penerapan syarat kesehatan kerja
DESCRIPTION
k3TRANSCRIPT
Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan KerjaDISNAKERTRANS PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
IR. S. MULIAWAN. R
PENERAPAN PERSYARATAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJAAN
DI PERUSAHAAN
PENDAHULUAN
Adanya sumber bahaya di tempat kerja (UU 1/ 1970) : Keadaan Mesin/Pesawat/Alat Kerja/Bahan Lingkungan Kerja Sifat Pekerjaan Cara Kerja Proses Produksi
Perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja Kewajiban melaksanakan syarat-syarat keselamatan kerja
Tujuan K3
Mencegah Kecelakaan Kerja : Peledakan Kebakaran Pencemaran lingkungan Penyakit Akibat Kerja
Meningkatkan produktivitas kerja
Promosi dan pemeliharaan derajat yang setinggi-tingginya dari kesehatan fisik, mental dan sosial dari pekerja pada semua pekerjaan; pencegahan gangguan kesehatan pada pekerja yang disebabkan oleh kondisi kerja mereka; perlindungan pekerja dalam pekerjaan mereka dari resiko akibat faktor-faktor yang mengganggu kesehatan; penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikologisnya; dan sebagai kesimpulan, penyesuaian pekerjaan, terhadap manusia dan setiap manusia terhadap pekerjaannya.
Pengertian Kesehatan Kerja menurut Joint ILO/WHO Committee tahun 1995 :
1. UU D Tahun 1945 2. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja3. UU No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial
Tenaga Kerja4. UU No. 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan5. PP No. No. 7 tahun 1973 tentang Pengawasan
Atas Peredaran, Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida.
6. PP No. 14 tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
7. Kepres R.I No. 22 tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja
Peraturan Perundangan Yang Berkaitan Dengan Kesehatan Kerja Pada Pekerjaan
Konstruksi
8. PMP No. 7 Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan, Serta Penerangan Dalam Tempat Kerja
9. Permenakertrans No. Per. 01/Men/1976 tentang Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan
10. Permenakertrans No. Per. 01/Men/1979 tentang Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi Paramedis Perusahaan.
11. Permenakertrans No. Per. 02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
12. Permenakertrans No. Per. 01/Men/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja
13. Permenakertrans No. Per. 03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.
Peraturan Perundangan Yang Berkaitan Dengan Kesehatan Dan Lingkungan
Kerja
15. Permennaker No. Per. 03/Men/1985 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pemakaian Asbes
16. Kepmenakertrans No. Kep. 79/Men/2003 tentang Pedoman Diagnosis Dan Penilaian Cacat Karena Kecelakaan Dan Penyakit Akibat Kerja
17. Kepmenakertrans No. Kep. 68/Men/IV/2004 tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja.
18. SE. Menakertrans No. SE. 01/Men/1979 tentang Pengadaan Kantin dan Ruang Makan
19. SE. Dirjen Binawas No. SE. 86/BW/1989 tentang Perusahaan Catering Yang Mengelola Makanan Bagi Tenaga Kerja
20. Kepdirjen Binwasnaker No. Kep. 22/DJPPK/V/2008 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan kerja
Peraturan Perundangan Yang Berkaitan Dengan Kesehatan Dan Lingkungan
Kerja14. Permenaker No. Per. 03/Men/1986 tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Tempat Kerja Yang Mengelola Pestisida
• Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 :
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
• UU No.14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai ketenagakerjaan
Pasal 3
Tiap tenaga kerja berhak atas pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi kemanusiaan
Pasal 9Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama
Pasal 10Pemerintah membina norma perlindunggan tenaga kerja yang meliputi norma keselamatan kerja, norma kesehatan kerja, norma kerja, pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam hal kecelakaan kerja
DASAR HUKUM UUD 1945
Memberikan upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat dan agar setiap sumber produksi perlu dipakai dan digunakan secara aman dan efisien
PENGERTIAN UU NO. 1 TAHUN 1970Secara Etimologis :
Suatu konsep berfikir dan upaya nyata untuk menjamin kelestarian tenaga kerja dan setiap insan pada umumnya beserta hasil karya dan budaya dalam upaya mencapai adil, makmur dan sejahtera
Secara Filosofi :
Suatu cabang ilmu pengetahuan dan penerapan yang mempelajari tentang cara penanggulangan kecelakaan di tempat kerja
Secara Keilmuan :
Pasal 86(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk
memperoleh perlindungan atas :a. keselamatan dan kesehatan kerja;b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama;
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan
Paragraf 5Keselamatan dan Kesehatan Kerja
UU No. 13 Tahun 2003
Pasal 86(1) Cukup jelas(2) Upaya keselamatan dan kesehatan kerja
dimaksudkan untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/buruh dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.
(3) Cukup jelas
Penjelasan
Pasal 87
(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan
(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah
Pasal 87
(1) Yang dimaksud dengan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, pelaksanaan, tanggung jawab, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaiatan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.
(2) Cukup Jelas
Penjelasan
Pasal 190(1) Menteri atau pejabat yang ditunjuk mengenai
sanksi administratif atas pelanggaran ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 5, Pasal 6, Pasal 15, Pasal 25, Pasal 38 ayat (2), Pasal 45 ayat (1), pasal 47 ayat (1), Pasal 48, Pasal 87, Pasal 106, Pasal 126 ayat (3), dan Pasal 160 ayat (1) dan ayat (2) Undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
BAB XVIBagiaan KeduaSanksi Administratif
Pasal 190
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa :a. teguran;b. peringatan tertulis;c. pembatasan kegiatan usaha;d. pembekuan kegiatan usaha;e. pembatalan persetujuan;f. pembatalan pendaftaran;g. penghentian sementara ssebagian atau seluruh alat produksi;h. pencabutan ijin.
(3) Ketentuan mengenai sanksi administratif sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut oleh Menteri
• Tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan dalam pekerjaannya
• Orang lain yang berada di tempat kerja perlu menjamin keselamatannya
• Sumber-sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien
TUJUAN
1. Kampanye2. Pemasyarakatan3. Pembudayaan4. Kesadaran dan kedisiplinan
Untuk melaksanakan tujuan dengan melalui :
KEWAJIBAN PENGURUS PERUSAHAANDALAM BIDANG KESEHATAN KERJA
1. MEMERIKSAKAN KESEHATAN BADAN, KONDISI MENTAL DAN KEMAMPUAN FISIK TENAGA KERJA (ps.8)
2. MENUNJUKKAN DAN MENJELASKAN KEPADA SETIAP TENAGA KERJA BARU TENTANG (ps.9) :
Kondisi dan bahaya di tempat kerjaAlat pengaman/pelindung yang diharuskan di tempat kerjaAlat Pelindung DiriCara dan sikap kerja yang aman
3. MENYELENGGARAKAN PEMBINAAN K3 4. MENTAATI SEMUA SYARAT-SYARAT DAN
KETENTUAN K3 YANG BERLAKU BIDANG KESEHATAN KERJA
5. MELAPORKAN SETIAP KEJADIAN PENYAKIT AKIBAT KERJA
6. MENYELENGGARAKAN PELAYANAN KESEHATAN KERJA
KEWAJIBAN PENGURUS PERUSAHAAN
DALAM BIDANG KESEHATAN KERJA
KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA KERJA BIDANG KESEHATAN KERJA
1. MEMBERIKAN KETERANGAN YANG BENAR BILA DIMINTA OLEH PEGAWAI PENGAWAS DAN AHLI K3
2. MEMENUHI DAN MENTAATI SEMUA SYARAT K3 YANG DIWAJIBKAN (BIDANG KESEHATAN KERJA)
3. MENDAPATKAN PELAYANAN KESEHATAN KERJA4. MENDAPATKAN PEMBINAAN KESEHATAN KERJA5. MENDAPATKAN KOMPENSASI KECELAKAAN DAN
PENYAKIT AKIBAT KERJA.
Penerapan Program Kerja Di Tempat Kerja
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan kerja
Personil bidang kesehatan kerja dengan kualifikasi dan kompetensi
Program / Kegiatan kesehatan kerja harus komprehensif
PELAYANAN KESEHATAN KERJA (Occupational Health Services)
Salah satu lembaga K3 di perusahaan
Sarana penyelenggaraan upaya kesehatan kerja yang bersifat komprehensif (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif)
Diatur dalam Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982
PROGRAM KESEHATAN KERJA
Program / Kegiatan harus bersifat komprehensif, meliputi :
Pencegahan (Preventif) Pembinaan (Promotif) Pengobatan (Kuratif) Pemulihan (Rehabilitatif)
TUGAS SEBAGAI PEGAWAI PENGAWAS
3. Mencegah atau menghindari terjadinya pelanggaran terhadap aturan perundang-undangan ketenagakerjaan.( Preventif )
4. Mendorong peningkatan peranserta masyarakat hubungan industrial dan lembaga lainnya dalam menciptakan budaya keselamatan dan kesehatan kerja.( Promotif )
Lanjutan….
5.Melakukan penindakan terhadap pelaku pelanggaran peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan, agar terwujud kepastian hukum( Represive )
PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN KERJA
Pelayanan Kesehatan KerjaPermennaker No. 03/1982
Pelayanan Kesehatan Kerja
PJK3 bidang Kesehatan Kerja Permenaker No.04/Men/1995
Jasa pemeriksaan kesehatan TK, pengujian lingkugan Kerja dan atau Pelayanan Kesehatan Kerja
Dilaksanakan melalui Lembaga Kesehatan Kerja :
TATA CARA PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN KERJA
Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982
Diselenggarakan sendiri oleh pengurus
Diselenggarakan oleh pengurus dengan mengadakan ikatan/kerja sama dengan dokter atau pelayanan kesehatan.
Diselenggarakan secara bersama antar beberapa perusahaan
Tata cara penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja
yang dilaksanakan sendiri oleh perusahaan N
o Jenis Pelayanan Bentuk Kegiatan
1. Pelayanan kesehatan preventif dan promotif
Pembinaan kesehatan kerja kepada tenaga kerja minimal 1 bulan sekali
Pengawasan dan pembinaan lingkungan kerja minimal 2 bulan sekali
2. Pelayanan kesehatan kuratif dan rehabilitatif
Memberikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif selama hari kerja dan selama ada shift kerja dengan 500 orang tenaga kerja atau lebih
Pelayanan oleh dokter perusahaan setiap hari kerja
Pelayanan oleh paramedis/perawat dapat dilakukan untuk shift kerja ke 2 dan seterusnya.
3. Pelayanan kesehatan rujukan
Dilakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap apabila ada kasus kesehatan yang tidak dapat ditangani di dalam perusahaan
Tata cara penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja melalui kerja sama dengan
pihak di luar perusahaan (1)
No.Kriteria
perusahaan Cara Pelayanan
A
Perusahaan dengan tingkat risiko tinggi
Preventif dan Promotif
Kuratif, Rehabilitatif &
Rujukan
1. Jumlah tenaga kerja 200 s.d
500 orang
pembinaan dan pengawasan kesehatan kerja dan lingkungan kerja minimal setiap 2 bulan sekali
diberikan selama jam kerja
2. Jumlah tenaga kerja
< 200 orang
pembinaan dan pengawasan kesehatan kerja dan lingkungan kerja minimal setiap 3 bulan sekali
diberikan selama jam kerja
Tata cara penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja melalui kerja sama dengan
pihak di luar perusahaan (2)
BPerusahaan
dengan tingkat risiko rendah
Preventif dan PromotifKuratif,
Rehabilitatif & Rujukan
1. Jumlah tenaga kerja
> 500 s.d 1.000 orang
pembinaan dan pengawasan kesehatan kerja dan lingkungan kerja minimal setiap 2 bulan sekali
diberikan selama jam kerja dan selama ada shift kerja dengan 500 orang tenaga kerja atau lebih
2. Jumlah tenaga kerja 200 s/d
500 orang
pembinaan dan pengawasan kesehatan kerja dan lingkungan kerja minimal setiap 3 bulan sekali
diberikan minimal setiap 2 hari sekali
3 Jumlah tenaga kerja s.d 200
orang
pembinaan dan pengawasan kesehatan kerja dan lingkungan kerja minimal setiap 6 bulan sekali
diberikan minimal setiap 3 hari sekali
1) Disyahkan oleh instansi ketenagakerjaan sesuai wilayah kewenangannya
2) Dipimpin dan dijalankan (dibawah tanggung jawab) dokter yang disetujui oleh Direktur (Dirjen Binwasnaker) dan Dinas Tenga Kerja setempat….. (memiliki SKP)
3) Dokter yang ditunjuk dan menjalankan Pelayanan Kesehatan Kerja harus memenuhi persyaratan :
Memahami peraturan perundang-undangan keselamatan dan kesehatan kerja khususnya dibidang kesehatan kerja,
Memenuhi persyaratan profesional yang disyahkan oleh instansi yang berwenang. (Ijazah dokter, Surat Ijin Dokter/SID atau STR dan Surat Ijin Praktek/SIP).
Dokter dan paramedis di pelayanan kesehatan kerja wajib memiliki sertifikat pelatihan hiperkes (Permennaker No. 01/1976, Permennaker No. 01/1979)
SYARAT-SYARAT PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN KERJA
Program / Kegiatan :
1. Syarat-syarat K3 (U.U. No. 1 tahun 1970 pasal 3)
2. Tugas Pokok PKK (Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982)
3. UU No. 13 tahun 2003
Promotif:- Rikes TK- Pembinaan- Gerakan O.R- Tdk merokok- Gizi seimbang- Ergonomi - Pengendalian lingk.kerja- Higiene sanitasi
Preventif:- Rikes TK- Imunisasi- APD- Rotasi- Pengurangan waktu kerja
Kuratif :Pengobatan - P3K- Rawat jalan- Rawat inap
Rehabilitatif:- Alat bantu- Protese- Mutasi- Kompensasi
Pelayanan Kesehatan Kerja Secara
KomprehensifNAB
m
c
s
TUGAS POKOK PELAYANAN KESEHATAN KERJAPERMENAKERTRANS NO. Per. 03 /Men/1982
1. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja2. Pembinaan & pengawasan Penyesuaian
pekerjaan thd tenaga kerja3. Pembinaan & pengawasan Lingkungan Kerja4. Pembinaan & pengawasan sanitair5. Pembinaan & pengawasan perlengkapan utk
kes. tenaga kerja6. Pencegahan dan pengobatan thd penyakit
umum & PAK7. P3K8. Latihan Petugas P3K9. Perencanaan tmp kerja, APD, gizi, &
penyelenggaraan makanan di tmp kerja10. Rehabilitasi akibat Kec atau PAK11. Pembinaan thd tenaga kerja yg punya kelainan.12. Laporan berkala.
KEWAJIBAN-KEWAJIBANDALAM PELAYANAN KESEHATAN
KERJAPengurus Perusahaan :
1. Memberikan PKK sesuai kemajuan ilmu & teknologi
2. Memberikan kebebasan profesional kepada dokter yang menjalankan Pelayanan Kesehatan Kerja.
Dokter dan tenaga kesehatan dalam melaksanakan Pelayanan Kesehatan Kerja bebas memasuki tempat-tempat kerja untuk melakukan pemeriksaan-pemeriksan dan mendapatkan keterangan-keterangan yang diperlukan.
3. Menyampaikan laporan pelaksanaan PKK 1 (satu ) bulan sekali disampaikan kepada Dinas Tenaga Kerja setempat dengan tembusan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi up. Direktur Pengawasan Norma K3.
Dokter dan Tenaga Kesehatan : Memberikan keterangan2 tentang PKK kepada
Pegawai Pengawas Keselamatan dan Kesehatan Kerja jika diperlukan
Pelaporan Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
KerjaJenis Pelaporan meliputi :1) Jumlah kunjungan pasien yang berobat, terdiri
dari : Kunjungan baru Kunjungan ulangan Diagnosa penyakit Penyakit akibat kerja atau penyakit yang diduga
disebabkan oleh pekerjaan Kecelakaan kerja
2) Laporan hasil pemeriksaan kesehatan tenaga kerja Pemeriksaan kesehatan awal Pemeriksaan kesehatan berkala Pemeriksaan kesehatan khusus
3) Laporan hasil pemantauan lingkungan kerja4) Statistik kesehatan5) Kegiatan kesehatan kerja lainnya
Analisa dan evaluasi data kesehatan kerja
No
Jenis penyakit/gangg
uan kesehatan yang diderita
Jml
Jenis pekerjaan/
Tempat kerj
a
Kemungkinan penyebab
Saran tinda
k lanju
tFaktor
bahaya/risiko di tempat
kerja
Faktor penyebab lain
1
2
3
Kaitan PKK Dengan JPK-D Jamsostek
Perusahaan diperbolehkan untuk tidak mengikuti program JPK Jamsostek, apabila perusahaan sudah memberikan Pelayanan Kesehatan Kerja yang lebih baik dari program JPK Dasar Jamsostek
Pelayanan Kesehatan Kerja juga dapat menjadi tempat penyelenggaraan JPK Dasar Jamsostek (Kepmenaker No 147 Th 1989).
Apabila mengikuti JPK Dasar Jamsostek tidak boleh meninggalkan kewajiban untuk menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Kerja, karena JPK Dasar Jamsostek hanya memberikan pengobatan (kuratif)
NOTA PEMERIKSAAN
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASIJl. Jend. A. yani Km. 6 No. 23 Telp. (0511) 253680, 260231, 260232 Fac. 263092 Tlx. 39148 Kode Pos 70249
BANJARMASIN Banjarmasin, April
2010
Nomor : 560. 566/Print. /Disnakertrans
Lampiran : -
Perihal : Nota Pemeriksaan Kepada Yth.
Sdr. Pimpinan PT. Tiga Laut Sakti
di –
Bentok
Berdasarkan Pemeriksaan Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Kalimantan Selatan, dengan surat perintah tugas No.566.4/ 09 ./Disnakertrans di Perusahaan PT. Tiga laut Sakti dilaksanakan pada tanggal 27 Januari 2009 dari hasil pemeriksaan tersebut ditemukan hal –hal sebagai berikut :
1. APD Berdasarkan UU. No. 01 tahun 1970 pasal 14 ( c ) jo SKB Kep.174/MEN/1986 dan No.104/KPTS/1986 Ps.1 Bab. X (10.1.2) Penggalian dan belum ada kesadaran pekerja untuk memakai APD selama waktu bekerja
2. Kebersihan
Berdasarkan UU. No. 1 tahun 1970 Ps. 1 (hrf. c, n) Ps. 3 (hrf. a, i) jo SKB. Per.174/MEN/1986, 104/KPTS/1986 Bab. II (ayat 2.4.1, 2.4.4) bahan-bahan yang tidak dipakai dan tidak diperlukan harus dipindahkan ketempat yang aman dan tidak boleh dibiarkan berrtumpuk ditempat kerja
NOTA PEMERIKSAAN
3. Memeriksa Kesehatan
Berdasarkan UU. No. 1 tahun 1970 Ps. 8 (ayat. 1 dan 2) jo Permenakertrans No. Per. 02/Men/1980 Ps.2 (ayat 3), Ps. 6 Pengurus diwajibkan memeriksa semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, secara berkala pada dokter yang ditunjuk oleh Pengusaha dan dibenarkan oleh Direktur.
4. Kesehatan Lingkungan
Berdasarkan UU No. 1 tahun 1970 Ps. 2 (hrf. n), Ps. 3 (hrf. h, l), jo. UU.RI No. 23 tahun 1992 Ps. 22 (ayat 1, 2, 3 dan 4), Ps. 23 (ayat 1 dan 2) setiap tempat atau pelayanan umum wajib memelihara dan meningkatkan lingkungan yang sehat sesuai dengan standard dan persyaratan
Demikian Nota Pemeriksaan ini dibuat, terhadap pelaksanaan kewajiban yang harus Saudara penuhi sebagaimana diatur dalam ketentuan tersebut di atas diberikan tenggang waktu 29 hari, dan disampaikan untuk dilaksanakan dan kepada Saudara diminta untuk melaporkan pelaksanaannya secara tertulis ke Dinas Sosial, Kependudukan dan Tenaga Kerja Kota. Banjarmasin dan tembusannya kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan paling lambat 1 (satu) minggu setelah terima surat ini.