pengantar peranan hukum dalam ekonomiueu5639.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/... ·...

79
Pertemuan Pertama PENGANTAR PERANAN HUKUM DALAM EKONOMI TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS Agar mahasiswa mengetahui dan memahami serta dapat mengaplikasikannya di dalam dunia kerja nantinya, mengenai hukum- hukum yang berkaitan dengan ekonomi. Agar mahasiswa mengetahui hubungan manusia dan masyarakat, definisi dan tujuan hukum serta hubungan hukum dengan ekonomi, sehingga mahasiswa mengetahui tujuan belajar Aspek Hukum Dalam Ekonomi A. MASYARAKAT Aristoteles menyatakan bahwa manusia adalah Zoon Politicon, artinya manusia pada dasarnya selalu ingin bergaul & berkumpul dengan manusia lainnya, sehingga disebutlah sebagai mahluk sosial. Ciri manusia dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya interaksi sosial antara manusia yang satu dengan manusia lainnya. Memang sebagai individu (perseorangan) manusia mempunyai kehidupan jiwa yang menyendiri namun sebagai makhluk sosial ia tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Manusia lahir, hidup berkembang dan meninggal dunia didalam masyarakat. Persatuan manusia yang timbul dari kodrat yang sama disebut Masyarakat, dan terbentuk apabila ada 2 orang atau lebih. Secara biologis pendorong manusia hidup bermasyarakat adalah : 1. hasrat untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum 1

Upload: others

Post on 20-Oct-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGANTAR PERANAN HUKUM DALAM EKONOMI

Pertemuan Pertama

PENGANTAR PERANAN HUKUM DALAM EKONOMI

TUJUAN UMUM

TUJUAN KHUSUS

Agar mahasiswa mengetahui dan memahami serta dapat mengaplikasikannya di dalam dunia kerja nantinya, mengenai hukum-hukum yang berkaitan dengan ekonomi.

Agar mahasiswa mengetahui hubungan manusia dan masyarakat, definisi dan tujuan hukum serta hubungan hukum dengan ekonomi, sehingga mahasiswa mengetahui tujuan belajar Aspek Hukum Dalam Ekonomi

A. MASYARAKAT

Aristoteles menyatakan bahwa manusia adalah Zoon Politicon, artinya manusia pada dasarnya selalu ingin bergaul & berkumpul dengan manusia lainnya, sehingga disebutlah sebagai mahluk sosial.

Ciri manusia dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya interaksi sosial antara manusia yang satu dengan manusia lainnya. Memang sebagai individu (perseorangan) manusia mempunyai kehidupan jiwa yang menyendiri namun sebagai makhluk sosial ia tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Manusia lahir, hidup berkembang dan meninggal dunia didalam masyarakat.

Persatuan manusia yang timbul dari kodrat yang sama disebut Masyarakat, dan terbentuk apabila ada 2 orang atau lebih.

Secara biologis pendorong manusia hidup bermasyarakat adalah :

1. hasrat untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum

2. hasrat untuk membela diri

3. hasrat untuk mengadakan keturunan

Dalam masyarakat terdapat berbagai golongan yang disebabkan antara lain oleh :

1. merasa tertarik oleh orang lain

2. mempunyai kesukaan yang sama

3. memerlukan kekuatan atau bantuan orang lain

4. mempunyai hubungan daerah dengan orang lain

5. mempunyai hubungan kerja dengan orang lain

Bentuk-bentuk masyarakat

1. Masyarakat Paguyuban (gemeinschaft) :

Hubungan masyarakat yang bersifat kepribadian dan menimbulkan ikatan batin, misalnya rumah tangga

2. Masyarakat Patembayaran (gesellschaft) :

Hubungan itu bersifat tidak-kepribadian dan bertujuan untuk mencapai keuntungan, misalnya PT, Firma

B. KAIDAH/NORMA

Dalam kehidupan bermasyarakat setiap subjek hukum selalu berhadapan dengan berbagai aturan maupun norma, baik yang bersifat formal maupun non formal.

Norma merupakan aturan perilaku dalam suatu kelompok tertentu yang mempengaruhi tingkah laku manusia. Norma juga merupakan suatu kriteria bagi orang lain untuk menerima atau menolak perilaku seseorang.

1. Norma agama

peraturan yang diterima sebagai perintah, larangan, dan anjuran yang diperoleh dari Tuhan YME, bersifat umum dan universal, apabila dilanggar maka akan mendapat sanksi hukum yang diberikan Tuhan YME.

2. Norma kesusilaan

aturan hidup yang berasal dari hati sanubari manusia itu sendiri, bersifat umum dan universal, apabila dilanggar akan timbul penyesalan dari dirinya sendiri.

3. Norma Kesopanan

aturan hidup yang timbul dari pergaulan manusia, berupa suatu tatanan pergaulan masyarakat, apabila dilanggar akan dicela/diasingkan oleh masyarakat setempat.

4. Norma hukum

aturan yang bersifat mengikat pada setiap orang, yang pelaksanaannya dapat dipertahankan dengan segala paksaan oleh alat-alat negara untuk melindungi kepentingan manusia dalam pergaulan masyarakat.

C. HUKUM

Apakah hukum itu ?

Hukum tidak dapat didefinisikan secara sempurna/pasti karena luasnya lapangan hukum itu (Van Apeldoorn)

Definisi Hukum

1. Prof. DR. Van Kan

Hukum adalah keseluruhan peraturan yang bersifat memaksa untuk melindungi kehidupan manusia didalam masyarakat.

2. W. Levensbergen

Hukum merupakan pengatur perbuatan manusia didalam masyarakat.

3. Leon Duguit

Hukum adalah aturan tingkah laku masyarakat, digunakan pada saat tertentu sebagai jaminan dari kepentingan bersama yang jika dilanggar menimbulkan reaksi bersama terhadap orang yang melakukan pelanggaran itu.

4. Mr. I Kirch

Hukum menyangkut unsur penguasa, unsur kewajiban dan unsur kelakuan & perbuatan manusia.

5. SM. Amin

Hukum adalah kumpulan peraturan yang terdiri dari norma dan sanksi-sanksi yang bertujuan untuk mengadakan ketertiban dalam pergaulan manusia sehingga keamanan dan ketertiban terpelihara.

6. Utrech (definisi hukum sebagai pegangan)

Hukum adalah himpunan peraturan-peraturan (perintah-perintah dan larangan-larangan) yang mengatur tata tertib suatu masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh masyarakat itu

Dari pendapat-pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hukum meliputi beberapa unsur, yaitu :

1. peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam kehidupan bermasyarakat

2. dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib

3. bersifat memaksa

4. sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas

Sedangkan ciri utama dari hukum adalah :

1. adanya perintah dan/atau larangan

2. perintah dan/atau larangan itu harus dipatuhi

Sumber-sumber hukum

1. Material, adalah faktor-faktor yang turut serta menentukan isi hukum, yaitu faktor idiil dan faktor kemasyarakatan. Faktor idiil adalah patokan tetap yang harus ditaati oleh pembentuk undang-undang sedangkan faktor kemasyarakatan adalah hal-hal yang benar-benar hidup didalam masyarakat dan harus tunduk pada aturan yang berlaku , seperti struktur ekonomi, kebiasaan, hukum yang berlaku, agama, dll. Contohnya timbulnya hukum ekonomi didasarkan pada kebutuhan ekonomi dalam masyarakat. Atau jika kurs dolar naik maka biasanya perusahaan yang modalnya berasal dari pinjaman luar negeri akan bangkrut.

2. Formal

a. undang – undang

b. kebiasaan

c. jurisprudentie

d. perjanjian (traktat)

e. pendapat sarjana hukum (doktrin)

D. PEMBAGIAN HUKUM

Menurut bentuknya hukum dibagi menjadi :

1. Hukum tertulis, yakni hukum yang dicantumkan dalam peraturan perundang-undanga.

2. Hukum tidak tertulis (kebiasaan), yaitu hukum yang masih hidup dalam keyakinan masyarakat tetapi tidak tertulis namun ditaati sebagaimana layaknya suatu peraturan perundang-undangan.

Menurut fungsinya hukum dibagi menjadi :

1. Hukum materil, berwujud perintah-perintah dan larangan-larangan, misalnya hukum pidana, hukum perdata.

2. Hukum formal (hukum acara), mengatur tatacara melaksanakan hukum materil atau cara berperkara dipengadilan mulai dari gugatan sampai putusan, contohnya hukum acara pidana dan hukum acara perdata

Menurut isinya hukum dibagi menjadi :

1. Hukum publik (hukum negara), yaitu hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan alat-alat perlengkapan negara atau hubungan antara negara dengan warga negaranya, misalnya hukum pidana, hukum perburuhan, HTN, HAN.

2. Hukum privat (hukum sipil), yaitu hukum yang mengatur hubungan antara orang yang satu dengan orang yang lain, dengan menitikberatkan kepada kepentingan perseorangan, misalnya hukum perdata, hukum dagang.

Hukum sipil dalam arti luas meliputi hukum perdata dan hukum dagang, sedangkan dalam arti sempit hukum sipil hanya meliputi hukum pedata saja.

Pada awalnya hukum dagang dimasukkan dalam lingkup Hukum Perdata (Buku III) yang memuat perjanjian khusus, tetapi yang terjadi hukum dagang justru berkembang makin luas sehingga perlu dilakukan UNIFIKASI

Hubungan antara KUHPer dan KUHD

Lex specialis derogat legi eneralis, artinya hukum yang bersifat khusus (KUHD) mengesampingkan hukum yang bersifat umum (KUHPdt).

E. HUKUM EKONOMI

Dalam kegiatan ekonomi, hukum berfungsi untuk mengatur dan membatasi kegiatan-kegiatan ekonomi dengan harapan pembangunan perekonomian tidak mengabaikan hak-hak dan kepentingan masyarakat.

Hukum ekonomi mempunyai 2 aspek, yaitu :

1. Aspek pengaturan usaha-usaha pembangunan ekonomi dalam arti peningkatan kehidupan ekonomi secara keseluruhan, dan

2. Aspek pengaturan usaha-usaha pembagian hasil pembangunan ekonomi secara merata diantara seluruh lapisan masyarakat sehingga setiap warga negara Indonesia dapat menikmati hasil-hasil pembangunan ekonomi sesuai dengan sumbangannya kepada usaha pembangunan ekonomi tersebut.

Dalam era globalisasi dasar hukum ekonomi tidak hanya bertumpu pada hukum nasional suatu negara, tetapi akan mengikuti hukum internasional. Terlebih dengan perkembangan teknologi dan pola kegiatan ekonomi yang membuat masyarakat dunia semakin saling bersentuhan dan saling menentukan nasib satu sama lain bahkan saling bersaing. Saling keterkaitan ini memerlukan kesepakatan mengenai aturan main. Aturan main yang diterapkan untuk perdagangan internasional adalah aturan main yang berkembang dalam sistem WTO.

Bagaimanapun karakteristik dan hambatannya, globalisasi ekonomi menimbulkan akibat yang besar sekali pada bidang hukum, globalisasi ekonomi juga menyebabkan terjadinya globalisasi hukum. Globalisasi hukum tersebut tidak hanya didasarkan pada kesepakatan internasional antar bangsa, tetapi juga pemahaman tradisi hukum dan budaya antara barat dan timur.

KUISIONER :

1. Apakah peranan hukum di dalam ekonomi?

2. Apakah hukum juga berlaku di daerah pedalaman? kalau tidak berlaku, lalu bagaimana hukum atau aturan di daerah pedalaman?

3. Dapatkah seseorang itu kebal hukum?

Pertemuan Kedua

SUBYEK HUKUM DAN OBYEK HUKUM

TUJUAN UMUM

TUJUAN KHUSUS

Agar mahasiswa mengetahui bahwa di dalam ilmu hukum terdapat berbagai macam hukum dan peraturan.

Mahasiswa juga dapat mengenal Hukum Perdata dan Hukum Dagang serta peraturan-peraturan nasional yang terkait dengan aspek ekonomi nasional dan pengaruh globalisasi terhadap perekonomian Indonesia

A. SUBYEK HUKUM

Subjek hukum adalah segala sesuatu yang menurut hukum mempunyai hak dan kewajiban sehingga memiliki kewenangan untuk bertindak. Subjek hukum terdiri atas manusia dan badan hukum.

1. Manusia

Berlakunya manusia sebagai pembawa hak (subyek hukum) mulai dari saat ia dilahirkan dan berakhir pada saat ia meninggal dunia. Malah seorang bayi yang masih dalam kandungan ibunya dapat dianggap dianggap telah dilahirkan bilamana kepentingan sianak menghendakinya, misalnya untuk menjadi ahli waris. Apabila sianak meninggal sewaktu dilahirkan maka ia dianggap tidak pernah ada (pasal 2 KUHPdt).

Menurut hukum, setiap orang dianggap cakap bertindak sebagai subyek hukum, kecuali oleh undang-undang dinyatakan tidak cakap (pasal 1329 KUHPdt). Orang yang cakap adalah orang yang telah dewasa (telah berusia 21 tahun) dan berakal sehat, sedangkan orang yang tidak cakap adalah orang yang belum dewasa dan orang yang ditaruh dibawah pengampuan, yang terjadi karena gangguan jiwa, pemabuk atau pemboros.

2. Badan hukum

Badan hukum adalah badan atau perkumpulan yang diciptakan oleh hukum oleh karenanya dapat bertindak seperti manusia. Sebagai pembawa hak yang tidak berjiwa badan hukum dapat melakukan persetujuan-persetujuan, memiliki kekayaan yang terlepas dari kekayaan anggotanya dan bertindak melalui perantaraan pengurusnya.

Bedanya dengan manusia ialah badan hukum tidak dapat melakukan perkawinan, tidak dapat dihukum penjara (kecuali hukuman denda).

Adapun bentuk badan hukum adalah :

a. Badan hukum publik, adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum publik, yang menyangkut kepentingan publik atau orang banyak atau negara umumnya. Contohnya negara RI, Pemda tk. I, II, BI, Perusahaan Negara

b. Badan hukum perdata (sipil), adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum sipil atau hukum perdata yang menyangkut kepentingan-kepentingan pribadi orang didalam badan hukum itu. Badan hukum ini merupakan badan swasta yang didirikan oleh orang pribadi untuk tujuan tertentu yaitu mencari keuntungan, sosial, pendidikan, ilmu pengetahuan, politik, kebudayaan, kesenian, dll menurut hukum yang berlaku secara sah. Contohnya PT, koperasi, yayasan, dll.

B. OBJEK HUKUM

Objek hukum adalah segala sesuatu yang berguna bagi subyek hukum dan dapat menjadi pokok dari suatu hubungan hukum yang biasanya berbentuk benda atau hak yang dapat dimiliki dan dikuasai oleh subyek hukum.

Menurut pasal 503 KUHPdt benda dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. benda berwujud, adalah benda yang dapat dilihat, diraba dan dirasakan dengan indra manusia, misalnya rumah, tanah, sepeda motor

b. benda tidak berwujud, adalah benda yang hanya dapat dirasakan saja (semua hak), misalnya hak cipta, paten, merek

Sedangkan menurut pasal 504 KUHPdt benda dibagi menjadi :

1. Benda tetap, adalah benda yang karena sifat, tujuan atau penetapan undang-undang dinyatakan sebagai benda tetap. Contohnya tanah beserta segala sesuatu yang melekat diatasnya seperti bangunan atau tumbuhan (karena sifatnya), mesin-mesin pabrik dan sarang burung yang dapat dimakan, dimana oleh pemiliknya dihubungkan atau dikaitkan pada benda tetap yang merupakan benda pokoknya (karena tujuannya) dan segala hak atas benda tetap seperti HGU, HGB (karena penetapan undang-undang).

2. Benda bergerak, adalah benda yang karena sifat dan ketentuan undang-undang dianggap sebagai benda bergerak. Contohnya meja, sepeda, hewan (karena sifatnya), hak atas benda bergerak seperti saham-saham dalam PT, hak pakai (gebruik) atas benda bergerak (karena undang-undang).

HAK KEBENDAAN

Adalah hak mutlak atas suatu benda yang memberikan kekuasaan langsung atas benda tersebut dan harus dihormati oleh setiap orang

Cara memperoleh hak kebendaan yaitu :

1. dengan pengakuan

benda yang tidak ada pemiliknya kemudian ditemukan maka diakui oleh orang yang mendapatkannya sebagai hak milik, misalnya menagkap ikan dilaut atau berburu dihutan bebas

2. dengan penemuan

benda yang lepas dari penguasaan pemiliknya, misalnya karena jatuh dijalan atau hilang karena banjir kemudian ditemukan seseorang yang ia sendiri tidak tau siapa pemiliknya maka penemu benda tersebut dianggap sebagai pemiliknya.

3. dengan penyerahan

dengan penyerahan maka hak kebendaan berpindah kepada yang memperoleh hak, misalnya dalam jual beli atau sewa menyewa

4. daluarsa

barang siapa yang menguasai benda bergerak, misalnya dengan cara menemukan dijalan maka hak milik diperoleh setelah lampau waktu 3 tahun sejak ia menguasai benda bergerak itu (pasal 1977 (2) KUHPdt), sedangkan untuk benda tetap daluarsa adalah sebagai berikut :

a. dalam hal ada alas hak 20 tahun

b. dalam hal tidak ada alas hak 30 tahun

setelah lampau 20 atau 30 tahun orang yang menguasai benda tetap tersebut memperoleh hak milik

5. pewarisan

6. penciptaan

orang yang menciptakan benda baru memperoleh hak milik atas benda ciptaannya itu. Pengertian menciptakan meliputi menciptakan benda baru dari barang-barang yang sudah ada atau menciptakan barang baru yang sama sekali belum ada

7. ikutan

Orang yang membeli seekor sapi yang sedang hamil, kemudian sapi itu melahirkan anak maka pembeli berhak pula atas anak sapi yang baru lahir itu.

Hapus/lenyapnya hak kebendaan

1. karena bendanya lenyap/musnah

contohnya hak pakai atas sebuah rumah akan lenyap apabila rumah itu terbakar. Atau hak gadai akan lenyap bila jaminannya hilang

2. karena dipindahtangankan

contohnya hak milik, hak menguasai dan hak memungut hasil atas sebuah rumah menjadi hapus apabila rumah tersebut dijual keorang lain

3. pelepasan hak

contohnya TV yang telah rusak kemudian dibuang ke bak sampah karena biaya reparasinya mahal, atau pekarangan yang dibiarkan untuk dijadikan jalan raya

4. daluarsa

untuk benda bergerak daluarsa 3 tahun sejak benda itu dikuasai oleh orang yang menemukannya, sedangkan untuk benda tetap selama jangka waktu 20 atau 30 tahun pemiliknya tidak mau tau lagi mengenai hak miliknya atas benda tersebut, maka terjadi daluarsa. Contohnya karena perang yang berkepanjangan sehingga tidak mungkin lagi menguasai benta tetap miliknya.

5. pencabutan hak

penguasa dapat memperoleh hak kebendaan (hak milik) dengan cara pencabutan hak. Pencabutan hak dilakukan apabila :

a. berdasarkan UU

b. untuk kepentingan umum

c. dengan ganti kerugian yang patut/layak

PERBUATAN HUKUM

Adalah segala perbuatan manusia yang secara sengaja dilakukan oleh seseorang untuk menimbulkan hak dan kewajiban.

Perbuatan hukum terbagi dua :

1. Perbuatan hukum sepihak, yaitu perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu pihak saja dan menimbulkan hak dan kewajiban pada satu pihak pula, misalnya membuat wasiat, hibah

2. Perbuatan hukum dua pihak, yaitu perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua pihak dan menimbulkan hak dan kewajiban bagi kedua belah pihak (timbal balik), misalnya persetujuan jual beli, sewa menyewa

KUISIONER :

1. Pernahkah anda mendengar jual beli jin? Menurut anda apakah jin termasuk objek hukum ?

2. Jelaskan persamaan dan perbedaan subyek hukum orang dan badan hukum !

3. Apabila pohon mangga tetangga masuk kehalaman kita maka siapakah yang berhak atas buah mangga dihalaman kita tersebut ?

Pertemuan KetigaHUKUM PERIKATAN

TUJUAN UMUM

TUJUAN KHUSUS

Agar mahasiswa mengetahui mengenai perikatan dan perjanjian sehingga nantinya dapat membuat suatu surat perjanjian.

Agar mahasiswa mengetahui mengenai perbedaan perikatan & perjanjian. Bentuk-bentuk perikatan. Hal-hal yang menimbulkan perikatan (dari UU / perjanjian). Mengetahui tentang prestasi dan wanprestasi. Point-point dalam perjanjian. jual beli dengan cicilan, leasing, franchise, sewa beli.

A. PENGERTIAN

Perikatan adalah suatu perhubungan hukum antara dua orang atau lebih, berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari pihak lain, dan pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu.

Sedangkan perjanjian adalah peristiwa dimana seseorang berjanji kepada orang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal. Dari peristiwa ini (hubungan ini) muncullah perikatan.

Pengertian perjanjian lebih sempit (kongkret) dari perikatan (abstrak), sebab perikatan dapat terjadi karena :

1. perjanjian

2. Undang-undang, yang terbagi atas :

a. undang-undang saja, misalnya kewajiban orang tua untuk memelihara dan mendidik anaknya, hukum kewarisan

b. undang-undang karena perbuatan manusia, yang terbagi menjadi dua :

· perbuatan melawan hukum (onrechmatihge daad)

· perbuatan yang dibolehkan oleh hukum (zaakwarneming)

Dengan demikian, hubungan antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa perjanjian menerbitkan perikatan, karena perjanjian adalah sumber perikatan disamping sumber lainnya.Pihak yang berhak menuntut sesuatu dinamakan kreditur (berpiutang), sedangkan pihak yang berkewajiban memenuhi tuntutan dinamakan debitur (berutang). Apabila tuntutan tidak dipenuhi maka kreditur dapat menuntut baik secara langsung (parate executie) maupun dengan melakukan tuntutan dimuka hakim (reele executie)B. JENIS-JENIS PERIKATAN

1. Perikatan bersyarat

Dikatakan perikatan bersyarat apabila digantungkan pada suatu peristiwa yang masih akan datang dan masih belum tentu terjadi, misalnya Budi akan menyewakan rumahnya kalau ia dipindahkan keluar negeri.

2. Perikatan dengan ketetapan waktu

Pada perikatan ini yang menentukan adalah lama waktu berlakunya suatu perjanjian, misalnya rumah ini saya sewa per 1 Januari 2020 sampai tanggal 31 Desember 2020.

3. Perikatan alternatif/mana suka

Debitur dibebaskan jika ia menyerahkan salah satu dari dua barang yang disebutkan dalam perjanjian, tetap ia tidak boleh memaksa kreditur untuk menerima sebagian dari barang yang satu dan sebagian barang lainnya.

4. Perikatan tanggung-menanggung

Pada perikatan ini terdapat beberapa kreditur yang mempunyai hutang pada satu kreditur. Bila salah satu debitur membayar hutangnya, maka debitur yang lain dianggap telah membayar juga. Perjanjian ini harus dinyatakan dengan tegas. Contoh, A,B dan C bersama-sama meminjam uang Rp. 90 juta, maka masing-masing hanya dapat ditagih Rp. 30 juta, kecuali kalau telah diperjanjikan bahwa masing-masing dapat ditagih untuk seluruh hutang maka pembayaran dari satu debitur melunaskan hutang debitur lainnya.

5. Perikatan yang dapat dibagi dan tidak dapat dibagi

Perikatan ini menyangkut objek (prestasi) yang diperjanjikan. Contoh dapat dibagi misalnya sejumlah barang atau hasil bumi. Sebaliknya yang tidak dapat dibagi misalnya kewajiban untuk menyerahkan seekor kuda karena kuda tidak dapat dibagi6. Perikatan dengan ancaman hukumanPada perikatan ini ditentukan bahwa untuk jaminan pelaksanaan perikatan diwajibkan untuk melakukan sesuatu apabila perikatannya tidak terpenuhi.C. AZAS-AZAS HUKUM PERJANJIAN

1. Azas terbuka/kebebasan berkontrak

Sistem terbuka mengandung suatu azas kebebasan membuat perjanjian (berkontrak). Pada pasal 1338 (1) KUHPdt disebutkan bahwa ”semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya”. Perkataan semua berisi suatu pernyataan bahwa kita dibolehkan membuat undang-undang bagi kita sendiri. Sistem terbuka juga memungkinkan kita untuk membuat perjanjian diluar KUHPdt, misalnya undang-undang hanya mengatur perjanjian jual beli dan sewa menyewa tetapi dalam praktek timbul suatu perjanjian baru campuran antara jual beli dan sewa menyewa yang disebut sewa beli.2. Azas tambahan

Pasal-pasal dari hukum perjanjian merupakan hukum pelengkap yang berarti bahwa pasal-pasal tersebut boleh disingkirkan apabila dikehendaki oleh pihak-pihak yang membuat perjanjian. Para pihak dibolehkan membuat ketentuan-ketentuan sendiri yang menyimpang dari pasal-pasal hukum perjanjian (boleh mengatur sendiri kepentingan mereka dalam perjanjian yang mereka adakan). Jadi jika suatu perjanjian telah tegas dan jelas maka perjanjian itulah yang mengatur semua hubungan kedua belah pihak, tetapi jika tidak tegas dan jelas maka barulah dilihat pada KUHPdt dan UU.

3. Azas sepakat/konsensualisme

Pada dasarnya perikatan lahir sejak detik tercapainya kesepakatan. Jadi pernyataan sepakat tanpa tertulis telah mempunyai kekuatan mengikat, misalnya dalam jual beli atau tukar menukar. Tetapi ada kalanya undang-undang menetapkan bahwa untuk sahnya suatu perjanjian diharuskan perjanjian itu diadakan secara tertulis (perjanjian perdamaian) atau dengan akta notaris (perjanjian penghibahan “barang tetap”).

Namun demikian perikatan dibatasi atau tidak boleh bertentangan dengan :1. Undang-undang

2. kesusilaan

3. kepentingan umumD. SYARAT SAHNYA PERJANJIAN

1. Sepakat mereka yang mengikatkan diri

Sepakat dimaksudkan bahwa kedua subyek yang mengadakan perjanjian itu harus bersepakat, setuju atau seia sekata mengenai hal-hal pokok dari perjanjian itu. Sipenjual menginginkan uang sedang sipembeli mengingini sesuatu barang.

2. Cakap untuk membuat suatu perjanjianPada asasnya setiap orang yang sudah dewasa dan sehat pikirannya adalah cakap menurut hukum (1330 KUHPdt).3. Suatu hal tertentu

Suatu hal tertentu artinya apa yang diperjanjikan, hak-hak dan kewajiban kedua belah pihak jika timbul suatu perselisihan. Barang yang dimaksudkan dalam perjanjian juga harus ditentukan jenisnya.

4. Sebab yang halal

Yang dimaksud sebab yang halal bukanlah sesuatu yang menyebabkan seseorang membuat perjanjian tetapi mengenai isi perjanjian itu sendiri dimana isinya bukan sesuatu yang terlarang, misalnya sipenjual bersedia menjual pisaunya kalau sipembeli membunuh orang.Syarat 1 dan 2 dinamakan syarat subyektif, apabila syarat subyektif tidak terpenuhi maka salah satu pihak mempunyai hak untuk meminta supaya perjanjian itu dibatalkan. Sedangkan syarat ke 3 dan 4 dinamakan syarat obyektif, apabila syarat obyektif tidak terpenuhi maka perjanjian itu batal demi hukum, artinya perjanjian itu dianggap tidak pernah ada.E. BATALNYA SUATU PERJANJIAN (1321 KUHPdt)

Dalam hukum perjanjian ada tiga sebab yang membatalkan perjanjian, yaitu :1. Paksaan, yang dimaksud paksaan disini adalah paksaan rohani atau paksaan jiwa bukan paksaan badan, misalnya dengan diancam atau ditakut-takuti.

2. Kekhilafan atau kekeliruan, terjadi apabila salah satu pihak khilaf tentang hal-hal pokok dari apa yang diperjanjikan, misalnya seseorang yang membeli lukisan yang dikiranya karya Basuki Abdullah tetapi ternyata hanya tiruannya saja.

3. Penipuan, terjadi apabila salah satu pihak dengan sengaja memberikan keterangan-keterangan yang palsu atau tidak benar disertai dengan tipu muslihat untuk membujuk pihak lawannya agar setuju dengan perjanjian tersebut.

F. PRESTASI DAN WANPRESTASI

1. Prestasi

Adalah sesuatu yang harus dipenuhi dalam perjanjian.

Menurut pasal 1234 KUHPdt prestasi terbagi menjadi 3 macam, yaitu :

a. prestasi untuk menyerahkan sesuatu (pasal 1237 KUHPdt)

b. prestasi untuk berbuat atau melakukan sesuatu (pasal 1239 KUHPdt)

c. prestasi untuk tidak berbuat atau melakukan sesuatu (pasal 1239 KUHPdt)

sedangkan sifat dari prestasi adalah :

a. harus tertentu atau sudah ditentukan

b. dapat dipenuhi, dimana debitur berusaha dengan segala usahanya. (batal demi hukum)

c. halal (batal demi hukum)

d. bermanfaat bagi kreditur (dapat dibatalkan)

e. satu atau lebih perbuatan2. Wan prestasiYaitu tidak dipenuhinya apa yang diperjanjikan (apa/lalai janji)

Seseorang dianggap wanprestasi apabila :

a. tidak memenuhi kewajibannya

b. memenuhi kewajibannya tetapi keliru

c. memenuhi kewajibannya tetapi terlambat

d. melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan

Umumnya wanprestasi disebabkan oleh :

a. kesalahan debitur, baik yang disengaja maupun tidak disengaja

b. overmacht, keadaan memaksa diluar kemampuan debitur, misalnya bencana alam

Terhadap wanprestasi/kelalaiannya, debitur dapat dikenakan sanksi :

a. membayar ganti rugi yang diderita kreditur (1243 KUHPdt)

b. pembatalan perjanjian (1266 KUHPdt)

c. peralihan risiko (1267 KUHPdt)

d. membayar biaya perkara, apabila sampai dipengadilan

Namun demikian debitur dapat dibebaskan dari hukuman dengan alasan sebagai berikut :

a. keadaan memaksa/kejadian yang tak terduga (overmacht atau force majeur)

b. kreditur sendiri juga lalai (exception non adimpleti contractus)c. pelepasan hak (rechtverwerking), yang dilakukan oleh kreditur G. HAPUSNYA PERIKATANPada pasal 1381 KUHPdt disebutkan sepuluh cara hapusnya perikatan, yaitu :

1. pembayaran

2. penawaran pembayaran tunai diikuti dengan penyimpanan atau penitipan

3. pembaharuan utang

4. perjumpaan utang atau kompensasi

5. percampuran utang

6. pembebasan utang

7. musnahnya barang yang terutang

8. batal/pembatalan

9. berlakunya suatu syarat batal

10. lewat waktu

KUISIONER :

1. Ali membuat janji dengan pacarnya, bahwa malam minggu nanti mereka akan menonton di 21. Namun karena satu dan lain hal, si Ali wanprestasi. Apakah janji yang dibuat Ali dengan pacarnya termasuk kedalam aturan hukum perjanjian?

2. Sebuah developer berjanji menyelesaikan pembangunan rumah sampai akhir tahun. Namun sampai pada saat yang dijanjikan, developer tersebut belum menyelesaikan pembangunannya. Apa yang dapat dilakukan terhadap developer tersebut?

Pertemuan KeempatHUKUM PERJANJIAN

TUJUAN UMUM

TUJUAN KHUSUS

Agar mahasiswa lebih memahami lagi mengenai Perjanjian yang pada pertemuan sebelumnya telah dijelaskan mengenai ciri, sebab dan akibat dari perjanjian yang dibuat.Pada pertemuan ini akan diberikan contoh-contoh surat kontrak untuk kemudian mahasiswa berlatih membuat kontrak sederhana.

A. PENGERTIANPerjanjian adalah peristiwa dimana dua orang atau lebih saling berjanji untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perbuatan tertentu, yang biasanya secara tertulis. Para pihak yang bersepakat mengenai hal-hal yang diperjanjikan, berkewajiban untuk menaati dan melaksanakannya, sehingga perjanjian tersebut menimbulkan hubungan hukum yang disebut perikatan (verbintenis). Dengan demikian kontrak dapat menimbulkan hak dan kewajiban bagi para pihak yang membuat kontrak tersebut, karena kontrak yang mereka buat telah menjadi sumber hukum formal, asal kontrak tersebut adalah kontrak yang sah.B. STANDAR KONTRAK (KONTRAK BAKU)

Standar kontrak adalah suatu kontrak tertulis yang dibuat hanya oleh salah satu pihak dalam kontrak tersebut, yang umumnya sudah tercetak dalam bentuk formulir-formulir tertentu sehingga ketika kontrak ditandatangani umumnya para pihak hanya tinggal mengisi data-data informatif tertentu dengan sedikit atau tanpa ada perubahan dalam klausul-klausulnya.

Contoh kontrak baku :

1. kontrak (polis) asuransi

2. kontrak sewa guna usaha

3. kontrak sewa menyewa

4. kontrak pembuatan credit card, dllKelebihan kontrak baku adalah lebih efisiens karena membuat praktek bisnis menjadi lebih simpel, serta dapat ditandatangani seketika oleh para pihak, sedangkan kelemahannya adalah kurangnya kesempatan bagi pihak lawan untuk menegosiasi atau mengubah klausul dalam kontrak yang bersangkutan (klausul berat sebelah).

Dalam praktek umumnya klausul dalam kontrak baku memiliki wujud sebagai berikut:

1. dicetak dengan huruf kecil

2. bahasa yang tidak jelas artinya

3. tulisan yang kurang jelas dan susah dibaca

4. dllMengingat kontrak baku sudah merupakan kebutuhan dan kebiasaan dalam praktek sehari-hari maka kontrak baku tidak begitu menjadi persoalan dalam hukum karena kebiasaan juga merupakan sumber hukum.

Bagaimana keabsahan dari kontrak yang hanya ada 1 atau bahkan tanpa tanda tangan sama sekali ?

“Secara umum tidak ada ketentuan yang menyatakan bahwa suatu kontrak baru sah jika sudah ditandatangani oleh kedua belah pihak”. Kecuali untuk kontrak-kontrak tertentu yang oleh hukum disyaratkan untuk dilakukan dengan tertulis, sehingga harus ditandatangani oleh kedua belah pihak. Artinya secara yuridis dapat dibenarkan jika suatu kontrak ditandatangani oleh satu pihak atau bahkan tanpa tandatangan sama sekali oleh pihak manapun.

C. MACAM-MACAM PERJANJIAN

Didalam pasal 1319 KUHPdt, perjanjian dibedakan menjadi dua macam yaitu perjanjian bernama (nominaat) dan tidak bernama (innominaat).

1. Kontrak nominaat Kontrak nominaat adalah kontrak-kontrak atau perjanjian yang sudah dikenal dalam KUHPdt. Dalam KUHPdt ada lima belas jenis kontrak nominaat, yaitu:

a. jual beli

jual beli adalah suatu persetujuan, dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu hak kebendaan, dan pihak lain membayar sesuai harga yang diperjanjikan (1457 KUHPdt)

b. tukar menukartukar menukar adalah suatu persetujuan, dengan mana kedua belah pihak mengikatkan dirinya untuk saling memberikan suatu barang secara timbal balik sebagai suatu ganti barang lainnya (1451 KUHPdt)

c. sewa menyewasewa menyewa adalah suatu persetujuan, dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan kenikmatan suatu barang kepada pihak lain selama waktu tertentu, dengan pembayaran suatu harga yang disanggupi oleh pihak yang terakhir (1548 KUHPdt)d. perjanjian melakukan pekerjaane. persekutuan perdatapersekutuan perdata adalah persetujuan dengan mana dua orang atau lebih mengikatkan dirinya untuk memasukkan sesuatu dalam persekutuan, dengan maksud untuk membagi keuntungan karenanya (1618 KUHPdt)f. badan hukum

badan hukum adalah himpunan dari orang sebagai perkumpulan, baik perkumpulan itu diadakan atau diakui oleh pejabat umum, maupun perkumpulan itu diterima sebagai diperolehkan, atau telah didirikan untuk maksud tertentu yang tidak bertentangan dengan undang-undang dan kesusilaan yang baik (1653 KUHPdt)g. hibah pengibahan adalah suatu persetujuan, dengan mana seorang penghibah menyerahkan suatu barang secara cuma-cuma, tanpa dapat menariknya kembali, untuk kepentingan seseorang yang menerima barang itu (1666 ayat (1) KUHPdt)h. penitipan barangpenitipan barang terjadi apabila seseorang menerima suatu barang dari orang lain, dengan syarat bahwa ia akan menyimpan dan mengembalikannya dalam wujud asalnya (1694 KUHPdt)i. pinjam pakaipinjam pakai adalah suatu persetujuan dimana pihak yang satu memberikan suatu barang kepada pihak lainnya untuk dipakai secara cuma-cuma, dengan syarat bahwa yang menerima barang ini setelah memakainya atau setelah lewatnya waktu tertentu akan mengembalikannya (1740 KUHPdt)j. pinjam meminjam (pinjam pakai habis)pinjam-meminjam (pakai habis) adalah suatu perjanjian yang menentukan pihak pertama menyerahkan sejumlah uang yang dapat habis terpakai kepada pihak kedua dengan syarat bahwa pihak kedua tersebut akan mengembalikan barang sejenis kepada pihak lain dalam jumlah dan keadaan yang sama (1754 KUHPdt)k. pemberian kuasapemberian kuasa adalah suatu perjanjian yang berisikan pemberian kekuasaan kepada orang lain yang menerimanya untuk melaksanakan sesuatu atas nama orang yang memberi kuasa (1792 KUHPdt)l. bunga tetap atau abadibunga tetap atau abadi adalah perjanjian dimana pihak yang memberikan pinjaman uang akan menerima pembayaran bunga atas sejumlah uang pokok yang tidak akan dimintanya kembali (1770 KUHPdt)

m. perjanjian untung-untunganperjanjian untung-untungan adalah suatu perbuatan yang hasilnya, yaitu mengenai untung ruginya, baik bagi semua pihak maupun sementara pihak, yang tergantung pada kejadian yang belum pasti (1774 KUHPdt)

n. penanggungan utangpenanggungan utang adalah suatu perjanjian, dimana pihak ketiga, demi kepentingan kreditur, mengikatkan dirinya untuk memenuhi perikatan debitur, bila debitur itu tidak memenuhi perikatannya (1820 KUHPdt)o. perjanjian perdamaian (dading)perdamaian adalah suatu persetujuan yang berisi bahwa dengan menyerahkan, menjanjikan atau menahan suatu barang, kedua belah pihak mengakhiri suatu perkara yang sedang diperiksa pengadilan atau mencegah timbulnya suatu perkara (1851 KUHPdt)

Definisi lain :

Perdamaian adalah persetujuan dengan mana kedua belah pihak atas dasar saling pengertian mengakhiri suatu perkara yang sedang berlangsung atau mencegah timbulnya suatu perkara (Art. 1888 NBW)2. Kontrak innominaatKontrak innominaat adalah kontrak yang timbul, tumbuh dan hidup dalam masyarakat dan kontrak ini belum dikenal pada saat KUHPdt diundangkan. Hukum kontrak innominaat (spesialis) merupakan bagian dari hukum kontrak (generalis). Beberapa jenis kontrak innominaat :a. perjanjian sewa beli

Dalam sewa beli ada 2 tahap perbuatan hukum yaitu tahap pertama menyewakan benda dan tehap kedua pembelian benda. Pada tahap pertama penyewa dengan membayar sewa yang telah disepakati secara angsuran menerima benda untuk dinikmati. Pada tahap kedua, penyewa dengan membayar angsuran sewa terakhir berubah status menjadi pembeli dan memperoleh hak milik atas benda yang sudah dikuasainya itu.Pasal 1 SK Mendag No. 34/II/1980 tentang Perizinan Kegiatan Usaha Sewa Beli dengan Angsuran, dan Sewa menentukan : Sewa beli adalah jual beli barang dimana penjual melaksanakan penjualan barang dengan cara memperhitungkan setiap pembayaran yang dilakukan oleh pembeli dengan pelunasan atas harga barang yang telah disepakati bersama, dan yang diikat dalam suatu perjanjian serta hak milik atas barang tersebut baru beralih dari penjual kepada pembeli setelah jumlah harganya dibayar lunas oleh pembeli kepada penjual.

Pasal 2 SK Mendag No. 34/II/1980 menentukan barang-barang yang boleh disewabelikan adalah barang niaga tahan lama yang baru, dan tidak mengalami perubahan teknis, baik berasal dari produk sendiri maupun perakitan dalam negeri. Umumnya benda yang disewabelikan adalah kendaraan bermotor, elektronik, perumahan, dsb.b. perjanjian sewa guna (leasing)

Sewa guna merupakan kegiatan pembiayaan usaha yang dilakukan dalam bentuk penyediaan barang modal untuk menjalankan usaha.Dalam SK Menkeu No. 48 Tahun 1991 butir a menyatakan : Sewa guna usaha (leasing) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi untuk digunakan oleh lessie selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkalac. perjanjian anjak piutang (factoring)Merupakan lembaga pembiayaan yang dalam melakukan usaha pembiayaannya dilakukan dalam bentuk pembelian atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri.Transaksi anjak piutang merupakan pengalihan mutlak yang dilakukan oleh klien (penjual piutang) kepada perusahaan factoring atas utang pihak ketiga (dibitur) karena adanya pembelian barang atau jasa dari pihak kreditur (klien), piutang atau tagihan itu umumnya jangka pendek (90 hari).

d. modal ventura (joint venture)Karakteristik Modal Ventura

1. Modal ventura bersifat “Risk Capital” artinya bantuan hanya akan diberikan pada perusahaan yang mempunyai potensi untuk berkembang, inovasi dan kreasi tanpa mengenal adanya jaminan atau agunan apabila terjadi risiko akan ditanggung bersama.

2. Sifat investasinya jangka panjang, 5 – 10 tahun

3. Pembayaran pengembalian dana modal ventura tidak dibebani bunga dan tidak dibayarkan tiap bulan, melainkan dibayarkan saat jangka waktu investasi berakhir

4. Investasi modal ventura merupakan bisnis murni disebabkan perusahaan modal ventura mengharapkan dana penyertaan itu setelah digunakan oleh pengusaha kecil dapat menjadi “Capital Gain” (perolehan keuntungan dari modal yang diserahkan)

KUISIONER:

1. Mengapa perjanjian yang terdapat di bank, semuanya berupa perjanjian baku?

2. Apakah perbedaan sewa beli dengan beli dengan cicilan ?

Pertemuan Kelima

BENTUK-BENTUK BADAN USAHA

TUJUAN UMUM

TUJUAN KHUSUS

Agar mahasiswa mengetahui bentuk-bentuk badan usaha yang sekarang ada di Indonesia dan yang dulu pernah ada di Indonesia.

Agar mahasiswa mengetahui:

· Hak & Kewajiban Pedagang, Perusahaan, Pengusaha.

· Agen-agen pembantu perusahaan.

· Bentuk-bentuk badan usaha (PT, CV, Firma, Persero, Perum, Perjan, Perumka)

· Perusahaan yg berbadan hukum & yg tdk berbadan hukum

A. PENDAHULUAN

Secara garis besar, kegiatan bisnis dapat dikelompokkan kedalam 3 bidang usaha, yaitu :

1. bisnis dalam arti perdagangan (commerce), yaitu keseluruhan kegiatan jual beli yang dilakukan oleh orang atau badan hukum, baik didalam maupun diluar negeri ataupun antar negara dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Contoh: produsen (pabrik), dealer, agen, toko, grosir, dll.

2. bisnis dalam arti kegiatan industri (industry), yaitu kegiatan memproduksi atau menghasilkan barang-barang yang nilainya lebih berguna dari asalnya. Contoh: industri perkebunan, pertambangan, perhutanan, penggalian batu, pembuatan gedung, jembatan, pabrik makanan, pakaian, pabrik mesin, dsb.

3. bisnis dalam arti kegiatan jasa (secure), yaitu kegiatan yang menyediakan jasa-jasa yang dilakukan baik oleh orang maupun badan. Contoh: jasa perhotelan, konsultan, asuransi, pengacara (lawyear), akuntan,dsb

B. BENTUK-BENTUK BADAN USAHA

Sebagian besar bentuk perusahan yang ada adalah perkumpulan yang memiliki ciri sebagai berikut :

1. kepentingan bersama

2. kehendak bersama

3. tujuan bersama

4. kerja sama

Dilihat dari status hukumnya perkumpulan ini ada yang berbadan hukum dan ada pula yang tidak berbadan hukum.

1. Perusahaan berbadan hukum

Suatu perusahaan dikatakan berbadan hukum apabila perusahaan tersebut mempunyai kepentingan sendiri terpisah dari kepentingan pribadi anggotanya, punya tujuan yang terpisah dari tujuan pribadi para anggotanya dan tanggung jawab pemegang saham terbatas kepada nilai saham yang diambilnya. Di Indonesia hanya ada 2 badan usaha yang diakui kedudukannya sebagai badan hukum, yaitu Perseroan Terbatas dan Koperasi.

A. PERSEROAN TERBATAS (UU No. 40/2007)

Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya (pasal 1 UU No. 40/2007).

Dengan demikian Perseroan Terbatas mempunyai unsur mutlak

1. Adanya kekayaan yang terpisah dari kekayaan pribadi masing-masing pesero, dengan tujuan untuk membentuk sejumlah dana sebagai jaminan bagi semua perikatan perseroan;

2. Adanya pesero atau pemegang saham yang tanggung jawabnya terbatas pada jumlah nominal saham yang dimilikinya. Mereka merupakan bagian dari RUPS, kekuasaan tertinggi dalam organisasi perseroan yang berwenang mengangkat dan memberhentikan direksi dan komisaris, menetapkan garis-garis besar kebijaksanaan melaksanakan perusahaan, menetapkan hal-hal yang belum ditetapkan didalam AD dan lain-lain;

3. Adanya pengurus (direksi) dan pengawas (komisaris) yang merupakan kesatuan pengurusan dan pengawasan terhadap perseroan dan tanggung jawabnya terbatas pada tugasnya, yang harus sesuai dengan AD dan/atau keputusan RUPS.

Macam-macam Perseroan Terbatas

1. PT Tertutup (Private)

PT tertutup adalah perseroan terbatas yang saham perusahannya hanya bisa dimiliki oleh orang-orang tertentu yang telah ditentukan dan tidak menerima pemodal dari luar secara sembarangan. Umumnya PT jenis ini adalah PT keluarga atau kerabat dan pada kertas sahamnya sudah tertulis nama pemilik sahamnya sehingga tidak mudah untuk dipindahtangankan ke orang atau pihak lain.

2. PT Terbuka (Publik)

Untuk PT terbuka saham-saham perusahaannya boleh dibeli dan dimiliki oleh semua orang tanpa terkecuali sehingga sangat mudah untuk diperjual belikan kemasyarakat. Umumnya saham PT terbuka kepemilikannya atas unjuk, bukan atas nama sehingga tidak sulit menjual maupun membeli saham PT terbuka tersebut. PT jenis telah terdaftar di bursa efek.

3. PT Perseorangan

PT perseorangan adalah PT yang sahamnya hanya dimiliki oleh satu orang saja, dimana pengelola perusahaan tidak hanya memperoleh semua keuntungan perusahaan, tetapi ia juga menanggung semua risiko yang timbul dalam kegiatan perusahaan.Pendirian perusahaan perseorangan tidak diatur dalam KUHD dan tidak memerlukan perjanjian karena hanya didirikan oleh satu orang pengusaha saja.

Syarat mendirikan Perseroan Terbatas (PT) :

1. Pembuatan akta pendirian

Akte pendirian mutlak dengan akte notaris, yang memuat anggaran dan keterangan, seperti : identitas pendiri, direksi dan komisaris serta nama pemegang saham berikut nominalnya. Nama dan kedudukan perseroan, jumlah modal, tempat dan tata cara penyelenggaraan RUPS, tata cara penggunaan laba dan pembagian deviden, struktur dan nama anggota direksi dan komisaris.

2. Pengesahan mentri kehakiman

Akta notaris yang telah dibuat harus mendapatkan pengesahan Menteri Kehakiman untuk mendapatkan status sebagai badan hukum. Pengesahan akan diberikan dalam jangka waktu paling lama 60 hari setelah permohonan diterima, lengkap dengan lampirannya. Jika permohonan ditolak, maka menteri akan memberitahukan secara tertulis berikut alasannya dalam jangka waktu 60 hari juga.

3. Pendaftaran

Akta pendirian disertai SK pengesahan dari Menteri Kehakiman kemudian didaftar dalam daftar perusahaan paling lambat 30 hari setelah pengesahan.

4. Pengumuman

Apabila pendaftaran telah dilakukan, direksi mengajukan permohonan pengumuman perseroan pada Tambahan Berita Negara dalam waktu paling lambat 30 hari sejak pendaftaran.

Struktur PT

1. RUPS

RUPS mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada direksi atau dewan komisaris. Dalam forum RUPS, pemegang saham berhak memperoleh keterangan yang berkaitan dengan perseroan dari direksi dan/atau dewan komisaris sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan perseroan.

2. Direksi

Direksi berwenang menjalankan perseroan dalam batas yang ditentukan dalam Undang-undang ini dan/atau anggaran dasar. Direksi perseroan terdiri atas satu orang anggota direksi atau lebih. Anggota direksi diangkat oleh RUPS.

3. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan perseroan serta memberi nasihat kepada Direksi.

Berakhirnya Persero :

1. Keputusan RUPS

2. Jangka waktu yang telah ditentukan dalam anggaran dasar

3. Penetapan pengadilan

B. KOPERASI (UU No. 25/1992)

Koperasi adalah badan hukum yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi yang melandaskan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan (pasal 1 butir 1). Koperasi bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya.

Pendirian Koperasi

Koperasi dapat didirikan oleh orang perseorangan (koperasi primer) maupun badan hukum itu sendiri (koperasi sekunder). Untuk membentuk koperasi primer sekurang-kurangnya 20 orang, sedangkan untuk koperasi sekunder dibentuk oleh sekurang-kurangnya 3 koperasi.

Pembentukan koperasi (primer dan sekunder) dilakukan dengan akta pendirian yang memuat anggaran dasar dan disahkan oleh pemerintah dengan mengajukan permohonan tertulis melalui Kantor Departemen Koperasi dan Pembinaan Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten atau Kotamdya dimana koperasi tersebut berdiri.

Dalam hal pengesahan akta pendirian ditolak , alasan penolakan harus diberitahukan secara tertulis paling lambat 3 bulan setelah diterimanya permintaan. Terhadap penolakan pengesahan akta pendirian para pendiri dapat mengajukan permintaan ulang paling lambat 1 bulan sejak diterimanya penolakan. Keputusan terhadap pengajuan permintaan ulang diberikan dalam jangka waktu paling lama 1 bulan sejak diterimanya pengajuan permintaan ulang. Pengesahan akta pendirian diberikan dalam jangka waktu paling lama 3 bulan setelah diterimanya permintaan pengesahan. Pengesahan akta pendirian diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Struktur Koperasi

1. Rapat anggota

Merupakan kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, maka segala kebijakan yang berlaku dalam koperasi harus melewati persetujuan rapat anggota terlebih dahulu, termasuk pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian pengurus dan pengawas.

2. Pengurus

Pengurus diangkat untuk masa jabatan 5 tahun. Pengurus diserahi mandat untuk melaksanakan kepemimpinan koperasi, baik dibidang organisasi maupun usaha. Anggota pengurus dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota. Dalam menjalankan tugasnya, pengurus bertanggungjawab terhadap rapat anggota. Dan atas persetujuan rapat anggota pengurus dapat mengangkat manajer untuk mengelola koperasi. Namun pengurus tetap bertanggungjawab pada rapat anggota.

3. Pengawas

Pengawas adalah badan yang dibentuk untuk melaksanakan pengawasan terhadap kinerja pengurus. Anggota pengawas dipilih oleh anggota koperasi di rapat anggota. Dalam pelaksanaannya, pengawas berhak mendapatkan setiap laporan pengurus, tetapi merahasiakannya kepada pihak ketiga. Pengawas bertanggungjawab kepada rapat anggota.

C. YAYASAN (UU No. 16/2001)

Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukan untuk mencapai tujuan tertentu dibidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota.

Pendirian suatu yayasan harus dilakukan secara otentik dengan akta notaris dan memperoleh status badan hukum setelah akta pendiriannya disahkan oleh Menteri Kehakiman dan HAM. Dalam hal yayasan didirikan dengan surat wasiat, penerima wasiat akan bertindak mewakili pemberi wasiat. Apabila surat wasiat tidak dilaksanakan, maka atas permintaan pihak yang berkepentingan, pengadilan dapat memerintahkan ahli waris atau penerima wasiat yang bersangkutan untuk melaksanakan wasiat tersebut.

Yayasan dapat didirikan untuk jangka waktu tertentu atau tidak tertentu yang diatur dalam anggaran dasarnya. Dalam hal yayasan didirikan untuk jangka waktu tertentu, pengurus dapat mengajukan perpanjangan jangka waktu pendirian kepada menteri paling lambat 1 tahun sebelum berakhirnya jangka waktu yayasan.

Struktur Yayasan

1. Pembina

Merupakan organ yang mempunyai kewenangan dan kekuasaan tertinggi.

2. Pengurus

Pengurus bertugas melaksanakan kepengurusan yayasan. Ia diangkat oleh pembina berdasarkan keputusan rapat pembina untuk jangka waktu 5 tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 kali masa jabatan

Susunan pengurus sekurang-kurangnya terdiri atas :

a. seorang ketua

b. seorang sekretaris

c. seorang bendahara

3. Pengawas

Pengawas bertugas melakukan pengawasan dan memberi nasehat kepada pengurus dalam menjalankan kegiatan yayasan. Masa jabatan pengawas adalah 5 tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 kali masa jabatan.

D. BADAN USAHA MILIK NEGARA

1. Perusahaan Jawatan (Perjan)

· Makna usaha public service (pengabdian/pelayanan kepada masyarakat)

· Disusun sebagai bagian dari Departemen/Dirjen/Direktorat/Pemda

· Tidak dipimpin oleh direksi tapi oleh seorang kepala yang merupakan bawahan suatu bagian dari departemen/dirjen

· Sistem subsidi

· PNS

2. Perusahaan Umum (Perum)

· Makna usaha public service + provit oriented

· Berstatus badan hukum yang diatur dengan UU

· Memiliki nama dan kekayaan sendiri serta kebebasan bergerak seperti diperusahaan swasta untuk mengadakan perjanjian, dsb

· Umumnya bergerak dibidang jasa

· Pegawainya merupakan pegawai perusahaan negara yang diatur tersendiri

3. Perusahaan Persero (Persero)

· Makna usaha provit oriented

· Berstatus badan hukum

· Dapat dituntut dan menuntut, hubungan hukumnya perdata

· Dipimpin oleh direksi

· Pegawai berstatus pegawai perusahaan swasta biasa

· Peranan pemerintah adalah pemegang saham dalam perusahaan

2. Perusahaan tidak berbadan hukum

A. PERSEKUTUAN FIRMA (Fa)

Adalah tiap –tiap persekutuan perdata yang didirikan untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama (pasal 16 KUHD). Ex. Fa. SARJITO & Co.

Tiga unsur mutlak yang dimiliki Firma

1. menjalankan perusahaan (pasal 16 KUHD)

2. dengan nama bersama atau Firma (pasal 16 KUHD)

3. Adanya pertanggungjawaban sekutu yang bersifat pribadi untuk keseluruhan (pasal 18 KUHD), yaitu tanggung jawab renteng bagi perjanjian atau perikatan persekutuan,maksudnya disamping kekayaan persekutuan firma, maka kekayaan pribadi masing – masing sekutu dapat juga dipakai untuk memenuhi kewajiban-kewajiban persekutuan Firma terhadap pihak ketiga.

Contoh : (dalam sebuah Fa. ABC)

Sekutu A mengadakan hubungan hukum (transaksi) dengan Y, apabila dari hasil hubungan hukum tersebut menimbulkan kerugian terhadap Fa. ABC maka kerugian ini selain ditanggung oleh harta Fa. ABC juga oleh harta pribadi masing-masing sekutu (sekutu A, B dan C) diikutsertakan

Tata Cara Mendirikan Firma :

1. Pembentukan

Untuk mendirikan suatu firma tidaklah terikat pada suatu bentuk tertentu, artinya dapat didirikan secara lisan maupun tertulis baik dengan akta otentik maupun akta bawah tangan. Pasal 22 KUHD menyatakan bahwa persekutuan dengan firma harus didirikan dengan akta otentik yang dibuat dihadapan notaris, namun ketiadaan akta tersebut tidak dapat dikemukakan sebagai dalih untuk merugikan pihak ketiga. Jadi firma sudah sudah ada/dianggap ada dengan adanya konsensus antara para pendirinya, terlepas dari bagaimana cara mendirikannya (dengan akta pendirian atau tidak). Fungsi akta pendirian hanya berhubungan dengan masalah pendirian.

2. Pendaftaran

Sesudah akta pendirian dbuat, maka akta tersebut didaftarkan kekepaniteraan PN daerah hukum dimana firma tersebut berdomisii (pasal 23 KUHD).

3. Pengumuman

Pasal 28 KUHD menentukan bahwa ikhtisar resmi dari akta pendirian tersebut diumumkan didalam Berita Negara RI.

Berakhirnya Persekutuan Firma (Fa)

Diatur dalam pasal 1646 s/d 1652 KUHPdt ditambah ketentuan pasal 31 s/d 35 KUHD.

1. lewat waktu yang ditentukan dalam perjanjian persekutuan

2. musnahnya barang atau diselesaikannya perbuatan yang menjadi pokok permitraan (tujuan telah tercapai)

3. kehendak dari seorang atau beberapa mitra

4. jika salah satu mitra meninggal atau ditempatkan dibawah pengampuan atau dinyatakan pailit.

B. PERSEKUTUAN KOMANDITER (CV)

Persekutuan Komanditer adalah persekutuan firma yang memiliki satu atau beberapa orang sekutu komanditer.

2 Macam sekutu dalam persekutuan Komanditer :

a. Sekutu Komplementer

Adalah sekutu yang menjadi pengurus persekutuan. Sekutu ini aktif menjalankan perusahaan dan berhubungan hukum serta bertanggung jawab terhadap pihak ketiga, sehingga tanggung jawab sekutu kerja ini adalah tanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan.

b. Sekutu Komanditer

Adalah sekutu yang hanya menyerahkan uang, benda ataupun tenaga kepada persekutuan (tidak kerja) dan untuk itu berhak menerima keuntungan dari persekutuan. Tanggung jawab sekutu komanditer hanya terbatas pada sejumlah modal yang telah dimasukkannya, artinya sekutu komanditer tidak bertanggung jawab secara pribadi terhadap persekutuan komanditer, sebab hanya sekutu komplementerlah yang diserahi tugas untuk mengadakan hubungan hukum dengan pihak ketiga. Sekutu komanditer berhak untuk mengawasi pengurusan CV.

Pasal 19 KUHD

1. Persekutuan yang didirikan oleh satu atau beberapa orang sekutu yang secara tanggung menanggung bertanggung jawab untuk seluruhnya pada pihak satu, dan satu orang atau lebih sebagai pelepas uang paha pihak lain.

2. Dengan demikian dapat terjadi, pada saat yang bersamaan persekutuan tersebut merupakan persekutuan firma terhadap para sekutu firma didalamnya dan merupakan persekutuan komanditer terhadap sipelepas uang

3 Macam Persekutuan Komanditer

a. Persekutuan Komanditer diam-diam

Adalah persekutuan komanditer yang belum menyatakan dirinya secara terang-terangan kepada pihak ketiga sebagai persekutuan komanditer. Dari luar tampak sebagai persekutuan firma tetapi sebenarnya adalah persekutuan komaditer, sebab ada sekutu komanditernya.

b. Persekutuan Komanditer terang-terangan

Adalah persekutuan komanditer yang dengan terang-terangan menyatakan dirinya kepada pihak ketiga sebagai persekutuan komanditer. Hal ini baik dari papan nama dimuka kantornya, maupun dari kepala surat-surat yang keluar dan dalam segala tindakan hukum bagi kepentingan persekutuan baik kedalam maupun keluar, para pengurus selalu menyatakan atas nama “Persekutuan Komanditer”. Dengan demikian istilah terang-terangan ini tertuju pada pernyataan diri sebagai persekutuan komanditer pada pihak ketiga.

c. Persekutuan Komanditer dengan saham

Tidak diatur dalam UU (KUHD), dan pada hakekatnya persekutuan bentuk ini sama dengan persekutuan komanditer biasa (terang-terangan). Perbedaannya hanya terletak pada pembentukan modalnya, dimana dalam persekutuan komanditer dengan saham cara mendapatkan modalnya dengan mengeluarkan saham-saham. Didalam akta pendirian persekutuan dapat dapat ditentukan bahwa kedudukan pemegang saham ataupun kedudukan sekutu komanditer bisa dipindahkan/diwariskan, sedangkan mengenai modalnya dapat ditentukan dibagi dalam beberapa saham dan tiap sekutu dapat memiliki satu atau beberapa saham.

Tata Cara Mendirikan Persekutuan Komanditer :

Pendirian CV bisa dilakukan secara tertulis atau secara lisan, baik dengan akta otentik ataupun dibawah tangan. Juga tidak ada keharusan untuk melakukan pendaftaran dan pengumuman dalam Berita Negara RI. CV adalah Firma, sehingga harus memenuhi persyaratan Firma berdasarkan pasal 23 KUHD

Umumnya didalam praktek yang terjadi di Indonesia, para pendiri mendatangi notaris untuk dibuatkan akta pendiriannya. Didalam akta pendiriannya itu dimuat Anggaran Dasar yang menentukan tentang:

1. Nama yang dipakai dan kedudukan persekutuan tersebut,

2. Maksud dan tujuan didirikannya persekutuan,

3. Mulai dan berakhirnya persekutuan,

4. Modal persekutuan,

5. Siapa sekutu pengurus dan siapa sekutu komanditer,

6. Hak, kewajiban dan tanggung jawab masing-masing sekutu,

7. Pembagian untung dan rugi persekutuan, dan sebagainya.

Berakhirnya Persekutuan Komanditer

Karena persekutuan Komanditer adalah persekutuan Firma maka berakhirnya persekutuan Komanditer adalah sama halnya seperti dalam Firma.

C. PEMBANTU-PEMBANTU PENGUSAHA

1. Komisioner

Adalah orang yang menjalankan perusahaan dengan membuat perjanjian atas namanya sendiri berdasarkan perintah dan atas pembiayaan orang lain dengan menerima upah/provisi (pasal 76 KUHD). Komisioner tidak wajib memberitahukan kepada pihak ketiga nama komitennya (pasal 77 KUHD). Komisioner menjadi pihak dalam perjanjian yang dibuatnya. Sebagai pelaksana perintah, komisioner harus memberikan pertanggungjawaban selekas mungkin kepada komiten setelah selesai melaksanakan tugasnya.

2. Notaris dan Pengacara

Adalah pembantu pengusaha yang diperlukan secara insidential (apabila pengusaha memerlukannya). Notaris diperlukan dalam hal pembuatan perjanjian. Pengacara diperlukan dalam hal mewakili pengusaha dimuka persidangan pengadilan ataupun diluar pengadilan yang menyangkut segi hukum

Notaris dan pengacara diangkat resmi oleh Menkeh dan disumpah dimuka ketua PN.

3. Agen dan distribusi

Agen adalah orang yang menjalankan bisnis/usahanya dengan cara mencari pelanggan dan melakukan negosiasi atas nama prinsipal tetapi tidak memiliki hak atas produk yang ditawarkan, sedangkan distributor adalah orang yang menjalankan bisnis/usahanya dengan cara membeli (memiliki hak atas produk) dan menjualnya kembali (Philip Kotler)

4. Makelar

Adalah orang yang menjalankan perusahaan dengan menghubungkan pengusaha dengan pihak ketiga untuk melakukan penjualan dan pembelian (pasal 62 KUHD) atas nama dan kepentingan pengusaha dengan mendapat upah/provisi. Makelar diangkat oleh Menkeh dan disumpah dimuka Ketua PN

D. KEWAJIBAN-KEWAJIBAN PENGUSAHA

1. Pembukuan

KUHD mewajibkan setiap orang yang menjalankan perusahaan untuk membuat catatan atau pembukuan mengenai kekayaan dan semua hal yang berkaitan dengan perusahaan, sehingga dari catatan tersebut diketahui hak dan kewajiban para pihak.

KUHD menggunakan istilah pembukuan, sedangkan UU No. 8 tahun 1997 menggunakan istilah dikumen perusahaan. Dokumen perusahaan berisi data, catatan, dan atau keterangan yang dibuat dan atau diterima oleh perusahaan dalam rangka pelaksanaan kegiatannya, baik tertulis diatas kertas atau sarana lain, maupun terekam dalam bentuk corak apapun yang dapat dilihat, dibaca, dan didengar (pasal 1 butir 2 UU No. 8/1997). Dokumen perusahaan terdiri atas dokumen keuangan dan dokumen lainnya.

Pembukuan menurut KUHD wajib disimpan selama jangka waktu 30 tahun, sedangkan untuk surat-surat yang berkaitan dengan perusahaan adalah 10 tahun. Untuk dokumen keungan menurut UU No. 8/1997 wajib disimpan selama 10 tahun terhitung sejak akhir tahun buku perusahaan, sedangkan data pendukung (dokumen lainnya) disimpan sesuai dengan kebutuhan perusahaan yang bersangkutan. Apabila telah lewat masa itu maka dokumen tidak mempunyai fungsi sebagai alat bukti.

Dalam pasal 2

Setiap pembukuan bersifat rahasia tetapi kerahasiannya itu dapat diterobos dengan :

1. Pembukaan/dibuka (representation) – Pasal 8 KUHD

Hanya diberikan kepada para pihak yang bersengketa dimuka pengadilan yaitu bila terjadi perselisihan dimuka hakim, dimana satu-satunya jalan yang menuju pada penyelesaian perkara hanya dengan cara pembuktian catatan dan neraca yang dipegang oleh pengusaha maka hakim atau atas permintaan pihak yang berkepentingan dapat memerintahkan pembukaan catatan atau neraca

2. Pemberitaan (communication) – Pasal 12 KUHD

Menegaskan bahwa tiada seorangpun dapat dipaksa untuk memperlihatkan buku-bukunya melainkan untuk keperluan mereka yang langsung berkepentingan terhadap buku-buku itu sebagai berikut :

1. Ahli waris

2. Orang yang berkepentingan dalam suatu pesero

3. Sekutu atau pesero

4. Orang yang berwenang mengangkat pengurus yaitu pengusaha atau pemilik perusahaan.

Mereka bukan hanya berhak melihat, tetapi juga berhak membawa pulang untuk dipelajari.

2. Pajak

Adalah iuran kepada negara yang terhutang oleh yang wajib membayarnya (wajib pajak) berdasarkan UU dengan tidak mendapat prestasi (balas jasa) kembali yang langsung.

WP

NPWP

SPT

SSP

WP adalah Wajib Pajak

NPWP adalah sarana dalam administrasi perpajakan yang digunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak.

SPT adalah surat yang oleh WP digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan UU perpajakan.

SSP adalah surat yang oleh WP digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak terutang kekas Negara melalui Kantor Pos dan atau ban BUMN atau bank BUMD atau tempat pemyaran lain yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.

Wajib pajak berhak mengajukan keberatan ke Direktorat Jenderal Pajak dan banding kepada Badan Peradilan Pajak (UU No. 16/2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan)

Jenis-jenis Pajak :

1. Pajak penghasilan (UU No. 17/2000)

2. PPN barang dan jasa (UU No. 18/2000)

3. Pajak penjualan barang mewah (UU No. 18/2000)

4. PBB (UU No. 12/1985)

PBB termasuk jenis pajak objektif yang bersifat kebendaan, artinya pengenaannya tidak memandang kepada kemampuan/daya pikul subjeknya (sebagai wajib pajak) tetapi didasarkan pada wujud benda yang menjadi objek PBB.

3. Perijinan

meliputi :

· UU Gangguan, bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada warga/penghuni disekitar lokasi usaha.

Jenis usaha yang diberikan UUG terbagi 3 kelompok :

a. Kelompok usaha dagang, bengkel, warung yang terdiri dari:

1. dagang oli eceran;

2. dagang eceran minyak tanah, gas elpiji;

3. tempat penyimpanan/garasi/pool kendaraan angkutan jenis IV dan kendaraan roda empat maksimal 10 buah;

4. bengkel las;

5. dagang bahan kimia dan tempat penyimpanannya;

6. dagang karbit dan tempat penyimpanannya;

7. bengkel sepeda, sepeda motor;

8. warung nasi, mi bakso, sate dan sejenisnya;

9. perbaikan/servis aki dan strum aki, dynamo, termasuk menggulung dinamo;

10. tempat pemotongan/penampungan unggas/ayam;

11. penjualan dan tempat penampungan kertas, besi, kayu, plastik, dan barang bekas lainnya;

12. usaha rumah tangga dalam bidang perdagangan kebutuhan sehari-hari;

13. peternakan unggas, sapi perah/kerbau dan sejenisnya;

14. tempat penimbunan ulang;

15. pengepakan barang-barang, perusahaan ekspedisi, sortasi, dan sejenisnya.

b. Kelompok industri rumah tangga, terdiri dari:

16. membuat tahu, temped an lainnya;

17. bengkel bubur dengan jumlah karyawan tidak lebih dari 5 orang;

18. percetakan pres tangan dengan jumlah mesin tidak lebih dari 3 buah;

19. membuat air aki dan tempat penyimpanannya;

20. membuat cat, minyak cat, tenner, plinkut dan tempat penyimpanannya;

21. penggilingan bakso/daging, mi;

22. membuat barang dari bahan kulit;

23. membuat kecap/taoge dan taoco;

24. pengecoran timah, alumunium dan sejenisnya;

25. membuat batako, ubin, teraso, loster dan sejenisnya yang dikerjakan dengan tangan manusia;

26. membuat krupuk;

27. pengalengan cat, oli, alkohol dan sejenisnya;

28. membuat jok motor, mobil dan sejenisnya;

29. pengeringan, penyamakan dan penyimpanan kulit;

30. kue-kue makanan kecil dan sejenisnya;

31. obat nyamuk

32. karet busa;

33. lem sepatu dan karet;

34. membuat transfomator;

35. membuat kompor dengan tenaga manual;

36. tepung bahan-bahan kue/roti;

37. membuat essence;

38. alat-alat sembahyang antara lain dupa/hio, lilin, dan tikar;

39. peti mati;

40. membuat sabun colek;

41. kantong plastic;

42. membuat pupuk kompos.

c. Jenis usaha lain terdiri dari:

43. penjahit pakaian jadi;

44. pemangkas rambut;

45. salon kecantikan;

46. bahan bangunan;

47. tempat penampungan jenazah;

48. bengkel mobil dengan luas maksimal 200M2;

49. terasi;

50. membuat balon;

51. tempat pengeringan ikan;

52. tempat pencucian mobil;

53. bengkel knalpot; dan

54. usaha olahan udang.

· Wajib Daftar Perusahaan (WDP), adalah daftar catatan resmi yang diadakan menurut atau berdasarkan ketentuan Undang-undang tentang Wajib Daftar Perusahaan atau UU-WDP dan atau peraturan-peraturan pelaksanaannya, dan atau memuat hal-hal yang wajib didaftarkan oleh setiap perusahaan serta disahkan oleh pejabat yang berwenang di Kantor Pendaftaran Perusahaan.(UU No. 3/1982)

Tujuan WDP

Daftar Perusahaan bertujuan mencatat bahan-bahan keterangan yang dibuat secara benar dari suatu suatu perusahaan dan merupakan sumber informasi resmi untuk semua pihak yang berkepentingan mengenai identitas perusahaan yang tercantum didalam Daftar Perusahaan dalam rangka menjamin kepastian berusaha.

Kewajiban

Setiap perusahaan termasuk perusahaan asing yang berkedudukan dan menjalankan usahanya di wilayah RI dan telah memiliki ijin wajib didaftarkan dalam Daftar Perusahaan.

Pengecualian

Perusahaan yang dikecualikan dari wajib daftar :

1. Setiap Perusahaan Negara yang berbentuk Perusahaan Jawatan (PERJAN)

2. Setiap perusahaan kecil perorangan yang dijalankan oleh pribadi pengusahanya sendiri atau hanya mempekerjakan anggota keluarganya sendiri yang terdekat serta tidak memerlukan ijin usaha dan tidak merupakan suatu badan hukum atau suatu persekutuan.

3. Cabang/perwakilan yang menggunakan SIUP kantor pusat perusahaan

3 Pihak yang memperoleh manfaat dari daftar perusahaan

1. Pemerintah, yaitu dalam rangka memberikan bimbingan, pembinaan dan pengawasan termasuk untuk kepentingan pengamanan pendapatan negara, yang memerlukan informasi yang akurat.

2. Dunia usaha mempergunakan daftar perusahaan sebagai sumber informasi untuk kepentingan usahanya. Juga dalam upaya untuk mencegah praktek-praktek usaha yang tidak jujur, persaingan curang, penyelundupan dan sebagainya.

3. Pihak lain yang bekepentingan atau masyarakat yang memerlukan informasi yang benar.

· Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), adalah surat ijin untuk dapat melaksanakan kegiatan perdagangan.

Setiap perusahaan yang melakukan kegiatan perdagangan diwajibkan memiliki SIUP, untuk memperoleh SIUP ini, perusahaan terlebih dahulu wajib mengajukan Surat Permohonan Ijin (SPI) yang dapat diperoleh secara cuma-cuma pada kantor Wilayah Departemen Perdagangan atau Kantor Perdagangan setempat (Kep. Menteri Perdagangan No. 1458/Kp/XII/84 tanggal 19 Desember 1984 tentang SIUP)

4. AMDAL

Adalah hasil studi mengenai dampak penting suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan. (Pasal 1 PP No. 51/1993)

PROSES AMDAL

Usulan

Analisis

Pengelolaan

Kegiatan

Kegiatan

Dampak

Lingkungan

RK: Rencana Kegiatan

KA: Komisi AMDAL

ADI: Analisis Dampak Lingkungan

RKL: Rencana Pengelolaan Lingkungan

RPL: Rencana Pemantauan Lingkungan

3 Jenis Pemantauan

1. Oleh Perusahaan (Self-monitoring)

2. Oleh Pemerintah (Inspection)

3. Oleh Lingkungan (Area-monitoring)

5. UMR – Kep. Menaker

UMR adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari upah pokok termasuk tunjangan tetap diwilayah tertentu dalam satu propinsi.

Penetapan UMR didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut :

a. kebutuhan hidup minimum;

b. indeks harga konsumen;

c. perluasan kesempataa kerja;

d. upah pada umumnya yang berlaku secara regional;

e. kemampuan, perkembangan dan kelangsungan perusahaan

f. tingkat perkembangan perekonomian.

KUISIONER :

1. Bangga anaknya telah menjadi Sarjana Ekonomi dari Esa Unggul, ayah Chintia memberikan anaknya modal untuk mendirikan usaha. Kira – kira bentuk badan usaha apa yang sebaiknya di dirikan Chintia dan teman-temannya? Mengingat mereka adalah pemain baru di dunia bisnis dan ekonomi?

2. Dapatkah pengusaha yang kecil meminta di bebaskan dari kewajiban membayar pajak ?

Pertemuan Keenam

HUKUM KEPAILITAN &

PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG (PKPU)

UU No. 37 TAHUN 2004

TUJUAN UMUM

TUJUAN KHUSUS

Agar mahasiswa mengetahui perbedaan antara Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU)

Agar mahasiswa mengetahui mengenai proses dijatuhkannya pailit kepada debitur. Siapa saja yang dapat meminta pailit, sebab dan akibat debitur pailit, serta dapat membandingkan antara pailit dengan PKPU

Kelalaian debitur dalam memenuhi kewajibannya bisa disebabkan karena kesengajaan (tidakmau) atau keterpaksaan (tidakmampu). Ada 2 cara untuk menyelesaikan situasi seperti ini :

1. melalui kepailitan

2. melalui penundaan kewajiban pembayaran utang

A. KEPAILITAN

Kepailitan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pailit. Pailit ialah keadaan berhenti membayar utang-utangnya yang telah jatuh tempo. Pernyataan pailit harus dilakukan oleh pengadilan, dalam hal ini pengadilan niaga sebagai suatu bentuk pemenuhan azas publisitas dari keadaan tidak mampu membayar seorang debitur. Tanpa adanya putusan pengadilan, maka pihak ketiga yang berkepentingan tidak akan pernah tahu keadaan tidak mampu membayar dari debitur.

Dasar hukum Kepailitan

Dasar umum pasal 1131 dan 1132 KUHPdt

Dasar khusus UU kepailitan No. 37 tahun 2004

Tujuan Pernyataan Pailit

Mendapatkan suatu penyitaan umum atas kekayaan debitur, yaitu segala harta benda debitur disita atau dibekukan untuk kepentingan semua orang yang menguntungkannya sehingga semua kreditur mendapat pembayaran secara adil.

Syarat untuk dinyatakan pailit (pasal 2) :

1. Debitur memiliki dua atau lebih kreditur

2. Debitur tidak membayar sedikitnya satu orang yang telah jatuh tempo atau dapat ditagih

Yang berhak mengajukan permohonan pailit :

1. Debitur sendiri, karena merasa sudah tidak mampu membayar utang-utangnya

2. Seorang atau beberapa kreditur

3. Jaksa atas dasar kepentingan umum

4. BI dalam hal debitur merupakan bank

5. Bapepam dalam hal debitur merupakan perusahaan efek

6. Menteri Keuangan, dalam hal debitur adalah perusahaan asuransi, reasuransi, dana pensiun, BUMN yang bergerak untuk kepentingan publik.

Siapa yang dapat dinyatakan pailit ?

1. Tiap orang, apakah ia menjalankan perusahaan atau tidak. Jika permohonan pernyataan pailit diajukan oleh debitur perorangan yang telah menikah, maka permohonan tersebut hanya dapat diajukan atas persetujuan suami atau istrinya, kecuali antara suami istri tersebut tidak ada percampuran harta.

2. Badan-badan hukum, misalnya PT, PN, PD, Koperasi dan perkumpulan-perkumpulan yang berstatus badan hukum.

3. Perkumpulan yang tidak berbadan hukum.

4. Harta warisan

Akibat pernyataan pailit

Kepailitan harus ditetapkan melalui keputusan hakim. Pada saat putusan hakim ditetapkan maka :

1. seluruh harta kekayaan sipailit jatuh dalam keadaan pensitaan umum yang bersifat konservator.

2. sipailit kehilangan hak untuk mengurus dan menguasai harta kekayaannya sendiri.

3. harta kekayaan sipailit diurus dan dikuasai oleh kurator (BHP) sebagai jaminan pelunasan utang.

4. dalam putusan hakim tersebut ditunjuk seorang hakim pengawas yang bertugas memimpin dan mengawasi pelaksanaan jalannya kepailitan.

Pengadilan Niaga

Pengadilan yang berhak memutus pernyataan pailit dan PKPU adalah Pengadilan Niaga yang berada dilingkungan peradilan umum.

Terhadap putusan Pengadilan Niaga ditingkat pertama, khususnya yang menyangkut permohonan pailit dan PKPU hanya dapat diajukan kasasi ke Mahkamah Agung (pasal 11).

UU kepailitan memberikan hak untuk mengajukan peninjauan kembali atas putusan pailit yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap (pasal 14) dengan 2 alasan, yaitu :

1. terdapat bukti tertulis baru yang penting, yang apabila diketahui pada saat persidangan sebelumnya akan menghasilkan putusan yang berbeda dan

2. pengadilan niaga telah melakukan kesalahan berat dalam penerapan hukum

Satu hal yang cukup menarik disini adalah sifat dapat dilaksanakannya terlebih dahulu putusan yang dijatuhkan oleh lembaga peradilan tingkat pertama, sesuai dengan ketentuan pasal 8 ayat (7) yaitu putusan atas permohonan pernyataan pailit dapat dijalankan terlebih dahulu, meskipun terhadap putusan tersebut diajukan suatu upaya hukum; dan pasal 16 ayat (1) yang mewajibkan kurator kepailitan untuk melaksanakan segala tugas dan kewenangannya untuk mengurus dan/atau membereskan harta pailit terhitung sejak putusan pernyataan pailit ditetapkan, meskipun terhadap putusan tersebut diajukan kasasi atau peninjauan kembali.

B. PKPU

Pasal 222

(1) PKPU diajukan oleh debitor yang mempunyai lebih dari 1 (satu) kreditor atau oleh kreditor.

(2) Debitor yang tidak dapat atau memperkirakan tidak akan dapat melanjutkan membayar utang-utangnya yang sudah jatuh waktu dan dapat ditagih, dapat memohon PKPU, dengan maksud untuk mengajukan rencana perdamaian yang meliputi tawaran pembayaran sebagian atau seluruh utang kepada kreditor.

(3) Kreditor yang memperkirakan bahwa debitor tidak dapat melanjutkan membayar utangnya yang sudah jatuh waktu dan dapat ditagih, dapat memohon agar kepada debitor diberi PKPU, untuk memungkinkan debitor mengajukan rencana perdamaian yang meliputi tawaran pembayaran sebagian atau seluruh utang kepada kreditornya.

Sebab-sebab adanya penundaan pembayaran

Keadaan yang sulit seperti jatuh rugi, kapal tenggelam, pembekuan simpanan dibank, dll sehingga debitur kekurangan uang untuk membayar utang-utangnya, namun kesulitan itu belumlah sedemikian rupa sehingga dia berada dalam keadaan berhenti membayar yang sebenar-benarnya. Jadi dia belum perlu dipailitkan karena hanya dibutuhkan waktu untuk memperbaiki keadaan ekonominya.

PKPU, Perdamaian atau Kepailitan ?

PKPU diberikan dengan tujuan agar debitur yang bersangkutan mempunyai kesempatan untuk mengajukan rencana perdamaian. Perdamaian ini dapat meliputi tawaran untuk melaksanakan pembayaran baik secara keseluruhan atau sebagian utangnya, maupun penjadwalan kembali utang-utangnya (moratorium).

Permohonan PKPU yang tidak dapat diakhiri dengan suatu perdamaian akan berakibat dinyatakannya kepailitan atas diri debitur tersebut. Ini berarti bahwa PKPU akan diakhiri dengan 2 kemungkinan yaitu jika tidak dalam bentuk perdamaian dengan seluruh kreditur, maka debitur pemohon PKPU akan dinyatakan pailit.

Persidangan Permohonan PKPU v.s Permohonan Kepailitan

jika permohonan pernyataan pailit dan permohonan PKPU diperiksa pada saat yang bersamaan, maka permohonan PKPU harus diputuskan terlebih dahulu.

Macam-macam PKPU

1. PKPU sementara

Untuk memberikan kepastian dan ketenangan pada debitur yang mengajukan PKPU, ketentuan pasal 225 ayat (2) secara tegas mewajibkan pengadilan untuk segera mengabulkan penundaan sementara kewajiban pembayaran utang, yang disertai dengan penunjukan seorang hakum pengawas dari hakim pengadilan dan pengangkatan satu atau lebih pengurus yang secara bersama-sama dengan debitur akan mengurus harta debitur selama PKPU sementara berlangsung.

Selanjutnya pengadilan melalui pengurus wajib memanggil debitur dan kreditur untuk menghadap dalam sidang yang harus diselenggarakan dalam waktu paling lambat 45 hari sejak PKPU sementara ditetapkan. Kemudian pengurus juga wajib segera mengumumkan PKPU sementara dalam Berita Negara dan sekurang-kurangnya 2 (dua) surat kabar harian yang ditunjuk oleh hakim pengawas. Pengumuman itu juga harus memuat undangan untuk hadir pada persidangan, berikut tanggal, tempat dan waktu sidang, nama hakim pengawas dan nama serta alamat pengurus. Jika dalam surat permohonan tersebut dilampirkan rencana perdamaian maka juga harus disebutkan dalam pengumuman tersebut. Pengumuman harus dilakukan dalam jangka waktu selambat-lambatnya 21 hari sebelum tanggal sidang yang direncanakan.

Perlu diingat bahwa PKPU sementara berlaku terhitung sejak tanggal PKPU tersebut ditetapkan oleh pengadilan dan berlangsung sampai dengan tanggal sidang diselenggarakan (pasal 227).

2. PKPU secara tetap

Pasal 229 menentukan bahwa pemberian PKPU secara tetap berikut perpanjangannya hanya dapat ditetapkan oleh pengadilan jika hal tersebut disetujui oleh lebih dari ½ (satu perdua) kreditur konkuren yang haknya diakui atau sementara diakui yang hadir, dan mewakili paling sedikit ⅔ (dua pertiga) bagian dari seluruh tagihan yang diakui atau yang sementara diakui dari kreditur konkuren atau kuasanya yang hadir dalam sidang tersebut.

Apabila PKPU sementara berakhir karena kreditur konkuren tidak menyetujui PKPU secara tetap atau perpanjangannya dan sampai dengan batas 270 hari belum tercapai persetujuan terhadap rencana perdamaian, maka debitur dapat dinyatakan pailit.

Perbedaan penundaan pembayaran dengan kepailitan

NO

KEPAILITAN

PKPU

1

hilang kecakapan /hak atas harta bendanya

cakap/berhak atas harta bendanya

2

BHP

lembaga pemelihara

3

hakim Komisaris

tetap oleh hakim pemutus

AKOR (AKUR) atau ACCORD

Akor (akur)/accord dalam kepailitan diartikan sebagai suatu perjanjian perdamaian antara sipailit dengan para kreditur, kesepakatan ini biasanya dilakukan didepan hakim sehingga tidak akan menjadi masalah dikemudian hari.

Pertemuan Ketujuh

HUKUM PERBURUHAN/KETENAGAKERJAAN

TUJUAN UMUM

TUJUAN KHUSUS

Agar mahasiswa mengetahui dasar-dasar hukum ketenagakerjaan

Agar mahasiswa mengetahui hak dan kewajiban dalam bidang ketenagakerjaan sehingga siap ketika terjun ke dunia kerja

A. TENAGA KERJA DAN ANGKATAN KERJA

Dalam pasal 1 angka 2 UU Ketenagakerjaan disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang/atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

Pengertian tenaga kerja diatas sejalan dengan pengertian tenaga kerja menurut konsep ketenagakerjaan pada umumnya sebagaimana ditulis oleh Payaman J. Simanjuntak bahwa pengertian tenaga kerja atau manpower adalah mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari kerja dan yang melakukan pekerjaan lain seperti sekolah dan mengurus rumah tangga. Jadi semata-mata dilihat dari batas umur, untuk kepentingan sensus di Indonesia menggunakan batas umur minimum 15 tahun dan batas maksimum 55 tahun.

B. PARA PIHAK DALAM HUKUM KETENAGAKERJAAN

1. Pekerja/Buruh

Pasal 1 angka 3 menyebutkan bahwa pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Pengertian ini memiliki makna yang luas karena mencakup semua orang yang bekerja pada siapa saja baik perorangan, persekutuan, badan hukum atau badan lainnya dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk apapun.

Untuk kepentingan santunan jaminan kecelakaan kerja dalam perlindungan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) berdasarkan UU No. 3 Tahun 1992 pengertian pekerja diperluas yakni termasuk :

1. magang dan murid yang bekerja pada perusahaan baik yang menerima upah maupun tidak;

2. mereka yang memborong pekerjaan kecuali jika yang memborong adalah perusahaan;

3. narapidana yang dipekerjakan diperusahaan.

2. Pengusaha

Pasal 1 angka 5 menjelaskan pengertian pengusaha yaitu :

a. Orang perorangan, persekutuan atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri;

b. Orang perorangan, persekutuan atau badan hukum yang menjalankan perusahaan bukan miliknya;

c. Orang perorangan, persekutuan atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili perusahaan-perusahaan sebagaimana tersebut dalam huruf a dan b yang berkedudukan diluar negeri.

Selain pengertian pengusaha Undang-undang Ketenagakerjaan juga memberikan pengertian pemberi kerja yakni perseorangan, pengusaha, badan hukum atau badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau imbalan dalama bentuk lain (pasal 1 angka 4). Pengaturan istilah pemberi kerja ini muncul untuk menghindari orang yang bekerja pada pihak lain yang tidak dapat dikategorikan sebagai pengusaha khususnya bagi pekerja pada sektor informal.

3. Organisasi Pekerja/Buruh

Keberadaan serikat pekerja/buruh sangat penting artinya dalam rangka memperjuangkan, membela dan melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya.

Keberhasilan maksud diatas tergantung dari kesadaran para pekerja untuk mengorganisasikan dirinya, semakin baik organisasi itu, maka akan semakin kuat. Sebaliknya semakin lemah, maka semakin tidak berdaya dalam melakukan tugasnya.

4. Organisasi Pengusaha

a. KADIN

Untuk meningkatkan peran serta pengusaha nasional dalam kegiatan pembangunan, maka pemerintah melalui UU No. 49 Tahun 1973 membentuk Kamar Dagang dan Industri (KADIN). KADIN adalah wadah bagi pengusaha Indonesia dan bergerak dalam bidang perekonomian.

b. APINDO

APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia) adalah organisasi pengusaha yang khusus mengurus masalah yang berkaitan dengan ketenagakerjaan. Organisasi pengusaha ini lebih ditekankan sebagai wadah untuk mempersatukan para pengusaha Indonesia dalam upaya turut serta memelihara ketenangan kerja dan berusaha, atau lebih pada hal-hal teknis menyangkut pekerjaan/kepentingannya. APINDO juga turut berperan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dalam dunia usaha melalui kerja sama yang terpadu dan serasi antara pemerintah, pengusaha, dan pekerja.

5. Pemerintah/Penguasa

Campur tangan pemerintah (penguasa) dalam hukum ketenagakerjaan dimaksudkan untuk menciptakan hubungan kerja yang adil, karena jika hubungan antara pekerja dan pengusaha yang sangat berbeda secara sosial ekonomi diserahkan sepenuhnya kepada para pihak, maka tujuan untuk menciptakan keadilan dalam hubungan kerja akan sulit tercapai, karena pihak yang kuat akan selalu ingin menguasai yang lemah. Atas dasar itulah pemerintah turut campur tangan melalui peraturan perundang-undangan untuk memberikan jaminan kepastian hak dan kewajiban para pihak.

C. PERJANJIAN KERJA

Untuk melakukan suatu pekerjaan pada umumnya harus ada dua pihak yaitu pihak yang memberikan pekerjaan dan pihak yang menerima serta melaksanakan pekerjaan itu. Pihak yang memberi pekerjaan disebut majikan atau pengusaha, sedang pihak yang menerima dan melaksanakan pekerjaan disebut pekerja/buruh.

Unsur-unsur dalam perjanjian kerja :

1. adanya unsur work atau pekerjaan

2. adanya unsur pemerintah

3. adanya upah

1. Syarat sahnya Perjanjian Kerja

Sebagai bagian dari perjanjian pada umumnya, maka perjanjian kerja harus memenuhi syarat sahnya perjanjian sebagaimana diatur dalam pasal 1320 KUHPdt. Ketentuan ini juga tertuang dalam pasal 52 ayat (1) UU No. 13 Tahun 2003 yang menyebutkan bahwa perjanjian kerja dibuat atas dasar :

1. kesepakatan kedua belah pihak;

2. kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum;

3. adanya pekerjaan yang diperjanjikan;

4. pekerjaan yang diperjanjikan tidak boleh bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Bentuk dan Jangka Waktu Perjanjian Kerja

Perjanjian kerja dapat dibuat dalam bentuk lisan dan/atau tertulis (pasal 51 ayat (1)). Secara normatif bentuk tertulis menjamin kepastian hak dan kewajiban para pihak, sehingga jika terjadi perselisihan akan sangat membantu proses pembuktian.

Jangka waktu perjanjian kerja dapat dibuat untuk waktu tertentu bagi hubungan kerja yang dibatasi jangka waktu berlakunya, dan waktu tidak tertentu bagi hubungan kerja yang tidak dibatasi jangka waktu berlakunya atau selesainya pekerjaan tertentu.

Perjanjian kerja yang dibuat untuk waktu tertentu lazim disebut dengan perjanjian kerja kontrak atau perjanjian kerja tidak tetap, sedangkan untuk perjanjian kerja yang dibuat untuk waktu tidak tertentu biasa disebut dengan perjanjian kerja tetap.

Perjanjian kerja yang dibuat untuk waktu tertentu harus dibuat secara tertulis (pasal 57 ayat (1)). Ketentuan ini dimaksudkan untuk lebih menjamin atau menjaga hal-hal yang tidak diinginkan sehubungan dengan berakhirnya kontrak kerja. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak boleh mensyaratkan adanya masa percobaan.

Dalam pasal 59 ayat (1) disebutkan bahwa perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifatnya atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu, yaitu :

a. pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya;

b. pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama dan paling lama 3 tahun;

c. pekerjaan yang bersifat musiman; atau

d. pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan.

Dengan demikian jelaslah bahwa perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang bersifat tetap.

3. Kewajiban Para Pihak dalam Perjanjian Kerja

a. Kewajiban pekerja/buruh (pasal 1603 KUHPdt)

1. pekerja/buruh wajib melakukan pekerjaan;

2. pekerja/buruh wajib menaati aturan aturan dan petunjuk majikan/pengusaha;

3. kewajiban membayar ganti rugi dan denda jika pekerja/buruh melakukan perbuatan yang merugikan perusahaan baik karena kesengajaan atau kelalaian.

b. Kewajiban pengusaha

1. kewajiban membayar upah;

2. kewajiban memberikan istirahat/cuti;

3. kewajiban mengurus perawatan dan pengobatan bagi pekerja baik yang bertempat tinggal dirumah majikan (pasal 1602x KUHPdt) maupun tidak.

4. kewajiban memberikan surat keterangan yang menjelaskan sifat pekerjaan yang dilakukan, lamanya hubungan kerja (masa kerja). Surat keterangan juga diberikan meskipun inisiatif pemutusan hubungan kerja datangnya dari pihak pekerja.

D. PERJANJIAN KERJA BERSAMA (PKB)

Dalam pasal 1 angka 21 Undang-undang Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa Perjanjian Kerja Bersama (PKB) adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat pekerja/buruh atau beberapa serikat pekerja/buruh yang tercatat pada instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan dengan pengusaha atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak.

1. Para Pihak Yang Membuat PKB

PKB disusun oleh pengusaha dan serikat pekerja yang terdaftar dan dilaksanakan secara musyawarah untuk mencapai mufakat. Pekerja diwakili oleh serikat pekerja dimaksudkan agar pekerja lebih kuat posisinya dalam melakukan perundingan dengan majikan karena pengurus serikat pekerja umumnya akan dipilih dari orang yang mampu memperjuangkan hak dan kepentingan anggotanya.

Jika dalam hal di satu perusahaan terdapat lebih dari 1 serikat pekerja maka yang berhak mewakili pekerja melakukan perundingan dengan pengusaha adalah yang jumlah keanggotaannya lebih dari 50% dari seluruh jumlah pekerja/buruh diperusahaan tersebut (pasal 120 ayat (1)). Dalam hal ketentuan tersebut tidak terpenuhi, maka serikat pekerja/buruh dapat melakukan koalisi sehingga tercapai jumlah lebih dari 50% dari seluruh jumlah pekerja/buruh diperusahaan tersebut untuk mewakili dalam perundingan dengan pengusaha (pasal 120 ayat (2)).

Apabila hal tersebut diatas tidak terpenuhi juga, maka serikat perkerja/buruh membentuk tim perunding yang keanggotaannya ditentukan secara proporsional berdasarkan jumlah anggota masing-masing serikat pekerja/buruh (pasal 120 ayat (3)).

2. Masa Berlakunya PKB

Masa berlakunya PKB paling lama 2 tahun dan hanya dapat diperpanjang satu kali untuk paling lama 1 tahun berdasarkan kesepakatan tertulis antara serikat pekerja/buruh dengan pengusaha

Perjanjian kerja yang dibuat oleh pengusaha dan pekerja/buruh tidak boleh bertentangan dengan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) (pasal 127 ayat (1)). Apabila ketentuan dalam perjanjian kerja bertentangan dengan perjanjian kerja bersama, maka ketentuan dalam perjanjian kerja tersebut batal demi hukum dan yang berlaku adalah ketentuan dalam perjanjian kerja bersama (pasal 127 ayat (2)). Demikian halnya jika perjanjian kerja tidak memuat aturan-aturan yang diatur dalam perjanjian kerja bersama maka yang berlaku adalah atu