pengantar bisnis - merger dan akuisisi.doc
DESCRIPTION
Pengantar Bisnis, Merger, AkuisisiTRANSCRIPT
PENGANTAR BISNIS
Merger, akuisisi, dan contoh kasusnya
PERLUASAN BISNIS
Dewasa ini, pertumbuhan ekonomi dunia cenderung mengalami kemajuan yang
amat pesat. Dari banyak pelaku bisnis, diantaranya adalah perusahaan-perusahaan yang
bersifat perusahaan kecil, perusahaan nasional, maupun perusahaan internasional.
Perusahan-perusahaan ini tentunya bertujuan untuk mencari keuntungan (profit),
dengan cara memenuhi kebutuhan konsumen. Seiring dengan kemajuan zaman, maka
sebuah perusahaan akan berusaha untuk terus memperluas usaha bisnisnya. Salah satu
strategi untuk menjadi perusahaan yang besar dan mampu bersaing adalah melalui ekspansi baik
dalam bentuk ekspansi internal maupun eksternal. Ekspansi internal terjadi pada saat divisi-divisi
yang ada dalam perusahaan yang tumbuh secara normal melalui kegiatan capital budgeting
sedangkan ekspansi eksternal dapat dilakukan dalam bentuk penggabungan usaha (business
combination). Penggabungan usaha dalam akuntansi ada tiga bentuk yaitu: konsolidasi, merger dan
akuisisi.
Strategi merger dan akuisisi merupakan salah satu bentuk strategi populer, yang awalnya
naik daun pada era tahun 1970an.
Proses ini didorong oleh 3 faktor utama:
• Semakin menyatunya sistem perekonomian regional dan perekonomian dunia,
• Adanya ekspansi perusahaan-perusahaan MNC ke berbagai negara, dan
• Berbagai terobosan teknologi informasi dan telekomunikasi setelah tahun 1980 yang
memudahkan proses alih informasi dan kapital.
Alasan perusahaan lebih tertarik memilih merger dan akuisisi sebagai strateginya daripada
pertumbuhan internal adalah karena merger dan akuisisi dianggap jalan cepat untuk mewujudkan
tujuan perusahaan dimana perusahaan tidak perlu memulai dari awal suatu bisnis baru. Merger dan
akuisisi juga dianggap dapat menciptakan sinergi, yaitu nilai keseluruhan perusahaaan setelah
merger dan akuisisi yang lebih besar daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan
sebelum merger dan akuisisi. Selain itu merger dan akuisisi dapat memberikan banyak keuntungan
bagi perusahaan antara lain peningkatan kemampuan dalam pemasaran, riset, skill manajerial,
transfer teknologi, dan efisiensi berupa penurunan biaya produksi.
Dalam makalah ini, akan dibahas lebih lanjut tentang perluasan bisnis dengan cara eksternal,
yaitu Merger dan Akuisisi. Disertai pula dengan contoh kasus yang telah dianalisis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN MERGER DAN AKUISISI
A. Merger
Merger berasal dari kata “mergere” (Latin) yang artinya (1) bergabung bersama, menyatu,
Berkombinasi (2) menyebabkan hilangnya identitas karena terserap atau tertelan sesuatu. Merger
didefinisikan sebagai penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan yang me-
merger mengambil/membeli semua assets dan liabilities perusahaan yang di-merger dengan begitu
perusahaan yang memerger memiliki paling tidak 50% saham dan perusahaan yang di-merger
berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya menerima sejumlah uang tunai atau saham di
perusahaan yang baru (Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598). Definisi merger yang lain yaitu
sebagai penyerapan dari suatu perusahaan oleh perusahaan yang lain. Dalam hal ini perusahaan
yang membeli akan melanjutkan nama dan identitasnya. Perusahaan pembeli juga akan mengambil
baik aset maupun kewajiban perusahaan yang dibeli. Setelah merger, perusahaan yang dibeli akan
kehilangan/berhenti beroperasi (Harianto dan Sudomo, 2001, p.640).
Merger berdasarkan aktivitas ekonomik dapat diklasifikasikan dalam lima tipe, yaitu:
1. Merger Horisontal
Merger horizontal adalah merger antara dua atau lebih perusahaan yang bergerak dalam
industri yang sama. Salah satu tujuan utama merger dan akuisisi horizontal adalah untuk mengurangi
persaingan atau untuk meningkatkan efisiensi melalui penggabungan aktivitas produksi, pemasaran
dan distribusi, riset dan pengembangan dan fasilitas administrasi. Efek dari merger horizontal ini
adalah semakin terkonsentrasinya struktur pasar pada industry tersebut.
2.Merger vertical
Merger vertical adalah integrasi yang melibatkan perusahaan – perusahaan yang bergerak
dalam tahapan – tahapan proses produksi atau operasi. Merger dan akuisisi vertical dilakukan oleh
perusahaan – perusahaan yang bermaksud untuk mengintegrasikan usahanya terhadap pemasok
dan/atau pengguna produk dalam rangka stabilisasi pasokan dan pengguna.
3. Merger Konglomerat
Merger konglomerat adalah merger dua atau lebih perusahaan yang masing – masing
bergerak dalam industry yang tidak terkait. Merger dan akuisisi konglomerat terjadi apabila sebuah
perusahaan berusaha mendiversifikasi bidang bisnisnya dengan memasuki bidang bisnis yang
berbeda sama sekali dengan bisnis semula.
4.Merger Ekstensi Pasar
Merger ekstensi pasar adalah merger yang dilakukan oleh dua atau lebih perusahaan untuk
secara bersama – sama memperluas area pasar. Tujuan merger dan akuisisi ini terutama untuk
memperkuat jaringan pemasaran bagi produk masing – masing perusahaan.
5. Merger Ekstensi Produk
Merger ekstensi produk adalah merger yang dilakukan oleh dua atau lebih perusahaan
untuk memperluas lini produk masing – masing perusahaan. Merger dan akuisisi ini dilakukan
dengan memanfaatkan kekuatan departemen riset dan pengembangan masing – masing untuk
mendapatkan sinergi melalui efektifitas riset sehingga lebih produktif dalam inovasi.
Pola adalah sistem bisnis yang diimplementasikan oleh sebuah perusahaan dan dalam hal ini
pola merger adalah sistem bisnis yang akan diadopsi atau yang akan dijadikan acuan oleh
perusahaan hasil merger. Klasifikasi berdasarkan pola merger terbagi dalam dua kategori yaitu:
1. Mothership Merger
Mothersip merger adalah pengadopsian satu pola atau sistem untuk dijadikan pola atau
sistem pada perusahaan hasil merger.
2. Platform Merger
Jika dalam mothership merger hanya satu sistem yang diadopsi, maka dalam platform
merger hardware dan software yang menjadi kekuatan masing – masing perusahaan tetap
dipertahankan dan dioptimalkan. Artinya adalah semua sistem atau pola bisnis, sepanjang itu baik,
akan diadopsi oleh perusahaan hasil merger.
B. Akuisisi
Akuisisi dalam terminology bisnis diartikan sebagai berikut:
Akuisisi adalah pengambilan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau asset suatu
perusahaan oleh perusahaan lain, dan dalam peristiwa ini baik perusahaan pengambilalih atau yang
diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah. (Abdul Moin, 2004)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 1998 tentang Penggabungan,
Peleburan dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas mendefinisikan akuisisi sebagai perbuatan
hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih baik
seluruh atau sebagian besar saham perseroan yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian
terhadap perseroan tersebut.
Menurut Reksohadiprojo dalam Wiharti (1999) akuisisi dapat dibedakan dalam tiga
kelompok besar, yaitu:
1. Akuisisi horizontal, yaitu akuisisi yang dilakukan oleh suatu badan usaha yang masih dalam bisnis
yang sama.
2. Akuisisi vertical, yaitu akuisisi pemasok atau pelanggan badan usaha yang dibeli.
3. Akuisisi konglomerat, yaitu akuisisi badan usaha yang tidak ada hubungannya sama sekali
dengan badan usaha pembeli.
Klasifikasi berdasarkan obyek yang diakuisisi dibedakan atas akuisisi saham dan akuisisi
asset, yaitu:
1. Akuisisi saham
Istilah akuisisi digunakan untuk menggambarkan suatu transaksi jual beli perusahaan, dan
transaksi tersebut mengakibatkan beralihnya kepemilikan perusahaan dari penjual kepada pembeli.
Akuisisi saham merupakan salah satu bentuk akisisi yang paling umum ditemui dalam hampir setiap
kegiatan akuisisi.
2. Akuisisi Asset
Apabila sebuah perusahaan bermaksud memiliki perusahaan lain maka ia dapat membeli
sebagian atau seluruh aktiva atau asset perusahaan lain tersebut. Jika pembelian tersebut hanya
sebagian dari aktiva perusahaan maka hal ini dinamakan akuisisi parsial. Akuisisi asset secara
sederhana dapat dikatakan merupakan:
a. Jual beli (asset) antara pihak yang melakukan akuisisi asset ( sebagai pihak pembeli ) dengan
pihak yang diakuisisi assetnya (sebagai pihak penjual), Jika akuisisi dilakukan dengan pembayaran
uang tunai.
b. Perjanjian tukar menukar antara asset yang diakuisisi dengan suatu kebendaan lain milik dan
pihak yang melakukan akuisisi, jika akuisisi tidak dilakukan dengan cara tunai.
Untuk melakukan akuisisi, Morris (2000) mengemukakan adanya beberapa hal yang perlu
diketahui terlebih dahulu:
1. Characteristics and size of industry and company
2. Size of market and expected market growth
3. Share of market held by the candidate (to be acquired)
4. Barriers to entry by the new competition
5. State of the acquisition candidate’s technology and easy with which it could be duplicated by the
Acquirer or by a competitior
6. Competitive advantage of the acquisition candidate’s product or service
7. Amount of the investment required by the acquirer and the projected return rates
8. Existence of in place management, technical personnel and other key personnel
9. Ability of the acquirer to acquire and retain the acquisition candidate’s business
10. Size and price range
Akuisisi, coyle (2000) dalam prakteknya juga dapat mengambil bentuk:
1. Agresive
2. Defensive
3. Negotiated
Akuisisi dikatakan bersifat aggressive, jika akuisisi dilakukan dengan paksa, yang pada
umumnya memperoleh tantangan yang sangat dari manajemen perusahaan yang akan diambil alih,
sehingga seringkali disebut juga dengan hostile take over. Bentuk akuisisi yang berlawanan dari
aggressive acquisition ini adalah negotiated take over. Sedangkan suatu akuisisi disebut dengan
defensive, jika terjadi keadaan tawar menawar antara manajemen perusahaan yang diambil alih
mengenai pihak mana yang disetujui untuk melakukan pengambilalihan. Defensive acquisition ini
pada umumnya terjadi sebagai reaksi dari aggressive take over.
2.2 ALASAN – ALASAN MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI
Ada beberapa alasan perusahaan melakukan penggabungan baik melalui merger maupun
akuisisi, yaitu :
a. Pertumbuhan atau diversifikasi
Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik ukuran, pasar saham,
maupun diversifikasi usaha dapat melakukan merger maupun akuisisi. Perusahaan tidak memiliki
resiko adanya produk baru. Selain itu, jika melakukan ekspansi dengan merger dan akuisisi, maka
perusahaan dapat mengurangi perusahaan pesaing atau mengurangi persaingan.
b. Sinergi
Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala ekonomi (economies of
scale). Tingkat skala ekonomi terjadi karena perpaduan biaya overhead meningkatkan pendapatan
yang lebih besar daripada jumlah pendapatan perusahaan ketika tidak merger. Sinergi tampak jelas
ketika perusahaan yang melakukan merger berada dalam bisnis yang sama karena fungsi dan tenaga
kerja yang berlebihan dapat dihilangkan.
c. Meningkatkan dana
Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi internal,
tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi eksternal. Perusahaan tersebut
menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi sehingga menyebabkan
peningkatan daya pinjam perusahaan dan penurunan kewajiban keuangan. Hal ini memungkinkan
meningkatnya dana dengan biaya rendah.
d. Menambah ketrampilan manajemen atau teknologi
Beberapa perusahaan tidak dapat berkembang dengan baik karena tidak adanya efisiensi
pada manajemennya atau kurangnya teknologi. Perusahaan yang tidak dapat mengefisiensikan
manajemennya dan tidak dapat membayar untuk mengembangkan teknologinya, dapat
menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki manajemen atau teknologi yang ahli.
e. Pertimbangan pajak
Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20 tahun ke depan atau sampai
kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang memiliki kerugian pajak dapat melakukan akuisisi
dengan perusahaan yang menghasilkan laba untuk memanfaatkan kerugian pajak. Pada kasus ini
perusahaan yang mengakuisisi akan menaikkan kombinasi pendapatan setelah pajak dengan
mengurangkan pendapatan sebelum pajak dari perusahaan yang diakuisisi. Bagaimanapun merger
tidak hanya dikarenakan keuntungan dari pajak, tetapi berdasarkan dari tujuan memaksimisasi
kesejahteraan pemilik.
f. Meningkatkan likuiditas pemilik
Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki likuiditas yang lebih besar.
Jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham akan lebih luas dan saham lebih mudah diperoleh
sehingga lebih likuid dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil.
g. Melindungi diri dari pengambilalihan
Hal ini terjadi ketika sebuah perusahaan menjadi incaran pengambilalihan yang tidak
bersahabat. Target firm mengakuisisi perusahaan lain, dan membiayai pengambilalihannya dengan
hutang, karena beban hutang ini, kewajiban perusahaan menjadi terlalu tinggi untuk ditanggung
oleh bidding firm yang berminat .
2.3 KELEBIHAN & KEKURANGAN MERGER DAN AKUISISI
2.3.1 Merger
Kelebihan Merger adalah pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah
dibanding pengambilalihan yang lain (Harianto dan Sudomo, 2001, p.641)
Kekurangan Merger . Dibandingkan akuisisi merger memiliki beberapa kekurangan, yaitu
harus ada persetujuan dari para pemegang saham masing-masing perusahaan,sedangkan untuk
mendapatkan persetujuan tersebut diperlukan waktu yang lama. (Harianto dan Sudomo, 2001,
p.642)
2.3.2 Akuisisi
Kelebihan Akuisisi . Keuntungan-keuntungan akuisisi saham dan akuisisi aset adalah sebagai
berikut:
a. Akuisisi Saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara pemegang saham
sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran Bidding firm, mereka dapat menahan
sahamnya dan tidak menjual kepada pihak Bidding firm.
b. Dalam Akusisi Saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan langsung dengan pemegang
saham perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender offer sehingga tidak diperlukan
persetujuan manajemen perusahaan.
c. Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris perusahaan, akuisisi saham
dapat digunakan untuk pengambilalihan perusahaan yang tidak bersahabat (hostile takeover).
d. Akuisisi Aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak memerlukan mayoritas suara
pemegang saham seperti pada akuisisi saham sehingga tidak ada halangan bagi pemegang saham
minoritas jika mereka tidak menyetujui akuisisi
Kekurangan Akuisisi . Kerugian-kerugian akuisisi saham dan akuisisi aset sebagai berikut :
a. Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui pengambilalihan
tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran dasar perusahaan menentukan
paling sedikit dua per tiga (sekitar 67%) suara setuju pada akuisisi agar akuisisi terjadi.
b. Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka terjadi merger.
c. Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum dibalik nama
sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi.
2.4 PENENTU KEBERHASILAN MERGER DAN AKUISISI
Keberhasilan suatu merger dan akuisisi sangat bergantung pada ketepatan analisis dan
penelitian yang menyeluruh terhadap faktor – faktor penyelaras atau kompatibilitas antara
organisasi yang akan bergabung. Neil M. Kay (1997), dalam bukunya Pattern in Corporate Evolution,
mengungkapkan bahwa merger dan akuisisi akan berlangsung sukses apabila diantara perusahaan
yang akan bergabung memiliki market link dan technological link. Sedangkan Pringle dan Harris
(1987), dalam bukunya Esentials of Managerial Finance memandang bahwa kinerja keuangan pada
perusahaan hasil merger merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan ketika dua
perusahaaan atau lebih akan bergabung.
1. Faktor Pasar dan Pemasaran
2. Faktor Teknologi
3. Faktor Budaya Organisasi
4. Faktor Keuangan
2.5 Contoh Kasus
2.5.1. Merger
• Bank Century adalah hasil merger tiga bank. Yaitu, Bank Pikko, Bank Danpac dan Bank CIC. Proses
merger dimulai bulan Desember 2004.
Analisi Kasus
Sepanjang tahun 2005 sampai 2008, banyak permasalahan terjadi di Bank Century. Inilah
kronologis merger versi BPK. Merger tiga bank: Picco, Danpac dan CIC menjadi Bank Century, dimulai
dari adanya akuisisi Chinkara Capital Ltd, terhadap Bank Danpac dan Bank Pikko. Chinkara adalah
perusahaan yang berdomisili di Kepulauan Bahama.
• Bank Lippo dan Niaga merger pada 3 Juni 2008 dengan nama baru PT CIMB Niaga Tbk dan
selanjutnya seluruh aset dan kewajiban Bank Lippo akan di alihkan ke CIMB Niaga.
Analisi Kasus
Nazir Razak, Group Chief Executive CIMB Group (6/2) mengungkapkan proses merger Bank
Niaga dan Lippo ditargetkan selesai pada bulan September 2008 dan diharapkan merger kedua bank
ini mampu menjadi bank kelima terbesar di Indonesia dari segi aset. Diharapkan pula dengan proses
merger, bank CIMB group ini dapat berkembang lebih pesat daripada sebelumnya.
2.5.2 Akuisisi
Contoh kasus perusahaan yang melakukan akuisisi terhadap perusahaan lain adalah Google,
Inc.
Diambil dari sumber www.vivanews.com pada hari Kamis, 3 Juni 2010.
Google Akuisisi Perusahaan Bisnis Iklan
Google diperkirakan mengintegrasikan Invite Media dengan DoubleClick for Advertisers.
Kantor pusat Google di California, Amerika Serikat (AP Photo/Paul Sakuma)
VIVAnews - Google tak henti-hentinya membeli perusahaan. Kali ini, mereka mengakuisisi Invite Media, sebuah perusahaan yang bergerak di industri teknologi periklanan.
Invite Media sendiri mendeskripsikan diri sebagai platform universal untuk media display. Dengan kata lain, ia membantu pembeli untuk membeli iklan dari berbagai platform secara langsung, dalam satu kontrol yang mudah.
“Pembelian Invite Media oleh Google diperkirakan mencapai US$ 70 juta dan rencananya Google akan tetap menjalankan Invite Media sebagai unit yang terpisah,” kata Peter Kafka, analis dari AllThingsD, seperti dikutip dari Mashable, Kamis 3 Juni 2010.
Google diperkirakan mengintegrasikan Invite Media dengan DoubleClick for Advertisers bagi pelanggan yang ingin menggunakan teknologi ad-serving dan ad-buying secara bersamaan.
Dari sisi bisnis, strategi ini masuk akal bagi Google yang ingin memperluas cakupan bisnis iklan mereka ke berbagai platform. Cukup dengan menggunakan dashboard Google dan teknologi ad-serving milik Google untuk membeli dan menampilkan iklan, pengguna bisa memasang iklan di berbagai tempat tanpa harus memiliki banyak akun. (art)
Viva News ; Rabu, 15 Desember 2010 | 19:45 WIB
Analisis Kasus
Sejarah dan Perkembangan Google Inc.
Google Inc. (NASDAQ: GOOG dan LSE: GGEA) merupakan sebuah perusahaan publik
Amerika Serikat, berperan dalam pencarian Internet dan iklan online. Perusahaan ini
berbasis di Mountain View, California, dan memiliki karyawan berjumlah 19.604 orang (30
Juni 2008)[6][7]
Google didirikan oleh Larry Page dan Sergey Brin ketika mereka masih mahasiswa di
Universitas Stanford dan perusahaan ini merupakan perusahaan saham pribadi pada 4
September 1998. Penawaran umum perdananya dimulai pada tanggal 19 Agustus 2004,
mengumpulkan dana $1,67 milyar, menjadikannya bernilai $23 milyar. Melalui berbagai
jenis pengembangan produk baru, pengambil alihan dan mitra, perusahaan ini telah
memperluas bisnis pencarian dan iklan awalnya hingga ke area lainnya, termasuk email
berbasis web, pemetaan online, produktivitas perusahaan, dan bertukar video.
Google telah membuat layanan dan peralatan untuk lingkungan bisnis dan
masyarakat; termasuk aplikasi web, jaringan periklanan dan solusi bagi bisnis.
a . Periklanan
Kebanyakan dari pendapatan Google berasal dari program periklanan. Untuk
keuangan tahun 2006, perusahaan ini dilaporkan mendapat jumlah keuntungan periklanan
sebesar $10,492 milyar dan hanya $112 juta pada pendapatan lisensi dan lainnya.[8] Google
AdWords membolehkan pengiklan web menampilkan iklannya dalam hasil pencarian Google
dan Google Content Network, melalui sebuah sistem bayar-per-klik atau bayar-per-lihat.
Pemilik website Google AdSense juga dapat menampilkan iklannya di situs mereka sendiri,
dan mendapat untung setiap kali iklan diklik.
b. Aplikasi
Google dikenal luas karena layanan pencarian webnya, yang mana merupakan
sebuah faktor besar dari kesuksesan perusahaan ini. Pada Agustus 2007, Google merupakan
mesin pencari di web yang paling sering digunakan dengan pangsa pasar sebanyak 53,6%,
kemudian Yahoo! (19,9%) dan Live Search (12,9%).[9] Google memiliki milyaran halaman
web, sehingga pengguna dapat mencari informasi yang mereka inginkan, melalui
penggunaan kata kunci dan operator. Google juga telah menggunakan teknologi Pencarian
Web pada layanan pencarian lainnya, termasuk, Pencarian Gambar, Google News, situs
perbandingan harga Google Product Search, arsip Usenet interaktif Google Groups, Google
Maps dan lainnya.
c. Produk turunan
Tahun 2007, Google meluncurkan Google Apps Premier Edition, sebuah versi lain
Google Apps yang difokuskan terutama pada pengguna bisnis. Produk ini memiliki beberapa
tambahan seperti ruang disk lebih banyak untuk e-mail, akses API, dan penyokong utama,
dengan harga USD50 per pengguna per tahun. Sebuah pertemuan besar Google Apps
dengan 38.000 pengguna dilaksanakan di Universitas Lakehead di Thunder Bay, Ontario,
Kanada.[19]
Pada 13 Desember 2007, Google mengumumkan peluncuran terbatas Knol, sebuah
situs web yang ditujukan sebagai sumber referensi pengetahuan. Knol dibuka bebas kepada
semua pengguna pada 23 Juli 2008.
d. Platform
Layanan Google berjalan pada beberapa ladang server, setiap ladang berisi ribuan
komputer komoditas bertarif rendah yang menjalankan versi Linux. Sementara perusahaan
ini tidak menyediakan informasi mendetil mengenai perangkat kerasnya, sebuah
perhitungan tahun 2006 menyatakan bahwa terdapat 450.000 server, dikelompokkan dan
diletakkan di pusat data di seluruh dunia.
Analisis Keuntungan dari Google yang mengakuisis Invite Media
Dengan berkembangnya bisnis pencarian Web Google maka
diperlukan perluasan bisnis untuk mendukung pertumbuhan Google Inc. ,
yang setiap tahun semakin meningkat. Salah satu cara yang dapat
digunakan, yaitu dengan cara mengakuisisi perusahaan lain yang
berhubungan langsung dalam kegiatan operasional perusahaan. Google
mengakuisisi salah satu perusahaan yang bergerak dibidang industri
teknologi periklanan yaitu Invite Media karena Invite Media ini memiliki
keunggulan inovasi “DoubleClick for advertiser” -nya.
Invite Media sendiri medeskripsikan diri sebagai sebuah perusahaan
platform universal untuk jasa media display, yakni membantu pembeli
untuk membeli iklan dari berbagai platform secara langsung dalam satu
kali klik , sebuah penawaran yang dinilai akan sangat memudahkan
konsumen. Google melakukan ini untuk terus mengembangkan inovasi
mereka dalam menjalankan salah satu jasa vital bisnis mereka, yakni
bisnis periklanan dunia maya.
Dari sisi bisnis, sangat menguntungkan bagi Google untuk
memperluas cakupan bisnis iklan mereka ke berbagai platform. Dengan
menggunakan dashboard teknologi dan teknolog ad-serving milik Google
untuk membeli dan menampilkan iklan, pengguna bisa memasang iklan
diberbagai tempat. Dengan demikian pengguna Google dapat
menggunakan teknologi ad-Serving dan ad-Buying secara bersamaan. Hal
ini akan memudahkan konsumen Google untuk dapat berinteraksi dengan
lebih mudah.
Pembelian Invite Media oleh Google dikarenakan biaya produksi yang
ingin mereka pangkas. Dengan mengakuisisi Invite Media, maka biaya
untuk menyewa atau menggunakan layanan “DoubleClick for advertiser”
milik Invite Media dapat ditekan. Oleh karena itu, Google
menggabungkan fasilitas-fasiltas yang berbeda dalam membuat produk
yang sama dari Invite Media dalam bidang periklanan untuk memberi
kenyamanan bagi pengguna. Penggabungan yang terjadi antara Google
dan Invite Media yaitu Penggabungan usaha horizontal. namun pada
perusahaan Invite Media masih dijalankan secara terpisah dari Google.
Jadi, meskipun Google Inc. telah mengakuisisi Invite Media, namun
perusahaan Invite Media tersebut masih menjalankan operasionalnya
sehari-hari seperti biasa, hanya pemiliknya saja yang berubah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Untuk peluasan bisnis secara eksternal, sebuah perusahaan dapat
mempertimbangkan cara – cara seperti :
a. Merger
Merger berasal dari kata “mergere” (Latin) yang artinya (1) bergabung bersama,
menyatu, Berkombinasi (2) menyebabkan hilangnya identitas karena terserap atau tertelan
sesuatu. Merger didefinisikan sebagai penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana
perusahaan yang me-merger mengambil/membeli semua assets dan liabilities perusahaan
yang di-merger dengan begitu perusahaan yang memerger memiliki paling tidak 50% saham
dan perusahaan yang di-merger berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya menerima
sejumlah uang tunai atau saham di perusahaan yang baru (Brealey, Myers, & Marcus, 1999,
p.598).
Merger berdasarkan aktivitas ekonomik dapat diklasifikasikan dalam lima tipe, yaitu:
1. Merger Horisontal
2. Merger vertical
3. Merger Konglomerat
4. Merger Ekstensi Pasar
5. Merger Ekstensi Produk
b. Akuisisi
Akuisisi adalah pengambilan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau asset
suatu perusahaan oleh perusahaan lain, dan dalam peristiwa ini baik perusahaan
pengambilalih atau yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah.
Menurut Reksohadiprojo dalam Wiharti (1999) akuisisi dapat dibedakan dalam tiga
kelompok besar, yaitu:
1. Akuisisi horizontal, yaitu akuisisi yang dilakukan oleh suatu badan usaha yang masih
dalam bisnis yang sama.
2. Akuisisi vertical, yaitu akuisisi pemasok atau pelanggan badan usaha yang dibeli.
3. Akuisisi konglomerat, yaitu akuisisi badan usaha yang tidak ada hubungannya sama sekali
dengan badan usaha pembeli.
Kedua cara tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya masing –
masing. Jadi, bagi perusahaan yang akan memperluas jaringan bisnisnya dengan menggunakan
metode eksternal, hendaknya mempertimbangkan terlebih dahulu manakah cara yang akan
diterapkan.
DAFTAR PUSTAKA
www.vivanews.com
http://lisvitria.blogspot.com/2010/05/merger-dan-akuisisi.html
www.google.co.id