pengangguran di jakarta

23
PENGANGGURAN DI JAKARTA OLEH : IMAM MUAMAR NPM : 0834030068 MATA KULIAH : EKONOMI PEMBANGUNAN DAN GEOGRAFI

Upload: imam-muamar

Post on 25-Jul-2015

110 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengangguran Di Jakarta

PENGANGGURAN DI JAKARTA

OLEH : IMAM MUAMAR

NPM : 0834030068

MATA KULIAH : EKONOMI PEMBANGUNAN DAN GEOGRAFI

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

Page 2: Pengangguran Di Jakarta

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pengangguran di Negara-negara berkembang seperti Indonesia, dalam pembangunan

ekonomi di Negara seperti ini pengangguran yang semakin bertambah jumlahnya

merupakan masalah yang lebih rumit dan lebih serius daripada masalah perubahan

dalam distribusi pendapatan yang kurang menguntungkan penduduk yang

berpendapatan terendah. Keadaan di Negara-negara berkembang dalam beberapa

dasawarsa ini menunjukan bahwa pembangunan ekonomi yang telah tercipta tidak

sanggup mengadakan kesempatan kerja yang lebih cepat daripada pertambahan

penduduk yang berlaku. Oleh karenanya, masalah pengangguran yang mereka hadapi

dari tahun ke tahun semakin bertambah serius.

Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang

tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak

sesuai dengan pasar kerja. Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi

para pencari kerja. Fenomena pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya

pemutusan hubungan kerja, yang disebabkan antara lain; perusahaan yang

menutup/mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan yang

kurang kondusif; peraturan yang menghambat inventasi; hambatan dalam proses

ekspor impor, dan lain-lain.

Penelitian Biro Pusat Statistik (BPS) membedakan angkatan kerja menjadi penduduk

yang bekerja dan penduduk yang mencari pekerjaan atau dapat di sebut sebagai

pengangguran terbuka. Pengertian BPS tentang angkatan kerja adalah penduduk usia

kerja (10 tahun ke atas) yang bekerja atau punya pekerjaan sementara tidak bekerja

dan yang mencari pekerjaaan. Sedangkan yang di maksud bukan angkatan kerja

adalah penduduk usia kerja yang kegiatannya tidak bekerja maupun mencari kerja.

Mereka adalah penduduk dengan kegiatan sekolah, menjurus rumah tangga tanpa

mendapat upah dan tidak mampu melakukan kegiatan seperti pension atau cacad

jasmani.

Page 3: Pengangguran Di Jakarta

Data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) ini sangat boleh jadi masih

lebih rendah daripada kenyataan riil yang ada di lapangan. Bisa saja dalam

kenyataannya angka pengangguran di Indonesia masih lebih tinggi dari data dan

angka resmi itu.

B. Perumusan Masalah

Meski menyandang predikat sebagai kota besar sekaligus Ibukota Negara, ternyata

Jakarta masih menyimpan masalah serius. Selain masalah kemacetan lalu lintas,

tingginya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), dan buta huruf,

Jakarta juga dihadapkan pada masalah tingginya angka pengangguran. Buktinya,

jumlah pengangguran di DKI selalu meningkat setiap tahun. Hingga Agustus 2008

ini, pengangguran di Jakarta berjumlah 543 ribu orang atau bertambah 998 orang

dibanding tahun sebelumnya yang berjumlah 542.002 orang. Penganggur itu rata-rata

berusia 19 hingga 23 tahun.

Peningkatan jumlah pengangguran ini salah satunya disebabkan oleh derasnya laju

urbanisasi dari daerah ke Jakarta. Selain juga diakibatkan banyaknya lulusan SMA

yang tidak mampu melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Kondisi ini tak pelak

membuat Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) DKI Jakarta bekerja

ekstra keras. Deded Sukandar, Kepala Disnakertrans DKI mengatakan peningkatann

jumlah pengangguran ini bukan hanya masalah Pemprov DKI saja, melainkan juga

menjadi masalah provinsi-provinsi lain di Indonesia. Bahkan sudah menjadi masalah

nasional yang juga turut dipikirkan oleh pemerintah pusat. Sebab, menurut Deded,

tingginya jumlah pengangguran di DKI disebabkan oleh tak terbendungnya laju

urbanisasi dari berbagai daerah ke Jakarta.

Saat ini, kata Deded, Disnakertrans sedang memilah-milah dari jumlah 543 ribu

pengangguran ini, mana yang memang asli usia produktif yang menganggur asal

Jakarta dan mana yang berasal dari luar Jakarta. Pemilahan ini berguna untuk mencari

pemecahan masalah yang tepat. Disnakertrans juga berupaya menurunkan jumlah

pengangguran hingga 20 persen di tahun 2008.

Page 4: Pengangguran Di Jakarta

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besarnya pengangguran

yang terjadi di Indonesia khususnya Jakarta, serta untuk mengetahui factor-faktor apa

saja yang menimbulkan terjadinya pengangguran dan juga untuk mengetahui

bagaiamana sikap pemerintah dalam mengatasi pengangguran.

Selain itu tujuan penelitian ini juga untuk melengkapi tugas Ekonomi Pembangunan

yang juga sebagai tugas Softskill program Diploma III Jurusan Manjemen Pemasaran.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

1. Penulis

Karena dengan tugas ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan bagi si

penulis mengenai masalah pengangguran

2. Masyarakat

Masyarakat juga dapat mengetahui penyebab apa saja yang menimbulkan

pengangguran serta masyarakat juga dapat bertindak langsung dalam upaya

mengatasi masalah pengangguran.

3. Rekan-rekan Mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk yang ingin mengetahui lebih

dalam mengenai Masalah pengangguran. hasil penelitian ini juga dapat

dimanfaatkan dan dijadikan salah satu bahan masukan ataupun bahan

pertimabangan dalam kegiatan penelitian selanjutnya.

E. Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis memakai metode observasi dengan

membaca, mencatat serta melihat keadaan secara langsung maupun dari pemberitaan

media elektronik selain itu penulis juga mendapatkan informasi ini melalui internet.

Page 5: Pengangguran Di Jakarta

F. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui gambaran yang lebih jelas mengenai makalah ini, maka penulisan

tugas makalah ini dikelompokan dalam 4 bab, yang dimana tiap-tiap bab membahas

mengenai materi sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, metode penelitian serta sistematikan penulisan

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisi mengenai pengertian serta factor-faktor apa saja yang

menimbulkan terjadinya pengangguran dan Jenis pengangguran

BAB III : ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini dibahas mengenai berbagai masalah masalah dalam pengangguran serta

pemecahan solusi dalam masalah ini.

BAB IV PENTUP

Penutup ini berisi mengenai Saran serta Kritik dan Daftar pustaka.

Page 6: Pengangguran Di Jakarta

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian pengangguran

Pengertian penganguran adalah sebutan untuk suatu keadaan di mana masyarakat

tidak bekerja. Menganggur adalah mereka yang tidak mempunyai pekerjaan dalam

kurun waktu seminggu sebelum pencacahan dan sedang berusaha mencari pekerjaan

dan ini mencangkup mereka yang sedang menunggu panggilan terhadap lamaran kerja

yang di ajukan atau sedang tidak mencari kerja karena beranggapan tidak ada

kesempatan kerja yang tersedia untuk dirinya walaupun dia sanggup.

B. Keadaan Masalah pengangguran

Di Negara-negara berkembang seperti Indonesia, dalam pembangunan ekonomi di

Negara seperti ini pengangguran yang semakin bertambah jumlahnya merupakan

masalah yang lebih rumit dan lebih serius daripada masalah perubahan dalam

distribusi pendapatan yang kurang menguntungkan penduduk yang berpendapatan

terendah. Keadaan di Negara-negara berkembang dalam beberapa dasawarsa ini

menunjukan bahwa pembangunan ekonomi yang telah tercipta tidak sanggup

mengadakan kesempatan kerja yang lebih cepat daripada pertambahan penduduk yang

berlaku. Oleh karenanya, masalah pengangguran yang mereka hadapi dari tahun ke

tahun semakin bertambah serius. Lebih malang lagi, di beberapa Negara miskin bukan

saja jumlah pengangguran menjadi bertambah besar, tetapi juga proporsi mereka dari

keseluruhan tenaga kerja telah menjadi bertambah tinggi.

kebanyakan investor asing tidak mau menanamkan modalnya di Indonesia karena

biaya ekonominya sangat tinggi akibat masih kuatnya praktek Korupsi, Kolusi dan

Nepotisme.

C. Jenis pengangguran

1. Jenis Pengangguran Berdasarkan Penyebabnya

Pengangguran Normal atau Friksional yaitu pengangguran sebanyak dua atau

tiga persen dari tenaga kerja. Para pengangguran ini tidak ada pekerjaan bukan

Page 7: Pengangguran Di Jakarta

karena tidak dapat memperoleh kerja, tetapi karena sedang mencari kerja yang

lebih baik. Dalam proses mencari kerja baru ini untuk sementara para pekerja

tergolong sebagai penganggur.

Pengangguran Siklikal , misalnya : di Negara-negara produsen bahan mentah

pertanian,penurunan ini mungkin di sebabkan kemrosotan harga – harga

komoditas. Kemrosotan ini mengakibatkan perusahaan – perusahaan

mengurangi pekerja atau menutup perusahaannya.

Pengangguran Stuktural, di sebabkan oleh perubahan struktur kegiatan

ekonomi . Wujudnya barang baru yang lebih baik,kemajuan teknologi

mengurangi permintaan atas barang tersebut, biaya pengeluaran sudah sangat

tinggi dan tidak mampu bersaing, dan ekspor produksi industri itu sangat

menurun oleh karena persaingan yang lebih serius dari Negara- Negara lain.

Kemerosotan itu akan menyebabkan kegiatan produksi dalam industry tersebut

menurun, dan sebagian pekerja terpaksa di berhentikan dan menjadi

penganggur.

Pengangguran teknologi, di sebabkan oleh penggantian tenaga manusia oleh

mesin-mesin dan bahan kimia. Di pabrik-pabrik ada kalanya robot telah

menggantikan pekerjaan manusia.

2. Jenis Pengangguran Berdasarkan Cirinya

Pengangguran Terbuka, Pengangguran ini tercipta sebagai akibat pertambahan

lowongan kerja yang lebih rendah dari pada bertambahan tenaga kerja.

Pengangguran Tersembunyi, Pengangguran ini pada umumnya terjadi di

sector pertanian atau jasa. Contohnya banyak Negara berkembang terjadi

bahwa jumlah pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi adalah lebih banyak dari

yang sebenarnya di perlukan supaya dia dapat menjalankan kegiatannya secara

efisien. Misalnya pelayan retoran yang lebih banyak dari yang di perlukan.

Pengangguran bermusim, Pengangguran ini terutama terdapat di sector

pertanian atau perikanan. Pada musim hujan penyadap karet dan nelayan tidak

dapat melakukan pekerjaan mereka dan terpaksa menganggur. Apabila dalam

masa di atas para penyadap karet dan nelayan tidak dapat pekerjaan lain maka

terpaksa menganggur.

Page 8: Pengangguran Di Jakarta

Setengah Menganggur, di sebabkan karena jam kerja mereka adalah jauh lebih

rendah dari yang normal. Mereka mungkin hanya bekerja satu hingga dua hari

dalam seminggu atau satu hingga empat jam sehari.

D. Kebijakan Pemerintah

Beberapa Tujuan Kebijakan Pemerintah

Tujuan Bersifat Ekonomi

Menyediakan lowongan pekerjaan dari tahun ke tahun

Meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat

Memperbaiki pembagian pendapatan

Tujuan Bersifat social dan politik

Meningkatkan kemakmuran keluarga dan kestabilan keluarga, di dalam suatu

rumah tangga harus ada yang mempunyai pekerjaan guna memenuhi

kebutuhannya.

Menghindari masalah kejahatan, karena semakin tinggi pengangguran maka

semakin tinggi kasus kejahatan.

Mewujudkan kestabilan politik, dalam perekonomian yang tingkat

penganggurannya tinggi masyarakat sering kali melakukan demontrasi dan

mengemukakan kritik atas pemimpin pemerintah dan ini dapat menghambat

kegiatan ekonomi. Sebagai akibatnya perkembangan ekonomi yang terlambat

berakibat pangangguran memburuk.

E. Tindakan Pemerintah

Tindakan pemerintah dalam mengatasi pengangguran:

o Mengurangi pajak mendorong lebih banyak investasi membari subsidi

o Meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat

o Memperbaiki pembagian pendapatan

o Menghindari masalah kejahatan

o Menambah keterampilan masyarakat

Page 9: Pengangguran Di Jakarta

BAB III

ANALISA PEMECAHAN MASALAH

A. Sikap Pemerintah

1. Menangani Lapangan Pekerjaan

Sikap Pemerintah pada saat bertambahnya para penganggur dan juga manusia-

manusia yang tidak berpendidikan yang menjadi salah satu

penyebabnya.seharusnya pemerintah membuka kursus untuk ketermpilan bagi

masyarakat. Salah satunya ada dengan meningkatkan peranan Balai Latihan

Kerja (BLK)

2. Keterampilan yang di sediakan Seperti menjahit, bengkel, tata boga,

komputer, dan keterampilan lainnya yang diperlukan oleh hotel, perusahaan

motor bahkan instansi pemerintahan daerah setempat.

3. Mutu para lulusan BLK yaitu memiliki keterampilan yang tidak kalah

kualitasnya dengan lulusan perguruan tinggi. Buktinya mantan didikan BLK

sudah ada yang diminta oleh hotel-hotel ternama, perusahaan garmen, dan

instansi pemerintah yang membutuhkan tenaga kerja. Contohnya,

sambungnya, di BLK Jakarta Timur. Dari 60 orang yang menempuh pelatihan

kerja di sana, hampir 50 persen diminta beberapa perusahaan untuk menjadi

pegawai mereka.

4. Disnakertrans bekerja sama

Cara lainnya, Disnakertrans juga membina kerja sama dengan berbagai

perusahaan untuk mengadakan pelatihan keterampilan. Saat ini, Disnakertrans

telah mengadakan pelatihan kerja sama bengkel dengan Perusahaan Toyota

Astra. Dari hasil pelatihan tersebut, Toyota Astra akan melihat peserta didik

yang dinilai berkualitas baik lalu diajak bergabung untuk bekerja di

perusahaannya

B. Mengenai Tingkat Penganguran

Page 10: Pengangguran Di Jakarta

Terjadi karena Urbanisasi tidak bisa di tekan ini terlihat pada setiap akhir tahun seusai

labaran , Jakarta akan menampung masyarakat yang dating dari provinsi lain.Untuk

menekan arus urbanisasi, mantan Walikota Jakarta Pusat ini menyatakan perlu kerja

sama dengan pemerintah provinsi lain. Dengan azas otonomi daerah, pembangunan di

luar Jakarta harus dapat diakselarasikan dengan di ibukota, sehingga tidak ada lagi

warga yang berbondong-bondong datang ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Karena

di daerahnya telah memberikan kesempatan pekerjaan yang lebih luas dari ibukota.

Ketidak Stabilan angka Pengangguran Salah satunya disebabkan jumlah pencari kerja

lebih banyak dari lowongan kerja yang ditawarkan dan penempatan kerja dari pencari

kerja yang dianggap memenuhi kriteria yang dipersyaratkan perusahaan-perusahaan.

C. Kepedulian Masyarakat

Mengapa kita peduli terhadap angka-angka tersebut?

Pertama, angkayang kurang akurat tidak akan menghasilkan perumusan kebijakan

yang tajam danlangkah-langkah penanganan yang saksama.

Kedua, masalah pengangguranberdampak luas terhadap kehidupan sosial dan politik

yang pada gilirannya akanmemukul balik kestabilan makro-ekonomi yang telah

dicapai dengan susah payah.

D. Dampak Negatif dari pengangguran dan Penuntasanya

Seperti:beragamnya tindakan kriminal, anak jalanan, pengemis, prostitusi,

perdagangan anak, aborsi, pengamen dan sebagainya sudah menjadi

patologi sosial atau kuman penyakit sosial yang menyebar bagaikan virus kankeryang

sulit diberantas. Penyakit sosial ini sangat berbahaya dan menghasilkankorban-korban

sosial yang tidak ternilai. Menurunnya kualitas sumber daya

manusia, tidak dihargainya martabat dan harga diri manusia yang merupakan

korbansosial dari penyakit sosial ini sudah sangat merusak sendi-sendi

kehidupankemanusiaan yang beradab. Karena itu persoalah pengangguran ini

harussecepatnya dipecahkan dan dicarikan jalan keluarnya yang terbaik. Tentunya

untuk menghilangkan pengangguran dalam situasi kehidupan ekonomi Bangsa yang

Page 11: Pengangguran Di Jakarta

sedang morat-marit ini adalah sesuatu yang tidak mungkin. Tetapi upaya mengurangi

pengangguran bukanlah hal yang mustahil.

Cara yang realistis dalam jangka pendek mengurangi pengangguran adalah

memberdayakan sektor informal, padat karya dll disamping strategi jangka panjang

seperti pemerataan wilayah pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan desentralisasi.

Sector informal dinilai sangat membantu menyerap orang-orang yang menganggur

tetapi kreatif dan menjadi peredam di tengah pasar global. Namun bukan berarti

sektor formal diabaikan. Jika ternyata sektor informal ternyata dapat menjawabi

sebagian dari masalah pengangguran yang dihadapi Bangsa kita, maka sudah

waktunya sektor informal ini didukung oleh pemerintah dengan menyiapkan

anggaran. Anggaran ini bisa digunakan untuk dijadikan modal pengembangan usaha

ekonomis produktif bagi pekerja-pekerja informal.

Keterbatasan mereka di dalam pendidikan sangat mudah dijadikan alat

komoditas politik untuk melakukan berbagai konflik sosial di tengah masyarakat

Pengangguran erat kaitannya dengan kemiskinan dan kemelaratan.

Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar seperti sandang, pangan dan papan

menjerumuskan sebagaian besar manusia Indonesia ke jurang kemelaratan. Tidak

tercapainya pemenuhan kebutuhan ekonomi ini akan menciptakan masalah-masalah

social.

E. sebab langsung(direct causes)

Ada beberapa sebab langsung(direct causes) terjadinya pengangguran besar-besaran

di Indonesia yakni:

1) terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja,

2) Kelangkaan Lapangan Kerja,

3) Pemulangan TKI ke Indonesia,

4) Rasionalisasi karyawan dll.

Page 12: Pengangguran Di Jakarta

Sebab langsung ini pada saat yang sama menjadi akibat dari sebab-sebab yang lain.

PHK disebabkan oleh perusahaan bangkrut. Perusahaan bangkrut disebabkan oleh

karena kredit macet/tidak mampu mengangsur pinjaman Bank. Kredit macet

disebabkan oleh krisis ekonomi yang melanda bangsa ini sejak tahun 1997. Krisis

ekonomi disebabkan oleh krisis moneter(melemahnya nilai rupiah terhadap dolar AS).

Krisis moneter disebabkan oleh rusaknya ekonomi Indonesia. Kerusakan ekonomi ini

disebabkan oleh adanya mental korup, kolusi dan nepotisme (KKN) yang menggurita

dan sistematik pada semua lembaga negara dan swasta. Budaya KKN ini disebabkan

oleh pemerintahan yang kotor(tidak bersih). Masih bisa dicari lagi sebab-sebabnya

misalnya dekadensi(kemerosotan moral),

F. akademisi/intelektual atau LSM Sebagai pihak yang Netral

kaum akademisi/intelektual atau LSM Sebagai pihak yang Netral harus menciptakan

modelmodel penyadaran ini sebagai cara menjembatani(bridging the gap) keadaan

yang sekarang dengan keadaan yang diinginkan. Usaha mengkomunikasikan segala

hal yang bertujuan agar terbentuk pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang positip

dalam rangka menciptakan kehidupan sosial yang baik di

kalangan para penganggur kurang terdidik ini harus dibangun dalam konteks

penghormatan terhadap martabat manusia(human dignity) itu sendiri.

Berbagai cara penyadaran dengan penggunaan audio visual, slide, film,

sangat membantu di dalam prosesnya sehingga tidak menimbulkan

kebosanan. Metode-metode ceramah dan bersifat menggurui harus dihindari

mengingat pesertanya adalah para penganggur yang kehilangan

matamepencaharian. Harus lebih banyak diskusi dan sharing pengalaman

untuk membangkitkan gairah mereka di dalam situasi-situasi sulit

menghadapi kerasnya kehidupan sebagai penganggur. Kondisi menganggur

adalah kondisi dimana segala-galanya hilang dan tercabut dari seseorang,

bukan saja sumber nafkah, tetapi juga recognition(pengakuan) dan harga

diri. Kehilangan jati diri inilah yang membuat orang yang menganggur akan

mengalami stress yang tinggi dan apabila tidak mampu dikendalikan maka

akan menjadi depresi yang mengarah kepada sakit mental atau gila. Karena

pertimbangan itulah maka proses penyadaran ini harus melibatkan banyak

pihak termasuk para psikolog dan psikiater. Bisa saja usaha penyadaran ini

Page 13: Pengangguran Di Jakarta

bagi sebagian besar penganggur dirasakan membuang-buang waktu karena

mereka harus mencari kerja untuk bisa menghidupi anak istrinya atau

keluarganya. Untuk mengatasi masalah ini,maka upaya pertama(penyadaran)

diikuti dengan upaya yang kedua yang lebih konkret dan realistis yakni

Pemberdayaan secara ekonomis dan social Penyadaran melalui pembentukan sikap

dan mental yang dilakukan pada tahap pertama di atas harus diikuti dengan

pemberdayaan tahap kedua yang lebih bersifat ekonomis dan konkret. Kebutuhan para

penganggur dan keluarganya dalam jangka pendek adalah kebutuhan akan makan dan

minum Pemenuhan kebutuhan dasar ini harus didahulukan dan menjadi perhatian

utama. Karena para penganggur berpendidikan rendah ini sangat banyak maka mereka

bisa disalurkan dalam kegiatan-kegiatan padat karya yang bias mendatangkan upah

bagi mereka. Bahkan menurut Bambang Widianto, Direktur Ketenagakerjaan dan

Analisis Ekonomi Bappenas9, lima tahun ke depan negara ini masih harus

mengembangkan industri padat pekerja dan sangat tidak mungkin beralih ke teknologi

modern karena struktur angkatan kerja, pekerja dan pengangguran terbuka menurut

pendidikan masih didominasi oleh tamatan Sekolah Dasar (SD) ke bawah. Tenaga-

tenaga para penganggur kurang terdidik ini bisa dimanfaatkan di kegiatan-kegiatan

padat karya sehingga mereka bisa mendapatkan kembali harga dirinya yang telah

hilang oleh karena terkena pemutusan hubungan kerja atau karena tidak adanya

ketrampilan di dalam bekerja. Pada pemberdayaan ekonomi ini

G. Upaya Memecahkan masalah Penganguran

Abraham Maslow menyebut 5 kebutuhan manusia dalam 5 tingkatan hierarkis yaitu :

1) kebutuhan akan makan, minum dan pakaian,

2) kebutuhan akan keselamatan,keamanan,

3) kebutuhan akan rasa memiliki atau sosial,

4) kebutuhan akan penhargaan dan

5) kebutuhan akan aktualisasi diri.

Alderfer memformulsikannya menjadi tiga dan disebutnya ERG

1) kebutuhan akan Eksistensi,

2) kebutuhan akan Relatedness(hubungan) dan

3) kebutuhan akan Growth(pertumbuhan) meliputi penghargaan

Page 14: Pengangguran Di Jakarta

BAB IV

KESIMPULAN DAN PENUTUP

Pengangguran di Indonesia yang telah mencapai puluhan juta orang

merupakan suatu masalah yang mendesak yang harus segera dipecahkan karena

dampak pengangguran itu akan sangat berbahaya bagi tatanan kehidupan sosial.

Adalah fakta bahwa berbagai kejahatan sosial seperti

pencurian/penodongan/perampokan, pelacuran, jula beli anak, anak jalanan dan

lain-lain merupakan dampak dari pengangguran. Dilihat dari dampaknya yang luas

terhadap tatanan kehidupan sosial, pengangguran telah menjadi kuman penyakit

sosial yang relatif cepat menyebar, berbahaya dan beresiko tinggi menghasilkan

korban sosial yang pada gilirannya menurunkan kualitas sumber daya manusia,

martabat dan harga diri manusia. Karena itulah maka melalui strategi komunikasi

pembangunan, kebijakan-kebijakan jangka pendek dan jangka panjang yang realistis

mutlak dilakukan agar angka pengangguran dapat ditekan/dikurangi.

Dengan kebijakan yang langsung menyentuh permasalahan pengangguran,

maka penyebab dari berbagai patologi sosial yang dialami masyarakat saat ini dapat

dikurangi. Berbagai masalah sosial perkotaan yang meresahkan masyarakat saat ini

berakar dari kesulitan hidup atau kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh ketiadaan

sumber hudup(pekerjaan).

Page 15: Pengangguran Di Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

1. Conyer Diana, 1994. Perencanaan Sosial di Dunia Ketiga. Yogyakarta : Gajah

Mada University Press.

2. John Naisbit dan Patricia A. Delapan Jalan Menuju Perubahan.

Gramedia, 1993.

3. Jelamu Ardu Marius. Dilema Pembauran Golongan Minoritas Cina.

Studi Kasus di Kupang NTT. Tesis, Pascasarjana UI, 1999.

4. Harian Kompas, 25 Oktober 2003.

5. Harian Kompas, 10 September 2003

6. Harian Kompas, 27 September 2003.

7. Harian Pos Kupang, 20 Juni 2003.

8. Suarapublika, Novermber 2003.

9. Undang-Undang Otonomi Daerah No. 22 tahun 1999

10. Buku Makro Ekonomi ‘Teori Pengantar’ Edisi ketiga, Sukirno,Sadono Penerbit

Raja Grafindo Persada, Jakarta.

11. Buku Ekonomi Pembangunan, Prayitno, Hadi . Penerbit Ghalia Indonesia

12. Dok./ Beritajakarta.com

13. WWW.Google.com

14 Kompas Kamis 5 Februari 2009