penerapan pembelajaran kooperatif tipe tgt dengan...

31
i PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DENGAN MEDIA PHYSICS HEARTS CARD PADA MATERI MOMENTUM DAN IMPULS Oleh, Lilis Sugiyarni NIM: 192009016 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2014

Upload: phungnga

Post on 24-Jun-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4941/2/T1_192009016_Full... · 3. Kepala SMA Islam Sudirman Ambarawa dan Ibu Aidat selaku

i

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DENGAN MEDIA PHYSICS HEARTS

CARD PADA MATERI MOMENTUM DAN IMPULS

Oleh,

Lilis Sugiyarni

NIM: 192009016

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika

guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2014

Page 2: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4941/2/T1_192009016_Full... · 3. Kepala SMA Islam Sudirman Ambarawa dan Ibu Aidat selaku
Page 3: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4941/2/T1_192009016_Full... · 3. Kepala SMA Islam Sudirman Ambarawa dan Ibu Aidat selaku
Page 4: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4941/2/T1_192009016_Full... · 3. Kepala SMA Islam Sudirman Ambarawa dan Ibu Aidat selaku

ii

Page 5: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4941/2/T1_192009016_Full... · 3. Kepala SMA Islam Sudirman Ambarawa dan Ibu Aidat selaku

iii

Page 6: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4941/2/T1_192009016_Full... · 3. Kepala SMA Islam Sudirman Ambarawa dan Ibu Aidat selaku

iv

Page 7: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4941/2/T1_192009016_Full... · 3. Kepala SMA Islam Sudirman Ambarawa dan Ibu Aidat selaku

v

PESAN

“ Sahabat adalah Cinta , tiada Kata Seindah Persahabatan”

So Remember Me I Will Remember You

Page 8: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4941/2/T1_192009016_Full... · 3. Kepala SMA Islam Sudirman Ambarawa dan Ibu Aidat selaku

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat

dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Skripsi ini ditulis dan disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Fisika di Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga.

Penulis menyadari penuh, bahwa keberhasilan yang dicapai untuk

menyelesaikan tugas akhir ini tidak lepas dari dukungan serta bantuan dari berbagai

pihak disekitar penulis yang sangat penulis hormati, kasihi dan sayangi. Untuk itu, pada

kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Keluarga tercinta Bapak, Ibuk dan semua saudaraku yang sangat penulis cintai.

Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku dan keluarga. Terima kasih

atas semua dukungan dan doanya.

2. Ibu Marmi Sudarmi selaku pembimbing I dan Ibu Debora Natalia Sujidto selaku

pembimbing II yang penulis hormati yang sudah bersedia menyediakan waktu,

tenaga, membimbing, memotivasi penulis dengan penuh kesabaran dalam

penyusunan skripsi sampai selesai, serta maaf jika saat bimbingan membuat

kesal Ibu.

3. Kepala SMA Islam Sudirman Ambarawa dan Ibu Aidat selaku guru bidang studi

fisika yang penulis hormati yang sudah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk mengambil sampel untuk penelitian.

4. Siswa kelas XI IPA I SMA Islam Sudirman Ambarawa yang sudah mau menjadi

sampel dan terimakasih atas kerjasamanya selama penelitian.

5. Segenap Dosen Pengajar Pogram Studi Pendidikan Fisika, terima kasih atas

semuanya yang penulis dapatkan selama perkuliahan.

6. Laboran Fisika UKSW. Mas Tri, Pak Tafip dan Mas Sigit terima kasih untuk

bantuannya selama ini.

7. Sahabat yang selalu berada disamping penulis untuk selalu menolong dan

mendukung penulis, Erma, Tiyas, Devi, Yanti, Marta, Sahidah, Septri, Shinta,

Riska. Terima kasih untuk segalanya, kau sahabat terbaik yang selalu ada

untukku saat suka dan duka.

8. Teman-teman pendidikan fisika angkatan 2009. Terima kasih atas

kebersamaannya dan kerja samanya selama 4 tahun ini.

9. Adik-adik dan kakak angkatan Pendidikan Fisika yang tidak dapat saya sebutkan

satu persatu namanya terima kasih atas dukungan dan bantuannya.

10. Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu namanya yang

turut dan terlibat dalam penyusunan tugas akhir ini.

Page 9: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4941/2/T1_192009016_Full... · 3. Kepala SMA Islam Sudirman Ambarawa dan Ibu Aidat selaku

vii

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik

dan saran yang membangun penulis harapkan dari pembaca untuk hasil yang lebih baik

lagi di masa yang akan datang. Apabila ada kata-kata yang kurang berkenan, penulis

minta maaf.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan dan semoga

kita semua selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa.

Salatiga, Januari 2014

Penulis

Page 10: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4941/2/T1_192009016_Full... · 3. Kepala SMA Islam Sudirman Ambarawa dan Ibu Aidat selaku

1

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DENGAN MEDIA PHYSICS HEARTS

CARD PADA MATERI MOMENTUM DAN IMPULS

Lilis Sugiyarni, Marmi Sudarmi, Debora Natalia Sudjito

Program studi Pendidikan Fisika

Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana

Jln. Diponegoro 52 – 60 Telp.(0298)7100396 Salatiga 50711 Salatiga Jawa Tengah

Email : [email protected]

ABSTRAK

Dalam kegiatan belajar mengajar, penggunaan metode ceramah di sekolah-sekolah saat ini

masih mendominasi. Selain itu penerapan sistem rangking yang masih diterapkan disekolah

memunculkan sikap individual dan kompetisi negatif diantara siswa tanpa adanya kerja sama.

Mengingat pentingnya sikap kerja sama, menciptakan pembelajaran kreatif dan menyengankan

maka dibutuhkan metode pembelajaran yang mencangkup hal tersebut. Penelitian ini bertujuan

untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan menerapan Pembelajaran Kooperatif tipe TGT dengan

media physics hearts card untuk meningkatkan kerjasama dan hasil belajar siswa dengan

mengembangkan permainan physics hearts card pada bagian konsolidasi. Metode penelitian

yang dipakai adalah PTK. Sampel yang digunakan siswa SMA kelas XI, dengan materi momentum

dan impuls. Penelitian ini diawali dengan pembelajaran sesuai RPP kemudian pada tahap

konsolidasi siswa melakukan tournament menggunakan permainan physics hearts card. Dalam

permainan semua siswa berpasangan mengerjakan soal dengan berdiskusi antar pasangana dan

berdiskusi dengan pasangan lain saat membacakan jawabannya dalam satu tim. Pada akhir

pembelajaran guru memberika tes evaluasi kepada semua siswa untuk mengetahui hasil belajar

siswa dan kuisioner untuk mengetahui tanggapan siswa tentang metode pembelajaran yang

diberikan. Hasil penelitian didapatkan 94 % siswa mendapat nilai 7 untuk tes. Selain itu pada

aspek afektif kelas mencapai batas kriteria yang ditentukan yaitu 70% siswa melakukan kegiatan

kerjasama dengan baik.

Kata kunci : Cooperative learning, TGT, Hearts card.

I. PENDAHULUAN

Dalam kegiatan belajar mengajar, penggunaan metode ceramah di sekolah-

sekolah saat ini masih mendominasi. Menurut Muhibbin Syah (2000), metode ceramah

yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan

secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif.

Penggunaan metode ceramah yang terlalu lama saat proses pembelajaran

mengakibatkan siswa menjadi bosan dan tidak ada kerjasama atau interaksi yang terjalin

antar siswa. Menurut Sriyono (1992), guru hendaknya menciptakan suasana kerjasama

antar siswa sehingga pelajalan yang diberikan lebih efektif dan efisien. Selain itu

penerapan sistem rangking yang masih diterapkan disekolah memunculkan sikap

individual dan kompetisi negatif diantara siswa tanpa adanya kerja sama. Hal tersebut

mengakibatkan rendahnya kemampuan siswa saat bersosialisasi di lingkungan

Page 11: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4941/2/T1_192009016_Full... · 3. Kepala SMA Islam Sudirman Ambarawa dan Ibu Aidat selaku

2

masyarakat. Mengingat pentingnya sikap kerja sama dan menciptakan suasana belajar

yang menyengankan maka dibutuhkan metode pembelajaran yang mencangkup hal

tersebut. Metode tersebut adalah cooperative learning. Guru dapat menggunakandan

dan mengembangkan metode cooperatif learning yang telah ditemukan oleh para ahli,

tetapi masalahnya guru kesulitan dalam mengembangkan metode cooperatif learning

dan membuat RPPnya. RPP model cooperative learning sudah banyak dikembangkan

oleh beberapa mahasiswa pendidikan fisika UKSW diantaranya model Group

Investigation oleh Sahidah, model TGT (Teams Game Tournament) oleh Rahayu. Untuk

melengkapi RPP cooperative learning yang telah dibuat. Dalam penelitian ini dibuat RPP

metode Cooperative Learning (CL) tipe Team Games Tournament (TGT) dengan media

Physics Hearts Card agar siswa dapat bekerja sama dalam sebuah permainan untuk

memecahkan masalah mengenai materi momentum dan impuls. Tujuan dari penelitian

ini adalah membuat desain cooperative learning tipe TGT dengan media Physics Hearts

Card yang dapat memberikan pengaruh dalam menumbuhkan sikap kerja sama antar

siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa. Manfaat penelitian ini bagi guru adalah

membantu mengembangkan metode yang sudah ada serta memberikan contoh

penerapan metode Cooperative Learning (CL) tipe TGT dengan media Physic Hearst Card

dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada materi momentum dan impuls.

Sedangkan manfaat bagi siswa adalah menumbuhkan sikap kerja sama antar siswa

dalam belajar dan minat belajar untuk berfikir kreatif.

II. BAHAN DAN METODE

a. Cooperative Learning (CL) tipe Teams Games Tournament (TGT)

Cooperatif Learning (CL) adalah motode pembelajaran dimana siswa belajar

bersama dalam kelompok. Dimana didalam kelompok akan tumbuh rasa saling

membantu, toleransi, tanggung jawab, menghargai pendapat satu sama lain. Metode CL

membantu peserta didik dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya dalam

bermasyarakat. Guru didalam CL sebagai moderator dan fasiitator. Salah satu tipe

metode CL adalah Teams Games Tournament (TGT) dimana didalam TGT terdiri 5

komponen utama, yaitu: presentasi didepan kelas, belajar dengan tim, permainan,

pertandingan dan penghargaan kelompok.

b. Permainan kartu remi (hearts card) sebagai media pembelajaran

Permainan kartu remi (hearts card) adalah permainan yang dimainkan empat

orang. Permainan hearts dapat ditemukan di dalam komputer. Dalam penelitian ini

mengadopsi permainan kartu remi pada umumnya, namun terdapat beberapa

modifikasi untuk kepentingan pembelajaran yaitu dalam setiap selesai satu babak

permainan semua pemain mengerjakan soal. Perangkat permainan ini diantaranya satu

set kartu remi, kartu soal, dan kartu jawaban. Kartu soal berisi soal-soal fisika yang

sesuaikan dengan pokok bahasan atau kompetensi yang akan dipelajari, sedangkan

kartu jawaban berisi serangkaian kunci jawaban sesuai dengan kartu soal yang tersedia.

Page 12: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4941/2/T1_192009016_Full... · 3. Kepala SMA Islam Sudirman Ambarawa dan Ibu Aidat selaku

3

c. Metode Pembelajaran Kooperatif Physics Hearts Card Game

‘Physics Hearts Card Game” merupakan model pembelajaran kooperatif tipe

TGT dengan menggunakan media permainan satu set kartu remi yang dimodifikasi

sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Langkah–langkah pembelajaran secara umum :

1. Melakukan pembelajaran sesuai RPP dengan metode discovery.

2. Pada bagian konsolidasi siswa melakukan tournament mengunakan physics

hearts card. Guru membentuk siswa menjadi 4 kelompok dan menunjuk 2 siswa

sebagai juri, lihat gambar 1.

Kel 1 Kel 2 Kel 3 Kel 4 Juri

Gambar1. Posisi siswa saat dalam kelompok

3. Setiap kelompok mengirimkan 2 anggotanya ke tim 1 dan tim 2 untuk mengikuti

pertandingan, lihat gambar 2.

Gambar 2. Posisi siswa saat pertandingan.

Langkah Permainan

Perhatikan Tim 1:

a. Juri mengocok satu set kartu remi dan membagikan kepada pasangan pemain A1A2,

B1B2, C1C2 dan D1D2 sampai kartu habis, sehingga setiap pasang pemain mendapat

13 kartu remi.

b. Pasangan pemain yang memiliki kartu keriting angka 2 misalnya A1A2, meletakkan

kartu tersebut di meja permainan.

c. Pemain disebelah kirinya mengeluarkan kartu keriting dengan angka yang berbeda,

apabila tidak memiliki kartu keriting boleh mengeluarkan kartu lain. Sampai

pasangan keempat yang mengeluarkan kartu.

d. Juri menentukan pasangan pemain yang berhak mengambil keempat kartu yang ada

di meja permainan (pemain yang mengambil kartu tersebut mendapat bonus

tambahan 5 poin). Caranya pasang pemain yang mempunyai kartu paling besar di

meja meja permainan. Keempat kartu tersebut tidak dapat digunakan lagi dalam

permainan.

e. Juri memberikan soal yang sama kepada A1A2, B1B2, C1C2 dan D1D2.

- A1A2, B1B2, C1C2 dan D1D2 berdiskusi mengerjakan soal dalam waktu 1-3

menit.

- Setelah semua selesai mengerjakan soal, setiap pasangan pemain membacakan

jawabannya.

A1A2

A3A4

A3

B1B2

B3B4

A3

C1C2

C3C4

A3

D1D2

D3D4

A3

E1

E2

A3

Page 13: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4941/2/T1_192009016_Full... · 3. Kepala SMA Islam Sudirman Ambarawa dan Ibu Aidat selaku

4

- A1A2, B1B2, C1C2 dan D1D2 berhak menyanggah atau menyetujui jawaban

masing –masing pasangan dan juri bertindak sebagai hakim saat jalannya diskusi.

- Jika jawaban keempat pasangan pemain salah atau dalam waktu 1-3 menit tidak

bisa menjawab soal maka juri akan menjelaskan jawabannya sesuai kunci

jawaban yang diberikan oleh guru.

- Juri mencatat poin yang didapat setiap pasangan. Jawaban benar mendapat 20

poin dan jawaban salah o poin.

f. Pasangan pemain yang menyimpan keempat kartu memulai permainan baru dengan

meletakkan kartu sembarang di meja permainan.

g. Juri memberikan soal yang sama kepada A1A2, B1B2, C1C2 dan D1D2. Demikian

seterusnya sampai 13 kartu yang dimiliki setiap pasangan pemain habis.

h. Permainan yang sama berlaku untuk tim 2.

i. Juri merekap poin yang didapat tiap kelompok misalnya untuk kelompok 1 poin yang

didapat A1A2 dengan A3A4 dijumlahkan.

j. Kelompok yang mendapat poin tertinggi sebagai pemenang dan mendapat hadiah.

d. Penelitian tindakan kelas (PTK)

Metode penelitian yang dipakai adalah PTK guru sebagai peneliti. Penelitian

Tindakan Kelas memiliki peranan penting untuk meningkatkan mutu pendidikan. Tujuan

keberhasilan PTK dilaksanakan dalam empat tahapan yaitu planing, action, observation

dan reflection. Manfaat dari hasil PTK adalah sebagai inovasi pendidikan yang tumbuh

dari bawah dan pengembangan kurikulum [6].

e. Momentum dan Impuls

Momentum dan impuls merupakan besaran vektor.

F v1 v2

Δt

Gambar 3. Benda bermassa m dipukul dengan gaya F . Dalam selang waktu singkat

t , kecepatan benda berubah dari 1v menjadi 2v .

Sesuai dengan Hukum II Newton:

Jika, t

va Jadi

t

vmF .

pI

vmtF ..

ItF . (Impuls).

pvm. (Perubahan Momentum).

Page 14: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4941/2/T1_192009016_Full... · 3. Kepala SMA Islam Sudirman Ambarawa dan Ibu Aidat selaku

5

Keterangan:

F = gaya (Newton),

m = massa (kg),

a = percepatan (m/ s2),

v = kecepatan ( m/s),

t = waktu (sekon),

I = impuls (N.s),

p =perubahan momentum (kg m/s).

f. Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah PTK. Sampel yang

digunakan adalah siswa kelas XI SMA yang berjumlah 18 siswa. Materi semester yang

dipilih adalah momentum dan impuls. Alat pengumpul data yang digunakan yaitu : (1)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode discovery CL

tipe TGt, (2) Perangkat permainan Physics Hearts Card Game, (3) Lembar penilaian

afektif siswa sebagai komponen CL, (4) Soal evaluasi (Post Test) yang diberikan pada

akhir pembelajaran, (5) Kuesioner untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap metode

pembelajaran yang digunakan. Data yang dikumpulkan terdiri dari: (1) Isian lembar

penilaian afektif siswa, (2) Jawaban post test siswa, (3) Hasil isian lembar kuesioner

siswa. Penelitian ini memiliki 3 prosedur, yaitu : Tahap Perencanaan, perangkat –

perangkat pembelajaran yang disiapkan adalah RPP materi momentum dan impuls,

permainan physics hearts card game beserta kartu soal dan kunci jawaban, lembar

penilaian afektif siswa, lembar evaluasi (post test), dan lembar kuesioner. Tahap

Pelaksanaan, kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai RPP, permainan physics hearts

card dilaksanakan di bagian konsolidasi dan diamati oleh observer yang bertugas

mengisi lembar penilaian afektif tiap siswa. Setelah pembelajaran berakhir, guru

memberikan lembar evaluasi (post test) kepada setiap siswa untuk mengukur

keberhasilan pemahaman siswa pada materi yang telah diterima saat proses

pembelajaran. Pada akhir pertemuan, guru memberikan kuesioner kepada siswa guna

mengetahui tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran yang digunakan. Tahap

Refleksi, hasil evaluasi (post test) dijadikan patokan tingkat keberhasilan pembelajaran.

Jika 70% siswa sudah memenuhi standar nilai minimal 70, maka pembelajaran

dinyatakan berhasil. Untuk hasil penilaian afektif, jika rata-rata keaktifan kelas mencapai

minimal 70% siswa melakukan aspek afektif, maka penelitian ini dihentikan. Untuk hasil

kuisioner, bila 70% siswa menjawab dengan respon positif, maka metode CL dinyatakan

berhasil. Jika kriteria keberhasilan penelitian belum tercapai, maka penelitian diulang

sampai kriteria yang ditentukan tercapai.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2013, di SMA Islam Sudirman

Ambarawa. Sampel penelitian adalah 18 siswa kelas XI. Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang dilampirkan pada paper ini menggunakan metode discovery

Page 15: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4941/2/T1_192009016_Full... · 3. Kepala SMA Islam Sudirman Ambarawa dan Ibu Aidat selaku

6

dan Cooperative Learning tipe TGT (teams game tournament) dengan media Physics

Hearts Card.

a. Kegiatan awal

Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan guru membentuk siswa menjadi 4

kelompok (lihat gambar 1). Guru memberikan motivasi dengan memberi pertanyaan

kepada siswa “pernahkah kalian melihat kecelakaan di mana mobil bertabrakan dengan

motor?”, semua siswa menjawab (pernah). Kemudian guru bertanya “mana yang lebih

parah?” semua siswa menjawab (motor). Guru menginformasikan kepada siswa, ketika

mobil dan motor bergerak, keduanya memiliki momentum. Saat mobil dan motor

bertabrakan, masing-masing mendapat impuls. Kemudian guru memunculkan masalah

yaitu “bagaimana hubungan momentum dan impuls?”. Beberapa siswa memberikan

hipotesanya. Hal ini menunjukkan bahwa ada beberapa siswa yang mengerti maksud

dari perumusan masalah yang diberikan. Jadi disimpulkan bahwa pemberian motivasi,

perumusan masalah, dan hipotesa, membuat siswa terlibat secara aktif.

b. Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti dilakukan pembelajaran kooperatif. Guru menulis di papan

tulis (lihat gambar 3). Guru menugaskan setiap kelompok berdiskusi menemukan

hubungan momentum dan impuls dengan menurunkan persamaan Hukum 2 Newton.

Semua siswa dalam kelompok terlibat aktif berdiskusi untuk menemukan kesimpulan

dari perumusan masalah yang diberikan oleh guru. Perwakilan setiap kelompok untuk

membacakan hasil diskusinya. Dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dapat

dilihat bahwa siswa lebih tertarik mengikuti pembelajaran secara berkelompok.

c. Kegiatan Akhir

Setelah kegiatan pembelajaran materi momentum dan impuls selesai, di bagian

konsolidasi, siswa mengikuti tournament dalam bentuk permainan physics heart card

yang berisi soal-soal tentang materi momentum dan impuls. Pembelajaran diakhiri

dengan evaluasi (post test) dan pemberian lembar kuesioner.

d. Konsolodasi ( Permainan Physics Hearts Card)

Pada bagian konsolidasi dilakukan pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan

media physics hearts card. Tiap kelompok mengirimkan 2 anggotanya ke tim 1 dan tim 2

untuk mengikuti pertandingan (lihat gambar 2). Permainan dilakukan sesuai aturan

physics hearts card yang telah dijelaskan oleh guru saat siswa duduk berkelompok. Juri

mengocok kartu remi dan membagi kepada keempat pasangan pemain. Pasangan

pemain yang mempunyai kartu keriting angka 2 meletakkan kartu di atas meja, ketiga

pasang yang lain mengeluarkan kartu keriting dengan angka yang berbeda. Apabila tidak

punya kartu keriting, boleh mengeluarkan kartu lain. Juri membagikan soal yang sama

kepada 4 pasang pemain. Soal dikerjakan dengan cara berdiskusi dengan pasangan

masing – masing dalam batasan waktu tertentu. Setelah selesai mengerjakan soal, setiap

pasangan pemain membacakan jawaban mereka. Pasangan lain dalam satu tim berhak

Page 16: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4941/2/T1_192009016_Full... · 3. Kepala SMA Islam Sudirman Ambarawa dan Ibu Aidat selaku

7

menyetujui atau menyanggah jika tidak sependapat. Juri bertugas memandu kegiatan

permainan, menjelaskan jawaban sesuai kunci jawaban yang diberikan guru, mengoreksi

jawaban, dan mencatat poin tiap pasang pemain. Poin yang diperoleh tiap pasangan

dalam tim 1 akan dijumlah dengan poin yang didapat pasangan dalam tim 2 sesuai

kelompoknya. Kelompok dengan perolehan poin tertinggi yang keluar sebagai

pemenang. Perolehan point tiap pasang dalam tim dan kelompok dapat dilihat pada

Tabel 1.

Tabel 1. Perolehan skor tiap pasangan dalam tim dan kelompok

Berdasarkan tabel, dapat dilihat bahwa yang menjadi pemenang adalah

kelompok 3 yang terdiri dari siswa C1C2 dan C3C4. Penentu kemenangan permainan

physics hearts card adalah menjawab semua soal dengan benar. Soal no 1, 4, 5, dan 6

adalah jenis soal hafalan; soal no 1, 2, 7 dan 8 adalah jenis soal prediksi; soal no 9 dan 10

adalah jenis soal terapan; dan soal no 11, 12, dan 13 jenis soal analisa. Kebanyakan

pasangan pemain mendapat 0 poin saat menyelesaikan soal no 2, 7, 8 dan 10.

Kebanyakan pasangan pemain menjawab salah soal jenis konsep dan prediksi daripada

jenis analisa. Hal ini menjadi catatan untuk lebih memperhatikan semua siswa saat guru

menjelaskan materi yang berhubungan dengan terapan dan prediksi sehingga siswa

dapat memahami konsep dengan benar. Semua pasang pemain terlihat sangat kompak

dengan pasangannya masing-masing dalam mengatur strategi bermain untuk mendapat

poin bonus. Dapat dilihat tabel 1 kolom bonus, poin yang didapat masing-masing

pemain tidak terlampau jauh. Selama permainan berlangsung, guru berkeliling untuk

memantau jalannya permainan dan membantu juri apabila kesuitan menjelaskan kunci

No Soal TIM 1 TIM 2

A1A2 B1B2 C1C2 D1D2 A3A4 B3B4 C3C4 D3D4

1 20 20 20 20 20 20 20 20

2 0 20 0 20 0 0 0 0

3 20 20 20 20 20 20 20 20

4 20 20 20 20 20 20 20 20

5 20 20 20 20 20 20 20 20

6 20 20 20 20 20 20 20 20

7 0 0 20 0 0 0 20 0

8 0 20 0 20 0 20 20 20

9 20 20 20 20 20 20 20 20

10 0 0 20 20 20 20 20 20

11 20 20 20 20 20 20 20 20

12 20 20 20 20 20 20 20 20

13 20 20 20 20 20 20 20 20

Jumlah 180 220 220 240 200 220 240 220

Bonus Point 25 15 15 10 20 10 20 15

POIN AKHIR 205 235 235 250 220 230 260 235

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4

A1A2 A3A4 B1B2 B3B4 C1C2 C3C4 D1D2 D3D4

205 220 235 230 235 260 250 235

TOTAL POIN 425 465 495 485

PEMENANG KELOMPOK 3

Page 17: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4941/2/T1_192009016_Full... · 3. Kepala SMA Islam Sudirman Ambarawa dan Ibu Aidat selaku

8

jawaban kepada 4 pasang pemain dalam satu tim serta mengendalikan suasana kelas

supaya tetap tenang dan kondusif. Ada 2 observer yang membantu guru untuk penilaian

afektif tiap siswa. Berikut adalah hasil penilaian afektif dari masing-masing tim dan

pembahasannya.

Tabel 2. Hasil Penilaian Afektif

Kegiatan No Jenis Aktivitas

TIM 1 TIM 2 Siswa yg

mengiku

ti

aktivitas

(%)

A1 A2 B1 B2 C1 C2 D1 D2 Juri A3 A4 B3 B4 C3 C4 D3 D4 Juri

Diskusi

Pasangan

1

Saling berdiskusi

mengatur strategi

dalam bermain

100

2

Mengemukakan

pendapat kepada

pasangan tentang

soal yang

didapatkan

100

3

Bertanya kepada

pasangan jika tidak

mengerti tentang

soal yang

didapatkan

- 88

4

Menanggapi

pasangan yang

menyampaikan

pendapat tentang

soal yang

didapatkan

100

5

Menjelaskan kepada

pasangan yang

bertanya tentang

soal yang

didapatkan

100

Diskusi

Kelompok

6

Menjelaskan

jawaban soal

setelah diskusi

pasangan kepada

pasangan lain dlm

kelompok.

100

7

Menanggapi

penjelasan jawaban

soal dari pasangan

lain dalam kelompok

- - - - 75

8

Bertanya tentang

jawaban soal yang

dijelaskan oleh

pasangan lain

- - - - - - 63

9

Menjawab

pertanyaan dari

pasangan lain

- - - - 75

Juri

1 Mengatur jalannya

permainan

100

2 Memimpin jalannya

diskusi

- 50

3 Menjelaskan

jawaban soal yang

100

Page 18: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4941/2/T1_192009016_Full... · 3. Kepala SMA Islam Sudirman Ambarawa dan Ibu Aidat selaku

9

benar sesuai kunci

4

Bersikap adil dalam

mengatur

permainan dan

memberi skor

100

Jumlah aktivitas yang diikuti individu 8 7 6 7 9 9 7 8 3 7 7 9 9 9 9 9 9 4

Prosentase keaktifan individu (%) 89 78 67 78 100 100 78 89 75 78 78 100 100 100 100 100 100 100

Prosentase keaktifan pasangan (%) 84 73 100 84 78 100 100 100

Prosentase keaktifan tim (%) 83 96

Prosentase keaktifan kelas (%) 89

Data aktivitas setiap tim dapat dianalisa sebagai berikut :

Dalam Diskusi Pasangan :

1. Saling berdiskusi mengatur strategi dalam bermain.

Semua pasang pemain di tim 1 dan tim 2 melakukan “diskusi mengatur stategi

dalam bermain”. Hal tersebut dikarenakan dalam aturan permainan physics hearts

card disebutkan bahwa bagi pemain yang mengeluarkan kartu dengan angka paling

besar di antara pemain lain saat permainan berlangsung mendapat bonus poin.

2. Mengemukakan pendapat kepada pasangan tentang soal yang didapat.

Semua siswa melakukan diskusi “mengemukakan pendapat kepada pasangan

tentang soal yang didapatkan”. Dapat disimpulkan bahwa setiap pasang pemain

kedua tim saling berkeja sama dan berdiskusi saat menyelesaikan soal.

3. Inisiatif bertanya kepada pasangan jika tidak mengerti tentang soal yang didapat.

Siswa A2 tidak melakukan “inisiatif bertanya kepada pasangan jika tidak mengerti

tentang soal yang didapat”. Karena siswa A2 sudah paham tentang maksud dari

soal tersebut sehingga tidak bertanya kepada A1. Sedangkan siswa A1 yang

bertanya kepada siswa A2. Siswa A2 dapat menjelaskan soal tersebut dengan jelas

kepada siswa A1 (siswa yang sudah paham menjelaskan siswa yang belum paham

tentang soal yang didapat). Jadi dapat disimpulkan ke 2 tim sudah melakukan

kegiatan diskusi dengan baik.

4. Menanggapi pasangan yang menyampaikan pendapat tentang soal yang didapat.

Semua pasang pemain di tim 1 dan tim 2 melakukan diskusi “menanggapi pasangan

yang menyampaikan pendapat tentang soal yang didapat”. Pendapat-pendapat

didiskusikan bersama untuk memecahkan soal sehingga saat menjawab soal tidak

mengalami kesulitan.

5. Kemauan menjelaskan kepada pasangan yang bertanya tentang soal yang didapat.

Semua siswa melakukan diskusi “kemauan menjelaskan kepada pasangan yang

bertanya tentang soal yang didapat”. Siswa yang sudah paham maksud soal

menjelaskan kepada siswa yang belum mengerti tentang soal yang didapat. Karena

setiap siswa harus dapat menjelaskan jawaban soal kepada pasang pemain lain,

maka dapat disimpulkan bahwa semua siswa dapat berkerja sama dengan baik

bersama pasangan masing-masing.

Dalam Diskusi Kelompok :

1. Aktif menjelaskan jawaban soal setelah diskusi pasangan kepada pasangan lain dan

juri dalam tim.

Page 19: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4941/2/T1_192009016_Full... · 3. Kepala SMA Islam Sudirman Ambarawa dan Ibu Aidat selaku

10

Semua siswa melakukan diskusi “aktif menjelaskan soal setelah diskusi pasangan

kepada pasangan lain dan juri dalam tim” dengan baik. Karena saat mereka selesai

mengerjakan soal dalam aturan permainan physics hearts card tiap pasang pemain

wajib menjelaskan jawaban soal kepada pasangan lain.

2. Aktif menanggapi penjelasan jawaban soal dari pasangan lain dalam kelompok.

Siswa A1, B1, D1, dan D2 tidak melakukan diskusi “aktif menanggapi penjelasan

jawaban soal dari pasangan lain dalam kelompok”. Siswa tersebut mempunyai

akademik yang sedang sehingga mungkin merasa kurang percaya diri tentang

pendapatnya dan takut salah apabila menanggapi penjelasan dari siswa lain. Siswa

tersebut hanya berani menanggapi jawaban atau pendapat saat diskusi dengan

pasangannya.

3. Inisiatif bertanya tentang soal yang dijelaskan oleh pasangan lain.

Siswa A2, A3, A4, B1, B2, dan D1 tidak melakukan diskusi “inisiatif bertanya

tentang soal yang dijelaskan pasangan lain”. Karena siswa tersebut mungkin sudah

paham atau mengerti maksud soal yang didapat, sehingga tidak melakukan

kegiatan tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa semua siswa aktif melakukan

kegiatan diskusi.

4. Kemauan menjawab pertanyaan dari pasangan lain.

Siswa A3, A4, B1 dan B2 tidak melakukan kegiatan diskusi “kemauan menjawab

pertanyaan dari pasangan lain”. Walaupun siswa A3, A4, B1, dan B2 tidak

melakukan kegiatan diskusi tersebut tetapi mereka melakukan kegiatan diskusi

pasangan yang lain dengan baik. Hal tersebut menunjukkan mereka sudah bisa

bekerja sama dengan temannya tetapi harus ditingkatkan lagi.

JURI :

E2 dapat memimpin jalannya diskusi dengan baik dan komunikatif karena

melakukan semua kegiatan afektif yang diamati, sehingga dapat memimpin jalannya

pertandingan dan menjelaskan jawaban soal dengan baik. Jadi pertandingan di tim 2

berjalan dengan baik dan tercipta interaksi yang komunikatif antar pasangan pemain.

Berbeda dengan juri tim 1 yaitu siswa E1. Siswa E1 kurang tegas saat memimpin jalannya

pertandingan sehingga belum melaksanakan “aktivitas memimpin jalannya diskusi”

dengan baik. Walaupun E1 belum tegas saat memimpin jalannya permainan tapi saat

permainan berlangsung keempat pasangan pemain di tim 1 melakukan diskusi pasangan

dan kelompok dengan baik. Jadi dapat disimpulkan siswa E1 sudah melakukan kegiatan

afektif dengan baik tetapi harus ditingkatkan lagi.

Efektivitas keaktifan kelompok dikategorikan sebagai berikut:

Tabel 3. Kategori keaktifan tim

% Keaktifan Keaktifan Tim 1 Tim 2

≤ 60 Kurang

aktif

- -

61-80 Aktif √ -

81-100 Sangat

Aktif

- √

Page 20: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4941/2/T1_192009016_Full... · 3. Kepala SMA Islam Sudirman Ambarawa dan Ibu Aidat selaku

11

Berdasarkan Tabel 3, dapat disimpulkan bahwa masing-masing tim memiliki

keaktifan yang tinggi. Hal ini menunjukkan kegiatan pembelajaran dengan media

permainan yang digunakan dapat membuat siswa saling bekerja sama dengan teman-

temannya, sehingga dari keaktifan siswa dalam berpasangan maupun berkelompok

untuk tim 1 dan tim 2 mendapatkan prosentase keaktifan kelas diatas 75%. Hal ini

menunjukkan bahwa penerapan metode Pembelajaran Kooperatif tipe TGT dengan

media Physics Hearts Card berhasil membuat siswa aktif bekerja sama.

e. Hasil dan Pembahasan Evaluasi :

Untuk mengukur pemahaman masing-masing siswa terhadap materi yang

dipelajari, dilakukan evaluasi (post test) tertulis secara individu.

Tabel 4. Distribusi Penilaian Evaluasi

Batas Ketuntasan Minimal = 70 % siswa mendapat nilai diatas 70.

Berdasarkan Tabel 4, prosentase keberhasilan dari siswa yang memahami materi

diperoleh sebesar 94 %. Hal ini menunjukkan kegiatan kerja sama pada permainan yang

dilakukan siswa telah berhasil membuat siswa memahami materi cukup baik. Kesalahan

pada saat mengerjakan soal evaluasi hampir sama dengan kesalahan ketika

mengerjakan soal pada permainan. Beberapa siswa kurang teliti dalam mengerjakan

jenis terapan dan prediksi.

f. Hasil Kuesioner

Untuk mengetahui penilaian siswa terhadap metode pembelajaran yang

digunakan, pengumpulan data dilakukan dengan memberikan pertanyaan kuesioner

kepada 18 orang siswa (sampel yang dipakai). Mayoritas siswa memberi respon positif

terhadap pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan media physics hearts card.

Alasannya siswa tertarik dengan metode pembelajaran tersebut karena hal baru bagi

mereka. Biasanya siswa hanya mendengarkan guru berbicara di depan dalam

penyampaian materi saja, namun saat itu bisa belajar sambil bermain dan belajar

berkelompok memudahkan memahami materi daripada belajar sendiri. Hal ini

menunjukkan 18 siswa mendapat pengalaman belajar baru dan memudahkan proses

belajar dengan bekerjasama bersama teman. Sebagai guru kita harus kreatif dengan

No Nama Siswa Nilai No Nama siswa Nilai

1 Abdul 90 11 Novita 70

2 Aldi 70 12 Noviya 95

3 Aprida 60 13 Puspita 90

4 Dani Ahmad 90 14 Shintya Dewi 90

5 Ema Amalia 95 15 Siska 85

6 Endah 85 16 Tri Anisa 90

7 Erwinda 90 17 Tri Mukti 90

8 Eti 90 18 Vivi Septri 85

9 Kharis 80 Nilai rata – rata 85

10 Meia Setyo 85

Page 21: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4941/2/T1_192009016_Full... · 3. Kepala SMA Islam Sudirman Ambarawa dan Ibu Aidat selaku

12

memanfaatkan dan mengembangkan metode yang sudah ada untuk penunjang proses

belajar mengajar dengan tujuan memudahkan siswa memahami materi yang kita

sampaikan.

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan

pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan media Physics Herats Card dalam

pembelajaran fisika berhasil dan dapat memberikan pengaruh dalam pengembangan

sikap afektif siswa di antaranya muncul sikap kerjasama satu sama lain yang dapat

dilihat di penilaian tabel afektif, juga membuat suasana belajar yang menyenangkan.

Yang dapat dilihat di jawaban kuisioner. Secara kognitif siswa dapat memahami materi

mengenai momentum dan impuls dengan baik karena 94% siswa dapat menjawab post

test dengan benar. Penelitian ini dihentikan karena pada aspek afektif kelas mencapai

batas kriteria yang ditentukan yaitu 70% siswa sudah melakukan kegiatan kerjasama

dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Hewitt, P. G. 1985. Conceptual Physics. Boston: Brown and Company.

[2] Ismail, Andang. 2010. Education Games. Yogyakarta: Pilar Media.

[3] Ilahi, M. T. 2012. Pembelajaran Discovery Strategy dan Mental Vocational Skill.

Jogjakarta: Diva Press.

[4] Kunandar. 2001. PTK Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

[5] Rohman, Agus. 2013. Model Kooperatif Tipe TGT.

[Online]http://mahirbelajar.wordpress.com/2013/04/23/model-kooperatif-tipe-tgt-

teams-games-tournament-2/.

[6] Wiraatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

[7] Young, H. D. dan Freedman, R. A. 2002. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid Satu.

Jakarta: Penerbit Erlangga.

Page 22: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4941/2/T1_192009016_Full... · 3. Kepala SMA Islam Sudirman Ambarawa dan Ibu Aidat selaku

13

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 23: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4941/2/T1_192009016_Full... · 3. Kepala SMA Islam Sudirman Ambarawa dan Ibu Aidat selaku

14

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Nama Sekolah : SMA

Kelas / Semester : X1/1

Mata Pelajaran : Fisika

Jumlah Pertemuan : 1 x Pertemuan

A. Standar Kompetensi

Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk

menyelesaikan masalah tumbukan.

B. Kompetensi Dasar

Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk

menyelesaikan masalah tumbukan.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

Siswa mampu :

1. Memformulasikan konsep impuls dan momentum, keterkaitan antar

keduanya, serta aplikasinya dalam kehidupan

D. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat :

1. Memformulasikan konsep impuls dan momentum, keterkaitan antar

keduanya, serta aplikasinya dalam kehidupan.

E. Nilai PBKB

1. Jujur

2. Kreatif

3. Komunikatif

F. Materi Pembelajaran

Momentum dan Impuls

G. Metode Pembelajaran

Discovery

H. Kegiatan Pembelajaran

Page 24: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4941/2/T1_192009016_Full... · 3. Kepala SMA Islam Sudirman Ambarawa dan Ibu Aidat selaku

15

EKSPLORASI

Motivasi

Guru bertanya kepada siswa. Pernahkah kalian melihat kecelakaan di TV

dimana mobil bertabrakan dengan motor? (pernah). Mana yang lebih

parah/hancur keadaannya ? (motor)

Info ”ketika mobil dan motor bergerak, mobil dan motor memiliki

momentum. Ketika kedua kendaraan tersebut bertabrakan mendapat

implus”.

Perumusan masalah 1

Bagaimana hubungan momentum dan implus ?

Hipotesa

..........................

Diskusi

Guru mengawali pebelajaran dengan diskusi. Sebuah benda bermassa m

kita pukul dengan gaya . Pukulan kita berlangsung dalam selang waktu

singkat , mengubah kecepatan benda dari v1 menjadi v2 seperti

ditunjukkan gambar dibawah ini :

Sesuai dengan Hukum II Newton:

t

vaJika ,

Info:

I (Impuls)

artinya jika kita memberi gaya kepada suatu benda yang

massanya m dalam waktu tertentu maka benda tersebut akan

mengalami perubahan momentum.

Page 25: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4941/2/T1_192009016_Full... · 3. Kepala SMA Islam Sudirman Ambarawa dan Ibu Aidat selaku

16

Keterangan :

I = Impuls (N.s)

= perubahan momentum (kg m/s)

= momentum (kg m/s)

F = gaya (N)

= selang waktu (s)

m = massa benda (kg)

a = percepatan benda(m/s2)

v = kecepatan benda (m/s)

Dari contoh-contoh berikut mana yang memiliki momentum lebih

besar.

1. Anjing besar atau anjing kecil yang sedang berlari dengan

kecepatan yang sama.

2. Sebuah truk berat yang sedang diam atau anak kecil yang sedang

bergerak dengan sepatu roda.

3. Sebuah sepeda motor atau sebuah mobil xenia yang melaju

dengan kecepatan yang sama.

4. Seekor ikan yang berenang dengan cepat atau seekor kepiting

yang sedang diam.

Kegiatan Menunjukkan Adanya Momentum

Keterangan :

1. Dari kejadian kedua kendaraan tersebut yang mempunyai momentum besar

dapat dilihat dari kerusakan tembok yang ditimbulkan oleh kendaraan

tersebut.

Dari kejadian kedua kendaraan tersebut mana yang mengakibatkan tembok

rusak parah?(Truk).

2. Jadi momentum truk > momentum sepeda.

Sebuah sepeda dan truk menabrak

tembok, kedua kendaraan tersebut

sedang bergerak dengan sangat

kencang dengan kecepatannya sama

besar.

Page 26: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4941/2/T1_192009016_Full... · 3. Kepala SMA Islam Sudirman Ambarawa dan Ibu Aidat selaku

17

Page 27: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4941/2/T1_192009016_Full... · 3. Kepala SMA Islam Sudirman Ambarawa dan Ibu Aidat selaku

18

Kesimpulan :

a. Suatu benda yang mengalami perubahan momentum jika benda diberi impuls

dalam waktu yang pendek menghasilkan gaya besar.

b. Suatu benda yang mengalami perubahan momentum jika benda diberi impuls

dalam waktu yang panjang menghasilkan gaya kecil.

KONFIRMASI

Terapan momentum dan Implus dalam kehidupan sehari-hari:

1. Petinju mengenakan sarung tinju dengan spon yang tebal supaya waktu kontaknya

lebih lama saat memukul lawan sehingga menghasilkan gaya yang kecil dan tidak

membahayakan lawan.

2. Helm pengendara motor diberi lapisan lunak di dalamnya dengan tujuan

memperpanjang waktu kontak ketika terjadi tabrakan. Sehingga saat terjadi

kecelakaan pengendara motor tidak mengalami luka parah.

KONSOLIDASI

Physics Hearts Card Game

1. Pada bagian konsolidasi dilakukan kegiatan permainan Physics Hearts Card:

- Guru membentuk siswa menjadi 4 kelompok dan menunjuk 2 siswa

sebagai juri seperti gambar dibawah ini:

Kel. 1 Kel. 2 Kel. 3 Kel. 4 Juri

- Setiap kelompok mengirimkan 2 anggotanya ke tim 1 dan tim 2

untuk mengikuti pertandingan seperti gambar dibawah ini :

A1 A2

A3 A4

B1 B2

B3 B4

C1 C2

C3 C4

D1 D2

D3 D4

E1

E2

Page 28: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4941/2/T1_192009016_Full... · 3. Kepala SMA Islam Sudirman Ambarawa dan Ibu Aidat selaku

19

PERHATIKAN TIM 1 :

1. Juri mengocok kartu remi dan membagikan kepada pasangan A1A2, B1B2, C1C2

dan D1D2 sampai kartu habis, sehingga setiap pasang pemain mendapat 13

kartu remi.

2. Pasangan pemain yang memilki kartu keriting angka 2 misalnya A1A2,

meletakkan kartu tersebut di meja permainan.

3. Pemain disebelah kirinya mengeluarkan kartu keriting dengan angka yang

berbeda, apabila tidak memiliki kartu keriting boleh mengeluarkan kartu lain.

Sampai pasangan keempat yang mengeluarkan kartu.

4. Juri menentukan pasangan yang berhak mengambil keempat kartu yang ada di

meja permainan (pemain yang mengambil kartu tersebut mendapat bonus

tambahan 5 poin). Caranya pasangan yang kartu keriting yang dikeluarkan

dengan angka paling besar berhak menyimpan kartu tersebut dan keempat

kartu tersebut tidak boleh digunakan lagi dalam permainan.

5. Juri memberikan soal yang sama kepada A1A2, B1B2, C1C2 dan D1D2.

a. A1A2, B1B2, C1C2 dan D1D2 berdiskusi mengerjakan soal dalam waktu

1-3 menit.

b. Setelah semua selesai mengerjakan soal, tiap pasangan pemain

membacakan jawabannya.

c. A1A2, B1B2, C1C2 dan D1D2 berhak menyanggah atau menyetujui

jawaban masing –masing pasangan dan juri bertindak sebagai hakim

saat jalannya diskusi.

d. Jika jawaban keempat pasangan salah atau dalam waktu 1-3 menit tidak

bisa menjawab soal maka juri menjelaskan jawabannya sesuai kunci

jawaban yang diberikan oleh guru.

e. Juri mencatat poin yang didapat setiap pasangan. Jawaban benar

mendapat 20 poin dan jawaban salah o poin.

6. Pasangan pemain yang menyimpan keempat kartu memulai permainan baru

dengan meletakkan kartu sembarang di meja permainan.

7. Juri memberikan soal yang sama kepada A1A2, B1B2, C1C2 dan D1D2. Demikian

seterusnya sampai 13 kartu yang dimiliki setiap pasangan pemain habis.

8. Permainan sama berlaku untuk tim 2.

9. Juri merekap poin yang didapat setiap kelompok misalnya untuk kelompok 1

poin yang didapat A1A2 dengan A3A4 dijumlahkan.

10. Kelompok yang mendapat poin tertinggi sebagai pemenang dan mendapat

hadiah.

11. Saat permainan Physics Hearts berlangsung siswa diamati oleh observer untuk

mengisi lembar afektif siswa.

12. Setelah kegiatan permainan Physics Hearts selesai semua siswa mengerjakan tes

evaluasi dan mengisi lembar kuisioner.

Page 29: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4941/2/T1_192009016_Full... · 3. Kepala SMA Islam Sudirman Ambarawa dan Ibu Aidat selaku

20

SOAL PERMAINAN

1. Momentun dan impuls termasuk besaran vektor, jelaskan!

2. Apakah tubuh yang bergerak memiliki impuls, jelaskan!

3. Apakah tubuh yang bergerak memiliki momentum, jelaskan!

4. Mana yang memiliki momentum lebih besar: Sebuah truk berat yang sedang

diam atau anak kecil yang sedang bergerak dengan sepatu roda.

5. Mana yang memiliki momentum lebih besar : Anjing besar atau anjing kecil yang

sedang berlari dengan kecepatan sama.

6. Bola kasti dipukul menggunakan pemukul kayu.

a. Benda mana yang mengalami perubahan momentum?

b. Pada peristiwa mana yang menunjukkan impuls?

7. Dengan impuls yang sama, Toro menendang sebuah bola sepak dan sebuah

bongkahan batu. Mengapa kaki Toro merasa sakit ketika menendang bongkahan

batu daripada saat menendang bola sepak?

8. Apa yang terjadi jika sabuk pengaman pada mobil terbuat dari bahan yang kaku

(tidak elastis)?

9. Mengapa atlit tinju diberi sarung tinju saat pertandingan?

10. Mengapa helm pengendara motor diberi lapisan lunak didalamnya?

11. Berapa besarnya momentum dari 10000 kg truk dengan laju 20 m/s?

12. Sebuah bola dipukul dengan gaya 50 Newton dengan waktu 0,1 sekon. Berapa

besar Impus pada bola tersebut?

13. Sebuah bola sepak massanya 4 kg menggelinding ke arah timur dengan kelajuan

2 m/s, ditendang dalam waktu 0,1 sekon. Sehingga kecepatannya bertambah

menjadi 8 m/s pada arah yang sama. Tentukan gaya yang diberikan kaki

penendang terhadap bola.

Page 30: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4941/2/T1_192009016_Full... · 3. Kepala SMA Islam Sudirman Ambarawa dan Ibu Aidat selaku

21

SOAL EVALUASI

1. Mana yang memiliki momentum lebih besar : Sebuah truk berat yang sedang

diam atau anak kecil yang sedang bergerak dengan sepatu roda.

2. Mengapa helm pengendara motor diberi lapisan lunak didalamnya?

3. Apa yang terjadi jika sabuk pengaman pada mobil dibuat dari bahan yang kaku

(tidak elastis)?

4. Berapa besarnya momentum dari 500 kg sepeda motor dengan laju 20 m/s.

5. Sebuah benda bermassa 3 kg diberi gaya konstan 12 N sehingga kecepatannya

bertambah dari 10 m/s menjadi 18 m/s. Hitung impuls yang bekerja pada benda.

Page 31: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4941/2/T1_192009016_Full... · 3. Kepala SMA Islam Sudirman Ambarawa dan Ibu Aidat selaku

22

FOTO PROSES PEMBELAJARAN