penetapan kadar metampiron
DESCRIPTION
iodo-iodimetriTRANSCRIPT
-
5/28/2018 Penetapan Kadar Metampiron
1/10
PENETAPAN KADAR METAMPIRON
A. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Untuk menetapkan kadar metampiron (antalgin) secara iodimetri.
B. LANDASAN TEORI
Titrasi iodimetri merupakan titrasi redoks. Titrasi-titrasi redoks berdasarkan pada
perpindahan electron antara titran dengan analit. Jenis titrasi ini biasanya menggunakan
potensiometri untuk mendeteksi titik akhir, meskipun demikian, penggunaan indikator yang
dapat merubah warnanya dengan adanya kelebihan titran juga sering digunakan (Gandjar,
2007).
Titrasi redoks yang melibatkan iodium dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu titrasi
langsung (iodimetri) dan titrasi tidak langsung (iodometri). Iodimetri merupakan titrasi
redoks yang mengacu kepada dengan suatu larutan iod standar. Dalam kebanyakan titrasi
langsung dengan iod, digunakan suatu larutan iod dalam bentuk kalium iodida, dan karena itu
spesi reaktifnya adalah iod triodida. Untuk tepatnya, semua persamaan yang melibatkan
reaksi-reaksi iod seharusnya ditulis dengan I3- dan bukan dengan I2- (Bassett, 1994).
Metode iodimetri memiliki kelebihan dibanding metode spektrofotometri. Metode iodimetri
dapat menghasilkan produk yang efisien dengan biaya yang relatif rendah dan peralatan yang
murah. Sedangkan metode spektrofotometri kurang layak karena lebih mahal dan memakan
waktu yang lebih lama
dibandingkan dengan iodimetri dengan perbedaan akurasi yang signifikan (Rahmawati,
2012).Sedangkan metode iodometri adalah titrasi yang melibatkan iodimetri secara tidak langsung.
Prinsip dasar dari metode titrasi iodometri ini adalah penambahan berlebih ion iodida ke
dalam larutan yang merupakan oksidator, kemudian ion oksidator inilah yang mengoksidasi
ion iodida menjadi iod, iod yang bebas kemudian dititrasi dengan natrium tiosulfat. Iod
mengoksidasi tiosulfat menjadi ion tetrationat (Sugiarti, 2008).
Metampiron (antalgin) merupakan bahan-bahan kimia dalam obat yang dapat menimbulkan
efek negatif di dalam tubuh pemakainya jika digunakan dalam jumlah banyak. Bahan kimia
-
5/28/2018 Penetapan Kadar Metampiron
2/10
seperti antalgin dapat mengakibatkan kerusakan pada organ pencernaan, berupa penipisan
dinding usus hingga menyebabkan pendarahan (Sari, 2006).
Larutan iodium dapat diguanakan sebagai zat penitrasi, sebab iodium merupakan oksidator
lemah, sehingga dapat menitrasi zat-zat yang merupakan reduktor kuat. Iodium juga memiliki
fungsi yang sangat beragam antara lain digunakan masyarakat sebagai obat antiseptik. Iodium
juga digunakan sebagai campuran pada garam beryodium untuk meningkatkan kualitas garam
tersebut yang selanjutnya akan dikomsumsi oleh manusia. Penambahan iodium ke dalam
garam ini dapat mencegah penyakit gondok, badan kerdil, gangguan motorik, bisu, tuli dan
keterbelakangan mental. Iodium juga sangat dibutuhkan oleh industri farmasi sebagai bahan
tingtur iodium (Filayati, 2012).
-
5/28/2018 Penetapan Kadar Metampiron
3/10
C. URAIAN BAHAN
1. Asam klorida encer (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : Acidum hydrochloridum dilutum
Berat molekul : 36,46
Rumus molekul : HCl
Pemerian : Tidak berwarna dan tidak berbau.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Zat tambahan.
2. Larutan Iodium (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : Iodium
Berat molekul : 126,91
Rumus molekul : I
Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 3500 bagian air, dalam 13 bagian etanol, dalam lebih
kurang 80 bagian gliserol dan dalam lebih kurang 4 bagian karbondisulfida.
Pemerian : Keping atau butir, berat, mengkilat, seperti logam; hitam kelabu, bau khas.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Zat penitrasi.
3. Aquades (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : Aqua destillata
Berat molekul :18,02
Rumus molekul : H2O
-
5/28/2018 Penetapan Kadar Metampiron
4/10
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Zat tambahan.
4. Larutan Kanji (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : Starch
Sinonim : Pati/amilum.
Kelarutan : Larut dalam air panas, membentuk atau menghasilkan larutan agak keruh.
Pemerian : Serbuk putih, hablur.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Indikator.
5. Antalgin (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : Metampiron
Berat molekul : 351,37
Rumus molekul : C13H16N3NaO4S
Pemerian : Serbuk hablur, putih atau putih kekuningan.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sampel
-
5/28/2018 Penetapan Kadar Metampiron
5/10
D. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
- Buret
- Erlenmeyer
- Statif
- Klem
- Gelas ukur
- Pipet tetes
- Hot plate
- Batang pengaduk
- Mortir
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
- Asam klorida encer
- Antalgin
- Larutan Iodium 0,1 N
- Aquades
- Larutan kanji 0,5 %
-
5/28/2018 Penetapan Kadar Metampiron
6/10
E. PROSEDUR KERJA
Antalgin 0,05 mg
- Dilarutkan dalam gelas ukur 100 ml hingga tanda tera.
- Dipipet ke dalam erlenmeyer 10 ml.
- Ditetesi asam klorida encer.
- Ditetesi larutan kanji sebanyak 1 tetes.
- Dititrasi dengan larutan I2.
- Dihitung kadar metampironnya.
Larutan berwarna biru kehitaman
Kadar metampiron = 10%
-
5/28/2018 Penetapan Kadar Metampiron
7/10
F. HASIL PENGAMATAN
Tabel hasil
pengamatan No.
Perlakuan Keterangan
1. Antalgin 0,05 mg + air
100 ml + asam klorida
encer + larutan kanji
Bening
2. Antalgin 0,05 mg + air
100 ml + asam klorida
encer + larutan kanji +
dititrasi dengan larutan
I2
Berwarna hitam
Perhitungan:
Dik:
N I2 : 0,1 N
V I2 :0,3 ml
BE : 16, 67
Mg sampel (antalgin) : 50 mg
Dit. Kadar metampiron : ?
Penyelesaian:
Kadar metampiron = x 100%
= x 100%
= 1%
G. PEMBAHASAN
Metampiron adalah derivate Pirazolon yang mempunyai efek analgetika-antipiretika yang
kuat. Antalgin adalah derivat metansulfonat dan amidopirina yang bekerja terhadap susunansaraf pusat yaitu mengurangi sensitivitas reseptor rasa nyeri dan mempengaruhi pusat
-
5/28/2018 Penetapan Kadar Metampiron
8/10
pengatur suhu tubuh. Bekerja secara sentral pada otak untuk menghilangkan nyeri,
menurunkan demam dan menyembuhkan rheumatic.
Analisis kuantitatif merupakan penentuan kadar suatu senyawa kimia yang terkandung dalam
suatu larutan yang telah diketahui konsentrasinya. Untuk menentukan kadar tersebut dapat
digunakan metode titrasi. Prosedur analitis yang melibatkan titrasi dengan larutan-larutan
yang konsentrasinya diketahui disebut analisis volumetri.
Dalam percobaan ini, penetapan kadar metampiron (antalgin) dilakukan secara iodimetri.
Iodimetri merupakan titrasi reduksi oksidasi yang menggunakan larutan standar iodium
sebagai titran dalam suasana netral atau sedikit asam. Titrasi ini disebut juga dengan titrasi
langsung karena bahan pereduksi langsung dioksidasi dengan larutan baku iodium. Proses
oksidasi reduksi atau redoks menyangkut perubahan elektron pada zat-zat yang bereaksi.
Oksidasi adalah peristiwa pelepasan elektron dan reduksi adalah peristiwa pengikatan
elektron. Iodium adalah oksidator lemah, sehingga hanya zat-zat yang merupakan reduktor
yang cukup kuat yang dapat dititrasi. Dalam metoda analisis ini analit dioksidasikan oleh I2,
sehingga I2 tereduksi menjadi ion iodida, dengan kata lain I2 bertindak sebagai oksidator.
Prinsip kerja dalam percobaan ini adalah sejumlah larutan sampel metampiron (antalgin)
direaksikan dengan indikator amilum (larutan kanji) dan dititrasi dengan larutan iodiumsampai terbentuk warna biru dari ion amilum. Larutan antalgin sebelum dititrasi dengan
iodium, terlebih dahulu ditetesi HCl encer untuk meningkatkan keasaman metampiron, sebab
proses titrasi ini akan lebih mudah jika dalam suasana asam. Dalam titrasi ini digunakan
larutan kanji sebagai indikator. Sebab, larutan kanji dapat membentuk senyawa kompleks
dengan iodium yang sulit dilepaskan. Selain itu, larutan kanji dapat menimbulkan warna biru
tua yang sukar dihilangkan warnanya karena rangkaiannya yang panjang dan bercabang
dengan Mr=50.000-1.000.000, sehingga titik akhir titrasi dapat terlihat dengan jelas.
Titrasi dilakukan dengan penambahan sedikit demi sedikit larutan iodium ke dalam larutan
antalgin. Saat terjadi perubahan warna menjadi biru tua sampai kehitaman, titrasi dihentikan
dan dihitung kadar metampironnya. Titik akhir titrasi menunjukkan larutan iodium telah
habis bereaksi dengan metampiron (antalgin) dan bereaksi dengan larutan kanji sehingga
menghasilkan warna biru yang menunjukkan titik akhir titrasi. Dalam titrasi ini terjadi reaksi:
NaHSO3 + I2 + H2O NaHSO4 + 2HI
-
5/28/2018 Penetapan Kadar Metampiron
9/10
Kadar metampiron yang diperoleh adalah 10%. Kadar ini masih jauh dengan kadar yang
semestinya. Berdasarkan Farmakope Indonesia edisi III, kadar metampiron (antalgin) dalam
tablet adalah tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0%. Kadar yang tidak sesuai
ini dipengaruhi karena
kesalahan yang terjadi akibat kurang telitinya praktikan pada saat titrasi, selain itu bahan-
bahan yang digunakan kemungkinan besar telah tercemar oleh zat lain karena tempat
penyimpanannya yang kurang baik. Faktor lain yang mempengaruhi kadar metampiron
adalah oksidasi dari iodida dalam keadaan asam oleh oksigen dari udara dan penambahan
larutan kanji yang terlalu dini karena iod memberi suatu kompleks yang tidak dapat larut
dalam air.
Kegunaan dari metode iodimetri dalam bidang farmasi adalah untuk menetapkan kadar obat-
obatan. Salah satu contohnya adalah untuk menetapkan kadar asam askorbat atau vitamin C,
natrium askorbat, metampiron (antalgin), serta natrium tiosulfat dan sediaan injeksinya.
Penentuan kadar antalgin bermanfaat untuk mengetahui apakah kadar antalgin yang
terkandung dalam tablet sampel sudah sesuai dengan kadar semestinya atau tidak, sebab
kadar antalgin yang melebihi kadar semestinya dapat mengakibatkan efek negatif bagi tubuh
konsumen.
H. KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan, kadar metampiron yang diperoleh adalah 10%.
DAFTAR PUSTAKA
Bassett, J., dkk, 1994, Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, EGC, Jakarta.
Dirjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi Ketiga, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Filayati, M. Rifda dan Rusmini, 2012, Pengaruh Massa Bentonit Teraktivasi H2SO4
Terhadap Daya Adsorbsi Iodium, UNESA Journal of Chemistry Vol. 1, No. 1, Universitas
Negeri Surabaya.
Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rohman, 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
-
5/28/2018 Penetapan Kadar Metampiron
10/10
Rahmawati, Sitti dan Bunbun Bundjali, 2012, Kinetics of the Oxidation of Vitamin C, Jurnal
Indo J. Chem ISSN: 291 - 296, Universitas Tadulako.
Sari, Lusia Oktora Ruma Kumala, 2006, Pemanfaatan Obat Tradisional dengan Pertimbangan
Manfaat dan Keamanannya, Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. III, No.1ISSN : 1693-9883,
Universitas Jember.
Sugiarti, 2008, Pengaruh Jenis Aktivasi Terhadap Kapasitas Adsorpsi Zeolit pada Ion
Kromium (VI), Jurnal Chemical Vol. 9 Nomor 2, UNM, Makassar