pengajaran menulis hanzi di kelas x sma …eprints.uns.ac.id/5533/1/207272111201108121.pdf ·...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGAJARAN MENULIS HANZI DI KELAS X
SMA NEGERI 4 SURAKARTA
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai
Derajad Ahli Madya pada Diploma III Bahasa China FSSR
Universitas Sebelas Maret
Oleh :
Lois Agita Kurnia Sari
C9608027
PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO
“Karena TUHAN yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan
dan kepandaian.” (Amsal 2 : 6)
“Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan yang menaruh harapannya pada
Tuhan.” (Yeremia 17 : 7)
“Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina
didikan.” (Amsal 1 : 7)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini penulis persembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus
Keluarga tersayang dan tercinta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Praktik Kerja Lapangan merupakan mata kuliah yang wajib ditempuh guna
melengkapi persyaratan akademis dalam mencapai gelar Ahli Madya Program
Studi DIII Bahasa China Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam jenjang
pendidikan di perguruan tinggi, seorang mahasiswa tidak hanya diharapkan
mengikuti kuliah dengan baik, tetapi juga dituntut untuk mendalami dan
menguasai disiplin ilmu yang dipelajarinya sehingga dapat menerapkan dalam
kehidupan nyata dan bermanfaat bagi masyarakat.
Laporan kerja praktik ini memberikan pemahaman dan membimbing
mahasiswa mengenai konsep-konsep dasar dari pengajaran khususnya tentang
permasalahan yang dihadapi siswa dalam kegiatan pembelajaran bahasa China.
Laporan ini disusun berdasarkan data-data dan informasi yang diperoleh dari
SMA Negeri 4 Surakarta dan ditunjang dengan studi pustaka di perpustakaan.
Dalam menyelesaikan tugas ini penulis sadar bahwa tanpa bantuan dari
berbagai pihak, penulis akan kesulitan dalam menyelesaikan kerja praktik dan
pembuatan laporan ini. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Drs. Sudarno, M.A., selaku dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret
2. Dra. Endang Tri Winarni, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Program
Diploma Bahasa China Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas
Maret.
3. Pan Shaoping dan Drs. Yohanes Suwanto, M.Hum., selaku dosen
pembimbing dalam penyusunan laporan tugas akhir.
4. Bapak Drs. Unggul Sudarmo, M.Pd., selaku kepala sekolah SMA Negeri 4
Surakarta.
5. Bapak Danar Ary, A.Md., selaku guru pembimbing selama kerja praktek.
6. Bapak dan Ibu serta semua anggota keluarga tercinta yang selalu
memberikan dukungan dalam bentuk doa, dorongan moril, dan materi
setiap waktu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
7. Herson yang telah memberikan inspirasi, doa dan dorongan moril dalam
setiap waktu.
8. Teman-teman Program Studi Diploma III Bahasa China angkatan 2008.
9. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah
membantu dalam penyusunan laporan kerja praktik ini.
Dengan segala kerendahan hati dan keinginan untuk berbuat yang lebih
baik, penulis menyadari bahwa laporan ini memiliki banyak kekurangan maupun
kesalahan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar
kualitas laporan kerja praktik dapat lebih baik.
Surakarta, Juni 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN ........................................................ iii
MOTTO ....................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ........................................................................................ v
KATA PENGANTAR ................................................................................. vi
DAFTAR ISI ................................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii
DAFTAR SINGKATAN............................................................................. xiii
ABSTRAK ................................................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 6
E. Teknik Pengumpulan Data...................................................... 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 8
A. Pengertian Pendidikan ............................................................ 8
B. Pengertian Tulisan .................................................................. 9
C. Pengertian Menulis .................................................................. 10
D. Pentingnya Menulis ................................................................. 11
E. Kesulitan Menulis .................................................................... 12
F. Menulis Hanzi………………………………………………... 13
BAB III. PEMBAHASAN .......................................................................... 18
A. Gambaran umum SMA Negeri 4 Surakarta ............................ 18
1. Sejarah Berdirinya ............................................................ 18
2. Motto, Visi, dan Misi Sekolah .......................................... 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
3. Struktur Organisasi ........................................................... 21
4. Ekstrakurikuler ................................................................. 23
B. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran……………………… 25
C. Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas ........................................ 26
D. Metode Pengajaran Dasar-Dasar menulis Hanzi……………. 32
E. Kesulitan yang Dirasakan Siswa dalam Menulis Hanzi .......... 33
F. Cara Mengatasi Kesulitan yang Dirasakan Siswa ................... 37
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN..................................................... 41
A. Kesimpulan ............................................................................. 41
B. Saran ....................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1: Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
Pertemuan Pertama……………………………………………………….1
2. Lampiran 2: Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan Kedua…4
3. Lampiran 3: Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan Ketiga….7
4. Lampiran 4: Materi pelajaran teks dalam tema tertentu…………………10
5. Lampiran 5: Materi LKS
(mengerjakan latihan persiapan mid semester)…………………………13
6. Lampiran 6: Materi LKS (memberikan tugas rumah)………………… 15
7. Lampiran 7: Materi belajar lagu dan membacakan nilai mid semester 17
8. Lampiran 8: Soal dan hasil ujian materi Hanzi……………………… 19
9. Lampiran 9: Lembar Kuesioner …………………………………… 31
10. Lampiran 10: Surat ijin magang………………………………………. 33
11. Lampiran 11: Lembar penilaian magang……………………………… 36
12. Lampiran 12: Lembar konsultasi …………………………………… 38
13. Lampiran 13: Tulisan Hanzi Siswa…………………………………… 39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Organisasi SMA Negeri 4 Surakarta………………… 22
Gambar 2 Aplikasi MemChinese 1.2…………………………………… 42
Gambar 3 Contoh urutan tulisan Hanzi………………………………… 43
a. Gambar 3.1 běi……………………………………………… 43
b. Gambar 3.2 dōng……………………………………………… 43
c. Gambar 3.3 qián……………………………………………… 44
Gambar 4 Kegiatan Belajar Mengajar Saat Magang di SMA Negeri 4
Surakarta…………………………………………………………….45
a. Gambar 4.1 Siswa mendengarkan dan menirukan kalimat yang
dibacakan guru magang…………………………… 45
b. Gambar 4.2 Siswa diberi kesempatan maju kedepan kelas untuk
mencoba membaca kalimat yang sudah dijelaskan 45
c. Gambar 4.3 Siswa menulis urutan goresan Hanzi…………… 46
d. Gambar 4.4 Guru menulis dasar-dasar goresan Hanzi………… 46
e. Gambar 4.5 Siswa menulis Hanzi di whiteboard……………… 47
f. Gambar 4.6 Guru memberikan soal tes Hanzi………………… 47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1: Delapan Goresan dasar pembentuk Hanzi…………………… 16
2. Tabel 2: Aturan penulisan Hanzi ……………………………………… 18
3. Tabel 3: Jadwal pelajaran kelas X ……………………………………… 32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR KATA-KATA SINGKATAN
A.Md. : Ahli Madya
B. Sc. : Bachelor of Science
Batual : Baca Tulis Al’quran
Dra. : Doktoranda
Drs . : Doktorandus
ECC : English Conversation Club
IPA : Ilmu Pengetahuan Alam
IPS : Ilmu Pengetahuan Sosial
KIR : Karya Ilmiah Remaja
LKS : Lembar Kerja Siswa
M.Ed. : Master of Education
M.Hum.: Master Humaniora
M.M. : Magister Manajemen
M.Pd. : Magister Pendidikan
Ph.D. : Doctor of Philosophy
PAL : Pecinta Alam
PMR : Palang Merah Remaja
RPP : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
SD : Sekolah Dasar
SDM : Sumber Daya Manusia
S.H. : Sarjana Hukum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
SMA : Sekolah Menengah Atas
SMP : Sekolah Menengah Pertama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
摘要
我在梭罗第四高中一年级实习时,发觉那里的学生
学习汉语最大的困难是写汉字。其主要原因是因为学生
对汉语方面的认识、接触不多,再加上汉语课的时间非
常短,写字课的时间又特别少,而且教学资料也很少,
这些问题影响学生学汉语的兴趣。
汉字不是拼音字母,是象形字,这对他们初学的学
生来说是个是生疏、复杂、难记的文字。汉字确实和拉
丁文差异很大,它每字都有明确的读音,拼音文字可以
通过字母和拼写了解读音,汉字就不行,它每个字有它
自己意思,汉字是一门艺术,所以学写汉字一定要先学
好基础,如偏旁、笔顺、笔画等才会学好。
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
ABSTRAK
Lois Agita Kurnia Sari. 2011. Pengajaran Menulis Hanzi di Kelas X SMA
Negeri 4 Surakarta. Program Studi Diploma III Bahasa China. Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Laporan Tugas Akhir ini membahas tentang a. Metode pengajaran dasar-
dasar menulis Hanzi siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta. b. Kendala yang
dihadapi oleh siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta dalam menulis Hanzi. c.
Upaya untuk menangani masalah atau hambatan dalam proses penulisan Hanzi.
Adapun tujuan dari laporan tugas akhir ini adalah a. Mendeskripsikan
metode yang digunakan siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta. b. Menjelaskan
kendala yang dihadapi oleh siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta dalam menulis
Hanzi. c. Menjelaskan upaya menangani masalah atau hambatan dalam proses
penulisan Hanzi.
Setelah mengadakan penelitian kesimpulan yang diperoleh penulis adalah
a. Siswa menggunakan aplikasi Mem-Chinese untuk belajar memahami urutan
penulisan Hanzi. b. Kendala yang dihadapi siswa dalam pembelajaran bahasa
Mandarin adalah sangat kurangnya pengetahuan siswa tentang bahasa Mandarin
serta minimnya waktu belajar yang diberikan oleh pihak sekolah dan khususnya
dalam hal menulis huruf China (Hanzi). c. upaya untuk menangani hambatan
dalam menulis Hanzi adalah melatih siswa untuk menjabarkan Hanzi,
memberikan umpan Tanya jawab kepada siswa tentang nama goresan Hanzi dan
aturan menulis Hanzi.
Laporan Tugas Akhir ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh dengan melakukan kegiatan belajar mengajar secara langsung dengan
siswa, studi dokumentasi,studi pustaka dan kuesioner kepada siswa kelas X SMA
Negeri 4 Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan komunikasi yang semakin modern,
maka diperlukan peningkatan mutu bahasa. Hal yang paling mendasar dalam
komunikasi adalah penulisan yang dipakai. Saat ini semakin meningkatnya
kebutuhan berkomunikasi diberbagai bidang seperti lembaga–lembaga
pendidikan, lembaga keterampilan bahasa, teknologi, dan industri membuat
manusia semakin berusaha untuk membekali dirinya, terutama kemampuan
berbahasa. Kemampuan berbahasa terhadap usaha pemenuhan kebutuhan
berkomunikasi tidak hanya bertumpu kepada bahasa yang dikuasai, karena
tidak semua manusia berasal dari latar belakang yang sama, tetapi dalam
berkomunikasi besar kemungkinan untuk menggunakan bahasa yang berbeda
atau bahasa asing. Tanpa bahasa, mungkin tidak akan terjadi suatu
komunikasi yang lancar dalam melakukan kegiatan yang penting sampai
aktivitas sehari-hari. Dengan demikian, peran tulisan yang digunakan sangat
membantu dan sangat penting. Kemampuan penguasaan bahasa asing yang
belum sempurna akan mempengaruhi proses komunikasi. Apabila terjadi
kesalahan dalam penggunaan berbahsa asing maka akan menimbulkan konflik
dan berdampak negatif dalam proses komunikasi. Sehingga sangat jelas
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
bahwa tulisan dalam penggunaan bahasa asing sangat penting bagi budaya
dan negara yang berbeda.
Kita bisa melihat perkembangan berbagai lembaga pendidikan bahasa
yang menjamur dan masuk di Indonesia, khususnya lembaga pendidikan
bahasa Mandarin. Dalam bidang pendidikan, telah terjalin kerjasama antara
China - Indonesia. Salah satunya melalui program pertukaran pelajar.
Semenjak bahasa Mandarin menjadi bahasa internasional kedua sudah banyak
lembaga–lembaga pendidikan atau sekolah-sekolah termasuk di Surakarta
yang mulai meliriknya untuk menjadikannya dalam ekstrakulikuler atau mata
pelajaran. Mulai Taman Kanak–Kanak sampai Perguruan Tinggi memberikan
pelajaran bahasa Mandarin masuk ke dalam pelajaran intrasekolah maupun
ekstrasekolah.
Begitu juga dengan SMA Negeri 4 Surakarta, sekolah ini sudah
memasukkan bahasa Mandarin sebagai mata pelajaran sekolah. Hal ini
merupakan hal positif yang harus dicermati. Hal ini dimaksudkan agar
sekolah ini dapat bersaing dengan sekolah–sekolah lain yang sudah
menggunakan bahasa Mandarin.
Dalam hal ini bahasa Mandarin masih dalam tahap berkembang dan
masih sangat baru sehingga membutuhkan perhatian lebih, terutama oleh
pihak pengajar harus mampu menyampaikannya dengan jelas agar mampu
diserap oleh siswa yang mempelajarinya baik secara lisan maupun tulis.
Dalam mempelajari sesuatu hendaknya kita mengetahui dasar-dasarnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
terlebih dahulu, begitu juga dalam belajar bahasa Mandarin diperlukan
penguasaan dasar-dasarnya terlebih dahulu agar lebih mudah menerima dan
menyerap objek yang dipelajari lebih lanjut. Selain itu yang harus dipelajari
yaitu mengenai penulisan huruf Han dan tata bahasanya. Keterampilan
berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu : keterampilan menyimak,
keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.
Saat mempelajari bahasa Mandarin, tidak setiap siswa mampu
mempelajari semuanya dengan sempurna. Hal ini bisa disebabkan karena
kondisi internal/eksternal dari subjek atau juga tingkat kesulitan dari objek itu
sendiri. Beberapa dari mereka ada yang mampu menerima dengan baik
mengenai nada, namun kurang mengerti dalam pelafalan. Ada juga yang
mampu mengartikan sebuah kata dengan benar namun kesulitan dalam
menuliskannya, ataupun sebaliknya. Kemungkinan untuk meneliti faktor
internal maupun eksternal siswa sangat kecil, maka penulis mengadakan
penelitian mengenai objek yang dipelajari, yaitu dengan mencari letak
kesulitan yang dirasakan oleh siswa terhadap bahasa Mandarin, khususnya
huruf Han ( Hanzi ). Tulisan merupakan komponen penting dalam sebuah
ilmu. Kita juga bisa berkomunikasi dengan orang lain yang berjarak jauh
seperti menulis surat, pesan singkat, e-mail, ataupun faksimili. Bahkan
kemampuan menulis menjadi sebuah syarat pokok dalam beberapa profesi
seperti: cerpenis, novelis dan pengarang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Begitu juga dalam bahasa Mandarin, tulisan ( yang terdiri dari Hanzi )
merupakan unsur pokok untuk dipelajari. Dalam bahasa mandarin ada tulisan
hanzi tradisional dan tulisan Hanzi yang sudah disederhanakan. Oleh karena
itu, seseorang yang berbahasa Mandarin dengan nada yang salah, maka orang
yang diajak bicara bisa mengartikan berbeda, dan jalan keluar untuk masalah
tersebut adalah dengan menuliskan kata yang dimaksudkan. Selain fungsinya
sebagai salah satu cara berkomunikasi, tulisan Hanzi juga digunakan untuk
mencari kata-kata didalam kamus, karena setiap tulisan Hanzi memiliki arti
yang berbeda juga. Meskipun pengucapannya sama tidak akan mungkin
dijumpai model tulisan Hanzi yang serupa. Dalam menulis Hanzi ada
beberapa aturan yang harus dikuasai, seperti dasar-dasar goresan dan urutan
penulisan goresan. Ketika menulis Hanzi diharapkan siswa akan muncul rasa
keingintahuannya mengenai pelafalan huruf tersebut dan apakah artinya,
karena tidak semua orang dapat menulis Hanzi dengan baik apabila tidak
memiliki kemauan yang keras untuk berlatih menulis Hanzi secara rutin
sehingga mereka akan termotivasi untuk belajar.
Berbagai manfaat menulis Hanzi yang disebutkan di atas mendorong
penulis untuk mengangkat masalah-masalah yang dirasakan siswa dalam
menuliskannya. Apabila kita tidak mengetahui letak kesulitan siswa dalam
mempelajari sebuah materi, maka akan selalu muncul masalah ketika proses
belajar berlangsung. Hal ini bisa menghambat pencapaian tujuan belajar.
Begitu juga ketika menulis Hanzi, perlu diketahui bagian yang mereka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
rasakan kesulitan dan apa sebabnya. Titik masalah ini akan menjadi kajian
bagi kami, untuk segera dicari solusinya agar proses pencapaian tujuan belajar
menjadi lebih lancar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah sebagai
berikut
1. Bagaimanakah metode pengajaran dasar-dasar menulis Hanzi siswa kelas
X SMA Negeri 4 Surakarta ?
2. Kendala apa sajakah yang dihadapi oleh siswa kelas X SMA Negeri 4
Surakarta dalam menulis Hanzi ?
3. Bagaimanakah upaya untuk menangani masalah atau hambatan dalam
proses penulisan Hanzi ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah :
1. Mendeskripsikan metode pengajaran dasar-dasar menulis Hanzi siswa
kelas X SMA Negeri 4 Surakarta.
2. Mendeskripsikan kendala - kendala yang dihadapi oleh siswa kelas X
SMA Negeri 4 Surakarta dalam menulis Hanzi.
3. Mendeskripsikan cara-cara untuk menangani masalah atau hambatan
dalam proses penulisan Hanzi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah :
1. Secara Teoretik :
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan yang
positif dalam pengembangan ilmu pendidikan melalui pemahaman
tentang kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam mempelajari sebuah
materi, sekaligus cara mengatasinya.
2. Secara Praktis
a. Bagi guru pamong
Sebagai bahan pengetahuan mengenai kesulitan yang dirasakan siswa
dalam menulis Hanzi, dan bisa menjadikan hasil penelitian ini sebagai
bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang berkaitan
dengan peningkatan pemahaman siswa terhadap penulisan Hanzi.
b. Bagi siswa
Siswa menjadi lebih mudah memahami Hanzi, mulai dari dasar-dasar
penulisan, cara penulisan, sampai artinya. Pemahaman ini akan
membantu mereka dalam menuliskan Hanzi yang berperan penting
dalam proses mempelajari bahasa Mandarin.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan teknik :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
1. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang bersumber
dari catatan atau dokumen-dokumen dari instansi atau lembaga terkait.
Data-data dokumen tersebut diperoleh dari SMA Negeri 4 Surakarta.
2. Observasi
Observasi yang dilakukan adalah pengamatan secara langsung yaitu
kelas X SMA Negeri 4 Surakarta.
3. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan proses perolehan data dengan cara mengkaji
dan mengutip buku-buku yang berkaitan langsung dengan sector
pendidikan, serta dengan cara browsing di internet untuk melengkapi data.
4. Kuesioner
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang
memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan
karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa
terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada.
Penulis memberikan kuesioner kepada siswa kelas X SMA Negeri 4
Surakarta mengenai pelajaran menulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Manusia tidak akan pernah lepas dari suatu kegiatan yang
bernama belajar. Dari belajar, manusia akan mengetahui dan memahami
hal-hal yang pada awalnya belum mengerti menjadi mengerti. Manusia
harus belajar berbagai aspek kehidupan dengan tujuan untuk
mempertahankan kehidupan, prestasi dan untuk kepentingan lainnya.
Bagi seorang pelajar, belajar adalah proses untuk menamatkan
suatu program studi. Seseorang yang berlatih mengendarai mobil, anak
yang berlatih berbicara, dan anak yang berlatih berenang adalah contoh-
contoh yang menggambarkan maksud istilah belajar. Masih banyak
contoh-contoh untuk menggambarkan arti dari belajar sesuai dengan
kondisinya masing-masing.
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
B. Pengertian Tulisan
Didalam kehidupan sehari-hari tidak dipungkiri bahwa setiap
hari kita melihat dan membaca tulisan. Tulisan adalah hal yang sangat
penting ketika kita berkomunikasi dengan orang lain. Tulisan dapat dengan
mudah kita temukan pada koran, buku, atau majalah yang sering kita baca,
tulisan juga banyak kita lihat di tepi-tepi jalan besar, seperti pada poster,
iklan, papan informasi, dan sebagainya. Tulisan adalah hasil perwujudan
gagasan seseorang dalam bentuk bahasa tulis yang dapat dibaca dan
dimengerti oleh pembaca. Sebagian pengetahuan dan informasi kita
peroleh melalui tulisan, penemuan tulisan dan sistem perekaman yang
tepat lebih besar perananannya dalam menaikkan martabat ras manusia
dibanding setiap prestasi intelektual lainnya dalam karier manusia.
Tulisan hanya terdapat dalam peradaban, dan peradaban tidaklah
ada tanpa tulisan. Melalui tulisan kita bisa mencatat suatu kejadian yang
kita alami untuk dikenang, dan tidak ada batasan dari apa yang kita tulis.
Banyak hasil karya seseorang yang kita nikmati karena kepandaian mereka
mengungkapkan pengalaman, keadaan masyarakat, ataupun imajinasi
mereka ke dalam tulisan. Tulisan bukan sekedar literal
pictographic/sekedar inskripsi yang bersifat ideografic saja, tulisan dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
merupakan suatu totalitas termasuk kemampuannya untuk melampaui apa
yang hanya bisa ditunjuk secara fisik. Orang dapat langsung membawakan
pikirannya ke dalam bentuk tulisan tanpa melalui bahasa lisan. Bahkan
para ilmuan yang sudah meninggal, ilmunya masih bisa kita pelajari
karena dituangkan dalam bentuk tulisan. Pepatah latin mengatakan : Verba
valent scripta manent , yang artinya adalah : ucapan cepat hilang,
sedangkan tulisan abadi dikenang.
C. Pengertian Menulis
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang
bersifat ekspresif dan produktif, dan merupakan komunikasi tidak
langsung, untuk mengungkapkan pikiran, gagasan, perasaan, dan
kehendak orang lain secara tertulis. Keterampilan menulis sudah kita latih
sejak usia dini. Ketika pertama kali duduk di bangku sekolah, pelajaran
menulis sudah kita terima. Hal ini tidak mengherankan karena
keterampilan menulis memang tidak datang dengan sendirinya, tetapi
menuntut latihan yang cukup dan teratur, serta pendidikan yang
terprogram.
Menulis merupakan jenis keterampilan berbahasa yang menduduki
level tertinggi setelah ketiga jenis keterampilan berbahasa lainnya yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
berturut-turut dari yang paling rendah yaitu menyimak/ mendengarkan,
berbicara, dan membaca. Cara yang terbaik untuk mempelajari bagaimana
menulis dengan baik adalah dengan jalan menulis. Dari kutipan di atas
bisa disimpulkan bahwa kita harus banyak berlatih menulis agar bisa
menulis dengan baik.
D. Pentingnya Menulis
Menulis sangat erat hubungannya dengan kehidupan kita.
Banyak aktivitas yang membutuhkan kegiatan ini, mulai dari rutinitas
sehari-hari seperti mencatat materi pelajaran bagi pelajar, menulis buku
harian, merangkum materi, menulis surat, dsb. Sampai pada kegiatan yang
formal dalam beberapa profesi seperti sekretaris, novelis, guru, wartawan,
dan tentu saja penulis. Menulis juga merupakan salahsatu cara berbagi
ilmu pengetahuan. Melalui tulisan, orang akan mentransfer ilmu yang
dimilikinya untuk para pembacanya, kemudian kita bisa memanfaatkan
keterampilan menulis untuk menuangkan semua imajinasi yang ada
ataupun perasaan yang mungkin sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata.
Dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan
untuk mencapai maksud dan tujuannya.
Dalam mempelajari sesuatu, menulis sangat membantu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
kelancaran proses belajar, karena kegiatan ini memaksa kita lebih
menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik
yang kita tulis, sehingga secara otomatis kita belajar aktif. Sehubungan
dengan mempelajari huruf asing, menulis juga mendorong untuk membaca.
Ketika kita menuliskan sesuatu, minimal pasti akan mengucapkan kata
tersebut dalam hati. Semakin sering kita menulis, maka sesering itu pula
kita berlatih membaca.
E. Kesulitan Menulis
Menulis merupakan salah satu cara kita untuk mengungkapkan
sesuatu yang ingin kita sampaikan, namun tidak setiap orang berhasil
mengutarakan maksud mereka dengan menulis. Untuk memperoleh
keterampilan menulis, diperlukan suatu proses yang berupa pembelajaran
dan pelatihan menulis. Berarti kita harus mengetahui teori-teori dalam
menulis dan mempraktekkannya sampai kita bisa, setelah itu barulah kita
sering berlatih untuk mendapatkan keterampilan menulis. Di sinilah kita
akan menjumpai kesulitan-kesulitan yang sering dialami oleh para pemula.
Seseorang yang baru mulai mencoba untuk menulis, biasanya tidak yakin
mampu membuat tulisan yang bagus. Mereka cenderung kurang percaya
diri mengungkapkan gagasan karena takut mendapat kritik jika idenya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
tidak sesuai dengan pendapat orang lain yang lebih memahami tentang hal
yang akan diungkapkannya.
Dalam menulispun dibutuhkan motivasi untuk memberi
dukungan pada seseorang agar memiliki tujuan menulis. Tanpa adanya
motivasi, seseorang tidak akan lancar dalam menulis. Namun terlepas dari
mental orang itu sendiri, terdapat hal-hal tekhnis yang membuat seseorang
kesulitan dalam menulis. Diantaranya adalah:
a. Sulit menemukan kata-kata yang tepat untuk digunakan.
b. Kurangnya sumber acuan untuk menguatkan gagasan.
c. Kurangnya pemahaman tentang pemenggalan kata yang
menimbulkan kerancuan kalimat sehingga mengaburkan makna.
d. Kesulitan dalam menyusun kalimat yang efektif sehingga sering
terdapat pemborosan kata.
F. Menulis Hanzi
Menulis Hanzi sama artinya dengan menulis huruf China.
Menuliskan Hanzi bagi pemula bukanlah hal yang mudah, karena Hanzi
bentuknya merupakan penggambaran dari objek yang dimaksud. Menulis
Hanzi berbeda dengan menulis huruf latin seperti yang kita tulis sehari-
hari. Setiap Hanzi telah memiliki arti sendiri, dan penulisannya merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
kombinasi dari bermacam-macam goresan dasar (Jerry, 2002 : 11).
Hanzi adalah aksara mandarin yang awalnya berupa simbol atau
lukisan yang mengandung sebuah makna. Hanzi sudah ada sejak 3000
tahun yang lalu dan sudah mengalami beberapa kali perubahan sehingga
menjadi huruf-huruf yang sederhana seperti sekarang ini.
Meskipun jumlah Hanzi sangat banyak, tetapi jumlah
komponen/bagian dari aksaranya terbatas. Dalam penulisan Hanzi pasti
tidak terlepas dari sejumlah goresan-goresan dasar. Agar menulis Hanzi
tidak menghambat proses mempelajari Bahasa Mandarin, maka muncullah
usaha untuk memudahkannya. “Di daratan China, usaha pelatihan tulisan
Hanzi sudah dirintis pada abad ke-16 oleh para misionaris Jesuit dan
berlangsung terus sampai ke masa pemerintahan Mao dze-dung. Tahun
1958, Kongres Rakyat Nasional secara resmi menerima abjad fonetik
China (Hanyu-pin yin fang an) untuk tujuan penulisan bahasa itu dengan
huruf latin. Hingga saat ini penulisan dengan huruf latin tersebut kita kenal
dengan sebutan Hanyu-pinyin. Meskipun sebagian besar Hanzi merupakan
gabungan goresan yang menunjukkan cara baca/arti, seseorang harus
menguasai komponen-komponen dasar terlebih dahulu sebelum dapat
memahami aturannya dan menerapkannya dalam menulis Hanzi (Harry
Suryadi, 2001: 3). Goresan dasar pembentuk Hanzi ini berupa garis dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
titik, yang terdiri dari 8 macam goresan sebagai berikut.
Tabel 1
Delapan Goresan Dasar Hanzi
Sumber : Bahasa Mandarin untuk Pemula; Percakapan Dasar Bahasa
Mandarin; New Practical Chinese Reader Textbook; 500 Basic
Chinese Characters
Masing-masing goresan di atas memiliki nama dan cara penulisan
sendiri. Cara penulisan inilah yang harus diingat oleh siswa agar lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
mudah mengingat goresan yang benar ketika menulis sebuah Hanzi.
“Dengan menguasai komponen-komponen dasarnya, seseorang akan lebih
memahami & lebih mudah menulis berbagai kombinasi huruf yang
kompleks” (Harry Suryadi, 2001: 4). Goresan-goresan dasar di atas harus
dipelajari oleh siswa terlebih dahulu agar memahami komponen yang
membentuk sebuah Hanzi sehingga tidak bingung ketika menuliskannya.
Aturan penulisan Hanzi
Jika goresan yang menyusun sebuah Hanzi memiliki cara penulisan,
maka dalam menuliskan Hanzi itu sendiri juga terdapat aturan-aturan yang
harus dipahami & diingat. Berbagai aturan ini akan memudahkan siswa
dalam mengingat huruf tersebut dan akan mampu menuliskannya sendiri
tanpa harus melihat buku, “karena Hanzi selalu ditulis dengan cara yang
sama, sehingga siswa akan selalu mengulanginya ketika dia menuliskan
huruf tersebut” (Reni Limarga, 2000: 150). Selain itu kita dapat
menghindari kesalahan penulisan yang disebabkan oleh urutan yang
berbeda, dan menulis lebih cepat dengan hasil akhir yang lebih indah
dibandingkan menulis tanpa proses yang benar dan tepat (Suparto, 2004:
9).
Adapun berbagai aturan dalam menulis Hanzi tersebut adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Tabel 2
Aturan Penulisan Hanzi
Sumber : Bahasa Mandarin untuk Pemula; Percakapan Dasar Bahasa
Mandarin; New Practical Chinese Reader Textbook
Berbagai cara penulisan di atas, yang merupakan aturan utama
adalah Hanzi ditulis dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan, sedangkan
aturan lainnya merupakan aturan dalam menentukan goresan mana yang
harus dituliskan terlebih dahulu sebelum goresan berikutnya dengan
menyesuaikan bentuk Hanzi tersebut (Reni Limarga, 2000: 151).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMA Negeri 4 Surakarta
1. Sejarah Berdirinya
SMA Negeri 4 Surakarta bukan suatu sekolah yang terbentuknya
langsung SMA Negeri, akan tetapi diawali dengan suatu perjuangan dan
proses yang panjang, karena sekolah ini sebelum diresmikan sebagai
sekolah Negeri, merupakan sekolah swasta yang bernama Sekolah Bagian
C, yang didirikan oleh Bp. Drs. M.Prawiro Negoro pada tahun 1946.
Berdasarkan SK Menteri P&K No. 7371/13/1950 tanggal 2 September
1950, SMA Bagian C Swasta resmi menjadi SMA Negeri yang bernama
SMA Negeri 3 Bagian C, dengan Kepala Sekolah Bp. Drs. M.Prawiro
Negoro dan dibantu wakil kepala sekolah Bp. Drs. Kabul Dwijolaksono.
SMA Negeri 3 Bagian C menempati gedung SD Kesatriyan
Baluwarti selama 1 tahun yaitu dari tahun 1950-1951, selanjutnya
bertempat di gedung SMP Kristen Banjarsari dan gedung SMP Negeri 4 di
jalan Irian Solo sampai tahun 1958. Sedangkan kegiatan belajar
mengajarnya sendiri dilaksanakan pada siang hari pukul 13.00 WIB
sampai sore hari pukul 18.00 WIB. SMA ini mulai menampakkan
peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Terbukti dengan
adanya kepercayaan masyarakat menyekolahkan anak-anak mereka di
SMA Negeri 3 Bagian C ini. Akibatnya daya tampung sekolah tidak
18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
mencukupi karena meningkatnya jumlah siswa. Akhirnya Menteri P&K
mengeluarkan SK No. 4083/B III tanggal 5 Agustus 1955 yang membagi
SMA Negeri 3 Bagian C menjadi 2 bagian, yaitu :
a. SMA Negeri 4 Bagian C dengan Kepala Sekolah Bp. Drs.
M.Prawironegoro yang menempati gedung SMP Kristen
Banjarsari Solo.
b. SMA Negeri 5 Bagian C dengan Kepala Sekolah Bp. Drs. Kabul
Dwijolaksono menempati gedung SMP Negeri 4 Solo.
SMA Negeri 4 Bagian C pada bulan Agustus 1958 pindah ke
gedung baru di Jalan Laksamana Adi Sucipto No.1 Solo, dan waktu
pelaksanaan kegiatan belajar-mengajarnya adalah : pagi hari pukul 07.00 –
12.00 WIB. Sedangkan SMA Negeri 5 bagian C, sejak bulan September
1974 menempati gedung baru di daerah Bibis, Cengklik Surakarta, dan
kegiatan belajar-mengajarnya dilaksanakan siang hari mulai pukul 13.00 –
18.00 WIB.
Tahun 1963 ada perkembangkan SMA melalui pembagian program
pendidikan menjadi beberapa jurusan yaitu : ilmu pasti dan pengetahuan
alam, ilmu sosial dan sastra budaya. Akhirnya SMA Negeri 4 Bagian C
juga mengalami pembaharuan dalam namanya, yaitu menjadi SMA negeri
4 Surakarta dan menempati seluruh gedung di Jl.Adi Sucipto No.1 Solo.
Dari mulai berdiri sampai saat ini, SMA Negeri 4 Surakarta telah
mengalami 12 kali pergantian kepemimpinan, yakni :
a. Tahun 1950 – 1960 dijabat oleh Bp. Drs. M.Prawironegoro.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
b. Tahun 1960 – 1972 dijabat oleh R.T. Tandonegoro.
c. Tahun 1972 – 1978 dijabat oleh Bp. Drs. Prawiro Atmojo.
d. Tahun 1978 – 1979 dijabat oleh Bp. Drs. Kartono.
e. Tahun 1979 – 1986 dijabat oleh Bp. Drs. Winoto Sugeng.
f. Tahun 1986 – 1992 dijabat oleh Ibu. Sutami.
g. Tahun 1992 – 1994 dijabat oleh Bp. Achmad Sukri, SH.
h. Tahun 1994 – 1995 dijabat oleh Bp. Soegimin, BSc.
i. Tahun 1995 – 2000 dijabat oleh Bp. Drs. Sadiyat.
j. Tahun 2000 – 2002 dijabat oleh Ibu Tatik Sutarti, MM.
k. Tahun 2002 – 2007 dijabat oleh Bp. Drs. Soedjinto SF,MM.
l. Tahun 2007 – 2011 dijabat oleh Bp. Drs. Edy Pudiyanto, M.Pd.
m. Tahun 2011 –saat ini dijabat oleh Bp. Drs. Unggul Sudarmo, M.Pd.
2. Motto, Visi, dan Misi Sekolah
a. Motto Sekolah
“ MEGAH, INDAH, JAYA ”
b. Visi Sekolah
“UNGGUL DALAM PRESTASI SANTUN DALAM
PERILAKU ”
Dengan indikator :
1) Unggul dalam perolehan nilai Ujian Nasional.
2) Unggul dalam persaingan SPMB.
3) Unggul dalam lomba akademik dan non akademik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
4) Unggul dalam hal mentalitas dan moralitas.
c. Misi Sekolah
Mencerdaskan kehidupan Bangsa dan mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa
tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan, dan diupayakan
dengan cara :
1) Memperluas pengetahuan dan meningkatkan keterampilan
siswa.
2) Menghantarkan siswa dalam menguasai Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi.
3) Menyediakan wahana pembinaan siswa melalui
pengembangan IMTAQ.
4) Memperluas pengetahuan, dan meningkatkan SDM dalam
pembelajaran.
3. Struktur Organisasi
Sekolah merupakan suatu lembaga yang bergerak di bidang
pendidikan. Suatu lembaga pendidikan bertanggung jawab terhadap
peningkatan pendidikan dan pembentukan generasi yang berbudi luhur.
Untuk memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut suatu lembaga harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
mempunyai strategi dalam penanganannya. Oleh sebab itu, SMA Negeri
4 Surakarta dalam pengelolaannya memiliki struktur organisasi sebagai
berikut.
Gambar 1
Struktur Organisasi SMA Negeri 4 Surakarta
Keterangan : ______ Garis komando
Garis Koordinasi
a. Dasar dari struktur organisasi di SMA Negeri 4 Surakarta yaitu:
1) Keputusan menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
0371/0/1978 tertanggal 22 Desember 1978.
2) Juklak administrasi pendidikan di Sekolah kurikulum SMU
( Depdikbud 1964 hal.4 ).
Wks.Kurikulum
Kurikulum
Kepala Sekolah
Koor. Tata Usaha
Wks.Sarana Prasarana
Komite Sekolah
Wks. Kesiswaan Wks. Humas
Siswa
Koordinator BK Guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
b. Tugas dan fungsi dari struktur organisasi adalah:
1) Sebagai unit pelaksana teknis, pendidikan jalur sekolah di
lingkungan Depdiknas, berada dibawah tanggungjawab kepala
kantor pendidikan pemuda dan olahraga kota Surakarta.
2) Melaksanakan pendidikan menengah umum di jalur sekolah
bagian tamatan SMP.
3) Melaksanakan kurikulum yang berlaku.
4) Membina hubungan kerjasama dengan orangtua dan
masyarakat.
5) Melaksanakan bimbingan konseling bagi siswa.
6) Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga sekolah.
4. Ekstrakurikuler
a. Tujuan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk dapat lebih
memperkaya dan memperluas wawasan, mendorong pembinaan
nilai atau sikap serta memungkinkan penerapan lebih lanjut
pengetahuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran
dalam kurikulum, baik program inti maupun program khusus.
Kegiatan ini mengutamakan pada kegiatan kelompok.
b. Asas Pelaksanaan
Persiapan yang mantap dalam hal program, pelaksanaan
kemungkinan pembiayaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
1) Koordinasi antara kepala sekolah, wali kelas, maupun
pihak lain yang berkelanjutan.
2) Pelaksanaan dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka
termasuk pada hari libur.
3) Pelaksanaan diikuti semua siswa atau sebagian menurut
jenis dan fungsinya.
c. Pelaksanaan
1) Pelaksanaan diatur oleh kepala sekolah dengan dibantu
oleh wali kelas, guru, dan pihak.
2) Kegiatan dilaksanakan setiap hari Rabu, atau hari lain
sesuai kesepakatan. Untuk Pramuka dilaksanakan setiap
hari Jumat.
3) Sebagian pembiayaan dibebankan kepada orangtua atau
siswa sesuai kemampuan.
4) Pelaksanaan harus memperhatikan keselamatan,
kemampuan, minat siswa, serta kondisi lingkungan
budaya.
5) Penilaian dinyatakan dengan notasi B ( baik ), C ( cukup ),
K ( kurang ), yang akan dicantumkan dalam raport siswa.
d. Jenis Kegiatan
Jenis kegiatan ekstrakurikuler di SMA negeri 4 Surakarta
antara lain:
1) Pramuka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
2) Batual
3) KIR
4) PMR
5) Basket
6) Voli
7) ECC
8) Cheerleaders
9) Karate
10) Komputer
11) Teater
12) Band
13) Bahasa Jepang
14) Sepak bola
15) PAL
16) PBB
17) UKS
18) Multimedia
B. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan
pembelajaran yang berisi rencana penyampaian bahan ajar mata pelajaran
tertentu pada jenjang dan kelas tertentu sebagai hasil dari seleksi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
pengelompokan, pengurutan, dan penyajian materi kurikulum yang telah
dipertimbangkan berdasarkan ciri dan kebutuhan setempat.
Komponen-komponen RPP :
1. Bidang studi yang diajarkan
2. Tingkat Sekolah
3. Semester
4. Pengelompokan kompetensi dasar
5. Materi pokok
6. Indikator
7. Tema
8. Strategi pembelajaran
9. Alokasi waktu
10. Strategi penghubung
Penyampaian materi Hanzi yang dilaksanakan oleh guru (penulis) di
SMA Negeri 4 Surakarta sesuai dengan RPP yang telah dibuat dengan
mengacu kepada silabus dari guru pamong. Penulis memiliki 6x pertemuan
dengan 3 rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk menyampaikan
materi.
C. Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas
Jadwal pelajaran Bahasa Mandarin di kelas X (sepuluh) adalah pagi -
siang hari, untuk kelas XD, XE, XB, XA,XH,XC setiap hari Senin pukul
07.30 – 13.15 WIB, dan kelas XI, XK, XJ, XG, XF setiap hari Selasa pukul
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
06.45 – 13.15 WIB. Penulis juga terkadang oleh guru pamong untuk
mengajar kelas XI IPA & IPS. Karena terkadang guru pamong sedang ada
urusan atau tugas dari sekolah yang mendadak. Penulis mengajar kelas XI
setiap hari Rabu – Kamis jam 6.45 – 13.15 WIB. Tetapi tidak setiap minggu
penulis mengajar kelas XI IPA & IPS.
Pelajaran selalu dimulai dengan sapaan selamat pagi; zaoshang
hao......dajia hao...( selamat pagi, kabar baik semua ) kemudian siswa
menjawab dengan serempak; zaoshang hao laoshi.......women hao...(selamat
pagi guru, kami baik). Materi yang diajarkan merupakan lanjutan dari materi
sebelumnya yang sudah ditentukan guru pamong. Selama mengadakan kerja
praktek, materi yang dibahas adalah mengenai Hanzi. Pembahasan
disesuaikan dengan Lembar Kerja Siswa (LKS). Guru (penulis) meminta
siswa membuka LKS sesuai dengan halaman yang akan dibahas, kemudian
menjelaskannya. Bagian dari materi yang berupa percakapan dan kosakata,
pertama guru lebih dahulu megucapkannya untuk diikuti oleh siswa,
kemudian siswa diminta untuk membaca berurutan satu persatu dan
melakukan percakapan antar siswa. Sedangkan untuk menulis sebuah Hanzi,
guru memberi contoh lebih dulu dengan menuliskan huruf tersebut pada
whiteboard atau LCD serta menjelaskan urutan penulisannya, baru siswa
mencoba menulis huruf yang lain pada buku catatan mereka. Ketika Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) berlangsung, siswa mendengarkan dengan seksama.
Terkadang ada siswa yang bertanya mengenai sesuatu yang belum dimengerti.
Seperti; “laoshi kenapa harus ada aturan penulisan ?” maka guru menjelaskan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
sampai siswa tersebut paham. Pada awal materi ini dijelaskan, memang ada
beberapa siswa yang masih bingung. Setelah beberapa kali pembahasan,
akhirnya mereka paham dan mampu menulis Hanzi meskipun masih terdapat
beberapa kesalahan dalam urutan penulisannya atau juga artinya. Jumlah
siswa kelas X ± 34 siswa sehingga terkadang dijumpai perilaku
misbehaviour/ penyimpangan oleh siswa yang hampir selalu ada pada setiap
kelas. Hal ini bisa dimaklumi mengingat jumlah siswanya yang banyak
sehingga daya serap dan kosentrasi siswa berbeda satu dengan yang lainnya.
Hal ini khususnya terjadi kepada siswa yang duduk di bangku belakang,
selain itu yang dibahas berupa materi baru yang tidak hanya berupa teori
tetapi juga praktek yaitu menulis Hanzi. Ketika ada siswa yang melakukan
penyimpangan, guru hanya mengingatkan melalui pandangan, apabila tidak
berhasil, barulah menegur dengan mendekatinya atau juga langsung
memintanya untuk tenang. Menulis Hanzi tidak sama dengan menulis huruf
latin yang sering kita tulis. Selain tidak diajarkan sejak kecil, menulis Hanzi
juga memiliki aturan-aturan tersendiri dalam penulisannya, karena itu
sebelum praktek menulis, guru terlebih dahulu menjelaskan teori-teori yang
harus dimengerti oleh siswa untuk menulis sebuah Hanzi.
Setelah selesai menjelaskan, guru memberi pertanyaan ringan untuk
mengetahui seberapa besar pemahaman siswa mengenai materi yang baru saja
mereka terima. Guru menunjuk salah satu siswa untuk menjawab, apabila
tidak bisa, maka guru tidak memarahinya namun justru memberinya
dorongan untuk lebih memahami materi, kemudian pertanyaan langsung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
dilontarkan pada semua siswa dan bagi yang akan menjawab harus
mengacungkan jari terlebih dahulu. Bagi mereka yang bisa menjawab dengan
benar, guru memberi penguatan agar tetap mempertahankan prestasi mereka
dalam menjawab. Ketika ada sisa waktu, guru membuka kesempatan pada
siswa yang ingin bertanya, namun siswa kelas X jarang memanfaatkan waktu
ini untuk bertanya, karena ketika kurang jelas atas penjelasan guru, mereka
langsung mengangkat tangan dan menanyakan hal yang mereka rasa kurang
jelas tersebut. 45 menit kemudian pelajaran usai, guru mengakhiri pelajaran
dan menutupnya dengan salam: “shijian dao le, xianzai xia ke. Xie xie dajia.
Zaijian!” (waktunya sudah habis, sekarang pelajaran selesai. Terimakasih
semuanya. Sampai jumpa). Kemudian siswa serempak menjawab: “Hao
laoshi, bu xie. Zaijian!” (Iya guru, sama-sama. Sampai jumpa).
Selama mengajar, guru menerapkan beberapa metode pengajaran.
Pertama adalah metode ceramah, yaitu ketika membuka pelajaran,
menjelaskan materi, dan menutup pelajaran. Kemudian metode tanya jawab,
yaitu ketika guru memberi pertanyaan ringan dan membuka kesempatan
bertanya bagi siswa yang merasa belum jelas. Metode lainnya adalah metode
menirukan, yaitu ketika guru mencatatkan di depan kelas maka siswa juga
mencatatnya pada buku catatan mereka, begitu juga saat menjelaskan materi
berupa kosakata guru membaca terlebih dahulu kemudian siswa menirukan
membaca sesuai perkataan guru. Metode-metode yang cukup sederhana ini
dipilih karena tidak terlalu rumit sehingga sesuai untuk mereka yang
mempelajari materi baru. Untuk menghindari kejenuhan, guru mengadakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
variasi dalam membuka dan menutup pelajaran seperti: “zhunbei hao le ma?
Xiuxi de zenmeyang?” (bagaimana istirahatnya...apakah sudah siap?); “hen
hao, nimen hen riqing, zaijan mingtian....jiayou!!!” (kalian begitu antusias,
sangat bagus. Sampai jumpa besok....semangat!!!) selain itu guru juga sering
menunjukkan sifat humorisnya agar siswa tidak tegang, dan memberi lagu
sederhana untuk dinyanyikan bersama-sama jika ada sisa waktu setelah
menjelaskan materi. “Dalam mempelajari bahasa asing, cara penyajian yang
tidak biasa, imajinatif, & penuh humor lebih sering membuahkan hasil yang
efektif dari cara yang biasa” (Harry Suryadi, 2001: 4). Menyanyi merupakan
salah satu hal yang disukai oleh siswa, karena selain menyenangkan juga bisa
menambah perbendaharaan kosakata. Proses belajar yang nyaman dan
menyenangkan, akan memudahkan siswa menyerap serta memahami
pelajaran. Dalam KBM, keadaan kelas yang kondusif memang perlu
diciptakan agar proses pencapaian tujuan belajar-mengajar menjadi lebih
lancar.
Adapun jumlah tatap muka yang dilakukan adalah pertemuan dengan
jadwal pelaksanaan seperti berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Tabel 3
Jadwal Pelajaran Kelas X
No Hari/tanggal Materi
1. Senin, 21-2-11 Bab II (你喜欢什么学习?)
2. Selasa, 22-2-11 Bab II (你喜欢什么学习?)
3. Senin, 28-2-11 Bab II (mengerjakan latihan persiapan mid semester)
4. Selasa, 1-3-11 Bab II (mengerjakan latihan persiapan mid semester)
5. Rabu, 2-3-11 Bab II (我的朋友) untuk kelas XI
6. Senin, 21-3-11 Bab III & memberi PR, belajar lagu
7. Selasa, 22-3-11 Bab III & memberi PR, belajar lagu
8. Rabu, 23-3-11 Bab III & membacakan nilai mid kelas XI
9. Kamis, 24-3-11 Bab III & membacakan nilai mid
10. Senin, 28-3-11 Bab III & mencocokkan PR
11. Selasa, 29-3-11 Ulangan Hanzi
12. Senin, 11-4-11 Mengisi kuisioner
13. Selasa, 12-4-11 Bab III (我的学校) & permainan
14. Senin, 25-4-11 Ujian magang & berpamitan
15. Selasa, 26-4-11 Ujian magang & berpamitan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
D. Metode Pengajaran Dasar-Dasar Menulis Hanzi
Dalam pertemuan pertama penulis mengamati keadaan kelas dan
pemahaman siswa tentang penulisan huruf Hanzi melalui tanya jawab tentang
dasar-dasar menulis hanzi dan aturan-aturan menulis Hanzi. Dari pengamatan
yang diperoleh, kemudian penulis memberikan metode-metode yang mudah
dipahami oleh siswa dan menyenangkan agar dalam proses belajar menulis
Hanzi tidak membosankan dan siswa merasa tertarik dengan tulisan Hanzi
yang diajarkan.
Metode yang digunakan oleh penulis dalam mengajar tulisan Hanzi
kepada siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta yaitu melalui buku paket yang
tersedia, didalam buku paket terdapat 8 goresan dasar-dasar menulis Hanzi
dan juga aturan penulisan Hanzi. Dengan metode ini penulis meminta siswa
untuk menjawab nama goresan sesuai dengan yang dituliskan penulis
dipapan tulis. Metode yang kedua dengan menggunakan aplikasi Mem-
Chinese, aplikasi ini memberikan banyak sekali contoh tulisan Hanzi mulai
yang sederhana sampai rumit. Siswa dapat mengerti secara jelas bagaimana
urutan menulis Hanzi karena aplikasi Mem-Chinesse ini dapat bergerak tiap
goresan, dimulai dari urutan pertama sampai terakhir. Metode yang
selanjutnya yaitu siswa diminta penulis untuk maju kedepan menuliskan
huruf Hanzi secara benar sesuai dengan urutan dan aturan penulisan, juga
siswa diberi tugas untuk menulis satu huruf Hanzi sebanyak sepuluh kali.
Siswa juga diberi permainan sederhana yang menuntut siswa menulis Hanzi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
secara benar, dengan cara siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, orang
yang paling belakang diberikan nama Hanzi kemudian siswa yang paling
belakang membisikkan nama Hanzi kepada siswa yang ada didepannya
begitu seterusnya sampai depan, orang yang ada didepan menuliskan huruf
Hanzi ke papan tulis, kelompok yang menuliskan dengan benar akan
mendapat nilai.
Sehingga dengan metode seperti ini siswa lebih memahami secara
jelas bagaimana dasar menulis Hanzi dan aturan yang digunakan dalam
menulis Hanzi, siswa lebih merasa senang dan suasana kelas tidak
membosankan.
E. Kesulitan yang Dirasakan Siswa dalam Menulis Hanzi
Dalam mempelajari sesuatu, sedikit banyak akan dijumpai kesulitan,
termasuk dalam belajar menulis Hanzi. Kesulitan belajar dapat ditunjukkan
rendah, hasil yang dicapai tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan, dan
keterlambatan dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru. Dua dari
ketiga hal tersebut dijumpai pada siswa kelas X, yaitu prestasi yang rendah
dan keterlambatan mengerjakan tugas, sehingga bisa dipastikan bahwa siswa
mengalami kesulitan dalam menulis Hanzi.
Hanzi jumlahnya lebih dari 50.000, yang sering dipakai ada 34 ribu
huruf saja (Patrick Lin, 1996), dan masing-masing terdiri dari goresan-
goresan yang tidak sama. Bagi pemula, mempelajari Hanzi termasuk salah
satu yang membutuhkan ketekunan dan kesabaran, karena tidak bisa langsung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
menulis huruf tersebut dengan mementingkan hasil yang sama tanpa
memperhatikan aturan penulisan. Selama mengadakan penelitian pada siswa
kelas X SMA Negeri 4 Surakarta, penulis mendapati berbagai hal yang
dirasakan sulit oleh siswa dalam penulisan Hanzi sebagai berikut.
1. Menghafalkan 8 goresan dasar.
2. Menentukan goresan yang harus ditulis terlebih dahulu.
3. Menjabarkan Hanzi sesuai goresan yang benar.
4. Menghitung jumlah goresan Hanzi yang sesuai.
Berbagai kesulitan ini muncul karena dalam sebuah materi memang
terdapat kekurangan-kekurangan tersendiri sebagai objek yang mudah
dipelajari. Salah satu hal yang dapat kita periksa untuk mengetahui penyebab
kesukaran siswa belajar adalah materi yang diajarkan dianggap terlalu sulit.
Termasuk di dalamnya adalah materi Hanzi. Menulis Hanzi berbeda dengan
menulis latin. Setiap hurufnya terbentuk dari gabungan goresan-goresan dasar
(Jerry, 2002: 11), dimana menurut siswa tidak mudah untuk dihafalkan,
karena meskipun setiap goresan dasar ini hanya berupa garis dan titik, namun
ada cara tersendiri dalam menuliskannya. Selain itu bentuk dari 8 goresan
hampir sama, seperti antara heng dengan zhe, na dengan dian, dan shu dengan
pie, yang membuat siswa sering salah menyebutkan nama goresan yang
dimaksud. Jadi secara keseluruhan, ketika siswa menuliskan sebuah goresan
mereka harus tahu bagaimana menuliskannya dengan benar, goresan mana
yang mereka maksud dan apa nama goresan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Kesulitan kedua adalah menentukan goresan yang harus ditulis
terlebih dahulu, sama halnya dengan menuliskan goresan yang
membentuknya, Hanzi memiliki urutan penulisan yang harus dijalankan, dari
mana kita harus mulai menuliskan sebuah goresan pertama, baru goresan
kedua, ketiga, dst. Hal ini menjadi sebuah kesulitan karena selain harus
menentukan goresan yang tepat dengan huruf yang akan ditulis, mereka
masih bingung huruf tersebut ditulis dari atas ke bawah, dari kiri ke kanan,
atau dari dalam ke luar, dsb. Karena jika arah penulisannya salah, maka
hasilnya tidak akan sempurna bahkan tidak tepat. Siswa juga merasa sulit
ketika harus mengingat huruf yang akan ditulis, dimana huruf tersebut
dirasakan sangat rumit karena bentuknya tidak sesederhana huruf latin yang
biasa mereka tulis. Kesulitan berikutnya adalah ketika harus menjabarkan
Hanzi sesuai goresan yang benar. Rata-rata siswa belum mampu menentukan
goresan yang tepat yang membentuk huruf tersebut, karena bentuk goresan
yang mirip dan mereka belum hafal. Mereka juga belum bisa menentukan
Hanzi yang akan dijabarkan tersebut ditulis dari arah mana, sehingga
menjabarkannyapun juga kesulitan harus dari arah mana.
Satu hal lagi kesulitan yang dirasakan siswa yaitu menghitung jumlah
goresan Hanzi. Seringkali siswa menganggap goresan itu adalah satu
gabungan padahal ada beberapa goresan Hanzi yang dipisah begitu juga
sebaliknya, sehingga hal ini membuat siswa salah dalam menghitung.
Berbagai kesulitan yang dirasakan siswa selain akibat dari tingkat kesulitan
materi itu sendiri, juga dikarenakan beberapa faktor dari luar yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
sebenarnya sudah ada sebelum materi tersebut akan dipelajari. Diantaranya
adalah:
1. Hanzi merupakan huruf asing yang pelajarannya tidak diterima oleh siswa
dari kecil.
Sebelum Bahasa Mandarin diresmikan menjadi bahasa
internasional ke dua setelah Bahasa Inggris, siswa SMA Negeri 4
Surakarta kebanyakan dari kecil hanya menerima pelajaran menulis huruf
latin, sehingga mereka merasa kesulitan ketika harus menulis sebuah huruf
asing dengan berbagai kerumitan didalamnya yang tidak pernah mereka
bayangkan mempelajari apalagi menuliskan huruf tersebut.
2. Kurangnya minat siswa mempelajari Hanzi
Seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu bila belajar itu
didasari pada apa yang telah diketahui. Dalam hal menulis, agar bisa
menuliskan sesuatu, maka harus tau tentang sesuatu itu. Hal inilah yang
tidak dimiliki oleh siswa, mereka belajar sesuatu yang belum mereka kenal
sebelumnya. Kurangnya pengetahuan tentang Hanzi karena belum
mempelajari lebih dalam, namun hal tersebut sangat berpengaruh terhadap
minat mereka pada materi ini. Minat adalah kecenderungan hati yang
tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan. Sebagian siswa masih belum
menemukan sisi menarik dari Hanzi yang bisa menumbuhkan semangat
untuk mempelajarinya. Kurangnya minat siswa ini membuat mereka
merasa kesulitan dalam belajar menulis Hanzi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
F. Cara Mengatasi Kesulitan yang Dirasakan Siswa
Kaitannya dalam belajar Bahasa Mandarin, seperti yang telah
dikemukakan pada Bab I bahwa mempelajari tulisan Hanzi adalah penting.
Terkadang karena terdesak waktu yang terbatas, secara tidak sengaja seorang
guru menjadikan menulis hanya sebagai pelajaran yang berorientasi pada hasil,
dan pembelajaran menulis sebagai prosespun terlupakan. Selama ini
pembelajaran menulis masih dilakukan secara tradisional dengan menekankan
pada hasil tulisan siswa, bukan pada proses yang seharusnya dilakukan, siswa
langsung menulis tanpa belajar bagaimana caranya menulis, padahal ketika
siswa menulis sesuai dengan tahap-tahap yang benar, terjadilah sebuah proses
mengerti, memahami, dan menguasai, oleh sebab itu penulis lebih
menekankan pada proses siswa menulis Hanzi, bukan hasil akhir dari
tulisannya. Sebelum menulis Hanzi, siswa harus menguasai dasar-dasarnya
terlebih dahulu agar bisa mengerti, kemudian memahami dan menguasai
penulisannya. Hal yang paling dasar adalah 8 goresan dasar, dimana siswa
merasa kesulitan menghafalkannya. Maka guru meminta siswa menuliskan
masing-masing goresan sepuluh kali pada buku kotak-kotak yang khusus
untuk menulis Hanzi kemudian dikumpulkan. Guru juga memberi permainan
sederhana menebak nama goresan, guru hanya mengucapkan arah goresan
kemudian siswa menebak nama goresan tersebut. Permainan ini bertujuan
untuk melatih mereka mengingat bentuk sekaligus nama setiap goresan. Jika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
siswa sudah merasa senang, maka tulisannya akan lebih mudah diarahkan
menjadi lebih baik. Melalui cara ini, siswa akan lebih mudah menghafalkan 8
goresan dasar tanpa mengalami kejenuhan. Hal mendasar berikutnya adalah
cara menuliskan Hanzi yang benar dan tepat.
Setiap Hanzi yang terbentuk, memiliki aturan utama dalam
pembentukkannya, di situlah akan ditentukan goresan pertama yang harus
ditulis. Agar siswa mudah menentukannya, maka guru menjelaskan bahwa
bentuk Hanzi ada yang kombinasi goresan dasarnya lebih dari satu, dan harus
dilihat kombinasi tersebut berjajar atau tersusun ke bawah. Jika berjajar, maka
aturan utamanya adalah Hanzi tersebut ditulis dari kiri ke kanan, namun jika
Hanzi tersusun ke bawah maka aturan utamanya adalah dari atas ke bawah.
Teknik ini akan membantu siswa lebih memahami dan mampu menentukan
goresan mana yang seharusnya lebih dahulu ditulis. Guru juga menjelaskan
tujuan dan manfaat aturan penulisan Hanzi, bahwa sebenarnya dengan adanya
aturan penulisan mulai dari goresan sampai terbentuknya Hanzi tersebut, akan
memudahkan kita untuk menghafal dan mendapatkan hasil tulisan yang indah.
Proses berikutnya adalah menjabarkan Hanzi. Ketika menjabarkan
Hanzi, goresan yang membentuknya harus jelas. Agar siswa tidak salah
menuliskan goresan yang benar, maka guru memberitahu bagaimana cara
membedakan goresan yang bentuknya mirip, kemudian melatih siswa dengan
sering memunculkan beberapa huruf yang sama agar terbiasa dan ingat ketika
harus menjabarkannya. Guru juga meminta siswa untuk sering berlatih mulai
dari Hanzi yang sederhana dengan sedikit goresan sampai Hanzi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
kombinasi goresan dasarnya lebih dari satu. Cara yang terbaik untuk
mempelajari bagaimana menulis dengan baik adalah dengan jalan menulis.
Pada awal pelajaran, guru telah menjelaskan bahwa Hanzi digambar
berdasarkan benda yang sesungguhnya, namun banyak huruf yang dipelajari
oleh siswa saat ini telah mengalami penyederhanaan bentuk sehingga kurang
menyerupai objek yang dimaksud. Hal ini memang memudahkan siswa
menuliskannya tetapi juga membuat mereka sulit mengimajinasikan bentuk
tersebut menjadi sebuah objek. Salah satu cara guru untuk membantu siswa
mengetahui arti sebuah Hanzi adalah dengan mengenalkan dan mengakrabkan
huruf-huruf yang sering muncul dan sering digunakan dalam batasan materi
yang mereka terima. Ketika guru memberi contoh penulisan, guru
menggambarkan bentuk itu dalam benda kemudian dituliskan dalam bentuk
dasarnya sampai menjadi huruf, dengan begitu siswa akan lebih memahami
bentuk dan mengingat arti huruf tersebut. Kemudian ketika siswa menulis
Hanzi, guru meminta mereka untuk langsung mengartikannya. Guru juga
sering memunculkan huruf-huruf yang sama beserta artinya dalam
memberikan contoh ataupun latihan agar siswa lebih akrab dan selalu ingat.
Agar mendapatkan hasil yang baik dalam menulis Hanzi, siswa diminta
sering berlatih dan memahami proses terbentuknya huruf yang mereka tulis
tersebut agar tercatat dalam ingatan dan mampu menuliskannya kembali tanpa
melihat buku, “untuk memperoleh keterampilan menulis, diperlukan suatu
proses yang berupa pembelajaran dan pelatihan menulis. Guru menyadari hal
ini membutuhkan niat dari diri siswa itu sendiri, oleh karena itu guru berusaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
menumbuhkan minat belajar siswa dengan menjelaskan manfaat dari menulis
Hanzi, apa pengaruhnya dalam mempelajari Bahasa Mandarin, dan
keuntungan yang akan mereka dapatkan dari kepandaian ini. Cara ini
diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran mereka betapa pentingnya
belajar demi masa depan mereka sendiri dan akhirnya tumbuh pula minat
mereka untuk berlatih menulis Hanzi dengan sungguh-sungguh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian pada kelas X SMA Negeri 4 Surakarta,
penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Metode pengajaran menulis Hanzi di SMA Negeri 4 Surakarta
a. Siswa merasa lebih memahami dasar-dasar menulis Hanzi
menggunakan aplikasi Mem-Chinese karena aplikasi tersebut dapat
bergerak tiap satu goresan.
b. Siswa lebih ingat dengan berlatih menulis Hanzi sepuluh kali dan
merasa mampu menulis Hanzi didepan kelas.
c. Siswa mampu mengingat dasar-dasar menulis Hanzi dan aturan
penulisan Hanzi dengan metode tanyajawab.
2. Masalah yang dihadapi dalam pengajaran bahasa Mandarin yaitu :
a. Kurangnya minat siswa terhadap pelajaran bahasa Mandarin. Hal
ini dikarenakan pelajaran hanya diberikan dalam waktu satu
minggu sekali.
b. Minimnya buku penunjang, sehingga siswa sulit mempelajari dan
mengembangkan perbendaharaan huruf Hanzi.
c. Tidak adanya kesadaran siswa untuk mempelajari bahasa
41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Mandarin, hal ini dapat dilihat dari tugas yang diberikan dirumah,
sebagian besar tidak dikerjakan dengan sungguh-sungguh karena
siswa merasa bahasa mandarin merupakan bahasa yang asing dan
tidak begitu penting.
3. Upaya penanganan masalah belajar bahasa Mandarin di SMA Negeri
4 Surakarta
a. Memberikan pengarahan kepada siswa tentang pentingnya
pengetahuan bahasa dalam dunia pendidikan.
b. Memberikan suasana yang baru dalam proses KBM seperti praktik
langsung dengan teman sebangku. Sehingga siswa akan merasa
senang dalam belajar dan timbul minat yang besar untuk belajar
bahasa Mandarin.
c. Memberikan tugas yang tidak terlalu berat, tugas yang diberikan
adalah tugas yang dapat dipelajari dari sekitar siswa. Sebagai
contoh mengenal kehidupan sekolah, sehingga siswa dapat
menggunakan bahasa Mandarin dalam kehidupan sehari-hari.
4. Hasil yang diperoleh dari praktik kerja di SMA Negeri 4 Surakarta
antara lain :
a. Setelah melakukan beberapa upaya dalam penanganan masalah
belajar bahasa Mandarin di SMA Negeri 4 Surakarta hasil yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
diperoleh mulai tampak dengan diadakan tes dan tugas-tugas, hasil
tes yang diperoleh cukup baik, hal ini menunjukkan bahwa materi
yang diajarkan terserap dengan baik walaupun ada beberapa siswa
yang masih mendapatkan hasil yang belum memuaskan.
b. Siswa lebih giat dalam belajar bahasa Mandarin, hal ini
dikarenakan mereka akan bangga walaupun hanya dengan
mengucapkan salam dan menulis dengan bahasa Mandarin.
Sehingga siswa lebih banyak menguasai perbandaharaan kata dan
huruf Hanzi.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis bermaksud
menyampaikan beberapa saran sebagai berikut.
1. Dasar-dasar belajar bahasa Mandarin sebaiknya lebih ditekankan lagi
agar siswa mudah memahami materi-materi baru yang
berkesinambungan khususnya dasar-dasar menulis Hanzi.
2. Waktu untuk pelajaran bahasa Mandarin bagi siswa SMA sebaiknya
ditambah menjadi dua kali dalam satu minggu, atau paling tidak dua jam
pelajaran dalam satu kali pertemuan, agar guru bisa menyampaikan
materi lebih mendalam, sehingga siswa lebih akrab dengan materi-materi
dan tumbuh minat belajar mereka, khususnya dalam menulis Hanzi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
3. Guru pengajar sebaiknya mengadakan variasi dalam menyampaikan
materi-materi bahasa Mandarin, karena pelajaran ini merupakan hal baru
bagi siswa. Dengan variasi tersebut, diharapkan bisa menghindari
kejenuhan dalam proses belajar mengajar.