penerapan pembelajaran aktif metode...
TRANSCRIPT
PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIF METODE PERMAINAN BINGO
UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA
SISWA KELAS III SDN TUNAS MEKAR
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Pencapaian Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
RESTU PERTIWI
1110018300031
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
I,EMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul "Penerapan Pembelajaran Aktif Metode Permainan Bingo
untuk Nteningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas III SDN
Tunas Nlekar", disusun oleh Restu Pertirvi, NIM 1110018300031, Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah lbtidaiyah; Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinvatakan lulus
dalam LIjran Munaqasah pada tanggal l6 Januan 2015 dihadapan dervan penguji.
Karena itu. penulis berhak memDeroleh gelar sarjana Sl (S.Pd) dalam bidang
P.endidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
Jakarta, l6 Januari 2015
Panitia Ujian Munaqasah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan)
Dr. Fauzan. MAMP. 19761107 200701 I 013
Sekretaris (Sekretaris Jurusan)
Asep Ediana Latip. M.PdNIP. 19810623 200912 I 003
Penguji I
Dra. Afidah Mas'udMP. 196t0926 198603 2 004
Penguji Il
Firdausi.SSi.MPdNIP 19690629 200,s01 I 003
Tanggal
!?/e:r::t
*/* *u*
29/ bls/04
Tanda Tangan
,rO{uur
W,W
"91,r-ot-{'t " ""' '"''
Mengetahui,
Ilmu Tarbiyah dan KeguruanHrdayatullah Jakarta
9591402 198603 2 001
PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIF METODE PERIT{AINAN BINGO
T]NTI'K MEI\IINGKATKAI\i AKTTVITAS BELAJAR MATEMATIKA
SIS1VA KELAS III SDN TUNAS MEKAR
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Saiah Satu Syamt Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Restu Pertiwi
NIM. I110018300031
Dibawah Bimbingan
JURUS$I PENDIDIKAN GURU MADRASAII IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBTYA}I I}AI\I KEGURUAN
UNIYERSITAS ISLAM NEGERI SYARIT HIDAYATULLAII
JAKARTA
20r5
Dr. Gcfar llwirahavu. M.Pd
NIP. 1979060t 200604 4 A04
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAII
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
NIM
Jurusan
Angkatan Tahun
Alamat
bimbingan dosen:
Nama
NIP
Dosen Jurusan
: Restu Pertiwi
: 11 10018300031
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
:2010
: Kp. Jarnpang Pulo RT. 003/003 Kec. Kemang Kab. Bogor
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Penerapan Pembelajaran Aktif Metode
Permainan Bingo untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa
Kelas III SIIN Tunas Mekar adalah benar hasil karya sendiri di bawah
: Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd
: 19790601 20A604 2 004
: Pendidikan Matematika
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya
siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil
karya sendiri.
Jakafia,05 Januari 2015
Yang Menyatakan,ffiremzuIffiMPEL
ffi;*;;;;;mp
Restu Pertiwi
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul "Penerapsn Pembelajaran Aktif Metode Permainan
Bingo untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas IIIsDN Tunas Mekar" disusun oleh Restu Pertiwi, NIM. l t 10019300031, jurusan
Pendidikan Guru Madrasah IbJidaiyah, Universitas Islam Negeri Jakarta. Telah
melakukan bimbingan dan dinyatakan syah sebagai karya ilmiatr yang berhak
untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan fakultas.
Jakart4 05 Januari 2015
Yang Mengesahkan,
Pembimbing
Dr. Gelar lhivirahavu. M.PdNrP. 19790601 200604 2 W4
i
ABSTRAK
Restu Pertiwi (1110013800031). “Penerapan Pembelajaran Aktif Metode
Permainan Bingo untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa
Kelas III SDN Tunas Mekar”. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) Peningkatan aktivitas
belajar matematika melalui penerapan pembelajaran aktif metode permainan
Bingo. 2) Respon siswa terhadap penerapan pembelajaran aktif metode permainan
Bingo pada pembelajaran matematika. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Tunas
Mekar tahun ajaran 2014/2015.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dua siklus dan tiap siklusnya terdiri dari empat tahap, yaitu tahap
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Instrumen penelitian yang
digunakan adalah lembar observasi aktivitas, tes hasil belajar, pedoman
wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa 1) Aktivitas belajar matematika
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran
aktif metode permainan Bingo mengalami peningkatan. Pada siklus I rata-rata
persentase aktivitas belajar matematika siswa sebesar 66% dan meningkat pada
siklus II menjadi 85,20%. 2) Pembelajaran matematika dengan menggunakan
metode permainan bingo dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
karena belajar matematika jadi tidak membosankan tetapi justru menyenangkan
dan menantang, dimana matematika menjadi permainan bukan pekerjaan atau
tugas. Siswa juga jadi lebih tertarik karena dengan permainan siswa dapat
termotivasi untuk bersaing sehat terhadap teman-temannya. Kesimpulan
penelitian ini adalah pembelajaran aktif metode permainan Bingo dapat
meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa.
Kata kunci: Pembelajaran Aktif Metode Permainan Bingo, Aktivitas Belajar
Matematika Siswa
ii
ABSTRACT
Restu Pertiwi (1110013800031). “Implementation of Active Learning with
Bingo Games to Improve Students’ Activities in Learning of Mathematics at
3rd
grade State Elementary Schools Tunas Mekar”. A Thesis, Primary School
Teachers’ Education Departement, Faculty of Tarbiyah and Teacher
Training, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
The purpose of this study was to determine 1) Increased activity of
learning mathematics through the application of active learning methods Bingo
game. 2) The student response to the application of active learning methods Bingo
games on mathematics learning. The research was conducted in SDN Tunas
Mekar 2014/2015 academic year.
The method used in this research is the Classroom Action Research (CAR)
two cycles and each cycle consists of four stages of planning, action, observation,
dan reflection. The research instrument used is the observation sheet activity,
achievement test, interview sheet, and documentation.
Results of the study revealed that 1) Students' mathematics learning
activities in the learning process by applying active learning methods Bingo
game. In the first cycle the average percentage of students' mathematics learning
activity by 66% and increased in the second cycle into 85.20%. 2) Learning
mathematics using bingo games can create a fun learning environment for
learning mathematics so not boring but rather fun and challenging, where
mathematics becomes a game instead of a job or task. Students also become more
interested because the games students can be motivated to compete well against
his friends. The conclusion of this study is an active learning method Bingo
games can improve students' mathematics learning activities.
Keywords: Active Learning Method Bingo Games, Activities Learning Math
Students
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah segala puji hanya bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam
yang menggenggam setiap kejadian, penyempurna setiap kebahagiaan, tempatku
bersandar dan bersyukur atas seluruh nikmat tanpa batas bilangan. Shalawat serta
salam senantiasa menyelimuti Rasullah SAW tercinta beserta seluruh keluarga,
sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak
sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat kerja keras, do’a,
dan kesungguhan hati serta dukungan dari berbagai pihak untuk penyelesaian
skripsi ini., semua dapat teratasi. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Dra. Nurlena, MA.,Ph.D selaku dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Fauzan, MA., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Asep Ediana Latip, M.Pd. Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd., Dosen Pembimbing yang dengan penuh
kesabaran dan perhatian telah meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan, arahan, dan nasehat bagi penulis.
5. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta
bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang
telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
6. Kepala SDN Tunas Mekar, Bapak Bambang Suherman, S.Pd beserta guru
dan stafnya yang telah memberikan izin dan kemudahan dalam proses
penelitian skripsi ini.
iv
7. Teristimewa untuk kedua orang tuaku ayahanda Herdi Suryadi dan ibunda
Nengsih yang selalu penulis banggakan. Mereka tak henti-hentinya
mendoakan, melimpahkan kasih sayang, dan memberikan dukungan moril
maupun materiil kepadaku. Hanya Allah SWT yang dapat membalasnya,
semoga penulis dapat memberikan yang terbaik untuk kalian.
8. Sahabat-sahabatku Roro, Nc, Erien, Fika, Hilma, Vina, Wilky, Nufus,
Zizah, Fitri, Ai, Lina, Aila, dan teman-teman seperjuangan Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah angkatan 2010 kelas A dan B yang
tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas kebersamaannya dalam
berjuang melewati hari-hari kuliah yang penuh suka duka, semoga
persahabatan kita abadi.
9. Kakak-kakak kelas Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah angkatan 2009
dan 2008, terimakasih atas ketersediaannya dalam memberikan dukungan,
kasih sayang, serta perhatian kepada penulis.
10. Adik-adik kelas Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah angkatan 2011,
terimakasih atas ketersediaannya dalam memberikan dukungan, kasih
sayang, serta perhatian kepada penulis.
Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, mudah-
mudahan bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, dan do’a yang telah diberikan
menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan akhirat.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi khazanah
ilmu pengetahuan umumnya. Aamiin Yaa Rabbal ‘Alalamiin.
Jakarta, Januari 2015
Penulis,
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ............................................. 4
C. Pembatasan Fokus Penelitian ............................................................ 4
D. Perumusan Masalah Penelitian .......................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Deskripsi Teoritik .............................................................................. 6
1. Aktivitas Belajar ......................................................................... 6
a. Pengertian Aktivitas Belajar ................................................. 6
b. Jenis-jenis Aktivitas Belajar ................................................. 7
c. Nilai Aktivitas dalam Pengajaran ......................................... 10
2. Pembelajaran Aktif Metode Permainan Bingo ............................ 11
a. Pembelajaran Aktif ............................................................... 11
b. Metode Permainan ................................................................ 14
c. Metode Permainan Bingo ..................................................... 17
3. Operasi Hitung Bilangan .............................................................. 20
a. Penulisan Bilangan dalam Bentuk Panjang .......................... 20
b. Operasi Penjumlahan ............................................................ 21
c. Operasi Pengurangan ............................................................ 23
d. Menjumlahkan dan Mengurangkan Tiga Bilangan atau Lebih 25
e. Menyelesaikan Soal Cerita .................................................... 25
vi
4. Penerapan Metode Permainan Bingo dapat Meningkatkan
Aktivitas Belajar Matematika ...................................................... 26
B. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................... 28
C. Kerangka Berpikir ............................................................................. 29
D. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 33
B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian ........................................ 33
C. Subjek Penelitian .............................................................................. 36
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ...................................... 36
E. Tahapan Intervensi Tindakan .......................................................... 36
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ................................... 39
G. Data dan Sumber Data ..................................................................... 39
H. Instrumen Pengumpulan Data ......................................................... 40
I. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 48
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan .................................................. 48
K. Analisis Interpretasi Data ................................................................ 49
L. Pengembangan dan Perencanaan Tindakan ..................................... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksaan Penelitian ......................................................... 51
B. Interpretasi Hasil Penelitian dan Pembahasan .................................. 72
C. Keabsahan Data ................................................................................. 77
D. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...................................................................................... 79
B. Saran ................................................................................................ 79
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 80
LAMPIRAN ......................................................................................................... 82
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Indikator Aktivitas Belajar Siswa
Tabel 3.1 Rincian Kegiatan Penelitian
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus I
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus II
Tabel 3.4 Kriteria Koefisien Reliabilitas
Tabel 3.5 Interpretasi Tingkat Kesukaran
Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda
Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Tabel 4.1 Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa Pada
Pembelajaran Siklus I
Tabel 4.2 Deskriptif Nilai Tes Hasil Belajar Matematika Siklus I
Tabel 4.3 Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa pada Siklus I
Tabel 4.4 Refleksi Tindakan Pembelajaran pada Siklus I
Tabel 4.5 Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa
Pada Pembelajaran Siklus II
Tabel 4.6 Deskriptif Nilai Tes Hasil Belajar Matematika Siklus II
Tabel 4.7 Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa pada Siklus II
Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa
Tabel 4.9 Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa
Tabel 4.10 Rekapitulasi Rata-Rata Aktivitas Belajar Siswa dan Hasil Belajar
Siswa
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Papan Permainan Bingo
Gambar 2.2 Ilustrasi pembagian kelompok
Gambar 2.3 Kerangka Konseptual
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Gambar 3.2 Tahapan dalam Penelitian
Gambar 4.1 Aktivitas Siswa Mengerjakan LKS secara Individu pada Pertemuan
ke-1
Gambar 4.2 Aktivitas Siswa saat Melakukan Tanya Jawab
Gambar 4.3 Aktivitas Siswa pada saat Melakukan Permainan Bingo
Gambar 4.4 Aktivitas Siswa pada Pelaksanaan Tes Akhir Siklus I
Gambar 4.5 Aktivitas Siswa Mengerjakan Soal di Papan Tulis
Gambar 4.6 Aktivitas Siswa Melakukan Permainan Bingo
Gambar 4.7 Aktivitas Siswa pada Pelaksanaan Tes Akhir Siklus II
Diagram 4.1 Perbandingan Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa
pada Siklus I dan Siklus II
Diagram 4.2 Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa pada Siklus I dan
Siklus II
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 83
Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa Siklus I 93
Lampiran 3 Soal dan Kunci Jawaban Bingo Babak Penyisihan Siklus I 95
Lampiran 4 Soal dan Kunci Jawaban Bingo Babak Final Siklus I 99
Lampiran 5 Uji Instrumen Siklus I 102
Lampiran 6 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siklus I 106
Lampiran 7 Soal Tes Hasil Belajar Matematika Siklus I 107
Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 108
Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa Siklus II 122
Lampiran 10 Soal dan Kunci Jawaban Bingo Babak Penyisihan Siklus II 128
Lampiran 11 Soal dan Kunci Jawaban Bingo Babak Final Siklus II 131
Lampiran 12 Uji Instrumen Siklus II 134
Lampiran 13 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siklus II 138
Lampiran 14 Soal Tes Hasil Belajar Matematika Siklus II 138
Lampiran 15 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa 141
Lampiran 16 Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa
Siklus I dan Siklus II 144
Lampiran 17 Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II 146
Lampiran 18 Lembar Pedoman Wawancara dengan Guru 148
Lampiran 19 Lembar Pedoman Wawancara dengan Siswa 150
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan mengalami dinamika yang semakin lama semakin berkembang
dan berusaha beradaptasi dengan gerak perkembangan yang dinamis tersebut.
Oleh karenanya pendidikan yang diterapkan pada waktu sekarang tidak akan sama
dengan pendidikan pada masa yang lalu ataupun masa yang akan datang.
Sehingga akan selalu ada perubahan yang mengarah pada kemajuan pendidikan
yang lebih baik. Hal ini seharusnya diikuti keberhasilan kegiatan pembelajaran,
baik berupa peningkatan prestasi, motivasi, kreativitas, dan aktivitas peserta didik.
Sesuai dengan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Fungsi Pendidikan
Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.1
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dalam mewujudkan
tujuan tersebut. Salah satunya faktor guru dan siswa dalam melaksanakan
pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses belajar antara guru dan siswa,
hubungan interaksi antara guru dan siswa terlihat jelas dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas. Kegiatan pembelajaran akan berhasil apabila terjadi perubahan
tingkah laku pada peserta didik dan sesuai dengan tujuan yang akan di capai.
Perubahan tingkah laku pada anak terjadi apabila dalam proses pembelajaran
siswa melakukan aktivitas.
1 Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang SISDIKNAS 2003, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2003), h. 5-6.
2
Namun untuk mewujudkan fungsi pendidikan nasional tersebut masih
mendapatkan berbagai macam persoalan, salah satunya yaitu masih rendahnya
aktivitas siswa dalam pembelajaran, khususnya dalam mata pelajaran matematika.
Matematika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan, sebagai mata pelajaran
yang diajarkan pada semua tingkat pendidikan dasar hingga jenjang pendidikan
tinggi. Dari masing-masing jenjang tersebut, banyak siswa yang mengalami
kesulitan dalam mempelajari matematika sehingga wajar jika matematika
termasuk dalam nominasi mata pelajaran yang tidak disenangi bahkan ditakuti
oleh sebagian peserta didik.
Pembelajaran matematika di kelas pada umumnya lebih mengutamakan
pada penyampaian informasi bukan penekanan proses pembelajaran.
Pembelajaran seperti itu kemudian akan melahirkan model pembelajaran pasif
dan tidak demokratis, karena peran inti di tangan guru dan bahkan guru seringkali
bersikap otoriter. Peserta didik selama ini hanya dianggap anak-anak yang dapat
dikembangkan secara mekanik. Dengan sikap guru yang demikian memperkuat
daya tekan yang dapat mematikan aspek positif yang semestinya dimiliki siswa.
Akibatnya siswa tidak dapat melakukan aktivitas belajar secara optimal,
kehilangan kemampuan mandiri (self-reliance), toleransi terhadap perbedaan
pendapat, dan mengambil keputusan yang bertanggung jawab.
Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan di kelas III-A
Sekolah Dasar Negeri Tunas Mekar Bogor, terdapat beberapa masalah yang
muncul, khususnya dalam proses pembelajaran matematika. Kegiatan pra
penelitian ini dilakukan selama kurang lebih dua minggu dan setiap minggunya
terdapat dua kali pertemuan untuk pelaksanaan proses pembelajaran matematika.
Pembelajaran yang terlihat saat itu ialah pembelajaran konvensional yang hanya
terpusat pada guru semata (teacher centered). Disisi lain keberanian dan inisiatif
siswa untuk bertanya pun masih sangat rendah. Sehingga aktivitas siswa belum
nampak pada saat pembelajaran.
Menyikapi hal demikian, seorang guru matematika seharusnya dapat
melakukan tindakan alternatif yang berguna untuk meningkatkan aktivitas siswa
dalam menerima pembelajaran matematika. Sebaiknya guru berupaya
3
menciptakan proses pembelajaran yang terpusat pada siswa. Dengan kata lain,
guru dapat menerapkan strategi pembelajaran yang memandang siswa sebagai
subjek belajar yang dinamis, sedangkan guru hanya bertindak sebagai fasilitator.
Selain itu, selama proses pembelajaran berlangsung, guru juga hendaknya mampu
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga terjadi interaksi antara
guru dan siswa. Salah satu strategi pembelajaran yang dianggap tepat untuk
memecahkan masalah tersebut adalah dengan penerapan pembelajaran aktif
metode permainan bingo.
Dengan menerapkan metode permainan diharapkan siswa menjadi aktif
berpartisipasi, tidak hanya sebagian siswa tetapi semua siswa yang hadir
pembelajaran. Selain itu diharapkan agar komunikasi siswa dengan siswa lain dan
guru dapat terjalin dengan baik sehingga pesan yang disampaikan guru sama
dengan pesan yang diterima siswa.
Ada beberapa jenis metode permainan, salah satunya adalah metode
permainan bingo. Permainan ini berupa tabel bernomor, dimana apabila siswa
dapat menyelesaikan soal dengan benar dalam deretan secara horisontal, vertikal,
maupun diagonal, maka akan mendapatkan poin yang akan berpengaruh terhadap
nilai kelompoknya. Dengan bermain, siswa lebih mudah dalam belajar dan
termotivasi yang pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dan aktivitas
siswa. Selain itu dengan metode ini, diharapkan proses pembelajaran dapat
mewadahi siswa untuk bekerja sama, toleransi, saling menghargai, mampu
mengendalikan emosi, berkomunikasi serta bersifat kreatif dalam pembelajaran,
sehingga lebih mudah menguasai materi pelajaran matematika.
Berdasarkan dari uraian di atas peneliti ingin melakukan suatu penelitian
tindakan kelas guna meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran
matematika melalui pembelajaran aktif metode permainan bingo pada siswa kelas
III SDN Tunas Mekar Bogor. Adapun judul penelitian ini yaitu “Penerapan
Pembelajaran Aktif Metode Permainan Bingo untuk Meningkatkan
Aktitivitas Belajar Matematika Siswa Kelas III SDN Tunas Mekar Bogor”.
4
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
dapat di identifikasikan beberapa masalah yang timbul, antara lain:
1. Rendahnya aktivitas siswa dalam pembelajaran, khususnya dalam mata
pelajaran matematika.
2. Matematika merupakan mata pelajaran yang tidak disenangi bahkan ditakuti
oleh sebagian peserta didik.
3. Pembelajaran matematika di kelas pada umumnya lebih mengutamakan pada
penyampaian informasi bukan penekanan proses pembelajaran.
4. Pembelajaran di SD/MI saat ini masih banyak menggunakan pembelajaran
konvensional yang hanya terpusat pada guru semata (teacher centered).
5. Keberanian dan inisiatif siswa untuk bertanya khususnya dalam pelajaran
matematika masih sangat rendah.
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Agar penelitian ini lebih terfokus dan terarah, diperlukan adanya pembatasan
fokus penelitian. Adapun hal-hal yang dibatasi dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Metode pembelajaran yang diterapkan adalah metode permainan bingo. Metode
tersebut merupakan salah satu metode yang terdapat dalam pembelajaran aktif.
2. Aktivitas siswa dibatasi pada kegiatan yang dilakukan sehari-hari dalam kelas
atau dalam istilah proses belajar mengajar. Aktivitas dalam belajar dilakukan
apabila ada guru dan siswa. Aktivitas tersebut berupa memperhatikan, diskusi,
mengajukan dan menanggapi pertanyaan, memecahkan masalah, membuat
keputusan, menulis serta minat dan antusias siswa dalam proses pembelajaran
matematika.
D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan fokus penelitian
yang di kemukakan dalam penelitian ini, maka rumusan masalah yang diajukan
adalah:
5
1. Apakah penerapan pembelajaran aktif metode permainan bingo dapat
meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa?
2. Apakah penerapan pembelajaran aktif metode permainan bingo dapat
meningkatkan hasil belajar matematika siswa?
3. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan pembelajaran aktif metode
permainan bingo pada pembelajaran matematika?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan
yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar matematika melalui
penerapan pembelajaran aktif metode permainan bingo.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika melalui penerapan
pembelajaran aktif metode permainan bingo.
3. Untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan pembelajaran aktif
metode permainan bingo pada pembelajaran matematika.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian terkait penerapan pembelajaran aktif metode permainan
bingo terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa ini diharapkan memberikan
manfaat, antara lain:
1. Siswa menjadi lebih aktif dan termotivasi dalam kegiatan pembelajaran
2. Siswa berani dalam mengungkapkan pendapat, dan mengajukan pertanyaan,
sehingga siswa mendapatkan pengalaman dalam belajar, khususnya dalam
pembelajaran matematika.
3. Siswa tidak merasa jenuh atau bosan selama proses pembelajaran berlangsung.
4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi sekolah
(guru) untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa dengan
memberikan inovasi baru berupa penerapan pembelajaran aktif metode
permainan bingo.
6
BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Deskripsi Teoritik
1. Aktivitas Belajar
a. Pengertian Aktivitas Belajar
Dalam proses pembelajaran, keaktifan peserta didik merupakan hal
yang sangat penting dan perlu diperhatikan oleh guru sehingga proses
pembelajaran yang ditempuh benar-benar memperoleh hasil yang optimal.
Keaktifan tersebut dapat terlihat dalam aktivitas belajar siswa.
Menurut Mulyono, aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan. Segala
kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu
aktivitas.1 Menurut Slameto dalam Desi Sumiati, dalam proses pembelajaran
guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat.
Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan
berlalu begitu saja tetapi dipikirkan diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam
bentuk yang berbeda, atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat,
menimbulkan diskusi dengan guru. Dalam berbuat siswa dapat menjalankan
perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik, diagram, inti sari dari
pelajaran yang disajikan oleh guru, bila siswa menjadi partisipasi yang aktif
maka ia memiliki ilmu pengetahuan itu dengan baik. Dalam proses
pembelajaran terjadi interaksi antara guru dengan peserta didik. Interaksi
tersebut menimbulkan aktivitas.2
Membahas mengenai belajar, Sardiman menyebutkan bahwa belajar
dalam pengertian luas dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju
perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar
1 Anton M. Mulyono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2000), h.
26. 2 Desi Sumiati, ”Studi Tentang Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Geografi di
SMA Negeri 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman”, Maret 2013, h. 5
7
dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang
merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.3
Belajar memerlukan proses dan tahapan serta kematangan diri para siswa.
Belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Baik dilakukan di sekolah
secara formal maupun dilakukan di alam sekitar. Sesuai dengan pendapat
Masitoh dan Laksmi Dewi yang menjelaskan bahwa belajar merupakan suatu
proses atau kegiatan yang dilakukan sehingga membuat suatu perubahan
perilaku yang berbentuk kognitif, afektif, maupun psikomotorik4
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas
belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi
(guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas belajar
adalah seluruh kegiatan siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan fisik
sampai psikis yang tergolong dalam kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab
dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi
belajar aktif. Aktivitas yang timbul dari siswa diharapkan mengakibatkan pula
terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada
peningkatan hasil maupun prestasi belajar peserta didik.
b. Jenis-Jenis Aktivitas dalam Belajar
Keinginan untuk mempelajari matematika dapat dilihat dari aktivitas
belajar siswa. Aktivitas merupakan hal penting dalam pembelajaran, tanpa
adanya aktivitas maka proses belajar tidak akan berlangsung dengan baik.
Aktivitas siswa tidak hanya dinilai dari partisipasi dalam menyelesaikan
tugas-tugas yang diberikan guru. Aktivitas siswa juga dapat dilihat dari
kemampuan siswa berpikir kritis dan kreatif.
Hal demikian dapat terjadi dalam sekolah, karena sekolah adalah salah
satu pusat kegiatan belajar. Sekolah merupakan arena untuk mengembangkan
3 Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2011), Cet. Ke-19, h. 20-21. 4 Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), h. 4.
8
aktivitas. Oleh karena itu, banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh
siswa di sekolah. Untuk melihat adanya aktivitas siswa dalam pembelajaran,
Paul D. Diedrich membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan
siswa, antara lain dapat digolongkan sebagai berikut:5
1) Visual activities, seperti: membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi,
percobaan, pekerjaan orang lain.
2) Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi.
3) Listening activities, seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi,
music, pidato.
4) Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, tes, angket,
menyalin.
5) Drawing activities, seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagram.
6) Motor activities, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi,
model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan
sebagainya.
7) Mental activities, seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal,
menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.
8) Emosional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira,
berani, tenang, gugup.
Jadi, dengan klasifikasi seperti diuraikan diatas, menunjukkan bahwa
aktivitas disekolah cukup kompleks dan bervariasi. Jika berbagai macam
kegiatan tersebut dapat diciptakan disekolah, tentu pembelajaran disekolah
akan lebih dinamis, tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat
aktivitas belajar yang maksimal.
5 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), cet. ke-1,
h. 101.
9
Selain itu keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan
salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar.
Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku
seperti:6
1) Sering bertanya kepada guru atau siswa lain
2) Mau mengerjakan tugas yang diberikan guru
3) Mampu menjawab pertanyaan
4) Senang diberi tugas belajar
5) Berani maju ke depan kelas tanpa disuruh oleh guru
6) Siswa berbuat sesuatu untuk memahami materi pembelajaran
7) Pengetahuan dipelajari, dialami, dan ditemukan oleh siswa
8) Mencoba sendiri konsep-konsep
9) Siswa mengomunikasikan hasil pemikirannya.
Lebih lanjut dapat dijelaskan indikator keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran adalah:
1. Siswa tidak hanya menerima informasi tetapi lebih banyak mencari dan
memberikan informasi.
2. Siswa banyak mengajukan pertanyaan baik kepada guru maupun kepada
siswa lainnya.
3. Siswa lebih banyak mengajukan pendapat terhadap informasi yang
disampaikan oleh guru atau siswa lain.
4. Siswa memberikan respon yang nyata terhadap stimulus belajar yang
dilakukan guru.
5. Siswa berkesempatan melakukan penilaian sendiri terhadap hasil
pekerjaannya, sekaligus memperbaiki dan menyempurnakan hasil
pekerjaan yang belum sempurna.
6. Siswa membuat kesimpulan pelajaran dengan bahasanya sendiri.
6 Wasik Islamiyah, Aktivitas Belajar, diakses dari
https://www.academia.edu/4570365/Aktivitas_Belajar, pada tanggal 19 Agustus 2014 pukul
10.47.
10
7. Siswa memanfaatkan sumber belajar atau lingkungan belajar yang ada
disekitarnya secara optimal.
Dari ciri-ciri diatas, perlu diperhatikan bahwa peserta didik belajar
dengan gaya belajar masing-masing. Sehingga kepekaan dan keahlian guru
dalam menentukan strategi dan metode pembelajaran sangatlah penting agar
aktivitas belajar siswa lebih optimal. Prinsip aktivitas yang diuraikan di atas
didasarkan pada pandangan psikologis bahwa segala pengetahuan harus
diperoleh melalui pengamatan (mendengar, melihat, meraba, dan sebagainya)
sendiri dan pengalaman sendiri.
c. Nilai Aktivitas dalam Pengajaran
Aktivitas siswa merupakan salah satu aspek yang penting diperhatikan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan pada proses pembelajaran. Sehingga,
suatu aktivitas memiliki beberapa nilai bagi pengajaran. Cucu Suhana
menjelaskan bahwa aktivitas dalam belajar memberikan nilai tambah (added
value) bagi peserta didik, antara lain:7
1) Peserta didik memiliki kesadaran (awareness) untuk belajar sebagai wujud
adanya motivasi internal atau driving force untuk belajar sejati.
2) Peserta didik mencari pengalaman dan langsung mengalami sendiri, yang
dapat memberikan dampak terhadap pembentukan pribadi yang integral.
3) Menumbuhkembangkan sikap disiplin dan suasana belajar yang
demokratis dikalangan peserta didik.
4) Pembelajaran dilaksanakan secara kongkrit sehingga dapat
menumbuhkembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta
menghindarkan terjadinya verbalisme.
5) Menumbuhkembangkan sikap kooperatif di kalangan peserta didik,
sehingga sekolah menjadi hidup, sejalan, serasi dengan kehidupan
masyarakat disekitarnya.
7 Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2014),
Cet. keempat, h. 22.
11
Nilai-nilai aktivitas tersebut diatas menegaskan kembali bahwa
pelajaran tidak berpusat pada guru saja, melainkan siswa dituntut aktif dalam
proses belajar. Dengan demikian, pengajaran yang menjadikan aktivitas
sebagai acuannya dapat berdampak positif bagi siswa.
2. Pembelajaran Aktif Metode Permainan Bingo
a. Pembelajaran Aktif
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat
terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik. Selanjutnya, Kunandar menjelaskan bahwa pembelajaran adalah
proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi
perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.8 Dalam pembelajaran tugas guru
yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang
terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik.
Disisi lain, menurut Mohammad Surya pembelajaran adalah suatu
proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.9
Corey pun menyebutkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses
dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia
turut serta dalam tingkah laku tertentu. Pembelajaran merupakan subjek
khusus dari pendidikan.10
Mencermati beberapa konsep pembelajaran sebagaimana yang
dikemukakan diatas, dapat dimaknai bahwa didalam pembelajaran terdapat
interaksi antara peserta didik dan pendidik, melibatkan unsur-unsur yang
8 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2007), h. 287. 9 Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), h. 8. 10
Masitoh dan Laksmi Dewi. Ibid., h. 9.
12
saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan atau kompetensi yang
diharapkan.
Belajar aktif menuntut siswa untuk bersemangat, gesit, menyenangkan,
dan penuh gairah, bahkan siswa sering meninggalkan tempat duduk untuk
bergerak leluasa dan berfikir keras (moving around and thinking aloud).
Selama proses belajar siswa dapat beraktivitas, bergerak dan melakukan
sesuatu dengan aktif. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Pat
Hollingsworth dan Gina Lewis, yang menjelaskan bahwa siswa belajar aktif
ketika mereka secara terus menerus terlibat, baik secara mental ataupun fisik.
Pembelajaran aktif itu penuh semangat, hidup, giat, berkesinambung, kuat,
dan efektif. Pembelajaran aktif melibatkan pembelajaran yang terjadi ketika
siswa bersemangat, siap secara mental, dan bisa memahami pengalaman yang
dialami.11
Belajar aktif adalah salah satu cara untuk mengikat informasi yang
baru kemudian menyimpannya dalam otak. Faktor kelemahan otak manusia
untuk menyimpannya informasi baru cepat dilupakan, sebagaimana terdapat
dalam konsep belajar aktif menurut Confusius filosof kenamaan dari Cina,
mengatakan:
Apa yang saya dengar, saya lupa
Apa yang saya lihat, saya ingat
Apa yang saya lakukan, saya pahami.
Dalam pembelajaran aktif, cara belajar dengan mendengar saja akan
cepat lupa, dengan mendengar dan melihat akan ingat sedikit, dengan
mendenggar dan melihat akan ingat sedikit, dengan mendengar, melihat, dan
mendiskusikan dengan siswa lain akan paham, dengan cara mendengar,
melihat, diskusi, dan melakukan akan memperoleh pengetahuan dan
keterampilan.
Melvin L. Silberman telah memodifikasi dan memperluas pernyataan
Confisius tersebut menjadi apa yang ia sebut paham belajar aktif,
11
Pat Hollingsworth dan Gina Lewis, Pembelajaran Aktif, Meningkatkan Keasyikan
Kegiatan di Kelas, (Jakarta: PT. Indeks, 2008), h. viii.
13
Yang saya dengar, saya lupa.
Yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat.
Yang saya dengar, lihat, dan pertanyakan atau diskusikan dengan
orang lain, saya mulai pahami.
Dari yang saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan, saya dapatkan
pengetahuan dan keterampilan.
Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai.12
Ada beberapa alasan yang dikemukakan mengenai penyebab
kebanyakan orang cenderung melupakan apa yang mereka dengar. Salah satu
jawaban yang menarik adalah karena adanya perbedaan antara kecepatan
berbicara guru dengan tingkat kemampuan siswa terhadap apa yang
disampaikan guru. Mel Silberman menjelaskan bahwa pada umumnya guru
berbicara dengan kecepatan 100-200 kata per menit, sementara anak didik
hanya mampu mendengarkan dengan penuh perhatian terhadap 50-100 kata
per menitnya, karena siswa mendengarkan pembicaraan guru sambil
berfikir.13
Jadi dari definisi terkait belajar aktif yang telah dipaparkan, maka
dalam pembelajaran aktif, proses pembelajaran haruslah menumbuhkan
suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang proses aktif
bagi siswa untuk membangun proses pengetahuannya, bukan proses pasif
yang hanya menerima ceramah guru dari materi yang diajarkan. Seperti yang
diungkapkan oleh Dimyati, bahwa sekolah yang melakukan pembelajaran
aktif dengan baik harus mempunyai karakteristik, yaitu pembelajaran berpusat
pada siswa, guru membimbing dalam terjadinya pengalaman pembelajaran,
tujuan kegiatan tidak hanya sekedar mengejar standar akademis, pengelolaan
kegiatan pembelajaran, dan penilaian.14
12
Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Jakarta: Nuansa,
2012), cet. VI, h. 23. 13
Melvin L. Silberman, Ibid., h. 24. 14
Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 120-121.
14
Siswa berperan aktif dalam mengembangkan cara-cara belajar mandiri
dan guru bukan satu-satunya sumber informasi dalam proses pembelajaran,
guru hanya membimbing siswa, memotivasi siswa untuk memperoleh
pengetahuan keterampilannya melalui usaha mereka sendiri sehingga proses
belajar lebih bermakna untuk siswa.
Pembelajaran aktif mengacu kepada bagaimana menciptakan proses
pembelajaran yang memperbanyak aktivitas siswa dalam mengakses berbagai
informasi dari berbagai sumber, untuk dibahas dalam proses pembelajaran
dalam kelas, sehingga memperoleh berbagai pengalaman yang tidak saja
menambah pengetahuan, tapi juga kemampuan analisis dan sintesis.
Secara umum pembelajaran aktif memungkinkan diperolehnya
beberapa hal. Pertama, penekanan proses pembelajaran bukan pada
penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan
ketrampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan
yang dibahas. Kedua, peserta didik tidak hanya mendengarkan materi secara
pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
Ketiga, penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan
dengan materi pembelajaran, selain itu peserta didik lebih banyak dituntut
untuk berpikir kritis, menganalisa, dan melakukan evaluasi, sehingga umpan-
balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.
b. Metode Permainan
Metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang digunakan oleh
guru dalam mengadakan interaksi dengan siswa pada saat berlangsungnya
proses pembelajaran, hal tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar metode perlu diperlukan oleh
guru, penggunaan bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah
pengajaran berakhir.
Menurut Ali Hamzah dan Muhlisrarini, metode adalah suatu cara yang
teratur atau yang telah dipikirkan secara mendalam untk digunakan dalam
mencapai suatu tujuan. jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan
15
pendidikan.15
Maka, metode didefinisikan sebagai seperangkat cara ataupun
jalan yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran agar peserta
didik mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi tertentu yang
dirumuskan dalam perencanaan pembelajaran.
Sedangkan membahas mengenai permainan, kebanyakan orang
menganggap bahwa permainan atau bermain hanyalah sebagai kegiatan yang
tidak memiliki manfaat dan hanya dianggap sebagai kegiatan yang dilakukan
oleh anak untuk mengisi waktu luang. Sejalan dengan perkembangannya, ilmu
pengetahuan dan para ahli pun mulai mengemukakan pendapat mengenai
manfaat bermain sebagai nilai praktis yang mendukung perkembangan anak,
para ilmuan telah menunjukkan bahwa bermain merupakan pengalaman
belajar yang berharga. Maka bermain tidak lagi dianggap sebagai kegiatan
yang membuang-buang waktu. Sedangkan definisi khusus mengenai
permainan ialah setiap kontes antara para pemain yang berinteraksi satu sama
lain dengan mengkuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu pula.16
Menurut Ruslin Badru, bermain merupakan cara bagi anak untuk
memperoleh pengetahuan tentang segala sesuatu. Bermain akan
menumbuhkan anak untuk melakukan eksplorasi, melatih pertumbuhan fisik
serta imajinasi, serta memberikan peluang yang luas untuk berinteraksi dengan
orang dewasa dan ternan lainnya, mengembangkan kemampuan berbahasa dan
menambah kata-kata, serta membuat belajar yang dilakukan sebagai belajar
yang sangat menyenangkan.17
Selain itu, Frobel lebih menekankan pentingnya bermain dalam belajar
karena berdasarkan pengalamannya sebagai guru, dia menyadari bahwa
15
Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014) h. 257. 16
Arief S. Sadiman dkk., Media Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2007),
h. 75. 17
Ruslin Badru, “Pengembangan Model Pelatihan Permainan Tradisional Edukatif
Berbasis Potensi Lokal dalam Meningkatkan Kemampuan dan Keterampilan Orang Tua Anak
Usia Dini di Paud Kota Gorontalo”, dalam Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol. 08, No. 1, 2011, h.
71.
16
kegiatan bermain maupun mainan yang dinikmati anak dapat digunakan untuk
menarik perhatian serta mengembangkan pengetahuan mereka.18
Permainan sebagai metode pembelajaran juga memiliki beberapa
kelebihan, yaitu:
1. Permainan adalah sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan, sesuatu
yang menyenangkan (menghibur)
2. Permainan memungkinkan adanya partisipatif aktif dari siswa untuk
belajar
3. Permainan dapat memberikan umpan balik langsung
4. Permainan bersifat luwes, yaitu permainan yang dapat dipakai untuk
berbagai tujuan pendidikan dengan mengubah sedikit alat, aturan, maupun
persoalannya
5. Permainan dapat dengan mudah dibuat dan diperbanyak.19
Melihat dari sisi kelebihan permainan sebagai metode pembelajaran,
maka metode permainan ini dapat bermanfaat bagi siswa, karena dengan
permainan ini dapat membuat siswa menjadi lebih aktif, berfikir kritis, dan
kreatif. Siswa juga akan termotivasi untuk belajar berhitung dan semangat saat
belajar melalui permainan yang menyenangkan dan menantang tersebut.
Dengan demikian nampak bahwa metode permainan dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa.
Dan apabila dikaitkan dalam pembelajaran, maka metode permainan
merupakan salah satu cara untuk menyajikan bahan pengajaran dengan
memposisikan siswa sebagai pemain yang dapat berinteraksi satu sama lain
dengan mengikuti aturan-aturan tertentu dan untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu pula. Tujuan yang dimaksud dapat berupa tujuan instruksional
matematika yang menyangkut aspek kognitif, psikomotorik, ataupun afektif.
18
Mayke S. Tedjasaputra, Bermain, Mainan, dan Permainan (Jakarta: Grasindo 2006), h.
1-2. 19
Arief S. Sadiman dkk., Media Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2007),
h. 78-81.
17
c. Metode Permainan Bingo
Metode permainan yang dapat digunakan dalam pembelajaran
matematika tidaklah sedikit. Salah satu metode permainan tersebut adalah
metode permainan bingo, metode ini diadopsi dari pembelajaran aktif yang
dikembangkan oleh Melvin L. Silberman. Ia, menyebutkan bahwa metode ini
membantu mengingatkan kembali akan istilah-istilah yang telah siswa pelajari
selama menempuh mata pelajaran, dengan menggunakan format permainan
bingo.20
Selain itu Melvin L. Silberman juga menyebutkan terkait prosedur
dan variasi metode permainan bingo, diantaranya:21
1) Prosedur Permainan Bingo
Metode permainan bingo dapat diterapkan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a) Susunlah sejumlah 24 atau 25 pertanyan tentang materi pelajaran anda
yang bisa dijawab dengan istilah baku yang digunakan dalam mata
pelajaran anda. Berikut adalah beberapa contoh istilahnya: Angka
penyebut yang paling sedikit, Hieroglifik, Inflasi, Otokrasi, Database,
Hokum humurabi, Byte, dan lain-lain.
b) Sortirlah pertanyaan menjadi lima tumpukan. Labeli tiap tumpukan
dengan huruf B-I-N-G-O…… kartu Bingo untuk tiap siswa. Kartu ini
mesti mirip betul dengan kartu Bingo biasa, dengan nomor-nomor dalam
tiap 24 celah dalam matrik 5 x 5 (celah tengah “Kosong”).
c) Bacalah sebuah pertanyaan dengan angka yang terkait. Jika seorang siswa
memiliki angkanya dan dia dapat menuliskan jawabannya dengan benar,
maka dia dapat mengisi celah tersebut.
d) Bila seorang siswa mencapai lima jawaban benar dalam sebuah deretan
(baik vertikal, horizontal, maupun diagonal), siswa tersebut boleh
meneriakkan “Bingo”. Permainan dapat diteruskan hingga ke 25 celah
tersebut terisi.
20
Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Jakarta: Nuansa,
2012), cet. VI, h. 265. 21
Melvin L. Silberman, Ibid., h. 265-266.
18
19
kelompok pemenang dari tiap grup akan di adu kembali dalam babak final dan
didapatkan sebuah kelompok sebagai pemenang. Pembagian kelompok dapat
dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2.2
Ilustrasi pembagian kelompok
Para pemain memilih angka yang terdapat dalam papan bingo dan
dapat beradu strategi untuk mencapai lima jawaban benar dalam sebuah
deretan baik secara horizontal, vertikal, maupun diagonal. Namun apabila
kesempatan tersebut tidak dapat dilakukan atau dengan kata lain jawabannya
salah, maka strategi lain yang dapat dilakukan adalah dengan menutup jalan
(memilih angka) agar kelompok lawan pun tidak dapat membuat deretan
angka secara horizontal, vertikal, maupun diagonal. Bagi kelompok yang
dapat menjawab pertanyaan dengan benar akan menempelkan simbol
kelompok diatas papan bingo hingga membuat deretan secara horizontal,
vertikal, atau diagonal, kemudian berteriak “BINGO” dan kelompok tersebut
dinyatakan sebagai pemenang.
Berkompetisi Berkompetisi
Kelompok yang menang akan masuk final
A B C D
Jumlah siswa kelas III B = 20 siswa
20
21
b. Operasi Penjumlahan
Ketika sudah mengenal bentuk panjang suatu bilangan. Bentuk panjang
tersebut akan digunakan untuk menjumlahkan bilangan. Khususnya bilangan tiga
angka.
1) Menjumlahkan Tanpa Teknik Menyimpan
Menjumlahkan bilangan tiga angka, dapat dilakukan dengan cara bersusun
panjang dan pendek. Langkah-langkah penjumlahan bersusun panjang adalah
sebagai berikut:
a) Uraikan bilangan menjadi bentuk panjangnya.
b) Jumlahkan satuan dengan satuan; puluhan dengan puluhan; ratusan dengan
ratusan.
c) Jumlahkan seluruh hasil yang diperoleh.
Sedangkan langkah-langkah penjumlahan bersusun pendek adalah sebagai
berikut:
a) Susunlah ke bawah bilangan-bilangan yang akan dijumlahkan.
b) Jumlahkan satuan dan satuan; puluhan dan puluhan; ratusan dan ratusan.
Agar lebih jelas, mari perhatikan contoh berikut!
Jawab:
(1) Cara bersusun panjang
273 = 200 + 70 +3
326 = 300 + 20 + 6
500 + 90 + 9
= 599
(2) Cara bersusun pendek
273
326 +
599
Jadi, 273 + 326 = 599
273 + 326 = ….
+
3 + 6 = 9
7 + 2 = 9
2 + 3 = 5
22
2) Menjumlahkan dengan Satu Kali Teknik Menyimpan
a) Menjumlahkan dua bilangan
Untuk menjumlahkan dua bilangan dengan teknik menyimpan, bisa
gunakan cara bersusun pendek. Agar lebih jelas, perhatikan contoh berikut!
368 + 25
Jawab: 1
368
25 +
393
Jadi, 368 + 25 = 393
b) Menjumlahkan tiga bilangan, dapat dilakukan dengan cara bertahap atau cara
langsung. Perhatikan contoh berikut!
27 + 49 + 601 = ….
Jawab:
Cara bertahap
Jumlahkan 27 + 49, kemudian hasilnya ditambah 601.
Langkah 1 Langkah 2
Cara langsung:
1
27
49
601 +
677
Jadi, 27 + 49 + 601 = 677
8 + 5 = 13, ditulis 3 simpan 1
1+ 6 + 2 = 9
1 27
49 +
76
76
601 +
677
7 + 9 + 1 = 17, tulis 7 simpan 1
1 + 2 + 4 + 0 = 7
23
24
25
d. Menjumlahkan dan Mengurangkan Tiga Bilangan atau Lebih
Bagaimanakah cara menghitung 438 + 275 – 321? Soal ini diselesaikan
dengan langkah penjumlahan dan pengurangan sekaligus dengan aturan sebagai
berikut.
1) Jika penjumlahan di depan pengurangan, kerjakan dahulu penjumlahan.
2) Jika pengurangan di depan penjumlahan, kerjakan dahulu.
e. Menyelesaikan Soal Cerita
Dalam kehidupan sehari-hari, kita menemukan banyak persoalan
penjumlahan dan pengurangan. Tentunya, kita harus bisa menyelesaikannya.
Untuk itu, mari kita perhatikan contoh-contoh berikut!
Contoh:
Di suatu daerah jumlah penduduk laki-laki 372 orang dan perempuan 149 orang.
Jika yang ikut transmigrasi sebanyak 245 orang. Berapa orang penduduk daerah
tersebut sekarang?
Jawab:
Kalimat matematika penyelesaian di atas adalah:
372 + 149 – 245 = ….
Kerjakan 372 + 149 dahulu, kemudian hasilnya dikurangi 245.
Langkah 1 Langkah 2
Dalam pe
Dalam penelitian ini, seluruh materi yang telah dijabarkan diatas akan
dijelaskan oleh guru. Dan setelah itu permainan bingo pun akan dimulai.
Permainan bingo ini akan mengemas pertanyaan sesuai materi yang telah
dijelaskan, pertanyaan terdapat dalam kartu bingo. Angka yang telah dipilih pada
papan bingo menunjukan amgka yang terdapat dalam kartu bingo, dan siswa atau
kelompok yang memilih angka tersebut haruslah menjawab pertanyaan dengan
benar demi mencapai sebuah deretan secara horizontal, diagonal, maupun vertikal.
1 1
3 7 2
1 4 9 +
5 2 1
4 11
5 2 1
2 4 5 +
2 7 6
26
4. Penerapan Metode Permainan Bingo dapat Meningkatkan Aktivitas
Belajar Matematika
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit
untuk dipelajari oleh beberapa siswa disekolah, apalagi dengan rumus-rumus atau
persoalan dalam matematika terlalu banyak dan sukar untuk dipahami. Selain itu
siswa merasa bosan dengan pembelajaran matematika yang monoton, sehingga
siswa pun cenderung tidak menyukai matematika.
Agar hal tersebut tidak terus berulang maka para guru senantiasa selalu
mencoba dan terus berusaha mencari metode atau strategi yang tepat yang sesuai
dengan materi dalam pelajaran matematika, sehingga proses belajar mengajar
akan lebih efisien, efektif, dan bermakna. Para guru juga selalu berusaha kreatif
mencari strategi pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan bervariasi
sehingga dapat menghidupkan aktivas siswa dan akhirnya menumbuhkan minat
siswa untuk lebih menyenangi pelajaran matematika dan terus ingin belajar
matematika agar dapat mencapai keberhasilan yang terus membaik dan dapat
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran aktif metode permainan bingo merupakan salah satu strategi
pembelajaran yang menyenangkan, rileks dan menarik yang diyakini dapat
membangkitkan motivasi belajar siswa, dapat membuat siswa menjadi lebih aktif,
lebih berani dalam mengungkapkan gagasan, dan lebih rileks karena adanya
doingmath dalam proses pembelajaran.
Penerapan metode permainan bingo dalam pembelajaran matematika akan
terlihat dalam penyelesaian soal-soal yang terdapat dalam papan bingo. Sebelum
melakukan permainan, guru menjelaskan tentang materi yang akan dibahas,
setelah itu guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan permainan bingo
pun dimulai. Dalam pelaksanaan pembelajaran ini terdapat beberapa jenis
aktivitas belajar yang akan diamati. Aktivitas tersebut mencakup aktivitas fisik
dan aktivitas mental yang saling berkaitan hingga membuahkan aktivitas belajar
yang optimal. Akan tetapi aktivitas mental cukup sulit untuk diamati secara
langsung.
27
Ketika seorang siswa berpikir mengenai pemecahan masalah, maka siswa
sedang melakukan aktivitas mental. Proses berlangsungnya aktivitas mental
tersebut sulit untuk diamati secara langsung, namun peneliti merujuk pada teori
Paul D. Dierich bahwa dampak dari aktivitas tersebut dapat dilihat dari jawaban
yang dikemukakan siswa atau pertanyaan yang diajukan siswa sebagai bentuk
kegiatan menanggapi permasalahan. Selain itu, kemampuan siswa dalam
mengingat informasi dan memecahkan soal menurutnya juga dipandang sebagai
hasil aktivitas mental siswa yang dapat diamati.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka pada penelitian ini aktivitas yang
diamati meliputi aktivitas fisik dan mental yang dijabarkan dalam klasifikasi
aktivitas belajar menurut Paul D. Dierich. Kemudian, peneliti kembali membatasi
klasifikasi aktivitas belajar tersebut berdasarkan indikator aktivitas belajar yang
akan muncul dalam penerapan metode permainan bingo ini. Indikator aktivitas
tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 2.1
Indikator Aktivitas Belajar Siswa
No. Jenis Aktivitas Indikator Aktivitas Belajar Siswa
1. Visual Activities (1) Memperhatikan penjelasan yang disampaikan
oleh guru.
(2) Memperhatikan pertanyaan atau tanggapan
teman.
2. Oral Activities (1) Berdiskusi dalam kegiatan kelompok.
(2) Mengajukan pertanyaan.
(3) Menanggapi penjelasan/menjawab pertanyaan
guru atau teman.
3. Mental Activities (1) Memecahkan/menyelesaikan soal yang
didapatkan.
(2) Mengambil keputusan atas keberagaman
pendapat dan keinginan antar siswa.
4. Writing Activities (1) Menuliskan proses atau cara dalam
menemukan jawaban.
5. Motor Activities (1) Menempelkan simbol kelompok kedalam
papan bingo.
6. Emotional Activities (1) Semangat dan antusias siswa selama belajar.
28
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa dalam
kegiatan pembelajaran merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa
untuk belajar khususnya melalui penerapan metode permainan bingo dalam
pembelajaran matematika ini. Dalam penerapan metode tersebut, peserta didik
diajak untuk turut serta dan berperan aktif dalam semua proses pembelajaran
hingga seluruh aktivitas yang diharapkan dapatlah terwujud. Berdasarkan uraian
di atas maka dapat diasumsikan bahwa pembelajaran matematika dengan
menggunakan pembelajaran aktif metode permainan bingo dapat meningkatkan
aktivitas belajar matematika siswa.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penerapan permainan bingo ini telah di uji cobakan oleh Bety Rosidah
dengan judul penelitian “Pengaruh Aktivitas Siswa dalam Pelaksanaan Model
Pembelajaran Bingo terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS SMP
Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013”. Hasil
penelitian dari aktivitas-aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran bingo yang
diterapkan pada kelas VII termasuk dalam kriteria aktif dengan rata-rata skor
aktivitas belajar siswa sebesar 41. Para siswa mulai menunjukkan keaktifan
belajarnya sejak awal. Dimulai dari tahap pembagian kelompok belajar hingga
tahap permainan merebutkan skor kelompok. Siswa juga dapat belajar secara
individu, beraktivitas dalam kelompok, menyampaikan pendapat secara lisan, dan
kemampuan berfikir dalam memecahkan masalah, serta andil dalam tim untuk
menjadi yang pertama.
Selain itu dari hasil penelitian dijelaskan bahwa ada pengaruh positif
antara aktivitas belajar siswa dalam pelaksanaan model pembelajaran permainan
bingo terhadap hasil belajar. Dalam proses pembelajaran permainan bingo
menimbulkan sikap aktif kepada siswa, sehingga salah satu cara yang ditempuh
oleh siswa yaitu dengan meningkatkan keaktifan didalam proses pembelajaran.
Siswa yang aktif dalam proses pembelajaran dapat menyelesaikan masalah
dengan cepat, tepat, dan dapat meningkatkan hasil belajar. Siswa yang aktif dalam
model pembelajaran yang inovatif seperti model pembelajaran permainan bingo
29
tersebut dapat melatih siswa menyelesaikan masalah-masalah yang ditemui dalam
proses belajar dan menghargai waktu untuk belajar sehingga dapat memperoleh
hasil belajar optimal.
C. Kerangka Berpikir
Matematika merupakan mata pelajaran yang mempunyai peranan penting,
baik dalam kehidupan akademis maupun kehidupan sehari-hari. Namun
sayangnya pembelajaran di SD/MI saat ini masih banyak menggunakan
pembelajaran konvensional yang hanya terpusat pada guru semata (teacher
centered). Pembelajaran ini masih sering diterapkan oleh guru dengan alasan
pembelajaran ini adalah yang paling praktis dan tidak menyita waktu yang
banyak, sehingga siswa tidak dapat melakukan aktivitas belajar secara optimal,
siswa menjadi pasif, kehilangan kemampuan mandiri (self-reliance), kurangnya
toleransi terhadap perbedaan pendapat, serta tidak berani mengambil keputusan
yang bertanggung jawab. Disisi lain keberanian dan inisiatif siswa untuk bertanya
pun masih sangat rendah. Sehingga aktivitas siswa belum nampak pada saat
pembelajaran.
Dalam lembaga pendidikan formal, guru diharapkan dapat mengajar dan
mendidik siswanya dengan tidak mengabaikan proses atau aktivitas yang terjadi
dalam pembelajaran. Aktivitas dalam pembelajaran juga memiliki peranan yang
penting demi terwujudnya tujuan pembelajaran yang diinginkan. Salah satu cara
terbaik untuk menghidupkan aktivitas belajar tersebut ialah dengan memberikan
kegiatan yang menantang, menyenangkan, serta menyediakan bahan pelajaran
yang majemuk yang melibatkan siswa secara aktif. Hal tersebut dapat ditemukan
dalam penerapan metode permainan. Secara psikologis dan pendagogis, ada nilai-
nilai yang sangat berharga yang anak dapatkan dalam bermain, diantaranya:23
23
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2004, Cet. 5, h. 172.
30
1. Anak memperoleh perasaan senang, puas, bangga
2. Anak dapat mengembangkan sikap percaya diri, tanggung jawab, dan
kooperatif (bekerja sama)
3. Anak dapat mengembangkan daya fantasi, atau kreativitas
4. Anak dapat mengenal aturan, atau norma yang berlaku dalam kelompok serta
belajar untuk menaatinya
5. Anak dapat memahami bahwa dirinya maupun orang lain, sama-sama
mempunyai kelebihan dan kekurangan,
6. Anak dapat mengembangkan sikap sportif, tenggang rasa, atau toleran
terhadap orang lain.
Salah satu metode permainan yang dapat digunakan dalam pembelajaran
matematika adalah permainan bingo. Permainan bingo ini bermanfaat bagi siswa
karena dapat merangsang berfikir siswa dalam memecahkan permasalahan
terutama dalam berhitung, menumbuhkan sikap percaya diri sehingga mampu
mengemukakan gagasan atau pertanyaan, berani mengambil keputusan, serta
menumbuhkan sikap kooperatif dalam berdiskusi dan berkompetisi antar
kelompok dalam pembelajaran.
Permainan bingo yang digunakan dalam pembelajaran matematika ini
bertujuan untuk mempermudah siswa dalam memahami konsep tentang
penjumlahan dan pengurangan, karena melalui permainan kegiatan belajar
mengajar dikelas menjadi lebih menyenangkan dan image siswa yang menyatakan
bahwa belajar matematika sulit dapat berubah menjadi belajar matematika itu
asyik. Dengan demikian, diharapkan pembelajaran matematika dengan
menggunakan metode permainan bingo dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa.
31
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapat disimpulkan dengan bagan
kerangka konseptual berikut:
Gambar 2.3
Kerangka Konseptual
Teacher Centered
Siswa menjadi pasif
Kehilangan kemampuan mandiri (self-reliance)
Kurangnya toleransi terhadap perbedaan pendapat
Tidak berani mengambil keputusan yang bertanggung jawab
Keberanian dan inisiatif siswa untuk bertanya masih sangat rendah.
Aktivitas siswa rendah
Metode Permainan Bingo
Visual Activities
Oral Activities
Mental Activities
Writing Activities
Emotional Activities
1. Merangsang berfikir siswa untuk memecahkan
permasalahan
2. Menumbuhkan sikap percaya diri
3. Berani mengambil keputusan
4. Menumbuhkan sikap kooperatif dalam
berdiskusi
5. Menumbuhkan sikap kompetisi antar kelompok
dalam pembelajaran.
Aktivitas belajar siswa meningkat
32
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teoritik dan penyusunan kerangka berpikir yang telah
dipaparkan, maka dirumuskan hipotesis penelitian yaitu dengan menerapkan
pembelajaran aktif metode permainan bingo dapat meningkatkan aktivitas belajar
matematika siswa.
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Tunas Mekar yang berlokasi di jalan
Jabon Mekar RT.02/05 Kecamatan Parung Kabupaten Bogor. Adapun waktu
penelitian ini dimulai dari bulan September-Oktober 2014. Berikut merupakan
rincian kegiatan penelitian:
Tabel 3.1
Rincian Kegiatan Penelitian
Kegiatan Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nov
Persiapan dan perencanaan √ √ √
Observasi √
Kegiatan Penelitian √
Analisis Data √ √
Laporan Penelitian √
B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). PTK berusaha mengkaji dan merefleksi suatu pendekatan, strategi, model
ataupun teknik pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan proses dan
produk pelajaran di kelas. Peneliti memilih metode PTK karena pada saat
observasi awal, ditemukan permasalahan pada pembelajaran di kelas yang pada
umumnya lebih mengutamakan pada penyampaian informasi bukan penekanan
proses pembelajaran. Pembelajaran seperti itu kemudian melahirkan model
pembelajaran pasif, akibatnya siswa pun tidak dapat melakukan aktivitas belajar
secara optimal.
Oleh karena itu peneliti memilih metode penelitian tindakan kelas untuk
memperbaiki proses pembelajaran yang memberikan pengaruh terhadap aktivitas
belajar siswa. Selain itu Hopkins menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas
34
adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan
substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha
seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah
proses perbaikan dan perubahan.1
Penelitian ini diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan (Pra
Penelitian) dan akan dilanjutkan dengan 2 siklus. Menurut Kunandar, dalam setiap
siklus terdiri dari tahapan perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan
(observation), dan refleksi (reflection).2 Adapun kerangka dari setiap tahapan
yang akan menjadi gambaran dari proses penelitian ini meliputi:
1. Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini, peneliti merencanakan tindakan berdasarkan tujuan
penelitian. Selain itu, peneliti menyiapkan skenario pembelajaran berupa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), instrumen penelitian yang terdiri atas lembar
kerja siswa (LKS), tes akhir siklus, lembar observasi, dan pedoman wawancara.
2. Tindakan (Action)
Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan kolaborasi dengan guru
kelas yang mengajar matematika. Pelaku tindakan adalah peneliti, sedangkan
observer adalah guru kelas yang mengajar matematika. Pada tahap ini digunakan
rancangan metode dan RPP yang sudah disusun pada tahap perencanaan.
3. Pengamatan (Observation)
Tahap ketiga dilakukan selama tahap pelaksanaan tindakan. Peneliti
dengan dibantu seorang observer mengamati segala aktivitas dan respon siswa
terhadap skenario pembelajaran yang telah dibuat peneliti dengan menggunakan
lembar observasi. Observasi dimaksudkan sebagai kegiatan mengamati,
mengenali, dan mendokumentasikan segala aktivitas siswa selama proses
pembelajaran.
1 Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Remaja Rosda
Karya Offset, 2009), h. 11. 2 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi
Guru, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), Cet. Ke-5, h. 63.
36
C. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas
III-B dengan jumlah siswa 20 orang, yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 9
siswa perempuan. Alasan pemilihan subjek penelitian pada kelas III-B
berdasarkan belum terlaksananya pembelajaran operasi penjumlahan dan
pengurangan, selain itu pada saat observasi awal peneliti melihat terdapat
permasalahan mengenai rendahnya aktivitas belajar siswa. Hal ini dikarenakan
metode guru dalam mengajar yang bersifat teacher centered sehingga
pembelajaran pun berlangsung pasif.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Peran peneliti dalam penelitian ini sebagai pengkaji permasalahan,
mendiagnosis masalah, perencana tindakan, dan pelaksana tindakan. Dan
berkolaborasi dengan guru matematika yang mengajar dikelas III, untuk bersama-
sama meneliti dan menganalisis data yang diperoleh. Pada penelitian ini dibantu
pula oleh seorang observer yang mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran
sekaligus sebagai sumber data guna menguji keabsahan data.
Peneliti, guru kelas dan guru bidang studi, masing-masing memiliki
kedudukan yang setara, artinya masing-masing mempunyai peran dan tanggung
jawab yang saling membutuhkan satu sama lain dan saling melengkapi untuk
mencapai tujuan.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Sebelum penelitian tindakan kelas ini dilakukan, peneliti melakukan
penelitian pendahuluan (pra penelitian), kemudian akan dilanjutkan dalam dua
siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan
tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pengamatan atau observasi, dan
tahap refleksi terhadap tindakan.
Jika pada saat refleksi dari siklus I terdapat masalah dalam tindakan, dan
indikator keberhasilan belum tercapai, maka dilakukan tindakan ulang melalui
siklus berikutnya (siklus II) yang meliputi tahap perencanaan tindakan, tahap
37
pelaksanaan tindakan, tahap pengamatan atau observasi, dan tahap refleksi
terhadap tindakan dengan hasil dari siklus I sebagai acuannya.
Jika pada saat refleksi dari siklus II terdapat masalah dalam tindakan, dan
indikator keberhasilan belum tercapai, maka dilakukan tindakan ulang melalui
siklus III, dimana hasil refleksi siklus II sebagai acuannya. Tetapi, jika pada saat
refleksi dari siklus II sudah tidak ditemukan masalah, dan indikator keberhasilan
sudah tercapai, maka penelitian dicukupkan dan diberhentikan.
Adapun tahap penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan
digambarkan sebagai berikut:
1. Penelitian Pendahuluan (Pra Penelitian)
Kegiatan Pendahuluan
a) Observasi di sekolah yang akan menjadi tempat pelaksanaan penelitian.
b) Pembuatan surat izin penelitian.
c) Pembuatan instrumen penelitian.
d) Menghubungi kepala sekolah dan guru kelas yang akan menjadi
kolaborator.
e) Mengobservasi proses belajar mengajar matematika di kelas.
f) Menentukan kelas subjek penelitian.
g) Wawancara guru tentang aktivitas dan hasil belajar siswa.
h) Melakukan diagnosa mengenai timbulnya permasalan yang muncul.
i) Mensosialisasikan hasil observasi kepada wali kelas.
2. Siklus I, dilakukan dengan susunan kegiatan sebagai berikut:
Tahap Perencanaan
a) Merencanakan pembelajaran dengan membuat RPP menggunakan
pembelajaran aktif metode permainan bingo.
b) Menyusun lembar kerja siswa (LKS).
c) Menyiapkan media pembelajaran.
d) Membuat lembar observasi aktivitas siswa.
e) Menentukan indikator keberhasilan siklus bersama wali kelas.
f) Menyiapkan dokumentasi kegiatan pembelajaran.
Tahap Pelaksanaan
a) Memastikan seluruh siswa siap untuk mengikuti pembelajaran.
b) Menyampaikan materi sesuai dengan RPP yang dibuat.
c) Menerapkan pembelajaran aktif metode permainan bingo yang terbagi
menjadi 2 babak yaitu babak penyisihan dan babak final.
d) Memberikan tes akhir siklus I
38
Tahap Pengamatan
a) Mengamati dan mencatat proses yang terjadi selama pembelajaran siklus
I berlangsung, dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh kolaborator.
Dalam hal ini peneliti juga melakukan pengamatan secara langsung
untuk melihat aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran.
b) Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan aktivitas belajar siswa
di kelas.
Tahap Refleksi
a) Peneliti bersama kolaborator mendiskusikan hasil pengamatan atau
merefleksikan untuk menentukan keberhasilan serta dilakukan
perbaikan-perbaikan dari tindakan tersebut.
b) Peneliti melakukan evalusi proses pembelajaran siklus I. Apabila
indikator keberhasilan belum tercapai, maka penelitian dilanjutkan ke
siklus II dengan hasil evaluasi siklus I digunakan sebagai acuannya.
b. Siklus II, dilakukan dengan susunan kegiatan sebagai berikut:
Tahap Perencanaan
a) Merencanakan pembelajaran dengan membuat RPP menggunakan
metode permainan bingo yang telah diperbaiki berdasarkan pada siklus I.
b) Menyusun lembar kerja siswa (LKS).
c) Menyiapkan media pembelajaran.
d) Membuat lembar observasi aktivitas siswa.
e) Menentukan indikator keberhasilan siklus bersama wali kelas.
Tahap Pelaksanaan
e) Memastikan seluruh siswa siap untuk mengikuti pembelajaran.
f) Menyampaikan materi sesuai dengan RPP yang dibuat.
g) Menerapkan pembelajaran aktif metode permainan bingo yang terbagi
menjadi 2 babak yaitu babak penyisihan dan babak final.
h) Memberikan tes akhir siklus II
i) Mencatat hal-hal penting yang terjadi di kelas.
39
Tahap Pengamatan
c) Mengamati dan mencatat proses yang terjadi selama pembelajaran siklus
II berlangsung, dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh kolaborator.
Dalam hal ini peneliti juga melakukan pengamatan secara langsung
untuk melihat aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran.
d) Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan aktivitas belajar siswa
di kelas.
Tahap Refleksi
a) Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari hasil pengamatan untuk
dilakukan perbaikan-perbaikan dari tindakan tersebut.
b) Setelah proses analisis dan evaluasi, peneliti dan guru membuat
kesimpulan dari hasil penelitian.
Gambar 3.2
Tahapan dalam Penelitian
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Hasil intervensi tindakan yang diharapkan ialah sesuai dengan tujuan
penelitian ini yakni meningkatkan aktivitas siswa melalui pembelajaran
matematika dengan metode permainan bingo. Jika hasil yang diharapkan sudah
tercapai maka penelitian ini dihentikan atau siklus berakhir. Penelitian ini berakhir
atau dihentikan jika kedua indikator keberhasilan berikut ini telah tercapai, yaitu:
1. Persentase rata-rata aktivitas belajar matematika siswa setelah mengikuti
pembelajaran dengan metode permainan Bingo mencapai ≥ 70 %.
2. Seluruh siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pelajaran
matematika yang telah ditetapkan yaitu ≥ 65.
G. Data dan Sumber Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa data kualitatif dan
data kuantitatif.
1. Data kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi proses pembelajaran, hasil
observasi aktivitas belajar siswa, wawancara, dan hasil dokumentasi jalannya
proses pembelajaran.
40
2. Data kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes belajar setiap akhir siklus ataupun
hasil lembar kerja siswa (LKS). Sumber data penelitian ini diperoleh dari peneliti,
siswa kelas III, dan guru kelas yang sekaligus sebagai observer.
H. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
yaitu:
1. Lembar Observasi
Observasi merupakan kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk
memperoleh gambaran langsung mengenai aktivitas siswa selama proses
pembelajaran aktif metode permainan bingo. Hal-hal yang diobservasi mengenai
aktivitas belajar matematika siswa. Lembar observasi yang digunakan terdiri dari
10 poin terkait aktivitas belajar siswa. Instrumen ini di adopsi dari jenis-jenis
aktivitas belajar yang diungkapkan oleh Paul B. Diedrich.
Tabel 3.7
Kisi-kisi Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
No. Jenis Aktivitas Indikator Aktivitas Belajar Siswa
1. Visual Activities (1) Memperhatikan penjelasan yang disampaikan
oleh guru.
(2) Memperhatikan pertanyaan atau tanggapan
teman.
2. Oral Activities (1) Berdiskusi dalam kegiatan kelompok.
(2) Mengajukan pertanyaan.
(3) Menanggapi penjelasan/menjawab pertanyaan
guru atau teman.
3. Mental Activities (1) Memecahkan/menyelesaikan soal yang
didapatkan.
(2) Mengambil keputusan atas keberagaman
pendapat dan keinginan antar siswa.
4. Writing Activities (1) Menuliskan proses atau cara dalam
menemukan jawaban.
5. Emotional Activities (1) Semangat dan antusias siswa selama belajar.
41
2. Tes Formatif
Bentuk tes yang digunakan dalam instrumen ini berupa tes formatif, yaitu
tes yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Tes ini bertujuan untuk mengukur
tingkat pemahaman siswa terhadap seluruh materi yang telah diberikan pada
kedua siklus dengan impilikasi dari PTK. Instrumen tes yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari 10 butir soal yang berbentuk uraian, berikut kisi-kisi
instrumen tes siklus I dan siklus II:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus I
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus II
Indikator
Aspek yang diukur
(Nomor Soal)
Ingatan Pemahaman Penerapan
1.1.1 Mengurutkan bilangan yang terdiri
dari tiga angka pada garis bilangan 1 2
1.1.2 Membandingkan dua bilangan
yang terdiri dari tiga angka 3 4
1.1.3 Menentukan bilangan yang terletak
diantara dua bilangan 5 6
1.1.4 Menaksir bilangan yang ditentukan
letaknya pada garis bilangan 7 8
1.1.5 Menentukan pola bilangan pada
garis bilangan 9 10
Jumlah Soal 3 4 3
Indikator
Aspek yang diukur
(Nomor Soal)
Ingatan Pemahaman Penerapan
1.2.1 Menuliskan bentuk panjang suatu
bilangan 1
1.2.2 Melakukan operasi hitung
penjumlahan bilangan tiga angka 2
42
Sebelum intrumen dipergunakan dalam pelaksanaan tindakan, instrumen
tersebut dikonsultasikan terlebih dahulu pada dosen pembimbing, dosen ahli, dan
guru matematika yang telah berpengalaman. Selain melalui pengujian validitas isi
oleh ahli atau pakar, instrumen tes tersebut juga diujicobakan secara empirik guna
mengetahui kualitas ataupun kelayakan instrumen untuk digunakan. Hasil uji coba
instrumen tersebut kemudian akan diolah guna mengetahui serta mengukur
validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.
Adapun hasil uji validitas ahli dan cara pengolahan data hasil uji coba
instrumen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Uji Validitas
Validitas adalah ketetapan alat penilaian pada suatu konsep yang akan
dinilai sehingga menilai sesuai dengan keharusan mana yang harus dinilai. Untuk
mengetahui kesejajaran tersebut peneliti menggunakan teknik korelasi product
moment sebagai berikut:4
4 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), Cet.
ketiga, h. 254.
1.2.3 Menebak angka pada operasi hitung
penjumlahan sehingga menunjukkan
hasil yang tepat
3 4
1.2.4 Melakukan operasi hitung
pengurangan bilangan tiga angka 7
1.2.5 Menebak angka pada operasi hitung
pengurangan sehingga menunjukkan
hasil yang tepat
5 6
1.2.6 Memecahkan masalah sehari-hari
dengan melibatkan operasi hitung
penjumlahan
8
1.2.7 Memecahkan masalah sehari-hari
dengan melibatkan operasi hitung
pengurangan
9
1.2.8 Memecahkan masalah sehari-hari
dengan melibatkan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan
10
Jumlah Soal 4 3 3
43
r = ( ) ( )( )
√* ( ) +* ( ) +
Keterangan:
r = koefisien korelasi
= jumlah skor item
= jumlah skor total
= jumlah responden
Perhitungan validitas menggunakan program Microsoft Excel. Setelah
diperoleh harga rxy (r hitung) kemudian dikembalikan dengan r product moment
dengan taraf α = 5 % dan ketentuan jika rhitung > rtabel, maka soal
dikatakan valid. Untuk soal uji siklus I dari 10 item yang di ujikan terdapat 1 item
yang tidak valid (lampiran), sehingga peneliti hanya menggunakan 9 item yang
valid begitupun pada uji tes siklus II dari 10 item yang diujikan terdapat 9 item
yang valid dan 1 soal yang tidak valid (lampiran).
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas juga dapat diartikan sama dengan konsistensi atau keajegan.
Suatu instrumen evaluasi, dikatakan mempunyai nilai reabilitas tinggi, apabila tes
yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak
diukur.5 Selain itu, Nana Syaodih mengatakan bahwa reliabilitas berkenaan
dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil pengukuran. Suatu tes memiliki
tingkat reliabilitas yang memadai, bila instrumen tersebut digunakan mengukur
aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama.6
Untuk mengukur reliabilitas instrumen tes hasil belajar matematika
digunakan Rumus Alpha, yaitu:7
5 Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: Bumi Aksara,
2012), Cet. 7, h. 43. 6 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset, 2010), Cet. ke-6, h. 230. 7 Anas Sudjiono, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), Cet. ke-13, h. 208.
44
r11= [
] [
]
Keterangan:
r11 = Reliabilitas yang dicari
si2 = Jumlah varians skor tiap-tiap item
st2 = Varians total
n = Jumlah soal yang valid
Tabel 3.4
Kriteria Koefisien Reliabilitas
Interval Kriteria
0,80 ≤ r ≤ 1,00 Sangat tinggi
0,70 ≤ r < 0,80 Tinggi
0,40 ≤ r < 0,70 Sedang
0,20 ≤ r < 0,40 Rendah
r ≤ 0,20 Sangat rendah (tidak valid)
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh hasil uji reliabilitas yaitu 0,79
pada siklus I dan hasil uji reliabilitas pada siklus II yaitu 0,83. Dengan nilai
reliabilitas demikian, maka instrumen tersebut memiliki reliabilitas yang tinggi
dan memenuhi persyaratan instrumen yang baik.
c. Taraf Kesukaran
Bermutu atau tidaknya butir-butir item tes hasil belajar pertama-tama
dapat diketahui dari derajat kesukaran atau taraf kesulitan yang dimiliki oleh
masing-masing butir item tersebut. Butir-butir item tes hasil belajar dapat
dinyatakan sebagai butir-butir item yang baik, apabila butir-butir item tersebut
tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah dengan kata lain derajat kesukaran
45
item itu adalah sedang atau cukup.8 Tingkat kesukaran dapat diperoleh dengan
rumus: 9
Keterangan :
P = Angka indeks kesukaran item
B = Banyaknya testee yang dapat menjawab dengan betul terhadap butir item
yang bersangkutan
JS = Jumlah testee yang mengikuti tes hasil belajar
Mengenai bagaimana cara memberikan penafsiran (interpretasi) terhadap
angka indek kesukaran item, Robert L. Thorndike dan Elizabeth Hagen dalam
bukunya berjudul Measurement and Evaluation in Psychology and Education
mengemukakan sebagai berikut:10
Tabel 3.5
Interpretasi Tingkat Kesukaran
Besarnya P Interpretasi
Kurang dari 0,30 Terlalu Sukar
0,31-0,70 Cukup (Sedang)
Lebih dari 0,70 Mudah
Dari perhitungan uji taraf kesukaran pada siklus I terdapat 9 butir soal
yang valid dengan kriteria mudah 4 butir soal dan dengan kriteria sedang 5 butir
soal. Pada siklus II dari perhitungan uji taraf kesukaran terdapat 9 butir soal yang
valid dengan kriteria mudah 4 butir soal dan dengan kriteria sedang 5 butir soal.
d. Daya Pembeda
Pengujian daya pembeda soal digunakan untuk mengetahui kemampuan
soal dalam membedakan siswa ynag pandai dengan siswa yang kurang pandai.
8 Anas Sudjiono, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), Cet. ke-13, h. 370.
9 Anas Sudjiono, ibid. h. 372. 10
Anas Sudjiono, ibid. h. 372.
P =
46
Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi,
disingkat D. Adapun cara menentukan daya pembeda dapat menggunakan rumus:
Keterangan:
D = Daya pembeda
BA = Total skor yang diperoleh peserta kelas atas
BB = Total skor yang diperoleh peserta kelas bawah
JA = Skor maksimum yang dapat diperoleh siswa kelas atas
JB = Skor maksimum yang dapat diperoleh siswa kelas bawah
Adapun klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada tabel berikut:11
Tabel 3.6
Klasifikasi Daya Pembeda
Nilai D Klasifikasi Interpretasi
Kurang dari 0,20 Jelek (poor)
Butir item yang bersangkutan daya
pembedanya lemah sekali (jelek),
dianggap tidak memiliki daya
pembeda yang baik.
0,20-040 Cukup
(satisfactory)
Butir item yang bersangkutan telah
memiliki daya pembeda yang cukup
(sedang).
0,40-0,70 Baik (good) Butir item yang bersangkutan telah
memiliki daya pembeda yang baik.
0,70-1,00 Baik sekali
(excellent)
Butir item yang bersangkutan telah
memiliki daya pembeda yang baik
sekali.
Bertanda negatif - Butir item yang bersangkutan daya
pembedanya negatif (jelek sekali).
Berdasarkan perhitungan daya pembeda 9 butir soal tes siklus I, diperoleh
1 butir soal termasuk dalam kriteria baik sekali, 5 butir soal termasuk dalam
kriteria baik, dan 2 butir soal termasuk dalam kriteria cukup, serta 1 butir soal
termasuk dalam kriteria jelek. Pada perhitungan daya pembeda 9 butir soal tes
11
Anas Sudjiono, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), Cet. ke-13, h. 389
D =
-
47
siklus II, diperoleh 7 butir soal termasuk kriteria cukup dan 2 butir soal termasuk
kriteria jelek.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setelah melalui proses
interpretasi dan revisi dari data hasil uji validitas empiris diperoleh 9 butir soal
uraian valid bagi masing-masing tes akhir siklus. Untuk tes akhir atau tes hasil
belajar mengenai urutan bilangan siklus I diperoleh butir soal valid dari soal
nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Kemudian untuk tes akhir atau tes hasil belajar
mengenai operasi hitung penjumlahan dan pengurangan siklus II diperoleh butir
soal valid dari soal nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, dan 10.
3. Pedoman Wawancara
Wawancara dilaksanakan kepada guru mata pelajaran matematika pada
kegiatan pra penelitian untuk mengetahui metode belajar yang digunakan guru
dalam mengajar matematika, keaktifan belajar siswa, dan motivasi belajar
matematika siswa. Wawancara juga dilakukan kepada siswa sebelum
dilaksanakannya penelitian dan sesudah akhir setiap siklus penelitian.
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi aktivitas belajar matematika siswa, data diperoleh dari lembar
observasi aktivitas belajar matematika siswa, yang diisi oleh guru kelas yang
bertindak sebagai observer dengan memberi skor pada setiap aspek aktivitas
yang dinilai pada setiap pertemuan.
2. Nilai hasil belajar, data diperoleh dari tes akhir yang dilakukan pada setiap
akhir siklus.
3. Wawancara, data diperoleh dengan mewawancarai guru bidang studi
matematika dan beberapa siswa kelas III pada penelitian pendahuluan dan
pada setiap akhir siklus.
4. Dokumentasi, diperoleh dengan cara mengambil gambar segala aktivitas yang
dilakukan oleh guru dan siswa selama proses pembelajaran.
48
Setelah semua data terkumpul, peneliti bersama guru kolaborator
melakukan analisis dan evaluasi data untuk mengambil kesimpulan tentang
perkembangan aktivitas belajar matematika siswa, serta tentang kelebihan dan
kekurangan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
Untuk mendapatkan hasil evaluasi yang baik tentunya diperlukan instrumen
yang berkualitas baik pula. Instrumen yang baik dapat ditinjau dari validitas.
Suatu instrumen disebut valid apabila instrumen tersebut mampu mengevaluasi
apa yang seharusnya dievaluasi.
Untuk memperoleh data yang valid digunakan teknik triangulasi, yaitu
dengan:
1. Menggali data dari sumber yang sama dengan menggunakan cara yang
berbeda. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa
dilakukan dengan mengobservasi siswa, wawancara siswa, dan memeriksa
hasil kerja dalam mengerjakan soal.
2. Menggali data dari sumber yang berbeda untuk informasi tentang hal yang
sama. Untuk memperoleh informasi tentang pemahaman siswa dengan
memeriksa hasil tes siswa dan mengadakan wawancara dengan guru.
3. Memeriksa kembali data-data yeng terkumpul, baik tentang kejanggalan-
kejanggalan, keaslian maupun kelengkapan.
4. Mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul.
K. Analisis Interpretasi Data
Data yang diperoleh dalam peelitian, selanjutnya diiterpretasikan melalui
analisis perhitungan. Langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis data
pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Data hasil observasi disajikan dalam bentuk tabel kemudian dianalisis
menggunakan nilai persentase. Rumus persentase yang digunakan adalah:
Persentase =
x 100%
49
Kategori persentase penilaian aktivitas siswa secara keseluruhan adalah
sebagai berikut12
:
0% - 20% : Sangat Kurang
21% - 40% : Kurang
41% - 60% : Sedang
61% - 80% : Baik
81% - 100% : Sangat Baik
Untuk mendapatkan jumlah skor pada setiap akhir siklus, peneliti
berpedoman pada kriteria skor yang telah ditetapkan, yaitu:
1 = Buruk (hanya 1-4 siswa yang melakukan aktivitas)
2 = Kurang (hanya 5-8 siswa yang melakukan aktivitas)
3 = Cukup (hanya 9-12 siswa yang melakukan aktivitas)
4 = Baik (siswa yang melakukan aktivitas 13-16 siswa)
5 = Sangat Baik (seluruh siswa melakukan aktivitas/lebih dari 17 siswa
melakukan aktivitas)
2. Tes Formatif
Data ini didapatkan dari data hasil tes siswa yang telah dianalisis pada setiap
siklus yang telah dilakukan. Data berupa hasil belajar siklus I akan dikoreksi
sesuai dengan pedoman penskoran yang telah ditetapkan. Analisis data secara
kuantitatif dapat dilakukan melalui tahapa-tahapan sebagai berikut:
a. Tingkat keberhasilan siswa berdasarkan skor tes yang ditetapkan dalam nilai
dengan menggunakan rumus:
Nilai Akhir (NA) =
b. Untuk memperoleh nilai rata-rata, rumus yang digunakan yaitu:
Rata-rata tes hasil belajar siswa =
12
Estina Ekawati dan Sumaryanta, Pengembangan Instrumen Penilaian Pembelajaran
Matematika SD/SMP, (Yogyakarta: PPPPTK Matematika, 2011), h. 45.
50
c. Peneliti mencari persentase ketuntasan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Persentase Ketuntasan =
3. Wawancara
Data hasil wawancara dideskripsikan dalam kalimat kemudian disusun
dalam bentuk rangkuman hasil wawancara.
L. Pengembangan dan Perencanaan Tindakan
Setelah tindakan pertama (siklus I) selesai dilakukan dan hasil yang
diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu peningkatan aktivitas
belajar siswa dalam pembelajaran matematika maka akan ditindak lanjuti untuk
melakukan tindakan selanjutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran. Siklus
ini terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanakan tindakan, observasi, serta
analisis dan refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, apabila
indikator keberhasilan belum tercapai maka penelitian akan dilanjutkan dengan
siklus II. Penelitian ini berakhir, apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini
telah berhasil menguji penerapan pembelajaran aktif metode permainan bingo
dalam meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa.
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
1. Penelitian Siklus I
Pembelajaran siklus I ini terdiri dari 4 pertemuan. Pembelajaran dengan
menggunakan metode permainan Bingo terdiri dari 4 bagian, yaitu penjelasan
materi, pemberian LKS individu, melakukan permainan Bingo, serta tes yang
diadakan pada akhir siklus. Dalam penelitian ini, keempat bagian tersebut
dilaksanakan secara terpisah, sehingga dalam 4x pertemuan terdapat 2x
pembahasan materi dan pemberian LKS, 1x pertemuan untuk melakukan
permainan Bingo babak penyisihan, dan 1x pertemuan untuk melakukan
permainan Bingo babak final serta mengerjakan tes akhir siklus. Sub pokok
bahasan yang dipelajari siswa pada pembelajaran siklus I yaitu mengurutkan
bilangan pada garis bilangan, membandingkan dua bilangan, menentukan
bilangan yang terletak diantara dua bilangan, menaksir bilangan, serta
menentukan pola bilangan. Uraian pelaksanaan tindakan pada siklus I ini adalah
sebagai berikut:
a. Pelaksanaan Pembelajaran
1) Pertemuan ke-1
Pertemuan ini dilaksanakan pada Senin, 15 September 2014, berlangsung
selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Penelitian diawali dengan berdo’a, salam
dan sapa, menanyakan kabar siswa, serta mengabsen kehadiran siswa. Tercatat
seluruh siswa hadir pada pertemuan ini. Sebelum menyampaikan materi, terlebih
dahulu siswa siswa dijelaskan mengenai tujuan pembelajaran pada materi yang
akan disampaikan.
Kegiatan selanjutnya adalah tahap penjelasan materi mengenai urutan
bilangan pada garis bilangan. membandingkan dua bilangan serta menentukan
bilangan yang terletak diantara dua bilangan. Siswa memperhatikan penjelasan
peneliti. Di tengah penjelasan, siswa diberikan pertanyaan menyebar. Beberapa
siswa menjawab secara bersamaan dan beragam, sehingga tidak dapat di dengar
52
53
Setelah seluruh siswa selesai mengerjakan soal, peneliti bersama siswa
mengkoreksi hasil kerja tersebut. Peneliti meminta beberapa siswa untuk
mengerjakan hasil kerjanya di papan tulis, siswa yang lain diminta untuk
membandingkan hasil kerjanya dari soal nomor 1 dan seterusnya. Ketika ada
siswa yang berbeda jawaban, siswa tersebut diminta untuk menyebutkan
jawabannya, dan peneliti bersama siswa pun meluruskan sesuai dengan jawaban
yang tepat.
Sebagai penutup pelajaran, peneliti mengarahkan siswa untuk membuat
kesimpulan, bertanya, mengkonfirmasi pemahaman siswa, dan meminta siswa
untuk mempelajari materi selanjutnya, kemudian ditutup dengan berdo’a beserta
salam.
2) Pertemuan ke-2
Pertemuan ini dilaksanakan pada Selasa, 16 September 2014 berlangsung
selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Penelitian diawali dengan berdo’a, salam
dan sapa, menanyakan kabar siswa, serta mengabsen kehadiran siswa. Tercatat
seluruh seluruh siswa pun hadir. Sebelum menyampaikan materi, terlebih dahulu
siswa dijelaskan mengenai tujuan pembelajaran pada materi yang akan
disampaikan.
Tahap selanjutnya yaitu mengulas materi pelajaran yang lalu, mengenai
urutan bilangan. Siswa memperhatikan penjelasan peneliti. Pada tahap ini, peneliti
bersama siswa melakukan tanya jawab. Terlihat yang benar-benar aktif hanya
beberapa orang saja, yang lain diam dan bersuara dengan volume yang cukup
kecil. Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti mengeluarkan gambar bintang-
bintang, bagi siswa yang berani mengungkapkan pendapat atau jawabannya, maka
akan mendapatkan sebuah bintang dan bintang tersebut dapat terus dikumpulkan
selama siswa aktif dalam pembelajaran.
54
55
3) Pertemuan ke-3
Selain hari Senin dan Selasa, pelajaran matematika dijadwalkan pada hari
Kamis, sehingga penelitian ke-3 kali ini dilaksanakan pada Kamis, 18 September
2014. Pada kegiatan ini, peneliti mulai menerapkan metode permainan Bingo
babak penyisihan, yang diawali dengan membagi siswa menjadi 4 kelompok
heterogen. Masing-masing kelompok mendapatkan gambar atau simbol sebagai
penanda kelompok. 4 kelompok tersebut akan dikelompokkan kembali menjadi 2
grup yang akan di adu dalam babak penyisihan ini, kelompok pemenang dari tiap
grup tersebut akan di adu kembali dalam babak final dan didapatkan sebuah
kelompok sebagai pemenang.
Sebelum permainan dimulai, peneliti dibantu dengan observer
menjelaskan aturan dan cara bermain Bingo, adapun cara bermain Bingo sebagai
berikut:
(1) Para pemain memilih angka yang terdapat dalam papan Bingo dan dapat
beradu strategi untuk mencapai lima jawaban benar dalam sebuah deretan baik
secara horizontal, vertikal, maupun diagonal.
(2) Apabila kesempatan tersebut tidak dapat dilakukan atau dengan kata lain
jawabannya salah, maka strategi lain yang dapat dilakukan adalah dengan
menutup jalan (memilih angka) agar kelompok lawan pun tidak dapat
membuat deretan angka secara horizontal, vertikal, maupun diagonal.
(3) Bagi kelompok yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar akan
menempelkan simbol kelompok diatas papan Bingo hingga membuat deretan
secara horizontal, vertikal, atau diagonal, kemudian berteriak “BINGO” dan
kelompok tersebut dinyatakan sebagai pemenang.
(4) Permainan disesuaikan dengan waktu yang tersedia.
Masing-masing kelompok telah menerima 1 paket alat permainan Bingo
yang terdiri dari papan Bingo, kartu Bingo (soal dan kunci jawaban), dan simbol
kelompok. Pada grup 1, kelompok A mendapatkan giliran pertama untuk memilih
nomor pada papan Bingo, nomor yang dipilih oleh anggota kelompok tersebut
adalah nomor 1, mereka mendapatkan pertanyaan “Bandingkan dengan
menggunakan simbol >, <, dan =, yaitu 399 … 421” dan siswa menjawab “<”,
56
57
4) Pertemuan ke-4
Pertemuan keempat ini dilaksanakan pada Jumat, 19 September 2014, hal
tersebut dikarenakan peneliti menggantikan guru kelas yang berhalangan hadir
pada hari itu. Peneliti melanjutkan permainan Bingo babak final, siswa telah
mendapatkan satu paket alat permainan Bingo. Perwakilan dari masing-masing
kelompok melakukan undian, dan kelompok D berhasil mendapatkan giliran
pertama untul memilih nomor yang ada pada papa Bingo. Kelompok D
mendapatkan soal cerita “Aku sebuah bilangan ganjil. Terletak di antara 998 dan
1000. Bilangan berapakah aku?”, soal tersebut ada di dalam kotak nomor 8.
Anggota kelompok D berdiskusi terlebih dahulu untuk menjawab pertanyaan
berikut, terdengar ada anggota kelompok yang berbisik “989” namun siswa lain
langsung menjawab “ih… bukan tau, habis 998 mah 999 baru deh 1000”, siswa
yang lain setuju dan mereka menjawab “999”. Kelompok A pun berkata “benar”,
karena mereka telah melihat kunci jawaban yang ada di kartu Bingo. Setelah
beberapa nomor telah terpilih dan telah ditandai dengan simbol kelompok baik
kelompok A dan kelompok D. Selanjutnya saat giliran kelompok A memilih
nomor 25, mereka mendapatkan “Maaf anda kurang beruntung, kelompok lawan
berhak mengambil nomor soal berikutnya”. Seorang anggota kelompok A sempat
protes dan tidak menerima hal tersebut, suasana jadi gaduh, peneliti dan observer
pun memberikan penjelasan kepada siswa.
Permainan berlangsung kurang lebih 30 menit, dan telah didapatkan
pemenangnya yaitu kelompok D. Kelompok D berhasil membuat deretan secara
mendatar (horisontal) pada nomor 6, 7, 8, 9, dan 10. Selanjutnya pada kesempatan
kali ini, peneliti memberikan tes akhir siklus I dengan materi mengurutkan
bilangan pada garis bilangan. membandingkan dua bilangan, menentukan
bilangan yang terletak diantara dua bilangan, menaksir bilangan, serta
menentukan pola bilangan. Siswa mengerjakan soal secara individu. Setelah
pelaksanaan tes selesai dan jam belajar mengajar matematika berakhir, peneliti
mengadakan wawancara dengan beberapa siswa, siswa yang dipilih berdasarkan
prestasi yang didapat dalam pembelajaran matematika, yaitu siswa yang hasil
58
belajarnya tinggi, sedang, dan rendah. Hal ini dilakukan agar informasi yang
diperoleh dapat mewakili siswa-siswa dalam kelas secara keseluruhan.
Adapun aktivitas siswa saat mengerjakan soal tes siklus I dapat dilihat
pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.4
Aktivitas Siswa pada Pelaksanaan Tes Akhir Siklus I
b. Tahap Observasi dan Analisis
Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
Pengamatan dilakukan oleh guru kolaborator yang mencatat seluruh aktivitas
siswa dan semua hal yang terjadi selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan
motivasi melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1
Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa
Pada Pembelajaran Siklus I
No. Aspek Aktivitas Skor Persentase
Rata-rata (%) P.1 P.2 P.3 P4
1. Visual Activities 2,5 2,5 4 4 65
2. Oral Activities 1,5 2,5 4 4 60
3. Mental Activities 5 4 3,5 4,5 85
4. Writing Activities 2 3 4 4 65
5. Emotional Activities 2 2 4 3 55
Jumlah 13 14 17,5 19,5 330
Persentase (%) 52 56 78 78
Rata-rata Persentase (%) 66 66
59
Keterangan:
P.1 = Pertemuan 1 P.3 = Pertemuan 3
P.2 = Pertemuan 2 P.4 = Pertemuan
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, diperoleh informasi bahwa aktivitas belajar
siswa pada siklus I yang termasuk dalam aspek visual activities sebesar 65%,
yang termasuk dalam aspek oral activities sebanyak 60%, yang termasuk dalam
aspek mental activities sebanyak 85%, yang termasuk dalam aspek mental
activities sebanyak 65%, yang termasuk dalam aspek emotional activities
sebanyak 55%. Selanjutnya, hasil rata-rata persentase pada siklus I ini dapat
dikatakan belum baik, karena rata-rata persentase yang diperoleh hanya 67%,
sedangkan standar rata-rata aktivitas yang diharapkan sebesar 85%, sehingga
perlu adanya perbaikan pada siklus II.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan tiga orang
siswa yang dipilih berdasarkan prestasi dalam pelajaran matematika dan dilihat
dari hasil ulangan harian yang pernah dilaksanakan, serta hasil diskusi dengan
guru kolaborator, semua siswa yang diwawancarai menyatakan senang belajar
matematika dengan menggunakan metode permainan Bingo, kebanyakan siswa
mengatakan senang belajar matematika karena pembelajaran matematika
dilakukan melalui bermain membuat mereka semangat dan menghilangkan
kejenuhan dalam belajar matematika.
Pada pertemuan keempat, setelah pelaksanaan permainan Bingo babak
final selesai, siswa mengerjakan soal sebanyak 9 soal isian yang harus dikerjakan
dalam waktu 30 menit. Semua siswa kelas III-B yang berjumlah 20 orang siswa
mengikuti tes akhir siklus I ini, siswa terlihat tekun dalam menjawab soal.
Berikut disajikan deskriptif nilai matematika yang diperoleh siswa pada
siklus I:
Tabel 4.2
Deskriptif Nilai Tes Hasil Belajar Matematika Siklus I
No. Hasil Tes Nilai
1. Nilai Terendah 55,55
2. Nilai Tertinggi 100
3. Nilai Rata-rata 79,30
60
Berdasarkan tabel 4.4 diatas maka diperoleh rata-rata ketuntasan belajar
siswa mencapai 79,30 dengan nilai tertinggi yang diperoleh beberapa siswa yaitu
100 dan nilai terendah yang diperoleh seorang siswa yaitu 55,55.
Selain itu, berikut disajikan tabel yang menunjukkan ketuntasan hasil
belajar siswa yang didapat dari hasil tes akhir siklus I setelah dilaksanakannya
pembelajaran aktif metode permainan Bingo.
Tabel 4.3
Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa pada Siklus I
No. Jumlah
Siswa
Keterangan
Tuntas Belum Tuntas Persentase (%)
1. 17 siswa √ - 85
2. 3 siswa - √ 15
Dari tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa siswa yang sudah tuntas
belajar sebanyak 23 siswa atau 85%, sedangkan siswa yang belum tuntas
berjumlah 3 siswa atau 15%. Ketuntasan tersebut beracuan pada KKM yang telah
ditetapkan untuk pelajaran matematika yaitu ≥ 65. Dan hasil yang diperoleh
belum mencapai tujuan yang diharapkan yaitu seluruh siswa berhasil mencapai
nilai diatas KKM.
c. Tahap Refleksi
Tahap ini dilakukan oleh peneliti dan guru kolaborator setelah melakukan
analisis pada siklus I. Berdasarkan hasil analisis pada lembar observasi, hasil
wawancara serta catatan lapangan ditemukan beberapa permasalahan yang ada
pad siklus I. Hasil refleksi tersebut dijelaskan dalam tabel berikut:
61
Tabel 4.4
Refleksi Tindakan Pembelajaran pada Siklus I
No. Permasalahan Rencana Perbaikan
1. Beberapa siswa tidak setuju dengan
pembagian kelompok yang
ditentukan oleh guru.
Pada pertemuan sebelumnya harus
disepakati terlebih dahulu mengenai
aturan pembagian kelompok tersebut.
2. Siswa mash malu untuk mengangkat
tangannya ketika bertanya kepada
peneliti.
Memberikan reward berupa bintang
prestasi pada siswa yang berani
mengangkat tangannya untuk bertanya.
3. Ramainya siswa saat memilih dan
menjawab pertanyaan pada saat
permainan Bingo berlangsung
membuat suasana kelas tidak
kondusif.
Memberikan peraturan permainan
“tepuk diam” untuk mengatasi apabila
siswa sudah mulai berisik.
4. Masih ada beberapa siswa dalam
setiap kelompok yang hanya diam
menunggu hasil kerjaan teman
sekelompoknya
Memberikan poin tambahan agar siswa
termotivasi dan ikut aktif pada saat
permainan Bingo berlangsung.
Berdasarkan hasil refleksi tindakan pembelajaran pada siklus I terlihat
bahwa masih banyak kekurangan dan kendala yang dihadapi peneliti, sehingga
dapat dinyatakan bahwa siklus I belum mencapai hasil yang diharapkan. Karena
target yang harus dicapai yaitu aktivitas siswa yang diamati melalui lembar
observasi siswa pada setiap akhir siklus harus mencapai lebih ≥ 70%, selain itu
hasil belajar seluruh siswa harus mencapai nilai diatas KKM yaitu ≥ 65. Sehingga
perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya dengan hasil refleksi siklus I digunakan
sebagai perbaikan.
2. Tindakan Pembelajaran Siklus 2
Kegiatan pembelajaran matematika pada siklus II dimulai pada Selasa, 23
September 2014. Pokok bahasan pada siklus II ini terdiri dari menuliskan bentuk
panjang suatu bilangan, penjumlahan bilangan tiga angka, pengurangan bilangan
tiga angka, memecahkan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung
penjumlahan, memecahkan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung
62
pengurangan, serta memecahkan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi
hitung penjumlahan dan pengurangan.
Pembelajaran dengan menggunakan metode permainan Bingo terdiri dari 4
bagian, yaitu penjelasan materi, pemberian LKS individu, melakukan permainan
Bingo, serta tes yang diadakan pada akhir siklus. Dalam penelitian ini, keempat
bagian tersebut dilaksanakan secara terpisah, sehingga dalam 5 kali pertemuan
terdapat 3 kali pembahasan materi dan pemberian LKS, 1 kali pertemuan untuk
melakukan permainan Bingo babak penyisihan, dan 1 kali pertemuan untuk
melakukan permainan Bingo babak final serta mengerjakan tes akhir siklus.
Pembahasan pelaksanaan tindakan pada siklus I ini adalah sebagai berikut:
a. Pelaksanaan Pembelajaran
1) Pertemuan ke-5
Pertemuan ini berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran) pada
Selasa, 23 September 2014. Pembelajaran diawali dengan berdo’a, salam dan
sapa, menanyakan kabar siswa, serta mengabsen kehadiran siswa. Tercatat ada 2
orang siswa yang tidak hadir pada pertemuan ini yaitu S5 dan S17. Sebelum
menyampaikan materi, terlebih dahulu siswa siswa dijelaskan mengenai tujuan
pembelajaran pada materi yang akan disampaikan.
Materi pada pertemuan kali ini telah memasuki operasi penjumlahan.
Operasi penjumlahan telah dipelajari sejak kelas 1 SD, maka peneliti pun
mengawali pelajaran hari ini dengan tanya jawab penjumlahan yang telah
dipelajari. Hampir seluruh siswa masih mengingat materi tersebut. Namun
sebelum memasuki pada materi penjumlahan yang lebih konkrit, peneliti
memberikan contoh soal kepada siswa mengenai penulisan bentuk panjang suatu
bilangan. Siswa diminta membantu guru menyelesaikan soal tersebut, melalui
kegiatan ini siswa mengurutkan bilangan ratusan, puluhan, dan satuan hingga
nanti siswa dapat melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan dengan
mudah. Peneliti juga memberikan contoh lain di papan tulis untuk dikerjakan oleh
siswa.
63
64
siswa hadir pada pertemuan kali ini. Sebelum menyampaikan materi, terlebih
dahulu siswa siswa dijelaskan mengenai tujuan pembelajaran pada materi yang
akan disampaikan.
Tahap selanjutnya yaitu peneliti melakukan apersepsi, mengulas kembali
materi yang telah dipelajari pada pertemuan yang lalu. Apersepsi dilakukan
dengan metode tanya jawab, dan dilanjutkan dengan mengkoreksi bersama tugas
rumah yang telah dikerjakan. Siswa juga diberi kesempatan untuk bertanya
sebelum melanjutkan materi baru. Ada siswa yang bertanya, “Bu, penjumlahan
sama tambah-tambahan sama kan bu?”. Siswa yang lain dengan serentak
menjawab, “iya, samaaa…”
Memasuki materi baru yaitu operasi hitung pengurangan. Peneliti
memberikan contoh soal pengurangan kepada siswa. Siswa diminta untuk
meletakkan urutan bilangannya dengan benar hingga mendapatkan hasil
pengurangan yang tepat. Siswa diminta membantu peneliti menyelesaikan soal
tersebut. Siswa juga diminta untuk mengisi kotak-kotak pengurangan yang telah
disediakan hingga mendapatkan hasil pengurangan yang tepat. Sebagai evaluasi,
peneliti memberikan beberapa soal latihan yang terdapat dalam lembar kerja siswa
(LKS).
Sebagai penutup pelajaran, peneliti mengarahkan siswa untuk membuat
kesimpulan, mengkonfirmasi pemahaman siswa, peneliti juga memberikan tugas
rumah, dan meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya. Dan
pembelajaran ditutup dengan berdo’a beserta salam.
3) Pertemuan ke-7
Pertemuan ketujuh dilaksanakan pada Selasa, 30 September 2014.
Pertemuan ini berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Pembelajaran
diawali dengan berdo’a, salam dan sapa, menanyakan kabar siswa, serta
mengabsen kehadiran siswa. Tercatat seluruh siswa hadir pada pertemuan kali ini.
Sebelum menyampaikan materi, terlebih dahulu siswa siswa dijelaskan mengenai
tujuan pembelajaran pada materi yang akan disampaikan.
65
Tahap selanjutnya yaitu mengulas pelajaran lalu, mengenai operasi
penjumlahan. Kemudian membahas PR bersama-sama. Siswa juga diberi
kesempatan untuk bertanya jika ada pembahasan yang akan disampaikan.
Siswa dijelaskan materi baru yaitu memecahkan masalah sehari-hari
dengan melibatkan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan. Untuk
mengawali penjelasan materi, peneliti melakukan eksplorasi dengan bertanya
“siapa yang bisa menyebutkan contoh penjumlahan atau pengurangan dalam
kehidupan sehari-hari?”. Beberapa siswa mengangkat tangannya dan
menyebutkan contohnya seperti, “itu bu, saya beli permen 6 tapi pas dirumah
saya kasih adik saya 2, jadi permen saya tinggal 4 dah bu…” dan siswa lain
berpendapat “bu, kalau saya mah main kelereng menang bu, sebelumnya saya
cuma punya 33 trus saya menang 14 jadi kelereng saya semuanya 47 bu…”.
Peneliti pun langsung mengkonfirmasi dan mengapresiasi pendapat beberapa
siswa, “yaa.. bagus sekali, itu semua merupakan contoh dari penjumlahan dan
pengurangan dalam kehidupan sehari-hari”.
Selanjutnya, peneliti juga memberikan contoh soal kepada siswa
mengenai pemecahan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung
penjumlahan, pengurangan, serta contoh soal yang menggabungkan keduanya,
yaitu operasi hitung penjumlahan dan pengurangan. Siswa diminta membantu
peneliti untuk menyelesaikan soal tersebut. Sebagai evaluasi, guru memberikan
beberapa soal latihan yang terdapat dalam lembar kerja siswa (LKS).
Sebagai penutup pelajaran, peneliti mengarahkan siswa untuk membuat
kesimpulan, mengkonfirmasi pemahaman siswa, dan memberitahu kepada siswa
bahwa pertemuan selanjutnya ialah melakukan permainan bingo babak
penyisihan. Dan pembelajaran ditutup dengan berdo’a beserta salam.
4) Pertemuan ke-8
Pertemuan kedelapan ini dilaksanakan pada Kamis, 01 Oktober 2014.
Rutinitas mengawali pembelajaran yaitu berdo’a, salam dan sapa, menanyakan
kabar siswa, serta mengabsen kehadiran siswa. Ternyata ada 1 siswa yang izin
pada pertemuan kali ini. Pada kegiatan ini, peneliti menerapkan kembali metode
66
permainan Bingo babak penyisihan, yang diawali dengan membagi siswa menjadi
4 kelompok heterogen. Masing-masing kelompok mendapatkan gambar atau
simbol sebagai penanda kelompok. 4 kelompok tersebut akan dikelompokkan
kembali menjadi 2 grup yang akan di adu dalam babak penyisihan ini, kelompok
pemenang dari tiap grup tersebut akan di adu kembali dalam babak final dan
didapatkan sebuah kelompok sebagai pemenang. Aturan dan cara permainan
Bingo ini masih sama dengan permainan Bingo sebelumnya, namun agar siswa
lebih mengerti maka peneliti dibantu dengan observer menjelaskan kembali aturan
dan cara bermain Bingo.
Grup 1 yang terdiri dari kelompok B dan C, kelompok C adalah kelompok
yang mendapatkan giliran pertama untuk memilih nomor pada papan Bingo,
nomor yang dipilih adalah nomor 8, mereka mendapatkan pertanyaan “549 + 229
= ……”. Sebelum menjawab soal tersebut, seorang anggota kelompok C bertanya
kepada peneliti, “bu… pakai cara engga? Caranya yang bersusun panjang apa
pendek bu?”. Dan peneliti menjawab, “pakai cara yah, gunakan buku tulis kalian
untuk menulis caranya, nanti caranya akan ibu nilai. Cara yang kalian pakai
sesuai yang kalian mengerti”. Selanjutnya seluruh anggota kelompok C bergegas
mengerjakan soal tersebut, cara yang mereka gunakan adalah penjumlahan
bersusun pendek dan jawaban yang diperoleh adalah “778”, kelompok lawan
yaitu kelompok B pun membuka kunci jawaban nomor 8, dan jawabannya benar
yaitu 778. Maka kelompok C berhak menempelkan simbol kelompok berupa
bintang berwarna kuning pada kotak nomor 8.
Kelompok yang mendapatkan giliran berikutnya ialah kelompok B.
Kelompok B mempunyai strategi untuk menutup jalan kelompok C dengan
memilih soal nomor 9, soal yang didapat ternyata sebuah keberuntungan, “selamat
anda beruntung! Tanpa menjawab pertanyaan, anda berhak menempelkan simbol
kelompok anda dikotak nomor 9”. Suasana permainan berubah menjadi ramai.
Kelompok C sempat protes dengan penyataan tersebut, sehingga peneliti
mengeluarkan jargon “tepuk diam”, serentak mereka bertepuk dan terdiam,
kemudian beberapa siswa menjelaskan yang sedang terjadi. Peneliti juga
mengulang kembali aturan permainan yang telah disebutkan bahwa memang ada
67
beberapa nomor yang berisi keberuntungan ataupun jebakan, untuk meyakinkan
bahwa kelompok B mendapat keberuntungan maka peneliti meminta kelompok C
sebagai kelompok lawan membuka kunci jawaban nomor 9, setelah dicek melalui
kartu jawaban nomor 9 ternyata memang pernyataannya sama yaitu, “selamat
anda beruntung! Tanpa menjawab pertanyaan, anda berhak menempelkan simbol
kelompok anda dikotak nomor 9”. Hingga akhirnya kelompok C pun dapat
menerima kenyataan tersebut. Dan dengan cepat kelompok B menempelkan
simbol kelompok berupa bintang berwarna orange.
Dokumentasi aktivitas siswa melakukan permainan Bingo dapat dilihat
pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.6
Aktivitas Siswa Melakukan Permainan Bingo
Permainan berlanjut hingga pada grup 1 ditemukan satu kelompok
pemenang yaitu kelompok C dan pada grup 2 yang menang adalah kelompok A.
Maka kelompok yang berhasil bertanding kembali dalam permainan Bingo adalah
kelompok A dan kelompok C. Dan pembelajaran ditutup dengan berdo’a beserta
salam.
68
5) Pertemuan ke-9
Pembelajaran dilaksanakan selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran) pada
Senin, 06 Oktober 2014. Peneliti melanjutkan permainan Bingo babak final.
Siswa telah mendapatkan satu paket alat permainan Bingo. Perwakilan dari
masing-masing kelompok melakukan undian dan pada grup 1, kelompok A
berhasil mendapatkan giliran pertama untuk memilih nomor yang ada pada papan
Bingo. Kelompok A memilih kotak nomer 1 dan mendapatkan soal cerita “di
suatu daerah, banyaknya siswa sekolah dasar 452 orang. Siswa perempuan 267
orang. Jika siswa laki-laki bertambah 125 orang, berapa jumlah siswa laki-laki
sekarang?”. Anggota kelompok A berdiskusi terlebih dahulu untuk menjawab
pertanyaan tersebut, mereka terlihat bingung hingga membaca berulang-ulang
soal yang didapatkan. Setelah dihitung, akhirnya kelompok A menjawab “844”.
Untuk membuktikan kebenaran jawaban tersebut, kelompok bergegas mengambil
kunci jawaban nomor 1, dan ternayata jawabannya adalah “310”, kelompok A
mendapatkan jawaban tersebut dari menjumlahkan seluruh angka yang ada pada
soal, yaitu “452 + 267 + 125”, maka jawaban kelompok A salah dan kotak nomor
1 pun diberi tanda silang.
Selanjutnya giliran kelompok C memilih nomor, begitu seterusnya hingga
diperoleh kelompok pemenang. Namun, setelah beberapa nomor telah terpilih dan
telah ditandai dengan simbol kelompok baik kelompok A dan kelompok C hingga
jam pembelajaran hampir berakhir, dari masing-masing grup belum ada yang
berhasil meneriakan “Bingo”, karena siswa belum bisa menempelkan simbol
kelompoknya secara berderet horizontal, vertikal, maupun diagonal. Namun, yang
dijadikan pemenang adalah kelompok yang paling banyak menempelkan simbol
kelompoknya di papan Bingo, dan pemenangnya adalah kelompok C.
Tahap berikutnya yaitu peneliti memberikan tes akhir siklus II dengan
materi menuliskan bentuk panjang suatu bilangan, penjumlahan bilangan tiga
angka, pengurangan bilangan tiga angka, memecahkan masalah sehari-hari
dengan melibatkan operasi hitung penjumlahan, memecahkan masalah sehari-hari
dengan melibatkan operasi hitung pengurangan, serta memecahkan masalah
sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan.
69
Setelah pelaksanaan tes selesai dan jam belajar mengajar matematika berakhir,
peneliti mengadakan wawancara dengan beberapa siswa, siswa yang dipilih
berdasarkan prestasi yang didapat dalam pembelajaran matematika, yaitu siswa
yang hasil belajarnya tinggi, sedang, dan rendah. Hal ini dilakukan agar informasi
yang diperoleh dapat mewakili siswa-siswa dalam kelas secara keseluruhan.
Adapun aktivitas siswa saat mengerjakan soal tes siklus II dapat dilihat
pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.7
Aktivitas Siswa pada Pelaksanaan Tes Akhir Siklus II
b. Tahap Observasi dan Analisis
Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
Pengamatan dilakukan oleh guru kolaborator yang mencatat seluruh aktivitas
siswa dan semua hal yang terjadi selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan
motivasi melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel berikut:
70
Tabel 4.5
Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa
Pada Pembelajaran Siklus II
No. Aspek Aktivitas Skor Persentase
Rata-rata (%) P.1 P.2 P.3 P.4 P.5
1. Visual Activities 3,5 3,5 4 3 4 72
2. Oral Activities 3 3,5 4,5 5 5 84
3. Mental Activities 5 5 3,5 4,5 4,5 90
4. Writing Activities 4 5 5 5 5 96
5. Emotional Activities 4 4 4 4 5 84
Jumlah 19,5 21 21 21,5 23,5 426
Persentase (%) 78 84 84 86 94
Rata-rata Persentase (%) 85,2 85,2
Keterangan:
P.1 = Pertemuan 1 P.4 = Pertemuan 4
P.2 = Pertemuan 2 P.5 = Pertemuan 5
P.3 = Pertemuan 3
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, diperoleh informasi bahwa aktivitas belajar
siswa pada siklus II yang termasuk dalam aspek visual activities sebesar 72%,
yang termasuk dalam aspek oral activities sebanyak 84%, yang termasuk dalam
aspek mental activities sebanyak 90%, yang termasuk dalam aspek mental
activities sebanyak 96%, yang termasuk dalam aspek emotional activities
sebanyak 84%. Jika dihitung rata-rata persentase aktivitas pada siklus II ini
sebesar 85,2%. Dalam hal ini siswa sudah menunjukkan aktivitas yang sangat
baik dalam belajar matematika dengan diterapkannya pembelajaran aktif metode
permainan Bingo.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan tiga orang
siswa yang dipilih berdasarkan prestasi dalam pelajaran matematika dan dilihat
dari hasil ulangan harian yang pernah dilaksanakan, serta hasil diskusi dengan
guru kolaborator, semua siswa yang diwawancarai menyatakan senang belajar
matematika dengan menggunakan metode permainan Bingo, kebanyakan siswa
mengatakan senang belajar matematika karena pembelajaran matematika
dilakukan melalui bermain membuat mereka semangat dan menghilangkan
71
kejenuhan dalam belajar matematika. Dan mereka merasa termotivasti dengan
pemberian bintang prestasi.
Pada pertemuan kesembilan, setelah pelaksanaan permainan Bingo babak
final selesai, siswa mengerjakan soal sebanyak 9 soal isian yang harus dikerjakan
dalam waktu 30 menit. Semua siswa kelas III-B yang berjumlah 20 orang siswa
mengikuti tes akhir siklus II ini, siswa terlihat tekun dalam menjawab soal.
Berikut disajikan deskriptif nilai matematika yang diperoleh siswa pada
siklus II:
Tabel 4.6
Deskriptif Nilai Tes Hasil Belajar Matematika Siklus II
No. Hasil Tes Nilai
1. Nilai Terendah 69,44
2. Nilai Tertinggi 100
3. Nilai Rata-rata 87,63
Berdasarkan tabel 4.6 diatas maka diperoleh rata-rata ketuntasan belajar
siswa mencapai 87,636 dengan nilai tertinggi yang diperoleh beberapa siswa yaitu
100 dan nilai terendah yang diperoleh seorang siswa yaitu 69,44.
Selain itu, berikut disajikan tabel yang menunjukkan ketuntasan hasil
belajar siswa yang didapat dari hasil tes akhir siklus I setelah dilaksanakannya
pembelajaran aktif metode permainan Bingo.
Tabel 4.7
Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa pada Siklus II
No. Jumlah
Siswa
Keterangan
Tuntas Belum Tuntas Persentase (%)
1. 20 siswa √ - 100
Dari tabel 4.7 diatas, dapat diketahui bahwa siswa yang sudah tuntas
belajar sebanyak 100%. Hal tersebut menunjukan, indikator pembelajaran pada
siklus II ini sudah sepenuhnya tercapai, hingga tidak ada siswa yang mendapatkan
nilai kurang dari 65. Ketuntasan tersebut beracuan pada KKM yang telah
ditetapkan untuk pelajaran matematika.
72
c. Tahap Refleksi
Pembelajaran matematika berlangsung dengan baik, siswa secara aktif
terlibat dalam pembelajaran dan apabila mengalami kesulitan siswa tidak enggan
untuk bertanya kepada penelti maupun temannya. Ramainya siswa pada saat
pembelajaran dapat teratasi dengan diberikannya “tepuk diam”, dan pemberian
bintang prestasi dapat memotivasi siswa untuk lebih berprestasi.
Berdasarkan pengamatan melalui lembar aktivitas siswa dengan
pembelajaran menggunakan metode permainan Bingo diperoleh hasil rata-rata
persentase sebesar 84,7%. Nilai rata-rata persentase ini sudah menunjukkan
bahwa aktivitas belajar matematika cukup tinggi dan sudah memenuhi indikator
aktivitas belajar yang sangat baik. Nilai tes hasil belajar yang diperoleh pada
siklus II menunjukkan nilai rata-rata yang cukup tinggi yaitu 87,63 dan semua
siswa mendapatkan nilai diatas kriteria ketuntasan minimal hasil belajar
matematika yang ditetapkan sekolah yaitu ≥ 65. Pada siklus II ini indikator
keberhasilan pembelajaran matematika sudah tercapai. Dengan adanya
peningkatan aktivitas belajar matematika siswa dan indikator pembelajaran sudah
tercapai maka penelitian ini dihentikan pada siklus II sesuai dengan target yang
telah direncanakan.
B. Interpretasi Hasil Penelitian dan Pembahasan
Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada, yang
diperoleh dari berbagai sumber. Diantaranya sebagai berikut:
1. Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas belajar siswa dianalisis berdasarkan lembar hasil observasi
aktivitas belajar matematika siswa, yang bertujuan untuk mengetahui persentase
aktivitas belajar matematika siswa. Lembar observasi juga digunakan untuk
menganalisis dan merefleksi setiap tindakan pada akhir siklus.
Adapun hasil observasi aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada tabel
berikut:
73
Tabel 4.8
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa
No. Aspek Aktivitas Persentase
Siklus I Siklus II
1. Visual Activities 65 72
2. Oral Activities 60 84
3. Mental Activities 85 90
4. Writing Activities 65 96
5. Emotional Activities 55 84
Rata-rata 66 85,2
Dari tabel diatas terlihat adanya peningkatan persentase pada tiap aspek
aktivitas. Aspek yang memperoleh persentase paling tinggi dari setiap siklusnya
ialah aspek mental activities, hal ini dikarenakan dalam pembelajaran baik siklus I
maupun siklus II, sebagian besar siswa telah berhasil memecahkan/menyelesaikan
soal yang didapatkan serta dapat mengambil keputusan atas keberagaman
pendapat dan keinginan antar siswa. Selain itu, peningkatan yang cukup signifikan
terlihat pada aspek writing activities, aspek tersebut meningkat sebanyak 31%
dikarenakan pada siklus I siswa yang menuliskan proses atau cara dalam
menemukan jawaban masih sangat sedikit, namun setelah diadakannya refleksi
dan siswa diingatkan untuk menuliskan proses atau cara dalam menemukan
jawaban, maka setiap pertemuan dalam pembelajaran siswa pun menuliskan cara
atau prosesnya, sehingga penilaian terhadap pengamatan dalam aspek writing
activities juga terus meningkat hingga mencapai skor 5 yang artinya hampir
semua siswa melakukan writing activities tersebut (lampiran).
Selanjutnya, dilihat dari perolehan persentase paling rendah pada siklus I
ditempati oleh aspek emotional activities dengan persentase 55%. Hal ini
dikarenakan semangat dan antusias siswa selama belajar masih rendah. Masih
banyak siswa yang terlihat belum antusias dalam proses pembelajaran, terlebih
saat pertemuan pertama dan kedua saat metode permainan bingo belum
dilaksanakan, hingga pada pertemuan tersebut hanya mendapatkan skor 2. Namun
skor pada setiap pertemuan terus meningkat, sehingga rata-rata persentase pada
siklus II pun cukup tinggi yaitu 84% (lampiran). Persentase tersebut dapat
74
mengeser peringkat persentase terendah dalam siklus II, sehingga perolehan
persentase paling rendah pada siklus II ditempati oleh aspek visual activities, yang
termasuk dalam aspek ini adalah memperhatikan penjelasan yang disampaikan
oleh guru dan memperhatikan pertanyaan atau tanggapan teman, persentase rata-
ratanya ialah 72%. Pada siklus II ini perolehan skor aspek visual activities
meningkat dan menurun, skor menurun pada pertemuan keempat. Namun skor
naik kembali pada pertemuan kelima (lampiran). Dan dalam aktivitas
memperhatikan pertanyaan atau tanggapan teman, skor yang didapatkan masih
tergolong rendah, masih banyak siswa yang acuh dan mengobrol saat temannya
bertanya atau memberi tanggapan.
Selain itu, pada lembar observasi aktivitas belajar siswa, jumlah rata-rata
untuk siklus I terlihat masih rendah yaitu 66%. Akan tetapi, pada siklus II jumlah
rata-rata aktivitas belajar matematika siswa meningkat menjadi 85,2%. Hal ini
membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran aktif
metode permainan Bingo dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa.
Peningkatan rata-rata aktivitas belajar matematika siswa sebesar 19,2%.
Perbandingan persentase aktivitas belajar matematika siswa pada siklus I dan
siklus II disajikan dalam diagram sebagai berikut:
Diagram 4.1
Perbandingan Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa
pada Siklus I dan Siklus II
0
20
40
60
80
100
120
VisualActivities
OralActivities
MotorActivities
WritingActivities
EmotionalActivities
Siklus I
Siklus II
75
Peningkatan aktivitas belajar matematika siswa dari siklus I ke siklus II
yang terlihat pada diagram 4.1 menunjukkan bahwa seluruh aspek aktivitas siswa
mengalami peningkatan. Persentase rata-rata tertinggi pada siklus I yaitu aspek
motor activities dan persentase rata-rata tertinggi pada siklus II yaitu aspek
writing activities. Sedangkan persentase rata-rata terendah pada siklus I yaitu
aspek emotional activities dan persentase rata-rata terendah pada siklus II yaitu
aspek visual activities.
2. Tes Hasil Belajar
Untuk tes hasil belajar digunakan tes formatif yaitu tes yang dilaksanakan
pada setiap akhir siklus, dan tes subsumatif yang diberikan pada akhir
pembelajaran yaitu berupa soal latihan pada LKS (Lembar Kerja Siswa). Adapun
hasil tes tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9
Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa
No. Hasil Tes Siklus I Siklus II
1. Nilai Terendah 55,55 69,44
2. Nilai Tertinggi 100 100
3. Nilai Rata-rata 79,30 87,63
Berdasarkan tabel 4.9 tersebut diperoleh informasi bahwa rata-rata hasil
belajar siswa siklus I yaitu 79,30 sedangkan rata-rata hasil belajar siswa siklus II
sebesar 87,63. Rata-rata nilai pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus
sebelumnya. Pada siklus I masih ada siswa yang mendapat nilai dibawah KKM
yang ditetapkan yaitu lebih dari 65, namun pada siklus II nilai terendahnya adalah
69,44 dan sudah tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai dibawah KKM.
Peningkatan hasil belajar jika disajikan dalam diagram batang sebagai berikut:
76
Diagram 4.2
Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa pada Siklus I dan Siklus II
Sedangkan hasil lembar observasi dan aktivitas belajar matematika siswa
dan hasil belajar siswa disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.10
Rekapitulasi Rata-Rata Aktivitas Belajar Siswa dan Hasil Belajar Siswa
No. Aspek yang dinilai Siklus I Siklus II
1. Rata-rata aktivitas belajar siswa 66% 85,20%
2. Rata-rata nilai tes hasil belajar siswa 79,30 87,63
Berdasarkan tabel 4.10 di atas diperoleh informasi bahwa rata-rata
aktivitaas belajar matemetika siswa pada siklus I sebesar 66%, sedangkan rata-
rata nilai hasil belajar siswa pada akhir siklus I sebesar 79,30. Akan tetapi, rata-
rata aktivitas belajar matematika siswa pada siklus II sebesar 85,20%, sedangkan
rata-rata nilai hasil belajar siswa pada akhir siklus II sebesar 87,63.
Karena seluruh indikator keberhasilan telah tercapai yaitu untuk aktivitas
belajar matematika dan rata-rata persentase aktivitas belajar siswa mengalami
peningkatan dan telah mencapai batasan indikator 70% sedangkan untuk hasil
belajar rata-rata nilai tes akhirs siklus juga telah mencapai indikator, yaitu 65 dan
sudah tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai di bawah KKM maka penelitian
ini tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.
74
76
78
80
82
84
86
88
90
Siklus I
Siklus II
77
3. Wawancara
Wawancara dilakukan pertama kali saat pra penelitian dan setelah
dilakukannya tindakan pada akhir siklus. Wawancara dilakukan terhadap guru
kolaborator dan siswa.
Dari hasil wawancara saat pra penelitian diperoleh informasi bahwa
sebagian siswa cukup antusias dengan matematika, tetapi sebagian siswa ada yang
kurang senang dengan matematika karena mereka menganggap matematika itu
sangatlah sulit, siswa masih merasa takut untuk bertanya jika ada pembahasan
yang belum dipahami, siswa juga pernah merasa bosan pada saat pembelajaran
matematika dikarenakan cara mengajar guru cenderung monoton.
Dari hasil wawancara saat akhir siklus I diperoleh informasi bahwa
pembelajaran aktif metode permainan Bingo sangat baik digunakan karena siswa
merasa senang belajar matematika, pembelajaran matematika dilakukan melalui
bermain membuat mereka semangat dan menghilangkan kejenuhan dalam belajar
matematika, selain itu siswa sudah tidak malu untuk bertanya, meskipun masih
ada beberapa siswa yang masih malu.
Adapun hasil wawancara saat akhir siklus II diperoleh informasi bahwa
siswa cukup antusias dengan pembelajaran matematika khususnya dengan
pembelajaran aktif metode permainan Bingo dan guru kolaborator mengatakan
bahwa pembelajaran aktif metode permainan Bingo sudah dilaksanakan dengan
cukup baik sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa.
.
C. Keabsahan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 3 instrumen penelitian yaitu
lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa, tes hasil belajar matematika
siswa, dan lembar wawancara. Berdasarkan hasil lembar observasi terjadi
peningkatan aktivitas belajar matematika siswa pada tiap siklus. Kenyataan ini
ditunjukkan dengan perolehan skor rata-rata aktivitas siswa selama pembelajaran
siklus I dan siklus II adalah 66% dan 85,2%. Lembar observasi ini mencatat
semua aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan metode permainan
Bingo berlangsung pada siklus I dan siklus II.
78
Berdasarkan hasil belajar matematika siswa, terdapat peningkatan hasil
belajar pada tiap siklus. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai yaitu 79,30
pada siklus I dan 87,63 pada siklus II. Tes diadakan pada setiap akhir siklus I dan
II dengan soal tes yang terdiri dari 9 soal isian. Sedangkan berdasarkan hasil
wawancara terhadap siswa, menunjukkan bahwa siswa cukup antusias dengan
pembelajaran matematika khususnya dengan pembelajaran aktif metode
permainan bingo. Siswa merasa senang belajar matematika, pembelajaran
matematika dilakukan melalui bermain membuat mereka semangat dan
menghilangkan kejenuhan dalam belajar matematika.
Dari ketiga instrumen yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu
lembar observasi, tes hasil belajar, dan wawancara telah terbukti keabsahannya
karena menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar matematika siswa
dengan menggunakan pembelajaran aktif metode permainan Bingo.
D. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna, dikarenakan
penelitian ini mempunyai keterbatasan. Temuan yang diperoleh dilapangan,
menunjukkan suasana kelas selama melaksanakan kegiatan belajar matematika
dengan menggunakan permainan menjadi ramai. Hal ini terjadi karena pada
metode permainan menekankan keaktifan siswa dalam belajar. Suara-suara yang
terdengar umumnya adalah berupa pertanyaan-pertanyaan, tetapi tidak dipungkiri
bahwa aktivitas diluar kegiatan belajar seperti bercanda, mengganggu temannya
yang lain, dan bercakap-cakap dengan teman. Sehingga untuk mengatasinya,
peneliti memperkenalkan tepuk diam agar siswa mau diajak diam bukan
merupakan aturan tetapi sebagian dari permainan. Selain itu, keterbatasan waktu
penelitian juga membuat siswa belum terlalu merasakan manfaat belajar
kelompok dan terkesan membuat siswa belum puas melakukan permainan, karena
mereka menganggap permainan belum selesai jika belum menemukan pemenang
dalam permainan bingo tersebut.
79
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan,
maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Penerapan pembelajaran aktif metode permainan Bingo dapat meningkatkan
aktivitas belajar matematika siswa. Hal ini dapat terlihat dari aktivitas belajar
matematika siswa yang meningkat 19,2%, berdasarkan data diperoleh rata-rata
persentase aktivitas belajar matematika siswa yaitu sebesar 66%, dan rata-rata
persentase aktivitas belajar matematika siswa pada siklus II sebesar 85,20%.
2. Penerapan pembelajaran aktif metose permainan Bingo dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Hal ini dapat terlihat dari rata-rata hasil belajar siswa
siklus I yaitu 79,30 sedangkan rata-rata hasil belajar siswa siklus II sebesar
87,63. Rata-rata nilai pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus
sebelumnya. Selain itu, pada siklus I masih ada siswa yang mendapat nilai
dibawah KKM yang ditetapkan yaitu lebih dari 65, namun pada siklus II nilai
terendahnya adalah 69,44 dan sudah tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai
dibawah KKM.
3. Pembelajaran matematika dengan menggunakan metode permainan bingo
dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan karena belajar
matematika jadi tidak membosankan tetapi justru menyenangkan dan
menantang, dimana matematika menjadi permainan bukan pekerjaan atau
tugas. Siswa juga jadi lebih tertarik karena dengan permainan siswa dapat
termotivasi untuk bersaing sehat terhadap teman-temannya.
80
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, peneliti dapat
memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Guru mempunyai kreativitas dalam memberikan dorongan dan semangat
belajar siswa-siswinya, serta menciptakan suasana yang menyenangkan
sehingga anak tidak jenuh dan dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
2. Dalam proses pembelajaran di kelas perlu diciptakan suasana pembelajaran
yang kompetitif/bersaing antar siswa, agar dapat memberikan semangat
belajar.
3. Guru hendaknya dapat terus menerapkan pembelajaran aktif metode
permainan Bingo ini sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran
matematika, dan tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan metode-
metode pembelajaran yang lain dalam kegiatan pembelajaran yang sesuai
dengan materi yang akan disampaikan kepada peserta didik.
81
DAFTAR PUSTAKA
A.M., Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2011.
Arifin, Zainal, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011.
Arikunto, Suharsimi dkk., Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2007.
Badru, Ruslin, Pengembangan Model Pelatihan Permainan Tradisional Edukatif
Berbasis Potensi Lokal dalam Meningkatkan Kemampuan dan
Keterampilan Orang Tua Anak Usia Dini di Paud Kota Gorontalo, dalam
Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol. 08, No. 1, 2011.
Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang SISDIKNAS 2003, Jakarta:
Sinar Grafika, 2003.
Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
Ekawati, Estina dan Sumaryanta, Pengembangan Instrumen Penilaian
Pembelajaran Matematika SD/SMP, Yogyakarta: PPPPTK Matematika,
2011.
Hamzah, Ali dan Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran
Matematika, Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
Hollingsworth, Pat dan Gina Lewis, Pembelajaran Aktif, Meningkatkan
Keasyikan Kegiatan di Kelas, Jakarta: PT. Indeks, 2008.
Islamiyah, Wasik, Aktivitas Belajar, diakses dari
https://www.academia.edu/4570365/Aktivitas_Belajar, pada tanggal 19
Agustus pukul 10.47.
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada, 2007.
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan
Profesi Guru, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010.
Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Departemen Agama RI. 2009.
82
Mulyono, Anton M., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
2000.
Putri, Y. dan H. Siregar, Matematika untuk Siswa SD/MI Kelas III, Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
Sadiman, Arief S., dkk., Media Pendidikan, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada
2007.
Silberman, Melvin L. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Jakarta:
Nuansa, 2012.
Sudjiono, Anas, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2013.
Suhana, Cucu, Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung: PT. Refika Aditama,
2014.
Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, Jakarta: Bumi
Aksara, 2012.
Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset, 2010.
Sumiati, Desi, Studi Tentang Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran
Geografi di SMA Negeri 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman,
2013.
Tedjasaputra, Mayke S., Bermain, Mainan, dan Permainan Jakarta: Grasindo
2006.
Wiriaatmadja, Rochiati, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Remaja
Rosda Karya Offset, 2009.
Yusuf, Syamsu, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2004.
83
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Nama Sekolah : SDN Tunas Mekar
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : III/1 (Satu)
Pertemuan Ke- : 1
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi :
1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
B. Kompetensi Dasar :
1.1 Menentukan letak bilangan pada garis bilangan
C. Indikator :
1. Mengurutkan bilangan yang terdiri dari tiga angka pada garis bilangan
2. Membandingkan dua bilangan yang terdiri dari tiga angka
3. Menentukan bilangan yang terletak diantara dua bilangan
D. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa diharapkan mampu mengurutkan bilangan yang terdiri dari tiga angka
pada garis bilangan.
2. Siswa diharapkan mampu membandingkan dua bilangan yang terdiri dari
tiga angka.
3. Siswa diharapkan mampu menentukan bilangan yang terletak diantara dua
bilangan.
E. Materi Ajar : Urutan bilangan
F. Model Pembelajaran : Active Learning
G. Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi, Penugasan, dan Tanya Jawab
84
H. Kegiatan Pembelajaran :
Tahap
Pembelajaran Langkah Kegiatan
Kegiatan Awal
Guru masuk kelas dengan mengucapkan salam.
Sebelum pelajaran dimulai, guru mempersilakan ketua kelas
untuk memimpin doa.
Guru memerikasa kehadiran siswa.
Guru melakukan kegiatan motivasi atau ice breaking.
Guru menyampaikan topik yang akan dibahas pada
pertemuan ini.
Guru melakukan kegiatan apersepsi yaitu mengulas materi
mengurutkan bilangan yang pernah dilakukan pada kelas II.
Kegiatan Inti
Guru menggambarkan garis bilangan. Melalui garis bilangan
tersebut, guru menjelaskan mengenai konsep garis bilangan,
bahwa urutan bilangan pada garis bilangan menunjukkan
makin kekanan maka bilangannya makin besar, begitupun
sebaliknya. Dan bilangan yang terletak di sebelah kanan lebih
besar daripada bilangan yang terletak di sebelah kiri.
Guru menuliskan beberapa bilangan dengan nilai yang
berbeda, kemudian guru meminta siswa untuk mengurutkan
bilangan tersebut pada garis bilangan.
Melalui konsep garis bilangan tersebut, siswa mengajak siswa
untuk membandingkan dua bilangan dengan menggunakan
lambang “>” dan “<”.
Selain itu, guru juga memberikan beberapa contoh bilangan
yang rumpang diantara dua bilangan agar siswa dapat
menentukan bilangan yang terletak diantara dua bilangan.
Sebagai evaluasi, guru memberikan beberapa soal latihan
85
I. Media/Alat dan Sumber Belajar :
a. Media/Alat
1. Garis bilangan
2. Lembar kerja siswa (LKS)
b. Sumber Belajar
1. Fajariyah, Nur dan Devi Triratnawati. 2008. Cerdas Berhitung
Matematika untuk Kelas III SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
2. Y. Putri, H. Siregar. 2009. Matematika untuk Kelas III SD/MI. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
3. www.guruparents.com
J. Penilaian
1. Penilaian proses pembelajaran dapat dilakukan melalui lembar pengamatan
aktivitas belajar siswa.
2. Penilaian hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai atau skor yang
didapatkan saat menjawab pertanyaan yang terdapat dalam LKS.
yang terdapat dalam lembar kerja siswa (LKS), yang
dikerjakan secara individu.
Kegiatan
Penutup
Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan
bersama mengenai materi yang telah dipelajari.
Guru memberitahukan materi yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya yaitu mengenai menaksir bilangan dan
menentukan pola bilangan.
Bersama siswa, guru berdoa untuk mengakhiri pelajaran.
Guru mengucapkan salam, dan menutup pelajaran.
86
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Nama Sekolah : SDN Tunas Mekar
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : III/1 (Satu)
Pertemuan Ke- : 2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi :
2. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
B. Kompetensi Dasar :
1.2 Menentukan letak bilangan pada garis bilangan
C. Indikator :
1.1.4 Menaksir bilangan yang ditentukan letaknya pada garis bilangan
1.1.5 Menentukan pola bilangan pada garis bilangan
D. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa diharapkan mampu menaksir bilangan yang ditentukan bilangannya
pada garis bilangan
2. Siswa diharapkan mampu menentukan pola bilangan pada garis bilangan.
E. Materi Ajar : Garis bilangan
F. Model Pembelajaran : Active Learning
G. Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi, Penugasan, dan Tanya Jawab,
87
H. Kegiatan Pembelajaran :
Tahap
Pembelajaran Langkah Kegiatan
Kegiatan Awal
Guru masuk kelas dengan mengucapkan salam.
Sebelum pelajaran dimulai, guru mempersilakan ketua kelas
untuk memimpin doa.
Guru memerikasa kehadiran siswa.
Guru melakukan kegiatan motivasi atau ice breaking.
Guru menyampaikan topik yang akan dibahas pada
pertemuan ini.
Guru melakukan kegiatan apersepsi yaitu mengulas materi
sebelumnya.
Kegiatan Inti
Guru memberikan beberapa contoh agar siswa dapat
menaksir bilangan yang ditentukan letaknya pada garis
bilangan.
Selain itu, guru juga memberikan contoh bilangan loncatan
yang akan membentuk pola bilangan dan barisan bilangan
pada garis bilangan.
Selanjutnya guru menjelaskan secara keseluruhan tentang
menaksir bilangan, pola bilangan serta barisan bilangan pada
garis bilangan
Sebagai evaluasi guru memberikan beberapa soal latihan
yang terdapat dalam lembar kerja siswa (LKS), yang
dikerjakan secara individu.
Kegiatan
Penutup
Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan
bersama mengenai materi yang telah dipelajari.
Guru memberitahukan kegiatan yang akan dilakukan pada
pertemuan berikutnya yaitu melakukan permainan bingo.
88
I. Media/Alat dan Sumber Belajar :
c. Media/Alat
1. Garis bilangan
2. Lembar kerja siswa (LKS)
d. Sumber Belajar
1. Fajariyah, Nur dan Devi Triratnawati. 2008. Cerdas Berhitung
Matematika untuk Kelas III SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
2. Y. Putri, H. Siregar. 2009. Matematika untuk Kelas III SD/MI. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
3. www.guruparents.com
J. Penilaian
1. Penilaian proses pembelajaran dapat dilakukan melalui lembar
pengamatan aktivitas belajar siswa.
2. Penilaian hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai atau skor yang
didapatkan saat menjawab pertanyaan dalam permainan bingo.
Bersama siswa, guru berdoa untuk mengakhiri pelajaran.
Guru mengucapkan salam, dan menutup pelajaran.
89
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Nama Sekolah : SDN Tunas Mekar
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : III/1 (Satu)
Pertemuan Ke- : 3 dan 4
Alokasi Waktu : 4 x 35 menit
A. Standar Kompetensi :
3. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
B. Kompetensi Dasar :
1.3 Menentukan letak bilangan pada garis bilangan
C. Indikator :
1. Mengurutkan bilangan yang terdiri dari tiga angka pada garis bilangan
melalui permainan bingo
2. Membandingkan dua bilangan yang terdiri dari tiga angka melalui
permainan bingo
3. Menentukan bilangan yang terletak diantara dua bilangan melalui
permainan bingo
4. Menaksir bilangan yang ditentukan letaknya pada garis bilangan melalui
permainan bingo
5. Menentukan pola bilangan pada garis bilangan melalui permainan bingo
D. Tujuan Pembelajaran :
1. Melalui permainan bingo, siswa diharapkan dapat mengurutkan bilangan
yang terdiri dari tiga angka pada garis bilangan
2. Melalui permainan bingo, siswa diharapkan dapat membandingkan dua
bilangan yang terdiri dari tiga angka
90
3. Melalui permainan bingo, siswa diharapkan dapat menentukan bilangan
yang terletak diantara dua bilangan
4. Melalui permainan bingo, siswa diharapkan dapat menaksir bilangan
yang ditentukan letaknya pada garis bilangan
5. Melalui permainan bingo, siswa diharapkan dapat menentukan pola
bilangan pada garis bilangan
E. Materi Ajar : Urutan bilangan dan garis bilangan
F. Model Pembelajaran : Active Learning
G. Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi, Penugasan, Tanya Jawab,
dan Permainan.
H. Kegiatan Pembelajaran :
Tahap
Pembelajaran Langkah Kegiatan
Kegiatan Awal
Guru masuk kelas dengan mengucapkan salam.
Sebelum pelajaran dimulai, guru mempersilakan ketua kelas
untuk memimpin doa.
Guru memerikasa kehadiran siswa.
Guru melakukan kegiatan motivasi atau ice breaking.
Guru menyampaikan topik yang akan dibahas pada
pertemuan ini.
Guru melakukan kegiatan apersepsi yaitu mengulas materi
sebelumnya.
Kegiatan Inti Guru mengajak siswa untuk beradu strategi dalam permainan
“Bingo”. Dengan tata cara dan aturan permainan sebagai
berikut:
1. Guru telah mempersiapkan sumber, alat, dan bahan yang
digunakan untuk menerapkan metode permainan bingo,
berupa papan bingo, kartu bingo yang berisi soal-soal
91
sesuai materi yang sedang dibahas, serta kartu bingo yang
berisi kunci jawaban.
2. Guru membagi siswa (secara heterogen) menjadi 4
kelompok, masing-masing kelompok mendapatkan
gambar atau simbol sebagai penanda kelompok.
(Kelompok 1=bintang, kelompok 2=bulan, kelompok
3=matahari, kelompok 4=bunga).
3. Dalam pertemuan kali ini, siswa berada dalam babak
penyisihan dengan cara membagi 4 kelompok tersebut
menjadi 2 grup, yang nantinya setiap kelompok dalam
grup tersebut akan beradu strategi untuk mencapai lima
jawaban benar dalam sebuah deretan (baik vertikal,
horizontal, maupun diagonal) dan berhak menempelkan
simbol kelompok dalam papan bingo kemudian berteriak
“Bingo”, hingga mendapatkan satu kelompok masing-
masing grup yang paling unggul dan akan beradu kembali
dalam babak final.
4. Permainan akan disesuaikan dengan alokasi waktu yang
tersedia.
Setelah permainan selesai, guru mengajak siswa untuk
melakukan tes siklus 1 dengan cara menjawab beberapa
pertanyaan yang telah disiapkan dalam sebuah LKS.
Kegiatan
Penutup
Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan
bersama mengenai materi yang telah dipelajari.
Guru memberitahukan materi yang akan dibahas pada
pertemuan berkutnya, yaitu operasi hitung penjumlahan.
Bersama siswa, guru berdoa untuk mengakhiri pelajaran.
Guru mengucapkan salam, dan menutup pelajaran.
92
I. Media/Alat dan Sumber Belajar :
a. Media/Alat
1. Papan bingo
2. Kartu bingo berisi pertanyaan
3. Kartu berisi kunci jawaban
4. Simbol kelompok
b. Sumber Belajar
1. Fajariyah, Nur dan Devi Triratnawati. 2008. Cerdas Berhitung
Matematika untuk Kelas III SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
2. Y. Putri, H. Siregar. 2009. Matematika untuk Kelas III SD/MI. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
3. www.guruparents.com
J. Penilaian
1. Penilaian proses pembelajaran dapat dilakukan melalui lembar
pengamatan aktivitas belajar siswa saat permainan bingo berlangsung.
2. Penilaian hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai atau skor yang
didapatkan saat menjawab pertanyaan dalam permainan bingo dan nilai
atau skor yang didapatkan saat menjawab soal tes siklus 1 yang terdapat
dalam LKS.
Bogor, 2014
Guru Kelas III Peneliti
Kiki Pratiwi, S.Pd Restu Pertiwi
93
119 121 120 117
123 118 116 122
715 713 710 712
711 716 709 714
Lampiran 2
Lembar Kerja Siwa
”Garis Bilangan”
1. Gambarlah garis bilangan lalu urutkan dan letakkan bilangan pada garis
bilangan!
a.
b.
2. Ayo, mengisi dengan tanda “>”, “<“, atau “=”!
a. 108 …… 200
b. 909 …… 888
c. 208 + 11 …… 89 – 6
d. 312 – 12 …… 200 + 100
3. Bilangan yang terletak diantara 56 dan 58 adalah ……
4. Bilangan yang terletak diantara 559 dan 561 adalah ……
5. Aku adalah sebuah bilangan genap. Terletak di antara 777 dan 789.
Bilangan berapakah aku?
6. Ano, Ato, dan Avo adalah anggota tim sepakbola. Pada suatu
pertandingan, Ano dan Avo datang lebih awal. Ano dan Avo masing-
masing memakai kaos dengan nomor punggung 54 dan 56. Ato mendapat
kaos dengan nomor punggung sebelum Avo dan sesudah Ano. Coba kamu
cari, berapakah nomor punggung Ato?
Nama: _____________ Kelas: ____
96
516 517 … 519 … 521 … … 524
13. Nomor rumahku terletak di antara nomor 299 dan 301. Berapakah nomor
rumahku?
14. Bandingkan dengan menggunakan simbol “>, <, dan =”
211 … 199
15.
16. Buatlah garis bilangan dengan pola membilang loncat ke kanan lima-lima dari
20 sampai 55!
17. Bandingkan dengan menggunakan simbol “>, <, dan =”
27 – 6 … 8 + 8
18. Bilangan yang terletak di antara 79 dan 81 adalah ....
19. Isilah titik dalam garis bilangan dibawah ini!
20. Tentukan pola dari bilangan berikut!
Polanya …
21. Gambarlah garis bilangan lalu urutkan dan letakkan bilangan pada garis
bilangan!
22. Catatlah tanggal lahir teman sekelompokmu. Lalu urutkan tanggal lahir tersebut
mulai dari yang terkecil. Siapakah yang tanggal lahirnya paling besar? Dan
siapakah yang tanggal lahirnya paling kecil?
23. Gambarlah garis bilangan lalu urutkan dan letakkan bilangan pada garis
bilangan!
24. Buatlah garis bilangan dengan pola membilang loncat ke kanan tujuh-tujuh dari
14 sampai 63!
25. Buatlah garis bilangan dengan pola membilang loncat ke kanan enam-enam dari
0 sampai 42!
221 203 215 209
212 224 206 218
48 52 49 51
47 46 50 53
97
516 517 518 519 520 521 522 523 524
85 86 87 88 89 90 91 92 93
KUNCI JAWABAN BINGO BABAK PENYISIHAN
SIKLUS I
1. <
2. 233
3. =
4. 815
5.
6.
7. 120
8. >
9. 570
10.
11. 945 dan 946
12. Polanya adalah membilang loncat ke kanan dua puluh-dua puluh dari 0.
13. 300
14. >
15.
16.
17. >
18. 80
19.
20. Polanya adalah membilang loncat ke kanan seratus-seratus dari 0.
21.
22. (Sesuai dengan tanggal lahir teman sekelompok)
104 105 106 107 108 109 110 111
20 25 30 35 40 45 50 55
0 9 18 27 36 45 54 63
46 47 48 49 50 51 52 53
4 9 14 19 24 29 34 39
98
23.
24.
25.
203 206 209 212 215 218 221 224
14 21 28 35 42 49 56 63
0 6 12 18 24 30 36 42
99
Lampiran 4
SOAL BINGO BABAK FINAL
SIKLUS I
1. Andi mempunyai 37 buah kelereng, dan Ari mempunyai 43 buah kelereng.
Bandingkan banyak kelereng Andi dan Ari!
2. Gambarlah garis bilangan lalu urutkan dan letakkan bilangan pada garis
bilangan!
3. Bilangan yang terletak di antara 901 dan 899 adalah ....
4. Sinta dan Santi pergi ke Bank Nasional, mereka mendapatkan nomer antrian 78
dan 79. Saat sedang mengantri, ternyata sebelumnya ada 2 orang yang sedang
mengantri juga, berapakah nomer antrian kedua orang tersebut?
5. Bandingkan dengan menggunakan simbol “>, <, dan =”
90 … 99 – 10
6. Bilangan yang terletak di antara 665 dan 667 adalah ....
7. Anda Sedang Beruntung!!! Tanpa menjawab pertanyaan, kelompok anda berhak
menempelkan simbol di nomer ini.
8. Aku sebuah bilangan ganjil. Terletak di antara 998 dan 1000. Bilangan
berapakah aku?
9.
10. Bandingkan dengan menggunakan simbol “>, <, dan =”
481 + 3 … 230 + 110
11. Saat bermain kartu bilangan, Lucky mendapatkan angka 602. Sedangkan Robert
mendapatkan tiga angka sebelum angka yang didapatkan Lucky. Berapakah
angka tersebut?
899 894 901 897
895 898 900 896
57 … 59 … 61 … 63 … 65
100
102
Lampiran 5
UJI VALIDITAS
SIKLUS I
NO.
NO. SOAL JML
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 38
2 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 37
3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 37
4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 36
5 4 4 3 4 4 3 4 3 4 2 35
6 4 4 4 3 2 3 3 4 4 2 33
7 2 4 3 4 3 4 3 2 4 4 33
8 4 4 3 3 2 3 4 3 4 2 32
9 3 3 3 4 2 3 3 4 4 3 32
10 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 31
11 3 3 2 2 3 4 2 3 4 4 30
12 1 3 4 3 3 2 3 3 4 3 29
13 4 3 4 2 2 4 2 4 4 0 29
14 1 1 4 3 3 3 4 3 4 3 29
15 2 3 3 3 1 4 2 1 4 4 27
16 3 2 3 3 1 4 3 0 4 2 25
17 2 4 3 3 1 2 3 0 4 2 24
18 1 2 4 4 2 2 4 0 4 1 24
19 2 1 0 0 3 0 0 3 4 3 16
20 2 3 1 1 4 1 1 0 1 1 15
21 2 3 0 0 2 0 0 3 3 1 14
∑ 59 66 62 59 56 59 59 53 80 53 606
rhitung 0.623 0.580 0.758 0.777 0.332 0.774 0.757 0.518 0.777 0.486
rtabel 0.433
ket valid valid valid valid invalid valid valid valid valid valid
103
UJI RELIABILITAS
SIKLUS I
NO.
NO. SOAL JML
2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 35
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 35
5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 34
6 4 4 4 4 4 3 4 4 4 35
7 3 4 4 1 4 2 3 3 4 28
8 3 4 3 1 1 3 4 3 4 26
9 2 3 3 2 2 3 3 3 4 25
10 3 2 2 4 4 1 3 2 4 25
11 0 1 3 4 4 1 4 4 4 25
12 2 0 4 2 3 3 4 2 4 24
13 4 1 2 0 4 2 3 4 4 24
14 2 2 4 4 1 4 2 0 4 23
15 1 4 2 2 4 4 2 0 3 22
16 4 2 2 3 1 3 2 2 1 20
17 4 4 0 3 1 3 2 1 2 20
18 1 1 2 3 1 2 2 2 4 18
19 3 2 2 2 0 3 1 2 3 18
20 2 0 2 1 1 2 2 2 4 16
21 0 1 3 1 0 1 3 4 3 16
∑ 57 55 62 57 55 59 63 57 76 541
Si 1.347 1.499 1.117 1.347 1.596 1.030 0.949 1.309 0.805
Si2 1.814 2.248 1.248 1.814 2.548 1.062 0.900 1.714 0.648
∑Si2 13.995
St 6.877
St2 47.290
r11 0.79206525
ket tinggi
104
TINGKAT KESUKARAN
SIKLUS I
NO.
NO. SOAL JML
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39
5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 38
6 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 38
7 4 3 4 4 1 4 2 3 3 4 32
8 4 3 4 3 1 1 3 4 3 4 30
9 4 2 3 3 2 2 3 3 3 4 29
10 4 3 2 2 4 4 1 3 2 4 29
11 4 0 1 3 4 4 1 4 4 4 29
12 4 2 0 4 2 3 3 4 2 4 28
13 4 4 1 2 0 4 2 3 4 4 28
14 4 2 2 4 4 1 4 2 0 4 27
15 4 1 4 2 2 4 4 2 0 3 26
16 4 4 2 2 3 1 3 2 2 1 24
17 3 4 4 0 3 1 3 2 1 2 23
18 4 1 1 2 3 1 2 2 2 4 22
19 3 3 2 2 2 0 3 1 2 3 21
20 4 2 0 2 1 1 2 2 2 4 20
21 4 0 1 3 1 0 1 3 4 3 20
∑ 81 57 55 62 57 55 59 63 57 76 622
JS 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84
P 0.96 0.68 0.65 0.74 0.68 0.65 0.70 0.75 0.68 0.90
ket m s s m s s s m s m
105
DAYA BEDA
SIKLUS I
NO.
NO. SOAL
2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4
7 4 4 4 4 4 3 4 4 4
8 4 4 4 4 4 3 4 4 4
9 3 4 4 4 4 3 3 3 4
10 3 4 3 3 4 3 3 3 4
11 3 3 3 3 4 3 3 3 4
BA 41 43 42 42 44 39 41 41 44
JA 44 44 44 44 44 44 44 44 44
12 3 2 3 3 3 3 3 3 4
13 3 2 3 2 2 3 3 2 4
14 2 2 2 2 1 3 3 2 4
15 2 2 2 2 1 2 2 2 4
16 2 1 2 2 1 2 2 2 4
17 2 1 2 1 1 2 2 2 3
18 1 1 2 1 1 2 2 2 3
19 1 1 2 1 1 1 2 1 3
20 0 0 2 1 0 1 2 0 2
21 0 0 0 0 0 1 1 0 1
BB 16 12 20 15 11 20 22 16 32
JB 40 40 40 40 40 40 40 40 40
D 0.53 0.68 0.45 0.58 0.73 0.39 0.38 0.53 0.20
Ket. baik baik baik baik baik
sekali cukup cukup baik jelek
106
Lampiran 6
KISI-KISI TES HASIL BELAJAR
SIKLUS I
Satuan Pendidikan : SDN Tunas Mekar
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : III/1
Bentuk Soal : Isian Singkat
Standar Kompetensi : 1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
Kompetensi Dasar : 1.1 Menentukan letak bilangan pada garis bilangan
Indikator
Aspek yang diukur
(Nomor Soal)
Ingatan Pemahaman Penerapan
1.1.1 Mengurutkan bilangan yang terdiri
dari tiga angka pada garis bilangan 2
1.1.2 Membandingkan dua bilangan
yang terdiri dari tiga angka 3 4
1.1.3 Menentukan bilangan yang terletak
diantara dua bilangan 5 6
1.1.4 Menaksir bilangan yang ditentukan
letaknya pada garis bilangan 7 8
1.1.5 Menentukan pola bilangan pada
garis bilangan 9 10
Jumlah Soal 3 3 3
108
Lampiran 8
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SDN Tunas Mekar
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : III/1 (Satu)
Pertemuan Ke- : 5
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi :
1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
B. Kompetensi Dasar :
1.2 Melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka
C. Indikator :
1.2.1 Menuliskan bentuk panjang suatu bilangan
1.2.2 Melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan tiga angka
1.2.3 Menebak angka pada operasi hitung penjumlahan sehingga menunjukkan
hasil yang tepat
D. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa diharapkan mampu menuliskan bentuk panjang suatu bilangan
2. Siswa diharapkan mampu melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan
tiga angka
3. Siswa diharapkan mampu menebak angka pada operasi hitung penjumlahan
sehingga menunjukkan hasil yang tepat
E. Materi Ajar : Operasi hitung penjumlahan
F. Model Pembelajaran : Active Learning
G. Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi, Penugasan, dan Tanya Jawab
109
H. Kegiatan Pembelajaran :
Tahap
Pembelajaran Langkah Kegiatan
Kegiatan Awal
Guru masuk kelas dengan mengucapkan salam.
Sebelum pelajaran dimulai, guru mempersilakan ketua kelas
untuk memimpin doa.
Guru memerikasa kehadiran siswa.
Guru melakukan kegiatan motivasi atau ice breaking.
Guru menyampaikan topik yang akan dibahas pada
pertemuan ini.
Guru melakukan kegiatan apersepsi yaitu mengulas materi
penjumlahan yang pernah dilakukan pada kelas II.
Kegiatan Inti
Guru memberikan contoh soal kepada siswa mengenai
penulisan bentuk panjang suatu bilangan
Siswa diminta membantu guru menyelesaikan soal tersebut,
melalui kegiatan ini siswa mengurutkan bilangan ratusan,
puluhan, dan satuan hingga nanti siswa dapat melakukan
operasi penjumlahan dan pengurangan dengan mudah
Masuk dalam materi penjumlahan, guru memberikan contoh
soal kepada siswa mengenai penjumlahan
Siswa diminta untuk meletakkan urutan bilangannya dengan
benar hingga mendapatkan hasil penjumlahan yang tepat.
Siswa diminta membantu guru menyelesaikan soal tersebut
Siswa juga diminta untuk mengisi kotak-kotak penjumlahan
yang telah disediakan hingga mendapatkan hasil
penjumlahan yang tepat
Sebagai evaluasi, guru memberikan beberapa soal latihan
yang terdapat dalam lembar kerja siswa (LKS)
110
I. Media/Alat dan Sumber Belajar :
a. Media/Alat
1. Lembar kerja siswa (LKS)
2. Spidol
3. White board
b. Sumber Belajar
1. Fajariyah, Nur dan Devi Triratnawati. 2008. Cerdas Berhitung
Matematika untuk Kelas III SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
2. Y. Putri, H. Siregar. 2009. Matematika untuk Kelas III SD/MI. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
3. www.guruparents.com
J. Penilaian
1. Penilaian proses pembelajaran dapat dilakukan melalui lembar pengamatan
aktivitas belajar siswa.
2. Penilaian hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai atau skor yang
didapatkan saat menjawab pertanyaan yang terdapat dalam LKS.
Kegiatan
Penutup
Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan
bersama mengenai materi yang telah dipelajari.
Guru memberitahukan materi yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya yaitu mengenai operasi hitung
pengurangan.
Bersama siswa, guru berdoa untuk mengakhiri pelajaran.
Guru mengucapkan salam, dan menutup pelajaran.
111
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SDN Tunas Mekar
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : III/1 (Satu)
Pertemuan Ke- : 6
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi :
1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
B. Kompetensi Dasar :
1.2 Melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka
C. Indikator :
1.2.4 Melakukan operasi hitung pengurangan bilangan tiga angka
1.2.5 Menebak angka pada operasi hitung pengurangan sehingga menunjukkan
hasil yang tepat
D. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa diharapkan mampu melakukan operasi hitung pengurangan bilangan
tiga angka
2. Siswa diharapkan mampu menebak angka pada operasi hitung pengurangan
sehingga menunjukkan hasil yang tepat
E. Materi Ajar : Operasi hitung pengurangan
F. Model Pembelajaran : Active Learning
G. Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi, Penugasan, dan Tanya Jawab
112
H. Kegiatan Pembelajaran :
Tahap
Pembelajaran Langkah Kegiatan
Kegiatan Awal
Guru masuk kelas dengan mengucapkan salam.
Sebelum pelajaran dimulai, guru mempersilakan ketua kelas
untuk memimpin doa.
Guru memerikasa kehadiran siswa.
Guru melakukan kegiatan motivasi atau ice breaking.
Guru menyampaikan topik yang akan dibahas pada
pertemuan ini.
Guru melakukan kegiatan apersepsi yaitu mengulas materi
pengurangan yang pernah dilakukan pada kelas II.
Kegiatan Inti
Guru memberikan contoh soal pengurangan kepada siswa
Siswa diminta untuk meletakkan urutan bilangannya dengan
benar hingga mendapatkan hasil pengurangan yang tepat.
Siswa diminta membantu guru menyelesaikan soal tersebut
Siswa juga diminta untuk mengisi kotak-kotak pengurangan
yang telah disediakan hingga mendapatkan hasil
pengurangan yang tepat
Sebagai evaluasi, guru memberikan beberapa soal latihan
yang terdapat dalam lembar kerja siswa (LKS)
Kegiatan
Penutup
Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan
bersama mengenai materi yang telah dipelajari.
Guru memberitahukan materi yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya yaitu mengenai operasi hitung
pengurangan.
113
I. Media/Alat dan Sumber Belajar :
a. Media/Alat
1. Lembar kerja siswa (LKS)
2. Spidol
3. White board
b. Sumber Belajar
1. Fajariyah, Nur dan Devi Triratnawati. 2008. Cerdas Berhitung
Matematika untuk Kelas III SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
2. Y. Putri, H. Siregar. 2009. Matematika untuk Kelas III SD/MI. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
3. www.guruparents.com
J. Penilaian
1. Penilaian proses pembelajaran dapat dilakukan melalui lembar pengamatan
aktivitas belajar siswa.
2. Penilaian hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai atau skor yang
didapatkan saat menjawab pertanyaan yang terdapat dalam LKS.
Bersama siswa, guru berdoa untuk mengakhiri pelajaran.
Guru mengucapkan salam, dan menutup pelajaran.
114
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SDN Tunas Mekar
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : III/1 (Satu)
Pertemuan Ke- : 7
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi :
1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
B. Kompetensi Dasar :
1.2 Melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka
C. Indikator :
1.2.6 Memecahkan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung
penjumlahan
1.2.7 Memecahkan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung
pengurangan
1.2.8 Memecahkan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung
penjumlahan dan pengurangan
D. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa diharapkan mampu memecahkan masalah sehari-hari dengan
melibatkan operasi hitung penjumlahan
2. Siswa diharapkan mampu memecahkan masalah sehari-hari dengan
melibatkan operasi hitung pengurangan
3. Siswa diharapkan mampu memecahkan masalah sehari-hari dengan
melibatkan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan
E. Materi Ajar : Operasi hitung penjumlahan dan pengurangan
F. Model Pembelajaran : Active Learning
115
G. Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi, Penugasan, dan Tanya Jawab
H. Kegiatan Pembelajaran :
Tahap
Pembelajaran Langkah Kegiatan
Kegiatan Awal
Guru masuk kelas dengan mengucapkan salam.
Sebelum pelajaran dimulai, guru mempersilakan ketua kelas
untuk memimpin doa.
Guru memerikasa kehadiran siswa.
Guru melakukan kegiatan motivasi atau ice breaking.
Guru menyampaikan topik yang akan dibahas pada
pertemuan ini.
Guru melakukan kegiatan apersepsi.
Kegiatan Inti
Guru memberikan contoh soal kepada siswa mengenai
pemecahan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi
hitung penjumlahan
Siswa diminta membantu guru menyelesaikan soal tersebut
Guru memberikan contoh soal kepada siswa mengenai
pemecahan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi
hitung pengurangan
Siswa diminta membantu guru menyelesaikan soal tersebut
Guru memberikan contoh soal kepada siswa mengenai
pemecahan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi
hitung penjumlahan dan pengurangan
Siswa diminta membantu guru menyelesaikan soal tersebut
Sebagai evaluasi, guru memberikan beberapa soal latihan
yang terdapat dalam lembar kerja siswa (LKS)
Kegiatan
Penutup
Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan
bersama mengenai materi yang telah dipelajari.
116
I. Media/Alat dan Sumber Belajar :
a. Media/Alat
1. Lembar kerja siswa (LKS)
2. Spidol
3. White board
b. Sumber Belajar
1. Fajariyah, Nur dan Devi Triratnawati. 2008. Cerdas Berhitung
Matematika untuk Kelas III SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
2. Y. Putri, H. Siregar. 2009. Matematika untuk Kelas III SD/MI. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
3. www.guruparents.com
J. Penilaian
1. Penilaian proses pembelajaran dapat dilakukan melalui lembar pengamatan
aktivitas belajar siswa.
2. Penilaian hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai atau skor yang didapatkan
saat menjawab pertanyaan yang terdapat dalam LKS.
Guru memberitahukan kegiatan pada pertemuan berikutnya
yaitu melakukan permainan bingo.
Bersama siswa, guru berdoa untuk mengakhiri pelajaran.
Guru mengucapkan salam, dan menutup pelajaran.
117
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SDN Tunas Mekar
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : III/1 (Satu)
Pertemuan Ke- : 8 dan 9
Alokasi Waktu : 4 x 35 menit
A. Standar Kompetensi :
1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
B. Kompetensi Dasar :
1.2 Melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka
C. Indikator :
1.2.1 Menuliskan bentuk panjang suatu bilangan melalui permainan bingo
1.2.2 Melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan tiga angka melalui
permainan bingo
1.2.3 Menebak angka pada operasi hitung penjumlahan sehingga menunjukkan
hasil yang tepat melalui permainan bingo
1.2.4 Melakukan operasi hitung pengurangan bilangan tiga angka melalui
permainan bingo
1.2.5 Menebak angka pada operasi hitung pengurangan sehingga menunjukkan
hasil yang tepat melalui permainan bingo
1.2.6 Memecahkan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung
penjumlahan melalui permainan bingo
1.2.7 Memecahkan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung
pengurangan melalui permainan bingo
118
1.2.8 Memecahkan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung
penjumlahan dan pengurangan melalui permainan bingo
D. Tujuan Pembelajaran :
1. Melalui permainan bingo, siswa diharapkan dapat menuliskan bentuk
panjang suatu bilangan
2. Melalui permainan bingo, siswa diharapkan dapat melakukan operasi hitung
penjumlahan bilangan tiga angka
3. Melalui permainan bingo, siswa diharapkan dapat menebak angka pada
operasi hitung penjumlahan sehingga menunjukkan hasil yang tepat
4. Melalui permainan bingo, siswa diharapkan dapat melakukan operasi hitung
pengurangan bilangan tiga angka
5. Melalui permainan bingo, siswa diharapkan dapat menebak angka pada
operasi hitung pengurangan sehingga menunjukkan hasil yang tepat
6. Melalui permainan bingo, siswa diharapkan dapat memecahkan masalah
sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung penjumlahan
7. Melalui permainan bingo, siswa diharapkan dapat memecahkan masalah
sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung pengurangan
8. Melalui permainan bingo, siswa diharapkan dapat memecahkan masalah
sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan
E. Materi Ajar : Operasi hitung penjumlahan dan pengurangan
F. Model Pembelajaran : Active Learning
G. Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi, Penugasan, Tanya Jawab, dan
Permainan.
119
H. Kegiatan Pembelajaran :
Tahap
Pembelajaran Langkah Kegiatan
Kegiatan Awal
Guru masuk kelas dengan mengucapkan salam.
Sebelum pelajaran dimulai, guru mempersilakan ketua kelas
untuk memimpin doa.
Guru memerikasa kehadiran siswa.
Guru melakukan kegiatan motivasi atau ice breaking.
Guru menyampaikan topik yang akan dibahas pada
pertemuan ini.
Guru melakukan kegiatan apersepsi yaitu mengulas materi
sebelumnya.
Kegiatan Inti Guru mengajak siswa untuk beradu strategi dalam permainan
“Bingo”. Dengan tata cara dan aturan permainan sebagai
berikut:
5. Guru telah mempersiapkan sumber, alat, dan bahan yang
digunakan untuk menerapkan metode permainan bingo,
berupa papan bingo, kartu bingo yang berisi soal-soal
sesuai materi yang sedang dibahas, serta kartu bingo yang
berisi kunci jawaban.
6. Guru membagi siswa (secara heterogen) menjadi 4
kelompok, masing-masing kelompok mendapatkan
gambar atau simbol sebagai penanda kelompok.
(Kelompok 1=bintang, kelompok 2=bulan, kelompok
3=matahari, kelompok 4=bunga).
7. Dalam pertemuan kali ini, siswa berada dalam babak
penyisihan dengan cara membagi 4 kelompok tersebut
menjadi 2 grup, yang nantinya setiap kelompok dalam
120
I. Media/Alat dan Sumber Belajar :
a. Media/Alat
1. Papan bingo
2. Kartu bingo berisi pertanyaan
3. Kartu berisi kunci jawaban
4. Simbol kelompok
5. Spidol
6. White board
grup tersebut akan beradu strategi untuk mencapai lima
jawaban benar dalam sebuah deretan (baik vertikal,
horizontal, maupun diagonal) dan berhak menempelkan
simbol kelompok dalam papan bingo kemudian berteriak
“Bingo”, hingga mendapatkan satu kelompok masing-
masing grup yang paling unggul dan akan beradu kembali
dalam babak final.
8. Permainan akan disesuaikan dengan alokasi waktu yang
tersedia.
Setelah permainan selesai, guru mengajak siswa untuk
melakukan tes siklus 2 dengan cara menjawab beberapa
pertanyaan yang telah disiapkan dalam sebuah LKS.
Kegiatan
Penutup
Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan
bersama mengenai materi yang telah dipelajari.
Guru memberitahukan materi atau pembelajaran yang akan
dibahas pada pertemuan berkutnya.
Bersama siswa, guru berdoa untuk mengakhiri pelajaran.
Guru mengucapkan salam, dan menutup pelajaran.
121
b. Sumber Belajar
1. Fajariyah, Nur dan Devi Triratnawati. 2008. Cerdas Berhitung
Matematika untuk Kelas III SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
2. Y. Putri, H. Siregar. 2009. Matematika untuk Kelas III SD/MI. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
3. www.guruparents.com
J. Penilaian
1. Penilaian proses pembelajaran dapat dilakukan melalui lembar pengamatan
aktivitas belajar siswa saat permainan bingo berlangsung.
2. Penilaian hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai atau skor yang
didapatkan saat menjawab pertanyaan dalam permainan bingo dan nilai atau
skor yang didapatkan saat menjawab soal tes siklus 2 yang terdapat dalam
LKS.
Bogor, 2014
Guru Kelas III Peneliti
Kiki Pratiwi, S.Pd Restu Pertiwi
122
Lampiran 9
LEMBAR KERJA SIWA 1
”Operasi Hitung Penjumlahan”
1. Ayo, kita tulis bentuk panjang bilangan-bilangan berikut!
Lambang Bentuk Panjang
a. 250 …… ratusan + …… puluhan + …… satuan
…… + …… + ……
b. 999 …… ratusan + …… puluhan + …… satuan
…… + …… + ……
2. Ayo, kita sederhanakan bentuk panjang berikut!
a. 623 + 65 = ………
b. 467 + 170 = ………
c. 300
100 +
......
d. 537
266 +
......
e. 223
324 +
......
f. 430
279 +
......
Nama: _____________ Kelas: ____
123
125
LEMBAR KERJA SIWA 3
”Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan”
Ayo hitunglah soal-soal dibawah ini dengan cermat dan teliti!
1. 736 + 526 – 457 = ……
2. 628 – 573 + 621 = ……
3. Pak Anton memanen pepaya dari kebun. Pepaya-pepaya itu ditempatkan
pada 2 buah keranjang besar. Masing-masing keranjang memuat 578 buah
dan 439 buah pepaya. Berapakah buah pepaya yang dipanen Pak Anton?
Jawab:
4. Seorang peternak mempunyai 3 rak telur. Rak pertama berisi 376 butir.
Rak kedua berisi 265 butir. Rak ketiga berisi 985 butir telur. Berapa
telur yang disimpan peternak di dalam rak?
Jawab:
Nama: _____________ Kelas: ____
126
5. Seorang peternak mempunyai 3 rak telur. Rak pertama berisi 376 butir.
Rak kedua berisi 265 butir. Rak ketiga berisi 985 butir telur. Berapa
telur yang disimpan peternak di dalam rak?
Jawab:
6. Suatu rangkaian gerbong kereta api mengangkut 563 penumpang. Sampai
di Stasiun A diturunkan 418 penumpang. Berapa banyak penumpang yang
masih ada dalam kereta api?
Jawab:
7. Kantor Tata Usaha Sekolah mempunyai 856 lembar kertas. Sebanyak 573
di antaranya digunakan untuk mencetak pengumuman. Berapakah sisa
kertasnya?
Jawab:
8. Banyak murid SD Jati adalah 320 orang. SD Jati merencanakan kegiatan
darmawisata. Banyak siswa yang telah mendaftar adalah 256 anak.
Berapakah banyak siswa yang belum mendaftar?
Jawab:
127
9. Di suatu daerah, banyaknya siswa sekolah dasar 452 orang. Siswa
perempuan 267 orang. Jika siswa laki-laki bertambah 125 orang, berapa
jumlah siswa laki-laki sekarang?
Jawab:
10. Pak Munar mempunyai sawah di dua tempat. Dari sawah yang satu dipanen
756 kg gabah. Dari sawah yang lain dipanen 145 kg gabah. Setelah menjadi
gabah kering, berat seluruhnya 668 kg. Susut berapa kilogram berat
gabah tersebut?
Jawab:
129
130
KUNCI JAWABAN BINGO BABAK PENYISIHAN
SIKLUS II
1. 618 = 6 ratusan + 1 puluhan + 8 satuan
= 600 + 10 + 8
2. 903 = 9 ratusan + 0 puluhan + 3 satuan
= 900 + 0 + 3
3. 774
4. Sesuai angka dan hasil yang dituliskan
5. Sesuai angka dan hasil yang dituliskan
6. 421
7. Sesuai angka dan hasil yang dituliskan
8. 778
9. 700 + 70 + 7
10. 551
11. Anda berhak menempelkan simbol kelompok anda dikotak nomor 9
12. 299
13. 898
14. 892
15. 1071
16. 999
17. 641
18. 309
19. 471
20. 152
21. 1617
22. Kelompok lawan berhak mengambil soal berikutnya
23. 11
24. Sesuai angka dan hasil yang dituliskan
25. 500 + 10 + 0
132
133
JAWABAN BINGO BABAK FINAL
SIKLUS II
1. 310
2. 500 + 90 + 0
3. 283
4. 399
5. 416 = 4 ratusan + 1 puluhan + 6 satuan
= 400 + 10 + 6
6. 235
7. 561
8. Sesuai angka dan hasil yang dituliskan
9. Sesuai angka dan hasil yang dituliskan
10. 736
11. 109 = 1 ratusan + 0 puluhan + 9 satuan
= 100 + 0 + 9
12. 400 + 0 + 0
13. 948
14. 313
15. 70
16. 340
17. Sesuai angka dan hasil yang dituliskan
18. 189
19. 851
20. Sesuai angka dan hasil yang dituliskan
21. 170
22. 422
23. 600 + 80 + 9
24. 336
25. 78
134
Lampiran 12
UJI VALIDITAS
SIKLUS II
NO.
NO. SOAL JML
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 38
2 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 37
3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 37
4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 36
5 4 4 3 4 4 3 4 3 4 2 35
6 4 4 4 3 2 3 3 4 4 2 33
7 2 4 3 4 3 4 3 2 4 4 33
8 4 4 3 3 2 3 4 3 4 2 32
9 3 3 3 4 2 3 3 4 4 3 32
10 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 31
11 3 3 2 2 3 4 2 3 4 4 30
12 1 3 4 3 3 2 3 3 4 3 29
13 4 3 4 2 2 4 2 4 4 0 29
14 1 1 4 3 3 3 4 3 4 3 29
15 2 3 3 3 1 4 2 1 4 4 27
16 3 2 3 3 1 4 3 0 4 2 25
17 2 4 3 3 1 2 3 0 4 2 24
18 1 2 4 4 2 2 4 0 4 1 24
19 2 1 0 0 3 0 0 3 4 3 16
20 2 3 1 1 4 1 1 0 1 1 15
21 2 3 0 0 2 0 0 3 3 1 14
∑ 59 66 62 59 56 59 59 53 80 53 606
rhitung 0.623 0.580 0.758 0.777 0.332 0.774 0.757 0.518 0.777 0.486
rtabel 0.433
ket valid valid valid valid invalid valid valid valid valid valid
135
UJI RELIABILITAS
SIKLUS II
NO.
NO. SOAL JML
1 2 3 4 6 7 8 9 10
1 4 4 4 3 4 4 3 4 4 34
2 4 4 4 3 3 3 4 4 4 33
3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 33
4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 33
5 4 4 3 4 3 4 3 4 2 31
6 4 4 4 3 3 3 4 4 2 31
7 2 4 3 4 4 3 2 4 4 30
8 4 4 3 3 3 4 3 4 2 30
9 3 3 3 4 3 3 4 4 3 30
10 3 3 3 3 3 4 3 4 2 28
11 3 3 2 2 4 2 3 4 4 27
12 1 3 4 3 2 3 3 4 3 26
13 4 3 4 2 4 2 4 4 0 27
14 1 1 4 3 3 4 3 4 3 26
15 2 3 3 3 4 2 1 4 4 26
16 3 2 3 3 4 3 0 4 2 24
17 2 4 3 3 2 3 0 4 2 23
18 1 2 4 4 2 4 0 4 1 22
19 2 1 0 0 0 0 3 4 3 13
20 2 3 1 1 1 1 0 1 1 11
21 2 3 0 0 0 0 3 3 1 12
∑ 59 66 62 59 59 59 53 80 53 550
Si 1.123 0.964 1.244 1.209 1.250 1.250 1.436 0.680 1.167
Si2 1.262 0.929 1.548 1.462 1.562 1.562 2.062 0.462 1.362
∑Si2 12.210
St 6.831
St2 46.662
r11 0.830633228
ket sangat tinggi
136
TINGKAT KESUKARAN
SIKLUS II
NO.
NO. SOAL JML
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 38
2 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 37
3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 37
4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 36
5 4 4 3 4 4 3 4 3 4 2 35
6 4 4 4 3 2 3 3 4 4 2 33
7 2 4 3 4 3 4 3 2 4 4 33
8 4 4 3 3 2 3 4 3 4 2 32
9 3 3 3 4 2 3 3 4 4 3 32
10 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 31
11 3 3 2 2 3 4 2 3 4 4 30
12 1 3 4 3 3 2 3 3 4 3 29
13 4 3 4 2 2 4 2 4 4 0 29
14 1 1 4 3 3 3 4 3 4 3 29
15 2 3 3 3 1 4 2 1 4 4 27
16 3 2 3 3 1 4 3 0 4 2 25
17 2 4 3 3 1 2 3 0 4 2 24
18 1 2 4 4 2 2 4 0 4 1 24
19 2 1 0 0 3 0 0 3 4 3 16
20 2 3 1 1 4 1 1 0 1 1 15
21 2 3 0 0 2 0 0 3 3 1 14
∑ 59 66 62 59 56 59 59 53 80 53 606
JS 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84
P 0.70 0.79 0.74 0.70 0.67 0.70 0.70 0.63 0.95 0.63
ket m s s m s s s m s m
137
DAYA BEDA
SIKLUS II
NO. NO. SOAL
1 2 3 4 6 7 8 9 10
1 4 4 4 3 4 4 3 4 4
2 4 4 4 3 3 3 4 4 4
3 4 4 3 4 4 3 4 4 3
4 4 4 4 4 3 4 3 4 3
5 4 4 3 4 3 4 3 4 2
6 4 4 4 3 3 3 4 4 2
7 2 4 3 4 4 3 2 4 4
8 4 4 3 3 3 4 3 4 2
9 3 3 3 4 3 3 4 4 3
10 3 3 3 3 3 4 3 4 2
11 3 3 2 2 4 2 3 4 4
BA 39 41 36 37 37 37 36 44 33
JA 44 44 44 44 44 44 44 44 44
12 1 3 4 3 2 3 3 4 3
13 4 3 4 2 4 2 4 4 0
14 1 1 4 3 3 4 3 4 3
15 2 3 3 3 4 2 1 4 4
16 3 2 3 3 4 3 0 4 2
17 2 4 3 3 2 3 0 4 2
18 1 2 4 4 2 4 0 4 1
19 2 1 0 0 0 0 3 4 3
20 2 3 1 1 1 1 0 1 1
21 2 3 0 0 0 0 3 3 1
BB 20 25 26 22 22 22 17 36 20
JB 40 40 40 40 40 40 40 40 40
D 0.39 0.31 0.17 0.29 0.29 0.29 0.39 0.10 0.25
ket cukup cukup jelek cukup cukup cukup cukup jelek cukup
138
Lampiran 13
KISI-KISI TES HASIL BELAJAR
SIKLUS II
Satuan Pendidikan : SDN Tunas Mekar
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : III/1
Bentuk Soal : Isian Singkat
Standar Kompetensi : 1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
Kompetensi Dasar : 1.2 Melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka
Indikator
Aspek yang diukur
(Nomor Soal)
Ingatan Pemaha-
man
Penera-
pan
1.2.1 Menuliskan bentuk panjang suatu bilangan 1
1.2.2 Melakukan operasi hitung penjumlahan
bilangan tiga angka 2
1.2.3 Menebak angka pada operasi hitung
penjumlahan sehingga menunjukkan hasil
yang tepat
3 4
1.2.4 Melakukan operasi hitung pengurangan
bilangan tiga angka 7
1.2.5 Menebak angka pada operasi hitung
pengurangan sehingga menunjukkan hasil
yang tepat
6
1.2.6 Memecahkan masalah sehari-hari dengan
melibatkan operasi hitung penjumlahan 8
1.2.7 Memecahkan masalah sehari-hari dengan
melibatkan operasi hitung pengurangan 9
1.2.8 Memecahkan masalah sehari-hari dengan
melibatkan operasi hitung penjumlahan dan
pengurangan
10
Jumlah Soal 4 3 3
140
8. Pada sore hari Anton pergi kerumah Rendy untuk bermain kelereng, dan Anton
pun membawa 230 kelereng, namun saat diperjalanan kelereng Anton terjatuh
sebanyak 16 kelereng. Berapakah sisa kelereng Anton sekarang?
9. Di sebuah perpustakaan jumlah buku pelajaran dan buku cerita adalah 952 buah.
Jumlah buku cerita adalah 451 buah. Dan kemudian Pak Tono menyumbangkan
120 buku pelajaran, berapa buah buku pelajaran sekarang?
141
Lampiran 15
LEMBAR OBSERVASI
AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA
Nama Observer :
Materi Pokok :
Hari/Tanggal :
Pertemuan ke- :
Berilah tanda Check List (√) pada skor yang Ibu/ibu anggap sesuai dengan kegiatan
aktivitas siswa yang diamati. Adapun kriteria skor sebagai berikut:
1 = Buruk (hanya 1-4 siswa yang melakukan aktivitas)
2 = Kurang (hanya 5-8 siswa yang melakukan aktivitas)
3 = Cukup (hanya 9-12 siswa yang melakukan aktivitas)
4 = Baik (siswa yang melakukan aktivitas 13-16 siswa)
5 = Sangat Baik (seluruh siswa melakukan aktivitas/lebih dari 17 siswa
melakukan aktivitas)
1. Memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru
Komentar/Saran:
2. Memperhatikan pertanyaan atau tanggapan teman
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
Petunjuk:
A. Visual Activities
142
Komentar/Saran:
1. Berdiskusi dalam kegiatan kelompok
Komentar/Saran:
2. Mengajukan pertanyaan
Komentar/Saran:
3. Menanggapi penjelasan/menjawab pertanyaan guru atau teman
Komentar/Saran:
1. Memecahkan/menyelesaikan soal yang didapatkan
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
B. Oral Activities
C. Mental Activities
143
Komentar/Saran:
2. Mengambil keputusan atas keberagaman pendapat dan keinginan antar siswa
Komentar/Saran:
1. Menulis proses atau cara dalam menemukan jawaban
Komentar/Saran:
1. Semangat dan antusias siswa selama belajar
Komentar/Saran:
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
D. Writing Activities
E. Emotional Activities
144
Lampiran 16
REKAPITULASI PERSENTASE AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA
SIKLUS I
No. Aspek yang diamati
Skor
Pert.
1
Skor
Pert.
2
Skor
Pert.
3
Skor
Pert.
4
Rata-
rata
tiap
aspek
Rata-
rata
(%)
1.
Visual Activities
Memperhatikan penjelasan
yang disampaikan oleh guru
3 4 5 4
3,25 65 Visual Activities
Memperhatikan pertanyaan
atau tanggapan teman
2 1 3 4
2.
Oral Activities
Berdiskusi dalam kegiatan
kelompok
0 0 4 5
3 60
Oral Activities
Mengajukan pertanyaan 1 2 0 0
Oral Activities
Menanggapi
penjelasan/menjawab
pertanyaan guru atau teman
2 3 4 3
3.
Mental Activities
Memecahkan/menyelesaikan
soal yang didapatkan
5 4 4 5
4,25 85 Mental Activities
Mengambil keputusan atas
keberagaman pendapat dan
keinginan antar siswa
0 0 3 4
4.
Writing Activities
Menuliskan proses atau cara
dalam menemukan jawaban
2 3 4 4 3,25 65
5.
Emotional Activities
Semangat dan antusias siswa
selama belajar
2 2 4 3 2,75 55
Jumlah 330
Persentase Rata-rata 66
Kriteria Baik
145
REKAPITULASI PERSENTASE AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA
SIKLUS II
No. Aspek yang diamati
Skor
Pert.
1
Skor
Pert.
2
Skor
Pert.
3
Skor
Pert.
4
Skor
Pert.
5
Rata-
rata
tiap
aspek
Rata-
rata
(%)
1.
Visual Activities
Memperhatikan penjelasan
yang disampaikan oleh
guru
4 4 5 4 5
3,6 72
Visual Activities
Memperhatikan pertanyaan
atau tanggapan teman
3 3 3 2 3
2.
Oral Activities
Berdiskusi dalam kegiatan
kelompok
0 0 5 5 5
4,2 84
Oral Activities
Mengajukan pertanyaan 2 3 0 0 0
Oral Activities
Menanggapi
penjelasan/menjawab
pertanyaan guru atau
teman
4 4 4 5 5
3.
Mental Activities
Memecahkan/menyelesai-
kan soal yang didapatkan
5 5 4 5 5
4,37 90 Mental Activities
Mengambil keputusan atas
keberagaman pendapat dan
keinginan antar siswa
0 0 3 4 4
4.
Writing Activities
Menuliskan proses atau
cara dalam menemukan
jawaban
4 5 5 5 5 4,8 96
5.
Emotional Activities
Semangat dan antusias
siswa selama belajar
4 4 4 4 5 4,2 84
Jumlah 423,5
Persentase Rata-rata 84,7
Kriteria
Sangat
Baik
146
Lampiran 17
NILAI TES HASIL BELAJAR
SIKLUS I
No. Nama Nilai
KKM
Hasil Tes Akhir
Siklus I Keterangan
1. S1
65 72,22 Tuntas
2. S2 65 97,22 Tuntas
3. S3 65 80,55 Tuntas
4. S4 65 55,55 Belum Tuntas
5. S5 65 83,33 Tuntas
6. S6 65 66,66 Tuntas
7. S7 65 77,77 Tuntas
8. S8 65 72,22 Tuntas
9. S9 65 100 Tuntas
10. S10 65 80,55 Tuntas
11. S11 65 58,33 Belum Tuntas
12 S12 65 100 Tuntas
13. S13 65 100 Tuntas
14. S14 65 91,66 Tuntas
15. S15 65 100 Tuntas
16. S16 65 66,66 Tuntas
17. S17 65 80,55 Tuntas
18. S18 65 72,22 Tuntas
19. S19 65 72,22 Tuntas
20. S20 65 58,33 Belum Tuntas
Jumlah 1586,04
Rata-rata Nilai 79,30
147
NILAI TES HASIL BELAJAR
SIKLUS II
No. Nama Nilai
KKM
Hasil Tes Akhir
Siklus II Keterangan
1. S1
65 94,44 Tuntas
2. S2 65 100 Tuntas
3. S3 65 77,77 Tuntas
4. S4 65 69,44 Tuntas
5. S5 65 88,88 Tuntas
6. S6 65 75,00 Tuntas
7. S7 65 72,22 Tuntas
8. S8 65 100 Tuntas
9. S9 65 100 Tuntas
10. S10 65 86,11 Tuntas
11. S11 65 77,77 Tuntas
12 S12 65 91,66 Tuntas
13. S13 65 100 Tuntas
14. S14 65 83,33 Tuntas
15. S15 65 100 Tuntas
16. S16 65 83,33 Tuntas
17. S17 65 83,33 Tuntas
18. S18 65 100 Tuntas
19. S19 65 97,22 Tuntas
20. S20 65 72,22 Tuntas
Jumlah 1752,72
Rata-rata Nilai 87,636
148
Lampiran 18
LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA DENGAN GURU
Tahap : Pra Penelitian
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika siswa
dan permasalahan yang terjadi pada pembelajaran
matematika dikelas tersebut.
Daftar Pertanyaan :
1. Apakah Ibu membuat perencanaan pembelajaran terlebih dahulu sebelum
mengajar di kelas?
2. Metode apa saja yang sering Ibu gunakan dalam pembelajaran matematika,
mengapa?
3. Apakah ibu pernah menggunakan metode permainan dalam proses pembelajaran
matematika?
4. Apakah siswa memperhatikan penjelasan materi pelajaran yang Ibu sampaikan?
5. Apakah ada siswa yang bertanya tentang materi yang Ibu sampaikan?
6. Apakah siswa lain memperhatikan saat ada salah satu siswa bertanya atau
memberi tanggapan?
7. Apabila Ibu memberikan pertanyaan, bagaimana respon atau antusias siswa
terhadap pertanyaan Ibu?
8. Apakah setiap tugas yang diberikan oleh Ibu selalu dikerjakan dengan baik oleh
siswa?
9. Apakah Ibu memberikan kesempatan siswa untuk bertanya, berapa banyak rata-
rata siswa bertanya?
10. Bagaimana respon siswa selama pembelajaran matematika berlangsung?
149
LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA DENGAN GURU
Tahap : Penelitian (Siklus I dan Siklus II)
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui perkembangan tingkat aktivitas belajar
matematika siswa, tanggapan guru mengenai
“Pembelajaran Aktif Metode Permainan Bingo”, dan
permasalahan yang terjadi pada pembelajaran matematika di
kelas tersebut.
Daftar Pertanyaan :
1. Bagaimana pendapat Ibu terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan
penerapan pembelajaran aktif metode permainan Bingo?
2. Apakah ada perkembangan aktivitas belajar matematika siswa setelah diterapkan
pembelajaran aktif metode permainan Bingo? Jika ada, perkembangan apa saja?
3. Menurut Ibu apa kelebihan dan kekurangan dalam penerapan pembelajaran aktif
metode permainan Bingo?
4. Apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran selanjutnya?
150
Lampiran 19
LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA DENGAN SISWA
Tahap : Pra Penelitian
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika siswa,
minat siswa terhadap pelajaran matematika dan
permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan pelajaran
matematika sebelumnya.
Daftar Pertanyaan :
1. Apakah kamu suka dengan pelajaran matematika? Berikan alasan!
2. Apakah kamu bertanya tentang materi pelajaran yang disampaikan guru, jika
masih kurang jelas atau belum paham?
3. Apabila guru memberi pertanyaan, apakah kamu berusaha ingin menjawabnya?
4. Pernahkah kamu merasa bosan pada saat pelajaran matematika? Jika iya, pada
saat atau kondisi apa?
5. Apakah kamu selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru?
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
Jika jawabannya b dan c, berikan alasannya!
151
LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA DENGAN SISWA
Tahap : Penelitian (Siklus I dan Siklus II)
Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika siswa,
antusias siswa terhadap pelajaran matematika.
Daftar Pertanyaan :
1. Apakah kamu menyukai pelajaran matematika setelah diterapkan pembelajaran
aktif permainan Bingo?
2. Ketika Ibu menjelaskan, apakah kamu dapat memahami dengan baik?
3. Apakah kamu merasa bosan ketika pembelajaran berlangsung?
4. Apakah kamu dapat mengerjakan soal-soal pada permainan Bingo dengan baik?
5. Bagaimana menurut kamu setelah mengikuti proses belajar matematika dengan
permainan Bingo?
Nama
NII\4
Jurusan
Judul Skripsi
LEMBAR U.II REFERENSI
Restu Pertiwi
r r r0018300031
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Penerapan Pembelaiaran Aktif Metode Permainan Bingo untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas III
SDN Tunas Mekar
Referensi
Departemen Pendidikan Nasional. Undang-Lindang
SlSi)IKNAS 2003. (Jakarta: Sinar Grafika. 2003). h. 5-6.
Kunandar, Guru Profesional lmplementasi Knrikulum Tingkat
Satttun Pendidikan (KTSP) dun Suk^res dalam Serti/ikasi Guru.
(Jakarta: PT. Raiagrafindo Persada. 2007). h.287.
Masitoh dan Laksmi Dewi. Strategi Pemhelaiarcn" (Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama Rl.
200er. h.4. h. tl. h. 9.
P"t FI"tti"gr*;rrth da. Gina Lewis. Pembelaiarun Aktif,
Kegiotan di Kelus. (Jakarta: PI'.Meningkatkan Keasyikan
Indcks, 2008), h. ',iii.
Melvin L. Silberman, Active Learning l0l Cara Belajur Siswzr
Aktit. 1J'akarta: Nuansa, 2012). cet. VI, h. 23. h.24.h.265-266.
oimlati. Betaiii
200et, h. 120-llr.
Ali tlamzah dan Muhlisrarini, Perencsnuun dan Strategi
Pemhelajarcn Matematika" (Jakarta: P"f. Reia Grafindo
Persada. 2014\ h. 251 .
w
?vl,l-*-r4.
fiu
+L
8. Ari, r' S. Sadinran dkk.. Mediu Pendidikan. (.lakarta: Pl-, Ra.ia
9. i Rus,rn Badru. "Pengemhangan Model Pelutihan Permuinan
, Tru'iisional l'.dukatif' Berbasis Potensi Lokal dolttnt
1, ,\!et ingkulkutr Kernctmpuon clon Ke,terumpilan Orang Tutt Anuk
', {-'.tt,t Dini di l'uud Kata Gorontalo ". dalam Jurnal Penelitianlrr i Pen iidikan. Vol. 08" No. 1. 2011. h.ri
71.
Ir Ol-ivr", (. S. T."\itup"t u. Ar*uin,i r0. i
It{ainun- dan Permarnan
LL(.lal arta: (irlr.ittdo 2006). h. I -2.
Tt.lV.l',,tri da., FL .iitegar. ltfokmqtika untuk Siru'a SD,L'fi Kt'lust-.:
i il\. (Jakarta: Pusat Perbukuan. Departemen Pendidikan , lt ii -r "b.z, Na:r'rnal. 20091. h. 8-29. i V '
I
'Jrl .qni,,n Na-t,trn o"o. xnr*r*^oi Brhc,to Indonesii tl'att,ni: t, n.? i,l\.fllu_. l\Ll,r,Ll,, uc.tqt uut.L ,r*. t"*^*..*. i firlLI Bal,ri Pustaka. 1000). h.26. ; ll -
l-i. Desr Sumiati. ",\tudi Tentang Aktivitus Belu.iar Slsu'a dttlunt
Perr:ltsl6jovun (ieografi di Sl'{A i\'egeri I L'lakan Tapukis
Kui'upaten PuLlung Pariaman "- Maret 2013. h. 5.
14. ,sar,liman A.i\,1.. lnteraksi dan Motitasi Balaiar l{engttlur^
(JaL.rrta:PT''RrrjaGratlndoPersada.20l1).(.et.Ke-l9.h.]()-.A:, i 'llt-i l2l.r. l0l. I U"
it0. Cu,rr Suhana. Konsep Strutegi Pembelaioran. (Bandung: PT. ' l
i i d. I\lrllJvl,, t)tt (ltg(,t , otrt.r.tulut ut,. \uq)
A ,q_ 1i I .^rrr ^ ^ ,,------^,- ^.
- I ,1 ,h I
i i Rel rka Aditama. l0l4). Cet. keempar.h.22. ' I f - i
17. , Srr,r'rsu Yusul. l'.sikologi Perkembongan .4nak dan Remttitt-
(Ba:rdung: PT. llcmaja Rosdakar.va. 2004,Cet. 5. h.172. i 4ft-18. : Ror hiati \\'iriaatmadja. Metode Penelitian Tindukan
,,/,1
I
,1,
I t//t,,-z1
L5-
(Bti:idung: Rema.ia Rosda Karya Offset. 2009). h. 11.
(e /r.r.s.
11
rndar. Langkuh Mudah Penelitian Tindokan Kelas sehugai
ymbangan l'rtdbsi Guru. (Jakarta: P1". Raja Gralindo
rda,2010). C'et. Ke-5. h.63.A
^ltV.rrsimi Arikunto dkk." Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:
Bumi Aksara.2007), Cet. keempa1 h. 16. lvL,I Arifin, Evalua.si Pembela.iaran. (Bandung: PT. Remaja
rkarya- 201 I ). Cet. ketiga- h. 254. 1*rrdi. Uvalrnsi Pendidiknn Prinsip dan Operasionalnya.
arta: Bumi Aksara.20l2). Cet.7. h.43. 1frr Syaodih Sukmadinata- Melode Penelitian Pendidikan.
dung: Remaja Rosdakarya Offset,2010), Cet. ke-6. h. 230. 1vtSudjiono. Evaluasi Pendidiksn (Jakarta: Rajawali Pers,
). Cet. ke-l 3, h. 208, h. 370, h. 372. 389. fin-ra Ekawati dan Sumaryanta. Pengemhangan Instrumen
I ai an P e m h e I ai ar an hl at e mct ikn S D/ S M P . ( Yogyakarta:
[]TK Matematika. 2011). h. 45. 1L
Suha
Pl'. I
Nana
(Bant
Ana:
20t-l
Estina
Penila
PPPP.
Pembimbing,
t)
.4^*,#rin.lv,rar-vv..
-UDr. Gelar Dwirahavu. M.PdNIP. 19790601 200604 2 004
Rosdakarya-
KEMENTERIAN AGAMA
r.d}. UIN.JAKARTA
L1itrl l,',)fr,"*" *" ns ciputar 1s412 tndonesia
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082
Tgl. Terbit : 1 Maret 2010No. Revisi: : 01
Hal 1t1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
Nomor : Un.O liF. I/KM.O I 31 119U201 4Lamp. : Outline/ProposalHal : Permohonan Izin Penelitian
Kepada Yth.Kepala SDN Tunas MekardiTempat
As salamu' alaikum wr.wb.Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
NamaNIMJurusanSemesterJudul Skripsi
Tembusan:l. Dekan FITK2. Pembantu Dekan Bidang Akademik3. Mahasiswa yang bersangkutan
Jakarta, I I September 2014
Restu Pertiwi1 I 1001830003rPendidikan Guru Madrasah IbtidaiyahIX (Sembilan)Penerapan Pembelajaran Aktif Metode Permainan Bingo untukMeningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas III SDNTunas Mekar
adalah benar mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yangsedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) diinstansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.
Oleh karena itu, kami mohon kesediaan Saudara untuk menerima mahasiswatersebut dan memberikan bantuannya.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu' alaikum wr.w b.
a.n. Dekan
'( ;,': $eu\',[rt*-"-p',ilu24n, MA
3\$1.1.r,1' to7 2oo7or r or 3
PEMERINTAH KABUPATEN BOGORUPT PENDIDIKAN X KECAMATAN PARUNG
$EIOLAH DA$AR ]IEOERI TllIIA$ IIEIfiRJl. Tunus Mekar RT. 02/05 Kec. Parung Bogor 16330
SURAT KETERANGAI\ SELESAI PENELITIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Bambang Suherman, S.Pd
Kepala Sekolah SDN Tunas Mekar
rangkan bahwa mahasiswa yang beridentitas:
Restu Pertiwi
I I 10018300031
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Nama
Jabatan
Dengan ini mene
Nama
NIM
Fakultas
Jurusan
Universitas
Telah selesai melakukan penelitian di SDN Tunas Mekar selama 3 minggu, terhitung
mulai tanggal 15 September 2014 sampai dengan 06 Oktober 2014 untuk memperoleh data
dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul "Penerapan Pembelajaran Ahif Metode
Permainan Bingo untuk Meningkatkan Alaivitas Belajar Matematika Siswa Kelas III SDN
Tunas Mekar"'
Demikian surat keterangan ini dibuat dan diberikan kepada yang bersangkutan untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Oktober 2014
580315197803100s
Biodata Penulis
Restu Pertiwi Lahir di Bogor, 06 September 1992.
Anak Pertama dari 2 bersaudara dari pasangan
Bapak Herdi Suryadi dan Nengsih. Penulis
beralamat di Kp. Pulo RT. 003 RW. 003 Desa
Jampang Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor.
Penulis menempuh pendidikan sekolah dasar di
SDN Jampang 04 (1998-2004), Sekolah Menengah
Pertama di SMP Negeri 1 Kemang (2004-2007),
dan Sekolah Menengah Atas di SMK Negeri 1
Bogor (2007-2010), dan melanjutkan S1 tahun 2010
pada Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta. Judul skripsi penulis ialah “Penerapan Pembelajaran
Aktif Metode Permainan Bingo Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar
Matematika Siswa Kelas III SDN Tunas Mekar”.