penganggaran perusahaan

48
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang teknologi semakin berkembang dengan pesat. Hal tersebut mendorong munculnya perusahaan-perusahaan baru yang memanfaatkan perkembangan teknologi guna menciptakan inovasi-inovasi baru di dunia bisnis serta mencari keuntungan dari hasil inovasi tersebut. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang yang kegiatannya adalah melakukan produksi dan distribusi guna memenuhi kebutuhan ekonomis (Ely Suhayati dan Sri Dewi anggadini :2009). Jenis badan usaha atau perusahaan ada tiga yaitu perusahaan jasa, perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur, sedangkan bentuk dari perusahaan ada tiga macam yaitu perusahaan perseorangan, perusahaan

Upload: yisska-devinta-lussi

Post on 30-Sep-2015

121 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

penganggaran perusahaan semester 6

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang teknologi semakin berkembang dengan pesat. Hal tersebut mendorong munculnya perusahaan-perusahaan baru yang memanfaatkan perkembangan teknologi guna menciptakan inovasi-inovasi baru di dunia bisnis serta mencari keuntungan dari hasil inovasi tersebut. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang yang kegiatannya adalah melakukan produksi dan distribusi guna memenuhi kebutuhan ekonomis (Ely Suhayati dan Sri Dewi anggadini :2009). Jenis badan usaha atau perusahaan ada tiga yaitu perusahaan jasa, perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur, sedangkan bentuk dari perusahaan ada tiga macam yaitu perusahaan perseorangan, perusahaan persekutuan dan perseroan terbatas. Baik perusahaan dagang, perusahaan jasa, ataupun perusahaan industri menjalankan aktivitasnya untuk menghasilkan laba demi mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Salah satu upaya pencapaian laba tersebut adalah dengan kegiatan penjualan, karena penjualan merupakan sumber pendapatan yang utama dalam sebuah perusahaan.

Kegiatan penjualan dari setiap jenis perusahaan untuk menghasilkan pendapatan berbeda-beda, perusahaan dagang menghasilkan pendapatan dari penjualan barang dagangan, perusahaan jasa menghasilkan pendapatan dari penjualan ataupun pemberian pelayanan kepada pelanggan, dan perusahaan industri menghasilkan pendapatan dari penjualan barang yang diproduksinya. Dengan semakin berkembangnya dunia usaha dan tingkat persaingan yang ketat dewasa ini, banyak perusahaan khususnya perusahaan dagang yang membagi penjualan produknya menjadi dua kelompok yaitu penjualan secara tunai dan penjualan secara kredit. Kegiatan penjualan mencakup tiga peristiwa yaitu proses pemesanan barang, pengiriman barang, dan penerimaan kas hasil penjualan.

Sedangkan usaha jasa merupakan jenis usaha yang memiliki aspek dan lingkup bisnis yang paling luas dibandingkan dengan jenis usaha lainnya. Selain memiliki keanekaragaman produk dan pelayanan, jenis usaha jasa termasuk memiliki persaingan yang paling ketat. Strategi pengelolaan usaha dituntut untuk senantiasa mampu menyerap perubahan pasar dan selera konsumen yang selalu berubah setiap saat. Salah satunya adalah strategi yang berfokus pada konsumen (consumer orrientation) yang tujuannya untuk memaksimalkan kepuasan konsumen dengan memahami keinginan pelanggan seperti perilaku, kebutuhan, dan keinginan (Tjiptono dan Diana, 1998 : 45).

Pada umumnya jenis usaha jasa lebih banyak mengandalkan kualitas pelayanan sebagai upaya atau cara untuk memberikan kepuasan kepada pelanggannya. Dengan menerapkan strategi yang berorientasi pada konsumen, maka diharapkan akan mampu memberikan kualitas pelayanan yang diharapkan oleh pelanggan. Kualitas pelayanan lebih identik dengan jenis usaha jasa di mana produk yang ditawarkan pada umumnya adalah produk jasa dan bukan barang (Hadiati, 2003 : 299). Pada jenis usaha jasa ini tentunya sasaran utama strategi dalam meningkatkan kualitas layanan adalah loyalitas konsumen. Sikap loyal konsumen ini dibentuk berdasarkan pada kepuasan konsumen, yaitu dengan memberikan penilaian konsumen terhadap produk yang telah dikonsumsi.

Dalam mengupayakan usaha untuk memperoleh laba yang maksimal, maka dibutuhkan sebuah anggaran untuk mengatur segala pemasukan dan pengeluaran perusahaan, baik perusahaan dagang, jasa, maupun industri. Anggaran tersebut harus diperhitungkan secara matang dan sesuai dengan tata cara pengendalian anggaran yang benar agar proses dari kegiatan perusahaan berjalan dengan baik. Menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (1996), anggaran adalah suatu pendekatan yang formal dan sistematis di dalam melaksanakan tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan, koordinasi, dan pengawasan. Sedangkan menurut Mulyadi (2001), definisi anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dibahas sebelumnya, maka pokok permasalahan yang akan dianalisis adalah:

1. Bagaimanakah cara penghitungan anggaran pada perusahaan dagang dan jasa yang menggunakan anggaran neraca?

2. Bagaimanakah perbedaan penghitungan anggaran neraca pada perusahaan dagang dan perusahaan jasa?

1.3 Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Dengan adanya penelitian ini perusahaan dapat mengetahui bagaimana cara melakukan penghitungan yang tepat dengan menggunakan anggaran neraca. Selain itu, anggaran neraca juga dapat membantu pengolahan data-data keuangan secara baik dan tepat.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini mampu menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai teori-teori yang telah dipelajari di universitas dan secara langsung mempresentasikan teori tersebut kepada audiens. Peneliti juga memahami apa saja faktor-faktor penting yang digunakan dalam melakukan penghitungan menggunakan anggaran neraca, serta membantu mengembangkan ide maupun pola pikir peneliti dalam pembuatan laporan tersebut.

3. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi ataupun sebagai data pembanding sesuai dengan topik yang akan diteliti oleh peneliti lainnya. Selain itu juga dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan bagi masyarakat secara umum.

BAB IILANDASAN TEORI2.1 Anggaran

2.1.1 Pengertian Anggaran

Anggaran merupakan salah satu alat vital suatu perusahaan dalam mencapai

tujuannya. Semua perusahaan harus membuat anggaran, baik itu perusahaan besar

maupun perusahaan kecil. Anggaran merupakan sarana utama untuk perencanaan,

pengendalian dan pengambilan keputusan dalam setiap perusahaan.

Anggaran perusahaan biasanya dinyatakan dalam satuan moneter dan dimaksudkan untuk mencapai sasaran perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Rencana ini biasanya mencakup berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dengan suatu pendekatan formal dan sistematis dari pelaksanaan tanggung jawab manajemen dalam perencanaan, koordinasi dan pengendalian. Berikut intepretasi beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian anggaran.

Menurut Hilton (2008, p.348) A budget is a detailed plan, expressed in quantitative term, that specifies how resources will be acquired and used during specific period of time.

Menurut Mowen (2007, p.316) Budget are financial plans for future; they

identify objectives and the actions needed to achieved them.

Menurut Horngren, Datar & Foster (2006, p.171) A budget is quantitative

expression of a proposed plan of action by management for a specified period and

an aid to coordinating what needs to be done to implement that plan.

Berdasarkan penjelasan, dapat kita simpulkan bahwa anggaran adalah perencanaan yang rinci untuk masa depan yang dinyatakan secara kuantitatif dan lebih spesifik memperlihatkan bagaimana sumber daya didapat dan digunakan pada periode tertentu dengan mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang perlukan untuk mencapainya.

Adapun suatu anggaran mempunyai karakteristik sebagai berikut:

a. Dinyatakan dalam satuan moneter, dengan didukung dengan satuan non-moneter seperti unit produksi atau unit terjual. b. Mencakup periode waktu tertentu, biasanya satu tahun.c. Mengestimasi profit potential dari suatu unit bisnis.d. Merupakan komitmen manajemen, artinya manajemen bertanggung jawab atas pencapaian tujuan yang telah dianggarkan.e. Usulan anggaran yang direview dan disetujui oleh orang yang berwenang.f. Pada saat anggaran sudah disetujui, maka anggaran hanya bisa diubah karena kondisi tertentu.g. Melakukan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya secara berkala.Suatu anggaran biasanya meliputi jangka waktu satu tahun dan menyatakan perencanaan atas pendapatan dan biaya untuk tahun bersangkutan. Anggaran merupakan alat yang mendukung efektivitas perencanaan jangka pendek dan pengendalian perusahaan.

2.1.2. Ciri-Ciri Anggaran

Tidak setiap rencana kerja organisasi dapat disebut sebagai anggaran.

Karena, anggaran memiliki beberapa ciri khusus yang memebedakan dengan

sekedar rencana (Rusdianto, 2006).1. Dinyatakan dalam satuan moneter

Penulisan dalam satuan moneter tersebut dapat juga didukung oleh satuan kuantitatif lain, misalnya unit. Penyusunan rencana kerja dalam satuan 10 moneter tersebut, bertujuan untuk mempermudah membaca dan usaha untuk mengerti rencana tersebut. Rencana kerja yang diwujudkan di dalam suatu cerita panjang akan menyulitkan anggota organisasi untuk membaca atau mengerti. Karena itu, sebaiknya anggaran disusun dalam bentuk kuantitatif moneter yang ringkas.

2. Umumnya mencakup kurun waktu satu tahun.Bukan berarti anggaran tidak dapat disusun untuk kurun waktu lebih pendek, tiga bulanan misalnya atau untuk kurun waktu lebih panjang, seperti lima tahunan. Batasan waktu di dalam penyusunan anggaran akan berfungsi untuk memberikan batasan rencana kerja tersebut.

3. Mengandung komitmen manajemen

Anggaran harus disertai dengan upaya pihak manajemen dan seluruh anggota organisasi untuk mencapai apa yang telah ditetapkan. Tanpa upaya serius dari pihak manajemen untuk mencapainya maka penyusunan anggaran tidak akan banyak manfaatnya bagi perusahaan. Karena itu, di dalam menyusun anggaran perusahaan harus mempertimbangkan dengan teliti sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk menjamin bahwa anggaran yang disusun adalah realistis.

4. Usulan anggaran disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dari pelaksana

anggaran.

Anggaran tidak dapat disusun sendiri-sendiri oleh setiap bagian organisasi tanpa persetujuan dari atasan pihak penyusun.5. Setelah disetujui anggaran hanya diubah jika ada keadaan khusus. Jadi, tidak setiap saat dan dalam segala keadaan anggaran boleh diubah oleh manajemen. Anggaran boleh diubah jika situasi internal dan eksternal organisasi memaksa untuk mengubah anggaran tersebut. Perubahan asumsi internal dan eksternal memaksa untuk mengubah anggaran karena jika dipertahankan malah membuat anggaran tidak relevan lagi dengan situasi yang ada.

6. Jika terjadi penyimpangan/varians didalam pelaksanaannya, harus dianalisis sebab terjadinya penyimpangan tersebut. Karena, tanpa ada analisis yang lebih mendalam tentang penyimpangan tersebut maka potensi untuk terulang lagi di masa mendatang menjadi besar. Tujuan analisis penyimpangan tersebut adalah untuk mencari penyebab penyimpangan, supaya tidak terulang lagi di masa mendatang dan agar penyususnan anggaran dikemudian hari menjadi lebih relevan dengan situasi yang ada.2.1.3. Tujuan Anggaran

Terdapat beberapa tujuan disusunnya anggaran, antara lain:

a. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi dana.

b. Mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan.

c. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan.

d. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal.

e. Menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan anggaran menjadi lebih jelas dan nyata terlihat.

f. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan.2.1.4. Macam-Macam Anggaran

Anggaran dapat dikelompokkan dari berbagai sudut pandang berikut ini (Nafarin, 2000):

1. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari:

a. Anggaran variabel, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisar) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda.

b. Anggaran tetap, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu.

2. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari:

a. Anggaran periodik, adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu, pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran.b. Anggaran kontinu, adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan

c. perbaikan anggaran yang pernah dibuat, misalnya tiap bulan diadakan perbaikan, sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan.

3. Menurut jangka waktunya, anggaran terdiri dari:

a. Anggaran jangka pendek (anggaran taktis), adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran untuk keperluan modal merupakan anggaran jangka pendek.

b. Anggaran jangka panjang (anggaran strategis), adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran untuk keperluan investasi barang modal merupakan anggaran jangka panjang yang disebut anggaran modal (capital budget). Anggaran jangka panjang tidak mesti berupa anggaran modal. Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek. 4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran operasional dan anggaran keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut anggaran induk (master budget). Anggaran induk yang mengkonsolidasikan rencana keseluruhan perusahaan untuk jangka pendek, biasanya disusun atas dasar tahunan. Anggaran tahunan dipecah lagi menjadi anggaran triwulan dan anggaran triwulanan dipecah lagi menjadi anggaran bulan.

a. Anggaran operasional adalah anggaran untuk menyusun anggaran laporan laba rugi. Anggaran operasional antara lain terdiri:

1) Anggaran penjualan

2) Anggaran biaya pabrik

a) Anggaran biaya bahan bakub) Anggaran biaya tenaga kerja langsung

c) Anggaran biaya overhead pabrik

3) Anggaran beban usaha

4) Anggaran laporan laba rugib. Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca.

Anggaran keuangan, antara lain terdiri dari:

1) Anggaran kas

2) Anggaran piutang

3) Anggaran persediaan

4) Anggaran utang

5) Anggaran neraca

2.2Proses Manajemen Pengendalian

Secara formal proses manajemen pengendalian memiliki empat fase utama,

dimana fase-fase tersebut terjadi dalam sebuah siklus regular. Adapun empat fase

proses manajemen pengendalian (Anthony & Young, 2003) yaitu:

2.2.1 Perencanaan Stratejik (Programming)

Perencanaan stratejik merupakan aktivitas yang timbul menjadi program baru. Perencanaan stratejik terdiri dari identifikasi, pengembangan dan analisis usulan program baru. Selama proses perencanaan stratejik, manajer harus memilih antara dua atau lebih program, dengan berusaha untuk mengkualifikasi untung dan rugi

yang biasanya membantu dalam upaya pengambilan keputusan. Pada fase ini senior manajemen menentukan program utama yang akan dilakukan organisasi untuk periode yang akan datang dan taksiran pengeluaran yang akan terjadi.

Banyak organisasi mempersiapkan rencana stratejik yang berisi tentang perencanaan pendapatan dan pengeluaran untuk beberapa tahun di masa depan,

biasanya lima tahun. Dalam perencanaan menyebutkan jumlah dan karakter dari

sumber daya (input) yang digunakan untuk setiap program dan perencanaan penggunaan sumber daya tersebut.2.2.2Penyusunan Anggaran

Proses penyusunan anggaran merupakan kegiatan yang penting dan kompleks, karena memungkinkan dampak fungsional dan disfungsional sikap dan perilaku anggota organisasi yang ditimbulkannya (Milani, 1975), lebih lanjut dikemukakan bahwa tingkat keterlibatan dan pengaruh bawahan terhadap pembuatan keputusan dalam proses penyusunan anggaran merupakan faktor utama yang membedakan antara anggaran partisipatif dengan anggaran non partisipatif. Mia (1988) menyimpulkan bahwa organisasi akan baik tergantung sistem anggaran (partisipatif atau non-partisipatif) yang selaras dengan sikap dan motivasi yang dimiliki anggota organisasi (Fahrianta dan Gozali, 2002).

Partisipasi penyusunan anggaran dalam proses penganggaran juga merupakan suatu pendekatan yang efektif untuk meningkatkan motivasi manajer. Dengan tingkat partispasi yang tinggi cenderung mendorong manajer untuk lebih aktif di dalam memahami anggaran (Anthony dan Govindarajan, 1995), dan manajer kan memiliki pemahaman yang baik dalam menghadapi kesulitan pada saat pelaksanaan anggaran. Dalam lingkungan yang turbulen hal ini akan mempercepat modifikasi dan penyusunan anggaran (Fahrianta dan Gozali, 2002).Beberapa syarat penyusunan anggaran suatu perusahaan, yaitu:

a. Realistis, anggaran diharapkan dapat dicapai sesuai dengan keadaan saat ini, tidak terlalu optimis dan juga tidak terlalu pesimis.

b. Luwes, tidak kaku dan berpeluang untuk disesuaikan dengan keadaan yang berubah.

c. Berkesinambungan, membutuhkan perhatian yang terus menerus.

d. Partisipatif, membutuhkan partisipasi dari keseluruhan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah tercermin dalam anggaran.

e. Edukatif, dapat mendidik karyawan dan manajemen untuk berkerja sesuai dengan komitmennya.

f.Komunikatif, anggaran digunakan sebagai alat komunikasi antar departemen.

g. Integratif, anggaran harus dapat menyatukan pelaksanaan kegiatan semua bagian dalam suatu laporan anggaran.

h. Koordinatif, dapat mengkoordinasikan seluruh kegiatan departemen untuk mencapai tujuan perusahaan.Dalam penyusunan anggaran perlu diperhatikan perilaku para pelaksana anggaran dengan cara mempertimbangkan hal-hal berikut:

1. Anggaran harus dibuat serealistis mungkin dan secermat mungkin sehingga tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi. Anggaran yang dibuat 9 terlalu rendah tidak menggambarkan kedinamisan, sedangkan anggaran yang dibuat terlalu tinggi hanyalah angan-angan. 2. Untuk memotivasi manajer pelaksana diperlukan partisipasi manajemen puncak (direksi). 3. Anggaran yang dibuat harus mencerminkan keadilan, sehingga pelaksana tidak merasa tertekan tetapi justru termotivasi. 4. Untuk membuat laporan realisasi anggaran diperlukan laporan yang akurat dan tepat waktu, sehingga apabila terjadi penyimpangan yang merugikan

dapat segera diantisipasi lebih dini. 2.2 Pengertian Perusahaan Dagang

Perusahaan dagang adalah perusahaan yang membeli barang untuk tujuan menjualnya kembali tanpa mengubah bentuk atau sifat barang secara berarti. Barang yang diperdagangkan biasanya barang yang akan digunakan karena manfaat pakai yang melekat pada barang tersebut. Barang ini dapat berupa barang konsumsi atau barang produksi dan bahan baku untuk produksi. Kegiatan perusahaan dagang terutama adalah pembelian dan penjualan barang yang berwujud fisik dengan spesifikasi (berat, volume atau ukuran unit fisik lainnya) yang jelas.

Pada dasarnya perusahaan dagang adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi barang. Suatu perusahaan biasanya merupakan salah satu mata rantai dari saluran distribusi antara produsen dan konsumen baik konsumen industri atau konsumen akhir. Dengan kata lain, perusahaan dagang sebenarnya adalah perantara penjualan barang dari produsen ke konsumen atau pemakai.

Perusahaan dagang dalam kehidupan sehari-hari dapat berupa agen, toko, penyalur tunggal, distributor, pedagang besar dan sebagainya. Sedangkan bentuk usahanya dapat berupa perseroan, CV, perusahaan perseorangan, firma atau persekutuan.Dalam perusahaan dagang, jumlah uang yang diterima dari konsumen atas penyerahan barang dalam transaksi penjualan disebut sebagai penjualan dengan nama rekening khususnya yaitu penjualan. Jadi, penjualan merupakan pendapatan yang diperoleh perusahaan dagang dan akan mempunyai pengaruh menambah modal perusahaan.

Karena adanya barang fisik yang dibeli dan dijual, biasanya perusahaan dagang mempunyai gudang untuk menyimpan barang dagangan. Perusahaan membeli barang di leveransir atau pemesok (suppliers) dan menjualnya kepada pelanggan (customers). Semua biaya yang melekat pada kegiatan tersebut (termasuk barang keluar dan diserahkan kepada pelanggan) akhirnya akan menjadi biaya operasi yang merupakan elemen dalam Laporan Laba-Rugi. Susunan dan elemen yang terdapat dalam Laporan Laba-Rugi merupakan hal yang dapat digunakan untuk membedakan perusahaan dagang dan perusahaan jasa.Jadi, dapat disimpulkan bahwa perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan usahanya melakukan transaksi pembelian barang dagang yang kemudian dijual kembali untuk memperoleh laba tanpa mengubah bentuknya.2.2.1 Karakteristik Perusahaan DagangPerusahaan perdagangan adalah perusahaan yang beroperasi dengan membeli barang dagangan dan menjual kembali barang tersebut tanpa mengubah bentuk barang. Perbedaan utama dengan perusahaan jasa adalah jenis produk yang dijual. Perusahaan perdagangan menjual produk yang sifatnya riil (tangible goods), sedangkan pada perusahaan jasa menjual jasa (intangible goods).

Perbedaan antara kedua jenis perusahaan tersebut menyebabkan perbedaan elemen yang disajikan pada laporan keuangan. Pada perusahaan perdagangan, terdapat satu akun persediaan barang dagangan di neraca, dan hal tersebut tidak terdapat pada perusahaan jasa. Pada laporan rugi-laba perusahaan perdagangan akan menyajikan biaya pokok penjualan, sedangkan hal tersebut tidak terdapat pada laporan rugi-laba perusahaan jasa.2.2.2 Ciri-ciri Perusahaan Dagang1. Pendapatan utamanya berasal dari penjualan barang dagangan.

2. Biaya utamanya berasal dari harga pokok barang yang terjual dan biaya usaha lainnya.

3. Terdapat akun persediaan barang atau barang dagangan.

4. Tidak merubah barang.

5. Menjual barang lebih tinggi dari harga pembeliannya.

Selain itu, perusahaan dagang juga dapat dibedakan menjadi:

1. Pedagang Besar: Pedagang yang membeli barang dalam skala besar dan kemudian menjualnya kembali kepada pedagang yang lebih kecil untuk mendapatkan keuntungan.

2. Pedagang Menengah: Pedagang yang membeli barang dagangan dengan skala yang lebih kecil daripada pedagang besar.

3. Pedagang Kecil: Pedagang yang membeli barang dagangan dalam skala kecil dan menjualnya langsung ke konsumen.

Studi Kasus

Toko Banjar

Anggaran Neraca

Tiap Akhir Bulan untuk Triwulan Pertama Tahun 2017KeteranganJanuari FebruariMaret

ASET

Kas60.05060.17563.300

Piutang Dagang Bersih67.80074.50068.050

Sediaan Barang Dagangan121.875113.750120.250

Aset Tetap Bersih144.000138.000132.000

Jumlah Aset393.725386.425383.600

UTANG DAN MODAL

Utang Bank10.00010.0000

Utang Dagang89.87576.37581.250

Utang Bunga1002000

Modal Saham100.000100.000100.000

Laba Ditahan193.750199.850202.350

Jumlah Utang dan Modal393.725386.425383.600

2.3Pengertian Perusahaan JasaPerusahaan jasa adalahperusahaan yang mempunyai kegiatan utama memberikan pelayanan, kemudahan, dan kenyamanan kepada masyarakat untuk memperlancar aktivitas produksi maupun konsumsi. Jasa yang dihasilkan bersifat abstrak tapi bisa dirasakan manfaatnya oleh konsumen. Misalnya: Perusahaan jasa telekomunikasi, transportasi dan asuransi.

2.3.1Ciri-ciri perusahaan jasaSebuah perusahaan jasa mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a) Jasa yang dihasilkan bersifat abstrak.

Salah satu ciri penting dari perusahaan jasa adalah keabstrakan dari jasa yang dihasilkan. Namun walaupun abstrak, jasa ini bisa dirasakan manfaatnya oleh para konsumen. Contoh: Jasa seorang dokter.

b) Jasa yang diberikan tidak seragam

Dalam pelayanan jasa masing-masing konsumen bisa memperoleh jenis pelayanan yang berbeda antara dengan yang lain. Misalnya dalam suatu bengkel, teknisi bengkel akan memperbaiki mobil di mana ditemukan kerusakan. Bila mobil Amir yang rusak adalah bagian kemudi maka bagian yang diperbaiki, bila mobil Banu rusak di bagian kopling maka bagian koplinglah mobil Banu di perbaiki.

c) jasa yang dihasilkan tidak dapat disimpan

Berbeda dengan barang yang apabila dalam penggunaannya masih tersisi maka sisanya akan bisa disimpan untuk dapat digunakan di masa yang akan datang, sedangkan jasa tidak dapat disimpan. Sekali dibeli maka akan segera habis penggunaannya, tapi tidak bisa disimpan untuk penggunaan berikutnya. Contoh tiket kereta api, sekali dibeli maka harus diperbaiki, jika tidak dipakai pada tanggal yang tercantum, maka tiket tersebut tidak berlaku lagi.

2.3.3 Laporan Keuangan Perusahaan Jasa.Sebagai pemilik sebuah usaha jasa tailor, Karina tentu menginginkan informasi tentang kondisi keuangan usahanya. Berapa jumlah aset yang dimilikinya, berapa besar penghasilan atau laba yang diperolehnya dan berapa jumlah utang yang menjadi kewajibannya. Untuk mengetahuinya, maka disusun sebuah laporan keuangan perusahaan jasa.

1. Unsur-unsur dalam laporan keuangan.

Adapun unsur-unsur dalam laporan keuangan perusahaan jasa penyusun laporan keuangan adalah sebagai berikut:

a) Neraca

Neraca sebagai laporan yang berkaitan langsung dengan pengukuran posisi keuangan perusahaan. Neraca mempunyai unsur-unsur penyusun sebagai berikut:

1) Aktiva adalah sumber daya ekonomi yang dimiliki perusahaan, yang timbul dari peristiwa masa lalu dan akan memberikan manfaat ekonomi di masa yang akan datang. Dalam neraca, sebagian besar aktiva perusahaan akan disusun urut berdasar tingkat kelancaran atau likuiditasnya, kecuali untuk aktiva tetap yang disusun urut berdasarkan tingkat kekekalan. Kelancaran (likuiditas) adalah kecepatan perputaran aktiva untuk habis digunakan atau untuk berubah menjadi bentuk kas. Semakin cepat berubah menjadi bentuk kas atau habis dipakai maka aktiva tersebut dikatakan semakin lancar.

Berdasarkan hal tersebut maka unsur-unsur aktiva dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

(a) Aktiva lancar (current assets)

Aktiva lancar adalah aktiva yang akan habis digunakan atau berubah bentuk menjadi kas dalam waktu kurang dari satu tahun. Contoh aktia lancar adalah kas, persediaan perlengkapan.

(b) Investasi jangka panjang

Investasi jangka panjang adalah sumber ekonomis yang dimiliki oleh perusahaan dengan tujuan bukan untuk digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan, namun mempunyai tujuan lain seperti membeli saham untuk mengakuisisi (membeli) perusahaan lain dan sebagainya.

(c) Aktiva tetap

Hampir sama dengan aktiva lancar, namun aktiva tetap periodenya lebih panjang yakni lebih dari satu tahun. Untuk bisa dikategorikan ke dalam aktiva tetap, suatu aktiva harus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

(1) aktiva tersebut dibeli dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasi perusahaan.

(2) Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

Contoh aktiva tetap adalah kendaraan, mesin-mesin produksi bangunan dan sebagainya.

(d) Aktiva tidak berwujud

Aktiva tidak berwujud adalah aktiva yang melekat pada perusahaan secara keseluruhan dan tidak dapat diidentifikasi secara fisik namun dirasakan manfaatnya bagi perusahaan. Contoh: merek, hak cipta, goodwill dan sebagainya. Merek tidak bisa diidentifikasi, misalnya konsumen akan cenderung memilih produk tertentu dengan cara melihat merek. Karena aktiva tetap tidak berwujud ini merupakan aset perusahaan, maka harus dilindungi keberadaannya dari pihak-pihak yang menirunya.

(e) Aktiva lain-lain

Aktiva lain-lain adalah aktiva yang tidak memenuhi klasifikasi-klasifikasi di atas. Adapun contohnya adalah peralatan msein yang masih mempunyai umur ekonomis namun kondisinya telah rusak, dana jaminan dan sebagainya.

2) Kewajiban

Kewajiban adalah utang perusahaan saat ini yang timbul sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan akan dibayar oleh perusahaan di masa yang akan datang dengan sumber daya ekonomi yang ada. Kewajiban ini sering juga disebut utang.

Penyajian kewajiban di dalam neraca akan diurutkan dari yang palin cepat tanggal jatuh tempo atau tanggal pembayarannya. Kewajiban dibagi menjadi:

(a) Kewajiban jangka pendek

Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban perusahaan yang akan dibayar atau dilunasi dalam jangka waktu satu tahun atau kurang dengan sumber daya ekonomis yang ada. Contoh kewajiban jangka pendek adalah sumber utang dagang.

(b) Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang harus dibayar dalam kurun waktu lebih dari satu tahun. Adapun contoh kewajiban jangka panjang adalah utang obligasi.

3) Ekuitas

Ekuitas dapat diartikan sebagai hak residual atau sisa atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Jika diformulasikan dalam sebuah rumus menjadi sebagai berikut:

Ekuitas= Aktiva- Kewajiban

Dalam neraca, ekuitas disajikan secara urut berdasarkan tingkat kekekalannya. Semakin kekal (tidak berubah-ubah) maka akan ditempatkan pada urutan paling awal, demikian seterusnya ke bawah. Ekuitas sering juga disebut modal.

Adapaun elemen penyusun ekuitas sebagai berikut:

(a) Modal

Modal adalah penyerahan kas atau aktiva bentuk lain sebagai penyertaan seseorang pada suatu perusahaan. Sebagai gantinya, jika perusahaan berbentuk perseorangan terbatas maka perusahaan akan memberikan lembar saham sebagai bukti kepemilikan seseorang terhadap perusahaan. Modal perusahaan akan terbagi-bagi ke dalam lembar saham. Banyak sedikitnya saham tergantung dari besar kecilnya modal perusahaan dan juga besar kecilnya nilai nominal (nilai yang tertera dalam lembar saham). Namun jika perusahaan adalah perusahaan perseorangan maka cukup dicatat dalam jurnal saja.

(b) Agio Saham

Ketika suatu perusahaan go public (sahamnya dijual kepada masyarakat luas dan terdaftar di bursa efek) maka harga saham perusahaan akan berfluktuasi mengikuti pergerakan harga pasar di bursa efek. Bila harga saham lebih besar dari nominal maka kelebihan ini dinamakan agio, sedangkan bila harga saham lebih kecil dari nilai nominal maka selisih kurang ini disebut disagio. Penilaian penentuan agio/disagio dilakukan setiap hari akhir periode tertentu.

(c) Laba ditahan

Laba ditahan adalah bagian laba yang tidak dibagikan kepada pemilik. Laba diperoleh dari penghasilan dikurangi dengan biaya.

Selain itu di dalam bagian lab yang tidak dibagikan kepada pemilik. Laba diperoleh dari penghasilan dikurangi dengan biaya.

Selain itu didalam neraca dikenal beberapa akun lawan. Akun lawan ini berfungsi sebagai penyesuai dari jumlah yang seharusnya disajikan, sebagai contoh cadangan kerugian piutang.

b) Laporan Laba rugi

Laporan laba rugi merupakan laporan yang berkaitan dengan pengukuran kinerja perusahaan selama kurun waktu tertentu.

Adapun unsur-unsur penyusun laporan laba rugi sebagai berikut.

1) Penghasilan

Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomis atau dalam bentuk aliran kas masuk yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari tambahan modal, selama periode tertentu. Kenaikan manfaat ekonomi bisa diperoleh dengan cara penjualan barang/jasa, pendapatan bunga, keuntungan penjualan aktiva tetap dan sebagainya.

2) Biaya

Biaya adalah penurunan atau perubahan manfaat ekonomis yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan, selama periode tertentu. Perubahan manfaat ekonomis bisa diakibatkan dari pembelian barang atau jasa, sedangkan penurunan manfaat disebabkan oleh pemakaian dalam kegiatan operasional perusahaan bencana alam dan sebagainya.

2.4 Penyusunan Anggaran Perusahaan Jasa Perbankan

Dalam perusahaan jasa bank yang merupakan anggaran kunci adalah anggaran kredit, karena anggaran kredit sama fungsinya dengan anggaran jualan. Dalam penyusunan anggaran kredit harus memerhatikan faktor simpanan masyarakat, apakah simpanan masyarakat di bank dapat mendukung anggaran kredit. Oleh karena faktor simpanan di bank sama fungsinya dengan faktor produksi pada perusahaan industri.

Pada perusahaan industri dan dagang pada umumnya pengakuan terhadap dapatan dan beban dalam akuntansi menggunakan dasar akrual (pengakuan dilakukan atas dasa terjadinyatransaksi). Saat ini akuntansi perusahaan jasa bank, pengakuan dapatan didasarkan atas terjadinya pembayaran (dasar kas), sedangkan beban diakui atas dasar akrual.

2.4.1 Studi Kasus

Berdasarkan data neraca Bank Igra per 31 Desember 2011 terdapat kas Rp 5.850, giro di Bank Indonesia Rp2.000, giro bank lain Rp 1.500, pinjaman diberikan Rp 58.500, aset tetap bersih Rp 27.450, simpanan dan kewajiban segera lainnya Rp 43.500, modal saham Rp 49.000, sisa laba tahun lalu Rp 1.000, dan laba tahun berjalan Rp 1.800.

Data taksiran yang berhasil dikumpulkan sebagai berikut:

a. Pada awal tahun 2012, pinjaman yang diberikan pada tahun 2011akan dilunasi seluruhnya Rp 58.500

b. Dari pelunasan pinjaman tahun 2011 sebesar Rp 8.500 dan direncanakan dibayar pada awal tahun 2012 sebesar Rp 50.000 selama 5 tahun dengan tingkat bunga 12%c. Bunga simpanan dan kewajiban segera lainnya 5% setahun

d. Aset tetap disusun tiap tahun 10% dari nilai buku

e. Beban usaha lainnya tiap tahun Rp 570, kecuali tahun 2015 dan 2016 masing-masing Rp 100 dan Rp 50

Anggaran Neraca

Keterangan20122013201420152016

Kas9.53013.21031.70750.67569.692

Giro di Bank Indonesia2.0002.0002.0002.0002.000

Giro di Bank lain1.5001.5001.5001.5001.500

Pinjaman diberikan50.00050.00035.18318.1570

Aset tetap bersih24.70522.23420.01118.01016.209

ASET87.73588.94490.40190.34289.401

Simpanan dan kewajiban lain35.00035.00035.00035.00035.000

Modal saham49.00049.00049.00049.00049.000

Laba tahun lalu2.8003.7354.9446.4016.772

Laba (rugi) tahun berjalan9351.2091.457371-1.371

UTANG dan MODAL87.73588.94490.40190.77289.401

BAB IIIPENUTUP

Penyusunan anggaran perusahaan dagang lebih sederhana dibandingkan dengan penyusunan anggaran perusahaan manufaktur karena dalam perusahaan dagang tidak terdapat istilah bahan baku, tenaga kerja langsung, overhead pabrik, produk jadi, dan produk dalam proses. Produk jadi dan bahan baku terdapat dalam perusahaan manufaktur, sedangkan barang dagangan terdapat dalam perusahaan dagang.

Seperti halnya perusahaan manufaktur, anggaran tetap dan anggaran variabel juga terdapat pada perusahaan dagang, tetapi pada perusahaan dagang tidak menggunakan metode penghargapokokan penuh untuk menyusun anggaran tetap seperti yang terdapat pada perusahaan manufaktur, karena pada perusahaan dagang tidak terdapat penghargapokokan produk per unit. Harga pokok barang terjual atau harga pokok jualan pada perusahaan dagang merupakan biaya variabel, sedangkan pada perusahaan manufaktur yang menggunakan metode penghargapokokan penuh terdapat unsur biaya variabel dan unsur biaya tetap, yaitu biaya overhead pabrik tetap (misalnya biaya depresiasi pabrik).

Perusahaan jasa dapat dibedakan menjadi enam golongan: (1) perusahaan jasa keuangan (perusahaan perbankan, perusahaan asuransi, perusahaan pegadaian, dan perusahaan sewa guna usaha), (2) perusahaan jasa angkutan (perusahaan penerbangan, perusahaan perkapalan, perusahaan taksi, dan perusahaan angkutan lainnya), (3) perusahaan jasa hiburan (perusahaan bioskop, perusahaan permainan, perusahaan diskotek, dan perusahaan hiburan lainnya), (4) perusahaan jasa penitipan (perusahaan penitipan anak, perusahaan parkiran, dan perusahaan penitipan lainnya), (5) perusahaan jasa sewa (perusahaan perhotelan, perusahaan apartment, dan perusahaan penyewaan alat), dan (6) perusahaan jasa lainnya (perusahaan pengetikan, perusahaan penagihan, dan perusahaan percaloan).

Perusahaan jasa dalam bab ini untuk kepentingan penyusunan anggaran hanya membahas perusahaan jasa keuangan berupa perusahaan jasa perbankan, perusahaan jasa hiburan berupa perusahaan jasa bioskop, dan perusahaan jasa penitipan berupa perusahaan jasa parkir.DAFTAR PUSTAKAHarahap, Sofyan Syafri. (2007). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Helfert, E. A. 1996. Teknik Analisis Keuangan, Erlangga, Jakarta.

Horne, Van dan James dkk. (2009). Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Buku 1 Edisi ke-12. Jakarta: Salemba Empat.http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/128081-T%2026540-Peranan%20work Tinjauan%20literatur.pdf(diakses pada 1 Desember pukul 20.00)http://e-journal.uajy.ac.id/3428/3/2EA14301.pdf (diakses 1 Desember pukul 20.00)http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/26/jbptunikompp-gdl-s1-2005-widadianas-1297-bab_ii.doc (diakses 1 Desember pukul 20.00)

https://www.academia.edu/7024184/ANGGARAN_DASAR_NERACA_DAN_LABA_RUGI_PERUSAHAAN_DAGANG_OLEH (diakses 1 Desember pukul 20.00)http://www.zakapedia.com/2014/10/pengertian-perusahaan-jasa-dan-ciri.html#_ (diakses 1 Desember 2014)

5