penetapan sementara proyeksi penduduk · pdf fileproyeksi penduduk ka bupaten/kota bengkulu 2...
TRANSCRIPT
PRO
YEK
SI P
END
UD
UK
KA
BU
PATE
N/K
OTA
BEN
GK
ULU
1
PENETAPAN SEMENTARA PROYEKSI PENDUDUK
KABUPATEN/KOTA TAHUN 2015 DAN TAHUN 2035
PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA
PROVINSI BENGKULU
PRO
YEK
SI P
END
UD
UK
KA
BU
PATE
N/K
OTA
BEN
GK
ULU
2
PENETAPAN SEMENTARA PROYEKSI PENDUDUK
KABUPATEN/KOTA TAHUN 2015 DAN TAHUN 2035
I. Pendahuluan
Perkembangan kependudukan dilakukan untuk mewujudkan keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan antara kuantitas, kualitas dan persebaran penduduk,
kebijakan pembangunan berkelanjutan adalah kebijakan pembangunan untuk
meningkatkan kesejahteraan penduduk saat ini sekaligus mempertimbangkan
kesejahteraan penduduk dimasa mendatang, kebijakan pembangunan untuk
meningkatkan taraf hidup penduduk saat ini tidak boleh mengorbankan kesejahteraan
penduduk generasi mendatang.
Dalam rangka perencanaan pembangunan diperlukan informasi tentang
keadaan penduduk yang menyangkut jumlah penduduk , persebaran dan susunan
penduduk menurut umur dan jenis kelamin, perencanaan membutuhkan informasi
penduduk pada masa lalu dan masa kini dan masa yang akan datang yang dibuat
melalui proyeksi yaitu berupa perkiraan jumlah penduduk dan komposis dimasa
mendatang.
Proyeksi tingkat Kabupaten/Kota dihitung berdasarkan asumsi berdasarkan
perkembangan Anak Lahir Hidup dan Perkembangan Laju Pertumbuhan Penduduk
sehingga perhitungan di dasarkan atas stagnan dari Laju Pertumbuhan Penduduk dan
melakukan Itriasi yaitu menyamakan dari proyeksi Kabupaten/Kota dengan hasil
proyeksi Provinsi melalui Spektrum.
2. Tahapan dalam melakukan Penetapan Parameter
Dalam melakukan proyeksi tingkat Kabupaten/Kota dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Mengindentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan pertumbuhan penduduk
dari hasil Sensus Penduduk Tahun 2010 melalui Anak Lahir Hidup per
Wanita dan Anak Lahir Hidup per wanita pernah kawin terutama pada
kelompok umur 10 tahun sampai 49 tahun.
PRO
YEK
SI P
END
UD
UK
KA
BU
PATE
N/K
OTA
BEN
GK
ULU
3
b. Mengumpulkan data akhir menyangkut penduduk hasil Sensus Penduduk
2010 dan data Statistik lainnya.
c. Melakukan Diskusi dengan para pakar terutama Kelompok Koalisi
Kependudukan dan Pusat Studi Kependudukan dalam mempertimbangkan
target yang ingin dicapai sesuai dengan UU No.52 Tahun 2009, serta
melakukan konsultasi pada Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional
d. Melakukan penghitungan dengan itriasi hasil Program Spectrum dengan
mengambil TFR 2,10 pada tahun 2035
3. Metodologi
Data dasar yang digunakan hasil sensus penduduk tahun 2010 yang masih
sementara hasil publikasi tanggal 15 Mei tahun 2011, termasuk Anak Lahir Hidup
dan anak masih hidup dan Laju Pertumbuhan Penduduk menggunakan sistem
penghitungan Direct Method sesuai dengan metode demografi yang ada.
Hasil yang diperoleh dengan melihat Angka Lahir Hidup tahun 2015 dan tahun 2035
untuk mempredeksikan faktor penunjang program terutama pengendalian fertilitas
melalui Keluarga Berencana dan dapat dijadikan sebagai sararan program.
4. Hasil Pengolahan Proyeksi Tingkat Kabupaten/Kota.
a. Jumlah Penduduk
Penduduk dengan laju pertumbuhan penduduk stagnan 1,67 diproyeksi pada
tahun 2015 sebesar 1.862.193 dibandingkan dengan hasil itriasi spectrum provinsi
Bengkulu tahun 2035 dengan TFR 2,10 di proyeksi penduduk Bengkulu pada
tahun 2015 sebesar 1.856.213 atau selisih 5.980.
Selisih tertinggi ada Kota Bengkulu sebesar 2.591 antara proyeksi stagnan
dengan hasil itriasi spectrum TFR 2,10 pada tahun 2035, disusul dengan
Mukomuko 1.398, sedang Bengkulu Selatan dan Kabupaten Lebong asil itriasi
PRO
YEK
SI P
END
UD
UK
KA
BU
PATE
N/K
OTA
BEN
GK
ULU
4
lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi menggunakan LPP stagnan masing-
masing sebesar 267 dan 137
Proyeksi penduduk 2035 dengan menggunakan LPP stagnan sebesar 2.611.953
dengan perhitungan itriasi hasil spectrum pada tahun 2035 diproyeksikan penduduk
provinsi Bengkulu sebesar 2.332.951.
Selisih antara hasil LPP stagnan dengan hasil itriasi tertinggi ada pada Kota
Bengkulu sebesar 76.989 disusul Bengkulu Utara 41.216 dan terendah Kabupaten
Kaur dan Lebong masing 12.870 dan 12.119
PRO
YEK
SI P
END
UD
UK
KA
BU
PATE
N/K
OTA
BEN
GK
ULU
5
b. Laju Pertumbuhan Penduduk
Laju Pertumbuhan Penduduk dengan data dasar sensus penduduk tahun 2010
sebesar 1,67, Laju Pertumbuhan Penduduk untuk tingkat Kabupaten tertinggi Kota
Bengkulu 2,48 disusul Mukomuko 2,49 sedangkan terendah Kabupaten Rejang
Lebong 0,63 dan Kepahiang, Bengkulu Selatan serta Kaur masing-masing 1,1
disusul 1,2 dan 1,3.
Hasil proyeksi penduduk baik stagnan maupun menggunakan itriasi dapat dihitung
laju pertumbuhan penduduk (LPP), hasil proyeksi tahun 2035 dengan kondisi
stagnan tingkat provinsi laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,48 dengan
Kabupaten Mukomuko dan Kota Bengkulu tertinggi yaitu 1,81 dan 1,80 sedang
laju pertumbuhan penduduk hasil itriasi pada tahun 2035 yaitu 1,32 tertinggi di
Mukomuko dan Kota Bengkulu masing-masing 1,58 dan 1,56, selish tertinggi
antara proyeksi stagnan dengan itriasi tertinggi di kabupaten Mukomuko dengan
Kota Bengkulu 0,23 dan 0,25 terendah di kabupaten Bengkulu Selatan dan Rejang
Lebong masing-masing 0,10 dan 0,11 untuk Kaur dan Lebong masing 0,12
PRO
YEK
SI P
END
UD
UK
KA
BU
PATE
N/K
OTA
BEN
GK
ULU
6
c. Anak Lahir Hidup
Anak Lahir hidup hasil sensus penduduk tahun 2010 pada wanita pernah kawin
kelompok umur 10 – 49 tahun di provinsi Bengkulu total sebesar 2,44 tertinggi
pada kabupaten Mukomuko sebesar 2,77 disusul dengan kabupaten Bengkulu
Utara sebesar 2,58 dan Kaur Alh sebesar 2,54, terendah di kabupaten Kota
Bengkulu 2,28 .
Dari perhitungan proyeksi penduduk dengan laju pertumbuhan penduduk stagnan
diperoleh hasil anak lahir hidup (ALH) total provinsi 2,03 atau turun 0,41, untuk
tingkat kabupaten tertinggi tertinggi Mukomuko sebesar 2,25 disusul Bengkulu
Utara sebesar 2,11 sedang terendah di kabupaten Lebong 1,77.
Dari perhitungan proyeksi penduduk dengan cara itriasi penyesuaian dengan TFR
2,10 provinsi Bengkulu tahun 2035 anak lahir hidup (ALH) rata-rata provinsi
Bengkulu sebesar 1,52 tertinggi di Bengkulu Tengah 1,58 dan kabupaten
Bengkulu Utara dan Kota Bengkulu 1,56 kabupaten Lebong terendah dengan
1,29.
PRO
YEK
SI P
END
UD
UK
KA
BU
PATE
N/K
OTA
BEN
GK
ULU
7
Selisih antara proyeksi stagnan dengan itriasi tertinggi di kabupaten Kaur sebesar
0,56 disusul Bengkulu Utara 0,56 dan Bengkulu Selatan dan Mukomuko 0,54
terendah kota Bengkulu.
D. Proyeksi Ibu Hamil
Dari hasil perhitungan proyeksi penduduk dengan menggunakan Laju
Pertumbuhan Penduduk Stagnan pada tahun 2035 akan terdapat 58.205 ibu
sedang hamil tertinggi di Kota Bengkulu sebesar 12.650 dan disusul Bengkulu
Utara sebesar 9.905 dan Mukomuko 7.119 sedang kabupaten terendah di
kabuaten Lebong 2.859, sedangkan hasil proyeksi dengan dilakukan itriasi pada
tahun 2035 akan ada ibu hamil sebesar 38.916 dengan selsih 19289, Kota
Bengkulu pada tahun 2035 diproyeksi hasil itriasi sebesar 8.493 disusul Bengkulu
Utara 6.605, tingkat selisih untuk kabupaten tertinggi di Kota Bengkulu 4.157
disusul Bengkulu Utara 3.300 terendah kabupaten Lebong 946.
PRO
YEK
SI P
END
UD
UK
KA
BU
PATE
N/K
OTA
BEN
GK
ULU
8
e. Proyeksi Ibu Melahirkan
Dari hasil proyeksi penduduk secara stagnan tahun 2035 diproyeksi akan ada
55.559 ibu melahirkan atau 95.45 dari bu hamil dengan Kota Bengkulu tertinggi
12.075 ibu melahirkan disusul Bengkulu Utara 9.454 terendah kabupaten Lebong
2.729 dan kabupaten Kaur 3.253, sedang proyeksi dengan menyesuaikan dengan
TFR 2,10 tahun 2035 diproyeksikan 37.147 ibu melahirkan atau 95.45 dari ibu
hamil, tertinggi di Kota Bengkulu 8.107 disusul Bengkulu Utara 6.305 terendah di
Lebong 1.826, selisih antara proyeksi stagnan dengan itriasi tertinggi di Kota
Bengkulu 3.968 dan Bengkulu Utara 3.149, terendah kabupaten Lebong 903.
PRO
YEK
SI P
END
UD
UK
KA
BU
PATE
N/K
OTA
BEN
GK
ULU
9
f. Proyeksi ALH dan LPP
Gambar dibawah memperlihatkan hubungan antara Laju Pertumbuhan
Penduduk dengan Angka Lahir Hidup, beberapa kabupaten memperlihatkan
penurunan LPP diikuti dengan penurunan ALH yang tajam, yaitu Rejang Lebong,
Kaur, dan Kepahiang rata-rata 3 point sedangkan Kota Bengkulu penurunan ALH
tidak diikuti dengan LPP.
Kesimpulannya :
1. Proyeksi penduduk hasil itriasi lebih rendah dibandingkan hasil perhitungan
menggunakan LPP stagnan, semakin pendek jangka waktu tahun perhitungan
proyeksi penduduk maka tidak ada perbedaan antara proyeksi dengan lpp
stagnan dengan itriasi hal ini terlhat perbandingan proyeksi pada tahun 2015
dmana Bengkulu Selatan dan Lebong hasil itriasi lebih tinggi dibandingkan
proyeksi stagnan.
2. Penurunan LPP baik dengan proyeksi penduduk menggunakan LPP stagnan
dan itriasi rata-rata dibawah 2 hanya saja kabupaten Rejang Lebong LPP hasil
sensus 2010 sebesar 0,63 naik 1,13 hasil proyeksi penduduk stagnan dan 1,06
hasil proyeksi enduduk itriasi TFR 2,10 tahun 2035.
3. Rasio penduduk kelompok umur 0 – 4 tahun atau disebut dengan sex ratio birth
hasil itriasi sebesar tingkat provinsi Bengkulu 106, Kabupaten Seluma,
PRO
YEK
SI P
END
UD
UK
KA
BU
PATE
N/K
OTA
BEN
GK
ULU
10
Kabupaten Mukomuko, kabupaten Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu rasio
sex birth diatas provinsi yaitu 107, 109. Sedangkan terendah di kabupaten
Rejang Lebong 103
4. Proyeksi penurunan fertilitas dengan menggunakan pendekatan ukuran fertilitas
yaitu Anak Lahir Hidup sensus penduduk 2010 rata-rata provinsi sebesar 2,44
hasil proyeksi penduduk stagnan rata-rata ALH tingkat provinsi sebesar 2,03 dan
hasil proyeksi itriasi sebesar 1,52.
5. Penurunan rata-rata Anak Lahir Hidup secara stagnan 4 kabupaten masih diatas
2 bayi lahir hidup per wanita pernah kawin.
Demikian hasil proyeksi penduduk tingkat Kabupaten/Kota semoga dapat digunakan
untuk program keluarga berencana dalam pengendalian penduduk.
Agus Supardi