penerbitan buku referens islam di indonesia (tinjauan

118
0 Laporan Penelitian Berbasis Publikasi Nasional PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan Terhadap Aspek Bisnis dan Non Bisnis) Disusun oleh: Siti Maryam, S.Ag, M.Hum Nuryudi, S.Ag, MLIS. Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2014

Upload: hoangque

Post on 12-Jan-2017

232 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

0

Laporan Penelitian Berbasis Publikasi Nasional

PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM

DI INDONESIA

(Tinjauan Terhadap Aspek Bisnis dan Non Bisnis)

Disusun oleh:

Siti Maryam, S.Ag, M.Hum

Nuryudi, S.Ag, MLIS.

Pusat Penelitian dan Penerbitan

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2014

Page 2: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

LEMBAR PENGESAHAN

Kepala Pusat Penelitian dan Penerbitan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

telah mengesahkan penelitian dengan judul:

Penerbitan Buku Referensi Islam di Indonesia

(Tinjauan Terhadap Aspek Bisnis dan Non Bisnis)

Oleh

Siti Maryam, M.Hum

Nuryudi, MLIS

Mengesahkan:

A/N. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kepala Pusat Penelitian dan Penerbitan

----------------------------------------------------------

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2014

Page 3: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

Laporan Penelitian Berbasis Publikasi Nasional

PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM

DI INDONESIA

(Tinjauan Terhadap Aspek Bisnis dan Non Bisnis)

Oleh

Siti Maryam, M.Hum

Nuryudi, MLIS

dibawah bimbingan/reviewer

Dr. Muhammad Zuhdi, Phd

NIP. 19720704 199703 1 002

PUSAT PENELITIAN DAN PENERBITAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2014

Page 4: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

i

Penelitian tentang penerbitan buku referens Islam di Indonesia ini merupakan

penelitian deskripstif analitis dengan pendekatan kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengeksplorasi dan menjelaskan dua aspek dalam penerbian buku referens Islam

yaitu aspek bisnis (ekonomi) dan aspek non bisnis. Pengumpulan data dilakukan melalui

wawancara mendalam dengan empat informan dari penerbit yang khusus menerbitkan

buku-buku referens bidang kajian Islam, yaitu: Ichtiar Baru van Hoeve, Lentera Abadi,

Pustaka Kamil, dan Penerbit Almahira.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sisi bisnis dapat dinyatakan bahwa

penerbitan di bidang keIslaman saat ini sangat menjanjikan dan semakin berkembang

cukup pesat. Ada beberapa faktor yang berpengaruh, diantaranya adalah pertumbuhan

ekonomi, strategi, ideologi dan juga kreatifitas serta keahlian para penerbit buku Islam

tersebut dalam aktifitas bisnisnya. Dari aspek bisnis para penerbit buku referens Islam

tersebut memiliki kreativitas dan beberapa strategi diantaranya: 1) melakukan analisis

kebutuhan untuk menciptakan produk yang lebih diterima oleh masyarakat luas, misalnya

dengan proses edit pra-cetak yang sangat ketat; 2) memilih untuk menerbitkan produk

premium atau edidi lux yang didesain secara khusus format dan isinya, dan ditujukan

untuk segmen kelas menengah ke atas; 3) mengedepankan kelengkapan format dan

ketuntasan konsep tema. Selain itu bisnis buku referens Islam juga membutuhkan

keahlian diantaranya keahlian untuk menganalisa kebutuhan pasar sehingga para penerbit

tersebut mengetahui tema-tema apa yang dibutuhkan oleh masyarakat luas, dan

mengetahui nama-nama penulis yang dapat diterima oleh masyarakat luas, juga keahlian

atau penguasaan tentang isi dari buku yang diterbitkan itu sendiri.

Disamping aspek bisnis, aspek non bisnis juga cukup berpengaruh terhadap

kelangsungan dan perkembangan penerbitan buku referens Islam di Indonesia. Diantara

faktor non bisnis ini adalah: 1) cita-cita atau keinginan para penerbit untuk

menyumbangkan sesuatu yang berharga dan bermanfaat untuk kemajuan masyarakat

yang beradab, turut mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia khususnya umat Islam,

yaitu dengan menyediakan sumber-sumber bacaan ke-Islaman yang otoritatif dan

berkualitas, 2) Ghirah kegamaan, dalam hal ini penerbit menjalankan usaha penerbitan

buku Islam sebagai ibadah, bukan sebagai bisnis semata-mata, karenanya para penerbit

tidak semata-mata menghitung dan mengejar keuntungan dalam menerbitkan buku

referens tersebut. 3) Adanya keinginan penerbit untuk mengisi kekosongan atau

minimnya buku referens Islam di Indonesia, sehingga meskipun memerlukan biaya

produksi yang besar mereka tetap berupaya menerbitkan buku referens tersebut sebagai

upaya untuk memenuhi kekosongan tersebut; 4) Keinginan untuk meningkatkan minat

baca dan memperbaiki citra buku Islam. Beberapa waktu lalu, ada anggapan bahwa

buku-buku Islam itu tidak berkualitas, tipis, tidak menarik dan murah harganya, sehingga

orang malas membacanya. Karena itu penerbit kemudian menerbitkan buku-buku

referens Islam yang jauh lebih bagus dan berkualitas baik format, isi, dan kemasannya

sehingga masyarakat tertarik untuk membeli dan membacanya, bahkan merasa bangga

memiliki buku tersebut. Dengan demikian diharapkan minat baca masyarakat meningkat.

Pemilihan tema-tema buku referens Islam yang dapat diterima oleh semua

kalangan muslim Indonesia juga merupakan hal penting yang memperngaruhi

perkembangan penerbitan buku referens Islam di Indonesia. Maka dapat disimpulkan

bahwa aspek bisnis maupun non bisnis merupakan dua faktor yang mendorong

perkembangan penerbitan buku referens Islam di Indonesia.

Page 5: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

ii

Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahil Rabbil ‘Alamiin, rasa syukur penulis

panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan „inayah-Nya, maka

penelitian dengan judul “Penerbitan Buku Referens Islam di Indonesia” ini

dengan segala keterbatasan dan kekurangannya telah dapat terselesaikan.

Selanjutnya penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga

kepada pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu

terlaksananya penelitian ini, khususnya kepada Ketua Lemlit UIN Jakarta beserta

seluruh jajarannya yang telah memfasilitasi terlaksananya penelitian ini.

Rasa terima kasih yang tak terhingga juga penulis khusus sampaikan untuk Dr.

Muhammad Zuhdi, Phd selaku reviewer yang telah memberikan begitu banyak

masukan yang sangat berharga bagi penelitian ini. Selanjutnya ungkapan terima

kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada para narasumber atau

informan yang telah bersedia dan meluangkan waktunya untuk peneliti melakukan

wawancara dalam rangka pengambilan data untuk penelitian ini yaitu:

1) Bpk Abdul Ghafar dari penerbit Almahira,

2) Ibu Starlita, dari Penerbit Ichtiar Baru Van Hoeve,

3) Bapak Muhammad Kosim dari PT. Kamil Pustaka, dan

4) Bpk. Budi Sudarmono dari Penerbit Lentera Abadi

Tanpa bantuan Bapak dan Ibu narasumber penelitian ini tidak mungkin dapat

terselesaikan. Sekali lagi kami sampaikan terima kasih atas kerjasamanya.

Terakhir, penulis menyadari benar bahwa dengan keterbatasan yang ada maka

laporan penelitian ini masih diwarnai dengan banyak kekurangan dan kelemahan

di sana sini, karenanya kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca sangat

kami diharapkan. Akhirul kalam, penulis berharap laporan ini akan dapat

memberikan manfaat bagi para pembaca sekalian.

Page 6: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

iii

Kata Pengantar ..…………………………………………………… i

Daftar Isi ……………………………………………………………. ii

Bab I PENDAHULUAN ………………………….………… 1

A. Latar Belakang ……………………………………. 1

B. Masalah Penelitian ………….………………………… 2

C. Tujuan Penelitian …………………………………… 3

D. Siginikansi dan Manfaat penelitian ………………..… 3

E. Kerangka Konseptual …………………………… 4

E. Sistematika Laporan …………………………… 4

Bab II TINJAUN LITERATUR …………………………………… 7

A. Sekilas tentang Buku ………………………………… 7

B. Buku Referens ………….…………………………… 9

C. Industri Penerbitan Buku …………………………… 16

D. Sekilas Tentang Penerbitan Buku Islam di Indonesia… 21

E. Faktor Penerbitan Buku Referens …………................ 26

F. Penelitian Terdahulu …………………………… 33

Bab III METODOLOGI PENELITIAN …………………………… 35

A. Jenis Penelitian …………………………………… 35

B. Teknik Pengambilan Data …………………………… 35

C. Informan ……………………………………………… 36

D. Teknik Analisa Data …………………….…………… 36

E. Subjek Penelitian(Profil Penerbit) ………………….… 38

F. Waktu Penelitian …………………………………….. 47

Bab IV ASPEK BISNIS PENERBITAN BUKU REFRENS ISLAM 49

A. Aspek Bisnis ..............................................................… 50

B. Strategi Bisnis .................................…………………… 51

C. Aktifitas Bisnis.............………………………………… 59

D. Dinamika Perkembangan Bisnis...…………………….. 74

E. Kendala dan Tantangan……………………………….... 77

Page 7: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

iv

Bab V ASPEK NON BISNIS PENERBITAN BUKU REFRENS

ISLAM ……………………………………………………. 82

A. Pendahuluan ……….…………………………… 82

B. Aspek Non Bisnis ……………………..…………….... 83

1. Visi dan Misi Penerbit ……………………. 86

2. Semangat Keagamaan……………………………….. 89

3. Perbaikan Citra Buku Islam ……………………….. 92

4. Kebijakan Tema Produk ……………………. 94

5. Aspek Lain ……………………………………. 97

Bab VI PENUTUP ……………………………………………. 99

A. Kesimpulan ……………………………………………. 99

B. Rekomendasi ……..…………………………………… 101

DAFTAR PUSTAKA

BIODATA PENELITI

LAMPIRAN

Page 8: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 1 - Pendahuluan

- 1 -

Bab 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penerbitan buku Islam di Indonesia beberapa dekade terakhir menunjukkan

perkembangan yang menggembirakan. Buku Islam dengan bermacam tema setiap

tahun terbit dengan jumlah yang semakin meningkat. Salah satu bentuk buku yang

turut mewarnai penerbitan buku Islam ini adalah buku referens Islam. Buku

referens adalah buku-buku yang memiliki karakteristik tersendiri berbeda dengan

buku teks atau monograf pada umumnya. Diantara karakteristik buku referens

adalah tidak harus dibaca secara komprehensif, tetapi hanya digunakan secara

parsial (hanya dibaca bagian yang diperlukan saja). Ciri lainnya ialah bahwa

buku referens umumnya diterbitkan secara bervolume atau berjilid dan dengan

ukuran besar dan tebal. Diantara bentuk buku referens adalah ensiklopedi, kamus,

direktori, bibliografi, sumber biografi dan sumber geografi, indeks, dan juga

bentuk buku referens lainnya.

Berbicara tentang penerbitan buku tentu saja tidak bisa lepas dari

pembicaraan mengenai aspek bisnis dari suatu penerbitan itu sendiri. Seperti

diketahui bahwa pada umumnya suatu penerbit bersedia menerbitkan suatu buku

karena memang untuk tujuan komersial, dan setiap penerbit biasanya melakukan

seleksi yang cukup ketat mengenai buku yang akan diterbitkannya terutama dari

aspek penjualannya. Apabila suatu buku diprediksi tidak akan laris di pasaran

maka kemungkinan penerbit tidak akan bersedia menerbitkannya, kecuali dalam

jumlah terbatas dan untuk kepentimgan tertentu saja.

Terkait dengan hal tersebut maka cukup menarik bila kita membahas tentang

penerbitan buku referens, mengapa? Karena seperti telah diutarakan bahwa pada

umumnya buku referens diterbitkan dengan jumlah halaman yang sangat tebal

bahkan seringkali bervolume atau berjilid-jilid, tentu saja hal ini membutuhkan

biaya cetak yang tidak sedikit. Di samping itu buku referens biasanya melibatkan

banyak pengarang (contributor), dan sekali lagi tentu menambah besaran biaya

yang diperlukan. Jadi dapat dikatakan bahwa untuk menerbitkan buku referens

Page 9: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 2 - Pendahuluan

- 2 -

dibutuhkan biaya produksi yang lebih besar bila dibandingkan dengan buku teks

atau monograf biasa.

Di sisi lain buku referens karena tebal dan atau berjilid maka harganya pun

menjadi sangat mahal, dan karenanya orang jarang membeli buku referens. Hal

lain yang juga membuat tingkat penjualan buku referens tidak seperti buku teks

atau monograf pada umumnya adalah karena memang buku referens hanya

digunakan atau hanya dibaca bagian tertentu saja manakala diperlukan. Dan

biasanya buku referens tidak dijual di toko-toku buku melainkan dijual secara

direct seling di mana para marketing langsung menawarkannya kepada para

calon pembeli, tentunya hal ini akan menambah lagi biaya.

Dari uraian di atas kita dapat menangkap sepertinya terjadi suatu kontradiksi

dalam penerbitan buku referens di mana biaya produksi tinggi sementara tingkat

penjualan tidak tinggi. Namun demikian pada kenyataannya penerbitan buku

referens ke-Islaman di Indonesia terus saja berjalan bahkan dari tahun ke tahun

jumlahnya meningkat. Maka penulis tertarik untuk melakukan suatu kajian atau

penelitian mengenai apa yang terjadi di balik penerbitan buku referens ke-Islaman

tersebut, terutama dari aspek motivasinya, baik motif ekonomi (bisnis) maupun

aspek lainnya seperti aspek ideologis misalnya.

Dari latar belakang itulah maka penulis ingin melakukan penelitian dengan

judul Penerbitan Buku Referens Islam di Indonesia: Tinjauan terhadap Aspek

Bisnis dan Non Bisnis .

B. Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas maka beberapa masalah dalam penelitian

ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Aktifitas bisnis dalam penerbitan buku referens Islam di Indonesia

2. Aspek non bisnis dalam penerbitan buku referens Islam di Indonesia

3. Dinamika perkembangan dalam penerbitan buku referens Islam di

Indonesia

Page 10: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 3 - Pendahuluan

- 3 -

4. Kendala dan tantangan dalam penerbitan buku referens Islam di Indonesia

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data atau informasi

mengenai berbagai faktor yang mendorong penerbian buku referens ke-Islaman di

Indonesia, dan mengetahui faktor mana yang paling dominan. Tujuan lain dari

penelitan ini adalah untuk memperoleh gambaran konkrit mengenai dinamika

penerbitan buku referens ke-Islaman di Indonesia. Secara rinci tujuan penelitian

ini adalah untuk:

1. Mendeskripsikan fenomena tentang aspek bisnis dalam penerbitan buku

referens Islam di Indonesia

2. Mendeskripsikan fenomena tentang aspek-aspek non bisnis dalam

penerbitan buku referens Islam di Indonesia

3. Mendeskripsikan fenomena mengenai dinamika perkembangan buku

referens Islam di Indonesia meliputi (tema-tema dan trend pemasaran buku

referens ke-Islaman)

4. Mendeskripsikan berbagai kendala dan tantangan dalam penerbitan buku

referens Islam di Indonesia

D. Signifikansi dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini perlu dan penting dilakukan karena hasil yang diperoleh akan

bermanfaat antara lain sebagai berikut:

1. Bagi penulis menambah wawasan mengenai dunia penerbitan buku ke-

Islaman di Indonesia khususnya buku referens

2. Menambah khazanah (literatur) bidang ilmu perpustakaan terutama

tentang dunia penerbitan dan lebih spesifik lagi adalah mengenai

penerbitan buku referens Islam di Indonesia.

Page 11: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 4 - Pendahuluan

- 4 -

3. Diperoleh informasi mengenai dinamika perkembangan buku referens

Islam di Indonesia meliputi (tema-tema dan trend pemasaran buku referens

ke-Islaman)

4. Memperoleh informasi mengenai berbagai kendala yang terjadi dalam

penerbitan buku referens Islam di Indonesia.

E. Kerangka Konseptual

Seperti diketahui bahwa penerbitan suatu buku tentu dipengaruhi atau

dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor ekonomi atau

bisnis. Saat ini penerbitan merupakan bisnis yang besar dan berkembang

terus-menerus. Tetapi bisnis bukan merupakan satu-satunya faktor bagi

penerbitan tersebut, ada faktor lain yang bisa jadi lebih berperan terutama

terkait dengan penerbitan buku referens mengingat jenis buku ini memerlukan

biaya produksi yang tinggi tetapi tingkat penjualan yang relatif berbeda

dengan monograf. Hal inilah yang hendak diteliti lebih jauh. Karena itu maka

kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan secara sederhana

pada desain grafis sebagai berikut:

Dari gambar desain penelitian tersebut diatas direncanakan bahwa

penelitian ini diarahkan pada upaya pengungkapan fenomena dinamika

Penerbitan Buku Referens Islam secara up-to-date dan komprehensif di

Indonesia. Aspek-aspek pendekatan tersebut diatas (terutama factor ideologis,

Penerbitan

Buku Referens

Islam

Dinamika

?

Aspek

Non Bisnis

Aspek

Bisnis

Page 12: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 5 - Pendahuluan

- 5 -

ekonomi-bisnis dan factor-faktor lain) akan diteliti dan dibahas secara

mendalam.

Aspek ekonomi-bisnis sudah menjadi alasan utama dan lazim berkaitan

dengan perkembangan dan kemajuan eksistensi penerbitan beragam koleksi

buku yang boleh jadi termasuk koleksi referensi ke-Islaman. Sedangkan

aspek ideologis juga dapat menjadi alasan utama para penerbit untuk

menerbitkan koleksi referensi Islam. Sudut pandang ini dapat berupa prinsip-

prinsip atau keyakinan yang dijadikan pedoman dalam setiap upaya penerbitan

koleksi referens oleh para penerbit yang bersangkutan. Boleh jadi prinsip

tersebut berakar dan berwujud seperti semangat keagamaan – dimana gagasan,

sikap dan corak karya merukapan bagian cita-cita dan amal perbuatan sesuai

dengan keyakinannya; semangat kebangsaan (nasionalisme)-dimana penertbit

merasa ikut bertanggung jawab dalam mencerdaskan kehidupan bangsa; atau

alasan idealism yang lain.

Namun demikian, masih juga terdapat aspek-aspek atau faktor-faktor lain

yang menjadi pendorong kemajuan dan kemunduran penerbitan jenis koleksi

terkait. Upaya pengungkapan fenomena ini dapat dilakukan dengan penelitian

kualitatatif untuk mengetahui motif perkembangan penerbitan koleksi

referensi ke-Islaman yang sebenarnya terjadi dengan mencari dan menemukan

data yang relevan, valid dan realiable dari sumber-sumber yang ditentukan.

F. Sistematika Laporan

Hasil penelitian ini akan dilaporkan dalam lima bab dan akan ditambah

dengan berbagai lampiran yang diperlukan. Adapun sistematika laporan

tersebut adalah sebagai berikut:

Bab I berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang permasalahan,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat/signifikansi

penelitian, literatur review, dan sistematika laporan.

Bab II berisi landasan teoritis yang akan membahas tentang buku referens,

penerbitan, aspek bisnis dalam penerbitan, dan aspek lain dalam

penerbitan.

Page 13: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 6 - Pendahuluan

- 6 -

Bab III berisi uraian mengenai metodologi yang digunakan alam penelitian

ini

Bab IV menguraikan hasil penelitian mengenai faktor-faktor bisnis dalam

penerbitan buku referens Islam di Indonesia

Bab V Membahas hasil penelitian mengenai aspek atau faktor-non bisnis

dalam penerbitan buku refrens Islam di Indonesia

Bab VI Kesimpulan hasil penelitian.

Page 14: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 7 - Tinjauan Literatur

- 7 -

Bab II

TINJAUAN LITERATUR

A. SEKILAS TENTANG BUKU

Buku merupakan bahan bacaan yang sudah banyak dikenal secara luas

oleh masyarakat, yang umumnya berbentuk tercetak. Secara bahasa buku dartikan

sebagai lembar kertas yg berjilid, berisi tulisan atau kosong.1 Buku memiliki

beberapa kelebihan dari media lain dalam beberapa hal, diantaranya adalah dalam

hal kedalaman cakupannya, bentuknya yang permanen, ketersediaannya mudah

diketahui, aksesnya mudah dilakukan, dan modelnya secara fisik unik dan

menarik serta sudah dikenal masyarakat luas. Demikian pula harganya yang relatif

murah dan terjangkau.

Buku merupakan media yang keberadaannya dalam masyarakat memiliki

daya tahan yang kuat dimana di dalamnya berbagai macam ide gagasan dan

pengetahuan dapat dikomunikasikan dengan sistematis, serta keadaan sosial

budaya masyarakat dapat digambarkan dengan jelas, ilmu pengetahuan dan

teknologi dikembangkan terus-menerus juga melalui buku. Dengan demikian

maka tidak salah bila buku merupakan sumber informasi utama bagi berbagai

kalangan untuk menggali pengetahuan dan informasi baru seperti bagi para

peneliti, pelajar, mahasiswa, pembaca pada umumnya dan para penggiat media

yang lain. Karenanya, buku merupakan sarana yang tepat untuk menumbuhkan

nilai-nilai kebaikan, seperti moral, demokrasi, rasa kebersamaan dan sebagainya

di kalangan masyarakat luas.

Buku memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan ilmu

pengetahuan, budaya, seni, dan juga teknologi. Ignas Kleden menulis bahwa

dilihat dari segi budaya buku memiliki tiga fungsi yang berbeda tetapi saling

berkaitan, yaitu buku sebagai produk budaya (cultural product), buku sebagai

tingkah laku budaya (cultural behavior), dan buku sebagai proses produksi

1 http://kamusbahasaindonesia.org/

Page 15: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 8 - Tinjauan Literatur

- 8 -

budaya. 2 Ignas lebih jauh menjelaskan bahwa sebagai sebagai produk budaya

buku adalah benda yang menjadi perwujudan fisik dari pikiran, perasaan, dan

pengalaman manusia. Sebagai kebudayaan fisik dan dalam kedudukannya sebagai

artifak buku merupakan benda fisik yang telah berdiri sendiri. Buku merupakan

suatu karya yang selesai, obyektif dan fixed. Ia tidak lagi tergantung pada

pengarangnya, dan ia telah membuka diri untuk digunakan oleh orang lain yang

mungkin saja memiliki pengertian dan maksud yang berbeda bahkan bertentangan

dengan maksud si penulis buku tersebut. Dan sebagai tingkah laku budaya buku

dilihat baik dari sudut pembaca maupun penulisnya, dalam hal ini pembaca akan

mencari informasi atau menambah pengetahuan ataupun mencari hiburan dengan

cara membaca buku. Sebagai proses produksi budaya, maka menulis buku berarti

membekukan dan membakukan pikiran dan perasaan secara fisik dalam aksara.

Dengan menulis buku melalui fiksasi fisik oleh aksara maka wacana lisan dibuat

tidak lagi berubah, apa yang sudah tertulis tidak akan hilang lagi. Berkat tulisan

maka karya-karya bahasa menjadi sama mandirinya dengan sebuah hasil pahatan.3

Jika dilihat dari format atau bentuk fisiknya maka buku pada mulanya

terbit dalam bentuk tercetak (printed) tetapi pada perkembangannya kemudian ada

buku yang terbit dalam format lain misalnya dalam bentuk mikro dan ada juga

dalam bentuk elektronik. Buku dalam format tercetak sudah mulai berkembang

pesat sejak ditemukannya mesin cetak oleh Johan Guternburgh yakni sekitar tahun

1450 M. Selama berpuluh-puluh tahun buku cetak ini menjadi bentuk buku yang

paling banyak diproduksi bahkan hingga saat ini ketika teknologi informasi sudah

sedemikian canggih dan industri penerbitan banyak beralih ke bentuk digital,

bentuk buku cetak tetap masih banyak terbit dan diminati oleh masyarakat

pembaca. Hal ini disebabkan oleh karakteristik dan kelebihan dari buku cetak itu

sendiri, diantranya ia tidak lagi membutuhkan energi listrik untuk dimanfaatkan

atau dibaca; tidak lagi perlu layanan purna jual seperti pemeliharaan koneksi

jaringan akses internet, seperti yang terjadi pada buku elekttronik (e-book).

2 Ignas Kleden, Buku di Indonbesia: Perspektif Ekonomi Politik tentang Kebudayaan,

dalam Buku dalam Indonesia Baru. Jakarta: Yayasan Obor 1999: 22

3 Ibid, Kleden, hal. 23-68

Page 16: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 9 - Tinjauan Literatur

- 9 -

Adapun jika dilihat dari segi isi atau konten informasinya serta sistematika

penyajiannya maka buku dapat dikategorikan menjadi monograf, buku referens,

dan buku seri. Monograf adalah buku yang terbit tunggal, dan ia membahas satu

topik khusus bidang ilmu pengetahuan secara tuntas. Yang tergolong jenis buku

ini diantaranya adalah buku teks (textbook). Adapun buku seri adalah buku yang

membahas suatu bidang ilmu tertentu tetapi diterbitkan secara berseri di mana

antara satu seri dan seri yang lain berkaitan. Buku seri ini biasanya memiliki satu

judul kumulatif dan tiap seri memiliki judul masing-masing.

B. Buku Referens

Bentuk buku bermacam-macam ada yang dinamakan monograf, ada yang

dinamakan seri monograf, dan ada buku referens, masing-masing memiliki

karakteristik yang berbeda. Berikut akan dibahas seputar buku refrens.

1. Pengertian Referens

Disamping buku monograf dan buku seri, masih ada satu lagi jenis buku

yaitu yang dikenal sebagai buku referens. Secara lughawi banyak kata-kata

bermiripan yang menjadi arti dari istilah referens. Istilah referens ini berasal dari

bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja (verb), „refer [+ to]‟, yang berarti

menunjuk, berkenaan, mengenai, atau mengarahkan.4 Sumber lain menerangkan

dengan arti „menyebutkan‟, „mengarahkan dengan menyebutkan‟, „memiliki

sumber informasi, atau untuk dikonsultasikan‟. „to direct attention to something

by mentioning it‟, ... to have resoruce to some thing; to consult it‟5 . Sementara

istilah referensi adalah bentuk kata benda (noun). Seperti kata kerjanya, Istilah

referensi juga memiliki beberapa penjelasan arti yang bervariasi dan bermiripan,

yang salah satunya lebih tepat dalam bahasan ini adalah sebagai sumber informasi

4 John M. Echols dan Hassan Shadily. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia,

1975. Hal. 472. 5 Robert Allen (ed). The New Penguin English Dictionary. New York: Penguin Books,

p. 1174.

Page 17: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 10 - Tinjauan Literatur

- 10 -

dimana pencari informasi dapat merujuk kepadanya, „ a source of information, e.g.

a book or passage, to which a reader or inquirer is referred.‟6.

Jadi buku referens adalah buku yang memiliki karakteristik berbeda

dengan buku teks (monograf) maupun buku seri. Diantara karakteristik tersebut

adalah:

a. Buku referens secara umum dibuat bukan untuk dibaca secara keseluruhan,

hanya tetapi digunakan atau dibaca bagian-bagian tertentu saja sesuai

kebutuhan si pembaca

b. Susunan buku referens biasanya alfabetis atau susunan lain yang berbeda

dengan susunan monograf ataupun buku seri

c. Buku referens terutama ensiklopedi umumnya disusun oleh lebih dari satu

orang pengarang. Biasanya satu artikel atau satu pembahasan di dalam

sebuah esniklopedi ditulis oleh satu orang, sehingga semakin banyak

artikel semakin banyak penulisnya.

d. Buku referens biasanya dicetak dalam format tebal bahkan seringkali

berjilid.

2. Jenis Buku Referens

Koleksi referens merupakan sekumpulan sumber informasi baik berbentuk

tercetak maupun elektronik. Dalam bahasan ini lebih diutamakan penjelasan

tentang koleksi referensi dalam bentuk tercetak. Koleksi referensi merupakan

bahan-bahan pustaka yang biasanya dimiliki oleh perpustakaan ataupun di luar

perpustakaan yang secara intelektual disusun dalam berbagai bentuk. Koleksi ini

dipergunakan sebagai sumber tuntuk memperoleh informasi tertentu secara

spesifik, tidak untuk dibaca secara keseluruhan, tetapi hanya dirujuk dan dibaca

pada bagian-bagian (halaman) tertentu saja. Di dalam perpustakaan koleksi ini

biasanya hanya boleh dibaca di tempat, tidak untuk dipinjamkan dibawa pulang.

Terdapat beberapa jenis koleksi referens, yakni:

1) Ensiklopedi

2) Kamus

6 Ibid. Robert Allen. p. 1174.

Page 18: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 11 - Tinjauan Literatur

- 11 -

3) Buku tahunan/ almanak

4) Buku direktori / petunjuk

5) Buku pegangan dan buku pedoman

6) Bibliografi

7) Indeks dan abstrak

8) Sumber-sumber ilmu bumi

9) Penerbitan pemerintah, dan

10) Sumber biografi. 7

Beragam jenis koleksi referens tersebut di atas memilki pengertian dan fungsi

masing-masing yang bersifat khas, sebagai berikut:

1) Buku Ensiklopedia merupakan salah satu jenis koleksi referens yang di

dalamnya terdiri dari himpunan ringkasan-ringkasan dari ilmu pengetahuan

yang penting untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Setiap entri

ringkasan ilmu pengetahuan tersebut disusun secara sistematis, baik secara

alphabetis maupun dengan cara lain sehingga mudah unuk ditelusuri.

Umumnya, koleksi ensiklopedia berfungsi untuk menjawab pertanyaan

informasi apa, bagaimana, dimana dan mengapa, serta pertanyaan-

pertanyaan lain yang relevan.

2) Buku kamus merupakan salah satu jenis koleksi referens yang berisi daftar

kata-kata atau istilah-istilah (terminologi) dalam suatu bahasa atau suatu

subject tertentu yang disusun secara sistematis, biasanya secara alphabetis.

Kamus biasanya memberikan definisi atau keterangan arti setiap istilah yang

didaftar di dalamnya dan juga memberikan kerangan bagaimana penggunaan

setiap istilah / kata tersebut.

3) Buku direktori (petunjuk) adalah merupakan salah satu jenis koleksi referens

yang biasanya berisi daftar informasi secara lengkap tentang nama-nama,

alamat, nomor kontak dsb. dari para tokoh masyarakat, badan-badan usaha,

lembaga-lembaga, atau berbagai unit profesi lain.

7 Amin Abdullah. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan. UIN SUKA FAH IPI, 2007. Hal.

227.

Page 19: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 12 - Tinjauan Literatur

- 12 -

4) Buku pedoman (manual) atau buku pegangan (handbook), merupakan salah

satu jenis terbitan koleksi referens yang pada umumnya memuat informasi

berupa keterangan-keterangan tentang suatu bidang tertentu atau beberapa

bidang, yang disajikan secara ringkas dalam bentuk yang praktis dan padat.

Kedua model buku ini serupa tetapi ada sedikit perbedaan, terkadang orang

sulit menemukan hal-hal yang membedakannya. Buku pegangan merupakan

sumber referensi singkat, isinya meliputi berbagai macam data, sedangkan

buku pedoman memuat petunjuk mengenai bagaimana melakukan sesuatu,

kemana dan apa yang harus dikerjakan. 8 Handbook memberikan informasi

tentang nasehat-nasehat atau instruksi-instruksi berkenaan dengan bagaimana

mengerjakan tugas-tugas yang bersifat praktis. Sementara manual merupakan

sebuah buku yang membicarakan tentang bagaimana mengerjakan sesuatu

atau bagaimana suatu [alat] bekerja dalam sistem kerja mesin. Bisa juga

berupa instruksi-instruksi. 9

5) Buku bibliografi merupakan salah satu jenis koleksi referens yang biasanya

berisi suatu daftar terbitan bahan pustaka baik dalam bentuk buku maupaun

dalam bentuk yang lain. menurut macamnya bibliografi dapat memuat daftar

terbitan dalam berbagai subject atau terbatas dalam satu subject tertentu.

Adakalanya bibliografi juga menunjukkan atau memberikan uraian singkat

mengenai informasi sumbject terkait.

6) Buku tahunan adalah salah satu jenis koleksi referens yang sifatnya terbit

secara tahunan. Koleksi ini sering juga disebut dengan almanak. Karena

sifatnya yang demikian buku ini biasanya mengulas kejadian-kejadian atau

perkembangan peristiwa yang terjadi dalam satu tahun yang bersangkutan.

Pada umumnya data dan informasi yang dibahas di dalamnya disusun dan

disajikan dalam bentuk laporan dengan tampilan model statistik sehingga data

di dalamnya mudah untuk ditelusur dan diidentifikasi.

8 Ibid. Amin Abdullah hal 231.

9 Harper Collin. Collin Cobuild Student‟s Dictionary. Harper Collin Publisher: 2002. p.

315 dan 422.

Page 20: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 13 - Tinjauan Literatur

- 13 -

7) Buku biografi, adalah merupakan salah satu jenis koleksi referens yang secara

khusus berbicara tentang seseorang sebagai tokoh [agama, negara atau

mayarakat] atau beberapa orang terkenal dari suatu profesi tertentu yang

informasinya berguna untuk menjawab berbagai pertanyaan berkenaan dengan

hal-hal bersifat personal dan hal-hal lain terkait, seperti tanggal lahir, profesi,

hoby, karya-karya yang dihasilkan, anggota keluarga dan sebagainya.

8) Buku indeks dan abstract merupakan salah satu jenis koleksi referens yang di

dalamnya memuat tentang deskripsi informasi terkait dengan sebuah karya

ilmiah atau dokumen tertentu. Indeks memberikan keterangan yang dapat

menunjukkan dimana informasi yang dibutuhkan dapat ditemukan dari sumber

dokumen terkait. Sementara abstract merupakan perluasan dan

pengembangan dari indeks yang dapat memberikan data informatif secara

lebih mendalam berupa sari karangan karya yang terindeks yang secara khusus

menunjukkan dan menegaskan kandungan isi menurut subjectnya.

9) Sumber geografi merupakan salah satu jenis koleksi referens yang di

dalamnya memuat berbagai informasi berkenaan dengan ilmu bumi yang

dapat memberikan keterangan mengenai lokasi tempat (e.g. jalan raya, gunung,

sungai, laut), batas-batas wilayah atau negara, dan sebagainya. Koleksi ini

juga dapat berisi informasi menurut pembatasan bidang tertentu terkait dengan

ragam peristiwa atau potensi wilayah secara ekonomi, perdagangan, politiks

dan sebagainya. Sumber geografi saat ini juga sudah banyak tersedia dalam

bentuk elektronik.

10) Terbitan pemerintah, merupakan karya terbitan yang dibiayai dan dihasilkan

oleh lembaga-lembaga negara atau badan-badan pemerintah baik diterbitkan

secara mandiri maupun bekerjasama dengan lembaga swasta. Melihat dari

sifatnya biasanya koleksi yang bersangkutan memuat aturan-aturan atau

urusan-urusan berkenaan dengan persoalan pemerintahan, sumber-sumber

hukum dan administrasi formal. Sebagian terbitan pemerintah juga berisi

tentang informasi berkaitan dengan sumber-sumber data dalam bentuk statistik.

Page 21: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 14 - Tinjauan Literatur

- 14 -

3. Menilai Buku Referens

Buku-buku referens yang akan diterbitkan hendaknya memperhatikan

faktor-faktor terkait agar koleksi tersebut dapat lebih berkualitas dalam memenuhi

kebutuhan informasi pengguna, memberikan kemudahan dalam penggunaan dan

menarik minat pembaca. Kualitas koleksi referens juga akan berpengaruh

terhadap harga atau nilai jual buku yang bersangkutan. Adapun faktor-faktor

yang perlu diperhatikan dalam menilai koleksi referens adalah sebagai berikut:

1. Otoritas. Perlu ditinjau apakah pengarang buku itu seorang yang ahli

dalam bidangnya (yang dicakup dalam buku itu); dan apakah ia seorang

yang sudah berpengalaman. Selain pengarangnya, penerbit buku itu

apakah mempunyai reputasi yang baik karena hal itu berkaitan dengan

mutu terbitan.

2. Ruang lingkup (cakupan). Cakupan buku perlu mendapat perhatian,

sampai sejauh mana ruang lingkup subject yang dicakup dalam buku itu

dan apakah masih up to date.

3. Ditujukan untuk siapa. Buku itu disusun (dibuat) untuk siapa, tingkat

pendidikan yang bagaimana, untuk golongan usia berapa, dan sebagainya.

4. Bentuk fisik dan susunan buku. Perlu diperhatikan bagaimana kualitas

kertasnya dan penjilidannya yang akan mempengaruhi daya tahan fisik

buku. Diperhatikan juga mengenai perwajahan atau ata letak buku (lay

out): apakah disusun berabjad atau menurut topik subjeck tertentu, apakah

dilengkapi dengan indeks atau tidak, serta bagimana susunan indeksnya. 10

Pendapat yang lain menambahkan bahwa evaluasi koleksi referens terdiri dari

dua tahap. Tahap pertama adalah evaluasi bahan-bahan sumber referns yang

bersangkutan dan yang kedua adalah evaluasi koleksi referens secara keseluruhan.

Tahap pertama mencakup evaluasi sumber yang berkaitan dengan:

a. Format : print/microform/electronic, phisical makeup, illustations.

b. Scope: purpose, coverage, currency,

c. Relation to similar works: uniqueness, spinoffs, new editions.

d. Authority: authorship, publisher/sponsor, sources of information,

e. Treatment: accuracy, objectivity, style/audiences,

f. Arrangements: sequences and indexing

g. Special fitures,

h. Cost: price, licensing conditions. 11

10

Ibid. Amin Abdullah. 232. 11

Richard E. Bopp. Reference and Information Services: an I introduction, 3ed.

Colorado: Libraries unlimited. 2001, p. 313.

Page 22: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 15 - Tinjauan Literatur

- 15 -

Sedangkan tahap kedua adalah evaluasi yang sifatnya berlangsung secara reguler

dan berkelanjutan untuk menciptakan koleksi referens tetap dalam kondisi lebih

berkualalitas. Evaluasi ini dilakukan dengan melihat beberapa faktor, yakni:

a) apakah sumber-sumber yang tersedia up to date;

b) apakah bahan-bahan referens yang ada bermanfaat; dan

c) apakah sumber-sumber tersebut terdapat dalam standar daftar

bibliografi referens. 12

Bila demikian, maka evaluasi pada tahap ini dapat dilakukan pada saat seleksi

dan deseleksi koleksi referens.

4. Koleksi Referens Ke-Islaman

Mengacu pada pembahasan tersebut di atas tentang jenis-jenis koleksi

referens, maka yang dimaksud buku referens bidang kajian ke-Islaman adalah

buku-buku referens yang memang berisi informasi mengenai subjek-subjek atau

topik-topik pembahasan kajian bidang ke-Islaman mulai dari kajian Islam (secara

umum), kajian Al-Qur‟an dan Hadis, topic terkait bidang akidah dan ilmu kalam,

kajian hukun Islam, kajian sejarah Islam, hingga kajian-kajian lain yang terkait

dengan tema ke-Islaman.

Mengacu pada klasifikasi ilmu-ilmu bidang kajian Islam yang termaktub

dalam Sistem Klasifikasi Islam: Adaptasi dan Perluasan DDC Seksi Islam yang

diterbitkan oleh Puslitbang Lektur Keagamaan Departemen Agama RI tahun ,

maka yang dimaksud dengan buku-buku Islam adalah buku-buku yang berisi

tentang subjek-subjek ke-Islaman yang terdiri dari sepuluh kelas besar berikut:

a). Studi Islam (umum),

b). Al-Qur‟an, tafsir, dan ilmu yang berkaitan,

c). Hadits dan ilmu yang berkaitan,

d). Aqaid dan Ilmu Kalam (Teologi Islam),

e). Fikih dan Hukum Islam,

f). Akhlak dan Tasawuf,

12

Ibid. Richard. P. 249.

Page 23: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 16 - Tinjauan Literatur

- 16 -

g). Sosial dan Budaya Islam,

h). Filsafat dan Perkembangan

i). Aliran dan Sekte Islam,

j). Sejarah Islam dan Biografi.

Dengan demikian maka yang dimaksud dengan buku referens Islam adalah

buku-buku referens yang mengandung satu dianatar tema-tema tersebut diatas

atau paduan dari dua tema atau lebih.

Adapaun dari segi bentuk atau formatnya maka buku referens Islam tersebut

bisa meliputi seluruh bentuk buku referens, apakah ensiklopedi (misalnya:

Ensiklopedi Tematis Dunia Islam), kamus (misalnya: Kamus Al-Qur‟an), buku

tahunan/almanak, buku direktori/petunjuk, buku pegangan dan buku pedoman,

bibliografi, indeks dan abstrak (missal: Indeks Ayat-ayat Al-Qur‟an), sumber-

sumber ilmu bumi, dan, Sumber biografi (misalnya: Para Penulis Hadis Nabi),

atlas (misalnya: Atlas Perjalanan Rasul), dan lain sebagainya.

C. Industri Penerbitan Buku

Secara umum Giles Clark (1995) membagi dua macam penerbitan buku

yaitu consumer book publishing dan non-cunsomer book publishing.

Dalam dunia bisnis, menerbitkan buku berbeda dengan menerbitkan koran

dan majalah, karena penerbitan buku lebih bersifat komersil untuk mencari laba

dan mendapatkan keuntungan dari proses penciptaan dan pemasaran setiap hasil

karya tersebut. “to publish‟ is commonly defined as „to make public‟. Here we are

concerned predominanly with the work of commercial book publishing as distinct

from that of news paper and magazine‟. 13

Penerbitan buku, sebagai industri jangka panjang, memiliki sistem

jaringan distribusi yang mana setiap produk karyanya dapat disalurkan, dijual dan

diawasi. Namun demikian penerbitan buku dihadapkan pada tantangan yang lain

yang menyita banyak perhatian masyarakat seperti industri hiburan, beragam

13

Giles Clark,. Inside Book Publishing,2nd ed. New York: Routledge, 1996. h. 2

Page 24: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 17 - Tinjauan Literatur

- 17 -

sumber informasi dan sumber belajar [online] yang telah mengambil peran besar

sekarang ini dalam bentuk multimedia. Karena itu, penebit termasuk mereka yang

bergelut dalam penerbitan buku referens Islam perlu tetap memilki sikap optimis.

1. Sikap Optimis

Dalam bisnis penertbitan selalu ada resiko yang harus diambil atau

dihadapi. Disamping menghadapi beberapa kemungkinan kegagalan atau

kesalahan-kesalahan, penerbit semestinya selalu bersikap optimis untuk selalu

mencari peluang dan berupaya menemukan cara-cara tertentu untuk memperoleh

kesuksesan. Karenanya keuntungan di waktu-waktu mendatang akan selalu

diharapkan memberi hasil lebih baik daripada mengingat dan melewati kerugian

atau kegagalan di masa-masa lalu. Terlebih lagi bila memperhatikan kehidupan

busnis penerbitan dalam berbgai subjectnya senantiasa dihadapkan pada kompetisi

yang ketat baik dalam proses penciptaan dan pemasaran dari beragam product

koleksi buku tercetak, tentunya termasuk buku-buku yang tergolong pada koleksi

referensi keislaman. 14

Penerbitan melibatkan banyak orang dengan beragam keahlian. Penerbitan

memberikan kesempatan kepada para individu atau pribadi-pribadi untuk

berkreatifitas dan berkarya secara ilmiah dan bertanggung jawab untuk

masyarakat luas. Tugas-tugas kerja penerbitan mengalir secara sistematis. Namun

ada saja kemungkinan berubah rencana dan tugas-tugas terkait di awal-awal

proses penerbitan. Bisa saja suatu cakupan kerja cabang penerbitan berubah dan

berkembang dari free-lance menjadi semi perusahaan kecil atau bahkan dapat

menjadi perusahaan penerbitan besar yang selah-oleh seperti kerajaan, karena

karena banyaknya divisi dan keterlibatan kerja di dalamnya. Pekerjaan seperti itu

membutuhkan keahlian dan ketrampilan manajemen yang tidak sederhana yang

selalu berusuran dengan biaya-biaya dan ciri-ciri khusus model atau bentuk

produk yang dihasilkan. Keterampilan, ide-ide pikiran dan gagasan segar selalu

dikomunikasikan secara efektif pada organisasi semacam itu.

14

Giles Clark,. Inside Book Publishing,2nd ed. New York: Routledge, 1996. h. 1

Page 25: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 18 - Tinjauan Literatur

- 18 -

2. Prospect

Karyawan Bekerja di dunia penerbitan hampir selalu diawali dnegan

pembayaran yang relatif rendah. Para setaff karyawan bekerja lebih giat dengan

jam kerja yang panjang. Sementara itu karyawan senior memperoleh penghasilan

atau gaji besar yang lebih menarik dan lebih modis. Bahkan di beberapa

perusahaan semacam itu terasa agak kurang aman untuk dapat bekerja dalam

jangka panjang dan nyaman. Hal ini karena terdapat kompetisi yang ketat dan

intensif di antara mereka untuk mengamankan posisinya bahkan bagi para

karyawan junior sekalipun. Sehingga selama masa kerja banyak karyawan yang

terpaksa menikmati bekerja hanya pada satu jenis pekerjaan saja yang terus

menerus digelutinya. Hal-hal yang menarik untuk ditekuni dn dilanjutkan

diantaranya terletak pada kesukaan atau kesenangan untuk dapat memberikan

pelyanan hiburan kepada masyarakat, dapat memberikan kebutuhan pendidikan

dan informasi serta kadang-kadang dapt memberikan pengaruh yang signifikan

pada perubahan-perubahan karakter dan keahlian individu di masa mendatang,

seperti membentuk dan menciptakan bakat keahlian penulis yang bermanfaat

dalam meciptakan product karya untuk sasaran pasar yang baru. Oleh karena itu,

penerbit selalu terus menerus berurusan dengan penciptaan karya-karya baru yang

masing-masing diarahkan yang membawa tantangan dalam penciptaan dan

pemasaranya kepada audien segmen tertentu. Semua tugas-tugasnya meliputi

kegiatan rutin dan bahkan juga pekerjaan-pekerjaan yang membosankan. Setiap

penciptaan buku membawa problemnya masing-masing untuk dapat diselesaikan.

Maka untuk berhasil dengan baik melewati proses tersebut sangat tergantung

kepada hubungan personal antar berbagai peran yang terlibat, meliputi para

pengarang, para penyumbang gambar (ilustrator), para pencetak, para kolega dan

juga para pelanggan (customer) sebagai pengguna potensial karya-karya yang

akan diterbitkan.

Penerbitan buku telah menarik minat para penulis / pengarang dari

berbagai keahlian yang ingin mengkomunikasikan ide-ide gagasan mereka

disamping untuk tujuan agar mereka juga dikenal dengan terbitnya karya-karya

yang bersangkutan. Dalam hal ini penerbit tidak saja berperan sebagai

Page 26: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 19 - Tinjauan Literatur

- 19 -

penghubung antara penulis dan pembaca, tetapi mereka juga membayar atau

memberi komisi para pengarang tersebut. memberikan otoritasnya dan

memberikan nilai tambah pada setiap karya yang dihasilkan. Penerbit juga

mendanai semua biaya duplikasi karya tersebut, mempromosikan dan juga

menjualnya kemana saja yang mungkin dapat dilakukan. Dengan melakukan

penerbitan atau pencetakan untuk mencapai tujuan tersebut penerbit melakukan

banyak hal diantaranya adalah :

a. Melakukan penelitian pemasaran, sehingga dengan penelitian itu dapat

dibangun sepesialisasi dan beragam komunikasi sosial.

b. Mencari pengarang yang berbbakat, kadang-kadang mereka juga

diperebutkan oleh para penerbit yang lain.

c. Mennyelaraskan ide-ide gagasan yang bisa dijual dengan pengarang ahli

yang berkapasitas untuk menyelesaikan gagasan-gagasan tersebut.

d. Menilai dan mempertimbangkan kualitas karya pengarang, biaya produksi

dan prospek penjualan karya yang bersangkutan.

e. Menentukan seberapa besar resiko yang akan terjadi dari proyek

pencetakan suatu produk atau pencetakan naskah pengarang tertentu

terhadap dana yang telah diinvestasikan.

f. Melakukan editing dan desain buku-buku yang akan diterbitkan sehingga

sesuai dengan keinginan pengarang atau kebutuhan pasar.

g. Mengidentifikasi, mereview dan membiayai setiap unit pekerjaan penyedia

percetakaan yang telah ikut menyelesaikan dan menyempurnakan produk

buku.

h. Membangun jaringan penjualan di tingkat nasional dan internasional.

i. Memproosikan dan mempubliksikan buku-buku yang telah diterbitkan

kepada para pengguna atau pembaca yang ditelah dituju, kepada media,

dan untuk menghubungkannya dengan para penjual 9baik besar maupun

kecil, baik di dalam maupun oleh perusahaan luar negeri) yang dapat

menyalurkan penjualan produk buku dimaksud.

j. Menjual atau mendistribusikan produk buku yang telah diterbitkan secara

langsung kepada para penghubung (distributor).

k. Menjaga ppersediaan judul-judul koleksi baru dengan jumlah banyak

untuk antisipasi kecukupan kebutuhan para pelanggan.

l. Memenuhi permintaan order, mendistibusikan produk buku yang

dimaksud, dan mengumpulkan uang penjualan, membayar royalti kepada

para pengarang atas karya yang telah terjual. 15

15

Ibid. p. 3

Page 27: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 20 - Tinjauan Literatur

- 20 -

3. Sub Kontrak

Dalam penerbitan sebuah naskah, ada kalanya penerbit kecil mengambil

inisiatif untuk mendapatkan pekerjaan dari penerbit berskala besar. Pengambil-

alihan pekerjaan ini tidak semuanya selalu berjalan lancar dan memuaskan semua

pihak. Ada kalanya mereka juga menghadapi resiko dampak negatif yang tidak

bisa dihindarkan pada program kerjasama tersebut, antara lain bisa berupa

pembatalan kontrak dengan pengarang, menumpuknya tugas kerja staff di

penerbit yang bersangkutan dan dalam beberapa hal dapat terjadi hambatan pada

program pencetakan naskah yang bersifat berkelanjutan. Pada sisi yang lain

perusahaan penerbitan berskala kecil yang mengambil inisiatif sub kontrak dapat

mengambil manfaat dari kolaboari tersebut, yang diantanya adalah kesempatan

mereka untuk mendapatkan seluruh biaya proses penerbitan, supervisi manajemen

dan jaringan pemasaran secara luas yang difasilitasi oleh perusahaan yang lebih

besar. Beberapa pengarang juga bisa mendapat kesempatan untuk mendapatkan

keuntungan yang meningkat dan royalti yang lebih tinggi sebagai hasil dari

penjualan yang lebih luas berskala internasioal. Berbeda dengan perkembangan

perusahaan industri pada umumnya dimana mereka lahir berawal dari sebuah

perusahaan baru, perusahaan penerbitan dapat saja tumbuh berawal dengan modal

investasi yang relatif kecil, seperti hanya dilengkapi dengan sebuah komputer.

Pada umumnya, perushaan penerbitan cenderung berkembang menjadi

lebih besar. Karenanya, penerbit bersekala kecil selalu mengambil kesempatan

untuk melakukan inovasi, berimajinasi dan bertindak secara interprenership.

Sehingga, mereka dapat saja bergerak semakin cepat dibandingkan perusahaan

yang lebih besar yang sering terbebani dengan urusan birokrasi dan berbagai

kendala lain yang kadang menjadi penghambat mereka untuk selalu responsif

terhadap inovasi dan perubahan pasar yang semakin cepat. Penerbit-penerbit

kecil cenderung berorientasi secara lebih spesifik terhadap buku-buku yang

mereka ciptakan. Dengan sumber daya yang terbatas dan kesalahan margin yang

relatif kecil, mereka bekerja keras untuk memilih, memproduksi dan memasarkan

judul-judul karya yang mereka produksi secara berhati-hati terutama berkenaan

Page 28: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 21 - Tinjauan Literatur

- 21 -

dengan pengarang-pengarang yang sedang berkembang. Mereka dapat

memberikan pelayanan lebih secara individual kepada para pengarang tersebut.

16 Biasanya, penerbit memberikan sebagian besar perhatian mereka kepada buku-

buku baru yang dianggap paling penting, khususnya koleksi baru yang utamanya

ditujukan pada upaya –upaya penjualan dan pemasaran. Bisa jadi karangan buku

yang dirangking rendah pada daftar terbitan penerbit berskala besar, mungkin

akan lebih diutamakan bagi penerbit kecil.

4. Penerbitan Buku Referens

Karya-karya rujukan, seperti peta, biografi, ensiklopedi dsb., dijual oleh

berbagai macam penerbit baik mereka dari kelompok penyedia buku-buku yang

bersifat umum maupun buku-buku yang bersifat profesional. Walaupun seringnya

bersifat sementara, tetapi penerbitan buku referen biasanya untuk tujuan jangka

panjang. Banyak karya refren seperti kamus membutuhkan waktu bertahun-tahun

untuk mengumpulkan keseluruhan entri informasi yang disajikannya dan dapat

melibatkan investasi yang sangat besar. Penerbitan referen paling mudah dalam

penerapan teknologi baru dalam hal fasilitas pengembangan produk yang

bersangkutan dan penerbitan sekelompok produk yang sama dalam format yang

berbeda, misalnya dalam bentuk tercetak atau dalam bentuk CD-ROM dengan

ukuran yang berbeda dan harga yang bervariasi di pasaran.

D. Sekilas Tentang Penerbitan Buku Islam Di Indonesia

Di Indonesia penerbitan buku-buku bernuansa Islam telah dimulai sejak

lama, ditandai dengan munculnya penerbit yang menerbitkan buku ke-Islaman.

Sebagai contoh, pada tahun 1949 misalnya seorang imigran dari Hadrami bernama

Baharthah telah mendirikan Penerbit Al-Ma‟arif, dengan Al-Qur‟an sebagai

terbitan utamanya. Kemudian pada tahun 1951 berdiri pula Penerbit Bulan

Bintang. Buku pertama yang diterbitkan oleh Bulan Bintang adalah berjudul Islam

dan Sosialisme karya HOS. Tjokroaminoto. Bulan Bintang didirikan oleh Abdul

Manaf Zamzami (beliau lebih dikenal sebagai Amelz). Pada perkembangannya

16

Ibid. p. 5

Page 29: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 22 - Tinjauan Literatur

- 22 -

penerbit Bulan Bintang ini banyak menerbitkan buku-buku terjemahan dan juga

menerbitkan karya-karya tokoh Islam nasional seperti Hasbi As-Shiddieqy, A.

Hasjmy, Hamka, Syafruddin Prawiranegara, dll. Dalam perjalanannya, Bulan

Bintang sempat menjadi penerbit Islam paling penting pada tahun 1960-an hingga

1970-an, tetapi kemudian pamornya mulai menurun pada tahun 1980-an.17

Penerbitan buku atau literatur ke-Islaman mulai menggeliat dan benar-

benar bangkit kembali pada tahun 1980 an, diindikasikan dengan maraknya

pertumbuhan penerbit buku-buku bidang ke-Islaman. Diantara faktor

pendorongnya adalah adanya kegairahan terhadap suasana ke Islaman yang tengah

tumbuh subur di Indonesia pada masa itu. Gairah tersebut muncul antara lain

dipicu oleh adanya isu kebangkitan Islam dan revolusi Islam Iran yang merupakan

isu global umat Islam waktu itu. Kegairahan tersebut tampak jelas pada dinamika

umat Islam Indonesia yang diwarnai oleh meningkatnya aktivitas generasi muda

di masjid-masjid kampus seperti di Masjid Salman (ITB), Masjid Arief Rahman

Hakim (UI), Masjid Al-Ghifari (IPB) dan Jemaah Shalahuddin (IPB). Maka pada

periode ini sejumlah penerbit buku Islam lahir dalam rangka memenuhi kebutuhan

bacaan bagi generasi baru Islam tersebut. Diantara sekian banyak penerbit Islam

yang ada, empat diantaranya lahir dari sana, yaitu Pustaka Salman (1980),

Shalahuddin Press (1983), Mizan (1983), dan Gema Insani Press (1986). 18

Dengan adanya penerbit-penerbit buku Islam tersebut maka kemudian

terbitlah berbagai buku Islam dengan topik-topik yang jauh lebih bervariasi

seperti buku pemikiran dan politik Islam, ekonomi Islam, seni dan budaya Islam,

filsafat Islam, dan sebagainya. Mizan adalah salah satu contoh dari penerbit yang

memiliki ciri khas dalam penerbitan mengenai pemikiran-pemikiran Islam

tersebut. Disamping itu terjadi juga kemajuan dalam hal penyajian informasi

(content) maupun artistiknya. Beberapa penulis yang muncul pada tahun-tahun

tersebut diantaranya adalah M. Amin Rais, Nurcholis Madjid, AM. Saefuddin,

Jalaluddin Rahmat, Kuntowijoyo, Harun Nasution, M. Dawam Rahardjo, serta M.

17

Putut Wijanarko. Kebangkitan Generasi Baru: Penerbitan Buku Islam dan Masyarakat Islam

Indonesia dalam “20 Tahun Madzhab Mizan 1983-2003”. Bandung: Mizan,2003, h. 20-

21.

18 Ibid, Wijanarko, h. 20.

Page 30: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 23 - Tinjauan Literatur

- 23 -

Quraish Shihab, dan lain-lain. Maka pada dekade 1980 an ini toko-toko buku

seperti Gramedia dan Gunung Agung menyediakan tempat yang cukup besar bagi

buku-buku Islam.

Pada perkembangan selanjutnya Mizan dan Gema Insani Press berhasil

menjadi dua penerbit buku Islam yang besar. Sementara Pustaka Salman yang

telah menerjemahkan berbagai karya penting Fazlur Rahman (tokoh neomodernis

Islam asal Pakistan), dan karya Edward Said “Orientalisme”, kondisinya telah

merosot sejak tahun 1990an. Bahkan Shalahuddin Press yang diprakarsai oleh

para mahasiswa UGM yang sangat aktif dan dinamis, telah berhenti menerbitkan

buku pada tahun 1988-1989 diperkirakan akibat masalah manajerial.19

Berbicara tentang penerbitan buku-buku ke-Islaman di Indonesia tentu

tidak bisa lepas dari bahasan mengenai kondisi penerbitan di Indonesia pada

umumnya. Seperti diketahui bahwa buku merupakan produk penerbitan yang

paling luas dikenal. Buku memiliki posisi strategis dalam upaya mencerdaskan

kehidupan bangsa. Alfons Taryadi (1999: 97) mengemukakan bahwa penerbitan

buku di Indonesia sudah dikenal sejak awal abad 19 tetapi produksi buku secara

nasional di Indonesia rata-rata hanya sekitar 4.000 judul baru pertahun. Jumlah

tersebut bila dibanding dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai lebih

dari 200 juta tentu saja sangat tidak memadai.

Peta lokasi persebaran penerbitan buku di Indonesia tersebut di atas juga

tidak merata, paling banyak berada di Jawa (92,96%) dan itupun terkonsentrasi di

Jakarta (51,26%). Selanjutnya 7,07% berada di Sumatera, 5.6% di Kalimantan,

dan sisanya tersebar di beberapa daerah seperti Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara

Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Jika dilihat dari jenis produknya diketahui

bahwa sebagian besar anggota IKAPI (40%) menerbitkan buku-buku teks, 20%

buku anak, 10% menerbitkan buku sekolah dan anak, sisanya 30% menerbitkan

segala jenis terbitan bacaan dewasa.20

19

Ibid. Wijanarko,h.23

20 Sitepu, 1996, h.33

Page 31: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 24 - Tinjauan Literatur

- 24 -

Kehadiran siaran televisi menjadi pesaing yang semakin memperrburuk

kondisi perbukuan di Indonesia karena membuat masyarakat semakin lebih gemar

menonton daripada membaca. Selain adanya pesaing tersebut problema yang

dihadapi oleh dunia penerbitan Indonesia menurut sejumlah pengamat adalah

kekurangan modal, kertas, staf professional, naskah, distribusi, promosi, informasi

tentang buku, serta profesionalisme di segala bidang pekerjaan penerbitan.

Disamping itu harga buku juga mahal dan fluktuatif, sementara pembajakan buku

juga merajalela. Krisis moneter yang berlanjut menjadi krisis ekonomi sejak 1997

juga menyebabkan penerbitan Indonesia merosot tajam diperkirakan hingga 40%.

Dalam konggres IKAPI XIV pada September 1998 dilaporkan bahwa 90%

anggota IKAPI mengurangi produksinya secara drastis atau bahkan berhenti

berproduksi sama sekali. Penyebabnya adalah naiknya harga bahan baku seperti

kertas, film dan plate yang harganya melonjak tajam hingga di atas puluhan kali

lipat.21

Di tengah kondisi yang seperti itu ternyata penerbitan buku-buku ke-

Islaman tetap berjalan, bahkan memasuki tahun 1990-an penerbitan buku Islam

terus mengalami peningkatan, hal tersebut dibuktikan dengan semakin

meningkatnya jumlah buku Islam secara signifikan dalam pameran-pameran buku

yang diselenggarakan di Indonesia. Bahkan pada tahun 2000 hingga 2003 telah

diselenggarakan pameran khusus buku Islam, yaitu Pameran Buku Islam yang

digelar oleh Ikatan Penerbit Indonesia Cabang Jakarta (IKAPI Jaya) dan Pameran

Buku Plus yang diadakan IKAPI Jawa Barat pada Oktober 2003. Pada pameran

tahun 2002 diikuti oleh 24 penerbit yang memproduksi buku-buku Islam, dan

pada Gelar akbar 2nd

Islamic Book Fair 1424/2003 di Istora Gelora Bung Karno

Senayan Jakarta pada 7-16 Maret 2003 jumlah pesertanya meningkat dua kali lipat

hingga mencapai 48 penerbit. Bukti lain ialah data IKAPI periode 2000 hingga

2003 yang mencatat bahwa lebih dari 20 penerbit buku Islam baru yang tergabung

menjadi anggota IKAPI, sedangkan pada periode 1981 hingga 1989 yang hanya

21

Alfon Taryadi. Buku Dalam Indonesia Baru. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia dan Japan

Foundataion, 1999, hal.103

Page 32: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 25 - Tinjauan Literatur

- 25 -

enam penerbit saja. Jumlah tersebut belum termasuk penerbit yang tidak menjadi

anggota IKAPI22

Islam IKAPI Cabang DKI Jakarta, disebutkan bahwa pada akhir 2002,

anggota IKAPI mencapai 515 penerbit: 80% adalah penerbit lama yang akhirnya

tahan dari krisis dan 20% adalah penerbit baru. Di tahun ini pula (2003) tercatat

perkembangan yang cukup menarik dari anggota IKAPI, yakni mayoritas dari

anggota (48%) adalah penerbit buku agama dan umum, 21% penerbit buku anak

dan remaja, 7% penerbit buku perguruan tinggi, dan 24% penerbit buku

pelajaran.23

Peningkatan jumlah penerbit buk Islam tentu telah berperan dalam

memperkaya literatur ke-Islaman di Indonesia.baik berupa buku-buku terjemahan

maupun karya-karya asli para penulis Indonesia sendiri. Dengan demikian maka

khazanah intelektual muslim khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya

pun mengalami peningkatan yang signifikan.

Pada awalnya penerbitan buku ke-Islaman di Indonesia lebih didominasi

buku-buku monograf, tetapi kemudian pada perkembangannya muncul pula

penerbitan buku-buku referens baik berupa ensiklopedi, indeks, kamus, maupun

bentuk buku referens lainnya. Salah satu penerbit yang sangat terkenal sebagai

penghasil buku referens adalah Ikhtiar Baru Van Hoeve. Pada awalnya Ichtiar

Baru van Hoeve menerbitkan buku-buku referens bidang kajian ilmu umum yang

tidak berkaitan dengan nuansa ke-Islaman. Namun pada tahun 90 an penerbit ini

mulai menerbitkan buku referens bernuansa Islami. Buku Ensiklopedi Islam

adalah ensiklopedi bidang ke-Islaman yang pertama diterbitkannya. Kemudian

terbit pula Ensiklopedi Hukum Islam, lalu terbit pula Ensiklopedi Tematis Dunia

Islam. Buku-buku tersebut menjadi buku-buku referens yang booming di pasaran

dan sempat naik cetak berulangkali.

Pada periode berikutnya tidak hanya Ichtiar Baru Van Hoeve saja yang

menerbitkan buku referens, tetapi lahir beberapa penerbit yang menerbitkan buku

referens Islam di Indonesia dan jumlah buku referens yang diterbitkan juga

22

Kompas, 2003: 15 Nopember, hal. 40 23

Lihat “Kata Pengantar” dari Buku Panduan 2nd

Islamic Book Fair 1424/2003 yang diterbitkan

Pokja Buku Islam IKAPI Cabang Jakarta.

Page 33: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 26 - Tinjauan Literatur

- 26 -

meningkat dan dengan tema yang lebih bervariasi. Diantara penerbit-penerbit

tersebut adalah Almahira (berdiri resmi pada tahun 2006), Lentera Abadi, Kamil

Pustaka (berdiri pada akhir tahun 2012), Kharismu Ilmu dan lain sebagainya.

Dilihat dari buku-buku yang diterbitkannya, penerbit Almahira merupakan

penerbit yang dapat dikatakan benar-benar konsisten menerbitkan buku Islam

dalam format referens, dan kebanyakan buku tersebut merupakan karya

terjemahan dari buku asli berbahasa Arab. Adapun Lentera Abadi sebenarnya

lebih banyak menerbitkan buku-buku referens dalam bidang ilmu umum bahkan

banyak diantaranya adalah karya terejemahan, tetapi penerbit ini juga tertarik dan

telah menerbitkan tidak kurang dari sepuluh judul buku referens Islam. Dan Kamil

Pustaka dapat dikatakan sebagai penerbit termuda karena usianya baru menginjak

dua tahun, yang berusaha turut berkiprah dalam syiar Islam melalui penerbitan

buku-buku referens ke-Islaman khususnya buku referens yang terkait dengan Al-

Qur‟an dan Hadis. Penerbit Kamil Pustaka baru menerbitkan dua judul, yaitu

pertama, Ensiklopedi Pengetahuan Al-Qur‟an dan Hadis, dan yang kedua adalah

Tafsir Tematik (sebenarnya ini terbitan Kementrian Agama), sedangkan yang

sudah direncanakan akan terbit adalah Ensiklopedi Sains Islami.

E. Faktor Pendorong Penerbitan Buku Referens

Seperti diketahui bahwa penerbitan suatu buku tentu dipengaruhi atau

dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor ekonomi atau

bisnis. Saat ini penerbitan merupakan bisnis yang besar dan berkembang terus-

menerus. Tetapi bisnis bukan merupakan satu-satunya faktor bagi penerbitan

tersebut, ada faktor lain yang bisa jadi lebih berperan terutama terkait dengan

penerbitan buku referens mengingat jenis buku ini memerlukan biaya produksi

yang tinggi tetapi tingkat penjualan yang relatif berbeda dengan monograf.

Aspek ekonomi-bisnis sudah menjadi alasan utama dan lazim berkaitan

dengan perkembangan dan kemajuan eksistensi penerbitan beragam koleksi buku

yang boleh jadi termasuk koleksi referensi ke-Islaman. Sedangkan aspek ideologis

juga dapat menjadi alasan utama para penerbit untuk menerbitkan koleksi

referensi Islam. Sudut pandang ini dapat berupa prinsip-prinsip atau keyakinan

Page 34: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 27 - Tinjauan Literatur

- 27 -

yang dijadikan pedoman dalam setiap upaya penerbitan koleksi referens oleh para

penerbit yang bersangkutan. Boleh jadi prinsip tersebut berakar dan berwujud

seperti semangat keagamaan – dimana gagasan, sikap dan corak karya merukapan

bagian cita-cita dan amal perbuatan sesuai dengan keyakinannya; semangat

kebangsaan (nasionalisme)-dimana penertbit merasa ikut bertanggung jawab

dalam mencerdaskan kehidupan bangsa; atau alasan idealism yang lain.

Halid mengemukakan bahwa ada banyak motif yang melatari lahirnya

sebuah penerbitan buku, antara lain: motivasi keilmuan, bisnis, pengurangan

angka pengangguran karena di dalamnya menyerap tenaga kerja, jalinan

persahabatan dengan khayalak, dan sebagainya. Khusus untuk penerbit buku-buku

keislaman, motif itu juga perlu ditambah dengan upaya penyebaran dakwah dan

transformasi nilai-nilai dan ajaran-ajaran keagamaan (Islam) di tengah-tengah

masyarakat (khususnya komunitas Muslim).24

Namun demikian, masih juga terdapat aspek-aspek atau faktor-faktor lain

yang menjadi pendorong kemajuan dan kemunduran penerbitan jenis koleksi

terkait. Upaya pengungkapan fenomena ini dapat dilakukan dengan penelitian

kualitatif untuk mengetahui motif perkembangan penerbitan koleksi referensi ke-

Islaman yang sebenarnya terjadi dengan mencari dan menemukan data yang

relevan, valid dan realiable dari sumber-sumber yang ditentukan.

1. Ekonomi

Menerbitkan buku merupakan usaha penanaman investasi dalam bisnis

perbukuan yang membutuhkan perhitungan yang matang yang dilakukan oleh

para penerbit. Mereka adalah orang yang mengeluarkan dana untuk membiayasi

semua proses dan tahapan dalam kegiatan pendjilidan. Penerbit membiayai

pengarang atau penterjemah yang telah berkontribusi terhadap keberadaan dan

kesiapan naskah. Mereka juga membayar para penyunting atau editor yang telah

berusaha menyemprnakan dari kekurangan-dan kesaahan stiap naskah yang akan

24

Halid dan Zubair, Peranan Penerbit dalam Transformasi Intelektualisme Islam: Survei

Terhadap Beberapa Penerbit Buku-Buku Islam Di Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Laporan

Penelitian. Jakarta: Pusat Penelitian UIN Jakarta, 2003, h. 18

Page 35: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 28 - Tinjauan Literatur

- 28 -

diterbitkan. Penerbit juga tentunya membiayai proses pencetakan, termasuk

membeli kertas dan tinta yang merupakan bahan utama habis pakai yang

diperlukan dalam setiap penerbitan/pencetakan.

Disamping mengeluarkan biaya produksi, penerbit juga membiayai proses

distribusi, biaya promosi dan pemasaran kepada masyarakat pembaca. Penerbit

selalu berharap mendapatkan uang lebih sebagai laba atau keuntungan dari

penjualan melebihi ongkos yang dikeluarkan untuk biaya produksi dan

pemasarannya tersebut.

Kegiatan penerbitan terjalin sangat erat dengan perhatian dan kepentingan

masyarakat. Dengan koleksi yang tersedia, karya-karya buku dapat menyentuh

setiap aspek pengetahuan dalam masyarakat dan sering mampu menjangkau

pemasaran yang luas secara nasional dan internasional. Tetapi seringnya penerbit-

penerbit tersebut hanya mengkhususkan diri pada pemasaran beberapa jenis buku

tertentu saja, sebagai sektor utamanya. Penerbit dan pengarang dapat memperoleh

tambahan pendapatan dengan cara mengambil manfaat dari beragam hak jual

yang memungkinan perusahaan-perusahaan di dalam maupun di luar negeri dapat

memberdayakan karya tersebut dengan beragam cara, media dan bahasa yang

berbeda-beda.

Pada dasarnya keuntungan penerbitan terletak pada hak cipta (copyright)

dan kreatifitas para pengarang. Penerbit menguasai aspek-aspek bisnis penerbitan

tersebut dari kontrak dengan pengarang sampai dengan penyediaan gerai

penjualan karya yang telah dihasilkan. Penerbit sangat memperhatikan pentingnya

hak cipta tersebut dan dan mempertimbangkan setiap klausul hubungan yang

terikat kontrak antara penerbit dan pengarang. Kebanyakan penerbit tidak menjual

produk mereka secara langsung kepada para pembaca. Maka, para pelanggan

utama penerbit adalah para distributor atau para penjual buku dan agen-agen lain

yang berada pada sistem rantai penyediaan barang.

Betapapun besarnya usaha penerbitan, kekuatannya terutama terletak pada

para karyawan yang berkualitas. Mereka merupakan sekelompok individu yang

bergabung dan secara ideal berbagi satu sama lain untuk mencapai tujuan dan

nilai-nilai bersama. Mereka memiliki kommitment untuk menjadikan diri mereka

Page 36: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 29 - Tinjauan Literatur

- 29 -

sebagai unsur pokok pada bisnis penerbitan dan penjualan karya-karya buku dan

informasi. Merekalah menciptakan stabilitas kepengarangan dan menjaga

kekuatan kreatifitas yang berkembang semakin kuat dan semakin besar dari tahun

ke tahun. Kerananya, dalam dunia bisnis penerbitan merupakan peran yang

kompleks yang mengandalkan kreatifitas para penulis dan kontributor pada satu

sisi dan terjalin dengan aspek ekonomi pada sisi yang lain. Dan karena

kompleksitas kegiatannya, pelaksanaan penerbitan sebuah buku selalu menantang

adanya gagasan-gagasan baru pada setiap tahapnya. Penerbitan membutuhkan

fleksibilitas kerja dan perhatian serius pada hal-hal yang bersifat detail, disamping

juga memerlukan banyak karyawan dan staff khusus baik pada tahap kegiatan

editorial sampai dengan penjualan dan distribusi. Idealnya karyawan yang ada,

secara keahlian mampu melakukan semua tugas-tugas yang telah dideskripsikan

tetapi sangat jarang terdapat staff individu yang ahli dalam segala hal kegiatan

dalam dunia penerbitan.

2. Over Production

Ada kalanya dalam mencetak judul buku baru penerbit mengalami over

produksi. Hal ini kadang juga dikeluhkan oleh karyawan dimana akibatnya

banyak buku baru baik dari judul yang sama maupun dari judul-judul lain

memerlukan ruang penyimpanan yang cukup besar. Setiap buku baru juga

memerlukan ruang untuk iklan dan reklame baik yang bersifat fisik maupun

virtual. Setiap judul buku baru juga menghendaki adanya ruang-ruang display di

toko-toko buku (show room) yang tersedia. Padahal menerbitkan buku meskipun

tidak terlalu banyak jumlah judulnya, kalau didesain dan disusun dengan lebih

baik akan lebih menghasilkan pula. Sehinggga kreatifitas yang lebih berkualitas

pada setiap karya penulisan buku akan berdampak pada perbaikan dan kemajuan

ekonomi para pengarang dan penerbit yang bersangkutan. Untuk itu, penerbit

dapat saja meminta editor untuk mengurangi jumlah judul naskah baru yang akan

diterbitkan dengan catatan bahwa judul-judul yang bersangkutan telah direview

secara kritis dan telah memperoleh pertimbangan matang berkenaan dengan

kualitasnya secara keseluruhan sehingga kesalahan seminimal mungkin dapat

Page 37: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 30 - Tinjauan Literatur

- 30 -

dikurangi. Jika demikian, penerbit akan mempunyai peluang yang lebih besar

untuk meningkatkan rating penjualannya sekaligus menaikkan reputasinya dengan

cara secara kritis mengurangi volume daftar judul naskah yang hendak diterbitkan

setiap tahun. Tetapi boleh jadi selama dalam masa krisis beberapa penerbit

mengurangi daftar terbitannya, dan mengklaim bahwa mereka sedang menaikkan

tingkat penjuallannya. Sementara itu yang lain juga sebaliknya juga mengelurakan

pernyataan yang kontroversial, dimana mereka terus memperluas judul-judl baru

yang dihasilkan dan juga mengklaim bahwa mereka juga sedang meningkatkan

share penjualan di pasar. Bagaimanapun, penerbit selalu berusaha untuk

mendapatkan judul-judul baru, dan menemukan hal-hal apa yang menjadi minat

utama dan kesukaan masyarakat, dan juga menjadi perhatian khusus secara

profesional bagi para pembaca. Karena itu sering terjadi kompetisi atau

persaingan antar penerbit pada setiap bidang keilmuan, sehingga dapat diyakini

bahwa, produk karya judul-judul baru dan pilihan-pilihan pembaca akan terus

meningkat setiap waktu.

3. Tantangan Penjualan

Dalam memasarkan produk-produk barunya, masing-masing penerbit

setiap tahun melakukan launching sejumlah besar judul-judul baru yang belum

pernah diuji-cobakan atau ditestkan kepada masyarakat pelanggan pembaca.

Hanya sedikit saja judul-judl buku baru yang telah melewati proses survey

pemasaran ini di lapangan. Jadi, penerbitan itu sering menjadi sebuah keputusan

kegiatan yang sangat beresiko. Seperti juga komoditas barang pada umumnya,

setiap buku juga memerlukan persepsi dan pemahaman yang jelas tentang siapa

masyarakat pembelinya dan apa keunggulan dan kebaikan produk karya tersebut

sehingga tehnik pemasaran dapat mempertemukan keduanya. Namun juga

berbeda dengan komoditas barang pada umumnya, tehnik penjualan barang pada

umumnya tidak bisa sepenuhnya sesuai untuk pemasaran buku. Buku bukan

merupakan kebutuhan pokok hidup seseorang seperti halnya sandang dan pangan.

Pembaca biasanya membeli buku hanya dengan satu eksemplar saja, hanya sekali

saja dan tidak berulang-ulang. Pembaca juga dihadapkan pada banyaknya pilihan

Page 38: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 31 - Tinjauan Literatur

- 31 -

yang harus dipertimbangkan untuk memperoleh satu item yang dinilainya sesuai

benar dengan keinginan dan kebutuhan informasinya. Sementara itu buku dapat

dipinjam secara gratis dari perpustakaan atau dari tempat-tempat lain. dan

disinilah perpustakaan juga dikenal sebagai pembeli buku yang sangat aktif.

4. Proses Produksi

Biasanya dibutuhkan waktu yang panjang untuk menerbitkan sebuah buku

yang baik. Unqtuk menghasilkan buku melewati proses yang panjang dari

evaluasi manuskript sampai dengan tercetaknya kopi duplikasi dari judul yang

sama diperlukan kurang lebih 4 sampai 12 bulan atau lebih. Disamping itu masih

diperlukan pula waktu yang cukup selanjutnya untuk melakukan promosi dan

penjualan secara luas kepada masyarakat baik di dalam maupun di luar negeri.

Dengan begini dapat diartikan bahwa sebenarnya biaya (modal uang) penerbit

sementara itu tertanam atau masih tersangkut pada stok kopian duplikasi karya

baru tersebut [sampai penjualan berhasi dilakukan.] Pada umumnya kembalinya

modal penerbit dalam penyediaan stok produksi judul buku baru akan dapat

terpenuhi setelah lebih dari satu tahun. Typically 20% of the titles account for

80 % of the revenue but the uncertainties of estimating demand make the success

such a books intially difficult to determine. Secara khusus, 20 % [penjualan] judul

buku baru tersebut merupakan 80 % keuntungan yang akan diperoleh dari

penjualan buku-buku yang bersangkutan. Tetapi ketidak-pastian permintaan pasar

yang tidak mudah diperkirakan menjadi hambatan untuk menentukan seberapa

besar kesuksesan penerbitan dan penjualan buku baru dimaksud.25

Penerbit-penerbit yang dapat bertahan dan sejahtera pada saat-saat

keadaan ekonomi membaik maupun pada saat-saat krisis adalah mereka yang

dapat mengembangkan dan memelihara sekelompok judul-judul utama terbitan

mereka yang dapat bertahan lama dan dapat memberikan keuntungan lumayan.

Penerbit-penerbit ini tidak berlebihan percaya diri tetapi lebih berfokus pada

penciptaan buku-buku yang berkualitas dan yang terbaik pada jenis bidangnya.

25

Ibid. Giles Clark. p. 8

Page 39: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 32 - Tinjauan Literatur

- 32 -

Bagi mereka kualitas tersebut harus menjadi acuan setiap proses tahap penerbitan

yang direfleksikan pada konsep, kandungan-isi (konten) dan proses produksinya.

Setelah itu, mereka mengupayakan koleksi baru tersebut dapat disediakan pada

saat dan dengan harga yang tepat, yang ditujukan kepada masyarakat pembaca

yang telah ditetapkan. Kebanyakan buku baru yang bagus, menarik dan sukses

adalah buku-buku yang tampil dengan perbedaan (exceptional) yang tidak berupa

karya yang meniru-niru buku lain yang sudah ada.

5. Royalty

Sebagian penerbit ada juga yang menggantungkan kehidupan ekonominya

pada eksport, seperti misalnya mereka yang memperoleh tambahan royalti dari

edisi terbitan dengan lisensi di luar negeri. Namun demikian, sering terjadi

plagiasi hak cipta dan hak ekonomi pada terbitan karya buku, seperti karena

duplikasi yang dilakukan dengan fotokopi dll. “third world piracy is a

considerable threat and is the enemy of ... publishers, legitimate indeginous

publishers, and author alike. The growth of the bulk photocopying industry,

especially in the Midle East, and far east, hinder exports.26

Pada umumnya

royalty untuk pengarang dibayar hanya sekitar 10 % dari harga unit kopi yang

telah diterbitkan atau lebih rendah dari itu. Padahal untuk menyelesaikan satu

naskah karya tersebut memerlukan waktu yang sangat panjang. Hal ini dilakukan

karena, karena apabila rolayti pengrang dibayarkan berdasarkan pada jem kerja

yang digunakan pada penyusunan naskah tersebut penjualan judl buku baru akan

sangat mahal. Dan pendapatan pengarang hanya dapat diberikan lewat penjualan

setiap item unit kopi yang terjual, seperti halnya untuk penerbit.

Proses yang dapat membuat buku menjadi tersedia di masyarakat terletak

pada adanya jalinan interaksi dari berbagai perusahaan yang mempekerjakan para

karyawan mereka dan mencoba untuk dapat menghasilkan keuntungan. Bagian

besar dari irisan harga buku yang diterbitkan diperoleh pada bagian penjual ritail,

sebagai pelanggan utama penerbit. Untuk memfasilitasi penjualan mereka

26

Ibid. Giles Clark. p. 9

Page 40: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 33 - Tinjauan Literatur

- 33 -

menerima potongan discount harga buku dari 20 % sampai 50%. Sementara itu

penerbit membayar para pencetak, para penyedia kertas dan biaya penyelesaian

buku tersebut yang berkisar antara 12% - 20% dari harga penjualan oleh penerbit.

Penerbit juga membayar royalti untuk para pengarang, gaji untuk para kontributor

ilustrasi, dst., dan sisanya digunakan untuk membayar karyawan sendiri serta

biaya operasionalnya. Disamping itu, penerbit sendiri juga mengambil resiko

bilamana ada kekeliruan finansial pada setiap proyek penerbitan terkait.

F. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dengan tema yang sejenis atau setidaknya berkaitan

dengan penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut;

1. Peranan Penerbit dalam Transformasi Intelektualisme Islam : Survei

terhadap Beberapa Penerbit Buku-Buku Islam. Penelitian ini dilakukan

oleh Khalid dan Zubair pada tahun 2003. Penelitian ini lebih

memfokuskan pada peran penerbit dalam melakukan transformasi

intelektual Islam di Indonesia. Adapun aspek yang diteliti diantaranya

adalah faktor eksternal penerbitan buku Islam, kebijakan internal penerbit

mengenai kriteria buku yang diterbitkannya. Penelitian hanya dilakukan

pada penerbit yang ada di Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

2. Transmisi Pengetahuan Timur Tengah ke Indonesia: Studi tentang

Penerjemahan Buku Berbahasa Arab di Indonesia 1950-2004. Penelitian

ini merupakan disertasi penulis di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan

Kalijaga Yogyakarta yang ditulis Dr. Abdul Munip. Penelitian ini

membahas tentang pertumbuhan ilmu-ilmu ke-Islaman di Indonesia yang

sangat dipengaruhi oleh kegiatan penerjemahan buku berbahasa Arab ke

Bahasa Indonesia, dimana sebgaian besar buku berbahasa Arab yang

diterjemahkan tersebut berkisar pada tema-tema tentang ke-Islaman.

Penelitian ini menghasilkan satu kesimpulan penting bahwa kitab-kitab

berbahasa Arab yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia telah

Page 41: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 34 - Tinjauan Literatur

- 34 -

berpengaruh besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan Islam dan

bahkan keberislaman di Indonesia.27

3. Korelasi antara Sikap Penerbit Buku Islam terhadap UU Deposit dan

Pengawasan Bibliografi Buku Islam di Indonesia. Penelitian ini dilakukan

oleh Siti Maryam (tesis program Pasca Sarjana Ilmu Perpustakaan

Universitas Indonesia, 2007). Penelitian ini memfokuskan pada kajian

mengenai sikap penerbit buku Islam terhadap adanya kewajiban setiap

penerbit untuk menyerahkan buku yang diterbitkannya ke Perpustakaan

Nasional sebagai koleksi deposit, kemudian sikap tersebut dikorelasikan

dengan data buku Islam dalam Bibliografi Nasional Indonesia, yang

merupakan media untuk mennginformasikan semua buku yang telah

didepositkan di Perpustakaan Nasional.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa buku Islam di Indonesia

cenderung terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun baik dari segi

tema, format dan kualitas cetakan, maupun dari segi lainnya, dan pada

umumnya para penerbit buku Islam telah memenuhi kewajibannya

menyerahkan buku yang diterbitkannya ke Perpustakaan Nasional sebagai

koleksi deposit.

Yang menjadi perbedaan antara penelitian tersebut di atas dengan

penelitian ini adalah pada fokus penelitian. Pada penelitian tersebut

peneliti hanya akan focus pada penerbitan buku referens Islam yang

berebntuk monograf, sedangkan pada penelitian ini peneliti focus pada

penerbitan buku Islam dalam format buku refrens yang dari berbagai aspek

tentu berbeda dengan penerbitan buku monograf.

27

Sudarnoto Abdul Hakim, Dari Kitab Menuju Indonesia Modern (pengantar buku Transmisi

Pengetahuan Timur Tengah ke Indonesia) h. xiv

Page 42: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 35 - Metodologi Penelitian

- 35 -

Bab III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Penelitian ini akan diarahkan untuk memperoleh temuan-temuan

secara deskriptif terhadap bebagai fenomena yang timbul di sekitar dinamika

penerbitan buku referens ke-Islaman di Indonesia. Tujuan utama penelitian ini

adalah untuk memperoleh informasi dan mendeskripsikan tentang fenomena

tersebut sebagai bagian dari perkembangan penerbitan di Indonesia,

khususnya koleksi ke-Islaman. Dengan pendekatan ini diharapkan dapat

diperoleh uraian yang menyeluruh dan akurat tentang pemetaan dan orientasi

penerbitan referens ke-Islaman dan masalah-masalah atau kendala-kendala

dalam penyelenggaraan penerbitan koleksi tersebut. Penelitian deskriptif

memberikan gambaran yang sangat detail tentang situasi, lingkungan sosial

atau sebuah hubungan, menjelaskan secara rinci macam-macam kegiatan

sosial, menggali isu-isu baru atau menerangkan mengapa sesuatu terjadi

(Neuman, p. 29-30).

B. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data dalam penelitian ini yang utama adalah dengan

melalui wawancara mendalam (depth interview), dan ini untuk memperoleh

data primer. Informan dalam penelitian ini adalah para pengelola penerbitan

buku-buku referens ke-Islaman di Indonesia, seperti: pimpinan redaksi, bagian

pemasaran, bagian produksi, dan pihak lain yang dianggap memiliki

kontribusi penting dalam penerbitan buku referens tersebut. Adapun data

sekunder akan diperoleh melalui kajian dokumentasi, dalam hal ini yaitu

mengidentifikasi judul-judul buku referens yang telah diterbitkan selama

kurun waktu kurang lebih 13 tahun terakhir (2000-2013). Dari hasil

Page 43: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 36 - Metodologi Penelitian

- 36 -

dokumentasi tersebut selanjutnya dibuat suatu pemetaan mengenai tema-tema

buku-buku referens bidang ke-Islaman yang terbit tersebut.

C. Informan

Informan dalam penelitian ini adalah para pengelola penerbitan buku-buku

referens ke-Islaman di Indonesia, seperti: pimpinan redaksi, bagian pemasaran,

bagian produksi, dan pihak lain yang dianggap memiliki kontribusi penting

dalam penerbitan buku referens tersebut. Sampel informan ditentukan secara

purposif untuk memperoleh data yang komprehensif dan up todate.

D. Teknik Analisa data

Analisa data dari hasil penelitian ini akan dilakukan melalui beberapa

tahap kegiatan sebagai berikut:

a) Transkripsi hasil wawancara

Pada tahap pertama, data hasil wawancara mendalam dengan para

informan baik berupa file rekaman media ataupun catatan-catatan

dikumpulkan, diorganisir dan ditandai menurut kronologi waktu dan

lokasinya. Data tersebut seluruhnya ditranskripsi apa adanya kedalam

sebuah teks naratif untuk dapat dipaparkan dengan jelas tema-tema

pembicaraan atau pokok-pokok pembahasan yang diutarakan.

Transkripsi ini kemudian akan disertakan pada lampiran laporan

penelitian.

b) Reduksi

Data yang relevan diutamakan, data yang tidak relevan ditinggalkan.

Data yang overlap disisihkan, dan data yang berlebihan dikurangi

untuk dapat diambil substansi atau tema-tema terpilih yang erat

berkaitan dengan pokok persoalan penelitian.

c) Kategorisasi dan Coding

Page 44: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 37 - Metodologi Penelitian

- 37 -

Data yang telah terurai dari transkripsi yang sudah terpilih dengan kata

dan bahasa yang efisien kemudian dipastikan relevansinya dengan

setiap persoalan yang sedang dikaji. Kemudian dilakukan kategorisasi

subject atau tema-tema sesuai dengan masing-masing persoalan dalam

penelitian. Untuk memudahkan pengelompokan berbagai tema pada

data temuan yang ada maka tehnik katagorisasi dilakukan dengan

menggunakan koding atau pengkodean dengan istilah-istilah tertentu.

d) Interpretasi, Pembahasan dan Penyajian Data.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan metode ini

diharapkan peneliti dapat mengungkap makna dari data yang diperoleh

yang bersifat naratif-kualitatif. Analisa dilakukan dengan menjabarkan

tema-tema dan bukti-bukti dari data yang diperoleh yang sudah

dikategorisasikan. Data tersebut diberikan pembahasan dan interpretasi

dengan membandingkan dan mencocokan dengan teori yang ada dan

pendapat para ahli, hasil penelitian sebelumnya dan juga kemampuan

akademik peneliti pada bidang tersebut sehingga diperoleh gambaran

yang kohesif, koheren dan konsisten pada hubungan data yang

dijabarkan. Dengan demikian, penyajian data dapat dilakukan secara

naratif yang memungkinkan atau dapat memudahkan upaya

menyusunan kesimpulan.

e) Kesimpulan

Setelah dijabarkan dan diinterpretasikan dengan menggunakan teori

keilmuan yang relevan, maka pada temuan hasil penelitian kemudian

dibuatkan kesimpulan untuk menjawab persoalan yang sedang dikaji.

Semua kesimpulan yang dirumuskan akan diarahkan pada jawaban

yang tuntas pada setiap rumusan persoalan tersebut, sehingga tidak ada

permasalahan yang tercakup dalam penelitian akan tertinggal.

Page 45: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 38 - Metodologi Penelitian

- 38 -

E. Subjek Penelitian

Telah dikemukakan di atas bahwa informan yang menjadi narasumber dalam

penelitian ini adalah pihak-pihak yang dianggap memiliki kontribusi atau peran

penting dalam perusahaan penerbitan buku-buku referens ke-Islaman di Indonesia

seperti direkur, para manajer, dan lain sebagainya.

Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah empat penerbit

buku referens yang ada di Indonesia yang bersedia menjadi narasumber untuk

penelitian ini. Keempat penerbit tersebut adalah PT. Almahira, PT. Ichtiar Baru

Van Hoeve, PT. Lentera Abadi, dan PT. Kamil Pustaka. Untuk memberi

gambaran mengenai penerbit tersebut maka akan kami tampilkan profil singkat

dari keempat penerbit tersebut. Aspek yang ditampilkan dalam hal ini meliputi

latar belakang atau dasar pemikiran berdirinya, visi, misi, dan tujuan, serta produk

atau buku-buku yang telah dterbitkannya.

1. Almahira

Almahira dapat dikatakan sebagai penerbit yang benar-benar fokus pada

penerbitan buku-buku referens bidang ilmu ke-Islaman. Bila dibandingkan dengan

penerbit lainnya Almahira merupakan salah satu penerbit buku referens bidang

ke-Islaman yang masih berumur relatife muda, namun penerbit ini sudah cukup

banyak menerbitkan buku referens berupa atlas, ensiklopedi, dan lain sebagainya.

Sebagai penerbit baru Almahira cukup menguasi pasar buku referens Islam di

Indonesia karena memiliki kekhasan dalam format buku yang diterbitkannya dan

juga memiliki kantor-kantor perwakilan yang tersebar cukup luas di Indonesia.

a. Dasar Berdirinya Almahira

Salah satu hal yang menjadi dasar pemikiran atau latar belakang berdirinya adalah

semangat dari pendirinya untuk mengembangkan dan mengamalkan ilmu

pengetahuan. Beliau terinspirasi dengan pernyataan Ali bin Abi Thalib ketika

ditanya mengenai perbedaan harta dengan ilmu pengetahun, secara spontan beliau

menjawab, bahwa salah satu perbedaannya: ‟harta akan berkurang dan bahkan

Page 46: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 39 - Metodologi Penelitian

- 39 -

habis jika dipergunakan, sedangkan ilmu pengetahuan justru akan terus

bertambah jika digunakan‟.

Jauh sebelum itu, konon Nabi Sulaiman „alaihissalam juga pernah

dihadapkan pada tiga pilihan oleh Allah, yaitu: kekayaan, kekuasaan, dan ilmu

pengetahuan, lalu Nabi Sulaiman memilih ilmu pengetahuan, dan dengan

pilihannya itu, beliau menjadi orang yang paling berkuasa di muka bumi kala itu,

dengan jumlah kekayaan hampir mencapai sepertiga bagian dunia.

Dua kisah di atas menunjukkan betapa penting dan bernilainya ilmu

pengetahuan, dan Islam menjadikan ilmu pengetahuan sebagai salah satu dasar

agama, atau, lebih jelasnya, dasar seseorang dalam menjalankan hukum-hukum

Allah di muka bumi. Rasulullah saw. pernah bersabda: ‟Tidak sempurna agama

seseorang bila tidak menggunakan akalnya. Hadits tersebut bisa diartikan, bahwa

tanpa ilmu pengetahuan, seseorang tidak dapat melakukan apa pun, karena dasar

pekerjaan adalah ilmu pengetahuan. Di samping itu, al-Qur‟an juga banyak

memberi penghargaan kepada orang-orang berilmu dan senantiasa menggunakan

akalnya.

Kepentingan ilmu pengetahuan akan lebih terasa pada masa-masa

sekarang, masa globalisasi, ketika ilmu pengetahuan memegang kendali kekuatan

suatu bangsa. Bangsa yang maju adalah bangsa yang dapat mengolah teori-teori

ilmu pengetahuan menjadi karya nyata untuk dihadirkan di tengah-tengah

masyarakatnya. bahkan masyarakat internasional. Kemampuan untuk

memproduksi suatu karya diawali oleh kegemaran mencari tahu segala sesuatu

yang belum terkuasai. Proses pencarian itu dilakukan dengan membaca segala

bentuk fenomena, baik yang tertuang dalam bentuk tulisan maupun tercipta dalam

karya nyata lain. Buku adalah salah satu rekaman pengetahuan yang menjadi

bahan kajian orang-orang yang selalu ingin tahu.

Dasar pemikiran tersebut akhirnya menjadi landasan Almahira untuk

membantu para pencari pengetahuan dengan berupaya menghadirkan buku-buku

rujukan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang kajian ke-Islaman, ke tengah-

tengah masyarakat yang membutuhkan dasar pengetahuan untuk melakukan suatu

amal perbuatan secara baik dan benar dengan berlandaskan pada al-Quran dan as-

Page 47: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 40 - Metodologi Penelitian

- 40 -

Sunnah. Maka kemudian didirikanlah Penerbit Almahira yang berasal dari bahasa

Arab „mahir‟ yang secara harfiah berarti „pintar‟.

Dari hasil wawancara diketahui bahwa cikal-bakal penerbit Almahira

sebenarnya sudah dirintis sejak tahun 2001, tetapi berdiri secara resmi pada tahun

2007. Saat ini penerbit Almahira memiliki kantor yang cukup besar dan megah

berlokasi di Komplek KODAM (Kalimalang) Jl. Manunggal 2 No. 8C, Cipinang

Melayu, Makasar Kota, Jakarta Timur 13620 Telp. (021) 68300123 Fax

(021) 86616179. Penerbit Almahira memiliki situs dengan alamat

www.almahira.com. Dan untuk mempermudah komunikasi penerbit Almahira

menyediakan layanan SMS pada nomor 0817151522, dan alamat

email: [email protected].

b. Visi, Misi dan Tujuan

Penerbit Almahira memiliki visi : „menjadi penerbit buku-buku rujukan

masyarakat di berbagai bidang ilmu pengetahuan‟, dan misi yang diembannya

adalah menghadirkan buku-buku rujukan pengetahuan berkualitas, khususnya di

bidang keislaman, ke tengah-tengah masyarakat Indonesia khususnya, dan

masyarakat internasional pada umum-nya.

Adapun beberapa tujuan yang ingin dicapai penerbit Almahira ini adalah

sebagai berikut:

a. Mendidik masyarakat untuk menggemari bacaan-bacaan Islami dan ilmiah

b. Mendidik masyarakat untuk mencintai ilmu pengetahuan

c. Menghadirkan kesejahteraan bagi semua yang terlibat dalam penjalanan

perusahaan (baik secara langsung maupun tidak langsung) yang

berdampak pada kesejahteraan masyarakat sekitar

d. Menjalankan syiar dan dakwah di tengah-tengah masyarakat global.

Sementara pangsa pasar atau segmentasi masyarakat yang ingin disasar atau

dibidik dengan buku-buku Almahira adalah meliputi:

1). Kaum cendekiawan,

Page 48: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 41 - Metodologi Penelitian

- 41 -

2). Kaum peneliti,

3). Dosen dan pengajar,

4). Pelajar dan mahasiswa,

5). Masyarakat luas pada umumnya.

Untuk mencapai visi, misi dan tujuannya tersebut maka Penerbit Almahira

bekerja dengan satu moto : „Mewarnai Dunia dengan Ilmu."

c. Produk Almahira

Dari sejak berdirinya hingga saat ini telah banyak buku referens bidang ke-

Islaman yang sukses diterbitkan oleh Penerbit Almahira ini diantaranya adalah

sebagai berikut:

1) Atlas Agama Islam karya Sami‟ bin Abdullah al-Maghlouts

2) Atlas Agama-agama karya Sami‟ bin Abdullah al-Maghlouts

3) Atlas Al-Qur‟an karya DR. Syauqi Abu Khalil

4) Atlas Hadis karya DR. Syauqi Abu Khalil

5) Atlas Haji dan Umrah karya Sami‟ bin Abdullah al-Maghlouts

6) Atlas Haji karya Wahbah Zuhaili

7) Atlas Penyebaran Islam karya DR. Syauqi Abu Khalil

8) Atlas Perang Salib karya Sami bin Abdullah al-Maghloush

9) Atlas Perjalanan Hidup Nabi Muhammad karya Sami bin Abdullah al-

Maghlouth

10) Atlas Sejarah Para Nabi dan Rasul karya Sami‟ bin Abdullah al-Maghlouts

11) Pedoman Salat

12) Jejak Para Khulafaur Rasyidin

Bila diperhatikan maka tampak jelas bahwa buku-buku tersebut di atas

merupakan buku atau karya-karya terjemahan dari ulama Timur Tengah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Almahira diketahui bahwa buku-buku

tersebut cukup laku di pasar buku Indonesia.

Page 49: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 42 - Metodologi Penelitian

- 42 -

2. PT. Ichtiar Baru Van Hoeve

PT. Ichtiar Baru van Hoeve adalah sebuah penerbit khusus buku referens

terutama dalam format ensiklopedi yang berdiri resmi sejak tahun 1980, dan

perusahaan ini merupakan penerbit pertama Ensiklopedi Indonesia. Maka dapat

dikatakan bahwa pelopor dalam bidang penerbitan ensiklopedi adalah penerbit

Ichtiar Baru van Hoeve ini. Dalam perjalanannya sejak berdiri hingga pada tahun

2007, perusahaan ini telah menerbitkan tidak kurang dari 10 (sepuluh) judul

ensiklopedi baik ensiklopedi dalam bidang ilmu-ilmu umum maupun ensiklopedi

dalam bidang kajian ilmu agama Islam. Buku-buku tersebut telah banyak

digunakan sebagai rujukan utama bagi para penulis di Indonesia dan sebagai

acuan informasi di Indonesia.

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber dari penerbit tersebut (Ibu

Starlita) diketahui bahwa sesunguhnya cikal bakal berdirinya penerbit ini sudah

dirintis sejak tahun 1950, yaitu ketika seorang berkebangsaan Belanda bernama

van Hoeve menerbitkan „ensiklopedi Indonesia‟ untuk yang pertama kalinya.

Kemudian menjelang tahun 1980 seorang yang juga warga negara Belanda

bernama Pashmant datang ke Indonesia melacak keberadaan ensiklopedi tersebut,

dan kemudian menerbitkannya kembali dengan mendirikan penerbit yang baru

bernama Ichtiar Baru van Hoeve (IBVH). Nama van Hoeve beliau berikan sebagai

bentuk penghargaan terhadap van Hoeve yang dulu mempelopori penerbitan

„Ensiklopedi Indonesia‟ tersebut.

Sejak tahun 1980 itulah kemudian PT. Ichtiar Baru van Hoeve secara terus-

menerus dan konsisten menerbitkan berbagai buku referens terutama ensiklopedi

dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Di luar ensliklopedi, PT. Ichtiar Baru

van Hoeve juga menerbitkan buku-buku bermutu di bidang hukum seperti

„Himpunan Peraturan Perundang-undangan RI menurut Sistem Engelbrecht‟ dan

„Studi Notariat dan Serba-serbi Praktek Notaris‟. Produk-produk ini

mencerminkan bahwa PT. Ichtiar Baru van Hoeve serius untuk memberi andil

dalam memperkaya dunia perbukuan Indonesia sekaligus sebagai upaya untuk

mencerdaskan anak-anak bangsa. Hal tersebut sesuai dengan mottonya yaitu

“menyebarkan pengetahuan melalui karya yang berkualitas dan otoritatif‟. Berikut

Page 50: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 43 - Metodologi Penelitian

- 43 -

adalah judul-judul ensiklopedi yang telah diterbitkan oleh PT. Ichtiar Baru Van

Hoeve:

a. Ensiklopedi bidang ilmu umum:

1. Ensiklopedi Indonesia (10 jilid),

2. Ensiklopedi Fauna (6 jilid),

3. Ensiklopedi Geografi (6 jilid + 1 atlas),

4. Ensiklopedi Populer Anak (6 jilid),

5. Ensiklopedi Umum untuk Pelajar (13 jilid). Untuk ensiklopedi ini

disediakan juga situs pendidikan dengan alamat eup.ibvh.com).

b. Ensiklopedi bidang kajian Islam:

6. Ensiklopedi Islam (8 jilid + CD),

7. Ensiklopedi Hukum Islam (5 jilid),

8. Ensiklopedi Islam untuk Pelajar (6 jilid),

9. Aku Tahu Islam, ensiklopedi untuk anak SD kelas 2–4 (20 jilid)

10. Ensiklopedi Tematis Dunia Islam (7 jilid),

PT Ichtiar Baru Van Hoeve juga menerbitkan buku “Haji dan Umrah:

Ibadah, Ziarah, Wisata, Doa” yang mendapat apresiasi khusus dari Pemerintah

Kerajaan Arab Saudi sebagai buku referensi yang dapat diandalkan mengenai haji

dan umrah. Dan pada tahun 2013, atas kerjasama dengan Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan RI, PT. Ichtiar Baru Van Hoeve menerbitkan buku “Indonesia

Dalam Arus Sejarah”, sebuah karya monumental arkeolog dan sejarawan

Indonesia. Buku ini menjadi buku referensi terlengkap mengenai perjalanan

sejarah bangsa Indonesia mulai dari zaman prasejarah hingga reformasi. Buku

tersebut disusun secara faktual dan objektif, dan karenanya buku ini digunakan

sebagai buku referensi utama mengenai sejarah Indonesia bagi sekolah atau

lembaga penidikan di Indonsia.

PT. Ichtiar Baru van Hoeve berdasarkan hasil wawancara merupakan

penerbit pertama di Indonesia yang bergerak dalam penerbitan buku referens baik

buku referens Islam maupun buku referens umum.

Page 51: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 44 - Metodologi Penelitian

- 44 -

3. PT. Lentera Abadi

PT. Lentera Abadi (LA) didirikan dengan tujuan utama memajukan dunia

pendidikan di negara kita, Indonesia. Tujuan pencerdasan bangsa ini dilakukan

dengan cara menerbitkan buku-buku bermutu yang sangat dibutuhkan terutama

oleh para pelajar, kalangan pendidik, serta kalanagn umum. Pilihan utama buku

bermutu yang diterbitkan oleh LA adalah seri buku ensiklopedia. Buku-buku

ensiklopedia yang diterbitkannya menyajikan dunia ilmu pengetahuan yang

mendasar karena memuat prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang paling penting

diketahui oleh para peserta didik, lengkap, menarik, dan mudah dipahami.

PT. Lentera Abadai menginginkan agar koleksi ensiklopedia yang

diterbitkannya menjadi sarana belajar sebagai kegiatan yang menyenangkan.

Beragam informasi dan pengetahuan dikemas dalam format penuh warna yang

akan menarik minat baca anak atau pelajar, sekaligus mempermudah orang tua

dalam memberikan pendidikan berkualitas sejak dini.

a. Produk

Seperti halnya PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, PT Lentara Abadi juga

merupakan penerbit yang fokus pada penerbitan buku referens dalam format

ensiklopedi. Terbitan ensiklopedi tersebut meliputi hampir semua bidang ilmu

pengetahuan, seperti IPA, Ilmu Pemerintahan, Olah Raga, Sosial Budaya, Sains

dan Teknologi, Matematika, Bahasa, Geografi, dan lain sebagainya, termasuk

ensiklopedi dalam bidang kajian ke-Islaman. PT. Lentera Abadi telah begitu

banyak menerbitkan buku-buku referens khususnya ensiklopedia baik dalam

format cetak (printed) maupun dalam format elektronik (seperti CD). Berikut

adalah judul-judul buku referens yang telah diterbitkan oleh PT Lentera Abadi:

a) Bidang Ilmu Umum

1. Ensiklopedia IPA

2. Ensiklopedia Pemerintahan dan Kewarganegaraan

3. Ensiklopedia Sepak Bola

4. Ensiklopedia Jakarta

5. Ensiklopedia Jawa Barat

6. Ensiklopedia Sejarah dan Budaya

Page 52: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 45 - Metodologi Penelitian

- 45 -

7. Ensiklopedia Mengenal Sains

8. Ensiklopedia Pengetahuan Populer

9. Ensiklopedia Geografi

10. Ensiklopedia Sains & Teknologi

11. Ensiklopedia IPTEK

12. Ensiklopedia Biologi Dunia Hewan

13. Seri Anak Pintar

14. Profil 33 Provinsi Indonesia

15. Ensiklopedia Bagus Untuk Anak

16. Ensiklopedia Matematika

17. Ensiklopedia Kimia

18. Ensiklopedia Sains Spektakuler

19. Ensiklopedia Biologi Dunia Tumbuhan

20. CD Geografi Dunia

21. CD Bahasa inggris

22. CD Matematika

23. CD IPA

24. CD Software Multimedia Pembelajaran Interaktif

25. Ensiklopedi Pramuka

26. Ensiklopedi Korp Marinir Indonesia

27. dan lain sebagainya

b) Bidang Kajian Ke-Islaman:

1. Ensiklopedia Mukjizat & Khasiat Al-Qur'an

2. Ensiklopedia Nabi Muhammad SAW

3. Ensiklopedia Mukjizat Ilmiah Alqur "an dan Hadist

4. Al-Quran Dan Tafsirnya

5. Ensiklopedia Pendidikan Akhlak Mulia

6. Ensiklopedia Rukun Islam

7. Pedoman Haji dan Umroh (buku + DVD)

Sebagai bentuk keseriusan PT. Lentera Abadi dalam menerbitkan buku-buku

referens Islam maka didirikanlah anak perusahaan akan secara khusus

Page 53: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 46 - Metodologi Penelitian

- 46 -

menangani penerbitan tersebut dengan nama Borobudur. Disamping buku

referens Islam dan umum seperti tersebut di atas PT. Lentara Abadi juga

menerbitkan buku-buku special berupa buku-buku terjemahan dari buku-buku

berbahasa Inggris, yang semuanya juga merupakan bentuk buku referens.

Buku-buku special tersebut adalah sebagai berikut:

1. Compton's by Britanica 2010

2. Webster's New Explorer Encyclopedic Dictionary

3. Encyclopedia Britanica 2010

4. Ensiklopedia Britanica World Atlas

5. Britannica Visual Dictionary

6. Great Book of the Western World

7. Britanica discovery library

8. Britanica global edition

9. Illustrated Family Encyclopedia

10. Rourke's World of Science

11. Britanica Illustrated Science Library

12. Britanica Student Encyclopedia

13. The New International Standard Medical & Health Encyclopedia

Dengan melihat begitu banyaknya judul buku referens yang telah

diterbitkan di atas maka dapat dikatakan bahwa meskipun PT. Lentera Abadi

bukan penerbit tertua tetapi merupakan penerbit yang paling banyak menerbitkan

buku referens di Indonesia. Dan diantara sejumlah buku tersebut penerbit ini juga

turut andil dengan menerbitkan setidaknya enam judul buku referens ke-Islaman,

bahkan ke depan sepertinya penerbit ini akan lebih serius menangani penerbitan

buku referens Islam ini yaitu dengan mendirikan anak perusahaan aatau Divisi

Borobudur.

4. PT. Kamil Pustaka

PT. Kamil Pustaka dapat dikatakan sebagai penerbit buku referens Islam

yang paling muda usianya dibanding penerbit lainnya. Perusahaan ini baru

didirikan pada akhir tahun 2012, dengan demikian pada saat penelitian ini

Page 54: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 47 - Metodologi Penelitian

- 47 -

berlangsung usia penerbit ini baru berjalan dua tahun. Berbeda dengan penerbit

lainnya yang juga menerbitkan buku-buku referens Islam, sebagai penerbit baru

Kamil Pustaka ingin tampil dengan cita-cita untuk melaksanakan syiar Islam

sekaligus mengembangkan bisnis Islami. Sebagai buktinya maka penerbit ini

sangat sedang berupaya sepenuh hati mengebangkan perusahaan dengan sangat

mengutamakan peran para marketing (pemasar) dan merangkul mereka dengan

penuh kekeluargaan.

Dengan usianya yang masih sangat muda memang belum banyak hal yang

ditulis mengenai penerbit ini, bahkan jumlah buku yang diterbitkannya juga baru

dua judul yaitu pertama, Ensiklopedi Pengetahuan Al-Qur‟an dan Hadis, dan

buku ini merupakan judul perdana dari buku yang diterbitkannya, yang kedua

adalah Tafsir Al-Qur‟an Tematik, judul yang kedua ini sebenarnya penyusunnya

murni dari Kementrian Agama, PT. Kamil Pustaka hanya diberi hak untuk

mencetak, memperbanyak dan mendistribusikannya.

Dari hasil wawancara diketahui bahwa PT. Kamil Pustaka menerbitkan tafsir

tersebut dengan cover yang lebih elegan dan dengan ukuran yang lebih besar dari

buku aslinya yang diterbitkan oleh Kementrian Agama. Namun perlu dicatat

bahwa di usianya yang masih sangat muda perusahaan penerbitan ini telah

memiliki dua kantor cabang bertempat di Bandung, berdasar hasil wawancara

diperoleh informasi bahwa buku yang diterbitkannya cukup laris terjual di

beberapa kota besar di Indonesia, seperti Bandung, Surabaya, Medan, Makasar

dan juga Yogyakarta.

F. Waktu Pelaksanaan Penelitian

Penelitian rencananya akan dilakukan selama 9 (sembilan) bulan terhitung sejak

bulan Maret hingga bulan Nopember 2014, dengan jadwal sebagai berikut:

N

o Langkah Penelitian

Waktu

Maret Apri

l Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nop

1 Penyusunan Proposal

Page 55: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 48 - Metodologi Penelitian

- 48 -

2 Pengumpulan data

3

Pengolahan dan

Analisa Data

4 Penyusunan Laporan

5

6 Penyusunan Artikel

Dari keempat penerbit inilah peneliti memperoleh data-data yang diperlukan

untuk menyelesaikan penelitian ini.

Page 56: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 49 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 49 -

BAB IV

ASPEK BISNIS DALAM PENERBITAN

BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA

Seperti telah diungkap pada bab sebelumnya bahwa penelitian ini dilaksanakan

dengan pendekatan kualitatif dan data utama diperoleh melalui wawancara dengan

para informan. Bab ini akan mendeskripsikan hasil reduksi atas hasil wawancara

dengan informan tersebut. Secara garis besar deskripsi hasil penelitian ini akan

terbagi menjadi dua sub bahasan besar, yaitu pertama, bahasan tentang faktor atau

aspek bisnis dari penerbitan buku referens Islam di Indonesia, dan kedua adala faktor

atau aspek non bisnis dalam penerbitan buku referens Islam di Indonesia. Deskripsi

terdiri dari reduksi hasil wawancara sekaligus interpretasi dari peneliti.

Mengingat yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah empat penerbit (empat

orang), maka dalam deskripsi ini setiap aspek atau kategori merupakan hasil

wawancara dari semua informan, selama informan tersebut memberi penjelasan pada

aspek tersebut. Keempat orang informan (narasumber) tersebut adalah:

Informan I (I-1) : Bapak Abdul Ghafar (Penerbit Almahira)

Informan II (I-2) : Ibu Starlita (Penerbit Ikhtiar Baru Van Hoeve (IBVH)

Informan III (I-3) : Bapak Budi Sudarmono (Penerbit Lentera Abadi)

Informan IV (I-4) : Bapak Muhammad Kosim (PT.Penerbit Kamil Pustaka)

Keempat informan merupakan perwakilan dari penerbit yang paling tua usianya

(IBVH), penerbit paling muda usianya (Kamil Pustaka), penerbit yang benar-benar

fokus pada penerbitan buku referens Islam (Almahira), dan satu lagi penerbit yang

menerbitkan buku referens bidang ilmu umum tetapi juga menerbitkan buku referens

Islam sebagai bagian dari keseluruhan buku-buku referens yang diterbitkannya (PT.

Lentera Abadi). Selanjutnya dalam analisis dan penjabaran data pada bagian ini, dari

pada menggunakan nama nara sumber yang sebenarnya maka nama penerbit dan

Page 57: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 50 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 50 -

istilah akronim inisial penerbit digunakan sebagai ganti dari nama nara sumber dari

ke-empat subject penelitian tersebut, masing-masing : ALM (Almahira), LA (Lentera

Abadi), IBV (Ichtiar Baru Van Hoeve) dan KP (Kamil Pustaka).

A. Aspek Bisnis

Yang dimaksud dengan aspek bisnis dalam penelitian ini adalah aspek-aspek

pokok berkenaan dengan aktifitas ekonomi-bisnis pada penerbitan buku referns Islam

di Indonesia. Disamping itu juga berkenaan dengan isu-isu pokok tentang dinamika

perkembangan serta kendala dan tantangan dalam dunia bisnis penerbitan buku

referens Islam terebut.

Pada bagian ini dibahas tentang perkembangan penerbitan buku-buku referensi

Islam yang ditinjau dari aspek bisnis. Maka, laporan penelitian ini secara khusus

mengungkapkan berbagai fenomena bisnis tersebut. Namun demikian, aspek-aspek

lain juga ikut diperbincangkan sebagai bahasan pendukung terhadap tema utama.

Intinya, seperti telah dinyatakan pada rumusan masalah proposal disini hal-hal yang

menjadi persoalan yang ingin dijawab, yakni: 1) Aktifitas bisnis dalam penerbitan

buku referens Islam di Indonesia; 2) Dinamika perkembangan penerbitan buku

referens Islam di Indonesia; dan 3) Kendala dan tantangan dalam penerbitan buku

referens Islam di Indonesia.

Untuk memahami lebih menyeluruh tentang hasil penelitian ini dapat dilihat

pada penjabaran berikut, dimana pokok-pokok bahasannya mengacu pada rumusan

persoalan yang sudah dikemukakan diatas. Beragam fenomena terkait bisnis

penerbitan ini dibahas secara komprehensif dan gambaran deskriptifnya dapat

disimak pada laporan penelitian ini.

Page 58: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 51 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 51 -

B. Strategi Bisnis

b.1. Istiqomah

Bila dilihat dari misi dan pedoman yang sering menjadi landasan aktifitasnya dalam

usaha penerbitan, nampaknya Almahira berusaha keras untuk melakukan upaya-

upaya purifikasi ajaran Islam lewat karya-karya penerbitan. Kadang juga dalam

bentuk klarifikasi pemikiran-pemkiran yang bertentangan. “Kita menyampaikan

informasi yang ada kaitannya dengan haq wal bathil, maksudnya menyampaikan

sebuah kebenaran dan e… gampangannya yang benar mana yang salah mana,

sehingga itu penting banget.”(ALM) Kalau boleh dikatakan kegiatan klarifikasi tadi

sebagai bagian dari purifikasi, maka upaya-upaya pembenaran terhadap pandangan-

pandangan yang berkembang menyimpang dalam masyarakat sesungguhnya adalah

bagian dari misi melakukan pelurusan dan pemurnian ajaran Islam itu sendiri oleh

pernerbit.

Untuk upaya-upaya tersebut penerbit Almahira melakukannya dengan menyuguhkan

terbitan buku-buku yang dipaparkan berdasarkan sumber-sumber yang shahih,

autentik dan terpercaya, contohnya Tafsir Imam Syafi‟i. Kekhasan terbitan pada tema

ini juga memperoleh perhatian dan minat pembaca yang cukup signifikan. Dalam hal

ini dapat dikemukakan bahwa faktor ideologi berpengaruh besar terhadap sukses

bisnis. Mereka yang mampu berlaku istiqomah dalam aqidah, ternyata mereka sukses.

Bisa saja, salah satu bentuk upaya furifikasi adalah diantaranya tidak memihak satu

mahzab. Pelurusan bidang akidah lebih ditekankan lagi. Menghindarkan tahayul.

Perbedaan dan dinamika pada pemikiran malah dianjurkan, karena dapat mendorong

pekembangan atau inovasi-inovasi. Almahira malah mendorong khilafiah kalau pada

ranah pemikiran-pemikiran asalkan bukan pada pemikiran-pemikiran yang

menciderai Qur‟an dan Hadits, dan sifatnya temporer, tidak menyangkut akidah, tidak

menyangkut ibadah itu bagus, malah itu yang kita butuhkan untuk inovasi.

Page 59: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 52 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 52 -

Almahira malah memanfaatkan adanya khilafiyah tersebut menjadi peluang untuk

dapat menyuguhkan informasi dan pengetahuan terkait secara proporsiaonal dan

seimbang. Ia meyakini peluang adanya kesempatan untuk memberikan jalan yang

memungkinkan berbagai ragam perbedaan tadi dapat memanfaatkan terbitan referensi

yang dapat berlaku untuk semua golongan dan kelompok-kelompok yang berbeda.

Ideologi keyakinan tentang harapan minat berbagai kelompok yang berbeda mazhab

tadi untuk memanfaatkan bersama koleksi terbitan referensi, senantiasa dilandaskan

pada qur‟an dan sunnah semata. Penerbit turut serta melakukan upaya purifikasi

ajaran Islam lewat terbitan-terbitan referens sepertinya berhasil memperoleh minat

besar oleh berbagai kelompok mazhab (organisasi masyarakat muslim) yang ditandai

dengan penjualannya yang terus meningkat; Dan ternyata membawa keberkahan,

masyarakat menyambut dengan antusias. P: Pernah terjadi Pak ada buku yang

diterbitkan kurang laku? ; I : Di kita Alhamdulillah semua bagus, karena memang

itu, saya benar-benar memilah, menyeleksi buku ini kan ga mudah, ya yang tidak

bermadzhab tadi, karena kalau sudah bermadzhab maka akan susah. (ALM).

Bagaimana sikap terhadap perbedaan kelompok tersebut dapat dilihat pula pada

kutipan hasil wawancara berikut.

“Dengan kita garis bawahi semua apa yang kita terbitkan itu tidak

bermadzhab, artinya tidak mengarah pada satu pemahaman, kita selalu garis

bawahi bahwa buku yang kita terbitkan selalu berdasarkan pada al-Qur‟an

dan As-sunnah, gitu, e… sehingga kita tidak memihak salah satu pihak,

katakanlah pada NU misalnya atau Muhammadiyah, sehingga orang NU

bisa membaca buku kita dan Muhammadiyah pun demikian, buku kita tidak

parsial, artinya semua yang kita sajikan itu murni untuk memberikan

informasi pengetahuan kepada e… umat Islam Indonesia, ini lho pemahaman

Islam yang yg sebenarnya berdasarkan Al-Qur‟an dan Hadis, gitu”. (ALM)

Diakui dari pernyataan Almahira, “karena kalau sudah bermadzhab maka akan

susah‟. Memberikan pendapatnya bahwa bila sudah bermahzab dalam penerbitan itu

Page 60: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 53 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 53 -

sulit berkembang, terutama dalam melayani umat muslim yang di dalamnya terdapat

banyak kelompok dan golongan mahzab. Bertahan pada satu keyakinan mahzab

dengan secara fanatik menerbitkan hanya pada faham kelompoknya saja maka akan

tidak memperoleh dukungan minat masyarakat secara luas.

P: Tapi kalau kita lihat Pak banyak penerbit yang menerbitkan buku

berangkat dari situ (pemahaman terhadap madzhab tertentu) Pa?

I : Betul, tapi saya (Almahira) tidak bermadzhab, makanya saya bilang

semua warga NU, warga Muhammadiyah, PERSIS, bahkan ISIS pun bisa

membaca buku kita, gitu. ee. kita tidak membatasi untuk itu, gitu. Sehingga

kalau toh kita punya (menerbitkan) buku Tafsir Imam Syafii itu bukan karena

kita bermadzhab pada Imam Syafii, tapi karena kita ingin kasih tahu ke

masyarakat, banyak orang mengklaim madzhabnya Imam Syafii tetapi

sebenarnya mereka tidak tahu Imam Syafii itu madzhabnya kaya apa, Imam

Syafii pernah mengajari qunut subuh atau ga kan mereka tidak tahu, begitu.

(ALM)

Pengakuan adanya penjualan yang terus bagus dari buku-buku keIslaman

menunjukan adanya peningkatan minat masyarakat muslim terhadap buku-buku

Islam yang belakangan beredar di pasaran. Tetapi hal ini bukan tanpa usaha keras

penerbit menemukan peluang pasar, karena mereka telah bekerja keras untuk

memastikan aktifitas editorial mereka cermat dan akurat sehingga mudah diterima

pasar. Keinginan penerbit sejalan dengan keinginan pasar. Penerbit berikutnya

sederhana sekali melakukan upaya penelusuran inspirasi tema-tema buku baru

mereka. Dengan menggunakan dua frase singkat pada aspek iman dan Islam akan

kemudian terkuak berbagai judul baru yang juga begitu diterima masyarakat,

meskipun tema-tema tersbut bukan sama sekali baru di masyarakat. Seperti

contohnya, “P: dan tema-temanya pa ? I: kita galinya dari rukun Islam dan rukun

iman. Gitu aja” (LA). Jawaban tersebut simple tetapi sangat mendasar. Bahwa selama

ini untuk tema-tema Islam penerbit ini tidak kehabisan sumber tema, dan cukup

dengan merenungkan rukun iman dan rukun Islam serta melihat kebutukan

Page 61: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 54 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 54 -

masyarakat muslim, maka lahirlah tema-tema baru. Tetapi tidak sesederhana itu.

Tentunya untuk buku-buku referens tidak terlalu banyak judul bisa terbit per tahun,

mengingat sifat kontennya yang komprehensif, disusun secara sistematis dan

umumnya didesain tampak mewah. Penerbit yang satu lagi masih tergolong baru,

karena berusia 2 tahun, tetapi bisa eksis dan bertahan hanya dengan dua judul buku

referens yang ia punyai.

Para penerbit ini umumnya menghindari sikap pengkotak-kotakan ini. Seperti juga

diakui oleh nara sumber dari penerbit Lentera Abadi. Lentera selalu berusaha untuk

tidak membatasi pasar, dengan cara tidak menerbitkan naskah yang bernada keras,

meskipun menurut komunitas tertentu dianggap bagus, alasannya ini mempersempit

wilayah penjualan dan mempersempit diri sendiri. “karena kalau kita sudah

menerbitkan yang mengkotak-kotakkan diri kita maka sesungguhnya kita

mengkotakkan atau mempersempit diri kita sendiri“. Keputusan ini didasarkan pada

pertimbangan yang matang dari tim pembaca ahli, makanya diperlukan tim pembaca

ahli.

b.2. Kekhususan

Almahira menyadari bahwa profesi penerbitan juga perlu kekhususan agar lebih

konsentrasi dan lebih mudah dijalankan. Mudah diidentifikasi kelompook mana

mengerjakan apa. Almahira mengkhususkan diri pada penerbitan keIslaman saja

selama ini. Berpindah atau menambah pada aspek-aspek bidang umum bisa justru

tidak maksimal dan tidak efisien. Tetapi bila fokus kelompok pembacanya jelas

almahira bisa juga berusaha untuk menerbitkan. ”Jadi fokus dan pembacanya jelas.

Berapa modal yang harus kita keluarkan untuk biaya ini, surveinya, pembiayaan

lapangan, dan dst.”(ALM)

Page 62: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 55 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 55 -

b.3. Sikap Positif thd Kompetisi dan Keragaman Produk

Almahira menyadari adanya ragam perbedaan dalam faham keIslaman masyarakat

sebagai peluang. Kelapangan hati untuk menerima perbedaan dan persaingan tersebut

terbukti telah membawa kepada keberhasilan usaha karena dari sanalah terdapat

peluang untuk gagasan pengembangan usaha. Dinyatakaan dalam kutipan hasil

wawancara. Kita ini kan mayoritas umat Islam dengan e… ragam yang berbeda,

pemahanan, e…. keIslaman yang berbeda, e… ada garis keras, ada garis kiri, ada

garis kanan, sehingga saya terpanggil secara pribadi untuk memberikan jalan

kepada umat Islam untuk mempelajari apa yang harus mereka tahu. (ALM).

Bahkan pernerbit Lentera Abadi tidak khawatir dengan adanya persaingan yang

semakin ketat. Adanya persaingan telah mendorong banyaknya produk yang terbit

dan dengan sendirinya akan mendorong beragam inovasi-inovasi. Hal ini dapat dilihat

pada uraian berikut.

“Ibarat orang jualan di pasar malam, kalau dia sendirian maka kurang laku

karena ga ramai, tapi kalau yg jualan banyak dan ramai, pembeli pun jadi

ramai juga, semakin banyak yang jualan semakin banyak pembeli. Makin

banyak variasi produk yang dijual makin laku … maka makin ramai dan

makin membuat kita lebih inovatif. Kalau sendirian malah ga laku, jadi

jangan kita merasa nyaman dengan kesendirian, karena makin banyak

produk makin bagus, karena sekali konsumen membeli suatu produk maka dia

tidak akan puas dengan satu produk saja. Persaingan makin banyak semakin

bagus. Mereka tidak membeli bukannya ga punya uang tapi karena tidak tahu

ada produk itu” (LA).

b.4. Mengambil Jalan Tengah

Lentera Abadi berpandangan bahwa umat Islam itu semakin kritis. Kalau diamati

dengan cermat bahwa sekarang ini perkembangan minat kaum muslimin lebih

menyukai kajian Islam yang sedang-sedang saja tetapi berkenaan dengan isu-isu yang

Page 63: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 56 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 56 -

up to date, solutif dan berbobot, „yang berbobot itu maksudnya mereka ngerti‟ (LA).

Misalnya, Trans Gender Dalam Islam. Demikian juga mereka tidak begitu tertarik

bila diberikan materi terlalu ringan, seperti ”Sahnya wudu adalah..” Dan lebih tidak

tertarik lagi bila yang membawakan dan/atau materinya terlalu keras, “Tapi zaman

sekarang mohon maaf ya, yang ekstrim itu ga di minatin”. (LA)

Maka dari itu, sebaiknya materi kajian Islam itu sekarang jangan terlalu berat, jangan

terlalu sederhana/terlalu ringan. Tetapi bukan berarti tidak mengajarkan doktrin,

akidah misalnya,

“Kita tetap memasukan ajaran yang sifatnya doktrin tersebut tetapi dengan

cara yang lebih halus, lebih lembut, gitu lho supaya orang lebih menerima,

... jangan terlalu memaksa, dan juga kool, jangan meden-medenni. ...Orang-

orang yang masih belum terlalu kuat itu, makin takut mempelajari sesama

Islam, kalau kemudian dibebani yang berat-berat itu, [mereka]ngeri...

semakin tidak bisa didekati dengan bahasa otak mereka , semakin mereka

jauh. Makanya buku-bukunya Gus Mustofa itu laris... Tapi kalau judul buku

aja di depan, sudah ga bisa, tidak ada terjemahnya, mohon maaf, laraang,

ning ora payu.” (LA).

Untuk berbagai persoalan teknis banyak kaum muslim saat ini terdorong untuk

belajar secara mandiri. Hal-hal yang bersifat teknis seperti Ilmu Fikih Islam juga

cukup diminati untuk mereka belajar secara mandiri guna menambah pengantar dan

penguatan pemahanan keIslaman dalam diri mereka. Maka dari itu diperlukan Buku-

buku yang lebih komprehensif, yang komplit dan karenanya format fisiknya jadi

tebal.

Sikap berpendirian dengan mengambil jalan tengah juga ditunjukan oleh Almahira.

Disamping analisis pemasaran yang cermat dan gigih, juga tindakan komitmen

verifikasi pada waktu pra penerbitan merupakan kunci keberhasilan mereka. Kedua

hal ini kemudian akan mengarahkan pada pertimbangan dan tindakan seleksi yang

kritis terhadap judul-judul apa yang lolos dalam pernerbitan naskah. Komitmen

ketidak-berpihakan pada mazhab tertentu menjadi harga mati yang harus dipatuhi

untuk setiap penerbitan. Tinjauan menyeluruh pada setiap naskah dilakukan pada

Page 64: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 57 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 57 -

semua bagian naskah yang sudah siap terbit pada saat-saat pra cetak agar dapat

dipastikan bahwa tidak terdapat muatan isi yang bernuansa mengikuti mazhab

tertentu karena „kalau sudah bermadzhab maka akan susah‟. (ALM)

b.5. Mengapa Buku Referens

Rangkuman alasan mereka mengapa penrebit mengembangkan usaha penerbitan dan

penjualan buku jenis referens, tergambar pada rangkaian pernyataan berikut yang

telah diakui oleh penerbit Lentera Abadi : “1) orang itu, kalau hanya baca saja ga

ada gambarnya ga mau, sementara yang runut, sistematis, abjatis, itu memang di

ensiklopedi.2) lebih menarik, nyari apa saja kan gampang. [jadi lebih kepada

sistematikanya]. 3) kita ga mau yang murah, untungnya ora okeh. Sederhana nya

begitu. Karena harga buku itu ga bisa ditentuin, kan cuma berapa halaman,

ongkosnya berapa. Kan mengandung intelektual properti right. Orang saya riset .4).

jadi kesadaran sekarang itu, [yang ada] bukan buku, [kalau] dipake tiga kali trus,

mbrodol [rusak parah].”(LA)

b.6. Desain Product Model Premium.

Umumnya para penerbit referens Islam ini membidik kelas yang tidak biasa, yang

sering disebut sebagai kelas premium. „nah saya melihat kelas yang tidak banyak

dilirik oleh penerbit itu, maka saya mengambil untuk kelas premium..., apalagi saat

ini kesadaran mereka untuk mempelajari agama kan besar, nah saya sasar mereka

dengan menghadirkan buku-buku yang berkelas premium gitu ”.( ALM). Bisa

difahami, ternyata bukan hanya karena isinya, tapi penampilan pun mereka butuhkan.

Dalam teori marketing ada dikenal konsep struktur marketing, yang didalamnya

dibahas 1) unsur analisis pemasaran dan 2) bauran pemasaran atau marketing mix.

Berkaitan dengan unsur yang kedua ini meliputi konsep pruduct, price dan distribusi.

Uniknya, penerbit-penerbit ini termsuk Almahira dan lainnya berhasil menciptakan

buku-buku referensi Islam best seller. Sebenarnya bukan pada penekanan pada tema

atau pokok bahasan yang terbaru tetapi pada desain kemasan dan penyusunan buku-

buku referensi yang memiliki keunikan-keunikan tersendiri.

Page 65: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 58 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 58 -

Istilahnya premium. Istilah ini dapat diahami sebagai sesuatu yang memiliki nilai

tinggi atau melebihi nilai harga normalnya. Almahira menjelaskan hal in sebagai

sesuatu yang unik. Keunikan itu merupakan perpaduan dari konsep: ketuntasan

pembahasan topik-topik, desain fisik yang menarik dan luxs, serta pemilihan sasaran

konsumen pada segmen menengah ke atas. Dengan kesimpulan awal dapat

dinyatakan bahwa koleksi buku referensi Islam yang baru akan dibutuhkan oleh

konsumen potensial maupun aktual bila berhasil memastikan ini kebutuhan mereka.

Dan bila didesain sedemikian, meskipun koleksi serupa sudah ada di pasaran, tapi ini

hadir dengan perwajahan, pembahasan serta pemaparan yang berbeda.

Almahira mengungkapkan, “yang paling penting adalah masyarakat itu pingin apa

ya, mereka bangga membawa ini, gitu lho. Dulu orang membawa buku agama itu,

malu, merasa ga enak, karena memang ga ada yang bisa dibanggakan. Kalau orang

sekarang dia naruk buku, trus bawa buku seperti ini [sambil menunjuk buku yang

disediakan] maka nilainya berbeda, maka buku kita, hampir semua hard cover

semua, karena lebih awet, dan ada juga yang ditulis dengan tinta emas”(ALM).

Maka, desain harus membuat orang seneng melihat buku baru. Meskipun konten dari

buku-buku yang bersangkutan tidak sama sekali baru. Tapi utamakan kemasan yang

baik, baik dari sisi penyajian infomrasi maupun dari sisi rancang bangun penampilan

fisiknya, miskipun kontennya tidak baru. Meskipun demikian, pilihan-pilihan mereka

untuk judul-judul yang baru tetap ketat dan berhati-hati untuk mendapatkan keunikan

koleksi baru mereka ditengah-tengah koleksi buku yang sudah beredar di pasaran.

Memastikan hal tersebut diatas tentu tidak mudah, sudah diakui oleh para penerbit.

Seperti Almahira misalnya, maka bila dilihat keberhasilalannya dengan metode dan

pendekatan tersebut, maka penerbit sejenis ini telah berhasil melakukan analisis

pasar. Sebelum dilakukan produksi maka penerbit telah berhasil melakukan

identifikasi kebutuhan komsumen masyarakat muslim beserta segmen-segmennya,

Page 66: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 59 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 59 -

baik segmen yang secara aktual menggunakan sumber-sunber referensi maupun

mereka yang sangat potensial akan berminat menggunakan product yang akan

dihasilkan, dan secara ekonomi akan menghasilkan untung. Jadi, bagaimana

mewujudkan ide literasi budaya islami tadi lewat terbitan, yakni dengan melihat

kebutuhannya dan mereka bangga dengan menemukan kebutuhan informasi itu tadi

yang dikemas dengan kemasan yang menarik.

C. Aktifitas Bisnis

Seperti mudah diketahui bahwa bisnis merupakan kagiatan ekonomi yang secara

umum banyak dilakukan orang dalam kehidupan sehari-hari. Sesuai dengan bidang

keahliannya orang melakukan atau membangun usaha bisnis bisa bermacam-macam

bentuk. Berbagai ragam usaha tersebut pada intinya akan berbentuk salah satu dari

dua hal, ada yang berbentuk usaha produk jasa ada yang berbentuk usaha produk

barang. Penerbitan adalah salah satu bentuk usaha bisnis berupa produk barang

umumnya buku-buku tercetak dan sejenisnya, penerbitan buku-buku referensi Islam.

Menurut beberapa pengertian business dapat diartikan sebagai beberapa klausa

berikut, antarra lain: a) sebuah aktifitas komersiil yang digunakan sebagai alat dalam

kehidupan sehari-hari; b) perdaganan, profesi, dan pekerjaan seseorang yang

dilakukan secara reguler; c) kebiasaan, transaksi dan negosiasi secara ekonomik

(Robert Allen, 2001: 186). Ketiga hal pengertian tersebut tampak memiliki makna yang

sangat dekat dengan pengertian ekonomi, dimana ekonomi diantaranya dipahami

sebagai konteks berikut; “[bagian ilmu sosial] atau sesuatu yang didasarkan pada

produktifitas, distribusi dan konsumsi product barang dan jasa; memiliki kepentingan

praktis dan industrial; mendasarkan pada keuntungan (profitable); bekerja dalam

konteks kepentingan dengan aspek keuangan dan kepraktisan, dan efisiensi.” (Robert

Allen, 2001: 442). Unsur-unsur pemahaman bisnis dan ekonomi ini, termasuk beragam

konteks keilmuan yang relevan, kemudian akan menjadi dasar perbincangan topik

Page 67: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 60 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 60 -

tersebut pada pembahasan dan pemaparan data yang diperoleh sebagai hasil

penelitian berikut.

Mereka (keempat nara sumber dari penerbit) juga menggambarkan visi-misi masing-

masing yang sekaligus merupakan bagian alasan-alasan prinsip aspek ideologis. Pada

prinsipnya mereka berkeinginan untuk menyumbangkan sesuatu yang berharga dan

bermanfaat untuk kemajuan masyarakat yang beradab, misalnya dengan moto „spread

the knowledge”, disamping untuk tujuan bisnis guna mencari keuntungan. Sebagai

perusahaan yang bergerak di bidang perbukuan mereka mewujudkan tujuan dan

misinya dengan menerbitkan buku-buku referens, termasuk koleksi referens Islam.

Banyak penerbit referns menerbitkan buku-buku Islam dan juga buku-buku umum.

Sebagian penerbit lain juga menerbitkan buku-buku referns, tetapi tidak secara

khusus.

C.1. Analisa Pasar Dan Kebutuhan Masyarakat

Dalam mencari peluang tema-tema mana yang akan kemudian diterbitkan oleh

penerbit, masing masing mempunyai pendekatan yang berbeda-beda. Para Penerbit

umumnya akan berusaha sumgguh-sungguh dan secara cermat untuk memahami

kebutuhan masyarakat konsumen. Tetapi pada prinsipnya mereka lebih

mengutamakan tema-tema yang belum ada di pasar, kalaupun ada maka mereka akan

meneliti unsur pembedanya apa dan bagaimana sehingga karya yang akan

diterbitkannya akan berbeda dengan yang sudah ada. Mereka sangat hati-hati tema

mana yang akhirnya akan masuk ke pencetakan. Tentu ini memerlukan proses yang

amat panjang, hingga penerbit tersebut telah begitu yakin dengan karya yang akan

dipublikasikan.

1.a. Mengamati Langsung Kebutuhan Masyarakat.

Page 68: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 61 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 61 -

Nampaknya parea penrbit beradu kelihaian dalam menangkap peluang-peluang pasar.

Ada diantaranya yang melakukan pengamatan langsung kepada kebutuhan

pengetahuan masyarakat, khususnya kaum ibu, tentang persoalan kepribadian kaum

pria, tatkala penerbit hendak menentukan judul mengenai prilaku para suami. Maka,

ditemukan tema „Menyikapi Tingkah Laku Suami‟. Bukan „menyikapi tingkah laku

istri‟. Seperti dikemukakan, “Karena yang bertanya kebanyakan bukan suami.

Karena suami ga pernah beli. „menyikapi tingkah laku istri, gitu, suami ga beli. Tapi

kalau laki-laki beli itu agak berat. [analisis pasarnya tajam?] masing-masing punya

keahliannya ya, artinya menyelami... (ALM).

Dari dialog sederhana tesebut dapat diungkap bahwa Almahira menggunakan istilah

menyelami sebagai konsep dimana setiap orang mempunyai keahlianya dalam

menghayati profesi yang digelutinya. Sehingga setiap orang akan ahli dibidang

profesinya. Termasuk dalam konteks ini adalah keahlian penerbit dalam

mengidentifikasi kebutuhan masyarakat akan pengetahuan dan informasi baru untuk

menemukan solusi persoalan hidup mereka. Khususnya para ibu yang tinggal di

kawasan urban dan metropolitan yang mungkin merasa berkepentingan untuk

memahami persoalan tersebut. Almahira berusaha menawarkan produk-produk

semacam itu, kritis, urgent dan up to date, yang sangat mungkin akan diterima

masyarakat luas, sehingga tercetuslah judul baru „Menyikapi Tingkah Laku Suami‟.

Buku ini laku keras. Meskipun bukan tentang buku referens, tapi kasus ini menarik.

Memperhatikan pandangan penerbit yang sudah lama mengamati perlilaku sosial

agama kelompok menengah ke atas diketahui bahwa kesadaran keagamaan kalangan

menengah atas dari masyarakat muslim itu saat ini meningkat. Ini kemudian yang

mendasari mengapa mereka, termasuk berbagai penerbit referensi Islam yang lain,

memperhatikan peluang penerbitan buku jenis premium yang ternyata laku keras di

masyarakat. Kemudian setelah penerbit mengamati ia menyimpulkan bahwa selama

ini ada setereotip di masyarakat bahwa “orang kaya tu ga sholat‟ .. lain, mereka itu

justru sekarang kesadaran agamanya tinggi.” (LA) Prinsipnya, apa yang diusahakan

Page 69: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 62 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 62 -

terbit sudah semestinya merupakan sesuatu yang diperlukan masyarakat. “intinya

harus seimbang antara kebutuhan dan penjualan, jangan sampai tidak laku dan

jangan sampai kita ga buat apa yang dibutuhkan. (LA)

1.b. Mencermati Minimnya Referensi Islam di Indonesia

Hampir semua nara sumber memiliki kemauan keras untuk meneruskan atau

melakukan adanya perubahan dalam penerbitan koleksi keIslaman. Hal ini memiliki

dua alasan yang menjadi tujuan. Yaitu, (1) mensasar segmen tertentu, juga sekaligus

(2) ingin meninggalkan wajah perbukuan Islam di Indonesia yang beberapa dekade

lalu tampak kurang menarik dan agak terabaikan kini tampak semakin berkesan dan

membanggakan. Dan dari fakta di lapangan dikemukakan bahwa semakin terbukti

trend penjualan dan cetak ulang untuk tema-tema referensi Islam terus meningkat dari

banyak penerbit yang menekuni bidang ini. Artinya usaha mereka selama ini tidak

merugi. Salah satu dari mereka mengemukakan tentang kekuranganya buku-buku

referns Islam bahwa, “Nah kalau berkaitan dengan ekonomi itu, sebetulnya saya

berfikirnya sederhana, umat Islam itu masih minim referensinya, buku-buku ke-

Islamannya, sehingga kalau kita kasih atau kita sodori buku-buku referens pasti

mereka akan mau membeli gitu. Mereka tidak membeli itu bukan karena tidak mau

membeli, tapi karena tidak ada yang dibeli, sehinga, saya bismillah menerbitkan

buku-buku referensi.”(ALM). Jadi, keyakinan untuk sukses dalam penerbitan

referensi Islam juga didasari pada observasi penerbit bahwa umat Islam itu masih

minim koleksi referensi. “intinya, saya pantau di toko buku bahasan tentang ini, trus

bukunya tidak ada maka saya akan menyediakannya. Kalau sudah banyak

membludak buat apa...”(ALM)..

1.c. Tergugah Oleh Bagusnya Buku-Buku Traveling

Lain penerbit berbeda cara untuk memperoleh inspirasi dalam mendapatkan judul

baru yang akan mereka terbitkan. Ihtiar Baru Van Hoeve mendapatkan inspirasi

penerbitan buku haji dan umrah dengan cara mengamati buku-buku turis yang dicetak

Page 70: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 63 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 63 -

dengan desain model yang bagus. Seperti diceritakakan : Jadi idenya,.. Pada saat itu

sekitar tahun 2006 kita melihat ke toko buku yang namanya haji dan umrah ga ada

yang keren, apalagi yang punya departemen itu kan seperti fotokopian. Akhirnya ada

penerbit yang bikin buku-buku traveling yang bagus dan keren tapi ga ada buku

tentang Arabnya. Jadi akhirnya kita terinspirasi untuk bikin buku haji dan umrah

yang bagus, dengan penuh gambar berwarna.” (IBV)

1.d. Merespon Pasar Dengan Kelengkapan Produk.

Berangkat dari keyakinan bahwa keragaman produk memungkinkan pasar malah

semakin ramai, dan semakin banyak orang berminat memilih barang yang tersedia.

Maka Lentera Abadi tidak ragu-ragu untuk mengeluarkan satu product baru, misalnya

tentang haji dan umrah, walau buku semacam itu sudah banyak tersedia di pasar.

Meskipun untuk buku dengan tema yang serupa sudah banyak terbit, bila dipandang

masih terbuka pangsa pasar untuk model atau kemasan baru yang berbeda, penerbit

ini berusaha untuk membuat buku yang lebih unik dan lebih komplit lagi misalnya,

untuk judul yang sama selain didesain dengan lebih menarik, tapi dilengkapi juga

dengan “tiga CD interaktif, kemudian ada buku yang bisa digantung, ada kamusnya,

dst”(LA). Ide kelengkapan buku referens juga bukan hanya dilakukan pada buku

referens Islam, tentang buku referns untuk sekolah demikian juga.

Dalam merespon kebutuhan pelajar akan sumber informasi ekstra-kurikuler Lentera

Abadi telah menerbitkan “[Ensiklopedi] Pramuka” yang menjadi primadona penerbit

tersebut saat ini dalam memenuhi kebutuhan sekolah. Seperti diungkapkan, Best

seller saya sekarang pramuka. Buku pramuka yang dilengkapi dengan DVD, ada

videonya, ada 79 video [berarti mahal itu?] Rp. 2,250 jt (LA). Meskipun mahal

harganya, terlihat buku tersebut menjadi primadona atau best seller perusahaan, dan

nampaknya kelengkapannya sukup banyak yakni sekitar delapan puluh contoh

kegiatan kepramukaan yang berbentuk rekaman video.

Page 71: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 64 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 64 -

1.e. Mengutamakan Prinsip Ketuntasan

Almahira selalu berusaha untuk menyusun koleksi yang akan diterbitkan dilakukan

secara utuh dan komprehensif (tidak parsial). Hal ini ebagai prinsip yang diambil

dalam menyuguhkan karya baru buku referensi. Hampir selalu buku yang membawa

nuansa diskursus atau perbedaan pendappat pada subjek atau tema tertentu maka pada

tempat yang sama diberikan penjelasan yang tuntas dan komprehensif. Tuntas

dimaksudkan melibatkan berbagai pandangan dan pembahasan yang berimbang dari

semua pihak yang berseberangan atau berbeda pendapat tentang satu topik tertentu

sehingga pertanyaan-pertanyaan terjawab dengan jelas; dan ulasannya dipaparkan

secara komprehensif mencakup detail penelaahan yang terdiri dari argumentasi, fakta

sejarah dan fakta sosial yang valid dan otentik untuk menjawab persoalan terkait.

Misalnya diungkapkan, “kalau nyetak ini tetapi sudah punya gambaran, misalnya

mengerjakan begini [kunut] dinyatakan wajib. Ternyata Rosulullah tidak

mengerjakan, terus dihilangkan. Tapi ini lebih enak, bahwa penulis itu tidak

mengharuskan, tetapi memberikan keterangan A B C D sebagai pilihan,”.(ALM)

1.f. Melihat Prilaku Kehidupan Nabi

Penerbit sering melihat fenomena apa yang ada di masyarakat kemudian

dianalisa. Dalam menganalisis kebutuhan informasi dan pengetahuan muslim,

Almahira selalu mencocokakannya dengan contoh prilaku kehidupan nabi terlebih

dahulu agar apa yang akan didistribusikan nanti kepada masyarakat luas tidak

menimbulkan keresahan yang akhirnya akan merugikan penerbit sendiri juga. Judul-

judul buku yang baru khususnya terkait dengan akhlak dan prilaku kehidupan sehari-

hari selalu diselesaikan dengan merujuk kembali kepada tuntunan kehidupan pada

Sunnah Rasul. Seperti dikemukakan, jadi prinsip kita, masyarakat muslim itu harus

menjalankan Islam sesuai dengan tuntunan alqur‟an dan assunah. Kalau saya

melihat ni, ada materi tentang makan . makan yang benar itu bagaimana , saya

akancari. Muncullah pola makan rosullullah. ( ALM) Sama halnya, kalau ingin

membidik tentang bagaimana gaya kita makan atau pola makanan (kuliner)“Maka

harus ada pandua untuk membantu mereka [dari ajaran Rasullulah].” (ALM).

Page 72: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 65 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 65 -

C.2. Persiapan Naskah

Terkait dengan aktifitas persiapan naskah, para penerbit menggunakan prinsip-prinsip

tertentu dan berbagai pendekatan yang diberlakukan pada setiap aspek kegiatan

dalam proses pengelolaan naskah dari perolehan hingga pematangan naskah untuk

bisa siap diterbitkan.

2.a. Memperoleh naskah

Untuk penerbit yang sudah lama berdiri dan sudah berpengalaman bagaimana

memperoleh naskah mungkin tidak menjadi masalah. Tetapi sebagian penerbit bisa

merasakan sulitnya memperoleh naskah yang baik dan siap diterbitkan. Bagi lentera

Abadi untuk perolehan naskah ia tidak banyak mengalami kesulitan karena penerbit

ini sudah banyak dikenal masyarakat secara luas. Ada setidaknya dua tehnik

perolehan naskah yang biasa ia jalani, (1) kontributor datang sendiri, karena para

penulis banyak pula yang datang ke penerbit ini untuk menawarkan naskah. Banyak

yang nawarin naskah ke kita. Mungkin ya 20 – 30 presen orang tiba-tiba dateng

memberi naskah. (LA) (2) Lentera Abadi punya tim khusus. Kita sendiri juga punya

Tim. Kan sebenarnya ini kan sesuatu yang kita bisa pelajari, istilahnya orang yang

seneng nulis, kita kasih bahan,(LA).

2.b. Berhati-Hati Dengan Ilustrasi

Buku referensi Islam sering membutuhkan informasi dan pengetahuan dalam

berbagai bentuk seperti teks, gambar (ilustrasi), audio atau dalam bentuk lain.

kandungan isi dalam buku referens sangat bervariatif. Almahira menerapkan prinsip

kehati-hatian dalam memberikan ilsutrasi. Penerbit yang lain juga demikian, banyak

pertimbangan harus dilakukan. Unsur etika dan desain perlu dijadikan pedoman.

Bukan hanya para ahli yang perlu diminta pertimbangan untuk menentukan rencana

final keputusan penggunaan ilustrasi seperti apa untuk teks bagian-bagian tertentu,

tetapi sering juga diperlukan ilustrasi atau gambar yang orisinil yang harus diperoleh

dari lokasi atau tempat dimana konteks pembahasan membicarakan topik tersebut.

Page 73: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 66 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 66 -

Almahira mengemukakan, “[ilustrasi] itu kita menyajikannya dari segi etika, dari

segi desain, jadi mengapa begini sebaiknya, jadi bukan tanpa alasan gitu lho. Ada

faktor ekonomi. Sekarang gini cerita khulafaur rasyidin abu bakar sudah lama ada,

tapi kita menyajikannya berbeda. Tapi saat kita membaca abu bakar tinggal dimana,

rumahnya seperti apa, kapan melakukan perjalanan, dimana singgah, beginilah

jadinya” (ALM).

2.c. Berlaku Ketat Terhadap Terjemahan

Berkaisan dengan buku terjemahan terdapat perbedaan pendekatan pada masing-

masing penrbit. Lentera Abadi tidak mengutamakan karya-karya terbitan terjemahan,

tetapi lebih mengutamakan menggarap karya yang asli, kecuali jenis buku tafsir yang

memang sudah banyak tersedia secara lengkap. Sudah banyak tersedia buku bagus di

bidang ini. demikian juga untuk buku-buku umum yang memang sudah tersedia

bagus, juga sering diterbitkan lagi sacara terjemahan, seperti buku-buku di bidang

matematika dan fisika. Terutama buku bagus terbaru di bidang-bidang tersebut.

Sebaliknya Almahira pandai mengamati kebutuhan informasi dan pengetahuan

masyarakat untuk dijadikan peluang pasar produk yang baru. Kepandaian itu

termasuk diantaranya menterjemahkan dan menerbitkan Tafsir Imam Syafi‟i, padahal

ada penerbit bernama Imam Syafi‟i yang secara logis lebih dahulu mengambil

peluang terjemahan tersebut. Terhadap koleksi terjemahan diperlukan kesiapan

naskah dengan benar-benar dilakukan verifikasi data, khususnya menyangkut

sumber-sumber nash atau dalil. Desain terbitan terjemahan yang ideal itu tidak

diterbitkan asal saja, harus ditangani secara profesioanal dalam arti sesedikit mungkin

terjadi kesalahan, kalau bisa jangan pernah ada. Artinya, banyak ditemukan buku-

buku yang sudah beredar itu ada salah-salah. Itulah maka meskipun penerbit

Almahira melakukan banyak terjemahan pada karya terbitannya, tetapi tidak hanya

menerjemahkan apa adanya terutama bila didapatkan „pemikiran -pemikiran yang

menyimpang, atau pemikiran yang membahayakan, artinya membahayakan dari

keyakinan Islam,(ALM) maka pasti tidak digunakan dan penerbit ini tidak

Page 74: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 67 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 67 -

menerbitkan sama sekali. Almahira dalam menggunakan penerjemah menerapkan

kriteraia yang ketat, salah satu syaratnya dalah terutama dia harus ahli di bidangnya,

selebihnya diceritakan, “Macem-macem sih ya, karena saya besar dari penerjemah.

Mayoritas, pesantren ada, mesir ada, syiria ada, medinah ada, macem-macem sih.

Kita kualifikasinya betul-betul. Jadi ga bisa, oh ada penerjemah trus kita kasih

naskah. ketat.” (ALM).

C.3. Produksi

Terkait dengan aktifitas produksi, para penerbit memperhatikan prinsip-prinsip

tertentu, unsur-unsur kelengkapan dan berbagai pendekatan yang diberlakukan pada

setiap kegiatan dan proses produksi atau percetakan buku referens keislaman.

3.a. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan

Dalam memproduksi buku refensi Islam prinsipnnya “harus seimbang antara

kebutuhan dan penjualan, jangan sampai tidak laku dan jangan sampai kita ga buat

apa yang dibutuhkan, begitu diungkapkan Lentera Abadi (LA). Pada penerbit ini

minimal dilakukan penerbitan buku ensiklopedi 4-5 kali per tahun. Sampai saat ini,

terbitan koleksi referens keIslaman sudah dimiliki sekitar 10 judul. Sementara

berdirinya Lentera Abadi sudah sejak sembilan tahun yang lalu, artinya, setiap tahun

rata-rata terbit Buku Referensi Islam satu judul. Bila melihat catatan ini, terlihat

frekuensi penerbitan buku referns oleh penerbit ini cukup sering, yang dapat diartikan

bahwa ia cukup produktif. Karena pada umumnya menerbitkan buku referens itu

tidak mudah. Penerbit lain membutuhkan waktu banyak untuk menyelesaikan satu

judulnya. Apalagi kalau “dibarengi dengan gambar dan foto, tapi juga tidak

sederhana itu mengerjakannya butuh bertahun-tahun, karena di kita itu ada emon

(edit monitor)” (ALM), seperti diungkapkan Almahira tersebut, meproduksi buku

refens itu lama.

3.b. Proses Editing dan Peran Pembaca Ahli

Page 75: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 68 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 68 -

Pada proses penerbitan melewati langkah-langkah yang panjang. Namun hampir

semua penerbit memberikan penjelasaan yang relatif sama. Seperti digambarkan

seperti pentahapan berikut. Setelah tersedia naskah, naskah diberikan kepada tim

editor untuk menguji sisi kebahasaan dan materinya. “kita punya tim editor yang kuat

dari sisi kebahasaan dari sisi materi, dari sisi tata tulisnya dari sisi gramer-nya, dan

lainnya.” (LA) Selanjutnya, naskah sebelum diterbitkan harus dibaca oleh pembaca

ahli untuk mencermati dan memamtikan isinya. “Kemudian kalau buku Islam satu

yang harus ada, pembaca ahli. Bunuh diri, kalau tidak ada pembaca ahli. sulit untuk

lolos, kalau sudah sampai ke pembaca ahli.”(LA) Maka dari itu , bila sudah terkait

dengan desain tidak mudah segera diselesaikan karena desain itu tidak gampang, dan

tidak selalu bisa ditarget. Bahkan, bisa lama sekali, bahkan “ada yang sampai tiga

tahun” (ALM). Dan biaya pasti besar.

Secara ringkas Almahira menjelaskan proses pentahapan dalam editorial penerbitan

tersebut meliputi: Emon (Edit Monitor), Proof Editing, Proof Reading, Proof Reading

Akhir (Tim ahli yang memang punya latar belakang keilmuan masing-masing sebagai

pembaca akhir), dan terakhir Murajaah (dibaca). Proses tersebut dapat disaksikan

seperti pada kutipan berikut ini.

“Jadi gini, ... kita bekerja sama dengan penulis. [misalnya, pada penyusunan]

buku „Kerajaan Al-Qur‟an‟, [atau] „Mesin waktu Al-Qur‟an‟, itu kita bener

memang kita check dia utk membuat buku tafsir sebetulnya, tapi ...

membacanya dengan menggunakan kacamata ilmiah, begitu juga dibarengi

dengan gambar dan foto. Tapi juga tidak sederhana itu mengerjakannya,

butuh bertahun-tahun, karena di kita itu ada emon (edit monitor). Jadi dari

edit monitor nanti masuk ke proof editing, dari proof editing nanti masuk ke

proof reading, dari proof reading lalu ke proof reading akhir, dari proof

reading akhir baru dibaca, muraja‟ah. Memang seleksinya agak ketat”

(ALM).

Page 76: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 69 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 69 -

Untuk prekuensi cetak, pada umumnya masing-masing penerbit pernah mengalami

sebagian produk terbitannya menjadi best seller (laku keras di pasaran). Misalnya,

Almahira pernah mengalami beberapa bukunya pernah naik cetak berulang-ulang

karena tingginya permintaan pasar. “Itu buku ada yang pernah cetak berulang-ulang,

itu sampe puluhan, bahkan sampe sekitar 20 kali cetak.” (ALM)

3.c. Menentukan Volume Cetak

Untuk mencetak naskah yang sudah siap diterbitkan hampir semua penerbit

mengutarakan bahwa mereka menggunakan jasa percetakan dari luar. Kebanyakan

penerbitan tidak mngandalkan unit percetakannya sendiri. “Tapi kalau mau yang

bagus ya kita cetak di luar”.(LA) Biasanya nominal jumlah cetak mencapai seribu,

dua ribu atau tiga ribu eks. Biaya catak semakin banyak akan semakin lebih murah.

Ihtiar Baru Vanhoeve lebih sering mencetak dengan kuantitas tiga ribu eksemplar

karena alasan biayanya lebih murah tersebut dari pada seribu atau dua ribu.

“Biasanya kita itu cetak 3000. Cetak 3000, bisa Cuma 1,7 dari pada 1000”.(IBV)

C.4. Pemasaran dan Penjualan

4.a. Segmen Pasar (Menengah Keatas)

Melihat perkembangan dan pertumbuhan konsumen buku-buku Islam adalah

kelompok menengah keatas sebagaimana disasar oleh para penerbit. Ini menunjukkan

adanya faktor kemapanan ekonomi ikut berpengaruh. Trend kalangan menengah ke

atas tersebut merupakan salah satu dampak dari kemampuannya menikmati

pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, sehingga mendorong adanya kemampuan

dan kesadaran diri mereka yang mengarahkan minat pada kajian-kajian keIslaman,

termasuk antara lain pembelian buku-buku referensi Islam. Menurut Lentera Abadi,

kalangan menengah ke atas sangat membutuhkan buku-buku keIslaman yang kritis

dan komprehensif.

Page 77: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 70 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 70 -

Dalam mengupayakan pemasaran Lentera abadi selalu berusaha untuk tidak

membatasi pasar, dengan cara tidak menerbitkan naskah yang bernada keras,

meskipun menurut komunitas tertentu dianggap bagus. Alasannya hal ini bisa

mempersempit wilayah penjualan dan mempersempit diri sendiri. “karena kalau kita

sudah menerbitkan yang mengkotak-kotakkan diri kita maka sesungguhnya kita

mengkotakkan atau mempersempit diri kita sendiri“(LA). Keputusan ini didasarkan

pada pertimbangan yang matang dari tim pembaca ahli, makanya diperlukan tim

pembaca ahli yang cermat. Secara khusus penerbit ini (Lentera Abadi) juga berhasil

menerbitkan buku referen bidang pendidikan untuk keluarga (orang tua) dalam

mengajarkan kepada anak anak mereka dengan menerbitkan Ensiklopedi Pendidikan

Akhlak Mulia. Jadi, sebetulnya buku ensiklopedi ini bagus untuk anak, dan memang

ditujukan untuk orang tua.

Sementara bila ditanyakan kepada Almahira mengapa membidik segmen menengah

ke atas alasanya antara lain adalah bahwa bagi golongan menengah keatas waktu

sangat terbatas untuk beli buku. Boleh dichek dan lacak kepada sekelompok kelas

tersebut apa mereka memiliki koleksi dimaksud di rumah rumah mereka. Tetapi

penerbit ini bersikap positif thingking. Maksudnya, kelompok menengah bukan tidak

mau, atau karena mereka hanya berpandangan dan bergaya hidup hedonistik-

duniawiah, tetapi mereka tidak sempet beli buku termasuk buku keIslaman. ”antar

saja ke rumah, dan mereka ga pernah nawar-nawar discount berapa”(ALM). Oleh

karena itu, Almahira kurang tertarik dengan segmen klas bawah karena mereka

banyak dan cendeerung mereka merusak harga pasar. Buku-buku yang yang kadang

sudah terbukti buming dengan harga yang baik, kemudian dibanjiri oleh buku-buku

serupa yang sama dengan harga-harga yang lebih murah dan dengan konten yang

nampaknya lebih banyak. Dari sisi harga dan karakter terbitan kelihatannya menjadi

rusak dan semrawut. Judul dan isi menjadi tumpang tindih dan harga juga kacau.

4.b. Tehnik Retail

Page 78: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 71 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 71 -

Hampir terdapat keseragaman tentang tenaga retail pemasaran pada masing-masing

pernerbit refernsi Islam. Ichtia Baru Vanhoeve menerangkan bahwa terdapat

keseragaman antar penerbit. Pada umumnya tenaga pemasar retail tidak mengantor,

atau terikat oleh jam kantor. Tenaga retail mereka lebih banyak beroperasi di luar

untuk mengelola pemasaran. “Persoalanya, bagaimana mereka menentukan target

penjualan dalam kurun waktu tertentu.”(IBV). Dalam penjualan buku-buku referens

penerbit ini tidak menggunakan jasa toko buku, seperti Gramedia tetapi lebih

mengandalkan penjualan retail secara langsung oleh para sales.

Mengapa diperlukan tenaga retail? Hal ini karena para marketer retail inilah yang

dapat menjelaskan kelebihan dan keunggullan produk yang ditawarkan sehingga

difahami oleh para calon pembeli. Maka, menurut Ichtiar baru asaran utama dari

pemasaran adalah lembaga-lembaga lewat para sales, bukan individu; Dan pemasaran

retail dilakukan merata di berbagai daerah. Untuk memasarkan buku-buku yang

harganya relatif rendah dan terjangkau Ichtiar melakukannya di toko-toko buku

seperti Gramedia tetapi tidak menempatkan buku-buku mahal. Sementara untuk

ensiklopedi atau sejenisnya, sistem penjualanannya lebih menggunakan dan

mengandalkan tehnik direct selling.

Bila memperhatikan distribusi pada masing-masing daerah hampir semua penerbit

memiliki perwakilan di berbagai daerah dindonesia khusunya bagi mereka penerbit

yang sudah besar dan berpengalaman. Lntera Abadi merangking wilayah penjualan

sesuai urutan : 1) Jabodetabek, 2) Malang, 3) Palembang, 4) Medan, 5) Makasar,

dst. Tetapi kalau dilihat dari kota-kota perwakilan tersebut, Di Jawa Tengah, di

Malang, di Bandung, di Palembang, di Makasar. dst tetapi “ paling laris /gede itu

Malang, justru”(LA). Jogya minat baca tinggi, tapi daya beli rendah.

Sementara itu Almahira menggunakan metode pemasaran dengan dua cara: regular

dan direct selling. “ Kita ada dua ya pemasarannya ada direct selling ada regular.

Jadi Buku regular itu dipasarkan oleh toko2 Gramedia, dan sama buku-buku

Page 79: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 72 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 72 -

trasidional. Yang direct selling kita punya tim direct selling yang memasarkan ke

kantor-kantor, institusi-institusi, juga ke perorangan-perorangan.”(ALM). Almahira

juga memiliki perwakilan di seluruh Indonesia, seperti di Bandung, untuk jawa barat,

Yogya untuk Jawa Tengah, Surabaya, Makasar Palembang, serta Medan. Kantor-

kantor perwakilan ini melakukan distribusi dan pemasaran dengan penjualan yang

terus lancer alias laris. Meskipun di luar negeri tidak ada pewakilan, seperti Malaysia

dan Singapura, tetapi banyak pembeli buku-buku penerbit ini dari kedua negeri

tersebut. Malahan mereka datang. Kalau datang ke Indonesia mereka sering beli buku

secara besar-besaran, 3000 atau 5000 eks.

4.c. Kiat Penjualan,

Banyak penerbit yang sukses dengan upaya upaya penjualannya. Keberhasilan itu

terlihat dengan berbagai indikator. Pertama, cukup berfariasi tehnik penawaran dan

promosi produk. Kedua, berpariasi penwaran langsung kepada konsumen. Dengan

tidak meremehkan membedakan penampilan luar sehingga prospek tertutup. “Terus

kita itu juga jangan melihat sesuatu hanya dari penampilan luar saja,itu sudah

menghilangkan peluang, pesantren-pesantren di desa yang kelihatannya miskin itu

lho malah beli bukunya satu set-satu set lengkap cash tanpa nanyain discount,

sementara yang di kota yang megah-megah malah kalau mau beli nanya dulu berapa

discountnya” (LA). Oleh karena itu, untuk menjual produk tidak boleh hanya melihat

penampilan luar. Untuk rekord penjualannya dari buku-buku referns Islam Lentera

Abadi sukses melakukannnya, “perkiraannya yang Islam ya sekitar 40 persen dari

total penjualan (10 milyar per bulan”(LA). Ini bisa diartikan bahwa untuk penjualan

buku-buku Islam minimal per bulan 4 Milyar. Di Lentera Abadi “Tenaga marketing

ada yang tetap ada yang free lance. Bedanya, pada discount saja, kalau karyawan

katakan hanya bisa discount maksimal 10%, kalau free lance bisa sampai 20%.

Kalau yang sudah lama sih malah lebih seneng kalau free lance. Di Lentera,

pimpinan juga melakukan penjualan di lapangan. Pimpinan juga punya target” (LA).

4.d. Chekker.

Page 80: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 73 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 73 -

Almahira memiliki petugas lapangan yang disebut Checker. Ptugas lapangan ini juga

merupakan bagian dari system pemasaran yang bertugas sebagai pemantau

keberadaan buku-buku yang dipasarkan lewat toko-toko buku di masyarakat. Mislnya

di toko buku Gramedia. Adapun bagi Almahira, direct selling dikelola dengan

manajemen yang terstruktur yang setidaknya terdapat tiga tingkat pimpinan: General

Manajer, Marketing Manajer dan Exsekutif Manajer. Tentunya, struktur terakhir yang

paling bawah adalah sistem downline yang ditempati oleh para pemasar atau sales

marketing di lapangan. Struktur pengelolaan seperti ini memungkinkan terciptanya

system pemasaran yang kokoh untuk melakukan penjualan produk-produk yang harus

dipasarkan. Perusahaan dengan sistem pemasaran yang handal memungkinkan dapat

dengan mudah melakukan penjualan sesuai dengan target-target yang telah

ditentukan. Almahira melakukan berbagai upaya untuk melakukan promosi produk

terbitannya, tetapi tidak banyak mereka lakukan via media TV karena ongkosnya

mahal.

4.e. Profit Moment (Mekanisme Keuntungan Penerbit).

Rata-rata penerbit mengalami pengalaman yang sama tentang bagaimana

memperoleh keuntungan dari produk terbitannya. Penerbit akan mendapat untung bila

sudah melakukan cetak ulang, karena cetak pertama biasanya keuntungnannya habis

untuk menutupi biaya-biaya yang harus dikeluarkan. Seperti dijelaskan oleh Ikhtiar

baru, “Kita sebagai penerbit, kalau sudah buat buku, cetak, trus biasanya cetakan

pertama itu ga untung gitu lho. Karena kita kan harus banyak bayar biaya, untuk

penulis, biaya cetak segala macem. Nah, biasanya keuntungan itu diperoleh setelah

cetakan kedua dan seterusnya, karena biaya-biaya initial kost yang melekat itu sudah

tidak dikeluarkan lagi”(IBV). Semenara itu, hampir semua penerbit berpendapat sama

tentang besaran margin pada setiap penerbitan yaitu sekitar 10%.

Pada umumnya setiap pengusha akan memberikan apresiasi terhadap para

karyawannya khusunya para pemasar direct selling yang berprestasi. Perusahaan

mempunyai perhatian untuk memberikan apresiasi terhadap karyawan sales, terutama

mereka yang penjualanya lumayan bagus. Berkaitan dengan diskon, tenteu merkea

Page 81: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 74 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 74 -

berbeda-beda perlakuannya. Almahira termasuk yang ketat dalam memberikan

diskon. „Kita ga, kita itu terkenal pelit discount‟(ALM). Hal ini dikarenakan diskon

besar akan merusak pasar sendiri. Akan tetapi, ada penerbit lain yang berani

memberikan diskon sampai 50%.

D. Dinamika Perkembangan Bisnis

Perkembagan penerbitan buku refernsi Islam saat ini meningkat faktor

pendorongnya adalah karena peningkatan pertumbuhan ekonomi. Hal ini seperti

dikemukakan Lentera Abadi. “[Pangsa pasarnya semakin tinggi] semakin tinggi, karena

pertumbuhan ekonomi kita 6 persen pertahun,”. Lentera Abadi berpandangan bahwa telah

terjadi meningkatnya penerbitan buku-buku keIslaman, termasuk dalam hal ini juga

buku-buku dalam format referens. Para Penerbit yang berhasil menemukan moment

ini merasakan sukses dalam perkembangan usahanya. Terutama Mizan, meskipun

penerbit ini tidak berposisi sebagai penerbit buku-buku referens secara khusus. Jalan

bisnis penerbitan keIslaman sudah dibuka, termasuk sekarang penerbitan referens

yang juga sedang trend meningkat. Hal ini diakui juga oleh Ichtiar Baru bahwa

pasaran buku referens Islam bagus, bahkan sebagian koleksi yan dimiliki penerbit ini

diterjemahkan oleh negara tetangga Malaysia.

Hal ini juga ditandai oleh hasil pengamatan peneliti di lapangan di toko buku

Gramedia dimana berdasarkan observasi pada saat itu, terbukti tiga judul buku dari

penerbit Almahira pada satu waktu tidak tersedia (out of stock). Penelusuran saat itu

sudah minta dibantu oleh pelayan Gramedia yang sedang bertugas, yang mana toko

buku tersebut telah ditunjuk sebagai agen penjualannya. Tiga judul tersebut adalah:

Qur‟an 7 In One, Pedoman Sholat Lengkap Dan My First Alquran.

Lentera Abadi juga memberikan pernyataan keyakinannya bahwa semakin ke

sini kesadaran masyarakat tentang buku Islam itu semakin tinggi. Kesadaran

masyakarakat akan buku-buku Islam makin tinggi, tetapi minat baca masyarakat

sebenarnya tidak meningkat secara signifikan. Karenanya penerbit berupaya untuk

meningkatkan minat tersebut dengan mendesain buku-buku yang baik dan menarik

Page 82: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 75 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 75 -

dengan sistem desain esiklopedi dimana gambar-gambar, kelengkapan informasinya

dan sistematika penyusunan buku dengan format tersebut dapat menumbuhkan minat

dan kebanggaan masyarakat terhadap buku-buku Islam.

d.1. Fenomena: Trend yang Laku Justru Buku Yang Mahal.

Lentera Abadi mengamati dan menyimpulkan dari pengalaman penjualan

koleksi buku-buku keIslaman sampai saat ini bahwa trend yang laku adalah justru

buku yang mahal. Dalam pengertian awal, Hal ini dapat dipahami bahwa masyarakat

membeli buku itu dimaksudkan untuk keperluan jangka panjang, bukan sesaat.

Karena buku tercetak bersifat fisik, kokoh dan tahan lama bila tidak mengalami

kerusakan atau memperoleh perlakuan yang tidak ramah. Menyadari ini, mereka

tentunya menghendaki buku-buku tersebut tidak didesain asal-asalan, baik dari segi

isi maupun sari segi format fisik.

Selanjutnya dapat disaksikan dari perkembangan fakta penjualan buku-buku

Islam terlihat trend peningkatan yang terus stabil dan berkelanjutan. Dimana menurut

Lentera Abadi, “Sudah Sembilan tahun lalu gebyar penjualan buku-buku keIslaman

yang dipelopori oleh Gunung Agung, ada Gramedia juga. Tetap saja yang laku

yang mahal. Disambut oleh Mizan dan kemudian sekarang banyak penerbit yang

mengembangkan koleksi keIslaman yang semakin marak”. (LA) Jadi, penjualan buku-

buku Islam terus berkembang. Tetapi terkait dengan buku referens, buku-buku yang

terjual adalah buku-buku bagus yang disajikan secara lebih menarik. Buku-buku

tersebut menarik bagi kalangan muslim yang memiliki kemampuan finansial

sehingga mereka berminat untuk membeli dan memilikinya. Buku-buku tersebut juga

mungkin menarik bagi mereka yang tidak punya uang, tetapi mereka tidak sampai

punya minat untuk membeli karena tidak punya kemampuan finansial untuk membeli

koleksi semacam itu.

d.2. Fenomena: Penjualan Buku Referens Islam Relatif Stabil

Beberapa penerbit terlihat begitu menikmati dengan trend peningkatan

penjualan buku-buku refens Islam untuk sekarang ini. Agak berbeda denan penerbit

Page 83: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 76 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 76 -

yang lain sebalinya Ichtiar Baru, meskipun bukan organisasi yang berbasis

keIslaman, mengakui bahwa penjualan dan pencetakan buku-buku referensi Islam

relatif stabil. Bahkan sebagian sempat booming. Seperti diutarakan, dekade yang lalu

di Van Hoeve pernah mengalami kejayaan dengan produt best seller, “Ensiklopedi

Islam yang coklat itu yang paling booming.”(IBV)

d.3. Fenomena: buku semakin murah malah semakin ga laku

Banyak penerbit memandang bahwa buku semakin murah malah semakin ga

laku di pasar. Seperti pernyataan ini: “Pasar kita itu orang Indonesia itu aneh kok

semakin murah makin ga laku... Itu yang kami manfaatin,”( LA). Hal ini bisa

mengandung dua kemungkinan : 1) yang beli buku adalah kebanyakan kalangan

menengah yang memiliki budaya baca yang baik. Mereka juga punya cukup dana

untuk membeli bahan-bahan bacaan yang baik yang mereka sukai. Maka, bisa

diartikan mereka yang punya uang dan punya budaya baca mencari buku yang baik.

Inilah sepertinya yang menjadi sasaran kebanyakan para penerbit. 2) sebaliknya,

minat orang miskin membeli buku tidak eridentifikasi oleh kebanyakan penerbit,

karena penrebitan adalah perusahaan yang membutuhkan keuntungan usaha untuk

bertahan hidup. Sementara bagi orang miskin, untuk kebutuhan pokok saja (sandang-

pangan-papan belum terpenuhi) tidak selalu terpenuhi. Apalagi menambah keinginan

untuk beli buku, mereka tidak punya cukup uang, baik buku yang murah maupun

yang mahal seperti ensiklopedi. Namun demikian, tidak ada data dan keterangan yang

komprehensif bahwa kalangan miskin itu tidak memiliki minat baca yang cukup.

Sehingga tidak bisa digenralisasikan bahwa setiap orang miskin pasti tidak baca.

Perlu data kongkrit. Jadi, mereka tetap akan menjadi segmen yang tertinggal dalam

pemerataan literasi informasi berpengatahuan termasuk dalam bidang keIslaman.

d.4. Fenomena: Buku bagus tapi penjualan ga banyak.

Penerbit sekarang ini juga mengahapi tantangan bahwa penjualan mereka juga

tidak selalu lancar untuk semua judul koleksi yang dimilikinya. Ada sebagian

Page 84: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 77 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 77 -

penerbit yang penjualan buku-buku rujukannya stabil tetapi tidak banyak. Ichtiar

Baru, misalnya, mengungkapkan keterangan tersebut bahwa relatif stabil itu diakui

laku kejual, tetapi maksudnya tidak terlalu banyak, “Paling satu bulan 10 judul

(set)... Laku itu sepuluh set.”( IBV). Hal ini mungkin tidak dialami oleh kebanyakan

penerbit lain. Sehingga bukan merupakan hal yang bersifat umum. Atau boleh jadi

ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Maka, bila dicermati rendahnya

penjualan tersebut mungkin karena buku-buku di sini tidak banyak judul buku baru.

Atau judul buku baru tersebut tidak mampu menarik minat masyarakat luas untuk

membelinya. Atau juga buku-buku tersebut hanya sanggup dikonsumsi atau dibaca

oleh kelompok atau kalangan komunitas tertentu saja. Nah, bila ada buku bagus tapi

penjualan ga banyak, berarti kurang diminati rakyat banyak. Boleh jadi, pertama

dilihat dari sisi kontennya yang mungkin kurang sesuai dengan kebutuhan masyarakat

luas, atau ada sebab lain. Boleh jadi fenomena ini selaras dengan perkembangan

masyarakat muslim Indonesia yang semakin moderat, sehingga buku-buku keIslaman

yang bermuatan materi bahasan terlalu berat buktinya malah kurang mendapat minat

dan perhatian dari masyarakat yang lebih luas. Tetapi koleksi semacam ini tetap

memiliki komunitas pembeli/pembaca dari kalangan tertentu. Tetapi tidak banyak.

E. Kendala Dan Tantangan Penerbitan Bri Di Indonesia

e.1. Tantangan

Pada masa yang sama orang akan menghadapi tantangan yang sama tetapi

tidak semua bisa memahami dan mengatasi tantangan tersebut agar menjadi peluang

dan kesempatan. Bagi mereka yang mampu menghadapi dan mengatasinya justru

memperoleh peluang baru yang boleh jadi dapat menguntungkan. Bagi mereka yang

tidak bisa menghadapi akan semakin tertinggal. Jadi, semua harus pandai-pandai

melihat peluang yang berasal dari berbagai tantangan yang dihadapi agar tidak

mengalami kerugian dan kemunduran ditengah kompetisi bisnis yang semakin ketat.

Karena persaingan sejak zaman dulu sudah ada.

Page 85: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 78 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 78 -

e.2. Lemahnya Budaya Baca Masyarakat

Banyak diakui oleh para ahli masyarakat kita mempunyai budaya baca yang

rendah. Tentu hal ini berpengaruh terhadap dunia penerbitan buku. Bagi mereka yang

sudah memiliki karakter dengan kemampuan yang kuat dalam menghadi dan mencari

solusi terhadap problem berbagai persoalan, tantangan apa saja, termasuk lemahnya

minat baca masyarakat, justru malah menjadi garapan baru yang menjanjikan,

meskipun ia menyadari banyak lembaga atau perusahaan lain serupa dan sejenis yang

menjadi kompetitornya. Mereka merasakan tantangan tersebut, seperti dikemukakan:

“Nah itu rentetannya adalah ke kita, orang sekarang kan males baca, ...Jadi

tantangannya terbesar itu bukan penerbit lain, wong nyatanya kalau kita turun

mereka juga turun.”(LA).

Keadaan terebut diatas juga diperburuk dengan kehadiran internet yang

semakin marak yang dapat dijalankan lewat berbagai media digital, seperti HP.

Internet diakui dapat memperlemah kemampuan baca orang khususnya anak-anak,

sehingga minat baca dan daya baca serta kemauan untuk menghayati bahan-bahan

bacaan khususnya terhadap buku-buku tercetak bisa terpengaruh. Berkenaan dengan

ini dapat disaksikan pada pandangan yang disampaikan oleh Ichtiar Baru berikut.

“Sekarang yang terlihat adalah anak-anak menggunakan HP itu hanya untuk

[informasi] semacam fashion, ... apa sih..., yang sebenarnya tidak membuat

dia untuk mencintai ilmu. Loncatannya itu loncat, tetapi tidak tepat sasaran...

seperti yang direkomendasikan oleh mendiknas, seperti ebook, e-learning ...

segala macem itu masih sangat jauh dari kenyataan. kalau saya sih,

sepertinya loncatan ke internet [e-learning], itu terlalu jauh gitu lho. Karena

dukungan minat baca [juga] masih sangat kurang. .. Kalau saya sih orang

kuno ya berfikir buku cetak itu masih tetap sangat diperlukan. [tetapi]...

Perubahan media itu tidak bisa dihindari. Justru penerbit harus mengikuti

bentuk media yang akan dipakai nanti ke depan. Hanya saja optimisme

bahwa penerbit itu tetap ada adalah dari minat baca yang harus meningkat.”

Page 86: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 79 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 79 -

(IBV). Media apapun yang dipakai sejauh minat bacanya ada, maka harusnya

penerbit harus tetap ada.

e.3. Internet & Dunia Digital

Dampak kehadiaran dunia internet sangat dirasakan bagi dunia penerbitan

buku, termasuk Ichtiar Baru Vanhoeve. Penrebit lain juga mengakui kehadiran

teknologi menjadi tantangan nomor wahid. Koleksi digital online yang tersedia secara

luas di internet membuat dunia penerbitan buku semakin tertekan, seprti

dikemukakan, „jujur saja industri buku sekarang terpukul sekali ya, dengan ada

beberapa segmen masyarakat sepertinya penggunaan buku online segalanya itu

sudah mendominasi.‟ Tapi untuk dinikmati oleh banyak orang, mereka merasa

bahwa buku itu sudah tidak berarti, kuno teman saya bilang ... keadaan seperti ini,

membuat kami terpukul lah dengan keadaan itu.”(IBV).

Namun demikian, beberapa penerbit sudah mencoba melakukan untuk

mensiasati kendala dunia online. Ichtiar baru sudah pernah mencoba untuk mensiasati

Akses Via Internet untuk memberikan layanan akses informasi sebagai bagian dari

product konten elektronik. Ichtiar baru melakukan hal ini untuk melakukan update

konten (supplement) buku tercetak yang diberikan secara online, seperti buku

Ensiklopedi Umum Untuk Pelajar (EUP) dan Peraturan Perundang-Undangan. Untuk

entri mengenai planet di EUP misalnya. Di buku kita kan pasti planet yang terjauh,

atau terkecil pasti Pluto. Sekarang kan sudah ada planet lain-lain. kalau zaman

dahulu kan kita memberi suplemen ya kalau sekarang kita memberikan link --

[supplemennya online], kita hanya memberikan link-link yang memang si pembaca

bisa gunakan kalau ia ingin mengetahui lebih jauh. Link-link yang kita berikan itu

ialah link-link yang memang secara otoritas di bidang keilmuan bisa dipertanggung

jawabkan, misalnya dari LIPI ke NASA segala macem.” (IBV)

e.4. Mahalnya Harga Buku Referens

Tantangan berikutnya adalah berupa harga buku ensiklopedi yang pada

umumnya mahal dan di luar jangkauan masyarakat menengah ke bawah. Mereka

Page 87: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 80 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 80 -

yang tidak punya uang yang cukup tidak memiliki minat untuk membelinya

meskipun berminat untuk memiliki. Hal ini tentu saja berpengaruh pada segmen

penjualan yang kemudian hanya terbatas. Dengan sikap optimisme, para penerbit -

termasuk Ichtiar Baru - berpandangan bahwa buku-buku semacam ensiklopedi masih

sangat diperlukan. Jadi, buku-buku jenis ensiklopedi tersebut masih banyak

diperlukan untuk anak-anak Indonesia meskipun mahal.

e.5. Model Konvensional: Volume Tebal

Ichtiar Baru Van hoeve adalah pelopor penerbitan buku ensiklopedi di

Indonesia. Jenis buku ini umumnya bersifat komprehensif serta disusun secara

sistematis dan alphabetis, sehingga hubungan semantik dan hubungan subject mudah

diikuti dan diteusur. Pada prinsipnya Ichtiar Baru menyetujui, seperti Ensiklopedi

Untuk Pelajar, disusun dengan model per tema agar satun jilid atau volume buku

menjadi lebih kecil dan tidak ada kesan terlalu berat bagi user-siswa. Model ini juga

memungkan akses informasi dalam sumber tersebut bisa lebih mudah dilakukan.

Demikian juga penjualannya bisa lebih mudah. Namun diakui oleh penerbit ini,

mengubah dari sesuatu yang sudah lazim itu sulit. Merubah pola penyusunan entri

kandungan buku endiklopedi dari sistem alphabetis ke sistem tematis mengakibatkan

subject-subject besar pokok bahasan dipecah-pecah menjadi subject yang kecil-kecil

sesuai tema. Jadi yang ditonjolkan adalah temanya bukan susunan abjadnya.

Ichtiar Baru juga sudah menyadari bahwa buku-buku ensiklopedi sebaiknya

disusun per tema. Hal ini sudah bisa ia lakukan untuk beberapa judul seprti: „Tematis

Dunia Islam‟ dan „Aku Tahu Islam‟ yang untuk anak-anak, dan Sejarah Indonesia

juga tematis. “Dan sekarang banyak kan di toko, buku-buku yang tematis seperti

itu”(IBV). Tetapi, hal ini juga merupakan persoalan yang cukup kompleks karena

menurut Ichtiar Baru: Pertama, buku yang dibuat dengan 12 jilid bisa berubah

menjadi 40 jilid atau berapa puluh jilid, yang dipecah sesuai dengan topik masing-

masing, seperti bulan, awan dan segala macem secara alphabetis. Nah,“istilahnya

buku semacam ini kemudian isinya sangat dangkal. Sementara disini kan termasuk

yang idealis, jadinya…jadi beda, kalau ensiklopedi itu kan jalin menjalinnya

Page 88: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 81 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 81 -

[menjadi] ga kelihatan di buku gitu”(IBV). Kedua, kegiatan perubahan itu biayanya

luar biasa besar dan tidak mudah juga mengubah format yang sudah biasa menjadi

bentuk baru lagi dan itu sesuatu yang tidak biasa dilakukan. Ketiga, masih tersedia

stock versi tercetak cukup besar. Kalau mau diborong, masih banyak. kami ga

mungkin untuk invest lagi di tempat yang itu. Tapi model seperti itu terbukti dari

buku kami Ensiklopedi Tematis Dunia Islam. Itu, penjualannya ya terus ada (IBV)..

e.6. Hambatan Birokrasi & Otonomi Daerah

Bagi para penerbit di indonesia tambahan persoalannya adalah adanya

otonomi daerah yang membatasi ruang gerak bisnis para penerbit dan berbagai pihak

yang sudah umumnya banyak berhubungan bisnis dengan para penerbit. Hal in

seperti diutarakan, “keputusan untuk pembelian buku itu tidak lagi di pusat,

keputusanya melalui bupati, kabupaten karena mereka [yang menguasai anggaran].

[sehingga kamipun kesulitan karena mereka tidak pasti membeli buku-buku

kami].”(IBV). Secara politik terkait dengan kebijakan Diknas dimana saat ini dengan

adanya perubahan pada penggunaan “e-book, otonomi, dsb ada penerbit yang

diuntungkan, ada penerbit yang merugi. Beberapa penerbit kita merugi seperti

Erlangga, karena mereka dulu memasukkan buku-buku sekolahnya langsung ke guru

dsb, sekarang kan ga boleh lagi.”(IBV).

Jadi ruang gerak para pihak yang selama ini banyak melakukan komunikasi

bisnis dengan para penerbit semakin terbatas karena sering berhadapan dengan

kendala kebijakan di pemerintah daerah yang menyebabkan rantai komuniksi bisnsi

juga semakin panjang berliku. Disamping itu, terdapat juga kendala sulitnya mencari

tenaga pemasar yang handal dan ulet yang menjadi kendala umum perusahaan

penerbitan. “hampir semua perusahaan [penerbitan] membutuhkan pemasar produk

itu menghadapi kendala yang sama tentang tenaga pemasar tersebut.”(LA).

-----------------------------------------------------------------------------------

Page 89: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 82 - Aspek Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 82 -

Page 90: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 82 - Aspek Non Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 82 -

Bab V

ASPEK NON BISNIS DALAM PENERBITAN

BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA

A. PENDAHULUAN

Seperti sudah diketahui pada bab sebelumnya bahwa bisnis merupakan

kagiatan ekonomi yang secara umum banyak dilakukan orang dalam kehidupan

sehari-hari. Usaha penerbitan adalah salah satu bentuk usaha bisnis berupa produk

barang umumnya buku-buku tercetak dan sejenisnya. Fenomena yang terkait

dengan bisnis tersebut telah djabarkan secara komprehensif pada bab empat. Pada

bab ini akan dibahas lebih lanjut mengenai fenomena-fenomena lain dalam

penerbitan buku referens Islam yang tidak terkait secara langsung dengan bisnis.

Pada proposal penelitian ini telah dirumuskan hal-hal yang menjadi

persoalan yang ingin digali meliputi: 1) Faktor bisnis dalam penerbitan

penerbitan buku referens Islam di Indonesia; 2) Aspek (faktor) non bisnis dalam

penerbitan buku referens Islam di Indonesia: 3) Dinamika perkembangan buku

referens lslam di Indonesia; 4) Kendala dan tantangan yang dihadapi dalam

penerbitan buku referens Islam di Indonesia.

Rumusan masalah pertama tentang aspek bisnis sudah dibahas pada bab

empat, dan pada bab ini pembahasan difokuskan pada aspek non bisnis dalam

penerbitan buku referens Islam tersebut. Memang peneliti mengalami kesulitan

untuk memisahkan unsur atau faktor non bisnis sama sekali terpisah dari faktor

bisnis karena pembahasan keduanya selalu terkait satu sama lain. Namun

demikian sebagai upaya untuk menjawab permasalahan yang kedua maka peneliti

berupaya menguraikan faktor non bisnis tersebut semaksimal mungkin –

karenanya bisa saja terjadi suatu faktor dianggap sebagai faktor non bisnis tetapi

dari sudut pandang lain ia sebenarnya bisa dimasukkan sebagai faktor bisnis juga.

Telah dijelaskan pula bahwa penelitian ini telah melibatkan empat perusahaan

penerbitan buku referens sebagai subjek penelitian yaitu PT. Almahira (ALM),

PT. Ichtiar Baru Van Hoeve (IBVH), PT. Lentera Abadi (LA), dan PT. Kamil

Page 91: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 83 - Aspek Non Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 83 -

Pustaka (KP). Keempat penerbit tersebut telah mengutarakan jawaban persoalan

tersenbut diatas seara tuntas dengan memberikan keterangan yang komprehensif

baik mengani faktor bisnis maupun faktor pendukung lainnya seperti visi-misi

yang mereka emban, cita-cita yang ingin dicapainya, yang dapat dikatakan

merupakan bagian alasan-alasan prinsip aspek ideologis. Dalam pembahasan

berikut akan dibahas berbagai aspek non bisnis yang peneliti pahami dari hasil

wawancara dengan keempat narasumber tersebut di atas baik yang terungkap

secara eksplisit maupun yang peneliti pahami secara implisit dari jawaban para

narasumber tersebut.

B. Aspek Non Bisnis

Yang dimaksud dengan aspek non bisnis dalam penelitian ini adalah aspek-

aspek lain di luar aspek yang terkait dengan bisnis. Yang termasuk dalam aspek

ini misalnya adalah faktor cita-cita atau visi dari penerbit, aspek sosial, aspek

keagamaan seperti ghirah atau semangat keagamaan (baca: termasuk faktor

idiologi). Harold H. Titus, mendefinisikan ideologi adalah sebagai suatu istilah

yang dipergunakan untuk sekelompok cita-cita. mengenai berbagai macam

masalah politik dan ekonomi serta filsafat sosial yang dilaksanakan bagi suatu

rencana sistematis tentang cita-cita yang dijalankan oleh kelompok atau lapisan

masyarakat. W White, memberikan pengertian bahwa ideologi adalah soal cita-

cita politik atau doktrin (ajaran) dari suatu lapisan masyarakat atau sekelompok

manusia yang dapat dibeda-bedakan. M. Sastraprateja, ideologi adalah sebagai

perangkat gagasan atau pemikiran yang berorientasi pada tindakan yang

diorganisir menjadi suatu sistem yang teratur.1

1. Visi dan Misi (Aspek Cita-cita)

Dari hasil wawancara dengan para informan diketahui bahwa pada umumnya

mereka memiliki cita-cita yang hampir sama. Menurut Kamus Online Bahasa

Indonesia, cita-cita adalah keinginan (kehendak) yang selalu ada di dalam

1 http://www.pengertianahli.com/2013/05/pengertian-ideologi-menurut-para-ahli.html

Page 92: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 84 - Aspek Non Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 84 -

pikiran.2 Sebagai suatu keinginan maka tentu saja seseorang ataupun suatu

organisasi yang memiliki cita-cita akan berusaha untuk mencapainya. Peneliti

melontarkan pertanyaan mengenai hal-hal yang mendorong atau melatar

belakangi para penerbit menerbitkan buku referens Islam, dan mereka

mengemukakan jawaban yang berbeda tetapi substansinya hampir sama. Secara

umum mereka mempunyai cita-cita, keinginan atau visi yang sama terkait

penerbitan buku referens Islam tersebut, yaitu pada prinsipnya mereka

berkeinginan untuk menyumbangkan sesuatu yang berharga dan bermanfaat untuk

kemajuan masyarakat yang beradab, turut mencerdaskan kehidupan umat (bangsa)

dengan menyediakan sumber-sumber bacaan yang otoritatif dan berkualitas,

misalnya dengan moto „spread the knowledge”, disamping untuk tujuan bisnis

guna mencari keuntungan. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang

perbukuan mereka mewujudkan tujuan dan misinya dengan menerbitkan buku-

buku referens, termasuk koleksi referens Islam. Namun secara rinci masing-

masing penerbit menyatakan cita-cita atau visinya dengan ungkapan yang

berbeda-beda.

Almahira adalah penerbit yang secara jelas menyatakan cita-citanya tersebut

adalah untuk memberikan sarana atau jalan bagi umat Islam Indonesia untuk

mempelajari ajaran agama mereka melalui sumber yang otoritatif. Karena itu

maka para penerbit tersebut berupaya menerbitkan buku referens Islam yang dapat

dibaca oleh semua kalangan umat Islam Indonesia tanpa memandang apapun

madzhab, aliran ataupun pemahaman yang dianutnya. Hal tersebut diungkapkan

secara sangat gamblang oleh Abdul Ghafar sebagai direktur dari PT. Almahira:

“Kita ini kan mayoritas umat Islam dengan ragam pemahanan

keislaman yang berbeda, ada garis keras, ada garis kiri, ada garis

kanan, sehingga saya terpanggil secara pribadi untuk memberikan jalan

kepada umat Islam untuk mempelajari apa yang harus mereka tahu,

pada saat mereka bertanya tentang solat, kita punya referensi buku

solat. Pada saat mereka bingung bagaimana membayar zakat kita punya

buku referensi tetang zakat, pada saat mereka bingung membagi

2 http://kamusbahasaindonesia.org/cita-cita

Page 93: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 85 - Aspek Non Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 85 -

warisan dalam Islam mereka bisa membaca buku refrensi tentang

waris.”3

Realitas akan adanya keragaman corak keagamaan umat Islam di

Indonesia baik dari pemahaman, perbedaan madzhab, dan bermacam aliran ke-

Islaman telah menginspirasi dan mendorong Almahira untuk menerbitkan buku

referens Islam yang dapat memenuhi kebutuhan informasi bagi semua

kalangan umat Islam Indonesia tersebut. Almahira bercita-cita bahwa buku

referens yang diterbitkannya dapat dibaca oleh semua kalangan atau kelompok

aliran yang beragam tersebut. Lebih jauh secara tegas Abdul Ghafar mengatakan

bahwa buku yang diterbitkannya itu benar-benar tidak berpihak pada pemikiran

atau madzhab tertentu, sehingga semua kalangan diharapkan bisa menggunakan

buku tersebut apakah dari kalangan Muhammadiyah, dari kaum Nahdhatul Ulama,

Persis, ataupun dari kalangan lainnya. Buku yang disajikannya benar-benar ingin

menampilkan informasi mengenai ajaran Islam secara utuh, berdasarkan Al-

Qur‟an dan As-Sunnah dan tidak bersifat parsial, seperti yang dinyatakan secara

gamblang oleh narasumber:

“Dengan kita garis bawahi semua apa yang kita terbitkan itu tidak

bermadzhab, artinya tidak mengarah pada satu pemahaman, buku yang

kita terbitkan selalu berdasarkan pada al-Qur’an dan As-sunnah, kita

tidak memihak pada salah satu pihak, katakanlah NU atau

Muhammadiyah, sehingga orang NU bisa membaca buku kita dan

Muhammadiyah pun demikian, buku kita tidak parsial, artinya semua

yang kita sajikan itu murni untuk memberikan informasi pengetahuan

kepada umat Islam Indonesia, ini lho pemahaman Islam yang

sebenarnya, berdasarkan Al-Qur‟an dan Hadis”. 4

Almahira ingin menyajikan buku referens yang benar-benar otoritatif

berdasarkan pada Al-Qur‟an dan As-Sunnah tanpa memihak pada salah satu

madzhab atau aliran tertentu. Almahira benar-benar ingin memberikan informasi

kepada umat tentang ajaran Islam yang sebenarnya yang berdasarkan Al-Qur‟an

dan As-Sunnah. Maka dapat dikatakan bahwa harapan minat berbagai kelompok

3 Abdul Ghafar (Direktur Penerbit Almahira), kutipan hasil wawancara

4 Ibid, Abdul Ghafar (Direktur PT. Almahira)

Page 94: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 86 - Aspek Non Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 86 -

yang berbeda mazhab tadi untuk memanfaatkan bersama koleksi terbitan

referensi, senantiasa dilandaskan pada Qur‟an dan Sunnah semata. Dan hal itu

bisa dianggap merupakan upaya Almahira dalam turut serta melakukan purifikasi

atas ajaran Islam melalui buku-buku referens Islam yang diterbitkannya.

Karena itu maka buku yang diterbitkan tidak bersifat parsial (hanya

menurut pandangan tertemtu saja). Penyusunan koleksi yang tidak parsial sebagai

sikap yang diambil dalam menyuguhkan karya buku referensi. Hampir selalu buku

yang membawa nuansa diskursus atau perbedaan pendapat pada subjek atau tema

yang bersangkutan maka pada tempat yang sama diberikan penjelasan yang tuntas

dan komprehensif. Tuntas, melibatkan pandangan dan pembahasan dari semua

pihak yang berseberangan atau berbeda pendapatnya tentang topik tertentu, dan

diinformasikan mana diantara pendapat tersebut yang dianggap paling sahih

sehingga pertanyaan-pertanyaan terjawab; dan pemaparan yang komprehensif

mencakup detail penelaahan yang terdiri dari argumentasi, fakta sejarah dan fakta

sosial yang valid untuk menjawab persoalan tersebut.

Dari apa yang diungkap penerbit Almahira memang konsisten pada apa

yang telah digariskannya bahwa buku-bukunya tidak berpihak pada suatu

madzhab, dan itu memang merupakan salah satu rahasia mengapa bukunya laku.

Hal itu berulangkali ditegakan oleh Abdul Ghafar:

“Di kita alhamdulillah semua bagus [laku], karena memang itu, saya

benar-benar memilah, menyeleksi buku ini kan ga mudah, ya yang tidak

bermadzhab tadi, karena kalau sudah bermadzhab maka akan susah. …..

tapi saya [Almahira] tidak bermadzhab, makanya saya bilang semua

warga NU, warga Muhammadiyah, PERSIS, bahkan ISIS pun bisa

membaca buku kita, gitu. Sehingga kalau toh kita punya [menerbitkan]

buku Tafsir Imam Syafii itu bukan karena kita bermadzhab pada Imam

Syafii, tapi karena kita ingin kasih tahu ke masyarakat, banyak orang

mengklaim madzhabnya Imam Syafii tetapi sebenarnya mereka tidak

tahu Imam Syafii itu madzhabnya kaya apa, Imam Syafii pernah

mengajari qunut subuh atau ga kan mereka tidak tahu, begitu.”

Cita-cita untuk menerbitkan buku yang tidak memihak pada satu madzhab

ternyata sangat selaras dengan cita-cita dari PT. Kamil Pustaka. Penerbit ini juga

memiliki cita-cita untuk menerbitkan buku referens Islam yang handal (mungkin

Page 95: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 87 - Aspek Non Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 87 -

yang dimaksud adalah buku referens Islam yang bermutu dan otoritatif dari segi

content atau informasinya dan bagus dari format cetakannya). Penerbit ini juga

berkeinginan untuk memproduksi buku-buku referens Islam yang sifatnya tidak

berpihak pada suatu kalangan tertentu, melainkan buku yang dapat dibaca oleh

semua kalangan umat Islam yang ada di Indonesia. Muhammad Kosim dari

perusahaan penerbit ini mengungkapkan:

“........kita ingin menerbitkan buku-buku referensi yang andal terutama

buku referensi Islam. Kita ini memang belum kelihatan karena baru dua

judul, tapi angan-angan dan cita-cita kami ingin menerbitkan buku-buku

referensi Islam yang sifatnya tidak memihak pada satu aliran atau

madzhab tertentu. Kita ingin buku yang kita terbitkan itu dapat diterima

oleh semua kalangan.”5

Untuk mewujudkan cita-citanya tersebut maka PT. Kamil Pustaka sangat

selektif dalam memilih tim penulis yang menyusun buku yang akan

diterbitkannya. Karenanya itu maka penerbit ini memiliki kebijakan untuk

memilih nama-nama penulis yang benar-benar dapat diterima oleh masyarakat

luas dan tidak melibatkan nama-nama penulis yang dianggapnya mewakili atau

menyuarakan pemikiran kelompok tertentu. Hal tersebut diungkapkan oleh

narasumber yang sama (Muhammad Kosim):

“Kadang-kadang maaf kita juga mempertimbangkan nama-nama

penyusun yang benar-benar diterima masyarakat luas, karena saat ini

kan masyarakat sudah cukup kritis, kalau ada nama penyusun tertentu

yang dianggap mewakili satu kelompok maka konsumen tidak jadi beli

buku kita, begitu.”

Dikemukakannya bahwa masyarakat sudah cukup kritis, bahkan nama

penyusun atau penulis pun sudah menjadi pertimbangan dalam membeli buku.

Narasumber sempat memberi contoh nama salah satu penulis muslim Indonesia

yang sudah sangat terkenal dan berasal dari alumni Timur Tengah tetapi (menurut

narasumber) oleh sebagian masyarakat nama tersebut tidak bisa diterima dengan

alasan bahwa kehidupan sehari-hari keluarganya tidak sesuai dengan apa yang

ditulisnya atau apa yang diucapkannya (untuk menghindari hal yang tidak

5 Muhammad Kosim (PT. Kamil Pustaka), kutipan hasil wawancara.

Page 96: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 88 - Aspek Non Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 88 -

diinginkan maka dalam laporan ini peneliti tidak mencantumkan contoh nama

yang tersebut). Jadi menurut Kamil Pustaka jika suatu buku ditulis oleh orang

yang seperti itu maka bukunya tidak akan laku. Menurut peneliti yang dimaksud

tidak laku di sini adalah bukan dalam arti tidak laku sama sekali, tetapi menjadi

terbatas pangsa pasarnya, karena bagaimanapun harus diakui bahwa setiap buku

itu ada pembacanya, dan setiap kaum atau kalangan juga harus ada bukunya.

Adapun cita-cita PT. Ichtiar Baru van Hoeve cita-cita adalah keinginan

dari penerbit ini untuk menyebarkan ilmu pengetahuan secara luas. Berarti

dalam hal ini perusahaan ini ingin menyebarkan pengetahuan, melakukan

diseminas informasi ilmiah dalam semua bidang ilmu pengetahuan kepada

seluruh masyarakat khususnya pada cendekiawan, ilmuwan, para dosen, tenaga

pengajar maupun para mahasiswa dan pelajar. Narasumber (informan) dari Ichtiar

Baru yaitu Ibu Starlita tidak secara spesifik menyebutkan cita-citanya terkait

penerbitan buku referens Islam. Peneliti berpendapat hal tersebut bisa jadi

disebabkan oleh karena pemilik dari perusahaan ini adalah non muslim

(pemiliknya adalah warga Belanda), sehingga perusahaan ini tidak memiliki visi

khusus mengenai penerbitan buku referens Islam. Ia tentu menganggap bahwa

pengetahuan mengenai Islam merupakan bagian dari berbagai pengetahuan yang

harus disebarluaskan melalui macam-macam ensiklopedi yang diterbitkannya.

Sementara Penerbit Lentera Abadi memiliki cita-cita yang agak berbeda

dengan ketiga penerbit di atas. Lentera Abadi dalam hal ini ingin menerbitkan

buku referens Islam dengan alasan karena memang buku referens tersebut

memang diperlukan oleh masyarakat.

“Jadi diluar buku sekolah, secara umum masih diperlukan buku

referensi .. kalau di kita tidak membuat buku pelajaran secara langsung.

Ga pernah bikin .. karena semakin ke sini kesadaran masyarakat

tentang buku Islam itu semakin tinggi... kemenangan kita kenapa kita

memilih ensiklopedi sebenarnya karena minat baca itu kan gak

signifikan amat tapi kalau ditambahin gambar itu kan jadi menarik. ...”6

6 Budi Sudarmono (Manager Pemasaran PT. Lentera Abadi), kutipan hasil wawancara

Page 97: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 89 - Aspek Non Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 89 -

Jadi menurut narasumber bahwa kesadaran masyakarakat akan buku-buku

Islam makin tinggi, tetapi minat baca masyarakat sebenarnya tidak meningkat

secara signifikan. Karenanya penerbit berupaya untuk meningkatkan minat

tersebut dengan menerbitkan buku-buku dengan format yang bagus dan menarik

dengan sistem desain esiklopedi. Melalui ensiklopedi suatu informasi dapat

disajikan beserta gambar-gambar, ilustrasi-ilustrasi, dan kelengkapan informasi

lainnya dengan sangat menarik, dan sistematika penyusunan buku dengan format

tersebut dianggap dapat menumbuhkan minat baca dan kebanggaan masyarakat

terhadap buku-buku Islam. Disamping itu melalui buku referens Islam Penerbit

Lentera Abadi ingin memberikan informasi kepada masyarakat Indonesia

mengenai ajaran-ajaran Islam yang paling mendasar yang kebanyakan belum

dipahami oleh masyarakat Islam umumnya. Hal ini seperti dinyatakan oleh Budi

Sudarmono: “…. kebanyakan orang Indonesia itu sampai yang paling dasarnya

saja tidak tahu…. rukun Islam, seperti shalat, sahadat, zakat dan seterusnya, ..

yang paling dasarkan kalau dibanding dulu ... banyak yang ga tahu.” 7

Melalui penerbitan buku Islam Penerbit Lentera Abadi juga mempunyai

visi untuk turut mewarnai kehidupan Islam yang lebih baik dengan tetap

mempertimbangkan unsur bisnis. Jadi tampak bahwa Lentera Abadi ingin

menyelaraskan dua kepentingan sekaligus yaitu kepentingan keagamaan

(kehidupan Islam yang lebih baik) dengan kepentingan bisnis, keduanya harus

berjalan beriringan. Hal itu diungkapkan secara jelas oleh Budi Sudarmono: “….

kita itu ingin kehidupan Islam yang lebih baik dalam hal apapun, ingin

memberikan manfaat bagi orang banyak, tetapi secara perusahaan tentu kita

juga ingin buku kita laku supaya perusahaan ini bisa jalan, setiap perusahaan

yang menghasilkan suatu produk kan ingin produknya laku, kalau bikin produk

terus ga laku, ngapain.”8

7 Ibid, Budi Sudarmono

8 Ibid, Budi Sudarmono

Page 98: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 90 - Aspek Non Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 90 -

2. Penerbitan Sebagai Ibadah

Tujuan utama dari perusahaan penerbitan pada umumnya adalah untuk tujuan

komersial atau bisnis, tetapi ternyata hal itu bukan satu-satunya tujuan. Tujuan

lain yang ingin diraih melalui usaha penerbitan ini antara lain adalah ingin

mengisi kekosongan atau minimnya buku referens Islam yang terbit. Karenanya

meskipun memerlukan biaya produksi yang besar Almahira berupaya menerbitkan

buku referens tersebut sebagai upaya untuk memenuhi kekosongan tersebut:

“Nah kembali kepada buku referensi, itu kan mayoritas dari Timur

Tengah dan mayoritas itu berjilid, sehingga itu, apa namanya, tentunya

butuh dana yang besar untuk memproduksi itu. Nah kalau berkaitan

dengan ekonomi, sebetulnya saya berfikirnya sederhana, umat Islam itu

masih minim referensinya, buku-buku ke-Islamannya, sehingga kalau

kita kasih atau kita sodori buku-buku referensi pasti mereka akan mau

membeli. Mereka tidak membeli itu bukan karena tidak mau membeli,

tapi karena tidak ada yang dibeli, sehinga, saya bismillah menerbitkan

buku-buku referensi tersebut.”9

Lebih lanjut Abdul Ghafar nenekankan bahwa apa yang ia usahakan merupakan

bagian dari amal saleh, bagian dari ibadah, tidak semata-mata mempertimbangkan

keuntungan dan kerugian dunia saja.

”….di luar dari itu tentunya saya pribadi, e… spekulasinya seperti ini,

kalau toh buku ini tidak laku di pasaran ya inilah menjadi bagian dari

amal saya, yang saya berikan, ya sederhananya seperti itu, untung rugi

barangkali itu yang kedua dan ketiga.”

Pernyataan tersebut secara eksplisit menggambarkan bahwa penerbit

Almahira menjadikan usaha penerbitan sebagai ladang atau investasi amal saleh,

sedangkan tujuan mencari keuntungan atau bisnis itu menjadi tujuan berikutnya

yaitu tujuan kedua bahkan ketiga. Dengan demikian maka jika buku yang

diterbitkannya tidak laku (tidak menguntungkan secara bisnis) penerbit ini tidak

tidak merasa rugi meskipun telah mengeluarkan banyak biaya untuk itu. karena

diyakini betul bahwa upaya yang telah dilakukannya adalah menjadi bagian dari

9 Abdul Ghafar (Penerbit Almahira), kutipan hasil wawancara

Page 99: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 91 - Aspek Non Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 91 -

ibadah atau amal saleh yang tentu akan diperoleh balasannya kelak di akhirat. Jadi

dengan kata lain Almahira menjadikan usaha penerbitan sebagai bagian dari

perjalanan menuju akhirat. Tetapi pada kenyataannya menurut narasumber buku-

buku yang diterbitkannya cukup laris di pasaran, berarti secara bisnis perusahaan

ini tidak rugi malah untung. Dengan kata lain ketika suatu keyakinan dijalankan

dengan baik, suatu aktivitas dijalankan dengan ketulusan dan keikhlasan disertai

niat sebagai amal saleh, maka sebenarnya keuntungan akan mengikutinya. Dan

Almahira kembali menegaskan bahwa perusahaannya benar-benar ingin

menjadikan usaha penerbitannya sebagai ladang amal sebagaimana dinyatakan

oleh Abdul Ghafar sebagai berikut:

“…. memang ga gampang, jadi gini, menerbitkan satu buku itu ga satu

atau dua bulan selesai, ada yang sampai tiga tahun, lama, jadi kita

bukan murni pengin pokoknya satu bulan jadi, kalau saya begitu, sudah

banyak judul yg diterbitkan, saya…. ensiklopedi hadis saja itu, tiga

setengah tahun. Kalau dari segi ekonomi sudah banyak, artinya sudah

memakan dana yang besar, gitu, e… tapi saya berfikirnya ini untuk

kepetingan orang banyak, dan satu hal yang saya ingin sampaikan ke

temen-temen disini, ini adalah ladang amal. Kalau kita menyampaikan

sesuatu dan apa yang kita sampaikan adalah benar, dan orang yang

membacanya lalu mengamalkannya dengan benar, maka pahalanya

akan mengalir sepanjang masa, tapi sebaliknya kalau sampai kita

menyampaiksn sesuatu yang salah dan orang mengamalkannya, dosanya

akan mengalir juga ke kita, maka kita harus hati-hati, itu perlu saya

sampaikan ke temen-temen.”

Buku merupakan media untuk menyampaikan suatu kebenaran (ajaran

agama yang benar) dan akan dibaca oleh umat dan akan diamalkan oleh orang

banyak. Maka penerbitan buku dapat menjadi ladang amal yang

konsekuensinya akan diterima sepanjang masa (di dunia maupun di akhirat).

Karena itu maka Almahira sangat berhati-hati dalam menyusun buku yang

akan diterbitkannya, tidak terburu-buru karena harus melalui verifikasi dan

klarifikasi isi agar apa yang disajikan benar-benar valid, tidak mengandung

suatu kesalahan. Sebagai contoh ensiklopedi hadis penyusunannya memerlukan

waktu yang lama hingga mencapai tiga setengah tahun dan tentu saja hal itu

memakan biaya yang besar.

Page 100: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 92 - Aspek Non Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 92 -

Meskipun tidak secara eksplisit menyatakannya sebagai amal atau ibadah,,

PT. Lentera Abadi juga sangat hati-hati dalam menerbitkan buku referens Islam.

Karenanya jika suatu naskah sudah selesai maka harus dibaca terlebih dahulu oleh

pembaca ahli. Tentu hal ini dimaksudkan supaya tidak terjadi kesalahan ataupun

kekeliruan dalam buku tersebut. Dengan kata lain untuk menjaga kualitas,

validitas dan tentu saja kebenaran dari apa yang disajikan, agar pembaca

memperoleh informasi yang benar mengenai suatu masalah. Budi Sudarmono

menyatakan sebagai berikut:

“….Setelah tersedia naskah, naskah diberikan kepada tim editor untuk

menguji sisi kebahasaan dan materinya. kita punya tim editor yang kuat

dari sisi kebahasaan dari sisi materi, dari sisi tata tulisnya dari sisi

gramer-nya, dan lainnya. Selanjutnya, naskah sebelum diterbitkan harus

dibaca oleh pembaca ahli untuk mencermati dan memamtikan isinya.

Kemudian kalau buku Islam satu yang harus ada, pembaca ahli. Bunuh

diri, kalau tidak ada pembaca ahli, dan sulit untuk lolos kalau sudah

sampai ke pembaca ahli.”

Tersirat jelas dari kutipan di atas bahwa pembaca ahli memiliki peran

sangat penting dalam menentukan lolos atau tidaknya suatu naskah untuk

diterbitkan. Berarti mereka memiliki kriteria yang ketat untuk penerbitan buku

referens Islam tersebut. Dan ini tentu saja memiliki maksud agar buku yang

diterbitkan memberikan informasi yang benar sehingga pembaca yang akan

mengamalkannya juga berdasarkan pengetahuan yang benar.

3. Perbaikan Citra Buku Islam

Berdasar hasil wawancara diperoleh informasi bahwa selama ini ada

anggapan bahwa buku-buku Islam itu jelek, tidak bagus, tidak berkualitas. Buku-

buku seperti itu harganya murah. Karena itu maka perlu adanya upaya untuk

memperbaiki citra anggapan tersebut. Hal itulah yang dilakukan oleh Lentera

Abadi melalui penerbitan buku referens Islam yang jauh lebih bagus baik dari

kualitas, format, isi, dan kemasannya. Sebelumnya penerbit ini hanya menerbitkan

Page 101: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 93 - Aspek Non Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 93 -

buku referens bidang-bidang ilmu lain di luar bidang ke-Islaman, dan saat ditanya

mengapa kemudian juga menerbitkan buku referens Islam, berikut jawaban Budi

Sudarmono :

„Bukan, pertama bukan, tetapi kemudian kita lihat begini, ada satu pasar

yang selama ini, dulu kan buku-buku Islam itu kan jelek, tipis, elek

terbitan penerbit Kauman Semarang, Penerbit al-Ikhlas Surabaya. Buku-

buku kecil kalau dibuka megahi (bikin malas), sementara buku-buku

Kristen bagus-bagus ra karuan [bagus-bagus sekali]. Kita harus terima

kasih itu pertama sekali yang buat kan penerbit Mizan [yang memulai

menerbitkan buku dengan format yang bagus-bagus]. Karena orang

Indonesia dalam tanda petik “suka pamer”. Dan trendnya kesini,

semakin serius isinya itu buku makin ga laku. Buku dari tempat ibu

[UIN Jakarta?] itu berat-berat, gak laku. Kalau untuk bisnis kurang itu.

Ada buku populer berat, seperti buku Atlantis, tapi terjemahanannya

berat gak laku. Makanya sekarang banyak buku Islam populer yang,

misalnya buku kumpulan ceramah Ramadhan, ga ada yang nengok”.

Jadi penerbit Lentera Abadi ingin menerbitkan buku referens Islam dalam

rangka memperbaiki kondisi pasar buku Islam di Indonesia yang menurutnya dulu

itu bukunya jelek- jelek, ukurannya tipis, sama sekali tidak menarik dan membuat

orang malas untuk membuka apalagi membacanya. Dengan adanya buku-buku ke-

Islaman yang bagus, menarik, maka masyarakat tertarik untuk membacanya,

sehingga diharapkan minat baca orang akan meningkat, hal ini sesuai dengan cita-

cita yang diungkap sebelumnya penerbit ini berkeinginan turut berperan dalam

meningkatkan minat baca. Dan satu hal lagi yang menurut beliau juga perlu jadi

pertimbangan bahwa orang Indonesia itu suka pamer, senang memperlihatkan

sesuatu yang bagus atau mahal, orang akan merasa bangga. Maka buku Islam juga

harus dicetak dengan format yang bagus yang dapat dibanggakan oleh

pembelinya.

Hal lain yang dapat dipahami dari kutipan tersebut di atas adalah adanya

fenomena atau kecenderungan di masyarakat yang kurang meminati buku-buku

yang temanya berat, jadi menurutnya semakin serius tema suatu buku maka buku

tersebut tidak laku. Kecenderungan tersebut mungkin terjadi selaras dengan

perkembangan masyarakat muslim perkotaan yang semakin moderat bahwa

buku-buku ke-Islaman yang bermuatan materi atau bahasan yang terlalu berat

Page 102: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 94 - Aspek Non Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 94 -

buktinya malah kurang mendapat minat dan perhatian dari masyarakat yang lebih

luas. Tetapi mungkin untuk kalangan tertentu tetap memiliki komunitas pembeli.

4. Kebijakan Tema Produk

Hal lain yang peneliti anggap sebagai aspek non bisnis adalah tentang tema

dari buku yang diterbitkan [meskipun sebenarnya penerbit dalam menentukan

tema ini tidak bisa lepas sama sekali dari pertimbangan bisnis]. Setiap penerbit

telah menentukan garis kebijakan mengenai tema-tema buku yang akan

diterbitkannya. Lentera Abadi misalnya lebih senang dengan tema-tema kekinian

(kontemporer) yang sedang terjadi dan berkembang di masyarakat.

“… misalnya gini ya yang saya mau bikin itu, misalnya pengaruh

Gadget, Trans gender, terus kemudian ekonomi Islam. …. tapi kalau

yang terlalu meden-medeni [menakut-nakuti], trus banyak dongengnya,

gak laku mas. Itu kan dari buku tafsir mimpi yang meden-medeni kuwi

to.”

Jadi seiring pertumbuhan masyarakat Islam kelas menengah atas yang hidup

di kota besar dan tinggal di kompleks perumahan elit mereka memerlukan buku-

buku yang isinya dapat menambah wawasan kekinian, tidak hanya berisi masalah-

masalah ibadah mahdhah seperti tata cara wudlu, salat puasa, dan sebagainya

tetapi sudah membahas isu-isu kontemporer seperti isu trans gender dalam

pandangan Islam, masalah gadget, dan isu-isu mutakhir lainnya yang terjadi dan

berkembang pada masyarakat saat ini, termasuk juga masalah ekonomi Islam.

Disamping itu narasumber ini juga ingin menampilkan Islam yang baik,

yang damai, yang bijak, yang sejuk, yaitu melalui buku-buku yang memuat

informasi mengenai hal-hal yang baik dan mengajak pada kebaikan, hal-hal yang

menambah pengetahuan dan wawasan, bukan informasi atau hal-hal yang

menakut-nakuti pembaca. Saat ini sudah bukan zamannya lagi menerbitkan buku-

buku seperti itu, karena tidak akan diminati oleh masyarakat. Secara tegas

selanjutnya Sudarmono mengatakan:

Page 103: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 95 - Aspek Non Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 95 -

“Menurut saya, buku-buku paling bagus yang anak seneng lihat. ..

bahwa orang menengah keatas dengan pemahaman Islam yang

sederhana, itu sangat haus dengan buku agama ... syaratnya, jangan

meden-medeni [jangan nakut-nakuti], jangan ngancem-ngancem, yang

sejuk-sejuk saja .. dan jangan kakean ancaman, karena kalau sudah

diomongkan surga neraka, kamu akan diiris-iris, dibakar di bara api,

semakin tidak bisa didekati dengan bahasa otak mereka , semakin

mereka jauh….”

Menurutnya buku-buku yang membahas tema yang berkaitan dengan ancaman

itu akan dijauhi oleh pembaca. Yang diperlukan saat ini justru buku dengan tema-

tema yang menyejukkan, yang menambah wawasan, karena demikian yang

dituntut oleh masyarakat saat ini.

Dan penentuan tema ini dipegang sepenuhnya oleh pihak penerbit, meskipun

menurut pengakuan narasumber sebenarnya banyak penulis yang menawarkan

naskah. Meskipun naskah yang diterima itu temanya bagus katanya kalau tidak

sesuai garis kebijakan Lentera Abadi maka tidak akan diterima.

“ Iya, mereka menawarkan belum tentu saya terima lo, [meskipun]

menurut dia bagus. Karena bagi kami diatas segala-galanya kan kami

kan harus tetap hidup, ngapain nerbitin buku kalau nggak laku meskipun

judulnya apa gitu.

Sementara PT. Kamil Pustaka juga memiliki kebijakan mengenai tema buku-

buku yang diterbitkannya yaitu buku-buku yang bernuansa Islam yang sesuai

dengan al-Qur‟an dan Hadis, meskipun bukan pembahasan tentang Al-Qur‟an

dan Hadis itu sendiri. Artinya penerbit ini membuka diri untuk menerbitkan tema-

tema apapun sepanjang bernuansa Islam dan berpijak pada Al-Qur‟an dan Hadis.

Hal itu dinyatakan oleh Muhammad Kosim karena usahanya tidak semata

mengejar keuntungan dunia saja, tetapi juga sebagai syiar untuk mendapatkan

akhirat.

“Ini sebagai upaya syiar maka yang kita tekankan adalah buku

bernuansa Islam yang sesuai Al-Qur‟an dan Hadis, meskipun bukan

mengenai Al-Qur‟an dan hadis itu sendiri. …… “Tetap insya Allah

karena kami ingin syiar ya nyari dunia tapi tidak melupakan akhirat.”

Page 104: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 96 - Aspek Non Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 96 -

Adapun Almahira sebagai penerbit yang telah menyatakan dirinya bebas

madzhab, tampaknya tidak menentukan tema yang spesifik, bahkan banyak buku-

bukunya merupakan karya terjemahan. Yang penting bagi Almahira apa yang

terkandung dalam buku adalah informasi yang benar dari sumber yang benar,

tidak mengandung pemikiran yang membahayakan ranah akidah.Islam, seperti

dinyatakan oleh Abdul Ghafar berikut:

“Kalau, jadi gini.., kalau itu menyangkut pemikiran yang

membahayakan, artinya membahayakan dari keyakinan islam, maka

kita tidak menerbitkan sama sekali. Kalau ada sisipan, misalnya sisipan

itu ada pemikiran penulis sendiri yang menurut Al-Qur‟an dan Hadits

tidak tepat, gitu ya, kita lihat kontennnya. Artinya gini, dalam

menafsirkan, katakanlah, saya menafsirkan firrijalli, „untuk laki-laki itu

dua, untuk wanita satu‟ dalam hukum waris misalnya, kemudian

dinyatakan bahwa hak waris itu sekarang di dunia ini sudah tidak ada ...

kalau tidak memberikan pendapat-pendapat ulama terdahulu, maka

pendapat seperti itu akan tidak kita lakukan, kita cut. Itu pendapat

penulis sendiri. Dan itukan tidak jelas.”

Jadi meskipun Almahira melakukan banyak terjemahan pada karya

terbitannya, tetapi tidak hanya menerjemahkan apa adanya terutama bila

didapatkan pemikiran-pemikiran yang menyimpang, atau pemikiran yang

membahayakan, artinya membahayakan dari keyakinan Islam, maka pasti tidak

digunakan dan Almahira tidak akan menerbitkannya sama sekali.

Nampaknya Almahira ingin memberikan kontribusi nyata kepada

masyarakat luas tentang Budaya Literasi Islam yang benar. Artinya, masyarakat

harus mudah memperoleh sumber informasi yang benar dan komprehensif

tentang kebutuhan informasi dan pengetahuan, terutama berkenaan dengan

persoalan-persoalan up to date yang mereka rasakan. Karya-karya terbitan

Almahira, semaksimal mungkin ditujukan untuk memberikan keseimbangan

dalam masyarakat akan ketersediaan bahan-bahan bacaan yang benar dan

diperlukan umat Islam disamping untuk memperkaya khazanah kebudayaan Islam

yang dapat diterima khususnya untuk kalangan menengah ke atas.

Page 105: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 97 - Aspek Non Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 97 -

Karena itu maka dalam memberikan kejelasan suatu persoalan pada

sumber referensi yang komprehensif, Almahira berusaha untuk menghadirkan

pembahasan dari berbagai sudut pandang atau pendapat yang berbeda pada kasus

tersebut termasuk kemungkinan infiltrasi pemikiran penulis, sehingga pembaca

memperoleh wawasan yang berimbang. Tetapi bila pendapat penulis dianggap

tidak sesuai atau kurang benar maka tidak akan dimuat. Jadi kalau ada perbedaan

pendapat penulis A, penulis B, penulis C dan seterusnya tentang sesuatu masalah

maka akan dikonfirmasi langsung ke para penulis tersebut. “Kalau memang ada,

kita akan muatkan ke dalamnya, ini menurut a b c d, kita akan muatkan, kita akan

konfirmasi ke penulis.”

5. Aspek Lain

Selain berbagai aspek yang telah diuraikan di atas masih ada hal-hal lain yang

dapat digali dari hasil wawancara dengan para informan. Misalnya tentang syiar,

secara umum hampir semua penerbit kecuali Ikhtiar Baru Van Hoeve, baik secara

eksplisit maupun implisit menganggap bahwa usaha penerbitan buku referens

Islam yang mereka lakukan adalah merupakan syiar Islam. Melalui penerbitan

mereka ingin berkontribusi melakukan syiar dengan cara yang berbeda dari cara-

cara konvensinal lainnya.

Ada juga penerbit yang sangat konsen untuk mengembangkan bisnis Islami

(bisnis berbasis syariah), hal ini dilakukan oleh PT. Kamil Pustaka. Mulai dari

proses produksi hingga pemasaran menurutnya semuanya dijalankan secara Islami

dna sangat menekankan aspek kekeluargaan. Jadi PT Kamil Pustaka berbeda

terutama dalam hal pemasaran dengan cara penerbit lain memasarkan produknya.

Sebagai contoh misalnya mereka menetapkan harga yang sama antara baik pada

penjualan tunai maupun pada penjualan dengan cara angsuran atau cicilan.

Lalu aspek kekeluargaan, sebagai contoh Penerbit Kamil Pustaka tidak pernah

memberhentikan tenaga pemasarnya meskipun mereka tidak berhasil mencapai

target yang telah ditentukan, malah untuk mereka yang mengalami hal demikian

akan semakin diramgkul dan diberi training lebih lanjut. Sementara penerbit yang

lain tidak berlaku demikian.

Page 106: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 98 - Aspek Non Bisnis Dalam Penerbitan Buku Referens Islam

- 98 -

Hal lain yang juga pantas untuk diangkat adalah tentang kedispilinan. PT.

Almahira sebagai contoh menerapkan disiplin tinggi bagi karyawannya terutama

dalam hal ketepatan melaksanakan salat berjamaah. Pada saat peneliti melakukan

wawancara tiba-tiba terdengar suara adzan dari ruang tengah kantor (yang

ternyata difungsikan sebagai mushala), serta merta seluruh karyawan berkumpul

di mushala tersebut termasuk direkturnya, dan segera mereka melakukan salat

Ashar berjama‟ah. Ketika peneliti menanyakan apakah hal tersebut selalu

dilakukan, Abdul Ghafar menjawab: “Ya, selalu, ini bagian dari cara kami

menegakkan disiplin waktu”. Mungkin hal tersebut terkait erat dengan keyakinan

Almahira bahwa usahanya adalah merupakan ibadah atau amal, maka dalam

ibadah mahdhah mereka juga harus disiplin.

Page 107: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 99 - Penutup

- 99 -

Bab VI

P E N U T U P

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah diuraikan pada baba empat dan bab lima sebelumnya,

maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari berbagai indikator yang ditemukan diketahui bahwa faktor ideologis berpengaruh

besar terhadap sukses bisnis penerbitan referensi Islam. Cita-cita dan keinginan untuk

menyebarkan ilmu yang benar dan seluas-luasnya, sikap istiqomah, optimis serta sikap

tawakal dalam menghadapi kompetisi dan berbagai tantangan menjadi bagian dasar

semangat penerbit berinovasi. Tetapi hal ini juga harus diperkuat oleh keahlian dan

kreatifitas dalam melakukan analisis kebutuhan untuk menciptakan produk yang lebih

diterima oleh masyarakat luas. Untuk itu para penerbit melakukan berbagai upaya

misalnya dengan menentukan strategi dan segmen pemasaran, secara langsung

mengamati kebutuhan masyarakat, termasuk proses edit pra-cetak yang sangat ketat.

Keahlian analisis dan kreatifitas produksi karya baru menjadi kunci keberhasilan dan

kesuksesan bisnis referensi Islam di Indonesia. Faktor-faktor ideologis ini sekaligus

menjadi bagian dari strategi bisnis dan pemasaran pada penerbitan buku refernsi Islam.

2. Kebanyakan penerbit mengakui bahwa kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan buku-

buku Islam semakin tinggi, termasuk buku referens. Banyak penerbit buku-buku Islam

berusaha memanfaatkan momentum ini sebaik-baiknya. Meningkatnya produksi dan

pemasaran buku-buku referensi islam ini juga tidak terlepas dari aspek ekonomi-bisnis

yang ditengarai oleh meningkatnya pertumbuhan ekonomi masyarakat. Dapat

diprediksikan bila keadaan ekonomi ini bertahan dan terus meningkat maka penerbitan

buku referensi islam tetap mampu memperoleh posisi pasar yang signifikan. Peningkatan

Page 108: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 100 - Penutup

- 100 -

jumlah penerbit buku Islam beserta berbagai produk judul baru yang dihasilkan telah

berjasa dan berperan dalam memperkaya literatur ke-Islaman di Indonesia. Lebih banyak

penerbit menyatakan, prospek bisnis buku referens islam masih terbuka luas.

3. Seperti juga penerbit lain, Lentera Abadi dan Almahira memiliki kemiripan filosofi dan

kebijakan dalam menerapkan strategi dan upaya bisnis penerbitan buku referens Islam.

Keduanya mengalami kemajuan yang pesat, mampu menentukan konsep produksi dan

pemasaran yang strategis, khusunya dalam strategi inklusif tidak membatasi kelompok

konsumen tertentu, merancang product premium untuk segmen kelas menengah atas

dengan pendekatan ketuntasan tema dan kelengkapan product serta tehnik dan jangkauan

pemasaran yang sangat luas. Sebagian penerbit (eg. Almahira dan Kamil Pustaka)

berusaha berlaku istiqomah. Mereka ingin memberikan informasi kepada umat tentang

ajaran Islam yang sebenarnya dengan menyajikan buku referens yang benar-benar

otoritatif berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah, tanpa memihak salah satu madzhab atau

aliran tertentu. Sementara penerbit lain (eg. Lentra Abadi) disamping mengajarkan

dogma juga ingin menyajikan islam dengan konsep yang lebih santun, inklusif dan lebih

diterima oleh masararakat luas, tidak dibarengi dengan konsep yang tendensius dan

terlalu konseptual atau juga bernada keras.

4. Pada umumnya secara kronologis, sejak pertama kali penerbit menerbitkan buku referens

Islam (PT. Ichtiar Baru Van Hoeve) dan penerbit yang paling akhir / baru berdiri (PT

Kamil Pustaka), kebanyakan jenis koleksi terbitan yang dihasilkan adalah format

ensiklopedi. Ada juga diterbitkan koleksi referens berjenis buku pedoman (handbook),

peta dan biografi. Istilah ensiklopedi saat ini semakin banyak digunakan penerbit sebagai

ganti istilah konsep buku pedoman. Salah satu alasannya, karena menyadari masih

kurangnya minat baca masyarakat maka ensiklopedi dihadirkan dengan perwajahan

dengan gambar dan berbagai macam ilustrasi disamping kandungan isi dan format yang

lengkap. Penerbit sering mengeluarkan buku jenis biografi dengan cetak terbatas (on

demand) dan hampir tidak menangani aktifitas pemasaran jenis buku referens tersebut.

Page 109: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 101 - Penutup

- 101 -

5. Kendala dan Tantangan

Para penerbit menyadari adanya beberapa kendala dan tantangan dalam menjalankan

upaya bisnis penerbitan refernsi ke-Islaman. Pertama, masyarakat mempunyai budaya

baca yang rendah yang secara langsung atau tidak akan berpengaruh terhadap dunia

penerbitan dan percetakan buku. Para penerbit harus pandai menmukan solusi prsoalan

lemahnya minat baca masyarakat. Kedua, kehadiran teknologi fasilitas internet dan

media digital yang semakin marak dimana akses informasi digital dapat dijalankan lewat

berbagai media online. Koleksi digital online yang tersedia secara luas di internet

membuat dunia penerbitan buku semakin tertekan. Padahal, Internet diakui ikut

memperlemah kemampuan baca orang khususnya anak-anak bila minat baca dan literasi

informasi tidak berkembang. Ketiga, harga buku ensiklopedi yang umumnya mahal dan

di luar jangkauan masyarakat menengah ke bawah. Mereka yang tidak punya cukup uang

tidak berminat untuk membeli, meskipun berminat untuk memiliki, sehingga segmen

penjualan terbatas. Keempat, terbatasnya para pemasar yang handal. kelima, bagi para

penerbit di indonesia tambahan persoalannya adalah adanya otonomi daerah yang

membatasi ruang gerak bisnis para penerbit dan berbagai pihak yang sudah banyak

berhubunngan dan beraktifits bisnis dengan para penerbit. Namun demikian, kita patut

bersyukur, meskipun berhadapan dengan kendala dan tantangan sedemikian rupa

penerbitan dan pemasaran buku-buku Islam dari waktu ke waktu tetap meningkat secara

signifikan.

B. REKOMENDASI

1. Penerbit yang mengalami rekord penerbitan dan pemasaran kurang baik disarankan untuk

dapat mengambil pelajaran dari sistem penerbitan dan pemasaran yang dilakukan oleh

Lentera Abadi atau Almahira, atau bahkan PT. Kamil Pustaka.

2. Para penerbit buku refersns Islam perlu terus menggalakkan inovasi-inovasi yang salah

satunya secara serius malakukan antisipasi dan akomodasi terhadap kehadiran koleksi

Page 110: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

- 102 - Penutup

- 102 -

digital via internet yang sekarang ini sudah semakin marak dan sudah lazim menjadi

konsumsi informasi masyarakat luas. Pembaca ke depan adalah generasi native digital

yang memang sudah terbiasa dengan teknologi informasi digital yang berkembang saat

ini, mereka adalah pangsa pasar potensial bagi penerbit ke masa depan. Jika tidak

diantisipasi maka bisa saja kesempatan itu akan dimanfaatkan oleh para penyedia

informasi online yang memang sudah berkembang pesat saat ini.

3. Adanya keragaman dan kompetisi bisnis harus dijadikan sebagai penyemangat usaha

tetapi tetap harus mematuhi rambu-rambu hak cipta intelektual dan hak ekonomi

penerbitan serta norma bisnis dan hukum yang berlaku dalam berwirausaha. Pelanggaran

terhadap norma-norma tersebut seperti plagiat dan pembajakan karya penerbit lain akan

menjadi pemicu negatif yang menyurutkan pertumbuhan penerbitan di Indonsia

khususnya penerbitan buku referens Islam.

4. Perlu ditingkatkan kerjasama yang baik dengan pemerintah, pusat dan daerah, khususnya

dinas pendidikan untuk mendukung sistem pendidikan nasional dalam arti yang seluas-

luasnyanya baik dalam sistem formal, in formal dan non formal khususnya dalam rangka

mendukung sistem pembelajaran seumur hidup masyarakat dengan meningkatkan

pemerataan sumber informsi dan pengetauan yang menarik, berkualitas dan terjangkau.

5. Harga buku-buku referensi Islam seyogyanya dapat terjangkau untuk kalangan

menengah ke bawah agar visi dan misi penerbit dalam ikut meningkatkan kecerdasan

umat dan berperean dalam menyebarkan ilmu pengetahuan dengan menyediakan sumber

informasi yang berkualitas dapat juga terwujud bagi kalangan tersebut.

----------000----------

Page 111: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hakim,Sudarmono (2010), Dari Kitab Menuju Indonesia Modern (pengantar buku

Transmisi Pengetahuan Timur Tengah ke Indonesia 1950-2004) Jakarta: Puslitbang

Lektur Keagamaan Kementrian Agama RI.

Abdul Munip (2010), Transmisi Pengetahuan Timur Tengah ke Indonesia: Studi Tentang

Penerjemahan Buku Berbahasa Arab di Indonesia 1950-2004. Jakarta: Puslitbang Lektur

Keagamaan Kementrian Agama RI.

Abdullah, Amin (2007). Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan. UIN SUKA FAH IPI.

Allen, Robert, ed. (2001), The new Penguin English Dictionary. Scotland: Penguin Books.

Bopp, Richard E.(2001) Reference and Information Services: an I introduction, 3ed. Colorado:

Libraries Unlimited.

Clark, Giles (1995), Inside Book Publishing, 2nd

ed. London: Routledge

Copra, R.N., ed. (1992), Anmol’s Dictionary of Library Science. New Delhi: Anmol

Publications.

Dahl, Svend (1968), History of the Book. 2nd

. ed. Metuchen: The Scarecrow Press.

Echols, John M. dan Hassan Shadily (1995). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia,

Ensiklopedi Nasional Indonesia (1989), vol.3. Jakarta: Cipta Adi Pustaka.

Gorman, G.E and Clayton, Peter (1997), Qualitative Pesearch for the Information Professional:

A Practical Handbook. London: Library Association Publishing.

Hakim, M. Baqir (2006), Ulumul Qur’an. Jakarta: Al-Huda.

Halid dan Zubair (2003), Peranan Penerbit dalam Transformasi Intelektualisme Islam: Survei

Terhadap Beberapa Penerbit Buku-Buku Islam di Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Laporan Penelitian. Jakarta: Pusat Penelitian UIN Jakarta

Hardjoprakoso, Mastini (2005), Bunga Rampai Kepustakawanan. Jakarta: Perpustakaan

Nasional RI.

Henderson, Bill, ed. (1995), The Art of Literary Publishing. United State: Purchart Press.

Page 112: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

Imamuddin, S.M. (1983), Arabic Writing and Arab Libraries. London: Ta Ha Publishers.

Kleden, Ignas (1999), Buku di Indonbesia: Perspektif Ekonomi Politik tentang Kebudayaan,

dalam Buku dalam Indonesia Baru. Jakarta: Yayasan Obor.

Knowlton, Jack (1997), Books, dalam The New Book of Knowledge. Connecticut: Grolier

Incorporated. Vol. 2, hal. 318-322.

Leksono, Karlina (1999), Membaca dan Menulis: Sebuah Pengalaman Eksistensial dalam Buku

dalam Indonesia Baru. Jakarta: Yayasan Obor.

Putut Wijanarko. Kebangkitan Generasi Baru: Penerbitan Buku Islam dan Masyarakat Islam

Indonesia dalam “20 Tahun Madzhab Mizan 1983-2003”. Bandung: Mizan,2003,

Taryadi, Alfons, ed. (1999), Buku Dalam Indonesia Baru. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia dan

Japan Foundataion.

Eryono, Kaylani, ed. (1999). Daftar Tajuk Subjek Islam dan Sistem Klasifikasi Islam Adaptasi

dan Perluasan DDC Seksi Islam. Jakarta: Puslitbang Lektur Agama Departemen Agama

RI.

Prytherch, Ray (1990), Harrold’s Librarian’s Glossary and Refrence Book. 7th

ed. Aldershot:

Gower.

Pederson, J., (1996), Fajar Intelektualisme Islam: Buku Dan Sejarah Penyebaran Informasi Di

Dunia Arab. Bandung: Mizan.

Salim, Agus (2001), Teori dan Paradigma Penelitian Sosial (pemikiran Norman K. Denzin dan

Egon Guba dan penerapannya). Yogyakarta: Tiara Wacana.

Widjanarko, Putut (2000), Elegi Gutenberg: Buku di era Cyberspace. Bandung: Mizan.

---------------------- (2003), Kebangkitan Generasi Baru: Penerbitan Buku Islam dan Masyarakat

Islam Indonesia dalam “20 Tahun Madzhab Mizan 1983-2003”. Bandung: Mizan.

Page 113: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

INSTRUMEN PENELITIAN

(Panduan Wawancara)

FAKTOR EKONOMI

1) DESAIN, khususnya ensiklopedia, sering sekali disusun dengan desain khusus,

apa tujuan utamanya? Bagaimana pengaruhnya terhadap harga koleksi ?

Bagaimana desain khusus BRI berpengaruh terhadap permintaan dan minat user?

Bagaimana desain khusus berpengaruh terhadap tingkat penjualan?

2) Book to EXIST, Bagaimana menginisiasi sebuah penerbitan? Siapa yang paling

menentukan dalam penerbitan suatu judul KRI, apakah penerbit atau kontributor?

Bagaimana hubungan dan pertimbangan sebuah terbitan dengan karya serupa

yang sudah tersedia? Bagaimana proses penerimaan naskah penerbitan KRI

setiap tahun? Bagaimana strategi perencanaan penerbitan KRI ke depan?

3) MARGIN, Seberapa besar keuntungan penjualan KRI? Biasanya berapa persen

ongkos produksi per eksemplar judul koleksi KRI? Bagaimana biasanya pola

penerbitan on demand, atau cetak public ? judul apakah misalnya?

4) DISTRIBUSI, Bagaimana mengelola Suplay Chain (distribusi) untuk KRI ke

berbagai daerah di Indonesia? Bagaimana mengatur sentra perwakilan atau cabang

penjualan di berbagai daerah?

5) RECORD PENJUALAN, Bagaimana perkembangan pemasaran atau penjualan

produk buku KRI 5 tahun terakhir? Apa ada koleksi cetak KRI yang dominan dan

ada permintanan lebih untuk cetak berkelanjutan dari tahun ke tahun? Apakah

indek penjualan pada statistik jual KRI ada fluktuasi atau stagnan? Tolong

sebutkan tahun penjualan yang ada indikasi seperti itu dan mengapa [hal tersebut]

terjadi? Bagaimana dengan penjualan keluar negeri? Negara mana yng berminat

minat terhadap penerbitan serupa?

6) METODE PEMASARAN dan distribusi, Bagaimana pengalaman, metode dan

tehnik penjualan yang dilakukan selama ini? apakah ada cara-cara khusus?

Bagaimana peran media digunakan dalam upaya pemasaran? Seberapa besar

Page 114: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

media online, tercetak (surat kabar dan majalah) diberdayakan? Seberapa sering

tinjauan buku dimuat dalam media tersebut? Bagaimana dengan pameran buku

/book fair berperan dalam penjualan?

7) KONTRIBUTOR. (kontributor konsep dan ilustrasi). Bagaimana upaya

menghimpun konsep-konsep informasi sebagai isi terbitan karya ensiklopedi,

misalnya? Bagaimana prosedure dan ketentuannya? Apakah konsep-konsep yang

akan diuraikan dalam setiap entri selalu membutuhkan ilustrasi? Apakah selalu

diperoleh ilustrasi yang diinginkan? Bagaimana illustrator memperoleh atau

menyediakan ilustrasi ? bagaimana ilustrasi dihargakan dalam setiap penerbitan

koleksi referensi? Siapa yang melakukan edit keselarasan ilustrasi dengan konsep

yang bersangkutan pada setiap entri? KARYA TERJEMAHAN. Bagaimana

memperoleh naskah terbitan koleksi referensi islam hasil terjemahan?

8) Bagaimana peran pemerintah dalam penerbitan KRI? Apakah ada subsidi dan

supervisi pada bagian-bagian penerbitan tersebut? Bagaimana penerapannya?

FACTOR IDEOLOGY

1) Identitas dan Karakateristik Penerbit

Kalau boleh tahu, organisasi apa dalam Islam yang menjadi bagian kehidupan

sosial dan berorganisasi penerbit (misalnya Syi’ah, ahli sunnah wal jama’ah atau

Muhammadiyah, dll. Bagaimana kiprah penerbit ini terkait dengan bidang

penerbitan sebagai bagian pembinaan visi-misi organisasi masyarakat yang

diikuti? Apa saja karya terbitan yang pernah diproduksi oleh penerbit ini ?

bagaimana respon kostumer / masyarakat user terhadap karya-karya terbitan dari

penerbit ini? apakah diantaranya ada yang memperoleh hit penjualan yang baik,

apa factor utamanya?

2) Jenis Segmen, apa saja jenis koleksi referensi islam yang menjadi karya unggulan

dari penerbit ini? (biografi, ensiklopedi, kamus, dst). Dari sisi kandungan isi

terbitannya apa mode terbitan yang sering dihasilkan, apakah fikih, hadist, tafsir

dst? kalangan masyarakat mana yang disasar dan dipandang lebih berpotensi

Page 115: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

membeli koleksi referensi islam menurut pemahaman penerbit ? Apakah ada

wilayah-wilayah pavorit penerimaan produk KRI di Indonesia? dimana saja itu

terjadi?

3) Tantangan. Koleksi digital. Koleksi karya referensi islam banyak hadir dalam

versi digital free, seperti pada maktabah tsamilah. Bagaimana mensikapinya?

Seperti apa semangat bertahan dalam menerbitkan KRI bila dihadapkan pada

tantangan kemungkinan /realitas penjualan yang kurang menguntungkan?

Page 116: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

Penulis bernama Siti Maryam, lahir di Banyumas, 05 Juli 1970.

Pendidikan pertamanya adalah SD Negeri Krajan I tamat tahun 1983,

lalu melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah Pekuncen

yang berlokasi di desa kelahirannya, tamat tahun 1986. Kemudian tahun

1987 melanjutkan pendidikan formal pada Madrasah Aliyah

Muhammadiyah (MAM) Purwokerto dan selesai tahun 1990. Lalu,

penulis melanjutkan studi pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Syarif Hidaytullah Jakarta pada Fakultas Ushuluddin, dan selesai pada

tahun 1995.

Pada tahun yang sama (1995) penulis memperoleh kesempatan mengikuti program

beasiswa sarjana ganda (double degree) pada Jurusan Ilmu Perpustakaan di Universitas

Indonesia dan dapat menyelesaikan studinya tepat dalam waktu 2 tahun (1997). Terakhir

penulis menyelesaikan S2 Ilmu Perpustakaan dari universitas yang sama pada tahun 2007.

Mengenai pengalaman kerja, disamping mengajar pada Program Studi Ilmu

Perpustakaan Fakultas Adab & Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta penulis juga

telah mengabdikan dirinya bekerja di Perpustakaan Utama UIN Jakarta sejak tahun 1997, dan

saat ini diberi tugas sebagai Kordinator Layanan Teknis pada perpustakaan tersebut. Di luar

itu, penulis juga pernah menjadi pustakawan pada Perpustakaan Umum Islam Iman Jama

yang berlokasi di Jakarta Selatan selama kurang lebih 14 tahun (Maret 1997 hingga

Desember 2011).

Penulis mulai aktif melakukan penelitian dalam bidang ilmu perpustakaan dan

kepustakawanan sejak tahun 2009. Disamping itu juga menulis beberapa artikel untuk jurnal

pada bidang yang sama, dan sempat beberapa kali menjadi narasumber pada pelatihan atau

workshop tentang perpustakaan.

Page 117: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

Penulis kedua dari penelitan ini adalah Nuryudi, S.Ag, MLIS. Lahir di Trenggalek Jawa

Timur, tanggal 12 September tahun 1967. Menempuh pendidikan strata satu (S1) pada IAIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Pendidikan Agama Islam selesai pada tahun 1995, lalu

memperoleh kesempatan mengikuti program pendidikan sarjana ganda (double degree) pada

bidang ilmu perpustakaan di Universitas Indonesia dan selesai pada tahun 1998. Selanjutnya

penulis mendapat kesempatan melanjutkan studi S2 ke Mc-Gill University Montreal Canada

pada bidang ilmu yang sama dan berhasil memperoleh gelar master (MILS) pada tahun 2005.

Penulis menjadi dosen tetap pada Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab & Humaniora

sejak tahun 2011, dan sebelumnya aktif sebagai pustakawan bahkan sempat menjadi Kepala

Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2010-2014. Disamping tugas

utama sebagai pengajar, saat ini penulis juga diberi tugas tambahan sebagai Kepala

Perpustakaan Fakultas Sain dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis terlibat aktif dalam beberapa penelitian mengenai perpustakaan sejak tahun 2008 dan

juga beberapa kali menulis artikel pada bidang yang sama.

Page 118: PENERBITAN BUKU REFERENS ISLAM DI INDONESIA (Tinjauan

1. 3.

Nuryudi