Page 113: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

97

Gambar 11. Diskusi dalam Kelompok 1 (kiri) dan 2 (kanan) Berjalan Baik dan Diskusi Telah Selesai

Gambar 12. Diskusi dalam Kelompok 3 Berjalan Baik

dan Diskusi Telah Selesai

(e) Tahap kelima, siswa dengan bimbingan guru

mempresentasikan jawaban dari masing-masing

kelompok. Dimulai dari kelompok 3, hasil diskusi

dibacakan oleh FCY dan YF. FCY membacakan

penyebab dari masalah dalam LKS. Kemudian YF

membacakan solusi dari masalah tersebut. Guru meminta

kelompok lain menanggapi. IDP, BSN, RWD, FS, dan

IAR menanggapi bahwa penyebab timbulnya masalah

yang dikemukakan kelompok 3 masih kurang. Guru

menerima tanggapan siswa. Kelompok 3 juga menerima

tanggapan dari kelompok lain. Selanjutnya dari

Page 114: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

98

kelompok 2, hasil diskusi dibacakan oleh FS dan RDS.

FS membacakan penyebab dari masalah dalam LKS.

Kemudian RDS membacakan solusi dari masalah

tersebut. Guru meminta kelompok lain menanggapi. RA,

ICU, YF, FCY, dan YST menanggapi bahwa penyebab

timbulnya masalah yang dikemukakan kelompok 2

masih kurang. Guru menerima tanggapan siswa.

Kelompok 2 juga menerima tanggapan dari kelompok

lain. Terakhir kelompok 1, hasil diskusi dibacakan oleh

IAR dan YST. IAR membacakan penyebab dari masalah

dalam LKS. Kemudian YST membacakan solusi dari

masalah tersebut. Guru meminta kelompok lain

menanggapi namun tidak ada siswa yang menanggapi

karena jawaban dari kelompok 3 dianggap benar oleh

siswa lain. Guru mengkonfirmasi kekurangan jawaban

kelompok 3 dan 2 tadi ditambahkan dengan jawaban

kelompok 1. Sebagian besar jawaban siswa sudah benar.

Guru mengkonfirmasi jawaban setiap kelompok dengan

jawaban yang benar. Penyebab masalah dalam LKS

tersebut adalah kurang rasa tanggung jawab dan

kejujuran dari Pak Johan. Guru meminta siswa

mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan untuk dinilai

oleh guru.

Page 115: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

99

(3) Kegiatan penutup

Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi

yang sudah dipelajari hari itu yaitu mengenai BPK. Siswa

diberi kesempatan bertanya mengenai materi yang belum

dipahami, namun tidak ada siswa yang bertanya. Siswa

menyatakan bahwa sudah paham dengan materi hari itu. Guru

memberikan tugas kepada siswa untuk membaca materi yang

akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu tentang

KPU. Mata pelajaran PKn berada pada jam keempat dan

kelima maka tidak di akhiri dengan doa namun dilanjutkan

dengan pembelajaran selanjutnya.

b) Siklus II pertemuan 2

Siklus II pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Kamis

tanggal 18 Februari 2016 dengan materi Komisi Pemilihan Umum

(KPU). Pembelajaran dilaksanakan pada jam pertama dan kedua

dengan alokasi waktu 2x35 menit. Guru sebagai pengajar

sedangkan peneliti sebagai observer kegiatan pembelajaran serta

satu orang observer pendamping untuk membantu kegiatan

observasi peneliti.

(1) Kegiatan awal

Guru terlebih dahulu mengkondisikan siswa supaya

siap mengikuti proses pembelajaran PKn. Selanjutnya, guru

memulai pembelajaran dengan salam dan berdoa. Peraturan

Page 116: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

100

terbaru di SD Jeruksari bahwa sebelum pembelajaran

dimulai, siswa dan guru wajib menyanyikan lagu Indonesia

Raya bersama-sama. Kemudian guru mempresensi kehadiran

siswa. Semua siswa hadir sehingga jumlah siswa sebanyak 14

siswa. Guru melakukan apersepsi mengaitkan materi dengan

pemilihan kepala daerah di Gunungkidul beberapa waktu

lalu. Guru bertanya, “Belum lama ini di kabupaten

Gunungkidul mengadakan pemilihan kepala daerah, disingkat

apa ?” IDP menjawab, “Pilkada pak”. Guru membenarkan

jawaban IDP lalu berkata, “Lembaga yang mengurusi pilkada

kemarin namanya apa ?” FS menjawab, “KPU pak”. Guru

membenarkan jawaban FS kemudian menyampaikan bahwa

hari itu akan mempelajari mengenai Komisi Pemilihan

Umum (KPU).

(2) Kegiatan inti

Guru meminta siswa membuka lembar materi

pembelajaran yang sudah diberikan oleh peneliti mengenai

lembaga KPU. Guru meminta peneliti menyiapkan lembar

materi mengenai lembaga KPU sebagai bahan belajar siswa

karena di buku paket PKn dan buku Lintas siswa tidak ada

penjelasan lengkap mengenai lembaga KPU. Guru meminta

siswa secara bergiliran membacakan materi dan siswa lain

yang tidak membaca diminta menyimak. Suasana kelas

Page 117: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

101

sangat tenang dan hening. Kelas sangat kondusif untuk

pembelajaran. Guru menjelaskan kembali materi yang sudah

dibacakan oleh siswa. Siswa memperhatikan dengan baik.

Guru menjelaskan sambil menulis catatan di papan tulis dan

melakukan tanya jawab mengenai materi.

Gambar 13. Guru Menjelaskan Materi Mengenai KPU

Siswa dan guru telah melakukan tanya jawab, maka

tindakan selanjutnya yang dilakukan guru dengan model

pembelajaran CPS adalah sebagai berikut.

(a) Tahap pertama, guru mengkondisikan siswa untuk

berkelompok sesuai dengan tingkat prestasi siswa

dimana dalam satu kelompok terdiri dari siswa pandai,

sedang, dan kurang pandai. Kelompok 1 terdiri dari IDP,

RWD, RFP, dan IAR. Kelompok 2 terdiri dari BSN,

RDS, FS, ABB, dan YST. Kelompok 3 terdiri dari BR,

RA, ICU, YF, dan FCY. Siswa mudah dikondisikan

untuk berkelompok sesuai dengan kelompok yang sudah

ditentukan oleh guru.

Page 118: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

102

(b) Tahap kedua, guru menjelaskan petunjuk kegiatan yang

akan dilakukan oleh siswa yaitu menemukan masalah

yang disajikan dalam LKS, mengidentifikasi penyebab

dari masalah tersebut, kemudian menyelesaikan masalah

secara kreatif dari hasil brainstorming berdasarkan

pengalaman, pengetahuan siswa, maupun membaca

referensi.

(c) Tahap ketiga, guru membagikan LKS yang berisi

mengenai situasi problematik atau masalah yang harus

diselesaikan oleh siswa. Guru meminta salah satu siswa

untuk membacakan masalah yang ada dalam LKS dan

siswa lain menyimak. Guru meminta siswa lain

mengulangi membaca. Guru memperjelas masalah yang

ada dalam LKS yaitu mengenai masalah tindakan suap

yang dilakukan oleh Pak Muhiddin dalam pemilihan

ketua RT menggambarkan pelanggaran dalam

pelaksanaan pemilu di Indonesia. Pelaksanaan pemilihan

ketua RT, Pak Somad bertindak sebagai orang yang

dituakan di daerah tempat tinggal Pak Muhiddin

sehingga memimpin jalannya pemilihan ketua RT. Hal

tersebut sama seperti lembaga KPU di Indonesia yaitu

melaksanakan pemilu secara langsung, umum, bebas,

rahasia, jujur, dan adil. Masalah yang disajikan guru

Page 119: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

103

tersebut siswa harus mengidentifikasi penyebabnya dan

memberikan solusi kreatif dari masalah tersebut.

Gambar 14. Guru Menjelaskan Petunjuk Kegiatan yang akan Dilakukan oleh Siswa dan Mempertegas Masalah yang Tersaji dalam LKS dengan Menuliskan di Papan

Tulis

(d) Tahap keempat, siswa melakukan diskusi untuk

menemukan penyebab timbulnya masalah yang terjadi

kemudian menyelesaikan masalah tersebut. Siswa

terlihat sangat aktif pada diskusi kali ini dibandingkan

dengan pertemuan sebelumnya. Siswa terlihat sangat

antusias mengerjakan LKS. Siswa sudah paham

mengenai mengidentifikasi penyebab dari masalah yang

disajikan guru. Seluruh siswa sudah terlibat aktif dalam

diskusi kelompok. Diskusi dalam kelompok 1, 2, dan 3

berjalan sangat baik. Antar anggota kelompok terjadi

tukar pendapat yang cukup menarik. Jika ada salah satu

anggota yang memberikan pendapatnya, anggota lain

mengomentari kesesuaian pendapat tersebut dengan

Page 120: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

104

masalah yang dalam LKS. Penyebab dan solusi dari

masalah yang dituliskan siswa dalam LKS lebih variatif

dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya.

Gambar 15. Diskusi dalam Kelompok 1 Berjalan Baik dan Siswa Terlihat Antusias Mengerjakan LKS

Gambar 16. Diskusi dalam Kelompok 2 Berjalan Baik dan Siswa Terlihat Antusias Mengerjakan LKS

Gambar 17. Diskusi dalam Kelompok 3 Berjalan Baik dan Siswa Terlihat Antusias Mengerjakan LKS

Page 121: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

105

(e) Tahap kelima, siswa dengan bimbingan guru

mempresentasikan jawaban dari masing-masing

kelompok. Dimulai dari kelompok 1, hasil diskusi

dibacakan oleh RFP dan IAR. RFP membacakan

penyebab dari masalah dalam LKS. Kemudian IAR

membacakan solusi dari masalah tersebut. Guru meminta

kelompok lain menanggapi. Kelompok 2 dan 3

menanggapi bahwa kelompok 2 dan 3 sependapat dengan

jawaban dari kelompok 1 karena jawaban kelompok 1

benar. Selanjutnya dari kelompok 2, hasil diskusi

dibacakan oleh FS dan RDS. FS membacakan penyebab

dari masalah dalam LKS. Kemudian RDS membacakan

solusi dari masalah tersebut. Guru meminta kelompok

lain menanggapi. Kelompok 1 dan 3 menanggapi bahwa

kelompok 1 dan 3 sependapat dengan jawaban dari

kelompok 2 karena jawaban kelompok 2 benar. Terakhir

kelompok 3, hasil diskusi dibacakan oleh YF dan ICU.

YF membacakan penyebab dari masalah dalam LKS.

Kemudian ICU membacakan solusi dari masalah

tersebut. Guru meminta kelompok lain menanggapi.

Kelompok 1 dan 2 menanggapi bahwa kelompok 1 dan 2

sependapat dengan jawaban dari kelompok 3 karena

jawaban kelompok 3 benar. Guru mengkonfirmasi

Page 122: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

106

jawaban setiap kelompok bahwa jawaban semua

kelompok benar. Penyebab masalah dalam LKS tersebut

adalah ketidakjujuran, sombong, dan tidak mau

menerima kekalahan dengan lapang dada. Siswa sudah

mampu mengidentifikasi penyebab dari masalah yang

terjadi kemudian siswa memberikan solusi yang tepat

untuk menyelesaikan masalah tersebut. Guru meminta

siswa mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan untuk

dinilai oleh guru.

(3) Kegiatan penutup

Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi

yang sudah dipelajari hari itu yaitu mengenai KPU. Siswa

diberi kesempatan bertanya mengenai materi yang belum

dipahami, namun tidak ada siswa yang bertanya. Siswa

menyatakan bahwa sudah paham dengan materi hari itu. Mata

pelajaran PKn berada pada jam pertama dan kedua maka

tidak di akhiri dengan doa namun dilanjutkan dengan

pembelajaran selanjutnya.

3) Pengamatan Siklus II

a) Pengamatan guru siklus II

Pertemuan 1 dan 2 pada siklus II, secara keseluruhan guru

sudah melakukan pembelajaran dengan baik sesuai dengan RPP.

Guru sudah menguasai penuh pembelajaran dengan menggunakan

Page 123: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

107

model pembelajaran CPS. Guru memulai pembelajaran dengan

salam dan berdoa kemudian dilanjutkan dengan apersepsi. Setelah

menyampaikan apersepsi guru menyampaikan tujuan

pembelajaran. Guru bertindak tegas dengan menegur dan

menasehati siswa yang bergurau, mengobrol, dan mengganggu

siswa lain ketika pembelajaran berlangsung, sehingga siswa

belajar dengan suasana yang tenang. Memasuki pembelajaran

menggunakan model pembelajaran CPS, menjelaskan contoh

mengidentifikasi penyebab dari masalah yang terjadi, sehingga

siswa paham mengerjakan LKS. Tahap keempat, ketika proses

diskusi siswa, guru membantu siswa yang mengalami kesulitan

dengan memperjelas masalah yang dihadapi. Guru mengingatkan

siswa untuk bekerja dalam kelompok secara aktif dan tidak diam

saja. Guru aktif mendatangi satu per satu kelompok untuk melihat

proses diskusi siswa dalam kelompok.

Pertemuan 1 dan 2, guru telah membimbing presentasi hasil

diskusi siswa dengan baik. Guru juga menegur siswa yang

mengobrol dengan teman sekelompoknya sehingga siswa tersebut

kembali memperhatikan presentasi dari kelompok lain. Guru

mengkonfirmasi jawaban siswa dengan jawaban yang benar.

Jawaban semua kelompok benar dan guru memberikan pujian atas

keberhasilan siswa. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan

materi yang sudah dipelajari. Siswa diberi kesempatan bertanya

Page 124: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

108

mengenai materi yang belum dipahami, namun siswa menyatakan

sudah paham mengenai materi pada hari itu. Pembelajaran selesai

kemudian dilanjutkan pembelajaran selanjutnya.

b) Pengamatan siswa siklus II

(1) Pengamatan siswa pertemuan 1

Peneliti membuat tanda pengenal dalam bentuk name

tag disertai perekat untuk menempelkannya pada baju siswa

seperti pada pelaksanaan tindakan siklus I. Hal ini dilakukan

agar dapat memudahkan peneliti untuk mangamati keaktifan

siswa dalam proses pembelajaran. Untuk mempermudah

mengamati keaktifan siswa, peneliti yang bertindak sebagai

observer mengajak satu teman untuk menjadi observer

pendamping. Peneliti mengamati siswa yang bernomor absen

1 sampai 7, observer lain bertugas mengamati siswa yang

bernomor absen 8 sampai 14.

Berdasarkan hasil pengamatan keaktifan siswa dalam

pembelajaran PKn yang dilakukan dapat diketahui bahwa

pembelajaran PKn pada pertemuan 1 berjalan dengan baik.

Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan terhadap indikator

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran PKn dengan

menggunakan model pembelajaran CPS.

Hasil pengamatan pada indikator 1 yang berbunyi

terlibat dalam kegiatan penyelesaian masalah dengan

Page 125: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

109

mengemukakan pendapat dalam kelompok, menunjukkan

bahwa sebagian besar siswa dapat mengemukakan pendapat

dengan benar namun sesekali dibantu oleh guru. Kegiatan ini,

hanya beberapa siswa saja yang mengalami kesulitan

mengidentifikasi penyebab dari masalah yang disajikan pada

LKS karena sebelumnya guru sudah menjelaskan petunjuk

kegiatan dengan memberikan contoh pengerjaannya. Masih

ada beberapa siswa yang belum bisa mengemukakan

pendapat, namun setelah dibantu oleh guru, siswa mulai

paham mengenai masalah dalam LKS. Ada juga siswa yang

bergurau dengan siswa lain, namun setelah ditegur oleh guru,

siswa kembali berdiskusi dalam kelompok.

Hasil pengamatan pada indikator 2 yang berbunyi

menanggapi dan menghargai pendapat teman dalam kegiatan

diskusi kelompok, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa

dapat menanggapi dan menghargai pendapat siswa lain dalam

kegiatan diskusi kelompok dengan benar dan kritis namun

sesekali dibantu oleh guru. Siswa menanggapi pendapat

siswa lain jika pendapat tersebut dianggap kurang tepat.

Siswa juga cukup menghargai pendapat siswa lain dengan

tidak mengejek pendapat siswa lain jika pendapat tersebut

kurang tepat.

Page 126: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

110

Hasil pengamatan pada indikator 3 yang berbunyi

berdiskusi membuat alternatif solusi untuk menyelesaikan

masalah yang dihadapi dalam diskusi kelompok,

menunjukkan bahwa siswa mampu berdiskusi membuat

alternatif solusi dengan benar dan kritis namun sesekali

dibantu oleh guru. Siswa meminta bantuan kepada guru

ketika mengalami kesulitan. Siswa sudah mengetahui apa

saja solusi yang akan dituliskan namun beberapa siswa masih

merasa kurang yakin atas pemikirannya sehingga siswa

bertanya kepada guru.

Hasil pengamatan pada indikator 4 yang berbunyi

mempresentasikan hasil diskusi dan menanggapi presentasi

dari kelompok lain, menunjukkan bahwa siswa mampu

mempresentasikan hasil diskusi dengan runtut dan jelas

namun ada jawaban yang kurang tepat. Selain itu, beberapa

siswa sudah mampu menanggapi hasil presentasi dari

kelompok lain. Presentasi dari masing-masing kelompok

dibacakan oleh perwakilan kelompok.

(2) Pengamatan siswa pertemuan 2

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, pada

pertemuan 2 ini peneliti juga mengajak satu teman untuk

menjadi observer yang bertugas mengamati sebagian siswa.

Seperti biasa, peneliti mengamati siswa yang bernomor absen

Page 127: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

111

1 sampai 7, observer lain bertugas mengamati siswa yang

bernomor absen 8 sampai 14. Perhatian siswa terhadap

penjelasan guru sudah baik, terlihat siswa bersemangat dalam

mendengarkan petunjuk kegiatan dari guru mengenai cara

mengidentifikasi penyebab dari masalah yang disajikan dan

solusi kreatif yang harus dituliskan.

Sebagian besar siswa terlibat secara aktif terlihat dari

kegiatan yang dilakukan seperti mengemukakan pendapat

dalam diskusi kelompok, menghargai pendapat siswa lain,

berdiskusi membuat solusi kreatif untuk menyelesaikan

masalah yang disajikan, dan mempresentasikan hasil diskusi

kemudian menanggapi presentasi kelompok lain.

Data hasil observasi keaktifan siswa pada pertemuan 1

dan pertemuan 2 siklus II menunjukkan bahwa skor akhir

keaktifan siswa meningkat. Berdasarkan rata-rata siklus II,

sudah memenuhi indikator keberhasilan. Indikator

keberhasilan pada penelitian ini yaitu ≥75% siswa

memperoleh skor akhir >2.66. Skor akhir tersebut termasuk

dalam kriteria baik. Secara lebih rinci sebagian besar

keaktifan siswa setiap indikatornya mengalami peningkatan

dari pertemuan 1 dan pertemuan 2, hal ini terlihat pada tabel

di bawah ini.

Page 128: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

112

Tabel 9. Hasil Observasi Keaktifan Siswa pada Pembelajaran PKn Siklus II

No. Nama Siswa

Skor Jumlah

Skor Skor Akhir

Krite-ria *)

Ket. **) Indika-

tor 1 Indika-

tor 2 Indika-

tor 3 Indika-

tor 4 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2

1. RA 3 4 3 3 2 3 3 4 11 14 2,75 3,5 B SB B B

2. ICU 3 3 3 4 2 4 3 4 11 15 2,75 3,75 B SB B B

3. YF 2 3 2 3 2 3 3 4 9 13 2,25 3,25 C B BB B

4. ABB 2 3 3 3 3 3 2 4 10 13 2,5 3,25 B B BB B

5. BR 0 4 0 3 0 4 0 4 0 15 0 3,75 K SB BB B

6. BSN 3 4 3 3 2 4 3 4 11 15 2,75 3,75 B SB B B

7. IAR 2 3 3 4 3 3 3 4 11 14 2,75 3,5 B SB B B

8. IDP 3 4 3 4 3 3 4 4 13 15 3,25 3,75 B SB B B

9. RDS 3 3 3 4 3 3 2 4 11 14 2,75 3,5 B SB B B

10. RWD 3 4 3 3 3 4 4 4 13 15 3,25 3,75 B SB B B

11. RFP 0 4 0 4 0 3 0 4 0 15 0 3,75 K SB BB B

12. FCY 3 4 3 3 3 4 3 4 12 15 3 3,75 B SB B B

13. YST 2 3 2 3 3 3 3 4 10 13 2,5 3,25 B B BB B

14. FS 3 4 3 3 3 4 3 4 12 15 3 3,75 B SB B B

Jumlah 32 50 34 47 32 48 36 56 134 201 33,5 50,25

Rata-rata 2,29 3,57 2,43 3,36 2,29 3,43 2,57 4 9,57 14,36 2,39 3,59

Tertinggi 3 4 3 4 3 4 4 4 13 15 3,25 3,75

Terendah 0 3 0 3 0 3 0 - 0 13 0 3,25

*) Siswa dalam kriteria Kurang (K), Cukup (C), Baik (B), dan Sangat Baik (SB). **) Siswa dikatakan berhasil mencapai indikator keberhasilan jika mendapat skor

akhir >2,66 dengan keterangan Berhasil (B) dan Belum Berhasil (BB).

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan skor akhir keaktifan siswa pada setiap

pertemuannya. Pertemuan 1 terdapat 2 siswa yang tidak

masuk sekolah sehingga mendapatkan skor 0 di setiap

indikator lembar observasi keaktifan siswa. Pertemuan 1

terdapat 2 siswa termasuk dalam kriteria kurang aktif, 1

siswa termasuk dalam kriteria cukup aktif, dan 11 siswa

termasuk dalam kriteria keaktifan yang baik. Pertemuan 2

terdapat 3 siswa termasuk dalam kriteria keaktifan yang baik

Page 129: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

113

dan 11 siswa termasuk dalam kriteria keaktifan yang sangat

baik. Apabila dilihat dari perolehan skor akhir keaktifan

siswa, 2 siswa yang tidak masuk pada pertemuan 1 memiliki

keaktifan yang sangat baik. Hal tersebut terbukti pada

pertemuan 2, BR dan RFP memperoleh skor akhir 3,75

dengan kriteria sangat baik.

Dilihat dari kemampuan siswa mencapai indikator

keberhasilan, pada pertemuan 1 terdapat 9 siswa yang

memperoleh skor >2,66 dan dinyatakan berhasil mencapai

indikator keberhasilan, sedangkan siswa yang belum berhasil

sebanyak 5 siswa. Pertemuan 2 seluruh (14) siswa berhasil

mencapai indikator keberhasilan. Berikut persentase siswa

yang berhasil dan belum berhasil mencapai indikator

keberhasilan pada siklus II.

Tabel 10. Persentase Siswa yang Berhasil dan Belum Berhasil Mencapai Indikator Keberhasilan pada Siklus II

Keterangan Frekuensi Persentase P1 P2 P1 P2

Siswa yang berhasil mencapai indikator keberhasilan

9 14 64,29% 100%

Siswa yang belum berhasil mencapai indikator keberhasilan

5 0 35,71% 0%

Berikut tabel perbandingan persentase siswa yang berhasil

dan belum berhasil mencapai indikator keberhasilan dari pra

tindakan sampai siklus II.

Page 130: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

114

Tabel 11. Perbandingan Persentase Siswa yang Berhasil dan Belum Berhasil Mencapai Indikator Keberhasilan dari Pra Tindakan sampai Siklus II

Keterangan Pra Tindakan Siklus I Siklus II Freku-

ensi Persen-

tase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2

Siswa yang berhasil mencapai indikator keberhasilan

0 0% 1 4 7,14% 28,57% 9 14 64,29% 100%

Siswa yang belum berhasil mencapai indikator keberhasilan

14 100% 13 10 92,86% 71,43% 5 0 35,71% 0%

Perbandingan persentase siswa yang berhasil dan belum

berhasil mencapai indikator keberhasilan dari pra tindakan

sampai siklus II juga ditunjukkan dalam diagram di bawah

ini.

Gambar 18. Diagram Perbandingan Persentase Siswa yang Berhasil dan Belum Berhasil Mencapai Indikator Keberhasilan dari Pra Tindakan sampai Siklus II

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

PraTindakan

Siklus IPertemuan

1

Siklus IPertemuan

2

Siklus IIPertemuan

1

Siklus IIPertemuan

2

0% 7,14%

28,57%

64,29%

100% 100% 92,86%

71,43%

35,71%

0%

Persentase

Perbandingan Persentase Siswa yang Berhasil dan Belum Berhasil Mencapai Indikator Keberhasilan dari Pra

Tindakan sampai Siklus II

Berhasil

BelumBerhasil

Page 131: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

115

Diagram di atas menunjukkan persentase siswa yang

berhasil mencapai indikator keberhasilan mengalami

peningkatan dan persentase siswa yang belum berhasil

mencapai indikator keberhasilan mengalami penurunan dari

pra tindakan sampai siklus II. Persentase siswa yang berhasil

mencapai indikator keberhasilan pada pra tindakan sebesar

0% meningkat menjadi 7,14% pada siklus I pertemuan 1

kemudian meningkat lagi menjadi 28,57% pada siklus I

pertemuan 2. Persentase siswa yang berhasil mencapai

indikator keberhasilan pada siklus II pertemuan 1 kembali

meningkat menjasi 64,29% kemudian meningkat lagi menjadi

100% pada siklus II pertemuan 2. Persentase siswa yang

belum berhasil mencapai indikator keberhasilan pada pra

tindakan sebesar 100% menurun menjadi 92,86% pada siklus

I pertemuan 1 kemudian menurun lagi menjadi 71,43% pada

siklus I pertemuan 2. Persentase siswa yang belum berhasil

mencapai indikator keberhasilan pada siklus II pertemuan 1

kembali menurun menjasi 35,71% kemudian menurun lagi

menjadi 0% pada siklus II pertemuan 2.

4) Refleksi Siklus II

Secara umum dalam pelaksanaan siklus II tidak ditemukan

kendala yang serius, karena pelaksanaan siklus II merupakan

perbaikan dari siklus I. Perbaikan yang diterapkan pada siklus II

Page 132: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

116

antara lain guru bersikap tegas dengan memberi teguran dan nasehat

terhadap siswa yang bergurau, mengobrol, dan mengganggu siswa

lain saat proses pembelajaran berlangsung. Guru menasehati siswa

agar mau berkelompok dengan siapa saja tanpa membeda-bedakan

dan tidak mengejek siswa yang berkelompok dengan lawan jenis.

Guru menjelaskan dengan jelas dan rinci mengenai petunjuk

kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa, sehingga seluruh siswa

mampu mengidentifikasi penyebab dari masalah yang disajikan oleh

guru. Guru lebih aktif membimbing siswa dalam diskusi dan

membantu kesulitan siswa sehingga tidak ada lagi siswa yang

kesulitan menyelesaikan masalah. Guru menegur dan memberi

nasehat bagi kelompok yang tidak memperhatikan dan ikut

menanggapi dalam kegiatan presentasi hasil diskusi.

Menurut indikator keberhasilan yang sudah ditentukan oleh

peneliti, penelitian ini dikatakan berhasil jika sekurang-kurangnya

>75% siswa memperoleh skor akhir >2,66. Skor akhir tersebut

termasuk dalam kriteria baik. Hasil penelitian siklus II menunjukkan

bahwa pada pertemuan 1 terdapat 9 (64,29%) siswa yang berhasil

mencapai indikator keberhasilan penelitian dan pada pertemuan 2

meningkat menjadi 14 (100%) siswa yang berhasil mencapai

indikator keberhasilan penelitian. Peningkatan keaktifan siswa pada

setiap siklusnya sesuai dengan pendapat dari Sujarwo (2011: 179-

180) yaitu pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran CPS

Page 133: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

117

menempatkan siswa aktif dalam pembelajaran karena guru lebih

banyak menempatkan diri sebagai fasilitator, motivator, dan

dinamisator belajar. Siswa diberikan kesempatan untuk belajar

mandiri dan mengeksplorasi kemampuannya dalam pembelajaran.

Berpikir kreatif merupakan suatu kegiatan mental untuk

mendapatkan dan menemukan suatu jawaban, gagasan, penyelesaian

masalah, dan pernyataan serta mendatangkan atau memunculkan

suatu ide baru. Melalui berpikir kreatif, siswa tidak hanya menerima

informasi dari guru, namun siswa juga berusaha mencari dan

memberikan informasi dalam proses pembelajaran. Siswa yang

kreatif selalu mempunyai rasa ingin tahu, ingin mencoba-coba,

berpetualang, memiliki banyak ide, mampu mengelaborasi beberapa

pendapat, suka bermain, dan intuitif. Memecahkan masalah secara

kreatif merupakan proses menemukan solusi untuk menyelesaikan

masalah dengan kemampuan kreatif yang menurut Guilford

(Sujarwo, 2011: 172) tercermin dalam lima perilaku antara lain 1)

fluency yaitu kelancaran atau kemampuan untuk menghasilkan

banyak gagasan, 2) fleksibility yaitu siswa mampu memberikan

jawaban yang berbeda-beda dalam mengatasi masalah, 3) originality

yaitu siswa mampu memberikan jawaban yang jarang atau langka

dan berbeda dengan jawaban siswa lain pada umumnya, 4)

elaboration yaitu siswa mampu menyatakan gagasan secara

terperinci. Siswa yang kreatif tidak sekedar mengemukakan ide,

Page 134: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

118

tetapi juga mengembangkan gagasan yang dikemukakan, dan 5)

sensitivity yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan gagasan

sebagai tanggapan terhadap suatu situasi. Teori-teori di atas sudah

diterapkan dalam penelitian tindakan siklus II dan terbukti dapat

meningkatkan keaktifan siswa pada setiap pertemuannya. Oleh sebab

itu, penelitian tindakan siklus II dinyatakan berhasil sehingga tidak

perlu dilakukan penelitian tindakan lanjutan.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) secara keseluruhan terbukti

dapat meningkatkan keaktifan siswa. Siswa merasa tertarik dan senang

mengikuti kegiatan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

dengan menggunakan model pembelajaran CPS. Menggunakan model

pembelajaran CPS siswa tidak merasa bosan selama kegiatan pembelajaran

berlangsung karena kegiatan pembelajaran terasa menyenangkan. Materi

yang disampaikan melalui model pembelajaran CPS menjadi lebih mudah

dipahami dan mudah diingat. Nilai tambah dari guru bagi siswa yang

berpartisipasi semakin menambah keaktifan siswa dalam bertanya, menjawab,

dan mengemukakan pendapat. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari

Waluyo Adi (2000: 17-18) mengenai penerapan prinsip keaktifan siswa oleh

guru dalam kegiatan pembelajaran antara lain.

a. Menggunakan metode dan media yang bermacam-macam dalam

Page 135: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

119

pembelajaran pada siswa secara individu maupun kelompok.

b. Memberikan kesempatan pada siswa untuk berdiskusi dalam kelompok

dan bertanya jawab.

c. Memberikan tugas pada siswa untuk mempelajari materi dan hal-hal

yang belum dipahami.

d. Memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan percobaan dan

penyelesaian masalah secara berkelompok.

Guru dalam penelitian ini berusaha menerapkan prinsip keaktifan tersebut

dengan menggunakan model pembelajaran CPS, sehingga terbukti jika

keaktifan siswa mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan kondisi

awal dan mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.

Hasil pengamatan secara keseluruhan pada setiap siklus, terlihat jika

selama penelitian berlangsung siswa di kelas IV SD Negeri Jeruksari dalam

pembelajaran PKn semakin aktif untuk turut serta dalam melaksanakan tugas

yang diberikan oleh guru yang dapat dilihat dari hasil diskusi. Selain itu

melalui kegiatan diskusi siswa dilatih untuk terlibat dalam pemecahan

masalah dan mencari informasi yang diperlukan untuk memecahkan suatu

masalah. Kegiatan tanya jawab dan presentasi memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya kepada guru atau siswa lain.

Berdasarkan penjelasan di atas, di sinilah peranan model pembelajaran

CPS yaitu melibatkan siswa secara aktif dan berpikir kreatif dalam

pembelajaran dengan menyelesaikan masalah. Melibatkan siswa secara aktif

dalam pembelajaran PKn sangat penting karena dalam PKn banyak materi-

Page 136: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

120

materi mengenai pemecahan masalah yang terkait dengan kehidupan sehari-

hari seperti musyawarah, demokrasi, penerapan sikap kejujuran, kedisiplinan,

dan lain sebagainya. Memecahkan masalah secara kreatif merupakan proses

menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah dengan kemampuan kreatif

yang menurut Guilford (Sujarwo, 2011: 172) tercermin dalam lima perilaku

antara lain 1) fluency yaitu kelancaran atau kemampuan untuk menghasilkan

banyak gagasan, 2) fleksibility yaitu siswa mampu memberikan jawaban yang

berbeda-beda dalam mengatasi masalah, 3) originality yaitu siswa mampu

memberikan jawaban yang jarang atau langka dan berbeda dengan jawaban

siswa lain pada umumnya, 4) elaboration yaitu siswa mampu menyatakan

gagasan secara terperinci. Siswa yang kreatif tidak sekedar mengemukakan

ide, tetapi juga mengembangkan gagasan yang dikemukakan, dan 5)

sensitivity yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan gagasan sebagai

tanggapan terhadap suatu situasi. Siswa sebagai subjek didik yang

merencanakan dan melaksanakan belajar. Proses pembelajaran kreatif, guru

dapat mendorong keluarnya pendapat siswa dan kreativitas siswa sehingga

siswa dapat mengemukakan alternatif pemecahan masalah yang beragam.

Keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran tersebut akan

membuat siswa berantusias dan membuat pembelajaran PKn lebih bermakna

sehingga pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik.

Hasil penelitian melalui pengamatan secara lebih rinci akan dijelaskan

pada setiap pertemuan dalam setiap siklus. Siklus I siswa masih sulit

dikondisikan untuk berkelompok dengan anggota kelompok yang telah

Page 137: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

121

ditentukan oleh guru sesuai dengan tingkat prestasi, dimana dalam satu

kelompok terdapat siswa yang pandai, sedang, dan kurang pandai. Beberapa

siswa masih ada yang protes karena siswa cenderung masih membeda-

bedakan teman dan lawan jenis. Beberapa siswa bahkan saling mengejek

sehingga suasana kelas menjadi ramai. Membutuhkan waktu beberapa saat

untuk mengkondisikan siswa karena guru kurang tegas terhadap siswa yang

membuat keributan. Guru kurang maksimal dalam menjelaskan petunjuk

kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa sehingga siswa masih terlihat

kebingungan maksud dari mengidentifikasi penyebab masalah yang disajikan

guru. Siswa diminta untuk mengidentifikasi penyebab dari masalah yang

disajikan guru, namun sebagian besar siswa masih terlihat kebingungan

sehingga siswa menuliskan kembali masalah yang sebenarnya sudah tertulis

dalam LKS. Selanjutnya, guru menyajikan masalah yang harus diselesaikan

oleh siswa dengan membagikan LKS. Beberapa siswa diminta bergantian

membacakan masalah yang tersaji dalam LKS kemudian guru mempertegas

masalah yang tersaji dalam LKS tersebut.

Berdasarkan kegiatan di atas, beberapa kegiatan tidak sesuai dengan

pendapat yang dikemukakan oleh Sujarwo (2011: 179-180) mengenai model

pembelajaran CPS menempatkan siswa aktif dalam pembelajaran karena guru

lebih banyak menempatkan diri sebagai fasilitator, motivator, dan dinamisator

belajar. Menurut teori tersebut, siswa diberikan kesempatan untuk belajar

mandiri dan mengeksplorasi kemampuannya dalam pembelajaran. Peran guru

sebagai fasilitator, menyediakan sumber belajar, petunjuk belajar, langkah-

Page 138: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

122

langkah pembelajaran, dan media pembelajaran. Peran guru sebagai

motivator, guru memotivasi siswa dengan memberi penguatan berupa umpan

balik bagi siswa. Peran guru sebagai dinamisator, guru memberi rangsangan

dalam mencari, mengumpulkan, dan menemukan informasi untuk pemecahan

masalah. Siswa diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk memecahkan

masalah yang sudah disajikan dalam pembelajaran.

Ketidaksesuaian yang pertama adalah guru kurang tegas terhadap siswa

yang membuat keributan ketika pembagian kelompok, sehingga siswa

cenderung membeda-bedakan teman dan bahkan mengejek siswa yang

berkelompok dengan lawan jenis. Guru hendaknya memberi teguran dan

nasehat kepada siswa agar mau berkelompok dengan siapa saja tanpa

membeda-bedakan dan tidak mengejek siswa yang berkelompok dengan

lawan jenis. Peran guru sebagai motivator sangat dibutuhkan dalam kegiatan

ini, selain memotivasi siswa dengan memberi penguatan dengan umpan balik,

guru juga berperan sebagai motivator bagi siswa untuk mengikuti

pembelajaran dengan baik.

Ketidaksesuaian yang kedua adalah guru kurang maksimal dalam

menjelaskan petunjuk kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa sehingga

siswa masih terlihat kebingungan maksud dari mengidentifikasi penyebab

masalah yang disajikan guru. Siswa diminta untuk mengidentifikasi penyebab

dari masalah yang disajikan guru, namun sebagian besar siswa masih terlihat

kebingungan sehingga siswa menuliskan kembali masalah yang sebenarnya

sudah tertulis dalam LKS. Guru hendaknya menjelaskan secara jelas dan rinci

Page 139: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

123

mengenai petunjuk kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa, sehingga siswa

tidak kebingungan dan mampu mengidentifikasi penyebab dari masalah yang

tersaji dalam LKS. Tindakan guru hendaknya mencerminkan peran guru

sebagai fasilitator yaitu menjelaskan petunjuk belajar untuk siswa agar tidak

membuat siswa kebingungan dalam belajar.

Kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran CPS pada

siklus I selanjutnya adalah siswa berdiskusi mengidentifikasi penyebab dari

masalah dalam LKS dengan melakukan tukar pendapat antar siswa dan

kemudian menyelesaikan masalah dengan solusi kreatif dari masalah tersebut.

Hanya ada beberapa siswa yang aktif berpendapat dan beberapa siswa lain

cenderung diam dan hanya memperhatikan siswa yang sedang berpendapat

tanpa merespon. Beberapa siswa menganggap pendapatnya paling benar dan

tidak menghargai pendapat siswa lain sehingga terjadi saling ejek antar siswa

yang menimbulkan kegaduhan. Siswa masih pasif menanggapi presentasi dari

kelompok lain. Bahkan ada siswa yang mengobrol dengan teman

sekelompoknya ketika presentasi kelompok lain berlangsung.

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I, penggunaan model

pembelajaran CPS dalam pembelajaran PKn di kelas IV SD Negeri Jeruksari

dapat meningkatkan keaktifan siswa. Hal itu terbukti bahwa data hasil

pengamatan keaktifan siswa pada pra tindakan sampai dengan siklus I sudah

mengalami peningkatan. Seluruh siswa belum berhasil memperoleh skor

akhir keaktifan siswa >2,66 pada pra tindakan sehingga belum berhasil

mencapai indikator keberhasilan penelitian. Jumlah siswa yang berhasil

Page 140: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

124

mencapai indikator keberhasilan penelitian pada siklus I pertemuan

1mengalami peningkatan namun hanya ada 1 (7,14%) siswa. Jumlah siswa

yang berhasil mencapai indikator keberhasilan penelitian pada siklus I

pertemuan 2 kembali mengalami peningkatan menjadi 4 (28,57%) siswa.

Meskipun penelitian tindakan siklus I ini meningkat, namun belum berhasil

mencapai indikator keberhasilan penelitian yaitu >75% siswa memperoleh

skor akhir >2,66 sehingga perlu dilanjutkan penelitian tindakan siklus II.

Meskipun penelitian tindakan siklus I ini meningkat, namun belum

berhasil mencapai indikator keberhasilan penelitian. Hal tersebut sesuai

dengan pendapat yang dikemukakan oleh Nana Sudjana (2010: 94) mengenai

kekurangan model pembelajaran CPS yang salah satunya adalah jika kegiatan

belajar tidak terkontrol oleh guru, maka kegiatan belajar bisa membawa

resiko yang dapat merugikan siswa, misalnya kegiatan belajar tidak optimal

karena sikap acuh tak acuh siswa. Kegiatan pembelajaran pada siklus I yang

menyebabkan belum berhasilnya mencapai indikator keberhasilan salah

satunya diakibatkan oleh sikap acuh tak acuh siswa yang masih terlihat jelas.

Siswa masih ada yang hanya diam tidak ikut berpendapat dalam kelompok

ketika diskusi pemecahan masalah. Ada juga siswa yang tidak menghargai

pendapat siswa lain dan menganggap pendapat dirinya paling benar sehingga

menimbulkan kegaduhan. Siswa mengobrol bersama teman sekelompoknya

ketika sedang melakukan presentasi. Hal tersebut mencerminkan sikap kurang

menghargai antar siswa. Peran guru sangat diperlukan dalam hal ini yaitu

guru sebagai motivator yang memotivasi siswa untuk tidak memaksakan

Page 141: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

125

pendapat dan selalu menghargai pendapat siswa lain sehingga kegiatan

diskusi dapat berjalan dengan baik.

Pada siklus II, siswa mudah dikondisikan untuk berkelompok dengan

anggota kelompok yang telah ditentukan oleh guru sesuai dengan tingkat

prestasi. Kemudian guru menjelaskan dengan jelas dan rinci petunjuk

kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa sehingga tidak ada lagi siswa yang

terlihat kebingungan maksud dari mengidentifikasi penyebab masalah yang

disajikan guru. Guru menyajikan masalah yang harus diselesaikan oleh siswa

dengan membagikan LKS. Beberapa siswa diminta bergantian membacakan

masalah yang tersaji dalam LKS kemudian guru mempertegas masalah yang

tersaji dalam LKS tersebut. Kegiatan di atas sesuai dengan proses CPS

berdasarkan kriteria OFPISA menurut Osborn-Parnes (Miftahul Huda, 2013:

298-300) yaitu objective finding maksudnya adalah siswa dibagi dalam

kelompok dan disajikan masalah dari guru kemudian berpendapat mengenai

tujuan dan sasaran yang digunakan untuk kerja kreatif siswa. Tahap pertama

dalam model pembelajaran CPS diawali dengan pembentukan kelompok yang

terdiri dari 4 sampai 5 siswa dengan tingkat kemampuan siswa yang

heterogen terdiri dari siswa yang pandai, sedang, dan kurang pandai.

Kemudian guru menjelaskan prosedur pembelajaran yang berisi petunjuk

kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa yaitu mengidentifikasi penyebab

masalah yang disajikan guru kemudian siswa berdiskusi untuk membuat

solusi kreatif menyelesaikan masalah tersebut. Kemudian, guru menyajikan

masalah yang harus diselesaikan oleh siswa dengan membagikan LKS.

Page 142: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

126

Siswa dapat mengemukakan pendapat dengan benar pada siklus II.

Siswa sudah paham mengidentifikasi penyebab dari masalah yang disajikan

pada LKS karena sebelumnya guru sudah menjelaskan petunjuk kegiatan

dengan memberikan contoh pengerjaannya. Ada juga siswa yang bergurau

dengan siswa lain, namun setelah ditegur oleh guru, siswa kembali berdiskusi

dalam kelompok. Siswa dapat menanggapi dan menghargai pendapat siswa

lain dalam kegiatan diskusi kelompok dengan benar dan kritis. Siswa

menghargai pendapat siswa lain dengan tidak mengejek pendapat siswa lain

jika pendapat tersebut kurang tepat. Siswa mampu berdiskusi membuat

alternatif solusi dengan benar dan kritis. Siswa mampu mempresentasikan

hasil diskusi dengan runtut dan jelas. Selain itu, siswa sudah mampu

menanggapi hasil presentasi dari kelompok lain.

Kegiatan yang dilakukan siswa tersebut menjadikan setiap siswa

berpikir secara aktif dan kreatif serta terlibat aktif dalam menyelesaikan

masalah. Nana Sudjana (2009: 61) berpendapat bahwa keaktifan siswa dapat

dilihat dalam hal ikut serta dalam melaksanakan tugas belajar, terlibat dalam

kegiatan penyelesaian masalah, bertanya kepada guru atau siswa lain apabila

tidak memahami masalah yang dihadapinya, berusaha mencari berbagai

informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi,

melakukan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru, melakukan

penilaian terhadap kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperoleh,

melatih diri dalam menyelesaikan masalah, dan menerapkan apa yang telah

diperoleh untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Page 143: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

127

Kegiatan-kegiatan yang ada di dalam model pembelajaran CPS tersebut

dapat memunculkan keaktifan siswa karena secara ringkas langkah-langkah

pada model pembelajaran CPS terdapat kegiatan yang melibatkan siswa

berfikir kreatif untuk terlibat dalam kegiatan penyelesaian masalah dengan

berpendapat, menghargai pendapat siswa lain, berdiskusi membuat alternatif

solusi penyelesaian masalah, mempresentasikan hasil diskusi, dan

menanggapi presentasi kelompok lain sehingga menumbuhkan interaksi

antara siswa dengan siswa ataupun siswa dengan guru.

Berdasarkan kegiatan yang dilakukan pada siklus II, penggunaan model

pembelajaran CPS dalam pembelajaran PKn di kelas IV SD Negeri Jeruksari

dapat meningkatkan keaktifan siswa. Hal itu terbukti bahwa data hasil

pengamatan keaktifan siswa pada siklus II sudah mengalami peningkatan.

Jumlah siswa yang berhasil mencapai indikator keberhasilan penelitian pada

siklus II pertemuan 1 sebanyak 9 (64,29%) siswa. Jumlah siswa yang berhasil

mencapai indikator keberhasilan penelitian pada siklus II pertemuan 2

kembali mengalami peningkatan menjadi 14 (100%) siswa. Hasil pengamatan

keaktifan siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan penelitian yaitu

>75% siswa memperoleh skor akhir >2,66 sehingga penelitian tindakan siklus

II dinyatakan berhasil dan tidak perlu dilakukan penelitian tindakan lanjutan.

Dari peningkatan keaktifan yang dipaparkan ini sejalan dengan pendapat dari

Sujarwo (2011: 179-180) yang menjelaskan bahwa model pembelajaran CPS

menempatkan siswa aktif dalam pembelajaran karena guru lebih banyak

menempatkan diri sebagai fasilitator, motivator, dan dinamisator belajar.

Page 144: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

128

Siswa diberi kesempatan untuk belajar mandiri dan mengeksplorasi

kemampuannya dalam pembelajaran. Pengalaman belajar yang bermakna

bagi siswa bertujuan menjadikan siswa lebih mudah memahami materi.

Perbaikan yang dilakukan guru selama tindakan dapat terlihat dari

meningkatnya keaktifan siswa pada setiap siklusnya. Peningkatan keaktifan

siswa dikarenakan penerapan model pembelajaran CPS sangat tepat dan dapat

membuat suasana pembelajaran semakin menyenangkan dan lebih

memotivasi siswa dalam setiap langkah-langkah pembelajarannya serta

membuat semangat belajar siswa semakin meningkat. Pembelajaran

menggunakan model pembelajaran CPS pada pembelajaran PKn memberikan

kebebasan bagi siswa untuk berpikir sesuai dengan pikiran dan pengetahuan

siswa, sehingga siswa merasa nyaman karena siswa tidak perlu menghafal

tetapi siswa memahami dan mengingat apa yang siswa alami dalam

kehidupan sehari-hari dan selama mengikuti pembelajaran.

Page 145: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

129

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan

sebagai berikut.

1. Penerapan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dapat

meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) di kelas IV SD Negeri Jeruksari yaitu pertama

siswa dikondisikan untuk berkelompok sesuai dengan tingkat prestasi

siswa, kemudian guru menjelaskan petunjuk kegiatan yang akan

dilakukan oleh siswa, lalu guru menyajikan situasi problematik yang

terkemas dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menjelaskan prosedur

solusi kreatif kepada siswa, setelah itu siswa melakukan diskusi, dan

terakhir siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok penyelesaian

masalah serta menanggapi presentasi dari kelompok lain.

2. Penerapan model pembelajaran CPS dapat melibatkan siswa secara aktif

dan berpikir kreatif dalam pembelajaran dengan menyelesaikan masalah.

Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran PKn sangat penting

karena dalam PKn banyak materi-materi mengenai pemecahan masalah

yang terkait dengan kehidupan sehari-hari. Memecahkan masalah secara

kreatif merupakan proses menemukan solusi untuk menyelesaikan

masalah dengan kemampuan kreatif yang tercermin dalam lima perilaku

antara lain fluency, fleksibility, originality, elaboration, dan sensitivity.

Page 146: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

130

3. Kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran CPS dapat membuat

siswa terlibat secara aktif dalam belajar hal ini terbukti dari data hasil

pengamatan keaktifan siswa pada pra tindakan sampai dengan siklus II.

Seluruh siswa belum berhasil mencapai indikator keberhasilan penelitian.

Jumlah siswa yang berhasil mencapai indikator keberhasilan penelitian

pada siklus I pertemuan 1 mengalami peningkatan namun hanya ada 1

(7,14%) siswa dan pada siklus I pertemuan 2 kembali mengalami

peningkatan menjadi 4 (28,57%) siswa. Hasil pengamatan keaktifan

siklus I belum mencapai indikator keberhasilan penelitian yaitu >75%

siswa memperoleh skor akhir >2,66 sehingga perlu dilanjutkan penelitian

tindakan siklus II. Jumlah siswa yang berhasil mencapai indikator

keberhasilan penelitian pada siklus II pertemuan 1 sebanyak 9 (64,29%)

siswa dan pada siklus II pertemuan 2 kembali mengalami peningkatan

menjadi 14 (100%) siswa. Hasil pengamatan keaktifan siklus II sudah

mencapai indikator keberhasilan penelitian yaitu >75% siswa

memperoleh skor akhir >2,66 sehingga penelitian tindakan siklus II

dinyatakan berhasil dan tidak perlu dilakukan penelitian tindakan

lanjutan.

B. Saran

Berdasarkan pada kesimpulan di atas, dapat dikemukakan saran bagi guru

adalah sebagai berikut.

1. Guru dapat melanjutkan penggunaan model pembelajaran Creative

Problem Solving (CPS) dalam pembelajaran PKn pada tingkat Sekolah

Page 147: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

131

Dasar (SD) untuk meningkatkan keaktifan siswa dengan materi yang

berbeda dan sesuai dengan model pembelajaran tersebut.

2. Guru diharapkan selalu aktif, kreatif, dan inovatif untuk mengemas

pembelajaran dengan model pembelajaran yang tepat dalam

pembelajaran PKn salah satunya dengan model pembelajaran Creative

Problem Solving (CPS) sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut untuk

meningkatkan keaktifan siswa kelas IV di SD Negeri Jeruksari.

Page 148: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

132

DAFTAR PUSTAKA Abdul Majid. (2014). Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar. Bandung:

Remaja Rosdakarya. Aris Pito. (2013). “Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Mata Pelajaran

Pengendali Magnetik Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri 3 Yogyakarta Melalui Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving”. Skripsi tidak diterbitkan. UNY.

Arnie Fajar. (2005). Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Bandung: Remaja

Rosdakarya. Azyumardi Azra. (2003). Pendidikan Kewargaan (Civic Education) Demokrasi,

Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani. Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah.

Depdiknas. (2006). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar. Heruman. (2008). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:

Remaja Rosdakarya. H.E. Mulyasa. (2013). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. Kemendikbud. (2013). Permendikbud Nomor 81A tentang Implementasi

Kurikulum. Diambil dari http://www.salamedukasi.com/2014/10/permendikbud-ri-nomor-81a-tahun-2013.html?m=1 , pada tanggal 18 Januari 2016.

Masnur Muslich. (2011). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan

Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara. Miftahul Huda. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-Isu

Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nana Sudjana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Rosdakarya. ___________. (2010). Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar.

Bandung: Sinar Baru Algensindo. Pretty Yudharina. (2015). “Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal

Cerita Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Mejing 2 Melalui Model

Page 149: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

133

Pembelajaran Creative Problem Solving Tahun Ajaran 2014/2015”. Skripsi tidak diterbitkan. UNY.

Sardiman A.M. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada. Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta. Sriyono. (1992). Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2011). Penelitian Tindakan 2010. Yogyakarta: Aditya

Media. Sujarwo. (2011). Model-Model Pembelajaran Suatu Strategi Mengajar.

Yogyakarta: Venus Gold Press. Suyono dan Hariyanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja

Rosdakarya. Syaiful Sagala. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan

Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.

Udin S. Winataputra. (2001). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: PAU-

PPAI, Universitas Terbuka. Waluyo Adi. (2000). Buku Pegangan Kuliah Perencanaan Pembelajaran.

Yogyakarta: UNY. Wina Sanjaya. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana. ____________. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana. ____________. (2012). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:

Kencana. Wuri Wuryandani dan Fathurrohman. (2012). Pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Ombak. W. Gulo. (2004). Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Grasindo.

Page 150: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

134

Page 151: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

135

SIKLUS I PERTEMUAN 1RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( R P P )

Nama Sekolah : SD Negeri JeruksariMata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)Kelas/Semester : IV / 2Alokasi Waktu : 2 x 35 menitHari, Tanggal : Selasa, 9 Februari 2016

A. Standar Kompetensi3. Mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat.

B. Kompetensi Dasar3.1 Mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat

pusat, seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK, dan BPK, dan lain-lain.

C. Indikator3. Menjelaskan pengertian lembaga eksekutif.4. Menjelaskan tugas dan fungsi lembaga eksekutif.

D. Tujuan Pembelajaran3. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat menjelaskan

pengertian lembaga eksekutif dengan benar.4. Setelah mendengarkan penjelasan guru dan diskusi dalam kelompok,

siswa dapat menjelaskan tugas dan fungsi lembaga eksekutif denganbenar.

Karakter siswa yang diharapkan :Dapat dipercaya, Rasa hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung jawab,Berani, Peduli, Jujur, dan Kreatif

E. Materi AjarLembaga eksekutif

F. Model dan Metode PembelajaranModel : Creative Problem SolvingMetode : Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi, dan Penugasan

G. Langkah-langkah Kegiatan

Kegiatan Langkah-langkah AlokasiWaktu

Pendahuluan

1. Guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa.2. Guru mempresensi kehadiran siswa.3. Guru memberikan apersepsi dengan mengajukan

beberapa pertanyaan terkait materi pertemuansebelumnya dan mengaitkannya dengan materi

5 menit

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Page 152: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

136

yang akan dipelajari.

Inti

4. Siswa mendengarkan penjelasan guru secarasingkat mengenai lembaga eksekutif.

5. Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenailembaga eksekutif.

6. Siswa dibagi dalam kelompok secara heterogensesuai dengan tingkat kemampuan siswa.

7. Siswa mendengarkan petunjuk kegiatan yangakan dilakukan oleh siswa.

8. Guru menyajikan situasi problematik danmenjelaskan prosedur solusi kreatif kepada siswa.

9. Siswa diminta berdiskusi untuk memecahkanmasalah yang disajikan oleh guru dengan mencariinformasi melalui buku maupun melaluipengalaman dan pengetahuan siswa.

10. Guru memantau kegiatan siswa dan membantusiswa yang mengalami kesulitan dalamberdiskusi.

11. Siswa menuliskan solusi dari pemecahan masalahdengan menuliskan pada lembar yang sudahdisediakan guru.

12. Siswa bersama guru membahas hasil solusi kreatifdari setiap kelompok.

13. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belumdiketahui siswa.

50menit

Penutup

14. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yangsudah dipelajari pada hari itu.

15. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.16. Guru memberikan motivasi belajar kepada

seluruh siswa untuk mempelajari kembali materiyang telah diberikan dan lebih giat belajar.

17. Menutup pembelajaran dengan doa dan salam.

15menit

H. Sumber Belajar- Arsyad Umar, dkk. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SD Kelas

IV. Jakarta: Erlangga.- Buku Lintas Exclusive Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SD/MI Kelas

4.

I. Penilaian1. Penilaian Proses

Pada saat siswa belajar di kelas dan bekerja dalam kelompok tentangpembahasan pemecahan suatu masalah, maka pada saat itu dilakukanpenilaian proses melalui observasi. Penilaian proses dilakukan untukmengamati keaktifan siswa ketika melakukan diskusi pemecahan

Page 153: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

137

masalah dengan indikator keaktifan yang sudah ditetapkan (lembarobservasi keaktifan siswa terlampir).

2. Penilaian Penugasan Kelompok (Lembar Kerja Siswa)Penugasan kelompok berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) mengenai

diskusi pemecahan masalah yang disajikan oleh guru. Penilaian dariLKS, sebagai berikut.No. Kriteria Skor1. Solusi dari penyebab yang dituliskan semua benar 42. Solusi dari penyebab yang dituliskan sebagian besar benar 33. Solusi dari penyebab yang dituliskan beberapa benar 24. Solusi dari penyebab yang dituliskan sebagian kecil benar 15. Tidak memberikan solusi 0

Nilai = x 100

Bentuk Instrumen LKS dan Kunci Jawaban:

MasalahPenyebab Timbulnya

MasalahCara Menyelesaikan

MasalahHari ini hari pertama Ulis dan Tinamasuk sekolah setelah liburanpanjang. Dalam perjalanan merekabertemu dengan Widya. Tak sepertibiasanya Widya mengajak merekaberangkat ke sekolah bersamamenggunakan mobilnya. Widyamemberikan coklat kepada Ulis danTina sambil meminta mereka untukmemberikan suaranya ketikapemilihan ketua kelas nanti.Setibanya di sekolah, Widyamembagikan coklat kepada teman-teman yang lain dan memintamereka memilihnya dalampemilihan ketua kelas. Bel masukpun berbunyi. Bu Purwanti selakuwali kelas 4 memutuskan untuksegera diadakan acara pemilihanketua kelas. Tiga calon segeradiputuskan. Mereka adalah Joko,Andi, dan Widya. Ketiga calon ituterlebih dahulu diminta untukberbicara di depan kelas. Jokokembali mencalonkan diri menjadiketua kelas setelah selama 3 tahunberturut-turut menjadi ketua kelas.

1. Rendahnya nilaikejujuran dari Widya.

2. Rendahnya nilaisportifitas dari Widyasehingga menyogokteman-temannyamenggunakan coklatdalam pemilihanketua kelas.

3. Tidak bisa menerimakekalahan denganbijaksana.

4. Rasa egois yangtinggi dalam diriWidya.

1. Sebagai guru,menegur Widyadan menasehatibahwa perbuatanyang sudahdilakukannya tidakbaik. Memperolehkemenangandengan jalan tidakjujur itu tidak baik.

2. Memberikanpengertian, menjadiseorang pemimpinitu tidak sekedarmenjadi orang yangmemerintah, namunharus bisamembimbing danmenjaga kerukunandalam kelas denganbaik.

3. Menanamkan rasatanggung jawabdan kejujuran yangtinggi di setiapperbuatan yangdilakukan karena

Page 154: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

138

Satu persatu siswa memberikansuara mereka. Hasilnya Jokomengumpulkan suara terbanyak,disusul oleh Andi. Terakhir Widyayang tidak mendapat satu suarapun. Widya tidak terima dengankekalahannya. Widya pun protesdan marah-marah kepadatemannya. Pikirnya, teman-temannya akan memberikan suarauntuknya. Menurut kalian,bagaimana perbuatan Widya ?Seandainya kalian menjadi BuPurwanti, apa yang kalian lakukan? Diskusikan bersama temankelompokmu. Tuliskan penyebabdari masalah di atas dan bagaimanacara menyelesaikan permasalahandi atas !

sesuatu yangdimulai dari dirisendiri akanberakhir denganbaik.

4. Sebagai Gurumemberikan sanksiterhadap perilakuyang tidak baikagar dapatmeminimalisasipelanggaran aturanmaupun perbuatanyang tidak baik,misalnya denganmemberi tugastambahan untukdikerjakan dirumah.

Catatan : Masalah yang tersaji dalam LKS menggambarkan prosespemilihan presiden dan wakil presiden kemudian dilantikoleh MPR.

3. Penilaian Akhir (Soal Evaluasi)Penugasan individu berupa tes pilihan ganda dan isian singkat yang

dilakukan di akhir pembelajaran. Tes ini bertujuan untuk mengukurpemahaman siswa secara individu mengenai materi yang sudah dipelajaripada hari itu. Penilaian akhir dari soal evaluasi, sebagai berikut.Jumlah soal = 15, bobot nilai untuk setiap soal adalah 1

Nilai = x 100

Bentuk Instrumen Soal Evaluasi:A. Pilihan Ganda1. Yang dimaksud dengan lembaga eksekutif adalah ...

a. lembaga negara yang membuat undang-undangb. lembaga negara yang menjalankan undang-undangc. lembaga negara yang mengawasi pelaksanaan undang-undangd. lembaga negara yang mengawasi pengelolaan keuangan negara

2. Yang duduk dalam lembaga eksekutif adalah ...a. MPR dan DPRb. MPR dan Presidenc. Presiden dan Wakil Presidend. DPR dan DPD

3. Kepala pemerintahan negara Republik Indonesia adalah seorang ...a. Presiden

Page 155: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

139

b. Gubernurc. Bupatid. Walikota

4. Salah satu tugas presiden sebagai lembaga eksekutif adalah ...a. menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-

undangb. menyusun dan menetapkan APBNc. melakukan pengawasan pelaksanaan UUD 1945d. mengubah dan menetapkan undang-undang dasar

5. Presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh ...a. MPRb. DPRc. Mahkamah Agungd. rakyat

6. Nama presiden RI kedua setelah IR.Soekarno adalah ...a. B.J. Habibieb. Soehartoc. Abdurrahman Wahidd. Megawati Soekarnoputri

7. Presiden dan wakil presiden dilantik oleh ...a. MPRb. DPRc. Mahkamah Konstitusid. Mahkamah Agung

8. Presiden Indonesia yang pernah menjabat selama 6 periode dengan 6wakil presiden adalah ...a. Ir. Soekarnob. Abdurrahman Wahidc. Megawati Soekarnoputrid. Soeharto

9. Masa jabatan presiden adalah ...a. 4 x 5 tahunb. 3 x 5 tahunc. 2 x 5 tahund. 1 x 5 tahun

10. Para menteri diangkat dan diberhentikan oleh ...a. MPRb. DPRc. Presidend. DPD

B. Isian11. Presiden Republik Indonesia saat ini adalah ...12. Wakil presiden Republik Indonesia saat ini adalah ...13. Nama kabinet yang dipimpin oleh presiden kita saat ini adalah ...14. Untuk menjalankan pemerintahan presiden dibantu oleh wakil

presiden dan ...

Page 156: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,
Page 157: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

141

SIKLUS I PERTEMUAN 2RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( R P P )

Nama Sekolah : SD Negeri JeruksariMata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)Kelas/Semester : IV / 2Alokasi Waktu : 2 x 35 menitHari, Tanggal : Kamis, 11 Februari 2016

A. Standar Kompetensi3. Mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat.

B. Kompetensi Dasar3.1 Mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat

pusat, seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK, dan BPK, dan lain-lain.

C. Indikator5. Menjelaskan pengertian lembaga yudikatif.6. Menjelaskan tugas dan fungsi lembaga yudikatif.

D. Tujuan Pembelajaran5. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat menjelaskan

pengertian lembaga yudikatif dengan benar.6. Setelah mendengarkan penjelasan guru dan diskusi dalam kelompok,

siswa dapat menjelaskan tugas dan fungsi lembaga yudikatif denganbenar.

Karakter siswa yang diharapkan :Dapat dipercaya, Rasa hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung jawab,Berani, Peduli, Jujur, dan Kreatif

E. Materi AjarLembaga yudikatif

F. Model dan Metode PembelajaranModel : Creative Problem SolvingMetode : Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi, dan Penugasan

G. Langkah-langkah Kegiatan

Kegiatan Langkah-langkah AlokasiWaktu

Pendahuluan

1. Guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa.2. Guru mempresensi kehadiran siswa.3. Guru memberikan apersepsi dengan mengajukan

beberapa pertanyaan terkait materi pertemuansebelumnya dan mengaitkannya dengan materi

5 menit

Page 158: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

142

yang akan dipelajari.

Inti

4. Siswa mendengarkan penjelasan guru secarasingkat mengenai lembaga yudikatif.

5. Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenailembaga yudikatif.

6. Siswa dibagi dalam kelompok secara heterogensesuai dengan tingkat kemampuan siswa.

7. Siswa mendengarkan petunjuk kegiatan yangakan dilakukan oleh siswa.

8. Guru menyajikan situasi problematik danmenjelaskan prosedur solusi kreatif kepada siswa.

9. Siswa diminta berdiskusi untuk memecahkanmasalah yang disajikan oleh guru dengan mencariinformasi melalui buku maupun melaluipengalaman dan pengetahuan siswa.

10. Guru memantau kegiatan siswa dan membantusiswa yang mengalami kesulitan dalamberdiskusi.

11. Siswa menuliskan solusi dari pemecahan masalahdengan menuliskan pada lembar yang sudahdisediakan guru.

12. Siswa bersama guru membahas hasil solusi kreatifdari setiap kelompok.

13. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belumdiketahui siswa.

50menit

Penutup

14. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yangsudah dipelajari pada hari itu.

15. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.16. Guru memberikan motivasi belajar kepada

seluruh siswa untuk mempelajari kembali materiyang telah diberikan dan lebih giat belajar.

17. Menutup pembelajaran dengan doa dan salam.

15menit

H. Sumber Belajar- Arsyad Umar, dkk. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SD Kelas

IV. Jakarta: Erlangga.- Buku Lintas Exclusive Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SD/MI Kelas

4.

I. Penilaian1. Penilaian Proses

Pada saat siswa belajar di kelas dan bekerja dalam kelompok tentangpembahasan pemecahan suatu masalah, maka pada saat itu dilakukanpenilaian proses melalui observasi. Penilaian proses dilakukan untukmengamati keaktifan siswa ketika melakukan diskusi pemecahan

Page 159: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

143

masalah dengan indikator keaktifan yang sudah ditetapkan (lembarobservasi keaktifan siswa terlampir).

2. Penilaian Penugasan Kelompok (Lembar Kerja Siswa)Penugasan kelompok berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) mengenai

diskusi pemecahan masalah yang disajikan oleh guru. Penilaian dariLKS, sebagai berikut.No. Kriteria Skor1. Solusi dari penyebab yang dituliskan semua benar 42. Solusi dari penyebab yang dituliskan sebagian besar benar 33. Solusi dari penyebab yang dituliskan beberapa benar 24. Solusi dari penyebab yang dituliskan sebagian kecil benar 15. Tidak memberikan solusi 0

Nilai = x 100

Bentuk Instrumen LKS dan Kunci Jawaban:

MasalahPenyebab

Timbulnya MasalahCara Menyelesaikan

MasalahAndi adalah salah satusiswa SD Negeri SukaMaju. Saat ini Andiduduk di kelas 4. Dikelasnya Andi termasukanak yang kurang pintar.Dia sering datangterlambat ke sekolah.Alasan ia datangterlambat karena iamenonton televisi sampailarut malam, sehingga iabangun kesiangan. Andijuga sering tidakmengerjakan PR denganalasan lupa. Guru sudahmenegur Andi denganmemberi peringatanbahwa Andi tidak akannaik kelas jika tidak bisamerubah kebiasaanburuknya. Secaralangsung Andi sudahmelanggar peraturan disekolah tersebut denganselalu datang terlambat

1. Rendahnya nilaikedisiplinan dalamdiri Andi

2. Sikap acuh terhadappelanggaran aturanyang dilakukan olehAndi.

3. Motivasi belajarAndi rendah bahkantidak ada.

1. Sebagai guru, menegurAndi dan menasehatibahwa perbuatan yangsudah dilakukannyatidak baik. Kebiasaanburuk yang dilakukansecara terus menerusakan merugikan dirisendiri. Dapat dilakukanbimbingan konseling.

2. Kerja sama yang baikantara pihak sekolahdengan orangtua Andiuntuk mengubahperilaku buruknya,dengan mengontrolaktivitas Andi di rumah,membatasi menontontelevisi sampai larutmalam, danmemberlakukan jambelajar di rumah.

3. Menanamkan sikapkedisiplinan sejak dinioleh orangtua denganmemberikan pengertian

Page 160: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

144

ke sekolah. Seandainyakalian menjadi Guru atauKepala Sekolah di SDSuka Maju, apa yangkalian lakukan ?Diskusikan bersamateman kelompokmu.Tuliskan penyebab darimasalah di atas danbagaimana caramenyelesaikanpermasalahan di atas !

dan nasehat serta contohdari orangtua itusendiri.

4. Guru dan orangtuamemotivasi Andi untukrajin belajar demi masadepan yang baik.

5. Pemberikan sanksisesuai dengan aturansekolah yang berlakuuntuk mendapatkanefek jera.

Catatan : Masalah yang tersaji dalam LKS menggambarkan tugaslembaga yudikatif yaitu lembaga yang menyelenggarakanperadilan untuk menegakkan keadilan.

3. Penilaian Akhir (Soal Evaluasi)Penugasan individu berupa tes pilihan ganda dan isian singkat yang

dilakukan di akhir pembelajaran. Tes ini bertujuan untuk mengukurpemahaman siswa secara individu mengenai materi yang sudah dipelajaripada hari itu. Penilaian akhir dari soal evaluasi, sebagai berikut.Jumlah soal = 15, bobot nilai untuk setiap soal adalah 1

Nilai = x 100

Bentuk Instrumen Soal Evaluasi:A. Pilihan Ganda1. Tugas dari lembaga yudikatif adalah ...

a. membuat undang-undangb. menjalankan undang-undangc. mengawasi pelaksanaan undang-undangd. mengawasi pengelolaan keuangan negara

2. Di bawah ini merupakan lembaga yudikatif di Indonesia, kecuali ...a. Mahkamah Konstitusib. Komisi Yudisialc. Mahkamah Militerd. Mahkamah Agung

3. Lembaga peradilan tertinggi di Indonesia adalah ...a. Komisi Yudisialb. Mahkamah Agungc. Pengadilan Tinggid. Mahkamah Konstitusi

4. Memutus perselisihan tentang hasil pemilu merupakan tugas dari ...a. Peradilan Negerib. Mahkamah Agungc. Komisi Yudisial

Page 161: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

145

d. Mahkamah Konstitusi5. Mahkamah Konstitusi mempunyai ... hakim konstitusi.

a. satub. tujuhc. sembiland. delapan

6. Anggota Komisi Yudisial harus memiliki pengetahuan pengetahuandan pengalaman di bidang ...a. hukumb. pendidikanc. militerd. sosial

7. Anggota Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh presidendengan persetujuan ...a. MPRb. MAc. DPDd. DPR

8. Lembaga yang melaksanakan kekuasaan kehakiman di negara kitaadalah ...a. Mahkamah Konstitusib. Mahkamah Agungc. Mahkamah Yudisiald. Mahkamah Militer

9. Salah satu tugas Mahkamah Konstitusi adalah ...a. melaksanakan keputusan pengadilanb. mendorong masyarakat menghormati undang-undangc. mendorong masyarakat melaksanakan undang-undangd. mengayomi masyarakat agar tidak melanggar hukum

10. Fungsi Mahkamah Agung adalah ...a. menegakkan hukum dan keadilan melalui keputusan hukumnyab. menguji undang-undang terhadap UUD 1945c. mengusulkan pengangkatan Hakim Agung kepada DPRd. memutuskan pembubaran partai politik

B. Isian11. Lembaga yudikatif di negara kita meliputi ...12. Anggota Mahkamah Konstitusi berjumlah ... orang.13. KY singkatan dari ...14. Anggota Mahkamah Konstitusi ditetapkan oleh ...15. Anggota Komisi Yudisial diangkat atas persetujuan ...

Kunci Jawaban Soal Evaluasi:1. C2. C3. B4. D

Page 162: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,
Page 163: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

147

SIKLUS II PERTEMUAN 1RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( R P P )

Nama Sekolah : SD Negeri JeruksariMata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)Kelas/Semester : IV / 2Alokasi Waktu : 2 x 35 menitHari, Tanggal : Senin, 15 Februari 2016

A. Standar Kompetensi3. Mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat.

B. Kompetensi Dasar3.1 Mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat

pusat, seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK, dan BPK, dan lain-lain.

C. Indikator7. Menjelaskan pengertian Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).8. Menjelaskan tugas dan fungsi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

D. Tujuan7. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat menjelaskan

pengertian Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dengan benar.8. Setelah mendengarkan penjelasan guru dan diskusi dalam kelompok,

siswa dapat menjelaskan tugas dan fungsi Badan Pemeriksa Keuangan(BPK) dengan benar.

Karakter siswa yang diharapkan :Dapat dipercaya, Rasa hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung jawab,Berani, Peduli, Jujur, dan Kreatif

E. MateriBadan Pemeriksa Keuangan (BPK)

F. Model dan Metode PembelajaranModel : Creative Problem SolvingMetode : Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi, dan Penugasan

G. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Langkah-langkah AlokasiWaktu

Pendahuluan

1. Guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa.2. Guru mempresensi kehadiran siswa.3. Guru memberikan apersepsi dengan mengajukan

beberapa pertanyaan terkait materi pertemuansebelumnya dan mengaitkannya dengan materi

5 menit

Page 164: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

148

yang akan dipelajari.

Inti

4. Siswa mendengarkan penjelasan guru secarasingkat mengenai Badan Pemeriksa Keuangan(BPK).

5. Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenaiBadan Pemeriksa Keuangan (BPK).

6. Siswa dibagi dalam kelompok secara heterogensesuai dengan tingkat kemampuan siswa.

7. Siswa mendengarkan petunjuk kegiatan yangakan dilakukan oleh siswa.

8. Guru menyajikan situasi problematik danmenjelaskan prosedur solusi kreatif kepada siswa.

9. Siswa diminta berdiskusi untuk memecahkanmasalah yang disajikan oleh guru dengan mencariinformasi melalui buku maupun melaluipengalaman dan pengetahuan siswa.

10. Guru memantau kegiatan siswa dan membantusiswa yang mengalami kesulitan dalamberdiskusi.

11. Siswa menuliskan solusi dari pemecahan masalahdengan menuliskan pada lembar yang sudahdisediakan guru.

12. Siswa bersama guru membahas hasil solusi kreatifdari setiap kelompok.

13. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belumdiketahui siswa.

50menit

Penutup

14. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yangsudah dipelajari pada hari itu.

15. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.16. Guru memberikan motivasi belajar kepada

seluruh siswa untuk mempelajari kembali materiyang telah diberikan dan lebih giat belajar.

17. Menutup pembelajaran dengan doa dan salam.

15menit

H. Sumber Belajar- Arsyad Umar, dkk. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SD Kelas

IV. Jakarta: Erlangga.- Buku Lintas Exclusive Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SD/MI Kelas

4.

I. Penilaian1. Penilaian Proses

Pada saat siswa belajar di kelas dan bekerja dalam kelompok tentangpembahasan pemecahan suatu masalah, maka pada saat itu dilakukanpenilaian proses melalui observasi. Penilaian proses dilakukan untukmengamati keaktifan siswa ketika melakukan diskusi pemecahan

Page 165: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

149

masalah dengan indikator keaktifan yang sudah ditetapkan (lembarobservasi keaktifan siswa terlampir).

2. Penilaian Penugasan Kelompok (Lembar Kerja Siswa)Penugasan kelompok berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) mengenai

diskusi pemecahan masalah yang disajikan oleh guru. Penilaian dariLKS, sebagai berikut.

No Kriteria Skor1. Solusi dari penyebab yang dituliskan semua benar 42. Solusi dari penyebab yang dituliskan sebagian besar benar 33. Solusi dari penyebab yang dituliskan beberapa benar 24. Solusi dari penyebab yang dituliskan sebagian kecil benar 15. Tidak memberikan solusi 0

Nilai = x 100

Bentuk Instrumen LKS dan Kunci Jawaban:

MasalahPenyebab Timbulnya

MasalahCara Menyelesaikan

MasalahPak Johan adalahseorang bendaharasekolah SD Bina Bangsa.Sebagai bendaharasekolah, Pak Johanmemegang semua uangsekolah. Pak Johanmenggunakan uangsekolah untuk keperluanpribadi. Uang sekolahdigunakan untukmembeli televisi baru.Dia juga membelibarang-barang laindengan menggunakanuang sekolah. Menurutkalian, bagaimanaperbuatan Pak Johan ?Seandainya kalianmenjadi Kepala SekolahSD tersebut, apa yangkalian lakukan ?Diskusikan bersamateman kelompokmu.Tuliskan penyebab darimasalah di atas danbagaimana cara

1. Kurangnyapengawasan daripihak lain sepertiKepala Sekolah.

2. Kurangnya rasatanggung jawab dariPak Johan, sehinggamenyalahgunakantanggung jawabnya.

3. Rendahnya nilaikejujuran dari PakJohan.

4. Adanya kesempatanuntukmenyalahgunakantanggung jawab yangdiberikan kepada PakJohan.

1. Kepala Sekolah bersamaguru hendaknya rutinmelakukan pengecekan(misalnya setiap sebulansekali) terhadap uangkeluar masuk dalambuku bendahara PakJohan, sehingga akanlebih terkontrol danmudah diketahui apabilaada dana yangdisalahgunakan.

2. Menanamkan rasatanggung jawab dankejujuran yang tinggi disetiap perbuatan yangdilakukan karena sesuatuyang dimulai dari dirisendiri akan berakhirdengan baik.

3. Sebagai Kepala Sekolahmemberikan sanksi tegasterhadap perilaku yangmelanggar peraturanagar pelanggaran tidakterjadi lagi sepertipemberian denda.

Page 166: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

150

menyelesaikanpermasalahan di atas !

Catatan : Masalah yang tersaji dalam LKS menggambarkan tugas BadanPemeriksa Keuangan (BPK) yaitu memeriksa pengelolaandan tanggung jawab keuangan negara.

4. Penilaian Akhir (Soal Evaluasi)Penugasan individu berupa tes pilihan ganda dan isian singkat yang

dilakukan di akhir pembelajaran. Tes ini bertujuan untuk mengukurpemahaman siswa secara individu mengenai materi yang sudah dipelajaripada hari itu. Penilaian akhir dari soal evaluasi, sebagai berikut.Jumlah soal = 10, bobot nilai untuk setiap soal adalah 1

Nilai = x 100

Bentuk Instrumen Soal Evaluasi:A. Pilihan Ganda1. Anggota BPK dipilih oleh ...

a. DPRb. Mahkamah Agungc. Presidend. Dewan Perwakilan Daerah

2. Anggota BPK yang terpilih diresmikan oleh ...a. Mahkamah Agungb. Presidenc. DPRd. Dewan Perwakilan Daerah

3. BPK adalah lembaga yang independen, maksudnya adalah ...a. lembaga yang harus berlaku jujurb. lembaga yang terikat dengan lembaga lainc. lembaga yang tidak dipengaruhi oleh lembaga laind. lembaga yang bekerja sama dengan lembaga lain

4. Hasil pemeriksaan keuangan negara yang telah dilakukan BPKdiserahkan pada ...a. MA, MK, KYb. MA, DPR, dan Presidenc. DPR, DPD, DPRDd. Presiden, DPR, MPR

5. Tugas dari BPK adalah ...a. menetapkan peraturan pemerintahb. membentuk undang-undangc. mengawasi pelaksanaan undang-undangd. memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara

B. Isian6. Ketentuan hukum tentang BPK diatur dalam UUD 1945 pasal ...7. Lembaga BPK bersifat ...

Page 167: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,
Page 168: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

152

SIKLUS II PERTEMUAN 2RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( R P P )

Satuan Pendidikan : SD Negeri JeruksariMata pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)Kelas / Semester : IV/ 2Alokasi waktu : 2 x 35 menitHari, Tanggal : Kamis, 18 Februari 2016

A. Standar Kompetensi3. Mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat.

B. Kompetensi Dasar3.1 Mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat

pusat, seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK, dan BPK, dan lain-lain.

C. Indikator9. Menjelaskan pengertian Komisi Pemilihan Umum (KPU).10. Menyebutkan sifat-sifat pemilu yang diselenggarakan oleh Komisi

Pemilihan Umum (KPU).11. Menjelaskan tugas dan fungsi Komisi Pemilihan Umum (KPU).

D. Tujuan9. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat menjelaskan

pengertian Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan benar.10. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan sifat-

sifat pemilu yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU)dengan benar.

11. Setelah mendengarkan penjelasan guru dan diskusi dalam kelompok,siswa dapat menjelaskan tugas dan fungsi Komisi Pemilihan Umum(KPU) dengan benar.

Karakter siswa yang diharapkan :Dapat dipercaya, Rasa hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung jawab,Berani, Peduli, Jujur, dan Kreatif

E. MateriKomisi Pemilihan Umum (KPU)

F. Model dan Metode PembelajaranModel : Creative Problem SolvingMetode : Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi, dan Penugasan

Page 169: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

153

G. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Langkah-langkah AlokasiWaktu

Pendahuluan

1. Guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa.2. Guru mempresensi kehadiran siswa.3. Guru memberikan apersepsi dengan melakukan

tanya jawab mengenai pemilihan ketua kelas. Ketuakelas dipilih oleh semua anggota kelas.Penyelenggaraan pemilihan ketua kelas biasanyadipimpin oleh seorang guru. Begitu juga dengannegara, negara membutuhkan pemimpin. Pemimpinnegara dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum(pemilu). Pemilu diselenggarakan oleh KomisiPemilihan Umum (KPU).

5menit

Inti

4. Siswa mendengarkan penjelasan guru secarasingkat mengenai Komisi Pemilihan Umum (KPU).

5. Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenaiKomisi Pemilihan Umum (KPU).

6. Siswa dibagi dalam kelompok secara heterogensesuai dengan tingkat kemampuan siswa.

7. Siswa mendengarkan petunjuk kegiatan yang akandilakukan oleh siswa.

8. Guru menyajikan situasi problematik danmenjelaskan prosedur solusi kreatif kepada siswa.

9. Siswa diminta berdiskusi untuk memecahkanmasalah yang disajikan oleh guru dengan mencariinformasi melalui buku maupun melaluipengalaman dan pengetahuan siswa.

10. Guru memantau kegiatan siswa dan membantusiswa yang mengalami kesulitan dalam berdiskusi.

11. Siswa menuliskan solusi dari pemecahan masalahdengan menuliskan pada lembar yang sudahdisediakan guru.

12. Siswa bersama guru membahas hasil solusi kreatifdari setiap kelompok.

13. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belumdiketahui siswa.

50menit

Penutup

14. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yangsudah dipelajari pada hari itu.

15. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.16. Guru memberikan motivasi belajar kepada seluruh

siswa untuk mempelajari kembali materi yang telahdiberikan dan lebih giat belajar.

17. Menutup pembelajaran dengan doa dan salam.

15menit

Page 170: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

154

H. Sumber Belajar- Arsyad Umar, dkk. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SD Kelas

IV. Jakarta: Erlangga.- Buku Lintas Exclusive Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SD/MI Kelas

4.

I. Penilaian1. Penilaian Proses

Pada saat siswa belajar di kelas dan bekerja dalam kelompok tentangpembahasan pemecahan suatu masalah, maka pada saat itu dilakukanpenilaian proses melalui observasi. Penilaian proses dilakukan untukmengamati keaktifan siswa ketika melakukan diskusi pemecahanmasalah dengan indikator keaktifan yang sudah ditetapkan (lembarobservasi keaktifan siswa terlampir).

2. Penilaian Penugasan Kelompok (Lembar Kerja Siswa)Penugasan kelompok berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) mengenai

diskusi pemecahan masalah yang disajikan oleh guru. Penilaian dariLKS, sebagai berikut.

No Kriteria Skor1. Solusi dari penyebab yang dituliskan semua benar 42. Solusi dari penyebab yang dituliskan sebagian besar benar 33. Solusi dari penyebab yang dituliskan beberapa benar 24. Solusi dari penyebab yang dituliskan sebagian kecil benar 15. Tidak memberikan solusi 0

Nilai = x 100

Bentuk Instrumen LKS dan Kunci Jawaban:

MasalahPenyebab

Timbulnya MasalahCara Menyelesaikan

MasalahPak Muhiddin seorang yangkaya raya di Kampung Duku.Pak Muhiddin selalu pameratas apa yang dimilikinya.Beliau selalu menyombongkandiri karena sudah menunaikanibadah haji sebanyak 3 kali.Beliau orang yang dermawan,namun kedermawanan beliauselalu dipamerkan kepadaorang lain. Suatu hari adapemilihan ketua RT di daerahtempat tinggal Pak Muhiddin.Beliau mencalonkan dirikarena beliau ingin dihormati

1. Rendahnya nilaikejujuran dari PakMuhiddin.

2. Rendahnya nilaisportifitas dari PakMuhiddin sehinggamenyogok wargamenggunakansembako gratisdalam pemilihanketua RT.

3. Tidak bisamenerimakekalahan denganlapaang dada.

1. Sebagai HajiSomad, menegurPak Muhiddin danmenasehati bahwaperbuatan yangsudah dilakukannyatidak baik.Memperolehkemenangandengan jalan tidakjujur itu tidak baik.

2. Menasehati PakMuhiddin bahwaseorang muslimyang bertakwa akan

Page 171: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

155

oleh orang di sekitarnya. PakMuhiddin membagikansembako gratis kepada wargadi RT tersebut agar dia dipilihdalam pemilihan ketua RT.Pemilihan ketua RT dilakukandengan pemungutan suara olehwarga di lingkungan RTtersebut. Tiga calon ketua RTdiputuskan oleh Haji Somadselaku orang yang dituakan diRT tersebut sekaligus kakakdari Pak Muhiddin. Merekaadalah Pak Muhiddin, PakTono, dan Pak Mamat.Sebelum pemilihan ketua RTdimulai, ketiga calon ituterlebih dahulu diminta untukberbicara di depan warga. Satupersatu warga memberikansuara mereka. Hasilnya PakMamat mengumpulkan suaraterbanyak, disusul oleh PakTono. Terakhir Pak Muhiddinyang hanya mendapat 5 suara.Pak Muhiddin tidak terimadengan kekalahannya. PakMuhiddin pun protes danmarah-marah kepada warga.Pikirnya, warga akanmemberikan suara untuknya.Bukankah Pak Muhiddin sudahmembagikan sembako gratis ?Menurut kalian, bagaimanaperbuatan Pak Muhiddin ?Seandainya kalian menjadiHaji Somad, apa yang kalianlakukan ? Diskusikan bersamateman kelompokmu. Tuliskanpenyebab dari masalah di atasdan bagaimana caramenyelesaikan permasalahandi atas !

4. Rasa egois yangtinggi dalam diriPak Muhiddin.

5. Sikap sombong danpamer yang tinggidalam diri PakMuhiddin.

menjauhi perbuatanyang dibenci olehAllah seperti sikappamer, sombong,berbohong, danegois. Sikap PakMuhiddin selamaini sangat salah dansangat dibenci olehAllah.

3. Memberikanpengertian, menjadiseorang pemimpinitu tidak sekedarmenjadi orang yangmemerintah, namunharus bisamembimbing danmenjaga kerukunanantar warga denganbaik.

4. Menanamkan rasatanggung jawabdan kejujuran yangtinggi di setiapperbuatan yangdilakukan karenasesuatu yangdimulai dari dirisendiri akanberakhir denganbaik.

Catatan : Masalah yang tersaji dalam LKS menggambarkan tugasKomisi Pemilihan Umum yaitu menyelenggarakan pemilihanumum secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

Page 172: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

156

3. Penilaian Akhir (Soal Evaluasi)Penugasan individu berupa tes pilihan ganda dan isian singkat yang

dilakukan di akhir pembelajaran. Tes ini bertujuan untuk mengukurpemahaman siswa secara individu mengenai materi yang sudah dipelajaripada hari itu. Penilaian akhir dari soal evaluasi, sebagai berikut.Jumlah soal = 10, bobot nilai untuk setiap soal adalah 1

Nilai = x 100

Bentuk Instrumen Soal Evaluasi:A. Pilihan Ganda1. Penyelenggaraan pemilu diselenggarakan oleh lembaga khusus, yaitu

...a. MPRb. MKc. KPUd. BPK

2. Jumlah anggota KPU sebanyak-banyaknya ...a. 12 orangb. 11 orangc. 10 orangd. 9 orang

3. Jumlah KPU provinsi sebanyak ...a. 5 orangb. 6 orangc. 7 orangd. 8 orang

4. Di bawah ini merupakan sifat yang harus dimiliki oleh anggota KPU,kecuali ...a. langsungb. jujurc. adild. teliti

5. Di bawah ini merupakan tugas dan wewenang KPU, kecuali ...a. merencanakan penyelenggaraan pemilub. menetapkan peserta pemiluc. menetapkan hasil pemilu dan mengumumkan calon yang terpilihd. mengikuti kampanye peserta pemilu

B. Isian6. Lembaga yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri dalam

menyelenggarakan pemilu adalah ...7. KPU menyampaikan laporan penyelenggaraan pemilu kepada ...8. KPU menyelenggarakan pemilu yang bersifat ...9. Salah satu kewajiban KPU adalah ...10. Salah satu tugas KPU adalah ...

Page 173: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,
Page 174: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

158

LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA Siklus ... Pertemuan ...

Nama Siswa : Nomor Urut : Kelas : Hari,Tanggal : Petunjuk : 1. Cermati indikator keaktifan siswa di bawah ini !

2. Berilah skor sesuai dengan ketentuan penskoran yang sudah tersedia. 3. Jumlahkan angka-angka tersebut ke bawah untuk mendapatkan jumlah skor.

No. Indikator Ketentuan Penskoran Skor 1. Terlibat dalam kegiatan

pemecahan masalah dengan mengemukakan pendapat dalam kelompok

(4) Sangat Baik Mengemukakan pendapat dengan benar dan logis (3) Baik Mengemukakan pendapat dengan benar dan logis namun sesekali dibantu

oleh guru (2) Cukup Mengemukakan pendapat dengan benar namun dibantu oleh guru (1) Kurang Tidak mengemukakan pendapat sama sekali

2. Menanggapi dan menghargai pendapat teman dalam kegiatan diskusi kelompok

(4) Sangat Baik Menanggapi dan menghargai pendapat teman dalam kegiatan diskusi kelompok dengan benar dan kritis

(3) Baik Menanggapi dan menghargai pendapat teman dalam kegiatan diskusi kelompok dengan benar dan kritis namun sesekali dibantu oleh guru

(2) Cukup Menanggapi pendapat teman namun kurang menghargai pendapat teman dalam kegiatan diskusi kelompok

(1) Kurang Tidak menanggapi dan menghargai pendapat teman dalam kegiatan diskusi kelompok

Lampiran 2. Lembar Observasi Keaktifan Siswa

Page 175: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

159

3. Berdiskusi membuat alternatif solusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam diskusi kelompok

(4) Sangat Baik Berdiskusi membuat alternatif solusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam diskusi kelompok dengan benar dan kritis

(3) Baik Berdiskusi membuat alternatif solusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam diskusi kelompok dengan benar dan kritis namun sesekali dibantu oleh guru

(2) Cukup Berdiskusi membuat alternatif solusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam diskusi kelompok dengan benar namun dibantu oleh guru

(1) Kurang Tidak melakukan diskusi 4. Mempresentasikan hasil

diskusi dan menanggapi presentasi dari kelompok lain

(4) Sangat Baik Mampu mempresentasikan hasil diskusi dengan runtut, jelas, dan benar dan menanggapi presentasi dari kelompok lain

(3) Baik Mempresentasikan hasil diskusi dengan runtut dan jelas namun ada jawaban yang kurang tepat serta menanggapi presentasi dari kelompok lain

(2) Cukup Mempresentasikan dengan runtut dan jelas namun ada jawaban yang kurang tepat dan tidak menanggapi presentasi dari kelompok lain

(1) Kurang Belum mampu mempresentasikan hasil diskusi dan tidak menanggapi presentasi dari kelompok lain

Jumlah Skor

Skor Akhir = x 4

Page 176: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

160

Lampiran 3. Hasil Pekerjaan Siswa pada LKS

1. Siklus I Pertemuan 1

Page 177: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

161

2. Siklus I Pertemuan 2

Page 178: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

162

3. Siklus II Pertemuan 1

Page 179: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

163

4. Siklus II Pertemuan 2

Page 180: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

164

Lampiran 4. Hasil Observasi Kegiatan Guru

1. Pra Tindakan

Page 181: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

165

2. Siklus I Pertemuan 1

Page 182: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

166

3. Siklus I Pertemuan 2

Page 183: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

167

4. Siklus II Pertemuan 1

Page 184: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

168

5. Siklus II Pertemuan 2

Page 185: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

169

Lampiran 5. Catatan Harian

CATATAN HARIAN Siklus/Pertemuan : PRA TINDAKAN Hari/Tanggal : Kamis, 4 Februari 2016 Waktu : 09.15 - 10.25 WIB (2 jam pelajaran) Materi : Lembaga Eksekutif

Pembelajaran hari ini dimulai pada pukul 09.15 WIB atau jam keempat setelah istirahat pertama. Hari itu ada 1 siswa yang tidak masuk kemudian beberapa hari sebelumnya ada 1 siswa yang pindah sekolah, jadi siswa yang hadir pada hari itu hanya 13 siswa. Guru terlebih dahulu mengkondisikan siswa supaya siap mengikuti proses pembelajaran PKn. Karena pembelajaran dimulai setelah istirahat maka tidak ada berdoa. Berdoa dilakukan pada jam pertama. Kemudian, guru melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan mengenai mata pelajaran yang lalu yaitu mengenai lembaga legislatif. Guru bertanya kepada siswa, “Apa yang dimaksud dengan lembaga legislatif ?” IDP menjawab, “lembaga yang membuat peraturan undang-undang”. Guru menanggapi jawaban IDP, “Betul sekali”. Guru kembali bertanya kepada siswa, “Siapa saja yang duduk dalam lembaga legislatif di negara kita ?” FCY, IDP, dan ICU mengatakan, “MPR, DPR, DPD”. Guru menanggapi jawaban siswa, “Iya benar sekali, lembaga legislatif di negara kita adalah MPR, DPR, dan DPD”. Guru menjelaskan kembali secara singkat mengenai lembaga legislatif. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari itu yaitu mengenai tugas dan fungsi lembaga eksekutif.

Guru berusaha membangkitkan keaktifan siswa dengan mengajukan pertanyaan, namun hanya beberapa siswa yang menjawab. Beberapa siswa yang lain, ada yang hanya diam dan ada yang mengobrol bersama teman. Guru bertanya, “Siapakah lembaga eksekutif itu ?” ICU menjawab, “lembaga yang menjalankan undang-undang”. Guru menanggapi jawaban siswa sembari memberikan pertanyaan, “Benar sekali, lalu siapa saja yang ada dalam lembaga eksekutif ?” IAR menjawab, “Presiden, Wakil Presiden, dan Menteri”. Guru menuliskan catatan di papan tulis mengenai lembaga eksekutif, namun hanya beberapa siswa yang mencatat. FCY, FS, dan IDP terlihat mencatat tulisan yang ada di papan tulis. Guru mencatat di papan tulis sembari menjelaskan. Kemudian guru bertanya, “Siapakah menteri pendidikan kita saat ini ?” Tidak ada siswa yang menjawab. Ada siswa yang tidak memperhatikan dan sibuk mengobrol. Siswa tersebut adalah YST dan BR. Guru sudah mengingatkan namun hanya beberapa saat diam kemudian kembali mengobrol.

Page 186: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

170

Guru menjelaskan mengenai luas wilayah Indonesia dan orang yang tinggal di dalamnya harus mematuhi peraturan Undang-Undang Dasar 1945. Guru mengamati BR dan YST yang sedang mengobrol, kemudian bertanya, “Indonesia itu luas laut atau daratannya ?” BR tidak bisa menjawab. Kemudian guru menasehati untuk tidak mengobrol terus dan memperhatikan penjelasan guru. BR dan YST pun memperhatikan dan tidak lagi mengobrol. Guru kembali bertanya, “Siapa yang bisa menyebutkan urutan presiden yang pernah menjabat di Indonesia ?” ICU, YST, IDP, FCY, RWD, FS, dan BSN menjawab secara berurutan, “Soekarno, Soeharto, BJ.Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarno Putri, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Jokowi”.

Pembelajaran pada hari itu berlangsung dengan metode ceramah dan tanya jawab. Hari itu guru menjelaskan mengenai siapa saja yang duduk dalam lembaga eksekutif dan apa saja tugas dan fungsi dari lembaga eksekutif. Semakin lama kondisi kelas semakin kurang kondusif. Banyak siswa yang sudah tidak memperhatikan penjelasan guru. Guru sudah berusaha menarik perhatian siswa dengan menyisipi candaan dalam penjelasannya. Ketika guru menjelaskan mengenai pemilihan presiden, guru mengajukan pertanyaan, “Siapa yang menangani pemilu ?” Tidak ada siswa yang mampu menjawab dengan benar. Siswa menjawab dengan asal jawab tanpa dipikirkan terlebih dahulu. Hal tersebut terkesan menyepelekan guru yang sedang mengajar. Kemudian guru memberikan jawaban, “Yang menangani pemilu adalah KPU”. Lalu guru kembali bertanya, “Apa kepanjangan dari KPU ?” Lagi-lagi siswa tidak ada yang bisa menjawab dengan benar.

Selama pembelajaran berlangsung, guru tidak menggunakan media pembelajaran yang menarik perhatian siswa. Guru memanfaatkan papan tulis untuk memberikan catatan kepada siswa mengenai lembaga eksekutif. Guru bertanya, “Siapa yang memilih presiden ?” IDP menjawab, “rakyat pak”. Guru menanggapi jawaban IDP, “Betul sekali, lalu mengapa jabatan presiden banyak yang menginginkan ?” IDP kembali menjawab, “Ingin menjadi orang nomor satu pak”. Guru menanggapi, “Pintar sekali, ada yang tau apa saja tugas presiden ?” BR menjawab dengan asal jawab, yang memicu keramaian kelas sehingga kelas menjadi gaduh. Kemudian guru menegur BR untuk menjawab pertanyaan dengan benar. Guru kembali menjelaskan tugas-tugas presiden secara singkat. Guru meminta salah satu siswa membacakan wewenang, kewajiban, dan hak presiden yang ada dalam buku Lintas. IDP mengacungkan jari dan bersedia untuk membaca, “Wewenang, kewajiban, dan hak presiden antara lain a) memegang kekuasaan pemerintaan menurut UUD, b) memegang kekuasaan yang tertinggi atas angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara, c) mengajukan rancangan undang-undang (RUU) kepada DPR, d) menetapkan peraturan pemerintah, e) mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri, f) menyatakan perang,

Page 187: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

171

membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR”. Kemudian guru memberikan penjelasan singkat mengenai point-point yang dibacakan oleh IDP.

Guru bercerita mengenai pertahanan negara oleh Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara di daerah perbatasan Indonesia dengan negara lain. Pertahanan negara di daerah perbatasan untuk mempertahankan luas wilayah negara agar tidak dicaplok oleh negara lain. Tugas presiden melakukan perjanjian mengenai batas wilayah Indonesia. Pertahanan negara di daerah laut lepas yang banyak sekali kasus pencurian hasil laut oleh negara lain dengan menggunakan bom dan pukat harimau yang dapat merugikan negara Indonesia. Siswa aktif menanggapi cerita guru, siswa terlihat tertarik dengan cerita dari guru. Hal tersebut dilakukan untuk memotivasi siswa mengenai tugas dan kewajiban sebagai Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara Indonesia. Sembari bercerita guru melakukan tanya jawab dengan siswa. Guru bertanya, “Siapa menteri kelautan dan perikanan negara Indonesia saat ini ?” FS menjawab, “Susi Pudjiastuti”. Guru menanggapi jawaban FS, “Pintar sekali”. Kemudian guru melanjutkan cerita mengenai budaya Indonesia yang diklaim oleh negara Malaysia. Guru memberi pesan untuk selalu melestarikan budaya Indonesia agar tidak diakui oleh negara lain. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang sudah dibahas, namun tidak ada siswa yang bertanya.

Dalam kegiatan penutup guru memberikan tugas kepada siswa untuk membaca kembali materi yang sudah dipelajari, “Anak-anak, besok kita masih belajar mengenai lembaga eksekutif. Kalian pelajari kembali di rumah. Setiap hari kalian harus membaca agar menjadi anak pintar dan mendapatkan nilai yang baik”. Mata pelajaran PKn berada pada jam keempat dan kelima maka tidak di akhiri dengan doa namun dilanjutkan dengan mata pelajaran selanjutnya.

Page 188: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

172

CATATAN HARIAN Siklus/Pertemuan : I/1 Hari/Tanggal : Selasa, 9 Februari 2016 Waktu : 07.50 – 09.00 WIB (2 jam pelajaran) Materi : Lembaga Eksekutif

Pembelajaran hari ini dimulai pada pukul 07.50 WIB atau jam kedua setelah pembelajaran agama. Hari itu ada 2 siswa yang tidak masuk dikarenakan sakit yaitu RA dan ICU, jadi siswa yang hadir pada hari itu hanya 12 siswa. Guru terlebih dahulu mengkondisikan siswa supaya siap mengikuti proses pembelajaran PKn. Karena pembelajaran dimulai pada jam kedua maka tidak ada berdoa. Berdoa dilakukan pada jam pertama. Kemudian, guru melakukan apersepsi dengan menceritakan pemilihan presiden dan wakil presiden Indonesia beberapa waktu lalu. Guru memberikan pertanyaan, “Siapa yang memenangkan pemilihan presiden dan wakil presiden Indonesia pada pemilu beberapa waktu lalu ?” FS menjawab, “Jokowi-JK pak”. Guru merespon dengan membenarkan jawaban FS. Kemudian guru kembali bertanya, “Siapa saja kandidat dalam pemilihan presiden dan wakil presiden kita kemarin ?” IDP dan BR menjawab, “Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta Rajasa”. Guru membenarkan jawaban siswa, kemudian guru berkata bahwa dalam pemilihan presiden kemarin dimenangkan oleh Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta Rajasa harus legowo menerima kekalahan mereka. Guru juga menjelaskan bahwa dalam menjalankan pemerintahan Jokowo-JK, Prabowo juga mendukung pemerintahannya. Kemudian guru memberitahu siswa bahwa materi hari itu masih mengulang materi pertemuan sebelumnya yaitu mengenai lembaga eksekutif. Masih ada beberapa materi yang perlu dijelaskan kembali karena materi mengenai pemerintahan pusat sangat banyak. Pembelajaran hari itu guru menjelaskan kembali sedikit mengenai lembaga eksekutif, kemudian siswa diminta menyelesaikan permasalahan dalam LKS mengenai lembaga eksekutif.

Setelah menjelaskan, guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai dengan tingkat prestasi siswa dimana dalam satu kelompok terdiri dari siswa pandai, sedang, dan kurang pandai. Kelompok 1 terdiri dari IDP, RWD, RFP, dan IAR. Kelompok 2 terdiri dari BSN, RDS, ABB, dan YST. Kelompok 3 terdiri dari BR, FS, YF, dan FCY. Selanjutnya guru membagikan LKS yang berisi mengenai situasi problematik atau masalah yang harus diselesaikan oleh siswa. Guru meminta salah satu siswa dari perwakilan kelompok membacakan masalah yang ada dalam LKS. BSN diminta membacakan masalah yang ada di LKS dan siswa lain menyimak. Kemudian guru minta salah satu siswa mengulangi kembali membaca masalah yang ada dalam LKS. IDP diminta membacakan kembali masalah yang ada dalam LKS dan siswa lain menyimak.

Page 189: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

173

Selanjutnya guru memperjelas masalah yang ada dalam LKS yaitu mengenai masalah pemilihan ketua kelas yang menggambarkan pemilihan presiden dan wakil presiden di Indonesia. Dalam pemilihan ketua kelas pun ada kampanye dengan menyuarakan visi dan misi jika terpilih menjadi ketua kelas. Hal tersebut sama seperti pemilihan presiden dan wakil presiden di Indonesia. Dalam masalah yang disajikan siswa yang tidak mencalonkan diri berhak memilih sesuai dengan hati nurani. Begitu pula dengan pemilihan presiden dan wakil presiden di Indonesia. Dalam masalah yang disajikan guru terjadi kecurangan dalam pemilihan ketua kelas yaitu Widya menyogok teman-temannya dengan coklat agar dia terpilih menjadi ketua kelas. Setelah pemilihan ketua kelas dilaksanakan ternyata Widya tidak mendapatkan suara satupun dari teman-temannya. Widya protes dan marah terhadap teman-temannya. Masalah yang disajikan guru tersebut siswa harus mengidentifikasi penyebabnya dan memberikan solusi kreatif dari masalah tersebut.

Diskusi dalam kelompok 1 berjalan cukup baik. Antar anggota kelompok terjadi tukar pendapat yang cukup menarik. Jika ada salah satu anggota yang memberikan pendapatnya, anggota lain mengomentari apakah pendapat tersebut sesuai dengan masalah yang dalam LKS. RWD sebagai notulen dalam diskusi kelompok 1 menuliskan hasil diskusi dalam kelompok yang sudah disepakati.

Diskusi dalam kelompok 2 berjalan kurang baik karena ada siswa yang hanya diam dan tidak memberikan pendapat ataupun menanggapi pendapat teman. Yang terlihat aktif mengerjakan hanya BSN dan RDS. RDS sebagai notulen dalam diskusi kelompok 2 menuliskan hasil diskusi dalam kelompok yang sudah disepakati.

Diskusi dalam kelompok 3 berjalan cukup baik seperti kelompok 1. Antar anggota kelompok terjadi tukar pendapat yang cukup menarik. Jika ada salah satu anggota yang memberikan pendapatnya, anggota lain mengomentari apakah pendapat tersebut sesuai dengan masalah yang disajikan dalam LKS. Namun dalam kelompok 3 ini antar anggota kurang menghargai jawaban anggota lain sehingga terjadi perdebatan di setiap pendapat yang dikemukakan. FCY sebagai notulen dalam diskusi kelompok 3 menuliskan hasil diskusi dalam kelompok yang sudah disepakati.

Dalam proses diskusi siswa, guru kurang memperhatikan siswa yang mengalami kesulitan, sehingga siswa meminta bantuan peneliti untuk membantu kesulitan yang mereka hadapi. Sesekali guru mengingatkan siswa untuk bekerja dalam kelompok secara aktif dan tidak diam saja. Guru terlihat membaca buku di meja guru. Guru kurang aktif membimbing diskusi siswa dalam kelompok.

Setelah semua kelompok selesai mengerjakan LKS. Siswa dengan bimbingan guru mempresentasikan jawaban dari masing-masing kelompok. Dimulai dari kelompok 1, hasil diskusi dibacakan oleh IDP dan RWD. IDP

Page 190: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

174

membacakan penyebab dari masalah dalam LKS. Kemudian RWD membacakan solusi dari masalah tersebut. Guru meminta kelompok lain menanggapi namun tidak ada siswa yang menanggapi.

Selanjutnya dari kelompok 2, hasil diskusi dibacakan oleh BSN dan RDS. BSN membacakan penyebab dari masalah dalam LKS. Kemudian RDS membacakan solusi dari masalah tersebut. Guru meminta kelompok lain menanggapi. IDP menanggapi bahwa penyebab timbulnya masalah yang dikemukakan kelompok 2 kurang tepat. Guru menerima tanggapan IDP. Kelompok 2 juga menerima tanggapan dari IDP.

Terakhir kelompok 3, hasil diskusi dibacakan oleh BR dan FCY. BR membacakan penyebab dari masalah dalam LKS. Kemudian FCY membacakan solusi dari masalah tersebut. Guru meminta kelompok lain menanggapi namun tidak ada siswa yang menanggapi.

Guru mengkonfirmasi jawaban setiap kelompok dengan jawaban yang benar. Sebagian besar jawaban siswa yang kurang tepat. Dalam LKS guru meminta siswa mengidentifikasi penyebab dari masalah yang timbul, namun masih ada kelompok yang menuliskan kembali masalah-masalah yang sudah ada dalam LKS tersebut. Solusi yang diberikan oleh siswa beberapa sudah benar, namun masih ada juga yang kurang tepat. Guru meminta siswa mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan untuk dinilai oleh guru. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang sudah dipelajari hari itu yaitu mengenai lembaga eksekutif. Siswa diberi kesempatan bertanya mengenai materi yang belum dipahami, namun tidak ada siswa yang bertanya.

Dalam kegiatan penutup, siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang sudah dipelajari hari itu yaitu mengenai lembaga eksekutif. Siswa diberi kesempatan bertanya mengenai materi yang belum dipahami, namun tidak ada siswa yang bertanya. Keaktifan siswa untuk bertanya masih kurang. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membaca materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu mengenai lembaga yudikatif. Mata pelajaran PKn berada pada jam kedua dan ketiga maka tidak di akhiri dengan doa namun dilanjutkan dengan istirahat pertama.

Page 191: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

175

CATATAN HARIAN Siklus/Pertemuan : I/2 Hari/Tanggal : Kamis, 11 Februari 2016 Waktu : 07.15 – 08.25 WIB (2 jam pelajaran) Materi : Lembaga Yudikatif

Pembelajaran hari ini dimulai pada pukul 07.15 WIB atau jam pertama. Guru memulai pembelajaran dengan salam dan berdoa. Guru terlebih dahulu mengkondisikan siswa supaya siap mengikuti proses pembelajaran PKn. Guru mempresensi kehadiran siswa. Hari itu semua siswa hadir sehingga jumlah siswa sebanyak 14 siswa. Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan, “Siapa yang suka menonton berita ?” Siswa menjawab, “Saya suka pak”. Kemudian guru memberikan pernyataan, “Dengan menonton berita kita akan mengetahui informasi yang terjadi di sekitar lingkungan kita bahkan berita luar negeri. Berita memberikan informasi mengenai pelanggaran-pelanggaran aturan yang terjadi di seluruh penjuru dunia. Salah satunya adalah terorisme. Terorisme merupakan tindakan yang melanggar undang-undang karena dapat menjatuhkan korban jiwa. Tindakan yang melanggar undang-undang akan diadili oleh lembaga peradilan yang ada. Lembaga peradilan merupakan lembaga yang mengawasi pelaksanaan peraturan undang-undang. Lembaga tersebut disebut dengan lembaga yudikatif. Nah, hari ini kita akan belajar mengenai lembaga yudikatif”.

Guru meminta siswa membuka buku Lintas halaman 8 mengenai lembaga yudikatif. Guru meminta IDP membaca materi mengenai Mahkamah Agung dan siswa lain menyimak. Suasana kelas sangat tenang dan hening. Kelas sangat kondusif untuk pembelajaran. Siswa lain menyimak dengan tenang ketika IDP membaca. Guru meminta BSN melanjutkan membaca materi mengenai fungsi dan wewenang Mahkamah Agung dilanjutkan materi mengenai pengertian Mahkamah Konstitusi. Kemudian ICU diminta melanjutkan membaca materi mengenai fungsi dan wewenang Mahkamah Konstitusi sampai Komisi Yudisial. Guru menjelaskan kembali materi yang sudah dibacakan oleh siswa. Siswa memperhatikan dengan baik, meskipun sesekali ada siswa yang mengobrol. Setelah diingatkan siswa kembali memperhatikan. Guru menjelaskan sambil menulis catatan di papan tulis. Kemudian guru bertanya, “Apa itu lembaga yudikatif ?” ICU menjawab, “Lembaga yang mengawasi jalannya undang-undang”. Guru membenarkan jawaban ICU. Kemudian guru kembali bertanya, “Lembaga yudikatif terdiri dari lembaga apa saja ?” FS menjawab, “MA, MK, dan KY”. Guru membenarkan jawaban FS.

Guru melanjutkan penjelasannya mengenai lembaga yang ada dalam lembaga yudikatif. Anggota lembaga yudikatif adalah orang-orang yang mengusai

Page 192: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

176

bidang hukum. Guru menjelaskan tugas Mahkamah Agung yaitu mengurus masalah peradilan yang besar seperti korupsi uang negara. Pengadilan negeri di tingkat kabupaten atau kota madya. Pengadilan tinggi di bawahnya ada pengadilan negeri dan pengadilan agama. Guru juga menggambarkan tingkatan Mahkamah Agung sampai pengadilan dibawahnya yaitu Mahkamah Agung, Pengadilan Tinggi, Pengadilan Negeri, dan Pengadilan Agama. Guru menjelaskan secara singkat proses pengadilan. Adanya pengajuan kasasi yaitu tidak terima dengan putusan peradilan dan minta keadilan atas putusan hakim. Keputusan Hakim Agung MA adalah keputusan final tidak bisa diganggu gugat. Namun terdakwa bisa mengajukan grasi atau mengajukan ketidakterimaan putusan peradilan MA kepada presiden. Guru menjelaskan siapa saja yang ada dalam persidangan yaitu jaksa, hakim, panitera, pengacara, terdakwa, dan korban. Guru melanjutkan penjelasan mengenai Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial.

Selanjutnya siswa diminta menyelesaikan permasalahan dalam LKS mengenai lembaga yudikatif. Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai dengan tingkat prestasi siswa dimana dalam satu kelompok terdiri dari siswa pandai, sedang, dan kurang. Kelompok 1 terdiri dari IDP, RWD, RFP, dan IAR. Kelompok 2 terdiri dari BSN, RDS, FS, ABB, dan YST. Kelompok 3 terdiri dari BR, RA, ICU, YF, dan FCY. Selanjutnya guru membagikan LKS yang berisi mengenai situasi problematik atau masalah yang harus diselesaikan oleh siswa. Guru meminta salah satu siswa dari perwakilan kelompok membacakan masalah yang ada dalam LKS. RA diminta membacakan masalah yang ada di LKS dan siswa lain menyimak. Kemudian guru minta salah satu siswa mengulangi kembali membaca masalah yang ada dalam LKS. ABB diminta membacakan kembali masalah yang ada dalam LKS dan siswa lain menyimak.

Selanjutnya guru memperjelas masalah yang ada dalam LKS yaitu mengenai masalah pelanggaran tata tertib sekolah oleh Andi karena sering datang terlambat dan tidak mengerjakan PR menggambarkan pelanggaran dalam pelaksanaan undang-undang di Indonesia. Dalam pelaksanaan tata tertib sekolah, guru dan kepala sekolah bertindak sebagai lembaga yang mengawasi jalannya pelaksanaan tata tertib sekolah. Hal tersebut sama seperti pengawasan lembaga yudikatif terhadap pelaksanaan undang-undang di Indonesia. Masalah yang disajikan guru tersebut siswa harus mengidentifikasi penyebabnya dan memberikan solusi kreatif dari masalah tersebut. Guru menjelaskan contoh mengidentifikasi penyebab dari masalah yang terjadi agar tidak terjadi kesalahpahaman oleh siswa seperti pada pertemuan pertama.

Diskusi dalam kelompok 1 berjalan cukup baik. Antar anggota kelompok terjadi tukar pendapat yang cukup menarik. Jika ada salah satu anggota yang memberikan pendapatnya, anggota lain mengomentari apakah pendapat tersebut

Page 193: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

177

sesuai dengan masalah yang dalam LKS. RWD sebagai notulen dalam diskusi kelompok 1 menuliskan hasil diskusi dalam kelompok yang sudah disepakati.

Diskusi dalam kelompok 2 berjalan kurang baik karena ada siswa yang hanya diam dan tidak memberikan pendapat ataupun menanggapi pendapat teman. Yang terlihat aktif mengerjakan hanya BSN, RDS, dan FS. RDS sebagai notulen dalam diskusi kelompok 2 menuliskan hasil diskusi dalam kelompok yang sudah disepakati.

Diskusi dalam kelompok 3 berjalan cukup baik seperti kelompok 1. Antar anggota kelompok terjadi tukar pendapat yang cukup menarik. Jika ada salah satu anggota yang memberikan pendapatnya, anggota lain mengomentari apakah pendapat tersebut sesuai dengan masalah yang dalam LKS. Namun dalam kelompok 3 ini antar anggota kurang menghargai jawaban anggota lain sehingga terjadi perdebatan di setiap pendapat yang dikemukakan. FCY sebagai notulen dalam diskusi kelompok 3 menuliskan hasil diskusi dalam kelompok yang sudah disepakati.

Dalam proses diskusi siswa, guru kurang memperhatikan siswa yang mengalami kesulitan, sehingga siswa meminta bantuan peneliti untuk membantu kesulitan yang mereka hadapi. Sesekali guru mengingatkan siswa untuk bekerja dalam kelompok secara aktif dan tidak diam saja. Guru terlihat membaca buku di meja guru. Guru kurang aktif membimbing diskusi siswa dalam kelompok.

Setelah semua kelompok selesai mengerjakan LKS. Siswa dengan bimbingan guru mempresentasikan jawaban dari masing-masing kelompok. Dimulai dari kelompok 2, hasil diskusi dibacakan oleh BSN dan RDS. BSN membacakan penyebab dari masalah dalam LKS. Kemudian RDS membacakan solusi dari masalah tersebut. Guru meminta kelompok lain menanggapi. IDP dan BR menanggapi bahwa penyebab timbulnya masalah yang dikemukakan kelompok 2 ada yang kurang tepat. Guru menerima tanggapan IDP dan BR. Kelompok 2 juga menerima tanggapan dari IDP dan BR.

Selanjutnya dari kelompok 3, hasil diskusi dibacakan oleh ICU dan RA. ICU membacakan penyebab dari masalah dalam LKS. Kemudian RA membacakan solusi dari masalah tersebut. Guru meminta kelompok lain menanggapi. BSN menanggapi bahwa penyebab timbulnya masalah yang dikemukakan kelompok 3 ada yang kurang tepat. Guru menerima tanggapan BSN. Kelompok 3 juga menerima tanggapan dari BSN.

Terakhir kelompok 1, hasil diskusi dibacakan oleh RWD dan RFP. RWD membacakan penyebab dari masalah dalam LKS. Kemudian RFP membacakan solusi dari masalah tersebut. Guru meminta kelompok lain menanggapi namun tidak ada siswa yang menanggapi karena jawaban dari kelompok 1 dianggap benar oleh siswa lain.

Page 194: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

178

Guru mengkonfirmasi jawaban setiap kelompok dengan jawaban yang benar. Penyebab masalah dalam LKS tersebut adalah kurangnya disiplin dan sikap acuh tak acuh. Masih ada beberapa jawaban siswa yang kurang tepat. Dalam LKS guru meminta siswa mengidentifikasi penyebab dari masalah yang timbul, namun masih ada kelompok yang menuliskan kembali masalah-masalah yang sudah ada dalam LKS tersebut. Solusi yang diberikan oleh siswa beberapa sudah benar, namun masih ada juga yang kurang tepat. Guru meminta siswa mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan untuk dinilai oleh guru.

Dalam kegiatan penutup, siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang sudah dipelajari hari itu yaitu mengenai lembaga yudikatif. Siswa diberi kesempatan bertanya mengenai materi yang belum dipahami, namun tidak ada siswa yang bertanya. Keaktifan bertanya siswa masih kurang. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membaca materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu tentang Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Mata pelajaran PKn berada pada jam pertama dan kedua maka tidak di akhiri dengan doa namun dilanjutkan dengan pembelajaran selanjutnya.

Page 195: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

179

CATATAN HARIAN Siklus/Pertemuan : II/1 Hari/Tanggal : Senin, 15 Februari 2016 Waktu : 09.15-10.25 WIB (2 jam pelajaran) Materi : Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

Pembelajaran hari ini dimulai pada pukul 09.15 WIB atau jam keempat setelah istirahat pertama. Hari itu ada 2 siswa yang tidak masuk dikarenakan sakit yaitu BR dan RFP, jadi siswa yang hadir pada hari itu hanya 12 siswa. Guru terlebih dahulu mengkondisikan siswa supaya siap mengikuti proses pembelajaran PKn. Karena pembelajaran dimulai pada jam keempat maka tidak ada berdoa. Berdoa dilakukan pada jam pertama. Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan beberapa pertanyaan, “Siapa yang pernah menjadi bendahara di kelas ? Apa tugas bendahara ?” ICU menjawab, “Saya pak, mengurusi uang kas”. Guru membenarkan jawaban ICU, “Betul sekali, bendahara mengurusi uang kas atau keuangan kelas. Seperti di kelas ini, di negara kita juga ada lembaga yang bertugas mengurusi keuangan negara. Namun, bagaimana kita tahu uang negara dikelola dengan baik atau tidak ? Kita sebagai rakyat tidak bisa mengawasi secara langsung. Siapa yang mengawasi pengelolaan uang negara ?” IDP menjawab, “BPK pak”. Guru membenarkan jawaban IDP, “Betul sekali, pemerintah membentuk Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Hari ini kita akan belajar mengenai BPK”. Guru meminta siswa membuka buku paket PKn halaman 33 dan buku Lintas halaman 10 mengenai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Guru meminta ICU membaca materi mengenai BPK dalam buku paket PKn dan siswa lain menyimak. Suasana kelas sangat tenang dan hening. Kelas sangat kondusif untuk pembelajaran. Siswa lain menyimak dengan tenang ketika ICU membaca. Guru meminta YST melanjutkan membaca. Kemudian IAR diminta melanjutkan membaca materi dalam buku Lintas dan dilanjutkan oleh RWD. Guru menjelaskan kembali materi yang sudah dibacakan oleh siswa. Siswa memperhatikan dengan baik, meskipun sesekali ada siswa yang mengobrol. Setelah diingatkan siswa kembali memperhatikan. Guru menjelaskan sambil menulis catatan di papan tulis. Kemudian guru bertanya, “Dari mana asal uang negara itu ?” IAR menjawab, “dari rakyat”. Guru membenarkan jawaban IAR, namun jawaban IAR kurang lengkap. Kemudian guru kembali bertanya, “Dengan cara apa uang rakyat itu diberikan pada negara ?” Belum ada siswa yang mampu menjawab. Guru menjelaskan bahwa uang negara diperoleh dari hasil biaya parkir di tempat umum, retribusi tempat wisata, pajak bumi dan bangunan, pajak penghasilan, penjualan sumber daya alam, dan lain-lain. Uang negara tersebut dapat digunakan untuk menggaji para pegawai negeri dan orang-orang yang ada

Page 196: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

180

dalam pemerintahan. Kemudian guru bertanya, “Apa itu APBN ?” ICU, IDP, dan FCY menjawab, “Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara”. Guru membenarkan jawaban siswa. guru kembali bertanya, “Anggaran itu apa saja ?” FS menjawab, “anggaran rutin dan anggaran pembangunan”. Guru membenarkan jawaban FS.

Guru melanjutkan penjelasannya mengenai tugas BPK. FCY diminta membacakan tugas BPK dalam buku Lintas halaman 10. Guru menjelaskan tugas BPK mengawasi pengelolaan keuangan negara dan menyerahkan hasil pemeriksaan keuangan negara kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan kewenangannya. Guru menjelaskan mengenai contoh penyelewengan dana. Dilanjutkan penjelasan mengenai keanggotaan BPK. Guru bertanya, “Siapa saja anggota BPK ?” BSN dan IDP menjawab, “ketua, wakil ketua, dan 7 anggota”. Guru membenarkan jawaban BSN dan IDP. Guru menambahkan materi mengenai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). BPK mengawasi pengelolaan uang negara sedangkan KPK menangani masalah korupsi uang negara. BPK dan KPK sama-sama lembaga independen yaitu lembaga yang tidak dipengaruhi oleh lembaga lain. Guru memberikan kesempatan bertanya pada siswa, namun tidak ada siswa yang bertanya.

Selanjutnya siswa diminta menyelesaikan permasalahan dalam LKS mengenai BPK. Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai dengan tingkat prestasi siswa dimana dalam satu kelompok terdiri dari siswa pandai, sedang, dan kurang. Kelompok 1 terdiri dari IDP, RWD, YST, dan IAR. Kelompok 2 terdiri dari BSN, RDS, FS, dan ABB. Kelompok 3 terdiri dari RA, ICU, YF, dan FCY. Selanjutnya guru membagikan LKS yang berisi mengenai situasi problematik atau masalah yang harus diselesaikan oleh siswa. Guru meminta salah satu siswa dari perwakilan kelompok membacakan masalah yang ada dalam LKS. FS diminta membacakan masalah yang ada di LKS dan siswa lain menyimak. Kemudian guru minta dalah satu siswa mengulangi kembali membaca masalah yang ada dalam LKS. YST diminta membacakan kembali masalah yang ada dalam LKS dan siswa lain menyimak.

Selanjutnya guru memperjelas masalah yang ada dalam LKS yaitu mengenai masalah pengelolaan uang sekolah oleh Pak Johan selaku bendahara di SD Bina Bangsa. Penyalahgunaan uang sekolah oleh Pak Johan untuk keperluan pribadi. Dalam pengelolaan keuangan sekolah, kepala sekolah bertindak sebagai lembaga yang mengawasi pengelolaan keuangan sekolah. Hal tersebut sama seperti pengawasan pengelolaan uang negara olek BPK. Masalah yang disajikan guru tersebut siswa harus mengidentifikasi penyebabnya dan memberikan solusi kreatif dari masalah tersebut.

Diskusi dalam kelompok 1 berjalan dengan baik. Antar anggota kelompok terjadi tukar pendapat yang cukup menarik. Jika ada salah satu anggota yang

Page 197: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

181

memberikan pendapatnya, anggota lain mengomentari apakah pendapat tersebut sesuai dengan masalah yang dalam LKS. RWD sebagai notulen dalam diskusi kelompok 1 menuliskan hasil diskusi dalam kelompok yang sudah disepakati.

Diskusi dalam kelompok 2 berjalan cukup baik dibanding dengan pertemuan sebelumnya. Terjadi diskusi dan tukar pendapat antar anggota kelompok. FS sebagai notulen dalam diskusi kelompok 2 menuliskan hasil diskusi dalam kelompok yang sudah disepakati.

Diskusi dalam kelompok 3 berjalan cukup baik. Antar anggota kelompok terjadi tukar pendapat yang cukup menarik. Jika ada salah satu anggota yang memberikan pendapatnya, anggota lain mengomentari apakah pendapat tersebut sesuai dengan masalah yang dalam LKS. Namun dalam kelompok 3 ini antar anggota kurang menghargai jawaban anggota lain sehingga terjadi perdebatan di setiap pendapat yang dikemukakan. FCY sebagai notulen dalam diskusi kelompok 3 menuliskan hasil diskusi dalam kelompok yang sudah disepakati.

Dalam proses diskusi siswa, guru cukup memperhatikan siswa yang mengalami kesulitan, sehingga siswa tidak lagi meminta bantuan peneliti untuk membantu kesulitan yang mereka hadapi. Guru mengingatkan siswa untuk bekerja dalam kelompok secara aktif dan tidak diam saja. Guru terlihat mendatangi satu persatu kelompok untuk melihat proses pengerjaan LKS. Guru cukup aktif membimbing diskusi siswa dalam kelompok.

Setelah semua kelompok selesai mengerjakan LKS. Siswa dengan bimbingan guru mempresentasikan jawaban dari masing-masing kelompok. Dimulai dari kelompok 3, hasil diskusi dibacakan oleh FCY dan YF. FCY membacakan penyebab dari masalah dalam LKS. Kemudian YF membacakan solusi dari masalah tersebut. Guru meminta kelompok lain menanggapi. IDP, BSN, RWD, FS, dan IAR menanggapi bahwa penyebab timbulnya masalah yang dikemukakan kelompok 3 masih kurang. Guru menerima tanggapan siswa. Kelompok 3 juga menerima tanggapan dari kelompok lain.

Selanjutnya kelompok 2, hasil diskusi dibacakan oleh FS dan RDS. FS membacakan penyebab dari masalah dalam LKS. Kemudian RDS membacakan solusi dari masalah tersebut. Guru meminta kelompok lain menanggapi. RA, ICU, YF, FCY, dan YST menanggapi bahwa penyebab timbulnya masalah yang dikemukakan kelompok 2 masih kurang. Guru menerima tanggapan siswa. Kelompok 2 juga menerima tanggapan dari kelompok lain.

Selanjutnya dari kelompok 1, hasil diskusi dibacakan oleh IAR dan YST. IAR membacakan penyebab dari masalah dalam LKS. Kemudian YST membacakan solusi dari masalah tersebut. Guru meminta kelompok lain menanggapi namun tidak ada siswa yang menanggapi karena jawaban dari kelompok 3 dianggap benar oleh siswa lain. Guru mengkonfirmasi kekurangan jawaban kelompok 3 dan 2 tadi ditambahkan dengan jawaban kelompok 1.

Page 198: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

182

Guru mengkonfirmasi jawaban setiap kelompok dengan jawaban yang benar. Penyebab masalah dalam LKS tersebut adalah kurang rasa tanggung jawab dan kejujuran dari Pak Johan. Guru meminta siswa mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan untuk dinilai oleh guru.

Dalam kegiatan penutup, siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang sudah dipelajari hari itu yaitu mengenai BPK. Siswa diberi kesempatan bertanya mengenai materi yang belum dipahami, namun tidak ada siswa yang bertanya. Siswa menyatakan bahwa sudah paham dengan penjelasan materi pada hari itu. Selanjutnya siswa diminta untuk mengumpulkan soal yang sudah dijawab untuk dikoreksi oleh guru. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membaca materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu tentang Komisi Pemilihan Umum (KPU). Mata pelajaran PKn berada pada jam keempat dan kelima maka tidak di akhiri dengan doa namun dilanjutkan dengan pembelajaran selanjutnya.

Page 199: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

183

CATATAN HARIAN Siklus/Pertemuan : II/2 Hari/Tanggal : Kamis, 18 Februari 2016 Waktu : 07.15 – 08.25 WIB (2 jam pelajaran) Materi : Komisi Pemilihan Umum (KPU)

Pembelajaran hari ini dimulai pada pukul 07.15 WIB atau jam pertama. Guru memulai pembelajaran dengan salam dan berdoa. Peraturan terbaru di SD Jeruksari bahwa sebelum pembelajaran dimulai, siswa dan guru wajib menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama-sama. Guru, siswa, dan peneliti menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama-sama. Kemudian guru mengkondisikan siswa supaya siap mengikuti proses pembelajaran PKn. Guru mempresensi kehadiran siswa. Hari itu semua siswa hadir sehingga jumlah siswa sebanyak 14 siswa. Guru melakukan apersepsi mengaitkan materi dengan pemilihan kepala daerah di Gunungkidul beberapa waktu lalu. Guru bertanya, “Belum lama ini di kabupaten kita mengadakan pemilihan kepala daerah, disingkat apa ? Siapa yang tahu ?” IDP menjawab, “Pilkada pak”. Guru membenarkan jawaban IDP lalu berkata, “Lembaga yang mengurusi pilkada kemarin namanya apa ?” FS menjawab, “KPU pak”. Guru membenarkan jawaban FS kemudian menyampaikan bahwa hari itu akan mempelajari mengenai Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Guru meminta siswa membuka lembar materi pembelajaran yang sudah diberikan oleh peneliti mengenai lembaga KPU. Guru meminta peneliti menyiapkan lembar materi mengenai lembaga KPU sebagai bahan belajar siswa karena di buku paket PKn dan buku Lintas siswa tidak ada penjelasan lengkap mengenai lembaga KPU. Guru meminta ABB membaca materi mengenai pengertian dan tugas beserta fungsi KPU kemudian siswa lain menyimak. Suasana kelas sangat tenang dan hening. Kelas sangat kondusif untuk pembelajaran. Siswa lain menyimak dengan tenang ketika ABB membaca. Guru meminta IDP melanjutkan membaca materi mengenai kewajiban KPU. Kemudian ICU diminta melanjutkan membaca materi pemilu yang dilaksanakan oleh KPU. Guru menjelaskan kembali materi yang sudah dibacakan oleh siswa. Siswa memperhatikan dengan baik, meskipun sesekali ada siswa yang mengobrol. Setelah diingatkan siswa kembali memperhatikan. Guru menjelaskan sambil menulis catatan di papan tulis. Kemudian guru bertanya, “Apa yang dimaksud dengan pemilu ?” BSN menjawab, “pemilihan umum”. Guru membenarkan jawaban BSN. Kemudian guru kembali bertanya, “Sifat pemilu yang diselenggarakan oleh KPU apa saja ?” BSN, ICU, FCY menjawab, “langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil”. Guru membenarkan jawaban siswa.

Page 200: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

184

Kemudian guru menjelaskan satu per satu sifat-sifat pemilu yang diselenggarakan oleh KPU. Guru menjelaskan bahwa sifat langsung yang dimaksud adalah rakyat memilih langsung pemimpin yang mereka inginkan sesuai hari nurani dengan mencoblos. Umum yaitu peserta pemilu adalah semua warga Indonesia yang sudah berumur 17 tahun dan sudah memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP). Bebas yaitu peserta pemilu bebas memilih sesuai hati nurani tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Rahasia yaitu dalam pemilihan umum peserta pemilu melakukan pencoblosan di dalam bilik dan tidak ada seorang pun yang mengetahui ketika proses pencoblosan, jadi terjamin kerahasiaannya. Jujur yaitu peserta pemilu memilih sesuai dengan hati nuraninya tanpa ada paksaan dari pihak manapun dan tanpa adanya proses suap menyuap. Adil yaitu suara terbanyak itulah yang menang, dihitung dengan sebenar-benarnya tanpa adanya manipulasi apapun, jadi yang menang dan kalah harus menerima dengan lapang dada. Guru bertanya, “Pemilu di negara kita diadakan dalam berapa tahun sekali ?” BSN menjawab, “5 tahun sekali pak”. Guru membenarkan jawaban BSN kemudian melanjutkan penjelasannya. Guru menjelaskan bahwa biaya pemilu itu dari APBN yang sudah dianggarkan untuk pelaksanaan pemilu di Indonesia. Pemilu yang diadakan untuk memilih ketua dan wakil ketua DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota Madya diadakan secara serempak bersamaan. Peserta pemilu diberi 4 lembar untuk memilih ketua dan wakil ketua DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota Madya. Kemudian ada pemilu untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. Pemilu itu nasional yaitu seluruh warga negara yang berhak memilih wajib memilih. Dalam pemilu lembaga KPU yang mengurus. KPU tidak hanya mengurus pemilu, tetapi juga mengurus pelaksanaan Pilkada. Guru bertanya, “Apa itu pilkada ?”. ICU, RA, dan YST menjawab, “Pemilihan Kepala Daerah”. Guru kembali menjelaskan mengenai pilkada Provinsi, Kabupaten, dan Kota Madya. Guru bertanya, “Apa sebutan untuk kepala daerah Provinsi ?”. IDP menjawab, “Gubernur”. Guru kembali bertanya, “Apa sebutan kepala daerah kabupaten dan kota madya ?”. FS menjawab, “Kabupaten dipimpin bupati dan kota madya dipimpin walikota”. Guru melanjutkan penjelasannya. Guru menjelaskan bahwa KPU terdiri atas KPU pusat, KPU provinsi, KPU kabupaten atau kota. Lembaga di bawah KPU yang mengurusi pilkada terdiri atas PPK untuk tingkat kecamatan, PPS untuk tingkat kelurahan atau desa, dan KPPS untuk tingkat RW atau padukuhan. Tempat Pemungutan Suara (TPS) yaitu tempat peserta melakukan pencoblosan. Pada pelaksanaan pemilu atau pilkada ada anggota KPPS, pengawas, dan petugas keamanan (linmas). Setelah guru selesai menjelaskan materi, siswa diberi kesempatan bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Namun, siswa menjawab bahwa sudah jelas dengan penjelasan guru, sehingga tidak ada yang ditanyakan.

Page 201: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

185

Selanjutnya siswa diminta menyelesaikan permasalahan dalam LKS. Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai dengan tingkat prestasi siswa dimana dalam satu kelompok terdiri dari siswa pandai, sedang, dan kurang. Kelompok 1 terdiri dari IDP, RWD, RFP, dan IAR. Kelompok 2 terdiri dari BSN, RDS, FS, ABB, dan YST. Kelompok 3 terdiri dari BR, RA, ICU, YF, dan FCY. Selanjutnya guru membagikan LKS yang berisi mengenai situasi problematik atau masalah yang harus diselesaikan oleh siswa. Guru meminta salah satu siswa dari perwakilan kelompok membacakan masalah yang ada dalam LKS. BSN diminta membacakan masalah yang ada di LKS dan siswa lain menyimak. Kemudian guru minta salah satu siswa mengulangi kembali membaca masalah yang ada dalam LKS. RFP diminta membacakan kembali masalah yang ada dalam LKS dan siswa lain menyimak.

Selanjutnya guru memperjelas masalah yang ada dalam LKS yaitu mengenai masalah tindakan suap yang dilakukan oleh Pak Muhiddin dalam pemilihan ketua RT menggambarkan pelanggaran dalam pelaksanaan pemilu di Indonesia. Dalam pelaksanaan pemilihan ketua RT, Pak Somad bertindak sebagai orang yang dituakan di daerah tempat tinggal Pak Muhiddin sehingga memimpin jalannya pemilihan ketua RT. Hal tersebut sama seperti lembaga KPU di Indonesia yaitu melaksanakan pemilu secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Masalah yang disajikan guru tersebut siswa harus mengidentifikasi penyebabnya dan memberikan solusi kreatif dari masalah tersebut.

Diskusi dalam kelompok 1, 2, dan 3 berjalan cukup baik. Antar anggota kelompok terjadi tukar pendapat yang cukup menarik. Jika ada salah satu anggota yang memberikan pendapatnya, anggota lain mengomentari apakah pendapat tersebut sesuai dengan masalah yang dalam LKS. RWD sebagai notulen dalam diskusi kelompok 1 menuliskan hasil diskusi dalam kelompok yang sudah disepakati dalam kelompoknya. FS sebagai notulen dalam diskusi kelompok 2 menuliskan hasil diskusi dalam kelompok yang sudah disepakati dalam kelompoknya. FCY sebagai notulen dalam diskusi kelompok 3 menuliskan hasil diskusi dalam kelompok yang sudah disepakati dalam kelompoknya.

Dalam proses diskusi siswa, guru membantu siswa yang mengalami kesulitan dengan memperjelas masalah yang dihadapi. Guru mengingatkan siswa untuk bekerja dalam kelompok secara aktif dan tidak diam saja. Guru aktif mendatangi satu per satu kelompok untuk melihat proses diskusi siswa dalam kelompok.

Setelah semua kelompok selesai mengerjakan LKS. Siswa dengan bimbingan guru mempresentasikan jawaban dari masing-masing kelompok. Dimulai dari kelompok 1, hasil diskusi dibacakan oleh RFP dan IAR. RFP membacakan penyebab dari masalah dalam LKS. Kemudian IAR membacakan solusi dari masalah tersebut. Guru meminta kelompok lain menanggapi.

Page 202: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

186

Kelompok 2 dan 3 sependapat dengan jawaban dari kelompok 1 karena jawaban kelompok 1 benar.

Selanjutnya dari kelompok 2, hasil diskusi dibacakan oleh FS dan RDS. FS membacakan penyebab dari masalah dalam LKS. Kemudian RDS membacakan solusi dari masalah tersebut. Guru meminta kelompok lain menanggapi. Kelompok 1 dan 3 sependapat dengan jawaban dari kelompok 2 karena jawaban kelompok 2 benar.

Terakhir kelompok 3, hasil diskusi dibacakan oleh YF dan ICU. YF membacakan penyebab dari masalah dalam LKS. Kemudian ICU membacakan solusi dari masalah tersebut. Guru meminta kelompok lain menanggapi. Kelompok 1 dan 2 sependapat dengan jawaban dari kelompok 3 karena jawaban kelompok 3 benar.

Guru mengkonfirmasi jawaban setiap kelompok dengan jawaban yang benar. Penyebab masalah dalam LKS tersebut adalah ketidakjujuran, sombong, dan tidak mau menerima kekalahan dengan lapang dada. Jawaban siswa tepat. Siswa sudah mampu mengidentifikasi penyebab dari masalah yang terjadi kemudian siswa memberikan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut. Guru meminta siswa mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan untuk dinilai oleh guru.

Dalam kegiatan penutup, dalam kegiatan penutup siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang sudah dipelajari hari itu yaitu mengenai KPU. Siswa diberi kesempatan bertanya mengenai materi yang belum dipahami, namun tidak ada siswa yang bertanya. Siswa menyatakan bahwa sudah paham dengan materi hari itu. Mata pelajaran PKn berada pada jam pertama dan kedua maka tidak di akhiri dengan doa namun dilanjutkan dengan pembelajaran selanjutnya.

Page 203: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,

169

Lampiran 6. Surat-surat Penelitian

Daftar Surat Izin dan Surat Keterangan Melakukan Penelitian

No. Nama Surat Nomor Surat Dikeluarkan oleh Tanggal Surat

1. Permohanan Izin Penelitian 690/UN34.11/PL/2016 Dekan FIP UNY 28 Januari 2016

2. Surat Keterangan / Izin 070/REG/V/23/2/2016 Sekretaris Daerah Pemerintah Daerah

Daerah Istimewa Yogyakarta

1 Februari 2016

3. Surat Keterangan / Izin 091/KPTS/II/2016 Bupati Gunungkidul 2 Februari 2016

4. Surat Keterangan 201/SK/SDJ/II/2016 Kepala Sekolah SD Negeri Jeruksari 18 Februari 2016

Page 204: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,
Page 205: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,
Page 206: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,
Page 207: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE …eprints.uny.ac.id/31894/1/Ninu Widiani.pdf · Siswa sedang Berdiskusi dengan Menggunakan Name Tag ... sehat, berilmu, cakap, kreatif,