penerapan teori belajar skiner pada anak sekolah minggu gereja

28
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sekolah Minggu Gereja Kristen adalah kegiatan pembelajaran Agama Kristen untuk anak-anak dari balita hingga kelas 6 tingkat sekolah dasar. Dalam kegiatan sekolah minggu ini masih belum menggunakan media khusus sekolah minggu yang beragam. Oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas kegiatan sekolah minggu dan menarik minat anak-anak untuk lebih aktif dan rajin datang ke sekolah minggu, dibuatlah media pembelajaran untuk kegiatan sekolah minggu. Media ini berfungsi sebagai cerita, alat peraga, gambar dan buku panduan dan semua media tersebut bertujuan untuk menyampaikan materi sekolah minggu. Perancangan media pembelajaran disertai dengan media infomasi untuk memberitahukan tentang keberadaan media pembelajaran baru ini. Karena keterbatasan waktu maka perancangan media komunikasi visual ini belum pernah dipraktekkan di kelas Sekolah Minggu Gereja Kristen , maka karya perancangan ini Penerapan Teori Belajar Skiner 1

Upload: jerry-makawimbang

Post on 23-Jun-2015

5.143 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penerapan teori belajar skiner pada anak sekolah minggu gereja

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Sekolah Minggu Gereja Kristen adalah kegiatan pembelajaran Agama

Kristen untuk anak-anak dari balita hingga kelas 6 tingkat sekolah dasar. Dalam

kegiatan sekolah minggu ini masih belum menggunakan media khusus sekolah

minggu yang beragam. Oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas kegiatan

sekolah minggu dan menarik minat anak-anak untuk lebih aktif dan rajin datang

ke sekolah minggu, dibuatlah media pembelajaran untuk kegiatan sekolah

minggu. Media ini berfungsi sebagai cerita, alat peraga, gambar dan buku

panduan dan semua media tersebut bertujuan untuk menyampaikan materi sekolah

minggu. Perancangan media pembelajaran disertai dengan media infomasi untuk

memberitahukan tentang keberadaan media pembelajaran baru ini. Karena

keterbatasan waktu maka perancangan media komunikasi visual ini belum pernah

dipraktekkan di kelas Sekolah Minggu Gereja Kristen , maka karya perancangan

ini belum dijamin keefektifannya dan belum tentu benar-benar sesuai dengan

kebutuhan anak-anak sekolah minggu. Meskipun demikian, karena perancangan

media komunikasi visual ini telah dirancang melalui metode dan prosedur yang

nalar dan ilmiah maka diduga secara teoritis media tersebut efektif. Media ini

sangat berguna bagi pendidikan Agama Kristen untuk anak-anak. Seperti yang

dikatakan bahwa perancangan ini masih mempunyai keterbatasan, sehingga

diharapkan perancangan media pembelajaran untuk kegiatan sekolah minggu

dapat disempurnakan dan lebih dikembangkan.

Penerapan Teori Belajar Skiner 1

Page 2: Penerapan teori belajar skiner pada anak sekolah minggu gereja

Namun yang menjadi permasalahan yang ditemukan pada saat ini adalah

lokasi pelayanan anak sekolah minggu dari penulis terletak jauh dari pusat kota

atau boleh dikatankan terletak di daerah terpencil yaitu didesa Moutong tengah

kecamatan Moutong yang menurut letak geografisnya sangat jauh dari pusat kota

sehingga media pembelajaran yang akan digunakan sebagai alat peraga sukar

didapat. Yang menjadi permasalahan lain, di banyak gereja sekolah minggu anak

itu tidak mendapat perhatian. kalau guru sekolah minggu contohnya diangkat

boleh siapa saja. di antaranya adalah orang yang kurang tahu soal mendidik anak

atau belum pernah punya anak atau masa anak-anaknya sendiri tidak bahagia.

masa anak adalah ketika menyerap pikiran yang akan terus diingat sampai

dewasa. sekolah minggu seperti itu tidak mustahil akan membuat anak sekolah

minggunya bodoh saudara.kalau acara di sekolah minggu hanya

menyanyi,mendengarkan cerita alkitab yang seperti dongeng ceritera khayalan,

kolekte dan juga mengejar hadiah untuk natal. utamanya anak jadi makin besar

percaya tidak bisa membedakan antara cerita alkitab dan cerita khayal.ada guru-

guru juga menakut-nakuti anak dengan neraka atau cerita yang ditambahi

misalnya ada anak nakal pada adiknya lalu diusir bapaknya. itulah cerita ismael

diusir nabi abraham menurut guru sekolah minggu. anak-anak itu butuh bermain

bukan Cuma duduk mendengarkan dan ditakuti. guru sekolah minggu sering

cerita tentang daud anak kecil membunuh goliat raksasa, nabi dimakan ikan, cerita

samson yang kuat dirayu delilah, nabi moses membelah laut atau yesus

memberkati anak-anak. cerita itu memakai gambar lucu padahal isinya kalau tidak

diberi dengan pas bisa membuat anak takut orang dewasa yang seperti kejam suka

mengusir, tuhan suka menghukum atau perempuan suka menipu.anak-anak bisa

Penerapan Teori Belajar Skiner 2

Page 3: Penerapan teori belajar skiner pada anak sekolah minggu gereja

besar menjadi takut-takut karena sekolah minggu yang keliru saudara! anak-anak

zaman sekarang banyak stres karena sekolah yang suka menghukum. padahal juga

banyak tugas dan sekolah mengatur semua seperti seragam,mainan, pelajaran.

sekolah minggu maksudnya seperti gereja untuk anak-anak. tapi dalam gereja saja

ada banyak pertengkaran pengaruhnya lalu ke sekolah minggu. apa lalu yang

diajarkan guru sekolah minggu seperti seperti itu kalau demikian? tidak lain

seperti omongan buah jatuh tidak jauh dari pohon atau sama saja!!saudara sekolah

minggu sudah mestinya diasuh oleh mereka yang bukan cuma punya rindu

pelayanan tapi juga yang mau menjadi guru yang artinya mereka mestinya tahu

dulu apa itu dunia pendidikan terutama pendidikan di indnesia ini.kalau saudara

sekarang guru sekolah minggu atau mengurusi hal sekolah minggu kita mesti

lebih serius dalam hal ini karena bagaimana pendidikan yang diatur sudah emakai

program kurikulum dari resmi saja masih hasilnya amburadul apalagi yang hanya

modalnya rindu melayani atau malah cuma cari kesempatan. saudara kita memang

tahu banyak gereja juga tidak peduli dengan sekolah minggu. ini apalagi lebih

parah lagi karena mereka nanti kalau anak-anak itu sudah remaja muda dan

dewasa dan akhirnya keliru tahu soal ajaran gereja sendiri atau malah pindah jadi

agama islam atau budaha atau atheisme maka merka baru mengeluh. padahal itu

salah mereka sendiri bagaimana juga saudara. mengajari anak di sekolah minggu

sesuai usianya itu harus. banyak anak yang sekarang mereka malah diajari

menyanyi lagu-lagu orang dewasa yang artinua juga pastinya mereka tidak

mengerti. ini bukan hanya di lagu duniawi tapi juga di lagu gereja, itu contoh kecil

saja saudara. banyak penulis di sini juga sepertinya begitu, mereka lebih suka

debat-debat soal ajaran gereja atau sebagainya dan hanya sedikit sekali yang

Penerapan Teori Belajar Skiner 3

Page 4: Penerapan teori belajar skiner pada anak sekolah minggu gereja

bicara soal anak-anak. coba dilihat siapa tahu orang-orang yang ngawur itu juga

akibat waktu sekolah minggu saja sudah salah diajarinya. lucu sekali kan saudara

kalau sampai sekarang sudah tua dan dewasa juga masih tidak sadar. apa mau

diteruskan sampai tuhan yesus datang??? seperti judul di atas sekolah minggu

bikin anak bodoh karena yang besarnya juga bodoh. jadi siapa mau tanggung

jawab.

Sesuai dengan latar belakang permasalahan diatas maka penulis ingin

membuat suatu kajian dengan judul : PENERAPAN TEORI BELAJAR

SKINNER OPERANT CONDITIONINGBAGI PEMBELAJARAN ANAK

SEKOLAH MINGGU GEREJA

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana hasil Penerapan Teori Belajar Skinner Operant

ConditioningBagi Pembelajaran Anak Sekolah Minggu Gereja.

C. TUJUAN

Setelah melakukan pengkajian terhadap teori yang ada, diharapakan dapat

mengetahui tentang :

1. Penerapan Teori Belajar Skinner Operant ConditioningBagi

Pembelajaran Anak Sekolah Minggu Gereja

2. Pembelajaran anak sekolah minggu gereja

3. Teori Belajar Skinner Operant Conditioning.

Penerapan Teori Belajar Skiner 4

Page 5: Penerapan teori belajar skiner pada anak sekolah minggu gereja

BAB II

KAJIAN TEORI

A. MEMAHAMI PEMBELAJARAN ANAK SEKOLAH MINGGU

1. SEJARAH SINGKAT ANAK SEKOLAH MINGGU

Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah

mereka lalu berkata: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak

bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam

Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti

anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Dan barangsiapa

menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.” 

(Luk.18:2-5, TB-LAI.).

Robert Raikes, seorang wartawan, anak pemilik perusahaan koran di Inggris

suatu kali prihatin melihat keadaan kaum muda gelandangan di kotanya,

Gloucester. Hidup mereka setiap hari diisi dengan berbuat kejahatan. Hal tersebut

tidak saja membuat hidup mereka menjadi sia-sia, namun juga meresahkan warga

kota karena banyaknya kejahatan yang dilakukan kaum muda.

Robert yakin bahwa pendidikan akan mengubah keadaan yang buruk itu. Oleh

karena itu pada tahun 1780, ia membuka kelas pertamanya. Di hari Minggu itu, ia

mengumpulkan anak-anak gelandangan yang nakal itu dan mengajarkan mereka

membaca dan menulis, sopan santun dan pelajaran agama. Hasilnya memang baik.

Angka kejahatan menurun drastis. Anak-anak itu sangat menantikan hari minggu.

Mereka sangat senang dengan pendidikan yang diadakan oleh Robert Raikes itu.

Pada tahun 1872 mulailah digunakan International Uniform Lessons (Bahan

Penerapan Teori Belajar Skiner 5

Page 6: Penerapan teori belajar skiner pada anak sekolah minggu gereja

Alkitab untuk Sekolah Minggu yang diseragamkan), namun sekolah minggu

masih belum digarap secara profesional, tujuannya hanya untuk memenangkan

jiwa! Baru pada akhir abad-19 sampai awal abad-20, muncul kesadaran untuk

menangani Sekolah Minggu secara lebih profesional. Ilmu pendidikan mulai

diterapkan. Pada 1922 berdiri International Sunday School Council of Religious

Education, yang pada tahun 1924 berubah nama menjadi International Council of

Religious Education. Dengan berdirinya lembaga itu, Sekolah Minggu menjadi

lebih maju dengan teori pendidikan modern yang melihat pendidikan yang

berpusat kepada anak, dan bukan kepada guru. Pada tahun 1930, muncul juga

kesadaran bahwa keluarga ikut berperan serta dalam penyelanggaraan sekolah

minggu. Kedekatan orang tua dan anak (baik dari segi waktu maupun kualitas)

akan memberi hasil pembinaan yang baik.

Memahami sejarah sekolah minggu yang demikian, kita dapat menangkap

beberapa hal berikut:

1. Gereja dipanggil secara nyata untuk membawa damai sejahtera Allah

2. Gereja dipanggil bukan hanya mengajarkan Alkitab kepada anak-anak,

tetapi juga menumbuhkembangkan seluruh (totalitas) diri anak. Artinya,

pembinaan yang menyeluruh (holistik) tidak sekedar pengetahuan Alkitab,

dan hidup percaya kepada Kristus, tetapi juga mendidik mengajarkan, cara

hidup dan kasih Yesus, kesopanan, tata susila bermasyarakat bagi seluruh

kehidupan anak.

3. Dalam menjawab persoalan dan tantangan kekinian yang dihadapinya,

gereja mesti mengupayakan sekolah minggu yang sesuai dengan konteks,

yang mampu menjawab tantangan jaman, dan yang membumi.

Penerapan Teori Belajar Skiner 6

Page 7: Penerapan teori belajar skiner pada anak sekolah minggu gereja

2. METODE PEMBELAJARAN ANAK SEKOLAH MINGGU.

a. TANYA-JAWAB

Menurut Anda, metode apa yang paling efektif di dalam meningkatkan

partisipasi di dalam kelas Anda? Apa yang dapat Anda lakukan untuk tetap

menjaga proses pengajaran tetap berlangsung, sekaligus juga mengundang

tanggapan dari kelas Anda?

Dari metode yang kita pelajari sejauh ini, kita telah membahas banyak hal

yang telah digunakan Yesus tapi kita belum sampai pada satu metode yang paling

sering digunakan Yesus.Di dalam Injil Sipnotik, ada sekitar 1.500 ayat yang berisi

perkataan Yesus--yang ditujukan pada sekelompok orang maupun pribadi. Di

dalam ayat-ayat itu, Yesus melontarkan lebih dari 200 pertanyaan. Itu artinya,

rata-rata satu pertanyaan untuk setiap delapan ayat.Salah satu alat paling efektif

yang digunakan Yesus di dalam mengajar adalah memberi pertanyaan pada

pendengar-Nya. Kadang-kadang pertanyaan itu bersifat retoris, kadangkala jelas,

kadangkala membingungkan. Dia adalah ahlinya dalam membuat pertanyaan yang

baik dan Dia sering menggunakannya.

Sebuah pertanyaan adalah alat mengajar yang hebat dan produktif karena

memaksa pendengar untuk melibatkan diri dalam proses pembelajaran,

mengevaluasi apa yang mereka dengar dan biasanya merumuskan opini untuk diri

mereka sendiri

Lihatlah beberapa pertanyaan Yesus yang mendalam. Ada yang dilontarkan

kepada pengikut-Nya, ada yang diajukan kepada pengkritik-Nya. Beberapa di

antaranya untuk mencerahkan, sedangkan yang lain untuk menegur.

Penerapan Teori Belajar Skiner 7

Page 8: Penerapan teori belajar skiner pada anak sekolah minggu gereja

b. DISKUSI

Selama ini berkembang pemahaman bahwa pembelajaran hanya bisa terjadi

ketika guru atau pengajar yang berbicara. Padahal sesungguhnya tidaklah

demikian. Kita telah belajar bahwa dengan melontarkan pertanyaan yang tepat,

kita bisa mengajar tanpa banyak berbicara. Cara lain untuk melakukan ini adalah

dengan metode diskusi.

Pada dasarnya, sebagai metode pengajaran, diskusi dapat dibagi menjadi tiga

kategori. Ketiga-tiganya sudah sangat umum.

1) Diskusi Terarah, dimana pengajar dengan tujuan tertentu di dalam

pikirannya berusaha mengarahkan murid-murid dalam perjalanan interaktif

ke arah kebenaran. (contoh, seorang ayah yang memimpin diskusi bersama

anak-anaknya di meja makan tentang perlunya mematuhi orang tua ketika

keluarga itu pergi berbelanja).

2) Diskusi Terpandu dimana pengajar mendorong kelompok untuk mengenali

kebenaran ketika mereka bersama-sama mencarinya dalam isi, perikop atau

topik tertentu. (Contohnya ketika dua orang bersahabat bersama-sama

mempelajari Alkitab, membuat komitmen menempatkan firman Tuhan

sebagai otoritas yang sejati dan bertekad untuk melaksanakannya).

3) Diskusi Acak, dimana ada kebebasan total dalam berdiskusi dan tidak ada

panduan atau arahan sama sekali. Soal penemuan dan pengenalan kebenaran

semata-mata berkaitan dengan kesepakatan umum (hal ini kadangkala ditemui

dalam kelompok kecil yang membahas masalah tertentu. Setiap orang

membagikan "kearifan" pribadi dan tujuannya bukanlah mencari kebenaran,

melainkan untuk mengekspresikan diri).

Penerapan Teori Belajar Skiner 8

Page 9: Penerapan teori belajar skiner pada anak sekolah minggu gereja

c. DRAMA

Bayangkanlah situasi ini : dua orang guru akan mengajarkan dosa yang dibuat

Daud bersama Betsyeba. Seorang guru memilih metode ceramah. Guru yang lain

memilih berperan sebagai Daud. Dia lalu mencurahkan isi hatinya sebagai Daud

secara monolog( bahan diambil dari 1 Samuel dan Mazmur). Coba tebak siapa

yang lebih berpeluang menarik perhatian?

Drama adalah salah satu metode pengajaran yang sangat berguna untuk

menangkap perhatian, mengaduk-aduk emosi, memaparkan suatu masalah dan

menyadarkan adanya kebutuhan tertentu. Tapi ingat , tujuannya bukanlah untuk

membuat presentasi yang dramatis, melainkan menggunakan drama untuk

menjangkau pendengar kita.

Yang dimaksud dengan drama, termasuk pula: akting, main peran, pantomim,

interaksi spontan dan pertunjukkan drama secara penuh. Elemen-elemen drama ini

pernah dipakai Yesus ketika menghadapi orang yang gagap-tuli (Mrk. 7:31-35).

Bukankah Yesus harus membuat bahasa isyarat seperti pantomim ketika Dia

berusaha berkomunikasi dengan orang yang tidak bisa bicara dan tidak bisa

mendengar?

d. PROYEK/PENUGASAN

Dalam pelayanan-Nya, Yesus berupaya mengajar dan melatih sekelompok

orang untuk melaksanakan Amanat Agung. Mula-mula , Yesus menjelaskan apa

yang harus dikerjakan para murid. Setelah itu, Dia memberi teladan bagaimana

mengerjakannya. Kemudian Dia memberi tugas (proyek) untuk mempraktikkan

apa yang telah mereka pelajari dari Dia. Ini yang disebut proyek. Proyek adalah

kesempatan dimana pembelajaran terjadi melalui pengerjaan tugas.

Penerapan Teori Belajar Skiner 9

Page 10: Penerapan teori belajar skiner pada anak sekolah minggu gereja

Pengajaran yang sejati perlu diterjemahkan secara nyata dalam kehidupan

pendengarnya; tanpa itu, pengajar hanya sekadar menghibur atau mengganggu

pendengarnya. Proyek akan membantu pendengarnya dengan cara praktis

menerapkan kebenaran itu, dengan membawa mereka dari sekadar mendengar apa

yang dikatakan menjadi mengalaminya secara langsung.

B. MEMAHAMI TEORI BELAJAR SKINNER OPERANT

CONDITIONING

1. Latar Belakang Teori Skinner

B.F. Skinner (104-1990) berkebangsaan Amerika dikenal sebagai tokoh

behavioris dengan pendekatan model instruksi langsung (directed instruction) dan

meyakini bahwa perilaku dikontrol melalui proses operant conditioning.

Gaya mengajar guru dilakukan dengan beberapa pengantar dari guru secara

searah dan dikontrol guru melalui pengulangan (drill) dan latihan (exercise).

Manajemen kelas menurut Skinner adalah berupa usaha untuk memodifikasi

perilaku (behavior modification) antara lain dengan penguatan (reinforcement)

yaitu memberi penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi

imbalan pada perilaku yang tidak tepat.

Operant Conditioning atau pengkondisian operan adalah suatu proses

penguatan perilaku operan (penguatan positif atau negatif) yang dapat

mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai

dengan keinginan. Perilaku operan adalah perilaku yang dipancarkan secara

spontan dan bebas berbeda dengan perilaku responden dalam pengkondisian

Pavlov yang muncul karena adanya stimulus tertentu. Contoh perilaku operan

Penerapan Teori Belajar Skiner 10

Page 11: Penerapan teori belajar skiner pada anak sekolah minggu gereja

yang mengalami penguatan adalah: anak kecil yang tersenyum mendapat permen

oleh orang dewasa yang gemas melihatnya, maka anak tersebut cenderung

mengulangi perbuatannya yang semula tidak disengaja atau tanpa maksud

tersebut. Tersenyum adalah perilaku operan dan permen adalah penguat

positifnya.

Skinner membuat eksperimen sebagai berikut: dalam laboratorium, Skinner

memasukkan tikus yang telah dilaparkan dalam kotak yang disebut “Skinner

box”, yang sudah dilengkapi dengan berbagai peralatan, yaitu tombol, alat

memberi makanan, penampung makanan, lampu yang dapat diatur nyalanya, dan

lantai yang dapat dialiri listrik.Karena dorongan lapar (hunger drive), tikus

berusaha keluar untuk mencari makanan. Selama tikus bergerak kesana-kemari

untuk keluar dari box, tidak sengaja ia menekan tombol, makanan keluar. Secara

terjadwal diberikan makanan secara bertahap sesuai peningkatan perilaku yang

ditunjukkan si tikus, proses ini disebut shaping.Berdasarkan berbagai

percobaannya pada tikus dan burung merpati, Skinner menyatakan bahwa unsur

terpenting dalam belajar adalah penguatan (reinforcement). Maksudnya adalah

pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulu-respon akan semakin kuat bila

diberi penguatan.

Skinner membagi penguatan ini menjadi dua, yaitu penguatan positif.

Penguatan positif sebagai stimulus, dapat meningkatkan terjadinya pengulangan

tingkah laku itu sedangkan penguatan negatif dapat mengakibatkan perilaku

berkurang atau menghilang. Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa

hadiah (permen, kado, makanan, dll), perilaku (senyum, menganggukkan kepala

untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau penghargaan

Penerapan Teori Belajar Skiner 11

Page 12: Penerapan teori belajar skiner pada anak sekolah minggu gereja

(nilai A, Juara 1 dsb). Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain:

menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau

menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa

dll).

2. BEBERAPA PRINSIP BELAJAR SKINNER

Beberapa Prinsip Belajar Skinner antara lain:

a. Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan,

jika benar diberi penguat.

b. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.

c. Materi pelajaran, digunakan sistem modul.

d. Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktivitas sendiri.

e. Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Namun ini

lingkungan perlu diubah, untuk menghindari adanya hukuman.

f. Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebagainya.

Hadiah diberikan dengan digunakannya jadwal variable rasio reinforcer.

g. Dalam pembelajaran, digunakan shaping.

3. PROSEDUR TEORI SKINNER

Prosedur Teori Skinner adalah sebagai berikut :

a. Mempelajari keadaan kelas berkaitan dengan prilaku siswa.

b. Membuat daftar penguat positif.

c. Memilih dan menentukan urutan tingkah laku yang dipelajari serta jenis

penguatnya.

Penerapan Teori Belajar Skiner 12

Page 13: Penerapan teori belajar skiner pada anak sekolah minggu gereja

d. Membuat program pembelajaran berisi urutan prilagu yang dikehendaki,

penguatan,waktu mempelajari prilaku, dan evaluasi.

4. TEKNIK – TEKNIK PEMBELAJARAN BERDASARKAN TEORI

OPERAN CONDITIONING

Teknik – teknik pembelajaran berdasarkan teori Operan Conditioning :

a. Kesatu, mempelajari keadaan kelas. Guru mencari dan menemukan perilaku

siswa yang positif atau negatif. Perilaku positif akan diperkuat dan perilaku

negative akan dikurangi.

b. Kedua, membuat daftar penguat positif. Guru mencari perilaku yang lebih

disukai oleh siswa. Perilaku yang kena hukuman dan kegiatan luar sekolah

dapat dijadikan penguat.

c. Ketiga, memilih dan menentukan urutan tingkah laku serta jenis

penguatannya.

d. Keempat, membuat program pembelajaran. Program pembelajaran ini berisi

urutan perilaku yang dikehendaki, penguatan, waktu mempelajari perilaku

dan ebaluasi. Dalam melaksanakan program pembelajaran, guru mencatat

perilaku dan penguatan yang berhasil dan tidak berhasil.

5. APLIKASI TEORI SKINNER DALAM PEMBELAJARAN

Aplikasi Teori Skinner Terhadap Pembelajaran meliputi :

Bahan yang dipelajari dianalisis sampai pada unit-unit secara organis.

Hasil berlajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan

dan jika benar diperkuat.

Penerapan Teori Belajar Skiner 13

Page 14: Penerapan teori belajar skiner pada anak sekolah minggu gereja

Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.

Materi pelajaran digunakan sistem modul.

Tes lebih ditekankan untuk kepentingan diagnostic.

Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri.

Dalam proses pembelajaran tidak dikenakan hukuman.

Dalam pendidikan mengutamakan mengubah lingkungan untuk mengindari

pelanggaran agar tidak menghukum.

Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah.

Hadiah diberikan kadang-kadang (jika perlu)

Tingkah laku yang diinginkan, dianalisis kecil-kecil, semakin meningkat

mencapai tujuan.

Dalam pembelajaran sebaiknya digunakan shaping.

Mementingkan kebutuhan yang akan menimbulkan tingkah laku operan.

Dalam belajar mengajar menggunakan teaching machine.

Melaksanakan mastery learning yaitu mempelajari bahan secara tuntas

menurut waktunya masing-masing karena tiap anak berbeda-beda iramanya.

Sehingga naik atau tamat sekolah dalam waktu yang berbeda-beda. Tugas

guru berat, administrasi kompleks.

6. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI SKINNER

a. Kelebihan

Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya. hal

ini ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung dengan

Penerapan Teori Belajar Skiner 14

Page 15: Penerapan teori belajar skiner pada anak sekolah minggu gereja

adanya pembentukan lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan akan

meminimalkan terjadinya kesalahan.

b. Kekurangan

Tanpa adanya sistem hukuman akan dimungkinkan akan dapat membuat anak

didik menjadi kurang mengerti tentang sebuah kedisiplinan. hal tersebuat akan

menyulitkan lancarnya kegiatan belajar-mengajar. Dengan melaksanakan mastery

learning, tugas guru akan menjadi semakin berat.

Beberapa Kekeliruan dalam penerapan teori Skinner adalah penggunaan

hukuman sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan siswa. Menurut Skinner

hukuman yang baik adalah anak merasakan sendiri konsekuensi dari

perbuatannya. Misalnya anak perlu mengalami sendiri kesalahan dan merasakan

akibat dari kesalahan. Penggunaan hukuman verbal maupun fisik seperti: kata-

kata kasar, ejekan, cubitan, jeweran justru berakibat buruk pada siswa.

Selain itu kesalahan dalam reinforcement positif juga terjadi didalam situasi

pendidikan seperti penggunaan rangking Juara di kelas yang mengharuskan anak

menguasai semua mata pelajaran. Sebaliknya setiap anak diberi penguatan sesuai

dengan kemampuan yang diperlihatkan sehingga dalam satu kelas terdapat banyak

penghargaan sesuai dengan prestasi yang ditunjukkan para siswa: misalnya

penghargaan di bidang bahasa, matematika, fisika, menyanyi, menari atau

olahraga

Penerapan Teori Belajar Skiner 15

Page 16: Penerapan teori belajar skiner pada anak sekolah minggu gereja

BAB III

KESIMPULAN

1. Sekolah Minggu Gereja Kristen adalah kegiatan pembelajaran Agama

Kristen untuk anak-anak dari balita hingga kelas 6 tingkat sekolah dasar.

Dalam kegiatan sekolah minggu ini masih belum menggunakan media khusus

sekolah minggu yang beragam. Oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas

kegiatan sekolah minggu dan menarik minat anak-anak untuk lebih aktif dan

rajin datang ke sekolah minggu, dibuatlah media pembelajaran untuk kegiatan

sekolah minggu.

2. Memahami sejarah sekolah minggu yang ada, kita dapat menangkap beberapa

hal berikut:

Gereja dipanggil secara nyata untuk membawa damai sejahtera Allah.

Gereja dipanggil bukan hanya mengajarkan Alkitab kepada anak-anak,

tetapi juga menumbuhkembangkan seluruh (totalitas) diri anak. Artinya,

pembinaan yang menyeluruh (holistik) tidak sekedar pengetahuan

Alkitab, dan hidup percaya kepada Kristus, tetapi juga mendidik

mengajarkan, cara hidup dan kasih Yesus, kesopanan, tata susila

bermasyarakat bagi seluruh kehidupan anak.

Dalam menjawab persoalan dan tantangan kekinian yang dihadapinya,

gereja mesti mengupayakan sekolah minggu yang sesuai dengan konteks,

yang mampu menjawab tantangan jaman, dan yang membumi.

3. Operant Conditioning atau pengkondisian operan adalah suatu proses

penguatan perilaku operan (penguatan positif atau negatif) yang dapat

Penerapan Teori Belajar Skiner 16

Page 17: Penerapan teori belajar skiner pada anak sekolah minggu gereja

mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang

sesuai dengan keinginan.

Perilaku operan adalah perilaku yang dipancarkan secara spontan dan bebas

berbeda dengan perilaku responden dalam pengkondisian Pavlov yang

muncul karena adanya stimulus tertentu

4. Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya. hal

ini ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung

dengan adanya pembentukan lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan

akan meminimalkan terjadinya kesalahan.

5. Teori Belajar Skinner Operant Conditioning sangat tepat untuk diterapakan

Bagi Pembelajaran Anak Sekolah Minggu Gereja, karena pada

memebelajaran ini dapat membuat para pembelajar lebih baik terpusat pada

anak didik.

Penerapan Teori Belajar Skiner 17

Page 18: Penerapan teori belajar skiner pada anak sekolah minggu gereja

DAFTAR PUSTAKA

Dakir. 1993. Dasar –dasar psikologi. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Dimyati,Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta.2009.

Hawadi, Reni Akbar. Psikologi Perkembangan Anak:Mengenal sifat, bakat dan

kemampuan anak.    Jakarta:Grasindo. 2001

http://www.sabdaspace.org/sekolah_minggu_bikin_anak_bodoh

http://sabda.org/pepak/node/6697

http://www.gurusekolahminggu.com/index.php?

option=com_content&view=article&id=67:metode&catid=31:artikell

&Itemid=56

http://www.gkihalimun.org/kegiatan-pembangunan-jemaat/artikel-bina-iman/

sekolahminggudangurusekolahminggu

Kadarmanto, Ruth S. Tuntunlah ke Jalan yang Benar: Panduan Mengajar Anak

diJemaat.     Jakarta:STTJ    dan       BPK-GM. 2004

Lie, Paulus. Mereformasi Sekolah Minggu. Yogyakarta : Andi Offset. 2003

Lie, Paulus. Teknik Kreatif dan terpadu dalam mengajar Sekolah Minggu.

Yogyakarta: AndiOffset.    2003

Lie, Paulus. Mengajar Sekolah Minggu yang Kreatif. Yogyakarta:Andi Offset.

1997

Skinner, B.F. 2002. Operant Conditioning. B. F. Skinner Foundation. All Rights

Reserved,

Soekamto, Toeti. 1986. Teori belajar dalam sistem instruksional. Makalah

disampaikan pada pelatihan sistem instruksional di Pustekkom

Penerapan Teori Belajar Skiner 18