pengaruh aktivitas terhadap kebahagiaan lanjut usia …
TRANSCRIPT
PENGARUH AKTIVITAS TERHADAP KEBAHAGIAAN
LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA
BUDI LUHUR KOTA BARU JAMBI
SKRIPSI
Di Ajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata
Satu (S.1) Dalam Ilmu (Bimbingan Penyuluhan Islam)
Fakultas Dakwah
Oleh :
NADIA
UB.160232
JURUSAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN THAHA SAIFUDDIN
2020
ABSTRAK
Aktivitas sosial adalah kegiatan yang dilakukan bersama dengan
masyarakat dilingkungan sekitar, seseorang lansia yang dapat berinteraksi sosial
dengan masyarakat sekitar dan melakukan aktivitas sosial dengan mengikuti
kegiatan-kegiatan yang ada di Panti. Hal itu akan mempengaruhi kondisi baik dari
segi fisik maupun psikologis dan akan berdampak pada rasa bahagia pada lansia.
Hal ini mendorong penulis untuk meneliti adakah pengaruh aktivitas sosial
terhadap kebahagiaan lanjut usia di panti sosial tresna werdha budi luhur jambi.
Tujuan dari penelitiaan ini adalah untuk memperoleh gambaran psikologis dari
para lansia apakah mereka merasa bahagia ketika melakukan aktivitas sosial atau
tidak, juga mengetahui aktivitas dan layanan apa saja yang diberikan oleh panti
dan faktor yang menjadi penghambat lansia untuk melakukan aktivitas sosial.
Pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah metode penelitaian
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Responden yang dilibatkan pada
penelitian ini menggunakan purposiv sampling, metode pengumpulan data ini
menggunakan metode wawancara dan observasi terhadap 8 subjek lansia di panti
dan 1 orang staff panti sebagai informan pendukung.
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, penulis menemukan
bahwa 6 dari 8 lansia yang merasakan lebih bahagia ketika melakukan aktivitas
sosial di panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi. Sedangkan 2 lainnya
merasa kurang bahagia ketika mengikuti aktivitas sosial tersebut. Kedua hal ini
ditandai dengan prilaku, dan ekpresi yang tampak dari masing-masing lansia
tersebut.
Kata kunci: Aktivitas, Lansia dan Kebahagiaan.
PERSEMBAHAN
Bismillahirahmanirrahim...
Puji syukur kepada Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya yang
telah memberikan kekuatan serta membekaliku dengan ilmu sehingga diriku
diberi kemudahan dalam penyusunan skripsi ini. Sholawat beriring salam tak
lupa pula kuhadiahkan kepad junjunga besar Nabi muhammad SAW semoga
kelak kita mendapatkan syafaat dari beliau. Aminnn.
Aku persembahkan karya tulisku ini teruntuk seseorang yang teramat aku
sayangi, seseorang yang menjadi lentera dan semangat dalam hidupku Ayahanda
M. Yamin dan Ibunda Amnah tercinta, terkasih yang mana lancarnya
pendidikanku tak luput dari do’a dan restu kedua orang tuaku, sebagai tanda
bakti, hormat dan terima kasih yang setulusnya. Tiada kata yang bisa
menggantikan segala rasa sayang, usaha, semangat dan materi yang telah engkau
berikan selama aku menempuh jalur pendidikan dan untuk menyelesaikan tugas
akhirku dibangku kuliah. Semoga Ayahanda dan Ibunda selalu dalam lindungan
Allah SWT.
Teruntuk seluruh keluarga besarku yang tercinta, kakakku Doni, Hamdi
dan adik bungsuku Rizki Hamzah. Terima kasih atas support, do’a dan kasih
sayang yang kalian berikan selama ini. Serta kakak iparku Afridayani dan kedua
keponakanku tersayang Dirga Romadhon, Alfa Dilan Mubaroq. Terima kasih
untuk senyum tawanya. Hanya ini yang dapat ku persembahkan semoga kalian
bangga.
Terkhsus untuk teman seperjuangan BPI B’16. Serta sahabat
seperjuangan, sehidup dan sependeritaan terkhusus Satria Pamungkas, Nur
Ulia, Kiky Rizki, Khoirotun Nafiah, Khusnul Khotimah, Rizki Yanti. terima
kasih atas kerja sama, waktu, ide nasehat, hiburan, traktiran, tebengan dan
semangat yang kalian berikan selama ini. Dan tak lupa terimah kasih untuk
organisasi pergerakan ku PMII yang telah banyak mengajarkanku pengalaman-
pengalaman berharga serta sahabat-sahabati yang terlibat didalamya.
Sukses selalu buat kita semua.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, atas
rahmat dan hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan
besar Nabi Muhammad SAW sang suri tauladan umat, yang telah membawa
umat-Nya dari alam kegelapan menuju ke alam yang terang benderang dengan
cahaya iman, taqwa dan ilmu pengetahauan.
Perjalanan panjang serta perjuangan yang melelahkan yang ditempuh
selama kurang lebih empat tahaun terasa begitu indah untuk dikenang suka
dukanya dalam menempuh pendidikan dan menyelesaikan tugas akhir ini yang
berjudul “Pengaruh Aktivitas Sosial Terhadap Kebahagiaan Lanjut Usia di Panti
Sosial Trena Werdha Kota Jambi” untuk mendapat gelar Starata Satu (S1) Jurusan
Bimbingan Penyuluhan Islam, Fakultas Dakwah di UIN STS jambi, dan mencapai
titik akhir penuh dengan rasa syukur.
Skripsi ini bukanlah hasil dari perjuangan diri sendiri, namun banyak
pihak yang turut serta memberikan motivasi , dukungan maupun bantuan dalam
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu ucapan terima kasih yang tak terhingga
penulis ucapkan kepada mereka yaitu:
1. Bapak Dr. Zulqarnain, M.Ag selaku dosen pembimbing I sekaligus dosen
pembimbing akademik dan Ibu Dani Sartika, S.Ag., M.Si selaku dosen
pembimbing II, yang selalu meluangkan waktu dalam membimbig dan
memotivasi demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Abdullah Yunus, M. Pd.I selaku ketua prodi bimbingan
penyuluhan islam (BPI).
3. Bapak Ahdiyat Mahendara, M. Hum selaku sekretaris prodi bimbingan
penyuluhan islam (BPI).
4. Bapak Dr. Zulqarnain, M.Ag selaku Dekan Fakultas Dakwah UIN Sultan
Thaha Saifuddin Jambi.
5. Bapak Dr. D.I. Ansusa Putra, Lc, M.A, Hum, selaku wakil dekan I Fakultas
Dakwah UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
6. Bapak Arfan Aziz, selaku wakil dekan II Fakultas Dakwah UIN Sultan Thaha
Saifuddin Jambi.
7. Bapak Dr. Samin Batubara, M. HI Selaku wakil dekan III bidang
kemahasiswaan Fakultas Dakwah UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
8. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi Asy‟ari MA, Ph.D, selaku rektor UIN Sultan
Thaha Saifuddin Jambi.
9. Ibu Dr. Rofikoh Ferawati, selaku wakil rektor I UIN Sultan Thaha Saifuddin
Jambi beserta jajarannya.
10. Ibu Dr. Rofikoh Ferawati sebagai Wakil Rektor I Selaku wakil rektor UIN
STS Jambi.
11. Bapak Dr. As‟ad Isma, sebagai Wakil Rektor II Selaku wakil rektor UIN STS
Jambi.
12. Bapak Dr. Bahrul Ulum, Sebagai Wakil Rektor III, Selaku wakil rektor UIN
STS Jambi
13. Bapak dan ibu dosen Fakultas Dakwah yang telah meberikan ilmunya dan
pengalaman yang luar biasa.
14. Seluruh karyawan karyawati dilingkungan Fakultas Dakwah UIN Sultan
Thaha Saifuddin Jambi.
15. Bapak kepala panti M. Asnawi, S. Pd, Ibu Evi Nopriyanti, S.Kep dan seluruh
staff kepegawaian Panti Sosial Tresna Werdha Kota Jambi.
16. Sahabat-sahabat BPI B yang luar biasa yang tak dapat saya sebutkan satu
persatu.n
Penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Allah
melimpahkan ridha dan keberkahan-Nya dalam kehidupan kita semua.
Jambi, Juni 2020
Penulis
Nadia
Ub.160232
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................
NOTA DINAS...........................................................................................................
SURAT PERNYATAAN ORIENTASI SKRIPSI.................................................
PENGESAHAN........................................................................................................
MOTTO....................................................................................................................
ABSTRAK................................................................................................................
PERSEMBAHAN.....................................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
PEDOMAN TRANSLITERASI...........................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................1
B. Permasalahan..........................................................................4
C. Batasan Masalah.....................................................................5
D. Tujuan dan Kegunaan.............................................................5
E. Kerangka Teori.......................................................................6
F. Metode Peneltian...................................................................18
G. Studi Relevan........................................................................23
BAB II GAMBARAN UMUM PANTI SOSIAL TRESNA WERDA
A. Gambaran Umum Aktivitas Sosial Lansia............................26
B. Sejarah Panti Sosial Tresna Werdha.....................................26
C. Geografis Panti Sosial Tresna Werdha.................................27
D. Visi dan Misi Panti Sosial Tresna Werdha...........................33
E. Kendala dan Hambatan Pelaksanaan Tugas..........................33
F. Struktur Organisasi Panti Sosial Tresna Werdha..................35
BAB III AKTIVITAS (KEGIATAN) LANSIA
A. Aktivitas Lansia....................................................................36
B. Bentuk-Bentuk Aktivitas Lansia...........................................39
1. Kegiatan perawatan kesehatan/berobat............................39
2. Kegiatan ceramah agama/pengajian.................................39
3. Kegiatan bimbingan sosial dan dinamika kelompok........40
4. Kegiatan gotong royong...................................................41
5. Kegiatan olahraga (senam dan jalan santai).....................42
6. Kegiatan bimbingan rekreasi............................................42
C. Faktor Penghambat Lansia Beraktivitas...............................44
BAB IV PENGARUH AKTIVITAS TERHADAP KEBAHAGIAAN
LANSIA
A. Aktivitas dan makna kebahagiaan yang di rasakan lansia....47
B. Lansia yang merasa tidak bahagia ketika beraktivitas..........49
C. Lansia yang merasa lebih bahagia ketika beraktivitas..........52
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................56
B. Implikasi penelitian...............................................................58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
PEDOMAN TRANSLITERASI
Penulisan transliterasi huruf Arab latin dalam skripsi ini
berpedoman pada surat keputusan bersama (SKB) Menteri Agama dan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Nomor: 158 Tahun 1987 dan
Nomor: 0543b/U/1987.
A. Alfabet
Angka Huruf Arab Huruf Latin
A ا 1
B ب 2
T ت 3
Ts ث 4
J ج 5
H ح 6
Kh خ 7
D د 8
Dz ذ 9
R ر 10
Z ز 11
S س 12
Sy ش 13
Sh ص 14
Dh ض 15
Th ط 16
Zh ظ 17
a„ ع 18
Gh غ 19
F ف 20
Q ق 21
K ك 22
L ل 23
M م 24
N ن 25
W و 26
H ه 27
Y ي 28
B. Vokal dan Harakat
Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia
Į إ ى ā اً A آ
أ و ă أى U أ Aw
Ay آ ى ū أو I إ
C. Ta’ Marbuthah (ة) Ta Marbuthah ditulis dengan h.
Transliterasi untuk Ta‟ Marbuthah ini ada tiga macam yaitu:
1. Ta‟ marbuthah yang mati atau mendapat harakat sukun, maka
transliterasinya adalah h.
Arab Indonesia
Ṣalāh صلاة
Mir āh مراة
2. Ta‟ marbuthah yang, hidup atau yang mendapat harakat fathah,
kashrah, dan dhammah maka transliterasinya adalah /t/.
Arab Indonesia
زارةالتربيةو Wizārat al-tarbiyah
Mir āt al-Zaman مراةالزمن
3. Ta‟ marbuthah yang berharakat tanwin, maka transliterasinya
adalah /tan/tin/tun/.
Arab Indonesia
زيةوف Fauziatun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
lanjut usia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian
dari proses kehidupan yang tidak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh
setiap individu. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada
daur kehidupan manusia, menurut undang-undang No. 13 tahun 1998 tentang
kesehatan bahwa usia lanjut seseorang yang mencapai usia lebih dari 60 tahun.1
Penuaan banyak dikaitkan dengan perubahan fungsi imunitas tubuh dan
menjadikannya rentan terhadap penyakit.2 Penurunan pada lanjut usia (lansia)
tercantum jelas dalam Al-Quran Surah Ar-Rum: 54).
} القران سورة
}٤٥ الروم:
“Allah, dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, Kemudian dia
menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, Kemudian dia
menjadikan (kamu) sesudah Kuat itu lemah (kembali) dan beruban. dia
menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan dialah yang Maha mengetahui lagi
Maha Kuasa”.(QS. Ar-Rum: 54).3
Kondisi yang sudah udzur sebagaimana digambarkan ayat di atas akan
menyebabkan penurunan yang menggerogoti lanjut usia. Kelemahan biologis
terlihat mempengaruhi keberadaan manusia usia lanjut. Penurunan pada fisik
biasanya ditandai dengan bahu membungkuk dan tampak mengecil, perut
membesar dan tampak membuncit, pinggul tampak menggendor dan tampak
lebih besar, garis pinggang melebar, payudara pada wanita akan mengendor,
hidung menjulur lemas, bentuk mulut akan berubah karena hilangnya gigi,
1R. Siti Mayam et. Al., Mengenal Usia Lanjut Dan Perawatannya, (Jakarta: Salemba
Medika, 2008), 33. 2Lenny Jusup, Kiat Menghadapimasalah Kesehatan Lansia, 1 (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2011), 7. 3Depatermen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Jakarta: Pustaka Al-Kausar,
2019), 410.
mata kelihatan pudar, dagu berlipat dua atau tiga, kulit berkerut dan kering,
rambut menipis dan menjadi putih. Sedangkan secara psikologis, ciri-ciri
penurunannya adalah kesepian, duka cita, depresi, gangguan cemas, parafrenia
dan sindroma diogenes. Banyaknya penurunan-penurunan ini kemudian
masyarakat menganggap lansia itu lemah dan membebankan. Akhirnya tidak
sedikit diantara mereka membawa bapak atau ibunya yang lanjut usia ke panti.4
Aktivitas berasal dari kata aktif yang berarti giat atau sibuk. Menurut
Depdikbud bahwa “aktivitas adalah kegiatan, kesibukan”.5 Aktivitas adalah
keaktifan jasmanai dan rohani kedua-duanya harus dihubungkan.6 Jadi segala
sesuatu yang dilakukan atau kegiatan kegiatan yang terjadi baik fisik maupun
non-fisik , merupakan suatau aktivitas.
Kebahagiaan merupakan keadaan pikologis yang ditandai dengan
tingginya kepuasan hidup, tingginya efek positif seperti senang, puas dan
bangga, serta rendah efek negatif seperti rasa kecewa, cemas dan takut.
Kebahagiaan tidak hanya dilihat secara obyektif, tapi kebahagiaan juga bisa
dilihat dari seberapa besar seorang mampu menciptakan kebahagiannya
sendiri.7
Kebahagiaan adalah suatu gambaran tentang kondisi seseorang yang
merasakan kepuasaan dalam menjalani kehidupan ini. Kebahagiaan sejati
tidaklah diukur dengan kekayaan dan materi. Ini karena kekayaan dan materi
hanya hal yang relatif bersifat sementara. Kebahagian sejati adalah ketika
seseorang memiliki perasaan positif dalam dirinya, seperti mampu membangun
relasi yang baik dengan masyarakat, memiliki pikiran dan prasangka yang baik,
saling menolong, hidup damai dan rukun dan selalu mengucapkan syukur
4Mei Fitriani, “Problem Psikospritual Lansia Dan Solusinya Dengan Bimbingan
Penyuluhan Islam”, Vol 36 No. 1 (2016), 71-72. 5 Dwija Utama, Media Pengembangan Pendidik, Jurnal Pendidikan, Vol 10 (42), (2019),
82. 6S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), 89.
7Riesta Ridha Tri Fadhilah, “hubungan Anatara Interaksi Sosial Dengan Happines Pada
Lansia”, Skripsi (Fakultas Psikologi Dan Kesehatan, 2018), 7.
terhadap siapapun tanpa menngenal atar belakang kehidupan.8 Beberapa hal
lain yang juga membuat lanjut usia bahagia adalah mendapat kesempatan untuk
melakukan banyak hal sesuai yang diinginkan antara lain keterlibatan dalam
kegiatan sosial, dapat leluasa bergaul dan mengetahui banyak hal, mampu
melakukan aktivitas fisik, serta memiliki waktu banyak untuk beribadah.
Banyaknya aktivitas yang dilakukan responden tidaklah menjadi beban, karena
responden melakukan kegiatannya tidak dengan terpaksa dan dilakukan dengan
santai, yang terpenting adalah saat merasa lelah harus segera beristirahat, hal
tersebut sangat disadari responden mengingat responden telah memasuki
lansia. Selain istirahat yang cukup hal lain yang perlu diperhatikan agar dapat
terus melakukan banyak aktivitas adalah menjaga kesehatan yaitu dengan cara
menjaga asupan makanan dan tetap aktif bergerak. Responden menyadari
bahwa tetap aktif membuat hidup tidak mudah bosan.
Panti jompo atau panti sosial adalah sebuah rumah atau tempat dimana
berkumpulnya orang-orang lanjut usia, baik secara suka rela ataupun
diserahkan oleh pihak keluarga untuk diurus segala keperluannya. Sebuah
sarana dimana lansia diberikan fasilitas, layanan 24 jam, jadwal aktivitas, dan
hiburan yang dibutuhkan sesuai kebutuhan lansia. Panti jompo ada yang
dikelola oleh pemerintah maupun pihak swasta.9
Berdasarkan hasil observasi awal peneliti, lanjut usia yang memutuskan
untuk tinggal di Panti tentu akan banyak mengalami perubahan dalam
kehidupannya, baik rutinitas/aktivitas sehari-hari maupun lingkungan
hidupnya. Banyak pula lansia berada di panti jompo karena mereka tidak mau
menyusahkan anak-anaknya ataupun sudah tidak memiliki keluarga atau sanak
saudara yang bisa merawat dan menampung mereka, dan ada pula lansia yang
memiliki keluarga tetapi keluarganya tidak mau mengurus dirinya lagi maka
dari itu sebagian dari lansia yang tinggal di panti ini memutuskan diri untuk
tinggal di panti ketimbang tinggal bersama keluarga dan anaknya, jadi
8Mohammad Takdir, Psikologi Syukur: Perspektif Psikologi Qur’ani & Psikologo Positif
Untuk Mencapai Kebahagian Sejati, (Autentic Happines), 1 (Jakarta: PT Elex Media Komputindo,
2018), 260. 9Laporan tahunan panti sosial tresna werdha kota jambi tahun 2018.
kebayakan lanjut usia yang tinggal di panti ini dengan keadaan yang terpaksa.
Hal ini menyebabkan lansia harus kembali menyesuaikan diri dengan
lingkungan hidupnya yang baru, baik berupa aktivitas maupun teman sesama
lansia yang tinggal di Panti tersebut.
Hal ini dibenarkan oleh pengurus panti sosial tresna werdha kota jambi,
beliau mengatakan keadaan di panti memang begitu, karena beberapa bagian
dari mereka pada awalnya memang tidak ingin tinggal di panti dan juga
beberapa dari mereka ini mempunyai masalah tertentu yang membuat mereka
akhirnya tinggal di panti. Panti hanya menerima lansia-lansia yang memang
terlantar dan tidak mempunyai keluarga sama sekali. Walaupun ada beberapa
yang mememiliki keluarga tapi pihak panti hanya mengutamakan lansia-lansia
yang terlantar.
Berdasarkan latar belakang diatas, banyak hal yang membuat peneliti
tertarik untuk mencari tau bagaimana aktivitas sosial lansia di Panti tersebut,
apa saja faktor penghambat lansia untuk melakukan dan mengikuti aktivitas
dan layanan yang diberikan oleh pihak Panti dan apa kah ada pengaruh antara
aktivitas sosial dengan rasa bahagia ketika lansia mengikuti aktivitas sosial dan
layanan yang diberikan oleh Panti. Dengan penjelasan diatas maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul proposal “PENGARUH
AKTIVITAS SOSIAL TERHADAP KEBAHAGIAAN LANJUT USIA DI
PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR JAMBI”.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka
pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini dalah “apakah ada pengaruh
aktivitas sosial terhadap kebahagian lanjut usia di panti sosial tresna werdha
budi luhur kota baru jambi?”.
1. Bagaimana bentuk aktivitas pada lanjut usia ?
2. Apa faktor penghambat lanjut usia untuk beraktivitas ?
3. Apakah ada pengaruh aktivitas terhadap kebahagiaan pada lanjut usia di
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Kota Baru Jambi?
C. Batasan masalah
Berdasarkan permasalahan diatas, maka penelitian ini di fokuskan
pada satu permasalahan. untuk menghindari objek bahasan yang keluar dari
koridor yang diharapkan. Oleh karena itu peneliti membatasi masalah yang
akan dibahas hanya tentang bagaimana aktivitas lansia, dan pengaruhnya
terhadap kebahagiaan para lansia.
D. Tujuan dan kegunaan penelitian
Berdasarkan permasalah diatas maka tujuan umum dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh aktivitas sosial terhadap kebahagiaan
lanjut usia diPanti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Kota Baru Jambi. Untuk
lebih jela s penulis merincikan tujuaan penelitian ini.
1. Mengetahui bagaimana bentuk aktivita lanjut usia di Panti Sosial Tresna
Werdha Budi Luhur Kota Baru Jambi.
2. Mengetahui Apa faktor penghambat lanjut usia untuk beraktivitas.
3. Mengetahui adanya pengaruh aktivitas terhadap kebahagiaan lanjut usia
diPanti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Kota Baru Jambi.
Lebih jauh, penelitian ini juga diharapkan dapat mencapai kegunaan
yang bersifat teoritis dan juga praktis, yaitu :
1. Secara umum penelitian ini diharapkan dapat menambah konsep atau teori
yang bisa menompang perkembangan ilmu pengetahuan dibidang
bimbingan penyuluhan islam khususnya dalam hal aktivitas dan
kebahagiaan pada lanjut usia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur
Kota Baru Jambi.
2. Masyarakat umum dapat mengetahui pengaruh aktivitas terhadap
kebahagiaan lanjut usia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Kota
Baru Jambi.
3. Lanjut usia sendiri lebih memahami pentingnya aktivitas dalam
meningkatkan kebahagiaan yaitu dengan mengitu setiap aktivitas sosial
yang ad di panti tersebut.
E. Kerangka Teori
1. Pengertian Lansia
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
kehidupan manusia, menurut undang-undang No. 13 tahun 1998 tentang
kesehatan bahwa usia lanjut seseorang yang mencapai usia lebih dari 60
tahun.10
Seiring berjalannya waktu, proses penuaan tersebut terjadi secara
natural. Masa penuaan inilah yang kemudian banyak terjadi penurunan-
penurunan dilihat dari aspek fisik dan psikologis. Penuaan banyak
dikaitkan dengan perubahan fungsi imunitas tubuh dan menjadikannya
rentan terhadap penyakit.11
Pada masa lanjut usia atau dewasa akhir, sejumlah perubahan fisik
semakin terlihat sebagai akibat dari masa penuaan. Proses penuaan sendiri
di bagi menjadi dua yaitu yang pertama proses penuaan primer yang
merupakan proses degenerasi tubuh yang perlahan tidak dapat di hindari,
mulai dari awal kehidupan serta berlangsung selama bertahun-tahun dan
proses ini tidak dapat di hentikan dengan cara apapun. Yang kedua yaitu
proses penuaan sekunder yang di sebabkan oleh penyakit atau
penyalahgunaan zat, proses penuaan jenis ini masih dapat di kontrol oleh
seseorang Felman (2008).
Berdasarkan pada pengertian-pengertian di atas, maka bisa ditarik
sebuah kesimpulan mengenai lansia, maka lansia merupakan masa dimana
seseorang sudah tidak ada lagi mengalami peningkatan kualitas fisik yang
berkisar antara usia 60 tahun sampai 70 tahun dan usia lanjut yang dimulai
pada usia 70 tahun hingga akhir kehidupan seseorang.
a. Ciri-Ciri Lanjut Usia
Adapun ciri-ciri usia lanjut sebagai diantaranya sebagai berikut:
1) Usia lanjut merupakan periode kemunduran Ketika kemunduran
mental dan fisik terjadi secara perlahan dan bertahap. Kemunduran itu
10
R. Siti Mayam et. al., Mengenal Usia Lanjut Dan Perawatannya, (Jakarta: Salemba
Medika, 2008), 33. 11
Lenny Jusup, Kiat Menghadapimasalah Kesehatan Lansia, 1 (Jakarta Pt. Gramedia
Pustaka Utama, 2011), 7.
sebagian datang dari faktor fisik dan sebagian lagi dari faktor
psikologis. Penyebab kemunduran dari faktor itu merupakan suatu
perubahan pada sel-sel tubuh bukan karen penyakit khusus.
Kemunduran itu mempunyai penyebab psikologis.
2) Perbedaan individual pada efek menua. Orang menjadi tua secara
berbeda karena mempunyai sifat bawaan yang berbeda. Sosio-
ekonomi dan latar belakang pendidikan yang berbeda dan pola hidup
yang berbeda. Bila perbedaan tersebut bertambah sesuai usia, maka
perbedaan tersebut bisa membuat seseorang bereaksi secara berbeda
dengan situasi yang sama.
3) Usia tua dinilai dengan kriteria berbeda, pada waktu usia anak
mencapai remaja, menilai usia lanjut dalam cara yang sama dengan
cara penilaian orang dewasa yaitu, dalam hal penampilan diri dan apa
yang dapat dan tidak dapat mereka lakukan.
4) berbagai streotipe orang lanjut usia, terdapat banyak streotipe orang
lanjut usia dan banyak kepercayaan tradisional tentang kemampuan
fisik dan mental. Stereotope yang paling umum adalah, pertama
cenderung melukiskan usia lanjut sebagai usia yang tidak
menyenangkan. Kedua, orang yang berusia lanjut sering diberi tanda
dan diartikan orang secara tidak menyenangkan.
5) Sikap sosial terhadap lanjut usia, pendapat klise tentang usia lanjut
mempunyai pengaruh besar terhap sikap sosial. Arti penting tentang
sikap terhadap usia lanjut mempengaruhi cara memperlakukan orang
usia lanjut.
6) Menua membutuhkan perubahan peran, karena perubahan kekuatan,
kecepatan dan kemenarikan bentuk fisik, para orang berusia lanjut
tidak dapat lagi bersaing dengan orang-orang yang lebih muda dalam
berbagai bidang tertentu. Karena orang usia lanjut diharapkan
mengurangi peran aktifnya dalam masyrakat dan sosial.
7) Penyesuaian yang buruk. Orang yang berusia lanjut cenderung sebagai
kelompok yang lebih banyak menyesuaikan diri secara buruk
ketimbang orang yang lebih muda. 12
Sebagian besar tugas besar lanjut usia lebih banyak berkaitan
dengan kehidupan pribadi dari pada kehidupan orang lain. mereka juga
diharapkan untuk mencari kegiatan untuk menggantikan tugas-tugas
terdahulu yang menghabiskan sebagian besar waktu mereka semasa muda.
Ada beberapatugas perkembangan usia lanjut sebagaiberikut: Pertama,
menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan
kesehatan.Kedua, menyesuaikan diri degan masa pensiun dan
berkurangnya penghasilan keluarga.Ketiga, menyesuaikan diri dengan
kematian pasangan hidup.Kempat, bentuk hubungan dengan orang-orang
yang seusia.Kelima, membentuk peraturan kehidupan fisik yang
memuaskandan yang terakhir menyesuaikan diri dengan peran sosial
secara luas.13
b. Tipe kepribadian lanjut usia
Menurut Kuntjoro ada lima tipe kepribadian pada lanjut usia
sebagai berikut:14
1) Tipe konstruktif
Tipe kepribadian ini sejak muda umumnya mudah
menyesuaikan diri dengan baik terhadap perubahan dan pola
kehidupannya. Sejak muda perilakunya positif dan konstruktif serta
hampir tidak pernah bermasalah baik dirumah, disekolah maupun
dalam pergaulan sosial.
2) Tipe kepribadian mandiri
Tipe kepribadian ini dikenal sebagai seseorang yang sangat
aktif dan dinamis dalam pergaulan sosial, senang menolong orang
12
Diana Aris Wanti Triningtyas & Siti Muhayati, Mengenal Lebih Dekat Tentang Lanjut
Usia, 1 (Jawa Timur: CV AE MEDIA GRAFIKA, 2018), 2-6. 13
Ibid., 7. 14
Azizah L.M. Keperawatan Lanjut Usia, (Jakarta: Graha Ilmu, 2011), 4.
lain, memiliki penyesuaian diri yang cepat dan baik banyak memiliki
teman dekat namun sering menolak pertolongan dari orang lain. tipe
kepribadian ini memiliki prinsip “jangan menyusahkan orang lain”
tetapi menolong orang lain itu penting.
3) Tipe kepribadian tergantung
Kepribadian tergantung ditandai dengan prilaku yang pasif dan
tidak berambisi sejak anak-anak, remaja dan masa muda. Kegiatan
yang lakukannya didasari cenderung dengan ikut-ikutan karena diajak
oleh temannya atau orang lain. karena pasif atau tergantung, maka jika
tidak ada teman yang mengajak timbul pikiran yang optimistik,
namaun sukar melaksanakan kehendaknya, karena kurang memiliki
inisiatif dan kreativitas untuk menghadapi hal-hal yang nyata.
4) Tipe kepribadian bermusuhan
Tipe ini adalah model kepribadian yang tidak disenangi orang,
karena prilakunya cenderung sewenag-wenang, galak, kejam, agresif,
semaunya sendiri dan sebagainya. Sejak masa sekolah dan remaja
biasanya mereka sudah banyak masalah, misalnya tidak disenangi
guru, dijauh kawan-kawan serta sering pindah-pindah sekolah
sehingga sebagai siswa reputasinya negatif.
5) Tipe kepribadian kritik diri
Tipe kepribadian ini ditandai dengan ifat-sifat yang sering
menyesali diri dan mengkritik dirinya sendiri. Misalnya merasa
bodoh, pendek, kurus terlalu tinggi, terlalu gemuk dan sebagainya,
yang menggambarkan bahwa mereka tidak puas dengan keadaan
dirinya. Sejak menjadi siswa mereka tidak memiliki ambisi namun
namun kritik pada dirinya banyak dilontarkan. Kalau dapat nilai jelek
selalu mengkritik dirinya dengan kata dasar orang bodoh maka malas
belajar.
c. Faktor yang Mempengaruhi Sosial Lanjut Usia
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi sosial lanjut usia
diantaranya sebagai berikut:
1) lingkungan menyediakan sumber dukungan sosial yang positif agar
lansia tetap bisa merasa bahagia, mencapai kepuasan hidup dan
terhindar dari depresi.
2) Adanya kesediaan dari pihak-pihak yang berkompenten untuk
mendesain program intervensi bagi individu lanjut usia agar lebih
siapp menghadapi masa tua.
3) Adanya kesadaran diri untuk menjalani masa lanjut usia,
menumbuhkan minat untuk melibatkan diri pada kegiatan yang lebih
bermanfaat. Kesejahteraan pada lanjut usia dapat tercapai apanila
lansia mampu melaksanakan hubungan sosial baik dengan keluarga
maupun masyarakat. Selain itu lansia juga membutuhkan dukungan
sosial. Bagi lansia dukungan sosial dapat meningkatkan kesehatan
fisik dan mental.15
2. Kebahagiaan
a. Pengertian Kebahagiaan
Aris toteles menyatakan bahwa kebahagiaan berasal dari kata
“happy” atau kebahagiaan yang berarti feeling good, having fun, having a
good time, atau sesuatu yang membuat pengalaman yang menyenagkan.
Kebahagiaan adalah keadaan emosi positif yang didefinisikan secara
subjektif oleh setiap orang.16
Rahmad menambahkan bahwa kebahgiaan
adalah perasaan yang menyenagkan, selain itu kebahagiaan juga meliputi
penilaian seseorang tetang hidupnya.17
Kebahgiaan adalah keadaan pikiran
15
Pipit Festi W, Lanjut Usia Persfektif Dan Masalah, (Surabaya: Umsurabaya Publishing,
2018) , 40-41. 16
Putri Oetami & Kwararini Wahyu Yuniarti, “Orientasi Kebahagiaan Siswa Sma,
Tinjauan Psikologi Idigenous Pada Siswa Laki-Laki Dan Perempuan”, Jurnal Humanitas, Vol VII,
No.2, (2011), Hlm 106 17
Jalaludin Rahmad, Meraih Kebahagiaan, (Bandung,:Simbiosa Rekatama Media, 2009),
23.
atau perasaan yang dintai dengan adanya kepuasan, cinta, kesenangan,
atau sukacita.18
Seligman dalam bukunya “authentic happines”, menjelaskan
bahwa kebahagiaan merupakan konsep yang mengacu pada emosi positif
yang dirasakan individu serta aktivitas-aktivitas positif yang disukai
individu tersebut. Kebahagiaan juga dipengaruhi beberapa aspek antara
lain terjadinya hubungan yang positif dengan orang lain, keterlibatan
penuh, penemuan makna dalam kesehariaan, optimer yang realistis dan
resiliensi. Ryan19
dan Deci20
menguraikan teori kebahagiaan dalam dua
pandangan yakni pandangan hedinic dan eudaimonic. Pandangan hedonic
menyatakan bahwasannya kebahagiaan hanya didapat apabila tersedianya
pilihan-pilihan serta kenikmatan bagi pikiran dan tubuh, pandangan ini
menyatakan bahwa kebahagiaan bersifat subjektif.21
Hal ini sejalan pula dengan yang di ungkapkan oleh Seligman
bahwa kebahagiaan hedonic bersumber dari kesenangan-kesenangan yang
datang dari luar individu. Sedangkan eudemonic menyatakan kebahagiaan
lebih bersifat objektif tidak dapat disetarakan dengan kebahagiaan.22
Menurutnya kebahagiaan eudemonic sifatnya benar-benar muncul dari
dalam diri individu tersebut dan tidak terpengaruh dari kondisi eksternal
individu tersebut, kebahagian jenis ini hanya didapat melalui aktifitas yang
sejalan dengan tujuan hati yang sebenarnya.23
Demikian dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
kebahagian adalah perasaan positif yang berasal dari kualitas keseluruhan
hidup dengan tidak adanya perasaan menderita, yang dapat membuat
perasaan senang, damai dan kesejahteraan, kedamaian pikiran, kepuasan
18
Rahmat Aziz, ”Pengalaman Spritual Dengan Kebahagiaan Pada Guru Agama Sekolah
Dasar”, Jurnal Proyeksi, Vol.6, No.2, (2011), 3. 19
Richard M. Ryan, Profesor Institute For Positiv Psychology And Education Di
Australia Catholic University Dan Prpfesor Riset Di University Of Rochester. 20
Edward L. Deci, Profesor Psikologi Dan Profesor Gowen Dalam Ilmu Sosial Di
Unversity Of Rochester. 21
Teuku Eddy, F. R. Psikologi Kebahagiaan. (Yogyakarta: Progresif Books, 2007), 16. 22
Seligman, M.E,P., Penerjemah Nukman Y.E., Authentic Happines, menciptakan
kebahagiaan dengan psikologi positif, (bandung: penerbit mizan, 2005), 62. 23
Seligman, Penerjemah Nukman, Authentic Happines....., 45.
hidup, serta tidak adanya perasaan tertekan ataupun menderita. Semua
kondisi ini adalah merupakan kondisi kebahagiaan yang dirasakan
individu.
Kebahagiaan merupakan suatu konsep yang mengacu pada emosi
positif yang dirasakan individu serta aktifitas-aktifitas positif yang tidak
mempunyai komponen perasaan sama sekali atau yang disukai individu.
Adapun faktor yang mempengaruhi kebagiaan: pertama, faktor eksternal
yang bersumber dari kemakmuran (wealth), pendidikan, agama, peristiwa
hidup, aktivitas, kontak sosial dan kehidupan keluarga dan faktor internal
yang bersumber dari kepribadian (jenis kelamin, gaya atribusi, tipe
kepribadian, temperamen, harga diri, keyakinan diri, inteligensi dan
kebutuhan-kebutuhan psikologis.
b. Aspek-Aspek Kebahagiaan
Menurut seligman dkk, ada lima aspek utama yang dapat menjadi
sumber kebahagiaan, yaitu:24
1) Menjalin hubungan positif dengan orang lain
Hubungan positif bukan berarti sekedar memiliki teman,
pasangan ataupun anak. Status perkawinan dengan kepemilikan anak
tidak dapat menjamin kebahagiaan seseorang.
2) Keterlibatan penuh
Bagaimana seseorang melibatkan diri sepenuhnya dalam
perkerjaan yang ditekuni. Keterlibatan penuh bukan hanya dalam karir
tetapi juga dalam aktivitas lain seperti hobi dan aktivitas bersama
keluarga atau teman. Keterlibatan penuh membutuhkan partisopasi
aktif dari orang yang bersangkutan, dengan melibatkan diri secara
penuh, bukan hanya fisik yang beraktivitas tetapi hati dan fikiran juga
ikut serta.
24
Seligman, Penerjemah Nukman, Authentic Happines....., 17.
3) Temukan makna dalam kesehariaan
Keterlibatan penuh dab hubungan positif dengan orang lain
tersirat satu cara lain untuk dapat bahagia, yakni temukan makana
dalam apapun yang dilakukan.
4) Optimis namun tetap realistis
Orang yang optimis ditemukan lebih bahagia. Mereka tidak
mudah cemas karena menjalani hidup dengan penuh harapan.
5) Menjadi pribadi yang resilien
Orang yang berbahagia bukan berarti tidak pernah mengalami
penderitaan. Karena kebahagiaan tidak tergantung pada seberapa
banyak peristiwa menyenangkan yang dialami. Melainkan sejauh
mana seseorang memiliki sesiliensi, yakni kemampuan untuk bangkit
dari peristiwa yang pahit sekalipun.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebahagiaan
Berikut adalah faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi
kebahagiaan seseorang yaitu:25
1) Agama, orang yang religius lebih bahagia dan lebih puas terhadap
kehidupan dari pada orang yang tidak religius. Hal ini dikarnakan
agama memberikan harapan akan masa depan dan menciptakan makna
dalam hidup bagi manusia.
2) Kehidupan sosial, menurut Seligman, orang yang sangat bahagia
menjalani kehidupan sosial yang kaya dan memuaskan, palig sedikit
menghabiskan waktu sendirian dan mayoritas dari mereka
bersosialisasi.
3) Budaya, Trandis mengatakan faktor budaya dan sosial politik berperan
dalam tingkat kebahagian seseoang.
4) Pernikahan, kebahagiaan orang yang menikah mempengaruhi panjang
usia dan besar penghasilan dan hal ini berlaku pada laki-laki maupun
perenpuan.
25
Seligman, Penerjemah Nukman, Authentic Happines....., 74.
5) Kesehatan, usia uang dan jenis kelami juga termasuk faktor yang
mempengaruhi kebahagiaan.
Faktor-faktor insternal yang dapat mempengaruhi kebahagiaan
seseorang. Menurut Seligman, terdapat tiga faktor internal yang
berkontribusi terhadapa kebahagiaaan.26
1) Kepuasan terhadap masa lalu
Kepuasan pada masa lalu dapat dicapai melaui tiga cara, yaitu
sebagai berikut:
a) Melepaskan pandangan masa lalu sebagai pandangan masa depan
seseorang.
b) Bersyukur terhadap hal-hal baik dalam hidup akan meningkatkan
kenangan-kenangan positif.
c) Memaafkan dan melupakan, perasaan seseorang terhadap masa lalu
tergantung sepenuhnya pada pengingatan yang dimilikina. Salah
satu cara untuk mrenghilangkan emosi negatif mengenai masa lalu
adalah dengan memaafkan. Memaafkan dapat menurunkan stress
dan menngkatkan kemungkinan kepuasan hidup.
2) Optimisme terhadap masa depan
Optimisme didefinisikan sebagai ekspektasi secara umum bahwa
akan terjadi lebih banyak hal baik dibandingkan hal buruk dimasa yang
akan datang.
3) Kebahagiaan pada masa sekarang
Kebahagian pada masa sekarang melibatkan dua hal, yaitu:
a) Pleasure yaitu kesenangan yang memiliki komponen sensosi dan
emosional yang kuat, sifatnya sementara dan melibatkan
pemikiran.
b) Gratification yaitu kegiatan yang sangat disukai seseorang namun
tidak selalu melibatkan perasaan tertentu, dan durasinya lebih lama
dibandingakan pleasure, kegiatan yang memunculkan gratifikasi
umumnya memiliki komponen seperti menantang, membutuhkan
26
Seligman, Penerjemah Nukman, Authentic Happines....., 80.
keterampilan dan konsentrasi,bertujuan, ada umpan balik lansung,
pelaku tenggelam didalamnya, ada pengandaian, kesadaran diri
pupus dan waktu seolah berhenti.
Dapat disimpulakan dari tiga faktor interman dari seligman yang
merumuskan tiga emosi positif berdsarkan orientasi waktunya, yaitu: emosi
positif yang ditunjukkan pada masa lalu, masa sekarang dan masa depan.
1. Emosi positif yang ditunjukkan pada masa lalu, seperti rasa puas, damai
dan bangga.
2. Emosi positif yang ditunjukkan pada masa sekarang , seperti kenikmatan
lahiriah seperti, misalnya: kelezatan makanan,kehanagandan kenikmatan
yang lebih tinggi seperti senang, gembira dan nyaman.
3. Emosi positif yang ditunjjakan pada masa depan, seperti optimis,
harapan, kepastian kepercayaan dan keyakinan . emosi positif pada masa
depan di tunjang oleh bagaimana individu memandang masa depannya.
d. Karakteristik Orang yang Bahagia
Menurut David G. Myers, seorang ahli kejiwaan yang berhasil
mengadakan penelitian tentang solusi mencari kebahagiaan bago manusia
modern. Ada empat karakteristik atau ciri-ciri orang yang memiliki
kebahagiaan dalam hidupnya, yaitu:27
1) Menghargai diri sendiri
Orang yang bahagia cenderung menyukai dirinya sendiri. Mereka
cenderung setuju dengan pernyataan seperti “saya adalah orang yang
paling menyenangkan”. Jadi, pada umumnya orang yang bahagia
adalah orang yang memiliki percaya diri yang tinggi.
2) Optimis
Orang yang optimis percaya bahwa peristiwa baik memiliki penyebab
permanaen dan peristiwa buruk bersifat sementara sehingga mereka
27
David, G. Myers, Psikologi Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika. 2012), 20.
berusaha untuk lebih keras pada setiap kesempatan agar ia dapat
mengalami peristiwabaik lagi.
3) Terbuka
Orang yang bahagia biasanya lebih terbuka terhadap orang lain.
penelitian menunjukan bahwa orang-orang tergolong sebagai orang
entrovert dan mudah bersosialisasi dengan orang lain ternyata
memiliki kebahagiaan yang lebih besar.
4) Mampu mengendalikan diri sendiri
Orang yang bahagia pada uumnya merasa memiliki kontrol pada
hidupnya. Mereka merasa lbih memiliki kekuatan atau kelebihan
sehingga biasanya mereka berhasil lebih baik disekolah atau
perkerjaan.
3. Aktivas (kegiatan)
a. Pengertian Aktivitas
Aktivitas berasal dari kata aktif yang berarti giat atau sibuk.
Menurut Depdikbud bahwa “aktivitas adalah kegiatan, kesibukan”.28
Aktivitas adalah keaktifan jasmanai dan rohani kedua-duanya harus
dihubungkan.29
Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan kegiatan
yang terjadi baik fisik maupun non-fisik , merupakan suatau aktivitas.
Dalam filsafat , aktivitas adalah suatu hubungan khusus manusia dengan
dunia, suatu proses yang dalam perjalanannya manusia menghasilkan
kembali dan mewujudkan alam, karena ia membuat dirinya sendiri subyek
aktivitas dan gelala-gejala alam objek aktivitas. Dalam psikologi, aktivitas
adalah sebuah konsep yang mengandung arti fungsi individu dalam
interaksinya dengan sekitarnya.
Menurut ilmu sosiologi aktivitas diartikan sebagai segala bentuk
kegiatan yang ada dalam masyarakat seperti gotong royong dan kerja
28
Dwija Utama, Media Pengembangan Pendidik, Jurnal Pendidikan, Vol 10 (42), (2019),
82. 29
S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), 89.
sama disebut sebagai aktivitas sosial baik yang berdasarkan hubungan
tetangga atau kekerabatan.30
Jadi dapat disimpulkan aktivitas sosial merupakan salah satu
kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh individu.
Lanjut usia yang sukses adalah lanjut usia yang mempunyai
aktivitas sosial di lingkungannya. Lanjut usia mampu berinteraksi dengan
lingkungan sekitarnya bersama lansia lainnya atau orang-orang terdekat,
menjalankan hobi serta aktif dalam aktivitas kelompok. Aktivitas sosial
merupakan kegiatan yang dilakukan bersama dengan masyarakat di
lingkungan sekitar.31
Aktif dalam kegiatan sosial sangat baik untuk kebahagiaan.
Keaktifan akan mendorong diri untuk mempraktikan hidup saling
menghargai perbedaan, menghargai pendapat oran lain, tidak memaksakan
kehendak, atau selalu bertimbang rasa sebelum bertindak.32
Manfaat aktivitas sosial diantaranya, menciptakan komunitas yang
sehat ketika satu orang melakukan perbuatan baik, maka perbuatan
tersebut akan berdampak baik juga untuk orang lain bahkan hal itu bisa
menjadi contoh dan ditiru oleh yang lain, meningkatkan rasa kepercayaan
diri, menambah relasi, menambah pengalaman, menumbuhkan jiwa sosial,
membuka pintu rezeki dan menumbuhkan kreativitas.
b. Bentuk-Bentuk Aktivitas Lansia
Bentuk-bentuk aktivitas aktivitas yang biasa dilakukan oleh lansia
di panti diantaranya: gotong royong bersama, senam pagi, sarapan pagi,
bimbingan kegamaan (rohaniawan), bimbingan kelompok, kegiatan
pemeriksaan kesehatan, pengangajian dan membuat kerajinan tangan
(keterampilan) dan juga bimbingan rekreasi.
30
Sojogyo Dan Pujiwati Soyogyo, Sosiologi Pendesaan Kumpulan Bacaan, ( Yogyakarta:
Gajah Mada University Press, 1999) 28. 31
Ibid..,5. 32
Surbakti, gangguan kebahagiaan anda dan solusinya, 1 (jakarta: PT elex media
komputindo, 2010) ,428
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yakni
analisis deskriptif yang dimaksudkan adalah mengumpulkan informasi
mengenai status suatu gejala yang ada. yaitu menggambarkan keadaan
“menurut apa adanya” tentang suatu gejala atau keadaan.33
Penelitian
deskriptif dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai sesuatu
fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah
variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti.34
Penelitian
ini berupaya memberikan gambaran mengenai fenomena dan keadaan yang
terjadi di lokasi penelitian berdasarkan kondisi alamiah (natural setting) dari
obyek penelitian, karena berdasar pada kondisi alamiah itu maka berbagai
fenomena yang nampak tersebut, kemudian dieksplotasi dan diperdalam
dengan mengacu pada pelaku, waktu, tempat, dan kejadian.
Lexy J. Moleong mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan dan lain-lain. Dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memaanfaatkan
berbagai metode alamiah.35
2. Setting dan subjek penelitian
Setting penelitian ini adalah panti sosial tresna werdha jambi. subjek
penelitian adalah lansia, perawat panti dan kepala panti yang terlibat langsung
aktif dalam penelitian ini, cukup mengetahui, memahami dan ikut serta dalam
aktifitas yang akan diteliti.
Peneliti memilih lokasi tersebut untuk dijadikan lokasi penelitian
karena ada sebagian lansia yang tidak bisa maupun tidak mau ikut serta dalam
33
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, IV, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), 99. 34
Ibnu Hajar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan, II,
(Jakarta:Raja Grafindo Persada, 1999), 274. 35
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif”, (Bandung : Remaja Rosdakarya.
2008), 4
melakukan aktivitas, ada sebagian lansia yang memilih diam dikamarnya
ketimbang beraktivitas, tentu saja hal ini akan berpengaruh kepada rasa
kesepian dan bosan pada lansia dan juga kebutuhan hidup lansia tersebut,
misalnya kebutuhan akan penghargaan, rasa aman dan sebagainya.
3. Sumber data dan jenis data
sumber data ini diambil dari manusia dan non manusia yang masuk
dalam sebuah penelitian. Unsur manusia yaitu unsur yang langsung terlibat
dalam sebuah penelitaian seperti perkataan ataupun perbuatan. Orang yang
bisa memeberikan data melalui wawancara, sedangkan yang non manusia
yaitu dapat berupa suasana yang bergerak ataupun diam, meliputi ruangan,
suasana dan proses. Sumber data tersebut merupakan objek yang akan di
observasi.
Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data skunder.
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama
melalui observasi dan wawancara lapangan. Sedangkan data skunder adalah
data yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti. Data ini di
peroleh dengan menggunakan studi literature yang dilakukan terhadap
banyak buku. Yang kadang-kadang di peroleh melalui internet yang
berhubungan dengan penelitian.36
G. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data di lokasi dilakukan dengan menggunakan metode
pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mengamati dan mencatat secara sistemastik gejala-gejala yang
diselidiki. Yehoda dan kawan-kawan menjelaskan bahwa pengamatan
akan menjadi alat pengumpulan data yang baik apabila mengabdi kepada
tujuan penelitian, direncanakan secara sistematik, dicatat dan dihubungkan
dengan proposisi-proposisi yang umum serta dapat dicek dan dikontrol
36 Sugiono, Metode Penelitin Bisnis, Edisi I, (CV, Alfabeta, Bandung, 2015).
validitas, relibilitas dan ketelitiannya.37
Adapun yang akan diobservasi
dalam penelitian ini yakni pengamalan nilai-nilai agama pada remaja
dalam implementasi strategi penyuluhan oleh penyuluh agama Islam.
Obsevasi dibagi menjadi dua:
1. Observasi non-partisiapan
Pada observasi ini peneliti mengumpulkan data tanpa menjadi
bagian dari situasi yang terjadi peneliti hadir secara fisik ditempat
kejadian. Namun hanya mengamati serta melakukan pencatatan secara
sistematis terhadap informasi yang diperolehnya. Observasi jenis ini harus
dilakukan dalam satu perode yang panjang agar seluruh data yang
dibutuhkan benar-benar terkumpul secara tepat. Peneliti turun kelapangan
untuk melakukan observasi secara langsung mengenai gejala-gejala yang
dialami lansia dan keikutsertaan lansia dalam mengikuti kegiatan-kegiatan
di panti tersebut.
2. Obsevasi partisipan
Pada observasi ini peneliti dapat mengambil peran dalam situasi
berlangsung dan peneliti menjadi salah satu orang yang melakukan
aktivitas yang diteliti. Dengan demikian peneliti mendapat pengalaman
secara langsung dari aktivitas tersebut.
b. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data untuk mendapatkan
keterangan lisan melalui tanya jawab dan bertatap muka atau berhadapan
langsung dengan orang yang dapat memberikan keterangan.38
Tanpa
wawancara, peneliti akan kehilangan informasi yang hanya dapat
diperoleh dengan bertanya langsung kepada informan.Metode wawancara
ini penulis gunakan untuk mengetahui realita kebahagiaan lanjut usia dan
hambatan-hambatan lanjut usia dalam beraktivitas sosial di panti sosial
37
0Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Cet. VIII; Jakarta: Bumi
Aksara, 2007), 70. 38
Husain Usman &Purnomo Setiady Akbar, Metodology Penelitian Sosial, IV (Jakarta:
Bumi Aksar, 2001), 73.
tresna werdhaKota Jambi. Wawancara terbagi menjadi dua pertama,
wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.
Peneliti melakukan wawancara secara lansung dan terstruktur
kepada lansia, perawat panti maupun kepala panti mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan lansia dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan lansia di
panti tersebut.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumentasibiasanya berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya
monumental dari seseorang.Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya
catatan harian, sejarah kehidupan, cerita biografi, peraturan kebijakan.
Sedangkan dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, sketsa,
gambar hidup dan lain sebagainya.39
Peneliti mewawancarai lansung tentang biografi maupun sejarah
hidup lansia dan menjadikan setiap kegiatan yang diteliti sebagai
dokumntasi, kegiatan-kegiatan yang dilakukan lansia di photo dan
dijadikan dokumen sebagai penguat hasil penelitian.
H. Tehnik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif ini adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,
mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dipelajari dan
memusatkan apa yang dapat diceritakan pada orang lain sehingga dapat
diambil sebagai kesimpulan berdasarkan data yang faktual.
Analisis data harus seiring dengan pengumpulan fakta-fakta di
lapangan, dengan demikian analisis data dapat dilakukan sepanjang proses
penelitian dan sebaiknya pada saat menganalisis data peneliti harus kembali
lagi ke lapangan untuk memperoleh data yang dianggap perlu dan
mengolahnya kembali.40
Oleh karena itu, penelitian ini berbentuk suatu
39
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, IV, (Bandung: CV Alfabeta, 2008), 82. 40
Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif, III, (CMalang: UNISMUH Malang, 2005) , 15.
penjelasan yang menggambarkan keadaan, proses, peristiwa tertentu, dengan
menggunakan analisis data kualitatif. Pengolahan data yang ada selanjutnya
diinterpretasikan dalam bentuk konsep yang dapat mendukung objek
pembahasan. Sehingga langkah-langkah yang digunakan dalam menganalisis
data pada penelitian dapat dipaparkan sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian untuk
menyederhanakan, mengabstrakkan dan transformasi data “kasar” yang
bersumber dari catatan tertulis di lapangan. Maksudnya, informasi dari
lapangan sebagai bahan mentah diringkas, disusun lebih sistematis, serta
ditonjolkan pokok-pokok yang penting agar lebih mudah dipahami.
Seluruh hasil penelitian dari lapangan yang telah dikumpulkan kembali
dipilah untuk menentukan data mana yang tepat untuk digunakan.
2. Penyajian Data
Penyajian data yang diperoleh dari lapangan terkait dengan
seluruhpermasalahan penelitian dipilah antara yang dibutuhkan dan yang
tidak dibutuhkan,lalu dikelompokkan kemudian diberi batasan masalah.41
Penyajian data tersebut,maka diharapkan dapat memberikan kejelasan
mana data yang substantif dan manadata pendukung.
3. Verifikasi
Pada langkah verifikasi penulis menuju ke arah kesimpulan yang
sifatnya terbuka, juga peneliti masih dapat menerima masukan dari peneliti
lain.
I. Pemeriksaan Keabsaan Data
Selama pelaksanaan penelitian, suatu kesalahan di mungkinkan dapat
timbul, entah itu dari peneliti ataupun dari informan. Untuk mengurangi
kesalahan data tersebut peneliti melakukan pengecekan melalui tiga cara:
41Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Bina Aksara, 2006), 1.
1. Memperpanjang Masa Pengamatan
Hal ini memungkinkan meningkatkanderajat kepercayaan data
yang dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan dan menguji informasi
dari responden dan untuk membngun kepercayaan pada responden
terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.
2. Pengamatan Yang Terus-Menerus
Dilakukan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur dalm situasi yang
sangat relevan dengan persolan atau isi yang sedang diteliti. Serta
memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
3. Diskusi Dengan Teman Sejawat
Langkah akhir untuk menjamin keabsahan data, peneliti melakukan
diskusi dengan teman sejawat, guna memastikan data yang diterima benar-
benar realdan bukan mata persepsi sepihak dari peneliti atau informan.
Melalui cara tersebut peneliti mengharapkan mendapatkan masukan dan
saran yang berharga dalam meninjau keabsahan data.42
H. Studi Relavan
Adapun penelitian terdahulu yang relevan dengan “Pengaruh
Aktivitas Terhadap Kebahagiaan Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi
Luhur Jambi” Yaitu:
1. Dalam penelitian sebelumnya skripsi Rizkha Armely 2019 dengan judul,
“Makna Hidup dan Dampaknya Terhadap Kebahgiaan Lanjuat Usia
(Lansia) di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi”.
Penelitiaan membahas tentang makna hidup bagi lansia yang tinggal
dipanti, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 7 dari 10 lansia
memaknai hidupnya dengan positif dan lebih senang ketika berada dipanti
sedangkan 3 lansia lainnya memaknai hidup negatif mereka lebih bahagia
ketika berada dirumah bersama keluarganya.43
42
Tim Penyusun, Panduan Penulis Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN
Sultan Thaha Saifuddin Jambi, 68. 43
Rizkha Armely, Makna Hidup Dan Dampaknya Terhadap Kebahagian Lansia Di Panti
Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi, (Skripsi 2019)
Adapun perbedaan yang terdapat pada penelitain ini dengan
penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitaan sebelumnya
mengambil pembahasan tentang makan hidup pada lanjut usia yang tinggal
sedangkan peneliti mengampil fokus pada aktivitas lanjut usia,
persamaanyanya subjek nya sama sama lanjut usia dan hasilnya sama-
sama tentang kebahagian yang dirasakan lanjut usia.
2. Zulfiana, 2014 yang berjudul “Meningkatkan kebahagiaan lansia
dipanti werdha melalui psikotrapi positif dalam kelompok” ditemukan
hasil penelitian menggambarkan bahwa psikoterapi positif dapat
meningkatkan kebahagiaan lansia yang tinggal dipanti werdha.44
Penelitiaan yang peneliti tulis mempunyai kesamaan dengan
penelitiaan sebelumnya, sama-sama meneliti tentang kebahagiaan pada
lanjut usia namun yang membedakan metode yang digunakan penelitian
sebelumnya adalah psikoterapi sedangakan penulis menggunakan aktivitas
sosial sebagai acuan.
3. Bahkruddinsyah, 2016 yang berjudul “Makna hidup dan arti
kebahagiaan pada lansia dipanti werdha nirwana puri samarinda”.
Pada subjek SN diketahui dapat menerima keberadaannya dan dirinya
merasa cocok tinggal di panti. Subjek MR menyatakan bahwa dirinya
merasa lebih nyaman dan tidak merasa kesepian. Sedangkan subjek AM
diketahui dirinya merasa tinggal di panti hanya mengharapkan bantuan
dari orang lain dan membuat dirinya tidak berguna. Pada subjek ST
dirinya merasa lebih pantas berada di panti dan dapat menerima segala
peristiwa yang di alaminya. Subjek MS merasa hidupnya tidak kesusahan
lagi. Subjek SW menyatakan dirinya lebih baik berada di panti dan merasa
tentram. Pada subjek DN dirinya merasa lebih berharga. Subjek RH juga
diketahui dirinya merasa dirinya tidak kesepian dan tidak merepotkan
orang tua angkatnya lagi serta mempunyai jaminan di masa tuanya.45
44
Zulfiana, Meningkatkan Kebahagiaan Lansia Dipanti Werdha Melalui Psikotrapi
Positif Dalam Kelompok, (Skripsi 2014) 45
Bakhuruddinsyah, Makna Hidup Dan Arti Kebahagiaan Pada Lansia Dipanti Werdha
Nirwan Puri Samarinda, (Skripsi 2016)
Penelitian yang penulitis teliti mempunyai kesamaan dengan
penelitian sebelumya adalah sama-sama meneliti kebahagian pada lanjut
usia yang bertampat tinggal di panti. Adapun perbedaan penelitian
sebelumnya dengan penelitian ini adalah dari lokasi penelitian, dan
tentunya penelitian ini sangat berbeda dengan penelitian-peneliian
sebelumnya.
BAB II
PROFIL PANTI SOSIAL
TRESNA WERDHA BUDI LUHUR JAMBI
A. Gambaran Umum Aktivitas Sosial Lansia Di Panti Sosial Tresna
Werdha
Aktivitas sosial/kegiatan dan layanan yang biasa diberikan oleh panti
sosial tresna werdha budi luhur jambi diantaranya adalah, melaksanakan
pengajian rutin setiap satu minggu sekali yang biasa dilakukan pada hari
selasa dan pengajian ini di isi oleh penyuluh agama dari kemenag kota
jambi. Selain itu panti juga memberikan layanan pemeriksaan kesehatan
dan berobat setiap dua kali dalam satu minggu, guna tetap menjaga
kesehatan lansia yang berada dipanti. Tidak hanya itu, Panti juga
memberikan layanan bimbingan sosial dan bimbingan kelompok, hal ini
dilakukan agar hubugan baik antar lansia selalu terjalin dan kegiatan ini
juga sanagat menting untuk menyelesaikan setiap permasalahn yang
terjadi pada lansia. Kegiatan olahraga (senam dan jalan santai) dilakukan
setiap hari sabtu secara rutin, kegiatan ini dilakukan untuk tetap menjaga
kebugaran tubuh para lansia yang berada di Panti. Kegiatan gotong royong
dilakukan hari jum,at guna untuk menjaga lingkukngan panti agar tetap
bersih dan kegiatan bimbingan rekreasi yang biasa dilakukan tiga bulan
sekali, hal ini sangat berguna bagi para lansia untuk menghilangkan
kejenuhan selama berada di Panti.
B. Sejarah berdirinya panti sosial tresna werdha
Perjalanan pembangunan akan adanya panti memang sengaja dibangun
karena gerakan kepedulian pemerintah terhadap para lansia yang terlantar
atau tidak diurus lagi oleh pihak keluarganya atau memang tidak punya sanak
saudara sama sekali (sebatang kara).
Unit pelaksnaan teknis daerah (UPTD) “Budi Luhur” jambi yang
memberikan pelayanan kesejahteraan sosial kepada para lansia yang terlantar,
yamg berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada kepala dinas
sosnakertrans (sosial, tenaga kerja dan transmigrasi) provinsi jambi. (Perda
No. 14 tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja organisasi jambi).46
Panti sosial tresna werdha (PSTW) “Budi Luhur” jambi merupakan
tempat tinggal bagi para lanjut usia yang terlantar oleh lingkungan
keluarganya dan langsung dibawah naungan pemerintah departement sosial
provinsi jambi. Lebih jelas ibu Evi Novriyanti S.kep menjelaskan.
[P]anti ini berdiri pada tahun 1979 dan baru beroperasional pada tahun
1980, dengan luas tanah kurang lebih 6.140 m oleh Departerment Sosial
Provinsi Jambi. Yang bertujuan untuk mensejahterahkan kehidupan
sosial lanjut usia.
Dari uraian diatas, berarti tujuan berdirinya untuk mensejahterakan
kehidupan sosial lanjut usia seperti yang dijelaskan ibu Evi. Agar tidak ada
lagi lanjut usia yang terlantar maka pemerintah mendirikan panti sosial tresna
werdha ini sebagai rumah bagi lansia yang tidak menpunyai keluarga.47
C. Geografi Panti
Panti sossla tresna werdha terletak di paal V Jl. Pangeran hidayat No.
75 Telp. (0745) 42545 kota baru jambi. Secara kondisi lapangan panti
memiliki kondisi lapangan sebagai berikut:
a. Sebelah timur berbatasan dengan rumah penduduk
b. Sebelah barat berbatasan dengan jalan raya
c. Sebelah selaran berbatasan dengan rumah warga
d. Sebelah selatan berbatasn dengan bengkel.
Letak posisi panti cukup strategis, sehngga cukup mudah icari karena
panti terletak dipinggir jalan dan tidak jauh dari panti terletak kantor camat
kota baru. Tujuan sebuah panti dibangun untuk merealisasikan wujud
46
Tim Penyusun, Profil Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Panti Sosial Tresna
Werdha “Budi Luhur”, (Jambi: Dinas Sosial, Tenaga Kerja Dan Transmigrasi, 2009), 1 47
Staf Panti, Evi Nopriyani, Wawancra Dengan Peneliti. 20 April 2020, Panti Sosial
Tresna Werdha Budi Luhur Jambi.
kepedulian dan kepekaan terhadap sesama dan merupakan tempat khusus
yang sengaja dibangun untuk orang-orang yang membutuhkan pelayanan
khusus, seperti yang kita ketahui ada panti tempat anak-anak terlantar yaitu
panti asuhan, tempat untuk remaja yang bermasalah yaitu panti sosial bina
remaja dan sebagainya. Pelayanan yang diberikan disesuaikan oleh
kebutuhan para penerima atau anggota panti tersebut.
1. Tugas dan fungsi tujuan
a. Tugas pelayannan
1. Memberikan pelayanan sosial kepada lansia yang meliputi
kebutuhan hidup, pembinaan fisik, mental dan sosial, serta
bimbingan keterampilan dalam mengisi kehidupan mereka agar
lebih bermakna.
2. Memberikan pengertian kepada keluarga lansia dan masyarakat
untuk mau dan mampu menerima, merawat dan memenuhi
kebutuhan lansia.
b. Fungsi
Dari tugas-tugas yang diemban, maka PSTW memiliki beberapa
fungsi:
1. Sebagai pusat pelayanan sosial lansia
2. Sebagai pusat informasi UKS/pelayanan sosial lansia
3. Sebagai pusat pengamban UKS
4. Sebagai pusat pemberdayaab lansia.
Panti mempunyai tugas dan fungsi untuk menumjanga dalam
pemberian pelayanan terhadap anggota panti. Pengaplikasian dari
yang telah ditetapkan dan diterapkan oleh panti yang merupakan
langsung dibawah naungan pemerintah provinsi berjalan hingga saat
sekarang ini.
c. Tujuan
Adapun tujuan dari PSTW itu sendiri adalah sebagai berikut:
1) Terpenuhinya kebutuhan lansia yang meliputi kebutuhan fisik,
fsikologis, sosial dan spiritual.
2) Memperpanjang usia harapan hidup dan masa produktivitas
lansia.
3) Terwujudnya kesejahteraan sosial lansia yang meliputi rasa
tenang, tentram dan bahagia, serta mendekatkan diri kepada
tuhan YME.
2. Pelaksnaan Pelayanan di UPTD PSTW
Pelaksanaan pelayanan yang diberikan kepada para lansia
diupayakan dengan sistematis, terrah, terencana atas dasar meningkatkan
kesejahteraan sosial lansia, pelaksanaannya dilakukan melalui berapa
tahapan sebagai berikut:
a. Tahap penerimaan
Tahap penerimaan meliputi kegiatan identifikasi, registrasi,
melaui pengisin formulir bahan selektif untuk menetapkan lansia
sebagai klien, baik lansia potensial maupun tidak potensial. Hal ini
menentukan pelayanan yang kan diberikan.
b. Tahap pemberian pelayanan
Tahap pemberian layanan perlu mempertimbangkan
spesifikasi dalam pelayanan maupun dalam penugasan, sumber dan
pelayanna yang dapat digunakan, metode yang dipilih, sispa yang
mengerjakan, apa dan kapan, sehingga pelayaanan yang diterima
lansia bermutu dan dapat dipertanggung jawabkan.
Beberapa pelayanan yang dapat diberikan di PSTW kepada para lansia:
1) Pelayanan sosial (hubungan sosial)
2) Pelayanan fisik (kebugaran)
3) Pelayanan fsiko sosial (rasa aman)
4) Pelayanan keterampilan
5) Pelayanan spritual (keagamaan)
6) Pelayanan pendampingan
7) Pelayanan perawatan kesehatan.
Secara seksama, panti memiliki keanggotan pengurus panti yang
terdiri dari pimpinan, staf hingga bagian dapur. Pengolahan kinerja
berjalan setiap harinya dari senin-sabtu, terkecuali hari minggu atau
tanggal merah. Pelayanan yang diberikan kepada para lansia disesuaikan
dengan tingkat kemandirian diri lansia, jika lansia semkain tidak bisa
dalam mengurus diri atau hal lain (dikarnakan sakit) maka penaganan dan
pelayanan ditingkatkan terhadap lansia tersebut. Sebaliknya, jika terdapat
lansia yang cukup mandiri dalam mengurus dirinya dan bahkan mampu
bergerak cukup aktif, maka hanya diberikan pengawasan dan bimbingan
terhadap dirinya.
Sebagaimana pelayanan yang diuraikan diatas salah satu fungsi
PSTW merupakan pusat pelayanan kesejahteraan sosial lansia, maka
setipa hari UPTD PSTW melaksnakan tugas-tugas berikut:
a. Menyiapkan dan memantau kamar tidur para lansia, agar tetap
layak sebagai kamar tidur.
b. Menyiapkan konsumsi yang cukup bergizi untuk para lansia:
1) Makan 3 kali sehari
2) Minum teh/kopi 2 kali sehari
3) Minum susu 2 kali seminggu
4) Bubur kang hijau 2 kali seminggu
Catatan: menu para lansia atas rekomendasian ahli gizi dan
puskermas.
c. Menyiapkan pakaian harian, pakaian lebaran, serta alat
kelengkapan sholat seperti sajadah, mukenah, peci, kain sarung dan
pakain olahraga.
d. Melaksanakan perawatan kesehatan para lansia.
e. Melaksanakan dan mengupayakan terselenggaranya sholat secara
berjama‟ah untuk setiap waktu dan mengadakan pembacaan yasin
setiap malam jum‟at atau tiga malam berturut-turut dan dilengkapi
dengan pembacaan tahlil serta do‟a, jika ada lansia yang meninggal
dunia.
f. Melaksankan bimbingan-bimbingan.
3. Landasan dasar pelaksaan
panti mempunyai landasan dasar sebagai faktor pendorong dan
pendukung dalam pembangunan berdirinya panti sehingga arah tujuan dan
manfaat pembangunan panti jelas dan terarah. Berikut beberapa
landasannya:
a) UUD 1945 Pasal 34, 27 (Ayat 1 Dan 2)
b) UU Nomor 6 Tahun 1974 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Kesejahteraan
c) UU Nomor 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Sosial Lansia
d) UU No 22 Tahun 1999 Tentang Pemda
e) Perda No 14 Tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja
Dinas Daerah Provinsi Jambi.
Dari landasan-landasan hukum diatas yang merupkan stuan
penggerak dan dasar dalam pembangunan dan menjalankan pelayanan-
pelayanan terhadap para lansia yang ada di panti. Sehingga semua
pelayanan yang diberikan terarah dan dapat dipertanggung jawabkan. Baik
berupa pelayanan yang besifat kepribadian, lingkungan sosial hingga
aspek spiritual (keagamaan).
4. Sasaran
Sasaran UPTD PSTW ”budi luhur” adalah lanjut usia yang terlantar:
Lansia terlantar adalah seseorang yang berumur 60 tahun keatas
yang tidap mampu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, tidak
mempunyai tempat tinggal yang layak, tidak mampu merawat
kesehatan dan tidak bisa mendaoatkan akses untuk memperoleh
hiburan.
Persyaratan calaon klien adalah:
a) Laki-laki dan perempuan berumur 60 tahun keatas.
b) Sehat jasmani dan rohani.
c) Masih dapat melaksanakan aktivitas sendiri. Seperti, mencuci
pakaian, mencuci piring, membersihkan tempat tidur dan
amarnya sendiri.
d) Tidak memunyai keluarga (terlantar).
e) Ada yang bertanggung jawab.
f) Lansia yang bersedia tinggal di panti.
Kelengkapan administraso antaranya:
a) Surat keterangan terlantar yang ditanda tangani oleh
RT/Lurah/Camat.
b) Surat rekomendasi dari Dinas Sosdukcapil setempat.
c) Surat keterangan pindah dari dinas dukcapil setempat untuk
yang berasal dari luar kota jambi.
d) Surat keterangan sehat dari dokter.
e) Surat pernyataan dari penaggung jawab.
f) Menandatangani kesanggupan untuk mengikuti tata tertib yang
ada di panti.
5. Jumlah Lansia Yang Tinggal Di Panti
Lansia yang tinggal di pada saat ini berjumlah 68 orang dengan
kapasitas tampung panti untuk lansia sebanyak 70 orang. Jumlah lansia
yang tinggal di panti ini tidak dapat ditetapakan bisa saja berubah
kapanpun, karena bisa saja sore, besok maupun lusa ada
penambahan/pengurangan jumlah dari lansia tersebut.
6. Prinsip-Prinsip Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Ada beberapa prinsip-prinsip pelayanan sosial untuk lanjut usia
di Panti Sosial Tresna Werdha “Budi Luhur” jambi, diantaranya:
a) Menghormati harkat dan martabat
b) Menjaga kerahasiaan
c) Tidak memberikan stigma
d) Tidak mengucilksn diri dari lingkungannya
e) Menghindari sikap sensitif
f) Pemenuhan kebutuhan secara tepat
g) Pelayanan secara komprehensif
h) Menghindari sikap belas kasihan
i) Pelayanan cepat dan tepat
j) Pelayanan yang bermutu
k) Pelayanan yang efesien dan efektif
l) Pelayanan yang akuntabel.
D. Visi Dan Misi UPTD PSTW “Budi Luhur” Jambi
Berikut visi dan misi panti terhadap kosep pelayanannya:
Visi : “kesejahteraan sosial lanjut usia dalam panti sosial”
Misi :
1) Mewujudkan pelayanan sosial lanjut usia dalam panti.
2) Mewujudkan panti sosial kanjut usia sebagai pusat informasi usaha
kesejahteraan sosial lanjut usia.
3) Mewujudkan panti sosila lanjut usia sebagai pusat pengembangan usaha
kesejahteraan sosial lanjut usia.
4) Mewujudkan panti sosial lanjut usia sebagai pusat pemberdayaan lanjut
usia.
Dalam diri individu saja memiliki konsep diri yang terdiri dari visi dan
misi dalam perjalanan hidupnya, apalagi dalam sebuah lembaga atau hanya
dalam sebuah organisasi, tentu mempunyai visi dan misi dalam pelaksanana
kinerjanya. Dari visi dan misi diatas, menunjukan totalitas kepedulian panti
terhadap kehidupan masa lansia yang mengalami keadaan tidak menyenagkan
atau terlantar.
E. Kendala dan Hambatan dalam Pelaksanaan Tugas
1) Pekerja sosial fungsional pada saat ini hanya ada satu orang (PPT)
dibandingkan dengan jumlah klien sebanyak 68 orang tidak memadai.
2) Diperlukan jabatan fungsional lain (Dokter, Psikolog, Fisioterapis,
Rohaniawan).
3) Kondisi keterlantaran menyebabkan calon klien ketika datang ke panti
tidak mempunyai identitas sehingga menyulitkan pembuatan kartu
BPJS untuk perawatan kesehatannya.
4) Sarana dan prasarana panti (gedung, peralatan) keadaanya banyak yang
sudah rusak, perlu direvitalisasi.
5) Untuk peningkatan SDM petugas diperlukan yang berlatar belakang
perkerjaan sosial dan pelatihan manajemen pelayanan sosial di dalam
panti bagi petugas.
STRUKTUR ORGANISASI PANTI
KEPALA UPTD
M. ASNAWI, S. Pd
NIP. 19621029 198602 1 003
JUFFERIZAL, S.Sos
NIP. 19660305 198603 1 088
KASUBAG TATA USAHA
STAFF
1. NURHAYATII
NIP. 19670416 199101 2 0007
2. AGUS WIDODO
NIP. 19690820 199203 1 005
3. RADEN TRI WAHYUDI
NIP. 19721228 199803 1 006
4. SITI ACBARI
NIP. 19720603 1991O2 2 001
5. ANSORI
NIP. 19820210 200901 1 009
6. AHMAD FERI
19810915 201001 1 003
KASI PROGRAM & ADVOKASI SOSIAL
SUANDI, SE. ME
NIP. 19690406 199210 1 001
KASI PROGRAM & REHALIBITASI SOSIAL
Dra. SYAMSIAH, MM NIP. 19660120 199202 2 004
STAFF
SYAFRIL, SST
NIP. 19630811 198303 1
STAFF
1. SUNARTI
NIP.19621208 198302 2 002
2. FARIDA
NIP. 19640808 199212 2 001
BAB III
AKTIVITAS LANSIA
DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA
A. AKTIVITAS
Aktivita adalah kegiatan sehari-hari yang biasa dilakukan oleh individu
yang berhubungan dengan masyarakat atau individu lain. aktivitas sosial lanjut
usia ini tentuntunya sangat penting bagi diri lansia itu sendiri, selain untuk
mengisi waktu dihari senja lansia juga butuh kegiatan-kegitan positif untuk
meminimalisir defresi pada diri lansia itu tersebut. Seperti mana yang
disebutkan oleh mbah Puji Astuti, beliau mengatakan sebagai berikut:
[M]enurut mbah kegiatan-kegiatan disini bagus-bagus, kaya pengajian,
bimbingan kelompok, kerja bakti. Tinggal disini yo enak nyaman ga
nyaman yo nyaman, makan di kasih, kamar di kasih. Mbah disni sudah
lamo sudah 4 tahun, mbah aslinya dari jawa merantau sarolangun orang
dua sama suami, suamiku meninggal. Aku kerja dulu nyapu ngepel bikin
kopi disarolangun tau-tau keno struk diantar kesini, katanya berobat gitu
alasannyo bukan di jompo, dia bilang, aku “bude ikut kami kejambi
berobat nanti sembuh pulang” katanya. Ga taunya diantar ke jompo. Mau
pulang ga punya keluarga, ga boleh. Udah pernah pamit lebaran dapat
ongkos tapi ga boleh. Sebelum sebar penyakit semua kegitan disini jalan
setiap hari kecuali hari minggu, ya mbah Cuma ga bisa ikut kerja bakti aja,
kalo kondisi kaya sekarag kerjanya ga gini nonton tv terus dikamar aja,
mau nyapu ruangan ga bisa juga mbah.48
Senada dengan yang dikatakan mbah Puji Astuti, datuk Burhanudin
juga mengatakan bahwa beraktivitas lebih megisi hari-hai dari pada tidak ikut
dalam kegiatan, begini penjelasan beliau:
[S]aya ni dari tanjung jabung timur, sekrang umur sudah 60 tahun. Masuk
sini awalnya karna sakit terus berobatlah dipuskesmas, lama kami
dipuskesmas sebulan lebih bejalan dak bisa apa-apa dak bisa mungkin
orang puskes tu bosan kan, terus diantar kesini, saya tu punya kawan dulu
tu dia pernah jadi penyuluh disini makanya dia tau werdha ini dan dio lah
48
Puji Astuti, Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, Wawancara Dengan Peneliti, 23 April
2020, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi.
yang ngantar kesini. Saya tinggal disini baru sekitaran 8 bulan, disini
senin-sabtu tu ada kegitan-kegiatannya, saya bisa ikut semua apalagi
senam pagi hari sabtu itukan, enak juga bisa loncat-loncat keluar kerinngat
dari pada ga ikut kan, kalo lagi sekarangkan dakada kegiatan diam be
disini dak boleh juga keluar cuman ngobrol-ngobrol lah dengan kawan se
wisma ni.49
Sedikit berbeda dengan apa yang dijelaskan oleh nenek Nursam, beliau
mengatakan bahwa:
[N]enek disini kurang lebih udah dua tahun, asal nenek dari padang tapi
nenek sebelum masuk panti ini tinggal dijambilah di thehok. Dulu kegiatan
nenek disini sebelum pensiun nenek ni PNS karna anak dan sanak saudara
dak ada lagi tinggal nenek berdua dengan adik kandung ni cewek juga
terus dia sakit, nenek mutusin buat tinggal dipanti ni. Menurut nenek
aktivitas sosial itu iyalah kegiatan kita dipanti ni, kalo menurut nenek ada
ndak ada kegitan samo bae, menyesuaikan diri be karna emang nenek juga
ngurisin adek yang sakit ni jadi ndak terasa nian kalo lagi ndak ada
kegiatan tu, tapi setiap kegitan disini nenek ikut semua karena memang
konsdisi badan masih kuat dan bisa mengikuti kegiatan tersebut walaupun
umur nenek udah 87 tahun, kek dalam wisma ini cuman nenek bae yang
ikut kegiatan-kegiatan dipanti yang lainnyo udah pada ndak bisa ikut.50
Terlihat dari hasil observasi dan wawancara, beberapa dari lansia yang
tinggal di panti itu memang lebih suka melakukan aktivitas. Itu disebabkan
sebelum mereka masuk ke panti juga sudah melakukan berbagai aktivitas
perkerjaan untuk melangsungkan kehidupan mereka sendiri, banyak dari
mereka yang tinggal di panti ini bukan berasal dari kota jambi. Seperti lansia
yang peneliti temui untuk melakuakan wawancara itu kebanyaakan berasal
dari luar kota seperti padang dan jawa.
Tapi tidak menutup kemungkinan ada sebagian atau satu dua orang
lansia yang reaksinya biasa saja ketika ditanyakan perihal
melakukan/mengikuti kegiatan dan pelayanan yang diberikan panti. Hal ini
disebabkan karena rasa malas ataupun kondisi fisik dan psikis lansia itu
sendiri.
49
Burhanudin , Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, Wawancara Dengan Peneliti, 20 April
2020, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi. 50
Nursam, Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, Wawancara Dengan Peneliti, 16 April
2020, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi.
Sepeti yang dikatakan nenek Siti Asmah:
[A]ku ni asli dari teluk rendah, masuk sini orang sinilah jemput. Dulu tu
aku di panti ditanjung johor disuruh oleh anak pak Harto pindah kesini,
laki aku jugo disini cuman tu lah meninggallah cuman duo kali puaso baru
dio, aku dak ingat lagi dak umur aku lah lupo jugo tahun lahir. Keluargo
masihlah ado cuman memang kami dak punyo anak, kami disini lah 3
tahun pas, disini banyaklah kegiatan, macam nganing orang ceramah
dengan ngoceh tu, terus jugo senam tu hari sabtu semenjak ado virus ni
dak ado lagi kegiatan yang berame-rame tu, untuk orang-orang yang
berobat tu tetaplah tapi aku kan dak berobat, jugo kawan disini macam
musuh galo tulah jarang aku keluar kamar, cuman aku kalo suntuk aku
nyanyi-nyailah dalam kamar tu, kalo ado orang datang baru aku keluar
kamar.51
Dan juga terlihat dari pembicaraan dengan datuk Marzuki, beliau
menyebutkan:
[A]ku disiko di masukkan orang, keluargo masih banyak lah di selat tu.
Masuk siko yo karno aku sakit ni di anatar buat orang kesiko, maklumlah
katek yang nak ngurus, istri dakado karno memang belum nikah apo lagi
anak dak eh. Lumayan lamo jugo disko lah duo tahunan, dulu sebelum
masuk siko gawean biaoso lah motong karet gawe dusunlah. Iyo di siko
ikut aktivitas payo dak sudah, biaso bae samo bae lah. Aku jugo kadang
malu nak dekat dengan orang karno penyakit ini ni, itu lah yang buat aku
sampe di anatar kesini dengan orang padahal belum jompo nian aku, baru
50 tahun umur.52
Mendengar apa yang datuk Marzuki katakan, sepertinya beliau merasa
terasingkan sendiri dari keluarganya ditambah lagi dengan keadaan beliau
yang sakit dan tak beristi maupun anak, beliau mengidap penyakit diabetes
yang menyebabkan sebelah kaki beliau kena penyakit kulit, karena itulah
beliau di antarkan ke panti ini. Beliau juga agak malu ketika ingin
dekat/berinteraksi dengan lansia lainnya di panti terebut, mungkin inilah yang
menjadikan beliau biasa-biasa saja ketika mengikuti aktivitas sosial.
51
Siti Asmah, Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, Wawancara Dengan Peneliti, 23 April
2020, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi. 52
Marzuki, Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, Wawancara Dengan Peneliti, 20 April
2020, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi.
B. BENTUK-BENTUK KEGIATAN LANSIA
1. Kegiatan Perawatan Kesehatan (Berobat)
Kegiatan keperawatan (berobat) adalah kegiatan yang biasa
dilakukan oleh staff panti untuk memeriksa kesehatan lanjut usia yang
beda di panti, biasanya pengecekan kesehatan ini dilakukan oleh perawat
atau dokter dari puskesmas. Ulasan lebih jelas dari salah satu perawat
lansia di panti.
[K]egiatan pemeriksaaan kesehatan ini dek dijadwalkan dua kali dalam
seminggu, hari senin sama hari kamis. Biasanya kegiatan ini dilakukan oleh
dokter dari puskesmas, nah karena negara kita sedang ada musibah pandemi
ini kan pemerintah menganjurkan untuk stay at home jadi kegiatan ini kakak
yang ambil ali, kakaklah yang memeriksa kesehatan lansia, cek tekanan
darah dan sebagainya. Nanti obatnya kakak juga yang ambil di puskesmas.53
Demi lancarnya proses berobat para lansia di masa pandemi, kak Evi ini
melakukan cek tensi dan kesehatan lansia secara langsung datang ke wisma-wisma
para lansia yang biasanya ini dilakukan oleh dokter dari puskesmat setempat.
Namun karena adanya pandemi dokter puskesmas tidak bisa turun langsung, jadi
kegiatannya di ambil ali oleh kak Evi yang merupakan perawat di panti tersebut.
Nanti obat-obatannya juga beliau yang mengambil langsung dari puskesmas.
2. Kegiatan Ceramah Agama/Pengajian
Untuk membiasakan lansia-lansia di UPTD PSTW melaksnakan
ibadah sesuai dengan agama yang dianut, maka dilaksankanlah kegiatan
bimbingan mental spiritual, berupa ceramah-ceramah agama/pengajian
bagi para lansia yang beragama islam. Dimaksudkan untuk meningkatkan
kadar keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Mbah sawiyah mengatakan:
[A]ku seneng banget semua kegiatan disini apalagi pengajiannya, di
musollah belakang itu setiap hari selasa. Aku juga sholatnya di
musollah walaupun sholatnya udah ga bisa berdiri, sholat duduk
mbah. Kata ustadnya “ga papa mbah sambil baring juga bisa sholatnya
kalo ga kuat” tapi kan aku masih bisa duduk dan juga kalo baring
53
Evi Nopriyanti, Perawat Panti Sosial Tresna Werdha, Wawancara Dengan Peneliti 20
April 2020, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi.
dahinya ga kena kalo sujud, ustadnya bilang Allah maha mengetahui
kondisi hambanyanya mbah.54
Selaras dengan mbah Sawiyah, mbah Puji Astuti mengatakan:
[I]ya apa lagi yang di tunggu yang di cari kalau udah tua, selaian
beribadah. Seng penting sholat lima waktu di jaga sama ngaji nya
juga, sering-sering dzikir ngingat Allah SWT.55
Sedikit berbeda dengan nenek Siti Asmah:
[K]alo aku ni sholat di kamar lah, malas ke musollah jauh nian
kebelakang, jadi aku dikmarlah beribah. Kadang kalo dengar orang
ngoceh tu bosan jugo, ngoceh-ngoceh be pengajian tu nah hari
selaso.56
3. Kegiatan Bimbingan Sosial dan Dinamika Kelompok
Untuk menciptakan suasana rukun, damai dan saling sayang
dikalangan lansia sebgai warga UPTD PSTW, maka perlu melaksanakan
binbingan sosial, baik secara individu maupu kelompok dilingkungan
UPTD PSTW, dengan harapan dapat membangkitkan rasa tanggung jawab
warga serta tahu, mau dan mampu berprilaku sesuai dengan etika
pergaulan yaitu sopan santun sehingga saling menyenagi satu sama lain.
seperti yang di paparkan oleh datuk Arsal Nosma, Beliau mengatakan:
[B]imbinga soisal/ bimbingan kelompok ini biasanya dilakukan pada
hari rabu tu, kegitannyo dilakukan di aula panti didepan tu. Ada juga
pembimbing kelompoknyo, ini biasanya untuk lansia-lansia yang
sering ada masalah satu sama lain nah nanti distu diomongin distu,
gilir-giliran ngomongin permsalahannyo masing-masing, kagek
distulah ditanyo jugo pendapatnyo satu persatu terus dibimbinglah
dengan pembimbingnyo kagek.57
54
Sawiyah, Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, Wawancara Dengan Peneliti, 23 April
2020, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi. 55
Puji Astuti, Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, Wawancara Dengan Peneliti, 23 April
2020, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi. 56
Siti Asmah, Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, Wawancara Dengan Peneliti, 23 April
2020, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi. 57
Arsal Nosma, Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, Wawancara Dengan Peneliti, 20
April 2020, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi.
Selaras dengan yang disebutkan oleh mbah Puji Astuti, sebagi berikut:
[K]egiatan bimbingan dinamika dilakukan setiap satu minggu sekali,
mbah biasanya melihat atau mengikuti kegiatan ini melihat
permasalahan yang ada di sini, misalnya ada yang rebutan gayung
dikamar mandi, yang ga punya gayung nanti disana dibahasnya.
Kehidupan disini kurang rukun juga.58
Sahut mbah sawiyah juga:
[I]ya disini ga rukun, akukan udah 84 tahun, ruangan ini aku semua
yang sapu, aku yang ngepel juga padahal kondisi aku udah ga sehat,
kaki cuman sebelah yang bisa normal yang satunya udah mati rasa ada
yang sehat badannya pemalas, kerjaannya Cuma nyanyi-nyayi ga jelas
kadang bikin bising.59
Seperti yang dijelaskan oleh para lansia, maka penulis
menyimpulkan bahwa bimbingan sosial/dinamika kegiatan kelompok ini
sangat penting, guna untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang ada
pada lingkungan lansia di panti dan menciptakan kehidupan rukun antar
lansia yang saling menyayangi, menghormati, menghargai dan berempati
satu sama lain selepas disini mereka menemukan satu keluarga yang baru
sesama tinggal di panti.
4. Kegiatan Gotong Royong
Kegiatan gotong royong/bakti sosial adalah kegiatan bersih-bersih
yang dilakukan oleh lansia secara bersama-sama pada lingkungan panti
dan sekitaran tempat tinggal mereka, agar lingkungan mereka tetap terjaga
dan bersih. Kegiatan ini dilakukan satu minggu sekali pada hari jum‟at.
58
Puji Astuti, Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, Wawancara Dengan Peneliti, 23 April
2020, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi. 59
Sawiyah, Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, Wawancara Dengan Peneliti, 23 April
2020, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi.
5. Kegiatan Olahraga (Senam dan Jalan Santai)
Pelayanan atau kegiatan ini berikan untuk kebugaran tubuh para
lanjut usia, yang mana pada usia lanjut harus banyak bergerak supaya
tubuh tetap mengeluarkan keringat dan sehat. Kegiatan ini dilakukan pada
setiap hari sabtu pagi.
Manfaat kegiatan ini tentunya banyak sekali diantaranya:
meningkatkan kinerja otot dan jantung, meminimalisir resiko sakit
jantung, menurunkan resiko tekanan darah tinggi, menurunkan resiko
diabetes, menjaga kesehatan tulang dan sendi, memberikan suasana hati
yang senang dan lain sebagainya.
Datuk burhanudin pun mengatakan:
[A]pa lagi hari sabtu itu kegiatannya senam pagi-pagi didepan, aku
juga ikutlah setidaknya locat-loncat dan enak juga keluar kerigat,
kadang juga jalan santai kami.60
Seperti yang di katakan datuk Burhanudin, memang kegiatan ini
bertujuan untuk membiasakan lansia hidup sehat dan agar kondisi
tubuhnya sehat, dengan mengikuti kegiatan senam ini tentu akan mengisi
hari-hari lansia lebh bermanfaat dan membuat lansia lebih aktif dalam
bergerak dan mengeluarkan keringat.
6. Kegiatan Bimbingan Keterampilan dan Rekreasi
Pelayanan ini diberikan tidak saja untuk mengisi waktu luang, tapi
juga untuk meningkatkan produktivitas sekaligus untuk menambah
penghasilan, apabila lansianya masih potensial yaitu keterampilan
membuat barang-barang kerajinan.
Membawa lansia untuk mengunjungi tempat-tempat wisata,
kegiatan rekreatif ini dimaksudkan untuk menghilangkan kejenuhan.
Pelayanan-pelayanan yang diberikan merupakan perwujudan dan
60
Burhanudin ,Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, Wawancara Dengan Peneliti, 20 April
2020, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi.
pengaplikasian salah satu fungsi panti yaitu sebagai pusat pelayanan
kesejahteraan sosial lansia.
Seperti yang dikatakan oleh mbah Puji Astuti, beliau menyebutkan:
[K]alau kegiatan jalan-jalan wisata itu biasanya tiga bulan sekali kita
pergi mengunjungi taman melihat binatang-binatang pernah juga kita
kejembatantan yang panjang itu yang dibawahnya air batanghari itu,
kita dibawa pakek mobil semuanya masuk kemobil pkek baju seragam
juga.61
Datuk Ahmad HS juga mengatakan demikian:
[I]ya kami ada juga jalan-jalan disini ni, kalo ngomong samo kami ni
agak kencang dikit maklumlah sudah tuo ni mata lah kabur
pendengaran sudah kurang, sayo ni semua kegiatan ikut semuolah,
jalan-jalan ni jugo ikut, enak jugo biso keluar ngurangin kejenuhan
ni.62
Tampak dari hasil wawancara peneliti dengan lansia, kegiatan
bimbingan rekreasi ini sangat di butuh kan oleh para lansia, terlepas dari
ini kegiatan ini bukan hanya untuk melepaskan kejenuhan lansia. Hal ini
juga dapat membuat lansia merasa lebih senang. Menurut Hurlock, ciri-ciri
usia lanjut cenderung menuju dan membawa penyesuaian diri yang buruk
dari pada yang baik dan membawa kesengsaraan dari pada kebahagiaan.63
Maka dari itu kegiataan bimbingan rekreasi ini sangat bermanfaat bagi
lansia.
Hingga saat ini pelayanan tersebut masih diterapkan dan dijalankan
oleh pihak panti sebagai rutinitas tugas yang dilakukan setiap harinya.
Pada momen tertentu, seperti acara pengajian, lebaran dan sebagainya
bahkan hiburan sekedar rekreasi melepaskan kejenuhan diatur oleh pihak
panti, dengan sedemikan rupa dari pakaian, kegiatannya dan perihal
konsumsi para lansia.
61
Puji Astuti, Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, Wawancara Dengan Peneliti, 23 April
2020, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi. 62
Ahmad HS, Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, Wawancara Dengan Peneliti, 20 April
2020, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi. 63
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjan Rentang
Kehidupan, (Jakarta: Erlangga, 1980), 1.
C. FAKTOR PENGHAMBAT LANSIA UNTUK BERAKTIVITAS
Kata penghambat dalam kamus besar Bahasa Indonesia diartikan
sebagai hal, keaadan atau penyebab lain yang menghambat (merintangi,
menahan, menghalangi). Yang dimaksud faktor penghambat dalam
pembahasan ini adalah suatu yang keadaan menjadi penyebab merintangi
ataupun menghalangi lansia untuk melakukan berbagai macam aktivitas sosial
dan layanan yang diberikan oleh pihak panti.
Adapun faktor yang menjadi penghambat lansia untuk melakukan
berbagai aktivitas sosial diantaranya:
1. Keadaan Fisik, penyakit dan mental
pada masa tua atau masa dewasa akhir, sejumlah perubahan pada
fisik semakin terlihat sebagi akibat dari proses penuaan. Di antara
perubahan-perubahan fisik yang paling terlihat pada masa tua ini terlihat
pada perubahan seperti rambut menjadi jarang dan beruban, kulit
mengering dan mengerut, gigi hilang dan gusi menyusut, konfigurasi
wajah berubah, tulang belakang menjadi bungkuk. Kekuatan dan
ketangkasan fisik berkurang, tulang menjadi rapuh, mudah patah dan
lambat untuk dipebaiki kembali. Sistem kekebalan tubuh melemah,
sehingga orang tua menjadi rentan terhadap berbagai penyakit seperti
kanker dan radang paru-paru.64
Seperti yang di ujarkan oleh mbah sawiyah ini:
[K]alo aku yang menjadi penghambat aku untuk ikut kegiatan dan
aktivitas disini ni ya karna keadaan fisik, tengoklah kaki aku cuman
sebelah yang bisa berfungsi, sebelahnya udah mati rasa. Gara-gara aku
jatuh tetapi ga di wisma sini dulu jatunya diwisma 14, Tapi ya semua
kegitan aku yang bisa ikutin ya aku ikutin, kaya sholat berjmaah
walaupun sholatnya duduk, ikut pengajian juga, yang aku ga bisa ikut
itu bimbingan rekreasi yang jalan-jalan itu mbah ga bisa ikut.65
Senada dengan yang dikatakan oleh mbah puji astuti:
64
Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2015),
234. 65
Sawiyah, Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, Wawancara Dengan Peneliti, 23 April
2020, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi.
[D]ulu sebelum ada sebar penyakit (covid-19), kegiatan terus disini
dari hari senin sampai hari sabtu, nah kalo kalo hari jum‟at itu kerja
bakti. Kalo kerja bakti mbah ga bisa ikut karana ga kuat kakinya, dulu
pernah struk jadi ga bisa ikut, nyapu ruangan ini aja mbah ga bisa
masih kuat mbah sawiyah padahal jauh jarak umurnya lebih tua mbah
sawiyah ini.66
Melihat dari hasil wawancara diatas, tentu saja keadaan fisik lansia
ini bisa mempengaruhi terjadinya penghabatan dalam lansia untuk
melakukan berbagai aktivitas kegiatan yang di berikan oleh layanan panti.
Dengan keadaan usia rentan tulang menjadi rapuh dan mudah terserang
berbagai penyakit karena kekebalan tubuh semakin melemah akibat faktor
usia.
2. Rasa Malas
Rasa malas juga menjadi faktor penghambat lansia itu sendiri
untuk melakukan aktivitas. Rasa malas ini terkadang akan timbul pada
lanjut usia untuk enggan mengikut sertakan dirinya dalam layanan yang
diberikan oleh panti tersebut.
Nenek siti asmah ini menuturkan:
[S]holat tu aku malas nak bejama‟ah jauh nian musollah dibelakang
tu, dan jugo malas kawan se wisma ni musuh galo. Dak ado yang
baeknyo samo aku mkonyo aku dikmar be. Kadang kalo senam aku
tengak be nengokin.67
Terlihat dari perkataan nenek ini, bahwa rasa malas dan di pacu
dengan interaksi sosial/hubungan sosial antar individu yang kurang baik
juga dapat mempengaruhi lancarnya jalan aktivitas mereka sehari-hari.
66
Puji Astuti, Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, Wawancara Dengan Peneliti, 23 April
2020, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi. 67
Siti Asmah, Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, Wawancara Dengan Peneliti, 23 April
2020, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi.
Terdapat beberapa tekanan yang menbuat orang usia tua ini
menarik diri dari keterlibatan sosial:
1) Ketika masa pensiun tiba dan lingkungan berubah, orang mungkin
lepas dari peran aktivitas selama ini.
2) Penyakit dan menurunnya kemampuan fisik dan mental, membuat
ia terlalu memikirkan dirinya sendiri secara berlebihan.
3) Orang-orang yang lebih muda di sekitanya cenderung menjauh
darinya.
4) Pada saat kematiaan semakin mendekat, orang seperti ingin
membuang semua hal yang bagi dirinya tidak bermanfaat lagi.
5) Rasa percaya dirri.
6) Hubungan sosial antar lansia yang kurang baik.
Mengenai hal ni kembali kepribadi masing-masing, karena pada
hakikatnya hidup kita akan lebih bermakna ketika kita menjalin hubungan
baik dengan sang pencipta (Allah SWT), menjalin hubungan baik dengan
orang lain dan juga menjaga lingkungan. Kita hidup tidak bisa sendirian
dan tanpa bantuan orang lain, pada dasarnya manusia saling membutuhkan
satu sama lain, dan ada baiknya di hari senja kita melakukan aktivitas-
aktivitas yang berdampak positif bagi diri kita.
Dengan melakukan aktivitas-aktivitas tentunya hari-hari tua
menjadi lebih terisi dan terasa menyenagkan di bandingkan dengan
mengurung diri dan tidak melakukan kegiatan apapun, mendekatkan diri
kepada Allah SWT karena pada masa senja tak ada lagi yang ditunggu
selain kematian yang semakin dekat dan berhubungan baik denga sang
pencipta, memperbanyak ibadah dan kegiatan-kegiatan positif tentunya.
Seperti pernyataan mbah puji astuty, beliau mengatakan tidak ada
lagi yang di tunggu ketika sudah tua, selain memperbanyak ibadah, dan
yang paling penting 5 waktu tidak tinggal dan selau ikut serta melakukan
aktivitas0aktivitas yang positif yang di sediakan oleh panti.
BAB III
AKTIVITAS LANSIA
DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA
D. AKTIVITAS
Aktivita adalah kegiatan sehari-hari yang biasa dilakukan oleh individu
yang berhubungan dengan masyarakat atau individu lain. aktivitas sosial lanjut
usia ini tentuntunya sangat penting bagi diri lansia itu sendiri, selain untuk
mengisi waktu dihari senja lansia juga butuh kegiatan-kegitan positif untuk
meminimalisir defresi pada diri lansia itu tersebut. Seperti mana yang
disebutkan oleh mbah Puji Astuti, beliau mengatakan sebagai berikut:
[M]enurut mbah kegiatan-kegiatan disini bagus-bagus, kaya pengajian,
bimbingan kelompok, kerja bakti. Tinggal disini yo enak nyaman ga
nyaman yo nyaman, makan di kasih, kamar di kasih. Mbah disni sudah
lamo sudah 4 tahun, mbah aslinya dari jawa merantau sarolangun orang
dua sama suami, suamiku meninggal. Aku kerja dulu nyapu ngepel bikin
kopi disarolangun tau-tau keno struk diantar kesini, katanya berobat gitu
alasannyo bukan di jompo, dia bilang, aku “bude ikut kami kejambi
berobat nanti sembuh pulang” katanya. Ga taunya diantar ke jompo. Mau
pulang ga punya keluarga, ga boleh. Udah pernah pamit lebaran dapat
ongkos tapi ga boleh. Sebelum sebar penyakit semua kegitan disini jalan
setiap hari kecuali hari minggu, ya mbah Cuma ga bisa ikut kerja bakti aja,
kalo kondisi kaya sekarag kerjanya ga gini nonton tv terus dikamar aja,
mau nyapu ruangan ga bisa juga mbah.68
Senada dengan yang dikatakan mbah Puji Astuti, datuk Burhanudin
juga mengatakan bahwa beraktivitas lebih megisi hari-hai dari pada tidak ikut
dalam kegiatan, begini penjelasan beliau:
[S]aya ni dari tanjung jabung timur, sekrang umur sudah 60 tahun. Masuk
sini awalnya karna sakit terus berobatlah dipuskesmas, lama kami
dipuskesmas sebulan lebih bejalan dak bisa apa-apa dak bisa mungkin
orang puskes tu bosan kan, terus diantar kesini, saya tu punya kawan dulu
tu dia pernah jadi penyuluh disini makanya dia tau werdha ini dan dio lah
68
Puji Astuti, Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, Wawancara Dengan Peneliti, 23 April
2020, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi.
yang ngantar kesini. Saya tinggal disini baru sekitaran 8 bulan, disini
senin-sabtu tu ada kegitan-kegiatannya, saya bisa ikut semua apalagi
senam pagi hari sabtu itukan, enak juga bisa loncat-loncat keluar kerinngat
dari pada ga ikut kan, kalo lagi sekarangkan dakada kegiatan diam be
disini dak boleh juga keluar cuman ngobrol-ngobrol lah dengan kawan se
wisma ni.69
Sedikit berbeda dengan apa yang dijelaskan oleh nenek Nursam, beliau
mengatakan bahwa:
[N]enek disini kurang lebih udah dua tahun, asal nenek dari padang tapi
nenek sebelum masuk panti ini tinggal dijambilah di thehok. Dulu kegiatan
nenek disini sebelum pensiun nenek ni PNS karna anak dan sanak saudara
dak ada lagi tinggal nenek berdua dengan adik kandung ni cewek juga
terus dia sakit, nenek mutusin buat tinggal dipanti ni. Menurut nenek
aktivitas sosial itu iyalah kegiatan kita dipanti ni, kalo menurut nenek ada
ndak ada kegitan samo bae, menyesuaikan diri be karna emang nenek juga
ngurisin adek yang sakit ni jadi ndak terasa nian kalo lagi ndak ada
kegiatan tu, tapi setiap kegitan disini nenek ikut semua karena memang
konsdisi badan masih kuat dan bisa mengikuti kegiatan tersebut walaupun
umur nenek udah 87 tahun, kek dalam wisma ini cuman nenek bae yang
ikut kegiatan-kegiatan dipanti yang lainnyo udah pada ndak bisa ikut.70
Terlihat dari hasil observasi dan wawancara, beberapa dari lansia yang
tinggal di panti itu memang lebih suka melakukan aktivitas. Itu disebabkan
sebelum mereka masuk ke panti juga sudah melakukan berbagai aktivitas
perkerjaan untuk melangsungkan kehidupan mereka sendiri, banyak dari
mereka yang tinggal di panti ini bukan berasal dari kota jambi. Seperti lansia
yang peneliti temui untuk melakuakan wawancara itu kebanyaakan berasal
dari luar kota seperti padang dan jawa.
Tapi tidak menutup kemungkinan ada sebagian atau satu dua orang
lansia yang reaksinya biasa saja ketika ditanyakan perihal
melakukan/mengikuti kegiatan dan pelayanan yang diberikan panti. Hal ini
disebabkan karena rasa malas ataupun kondisi fisik dan psikis lansia itu
sendiri.
69
Burhanudin , Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, Wawancara Dengan Peneliti, 20 April
2020, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi. 70
Nursam, Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, Wawancara Dengan Peneliti, 16 April
2020, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi.
Sepeti yang dikatakan nenek Siti Asmah:
[A]ku ni asli dari teluk rendah, masuk sini orang sinilah jemput. Dulu tu
aku di panti ditanjung johor disuruh oleh anak pak Harto pindah kesini,
laki aku jugo disini cuman tu lah meninggallah cuman duo kali puaso baru
dio, aku dak ingat lagi dak umur aku lah lupo jugo tahun lahir. Keluargo
masihlah ado cuman memang kami dak punyo anak, kami disini lah 3
tahun pas, disini banyaklah kegiatan, macam nganing orang ceramah
dengan ngoceh tu, terus jugo senam tu hari sabtu semenjak ado virus ni
dak ado lagi kegiatan yang berame-rame tu, untuk orang-orang yang
berobat tu tetaplah tapi aku kan dak berobat, jugo kawan disini macam
musuh galo tulah jarang aku keluar kamar, cuman aku kalo suntuk aku
nyanyi-nyailah dalam kamar tu, kalo ado orang datang baru aku keluar
kamar.71
Dan juga terlihat dari pembicaraan dengan datuk Marzuki, beliau
menyebutkan:
[A]ku disiko di masukkan orang, keluargo masih banyak lah di selat tu.
Masuk siko yo karno aku sakit ni di anatar buat orang kesiko, maklumlah
katek yang nak ngurus, istri dakado karno memang belum nikah apo lagi
anak dak eh. Lumayan lamo jugo disko lah duo tahunan, dulu sebelum
masuk siko gawean biaoso lah motong karet gawe dusunlah. Iyo di siko
ikut aktivitas payo dak sudah, biaso bae samo bae lah. Aku jugo kadang
malu nak dekat dengan orang karno penyakit ini ni, itu lah yang buat aku
sampe di anatar kesini dengan orang padahal belum jompo nian aku, baru
50 tahun umur.72
Mendengar apa yang datuk Marzuki katakan, sepertinya beliau merasa
terasingkan sendiri dari keluarganya ditambah lagi dengan keadaan beliau
yang sakit dan tak beristi maupun anak, beliau mengidap penyakit diabetes
yang menyebabkan sebelah kaki beliau kena penyakit kulit, karena itulah
beliau di antarkan ke panti ini. Beliau juga agak malu ketika ingin
dekat/berinteraksi dengan lansia lainnya di panti terebut, mungkin inilah yang
menjadikan beliau biasa-biasa saja ketika mengikuti aktivitas sosial.
71
Siti Asmah, Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, Wawancara Dengan Peneliti, 23 April
2020, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi. 72
Marzuki, Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, Wawancara Dengan Peneliti, 20 April
2020, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi.
E. BENTUK-BENTUK KEGIATAN LANSIA
7. Kegiatan Perawatan Kesehatan (Berobat)
Kegiatan keperawatan (berobat) adalah kegiatan yang biasa
dilakukan oleh staff panti untuk memeriksa kesehatan lanjut usia yang
beda di panti, biasanya pengecekan kesehatan ini dilakukan oleh perawat
atau dokter dari puskesmas. Ulasan lebih jelas dari salah satu perawat
lansia di panti.
[K]egiatan pemeriksaaan kesehatan ini dek dijadwalkan dua kali dalam
seminggu, hari senin sama hari kamis. Biasanya kegiatan ini dilakukan oleh
dokter dari puskesmas, nah karena negara kita sedang ada musibah pandemi
ini kan pemerintah menganjurkan untuk stay at home jadi kegiatan ini kakak
yang ambil ali, kakaklah yang memeriksa kesehatan lansia, cek tekanan
darah dan sebagainya. Nanti obatnya kakak juga yang ambil di puskesmas.73
Demi lancarnya proses berobat para lansia di masa pandemi, kak Evi ini
melakukan cek tensi dan kesehatan lansia secara langsung datang ke wisma-wisma
para lansia yang biasanya ini dilakukan oleh dokter dari puskesmat setempat.
Namun karena adanya pandemi dokter puskesmas tidak bisa turun langsung, jadi
kegiatannya di ambil ali oleh kak Evi yang merupakan perawat di panti tersebut.
Nanti obat-obatannya juga beliau yang mengambil langsung dari puskesmas.
8. Kegiatan Ceramah Agama/Pengajian
Untuk membiasakan lansia-lansia di UPTD PSTW melaksnakan
ibadah sesuai dengan agama yang dianut, maka dilaksankanlah kegiatan
bimbingan mental spiritual, berupa ceramah-ceramah agama/pengajian
bagi para lansia yang beragama islam. Dimaksudkan untuk meningkatkan
kadar keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Mbah sawiyah mengatakan:
[A]ku seneng banget semua kegiatan disini apalagi pengajiannya, di
musollah belakang itu setiap hari selasa. Aku juga sholatnya di
musollah walaupun sholatnya udah ga bisa berdiri, sholat duduk
mbah. Kata ustadnya “ga papa mbah sambil baring juga bisa sholatnya
kalo ga kuat” tapi kan aku masih bisa duduk dan juga kalo baring
73
Evi Nopriyanti, Perawat Panti Sosial Tresna Werdha, Wawancara Dengan Peneliti 20
April 2020, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi.
dahinya ga kena kalo sujud, ustadnya bilang Allah maha mengetahui
kondisi hambanyanya mbah.74
Selaras dengan mbah Sawiyah, mbah Puji Astuti mengatakan:
[I]ya apa lagi yang di tunggu yang di cari kalau udah tua, selaian
beribadah. Seng penting sholat lima waktu di jaga sama ngaji nya
juga, sering-sering dzikir ngingat Allah SWT.75
Sedikit berbeda dengan nenek Siti Asmah:
[K]alo aku ni sholat di kamar lah, malas ke musollah jauh nian
kebelakang, jadi aku dikmarlah beribah. Kadang kalo dengar orang
ngoceh tu bosan jugo, ngoceh-ngoceh be pengajian tu nah hari
selaso.76
9. Kegiatan Bimbingan Sosial dan Dinamika Kelompok
Untuk menciptakan suasana rukun, damai dan saling sayang
dikalangan lansia sebgai warga UPTD PSTW, maka perlu melaksanakan
binbingan sosial, baik secara individu maupu kelompok dilingkungan
UPTD PSTW, dengan harapan dapat membangkitkan rasa tanggung jawab
warga serta tahu, mau dan mampu berprilaku sesuai dengan etika
pergaulan yaitu sopan santun sehingga saling menyenagi satu sama lain.
seperti yang di paparkan oleh datuk Arsal Nosma, Beliau mengatakan:
[B]imbinga soisal/ bimbingan kelompok ini biasanya dilakukan pada
hari rabu tu, kegitannyo dilakukan di aula panti didepan tu. Ada juga
pembimbing kelompoknyo, ini biasanya untuk lansia-lansia yang
sering ada masalah satu sama lain nah nanti distu diomongin distu,
gilir-giliran ngomongin permsalahannyo masing-masing, kagek
distulah ditanyo jugo pendapatnyo satu persatu terus dibimbinglah
dengan pembimbingnyo kagek.77
74
Sawiyah, Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, Wawancara Dengan Peneliti, 23 April
2020, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi. 75
Puji Astuti, Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, Wawancara Dengan Peneliti, 23 April
2020, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi. 76
Siti Asmah, Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, Wawancara Dengan Peneliti, 23 April
2020, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi. 77
Arsal Nosma, Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, Wawancara Dengan Peneliti, 20
April 2020, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi.
Selaras dengan yang disebutkan oleh mbah Puji Astuti, sebagi berikut:
[K]egiatan bimbingan dinamika dilakukan setiap satu minggu sekali,
mbah biasanya melihat atau mengikuti kegiatan ini melihat
permasalahan yang ada di sini, misalnya ada yang rebutan gayung
dikamar mandi, yang ga punya gayung nanti disana dibahasnya.
Kehidupan disini kurang rukun juga.78
Sahut mbah sawiyah juga:
[I]ya disini ga rukun, akukan udah 84 tahun, ruangan ini aku semua
yang sapu, aku yang ngepel juga padahal kondisi aku udah ga sehat,
kaki cuman sebelah yang bisa normal yang satunya udah mati rasa ada
yang sehat badannya pemalas, kerjaannya Cuma nyanyi-nyayi ga jelas
kadang bikin bising.79
Seperti yang dijelaskan oleh para lansia, maka penulis
menyimpulkan bahwa bimbingan sosial/dinamika kegiatan kelompok ini
sangat penting, guna untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang ada
pada lingkungan lansia di panti dan menciptakan kehidupan rukun antar
lansia yang saling menyayangi, menghormati, menghargai dan berempati
satu sama lain selepas disini mereka menemukan satu keluarga yang baru
sesama tinggal di panti.
10. Kegiatan Gotong Royong
Kegiatan gotong royong/bakti sosial adalah kegiatan bersih-bersih
yang dilakukan oleh lansia secara bersama-sama pada lingkungan panti
dan sekitaran tempat tinggal mereka, agar lingkungan mereka tetap terjaga
dan bersih. Kegiatan ini dilakukan satu minggu sekali pada hari jum‟at.
78
Puji Astuti, Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, Wawancara Dengan Peneliti, 23 April
2020, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi. 79
Sawiyah, Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, Wawancara Dengan Peneliti, 23 April
2020, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi.
11. Kegiatan Olahraga (Senam dan Jalan Santai)
Pelayanan atau kegiatan ini berikan untuk kebugaran tubuh para
lanjut usia, yang mana pada usia lanjut harus banyak bergerak supaya
tubuh tetap mengeluarkan keringat dan sehat. Kegiatan ini dilakukan pada
setiap hari sabtu pagi.
Manfaat kegiatan ini tentunya banyak sekali diantaranya:
meningkatkan kinerja otot dan jantung, meminimalisir resiko sakit
jantung, menurunkan resiko tekanan darah tinggi, menurunkan resiko
diabetes, menjaga kesehatan tulang dan sendi, memberikan suasana hati
yang senang dan lain sebagainya.
Datuk burhanudin pun mengatakan:
[A]pa lagi hari sabtu itu kegiatannya senam pagi-pagi didepan, aku
juga ikutlah setidaknya locat-loncat dan enak juga keluar kerigat,
kadang juga jalan santai kami.80
Seperti yang di katakan datuk Burhanudin, memang kegiatan ini
bertujuan untuk membiasakan lansia hidup sehat dan agar kondisi
tubuhnya sehat, dengan mengikuti kegiatan senam ini tentu akan mengisi
hari-hari lansia lebh bermanfaat dan membuat lansia lebih aktif dalam
bergerak dan mengeluarkan keringat.
12. Kegiatan Bimbingan Keterampilan dan Rekreasi
Pelayanan ini diberikan tidak saja untuk mengisi waktu luang, tapi
juga untuk meningkatkan produktivitas sekaligus untuk menambah
penghasilan, apabila lansianya masih potensial yaitu keterampilan
membuat barang-barang kerajinan.
Membawa lansia untuk mengunjungi tempat-tempat wisata,
kegiatan rekreatif ini dimaksudkan untuk menghilangkan kejenuhan.
Pelayanan-pelayanan yang diberikan merupakan perwujudan dan
80
Burhanudin ,Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, Wawancara Dengan Peneliti, 20 April
2020, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi.
pengaplikasian salah satu fungsi panti yaitu sebagai pusat pelayanan
kesejahteraan sosial lansia.
Seperti yang dikatakan oleh mbah Puji Astuti, beliau menyebutkan:
[K]alau kegiatan jalan-jalan wisata itu biasanya tiga bulan sekali kita
pergi mengunjungi taman melihat binatang-binatang pernah juga kita
kejembatantan yang panjang itu yang dibawahnya air batanghari itu,
kita dibawa pakek mobil semuanya masuk kemobil pkek baju seragam
juga.81
Datuk Ahmad HS juga mengatakan demikian:
[I]ya kami ada juga jalan-jalan disini ni, kalo ngomong samo kami ni
agak kencang dikit maklumlah sudah tuo ni mata lah kabur
pendengaran sudah kurang, sayo ni semua kegiatan ikut semuolah,
jalan-jalan ni jugo ikut, enak jugo biso keluar ngurangin kejenuhan
ni.82
Tampak dari hasil wawancara peneliti dengan lansia, kegiatan
bimbingan rekreasi ini sangat di butuh kan oleh para lansia, terlepas dari
ini kegiatan ini bukan hanya untuk melepaskan kejenuhan lansia. Hal ini
juga dapat membuat lansia merasa lebih senang. Menurut Hurlock, ciri-ciri
usia lanjut cenderung menuju dan membawa penyesuaian diri yang buruk
dari pada yang baik dan membawa kesengsaraan dari pada kebahagiaan.83
Maka dari itu kegiataan bimbingan rekreasi ini sangat bermanfaat bagi
lansia.
Hingga saat ini pelayanan tersebut masih diterapkan dan dijalankan
oleh pihak panti sebagai rutinitas tugas yang dilakukan setiap harinya.
Pada momen tertentu, seperti acara pengajian, lebaran dan sebagainya
bahkan hiburan sekedar rekreasi melepaskan kejenuhan diatur oleh pihak
panti, dengan sedemikan rupa dari pakaian, kegiatannya dan perihal
konsumsi para lansia.
81
Puji Astuti, Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, Wawancara Dengan Peneliti, 23 April
2020, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi. 82
Ahmad HS, Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, Wawancara Dengan Peneliti, 20 April
2020, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi. 83
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjan Rentang
Kehidupan, (Jakarta: Erlangga, 1980), 1.
F. FAKTOR PENGHAMBAT LANSIA UNTUK BERAKTIVITAS
Kata penghambat dalam kamus besar Bahasa Indonesia diartikan
sebagai hal, keaadan atau penyebab lain yang menghambat (merintangi,
menahan, menghalangi). Yang dimaksud faktor penghambat dalam
pembahasan ini adalah suatu yang keadaan menjadi penyebab merintangi
ataupun menghalangi lansia untuk melakukan berbagai macam aktivitas sosial
dan layanan yang diberikan oleh pihak panti.
Adapun faktor yang menjadi penghambat lansia untuk melakukan
berbagai aktivitas sosial diantaranya:
3. Keadaan Fisik, penyakit dan mental
pada masa tua atau masa dewasa akhir, sejumlah perubahan pada
fisik semakin terlihat sebagi akibat dari proses penuaan. Di antara
perubahan-perubahan fisik yang paling terlihat pada masa tua ini terlihat
pada perubahan seperti rambut menjadi jarang dan beruban, kulit
mengering dan mengerut, gigi hilang dan gusi menyusut, konfigurasi
wajah berubah, tulang belakang menjadi bungkuk. Kekuatan dan
ketangkasan fisik berkurang, tulang menjadi rapuh, mudah patah dan
lambat untuk dipebaiki kembali. Sistem kekebalan tubuh melemah,
sehingga orang tua menjadi rentan terhadap berbagai penyakit seperti
kanker dan radang paru-paru.84
Seperti yang di ujarkan oleh mbah sawiyah ini:
[K]alo aku yang menjadi penghambat aku untuk ikut kegiatan dan
aktivitas disini ni ya karna keadaan fisik, tengoklah kaki aku cuman
sebelah yang bisa berfungsi, sebelahnya udah mati rasa. Gara-gara aku
jatuh tetapi ga di wisma sini dulu jatunya diwisma 14, Tapi ya semua
kegitan aku yang bisa ikutin ya aku ikutin, kaya sholat berjmaah
walaupun sholatnya duduk, ikut pengajian juga, yang aku ga bisa ikut
itu bimbingan rekreasi yang jalan-jalan itu mbah ga bisa ikut.85
Senada dengan yang dikatakan oleh mbah puji astuti:
84
Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2015),
234. 85
Sawiyah, Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, Wawancara Dengan Peneliti, 23 April
2020, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi.
[D]ulu sebelum ada sebar penyakit (covid-19), kegiatan terus disini
dari hari senin sampai hari sabtu, nah kalo kalo hari jum‟at itu kerja
bakti. Kalo kerja bakti mbah ga bisa ikut karana ga kuat kakinya, dulu
pernah struk jadi ga bisa ikut, nyapu ruangan ini aja mbah ga bisa
masih kuat mbah sawiyah padahal jauh jarak umurnya lebih tua mbah
sawiyah ini.86
Melihat dari hasil wawancara diatas, tentu saja keadaan fisik lansia
ini bisa mempengaruhi terjadinya penghabatan dalam lansia untuk
melakukan berbagai aktivitas kegiatan yang di berikan oleh layanan panti.
Dengan keadaan usia rentan tulang menjadi rapuh dan mudah terserang
berbagai penyakit karena kekebalan tubuh semakin melemah akibat faktor
usia.
4. Rasa Malas
Rasa malas juga menjadi faktor penghambat lansia itu sendiri
untuk melakukan aktivitas. Rasa malas ini terkadang akan timbul pada
lanjut usia untuk enggan mengikut sertakan dirinya dalam layanan yang
diberikan oleh panti tersebut.
Nenek siti asmah ini menuturkan:
[S]holat tu aku malas nak bejama‟ah jauh nian musollah dibelakang
tu, dan jugo malas kawan se wisma ni musuh galo. Dak ado yang
baeknyo samo aku mkonyo aku dikmar be. Kadang kalo senam aku
tengak be nengokin.87
Terlihat dari perkataan nenek ini, bahwa rasa malas dan di pacu
dengan interaksi sosial/hubungan sosial antar individu yang kurang baik
juga dapat mempengaruhi lancarnya jalan aktivitas mereka sehari-hari.
86
Puji Astuti, Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, Wawancara Dengan Peneliti, 23 April
2020, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi. 87
Siti Asmah, Lansia Panti Sosial Tresna Werdha, Wawancara Dengan Peneliti, 23 April
2020, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi.
Terdapat beberapa tekanan yang menbuat orang usia tua ini
menarik diri dari keterlibatan sosial:
1) Ketika masa pensiun tiba dan lingkungan berubah, orang mungkin
lepas dari peran aktivitas selama ini.
2) Penyakit dan menurunnya kemampuan fisik dan mental, membuat
ia terlalu memikirkan dirinya sendiri secara berlebihan.
3) Orang-orang yang lebih muda di sekitanya cenderung menjauh
darinya.
4) Pada saat kematiaan semakin mendekat, orang seperti ingin
membuang semua hal yang bagi dirinya tidak bermanfaat lagi.
5) Rasa percaya dirri.
6) Hubungan sosial antar lansia yang kurang baik.
Mengenai hal ni kembali kepribadi masing-masing, karena pada
hakikatnya hidup kita akan lebih bermakna ketika kita menjalin hubungan
baik dengan sang pencipta (Allah SWT), menjalin hubungan baik dengan
orang lain dan juga menjaga lingkungan. Kita hidup tidak bisa sendirian
dan tanpa bantuan orang lain, pada dasarnya manusia saling membutuhkan
satu sama lain, dan ada baiknya di hari senja kita melakukan aktivitas-
aktivitas yang berdampak positif bagi diri kita.
Dengan melakukan aktivitas-aktivitas tentunya hari-hari tua
menjadi lebih terisi dan terasa menyenagkan di bandingkan dengan
mengurung diri dan tidak melakukan kegiatan apapun, mendekatkan diri
kepada Allah SWT karena pada masa senja tak ada lagi yang ditunggu
selain kematian yang semakin dekat dan berhubungan baik denga sang
pencipta, memperbanyak ibadah dan kegiatan-kegiatan positif tentunya.
Seperti pernyataan mbah puji astuty, beliau mengatakan tidak ada
lagi yang di tunggu ketika sudah tua, selain memperbanyak ibadah, dan
yang paling penting 5 waktu tidak tinggal dan selau ikut serta melakukan
aktivitas0aktivitas yang positif yang di sediakan oleh panti.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan, penulis mendapat kesimpulan
untuk menjawab permasalahan dalam skripsi ini, yaitu:
1. Penulis menemukan beberapa bentuk- bentuk aktivitas dan layanan yang
diberikan oleh Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi kepada
lansia diantaranya: Kegiatan perawatan kesehatan (berobat) yang
dilakuakan setiap dua kali satu minggu, Kegiatan ceramah agama setiap
hari selasa, Kegiatan bimbingan sosial dan dinamika kelompok pada hari
rabu, Kegiatan gotong royong (bakti sosial) yang dilakukan setiap hari
jum‟at, Kegiatan olahraga (senam dan jalan santai) dilakukan hari jum,at
pagi dan Kegiatan bimbingan kreativitas dan bimbingan rekreasi yang
biasa dilkukan pada tiga bulan sekali.
2. Faktor penghambat lansia untuk beraktivitas. Kata penghambat dalam
kamus besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai hal, keaadan atau
penyebab lain yang menghambat (merintangi, menahan, menghalangi).
Yang dimaksud faktor penghambat dalam pembahasan ini adalah suatu
yang keadaan menjadi penyebab merintangi ataupun menghalangi lansia
untuk melakukan berbagai macam aktivitas sosial dan layanan yang
diberikan oleh pihak panti. Yang peneliti temukan dilapangan yang
menghambat lansia beraktivitas adalah: keadan fisik (penyakit) dan psikis
(mental terganggu), rasa percaya diri, rasa malas, serta hubungan sosial
sesama lansia yang kurang baik.
3. Berdasarkan hasil riset bahwa aktivitas pada lanjut usia sangat
berpengaruh pada kebahagiaan lanjut usia itu sendiri. Terlihat dari hasil
penelitian bahwa peneliti menemukan 6 dari 8 lansia lebih senang dan
bahagia ketika melakukan aktivitas, bahkan mereka sangat bersyukur bisa
tinggal di Panti dan masih bisa mengikuti aktivitas sosial dan layanan yang
di berikan panti. Sedangakan dua diantaranya merasa kurang bahagia
ketika melakukan aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan sosial.
B. Implikasi penelitian
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
kehidupan manusia. Seiring berjalannya waktu, proses penuaan tersebut
terjadi secara natural. Masa penuaan inilah yang kemudian banyak terjadi
penurunan-penurunan dilihat dari aspek fisik dan psikologis. Penuaan
banyak dikaitkan dengan perubahan fungsi imunitas tubuh dan
menjadikannya rentan terhadap penyakit. Ciri- ciri yang menyangkut
dengan penyesuaian pribadi dan sosialnya adalah sebagai berikut:
perubahan yang menyangkut kemampuan motorik, perubahan kekuatan
fisik, perubahan dalam fungsi fisikologi, perubahan dalam sistim saraf
dan penampilan.
Disarankan kepada anak ataupun keluarga agar senantiasa
mengurus dan menyangi orang tua kita samai mereka menutup usia.
Bukan malah membiarkan dan menelantarkan mereka atau dengan sengaja
membiarkan dan mengartar mereka ke panti. Perasaan orangtua yang
semakin tua semakin sensitif. Mereka layak kalian perlakukan sebaik dan
seistimewa mungkin, karena merekalah yang mengandung merawat dan
menyusui dan mebesarkan kita, apakah ini balasa kita?, apakah suatau saat
nanti kita mau diperlakukan seperti ini juag? Naudzubillah himindzaik.
Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang senantiasa
memuliakan orang tua kita yang menyayangi mereka dengan sepenuh hati,
Aaamiinn Allahumma Aaamiiin.
Semoga bermanfaat
DAFTAR PUSTAKA
Australia Catholic University Dan Profesor Riset Di University Of Rochester.
Astrid Sagita anisa, Hubungan Aktivitas Sosial Dengan Kualias Hidup Lansia,
Yogyakarta: Universitas Aisyiyah.
Aziz rahmat, Pengalaman Spritual Dengan Kebahagiaan Pada Guru Agama
Sekolah Dasar, Proyeksi, 2011.
Arikunto suharsimi, Manajemen Penelitian, IV, Jakarta: Rineka Cipta
Bakhuruddinsyah, Makna Hidup Dan Arti Kebahagiaan Pada Lansia Dipanti
Werdha Nirwan Puri Samarinda, 2016.
David, G. Myers, Psikologi Sosial, Jakarta: Salemba Humanika, 2012.
Dwija Utama, Media Pengembangan Pendidik, Jurnal Pendidikan, 2019.
Depatermen agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahan, jakarta: pustaka al-kausar,
2019.
Diana Aris Wanti Triningtyas & Siti Muhayati, Mengenal Lebih Dekat Tentang
Lanjut Usia, jawa Timur: CV AE MEDIA GRAFIKA, 2018.
Edward L. Deci, Profesor Psikologi Dan Profesor Gowen Dalam Ilmu Sosial Di
Unversity Of Rochester.
Festi w fifit, lanjut usia perspektif dan masalah, surabya, Umsurabaya publishing,
2018.
Fitriani mei, Problem Psikospritual Lansia Dan Solusinya Dengan Bimbingan
Penyuluhan Islam, Vol 36 No. 1, 2016.
Hidayah, Dukungan Sosial Dan Kebahagiaan Pada Lansia Yang Tinggal Di
UPTD Panti Sosial Tresna Werdha Nirwana Puri Samarinda, 2016.
Husain Usman &Purnomo Setiady Akbar, Metodology Penelitian Sosial, Jakarta:
Bumi Aksar, 2001.
Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif, CMalang: UNISMUH Malang, 2005.
Hajar ibnu, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan,
Jakarta:Raja Grafindo Persada.
Jusup lenny, Kiat Menghadapimasalah Kesehatan Lansia, Jakarta Pt. Gramedia
Pustaka Utama, 2011.
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif”, Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2008.
Mayam sity Dkk, Mengenal Usia Lanjut Dan Perawatannya, Jakarta: Salemba,
2008.
Narbuko ocholid, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara,
2008.
Oetami putrid & Kwararini Wahyu Yuniarti, Orientasi Kebahagiaan Siswa Sma,
Tinjauan Psikologi Idigenous Pada Siswa Laki-Laki Dan Perempuan, Jurnal
Humanitas, 2011.
Richard M. Ryan, Profesor Institute For Positiv Psychology And Education
Rahmad jalaluddin, Meraih Kebahagiaan, Bandung, Simbiosa Rekatama Media,
2009.
Seligman, M.E,P., Penerjemah Nukman Y.E., Authentic Happines, menciptakan
kebahagiaan dengan psikologi positif, bandung: penerbit mizan, 2005.
Surbakti, gangguan kebahagiaan anda dan solusinya, jakarta: PT elex media
komputindo, 2010.
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: CV Alfabeta, 2008.
Sojogyo Dan Pujiwati Soyogyo, Sosiologi Pendesaan Kumpulan Bacaan, Yogyakarta:
Gajah Mada University Press, 1999.
S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2010.
Tim Penyusun, Panduan Penulis Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin
IAIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi, 2016.
Teuku Eddy, F. R., Psikologi Kebahagiaan. Yogyakarta, Progresif Books, 2007.
Takdir mohammad, Psikologi Syukur: Perspektif Psikologi Qur’ani & Psikologo
Positif Untuk Mencapai Kebahagian Sejati (Autentic Happines), Jakarta:
PT Elex Media Komputindo, 2018.
Zulfiana, Meningkatkan Kebahagiaan Lansia Dipanti Werdha Melalui Psikotrapi
Positif Dalam Kelompok, 2014.
DATA NARASUMBER PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA
BUDI LUHUR JAMBI (PTSW)
NO NAMA KETERANGAN
1. M. ASNAWI, S.Pd KEPALA UPTD
2. Evi Nopriyanti Perawat di PTSW
3. Puji Astuti Lanjut usia PTSW
4. Nursam Lanjut usia PTSW
5. Sawiyah Lanjut usia PTSW
6. Siti Asmah Lanjut usia PTSW
7. Burhanudin Lanjut usia PTSW
8. Marzuki Lanjut usia PTSW
9. Ahmad HS Lanjut usia PTSW
10. Arsal Nosma Lanjut usia PTSW
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Skripsi
“PENGARUH AKTIVITAS SOSIAL TERHADAP KEBAHAGIAAN
LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI
LUHUR KOTA JAMBI”
NO Jenis Data Metode Sumber Data
1 -Letak Geografis Panti
Sosial Tresna Werdha
Budi Luhur Kota Jambi
-Observasi
-Dokumentasi
-Wawancara
-Setting
-Dokumen Geografis
-Kepala panti/staf pengurus Panti
Sosial Tresna Werdha Budi Luhur
Kota Jambi.
2 -Visi, Misi, dan Tujuan
Panti Sosial Tresna
Werdha Budi Luhur Kota
Jambi
-Wawancara
-Dokumentasi
-Dokumen Visi,Misi dan Tujuan
Panti Sosial Tresna Werdha Budi
Luhur Kota Jambi.
3. -Struktur Organisasi Panti
Sosial Tresna Werdha
Budi Luhur Kota Jambi
-Dokumentasi -Bagan Struktur panti sosial Panti
Sosial Tresna Werdha Budi Luhur
Kota Jambi.
4 -bentuk-bentuk aktivitas
sosial yang dilakukan
lanjut usia di panti sosial
tresna werdha kota jambi
-Observasi
-Wawancara
-Dokumentasi
-Dokumentasi aktivitas sosial lanjut
usia di Panti Sosial Tresna Werdha
Budi Luhur Kota Jambi.
-kepala panti/staf pengurus panti dan
lanjut usia di Panti Sosial Tresna
Werdha Budi Luhur Kota Jambi.
5 -faktor penghambat lansia
untuk beraktivitas
-Observasi
-Dokumentas
-Wawancara
-Dokumentasi keadaan lanjut usia di
Panti Sosial Tresna Werdha Budi
Luhur Kota Jambi.
-kepala panti/staf pengurus panti dan
lanjut usia di Panti Sosial Tresna
Werdha Budi Luhur Kota Jambi.
6 -pengaruh aktivitas sosial
terhadap kebahagiaan
pada lanjut usia di Panti
Sosial Tresna Werdha
Budi Luhur Kota Baru
Jambi
-Observasi
-Wawancara
-Dokumentasi
-dokumentasi proses berlangsungnya
aktivitas sosial.
-lanjut usia di Panti Sosial Tresna
Werdha Budi Luhur Kota Jambi.
A. Panduan Observasi
NO Jenis Data Objek Observasi
1 -Letak Geografis Panti Sosial Tresna
Werdha Budi Luhur Kota Jambi
-Keadaan dan Letak Geografis
2. -Pelaksanaan dan bentuk-bentuk
aktivitas sosial di Panti Sosial Tresna
Werdha Budi Luhur Kota Jambi.
-aktivitas yang dilakukan lanjut usia.
-Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan berbagai aktivitas sosial di
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur
Kota Jambi.
3.
-faktor yang menjadi penghambat
para lansia untuk beraktivitas
- kepala panti/staf pengurus panti.
4. -pengaruh aktivitas sosial terhadap
kebahagiaan lanjut usia di Panti Sosial
Tresna Werdha Budi Luhur Kota
Jambi
-Dampak yang terlihat terhadap lanjut usia
setelah mengikuti aktivitas sosial.
B. Panduan Dokumentasi
NO Jenis Data Data Dokumen
1 -Letak Geografis Panti Sosial Tresna
Werdha Budi Luhur Kota Jambi
-Data Dokumentasi Letak Geografis Panti
Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Kota
Jambi.
2 -Visi, Misi, dan Tujuan Panti Sosial
Tresna Werdha Budi Luhur Kota
Jambi
-Data Dokumentasi Visi, Misi, dan Tujuan
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur
Kota Jambi.
3 -Struktur Organisasi Panti Sosial
Tresna Werdha Budi Luhur Kota
Jambi
-Data Dokumentasi Tentang Struktur
Organisasi Panti Sosial Tresna Werdha
Budi Luhur Kota Jambi.
-Daftar Nama kepala panti/pegawai dan
staf Panti Sosial Tresna Werdha Budi
Luhur Kota Jambi.
4. -Pelaksanaan dan bentuk-bentuk
aktivitas sosial yang dilakukan lansia
di Panti Sosial Tresna Werdha Budi
Luhur Kota Jambi.
-Data Dokumentasi Tentang Pelaksanaan
aktivitas sosial di Panti Sosial Tresna
Werdha Budi Luhur Kota Jambi.
5. -faktor yang menjadi penghambat
lansia untuk beraktivitas sosial di
Panti Sosial Tresna Werdha Budi
Luhur Kota Jambi.
-Data dokumentasi faktor yang menjadi
penghabat lansia untuk beraktivitas.
C. Butir-Butir Wawancara
NO Jenis Data Sumber Data dan Subtansi Wawancara
1 -Letak Geografis panti sosial bina
remaja kota jambi.
-kepala panti/staff pengurus Panti Sosial
Tresna Werdha Budi Luhur Kota Jambi.
-bisa dijelaskan bagaimana sejarah
berdirinya.........
-bagaimana perkembangannya hingga saat
ini...............
-bagaimana letak geografis Panti Sosial
Tresna Werdha Budi Luhur Kota Jambi.
2 -bentuk-bentuk aktivitas sosial yang -kepala panti/staff dan lanjut usia di Panti
dilakukan lanjut usia di Panti Sosial
Tresna Werdha Budi Luhur Kota
Jambi.
Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Kota
Jambi
-apa saja kegiatan/aktivitas sosial yang
dilakukan.....
-apa kegiatannya bisa berjalan dengan
lancar.....
-Kapan dilaksanakan dan apa tujuannya?
3 -faktor penghambat lansia untuk
beraktivitas sosial.
-kepala panti/staff pengurus Panti Sosial
Tresna Werdha Budi Luhur Kota Jambi.
-apa saja faktor yang menjadi penghambat
lansia untuk berativitas...
-berapa jumlah lansia? dan ada berapa
yang aktif dalam aktivitas sosial ini...
-apakah ada dampak negativ dari
terhambatnya aktivitas sosial lansia?
Terutama psikisnya...
-lanjut usia di Panti Sosial Tresna Werdha
Budi Luhur Kota Jambi.
-menurut nenek/kakek apa saja yang
menjadi penghambat kalian untuk
beraktivitas...
4 -pengaruh aktivitas sosial terhadap
kebahagiaan lansia.
-kepala panti/staff pengurus Panti Sosial
Tresna Werdha Budi Luhur Kota Jambi.
-adakah pengaruh beraktivitas sosial
terhadap tigkat kesepiaan lansia..
-setelah melakukan berbagai kegiatan
dampak apa saja yang diharapkan terhadap
lansia....
-menurut bapak/ibu apa pengaruh dari
beraktivitas sosial terhadap kebahagaiaan
lanjut usia..
-Lanjut usia di Panti Sosial Tresna Werdha
Budi Luhur Kota Jambi.
-bagaimana keadaan nenek/kakek sebelum
dan sesudah masuk kepanti ini..
-apa saja kegiatan yang kalian lakukan
sebelum dan sesudah berada disini..
-menurut nenek/kakek merasa senang tidak
ketika mengikuti kegiatan sosial yang
diadakan panti....
JADWAL PENELITIAN
Penelitian ini direncanakan berlangsung selama tiga bulan, adapun
tentang tahapan dan rentang waktu penelitian dapat dilihat di bagan berikut:
Tabel 1. Jadwal penelitian.
NO Kegiatan 2019-2020
Nov Des Jan Feb Mart Apr Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penulisan
Draf
Proposal
x x
2. Konsultasi
Dg Ka. Prodi
& Lainnya
Untuk Fokus
Penelitian
x
3. Revisi Draf
Proposal
x
4. Konsultasi
Dengan
Pembimbing
x x
5. Proses
Seminar
Proposal
x
6. Revisi Draf
Proposal
Setelah
Seminar
x
7. Konsultasi
Dengan
Pembimbing
x x
8. Koleksi Data x x x x
9. Anilasa &
Penulisan
Draf Awal
Skripsi
x
10. Draf Awal
Dibaca
Pembimbing
x
11. Penulisan
Draf Dua
X
12. Draff Dua
Dibaca
Pembimbing
x
13. Revisi Draf
Dua
x
14. Draf Dua x
Revisi
Dibaca
Pembimbing
15. Penulisan
Draff Akhir
x x
16. Draff Akhir
Dibaca
Pembimbing
X
17. Ujian
Munaqasah
x
18. Revisi
Skripsi
Setelah Ujian
Munaqasah
x x
19. Penggandaan
Laporan
x
20. Mengikuti
Wisudah
X
Catattan : jadwal berubah sesuai waktu.
Perlu dijelaskan bahwa jadwal ini tidak bersifat mengikat karena boleh
jadi salah satu tahapan berlangsung lebih cepat atau lebih lama.Selain itu, boleh
jadi pula ada tahapan yang berlangsung bersamaan dengan tahapan lain, artinya
penjadwalan akan berlangsung secara kondisional.
A. DOKUMENTASI WAWANCARA
Wawancara dengan datuk Burhanudin
Wawancara dengan datuk Ahmad HS
Wawancara dengan mbah Sawiyah dan mbah Puji Astuti
Wawancara dengan nenek Nursam
Wawancara dengan kak Evi Nopriyanti perawat panti
Wawancara dengan datuk Arsal Nosma dan datuk Marzuki
Wawancara dengan nenek Siti Asmah
B. DOKUMENTASI SARANA DAN PRASARANA PANTI
Ruangan klinik koseling/rungan untuk berobat
Aula PSTW “BUDI LUHUR”
Mushollah PSTW “BUDI LUHUR”
Dapur gizi PSTW “BUDI LUHUR”
Alur pelayanan di PSTW “BUDI LUHUR”
Daftar nama lansia per-wisma di PSTW “BUDI LUHUR”
VISI DAN MISI PSTW “BUDI LUHUR”
SRUKTUR ORGANISASI
PELAYANAN YANG DIBERIKAN
C. DOKUMENTASI KEGIATAN/PELAYANAN YANG DI BERIKAN
1. Kegiatan perawatan kesehatan
2. Kegiatan ceramah agama/pengajian
3. Kegiatan bimbingan sosial dan dinamika kelompok
4. Kegiatan olahraga (senam dan jalan santai)
5. Kegiatan bimbingan keterampilan dan rekreasi
CURRICULUM VITAE
A. Informasi Diri
Nama : Nadia
Tempat & Tanggal Lahir : Senaning, 12 Juli 1999
Perkerjaan : Mahasiswa
Alamat : RT 03 Desa Senaning Kec. Pemayung
Kab. Batanghari Jambi
Moto : Arah Lebih Penting dari Pada Kecepatan
B. Riwayat Pendidikan
UIN SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI : 2016
SMK-PP NEGERI JAMBI : 2013
MTS NEGERI LUBUK RUSO : 2010
SD NEGERI 62/1 SENANING : 2004
C. Pengalaman Organisasi
Anggota DEMA : 2018-2019
Anggota HIMBARI : 2017-2019
Kader PMII : 2017-2020
Ketua Senat Mahasiswa (SEMA) : 2020