penerapan pembelajaran discovery untuk …eprints.unram.ac.id/10436/1/nur aprilia utami.pdfbelajar...

23
i PENERAPAN PEMBELAJARAN DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN 1 BAJUR, KECAMATAN LABUAPI KABUPATEN LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN PELAJARAN 2015/2016 JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Studi Program Sarjana (SI) Pendidikan Guru Sekolah Dasar OLEH : NUR APRILIA UTAMI NIM. E1E 212 175 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2016

Upload: ngophuc

Post on 01-Apr-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

PENERAPAN PEMBELAJARAN DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN 1 BAJUR, KECAMATAN LABUAPI

KABUPATEN LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

JURNAL SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan

Studi Program Sarjana (SI) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

OLEH :

NUR APRILIA UTAMI

NIM. E1E 212 175

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2016

ii

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS MATARAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jln. Majapahit No. 62 Mataram NTB. 83125 Telp. (0370) 621435

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIBING JURNAL SKRIPSI

Jurnal Skripsi ini disusun oleh: Nur Aprilia Utami (E1E 212 175) dengan judul : “Penerapan

Pembelajaran Discovery untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 1

Bajur, Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat

Tahun Pelajaran 2015/2016” telahmdiperiksa dan disetujui.

Menyetujui:

Mataram, 2016 Mataram, 2016

Menyetujui:

Ketua Program Studi S1 PGSD

(Drs. Safruddin, M.Pd)

NIP. 195710031985031002

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIBING JURNAL SKRIPSI ................ ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

ABSTRAK ......................................................................................................................... iv

ABSTRACT ....................................................................................................................... v

A. PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1

B. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN ........................................... 4

C. METODE PENELITIAN .......................................................................................... 5

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................................ 10

E. KESIMPULN DAN SARAN ..................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 17

iv

PENERAPAN PEMBELAJARAN DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN 1 BAJUR, KECAMATAN LABUAPI

KABUPATEN LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN

PELAJARAN 2015/ 2016

Oleh

Nur Aprilia Utami, Drs. L. M. Tauhi, M.Pd, Drs. H. Ratnadi, M.Si

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP Universitas Mataram

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitan bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dengan

menerapkan pembelajaran Discovery pada siswa kelas IV tahun 2016. Jenis penelitian ini adalah

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan metode

pengumpulan data tes, observasi, wawancara dan skala likert, sedangkan analisis data dilakukan

dengan menggunakan analisis data kuantitatif. Keberhasilan penelitian ini dilihat dari skor gain

ternormalisasi <g> berada pada kategori sedang dan skor rata-rata penerapan pembelajaran

Discovery berada pada kategori sangat baik. Hasil penelitian ini menunjukkan terjadi

peningkatan dari siklus ke siklus. Pada siklus I nilai rata-rata siswa 65 dengan gain

ternormalisasi 0,324 yang berkategori rendah dan skor rata-rata penerapan pembelajaran

Discovery 71,5 dengan katagori sangat baik. Pada siklus II terjadi peningkatan dengan nilai rata-

rata siswa 73 dengan gain ternormalisasi 0,684 yang berkategori sedang dan skor rata-rata

penerapan pembelajaran Discovery 70 dengan katagori sangat baik hal ini berarti Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) telah memenuhi indikator yang ingin dicapai. Oleh karena itu,

berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, penerapan Pembelajaran Discovery dapat

meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN 1 Bajur, Kecamatan Labuapi Kabupaten

Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun Pelajaran 2015/2016.

Kata-kata Kunci : Pembelajaran Discovery, Hasil belajar IPA

v

DISCOVERY LEARNING TO IMPROVE IMPLEMENTATION OF LEARNING IPA

CLASS IV SDN 1 BAJUR, DISTRICT LABUAPI LOMBOK WEST NUSA EAST WEST

PROVINCE OF LESSONS 2015/2016

By

Nur Aprilia Utami, Drs. L. M. Tauhi, M.Pd, Drs. H. Ratnadi, M.Si

Study Program of Primary Teachar Education

Majoring in Science Education, FKIP Mataram University

Email: [email protected]

ABSTRACT

Research aims to improve learning outcomes IPA (Natural Sciences) by applying

Discovery learning in grade IV in 2016. This type of research is the Classroom Action Research

(PTK) is conducted in two cycles with the test data collection methods, observation, interviews

and the Likert scale , while data analysis is done by using quantitative data analysis. The success

of this study extend from the normalized gain score <g> are in the moderate category and the

average score of the application of learning Discovery is located in the very good category. The

results showed an increase from cycle to cycle. In the first cycle the average value of 65 students

to gain the low category normalized 0.324 and the average score was 71.5 Discovery application

of learning in the category very well. In the second cycle an increase in the average value of 73

students to gain categorized being normalized 0.684 and the average score of 70 Discovery

application of learning in the category very well this means Classroom Action Research (PTK)

has met the indicators to be achieved. Therefore, based on the results of this study concluded that

the application of the Discovery Learning can improve learning outcomes fourth grade science

students at SDN 1 Bajur, District Labuapi Lombok Barat West Nusa Tenggara province in the

academic year 2015/2016.

Key words : Discovery Learning , Learning outcomes IPA

1

A. Pendahuluan

Ilmu pengetahuan selalu berubah dan berkembang, demikian juga

dengan bidang pendidikan. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting

dalam kehidupan manusia. Pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan

manusia dalam seluruh aspek kepribadian dan kehidupannya.

Meningkatkan mutu pendidikan menjadi tanggung jawab semua pihak

yang terlibat dalam pendidikan terutama bagi guru. Karena guru merupakan

ujung tombak dalam pendidikan.

Hasil belajar berupa perubahan perilaku atau tingkah laku. Seseorang

yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, baik yang berupa

pengetahuan, keterampilan motorik, atau penguasaan nilai-nilai sikap.

Perubahan dalam bidang pendidikan membawa pengaruh terhadap perubahan

pandangan mengenai kurikulum

Salah satu pembelajaran pada Kurikulum 2013 yakni pembelajaran

Discovery (berbasis penemuan). Di dalam pembelajaran Discovery siswa

dilibatkan secara optimal untuk mengembangkan semua kemampuan yang

dimilikinya dalam mencari dan menyelidiki secara sistimatis, kritis serta logis

pengetahuan dan materi pembelajaran yang sedang berlangsung.

Oleh karena itu diharapkan dengan penerapan Kurikulum 2013, mutu

pendidikan di Indonesia dapat meningkat hususnya dalam pembelajaran IPA.

Karena IPA sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang

berhubungan satu sama lain dan tumbuh sebagain hasil eksperimentasi dan

observasi, serta berguna untuk diamati dan dieksperimentasikan lebih lanjut.

Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

perkembangan Teknologi, karena IPA membahas tentang gejala-gejala alam

yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan

pengamatan yang dilakukan oleh manusia.Salah satu alasan IPA diajarkan di

Sekolah Dasar adalah karena IPA berfaedah bagi suatu bangsa.

2

Kondisi sekolah tempat peneliti melakukan penelitian dari segi ruang

belajar di kelas memadai dengan keadaan bangunan masih baik, guru-guru

yang ada di SDN 1 Bajur, Kecamatan Labuapi Lombok Barat cukup

berkompeten di dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Selain

itu, dari segi penunjang kegiatan pembelajaran lainnya seperti perpustakaan di

sekolah juga sudah ada. Dengan kondisi sekolah yang seperti itu, tentu akan

dapat menciptakan proses pembelajaran yang kondusif, lancar, optimal,

sehingga keberhasilan dari proses pembelajaran akan dapat memberikan hasil

belajar yang optimal pula.

Namun kenyataannya berbeda, berdasarkan hasil observasi dan

wawancara dengan bapak Saraa’in selaku wali kelas IV SDN 1 Bajur,

Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat pada hari Rabu tanggal 2

Desember 2015 diperoleh informasi bahwa keaktifan siswa dalam

pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA masih kurang, dari 36 siswa

maksimal hanya 10 siswa yang aktif dalam bertanya maupun menjawab

pertanyaan yang di ajukan oleh guru dan kurang siapnya siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran dikelas.

Dari data hasil belajar siswa yang diperoleh relatif kurang dari

ketuntasan belajar yang di harapkan, data nilai rata-rata hasil ulangan semester

ganjil pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN 1 Bajur, Kecamatan

Labuapi Kabupaten Lombok Barat Tahun Pelajaran 2015/2016 sebesar 57 di

bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yakni 70 dengan Ketuntasan

Klasikal yang harus dicapai minimal yaitu 85%.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti mengusulkan suatu

penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Pembelajaran Discovery

untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 1 Bajur,

Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat

Tahun Pelajaran 2015/2016”.

3

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana gambaran penerapan pembelajaran Discovery dalam mata

pelajaran IPA di kelas IV SDN 1 Bajur, Kecamatan Labuapi

Kabupaten Lombok Barat Tahun Pelajaran 2015/2016?

2. Bagaimana gambaran hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN 1 Bajur,

Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat Tahun Pelajaran

2015/2016 setelah di terapkannya pembelajaran Discovery?

3. Sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa setelah di terapkannya

pembelajaran Discovery?

Adapun cara pemecahan masalah penelitian ini yaitu Hasil belajar IPA

yang diperoleh siswa masih tergolong rendah, oleh karena itu alternatif yang

dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN 1

Bajur, Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat adalah dengan

menerapkan pembelajaran Discovery. Pembelajaran Discovery

memungkinkan siswa belajar secara aktif, berfikir kritis serta mendorong

kemandirian siswa untuk menemukan sendiri konsep-konsep yang terkandung

dari materi pembelajaran yang sedang dibahas.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1. Ingin mengetahui gambaran penerapan pembelajaran Discovery dalam mata

pelajaran IPA di kelas IV SDN 1 Bajur, Kecamatan Labuapi Kabupaten

Lombok Barat Tahun Pelajaran 2015/2016.

2. Ingin mengetahui gambaran hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN 1 Bajur,

Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat Tahun Pelajaran 2015/ 2016

setelah di terapkannya pembelajaran Discovery.

3. Ingin mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa setelah di

terapkannya pembelajaran Discovery.

4

B. Kajian Pustaka Dan Hipotesis Tindakan

Teori yang relevan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Hasil belajar

Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti

proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan.

2. Pembelajaran Discovery

Discovery adalah suatu pembelajaran untuk mengembangkan cara belajar

berbasis penemuan, artinya siswa aktif dengan menemukan sendiri,

menyelidiki sendiri dibawah bimbingan guru.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh :

1. Sudarti (2014), dalam penelitiannya yang berjudul “Meningkatkan

Motivasi dan Prestasi belajar IPA dengan pembelajaran Discovery pada

siswa kelas III MI Ma’arif Ngargosoko Srumbung Magelang Tahun

2014”.

2. Mustajab (2013), dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Metode

Discovery Pada Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar

Siswa Kelas V Semester 2 SDN Bebak Tahun Pelajaran 2012/2013” .

Kerangka berfikir dalam penelitian ini: Ketika proses pembelajaran

berlangsung, IPA seringkali diajarkan dengan menggunakan metode ceramah,

pemberian tugas dan sebagian besar proses pembelajaran hanya bersifat satu

arah saja, jarang sekali siswa belajar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri

dengan melakukan percobaan-percobaan sehingga siswa menjadi bosan dan

pasif ketika proses belajar mengajar berlangsung.

Salah satu pembelajaran yang menekankan pada peroses penemuan

adalah pembelajaran Discovery, karena dalam pembelajaran Discovery siswa

didorong untuk dapat lebih mandiri dan aktif ketika proses belajar mengajar.

Hal ini disebabkan karena siswa nantinya dapat menemukan sendiri konsep-

konsep yang terkandung pada materi IPA melalui percoban-percobaan

5

sederhana yang mereka lakukan bersama kelompok masing-masing. Selain itu

juga dalam hal ini guru berfungsi sebatas hanya sebagai fasilitator sehingga

nantinya jika semua siswa dapat aktif dan antusias dalam proses pembelajaran

maka hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dapat meningkat.

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikiran di atas maka dapat

diajukan hipotesis penelitian bahwa: Pembelajaran Discovery dapat

meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV di SDN 1 Bajur, Kecamatan

Labuapi Kabupaten Lombok Barat Tahun Pelajaran 2015/2016.

C. Metode Penelitian

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian

tindakan kelas ini adalah:

1. Tes Hasil Belajar (THB)

2. Angket

3. Dokumentasi

4. Expert Judgment

5. Uji Instrumen Hasil Belajar

Pengolahan data dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan

analisis data secara kuantitatif dan kualitatif. Data hasil belajar siswa

dianalisis secara kuantitatif, sedangkan data aktivitas siswa dianalisis secara

kualitatif.

1. Data Hasil Belajar Siswa.

a) Menghitung Nilai Hasil Belajar Siswa

Rumus untuk menghitung nilai hasil belajar siswa, yaitu:

(Purwanto, 2014: 207)

b) Menghitung Nilai Rata-rata Kelas/Mean ( )

Rumus untuk menghitung nilai rata-rata/mean ( ) adalah sebagai berikut:

Nilai

x Skala

=

6

Keterangan:

X = Nilai Rata-rata kelas

∑ X = Jumlah nilai yang diperoleh

seluruh siswa

N = Banyak siswa yang mengikuti

Tes

(Sudjana, 2014: 109)

c) Menghitung Persentase Ketuntasan Klasikal

P = ∑ Siswa yang tuntas belajar

x 100 %

∑ Seluruh Siswa

Keterangan:

P: Ketuntasan klasikal

(Aqib, 2010)

d) Menghitung Gain <g> Ternomalisasi

Keterangan:

M = Mean atau nilai rata-rata.

Skor Post test = Nilai rata-rata siswa sesudah melakukan siklus

Skor Pre test = Nilai rata-rata siswa sebelum melakukan siklus

SMi = Skor Maksimal Ideal

(Kurniawan, 2012: 8)

e) Taraf Kesukaran Soal

Menurut Arikunto, dalam Toni (2015: 34) soal yang baik adalah

soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.

Rumus Mencari indeks kesukaran:

TK=

7

Keterangan :

TK : Tingkat kesukaran

∑B : Jumlah siswa yang menjawab benar

∑P : Jumlah siswa peserta tes

h) Daya Beda Soal

Menurut Anastati dan Urbina dalam Arikunto (2014: 102) Daya

beda soal adalah kemampuan butir soal THB membedakan siswa

yang mempunyai kemampuan tinggi dan rendah.

Rumus mencari indeks diskriminasi :

Keterangan :

DB: Indeks diskriminasi.

∑Tb: Banyaknya siswa kelompok atas (Kelompok siswa yang

mempunyai kemampuan tinggi) yang menjawab dengan benar.

∑T: Banyaknya siswa kelompok atas (Kelompok siswa yang

mempunyai kemampuan tinggi).

∑Rb: Banyaknya siswa kelompok bawah (Kelompok siswa yang

mempunyai kemampuan rendah) yang menjawab dengan benar.

∑R: Banyaknya siswa kelompok bawah (Kelompok siswa yang

mempunyai kemampuan rendah).

2) Validitas instrumen penelitian ini diuji coba dengan teknik

korelasi Pearson Product Moment (r)

Keterangan:

r = Koefisien validitas butir pertanyaan yang dicari

N = Banyaknya responden (Jumlah Peserta)

X = Variabel Bebas

DB =

-

N∑XY - (∑X)(∑Y)

r = -----------------------------------------------------

√{ }{ }

8

Y = Variabel Terikat

3) Pengujian Reabilitas Instrumen Penelitian

Keterangan:

r = Koefisien validitas butir pertanyaan yang dicari

N = Banyaknya responden

X = Skor butir belahan ganjil

Y = Skor butir belahan genap

(Purwanto, 2014: 162)

Keterangan :

ri = Realibilitas internal seluruh instrument

rb = Korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua

(Sugiyono, 2014 :359)

4) Menentukan Skor Maksimal Ideal (SMi) Dengan Meggunakan

Pembelajaran Discovery.

Menentukan skor Maksimal Ideal (SMi), yaitu skor yang mungkin dicapai

jika semua item dapat tercapai.

Banyak indikator = 5

Banyak deskriptor tiap indikator = 4

Skor maksimal untuk setiap deskriptor = 4

Skor minimal untuk setiap deskriptor = 0

Jadi, Skor Maksimal Ideal (SMi) = 5 x 4 x 4 = 80

Skor Minimal Ideal = 5 x 4 x 0 = 0

2 rb

ri = -------------------------

1+rb

N∑XY - (∑X)(∑Y)

r = -----------------------------------------------------

√{ }{ }

9

5) Menghitung Mean Ideal (Mi) dan Standar Deviasi Ideal (SDi).

Mi =

x SMi

=

x (80)

= 40

SDi =

x Mi

=

x (40)

= 13,3

(Nurkancana, dkk 1990: 100)

6) Menentukan Kriteria Dengan Menerapkan Pembelajaran Discovery.

Berdasarkan analisis tersebut, maka kriteria Pembelajaran Discovery

dijabarkan dalam tabel berikut:

Pedoman Konversi Kriteria Pembelajaran Discovery.

Pedoman Konversi Interval Skor Kategori

Guru

Katagori

Siswa

X ≥ Mi + 1,5 SDi X ≥ 59, 95 Sangat Baik Sangat Aktif

Mi + 0,5 SDi ≤ X < Mi + 1,5 SDi 46,65 ≤ X < 59,95 Baik Aktif

Mi – 0,5 SDi ≤ X < Mi + 0,5 SDi 33,35 ≤ X < 46,65 Cukup Baik Cukup Aktif

Mi – 1,5 SDi ≤ X < Mi – 0,5 SDi 20,05 ≤ X < 33,35 Kurang Baik Kurang Aktif

X < Mi – 1,5 SDi X < 20,05 Tidak Baik Tidak Aktif

Keterangan: X = Jumlah skor yang diperoleh.(Nurkancana, dkk; 1990).

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dinyatakan berhasil apabila

memenuhi indikator keberhasilan. Adapun indikator keberhasilannya, yakni:

1. Ketuntasan belajar secara klasikal

Ketuntasan klasikal apabila 85% atau lebih siswa di kelas telah

Memperoleh nilai minimal 70 pada saat evaluasi.

2. Kriteria kinerja guru dalam pembelajaran dengan menerapkan

pembelajaran Discovery dikatakan meningkat apabila perolehan minimal

skor 46,65-59,95 aktivitas guru mencapai yang berkatagori “Baik”.

10

3. Hasil belajar IPA siswa mengalami peningkatan secara signifikan yang

di uji melalui uji gain ternormalisasi <g> yang berada pada kategori

minimal “Sedang”.

D. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Hasil Kegiatan Siklus

Kegiatan siklus I dilaksanakan enam kali pertemuan, yaitu di mulai pada

tanggal 14, 20, 21, 27, 28 Januari 2015 dan 3 Februari 2016 yang diawali dengan

tahap perencanaan, dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan, pengamatan

(observasi) dan evaluasi/refleksi.

Selama proses pembelajaran, kegiatan aktivitas guru dan aktivitas siswa

pada pertemuan pertama dan kedua diamati oleh guru kelas IV SDN 1 Bajur

Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat

yang sekaligus sebagai observer, sedangkan yang bertindak sebagai sebagai guru

dalam peneilitian ini adalah peneliti sendiri. Berikut penyajian hasil observasi

penerapan pembelajaran Discovery.

a. Hasil Penerapan Instrumen Discovery Siklus I

Kegiatan aktivitas guru dan siswa diamati langsung oleh wali

kelas IV, yaitu Sara’ain yang bertindak sebagai observer. Hasil

pengamatan disajikan dalam bentuk angket yang di isi oleh siswa pada

akhir siklus I ke dalam tabel sebagai berikut:

Hasil observasi penerapan desain pembelajaran Discovery siklus I

No. Indikator Siklus I

1 Membangkitkan hasrat ingin tahu siswa. 494

2 Mendorong kemandirian dan inisiatif belajar siswa. 461

3 Mendorong siswa mampu menemukan dari hasil penelitian/kajian. 462

4 Memfasilitasi siswa dalam melakukan diskusi kelompok. 485

5 Meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah. 459

Jumlah 2361

Rata-rata 71,5

Kategori Sangat Baik

11

Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah skor rata-rata yang diperoleh adalah

71,5. Berdasarkan kategori yang telah ditentukan pada teknik analisis data

maka penerapan pembelajaran Discovery terdapat pada kategori sangat baik.

Hal ini berarti indikator untuk aktivitas pembelajaran pada siklus I sudah

tercapai.

b. Hasil Evaluasi Siklus I

Evaluasi dilakasanakan pada akhir siklus. Pada siklus I evaluasi

dilaksanakan tanggal 3 Februari 2016 dengan alokasi waktu 2 x 35

Menit. Evaluasi pada siklus I di ikuti oleh 33 orang siswa. Bentuk soal

evaluasi adalah pilihan ganda sebanyak 20 butir soal. Hasil Evaluasi

siklus I dapat di lihat pada tabel berikut:

No. Aspek Yang Diperhatikan Keterangan

1 Jumlah siswa yang mengikuti tes 33

2 Nilai tertinggi 80

3 Nilai terendah 45

4 Jumlah nilai 21,60

5 Rata-rata kelas 65

6 Jumlah siswa yang tuntas 21

7 Jumlah siswa yang tidak tuntas 12

8 Persentase ketuntasan klasikal 63,6

9 Gain ternormalisasi 0, 324

Dari hasil analisis siklus I diperoleh rata-rata kelas 65 dengan nilai

tertinggi adalah 80 dan nilai terendah 45. Jumlah siswa memperoleh nilai ≥

70 adalah 21 dari 33 orang siswa yang mengikuti tes, dengan porsentase

ketuntasal klasikal 63,6 %, selain itu hasil belajar siswa mengalami

peningkatan dengan ditunjukkaln oleh nilai gain ternormalisasi sebesar 0,324

dengan membandingkan hasil belajar siklus I dengan hasil belajar sebelum

dilakukan penelitian. Berdasarkan kategori yang telah ditentukan pada

analisis data maka skor gain ternormalisasi berada pada kategori sedang, hal

ini berarti indikator untuk gain ternormalisasi telah tercapai. Namun nilai

12

rata-rata hasil belajar IPA siswa belum mencapai KKM (70) yang telah

ditentukan yaitu 65.

Pada siklus I skor rata-rata penerapan pembelajaran Discovery yang

diperoleh adalah 71,5 dengan kategori sangat baik, sedangkan skor gain

ternormalisasi yang diperoleh adalah 0,324 dengan kategori Sedang. Dengan

melihat indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dimana penerapan

pembelajaran telah berhasil, namun hasil belajar belum berhasil. Mengingat

masih ada kekurangan yang terjadi dan masih adanya kesempatan untuk

memperbaiki dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa maka penelitian

ini dilanjutkan pada siklus II.

c. Hasil Observasi Siklus II

Hasil observsi penerapan pembelajaran bermakna pada siklus II

diperoleh data sebagai berikut:

No. Indikator Siklus II

1 Membangkitkan hasrat ingin tahu siswa. 490

2 Mendorong kemandirian dan inisiatif belajar siswa. 479

3 Mendorong siswa mampu menemukan dari hasil penelitian/kajian. 468

4 Memfasilitasi siswa dalam melakukan diskusi kelompok. 492

5 Meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah. 485

Jumlah 2414

Rata-rata 71

Kategori Sangat Baik

Tabel di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata penerapan

pembelajaran Discovery adalah 71 (berbeda pada siklus I yang

mendapat skor rata-rata 71,5 dikarenakan saat siklus I siswa yang

mengisi angket jumlahnya 33 orang siswa dan pada siklus II siswa

yang mengisi angket jumlahnya 34 orang). Berdasarkan kategori yang

telah ditentukan pada teknik analisis data maka penerapan pembelajran

Discovery pada siklus II tergolong pada kategori sangat baik . Hal ini

berarti indikator untuk aktivitas pembelajarann pada siklus II sudah

tercapai.

13

d. Hasil Evaluasi Siklus II

Evaluasi pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 18 Februari

2016 dengan alokasi waktu 2 x 35 Menit. Jumlah siswa yang mengikuti

tes akhir sebanyak 34 orang siswa. Evaluasi terhadap siklus II

dilaksanakan dengan memberikan tes dalam bentuk pilihan ganda

sebanyak 20 butir soal. Hasil evaluasi yang diperoleh pada siklus II dapat

dilihat pada tabel berikut:

No. Aspek Yang Diperhatikan Keterangan

1 Jumlah siswa yang mengikuti tes 34

2 Nilai tertinggi 90

3 Nilai terendah 60

4 Jumlah nilai 2495

5 Rata-rata kelas 73

6 Jumlah siswa yang tuntas 29

7 Jumlah siswa yang tidak tuntas 5

8 Persentase ketuntasan 85,2

9 Gain ternormalisasi 0, 684

Dari hasil analisis siklus II diperoleh rata-rata 73 dengan nilai

tertinggi 90 dan nilai terendah 60. Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥

70 adalah 29 dari 34 orang dengan persentase ketuntasan klasikal yaitu

85,2% selain itu, hasil belajar siswa mengalami peningkatan secara

signifikan yang ditunjukkan oleh gain ternormalisasi sebesar 0,684 dengan

membandingkan hasil belajar siklus II dan hasil belajar sebelum dilakukan

penelitian (Ulangan Semester I). Berdasarkan kategori yang telah

ditentukan pada analisis data maka skor gain ternormalisasi berada pada

kategori sedang. Hal ini berarti indikator untuk gain ternormalisasi sudah

tercapai dan nilai rata-rata hasil belajar IPA siswa telah mencapai KKM

(70) yaitu 73.

Pada siklus II skor rata-rata penerapan pembelajaran Discovery

adalah 71 yang berada pada kategori sangat baik dan skor gain

14

ternormalisasi diperoleh 0,684 yang berada pada kategori Sedang. Dengan

melihat indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dimana penerpan

pembelajaran Discovery berkategori sangat baik dan gain ternormalisasi

berada pada kategori sedang. Secara umum dapat disimpulkan bahwa dari

hasil observasi penerapan pembelajaran Discovery dan dari hasil belajar

IPA siswa kelas IV pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan

dengan siklus sebelumnya. Dengan demikian pelaksanaan siklus

berikutnya tidak dilaksanakan, karena hasil belajar telah mencapai KKM

pada siklus II.

2. Pembahasan

Penelitaian ini di laksanakan di SDN 1 Bajur Kecamatan Labuapi

Kabupaten Lombok Barat mulai 14 Januari 2016 sampai tanggal 18 Februari

2016. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam 2 siklus dengan alokasi

waktu pada siklus I enam kali pertemuan dan di pertemuan ke enam di

adakan evaluasi dan sedangkan pada siklus II lima kali pertemuan dan di

pertemuan ke lima diadakan evaluasi.

Sebelum peneliti melakukan PTK pada siswa kelas IV SDN 1 Bajur,

Nilai rata-rata IPA siswa adalah 57,8 dengan jumlah siswa yang tuntas 11 dari

36 orang siswa dengan persentase ketuntasan klasikal 30,5 %. Untuk lebih

jelasnya daftar nilai siswa sebelum melakukan penelitian dapat dilihat pada

tabel berikut.

No. Aspek Yang Diperhatikan Keterangan

1 Jumlah siswa yang mengikuti tes 35

2 Nilai tertinggi 90

3 Nilai terendah 30

4 Jumlah nilai 20150

5 Rata-rata kelas 57,8

6 Jumlah siswa yang tuntas 11

7 Jumlah siswa yang tidak tuntas 25

8 Persentase ketuntasan 30,5

15

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebelum melakukan PTK siswa yang

mencapai KKM dengan nilai ≥ 70 adalah 11 siswa. Hal ini disebabkan oleh

beberapa faktor, yaitu diantaranya adalah siswa malas dan kurang bersemangat

dalam belajar akibatnya banyak siswa yang mengantuk, kurang termotivasi, dan

menganggap pelajaran IPA itu membosankan.

Dalam pembelajran Discovery siswa mengaitkan pengetahuan awal atau

pengalaman yang dimilikinya dengan materi dengan melakukan tanya jawab

kepada siswa, selanjutnya guru membangun kembali pengetahuan siswa dengan

melakukan diskusi kelompok dalam pengamatan sederhana, yang nantinya

setelah selesai melakukan pengamatan seluruh siswa akan berdiskusi dengan

anggota kelompoknya untuk bersama-sama menarik kesimpulan dari pengamatan

sederhana yang telah mereka lakukan.

Selain itu, menurut Wilcox dalam Samatowa (2014: 281), dalam

pembelajaran Discovery (penemuan) siswa didorong untuk belajar sebagian besar

melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dangan konsep dan prinsip. Sedangkan

menurut Bruner dalam Samatowa 014: 281), pengertian pembelajaran Discovery

adalah pembelajaran yang mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan dan

menarik kesimpulan dari prinsip-prinsip umum.

Dengan demikian berdasarkan hasil pemahaman dan teori ahli maka

dalam penelitian tindakan kelas ini terlihat adanya peningkatan hasil belajar

sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan Pembelajaran Discovery dapat

meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN 1 Bajur, Kecamatan

Labuapi Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun

Pelajaran 2015/2016.

E. Kesimpuln Dan Saran

Kesimpulan

Penerapan pembelajaran Discovery dapat meningkatkan hasil belajar IPA

siswa kelas IV SDN 1 Bajur, Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat

16

Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun Pelajaran 2015/2016. Karena dalam

pembelajaran Discovery menekankan bahwa siswa belajar berdasarkan

penemuan, artinya siswa didorong untuk belajar sendiri melalui percobaan-

percobaan sederhana dan kegiatan aktif yang mereka lakukan di bawah

bimbingan guru. Peningkatan hasil belajar siswa terlihat dari adanya peningkatan

nilai rata-rata sebelum melakukan penelitian yaitu 57,8 (berdasarkan nilai ujian

Semester I) menjadi 73 pada hasil evaluasi tes hasil belajar siklus II, dengan

peningkatan dari sebelum melakukan penelitian hingga siklus II sebesar 15,2.

Peningkatan yang signifikan juga dapat dilihat dari gain ternormalisasi <g>

sebesar 0,684 yang berkategori “Sedang”. Oleh karena itu berdasarkan

penjabaran diatas maka dapat di simpulkan bahwa penerapan pembelajaran

Discovery dapat meningkatkan hasil belajar IPA.

Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan oleh peneliti dari hasil penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Diharapkan kepada guru kelas IV SDN 1 Bajur mendapatkan

pengalaman baru dengan melaksanakan pembelajaran di dalam kelas dan

menerapkan pembelajaran Discovery pada matapelajaran IPA khususnya

pada materi “Gaya” untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi Sekolah

Diharapkan kepada pihak sekolah yakni kepala sekolah sebagai

pengambil kebijakan hendaknya dapat menginstrusikan kepada seluruh guru

untuk dapat menggunakan pembelajaran yang menarik dalam proses

pembelajaran.

3. Peneliti Lain

Kepada peneliti lain, diharapkan dapat mengembangkan lebih lanjut

penelitian yang serupa untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan di

Indonesia.

17

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Anitah S. W., Siti Julaeha., Wardani. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Arikunto Suharsimi., Suhardjono., Supardi. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT

Bumi Aksara.

Aqib, 2010. Penelitan Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB dan TK. Bandung: Yrama

Widya.

Dwi, 2013. Rumus Skala Likert. http://semuailmubisa.blogspot.co.id/2013/12/skala

likert.html/ (diunduh Bulan Desember 2013).

Harminingsih, 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar. http://

harminingsih.blogspot.co.id/2008/08/faktor-faktor-yang mempengaruhi-hasil.html/

(diunduh tanggal 1 Agustus 2008).

Hermawan A.H., Rudi Susilana., Siti Julaeha., Wina Sanjaya. 2010. Pengembangan

Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Himmaturrosida, 2015. Penerapan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,

Interest, Assessment, Satisfaction) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa

Kelas III Semester II SDN Lendang Ara Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Mataram. (Skripsi tidak diterbitkan).

Himit, 2014. Definisi Hasil Belajar Menurut Para Ahli. https://

himitsuqalbu.wordpress.com/2014/03/21/definisi-hasil belajarmenurut-para-ahli/

(diunduh tanggal 21 Maret 2014)

Hosnan, 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21.

Bandung: Ghalia Indonesia.

Kurniawan, Annas. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis ProyekTerhadap

Keterampilan Berpikir Kritis Dan Sikap Terkait Sains Siswa SMP.

http://www.cendikia.com. Diakses tanggal 19 maret 2015

Lestari H.M., Agus Taufik., Puji Lestari Prianto. 2007. Pendidikan Anak di SD. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Mustajab, 2013. Penerapan Metode Discovery Pada Pembelajaran IPA Untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas V Semester 2 SDN BEBAK Tahun

Pelajaran 2012.2013. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas

Mataram. (Skripsi tidak diterbitkan).

18

Nurkancana, W., Sunartana. 1990. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional.

Raeza Fathoni, 2015. Penerapan Model Desain Pembelajaran Bermakna (Meaningful

Instructional Design) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Di Kelas

IV SDN 2 Terong Tawah Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan. Universitas Mataram. (Skripsi tidak diterbitkan).

Purwanto. 2014. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Samani,. Muchlas. 2010. Menggagas Pendidikan Bermakna Integrasi Life skill-KBK-MBS.

Surabaya: SIC

Samatowa Usman. 2011. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT INDEKS

Samuel S.L., Ricky Alnoid Nggili. 2013. Asyiknya Penelitian Ilmiah dan Penelitian

Tindakan Kelas. Surabaya: C.V ANDI.

Sora, 2011. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

http://save4your.blogspot.co.id/2011/06/pengertian-ilmu-pengetahuan-alam-

dan.html/ (diunduh tanggal 6 Juni 2011).

Sudarti, 2014. Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar IPA Dengan Metode

Pembelajaran Discovery Pada Siswa Kelas III MI MA’ARIF NGARGOSOKO

SRUMBUNG MAGELANG. Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Sudjana N. 2014. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

2014. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

, 2014. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suryanto A., dkk., 2009. Evaluasi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Winataputra U.S., 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Departeman Pendidikan

dan Kebudayaan.