penerapan pembelajaran kooperatif tipe talking …repository.uir.ac.id/1373/1/nike...

114
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DENGAN MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS VIID SMP IT SYAHRUDDINIYAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan diajukan oleh Nike Asmara NPM. 126510099 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM RIAU PEKANBARU 2019

Upload: truongthien

Post on 30-Jun-2019

215 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DENGAN MENGGUNAKAN HANDOUT

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS VIID SMP IT SYAHRUDDINIYAH

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk

mencapai gelar Sarjana Pendidikan

diajukan oleh

Nike Asmara

NPM. 126510099

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU PEKANBARU

2019

Page 2: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis
Page 3: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis
Page 4: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

i

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DENGAN MENGGUNAKAN HANDOUT

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS VIId SMP IT SYAHRUDDINIYAH

TAHUN AJARAN 2016/2017

NIKE ASMARA NPM. 126510099

Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi. FKIP. Universitas Islam Riau.

Pembimbing Utama: Dra. Suryanti, M.Si S.Pd. Pembimbing Pendamping: Mellisa, S.Pd., M.Pd

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan kognitif biologi siswa

kelas VIId SMP IT Syahruddiniyah Tahun Ajaran 2016/2017 dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dengan menggunakan handout yang dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2017 sampai 24 Mei 2017 di kelas VIId SMP IT Syahruddiniyah Tahun Ajaran 2016/2017 yang berjumlah 24 orang siswa dengan 24 orang siswa perempuan. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Parameter yang diukur adalah Kemampuan kognitif siswa berupa daya serap dan ketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis data dilakukan secara deskriptif untuk meningkatkan daya serap dan ketuntasan belajar siswa untuk nilai PPK (Kognitif). Daya serap nilai PPK siswa sebelum Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 78,29% meningkat pada siklus I menjadi 80,13% dan pada siklus II meningkat menjadi 92,07%. Ketuntasan klasikal nilai PPK siswa sebelum PTK 66,67% meningkat pada siklus I menjadi 91,67% dan pada siklus II meningkat menjadi 100%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan kooperatif tipe Talking Stick dengan menggunakan handout dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa kelas VIId SMP IT Syahruddiniyah Tahun Ajaran 2016/2017

Kata Kunci: Model Kooperatif tipe Talking Stick, Handout Kognitif

Page 5: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

ii

THE APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING TYPE TALKING STICK BY USING HANDOUT TO COGNITIVE

ABILITY BIOLOGY STUDENT OF VIId CLASS SMP IT SYAHRUDDINIYAH ACADEMIC YEAR 2016/2017

NIKE ASMARA NPM. 126510099

Final Project. Biology Study Program. Faculty of Education and Teaching.

Islamic University of Riau Advisor: Dra. Suryanti, M.Si S.Pd. Co Advisor: Mellisa, S.Pd., M.Pd

ABSTRACT

The purpose of this study to know cognitive ability of Biology of grade students of

VIId SMP IT Syahruddiniyah Academic Year 2017/2018 with the application of cooperative learning type Talking Stick and handout on 22 March, 2017 until May 24, 2016 of grade VIId students of SMP IT Syahruddiniyah Academic Year 2016/2017 which amounts to 24 students consist of 24 female students. This research is a Classroom Action Research (CAR). Parameters measured are student cognitive ability in the form of absorption and mastery learning students that consist of individual mastery and classical. The data were analyzed descriptively to determine the absorption and mastery learning students to the value ofknowledge understanding of the concept(Cognitive)and the value of scientific performance (Psychomotor). Absorption value of knowledge understanding of the conceptstudents before the Classroom Action Research (CAR) 78,29% increase in the first cycle to 80,13% % and the second cycle had increased to 92,07%.Classical completeness value ofknowledge understanding of the concept students before CAR 66,67% increase in the first cycle to 91,67% and the second cycle had increased to 100%.. Based on the research results it can be type talking stick by using handout to result of cognitive learning biology student of viid class smp it syahruddiniyah academic year 2016/2017.

Keywords: Cooperative Learning Type Talking Stick, Handout, Cognitive

Page 6: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga Penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul: “Penerapan Pembelajaran

Kooperatif Tipe Talking Stick dengan menggunakan Handout terhadap

Kemampuan Kognitif Biologi Siswa Kelas VIId SMP IT Syahruddiniyah Tahun

Pelajaran 2016/2017”. Adapun penulisan skripsi ini untuk memenuhi salah satu

syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Islam Riau.

Penyelesaian skripsi ini tentunya berkat bimbingan, bantuan dan dukungan

yang sangat berharga dari berbagai pihak, oleh karena itu Penulis ingin

menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Bapak

Dra. Suryanti , M.Si selaku pembimbing utama dan Ibu Mellisa, S. Pd., M.Pd

selaku pembimbing pendamping yang telah memberikan masukan dan arahan

dalam penyelesaian skripsi ini. Serta Penulis ucapkan terimakasih banyak kepada

Bapak dan Ibu dosen program Studi Pendidikan Biologi lainnya yang telah

memberikan bekal ilmu pengetahuan selama mengikuti perkuliahan dan selalu

mengarahkan Penulis kepada penelitian yang lebih baik agar penyusunan skripsi

ini selesai tepat waktu.

Penulis memperoleh berbagai bantuan dan dukungan yang sangat berharga

dari semua pihak dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, Penulis ingin

menyampaikan penghargaan, rasa hormat, terima kasih yang setulus-tulusnya

kepada Bapak Prof. Dr. H. Detri Karya, S.E., M.A selaku Rektor Universitas

Islam Riau, Bapak Drs. Alzaber, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Islam Riau, Ibu Dr. Sri Amnah, M.Si selaku Wakil Dekan

Bidang Akademik, Bapak Dr. Sudirman Shomari, M.Ed selaku Wakil Dekan

Bidang Administrasi dan Keuangan, Bapak H. Muslim, S.Kar., M.Sn selaku

Wakil Akademik Bidang Kemahasiswaan, Ibu Laili Rahmi, S.Pd., M.Pd selaku

Ketua Program Studi Pendidikan Biologi, serta Bapak Kepala Tata Usaha dan

Page 7: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

iv

Bapak/ Ibu Staf Tata Usaha Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Islam Riau.

Terimakasih kepada Bapak Yanuar Istanto, S.Pd, Si Kepala SMP IT

Syahruddiniyah Sungai pagar yang telah memberikan izin kepada Penulis untuk

melakukan penelitian dalam penyelesaian skripsi ini, Ibu Yuliana, S. Pd selaku

Guru Biologi yang telah memberi izin dan membantu Penulis dalam

menyelesaikan penelitian ini dan seluruh staf guru, karyawan serta semua Siswa/

Siswi SMP IT Syahruddiniyah Sungai pagar yang telah berpartisipasi dan

membantu Penulis dalam penelitian.

Terimakasih kepada keluarga tercinta terutama untuk Ayahanda tercinta

Asmara dan Ibunda Yeni tercinta yang tiada henti memberikan kasih sayang,

do’a, motivasi dan semangat disaat Penulis merasakan bosan dan putus asa dalam

menyelesaikan skripsi ini dan tiada henti-hentinya memberikan dukungan kepada

Penulis baik secara moril dan materi, sehingga Penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan segala keterbatasan yang Penulis miliki.

Teruntuk kakak dan adikku Rara Notavia dan Fitri Handayani serta

seluruh keluarga besar Penulis yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu

yang tidak pernah berhenti memberikan kasih sayang yang luar biasa sehingga

Penulis mampu menyelesaikan tugas akhir ini. Untuk sahabat terbaik dan tercinta

yang selalu ada dalam suka dan duka Oki Arisandi, Istiqomah, Yesi Casela. Serta

untuk sahabat yang lainnya yang selalu memberikan semangat dan dukungan

Gustri Nengsih. kemudian untuk teman seperjuangan seluruh Mahasiswa/

Mahasiswi Biologi Angkatan 2012 terutama teman-teman kelas B semoga cerita

serta kenangan indah selama perkuliahan takkan terlupakan. Dan terakhir untuk

Almamater tercinta, dengan jas warna biru favorit Penulis dengan suasana kampus

madaninya yang asri, Universitas Islam Riau segala kenangan indah, ilmu, dan

pengalaman yang di dapat akan selalu tersimpan dalam memori ingatan dan jiwa.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan dengan

balasan yang lebih baik.

Page 8: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

v

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan kerendahan hati Penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan

penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita

semua.

Pekanbaru, Desember 2017

Nike Asmara

Page 9: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

vi

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ...................................................................................................... i ABSTRACT .................................................................................................... ii KATA PENGANTAR .................................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................... vi DAFTAR TABEL........................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR .....................................................................................xi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 1.2 Identifikasi Masalah .......................................................................... 3 1.3 Pembatasan Masalah ......................................................................... 4 1.4 Rumusan Masalah ............................................................................. 4 1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 4

1.5.1 Tujuan Penelitian ..................................................................... 4 1.5.2 Manfaat Penelitian ................................................................... 5

1.6 Definisi Istilah Judul ......................................................................... 5

BAB 2. TINJAUAN TEORI 2.1 Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sains ........................... 6 2.2 Pendekatan Inkuiri dalam Pembelajaran Sains ................................. 7 2.3 Paradigma Pembelajaran IPA Biologi .............................................. 10 2.4 Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ..................................................... 11 2.5 Hasil Belajar ..................................................................................... 16

2.5.1 Hasil Belajar Kognitif ............................................................ 17 2.5.2 Hasil Belajar Psikomotorik .................................................... 18

2.6Hubungan Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Peningkatan Hasil Belajar ................................................................ 20

2.7Penelitian yang Relevan .................................................................... 21

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 23

Page 10: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

vii

3.2 Subjek Penelitian ............................................................................. 23 3.3 Metode dan Desain Penelitian ........................................................ 23 3.3.1 Metode Penelitian ................................................................... 23 3.3.2 Desain Penelitian .................................................................... 24 3.4 Prosedur Penelitian .......................................................................... 25 3.4.1 Tahap Perencanaan ................................................................. 25 3.4.2 Tahap Pelaksanaan .................................................................. 25

3.4.3 Tahap Evaluasi ....................................................................... 28 3.4.4 Tahap Refleksi ........................................................................ 28 3.4.5 Tahap Perencanaan Tindakan Lanjut ..................................... 28

3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 29 3.5.1 Perangkat Pembelajaran Guru ................................................ 29 3.5.2 Intrument Pengumpulan Data ................................................ 30

3.6 Teknik Analiasa Data ....................................................................... 30 3.6.1 Teknik Pengolahan Data Hasil Belajar Siswa ........................ 30

3.6.1.1Pengolahan Data Hasil Belajar PPK (Kognitif) .......... 30 3.6.1.2 Pengolahan Data Hasil Belajar KI (Psikomotorik) .... 31

3.6.2Teknik Analissis Data Deskriptif ............................................ 31

BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Hasil Penelitian .............................................................. 33

4.1.1 Paparan Data Hasil Penelitian ............................................... 33 4.1.2 Analisis Data Hasil Penelitian Sebelum PTK ....................... 54

4.1.2.1Analisis Data Hasil Belajar PPK(Kognitif) Sebelum PTK ........................................................... 54

4.1.2.2Analisis Data Hasil Belajar KI (Psikomotorik) Sebelum PTK ......................................................................................... 55

4.1.3 Analisis Data Hasil Penelitian Pada Siklus I......................... 56 4.1.3.1 Analisis Data Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK (Kognitif)Pada Siklus I ................................................................................. 56 4.1.3.2 Analisis Data Ketuntasan Individualdan

Ketuntasan Klasikal Nilai KI (Psikomotorik) Pada Siklus I ..................................................................... 64

4.1.3.3 Refleksi Siklus I ....................................................... 70 4.1.4 Analisis Data Hasil Penelitian Pada Siklus II ...................... 73

4.1.4.1 Analisis Data Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK(Kognitif)Pada Siklus II ................................................................................ 73 4.1.4.2 Analisis Data Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai KI(Psikomotorik) Pada Siklus II ................................................................................ 84 4.1.4.3 Refleksi Siklus II..................................................... 89

4.2 Perbandingan Data Hasil Belajar Sebelum dan Setelah PTK Siklus I dan Siklus II .................................................................... 90

4.2.1 Perbandingan Hasil Belajar Nilai PPK (Kognitif)Sebelum

Page 11: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

viii

danSetelah PTK Siklus I dan Siklus II ................................. 90 4.2.2 Perbandingan Hasil Belajar Nilai KI(Psikomotorik)

Sebelum dan Setelah PTK Siklus I dan Siklus II ................. 91 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 92

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 98 5.2 Saran ................................................................................................ 98

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... . 100 LAMPIRAN ................................................................................................... 103

Page 12: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

ix

DAFTAR TABEL

No Judul Tabel Halaman 1. Tahapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing .............................................. 13 2. Kata Kerja yang Berorientasi Perilaku pada Ranah Kognitif .................. 18 3. Kata Kerja yang Berorientasi Perilaku pada Ranah Psikomotorik .......... 19 4. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ............................. 26 5. Interval dan Kategori Daya Serap Siswa .................................................. 32 6. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK

(Kognitif) Siswa Sebelum PTK ............................................................... 54 7. Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai KI (Psikomotorik)

Siswa Sebelum PTK ................................................................................. 55 8. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan KlasikalNilai PPK

(Kognitif) Siswa pada Siklus I Berdasarkan Nilai Kuis ........................... 57 9. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan KlasikalNilai PPK

(Kognitif) Siswa pada Siklus I Berdasarkan Nilai LKPD 2a .................... 60 10. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan KlasikalNilai PPK

(Kognitif) Siswa pada Siklus I Berdasarkan Nilai PR .............................. 61 11. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan KlasikalNilai PPK

(Kognitif) Siswa pada Siklus I Berdasarkan Nilai Ulangan Harian.......... 62 12. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan KlasikalNilai PPK

(Kognitif) Siswa pada Siklus I .................................................................. 63 13. Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai KI (Psikomotorik)

Siswa pada Siklus I Berdasarkan Nilai Portofolio (Laporan Pengamatan) .............................................................................. 64

14. Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai KI (Psikomotorik) Siswa pada Siklus I Berdasarkan Nilai Portofolio (LKPD) ...................... 66

15. Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai KI (Psikomotorik) Siswa pada Siklus I Berdasarkan Nilai Unjuk Kerja (Diskusi Kelompok,

Presentasi Kelompok, dan Pengamatan) ................................................... 68 16. Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai KI (Psikomotorik)

Siswa pada Siklus I ................................................................................... 70 17. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan KlasikalNilai PPK

(Kognitif) Siswa pada Siklus II Berdasarkan Nilai Kuis .......................... 74 18. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK

Page 13: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

x

(Kognitif) Siswa pada Siklus II Berdasarkan Nilai LKPD 5 dan LKPD 6 ................................................................................ 76

19. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan KlasikalNilai PPK (Kognitif) Siswa pada Siklus II Berdasarkan Nilai PR ............................. 78

20. Perbandingan Daya Serap, Ketuntasan Individual, dan Ketuntasan Klasikal Nilai PRSiswa antaraSiklus I dan Siklus II ................................ 79

21. Daya Serap, Ketuntasan Individual, dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK (Kognitif) Siswa pada Siklus II Berdasarkan Nilai Ulangan Harian ........ 81

22. Perbandingan Daya Serap, Ketuntasan Individual, dan Ketuntasan Klasikal Nilai Ulangan HarianSiswa antaraSiklus I dan Siklus II ............ 82 23. Daya Serap, Ketuntasan Individual, dan Ketuntasan Klasikal Nilai

PPK(Kognitif) Siswa pada Siklus II ......................................................... 84 24. Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai KI (Psikomotorik)

Siswa pada Siklus II Berdasarkan Nilai Portofolio (Laporan Pengamatan) .............................................................................. 85

25. Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai KI (Psikomotorik) Siswa pada Siklus II Berdasarkan Nilai Portofolio (LKPD) .................... 85

26. Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai KI (Psikomotorik) Siswa pada Siklus II Berdasarkan Nilai Unjuk Kerja(Diskusi Kelompok, Presentasi Kelompok, dan Pengamatan) ................................................... 86

27. Ketuntasan Individual dan Ketutasan Klasikal Nilai KI (Psikomotorik) Siswa pada Siklus II .................................................................................. 88

28. Perbandingan Hasil BelajarPPK (Kognitif)Siswa antaraSebelum dan Setelah PTK Siklus I dan Siklus II ........................................................................ 90

29. Perbandingan Hasil BelajarKI(Psikomotorik) Siswa antaraSebelum dan Setelah PTK Siklus I dan Siklus II ..................................................... 91

Page 14: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

xi

DAFTAR GAMBAR

No Judul Gambar Halaman 1. Desain Penelitian Tindakan Kelas ............................................................ 24 2. Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK Siswa pada Siklus I Berdasarkan Nilai Kuis ........................... 58 3. Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal Nilai KI (Psikomotorik) pada Siklus I Berdasarkan Nilai Portofolio (Laporan Pengamatan) .............................................................................. 65 4. Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal Nilai KI(Psikomotorik) pada Siklus I Berdasarkan Nilai Portofolio (LKPD) ..................................................................................................... 67 5. Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal Nilai KI (Psikomotorik) pada Siklus I Berdasarkan Nilai Unjuk Kerja ...................................................................................................... 69 6. Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK (Kognitif) Siswa pada Siklus II Berdasarkan Nilai Kuis .................................................................................................................. 75 7. Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK (Kognitif) Siswa pada Siklus II Berdasarkan Nilai LKPD ............................................................................................................... 77 8. Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal Untuk Nilai PR1pada Siklus I dan PR 2 pada Siklus II ............................ 80 9. Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal Untuk Nilai Ulangan Harian 1 pada Siklus I dan Ulangan Harian 2 pada Siklus II ............................................................................................ 83 10. Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal Nilai KI (Psikomotorik) pada Siklus II Berdasarkan Nilai Unjuk Kerja ...................................................................................................... 87 11. Perbandingan Hasil Belajar PPK (Kognitif)Siswa antara Sebelum

dan Setelah PTK Siklus I dan Siklus II ..................................................... 91 12. Perbandingan Hasil Belajar KI (Psikomotorik) Siswa antara Sebelum

dan Setelah PTK Siklus I dan Siklus II .................................................... 92

Page 15: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

xii

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Lampiran Halaman 1. Jadwal Kegiatan Penelitian ....................................................................... 103 2. Standar Isi ................................................................................................. 104 3. Silabus Pembelajaran ................................................................................ 105 4. Format Penilaian Diskusi Kelompok (Unjuk Kerja)................................. 114 5. Format Penilaian Presentasi Kelompok (Unjuk Kerja)............................. 116 6. Format Penilaian Pengamatan (Unjuk Kerja) ........................................... 119 7. Format Penilaian Laporan Pengamatan (Portofolio) ................................ 121 8. Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal dari Nilai PPK(Kognitif)

Siswa Sebelum PTK ................................................................................. 123 9. Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal dari Nilai KI (Psikomotorik)

Siswa Sebelum PTK ................................................................................. 124 10. Kemampuan Akademik Siswa Berdasarkan Daya Serap dan Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum PTK ................................................. 125 11. Pembentukan Kelompok Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berdasarkan Kemampuan Akedemik dan JenisKelamin .......................... 126 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sosialisasi 1 .......................... 123 13. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sosialisasi 2 .......................... 126 14. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) Sosialisasi 2 ............................. 131 15. Kuis Soslialisasi II .................................................................................... 137 16. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 1Siklus I ............. 139 17. Lembar Kegiatan Peserta Didik 1(LKPD 1) Pertemuan 1 Siklus I .......... 144 18. Format Laporan Pengamatan .................................................................... 150 19. Kuis 1 Pertemuan 1 Siklus I ...................................................................... 151 20. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 2 Siklus I ............ 153 21. Lembar Kegiatan Peserta Didik 2 (LKPD 2) Pertemuan 2Siklus I .......... 158 22. Format Laporan Pengamatan .................................................................... 168 23. Kuis 2 Pertemuan 2 Siklus I ...................................................................... 169 24. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 3 Siklus I ............ 171 25. Lembar Kegiatan Peserta Didik 3(LKPD 3) Pertemuan 3 Siklus I .......... 176 26. Format Laporan Pengamatan ................................................................... 182 27. Kuis 3 Pertemuan 3 Siklus I ...................................................................... 183 28. Pekerjaan Rumah 1(PR 1) Pertemuan 3 Silus I ........................................ 185

Page 16: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

xiii

29. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 4Siklus I ............. 188 30. Kisi-kisi Soal Ulangan Harian Siklus I ..................................................... 191 31. Soal Ulangan Harian dan Kunci Jawaban Siklus I ................................... 200 32. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai Kuis 1 Pertemuan 1 Siklus I ........................................ 208 33. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai Kuis 2 Pertemuan 2 Siklus I ........................................ 210 34. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai Kuis 3 Pertemuan 3 Siklus I ........................................ 212 35. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Rata-rata Nilai Kuis Siklus I ................................................ 214 36. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai LKPD 2a Pengamatan II Pertemuan 2 Siklus I ........... 216 37. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai PR 1 Pertemuan 3 Siklus I .......................................... 218 38. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai UH 1 Pertemuan 4 Siklus I ......................................... 220 39. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai PPK (Kognitif) Setelah PTK pada Siklus I ................. 222 40. Nilai Portofolio (Laporan Pengamatan 1) Pertemuan 1 pada Siklus I .............................................................................................. 225 41. Nilai Portofolio (Laporan Pengamatan 2) Pertemuan 2 pada Siklus I .............................................................................................. 227 42. Nilai Portofolio (Laporan Pengamatan 3) Pertemuan 3 pada Siklus I .............................................................................................. 229 43. Rata-rata Nilai Portofolio (Laporan Pengamatan) Siklus I ...................... 231 44. Nilai Portofolio (LKPD 1) Pertemuan 1 pada Siklus I ............................. 233 45. Nilai Portofolio (LKPD 2b Pengamatan I) Pertemuan 2 pada Siklus I .............................................................................................. 235 46. Nilai Portofolio (LKPD 3) Pertemuan 3 pada Siklus I ............................. 237 47. Rata-rata Nilai Portofolio (LKPD) Siklus I ............................................. 239 48. Rata-rata Nilai Portofolio (Laporan Pengamatan dan LKPD)

Siklus I ...................................................................................................... 241 49. Nilai Unjuk Kerja (UK) 1 Pertemuan 1 Siklus I ....................................... 243 50. Nilai Unjuk Kerja (UK) 2 Pertemuan 2 Siklus I ....................................... 246 51. Nilai Unjuk Kerja (UK) 3 Pertemuan 3 Siklus I ....................................... 249 52. Rata-rata Nilai Unjuk Kerja (UK) Siklus I ............................................... 252 53. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan

Nilai KI (Psikomotorik) Setelah PTK pada Siklus I ................................. 254 54. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 5 Siklus II ........... 257 55. Lembar Kegiatan Peserta Didik 4 (LKPD 4) Pertemuan 5 Siklus II ........ 262 56. Format Laporan Pengamatan .................................................................... 269 57. Kuis 4 Pertemuan 5 Siklus II .................................................................... 270 58. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 6 Siklus II ........... 272 59. Lembar Kegiatan Peserta Didik 5(LKPD 5) Pertemuan 6 Siklus II ......... 277

Page 17: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

xiv

60. Kuis 5 Pertemuan 6 Siklus II .................................................................... 283 61. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 7 Siklus II ........... 285 62. Lembar Kegiatan Peserta Didik 6(LKPD 6) Pertemuan 7 Siklus II ......... 290 63. Kuis 6 Pertemuan 7 Siklus II .................................................................... 297 64. Pekerjaan Rumah 2 (PR 2) Pertemuan 7 Siklus II .................................... 299 65. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 8 Siklus II ........... 301 66. Kisi-kisi Soal Ulangan Harian Siklus II .................................................... 304 67. Soal Ulangan Harian dan Kunci Jawaban Siklus II .................................. 313 68. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai Kuis 4 Pertemuan 5 Siklus II ...................................... 321 69. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai Kuis 5 Pertemuan 6 Siklus II ...................................... 323 70. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai Kuis 6 Pertemuan 7 Siklus II ...................................... 325 71. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Rata-rata Nilai Kuis Siklus II ............................................... 327 72. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai LKPD 5 Pertemuan 6 Siklus II ................................... 329 73. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai LKPD 6 Pertemuan 7 Siklus II ................................... 331 74. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Rata-rata Nilai LKPD Siklus II ............................................ 333 75. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai PR 2 Pertemuan 7 Siklus II ......................................... 335 76. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai UH 2 Pertemuan 8 Siklus II ........................................ 337 77. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai PPK (Kognitif) Setelah PTK pada Siklus II ............... 339 78. Nilai Portofolio (Laporan Pengamatan 4) Pertemuan 5 pada Siklus II ............................................................................................ 342 79. Nilai Portofolio (LKPD 4) Pertemuan 5 pada Siklus II ............................ 344 80. Rata-rata Nilai Portofolio (Laporan Pengamatan dan LKPD) Siklus II ..................................................................................................... 346 81. Nilai Unjuk Kerja (UK) 4 Pertemuan 5 Siklus II...................................... 348 82. Nilai Unjuk Kerja (UK) 5 Pertemuan 6 Siklus II...................................... 351 83. Nilai Unjuk Kerja (UK) 6 Pertemuan 7 Siklus II...................................... 354 84. Rata-rata Nilai Unjuk Kerja (UK) Siklus II ............................................. 357 85. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai KI(Psikomotorik) Setelah PTK pada Siklus II ............ 359

Page 18: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga Penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul: “Penerapan Pembelajaran

Kooperatif Tipe Talking Stick dengan menggunakan Handout terhadap

Kemampuan Kognitif Biologi Siswa Kelas VIId SMP IT Syahruddiniyah Tahun

Pelajaran 2016/2017”. Adapun penulisan skripsi ini untuk memenuhi salah satu

syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Islam Riau.

Penyelesaian skripsi ini tentunya berkat bimbingan, bantuan dan dukungan

yang sangat berharga dari berbagai pihak, oleh karena itu Penulis ingin

menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Bapak

Dra. Suryanti , M.Si selaku pembimbing utama dan Ibu Mellisa, S. Pd., M.Pd

selaku pembimbing pendamping yang telah memberikan masukan dan arahan

dalam penyelesaian skripsi ini. Serta Penulis ucapkan terimakasih banyak kepada

Bapak dan Ibu dosen program Studi Pendidikan Biologi lainnya yang telah

memberikan bekal ilmu pengetahuan selama mengikuti perkuliahan dan selalu

mengarahkan Penulis kepada penelitian yang lebih baik agar penyusunan skripsi

ini selesai tepat waktu.

Penulis memperoleh berbagai bantuan dan dukungan yang sangat berharga

dari semua pihak dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, Penulis ingin

menyampaikan penghargaan, rasa hormat, terima kasih yang setulus-tulusnya

kepada Bapak Prof. Dr. H. Detri Karya, S.E., M.A selaku Rektor Universitas

Islam Riau, Bapak Drs. Alzaber, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Islam Riau, Ibu Dr. Sri Amnah, M.Si selaku Wakil Dekan

Bidang Akademik, Bapak Dr. Sudirman Shomari, M.Ed selaku Wakil Dekan

Bidang Administrasi dan Keuangan, Bapak H. Muslim, S.Kar., M.Sn selaku

Wakil Akademik Bidang Kemahasiswaan, Ibu Laili Rahmi, S.Pd., M.Pd selaku

Ketua Program Studi Pendidikan Biologi, serta Bapak Kepala Tata Usaha dan

Page 19: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

iv

Bapak/ Ibu Staf Tata Usaha Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Islam Riau.

Terimakasih kepada Bapak Yanuar Istanto, S.Pd, Si Kepala SMP IT

Syahruddiniyah Sungai pagar yang telah memberikan izin kepada Penulis untuk

melakukan penelitian dalam penyelesaian skripsi ini, Ibu Yuliana, S. Pd selaku

Guru Biologi yang telah memberi izin dan membantu Penulis dalam

menyelesaikan penelitian ini dan seluruh staf guru, karyawan serta semua Siswa/

Siswi SMP IT Syahruddiniyah Sungai pagar yang telah berpartisipasi dan

membantu Penulis dalam penelitian.

Terimakasih kepada keluarga tercinta terutama untuk Ayahanda tercinta

Asmara dan Ibunda Yeni tercinta yang tiada henti memberikan kasih sayang,

do’a, motivasi dan semangat disaat Penulis merasakan bosan dan putus asa dalam

menyelesaikan skripsi ini dan tiada henti-hentinya memberikan dukungan kepada

Penulis baik secara moril dan materi, sehingga Penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan segala keterbatasan yang Penulis miliki.

Teruntuk kakak dan adikku Rara Notavia dan Fitri Handayani serta

seluruh keluarga besar Penulis yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu

yang tidak pernah berhenti memberikan kasih sayang yang luar biasa sehingga

Penulis mampu menyelesaikan tugas akhir ini. Untuk sahabat terbaik dan tercinta

yang selalu ada dalam suka dan duka Oki Arisandi, Istiqomah, Yesi Casela. Serta

untuk sahabat yang lainnya yang selalu memberikan semangat dan dukungan

Gustri Nengsih. kemudian untuk teman seperjuangan seluruh Mahasiswa/

Mahasiswi Biologi Angkatan 2012 terutama teman-teman kelas B semoga cerita

serta kenangan indah selama perkuliahan takkan terlupakan. Dan terakhir untuk

Almamater tercinta, dengan jas warna biru favorit Penulis dengan suasana kampus

madaninya yang asri, Universitas Islam Riau segala kenangan indah, ilmu, dan

pengalaman yang di dapat akan selalu tersimpan dalam memori ingatan dan jiwa.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan dengan

balasan yang lebih baik.

Page 20: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

v

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan kerendahan hati Penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan

penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita

semua.

Pekanbaru, Desember 2017

Nike Asmara

Page 21: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

iii

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ...................................................................................................... i ABSTRAC ....................................................................................................... ii KATA PENGANTAR .................................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................... iv DAFTAR TABEL........................................................................................... v DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vii

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 1.2 Identifikasi Masalah .......................................................................... 4 1.3 Pembatasan Masalah ......................................................................... 4 1.4 Rumusan Masalah ............................................................................. 5 1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 5

1.5.1 Tujuan Penelitian ..................................................................... 5 1.5.2 Manfaat Penelitian ................................................................... 5

1.6 Definisi Istilah Judul ......................................................................... 6

BAB 2. TINJAUAN TEORI 2.1 Tinjauan Teori dan Hipotesis Tindakan………………………… 8

2.1.I Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sains .................. 8 2.1.2 Paradigma Pembelajaran IPA Biologi ............………………. 8

2.1.3 Pembelajaran Cooperatif Learning ......................................... 10 2.1.4 Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick ........................... 15 2.1.5 Handout ................................................................................... 16 2.1.6 Hasil Belajar ........................................................................... 17 2.1.7 Hubungan Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick

dengan Menggunakan Handout Terhadap Kemampuan Kognitif........................... ....................................................... 18

2.1.8 Penelitian yang Relevan .......................................................... 20

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 23 ................................................................................................................. 3.2 Subjek Penelitian ............................................................................. 23 3.3 Metode dan Desain Penelitian ........................................................ 23 3.4 Prosedur Penelitian .......................................................................... 26 3.4.1 Tahap Persiapan ...................................................................... 26 3.4.2 Tahap Pelaksanaan .................................................................. 26

Page 22: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

iv

3.4.3 Analisis.................................................................................... 28 3.4.4 Tahap Refleksi ........................................................................ 28 3.4.5 Tahap Perencanaan Tindakan Lanjut ...................................... 28

3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 28 3.5.1 Perangkat Pembelajaran .......................................................... 28 3.5.2 Intrument Pengumpulan Data ................................................. 29

3.6 Teknik Analiasa Data ........................................................................ 30 3.6.1 Teknik Pengolahan Data Hasil Belajar Siswa ......................... 30

3.6.1.1Pengolahan Data Hasil Belajar PPK (Kognitif) .......... 30 3.6.2Teknik Analissis Data Deskriptif ............................................. 30

BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskriptif Hasil Penelitian .............................................................. 33 4.1.1 Paparan Data Hasil Penelitian ............................................... 33 4.1.2 Analisis Deskriptif Data Hasil Penelitian Siklus I................. 34 4.1.3 Analisis Deskriptif Data Hasil Penelitian Siklus II ............... 42

4.2 Analisis Data Hasil Penelitian ......................................................... 48 4.2.1 Analisis Data Hasil Penelitian Sebelum PTK ....................... 48 4.2.1.1 Analisis Data Serap PPK Sebelum PTK ............................ 48 4.2.2 Analisis Data Hasil Penelitian Pada Siklus I ........................ 49

4.3 Analisis Data Hasil Penelitian Pada Siklus I..................................... 50 4.3.1 Analisis Daya Serap Siswa Untuk Nilai PPK Pada

Siklus I ................................................................................... 50 4.3.2 Penghargaan Kelompok Siklus I ............................................. 58 4.3.3 Refleksi Siklus I ...................................................................... 59

4.4 Analisis Deskriptif Data Hasil Penelitian Pada Siklus II .................. 61 4.4.1 Analisis Data Hasil Penelitian Pada Siklus II ......................... 61

4.4.2 Analisis Data Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK (Kognitif) Siklus II .............................. 61

4.4.3 Penghargaan Kelompok Siklus II ........................................... 72 4.4.4 Refleksi Siklus II ..................................................................... 73

4.5 Perbandingan Data Hasil Belajar Sebelum PTK dan Setelah PPK (Kognitif) Siklus I dan Siklus II ............................................... 74

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 75

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 84 5.2 Saran ................................................................................................ 84

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... . 85 LAMPIRAN ................................................................................................... 88

Page 23: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

v

DAFTAR TABEL

No Judul Tabel Halaman 1. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif.............................................. 12 2. Nilai Perkembangan Individu .................................................................. 13 3. Tingkatan Penghargaan Kelompok ........................................................... 13 4. Langkah-langkah Penerapan Teknik Talking Stick .................................. 26 5. Kategori Daya Serap Siswa ..................................................................... 31 6. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK

(Kognitif) Siswa Sebelum PTK ................................................................ 49 7. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK

(Kognitif) Siswa pada Siklus I Berdasarkan Nilai Kuis ........................... 50 8. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK

(Kognitif) Siswa pada Siklus I Berdasarkan Nilai LKPD ........................ 53 9. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan KlasikalNilai PPK

(Kognitif) Siswa pada Siklus I Berdasarkan Nilai PR .............................. 55 10. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK

(Kognitif) Siswa pada Siklus I Berdasarkan Nilai UB ............................ 56 11. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK

(Kognitif) Siswa pada Siklus I .................................................................. 57 12. Penghargaan Kelompok Siklus I ............................................................... 58 13. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK

(Kognitif) Siswa pada Siklus II Berdasarkan Nilai Kuis .......................... 61 14. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK

(Kognitif) Siswa pada Siklus II Berdasarkan Nilai LKPD ...................... 63 15. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK

(Kognitif) Siswa pada Siklus II Berdasarkan Nilai PR ............................. 65 16. Perbandingan Daya Serap Ketuntasan Individual dan Ketuntasan

Klasikal Nilai PR Siswa Antara Siklus I dan Siklus II ............................. 66 17. Daya Serap Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai

PPK Siswa Pada Siklus II Berdasarkan Nilai UB ..................................... 68 18. Perbandingan Daya Serap Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal

Nilai UB Siswa Antara Siklus I dan Siklus II ........................................... 68 19. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK

(Kognitif) Siswa pada Siklus II ................................................................. 71 20. Penghargaan Kelompok Siklus II ............................................................. 72 21. Perbandingan Hasil Belajar PPK (Kognitif) Siswa Antara Sebelum dan

Setelah PTK Siklus I dan Siklus II ........................................................... 73

Page 24: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

vi

DAFTAR GAMBAR

No Judul Gambar Halaman 1. Desain Penelitian Tindakan Kelas ............................................................. 25 2. Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK Siswa pada Siklus I Berdasarkan Nilai Kuis ............................ 52 3. Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK (Kognitif) Siswa pada Siklus I Berdasarkan Nilai

LKPD ......................................................................................................... 55 4. Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK (Kognitif) Siswa pada Siklus II Berdasarkan Nilai

Kuis............................................................................................................ 63 5. Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal Untuk Nilai PPK (Kognitif) Siswa pada Siklus II Berdasarkan

Nilai LKPD ................................................................................................ 65 6. Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal Untuk Nilai PR 1 pada Siklus I dan PR 2 pada Siklus II .......................... 68 7. Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal Untuk Nilai UB 1 pada Siklus I dan UB 2 pada Siklus II ......................... 71 8. Perbandingan Hasil Belajar PPK (Kognitif)Siswa antara Sebelum

dan Setelah PTK Siklus I dan Siklus II ..................................................... 75

Page 25: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

vii

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Lampiran Halaman 1. Jadwal Kegiatan Penelitian ....................................................................... 88 2. Standar Isi ................................................................................................. 89 3. Silabus Pembelajaran ................................................................................ 90 4. Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal dari Nilai PPK(Kognitif)

Siswa Sebelum PTK ................................................................................. 93 5. Kemampuan Akademik Siswa Berdasarkan Daya Serap dan Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum PTK ................................................. 95 6. Pembentukan Kelompok Pembelajaran Talking Stick Berdasarkan Kemampuan Akedemik dan Jenis Kelamin ......................... 96 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sosialisasi 1 .......................... 97 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sosialisasi 2 .......................... 99 9. Handout Sosialisasi 2 ................................................................................ 102 10. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) Sosialisasi 2 ............................. 109 11. Kuis Sosialisasi 2 ...................................................................................... 114 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 1Siklus I ............. 116 13. Handout Pertemuan 1 ............................................................................... 121 14. Lembar Kegiatan Peserta Didik 1(LKPD 1) Pertemuan 1 Siklus I .......... 128 15. Kuis 1 Pertemuan 1 Siklus I ...................................................................... 134 16. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 2 Siklus I ............ 137 17. Handout Pertemuan 2 ............................................................................... 141 18. Lembar Kegiatan Peserta Didik 2 (LKPD 2) Pertemuan 2 Siklus I ......... 151 19. Kuis 2 Pertemuan 2 Siklus I ...................................................................... 156 20. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 3 Siklus I ............ 158 21. Handout Pertemuan 3 ............................................................................... 162 22. Lembar Kegiatan Peserta Didik 3(LKPD 3) Pertemuan 3 Siklus I .......... 172 23. Kuis 3 Pertemuan 3 Siklus I ...................................................................... 177 24. Pekerjaan Rumah Pertemuan 3 Siklus I .................................................... 180 25. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 4 Siklus I ............ 185 26. Kisi-kisi Soal Ujian Blok Siklus I ............................................................. 189 27. Soal Ulangan Harian dan Kunci Jawaban Siklus I .................................. 197 28. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 5 Siklus II .......... 205 29. Handout Pertemuan 5 Siklus II ................................................................. 209 30. Lembar Kegiatan Peserta Didik Pertemuan 5 Siklus II ............................ 216 31. Kuis Pertemuan 5 Siklus II ...................................................................... 222 32. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 6 Siklus II ........... 224 33. Handout Pertemuan 6 ............................................................................... 229 34. Lembar Kegiatan Peserta Didik Pertemuan 6 Siklus II .......................... 233 35. Kuis Pertemuan 6 Siklus II ...................................................................... 239 36. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 7 Siklus II ........... 241 37. Handout Pertemuan 7 siklus II ................................................................. 245

Page 26: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

viii

38. Lembar Kegiatan Peserta Didik Pertemuan 7 Siklus II ............................ 250 39. Kuis Pertemuan 7 Siklus II ....................................................................... 256 40. Pekerjaan Rumah Pertemuan 7 Siklus II ................................................... 258 41. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 8 Siklus II ........... 263 42. Kisi-kisi Soal Ujian Blok Siklus II ............................................................ 267 43. Soal Ulangan Harian dan Kunci Jawaban Siklus II.................................. 276 44. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai LKPD 1 Pertemuan 1 Siklus I ..................................... 283 45. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai LKPD 2 Pertemuan 2 Siklus I .................................... 284 46. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai LKPD 3 Pertemuan 3 Siklus I ..................................... 285 47. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Rata-rata LKPD Siklus I ....................................................... 286 48. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai Kuis I Siklus I .............................................................. 287 49. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai Kuis 2 Siklus I ............................................................. 288 50. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai Kuis 3 Siklus I ............................................................. 289 51. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Rata-rata Kuis Siklus I.......................................................... 290 52. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai PR 1 Siklus I ............................................................... 291 53. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Berdasarkan Nilai UB 1 Pada Siklus I ...................................................... 292 54. Nilai Perkembangan Individu dan Penghargaan Kelompok Kuis I

siklus I ....................................................................................................... 293 55. Nilai Perkembangan Individu dan Penghargaan Kelompok Kuis 2

siklus I ....................................................................................................... 294 56. Nilai Perkembangan Individu dan Penghargaan Kelompok Kuis 3

siklus I ....................................................................................................... 295 57. Daya Serap dan Ketuntasan Individu Nilai PPK Siklus I ......................... 296 58. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Berdasarkan Nilai LKPD 5

Pertemuan 5 Siklus II ................................................................................ 298 59. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Berdasarkan Nilai LKPD 6

Pertemuan 6 Siklus II ................................................................................ 300 60. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Berdasarkan Nilai LKPD 7

Pertemuan 7 Siklus II ................................................................................ 302 61. Rata-rata LKPD Siklus II .......................................................................... 303 62. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Nilai

Kuis 5 Siklus II ......................................................................................... 305 63. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Nilai

Kuis 6 Siklus II ......................................................................................... 306 64. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Nilai

Kuis 7 Siklus II ......................................................................................... 307

Page 27: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

ix

65. Rata-rata Nilai Kuis Siklus ...................................................................... 308 66. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Nilai

PR 2 Siklus II ............................................................................................ 309 67. Daya Serap dan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Nilai

UB 2 Siklus II .......................................................................................... 310 68. Nilai Perkembangan Individu dan Penghargaan Kelompok Kuis 5

siklus II ...................................................................................................... 311 69. Nilai Perkembangan Individu dan Penghargaan Kelompok Kuis 6

siklus II ...................................................................................................... 312 70. Nilai Perkembangan Individu dan Penghargaan Kelompok Kuis 7

siklus II ...................................................................................................... 313 71. Daya Serap dan Ketuntasan Individu Nilai PPK Siklus II ....................... 314

Page 28: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Sanjaya,

2010: 3). Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta

didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya,

dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya. Pengajaran

bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai

sebagaimana yang di inginkan (Hamalik, 2013:3).

Pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan

maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.

Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah yaitu mengajar dilakukan

pihak guru sebagai pendidik sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik

(Sagala, 2009: 61). Didalam proses pembelajaran, guru harus menerapkan terlebih

dahulu tujuan pembelajaran yang ingin di capai. Menurut taksonomi Bloom,

secara teoritis tujuan pembelajaran terbagi menjadi tiga katagori yaitu: (1) tujuan

pembelajaran ranah kognitif (2) tujuan pembelajaran ranah efektif, dan (3) tujuan

pembelajaran ranah psikomotorik (Wena, 2012:14).

Mengajar merupakan salah satu komponen dari kompetensi-kompetensi

guru. Dan setiap guru harus menguasainya serta terampil melaksanakannya.

Mengajar adalah bimbingan kepada siswa dalam proses belajar. Definisi ini

menujukkan yang aktif adalah siswa, yang mengalami proses balajar. Sedangkan

guru hanyalah membimbing, menunjukkan jalan dengan memperhitungkan

kepribadian siswa (Slameto, 2010: 29-30).

Page 29: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

2

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

pengalaman (Hamalik, 2013:27). Hal tersebut di pererat kembali dengan

mendefinisikan kata belajar adalah sebagai berikut "Belajar menunjukkan

perubahan dalam tingkah laku si subjek dalam situasi tertentu berkat

pengalamannya yang berulang-ulang, dan perubahan tingkah laku tersebut tidak

dapat di jelaskan atas dasar kecenderungan-kecenderungan respon bawaan,

kematangan atau keadaan temporer dari subjek (misalnya keletihan, dan

sebagainya)" (Hamalik, 2013: 48-49).

Hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan dengan seorang guru

bidang studi biologi yang mengajar di kelas VIId SMP IT Syahruddiniyah, maka

diperoleh informasi yaitu : Kegiatan belajar mengajar dirasa kurang optimal

karena guru sering menggunakan metode konvensional yang didominasi dengan

metode ceramah, tidak semua siswa antusias dalam mengikuti proses

pembelajaran dan masih banyak siswa yang tidak memperhatikan guru, kurangnya

media dan buku penunjang dalam pembelajaran, Peserta didik mengalami

kesulitan pada pembelajaran seperti kesulitan dalam memusatkan perhatian atau

mengingat yang berujung pada rendahnya hasil pembelajaran, serta rendahnya

pencapaian ketuntasan hasil belajar siswa yang ditandai dengan masih ada sekitar

66,66% nilai siswa dibawah KKM yang ditetapkan sekolah, yaitu 75.

Kemudian hal ini juga didasari masih adanya kebiasaan siswa mencatat

dengan memindahkan atau mengcopy catatan yang ada ke dalam buku mereka

dan juga sistem berpikir siswa yang belum teratur. Gejala inilah yang dikatakan

siswa pasif, karena belajar dengan menghapalkan kalimat lengkap tidak akan

efektif. Hal ini terlihat dari sikap siswa yang tidak serius mengikuti pelajaran yang

telah diberikan oleh guru. Ketika guru mengajukan pertanyaan, ada yang terlihat

kebingungan, dan ada juga yang belum mampu menjawab, bahkan ada yang

memberi jawaban yang kurang relevan dengan pertanyaan yang diajukan guru,

siswa yang menjawab lebih dominan siswa yang pintar.

Kesulitan belajar tersebut diduga berkaitan juga dengan proses belajar

siswa yaitu, masih banyak siswa yang kurang aktif pada pembelajaran Biologi.

Pada pembelajaran konvensional dimana kegiatan pembelajaran yang masih

Page 30: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

3

memusatkan kegiatan belajar mengajar pada guru dan siswa hanya duduk dan

mendengarkan mengakibatkan kreativitas tidak muncul. Masalah-masalah lain

muncul ketika anak berusaha mengingat kembali apa yang sudah didapatkan,

dipelajari, direkam, dicatat atau yang dahulu pernah diingat. Beberapa anak

mengalami kesulitan berkonsentrasi, atau ketika mengerjakan tugas. Ini terjadi di

karenakan catatan ataupun ingatannya belum teratur. Untuk itu dibutuhkan suatu

alat untuk membantu otak berpikir secara teratur (Rostikawati, 2008).

Mengatasi berbagai masalah tersebut, maka diperlukan adanya perbaikan

dalam proses pembelajaran. Salah satu pembelajaran yang dapat meningkatkan

hasil belajar siswa dalam belajar biologi yaitu melalui pembelajaran kooperatif

tipe Talking Stick. Temuan yang dilakukan oleh Rozalina (2015) dalam

penelitiannya yang berjudul penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Talking Stick dengan menggunakan handout terhadap kemampuan kognitif biologi

kelas Xa MA Bahrul Ulum Al-islami Pantai Raja tahun ajaran 2014/2015,

Rozalina menunjukkan pembelajaran Talking Stick dengan media Handout dapat

meningkatkan hasil belajar kemampuan kognitif siswa kelas Xa MA Bahrul Ulum

Al-islami Pantai Raja.

Talking stick adalah model pembelajaran dengan menggunakan sebuah

tongkat untuk mendorong peserta didik mampu mengemukakan pendapat

(Suprijono, 2009:109). Kelebihan talking stick (1) siswa lebih dapat memahami

materi karena diawali dari penjelasan seorang guru, (2) siswa lebih dapat

menguasai materi ajar karena ia diberikan kesempatan untuk mempelajarinya

kembali melalui buku paket yang tersedia, (3) daya ingat siswa lebih baik sebab ia

akan ditanyai kembali tentang materi yang diterangkan dan dipelajarinya, (4)

siswa tidak jenuh karena ada tongkat sebagai pengikat daya tarik siswa mengikuti

pelajaran, (5) pelajaran akan tuntas sebab pada bagian akhir akan diberikan

kesimpulan oleh guru (Istarani, 2012:90-91).

Selain pentingnya model Talking Stick, bahan ajar juga berperan penting

dalam pembelajaran karena bahan ajar merupakan alat yang digunakan untuk

menyalurkan pesan dalam tujuan pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh

Chairil (2009) handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru

Page 31: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

4

untuk memperkaya pengetahuan peserta didik. Davies dalam Chairil (2009)

menyatakan keuntungan penggunaan Handout adalah sebagai berikut : (a) dapat

menghemat waktu, (b) dapat menggantikan catatan siswa, (c) memelihara

kekonsistenan penyampaian materi di kelas oleh guru, (d) siswa dapat mengikuti

struktur pelajaran dengan baik, (e) siswa akan mengetahui pokok yang diberikan

oleh guru dengan Handout.

Berdasarkan masalah yang dikemukakan diatas maka peneliti berkeinginan

untuk mengadakan penelitian yang berjudul : Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Talking Stick dengan Menggunakan Handout terhadap

Kemampuan Kognitif Biologi Siswa kelas VIId SMP IT Syahruddiniyah Sungai

Pagar Tahun Pelajaran 2016/2017.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, masalah yang teridentifikasi sebagai

berikut:

1. Kegiatan belajar mengajar dirasa kurang optimal karena guru sering

menggunakan metode konvensional yang didominasi dengan metode ceramah.

2. Tidak semua siswa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran dan masih

banyak siswa yang tidak memperhatikan guru.

3. Peserta didik mengalami kesulitan pada pembelajaran seperti kesulitan dalam

memusatkan perhatian atau mengingat, yang berujung pada rendahnya hasil

pembelajaran.

4. Kurangnya media dan buku penunjang dalam pembelajaran.

5. Rendahnya pencapaian ketuntasan hasil belajar siswa yang ditandai dengan

masih ada sekitar 66,66% nilai siswa dibawah KKM yang ditetapkan sekolah,

yaitu 75.

1.3 Pembatasan Masalah

Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran biologi, yaitu pada standar

kompetensi 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem., yang terdiri

Page 32: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

5

atas Kompetensi Dasar 7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara

komponen ekosistem.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah

pada penelitian ini adalah “Bagaimanakah meningkatkan kemampuan kognitif

biologi siswa kelas VIId SMP IT Syahruddiniyah Sungai Pagar Tahun Pelajaran

2016/2017 setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick

dengan menggunakan Handout?”

1.5 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1.5.1 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif biologi

siswa kelas VIId SMP IT Syahruddiniyah Sungai Pagar Tahun Ajaran 2016/2017

setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dengan

menggunakan Handout.

1.5.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi siswa, merupakan suatu masukan untuk meningkatkan hasil belajar

siswa, motivasi, pengalaman belajar, keterampilan proses, serta berpikir kritis

dan bersikap ilmiah. Membantu siswa agar lebih termotivasi dalam mengikuti

pembelajaran. Membantu siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran.

2. Bagi guru, merupakan suatu masukan tentang salah satu strategi pembelajaran

yang dapat dilakukan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

Memberikan informasi kepada guru dalam merencanakan proses

pembelajaran yang menarik menggunakan model talking stick. Memberikan

gambaran kepada guru dalam penggunaan model talking stick agar

menciptakan kondisi belajar yang menarik. Memberikan pengetahuan kepada

Page 33: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

6

guru mengenai seberapa jauh pengaruh penggunaan model talking stick

terhadap motivasi belajar siswa.

3. Bagi sekolah, sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam rangka

perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan dan memperbaiki kualitas

pendidikan serta hasil belajar biologi siswa sesuai dengan kompetensi yang

diharapkan.

4. Bagi peneliti, sebagai kajian guna menambah ilmu pengetahuan, memperluas

wawasan dan memperdalam tentang strategi peningkatan hasil belajar serta

pedoman untuk melakukan penelitian berikutnya.

1.6 Definisi Istilah Judul

Definisi istilah judul penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) merupakan bentuk

pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai

enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Dalam

pembelajaran ini akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi

dan komunikasi yang dilakukan dengan guru dengan siswa, siswa dengan

siswa, dan siswa dengan guru (multi way traffic comunication), (Rusman,

2012: 202).

b. Model pembelajaran kooperatif tipe Talking stick adalah model pembelajaran

dengan menggunakan sebuah tongkat untuk mendorong peserta didik mampu

mengemukakan pendapat (Suprijono, 2009:109). Talking Stick (tongkat

bicara) adalah metode yang digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk

mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu

forum (pertemuan antarsuku) (Huda, 2011: 224).

c. Handout adalah bahan pembelajaran yang sangat ringkas, bahan ajar yang

bersumber dari beberapa literatur yang relavan terhadap kompetensi dasar dan

materi pokok yang diajarkan kepada peserta didik. Bahan ajar ini diberikan

kepada peserta didik guna memudahkan mereka pada saat proses

pembelajaran. Dengan demikian, bahan ajar ini tentunya bukanlah suatu

Page 34: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

7

bahan ajar yang mahal, melainkan ekonomis dan praktis (Prastowo, 2012:

79).

d. Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam kawasan

kognisi (Purwanto, 2013:50). Hasil belajar kognitif bukan merupakan

kemampuan tunggal. Kemampuan yang menimbulkan perubahan perilaku

dalam domain kognitif yang meliputi beberapa tingkat atau jenjang.

Page 35: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

8

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Tinjauan Teori dan Hipotesis Tindakan

2.1.1 Teori Pembelajaran Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru

dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Menurut konstruktivisme,

pengalaman itu memang berasal dari luar, akan tetapi dikonstruksikan oleh dan dari

diri seseorang. Oleh sebab itu pengetahuan terbentuk oleh dua faktor penting, yaitu

objek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subjek untuk

menginterprestasikan objek tersebut kedua faktor itu sama pentingnya. Dengan

demikian pengetahuan itu tidak bersifat statis tapi bersifat dinamis, tergantung

individu yang melihat dan mengkonstruksikannya (Trianto, 2008: 28).

Secara filosofis, belajar menurut teori kontruktivisme adalah membangun

pengetatuan sedikit demi sedikit, yang kemudian hasilnya diperluas melalui konteks

yang terbatas. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep-konsep atau

kaidah yang siap untuk diambil. Manusia harus mengkontruksikan pengetahuan itu

dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Siswa perlu dibiasakan untuk

memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut

dengan ide-ide. Guru tidak akan mampu memberikan semua pengetahuan kepada

siswa. Siswa harus mengkontruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri. Esensi

dari teori kontriktivisme ini adalah ide (Sardiman , 2004: 116)

2.1.2 Paradigma Pembelajaran Biologi

Biologi merupakan ilmu yang sudah cukup tua, karena sebagian besar berasal

dari keingintahuan manusia tentang dirinya, tentang lingkungannya dan tentang

kelangsungan jenisnya. Biologi mempelajari tentang struktur fisik dan fungsi alat-alat

tubuh manusia dengan segala keingintahuan. Segenap alat-alat tubuh manusia bekerja

Page 36: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

9

masing-masing, tetapi satu sama lain saling membantu. Biologi mempelajari alat

tersebut di sekitar atau lingkungannya. Kedua aspek tersebut, baik tubuh manusia

maupun alam, dipandang sebagai sistem. Dalam setiap sistem terdapat komponen-

komponen yang saling menunjang agar keseluruhan sistem dapat berlangsung

(Rustaman, 2005: 12).

Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasan kumpulan pengetahuan

yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep ataupun prinsip-prinsip saja, tetapi juga

merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi

wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta

prospek perkembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-

hari. Proses pembelajaran menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara

alamiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat

membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam

tentang alam sekitar (Trianto, 2012: 153).

Trianto (2012: 141-142) merujuk pada hakikat IPA sebagaimana dijelaskan di

atas, maka nilai-nilai IPA yang dapat di tanamkan dalam pembelajarn IPA antara lain

sebagai berikut.

1) Kecakapan dalm bekerja dan berfikirnya secara teratur dan sistematis menurut

langkah-langkah metode ilmiah.

2) Keterampilan dan kecakapan dalam mengadakan pengamatan, mempergunakan

eksperimen untuk memecahkan masalah.

3) Memiliki sikap ilmiah yang di perlukan untuk memecahkan masalah baik dalam

kaitannya dengan pelajaran sains maupun dalam kehidupan.

Trianto (2012:142) sebagai alat pendidikan yang berguna untuk mencapai tujuan pendidikan, maka pendidikan IPA di sekolah mempunyai tujuan-tujuan tertentu, yaitu:

Page 37: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

10

1. Memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia tempat hidup dan

bagaimana bersikap;

2. Menanamkan sikap ilmiah;

3. Memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan;

4. Mendidik siswa untuk mengenal, mengetahui cara kerja serta menghargai para

ilmuan penemunya;Menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam

memecahkan permasalahan.

2.1.3 Pembelajaran Cooperative Learning

Mengartikan kata cooperative learning berasal dari kata cooperative yang

artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu

sama lainnya sebagi satu kelompok atau tim (Isjoni, 2009: 15). Prinsip pembelajarn

kooperatif adalah siswa membentuk kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya

untuk mencapai tujuan bersama (Wena, 2012: 189). Pembelajaran kooperatif juga di

artikan oleh Rusman sebagai berikut "pembelajaran kooperatif merupakan bentuk

pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil

secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan

struktur kelompok yang bersifat heterogen" (Rusman, 2012:202). Pembelajaran

kooperatif di cirikan oleh struktur tugas, tujuan dan penghargaan kooperatif. Siswa

yang bekerja dalam situsi pembelajaran kooperatif didorong atau di kehendaki untuk

bekerjasama pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan

usahanya untuk menyelesaikan tugasnya.

Dalam penerapan pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling

tergantung satu sama lain untuk mencapai satu penghargaan bersama (Rusman, 2012:

208). Model pembelajaran kooperatif sebagai model pembelajaran dimana siswa

bekerjasama dalam suatu kelompok. Di dalam pembelajaran kooperatif para siswa

akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang untuk

menguasai materi yang disampaikan oleh guru (Slavin, 2008: 8).

Page 38: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

11

Pelaksanaan model kooperatif membutuhkan partisipasi dan kerjasama dalam

kelompok pembelajaran. Cooperative learning dapat meningkatkan cara belajar siswa

menuju belajar lebih baik, sikap tolong menolong dalam beberapa prilaku sosial

(Isjoni, 2009:21). Menyatakan tujuan utama dalam penerapan model belajar mengajar

cooperative learning adalah agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok

bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan

kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan

menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok. Ada tiga konsep sentral yang

menjadi karakteristik cooperative learning yaitu: penghargaan kelompok, penanggung

jawaban individu, dan kesempatan yang sama untuk berhasil (Isjoni, 2009:21-22).

Sagala (2014: 216-217) menyatakan kelebihan kerja kelompok yaitu sebagai berikut : 1. Kelebihan model mengajar menggunakan kerja kelompok

a) Membiasakan siswa bekerjasama menurut paham demokrasi, memberikan

kesempatan pada mereka untuk mengembangkan sikap musyawarah dan

tanggung jawab.

b) Kesadaran akan adanya kelompok menimbulkan rasa kompetitif yang sehat,

sehingga membangkitkan kemauan belajar dengan sungguh-sungguh.

c) Guru tidak perlu mengawasi masing-masing murid secara individu, cukup hanya

dengan memperhatikan kelompok saja atau ketua-ketua kelompoknya.

Penjelasan tentang tugas pun dapat dilakukan hanya melalui ketua kelompok.

d) Melatih ketua kelompok menjadi pemimpin yang bertanggung jawab dan

membiasakan anggota-anggotanya untuk melaksanakan tugas kewajiban sebagai

warga yang patuh tehadap aturan.

Page 39: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

12

Rusman (2012:211) menyatakan terdapat enam langkah pembelajaran

kooperatif dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Fase Tingkah Laku guru

Fase 1.Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa.

Fase 2. Menyajikan Informasi Guru menyampaikan informasi pada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bacaan.

Fase 3.Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara teratur.

Fase4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Fase 5. Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempersentasikan hasil kerjanya.

Fase 6. Memberikan penghargaan Guru mencari cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

Sumber: Rusman (2013:211).

Page 40: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

13

Slavin (2005:159) untuk memberikan skor perkembangan individu dihitung

terdapat pada tabel 3.

Tabel 2. Nilai Perkembangan Individu Nilai Tes Skor Perkembangan

Lebih dari 10 poin dibawah dari skor awal 5 poin

10-1 poin dibawah skor awal 10 poin Skor awal sampai 10 poin diatas skor awal 20 poin

Lebih dari 10 poin diatas skor awal 30 poin Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor awal) 30 poin

Sumber: Slavin (2005: 159).

Berdasarkan rata-rata skor perkembangan kelompok diperoleh tiga kriteria

skor kelompok yang diberikan untuk penghargaan kelompok (Ratumanan dalam

Trianto, 2013:72). Kriteria penghargaan kelompok bisa kita lihat pada tabel 4.

Tabel 3. Tingkatan Penghargaan Kelompok Rata-rata Tim Prediket

0-5 - 6-15 Baik

16-25 Hebat 26-30 Super

Sumber: Dimodifikasi dari Ratumanan dalam Trianto (2013: 72)

Menurut sanjaya (2010: 249), pembelajaran kooperatif memiliki beberapa

keunggulan dan kelemahan.

1). Keunggulan pembelajaran kooperatif yaitu:

1. Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menguntungkan pada

guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan, kemampuan berfikir sendiri,

menentukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa lain.

2. Mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-

kata secara verbal dan membandingkannya dengan kata-kata secara verbal dan

membandingkannya dengan ide-ide orang lain.

Page 41: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

14

3. Membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala

keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.

4. Membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab

dalam belajar.

5. Meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk

mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan

yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu, dan sikap positif

terhadap sekolah.

6. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya

sendiri, menerima umpan balik.

7. Meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan

belajar abstrak menjadi nyata.

8. Meningkatkan motivasi dan sumber rangsangan untuk berfikir.

2) Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

1. Untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan, mereka akan merasa

terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan.

2. Ciri utama dari pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa saling

membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka

dibandingkan dengan pembelajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara

belajar yang demikian apa yang seharunya dipelajari dan dipahami tidak

pernah dicapai oleh siswa.

3. Penilaian yang diberikan didasarkan kepada hasil kerja kelompok.

4. Keberhasilan pembelajaran dalam upaya mengembangkan kesadaran

kelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang.

5. Walaupun kemampuan berkerja sama merupakan kemampuan yang sangat

penting bagi siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya

didasarkan pada kemampuan secara individual.

Page 42: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

15

2.1.4 Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick

Model Talking Stick mendorong peserta didik berani mengemukakan

pendapat. Pembelajaran diawali dengan penjelasan guru mengenai materi pokok yang

akan dipelajari. Peserta didik diberi kesempatan membaca, mempelajari materi

tersebut. Guru memberikan waktu cukup untuk aktifitas ini. Selanjutnya meminta

peserta didik untuk menutup bukunya. Guru mengambil tongkat yang telah

dipersiapkan. Tongkat diberikan kepada salah satu peserta didik.Peserta didik yang

menerima tongkat tersebut diwajibkan menjawab pertanyaan guru demikian

seterusnya (Suprijono, 2009:109-110)

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Talking Stick dipakai sebagai

tanda seseorang mempunyai hak suara (berbicara) secara bergiliran/bergantian.

Berdasarkan penjelasan mengenai model Talking Stick diatas dapat ditarik

kesimpulan bahwa model ini dapat menciptakan suasana yang menyenangkan pada

saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Siswa dapat bermain dan bernyanyi bersama

tanpa meninggalkan inti dari kegiatan pembelajaran itu sendiri.Selain itu, siswa akan

lebih aktif karena memiliki hak untuk mengunkapkan pendapat atau menjawab

pertanyaan dari guru.kekurangan model talking stick, kurang terciptakan interaksi

antara siswa dalam proses belajar mengajar, kurangnya menciptakan daya nalar siswa

sebab ia lebih bersifat memahami apa yang ada di dalam buku, kemampuan

menganalisis permasalahan tersebut sebab siswa hanya mempelajari dari apa-apa

yang ada didalam buku saja. Kelebihan talking stick, siswa lebih dapat memahami

materi karena diawali dari penjelasan seorang guru, siswa lebih dapat menguasai

materi ajar karena ia diberikan kesempatan untuk mempelajarinya kembali melalui

buku paket yang tersedia, daya ingat siswa lebih baik sebab ia akan ditanyai kembali

tentang materi yang diterangkan dan dipelajarinya, siswa tidak jenuh karena ada

tongkat sebagai pengikat daya tarik siswa mengikuti pelajaran, pelajaran akan tuntas

sebab pada bagian akhir akan diberikan kesimpulan oleh guru (istarani, 2012:90-91).

Page 43: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

16

Menurut Huda (2011: 225) adapun sintak metode Talking Stick adalah sebagai berikut: 1. Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20 cm.

2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan

kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari materi

pembelajaran.

3. Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam wacana.

4. Setelah siswa selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru

mempersilahkan siswa untuk menutup isi bacaan.

5. Guru memberi tongkat dan memberikannya kepada salah satu siswa, setelah itu

guru memberi pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus

menjawabnya. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat

bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.

6. Guru memberi kesimpulan.

7. Guru melakukan evaluasi/penilaian.

8. Guru menutup pembelajaran.

2.1.5 Handout

Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk

memperkaya pengetahuan peserta didik. Handout biasanya diambil dari beberapa

literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan atau kompetensi dasar

dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik (Majid, 2011: 175). Dalam

pandangan lainnya Handout dapat diartikan sebagai “segala sesuatu” yang diberikan

kepada peserta didik ketika mengkuti kegiatan pembelajaran. Jadi, Handout dibuat

dengan tujuan untuk mempelancar dan memberikan bantuan informasi atau materi

pembelajaran sebagai pengangan bagi peserta didik (Prastowo, 2011: 79).

Unsur-unsur penyusun Handout adalah (Chairil, 2009):

Page 44: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

17

1) Kompetensi inti adalah tujuan yang dicapai siswa setelah diberi satu pokok

bahasan yang berfungsi untuk memberikan pandangan umum tentang hal-hal

yang dikuasai siswa.

2) Kompetensi dasar adalah tujuan yang akan dicapai setelah mengikuti

pelajaran untuk satu kali pertemuan. Fungsinya untuk memberikan fokus pada

siswa pada sub pokok bahasan yang sedang dihadapi.

3) Ringkasan materi pelajaran merupakan kesimpulan-kesimpulan dari bahan

ajar yang akan disampaikan atau diberikan kepada siswa dan telah disusun

secara sistematis. Fungsinya agar memungkinkan siswa dapat

mengetahuisistematika pelajaran yang harus dikuasai, sekaligus memandu

siswa dalam pengayaan diluar proses mengajar dikelas.

4) Soal adalah permasalahan yang harus diselesaikan siswa setelah ia menerima

atau mempelajari materi pelajaran tersebut, penyelesaian soal itudikumpul

atau dinilai, kemudian dibahas secara bersama-sama untuk membantusiswa

dalam melatih dan memahami materi pelajaran yang akan diberikan.

5) Sumber bacaan adalah buku atau bahan ajar apa saja yang akan digunakan

atau menjadi sumber dari materi pelajaran yang diberikan. Fungsinya untuk

menelususri lebih lanjut materi pelajaran yang akan disampaikan

2.1.6 Hasil Belajar

Berhasil atau tidaknya suatu proses pembelajaran terlihat dari seberapa bagus

hasil belajar yang diterima oleh siswa tersebut. Hasil belajar merupakan hasil dari

suatu interaksi tindakan belajar dan tindakan mengajar. Dari sisi guru, tindakan

mengajar diakhiri dengan evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar

merupakan berakhirnya puncak proses belajar (Dimyati dan Mudjiono 2013: 20)..

Penilaian hasil belajar peserta didik pada dasarnya suatu kegiatan yang

dilakukan guru untuk memastikan apakah peserta didik sudah menguasai kompetensi

yang telah dipelajari dan apakah proses belajar mengajar yang dilakukan guru sudah

efektif. Sedangkan penilaian hasil mempunyai fungsi untuk mengidentifikasi tingkat

Page 45: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

18

keberhasilan belajar bagi peserta didik, sedangkan bagi guru untuk mengidentifikasi

tingkat keberhasilan dalam mengajar (Kunandar, 2014: 68-69).

Menurut Slameto (2010: 54-72) faktor-faktor belajar adalah sebagai berikut: 1. Faktor-faktor intern

a) Faktor jasmaniah (meliputi kesehatan dan cacat tubuh).

b) Faktor Psikologis (meliputi inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif,

kematangan, dan kesiapan).

c) Faktor kelelahan (meliputi kelelahan jasmani dan rohani/ psikis).

2. Faktor-faktor ekstern

a) Faktor keluarga (meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,

suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga dan pengertian orang tua).

b) Faktor sekolah (meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,

relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar

pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah).

c) Faktor masyarakat (meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media,

teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).

2.1.7 Hubungan Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick dengan Menggunakan Handout Terhadap Kemampuan Kognitif

Menurut Kholidah dan Nasih dalam Asdas (2013), model pembelajaran

talking stick merupakan salah satu model pembelajaran yang interaktif karena

melibatkan siswa dan guru sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang

berarti bagi siswa. Menjelaskan bahwa model pembelajaran talking stick dapat

meningkatkan respon, pemahaman berpikir dan daya ingat siswa. Dalam model

pembelajaran talking stick ini menuntut guru untuk menguasai teknik bertanya. Jadi,

dalam model pembelajaran ini keterampilan bertanya guru sangat penting. Lufri

dalam Asdas (2013), menjelaskan bahwa keterampilan bertanya dibedakan atas

keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjutan. Dalam memberikan

Page 46: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

19

pertanyaan kepada siswa, guru harus memberikan pertanyaan-pertanyaan yang

mendasar terlebih dahulu dan baru dilanjutkan dengan pertanyaan yang lebih

mendalam.setelah memberikan pertanyaan kepada siswa, guru harus memberikan

waktu yang cukup kepada siswa untuk menjawabnya.Jika siswa tersebut tidak dapat

menjawabnya maka pertanyaan tersebut dilemparkan atau diberikan kepada siswa

lainnya agar siswa yang terlihat aktif lebih banyak..

Keberhasilan suatu proses belajar pada siswa (individu) dapat dilihat dari hasil

belajar yang diperolehnya. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan (Hamalik,

2006:31). Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan

lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Belajar adalah

aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan

yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan

sikap. Perubahan itu diperoleh dari usaha(bukan karena kematangan), menetap dalam

waktu yang relatif lama dan merupakan hasil pengalaman (Purwanto, 2013:38).

Menurut Rusman (2012:202) pembelajaran kooperatif (cooperative learning)

merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat

sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Model

pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang banyak digunakan dan

menjadi perhatian serta dianjurkan oleh para ahli pendidikan. Hal ini karena

berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Slavin dinyatakan bahwa: (1)

penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan

sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi, dan

menghargai pendapat orang lain, (2) pembelajaran kooperatif dapat memenuhi

kebutuhan siswa dalam berpikir kritis, memecahkan masalah dan mengintegrasikan

pengetahuan dengan pengalaman (Rusman, 2012:205).

Menurut Davies kegunaan Handout dapat membantu siswa untuk : (a)

memperoleh informasi tambahan yang belum tentu mudah diperoleh secara cepat

Page 47: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

20

dari tempat lain. (b) memberikan rincian prosedur atau teknik pelaksanaan yang

terlalu kompleks bila menggunakan audiovisual. (c) materi yang terlalu

panjang/kompleks yang telah diringkas dalam bentuk catatan yang mudah dipahami

(Chairil, 2009).

2.1.8 Penelitian yang Relevan

Memperkuat penelitian yang akan akan saya lakukan, disini saya mengambil

beberapa penelitian relevan yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu:

Merujuk pada penelitian relevan yang telah dilakukan oleh Kinasih dan

Sudjoko (2015) yang berjudul, Peningkatan Keaktifan dan Kemampuan Ranah

Kognitif C1–C3 Siswa Kelas VII D melalui Model Pembelajaran Talking stick pada

Materi Pencemaran Lingkungan di SMP Negeri 1 Sedayu Tahun Ajaran 2013/2014,

dari penelitian tersebut diketahui peningkatan keaktifan siswa pada siklus I sebesar

58,61% dan 75,85% pada siklus II sedangkan Peningkatan kemampuan ranah kognitif

C1-C3 siswa dapat dilihat pada siklus I dengan nilai rata-rata yang diperoleh 73,62 %

dan 87,58% pada siklus II.

Puspitasari dan joko (2016) yang berjudul “Upaya Meningkatkan Keaktifan

dan Prestasi Belajar Menggunakan Media Teka-Teki Silang dengan Model

Pembelajaran Talking Stick Pokok Bahasan Ekosistem Kelas VII SMPN 1

Kartoharjo”. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data penelitian, terlihat adanya

peningkatan yaitu siklus I Sebanyak 53,3% sampai 86,6% pada siklus II.

Penelitian yang selanjutnya dilakukan oleh Agustina dan Marheny (2015)

yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Metakognitif dan Aktivitas Belajar

melalui Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick di SMPN 1 Balerejo Tahun

Pelajaran 2014/2015”. Hasil penelitian ini menunjukkan terjadinya peningkatan hasil

siklus pertama mempelajari keterampilan metakognitif 44,22 dan hasil siklus pertama

kegiatan belajar belajar 40,3 selanjutnya hasil siklus kedua mempelajari keterampilan

metakognitif 84,74 dan hasil studi siklus kedua 82,62.

Page 48: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

21

Penelitian yang dilakukan oleh Rozalina (2015) disimpulkan bahwa

Penerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dengan menggunakan

handout terhadap kemampuan kognitif biologi kelas Xa MA Bahrul Ulum Al-islami

Pantai Raja tahun ajaran 2014/2015. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan

peningkatan daya serap siswa untuk kognitif sebelum PTK adalah (78,70%), sesudah

PTK siklus I daya serap siswa adalah (84,22%) meningkat (5,52%) dari sebelum

PTK, dan siklus II daya serap siswa adalah (87,88) meningkat (3,66%) dari siklus I.

Dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick

dengan menggunakan Handout dapat meningkatkan hasil belajar kemampuan

kognitif siswa kelas Xa MA Bahrul Ulum Al-islami Pantai Raja Tahun Ajaran

2014/2015..

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Haryanti (2014) yang berjudul

“Perbandingan hasil belajar IPA Biologi antara kelas yang menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dan Handout dengan kelas yang

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dan Handout

pada siswa kelas VII SMPN 11 Pekanbaru Tahun Ajaran 2013/2014”. Hasil

penelitian ini menunjukkan berdasarkan analisis data post test yang diperoleh dari

nilai Ujian Blok, rata-rata hasil belajar biologi siswa kelas eksperimen I (VII8) yaitu

86,76 dan kelas eksperimen II (VII6) yaitu 83,31. Dapat disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar biologi antara kelas yang

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dan Handout dengan

kelas yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dan

Handout pada siswa kelas VII SMPN 11 Pekanbaru tahun ajaran 2013/2014.

Penelitian yang dilakukan oleh Marinda (2003) menyimpulkan bahwa dengan

judul Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick terhadap

aktifitas dan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA di SMA Srijaya Negara

Palembang. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka didapat hasil belajar

siswa sudah memenuhi ketuntasan belajar sebesar 87,9% pada kelas eksperimen

Page 49: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

22

38,8% kelas kontrol dan adanya peningkatan nilai tes akhir dibandingkan dengan

nilai tes awal pada tiap pertemuan. Diperoleh nilai 0,5 termasuk kedalam kategori

sedang. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe talking stick terhadap hasil belajar biologi siswa.

Page 50: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

23

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di kelas VIId SMP IT Syahruddiniyah

Sungai Pagar. Pengambilan data dilaksanakan di bulan 22 Maret 2017 sampai

dengan 24 Mei 2017 (Lampiran 1).

3.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa SMP IT Syahruddiniyah Kelas VIId pada

mata pelajaran IPA biologi tahun pelajaran 2016/2017, yang siswa yang

berjumlah 24 orang, yang terdiri dari siswa perempuan semua yang berjumlah 24

orang. Di mana siswa mempunyai kemampuan akademik yang heterogen yaitu

akademik tinggi, sedang dan rendah. Alasan Kelas ini dipilih karena nilai

akademik siswa rendah dibandingkan kelas paralel lainnya.

3.3 Metode dan Desain Penelitian

3.3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu

suatu penelitian yang dilakukan di dalam kelas (Arikunto, 2014:2). PTK adalah

penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik

pembelajaran di kelas. Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan

permasalahan nyata yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan nyata guru

dalam kegiatan pengembangan profesinya (Kunandar 2013:45)

Penelitian ini dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang

dapat dilakukan guru atau peneliti untuk dapat menggali permasalahan yang

dihadapi dalam kegiatan pembelajaran biologi serta bagaimana usulan untuk

mengatasi masalah didalam proses pembelajaran biologi. Pada penelitian tindakan

kelas yang dilakukan ini merupakan penerapan strategi pembelajaran Talking

Page 51: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

24

Stick dengan menggunakan media Handout dengan harapan dapat meningkatkan

hasil belajar siswa.

3.3.2. Desain Penelitian

Desain penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sesuai dengan tahapan

tahapan penelitian yang di jelaskan melalui gambar 1.

Berdasarkan gambar 1 desain penelitian ini di jelaskan sebagai berikut:

1) Pemecahan masalah pada penelitian ini adalah dengan menerapkan strategi

pembelajaran Talking Stick dengan media Handout.

2) Pelaksanaan tindakan kelas pada penelitian ini akan dilakukan di kelas VIId

SMP IT Syahruddiniyah Sungai Pagar Tahun Ajaran 2016/2017.

3) Observasi pada penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 di kelas

VIId SMP IT Syahruddiniyah Sungai Pagar Tahun Ajaran 2016/2017.

4) Analisis data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah analisis data

deskriptif dalam bentuk kata-kata.

Refleksi dilakukan oleh peneliti untuk mengevaluasi hasil belajar kognitif siswa

setelah di berikan perlakuan dan latihan serta tes untuk mengukur tingkat

pemahaman, dan hasil belajar siswa pada siklus awal yang kemudian dilanjutkan

pada siklus selanjutnya

Page 52: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

Alternatif Pemecahan:

(Rencana Tindakan 1)

Penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe

talking stick dengan

menggunakan handout

terhadap kemampuan kognitif

biologi siswa kelas VIId SMP

IT Syahruddiniyah tahun

pelajaran 2016/2017.

Pelaksanaan Tindakan 1

Permasalahan: 1. Kegiatan belajar mengajar dirasa

kurang optimal karena guru sering menggunakan metode konvensional yang didomisi dengan metode ceramah.

2. Tidak semua siswa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, dan masih banyak siswa yang tidak memperhatikan guru.

3. Peserta didik mengalami kesulitan pada pembelajaran seperti kesulitan dalam memusatkan perhatian atau mengingat, yang berujung pada rendahnya hasil pembelajaran.

4. Kurangnya media dan buku penunjang dalam pembelajaran,

5. Rendahnya pencapaian ketuntasan hasil belajar siswa yang ditandai dengan masih ada

Refleksi

Analisis Data Observasi ( i i )

Terselesaikan

Pelaksanaan Tindakan 2

Alternatif Pemecahan (Rencana Tindakan 2)

Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Observasi

Refleksi

Analisis Data

Permasalahan belum terselesaikan

Terselesaikan

Permasalahan belum terselesaikan

Siklus 1

Siklus 2

Siklus selanjutnya

Pembelajaran BIOLOGI di kelas VIId SMP IT Syahruddiniyah tahun pelajaran 2016/2017

Gambar 1. Desain Penelitian Tindakan Kelas Mengetahui kemampuan kognitif Biologi dengan Penerapan Pembelajaran Kooperatif Talking Stick untuk Meningkatkan Hasil Belajar (dimodifikasi berdasarkan Elfis, 2010)

Page 53: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

26

3.4 Prosedur Penelitian

Penerapan Pembelajaran Kooperatif tipe Talking Stick dilaksanakan

beberapa tahap antara lain:

3.4.1 Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ini guru melakukan beberapa langka antara lain:

1) Menetapkan kelas penelitian yaitu Biologi Siswa Kelas VII Tahun Ajaran

2016/2017.

2) Menentukan jadwal dan jam pelajaran.

3) Menentukan skor dasar dalam penilaian.

4) Menetapkan materi pembelajaran yang harus disajikan.

5) Mempersiapkan perangkat pembelajaran (Standar isi, Silabus, RPP, Materi

Ajar, dan alat Evaluasi).

6) Mengadakan sosialisasi.

7) Membentuk kelompok belajar. Sebelum memulai belajar dengan

pembelajaran kolaboratif, maka terlebih dahulu dibentuk kelompok belajar

yang terdiri dari 4-5 orang. Kelompok dipilih dan dibentuk secara acak

berdasarkan posisi tempat duduk, hal ini dilakukan dengan pertimbangan

keefektifan waktu.

8) Membentuk soal kuis dan ujian Blok. Kuis berbentuk essay masing-masing

dari topik bahasan yang telah dipelajari. Sedangkn soal ujian blok berbentuk

objektif dan essai dari topik yang dipelajari.

3.4.2 Tahap Pelaksanaan

Tabel 4. Pelaksanaan proses mengajar meliputi kegiatan sebagai berikut:

No Kegiatan Guru Peserta Didik

1.

Kegiatan awal (10 menit ) • Menyapa siswa dan memeriksa

kehadiran siswa • Memotivasi perserta didik dengan

menagajukan pertanyaan Apersepsi • Menulis topik yang akan dipelajari • Menyampaikan tujuan

pembelajaran yang harus dicapai dalam belajar

• Menjawab sapaan guru • Mempersiapkan diri untuk mengikuti

proses KBM • Menjawab/ merespon pertanyaan

guru • Menulis topik yang akan dipelajari • Menulis tujuan pembelajaran

Page 54: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

27

No Kegiatan Guru Peserta Didik

2.

Kegiatan Inti (60 menit) Eksplorasi : • Guru meminta perserta didik

duduk dalam kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari empat orang yang heterogen

• Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari.

• Guru membagi handout (tiap kelompok).

• Guru membagi LKPD (tiap kelompok).

• Guru memberikan kesempatan untuk membaca dan mempelajari.

• Setelah siswa selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru mempersilahkan siswa untuk menutup.

Konfirmasi : • Guru memberi tongkat dan

memberikannya kepada salah satu siswa, setelah itu guru memberi pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.

• Guru meminta perwakilan dari kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi.

• Memberi penguatan pada hasil diskusi

Elaborasi : • Duduk pada kelompok yang

telah dibentuk

• Siswa duduk dengan tertib

• Siswa mendengarkan penjelasan dari guru

• Menerima handout yang diberikan guru.

• Membaca dan memahami materi

• Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di wacana

• Menutup handout • Peserta didik siap untuk

memulai kegiatan talking stick.

• Menerima tongkat yang diberikan oleh guru

• Menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru

• Bergiliran mendapat tongkat sampai sebagian besar siswa mendapat pertanyaan

3

Kegiatan akhir (10 menit) • Memberikan kesimpulan pelajaran • Memberikan evaluasi • Memberikan penghargaan pada

kelompok terbaik

• Menyusun dan mencatat kesimpulan

pembelajaran yang diberikan oleh guru

• Menjawab soal yang diberikan guru pada saat evaluasi

Page 55: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

28

No Kegiatan Guru Peserta Didik

• Memberikan tugas rumah • Guru menutup pembelajaran dan

memberikan salam.

• Menerima penghargaan • Menerima tugas dari guru • Menjawab Salam.

3.4.3 Analisis

Melakukan analisis terhadap hasil penelitian yang telah kita lakukan.

3.4.4 Refleksi

Mengkaji apa yang telah tercapai dan yang belum tercapai, yang telah

berhasil maupun yang belum berhasil dituntaskan dengan perbaikan yang telah

dilaksanakan.

3.4.5 Perencanaan Tindakan Lanjut

Bila hasil belum memuaskan, maka dilakukan tindakan perbaikan untuk

mengatasinya, dengan kata lain bila masalah yang kita teliti belum tuntas, maka

PTK harus dilanjutkan pada siklus II dengan langkah yang sama pada siklus I

begitu selanjutnya.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan persiapan

membuat perangkat pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.

3.5.1 Perangkat pembelajaran

Perangkat bahan ajar terdiri dari:

1) Standar isi

Struktur kurikulum satuan pendidikan pada jenjang dasar dan menengah.

2) Silabus

Silabus disusun berdasarkan prinsip berorientasi pada pencapain kompetensi,

yang memuat: identitas sekolah, standar kompetensi, materi pokok,

Page 56: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

29

pengalaman belajar, indikator, penilaian, alokasi waktu, sumber dan bahan/ alat

ajar.

3) Rencana Program Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah suatu pedoman yang disusun secara

sistimatis: standar isi, kompetensi dasar, indikator, dan sumber pembelajaran.

4) Buku siswa

Buku pegangan yang digunakan siswa sebagai pedoman dalam pembelajaran.

5) Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)

Suatu pedoman yang disusun peneliti yang berisikan langkah-langkah kegiatan

yang harus dilakukan oleh siswa.

6) Handout

Yaitu bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru dan dilengkapi dengan

gambar-gambar yang sesuai dan bermakna untuk memperkaya pengetahuan

siswa

7) Soal kuis beserta kunci jawaban

Soal yang disusun oleh Peneliti untuk setiap materi yang telah dipelajari.

8) Pekerjaan Rumah (PR)

Soal yang disusun oleh Peneliti untuk dikerjakan dirumah, diberikan pada

pertemuan 3 dan pertemuan 7

9) Soal ulangan harian beserta kunci jawaban

Soal yang disusun oleh peneliti untuk beberpa pokok bahasan yang sudah

dipelajari.

3.5.2 Instrument Pengumpulan Data

Instrument dalam penelitian ini adalah tes hasil ujian blok. Tes hasil

belajar digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menguasai

pembelajaran. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes dalam bentuk tes

hasil belajar siswa.

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes dalam bentuk tes hasil

belajar siswa. Data hasil belajar diperoleh dengan memberikan tes kepada siswa

Page 57: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

30

setelah proses pembelajaran biologi selesai. Hasil belajar yang diukur adalah

Pemahaman Pengetahuan Konsep (PPK) materi pelajaran biologi yang diperoleh

dari kuis pada akhir pembelajaran dan ujian blok pada tiap KD. Data hasil belajar

diperoleh dengan menilai ujian blok pada tiap KD berupa 20 soal objektif dan 5

soal essai.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis

deskriptif yang bertujuan untuk mendeskriptif hasil belajar siswa setelah

diterapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick untuk melihat daya

serap dan ketuntasan belajar secara individual maupun klasikal didasarkan pada

pencapaian hasil belajar melalui dua kelompok penilaian, yaitu (a) penilaian

pencapaian hasil belajar pengetahuan, pemahaman konsep (PKK) dan (b)

penelitian pencapaian hasil belajar kinerja ilmiah.

3.6.1. Teknik Pengolahan Data Hasil Belajar Siswa

3.6.1.1. Pengolahan Data hasil Belajar PPK

Nilai Pengetahuan Pemahaman Konsep (PPK) didapatkan dari nilai Tugas

(T), nilai Kuis Tertulis (QT), Ujian Blok (UB) dan Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD). Masing-masing nilai ini akan dirumuskan sebagai berikut:

Sumber: SMP IT Syahruddiniyah Kabupaten Kampar

3.6.2 Teknik Analisis Data Deskriptif

Pengolahan data dengan teknik analisis data deskriptif bertujuan untuk

mendeskripsikan hasil belajar biologi siswa setelah penerapan pembelajaran

Talking Stick dengan menggunakan Handout. Menurut Elfis (dalam Nurbaini

2014) menyatakan bahwa analisis data pencapaian hasil belajar biologi siswa

dilakukan dengan melihat daya serap, ketuntasan individu, dan ketuntasan klasikal

didasarkan pada pencapaian Hasil Belajar Pemahaman dan Konsep (PPK).

PPK = 10% x PR + 20% x QT + 30% LKPD + 40% x UB

Page 58: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

31

3.6.2.1 Daya serap siswa

Mengetahui daya serap siswa dari hasil belajar dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Daya Serap = Jumlah skor yang diperoleh siswa

Jumlah skor Maksimum X 100

Sumber: Elfis dalam Nurbaini (2014)

Mengetahui kriteria dan kategori daya serap siswa dari hasil belajar dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5. Kriteria dan Kategori Daya Serap Siswa No. Skor (%) Kategori

1 93 – 100 Sangat baik

2 84 – 92 Baik

3 75 – 83 Cukup

4 ≤ 74 Kurang

Sumber: Disesuaikan dengan KKM mata pelajaran biologi SMP IT Syahruddiniyah

3.6.2.2 Ketuntasan Individu

Seorang siswa dikatakan tuntas dalam belajar apabila mencapai

ketuntasan klasikal minimum di SMP IT Syahruddiniyah KKM yang ditetapkan

yaitu ≥ 75.

3.6.2.3 Ketuntasan Klasikal

Menurut Directorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Elfis (dalam

Nurbaini 2014) menyatakan bahwa kelas tuntas apabila sekurang-kurangnya 80%

dari jumlah siswa telah tuntas belajar. Ketuntasan klasikal dapat dihitung dengan

Page 59: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

32

rumus:

KK (%) =JSTJN x 100

Sumber: Elfis dalam Nurbaini (2014) Keterangan:

KK : Ketuntasan Klasikal JST : Jumlah siswa yang tuntas dalam kelas perlakuan JN : Jumlah seluruh siswa dalam kelas perlakuan

Page 60: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian

4.1.1 Paparan Data Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dikelas VIId semester genap tahun ajaran

2016/2017 di SMP IT Syahruddiniyah dengan jumlah siswa 24 orang pada

tanggal 22 Maret 2017 sampai 24 Mei 2017, yang terdiri dari 24 orang

perempuan. Pertemuan ini dibagi ke dalam dua siklus, meliputi 10 kali pertemuan

termasuk 2 kali pertemuan sosialisasi. Siklus pertama adalah Menentukan

ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem dengan 4 kali

pertemuan. Pada siklus kedua dengan pokok bahasan Mengidentifikasi

pentingnya keanekaragaman makhluk hidup dalam pelestarian ekosistem terdiri

dari 4 kali pertemuan.

Alokasi waktu dalam penelitian ini dalam satu minggu terdiri dari 2 x 40

menit, dalam satu minggu diadakan satu kali pertemuan yaitu pada hari rabu jam

09.00-10.20. Peneliti pada saat pembelajaran menggunakan model pembelajaran

kooperatif Talking Stick dengan menggunakan Handout. Guru atau peneliti

membagi kelompok belajar yang telah dibagi pada saat sosialisasi. Pelaksanaan

pembelajaran diawali dengan guru atau peneliti memastikan siswa duduk pada

kelompoknya masing-masing. Guru menjelaskan proses pembelajaran yang

disajikan pada setiap pertemuan. Selanjutnya guru menyampaikan materi yang

akan dipelajari selama pembelajaran Talking Stick dengan menggunakan

Handout, yaitu KD 7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara

komponen ekosistem dan KD 7.2 Mengidentifikasi pentingnya keanekaragaman

makhluk hidup dalam pelestarian ekosistem.

Selanjutnya dalam pembelajaran Talking Stick setiap siswa dalam

kelompok mendapatkan LKPD (permasalahan atau soal-soal yang berbeda-beda)

dan Handout. Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat pada LKPD,

guru mempersilahkan siswa untuk menutup buku paket dan handout. Selanjutnya

guru memberi tongkat dan memberikannya kepada salah satu siswa, setelah itu

Page 61: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

34

guru memberi pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus

menjawabnya. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat

bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru. Setelah selesai guru akan

meminta kesalah satu kelompok untuk mempresentasekan hasil diskusinya.

Setelah selesai pembelajaran Talking Stick, diakhir pertemuan guru

membimbing siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari, guru

memastikan bahwa setiap siswa memahami kegiatan belajar mengajar pada

pertemuan tersebut. Kemudian guru memberi kuis atau evaluasi dari materi yang

telah dipelajari pada pembelajaran Talking Stick serta memberikan penghargaan

kelompok. Selanjutnya guru memberikan Handout pada pertemuan berikut.

Kemudian Ujian Blok tentang materi yang telah dipelajari bertujuan untuk

mengukur tingkat keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.

4.1.2. Analisis Deskriptif Data Hasil Penelitian Siklus 1

a) Pertemuan Sosialisasi I

Pertemuan sosialisasi 1 dilakukan pada hari rabu, tanggal 22 Maret 2017

dengan jumlah siswa yang hadir 24 siswa atau hadir semua. Pada pertemuan ini

merupakan pertemuan sosialisasi kepada siswa, yaitu mendekatkan diri kepada

siswa sebelum pembelajaran dimulai. Peneliti menjelaskan model pembelajaran

kooperatif tipe Talking Stick dengan menggunakan handout, peneliti menjelaskan

langkah-langkah dalam pelaksanaan Talking Stick yang akan diterapkan selama

pembelajaran dan juga materi yang akan dipelajari selama peneliti masuk.

Kemudian peneliti membagikan kelompok belajar siswa berdasarkan tingkat

kemampuan siswa yaitu tinggi, sedang dan rendah yang diperoleh dari nilai PPK

siswa sebelumnya. Dalam satu kelompok belajar terdiri dari 4 orang siswa

(Lampiran 4 ). Peneliti kemudian bertanya kepada siswa apakah ada siswa yang

belum memahami mengenai langkah-langkah Talking Stick dan peneliti kembali

menjelaskan apa yang tidak dipahami oleh siswa tersebut.

Selanjutnya peneliti menugaskan siswa membaca materi tentang

organisasi kehidupan mulai dari tingkat sel sampai organisme pelajaran yang akan

Page 62: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

35

dipelajari untuk pertemuan selanjutnya agar dipelajari siswa dirumah. Pengkajian

lebih lanjut akan dilaksanakan di kelas pada pertemuan selanjutnya.

b) Pertemuan Sosialisasi II

Tahap sosialisasi II kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29 Maret

2017 dan siswa hadir semua. Materi pembelajaran adalah Organisasi Kehidupan

mulai dari tingkat sel sampai organisme. Pembelajaran dilaksanakan sesuai

dengan RPP terlampir pada (Lampiran 8).

Kegiatan awal ± 5 menit, guru menyapa dan memeriksa kehadiran siswa,

dan siswapun menjawab sapaan serta mempersiapkan diri untuk mengikuti proses

kegiatan belajar mengajar, guru menggali pengetahuan siswa dengan menanyakan

tentang pertumbuhan dan perkembangan pada manusia dan jawaban siswa

bervariasi, guru menuliskan topik yang akan dipelajari dan menginformasikan

tujuan pembelajaran.

Kegiatan inti, pada kegiatan inti ± 60 menit, peneliti terlebih dahulu

memastikan siswa telah duduk di kelompok masing-masing. Selanjutnya,

menjelaskan materi tentang Organisasi kehidupan. Dalam kegiatan ini tugas

observer adalah membagikan LKPD sosialisasi II (Lampiran 10) kepada

kelompok. Setiap siswa dalam kelompok membaca semua materi dengan bantuan

Handout.

Setelah siswa selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya,

guru mempersilahkan siswa untuk menutup isi bacaan. Guru memberi tongkat dan

memberikannya kepada salah satu siswa, setelah itu guru memberi pertanyaan dan

siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya. Demikian seterusnya

sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan

dari guru (40 menit).

Siswa yang mendapatkan materi berdiskusi selama (20 menit) dalam

kelompok yang terdiri dari 6 kelompok yaitu: kelompok 1, 2, 3, 4, 5 dan 6. Salah

satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Kelompok yang

mempresentasikan hasil diskusinya adalah kelompok 1. Pertanyaan diajukan oleh

ASZ dari kelompok 2 dan NA dari kelompok 3. Pertanyaan dijawab oleh AAS

Page 63: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

36

dan CB dari kelompok 1 (40 menit). Selanjutnya guru memberikan penguatan

pada hasil diskusi dan siswapun mencatat penguatan yang diberikan guru.

Kegiatan penutup ± 15 menit, Guru bersama siswa menyusun kesimpulan

tentang materi yang diajarkan. Setelah selesai kegiatan pembelajaran pada

pertemuan ini siswa diberi kuis (Lampiran 11) yang terdiri dari 2 soal berbentuk

essai yang bertujuan untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar yang

telah dilaksanakan. Selanjutnya guru mengakhiri dengan salam penutup.

Pada pertemuan ini rata-rata UK dengan kategori cukup dan ketuntasan

klasikal dengan kategori sangat baik.

Berdasarkan analisis pengamatan selama proses pembelajaran pada

pertemuan ini, terdapat beberapa refleksi yang guru temukan diantaranya:

1. Pada saat proses pembelajaran, siswa belum terbiasa dengan pembelajaran

Talking Stick.

2. Pada saat diskusi kelompok siswa kurang aktif dalam belajar karena beberapa

siswa masih kurang serius dalam proses pembelajaran.

3. Pada saat presentasi, siswa masih kurang bisa dalam menjawab pertanyaan

yang dipresentasikan salah satu kelompok.

4. Siswa belum aktif dalam bertanya jawab dalam presentasi.

c) Pertemuan 1

Pertemuan kesatu dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 05 April 2017

dengan jumlah siswa yang hadir 24 orang. Materi pembelajaran adalah ekosistem.

Pembelajaran dilaksanakan sesuai RPP terlampir pada (Lampiran 12).

Kegiatan awal ± 5 menit, guru menyapa dan memeriksa kehadiran siswa,

dan siswapun menjawab sapaan serta mempersiapkan diri untuk mengikuti proses

kegiatan belajar mengajar, guru menggali pengetahuan siswa, dengan

menanyakan “jelaskan pengertian ekosistem ?” dan jawaban siswa bervariasi,

guru menuliskan topik yang akan dipelajari dan meninformasikan tujuan

pembelajaran.

Kegiatan inti ± 60 menit siswa belum duduk di kelompok sesuai dengan

intruksi sosialisasi sebelumnya sehingga membuang banyak waktu. Guru

Page 64: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

37

menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan

kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pembelajaran

Setiap siswa membaca Handout dan memahami materi. kemudian guru

membagikan LKPD 1 (Lampiran 14) dan setiap siswa berdiskusi selama 20 menit

dalam kelompok yang terdiri dari 6 kelompok yaitu: kelompok 1, 2, 3, 4, 5 dan 6

Setelah siswa selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru

mempersilahkan siswa untuk menutup isi bacaan. Guru memberi tongkat dan

memberikannya kepada salah satu siswa, setelah itu guru memberi pertanyaan dan

siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya. Demikian seterusnya

sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan

dari guru (40 menit). Kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya adalah

kelompok 1. Pertanyaan diajukan oleh SN dari kelompok 2 dan EW dari

kelompok 4. Pertanyaan dijawab oleh AW dan AM dari kelompok 1 Kemudian

guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menjawab pertanyaan

NHA dari kelompok 6. Guru bertindak sebagai fasilitator. Selanjutnya guru

memberikan penguatan pada hasil diskusi dan siswapun mencatat penguatan yang

diberikan guru.

Kegiatan penutup ± 15 menit, guru dan siswa menyusun kesimpulan

tentang materi yang diajarkan. Setelah selesai kegiatan pembelajaran pada

pertemuan ini siswa diberi kuis (Lampiran 15) yang terdiri dari 2 soal berbentuk

essai yang bertujuan untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar yang

telah dilaksanakan. Kemudian guru menutup pelajaran dengan mengucapkan

salam.

Berdasarkan dari pelaksanaan KBM pada pertemuan pertama ini terlihat

bahwa siswa masih belum terbiasa dengan model pembelajaran Talking Stick

beberapa siswa masih belum terbiasa untuk menyampaikan materi ke temannya

maupun menerima materi dari temannya, beberapa bahkan sibuk sendiri dan

kurang menghargai temannya.

Pada pertemuan ini rata-rata UK dengan kategori cukup dan ketuntasan

klasikal dengan kategori sangat baik.

Page 65: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

38

Berdasarkan analisis pengamatan selama proses pembelajaran pada

pertemuan ini, terdapat beberapa refleksi yang guru temukan diantaranya:

1. Pada saat proses pembelajaran beberapa siswa sudah mulai terbiasa dengan

model pembelajaran Talking Stick dan masih ada juga siswa masih kurang

memahami model pembelajaran Talking Stick.

2. Dalam keaktifan diskusi kelompok dikategorikan masih kurang aktif karena

siswa masih ada yang kurang serius dalam pembelajaran berlangsung.

3. Setiap siswa memiliki handout dalam proses pembelajaran

4. Pada saat mengerjakan LKPD siswa sudah mulai terbiasa dengan

mengerjakan soal-soal yang diberikan karena dilihat dari hasil masing-masing

kelompok cukup memuaskan.

5. Pada saat presentasi siswa masih kurang kompok dalam jawaban yang

dipresentasikan

6. Proses pembelajaran pada pertemuan 1 ini kerja sama antar siswa masih

dalam kategori kurang.

d) Pertemuan 2

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 12 April 2017

dengan jumlah siswa yang hadir 24 orang atau hadir semua. Materi pembelajaran

adalah komponen-komponen dalam ekosistem. Pembelajaran dilaksanakan sesuai

dengan RPP yang terlampir pada (Lampiran 16).

Kegiatan awal ± 5 menit, guru menyapa dan memeriksa kehadiran siswa,

dan siswapun menjawab sapaan serta mempersiapkan diri untuk mengikuti proses

kegiatan belajar mengajar, guru menggali pengetahuan siswa, dengan

menanyakan sebutkan apa saja komponen-komponen dalam ekosistem? Dan

jawaban siswa bervariasi, guru menuliskan topik yang akan dipelajari dan

menginformasikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan inti ± 60 menit, guru menyampaikan materi pokok yang akan

dipelajari, kemudian memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan

mempelajari materi pembelajaran Setiap siswa membaca Handout dan memahami

materi. kemudian guru membagikan LKPD 2 (Lampiran 18) dan setiap siswa

Page 66: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

39

berdiskusi selama (20 menit) dalam kelompok yang terdiri dari 6 kelompok yaitu:

kelompok 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 Setelah siswa selesai membaca materi pelajaran dan

mempelajari isinya, guru mempersilahkan siswa untuk menutup isi bacaan. Guru

memberi tongkat dan memberikannya kepada salah satu siswa, setelah itu guru

memberi pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus

menjawabnya. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat

bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru (40 menit). Kelompok yang

mempresentasikan hasil diskusinya adalah kelompok 2. Pertanyaan diajukan oleh

AW dari kelompok 1 dan FY dari kelompok 3 , pertanyaan dijawab oleh ASP dan

LP dari kelompok 2. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada kelompok

lain untuk menanggapi jawaban penyaji kelompok yang menanggapi adalah RS

dari kelompok 5. Guru bertindak sebagai fasilitator. Selanjutnya guru

memberikan penguatan pada hasil diskusi dan siswapun mencatat penguatan yang

diberikan guru.

Kegiatan penutup ± 15 menit, guru dan siswa menyusun kesimpulan

tentang materi yang telah diajarkan. Setelah selesai kegiatan pembelajaran pada

pertemuan ini siswa diberi kuis (Lampiran 19) yang terdiri dari 2 soal berbentuk

essai yang bertujuan untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar yang

telah dilaksanakan. Penghargaan kelompok pada kuis 1 yaitu kelompok adalah

kategori tim hebat yaitu kelompok 3 sedangkan kelompok baik yaitu kelompok

1,2,4,5,6. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok berupa buku pada

kelompok hebat dan penghargaan pulpen pada kelompok baik. Kemudian guru

menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

Berdasarkan dari pelaksanaan KBM pada pertemuan kedua ini terlihat

bahwa siswa mulai terbiasa dengan model pembelajaran Talking Stick, beberapa

siswa mulai bisa untuk menyampaikan materi ke temannya dan mulai menghargai

penyampaian materi dari temannya. Pada saat presentasi dan diskusi pun terlihat

adanya peningkatan, kelompok penyaji mampu menyimpulkan materi dengan

baik meski kurang dalam bekerja sama.

Pada pertemuan ini rata-rata UK dengan kategori baik dan ketuntasan

klasikal dengan kategori sangat baik.

Page 67: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

40

Berdasarkan analisis pengamatan selama proses pembelajaran pada

pertemuan ini, terdapat beberapa refleksi yang guru temukan diantaranya:

1. Pada saat proses pembelajaran beberapa siswa sudah mulai terbiasa dengan

model pembelajaran Talking Stick

2. Siswa terlihat semangat dalam belajar

3. Dalam keaktifan diskusi kelompok dikategorikan cukup aktif dalam

pembelajaran berlangsung.

4. Setiap siswa memiliki handout dalam proses pembelajaran

5. Pada saat presentasi siswa masih kurang kompak dalam jawaban yang

dipresentasikan

6. Proses pembelajaran pada pertemuan 2 ini kerja sama antar siswa masih

dalam kategori kurang.

e) Pertemuan 3

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 19 April 2017

dengan jumlah siswa yang hadir 24 orang atau hadir semua. Materi pembelajaran

adalah pola-pola interaksi dan saling ketergantungan komponen biotik ekosistem.

Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP yang terlampir pada (Lampiran

20).

Kegiatan awal ± 5 menit, guru menyapa dan memeriksa kehadiran siswa,

dan siswapun menjawab sapaan serta mempersiapkan diri untuk mengikuti proses

kegiatan belajar mengajar, guru menggali pengetahuan siswa, dengan

menanyakan “Sebutkan pola-pola interaksi antara makhluk hidup” Dan jawaban

siswa bervariasi, guru menuliskan topik yang akan dipelajari dan

menginformasikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan inti ± 60 menit, guru menyampaikan materi pokok yang akan

dipelajari, kemudian memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan

mempelajari materi pembelajaran Setiap siswa membaca Handout dan memahami

materi. kemudian guru membagikan LKPD 3 (Lampiran 22) dan setiap siswa

berdiskusi selama (20 menit) dalam kelompok yang terdiri dari 6 kelompok ahli

yaitu: kelompok 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 Setelah siswa selesai membaca materi

Page 68: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

41

pelajaran dan mempelajari isinya, guru mempersilahkan siswa untuk menutup isi

bacaan. Guru memberi tongkat dan memberikannya kepada salah satu siswa,

setelah itu guru memberi pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut

harus menjawabnya. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat

bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru (30 menit). Satu kelompok

yang mempresentasikan hasil diskusinya adalah kelompok 3. Pertanyaan diajukan

oleh AR dari kelompok 5 dan URJ dari kelompok 6, pertanyaan dijawab oleh FZ

dan NA dari kelompok 3. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada

kelompok lain untuk menanggapi jawaban penyaji kelompok yang menanggapi

adalah AAS dari kelompok 1 (10 menit). Guru bertindak sebagai fasilitator.

Selanjutnya guru memberikan penguatan pada hasil diskusi dan siswapun

mencatat penguatan yang diberikan guru.

Kegiatan penutup ± 15 menit, guru dan siswa menyusun kesimpulan

tentang materi yang telah diajarkan. Setelah selesai kegiatan pembelajaran pada

pertemuan ini siswa diberi kuis (Lampiran 23) yang terdiri dari 2 soal berbentuk

essai yang bertujuan untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar yang

telah dilaksanakan. Penghargaan kelompok pada kuis 2 yaitu kelompok adalah

kategori kelompok hebat yaitu kelompok 6 sedangkan kelompok baik yaitu

kelompok 1,2,3,4,5. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok hebat yaitu

berupa buku dan penghargaan kepada kelompok baik yaitu berupa pulpen.

Peneliti juga memberikan tugas rumah (PR) kepada peserta didik yang dikerjakan

individu dirumah masing-masing dan dikumpul pada pertemuan selanjutnya.

Peneliti lalu memberitahukan bahwa pada hari Rabu tanggal 19 April 2017 akan

diadakannya ujian blok siklus 1, dan diminta agar peserta didik belajar dan

membaca materi pada siklus 1 dirumah. Kemudian guru menutup pelajaran

dengan mengucapkan salam.

Berdasarkan dari pelaksanaan KBM pada pertemuan ketiga ini terlihat

bahwa siswa mulai terbiasa dengan model pembelajaran Talking Stick, siswa

terlihat semangat dalam belajar dan siswa sudah bisa untuk menyampaikan materi

ketemannya dan terlihat aktif serta manghargai penyampaian materi dari

temannya. Dalam hal diskusi dan presentasi pun mengalami peningkatan.

Page 69: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

42

Pada pertemuan ini rata-rata UK dengan kategori baik dan ketuntasan

klasikal dengan kategori sangat baik.

Berdasarkan analisis pengamatan selama proses pembelajaran pada

pertemuan ini, terdapat beberapa refleksi yang guru temukan diantaranya:

1. Pada saat proses pembelajaran beberapa siswa sudah mulai terbiasa dengan

model pembelajaran Talking Stick

2. Siswa terlihat semangat dalam belajar

3. Pada saat diskusi kelompok siswa sudah terlihat kompak dan bekerja sama

dalam mengerjakan LKPD .

4. Setiap siswa memiliki handout dalam proses pembelajaran

5. Pada saat presentasi siswa sudah mulai kompak dalam menjawab soal dan

siswa mulai terlihat aktif dalam bertanya.

6. Proses pembelajaran pada pertemuan 3 ini kerja sama antar siswa sudah

kategori baik.

f) Pertemuan 4

Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 26 April 2017

dengan jumlah siswa yang hadir 24 orang atau hadir semua. Pembelajaran

dilaksanakan sesuai dengan RPP terlampir pada (Lampiran 26 ).

Kegiatan awal ± 5 menit, guru menyapa dan memeriksa kehadiran siswa,

siswapun menjawab sapaan guru, guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk membaca materi pelajaran.

Kegiatan inti ± 60 menit siswa melaksanakan ujian blok siklus 1

(Lampiran 28 ) yang terdiri dari 20 soal objektif dan 5 soal essai. Tes diberikan

untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam satu siklus.

Kegiatan penutup 15 menit, guru memerintahkan siswa untuk

mengumpulkan kertas ujian. Pada pertemuan ini yang memperoleh penghargaan

kelompok pada kuis 3 dipertemuan ketiga yaitu kelompok tim hebat yaitu

kelompok 1,3,4,5,6 dan kelompok baik yaitu kelompok 2. Peneliti memberikan

Page 70: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

43

penghargaan kepada kelompok tim hebat berupa buku dan tim baik berupa

pulpen.

4.1.3 Analisis Deskriptif Data Hasil Penelitian Siklus 2

a) Pertemuan 5

Pertemuan kelima dilaksanakan pada Rabu tanggal 03 Mei 2017dengan

jumlah siswa yang hadir 24 orang atau hadir semua. Materi pembelajaran adalah

keanekaragaman hayati. Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP yang

terlampir pada (Lampiran 30 ).

Kegiatan awal ± 5 menit, guru menyapa dan memeriksa kehadiran siswa,

dan siswapun menjawab sapaan serta mempersiapkan diri untuk mengikuti proses

kegiatan belajar mengajar, guru menggali pengetahuan siswa, dengan

menanyakan “Apa yang menyebabkan kelangkaan tumbuhan dan hewan di

indonesia?” Dan jawaban siswa bervariasi, guru menuliskan topik yang akan

dipelajari dan menginformasikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan inti ± 60 menit, guru menyampaikan materi pokok yang akan

dipelajari, kemudian memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan

mempelajari materi pembelajaran. Setiap siswa membaca Handout dan

memahami materi. kemudian guru membagikan LKPD 4 (Lampiran 32) dan

setiap siswa berdiskusi selama (20 menit) dalam kelompok yang terdiri dari 6

kelompok yaitu: kelompok 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 Setelah siswa selesai membaca

materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru mempersilahkan siswa untuk

menutup isi bacaan. Guru memberi tongkat dan memberikannya kepada salah satu

siswa, setelah itu guru memberi pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat

tersebut harus menjawabnya. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa

mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru (30 menit). Satu

kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya adalah kelompok 4.

Pertanyaan diajukan oleh AAS dari kelompok 1 dan ASP dari kelompok 2,

pertanyaan dijawab oleh AD dan IFP dari kelompok 4. Kemudian guru

memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi jawaban

penyaji kelompok yang menanggapi adalah WS dari kelompok 6 (10 menit).

Page 71: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

44

Guru bertindak sebagai fasilitator. Selanjutnya guru memberikan penguatan pada

hasil diskusi dan siswapun mencatat penguatan yang diberikan guru.

Kegiatan penutup ± 15 menit, guru dan siswa menyusun kesimpulan

tentang materi yang telah diajarkan. Setelah selesai kegiatan pembelajaran pada

pertemuan ini siswa diberi kuis (Lampiran 33 ) yang terdiri dari 2 soal berbentuk

essai yang bertujuan untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar yang

telah dilaksanakan. Kemudian guru menutup pelajaran dengan mengucapkan

salam.

Pada pertemuan ini rata-rata UK dengan kategori baik dan ketuntasan

klasikal dengan kategori sangat baik.

Refleksi pada pertemuan 5 yaitu:

1. Pada saat proses pembelajaran beberapa siswa sudah terbiasa dengan model

pembelajaran Talking Stick, tidak ada lagi siswa yang bingung.

2. Siswa terlihat semangat dalam belajar

3. Pada saat diskusi kelompok siswa sudah terlihat kompak dan bekerja sama

dalam mengerjakan LKPD .

4. Setiap siswa memiliki handout dalam proses pembelajaran

5. Pada saat presentasi siswa sudah kompak dalam menjawab soal dan siswa

terlihat aktif dalam bertanya.

6. Proses pembelajaran pada pertemuan 5 ini kerja sama antar siswa sudah

kategori baik

b) Pertemuan 6

Pertemuan keenam dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 10 Mei 2017

dengan jumlah siswa yang hadir 24 orang atau hadir semua. Materi pembelajaran

adalah usaha-usaha pelestarian keanekaragaman hayati. Pembelajaran

dilaksanakan sesuai dengan RPP yang terlampir pada (Lampiran 34 ).

Kegiatan awal ± 5 menit, guru menyapa dan memeriksa kehadiran siswa,

dan siswapun menjawab sapaan serta mempersiapkan diri untuk mengikuti proses

kegiatan belajar mengajar, guru menggali pengetahuan siswa, dengan

menanyakan Apakah perbedaan pelestarian insitu dan pelestarian exsitu ? Dan

Page 72: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

45

jawaban siswa bervariasi, guru menuliskan topik yang akan dipelajari dan

menginformasikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan inti ± 60 menit, guru menyampaikan materi pokok yang akan

dipelajari, kemudian memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan

mempelajari materi pembelajaran. Setiap siswa membaca Handout dan

memahami materi, kemudian guru membagikan LKPD 5 (Lampiran 36) dan

setiap siswa berdiskusi selama (20 menit) dalam kelompok yang terdiri dari 6

kelompok yaitu: kelompok 1, 2, 3, 4, 5 dan 6.Setelah siswa selesai membaca

materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru mempersilahkan siswa untuk

menutup isi bacaan.Guru memberi tongkat dan memberikannya kepada salah satu

siswa, setelah itu guru memberi pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat

tersebut harus menjawabnya. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa

mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru selama (40

menit).Selanjutnya satu kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya

adalah kelompok 5. Pertanyaan diajukan oleh CB dari kelompok 1 dan RY dari

kelompok 4, pertanyaan dijawab oleh DSY dan ROA dari kelompok 5.Kemudian

guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi jawaban

penyaji kelompok yang menanggapi adalah AAS dari kelompok 1.Guru bertindak

sebagai fasilitator. Selanjutnya guru memberikan penguatan pada hasil diskusi

dan siswapun mencatat penguatan yang diberikan guru.

Kegiatan penutup ± 15 menit, guru dan siswa menyusun kesimpulan

tentang materi yang telah diajarkan. Setelah selesai kegiatan pembelajaran pada

pertemuan ini siswa diberi kuis (Lampiran 37) yang terdiri dari 2 soal berbentuk

essai yang bertujuan untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar yang

telah dilaksanakan. Pada pertemuan ini penghargaan kelompok pada kuis 5

dipertemuan kelima yaitu kelompok adalah kategori tim hebat yaitu kelompok 3,

4, 5 dan kelompok baik yaitu kelompok 1, 2, 6. Guru memberikan penghargaan

kepada kelompok hebat yaitu berupa buku dan penghargaan kepada kelompok

baik yaitu berupa pulpen. Kemudian guru menutup pelajaran dengan

mengucapkan salam.

Page 73: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

46

Berdasarkan hasil pelaksanaan KBM pada pertemuan keenam ini terlihat

bahwa siswa mulai terbiasa dengan model pembelajaran Talking Stick. Peneliti

tidak perlu lagi untuk menjelaskan cara kerja atau langkah-langkah dalam proses

pembelajaran. Siswa terlihat semangat dalam belajar dan siswa sudah bisa untuk

menyampaikan materi ketemannya dan terlihat aktif serta menghargai

penyampaian materi dari temannya. Dalam hal presentasi pun mengalami

peningkatan dari pertemuan sebelumnya. Kelompok penyaji sudah mampu

menyampaikan materi dengan baik dan cukup bisa dalam menyimpulkan materi

namun masih kurang bekerja sama.

Pada pertemuan ini rata-rata UK dengan kategori baik dan ketuntasan

klasikal dengan kategori sangat baik.

Refleksi pada pertemuan 6 yaitu:

1. Pada saat proses pembelajaran beberapa siswa sudah mulai terbiasa dengan

model pembelajaran Talking Stick

2. Siswa terlihat semangat dalam belajar

3. Pada saat diskusi kelompok siswa sudah terlihat kompak dan bekerja sama

dalam mengerjakan LKPD .

4. Setiap siswa memiliki handout dalam proses pembelajaran

5. Kelompok penyaji sudah mampu menyampaikan materi dengan baik dan

cukup bisa dalam menyimpulkan materi.

6. Proses pembelajaran pada pertemuan 6 ini kerja sama antar siswa sudah

kategori baik

c) Pertemuan 7

Pertemuan ketujuh dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 17 Mei 2017

dengan jumlah siswa yang hadir 24 orang atau hadir semua. Materi pembelajaran

adalah kawasan pelestarian keanekaragaman hayati. Pembelajaran dilaksanakan

sesuai dengan RPP yang terlampir pada (lampiran 38).

Kegiatan awal ± 5 menit, guru menyapa dan memeriksa kehadiran siswa,

dan siswapun menjawab sapaan serta mempersiapkan diri untuk mengikuti proses

kegiatan belajar mengajar, guru menggali pengetahuan siswa, dengan

Page 74: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

47

menanyakan sebutkan contoh kawasan pelestarian keanekaragaman hayati di

indonesia? Dan jawaban siswa bervariasi, guru menuliskan topik yang akan

dipelajari dan menginformasikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan inti ± 60 menit, guru menyampaikan materi pokok yang akan

dipelajari, kemudian memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan

mempelajari materi pembelajaran. Setiap siswa membaca Handout dan

memahami materi, kemudian guru membagikan LKPD 6 (Lampiran 40) dan

setiap siswa berdiskusi selama (20 menit) dalam kelompok yang terdiri dari 6

kelompok yaitu: kelompok 1, 2, 3, 4, 5 dan 6.Setelah siswa selesai membaca

materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru mempersilahkan siswa untuk

menutup isi bacaan.Guru memberi tongkat dan memberikannya kepada salah satu

siswa, setelah itu guru memberi pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat

tersebut harus menjawabnya. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa

mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru selama (40 menit).

Satu kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya adalah kelompok 6.

Pertanyaan diajukan oleh RS dari kelompok 5 dan FZ dari kelompok 3,

pertanyaan dijawab oleh SI dan NHA dari kelompok 6.Kemudian guru

memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi jawaban

penyaji kelompok yang menanggapi adalah AD dari kelompok 4. Guru bertindak

sebagai fasilitator. Selanjutnya guru memberikan penguatan pada hasil diskusi

dan siswapun mencatat penguatan yang diberikan guru.

Kegiatan penutup ± 15 menit, guru dan siswa menyusun kesimpulan

tentang materi yang telah diajarkan. Setelah selesai kegiatan pembelajaran pada

pertemuan ini siswa diberi kuis (Lampiran 41) yang terdiri dari 2 soal berbentuk

essai yang bertujuan untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar yang

telah dilaksanakan. Penghargaan kelompok pada kuis 6 yaitu kelompok hebat

kelompok 1,3,4,5,6 sedangkan kelompok baik yaitu kelompok 2. Guru

memberikan penghargaan kepada kelompok hebat yaitu berupa buku dan

penghargaan kepada kelompok baik yaitu berupa pulpen. Peneliti juga memberi

pekerjaan rumah (PR) kepada peserta didik yang dikerjakan individu dirumah

masing-masing dan dikumpul pada pertemuan selanjutnya. Peneliti lalu

Page 75: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

48

memberitahukan bahwa pada hari Rabu tanggal 24 Mei 2017 akan diadakannya

ujian blok siklus II, dan diminta agar peserta didik belajar dan membaca materi

pada siklus II dirumah. Kemudian peneliti menutup pelajaran dengan

mengucapkan salam.

Berdasarkan hasil pelaksanaan KBM pada pertemuan ketujuh ini kurang

lebih sama dengan pertemian keenam. Terlihat bahwa siswa sudah sangat terbiasa

dengan model pembelajaran Talking Stick, siswa terlihat semangat dalam belajar

dan siswa sudah bisa untuk menyampaikan materi ketemannya dan terlihat aktif

serta menghargai penyampaian materi dari temannya. Dalam hal presentasi

kelompok penyaji sudah mampu menyampaikan materi dengan baik dan mampu

menyimpulkan materi.

Pada pertemuan ini rata-rata UK dengan kategori baik dan ketuntasan

klasikal dengan kategori sangat baik.

Refleksi pada pertemuan 7 yaitu:

1. Pada saat proses pembelajaran beberapa siswa sudah mulai terbiasa dengan

model pembelajaran Talking Stick

2. Siswa terlihat semangat dalam belajar

3. Pada saat diskusi kelompok siswa sudah terlihat kompak dan bekerja sama

dalam mengerjakan LKPD .

4. Setiap siswa memiliki handout dalam proses pembelajaran

5. Kelompok penyaji sudah mampu menyampaikan materi dengan baik dan

cukup bisa dalam menyimpukan materi.

6. Proses pembelajaran pada pertemuan 7 ini kerja sama antar siswa sudah

kategori baik

d) Pertemuan 8

Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 24 Mei 2017

dengan jumlah siswa yang hadir 24 orang atau hadir semua. Pembelajaran

dilaksanakan sesuai dengan RPP terlampir pada (Lampiran 43).

Kegiatan awal ± 5 menit, guru menyapa dan memeriksa kehadiran siswa,

siswapun menjawab sapaan guru, memberikan kesempatan kepada siswa untuk

membaca materi pelajaran.

Page 76: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

49

Kegiatan inti ± 60 menit siswa melaksanakan ujian blok siklus II (Lampiran

45) yang terdiri dari 20 soal objektif dan 5 soal essai (60 menit). Tes diberikan

untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam satu siklus.

Kegiatan penutup ± 15 menit, guru memerintahkan siswa untuk

mengumpulkan kertas ujian dan memberikan pujian ke semua kelompok. Pada

pertemuan ini yang memperoleh penghargaan kelompok pada kuis 7 yaitu

kelompok tim hebat yaitu kelompok 1,4,5,6 dan kelompok tim baik yaitu

kelompok 2, 3. Peneliti memberi penghargaan kepada kelompok tim hebat berupa

buku dan kepada kelompok tim baik berupa pulpen. kemudian peneliti menutup

pelajaran dengan mengucapkan salam.

4.2 Analisis Data Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Data Hasil PenelitianSebelum PTK

4.2.1.1 Analisis Data Serap PPK Sebelum PTK

Nilai PPK siswa sebelum PTK diperoleh dari guru mata pelajaran biologi.

Berdasarkan data yang terdapat pada (Lampiran 4) daya serap ketuntasan

individual dan ketuntasan klasikal nilai PPKsiswa sebelum PTKdapat dilihat pada

Tabel 6 berikut ini:

Tabel 6. Daya Serap, Ketuntasan Individual, dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK (Kognitif) Siswa Sebelum PTK

No Interval Daya Serap Kategori Daya Serap Sebelum PTK Jumlah Siswa Persentase (%)

1 93 – 100 Sangat baik - - 2 84 – 92 Baik 8 33,33 3 75 – 83 Cukup 8 33,33 4 ≤ 74 Kurang 8 33,33

Jumlah 24 Rata-rata daya serap 78,29

Katagori Kurang Ketuntasan Individual 16 Ketuntasan Klasikal 66,67 (Tidak Tuntas)

Tabel 6 di atas dapat dijelaskan bahwa ketuntasan individu kognitif siswa

sebelum PTK dari 24 orang, terdapat 16 orang siswa yang tuntas dengan

Page 77: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

50

persentase 66,66% dan 8 orang siswa tidak tuntas dengan persentase 33,33%

karena tidak mencapai nilai KKM yaitu ≥ 75. Dengan demikian dapat dinyatakan

bahwa ketuntasan secara individu belum tuntas, dengan daya serap yaitu 78,29%

dengan tolak ukur KKM telah belum tercapai.

4.2.2 Analisis Data Hasil Penelitian Pada Siklus 1

Hasil belajar siswa pada siklus I dengan Standar Kompetensi (SK)

7. memahami saling ketergantungan dalam ekosistem dengan Kompetensi Dasar

(KD) 7.1 menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen

ekosistemdengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dengan

menggunakan Handout di kelas VIId SMP IT Syahruddiniyah Tahun Ajaran

2016/2017 untuk dapat menganalisis daya serap, ketuntasan individual, dan

ketuntasan klasikal pada nilai PPK.

4.3 Analisis Data Hasil Penelitian Pada Siklus I 4.3.1 Analisis Data Daya Serap Siswa Untuk Nilai PPK Pada Siklus I

Berdasarkan analisis daya serap, ketuntasan individual dan ketuntasan

klasikal peserta didik nilai PPKSiklus Idiperoleh dari nilai Kuis, LKPD, Pekerjaan

Rumah (PR), dan Ulangan Harian (UH) siklus I. Kuis diberikan kepada siswa

pada setiap akhir proses pembelajaran sebanyak 3 kali, yaitu pada pertemuan

pertama, kedua, dan ketiga. LKPD diberikan pada setiap pertemuan selama proses

pembelajaran, Pekerjaan Rumah (PR) diberikan kepada siswa sebanyak 1 kali,

yaitu pada pertemuan ketigadan Ulangan Harian siklus I diberikan kepada siswa

sebanyak 1 kali, yaitu diberikan setelah selesai proses pembelajaransiklus I pada

pertemuan keempat.

Page 78: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

51

1) Nilai Kuis Siklus I

Pada setiap akhir pertemuan guru memberikan kuis kepada seluruh siswa.

Perbandingan daya serap, ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal siswa

berdasarkan nilai kuis dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga dapat

dilihat pada Tabel 7 berikut ini:

Tabel 7.Daya Serap, Ketuntasan Individual, dan Ketuntasan KlasikalNilai PPK (Kognitif) Siswa padaSiklus I Berdasarkan Nilai Kuis

No Kategori Interval Kuis 1 N (%)

Kuis 2 N (%)

Kuis 3 N (%)

1 Sangat Baik 93–100 - - 10 (41,67) 2 Baik 84- 92 8 (33,33) 7 (29,16) 2(8,33) 3 Cukup 75- 83 10 (41,67) 13(54,16) 10(41,67) 4 Kurang ≤ 74 6 (25) 4 (16,66) 2 (8,33)

Jumlah 24 24 24 Rata-rata daya serap 80,21 80,83 87,79

Katagori Cukup Cukup Baik Ketuntasan Individual 18 20 22

Ketuntasan Klasikal 75,00% (Tidak Tuntas)

83,33% (Tuntas)

91,67% (Tuntas)

Tabel 7 di atas dapat dijelaskan bahwa daya serap siswa pada siklus 1

pokok materi ekosistem yaitu pada kuis 1 jumlah siswa paling banyak terdapat

pada kategori cukup, yaitu 10 orang siswa dengan persentase 41,67% dan jumlah

siswa yang paling sedikit berada pada kategori kurang, yaitu 6 orang siswa

dengan persentase 25%. Rata-rata daya serap belajar siswa pada kuis 1 yaitu

80,21% dengan kategori cukup dan ketuntasan individual siswa pada nilai kuis 1

dari jumlah siswa 24 orang, 18 orang dikatakan tuntas dengan persentase 75% dan

6 orang dikatakan tidak tuntas dengan persentase 25%. Ketuntasan klasikal pada

nilai kuis 1, yaitu 75% (tidak tuntas) (Lampiran 51).

Pada kuis 2 jumlah siswa paling banyak terdapat pada kategori cukup,

yaitu 13 orang siswa dengan persentase 54,16% dan jumlah siswa yang paling

sedikit berada pada kategori kurang, yaitu 4 orang siswa dengan persentase

16,66%. Rata-rata daya serap belajar siswa pada kuis 2 yaitu 80,83% dengan

kategori cukup dan ketuntasan individual siswa pada nilai kuis2 dari jumlah siswa

Page 79: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

52

24 orang, 20 orang dikatakan tuntas dengan persentase 83,32% dan 4 orang

dikatakan tidak tuntas dengan persentase 16,66%. Ketuntasan klasikal pada nilai

kuis 2, yaitu 83,33% (tuntas) (Lampiran 52). Perbandingan rata-rata daya serap

dan ketuntasan klasikal nilai PPK siswa pada siklus I berdasarkan nilai kuis dapat

dilihat pada Gambar 2 berikut ini:

Pada kuis 3 jumlah siswa paling banyak terdapat pada kategori sangat baik

dan cukup, yaitu 20 orang siswa dengan persentase 83,34% dan jumlah siswa yang

paling sedikit berada pada kategori baik dan kurang, yaitu 4 orang siswa dengan

persentase 16,66%. Rata-rata daya serap belajar siswa pada kuis 3 yaitu 87,79%

dengan kategori baik dan ketuntasan individual siswa pada nilai kuis3 dari jumlah

siswa 24 orang, 22 orang dikatakan tuntas dengan persentase 91,67% dan 2 orang

dikatakan tidak tuntas dengan persentase 8,33%. Ketuntasan klasikal pada nilai

kuis 3, yaitu 91,67% (tuntas) (Lampiran 53). Perbandingan rata-rata daya serap

dan ketuntasan klasikal nilai PPK siswa pada siklus I berdasarkan nilai kuis dapat

dilihat pada Gambar 2 berikut ini:

Gambar 2.Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK

(Kognitif) Siswa pada Siklus I Berdasarkan Nilai Kuis

80,21 80,83 87,79

75 83,33

91,67

0102030405060708090

100

Kuis 1 Kuis 2 Kuis 3

Daya Serap

Ketuntasan Klasikal

Page 80: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

53

Berdasarkan Gambar 2 di atas, dapat dijelaskan bahwa rata-rata daya serap

dan ketuntasan klasikal siswa pada kuis 1 masih rendah dibandingkan dengan kuis

2 dan kuis 3. Hal ini disebabkan oleh siswa yang masih beradaptasi dari

pelaksanaan proses pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick. Siswa juga belum

terbiasa dengan adanya kuis yang dilaksanakan pada akhir proses pembelajaran.

Kemudian pada kuis 2 dan kuis 3 rata-rata daya serap dan ketuntasan klasikal

siswa sudah mulai meningkat dikarenakan siswa mulai terbiasa dengan adanya

kuis pada setiap akhir proses pembelajaran.

Analisis perubahan nilai pada masing-masing pertemuan siklus Idapat

dijelaskan pada uraian berikut. Pada pertemuan pertama nilai rata-rata daya serap

kuis 1 siswa,yaitu 80,21% dengan ketuntasan klasikal 75,00%, pada pertemuan

kedua nilai rata-rata daya serap kuis 2 mengalami peningkatan menjadi

80,83%,dan ketuntasan klasikal mengalami peningkatan menjadi 83,33%, pada

pertemuan ketiganilai rata-rata daya serap kuis 3 mengalami peningkatan menjadi

87,79% kemudian ketuntasan klasikal Kuis 3 mengalami peningkatan menjadi

91,67%.

2) Nilai LKPD Siklus I

Pada setiap pertemuan guru memberikan LKPD kepada seluruh siswa.

Perbandingan daya serap, ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal siswa

berdasarkan nilai LKPD dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga dapat

dilihat pada Tabel 8 berikut ini:

Tabel 8.Daya Serap, Ketuntasan Individual, dan Ketuntasan KlasikalNilai PPK (Kognitif) Siswa padaSiklus I Berdasarkan Nilai LKPD

No Kategori Interval LKPD 1 N (%)

LKPD 2 N (%)

LKPD 3 N (%)

1 Sangat Baik 93 - 100 - - 4 (16,67) 2 Baik 84- 92 8(33,33) 16 (66,67) 12(50) 3 Cukup 75- 83 16 (66,67) 8 (33,33) 8(33,33) 4 Kurang ≤ 74 - - -

Jumlah 24 24 24 Rata-rata daya serap 82,50 84,83 89,00

Katagori Baik Baik Baik Ketuntasan Individual 24 24 24

Ketuntasan Klasikal 100% (Tuntas)

100% (Tuntas)

100% (Tuntas)

Page 81: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

54

Pada LKPD 1 jumlah siswa paling banyak terdapat pada kategori cukup,

yaitu 16 orang siswa dengan persentase 66,67% dan jumlah siswa yang paling

sedikit berada pada kategori baik, yaitu 8 orang siswa dengan persentase 33,33%.

Rata-rata daya serap belajar siswa pada LKPD 1 yaitu 82,50% dengan kategori

baik dan ketuntasan individual siswa pada nilai LKPD1 dari jumlah siswa 24

orang, 24 orang dikatakan tuntas dengan persentase 100%. Ketuntasan klasikal

pada nilai LKPD 1, yaitu 100% (tuntas) (Lampiran 47).

Pada LKPD 2 jumlah siswa paling banyak terdapat pada kategori baik,

yaitu 16 orang siswa dengan persentase 66,67% dan jumlah siswa yang paling

sedikit berada pada kategori kurang, yaitu 8 orang siswa dengan persentase

33,33%. Rata-rata daya serap belajar siswa pada LKPD 2 yaitu 84,83% dengan

kategori baik dan ketuntasan individual siswa pada nilai LKPD2 dari jumlah

siswa 24 orang, 24 orang dikatakan tuntas dengan persentase 100%. Ketuntasan

klasikal pada nilai LKPD2, yaitu 100% (tuntas) (Lampiran 48).

Pada LKPD 3 jumlah siswa paling banyak terdapat pada kategorit baik,

yaitu 12 orang siswa dengan persentase 50% dan jumlah siswa yang paling sedikit

berada pada kategori sangat baik, yaitu 4 orang siswa dengan persentase 16,67%.

Rata-rata daya serap belajar siswa pada LKPD 3 yaitu 89,00% dengan kategori

baik dan ketuntasan individual siswa pada nilai LKPD3 dari jumlah siswa 24

orang, 24 orang dikatakan tuntas dengan persentase 100%. Ketuntasan klasikal

pada nilai LKPD3, yaitu 100% (tuntas) (Lampiran 49). Perbandingan rata-rata

daya serap dan ketuntasan klasikal nilai PPK siswa pada siklus I berdasarkan nilai

LKPD dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini:

Page 82: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

55

Gambar 3.Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK (Kognitif)Siswapada Siklus I Berdasarkan Nilai LKPD

Analisis perubahan nilai pada masing-masing pertemuan siklus I dapat

dijelaskan pada uraian berikut. Pada pertemuan pertama nilai rata-rata daya serap

LKPD 1 siswa,yaitu 82,50% dengan ketuntasan klasikal 100%, pada pertemuan

kedua nilai rata-rata daya serap LKPD 2 mengalami peningkatan menjadi

84,83%,dan ketuntasan klasikal tidak mengalami perubahan yaitu 100%, pada

pertemuan ketiga nilai rata-rata daya serap LKPD 3 mengalami peningkatan

menjadi 89,00% dan ketuntasan klasikal LKPD 3 tidak mengalami perubahan

yaitu 100%.

3) Pekerjaan Rumah (PR) Siklus I

PR diberikan hanya satu kali setiap siklus, dan pada siklus I PR diberikan

pada pertemuan ketiga dan dikumpulkan pada pertemuan keempat. Daya serap,

ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal nilai PPK siswa pada siklus I

berdasarkan nilai PR dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini:

82,50

100 100 100

0102030405060708090

100

LKPD 1 L KPD 2 LKPD 3

Daya SerapKetuntasan Klasikal

84,83 89,00

Page 83: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

56

Tabel 9. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK (Kognitif) Siswa pada Siklus I Berdasarkan Nilai PR

No Kategori Interval PR 1 Jumlah Siswa Persentase (%)

1 Sangat Baik 93 - 100 9 37,5 2 Baik 84 - 92 - - 3 Cukup 75- 83 15 62,5 4 Kurang ≤ 74 - -

Jumlah 24 Rata-rata daya serap 83,75

Kategori Cukup Ketuntasan Individual 24 Ketuntasan Klasikal 100 (Tuntas)

Pada PR 1 jumlah siswa paling banyak terdapat pada kategori cukup, yaitu

15 orang siswa dengan persentase 62,5% dan jumlah siswa yang paling sedikit

berada pada kategori sangat baik, yaitu 9 orang siswa dengan persentase 37,5%.

Rata-rata daya serap belajar siswa yaitu 83,75% dengan kategori cukup dan

ketuntasan individual siswa dari jumlah siswa 24 orang, 24 orang dikatakan tuntas

dengan persentase 100%. Ketuntasan klasikal, yaitu 100% (tuntas) (Lampiran 55).

4) Ulangan Harian Siklus I

Ulangan Harian pada siklus I dengan pokok bahasan ekosistem diberikan

pada saat pertemuan keempat dengan jumlah soal pilihan ganda 20 soal dan 5 soal

essay. Perolehan nilai Ulangan Harian siklus I bisa dilihat pada Tabel 10 berikut

ini:

Tabel 10.Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK

(Kognitif) Siswa pada Siklus IBerdasarkan Nilai Ulangan Harian

No Kategori Interval Ulangan Harian 1 Jumlah Siswa Persentase (%)

1 Sangat Baik 93 - 100 4 16,67 2 Baik 84- 92 8 33,33 3 Cukup 75- 83 7 29,17 4 Kurang ≤ 74 5 20,83

Jumlah 24 Rata-rata daya serap 82,04

Kategori Cukup Ketuntasan Individual 19 Ketuntasan Klasikal 79,17 (Tidak Tuntas)

Page 84: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

57

Pada UH 1 jumlah siswa paling banyak terdapat pada kategori baik, yaitu 8

orang siswa dengan persentase 33,33% dan jumlah siswa yang paling sedikit

berada pada kategori sangat baik, yaitu 4 orang siswa dengan persentase 16,67%.

Rata-rata daya serap belajar siswa yaitu 82,92% dengan kategori baik dan

ketuntasan individual siswa dari jumlah siswa 24 orang, 19 orang dikatakan tuntas

dengan persentase 79,17% dan 5 orang dikatakan tidak tuntas dengan persentase

20,83%. Ketuntasan klasikal, yaitu 79,17% (tidak tuntas) (Lampiran 56).

5) Nilai PPK (Kognitif) Siklus I

Berdasarkan nilai PPK yang telah dijelaskan di atas yaitu dari nilai Kuis,

LKPD, Pekerjaan Rumah (PR), dan Ulangan Harian pada siklus I, maka nilai PPK

diperoleh dari rata-rata nilai Kuis dikali 20% ditambah rata-rata nilai LKPD dikali

30% ditambah nilai PR dikali 10% dan ditambah nilai Ulangan Harian dikali

40%. Setelah menggunakan rumus analisis nilai hasil PPK, maka diperoleh nilai

PPK Siklus I (Lampiran 60).Daya serap, ketuntasan individual dan ketuntasan

klasikal nilai PPK siswa pada siklus I dilihat pada Tabel 11 berikut ini:

Tabel 11. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK

(Kognitif)Siswa pada Siklus I

No Kategori Interval Siklus I Jumlah Siswa Persentase (%)

1 Sangat Baik 93 - 100 1 4,17 2 Baik 84 - 92 11 45,83 % 3 Cukup 75- 83 10 41,67 % 4 Kurang ≤ 74 2 8,33 %

Jumlah 24 Rata-rata daya serap 80,13

Kategori Cukup Ketuntasan Individual 22 Ketuntasan Klasikal 91,67% (Tuntas)

Pada tabel 11 di atas dapat dijelaskan bahwa daya serap hasil belajar pada

nilai kognitif siswa setelah PTK siklus 1 pada materi ekosistem sebanyak 11

siswa berada pada kategori baik dengan persentase 45,83% dan 2 orang siswa

berada pada kategori kurang dengan persentase 8,33%. Rata-rata daya serap siswa

Page 85: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

58

pada nilai kognitif siklus 1 setelah PTK yaitu 80,13% dengan kategori cukup

ketuntasan individual siswa pada nilai kognitif setelah PTK dari jumlah siswa 24

orang, 22 orang dikatakan tuntas dengan persentase 91,67%. Ketuntasan klasikal

pada nilai kognitif setelah PTK, yaitu 91,67% (tuntas) (Lampiran 60). Hal ini

menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa pada nilai kognitif setelah PTK.

4.3.2 Penghargaan Kelompok Siklus I

Pada tiap kali pertemuan dengan penerapan pembelajaran Kooperatif Tipe

Talking Stick siswa yang akan mendapatkan penghargaan kelompok yang

dihitung berdasarkan nilai perkembangan siswa, untuk mendapatkan rata-rata skor

kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh masing-

masing anggota kelompok dibagi dengan banyaknya jumlah anggota kelompok.

Berdasarkan (Lampiran 57) dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini

penghargaan kelompok belajar siswa kelas VIId SMP IT Syahruddiniyah pada

siklus I SK 7, KD 7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara

komponen ekosistem dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Talking Stick dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 12. Penghargaan Kelompok Siklus I

Kategori Penghargaan kelompok

Kuis 1 2 3

Tim super - - - Tim hebat 3 6 1, 3, 4, 5, 6 Tim baik 1, 2, 4, 5, 6 1, 2, 3, 4, 5 2

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa penghargaan kelompok

siklus I terdiri dari dua kategori yaitu pada kuis pertama kelompok 3 sebagai

kelompok hebat dan kelompok 1, 2, 4 5, 6, sebagai kelompok baik. pada kuis

kedua terdiri dari dua kategori yaitu, kelompok 6 sebagai kelompok hebat,

kelompok 1, 2, 3, 4, 5 sebagai kelompok baik. pada kuis ketiga terdiri dari dua

Page 86: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

59

kategori yaitu, kelompok 1, 3, 4, 5, 6, sebagai kelompok hebat, kelompok 2

sebagai kelompok baik.

4.3.3 Refleksi Siklus I

Berdasarkan analisa data Peneliti terhadap kegiatan belajar mengajar

(KBM) yang telah dilakukan pada siklus I, dengan empat kali pertemuan untuk

kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe

Talking Stick, terdapat beberapa masalah yang menyebabkan penelitian yang

dilakukan belum berjalan sesuai dengan perencanaan pembelajaran, beberapa

masalah tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Peneliti masih kurang efektif dalam mengatur waktu, baik pada saat diskusi

kelompok, maupun presentasi kelompok.

2) Pada saat melakukan diskusi kelompok, masih banyak siswa tidak ikut

bekerja sama dengan kelompoknya dan pada saat melakukan presentasi

kelompok, siswa masih terlihat canggung untuk tampil di depan kelas

disebabkan siswa jarang melakukan presentasi di depan kelas.

3) Siswa masih banyak yang tidak membaca handout yang diberikan, ditandai

banyak siswa yang belum memahami materi pelajaran.

4) Hasil pembelajaran untuk ketuntasan klasikal PPK siklus I adalah 91,67%

Berdasarkan beberapa permasalahan yang telah dikemukakan, maka

disusunlah suatu perencanaan yang telah dilakukan Peneliti untuk memperbaiki

beberapa permasalahan pada refleksi siklus I, sehingga dapat memberikan

peningkatan dan memberikan perubahan yang lebih baik lagi dari pelaksanaan

proses pembelajaran pada siklus I, yaitu dengan perencanaan sebagai berikut:

1) Dalam setiap kegiatan pembelajaran dilakukan dengan tepat waktu sesuai

dengan waktu yang telah ditetapkan dalam RPP dengan cara memberikan

batasan waktu dalam setiap kegiatan pembelajaran, baik itu dalam melakukan

diskusi kelompok maupun presentasi kelompok.

2) Peneliti memberikan motivasi dan bimbingan kepada seluruh siswa baik pada

saat kegiatan pembelajaran berlangsung maupun diluar jam pelajaran,

terutama kepada siswa yang tidak ikut bekerja sama dengan anggota

Page 87: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

60

kelompoknya. Peneliti juga membimbing dan menjelaskan tata cara

presentasi kelompok yang baik dan benar sesuai penilaian yang akan

dilakukan agar siswa tidak canggung lagi untuk tampil presentasi didepan

kelas.

3) Peneliti memberikan bimbingan atau kesempatan kepada siswa diluar jam

pelajaran untuk dapat bertanya mengenai materi pelajaran yang belum

dimengerti.

4) Tindakan dilanjutkan pada siklus II karena pada siklus I masih terdapat

beberapa masalah sehingga pembelajaran belum berlangsung secara efektif.

Page 88: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

61

4.4 Analisis Deskriptif Data Hasil Penelitian Pada Siklus II

4.4.1 Analisis Data Hasil Penelitian Pada Siklus 1I

Hasil belajar siswa pada siklus II dengan Standar Kompetensi (SK) 7.

Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem dengan Kompetensi Dasar

(KD) 7.2 Mengidentifikasi pentingnya keanekaragaman makhluk hidup dalam

pelestarian ekosistem dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Talking

Stick dengan menggunakan Handout di kelas VIId SMP IT Syahruddiniyah Tahun

Ajaran 2016/2017 untuk dapat menganalisis daya serap, ketuntasan individual,

dan ketuntasan klasikal pada nilai PPK (Kognitif).

4.4.2 Analisis Data Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK (Kognitif) Siklus II Berdasarkan analisis daya serap, ketuntasan individu dan ketuntasan

klasikal peserta didik nilai PPK Siklus II diperoleh dari nilai Kuis, LKPD,

Pekerjaan Rumah (PR), dan Ulangan Harian (UH) siklus II. Kuis diberikan

kepada siswa pada setiap akhir proses pembelajaran sebanyak 3 kali, yaitu pada

pertemuan kelima, keenam, dan ketujuh. LKPD diberikan pada setiap pertemuan

selama proses pembelajaran, Pekerjaan Rumah (PR) diberikan kepada siswa

sebanyak 1 kali, yaitu pada pertemuan ketujuh dan Ulangan Harian siklus II

diberikan kepada siswa sebanyak 1 kali, yaitu diberikan setelah selesai proses

pembelajaran siklus II pada pertemuan kedelapan.

1) Nilai Kuis Siklus II

Pada setiap akhir pertemuan guru memberikan kuis kepada seluruh siswa.

Perbandingan daya serap, ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal siswa

berdasarkan nilai kuis dari pertemuan kelima sampai pertemuan ketujuh dapat

dilihat pada Tabel 13 berikut ini:

Page 89: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

62

Tabel 13. Daya Serap, Ketuntasan Individual, dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK (Kognitif) Siswa pada Siklus II Berdasarkan Nilai Kuis

No Kategori Interval Kuis 5 N (%)

Kuis 6 N (%)

Kuis 7 N (%)

1 Sangat Baik 93 – 100 7 (29,17) 13(54,17) 10(41,67) 2 Baik 84- 92 9 (37,5) 11 (45,83) 8(33,33) 3 Cukup 75- 83 7 (29,17) - 4 (16,67) 4 Kurang ≤ 74 1 (4,17) - 2 (8,33)

Jumlah 24 24 24 Rata-rata daya serap 89,17 94,58 90,83

Katagori Baik Sangat baik Baik Ketuntasan Individual 23 24 22

Ketuntasan Klasikal 95,83% (Tuntas)

100% (Tuntas)

91,67% (Tuntas)

Tabel 13 di atas dapat dijelaskan bahwa daya serap siswa pada siklus 2

pokok materi keanekaragaman hayati yaitu pada kuis 5 jumlah siswa paling

banyak terdapat pada kategori baik, yaitu 9 orang siswa dengan persentase 37,5%

dan jumlah siswa yang paling sedikit berada pada kategori kurang, yaitu 1 orang

siswa dengan persentase 4,17%. Rata-rata daya serap belajar siswa pada kuis 5

yaitu 89,17% dengan kategori baik dan ketuntasan individual siswa pada nilai

kuis 5 dari jumlah siswa 24 orang, 23 orang dikatakan tuntas dengan persentase

95,84% dan 1 orang dikatakan tidak tuntas dengan persentase 4,17%. Ketuntasan

klasikal pada nilai kuis 5, yaitu 95,83% (tuntas) (Lampiran 65).

Pada kuis 6 jumlah siswa paling banyak terdapat pada kategori sangat

baik, yaitu 13 orang siswa dengan persentase 54,17% dan jumlah siswa yang

paling sedikit berada pada kategori baik, yaitu 11 orang siswa dengan persentase

45,83%. Rata-rata daya serap belajar siswa pada kuis 6 yaitu 94,58% dengan

kategori sangat baik dan ketuntasan individual siswa pada nilai kuis 6 dari jumlah

siswa 24 orang, 24 orang dikatakan tuntas dengan persentase 100%. Ketuntasan

klasikal pada nilai kuis 6, yaitu 100% (tuntas) (Lampiran 66).

Pada kuis 7 jumlah siswa paling banyak terdapat pada kategori sangat

baik, yaitu 10 orang siswa dengan persentase 41,67% dan jumlah siswa yang

paling sedikit berada pada kategori kurang, yaitu 2 orang siswa dengan persentase

8,33%. Rata-rata daya serap belajar siswa pada kuis 7 yaitu 90,83% dengan

Page 90: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

63

kategori baik dan ketuntasan individual siswa pada nilai kuis 7 dari jumlah siswa

24 orang, 22 orang dikatakan tuntas dengan persentase 91,67% dan 2 orang

dikatakan tidak tuntas dengan persentase 8,33%. Ketuntasan klasikal pada nilai

kuis 7, yaitu 91,67% (tuntas) (Lampiran 67). Perbandingan rata-rata daya serap

dan ketuntasan klasikal nilai PPK siswa pada siklus II berdasarkan nilai kuis dapat

dilihat pada Gambar 4 berikut ini:

Gambar 4. Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK

(Kognitif) Siswa pada Siklus II Berdasarkan Nilai Kuis

Berdasarkan Gambar 4 di atas, dapat dijelaskan bahwa rata-rata daya serap

dan ketuntasan klasikal siswa pada kuis 5 dan kuis 7 telah mengalami penurunan

dan peningkatan dari kuis 6. Analisis perubahan nilai kuis pada masing-masing

pertemuan siklus II dapat dijelaskan pada uraian berikut. Pada pertemuan kelima

rata-rata daya serap nilai kuis 5 siswa,yaitu 89,17% dengan ketuntasan klasikal

95,83% (tuntas), pada pertemuan keenam rata-rata daya serap nilai kuis 6

mengalami peningkatan menjadi 94,58%,dan ketuntasan klasikal mengalami

peningkatan menjadi 100% (tuntas), pada pertemuan ketujuh rata-rata daya serap

nilai kuis 7 mengalami penurunan menjadi 90,83% sedangkan ketuntasan klasikal

kuis 7 mengalami penurunan menjadi 91,67% (tuntas). Penurunan pada rata-rata

daya serap nilai kuis 5 terjadi karena kondisi siswa pada saat itu terlihat kelelahan

89,17 94,58 90,83

95,83 100 91,67

0102030405060708090

100

Kuis 5 Kuis 6 Kuis 7

Daya SerapKetuntasan Klasikal

Page 91: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

64

dalam melakukan proses pembelajaran dikarenakan sebelum kuis, mereka

melakukan praktikum.

2) Nilai LKPD Siklus II

LKPD diberikan kepada siswa pada setiap pertemuan dalam proses

pembelajaran. Pada siklus II LKPD yang diolah untuk nilai PPK adalah LKPD 5

pada pertemuan kelima, LKPD 6 pada pertemuan keenam dan LKPD 7 pada

pertemuan ke 7. Daya serap, ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal nilai

PPK pada siklus II berdasarkan nilai LKPD 5, LKPD 6 dan LKPD 7 siklus II

dapat dilihat pada Tabel 14 berikut ini:

Tabel 14. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK (Kognitif) Siswa pada Siklus II Berdasarkan Nilai LKPD 5, LKPD 6 dan LKPD 7.

No Kategori Interval LKPD 5 N(%)

LKPD 6 N(%)

LKPD 7 N(%)

1 Sangat Baik 93 – 100 12 (50) 24(100%) 16(66,67) 2 Baik 84- 92 8 (33,33) - 8(33,33) 3 Cukup 75- 83 4(16,67) - - 4 Kurang ≤ 74 - - -

Jumlah 24 24 24 Rata-rata daya serap 91,17 100 94,67

Katagori Baik Sangat baik Samgat baik Ketuntasan Individual 24 24 24

Ketuntasan Klasikal 100% (Tuntas)

100% (Tuntas)

100% (Tuntas)

Pada LKPD 5 jumlah siswa paling banyak terdapat pada kategori sangat

baik, yaitu 12 orang siswa dengan persentase 50% dan jumlah siswa yang paling

sedikit berada pada kategori cukup, yaitu 4 orang siswa dengan persentase

16,67%. Rata-rata daya serap belajar siswa pada LKPD 5 yaitu 91,17% dengan

kategori baik dan ketuntasan individual siswa pada nilai LKPD 5 dari jumlah

siswa 24 orang, 24 orang dikatakan tuntas dengan persentase 100%. Ketuntasan

klasikal pada nilai LKPD 5, yaitu 100% (tuntas) (Lampiran 61).

Pada LKPD 6 jumlah siswa paling banyak terdapat pada kategori sangat

baik, yaitu 24 orang siswa dengan persentase 100%. Rata-rata daya serap belajar

Page 92: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

65

siswa pada LKPD 6 yaitu 100% dengan kategori sangat baik dan ketuntasan

individual siswa pada nilai LKPD 6 dari jumlah siswa 24 orang, 24 orang

dikatakan tuntas dengan persentase 100%. Ketuntasan klasikal pada nilai LKPD

6, yaitu 100% (tuntas) (Lampiran 62). Perbandingan rata-rata daya serap dan

ketuntasan klasikal pada LKPD 5, LKPD 6 dan LKPD 7 dapat dilihat pada

Gambar 5 berikut ini:

Gambar 5.Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK

(Kognitif) Siswa pada Siklus II Berdasarkan Nilai LKPD

Berdasarkan Gambar 5 di atas, analisis perubahan nilai pada LKPD 5 ,

LKPD 6 dan LKPD 7 siklus II dapat dijelaskan pada uraian berikut. Pada

pertemuan kelima rata-rata daya serap nilai LKPD 5 siswa, yaitu 91,17% dengan

ketuntasan klasikal 100% (tuntas), pada pertemuan keenam rata-rata daya serap

nilai LKPD 6 mengalami peningkatan menjadi 100%, dan ketuntasan klasikal

100% (tuntas). Pada pertemuan ketujuh rata-rata daya serap nilai LKPD 7

mengalami penurunan menjadi 94,67%, dan ketuntasan klasikal 100% (tuntas).

3) Pekerjaan Rumah (PR) Siklus II

PR diberikan hanya satu kali setiap siklus, dan pada siklus II PR diberikan

pada pertemuan ketujuh dan dikumpulkan pada pertemuan kedelapan. Daya serap,

91,17 94,67 100 100 100

0102030405060708090

100

LKPD 5 L KPD 6 LKPD 7

Daya SerapKetuntasan Klasikal

Page 93: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

66

ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal siswa dari nilai PR siklus II dapat

dilihat pada Tabel 15 berikut ini:

Tabel 15. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK (Kognitif) Siswa pada Siklus II Berdasarkan Nilai PR

No Kategori Interval PR 2 Jumlah Siswa Persentase (%)

1 Sangat Baik 93 - 100 16 66,67 2 Baik 84 - 92 8 33,33 3 Cukup 75- 83 - - 4 Kurang ≤ 74 - -

Jumlah 24 Rata-rata daya serap 94,17

Kategori Sangat Baik Ketuntasan Individual 24 Ketuntasan Klasikal 100% (Tuntas)

Pada PR 2 jumlah siswa paling banyak terdapat pada kategori sangat baik,

yaitu 16 orang siswa dengan persentase 66,67% dan jumlah siswa yang paling

sedikit berada pada kategori baik, yaitu 8 orang siswa dengan persentase 33,33%.

Rata-rata daya serap belajar siswa yaitu 94,17% dengan kategori sangat baik dan

ketuntasan individual siswa dari jumlah siswa 24 orang, 24 orang dikatakan tuntas

dengan persentase 100%. Ketuntasan klasikal, yaitu 100% (tuntas) (Lampiran 69).

Perbandingan daya serap, ketuntasan individual, dan ketuntasan klasikal

nilai PR siswa antara siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 16 berikut ini:

Page 94: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

67

Tabel 16. Perbandingan Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PR Siswa antara Siklus I dan Siklus II

No Kategori Interval PR 1 N(%)

PR 2 N(%)

1 Sangat Baik 92 - 100 9 (37,5) 16 (66,67) 2 Baik 84 - 91 - 8 (33,33) 3 Cukup 75- 83 15 (62,5) - 4 Kurang ≤ 74 - -

Jumlah 24 24 Rata-rata daya serap 83,75 94,17

Kategori Cukup Sangat baik Ketuntasan Individual 24 24

Ketuntasan Klasikal 100% (Tuntas)

100% (Tuntas)

Pada tabel 16 di atas dapat dijelaskan bahwa perbandingan daya serap,

ketuntasan individu dan ketuntasan nilai PR pada siklus I dan siklus II mengalami

peningkatan dari siklus I ke siklus II, hal ini dapat dilihat pada nilai PR 1 siklus I

jumlah siswa paling banyak terdapat pada kategori cukup, yaitu 15 orang siswa

dengan persentase 62,5% dan jumlah siswa yang paling sedikit berada pada

kategori sangat baik, yaitu 9 orang siswa dengan persentase 37,5%. Rata-rata daya

serap belajar siswa yaitu 83,75% dengan kategori Cukup dan ketuntasan

individual siswa dari jumlah siswa 24 orang, 24 orang dikatakan tuntas dengan

persentase 100%. Ketuntasan klasikal, yaitu 100% (tuntas) (Lampiran 55).

Pada PR 2 siklus II jumlah siswa paling banyak terdapat pada kategori

sangat baik, yaitu 16 orang siswa dengan persentase 66,67% dan jumlah siswa

yang paling sedikit berada pada kategori baik, yaitu 8 orang siswa dengan

persentase 33,33%. Rata-rata daya serap belajar siswa yaitu 94,17% dengan

kategori sangat baik dan ketuntasan individual siswa dari jumlah siswa 24 orang,

24 orang dikatakan tuntas dengan persentase 100%. Ketuntasan klasikal, yaitu

100% (tuntas) (Lampiran 69). Perbandingan daya serap dan ketuntasan klasikal

untuk nilai PR 1 pada siklus I dan PR 2 pada siklus II bisa dilihat pada Gambar 6

berikut ini:

Page 95: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

68

Gambar 6. Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal untuk Nilai PR 1 pada Siklus I dan PR 2 pada Siklus II

Berdasarkan Gambar 6 di atas, analisis perubahan nilai PR 1 pada siklus I

dan PR 2 pada siklus II dapat dijelaskan pada uraian berikut. Rata-rata daya serap

nilai PR 1 siswa, yaitu 83,75% dengan ketuntasan klasikal 100% (tuntas), nilai

rata-rata daya serap PR 2 mengalami peningkatan menjadi 94,17%, dan

ketuntasan klasikal mengalami peningkatan menjadi 100% (tuntas).

4) Ulangan Harian Siklus II

Ulangan Harian pada siklus II dengan pokok bahasan pelestarian

keanekaragaman hayati diberikan pada saat pertemuan kedelapan dengan jumlah

soal pilihan ganda 20 soal dan 5 soal essai. Perolehan nilai Ulangan Harian bisa

dilihat pada Tabel 17 berikut ini:

Tabel 17. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK

83,75

94,17 100 100

0102030405060708090

100

PR 1 PR 2Daya Serap Ketuntasan Klasikal

Pers

enta

se (%

)

Page 96: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

69

(Kognitif) Siswa pada Siklus II Berdasarkan Nilai Ulangan Harian

No Kategori Interval Ulangan Harian 2 Jumlah Siswa Persentase (%)

1 Sangat Baik 93 - 100 9 37,5 2 Baik 84- 92 9 37,5 3 Cukup 75- 83 6 25 4 Kurang ≤ 74 - -

Jumlah 24 Rata-rata daya serap 89,37

Kategori Baik Ketuntasan Individual 24 Ketuntasan Klasikal 100% (Tuntas)

Pada UH 2 jumlah siswa paling banyak terdapat pada kategori sangat baik

dan baik, yaitu 9 orang siswa dengan persentase 75% dan jumlah siswa yang

paling sedikit berada pada kategori cukup, yaitu 6 orang siswa dengan persentase

25%. Rata-rata daya serap belajar siswa yaitu 89,37% dengan kategori baik dan

ketuntasan individual siswa dari jumlah siswa 24 orang, 24 orang dikatakan tuntas

dengan persentase 100%. Ketuntasan klasikal, yaitu 100% (tuntas) (Lampiran 70).

Perbandingan daya serap, ketuntasan individual, dan ketuntasan klasikal nilai

ulangan harian siswa antara siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 18

berikut ini:

Tabel 18. Perbandingan Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai Ulangan Harian Siswa antara Siklus I dan Siklus II

No Kategori Interval Ulangan Harian 1N(%) Ulangan Harian 2 N(%) 1 Sangat Baik 92 - 100 4(16,67) 9 (37,5) 2 Baik 84 – 91 8(33,33) 9 (37,5) 3 Cukup 75- 83 7 (29,17) 6 (25) 4 Kurang ≤ 74 5(20,83) -

Jumlah 24 24 Rata-rata daya serap 82,04 89,37

Kategori Cukup Baik Ketuntasan Individual 19 24 Ketuntasan Klasikal 79,17% (Tidak Tuntas) 100% (Tuntas)

Pada tabel 20 di atas, dapat dijelaskan bahwa perbandingan daya serap,

ketuntasan individu dan ketuntasan klasikal nilai Ulangan Harian pada siklus I

Page 97: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

70

dan siklus II mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II, hal ini dapat dilihat

pada peningkatan rata-rata daya serap, peningkatan ketuntasan individual, dan

peningkatan ketuntasan klasikal pada setiap siklus. Pada UH 1 siklus I jumlah

siswa paling banyak terdapat pada kategori baik, yaitu 8 orang siswa dengan

persentase 33,33% dan jumlah siswa yang paling sedikit berada pada kategori

sangat baik, yaitu 4 orang siswa dengan persentase 16,67%. Rata-rata daya serap

belajar siswa yaitu 82,04% dengan kategori cukup dan ketuntasan individual

siswa dari jumlah siswa 24 orang, 19 orang dikatakan tuntas dengan persentase

79,17% dan 5 orang dikatakan tidak tuntas dengan persentase 20,83%. Ketuntasan

klasikal pada nilai, yaitu 79,17% (tidak tuntas) (Lampiran 56).

Pada UH 2 siklus II jumlah siswa paling banyak terdapat pada kategori

sangat baik dan baik, yaitu 9 orang siswa dengan persentase 75% dan jumlah

siswa yang paling sedikit berada pada kategori cukup, yaitu 6 orang siswa dengan

persentase 25%. Rata rata daya serap belajar siswa yaitu 89,37% dengan kategori

baik dan ketuntasan individual siswa dari jumlah siswa 24 orang, 24 orang

dikatakan tuntas dengan persentase 100%. Ketuntasan klasikal, yaitu 100%

(tuntas) (Lampiran 70).

Ketuntasan klasikal untuk nilai Ulangan Harian pada siklus II, yaitu 100%

(tuntas), mengalami peningkatan dari ketuntasan klasikal Ulangan Harian pada

siklus I. Perbandingan daya serap dan ketuntasan klasikal untuk nilai Ulangan

Harian 1 pada siklus I dan Ulangan Harian 2 pada siklus II bisa dilihat pada

Gambar 7 berikut ini:

Page 98: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

71

Gambar 7.Perbandingan Rata-rata Daya Serap dan Ketuntasan Klasikal untuk Nilai Ulangan Harian 1 pada Siklus I dan Ulangan Harian 2 pada Siklus II

Berdasarkan Gambar 7 di atas, analisis perubahan nilai Ulangan Harian 1

pada siklus I dan Ulangan Harian 2 pada siklus II dapat dijelaskan pada uraian

berikut. Rata-rata daya serap nilai Ulangan Harian1 siswa, yaitu 82,04% dengan

ketuntasan klasikal 79,17% (tidak tuntas), rata-rata daya serap nilai Ulangan

Harian 2 mengalami peningkatan menjadi 89,37%, dan ketuntasan klasikal

mengalami peningkatan menjadi 100% (tuntas).

5) Nilai PPK (Kognitif) Siklus II

Berdasarkan nilai PPK yang telah dijelaskan di atas, yaitu dari nilai Kuis,

LKPD, Pekerjaan Rumah (PR), dan Ulangan Harian pada siklus II, maka nilai

PPK diperoleh dari rata-rata nilai Kuis dikali 20% ditambah rata-rata nilai LKPD

dikali 30% ditambah nilai PR dikali 10% dan ditambah nilai Ulangan Harian

dikali 40%. Setelah menggunakan rumus analisis nilai hasil PPK, maka diperoleh

nilai PPK Siklus II (Lampiran 74). Daya serap, ketuntasan individual dan

ketuntasan klasikal nilai PPK dapat dilihat pada Tabel 19 berikut ini:

82,04 89,37

79,17

100,00

0102030405060708090

100

Ulangan Harian 1 Ulangan Harian 2Daya Serap Ketuntasan Klasikal

Pers

enta

se (%

)

Page 99: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

72

Tabel 19. Daya Serap, Ketuntasan Individual dan Ketuntasan Klasikal Nilai PPK (Kognitif) Siswa pada Siklus II

No Kategori Interval Siklus II Jumlah Siswa Persentase (%)

1 Sangat Baik 93 - 100 11 45,83 2 Baik 84 - 92 13 54,17 3 Cukup 75- 83 - - 4 Kurang ≤ 74 - -

Jumlah 24 Rata-rata daya serap 92,07

Kategori Baik Ketuntasan Individual 24 Ketuntasan Klasikal 100% (Tuntas)

Pada tabel 19 di atas dapat bahwa jumlah siswa paling banyak terdapat

pada kategori baik, yaitu 13 orang siswa dengan persentase 54,17% dan jumlah

siswa yang paling sedikit berada pada kategori sangat baik, yaitu 11 orang siswa

dengan persentase 45,83%. Rata-rata daya serap belajar siswa pada nilai kognitif

siklus II yaitu 92,07% dengan kategori baik dan ketuntasan individual siswa pada

nilai kognitif siklus II dari jumlah siswa 24 orang, 24 orang dikatakan tuntas

dengan persentase 100%. Ketuntasan klasikal pada nilai kognitif siklus II, yaitu

100% (tuntas) (Lampiran 74). Sehingga dapat dinyatakan bahwa secara klasikal

siswa kelas VIId tuntas karena telah mencapai 80% siswa yang tuntas dari jumlah

siswa. Dengan demikian ketuntasan klasikal siswa siklus II telah tercapai.

4.4.3 Penghargaan Kelompok Siklus II

Pada tiap kali pertemuan dengan penerapan pembelajaran Kooperatif Tipe

Talking Stick siswa yang akan mendapatkan penghargaan kelompok yang

dihitung berdasarkan nilai perkembangan siswa, untuk mendapatkan rata-rata skor

kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh masing-

masing anggota kelompok dibagi dengan banyaknya jumlah anggota kelompok.

Berdasarkan (Lampiran 71) dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini

penghargaan kelompok belajar siswa kelas VIId SMP IT Syahruddiniyah pada

siklus II SK 7, KD 7.2 mengidentifikasi pentingnya keanekaragaman makhluk

Page 100: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

73

hidup dalam pelestarian ekosistem dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Talking Stick dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 20. Penghargaan Kelompok Siklus II

Kategori Penghargaan kelompok

Kuis 5 6 7

Tim super - - - Tim hebat 3, 4, 5 1, 3, 4, 5, 6 1, 4, 5, 6 Tim baik 1, 2, 6 2 2, 3

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa penghargaan kelompok

siklus II terdiri dari dua kategori yaitu pada kuis pertama kelompok 3, 4 dan 5

sebagai kelompok hebat dan kelompok 1, 2, 6 sebagai kelompok baik. pada kuis

kedua terdiri dari dua kategori yaitu, kelompok 1, 3, 4, 5, 6 sebagai kelompok

hebat, kelompok 2 sebagai kelompok baik. pada kuis ketiga terdiri dari dua

kategori yaitu kelompok 1, 4, 5, 6 sebagai kelompok hebat, kelompok 2, 3 sebagai

kelompok baik.

4.4.4 Refleksi Siklus II

Berdasarkan analisis data dan hasil pengamatan pada siklus II diperoleh

kesimpulan, yaitu:

1) Pada siklus II, peneliti tidak mengalami banyak kesulitan dalam membimbing

siswa karena siswa terlihat sudah terbiasa melaksanakan proses pembelajaran

kooperatif tipe Talking Stick dengan menggunakan Handout, siswa juga sudah

terbiasa melaksanakan diskusi kelompok, presentasi kelompok, serta siswa

telah terbiasa dengan adanya kuis setiap akhir pembelajaran.

2) Pemanfaatan waktu telah efektif ketika kegiatan pembelajaran berlangsung,

sehingga proses pembelajaran berjalan sesuai dengan perencanaan.

3) Hasil belajar PPK siswa telah mengalami peningkatan terlihat pada daya serap

siklus I, yaitu sebesar 80,13% mengalami peningkatan pada siklus II menjadi

Page 101: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

74

92,07%. Ketuntasan klasikal setelah pelaksanaan PTK pada siklus I, yaitu

91,67%, mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 100%.

4) Berdasarkan hasil refleksi PTK siklus II diatas, peneliti tidak melanjutkan PTK

pada siklus berikutnya, karena masalah-masalah yang timbul pada siklus I telah

terselesaikan, sehingga dengan demikian penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Talking Stick dengan menggunakan Handout dapat

meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas VIId SMP IT Syahruddiniyah

sungai pagar.

4.5 Perbandingan Data Hasil Belajar Sebelum dan Setelah PPK (Kognitif) Siklus I dan Siklus II

4.5.2 Perbandingan Hasil Belajar Nilai PPK (Kognitif) Sebelum dan Setelah PTK Siklus I dan II

Berdasarkan hasil belajar siswa di kelas VIId SMP IT Syahruddiniyah

sebelum PTK terhadap siklus I dan siklus II setelah diterapkannya model

pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dengan menggunakan Handout, maka

dapat dibandingkan peningkatan hasil belajar PPK siswa seperti pada Tabel 21

berikut ini:

Tabel 21. Perbandingan Hasil Belajar PPK (Kognitif) Siswa antara Sebelum dan Setelah PTK Siklus I dan Siklus II

No Analisis Hasil Belajar PPK (Kognitif) Sebelum PTK Siklus I Siklus II

1 Rata-rata Daya Serap 78,29% 80,13% 92,07%

2 Ketuntasan Klasikal 66,67% (Tidak Tuntas)

91,67% (Tuntas)

100% (Tuntas)

Berdasarkan Tabel 21 di atas, dapat dijelaskan bahwa rata-rata daya serap

hasil belajar PPK siswa sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Talking Stick dengan menggunakan Handout, yaitu 78,29%, mengalami

peningkatan pada siklus I setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif

tipe Talking Stick dengan menggunakan Handout, yaitu menjadi 80,13%,

Page 102: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

75

kemudian pada siklus II rata-rata daya serap hasil belajar PPK siswa mengalami

peningkatan dari siklus I menjadi 92,07%. Ketuntasan klasikal hasil belajar PPK

siswa sebelum PTK yaitu 66,67%. Setelah diterapkannya model pembelajaran

kooperatif tipe Talking Stick dengan menggunakan Handout pada siklus I,

ketuntasan klasikal hasil belajar PPK siswa mengalami peningkatan menjadi

91,67%, kemudian pada siklus II ketuntasan klasikal hasil belajar PPK siswa

mengalami peningkatan dari siklus I menjadi 100%. Perbandingan hasil belajar

PPK siswa antara sebelum dan setelah PTK siklus I dan siklus II dapat dilihat

pada Gambar 8 berikut ini:

Gambar 8. Perbandingan Hasil Belajar PPK (Kognitif) Siswa antara Sebelum dan Setelah PTK Siklus I dan Siklus II.

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dengan

menggunakan Handout pada siswa kelas VIId SMP IT Syahruddiniyah Tahun

Ajaran 2016/2017 pada mata pelajaran IPA Biologi, diperoleh peningkatan hasil

belajar siswa, baik pada nilai PPK (Kognitif).

78,29 80,13

92,07

66,67

91,67 100

0102030405060708090

100

Sebelum PTK Siklus I Siklus II

Daya Serap Ketuntasan Klasikal

Pers

enta

se (%

)

Page 103: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

76

Data yang diperoleh sebelum PTK, dapat dijelaskan bahwa hasil daya

serap hasil belajar PPK siswa, yaitu 78,29% dengan kategori kurang. Rendahnya

hasil belajar siswa sebelum PTK disebabkan karena metode yang diterapkan

dalam proses pembelajaran kurang bervariasi, guru hanya menggunakan metode

ceramah pada materi ekosistem dan pelestarian keanekaragaman hayati sehingga

kurangnya perhatian siswa terhadap penjelasan materi yang disampaikan oleh

guru. Menurut Trianto (2011: 6), pada pembelajaran ini suasana cenderung

teacher-centered sehingga cenderung pasif. Siswa tidak diajarkan strategi belajar

yang dapat memahami bagaimana belajar, berfikir, dan memotivasi diri sendiri,

padahal aspek-aspek tersebut merupakan kunci keberhasilan dalam suatu

pembelajaran.

Pada siklus I setelah PTK diadakan kuis sebanyak 3 kali, hal ini dapat

dilihat dari nilai kuis yang berbeda-beda disetiap pertemuan. Rata-rata daya serap

tertinggi pada siklus I yaitu pada pertemuan ketiga kuis ketiga dengan rata-rata

87,79% (kategori baik). Hal ini disebabkan karena pada pertemuan ini siswa lebih

berkosentrasi dan bersemangat dalam mengerjakan soal kuis yang diberikan guru

serta siswa sudah mulai memahami model pembelajaran kooperatif tipe Talking

Stick tersebut. Sedangkan rata-rata daya serap terendah pada siklus I yaitu pada

pertemuan pertama kuis pertama dengan rata-rata 80,21% (kategori cukup). Hal

ini disebabkan karena pada pertemuan ini siswa kurang berkosentrasi dan siswa

mengalami kesulitan dalam memahami materi yang ada yaitu tentang ekosistem,

sehingga siswa dalam mengerjakan soal kuis mengalami kesulitan karena

pemahaman tentang materi tersebut sulit dimengerti siswa. Pada setiap pertemuan

rata-rata daya serap siswa ada yang mengalami peningkatan ataupun penurunan.

Dari kuis 1 ke kuis 2 mengalami peningkatan sebesar 0,62%, dan dari kuis 2 ke

kuis 3 juga mengalami kenaikan sebesar 6,96%. Adanya peningkatan ataupun

penurunan nilai kuis ini bukan karena tingkat daya serap peserta didik yang

meningkat ataupun menurun tetapi disebabkan oleh faktor-faktor seperti

kepribadian ataupun sikap dari peserta didik itu sendiri. Hal ini ditegaskan oleh

Slameto (2013: 128) menyatakan bahwa tingkat pengetahuan, tingkat kemampuan

intelektual atau intelegensi siswa akan membantu pengajar menentukan apakah

Page 104: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

77

siswa mampu mengikuti pengajaran yang diberikan, serta meramalkan

keberhasilan atau gagalnya siswa yang bersangkutan bila telah mengikuti

pengajaran yang telah diberikan tetapi perlu diingat bahwa prestasi peserta didik

tidak semata-mata ditentukan oleh tingkat intelektualnya. Faktor lain juga

mempengaruhi prestasi seperti faktor motivasi, sikap, kesehatan fisik, mental,

kepribadian, ketekunan, dan lain-lainya perlu dipertimbangkan sebagai faktor-

faktor lain yang mempengaruhii prestasi.

Pada siklus II dilakukan kuis sebanyak 3 kali, rata-rata daya serap kuis

terendah yaitu pada pertemuan kelima kuis keempat dengan rata-rata 89,17%

(kategori baik). Rendahnya rata-rata daya serap kuis pada pertemuan ke lima ini

disebabkan oleh tingkatan kesulitan materi sehingga siswa kurang memahami soal

yang diberikan oleh guru. Rata-rata daya serap kuis tertinggi pada siklus II ini

adalah pada pertemuan ke enam dengan rata-rata daya serap 94,58% (kategori

amat baik). Terjadi peningkatan daya serap ini dikarenakan kerjasama siswa

sudah semakin baik dan setiap anggota kelompok semakin bertanggung jawab

terhadap tugasnya sehingga sudah tertanam pada dirinya untuk mencapai

ketuntasan belajar. Selain itu, peningkatan terjadi karena siswa lebih termotivasi

dalam belajar dan lebih mengerti mengenai materi pembelajaran yang dijelaskan

dengan handout. Disetiap kuis mengalami peningkatan. Peningkatan dari kuis 5

ke kuis 6 mengalami peningkatan sebesar 5,41%, sedangkan pada kuis 6 ke kuis 7

mengalami penurunan sebesar 3,75%. Menurut Sardiman (2014: 73), motivasi

adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya “feeling”

dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan, sehingga seseorang mau

dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk

meniadakan dan mengelakan perasaan tidak suka itu.

Selanjutnya pada siklus I diberikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

sebanyak 3 kali, rata-rata daya serap LKPD pada siklus I adalah kategori amat

baik. Rata-rata daya serap LKPD terendah berada pada pertemuan pertama yaitu

82,50% (cukup). Rendahnya daya serap pada pertemuan ini disebabkan karena

siswa tidak mau saling bertukar pendapat satu sama lain yang menyebabkan

kerjasama mereka kurang bagus dan hasil LKPD kurang optimal. Sedangkan rata-

Page 105: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

78

rata daya serap LKPD tertinggi berada pada pertemuan ketiga LKPD ketiga yaitu

89,00% (kategori baik). Peningkatan daya serap ini disebabkan karena siswa

saling bekerja sama dengan anggota kelompoknya sehingga soal LKPD

terselesaikan dengan baik. Setiap pertemuan rata-rata daya serap LKPD peserta

didik mengalami peningkatan. dari LKPD 1 ke LKPD 2 mengalami peningkatan

sebesar 2,33%, sedangkan LKPD 2 ke LKPD 3 mengalami peningkatan sebesar

4,17%. Peningkatan ini disebabkan siswa lebih termotivasi dan lebih bekerjasama

pada anggota kelompoknya. Hal ini sesuai dengan penjelasan dari Trianto (2011:

56) selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai

ketuntasan materi yang disajikan oleh guru, dan saling membantu teman

sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar.

Selanjutnya pada siklus II diberikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

sebanyak 3 kali, rata-rata daya serap LKPD pada siklus II adalah kategori baik.

Rata-rata daya serap terendah berada pada pertemuan kelima LKPD kelima yaitu

91,17% (kategori baik). Rendahnya daya serap pada pertemuan kelima ini

disebabkan karena tingkatan kesulitan materi sehingga siswa kurang memahami

soal pada LKPD sehingga hasil yang didapat kurang optimal. Sedangkan rata-rata

daya serap LKPD tertinggi yaitu pada pertemuan keenam LKPD keenam dengan

rata-rata 100% (kategori sangat baik). Adanya peningkatan daya serap ini

disebabkan karena siswa mau bekerjasama dengan teman sekelompoknya dan

berkosentrasi dalam mengerjakan lembar kegiatan peserta didik. Peningkatan dari

LKPD 5 ke LKPD 6 sebesar 8,83%, dan dari LKPD 6 ke LKPD 7 mengalami

penurunan sebesar 5,33%. Adanya peningkatan dan penurunan ini karena siswa

pada saat itu kurang bersemangat dalam melakukan proses pembelajaran

dikarenakan sebelum masuk mata pelajaran biologi, mereka melakukan praktek

pada mata pelajaran olahraga.

Pada penelitian ini diberikan pekerjaan rumah hanya satu kali setiap

siklus. Rata-rata daya serap siklus I untuk pekerjaan rumah (PR) yaitu 83,75

(kategori cukup). Rendahnya pekerjaan rumah siklus I disebabkan karena peserta

didik banyak yang tidak teliti dalam menjawab soal. Selanjutnya daya serap tugas

pekerjaan rumah siklus II terjadi peningkatan sebesar 10,42% yaitu 94,17

Page 106: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

79

(kategori sangat baik). Hal ini karena peserta didik telah mulai teliti dan memiliki

semangat belajar yang tinggi untuk mendapatkan nilai yang lebih baik.

Pada penelitian diadakan ujian blok pada setiap siklus. Rata-rata daya

serap siklus I untuk ujian blok (UB I) yaitu 82,04 (kategori cukup). Rendahnya

daya serap ujian blok siklus I disebabkan karena siswa kurang mempersiapkan

diri dalam mengikuti ujian blok karena siswa terlalu banyak kegiatan yang

dilakukan disekolah sehingga waktu belajar mereka kurang optimal, sehingga

mereka kurang berkosentrasi dan kurang pengetahuan akibat kurang belajar dan

mengakibatkan mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal ujian blok..

Selanjutnya daya serap ujian blok siklus II terjadi peningkatan sebesar 7,33%

yaitu 89,37 (kategori baik). Peningkatan daya serap untuk ujian blok siklus II ini

terjadi karena siswa lebih mempersiapkan diri untuk memahami materi

pembelajaran sehingga membuat siswa lebih termotivasi dalam proses

pembelajaran. Hal ini ditegaskan oleh sardiman (2014: 12) menyatakan bahwa

pembelajaran merupakan proses yang berfungsi membimbing para pelajar/ siswa

didalam kehidupan, yakni membimbing pengembangan diri sesuai dengan tugas

perkembangan yang harus dijalankan oleh para siswa itu.

Pada nilai kognitif siklus I dan siklus II diperoleh dari nilai kuis, LKPD,

ujian blok, dan PR. Rata-rata daya serap kognitif siklus I yaitu 80,13% (kategori

cukup) dan mengalami peningkatan sebesar 11,94% menjadi 92,07% (kategori

baik). Sedangkan ketuntasan klasikal untuk nilai kognitif sebelum PTK adalah

66,67% dengan ketuntasan individu 16 orang siswa yang tuntas, pada siklus I

ketuntasan klasikal terjadi peningkatan sebesar 25% menjadi 91,67% dengan

ketuntasan individu 22 orang siswa yang tuntas dan pada siklus II terjadi

peningkatan kembali sebesar 8,33% menjadi 100% dengan ketuntasan individu 24

siswa yang tuntas. Berdasarkan penjelasan diatas tampak bahwa hasil belajar

kognitif sebelum PTK dan setelah PTK meningkat. Hal ini dapat dijelaskan

bahwa siklus I ketuntasan klasikal meningkat dengan persentasi 25%

dibandingkan dengan ketuntasan kalsikal sebelum PTK. Selanjutnya ketuntasan

klasikal siklus II meningkat dengan presentase 8,33% dari pada siklus I.

meningkatnya hasil belajar Biologi siswa disebabkan karena pembelajaran

Page 107: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

80

Talking Stick ini mampu memotivasi siswa untuk belajar dan membuat siswa

bertanggung jawab dalam menguasai materi pembelajaran. Selain itu siswa

menjadi lebih aktif terlibat dalam proses pembelajaran dalam berbagi dan

menerima pembelajaran antar sesama teman dan juga guru.

Pada setiap pertemuan peneliti memberikan penghargaan kelompok bagi

kelompok yang terbaik, penghargaan kelompok terbaik siklus I terdapat pada

pertemuan 3 kuis 3 terdiri dari dua kategori yaitu tim hebat dan tim baik.

Kelompok 1, 3, 4, 5, 6 sebagai kelompok hebat. Tingginya penghargaan

kelompok pada pertemuan 3 kuis 3 disebabkan karena siswa mampu menjawab

soal kuis dengan baik karena mereka sangat memahami materi pada kuis 3. Selain

itu, materi pada kuis 3 tergolong materi yang sangat mudah. Pada kuis pertama

terdiri dari dua kategori yaitu tim hebat dan tim baik. kelompok 3 sebagai

kelompok hebat dan kelompok 1, 2, 6, 4, 5 sebagai kelompok baik. Rendahnya

penghargaan kelompok pada petemuan ke satu kuis ke 1 disebabkan karena

tingkat kesukaran materi yang dibahas pada pertemuan kedua tersebut sehingga

siswa mengalami kesulitan dalam dalam mengerjakan kuis tersebut. Adanya

peningkatan ataupun penurunan pada penghargaan kelompok ini disebabkan oleh

faktor-faktor seperti kepribadian ataupun sikap dari peserta didik itu sendiri. Hal

ini ditegaskan oleh Slameto (2013: 128) menyatakan bahwa tingkat pengetahuan,

tingkat kemampuan intelektual atau intelegensi siswa akan membantu pengajar

menentukan apakah siswa mampu mengikuti pengajaran yang diberikan, serta

meramalkan keberhasilan atau gagalnya siswa yang bersangkutan bila telah

mengikuti pengajaran yang telah diberikan tetapi perlu diingat bahwa prestasi

peserta didik tidak semata-mata ditentukan oleh tingkat intelektualnya.

Penghargaan kelompok siklus II pada pertemuan 6 kuis 6 terdiri dari tiga

kategori yaitu tim hebat dan tim baik. kelompok hebat yaitu kelompok 1, 3, 4, 5, 6

dan sebagai kelompok baik yaitu kelompok 2. Tingginya penghargaan kelompok

pada pertemuan 6 kuis 6 disebabkan karena siswa mampu menjawab soal kuis

dengan baik karena mereka sangat memahami materi yang diajarkan pada

pertemuan tersebut. Selain itu, materi pada kuis 6 tergolong materi yang mudah.

Pada pertemuan ke 5 kuis ke 5 terdiri dari dua kategori yaitu tim hebat dan tim

Page 108: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

81

baik. kelompok 1, 2, 6 kelompok baik. Rendahnya penghargaan kelompok pada

petemuan ke 5 kuis ke 5 disebabkan karena tingkat kesukaran materi yang dibahas

pada pertemuan ke 5 tersebut sehingga siswa mengalami kesulitan dalam

mengerjakan kuis tersebut. Adanya peningkatan ataupun penurunan pada

penghargaan kelompok ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti kepribadian

ataupun sikap dari peserta didik itu sendiri. Berdasarkan penjelasan diatas pada

setiap pertemuan penelitii memberikan penghargaan bagi kelompok yang terbaik,

sehingga dapat memicu minat siswa terhadap pembelajaran yang menyebabkan

siswa termotivasi dan bersemangat untuk mencapai ketuntasan belajar. Menurut

Sardiman (2014: 92) menyatakan hadiah dapat dikatakan motivasi, karena siswa

akan berlomba-lomba untuk mendapatkan penghargaan atau hadiah tersebut.

Namun hal ini tidak selalu demikian, oleh karena itu bagi siswa yang ingin

mendapatkan hadiah mereka akan termotivasi untuk belajar dan meningkatkan

hasil belajar.

Ketertarikan siswa terhadap pembelajaran dikelas tergantung bagaimana

seseorang guru mengkondisikan kelas tersebut termasuk dengan menerapkan

model pembelajaran yang bervariasi, menekankan keaktifan siswa, dan proses

pembelajaran yang tidak monoton atau pembelajaran yang tidak hanya

memfokuskan perhatian hanya kepada penjelasan dari guru saja sehingga siswa

merasa bersemangat dan termotivasi untuk mengikuti proses belajar mengajar.

Salah satunya dengan menerapkan mode pembelajaran kooperatif yang

menekankan keaktivan siswa dan siswa harus mencari informasi lebih banyak

sehingga mereka termotivasi untuk belajar dengan baik. Jika siswa sudah

termotivasi untuk mengikuti proses belajar mengajar maka siswa akan mampu

untuk mengerjakan soal-soal latihan ataupun soal ulangan harian sebagian bentuk

evaluasi pembelajaran dengan baik, sehingga siswa dapat mencapai ketuntasan

hasil belajar yang baik. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Sanjaya

(2010: 250), interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan

motivasi dan memberi rangsangan berfikir siswa.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran

kooperatif tipe Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar kognitif biologi

Page 109: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

82

siswa kelas VIId SMP IT Syahruddiniyah Tahun Ajaran 2016/2017.

Meningkatnya hasil belajar dalam penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian

Rozalina (2015) bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Talking Stick dengan menggunakan handout terhadap kemampuan kognitif biologi

kelas Xa MA Bahrul Ulum Al-islami Pantai Raja tahun ajaran 2014/2015.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif tentang hasil belajar siswa diperoleh daya

serap siswa untuk kognitif sebelum PTK adalah (78,70%), sesudah PTK siklus I

daya serap siswa adalah (84,22%) meningkat (5,52%) dari sebelum PTK, dan

siklus II daya serap siswa adalah (87,88) meningkat (3,66%) dari siklus I. Dapat

disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dengan

menggunakan Handout dapat meningkatkan hasil belajar kemampuan kognitif

siswa kelas Xa MA Bahrul Ulum Al-islami Pantai Raja Tahun Ajaran 2014/2015.

Penelitian yang dilakukan oleh Haryanti (2014) dengan judul ”Perbandingan

hasil belajar IPA Biologi antara kelas yang menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Talking Stick dan Handout dengan kelas yang menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dan Handout pada siswa kelas

VII SMPN 11 Pekanbaru Tahun Ajaran 2013/2014. Berdasarkan analisis data post

test yang diperoleh dari nilai Ujian Blok, rata-rata hasil belajar biologi siswa kelas

eksperimen I (VII8) yaitu 86,76 dan kelas eksperimen II (VII6) yaitu 83,31. Dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar

biologi antara kelas yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Talking Stick dan Handout dengan kelas yang menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Snowball Throwing dan Handout pada siswa kelas VII SMPN 11

Pekanbaru tahun ajaran 2013/2014.

Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Marinda (2003)

menyimpulkan bahwa dengan judul Pengaruh penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe talking stick terhadap aktifitas dan hasil belajar biologi siswa kelas

XI IPA di SMA Srijaya Negara Palembang. Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan maka didapat hasil belajar siswa sudah memenuhi ketuntasan belajar

sebesar 87,9% pada kelas eksperimen 38,8% kelas kontrol dan adanya

peningkatan nilai tes akhir dibandingkan dengan nilai tes awal pada tiap

Page 110: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

83

pertemuan. Diperoleh nilai 0,5 termasuk kedalam kategori sedang. Hal ini

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe talking stick terhadap hasil belajar biologi siswa.

Page 111: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

84

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan

pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dengan menggunakan Handout dapat

meningkatkan hasil belajar kognitif biologi siswa kelas VIId SMP IT

Syahruddiniyah Tahun Ajaran 2016/2017 pada materi ekosistem dan pelestarian

keanekaragaman hayati.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pelaksanaan proses pembelajaran dengan

penerapan pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick maka Peneliti

menyampaikan saran-saran sebagai berikut:

a. Bagi para guru khususnya guru biologi, model pembelajaran kooperatif tipe

Talking Stick dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan

hasil belajar siswa, karena dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Talking Stick dapat mengembangkan kemampuan berfikir siswa

dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

b. Bagi peneliti yang ingin melanjutkan atau menerapkan pembelajaran kooperatif

tipe Talking Stick sebaiknya memperhatikan pemanfaatan waktu dalam

kegiatan pembelajaran agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung secara

efektif.

c. Dalam memberikan bimbingan, sebaiknya siswa yang berkemampuan kurang

lebih dibimbing lagi agar siswa tersebut dapat mengimbangi kemampuan

temannya yang lain. Bimbingan diberikan tidak hanya pada saat proses

pembelajaran berlangsung tetapi juga diluar jam pelajaran Biologi.

d. Kelemahan dari penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan

tidak sesuai dengan RPP ( Sintak 5 ) sehingga hasil penelitiannya bias.

Page 112: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

85

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., Suhardjono., Supardi. 2014. Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Chairil. 2009. Media Handout. (online). http://chai-chairil.blogspot.com/.Diakses

19 November 2017.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Dipdiknas, 2007. Pengertian kemampuan kognitif (online), (http://pembelajaran-

pendidikan.blogspot.co.id/2012/04/pengertian-kemampuan-kognitif.html di akses tanggal 03 januari 2017).

Elfis. 2010. Penilaian Hasil Belajar Siswa, (Online),

(http://elfisuir.blogspot.com.html, diakses 30 Maret 2017). Hamalik,O. 2013. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Huda, M. 2011. Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Haryanti, P. 2014. Perbandingan hasil belajar IPA Biologi antara kelas yang

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dan Handout

dengan kelas yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Snowball Throwing dan Handout pada siswa kelas VII SMPN 11 Pekanbaru

Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. FKIP UIR. Pekanbaru.

Isjoni. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada. Kunandar. 2013. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers. Kinasih, P.C, Sudjoko. (2015). Peningkatan Keaktifan dan Kemampuan Ranah

Kognitif C1–C3 Siswa Kelas VII D melalui Model Pembelajaran Talking Stick pada Materi Pencemaran Lingkungan di SMP Negeri 1 Sedayu Tahun Ajaran 2013/2014”. Jurnal. Vol. 1 No. 2. Progam Studi Pendidikan BIologi, Universitas Ahmad Dahlan Kampus III, Jl. Prof. Dr. Soepomo, SH, Yogyakarta, 55164 Indonesia.

Page 113: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

86

Kunandar. 2014. Penilaian autentik penilaian hasil belajar peserta didik

berdasarkan kurikulum 2013. Jakarta: PT. Grafindo Persada.

Majid, A. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. 2010. didaktik asas-asas mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Prastowo, A. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Diva Press: Jogjakarta Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rostikawati, 2008. Pengertian mind mapping.(online), (http://alfimetamorfosis.

blogspot.co.id/2011/03/skripsi-mind-map.html di akses tanggal 04 februari)

Rozalina, I. 2015. Penerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick dengan Menggunakan Handout Terhadap Kemampuan Kognitif Biologi Kelas Xa MA Bahrul Ulum Al-islami Pantai Raja Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. FKIP UIR. Pekanbaru.

Rusman. 2015. Pembelajaran tematik terpadu teori, praktik dan penilaian.

Jakarta: Raja wali

Rustaman 2005. Strategi belajar mengajar biologi.(online), (http://www.eurekapendidikan.com/2014/10/hakikat-biologi-dan-lingkup-kajiannya.html di akses tanggal 17 maret 2016)

Sanjaya, 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar proses pendidikan.

Jakarta: Kencana. Sagala, S. 2009. Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: Alfabeta ,. 2014. Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada. Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka

Cipta. Slavin, R. 2005. Cooperative learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Ujung

Berung. Suprijono, A. 2009.Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Page 114: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING …repository.uir.ac.id/1373/1/Nike Asmara.pdfketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individual dan klasikal. Analisis

87

Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Trianto, 2012. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Wena, M. 2012. Strategi pembelajaran inovatif kontemporer suatu tinjauan konseptual operasional. Jakarta : Bumi Aksara.