penerapan model pembelajaran kontekstual untuk ...eprints.unm.ac.id/13451/1/jurnal publikasi vol. 8...

11
Jurnal Publikasi Pendidikan http://ojs.unm.ac.id/index.php/pubpend Volume 8 Nomor 1, Februari 2018 p-ISSN 2088-2092 e-ISSN 2548-6721 55 Submitted : 04/11/2017 Reviewed : 04/01/2018 Accepted : 08/02/2018 Published : 12/02/2018 Analisis Dampak Dari Diklat Peningkatan Kompetensi Pengawas Satuan Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan Andi Nurochmah 1 , M. Bachtiar 2 , Ansar 3 1,2,3 Program Studi Administrasi Pendidikan FIP UNM 1 [email protected] 2 [email protected] 2 [email protected] ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada dampak yang signifikan dari diklat peningkatan kompetensi pengawas satuan satuan pendidikan di provinsi Sulawesi Selatan?. Tujuan dalam penelitian adalah untuk memperoleh gambaran tentang dampak yang signifikan dari diklat peningkatan kompetensi pengawas satuan pendidikan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, populasi seluruh pengawas satuan pendidikan, anggota sampel penelitian 50 orang pengawas Sekolah Menengeh Atas/ Sekolah Menengah Kejuruan, Data dikumpulkan dengan menggunakan test, dokumentasi. Kemudian data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis uji N-Gain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Diklat penguatan pengawas ini telah memberikan konstribusi dalam menumbuh kembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan pengawas sekolah pada kepengawasan berbasis satuan pendidikan. Hal ini ditunjukkan dengan 96% peserta diklat meraih kualifikasi baik dan amat baik Kata Kunci: Diklat, Peningkatan Kompetensi, Pengawas Pendidikan PENDAHULUAN Dalam rangka peningkatan mutu pengawas sekolah/madrasah pemerintah telah mengeluarkan suatu Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 12 tahun 2010 dan Peraturan Menpan & RB nomor 16 Tahun 2009 tentang penugasan guru sebagai pengawas sekolah/madrasah. Permendiknas ini memuat tentang sistem penyiapan pengawas sekolah, proses pengangkatan dan masa tugas, pengembangan keprofesian Berkelnajutan, penilaian kinerja pengawas sekolah/madrasah sampai pada Pember-hentian dan mutasi sebagai pengawas sekolah/madrasah. Peran pengawas sekolah/madrasah merupakan bagian yang tidak bisa dipisah-kan dari kegiatan manajemen dalam upaya peningkatan prestasi belajar serta mutu suatu sekolah dan substansi tugas pengawas sekolah/madrasah diarahkan untuk memper- baiki, membantu serta melayani guru dalam pelaksanaan pembelajaran secara tepat dan terarah baik dari sisi prosedur maupun capaian yang hendak dilaksanakan dalam proses pembelajaran dan juga capaian Pendidikan. Pengawas satuan pendidikan memiliki peran strategis strategis dalam penyelenggaraan pendidikan. Pengawas sekolah berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional di bidang pengawasan mencakup bidang akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang telah ditetapkan. Pentingnya peran pengawas sekolah diamanatkan pada Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan RB Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas dan Angka Kreditnya. Ruang lingkup tugas, tanggung jawab, dan wewenang pengawas sekolah berdasarkan peraturan tersebut adalah melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan, meliputi penyusunan program, pelaksanaan pengawasan, pelaksanaan pembinaan, pemantauan pelaksanaan delapan Standar Nasional Pendidikan, penilaian, pembimbingan dan pelatihan profesional guru, evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan, dan pelaksanaan tugas kepengawasan di daerah khusus. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa peran pengawas sekolah tidak hanya sangat strategis tetapi juga sangat penting, dan untuk melaksanakan tugas tersebut dengan baik tentu saja bukan hal yang mudah dan pasti penuh tantangan. Pengawas sekolah di dalam menjalan- kan kebijakan sebagaimana dimaksud sekaligus menghadapi berbagai tantangan dituntut memiliki kompetensi yang memadai

Upload: others

Post on 02-Jan-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Jurnal Publikasi Pendidikanhttp://ojs.unm.ac.id/index.php/pubpendVolume 8 Nomor 1, Februari 2018p-ISSN 2088-2092 e-ISSN 2548-6721

55

Submitted : 04/11/2017Reviewed : 04/01/2018Accepted : 08/02/2018Published : 12/02/2018

Analisis Dampak Dari Diklat Peningkatan Kompetensi Pengawas Satuan PendidikanProvinsi Sulawesi Selatan

Andi Nurochmah1, M. Bachtiar2, Ansar31,2,3Program Studi Administrasi Pendidikan FIP UNM

1 [email protected] [email protected]

2 [email protected]

ABSTRAKPermasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada dampak yang signifikan dari diklat

peningkatan kompetensi pengawas satuan satuan pendidikan di provinsi Sulawesi Selatan?. Tujuandalam penelitian adalah untuk memperoleh gambaran tentang dampak yang signifikan dari diklatpeningkatan kompetensi pengawas satuan pendidikan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif,populasi seluruh pengawas satuan pendidikan, anggota sampel penelitian 50 orang pengawas SekolahMenengeh Atas/ Sekolah Menengah Kejuruan, Data dikumpulkan dengan menggunakan test,dokumentasi. Kemudian data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis uji N-Gain. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa Diklat penguatan pengawas ini telah memberikan konstribusi dalammenumbuh kembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan pengawas sekolah pada kepengawasanberbasis satuan pendidikan. Hal ini ditunjukkan dengan 96% peserta diklat meraih kualifikasi baik danamat baik

Kata Kunci: Diklat, Peningkatan Kompetensi, Pengawas Pendidikan

PENDAHULUANDalam rangka peningkatan mutu

pengawas sekolah/madrasah pemerintah telahmengeluarkan suatu Peraturan MenteriPendidikan Nasional nomor 12 tahun 2010 danPeraturan Menpan & RB nomor 16 Tahun2009 tentang penugasan guru sebagaipengawas sekolah/madrasah. Permendiknas inimemuat tentang sistem penyiapan pengawassekolah, proses pengangkatan dan masa tugas,pengembangan keprofesian Berkelnajutan,penilaian kinerja pengawas sekolah/madrasahsampai pada Pember-hentian dan mutasisebagai pengawas sekolah/madrasah.

Peran pengawas sekolah/madrasahmerupakan bagian yang tidak bisa dipisah-kandari kegiatan manajemen dalam upayapeningkatan prestasi belajar serta mutu suatusekolah dan substansi tugas pengawassekolah/madrasah diarahkan untuk memper-baiki, membantu serta melayani guru dalampelaksanaan pembelajaran secara tepat danterarah baik dari sisi prosedur maupun capaianyang hendak dilaksanakan dalam prosespembelajaran dan juga capaian Pendidikan.Pengawas satuan pendidikan memiliki peranstrategis strategis dalam penyelenggaraanpendidikan. Pengawas sekolah berkedudukansebagai pelaksana teknis fungsional di bidang

pengawasan mencakup bidang akademik danmanajerial pada satuan pendidikan yang telahditetapkan. Pentingnya peran pengawassekolah diamanatkan pada Peraturan MenteriPemberdayaan Aparatur Negara dan RBNomor 21 Tahun 2010 tentang JabatanFungsional Pengawas dan Angka Kreditnya.Ruang lingkup tugas, tanggung jawab, danwewenang pengawas sekolah berdasarkanperaturan tersebut adalah melaksanakankegiatan pengawasan akademik dan manajerialpada satuan pendidikan, meliputi penyusunanprogram, pelaksanaan pengawasan,pelaksanaan pembinaan, pemantauanpelaksanaan delapan Standar NasionalPendidikan, penilaian, pembimbingan danpelatihan profesional guru, evaluasi hasilpelaksanaan program pengawasan, danpelaksanaan tugas kepengawasan di daerahkhusus. Pernyataan tersebut menunjukkanbahwa peran pengawas sekolah tidak hanyasangat strategis tetapi juga sangat penting, danuntuk melaksanakan tugas tersebut denganbaik tentu saja bukan hal yang mudah dan pastipenuh tantangan.

Pengawas sekolah di dalam menjalan-kan kebijakan sebagaimana dimaksudsekaligus menghadapi berbagai tantangandituntut memiliki kompetensi yang memadai

Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume 8 Nomor 1, Februari 2018| 56

Andi Nurochmah, M. Bachtiar, Anshar. Analisis Dampak Dari Diklat… , halaman 55-65

sehingga mampu melaksanakan tugaskepengawasan dengan baik. Pengawas sekolahhendaknya selalu adaptif terhadap berbagaiperubahan dan tantangan yangdihadapinya.Tantangan dalam meresponperubahan-perubahan untuk memajukansekolah binaannya tidak pernah berhenti, makapengawas sekolah seharusnya selalumemperoleh penguatan atau pelatihan yangberkelanjutan dan tidak pernah berhenti untukterus belajar dalam rangka meningkat-kankompetensi dan profesionalisme pengawassekolah dengan mengembangkan ilmupengetahuan, teknologi, sikap, danketerampilan. Bidang kompetensi yang perludikembangkan dalam diklat penguatanini adalah bidang kompetensi pengawassekolah yang tercantum di dalamPermendiknas Nomor 12 Tahun 2007 tentangStandar Pengawas Sekolah/ Madrasah.

Dari penelitian terdahulu permasalah-anyang dihadapi dilapangan bahwa pengawassekolah/madrasah masih memerlukanpembenahan dimulai dari sistem pengangkatansampai pelaksanaan tugas dan pembinaanberkelanjutan, Terlepas dari hal itu, Sahertiandan Burhanuddin (2000:19) juga menegaskanbahwa:” pengawasan atau supervisimerupakan suatu usaha untuk memberikanlayanan kepada stakeholder pendidikan,terutama kepada guru-guru, baik secaraindividu maupun secara kelompok dalamusaha memperbaiki kualitas proses dan hasilpembelajaran.

Maka dengan itu, pelatihan kompetensipengawas yang berkelanjutan ini sangatpenting diberikan kepada pengawas, karenapengawas merupakan tenaga professional yangmemiliki tugas dan fungsinya untukmemberikan pembinaan kepada gurubinaannya, yang rentan mengalami masalahdalam melaksanakan tugasnya, baik yangdiakibatkan oleh latar belakang pendidikanatau rekrutmen serta pengalaman pengawasdalam menjalankan tupoksinyan atau kondisidan situasi yang dialaminya.Berkaitan denganhal itu, dalam lingkungan pendidikan,pelatihan kompeten-si berkelanjutan inidiharapkan dapat membantu para pengawasdalam mengenali dan mengelola pembinaankepada guru binaannya.

Menurut Glikman & Ross Gordon(1995), tugas pengawas atau supervisordalam membina guru binaannya bertujuanuntuk mengefektifkan seluruh unsurpengajaran termasuk dalam aktivitaspendidikan, supervisi bergerak dalam bidang

akademik. Dari hasil penelitiannya, Satori(1997)menyatakan bahwa supervisi ber-kepentingan untuk memperbaiki danmeningkatkan mutu proses dan hasilpembelajaran. Oleh karena itu, pemberianpelatihan Kompetensi berkelanjutan inimempunyai signifikansi yang kuat dengantujuan pendidikan yang berkualitas (Suharsimi,2004: 24).

Merujuk kepada hal itu, bahwapengawas masih memerlukan pembinaandengan cara belajar mandiri dan difasilitasimateri untuk pengembangan diri secara terusmenerus untuk meningkatkan mutu kinerjanyadan mempertahankan profesiona-lisme sesuaidengan tuntutan dan kebutuhan guru yangmemerlukan pembinaan dari pengawas yangprofessional sekaligus dalam menciptakanperbaikan pelayanan guru terhadap pesertadidiknya di sekolah. Dikaitkan dengan hasilUji Kompetensi Pengawas Sekolah, untukSulawesi Selatan adalah 39,29 dalamperingkat 23, sedangkan rata-rata Nasional UKPS 40,23.( Dirjen Guru dan TenagaKependidikan, 2016).

Selanjutnya Uji Kompetensi Pengawastahun 2015 Provinsi Sulawesi Selatanmelakukan uji kompetensi dengan sampel 100orang, yang memperoleh nilai di atas rata-rata65 hanya 21,00%, sendangkan yangmemperoleh nilai rentang 55-65 sejumlahnyasebanyak 27,00%, demikian pula bagi yangmemperoleh nilai dalam rentangan 55 kebawah52 orang sekitar 52,00% (LPPP-TK, 2016).

Berdasarkan kondisi yang terlahdiuraikan pada bagian pendahuluantersebut,maka secara umum menggambar-kankualitas pengawas di Sulawesi Selatan masihperlu adanya pembinaan baik secara kolektifatau secara mandiri. Karenanya itu belumdapat dikatakan professional, sebabpenguasaan kompetensi dan kualifikasipengawas belum memadai sebagaimana yangdiharapkan. Tambahan lagi data hasilwawancara baik dengan guru maupun kepalasekolah umumnya mereka mengung-kapkan,bahwa keadaan pengawas sekarang initerindikasi wawasan akademiknya masih adadibawah guru atau kepala sekolah, dan belumtersentuh oleh adanya inovasi, sekaitan dengankeberadaan pengawas sekolah saat ini”ternyatasejak perekrutan hingga penugasan belumefektif, disebab-kan karena masih adapengawas yang diangkat tidak pernah jadiguru dan tak pernah jadi kepala sekolah tahu-tahu jadi pengawas dan hal ini jelas tidakmungkin bisa melaksanakan tugasnya dengan

Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume 8 Nomor 1, Februari 2018| 57

Andi Nurochmah, M. Bachtiar, Anshar. Analisis Dampak Dari Diklat… , halaman 55-65

baik,”. Selanjutnya hasil penelitian, Saputra(2008)menyatakan bahwa:”model pengawasankhususnya dalam pembelajaran pendidikanjasmani pelaksanaannya selama inibelum maksimal, sehingga layananpengawasan terhadap guru menjadi kurangefektif. Menyikapi ungkapan tersebut bahwapembinaan dari pengawas terhadap guru belummenunjukkan layanan yangmenyentuh subtansi kebutuhan guru,khususnya untuk pengembangan kompetensiakademiknya. Sejalan dengan temuan di atas,Suharsimi (2006) bahwa pola pengawasan saatini belum dapat mengakomodasi untukpengembangan kapasitas kepengawasanpendidikan. Sehubungan dengan itu,Kementerian Pendidikan dan kebudayaanmelalui Direktorat Jenderal Guru dan TenagaKependidikan mengembangkan sistem danmenyelenggarakan program Pengawas SekolahPembelajar, kemudian program diganti denganpelatihan berkelanjutan (PKB) dalam rangkameningkatkan kompetensi dan profesio-nalisme pengawas sekolah denganmengembangkan ilmu pengetahuan, tekno-logi,sikap, dan keterampilan. Bidang kompetensiyang dikembangkan melalui program iniadalah bidang kompetensi pengawas sekolahyang tercantum di dalam PermendiknasNomor12 Tahun 2007 tentang Standar PengawasSekolah /Madrasah harus dilakukan secaraefektif dan efisien sebagai acuanpengembangan kompetensi pengawas sekolahselanjutnya. Meskipun pihak dinas kabupatendan kota belum sepenuhnyamemiliki komitmen untuk tindak lanjutpelaksanaan program pelatihan kompetensiberkelanjutan.

Dengan adanya kebijakan untukmemberikan penguatan kepada pengawassekolah yang bertujuan untuk memaksimal-kankompetensi pengawas sekolah dalammelaksanakan tugas pokoknya sebagaimanatercantum dalam Peraturan MenteriPendayagunaan Aparatur Negara danReformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010,diharapkan pengawas sekolah dalammelaksanakan tugas pokok perlu meningkat-kan kompetensinya melalui prosespembelajaran dalam pelatihan dan dilakukansecara berkesinambungan dan kontinu. Olehkarena itu, pengawas perlu mendapatkanpelatihan yang sustainable development agardapat menjalankan tugasnya denganseoptimal mungkin. Jadi, solusinya untukmengatasi hal tersebut, perlu ada upaya untukmemberikan pelatihan secara berkelanjutan

melalui pelatihan yang berfokus upayapember-dayaan pengawas, yaitu memberikanmateri pembelajaran mandiri untukmeningkatkan kualitas/mutu kinerja pengawassekolah/ madrasah.

Dampak dari semua itu pengawassekolah dapat memperoleh pengalaman, untukmemperbaiki cara supervisi yang bermanfaatdan dapat meningkatkan kualitas pembelajaranguru binaannya serta dapat memberikansumbangan praktis bagi Diknas dalam rangkamembantu pemerintah demi peningkatanprofesionalisme pengawas satuan pendidikan.

Berdasarkan latar belakang masalahyang telah diuraikan, maka rumusanmasalahnya adalah ‘ apakah ada dampak yangsignifikan dari diklat peningkatan kompetensipengawas satuan satuan pendidikan diprovinsi Sulawesi Selatan?

METODE PENELITIANa.Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakanPendekatan penelitian yang bersifat deskriptifanalisis, penelitian deskriptif digunakan ketikapenelitian dilakukan untuk mengetahuiinformasi persepsi dari pengawas sekolahtentang kegiatan pelatihan sebagai penguatankompetensi pengawas sekolah dapatmeningkat. Agar persoalan lebih terarah dantidak melebar, maka wilayah analisisnyaberada di bawah payung administrasipendidikan. Sedangkan jenis penelitiannyaadalah jenis penelitian kuantitatifb. Subjek dan Lokasi Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalahseluruh pengawas sekolah/madrasah yang adadilingkungan Koordinator Pengawas Kota danKabupaten sebagai sasaran penelitian ini.Sedangkan lokasi penelitian ini dilaksanakanpada Kota/Kabupaten di Sulawesi Selatan.yaitu Kota Makassar, Kabupaten Jeneponto,Kabupaten Sidrap, Kota Soppeng.

Lokasi ini ditetapkan berdasarkanpertimbangan bahwa pengawas sekolah belumsemuanya mendapatkan pelatihan sebagaipenguatan kompetensi yang telah dijadikanwacana oleh pihak Direktorat Pembinaan gurudan Tenaga Kependidikan yang bertujuanuntuk meningkatkan kompe-tensi pengawassekolah sehingga perdampak kepadapelaksanaan tupoksinya di sekolah binaan danguru-guru binaannya.c.Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Teknik pengumpulan data yangdigunakan dalam penelitian,dilakukan sesuai

Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume 8 Nomor 1, Februari 2018| 58

Andi Nurochmah, M. Bachtiar, Anshar. Analisis Dampak Dari Diklat… , halaman 55-65

dengan orientasi sumber datanya, yaitu:1) Tesawal dan akhir, 2) Angket, 3) Dokumentasid. Analisis Data

Untuk menganalisis data dalampenelitian ini, peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut:(1) Editing, yaitumengecek terhadap pengisian angket. setiapangket dicek kelengkapannya, kejelasan dankebenaran dalam pengisian angket untukmenghindari kekeliruan/kesalahan dalammendapatkan informasi yang akurat,(2)Scoring, dimaksudkan untuk Memberikanskor terhadap butir pernyataan yang terdapatdalam angket,(3) Tabulating, dimaksudkanuntuk melakukan penghitungan terhadap datayang terkumpul dalam rencana penelitian, (4)Presentese, digunakan untuk mengetahui besarkecilnya tingkat keberhasilan diklat penguatankompetensi pengawas sekolah yang menjadisasaran dalam penelitian ini.

Selanjutnya data yang diperoleh,dianalisis secara deskriptif untuk me-nemukananalisis dampak dari diklat penguatanpengawas sekolah akan peningkatankompetensi pengawas di wilayah

kota/kabupaten. Data Kuantitatif untukmengetahui kebutuhan akan diklat penguatanpeningkatan kompetensi pengawas sebelumdan sesudah mengikuti kegiatan Diklat baik diwilayah, Kabupaten/ Kota maupun untuktingkat Provinsi, data ini diinterpretasikandengan uji N-Gain yang dihitung denganrumus :

G = S postest - S pre testS maks - S pre test

HASIL & PEMBAHASANA.Hasil Penelitian

Diklat Penguatan Pengawas inidisetarakan sama dengan Diklat FungsionalCalon Pengawas. Artinya, meskipun merekadiseleksi sebagai pengawas belum berdasar-kan regulasi terkait tetapi ketika merekadinyatakan lulus dalam kegiatan inimereka telah memiliki kompetensi yang telahdipersyaratkan karena pola diklat, jumlah jam,dan materi yang disajikan di atas standar yangtertuang dalam diklat seleksi calon pengawassekolah.

Dari hasil analisis peserta yangmengikuti pelatihan untuk penguatankompetensi pengawas sekolah adalah sebagaiberikut diuraikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.1. Hasil Analisis Kompetensi Awal Berdasarkan Jenis KelaminNo Kode Peserta Nilai Tertinggi Nilai Terendah F1. Perempuan 89.50 79.30 112. Laki-Laki 89,20 41.00 39Sumber : Hasil tes awal pelatihan 2017

Berdasarkan hasil tes untuk lima puluhpeserta pelatihan, peserta yang berjeniskelamin perempuan berjumlah sebelas orang,yaitu dari sebelas 1 orang memperoleh nilaitesnya adalah 79.30 dan yang memperolehnilai tertinggi 1 orang pula yaitu nilai tesnya89.50 sedangkan lainnya atau 9 orang pesertarata-rata memiliki nilai antara 81,00 sampai86,40 dalam hal ini terkait dengan kompetensisebagian besar telah memenuhi syarat yangditentukan, dengan demikian pesertaperempuan meskipun jumlahnya sedikit,namun sebagian besar telah memenuhi apayang diharapkan bagi pengawas yangkompeten.

Demikian pula untuk peserta yangberjenis kelamin laki-laki ada dua orang yangmendapat nilai tes awal yaitu hanya 41.00sedangkan yang mendapat nilai tertinggi 1

orang dengan nilai 8 demikian juga untuk yanglainnya yaitu 36 orang rata-rata memperolehnilai berkisar nilai 74.00 dan 89.10. melihatkondisi ini sebagian besar pengawas sekolahlaki-laki bervariasi karena hal inidisebabkan masih ada pengawas sekolah yangbukan berasal dari guru maupun kepalasekolah, misalkan karena ada mutasi daristruktural beralih ke fungsional, melihatkondisi tersebut, maka pelatihan sebagaipeenguatan sangat diperlukan sehingga dapatberdampak kepada kinerja pengawastersebut.

Melihat dari hasil tes awal makapelatihan perlu berkesinambungan antaramateri dengan kompetensi yang dibutuhkansehingga pengawas sekolah yang berasal daristruktural dapat terbantu untuk memperolehpengetahuan dan skill tentang ke pengawasan

Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume 8 Nomor 1, Februari 2018| 59

Andi Nurochmah, M. Bachtiar, Anshar. Analisis Dampak Dari Diklat… , halaman 55-65

sekolah sehingga dapat lebih mampu lagidalam melaksanakan tugasnya seoptimalmungkin.

Berdasarkan kondisi tersebut makapihak yang terkait perlu mengintensifkanpelatihan sebagai upaya untuk penguatankompetensi dengan merujuk nawacita daripresiden kita yang ingin meningkatkan mutupendidikan maka pengawas sekolahnya duluyang ditingkatkan kualitasnya sehinggaperannya dalam memberikan pembinaan

kepada guru dan sekolah binaannya dapatberkualitas pula.

Kegiatan Pendidikan dan pelatihanpenguatan dilaksanakan dengan pola Inservice 1, OJL dan In sevice 2 dengan waktuyang cukup memadai sehingga dampaknyasangat efektif sehingga kompetensi pengawassatuan sekolah dapat meningkat denganmelihat hasil dari kegiatan Diklat tersebut akandi uraikan pada tabel berikut di bawah ini:

Tabel. 1 Hasil Dampak Diklat pada In Service 1 (30 Jam)NO Penilaian F Nilai1. Tertinggi 48 89,52. Terendah 2 41,003. Rerata - 82,3

Sumber: Hasil olah angket 2017

Berdasarkan tabel di atas, diketahuibahwa terdapat dampak yang sangat berartisetelah pengawas satuan sekolah mendapatkanmateri pelatihan selama 3 hari. Hal inimenunjukkan hasil dari kegiatan pelatihanyaitu sebagian besar atau 48 peserta (89,5)mengalami peningkatan dibandingkan hasilUKPSnya rerata 57,80 dibandingkan dengannilai setelah men-dapatkan diklat mencapainilai 84, 40 jadi selisihnya 27,60 hal ini

menunjukkan bahwa dengan adanya diklatyang berkesinam-bungan dapat berdampakpositif bagi peningkatan kompetensi dariseorang pegawas satuan sekolah sehinggadapat menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya.

Selanjutnya dapat dilihat tingkatdampak diklat antara peserta wanita dan priadilihat dari reratanya yang dapat dilihat padatabel berikut di bawah ini:

Tabel 2 Data Hasil Diklat bagi Peserta Wanita berdasarkan RerataNo Kode Peserta In -1 1n-2 Kategori1. RB 84.0 86.1 Baik2. NH 83.1 94.5 Sangat Baik3. Efri 83.9 95.0 Sangat Baik4. PYR 85.3 96.1 Sangat Baik5. RH 81.0 90.6 Sangat Baik6. NHT 79.3 92.2 Sangat Baik7. SM 86.4 95.0 Sangat Baik8. FPakan 88.0 86.3 Baik9. PLM 89.5 96.1 Sangat Baik10. STM 84.4 95.0 Sangat Baik

Rerata 84.49 92.69Sumber: Olah Data Penelitian 2017

Data di atas menun-jukkan bahwa peserta diklat telah mengalami peningkatan dari rerata awalsekitar 84.49 yang termasuk katergori baik sehingga diklat berdampak positif setelah mendapatkanpendidikan dan latihan terjadi peningkatan sehingga berdampak sangat baik atau 92.69 dengandemikian dapat disimpulkan bahwa diklat peningkatan kompetensi pengawas sekolah sangat pentingsehingga pengawas sekolah akan lebih kompeten dan pelaksanaan tugasnya sesuai dengan kompetensiyang diharapkan sebagai pengawas sekolah professional.

Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume 8 Nomor 1, Februari 2018| 60

Andi Nurochmah, M. Bachtiar, Anshar. Analisis Dampak Dari Diklat… , halaman 55-65

Tabel 3 Data Hasil Diklat bagi Peserta Pria berdasarkan RerataNo Kode Peserta In -1 1n-2 Kategori1. SH 87.3 93.9 Sangat Baik2. AR 85.6 93.2 Sangat Baik3. AS 87.3 86.4 Baik4. MN 86.5 88.7 Baik5. SP 89.0 84.2 Baik6. BA 82.2 89.1 Baik7. LE 82.9 92.1 Sangat Baik8. MG 84.5 94.1 Sangat Baik9. SG 88.5 95.8 Sangat Baik10. AP 88.7 93.2 Sangat BaikRerata 86.25 91.07Sumber: Olah Data Penelitian 2017

Demikian pula bahwa diklatpenguatan kompetensi bagi pengawassekolahpun ada perubahan seperti pesertapengawas sekolah wanita, dimanarerata awal pengawas sekolah memperolehhasil yang termasuk ketegori baikyaitu 86.25 setelah mendapatkan penguatanpada in-2 menunjukkan ada dampaknyamenjadi 91.07 atau kategori sangat baik,

dengan demikian dapat disimpulkan bahwadiklat penguatan kompetensi pengawassekolah sangat berdampak secara signifikanoleh karena itu pengawas sekolah apabilaselalu mendapat diklat yang berkelanjutansehingga kompetensi pengawas sekolahselalu tetap ditingkatkan.

Tabel. 4 Hasil Dampak Diklat pada In Service 2(30 Jam)NO Penilaian F Nilai1. Tertinggi 48 96.12. Terendah 2 79,393. Rerata - 90.7

Sumber: Hasil analisis data penelitian 2017

Dari tabel di atas, dapat dikemuka-kanbahwa pengawas satuan sekolah pada Inservice 2 peserta diklat berkewajiban untukmempresentasikan In 2 dan mengikuti Teskemampuan akhir In- 2, dapat disimpulkanbahwa dampak diklat ini sangat berpengaruhpositif dimana pada IN 2 ini terdapatpeningkatan nilai yang tadinya pada In-1 nilaiyang tertinggi 89,5 sedangkan pada In -2terjadi peningkatan nilai mencapai 96,1demikian pula yang di In 1 nilaiterendah 41,0 namun pada In 2 nilaiterendahnya menjadi 79,3 sehinggadengan adanya peningkatan nilai makareratanyapun menjadi naik yangtadinya 82,3 menjadi 90,7. Dari kesimpulanini maka diklat penguatan ini dapat berdampakpositif terhadap kinerja pengawas satuansekolah sehingga pengawas dapat bekerjasesuai dengan kompetensinya dalam halpenyusunan program pengawasan dan

pengelolaan tugas pokok dan fungsi pengawassekolah meliputi manajemen pelaksanaankurikulum, manajemen supervisi akademik,supervisi manajerial, evaluasi pendidikan,penelitian dan pengembangan, melakukanPKG dan PKKS dan penyusunan proposalPTS.

Untuk lebih jelasnya dari kegiatandiklat yang diikuti oleh pengawas satuansekolah (SMA/SMK) berdasarkan data hasilpenilaian pada tabel 5.1 dan 5.2 denganpengabaian nilai nol bagi yang tidak hadirdapat disajikan rangkuman hasil penilaiansebagai berikut di bawah ini:

Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume 8 Nomor 1, Februari 2018| 61

Andi Nurochmah, M. Bachtiar, Anshar. Analisis Dampak Dari Diklat… , halaman 55-65

Tabel 5 Rekapitulasi Hasil Penilaian dari Diklat ( Dampaknya)No Penilaian Tertinggi Terendah Rerata1. Penilaian IN-1 89,5 41,0 82,32. Penilaian IN -2 96,1 79,3 90,73. Penilaian Hasil Kerja( OJL dan Portofolio) 96,7 69,0 87,44. NilaiAkhir 93,6 13,7 84,45. Nilai UKPS 84,52 35,71 57,80Sumber: Hasil analisis data

Berikutnya dapat dijelaskan bahwafluktasi nilai untuk pengawas satuan sekolahterjadi dampak yang sangat besar pada nilaiterendah.Variasi nilai ini terjadi karena adanyadua peserta yang tidak hadir pada kegiatan IN-

2, sehingga membawa pengaruh nilai terendahpada nilai akhir menjadi sangat berbedadengan nilai lainnya. Hal ini dapat dijelaskanpada grafik berikut ini.

Gambar 1: Hasil Penilaian Peserta Diklat Penguatan Pengawas Satuan Sekolah

Mengenai perbandingan nilai akhirpeserta dengan nilai hasil UKPS tahun 2015diketahui dampaknya bahwa terdapatpeningkatan yang signifikan antara nilai hasilUKPS dengan nilai akhir diklat. Denganmengabaikan nilai peserta yang tidak ikutUKPS diketahui peningkatan sebesar 30,17poin makna dari nilai ini adalah terdapatdampak yang positif terhadap peningkatankompetensi peserta diklat berkisar 30 poin.

Berdasarkan data dalam tabel di bawahini, menunjukkan bahwa ada 2orang yang dinyatakan belum memenuhi

kuaalifikasi kelulusan, 35 peserta (70%) yangberkualifikasi baik, dan 13 pserta lainnya (26%)memperoleh kualifikasi amat baik. Secarakeseluruhan dari 50 peserta yang mengikutidiklat terdapat 96% dinyatakan lulus danhanya ada 4% yang dinyatakan belum lulus.Mereka yang belum lulus ini adalah pesertayang tidak hadir dalamkegiatan presentasi pada IN -2 dan tidakmengumpulkan tugas portofolio hasil OJLnyaditempat peserta bertugas. Untuk lebihjelasnya dapat dilihat pada uraian tabel dibawah ini.

Tabel 6. Kualifikasi Kelulusan PesertaNo RENTANG KUALIFIKASI F PERSEN1. 90 - 100 Sangat Baik 13 262. 76 - 89 Baik 35 703. 60 - 75 Cukup 0 04. 0 - 59 Kurang / Tidak Lulus 2 4Sumber : Hasil Olah Data

Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume 8 Nomor 1, Februari 2018| 62

Andi Nurochmah, M. Bachtiar, Anshar. Analisis Dampak Dari Diklat… , halaman 55-65

B. PembahasanDari keseluruhan data dari penilaian

tentang dampak diklat peningkatan kompetensipengawas satuan pendidikan yang bertujuanuntuk mengetahui gambaran sejauhmanadampak dari diklat penguatan tersebut dapatmeningkatkan kompetensi pengawas satuanpendidikan yang dirasakan oleh pesertapelatiha dan kebutuhan akan pelatihan–pelatihan untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangannya, sehingga dapat dipikirkan dandirencanakan kembali materi apa sesuaidengan kebutuhan mereka. Peneliti melakukanorientasi pada peserta diklat tentangkebutuhan-kebuthan bagi pemenuhankebutuhan akan diklat, dalam diklat inipun

belum seluruhnya pengawas satuan sekolah inidiikut sertakan dalam kegiatandiklat ini berhubung dana provinsi masihterbatas. Mengingat sekarang sudah ada lagiprogram pemerintah melalui Direktorat GTKuntuk melakukan PKB bagi pengawas satuanpendidikan lanjutan dari pengawas pembelajarsebagai upaya untuk meningkatkankompetensi pengawas sekolah.

Dari tabel di bawah ini menunjukkanbahwa dampak diklat peningkatan kompetensipengawas satuan pendidikan di provinsiSulawesi Selatan sangat berdampak positifsehingga nilai UKPS dapat ditingkatkan berartidiklat ini sangat penting demi peningkatankompetensi pengawas sekolah.

Tabel. 7. Dampak Diklat Peningkatan KompetensiPengawas SatuanPendidikan.

No Nama Nilai UKPS Nilai akhir Selisih1. Maksimal 84.5238 93.64552. Minimal 35.7143 13,653. Rerata 57.40 84.40 27Sumber: Hasil olah data

Pola pelaksanaan Diklat IN-1-ON-IN2memberikan pengalaman berharga bagi parapengawas dalam penguasaan materi diklat.Kehandalan pola ini ditunjukkan dengankegiatan IN-1 memberi pengalaman meng-apresiasi teori kepengawasan, sedangkan padakegiatan ON memberikan pengalamanmengaplikasikan teori yang diperoleh, dan IN-2 dalam hal ini peserta diberikan kesempatanuntuk saling membagi informasi sesuaipengalaman peserta ketika berada di lapangan.Melalui peningkatan kompetensi bagipengawas sekolah, harapannya pengawassekolah akan memiliki kemampu-anmembimbing/melatih guru dalammelaksanakan tugasnya yaitu prosespembelajaran/ pembimbingan yang dapatmenumbuh-kembangkan potensi karaktersiswa agar lebih kreatif, inovatif,mampu memecahkan masalah, serta berpikirkritis. Berdasarkan pertimbangan di atas makapada tahun 2012 Pusat Pengembangan TenagaKependidikan Badan Pengembangan SumberDaya Manusia Pendidikan dan PenjaminanMutu Pendidikan Kementerian Pendidikan danKebudayaan melalui PP4TK memprogramkanpenguatan kompetensi pengawas sekolahmelalui diklat kompetensi supervisi pengawas.

Output dari kegiatan diklat tersebut adalahterwujudnya pengawas sekolah yangberkarakter,serta memiliki kemampuanmembimbing guru untuk lebih profesionaldalam melaksanakan proses pembelajaranyang kreatif dan inovatif sehingga dapatmenumbuh kembangkan peserta didik untukberpikir kreatif, inovatif, mampu memecahkanmasalah, berpikir kritis.

Kegiatan OJL memberikan bekal yangsangat berharga bagi Para Pengawas Sekolahkarena hasil In Service Learning 1 sepertimelaksanakan Supervisi manajerial, supervisiakademik, merencanakan PIGP, melaksanakansupervisi evaluasi pendidikan, merencanakanPKB dan melaksanakan pembimbingan kepalasekolah dalam melaksanakan PTS dapatdipraktekkan secara nyata. Temuan-temuandan kendala-kendala pelaksanaan OJLmerupakan pengalaman yang sangat berhargabagi peningkatan kompetensi PengawasSekolah karena temuan-temuan tersebut akandijadikan bahan diskusi dan pemecahanmasalah pada In Servive Learning 2.

Pelaksanaan OJL ini memberipengalaman baru dalam upaya meningka-tkankemampuan Pengawas Sekolah melaksanakanparadigma baru kepengawas-an sehingga

Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume 8 Nomor 1, Februari 2018| 63

Andi Nurochmah, M. Bachtiar, Anshar. Analisis Dampak Dari Diklat… , halaman 55-65

diharapkan percepatan peningkatan kualitaspendidikan di wilayah binaan khususnya danpelaksanaan pendidikan di Indonersia padaumumnya cepat tercapai. Dengan adanyakegiatan OJL ini dirasakan dapatmeningkatkan 6 (enam) kompetensi minimalPengawas Sekolah yakni kompetensikepribadian, supervisi manajerial, supervisiakademik, evaluasi pendidikan, penelitian danpengembangan, serta kompetensi sosial

Berikutnya bahwa Diklat Peningkat-ankompetensi Pengawas Sekolah sangat banyakmanfaatnya bagi para pengawas. Oleh karenaitu, diklat penguatan perlu terus dilaksanakansecara berkesinambungan dan ditambah parapeserta diklat khususnya dari para pengawasyang belum ber-kesempatan mengikuti diklatatau pengawas baru. Hal ini agar paraPengawas Sekolah memiliki kompetensi yangsesuai kompetensi pengawas yang diharapkanoleh Permendiknas No 12 Tahun 2007.

Kepada para pengambil kebijakanhendaknya Pengawas yang telah lulus diklatPeningkatan Supervisi Pengawas hendaknyadapat difasilitasi dengan optimal agarPengawas Sekolah dapat melaksanakan tugasdi sekolah wilayah binannya dengan efektif.Pada akhir pelatihan dilakukan evaluasiberbasis kompetensi untuk mengetahui sejauhmana peserta pelatihan mencapai kompetensiyang telah ditentukan dan untuk memperolehinformasi tentang permasalahan dantantangan-tantangan yang dihadapi sebagaimasukan untuk meningkat-kan mutupenyelenggaraan program pelatihan.

Berdasarkan peraturan, seorangpengawas sekolah harus melakukan tugaspembimbingan dan pelatihan profesional gurudalam melaksanakan tugas pokoknya sepertimerencanakan, melaksanakan, dan menilaiproses pembelajaran/ pembimbing-an, dantugas pengawasan akademik danmanajerial.Untuk melaksanakan tugas pokoktersebut pengawas sekolah harus memenuhistandar kompetensi yang telah ditetapkan,khususnya kompetensi pengawas sekolah yangdinilai paling relevan dengan peningkatanprofesionalisme guru seperti kompetensisupervisi akademik. Dengan demikian prosesperumusan tujuan pelatihan harus relevandengan tugas pokok dan kompetensi pengawassekolah tersebut.

Berkaitan dengan perencanaan tujuanpelatihan yang berkaitan dengan tugas pokokpengawas sekolah, Buckley & Caple, (2004:5)menyatakan bahwa pelatihan merupakan:

“... aplanned and systematic effort tomodify or develop knowledge/skill/attitude through learning experience,to achieve effective performance in anactivity or range of activities. Itspurpose, in the work situation, is toenable an individual to acquireabilities in order that he or she canperform adequately a given task orjob”

Kata kuncinya tujuan pelatihan harusmenjamin ini diperoleh dalam situasi kerjayang memberi dan menyediakan seorangpeserta mendapatkan kemampuan untukmeningkatkan penguasaan dan kinerjapelaksanaan tugas yang diampuhnya secaramemadai.

Sedangkan tujuan khusus pelatihanpenguatan pengawas sekolah merupakanuraian yang lebih spesifik, baik kemampuanatau perilaku yang diharapkan maupuncakupan materi yang ingin dicapai berkaitandengan peningkatan supervisi akademik.Misalnya, In service learning 1 bertujuan untuk(a) meningkatkan kemampuan yang lebihmengarah pada pembelajaran pendidikanbudaya dan karakter bangsa,PAIKEM,PTK,teknik-teknik supervisi aka-demik,EDS dan Monitoring Sekolah olehpemerintah Daerah;(b) mengembangkanparadigma baru kepengawasan akademiksehingga mampu membimbing gurumelaksanakan proses pembelajaran yang dapatmenumbuh kembangkan peserta didik untukberpikir kritis, kreatif, inovatif, mampumemecahkan masalah dan berjiwa wirausaha,dan (c) memberikan bekal dalam menyusunRencana Pengawasan Akademik (RPA) padatahap On The Job Learning.

Sedangkan, On the job learning bertujuanuntuk (a) memberikan kesempatan bagi pesertapelatihan untuk mempraktekkan pengetahuandan keterampilan supervisi akademik danpembimbingan PTK serta memberikanpengalaman dan pembelajaran melalui praktiksupervisi akademik dengan paradigma,pendekatan dan teknik -teknik yang telahdiperoleh dalam In Service Learning 1. Di sisilain Inservice learning 2 memilikitujuan untuk memberi kesempatan untukberbagi pengalaman hasil In Service Learning1 dan On the Job Learning, mengetahuipeningkatan kemampuan yang dicapai, danmendapatkan bahan masukan berkenaandengan pelaksanaan On the Job LearningUraian tujuan di atas pada prinsipnya untuk

Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume 8 Nomor 1, Februari 2018| 64

Andi Nurochmah, M. Bachtiar, Anshar. Analisis Dampak Dari Diklat… , halaman 55-65

meningkatkan kinerja dan produktifitas baiksecara kuantitas aupun kualitas pengawassekolah dalam melaksanakan tugasnya.Simamora(1997:346)mengatakan tujuan-tujuanutama pelatihan, pada intinya memperbaikikinerja dan meningkatkan kuantitas dankualitas produktivitas. Untuk melihat dampakhasil pelatihan ini, tim pengembangmerumuskan hasil yang diharapkan daripelatihan ini, yaitu terwujudnya pengawassekolah yang terampil dalam membimbingguru dalam menerapkan pembelajaran berbasisPAI-KEM dan melaksanakan PenelitianTindakan Kelas dengan harapan dapatmenumbuh kembangkan peserta didik berpikirkreatif, inovatif, mampu memecah-kanmasalah, berpikir kritis dan berjiwa wirausaha.

Melalui hasil pelatihan tersebut di atasmaka pengawas sekolah akan dapatmelaksanakan tugas sebagai supervisorpendidikan khususnya dalam melaksanakansupervisi akademik dan pelatihan/pem-bimbingan kemampuan profesional guru.

KESIMPULAN & SARANA. Kesimpulan

Gambaran dampak dari Diklatpenguatan pengawas, termasuk kategori baikdan amat baik, untuk lebih jelasnya dapatdilihat pada uraian berikut:1) Diklat penguatanpengawas ini telah memberikan konstribusidalam menumbuh kembangkan pengetahuan,sikap, dan keterampilan pengawas sekolahpada kepengawasan berbasis satuanpendidikan. Hal ini ditunjukkan dengan 96%peserta diklat meraih kualifikasi baik dan amatbaik.2) Diklat penguatan pengawas sekolahtelah memberikan konstribusi peningkatankompetensi peserta sebesar kurang lebih30 point yang ditunjukkan dengan rerataselisih antara hasil UKPS tahun 2015 denganNilai Akhir Diklat. 3) Pola pelaksanaan DiklatIN-1 – ON – IN-2 memberikan pengalamanberharga bagi para pengawas dalampenguasaan materi diklat. Kehandalan pola iniditunjukkan dengan kegiatan IN-1 memberipengalaman mengapresiasi teori kepengawasan,kegiatan ON memberikan pengalamanmengaplikasi-kan teori yang diperoleh,dan IN-2 memberi kesempatan untuk membagiinformasi sesuai pengalaman di lapangan.

B.Saran-SaranBerdasarkan simpulan di atas dapat

disarankan sejumlah hal sebagai berikut ini.

1. Kepada seluruh pengawas yang telahmengikuti diklat penguatan ini disarankanuntuk terus mengembangkan pengetahuanyang diperolehnya sehingga kualitaskepengawasannya makin berkualitas.

2. Kepada pihak sekolah termasuk parakepala sekolah, guru, dan staf administrasidisarankan untuk memberdayakan paraalumnus diklat ini dalam upayapeningkatan kompetensi masing-masing.

Kepada pihak dinas pendidikanprovinsi dan kabupaten/kota disarankan untukmelakukan monev secara berkelanjutanterhadap para alumnus diklat ini agar diperolehgambaran yang memadai mengenaisignifikansi kemajuan yang dicapai olehsekolah binaan masing-masing. Selain itu,diperoleh gambaran mengenai aspek yangmasih perlu dibenahi pada kompetensi masing-masing alumnus.

DAFTAR PUSTAKAAlfonso,R.J.Firth & Neville.R.F.1981.

Instructional Supervision A BehaviourSystem. Boston: Allyn and Bacon.Inc

Ametembun.1993. Supervisi Pendidikan.Bandung: Rosdakarya

Arikunto. S & dkk. 2006. PengembanganKapasitas Kepengawasan Pendidik-andi Wilayah Kota Yogyakarta,Yogyakarta: Jurnal PenelitianBAPPEDA Kota Yogyakarta.

Bell,D.2003.Handbook for inspecting Se-condary Schools, London. Office ForStandars in Education.

Ben,M.H.1985. Supervisory Behavior inEducation, Engglewood Cliffs NewJersey, Prentice Hall Inc.

Borg,Walter R.1981. Applying EducationalResearch, Nerw York.Longman.

Burhanuddin & dkk, 2006. SupervisiPendidikan dan Pengajaran,Malang :FIP Universitas Negeri Malang

Day,C & Judyth S. 2004. InternationalHandbook on Continuing ProfessionalDevelopment of Teachers, Berkshire:Open University Press.

Davies,E.2005. The Training Manager’s AHandbook, London: Kogen PageLimieted.

Dirjen. Guru dan Tenaga Kependidikan. 2016.Pengawas Pembelajar. Jakarta: TendikDikdasmen

Depdiknas,1998. Keputusan Mendikbud RI,Nomor: 020/ U/1998. Tentang PetunjukTeknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional

Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume 8 Nomor 1, Februari 2018| 65

Andi Nurochmah, M. Bachtiar, Anshar. Analisis Dampak Dari Diklat… , halaman 55-65

Pengawas sekolah dan angkakreditnya.Jakarta : Depdiknas

-----------,1996. Pedoman Kerja Pelaksana-anSupervisi. Jakarta: Dikdasmen

-----------,2000.Keputusan MENPAN tentangJabatan Fungsional Pengawas Sekolahdan Angka Kreditnya. Jakarta :Dikdasmen

-----------,2003.Permendiknas Nomor 20 Tahun2003 tentang Sistem PendidikanNasional. Jakarta: Depdiknas

-----------.2005. Undang-Undang Nomor 14Tahun 2005 tentang Guru dan DosenDirjen PMPTK Depdiknas

-----------,2005. Peraturan Pemerintah RI No19 Tahun 2005. Tentang StandarNasional Pendidikan. Jakarta : DirjenPMPTK Depdiknas

-----------,2007. Permendiknas Nomor 16 tahun2007. Tentang Standar KualifikasiAkademik dan Kompetensi Guru.Jakarta : BSNP

-----------,2007.Keputusan Mendiknas, Nomor12 Tahun 2007 Tentang Kualifikasi danKonpetensi Pengawas Sekolah, Jakarta.

Gall,M.P.,Gall,J.P, and Borg,W.R. 2007.Educational research(7thed): AnIntroduction. Boston: Allyn and Bacon.

Glickman, 1985. IntructionalSupervision ,New Jersey:Prentice Inc.Eng-lewood Clifts.

Mulyasa,E.2007. Standar Kompetensi danSertifikasi Guru, Bandung: RemajaRosda Karya.

Ofted.2005. Insfection of Teacher Educati-on.London: Office for Standard inEducation

Purwanto,N.M. 2007. Administrasi danSupervisi Pendidikan, Bandung: PT.Remaja Rosda Jaya

Sagala,H.S.2009.Kemampuan ProfesionalGuru dan Tenaga Kependidikan,Bandung : Alfabeta

Saud.S.U.2009. Pengembangan Profesi Guru,Bandung : Alfabeta

Satori,D.1989. Pengembangan ModelSupervisi Sekolah Dasar (PenelitianTerhadap Efektivitas SistemPelayanan/Bantuan Profesional BagiGuru- Guru SD di Cianjur Jawa Barat,Bandung. Disertasi IKIP

Sergiovanni,T.J.&Starratt,R.J,1993. Super-vision A Reddefinition. America: McGraw-Hill,Inc

Siahaan, A.& Rambe,A.2006.ManajemenPengawas Pendidikan, Ciputat:Quantum Teaching.

Sudjana, N dkk. 2006. Standar MutuPengawas. Jakarta: Direktorat JenderalPeningkatan Mutu Pendidik dan TenagaKependidikan Direktorat TenagaKependidikan Departemen PendidikanNasional

Suhardan,D.2010. Supervisi Profesional,Layanan Dalam Peningkatan Mutupembelajaran di Era OtonomiDaerah.Bandung: Alfabeta

Usman,H.2009.ManajemenTeori,Praktik danRiset Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara

Tim Dosen.2008. Manajemen Pendidikan,Bandung : Alfabeta

Thorne,K.2005.Coaching For Change (the Artof Training and Development), London:Kogan Page Limited