penerapan model pembelajaran kooperatif …... · a. sarwani atas kasih sayang, do’a, dan...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TPS (THINK-PAIR-SHARE)
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
PADA SISWA KELAS XI IPS 4 SMA NEGERI 2 SUKOHARJO
TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh :
SRI LESTARI
K7408028
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TPS
(THINK-PAIR-SHARE) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SUKOHARJO
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh :
SRI LESTARI
K7408028
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Akuntansi
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
ABSTRAK SRI LESTARI. K7408028. PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TPS (THINK-PAIR-SHARE) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012.Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2012. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar Akuntansi melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) pada siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 39 siswa. Obyek penelitian ini adalah berbagai kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya proses pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara guru kelas, peneliti dan melibatkan siswa. Sumber data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini antara lain informan, tempat atau lokasi, peristiwa dan dokumen atau arsip. Prosedur penelitian meliputi tahap: (1) persiapan, (2) penyusunan rencana tindakan, (3) pelaksanaan tindakan, (4) observasi, (5) penyusunan laporan. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan alokasi waktu 4 x 45 menit dan siklus II dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan alokasi waktu 5 x 45 menit. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) dapat meningkatan prestasi belajar akuntansi (baik proses maupun hasil). Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut: (1) keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan dalam diskusi menunjukkan peningkatan dari 61,5% pada siklus I menjadi 76,9% pada siklus II, (2) keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dalam diskusi menunjukkan peningkatan dari 66,6% pada siklus I manjadi 82% pada siklus II, (3) kemandirian siswa dalam mengerjakan tes evaluasi menunjukkan peningkatan dari 64,1% pada siklus I menjadi 87,2% pada siklus II, (4) hasil evaluasi siswa menunjukkan adanya peningkatan prestasi dari 76,9% pada siklus I menjadi 87,2% pada siklus II. Peningkatan tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya antara lain: (1) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share), (2) guru membuat Rencana Pembelajaran lebih dahulu sebelum mengajar sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik, (3) guru melakukan evaluasi setelah pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar berikutnya. Kata kunci : pembelajaran kooperatif, tipe Think Pair Share (TPS), prestasi belajar akuntansi
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
ABSTRACT
Sri Lestari. K7408028. THE APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL THINK PAIR SHARE TO IMPROVE LEARNING ACHIEVEMENTS OF STUDENTS IN ACCOUNTING CLASS XI IPS 4 SMA NEGERI 2 SUKOHARJO YEAR 2011/2012. Thesis. Surakarta. Faculty of teacher training and Education Science. Sebelas Maret University of Surakarta. June 2012. The aims of this research is to find out increasing achievement learn accounting learning through Cooperative Learning Model of Think Pair Share (TPS) type in students of Class XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo year of 2011/2012. This research uses classroom action research. The subject of this research is a students of class XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo year 2011/2012 which are 39 students. Object of this research is varied activities in class during the learning process. This research held by collaboration between class teacher, researcher, and involving student participation. Data source used in this action research are informan, place and location, events and documents or archives. Procedures of this research includes: (1) preliminary stage, (2) action planning stage, (3) action implementation, (4) observation, and (5) reporting. Process of research is implemented in two cycles, each of them consists of four stage, they are: (1) action planning, (2) action implementation, (3) observation and interpretation, and (4) analysis and reflection. Cycle I is implemented in three meetings with time allocation of 4 x 45 minutes and cycle II is implemented in two meetings with time allocation of 5 x 45 minutes. Based on research conducted, I can be concluded that the use of Cooperative Learning Model type Think Pair Share (TPS) can study accounting increases the achievement (both process and outcome). It is reflected in several indicators as the following: (1) student activeness in asking question in discussion showing 61,5% improvement in cycle I to be 76,9% in cycle II, (2) students activeness in answering question in discussion showing improvement from 66,6% in cycle I to be 82% in cycle II, (3) students independency in doing evaluation test showing improvement from 64,1% in cycle I to be 87,2% in cycle II, (4) results of students evaluation showing the improvement from 76,9% in cycle I to be 87,2% in cycle II. Such improvement is reached after the teacher holds several efforts, they are: (1) implementation of TPS (Think Pair Share) type cooperative learning model, (2) teacher makes learning plan first before teaching so that the learning activity can be well-managed, (3) teacher holds evaluation after the implementation of learning to improve the next results of learning. Keywords: Cooperative learning, Think Pair Share type, learning performance of accounting
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
MOTTO
“ Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala
orang-orang yang berbuat kebaikan”
(QS : Hud 115)
“…..Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri”
(QS. Ar Ra’d : 11)
“Dalam hidup ini tidak semua yang kita inginkan bisa kita dapatkan, namun satu hal yang pasti Allah tahu apa yang kita butuhkan”
( Penulis )
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
PERSEMBAHAN
Skripsi ini peneliti persembahkan sebagai wujud rasa sayang,
cinta kasih peneliti dan terima kasih peneliti kepada :
• Ibu saya tercinta Sermini dan Bapak saya yang tercinta pula
A. Sarwani atas kasih sayang, do’a, dan semangat yang
selalu diberikan setiap waktu.
• Kakak saya tersayang Apriyadi, Noviandi, Juni Abi Yanto,
dan Retni Astuti yang selalu memberikan semangat, doa
dan bantuan selama ini.
• Adikku Ira Andriani, Tri Januatun, dan Keponakan –
keponakan tersayang (Rizal, Fikri, Putri, Reza, Rifki,
Kezya, Arshita, Naya) yang memberikan hiburan saat saya
mulai lelah.
• Prof. Dr. Siswandari, M. Stats dan Drs. Ngadiman, M.Si
terima kasih atas bimbingan dan dukungannya selama ini.
• Wahyu Adi, M.Pd dan Nurhasan Hamidi, S.E, M.Sc,Akt
sebagai tim penguji yang telah membantu saya dalam
menyelesaikan skripsi ini.
• Iksan Rifqi Hermawan yang selalu ada dan tidak lelah
memberi semangat dan do’a serta dukungan kepada saya.
• Sahabat-sahabatku tercinta (Tami, Wina, Ani, Helti, Bastin,
Hani, Kiki, Intan, Erlin, Dita, Ferina, Adhel, Arinta, Intan
kos, Sandy) yang selalu memotivasi dan mendoakan..
• Semua teman seperjuangan Pendidikan Ekonomi BKK
Akuntansi Angkatan 2008.
• Almamater UNS.
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
KATA PENGANTAR
Puji syukur peulis panjatkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa, karena
atas rahmat dan hidayah-Nya skipsi ini akhirnya dapat diselesaikan, untuk
memenuhi sebagaian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hambatan dan kesulitan dalam penulisan skripsi dapat diatasi berkat bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu, atas segala bentuk bentuannya penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.
3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd, selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan
Akuntansi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan bijaksana.
4. Jaryanto, S.Pd, S.E, M.Si selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan banyak doa dan bimbingan serta semangat.
5. Prof. Dr. Siswandari, M.Stats selaku pembimbing I yang telah memberikan
banyak sekali motivasi, ilmu dan arahan dengan penuh kesabaran.
6. Drs. Ngadiman, M.Si selaku Pembimbing II yang dengan sabar telah
memberikan pengarahan, bimbingan, dan motivasi sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
7. Drs. Bambang Suryono, Dipl.Ed, selaku kepala sekolah SMA Negeri 2
Sukoharjo terima kasih atas ijin dan kemudahan bagi peneliti dalam
pelaksanaan penelitian.
8. S. Hardjono,S.Pd,M.Pd selaku guru mata pelajaran akuntansi SMA Negeri 2
Sukoharjo yang telah banyak membantu peneliti dalam penelitian ini. Terima
kasih untuk bantuan waktu, tenaga serta pikiran dan juga doa yang selalu
diberikan kepada peneliti.
9. Bapak , Ibu dan keluarga besar tercinta, yang selalu memberikan dorongan
baik moril maupun sprirituil, kasih sayang serta doa yang tak henti-hentinya
mengiringi penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
10. Iksan Rifqi Hermawan yang selalu memberikan semangat dan do’a sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
11. Semua teman-teman kos yang melewati hari bersama dalam suka dan duka,
terimakasih do’anya.
12. Semua teman-teman seperjuangan Pendidikan Ekonomi BKK akuntansi’08,
terima kasih buat senyum dan doanya.
13. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penyusunan skripsi ini telah berusaha semaksimal mungkin, namun
penulis menyadari masih ada banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
perkembangan ilmu pendidikan khususnya pendidikan akuntansi.
Surakarta, Juni 2012
Peneliti
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN KEASLIAN TULISAN ............................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv
HALAMAN REVISI ......................................................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... vi
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................... vii
HALAMAN MOTTO ....................................................................................... ix
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... x
KATA PENGANTAR ....................................................................................... xi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 4
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 6
A. Kajian Pustaka .............................................................................. 6
1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ........................................... 6
a. Belajar .................................................................................. 6
b. Pembelajaran ........................................................................ 7
2. Model Pembelajaran Kooperatif .............................................. 8
a. Hakikat Model Pembelajaran ............................................... 8
b. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif ............................. 9
c. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran
Kooperatif ............................................................................. 11
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
3. Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) .......................... 11
4. Prestasi Belajar Akuntansi ........................................................ 12
a. Prestasi Belajar .................................................................... 12
b. Strategi Peningkatan Prestasi ............................................... 13
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ............ 16
d. Mata Pelajaran Akuntansi .................................................... 19
B. Hasil Penelitan yang Relevan ....................................................... 24
C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 25
D. Hipotesis ........................................................................................ 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 28
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 28
B. Subyek Penelitian .......................................................................... 29
C. Data dan Sumber Data ................................................................... 30
D. Pengumpulan Data ........................................................................ 30
E. Uji Validitas Data .......................................................................... 31
F. Analisis Data .................................................................................. 31
G. Indikator Kinerja Penelitian .......................................................... 32
H. Prosedur Penelitian ....................................................................... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 37
A. Deskripsi Pra Tindakan .................................................................. 37
1. Sejarah Singat SMA Negeri 2 Sukoharjo.................................. 37
2. Visi, Misi, dan Tujuan SMA Negeri 2 Sukoharjo ..................... 38
3. Keadaan Lingkungan sekolah ................................................... 40
4. Struktur Orgaanisasi Sekolah .................................................... 41
5. Permasalahan dalam Pembelajaran ........................................... 42
B. Deskripsi Hasil tindakan Tiap Siklus ............................................. 43
1. Siklus I ...................................................................................... 44
a. Perencanaan Tindakan Siklus I ............................................ 44
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ............................................. 46
c. Observasi dan Interpretasi Tindakan Siklus I ....................... 49
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I .............................. 53
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
2. Siklus II ..................................................................................... 54
a. Perencanaan Tindakan Siklus II ........................................... 54
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ........................................... 57
c. Observasi dan Interpretasi Tindakan Siklus II ..................... 60
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II ............................. 63
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus ................................... 64
D. Pembahasan ................................................................................... 67
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ...................................... 69
A. Simpulan ........................................................................................ 69
B. Implikasi ........................................................................................ 70
1. Implikasi Teoritis ...................................................................... 70
2. Implikasi Praktis ....................................................................... 71
C. Saran .............................................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 73
LAMPIRAN ....................................................................................................... 75
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian ............................... 29
Tabel 3.2 Indikator Kinerja Penelitian ............................................................. 33
Tabel 4.1 Sejarah SMA Negeri 2 Sukoharjo ..................................................... 37
Tabel 4.2 Lokasi SMA Negeri 2 Sukoharjo ...................................................... 40
Tabel 4.3 Indikator Keaktifan Siklus I .............................................................. 50
Tabel 4.4 Capaian Indikator Keaktifan Siklus I ................................................ 50
Tabel 4.5 Indikator Ketuntasan Prestasi Belajar Siklus I .................................. 51
Tabel 4.6 Capaian Indikator Ketuntasan Prestasi Belajar Siklus I.................... 52
Tabel 4.7 Indikator Keaktifan Siklus II ............................................................ 60
Tabel 4.8 Capaian Indikator Keaktifan Siklus II .............................................. 60
Tabel 4.9 Indikator Ketuntasan Prestasi Belajar Siklus II ................................ 61
Tabel 4.10 Capaian Indikator Ketuntasan Prestasi Belajar Siklus II .................. 62
Tabel 4.11 Hasil Capaian Indikator Keaktifan Siklus I dan II ............................ 64
Tabel 4.12 Hasil Capaian Indikator Ketuntasan Prestasi Belajar Siklus I dan II 65
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Laporan Laba Rugi (Single Step) .................................................. 21
Gambar 2.2 Laporan Laba Rugi (Multiple Step) ............................................... 22
Gambar 2.3 Laporan Perubahan Ekuitas ........................................................... 22
Gambar 2.4 Neraca (Scontro) ........................................................................... 23
Gambar 2.5 Neraca (Staffel) .............................................................................. 24
Gambar 2.6 Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas .............................. 27
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas .................................................. 34
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sekolah .......................................................... 41
Gambar 4.2 Histogram Capaian Keaktifan Siklus I .......................................... 52
Gambar 4.3 Histogram Capaian Ketuntasan Prestasi Belajar Siklus I .............. 53
Gambar 4.4 Histogram Capaian Keaktifan Siklus II ........................................ 62
Gambar 4.5 Histogram Capaian Ketuntasan Prestasi Belajar Siklus II ............ 63
Gambar 4.6 Histogram Perbandingan Hasil Capaian Keaktifan Sebelum
Tindakan, Siklus I, dan Siklus II ................................................. 65
Gambar 4.7 Histogram Perbandingan Hasil Capaian Ketuntasan Prestasi
Belajar Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II ........................ 66
xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Catatan Lapangan 1 (Pratindakan) ................................................. 75
Lampiran 2 Nilai Awal Siswa ........................................................................... 77
Lampiran 3 Catatan Lapangan 2 (Tindakan Siklus I) ....................................... 78
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan pembelajran Siklus I ................................... 83
Lampiran 5 Materi Kertas Kerja ....................................................................... 88
Lampiran 6 Soal Diskusi dan Jawaban .............................................................. 89
Lampiran 7 Soal Evaluasi dan Jawaban ............................................................ 93
Lampiran 8 Daftar Hadir Siswa Siklus I ........................................................... 97
Lampiran 9 Lembar Observasi Daftar Keaktifan Siswa (Siklus I) ................... 98
Lampiran 10 Daftar Nilai Siklus I ....................................................................... 100
Lampiran 11 Lembar Observasi dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe
TPS (Siklus I) ................................................................................. 101
Lampiran 12 Catatan Lapangan 3 (Tindakan Siklus II) ...................................... 103
Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus II) ............................. 107
Lampiran 14 Materi laporan Keuangan ............................................................... 112
Lampiran 15 Soal Diskusi dan Jawaban .............................................................. 116
Lampiran 16 Soal Evaluasi dan Jawaban ............................................................ 122
Lampiran 17 Daftar Hadir Siswa Siklus II .......................................................... 128
Lampiran 18 Lembar Observasi Daftar keaktifan Siswa Siklus II ...................... 129
Lampiran 19 Daftar Nilai Siklus II ...................................................................... 131
Lampiran 20 Lembar Observasi dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
TPS (Siklus II) ............................................................................... 132
Lampiran 21 Daftar Kenaikan Nilai Evaluasi Prestasi Belajar ........................... 134
xviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam pembukaan UUD 1945 menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu pendidikan memerlukan perhatian
yang khusus dari segi mutu atau kualitasnya. Dengan pendidikan, suatu bangsa akan
dapat memiliki sikap yang bernilai luhur dan menguasai IPTEK sehingga mampu
berdiri tegak dan mampu menjaga martabatnya, baik sebagai pribadi maupun suatu
bangsa. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
menyatakan, bahwa
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia dapat dilakukan dengan
meningkatkan kualitas pendidikan di lembaga-lembaga atau instansi-instansi
pendidikan. Salah satu lembaga pendidikan yang sangat berperan penting adalah
sekolah. Dalam perkembangannya, sekolah hendaknya menciptakan situasi belajar
yang nyaman, menyenangkan dan memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif
dalam proses belajar mengajar. Kualitas pendidikan di sekolah salah satunya
dipengaruhi kurikulum yang diterapkan. Kurikulum adalah suatu pedoman dalam
pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. Kurikulum membantu guru dalam
membuat perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Kurikulum
mencakup materi ajar serta standar kompetensi. Standar kompetensi tiap mata
pelajaran dikembangkan berdasarkan kompetensi lulusan dan lembaga
pendidikan.
Dalam proses pembelajaran diharapkan dapat terjadi aktivitas siswa,
yaitu siswa mau dan mampu mengungkapkan pendapat sesuai dengan apa yang
dipahami. Selain itu diharapkan pula siswa mampu berinteraksi dengan orang lain
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
secara positif, misalnya antara siswa dengan siswa yang lain maupun antara siswa
dengan guru apabila ada kesulitan-kesulitan yang terkait dengan materi pelajaran.
Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari proses pembelajaran dan prestasi
belajar siswa. Proses pembelajaran dapat dilihat dari motivasi dan keaktifan siswa
dalam mengikuti pelajaran. Kualitas pembelajaran ditentukan oleh seorang guru
yang berperan sebagai fasilitator dan motivator. Guru sangat berperan dalam
mempengaruhi motivasi serta prestasi belajar siswa. Selain itu, guru berusaha
mengurangi permasalahan-permasalahan yang akan menghambat proses
pembelajaran sehingga hasil pembelajaran dapat optimal.
Keberhasilan sebuah pembelajaran dapat dilihat dari prestasi belajar
peserta didik. Prestasi yang tinggi mencerminkan keberhasilan dalam sebuah
pembelajaran, begitu pula sebaliknya, ketika prestasi rendah mencerminkan belum
berhasilnya dalam suatu proses pembelajaran. Dalam pencapaian prestasi belajar
peserta didik tentu melalui proses-proses pembelajaran, dimana di dalamnya ada
tujuan pembelajaran, media pembelajaran, materi yang akan dibahas, metode dan
media pembelajaran serta prosedur evaluasi yang dipilih dalam menilai prestasi
peserta didik.
SMA Negeri 2 Sukoharjo adalah salah satu sekolah negeri yang mempunyai
input siswa yang memiliki prestasi belajar yang bervariasi. Salah satunya pada mata
pelajaran yang diberikan kepada siswa kelas XI IPS 4 yaitu Akuntansi. Akuntansi
berkaitan erat dengan kemampuan berpikir dan nalar seseorang. Berdasarkan hasil
survey pendahuluan menunjukkan bahwa penyebab rendahnya prestasi belajar siswa
terhadap mata pelajaran akuntansi berasal dari proses pembelajaran masih terfokus
pada guru. Guru masih bersifat monoton, cara penyampaian materi oleh guru sebagian
besar disampaikan dengan ceramah dan penyelesaian soal secara mandiri oleh siswa itu
sendiri. Dengan kondisi seperti itu interaksi antara guru dan siswa kurang berjalan
secara kooperatif sehingga sebagian siswa kurang antusias. Prestasi belajar yang belum
memuaskan terhadap mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 2 Sukoharjo kelas XI
IPS 4 ditunjukkan dengan adanya pencapaian prestasi belajar akuntansi dimana sekitar
40% siswa masih berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yaitu 70.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Peningkatan pembelajaran di SMA N 2 Sukoharjo sangat diperlukan yaitu
menerapkan sistem belajar siswa menjadi aktif. Agar siswa dapat lebih aktif dalam
kegiatan pembelajaran, maka perlu adanya inovasi dalam model pembelajaran. Salah
satu model pembelajaran yang menuntut keaktifan siswa adalah model pembelajaran
kooperatif (cooperative learning). Pembelajaran kooperatif (cooperative learning)
adalah belajar secara bersama-sama, saling membantu antara satu dengan yang lainnya
dalam belajar, dan memastikan bahwa setiap siswa dalam kelompok mencapai tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya. Pelaksanaan prosedur pembelajaran kooperatif
dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif. Dalam
pembelajaran kooperatif, guru bertindak sebagai fasilitator.
Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan untuk bisa
meningkatkan prestasi belajar dan menumbuhkan keaktifan siswa yaitu pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Metode TPS merupakan salah satu strategi
dalam pembelajaran kooperatif yang dapat memberikan waktu kepada siswa untuk
berpikir sehingga strategi ini punya potensi kuat untuk memberdayakan
kemampuan berpikir siswa, sehingga metode pembelajaran TPS dapat diterapkan
sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think-Pair-Share) untuk meningkatan
Prestasi Belajar Akuntansi pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2
Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci
mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti. Agar permasalahan
mudah dipahami, perlu adanyanya definisi operasional mengenai masalah
pembelajaran dan tindakan. Berdasarkan dari uraian latar belakang yang telah
dikemukan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
“Apakah penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think-
Pair-Share) dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 4
SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah jawaban terhadap masalah yang akan dikaji
dalam penelitian yang berisi pernyataan yang dikemukakan dalam tujuan
penelitian berhubungan dengan rumusan masalah yang sudah ditetapkan.
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
dirumuskan tujuan dari penelitian yang hendak dicapai adalah:
“Untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think-Pair-Share) pada siswa kelas XI IPS 4
SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012.”
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan didunia
pendidikan, baik yang bersifat teoretis maupun praktis. Manfaat tersebut antara
lain:
1. Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis dari penelitian ini memberikan manfaat pengembangkan
ilmu pengetahuan terutama bidang pendidikan khususnya mengenai model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) serta untuk memberikan
rangsangan dalam melakukan penelitian lanjutan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
Hasil penelitian ini bermanfaat bagi guru sebagai pertimbangan dalam
memilih metode pembelajaran yang aktif dan memberikan suasana yang
menyenangkan dalam proses belajar mengajar.
b. Bagi siswa
Dengan adanya penelitian ini, siswa akan lebih tertarik untuk mempelajari
akuntansi sehingga meningkatkan prestasi pemahaman belajar akuntansi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
c. Bagi sekolah
Hasil penelitian yang diperoleh dapat digunakan untuk mengembangkan
kurikulum di tingkat sekolah dan perbaikan pada proses pembelajaran.
d. Bagi peneliti/penulis.
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang penerapan metode Think
Pair Share (TPS) yang dapat memperbaiki proses pembelajaran
selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan langkah selanjutnya untuk melakukan
sebuah penelitian ilmiah, teori atau konsep-konsep yang dituliskan, digunakan
sebagai landasan teori dalam sebuah penelitian. Dalam sebuah penelitian,
landasan teori merupakan hal yang penting, karena diperlukan untuk menjelaskan
variabel-variabel yang akan diteliti yang berhubungan dengan fenomena yang
akan dikaji. Menurut Suharsimi Arikunto (2005:58),“Kegiatan mendalami,
mencermati, menelaah, dan mengidentifikasi pengetahuan itulah yang biasa
dikenal dengan mengkaji bahan pustaka atau biasa diangkat dengan istilah kajian
pustaka”.
1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran
a. Hakikat Belajar
Belajar merupakan hal yang penting dalam mencapai tujuan pendidikan.
Menurut Agus Suprijono (2010: 3) “Belajar adalah proses medapatkan
pengetahuan. Winkel dalam Gino, dkk (1999: 6) menyatakan bahwa “Belajar
adalah aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan pemahaman,
keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat konstan dan berbekas.”
Belajar menurut Robert M. Gagne dalam Benny A. Pribadi (2009:6)
menyatakan bahwa belajar dipandang sebagai proses alami yang dapat membawa
perubahan pada pengetahuan, tindakan, dan perilaku seseorang. Sedangkan
menurut Robert Heinich dkk dalam Benny A. Pribadi (2009:6) “Belajar
merupakan suatu proses pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang terjadi manakala seseorang melakukan interaksi secara intensif dengan
sumber-sumber belajar”.
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan
suatu proses mendapatkan pengetahuan yang menghasilkan perubahan – perubahan
ketika seseorang melakukan interaksi secara intensif. Perubahan itu berbentuk
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
kemampuan-kemampuan baru yang dimiliki dalam waktu yang relatif lama (konstan).
Perubahan tersebut terjadi tidak lain juga karena usaha sadar yang dilakukan oleh
individu yang sedang belajar.
1) Tujuan Belajar
Menurut Gino,dkk (1999: 18) “Tujuan belajar merupakan komponen sistem
pembelajaran yang sangat penting, karena semua komponen dalam sistem
pembelajaran dilakasanakan atas dasar pencapaian tujuan belajar.” Dalam usaha
pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya kondisi belajar yang baikyang terdiri
dari beberapa komponen-komponen pendukung antara lain tujuan belajar yang akan
dicapai, bahan pengajaran yang digunakan mencapai tujuan, guru dan siswa yang
memainkan peranan serta memiliki hungan social tertentu.
Menurut Bloom dalam Gino,dkk (1999: 19) “tujuan belajar dikelompokkan
menjadi tiga yaitu kognitif, psikomotor dan afektif”. Tiap – tiap tujuan belajar tertentu
membutuhkan sistem lingkungan yang relevan. Sistem lingkungan belajar untuk
mencapai tujuan belajar kognitif berbeda dengan lingkungan yang diarahkan untuk
mencapai tujuan belajar keterampilan.
2) Ciri – ciri Belajar
Menurut Gino,dkk (1999: 15) ada 3 ciri yang khas pada aktivitas manusia
yang dapat disebut sebagai kegiatan belajar, yakni :
a) Aktivitas yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri pelajar
(individu yang belajar/Behavioral Conges) baik aktual maupun potensial.
b) Perubahan itu pada pokoknya didapatkannyakemampuan baru yang berlaku
dalam waktu yang relatif lama.
c) Perubahan itu terjadi karena usaha.
b. Hakikat Pembelajaran
Driscoll dalam Robert E. Slavin (2008: 179) memaparkan bahwa
“Pembelajaran adalah sebagai perubahan dalam diri seseorang yang disebabkan
oleh pengalaman”. Agus Suprijono (2010: 13) menjelaskan bahwa “Pembelajaran
merupakan proses organik dan konstruktif, bukan mekanis seperti pengajaran”.
Perbedaan makna pembelejaran dengan pengajaran adalah guru mengajar, siswa
belajar. Sedangkan pada pembelajarana adalah guru mengorganisir lingkungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
terjadinya proses belajar. Menurut Gino,dkk (1999: 33) menyatakan bahwa
”Pembelajaran merupakan usaha sadar dan sengaja oleh guru untuk membuat
siswa belajar dengan jalan megaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam
kegiatan belajar mengajar.”
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
merupakan perubahan yang terjadi akibat dari proses belajar mengajar untuk
menciptakan proses belajar yang efektif dan efisien.
Gino dkk (1999:30) menjelaskan bahwa sebuah kegiatan belajar
mengajar merupakan suatu kegiatan yang melibatkan komponen-komponen
meliputi siswa, guru, isi, tujuan, isi pelajaran, media, metode, tujuan, dan evaluasi.
Komponen-komponen tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: 1) Siswa adalah seseorang yang bertindak sebgai pencari, penerima, dan
penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan; 2) Guru adalah seseorang yang bertindak sebagi pengelola kegiatan belajar
mengajar, katalisator belajar mengajar, dan peranan lainya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien;
3) Tujuan, yaitu pernyataan tentang perubahan perilaku yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti belajar mengajar. Perubahan perilaku tersebut mencakup perubahan kognitif, psikomotorik, dan afektif;
4) Isi pelajaran, yaitu segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan;
5) Metode, yaitu cara yang teratur unutk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan;
6) Media, yaitu bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa agar mereka dapat mencapai tujuan;
7) Evaluasi, yaitu cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan nilainya. Evaluasi dilakukan terhadap seluruh komponen kegiatan belajar mengajar tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain dan bermula serta bermuara pada tujuan, sehingga merupakan suatu sistem.
2. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Hakikat Model Pembelajaran
Mills dalam Agus Suprijono (2010: 45) menyatakan bahwa “Model adalah
bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau
sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu.” Model merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa
sistem. Menurut Arends dalam Agus Suprijono (2010: 46) “Model pembelajaran
mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan
pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan
pengelolaan kelas.”
Melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik
mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide. Jadi
dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah kerangka pemikiran yang
menggambarkan proses pembelajaran sehingga pembelajaran berjalan dengan
baik dan mencapai tujuan belajar dengan efektif dan efisien.
b. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif
Isjoni (2009: 19) menyatakan bahwa “Cooperative learning dirumuskan
sebagai kegiatan pembelajaran kelompok yang terarah, terpadu, efektif-efisien, ke arah
mencari atau mengkaji sesuatu melalui proses kerjasama dan saling membantu
(sharing) sehingga tercapai proses dan hasil belajar yang produktif (survive).” Anita
Lie (2008: 12), cooperative learning adalah sistem pengajaran yang memberi
kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-
tugas terstruktur. Slavin ( 2008: 4) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif pada
berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi
pelajaran.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pem-
belajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang digunakan untuk mewujudkan
kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented). Siswa bekerja
sama dalam kelompok yang heterogen, kelompok heterogen dibentuk dengan
memperhatikan keberagaman gender, agama, suku, serta kemampuan akademis.
Cooperative learning lebih dari sekedar belajar kelompok atau kelompok
kerja, karena dalam model cooperative learning harus ada “struktur dorongan dan tugas
yang bersifat kooperatif” sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka
dan hubungan-hubungan yang bersifat interdependensi yang efektif di antara anggota
kelompok (Salvin dan Stahl)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Johnson dalam Isjoni (2009: 23-24) menyatakan bahwa “Cooperative
learning juga menghasilkan peningkatan kemampuan akademik, meningkatkan
kemampuan berpikir kritis, membentuk hubungan persahabatan, menimba berbagai
informasi, belajar menggunakan sopan santun, meningkatkan motivasi siswa,
memperbaiki sikap terhadap sekolah dan belajar mengurangi tingkah laku yang kurang
baik, serta membantu siswa dalam menghargai pokok pikiran orang lain.”
Dalam Agus Suprijono (2010: 58), Roger dan David Johnson menyatakan
bahwa “tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif.” Karena
untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pembelajaran kooperatif, suatu
pembelajaran harus menerapkan lima unsur, yaitu:
1) Positive interdependence (saling ketergantungan positif)
2) Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan)
3) Faca to face promotive interaction ( interaksi promotif)
4) Interpersonal skill (komunikasi antar anggota)
5) Group processing (pemrosesan kelompok)
Beberapa ciri dari cooperative learning menurut Isjoni ( 2009: 20) adalah
sebagai berikut:
1) Setiap anggota memiliki peran
2) Terjadi hubungan interaksi langsung di antar siswa
3) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-
teman kelompoknya
4) Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal
kelompok
5) Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.
Stahl dan Slavin dalam Isjoni (2009: 83-85) mengemukakan langkah-langkah
pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
1) Merancang rencana program pembelajaran, mempertimbangkan dan menetapkan
target pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran.
2) Merancang lembar observasi kegiatan siswa secara bersama dalam konteks
kelompok-kelompok kecil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
3) Dalam melakukan observasi terhadap kegiatan siswa, guru mengarahkan dan
membimbing siswa baik secara individu maupun secara kelompok baik dalam
memahami materi maupun mengenal sikap dan perilaku siswa selama kegiatan
belajar.
4) Guru memberikan kesempatan pada siswa dari masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil kerjanya.
c. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif bagi siswa,
terutama bagi siswa yang hasil belajarnya rendah sehingga mampu memberikan
peningkatan pada hasil belajar yang signifikan. Tetapi pembelajaran kooperatif juga
mempunyai beberapa kelemahan. Menurut Jarolimek & Parker yang dikutip dalam
Isjoni (2009: 24-25)menyatakan bahwa
Keunggulan yang diperoleh dalam pembelajaran kooperatif adalah: 1) Saling ketergantungan yang positif. 2) Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu. 3) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas. 4) Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan. 5) Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan
guru. 6) Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman
emosi yang menyenangkan. Di sisi lain pembelajaran kooperatif memiliki kelemahan sebagai berikut:
1) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu.
2) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar, maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.
3) Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
4) Saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.
3. Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)
Metode ini dikembangkan oleh Frank Lyman (1985) dan rekan-rekannya
di Universitas Maryland. Metode ini mengasumsikan bahwa metode resitasi dan
diskusi perlu diselenggarakan dalam kelompok kelas secara keseluruhan. Metode
ini memberi waktu pada siswa untuk berpikir dan merespon serta membantu satu
sama lain. Sebagai contoh, seorang guru selesai menyelesaikan sajian pendek atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
siswa selesai membaca tugas atau suatu masalah. Selanjutnya, guru meminta
siswa untuk mengkaji lebih dalam tentang apa yang telah dijelaskan atau yang
dibaca.
Metode Think Pair Share menerapkan langkah-langkah berikut : a. Langkah 1 – Berpikir (Thinking) : Guru mengajukan sebuah pertanyaan atau
masalah yang terkait dengan pelajaran dan meminta siswa untuk memikirkan sendiri jawabannya selama satu menit.
b. Langkah 2 – Berpasangan (Pairing) : Guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka pikirkan. Interaksi selama masa ini dapat berupa saling berbagi jawaban pertanyaan atau berbagi ide dalam menyelesaikan masalah. Biasanya guru memberikan waktu tidak lebih dari empat atau lima menit untuk berpasangan.
c. Langkah 3 – Berbagi (Sharing) : Dalam langkah terakhir, guru meminta pasangan-pasangan siswa untuk berbagi jawaban atau penyelesaian masalahnya dengan seluruh kelas. Ini efektif bagi guru untuk berjalan mengelilingi ruangan dari pasangan satu ke pasangan yang lain sampai seperempat atau separo pasangan berkesempatan melaporkan hasil diskusinya. (http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/06/model-pembelajaran-tipe-
think-pair.html.)
4. Prestasi Belajar Akuntansi
a. Prestasi Belajar
Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie, kemudian
dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”.
Keberhasilan seseorang dalam proses belajar mengajar dapat di lihat dari hasil
belajar. Hasil belajar seseorang dapat kita lihat dari pencapaian prestasi
belajarnya. Prestasi menurut Zainal Arifin (1990: 3) “Prestasi adalah kemampuan
, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal”. Seperti yang
telah saya ungkapkan di atas bahwa Belajar adalah suatu kegiatan yang dapat
menghasilkan perubahan tingkah laku yang baru , baik potensial maupun aktual.
Menurut Zainal Arifin (1990:12) “Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang
bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan
masing-masing.”
Berdasarkan pendapat di atas dapat kita simpulkan bahwa prestasi belajar
adalah suatu usaha sadar yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang baru sesuai
dengan kemampuan, keterampilan serta sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu
hal dalam rentang waktu tertentu.
Prestasi belajar semakin terasa penting untuk dipermasalahkan, karena
mempunyai beberapa fungsi utama, yaitu:
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah
dikuasai anak didik.
2) Prestasi belajar sebagai pemuasan hasrat ingin tahu.
3) Para ahli psikologi biasa menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan
(couriosity) dan merupakan kebutuhan umum pada manusia, termasuk
kebutuhan anak didik dalam suatu program pendidikan.
4) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya
adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik dalam
meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan berperan sebagai umpan
balik (feed back) dalam meningkatkan mutu pendidikan.
5) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi
pendidikan.
6) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan)
anak didik.
(Zainal Arifin, 1990: 3).
b. Strategi Peningkatan Prestasi
Strategi menurut New Vebster Dictionary diartikan sebagai “cara-cara
dalam melaksanakan proyek = cara dalam mencapai suatu tujuan = metode juga
diartikan sebagai rencana (plan).” Menurut Soemarsono (2007: 2)
Istilah strategi digunakan berdasarkan anggapan bahwa banyak pilihan cara belajar untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu persoalan menyusun dan merencanakan program belajar mengajar pada hakikatnya adalah pekerjaan memilih berbagai alternatif dengan mempertimbangkan berbagai kekuatan dan kelemahan untuk mencapai tujuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa strategi
peningkatan prestasi adalah penyusunan perencanaan program belajar mengajar
tentang cara atau metode dan rencana untuk mencapai tujuan yakni meningkatkan
prestasi belajar.
Strategi- strategi tersebut antara lain:
1) Penyusunan Rencana Pembelajaran yang Baik
Strategi menyusun rencana pembelajaran adalah kepala sekolah melalui
kebijakan yang dituangkan dalam tugas guru, mewajibkan para guru untuk
membuat program mengajar yang berupa: silabus, analisis materi pelajaran,
program tahunan, program semester, dan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Pembuatan program pembelajaran disusun secara bersama-sama melalui
pertemuan Musyawarah Guru Mata Pelajaran yang ada di lingkungan sekolah
yang selanjutnya dimantapkan melalui pertemuan Musyawarah Guru Mata
Pelajaran tingkat Kabupaten. Selanjutnya perangkat mengajar diserahkan
kepada wakil kepala sekolah bidang kurikulum untuk dikoreksi dan ditanda
tangani oleh kepala sekolah. Pada saat mengajar, para guru selalu membawa
perangkat pembelajaran dengan maksud agar proses belajar mengajar berjalan
dengan terarah, dan tujuan yang dirumuskan dalam program bisa tercapai
2) Pembinaan kerjasama dengan siswa, orang tua siswa maupun instansi lain.
Guru selain menjadi seorang pengajar juga harus dapat menjadi rekan
untuk siswa –siswanya. Guru harus menjadikan siswa bukan sebagai objek
belajar namun juga dijadikan subjek belajar sehingga peran siswa lebih
dominan dalam usaha menguasai materi. Di samping itu perlu adanya kerja
sama yang baik antara guru dengan siswa agar kegiatan belajar mengajar
berjalan dengan baik dan mencapai tujuan.
Dalam menjalin kerjasama dengan siswa, strategi yang diterapkan bisa
melalui: a) menjalin hubungan baik dengan siswa; b) berusaha memahami latar
belakang siswa; c) penguasaan materi dan cara penyajiannya menarik; d)
penggunaan model mengajar yang bervariasi dan e) memberi pembinaan
khusus bagi siswa bermasalah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Pengembangan sekolah memiliki arti tersendiri bagi sekolah sehingga
sekolah tidak hanya menjalin kerjasama dengan siswa saja, tetapi sekolah juga
menjalin kerjasama dengan orang tua/wali, perguruan tinggi, instansi
pemerintah dan alumni. Adapun bentuk kerjasamanya adalah sebagai berikut:
pengadaan sarana dan fasilitas sekolah, rekrutmen calon mahasiswa,
penyaluran bakat dan minat siswa melalui kegiatan ektrakurikuler dan
pengadaan pembina ekstra kurikuler. Kerjasama dalam hal ini, tidak hanya
dilakukan melalui kegiatan pembelajaran di kelas saja, melainkan melalui
kegiatan sekolah secara keseluruhan yang mengarah pada upaya peningkatan
prestasi belajar siswa.
3) Pemberian motivasi belajar terhadap siswa
Pemberian motivasi terhadap siswa adalah sebagai berikut: a)
khususnya siswa kelas tiga selalu diberi latihan-latihan soal; b) pemberian
tugas untuk praktek lapangan; c) mengikutsertakan siswa dalam kegiatan
ilmiah; d) mengkomunikasikan hasil belajar siswa melalui papan pengumuman
maupun melalui pertemuan dengan orang tua; e) pemberian reinforcement; f)
penggunaan media dalam pembelajaran dan g) pemberian layanan bimbingan.
4) Penciptaan situasi dan kondisi pembelajaran yang kondusif dan terkendali
Agar pelaksanaan pembelajaran di kelas berlangsung dengan lancar dan
efektif, maka pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah, staf dan guru
melakukan upaya berupa: a) petugas tata tertib selalu mengantisipasi
berkeliling di lingkungan sekolah untuk mengontrol tempat-tempat yang
rawan; b) waka kesiswaan mengadakan razia di dalam kelas dengan dibantu
petugas tata tertib dan guru pembimbing; c) dalam mengajar guru berusaha
memahami karakter siswa; d) guru berusaha menciptakan suasana
pembelajaran yang demokratis; e) guru memberi kesempatan siswa untuk
bertanya tentang kesulitan pelajaran atau masalah lainnya, dan f) guru
berusaha menciptakan kemudahan siswa dalam mempelajari pelajaran yang
dianggap sulit. Dengan strategi seperti diatas, maka iklim di lingkungan SMA
Negeri 2 Sukoharjo, memungkinkan terciptanya lingkungan belajar yang
kondusif sehingga siswa merasa senang dan betah berada di sekolah selama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
jam efektif kegiatan belajar mengajar, bahkan hingga sore hari untuk mengikuti
kegiatan tambahan.
5) Meningkatkan kedisiplinan seluruh warga sekolah
Strategi untuk meningkatkan disiplin, sebagai berikut: a) sekolah
memiliki sistem pengendalian ketertiban yang dikelola dengan baik; b) adanya
keteladanan disiplin dalam sikap dan prilaku mulai dari pimpinan sekolah, guru
dan karyawan; c) mewajibkan siswa baru untuk mengikuti ekstrakurikuler
Pramuka; d) pada awal masuk sekolah guru bersama siswa membuat
kesepakatan tentang aturan kelas; e) memperkecil kesempatan siswa untuk ijin
meninggalkan kelas; f) adanya hukuman bagi siswa yang datang terlambat di
sekolah dan g) mewajibkan siswa berseragam sesuai dengan hari
pemakaiannya. Dengan strategi tersebut disiplin siswa bisa terpelihara dengan
baik, suasana lingkungan belajar aman dan terkendali sehingga siswa bisa
mencapai prestasi belajar yang optimal.
6) Pelaksanaan evaluasi proses belajar mengajar
Evaluasi dalam pembelajaran di SMA Negeri 2 Sukoharjo ada dua
macam yaitu: a) penilaian terhadap hasil belajar siswa; b) penilaian terhadap
proses pengajaran. Penilaian terhadap hasil belajar siswa baik dari ulangan
harian, ulangan semester, Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Akhir Nasional.
Sedangkan penilaian terhadap proses pengajaran, berdasarkan hasil
wawancara, observasi peneliti dan supervisi kepala sekolah, bahwa kompetensi
guru dalam pembelajaran di kelas sudah bagus sekali, bahkan guru senior
selalu menularkan etos kerja yang bagus, baik dalam melaksanakan tugas
mengajarnya, tugas mengadministrasi hasil mengajar, maupun tugas tambahan
dari sekolah.
c. Faktor- Faktor yang Memengaruhi Prestasi Belajar
1) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari siswa. Faktor ini
antara lain sbagai berikut:
a) Kecerdasan (Intelegensi)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Kecerdasan adalah kemampuan belajar yang disertai kecakapan
untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan
ini sangat ditentukan oleh tinggi atau rendahnya intelegensi yang normal
selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan
sebaya. Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan - kemajuan
yang berbeda antara satu anak dengan anak lainnya. Sehingga anak pada
usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan lebih tinggi dibandingkan
kawan sebayanya. Oleh karena itu, jelas bahwa faktor intelegensi
merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar
mengajar. Menurut Muhibbin Syah (dalam Hamdani, 2011:139)
berpendapat bahwa “Intelegensi adalah semakin tinggi tingkat intelegensi
seorang siswa, semakin besar peluangnya untuk meraih sukses”.
b) Faktor Jasmaniah atau Faktor Fisiologis
Kondisi jasmaniah atau fisiologis pada umumnya sangat
berpengaruh terhadap kemampuan belajar seorang siswa. Uzer dan Lilis
dalam Hamdani (2011:140) mengatakan bahwa faktor jasmaniah yaitu
panca indra yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, seperti sakit,
cacat tubuh, atau perkembangan yang tidak sempurna.
c) Sikap
Sikap yaitu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal,
orang, atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak acuh. Sikap
seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, kebiasaan, dan
keyakinan.
d) Minat
Minat memiliki peranan yang sangat penting dalam proses dan
prestasi belajar. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang
diminati siswa, diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang dan
diperoleh rasa kepuasan. Lebih lanjut dijelaskan minat adalah suatu rasa
suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh. Minat berperan sangat penting dalam kehidupan peserta didik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
dan mempunyai dampak yang besar terhadap sikap dan perilaku. Siswa
yang berminat terhadap kegiatan belajar akan berusaha lebih keras
dibandingkan siswa yang kurang berminat.
e) Bakat
Menurut Muhibbin Syah (1999) dalam Hamdani (2011:141)
menyatakan bahwa “Bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk
melakukan tugas tanpa banyak tergantung pada upaya pendidikan dan
latihan”.
f) Motivasi
Hamdani (2011:142) menyatakan bahwa “Motivasi adalah segala
sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu”. Motivasi
dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin
besar kesuksesan belajarnya. Motovasi dalam belajar adalah faktor penting
karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa
untuk melakukan belajar.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal terdiri atas dua macam yaitu lingkungan sosial dan
lingkungan non sosial. Pengaruh lingkungan pada umumnya bersifat positif
dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Faktor ekstern yang
memengaruhi belajar adalah: a) keadaan keluarga; b) keadaan sekolah; c)
lingkungan masyarakat.
Keadaan keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam
masyarakat. Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Oleh
karena itu, orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari
keluarga. Adapun sekolah menjadi pendidikan lanjutan. Sebagai pendidikan
yang pertama dan utama orang tua harus dapat mendidik, dan membimbing
anak-anaknya dalam menentukan masa depan. Keadaan sekolah merupakan
lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan
keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu, lingkungan sekolah yang baik
dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah ini
meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat - alat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
pelajaran, dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa yang kurang
baik akan memengaruhi hasil-hasil belajar.
Di sampai orangtua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor
yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dalam proses pelaksanaan
pendidikan. Lingkungan alam sekitar sangat berpengaruh terhadap
perkembangan pribadi anak sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan
lebih banyak bergaul dengan lingkungan tempat ia berada. Lingkungan
dapat membentuk kepribadian anak karena dalam pergaulan sehari-hari,
seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-
kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat
tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar, kemungkinan besar
hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya sehingga sehingga ia
akan turut belajar sebagaimana temannya.
Pendidikan dasar yang menjadi landasan bagi pengembangan pendidikan
di tingkat selanjutnya harus mampu mengembangkan potensi diri siswa dan sikap
serta kemampuan dasar yang diperlukan siswa untuk hidup dalam masyarakat,
baik dari sisi ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, maupun budaya, di tingkat lokal
maupun global.
d. Mata Pelajaran Akuntansi
Salah satu definisi akuntansi yang paling relevan adalah menurut American
Accounting Assosiation “Akuntansi adalah suatu proses pengidentifikasian
(pengkajian), pengukuran dan pengkomunikasian informasi ekonomi untuk
membantu para pemakai informasi dalam membuat pendapat-pendapat dan
keputusan-keputusan”. (Terjemahan definisi akuntansi dari A Statement of Basic
Accounting Theory, American Accounting Assosiation). Ditinjau dari segi rangkaian
prosedur, akuntansi didefinisikan sebagai suatu teknik atau seni (art) untuk mencatat,
menggolongkan, dan menyimpulkan transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian yang
mempunyai sifat keuangan dalam nilai mata uang serta menganalisis hasil dari teknik
tersebut.
Pada kelas XI IPS semester genap ini mata pelajaran akuntansi yang diajarkan
adalah seputar akuntansi perusahaan jasa. Perusahaan jasa merupakan perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
yang kegiatannya menjual jasa kepada masyarakat yang membutuhkannya.
Contohnya: jasa komunikasi, jasa perbengkelan, jasa persewaan, jasa konsultan
keuangan, jasa transpostasi, dan sebagainya.
Dalam penelitian ini materi yang menjadi objek penelitian adalah mengenai
penyusunan kertas kerja dan laporan keuangan berdasarkan kertas kerja.
1) Kertas Kerja
Kertas kerja adalah alat bantu untuk mempermudah dalam penyusunan
laporan keuangan setiap akhir periode tertentu. Fungsi kertas kerja antara lain :
1. Kertas kerja mempermudah penyusunan laporan keuangan.
2. Untuk menghindarkan kesalahan dalam membuat laporan keuangan.
3. Untuk memeriksa ketepatan perhitungan yang dilakukan.
Ada beberapa bentuk kertas kerja yaitu :
a) Kertas Kerja 6 Kolom
Nama Perusahaan Kertas Kerja
Periode…. No Nama Akun Neraca Sisa Rugi/Laba Neraca
D K D K D K
b) Kertas Kerja 8 Kolom
Nama Perusahaan Kertas Kerja Periode….
No Nama Akun Neraca Sisa AJP Rugi/Laba Neraca
D K D K D K D K
c) Kertas Kerja 10 Kolom No Nama Akun Neraca Sisa AJP NSD Rugi/Laba Neraca
D K D K D K D K D K
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
2) Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi tentang kondisi
keuangan dari hasil operasi perusahaan pada periode tertentu. Menurut Standar
Akuntansi Keuangan (SAK), laporan keuangan meliputi laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Untuk
laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan tidak dibahas di SMA.
1. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah ringkasan pendapatan dan beban suatu perusahaan
dalam jangka waktu tertentu. Laporan laba rugi menggambarkan hasil usaha
selama satu periode. Hasil operasi perusahaan dapat diukur dengan
membandingkan antara pendapatan perusahaan dan beban yang dikeluarkan
perusahaan. Jika pendapatan lebih besar dari beban, maka perusahaan mendapatkan
laba. Sebaliknya, jika pendapatan lebih kecil dari beban, maka perusahaan rugi.
Ada dua bentuk laporan laba rugi, yaitu:
a. Bentuk Single Step (Bentuk Langsung)
Yaitu semua pendapatan dikelompokkan di bagian atas dan dijumlahkan,
kemudian semua beban dikelompokkan tersendiri di bagian bawah dan
dijumlahkan. Jumlah pendapatan dikurangi jumlah beban, dan selisihnya
merupakan laba bersih atau rugi bersih.
Dekorasi Putri Laporan Laba Rugi
Periode yang berakhir 31 Desember 2005 Pendapatan: Pendapatan jasa xxx Pendapatan bunga xxx + Jumlah pendapatan xxx Beban: Beban sewa xxx Beban iklan xxx Beban gaji xxx Beban lain-lain xxx Beban bunga xxx + Jumlah beban (xxx) Laba / rugi bersih xxx
Gambar 2.1 Laporan Laba Rugi (Single Step)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
b. Bentuk Multiple Step (Bentuk Bertahap)
Yaitu pendapatan dan beban dibedakan menjadi operasional dan non-
operasional. Pendapatan dan beban operasional disajikan pertama, pendapatan
dan beban non-operasional disajikan kemudian.
Dekorasi Putri Laporan Laba Rugi
Periode yang berakhir 31 Desember 2005
Pendapatan Operasional: Pendapatan jasa xxx
Beban Operasional: Beban sewa xxx Beban iklan xxx Beban gaji xxx
Beban operasional xxx Laba operasional xxx
Pendapatan Non-Operasional: Pendapatan bunga xxx
Beban Non-Operasional: Beban bunga xxx -
Laba non-operasional xxx + Laba / rugi bersih xxx
Gambar 2.2 Laporan Laba Rugi (Multiple Step)
2. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas adalah ringkasan tentang perubahan ekuitas yang
terjadi dalam suatu periode tertentu. Laporan perubahan ekuitas memberi informasi
mengenai penambahan atau pengurangan ekuitas selama periode tertentu. Bentuk
laporan perubahan ekuitas adalah sebagai berikut: Dekorasi Putri
Laporan Perubahan EkuitasPeriode yang berakhir 31 Desember 2005
Ekuitas awal xxx Laba / Rugi bersih xxx Prive xxx
xxx Ekuitas akhir xxx
Gambar 2.3 Laporan Perubahan Ekuitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
3. Neraca
Neraca adalah suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas perusahaan pada
periode tertentu. Ada dua bentuk neraca, yaitu
a. Bentuk Akun (Skontro)
Aktiva diletakkan di sebelah kiri, sedangkan kewajiban dan ekuitas di
sebelah kanan.
Dekorasi Putri Neraca
Per 31 Desember 2005
Aktiva Kewajiban & Ekuitas: Aktiva Lancar: Kewajiban Jk Pendek:
Kas xxx Utang usaha xxx Piutang xxx Utang gaji xxx Perlengkapan xxx Jumlah kew jk pendek xxx Asuransi dibayar dimuka xxx Jumlah AL xxx Kewajiban Jk Panjang:
Utang bank xxx Aktiva Tetap: Jumlah kew jk panjang xxx
Peralatan xxx Jumlah kewajiban xxx Akm penys peralatan xxx Jumlah AT xxx Ekuitas: Jumlah Aktiva xxx Ekuitas Putri xxx
Jumlah Kewajiban & Ekuitas xxx
Gambar 2.4 Neraca (Scontro)
b. Bentuk Laporan (Stafel)
Aktiva diletakkan di atas (pertama), sedangkan kewajiban dan ekuitas di
bawah aktiva.
Dekorasi Putri Neraca
Per 31 Desember 2005 Aktiva Aktiva Lancar:
Kas xxx Piutang xxx Perlengkapan xxx
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Asuransi dibayar dimuka xxx -Jumlah AL xxx
Aktiva Tetap: Peralatan xxx Akm penys peralatan xxx - Jumlah AT xxx Jumlah Aktiva xxx
Kewajiban & Ekuitas: Kewajiban Jk Pendek: Utang usaha xxx
Utang gaji xxx + Jumlah kew jk pendek xxx
Kewajiban Jk Panjang: Utang bank Jumlah kew jk panjang xxx + Jumlah kewajiban xxx
Ekuitas: Ekuitas Indah xxx + Jumlah Kewajiban & Ekuitas xxx
Gambar 2.5 Neraca (Stafel)
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Wahyu Eko Aji Prastowo (2009) dalam penelitiannya yang berjudul
“Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Ekonomi Materi Laporan Keuangan Perusahaan Dagang Kelas XII
Ips-1 SMA Negeri 3 Semarang Tahun 2009-2010”. Penelitian ini menggunakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi
hasil belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi. Berdasarkan hasil penelitian,
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran ekonomi yang dilaksanakan dengan Think
Pair Share Cooperative Methode sangat positif. Hasil belajar mengalami
peningkatan nilai yang rata-rata pretest 67,89, sedangkan posttest siklus 1 72,30.
Selanjutnya posttest siklus 2 di peroleh 83,43. Ada beberapa hambatan yang
ditemui yaitu rasa percaya diri siswa rendah dalam berpendapat lisan, untuk
mengatasi hal tersebut guru harus memberi dorongan dan motivasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Umi Chotimah (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Keaktifan
dan Prestasi Belajar Mahasiswa Melalui Implementasi Model Cooperative
Learning”. Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa Model Cooperative Learning
tipe Think Pair Share dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi mahasiswa
program studi PPKn, pada siklus I sebesar 29,7% dan pada siklus kedua
meningkat menjadi 50%.
Septriana dan Handoyo (2006) dalam penelitiannya yang berjudul
“Penerapan Think Pair Share (TPS) dalam Pembelajaran Kooperatif untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Geografi” menyatakan bahwa penerapan model
TPS dapat meningkatkan prestasi belajar yang menggalakkan kegiatan berpikir
siswa dan meningkatkan banyaknya informasi yang dapat diingat oleh siswa.
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir pada dasarnya merupakan arahan penalaran, untuk
dapat sampai pada penemuan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan.
Kerangka berpikir berguna untuk mewadahi teori-teori yang seperti terlepas satu
sama lain menjadi satu rangkaian yang utuh mengarah pada penemuan jawaban
sementara.
Seorang pengajar dalam mengajarkan materi pelajaran haruslah mampu
menerapkan model pembelajaran yang tepat karena penggunaan model
pembelajaran yang tepat dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Oleh karena
itu, guru harus cermat dalam memilih metode pembelajaran dan harus disesuaikan
dengan materi, tujuan pembelajarannya, waktu yang tersedia, serta situasi dan
kondisi yang memudahkan siswa dalam menerima materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru. Dalam TPS, siswa akan lebih mudah menyelesaikan
kesulitan yang dialami melalui diskusi dengan teman sekelompoknya. Hal
tersebut dikarenakan metode TPS ini menekankan pada kemampuan bekerjasama
kelompok dan saling membantu.
Model pembelajaran yang digunakan di SMA Negeri 2 Sukoharjo saat ini
semakin lama dirasakan kurang memotivasi siswa dalam pembelajaran sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran, dan justru
membuat suasana kelas menjadi kurang kondusif. Akibatnya para siswa kurang
tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran sehingga pemahaman materi
akuntansi masih lemah. Permasalahan kesulitan atau masih lemahnya dalam
pemahaman materi ini ditunjukan pula dengan hasil belajar yang belum maksimal.
Pada proses pembelajaran, jika penguasaan konsep mengalami kendala
maka perlu dicari solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu
pemecahannya adalah dengan penggunaan model pembelajaran baru yang dapat
menarik perhatian siswa dengan mencoba menggabungkan kemampuan personal
siswa dalam suatu kelompok belajar atau yang biasa disebut pembelajaran
kooperatif (kerjasama atau gotong royong) dimana semua anggota kelompok ikut
bertanggung jawab atas tugas-tugas yang diberikan. Dengan cara ini diharapkan
kesulitan yang dialami siswa pada proses pembelajaran dapat didiskusikan dengan
teman-temannya dalam satu kelompok tetapi masih dalam bimbingan guru.
Berdasarkan pernyataan tersebut dan juga didasarkan pada observasi
awal di lapangan yang menunjukkan bahwa kurangnya pemahaman materi oleh
siswa terhadap suatu materi menyebabkan kecenderungan siswa menjadi tidak
aktif. Hal ini juga berdampak pada nilai yang diperoleh siswa masih berada di
bawah batas ketuntasan yaitu 70. Maka, perlu adanya perbaikan pembelajaran
untuk meningkatkan pemahaman materi yaitu dengan menggunakan metode
pembelajaran TPS. Dari penggunaan metode ini diharapkan dihasilkan keluaran
(output) siswa yang memiliki pemahaman materi yang lebih kuat dan partisipasi
keaktifannya sehingga juga dapat meningkatkan prestasi belajarnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Dari pemikiran di atas, dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai
berikut:
Gambar 2.6. Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu jawaban sementara tentang suatu permasalah-
an penelitian, yang masih harus diuji kebenarannya sampai terbukti melalui data
yang terkumpul. Berdasarkan landasan teori yang mencakup tinjauan pustaka,
hasil penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir maka rumusan hipotesis
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
”Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share)
dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS4 SMA Negeri
2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012”.
Proses kegiatan mengajar: guru
menggunakan metode konvensional
Siswa kurang antusias dan kurang aktif
selama pembelajaran
Guru menerapkan model pembelajaran
kooperatif dengan tipe Think Pair Share
Siswa antusias dan lebih aktif selama
pembelajaran
Siswa lebih aktif dan penguasaan konsep
meningkat dibanding siklus I
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
Guru melakukan refleksi pada siklus I, kemudian melanjutkan perbaikan
pada siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 2 Sukoharjo. Sekolah ini
berlokasi di Jalan Raya Sala-Kartasura, Mendungan, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo.
SMA Negeri 2 Sukoharjo dipimpin oleh Bapak Drs. Bambang Suryono, Dipl.Ed.
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sukoharjo
dengan jumlah siswa siswa. Alasan pemilihan sekolah ini sebagai tempat penelitian
adalah :
a. Hasil belajar akuntansi masih belum optimal dan guru menggunakan model
pembelajaran konvensional dalam kegiatan belajar mengajar sehingga para siswa
kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran akuntansi akibatnya mereka tidak
menguasai materi akuntansi dan hasil belajar akuntansi belum memenuhi KKM
yang ditentukan yaitu 70.
b. Lokasi sekolah termasuk strategis dan dekat dengan jangkauan penulis, sehingga
dapat memudahkan penulis dalam mobilitas, komunikasi, dan transportasi. Dengan
demikian, penulis dapat mengatur biaya dan waktu yang dibutuhkan dalam
penelitian agar lebih efisien.
c. Sekolah tersebut bersedia dan mau memberikan ijin bagi penulis untuk menjadi
lokasi penelitian dan diharapkan juga memberikan kontribusi manfaat bagi sekolah
tersebut.
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru mata
pelajaran akuntansi yaitu S. Hardjono, S.Pd, M.Pd, yang membantu dalam pelaksanaan
observasi dan refleksi selama penelitian berlangsung, sehingga secara tidak langsung
kegiatan penelitian dapat terarah serta menjaga kevalidan data hasil penelitian.
2. Waktu Penelitian
Penulis merencanakan pelaksanaan penelitian dari bulan Januari 2011 sampai
Mei 2011, sedangkan pelaksanaan penelitian dari bulan Februari 2011 sampai Maret
28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
2011. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan laporan penelitian,
dengan jadwal sebagai berikut:
Tabel 3.1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian
Jenis Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni1. Persiapan Penelitian
a. Koordinasi peneliti dengan kepala sekolah
b. Diskusi dengan guru untuk mengidentifikasi masalah
c. Menyusun proposal penelitian
d.Perijinan 2. Pelaksanaan Tindakan a. Siklus I - perencanaan - pelaksanaan tindakan - observasi - refleksi
b. Siklus II - perencanaan - pelaksanaan tindakan - observasi - refleksi
3. Analisis Data dan Pelaporan a. Analisis data (hasil tindakan
2 siklus)
b. Menyusun Laporan/Skripsi c. Ujian dan revisi d. Penggandaan dan
pengumpulan laporan
B. Subyek Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada kelas XI IPS bidang akuntansi. Ada 4 kelas di
XI IPS yaitu XI IPS 1 sampai 4. Keempat kelas tersebut ditemukan permasalahan yang
sama yaitu kurang memahami khususnya materi akuntansi. Pada penelitian ini peneliti
mengambil salah satu yaitu kelas XI IPS 4 SMA N 2 Sukoharjo tahun ajaran
2011/2012 dengan jumlah 39 siswa. Sebagian siswa berasal dari keluarga yang kurang
mampu, sehingga kebanyakan siswa setelah pulang sekolah siswa harus membantu
keluarganya untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
C. Data dan Sumber Data
Data dan sumber data merupakan jenis yang berbeda. Jenis data menunjuk
data apa saja yang menjadi fokus penelitian, sedangkan sumber data menunjuk dari
mana saja data itu diperoleh. Dalam memilih sumber data, peneliti harus benar-benar
berpikir mengenai kelengkapan informasi yang akan dikumpulkan dan juga
validitasnya. Sumber data dalam penelitian ini, antara lain:
1. Informan.
Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi informan adalah guru mata
pelajaran akuntansi kelas XI IPS 4 yaitu yaitu Bapak S. Hardjono, M.Pd.
2. Tempat atau Lokasi.
Tempat atau lokasi dalam penelitian ini adalah sekolah ruang XI IPS 4 SMA
Negeri 2 Sukoharjo.
3. Pengamatan peristiwa
Melalui pengamatan dari peristiwa atau aktivitas, peneliti bisa mengetahui
tentang proses bagaimana sesuatu terjadi secara langsung. Peristiwa dalam
penelitian ini adalah proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran akuntansi.
4. Dokumen.
Dokumen atau arsip sebagai sumber data yang penting artinya dalam
penelitian tindakan kelas. Dokumen dan arsip dapat menjadi sumber data yang
membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang ada kaitannya
dengan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu: silabus, rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan hasil pekerjaan siswa dalam hal ini siswa
XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo.
D. Pengumpulan Data
Dalam proses pemecahan masalah, peneliti memerlukan data yang relevan.
Untuk mendapatkan data-data yang relevan maka diperlukan teknik pengumpulan
data yang valid dan dapat dipercaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini, antara lain dengan menggunakan:
1. Observasi
Observasi merupakan upaya pengumpulan data dengan cara mengamati
pelaksanaan tindakan dan hasil tindakan. Observasi yang dilakukan dengan cara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
mengamati, mengidentifikasi, dan mencatat semua kegiatan dalam proses
pembelajaran.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan kegiatan mencari data mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan proses penlitian yang nantinya digunakan dalam penyusunan
laporan. Dokumentasi dalam penelitian ini meliputi dokumen mengenai keadaan
sekolah secara umum, data siswa, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar
penilaian kelompok serta hasil evaluasi dari setiap siklus. Peneliti juga mengambil
gambar atau foto dari berlangsungnya kegiatan penelitian (proses kegiatan
pembelajaran di kelas).
3. Tes
Tes merupakan pengumpulan data yang dilakukan pada akhir penyajian
bahan ajar. Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil belajar
yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan apakah sudah memenuhi
target yang sudah ditentukan atau belum.
E. Uji Validitas Data
Validitas merupakan jaminan terhadap simpulan dan tafsir makna sebagai
hasil penelitian agar dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dalam penelitian
ini teknik pemeriksaan data digunakan teknik triangulasi. Menurut Lexy J Moleong
(2001:178) “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu”. Dengan kata lain, untuk menarik kesimpulan
diperlukan tidak hanya dari satu cara pandang saja. Di dalam triangulasi megarahkan
peneliti agar dalam pengumpulan data, peneliti wajib menggunakan beranekaragam
sumber data yang diperlukan atau tersedia. Artinya data yang sejenis atau sama akan
lebih mantap dan dipertanggungjawabkan kebenarannya bila digali atau diperoleh
data sumber yang berbeda.
F. Analisis Data
Setelah data-data yang diperlukan sudah terkumpul, selanjutnya adalah
membaca dan menganalisis data. Analisis data merupakan proses dalam penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
yang penting. Dengan menganalisis data, peneliti dapat mendeskripsikan , menarik
kesimpulan, dan membuktikan teori atau hipotesis yang ada. Data yang sudah
terkumpul diklasifikasikan kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif yang pada
akhirnya ditarik kesimpulan sebagai akhir proses penelitian. Adapun dalam proses
analisis data menggunakan metode HB. Sutopo (2002:87), yaitu :
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis yang
merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data dari
fieldnote. Proses ini berlangsung selama proses penelitian berlangsung dengan
membuat ringkasan dari catatan yang diperoleh dari lapangan. Dalam menyusun
reduksi datanya, peneliti membuat catatan-catatan yang diperoleh dalam kegiatan
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran akuntansi.
2. Sajian Data
Sajian data merupakan deskripsi mengenai kondisi yang rinci untuk
menceritakan dan menjawab setiap permasalahan yang ada dalam bentuk narasi
untuk mempermudah penarikan kesimpulan, pengambilan verifikasi atau bisa
melengkapi data yang masih kurang melalui pengumpulan data tambahan.
3. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan diambil pada pengambilan data terakhir dan diverifikasi agar
cukup mantap serta benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. Sebenarnya
makna data harus diuji kebenarannya/ validitasnya agar kesimpulan penelitian
lebih mantap dan lebih bisa dipercaya.
G. Indikator Kinerja Penelitian
Dalam kegiatan penelitian pasti memiliki tujuan yang hendak dicapai.
Untuk merumuskan ketercapaian tujuan perlu dirumuskan indikator keberhasilan
tindakan yang disusun secara realistik (mempertimbangkan kondisi sebelum
diberikan tindakan dan jumlah siklus tindakan yang akan dilakukan) dan dapat
diukur. Pada penelitian ini, peneliti menetapkan indikator kinerja penelitian sebagai
berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Tabel 3.2 Indikator Kinerja Penelitian
Indikator/aspek yang diukur
Persentase Siswa yang ditargetkan
Cara mengukur
Keaktifan dalam mengajukan pertanyaan atau ide dalam diskusi
75%
Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dan dihitung dari jumlah siswa yang aktif dalam mengajukan pertanyaan atu ide.
Keaktifan dalam menjawab pertanyaan dalam diskusi
75% Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dan dihitung dari jumlah siswa yang aktif dalam menjawab pertanyaan dalam diskusi.
Kemandirian siswa dalam mengerjakan soal evaluasi
75% Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dan dihitung dari jumlah siswa yang mengerjakan soal secara mandiri.
Ketuntasan prestasi belajar (KKM 70)
80% Dihitung dari jumlah siswa yang mendapat nilai 70 ke atas. Siswa yang mendapat nilai 70 ke atas dianggap telah mencapai ketuntasan belajar.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah langkah-langkah rinci yang dilakukan untuk
malaksanakan kegiatan penelitian dari awal penelitian sampai akhir penelitian secara
rinci. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan penelitian berjalan teratur dan hasil
penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Indikator yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah meningkatkan prestasi belajar dalam pembelajaran akuntansi
pada siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share). Setiap tindakan upaya
peningkatan indikator tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap
siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: 1) Perencanaan Tindakan, 2) Pelaksanaan
Tindakan, 3) Observasi/Pengamatan, 4) Refleksi untuk perencanaan siklus
berikutnya. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:16) dalam Suyadi (2011:50)
menggambarkan keempat langkah dalam PTK sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Gambar 3.1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas
(Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2007:16)
Dalam penelitian ini direncanakan dalam dua siklus. Kedua siklus tersebut dijelaskan
sebagai berikut :
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan antara lain:
1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa.
2) Membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mengarah pada
pembelajaran kooperatif tipe TPS dan membuat lembar observasi.
3) Menyusun skenario pembelajaran sebagai berikut:
a) Guru menciptakan suasana kondusif kemudian menyampaikan tujuan
pembelajaran dan pengetahuan awal mengenai kertas kerja kepada siswa.
b) Guru membagi materi kertas kerja kepada kelompok-kelompok yang
dibagi secara heterogen berdasarkan nilai yang telah ditentukan oleh guru.
c) Siswa dalam setiap kelompok saling bekerja sama, saling membaca,
saling memahami dan menemukan ide pokok dan memberikan tanggapan
atau pemecahan soal yang ada dan ditulis pada lembar kertas.
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan II
SIKLUS II
Pengamatan
Refleksi
Refleksi
Pelaksanaan
Pelaksanaan
?
Perencanaan I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
d) Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok, kemudian guru
dan siswa membuat kesimpulan bersama.
4) Menyusun instrumen untuk melakukan evaluasi berupa soal tes tertulis.
5) Menetapkan indikator ketercapaian.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan tahap perencanaan dan
skenario pembelajaran, yang dilakukan bersamaan dengan observasi terhadap
dampak tindakan.
c. Tahap Observasi
Tahap ini dilakukan dengan mengamati pelaksanaan proses belajar mengajar
terutama dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS dan mengamati kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar
yang diamati langsung oleh peneliti dengan bantuan guru mitra.
d. Tahap Refleksi
Dalam tahap ini dilakukan analisis terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran
dan hasil belajar. Data yang sudah diperoleh selanjutnya digunakan untuk menjadi
bahan refleksi bagi peneliti untuk memperbaiki proses pembelajaran siklus
selanjutnya.
2. Rancangan Siklus II
Berbagai tahap dan kegiatan pada siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I,
hanya saja tindakan yang dilakukan berbeda. Tindakan pada siklus II ini ditentukan
berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan siklus I. Pada siklus ini materi yang akan
dipelajari adalah mengenai laporan keuangan berdasarkan kertas kerja.
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan antara lain:
1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa.
2) Membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mengarah pada
pembelajaran kooperatif tipe TPS dan membuat lembar observasi.
3) Menyusun skenario pembelajaran sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
a) Guru menciptakan suasana kondusif kemudian menyampaikan tujuan
pembelajaran dan pengetahuan awal mengenai laporan keuangan
berdasarkan kertas kerja kepada siswa.
b) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok-kelompok yang dibagi
secara heterogen yang terdiri dari 2 siswa.
c) Siswa dalam setiap kelompok saling bekerja sama, saling membaca, saling
memahami dan menemukan ide pokok dan memberikan tanggapan atau
pemecahan soal yang ada dan ditulis pada lembar kertas selama beberapa
menit.
d) Setelah beberapa menit kelompok kecil tadi dikelompokkan lagi menjadi 4
kelompok. Kelompok tersebut berdiskusi kembali untuk membahas
kembali hasil diskusi dari kelompok kecil sebelumnya untuk dibahas
bersama.
e) Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok, kemudian guru
dan siswa membuat kesimpulan bersama.
f) Menyusun instrumen untuk melakukan evaluasi berupa soal tes tertulis.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan tahap perencanaan dan
skenario pembelajaran, yang dilakukan bersamaan dengan observasi terhadap
dampak tindakan.
c. Tahap Observasi
Tahap ini dilakukan dengan mengamati pelaksanaan proses belajar mengajar
terutama dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS dan mengamati kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar
yang diamati langsung oleh peneliti dengan bantuan guru mitra.
d. Tahap Refleksi
Dalam tahap ini dilakukan analisis terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran
dan hasil belajar. Data yang sudah diperoleh selanjutnya digunakan untuk menjadi
bahan refleksi bagi peneliti untuk memperbaiki proses pembelajaran siklus
selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pra Tindakan
Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan
kegiatan identifikasi masalah (observasi awal) dengan tujuan untuk mengetahui
permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar. Observasi awal dilakukan peneliti saat
mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) tahun 2011 di SMA Negeri 2
Sukoharjo. Survei pendahuluan selain menghasilkan informasi tentang proses belajar
mengajar tapi juga mengumpulkan informasi keadaan nyata di lapangan seperti sejarah
sekolah, Visi dan Misi sekolah, keadaan lingkungan sekolah serta struktur organisasi
sekolah. Informasi yang dapat dikumpulkan dari survey pendahuluan sebagai berikut :
1. Sejarah Singkat SMA Negeri 2 Sukoharjo
SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berlokasi di Jalan Raya Solo-Kartasura,
Mendungan, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo merupakan jelmaan dari SMA UNS
Sebelas Maret Surakarta yang berubah status dari SMA Swasta menjadi SMA
Negeri. Sejarah berdirinya SMA Negeri 2 Sukoharjo adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1. Sejarah SMA Negeri 2 Sukoharjo
Tahun 1967 : Berdirilah SMA IKIP Negeri Surakarta bertempat di SMP 8 Surakarta yang diprakarsai oleh Bapak Drs. Sumantyo Martohadmodjo selaku Rektor IKIP Surakarta. Adapun Kepala Sekolah pada waktu itu adalah: » Bapak Drs. Jayeng Sugiyanto, kemudian dilanjutkan
oleh » Bapak Drs. Sasbani
Tahun 1972 : SMA IKIP yang berlokasi di SMP 8 pindah ke Kampus IKIP Mesen Jln. Urip Sumoharjo
Tahun 1976 : SMA IKIP Surakarta berganti nama menjadi SMA UNS Sebelas Maret Surakarta dengan status swasta. Adapun Kepala Sekolah yaitu: » Bapak Drs. Suyono, kemudian dilanjutkan oleh » Bapak Drs. Soenarjo Basuki
Tahun 1982 : Bulan April 1982, SMA UNS berpindah tempat dari Kampus UNS Mesen (dulu IKIP Mesen) ke Mendungan, Pabelan, Kartasura.
37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Tahun 1987 : Dengan terbitnya Surat Keputusan Mendikbud RI nomor: 0887/O/1986 tanggal 22 Desember 1986 tentang Pembakuan dan Penegerian Sekolah Menengah Umum Tingkat Atas, maka pada tanggal 5 Maret 1987 SMA UNS diresmikan menjadi SMA Negeri 2 Sukoharjo oleh Bapak Drs. GBPH Poeger, dengan kepala sekolah Ibu Dra. Sridadi Murjadji (sejak 5 Maret 1987 s.d 15 Januari 1992). Dengan demikian sejak 5 Maret 1987 SMA UNS Sebelas Maret Surakarta berubah status menjadi SMA Negeri 2 Sukoharjo, yang kemudian Kepala Sekolah dilanjutkan oleh Bapak Moenawir, BA.
Tahun 1997 : Berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud nomor: 035/O/1997 tanggal 7 Maret 1997 tentang perubahan Nomenklatur SMA menjadi SMU, serta Organisasi dan Tata Kerja SMU, maka SMA Negeri 2 Sukoharjo berganti nama menjadi SMU Negeri 2 Sukoharjo
Tahun 2004 : Berdasarkan Surat Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo nomor: 421.3.5/124 tanggal 4 Mei 2004 tentang perubahan Nomenklatur Sekolah, SMU Negeri 2 Sukoharjo berganti nama menjadi SMA Negeri 2 Sukoharjo
2. Visi, Misi, dan Tujuan SMA Negeri 2 Sukoharjo
a. Visi
Visi SMA Negeri 2 Sukoharjo adalah: “Terwujudnya Sekolah yang memiliki
Iman, Taqwa, Cerdas dan Terampil”
a) Di bidang akademis, bukan hanya keberhasilan mancapai Ujian Sekolah
(US) dan nilai Ujian Nasional (UN), tetapi juga keberhasilan kecerdasan
emosi dan kecerdasan spiritual sehingga menghasilkan manusia yang utuh.
b) Di bidang sarana dan prasarana, mengembangkan secara integral
berdasarkan acuan standar kualitas buku, ruang kelas, ruang praktek,
laboratorium, perpustakaan, ruang administrasi, buku pelajaran, alat dan
media pendidikan, pengadaan alat komunikasi penambahan perangkat
komputer, faximili, dan internet.
c) Dalam bidang tenaga kependidikan, mengembangkan tenaga kependidikan
untuk meningkatkan kualifikasi kompetensi dan profesionalisme guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
d) Di bidang manajemen, diarahkan untuk lebih memberdayakan sekolah
sebagai unit pelaksana terdepan dalam kegiatan belajar mengajar, lebih
transparan sehingga dapat dipertanggungjawabkan di semua program
kegiatan.
e) Dalam bidang kehumasan, mengoptimalkan peran serta orang tua siswa
dan masyarakat, merupakan manajemen berbasis sekolah.
b. Misi
Misi SMA Negeri 2 Sukoharjo adalah :
a) Meningkatkan efektivitas PBM.
b) Meningkatkan kualitas tenaga kependidikan.
c) Melengkapi sarana dan prasarana sesuai potensi serta kemampuan sekolah.
d) Meningkatkan hubungan kerja sama sekolah dengan masyarakat yang
berlandaskan pada Keimanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa untuk mewujudkan kecerdasan intelektual, emosi, spiritual dan
ketrampilan.
c. Tujuan
Tujuan Pendidikan di SMA N 2 Sukoharjo adalah:
a) Meningkatkan keberhasilan mencapai nilai ujian Sekolah (US) dan nilai
ujian nasional (UN).
b) Meningkatkan jumlah lulusan yang melanjutkan ke peguruan tinggi
minimal 50%.
c) Pencapaian rata-rata nilai kepribadian siswa ( kelakuan, kerajinan, dan
kerapian ) minimal B.
d) Meningkatkan keberhasilan kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual
sehingga menghasilkan manusia yang utuh.
e) Peningkatan standar kualitas buku-buku pelajaran menghadapi kurikulum
berbasis kompetensi.
f) Peningkatan ruang kelas, ruang praktek, laboratorium, perpustakaan ruang
administrasi untuk peningkatan KBM secara optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
g) Peningkatan buku-buku bacaan, majalah, dan buku penunjang
pembelajaran guru dan siswa di perpustakaan.
h) Peningkatan alat dan media pendidikan, alat komunikasi penambahan
perangkat komputer, faximili, dan internet.
i) Pengembangan tenaga kependidikan untuk meningkatkan kualifikasi
kompetensi dan profesionalisme guru.
j) Meningkatkan peran serta orang tua siswa dan masyarakat dalam proses
pendidikan.
k) Meningkatkan manajemen pendidikan berbasis sekolah.
l) Peningkatan kegiatan ekstra kurikuler siswa melalui kegiatan
kepramukaan, PKS, OSIS, Palasmada, Komputer, Seni tari, Seni musik,
dsb.
3. Keadaan Lingkungan Sekolah
a. Lokasi SMA Negeri 2 Sukoharjo Tabel 4.2. Lokasi SMA Negeri 2 Sukoharjo Nama Sekolah : SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Alamat Sekolah : Jl. Raya Sala-Kartasura, Mendungan, Pabelan,
Kartasura Kabupaten : Sukoharjo Propinsi : Jawa Tengah Telepon : 0271-711615
b. Denah SMA Negeri 2 Sukoharjo (terlampir) c. Sarana dan Prasarana
Ruang-ruang yang tersedia di SMA Negeri 2 Sukoharjo antara lain:
1) Ruang kepala sekolah : 1 12) Ruang BK : 1
2) Ruang wakil kepala sekolah : 1 13) Ruang gudang : 1
3) Ruang tata usaha : 1 14) Ruang kantin : 2
4) Ruang kantor guru : 1 15) Ruang satpam : 1
5) Ruang kelas :22 16)Kamar mandi/WC :14
6) Ruang perpustakaan : 1 17) Lab. IPA : 1
7) Ruang ibadah : 2 18) Ruang OSIS : 1
8) Ruang aula : 1 19) Lab. Komputer : 1
9) Ruang koperasi : 1 20) Ruang multimedia: 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
10) Ruang UKS : 1 21) Ruang Kesenian :1
11) Lab. Bahasa : 1
d. Keadaan guru dan pegawai Jumlah guru yang mengajar yaitu 77 orang yang terdiri dari:
1) Guru Pegawai Negeri Sipil 62 orang
2) Guru Tidak Tetap 15 orang.
Jumlah pegawai ada 21 orang, yang terdiri dari:
1) Pegawai Negeri Sipil 11 orang
2) Pegawai Tidak Tetap 10 orang
4. Struktur organisasi sekolah
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Sekolah
Komite Sekolah Kepala Sekolah Wakasek
Kurikulum Wakasek Kesiswaan
Wakasek Sarpras Wakasek Humas
Kepala TU Kepala Laboratorium
Kepala Perpustakaan
Koordinator BK
Guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
5. Permasalahan dalam Pembelajaran
1. Ditinjau dari Segi Siswa
a. Sarana dan prasarana pembelajaran kurang memadai. Hal ini dapat dilihat dari
terbatasnya siswa yang mempunyai buku pendamping untuk mata pelajaran
akuntansi.
Pembelajaran akuntansi di SMA Negeri 2 Sukoharjo didukung dengan
buku pendamping yang mana masing-masing siswa dapat membelinya melalui
guru akuntansi yang bersangkutan. Namun, kenyataan yang terjadi adalah tidak
semua siswa dapat membeli buku tersebut. Hal itu dikarenakan kurangnya
kepedulian siswa akan buku pendamping untuk membantu mereka belajar
akuntansi dan karena harga buku yang relatif mahal. Hal tersebut berdampak
pada terhambatnya proses belajar siswa (baik di rumah maupun di sekolah).
Jadi, pembelajaran hanya terpancang pada pembahasan materi di LKS yang
sifatnya terbatas.
b. Siswa kurang aktif dan kurang antusias dalam pembelajaran akuntansi.
Siswa cenderung tidak menggunakan kesempatan untuk bertanya
tentang kesulitan yang mereka hadapi. Siswa merasa malu untuk
mengungkapkan pendapatnya jika diadakan tanya jawab. Mereka memilih
diam tidak bertanya meskipun sebenarnya mereka belum paham tentang materi
yang sedang dibahas. Sebagian siswa juga masih malu untuk maju ke depan
jika diminta guru untuk menjelaskan kembali apa yang mereka terima setelah
mendengarkan penjelasan guru. Siswa cenderung bermasalah dalam
mengungkapkan ide, gagasan dan kreatifitas..
Kejenuhan siswa terhadap pelajaran akuntansi salah satunya disebabkan
karena penggunaan metode ceramah yang terus-menerus dilakukan oleh guru,
siswa hanya mendengarkan dan mencatat apa yang djelaskan guru serta
mengerjakan apa yang diperintah guru, sehingga siswa menjadi bosan dan
mengabaikan mata pelajaran akuntansi. Akibatnya, siswa mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru, karena selain pemahaman
siswa kurang, pelajaran akuntansi melibatkan perhitungan dan berkaitan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
dengan kejadian sehari-hari. Hal tersebut dapat diatasi apabila siswa dilibatkan
secara aktif mengungkapkan pendapatnya tentang materi yang sedang dibahas
dan bertanya disaat mereka mengalami kesulitan.
2. Ditinjau dari Segi Guru
a. Guru menguasai kelas dan suasana kelas tenang, namun guru merasa kesulitan
dalam menerapkan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan minat
dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran akuntansi.
Pada saat proses pembelajaran berlangsung, siswa menunjukkan sikap
yang kurang berminat dan kurang antusias terhadap mata pelajaran akuntansi.
Siswa terlihat bosan dan jenuh terhadap pelajaran akuntansi dan kurang
memperhatikan pelajaran dengan seksama. Guru sudah mencoba membangkitkan
minat siswa dengan memberi pendekatan secara langsung dan dengan memberi
motivasi serta menegur siswa yang tidak memeperhatikan pelajaran. Namun,
cara ini belum mampu membangkitkan minat dan semangat siswa dalam
pembelajaran.
b. Prestasi belajar yang tercermin belum menunjukkan hasil yang maksimal.
Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti, terdapat 14 siswa
dari 37 siswa kelas XI IPS 4 yang belum memenuhi standar nilai KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran akuntansi untuk perusahaan jasa
yaitu 70. Hasil ulangan terakhir yaitu materi kertas kerja, nilai terendah yang
diperoleh siswa kelas XI IPS 4 adalah 40 sedangkan nilai tertinggi adalah 100.
Untuk tugas-tugas yang diberikan guru, mayoritas siswa masih mengerjakan di
kelas sebelum pelajaran dimulai. Ini menunjukkan rendahnya keaktifan siswa
dan tanggung jawab siswa dalam mengikuti pelajaran akuntansi.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing siklus
terdiri dari empat tahapan, yaitu: (1) Perencanaan tindakan, (2) Pelaksanaan tindakan,
(3) Observasi dan interpretasi, dan (4) Refleksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
1. Siklus I
Penerapan pembelajaran pada siklus pertama melalui pembelajaran dengan
model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) adalah:
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Kegiatan perencaan tindakan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 20
Februari 2012 di ruang guru SMA Negeri 2 Sukoharjo. Guru bersama peneliti
mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini.
Peneliti mengungkapkan bahwa terdapat permasalahan dalam pembelajaran
akuntansi, yaitu siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran akuntansi,
siswa kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran akuntansi yang
mengakibatkan prestasi belajar akuntansi yang belum maksimal. Kemudian
disepakati bahwa pelaksanaan tahap siklus pertama akan dilaksanakan selama
tiga kali pertemuan, yaitu pada hari Sabtu 25 Februari, Rabu 29 Februari, dan
Sabtu 3 Maret 2012.
Tahap perencanaan tindakan pada siklus pertama meliputi kegiatan
sebagai berikut:
1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi
pada kompetensi dasar menyusun kertas kerja menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS, dengan skenario pembelajaran sebagai
berikut:
a) Pertemuan pertama (Sabtu, 25 Februari 2012)
(1) Guru membuka pelajaran dengan memberi salam, menanyakan
kabar dan memeriksa kehadiran siswa.
(2) Guru menciptakan suasana yang kondusif untuk membangkitkan
minat siswa.
(3) Guru menyampaikan rencana kegiatan pada pertemuan itu, yaitu
pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TPS.
(4) Guru menginformasikan langkah pembelajaran kooperatif tipe
TPS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
(5) Guru melakukan apersepsi mengenai AJP sebelum melanjutkan
ke materi kertas kerja dengan melakukan tanya jawab dengan
siswa.
(6) Guru menjelaskan garis besar mengenai materi kertas kerja.
(7) Guru membagi siswa dalam kelompok kooperatif yang terdiri
dari 2 orang berdasarkan nilai yang telah dicapai pada pertemuan
sebelumnya.
(8) Guru memberikan 1 bahan diskusi pada masing – masing
kelompok dengan 2 tipe soal yang berbeda.
(9) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk berdiskusi, saling
memahami isi bacaan, saling menafsirkan dan memberi
tanggapan terhadap permasalahan yang ada.
(10) Guru berkeliling memeriksa setiap kelompok bila ada yang
mengalami kesulitan.
(11) Guru mengumpulkan hasil pekerjaan karena telah habis dan
presentasi dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya.
(12) Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan dari materi
yang dipelajari dan menutup pelajaran dengan salam.
b) Pertemuan kedua (Rabu, 29 Februari 2012)
(1) Guru membuka pelajaran dan memeriksa kehadiran siswa.
(2) Guru mengulas materi yang dipelajari pada pertemuan
sebelumnya dan melanjutkan presentasi.
(3) Guru mempersilahkan beberapa kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi dari soal A dan B.
(4) Guru memberikan waktu pada siswa untuk bertanya dengan sisa
waktu yang ada kemudian melakukan latihan – latihan.
(5) Guru memberitahu bahwa pada pertemuan selanjutnya akan
diadakan tes evaluasi dengan materi kertas kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
(6) Guru dan siswa secara bersama-sama membuat kesimpulan dari
materi yang dipelajari pada pertemuan itu dan menutup pelajaran
dengan salam.
c) Pertemuan ketiga (Sabtu, 3 Maret 2012)
(1) Guru membuka pelajaran dan memeriksa kehadiran siswa.
(2) Guru menciptakan suasana yang kondusif.
(3) Meminta siswa duduk pada posisi yang benar dan tertib untuk
mempersiapkan diri dalam mengerjakan tes evaluasi.
(4) Guru membagi soal tes evaluasi dengan tipe soal yang berbeda
pada siswa dan meminta siswa untuk mengerjakan dengan tertib
dan tidak saling bekarja sama.
(5) Guru mengawasi saat proses pengerjaan tes supaya hasil pekerjaan
siswa merupakan hasil kemampuannya sendiri. Setelah selesai
jawaban dikumpulkan oleh guru sesuai dengan kode soal.
(6) Guru menutup palajaran dengan salam.
2) Guru dan peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
untuk materi kertas kerja dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS.
3) Guru dan peneliti menyusun instrumen penelitian berupa tes. Insterumen
tes yang berasal dari hasil tes evaluasi akhir siswa yang dilakukan peneliti
selama pelaksanaan siklus I.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan I dilaksanakan selama tiga kali pertemuan seperti
yang telah direncanakan, yaitu pada hari Rabu dan Sabtu masing-masing
tanggal 25 Februari, 29 Februari, dan 3 Maret 2012 di ruang kelas XI IPS 4.
Pertemuan dilaksanakan 4 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan
RPP yang telah dibuat.
Materi pada pelaksanaan tindakan I ini adalah kertas kerja. Pertemuan
pertama digunakan peneliti untuk mempresentasikan materi secara garis besar,
melakukan penelitian pada masing-masing siswa pada tingkat pemahaman
materi dengan tujuan untuk pembagian kelompok diskusi pada pertemuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
selanjutnya. Pada pertemuan kedua digunakan peneliti untuk melaksanakan
pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan melakukan diskusi kelompok,
membagi siswa menjadi kelompok kooperatif yang terdiri dari 2 orang dan
presentasi hasil diskusi beberapa kelompok. Pertemuan ketiga digunakan
peneliti untuk mengadakan evaluasi untuk mengetahui pencapaian belajar
siswa selama mengikuti diskusi kelompoknya.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan pertama (Sabtu, 25 Februari 2012)
a) Membuka pelajaran dengan salam, memeriksa kehadiran siswa. Ada
lima siswa yang tidak hadir di kelas pada pertemuan ini, yaitu
Himawan Prakosa(s), Yana Yustistiyana mahmud(a), Indah
Permatasari(i), Erlin Sukmawati(i) dan Andita Rizky Asprillia(i).
Kemudian guru memperkenalkan peneliti serta tujuannya
mengadakan penelitian. Peneliti bertindak sebagai pengamat dan
membantu guru dalam proses belajar selama penelitian berlangsung.
b) Guru dan peneliti merencakan prosedur pembelajaran yang akan
dilakukan. Guru dan peneliti menjelaskan bahwa pembelajaran kali ini
menggunakan model pembelajaran yang berbeda dengan biasanya
yakni model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Selanjutnya guru
bersama peneliti menginformasikan bagaimana langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilakukan.
c) Guru memotivasi siswa sebelum memulai pelajaran dengan memberi
apersepsi mengenai AJP dan kertas kerja
d) Guru menjelaskan secara garis besar materi yang akan dipelajari, yaitu
kertas kerja.
e) Guru membagi siswa dalam kelompok kooperatif yang terdiri dari 2
orang secara heterogen berdasarkan nilai dan peneliti membagikan
bahan untuk pelaksaan diskusi.
f) Guru dan peneliti mengajak siswa untuk melakukan kegiatan diskusi
kelompok mengenai menyusun kertas kerja. Karena materi ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
lingkupnya kecil maka ada beberapa kelompok yang melakukan
diskusi dengan materi yang sama.
g) Guru berkeliling untuk mengecek kegiatan setiap kelompok yang
mungkin mengalami kesulitan, karena dalam hal ini guru hanya
bertindak sebagai fasilitator saja. Pada kegiatan ini siswa terlihat cukup
aktif, ada yang mengutarakan pendapatnya, mencari informasi di buku
dan menuliskan hasil diskusi. Tapi masih ada beberapa siswa yang
sibuk bergurau sendiri dan tidak ikut kegiatan diskusi.
h) Guru mengawasi jalannya diskusi dengan baik dan memberikan
penilaian proses sesuai dengan instrumen-instrumen keaktifan saat
diskusi dalam kelompok kooperatif.
i) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil diskusi karena waktu
telah selesai.
j) Guru dan siswa secara bersama-sama membuat kesimpulan tentang
hasil diskusi pada hari ini dan memberitahukan pada pertemuan
selanjutnya dilanjutkan presentasi.
k) Guru menutup pelajaran dengan salam.
2) Pertemuan kedua (Senin, 28 Maret 2011)
a. Membuka pelajaran dan memeriksa kehadiran siswa. Ada tiga siswa
yang tidak hadir yaitu: Himawan Prakosa, Indah Permatasari dan
Robby Anhari, ketiganya tidak hadir karena sakit.
b. Mengulas materi sebelumnya dan menjelaskan tujuan pembelajaran
hari ini, yaitu melanjutkan presentasi.
c. Kemudian presentasi dimulai dengan presentasi soal A yang
dipresentasikan oleh kelompok Shidiq Hidayatulloh dan Prio T.P
dengan kelompok Agustina M.P dan Dayu Atika. Masing-masing
siswa menerangkan 1 kolom dalam kertas kerja. Setelah kedua
kelompok selesai presentasi ada 3 siswa yang bertanya yaitu Nindya
Aswaranti S, Rezanisa Rosy L dan Taufan Amirullah A.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
d. Guru melanjutkan pada soal B dipresentasikan oleh kelompok Aini M
dan Wahyu Ari W dengan kelompoknya Damar Adi A dan Devita Dwi
Cahyani. Pada presentasi ini ada 1 siswa yang bertanya yaitu Very
Andhi Prasetyo.
e. Presentasi berjalan dengan baik yang kemudian dengan sisa waktu
yang masih ada dilanjutkan dengan guru memberi kesempatan pada
siswa untuk bertanya bagi yang belum terlalu pahan dengan melakukan
latihan-latihan.
f. Guru mengawasi jalannya proses belajar dan peneliti melakukan
penilaian sesuai instrumen yang ada.
g. Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran serta
menginformasikan bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan tes
evaluasi kemudian menutup pelajaran dengan salam.
3) Pertemuan ketiga (Rabu, 30 Maret 2011)
a) Membuka pelajaran dengan salam dan memeriksa kehadiran siswa.
Ada satu siswa yang tidak hadir dikarenakan sakit yaitu Himawan
Prakosa.
b) Guru meminta siswa untuk mempersiapkan diri mengerjakan tes
evaluasi dan siswa duduk di tempatnya masing-masing dengan tertib
dan rapi. Guru membagikan soal tes, siswa yang duduk di sebelah kiri
mendapat soal dengan kode A, sedangkan siswa yang duduk di sebalah
kanan mendapat soal dengan kode B. Mengawasi jalannya tes dan
meminta siswa untuk mengerjakan tes secara mandiri, tidak saling
bekerja sama. Waktu yang ditentukan untuk mengerjakan tes tersebut
adalah 45 menit.
c) Setelah waktu habis, guru mengumpulkan lembar siswa saat itu juga.
d) Guru menutup pelajaran dengan salam.
c. Observasi dan Interpretasi Tindakan Siklus I
Peneliti mengamati proses pembelajaran akuntansi dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS di kelas XI IPS 4. Pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
pertemuan pertama yaitu hari Sabtu, 25 Februari 2012, guru menyampaikan
apersepsi kertas kerja, menjelaskan pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS, pelaksanaan
pembelajaran dengan model kooperatif tipe TPS. Pada pertemuan kedua yaitu
pada hari Rabu, 29 Februari 2012 melanjutkan presentasi hasil diskusi.
Pertemuan yang ketiga yaitu pada hari Sabtu, 3 Maret 2012 digunakan untuk
tes evaluasi siklus I agar hasil belajar pada siklus I dapat segera diketahui.
Hasil observasi dan interprestasi yang telah dilakukan dapat dilihat
berikut ini:
Tabel 4.3. Indikator Keaktifan Siklus I
Indikator Keterangan Awal Siklus I Jumlah % Jumlah %
A. Mengajukan pertanyaan dalam diskusi
Bertanya 3x ke atas 4 10,3% 7 17,9% Bertanya 1x – 2x 15 38,5% 17 43,6% Tidak bertanya 20 51,3% 15 38,5%
Jumlah 39 100% 39 100% B. Menjawab
pertanyaan dalam diskusi
Menjawab 3x ke atas
2 5,1% 5 12,8%
Menjawab 1x – 2x 12 30,8% 21 53,8% Tidak menjawab 25 64,1% 13 33,4%
Jumlah 39 100% 39 100% C. Kemandirian
dalam mengerjakan soal evaluasi
Mandiri 22 56,4% 25 64,1% Sebagian menyontek
10 25,6% 8 20,5%
Menyotek 7 18% 6 15,4% Jumlah 39 100% 39 100%
Berdasarkan hasil pengamatan proses pembelajaran akuntansi materi
kertas kerja pada siklus I diperoleh gambaran mengenai hasil selama
pelaksanaan proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
Tabel 3. Capaian Indikator Keaktifan Siklus I
Aspek yang Diukur Indikator
Keberhasilan
Jumlah
Siswa Presentase
Mengajukan pertanyaan dalam
diskusi 75% 24 61,5%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Menjawab pertanyaan dalam
diskusi 75% 26 66,6%
Kemandirian dalam mengerjakan
soal evaluasi 75% 25 64,1%
Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa:
1) Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan dalam diskusi pada siklus I
yaitu: sebanyak 24 siswa yang aktif dengan presentase 61,5%dan 15 siswa
yang lain dengan presentase 38,5% masih belum aktif dalam mengajukan
pertanyaan dalam diskusi.
2) Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dalam diskusi pada siklus I
dijelaskan sebagai berikut: siswa yang aktif dalam menjawab pertanyaan
dalam diskusi adalah 26 siswa atau sebesar 66,6%, dan sisanya sebanyak
13 siswa atau sebesar 33,4% belum aktif dalam menjawab pertanyaan
dalam diskusi.
3) Kemandirian siswa dalam mengerjakan soal evaluasi pada siklus I adalah:
sebanyak 25 siswa atau sebesar 64,1% sudah mengerjakan soal evaluasi
secara mandiri dan 14 siswa yang lain atau sebesar 35,9% belum
mengerjakan soal evalusi secara mandiri.
Tabel 4.5. Indikator Ketuntasan Prestasi Belajar Siklus I
Kriteria Ketuntasan
Minimal
Prestasi Belajar Akuntansi
Kriteria Indikator Ketercapaian 80%
Sebelum Tindakan Siklus I Jumlah Persentase Jumlah Persentase
70
Tuntas : 90 –100 12 38,5% 14 35,9% 80 - 89 8 12,8% 5 12,8% 70 – 79 3 7,7% 11 28,2%
Belum Tuntas :
60 - 69 50 - 59 <50
10 3 3
25,6% 7,7% 7,7%
8 1 0
20,5% 2,6%
- Total
Siswa 39 100% 39 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Tuntas 23 59% 30 76,9% Belum
Tuntas 16 41% 9 23,1%
Nilai rata-rata
74,769 78,487
Berdasarkan evaluasi pada siklus I, ketuntasan hasil belajar (Kriteria
Ketuntasan Minimal adalah 70) yang tercapai pada siklus I sebanyak 29 siswa
dengan presentase 74,3% dan nilai rata-rata kelas yang dicapai sebesar 78,5.
Ketuntasan hasil belajar siswa tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6 Capaian Indikator Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa Siklus I
Kriteria
Indikator Keberhasilan (80%)
Ketuntasan Hasil Belajar
Jumlah Siswa Presentase
Tuntas 30 siswa 76,9%
Tidak Tuntas 9 siswa 23,1%
Jumlah 39 siswa 100%
Hasil capaian proses dan hasil belajar siswa untuk pelajaran akuntansi
tersebut juga dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar 4.2. Histogram Capaian Keaktifan Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Ketuntasan hasil belajar siswa juga dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Gambar 4.3. Histogram Capaian Ketuntasan Belajar Siklus I
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I
Berdasarkan hasil observasi dan intrepretasi tindakan pada siklus I,
peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
1) Beberapa kelemahan dari sisi guru dalam siklus I ini adalah:
a) Guru kurang jelas dalam menyampaikan penjelasan mengenai
pembelajaran kooperatif tipe TPS sehingga kebanyakan siswa masih
merasa bingung dalam menerapkannya.
b) Saat diskusi, guru lebih memperhatikan siswa yang bertanya dan
kurang memberi motivasi terhadap siswa yang kurang aktif.
c) Pada saat pelaksanaan evaluasi, guru cenderung berada di bagian
depan, sehingga siswa yang duduk di bagian belakang kurang sportif
dalam mengerjakan evaluasi.
2) Bebarapa kelemahan dari sisi siswa antara lain sebagai berikut:
a) Ada siswa cenderung acuh terhadap metode pembelajaran baru yang
diterapkan guru.
b) Siswa yang tidak memperhatikan malah mengganggu teman-temannya
dan bergurau sendiri.
c) Kurangnya interaksi dalam anggota kelompok, sehingga ada siswa
yang aktif dan ada siswa yang pasif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
d) Siswa masih belum berani mengungkapkan pendapatnya di depan guru.
e) Dari segi nilai yang diperoleh siswa, nilai tertinggi adalah 100 nilai
terendah adalah 60 dan nilai rata-rata kelas yaitu 78,487. Siswa yang
sudah mencapai standar nilai 70 ke atas sebanyak 30 siswa atau sebesar
76,9% siswa tersebut dapat dinyatakan sudah mencapai ketuntasan
hasil belajar. Tapi, hasil tersebut belum dapat mencapai target yang
ditetapkan yaitu 80% sehingga diperlukan perbaikan pada siklus
berikutnya.
Berdasarkan observasi dan analisis diatas, maka tindakan refleksi yang
dapat dilakukan adalah:
1) Guru lebih banyak melakukan pendekatan, selain sebagai fasilitator, guru
harus memotivasi kepada seluruh siswa dalam pembelajaran agar siswa
dapat bekerja sama dan kompak dalam kegiatan kelompoknya.
2) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif
sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi.
2. Siklus II
Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus II melalui pembelajaran
kooperatif tipe TPS adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Kegiatan perencanaan tindakan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 6
Maret 2012 di ruang guru SMA Negeri 2 Sukoharjo. Guru dan peneliti
mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan pada siklus II ini.
Peneliti mengungkapkan hasil analisis dan refleksi dari siklus I, kemudian
disepakati bahwa pelaksanaan pada siklus II diadakan selama tiga kali
pertemuan, yaitu pada hari Rabu 7 Maret 2012, Sabtu 10 Maret 2012 dan Rabu
21 Maret 2012.
Tahap perencanaan tindakan pada siklus kedua adalah sebagai berikut:
1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi
untuk kompetensi dasar menyusun laporan keuangan berdasarkan kertas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
kerja menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS, dengan
skenario pembelajaran sebagai berikut:
a) Pertemuan Pertama (Rabu, 7 Maret 2012)
(1) Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan
memeriksa kehadiran siswa.
(2) Guru menciptakan suasana kelas yang kondusif untuk
membangkitkan minat siswa.
(3) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
(4) Guru melakukan apersepsi mengenai materi penyusunan laporan
keuangan berdasarkan kertas kerja dan menjelaskan garis besar
laporan keuangan.
(5) Mengulang menjelaskan model pembelajaran kooperatif tipe TPS
agar siswa lebih mudah dalam menerapkannya.
(6) Guru membagi siswa ke dalam kelompok seperti pada
pembagian kelompok siklus I.
(7) Guru memberikan bahan atau bacaan atau materi diskusi pada
setiap kelompok.
(8) Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk berdiskusi,
saling memahami isi bacaan, saling menafsirkan dan memberi
tanggapan terhadap permasalahan yang ada.
(9) Beberapa saat kemudian guru mengelompokkan kembali menjadi
4 kelompok yang masing – masing tipe soal terdiri dari 2
kelompok.
(10) Guru memberi kesempatan untuk berdiskusi kembali.
(11) Kemudian Presentasi dimulai dengan perwakilan 1 siswa dari
masing-masing kelompok.
(12) Guru memberikan tugas rumah untuk dibahas dipertemuan
selanjutnya.
(13) Guru dan siswa secara bersama-sama menyimpulkan
pembelajaran saat itu dan memberi kesempatan untuk bertanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
(14) Guru menutup pelajaran dengan salam.
b) Pertemuan Kedua (Sabtu, 10 Maret 2012)
(1) Guru membuka pelajaran dan memeriksa kehadiran siswa.
(2) Guru menciptakan suasana yang kondusif.
(3) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini yaitu melanjutkan
materi dan membahas tugas rumah.
(4) Guru memberi kesempatan kepada beberapa siswa untuk
mengerjakan kembali tugas rumah di depan.
(5) Guru mengawasi jalannya pembelajaran dan membahas secara
bersama-sama tugas rumah.
(6) Guru memberi tahu pada pertemuan selanjutnya akan diadakan
tes evaluasi siklus II.
(7) Guru menutup pelajaran dengan salam.
c) Pertemuan Ketiga ( Rabu, 21 Maret 2012)
(1) Guru membuka pelajaran dan memeriksa kehadiran siswa.
(2) Guru menciptakan suasana yang kondusif.
(3) Meminta siswa duduk pada posisi yang benar dan tertib untuk
mempersiapkan diri dalam mengerjakan tes evaluasi.
(4) Guru membagi soal tes evaluasi pada siswa dan meminta siswa
untuk mengerjakan dengan tertib dan tidak saling bekarja sama.
(5) Guru mengawasi saat proses pengerjaan tes supaya hasil
pekerjaan siswa merupakan hasil kemampuannya sendiri. Setelah
selesai jawaban dikumpulkan oleh guru sesuai dengan kode soal.
(6) Guru menutup pelajaran dengan salam dan ucapan terimakasih.
2) Guru dan peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
untuk materi Laporan keuangan dengan model pembelajaran kooperatif
tipe TPS.
3) Guru dan peneliti menyusun instrumen penelitian berupa tes dan non tes.
Insterumen tes berasal dari hasil tes evaluasi akhir siswa, untuk instrumen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
non tes berasal dari pedoman observasi yang dilakukan peneliti dengan
mengamati kondisi siswa selama pelaksanaan siklus II.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan selama tiga kali
pertemuan seperti yang telah direncanakan, yaitu pada hari Rabu 7 Maret 2012,
Sabtu 10 Maret 2012 dan Rabu 21 Maret 2012 di ruang kelas XI IPS 4.
Pertemuan dilaksanakan 5 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran
dan RPP yang telah dibuat. Pelaksanaan tindakan kedua hampir sama dengan
pelaksanaan tindakan pertama, hanya pada pelaksanaan tindakan kedua ini
terdapat penguatan yang masih diperlukan dari tindakan pertama. Materi yang
disampaikan pada pelaksanaan tindakan kedua juga berbeda dengan
pelaksanaan tindakan pertama.
Materi pada pelaksanaan tindakan II ini adalah panyusunan laporan
keuangan berdasarkan kertas kerja. Pertemuan pertama digunakan guru untuk
menjelaskan secara garis besar laporan keuangan, melakukan diskusi
kelompok serta presentasi hasil diskusi. Pada pertemuan kedua digunakan
untuk melanjutkan materi dan pembahasan tugas rumah. Pada oertemuan
ketiga digunakan untuk mengadakan tes evaluasi siklus kedua.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan pertama (Rabu, 7 Maret 2012)
a) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucap salam kemudian
memeriksa kehadiran siswa, Ada tiga siswa yang tidak hadir yaitu:
Himawan Prakosa, Rezanissa Rosy L dan Widhi Prakoso Utomo.
b) Guru mengulang menjelaskan tentang model pembelajaran kooperatif
tipe TPS dan memotivasi siswa dengan memberi apersepsi mengenai
laporan keuangan. Selanjutnya guru meminta siswa untuk duduk secara
berkelompok seperti pada siklus I.
c) Guru menjelaskan garis besar mengenai materi yang akan dipelajari
dan membagi bahan diskusi. Ada empat siswa yang menjawab dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
benar yaitu Wahyu Ari W, Shidiq Hidyatulloh, Damar Adi Atmaja, dan
Devita Dwi Cahyani
d) Guru berkeliling untuk mengecek kegiatan kelompok yang mungkin
mengalami kesulitan. Pada kegiatan diskusi kali ini, siswa terlihat lebih
aktif dibandingkan dengan diskusi pada siklus I.
e) Guru mengawasi jalannya kegiatan diskusi dan memberi penilaian
sesuai dengan instrumen-instrumen keaktifan diskusi dalam kelompok
kooperatif.
f) Kemudian beberapa saat kemuadian guru mengelompokkan kembali
kelompok yang pertama menjadi 4 kelompok besar untuk berdiskusi
kembali.
g) Setelah kegiatan diskusi selesai, dilanjutkan dengan presentasi
kelompok. Kesempatan pertama langsung digunakan kelompok IV.
Arifah Fajrin E sebagai wakil dari kelompok IV. Sebagai kelompok
penyanggah yaitu kelompok II, yang bertanya yaitu: Yana Yustistiyana
Mahmud meminta untuk dijelaskan lagi mengenai hasil diskusi
kelompok IV.
h) Selanjutnya giliran kelompok I yang presentasi. Yang mewakili
kelompok I presentasi adalah Robby Anhari. Sebagai kelompok
penyanggah adalah kelompok III yang bertanya pada kelompok III
yaitu: Andika Dwi Sulistiyanto.
i) Setelah semua materi dipresentasikan, guru dan siswa secara bersama-
sama menyimpulkan materi yang sudah dipelajari dan guru
memberikan kesempatan apabila ada yang belum dipahami siswa.
j) Guru memberikan tugas rumah untuk dibahas pada pertemuan
selanjutnya.
k) Guru menutup pelajaran dengan salam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
2) Pertemuan Kedua (Sabtu, 10 Maret 2012)
a) Guru membuka pelajaran dengan salam dan memeriksa kehadiran
siswa. Ada tiga siswa yang tidak hadir yaitu: Himawan Prakosa(s),
Indah Permatasari(s) dan Hafidz Rafindra N(s).
b) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini yaitu melanjutkan
materi dan membahas tugas rumah.
c) Guru memberi kesempatan kepada beberapa siswa untuk mengerjakan
kembali tugas rumah di depan. Yang menuliskan hasil tugas rumah di
depan adalah Sidhiq Hidayatulloh mengenai laporan laba rugi, Wahyu
Ari A mengenai laporan perubahan ekuitas dan Rezanissa mengenai
neraca.
d) Guru mengawasi jalannya pembelajaran dan membahas secara
bersama-sama tugas rumah.
e) Dengan sisa waktu yang masih ada guru memberi kesempatan pada
siswa untuk bertanya masih kurang paham. Ada 3 siswa yang bertanya
tentang laporan keuangan yang berdasarkan kertas kerja yaitu Dayu
Atika, Hesti Shiantika dan Rezanisa Rosy L
f) Guru memberi tahu pada pertemuan selanjutnya akan diadakan tes
evaluasi siklus II.
g) Guru menutup pelajaran dengan salam
3) Pertemuan Ketiga ( Rabu, 21 maret 2012)
a) Guru membuka pelajaran dengan salam dan memeriksa kehadiran
siswa. Ada satu siswa yang tidak hadir yaitu Himawan Prakosa
karena sakit.
b) Guru meminta siswa untuk mempersiapkan diri mengerjakan soal tes.
c) Guru membagi soal tes dengan 2 tipe soal A dan B.
d) Guru mengawasi jalannya tes dan meminta siswa untuk mengerjakan
secara mandiri.
e) Setelah waktu tes habis, guru mengumpulkan lembar siswa saat itu
juga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
f) Guru menutup pelajaran dengan salam.
c. Observasi dan Interpretasi Tindakan Siklus II
Peneliti mengamati pelaksanaan proses pembelajaran akuntansi dengan
model pembelajaran kooperatif tipe TPS di kelas XI IPS 4. Pada pertemuan
pertama, yaitu hari Rabu 7 Maret 2012, guru menjelaskan pelaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe TPS dan memberi apersepsi mengenai laporan
keuangan, pelaksanaan diskusi kelompok dan presentasi kelompok. Pertemuan
kedua yaitu pada hari Sabtu, 10 Maret 2012 digunakan untuk melanjutkan
materi dan membahas tugas rumah. Pertemuan ketiga pada hari Rabu, 21 Maret
2012 digunakan untuk tes evaluasi siklus II.
Tabel 4.7. Indikator Keaktifan Siklus II
Indikator Keterangan Siklus I Siklus II Jumlah % Jumlah %
A. Mengajukan pertanyaan dalam diskusi
Bertanya 3x ke atas 7 17,9% 8 20,5%Bertanya 1x – 2x 17 43,6% 22 56,4%Tidak bertanya 15 38,5% 9 23,1%
Jumlah 39 100% 39 100% B. Menjawab
pertanyaan dalam diskusi
Menjawab 3x ke atas
5 12,8% 6 15,4%
Menjawab 1x – 2x 21 53,8% 26 66,6%Tidak menjawab 13 33,4% 7 18%
Jumlah 39 100% 39 100% C. Kemandirian
dalam mengerjakan soal evaluasi
Mandiri 25 64,1% 34 87,2%Sebagian menyontek
8 20,5% 3 7,7%
Menyotek 6 15,4% 2 5,1% Jumlah 39 100% 39 100%
Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran akuntansi,
diperoleh informasi mengenai aktivitas siswa dan hasil belajar selama kegiatan
belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.8. Capaian Indikator Keaktifan Siklus II
Aspek yang Diukur Indikator
Keberhasilan
Jumlah
Siswa Presentase
Mengajukan pertanyaan dalam
diskusi 75% 30 76,9%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Menjawab pertanyaan dalam
diskusi 75% 32 82%
Kemandirian dalam mengerjakan
soal evaluasi 75% 34 87,2%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa:
1) Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan atau ide dalam diskusi
pada siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut: siswa yang aktif
mengajukan pertanyaan sebanyak 30 siswa atau sebesar 76,9% sisanya
sebanyak 9 siswa atau sebesar 23,1% tidak menunjukkan keaktifan dalam
mengajukan pertanyaan dalam diskusi.
2) Keaktifan dalam menjawab pertanyaan dalam diskusi pada siklus II adalah:
32 siswa atau 82% aktif dalam menjawab pertanyaan pada saat diskusi, dan
sisanya sebanyak 7 siswa atau sebesar 18% belum bisa menjawab
pertanyaan dalam pelaksanaan diskusi.
3) Kemandirian siswa dalam mengerjakan soal evaluasi pada siklus II ini
adalah sebagai berikut: sebanyak 34 siswa atau sebesar 87,2% telah
mengerjakan soal evaluasi secara mandiri, dan 5 siswa yang lain atau
sebesar 12,8% belum mengerjakan soal evalusi secara mandiri.
Tabel 4.9. Indikator Ketuntasan Prestasi Belajar Siklus II
Kriteria Ketuntasan
Minimal
Prestasi Belajar Akuntansi
Kriteria Indikator Ketercapaian 80%
Siklus I Siklus II Jumlah Persentase Jumlah Presentase
70
Tuntas : 90 –100 14 35,9% 14 35,9% 80 - 89 5 12,8% 14 35,9% 70 – 79 11 28,2% 6 15,4%
Belum Tuntas :
60 - 69 50 - 59 <50
8 1 0
20,5% 2,6%
-
4 1
10,3% 2,6%
Total
Siswa 39 100% 39 100%
Tuntas 30 76,9% 34 87,2%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Belum Tuntas
9 23,1% 5 12,8%
Nilai rata-rata
78,487 81,282
Berdasarkan nilai evaluasi siklus II, ketuntasan hasil belajar yang
dicapai pada siklus II adalah: sebanyak 34 siswa dengan presentase 87,2% dan
nilai rata-rata kelas yang dicapai sebesar 81,28. Ketuntasan hasil belajar ter-
sebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.10. Capaian Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa Siklus II
Kriteria
Indikator Keberhasilan (80%)
Ketuntasan Hasil Belajar
Jumlah Siswa Presentase
Tuntas 34 siswa 87,2%
Tidak Tuntas 5 siswa 12,8%
Jumlah 39 siswa 100%
Hasil capaian proses dan hasil belajar siswa untuk pelajaran akuntansi
tersebut juga dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar 4.4. Histogram Capaian Keaktifan Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Ketuntasan prestasi belajar juga dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar 4.5. Histogram Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa Siklus II
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus II,
peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
1) Guru sudah dapat membangkitkan semangat dan memotivasi siswa untuk
lebih memperhatikan penjelasan guru saat kegiatan belajar mengajar.
2) Guru sudah dapat menempatkan diri saat pelaksanaan evaluasi, tidak
hanya di depan kelas tetapi berkeliling kelas untuk mengawasi jalannya
pelaksanaan evaluasi. Hal ini bertujuan agar siswa bekerja mandiri dan
tidak berbuat curang.
3) Pelaksanaan diskusi mengalami peningkatan. Siswa lebih aktif dan lebih
bersemangat dalam kegiatan diskusi sehingga kelas nampak lebih hidup.
4) Dari segi nilai yang diperoleh siswa, nilai tertinggi adalah 100, nilai
terendah adalah 65 dan nilai rata-rata kelas yaitu 81,28. Siswa yang sudah
mencapai standar nilai 70 ke atas sebanyak 34 siswa (87,2% dari 39
siswa) dan siswa tersebut dapat dinyatakan sudah mencapai ketuntasan
hasil belajar. Jumlah tersebut sudah dapat menunjukkan peningkatan bila
dibandingkan sebelumnya, dengan nilai rata-rata kelas yaitu 78,478 dan
hanya dicapai 30 siswa (76,9% dari 39 siswa). Nilai ini tersebut sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
diatas nilai standar KKM. Sehingga dianggap pembelajaran sudah
mencapai titik ketuntasan dan terbukti bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat meningkatkan penguasaan
konsep siswa, meskipun belum 100% siswa dinyatakan tuntas belajar.
Berdasarkan hasil observasi dan analisis tersebut, maka peneliti
melakukan refleksi tindakan sebagai berikut:
1) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif
sehingga siswa memiliki motivasi dan semangat belajar yang tinggi.
2) Guru lebih inovatif dalam menggunakan model pembelajaran saat mengajar,
sehingga siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembalajaran.
3) Guru masih harus melakukan pendekatan terhadap siswa, sehingga siswa
yang mengalami kesulitan akan mudah teratasi.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat dinyatakan
bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar akuntansi melalui penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share). Hal tersebut dapat dilihat dari
tabel sebagai berikut:
Tabel 4.11. Hasil Penelitian Siklus I dan II
Aspek yang Diukur Indikator
Keberhasilan
Siklus I Siklus II Jumla
h Siswa
Presentase
Jumlah
Siswa
Presentase
Mengajukan pertanyaan dalam diskusi
75% 24 61,5% 30 76,9%
Menjawab pertanyaan dalam diskusi 75% 26 66,6% 32 82%
Kemandirian dalam mengerjakan soal evaluasi
75% 25 64,1% 34 87,2%
Berdasarkan evaluasi pada siklus I, ketuntasan prestasi belajar (KKM) adalah 70
yang tercapai pada siklus I sebanyak 30 siswa dengan presentase 76,9% dan nilai rata-
rata kelas yang dicapai sebesar 78,478. Untuk siklus II, ketuntasan prestasi belajar yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
tercapai sebanyak 34 siswa dengan presentase 89,7% dan nilai rata-rata kelas yang
dicapai sebesar 81,28. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.12. Hasil Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa Siklus I dan II
Kriteria Ketuntasan
Minimal
Prestasi Belajar Akuntansi
Kriteria Indikator Ketercapaian 80%
Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Presentase
70
Tuntas : 90 –100 12 38,5% 14 35,9% 14 35,9% 80 - 89 8 12,8% 5 12,8% 14 35,9% 70 – 79 3 7,7% 11 28,2% 6 15,4%
Belum Tuntas :
60 - 69 50 - 59 <50
10 3 3
25,6% 7,7% 7,7%
8 1 0
20,5% 2,6%
-
4 1
10,3% 2,6%
Total
Siswa 39 100% 39 100% 39 100%
Tuntas 23 59% 30 76,9% 34 87,2% Belum
Tuntas 16 41% 9 23,1% 5 12,8%
Nilai rata-rata
74,769 78,487 81,282
Peningkatan hasil capaian indikator keaktifan siswa untuk pelajaran
akuntansi tersebut juga dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar 4.6. Histogram Perbandingan Hasil Indikator Keaktifan Sebelum
Tindakan, Siklus I dan Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Ketuntasan Prestasi belajar juga dapat dilihat pada tabel berikut:
Gambar 4.7. Histogram Perbandingan Hasil Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa
Sebelum Tindakan, Siklus I dan Siklus II Keterangan:
a. Tabel 4.11 dan gambar 4.6. diatas menunjukkan keaktifan siswa dalam proses
belajar mengajar akuntansi pada siklus I dan II yang dapat diukur dari beberapa
aspek:
1. Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan dalam diskusi, pada siklus I
siswa yang aktif sebanyak 24 siswa dengan presentase 61,5%. Pada siklus II
meningkat menjadi 30 siswa dengan presentase 76,9%.
2. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dalam diskusi pada siklus I
sebanyak 26 siswa dengan presentase 66,6% dan pada siklus II meningkat
menjadi 32 siswa dengan presentase sebesar 82%.
3. Kemandirian siswa dalam mengerjakan soal evaluasi, pada siklus I terdapat 25
siswa dengan presentase 64,1% dan pada siklus II meningkat menjadi 34 siswa
dengan presentase sebesar 87,2%.
b. Tabel 4.12 dan gambar 4.7 diatas menunjukkan bahwa ketuntasan prestasi belajar
siswa pada siklus I dan II. Pada siklus I jumlah siswa yang tuntas sebanyak 30
siswa dengan presentase sebesar 76,9% dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 9
siswa dengan presentase sebesar 23,1%. Pada siklus II, jumlah siswa yang tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
sebanyak 34 siswa dengan presentase sebesar 87,2%dan siswa yang tidak tuntas
sebanyak 5 siswa dengan presentase sebesar 12,8%.
Grafik tersebut menunjukkan bahwa setelah adanya penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS berdampak terhadap peningkatan keaktifan siswa dan
hasil belajar akuntansi. Dampak positif tersebut antara lain siswa lebih memahami
materi yang disampaikan guru, siswa menjadi lebih aktif dan lebih bersemangat dalam
kegiatan pembelajaran dan siswa dapat bekerja sama dengan siswa lain dalam
kelompok. Selain hal tersebut, siswa juga mengalami peningkatan dalam hasil belajar.
D. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus
terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)
observasi dan interpretasi, (4) analisis dan refleksi. Deskripsi hasil penelitian dari siklus
I dan II dapat dijelaskan sebagai berikut:
Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk
mengetahui kondisi yang ada di kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo. Dari hasil
survei yang dilakukan, peneliti menemukan permasalahan bahwa prestasi belajar
akuntansi di kelas XI IPS 4 yang belum maksimal. Oleh karena itu, peneliti dan guru
kelas mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe TPS.
Setelah mengadakan diskusi, selanjutnya peneliti dibantu guru menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan pada siklus I.
Materi yang akan diberikan pada siklus I ini adalah kertas kerja. Setelah menerima
apersepsi dari guru, siswa diberi kesempatan untuk melakukan diskusi dengan tipe
TPS dengan anggota kelompoknya berdasar kelompok yang sudah dibentuk dan siswa
diminta untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya. Dalam kegiatan diskusi, guru
membagi siswa dalam kelompok kooperatif yang terdiri dari 15 kelompok yang
masing-masing kelompok terdiri dari 2 siswa. Namun, hasil dari pengamatan terhadap
proses belajar mengajar akuntansi pada siklus I masih terdapat kekurangan, yaitu masih
banyak siswa yang kurang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran akuntansi, rasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
tanggung jawab terhadap kelompok masih kurang, masih mengganggu teman dan
bergurau sendiri. Karena itu, peneliti mencari solusi dan menyusun rencana
pembelajaran siklus II untuk mengatasi kekurangan dalam pembelajaran akuntansi
pada siklus I.
Materi pembelajaran pada siklus II adalah lanjutan dari siklus I, yaitu
menyusun laporan keuangan berdasarkan kertas kerja. Untuk melaksanakan kegiatan
diskusi, dalam siklus II ini siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kooperatif yang
terdiri dari 2 siswa seperti yang telah dibentuk pada siklus I dan di kelompokkan lagi
menjadi 4 kelompok yang terdiri dari rata-rata 4 kelompok kecil tadi.. Berdasarkan
hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi pada siklus II ini,
keaktifan siswa dan hasil belajar siswa telah meningkat dan memenuhi target capaian
yang telah direncanakan. Siswa yang sebelumnya kurang aktif dalam pembelajaran,
sekarang menjadi lebih antusias dan bersemangat mengikuti proses pembelajaran.
Pretasi belajar akuntansi juga telah menunjukkan adanya peningkatan.
Berdasarkan tindakan tersebut, guru berhasil melaksanakan pembelajaran
akuntansi yang dapat menarik perhatian siswa sehingga berakibat pada peningkatan
proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Selain itu, peneliti juga dapat meningkatkan kinerja
dalam melaksanakan pembelajaran yang menarik, efektif, dan menyenangkan.
Keberhasilan pembelajaran akuntansi dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut:
1) Siswa terlihat antusias, lebih bersemangat dan aktif berpartisipasi dalam
mengikuti pembelajaran akuntansi.
2) Siswa mampu memahami materi yang disampaikan guru. Hal ini terjadi karena
siswa yang sebelumnya belum memahami benar materi yang disampaikan guru
dapat menanyakan dengan leluasa baik kepada guru maupun teman dalam kelompoknya.
3) Siswa lebih bertanggungjawab dan menyadari pentinganya kerjasama dalam kelompok
dalam menyelesaiakan suatu tugas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam dua siklus di
kelas XI SMA Negeri 2 Sukoharjo dengan tiga kali tatap muka tiap siklusnya.
Setiap siklusnya dilaksanakan dalam empat tahap yaitu: (1) perencanaan tindakan;
(2) Pelaksanaan tindakan; (3) observasi dan interpretasi; (4) analisis dan refleksi
tindakan. Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah penulis lakukan pada
bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa
kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo. Indikator Kinerja dalam penelitian tersebut
antara lain:
1. Siswa lebih antusias dan lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran, keaktifan
siswa dalam mengikuti mengalami peningkatan. Keaktifan siswa dalam
mengajukan pertanyaan dalam diskusi yang awalnya sebanyak 24 siswa atau
sebesar 61,5% pada siklus I menjadi 30 siswa atau sebesar 76,9% pada siklus II.
2. Pelaksanaan diskusi dalam pembelajaran kooperatif mendorong siswa untuk
menggali dan memperdalam cara berpikir mereka dengan memunculkan alternatif
berpikir. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan
dalam diskusi yang menunjukkan peningkatan dari 26 siswa atau sebesar 66,6%
pada siklus I manjadi 32 siswa atau sebesar 82% pada siklus II.
3. Siswa menyadari akan pentingnya kemandirian dalam mengerjakan tes, karena hal
itu akan menunjukkan kemampuan yang dimiliki siswa. Hal tersebut terlihat dari
kemandirian siswa dalam mengerjakan soal evaluasi yang menunjukkan
peningkatan dari 25 siswa atau sebesar 64,1% pada siklus I menjadi 34 siswa atau
sebesar 87,2%. pada siklus II.
4. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo. Hal ini dapat dilihat dari
hasil evaluasi yang menunjukkan peningkatan prestasi belajar siswa dari 30 siswa
69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
atau sebesar 76,9% pada siklus I menjadi 34 siswa atau sebesar 87,2% pada siklus
II.
Pelaksanaan tindakan di kelas XI SMA Negeri 2 Sukoharjo pada siklus I
dan siklus II juga mengalami beberapa kendala diantaranya, sarana dan prasarana
yang kurang mendukung pembelajaran sepenuhnya menyebabkan terganggunya
kelancaran proses pembelajaran, buku pelajaran hanya berasal dari pinjaman
sekolah yang jumlahnya belum memenuhi jumlah siswa dan pembelian siswa
yang tidak semua siswa membeli buku. Ditinjau dari siswa, kemampuan siswa
untuk konsentrasi dan memerhatikan guru masih kurang baik dan masih sulit
untuk dikondisikan. Dari segi pengajaran guru pada awal tindakan dan selama
proses tindakan sebagian besar siswa sudah antusias dengan pertanyaan yang
diberikan guru, namun masih ada beberapa siswa yang hanya diam saja tidak ikut
menjawab pertanyaan guru secara bersama-sama. Dari segi sekolah, ketersediaan
fasilitas buku ajar dan sarana dan prasarana yang lain kurang mendukung
pembelajaran secara optimal
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat dikaji implikasinya baik implikasi
teoretis maupun implikasi praktis sebagai berikut:
1. Implikasi Teoretis
Simpulan hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh
Slavin (2005:4-5) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif selain dapat
meningkatkan prestasi belajar juga memiliki akibat positif lain yang dapat
mengembangkan hubungan kerjasama antara anggota kelompok, membantu
teman yang lemah dalam akademik, dan meningkatkan harga diri. Selain Slavin
juga mendukung teori dari Johnson dalam Isjoni (2009: 23-24) menyatakan bahwa
Cooperative learning juga menghasilkan peningkatan kemampuan akademik,
meningkatkan kemampuan berpikir kritis, membentuk hubungan persahabatan,
menimba berbagai informasi, belajar menggunakan sopan santun, meningkatkan
motivasi siswa, memperbaiki sikap terhadap sekolah dan belajar mengurangi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
tingkah laku yang kurang baik, serta membantu siswa dalam menghargai pokok
pikiran orang lain.
Simpulan hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian sebelumnya
yaitu penelitian yang dilakukan Wahyu Eko Aji Prastowo (2009), Umi Chotimah
(2007), dan Nina Septriana, Budi Handoyo (2006) yang menyatakan bahwa model
pembelajaran kooperatif TPS dapat meningkatkan hasil belajar, keaktifan dan
prestasi belajar siswa.
2. Implikasi Praktis
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang
dapat dilihat dari keaktifan selama mengikuti kegiatan belajar mengajar. Siswa menjadi
lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu, hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS ) dalam kegiatan belajar mengajar.
Diterapkannya model pembelajran TPS terbukti dapat meningkatkan keaktifan siswa
dalam mengikuti pembelajaran dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan, maka dapat
dikemukakan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa melalui penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa. Hendaknya guru diharapkan dapat menerapkan model
pembelajaran tersebut dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebelum kegiatan pembelajaran
dilakukan dengan tipe TPS itu sendiri.
b. Guru menyiapkan soal-soal latihan dan lembar kerja siswa yang nantinya digunakan
untuk bahan diskusi kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
c. Guru membagi siswa menjadi 2 – 4 kelompok secara heterogen dan saling
bekerjasama.
d. Guru memfasilitasi siswa agar siswa lebih mudah dalam kegiatan belajar mengajar.
e. Guru diakhir pembelajaran menyimpulkan dan bertindak sebagai fasilitator.
2. Bagi Siswa
a. Siswa hendaknya mempunyai kesadaran akan pentingnya prestasi belajar dan
berusaha untuk terus meningkatkannya dengan cara meningkatkan keaktifan dalam
proses pembelajaran.
b. Siswa lebih meningkatkan kemampuan berdiskusi serta bersosialisasi dengan siswa
lain dan saling membantu terhadap siswa lain karena hal ini akan bermanfaat bagi
siswa.
c. Siswa diharapkan tetap semangat dalam mengalami hambatan ataupun kesulitan
dalam belajar dan dapat menjalin hubungan yang baik dengan guru maupun dengan
siswa yang lain dalam proses belajar mengajar.
3. Bagi Sekolah
a. Hendaknya lebih mengusahaknan fasilitas yang dapat mendukung berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar.
b. Hendaknya mendorong, memotivasi dan membina guru untuk selalu menerapkan
model pembelajaran yang dapat menumbuhkan keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran.