penerapan model pembelajaran kuantum quantum teaching ix...
TRANSCRIPT
i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM
(QUANTUM TEACHING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR MATERI SISTEM SARAF PADA MANUSIA KELAS
IX MTsN BRANGSONG KENDAL
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat
Guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam
Dalam Ilmu Pendidikan Biologi
Oleh :
NUR KHANIFAHNIM: 063811006
FAKULTAS TARBIYAHINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG2010
ii
ABSTRAK
Nur Khanifah (NIM: 063811006). Penerapan Model Pembelajaran Kuantum(Quantum Teaching) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Sistem SarafPada Manusia Kelas IX MTsN Brangsong Kendal. Skripsi. Semarang:Program Strata 1 Jurusan Pendidikan Biologi IAIN Walisongo, 2011.
Penelitian ini bertujuan : 1) Untuk mengetahui proses pelaksanaan pembe-lajaran materi sistem saraf pada manusia melalui model pembelajaran kuantum(quantum teaching) di kelas IX H MTsN Brangsong Kendal, 2) Untuk mening-katkan hasil belajar peserta didik kelas IX H MTsN Brangsong Kendal materisistem saraf pada manusia melalui penerapan model pembelajaran kuantum(quantum teaching).
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom ActionResearch) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Subyek penelitian adalah pesertadidik kelas IX MTsN Brangsong Kendal dengan jumlah peserta didik sebanyak 37orang. Prosedur penelitian terdiri dari 4 tahap di setiap siklusnya, yakniperencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Proses pembelajaranbiologi dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran kuantum(quantum teaching). Indikator hasil belajar pada penelitian ini berupa tercapainyaketuntasan belajar secara individual maupun klasikal. Peserta didik mencapaiketuntasan belajar jika telah mencapai nilai ≥ 63 dan daya serap klasikal 85%peserta didik yang mencapai nilai ≥ 63.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode: wawancara, observasi,dokumentasi, dan tes evaluasi yang dilaksanakan di tiap siklus. Data hasilpengamatan nilai evaluasi diolah dengan analisis deskriptif kuantitatif untukmenggambarkan keadaan peningkatan pencapaian keberhasilan tiap siklus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar biologi peserta didikmelalui penerapan model pembelajaran kuantum (quantum teaching) mengalamipeningkatan, khususnya pada materi sistem saraf pada manusia. Hasil belajar yangdiperoleh pada siklus II lebih baik dari pada siklus I. Demikian pula hasil belajarpada siklus I lebih baik dari pada pra siklus. Rata-rata kelas pada pra siklussebesar 47 dan ketuntasan klasikal 43%. Pada siklus I rata-rata kelas yangdiperoleh sebesar 59.67, dan ketuntasan klasikal sebesar 59%. Di mana terdapat22 peserta didik yang tuntas belajar, dan 15 peserta didik yang belum tuntasbelajar. Pada siklus II rata-rata kelas meningkat sebesar 69.4, ini berarti terjadipeningkatan sebesar 9.73. Ketuntasan klasikal pada siklus II mencapai 86.4%.Terdapat peningkatan sebesar 27.4% dari siklus I, jumlah peserta didik tuntasadalah 32, dan 7 peserta didik tidak tuntas belajar. Hasil penelitian ini,menunjukkan pembelajaran dengan model pembelajaran kuantum (quantumteaching) dapat meningkatkan hasil belajar sehingga diharapkan guru dapatmenerapkan model pembelajaran kuantum sebagai variasi dalam pembelajaranBiologi.
Keterbatasan penelitian yang hanya menerapkan model pembelajarankuantum pada materi Sistem saraf pada manuia dengan waktu penelitian cukupsingkat,maka diharapkan dapat dilakukan penelitian lanjutan pada materiyang lain.
iii
DEPARTEMEN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAHAlamat: Prof. Dr. Hamka Kampus II Telp. 7601295 Fak. 7615387 Semarang
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Semarang, Desember 2010Lamp : 4 (Empat) EksemplarHal : Naskah Skripsi Kepada Yth.
An. Sdr. Nur Khanifah Dekan FakultasTarbiyah IAIN Walisongodi Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka sayamenyatakan bahwa skripsi saudara:
Nama : Nur KhanifahNIM : 063811006Jurusan : Tadris BiologiJudul Skripsi : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KUANTUM (QUANTUM TEACHING) UNTUKMENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERISISTEM SARAF PADA MANUSIA KELAS IXMTsN BRANGSONG KENDAL
Telah melalui proses bimbingan, selanjutnya saya mohon agar skripsisaudara tersebut dapat dimunaqosahkan.
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing I Pembimbing II
Nur Khasanah, S.Pd, M.Kes DR. H. Hamdani, M.Ag.NIP: 19751113 200501 2 001 NIP: 19720405 199903 1 001
iv
KEMENTERIAN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEEGRI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAHJl. Prof. Dr. Hamka Ngaliyah (Kampus II) Telp. (024) 7601295 Semarang 50185
PENGESAHAN
Skripsi Saudara : Nur Khanifah
NIM : 063811006
Jurusan : TADRIS BIOLOGI
Dengan Judul : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KUANTUM (QUANTUM TEACHING) UN-
TUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
MATERI SISTEM SARAF PADA MANUSIA
KELAS IX MTSN BRANGSONG KENDAL.
Telah dimunaqosyahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut AgamaIslam Negeri Walisongo Semarang dan dinyatakan LULUS, pada tanggal:
20 Desember 2010
Dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata I tahun2010/2011.
Semarang, 28 Desember 2010 Dewan PengujiKetua Sidang, Sekretaris Sidang,
Abdul Wahid, M.Ag Wenty Dwi Yuniarti, S.Pd., M.KomNIP. 19691114 199403 1 003 NIP. 19770622 200604 2 005
Penguji I, Penguji II,
Saminanto, S.Pd., M.Si Lianah, M.PdNIP. 19720604 200312 1 002 NIP. 19590313 198103 2 007
Pembimbing I, Pembimbing II,
Hj. Nur Khasanah S.Pd., M.Kes DR. H. Hamdani, M.AgNIP. 19751113 200501 2 001 NIP. 19720405 199903 1 001
v
MOTTO
Firman Allah SWT. Dalam Al-Qur’an Surat Adz- Dzaariyat 20 - 21 :
20. Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yangyakin. 21. Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidakmemperhatikan........... 1
1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: Toha Putra, 1989),hal. 859.
vi
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati, kupersembahkan karya sederhana ini kepada
orang-orang yang telah memberi arti dalam hidupku.
1. kedua orang tuaku tercinta, yang senantiasa memanjatkan do’a, serta
memberi cinta dan kasih yang tak terhingga.
2. Kakakku dan keponakanku, yang memberi kepercayaan dan motivasi.
3. ma_cherie, yang membuatku selalu menatap indah dan semakin mencintai
biologi.
4. Sahabatku dalam keindahan pelangi, yang tulus mensupport dan
menemaniku, semoga dibalas dengan indah oleh cinta kasihNya.
5. Teman-teman TB - 06, yang telah memberi motivasi dalam penyelesaian
skripsi ini.
6. Teman-teman kos C – 11, yang telah memberi motivasi, serta
7. Pencinta pengetahuan yang budiman..
vii
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai bahan rujukan.
Semarang, 20 Desember 2010
Deklarator,
Nur KhanifahNIM. 063811006
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulisan skripsi
ini dapat terselesaikan.
Sholawat dan salam senantiasa terlimpahkan kepada beliau Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya serta orang-orang
mukmin yang senantiasa mengikutinya.
Dengan kerendahan hati, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak
mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.
Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada:
1. Dr. Sudja’i, M. Ag, Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
2. Nur Khasanah, S.Pd, M.Kes, pembimbing satu yang telah berkenan
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi.
3. Dr. Hamdani, M. Ag., pembimbing dua yang telah berkenan memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi.
4. Nur Khasanah, S.Pd, M.Kes,Wali Studi selama penulis menuntut ilmu di IAIN
Walisongo Semarang.
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah
membekali ilmu pengetahuan dan keterampilan serta membantu kelancaran
selama kuliah.
6. Ibu Dra. Hj. Zayinatun, Kepala MTsN Brangsong Kendal , yang telah
memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.
7. Ibu Arifah Darojatun, S. Pd, selaku guru mata pelajaran IPA Terpadu MTsN
Brangsong Kendal, yang telah sabar memberikan pengarahan selama proses
penelitian.
Semoga jasa-jasa mereka mendapatkan balasan yang lebih baik dari Allah SWT.Demi sempurnanya skripsi ini, saran dan kritik sangat penulis harapkan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat membawa manfaat dan barakah, amin.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN ABSTRAK ...................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... iii
PENGESAHAN PENGUJI......................................................................... ......... iv
MOTTO ...................................................................................................... ......... v
PERSEMBAHAN....................................................................................... ......... vi
PERNYATAAN.................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR................................................................................ .......viii
DAFTAR ISI............................................................................................... ......... ix
DAFTAR GAMBAR DAN DIAGRAM ............................................................xii
DAFTAR TABEL............ ..................................................................... ............xiii
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. ...... ..xiv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 4
C. Penegasan Istilah.............................................................................. 4
D. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5
BAB II : LANDASAN TEORI PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Landasan teori .................................................................................. 7
1. Belajar dan pembelajaran
a. Pengertian belajar & pembelajaran ...................................... 7
b. Faktor yang mempengaruhi belajar...................................... 9
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar..................................................... 10
b. Macam-macam Hasil Belajar ............................................ 11
c. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar ........................... 12
3. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Kuantum
(Quantum Teaching)
x
a. Pengertian model pembelajaran ......................................... 13
b. Pengertian model pembelajaran kuantum .......................... 14
c. Asas model pembelajaran kuantum ................................... 15
d. Prinsip model pembelajaran kuantum................................ 16
e. Kerangka rancangan pembelajaran kuantum ..................... 16
4. Tinjauan tentang susunan saraf pada manusia
a. Morfologi sel saraf (neuron) .............................................. 19
b. Klasifikasi neuron ............................................................. 20
c. Hubungan antar neuron ...................................................... 20
d. Terjadinya gerak biasa dan refleks..................................... 21
e. Susunan sistem saraf manusia........................................... 21
f. Fungsi sistem saraf............................................................. 25
g. Kelainan sistem saraf ......................................................... 25
5. Kajian sistem saraf manusia dalam Al-Qur’an ........................ 26
B. Penerapan Model Pembelajaran Kuantum (Quantum
Teaching) pada materi sistem saraf pada manusia ......................... 27
C. Kajian Pustaka................................................................................ 28
D. Kerangka Berfikir .......................................................................... 30
E. Hipotesis Tindakan......................................................................... 31
BAB III: METODE PENELITIAN
A. Subyek penelitian ........................................................................... 33
B. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 33
C. Kolaborator .................................................................................... 33
D. Metode pengumpulan data ............................................................. 33
E. Metode penelitian........................................................................... 40
F. Metode analisis data....................................................................... 47
G. Indikator keberhasilan.................................................................... 49
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi situasi dan Kondisi Tempat
1. Sejarah berdirinya sekolah ....................................................... 50
2. Visi dan misi sekolah ............................................................... 50
xi
B. Hasil penelitian tindakan
1. Pra Siklus I ............................................................................... 51
2. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan........................................ 51
a. Siklus I ............................................................................... 51
b. Siklus II ............................................................................. 57
C. Pembahasan
1. Pra Siklus ................................................................................. 62
2. Siklus I ..................................................................................... 63
3. Siklus II .................................................................................... 65
BAB V : KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. Simpulan ........................................................................................ 67
B. Saran............................................................................................... 68
C. Penutup........................................................................................... 68
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR GAMBAR , DAN DIAGRAM
1. Gambar 2.1. : Morfologi sel saraf (neuron) ................................... 20
2. Gambar 3.1. : Siklus Penelitian tindakan kelas (PTK)................... 40
3. Diagram 4.1. : Perbandingan Hasil Evaluasi peserta didik Pra Siklus,
Siklus I, dan Siklus II........................................................................ . 66
xiii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 3.1 : Hasil Perhitungan Validitas Butir Soal .....................36
2. Tabel 3.2 : Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal.......38
3. Tabel 3.3 : Hasil Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal ...........39
4. Tabel 4.1. : Nilai Evaluasi Pra Siklus....................... ..................62
5. Tabel 4.2. : Hasil Pengamatan Pembelajaran Siklus I ................63
6. Tabel 4.3. : Analisis Observasi Peserta Didik Siklus I ...............63
7. Tabel 4.4. : Perbandingan Hasil Tes Antara Nilai Awal dan
siklus I............................................................................ ....................64
8. Tabel 4.5. : Hasil Pengamatan Pembelajaran Siklus II ...............65
9. Tabel 4.6. : Hasil Observasi Peserta Didik Siklus II...................65
10. Tabel 4.7. : Hasil Tes Peserta Didik Siklus II..................... ........65
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Nama Peserta Didik Kelas IX H
2. Daftar Kelompok Diskusi.
3. Instrumen Wawancara dan Hasilnya
4. Daftar Nama Peserta Didik Uji Coba Soal
5. Kisi-Kisi Soal Uji Coba
6. Soal Uji Coba
7. Jawaban Soal Uji Coba
8. Analisis Soal Uji Coba
9. Perhitungan Validitas Soal
10. Perhitungan Reliabilitas Soal
11. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
12. Perhitungan Daya Beda Soal
13. Lembar Observasi Pembelajaran Oleh Guru
14. Lembar Observasi Keaktifan Peserta Didik
15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
16. Lembar Evaluasi Peserta Didik Siklus I
17. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I dan siklus II
18. Hasil Nilai Dan Analisis Soal Evaluasi Siklus I
19. Rekapitulasi Observasi Pembelajaran Oleh Guru siklus I
20. Rekapitulasi Observasi Keaktifan Peserta Didik siklus I
21. Lembar Kegiatan Diskusi Peserta Didik
22. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
23. Lembar Evaluasi Peserta Didik Siklus II
24. Hasil Nilai Dan Analisis Soal Evaluasi Siklus II
25. Rekapitulasi Observasi Pembelajaran Oleh Guru siklus II
26. Rekapitulasi Observasi Keaktifan Peserta Didik siklus II
27. Surat Izin Riset
28. Surat Pengesahan Dari Sekolah
29. Dokumentasi Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi
pribadi-pribadi anggota masyarakat yang mandiri. Pribadi yang mandiri adalah
pribadi yang secara mandiri mampu berpikir, menemukan dan menciptakan
sesuatu yang baru, melihat permasalahan serta menemukan cara pemecahan
baru yang bernalar dan lebih dapat dipertanggungjawabkan. Dengan kata lain
pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik
agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai
anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu
berada, serta mampu melakukan perubahan dan menciptakan sesuatu yang
baru.
Pencapaian pendidikan sebagian besar ditentukan oleh keberhasilan
proses belajar mengajar di kelas. Keberhasilan proses belajar mengajar di
kelas dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktornya adalah interaksi
guru dan peserta didik dalam pembelajaran. Guru adalah subjek yang sangat
berperan dalam membelajarkan dan mendidik peserta didik sedangkan peserta
didik merupakan subjek yang menjadi sasaran pendidikan.
Sejalan dengan pikiran di atas, maka tugas guru biologi adalah
membimbing peserta didik memiliki pengetahuan dan nilai biologi, serta
menumbuhkan rasa senang dan cinta belajar biologi di kalangan peserta didik.
Namun selama ini biologi masih dianggap sebagai pelajaran yang identik
dengan hafalan semata. Padahal sesungguhnya biologi mempelajari tentang
diri dan makhluk hidup lain yang melekat dengan kehidupan sehari-hari.
Untuk itu maka pembelajaran biologi perlu dikemas sedemikian rupa, sehingga
membuat peserta didik menyukai pelajaran biologi. Salah satu materi yang
dianggap sulit dan tidak di sukai oleh peserta didik adalah materi sistem saraf
pada manusia.
2
Materi sistem saraf pada manusia merupakan materi yang tergolong
abstrak dan memiliki isi materi yang banyak, hal ini dikarenakan materi
tersebut mempelajari tentang mekanisme proses kerja organ yang ada di
dalam tubuh yang tidak dapat diamati secara langsung. Dalam mempelajari
materi ini dibutuhkan pemahaman konsep yang memadai, sehingga dapat
menjelaskan keabstrakannya. Penyelesaian masalah yang dibutuhkan pada
materi ini adalah peserta didik memiliki gambaran dalam benaknya mengenai
mekanisme proses kerja organ tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPA Terpadu kelas IX
MTsN Brangsong Kendal1 menjelaskan bahwa guru mengalami beberapa
kendala dalam mengajarkan materi pokok sistem saraf pada manusia antara
lain:
1. Peserta didik masih sulit mendeskripsikan struktur sel saraf serta fungsi-
nya.
2. Peserta didik mengalami kesulitan dalam membedakan sel saraf berdasar
fungsinya
3. Peserta didik mengalami kesulitan dalam membedakan mekanisme gerak
refleks dan gerak biasa.
4. Peserta didik mengalami kesulitan dalam menyebutkan bagian-bagian
sistem saraf beserta fungsinya.
Sehingga nilai peserta didik di sekolah itu masih banyak yang dibawah
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 63. Ketuntasan klasikal 43% dan
rata-rata kelas 47.
Kendala-kendala yang dialami peserta didik di atas dikarenakan
peserta didik kurang mempunyai pemahaman konsep dalam mempelajari
materi sistem saraf pada manusia. Untuk mencapai pemahaman di atas dirasa
akan mudah tercapai dengan proses pembelajaran yang interaktif, menye-
nangkan. Interaktif disini diartikan sebagai proses pembelajaran yang
berusaha memberdayakan peserta didik dan memperhatikan serta mem-
1 Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran Biologi kelas IX, Ibu ArifahDarojatun, S.Pd tanggal 14 Juni 2010, pukul 11.00-11.20
3
pengaruhi emosi peserta didik. Hal ini agar materi sistem saraf yang banyak
dapat dipelajari dengan mudah dan tidak jenuh. Peserta didik diberi
keleluasaan untuk mengkonstruksikan pengetahuannya mereka dengan cara
menjalani proses pencarian sendiri. Salah satunya adalah menggunakan
model pembelajaran kuantum (quantum teaching).
Model pembelajaran kuantum (quantum teacing) merupakan salah
satu model pembelajaran yang mengembangkan lingkungan belajar yang
saling memberdayakan, menghargai dan senantiasa menjaga motivasi belajar.
Dalam pembelajaran ini menghendaki peserta didik dapat terlibat langsung
dalam memahami konsep dan mengkonstruksikan pengetahuan mereka untuk
menyelesaikan masalah sehingga tercapai pemahaman konsep yang
memadai. Dalam kerangka pembelajaran kuantum yaitu dalam akronim
TANDUR (tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi dan rayakan).
Pembelajaran kuantum (quantum teaching) mengkondisikan agar peserta
didik terlibat aktif dalam proses belajar yaitu dengan mengalami dan
mendapatkan pengetahuannya sendiri. Selain itu, peserta didik juga mendapat
pengakuan dalam belajar, hal ini karena dalam pembelajaran peserta didik
memperoleh kesempatan mengungkapkan pengetahuan yang telah diperoleh-
nya dan memberikan umpan balik berupa perayaan dan penghargaan atas
prestasi yang diperoleh selama proses pembelajaran. Model tersebut
memberikan situasi yang interaktif dan menyenangkan serta melibatkan
kondisi emosional peserta didik Sehingga mereka akan lebih termotivasi
dalam belajar. Dengan model pembelajaran kuantum (quantum teaching)
diharapkan peserta didik dalam pembelajaran mendapatkan pemahaman
konsep yang memadai dengan cara yang menyenangkan untuk memahami
materi sistem saraf pada manusia.
Dengan demikian peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian
dengan judul ’’penerapan model pembelajaran kuantum (quantum teaching)
untuk meningkatkan hasil belajar materi sistem saraf pada manusia kelas IX
MTsN Brangsong kendal”.
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka timbul permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran materi sistem saraf pada
manusia melalui model pembelajaran kuantum (quantum teaching) di
kelas IX H MTsN Brangsong Kendal?
2. Apakah hasil belajar Biologi peserta didik kelas IX H MTsN Brangsong
Kendal materi sistem saraf pada manusia dapat ditingkatkan melalui model
pembelajaran kuantum (quantum teaching)?
C. Penegasan Istilah
Untuk mempertegas dan memperjelas makna judul dari penelitian ini,
maka perlu diberikan beberapa istilah, yaitu:
1. Penerapan menurut kamus besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
”proses, cara atau perbuatan menerapkan. Penerapan juga diartikan
sebagai pemanfaatan dalam hal mempraktikan”.2
Penerapan dalam penelitian ini adalah proses atau cara pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kuantum (quantum teaching)
dalam pembelajaran biologi di MTsN Brangsong Kendal.
2. Model Pembelajaran Kuantum (Quantum Teaching) adalah suatu model
pembelajaran yang digunakan untuk membantu peserta didik agar mudah
memahami apa yang mereka pelajari dan dapat membantu proses belajar
di kelas yang dilaksanakan dengan menggunakan prinsip menumbuhkan,
mengalami, menamai, mondemonstrasikan, mengulangi, dan merayakan.3
3. Hasil belajar adalah “kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik
setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.4
2 Tim penyusun kamus pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: BalaiPustaka, 2005) hal. 1180
3 Made wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),Cet.3, hal. 164
4 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2009), Cet. I4, hal. 22
5
Hasil belajar yang menjadi fokus kajian dalam skripsi ini adalah hasil
belajar biologi pada ranah kognitif materi pokok sistem saraf pada
manusia kelas IX melalui pembelajaran kuantum (quantum teaching) di
MTsN Brangsong Kendal.
4. Materi Sistem saraf merupakan salah satu materi pokok yang harus
dipelajari oleh peserta didik SMP/MTs kelas IX semester I sesuai yang
tercantum dalam kurikulum 2006. Materi ini mempelajari tentang struktur,
fungsi, macam-macam sel saraf, proses impuls dan lintasannya, pembagian
sistem saraf serta macam-macam kelainan atau gangguan yang terjadi
dalam sistem saraf.
Maksud dari uraian di atas adalah suatu usaha untuk meningkatkan
hasil belajar Biologi pada materi pokok sistem saraf pada manusia dengan
model pembelajaran kuantum (quantum teaching) di MTsN Brangsong
Kendal.
D. Tujuan penelitian
Berdasar rumusan masalah tersebut di atas, penelitian ini bertujuan
untuk:
1. Mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran materi sistem saraf pada
manusia melalui model pembelajaran kuantum (quantum teaching) di
kelas IX H MTsN Brangsong Kendal.
2. Meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IX H MTsN Brangsong
Kendal materi sistem saraf pada manusia melalui penerapan model
pembelajaran kuantum (quantum teaching).
E. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara
lain:
1. Bagi Sekolah
Sebagai masukan dalam rangka memperbaiki kegiatan pembelajaran dan
hasil belajar Biologi di sekolah.
6
2. Bagi Guru
Diharapkan dapat sebagai masukan bagi guru mengenai model
pembelajaran yang menyenangkan, memudahkan peserta didik, dan dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran.
3. Bagi Peserta Didik
Diharapkan peserta didik akan termotivasi dalam proses pembelajaran
Biologi, memudahkan dalam memahami materi pelajaran, serta mengenal-
kan kepada peserta didik bagaimana cara belajar dan memahami suatu
materi pelajaran dengan menyenangkan sehingga berdampak pada
peningkatan hasil belajar peserta didik.
4. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat menambah pengalaman yang baru baik dalam bidang
model pembelajaran maupun dalam penguasaan kelas dan penguasaan
materi yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar di masa
mendatang.
7
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasan Teori
1. Belajar dan Pembelajaran.
a. Pengertian belajar dan pembelajaran
Terdapat beberapa definisi dalam belajar, diantaranya: Soleh Abdul
Aziz dalam at- Tarbiyah wa Thuruqut Tadris:
فيهاسابقةعلىهنهو.١
“Belajar adalah perubahan dalam diri peserta didik berdasarkanpengalaman masa lalu, sehingga tercipta perubahan yang baru.”
Menurut As’ad Ahmad, belajar adalah:
٢.طريقعنتعديلبأنه
“Belajar didefinisikan sebagai perubahan dalam kinerja atau modifi-kasi perilaku yang diperoleh melalui pengalaman yang terlatih”.
Menurut Tan Oon Seng, “Learning is change in behavior or capacity
acquired through experience”.3
“Belajar adalah perubahan (tingkah laku atau kecakapan) yangdiperoleh melalui suatu pengalaman.”
Morris L Bigge dalam Learning Theories for Teachers berpendapat:
Learning is an enduring change in a living individual that is notheralded by his genetic inheritance. It may be considered a change ininsights, behavior, perception, or motivation, or a combination ofthese. Learning always refers to some sistematic change in behavioror behavioral disposition that occurs as a consequence of experiencein some specified situation.4
1 Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid, At-Tarbiyah Wa Turuqut Tadris, (Mesir:Darul Ma’arif), hal. 169
2 As’ad Ahmad Jumu’ah, Al-Wazir fi Tharaiqi At-Tadris, (Damaskus: Dar Al-‘Ushama’,2004), hal. 6
3 Tan Oon Seng, et. al., Educational Psychology a Practitioner-Researcher Approach (anAsian Edition), (Singapore, Seng Lee Press, 2003), p. 198.
4 Morris L. Bigge, Learning Theories for Teachers, (United States of America: Harper andRow, 1982), 4th Ed., p. 1-2.
8
“Belajar adalah suatu perubahan dalam kehidupan individu bukanakibat dari warisan genetik. Yang menjadi perhatian adalah perubahandalam pengetahuan, perilaku, persepsi (daya dalam memahamisesuatu), motivasi atau kombinasi dari semua ini. Belajar selalumengacu pada perubahan yang sistematis dalam akibat dari tingkahlaku atau watak perilaku yang terjadi sebagai pengalaman dalamberbagai situasi tertentu.”
Belajar menurut Winkel sebagaimana yang dikutip oleh Purwanto
adalah ”aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, keterampilan, dan sikap”.5
Dari beberapa definisi di atas, belajar dapat diartikan sebagai
perubahan tingkah laku secara sistematis sebagai akibat dari pengalaman
yang diperoleh dalam interaksi manusia dengan lingkungan. Oleh karena
manusia senantiasa berinteraksi dengan lingkunganya, belajar menjadi
kebutuhan vital untuk mengembangkan diri dan mempertahankan
eksistensinya, sehingga konsep belajar yang terjadi pada manusia adalah
belajar sepanjang hayat. Tanpa belajar, manusia akan mengalami
kesulitan baik menyesuaikan diri dengan lingkungan maupun memenuhi
tuntutan hidup yang selalu berubah. Terkait dengan hal tersebut Islam
sangat apresiatif dan memberikan perhatian serta penghargaan yang tinggi
terhadap belajar. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Mujadalah
ayat 11:6
......“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramudan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”(QS. Al-Mujadalah: 11)7
5 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Cet. 1, hal. 39.6 Sebagaimana dalam Tafsir Al-Mishbah dijelaskan bahwa ayat tersebut menerangkan ten-
tang orang-orang yang beriman dan berilmu memiliki derajat yang lebih tinggi. Ilmu yang dimilikiinilah yang berperan dalam ketinggian derajat yang diperolehnya. Lihat M. Quraish Shihab, Tafsir(Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an), (Jakarta: Lentera Hati, 2002), vol. 14, hal. 80.
7 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: Toha Putra, 1989), hal.910.
9
Juga dalam surat Az- Zumar ayat : 98
قلى...
٩“Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui de-ngan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orangyang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (QS. Az-Zumar:9)9
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar
dilakukan oleh guru sebagai pendidik sedangkan belajar dilakukan oleh
peserta didik. Pembelajaran pada dasarnya rekayasa untuk membantu
peserta didik agar dapat tumbuh berkembang sesuai dengan arah
kematangannya.
b. Faktor yang mempengaruhi belajar
Menurut uraian Slameto, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
digolongkan menjadi dua: yaitu faktor intern dan faktor ekstern.10
1) Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang
belajar. Faktor intern meliputi: faktor jasmaniah (meliputi: faktor
kesehatan, dan cacat tubuh), faktor psikologis (meliputi: intelegensi,
perhatian, minat, bakat, motif dan kematangan) dan faktor kelelahan.
2) Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Yang termasuk
dalam faktor ini, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor
masyarakat. Faktor keluarga mencakup: cara orang tua mendidik,
relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan
ekonomi keluarga.11 Faktor sekolah mencakup: metode mengajar,
8 Ayat ini dalam tafsir Al- Misbah diterangkan mengenai pengetahuan yang dinilai membeda-kan antara orang yang mengetahui dan tidak mengetahui. pengetahuan yang dimaksud adalahpengetahuan yang bermanfaat, yang mampu menjadikan seseorang mengetahui hakekat sesuatukemudian mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam kehidupannya. Lihat M. Quraish Shihab,Tafsir (Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an), (Jakarta: Lentera Hati, 2002), vol. 14,hal. 197.
9 Departemen Agama RI, Op.Cit., hal. 747.10 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
1995), Cet, 3, hal. 54.11 Ibid., hal.60.
10
kurikulum, relasi guru dengan peserta didik, relasi antar peserta didik,
disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran,
keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.12 Faktor masya-
rakat meliputi kegiatan peserta didik dalam masyarakat, mass media
yang beredar dalam masyarakat, teman bergaul dan kehidupan
masyarakat, yang semuanya mempengaruhi belajar.13
2. Hasil Belajar
a. Pengertian hasil belajar
Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia
berubah dalam sikap dan perilaku setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Hal ini sebagai mana yang diuraikan Nana Sudjana bahwa
hasil belajar merupakan “kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta
didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.14
H. Abin Syamsuddin, dalam buku psikologi kependidikan mende-
finisikan prestasi atau hasil belajar peserta didik adalah:
1) daya atau kemampuan seseorang untuk berfikir dan berlatih ketika
mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu dan kegiatan pembelajaran
di sekolah;
2) prestasi belajar tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya (trans-
ferable) karena yang bersangkutan dengan kemampuan peserta didik
dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesa, dan evaluasi;
3) prestasi belajar peserta didik dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai
atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap
tugas peserta didik dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuh-
nya.15
12 Ibid., hal.64.13 Ibid., hal.70.14 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosda-
karya, 2009), cet. 14, hal. 22.15Abin. Syamsuddin, Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000),
Cet, 3, hal. 160.
11
b. Macam-macam hasil belajar.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas mengenai hasil belajar
dapat disimpulkan, bahwa hasil belajar mencakup tiga aspek, yaitu: ranah
kognitif, ranah afektif (sikap dan nilai), dan ranah psikomotorik.16
1) Ranah kognitif
Ranah kognitif membahas tujuan pembelajaran berkenaan
dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu
pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi.17
Pada tingkat pengetahuan (knowledge), peserta didik dituntut
untuk mampu mengingat (recall) berbagai informasi yang telah
diterima sebelumnya.18 Hasil belajar berupa pemahaman menuntut
peserta didik mampu menjelaskan dengan susunan kalimat sendiri
tentang sesuatu yang dibaca atau didengarnya. Aplikasi adalah
penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus bisa
disebut juga penerapan abstraksi (ide, petunjuk khusus, teori) dalam
situasi baru.19 Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi
unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hirarkinya atau susu-
nannya.
2) Ranah afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ada beberapa
jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Receiving/attending
(penerimaan) yakni semacam kepekaan, kesadaran dalam menerima
rangsang (stimulan) yang datang dari luar kepada peserta didik dalam
bentuk masalah, situasi dan gejala. Responding/jawaban yakni reaksi
yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari
16 Ibid., hal. 167.17 Nana Sudjana, Op.Cit., hal. 22.18 Mimin Haryati, Model dan Tekhnik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta:
GP Press, 2007), Cet.1, hal. 23.19 Nana Sudjana, Op.Cit., hal. 25
.
12
luar atau menjawab stimulan yang datang dari luar kepada dirinya.
Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai terhadap gejala atau
stimulan. Organisasi adalah pengembangan nilai kedalam satu sistem
organisasi. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai yakni keterpa-
duan semua sistem yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi
pola kepribadian dan tingkah lakunya.20 Tipe hasil belajar afektif
tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku seperti
perhatianya terhadap pelajaran, disiplin, kemauan bekerjasama
dengan orang lain, menghargai guru, menghargai pendapat orang lain,
dan motivasi belajar.
3) Ranah psikomotorik
Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar yang
pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot
dan kekuatan fisik.21 Menurut Sax, keterampilan psikomotor mempu-
nyai enam tingkatan yaitu gerakan refleks, gerakan dasar, kemampuan
perseptual, gerakan fisik, gerakan terampil, dan komunikasi non-
diskursif (komunikasi dengan menggunakan gerakan).22
Setiap mata ajar mengandung ketiga ranah tersebut, namun
penekanannya selalu berbeda. Mata ajar praktik lebih menekankan
pada ranah psikomotor, sedangkan mata ajar pemahaman konsep lebih
menekankan pada ranah kognitif. Namun kedua ranah tersebut
mengandung ranah afektif.23
c. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung secara kontinu.
Dari proses tersebut akan diperoleh sesuatu hasil yang disebut hasil
belajar. Berhasil atau tidaknya seseorang belajar disebabkan beberapa
faktor, yakni faktor dari dalam diri peserta didik (internal), dan faktor
yang datang dari luar diri peserta didik (eksternal). Pengenalan terhadap
20 Ibid., hlm. 30.21 Mimin Haryati, Op.Cit. hal. 22.22 Ibid., hal. 25.23 Ibid.
13
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting artinya dalam
rangka mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya. Secara umum,
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu:24
1) Faktor internal (faktor dari dalam peserta didik), yakni keadaan/
kondisi jasmani dan rohani peserta didik
2) Faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik), yakni kondisi
lingkungan di sekitar peserta didik
3) Faktor pendekatan dalam belajar (approach to learning), yakni jenis
upaya belajar peserta didik yang meliputi strategi dan metode yang
digunakan peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran
materi-materi pelajaran.
3. Tinjauan tentang Model Pembelajaran Kuantum (Quantum Teaching)
a. Pengertian model pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu kerangka konseptual yang melu-kiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengala-man belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsisebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajardalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.25
“Model pembelajaran memiliki dasar teoritis atau falsafah dibela-
kangnya meliputi langkah-langkah pengajaran tertentu yang dirancang
untuk mencapai hasil pendidikan yang diharapkan.”26
Pemilihan model pembelajaran mempunyai peranan yang sangat
penting dalam menyampaikan materi bahan ajar kepada peserta didik dan
mampu menciptakan komunikasi dua arah, sehingga suasana kelas
menjadi lebih aktif dalam mencapai tujuan pembelajaran.
24 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Rosda-karya, 2006), cet. 12, hal. 132.
25 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Ku-rikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hal. 53.
26 Richard I. Arends, Learning To Teach Belajar untuk Mengajar, (Yogyakarta: PustakaPelajar, 2008), hal. 25.
14
b. Pengertian model pembelajaran kuantum (Quantum Teaching)
Model pembelajaran kuantum (quantum teaching) dirumuskan oleh
Bobbi DePorter. Oleh De Porter istilah kuantum didefinisikan sebagai
interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Adapun quantum
teaching dimaknai dengan “mengorkestrasi bermacam-macam interaksi
yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar”.27 Dengan kata lain,
interaksi serta proses pembelajaran yang tercipta akan berpengaruh besar
sekali terhadap efektivitas dan antusiasme belajar pada peserta didik
sehingga akan berubah menjadi cahaya (pengetahuan) yang akan
bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain.
Menciptakan kondisi interaktif dalam pembelajaran ini, dengan
memposisikan peserta didik sebagai pelajar aktif, di mana peserta didik
mengusahakan proses belajarnya sendiri. Pembelajaran yang terjadi tidak
lagi menginformasikan informasi kepada peserta didik tetapi memberikan
kondisi agar peserta didik mengusahakan terjadi belajar dalam dirinya.
Proses pembelajaran dalam pembelajaran kuantum (quantum
teaching) dirancang untuk membangun ikatan emosional antar peserta
didik dan antara peserta didik dengan guru. Hal ini dilakukan dengan
menciptakan kesenangan belajar, menjalin hubungan, dan menyingkirkan
segala ancaman dari suasana belajar.
Memperhatikan emosi siswa dalam belajar dapat membantu
mempercepat pembelajaran, membuat pembelajaran lebih berarti dan
permanen. Dari beberapa penelitian menyebutkan, diantaranya penelitian
dari psikolog kognitif, Dr. Goleman dalam Bobbi De Porter, bahwa kerja
saraf otak tidak optimal dalam merekatkan pelajaran dalam ingatan tanpa
keterlibatan emosi. Sehingga berdampak kemampuan belajar siswa
berkurang.28 Hal serupa juga diungkapkan oleh Howard Garner, sese-
27 Bobbi De Porter, Mark Reardon, Sarah Singer-Nourie, Quantum Teaching MempraktikkanQuantum Learning di Ruang-Ruang Kelas diterjemahkan oleh Ary Nilandari dari Quantum Teaching:Orchestrating Student Success, (Bandung: Kaifa, 2003), Ed. 1, Cet. 13, hal. 5.
28 Ibid.,hal. 22
15
orang belajar dengan segenap kemampuan dan senang terlibat dalam
proses belajar jika menyukai hal yang dipelajari.
Dr. Joseph le Doux, juga menuturkan bahwa pusat emosi otak
berada di amigdala. Kesimpulan dari hasil penelitiannya adalah amigdala
yang dirangsang kuat melalui rangsangan emosional akan berpotensi
bekerja secara kuat dalam menyimpan memori. Dari beberapa penelitian
tersebut, dapat disimpulkan, keadaan yang menyenangkan dalam
pembelajaran membuat peserta didik tidak merasa terbebani dalam
menerima pelajaran dan memperoleh pengetahuan dengan lebih mudah
dan bermakna serta akan meningkatkan minat dan penyimpanan memori,
sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar.
Sejalan dengan hal di atas, proses pembelajaran yang menyenang-
kan dan memberikan kemudahan dalam pendidikan sangat dianjurkan
oleh Nabi. Sebagaimana hadits Nabi:
منبعثلمعليهصلى: . موسىعن٢٩". : "بعض
“Dari Abu Musa r.a., berkata: apabila rasulullah saw. Mengangkatsalah seorang sahabatnya memegang suatu jabatan, beliau bersabda:“berilah mereka kabar gembira agar mereka tidak menjauhkan diri,mudahkan-lah segala urusan mereka dan jangan dipersulit.”
Kegembiraan dalam pembelajaran dapat diciptakan melalui antara
lain: afirmasi (penguatan atau penegasan), pengakuan dan perayaan.
c. Asas model pembelajaran kuantum (Quantum Teaching)
Asas utama pembelajaran kuantum bersandar pada konsep, yaitu
“bawalah dunia peserta didik ke dunia guru, dan antarkan dunia guru ke
dunia peserta didik”.30 Dalam kegiatan belajar mengajar, hal ini
diwujudkan pada permulaan pembelajaran, yaitu dengan cara membuat
keterkaitan antara materi yang akan diajarkan guru dengan peristiwa,
pikiran atau perasaan yang pernah diperoleh peserta didik. Hal ini
29 Imam Abi Al-Husain Muslim din Al-Hujjaj Al-Qusyairi An-Nisaburi, Shahih Muslim,(Libanon: Dar Al-Kutub Al-‘Ilmiyyah, tth), hal. 36
30 Ibid., hal. 7.
16
dilakukan untuk menciptakan jembatan antara peserta didik dan guru.
kemudian setelah kaitan terbentuk, guru membantu peserta didik
memperoleh pemahaman terhadap materi tersebut dengan memberi-
tahukan apa manfaat dari materi yang akan dipelajari.
d. Prinsip model pembelajaran kuantum (Quantum Teaching)
Model pembelajaran kuantum (quantum teaching) memiliki lima
prinsip, yaitu:
1) Segalanya berbicara: lingkungan kelas, bahasa tubuh, dan bahan
pelajaran semuanya menyampaikan pesan tentang belajar.
Dalam hal ini, guru dituntut untuk mampu mendesain segala aspek
yang ada di lingkungan kelas maupun sekolah sebagai sumber belajar
bagi peserta didik.
2) Segalanya bertujuan: setiap kegiatan belajar harus jelas tujuannya.
Tujuan pembelajaran yang dirumuskan harus dijelaskan pada peserta
didik. Hal ini dilakukan agar peserta didik tertarik dan bergairah untuk
belajar.
3) Pengalaman sebelum konsep: peserta didik terlebih dahulu mengalami
informasi yang akan dipelajari sebelum memperoleh nama untuk apa
yang akan dipelajari. Hal ini untuk menggerakkan rasa ingin tahu dan
peserta didik untuk belajar sebaik-baiknya.
4) Akui setiap usaha: menghargai usaha peserta didik sekecil apa pun
baik yang sudah tepat maupun yang belum tepat. Penghargaan atas
usaha yang telah dilakukan peserta didik dapat menumbuhkan dan
memelihara semangat belajar.
5) Jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan: perayaan dapat
memberi umpan balik mengenai kemajuan dan dapat meningkatkan
asosiasi positif dalam belajar.31
e. Kerangka rancangan pembelajaran kuantum (Quantum Teaching)
Kerangka rancangan pembelajaran kuantum dalam pelaksanaan
pembelajaran mempunyai lima komponen, dikenal dengan akronim,
31 Boby De Porter. Op.Cit., hal.7-8.
17
TANDUR, yang merupakan kepanjangan dari: tumbuhkan, alami, namai,
demonstrasikan, ulangi, dan rayakan.32 Unsur-unsur ini membentuk basis
struktural keseluruhan yang melandasi pembelajaran kuantum.
Penerapan unsur-unsur TANDUR dalam proses belajar mengajar
adalah:
1) Tumbuhkan: ini mengandung makna bahwa pada awal kegiatan
pembelajaran, pengajar berusaha menumbuhkan atau mengembang-
kan minat peserta didik untuk belajar dengan memberitahu manfaat
materi yang akan dipelajari bagi diri dan kehidupannya. Karena minat
yang ditumbuhkan sangat penting agar siswa belajar dengan sebaik-
baiknya.
2) Alami: mengandung makna bahwa proses pembelajaran akan lebih
bermakna jika peserta didik mengalami secara langsung atau nyata
materi yang akan dipelajari. Pengalaman langsung akan membangun
keingintahuan peserta didik, meningkatkan dan memudahkan pema-
haman peserta didik terhadap materi yang akan dipelajari serta
pembelajaran menjadi lebih bermakna. Pengalaman akan merangsang
otak untuk bertanya mengapa dan bagaimana tentang suatu hal yang
diperoleh dari pengalaman belajarnya.
Strategi yang digunakan untuk peserta didik dapat berupa jembatan
keledai, permainan, dan simulasi.33
3) Namai: penamaan adalah saat setelah peserta didik melakukan
pengalaman belajar. Penamaan merupakan saat untuk mengajarkan
konsep, keterampilan berfikir, dan strategi belajar.34 Strategi yang
dapat digunakan adalah dengan menggunakan susunan gambar,
warna, alat bantu, kertas tulis, poster dinding, jembatan keledai dan
metafora.35
32 Ibid., hal. 88.33 Ibid., hal. 90.34 Ibid., hal. 91.35 Ibid.
18
4) Demonstrasikan: demonstrasi memberi peluang bagi peserta didik
menerjemahkan, berlatih dan menerapkan pengetahuan mereka ke
dalam pembelajaran yang lain dan dalam kehidupannya.36
5) Ulangi: pengulangan akan memperkuat koneksi saraf dan menum-
buhkan rasa tahu serta membuat pengetahuan melekat dalam ingatan
peserta didik.
6) Rayakan: mengandung makna pemberian umpan balik positif pada
peserta didik atas keberhasilannya, baik berupa pujian, pemberian
hadiah atau yang lainnya. Perayaan dapat memperkuat proses
pembelajaran berikutnya.37 Perayaan memberikan arti penghormatan
atas usaha, ketekunan, dan kesuksesan yang telah dilakukan.
Perayaan dalam pembelajaran ini dapat berupa tepuk tangan, pujian,
bernyanyi bersama, pesta kelas dan sebagainya.
Dari paparan diatas mengenai kerangka pembelajaran kuantum
(quantum teaching), menggambarkan pembelajaran yang menyediakan
dan memberi kesempatan pada peserta didik untuk mengembangkan otak
kiri maupun otak kanan. Peserta didik tidak hanya tahu tentang sesuatu,
tetapi juga dapat bertanya tentang sesuatu, dan dapat memperagakan
sesuatu. Kerangka TANDUR melatih otak peserta didik untuk berpikir
dengan cara melatih otak untuk mencari jawaban tentang bagaimana dan
mengapa.
4. Tinjauan tentang Materi Sistem Saraf pada Manusia
Berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dalam
silabus SMP/MTs, disebutkan bahwa materi sistem saraf pada manusia
berada pada standar kompetensi memahami berbagai sistem dalam kehidupan
manusia. Dan Kompetensi Dasar dari sistem saraf pada manusia adalah
mendeskripsikan sistem koordinasi dan alat indra pada manusia serta
hubungannya dengan kesehatan.
36 Ibid., hal.92.37 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Ed. 1, Cet. 3, hal. 166.
19
Sistem saraf merupakan salah satu sistem yang mengontrol fungsi-
fungsi tubuh kita selain sistem hormon. Dalam kapasitasnya sebagai sistem
kontrol, sistem saraf akan menerima masukan dari lingkungan eksternal
maupun lingkungan internal mengenai keadaan tubuh kita, kemudian
berdasar informasi yang masuk, sistem saraf akan menentukan tindakan yang
tepat untuk menjaga fungsi tubuh yang normal.38
Sistem saraf yang terdapat pada tubuh manusia terdiri atas unit-unit
terkecil yang disebut neuron (sel saraf). Neuron adalah “unit fungsional
sistem saraf yang dikhususkan untuk menghantarkan dan mengirimkan sinyal
dalam tubuh dari satu lokasi ke lokasi yang lain”.39 Di dalam otak manusia
neuron berjumlah sekitar 100 miliar.40 Transmisi impuls saraf berjalan
secepat 150 m/s.41
a. Morfologi sel saraf (neuron)
Setiap neuron terdiri atas tiga bagian yaitu badan sel, dendrit, dan
akson.42 Ukuran neuron sekitar 4-10 mikron.43
1) Badan sel merupakan bagian dari neuron yang relatif besar dan
mengandung inti sel (nukleus) yang dikelilingi sitoplasma. Badan sel
terletak di dalam substansia kelabu dari sistem saraf pusat atau di
dalam ganglion dari sistem saraf tepi.
2) Dendrit adalah penonjolan/percabangan badan sel yang membawa
impuls ke badan sel.
3) Akson adalah penonjolan yang membawa impuls dari badan sel.
Akson disebut juga dengan neurit. Di dalam neurit terdapat benang-
benang halus yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh
selaput halus yang disebut mielin yang berfungsi untuk mempercepat
jalannya rangsang. Selubung mielin dibentuk oleh sel pendukung,
38 Soewolo, dkk, Fisiologi Manusia, (Malang, UNM, t.t.), hal.59.39 Neil A. Campbell, Biologi, Jilid 3, (Jakarta: Erlanggga, ), ed. 5, hal. 20140 Ibid., hal.21841 Ibid42 Ibid.43http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.enchantedlearning.com/subjects/anatomy/brain/Neuron.shtml. Jumat. 25 desember 2010
20
yang pada saraf tepi disebut dengan sel schwann. Dan celah diantara
sel schwann yang berurutan disebut nodus Ranvier.44
Gambar 2.1. Struktur sel saraf (neuron).45
b. Klasifikasi sel saraf berdasarkan fungsi
Berdasar fungsinya, sel saraf dibedakan menjadi:
1) saraf sensorik (neuron sensoris): berfungsi untuk mengkomunikasi-an
informasi mengenai lingkungan eksternal dan internal dari reseptor
sensoris ke sistem saraf pusat.
2) Sel saraf penghubung (interneuron): berfungsi mengintegrasikan
input sensoris dan output motoris. Sebagian besar neuron sensoris
bersinapsis dengan interneuron.
3) Sel saraf motorik (neuron motoris): berfungsi mengirimkan impuls
(output motoris) dari sistem saraf pusat ke sel efektor.46
c. Hubungan antara neuron satu dengan neuron yang lainnya
Hubungan antara neuron satu dengan neuron lainnya disebut dengan
sinaps.47 Sinapsis ditemukan antara dua neuron, antara reseptor sensoris
dan neuron sensoris, antara neuron motoris dan sel otot yang
dikontrolnya, dan antara neuron dengan sel kelenjar. Pada setiap sinaps
terdapat sebuah celah sempit yang disebut dengan celah sinaps. Pada
44 Ibid.45 http://muhammadirfani.files.wordpress.com, Minggu, 01 Agustus 2010. 17.0546 Neil A. Campbell. Op.Cit., hal.20247 Arthur C. Guyton, Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit, diterjemahkan oleh Petrus
Andrianto dari Human Physiology and Mechanism of Disease, (Jakarta: EGC, 1996 ), Cet.5, hal. 405.
21
celah sinaps inilah impuls dihantarkan dalam bentuk sinyal kimiawi yang
disebut neurotransmitter.48
d. Terjadinya Gerak Biasa dan Gerak Refleks
Pesan atau rangsang yang dibawa oleh neuron disebut dengan
impuls. Impuls akan berjalan di sepanjang neuron (sel saraf) dalam satu
arah. Hal ini terjadi karena keberadaan sinaps.49
Gerakan yang dilakukan dibawah kesadaran disebut dengan gerak
biasa atau gerak sadar. Adapun gerakan yang dilakukan tanpa disadari
dan terjadi otomatis disebut dengan gerak refleks.50
Impuls pada gerakan biasa melalui perjalanan yang berbeda dengan
gerak refleks. Pada gerak biasa impuls yang diterima oleh reseptor
berjalan ke neuron sensoris, selanjutnya menuju interneuron (neuron
perantara) dalam sumsum tulang belakang (medulla spinalis) lalu ke otak.
Di otak impuls diolah, kemudian dikirim ke efektor (bagian tubuh yang
melaksanakan aksi atas adanya impuls) melalui neuron motoris, dan
terjadilah gerak yang disadari.
Mekanisme gerak refleks atau yang disebut juga gerak tidak
disadari adalah impuls yang diterima efektor (bagian tubuh yang
terkena rangsang) dikirim menuju interneuron (saraf penghubung) di
sumsum tulang belakang (medulla spinalis) oleh neuron sensoris lalu
dialirkan ke neuron motoris dan timbul gerakan.
Jalur refleks : impuls → neuron sensorik → interneuron (medulla
spinalis) → neuron motorik → respon.
Jalur gerak biasa : impuls → neuron sensorik→ interneuron (otak)
→ neuron motorik → respon.
e. Susunan sistem saraf
Sistem saraf tersusun atas sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
48 Neil A. Campbell, Op.Cit., hal.211.49 Ibid., hal.212.50 Ibid., hal. 202.
22
1) Susunan Saraf Pusat
Susunan saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang
belakang. Otak terdiri dari otak besar (serebrum), otak kecil
(serebelum) dan batang otak.
a) Otak Besar (serebrum)
Serebrum merupakan bagian terluas dari otak manusia, yang
terdiri dari belahan otak kanan dan belahan otak kiri.
Permukaannya berlipat-lipat. Belahan kanan berfungsi meng-atur,
mengendalikan, atau melayani fungsi tubuh sebelah kiri,
sedangkan otak belahan kiri mengatur, mengendalikan dan me-
layani anggota tubuh bagian kanan. Otak besar merupkan pusat
pengendalian kegiatan tubuh seperti sentuhan, berpikir, berbica-ra,
melihat, bergerak, mengingat, dan mendengar.
Otak besar mempunyai dua lapisan, yaitu:
(1) Lapisan korteks (korteks serebral), merupakan lapisan luar
yang tipis dan berwarna abu-abu. Substansia kelabu ini
terutama tersusun atas badan-badan sel dan dendrit.
(2) Lapisan dalam, merupakan lapisan di bagian dalam, tebal dan
berwarna putih. Warna putih disebabkan oleh adanya
lemak/lipid yang menyusun mielin pada akson.51
b) Otak kecil (serebelum)
Otak kecil (serebelum) berperan penting dalam keseim-
bangan, perencanaan dan pelaksanaan gerakan yang disadari. Otak
kecil juga berhubungan dengan aktivitas motorik.52
c) Batang otak
Batang otak terdiri atas medulla oblongata, pons, dan otak
tengah (midbrain). Batang otak adalah suatu rantai penyambung
antara otak dan sumsum tulang belakang (medulla spinalis).
51 Soewolo, dkk, Op.Cit., hal. 70.52 Ibid., hal. 78.
23
Batang otak berfungsi untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan
yang tidak disadari, misalnya denyut jantung dan pernapasan.53
d) Sumsum tulang belakang
Sumsum tulang belakang berada di dalam saluran tulang
belakang (kanalis vertebralis), dan berhubungan dengan saraf-
saraf spinal. Sumsum tulang belakang merupakan jaringan saraf
berbentuk silinder lunak, panjangnya ± 45 cm dengan diameter
kira-kira 2 cm. Saraf spinal berpasang-pasang muncul dari
sumsum tulang belakang. 54
Sumsum tulang belakang berfungsi untuk:
(1) melayani hubungan informasi antara otak dan tubuh,
(2) mengintegrasikan aktifitas refleks antara input aferen dan
output eferen tanpa melibatkan otak.55
2) Susunan Saraf Tepi
Susunan saraf tepi terdiri dari: saraf sadar (saraf somatik) dan
saraf tak sadar (saraf autonom)
a) Sistem saraf somatik (saraf sadar)
Saraf ini berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang disadari.
Sistem saraf sadar terdiri dari:
(1) 12 pasang saraf otak (saraf cranial). Kedua belas pasang saraf
cranial tersebut adalah: saraf olfaktori, saraf optik, saraf
okulomotor, saraf troklear, saraf trigeminal, saraf abdusen,
saraf fasial, saraf vestibulokoklear, saraf gloso-feringeal, saraf
vagus, saraf asesori, dan saraf hipoglosal.56
(2) 31 pasang saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal)
Saraf spinal berpasang-pasang muncul dari sumsum tulang
belakang melalui permukaan lateral batas antara 2 tulang
vertebra yang berdekatan, merupakan lengkung seperti sayap.
53 Ibid., hal. 80.54 Ibid., hal. 83.55 Ibid., hal. 87.56 Ibid., hal. 81.
24
Saraf spinal diberi nama menurut daerah vertebra dimana dia
muncul, yaitu: 8 pasang saraf servikalis, 12 pasang saraf
torakalis, 5 pasang saraf lumbalis, 5 pasang saraf sakralis, dan
1 pasang saraf koksigeal.57
b) Sistem saraf autonom
Sistem saraf autonom meregulasi aktivitas organ visceral diluar
kesadaran, seperti sirkulasi, pencernaan, berkeringat, refleks pupil,
dan sebagainya. Oleh karena itu, sistem saraf autonom ditetapkan
sebagai sistem saraf tidak sadar. Susunan saraf autonom terdiri
atas 2 kelompok, yaitu sistem saraf simpatetik dan sistem saraf
parasimpatetik. Kerja kedua sistem saraf ini saling berlawanan.58
(1) Saraf simpatetik
Saraf simpatetik berasal dari wilayah tengah (toraks dan
lumbar) sumsum tulang belakang. Kontrol simpatetik memiliki
fungsi melebarkan pupil mata, menghambat sekresi kelenjar
ludah, merelaksasikan bronki di paru-paru, mempercepat de-
nyut jantung, menghambat aktifitas lambung dan usus, meng-
hambat aktifitas pankreas, merangsang pelepasan glukosa dari
hati, menghambat kantung empedu, merangsang medulla
adrenal, menghambat pengosongan kantung kemih, dan me-
ningkatkan ejakulasi dan kontraksi vagina.
(2) Saraf parasimpatetik
Saraf parasimpatetik merupakan sistem saraf otonom yang
berasal dari otak bagian bawah dan wilayah sakral sumsum
tulang belakang. Kontrol parasimpatetik memiliki fungsi
menyempitkan pupil mata, merangsang kelenjar ludah, mem-
perlambat denyut jantung, menyempitkan bronki paru-paru,
merangsang aktifitas lambung dan usus, merangsang aktifitas
57 Ibid., hal. 83.58 Ibid., hal. 91.
25
pankreas, merangsang kantung empedu, meningkatkan pengo-
songan kantung kemih, dan meningkatkan ereksi genitalia.59
f. Fungsi sistem saraf
Secara umum sistem saraf mempunyai fungsi sebagai berikut:
1) input sensoris: penghantaran atau konduksi sinyal dari reseptor
sensoris ke pusat integrasi.
2) integrasi adalah proses penerjemahan informasi yang berasal dari
stimulasi reseptor sensoris oleh lingkungan kemudian dihubungkan
dengan respon tubuh yang sesuai.
3) output motoris adalah penghantaran sinyal dari pusat integrasi ke
sel-sel efektor.60
g. Kelainan pada sistem saraf
Beberapa penyakit karena gangguan sistem saraf akan berakibat
pada pola gerak maupun memori seseorang. Gangguan tersebut dapat
diakibatkan oleh ketuaan, bakteri, virus, atau karena kecelakaan.
1) Penyakit Alzheimer, merupakan gangguan fungsi otak yang ditandai
oleh kehilangan memori, pengenalan kepribadian, dan kekuatan
mental.
2) Amnesia, merupakan penyakit gangguan otak dimana penderita
kehilangan memori dan diikuti ketidakmampuan membentuk
memori baru. Amnesia dapat bersifat sementara maupun permanen.
Penyebabnya bervariasi, seperti kerusakan otak karena kecelakaan,
stroke, ensefalitis, defisiensi vitamin B12, kanker otak, atau suplai
darah yang kurang ke daerah memori.
3) Ataksia, merupakan gangguan sistem saraf yang ditandai oleh
gangguan koordinasi gerak otak, seperti gerakan tubuh yang tidak
teratur dan tidak akurat. Ataksia dapat bersifat sementara maupun
permanen. Minuman keras dapat menyebabkan serangan ataksia
59 Neil A. Campbell, Op. Cit., hal. 220.60 Ibid., hal. 201.
26
sementara, sedangkan ataksia permanen dapat disebabkan oleh
kerusakan otak, kordaspinalis atau saraf spinal.61
4) Meningitis adalah nama umum dari radang meninges (lapisan yang
menutup otak dan urat syaraf tulang belakang) dan cerebrospinal
fluid (cairan yang beredar di ruang-ruang antara otak dan urat saraf
tulang belakang). Penyebabanya adalah masuknya mikroorganisme
ke dalam aliran darah di cerebrospinal fluid.62
5. Kajian sistem saraf pada manusia dalam Al-Qur’an.
Sistem saraf dalam tubuh sebagai sistem kontrol seluruh fungsi yang
berada di dalam tubuh manusia. Seperti mengontrol fungsi pendengaran,
penglihatan, pembicaraan, makan, minum, bernafas, berfikir, cemas, dan lain
sebagainya.
Sebagai sebuah sistem ia terdiri dari beberapa organ yang bekerjasama
yaitu otak, sumsum tulang belakang, dan saraf tepi yaitu saraf yang menjulur
keluar dari keduanya. Dengan bagian unit terkecilnya yaitu neuron.
Otak secara anatomis menempati bagian tubuh tertinggi yaitu di kepala.
Selain letak anatomi, secara fisiologis ia merupakan pusat pemegang fungsi
pengatur tertinggi kerja tubuh, disebut juga sebagai konseptor kerja tubuh.
Melalui informasi yang diperoleh dari internal maupun eksternal melalui
organ sensorik, diolah dalam otak dan diambil keputusan kemudian
disalurkan ke organ motorik untuk dilakukan tindakan atau respon.
Di dalam otak, tepatnya pada otak besar inilah terjadi proses berfikir
dan pengambilan keputusan yang menentukan kepribadian manusia. Isyarat
ilmiah mengenai fungsi otak besar ini dalam Al-qur’an disebutkan dengan
kata nashiyah (ubun-ubun)63. yaitu dalam surat Al-Alaq: 15-16.64
61 Soewolo, dkk, Op.Cit., hal. 96.62 http://sudarmanto.multiply.com/journal. 22 juli 2010.12:4963 Taufik Pasiak, Revolusi IQ/EQ/SQ: Menyingkap Rahasia Kecerdasan Berdasarkan Al-
Qur’an dan Neurosains Mutakhir, (Bandung: Mizan, 2008), hal. 30864 Departemen Agama RI, Op.Cit., hal.1080.
27
“(15) ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian)niscaya Kami tarik ubun-ubunnya. (16) (yaitu) ubun-ubun orangyang mendustakan lagi durhaka.” (QS. Al-‘Alaq: 15-16)
Pada ayat tersebut, kata ubun-ubun disifatkan dengan pendusta dan
pendurhaka. Oleh para ilmuwan muslim dalam studi ilmiah modern paruh
abad ke-20, menemukan bahwa ayat tersebut mengisyaratkan peran atau
fungsi bagian yang berada di belakang sebelah dalam ubun-ubun. Yaitu otak
besar (serebrum), lebih tepatnya daerah lobus frontalis otak.65 Bagian ini
bertanggung jawab atas pengambilan keputusan, membedakan baik buruk,
berpikir, mengingat, konsentrasi dan mengontrol perasaan manusia.
Dengan mempelajari sistem saraf tubuh semoga akan membawa pada
pengetahuan tentang diri. Pengetahuan tentang diri akan membawa kepada
ketakjuban ciptaan Tuhan dan akhirnya menjadi perantara pengetahuan
tentang Tuhan sehingga bertambahnya iman.
B. Penerapan Model Pembelajaran Kuantum (Quantum Teaching) pada Materi
Sistem Saraf pada Manusia.
Penerapan pembelajaran kuantum pada materi sistem saraf pada manusia
dapat ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Sebelum materi sistem saraf diberikan kepada peserta didik, pendidik
menyampaikan tujuan dan manfaat materi yang akan dipelajari bagi peserta
didik.
2. Guru memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik. Diantaranya
berupa diskusi, membaca referensi, membuat resume, serta melakukan
kegiatan praktikum.
3. Guru memberi bimbingan dan pengarahan kepada peserta didik untuk terlibat
dalam kegiatan pembelajaran.
65 Akhsin Sakho Muhammad, Ensiklopedi Kemukjizatan Ilmiah dan Al-Qur’an dan Sunnah,(Jakarta: PT Kharisma Ilmu, 2009), hal.82.
28
4. Setelah peserta didik mengalami sendiri kegiatan pembelajaran, guru
mengajarkan konsep.
5. Guru mempersilahkan peserta didik untuk menyampaian pengetahuan yang
didapat yaitu dengan mempresentasikan pemahaman terhadap isi materi.
6. Peserta didik diberikan kesempatan menyampaikan pertanyaan, juga me-
nyampaikan gagasan.
7. Peserta didik yang lain diberi kesempatan untuk memberikan tanggapan
terhadap jawaban tersebut.
8. Guru memberikan pujian bagi peserta didik yang bertanya, menyampaikan
gagasan, dan menjawab pertanyaan.
9. Guru meluruskan jawaban peserta didik yang kurang tepat.
10. Guru mempertegas dan memperkuat konsep dengan mengadakan pengulang-
an atau review.
11. Guru dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan kembali materi
tentangsistem saraf.
12. Guru bersama peserta didik melakukan perayaan atas pengetahuan yang
diperoleh dengan ucapan alhamdulillah dan tepuk tangan yang keras.
13. Guru menutup pelajaran.
C. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan penelusuran pustaka berupa buku, hasil
penelitian, karya ilmiah ataupun sumber lain yang dijadikan penulis sebagai
rujukan atau perbandingan terhadap penelitian yang penulis laksanakan.
Quantum Teaching (mempraktikkan Quantum Learning di ruang-ruang
kelas. Buku ini merupakan terjemahan dari Quantum Teaching: Orchestrating
Student Succes yang ditulis oleh Bobbie De Porter, Mark Reardon, dan Sarah
Singer-Nourie. Di dalamnya dikemukakan tentang strategi pembelajaran
kuantum (quantum teaching) serta hasil penelitian mereka bahwa strategi tersebut
68% mampu meningkatkan motivasi belajar, 73% meningkatkan skor atau nilai,
29
81% meningkatkan rasa percaya diri, 84% meningkatkan harga diri, dan 98%
melanjutkan penggunaan keterampilan.66
Skripsi dari Andrian Nur Cahyono, NIM : 1124000021, jurusan Kuri-
kulum dan Teknologi Pendidikan pada fakultas ilmu pendidikan Universitas
Negeri Semarang tahun 2005 yang berjudul “Meningkatkan Prestasi Belajar
Melalui Pembelajaran Quantum Teaching Bidang Studi IPA Kelas III Di SD
Negeri Gunungsari 01 Kecamatan Batangan Kabupaten Pati.” Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar
peserta didik sebelum perlakukan adalah 6,1. Setelah dilakukan pembelajaran
dengan menggunakan metode Quantum Teaching pada siklus I hasil belajar
peserta didik meningkat menjadi 6,6, pada siklus II hasil belajar peserta didik
meningkat menjadi menjadi 7,3 dan siklus III hasil belajar peserta didik
meningkat menjadi 7,9. Secara keseluruhan dengan penggunaan metode
Quantum Teaching tersebut mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik
sebesar 7,3. Hasil pengujian hipotesis dengan uji t diperoleh thitung = 6,935 > ttabel
1,77. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa metode pembelajaran Quantum
Teaching dapat meningkatkan prestasi mata pelajaran IPA peserta didik kelas III
SD Negeri Gunungsari 01, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati. 67
Skripsi dari Wahyu Wiratmoyo, NIM : 4314000009 jurusan Kimia
FMIPA Universitas Negeri Semarang tahun 2005 yang berjudul “Pengaruh
Keaktifan Peserta didik Pada Metode Pembelajaran Kuantum Terhadap Prestasi
Belajar Kimia Dasar I Kelas X Pokok Bahasan Kimia Koloid Di SMK Kimia
Industri Theresiana Semarang Tahun Ajaran 2004/2005”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada pengaruh keaktifan peserta didik dalam pembelajaran
kuantum terhadap prestasi belajar kimia pokok bahasan kimia koloid pada
peserta didik Kelas X SMK Kimia Industri Theresiana Semarang Tahun
Pelajaran 2004/2005, terbukti dari hasil analisis regresi diperoleh Fhitung = 458,43
> Ftabel (4,130) yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Besarnya pengaruh
66 Bobbi De Porter., Op.Cit., hal.467 http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASHbddf/e2298623.dir/doc.pdf..
Senin, 02 Agustus 2010. 09.15
30
keaktifan peserta didik pada pembelajaran kuantum terhadap prestasi belajar
mencapai 93,1%. Hasil uji perbedaan prestasi belajar antara kelompok
eksperimen dan kontrol diperoleh thitung = 7,608 > ttabel (1.67) yang berarti rata-
rata prestasi belajar prestasi belajar pada kelompok eksperimen sebesar 8,42 lebih
tinggi daripada kelompok kontrol sebesar 7,37. Perbedaan prestasi belajar ini
disebabkan karena pada pembelajaran lebih ditekan pada kerjasama, diskusi,
presentasi yang aktif sehingga berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta
didik.68
Dari kajian penelitian yang telah diteliti tersebut, belum ada yang
mengkaji penerapan model pembelajaran kuantum (quantum teaching) pada
pembelajaran biologi dan pada materi sistem saraf, sebagaimana yang peneliti
kaji dalam penelitian ini, dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran
Kuantum (quantum teaching) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi
Sistem Saraf pada manusia kelas IX MTs Negeri Brangsong Kendal.”
D. Kerangka Berfikir
Dalam pembelajaran biologi, salah satu hal yang harus diperhatikan oleh
guru dalam mengajarkan suatu materi pokok adalah pemilihan model
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan, karena melihat kondisi
peserta didik yang mempunyai karakteristik yang berbeda antara satu dengan
yang lainnya dalam menerima materi pelajaran yang disajikan guru di kelas, ada
peserta didik yang mempunyai daya serap cepat dan ada pula peserta didik yang
mempunyai daya tanggap yang lama.
Menyikapi kenyataan ini, penulis menilai perlu digunakan model
pembelajaran yang baru yaitu model pembelajaran kuantum (quantum teaching),
yaitu dengan menerapkan kerangka TANDUR dalam pembelajarannya. Model
tersebut mengkondisikan lingkungan yang menyenangkan, menggairahkan yang
senantiasa menumbuhkan dan memelihara motivasi belajar dimana peserta didik
mengalami dan mendapatkan sendiri pengetahuannya selama proses pembe-
68 http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH9e4e.dir/doc.pdf. Senin, 02Agustus 2010. 09.05
31
lajaran Menumbuhkan dan memelihara motivasi selama proses pembelajaran
dilakukan dengan cara memberitahukan bahwa materi tersebut merupakan
fenomena yang sering dialami, dan memberitahukan manfaat bagi diri dan
kehidupan peserta didik.
Pembelajaran kuantum (quantum teaching) mengkondisikan agar peserta
didik terlibat aktif dalam proses belajar yaitu dengan mengalami dan
mendapatkan pengetahuannya sendiri. Selain itu, peserta didik juga mendapat
pengakuan dalam belajar, hal ini karena dalam pembelajaran peserta didik
memperoleh kesempatan mengungkapkan pengetahuan yang telah diperoleh-nya
dan memberikan umpan balik berupa perayaan dan penghargaan atas prestasi
yang diperoleh selama proses pembelajaran. Dengan ini, model tersebut
memberikan situasi yang interaktif dan menyenangkan serta melibatkan kondisi
emosional peserta didik. Sehingga mereka akan lebih termotivasi dalam belajar
dan belajar menjadi suatu kebutuhan bukan suatu keharusan sehingga
menciptakan pembelajar seumur hidup (long life education), serta membantu
peserta didik untuk mendapatkan pemahaman dan kebermaknaan dalam belajar
yang akhirnya membawa dampak ketercapaian hasil belajar. Dengan ini, materi
sistem saraf yang rumit dan banyak, mampu dipelajari dan dipahami dengan
menyenangkan dan tidak membosankan Dengan demikian, untuk meningkatkan
hasil belajar peserta didik Kelas IX H MTsN Brangsong Kendal pada materi
sistem saraf pada manusia, guru perlu menerapkan model pembelajaran kuantum
(quantum teaching).
E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan merupakan “suatu dugaan tentang suatu hal yang akan
terjadi jika suatu tindakan dilakukan”.69
Hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah penerapan model pembe-
lajaran kuantum (quantum teaching) dapat meningkatkan hasil belajar peserta
69 Basrowi dan Suwandi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, (Bogor: Ghalia Indonesia,2008), hal. 90.
32
didik kelas IX MTs Negeri Brangsong Kendal. pada mata pelajaran IPA terpadu
khususnya pada IPA Biologi materi sistem saraf pada manusia.
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas IX H MTs Negeri
Brangsong Kendal dengan jumlah peserta didik 37 orang dengan komposisi 25
anak laki-laki dan 12 anak perempuan.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran
2010/2011 peserta didik kelas IX H MTs Negeri Brangsong Kendal. Penulis
akan menggunakan waktu penelitian selama 4 bulan yaitu minggu ketiga
bulan Juni 2010 s/d minggu ke empat bulan Oktober 2010. Waktu penelitian
ini terhitung mulai peneliti melakukan observasi dan meminta izin ke pihak
sekolah hingga selesainya proses penelitian tindakan kelas dan permohonan
surat pengesahan penelitian.
C. Kolaborator
Kolaborator dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan orang
yang bekerja sama dan terlibat dalam melaksanakan penelitian, serta menjadi
satu tim yang sama posisinya. Pada penelitian ini, yang menjadi kolaborator
adalah Ibu Arifah Darojatun, S.Pd, selaku guru mata pelajaran biologi kelas
IX H MTsN Brangsong Kendal.
D. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode yaitu:
1. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip nilai, buku, surat kabar, notulen,
34
rapat, agenda dan sebagainya.1 Metode ini digunakan untuk memperoleh
informasi tentang hasil belajar peserta didik dan menghimpun data yang
berkaitan dengan catatan-catatan, seperti data tentang visi dan misi
sekolah, jadwal pembelajaran biologi, daftar nama peserta didik yang
dijadikan subjek penelitian dan daftar nama kelas uji coba soal, keadaan
peserta didik dan guru di MTsN Brangsong Kendal serta pengambilan
gambar peserta didik saat pembelajaran menggunakan model pembe-
lajaran kuantum (quantum teaching).
2. Metode Wawancara
Wawancara adalah alat pengumpulan informasi dengan cara
mengajukan sejumlah pertanyaan lisan untuk dijawab secara lisan pula.2
Metode ini digunakan untuk memperoleh dan melengkapi data-data yang
belum diperoleh dari dokumentasi.
3. Metode Observasi
”Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian.”3
Dengan menggunakan metode ini, peneliti secara langsung dapat
mengetahui tentang gejala atau peristiwa yang diamati, seperti proses
belajar mengajar biologi menggunakan model pembelajaran kuantum
(quantum teaching), keadaan peserta didik, dan keadaan guru.
4. Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok..4
Metode ini digunakan untuk memperoleh hasil belajar peserta didik ranah
kognitif.
1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2006), Cet.13, edisi revisi VI, hal. 158.
2 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi, (Jakarta:PT. Bumi Aksara, 2006), hlm. 179.
3 Ibid, hal. 173.4 Suharsimi Arikunto, Op.Cit., hal. 150.
35
Perangkat tes yang telah disusun selanjutnya diujicobakan pada
peserta didik di luar sampel. Pada penelitian ini uji coba dilakukan pada
peserta didik kelas IX B, sebanyak 18 peserta didik dengan alasan bahwa
kelas ini telah mendapatkan materi sistem saraf pada manusia. Perangkat
tes yang diujicobakan 50 soal. Hasil uji coba dianalisis untuk mengetahui
apakah instrumen layak digunakan sebagai alat pengambilan data atau
tidak. Analisis perangkat tes ini meliputi validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran soal, dan daya pembeda soal.
a. Validitas Soal
Untuk mengetahui validitas butir soal digunakan rumus
korelasi point biserial, sebagai berikut:5
q
p
St
MtMprpbis
Keterangan:
rpbis : Koefisien korelasi biserial
Mp : Rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal
Mt : Rata-rata skor total
St : Standar deviasi skor total
p : Proporsi peserta didik yang menjawab benar pada setiap
butir soal
q : Proporsi peserta didik yang menjawab salah pada setiap
butir soal
Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi, berfungsi untuk men-
cari hubungan koefisien, dengan menggunakan uji t:6
21
2
r
nrt
Keterangan :
t : Harga signifikansi
5 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007),hal. 79.
6 Riduwan dan Sunarto, Pengantar Statistika untuk Penelitian: Pendidikan, Sosial,Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2009), cet. 2, hal. 81.
36
rpbi : Koefisien korelasi biserial
n : Banyaknya sampel.
Dengan taraf signifikan 5%, apabila dari hasil perhitungan
didapat rhitung ≥ rtabel maka dikatakan butir soal nomor itu telah
signifikan atau telah valid. Apabila rhitung < rtabel, maka dikatakan butir
soal tersebut tidak signifikan atau tidak valid. Hasil perhitungan
validitas butir soal, dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Hasil Perhitungan Validitas Butir SoalKriteria Nomor Soal Jumlah Prosentase
Valid 1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 11, 13, 14,
15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 24,
25, 27, 28, 29, 32, 33, 34, 35,
40, 43, 45, 49, 50.
31 62 %
Tidak Valid 3, 6, 10, 12, 21, 23, 26, 30,
31, 36, 37, 38, 39, 41, 42, 44,
46, 47, 48.
19 38 %
Perhitungan validitas butir soal selengkapnya dapat dilihat di
Lampiran 7 dan untuk contoh perhitungan validitas soal nomor 1 dapat
dilihat pada Lampiran 8.
b. Reliabilitas
Reliabilitas instrumen adalah ketepatan alat evaluasi dalam
mengukur. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan
tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.7 Untuk
menghitung reliabilitas tes menggunakan rumus K-R 2111 yaitu
sebagai berikut:8
211 11 tnS
MnM
n
nr
Keterangan:
7 Suharsimi Arikunto, Op.Cit, hal. 86.8 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Cet. 1, hal. 171.
37
n = Banyaknya butir soal
M = Rata-rata skor total
St = Varians total
Klasifikasi reliabilitas soal adalah:
11r ≤ 0, 20 : sangat rendah
0, 20< 11r ≤ 0, 40 : rendah
0, 40< 11r ≤ 0,60 : sedang
0, 60< 11r ≤ 0,70 : tinggi
0, 70< 11r ≤ 1 : sangat tinggi
Kriteria pengujian reliabilitas yaitu setelah didapatkan harga 11r
instrumen dikatakan reliabel apabila 11r > 0, 50.
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien reliabilitas butir soal
diperoleh r11 = 0.975 adalah kriteria pengujian tinggi maka
disimpulkan bahwa instrumen tersebut dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik. Perhitungan reliabilitas tes selengkapnya dapat dilihat di
lampiran 7 dan contoh perhitungan reliabilitas soal nomor 1 dapat
dilihat pada lampiran 9.
c. Tingkat kesukaran soal
Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal
disebut indeks kesukaran. Rumus yang digunakan untuk mengetahui
indeks kesukaran adalah:9
JS
BP
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya peserta didik menjawab soal dengan benar
JS = jumlah seluruh peserta didik peserta tes
Klasifikasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut:10
9 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hal. 207.
38
P = 0, 00 : butir soal terlalu sukar
0, 00< P≤ 0,30: butir soal sukar
0, 30< P≤ 0,70: butir soal sedang
0, 70< P≤ 1,00: butir soal mudah
P = 1 : butir soal terlalu mudah
Hasil perhitungan koefisien indeks kesukaran butir soal, dapat
dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Butir SoalKriteria Nomor Soal Jumlah Prosentase
Sukar 8, 9, 29, 43, 45. 5 10 %
Sedang 3, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 12, 13, 14,
18, 21, 23, 25, 26, 27, 30, 31,
32, 35, 36, 37, 38, 39, 41, 42,
44, 46, 47, 48, 50.
31 60%
Mudah 1, 2, 15, 16, 17, 19, 20, 22,
24, 28, 33, 34, 40, 49.
14 30%
Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal dapat dilihat pada
Lampiran 7 dan contoh perhitungan Indeks Kesukaran soal nomor 1
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 10.
d. Daya pembeda soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan untuk membedakan
peserta didik berkemampuan tinggi dengan peserta didik berkemam-
puan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda
disebut indeks diskriminasi. Dalam penelitian ini untuk mencari daya
pembeda dengan menggunakan metode split half, yaitu membagi
kelompok yang di tes menjadi dua bagian, kelompok pandai atau
kelompok atas dan kelompok kurang pandai atau kelompok bawah.
Rumus yang digunakan adalah:11
10 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Rosda Karya,2009 ), cet. 14, hal. 137.
11 Suharsimi Arikunto, Op.Cit., hal. 213.
39
BA BBD :
JA-
JB
Keterangan:
D= daya pembeda soal
BA = jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA = jumlah peserta kelompok atas
JB = jumlah peserta kelompok bawah
Klasifikasi indeks daya pembeda soal adalah sebagai berikut:12
D = 0, 00 – 0,20 : daya beda jelek
D = 0, 20 – 0,40 : daya beda cukup
D = 0, 40 – 0,70 : daya beda baik
D = 0, 70 – 1,00 : daya beda baik sekali
D = negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang
mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang.
Hasil perhitungan daya beda butir soal, dapat dilihat pada Tabel
3.3 sebagai berikut.
Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal
Kriteria Nomor Soal Jumlah Prosentase
Jelek Sekali 6 1 2%
Jelek 3, 12, 21, 30, 38, 39, 44 7 14%
Cukup
2, 5, 8, 10, 15, 17, 19, 23,
24, 26, 28, 29, 36, 40, 41,
42, 43, 45, 49
19 38%
Baik
1, 4, 7, 9, 11, 13, 14, 16,
18, 20, 22, 27, 31, 32, 33,
34, 35, 46, 48, 50
20 40%
Baik Sekali 25, 37, 47 3 6%
12 Ibid, hal. 218.
40
Perhitungan daya pembeda butir soal selengkapnya dapat
dilihat di lampiran 7 dan untuk perhitungan soal nomor 1 selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran 11.
E. Metode Penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah ”suatu
penelitian tindakan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran”.13 Penelitian
tindakan ini dilaksanakan selama dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.
Model penelitian tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
model spiral dari Kemmis dan Taggart yang terdiri dari beberapa siklus
tindakan. Dimana setiap siklus tersebut terdiri 4 tahapan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.14
Gambar. 3.1. Siklus penelitian tindakan kelas (PTK)
13 Basrowi dan Suwandi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, (Bogor: Ghalia Indonesia,2008), hal.28.
14 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008),hal. 74.
PerencanaanTindakan I
PerencanaanTindakan II
Refleksi II
PelaksanaanTindakan I
PelaksanaanTindakan II
Pengamatan/Pengumpulan Data I
Refleksi I
Pengamatan/Pengumpulan Data II
Dilanjutkanke siklus berikutnya
Apabila permasalahanbelum terselesaikan
Permasalahan baruhasil refleksi
Permasalahan
Siklus I
Siklus II
41
Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini terdiri atas
2 siklus, yaitu:
1. Siklus I
Siklus I ini terdiri atas:
a. Perencanaan
1) Mengidentifikasi masalah melalui wawancara dengan guru bidang
studi, kemudian merumuskan masalah dan menganalisis masalah.
2) peneliti bersama guru IPA Biologi kelas IX berkolaborasi
menentukan solusi pemecahan masalah dengan menerapkan model
pembelajaran kuantum (quantum teaching).
3) Peneliti melakukan koordinasi dengan guru mata pelajaran IPA
Terpadu mengenai waktu pelaksanaan dan materi pelajaran yang
akan diajarkan dalam penelitian.
4) Membuat perangkat pembelajaran, meliputi: pembuatan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja peserta didik, dan
media.
5) Menyiapkan sumber belajar seperti buku paket biologi SMP/MTs
kelas IX semester ganjil.
6) Menyusun pedoman keaktifan untuk peserta didik dan lembar
observasi guru selama proses pembelajaran.
7) Menyiapkan Lembar evaluasi peserta didik, kisi-kisi beserta kunci
jawabannya untuk siklus I.
8) Menyiapkan pendokumentasian selama proses penelitian berlang-
sung.
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Peneliti menjelaskan kepada guru biologi tentang model pembela-
jaran kuantum (quantum teaching) dan cara pembelajarannya pada
materi yang akan diajarkan yaitu sistem saraf pada manusia.
2) Guru dalam proses pembelajaran mengacu pada prinsip TANDUR
(tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, rayakan).
42
3) Guru memberikan apersepsi untuk mengantarkan peserta didik
memasuki materi yang akan dipelajari serta menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai pada materi sistem saraf pada
manusia. Ini adalah bagian dari kerangka pembelajaran kuantum,
yakni TANDUR yang pertama, yaitu tumbuhkan.
4) Guru membentuk kelompok-kelompok kecil dengan anggota 7-8
orang pada setiap kelompoknya. Pada siklus I pembentukan
kelompok berdasar memperhatikan heterogenitas peserta didik,
yaitu dari segi kemampuan peserta didik di bidang akademik.
5) Dengan menggunakan peta konsep guru membimbing peserta didik
mempelajari tentang sel saraf, gerak refleks dan gerak biasa dengan
sistem tanya jawab.
6) Guru meminta peserta didik secara berpasangan. Kemudian dengan
menggunakan analogi terhadap hal yang telah dikenal, peserta
didik mempelajari tentang bagian-bagian sel saraf beserta
fungsinya dengan berpedoman pada buku paket. Ini adalah bagian
dari kerangka pembelajaran kuantum, yakni TANDUR yang kedua
dan ketiga, yaitu alami dan namai.
7) Guru membagikan petunjuk kerja berupa pengalaman belajar
beserta sejumlah pertanyaan tentang sel saraf, gerak refleks, dan
gerak biasa.
8) Peserta didik secara berkelompok melaksanakan pengalaman
belajar tentang gerak reflek, kemudian mendiskusikan sejumlah
pertanyaan yang telah dibagikan. Ini adalah bagian dari kerangka
pembelajaran kuantum, yakni TANDUR yang kedua dan ke tiga,
yaitu alami dan namai.
9) Guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi. Ini adalah bagian dari kerangka
pembelajaran kuantum, yakni TANDUR yang ke empat, yaitu
demons-trasikan.
43
10) Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya dan
memberikan kesempatan kepada peserta didik yang lain untuk
menjelaskan jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan.
11) Guru memberikan penghargaan kepada peserta didik yang telah
bertanya dan menjawab pertanyaan. .
12) Guru bersama peserta didik mereview kembali materi dari awal
hingga selesai, untuk mempertegas konsep serta agar pengetahuan
yang diperoleh bertambah merekat di benak peserta didik. Ini
adalah bagian dari kerangka pembelajaran kuantum, yakni
TANDUR yang kelima, yaitu ulangi.
13) Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
14) Guru membagikan lembar evaluasi peserta didik, dan peserta didik
mengerjakannya
15) Di akhir pelajaran guru bersama peserta didik melakukan perayaan
atas bertambahnya pengetahuan yang diperoleh. Ini adalah bagian
dari kerangka pembelajaran kuantum, yakni TANDUR yang ke
enam, yaitu rayakan.
c. Pengamatan
1) Guru bekerja sama dengan peneliti melakukan pengamatan
terhadap kegiatan peserta didik dalam pembelajaran.
2) Melalui lembar observasi peserta didik, yang meliputi lembar
observasi keaktifan peserta didik, peneliti mengamati tingkah laku
peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
3) Guru secara partisipatif mengamati jalannya proses pembelajaran.
4) Melalui lembar observasi guru, peneliti mengamati kinerja guru
selama proses pembelajaran.
5) Peneliti melakukan pemotretan selama pembelajaran berlangsung.
Foto yang diambil berupa aktivitas-aktivitas yang dilakukan peser-
ta didik dalam kegiatan pembelajaran.
44
6) Peneliti melakukan diskusi dengan guru terkait kelemahan yang
terjadi sehingga tidak terulang di siklus berikutnya serta menemu-
kan solusi perbaikan.
d. Refleksi
1) Menganalisis hasil pengamatan yang meliputi hasil tes dan hasil
observasi untuk membuat kesimpulan sementara terhadap pembe-
lajaran yang terjadi pada siklus I.
2) Menganalisis dan mendiskusikan nilai hasil tes dan hasil observasi
pada pembelajaran siklus I untuk melakukan perbaikan pada pelak-
sanaan siklus II.
2. Siklus II
Siklus II ini terdiri atas:
a. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan adalah memperbaiki dan menyempurna-
kan pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I. Pada tahap ini
yang dilakukan peneliti antara lain:
1) Menyusun rencana pembelajaran yang berbeda dengan tindakan
pada siklus I.
2) Menyiapkan sumber belajar seperti buku paket biologi SMP/MTs
kelas IX semester ganjil.
3) Menyusun pedoman observasi keaktifan untuk peserta didik dan
lembar observasi guru selama proses pembelajaran.
4) Menyiapkan Lembar evaluasi peserta didik, kisi-kisi beserta kunci
jawabannya untuk siklus II.
5) Peneliti berkoordinasi dengan guru mata pelajaran IPA Terpadu
kelas 1X H mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilaksana-
kan pada siklus II.
6) Menyiapkan pendokumentasian selama proses penelitian berlang-
sung.
45
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Guru dalam proses pembelajaran mengacu pada kerangka pembe-
lajaran kuantum,yakni TANDUR (tumbuhkan, alami, namai,
demonstrasikan, rayakan).
2) Guru memberikan apersepsi untuk mengantarkan peserta didik
memasuki materi yang akan dipelajari serta menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai pada materi sistem saraf pada
manusia. Pada siklus II materi yang diajarkan adalah materi
kelanjutan dari siklus I, yaitu tentang pembagian sistem saraf dan
kelainan atau penyakit pada sistem saraf manusia. Ini adalah
bagian dari kerangka pembelajaran kuantum, yakni TANDUR
yang pertama, yaitu tumbuhkan.
3) Guru membentuk kelompok-kelompok kecil dengan anggota 7-8
orang pada setiap kelompoknya. Pada siklus II pembentukan
kelompok tetap memperhatikan heterogenitas peserta didik, yaitu
dari segi kemampuan peserta didik di bidang akademik.
4) Dengan menggunakan peta konsep dan carta, guru membimbing
peserta didik mempelajari tentang anatomi sistem saraf pusat,
sistem saraf tepi, fungsi sistem saraf dan kelainan sistem saraf pada
manusia. Ini adalah bagian dari kerangka pembelajaran kuantum,
yakni TANDUR yang ke dua dan ketiga, yaitu alami dan namai.
5) Guru menggunakan jembatan keledai untuk menjelaskan bagian-
bagian dari otak serta fungsinya, kemudian meminta peserta didik
untuk menirukanya. Ini adalah bagian dari kerangka pembelajaran
kuantum, yakni TANDUR yang ke dua dan ketiga, yaitu alami dan
namai.
6) Peserta didik melakukan diskusi kelompok tentang sistem saraf
pusat, saraf tepi serta kelainan pada sistem saraf dengan mengacu
pada buku paket dan menuliskan hal-hal yang belum dipahami dan
yang telah dipahami, untuk kemudian pertanyaan tersebut dikemu-
kakan di kelas. Ini adalah bagian dari kerangka pembelajaran
46
kuantum, yakni TANDUR yang ke dua dan ke tiga, yaitu alami dan
namai.
7) Guru memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok
untuk mempresentasikan hasil diskusi yang berisi materi yang
belum difahami dan materi yang telah difahami dari proses diskusi.
Ini adalah bagian dari kerangka pembelajaran kuantum, yakni
TANDUR yang ke empat, yaitu demonstrasi.
8) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menjelaskan materi yang telah difahami, sebelum guru menjelas-
kan isi materi secara keseluruhan. Ini bagian dari kerangka
pembelajaran kuantum, yakni TANDUR yang ke empat, yaitu
demonstrasi.
9) Guru bersama peserta didik mereview materi dari awal hingga
selesai, agar pengetahuan yang diperoleh bertambah merekat di
benak peserta didik. Ini bagian dari kerangka pembelajaran
kuantum, yakni TANDUR yang kelima, yaitu ulangi.
10) Selama proses pembelajaran guru senantiasa memberikan afirmasi
(penguatan) sebagai wujud penghargaan terhadap usaha belajar
peserta didik.
11) Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipe-
lajari.
12) Guru membagikan lembar evaluasi peserta didik, dan peserta didik
mengerjakannya
13) Di akhir pelajaran guru bersama peserta didik melakukan perayaan
atas bertambahnya pengetahuan yang diperoleh. Ini adalah bagian
dari kerangka pembelajaran kuantum, yakni TANDUR yang ke
enam, yaitu rayakan.
c. Pengamatan
1) Guru bekerja sama dengan peneliti melakukan pengamatan
terhadap kegiatan peserta didik dalam pembelajaran.
47
2) Melalui lembar observasi peserta didik, yang meliputi lembar
observasi keaktifan peserta didik, peneliti mengamati tingkah laku
peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
3) Guru secara partisipatif mengamati jalannya proses pembelajaran.
4) Melalui lembar observasi guru, peneliti mengamati kinerja guru
selama proses pembelajaran.
5) Peneliti melakukan pemotretan selama pembelajaran berlangsung.
Foto yang diambil berupa aktivitas-aktivitas yang dilakukan
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
6) Peneliti melakukan diskusi dengan guru berkaitan kelemahan yang
mungkin terjadi sehingga tidak terulang di siklus berikutnya serta
menemukan solusi perbaikan.
d. Refleksi
1) Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan.
2) Secara kolaboratif, antara peneliti dan guru Mata pelajaran IPA
Terpadu kelas IX menganalisa dan mendiskusikan hasil pengamat-
an.
3) Membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus II.
F. Metode Analisis Data
Data-data yang diperoleh dari penelitian baik melalui pengamatan, tes
atau dengan menggunakan metode yang lain kemudian diolah dengan analisis
deskriptif kuantitatif untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian
indikator keberhasilan tiap siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan
pembelajaran dengan model pembelajaran kuantum (quantum teaching) dalam
pembelajaran biologi khususnya materi pokok sistem saraf pada manusia.
1. Hasil Observasi
Hasil observasi proses pembelajaran adalah dengan menghitung
jumlah skor pengamatan dengan teknik dan kriteria sebagai berikut:
a. Lembar observasi tentang pelaksanaan pembelajaran oleh guru
48
Data observasi tentang pelaksanaan pembelajaran oleh guru meliputi
pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Keseluruhan dari kegiatan
tersebut mengandung komponen kerangka pembelajaran kuantum
(quantum teaching), yaitu tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan,
ulangi dan namai. Data yang telah diperoleh dianalisis dengan
menggunakan teknik deskriptif persentase. Adapun rumus yang
digunakan adalah:
%100% maksimalSkor
diperolehyangskorJumlahPersentase
80 – 100 : pelaksanaan pembelajaran baik sekali
66 – 79 : pelaksanaan pembelajaran baik
56 – 65 : pelaksanaan pembelajaran cukup
40 – 55 : pelaksanaan pembelajaran kurang15
b. Lembar observasi keaktifan peserta didik
Pengamatan yang dilakukan terhadap keaktifan peserta didik selama
proses pembelajaran adalah meliputi 5 hal: kehadiran, kerjasama saat
proses diskusi kelompok, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanya-
an, dan menyampaikan gagasan. Kemudian dilakukan analisis pada
instrumen lembar observasi dengan menggunakan teknik deskriptif
persentase. Adapun perhitungan persentase keaktifan peserta didik
adalah:
%100% maksimalSkor
diperolehyangskorJumlahPersentase
80 – 100 : pelaksanaan pembelajaran baik sekali
66 – 79 : pelaksanaan pembelajaran baik
56 – 65 : pelaksanaan pembelajaran cukup
40 – 55 : pelaksanaan pembelajaran kurang16
15 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002),hal. 245.
16 Ibid.
49
2. Hasil Tes evaluasi
Penilaian aspek kognitif peserta didik diambil melalui tes evaluasi
peserta didik pada akhir pembelajaran siklus. Dari hasil tes peserta didik
pada tiap siklus akan diketahui hasil persentase ketuntasan belajar peserta
didik, meliputi nilai ketuntasan individu dan ketuntasan dan rata-rata
kelas.
G. Indikator Keberhasilan
1. Kriteria Ketuntasan Minimal 6317
2. Rata-rata kelas > 63.
3. Ketuntasan klasikal sebanyak 85%.18
17 Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran IPA Terpadu kelas IX MTsNBrangsong Kendal, Ibu Arifah, S.Pd tanggal 14 Juni 2010, pukul 11.00-11.20
18 Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Yogyakarta: PustakaPelajar, 2007), hal. 160.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Situasi dan Kondisi Tempat
Tempat penelitian adalah di MTs. Negeri Brangsong Kendal yang
beralamat di desa Purwokerto, Jl. Sukarno Hatta kecamatan Brangsong
Kabupaten Kendal. Sekolah tersebut didirikan tahun 1980/1981 oleh
beberapa tokoh masyarakat Brangsong yang terdiri atas unsur
Pemerintah Kecamatan Brangsong, unsur Departemen Agama, unsur
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, unsur Ulama dan tokoh
masyarakat. Pada awalnya proses belajar mengajar dilakukan di rumah
kosong dan lesehan, namun berkat semangat yang tinggi keadaan yang
demikian berangsur ditinggalkan dan dapat berjalan sebagaimana
kegiatan pada umumnya dengan menempati gedung milik desa
Purwokerto. Sekolah ini mengalami perubahan yakni: MTs. GUPPI pada
tahun 1981, kemudian menjadi MTs. Fillial, MTs. Negeri Semarang, dan
menjadi MTs. Negeri Brangsong pada tahun 1991 dengan keluarnya
keputusan Menteri Agama Nomor 137 tahun 1991 tertanggal 11 Juli
1991 dan mendapat akreditasi A pada tahun 2009. MTs. Negeri
Brangsong memiliki visi dan misi berikut:
1. VISI
Agamis, lebih tinggi, lebih besar, dan lebih baik.
2. MISI
a. Menciptakan suasana kehidupan madrasah yang Islami.
b. Meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat yang didukung oleh
sarana prasarana yang memadai.
c. Menumbuhkembangkan madrasah secara berkesinambungan.
d. Mewujudkan bahwa hari ini harus lebih baih baik dari hari kemarin
dan hari esok lebih baik dari hari ini.1
1 Hasil dokumentasi MTs. Negeri Brangsong Kendal, yang diperoeh pada hari Senintanggal 9 Agustus 2010.
51
B. HASIL PENELITIAN
1. Pra Siklus
Dari hasil wawancara dan dokumentasi tanggal 14 Juni 2010,
diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Nilai sistem saraf pada tahun sebelumnya yaitu: rata-rata kelas 47,
ketuntasan klasikal 43%.
b. Nilai rata-rata peserta didik dapat dilihat pada daftar hasil belajar
peserta didik (terlampir).
2. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IX H tahun
pelajaran 2010/2011. Penelitian ini dirancang dalam 2 siklus dan pada
masing-masing siklus terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan, dan refleksi.
a. Siklus I
Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 4 Oktober
2010 yang dimulai mulai pukul 07.00 – 08.30, dengan melaksanakan
RPP pertemuan pertama (lampiran 15), dengan indikator sebagai
barikut:
1) Peserta didik mampu menjelaskan pengertian sistem saraf.
2) Peserta didik mampu menjelaskan bagian-bagian sel saraf beserta
fungsinya.
3) Peserta didik mampu membedakan tiga macam sel saraf
berdasarkan fungsinya.
4) Peserta didik mampu membedakan proses gerak refleks dan gerak
biasa.
Pada pertemuan kedua kegiatan pembelajaran adalah mereview materi
pada pertemuan pertama dan pelaksanaan evaluasi siklus I. Evaluasi
dilaksanakan secara individu, soal terdiri dari 15 soal objektif.
52
1) Pelaksanaan
a) Pertemuan Pertama
Pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan pertama
dilaksanakan pada hari senin, 4 Oktober 2010 yang dimulai
mulai pukul 07.00–08.30, dengan melaksanakan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I pertemuan pertama (lampi-
ran 15). Standar kompetensi pada materi ini adalah memahami
berbagai sistem kehidupan pada manusia. Kompetensi dasarnya
adalah mendeskripsikan sistem koordinasi dan alat indra pada
manusia serta hubungannya dengan kesehatan. Pada pertemuan
pertama materi yang dibahas adalah pengertian sistem saraf,
bagian-bagian sel saraf serta fungsinya, macam-macam sel
saraf berdasar fungsinya, mekanisme gerak refleks dan gerak
biasa.
(1) Pendahuluan
Pembelajaran dimulai dengan ucapan salam oleh ibu
Arifah, S.Pd. Kemudian beliau menyampaikan tujuan
pembela-jaran bahwa pada pertemuan itu peserta didik akan
mempelajari tentang pengertian sistem saraf, struktur sel
saraf serta fungsinya, macam-macam sel saraf, jalur gerak
refleks dan gerak biasa, guru juga memberitahukan manfaat
dari mempelajari materi tersebut sebagai motivasi untuk
peserta didik. Kemudian melakukan apersepsi yaitu: guru
menunjuk salah satu peserta didik maju ke depan, kemu-
dian dengan tiba-tiba guru menempelkan es batu yang
dibungkus sapu tangan ke pipinya. Atas respon dari peserta
didik yang menjauhkan tubuhnya, guru bertanya, apakah
gerakan tadi disadari, sebutkan peristiwa serupa yang
pernah kalian alami. Sistem apakah dalam tubuh yang
mengendalikan itu semua?
53
(2) Kegiatan Inti
Guru membagi kelompok diskusi menjadi 6 kelom-
pok, masing-masing terdiri dari 7-8 orang. Kemudian
peserta didik untuk duduk sesuai kelompoknya. Karena
multi media yang ada di ruangan tersebut tidak berfungsi
dengan baik, maka digunakan analogi tangan untuk
membantu peserta didik memahami dengan mudah dan
cepat mengenai struktur dan fungsi bagian-bagian sel saraf.
Peserta didik nampak antusias, dan suasana kelas menjadi
lebih hidup, saat guru meminta peserta didik menyebutkan
bagian-bagian sel saraf serta fungsinya dengan tangan
masing-masing. Jemari dianalogikan dengan dendrit, tela-
pak tangan sebagai badan sel kemudian di tengahnya
dengan menggunakan bolpoin digambar bundaran kecil
sebagai inti sel, lengan dianalogkan sebagai akson, pada
lengan digambar lengkungan mirip nodus ranvier dan sel
schwann, dan kulit di analog kan sebagai selubung mielin.
Dengan menggunakan analog sederhana ini, peserta didik
dapat membantu memahami dengan cepat struktur dan
fungsi. Peserta didik juga secara berkelompok melakukan
kegiatan belajar dengan melakukan percobaan yang telah
dipersiapkan urutan kerja dan pertanyaan pembimbing
untuk membantu peserta didik memahami materi gerak
refleks dan gerak biasa. Kemudian masing-masing dari
kelompok maju mempresentasikan hasilnya. Dan peserta
didik yang lain mendengarkan dan kemudian menanggapi.
Di setiap akhir presentasi dan pada saat ada peserta didik
yang bertanya dan menjawab pertanyaan maupun menang-
gapi, guru memberikan perayaan berupa tepuk tangan dan
terkadang memberikan afirmasi. Ini membuat suasana kelas
menjadi semakin kondusif. Tetapi, pemberian afirmasi yang
54
diberikan guru masih perlu diperjelas, dari sekedar “bagus”
dan “baik”. Akan lebih menambah semangat peserta didik
kalau afirmasi yang diberikan menunjuk pada perbuatan
yang dilakukan. Misalnya “ibu, sependapat dengan jawaban
kamu bahwa sel saraf manusia itu saling berhubungan, dan
jawaban kamu menurut ibu sangat bagus”. Afirmasi yang
jelas dapat mempertegas dan memantapkan konsep.
Pada saat proses diskusi guru kurang memberikan
arahan secara proporsional. Selain itu, guru juga tidak
memberikan contoh kerja dari percobaan tersebut. Sehingga
peserta didik masih bingung, bahkan terdapat peserta didik
yang tidak bekerjasama secara baik dengan kelompoknya.
Pada saat proses pembelajaran terdapat kendala pada
perencanaan waktu. Guru tidak menentukan alokasi waktu
yang pasti dan tepat dari masing-masing kegiatan pembela-
jaran.
Saat pembelajaran, peserta didik masih terlihat malu
untuk bertanya, menjawab maupun menyampaikan gagas-
an. Selain itu, pada saat proses pembelajaran di mulai,
belum ada seorang pun peserta didik yang telah membaca
maupun mempelajari terlebih dahulu materi tersebut di
rumah. Ini juga mempengaruhi frekuensi bertanya, menja-
wab maupun menyampaikan gagasan. Sehingga pada siklus
berikutnya perlu mengkondisikan peserta didik untuk
memiliki pengetahuan awal mengenai materi yang akan
dipelajari, menuliskan hal yang belum difahami dan yang
telah difahami kemudian diajukan saat di kelas, agar saat
proses pembelajaran peserta didik lebih siap dan interaktif.
55
(3) Penutup
Setelah peserta didik diskusi dan presentasi, guru
dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan tentang
materi yang telah dipelajari antara lain:
(a) Sistem saraf adalah sistem yang mengendalikan seluruh
proses kerja tubuh.
(b) Struktur sel saraf dibagi atas dendrit: menerima impuls,
badan sel: mengolah impuls, akson meneruskan impuls
dari neuron.
(c) Berdasar fungsinya sel saraf dibagi atas neuron
sensorik, interneuron, dan neuron motorik.
(d) Gerak reflek: jalur yang tidak melalui proses di otak
tetapi pada sumsum tulang belakang, sedangkan pada
gerak biasa melalui pemprosesan di otak.
Setelah menyimpulkan, guru mengajak peserta didik
menggunakan analogi tangan untuk menyebutkan kembali
struktur sel saraf serta fungsinya. Waktu pelajaran hampir
selesai, sebelum menutup pertemuan guru mengajak peserta
didik mengucapkan alhamdulillah dan tepuk tangan, atas
pengetahuan yang diperoleh pada pertemuan tersebut. Guru
mengakhiri pembelajaran dengan mengucap salam.
b) Pertemuan kedua
(1) Pendahuluan
Pembelajaran dibuka dengan ucapan salam dan mempre-
sensi peserta didik. Kemudian memberikan apersepsi
dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut: saat tangan
tertusuk jarum dan kemudian menarik tangan, gerak apakah
yang terjadi dan bagaimana prosesnya?
Dengan sistem tanya jawab guru mengulas materi pelajaran
yang lalu untuk membuka ingatan siswa.
56
(2) Kegiatan inti
Guru meminta peserta didik duduk berkelompok sesuai
kelompok yang telah dibagi (terlampir). Kemudian menun-
juk salah seorang untuk membuat peta konsep di papan
tulis. Setelah itu, meminta perwakilan dari masing-masing
kelompok untuk menjelaskan perbagian konsep. Pada saat
sesion ini, guru masih harus menunjuk peserta didik yang
menjadi wakil. Karena terdapat 2 kelompok yaitu kelompok
4 dan kelompk 6 yang tidak maju mewakili secara sukarela.
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik yang
ingin bertanya dan memberikan kesempatan peserta didik
lain untuk menjawab pertanyaan. Kemudian, Guru membe-
rikan umpan balik dan memberikan penghargaan kepada
penanya dan yang menjawab pertanyaan. Setelah itu,
peserta didik dipersilahkan untuk duduk seperti semula.
Kemudian, guru mereview lagi materi tersebut. Setelah itu,
membagikan lembar evaluasi dan meminta siswa untuk
mengerjakannya dan mengumpulkan lembar evaluasi yang
telah dikerjakan. Kemudian setelah selesai, guru dan
peserta didik membahas jawaban evaluasi tersebut.
(3) penutup
Sebelum menutup pertemuan, guru memberikan perayaan
dengan tepuk tangan, dan guru memotivasi peserta didik
untuk mempelajari lagi materi yang telah dipelajari dan
materi pada pertemuan mendatang. Kemudian menutup
pertemuan dengan bacaan hamdalah dan mengucapkan
salam.
2) Pengamatan
Dari pengamatan keaktifan peserta didik dan pengamatan
terhadap pembelajaran guru yang terjadi selama proses belajar
mengajar berlangsung pada siklus 1 (terlampir).
57
3) Evaluasi dan Refleksi
Setelah pembelajaran selesai guru dan peneliti langsung
melakukan evaluasi terkait pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Dari evaluasi tersebut maka dilakukan refleksi terhadap langkah-
langkah pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus 1
sebagai berikut:
a) Guru diharapkan dapat meningkatkan pengelolaan waktu dalam
kegiatan pembelajaran sehingga lebih terencana.
b) Guru agar lebih maksimal dan merata dalam membimbing
peserta didik untuk menyelesaikan tugas kelompok dalam
proses pembelajaran.
c) Guru dalam membimbing peserta didik mengulang materi
pelajar-an, agar lebih mempertegas dan memantapkan konsep.
d) Guru perlu lebih sering memberikan afirmasi dan afirmasi
diberikan dalam kalimat yang jelas.
e) Guru perlu memberikan tugas resume pada peserta didik
terhadap materi yang telah dan yang belum dipelajari,
kemudian masing-masing peserta didik diminta menuliskan
hal-hal yang belum dan yang sudah mereka pahami, agar
peserta didik lebih siap dalam pembelajaran.
f) Guru masih terlalu tegang dalam pembelajaran, sehingga saat
pembelajaran peserta didik juga berada dalam suasana tegang
dan takut. Hal ini berdampak peserta didik kurang aktif dalam
pembelajaran.
g) Hasil belajar peserta didik dalam kegiatan pembelajaran belum
mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan sehing-
ga perlu diadakan siklus II.
b. Siklus II
1) Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II, merupakan perbaikan
dari kekurangan dan kelemahan hasil refleksi siklus I, secara detail
58
dapat dilihat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( Lampiran
22). Garis besar tindakan siklus II adalah sebagai berikut:
a). Pertemuan Pertama
Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan pertama
dilaksanakan pada hari Senin, 11 Oktober 2010 yang dimulai
mulai pukul 07.00–08.30, dengan melaksanakan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) II pertemuan pertama (lampi-
ran 22) dengan indikator sebagai berikut:
(1) Peserta didik mampu menjelaskan bagian-bagian dalam
sistem saraf pusat beserta fungsinya.
(2) Peserta didik mampu bagian-bagian dalam sistem saraf tepi
beserta fungsinya Peserta didik mampu membedakan pro-
ses gerak refleks dan gerak biasa.
(3) Peserta didik mampu menyebutkan fungsi sistem saraf
(4) Peserta didik mampu menjelaskan kelainan pada sistem
saraf.
Pelaksanaan pembelajaran siklus II pada pertemuan pertama
sebagai berikut:
(1) Pendahuluan
Guru memulai pertemuan dengan salam. Kemudian
memberikan apersepsi. Dengan mengajukan pertanyaan:
”pernahkah kalian mendengar istilah amnesia?, siapa yang
tahu apa itu amnesia?. Kemudian guru memberitahukan
tujuan pembela-jaran dan manfaat dari materi yang akan
dipelajari. Hal ini untuk menumbuhkan motivasi peserta
didik. Pada pertemuan perta-ma materi yang dipelajari
adalah tentang pembagian sistem saraf.
(2) Inti
Guru memberikan aba-aba pada peserta didik agar
setelah hitungan kelima, seluruh peserta didik duduk
berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah dibagi.
59
Kemudian, dengan menggunakan peta konsep dan carta,
guru membimbing peserta didik mempelajari tentang
anatomi sistem saraf pusat, sistem saraf tepi dan fungsi
sistem saraf. Setaelah itu, guru menggunakan jembatan
keledai yaitu: ” ibu pikir si kecil seimbang melanjutkan
nafas dan berdetak. Ini untuk memudah-kan mengingat
bagian-bagian otak dan fungsinya. Secara ibu, ”B” merujuk
pada besar (otak besar), pikir: untuk berpikir. Si kecil: otak
kecil.untuk keseimbangan, melanjutkan: sumsum lanjutan:
mengatur pernafasan dan denyut jantung. kemudian
meminta peserta didik untuk menirukanya. Kemuidan,
peserta didik diminta melakukan diskusi kelompok tentang
sistem saraf pusat, saraf tepi serta kelainan pada sistem
saraf dengan mengacu pada buku paket dan menuliskan
hal-hal yang belum dipahami dan yang telah dipahami,
untuk kemudian pertanyaan tersebut dikemukakan di kelas.
Guru memberikan kesempatan kepada masing-masing
kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi yang
berisi materi yang belum difahami dan materi yang telah
difahami dari proses diskusi dan dari hasil belajar masing-
masing dirumah, yang telah dikumpulkan bersama resum
pada dua hari sebelmunya. Guru memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk menjelaskan materi yang telah
difahami, sebelum guru menjelaskan isi materi secara
keseluruhan. Guru mengajak peserta didik mereview
kembali materi dari awal hingga selesai, agar pengetahuan
yang diperoleh bertambah merekat di benak peserta didik.
Kemudian guru mengarahkan peserta didik membuat
kesimpulan.
60
(3) Penutup
Guru sebelum menutup pelajaran, memberikan motivasi
kepada peserta didik untuk mempelajari kembali di rumah
materi yang telah diajarkan.
b). Pertemuan Kedua
Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan ke dua
dilaksanakan pada hari Rabu, 13 Oktober 2010 yang dimulai
mulai pukul 07.00 – 08.30, dengan melaksanakan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) II pertemuan ke dua
(lampiran 22). Materi yang dibahas pada pertemuan ke dua
adalah mengulang materi pertemuan pertama pada siklus II dan
mengadakan evaluasi.
(1) Pendahuluan
Guru memberikan motivasi kepada peserta didik dan
memberikan apersepsi: adakah diantara kalian yang pernah
sakit kepala? Hari ini kita akan mengulang sedikit materi
kemarin dan belajar tentang gangguan juga kelainan pada
sistem saraf.
(2) Kegiatan Inti
Guru meminta peserta didik mengumpulkan tugas yang
diberikan pada pertemuan sebelumnya. Kemudian me-
nyampaikan tujuan pembelajaran. Setelah itu, peserta didik
diminta untuk menyebutkan kembali tentang bagian-bagian
otak beserta fungsinya menggunakan jembatan keledai.
Dengan sistem tanya jawab peserta didik diajak mengulas
materi tentang sistem saraf tepi dan memberi penghargaan
terhadap peserta didik yang telah berusaha menjawab. Guru
membimbing peserta didik untuk menyimpulkan fungsi
sistem saraf. Guru menerangkan tentang kelainan pada
sistem saraf. Guru memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk bertanya, dan memberikan kesempatan kepada
61
peserta didik yang lain untuk menjawab. Guru membagikan
lembar soal evaluasi, dan peserta didik mengerjakan
evaluasi tersebut dan mengumpul-kannya. Guru dan peserta
didik bersama-sama membahas jawaban soal evaluasi.
Guru memberikan penghargaan dan perayaan atas pertemu-
an hari ini.
(3) Penutup
Guru memotivasi peserta didik untuk mempelajari lagi
materi yang telah dipelajari dan materi pada pertemuan
mendatang. Guru menutup pertemuan dengan bacaan ham-
dalah dan mengucapkan salam.
2) Pengamatan atau observasi.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dalam pembelajar-
an didapatkan hasil pembelajaran oleh guru dan keaktifan belajar
peserta didik terjadi selama proses belajar mengajar (terlampir).
3) Refleksi
Berdasarkan hasil observasi siklus II kemudian dilakukan
refleksi terhadap langkah-langkah yang telah dilaksanakan. Hasil
refleksi tersebut adalah sebagai berikut:
a). Guru telah lebih baik dalam memberi motivasi peserta didik
agar lebih semangat dan aktif dalam proses pembelajaran.
b). Pengelolaan waktu dalam kegiatan pembelajaran berjalan lebih
terencana dan lebih baik bila dibanding dengan siklus I.
c). Pemberian bimbingan dan arahan saat proses diskusi kelompok
lebih baik daripada saat siklus I yakni Guru secara proporsional
membimbing dan memberi arahan pada masing-masing
kelompok.
d). Frekuensi afirmasi yang diberikan mengalami peningkatan,
dan pemberian afirmasi dilakukan dengan menggunakan
kalimat yang lebih jelas.
62
e). Guru lebih baik dari siklus I dalam membimbing peserta didik
mengulang materi pelajaran.
f). Kesiapan peserta didik pada saat pembelajaran lebih baik,
dengan adanya tugas resume yang diberikan.
g). Peserta didik lebih aktif bertanya dan menyampaikan pendapat
dan menjawab pertanyaan yang diajukan guru maupun sesama
peserta didik, karena perayaan dan afirmasi yang diberikan.
h). Hasil belajar peserta didik dalam kegiatan pembelajaran me-
ngalami pencapaian indikator keberhasilan yang telah ditentu-
kan (terlampir).
C. PEMBAHASAN
Pembahasan yang diuraikan disini lebih banyak didasarkan atas hasil
pengamatan yang dilanjutkan dengan kegiatan refleksi. Dari pengamatan
siklus 1 diperoleh temuan antara lain:
1. Pra Siklus
Dari hasil wawancara tanggal 14 Juni 2010 dan observasi awal
yang dilaksanakan pada tanggal 14 Juni 2010, diperoleh masalah yang
terjadi dalam pembelajaran Biologi yaitu hasil belajar peserta didik kelas
IX H masih rendah, pembelajaran yang diterapkan masih belum variatif
dan belum mampu meningkatkan hasil belajar.
Hasil nilai tes ulangan peserta didik kelas IX H pada mata
pelajaran sebelumnya, materi sistem saraf pada tahun sebelumnya
(lampiran 12 belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang
ditentukan dari sekolah, terdapat 16 peserta didik yang belum mencapai
KKM yang ditentukan (≥ 63), persentase ketuntasan klasikal yang
diperoleh hanya 43%. Analisis nilai tes yang diperoleh pada materi sistem
saraf pada tahun sebelumnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1Nilai evaluasi pra siklus
Nilai tertinggi 89Nilai terendah 19
63
Rata-rata kelas 47Ketuntasan klasikal 43%
2. Siklus 1
a. Kegiatan pembelajaran guru
Tabel 4.2Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran siklus IAspek yang diamati Skor
Pendahuluan 7
Kegiatan inti 25
Menutup pelajaran 7
Jumlah skor 39
Persentase 60.9%
Kategori Cukup
Ket : Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada lampiran 19
Pengamatan keaktifan peserta didik selama pembelajaran
Data ini diambil dari lembar observasi keaktifan peserta didik
selama pembelajaran pada siklus I menggunakan pedoman
pengamatan. Rekapitulasi hasil pengamatan terhadap peserta didik
dapat dilihat pada lampiran 20.
Tabel 4.3 Analisis observasi terhadap peserta didik pada siklus I
Aspek yang diamatiJumlah
skorPersentase Keterangan
A. Kehadiran 141 95.2% Sangat baik
B. Kerjasama dalam kelompok 83 56% Cukup
C. Bertanya 62 41.8% Kurang
D. Menjawab pertanyaan 70 47.2% Kurang
E. Menyampaikan gagasan 62 41.8% Kurang
Jumlah keseluruhan 418 56.4% cukup
Dari hasil observasi kegiatan peserta didik, dapat dilihat pada
aspek kehadiran memiliki kriteria sangat baik dengan perolehan
64
95.2%, ini menunjukkan kelas tersebut memiliki kemauan yang baik
untuk mengikuti pelajaran. Kemudian pada saat proses diskusi,
kerjasama terhadap anggota kelompok memperoleh kriteria cukup
dengan persentase sebesar 56%, ini karena kurangnya pengawasan dan
arahan guru secara menyeluruh dan proporsional terhadap kelompok.
Peserta didik yang bertanya, menjawab pertanyaan dan menyampaikan
gagasan saat proses pembelajaran masih kurang, dengan perolehan
masing-masing sebesar 41.8%, 47.2% dan 41.8%.
Hal ini terjadi karena peserta didik masih terlihat malu untuk
bertanya, menjawab maupun menyampaikan gagasan. Selain itu, pada
saat proses pembelajaran di mulai, belum ada seorang pun peserta
didik yang telah membaca maupun mempelajari terlebih dahulu materi
tersebut di rumah. Ini juga mempengaruhi frekuensi bertanya,
menjawab maupun menyampaikan gagasan. Sehingga pada siklus
berikutnya perlu mengkondisikan peserta didik untuk memiliki
pengetahuan awal mengenai materi yang akan dipelajari, menuliskan
hal yang belum difahami dan yang telah difahami kemudian diajukan
saat di kelas, agar saat proses pembelajaran peserta didik lebih siap dan
interaktif.
b. Nilai rata-rata dan ketuntasan klasikal peserta didik
Perbandingan hasil tes peserta didik antara nilai awal dan siklus I
Hasil belajar kognitif peserta didik Nilai awal Siklus I
Nilai tertinggi
Nilai terendah
Jumlah peserta didik tuntas belajar
Jumlah peserta didik tidak tuntas belajar
Rata-rata nilai peserta didik
Persentase ketuntasan
89
19
16
21
47
43 %
80
27
22
15
59.67
59 %
Dari tabel di atas, nilai rata-rata peserta didik mengalami
peningkatan sebesar 12.67. Setelah dilaksanakan pembelajaran siklus
65
1, sebagian besar peserta didik sudah mendapat nilai lebih dari 63 dan
ketuntasan klasikal meningkat 29% dari 35% pada pembelajaran pra
siklus menjadi 59% setelah pembelajaran siklus 1.
3. Siklus 2
a. Kegiatan pembelajaran guru
Tabel 4.5Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran siklus II
Aspek yang diamati Skor
Pendahuluan 9
Kegiatan inti 29
Menutup pelajaran 8
Jumlah skor 46
Persentase 71.8%
Kategori Baik
Keterangan tabel dapat dilihat pada lampiran 25.
b. Keaktifan peserta didik
Tabel 4.6 Hasil observasi terhadap peserta didik pada siklus II
Aspek yang diamatiJumlah
skorProsentase Keterangan
A. kehadiran 141 95.2% Sangat baik
B. Kerjasama dalam kelompok 113 76.3% Baik
C. Bertanya 70 47.2% Kurang
D. Menjawab pertanyaan 89 60.1% Cukup
E. Menyampaikan gagasan 65 43.9% Kurang
Jumlah keseluruhan 478 64.5% Baik
Keterangan tabel dapat dilihat pada lampiran 26.
c. Nilai rata-rata dan ketuntasan klasikal peserta didik
Tabel 4.7Hasil tes peserta didik siklus II
Hasil belajar kognitif peserta didik Nilai Siklus II
66
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
pra siklus siklus I siklus II
Has
il ev
alua
si p
eser
ta d
idik nilai rata-rata
kelasketuntasanklasikal
Nilai tertinggi
Nilai terendah
Jumlah peserta didik tuntas belajar
Jumlah peserta didik tidak tuntas belajar
Rata-rata nilai peserta didik
Persentase ketuntasan
93
53
32
7
69.4
86.4 %
Hasil belajar pada siklus II mampu mencapai standar ketuntasan
klasikal, yakni mengalami pencapaian sebesar 86.4%, dengan nilai
tertinggi 93 dan nilai terendah 53, rata-rata kelas 69.4, peserta didik yang
mencapai nilai KKM individu ada 32 orang. Terjadi peningkatan sebanyak
10 peserta didik yang mencapai nilai ketuntasan individu dari siklus I.
sehingga penelitian ini tidak dilanjutkan ke siklus III.
Diagram 4.1 Perbandingan hasil evaluasi peserta didik pada pra siklus,siklus I, dan siklus II
67
BAB V
KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan deskripsi data dan analisis penelitian tentang penerapan
model pembelajaran kuantum (quantum teaching) untuk meningkatkan hasil
belajar materi sistem saraf pada manusia kelas IX MTsN Brangsong Kendal,
dari bab I sampai bab IV, maka akhir bab skripsi ini dapat disimpulkan
beberapa hal, sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pembelajaran materi sistem saraf pada manusia melalui
model pembelajaran kuantum (quantum teaching) di kelas IX H MTsN
Brangsong Kendal adalah langkah-langkah pembelajaran yang operasional
yang sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran kuantum yang sudah diterapkan di dalam skenario
pembelajaran.
2. Hasil belajar peserta didik kelas IX H melalui penerapan pembelajaran
kuantum (quantum teaching) khususnya pada materi sistem saraf manusia
pada siklus I diperoleh rata-rata kelas 59.67 ketuntasan klasikal sebesar
59%, dengan jumlah peserta didik yang mencapai KKM pada siklus I ada
22 orang, dan yang tuntas sebanyak 15 orang. pada siklus II mengalami
peningkatan yaitu rata-rata kelas sebesar 69.4, ketuntasan klasikal sebesar
86.4%. Ini berarti terjadi peningkatan sebesar 27,4%, dengan jumlah
peserta didik tuntas belajar 32 orang dan belum tuntas belajar 7. Dengan
dicapainya ketuntasan klasikal pada siklus II ≥ 85%, maka penelitian ini
tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya. Dengan demikian kesimpulan
penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Kuantum (quantum
teaching) dalam proses pembelajaran materi sistem saraf manusia dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IX H MTs Negeri
Brangsong Kendal.
68
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dalam upaya
meningkatkan hasil belajar, maka peneliti merasa perlu memberikan saran-
saran, antara lain :
1. Bagi sekolah, dari hasil penelitian ini, model pembelajaran kuantum
(quantum teaching) merupakan salah satu model pembelajaran yang perlu
didukung pelaksanaanya di sekolah.
2. Bagi guru, sebaiknya guru selalu menciptakan jembatan antara guru dan
peserta didik pada saat pembelajaran yaitu dengan cara memberikan
apersepsi tentang peristiwa yang telah melekat, dikenal serta dialami
peserta didik serta senantiasa menjelaskan manfaat yang diperoleh dari
mempelajari materi tersebut.
3. Bagi guru, saat pembelajaran sebaiknya senantiasa memberikan afirmasi
dan perayaan sebagai bentuk penghargaan. Hal ini untuk menumbuhkan
motivasi dan menciptakan kondisi menyenangkan dan penuh semangat
belajar pada peserta didik.
4. Pemberian tugas kepada peserta didik untuk membuat resum terhadap
materi yang akan dan telah dipelajari serta meminta menuliskan hal yang
belum dan telah dipahami dapat menkondisikan kesiapan peserta didik
dalam pembelajaran.
C. PENUTUP
Alhamdulillah, dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT, akhirnya
peneliti dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Peneliti menyadari
meskipun telah berusaha semaksimal mungkin, namun kekurangan dan
kesalahan tetaplah suatu keniscayaan atas diri manusia. Untuk itu, kritik dan
saran senantiasa diharapkan demi perbaikan skripsi ke depan serta perluasan
pengetahuan keilmuan bagi kita semua. Peneliti berharap usaha kecil berupa
penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, guru pengampu IPA
MTsN Brangsong sebagi guru mitra dan siapapun yang membaca hasil
penelitian ini.
69
Peneliti sadar sepenuhnya akan segala kekurangan dalam berbagai hal.
Untuk itu, kritik dan saran senantiasa diharapkan demi perbaikan skripsi ke
depan serta perluasan pengetahuan keilmuan bagi kita semua. Di samping itu,
mudah-mudahan karya kecil ini dapat memberi sumbangan ilmu dalam dunia
pendidikan dalam arti yang komprehensif.
Akhirnya, hanya kepada Allah yang menjadi tumpuan untuk memohon
pertolongan, peneliti mengharapkan keridlaan dan petunjuk dalam mencari
jalan yang baik dan benar sehingga dapat memberi kemanfaatan dan
keberkahan bagi kita semua. Semoga ini menjadi bagian dari setetes
pengetahuan yang Allah berikan pada umat manusia dari selaksa samudera
ilmunya... Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zaenal, dkk, Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, dan TK,
Bandung: CV. Yrama Widya, 2008.
Arends, Richard I., Learning To Teach Belajar untuk Mengajar, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2008.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2006, Cet.13, edisi revisi VI.
_______, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
_______, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008.
Aziz, Shaleh Abdul dan Abdul Aziz Abdul Majid, At-Tarbiyah Wa Turuqut
Tadris, Mesir: Darul Ma’arif
Basrowi dan Suwandi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, Bogor: Ghalia
Indonesia, 2008.
Bigge, Morris L., Learning Theories for Teachers, United States of America:
Harper and Row, 1982.
Campbell, Neil A., Biologi, Jilid 3, Jakarta: Erlanggga, ed. 5.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: Toha Putra,
1989.
DePorter, Bobbi, Mark Reardon, Sarah Singer- Nourie, Quantum Teaching
Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas diterjemahkan
oleh Ary Nilandari dari Quantum Teaching: Orchestrating Student
Success, Bandung: Kaifa, 2003, Ed. 1, Cet. 13.
Guyton, Arthur C., Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit, diterjemahkan
oleh Petrus Andrianto dari human physiology and mechanism of disease,
Jakarta: EGC, 1996 , Cet.5.
Haryati, Mimin, Model dan Tekhnik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan,
Jakarta: GP Press, 2007.
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH9e4e.dir/doc.pdf.
Senin, 02 Agustus 2010. 09.05.
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASHbddf/e2298623.dir/do
c.pdf. Senin, 02 Agustus 2010. 09.15.
http://muhammadirfani.files.wordpress.com, minggu, 01 Agustus 2010. 17.05.
http://sudarmanto.multiply.com/journal. 22 juli 2010.12:49.
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.encha
ntedlearning.com/subjects/anatomy/brain/Neuron.shtml. Jumat. 25
desember 2010
Imam Abi Al-Husain Muslim din Al-Hujjaj Al-Qusyairi An-Nisaburi, Shahih
Muslim, Libanon: Dar Al-Kutub Al-‘Ilmiyyah, tth.
Jumu’ah, As’ad Ahmad, Al-Wazir fi tharaiqi At-Tadris, Damaskus: Dar Al-
‘Ushama’, 2004.
Muhammad, Akhsin Sakho, Ensiklopedi Kemukjizatan Ilmiah dan Al-Qur’an dan
Sunnah Jakarta: PT Kharisma Ilmu, 2009.
Pasiak, Taufik, revolusi IQ/EQ/SQ: Menyingkap Rahasia Kecerdasan
Berdasarkan Al-qur’an dan Neurosains Mutakhir, (Bandung: Mizan,
2008.
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, Cet. 1
Riduwan dan Sunarto, Pengantar Statistika untuk Penelitian: Pendidikan, Sosial,
Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2009, cet. 2.
Rustaman, Nuryani Y dkk, Strategi Belajar Mengajar Biolog , Jakarta: UPI, 2003.
Seng, Tan Oon, et. al., Educational Psychology a Practitioner-Researcher
Approach (an Asian Edition), Singapore; Seng Lee Press, 2003.
Shihab, M. Quraish, Tafsir (Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-
Qur’an, Jakarta: Lentera Hati, 2002, vol. 14
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT Rineka
Cipta, 1995, Cet, 3
Soewolo, dkk, Fisiologi Manusia, Malang, UNM, tth.
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009, Cet. I4.
Susilo, Muhammad Joko, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2007
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT
Rosdakarya, 2006, cet. 12.
Syamsuddin, Abin, Psikologi Kependidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2000, Cet, 3.
Tim penyusun kamus pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, 2005.
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,
2010.
Uno, Hamzah, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007.
Wena, Made, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta: Bumi Aksara,
2009
Zuriah, Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi,
Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006.
DAFTAR RIWAYAT HDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nur Khanifah
Tempat/Tanggal Lahir : Kendal, 20 Juni 1986
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Desa Purwosari Rt. 24/05 Kec. Patebon Kab.Kendal
Riwayat Pendidikan :
1. MI Pegandon Lulus Tahun 1998
2. MTs Sunan Abi Nawa Lulus Tahun 2001
3. MAN Kendal Lulus Tahun 2004
4. Masuk IAIN Walisongo Semarang pada Fakultas Tarbiyah Jurusan Tadris
Biologi Tahun 2006
Demikian riwayat hidup penulis ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan
sebagaimana mestinya.
Semarang, 28 Desember 2010
Penulis,
Nur Khanifah063811006
Lampiran 1
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS IX HMTs NEGERI BRANGSONG KENDAL
Wali Kelas : Arifah Darojatun, S.Pd.
No Nama peserta didik
1 Ahmad Sutrisno2 Ahmad wakhidun3 Amirul Mukminin4 Cholis M Ubaidilah5 Dewi Lestari Handayani6 Dewi Mufidah7 Hari Setiadi8 Ika Isnayati9 Joko Irfansyah10 Laila Rosana11 Lia Amelia12 Maskon13 M. Ali Al Muhdlor14 M. Aryo Gumilar15 M.Suriya16 Malinda Putri Setyani
17Muhammad AgusMulyadi
18 Muhammad Cahya S.I19 Muhammad Nugroho S
No Nama peserta didik
20 Muhammad Nur Fatoni21 Mutmainatul Kulub22 Nasziroh23 Riska Nur Sanatul Jadidah24 Saeful Mujab Al Mubarok25 Siti Aisyatul Mubarokah26 Siti Yani27 Sukri Mustofa28 Syukron Mashadi29 Teguh Hidayat30 Tinu Setyawan31 Ulil Albab32 Ulin Nuha33 Widodo34 Wisnu Hidayat35 Wisnu Mareta Nugraha36 Zaeni37 Zuli Nur Auliasari
Keterangan :Kelas IX terdiri dari 25 putra dan 12 putri
Lampiran 2
DAFTAR KELOMPOK BELAJARKELAS IX H MTs NEGERI BRANGSONG KENDAL
SIKLUS I DAN SIKLUS II
Kelompok 1No Nama1 Ahmad Sutrisno2 Ahmad wakhidun3 Amirul Mukminin4 Cholis M Ubaidilah5 Dewi Lestari Handayani6 Dewi Mufidah7 Hari Setiadi8 Ika Isnayati
Kelompok 2No Nama1 Joko Irfansyah2 Laila Rosana3 Lia Amelia4 Maskon5 M. Ali Al Muhdlor6 M. Aryo Gumilar7 M.Suriya8 Malinda Putri Setyani
Kelompok 3No Nama1 Muhammad Agus Mulyadi2 Muhammad Cahya S.I3 Muhammad Nugroho S4 Muhammad Nur Fatoni5 Mutmainatul Kulub6 Nasziroh7 Riska Nur Sanatul Jadidah
Kelompok 4No Nama1 Saeful Mujab Al Mubarok2 Siti Aisyatul Mubarokah3 Siti Yani4 Sukri Mustofa5 Syukron Mashadi6 Teguh Hidayat7 Tinu Setyawan
Kelompok 5No Nama1 Ulil Albab2 Ulin Nuha3 Widodo4 Wisnu Hidayat5 Wisnu Mareta Nugraha6 Zaeni7 Zuli Nur Auliasari
DAFTAR KELOMPOK BELAJARKELAS IX H MTs NEGERI BRANGSONG KENDAL
SIKLUS II
Kelompok 1No Nama1 Ahmad Sutrisno2 Ahmad wakhidun3 Amirul Mukminin4 Cholis M Ubaidilah5 Dewi Lestari Handayani6 Dewi Mufidah7 Hari Setiadi8 Ika Isnayati
Kelompok 2No Nama1 Joko Irfansyah2 Laila Rosana3 Lia Amelia4 Maskon5 M. Ali Al Muhdlor6 M. Aryo Gumilar7 M.Suriya8 Malinda Putri Setyani
Kelompok 3No Nama1 Muhammad Agus Mulyadi2 Muhammad Cahya S.I3 Muhammad Nugroho S4 Muhammad Nur Fatoni5 Mutmainatul Kulub6 Nasziroh7 Riska Nur Sanatul Jadidah
Kelompok 4No Nama1 Saeful Mujab Al Mubarok2 Siti Aisyatul Mubarokah3 Siti Yani4 Sukri Mustofa5 Syukron Mashadi6 Teguh Hidayat7 Tinu Setyawan
Kelompok 5No Nama1 Ulil Albab2 Ulin Nuha3 Widodo4 Wisnu Hidayat5 Wisnu Mareta Nugraha6 Zaeni7 Zuli Nur Auliasari
Lampiran 3
HASIL INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
WAWANCARA
Pokok-pokok wawancara dengan Bu Arifah Darojatun, S.Pd, selaku guru
IPA kelas IX di MTsN Brangsong Kendal meliputi :
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Biologi yang terjadi di MTsN
Brangsong Kendal?
Pelaksanaan pembelajaran biologi sesuai dengan ketentuan dan kurikulum
tingkat satuan pendidikan.
2. Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran biologi selama ini?
Dalam pembelajaran metode yang digunakan cenderung ceramah dan
penugasan, terkadang diskusi tapi kurang efektif.
3. Bagaimana kondisi peserta didik dalam pembelajaran biologi?
Peserta didik saat pembelajaran kebanyakan kurang aktif dikelas, mereka
lebih banyak mendengar daripada bertanya atau menyampaikan pendapat.
Mereka mengenal dan mempelajari materi pada saat pertemuan tersebut.
4. Apakah peserta didik dilibatkan secara aktif (subjek) dalam pelaksanaan
pembelajaran biologi?
Iya, namun peserta didik saat dilibatkan secara aktif, mereka kurang aktif dan
kurang respon, dan yang terjadi waktu menjadi molor dan materi tidak
terselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan.
5. Bagaimana perolehan nilai peserta didik, apakah sudah mencapai nilai KKM?
Nilai KKM individual yang ditentukan dari sekolah adalah ≥ 63. Dan dari
masing-masing kelas variatif, ada kelas yang secara keseluruhan memiliki
hasil belajar telah memenuhi ketuntasan individu maupun klasikal, dan ada
kelas yang sering tidak memenuhi ketuntasan yang telah ditentukan. Kelas IX
H merupakan kelas yang jauh dibawah pencapaian dibanding kelas yang lain.
6. Apakah kendala yang sering dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran
biologi?
Peserta didik kurang siap saat pembelajaran karena belum membaca dan
mempelajari terlebih dahulu materi tersebut, peserta didik lambat dalam
menerima materi yang disampaikan, saat pembelajaran peserta didik masih
belum dapat menanggapi dengan cepat kalau dilibatkan secara aktif.
7. Dengan berlakunya KTSP, apakah strategi pembelajaran biologi MTsN
Brangsong Kendal sudah menerapkan model pembelajaran kuantum (quantum
teaching)?
Belum pernah.
8. Bagaimana minat peserta didik selama proses pembelajaran biologi
berlangsung?
Kemauan untuk belajar biologi tergolong baik. Tetapi pada saat
pembelajaran mereka kurang menunjukkan kesungguhan belajar, di kelas
sering mengobrol sendiri, terkadang tidak membawa LKS dan buku paket,
mereka belum membaca terlebih dahulu materi yang akan dipelajari. Jadi
menurut saya mereka belum memiliki minat yang baik.
9. Diantara beberapa materi pokok yang ada, materi pokok apakah yang terasa
sulit dan rumit bagi siswa, dilihat dari hasil belajar siswa
Dari hasil belajar yang saya analisis di tahun sebelumnya, materi pokok
yang hasil belajarnya secara keseluruhan kelas mendapat nilai rendah adalah
materi sistem saraf manusia. Pada materi ini, peserta didik mengeluh merasa
rumit. Dan memang materi ini tergolong materi yang memiliki isi materi
yang banyak.
Lampiran 3
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
WAWANCARA
Pokok-pokok wawancara dengan Bu Arifah Darojatun, S.Pd, selaku guru
IPA kelas IX di MTsN Brangsong Kendal meliputi :
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Biologi yang terjadi di MTsN
Brangsong Kendal?
2. Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran biologi selama ini?
3. Bagaimana kondisi peserta didik dalam pembelajaran biologi?
4. Apakah peserta didik dilibatkan secara aktif (subjek) dalam pelaksanaan
pembelajaran biologi?
5. Bagaimana perolehan nilai peserta didik, apakah sudah mencapai nilai KKM?
6. Apakah kendala yang sering dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran
biologi?
7. Dengan berlakunya KTSP, apakah strategi pembelajaran biologi MTsN
Brangsong Kendal sudah menerapkan model pembelajaran kuantum (quantum
teaching)?
8. Bagaimana minat peserta didik selama proses pembelajaran biologi
berlangsung?
9. Diantara beberapa materi pokok yang ada, materi pokok apakah yang terasa
sulit dan rumit bagi siswa, dilihat dari hasil belajar siswa?
rpbis ttabel Kriteria DP Kriteria IK Kriteria1 0,570 Valid 0,556 Baik 0,722 Mudah2 0,476 Tidak 0,333 Cukup 0,722 Mudah3 0,194 Valid 0,111 Jelek 0,611 Sedang4 0,512 Valid 0,444 Baik 0,333 Sedang5 0,586 Tidak 0,556 Baik 0,389 Sedang6 0,084 Tidak -0,111 Sangat jelek 0,500 Sedang7 0,524 Valid 0,556 Baik 0,389 Sedang8 0,548 Tidak 0,333 Cukup 0,278 Sukar9 0,534 Valid 0,556 Baik 0,278 Sukar
10 0,271 Tidak 0,222 Cukup 0,556 Sedang11 0,540 Valid 0,556 Baik 0,611 Sedang12 -0,069 Tidak 0,000 Jelek 0,556 Sedang13 0,525 Valid 0,444 Baik 0,667 Sedang14 0,487 Valid 0,556 Baik 0,389 Sedang15 0,611 Valid 0,333 Cukup 0,722 Mudah16 0,489 Tidak 0,444 Baik 0,778 Mudah17 0,530 Tidak 0,333 Cukup 0,722 Mudah18 0,525 Tidak 0,444 Baik 0,667 Sedang19 0,58375 Tidak 0,33 Cukup 0,72 Mudah20 0,50292 Tidak 0,56 Baik 0,72 Mudah21 0,34996 Tidak 0,11 Jelek 0,50 Sedang22 0,53215 Tidak 0,44 Baik 0,78 Mudah23 0,28159 Valid 0,22 Cukup 0,67 Sedang24 0,54333 Tidak 0,33 Cukup 0,72 Mudah25 0,63535 Valid 0,78 Baik sekali 0,39 Sedang26 0,34243 Tidak 0,33 Cukup 0,61 Sedang27 0,50594 Tidak 0,44 Baik 0,44 Sedang28 0,5019 Tidak 0,33 Cukup 0,83 Mudah29 0,49394 Tidak 0,33 Cukup 0,28 Sukar30 0,0512 Tidak 0,00 Jelek 0,67 Sedang31 0,46547 Valid 0,44 Baik 0,56 Sedang32 0,48975 Tidak 0,44 Baik 0,56 Sedang33 0,50292 Valid 0,56 Baik 0,72 Mudah34 0,67804 Tidak 0,56 Baik 0,72 Mudah35 0,53832 Tidak 0,44 Baik 0,56 Sedang36 0,10524 Tidak 0,22 Cukup 0,44 Sedang37 -0,3319 Tidak -0,44 Sangat jelek 0,44 Sedang38 0,18101 Tidak 0,11 Jelek 0,50 Sedang39 0,15381 Tidak 0,00 Jelek 0,44 Sedang40 0,61069 Tidak 0,33 Cukup 0,72 Mudah41 0,4465 Tidak 0,33 Cukup 0,50 Sedang42 0,19833 Tidak 0,22 Cukup 0,56 Sedang43 0,53435 Tidak 0,33 Cukup 0,28 Sukar44 0 Tidak 0,11 Jelek 0,50 Sedang45 0,53428 Tidak 0,33 Cukup 0,17 Sukar46 0,37238 Tidak 0,44 Baik 0,44 Sedang47 -0,18101 Tidak -0,11 Sangat jelek 0,50 Sedang48 0,39666 Tidak 0,44 Baik 0,44 Sedang49 0,47598 Tidak 0,33 Cukup 0,72 Mudah50 0,51198 Tidak 0,44 Baik 0,67 Sedang
KriteriaNoValiditas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran
Lampiran 5KISI-KISI SOAL UJI COBA
NAMA SEKOLAH : MTsN Brangsong KendalMATA PELAJARAN : IPA TERPADUKELAS/SEMESTER : IX B/ ITAHUN AJARAN : 2010/2011MATERI PELAJARAN : SISTEM SARAF PADA MANUSIA
Standar Kompetensi Kompetensi yang Diuji Indikator Soal Nomor Soal Jumlah3. Memahami
berbagai sistemdalam kehidupanmanusia
Mendeskripsikansistem koordinasi(sistem saraf padamanusia danhubungannya dengankesehatan)
1. Peserta didik dapat menjelaskanbagian-bagian sel saraf besertafungsinya.
2. Peserta didik dapatmembedakan tiga macam selsaraf berdasar fungsi.
3. Peserta didik dapatmembedakan proses gerakrefleks dan gerak biasa.
4. Peserta didik dapat menjelaskanbagian-bagian sistem sarafpusat beserta fungsinya.
5. Peserta didik dapat menjelaskanbagian-bagian sistem saraf tepibeserta fungsinya.
6. Peserta didik dapatmenyebutkan fungsi sistemsaraf.
7. Peserta didik dapat menjelaskankelainan pada sistem saraf.
1, 2, 4, 7, 13, 25, 26,35, 39.
11, 12, 14, 28, 32, 37,38, 23, 46.
5, 6, 8, 9, 33, 44.
15, 17, 18, 22, 24, 29,41, 43, 49.
10, 16, 19, 20, 31, 42.
3, 27, 47, 21, 34.
30, 36, 40, 45, 48,50.
9
9
6
9
6
5
6
Jumlah soal 50
KISI-KISI SOAL SIKLUS I DAN SIKLUS II
NAMA SEKOLAH : MTs Negeri Brangsong KendalMATA PELAJARAN : IPA TERPADUKELAS/SEMESTER : IX H/ ITAHUN AJARAN : 2010/2011MATERI PELAJARAN : SISTEM SARAF PADA MANUSIA
Standar Kompetensi Kompetensi yang Diuji Indikator Soal Nomor Soal Jumlah3. Memahami
berbagai sistemdalam kehidupanmanusia
Mendeskripsikansistem koordinasi(sistem saraf padamanusia danhubungannya dengankesehatan)
1. Peserta didik dapat menjelaskanbagian-bagian sel saraf besertafungsinya.
2. Peserta didik dapatmembedakan tiga macam selsaraf berdasar fungsi.
3. Peserta didik dapatmembedakan proses gerakrefleks dan gerak biasa.
4. Peserta didik dapat menjelaskanbagian-bagian sistem saraf pusatbeserta fungsinya.
5. Peserta didik dapat menjelaskanbagian-bagian sistem saraf tepibeserta fungsinya.
6. Peserta didik dapatmenyebutkan fungsi sistemsaraf.
7. Peserta didik dapat menjelaskankelainan pada sistem saraf.
1, 2, 3, 4, 8, 9, 10, 13/ I
5, 6, 7, 15 / I.
11, 12, 14 / I
2, 3, 5, 11, 12, 13, 14,15 /II
4, 9, 10 / II
1, 7 / II
6, 8 / II
8
4
3
8
3
2
2
Jumlah soal 30
Lampiran 6
UJI COBA SOAL
SISTEM SARAF PADA MANUSIA
KELAS IX
Nama :No. Absen :Kelas :
Pilihlah jawaban yang benar!
1. Satuan sel saraf pada manusia disebut....
a. neurit
b. neuron
c. dendrit
d. neurofibril
2. Pada gambar berikut, dendrit ditunjukkan oleh nomor ….
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
3. Sistem tubuh yang mampu menerima masukan dari lingkungan luar maupun
lingkungan dalam tubuh, kemudian berdasar informasi tersebut tubuh melakukan
tindakan tepat untuk menjaga fungsi tubuh. Hal ini hanya dapat dilakukan oleh…
a. Sistem saraf
b. Sistem kardiovaskuler
c. Sistem hormon
d. Sistem gerak
4. Berdasarkan gambar pada soal nomor 2, impuls keluar dari badan sel saraf
melalui bagian tertentu yang ditunjukkan oleh nomor ….
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
5. Perhatikan data berikut:
1. otot/kelenjar
2. saraf motor
3. alat indera
4. saraf sensori
5. neuron perantara
6. otak
Urutan jalannya rangsangan sampai terjadi tanggapan pada gerak biasa adalah ….
a. 3 - 2 - 6 - 4 - 5-1
b. 3 - 2 - 5 - 6 - 4- 1
c. 3 – 4 – 6 – 2 – 1
d. 3 – 4 – 2 – 6 – 1
6. Ketika kita berjalan kaki telanjang dan tanpa sengaja menginjak bara api puntung
rokok, maka jalannya rangsang yang terjadi adalah….
a. Rangsang, reseptor saraf sensorik, sumsum tulang belakang, saraf motorik,
efektor, respon
b. Rangsang, reseptor, saraf sensorik, sumsum tulang belakang, saraf motorik,
reseptor dan respon
c. Rangsang, reseptor, saraf sensorik, otak, saraf motorik ,efektor dan respon
d. Rangsang, efektor, saraf sensorik, otak, saraf motorik, reseptor dan respon.
7. Pesan masuk dan keluar dari sel saraf melalui bagian-bagian dengan arah ….
a. akson → badan sel saraf → dendrit
b. akson → dendrit → badan sel saraf
c. dendrit → badan sel saraf → akson
d. dendrit → akson → badan sel saraf
8. Pernyataan di bawah ini benar, kecuali ….
a. Jalan yang dilalui pesan dari otak ke tangan berbeda dengan jalan yang dilalui
pesan dari tangan ke otak.
b. Sel saraf yang membentuk jalur panjang terdiri dari beberapa neuron.
c. Dendrit dari satu neuron akan berhubungan dengan dendrit dari neuron yang
lain secara langsung.
d. Dendrit dari satu sel saraf berhubungan dengan sel saraf lain melalui sinapsis.
9. Dari pernyataan di bawah ini, yang merupakan urutan gerak refleks adalah ….
a. impuls – indra – saraf sensori – saraf motor – otot
b. impuls – indra – otak – saraf sensori – saraf motor – otot
c. impuls – indra – saraf sensori – neuron perantara – saraf motor – otot
d. impuls – indra – saraf sensori – saraf motor – neuron perantara – otot
10. Bekerjanya organ-organ visceral disebabkan oleh bekerjanya sistem saraf yang
bersifat antagonis, yaitu mengaktifkan dan yang lain memperlambat. Sistem saraf
yang dimaksud adalah….
a. Otak besar
b. Otak kecil
c. Simpatik dan parasimpatik
d. Sumsum tulang belakang
11. Serabut saraf sensorik berfungsi untuk membawa ….
a. rangsangan dari indera ke saraf pusat
b. rangsangan keluar dari badan sel saraf
c. tanggapan dari saraf pusat ke otak
d. tanggapan dari badan sel saraf
12. Pesan yang dibawa oleh sel saraf disebut….
a. Sinapsis
b. efektor
c. interneuron
d. impuls
13. Benang-benang halus pada neurit disebut....
a. sinapsis
b. akson
c. mielin
d. neurofibril
14. Hubungan antar Neuron disebut....
a. koneksi
b. homolog
c. sinapsis
d. relasi
15. Bagian yang tidak termasuk sistem saraf pusat adalah ….
a. cerebrum b. saraf somatis
c. cerebelum d. medulla spinalis
16. Pada saraf tepi terdapat .... urat saraf pada tiap ruas tulang belakang.
a. sepasang
b. dua pasang
c. tiga pasang
d. empat pasang
17. Manusia diberi kelebihan yaitu kemampuan untuk menyimpan memori, berbicara
dan kecerdasan. Semuanya dikendalikan oleh sistem saraf yang terdapat pada
gambar berikut, nomor....
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
18. Berdasar pada gambar soal nomor 17, pusat pengatur gerak refleks ditunjukkan
nomor….
a. 1
b. 4
c. 2
d. 3
19. Saraf sadar pada manusia terdiri atas....
a. 12 pasang saraf kranial dan 13 pasang saraf sumsum
b. 13 pasang saraf kranial dan 12 pasang saraf sumsum
c. 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf sumsum
d. 31 pasang saraf kranial dan 12 pasang saraf sumsum
20. Pengertian dari susunan saraf tak sadar terdiri dari....
a. susunan saraf pusat dan saraf simpatik
b. susunan saraf simpatik dan parasimpatik
c. susunan saraf parasimpatik dan saraf tepi
d. susunan saraf pusat dan susunan saraf tepi
21. Sistem tubuh yang mengatur kecepatan aliran darah, pencernaan, pernafasan,
mengatur tindakan yang tepat untuk menjaga fungsi tubuh yang normal adalah
a. Sistem gerak
b. sistem saraf
c. sistem imun
d. sistem respirasi
22. Pengatur denyut jantung dan pernapasan adalah….
a. Otak besar
b. Otak kecil
c. Batang otak
d. Sumsum tulang belakang
23. Pertemuan antara ujung neurit dengan ujung dendrit disebut….
a. akson
b. jaringan pengikat
c. neuron
d. sinapsis
24. Perhatikan data berikut:
1. pengendali berpikir
2. pengatur keseimbangan
3. pengatur dan pengendali bicara
4. pusat koordinasi kerja otot
5. pengendali penglihatan
Sesuai data tersebut, fungsi dari cerebelum adalah ….
a. 1 dan 2
b. 2 dan 4
c. 3 dan 5
d. 4 dan 5
25. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator
adalah….
a. selubung mielin
b. sel schwann
c. nodus ranvier
d. inti sel schwann
26. Bagian sel saraf yang berfungsi menyalurkan impuls dari badan sel ke luar sel
adalah….
a. sel schwann b. neurit
c. nodus ranvier d. dendrite
27. Berikut adalah fungsi sistem saraf, kecuali….
a. memberi tanggapan (respon)
b. menerima informasi dalam bentuk stimulus (rangsang)
c. menyediakan energi untuk membawa rangsangan
d. memproses informasi yang diterima
28. Serabut saraf motorik berfungsi untuk membawa ….
a. rangsangan dari indera ke saraf pusat
b. rangsangan keluar dari badan sel saraf
c. tanggapan dari badan sel saraf
d. tanggapan dari saraf pusat ke otot atau kelenjar
29. Sistem saraf pusat terdiri dari….
a. otak dan sumsum lanjutan
b. otak dan sumsum tulang belakang
c. sumsum lanjutan dan sumsum tulang belakang
d. sumsum lanjutan dan sumsum tulang belakang
30. Penyakit akibat gangguan fungsi otak yang ditandai oleh kehilangan memori,
pengenalan kepribadian dan kekuatan mental merupakan ciri dari penyakit …
a. polio
b. alzheimer
c. ataksia
d. hidrosefalus
31. Sistem saraf yang bekerja secara otomatis atau di luar kesadaran kita disebut….
a. sistem saraf tepi
b. sistem saraf sadar
c. sistem saraf tak sadar
d. sistem saraf tengah
32. Saraf yang berhubungan dengan otot disebut
a. saraf motorik
b. saraf sensorik
c. interneuron
d. sinapsis
33. Gerakan yang terjadi secara tiba-tiba dibawah kesadaran kita disebut….
a. gerak lambat
b. gerak teratur
c. gerak peristaltik
d. gerak refleks
34. Sistem tubuh yang menjalin kerjasama dengan sistem hormon dalam mengontrol
tubuh adalah…
a. Sistem hormon
b. Sistem gerak
c. Sistem saraf
d. Sistem hemolimfe
35. Bagian dari akson yang tidak terlindungi oleh selubung mielin disebut….
a. sel schwann
b. dendrit
c. neuron
d. nodus ranvier
36. Gangguan sistem saraf yang ditandai oleh gerakan tubuh yang tidak teratur dan
tidak akurat disebut…
a. amnesia
b. alzheimer
c. ataksia
d. penyakit parkinson
37. Yang berfungsi membawa berita untuk disampaikan ke pusat saraf, adalah urat
saraf….
a. konduktor
b. sensorik
c. motorik
d. simpatik
38. Suatu struktur saraf yang melaksanakan aksi sebagai jawaban terhadap impuls
yang datang disebut….
a. reseptor
b. efektor
c. interneuron
d. konduktor
39. Serabut tunggal yang merupakan penjuluran panjang dari sitoplasma badan sel
saraf adalah….
a. impuls
b. dendrit
c. akson
d. sinaps
40. Radang pada selaput pembungkus otak disebut….
a. Faringitis
b. Bronkhitis
c. Meningitis
d. dermatitis
41. Lapisan otak yang berwarna kelabu disebut….
a. sinaps
b. neurofibril
c. korteks
d. interneuron
42. Berikut adalah aktivitas organ yang dipengaruhi saraf parasimpatik adalah….
a. meningkatnya denyut jantung
b. meningkatnya peristaltik lambung
c. meningkatnya laju pernapasan
d. melebarnya pupil
43. Sumsum tulang belakang berfungsi untuk….
a. pengatur gerak refleks
b. penerima rangsang
c. pusat gerak sadar
d. keseimbangan tubuh
44. Contoh refleks otak yaitu gerak pada….
a. pupil mata
b. tempurung lutut
c. siku tangan
d. telapak kaki
45. Penyakit pada sistem saraf yang mampu melumpuhkan tubuh dan dapat dicegah
dengan imunisasi adalah…
a. amnesia
b. polio
c. penyakit parkinson
d. alzheimer
46. Pernyataan yang benar adalah….
a. neuron sensorik berfungsi menghantarkan tanggapan dari pusat saraf ke
efektor
b. neuron motorik berfungsi sebagai neuron penghubung
c. neuron sensorik berfungsi menghantarkan rangsang dari reseptor ke pusat
saraf
d. neuron konektor berfungsi menerima rangsang dari luar badan sel
47. Fungsi utama sistem saraf manusia adalah….
a. Menerima informasi berupa stimulus
b. Memproses informasi yang diterima
c. Menyampaikan pesan yang dibawa oleh sel saraf
d. Alat pengatur dan pengendali seluruh kegiatan alat-alat tubuh
48. Penyakit sistem saraf berikut ini yang tidak disebabkan oleh mikroorganisme
adalah….
a. meningitis dan epilepsi
b. penyakit Parkinson dan amnesia
c. polio dan meningitis
d. Alzheimer dan polio
49. Nama lain dari otak kecil adalah….
a. medulla oblongata
b. cerebellum
c. cerebrum
d. pons varolli
50. Berikut penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang sumsum
tulang belakang menyebabkan kelumpuhan adalah….
a. alzheimer
b. amnesia
c. epilepsi
d. polio
SELAMAT MENGERJAKAN
Lampiran 7
KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA
1. B2. A3. A4. C5. C6. A7. C8. C9. C10. C11. A12. D13. D14. C15. B16. A17. A18. D19. C20. B21. B22. C23. D24. B25. A
26. B27. C28. D29. B30. B31. C32. A33. D34. C35. D36. C37. B38. B39. C40. C41. C42. B43. A44. A45. B46. C47. D48. B49. B50. D
Lampiran 13LEMBAR OBSERVASI GURU
SIKLUS I DAN SIKLUS II
NAMA GURU :TANGGAL PELAKSANAAN :PETUNJUK :
Berilah penilaian dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom yang sesuai!
Dilakukan SkorAspek yang DinilaiYa Tidak 1 2 3 4
PendahuluanTumbuhkan Memberi
motivasi Menyampaikan
tujuanpembelajaran
Memberikanapersepsi
Kegiatan Inti Alami
Namai
Memberikaninformasi awaltentang materi
Memanfaatkanalat peragadengan baik
Mengorganisasikan kelompokuntuk diskusi danmengerjakantugas kelompok
Memberikanbimbingankepada masing-masingkelompokdiskusi.
Membimbingsiswa untukmelaporkan hasildiskusi
Memberikankonsep secaradetail sistemsaraf padamanusia
Demonstrasi-kan
Ulangi
Memberikankesempatan padamasing-masingkelompokmenyampaikanhasil diskusi
Memberikankesempatanpeserta didikuntuk bertanyadan untukmenyampaikanpendapat.
Mereview materidan menekankankonsep yangpenting.
Mengajak danmembimbingsiswa menarikkesimpulan.
Penutup Rayakan Memberikanmotivasi padasiswa untuk lebihgiat mempelajarimateri
Memberikanafirmasi kepadasiswa.
Memberikanpujian kepadasiswa.
Keterangan Skor.1. Tidak baik2. Cukup baik3. Baik4. Sangat baik
Observer
Nur KhanifahNIM: 063811006
Lampiran 14LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN PESERTA DIDIK
SIKLUS ISatuan Pendidikan : MTs Negeri Brangsong KendalMata Pelajaran : IPA TerpaduKelas / Semester : IX HMateri Pokok : Sistem Saraf Pada ManusiaJumlah Peserta didik : 37 Peserta didik
Aspek PengamatanJumlah(Skor)
Pencapaian(%)
KeteranganKel. No Nama
A B C D E1234567
A
81234567
B
81C2
34567123456
D
7123456
E
7JumlahPencapaian (%)
Keterangan
Keterangan:A = kehadiranB = Kerjasama dalam kelompokC = bertanyaD = menjawab pertanyaanE = menyampaikan gagasan
Kriteria Penilaian:Nilai Kategori
4 Sangat Baik3 Baik2 Cukup1 Kurang
RUBRIK PENSKORAN KEAKTIFAN PESERTA DIDIKSIKLUS I dan SIKLUS II
Yang diamati Skor KriteriaKehadiran di kelas 4
321
Hadir di kelas sebelum guru masuk Hadir di kelas bersamaan dengan guru masuk Hadir di kelas 5 menit sesudah guru masuk Hadir di kelas lebih dari 5 – 10 menit guru
masukKerjasama dalam
kelompok43
2
1
Bekerjasama dengan semua anggota kelompok Bekerjasama dengan 4 atau 6 anggota
kelompok Bekerjasama dengan 1 atau 3 anggota
kelompok Tidak bekerjasama dengan anggota kelompok
Bertanya 4
3
2
1
Mengajukan pertanyaan sesuai dengan materiyang diajarkan, kepada siswa yang sedangpresentasi atau guru lebih dari 2X
Mengajukan pertanyaan sesuai dengan materiyang diajarkan, kepada siswa yang sedangpresentasi atau guru sebanyak ≤ 2X
Pertanyaan tidak sesuai dengan materi yangdiajarkan, tetapi terkait dengan fakta dalamkajian biologi.
Tidak pernah mengajukan pertanyaan samasekali
Menjawabpertanyaan
4
3
2
1
Menjawab dengan benar atas pertanyaan yangdiajukan siswa atau guru ≥ 2X
Menjawab pertanyaan dengan benar ataspertanyaan dari siswa atau guru sebanyak 1Xdan menjawab kurang tepat sebanyak 1X
Menjawab pertanyaan dari siswa atau guru,jawaban yang diberikan kurang tepat, sebanyak≥ 1X
Tidak pernah menjawab pertanyaan dari siswaatau guru.
Menyampaikangagasan
4
3
2
1
Menyampaikan gagasan relevan dengan materiyang diajarkan lebih dari 2X
Menyampaikan gagasan relevan dengan materiyang diajarkan sebanyak 2X
Menyampaikan gagasan tidak relevan denganmateri yang diajarkan ≥1X
Tidak pernah menyampaikan gagasan
RUBRIK PENSKORAN KEAKTIFAN PESERTA DIDIKSIKLUS I dan SIKLUS II
Yang diamati Skor KriteriaKehadiran di kelas 4
321
Hadir di kelas sebelum guru masuk Hadir di kelas bersamaan dengan guru masuk Hadir di kelas 5 menit sesudah guru masuk Hadir di kelas lebih dari 5 – 10 menit guru
masukKerjasama dalam
kelompok43
2
1
Bekerjasama dengan semua anggota kelompok Bekerjasama dengan 4 atau 6 anggota
kelompok Bekerjasama dengan 1 atau 3 anggota
kelompok Tidak bekerjasama dengan anggota kelompok
Bertanya 4
3
2
1
Mengajukan pertanyaan sesuai dengan materiyang diajarkan, kepada siswa yang sedangpresentasi atau guru lebih dari 2X
Mengajukan pertanyaan sesuai dengan materiyang diajarkan, kepada siswa yang sedangpresentasi atau guru sebanyak ≤ 2X
Pertanyaan tidak sesuai dengan materi yangdiajarkan, tetapi terkait dengan fakta dalamkajian biologi.
Tidak pernah mengajukan pertanyaan samasekali
Menjawabpertanyaan
4
3
2
1
Menjawab dengan benar atas pertanyaan yangdiajukan siswa atau guru ≥ 2X
Menjawab pertanyaan dengan benar ataspertanyaan dari siswa atau guru sebanyak 1Xdan menjawab kurang tepat sebanyak 1X
Menjawab pertanyaan dari siswa atau guru,jawaban yang diberikan kurang tepat, sebanyak≥ 1X
Tidak pernah menjawab pertanyaan dari siswaatau guru.
Menyampaikangagasan
4
3
2
1
Menyampaikan gagasan relevan dengan materiyang diajarkan lebih dari 2X
Menyampaikan gagasan relevan dengan materiyang diajarkan sebanyak 2X
Menyampaikan gagasan tidak relevan denganmateri yang diajarkan ≥1X
Tidak pernah menyampaikan gagasan
Biologi MTs Kelas IX
Lampiran 15
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
Satuan Pendidikan : MTs Negeri BrangsongMata Pelajaran : BiologiKelas/Semester : IX / GasalModel pembelajaran : Quantum TeachingStandar Kompetensi : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusiaKompetensi Dasar : 1.3 Mendeskripsikan sistem koordinasi dan alat indra pada manusia
dan hubungannya dengan kesehatan.Indikator :
1. Peserta didik mampu menjelaskan pengertian sistem saraf.2. Peserta didik mampu menjelaskan bagian-bagian sel saraf beserta
fungsinya.3. Peserta didik mampu membedakan tiga macam sel saraf berdasarkan
fungsinya.4. Peserta didik mampu membedakan proses gerak refleks dan gerak
biasa.Alokasi Waktu : 4 x 40 Menit
A. Tujuan pembelajaran :1. Menjelaskan pengertian sistem saraf.2. Menjelaskan bagian-bagian sel saraf beserta fungsinya3. Membedakan tiga macam sel saraf berdasarkan fungsinya4. Membedakan proses gerak refleks dan gerak biasa
B. Materi pembelajaran : sel saraf( neuron), macam-macam sel saraf, gerak biasa dangerak refleks
C. Metode : Ceramah, diskusi kelompok, Tanya Jawab, eksperimen danPenugasan
D. Langkah-langkah pembelajaran
No. Kegiatan pembelajaranAlokasiwaktu
A. Pertemuan pertama
Kegiatan pendahuluan Guru Mengucapkan salam dan mempresensi siswa. Guru memberikan apersepsi kepada siswa:
Guru menunjuk salah seorang siswa untuk maju. Secaratiba-tiba guru menempelkan es batu yang dibungkus saputangan ke pipi siswa. Dari respon kaget siswa tersebut,kemudian guru bertanya: apakah gerakan menghindartadi kamu sadari dan direncanakan?.Pernahkah kalian
10 menit
Biologi MTs Kelas IX
mengalami hal semacam itu? Ketika berjalan secara taksengaja terantuk batu kemudian menarik kaki kadangdisertai erangan sakit. Atau ketika kalian melihat bolakemudian mendekat dan mencoba untuk menendangnya?Inilah yang akan kita pelajari hari ini, kira-kira tentangapa?Kita akan belajar bagaimana saraf tubuh secara otomatismengatur kerja tubuh, dan seperti apa struktur canggihyang mampu bekerja dengan kecepatan tinggi mengolahinformasi serta untuk mengetahui secara kronologisbagaimana gerakan sebagai wujud respon dapat terbentuk
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti Guru meminta siswa untuk duduk sesuai dengan kelompok
masing-masing Dengan menggunakan peta konsep siswa dibimbing
untuk mempelajari masing-masing bagian materi dengansistem tanya jawab.
Siswa diminta berpasangan dalam kelompok masing-masing untuk menyebutkan struktur sel saraf besertafungsinya dengan menggunakan tangan sebagai analogisecara bergantian. Jari-jari sebagai dendrit telapak tangandan membuat bundaran ditengah : badan sel dan nukleus,lengan sebagai akson (neurit). Pada lengan digambarimirip sel schwann dan nodus ranvier dan kulit dianggapselubung mielin.
Guru meminta masing-masing kelompok untuk praktikrefleks pupil dengan lampu senter dan mengamati pupilmata. Kemudian dengan menggunakan lembar kerjakelompok masing-masing kelompok berdiskusi untukmemahami tiga jenis sel saraf beserta lintasan gerakrefleks dan gerak biasa.
Guru membimbing dan mengamati diskusi kelompok. Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok
untuk maju menjelaskan hasil diskusi, kelompok yanglain mendengarkan dan menanggapi.
Guru bersama siswa mereview materi dari awal. Guru mempersilahkan siswa yang ingin bertanya dan
memberikan kesempatan pada siswa yang inginmenjawab dan guru mengapresiasi tiap jawaban yangdiberikan.
Guru memberikan penghargaan kepada siswa yangbertanya maupun yang menjawab pertanyaan.
Kegiatan penutup Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
60 menit
10 menit
Biologi MTs Kelas IX
Guru mengajak seluruh siswa untuk bertepuk tangan ataspenambahan pengetahuan dari pertemuan hari ini.
Guru meminta siswa untuk mempelajari lagi materi hariini di rumah.
Guru menutup pertemuan dengan mengucapkan salam.B. Pertemuan Kedua
Kegiatan pendahuluan Guru Mengucapkan salam dan mempresensi siswa. Guru memberikan motivasi kepada siswa dan
memberikan apersepsi:Guru dengan sistem tanya jawab mengulas materipelajaran yang lalu untuk membuka ingatan siswa.
Kegiatan inti Guru meminta siswa duduk berkelompok. Guru menunjuk salah seorang siswa untuk membuat peta
konsep di papan tulis. Guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok
untuk menjelaskan perbagian konsep. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik yang
ingin bertanya dan memberikan kesempatan peserta didiklain untuk menjawab pertanyaan.
Guru memberikan umpan balik dan memberikanpenghargaan kepada penanya dan yang menjawabpertanyaan.
Guru mempersilahkan peserta didik untuk duduk sepertisemula.
Guru mereview lagi materi tersebut. Guru membagikan lembar evaluasi dan meminta siswa
untuk mengerjakannya. Guru meminta kepada siswa mengumpulkan lembar
evaluasi yang telah dikerjakan. Guru bersama siswa membahas jawaban dari evaluasi
tersebut.
Kegiatan penutup Guru memberikan penghargaan dan perayaan atas
pertemuan hari ini. Guru memotivasi siswa untuk mempelajari lagi materi
yang telah dipelajari dan materi pada pertemuanmendatang.
Guru menutup pertemuan dengan bacaan hamdalah danmengucapkan salam.
10 menit
60 menit
10 menit
E. Media Spidol dan whiteboard
Biologi MTs Kelas IX
Es batu dan sapu tangan Lampu senter
F. Sumber/bahan Buku paket Sumarwan, dkk, IPA SMP untuk kelas IX 3A semester 1, Jakarta,
Erlangga: 2007. LKS
G. Penilaian1. Penilaian Proses
Performance: penilaian keaktifan peserta didik melalui lembar observasi.
2. Penilaian hasilPaper and pencil, yakni Penilaian yang dilihat dari hasil tes evaluasi.
Kendal , 6 Oktober 2010Guru Mata Ajar Biologi PenelitiMTs Negeri Brangsong Kendal
Arifah Darojatun, S.Pd. Nur KhanifahNIP.197810272003122002 NIM.063811006
Mengetahui,Kepala MTs Negeri Brangsong Kendal
Dra. Hj. ZayinatunNIP.195412101979032011
Lampiran 16SOAL SIKLUS I
Nama :No. absen :Kelas :
Pilihlah jawaban yang benar !
1. Satuan sel saraf pada manusia disebut ….
a. neurit
b. neuron
c. dendrit
d. neurofibril
2. Pada gambar berikut, dendrit ditunjukkan oleh nomor ….
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
3. Berdasarkan gambar pada soal nomor 2, implus keluar dari badan sel saraf
melalui bagian tertentu yang ditunjukkan oleh nomor ….
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
4. Pesan masuk dan keluar dari sel saraf melalui bagian-bagian dengan arah ….
a. akson → badan sel saraf → dendrit
b. akson → dendrit → badan sel saraf
c. dendrit → badan sel saraf → akson
d. dendrit → akson → badan sel saraf
5. Serabut saraf sensorik berfungsi untuk membawa ….
a. rangsangan dari indera ke saraf pusat
b. rangsangan keluar dari badan sel saraf
c. tanggapan dari saraf pusat ke otot dan kelenjar
d. tanggapan dari badan sel saraf
6. Hubungan antar Neuron disebut....
a. koneksi b. homolog
c. sinapsis d. relasi
7. Saraf yang berhubungan dengan otot disebut ….
a. saraf motorik
b. saraf sensorik
c. interneuron
d. sinapsis
8. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator
adalah….
a. Selubung myelin
b. Sel schwann
c. Nodus ranvier
d. Inti sel schwann
9. Bagian dari akson yang tidak terlindungi oleh selubung myelin disebut….
a. Sel schwann
b. Dendrit
c. Neuron
d. Nodus ranvier
10. Pernyataan di bawah ini benar, kecuali ….
a. Jalan yang dilalui pesan dari otak ke tangan berbeda dengan jalan yang
dilalui pesan dari tangan ke otak.
b. Sel saraf yang membentuk jalur panjang terdiri dari beberapa neuron.
c. Dendrit dari satu neuron akan berhubungan dengan dendrit dari neuron
yang lain secara langsung.
d. Dendrit dari satu sel saraf berhubungan dengan sel saraf lain melalui
sinapsis.
11. Dari pernyataan di bawah ini, yang merupakan urutan gerak refleks adalah ….
a. impuls – indra – saraf sensori – saraf motor – otot
b. impuls – indra – otak – saraf sensori – saraf motor – otot
c. impuls – indra – saraf sensori – neuron perantara – saraf motor – otot
d. impuls – indra – saraf sensori – saraf motor – neuron perantara – otot
12. Gerakan yang terjadi secara tiba-tiba dibawah kesadaran kita disebut….
a. Gerak lambat
b. Gerak teratur
c. Gerak peristaltik
d. Gerak refleks
13. Benang-benang halus pada neurit disebut….
a. Sinapsis b. Akson
c. Myelin d. neurofibril
14. Perhatikan data berikut:
1. otot/kelenjar
2. saraf motorik
3. alat indera
4. saraf sensorik
5. neuron perantara
6. otak
Urutan jalannya rangsangan sampai terjadi tanggapan pada gerak biasa adalah….
a. 3 – 2 – 6 – 4 – 5 – 1
b. 3 – 2 – 5 – 6 – 4 – 1
c. 3 – 4 – 6 – 2 – 1
d. 3 – 4 – 2 – 6 – 1
15. Serabut saraf motorik berfungsi untuk membawa….
a. Rangsangan dari indera ke saraf pusat
b. Rangsangan keluar dari badan sel saraf
c. Tanggapan dari badan sel saraf
d. Tanggapan dari badan sel saraf ke otot atau kelenjar
SELAMAT MENGERJAKAN
Lampiran 17KUNCI JAWABAN SOAL SIKLUS I
1. B2. A3. C4. C5. A6. C7. A8. A9. D10. C11. C12. D13. D14. C15. D
KUNCI JAWABAN SOAL SIKLUS II
1. C2. B3. C4. B5. B6. C7. C8. B9. A10. C11. C12. B13. C14. A15. B
Lampiran 18
DAFTAR NILAI DAN HASIL ANALISIS
EVALUASI SIKLUS I PESERTA DIDIK KELAS IX H MTs NEGERI
BRANGSONG KENDAL
No Nama Nilai Keterangan
1 Ahmad Sutrisno 60 BELUM TUNTAS
2 Ahmad wakhidun 73 TUNTAS
3 Amirul Mukminin 67 TUNTAS
4 Cholis M Ubaidilah 40 BELUM TUNTAS
5 Dewi Lestari Handayani 73 TUNTAS
6 Dewi Mufidah 80 TUNTAS
7 Hari Setiadi 40 BELUM TUNTAS
8 Ika Isnayati 67 TUNTAS
9 Joko Irfansyah 67 TUNTAS
10 Laila Rosana 40 BELUM TUNTAS
11 Lia Amelia 53 BELUM TUNTAS
12 Maskon 67 TUNTAS
13 M. Ali Al Muhdlor 73 TUNTAS
14 M. Aryo Gumilar 47 BELUM TUNTAS
15 M.Suriya 73 TUNTAS
16 Malinda Putri Setyani 67 TUNTAS
17 Muhammad AgusMulyadi
33 BELUM TUNTAS
18 Muhammad Cahya S.I 67 TUNTAS
19 Muhammad Nugroho S 33 BELUM TUNTAS
20 Muhammad Nur Fatoni 73 TUNTAS
21 Mutmainatul Kulub 27 BELUM TUNTAS
22 Nasziroh 40 BELUM TUNTAS
23 Riska Nur SanatulJadidah
67 TUNTAS
24 Saeful Mujab AlMubarok
67 TUNTAS
25 Siti Aisyatul Mubarokah 67 TUNTAS
26 Siti Yani 60 BELUM TUNTAS
27 Sukri Mustofa 73 TUNTAS
28 Syukron Mashadi 67 TUNTAS
29 Teguh Hidayat 67 TUNTAS
30 Tinu Setyawan 73 TUNTAS
31 Ulil Albab 60 BELUM TUNTAS
32 Ulin Nuha 53 BELUM TUNTAS
33 Widodo 60 BELUM TUNTAS
34 Wisnu Hidayat 27 BELUM TUNTAS
35 Wisnu Mareta Nugraha 80 TUNTAS
36 Zaeni 67 TUNTAS
37 Zuli Nur Auliasari 60 BELUM TUNTAS
Jumlah peserta didik mencapai KKM 22Ketuntasan klasikal 59%
Nilai tertinggi 80Nilai terendah 27Rata-rata kelas 59.67
Lampiran 19LEMBAR OBSERVASI GURU
SIKLUS I
NAMA GURU : Arifah Darojatun, S. PdTANGGAL PELAKSANAAN : 04 Oktober 2010
Berilah penilaian dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom yang sesuai!
Dilakukan SkorAspek yang dinilaiYa Tidak 1 2 3 4
PendahuluanTumbuhkan Memberi
motivasi Menyampaikan
tujuanpembelajaran
Memberikanapersepsi
√
√
√
√
√
√
Kegiatan inti Alami
Namai
Demonstrasi
Memberikaninformasi awaltentang materi
Memanfaatkanalat peragadengan baik
Mengorganisasikan kelompokuntuk diskusi danmengerjakantugas kelompok
Memberikanbimbingankepada masing-masingkelompokdiskusi.
Membimbingsiswa untukmelaporkan hasildiskusi
Memberikankonsep secaradetail sistemsaraf padamanusia
Memberikan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
kan
Ulangi
kesempatan padamasing-masingkelompokmenyampaikanhasil diskusi
Memberikankesempatanpeserta didikuntuk bertanyadan untukmenyampaikanpendapat.
Mereview materidan menekankankonsep yangpenting.
Mengajak danmembimbingsiswa menarikkesimpulan.
√
√
√
√
√
√
√
Penutup rayakan Memberikanmotivasi padasiswa untuk lebihgiat mempelajarimateri
Memberikanafirmasi kepadasiswa.
Memberikanpujian kepadasiswa.
√
√
√
√
√
√
Keterangan Skor.1. Tidak baik2. Cukup baik3. Baik4. Sangat baik
Observer / Peneliti
Nur KhanifahNIM: 063811006
Lampiran 20
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN PESERTA DIDIKSIKLUS I
Satuan Pendidikan : MTsN Brangsong KendalMata Pelajaran : IPA TerpaduKelas / Semester : IX HMateri Pokok : Sistem Saraf Pada ManusiaJumlah Peserta didik : 37 Peserta didik
Aspek PengamatanKel. No Nama
A B C D EJumlah(Skor)
Pencapaian(%)
Keterangan
1 Ahmad Sutrisno 4 2 2 2 2 12 60 Cukup2 Ahmad wakhidun 4 4 2 3 2 15 75 Baik3 Amirul Mukminin 4 3 2 2 2 13 65 Baik4 Cholis M Ubaidilah 3 3 1 1 1 9 45 Kurang5 Dewi Lestari Handayani 4 3 2 3 2 14 70 Baik6 Dewi Mufidah 4 4 3 4 3 18 90 Sangat baik7 Hari Setiadi 3 3 1 1 1 9 45 Kurang
A
8 Ika Isnayati 4 2 2 2 2 12 60 Cukup1 Joko Irfansyah 4 3 2 3 2 14 70 Baik2 Laila Rosana 4 3 1 1 1 10 50 Cukup3 Lia Amelia 4 2 1 1 1 9 45 Kurang4 Maskon 4 2 2 2 2 12 60 Cukup5 M. Ali Al Muhdlor 4 4 2 3 2 15 75 Baik6 M. Aryo Gumilar 3 3 1 1 1 9 45 kurang7 M.Suriya 4 3 2 3 2 14 70 Baik
B
8 Malinda Putri Setyani 4 2 2 2 2 12 60 Cukup
1 Muhammad Agus M 4 2 1 1 1 9 45 Kurang2 Muhammad Cahya S.I 4 3 2 2 2 13 65 Baik3 Muhammad Nugroho S 3 3 1 1 1 9 45 Kurang4 Muhammad Nur Fatoni 4 3 2 3 2 14 70 Baik
C
5 Mutmainatul Kulub 3 1 1 1 1 7 35 Kurang6 Nasziroh 4 3 1 1 1 10 50 Cukup7 Riska Nur Sanatul J 4 3 2 2 2 13 65 Baik1 Saeful Mujab Al M 4 3 2 2 2 13 65 Baik2 Siti Aisyatul M 4 3 2 2 2 13 65 Baik3 Siti Yani 4 3 1 1 1 10 50 Cukup4 Sukri Mustofa 4 1 2 3 2 12 60 Cukup5 Syukron Mashadi 4 3 2 2 2 13 65 Baik6 Teguh Hidayat 4 3 2 2 2 13 65 Baik
D
7 Tinu Setyawan 4 3 2 3 2 14 70 Baik1 Ulil Albab 4 3 1 1 1 10 50 Cukup2 Ulin Nuha 3 2 2 1 2 10 50 Cukup3 Widodo 4 3 1 1 1 10 50 Cukup4 Wisnu Hidayat 3 2 1 1 1 8 40 Kurang5 Wisnu Mareta Nugraha 4 4 3 3 3 17 85 Sangat baik6 Zaeni 4 3 2 2 2 13 65 Baik
E
7 Zuli Nur Auliasari 4 3 1 1 1 10 50 CukupJumlah 141 83 62 70 62 418Pencapaian (%) 95.2 56 41.8 47.2 41.8 56.4
Keterangan Sangatbaik
cukup kurang kurang kurang cukup
Keterangan:A = kehadiranB = Kerjasama dalam kelompokC = bertanyaD = menjawab pertanyaanE = menyampaikan gagasan
Kriteria Penilaian:Nilai Kategori
4 Sangat Baik3 Baik2 Cukup1 Kurang
Observer/ peneliti
(Nur Khanifah) 063811006
Lampiran 21
Lembar diskusi kelompok
JUDUL : Gerak refleks
A. Tujuan
Untuk mengetahui gerak refleks pada pupil mata.
B. Alat dan Bahan
Lampu senter kecil
C. Cara Kerja
1. Perhatikan pupil mata teman kalian.
2. Tanpa memberitahukan kepadanya, arahkan nyala lampu senter ke mata
teman kalian tersebut.
3. Amatilah perubahan yang terjadi pada pupil mata teman kalian.
4. Tanyakan kepada teman kalian tersebut, apakah dia menyadari perubahan
yang terjadi pada pupil matanya.
5. Gambarkan pada kertas keadaan pupil teman kalian sebelum dan sesudah
disinari
6. Termasuk dalam gerak apakah pada peristiwa tersebut? serta Jelaskan
bagaimana mekanisme tersebut terjadi dalam sistem saraf!
7. Sebutkan 2 contoh peristiwa lain dalam kehidupan sehari-hari
sebagaimana kejadian tadi!
8. a.Gambarkan bentuk sel saraf (neuron) serta sebutkan bagian-bagiannya!
b.Jelaskan fungsi masing-masing bagian tersebut!
9. Jelaskan hasil pengamatan kalian kepada teman di kelas kalian.
Biologi MTs Kelas IX
Lampiran 22
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)SIKLUS II
Satuan Pendidikan : MTs Negeri BrangsongMata Pelajaran : BiologiKelas/Semester : IX / GasalModel pembelajaran : Quantum TeachingStandar Kompetensi : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusiaKompetensi Dasar : 1.3 Mendeskripsikan sistem koordinasi dan alat indra pada manusia
dan hubungannya dengan kesehatan.Indikator :
1. Peserta didik mampu menjelaskan bagian-bagian dalam sistem sarafpusat beserta fungsinya.
2. Peserta didik mampu bagian-bagian dalam sistem saraf tepi besertafungsinya Peserta didik mampu membedakan proses gerak refleks dangerak biasa.
3. Peserta didik mampu menyebutkan fungsi sistem saraf4. Peserta didik mampu menjelaskan kelainan pada sistem saraf
Alokasi Waktu : 4 x 40 Menit
Tujuan pembelajaran :1. menjelaskan bagian-bagian dalam sistem saraf pusat beserta
fungsinya2. menjelaskan bagian-bagian dalam sistem saraf tepi beserta fungsinya3. menyebutkan fungsi sistem saraf4. menjelaskan kelainan pada sistem saraf
Materi pembelajaran : sistem saraf pusat, sistem saraf tepi dan kelainan pada sistem saraf.Metode : Ceramah, diskusi kelompok, Tanya Jawab, dan Penugasan
Langkah-langkah pembelajaran :
No Kegiatan pembelajaran Alokasi waktu
A. Pertemuan pertama
Kegiatan pendahuluan Guru Mengucapkan salam dan mempresensi peserta
didik. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik dan
memberikan apersepsi:Guru mengajukan pertanyaan organ tubuh manakahyang kita gunakan untuk berpikir?Pertemuan kemarin kita telah belajar tentang gerakbiasa dan gerak refleks. Hari ini kita akan mempelajarirupa dan struktur dari organ yang bertanggung jawabatas kegiatan tersebut.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru membagikan hasil koreksi evaluasi pada
10 menit
Biologi MTs Kelas IX
pertemuan sebelumnya
Kegiatan inti peserta didik telah duduk sesuai dengan kelompok
masing-masing saat pembelajaran dimulai. Dengan menggunakan peta konsep dan carta, peserta
didik dibimbing untuk mempelajari masing-masingbagian materi dengan sistem tanya jawab.
Guru mengajarkan bagian-bagian dari otak besertafungsinya dengan bantuan jembatan keledai.
Peserta didik melakukan diskusi kelompok mengenaisistem saraf tepi dan meminta peserta didik menuliskanhal-hal yang sudah dipahami dan yang belum dipahamiuntuk kemudian pertanyaan tersebut diajukan kepadaguru.
Guru membimbing dan mengamati diskusi kelompok. Guru mengecek pemahaman peserta didik dari hasil
diskusi dengan sistem tanya jawab secara klasikal. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya dan memberikan kesempatan kepada pesertadidik lain untuk menjawab.
Guru bersama peserta didik mereview materi dari awal. Mempersilahkan peserta didik yang ingin bertanya dan
memberikan kesempatan pada peserta didik yang inginmenjawab dan mengapresiasi tiap jawaban yangdiberikan.
Kegiatan penutup Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi yang
telah dipelajari. Guru mengajak seluruh peserta didik untuk bertepuk
tangan atas penambahan pengetahuan dari pertemuanhari ini.
Guru meminta kepada peserta didik untukmenyebutkan kembali bagian-bagian otak besertafungsinya menggunakan jembatan keledai.
Guru memberi tugas individu untuk meresume materihari ini menggunakan bahasa dan pemahaman masing-masing peserta didik dan meminta peserta didik untukmempelajari lagi materi hari ini di rumah.
Guru menutup pertemuan dengan bacaan hamdalah danmengucapkan salam.
60 menit
10 menit
Biologi MTs Kelas IX
B. Pertemuan kedua
Kegiatan pendahuluan Guru Mengucapkan salam, membuka pelajaran dengan
basmalah dan mempresensi peserta didik.Guru memberikan motivasi kepada peserta didik danmemberikan apersepsi: adakah diantara kalian yangpernah sakit kepala? Hari ini kita akan mengulangsedikit materi kemarin dan belajar tentang gangguanjuga kelainan pada sistem saraf.
Kegiatan inti Guru meminta peserta didik mengumpulkan tugas yang
diberikan pada pertemuan sebelumnya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru mengajak peserta didik untuk menyebutkan
kembali tentang bagian-bagian otak beserta fungsinyamenggunakan jembatan keledai.
Dengan sistem tanya jawab peserta didik diajakmengulas materi tentang sistem saraf tepi dan memberipenghargaan terhadap peserta didik yang telahberusaha menjawab..
Guru membimbing peserta didik untuk menyimpulkanfungsi sistem saraf.
Guru menerangkan tentang kelainan pada sistem saraf. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk bertanya, dan memberikan kesempatan kepadapeserta didik yang lain untuk menjawab.
Guru membagikan lembar soal evaluasi, dan pesertadidik mengerjakan evaluasi tersebut danmengumpulkannya.
Guru dan peserta didik bersama-sama membahasjawaban soal evaluasi.
Kegiatan penutup Guru memberikan penghargaan dan perayaan atas
pertemuan hari ini. Guru memotivasi peserta didik untuk mempelajari lagi
materi yang telah dipelajari dan materi pada pertemuanmendatang.
Guru menutup pertemuan dengan bacaan hamdalah danmengucapkan salam.
10 menit
60 menit
10 menit
A. Media Spidol dan whiteboard Carta
B. Sumber/bahan Buku paket Sumarwan, dkk, IPA SMP untuk kelas IX 3A semester 1, Jakarta,
Erlangga: 2007. LKS
Biologi MTs Kelas IX
C. Penilaian1. Penilaian Proses
Performance: penilaian keaktifan peserta didik melalui lembar observasi.
2. Penilaian hasilPenilaian hasil dilihat dari hasil tes evaluasi.
Kendal, 13 Oktober 2010Guru mata ajar Biologi PenelitiMTs Negeri Brangsong Kendal
Arifah Darojatun, S.Pd. Nur KhanifahNIP.197810272003122002 NIM. 063811006
Mengetahui,Kepala MTs Negeri Brangsong Kendal
Dra. Hj. ZayinatunNIP.195412101979032011
Lampiran 23SOAL EVALUASI SIKLUS II
Nama :Kelas :No.absen :
Pilihlah jawaban yang benar!
1. Sistem tubuh yang menjalin kerjasama dengan sistem hormon dalam
mengontrol tubuh adalah….
a. Sistem hormon
b. Sistem gerak
c. Sistem saraf
d. Sistem hemolimfe
2. Manusia diberi kelebihan yaitu kemampuan untuk menyimpan memori,
berbicara dan kecerdasan. Semuanya dikendalikan oleh sistem saraf yang
terdapat pada gambar berikut, nomor....
a. 4
b. 1
c. 2
d. 3
3. Berdasar pada gambar soal nomor 2, pusat pengatur gerak refleks ditunjukkan
nomor….
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
4. Pengertian dari susunan saraf tak sadar terdiri dari....
a. susunan saraf pusat dan saraf simpatik
b. susunan saraf simpatik dan parasimpatik
c. susunan saraf parasimpatik dan saraf tepi
d. susunan saraf pusat dan susunan saraf tepi
5. Perhatikan data berikut:
1. pengendali berpikir
2. pengatur keseimbangan
3. pengatur dan pengendali bicara
4. pusat koordinasi kerja otot
5. pengendali penglihatan
Sesuai data tersebut, fungsi dari cerebelum adalah ….
a. 1 dan 2
b. 2 dan 4
c. 3 dan 5
d. 4 dan 5
6. Radang pada selaput pembungkus otak disebut….
a. faringitis
b. bronkitis
c. meningitis
d. dermatitis
7. Berikut adalah fungsi sistem saraf, kecuali….
a. memberi tanggapan (respon)
b. menerima informasi dalam bentuk stimulus (rangsang)
c. menyediakan energi untuk membawa rangsangan
d. memproses informasi yang diterima
8. Penyakit pada sistem saraf yang mampu melumpuhkan tubuh dan dapat
dicegah dengan imunisasi adalah….
a. Amnesia
b. Polio
c. Penyakit Parkinson
d. Alzheimer
9. Pada saraf tepi terdapat .... urat saraf pada tiap ruas tulang belakang.
a. sepasang
b. dua pasang
c. tiga pasang
d. empat pasang
10. Saraf sadar pada manusia terdiri atas....
a. 12 pasang saraf kranial dan 13 pasang saraf sumsum
b. 13 pasang saraf kranial dan 12 pasang saraf sumsum
c. 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf sumsum
d. 31 pasang saraf kranial dan 12 pasang saraf sumsum
11. Pengatur denyut jantung dan pernapasan adalah….
a. Otak besar
b. Otak kecil
c. Batang otak
d. Sumsum tulang belakang
12. Sistem saraf pusat terdiri dari….
a. Otak dan sumsum lanjutan
b. Otak dan sumsum tulang belakang
c. Sumsum lanjutan dan sumsum tulang belakang
d. Sumsum lanjutan dan batang otak
13. Lapisan otak yang berwarna kelabu disebut….
a. Sinaps
b. Neurofibril
c. Korteks
d. interneuron
14. Sumsum tulang belakang berfungsi untuk….
a. pengatur gerak refleks
b. penerima rangsang
c. pusat gerak sadar
d. keseimbangan tubuh
15. Nama lain dari otak kecil adalah….
a. Medulla oblongata
b. Cerebellum
c. Cerebrum
d. Pons varolli
SELAMAT MENGERJAKAN
Lampiran 24
DAFTAR NILAI DAN HASIL ANALISIS
EVALUASI SIKLUS II PESERTA DIDIK KELAS IX H MTs NEGERI BRANGSONG
KENDAL
No Nama Nilai Keterangan
1 Ahmad Sutrisno 73 TUNTAS
2 Ahmad wakhidun 73 TUNTAS
3 Amirul Mukminin 73 TUNTAS
4 Cholis M Ubaidilah 67 TUNTAS
5 Dewi Lestari Handayani 73 TUNTAS
6 Dewi Mufidah 93 TUNTAS
7 Hari Setiadi 60 BELUM TUNTAS
8 Ika Isnayati 67 TUNTAS
9 Joko Irfansyah 67 TUNTAS
10 Laila Rosana 60 BELUM TUNTAS
11 Lia Amelia 67 TUNTAS
12 Maskon 73 TUNTAS
13 M. Ali Al Muhdlor 87 TUNTAS
14 M. Aryo Gumilar 67 TUNTAS
15 M.Suriya 80 TUNTAS
16 Malinda Putri Setyani 67 TUNTAS
17 Muhammad AgusMulyadi
67 TUNTAS
18 Muhammad Cahya S.I 67 TUNTAS
19 Muhammad Nugroho S 67 TUNTAS
20 Muhammad Nur Fatoni 80 TUNTAS
21 Mutmainatul Kulub 67 TUNTAS
22 Nasziroh 53 BELUM TUNTAS
23 Riska Nur SanatulJadidah
67 TUNTAS
24 Saeful Mujab AlMubarok
67 TUNTAS
25 Siti Aisyatul Mubarokah 67 TUNTAS
26 Siti Yani 53 BELUM TUNTAS
27 Sukri Mustofa 73 TUNTAS
28 Syukron Mashadi 67 TUNTAS
29 Teguh Hidayat 73 TUNTAS
30 Tinu Setyawan 67 TUNTAS
31 Ulil Albab 67 TUNTAS
32 Ulin Nuha 60 BELUM TUNTAS
33 Widodo 67 TUNTAS
34 Wisnu Hidayat 67 TUNTAS
35 Wisnu Mareta Nugraha 87 TUNTAS
36 Zaeni 73 TUNTAS
37 Zuli Nur Auliasari 67 TUNTAS
Jumlah peserta didik mencapai KKM 32Ketuntasan klasikal 86.4%
Nilai tertinggi 93Nilai terendah 53Rata-rata kelas 69.4
Lampiran 25LEMBAR OBSERVASI GURU
SIKLUS II
NAMA GURU : Arifah Darojatun, S. PdTANGGAL PELAKSANAAN : 11 Oktober 2010
Berilah penilaian dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom yang sesuai!
Dilakukan SkorAspek yang dinilaiYa Tidak 1 2 3 4
PendahuluanTumbuhkan Memberi
motivasi Menyampaikan
tujuanpembelajaran
Memberikanapersepsi
√
√
√
√
√
√
Kegiatan inti Alami
Namai
Demonstrasi
Memberikaninformasi awaltentang materi
Memanfaatkanalat peragadengan baik
Mengorganisasikan kelompokuntuk diskusi danmengerjakantugas kelompok
Memberikanbimbingankepada masing-masingkelompokdiskusi.
Membimbingsiswa untukmelaporkan hasildiskusi
Memberikankonsep secaradetail sistemsaraf padamanusia
Memberikan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
kan
Ulangi
kesempatan padamasing-masingkelompokmenyampaikanhasil diskusi
Memberikankesempatanpeserta didikuntuk bertanyadan untukmenyampaikanpendapat.
Mereview materidan menekankankonsep yangpenting.
Mengajak danmembimbingsiswa menarikkesimpulan.
√
√
√ √
√
√
Penutup Rayakan Memberikanmotivasi padasiswa untuk lebihgiat mempelajarimateri
Memberikanafirmasi kepadasiswa.
Memberikanpujian kepadasiswa.
√
√
√
√
√
√
Keterangan Skor.1. Tidak baik2. Cukup baik3. Baik4. Sangat baik
Observer / Peneliti
Nur KhanifahNIM: 063811006
Lampiran 26
HASIL OBSERVASI KEAKTIFAN PESERTA DIDIKSIKLUS II
Satuan Pendidikan : MTsN Brangsong KendalMata Pelajaran : IPA TerpaduKelas / Semester : IX HMateri Pokok : Sistem Saraf Pada ManusiaJumlah Peserta didik : 37 Peserta didik
Aspek PengamatanKel. No Nama
A B C D EJumlah(Skor)
Pencapaian(%)
Keterangan
1 Ahmad Sutrisno 4 2 1 2 2 11 55 Cukup2 Ahmad wakhidun 4 4 2 3 3 16 80 Sangat baik3 Amirul Mukminin 4 3 3 3 2 15 75 Baik4 Cholis M Ubaidilah 3 2 1 1 1 8 40 Kurang5 Dewi Lestari Handayani 4 4 2 3 2 15 75 Baik6 Dewi Mufidah 4 4 4 4 3 19 95 Sangat baik7 Hari Setiadi 3 3 1 1 1 9 45 Kurang
A
8 Ika Isnayati 4 3 3 3 2 15 75 Baik1 Joko Irfansyah 4 3 3 3 2 15 75 Baik2 Laila Rosana 4 3 1 1 1 10 50 Cukup3 Lia Amelia 3 2 1 1 1 8 40 Kurang4 Maskon 4 3 1 3 2 13 65 Baik5 M. Ali Al Muhdlor 4 4 2 4 1 15 75 Baik6 M. Aryo Gumilar 4 3 1 1 1 10 50 Cukup7 M.Suriya 4 4 3 3 2 16 80 Sangat baik
B
8 Malinda Putri Setyani 4 3 1 2 1 11 55 Cukup
1 Muhammad Agus Mulyadi 4 3 1 1 1 10 50 Cukup2 Muhammad Cahya S.I 4 3 2 3 2 14 70 Baik3 Muhammad Nugroho S 3 2 1 1 1 8 40 Kurang4 Muhammad Nur Fatoni 4 4 3 3 2 16 80 Sangat baik5 Mutmainatul Kulub 4 3 1 1 1 10 50 Cukup6 Nasziroh 3 2 1 1 1 8 40 Kurang
C
7 Riska Nur Sanatul Jadidah 4 3 2 2 1 12 60 Cukup1 Saeful Mujab Al Mubarok 4 3 2 4 2 15 75 Baik2 Siti Aisyatul Mubarokah 4 3 2 3 2 14 70 Baik3 Siti Yani 4 3 1 2 1 11 55 Cukup4 Sukri Mustofa 4 4 3 3 3 17 85 Sangat baik5 Syukron Mashadi 4 4 2 3 2 15 75 Baik6 Teguh Hidayat 3 3 2 3 2 13 65 Baik
D
7 Tinu Setyawan 4 4 3 4 2 17 85 Sangat baik1 Ulil Albab 4 3 1 2 2 12 60 Cukup2 Ulin Nuha 4 2 1 2 1 10 50 Cukup3 Widodo 4 2 3 3 2 14 70 Baik4 Wisnu Hidayat 3 4 1 1 1 10 50 Cukup5 Wisnu Mareta Nugraha 4 4 4 4 4 20 100 Sangat baik6 Zaeni 4 3 3 3 3 16 80 Sangat baik
E
7 Zuli Nur Auliasari 4 3 1 2 2 12 60 BaikJumlah 141 113 70 89 65 478Pencapaian (%) 95.2 76.3 47.2 60.1 43.9 64.5
Keterangan Sangatbaik
Baik Kurang cukup kurang baik
Keterangan:A = kehadiranB = kerjasama dalam kelompokC = bertanyaD = menjawab pertanyaanE = menyampaikan gagasan
Kriteria Penilaian:Nilai Kategori
4 Sangat Baik3 Baik2 Cukup1 Kurang
Observer/Peneliti
(Nur Khanifah) 063811006
Lampiran 29FOTO PENELITIAN
1. Peneliti bersama peserta didik 2. Presentasi kelompok siklus I
3. Kegiatan peserta didik siklus I 4. Kegiatan peserta didik siklus I
5. Kegiatan diskusi siklus II 6. Kegiatan diskusi siklus II
7. Presentasi kelompok siklus II 8. Peserta didik saat bertanya siklus II
Nilai Evaluasi Sistem Ekskresikelas IX H
No. Absen Nilai1 202 453 644 645 646 897 198 429 40
10 3011 3012 6413 6514 6415 6416 4417 3718 6419 3720 6021 3222 3023 4724 4025 6426 3427 6428 4329 5030 4431 4032 2033 6434 4335 7036 5237 30
Rata-rata kelas 47Ketuntasan klasikal 35%
KKM ≥ 63Jumlah peserta didik tuntas: 13Jumlah peserta didik tidak tuntas: 24
SILABUS
Mata pelajaran : IPA TerpaduKelas : IXSemester : GanjilStandar kompetensi : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator PenilaianAlokasiWaktu
Sumberbuku,
bahan/alat1.3 Mendeskripsikansistem koordinasidan alat indra padamanusia danhubungannya dengankesehatan
Sistem koordinasidan alat inderapada manusia danhubungannyadengan kesehatan
Melalui pertanyaanterbimbing mengkajitentang pengertiansistem saraf.
Secara individumelalui analogitangan menyebutkanmorfologi neuronserta fungsinya.
Melalui kerjakelompok dan praktik,mengkaji tentang tigamacam sel saraf sertafungsinya, gerakrefleks dan gerakbiasa.
Mempresentasikansecara kelompok hasilpraktik kelompoktentang tiga macamsel saraf serta
menjelaskanpengertiansistem saraf.
menjelaskanbagian-bagiansel saraf besertafungsinya.
membedakantiga macam selsarafberdasarkanfungsinya.
membedakanproses gerakrefleks dangerak biasa.
tugaskelompok, tugasindividu,unjukkerja,sikap, dantesevaluasi.
4 X 40’ SumberbukuacuanyangrelevanSumarwan, dkk, IPASMP untukkelas IX3Asemester 1,Jakarta,Erlangga:2007.LKS
Alat:senter,carta.
fungsinya, gerakrefleks dan gerakbiasa.
Melalui kerjakelompok, belajarmandiri denganmembuat resume, danjembatan keledai,kemudianmengkomunikasikantentang pembagiansistem saraf pusat,bagian-bagianpenyusunnya sertafungsinya.
.Menyimpulkanfungsi sistem sarafpada manusia melaluiarahan terbimbingdari guru.
Membaca mandiri danmengkaji tentangkelainan sistem sarafdengan arahanterbimbing dari guru.
menjelaskanbagian-bagiandalam sistemsaraf pusatbesertafungsinya
menjelaskanbagian-bagiandalam sistemsaraf tepibesertafungsinya
menyebutkanfungsi sistemsaraf
menjelaskankelainan padasistem saraf
tugaskelompok, tugasindividu,unjukkerja,sikap, dantesevaluasi.
4X40’
Guru Mata Ajar Biologi Peneliti
Arifah Darojatun, S.Pd. Nur KhanifahNIP.197810272003122002 NIM.063811006
Kepala MTsN Brangsong Kendal
Dra. Hj. ZayinatunNIP.195412101979032011