penerapan peraga sistem transmisi dalam …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · problem based...

53
i PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM PENGAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENUNJANG KEEFEKTIFAN PENGAJARAN MERAWAT BERKALA TRANSMISI SEPEDA MOTOR SKRIPSI Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif oleh Anif Kurniawan 5202412086 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Upload: nguyencong

Post on 01-Aug-2019

226 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

i

PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM PENGAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK

MENUNJANG KEEFEKTIFAN PENGAJARAN MERAWAT BERKALA TRANSMISI

SEPEDA MOTOR

SKRIPSI

Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif

oleh Anif Kurniawan

5202412086

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Page 2: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

ii

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul Penerapan Peraga Sistem Transmisi dalam Pengajaran Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda Motor telah dipertahankan di depan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Teknik UNNES pada

tanggal 15 bulan Juni tahun 2017

Oleh

Nama : Anif Kurniawan

NIM : 5202412086

Program Studi : Pendidikan Teknik Otomotif, S1

Panitia:

Ketua Panitia Sekretaris

Rusiyanto, S.Pd ., M.T. Dr. Dwi Widjanarko, S.Pd., S.T., M.T.

NIP. 197403211999031002 NIP. 196901061994031003

Penguji Utama Penguji II/Pembimbing I Penguji III/Pembimbing II

Drs. Supraptono, M.Pd. Drs. Winarno DR, M.Pd. Drs. Suwahyo, M.Pd.

NIP. 195508091982031002 NIP. 195210021981031001 NIP. 195905111984031002

Mengetahui:

Dekan Fakultas Teknik UNNES

Dr. Nur Qudus, M.T.

NIP. 196911301994031001

Page 3: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Anif Kurniawan

NIM : 5202412086

Program Studi : Pendidikan Teknik Otomotif, S1

Fakultas : Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Penerapan Peraga Sistem

Transmisi dalam Pengajaran Problem Based Learning Untuk Menunjang

Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda Motor” ini

merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh

gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi manapun, dan sepanjang pengetahuan

saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan

disebutkan dalam daftar pustaka.

Semarang, Juni 2017

Yang membuat pernyataan

Anif Kurniawan

NIM 5202412086

Page 4: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

iv

ABSTRAK

Kurniawan, Anif. 2017. Penerapan Peraga Sistem Transmisi dalam Pengajaran

Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat

Berkala Transmisi Sepeda Motor. Skripsi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Universitas Negeri Semarang. Drs. Winarno Dwi Rahardjo, M.Pd., dan Drs.

Suwahyo, M.Pd.

Kata kunci: penerapan, peraga, cutting engine, sistem transmisi, problem based learning.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan peraga cutting engine sistem transmisi sepeda motor dan keefektifan pengajaran merawat berkala sistem

transmisi dengan pengajaran problem based learning. Penelitian ini menggunakan

metode quasi experimental design dengan model non equivalent control group design.

Pengumpulan data menggunakan instrumen tes dan angket kelayakan

peraga serta indikator keefektifan pengajaran. Validasi kelayakan media

memperoleh hasil sebesar 85%, dan kelayakan materi memperoleh hasil sebesar

98,75%, dapat disimpulkan bahwa peraga “sangat layak”. Keefektifan pengajaran

memperoleh hasil 71,48% untuk kelas kontrol dan 89,42% untuk kelas eksperimen,

dapat disimpulkan bahwa penggunaan pengajaran problem based learning berbantu

peraga cutting engine lebih efektif dibandingkan dengan metode ceramah tanpa

menggunakan peraga. Hasil analisis pretest dan posttest menerangkan bahwa hasil

belajar kompetensi merawat berkala sistem transmisi mengalami kenaikan. Kelas

kontrol mengalami peningkatan sebesar 10,11 dan memiliki nilai gain sebesar

0,219. Kelas eksperimen mengalami peningkatan sebesar 24,22 dan memiliki nilai

gain sebesar 0,513. Hasil uji t posttest menyimpulkan bahwa ada perbedaan hasil

belajar yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Guru hendaknya dapat menerapkan pengajaran menggunakan alat peraga

dan memilih pengajaran yang tepat agar siswa lebih aktif dan tidak merasa bosan

dalam kegiatan pengajaran.

Page 5: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

v

ABSTRACT

Kurniawan, Anif. 2017. Application of Props in the Transmission System Problem Based Learning to Support the Effectiveness of Instruction Caring for The Perodical Transmission of Motorcycles. Thesis Department Of Mechanical Engineering Faculty Of Engineering University Of Semarang. Drs. Winarno Dwi Rahardjo, M.Pd., dan Drs. Suwahyo, M.Pd.

Keywords: application, props, cutting engine, transmission system, problem based learning.

This research aims to find out the feasibility of the props cutting engine motorcycle transmission system and the effectiveness of instruction caring for periodical transmission system with problem based learning. This research uses the method quasi experimental design with a model non equivalent control group design.

Data collection using test reserved instruments and question form validate the feasibility of props as well as the question form the instruction effectiveness indicator. Validation of the feasibility of the media get results of 85% and the feasibility of the material results of 98.75%, It can be concluded that the Viewer "very worthy". Instruction effectiveness result 71.48% for controls and 89.42% for class experiments, It can be concluded that the use of problem based learning assisted props cutting engine more effective than the lecture method without the use of props. The results of the analysis pretest and posttest explains that the results of the instruction competence take care of periodically increase transmission system. The control class experienced an increase of 10.11 and have the value of the gain of 0.219. The experimental class experienced an increase of 24.22 and have the value of the gain of 0.513. The results of the test t posttest concludes that there is a significant learning results difference between the control and the experimental class.

Teachers should be able to apply instruction to use props and choosing the right instruction model in order to make students more active and don't feel tired in the instruction activities.

Page 6: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

vi

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat,

nikmat, serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul “Penerapan Peraga Sistem Transmisi dalam Pengajaran Problem Based

Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi

Sepeda Motor”. Skripsi ini ditulis dalam rangka menyelesaikan studi Strata 1 untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Teknik Universitas Negeri

Semarang.

Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bimbingan, bantuan dan motivasi dari

berbagai pihak, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis

menyampaikan ucapan terimakasih atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak

di antaranya:

1. Prof. Dr. Fathur Rohman, M.Hum., selaku Rektor Universitas Negeri

Semarang.

2. Dr. Nur Qudus, M.T selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri

Semarang.

3. Rusiyanto, S.Pd., M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Universitas Negeri Semarang.

4. Dr. Dwi Widjanarko, S.Pd., ST., M.T selaku Ketua Prodi Pendidikan Teknik

Otomotif Universitas Negeri Semarang.

Page 7: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

vii

5. Drs. Winarno Dwi Rahardjo, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I yang telah

meluangkan untuk memberikan bimbingan, arahan serta motivasi dalam

penyusunan skripsi ini.

6. Drs. Suwahyo, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan

untuk memberikan bimbingan, arahan serta motivasi dalam penyusunan

skripsi ini.

7. Bapak dan ibu, serta adik yang telah mendoakan, memotivasi dan

memberikan dukungan semangat dalam penyelesain skripsi ini, sehingga

mampu menyelesaikan studi dan meraih gelar sarjana.

8. Seluruh keluarga besar mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif 2012.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dengan kemampuan yang

dimiliki untuk menyelesaikan penyusunan skrispsi ini. Namun demikian penulis

menyadari bahwa penyusunan skripsi membutuhkan adanya kritik dan saran yang

bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi. Akhir kata semoga skripsi ini

bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis pada khususnya.

Semarang, Juni 2017

Penulis

Anif Kurniawan

NIM 5202412086

Page 8: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................ iii

ABSTRAK ..................................................................................................... iv

PRAKATA ..................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah .................................................................... 5

D. Rumusan Masalah ........................................................................ 5

E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 7

A. Kajian Teori .................................................................................. 7

a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran .................................... 7

b. Media Peraga ......................................................................... 8

Page 9: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

ix

c. Sistem Transmisi Sepeda Motor ........................................... 13

d. Pembelajaran Berbasis Masalah atau PBL ............................ 21

e. Keefektifan Pengajaran ......................................................... 27

B. Kajian Penelitian yang Relevan ................................................... 31

C. Kerangka Pikir Penelitian ............................................................. 32

D. Hipotesis ....................................................................................... 34

BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................. 35

A. Jenis dan Desain Penelitian .......................................................... 35

B. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................... 36

C. Variabel Penelitian ....................................................................... 37

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ................................... 38

E. Validitas dan Realibilitas Instrumen ............................................ 42

F. Teknik Analisis Data .................................................................... 44

BAB IV. HASIL PENELITIAN ................................................................... 48

A. Deskripsi Data .............................................................................. 48

B. Analisis Data ................................................................................ 56

C. Pembahasan .................................................................................. 65

BAB V. PENUTUP ........................................................................................ 69

A. Simpulan ....................................................................................... 69

B. Saran Pemanfaatan Hasil Penelitian ............................................. 70

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 72

LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 74

Page 10: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Populasi Siswa SMK Negeri 3 Salatiga 36

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Pilihan Ganda 38

Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Instrumen Uji Kelayakan Ahli Media 39

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Angket Instrumen Uji Kelayakan Ahli Media 39

Tabel 3.5 Validator Ahli Media 40

Tabel 3.6 Hasil Uji Validasi Ahli Media 40

Tabel 3.7 Kisi-kisi Angket Instrumen Uji Kelayakan Ahli Materi 40

Tabel 3.8 Kriteria Penilaian Angket Instrumen Uji Kelayakan Ahli Materi 40

Tabel 3.9 Validator Ahli Materi 40

Tabel 3.10 Hasil Uji Validasi Ahli Materi 40

Tabel 3.11 Kisi-kisi Angket Pencapaian Keefektifan Pengajaran 41

Tabel 3.12 Kriteria Penilaian Angket Keefektifan Pengajaran 42

Tabel 3.13 Skala Presentase Kelayakan Media 44

Tabel 4.1 Hasil Data Validasi Angket Ahli Media 49

Tabel 4.2 Hasil Data Validasi Angket Ahli Materi 49

Tabel 4.3 Hasil Data Angket Keefetifan Pengajaran Kelas Kontrol 51

Tabel 4.4 Hasil Data Angket Keefetifan Pengajaran Kelas Eksperimen 51

Tabel 4.5 Data Hasil Pretest 55

Tabel 4.6 Data Hasil Posttest 55

Tabel 4.7 Uji Validitas Instrumen Test 56

Page 11: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

xi

Tabel 4.8 Uji Reliabilitas Instrumen Test 57

Tabel 4.9 Data Hasil Uji Normalitas Pretest 58

Tabel 4.10 Data Hasil Uji Homogenitas Pretest 59

Tabel 4.11 Data Hasil Uji T Pretest 59

Tabel 4.12 Data Hasil Uji Normalitas Posttest 60

Tabel 4.13 Data Hasil Uji Homogenitas Posttest 61

Tabel 4.14 Data Hasil Uji T Posttest 61

Tabel 4.15 Data Peningkatan Hasil Belajar 62

Page 12: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Potongan Lengkap 10

Gambar 2.2 Potongan Separuh 11

Gambar 2.3 Potongan Setempat 11

Gambar 2.4 Potongan Loncat 12

Gambar 2.5 Susunan Roda Gigi Transmisi 13

Gambar 2.6 Bagian-bagian Transmisi 14

Gambar 2.7 Susunan Roda Gigi 15

Gambar 2.8 Transmisi pada Posisi Netral 17

Gambar 2.9 Transmisi pada Kecepatan 1 17

Gambar 2.10 Tranmisi pada Kecepatan 2 18

Gambar 2.11 Transmisi pada Kecepatan 3 19

Gambar 2.12 Transmisi pada Kecepatan 4 19

Gambar 2.13 Transmisi pada Kecepatan 5 21

Gambar 2.14 Transmisi pada Posisi Netral 22

Gambar 3.1 Bentuk Nonequivalent Control Group Design 35

Page 13: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Tugas Pembimbing 75

Lampiran 2. Persetujuan Proposal Skripsi 76

Lampiran 3. Persetujuan Seminar 77

Lampiran 4. Surat Tugas Penguji 78

Lampiran 5. Daftar Hadir Seminar Proposal 79

Lampiran 6. Berita Acara Proposal Skripsi 80

Lampiran 7. Pernyataan Selesai Skripsi 81

Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian 82

Lampiran 9. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian 83

Lampiran 10. Instrument Test 84

Lampiran 11. Kunci Jawaban Instrumen Test 91

Lampiran 12. Angket Validasi Ahli Media 92

Lampiran 13. Angket Validasi Ahli Materi 97

Lampiran 14. Perhitungan Angket Ahli Media 102

Lampiran 15. Perhitungan Angket Ahli Materi 103

Lampiran 16. Tabulasi Data Uji Coba Instrumen Tes 104

Lampiran 17. Uji Validitas Instrumen Tes 105

Lampiran 18. Uji Reliabilitas Instrumen Tes 107

Lampiran 19. Daftar Nama Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 108

Lampiran 20. Perhitungan Angket Keefektifan Pengajaran 109

Page 14: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

xiv

Lampiran 21. Hasil Pretest Kelas Kontrol Dan Eksperimen 111

Lampiran 22. Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol 112

Lampiran 23. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen 113

Lampiran 24. Uji Homogenitas Data Pretest 114

Lampiran 25. Uji T Data Pretest 115

Lampiran 26. Hasil Posttest Kelas Kontrol Dan Eksperimen 116

Lampiran 27. Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol 117

Lampiran 28. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen 118

Lampiran 29. Uji Homogenitas Data Posttest 119

Lampiran 30. Uji T Data Posttest 120

Lampiran 31. Hasil Uji Gain 121

Lampiran 32. Hasil Hitung Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif 123

Lampiran 33. Silabus 125

Lampiran 34. RPP 128

Lampiran 35. Dokumentasi 134

Page 15: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses belajar mengajar merupakan aktivitas antara guru dengan siswa di

dalam kelas. Dalam proses itu terdapat proses pengajaran yang berlangsung akibat

penyatuan materi, media, guru, siswa dan konteks belajar. Proses belajar mengajar

yang baik adalah proses belajar yang dapat mengena pada sasaran melalui kegiatan

yang sistematis. Untuk menciptakan proses belajar mengajar yang baik sangat

diperlukan adanya keaktifan antara guru dan siswa. Proses belajar mengajar dapat

berlangsung dengan lancar bila direncanakan dengan rinci, memuat sejumlah

latihan dan tugas yang dapat merangsang siswa untuk belajar dan juga akan

menciptakan kondisi atau lingkungan sehingga terjadi interaksi dalam mencapai

tujuan pengajaran. Guru yang kreatif biasanya dalam memberikan informasi dan

penjelasan kepada siswa menggunakan alat bantu seperti gambar, grafik, bagan,

peraga, dan lain-lain. Di samping itu, seorang guru juga harus memberi kesempatan

kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan, agar siswa lebih dituntut untuk lebih

aktif. Setiap proses belajar mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur antara

lain adalah tujuan, bahan, metode, dan peraga serta evaluasi.

Berdasarkan hasil observasi pada saat melakukan Praktek Pengalaman

Lapangan (PPL) di SMK Negeri 3 Salatiga hasil pencapaian ketuntasan belajar

siswa pada mata pelajaran pemeliharaan mesin sepeda motor khususnya merawat

berkala sistem transmisi masih banyak siswa yang hasilnya di bawah KKM, karena

Page 16: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

2

untuk memenuhi standar KKM siswa diharuskan di atas nilai 75. Dari 2 kelas

berjumlah 64 siswa, hanya 24 siswa yang mencapai nilai di atas KKM dan sisanya

masih di bawah KKM. Hal ini dikarenakan pada saat proses pengajaran masih

menggunakan metode ceramah dan menggunakan powerpoint yang bersifat abstrak

sehingga siswa lebih sulit untuk memahami dan mengerti tentang materi yang

disampaikan oleh guru. Dalam pelaksanaannya masih banyak siswa yang

mengalami kesulitan dalam pemahaman materi yang disampaikan oleh guru,

bahkan siswa berbicara sendiri, tidur dan tidak memperhatikan ketika guru sedang

mengajar. Selain itu juga belum adanya media pengajaran yang dapat menarik

minat siswa dalam proses pengajaran sehingga akan menemui kejenuhan karena

tidak ada hal yang baru dalam kegiatan belajaar mengajar tersebut. Seperti yang

diketahui hanya siswa yang duduk di bangku depan saja yang lebih berkonsentrasi

mendengarkan ceramah dari guru. Hal ini pula yang menyebabkan proses

pengajaran kurang efektif karena kegiatan siswa kurang maksimal dalam

mempelajari materi sistem transmisi.

Menggunakan media yang cocok diharapkan dapat memperjelas informasi

yang disampaikan oleh guru, karena media dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian, dan minat siswa sehingga terjadilah proses pengajaran yang sehat dan

menyenangkan. Penerapan peraga sebagai media pengajaran harus layak, menarik,

mudah dipahami dan dimengerti karena digunakan untuk menyampaikan informasi.

Penggunaan peraga sebagai media pengajaran pada saat praktek membantu guru

untuk mengerahkan maksud dan tujuan proses belajar, sehingga penggunaan peraga

sebagai media pengajaran yang diajarkan kepada siswa dapat mempermudah

Page 17: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

3

memahami materi tentang sistem transmisi manual. Menurut Arsyad (dalam

Sutirman, 2013: 18) menyatakan bahwa “berdasarkan teori belajar terdapat

beberapa kondisi dan prinsip psikologis yang perlu diperhatian dalam memiih dan

memanfaatkan media pembelajaran, yaitu prinsip motivasi, perbedaan individual,

tujuan pembelajaran, organisasi, persiapan sebelum belajar, emosi, partisipasi,

umpan balik, penguatan, latian dan pengulangan, serta penerapan”. Peraga sistem

transmisi cutting engine adalah salah satu media yang dapat dimanfaatkan pada saat

proses pengajaran. Peraga ini dapat dimanfaatkan untuk menggambarkan secara

jelas mengenai langkah-langkah mengidentifikasi, memperbaiki kerusakan dan

merawat berkala pada sistem transmisi sepeda motor.

Selain itu, ada juga hal yang membuat proses pengajaran kurang efektif, salah

satunya pengajaran yang kurang efektif menyebabkan hasil belajar siswa kurang

maksimal, misalnya pengajaran yang monoton dari waktu ke waktu. Guru yang

kurang bersahabat dengan siswa juga menyebabkan siswa merasa bosan dan

kurangnya minat belajar siswa. Untuk mengatasi hal tersebut maka guru sebagai

tenaga pengajar harus selalu meningkatkan kualitas profesionalismenya yaitu

dengan cara memberikan kesempatan belajar kepada siswa dengan melibatkan

siswa secara efektif dalam proses pengajaran. Pengajaran problem based learning

bisa menjadi pengajaran yang bisa meningkatkan minat belajar siswa dan nantinya

juga bisa meningkatkan hasil belajar siswa. Pengajaran ini bercirikan adanya

permasalahan nyata sebagai konteks untuk para siswa belajar kritis dan ketrampilan

memecahkan masalah dan memperoleh pengetahuan.

Page 18: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

4

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian dengan judul “Penerapan

Peraga Sistem Transmisi dalam Pengajaran Problem Based Learning Untuk

Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda Motor”

perlu dilakukan pada siswa kelas XI TSM di SMK Negeri 3 Salatiga.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat diidentifikasi beberapa

masalah sebagai berikut:

1. Belum adanya media pengajaran berupa peraga cutting engine di SMK Negeri

3 Salatiga.

2. Guru mata pelajaran pemelihaaan mesin sepeda motor masih menggunakan

metode ceramah dan media powerpoint yang masih bersifat abstrak, sehingga

siswa lebih sulit untuk memahami dan mengerti tentang materi yang

disampaikan oleh guru.

3. Kurangnya ketertarikan belajar karena banyak siswa yang berbicara sendiri,

tidur dan tidak memperhatikan ketika guru mengajar.

4. Hanya siswa yang duduk di bangku depan saja yang lebih berkonsentrasi

mendengarkan ceramah dari guru, hal ini pula yang menyebabkan proses

pengajaran kurang efektif karena kegiatan siswa kurang maksimal dalam

mempelajari materi sistem transmisi.

Page 19: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

5

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini menjadi jelas dan tidak menyimpang dari tujuan yang

telah ditetapkan, maka peneliti perlu membatasi beberapa masalah yang akan

diangkat dalam penelitian ini yaitu:

1. Merancang kemudian membuat peraga dan menerapkan peraga sistem

transmisi cutting engine sebagai media pengajaran di kelas XI TSM.

2. Mengetahui keefektifan pengajaran dengan menggunakan peraga sistem

transmisi cutting engine dalam pengajaran problem based learning.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, perumusan masalah

yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Adakah kontribusi peraga sistem transmisi cutting engine dan pengajaran

problem based learning sebagai media pengajaran merawat berkala transmisi?

2. Adakah keefektifan pengajaran merawat berkala transmisi dengan

menggunakan peraga sistem transmisi cutting engine dalam pengajaran

problem based learning?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kontribusi peraga sistem transmisi cutting engine dan

pengajaran problem based learning sebagai media pengajaran merawat

berkala transmisi.

Page 20: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

6

2. Untuk mengetahui keefektifan pengajaran merawat berkala transmisi dengan

menggunakan peraga sistem transmisi cutting engine dalam pengajaran

problem based learning.

F. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi peneliti : untuk mengetahui keefektifan pengajaran merawat

berkala transmisi dengan menggunakan peraga sistem

transmisi cutting engine dalam pengajaran problem

based learning.

2. Bagi pembaca : menambah khasanah bacaan bagi pembaca tentang

sistem transmisi cutting engine serta proses belajarnya.

3. Bagi siswa : dapat dimanfaatkan sebagai media pengajaran untuk

mempermudah siswa tentang materi sistem transmisi.

4. Bagi lembaga : sebagai masukan bagi lembaga dan pengajar tentang

penggunaan media peraga sistem transmisi cutting

engine sebagai media pendidikan dalam proses belajar

mengajar.

Page 21: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Menurut Sadiman et al (1986: 2) menyatakan bahwa “belajar adalah suatu

proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur

hidup sejak ia masih bayi sampai ke liang lahat nanti. Salah satu tanda seseorang

telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan

tingkah laku tersebut meliputi perubahan pengetahuan (kognitif), ketrampilan

(psikomotor), dan nilai sikap (afektif)”.

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang

sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja

dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah

adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh

terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya

(Arsyad, 2002: 1).

Pembelajaran (instruction) adalah usaha-usaha yang terencana dalam

memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa

(Sadiman et al, 1986: 7). Dengan demikian, inti dari pengajaran adalah segala

upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada peserta didik.

Page 22: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

8

Kegiatan pengajaran tidak akan berarti jika tidak menghasilkan kegiatan belajar

pada para peserta didiknya.

2. Media Peraga

Menurut Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2002: 3) menyatakan bahwa “media

apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang

membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,

keterampilan atau sikap. Dalam pengetahuan ini, guru, buku teks dan lingkungan

sekolah merupakan media.”

Menurut Gagne dan Briggs (dalam Arsyad, 2002: 4) menyatakan bahwa

“media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk

menyampaikan isi materi pengajaran yang antara lain buku, tape recorder, kaset,

video camera, film, gambar bingkai, foto, gambar, grafik, televisi dan komputer.

Dengan kata lain media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang

mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang

siswa untuk belajar.”

Assosiasi Pendidikan Nasional (National Education Assosiation disingkat

NEA) memiliki pengertian berbeda. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi

baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat

dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca. Apa pun batasan yang diberikan,

ada persamaan di antara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala

sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke

penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta

Page 23: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

9

perhatian siswa sedemikian ruap sehingga proses belajar terjadi (Sadiman et al,

1984: 7).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa istilah media

pengajaran dengan alat peraga sering diartikan suatu hal yang sama. Baik media

pengajaran maupun alat peraga pengajaran digunakan untuk mengoptimalkan

proses dan hasil belajar siswa. Dari beberapa pendapat ahli dapat disimpulkan,

bahwa media peraga dapat menjadikan waktu lebih efektif dan ruang menjadi

lebih efisien. Sehingga siswa memiliki keleluasaan terhadap sumber belajar yang

akan memungkinkannya memahami suatu konsep secara tepat dan menyeluruh,

dengan media peraga siswa yang diajar lebih mudah memahami materi pelajaran

yang disampaikan.

Ada beberapa hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat alat peraga

pengajaran, yaitu: 1) Tahan lama (dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat), 2)

Bentuk dan warnanya menarik, 3) Sederhana dan mudah dikelola (tidak rumit),

4) Ukurannya sesuai (seimbang) dengan ukuran fisik anak, 5) Dapat menyajikan

(dalam bentuk riil, gambar atau diagram) konsep sistem transmisi, 6) Sesuai

dengan konsep sistem transmisi, 7) Dapat menunjukkan konsep sistem transmisi

dengan jelas, 8) Peragaan itu supaya merupakan dasar bagi tumbuhnya konsep

abstrak, 9) Alat peraga itu supaya dapat dimanipulasikan, yaitu dapat diraba,

dipegang, dipindahkan, dan diutak-atik, dan lain-lain, 10) Bila mungkin dapat

berfaedah lipat (banyak) (Annisah, 2014: 4). Dengan adanya kriteria-kriteria

tersebut, diharapkan nantinya peraga yang dibuat layak digunakan dan peraga

yang digunakan menjadi lebih efektif di dalam pengajaran di kelas.

Page 24: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

10

Cutting adalah pemangkasan atau pemotongan. Komponen-komponen yang

akan dipotong yaitu komponen-komponen yang ada pada sistem transmisi sepeda

motor. Teknik pemotongan ini mengadaptasi pada teknik penyajian potongan

pada gambar teknik.

a. Potongan Lengkap

Menurut Giesecke et al., 2001: 222 menyatakan bahwa “pandangan potongan

yang diperoleh dengan melewatkan bidang potong melalui bendanya disebut

potongan lengkap.” Teknik pemotongannya dilakukan pada garis sumbu benda

secara menyeluruh, sehinga membagi benda pada dua bagian, kanan dan kiri.

Gambar 2.1. Potongan Lengkap

(Giesecke et al, 2001: 223)

b. Potongan Separuh

Potongan separuh memiliki keunggulan dalam memaparkan bagian dalam

paruhan benda dan mempertahankan bagian luar paruhan lainnya. Oleh sebab itu,

kegunaannya terutama terbatas pada benda-benda simetris (Giesecke et al, 2001:

229). Teknik pemotongan dilakukan pada pertemuan dua bidang potong pada

tengah bagian benda tersebut. Pemotongan ini dilakukan pada ¼ bagian benda,

sehingga akan memperlihatkan bagian dalam benda yang akan dipotong dan

menyisakan ¾ bagian benda. Kegunaan terbesar potongan separuh ialah pada

Bidang Arsir PotonganBidang Potong

Garis Sumbu

Garis Benda

Page 25: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

11

gambar rakitan, yang di sini sering diperlukan untuk menunjukkan konstruksi

dalam dan luar pada pandangan yang sama, tetapi tanpa pemberian ukuran

(Giesecke et al, 2001: 229).

Gambar 2.2. Potongan Separuh

(Giesecke et al, 2001: 230)

c. Potongan Setempat

Sering terjadi bahwa hanya pandangan potongan sebagian yang diperlukan

untuk memaparkan bentuk-bentuk dalamnya. Potongan demikian, yang dibatasi

oleh garis potong, disebut potongan setempat. Pada potongan lengkap atau

potongan separuh tidak diperlukan, dan potongan setempat yang kecil sudah

cukup untuk menjelaskan konstruksinya. Dalam hal ini, potongan dibatasi

sebagian oleh garis pemutus dan sebagian lagi oleh garis sumbu (Giesecke et al,

2001: 230).

Page 26: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

12

Gambar 2.3. Potongan Setempat

(Giesecke et al, 2001: 230)

d. Potongan Loncat

Pada pemotongan melalui benda tak beraturan, sering kita ingin menunjukkan

fitur (feature) yang tidak terletak pada garis lurus dengan jalan “meloncatkan”

atau membengkokan bidang potongnya. Potongan demikian disebut potongan

loncat (Giesecke et al, 2001: 233). Teknik pemotongan dilakukan dengan cara

meloncatkan garis potong pada bagian-bagian yang akan dipotong, karena jika

menggunakan garis potong yang lurus, bagian-bagian yang memiliki tempat yang

tak beraturan, akan tidak terpotong dan tidak akan terlihat jelas, kontruksi

didalamnya. Lintasan pemotongan ditunjukkan oleh garis bidang potong pada

pandangan atas, dan potongan loncat yang dihasilkan ditunjukkan pada

pandangan depan (Giesecke et al, 2001: 234).

Garis Sumbu

Pandangan Atas Benda

Garis Arsir Potongan

Page 27: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

13

Gambar 2.4. Potongan Loncat

(Giesecke et al, 2001: 233)

3. Sistem Transmisi Sepeda Motor

Sepeda motor memerlukan mesin yang dapat menghasilkan momen yang

tinggi di waktu start dan pada waktu jalan mendaki. Sebaliknya, pada jalan yang

rata, kendaraan tidak memerlukan momen yang besar untuk dapat mencapai

kecepatan yang tinggi. Lebih-lebih pada jalan menurun, sepeda motor dapat

mencapai kecepatan yang lebih tinggi karena adanya dorongan oleh gaya berat

kendaraan (Marsudi, 2008: 74).

Kerja mesin harus menghasilkan tenaga yang sesuai dengan keadaan jalan.

Agar kecepatan sepeda motor sesuai dengan keadaan jalan maka diperlukan

tingkatan perbandingan putaran mesin dengan perputaran roda belakang yang

sesuai dengan tingkat kecepatan. Alat untuk mengatur perubahan perbandingan

putaran mesin dengan perputaran roda belakang adalah transmisi (versneling)

Bidang Potong

Pandangan Samping Kanan Dalam Potongan

Page 28: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

14

(Marsudi, 2008: 75). Susunan roda gigi transmisi tampak pada gambar 2.5 sedang

bagian-bagian transmisi ditunjukkan pada gambar 2.6.

Gambar 2.5. Susunan Roda Gigi Transmisi

(Marsudi, 2008: 75)

Gambar 2.6. Bagian-bagian Transmisi

(Marsudi, 2008: 75)

Sepeda motor sport 4-tak biasanya mempunyai transmisi 5 kecepatan yang

tersusun dari dua poros, yaitu poros utama (main shaft) dan poros lawan (counter

Page 29: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

15

shaft). Poros utama dihubungkan dengan pusat kopling sedang poros lawan pada

ujung sebelah kiri dipasang roda gigi depan sepeda motor (Marsudi, 2008: 75).

Pada poros utama terdapat susunan roda gigi M1, M2, M3, M4 dan M5,

sedang pada poros lawan terdapat susunan roda gigi C1, C2, C3, C4 dan C5.

Setiap set roda gigi pada transmisi mempunyai perbandingan putaran tertentu.

Dengan memakai set-set roda gigi secara bergantian maka akan dapat diperoleh

tingkatan perbandingan putaran yang berbeda sesuai kebutuhan kecepatan sepeda

motor (Marsudi, 2008: 75).

Gambar 2.7. Susunan Roda Gigi

(Marsudi, 2008: 76)

a. Jenis-jenis roda gigi transmisi

Menurut Marsudi (2008: 76) ada 3 macam roda gigi transmisi, yaitu:

1) Roda gigi geser

Roda gigi geser (sliding gears) ini terikat oleh spie-spie pada porosnya

sehingga akan ikut berputar dengan putaran poros. Selain itu, posisi roda

gigi ini dapat bergeser mengikuti spie. Yang termasuk roda gigi geser

adalah roda gigi M2, M4, C3 dan C5.

Page 30: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

16

2) Roda gigi tetap

Roda gigi tetap (fixed gears) dipasang mati pada poros sehingga ikut

berputar mengikuti putaran poros. Yang termasuk roda gigi tetap adalah

roda gigi M1.

3) Roda gigi bebas

Roda gigi bebas (idling gears) dapat berputar bebas pada poros tetapi

dengan posisi tetap, tidak dapat digeser-geser sepanjang poros. Yang

termasuk roda gigi bebas adalah roda gigi M3, M5, C1, C2 dan C4.

Pada kombinasi roda gigi, perbandingan roda gigi dimulai dengan

perbandingan yang terbesar, disebut putaran rendah (low). Sedangkan

perbandingan roda gigi di mana putaran mesin sama dengan perputaran poros

lawan disebut putaran tinggi (top). Apabila perbandingan kurang dari satu dan

apabila putaran poros lawan lebih cepat dari putaran mesin disebut over drive

(Marsudi, 2008: 77).

Seperti terlihat pada gambar 2.3, setiap roda gigi pada poros utama selalu

berhubungan dengan roda gigi pasangannya pada poros lawan sehingga

transmisi pada sepeda motor juga disebut constant mesh transmission (selalu

terikat) (Marsudi, 2008: 77).

Pada sisi gigi geser dan gigi bebas terdapat tonjolan-tonjolan penghubung

(dogs) yang letaknya berpasangan dengan tonjolan-tonjolan penghubung pada

roda gigi di sebelahnya. Cara mengoper transmisi jenis ini adalah dengan

menggeserkan roda gigi geser secara bergantian sampai salah satu roda gigi

Page 31: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

17

menggabungkan diri dengan roda gigi di sebelahnya melalui tonjolan-tonjolan

penghubung (Marsudi, 2008: 77).

b. Cara kerja sistem transmisi

Menurut Marsudi (2008: 77) cara kerja transmisi terbagi atas tujuh posisi,

yaitu:

1) Posisi netral

Handel transmisi belum diinjak, semua roda gigi transmisi masih dalam

keadaan bebas sehingga putaran poros utama tidak diteruskan ke poros

lawan (Marsudi, 2008: 77).

Gambar 2.8. Transmisi pada Posisi Netral

(Marsudi, 2008: 77)

2) Kecepatan 1

Handel kopling ditarik, handel transmisi diinjak pada bagian depan satu

kali, sehingga roda gigi C3 didorong mengikuti arah panah sampai

tonjolan-tonjolan penghubungnya masuk ke dalam lubang-lubang di

dalam sisi roda gigi bebas C1, aliran perputaran dari poros utama ke roda

Gigi geser

Gigi geser

Gigi geser

Gigi tetap

Gigi bebas

Gigi bebas

Gigi geser

Gigi bebas

Gigi bebas

Gigi bebas

Poros utama

Poros lawanOutput

Input

Page 32: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

18

gigi tetap M1, ke roda gigi bebas C1, ke roda gigi C3 dan ke poros lawan

(Marsudi, 2008: 78).

Gambar 2.9. Transmisi pada Kecepatan 1

(Marsudi, 2008: 78)

3) Kecepatan 2

Handel transmisi diinjak bagian belakangnya untuk yang pertama kali.

Roda gigi geser C3 dilepaskan dari roda gigi bebas C1. Roda gigi geser

C5 didorong mengikuti arah panah sampai bergabung dengan roda gigi

bebas C2. Aliran perputaran dari poros utama ke roda gigi tetap M2, ke

roda gigi bebas C2, ke roda gigi geser C5 dan ke poros lawan (Marsudi,

2008: 78).

Gigi geser

Gigi geser

Gigi geser

Gigi geser

Gigi tetap

Gigi bebas

Gigi bebas

Gigi bebas

Gigi bebas

Gigi bebas

Poros utama

Poros lawan

Gigi geser

Gigi geser

Gigi geser

Gigi geser

Gigi tetap

Gigi bebas

Gigi bebas

Gigi bebas

Gigi bebas

Gigi bebas

Poros utama

Poros lawanOutput

Input

Output

Input

Page 33: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

19

Gambar 2.10. Transmisi pada Kecepatan 2

(Marsudi, 2008: 78)

4) Kecepatan 3

Handel transmisi diinjak bagian belakang untuk yang kedua kali, maka

roda gigi geser C5 dilepaskan dari roda gigi C2, roda gigi geser M4

didorong mengikuti arah panah sampai bergabung dengan roda gigi

bebas M3. Aliran perputaran dari poros utama ke roda gigi geser M4, ke

roda gigi bebas M3, ke roda gigi geser C3 dan ke poros lawan (Marsudi,

2008: 79).

Gambar 2.11. Transmisi pada Kecepatan 3

(Marsudi, 2008: 79)

5) Kecepatan 4

Handel transmisi diinjak di bagian belakang untuk ketiga kali, maka roda

gigi geser M4 dilepaskan dari roda gigi bebas M3, roda gigi geser C3

didorong mengikuti arah panah sampai bergabung dengan roda gigi

bebas C4. Aliran perputaran dari poros utama ke roda gigi geser M4, ke

Gigi geser

Gigi geser

Gigi geser

Gigi tetap

Gigi bebas

Gigi bebas

Gigi geser

Gigi bebas

Gigi bebas

Gigi bebas

Poros utama

Poros lawanOutput

Input

Page 34: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

20

roda gigi bebas C4, ke roda gigi geser C3 dan ke poros lawan (Marsudi,

2008: 79).

Gambar 2.12. Transmisi pada Kecepatan 4

(Marsudi, 2008: 79)

6) Kecepatan 5

Handel transmisi diinjak bagian belakang untuk yang keempat kali, maka

roda gigi geser C3 dilepaskan dari roda gigi bebas C4. Roda gigi geser

M4 didorong mengikuti arah panah sampai bergabung dengan roda gigi

bebas M5. Aliran perputaran dari poros utama ke roda gigi geser M4, ke

roda gigi bebas M5, ke roda gigi geser C5 dan ke poros lawan (Marsudi,

2008: 80).

Gigi geser

Gigi geser

Gigi geser

Gigi tetap

Gigi bebas

Gigi bebas

Gigi geser

Gigi bebas

Gigi bebas

Gigi bebas

Poros utama

Poros lawan

Gigi geser

Gigi geser

Gigi geser

Gigi tetap

Gigi bebas

Gigi bebas

Gigi geser

Gigi bebas

Gigi bebas

Gigi bebas

Poros utama

Poros lawan

Input

Output

Output

Input

Page 35: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

21

Gambar 2.13. Transmisi pada Kecepatan 5

(Marsudi, 2008: 80)

7) Menetralkan

Handel transmisi diinjak bagian depannya lima kali, kemudian diinjak

bagian belakang satu kali maka roda gigi geser M4 dilepaskan dari roda

gigi bebas M5. Semua roda gigi dalam keadaan bebas maka perputaran

poros utama tidak dapat diteruskan ke poros lawan. Posisi roda gigi

transmisi kembali netral, di tandai dengan lampu netral berwarna hijau

(Marsudi, 2008: 80).

Gambar 2.14. Transmisi pada Posisi Netral

(Marsudi, 2008: 80)

4. Pengajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning

a. Konsep Pengajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning

Pada hakikatnya program pengajaran tidak hanya bertujuan untuk

memahami dan menguasai apa dan bagaimana suatu terjadi, tetapi juga

memberi pemahaman dan penguasaan tentang “mengapa hal itu terjadi”.

Pengajaran yang hanya mengarah kepada pemahaman mengenai apa dan

Gigi geser

Gigi geser

Gigi tetap

Gigi bebas

Gigi bebas

Gigi geser

Gigi geser

Gigi bebas

Gigi bebas

Gigi bebas

Poros utama

Poros lawan

Input

Output

Page 36: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

22

bagaimana sesuatu terjadi tidak menciptakan daya kritis pada diri siswa dalam

rangka memecahkan suatu masalah. Kelemahan yang sering terjadi selama ini

salah satunya adalah banyak siswa yang ujiannya memperoleh nilai tinggi

bahkan sempurna, tetapi ketika dalam kehidupan nyata menghadapi suatu

masalah mereka tidak tahu bagaimana cara mengatasinya. Banyak orang yang

sangat pandai menjelaskan suatu konsep, ciri-cirinya, proses kejadiannya, tetapi

tidak dapat memberikan solusi ketika sesuatu tersebut mengalami masalah

(Sutirman, 2013: 39).

Sudah saatnya para guru di sekolah, apalagi di sekolah kejuruan,

menerapkan dan mengembangkan pengajaran yang mampu mendorong

siswanya untuk dapat memahami tentang mengapa sesuatu terjadi dan

bagaimana mengatasi jika sesuatu itu bermasalah. Delisle mengemukakan

bahwa akar dari problem based learning berasal dari John Dewey yang

menganggap guru harus mengajar sesuai dengan naluri alami siswa untuk

mencipta dan menyelidiki (Sutirman, 2013: 39). Menurut Wena (dalam

Sutirman 2013: 39) menyatakan bahwa “pembelajaran pemecahan masalah

menjadi sangat penting untuk diajarkan”. Pembelajaran berbasis masalah

adalah proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan sismetik untuk

memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang akan diperlukan dalam

kehidupan nyata (Sutirman, 2013: 39).

Beberapa definisi tentang Problem Based Learning:

1) Amir (dalam Sutirman, 2013: 39) menyatakan bahwa “pembelajaran

berbasis masalah juga dimaknai sebagai model pembelajaran yang

Page 37: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

23

menantang siswa agar belajar untuk belajar, bekerja sama dalam kelompok

untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata”.

2) Sanjaya (dalam Sutirman, 2013: 39) menyatakan bahwa “perkembangan

siswa tidak hanya terjadi pada aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif dan

psikomotor melalui penghayatan secara internal akan problema yang

dihadapi”.

Dengan demikian, pembelajaran berbasis masalah merupakan model

pembelajaran yang berangkat dari pemahaman siswa tentang suatu masalah,

menemukan alternatif solusi atas masalah, kemudian memilih solusi yang tepat

untuk digunakan dalam memecahkan masalah tersebut (Sutirman, 2013: 39).

b. Karakteristik Pengajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning

Pengajaran berbasis masalah memiliki ciri khusus yang berbeda dengan

pengajaran yang lain. Banyak pengajaran yang dikembangkan untuk membantu

mempermudah penguasaan siswa terhadap materi yang dipelajari dan mengatur

siswa agar terjadi proses kerja sama dalam belajar (Sutirman, 2013: 40).

Menurut Sanjaya (dalam Sutirman 2013: 40) menyebutkan beberapa

karakteristik pembelajaran berbasis masalah yaitu:

1) Sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran;

2) Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk memecahkan masalah;

3) Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berfikir

ilmiah.

Menurut Amir (dalam Sutiran 2013: 40) menyatakan bahwa pembelajaran

berbasis masalah memiliki karakteristik:

Page 38: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

24

1) Masalah digunakan sebagai awal pengajaran;

2) Masalah yang digunakan merupakan masalah nyata;

3) Masalah yang dihadapi memerlukan tinjauan dari berbagai sudut

pandang;

4) Masalah menarik bagi siswa untuk mendapatkan pengalaman belajar baru;

5) Mengutamakan belajar mandiri;

6) Memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi;

7) Bersifat kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran

berbasis masalah memiliki ciri-ciri:

1) Merupakan proses edukasi berpusat pada siswa;

2) Menggunakan prosedur ilmiah;

3) Memecahkan masalah yang menarik dan penting;

4) Memanfaatkan berbagai sumber belajar

5) Bersifat kooperatif dan kolaboratif

6) Guru sebagai fasilitator.

c. Strategi Pengajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning

Barret (dalam Sutirman 2013: 41) menyusun langkah-langkah pelaksanaan

pembelajaran berbasis masalah, yaitu:

1) Siswa diberi permasalahan oleh guru berdasarkan pengalaman siswa;

2) Siswa melakukan diskusi dalam kelompok kecil untuk:

a. Mengklarifikasi kasus atau masalah yang diberikan

b. Mendefinisikan masalah

Page 39: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

25

c. Saling bertukar pendapat berdasarkan pengalaman yang dimiliki

d. Menetapkan hal-hal yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah

e. Menetapkan hal-hal yang harus dilakukan untuk menyelesaikan

masalah

3) Siswa melakukan kajian secara independen berkaitan dengan masalah

yang harus diselesaikan;

4) Siswa kembali kepada kelompok pengajaran berbasis masalah awal untuk

melakukan tukar informasi, pengajaran teman sejawat, dan bekerjasama

dalam menyelesaikan masalah;

5) Siswa dibantu oleh guru melakukan evaluasi berkaitan dengan seluruh

kegiatan pengajaran.

Peran guru dalam melakasanakan pengajaran berbasis masalah harus

diperhatikan agar pengajaran dapat berjalan efektif. Menurut Barret (dalam

Sutirman 2013: 41) mengidentifikasi beberapa tindakan guru yang harus

dilakukan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran berbasis masalah,

yaitu:

1) Guru harus antusias dan meyakinkan

2) Tidak memberikan penjelasan saat siswa bekerja

3) Mengarahkan siswa untuk bekerja sama dengan siswa lain

4) Mengarahkan siswa agar memahami permasalahan secara kelompok,

sebelum bekerja secara individu

5) Memberikan informasi mengenai sumber belajar yang dapat diakses oleh

siswa

Page 40: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

26

6) Mengingatkan siswa mengenai hasil pengajaran yang akan dicapai

7) Menciptakan kondisi belajar yang mendukung untuk pengajaran

kelompok

8) Bersikap apa adanya, tidak dibuat-buat

d. Kelebihan Pengajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning

Menurut Sanjaya (dalam Sutirman 2013: 42) pengajaran problem based

learning memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

1) Merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran;

2) Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk

menemukan pengetahuan baru bagi siswa;

3) Meningkatakan motivasi dan aktivitas pengajaran siswa;

4) Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk memahami

masalah dunia nyata;

5) Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan

bertanggung jawab dalam pengajaran yang mereka lakukan;

6) Memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran, pada dasarnya

merupakan cara berfikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa,

bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja;

7) Dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa;

8) Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan

mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan

pengetahuan baru;

Page 41: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

27

9) Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan

yang mereka miliki dalam dunia nyata;

10) Mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar

sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.

5. Keefektifan Pengajaran

Efektivitas pengajaran memiliki dua karakteristik. Karakteristik pertama

adalah bahwa pengajaran ‘memudahkan murid belajar’ sesuatu yang

‘bermanfaat’, seperti fakta, ketrampilan, nilai, konsep dan bagaimana hidup

serasi dengan sesama, atau sesuatu hasil belajar yang diinginkan. Ciri kedua,

pengajaran efektif adalah bahwa ketrampilan diakui oleh mereka yang

berkompeten menilai, seperti guru-guru, pelatih guru-guru, pengawas, tutor dan

pemandu mata pelajaran atau murid sendiri (Dunne dan Wragg, 1996: 12).

Menurut Wotruba dan Wright (dalam Miarso, 2005: 536) menyatakan bahwa

ada tujuh indikator yang menunjukkan pengajaran yang efektif. Indikator itu

adalah:

a. Pengorganisasian kuliah dengan baik,

Pengorganisasian kuliah dengan baik tercermin dalam perumusan tujuan,

pemilihan bahan/ topik kuliah, kegiatan kelas, penugasan, dan penilaian.

Kesiapan dosen untuk mengajar dan penggunaan waktu kuliah dengan baik,

juga merupakan indikator pengorganisasian yang baik. Pelaksanaan kuliah

dengan baik, tentunya tidak dilakukan dengan banyak penyimpangan dari

rencana yang telah ditetapkan semula (Miarso, 2005: 537).

b. Komunikasi secara efektif,

Page 42: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

28

Kecakapan memberi kuliah, termasuk pemakaian media dan alat

audiovisual atau teknik lain untuk menarik perhatian siswa merupakan suatu

karakteristik pengajaran baik. Kemampuan komunikasi mencangkup

penyajian yang jelas, kelancaran berbicara, interpretasi gagasan abstrak

dengan contoh-contoh, kemampuan bicara yang baik, dan kemampuan

untuk mendengar. Komunikasi yang efektif itu penting di dalam kelas yang

besar, seminar, diskusi kelompok, bahkan dalam percakapan perorangan.

Tentu saja dalam berbagai situasi diperlukan keterampilan yang berbeda

(Miarso, 2005: 537).

c. Penguasaan dan antusiasme terhadap materi kuliah,

Seorang dosen dituntut untuk mengetahui materi kuliahnya dengan baik,

agar dapat diorganisasikan secara sistematis dan logis. Ia harus pula mampu

menghubungkan isi kuliahnya dengan apa yang telah diketahui mahasiswa,

mampu mengaitkan isi kuliahnya dengan perkembangan yang baru dalam

disiplin keilmuannya, dan mampu mengambil manfaat dari hasil penelitian

yang berkaitan. Antusiasme dosen dalam memberikan kuliah dapat

diketahui dengan baik oleh para mahasiswa, meskipun sering kali ukuran

mengenai hal ini sifatnya kabur dan berubah-ubah sesuai dengan suasana

hati para mahasiswa sendiri (Miarso, 2005: 538).

d. Sikap positif terhadap mahasiswa,

Beberapa dosen berpendapat bahwa bersikap positif terhadap mahasiswa

sama artinya dengan memanjakan mereka. Dosen seperti ini berpendapat

bahwa mahasiswa harus berusaha sendiri untuk memecahkan masalah yang

Page 43: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

29

dihadapinya, karena hal ini sesuai dengan prinsip belajar mandiri. Bantuan

kepada para mahasiswa memang sebaiknya diberikan setelah usaha

merekan sendiri kurang berhasil. Bantuan itu tidak berarti memecahkan

masalah yang dihadapi mahasiswa, melainkan memberikan saran jalan

keluar, memberikan dorongan, membangkitkan motivasi, dan lain

sebagainya (Miarso, 2005: 539).

e. Pemberian ujian dan nilai yang adil,

Sejak dari permulaan kuliah, mahasiswa harus diberi tahu, berbagai macam

penilaian kuliah yang akan dilakukan, seperti misalnya tes formatif

makalah, proyek, ujian, dan pertanyaan-pertanyaan lain yang semuanya

akan dihitung untuk menentukan nilai akhir (Miarso, 2005: 539).

f. Keluwesan dalam pendekatan pengajaran,

Pendekatan pengajaran yang dilakukan oleh dosen dengan bervariasi sering

kali merupakan petunjuk adanya gairah dalam mengajar. Berbagai

pendekatan mungkin dapat bermanfaat dalam mencapai berbagai tujuan,

atau dalam menanggapi latar belakang dan kemampuan mahasiswa.

Umpamanya, simulasi dan teknik permainan dapat beranfaat di dalam

mengajar analisa, sintesa, dan kemampuan pemikiran kritis. Media dapat

dipakai untuk menambah daya cerna kuliah, jadi memberikan keuntungan

kepada para mahasiswa. Dengan memberikan kesempatan waktu yang

berbda kepada para mahasiswa yang kemampuannya berbeda sudah berarti

adanya pendekatan yang luwes (Miarso, 2005: 540).

g. Hasil belajar mahasiswa yang baik.

Page 44: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

30

Seberapa banyak dan apa yang dipelajari oleh mahasiswa di dalam suatu

kuliah adalah hasil dari berbagai faktor, yang tidak kesemuanya

berhubungan dengan dosen. Kemampuan dan motivasi mahasiswa

umpamanya, sangat berhubungan dengan apa yang dicapai mahasiswa.

Beberapa mahasiswa dapat belajar sendiri, tanpa harus mendapat pelajaran

terlebih dahulu. Oleh seab itu memisahkan hasil dari pengajaran dan proses

belajar merupakan sesuatu yang sangat sukar. Meskipun ada kesukaran,

adalah penting untuk mempertimbangkan usaha belajar mahasiswa pada

waktu menilai efektivitas pengajaran. Hasil belajar dapat dibedakan dalam

tiga ranah/ kawasan, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Proses untu

menentukan jenis dan jenjang tujuan, merupakan tugas yang tidak mudah.

Pedoman yang perlu dipegang adalah bahwa hasil belajar mahasiswa itu

harus sesuai dengan tujuan pengajaran (Miarso, 2005: 541).

Berdasarkan uraian yang telah disebutkan di atas, maka penulis

menyimpulkan bahwa keefektifan pengajaran adalah tingkat keberhasilan yang

dapat dicapai dari suatu pengajaran tertentu dan dibantu dengan peraga sebagai

pendukung dalam proses pengajaran sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah

direncanakan. Penulis menggunakan tujuh indikator yang didapat dari pendapat

Wotruba dan Wright (dalam Miarso, 2005: 536), yaitu:

1. Pengorganisasian pengajaran dengan baik,

2. Komunikasi secara efektif,

3. Penguasaan dan antusiasme terhadap materi pelajaran,

4. Sikap positif terhadap siswa,

Page 45: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

31

5. Pemberian ujian dan nilai yang adil,

6. Keluwesan dalam pendekatan pengajaran,

7. Hasil belajar siswa yang baik.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Jamroh dan Dartu (2015) dalam penelitiannya

menyebutkan bahwa hasil penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa:

(1) berdasarkan hasil perhitungan analisis data dan sesuai rumusan pada hipotesis,

dapat diketahui hasil belajar siswa lebih baik menggunakan metode alat peraga

engine cutting; (2) hasil prestasi siswa dari prasiklus sampai siklus II banyak

mengalami kenaikan hasil prestasi belajar siswa pada perawatan dan perbaikan

mesin kelas X di SMK YPT Purworejo. Kemampuan siswa dalam pembelajaran

perawatan dan perbaikan mesin sebesar 68,03 dengan ketuntasan 36% kategori

sangat kurang. Setelah penelitian dilakukan menggunakan metode alat peraga,

kemampuan hasil belajar perawatan dan perbaikan mesin menjadi 76,32 atau

68,03% termasuk masih kategori cukup. Selanjutnya pada siklus II, kemampuan

siswa dalam pembelajaran perawatan dan perbaikan mesin meningkat lagi menjadi

84,34 atau 92,11% merupakan kategori sudah baik dan sudah mencapai nilai KKM

yang telah di tetapkan 75,00.

Penelitian yang dilakukan oleh Hidayat dan Sunyoto (2012) dalam

penelitiannya menyebutkan bahwa hasil penelitian yang sudah dilakukan

menunjukkan bahwa hasil analisis deskriptif hasil pretest dan posttest dari

kelompok eksperimen yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan

Page 46: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

32

engine cutting CVT stand menunjukkan peningkatan hasil belajar mahasiswa pada

kompetensi CVT (Continously Variable Transmission) dari awalnya rata-rata hasil

belajar hanya 59,17 menjadi 80,69 atau terjadi peningkatan sebesar 21,52 atau

meningkat 26,67%. Hasil analisis deskriptif juga menunjukkan bahwa

dibandingkan dengan peningkatan yang terjadi pada kelompok kontrol,

peningkatan hasil belajar kompetensi CVT pada kelompok eksperimen lebih tinggi,

karena pada hasil post-test kelompok kontrol hanya terjadi peningkatan sebesar

16,95% saja, yaitu dari rata-rata pretest 58,80 menjadi rata-rata nilai post-test 70,80.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Nugraha dan Wijaya (2015) dalam

penelitiannya menyebutkan bahwa hasil penelitian yang sudah dilakukan

menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar materi hand tools dan power tools pada

kelompok eksperimen yang semua 59,31 menjadi 85,01 atau terjadi peningkatan

sebesar 43,33%, sedangkan pada kelompok kontrol yang semula memiliki rata-rata

sebesar 64,03 menjadi 74,92 atau terjadi peningkatan sebesar 17%. Hasil

penghitungan analisis data tersebut menunjukkan penerapan problem based

learning berbantuan education games dapat meningkatkan hasil belajar dalam

materi hand tools dan power tools.

C. Kerangka Pikir Penelitian

Proses pengajaran ada kelas Teknik Sepeda Motor di SMK Negeri 3 Salatiga

pada kompetensi dasar merawat berkala transmisi hanya menggunakan metode

ceramah dan media powerpoint yang masih bersifat abstrak, sehingga siswa lebih

sulit untuk memahami dan mengerti tentang materi yang disampaikan oleh guru.

Page 47: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

33

Hanya siswa yang duduk di bangku depan saja yang lebih berkonsentrasi

mendengarkan ceramah dari guru, hal ini pula yang menyebabkan proses

pengajaran kurang efektif karena kegiatan siswa kurang maksimal dalam

mempelajari materi sistem transmisi. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah

tersebut perlu adanya media pengajaran yang dapat mendukung proses pengajaran

yang efektif untuk memperoleh keefektifan pengajaran yang maksimal.

Pengajaran problem based learning adalah pengajaran yang melakukan

pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah melalui tahap-

tahap metode ilmiah yaitu dengan diskusi kelompok. Selain itu, dengan dibantu

media peraga sistem transmisi cutting engine dapat meningkatkan keefektifan

pengajaran siswa, karena dalam peraga tersebut nantinya siswa dapat mengetahui

sistem transmisi bekerja dengan jelas, sehingga nantinya peraga tersebut dapat

meningkatkan minat belajar siswa. Peraga tersebut membuat siswa merasa senang

dan nyaman dalam mengikuti proses pengajaran. Pelaksanaan pada pengajaran ini

nantinya guru menuntun siswa untuk menemukan masalah yang terkandung di

dalam peraga, setelah itu siswa menyelesaikan, menyimpulkan dan membagi

pengetahuan kepada seluruh siswa.

Berdasarkan kerangka berpikir yang dijelaskan di atas, penerapan peraga

sistem transmisi cutting engine dalam pengajaran problem based learning ini

diharapkan dapat menunjang keefektifan pengajaran siswa dalam kompetensi dasar

merawat berkala transmisi. Peningkatan keefektifan pengajaran siswa dapat dilihat

dengan membandingkan rata-rata tes dan indikator keefektifan pengajaran setelah

dilakukan antara pengajaran yang menggunakan peraga sistem transmisi cutting

Page 48: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

34

engine dalam pengajaran problem based learning dengan pengajaran yang selama

ini sudah dilaksanakan di SMK Negeri 3 Salatiga.

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan (Sugiyono 2016: 96). Karena bersifat sementara, maka jawaban

tersebut bisa benar dan bisa salah.

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu, ada peningkatan keefektifan pengajaran

siswa pada kompetensi merawat berkala transmisi dengan menggunakan peraga

sistem transmisi cutting engine dalam pengajaran problem based learning.

Kurangnya hasil belajar siswa dan belum adanya

media peraga dalam proses pengajaran

Analisis permasalahan

Penerapan peraga sistem transmisi dalam pengajaran

problem based learning

Analisis perlakuan

Hasil dari perlakuan, keefektifan pengajaran

meningkat

Page 49: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

69

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya

disimpulkan bahwa:

1. Peraga sistem transmisi cutting engine dan pengajaran problem based learning

efektif digunakan sebagai media dan pengajaran dalam proses belajar

mengajar, hal ini dapat dilihat dari sumbangan efektif yang diperoleh sebesar

5,95% untuk peraga dan 94,04% untuk pengajaran problem based learning

pada kompetensi merawat berkala sistem transmisi sepeda motor. Peraga

memiliki persentase kelayakan media sebesar 85% dan kelayakan materi

sebesar 98,75% yang menunjukkan bahwa peraga masuk pada kategori sangat

layak pada segi media, dan sangat layak pada segi materi.

2. Penggunaan pengajaran problem based learning berbantu peraga cutting

engine lebih efektif daripada dengan menggunakan metode ceramah tanpa

berbantu peraga, hal ini bisa dilihat pada kelas eksperimen yang menggunakan

pengajaran problem based learning berbantu peraga cutting engine mempunyai

keefektifan sebesar 89,42% dibandingkan dengan kelas kontrol yang

menggunakan metode ceramah tanpa menggunakan peraga yang hanya

mempunyai keefektifan sebesar 71,48%. Ada peningkatan keefektifan

pengajaran dalam pengajaran problem based learning pada kompetensi

merawat berkala sistem transmisi sepeda motor. Kelas kontrol dari hasil rata-

Page 50: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

70

rata pretest sebesar 53,78 pada rata-rata posttest meningkat menjadi 63,89 atau

mengalami peningkatan sebesar 10,11 dan memiliki gain score sebesar 0,219.

Sedangkan kelas eksperimen dari hasil rata-rata pretest sebesar 52,78 pada

rata-rata posttest meningkat menjadi 77 atau mengalami peningkatan sebesar

24,22 dan memiliki gain score sebesar 0,513. Kelas eksperimen yang

menerapakan peraga cutting engine sistem transmisi sepeda motor pada proses

pengajarannya mempunyai nilai rata-rata posttest yang lebih baik

dibandingkan kelas kontrol (77 > 63,89) dan nilai gain kelas eksperimen lebih

mendekati ke kategori tinggi (g>0,7).

B. Saran Pemanfaatan Hasil Penelitian

Adapun saran yang hendak disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Guru hendaknya dapat menerapkan pengajaran menggunakan peraga, karena

sudah terbukti bahwa pengajaran dengan peraga akan lebih efektif

dibandingkan pembelajaran menggunakan metode ceramah biasa tanpa peraga.

2. Penerapaan peraga cutting engine sistem transmisi sepeda motor tidak hanya

dilakukan dengan metode ceramah biasa, namun bisa dikombinasikan dengan

metode pembelajaran dengan metode atau model tertentu, seperti Problem

Based Learning (PBL).

3. Perlu adanya pengembangan peraga cutting engine sistem transmisi sepeda

motor tidak hanya sebatas menunjukkan bagian dari komponen-komponen

beserta fungsinya dan cara kerja dari sistem transmisi sepeda motor.

Pengembangan peraga cutting engine sistem transmisi sepeda motor bisa

Page 51: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

71

dilakukan dengan menambahkan pemutar elektrik pada bagian poros engkol,

agar dapat diputar secara otomatis tidak menggunakan putaran engkol pemutar,

dan penyempurnaan rangka atau dudukan mesin supaya tampak seperti pada

kendaraan yang aslinya.

Page 52: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

72

DAFTAR PUSTAKA

Annisah, S. 2014. Alat Peraga Pembelajaran Matematika. Jurnal Tarbawiyah. Vol.

11, No. 1: 1-15.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Arsyad, A. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Aziz dan Cholik. 2013. Pengembangan Media Pembelajaran Multimedia Berbasis

Komputer (Swish Max) Pada Materi Chasis Pokok Bahasan ABS (Anti Lock Brake System) Untuk Kelas XI SMK Jurusan Teknik Kendaraan Ringan.

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya. JPTM

Volume 01 Nomor 03 Tahun 2013, 23-29.

Dunne, R. dan Wragg, T. 1996. Pembelajaran Efektif (Terjemahan). Jakarta:

Grasindo.

Fuada, S. 2015. Prosiding Seminar NasionalPendidikan “Inovasi Pembelajaran Untuk Pendidikan Berkemajuan” FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Pengujian Validitas Alat Peraga Pembangkit Sinyal (Oscillator)

Untuk Pembelajaran Workshop Instrumentasi Industri. Available at

http://www.researchgate.net/publication/287998335_PENGUJIAN_VALID

ITAS_ALAT_PERAGA_PEMBANGKIT_SINYAL_OSCILATOR_UNTU

K_PEMBELAJARAN_WORKSHOP_INSTRUMENTASI_INDUSTRI

[accessed 5 Januari 2017].

Giesecke et al. 2001. Gambar Teknik (11th Ed.). Translated by Gussito dan Harahap.

Jakarta : Erlangga.

Hadi, S. 2004. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset.

Hidayat, T. W., dan Sunyoto. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Materi CVTMenggunakan Engine Cutting CVT Stand Mata Kuliah Sepeda Motor Dan

Motor Kecil. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin. Vol. 12, No. 1: 44-48.

Jamroh, M. A., dan Dartu. 2015. Penerapan Metode Alat Peraga Engines Cutting

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Perawatan Dan Perbaikan Mesin Kelas X

Di Smk Ypt Purworejo. Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Muhamadiyah Purworejo. Vol. 06, No. 02: 127-132.

Khumaedi, M. 2012. Reliabilitas Instrumen Penelitian Pendidikan. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin. Vol. 12, No. 1: 25-30.

Page 53: PENERAPAN PERAGA SISTEM TRANSMISI DALAM …lib.unnes.ac.id/30975/1/5202412086.pdf · Problem Based Learning Untuk Menunjang Keefektifan Pengajaran Merawat Berkala Transmisi Sepeda

73

Marsudi. 2008. Teknisi Otodidak Sepeda Motor Belajar Teknik dan Perawatan Kendaraan Ringan Mesin 4 Tak. Yogyakarta: ANDI.

Miarso ,Y. 2005. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.

Nugraha, B.M.S., dan Wijaya, M.B.R. 2015. Penerapan Model Problem Based

Learning Berbantuan Education Games Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Kelas X TKR Materi Hand Tools dan Power Tools. Journal Of Mechanical Engineering Education. Vol. 1, No. 1: 23-27.

Sadiman, A. S. et al. 1986. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).Bandung: Alfabeta.

Susanto, J. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Lesson Study Dengan Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Untuk Meningkatkan

Aktivitas dan Hasil Belajar IPA di SD. Journal of Primary Educational.JPE

1 (2) (2012). Available at http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpe

[accesed 5 September 2016].

Sutirman. 2013. Media dan Model-model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:

Graha Ilmu.