penerapan model pembelajaran kooperatif tipe...
TRANSCRIPT
i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DALAM MATERI
POKOK LOGARITMA GUNA MENINGKATKAN MOTIVASI
BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
KELAS X A MAN SEMARANG 2 SEMESTER GASAL
TAHUN PELAJARAN 2009–2010
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidkan Islam
Dalam Ilmu Pendidikan Matematika
Disusun Oleh :
ATIK LIULIN NUHA
3105020
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2009
ii
ABSTRAK
Atik Liulin Nuha (NIM: 3105020). Penerapan model Penerapan Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) dalam Materi Pokok Logaritma guna Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Peserta didik Kelas X A MAN Semarang 2 Semester Gasal Tahun Pelajaran 2009-2010. Skripsi Semarang: Program Strata 1 Jurusan Tadris Matematika IAIN Walisongo, 2009.
Penelitian ini bertujuan: (1) untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dalam materi pokok logaritma (2) untuk meningkatkan hasil belajar peserta didikmelalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dalam materi pokok logaritma kelas X A MAN Semarang 2 tahun pelajaran 2009-2010.
Penelitian ini menggunakan studi tindakan (action research) pada peserta didik kelas X A MAN Semarang 2. Obyek penelitian ini adalah di MAN Semarang 2. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan satu kelas untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) yaitu kelas X A yang jumlahnya ada 45 peserta didik yang terdiri dari 17 putra dan 28 putri. Pengumpulan data menggunakan angket motivasi belajar dan soal kuis dan tes evaluasi.
Data yang terkumpul dianalisis deskriptif sederhana. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap prasiklus, siklus I dan siklus II. Pada tahap prasiklus, motivasi belajar peserta didik mempunyai prosentase 47% dan rata-rata hasil belajar 59.23 dengan ketuntasan klasikal 48,5%. Pada siklus I setelah dilaksanakan tindakan motivasi belajar peserta didik meningkat menjadi 62.96% dan rata-rata hasil belajar 74.29 dengan ketuntasan klasikal 71.1%. Sedangkan pada siklus II motivasi belajar peserta didik mengalami peningkatan yaitu dapat diprosentasekan menjadi 77, 77% dan rata-rata hasil belajar peserta didik adalah 79.64 dengan ketuntasan klasikal 93.3%. Dari tiga tahap tersebut jelas bahwa ada peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dengan sebelumnya.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti membuktikan bahwa ada peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament). Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada semua pihak (peserta didik, guru, orang tua) di MAN Semarang 2 untuk dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika dan dapat memberikan dorongan atau motivasi belajar kepada peserta didik untuk senantiasa meningkatkan motivasi belajar untuk bisa berprestasi dan berkompetisi dengan sehat.
iii
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab peneliti menyatakan bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang pernah ditulis orang lain atau diterbitkan. Demikian
juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi
yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 8 Desember 2009 Deklarator,
Atik Liulin Nuha NIM. 3105020
iv
MOTTO
.....
Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan1
1 Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al Qur’an, Al Qur’an Al Karim dan Terjemahnya,
(Semarang: Karya Toha Putra, 1995), hlm. 946.
v
PERSEMBAHAN Dengan segala kerendahan dan kebanggaan hati, kupersembahkan karya tulis
sederhana ini yang telah memberi arti dalam hidupku kepada:
Bapak dan umy tercinta (Bpk Abdul Aziz dan Umy Sumiati), hanya ini yang
baru bisa ku persembahkan. Terima kasih atas lantunan doa, motivasi,
keikhlasan, pengorbanan, kesabaran, dan ridho yang selalu mengiringi
langkahku hingga akhirnya aku dapat menyelesaikan kuliah. Terima kasih
juga karena telah menjadi orang tua sekaligus sahabat terbaik bagiku.
Keluarga Masku (M. Luthfi Hakim dan mbak Ni’matul Arifah) tersayang,
terima kasih atas doa dan motivasi dari kalian. Semoga jadi keluarga sakinah,
mawaddah warrahmah dan penuh berkah.
Adikku tercinta (Azza Nur Fitria), terima kasih atas motivasi dan doa serta
telah jadi sahabat serta saudari terbaik yang pernah ku miliki. Salam sukses
selalu...
Keluarga BANI AHMAD KHUSEIN terima kasih atas doa dan motivasi dari
kalian sehingga menghantarkan aku menuju gerbang kesuksesan.
Alby (Mas Misbah), terima kasih atas cinta, kasih sayang, motivasi, dan doa
darimu yang selalu mengiringi setiap langkahku dan setia selalu menemaniku
meniti masa depan. Yakinlah semua akan indah pada waktunya. Jadi jangan
menyerah dan terus berjuang.
Sahabat–sahabat terbaik dan terindahku farida, lina, sabik, siwi, slamy, kiki,
(Alm.) Azhar Aniq yang selalu memberi motivasi dan selalu ada saat suka
maupun dukaku (kau adalah tempatku berbagi kisah) dan teman-temanku anak
Tadris Matematika khususnya Angkatan 2005 yang tidak bisa aku sebut satu
per satu, terima kasih telah mengukir warna dalam kehidupanku.
Semua pihak yang pernah ada atau hanya melintas, terimakasih telah ikut
mengukir, mewarnai, menghiasi hidupku dan membantuku dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas budi baikmu, amin ….
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayahnya kepada penulis, sehingga
dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa kita
curahkan kehadirat beliau junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW,
keluarga, para sahabat dan pengikutnya, dengan harapan semoga kita
mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti.
Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, penulis sampaikan bahwa
skripsi ini tidak akan mungkin terlesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan
dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang
telah membantu. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan
kepada:
1. Prof. DR. H. Ibnu Hajar, M.Ed., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang yang merestui pembahasan skripsi ini dan selaku Wali
Studi yang telah bersedia memberikan pengarahan selama penulis menjadi
mahasiswa.
2. Hj. Minhayati Shaleh, S.Si M.Sc., Saminanto, S.Pd M.Sc dan H. Mursid,
M.Ag., selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan
pikirannya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyusun
skripsi ini.
3. Segenap civitas akademik IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan
kesempatan untuk menambah ilmu.
4. Drs. Muhammad Sholeh, M.Ag selaku Kepala MAN Semarang 2, Jamaluddin
M.Ag selaku WAKA Kurikulum, Isti’anah S.Pd. dan Rus Hamidah, M.Pd
selaku guru pamong beserta stafnya yang telah memberikan kesempatan untuk
melakukan penelitian serta membantu mengarahkan dan memberikan saran
yang berharga dalam penelitian skripsi ini.
5. Ayahanda dan Ibunda serta keluarga dengan doa dan motivasimu sehingga
penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
vii
6. Sahabat, teman-teman dan keluarga besar Tadris Matematika yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Tidak ada yang penulis kepada mereka selain untaian rasa terima kasih dan
iringan doa semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan
sebaik-baiknya. Amin.
Pada akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan
skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
para pembaca pada umumnya.
Semarang, 8 Desember 2009 Penulis,
Atik Liulin Nuha NIM. 3105020
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan yang semakin penuh dengan tantangan dan kompetisi
seperti sekarang ini, pendidikan dianggap penting mengambil peran dalam
kehidupan. Karena pendidikan merupakan suatu hal penting untuk
menentukan maju mundurnya suatu bangsa, maka untuk menghasilkan sumber
daya manusia sebagai subjek dalam pembangunan yang baik, diperlukan
modal dari hasil pendidikan itu sendiri. Salah satu prinsip dalam
melaksanakan pendidikan adalah peserta didik secara aktif mengambil bagian
dalam kegiatan pendidikan yang dilaksanakan. Untuk dapat terlaksana dan
suksesnya suatu kegiatan, pertama harus ada dorongan atau motivasi untuk
melaksanakan kegiatan tersebut, karena motivasi akan nenyebabkan terjadinya
suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut
dengan persoalan gejala kejiwaan, perasan dan juga emosi, untuk kemudian
bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan,
kebutuhan atau keinginan.1Dengan kata lain untuk dapat melakukan sesuatu
harus ada motivasi. Begitu juga dalam proses pembelajaran atau pendidikan,
peserta didik harus mempunyai motivasi untuk mengikuti kegiatan belajar atau
pendidikan yang sedang berlangsung.
Kegiatan belajar bersama (kelompok) dapat membantu memacu belajar
aktif. Dengan berkelompok peserta didik dapat berdiskusi dan mengajarkan
kepada temannya sehingga peserta didik memperoleh pemahaman dan
penguasaan materi pelajaran.2 Hal ini terjadi karena peserta didik merasa lebih
santai dan senang bila belajar dan berdiskusi dengan teman sendiri. Apabila
sudah mempunyai motivasi yang kuat dan merasa senang, peserta didik dapat
aktif sehingga menunjukkan minat, aktivitas dan partisipasinya dalam
1 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 1992), hlm. 72.
2 Melvin L. Silberman, Active Learning 101 cara belajar siswa aktif , (Bandung: Penerbit Nusamedia kerjasama Penerbit Nuansa, 2004), hlm.25.
1
2
mengikuti kegiatan belajar atau pendidikan yang sedang dilaksanakan. Begitu
juga pada pembelajaran matematika, bila peserta didik memiliki motivasi yang
kuat dan dapat aktif maka matematika tidak akan menjadi pelajaran yang
paling menakutkan lagi.
Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berfikir.3
Matematika merupakan sebuah ilmu yang memberikan kerangka berfikir logis
universal pada manusia. Disamping itu, matematika merupakan satu alat bantu
yang urgen bagi perkembangan berbagai disiplin ilmu lainnya. Oleh karena
itu, tidak berlebihan kalau matematika ditempatkan sebagai Mathematics Is
King as Well as Good Servant. Namun dalam praktek pembelajarannya,
matematika dianggap sebagai sesuatu yang abstrak, menakutkan dan tidaklah
menarik dimata peserta didik. Sehingga hal ini berakibat pada rendahnya
output peserta didik dalam menguasai materi matematika.4 Salah satu materi
matematika yang membutuhkan pemahaman konsep, penalaran dan ketelitian
adalah logaritma karena dalam materi tersebut terdapat variasi soal yang
sangat unik dan perkembangan rumus sehingga peserta didik harus pandai
menganalisanya.
Dengan karakteristik matematika yang abstrak tersebut, apabila guru
masih menggunakan paradigma lama dalam mengajar yaitu guru lebih
mendominasi proses pembelajaran dimana pembelajaran yang dilaksanakan
masih menggunakan metode konvensional dengan peserta didik hanya datang,
duduk, mendengarkan, mencatat materi setelah itu pulang, maka hal itu akan
mengakibatkan suatu pembelajaran monoton yang akhirnya akan membuat
peserta didik merasa jenuh, tersiksa, pasif dan peserta didik tidak lagi merasa
butuh malah cenderung menyepelekan padahal timbulnya kebutuhan dapat
menimbulkan motivasi yang mendasari tingkah laku tertentu atau mencapai
tujuan tertentu pula.5 Dengan tidak memiliki motivasi belajar maka sering kali
3 Herman Hudojo, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Malang:
UNM, 2003), hlm. 40. 4 Mutadi, Pendekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Pusdiklat Tenaga
Teknis Keagamaan –Depag bekerjsama dengan ditbina Widyaiswara, Lan-RI, 2007), hlm.1. 5 Oemar Hamalik, Dasar – dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008), hlm. 119.
3
hasil belajar dari peserta didik masih rendah dan kurang dari Kreteria
Ketuntasan Minimal (KKM).
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika kelas X MAN
Semarang 2 tahun pelajaran 2008-2009 yaitu ibu Istianah S.Pd pada tanggal
28 Maret 2009, didapatkan informasi bahwa proses pembelajaran pada mata
pelajaran matematika di MAN Semarang 2 masih dirasakan jauh dari
kenyataan yang diharapkan, hal ini disebabkan pada waktu guru menjelaskan
materi, peserta didik tidak mendengarkan malah cenderung bercanda dengan
teman dan ketika peserta didik diberi tugas, peserta didik hanya mencontek
tanpa mau memahami langkah-langkah mengerjakannya. Motivasi belajar
peserta didik juga sangat rendah untuk mempelajari matematika. Mereka
merasa jenuh karena bagi mereka matematika itu merupakan momok apalagi
dalam materi logaritma yang didalamnya berisi rumus-rumus sehingga
sebelum mengotak-atik soal, mereka sudah menyerah dahulu dan
mengandalkan teman yang pandai tanpa berusaha untuk bisa mengerjakan
sendiri. Hal ini juga ditunjukkan dari nilai harian kelas X A dalam materi
pokok logaritma pada tahun pelajaran sebelumnya selalu dibawah hasil
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan yaitu 70.
Berdasarkan data nilai dari ibu Istianah S.Pd, nilai harian kelas X A
tahun pelajaran 2008-2009 nilai rata-rata peserta didik untuk materi pokok
logaritma masih rendah yaitu 57. sedangkan nilai rata-rata peserta didik kelas
X A tahun pelajaran 2007-2008 yaitu 58.6 Salah satu faktor penyebabnya
adalah rendahnya kinerja guru terutama dalam pengelolaan pengajaran yang
relatif monoton, kurang variatif, tidak terencana dengan baik, yang pada
akhirnya proses pembelajaran bersifat konvensional, monoton dan terkesan
guru hanya “asal menjalankan tugas” saja dan kurangnya inovasi guru dalam
pengelolaan pembelajarannya guna meningkatkan motivasi belajar dan hasil
belajar peserta didik dalam pelajaran matematika.
Oleh karena itu dalam pembelajaran matematika guru harus memilih
dari berbagai variasi pendekatan, strategi, model yang sesuai dengan situasi
6 Wawancara dengan ibu Isti’anah pada tanggal 28 Maret 2009
4
sehingga tujuan dari suatu pembelajaran yang direncanakan dapat dicapai
karena membangkitkan motivasi peserta didik merupakan salah satu peran dan
tugas tugas guru dalam setiap proses pembelajaran.7 Perlu diketahui, bahwa
baik atau tidaknya suatu pemilihan model pembelajaran akan tergantung pada
tujuan pembelajarannya, kesesuaian dengan materi yang disampaikan, tingkat
perkembangan peserta didik, kemampuan guru dalam mengelola proses
pembelajaran serta mengoptimalkan sumber-sumber belajar yang ada. Model
pembelajaran juga dirasakan mempunyai peran strategis dalam upaya
mendongkrak keberhasilan proses belajar mengajar. Karena model
pembelajaran bergerak dengan melihat kondisi kebutuhan peserta didik
sehingga guru diharapkan mampu menyampaikan materi dengan tepat tanpa
mengakibatkan peserta didik bosan.
Mengingat pentingnya variasi pembelajaran di kelas yang akan
berimplikasi dengan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik, maka
penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang salah satu model
pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams
Games Tournament). Model pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan
model pembelajaran kooperatif yang mengandung unsur kerjasama antar
peserta didik dalam kelompok, tanggung jawab kelompok dalam pembelajaran
individu dan penambahan skor dilakuakn setelah kuis, dan antar kelompok
dipertandingkan dalam permainan yang edukatif. Jsdi, setiap anggota harus
memahami materi lebih dulu sebelum mengikuti kuis dan game. Model
pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil
belajar peserta didik dalam mempelajari matematika sehingga peserta didik
dapat mengoptimalkan kemampuannya dalam menyerap informasi ilmiah dan
dapat memotivasi peserta didik agar berperan aktif dalam pembelajaran di
kelas serta dapat meningkatkan hasil belajar dan melatih kemampuan peserta
didik dalam bekerjasama sekaligus menjelaskan kepada teman sekelompok
yang tidak paham. Dengan demikian peserta didik tidak akan merasa bosan
7 Wina Sanjaya, Stategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Prenada Media, 2007), hlm. 135.
5
dan memperoleh manfaat yang maksimal baik dari motivasi belajar maupun
hasil belajarnya. Peneliti memilih model pembelajaran kooperatf tipe TGT
karena pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan pembelajaran yang
menyenangkan dan melibatkan peserta didik secara aktif. Oleh karena itu,
peneliti mencoba menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk
meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik kelas XA MAN
Semarang 2 pada materi pokok logaritma.
Peneliti memilih materi pokok logaritma karena sebagian besar peserta
didik masih kebingungan dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan
variasi soal yang unik pada sifat–sifat logaritma. Dalam hal ini penulis
mengambil judul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DALAM
MATERI POKOK LOGARITMA GUNA MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
KELAS XA MAN SEMARANG 2 SEMESTER GASAL TAHUN
PELAJARAN 2009 – 2010”.
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul diatas
dan demi menghindarkan dari bermacam-macam penafsiran, maka penulis
memberikan penjelasan tentang pengertian beberapa kata yang tercantum
dalam judul sehingga diketahui arti dan makna dalam pembelajaran yang
diadakan. Beberapa istilah yang terdapat dalam judul diatas adalah sebagai
berikut:
1. Penerapan
Penerapan yaitu kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan
teori, prinsip, peraturan atau informasi ke dalam situasi yang baru.
2. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu pola atau langkah–langkah
pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari
6
hasil belajar yang diharapkan akan cepat dapat dicapai dengan lebih efektif
dan efisien.8
3. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah sebuah grup kecil yang
bekerjasama sebagai sebuah tim untuk memecahkan masalah (solve a
problem), melengkapi latihan (complete a task), atau untuk mencapai
tujuan tertentu (accomplish a common goal).9
4. Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament)
Model pembelajaran ini menggabungkan kelompok belajar dan
kompetisi tim, dan bisa digunakan untuk meningkatkan pembelajaran
beragam fakta, konsep, dan ketrampilan.10
5. Logaritma
Logaritma adalah invers dari perpangkatan, yaitu mencari pangkat
dari suatu bilangan pokok sehingga hasilnya sesuai dengan yang telah
diketahui.11 Logaritma merupakan materi pembelajaran dari mata
pelajaran matematika yang diberikan di kelas X semester gasal tingkat
Sekolah Menengah Atas (SMA) sesuai kurikulum yang berlaku sekarang.
6. Motivasi belajar
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling
mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif
permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau
penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai
tujuan tertentu. Sedangkan motivasi belajar dapat timbul karena faktor
intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan
belajar, harapan akan cita–cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah
adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan
belajar yang menarik. Tetapi harus diingat, kedua faktor tersebut
8 Amin Suyitno, Pemilihan Model – Model Pembelajaran dan Penerapannya di SMP,
(Semarang: UNNES, 2007), hlm. 1. 9 Mutadi, op.cit., hlm.35. 10 Melvin L. Silberman, op.cit., hlm. 181. 11 Sartono Wirodikromo, Matematika Untuk SMA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2006), hlm.
28.
7
disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan
untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat.12
Meningkatkan motivasi belajar peserta didik menurut peneliti adalah
adanya peningkatan motivasi peserta didik yang diperoleh dari angket
yang diberikan oleh guru kepada peserta didik setelah evaluasi dilakukan
pada setiap siklus.
7. Hasil belajar
Penilaian atau evaluasi pada dasarnya adalah memberikan
pertimbangan atau harga atau nilai berdasarkan tertentu. Hasil yang
diperoleh dari penilaian dinyatakan dalam bentuk hasil belajar.13
Peningkatan hasil belajar peserta didik menurut peneliti adalah adanya
peningkatan nilai peserta didik yang diperoleh dari kuis dan tes evaluasi
diakhir pertemuan siklus.
8. Peserta didik kelas X A
Peserta didik kelas X A MAN Semarang 2 adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi dirinya melalui proses
pembelajaran dan masih terdaftar sebagai peserta didik MAN Semarang 2.
9. MAN Semarang 2 merupakan salah satu lembaga pendidikan setara SMA
yang berlatar belakang Agama Islam yang bertempat di Semarang.
C. Pembatasan Masalah
Tepat atau tidak penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
(Teams Games Tournament) pada materti pokok logaritma untuk
meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik kelas X A MAN
Semarang 2.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang
dirumuskan peneliti adalah sebagai berikut:
12 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008),
hlm. 23. 13 Nana Sudjana, Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Sinar Baru
Algensindo, 2000), hlm. 111, Cet.5.
8
1. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
(Teams Games Tournament) dalam materi pokok logaritma dapat
meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik kelas X A
MAN Semarang 2?
2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams
Games Tournament) dalam materi pokok logaritma dapat meningkatkan
motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik kelas X A MAN Semarang
2?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan ini, memiliki tujuan
sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan motivasi belajar paserta didik kelas X A MAN
Semarang 2 dalam materi pokok logaritma melalui model pembelajaran
kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament).
2. Untuk meningkatkan hasil belajar paserta didik kelas XA MAN Semarang
2 dalam materi pokok logaritma melalui model pembelajaran kooperatif
tipe TGT (Teams Games Tournament).
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan setelah menyelesaikan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Manfaat bagi peserta didik MAN Semarang 2:
a. Hasil belajar peserta didik MAN Semarang 2 dalam mata pelajaran
matematika khususnya pada materi pokok logaritma dapat
meningkat.
b. Kompetensi peserta didik di bidang matematika khususnya pada
materi pokok logaritma dapat meningkat.
c. Motivasi dan daya tarik peserta didik terhadap mata pelajaran
matematika dapat meningkat.
9
d. Terjalin sikap gotong-royong dan kerjasama yang baik antar peserta
didik.
e. Terciptanya persaingan yang sehat dalam berprestasi di kelas.
2. Manfaat bagi guru MAN Semarang 2:
a. Adanya inovasi model pembelajaran matematika dari dan oleh guru
yang menitikberatkan pada penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) yang diharapkan
dapat dipakai seterusnya di MAN Semarang 2.
b. Adanya penelitian ini diharapkan akan mewujudkan kesepakatan
dari para guru untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe TGT (Teams Games Tournament) pada proses pembelajaran
khususnya pelajaran matematika di MAN Semarang 2.
c. Memberikan sumbangan yang positif dalam pengembangan cara
berfikir.
d. Memberikan dorongan dan dukungan akan pentingnya bertekad
untuk terus memperbaiki diri.
3. Bagi pihak sekolah
a. Mendapatkan panduan tentang model pembelajaran kooperatif tipe
TGT (Teams Games Tournament).
b. Melalui peningkatan kualitas pembelajaran maka diharapkan dapat
meningkatkan peringkat MAN Semarang 2.
c. Dengan meningkatnya hasil belajar peserta didik maka diharapkan
akan dapat mengurangi jumlah peserta didik yang tidak lulus UAN
karena pelajaran matematika.
d. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang
bermanfaat bagi sekolah sehingga dapat dijadikan sebagai bahan
kajian bersama untuk rujukan pembelajaran MAN Semarang 2.
10
4. Manfaat bagi peneliti :
a. Memberikan wawasan baru kepada peneliti tentang model
pembelajaran yang efektif dari penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament).
b. Mendapatkan pengalaman langsung pelaksanaan pembelajaran
kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament), sekaligus sebagai
contoh yang dapat dilaksanakan dan dikembangkan kelak di
lapangan.
c. Memberi bekal agar peneliti sebagai calon guru matematika siap
melaksanakan berbagai model pembelajaran di lapangan, sesuai
kebutuhan lapangan agar dapat meningkatkan motivasi belajar dan
hasil belajar.
G. Kajian Pustaka
Pada dasarnya urgensi kajian penelitian adalah sebagai bahan auto
kritik terhadap penelitian yang ada, mengenai kelebihan maupun
kekurangannya, sekaligus sebagai bahan perbandingan terhadap kajian yang
terdahulu. Dan untuk menghindari terjadinya pengulangan hasil temuan yang
membahas permasalahan yang sama dan hampir sama dari seseorang, baik
dalam bentuk skripsi, buku dan dalam bentuk tulisan lainnya maka penulis
akan memaparkan beberapa bentuk tulisan yang suda ada. Ada beberapa
bentuk tulisan penelitian yang akan penulis paparkan.
Penulis berpendapat bahwa beberapa bentuk tulisan yang penulis
temukan, masing-masing menunjukkan perbedaan dari segi pembahasannya
dengan skripsi yang akan penulis susun.
Beberapa penelitian yang sudah teruji keshahihannya diantaranya
meliputi: skripsi yang ditulis mahasiswi UNNES, Rosa Civiliani Widyastuti
(4101404082) tahun 2008 yang berjudul “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Peserta didik Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games
Tournament) Pada Peserta didik Kelas VIII di SMP Negeri 37 Semarang ”.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 37 Semarang yang
11
terletak di kelurahan Sompok 43 Semarang ini menjelaskan bahwa pendekatan
pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dapat
menumbuhkan semangat peserta didik memberi peluang yang cukup untuk
mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki dalam menyerap informasi ilmiah
dan dapat memotivasi peserta didik agar berperan aktif dan bekerja sama
dengan baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hal ini juga
ditunjukkan dari hasil observasi dimana rata – rata hasil belajar peserta didik
pada siklus I sebesar 75,26% dengan kriteria sangat tinggi sedangkan pada
siklus II sebesar 86,24% dengan kriteria sangat tinggi.14
Selain itu Zainab Aminatun (3104307) mahasiswi Pendidikan Agama
Islam Fakultas Tarbiyah tahun 2009 dalam skripsinya yang berjudul “
Peningkatan hasil belajar mata pelajaran bab haji melalui metode Teams
Games Tournament (TGT) siswa kelas VIII di MTs Al-Khoiriyyah Semarang
tahun ajaran 2008-2009” penelitian yang dilakukan di MTs Al-Khoiriyyah
Semarang yang terletak di Jl. Bulustalan IIIA/253 Semarang menjelaskan
bahwa dengan metode Teams Games Tournament (TGT) peserta didik dapat
aktif dalam pembelajarannya. Dengan kerja kelompok peserta didikpun bisa
saling tukar pendapat dengan peserta didik yang lain. Hal ini menyebabkan
rata–rata hasil belajar peserta didik pada siklus I sebesar 70,25% dengan
kriteria sangat sedang adapun pada siklus II sebesar 95,54% dengan kriteria
sangat tinggi.15 Hj. Rusmawati telah memaparkan penelitiannya dalam judul
“Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Peserta didik Kelas VIII MTs NIPI
RAKHA AMUNTAI dengan Model Pembelajaran Koperatif Tipe TGT
(Teams Games Tournament)”. Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya
hasil belajar peserta didik terhadap mata pelajaran matematika. Indikatornya
14 Rosa Civiliani Widyastuti, ”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Melalui
Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Pada Peserta didik Kelas VIII di SMP Negeri 37 Semarang”, Skripsi UNNES, (Semarang: Perpustakaan UNNES, 2008), hlm. 93, t.d.
15 Zainab Aminatun, ”Peningkatan hasil belajar mata pelajaran bab haji melalui metode Teams Games Tournament (TGT) siswa kelas VIII di MTs Al-Khoiriyyah Semarang tahun ajaran 2008-2009”, Skripsi IAIN Walisongo Semarang, (Semarang: Perpustakaan IAIN Walisongo, 2009), hlm. 78, t.d.
12
dapat dilihat dari observasi penguasaan peserta didik terhadap materi bangun
datar di lapangan. Hasil ini mungkin disebabkan karena pembelajaran yang
dilakukan masih terpusat pada guru sehingga peserta didik dalam
pembelajaran menjadi pasif dalam memahami dan menguasai
pengertian/konsep. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model kooperatif tipe
TGT (Teams Games Tournament) dapat memacu semangat peserta didik
saling membantu dalam mengkontruksi konsep dan prinsip dalam matematika
dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIIIA MTs NIPI
Rakha Amuntai.16
Menurut analisa penulis, dari berbagai kajian yang telah penulis
sebutkan di atas belum ada yang membahas tentang peningkatan motivasi
belajar dan hasil belajar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe TGT(Teams Games Tournament) pada materi pokok logaritma. Oleh
karena itu layak kiranya jika penulis mengangkat judul tersebut sebagai bahan
kajian yang akan disusun dalam bentuk skripsi, yang nantinya diharapkan
dapat memberikan sumbangsih kekayaan wacana dalam dunia pendidikan dan
melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti diharapkan
menjadi salah satu alternatif dalam pemecahan masalah khususnya pada
pelajaran matematika.
16 Rusnawati, ”Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas
VIII MTs NIPI RAKHA AMUNTAI dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament)”, http://ironerozanie.wordpress.com/2009/02/07/meningkatkan-hasil-belajar-matematika-siswa-kelas-viii-mts-nipi-rakha-amuntai-dengan-model-pembelajaran-kooperatif-tipe-tgt-teams-games-tournament/hlm. 29.
13
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasan Teori
1. Belajar
a. Pengertian Belajar
Beberapa pengertian mengenai belajar:
Menurut kamus Oxford Learner’s Pocket : Learning is
knowledge gained by study. (belajar adalah pengetahuan yang didapat
dari belajar).1
Menurut Clifford T. Morgan:
“Learning is relatively permanent change in behavior that is a result of past experience”, (belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan hasil pengalaman yang lalu).2
Writing dalam bukunya psychology of learning mendefinisikan
belajar sebagai berikut:
Any relatively permanent change in an organism’s behavioral repertoire that accursas as result of experience. (belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam / keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai pengalaman).3
برةلخا طريق عن ك السلو أوتعديلفى فىاألداء تغير بأنه التعلم يعرف
4والمران
Menurut Sardiman, belajar adalah suatu usaha penguasaan
materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju
1 Oxford Learner’s Pocket Dictionary, (New York: Oxford University Press, 2003), hlm.
244. 2 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 33-34. 3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rusdakarya, 2005), hlm. 90, Cet. 11. 4 Jabir Abdul Hamid Jabir, Sikulujiyah at Ta’allum, (Mesir: Darun Nahzoh al Arabiyah,
1978), hlm. 8.
13
14
terbentuknya kepribadian seutuhnya.5 Sedangkan menurut Slameto,
belajar yaitu suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya.6 Batasan-batasan diatas secara umum bisa disimpulkan,
belajar adalah perubahan tingkah laku yang secara relatif tetap yang
terjadi karena latihan dan pengalaman.
Sebagimana sabda Rosulullah SAW:
:قال ,وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول ان, عنه اهللا رضي, هريرة أىب وعن
))اجلنة اىل طريقا به له اهللا سهل .علما فيه يلتمس طريقا سلك ومن ((
)مسلم رواه(
“Dari Hurairah RA, sesungguhnya Rosulullah SAW bersabda: Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu maka, maka Allah akan memudahkan baginya menuju surga. (HR. Muslim)”78
b. Prinsip – prinsip Belajar
Diantara prinsip belajar universal yang dirumuskan UNESCO
melalui 4 pilar pendidikan (1996) yaitu:
1) Learning to know adalah prinsip belajar tidak hanya berorientasi
kepada produk/hasil belajar, akan tetapi harus berorientasi kepada
proses belajar.
2) Learning to do adalah prinsip belajar tidak hanya sekedar
mendengar dan melihat dengan tujuan akumulasi pengetahuan,
5 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: CV. Rajawali, 1992), hlm.
22. 6 Slameto, Belajar dan Faktor – faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
1995), hlm. 2. 7 Imam Abu Zakaria Yahya bin Syaraf AnNawawi, Riyadhus Shalihin, (Libanon : Darul
Kutub Al Ilmiah, 676 Hijriyah), hlm. 370. 8 Mustofa Muhammad ‘Amarat, Jawahirul Bukhori, (Libanon: Darul Kitabul Islami, 1940),
hlm. 58.
15
akan tetapi belajar untuk berbuat dengan tujuan akhir penguasaan
kompetensi.
3) Learning to live together adalah belajar untuk kerjasama.
4) Learning to be, mengandung pengertian bahwa belajar adalah
membentuk manusia yang “menjadi dirinya sendiri” dengan kata
lain belajar untuk mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai
individu dengan kepribadian yang memiliki tanggungjawab
sebagai manusia. 9
2. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Istilah motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti
“menggerakkan”. Berdasarkan pengertian ini makna motivasi menjadi
berkembang. Wlodkowski menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi
yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang
memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut.
Motivasi juga dapat dijelaskan sebagai “tujuan yang ingin dicapai
melalui perilaku tertentu”.10
Menurut oemar hamalik dalam bukunya proses belajar
mengajar menerangkan bahwa motivasi adalah perubahan energi
dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya
perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.11
Sedangkan martinis yamin dalam bukunya strategi
pembelajaran berbasis kompetensi menjelaskan motivasi belajar
merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk
dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah ketrampilan dan
pengalaman. Motivasi mendorong dan mengarah minat belajar untuk
9 Wina Sanjaya, Buku Materi Pokok : Kajian Kurikulum Dan Pembelajaran, (Bandung:
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2007), hlm. 335. 10 Prasetya Irawan et. al., Teori Belajar, Motivasi, dan Ketampilan Mengajar, (Jakarta:
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi DEPDIKNAS, 1996), hlm. 41-42. 11 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Bumi Aksara, 2001), hlm.158.
16
tercapainya suatu tujuan.12 Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan
yang memungkinkan peserta didik untuk bertindak atau melakukan
sesuatu. Dorongan itu hanya mungkin muncul dalam diri peserta didik
manakala peserta didik merasa membutuhkan (need). Peserta didik
yang merasa butuh akan bergerak dengan sendirinya untuk memenuhi
kebutuhannya.13
b. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Setidak – tidaknya terdapat enam faktor yang didukung oleh
sejumlah teori psikologi dan penelitian terkait yang memiliki dampak
subtansial terhadap motivasi belajar peserta didik. Keenam faktor yang
dimaksud yaitu (1) Sikap, (2) Kebutuhan, (3) Rangsangan, (4) Afeksi,
(5) Kompetensi, (6) Penguatan.
Berikut disajikan secara ringkas untuk memperhatikan
bagaimana masing–masing faktor motivasi memiliki pengaruh kuat
terhadap perilaku dan belajar peserta didik dan juga bagaimana faktor–
faktor tersebut dapat dikombinasikan ketika guru merancang strategi
motivasi dalam pembelajaran.
1) Sikap
Sikap memiliki pengaruh kuat terhadap perilaku dan belajar
peserta didik karena sikap itu membantu peserta didik dalam
merasakan dunianya dan memberikan pedoman kepada perilaku
yang dapat membantu dalam menjelaskan dunianya. Sikap
merupakan produk dari kegiatan belajar. Sikap diperoleh melalui
proses seperti pengalaman, pembelajaran, identifikasi, perilaku
peran (guru-murid, orang tua–anak, dan sebagainya). Karena sikap
itu dipelajari, sikap juga dapat dimodifikasi atau diubah. Seorang
12 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2006), hlm. 80. 13 Wina Sanjaya, Stategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Prenada Media, 2007), hlm. 135.
17
guru harus meyakini sikapnya akan memiliki pengaruh aktif
terhadap motivasi belajar anak pada saat awal pembelajaran.
2) Kebutuhan
Kebutuhan merupakan kondisi yang dialami individu
sebagai sesuatu kekuatan internal yang memandu peserta didik
untuk mencapai tujuan. Semakin kuat seseorang merasakan
kebutuhan, semakin besar perasaan yang menekan dalam
memenuhi kebutuhannya. Keinginan biasanya mengarahkan pada
kepuasan atau kenikmatan. Apabila peserta didik membutuhkan
atau menginginkan sesuatu untuk dipelajari, mereka cenderung
sangat termotivasi. Guru menumbuhkan motivasi belajar
berdasarkan pada kebutuhan yang dirasakan oleh peserta didik.
3) Rangsangan
Rangsangan merupakan perubahan didalam persepsi atau
pengalaman dengan lingkungan yang membuat seseorang bersifat
aktif. Rangsangan secara langsung membantu memenuhi
kebutuhan belajar peserta didik apabila peserta didik tidak
memperhatikan pembelajaran, maka sedikit sekali belajar akan
terjadi pada peserta didik tersebut. Proses pembelajaran dan materi
yang terkait dapat membuat sekumpulan kegiatan belajar. Setiap
peserta didik memiliki keinginan untuk mempelajari sesuatu dan
memiliki sikap positif terhadap materi pembelajaran. Namun
apabila mereka tidak menemukan proses yang merangsang, maka
perhatiannya akan menurun. Pembelajaran yang tidak merangsang
mengakibatkan peserta didik yang pada mulanya termotivasi untuk
belajar pada akhirnya menjadi bosan terlibat dalam pembelajaran.
4) Afeksi
Konsep afeksi berkaitan dengan pengalaman emosional
(kecemasan, kepedulian dan kepemilikan) dari individu atau
kelompok pada waktu belajar. Peserta didik merasakan sesuatu saat
belajar, dan emosi peserta didik tersebut dapat memotivasi
18
perilakunya kepada tujuan. Guru hendaknya memahami bahwa
emosi peserta didik bukan saja mempengaruhi perilaku melainkan
juga mempengaruhi cara berfikirnya. Afeksi dapat menjadi
motivator intrinsik. Apabila emosi bersifat positif pada waktu
kegiatan belajar berlangsung, maka emosi mampu mendorong
peserta didik bekerja keras. Integritas emosi dan berfikir peserta
didik itu dapat mempengaruhi motivasi belajar dan menjadi
kekuatan terpadu yang positif, sehingga akan menimbulkan
kegiatan belajar yang efektif.
5) Kompetensi
Manusia pada dasarnya memiliki keinginan untuk
memperoleh kompetensi dari lingkungannya. Teori kompetensi
mengasumsikan bahwa peserta didik secara alamiah bekerja keras
untuk berinteraksi dengan lingkungannya secara afektif. Di dalam
pembelajaran, rasa kompetensi pada peserta didik itu akan timbul
apabila menyadari bahwa pengetahuan atau yang diperoleh telah
memenuhi standar yang telah ditentukan. Apabila peserta didik
mengetahui bahwa dia merasa mampu terhadap apa yang telah
dipelajari, dia akan merasa percaya diri. Hal ini datang dari
kesadaran peserta didik bahwa dia secara intensional telah
menguasai apa yang telah dipelajari berdasarkan pada kemampuan
dan usahanya sendiri.
Hubungan antara kompetensi dan kepercayaan diri adalah
saling melengkapi. Kompetensi memberikan peluang pada
kepercayaan diri untuk berkembang, dan memberikan dukungan
emosional terhadap usaha tertentu dalam menguasai ketrampilan
dan pengetahuan baru. Perolehan kompeten dari belajar baru itu
selanjutnya menunjang kepercayaan diri, yang selanjutnya dapat
menjadi faktor pendukung dan motivasi belajar yang lebih luas.
19
6) Penguatan
Salah satu hukum psikologi paling fundamental adalah
prinsip penguatan (reinforcement). Penguatan merupakan peristiwa
yang mempertahankan atau meningkatkan kemungkinan respon.
Para pakar psikologi telah menemukan bahwa perilaku seseorang
dapat dibentuk kurang lebih sama melalui penerapan penguatan
positif atau negatif. Penggunaan penguatan yang efektif, seperti
penghargaan terhadap hasil karya peserta didik, pujian,
penghargaan sosial, dan perhatian, dinyatakan sebagai variabel
penting didalam perancangan pembelajaran. 14
c. Jenis–Jenis Motivasi Belajar
Adapun jenis–jenis motivasi menurut martinis yamin dibedakan
menjadi dua jenis, masing–masing adalah:
1) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik merupakan kegiatan belajar yang
tumbuh dari dorongan dan kebutuhan seseorang tidak secara
mutlak berhubungan dengan kegiatan belajarnya sendiri.15
Beberapa bentuk motivasi belajar diantaranya adalah ; (1) Belajar
demi memenuhi kewajiban; (2) Belajar demi mnghindari hukuman
yang diancamkan; (3) Belajar demi memperoleh hadiah material
yang disajikan; (4) Belajar demi meningkatkan gengsi; (5) Belajar
demi memperoleh pujian dari orang yang penting seperti orang tua
dan guru; (6) Belajar demi tuntutan jabatan yang ingin dipegang
atau demi memenuhi persyaratan kenaikan pangkat/ golongan
administratif.16
14 Catharina Tri Anni, Psikologi Belajar, (Semarang: UPT UNNES, 2006), hlm. 158-165,
Cet. 3. 15 Ibid., hlm. 86. 16 Martinis Yamin, Op.Cit., hlm. 85.
20
2) Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik merupakan kegiatan belajar dimulai
diteruskan, berdasarkan penghayatan sesuatu kebutuhan dan
dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
Pada intinya motivasi intrinsik adalah dorongan untuk mencapai
suatu tujuan yang dapat dilalui dengan satu–satunya jalan adalah
belajar, dorongan belajar itu tumbuh dari dalam diri subjek
belajar.17
Ada empat kondisi motivasional yang harus diperhatikan oleh
seorang guru dalam usaha menghasilkan pembelajaran yang menarik,
bermakna, dan memberikan tantangan. Keempat kondisi motivasional
tersebut adalah:
1) Perhatian (Attention)
Perhatian peserta didik muncul didorong rasa ingin tahu.
Oleh sebab itu, rasa ingin tahu ini perlu mendapat rangsangan,
sehingga peserta didik akan memberikan perhatian, dan perhatian
tersebut terpelihara selama proses pembelajaran. Rasa ingin tahu
ini dapat dirangsang atau dipancing melalui elemen–elemen yang
baru, aneh, lain dengan yang sudah ada, kontradiktif atau
kompleks. Apabila elemen–elemen seperti itu dimasukkan dalam
rancangan pembelajaran, hal ini dapat menstimulir rasa ingin tahu
peserta didik. Namun perlu diperhatikan agar stimulus tersebut
tidak berlebihan, sebab akan menjadikan stimulus hal biasa dan
kehilangan keefektifannya.
2) Relevansi (Relevance)
Relevansi menunjukkan adanya hubungan materi
pembelajaran dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Motivasi peserta didik akan terpelihara apabila mereka
menganggap apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi,
atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegang. Kebutuhan
17 Catharina Tri Anni, op.cit., hlm.86.
21
pribadi (basic needs) dikelompokkan ke dalam 3 kategori yaitu
motif pribadi, motif instrumental dan motif kultural. Nilai motif
pribadi (personal motive value), menurut Mc Mlelland mencakup
tiga hal, yaitu:
a) Kebutuhan untuk berprestasi (needs for achievement),
b) Kebutuhan untuk memiliki kuasa (needs for power), dan
c) Kebutuhan untuk berfasilisasi (needs for affiliation).
3) Kepercayaan diri (Confidance)
Merasa diri kompeten atau mampu, merupakan potensi
untuk dapat berinteraksi secara positif dengan lingkungan. Prinsip
yang berlaku dalam hal ini adalah motivasi akan meningkat sejalan
dengan meningkatnya harapan untuk berhasil. Harapan ini
seringkali dipengaruhi oleh pengalaman sukses dimasa yang
lampau. Dengan demikian ada hubungan spiral antara pengalaman
sukses dan motivasi. Motivasi dapat menghasilkan ketekunan yang
membawa keberhasilan (prestasi), dan selanjutnya pengalaman
sukses tersebut akan memotivasi peserta didik untuk mengerjakan
tugas berikutnya.
4) Kepuasan (Satisfaction)
Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan
menghasilkan kepuasan, dan peserta didik akan termotivasi untuk
terus berusaha untuk mencapai tujuan yang serupa. Kepuasan
karena mencapai tujuan dipengaruhi oleh konsekuensi yang
diterima, baik yang berasal dari dalam ataupun dari luar peserta
didik. Untuk meningkatkan dan memelihara motivasi peserta didik,
guru dapat meggunakan pemberian penguatan (reinforcement)
berupa pujian, pemberian kesempatan, dsb.18
18 Ibid., hlm. 48.
22
d. Cara Menggerakkan atau Membangkitkan Motivasi
Proses pembelajaran akan berhasil manakala peserta didik
mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh karena itu, guru perlu
menumbuhkan motivasi belajar peserta didik.19 Guru dapat
menggunakan berbagai cara menggerakkan atau membangkitkan
motivasi belajar peserta didiknya, antara lain ialah sebagai berikut:
1) Memberi angka
Peserta didik yang mendapat angka baik akan mendorong
motivasi belajarnya menjadi lebih besar, sebaliknya bagi yang
mendapat nilai jelek akan frustasi atau dapat juga menjadi
pendorong agar belajar lebih baik.
2) Pujian
Pemberian pujian kepada yang telah peserta didik lakukan
dengan berhasil besar manfaatnya sebagai pendorong belajar.
3) Hadiah
Pemberian kepada peserta didik yang berprestasi di berbagai
bidang besar manfaatnya sebagai pendorong belajar.
4) Kerja Kelompok
Dalam kerja kelompok dimana melakukan kerja sama dalam
belajar, setiap anggota kelompok kadang-kadang ada perasan untuk
mempertahankan nama baik kelompok, hal itu menjadi pendorong
yang kuat dalam perbuatan belajar.
5) Persaingan
Baik kerja kelompok maupun persaingan memberikan
motif-motif sosial kepada peserta didik. Hanya saja persaingan
individu akan menimbulkan pengaruh yang tidak baik.
6) Tujuan dan level of aspiration
Dari keluarga akan mendorong kegiatan peserta didik.
19 Ibid., hlm.29.
23
7) Sarkasme
Sarkasme adalah mengajak peserta didik yang memiliki hasil
belajar yang kurang. Hal ini mendorong kegiatan demi nama
baiknya, ataupun sebaliknya.
8) Penilaian
Penilaian secara kontinu akan mendorong peserta didik
belajar.
9) Karyawisata dan ekskursi
Cara ini dapat membangkitkan motivasi peserta didik.
10) Film pendidikan
Hal ini dapat menambah pengalaman baru dan menarik
perhatian serta minat peserta didik.
11) Belajar melalui radio. 20
Paling sedikit terdapat empat cara yang dapat dilakukan guru
untuk membangkitkan motivasi belajar peserta didik, yaitu:
kehangatan dan kentusiasan, menimbulkan rasa ingin tahu,
mengemukakan ide yang bertentangan, dan memperhatikan minat
belajar peserta didik.21
Seringkali peserta didik yang tergolong cerdas tampak bodoh
karena tidak memiliki motivasi untuk mencapai prestasi sebaik
mungkin. Misalnya, karena keadaan lingkungan yang mengancam,
perasaan takut diasingkan oleh kelompok bila peserta didik berhasil,
atau karena kabutuhan untuk berprestasi pada diri peserta didik sendiri
kurang atau tidak ada. Ada tidaknya motivasi untuk berprestasi pada
diri peserta didik cukup mempengaruhi kemampuan intelektual peserta
didik agar dapat berfungsi secara optimal.
Saran–saran untuk membantu mengurangi hambatan
kemampuan intelektual:
20 Oemar Hamalik, Op. Cit., hlm 166-168. 21 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 85.
24
1) Hendaknya pengajar turut memperhatikan kondisi kesehatan fisik
peserta didik.
2) Membantu pengembangan sifat – sifat positif pada diri peserta
didik seperti rasa percaya diri dan perasaan dihargai.
3) Memperbaiki kondisi motivasi peserta didik. Melalui pemberian
inisiatif atas keberhasilan peserta didik (dapat berupa pujian, angka
yang baik), guru membantu meningkatkan motivasi peserta diidk
sehingga peserta didik terdorong untuk melakukan usaha
pencapaian tujuan pengajaran lebih lanjut.
4) Menciptakan kesempatan belajar yang lebih baik bagi peserta
didik. Melalui pemberian kesempatan melaksanakan tugas–tugas
yang relevan, misalnya didalam kelompok diskusi, dimuka kelas,
dan lain–lain, memungkinkan kesempatan yang lebih baik bagi
peserta didik untuk belajar.
5) Memberikan rangsangan belajar sebanyak mungkin. Misalnya,
melalui penyajian sejumlah masalah yang bervariasi, pengajuan
pertanyaan-pertanyaan yang merangsang suatu pemikiran. 22
3. Hasil Belajar Matematika
a. Pengertian Hasil Belajar
Chatarina Tri Anni dalam bukunya Psikologi Belajar
mengungkapkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku
yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar.
Perolehan aspek–aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada
apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu, apabila
pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan
perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam
pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar
22 Slameto, Op.Cit., hlm. 136.
25
setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan
pembelajaran.23
Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik (dalam hal ini
guru), satuan pendidikan dan pemerintah. Penilaian hasil belajar yang
dilakukan oleh guru satuan pendidikan termasuk penilaian internal
(internal assessment), sedangkan yang diselenggarakan pemerintah
termasuk penilaian eksternal (eksternal assessment).24
Benyamin S. Bloom mengusulkan tiga taksonomi yang disebut
dengan ranah belajar, yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotorik.25 Belajar yang berkenaan dengan hasil, (dalam
pengeryian banyak hubuangannya denga tujuan pengajaran), Gagne
mengemukakan 5 jenis/ 5 tipe, hasil belajar yakni:
1) belajar kemahiran intelektual (kognitif).
2) belajar informasi verbal.
3) belajar mengatur kegiatan intelektual.
4) belajar sikap.
5) belajar ketrampilan motorik. 26
b. Pengertian Matematika
Kata matematika berasal dari Yunani yaitu mathematike yang
berarti reating to learning. Perkataan itu mempunyai akar kata
mathema yang artinya pengetahuan atau ilmu (knowledge, science) dan
mathein yang mengandung arti belajar (berfikir).27
Menurut Erman Suherman, matematika adalah ilmu yang
dikembangkan untuk matematika itu sendiri. Matematika itu ilmu
23 Chatarina Tri Anni, Op.Cit., hlm.5, Cet.3. 24 Griya Astuti, Model Penilaian Kelas, (Jakarta: Puslitbang, 2006), hlm. 2. 25 Ibid., hlm. 7. 26 Wina Sanjaya, Buku Materi Pokok : Kajian Kurikulum Dan Pembelajaran, op.cit., hlm.
288. 27 Herman Hudojo, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika,
(Malang:UNM, 2003), hllm. 43.
26
tentang struktur yang bersifat deduktif atau aksiomatik, akurat, abstrak,
ketat dan sebagainya.28
Sedangkan Soedjadi dalam bukunya kiat pendidikan matematika
di Indonesia menyajikan beberapa definisi atau pengertian matematika
diantaranya adalah:
1) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan
terorganisir secara sistematik.
2) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.
3) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan
berhubungan dengan bilangan. 29
c. Karakteristik dan Tujuan Pendidikan Matematika
1) Ada beberapa karakteristik matematika diantaranya yaitu:
a) Memiliki objek kajian abstrak
Dalam matematika objek dasar yang dipelajari adalah
abstrak.Objek–objek itu merupakan objek pikiran. Objek dasar
itu meliputi fakta yang bersifat abstrak (berupa konvensi–
konvensi yang diungkap dengan simbol tertentu), konsep/ide
abstak yang dapat digunakan untuk menggolongkan atau
mengklarifikasikan sekumpulan objek), operasi abstrak
(pengerjaan hutang, aljabar dan pengerjaan matematika yang
lain), dan yang terakhir yaitu prinsip (objek matematika yang
komplek).
b) Bertumpu pada kesepakatan
Dalam matematika kesepakatan merupakan tumpuan
yang amat penting karena untuk menentukan aksioma agar
dalam membuktikan tidak berputar–putar. Selain digunakan
untuk menentukan aksioma juga digunakan untuk konsep
28 Erman Suherman dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Malang: UPI,
2003), hlm. 15. 29 Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia Kontatasi Keadaan Masa Kini
Menuju Harapan Masa Depan, (Jakarta: Depdiknas, 2000), hlm. 11.
27
primitif agar dalam mendefinisikan itu jelas sehingga tidak
terjadi perselisihan dan perbedaan.
c) Berpola pikir deduktif
Dalam matematika berpola pikir deduktif, maksudnya
yaitu matematika berpangkal dari aksioma yang bersifat umum
dapat dituturkan hingga memperoleh sifat–sifat khusus.
Matematika tidak menerima generalisasi berdasarkan
pengamatan (induktif), tetapi harus berdasarkan pembuktian
deduktif.30
d) Memiliki simbol yang kosong dari arti
Banyak sekali simbol–simbol yang digunakan dalam
matematika baik berupa huruf maupun simbol yang lain.
Kosongnya arti simbol maupun tanda dalam model matematika
itu justru memungkinkan “intervensi” matematika kedalam
berbagai pengetahuan. Makna huruf dan tanda itu tergantung
dari permasalahan yang mengakibatkan terbentuknya model
itu.
e) Memperhatikan semesta pembicaraan
Sehubungan dengan kosongnya arti simbol–simbol dan
tanda-tanda dalam model matematika tersebut maka dalam
matematika diperlukan kejelasan dalam lingkup apa model itu
dipakai. Bila lingkup pembicaraannya bilangan, maka simbol–
simbol diartikan bilangan.
f) Konsisten dalam sistemnya
Dalam matematika terdapat banyak sistem. Ada sistem
yang mempunyai ikatan dan ada yang dapat dipandang terlepas
satu sama lain namun tidak ada satupun sistem yang
bertentangan atau kontradiksi dengan sistem tersebut. 31
30 Erman Suherman et. al., Op. Cit., hlm. 18. 31 Soedjadi, Op. Cit.,hlm. 18.
28
2) Tujuan Pendidikan matematika
Tujuan pendidikan matematika dibagi menjadi dua yaitu
tujuan secara umum dan tujuan secara khusus.
a) Tujuan matematika secara umum adalah:
(1) Mempersiapkan peserta didik agar sanggup menghadapi
perubahan keadaan didalam kehidupan dan dunia yang
selalu berkembang melalui latihan bertindak atas dasar
pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, dan
efisien.
(2) Mempersiapkan peserta didik agar dapat maenggunakan
matematika dan pola fikir matematika dalam kehidupan
sehari – hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu
pengetahuan.
b) Tujuan matematika secara khusus adalah:
Dalam GBPP matematika untuk pendidikan dasar
memiliki tujuan khusus yaitu:
(1) Menumbuhkembangkan ketrampilan berhitung
(menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan
sehari–hari.
(2) Memiliki kemampuan yang dapat dialihgunakan melalui
kegiatan matematika.
(3) Memiliki pengetahuan matematika sebagai bakal untuk
melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi.
(4) Mempunyai pandangan yang cukup luas dan memiliki
sikap logis, kritis, cermat, kreatif, dan disiplin serta
menghargai kegunaan matematika.
Selanjutnya tujuan khusus pengajaran matematika untuk
Sekolah Menengah Umum:
(1) Peserta didik memiliki kemampuan matematika sebagai
bakal untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi.
29
(2) Peserta didik memiliki ketrampilan matematika sebagai
peningkatan metode matematika dasar untuk dapat
digunakan dikehidupan yang lebih luas (dunia kerja)
maupun kehidupan sehari–hari.
(3) Peserta didik mempunyai pandangan yang lebih luas dan
memiliki sikap logis, kritis, cermat, kreatif, dan disiplin
serta menghargai kegunaan matematika.
(4) Peserta didik memiliki kemampuan yang dapat
dialihgunakan melalui kegiatan matematika. 32
d. Faktor –faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Muhibbin Syah, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar diantaranya:
1) Internal (faktor dari dalam peserta didik), yakni keadaan/kondisi
jasmani dan rohani peserta didik
2) Eksternal (faktor dari luar peserta didik), yakni kondisi lingkungan
disekitar peserta didik.
3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis
upaya belajar peserta didik yang meliputi startegi dan metode yang
digunakan peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran
materi-materi pelajaran.33
Menurut Nana Sudjana dalam bukunya Dasar – Dasar Proses
Belajar Mengajar mengatakan jika hasil belajar yang dicapai peserta
didik dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri
peserta didik itu sendiri dan faktor yang datang dari luar diri peserta
didik atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri peserta didik
terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan peserta
didik besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai.
Disamping itu juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat, dan
32 Ibid.,hlm. 43. 33 Muhibbin Syah, Op.Cit., hlm.132.
30
perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, social ekonomi,
faktor fisik dan psikis.
Sedangkan salah satu faktor lingkungan belajar yang paling
dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah ialah kualitas
pengajaran(tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar
mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran).34
Adapun menurut Sumadi Suryabrata, faktor yang
mempengaruhi hasil belajar adalah:
1) Faktor internal, terdiri dari:
a) Faktor fisiologi: keadaan jasmani yang segar dan berfungsinya
panca indera.
b) Faktor psikologis: adanya sifat ingin tahu, adanya sifat kreatif
dan adanya keinginan untuk mendapatkan simpati orang tua,
guru, dan teman–temannya.
2) Faktor eksternal, yang meliputi:
a) Faktor non sosial seperti: keadaan udara, suhu udara, cuaca,
waktu, tempat, dan alat yang dipakai untuk belajar.
b) Faktor sosial seperti: lingkungan sekolah, lingkungan keluarga,
dan masyarakat. 35
e. Alat –alat Bantu Untuk Mengukur Hasil Belajar
Kegiatan penilaian dan pengujian pendidikan merupakan salah
satu mata rantai yang menyatu terjalin didalam proses pembelajaran
peserta didik.
Menurut Suharsimi arikunto dalam bukunya dasar–dasar
evaluasi pendidikan menjelaskan, tes adalah suatu percobaan yang
diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil pembelajaran pada
34 Nana Sudjana, Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Sinar Baru
Algensindo, 2000), hlm.39–40. 35 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1993),
hlm. 249.
31
setiap atau sekelompok peserta didik. Ada dua macam yaitu pretes dan
post tes (tes formatif).36
Jika dilihat dari segi alatnya, penilaian hasil belajar dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu tes dan bukan tes. Bentuk tes ada
yang diberikan secara lisan (menuntut jawaban secara lisan), ini dapat
dilakukan secara individu maupun kelompok, ada juga tes tertulis
(menuntut jawaban dalam bentuk tulisan), tes ini disusun secara
objektif dan uraian, serta tes tindakan (menuntut jawaban dalam
bentuk perbuatan).
Sedangkan bukan tes sebagai alat penilaiannya mencakup
observasi, kuesioner, wawancara, skala sosiometri dan studi kasus.37
4. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Proses pembelajaran dengan model ini menerapkan prinsip
belajar kooperatif yaitu proses belajar yang berbasis kerjasama.
Kerjasama yang dimaksud adalah kerjasama antar peserta didik dan
antar komponen – komponen di sekolah, termasuk kerjasama sekolah
dengan orang tua peserta didik dan lembaga terkait.38
Adapun menurut pembelajaran kooperatif menurut J. Drost, SJ
adalah sebuah grup kecil yang bekerjasama sebagai sebuah tim untuk
memecahkan masalah (solve a problem), melengkapi latihan (complete
a task), atau untuk mencapai tujuan tertentu (accomplish a common
goal).
Pengelompokan memberi kesempatan peserta didik bekerjasama
satu dengan yang lain, yang merupakan kesempatan untuk
merencanakan, menyimpulkan/menganalisis dalam suasana yamg lebih
36 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),
hlm. 36, Cet. 3. 37 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2009), hlm. 5, Cet. 13.. 38 Achmad Sugandi, Teori Pembelajaran, (Semarang, UPT MKK UNNES, 2006), hlm. 94,
Cet.4.
32
baik. Lebih–lebih lagi, suatu kelompok kecil membuat anak–anak yang
berbeda sifat dan kemampuannya saling berinteraksi (misalnya, para
sahabat, anak yang suka menyendiri, anak yang pandai berbicara,
pecinta mesin, suaatu gabungan berbagai kemampuan).39 Dengan kata
lain dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap peserta didik
anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu
satu sama lain.
Seperti firman Allah SWT:
....
⌧
“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebijakan dan taqwa dan janganlah tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran dan bertaqwalah kamu kepada Allah sesungguhnya Allah amat berat siksanya”. (Q.S. Al-Maidah: 2).40
Pendekatan kelompok memang suatu waktu diperlukan dan
digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial anak
didik. Hal ini disadari, bahwa anak didik adalah sejenis makhluk homo
socius, yakni makhluk yang berkecenderungan untuk hidup bersama.
Dengan pendekatan kelompok diharapkan dapat ditumbuhkan dan
39 J. Drost. SJ, Proses Pembelajaran Sebagai Proses Pendidikan, (Jakarta: PT.Gramedia, 1999), hlm.91.
40 Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al Qur’an, Al Qur’an Al Karim dan Terjemahnya, (Semarang: Karya Toha Putra, 1995), hlm. 142.
33
dikembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik.
Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egoisme dalam diri mereka
masing-masing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial di kelas.
Anak didik yang dibiasakan hidup bersama, bekerja sama dalam
kelompok akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan
kelebihan.41
Berdasarkan kelompok belajar dalam pembelajaran kooperatif
biasanya terdiri dari dua sampai enam anak. Ada beberapa faktor yang
perlu dipertimbangkan dalam menentukakn besarnya kelompok
belajar, yaitu (1) kemampuan anak, (2) ketersediaan bahan, (3)
ketersediaan waktu. Kelompok belajar hendaknya sekecil mungkin
agar semua anak aktif menyelesaikan tugas–tugas mereka.42
b. Ciri – ciri Pembelajaran Kooperatif
Ada beberapa teknik pembelajaran kooperatif yang berbeda,
tetapi semuanya memiliki ciri-ciri dasar yang sama. Salah satu ciri
dasar yang dimaksud adalah bahwa ketika peserta didik melakukan
pekerjaan dalam grupnya, mereka lakukan dengan saling bekerjasama
(they work cooperative).
Ciri-ciri dasar lainnya adalah:
1) Setiap anggota dalam sebuah grup harus menerima bahwa mereka
adalah bagian dari sebuah tim yang mempunyai tujuan tertentu.
2) Setiap anggota dalam grup harus menyadari bahwa permasalahan
yang mereka pecahkan adalah permasalahan grup.
3) Untuk menyelesaikan/melengkapi tugas kelompoknya, setiap
peserta didik harus berbicara satu dengan yang lain terlibat aktif
dalam mendiskusikan setiap permasalahan.
41 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu
Pendekatan Teoritis Psikologis, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 7. 42 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2003), 125.
34
4) Yang perlu dijelaskan pada semua orang adalah bahwa hasil
pekerjaan setiap anggota memiliki andil yang besar dalam
sukses/tidaknya sebuah grup.43
Sistem pengajaran kooperatif bisa didefinisikan sebagai sistem
kerja/belajar kelompok yang terstruktur yang termasuk di dalam
struktur ini adalah lima pokok (johnson & johnson, 1993), yaitu:
1) Ketergantungan Positif
Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha
setiap anggotanya. Penilaian juga dilakukan dengan cara yang
unik. Setiap peserta didik mendapat nilainya sendiri dan nilai
kelompok. Nilai kelompok dibentuk dari “sumbangan” setiap
anggota. Untuk menjagaa keadilan, setiap anggota
menyumbangkan poin diatas nilai rata-rata mereka. Beberapa
peserta didik yang kurang mampu tidak akan minder terhadap
rekan-rekan mereka karena mereka juga memberikan sumbangan.
Malah mereka akan terpacu untuk meningkatkan usaha mereka dan
demikian menaikkan nilai mereka. Sebaliknya, peserta didik yang
lebih pandai juga tidak akan merasa dirugikan karena rekannya
yang kurang mampu juga telah memberikan bagian sumbangan
mereka. 44
Untuk terciptanya kelompok yang efektif, setiap anggota
kelompok masing-masing perlu membagi tugas sesuai dengan
tujuan kelompoknya. Tugas tersebut tentu saja disesuaikan dengan
kemampuan setiap anggota kelompok. Inilah hakikat
ketergantungan positif, artinya tugas kelompok tidak mungkin bisa
diselesaikan manakala ada anggota yang tidak bisa menyelesaikan
tugasnya, dan semua ini memerlukan kerjasama yang baik dari
masing-masing anggota kelompok. Anggota kelompok diharapkan
43 Mutadi, Pendekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Pusdiklat Tenaga
Teknis Keagamaan –Depag bekerjsama dengan ditbina Widyaiswara, Lan-RI, 2007), hlm. 35-36. 44 Anita lie, Cooperative Learning (Mempraktikan Cooperative Learning Diruang-Ruang
Kelas), (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002), hlm. 32.
35
mau dan mampu membantu temannya untuk menyelesaikan
tugasnya.45
2) Tanggung Jawab Perseorangan
Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang
pertama. Jika tugas dan pola pemikiran dibuat menurut prosedur
model pembelajaran kooperatif, setiap peserta didik akan meras
bertanggungjawab melakukan yang terbaik.
3) Tatap Muka
Setiap kelompok harus diberikan kesmpatan untuk bertemu
muka dan diskusi, kegiatan interaksi ini akan memberikan para
pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua
anggota. Para anggota kelompok perlu diberi kesempatan untuk
saling mengenal dan menerima satu sama lain dalam kegiatan tatap
muka dan interaksi pribadi.
4) Komunikasi antar anggota
Unsur ini juga menghendaki agar para pembelajar dibekali
dengan berbagai ketrampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan
peserta didik mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara.
Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para
anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka
untuk mengutarakan pendapat mereka.
5) Evaluasi proses kelompok
Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok
untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama
mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. 46
c. Keuntungan Pembelajaran Kooperatif
45 Wina Sanjaya, Stategi pembelajaran Berorientasi Proses Pendidikan, op.cit., hlm. 246,
Cet.3. 46 Anita lie, Op.Cit., hlm.35.
36
1) Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari aktivitas
pembelajaran kooperatif diantaranya:
a) Mengurangi kecemasan (reduction of anxiety)
- menghilangkan perasaan “terisolasi” dan panik
- menggantikan bentuk persiangan (competition) dengan
saling kerjasama (cooperation)
- melibatkan peserta didik untuk aktif dalam proses belajar.
b) Belajar melalui komunikasi (learning through comunication) ,
seperti:
- mereka dapat berdiskusi (discus), berdebat (debate), atau
gagasan, konsep dan keahlian sampai benar-benar
memahaminya.
- Mereka memiliki rasa peduli (care), rasa tanggungjawab
(take responbility) terhadap teman lain dalam proses
belajarnya.
- Mereka dapat belajar menghargai (learn to appreciate)
perbedaan etnite (ethnicity), perbedaan tingkat kemampuan
(performance level), dan cacat fisik (disability).
c) Dengan pembelajaran kooperatif memungkinkan peserta didik
dapat belajar bersama, saling membantu, mengintegrasikan
pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah ia miliki, dna
menemukan pemahamannya sendiri lewat eksplorasi, diskusi,
menjelaskan, mencari hubungan dan mempertanyakan gagasan-
gagasan baru yang muncul dalam kelompoknya.
d. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
Beberapa kelemahan pembelajaran kooperatif sebagai strategi
pembelajaran:
- Terhambatnya cara berpikir peserta didik yang mempunyai
kemampuan lebih terhadap peserta didik yang kurang.
- Memerlukan periode lama.
37
- Sesuatu yang harus dipelajari dan dipahami belum seluruhnya
dicapai peserta didik. 47
5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games
Tournament)
a Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams
Games Tournament)
TGT singkatan dari Teams Games Tournament. Menurut Amin
Suyitno TGT merupakan model pembelajaran kooperatif untuk
pengelompokan campur yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung
jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota. Penambahan
skor perolehan tim/kelompok setelah pelaksanaan kuis, antar
kelompok dipertandingkan suatu permainan edukatif (Edukative
Games).48
Sedangkan menurut Melvin L. Silberman inti dari TGT adalah
menggabungkan kelompok belajar dan kompetisi tim, dan bisa juga
digunakan untuk meningkatkan pembelajaran beragam fakta, konsep,
dan ketrampilan.49
Pembelajaran koperatif tipe TGT adalah salah satu tipe atau
model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan,
aktivitas seluruh peserta didik tanpa harus ada perbedaan status,
melibatkan peran aktif peserta didik dan mengandung unsur permainan
dan reinforcement.
Aktivitas belajar dalam model pembelajaran kooperatif tipe
TGT melibatkan pengakuan tim dan tanggungjawab kelompok untuk
pembelajaran individu anggota. Inti kegiatan dalam TGT adalah:
1) Mengajar: guru mempresentasikan materi pelajaran
47 Mutadi, Op.Cit., hlm. 37. 48 Amin Suyitno, Pemilihan Model-Model Pembelajaran Dan Penerapannya di SMP
(Semarang: UNNES, 2007), hlm. 10. 49 Melvin L. Silberman , Active Learning 101 cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Penerbit
Nusamedia kerjasama dengan Penerbit Nuansa, 2004), hlm. 181.
38
2) Belajar pada tim: peserta didik belajar melalui kegiatan kerja dalam
tim/kelompok mereka dengan dipandu oleh Lembar kegiatan,
untuk menuntaskan materi pelajaran.
3) Pemberian kuis: peserta didik mengerjakan kuis secara individual
dan tidak boleh kerjasama untuk menambahkan skor tim/kelompok
setelah pelaksanaan kuis, antar kelompok dipertandingkan suatu
permainan edukatif (educative games).50
4) Penghargaan: pemberian pengharagaan kepada peserta didik yang
berprestasi dan tim/kelompok yang memperoleh skor tertinggi
dalam kuis.
Untuk itu guru harus mempersiapkan suatu permainan yang
mendidik yang dimainkan peserta didik setelah pelaksanaan kuis.
Dengan demikian, peserta didik memainkan permainan dengan
anggota-anggota kelompok lain untuk memperoleh tambahan
skor/poin bagi tim mereka. Berlomba–lomba dalam memperoleh nilai
sangat bagus dan sangat mendidik, hal ini sesuai dengan firman Allah
SWT dalam surat Al Maidah ayat 48.
....... ⌧
...... “Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu
umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang
50 Amin Suyitno, op.cit., hlm. 10
39
telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba – lombalah berbuat kebajikan”. (QS. Al Maidah: 48).51
b Komponen – komponen dalam Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe TGT (Teams Games Tournament)
Ada 5 komponen utama dalam TGT yaitu:
1) Presentasi di kelas
Materi pelajaran diperkenalkan dalam presentasi didepan
kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali
dilakukan/diskusi pelajaran yang di pimpin oleh guru, dengan cara
ini, para peserta didik akan menyadari bahwa mereka harus benar-
benar memperhatikan penuh selama presentasi kelas, karena
dengan demikian akan sangat membantu mereka mengerjakan
kuis-kuis dan skor kuis mereka menentukan skor tim mereka.
2) Tim
Tim terdiri dari 4-5 peserta didik yang mewakili seluruh
bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras
dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa
semua anggota tim benar-benar belajar, untuk mempersiapkan
anggotanya untuk mengerjakan kuis dengan baik. Pada setiap
poinnya, ditekankan harus membuat anggota tim melakukan yang
terbaik untuk tim, dan tim pun harus melakukan yang terbaik untuk
membantu tiap anggotanya.
3) Game
Menurut Slavin, memberikan uraian tentang arti
tim:
51 Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al Qur’an, op.cit., hlm.154.
40
”The games are composed of content-relevant questions designed to test the knowlegde student gain from class presentations and team practice”.52
Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang konteksnya
relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan peserta didik
yang diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja
tim. Setiap kelompok memperoleh soal–soal game. Guru
mengocok kartu bernomor (yang berisi nomor–nomor soal) dan
bagi kelompok yang bisa dapat mengacungkan jari mereka. Hal ini
dilakukan secara rebutan antar kelompok. Game ini dikemas dalam
turnamen.
4) Turnamen
Turnamen adalah sebuah struktur dimana game berlangsung. 53
Menurut Melvin L. Silberman dalam buku ”Active Learning
101 cara belajar peserta didik aktif” turnamen dapat dilakukan
dengan ronde sebanyak–banyaknya namun harus memberi
kesempatan tim untuk menjalani sesi belajar antar masing–masing
ronde. Lamanya turnamen belajar bervariasi, bisa singkat selama
dua puluh menit atau bahkan beberapa jam.54
5) Rekognisi Tim
Tim akan mendapatkan setifikat atau bentuk penghargaan
yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu.
55 Tim mendapatkan julukan ”tim Kurang” jika nilai kelompok < 9,
julukan ”Tim Baik” jika 9 ≤ nilai kelompok < 10, ”Tim Hebat”
jika 10 ≤ nilai kelompok < 12, dan “Tim Super” jika nilai
kelompok ≥ 12.
52 Robert E Slavin, Cooperative Learning: Theory, research, and practice, (Nedam Heights: Allyn & Bacon, 1995), hlm. 84.
53 Robert E. Slavin, Cooperative Learning; (Teori, Riset Dan Praktik), (Bandung: Nusa Media, 2008), hlm. 166.
54 Melvin L. Silberman, op.cit, hlm.182. 55 Robert E. Slavin, op.cit., hlm. 146.
41
Langkah–langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif
tipe TGT (Teams Games Tournament) pada materi pokok logaritma
adalah sebagai berikut:
1) Guru mempresentasikan dan menyajikan garis besar tentang rumus
sifat-sifat logaritma:
a) baaxb agg loglog)log( +=
b) baba ggg logloglog −=⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
c) anxa gng loglog =
d) ,log1
logloglog
aabb bx
xa == x > 0 dan x≠ 1
e) ba ba
=log
2) Guru membagi peserta didik ke dalam kelompok yang terdiri dari
4-5 peserta didik yang memiliki kemampuan heterogen.
3) Guru membagi lembar kegiatan kepada tiap kelompok untuk
membantu peserta didik memahami materi dan guru memberikan
bimbingan pada kelompok tertentu apabila diperlukan.
4) Bila ada peserta didik yang tidak dapat mengerjakan soal dalam
lembar kegiatan, teman satu tim atau kelompok bertanggungjawab
untuk menjelaskan kepada temannya.
5) Berikan kunci jawaban lembar kegiatan agar kelompok dapat
mengecek pekerjaannya sendiri.
6) Memberikan kuis secara individu untuk mengetahui seberapa
besar pemahaman peserta didik tentang materi sifat-sifat logaritma
yang telah diberikan.
7) Membahas soal kuis bersama–sama dengan peserta didik.
8) Memberikan soal game yang dikerjakan dalam kelompok.
42
9) Guru mengocok kartu soal dan dengan cara rebutan anggota
kelompok mengerjakan soal game didepan kelas.
10) Mengawasi jalannya turnamen dan mencatat skor yang dihasilkan
oleh individu maupun kelompok.
11) Bersama peserta didik mengevaluasi dan menyimpulkan meteri
pembelajaran.
12) Memberikan tes evaluasi dan pekerjaan rumah.
13) Penghargaan kepada kelompok dan memberikan hadiah kepada
peserta didik yang mendapatkan nilai tertinggi.
Untuk mengetahui peningkatan poin kemajuan perlu diketahui
skor awal atau skor dasar. Skor awal mewakili skor rata–rata pada kuis
sebelumnya. Skor awal digunakan untuk menambah poin kemajuan
setelah mengerjakan game. Penghargaan dapat diberikan berdasarkan
pada rata–rata skor yang dicapai oleh kelompok. Kriterianya sebagai
berikut:
Nilai kelompok < 9 : Tim Kurang
9 ≤ Nilai kelompok < 10 : Tim Baik
10 ≤ Nilai kelompok < 12 : Tim Hebat
Nilai kelompok ≥ 12 : Tim Super
Ketika memberikan penilaian akhir pada peserta didik, nilai
hendaknya didasarkan pada nilai kuis dan evaluasi akhir. Karena jika
penilaian didasarkan pada kemampuan tim maka ini dipandang sebagai
sesuatu yang tidak adil bagi anggota tim yang memperoleh nilai tinggi.
6. Logaritma
Logaritma yang akan dibahas pada penelitian kali ini adalah
Standar Kompetensi : 1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan
pangkat, akar dan logaritma.
43
Kompetensi Dasar : 1.1 Menggunakan aturan pangkat, akar dan
logaritma.
Materi logaritma terdapat pada SMA/MAN. Dalam penelitian kali
ini akan dibahas mengenai sifat – sifat logaritma.
SIFAT – SIFAT LOGARITMA
Sifat–sifat logaritma dapat digunakan untuk mengubah bentuk–
bentuk logaritma kedalam bentuk–bentuk yang diinginkan. Sifat–sifat
tersebut adalah:
a. Sifat 1
Jika a, b, dan c positif serta g = 0, g≠ 1, maka:
1) Logaritma perkalian dua bilangan sama dengan jumlah logaritma
dari masing – masing bilangan tadi, ditulis:
2) Logaritma pembagian dua bilangan sama dengan selisih logaritma
dari masing – masing bilangan itu, ditulis:
3) Logaritma suatu bilangan berpangkat sama dengan pangkat
dikalikan dengan logaritma bilangan itu, ditulis:
Bukti :
Misalkan qa
pa
acqcabpb
=⇔=
=⇔=
loglog
(i) ).log()log( qpaa aabc =
baaxb ggg loglog)log( +=
baba ggg logloglog −=⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
anxa gng loglog =
44
= qpa a +log
=p+q
= cb aa loglog + (terbukti)
(ii) q
paa
aa
cb loglog =
= qpa a −log
= p-q
= cb aa loglog − (terbukti)
(iii) npana ab )log(log =
= npa alog
= np
=n ba log (terbukti)
Contoh :
A. Jabarkanlah bentuk – bentuk logaritma berikut :
1. )log(2 xy 3. 54 log x
2. qplog5 4. 3log xa
Pembahasan:
1. )log(2 xy = yx loglog 22 +
2. qplog5 = qp loglog 55 −
3. 54 log x =5 xlog4
4. xxx aaa log31loglog 3
13 ==
B. Sederhanakan:56
1. 8log4log 22 +
2. 31log217log 77 −
56 Sartono Wirodikromo, Matematika Untuk SMA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2006), hlm.
37.
45
3. 20log5log325log2 +−
Pembahasan:
1. 8log4log 22 + = )84log(2 x
= 532log2 =
2. 31log217log 77 − = ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
31217log7
= 7log7
= 1
3. 20log5log325log2 +− = 20log5log25log 32 +−
=log 20log5
253
2
+
= 2100log205
25log 3
2
==⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛x
b. Sifat 2 (mengubah bilangan pokok logaritma)
Jika a > 0, a ≠ 1, b > 0, dan b ≠ 1, maka:
Bukti:
Misalkan pa abpb =⇔=log
maka bpaap
aa
ab a
x
x
x
px
x
x
logloglog
loglog
loglog
====
Selanjutnya )(log1
loglog1
logloglog terbukti
abaa
bb b
x
xx
xa ===
Contoh:
Jika a=3log2 , nyatakan logaritma-logaritma berikut dibawah ini
dalam a.
,log1
logloglog
aabb bx
xa == x > 0 dan x≠ 1
46
a. 3log8 b. 2log3
Pembahasan:
a. 3log8 = a313log
31
2log3log
31
2log3log
8log3log 2
3 ====
b. 2log3 =a1
3log1
2 =
c. Sifat 3
Sifat 3 merupakan perluasan dari sifat–sifat yang terdahulu:m
adalah bilangan bulat dan n bilangan asli ≥ 2
Contoh:
a. Hitunglah 64log5log 52 x
b. Jika ,3log2 a= nyatakan logaritma – logaritma berikut ini dalam a.
(i) 81log4 (ii) 27log8
Pembahasan:
a. 64log5log 52 x = 62log64log 622 ==
b. (i) a23log243log81log 2424 2
===
(ii) a=== 3log3log27log 2328 3
d. Sifat 4
Jika a > 0, a≠ 1, dan b > 0, maka:
Bukti:
1) bbax gag logloglog =
2) anma gmg n
loglog =
3) aa gng n
loglog =
ba ba
=log
47
Misalkan baxb xa =⇔=log
xb aaa
=log
ba ba
=log (terbukti) 57
Contoh:
Tentukan hasil dari:
a. 5log3
3 b. 4log9
3 c. 4log3
9
Pembahasan:
a. 5log3
3 = 5
b. 4log9
3 = 2333 2log4log4log 321
323
===
c. 169999 16log4log4log4log 92921
93
====
Dengan ringkasan materi dan contoh-contoh tersebut peserta didik
harus mampu menganalisa soal yang akan diberikan dengan cermat.
Walaupun sekilas soal yang diberikan sangat sulit tapi jika peserta didik
telah memahami konsep yang ada, pasti peserta didik dapat mengerjakan
soal tentang logaritma dengan mudah.
Pemahaman konsep dan penalaran setiap peserta didik sangatlah
berbeda-beda maka diharapkan dengan diadakannya kerja sama dalam
kelompok, peserta didik dapat saling membantu menjelaskan kepada
temannya yang belum paham demi meningkatkan pemahaman konsep
peserta didik pada materi pokok logaritma.
Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini
diharapkan peserta didik tidak merasa jenuh karena didalamnya ada
permainan yang mendidik, kuis, dan kerjasama dalam kelompok sehingga
hal demikian dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar peserta
didik.
57 Suwah Sembiring dkk, Pelajaran Matematika Untuk SMA/MA Kelas X Semester 1 dan 2,
(Bandung: CV. Yrama Widya, 2007), hlm.56.
48
7. Keterkaitan Teori dengan Judul
Dalam proses belajar mengajar peserta didik sering kali kesulitan
menerima materi yang disampaikan oleh guru. Kesulitan tersebut termasuk
pelajaran matematika salah satunya materi logaritma yang terdiri dari
banyak rumus yang sebenarnya mempunyai pola yang unik sehingga
banyak peserta didik yang mengeluhkan rumitnya cara mengerjakan.
Karena selama ini peserta didik selalu pasif dalam proses belajar mengajar
sehingga peserta didik menyepelekan pelajaran. Padahal dalam materi
pokok logaritma ini peserta didik dituntut mengerjakan soal yang beraneka
ragam bentuk. Sehingga sebelum mengerjakan soal, peserta didik sudah
menyerah.
Materi pokok logaritma sangat cocok menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT karena didalamnya terdapat pengakuan
tim, tanggung jawab kelompok dalam pembelajaran individu, antar
kelompok dipertandingkan dalam permainan yang edukatif sehingga
peserta didik akan termotivasi untuk belajar guna meningkatkan skor tim
mereka, peserta didik akan merasa nyaman dalam belajar bersama
temannya, ada tanggungjawab individu agar skor kelompok meningkat
sehingga tidak ada tekanan karena setiap kelompok harus bekerjasama
sehingga setiap anggotanya paham akan materi yang dipelajari.
Dengan demikian diharapkan dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT tidak hanya hasil belajar peserta didik
yang meningkat tetapi juga motivasi belajar peserta didik juga karena
melalui penarapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT guru dapat
mengkondisikan peserta didik sedemikian hingga peserta didik dapat
terlibat secara aktif dalam pembelajaran, mampu bekerja sama diantara
paserta didik sehingga hasil belajar dan motivasi belajar peserta didik
meningkat.
B. Hipotesis Tindakan
49
Berdasarkan uraian masalah yang ada diatas, maka hipotesis tindakan
yang diajukan dalam penelitian ini yaitu apabila dilakukan penggunaan model
pembelajaran TGT (Team Games Tournament) pada materi pokok logaritma,
maka motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik kelas X A MAN
Semarang 2 dapat ditingkatkan.
49
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian
Tindakan kelas (PTK) yang dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action
Reserch (CAR).1 Penelitian tindakan kelas adalah salah satu strategi
pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses
pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.2
PTK dapat diartikan sebagai upaya atau tindakan yang dilakukan oleh guru
atau peneliti untuk memecahkan masalah pembelajaran melalui kegiatan
penelitian. Upaya ini dilakukan dengan cara merubah kebiasaan (misalnya
metode, strategi, media) yang ada dalam kegiatan pembelajaran, perubahan
tindakan yang baru ini diharapkan dapat meningkatkan proses dan hasil
pembelajaran. Pada umumnya PTK dibagi kedalam dua jenis, yakni (1) PTK
individual, yakni guru sebagai peneliti, dan (2) PTK kolaborasi, yakni guru
bekerjasama dengan orang lain, orang lain ini sebagai sebagai peneliti
sekaligus pengamat.3 Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian
kolaborasi.
Sumber data penelitian ini adalah peserta didik dan guru. Jenis data
yang diperoleh adalah kuntitatif dan kualitatif. Adapun lokasi penelitiannya
yaitu MAN Semarang 2. Penelitian ini mengkaji tentang motivasi belajar dan
hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran matematika.
1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 93, Cet. 13.
2 Djunaidy Ghony, Penelitian Tindakan Kelas, (Malang: UIN Malang Press, 2008), hlm. 8. 3 Wahidmurni dan Nur Ali, Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama dan Umum Dari
Teori Menuju Praktik Disertai Contoh Hasil Penelitian, (Malang: UIN Malang Press, 2008), hlm. 15, Cet. 2.
49
50
1. Model Penelitian
PTK merupakan proses pengkajian melalui sistem berdaur dari
berbagai kegiatan pembelajaran. Secara garis besar prosedur penelitian
tindakan mencakup empat daur: perencanaan (planning), tindakan
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Secara lebih
rinci prosedur pelaksanaan PTK dapat digambarkan sebagai berikut:4
4 Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Bagi Mahasiswa IAIN Walisongo
(Semarang: -----,2008), hlm.7.
51
Belum Terselesaikan
Gambar.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas
Pencana Tindakan I (Alternatif Pemecahan)
(Rencana tindakan II) Penerapan model pembelajaran kooperatiftipe (TGT) dalam pembelajaran matematika materi logaritma
Pelaksanaan Tindakan IIGuru mengadakan proses pembelajaran materi pokok logaritma sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe (TGT).
Refleksi II Jika belum berhasil, refleksi siklus II digunakan untuk acuan perbaikan pada pelaksanaan siklus selanjutnya.
Analisis Data II: Menganalisis hasil tes belajar dan hasil observasi kinerja peserta didik dalam kelompok.
Pengamatan II Mengobservasi kinerja peserta didik dalam kelompok, memberikan tes hasil belajar matematika materi pokok logaritma, dan memberi angket..
Berhenti pada siklus ini! Masalah terselesaikan?
Refleksi I Hasil refleksi siklus 1 digunakan untuk acuan perbaikan pada pelaksanaan siklus II
Analisis Data I: Menganalisis hasil tes belajar dan hasil observasi kinerja peserta didik dalam kelompok.
Pengamatan I Mengobservasi kinerja peserta didik dalam kelompok, memberikan tes hasil belajar matematika materi logaritma dan memberi angket.
Permasalahan Hasil belajar dan motivasi belajar peserta didik pada materi pokok logaritma masih rendah,peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran
Pencana Tindakan I (Alternatif Pemecahan)
(Rencana tindakan I) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe (TGT) dalam pembelajaran matematika materi logaritma
Pelaksanaan Tindakan I
Guru mengadakan proses pembelajaran materi pokok logaritma sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe (TGT).
52
Prosedur penelitian tindakan kelas ini adalah terdiri dari 4 tahap,
secara rinci sebagai berikut:
a. Perencanaan
1). Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dan indikator
keberhasilan penelitian.
2). Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di
kelas.
3). Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis
proses dan hasil tindakan.
b. Pelaksanaan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah
melaksanakan tindakan penerapan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament)
pada materi pokok logaritma dalam meningkatkan motivasi belajar dan
hasil belajar peserta didik yang telah direncanakan.
c. Pengamatan
Dalam tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan
tindakan. Peneliti melihat kondisi pembelajaran dan mencatat peserta
didik dan kelompok yang aktif dalam pembelajaran.
d. Refleksi
Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan,
dianalisis dan didiskusikan dengan kolaborator yaitu guru pelajaran
matematika dan dicari solusi dari permasalahan pembelajaran yang
telah berlangsung guna perbaikan pada siklus berikutnya.
2. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas, peneliti memakai 2 siklus yaitu
siklus I dan siklus II. Sebelum peneliti melaksanakan siklus, terlebih
dahulu diadakan pre tes yaitu untuk mengetahui sejauhmana kemampuan
peserta didik dalam memahami materi yang telah diajarkan sebelumnya
(pengertian logaritma). Nilai dari kuis akan digunakan sebagai skor awal
53
dalam menentukan poin bagi kemajuan tim dalam game. Sedangkan untuk
tiap – tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: perencanaan, tindakan,
pengamatan, dan refleksi.
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi partisipasif
antara guru mata pelajaran matematika kelas X A MAN Semarang 2
dengan peneliti.
a Pra siklus
Dalam pra siklus ini peneliti belum memberikan metode yang
akan ditawarkan pada guru pelajaran sehingga pengajaran yang di
gunakan masih murni belum tercampur oleh peneliti. Model
pembelajaran yang dipakai oleh guru kelas adalah model pembelajaran
yang masih bersifat konvensional dan kurang menarik minat peserta
didik untuk belajar matematika sehingga proses pembelajaran
matematika materi pokok logaritma pada dua tahun sebelumnya belum
memperoleh hasil yang memenuhi KKM, yaitu 70. Perolehan ini perlu
ditingkatkan menjadi 70 sesuai KKM. Informasi tersebut diperoleh
dari Ibu Isti’anah, S.Pd selaku guru matematika tahun ajaran 2008-
2009 dan 2007-2008 di MAN Semarang 2 pada tanggal 28 Maret
2009.
b Siklus I
Pada siklus I, topik yang akan dibahas adalah sifat – sifat
logaritma yang berkaitan dengan logaritma pembegian, perkalian, dan
bilangan berpangkat.
1) Perencanaan
a) Peneliti mengidentifikasi kesulitan peserta didik pada materi
pokok logaritma kemudian peneliti mencari apa penyebab
peserta didik kurang aktif saat pembelajaran matematika
berlangsung.
b) Peneliti menyiapkan Recana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
materi pokok logaritma sub bab sifat – sifat logaritma.
54
c) Peneliti menyiapkan lembar kegiatan pada materi pokok
logaritma beserta kunci jawabannya.
d) Peneliti menyiapkan soal untuk kuis.
e) Peneliti menyiapkan soal – soal game.
f) Peneliti menyiapkan soal evaluasi.
g) Peneliti menyiapkan tugas rumah.
h) Peneliti merencanakan pembentukan kelompok
i) Peneliti membuat lembar pengamatan pembelajaran kooperatif
untuk peserta didik.
j) Peneliti menyiapkan lembar angket untuk mengetahui motivasi
peserta didik.
k) Peneliti menyiapkan hadiah bagi peserta didik yang
memperoleh nilai tertinggi.
2) Tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah
melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan,
yaitu sebagai berikut:
a) Memberikan informasi tentang tujuan pembelajaran yang akan
dilakukan dan memberikan motivasi belajar.
b) Membagi peserta didik ke dalam kelompok yang terdiri dari
peserta didik yang memiliki kemampuan heterogen.
c) Menyampaikan apersepsi dan menyampaikan indikator tentang
sifat – sifat logaritma.
d) Menyampaikan materi secara singkat.
e) Membagi lembar kegiatan untuk membantu peserta didik
memahami materi yang akan diajarkan.
55
f) Memberikan bimbingan pada kelompok tertentu apabila
diperlukan.
g) Bila ada peserta didik yang tidak dapat mengerjakan lembar
kegiatan, teman satu tim atau kelompok bertanggungjawab
untuk menjelaskan kepada temannya.
h) Berikan kunci lembar kegiatan agar kelompok dapat mengecek
pekerjaannya sendiri.
i) Memberikan kuis secara individu untuk mengetahui seberapa
besar pemahaman peserta didik tentang materi yang telah
diberikan.
j) Memberikan soal game yang dikerjakan oleh tiap – tiap
kelompok.
k) Guru mengocok kartu soal.
l) Dengan cara rebutan anggota kelompok mengerjakan soal
game didepan kelas.
m) Mengawasi jalannya turnamen dan mencatat skor yang
dihasilkan oleh individu maupun kelompok.
n) Bersama peserta didik mengevaluasi dan menyimpulkan hasil
belajar.
o) Memberikan tes evaluasi dan pekerjaan rumah.
p) Memberikan lembar angket motivasi.
q) Memberikan penghargaan kepada kelompok dan memberikan
hadiah kepada peserta didik yang mendapatkan nilai tertinggi.
56
3) Pengamatan
a) Peneliti mengawasi aktivitas peserta didik ketika diskusi
kelompok dan keberhasilan peserta didik dalam melaksanakan
tugas.
b) Mengamati aktivitas peserta didik saat mengisi lembar
kegiatan.
c) Mengamati dan mencatat peserta didik yang aktif, berani
bertanya kepada guru, atau berani menjawab pertanyaan dari
teman yang belum paham dan berani mengerjakan tugas di
papan tulis.
d) Pengamatan pada guru kelas dalam menjalankan RPP.
4) Refleksi
a) Menganalisis hasil pengamatan untuk memberikan simpulan
sementara terhadap pelaksanaan pengajaran pada siklus I.
b) Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada
pelaksnaan kegiatan penelitian dalam siklus II.
c Siklus II
Pada siklus II, topik yang dibahas adalah sifat – sifat logaritma
berikutnya. Pada prinsipnya, semua kegiatan sklus II mirip dengan
kegiatan siklus I,. Siklus II merupakan perbaikan dari siklus I,
terutama didasarkan atas hasil refleksi pada siklus I.
1) Tahapannya tetap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan
refleksi.
2) Materi pelajaran berkelanjutan.
3) Diharapkan, kerjasama kelompok semakin meningkat.
Data hasil belajar diambil dari hasil kuis dan nilai evaluasi akhir
pada tiap siklus. Data tentang proses belajar mengajar pada saat
dilaksanakan penelitian tindakan kelas diambil dengan lembar
observasi. Data tentang refleksi dan perubahan – perubahan yang
57
terjadi di kelas diambil dari jurnal, angket, dan hasil tes akhir
pembelajaran.
Nilai hasil belajar dikatakan meningkat apabila nilai rata – rata
kuis ditambah dengan evaluasi akhir pada siklus II lebih besar dari
siklus I. Motivasi belajar dikatakan meningkat apabila nilai rata – rata
angket semua peserta didik pada siklus II lebih tinggi daripada siklus I.
3. Sumber Data dan Jenis Data
a. Sumber data adalah subyek penelitian itu sendiri. Subyek yang akan
diteliti adalah peserta didik pada kelas X A yang berjumlah 45 peserta
didik yang terdiri dari 17 putra dan 28 putri.5 Tabel. 1 Daftar Nama Peserta Didik Kelas X A MAN Semarang 2
No. NIS NAMA 1 09003 AGUS NURYONO 2 09004 AHMAD ADZLAN 3 09005 AIDA FITRIA KURNIAWATI 4 09006 AKHLIS NUR SOFI 5 09007 ARI SETIAWAN 6 09008 BAHAR MARIO NOR SANDI 7 09009 DEDY SANTOSO 8 09010 DHEANIRA INTAN RISKY SAFITRY 9 09011 DIAH FITRIYANI 10 09012 DWI ARIFIANI 11 09013 EKA OKTAVIA PUSPITASARI 12 09014 GALIH AFRIZAL TANJUNG 13 09015 INDAH YULIANTI 14 09016 KHISNUL ULUM 15 09017 KHOLIFATUL HASANAH 16 09018 LAILATUR RAICHAH 17 09019 LIA FUADA ZUHRIA 18 09020 LILIS SETIYOWATI 19 09021 LIYYA MUFLIKHATUNNISA 20 090222 LUCYANA 21 09023 M. KHAFIDHUL MUFID 22 09024 M. KHARIS FUADI 23 09025 MIFTAHUL CHOIR 24 09026 MIFTAHUL ROHMAH 25 09027 MINA KUSANIA
5 Dokumen MAN Semarang 2 Tahun Ajaran 2009/2010
58
26 09028 MUHAMMAD IDHAM KHOLID 27 09029 MUHAMMAD ZULFIKAR 28 09030 MUNDAKIROH 29 09031 NADHIFAH 30 09032 NINIK WIJAYANTI 31 09033 NUR NAYATUL LAILI 32 09034 NUR SANTI HIDAYAH 33 09035 NURUL KHASANAH 34 09036 RISKA DITAVIVIANI 35 09037 RIZQI NUR LAELA 36 09038 SANI NUR HIDAYAH 37 09039 SELINDA A 38 09040 SIGIT PRAYOGO 39 09041 SITI KODRIYAH 40 09042 ULIL AMRI 41 09043 WAHYU SETIONO 42 09044 WIDARTI 43 09045 YASINTA MAULIDSARI 44 09046 YOGA ARI SETIAWAN 45 09047 ZAINUL WAFA
b. Jenis datanya adalah data kuantitatif dan kualitatif yang berupa (a)
penilaian hasil kuis, (b) hasil tes, dan (c) angket motivasi belajar.
4. Kolaborator
Kolaborasi (kerjasama) dalam PTK antara guru dengan peneliti
menjadi hal penting terutama dalam pemahaman, kesepakatan tentang
permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan
kesamaan tindakan (action). Melalui kerjasama, mereka secara bersama
dan mengkaji permasalahan nyata yang dihadapi guru dan/ atau peserta
didik di sekolah. Dalam penelitian kolaborasi, pihak yang melakukan
tindakan adalah guru itu sendiri, sedangkan yang diminta melakukan
pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti,
bukan guru yang sedang melakukan tindakan. Sebagai penelitian yang
bersifat kolaboratif, kedudukan antara peneliti dan guru mempunyai peran
yang saling membutukan dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan.
Peran kerja sama sangat menentukan keberhasilan PTK terutama pada
59
kegiatan mendiagnosis masalah, menyusun uysulan, melakukan tindaka,
observasi, merekam data, evaluasi, refleksi, menyeminarkan hasil, dan
menyusun laporan akhir.6
Adapun kerjasama di sini berupa sudut pandang dari kolabolator
dalam upaya meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar peserta
didik. Oleh karena itu, peneliti memerlukan kolabolator yang dapat
memberikan masukan-masukan demi tercapainya tujuan penelitian.
Yang menjadi kolaborator disini adalah Ibu Dra. Rus Hamidah,
M.Pd. Pengalaman mengajar beliau tidak kurang dari 15 tahun. Karena
pengalaman mengajar beliau sudah lama diharapkan kolaborator ini dapat
memberikan masukan-masukan dalam melaksanakan perbaikan-perbaikan
pembelajaran selama siklus dalam penelitian yang dilaksanakan.
5. Subyek penelitian
Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas X A yang
berjumlah 45 peserta didik yang terdiri dari 17 putra dan 28 putri.
6. Waktu dan tempat penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan selama 30 hari, dimulai tanggal 7
Agustus sampai 5 September 2009 di kelas X A MAN Semarang 2.
6 Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi Mahasiswa IAIN Walisongo,
(Semarang: -------, 2008), hlm.7.
60
7. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Berikut ini merupakan jadwal rencana kegiatan penelitian tindakan
kelas di MAN Semarang 2.
Tabel. 2 Jadwal Penelitian
No. Rencana Kegiatan Waktu (minggu) ke-
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Kondisi awal
(observasi awal) X
2.
3.
Persiapan
Menyusun Konsep Pelaksanaan pembelajaran
X
Menyusun instrumen penelitian. X
Menyepakati jadwal dan tugas penelitian X
Diskusi Konsep pelaksanaan penelitian. X
Pelaksanaan
Mempersiapkan bahan pembelajaran.
X
Pelaksanaan siklus 1. X
Melakukan Refleksi tindakan siklus I.
X
Pelaksanaan Siklus II X
Melakukan Refleksi tindakan siklus II.
X
4. Pembuatan Laporan
Menyusun konsep laporan penelitian.
X
Penyelesaian laporan X X
61
B. INDIKATOR KEBERHASILAN
1. Tercapainya tujuan pertama, yaitu adanya peningkatan motivasi belajar
peserta didik kelas X A MAN Semarang 2 dalam pada materi pokok
logaritma ≥ 65%.
2. Tercapainya tujuan kedua, yaitu ada peningkatan hasil belajar peserta
didik kelas X A MAN Semarang 2 dalam pada materi pokok logaritma
yang ditandai rata-rata hasil belajar adalah 70 dengan ketuntasan klasikal
85%.
C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Dasar untuk mencapainya suatu penelitian ini, maka diperlukan data
yang mempunyai validitas yang tinggi. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan triangulasi metode yaitu:
1. Wawancara (Interview)
Interview yang sering disebut dengan wawancara atau kuesioner
lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk
memperoleh informasi dari terwawancara. Interviu digunakan untuk
menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel
latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap
sesuatu.7
Metode ini dilakukan untuk memperoleh data-data tentang
permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran sebelum pemberian
tindakan, diantaranya strategi dan metode pembelajaran yang digunakan
dalam pembelajaran matematika, motivasi belajar dan hasil belajar peserta
didik sebelum pemberian tindakan pada materi pokok logaritma di tahun
pelajaran sebelumnya.
2. Metode Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang–
barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti
menyelidiki benda–benda tertulis seperti buku–buku, majalah, dokumen,
7 Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 155.
62
peraturan–peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.8
Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
data nama peserta didik dan guru, dokumen (catatan hasil belajar) 9, dan
arsip–arsip lain yang berhubungan dengan penelitian.
Metode ini dilakukan untuk memperoleh daftar nama peserta didik
yang termasuk dalam subjek penelitian, nilai formatif materi terakhir
sebelum pemberian tindakan dan sebagainya. Selain itu juga digunakan
untuk pengambilan gambar peserta didik dalam melaksanakan model
pembelajaran TGT (Teams Games Tournament).
3. Metode Tes
Tes merupakan alat ukur yang diberikan kepada individu untuk
mendapatkan jawaban–jawaban yang diharapkan baik secara tertulis atau
secara lisan atau secara perbuatan.10 Metode tes digunakan untuk
mengukur hasil belajar yang telah dicapai peserta didik kelas X A MAN
Semarang 2 dalam belajar matematika pada materi pokok logaritma sub
bab sifat–sifat logaritma. Tes disusun oleh peneliti. Tes dalam penelitian
ini ada dua yaitu kuis dan evaluasi akhir. Hasil tes tersebut dalam
penelitian ini disebut sebagai hasil belajar. Hasil belajar pada siklus I
dipakai untuk melihat keberhasilan sementara dalam pembelajaran
menggunakan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament),
yang akan dibandingkan dengan hasil belajar pada pra siklus, dan siklus I
sebagai evaluasi untuk merefleksi pada siklus II. Sedangkan hasil belajar
pada siklus II adalah untuk melihat keberhasilan model pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran TGT (Teams Games
Tournament).
Metode ini digunakan untuk mengambil data tentang kemampuan
menyelesaikan soal sifat-sifat logaritma sebagai hasil belajar peserta didik
8 Ibid., hlm. 158. 9 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi
Guru, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), hlm. 125. 10 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2007), hlm. 100, Cet. 4.
63
setelah penerapan pembelajaran pembelajaran TGT (Teams Games
Tournament). Dalam penelitian ini menggunakan soal uraian.
4. Metode Observasi
Observasi sebagai alat pengumpul data banyak digunakan untuk
mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan
yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam
situasi buatan.11
5. Metode Angket atau Kuesioner (Questionnaires)
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal–hal yang ia ketahui.12
Metode angket ini digunakan untuk mengetahui peningkatan
motivasi belajar peserta didik terhadap penerapan pembelajaran kooperatif
tipe TGT. Motivasi belajar pada siklus I dipakai untuk melihat
keberhasilan sementara dalam pembelajaran menggunakan model
pembelajaran TGT (Teams Games Tournament), yang akan dibandingkan
dengan motivasi belajar pada pra siklus, dan siklus Isebagai evaluasi untuk
merefleksi pada siklus II. Sedangkan motivasi belajar pada siklus II adalah
untuk melihat keberhasilan model pembelajaran matematika dengan model
pembelajaran TGT (Teams Games Tournament).
D. METODE ANALISIS DATA
Analisis data merupakan usaha untuk memilih, membuang,
menggolongkan, menyusun kedalam kategorisasi, mengklasifikasikan data
untuk mendukung tujuan dari penelitian.
Sebagaimana dalam pelaksanaan PTK, analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
11 Ibid., hlm. 109. 12 Suharsimi Arikunto,op.cit., hlm. 151.
64
1. Analisis kualitatif digunakan untuk memberikan informasi yang
menggambarkan peningkatan hasil belajar dan motivasi belajar peserta
didik dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
2. Analisis Kuantitatif digunakan untuk menganalisis nilai hasil belajar
peserta didik dan perolehan skor motivasi belajar peserta didik dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi pokok
logaritma .
Dalam hal ini peneliti menggunakan statistik deskripif dengan mencari
nilai rata-rata dan prosentase dari hasil belajar dan motivasi belajar.
Analisis yang digunakan secara umum terdiri dari proses analisis untuk
menghitung prosentase motivasi peserta didik yang dilihat dari angket dan
mengetahui tingkat hasil belajar peserta didik.
1. Hasil kuesioner (angket) motivasi belajar peserta didik
Untuk mengetahui motivasi belajar peserta didik terhadap
penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT, analisis ini dilakukan pada
instumen angket dengan menggunakan teknik diskriptif melalui prosentase
dan rata–rata skor motivasi belajar peserta didik secara klasikal.
Instrumen angket terdiri dari 30 pertanyaan. Kriteria penilaian
untuk tiap 1 pertanyaan adalah sebagai berikut:
a. Skor 3 untuk peserta didik yang sangat setuju dengan pertanyaan .
b. Skor 2 untuk peserta didik yang setuju dengan pertanyaan.
c. Skor 1 untuk peserta didik yang tidak setuju dengan pertanyaan.
d. Skor 0 untuk peserta didik yang sangat tidak setuju dengan pertanyaan.
Sehingga jumlah skor maksimal adalah 90.
Adapun perhitungan prosentase hasil angket motivasi belajar
adalah:
Prosentase (%) = %100xNn
Keterangan:
N = Jumlah seluruh skor
n = Jumlah skor yang diperoleh oleh peserta didik
65
% = Tingkat prosentase yang dicapai
Indikator motivasi belajar peserta didik adalah sebagai berikut:
Skor %85≥ : motivasi belajar peserta didik tinggi.
65% ≤ Skor ≤ 84% : motivasi belajar peserta didik sedang.
45% ≤ Skor ≤ 64% : motivasi belajar peserta didik cukup.
Skor ≤ 44% : motivasi belajar peserta didik kurang.
Adapun rumus yang digunakan untuk rata – rata nilai motivasi
belajar semua peserta didik adalah:
PX
x ∑=
Keterangan:
x = Rata – rata nilai motivasi peserta didik
∑X = Jumlah seluruh nilai
P = Jumlah peserta didik
Adapun rumus yang digunakan untuk prosentase dari rata-rata nilai
motivasi belajar peserta didik adalah:
Prosentase (%) = %100xRr
Keterangan:
R = Jumlah seluruh skor
r = Jumlah rata-rata skor motivasi belajar peserta didik
% = Tingkat prosentase yang dicapai
2. Hasil evaluasi siklus peserta didik
Untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan
soal–soal, sianalisis dengan cara menghitung rata–rata nilai ketuntasan
belajar secara klasikal.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis (kuis
individu dan evaluasi akhir). Kuis pada siklus I terdiri dari 2 soal essay
dan di setiap soal terdapat 3 item dan evaluasi akhirnya terdiri dari 4 soal
essay sehingga jumlah seluruhnya 10 soal. Jika setiap jawaban benar maka
66
bernilai 10, jika kurang sedikit nilainya 8,mendekati benar 5 namun jika
jawaban salah bernilai 3, bila tidak diisi bernilai 0. Sedangkan pada siklus
II kuis terdiri dari 2 soal essay dan evaluasi akhirnya terdiri dari 3 soal
essay sehingga jumlah seluruhnya 5 soal. Jika setiap jawaban benar maka
bernilai 20, jika mendekati benar nilainya 12, namun jika jawaban salah
bernilai 8, bila tidak diisi bernilai 0.
Rumus dan kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Ketuntasan Individu
Dikatakan tuntas belajar jika peserta didik memperoleh nilai
lebih dari atau sama dengan KKM yang ada yaitu 70 .
b. Ketuntasan Klasikal
Data yang diperoleh dari hasil belajar peserta didik dapat
menentukan belajar klasikal menggunakan analisis diskriptif
prosentase, dengan perhitungan:
Ketuntasan belajar klasikal = %100xMm
Keterangan: M = Jumlah seluruh peserta didik
m = Jumlah peserta didik belajar individu
% = Tingkat prosentase yang dicapai
Indikator keberhasilan ketuntasan belajar klasikal ditentukan jika
rata–rata nilai yang diperoleh lebih dari nilai KKM dan minimal 85%
dari jumlah peserta didik dikelas tersebut mendapatkan ≥70.
c. Nilai perkembangan peserta didik
Hasil dari kuis individu selain untuk mengetahui kemampuan
individu juga dapat digunakan untuk penambahan skor tim/kelompok
selain skor yang didapat dari game.
Nilai rata – rata kuis siklus I:30
otaisemuaanggjumlahnila
Nilai rata – rata kuis siklus II:20
otaisemuaanggjumlahnila
67
Setiap soal game bernilai 2.
Nilai kelompok : Nilai rata – rata kuis + nilai perolehan saat game.
Nilai kelompok yang diperoleh kemudian diberikan
penghargaan menurut penggolongan sebagai berikut:
Nilai kelompok < 9 : Tim Kurang
9 ≤ Nilai kelompok < 10 : Tim Baik
10 ≤ Nilai kelompok < 12 : Tim Hebat
Nilai kelompok ≥ 12 : Tim Super
68
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pra Siklus
Dalam praktek pembelajarannya, matematika dianggap sebagai sesuatu
yang abstrak, menakutkan dan tidaklah menarik dimata peserta didik.
Sehingga hal ini berakibat pada rendahnya output peserta didik dalam
menguasai materi matematika.
Dengan karakteristik matematika yang abstrak tersebut, apabila guru
masih menggunakan paradigma lama dalam mengajar yaitu guru lebih
mendominasi proses pembelajaran dimana pembelajaran yang dilaksanakan
masih menggunakan metode konvensional dengan peserta didik hanya datang,
duduk, mendengarkan, mencatat materi setelah itu pulang, maka hal itu akan
mengakibatkan suatu pembelajaran monoton yang akhirnya akan membuat
peserta didik merasa jenuh, tersiksa, pasif dan peserta didik tidak lagi merasa
butuh malah cenderung menyepelekan. Dengan tidak memiliki motivasi
belajar maka sering kali hasil belajar dari peserta didik masih rendah dan
kurang dari Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika kelas X MAN
Semarang 2 tahun pelajaran 2008-2009 dan 2007-2008 yaitu ibu Istianah S.Pd
pada tanggal tanggal 28 Maret 2009, didapatkan informasi bahwa proses
pembelajaran pada mata pelajaran matematika di MAN Semarang 2 masih
dirasakan jauh dari kenyataan yang diharapkan, hal ini disebabkan pada waktu
guru menjelaskan materi, peserta didik tidak mendengarkan malah cenderung
bercanda dengan teman dan ketika peserta didik diberi tugas, peserta didik
hanya mencontek tanpa mau memahami langkah-langkah mengerjakannya.
Motivasi belajar peserta didik juga sangat rendah untuk mempelajari
matematika. Mereka merasa jenuh karena bagi mereka matematika itu
merupakan momok dan sulit apalagi dalam materi logaritma yang didalamnya
berisi rumus-rumus yang sangat membutuhkan pemahaman konsep yang jelas
dalam mengerjakan soal yang bervariasi namun sebelum mengotak-atik soal,
68
69
mereka sudah menyerah dahulu dan mengandalkan teman yang pandai tanpa
berusaha untuk bisa mengerjakan sendiri. Hal ini juga ditunjukkan dari nilai
harian kelas X pada tahun pelajaran sebelumnya selalu dibawah hasil Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan yaitu 70.
Berdasarkan data nilai dari ibu Istianah S.Pd, nilai harian kelas X A
tahun pelajaran 2008-2009 nilai rata-rata peserta didik untuk materi pokok
logaritma (Menggunakan aturan logaritma dan melakukan manipulasi aljabar
dalam perhitungan yang melibatkan logaritma) masih rendah yaitu 59.
Sedangkan nilai rata-rata untuk materi pokok logaritma kelas X A pada tahun
pelajaran 2007-2008 yaitu 60 sedangkan untuk motivasi pada 2 tahun
sebelumnya juga didapat masih rendah yaitu 47%.
B. Hasil Penelitian
1. Siklus I
a. Implementasi tindakan
Penelitian yang telah dilakukan akhirnya diperoleh data-data
yang dapat diuraikan sebagai berikut.
Tabel 3. Jadwal pelaksanaan siklus I Hari/ Tanggal Waktu Jam ke- Implementasi Tindakan
Selasa, 25 Agustus 2009 2 x 25’ 5&6
− Materi(Sifat logaritma perkalian dua bilangan, Sifat logaritma pembagian dua bilangan dan Sifat logaritma dari perpangkatan)
− Memahami lembar kegiatan
− Kuis
Rabu, 26 Agustus 2009
2 x 25’
7&8
− Game − Evaluasi − Mengisi angket
motivasi belajar
70
Deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan I
Pertemuan I dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Selasa, 25 Agustus 2009 Waktu : 09.20– 10.10 WIB
Implementasi Tindakan : Materi(Sifat logaritma perkalian dua
bilangan, Sifat logaritma pembagian dua bilangan dan Sifat logaritma dari perpangkatan)
Memahami lembar kegiatan Kuis
Guru membuka pelajaran dengan salam, peserta didik
menjawab dengan serempak. Guru apersepsi materi sebelumnya
yaitu tentang pengertian logaritma. Guru menulis 5 2 dan guru
bertanya,”5 2 itu sama dengan berapa?” kemudian serentak peserta
didik menjawab 25 setelah itu menyuruh peserta didik
mengubahnya ke dalam bentuk logaritma seperti yang telah guru
ajarkan pada pertemuan sebelumnya. Peserta didik menjawab
bersama-sama, “ 225log5 = ”. Setelah melakukan apersepsi, guru
menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan dalam
pembelajaran kali ini yaitu model pembelajaran kooperatif tipe
TGT (Teams Games Tournament) dimana peserta didik harus
saling bekerja sama dengan teman tim dalam membahas lembar
kegiatan guna meningkatkan nilai tim pada saat kuis dan game
sehingga mendapat predikat tim super. Guru kemudian
menjelaskan secara singkat mengenai materi pelajaran, ” Jika a, b,
dan c positif serta a ≠ 1, logaritma perkalian dua bilangan sama
dengan jumlah logaritma dari masing – masing bilangan tadi,
ditulis: baaxb agg loglog)log( += , logaritma pembagian dua
bilangan sama dengan selisih logaritma dari masing – masing
71
bilangan itu, ditulis: baba ggg logloglog −=⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ sedangkan logaritma
suatu bilangan berpangkat sama dengan pangkat dikalikan dengan
logaritma bilangan itu, ditulis: anxa gng loglog = ”. Namun pada
saat guru menjelaskan banyak peserta didik yang gaduh sehingga
tidak mendengarkan penjelasan guru. Setelah guru menjelaskan
materi secara singkat, guru meminta peserta didik berkelompok
sesuai kelompok (Lihat lampiran 19) yang telah guru tentukan
sebelumnya. Suasana kelas menjadi gaduh saat peserta didik
berpindah tempat untuk berkelompok. Ada yang saling berebut
tempat duduk, ada yang ribut mencari anggota kelompoknya dan
ada yang mengeluh pada guru, “Bu..saya minta pindah ke
kelompok lain karena kelompok saya anaknya tidak
menyenangkan” dan gurupun menanggapinya, ”Tidak boleh,
karena ini adalah sebuah proses adaptasi kamu untuk mengenal
semua teman-temanmu, masak kamu cuma berteman dengan anak
tertentu saja” dan akhirnya diapun menuruti kata-kata guru. Selain
itu semua ternyata juga ada anak yang lupa pembagian
kelompoknya dengan bertanya, ”Bu, saya kelompok mana ya
karena saya lupa”. Guru menjawab, ”Namamu siapa” peserta didik
tadi menjawab, ” Dheanira Intan Risky S”. “Sebentar saya carikan
(selang berapa detik) Dheanira Intan Risky S masuk kelompok
Sunan Ampel. Ayo mana yang kelompok sunan ampel? Ini
temanmu”. Langsung anggota kelompok sunan ampel
mengacungkan jari. Dengan seketika Dheanira Intan Risky S
bergabung dengan kelompoknya.
Setelah seluruh peserta didik mengelompok, guru
menjelaskan cara kerja dan tanggung jawab masing-masing peserta
didik dalam kelompok. Guru membagikan lembar kegiatan (Lihat
lampiran 4) kepada tiap kelompok untuk dipelajari bersama.
Suasana ramai ketika kelompok mempelajari lembar kegiatan
72
sedikit sekali peserta didik yang saling berdiskusi dan berusaha
memahami dengan saling tanya, karena banyak yang ngobrol dan
bercanda dengan teman kelompok lain hingga guru berusaha
memberikan pengarahan kembali mengenai cara kerja dan
tanggung jawab tim. Peserta didik yang ngobrol dan bercanda tadi
mulai mengerti dan mengikuti diskusi yang berlangsung. Suasana
yang tadinya ramai karena banyak yang ngobrol kini berubah
menjadi kondusif dan diskusi berjalan dengan baik.
Ada kelompok yang berani bertanya pada guru namun juga
ada yang masih malu. Kelompok sunan bonang yang belum paham
mengenai soal dalam lembar kegiatan bertanya pada guru dengan
mengacungkan jarinya, ”Maaf bu mau tanya” dan seketika itu guru
yang sedang berkeliling mengawasi mendekati kelompok yang
mengalami kesulitan tersebut, “Bu, untuk soal lembar kegiatan
nomor 2 yaitu 2log 25-3 log 5 + log 20 itu angka yang ada didepan
berupa basis atau tidak?” dan gurupun menjawab, “Ini bukan basis
tapi berupa angka biasa”. Namun ternyata bukan hanya kelompok
sunan bonang yang tidak paham hingga akhirnya gurupun
menjelaskan pada semua peserta didik. Namun setelah mereka
dijelaskan ternyata lembar kegiatan nomor 2 banyak kelompok
yang tidak bisa.
Dalam kelompokpun ada yang saling bekerja sama
memecahkan soal namun masih ada kelompok yang hanya orang
tertentu yang mengerjakan sedangkan yang lainnya hanya melihat
dan diam tanpa mau bertanya tentang cara menyelesaikannya.
Sekiranya waktu untuk membahas lembar kegiatan telah
selesai, guru memberikan jawaban dari lembar kegiatan tersebut
untuk didiskusikan oleh masing-masing kelompok. Namun
ternyata masih ada anggota kelompok yang tidak mau memahami
soal yang ada malah asyik berbicara dengan kelompok lain hingga
mengganggu kosentrasi teman lain sehingga guru menyuruh diam,
73
ada juga yang malas-malasan karena puasa ramadhan namun juga
ada yang antusias. Dari jawaban yang guru berikan pesera didik
banyak yang mengatakan, ”Oh….Gitu tho caranya! Ternyata soal
nomor 2 itu harus dijadikan pangkat dulu”. Dan gurupun hanya
tersenyum melihat kata-kata mereka. Anggota kelompok sunan
bonang yang belum paham ada yang bertanya cara mengerjakan
soal nomor 2 dan sani menjelaskannya, ”Angka yang ada didepan
harus dijadikan pangkat hulu seperti sifat ke3 menjadi
20log5log25log 32 +− setelah itu masukkan sifat ke1dan
2: 20log525log 3
2
+ hingga hasilnya log ⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛20
525
3
2
x = log100=2”.
Setelah cukup waktu untuk bekerja kelompok, guru
membagi lembar kuis (Lihat lampiran 6) yang dikerjakan secara
individu di tempat duduk semula. Suasanapun kembali ramai dan
saat mengerjakan kuis ada peserta didik0 yang masih bertanya pada
guru, “Bu mau tanya untuk 43 5log itu caranya gimana?” namun
guru memberikan pengarahan, “Kalau kuis itu tidak boleh tanya
lagi dan harus dikerjakan sendiri apalagi materi perpangkatankan
baru saja kalian dapatkan materinya”. Pada saat peserta
mengerjakan kuis suasana sangat ramai, banyak peserta didik yang
bertanya pada teman lain. Guru menegur, ”Ayo tidak boleh ramai
dikerjakan sendiri-sendiri ya!”. Setelah waktu untuk mengerjakan
kuis dinilai cukup, guru meminta peserta didik mengumpulkannya
didepan kelas namun pada saat itu malah digunakan untuk peserta
didik mencontek temannya.
Setelah semua selesai mengumpulkan dan sebelum
mengakhiri pembelajaran, guru mengingatkan pada peserta didik
bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan game dengan
materi yang telah diajarkan pada pertemuan hari ini. Diharapkan
peserta didik belajar dirumah untuk persiapan game guna
74
meningkatkan nilai tim, peserta didikpun menjawab, ”Iya bu…..”
dan rata-rata nilai kuis anggota kelompok tadi dijadikan nilai awal
bagi nilai kelompok. Setelah itu guru mengakhiri pelajaran dengan
salam dan dijawab oleh peserta didik.
2) Pertemuan II
Pertemuan II dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Rabu, 26 Agustus 2009 Waktu : 10.20– 11.10 WIB
Implementasi Tindakan : Game Evaluasi Mengisi angket motivasi belajar
Guru membuka pelajaran dengan salam, peserta didik
menjawab dengan lirih karena hari sudah siang. Guru apersepsi
materi sebelumnya yaitu sifat logaritma perkalian dua bilangan,
sifat logaritma pembagian dua bilangan dan sifat logaritma dari
perpangkatan. Guru langsung mengingatkan kembali apa yang
akan dilakukan pada pertemuan kali ini. Peserta didik dengan
antusias menjawab, ”Game...”. Setelah itu guru meminta peserta
didik kembali mengelompok seperti kemarin. Dalam suasana yang
ramai karena peserta didik bergerak menuju kelompoknya, ada
peserta didik mendekati guru, ”Bu saya minta pindah kekelompok
lain...”. Gurupun tersenyum dan mendekati kelompok tadi dan
memberikan pengarahan kepada kelompok tersebut agar bisa
bekerja sama dengan lebih baik.
Saat suasana mulai tenang setelah peserta didik berkumpul
dengan kelompoknya guru membagikan soal game (Lihat lampiran
10) lalu menjelaskan bagaimana tata cara mengikuti game. Guru
mengocok kartu bernomor (Lihat lampiran 24). Ternyata yang
keluar pertama kali adalah nomor 4. Dengan cepat, perwakilan
75
kelompok sunan gunung jati mengangkat jari telunjuk dan guru
menyuruhnya maju menuliskan jawaban didepan kelas. Selesai
mengerjakan, guru menyuruh menjelaskan kepada teman-teman
lain namun dia malu hingga langsung duduk. Akhirnya guru
bersama-sama dengan peserta didik mengoreksi,
” 32log)8.4log(8log4log8log520log 444444 ==+=+ Bagaimana hasil
pekerjaan teman kalian benar/salah?”dengan serempak mereka
menjawab:”Benar...”. Kelompok sunan gunung jatipun bersorak.
Saat guru belum selesai mengocok soal berikutnya ternyata banyak
peserta didik yang sudah mengacungkan jari telunjuk hingga
gurupun memberikan pengarahan, ” Tidak boleh mengacungkan
jari sebelum soal itu dibahas secara kelompok”. Namun yang
namanya anak, mereka tetap saja berebutan ingin maju didepan
kelas sehingga suasanapun menjadi hidup. ”Soal berikutnya adalah
nomor 13(dengan mengangkat kartu)”. Ternyata banyak yang
sudah mengacungkan jari hingga guru harus memilih kelompok
yang maju dan memilih kelompok sunan ampel untuk maju, namun
sewaktu perwakilan kelompok sunan ampel maju banyak protes
dari kelompok lain bahwa tadi kelompoknya yang dulu
mengangkat jari.Guru memberitahu kalau harus didiskusikan dulu
dengan kelompok biar guru tidak bingung saat semuanya
mengacungkan jari. Sebelum perwakilan sunan ampel selesai, guru
mengocok kembali kartu dan yang keluar adalah nomor 8, dengan
cara rebutan mereka meminta agar guru memilihnya. Dan guru
menunjuk kelompok sunan giri. Berhubung spidol ada 3 jadi guru
kembali mengocok kartu dan yang keluar adalah nomor 14.
Kelompok sunan gresik yang dipilih saat mengacungkan jari.
Setelah ketiganya selesai, dikoreksi bersama, ”Nomor 13 ada yang
salah tidak? Apa benar zyxzyx logloglog)log( 3232 ++= saja?”
peserta didik menjawab, ”Tidak...”.Gurupun menambahi, ”Iya ini
76
masih ada lanjutannya yaitu pangkatnya diturunkan jadinya 2logx
+ 3log y + log z ”. ”Nomor 8 bagaimana?” peserta didik ada yang
jawab:”Bu 110log440log4log40log4log)8.5log( ===−=− ”.
“Iya benar sekali. Lha untuk nomor 14 bagaimana …”.” Ga bisa
bu…”. “Lho materinya kan sudah dipelajari. Untuk yang didalam
akar itu dijadikan perpangkatan dahulu lalu baru dijadikan
pembagian logaritma”.
Setelah selesai mengoreksi guru mengocok lagi kartu dan
mengatakan secara urut” Yang keluar nomor 5, 10, 6”. Kelompok
yang maju adalah kelompok Bonang, Muria, dan Kalijaga dan
ternyata setelah dikoreksi bersama jawaban mereka benar semua.
Guru kembali mengocok soal dan yang keluar adalah nomor 11,1,
dan 15. Suasana kelas yang hidup membuat guru bingung
memutuskan siapa yang maju. Akhirnya yang maju secara urut
adalah kelompok sunan Bonang, Muria, dan Kudus. Setelah
mereka selesai mengerjakan didepan kelas guru mengoreksi
bersama, ”Mari dikoreksi bersama. Untuk nomor 11 yang benar
adalah
( )33log2 = 3log3log 22 + = 3log213log3log3log 222
122 +=+ .
Nomor 1 sudah benar! Untuk nomor 10 bagaimana?”. Ada yang
menjawab, “Jawabannya kurang bu…?”. Guru, “Yang benar
8log32log48log 444 ++ =
41.44log44log256log)8.32.48log( 44444 ===== ”.
Setelah selesai mengoreksi guru mengocok lagi kartu dan
mengatakan secara urut” Yang keluar nomor 3, 7”. Kelompok yang
maju adalah kelompok Kudus, dan Drajat dan ternyata setelah
dikoreksi bersama jawaban mereka benar semua. Untuk 3 kartu
77
terakhir guru menunjuk perwakilan sunan bonang, kudus dan
ampel diantara peserta didik yang ingin maju. Namun ternyata
setelah dikoreksi jawaban mereka salah semua. Suasana berebutan
terjadi selama game dan kebanyakan soal yang dijawab
salah/kurang tepat karena mereka terburu-buru dalam menjawab
tanpa didiskusikan dengan kelompok. Hingga harus dibenarkan
lagi secara bersama-sama. Bulan ramadhan tidak membuat peserta
didik bermalas-malasan malah mereka sangat antusias mengikuti
game.
Setelah semua soal game terjawab, guru memberikan tes
evaluasi (Lihat lampiran 14) yang dikerjakan secara individu.
Walaupun mereka kelihatan kelelahan setelah game tapi mereka
sangat antusias mengerjakan soal tes sehingga suasanapun hening.
Sebelum pelajaran diakhiri, guru membagikan angket motivasi
(Lihat lampiran 20) dan meminta peserta didik mengisinya dengan
jujur. Ada peserta didik yang bertanya, ”Ini lembar apa bu? Apa
gunanya?”. Guru menjawab, ” Ini adalah angket motivasi untuk
mengetahui seberapa besar perhatian dan motivasi kalian dengan
diadakannya model pembelajaran TGT”. Dengan sisa-sisa tenaga
setelah melakukan game dan tes, peserta didik mengisi angket
motivasi. Saat peserta didik mengisi angket guru memberikan
pengarahan untuk belajar dirumah guna meningkatkan skor tim dan
lebih bisa bekerja sama. Setelah itu guru mengakhiri pelajaran
dengan salam dan dijawab oleh peserta didik.
b. Hasil observasi
Dari pengamatan peneliti selama proses pembelajaran siklus
I diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Guru aktif memberikan pengarahan kepada peserta didik yang
belum paham, peserta didik yang ramai dan sudah berkeliling
memantau kerja kelompok.
78
2) Guru telah memberikan motivasi dan apersepsi kepada peserta
didik.
3) Peserta didik belum sepenuhnya bisa menggunakan waktu yang
ada dengan baik.
4) Peserta didik kurang aktif berpendapat dan bertanya kepada
teman dalam kelompok ketika diskusi berlangsung, hanya
sebagian saja yang sudah berani menjelaskan kepada teman dan
bertanya pada guru.
5) Dalam menjawab soal game peserta didik terburu-buru dan
kurang berdiskusi dengan kelompok dan mengandalkan
jawabannya sendiri sehingga jawaban kadang ada yang salah.
6) Peserta didik belum mematuhi aturan dalam menjawab soal
game.
7) Peserta didik yang aktif dan nilainya bagus sehingga
mendapatkan hadiah dari guru yaitu Sani nur hidayah dan
kelompok yang mendapat predikat tim super adalah kelompok
sunan bonang, kudus, dan muria. Semua itu diumumkan pada
pertemuan berikutnya.
c. Hasil Refleksi
Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams
Games Tournament) pada siklus I masih banyak kekurangan-
kekurangan yang harus diperbaiki. Berdasarkan data yang
diperoleh, maka peneliti dan guru berdiskusi dan menyimpulkan
hal-hal yang masih kurang dalam siklus I dan perlu perbaikan
adalah:
1) Kerjasama peserta didik dalam kelompok masih kurang,
sehingga kegiatan diskusi belum berjalan sebagaimana
mestinya.
2) Masih banyak peserta didik yang ramai sendiri dengan cara
berbicara dengan teman kelompok lain, banyak peserta didik
79
belum berani untuk bertanya, aktif mengungkapkan
pendapatnya maupun memberi komentar terhadap jawaban
teman. Hanya beberapa peserta didik saja yang sudah mulai
berani bertanya dan berpendapat.
3) Pengkondisian waktu belum tertata dengan baik, sehingga
peserta didik merasa batas waktu yang diberikan kurang lama.
4) Penjelasan yang diberikan oleh guru kepada peserta didik
masih kurang, sehingga peserta didik belum cukup paham
dengan materi yang diberikan.
5) Cara terbaik agar peserta didik tidak berebutan menjawab soal
game.
6) Hasil belajar peserta didik belum mencapai indikator
keberhasilan yang ditetapkan.
Perencanaan perbaikan yang akan dilakukan oleh peneliti
dan guru untuk siklus II berdasarkan kekurangan-kekurangan pada
siklus I adalah sebagai berikut:
1) Guru mengupayakan agar peserta didik aktif dalam kelompok,
sehingga diskusi dapat berjalan dengan baik dan akan memberi
pengarahan manfaat kerjasama dalam kelompok.
2) Guru harus memberikan semangat agar peserta didik mau
berpendapat dan bertanya kepada guru ataupun teman
sekelompok.
3) Guru akan lebih menyesuaikan waktu yang ada dan meminta
peserta didik lebih menghargai dan memanfaatkan waktu.
4) Guru membuat strategi agar peserta didik mudah menerima
pelajaran dengan waktu yang singkat.
5) Guru akan membagi soal game perkelompok dan memberikan
waktu untuk mengerjakan secara kelompok.
6) Hasil belajar peserta didik belum mencapai indikator
keberhasilan sehingga perlu dilakukan siklus I.
80
2. Siklus II
Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa tujuan penelitian
belum tercapai dan harus dilanjutkan pada siklus ke II. Hal-hal yang belum
sempurna di siklus I diperbaiki di siklus II.
a. Implementasi Tindakan
Tabel 4. Jadwal pelaksanaan siklus II
Hari/ Tanggal Waktu Jam ke- Implementasi Tindakan
Selasa, 1 September 2009 2 x 25' 5&6
− Materi (Mengubah bilangan pokok logaritma, perpangkatan dengan logaritma)
− Memahami lembar kegiatan
− Kuis
Rabu, 2 September 2009 2 x 25' 7&8
Game Tes Evaluasi Mengisi anget
motivasi belajar
Deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan I
Pertemuan I dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Selasa, 1 September 2009 Waktu : 09.20– 10.10 WIB
Implementasi Tindakan : Materi(Mengubah bilangan pokok
logaritma, perpangkatan dengan logaritma)
Memahami lembar kegiatan Kuis
Guru membuka pelajaran dengan salam, peserta didik
menjawab dengan serempak. Guru langsung mengumumkan
peserta didik yang mendapatkan hadiah berupa buku saku rumus-
rumus matematika SMA kepada peserta didik yang aktif dan
mendapat nilai tinggi yaitu sani nur hidayah dan menyuruhnya
81
maju ke depan kelas disambut tepuk tangan dari teman-temannya
dan mengumumkan kelompok yang mendapat predikat tim super
yaitu kelompok sunan kudus, muria, dan bonang (Lihat lampiran
25). Kelompok yang disebut tadi langsung bersorak ria kemudian
guru memberikan pengarahan kepada peserta didik untuk bisa lebih
bekerja sama dan memanfaatkan waktu dengan baik, dan bisa aktif
dalam kelompok guna meningkatkan skor kelompok agar
mendapat predikat tim super. Gurupun memberikan apresepsi
tentang materi sebelumnya. “Logaritma perkalian dua bilangan =
jumlah logaritma dari masing – masing bilangan, logaritma
pembagian dua bilangan = selisih logaritma dari masing – masing
bilangan, logaritma suatu bilangan berpangkat = pangkat dikalikan
dengan logaritma bilangan. Bagaimana rumus-rumusnya secara
berturut-turut?”. Peserta didik bersama-sama menjawab,
“ baaxb agg loglog)log( += , baba ggg logloglog −=⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ ,
anxa gng loglog = ..” kemudian guru menjelaskan secara singkat
mengenai materi pelajaran setelah itu meminta peserta didik
berkelompok sesuai kelompok sebelumnya. Namun lagi-lagi
suasana kelas menjadi gaduh saat peserta didik berpindah tempat
untuk berkelompok. Ada yang saling berebut tempat duduk untuk
kelompoknya, ada yang ribut mencari anggota kelompoknya
namun sudah tidak ada yang mengeluh pada guru minta pindah
kelompok.
Guru membagikan lembar kegiatan (Lihat lampiran 5)
kepada tiap kelompok untuk dipelajari bersama. Suasana ramai
namun kondusif ketika kelompok mempelajari lembar kegiatan
karena peserta didik sedang asyik berdiskusi dengan baik. Ada
yang bertanya kepada temannya, “Untuk contoh pada sifat ke2 itu
bagaimana caranya ko bisa ketemunya seperti itu?” dan temannya
menjawab, ”Itukan ada rumusnya bahwa
82
,log1
logloglog
aabb bx
xa == jadi untuk
3log8 = a313log
31
2log3log
31
2log3log
8log3log 2
3 ==== ”.
Namun tanpa ada rasa takut, kelompok yang belum paham
mengenai soal dalam lembar kegiatan ada yang bertanya pada guru
dan seketika itu guru yang sedang berkeliling mengawasi
mendekati kelompok yang mengalami kesulitan tersebut.
“Bagaimana ada yang belum paham”. Peserta didik tadi menjawab,
“Iya bu. Untuk soal c pada lembar kegiatan itu apa tidak bisa
dibuat secara langsung? Terus bagaimana cara mengerjakannya?”.
Guru menjelaskan, ”Untuk soal c itu kalian harus pandai dalam
mengubah dan mengotak-atik angka. Pertama dibuat seperti sifat
ke 2 terussalah satu log dipindah ruas agar nanti bisa mudah
mengerjakannya” dan soal c lembar kegiatan ternyata banyak
menyita perhatian kelompok.
Sekiranya waktu untuk membahas lembar kegiatan telah
selesai, guru memberikan jawaban dari lembar kegiatan tersebut
untuk didiskusikan oleh masing-masing kelompok. Lagi-lagi guru
mendengar jawaban dari peserta didik, ”Oh ternyata jawabannya
begitu ya, kelihatannya sulit tapi ternyata cukup sederhana
jawabannya”. Guru menanggapinya, ”Yang penting kalian itu
harus paham dan hafal sifat-sifatnya dijamin nanti mudah
mengerjakan walaupun soal itu dianggap sulit”.Anggota yang
belum paham telah berani bertanya pada teman satu kelompok, hal
ini menjadikan suasana kelas menjadi kondusif.
Setelah cukup waktu untuk bekerja kelompok, guru
membagi lembar kuis (Lihat lampiran 7) yang dikerjakan secara
individu di tempat duduk semula. Suasanapun kembali ramai.
Dalam mengerjakan kuis berganti menjadi sepi. Sekiranya waktu
yang diberikan telah usai guru meminta peserta didik
83
mengumpulkan didepan kelas. Sebelum mengakhiri pembelajaran
guru mengingatkan pada peserta didik bahwa pada pertemuan
berikutnya akan diadakan game dengan materi yang telah diajarkan
pada pertemuan hari ini. Peserta didik mengatakan, ”Asyik besok
game lagi dan saya harus mempersiapkannya biar besok bisa maju
lagi dan jawabannya benar”. Guru menambahkan, ”Kalian harus
lebih belajar lagi supaya skor kelompok neningkat dan harus bisa
lebih bekerja sama dengan teman”. Setelah itu guru mengakhiri
pelajaran dengan salam dan dijawab oleh peserta didik.
2) Pertemuan II
Pertemuan II dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Rabu, 2 September 2009 Waktu : 10.20– 11.10 WIB
Implementasi Tindakan : Game Evaluasi Mengisi anget motivasi belajar
Guru membuka pelajaran dengan salam, peserta didik
masih menjawab dengan lirih karena hari sudah siang walau
terlihat keantusiasan mereka menjalani game. Guru apersepsi
materi sebelumnya yaitu mengubah bilangan pokok logaritma,
perpangkatan dengan logaritma. ”Bagaimana cara mengubah
bilangan pokok logaritma =ba log apa?dan =ba
a log apa?”. Dengan
bersemangat mereka menjawab” ,log1
logloglog
aabb bx
xa == dan
ba ba
=log bu….”. Dengan mengacungkan jempol guru menjawab,
”Bagus..bagus.., kalian memang anak pintar semuanya”.Guru
langsung mengingatkan kembali apa yang akan dilakukan pada
pertemuan kali ini. Peserta didik dengan antusias menjawab,
”Game bu....”. Setelah itu guru meminta peserta didik kembali
84
mengelompok seperti kemarin. Gurupun memberikan pengarahan
kepada semua kelompok agar bisa bekerja sama dengan baik dan
memberitahu jika cara mengerjakan game didepan kelas berbeda
dengan yang kemarin.
Saat suasana sudah tenang, guru menjelaskan bagaimana
tata cara mengikuti game, ”Untuk game kali ini berbeda dengan
yang kemarin, Game ini kartu bernomor yang dikocok langsung
dibagi keseluruh kelompok secara merata, tidak boleh dibuka dulu
sebelum semua kartu dibagi. Ibu nanti beri aba-aba untuk
membuka dan setelah itu dikerjakan secara kelompok, yang sudah
selesai bisa maju dan apabila jawabannya salah kelompok lain bisa
memperbaikinya”. Kemudian guru membagikan soal game (Lihat
lampiran 11) dan mengocok kartu bernomor dan membagi kartu-
kartu tadi pada tiap kelompok(satu kelompok satu kartu bernomor).
Dengan cara bersamaan guru meminta kartu tadi dibuka dan
dikerjakan secara berkelompok. Kelompok sunan giri yang
mendapat soal nomor 5 mengeluh, ”Wah kita ko dapat soalnya
sulit sekali” hingga mereka terlihat sangat serius mengerjakan
soalnya. Semua kelompok terlihat saling berdiskusi dengan
anggotanya sehingga suasana agak ramai. Guru memberitahu,
”Bagi yang sudah selesai bisa mengerjakan didepan kelas”.
Ternyata ada tiga kelompok yang maju kedepan yaitu sunan
bonang (nomor 2), Sunan Muria (nomor 4) dan sunan kalijaga
(nomor 3). Setelah semuanya selesai, guru bersama dengan peserta
didik mengoreksi. ”Untuk kelompok sunan bonang
bagaimana?apakah benar 2log
16logaa = 4
2log2log4
2log2log 4
==aa
aa ?”.
Jawab peserta didik” Benar bu…”. “Selanjutnya apakah jawaban
kelompok sunan muria benar bahwa
( )( ) ( )( )5log43log25log3log 954925 = saja?”. Ayo yang bisa maju
memperbaiki hasilnya. Lagi-lagi peserta didik berebutan maju
85
sehingga guru harus menunjuk salah satunya. Dan jawaban
perbaikan dari kelompok sunan bonang ternyata setelah dikoreksi
bersama-sama jawabannya benar
bahwa 4)1(45log45log625log 5455 ==== . Jawaban dari
kelompok sunan kalijagapun setelah dikoreksi jawabanya benar.
Kelompok sunan kalijaga sangat senang dan mengatakan, ”Yes,
jawaban kita benar”. Guru mengatakan, ”Ayo kelompok mana lagi
yang bisa mengerjakan silahkan maju?” kelompok Sunan kudus
(nomor 6), drajat (nomor 1), dan Gunung jati (nomor 8)pun maju.
Selesai mengerjakan, guru meminta peserta didik mengoreksi dan
ternyata jawaban dari kelompok sunan kudus salah namun tidak
yang mau maju hingga gurupun harus membenarkannya. Guru,
”Bagaimana jawaban dar kelompok Sunan drajat dan sunan
gunung jati apakah ada yang salah?”. Guru bersama-sama dengan
peserta didik mengoreksi. Ternyata nomor 8 salah dan peserta
didik kembali berebutan ingin maju. Hal itu membuat guru harus
dengan sabar dan meminta peserta didik tidak tergesa-gesa
mengacungkan jarinya. Bulan ramadhan tidak membuat peserta
didik bermalas-malasan malah mereka sangat antusias mengikuti
pelajaran dan guru menunjuk kelompok sunan kudus berusaha
memperbaikinya dan jawaban perbaikan itu ternyata juga belum
benar. Akhirnya gurupun harus memperbaiki bersama-sama.
Setelah selesai mengoreksi guru mengatakan, ”Ayo kelompok
sunan gresik, sunan giri, dan sunan gunung jati silahkan maju?”.
Namun yang mereka jawabannya salah dan guru membahas
bersama-sama.
Setelah semua soal game terjawab, guru memberikan tes
evaluasi (Lihat lampiran 15) yang dikerjakan secara individu.
Suasanapun kembali hening. Sebelum pelajaran diakhiri, guru
membagikan angket motivasi (Lihat lampiran 21) dan meminta
peserta didik mengisinya dengan jujur. Ada peserta didik yang
86
bertanya,”Lho kok soalnya sama bu?”. Guru menjawab,” Ya
memang sama. Ibu ingin melihat peningkatan motivasi belajar
kalian ketika ibu menggunakan model pembelajaran TGT ini”.
Dengan sisa-sisa tenaga setelah melakukan game dan tes, peserta
didik mengisi angket motivasi. Setelah itu guru mengakhiri
pelajaran dengan salam dan dijawab oleh peserta didik.
b. Hasil observasi
Dari pengamatan peneliti selama proses pembelajaran siklus II
diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Guru telah meningkatkan motivasi peserta didik dengan cara
memberikan penghargaan/hadiah dan pengarahan ketika mereka
tidak semangat dan malas.
2) Peserta didik lebih bisa memahami materi ketika guru
menyampaikannya dengan baik.
3) Guru dan peserta didik dapat menggunakan waktu secara baik dan
bermanfaat.
4) Peserta didik sudah dapat aktif berpendapat dan bertanya kepada
teman dalam kelompok/guru ketika diskusi berlangsung.
5) Dalam menjawab soal game peserta didik selalu berdiskusi dengan
kelompok dan game berlangsung secara baik.
c. Hasil Refleksi
Pada tahap ini peneliti mengadakan refleksi dengan guru
partner, hasil refleksi pada siklus II sebagai berikut:
1) Guru mampu meningkatkan motivasi peserta didik dan
memberikan apersepsi kepada peserta didik sehingga peserta didik
tidak mengalami kesulitan dalam mengikuti proses belajar
mengajar.
2) Peserta didik sudah dapat aktif berpendapat dan bertanya kepada
teman dalam kelompok ketika diskusi berlangsung.
87
3) Dalam menjawab soal game peserta didik selalu berdiskusi dengan
kelompok.
4) Hasil belajar peserta didik sudah mencapai indikator keberhasilan.
5) Peserta didik yang mendapat hadiah yaitu M. Idham Kholid dan
kelompok-kelompok yang mendapat predikat tim super yaitu Tim
bonang dan ampel (Lihat lampiran 26) diumumkan oleh guru pada
pertemuan berikutnya (setelah penelitian selesai).
C. Pembahasan
1. Pra Siklus
Untuk pra siklus, peneliti mengumpulkan data awal berupa nilai
harian materi pokok logaritma (sifat-sifat logairtma) peserta didik kelas X
A tahun pelajaran 2007-2008 dan 2008-2009. Peneliti juga meminta guru
untuk mengisi angket motivasi peserta didik untuk data pra siklus.Nilai
rata-rata kelas X A tahun pelajaran 2007-2008 adalah 59.54 dengan
ketuntasan kasikal 57% sedangkan untuk tahun pelajaran 2008-2009
adalah 58.92 dengan ketuntasan kasikal 40%. Dari kedua tahun pelajaran
tersebut didapat nilai rata-rata 59.23 dengan ketuntasan kasikal
48.5%.Sedangkan untuk motivasi belajar peserta didik diperoleh 47%.
Tabel 5. Perolehan Hasil belajar, Ketuntasan klasikal, dan motivasi belajar
pada pra siklus.
Nilai Pra siklus
Hasil belajar 59.23
Ketuntasan klasikal 48.5%
Motivasi belajar 47%
Selebihnya lihat lampiran 28 dan 29.
88
2. Siklus I
Pelaksanaan siklus I adalah 2 hari pada hari 25 dan 26 Agustus
2009. Pada hari pertama adalah guru menyampaikan materi secara singkat
tentang sifat logaritma perkalian dua bilangan, sifat logaritma pembagian
dua bilangan dan sifat logaritma dari perpangkatan, setelah itu peserta
didik mengelompok sesuai kelompok yang telah ditentukan sebelumnya
guna membahas lembar kegiatan secara kelompok, dan yang terakhir
pelaksanaan kuis yang dikerjakan secara individu ditempat duduk semula.
Pertemuan kedua yaitu guru meminta peserta didik mengelompok
sesuai kelompok sebelumnya guna pelaksanaan game. Guru mengocok
kartu soal dan secara berebutan peserta didik mengacungkan jari dan guru
akan memilih peserta didik yang akan maju. Setelah pelaksanaan game
selesai guru meminta peserta didik kembali ditempat duduk asalnya untuk
mengerjakan tes evaluasi yang dikerjakan secara individu, kegiatan
terakhir adalah pengisian angket motivasi belajar.
Dari data-data yang diperoleh didapat nilai rata-rata hasil belajar
peserta didik 74.29 dengan prosentase ketuntasan klasikal 71.1%
sedangkan motivasi belajar peserta didik pada siklus I kurang optimal. Ini
terlihat dari pengamatan dan diperkuat dengan hasil angket motivasi
belajar yang telah diisi pada siklus I. Indikator motivasi belajar yang
masuk kategori kurang dengan prosentase 5%, indikator motivasi belajar
yang masuk kategori cukup dengan prosentase 42%, dan indikator
motivasi belajar yang masuk kategori sedang dengan prosentase 53%
dengan rata – rata motivasi belajar pada siklus I sebesar 56.67 dan
mencapai prosentase 62.96%(lampiran 20).
89
Tabel 6. Prosentase Hasil Motivasi Belajar Pada Siklus I
Indikator Siklus I
Tinggi -
Sedang 53%
Cukup 42%
Kurang 5%
Dari nilai rata-rata hasil belajar dan hasil angket motivasi belajar
peserta didik pada siklus I tersebut maka indikator keberhasilan dari
peneliti belum tercapai yaitu nilai rata – rata hasil belajar ≥ 70 dan
ketuntasan klasikal ≥ 85%, sehingga perlu diadakan siklus II.
Selengkapnya bisa dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7. Perbandingan Perolehan Nilai Pada Pra Siklus dan Siklus I
Nilai Pra siklus Siklus I
Motivasi belajar 47% 62.96%
Hasil belajar 59.23 74.29
Ketuntasan klasikal 48.5% 71.1%
3. Siklus II
Pelaksanaan siklus II adalah 2 hari pada hari 1 dan 2 September
2009. Pada hari pertama adalah guru mengumumkan keompok yang
memperoleh predikat super dan peserta didik yang mendapatkan hadiah,
setelah itu menyampaikan materi secara singkat tentang mengubah
bilangan pokok logaritma dan perpangkatan dengan logaritma, setelah itu
peserta didik mengelompok sesuai kelompok yang telah ditentukan
sebelumnya guna membahas lembar kegiatan secara kelompok, dan yang
terakhir pelaksanaan kuis yang dikerjakan secara individu ditempat duduk
semula.
Pertemuan kedua yaitu guru meminta peserta didik
mengelompok sesuai kelompok sebelumnya guna pelaksanaan game. Guru
mengocok kartu soal dan secara berebutan peserta didik mengacungkan
90
jari dan guru akan memilih peserta didik yang akan maju. Setelah
pelaksanaan game selesai guru meminta peserta didik kembali ditempat
duduk asalnya untuk mengerjakan tes evaluasi yang dikerjakan secara
individu, kegiatan terakhir adalah pengisian angket motivasi belajar.
Pelaksanaan pada siklus II sudah berlangsung optimal. Ini bisa
dilihat dari peningkatan perolehan nilai rata-rata yaitu sebesar 79.64
dengan ketuntasan klasikal sebesar 93.3% dan peningkatan prosentase
motivasi belajar peserta didik yang telah mencapai. Indikator motivasi
belajar yang masuk kategori cukup dengan prosentase 20%, indikator
motivasi belajar yang masuk kategori sedang dengan prosentase 58%, dan
indikator motivasi belajar yang masuk kategori tinggi dengan prosentase
22% dengan rata–rata motivasi belajar pada siklus II sebesar 70 dan
mencapai prosentase 77.78%(lampiran 21).
Tabel 8. Perbandingan Prosentase nilai motivasi belajar
peserta didik kelas X A
Indikator Siklus I Siklus II
Tinggi - 22%
Sedang 53% 58%
Cukup 42% 20%
Kurang 5% -
Adapun untuk perbandingan perolehan nilai antar pra siklus,
siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 9. Perbandingan Perolehan Nilai Pada Pra Siklus, Siklus I, dan
Siklus II.
Nilai Pra siklus Siklus I Siklus II
Motivasi belajar 47% 62.96 % 77.78%
Hasil belajar 59.23 74.29 79.64
Ketuntasan klasikal 48.5% 71.1% 93.3%
91
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa hasil belajar dan motivasi
belajar peserta didik meningkat dan sudah mencapai indikator
keberhasilan yang ditetapkan oleh peneliti yaitu motivasi belajar ≥ 65%,
nilai rata–rata hasil belajar ≥ 70 dan ketuntasan klasikal ≥ 85% sehingga
siklus II dipandang sudah cukup. Dan ternyata dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dapat
meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar peserta didik kelas X A
MAN Semarang 2 tahun pelajaran 2009-2010.
92
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan deskripsi data dan analisis penelitian tentang penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dalam
materi pokok logaritma guna meningkatkan motivasi belajar dan hsil belajar
peserta didik kelas X A MAN Semarang 2 semester gasal tahun pelajaran
2009-2010 dari bab I sampai bab V, maka pada akhir skripsi ini dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Penerapan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
(Teams Games Tournament) dalam materi pokok logaritma di kelas X A
MAN Semarang 2 adalah langkah-langkah pembelajaran yang operasional
yang sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games
Tournament) yang sudah diterapkan di dalam skenario pembelajaran.
2. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams
Games Tournament) dalam pembelajaran matematika ternyata dapat
meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik kelas X A
MAN Semarang 2. Hal ini ditunjukan pada peninggkatan hasil akhir tiap
siklus yaitu pada pra siklus rata-rata motivasi belajar peserta didik 47%
dan rata-rata hasil belajar sebesar 59.23 dengan ketuntasan belajar 48.5%,
pada siklus I motivasi belajar peserta didik sudah meningkat dari pada
sebelumnya yaitu 62.96% dan nilai rata–rata peserta didik mencapai 74.29
dengan ketuntasan klasikal 71.1%, pada siklus II terjadi peningkatan
motivasi belajar menjadi 77.78% dan nilai rata – rata peserta didik
mencapai 79.64 dengan ketuntasan klasikal 93.3%.
92
93
B. Saran – saran
Berdasarkan pengamatan peneliti dan hasil penelitian yang diperoleh
selama melaksanakan penelitian tindakan kelas di kelas X A MAN Semarang
2 semester gasal peneliti menyajikan saran sebagai berikut:
1. Dalam proses kegiatan pembelajaran guru dituntut untuk lebih kreatif
dalam menerapkan model pembelajaran yang kini telah menjamur
sehingga peserta didik tidak akan merasa bosan lagi ketika pelaksanaan
proses belajar mengajar berlangsung.
2. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament)
sangat perlu diterapkan oleh guru kelas X A MAN Semarang 2 pada
khususnya dan guru kelas X disekolah lain pada umumnya, karena model
pembelajaran ini dapat memacu semangat/motivasi belajar peserta didik
dan mereka dapat melatih sosialisasi dengan teman serta dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
C. Penutup
Untaian syukur penulis persembahkan kepada Allah SWT dengan
kalimat hamdalah “Alhamdulillahirobbil’alamin” karena hanya dengan
keajaiban tangan–tangan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi
ini diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi sysrat guna memperoleh
gelar sarjana Strata Satu (S-1) dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Tadris
MAtematika IAIN Walisongo Semarang.
Akhirnya penulis memohon kepada Allah SWT, semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin… Amin…. Amin…. Allahumma
Amin…Sekian dari penulis dan rasa terima kasih selalu tercurah pada semua
insan Illahi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Hamid Jabir, Sikulujiyah at Ta’allum, Mesir: Darun Nahzoh al Arabiyah, 1978.
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
Abu, Zakaria Yahya Imam bin Syaraf AnNawawi, Riyadhus Shalihin, Libanon : Darul Kutub Al Ilmiah, 676 Hijriyah.
Aminatun, Zainab, Peningkatan hasil belajar mata pelajaran bab haji melalui metode Teams Games Tournament (TGT) siswa kelas VIII di MTs Al-Khoiriyyah Semarang tahun ajaran 2008-2009, Semarang: Perpustakaan IAIN Walisongo, 2009.
Arikunto Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
________________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Astuti, Griya, Model Penilaian Kelas, Jakarta: Puslitbang, 2006.
Bahri, Syaiful Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis, Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Civiliani, Widyastuti Rosa, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Pada Peserta didik Kelas VIII di SMP Negeri 37 Semarang, (Semarang: Perpustakaan UNNES, 2008.
Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al Qur’an, Al Qur’an Al Karim dan Terjemahnya, Semarang: Karya Toha Putra, 1995.
Drost. J. SJ, Proses Pembelajaran Sebagai Proses Pendidikan, Jakarta: PT.Gramedia, 1999.
Ghony, Djunaidy, Penelitian Tindakan Kelas, Malang: UIN Malang Press, 2008.
Hamalik, Oemar, Dasar – dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.
__________, Proses Belajar Mengajar, Bandung, PT. Bumi Aksara, 2001. Hudojo, Herman, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika,
Malang:UNM, 2003.
Irawan, Prasetya dkk, Teori Belajar, Motivasi, dan Ketampilan Mengajar, Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi DEPDIKNAS, 1996.
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008.
Lie, Anita, Cooperative Learning (Mempraktikan Cooperative Learning Diruang-Ruang Kelas), Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002.
Mulyasa E., Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.
Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.
Mutadi, Pendekatan Efektif Dalam Pembelajaran Matematika, Jakarta: Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan –Depag bekerjsama dengan ditbina Widyaiswara, Lan-RI, 2007.
Nur Ali, Wahidmurni, Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama dan Umum Dari Teori Menuju Praktik Disertai Contoh Hasil Penelitian, Malang: UIN Malang Press, 2008.
Oxford Learner’s Pocket Dictionary, New York: Oxvord University Press, 2003.
Rusnawati, Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas VIII MTs NIPI RAKHA AMUNTAI dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament), http://ironerozanie.wordpress.com/2009/02/07/meningkatkan-hasil-belajar-matematika-siswa-kelas-viii-mts-nipi-rakha-amuntai-dengan-model-pembelajaran-kooperatif-tipe-tgt-teams-games-tournament/
Sanjaya, Wina, Buku Materi Pokok : Kajian Kurikulum Dan Pembelajaran, Bandung: Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2007.
___________, Stategi pembelajaran Berorientasi Proses Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media, 2007), hlm. 135.Uno Hamzah B., Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008.
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: CV. Rajawali, 1992.
Sembiring, Suwah dkk, Pelajaran Matematika Untuk SMA/MA Kelas X Semester 1 dan 2, Bandung: CV. Yrama Widya, 2007.
Silberman, Melvin L., Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif , terj. Raisul Muttaqien, Bandung: Penerbit Nusamedia kerjasama Penerbit Nuansa, 2004.
Slameto, Belajar dan Faktor – faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 195.
Slavin, Robert E., Cooperative Learning: Theory, research, and practice, Nedam Heights: Allyn & Bacon, 1995.
__________, Cooperative Learning; (Teori, Riset Dan Praktik), terj. Nurulita, Bandung: Nusa Media, 2008.
Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia Kontatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan, Jakarta: Depdiknas, 2000.
Sudjana, Nana, Dasar–Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Sinar Baru Algensindo, 2000, Cet.5
_______, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009, Cet. 13.
________, Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2007.
Suherman, Erman dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Malang: UPI,2003.
Sugandi, Achmad, Teori Pembelajaran, Semarang, UPT MKK UNNES, 2006, Cet.4.
Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1993.
Suyitno, Amin, Pemilihan Model-Model Pembelajaran Dan Penerapannya di SMP, Semarang: UNNES, 2007.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rusdakarya, 2005, Cet. 11.
Tri, Anni Catharina, Psikologi Belajar, Semarang: UPT UNNES, 2006, Cet. 3.
Wirodikromo, Sartono, Matematika Untuk SMA Kelas X, Jakarta: Erlangga, 2006.
Yamin, Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung Persada Press, 2006.
Lampiran 1
TABEL NAMA PESERTA DIDIK KELAS X A MAN SEMARANG 2
No. NIS NAMA 1 09003 AGUS NURYONO 2 09004 AHMAD ADZLAN 3 09005 AIDA FITRIA KURNIAWATI 4 09006 AKHLIS NUR SOFI 5 09007 ARI SETIAWAN 6 09008 BAHAR MARIO NOR SANDI 7 09009 DEDY SANTOSO 8 09010 DHEANIRA INTAN RISKY SAFITRY 9 09011 DIAH FITRIYANI 10 09012 DWI ARIFIANI 11 09013 EKA OKTAVIA PUSPITASARI 12 09014 GALIH AFRIZAL TANJUNG 13 09015 INDAH YULIANTI 14 09016 KHISNUL ULUM 15 09017 KHOLIFATUL HASANAH 16 09018 LAILATUR RAICHAH 17 09019 LIA FUADA ZUHRIA 18 09020 LILIS SETIYOWATI 19 09021 LIYYA MUFLIKHATUNNISA 20 090222 LUCYANA21 09023 M. KHAFIDHUL MUFID 22 09024 M. KHARIS FUADI 23 09025 MIFTAHUL CHOIR 24 09026 MIFTAHUL ROHMAH 25 09027 MINA KUSANIA 26 09028 MUHAMMAD IDHAM KHOLID 27 09029 MUHAMMAD ZULFIKAR 28 09030 MUNDAKIROH 29 09031 NADHIFAH 30 09032 NINIK WIJAYANTI 31 09033 NUR NAYATUL LAILI 32 09034 NUR SANTI HIDAYAH 33 09035 NURUL KHASANAH 34 09036 RISKA DITAVIVIANI 35 09037 RIZQI NUR LAELA 36 09038 SANI NUR HIDAYAH 37 09039 SELINDA A 38 09040 SIGIT PRAYOGO 39 09041 SITI KODRIYAH
40 09042 ULIL AMRI 41 09043 WAHYU SETIONO 42 09044 WIDARTI 43 09045 YASINTA MAULIDSARI 44 09046 YOGA ARI SETIAWAN 45 09047 ZAINUL WAFA
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Siklus I
Satuan Pendidikan : MAN Semarang 2 Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : X/Gasal Materi Pokok : Logaritma Sub Materi Pokok : Sifat – sifat Logaritma Alokasi Waktu : 4x 25 menit Standar Kompetensi : Memecahkan masalah yang berkaitan dengan pangkat,
akar dan logaritma. Kompetensi Dasar : 1.1 Menggunakan aturan pangkat, akar dan logaritma. Indikator : 1.1.1. Membuktikan dan mendiskusikan sifat – sifat logaritma.
1.1.2. Menggunakan sifat – sifat logaritma dalam melakukan penjumlahan, pengurangan, dan perkalian logaritma.
I. Tujuan Pembelajaran.
1. Peserta didik dapat membuktikan dan mendiskusikan sifat – sifat logaritma
2. Peserta didik dapat menggunakan sifat – sifat logaritma dalam melakukan penjumlahan, pengurangan, dan perkalian logaritma.
II. Materi Pembelajaran: Sifat – sifat logaritma. Kerjasama kelompok dalam memahami materi sifat – sifat logaritma dan
contoh soal, pemahaman anggota kelompok merupakan tanggungjawab bersama.
Sifat – sifat logaritma dapat digunakan untuk mengubah bentuk – bentuk logaritma kedalam bentuk – bentuk yang diinginkan. Sifat – sifat tersebut adalah:
1) Sifat 1 Jika a, b, dan c positif serta g > 0, g ≠ 1, maka: a. Logaritma perkalian dua bilangan sama dengan jumlah logaritma
dari masing–masing bilangan tadi, ditulis:
b. Logaritma pembagian dua bilangan sama dengan selisih logaritma dari masing–masing bilangan itu, ditulis:
baaxb ggg loglog)log( +=
baba ggg logloglog −=⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
c. Logaritma suatu bilangan berpangkat sama dengan pangkat dikalikan dengan logaritma bilangan itu, ditulis:
III. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Ceramah, diskusi, tanya jawab.
IV. Langkah Pembelajaran:
No Kegiatan Pembelajaran
Pengorganisasian
Peserta
didik Waktu
1.
2.
3.
Pendahuluan :
Guru memberikan informasi tentang tujuan
pembelajaran yang akan dilakukan dan memberikan
motivasi belajar.
Guru membagi peserta didik ke dalam kelompok yang
terdiri dari peserta didik yang memiliki kemampuan
heterogen.
Guru menyampaikan apersepsi dan menyampaikan
indikator tentang sifat – sifat logaritma.
K
K
K
3 menit
5 menit
3 menit
4.
5.
6.
7.
8.
Kegiatan Inti :
Guru menyampaikan materi secara singkat.
Peserta didik mengelompok sesuai nama
kelompoknya.
Guru membagi lembar kegiatan untuk membantu
kelompok memahami materi yang akan diajarkan.
Peserta didik memahami lembar kegiatan dan guru
memberikan bimbingan pada kelompok tertentu
apabila diperlukan.
Guru memberikan kunci lembar kegiatan agar
K
G
G
G
G
5 menit
3 menit
3 menit
10 menit
5 menit
anxa gng loglog =
9.
10.
11.
12.
13.
14.
kelompok dapat mengecek pekerjaannya sendiri.
Guru memberikan kuis secara individu untuk
mengetahui seberapa besar pemahaman peserta didik
tentang materi yang telah diberikan.
Guru memberikan soal game yang dikerjakan oleh
tiap–tiap kelompok.
Guru mengocok kartu soal.
Dengan cara rebutan, anggota kelompok mengerjakan
soal game didepan kelas.
Guru mengawasi jalannya turnamen dan mencatat
skor yang dihasilkan oleh individu maupun kelompok.
Guru memberikan tes evaluasi individu
I
G
K
G
K
I
13 menit
2 menit
5 menit
25 menit
2 menit
8 menit
15.
16.
17.
18.
Penutup :
Guru membimbing peserta didik untuk menarik
kesimpulan.
Guru memberikan tugas rumah sebagai pendalaman
materi yang telah disampaikan.
Guru memberi hadiah kepada kelompok dan individu
yang memperoleh nilai tertinggi.
Peserta didik mengisi angket motivasi.
K
K
K
I
2 menit
3 menit
1 menit
2 menit
Keterangan: I = individu; G = group; K = klasikal. V. Media, Sarana dan Sumber Belajar.
1. Media Belajar : a. Lembar kegiatan. b. Kuis c. Game
2. Sarana Belajar : Spidol, kartu bernomor, penghapus dan papan tulis. 3. Sumber Belajar :
a. Sartono Wirodikromo, Matematika Untuk SMA Kelas X, Jakarta: Erlangga, 2006.
b. Suwah Sembiring dkk, Pelajaran Matematika Untuk SMA/MA Kelas X Semester 1 dan 2, Bandung: CV. Yrama Widya, 2007, Cet.1.
VI. Penilaian :
1. Prosedur Tes: a. Tes Awal : Ada b. Tes Proses : Ada c. Tes Akhir : Ada
2. Jenis Tes: a. Tes Awal : Ada b. Tes Proses : Ada c. Tes Akhir : Ada
3. Alat Tes: Terlampir
Semarang, 25 dan 26 Agustus 2009
Guru Mapel Matematika Peneliti
(Dra. Rus Hamidah M.Pd) Atik Liulin Nuha NIM. 3105020
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Siklus II
Satuan Pendidikan : MAN Semarang 2 Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : X/Gasal Materi Pokok : Logaritma Sub Materi Pokok : Sifat – sifat Logaritma Alokasi Waktu : 4x 25 menit Standar Kompetensi : Memecahkan masalah yang berkaitan dengan pangkat,
akar dan logaritma. Kompetensi Dasar : 1.1 Menggunakan aturan pangkat, akar dan logaritma. Indikator : 1.1.1. Mengubah bilangan pokok logaritma.
1.1.2. Menggunakan sifat – sifat logaritma dalam memecahkan masalah.
I. Tujuan Pembelajaran.
1. Peserta didik dapat mengubah bilangan pokok logaritma. 2. Peserta didik dapat menggunakan sifat – sifat logaritma dalam
memecahkan masalah. II. Materi Pembelajaran: Sifat – sifat logaritma.
Kerjasama kelompok dalam memahami materi sifat – sifat logaritma dan
contoh soal, pemahaman anggota kelompok merupakan tanggungjawab
bersama.
Sifat – sifat logaritma dapat digunakan untuk mengubah bentuk –
bentuk logaritma kedalam bentuk – bentuk yang diinginkan. Sifat – sifat
tersebut adalah:
2) Sifat 2 (mengubah bilangan pokok logaritma) Jika a > 0, a ≠ 1, b > 0, dan b ≠ 1, maka:
Bukti: Misalkan pa abpb =⇔=log
maka bpaap
aa
ab a
x
x
x
px
x
x
logloglog
loglog
loglog
====
,log1
logloglog
aabb bx
xa == x > 0 dan x≠ 1
Selanjutnya )(log1
loglog1
logloglog terbukti
abaa
bb b
x
xx
xa ===
3) Sifat 3 Sifat 3 merupakan perluasan dari sifat – sifat yang terdahulu:
4) Sifat 4 Jika a > 0, a≠ 1, dan b > 0, maka:
Bukti: Misalkan baxb xa =⇔=log
xb aaa
=log ba ba
=log (terbukti)
III. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Ceramah, diskusi, tanya jawab.
IV. Langkah Pembelajaran:
No Kegiatan Pembelajaran
Pengorganisasian
Peserta
didik Waktu
1.
2.
Pendahuluan :
Guru memberikan informasi tentang tujuan
pembelajaran yang akan dilakukan dan memberikan
motivasi belajar.
Guru menyampaikan apersepsi dengan memancing
peserta didik mengingat kembali tentang sifat – sifat
logaritma dalam penjumlahan, pengurangan, dan
K
K
3 menit
4 menit
a. bbax gag logloglog =
b. anma gmg n
loglog =
c. aa gng n
loglog =
ba ba
=log
perkalian logaritma dan menyampaikan indikator
tentang sifat – sifat logaritma.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Kegiatan Inti :
Guru menyampaikan materi secara singkat.
Peserta didik mengelompok sesuai kelompok
sebelumnya.
Guru membagi lembar kegiatan untuk membantu
kelompok memahami materi yang akan diajarkan.
Peserta didik memahami lembar kegiatan dan guru
memberikan bimbingan pada kelompok tertentu
apabila diperlukan.
Guru memberikan kunci lembar kegiatan agar
kelompok dapat mengecek pekerjaannya sendiri.
Guru memberikan kuis secara individu untuk
mengetahui seberapa besar pemahaman peserta didik
tentang materi yang telah diberikan.
Guru memberikan soal game yang dikerjakan oleh
tiap–tiap kelompok.
Guru mengocok kartu soal.
Dengan cara rebutan, anggota kelompok mengerjakan
soal game didepan kelas.
Guru mengawasi jalannya turnamen dan mencatat
skor yang dihasilkan oleh individu maupun kelompok.
Guru memberikan tes evaluasi individu
K
G
G
G
G
I
G
K
G
K
I
10 menit
3 menit
3 menit
10 menit
5 menit
12 menit
2 menit
5 menit
25 menit
2 menit
8 menit
14.
15.
Penutup :
Guru membimbing peserta didik untuk menarik
kesimpulan.
Guru memberikan tugas rumah sebagai pendalaman
K
K
2 menit
3 menit
Keterangan: I = individu; G = group; K = klasikal.
V. Media, Sarana dan Sumber Belajar.
2. Media Belajar :
a. Lembar kegiatan.
b. Kuis
c. Game
2. Sarana Belajar : Spidol, kartu bernomor, penghapus dan papan tulis.
3. Sumber Belajar :
c. Sartono Wirodikromo, Matematika Untuk SMA Kelas X,
Jakarta: Erlangga, 2006.
d. Suwah Sembiring dkk, Pelajaran Matematika Untuk SMA/MA
Kelas X Semester 1 dan 2, Bandung: CV. Yrama Widya, 2007,
Cet.1.
VI. Penilaian :
4. Prosedur Tes:
d. Tes Awal : Ada
e. Tes Proses : Ada
f. Tes Akhir : Ada
5. Jenis Tes:
d. Tes Awal : Ada
e. Tes Proses : Ada
f. Tes Akhir : Ada
6. Alat Tes: Terlampir
16.
17.
materi yang telah disampaikan.
Guru memberi hadiah kepada kelompok dan individu
yang memperoleh nilai tertinggi.
Peserta didik mengisi angket motivasi.
K
I
1 menit
2 menit
Semarang, 1 dan 2 September 2009
Guru Mapel Matematika Peneliti
(Dra. Rus Hamidah M.Pd) Atik Liulin Nuha
NIM. 3105020
Lampiran 4 LEMBAR KEGIATAN SIKLUS I
SIFAT – SIFAT LOGARITMA
1) Sifat 1
Jika a, b, dan c positif serta g ≠ 1, a > o, b > 0 maka:
a. Logaritma perkalian dua bilangan sama dengan jumlah logaritma
dari masing–masing bilangan tadi, ditulis:
b. Logaritma pembagian dua bilangan sama dengan selisih logaritma
dari masing–masing bilangan itu, ditulis:
c. Logaritma suatu bilangan berpangkat sama dengan pangkat dikalikan
dengan logaritma bilangan itu, ditulis:
Bukti :
Misalkan qa
pa
acqcabpb
=⇔=
=⇔=
loglog
(i) ).log()log( qpaa aabc =
= qpa a +log
=p+q
= cb aa loglog + (terbukti)
(ii) q
paa
aa
cb loglog =
= qpa a −log
= p-q
baaxb ggg loglog)log( +=
baba ggg logloglog −=⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
anxa gng loglog =
= cb aa loglog − (terbukti)
(iii) npana ab )log(log =
= npa alog
= np
=n ba log (terbukti)
Contoh :
A. Jabarkanlah bentuk – bentuk logaritma berikut :
1. )log(2 xy
2. qplog5
Pembahasan:
1. )log(2 xy = yx loglog 22 +
2. qplog5 = qp loglog 55 −
Untuk menjabarkan bentuk suatu logaritma, kadang – kadang
kita menggunakan lebih dari satu rumus logaritma.
B. Sederhanakan:
1. 8log4log 22 +
2. 31log217log 77 −
Pembahasan:
1. 8log4log 22 + = )84log(2 x
= 532log2 =
2. 31log217log 77 − = ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
31217log7
= 7log7
= 1
Soal:
1. Jabarkanlah bentuk – bentuk logaritma berikut :
a. 54 log x
b. 3log xa
2. Sederhanakan: 20log5log325log2 +−
Jawaban Lembar kegiatan 1. Jabarkanlah bentuk – bentuk logaritma berikut :
a. 54 log x = 5 xlog4
b. xxx aaa log31loglog 3
13 ==
2. Sederhanakan: 20log5log325log2 +− = 20log5log25log 32 +−
=log 20log5
253
2
+
= 2100log205
25log 3
2
==⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛x
Lampiran 5
LEMBAR KEGIATAN SIKLUS II Sifat – sifat Logaritma (mengubah bilangan pokok logaritma)
1) Sifat 2 (mengubah bilangan pokok logaritma) Jika a > 0, a ≠ 1, b > 0, dan b ≠ 1, maka: Bukti: Bukti: Misalkan pa abpb =⇔=log
maka bpaap
aa
ab a
x
x
x
px
x
x
logloglog
loglog
loglog
====
Selanjutnya )(log1
loglog1
logloglog terbukti
abaa
bb b
x
xx
xa ===
Contoh: Jika a=3log2 , nyatakan 3log8 dalam a. Pembahasan:
a. 3log8 = a313log
31
2log3log
31
2log3log
8log3log 2
3 ====
Soal: a. Jika a=3log2 , nyatakan 2log3 dalam a.
2) Sifat 3
Sifat 3 merupakan perluasan dari sifat – sifat yang terdahulu: m bilangan bulat dan n bilangan asli ≥2, g > 0, g ≠ 1.
Contoh: a. Hitunglah 64log5log 52 x b. Jika ,3log2 a= nyatakan 81log4 dalam a.
Pembahasan: a. 64log5log 52 x = 62log64log 622 ==
b. a23log243log81log 2424 2
===
Soal: b. Jika ,3log2 a= nyatakan 27log8 dalam a.
e. bbax gag logloglog =
f. anma gmg n
loglog =
g. aa gng n
loglog =
,log1
logloglog
aabb bx
xa == x > 0 dan x≠ 1
3) Sifat 4 Jika a > 0, a≠ 1, dan b > 0, maka:
Bukti: Misalkan baxb xa =⇔=log
xb aaa
=log ba ba
=log (terbukti) Contoh:
Tentukan hasil dari: a. 5log3
3 b. 4log9
3 c. 4log3
9 Pembahasan:
a. 5log3
3 = 5
b. 4log9
3 = 2333 2log4log4log 321
323
===
c. 169999 16log4log4log4log 92921
93
==== Contoh:
Jika log p = a, log q = b, dan log r = c, nyatakan log ( )4qrp dalam bentuk a, b dan c.
Pembahasan: 1. log ( )4qrp =log 4loglog rqp ++
= rqp log4loglog21
++ =21 a + b + 4c
Soal: c. Misalkan a=3log2 dan .5log3 b= Nyatakan 5log2 dalam a atau b.
Jawaban Soal Lembar kegiatan
a. 2log3 =a1
3log1
2 =
b. a=== 3log3log27log 2328 3
c. a=3log2 ;3log12loga
=⇒
.5log3 b= ⇒ log 5 = b log 3
Maka: 5log2 = ab
a
b==
3log13log
2log5log
ba ba
=log
Lampiran 6 SOAL KUIS SIKLUS I
Tata Tertib Mengerjakan Kuis :
1. Bacalah Basmalah sebelum mengerjakan kuis
2. Dilarang bekerjasama dengan teman lain
3. Dilarang membuka buku/L embar kegiatan Soal Kuis
1. Jabarkanlah bentuk – bentuk logaritma di bawah ini :
a. )log(xza
b. cya log
c. 43 5log
2. Nyatakan bentuk – bentuk berikut ini dalam bentuk logaritma tunggal:
a. Log3 + log 5
b. Log 28 – log 7
c. 8log128log 44 −
Alhamdulillahirobbil Alamin Setiap Langkah Dapat Menghasilkan Keberhasilan Jika Dilakukan Dengan
Bersungguh-sungguh Diiringi Dengan Doa GOOD LUCK
Nama :
Kelas :
Kelompok :
Skor Nilai :
Lampiran 7 SOAL KUIS SIKLUS II
Tata Tertib Mengerjakan Kuis :
1. Bacalah Basmalah sebelum mengerjakan kuis. 2. Dilarang bekerjasama dengan teman lain. 3. Dilarang membuka buku/LKS
SOAL KUIS :
1. Jika log m = s, log n = t, dan log o = u, nyatakan log33 on
m dalam s, t, dan
u. 2. Misalkan a=3log2 dan .5log3 b= Nyatakan 15log6 dalam a atau b.
Alhamdulillahirobbil Alamin Setiap Langkah Dapat Menghasilkan Keberhasilan Jika Dilakukan Dengan
Bersungguh-sungguh Diiringi Dengan Doa
GOOD LUCK
Nama : Kelas : Kelompok : Skor Nilai :
Lampiran 8
JAWABAN SOAL KUIS SIKLUS I
1. Jabarkanlah bentuk – bentuk logaritma di bawah ini : a. )log(xza = zx aa loglog + ( Skor 10)
b. cya log = cy aa loglog − ( Skor 10)
c. 43 5log = 5log415log 34
13 = ( Skor 10)
2. Nyatakan bentuk – bentuk berikut ini dalam bentuk logaritma tunggal: a. Log3 + log 5 = log (3 x 5) = log 15 (Skor 10)
b. Log 28 – log 7 = log 4log728
= ( Skor 10)
c. 8log128log 44 − =8
128log4
= 244 4log16log = = 21.24log24 == ( Skor 10)
Lampiran 9
JAWABAN SOAL KUIS SIKLUS II SOAL KUIS :
1. Jika log m = s, log n = t, dan log o = u, nyatakan log33 on
m dalam s, t, dan
u. Pembahasan:
log33 on
m = log 33 loglog onm +−
= log 331
21
loglog onm +−
= onm log3log31log
21
+−
= uts 331
21
+− ( Skor 20)
2. Misalkan a=3log2 dan .5log3 b= Nyatakan 15log6 dalam a atau b.
Pembahasan:
a=3log2 ;3log12loga
=⇒
.5log3 b= ⇒ log 5 = b log 3
15log6 = )1()1(
11
3log13log
3log3log2log3log5log3log
6log15log
++
=++
=+
+=
++
=aba
aa
b
a
b ( Skor
20)
Lampiran 10
SOAL GAME SIKLUS I
Nyatakanlah bentuk – bentuk berikut dalam bentuk logaritma tunggal:
1. yx log5log 22 + 2. 5 pm loglog 22 − 3. 24log18log36log 999 −+ 4. 8log5log20log 444 +−
5. xy log31log 44 −
Hitunglah hasil dari: 6. 9log4log 66 + 7. 2log54log 33 − 8. 4log8log5log −+ 9. log 60 - log 3 + log 5
10. 8log32log48log 444 ++
Jabarkanlah bentuk – bentuk logaritma dibawah ini: 11. ( )33log2 12. )log( 3xya 13. )log( 32 zyx
14. 35 log
xy
15. zyx 23
6 7log
Berat sama dipikul Ringan sama dijinjing GOOD LUCK
Lampiran 11 SOAL GAME SIKLUS II
Sederhanakan !
1. 243log27log8log 923 +x
2. 2log
16logaa
3. 625log25log
aa
4. ( )( )625log9log 95 Misalkan diketahui .5log3log 22 qpdan == Nyatakan tiap bentuk berikut ini dalam p dan q.
5. 50log6 6. 20log18
Diketahui ,3log8 a= nyatakan tiap bentuk berikut ini dalam a.
7. 3log2 8. 3log4
9. ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
31log32
Berat sama dipikul Ringan sama dijinjing
FASTABIQUL KHOIROTS
Lampiran 12
JAWABAN SOAL GAME SIKLUS I
Nyatakanlah bentuk – bentuk berikut dalam bentuk logaritma tunggal:
1. yx log5log 22 + = 52522 logloglog xyyx =+
2. 5 pm loglog 22 − =p
mpm5
2252 logloglog =−
3. 24log18log36log 999 −+ = 27log24648log
2418.36log 999 ==
4. 8log5log20log 444 +− = 32log)8.4log(8log4log8log520log 444444 ==+=+
5. xy log31log 44 − =
34
31
431
44 loglogloglogx
y
x
yxy ==−
Hitunglah hasil dari:
6. 9log4log 66 + = 21.26lg26log36log)9.4log( 62666 =====
7. 2log54log 33 − = 31.33log33log27log2
54log 33333 =====
8. 4log8log5log −+
= 110log440log4log40log4log)8.5log( ===−=−
9. log 60 - log 3 + log
5=log 2100log)5.20log(5log20log5log3
60===+=+
10. 8log32log48log 444 ++ =
41.44log44log256log)8.32.48log( 44444 =====
Jabarkanlah bentuk – bentuk logaritma dibawah ini:
11. ( )33log2 = 3log3log 22 + = 3log213log3log3log 222
122 +=+
12. )log( 3xya = yxyx aaaa log3logloglog 3 +=+ 13. )log( 32 zyx = zyxzyx loglog3log2logloglog 32 ++=++
14. 35 log
xy = xyxyxy log
23log
21loglogloglog 552
352
15355 −=−=−
15. zyx 23
6 7log = zyxzyx log21log27log3loglog7log 6662
162636 −+=−+
Lampiran 13
PEMBAHASAN SOAL GAME SIKLUS II Sederhanakan !
1. 243log27log8log 923 +x = 593223
3 3log3log2log +x
= ( ) 3log253log2log3
23 323 +⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ xx
= )1(253log
29 3 +
=25)1(
29
+ = 7
2. 2log
16logaa = 4
2log2log4
2log2log 4
==aa
aa
3. 625log25log
aa =
21
42
5log5log
42
5log45log2
5log5log
4
2
====aa
aa
aa
4. ( )( )625log9log 95 = 4)1(45log45log625log 5455 ==== Misalkan diketahui .5log3log 22 qpdan == Nyatakan tiap bentuk berikut ini dalam p dan q. ;2log3log3log2 pp =⇔= 2log5log5log2 qq =⇔=
5. 50log6 =
pq
pq
++
=+
+=
++
=1
122log2log
2log)2log(23log2log2log5log2
6log50log
6. 20log18 =pq
pq
312
)2log(312log)1(2
3log32log5log2log2
18log20log
++
=+
+=
++
=
Diketahui ,3log8 a= nyatakan tiap bentuk berikut ini dalam a.
7. 3log2 = aaaa 3
318log
31
8log2log3log
831
88
8
====
8. 3log4 =2
3
328log
32
8log4log3log
832
88
8 aaaa====
9. ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
31log32 =
38
43
2
8log43
3log2
8log
3log32log3log
8
8
43
8
28
8
18 aa====
−
Lampiran 14
Soal Tes Akhir Siklus I Jabarkanlah bentuk – bentuk logaritma dibawah ini:
1. )log( 32 zyx
2. 35 log
xy
Hitunglah hasil dari:
3. 9log4log 66 +
4. 2log54log 33 −
Lampiran 15
Soal Tes Akhir Siklus II
1. Jika == makaxx ,85log 225 2. ( ) ( ) =25log49log 75 x 3. == 49log,7log 82 makaaJika
Jawaban Tes Akhir
1. Jika == makaxx ,85log 225
Jawab: 85log 252
=x
85log2
2 5 =x
881. == makaxx ( Skor 20)
2. ( ) ( ) =25log49log 75 x Jawab : ( ) ( ) ( )( )2752725 5log7log25log7log =x
= ( ) 4)1.2(2)5log2(25log2 525 === ( Skor 20)
3. == 49log,7log 82 makaaJika
Jawab:3
22log3
22log7log
232
22 aa== ( Skor 20)
Lampiran 16
Jawaban Tes Akhir Siklus I
1. )log( 32 zyx = zyxzyx loglog3log2logloglog 32 ++=++ ( Skor 10)
2. 35 log
xy = xyxyxy log
23log
21loglogloglog 552
352
15355 −=−=− ( Skor10)
3. 9log4log 66 + = 21.26lg26log36log)9.4log( 62666 ===== ( Skor 10)
4. 2log54log 33 − = 31.33log33log27log2
54log 33333 ===== ( Skor 10)
Lampiran 17 TABEL HASIL BELAJAR KELAS X A
SIKLUS I Nama Sekolah : MAN Semarang 2 Mata Pelajaran : Matematika Materi Pelajaran : Logaritma Kelas / Semester : X A / Gasal Tahun Pelajaran : 2009 – 2010
No. Nama Nilai Yang Diperoleh
Nilai Ket Kuis Evaluasi 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4
1 Agus Nuryono 10 10 10 10 5 5 3 8 8 3 72 T 2 Ahmd Adzlan 10 10 8 5 5 5 8 10 10 3 74 T 3 Aida Fitria K. 10 10 10 10 5 5 3 3 10 10 76 T 4 Akhlis Nur Sofi 10 10 3 8 5 5 8 10 8 3 70 T 5 Ari Setiawan 10 10 10 8 5 5 8 10 10 3 79 T 6 Bahar Mario NS 10 10 8 5 5 3 8 10 3 3 65 TT 7 Dedy Santoso 10 10 5 10 5 8 8 10 8 3 77 T 8 Dheanira IRS 10 10 10 10 5 5 8 8 8 5 79 T 9 Diah Fitriyani 10 10 10 10 5 5 5 10 10 3 78 T 10 Dwi Arifiani 10 10 10 10 5 5 8 10 10 5 83 T 11 Eka Oktavia P 10 10 10 8 5 5 10 10 3 3 74 T 12 Galih Afrizal T 10 10 8 5 5 3 8 10 3 3 65 TT 13 Indah Yulianti 5 10 8 8 5 5 8 5 8 3 65 TT 14 Khisnul Ulum 10 10 10 10 5 5 8 10 10 3 81 T 15 Kholifatul H 10 10 8 5 5 5 8 5 10 3 69 TT 16 Lailatur R 10 10 10 10 10 5 8 10 10 3 86 T 17 Lia Fuada Z 10 10 5 8 5 5 10 8 3 3 67 TT 18 Lilis Setiyowati 10 10 5 10 10 5 8 8 8 5 79 T 19 Liyya MN 10 10 10 10 10 5 8 10 10 8 91 T 20 Lucyana 10 10 8 5 5 3 8 10 3 3 65 TT 21 M. Khafidhul M 10 10 5 10 10 5 8 10 10 3 81 T 22 M. Kharis Fuadi 10 10 8 5 5 3 3 10 8 3 65 TT 23 Miftahul Choir 10 10 10 8 5 5 8 10 10 3 79 T 24 Miftahul R 10 10 10 5 8 5 3 8 8 3 70 T 25 Mina Kusania 10 10 10 10 10 5 3 8 3 3 72 T 26 M. Idham K 10 10 5 5 8 5 3 8 8 3 65 TT 27 M. Zulfikar 10 10 5 10 10 5 8 10 3 3 74 T 28 Mundakiroh 10 10 10 10 10 10 3 8 8 3 82 T 29 Nadhifah 10 10 8 10 5 5 3 10 10 3 64 TT 30 Ninik Wijayanti 10 10 8 5 3 5 8 10 10 3 72 T 31 Nur Inayatul L 10 10 10 10 5 5 10 8 3 3 74 T 32 Nur Santi H 10 10 5 8 5 5 10 8 3 3 67 TT
33 Nurul Khasanah 10 10 10 10 5 5 3 8 3 3 67 TT 34 Riska Dita V 10 10 10 10 8 5 8 8 10 3 82 T 35 Rizqi Nur Laela 10 10 10 10 5 5 8 10 10 3 81 T 36 Sani Nur H 10 10 10 10 10 5 8 10 10 3 86 T 37 Sellinda A 10 10 10 10 10 5 8 10 10 3 86 T 38 Sigit Prayogo 10 10 8 5 5 5 0 10 5 0 58 TT 39 Siti Kodriyah 10 10 10 10 5 5 8 8 5 3 74 T 40 Ulil Amri 10 10 5 10 10 5 8 10 10 5 83 T 41 Wahyu Setiono 10 10 10 5 5 3 3 10 10 3 69 TT 42 Widarti 10 10 10 10 10 5 3 10 3 3 74 T 43 Yasinta MS 10 10 10 5 8 5 3 8 10 3 72 T 44 Yoga Ari S 10 10 10 10 5 5 8 10 5 3 76 T 45 Zainul Wafa 10 10 8 5 8 8 8 5 10 3 75 T
JUMLAH 3343 RATA - RATA 74.289
Keterangan : T : Tuntas TT : Tidak Tuntas Nilai Hasil Akhir = Nilai Kuis + Nilai Evaluasi Dengan Kriteria : Jawaban benar sepenuhnya : nilai 10 Jawaban benar kurang sedikit : nilai 8 Jawaban mendekati benar : nilai 5 Jawaban salah : nilai 3 Tidak diisi : nilai 0 Nilai rata – rata = 74.29 Jumlah peserta didik yang tuntas belajar = 32 Ketuntasan Klasikal = 71.1 Ketuntasan dapat dilihat dari peserta didik yang mampu menyelesaikan / mencapai nilai minimal 70.
Guru Mapel Matematika
(Dra. Rus Hamidah M.Pd)
Lampiran 18
TABEL HASIL BELAJAR KELAS X A SIKLUS II
Nama Sekolah : MAN Semarang 2 Mata Pelajaran : Matematika Materi Pelajaran : Logaritma Kelas / Semester : X A / Gasal Tahun Pelajaran : 2009 – 2010
No. Nama Nilai Yang Diperoleh
Nilai Ket Kuis Evaluasi 1 2 1 2 3
1 Agus Nuryono 20 20 12 8 8 68 TT 2 Ahmd Adzlan 20 20 20 20 8 88 T 3 Aida Fitria K. 20 20 20 20 12 92 T 4 Akhlis Nur Sofi 20 12 12 8 8 60 TT 5 Ari Setiawan 20 12 20 8 12 72 T 6 Bahar Mario NS 20 12 20 20 12 84 T 7 Dedy Santoso 20 12 20 8 12 72 T 8 Dheanira IRS 20 20 12 8 12 72 T 9 Diah Fitriyani 20 20 20 20 12 92 T 10 Dwi Arifiani 20 20 20 20 20 100 T 11 Eka Oktavia P 20 12 20 12 12 76 T 12 Galih Afrizal T 20 12 20 8 20 80 T 13 Indah Yulianti 20 20 12 12 8 72 T 14 Khisnul Ulum 20 12 20 20 8 80 T 15 Kholifatul H 20 12 20 8 12 72 T 16 Lailatur R 20 12 20 8 12 72 T 17 Lia Fuada Z 20 20 12 12 12 76 T 18 Lilis Setiyowati 20 20 20 8 20 88 T 19 Liyya MN 20 20 12 8 12 72 T 20 Lucyana 20 12 20 8 12 72 T 21 M. Khafidhul M 20 12 12 8 12 64 TT 22 M. Kharis Fuadi 20 20 20 20 12 92 T 23 Miftahul Choir 20 12 20 12 12 76 T 24 Miftahul R 20 20 20 8 12 80 T 25 Mina Kusania 20 12 20 8 12 72 T 26 M. Idham K 20 20 20 20 20 100 T 27 M. Zulfikar 20 20 20 8 8 76 T 28 Mundakiroh 20 20 12 20 8 80 T 29 Nadhifah 20 12 20 20 12 84 T 30 Ninik Wijayanti 20 12 20 8 12 72 T 31 Nur Inayatul L 20 20 20 8 8 76 T 32 Nur Santi H 20 12 20 20 8 80 T
33 Nurul Khasanah 20 20 20 8 12 80 T 34 Riska Dita V 20 20 20 8 12 80 T 35 Rizqi Nur Laela 20 20 20 12 12 84 T 36 Sani Nur H 20 20 20 20 12 92 T 37 Sellinda A 20 20 20 20 20 100 T 38 Sigit Prayogo 20 20 20 8 8 76 T 39 Siti Kodriyah 20 20 20 20 12 92 T 40 Ulil Amri 20 12 12 20 12 76 T 41 Wahyu Setiono 20 12 12 20 12 76 T 42 Widarti 20 20 20 8 12 80 T 43 Yasinta MS 20 20 20 8 12 80 T 44 Yoga Ari S 20 20 20 8 12 80 T 45 Zainul Wafa 20 20 20 8 8 76 T
JUMLAH 3584 RATA - RATA 79.64
Keterangan : T : Tuntas TT : Tidak Tuntas Nilai Hasil Akhir = Nilai Kuis + Nilai Evaluasi Dengan Kriteria : Jawaban benar sepenuhnya : nilai 20 Jawaban benar kurang sedikit : nilai 12 Jawaban salah : nilai 8 Tidak diisi : nilai 0 Nilai rata – rata = 79.64 Jumlah peserta didik yang tuntas belajar = 42 Ketuntasan Klasikal = 93.3 % Ketuntasan dapat dilihat dari peserta didik yang mampu menyelesaikan / mencapai nilai minimal 70.
Guru Mapel Matematika
(Dra. Rus Hamidah M.Pd)
Lampiran 19 DAFTAR NAMA ANGGOTA KELOMPOK
Sunan Gunung Jati Sunan Muria Sunan Kalijaga 1. Miftahul Choir 2. M. Kharis Fuadi 3. Yasinta
Maulidsari 4. Miftahul
rohmah 5. Lucyana
1. Akhlis Nur Sofi 2. Dwi Arifiani 3. Eka Oktavia P 4. Ari Setiawan 5. Indah Yulianti
1. Galih Afrizal Tanjung
2. Lia Fuada Zuhria
3. M. Khafidhul Mufid
4. Lilis Setiyowati
5. Liyya Muflikhatun N
Sunan Drajat Sunan Ampel Sunan Gresik 1. Kholifatul
Hasanah 2. Lailatur Raichah 3. Dedy Santoso 4. Khisnul Ulum 5. Bahar Mario
Nor Hadi
1. Agus Nuryono 2. Dheanira Intan
R S 3. Aida Fitria K 4. Ahmad Adzlan 5. Diah Fitriyani
1. Sigit Prayogo 2. Nur Inayatul
Laili 3. Ulil Amri 4. Nur Santi
Hidayah 5. Ninik
Wijayanti Sunan Bonang Sunan Kudus Sunan Giri
1. Wahyu Setiono 2. Sani Nur
Hidayah 3. Widarti 4. St Kodriyah 5. Selinda A
1. M. Zulfikar 2. Mundakiroh 3. Nadhifah 4. Mina Kusania 5. M. Idham
Kholid
1. Riska Ditaviviani
2. Nurul Khasanah
3. Rizqi Nur Laela
4. Zainul Wafa 5. Yoga Ari
Setiawan
Lampiran 20 ANGKET PENILAIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
UNTUK MENGETAHUI MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SIKLUS I
Bacalah petunjuk terlebih dahulu. Petunjuk :
1. Jawablah pertanyaan ini dengan baik dan sungguh – sungguh 2. Beri tanda (√) pada jawaban yang anda anggap benar.
Keterangan : SS : Sangat Setuju S : Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
Kisi – kisi Indikator Pertanyaan SS S 1.Perhatian peserta didik terhadap pelajaran matematika menggunakan model pembelajaran TGT
Kehadiran saat pelajaran
1.Saya sedih jika tertinggal mata pelajaran matematika.
2.Saya sangat bersemangat jika mengikuti mata pelajaran matematika.
3.Saya sangat sedih jika tidak masuk sekolah.
Persiapan Pelajaran
4.Saya belajar malam hari jiak besoknya ada pelajaran matematika.
5. Saya selalu membawa buku catatan untuk mata pelajaran matematika.
Usaha mendalami pelajaran
6.Saya selalu mengulang pelajaran matematika dirumah.
7. Saya selalu mengaplikasikan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Partisipasi Mendengarkan 8.Saya selalu
peserta didik dalam belajar mengajar menggunakan model pembelajaran TGT
pelajaran mendengarkan penjelasan guru bila pelajaran matematika berlangsung.
9.Saya selalu memperhatikan jika guru sedang menerangkan pelajaran matematika.
Kemampuan untuk bertanya
10.Bila ada materi yang tidak saya pahami, saya akan bertanya kepada guru/teman sekelompok.
Kemampuan mengikuti game dan kuis
11.Saya sangat senang mengikuti game dan kuis.
12.Saya bersemangat mengerjakan soal dalam game dan kuis.
Kemampuan menjawab dalam kuis dan game
13.Saya menjawab dengan benar soal kuis dan game.
14.Saya mewakili kelompok menulis dipapan tulis.
Kemauan untuk mencatat pelajaran
15.Saya mencatat apa yang diterangkan oleh guru.
16.Saya mencata apa yang ditulis dipapan tulis.
Kemampuan menjelaskan
17.Saya selalu menjelaskan kepada teman sekelompok bila diantara mereka ada yang belum paham.
Penilaian peserta didik terhadap pelajaran
Tanggapan tentang pelajaran
18.Menurut saya pelajaran matematika merupakan pelajaran yang mudah.
19.Saya merasa senang saat mengerjakan
soal-soal matematika.
Tanggapan tentang diskusi
20.Saya lebih leluasa bila berdiskusi dengan teman.
21.Berdiskusi dengan teamn tentang materi dan soal matematika membuat saya tambah paham.
Sikap peserta didik terhadap tugas dari guru
Kemauan untuk mengerjakan
22.Bila ada soal yang sulit saya akan berusaha sampai saya bias menyelesaikannya.
23.Saya hanya mengerjakan soal yang bisa saya kerjakan.
Kemauan mengumpulkan tugas
24.Saya berusaha mengumpulkan tugas dengan tepat waktu meskipun ada beberapa soal yang belum selesai.
25.Saya akan mengumpulkan tugas setelah semua sudah selesai saya kerjakan.
Sikap peserta didik terhadap kelompoknya
Kemauan meningkatkan skor
26.Dengan usaha keras saya akan berusaha meningkatkans kor tim.
27.Saya mengerjakan kuis dengan sungguh-sungguh tanpa menyontek teman.
Kemauan kerjasama
28.Saya selalu bekerjasama dengan baik dengan teman-teman sekelompok.
29.Kelompok saya selalu saling
menyemangati dalam belajar dan mengerjakan soal.
Sikap peserta didik terhadap model pembelajaran TGT
30.Saya sangat senang jika guru menggunakan model pempbelajaran TGT.
Kriteria penilaian untuk tiap 1 pertanyaan adalah sebagai berikut:
a. Skor 3 untuk peserta didik yang sangat setuju dengan pertanyaan . b. Skor 2 untuk peserta didik yang setuju dengan pertanyaan. c. Skor 1 untuk peserta didik yang tidak setuju dengan pertanyaan. d. Skor 0 untuk peserta didik yang sangat tidak setuju dengan pertanyaan.
Indikator motivasi belajar peserta didik adalah sebagai berikut: Skor %85≥ : motivasi belajar peserta didik tinggi. 65% ≤ Skor ≤ 84% : motivasi belajar peserta didik sedang. 45% ≤ Skor ≤ 64% : motivasi belajar peserta didik cukup. Skor ≤ 44% : motivasi belajar peserta didik kurang.
Adapun rumus yang digunakan untuk rata – rata skor motivasi belajar semua peserta didik adalah:
PX
x ∑=
Keterangan: x = Rata – rata skor motivasi peserta didik ∑X = Jumlah seluruh skor P = Jumlah peserta didik
Lampiran 21 ANGKET PENILAIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
UNTUK MENGETAHUI MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SIKLUS II
Bacalah petunjuk terlebih dahulu. Petunjuk :
1. Jawablah pertanyaan ini dengan baik dan sungguh – sungguh 2. Beri tanda (√) pada jawaban yang anda anggap benar.
Keterangan : SS : Sangat Setuju S : Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
Kisi – kisi Indikator Pertanyaan SS S TS STS1.Perhatian peserta didik terhadap pelajaran matematika menggunakan model pembelajaran TGT
Kehadiran saat pelajaran
1.Saya sedih jika tertinggal mata pelajaran matematika.
2.Saya sangat bersemangat jika mengikuti mata pelajaran matematika.
3.Saya sangat sedih jika tidak masuk sekolah.
Persiapan Pelajaran
4.Saya belajar malam hari jiak besoknya ada pelajaran matematika.
5. Saya selalu membawa buku catatan untuk mata pelajaran matematika.
Usaha mendalami pelajaran
6.Saya selalu mengulang pelajaran matematika dirumah.
7. Saya selalu mengaplikasikan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Partisipasi peserta didik
Mendengarkan pelajaran
8.Saya selalu mendengarkan
dalam belajar mengajar menggunakan model pembelajaran TGT
penjelasan guru bila pelajaran matematika berlangsung.
9.Saya selalu memperhatikan jika guru sedang menerangkan pelajaran matematika.
Kemampuan untuk bertanya
10.Bila ada materi yang tidak saya pahami, saya akan bertanya kepada guru/teman sekelompok.
Kemampuan mengikuti game dan kuis
11.Saya sangat senang mengikuti game dan kuis.
12.Saya bersemangat mengerjakan soal dalam game dan kuis.
Kemampuan menjawab dalam kuis dan game
13.Saya menjawab dengan benar soal kuis dan game.
14.Saya mewakili kelompok menulis dipapan tulis.
Kemauan untuk mencatat pelajaran
15.Saya mencatat apa yang diterangkan oleh guru.
16.Saya mencata apa yang ditulis dipapan tulis.
Kemampuan menjelaskan
17.Saya selalu menjelaskan kepada teman sekelompok bila diantara mereka ada yang belum paham.
Penilaian peserta didik terhadap pelajaran
Tanggapan tentang pelajaran
18.Menurut saya pelajaran matematika merupakan pelajaran yang mudah.
19.Saya merasa senang saat mengerjakan
soal-soal matematika.
Tanggapan tentang diskusi
20.Saya lebih leluasa bila berdiskusi dengan teman.
21.Berdiskusi dengan teamn tentang materi dan soal matematika membuat saya tambah paham.
Sikap peserta didik terhadap tugas dari guru
Kemauan untuk mengerjakan
22.Bila ada soal yang sulit saya akan berusaha sampai saya bias menyelesaikannya.
23.Saya hanya mengerjakan soal yang bisa saya kerjakan.
Kemauan mengumpulkan tugas
24.Saya berusaha mengumpulkan tugas dengan tepat waktu meskipun ada beberapa soal yang belum selesai.
25.Saya akan mengumpulkan tugas setelah semua sudah selesai saya kerjakan.
Sikap peserta didik terhadap kelompoknya
Kemauan meningkatkan skor
26.Dengan usaha keras saya akan berusaha meningkatkans kor tim.
27.Saya mengerjakan kuis dengan sungguh-sungguh tanpa menyontek teman.
Kemauan kerjasama
28.Saya selalu bekerjasama dengan baik dengan teman-teman sekelompok.
29.Kelompok saya selalu saling
menyemangati dalam belajar dan mengerjakan soal.
Sikap peserta didik terhadap model pembelajaran TGT
30.Saya sangat senang jika guru menggunakan model pempbelajaran TGT.
Kriteria penilaian untuk tiap 1 pertanyaan adalah sebagai berikut:
e. Skor 3 untuk peserta didik yang sangat setuju dengan pertanyaan . f. Skor 2 untuk peserta didik yang setuju dengan pertanyaan. g. Skor 1 untuk peserta didik yang tidak setuju dengan pertanyaan. h. Skor 0 untuk peserta didik yang sangat tidak setuju dengan pertanyaan.
Indikator motivasi belajar peserta didik adalah sebagai berikut: Skor %85≥ : motivasi belajar peserta didik tinggi. 65% ≤ Skor ≤ 84% : motivasi belajar peserta didik sedang. 45% ≤ Skor ≤ 64% : motivasi belajar peserta didik cukup. Skor ≤ 44% : motivasi belajar peserta didik kurang.
Adapun rumus yang digunakan untuk rata – rata skor motivasi belajar semua peserta didik adalah:
PX
x ∑=
Keterangan: x = Rata – rata skor motivasi peserta didik ∑X = Jumlah seluruh skor P = Jumlah peserta didik
Lampiran 22 Hasil Angket Motivasi Belajar Peserta Didik
Pada Siklus I
NA
Perolehan Skor J P %
K
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 46 51 C 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 52 57 C 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 59 65 S 4 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 49 54 C 5 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 63 70 S 6 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 48 53 C 7 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 68 75 S 8 2 2 2 2 3 3 1 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 1 2 2 3 1 3 3 1 3 2 2 2 2 66 73 S 9 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 60 66 S 10 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 52 57 C 11 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 66 73 S 12 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 0 1 2 2 1 2 0 0 2 1 0 1 0 37 41 K 13 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 60 66 S 14 2 2 2 1 2 1 2 2 2 3 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 60 66 S 15 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 59 65 S 16 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 3 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 54 60 C 17 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 61 67 S 18 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 72 80 S 19 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 53 58 C 20 0 2 1 0 1 2 2 2 0 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 0 2 1 44 48 C 21 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 0 2 1 1 45 50 C
22 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 56 62 C 23 2 2 2 1 3 1 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 0 3 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 63 70 S 24 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 54 60 C 25 2 3 2 2 2 3 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 59 65 S 26 3 3 3 0 2 2 1 2 2 3 2 3 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 61 67 S 27 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2 2 3 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 53 58 C 28 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 1 3 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 59 65 S 29 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 51 56 C 30 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 62 68 S 31 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 60 66 S 32 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 65 72 S 33 2 1 3 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 46 51 C 34 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 51 56 C 35 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 0 1 2 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 2 1 1 1 1 40 44 K 36 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 45 50 C 37 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 0 2 2 1 51 56 C 38 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 65 72 S 39 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 65 72 S 40 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 68 75 S 41 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 67 74 S 42 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 62 68 S 43 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 66 73 S 44 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 57 63 C 45 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 50 55 C Jumlah Nilai Keseluruhan : 2550
Rata – rata : 56.67 Prosentase : 62.96 %
Keterangan : NA : Nomor Absen J : Jumlah Skor P : Prosentase K : Keterangan Keterangan Penilaian: T : Tinggi S : Sedang C : Cukup K : Kurang Indikator motivasi belajar peserta didik adalah sebagai berikut:
Skor %85≥ : motivasi belajar peserta didik tinggi.
65% ≤ Skor ≤ 84% : motivasi belajar peserta didik sedang.
45% ≤ Skor ≤ 64% : motivasi belajar peserta didik cukup.
Skor ≤ 44% : motivasi belajar peserta didik kurang.
Dari hasil angket motivasi belajar yang diberikan kepada peserta didik didapat:
Jumlah skor peserta didik scara keseluruhan adalah 2550
Rata-rata motivasi belajar peserta didik adalah 56.67
dan prosentase motivasi belajar peserta didik sebesar 62.96%.
Lampiran 23 Hasil Angket Motivasi Belajar Peserta Didik
Pada Siklus II
NA Perolehan Skor J P %
K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 3 3 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 60 66 S 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 71 78 S 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 79 87 T 4 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 55 61 C 5 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 77 85 T 6 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 1 2 3 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 3 58 64 C 7 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 79 87 T 8 2 3 3 2 3 3 1 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 1 3 2 2 3 3 78 86 T 9 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 73 81 S 10 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 61 67 S 11 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 81 90 T 12 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 3 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 3 1 1 1 45 50 C 13 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 1 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 71 78 S 14 2 2 3 1 3 1 2 2 3 3 2 3 2 1 3 3 2 2 1 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 72 80 S 15 2 2 3 2 3 2 1 2 2 3 3 2 2 1 3 3 2 1 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 69 76 S 16 2 2 3 2 2 2 1 3 3 2 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 62 68 T 17 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 66 73 S 18 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 83 92 T 19 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 1 1 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 1 1 1 2 66 73 S 20 0 2 2 0 1 2 2 2 0 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 48 53 C 21 3 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 3 1 1 2 2 3 2 2 1 2 0 2 1 3 50 55 C 22 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 68 75 S
23 3 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 2 1 1 3 3 2 3 3 3 78 86 T 24 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 60 66 S 25 3 3 2 3 2 3 2 2 2 1 3 3 1 2 2 2 3 2 2 1 1 2 3 1 2 3 3 3 3 3 68 75 S 26 3 3 3 1 2 2 1 3 2 3 3 3 2 1 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 71 78 S 27 2 3 3 1 3 1 1 3 3 3 3 3 2 2 3 3 1 3 2 3 3 2 3 3 3 2 1 2 1 3 69 76 S 28 2 2 3 3 3 2 1 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 3 2 2 69 76 S 29 2 2 1 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 3 2 3 3 61 67 S 30 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 75 83 S 31 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 1 2 2 2 2 3 2 2 69 76 S 32 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 1 2 3 3 2 2 2 3 3 71 78 S 33 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 3 1 1 2 2 2 1 2 2 1 3 1 2 2 2 3 55 61 C 34 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 57 63 C 35 2 2 3 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 46 51 C 36 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 53 58 C 37 1 2 2 2 3 1 2 3 3 3 3 2 1 1 2 2 2 1 2 3 3 2 3 2 1 2 1 2 2 3 62 68 S 38 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 77 85 T 39 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 74 82 S 40 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 82 91 T 41 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 74 82 S 42 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 67 74 S 43 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 1 2 2 2 2 2 3 76 84 S 44 2 2 2 1 3 1 2 2 2 2 3 2 2 1 2 3 2 2 2 3 3 1 3 3 2 3 1 3 3 3 66 73 S 45 2 1 3 2 2 1 3 3 2 2 2 1 3 3 3 3 1 1 2 2 2 3 2 1 2 1 2 2 2 2 61 67 S
Jumlah Skor Keseluruhan : 3013 Rata – rata : 70 Prosentase : 77.78%
Keterangan : NA : Nomor Absen J : Jumlah Skor P : Prosentase K : Keterangan Keterangan Penilaian: T : Tinggi S : Sedang C : Cukup K : Kurang Indikator motivasi belajar peserta didik adalah sebagai berikut:
Skor %85≥ : motivasi belajar peserta didik tinggi.
65% ≤ Skor ≤ 84% : motivasi belajar peserta didik sedang.
45% ≤ Skor ≤ 64% : motivasi belajar peserta didik cukup.
Skor ≤ 44% : motivasi belajar peserta didik kurang.
Dari hasil angket motivasi belajar yang diberikan kepada peserta didik didapat:
Jumlah skor peserta didik scara keseluruhan adalah 3013
Rata-rata motivasi belajar peserta didik adalah 70
dan prosentase motivasi belajar peserta didik sebesar 77.78%. Ternyata terjadi peningkatan motivasi belajar peserta didik
setelah menggunakan model pembelajaran TGT. Dari siklus I yang awalnya 62.96% meningkat menjadi 77.77% pada siklus II.
Lampiran 24 KARTU BERNOMOR
1 5 2 3 4
6 7 109
15 14131211
8
Lampiran 25 Tabel Perhitungan Skor Perkembangan TGT
Kelas X A MAN Semarang 2 Pada Siklus I
No. Nama Anggota SD NG Kelompok 1 Miftahul Choir 48
2
Sunan
Gunung Jati
2 M. Kharis Fuadi 41 3 Yasinta Maulidsari 48 4 Miftahul rohmah 48 5 Lucyana 41
Jumlah Rata – rata
226 2 TIM BAIK 7. 53
Nilai Kelompok : 9. 53No. Nama Angggota SD NG Kelompok 1 Riska Ditaviviani 53
1
Sunan Giri
2 Nurul Khasanah 50 3 Rizqi Nur Laela 50 4 Zainul Wafa 49 5 Yoga Ari Setiawan 50
Jumlah Rata – rata
252 1 TIM BAIK 8. 4
Nilai Kelompok : 9.4No. Nama SD NG Kelompok 1 Akhlis Nur Sofi 41
2,2
Sunan Muria
2 Dwi Arifiani 503 Eka Oktavia Puspitasari 48 4 Ari Setiawan 48 5 Indah Yulianti 41
Jumlah Rata – rata
228 4 TIM SUPER 7.6
Nilai Kelompok : 11.6No. Nama SD NG Kelompok 1 Kholifatul Hasanah 43
2
Sunan Drajat
2 Lailatur Raichah 55 3 Dedy Santoso 48 4 Khisnul Ulum 50 5 Bahar Mario Nor Hadi 41
Jumlah Rata - rata
237 2 TIM BAIK 7.9
Nilai Kelompok : 9.9 No. Nama SD NG Kelompok 1 Galih Afrizal Tanjung 41
2
Sunan Kalijaga
2 Lia Fuada Zuhria 43 3 M. Khafidhul Mufid 50
4 Lilis Setiyowati 50 5 Liyya Muflikhatun N 55
Jumlah Rata – rata
239 2 TIM BAIK 7.96
Nilai Kelompok : 9.96 No. Nama SD NG Kelompok 1 Agus Nuryono 50
1,1
Sunan Ampel
2 Dheanira Intan Risky S 55 3 Aida Fitria K 55 4 Ahmad Adzlan 43 5 Diah Fitriyani 50
Jumlah Rata - rata
253 2 TIM HEBAT 8.43
Nilai Kelompok : 11.43 No. Nama SD NG Kelompok 1 Sigit Prayogo 43
1
Sunan Gresik
2 Nur Inayatul Laili 50 3 Ulil Amri 50 4 Nur Santi Hidayah 43 5 Ninik Wijayanti 41
Jumlah Rata - rata
227 1 TIM KURANG 7.56
Nilai Kelompok : 8.56 No. Nama SD NG Kelompok 1 M. Zulfikar 50
1,1,2
Sunan Kudus
2 Mundakiroh 55 3 Nadhifah 48 4 Mina Kusania 55 5 M. Idham Kholid 43
Jumlah Rata - rata
251 TIM SUPER 8.36
Nilai Kelompok : 12.36 No. Nama SD NG Kelompok
1 Wahyu Setiono 43
1,1,2
Sunan
Bonang 2 Sani Nur Hidayah 55 3 Widarti 55 4 St Kodriyah 50 5 Selinda A 55
Jumlah Rata - rata
258 4 TIM SUPER 8.6
Nilai Kelompok : 12.6 Keterangan : SD : Skor Dasar (Kuis) NG : Nilai Game
Lampiran 26 Tabel Perhitungan Skor Perkembangan TGT
Kelas X A MAN Semarang 2 Pada Siklus II
No. Nama Anggota SD NG Kelompok 1 Miftahul Choir 32
1
Sunan
Gunung Jati
2 M. Kharis Fuadi 40 3 Yasinta Maulidsari 40 4 Miftahul rohmah 405 Lucyana 32
Jumlah Rata – rata
184 1 TIM HEBAT 9.2
Nilai Kelompok : 10.2 No. Nama Angggota SD NG Kelompok 1 Riska Ditaviviani 40
1
Sunan Giri
2 Nurul Khasanah 40 3 Rizqi Nur Laela 40 4 Zainul Wafa 40 5 Yoga Ari Setiawan 40
Jumlah Rata – rata
200 1 TIM HEBAT 10
Nilai Kelompok : 10No. Nama SD NG Kelompok 1 Akhlis Nur Sofi 32
1
Sunan Muria
2 Dwi Arifiani 40 3 Eka Oktavia Puspitasari 32 4 Ari Setiawan 32 5 Indah Yulianti 40
Jumlah Rata – rata
176 1 TIM BAIK 8.8
Nilai Kelompok : 9.8No. Nama SD NG Kelompok 1 Kholifatul Hasanah 32
2
Sunan Drajat
2 Lailatur Raichah 32 3 Dedy Santoso 32 4 Khisnul Ulum 32 5 Bahar Mario Nor Hadi 32
Jumlah Rata – rata
160 2 TIM HEBAT 8
Nilai Kelompok : 10No. Nama SD NG Kelompok 1 Galih Afrizal Tanjung 32
2
Sunan
Kalijaga 2 Lia Fuada Zuhria 40 3 M. Khafidhul Mufid 32 4 Lilis Setiyowati 40
5 Liyya Muflikhatun N 40 Jumlah
Rata – rata 184 2 TIM
HEBAT 9.2 Nilai Kelompok : 11.2
No. Nama SD NG Kelompok 1 Agus Nuryono 40
2
Sunan Ampel
2 Dheanira Intan Risky S 40 3 Aida Fitria K 40 4 Ahmad Adzlan 40 5 Diah Fitriyani 40
Jumlah Rata – rata
200 2 TIM SUPER 10
Nilai Kelompok : 12 No. Nama SD NG Kelompok 1 Sigit Prayogo 40
1
Sunan Gresik
2 Nur Inayatul Laili 40 3 Ulil Amri 32 4 Nur Santi Hidayah 32 5 Ninik Wijayanti 32
Jumlah Rata – rata
176 1 TIM KURANG 8.8
Nilai Kelompok : 8.8 No. Nama SD NG Kelompok 1 M. Zulfikar 40
1,1
Sunan Kudus
2 Mundakiroh 40 3 Nadhifah 32 4 Mina Kusania 32 5 M. Idham Kholid 40
Jumlah Rata – rata
184 2 TIM HEBAT 9.2
Nilai Kelompok : 11.2 No. Nama SD NG Kelompok
1 Wahyu Setiono 32
2,2
Sunan
Bonang 2 Sani Nur Hidayah 40 3 Widarti 40 4 St Kodriyah 40 5 Selinda A 40
Jumlah Rata – rata
192 4 TIM SUPER 9.6
Nilai Kelompok : 13.6 Keterangan : SD : Skor Dasar (Kuis) NG : Nilai Game
Lampiran 27 NILAI ULANGAN HARIAN MATERI POKOK AKAR PANGKAT
KELAS X A TAHUN PELAJARAN 2009-2010
No. Nama Nilai 1 Agus Nuryono 60 2 Ahmd Adzlan 40 3 Aida Fitria K. 55 4 Akhlis Nur Sofi 45 5 Ari Setiawan 55 6 Bahar Mario NS 50 7 Dedy Santoso 60 8 Dheanira IRS 60 9 Diah Fitriyani 45 10 Dwi Arifiani 40 11 Eka Oktavia P 30 12 Galih Afrizal T 65 13 Indah Yulianti 4514 Khisnul Ulum 60 15 Kholifatul H 65 16 Lailatur R 55 17 Lia Fuada Z 40 18 Lilis Setiyowati 35 19 Liyya MN 55 20 Lucyana 40 21 M. Khafidhul M 40 22 M. Kharis Fuadi 55 23 Miftahul Choir 30 24 Miftahul R 60 25 Mina Kusania 50 26 M. Idham K 60 27 M. Zulfikar 40 28 Mundakiroh 45 29 Nadhifah 35 30 Ninik Wijayanti 40 31 Nur Inayatul L 60 32 Nur Santi H 65 33 Nurul Khasanah 55 34 Riska Dita V 40 35 Rizqi Nur Laela 35 36 Sani Nur H 45 37 Sellinda A 55 38 Sigit Prayogo 30 39 Siti Kodriyah 35
40 Ulil Amri 50 41 Wahyu Setiono 60 42 Widarti 45 43 Yasinta MS 60 44 Yoga Ari S 55 45 Zainul Wafa 40
JUMLAH 2185 RATA - RATA 48.55
Lampiran 28
Nilai sub materi sifat-sifat logaritma kelas X A pada tahun pelajaran 2008-2009
No. Nama Nilai Ket. 1 Agustina 55 TT 2 Ahmad Bashori 72 T 3 Ahmad Khamid Fajar 75 T 4 Ahmad Nasrullah 40 TT 5 Anggreini Kumala Sari 75 T 6 Askhabul Falaq 50 TT 7 Ayu Diah Rahmatika Wijayanti 53 TT 8 Choirun Nisa’ 54 TT 9 Dwi Bachtiar 71 T 10 Eka Werdiawati 63 TT 11 Eni Haryanti 43 TT 12 Fonny Ayu Susiyanti 54 TT 13 Halimatussa’diyah 35 TT 14 Ika Atiul Wijayanti 50 TT 15 Imron Amirullah 52 TT 16 Lutfhi Hakim 75 T 17 M Khoirul Umam 80 T 18 M Agung Wibowo 35 TT 19 M Bysri 72 T 20 M Khoirul Imam 54 TT 21 M Nur Aziz 42 TT 22 Musa’adah 59 TT 23 Nanang Sugiyo Setono 53 TT 24 Ngatini 75 T 25 Nur Kholik 56 TT 26 Nurul Annisa 75 T 27 Rifki Sahab 73 T 28 Roro Ayuninghati 72 T 29 Samsul Ma’arif 53 TT 30 Siti Khoiriyah 71 T 31 Siti Nur Aliyah 40 TT 32 Siti Zulaikhah 75 T 33 Siti Istiqomah 51 TT 34 Sunarti 71 T 35 Susi Setiyowati 42 TT 36 Umy Kulsum 43 TT 37 Miftahul Janan 71 T Jumlah 2180
Nilai Rata-rata 58.92
Ketuntasan Klasikal 40%
Nilai sub materi sifat-sifat logaritma kelas X A pada tahun pelajaran 2007-2008
No. Nama Nilai Ket. 1 Aji Saifullah 34 TT 2 Anik Listiati 28 TT 3 Ari Dwi Antono 71 T 4 Aris Cristianto 78 T 5 Ahmad Habib 23 TT 6 Asikin 77 T 7 Andi Bawi Ginanjar 35 TT 8 Anis Inaroh 79 T 9 Catur Wahyu Setioningsih 71 T 10 Dwi surya setianingsih 78 T 11 Dian Agustina 75 T 12 Fitriyanti 71 T 13 Hisyam Ali 73 T 14 Ifrokhah 46 TT 15 Koko Amianto 43 TT 16 Joko Nugroho 75 T 17 Jum’atir Rofiah 34 TT 18 Masadah 51 TT 19 Maria Ulfa 74 T 20 M Hatta 72 T 21 M Munir Amin 42 TT 22 M Abdul Kholis 76 T 23 Munirotul Hasanah 41 TT 24 Nena Nur Khamidah 73 T 25 Nur Janah 74 T 26 Nur Afiah 50 TT 27 Nurrohmah 75 T 28 Rochayanah 80 T 29 Rudi Pamungkas 74 T 30 Siti Anisah 45 TT 31 Siti Nur Janah 73 T 32 Siti Nur Antia 36 TT 33 Suro Wibowo 53 TT 34 Tantri Adi Ningsih 32 TT 35 Umu Mukarumah 71 T Jumlah 2154
Nilai Rata-rata 59.54 Ketuntasan Klasikal 57%
Dari data 2 tahun pelajaran berturut-turut didapat :
Nilai rata-rata pra siklus : 23.592
46.1182
54.5992.582
==+
=+ NBNA
Jadi untuk pra siklus nilai rata-ratanya adalah 59.23
Ketuntasan Klasikal pra siklus : %5.482%97
2%57%40
2==
+=
+ KKBKKA
Jadi untuk pra siklus ketuntasan klasikalnya adalah 48.5%
Keterangan:
Ket. : Keterangan
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
NA : Nilai rata-rata tahun pelajaran 2008-2009
NB : Nilai rata-rata tahun pelajaran 2007-2008
KKA : Ketuntasan Klasikal tahun pelajaran 2008-2009
KKB : Ketuntasan Klasikal tahun pelajaran 2007-2008
Guru Mata Pelajaran Matematika Tahun Pelajaran 2008-2009 dan 2007-2008
(Isti’anah S.Pd.)
Lampiran 29
ANGKET DIISI GURU Bacalah petunjuk terlebih dahulu. Petunjuk :
1. Jawablah pertanyaan ini dengan baik dan sungguh – sungguh 2. Beri tanda (√) pada jawaban yang anda anggap benar.
Keterangan : SS : Sangat Setuju S : Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
Kisi – kisi Indikator Pertanyaan SS S TS STS Perhatian peserta didik terhadap pelajaran matematika
Kehadiran saat pelajaran
1.Peserta didik sedih jika tertinggal mata pelajaran matematika.
√
2. Peserta didik sangat bersemangat jika mengikuti mata pelajaran matematika.
√
3. Peserta didik sangat sedih jika tidak masuk sekolah.
√
Persiapan Pelajaran
4. Peserta didik selalu membawa buku catatan untuk mata pelajaran matematika.
√
Partisipasi peserta didik dalam belajar mengajar
Mendengarkan pelajaran
5. Peserta didik selalu mendengarkan penjelasan guru bila pelajaran matematika berlangsung.
√
6.Peserta didik selalu memperhatikan jika guru sedang menerangkan pelajaran matematika.
√
Kemampuan untuk bertanya
7. Bila ada materi yang tidak peserta didik pahami, peserta didik akan bertanya kepada guru/teman.
√
Kemauan untuk mencatat pelajaran
8. Peserta didik mencatat apa yang diterangkan oleh guru.
√
9. Peserta didik mencatat apa yang ditulis dipapan tulis.
√
Kemampuan menjelaskan
10.Peserta didik selalu menjelaskan kepada teman bila diantara mereka ada yang belum paham.
√
Penilaian peserta didik terhadap pelajaran
Tanggapan tentang pelajaran
11.Menurut peserta didik pelajaran matematika merupakan pelajaran yang mudah.
√
12.Peserta didik merasa senang saat mengerjakan soal-soal matematika.
√
Sikap peserta didik terhadap tugas dari guru
Kemauan untuk mengerjakan
13.Bila ada soal yang sulit peserta didik akan berusaha sampai peserta didik bisa menyelesaikannya.
√
14.Peserta didik hanya mengerjakan soal yang bisa peserta didik kerjakan.
√
Kemauan mengumpulkan tugas
15.Peserta didik berusaha mengumpulkan tugas dengan tepat waktu meskipun ada beberapa soal yang belum selesai.
√
16.Peserta didik akan mengumpulkan tugas setelah semua sudah selesai peserta didik kerjakan.
√
Sikap peserta didik terhadap model konvensional
17.Peserta didik sangat senang jika guru menggunakan model model konvensional.
√
Motivasi belajar :
%47%1005124
=x
Dari angket yang diisi oleh guru pada tahun pelajaran sebelumnya
didapat bahwa motivasi peserta didik masih rendah yaitu 47%.
Guru Mata Pelajaran Matematika Tahun Pelajaran 2008-2009 dan 2007-2008
(Isti’anah S.Pd.)
Lampiran 30
DOKUMENTASI SELAMA PENELITIAN
Peserta didik memperhatikan ketika guru menjelaskan materi
Guru sedang mengocok kartu bernomor
Guru sedang memperlihatkan kartu bernomor
Peserta didik sedang mengerjakan evaluasi
Peserta didik sedang berdiskusi kelompok membahas lembar kegiatan
Perwakilan kelompok sunan ampel mengerjakan soal game dipapan tulis
Perwakilan dari kelompok sunan bonang mengerjakan soal game
Kelompok sunan bonang sedang mengerjakan soal game
Guru memberikan penghargaan kepada Sani Nur Hidayah