penganta ilmu pertanian
TRANSCRIPT
7/23/2019 PENGANTA ILMU PERTANIAN
http://slidepdf.com/reader/full/penganta-ilmu-pertanian 1/9
PENGANTA ILMU PERTANIAN
DAMPAK SITEM LAHAN BERPINDAH
Disusun Oleh:
Nur Cahyo Bui Prason!"o
H#$#%&&'
PROGRAM STUDI AGEIBISNIS
(AKULTAS PERTANIAN
UNI)ERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
*&#+
7/23/2019 PENGANTA ILMU PERTANIAN
http://slidepdf.com/reader/full/penganta-ilmu-pertanian 2/9
I, Penahuluan
Pemanfaatan sumberdaya alam (SDA) dibutuhkan suatu kearifan untuk
menjaga keseimbangan agar ekosistem dapat lestari. Hal tersebut ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan sekarang maupun generasi mendatang. Dalam pemanfaatan
sumberdaya alam, misalnya lahan pertanian diperlukan perencanaan dan
penanganan yang tepat dan bertanggung jaab, agar lahan tersebut tidak
terdegradasi dan tetap memberikan keuntungan. Degradasi lahan untuk tanah!
tanah tropis umumnya disebabkan oleh erosi. Penanggulangan erosi telah banyak
dilakukan dan dikembangkan melalui tekonologi!teknologi konser"asi tanah dan
air.
Perladangan berpindah ( shifting cultivation) merupakan satu diantara
yang menerapkan teknologi konser"asi dalam pertanian yang lebih berintegrasi
dengan sistem alami. #enurut $ahajir (%&&'), baha dari perspektif sosial
budaya, sistem perladangan berpindah secara umum dianggap sebagai satu!
satunya sistem pertanian yang sesuai dengan ekosistem hutan tropis. Disamping
itu, sistem perladangan dari segi ekologi, lebih berintegrasi ke dalam struktur
ekosistem alami (eert, '*+). Sedangkan dalam hal biode"ersiti di dalam
sistem perladangan berpindah lebih tinggi dari sistem pertanian permanen seperti
saah. -ingginya biode"ersitikeanekaragaman hayati adalah berasal dari
pemberaan dan tanaman beraneka (mixed cropping ).
Dalam perladangan berpindah, tahapan pemberaan ( fallow) merupakan
persentasi tertinggi dalam proses penggunaan lahan, di mana tanah digunakan
dalam aktu periode yang pendek, sehingga erosi dan sedimentasi di sungai
rendah. #emang, praktek pembakaran bisa menyebabkan kehilangan nutrient,
tetapi dapat meningkatkan pH yang baik untuk pertumbuhan tanaman, sedangkan
kandungan bahan organik disimpan selama pemberaan. Dalam sistem dengan
periode pemberaan stabil tidak menyebabkan peningkatan /0% pada atmosfir
karena penghutanan kembali. 1endahnya produkti"itas dapat dipecahkan jika
institusi penelitian agrikultural mengambil peranan yang lebih baik dalam
mengalokasikan sumberdaya dalam peningkatan agronomik pada sistem
7/23/2019 PENGANTA ILMU PERTANIAN
http://slidepdf.com/reader/full/penganta-ilmu-pertanian 3/9
perladangan berpindah. 0leh sebab itu, sistem perladangan berpindah dapat
dijadikan alternatif sistem agrikulture yang permanen di ilayah tropis basah.
II, Pe-.ahasan Lahan Ber/inah
A, Laan! Ber/inah
Pada ilayah tanah hutan, ada suatu area yang dibersihkan dan
ditanami setiap tahun untuk pertanian perladangan. Sistem pertanian ini dapat
didefinisikan secara sangat umum sebagai suatu sistem pertanian yang
menerapkan konser"asi secara langsung, sehingga dapat dikatakan sebagai
sistem pertanian berkelanjutan di mana penebasan dilakukan secara tidak
menetap, atau hanya sementara dan ditanami dengan tanaman untuk beberapa
tahun saja, kemudian tanah hutan itu ditinggalkan untuk pemberaan lahan yang
cukup lama.
2amun, menurut $ahajir (%&&'), sistem perladangan ini masih sangat
sulit ditemukan dalam penelitian dalam hal3 soal!soal mengenai tipe
penggunaan tanah perladangan, batas!batas kritis tanah yang luar biasa dan
relasi!relasi yang bermakna di antara aktu, tempat, teknik dan ekologi lokal.
#etode yang beraneka ragam dan konsekuensi!konsekuensi perladangan ini
bagi manusia, tumbuhan, dan tanah tampaknya baru!baru ini mulai dipahami
oleh para peneliti perladangan di dunia.
Dalam perladangan, secara teknologi dapat dilihat dari cara!cara
dalam mana lingkungan secara artifisial dimodifikasi dan mencakup peraatan
tanaman, tanah, hama, dan lain!lain, yang berhubungan sangat kompleks.
Pembedaan yang bersifat sementara menunjuk pada lamanya fase suksesif
perladangan, seperti (') pemilihan ( selecting ), (%) penebasan (cutting ), (4)
pembakaran (burning ), (5) penanaman (cropping ), dan (6) pemberaan
( fallowing ). 7ase ' sampai % merupakan pembersihan "egetasi!"egetasi tua
yang tidak rele"an bagi keperluan pengolahan ladang, sedangkan dua fase
terakhir merupakan kontrol terhadap "egetasi!"egetasi baru (baru ditanam atau
tumbuhbertunas). Di sini, terlihat fase 5 dan 6 menujukkan baha keadaan
lingkungan yang telah ada, lamanya yang relatif tentang periode!periode
7/23/2019 PENGANTA ILMU PERTANIAN
http://slidepdf.com/reader/full/penganta-ilmu-pertanian 4/9
penanaman bisa berubah!ubah dari pada fase pembersihan sebelumnya (fase '
sampai 4). Selanjutnya, periode terlama yang proporsional adalah sebagai
representasi dari pemberaan.
Perladangan berpindah ini juga merupakan sistem pertanian yang
terintegrasi dan berkesinambungan dalam ruang dan aktu. Sistem
perladangan ini dilakukakan secar berpindah!pindah sebagai ciri utama
kearifan ekologi, dari lokasi lahan ladang yang satu ke lokasi lahan ladang
berikutnya guna mengistirahatkan ( fallow) hutan tanah lahan perladangan yang
telah diolah beberapa kali dalam siklus tahun ladang untuk jangka aktu bera
yang ideal, yaitu sekitar '& 8 '6 tahun sebelum digunakan kembali pada rotasi
berikutnya. Di sini jelas terlihat baha aktu bera sangat berpengaruh besar
pada kesuburan tanah dan tingkat produksi yang dihasilkan. $ahajir (%&&')
mengklasifikasikan hutan sekunder berdasarkan masa bera seperti berikut ini,
yakni3 (') hutan sekunder tua dengan masa bera '& !'6 tahun, (%) hutan
sekunder muda dengan masa bera '& 8 6 tahun, dan (4) hutan sekunder
termuda dengan masa bera kurang dari 6 tahun.
B, Laan! Ber/inah Se.a!ai Solusi Konser0asi Lahan
Sistem perladangan berpindah bagi sebagian ahli dianggap sebagai
pemborosan dari sumberdaya alam, atau sangat primitif (Spare '***), dan
dikenal secara relatif mempunyai ouput yang rendah per unit areanya. Hal ini
kalau ditinjau dari segi ekonomi, tetapi mungkin karena perhatian terhadap
sistem inilah yang masih sangat kurang, yang sebenarnya membutuhkan
tindakan yang lebih spesifik untuk menjadi sistem yang dapat diterima, untuk
menjadi alternatif sistem pertanian konser"asi.
Perladangan berpindah tidak menyebabkan efek yang berbahaya
terhadap lingkungan, bahkan mampu menyediakan alternatif yang aman
dibandingkan dengan sistem pertanian lainnya di hutan tropis basah. Adapun
kurangnya peningkatan produkti"itas adalah merupakan konsekuensi dari
pengabaian dari sistem ini di dalam kebanyakan penelitian pertanian. Hal ini
bisa dilihat dari hasil penelitian $ahajir, yang menemukan baha hasil
7/23/2019 PENGANTA ILMU PERTANIAN
http://slidepdf.com/reader/full/penganta-ilmu-pertanian 5/9
perladangan berpindah tidak sanggup lagi mencukupi kebutuhan subsisten
mereka.
Dalam konteks pembahasan di sini, perladangan berpindah sebagai
sistem pertanian yang menggunakan pemberaan sebagai hal yang utama dalam
menjaga produkti"itas. Sistem perladangan dikerjakan hanya ' 8 % tahun dalam
penanaman yang kemudian dilanjutkan dengan periode bera yang panjang.
9rosi sudah lama disadari sebagai masalah utama dalam perladangan
berpindah, tetapi sangat sedikit studi kuantitatif yang ada tentang erosi dari
perladangan berpindah, sehingga masih begitu terbatas. Dari studi yang pernah
dilakukan menunjukkan pembersihan lahan pada perladangan berpindah secara
tradisional lebih rendah jumlah erosi dan kehilangan sedimin dari sistem
dibandingkan pada beberapa bentuk pembersihan lahan (land clearing ) dan
sistem pengolahan tanah (tillage). Alasan rendahnya erosi adalah sangat
pendiknya periode terbukanya tanah (setelah pembakaran, sebelum tanaman
mantap), tanpa atau sedikit pengolahan tanah (tillage), dan dengan
membentangkan pohon!pohon yang tidak terbakar secara horisontal terhadap
kemiringan ( slope). Dengan sedikit sedimin yang hilang dari sistem dan
pemakaian bahan kimia yang terbatas sekali, maka sumberdaya air tidak
terpengaruh secara serius.
Selama penanam, nutrient kehilangan utamanya akibat pembakaran
dan beberapa dari pencucian (leaching ), tetapi hanya jumlah terbatas yang
dipindahkan oleh tanaman sebagai sisa tanaman yang tertinggal di lapangan
dan pertumbuhan kembali pada masa bera dapat menahan kembali nutrient.
Peningkatan penyimpanan karbon dalam jangka panjang, kalau bisa
sampai %& 8 6& tahun di dalam tanah, tanaman dan produksi tanaman
mempunyai efek menguntungkan terhadap lingkungan dan pertanian. $ahan
tanaman budidaya, padang gembalaan dan hutan dapat dikelola baik untuk
aspek produksi maupun penyimpanan karbon. :edua pendekatan pengelolaan
lahan tersebut dapat dicapai dengan penerapan pengelolaan lahan yang sudah
banyak dikenal seperti pengolahan tanah konser"asi, pengelolaan unsur hara
7/23/2019 PENGANTA ILMU PERTANIAN
http://slidepdf.com/reader/full/penganta-ilmu-pertanian 6/9
yang efisien, pengontrolan erosi, penggunaan tanaman penutup tanah, dan
restorasi lahan!lahan terdegradasi.
:onser"asi lahan melalui pemberaan ( fallow) yang panjang dapat
dengan cepat meningkatkan penyimpanan karbon dalam tanah. Peningkatan
bahan organik tanah secara global dalam jangka aktu yang lama akan mampu
memberikan efek yang menguntungkan terhadap penurunan rata!rata
peningkatan /0% atmosfer dan peningkatan produkti"itas tanah, khususnya
dalam banyak areal tanah yang telah terdegradasi.
Pengolahan tanah merupakan kebudayaan yang tertua dalam pertanian
dan tetap diperlukan dalam pertanian modern. #enurut Arsjad, yang
mendefinisikan pengolahan tanah sebagai setiap manipulasi mekanik terhadap
tanah yang diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi
pertumbuhan tanaman. -ujuan pengolahan tanah adalah untuk menyiapkan
tempat pesemaian, tempat bertanam, menciptakan daerah perakaran yang baik,
membenamkan sisa tanaman, dan memberantas gulma. /ara pengolahan tanah
sangat mempengaruhi struktur tanah alami yang baik yang terbentuk karena
penetrasi akar, apabila pengolahan tanah terlalu intensif maka struktur tanah
akan rusak. :ebiasaan petani yang mengolah tanah secara berlebihan dimana
tanah diolah sampai bersih permukaannya merupakan salah satu contoh
pengolahan yang keliru karena kondisi seperti ini mengakibatkan butir tanah
terdispersi oleh butir hujan, menyumbat pori!pori tanah. ;ntuk mengatasi
pengaruh buruk pengolahan tanah, maka dianjurkan beberapa cara pengolahan
tanah konser"asi yang dapat memperkecil terjadinya erosi. /ara perladangan
berpindah dengan 3
'. Tanpa olah tanah (TOT), tanah yang akan ditanami tidak diolah dan sisa!
sisa tanaman sebelumnya dibiarkan tersebar di permukaan, yang akan melindungi
tanah dari ancaman erosi selama masa yang sangat raan yaitu pada saat
pertumbuhan aal tanaman. Penanaman dilakukan dengan tugal
%. Pengolahan tanah minimal , tidak semua permukaan tanah diolah, hanya
barisan tanaman saja yang diolah dan sebagian sisa!sisa tanaman dibiarkan pada
permukaan tanah
7/23/2019 PENGANTA ILMU PERTANIAN
http://slidepdf.com/reader/full/penganta-ilmu-pertanian 7/9
4. Pengolahan tanah menurut kontur , pengolahan tanah dilakukan memotong
lereng sehingga terbentuk jalur!jalur tumpukan tanah atau dengan melintangkan
pohon yang tidak terbakar (logs) dan alur yang menurut kontur atau melintang
lereng. Pengolahan tanah menurut kontur akan lebih efektif jika diikuti dengan
penanaman menurut kontur juga yang memungkinkan penyerapan air dan
menghindarkan pengangkutan tanah.
Dari sistem perladangan berpindah, cara pengolahan tanah sudah
diterapkan, sehingga dapat menggunakan sesuai dengan keperluan dan
kemampuannya. Penyesuaian dengan ekologi setempat inilah yang menjadikan
sistem perladangan berpindah dapat dikatakan sebagai sistem pertanian
konser"asi. Sistem ini memang perlu lebih ditingkatkan, atau diberikan
sentuhan ilmu pengetahuan yang juga disesuaikan.
<erdasarkan penggunaan teknik tradisional, perladangan berpindah
sangat sesuai dengan lingkungan dan dapat lebih berkelanjutan dari sistem
pertanian permanen dalam kondisi tropis basah. :ebanyakan studi tentang
perladangan berpindah telah memfokuskan pada efek terhadap praktek
manajemen dan sangat sedikit penelitian yang telah dilakukan untuk
peningkatan secara agronomi terhadap produksi tanaman di dalam sistem,
karena sistem tersebut sudah melekat sebagai primitif dan anti pembangunan.
#asalah lainnya, adalah baha perladangan berpindah lebih sering
dibandingkan dengan kegiatan kehutanan (seperti agroforentry yang hampir
sama dengan shifting cultivation) atau bahkan sumberdaya hutan daripada
dengan sistem pertanian lainnya. Hal ini sangat tidak realistis untuk
mengharapkan perladangan berpindah menjadi sama tidak berbahaya seperti
hutan alami. =ni adalah sistem pertanian, yang dibuat dengan menggunakan
hutan dan harus disadari seperti itu.
7/23/2019 PENGANTA ILMU PERTANIAN
http://slidepdf.com/reader/full/penganta-ilmu-pertanian 8/9
III, Penu1u/
Perladangan berpindah ( shifting cultivation) merupakan suatu sistem
yang dibangun berdasarkan pengalaman masyarakat dalam mengolah lahan dan
tanah yang dipraktekan secara turun menurun. <erbagai hasil penelitian, dengan
dasar yang berbeda, akan menghasilkan suatu yang positif dan negatif. Secara
negatif, perladangan berpindah dianggap menyebabkan penggundulan hutan dan
erosi tanah yang sangat kritis. -uduhan yang paling sering, saat kebakaran hutan
di :alimantan, salah satu yang dianggap menjadi sebab adalah sistem perladangan
berpindah. :emudian, dari segi produkti"itas dianggap sangat rendah, apalagi bila
dibandingkan dengan resiko lingkungan yang akan terjadi.
2amun demikian, sisi positifnya, baha sistem perladangan berpindah
ini lebih akrab dengan sistem alami yang tentunya lebih adaptif, karena
mempertahankan struktur alami dari pada melakukan perubahan ekosistem yang
sangat baru. Pada kesempatan ini, sisi positif perlu mendapat perhatian yang lebih
mendalam, terutam bila dihubungkan dengan konser"asi, yaitu (i) pemberaan
( fallow) dalam konser"asi tanah dan (ii) sistem perladangan berpindah sebagai
suatu bentuk pertanian konser"asi.
7/23/2019 PENGANTA ILMU PERTANIAN
http://slidepdf.com/reader/full/penganta-ilmu-pertanian 9/9
Da21ar Pus1a"a
$ahajir, %&&'. Etnoekologi Perladangan Orang ayak Tun!ung "inggang# alang
Printika3 >ogyakarta.
Sparre, P. dan S./. ?enema. '***. =ntroduksi Pengkajian $ahan -ropis.:erjasama
7A0 dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian, @akarta.