pengaruh akun instagram kuliner lampung …digilib.unila.ac.id/51398/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PENGARUH AKUN INSTAGRAM KULINER LAMPUNG SEBAGAIMEDIA PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
PRODUK KULINER DI BANDAR LAMPUNG(Studi pada Followers Akun Instagram @kuliner_lampung)
(Skripsi)
Oleh
RISKI AMALIA FITRI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
ABSTRAK
PENGARUH AKUN INSTAGRAM KULINER LAMPUNG SEBAGAIMEDIA PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
PRODUK KULINER DI BANDAR LAMPUNG(Studi pada Followers akun Instagram @kuliner_lampung)
Oleh
RISKI AMALIA FITRI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari promosi menggunakanakun Instagram @kuliner_lampung terhadap keputusan pembelian produk kulinerdi Bandar Lampung dengan menggunakan Hirarki Model Efek. Sampel padapenelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Metode pengumpulandata menggunakan kuisioner terhadap 100 responden. Teknik analisis datamenggunakan tabulasi sederhana, skor rata-rata, dan pengujian analisis regresisederhana. Hasil penelitian ini didapat bahwa pada pengujian analisis tabulasi danskor rata-rata diperoleh hasil untuk dimensi kesadaran (awareness), pengetahuan(knowledge), kesukaan (liking), pilihan (preference), keyakinan (conviction), sertapembelian (purchase) nilai rata-rata skor dari keenam dimensi tersebut yaitusebesar 4,796 dimana skor tersebut menandakan bahwa keenam dimensi padaHirarki Model Efek dapat dikatakan efektif jadi, dapat disimpulkan bahwapromosi menggunakan akun Instagram @kuliner_lampung efektif terhadapkeputusan pembelian. Sedangkan pengujian yang dilakukan dengan menggunakananalisis regresi sederhana diperoleh hasil bahwa dari keenam dimensi tersebutmenyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dan positif terhadapkeputusan pembelian yang artinya bahwa promosi menggunakan akun Instagram@kuliner_lampung berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk kuliner diBandar Lampung. Hasil uji R2, perhitungan menunjukkan besarnya pengaruhkeseluruhan dimensi sebesar 0,310 yang berarti memiliki pengaruh sebesar 31%dengan sisa 69% yang disebabkan oleh faktor lain di luar model yang di telitidalam penelitian ini.
Kata kunci: Promosi, Instagram, Keputusan Pembelian, Hirarki Model Efek
ABSTRACT
EFFECT OF LAMPUNG CULINARY INSTAGRAM ACCOUNT AS APROMOTION MEDIA ON PURCHASE DECISIONS
CULINARY PRODUCTS IN BANDAR LAMPUNG(Study on Instagram account followers @kuliner_lampung)
By
RISKI AMALIA FITRI
This study aims to determine the effect of promotion using the Instagramaccount@kuliner_lampung against the decision to purchase culinary products inBandarLampung using the Effect Model Hierarchy. The sample in this study usespurposive sampling method. Data collection method uses questionnaires to 100respondents. Data analysis techniques use simple tabulations, average scores,and simple regression analysis testing. The results of this study found that intesting tabulation analysis and average scores obtained results for the dimensionsof awareness, knowledge, liking, preference, conviction, and purchase of theaverage value The scores of the six dimensions are 4.796 where the scoreindicates that the six dimensions of the Effect Model Hierarchy can be said to beeffective so it can be concluded that the promotion using Instagram account@kuliner_lampung is effective against purchasing decisions. Whereas the testscarried out using simple regression analysis showed that out of the six dimensionsstated that there was a significant and positive influence on purchasing decisionswhich meant that promotions using Instagram account @kuliner_lampung had aneffect on the decision to purchase culinary products in Bandar Lampung. R2 testresults, the calculation shows the magnitude of the overall effect of the dimensionof 0.310, which means that it has an effect of 31% with the remaining 69% causedby other factors outside the model examined in this study.
Keywords: Promotion, Instagram, Purchase Decision, Effect Model Hierarchy
PENGARUH AKUN INSTAGRAM KULINER LAMPUNG SEBAGAI
MEDIA PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
PRODUK KULINER DI BANDAR LAMPUNG
(Studi pada Followers Akun Instagram @kuliner_lampung)
Oleh
Riski Amalia Fitri
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA ADMINISTRASI BISNIS
Pada
Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Riski Amalia Fitri dilahirkan
di Bandar Lampung pada tanggal 10 Februari 1997.
Merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari
pasangan Bapak Moh. Abi Dahrin dan Ibu Istiroha
(alm).
Penulis memulai jenjang pendidikan dari TK Kartika
Bandar Lampung pada tahun 2002. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan
formal di SDN 1 Langkapura Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2009.
Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMPN 14 Bandar Lampung dan
lulus pada tahun 2012. Pada tahun yang sama penulis meneruskan pendidikannya
di SMA Perintis 2 Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2015.
Pada tahun 2015 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi
Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung melalui jalur
SNMPTN. Pada awal tahun 2018, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) di Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Pulau Panggung, Kabupaten
Tanggamus, Lampung selama 40 hari sebagai bentuk pengabdian kepada
masyarakat.
MOTTO
“ Nothing lasts forever, we can change the future.”
(Alucard)
“ Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara-
MU dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan.”
(QS. Al-Mujadallah : 11)
“Pelajarilah ilmu karena sesungguhnya belajar semata-mata bagi
Allah itu merupakan kebaikan, dan mempelajari ilmu merupakan
tasbih, dan membahasnya merupakan jihad, mencarinya
merupakan ibadah, dan mengajarkannya merupakan sedekah,
sedangkan menggunakannya bagi orang yang membutuhkannya
merupakan qurbah
(pendekatan diri kepada Allah SWT).”
(Nabi Muhammad SAW)
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan karunia-Nya sehingga skripsi
ini bisa diselesaikan. Dengan ini saya mempersembahkan karya kecil ini
untuk:
My beloved family (father, mother (rip), middle sister and little sister) atas
dukungan, doa serta semangat yang tiada hentinya demi terselesaikannya
skripsi ini.
My flame (Rizki Achmad S.) who gives me much love, attention, suggestion,
support and pray for my future.
All my beloved best friends.
Almamater Tercinta, Universitas Lampung
SANWACANA
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta sholawat serta salam penulis
ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk
memenuhi syarat dalam mencapai gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Lampung.
Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan rasa terimakasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, serta bimbingan yang baik yaitu
berupa moral, spiritual, maupun material kepada:
1. Ayahanda Tercinta Moh. Abi Dahrin, yang telah membesarkan serta
memberikan kasih sayang yang tidak pernah putus. Beliau yang
memberikan semnagat yang secara tidak langsung kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Ahmad Rifai, S.Sos.,M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi
Bisnis Universitas Lampung.
3. Bapak Hartono, S.Sos.,M.A selaku dosen pembimbing utama Akademik
yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan
memberikan arahan, masukan serta saran kepada penulis.
4. Bapak Diang Adistya, S.Kom.,M.Si selaku dosen pembimbing kedua
akademik yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing
serta meberikan arahan dan saran kepada penulis.
5. Bapak Deddy Aprilani, S.A.N.,M.A selaku dosen pembahas yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung
yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan.
7. Untuk kedua adikku Riska Asprila dan Risma Febiola, terima kasih telah
memberikan dukungan dan motivasi serta kasih sayang sehingga kakak
bisa menyelesaikan pendidikan hingga sarjana. Semoga kelak kalian
berdua bisa lebih dari kakak.
8. Untuk Rizki Achmad S, sahabat dan musuh terbaik selama ini terima kasih
sudah menjadi bagian dari hari-hari ku yang menyenangkan dan selalu
bisa menjadi orang yang aku andalkan. Semoga cepat menyusul dan
termotivasi.
9. Para pejuang skripsi yang terutama kesayangan ku Agita Putri Belina
S.AB yang sudah mendahului ku serta para gadis-gadis ku Shella Ernita
Sari S.AB & Rianti Khairunisa S.AB bagian dari genk pejuang skripsi
(finally, sah duluan ya beb).
10. Sahabat kesebelasan ku yang tersayang Agita, Widia, Icol, Mute,
Bombom, Meong, Hani, Celly, Ayu Saf, dan Janet yang jauh dimata
namun dekat di hati. Terimakasih telah menjadi bagian dari hari-hariku
selama masa perkuliahan sejak jaman per-mahasiswa baru (maba) hingga
sekarang semoga berlanjut sampai seterusnya aku doa kan semoga kalian
cepat menyusul untuk wisuda (lama-lama keburu tua di kampus beh
wkwk).
11. Teman sepermainan ku, grup didalam grup Widya Eliska terima kasih
sudah menjadi (hidden friend).
12. Terima kasih kepada semua teman-teman ABI 2015 karena telah menjadi
teman satu angkatan yang menyenangkan, semoga kalian termotivasi dan
cepat menyusul.
13. Untuk genk KKN Tj.Rejo squad Yudha, Ogi, Ayu, Nanda, Mesyi terima
kasih sudah menjadi teman KKN yang baik dan solid selama satu bulan di
Tj.Rejo. Ku doakan semoga kalian cepat menyusul.
14. Sahabat serta teman masa SMP sampai sekarang yang sangat-sangat aku
sayangi dan aku cintai Eno Cahaya Putri Yanti, thank you for your support
and gives me much love. Terimakasih sudah menjadi sahabat terbaik
selama hampir 8 tahun ini.
15. Sahabat sepermainan ku Novita Oktarini, A.md dan Nofa Andriyani, S.E
terimakasih sudah menjadi bagian dari hari-hariku sejak masa di SMA
sampai sekarang (much love for they).
16. Sahabat ke bosananku Rosa Tricia dan Ahmad Ridho Septian, S.H (thank
you for everything, love you guys).
17. Teman serta sahabat masa kecil ku sejak jaman bayi hingga se-dewasa ini
Indah Monica, S.E, Desy Amalinda, A.md, Nindya Anandita, S.I, dan
Yanda Octaviani, S.E terima kasih sudah menjadi bagian dari hari-hari ku.
18. Tim keseruan semasa SMA Jul, Septa, Afif, Babo, Rikki, Reji, Tita, Dian,
Obong, Yasmin sukses selalu kalian semua, aku sayang kalian. Terima
kasih telah menjadi canda serta tawa ku.
19. Kak Febri (kamu yang tidak terlihat) teriama kasih sudah menjadi
pendengar dan pemberi saran yang baik buat amel.
20. Sahabat K-Pop ku (ONCE FOREVER) Dinand, Apin, Burok, Jody, Jovan,
Jasmin, Galuh, dan Ago (No Twice No Life!!!).
21. Mentor terbaik dalam persekripsian ini, Sadillah A. “semoga cepat
menyusul brader” terimakasih atas saran dan masukkannya selama ini.
22. Kakak tingkat terbaik yang membantu dalam penulisan skripsi Izhar Alfi,
S.AB terimakasih sudah memberikan saran dan masukkan selama ini.
Bandar Lampung, 11 Okrober 2018
Penulis,
Riski Amalia Fitri
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI...................................................................................................... iDAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iiiDAFTAR TABEL ............................................................................................. iv
I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 11.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 91.3 Batasan Masalah................................................................................... 91.4 Tujuan Penelitian.................................................................................. 101.5 Manfaat Penelitian ............................................................................... 10
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1 Pemasaran ............................................................................................ 122.1.1 Pemasaran Jasa ........................................................................... 132.1.2 Bauran Pemasaran Jasa............................................................... 13
2.2 Promosi ................................................................................................ 162.2.1 Jenis-Jenis Promosi..................................................................... 172.2.2 Proses Komunikasi Promosi ....................................................... 182.2.3 Indikator dalam Promosi ............................................................ 19
2.3 Media Sosial ........................................................................................ 202.3.1 Ciri-Ciri Media Sosial ................................................................ 212.3.2 Jenis Media Sosial ...................................................................... 222.3.3 Media Sosial Alat untuk Promosi ............................................... 242.3.4 Karakteristik Media Sosial ......................................................... 25
2.4 Instagram ............................................................................................ 262.4.1 Karakteristik Instagram .............................................................. 26
2.5 Keputusan Pembelian .......................................................................... 35
2.5.1 Proses Pengambilan Keputusan.................................................. 352.6 Efektivitas Iklan................................................................................... 37
2.6.1 Model Hirarki Efek..................................................................... 382.7 Penelitian Terdahulu........................................................................... 422.8 Kerangka Pemikiran ........................................................................... 432.9 Hipotesis ............................................................................................. 45
III. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian.................................................................................... 473.2 Definisi Konseptual............................................................................. 473.3 Definisi Oprasional ............................................................................. 493.4 Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 503.5 Populasi dan Sampel ........................................................................... 51
3.5.1 Populasi ...................................................................................... 513.5.2 Sampel........................................................................................ 513.5.3 Teknik Pengambilan Sampel ..................................................... 52
3.6 Data dan Sumber Data ........................................................................ 533.6.1 Data Primer ................................................................................ 533.6.2 Data Skunder.............................................................................. 54
3.7 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 543.7.1 Kuisioner .................................................................................... 543.7.2 Studi Pustaka.............................................................................. 56
3.8 Variabel Penelitian .............................................................................. 563.8.1 Variabel Bebas (X)..................................................................... 563.8.2 Variabel Terikat (Y)................................................................... 57
3.9 Uji Instrumen ...................................................................................... 573.9.1 Uji Validitas ............................................................................... 573.9.2 Uji Reliabilitas ........................................................................... 60
3.10 Teknik Analisis Data.......................................................................... 613.10.1 Analisis Regresi Sederhana...................................................... 623.10.2 Uji Asumsi Klasik .................................................................... 62
3.10.2.1 Uji Normalitas............................................................ 623.10.2.2 Uji Heteroskedastisitas............................................... 63
3.10.3 Uji Hipotesis ........................................................................... 633.10.3.1 Uji Parsial (T-Statistik) .............................................. 643.10.3.2 Uji Determinasi (R2) .................................................. 65
3.10.4 Analisis Tabulasi Sederhana ................................................... 653.10.5 Skor Rata-Rata ........................................................................ 66
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum................................................................................ 694.1.1 Sejarah Akun Instagram Kuliner Lampung ............................... 694.1.2 Profil Akun Instagram Kuliner Lampung .................................. 704.1.3 Posting-an Produk Kuliner pada Akun Instagram
@kuliner_lampung...................................................................... 714.2 Analisis Deskriptif .............................................................................. 72
4.2.1 Karakteristik Responden ............................................................ 724.3 Teknik Analisis Data........................................................................... 74
4.3.1 Hasil Uji Analisis Regresi Sederhana ........................................ 744.3.2 Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................ 76
4.3.2.1 Hasil Uji Normalitas ...................................................... 764.3.2.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ......................................... 77
4.3.3 Hasil Uji Hipotesis ..................................................................... 794.3.3.1 Hasil Uji Parsial (T-Statistik)......................................... 794.3.3.2 Hasil Uji Determinan (R2) ............................................. 804.3.3.3 Pembahasan Hipotesis.................................................... 81
4.3.4 Hasil Analisis Tabulasi Sederhan dan Skor Rata-Rata .............. 834.3.5 Diskusi Pembahasan................................................................... 100
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 1045.2 Saran..................................................................................................... 104
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Durasi yang Dihabiskan untuk Menggunakan Sosial Media .......................... 21.2 Jumlah Pengguna Internet di Indonesia .......................................................... 31.3 Media Sosial yang Paling Sering Digunakan di Indonesia ............................. 51.4 Beberapa Akun Instagram yang Memberikan Info Kuliner di Bandar
Lampung ......................................................................................................... 61.5 Foto Makanan yang Diunggah Oleh Akun Instagram Kuliner Lampung....... 82.1 Model Hirarki Efek ......................................................................................... 382.2 Kerangka Pemikiran........................................................................................ 444.1 Profil Akun Instagram Kuliner Lampung ....................................................... 704.2 Aneka Produk Kuliner dalam Akun Instagram Kuliner Lampung ................. 714.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................................... 724.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Profesi................................................ 734.5 Hasil Uji Normalitas ....................................................................................... 764.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas .......................................................................... 78
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Daftar Akun Instagram yang Mempublikasikan Kuliner di BandarLampung ....................................................................................................... 7
2.1 Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 423.1 Ringkasan Definisi Oprasional ..................................................................... 503.2 Penilaian Kuisioner ....................................................................................... 563.3 Hasil Uji Validitas Pre-Test .......................................................................... 593.4 Hasil Uji Reliabilitas Pre-Test ...................................................................... 613.5 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi...................................................... 684.1 Hasil Uji Regresi Sederhana ......................................................................... 754.2 Hasil Uji Normalitas Klmogorov-Smirnov................................................... 774.3 Hasil Uji Parsial (T-Statistik)........................................................................ 794.4 Hasil Uji Determinan (R2) ............................................................................ 804.5 Dimensi Kesadaran (awareness) Responden ................................................ 844.6 Dimensi Pengetahuan (knowledge) Responden ............................................ 874.7 Dimensi Kesukaan (liking) Responden......................................................... 904.8 Dimensi Pilihan (preference) Responden ..................................................... 934.9 Dimensi Keyakinan (conviction) Responden................................................ 964.10 Dimensi Pembelian (purchase) Responden ................................................. 994.11 Hasil Hirarki Model Efek Promosi Melalui Media Instagram
@kuliner_lampung........................................................................................ 101
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era modern saat ini perkembangan teknologi berkembang dengan sangat pesat.
Dengan berkembangnya teknologi pengguna internet pun semakin banyak,
berdasarkan laporan Wearesocial.net diantaranya adalah tentang jumlah pengguna
internet dunia yang telah mencapai 4,021 miliar orang. Ini artinya sudah lebih dari
separuh manusia di bumi telah menggunakan internet. Di Indonesia sendiri,
dijelaskan bahwa jumlah pengguna internet di Tanah Air mencapai 132 juta
orang. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa setengah atau lebih dari 50%
penduduk Indonesia telah bisa mengakses internet. Sementara di laporan yang
sama dijelaskan dari ratusan juta pengguna internet di Indonesia sekitar 60
persennya telah mengakses internet menggunakan ponsel pintar (smartphone).
Sumber: Wearesocial.net (2018)
Tidak hanya dari segi akses yang terus meningkat, tetapi juga dari durasi
menggunakan internet. Wearesocial.net melaporkan bahwa rata-rata pengguna
internet di dunia menggunakan internet selama enam jam per hari untuk
mengakses internet melalui berbagai perangkat. Jika durasi ini dikalikan dengan
jumlah pengguna internet dunia, maka durasi penggunaan internet oleh seluruh
manusia di bumi bisa mencapai lebih dari 1 miliar jam untuk online di tahun
2018.
2
Sumber: Wearesocial.net (2018)
Gambar 1.1 Durasi yang Dihabiskan untuk Menggunakan Sosial Media
Dari gambar 1.1 dapat dilihat bahwa Indonesia dalam hal waktu penggunaan
internet menempati peringkat keempat dunia dengan durasi rata-rata
menggunakan internet selama 8 jam 51 menit setiap harinya. Indonesia hanya
"kalah" dari Thailand yang memiliki durasi 9 jam 38 menit, kemudian Filipina 9
jam 29 menit dan Brazil dengan 9 jam 14 menit. Peringkat Indonesia ini
melampaui negara-negara maju seperti Singapura yang memiliki rata-rata durasi 7
jam 9 menit, Tiongkok 6 jam 30 menit, Amerika Serikat 6 jam 30 menit dan
Jerman 4 jam 52 menit.
Penggunaan internet tersebut di dominasi oleh aktifitas bersosialisasi di dunia
maya. Terbukti dengan jumlah pengguna sosial media di dunia yang begitu besar
jumlahnya, mencapai 3,196 miliar pengguna. Indonesia dalam hal jumlah
pengguna sosial media mencapai 49% populasi pengguna internet atau hampir
separuh pengguna internet di Indonesia telah memiliki sosial media. Dalam hal
3
pertumbuhan pengguna sosial media sendiri, Indonesia merupakan negara ketiga
terbesar dengan tingkat pertumbuhan mencapai 23% atau 24 juta pengguna dalam
satu tahun terakhir.
Sumber: Wearesocial.net (2018)
Gambar 1.2: Jumlah Pengguna Internet di Indonesia
Dari gambar 1.2 dapat dilihat bahwa penggunaan internet di Indonesia cukup
tinggi dari 265,4 juta populasi di Indonesia 50% nya atau sekitar 132,7 juta orang
merupakan pengguna aktif internet, 49% atau sekitar 130,0 juta orang merupakan
pengguna aktif media sosial, serta 45% atau 120,0 juta populasi penduduk
Indonesia lebih banyak mengakses menggunakan smartphone.
Berdasarkan aplikasi yang paling banyak diunduh, perusahaan media sosial di
bawah Mark Zuckerberg mendominasi di tiga teratas. Secara berurutan dari posisi
pertama adalah WhatsApp, Facebook, Instagram, dan baru diikuti media sosial
buatan Korea Selatan, Line. Berdasarkan rata-rata trafik situs per bulan,
pengunjung Facebook menghabiskan waktu 12 menit 27 detik untuk mengakses
4
jejaring sosial tersebut. Sebesar 92% mengakses Facebook via mobile dengan
perbandingan persentase berdasarkan gender sebanyak 44% untuk wanita dan
56% adalah pengguna pria. Pengguna Facebook didominasi golongan usia 18-24
tahun dengan presentase 20,4% adalah wanita dan 24,2% adalah pria. Sementara
total pengguna aktif Instagram bulanan di Indonesia mencapai 53 juta dengan
presentase 49% wanita dan 51% adalah pria.
Seperti yang dirangkum KompasTekno dari Wearesocial, Kamis (1/3/2018),
YouTube menempati posisi pertama dengan persentase 43%, Facebook,
WhatsApp, dan Instagram membuntuti di posisi kedua hingga keempat secara
berturut-turut. Sebanyak 41% pengguna media sosial Indonesia mengaku sering
menggunakan Facebook, 40% sering menggunakan WhatsApp, dan 38%
mengaku sering mengakses Instagram. Sementara pengguna yang mengaku sering
mengakses Line sebanyak 33%, dan menempatkannya di posisi kelima. Secara
global, total pengguna Internet menembus angka empat miliar pengguna. Untuk
pengguna media sosialnya, naik 13% dengan pengguna year on year mencapai
3,196 miliar.
Sumber: Wahyunda Kusuma Pertiwi Kompas.com dengan judul "Riset Ungkap
Pola Pemakaian Medsos Orang Indonesia”
5
Sumber: Wearesocial.net (2018)
Gambar 1.3: Media Sosial yang Paling Sering digunakan di Indonesia
Dilihat dari gambar grafik 1.3 yang di peroleh dari Hootsuite pada Januari 2018
Youtube menjadi salah satu media sosial yang paling sering digunakan di
Indonesia sekitar 43% pengguna internet memilih menggunakan Youtube, namun
tidak kalah dengan Youtube kini Instagram pun menjadi salah satu media sosial
yang berpengaruh dalam melakukan e-commerce. Seperti yang dilansir oleh
Wearesocial.net Indonesia juga menempati salah satu negara terbesar yang
menggunakan salah satu sosial media terpopuler dunia, yaitu Instagram. Indonesia
ada dalam peringkat pengguna Instagram mencapai 53 juta orang itu artinya
hampir seluruh pengguna ponsel pintar di Indonesia adalah pengguna Instagram.
Dalam hal ini, Indonesia menempati peringkat ketiga di dunia setelah Amerika
Serikat, dan Brazil.
6
Instagram adalah aplikasi jejaring sosial yang digunakan untuk berbagi foto dan
informasi yang memungkinkan penggunanya mengambil foto, menerapkan filter
digital dan membagikannya kepada sesama pengguna di Instagram serta berbagi
layanan jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Tumblr dan media sosial
lainnya. Seiring dengan berjalannya waktu Instagram tidak hanya dipergunakan
untuk sekedar berbagi foto atau bertukar informasi saja, kini Instagram juga telah
digunakan sebagai media promosi elektronik (e-commerce). Beberapa orang atau
kelompok kini memanfaatkan Instagram sebagai alat untuk memperkenalkan
sekaligus mempromosikan berbagai macam hal termaksut kuliner. Banyak sekali
bermunculan akun-akun kuliner yang hanya membagikan foto atau bahkan
informasi mengenai kuliner khususnya di Bandar Lampung. Akun kuliner tersebut
tentu saja dapat membantu masyarakat yang berada di daerah sekitar Bandar
Lampung memperoleh informasi dalam berwisata kuliner.
Sumber: Wearesocial.net (2018)
Gambar 1.4: Beberapa Akun Instagram yang Memberikan Info SeputarKuliner di Bandar Lampung
7
Dari gambar 1.4 dapat dilihat bahwa terdapat beberapa akun Instagram yang
digunakan khusus untuk memberikan informasi seputar produk kuliner yang ada
di Bandar Lampung. Mengingat banyaknya aneka ragam kuliner yang tersedia di
Bandar Lampung. Adapun akun Instagram yang mempublikasikan kuliner yang
sangat terpercaya bagi masyarakat Lampung yaitu Kuliner Lampung. Akun
Instagram @kuliner_lampung, selalu aktif dalam mempublikasikan berbagai
macam jenis makanan dan minuman yang berada di wilayah BandarLampung,
sehingga para followers (pengikut) Kuliner Lampung memiliki banyak referensi
seputar kuliner di BandarLampung.
Tabel 1.1 Daftar Akun Instagram yang Mempubliksikan Kuliner diBandar Lampung
Nama Akun Kiriman PengikutKuliner_lampung 5410 198K
Sigerfoodies 3429 74,5KLampungkuliner 2115 44,5KKulinerlampungg 124 9500
Eatoreaten 722 8709Foodxplorix 1123 4778
Sumber: Instagram (2018)
Dilihat dari tabel 1.1 mengapa peneliti memilih Kuliner Lampung? Karena dari
data yang peneliti peroleh, akun Instagram Kuliner Lampung memiliki jumlah
pengikut paling banyak dari pada akun lainnya. Oleh karena itu peneliti memilih
akun Instagram Kuliner Lampung sebagai objek dari penelitian ini. Selain aktif
dalam membagikan foto dan memberi review dari produk makanan atau
minuman, tentu dalam setiap foto yang di unggah melalui akun Kuliner Lampung
ini mendapatkan banyak tanggapan positif oleh para pengikutnya dengan
memberikan tanda love pada foto makanan atau minuman yang di unggah oleh
8
akun tersebut, selain tanda love tak sedikit pengikut yang memberikan tanggapan
didalam kolom komentar. Tak jarang dengan adanya unggahan tersebut pengikut
dari akun Instagram Kuliner Lampung akan tergoda serta tertarik untuk mencoba
makanan bahkan minuman yang dipublikasinya.
Sumber: Wearesocial.net (2018)
Gambar 1.5: Foto makanan yang diunggah oleh akun instagram KulinerLampung
Dilihat dari gambar 1.5 beberapa pengikut dari akun Instagram Kuliner Lampung
tak sedikit dari mereka yang memberikan komentar atau tanggapan seolah-olah
mereka tertarik ingin ikut mencoba serta tak jarang pula pengikut pun akhirnya
memutuskan untuk membeli produk kuliner yang di unggah oleh akun Instagram
Kuliner Lampung.
Demikian beberapa penjelasan yang ditulis oleh penulis. Dari beberapa penjelasan
tersebut, penulis belum mengetahui pengaruh akun Instagram Kuliner Lampung
sebagai media promosi terhadap keputusan pembelian produk kuliner. Apakah
dengan melakukan promosi penjualan melalui akun @kuliner_lampung memiliki
9
dampak positif atau bahkan tidak berdampak sama sekali terhadap keputusan
pembelian oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
bagaimana pengaruh akun Instagram Kuliner Lampung sebagai media promosi
dengan judul: “Pengaruh Akun Instagram Kuliner Lampung Sebagai Media
Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kuliner di Bandar
Lampung.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang akan dibahas oleh
penulis yaitu:
1. Bagaimana pengaruh akun Instagram Kuliner Lampung sebagai media
promosi terhadap keputusan pembelian produk kuliner di Bandar
Lampung?
2. Apakah promosi melalui media sosial Instagram Kuliner Lampung efektif
terhadap keputusan pembelian produk kuliner di Bandar Lampung dilihat
dari konsep Hirarki Model Efek?
1.3 Batasan Masalah
Mengingat begitu banyaknya permasalahan yang harus dibatasi, pembatasan
masalah dalam penelitian ditetapkan agar penelitian terfokus pada pokok
permasalahan berdasarkan pembahasan yang ada. Sehingga diharapkan penelitian
yang akan dilakukan tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan.
Penelitian ini dibatasi pada masalah sebagai berikut:
10
1. Penelitian dilakukan pada pengikut dari akun @kuliner_lampung di
Instagram.
2. Penelitian ini hanya meneliti pengaruh akun Instagram Kuliner Lampung
sebagai media promosi terhadap keputusan pembelian dengan
menggunakan konsep Hirarki Model Efek.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengaruh akun Instagram Kuliner Lampung sebagai
media promosi terhadap keputusan pembelian produk kuliner di Bandar
Lampung.
2. Untuk mengetahui efektifitas promosi melalui media sosial Instagram
Kuliner Lampung terhadap keputusan pembelian produk kuliner di Bandar
Lampung dilihat dari konsep Hirarki Model Efek.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharpkan memiliki manfaat dalam dua aspek yaitu secara
teoristis dan secara praktis:
1. Secara Teoristis
Diharapkan penelitian ini dapat berguna dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan dan wawasan bagi penulis mengenai pengaruh akun
Instagram Kuliner Lampung sebagai media promosi terhadap keputusan
pembelian produk kuliner di Bandar Lampung.
11
2. Kegunaan Praktis
Diharapkan penelitian ini dapat berguna dalam memberikan bahan
masukan bagi para pembisnis kuliner untuk mengetahui pengaruh akun
Instagram Kuliner Lampung terhadap keputusan pembelian kuliner di
Bandar Lampung. Selain itu diharapkan penelitian ini dapat memberikan
informasi bagi pembaca di bidang pemasaran khususnya mengenai
pengaruh akun Instagram sebagai media promosi terhadap keputusan
pembelian produk kuliner.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemasaran
Pemasaran merupakan suatu proses yang terdiri dari dua proses yaitu, secara
sosial dan secara manajerial. Definisi sosial menunjukkan peran yang dimainkan
oleh pemasaran di masyarakat. Untuk definisi manajerial pemasaran sering
digambarkan sebagai “seni menjual produk”, hal ini dijelaskan oleh Kotler (2005).
Menurut Kotler (2005), pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial
yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan
lewat penciptaan dan petukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.
Definisi lain pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan
konsep, harga, promosi, dan distribusi sejumlah ide, barang, dan jasa untuk
menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi
Alma (2007).
Jika pemasar memahami kebutuhan pelanggan dengan baik, mengembangkan
produk yang mempunyai nilai superior, menetapkan harga, mendistribusikan, dan
mempromosikan produknya dengan efektif, produk-produk tersebut akan terjual
dengan mudah. Jadi penjualan dan periklanan hanyalah bagian dari bauran
pemasaran yang lebih besar dalam satu perangkat pemasaran yang bekerja
bersama-sama untuk mempengaruhi pasar (Kotler dan Amstrong, 2008).
13
Pemasaran dapat disimpulkan bahwa merupakan seni menjual produk dengan
suatu proses perencanaan untuk menciptakan pertukaran timbal balik produk dan
nilai dengan orang lain, yang mampu memuaskan tujuan individu dan kelompok.
2.1. Pemasaran Jasa
Adapun penjelasan dari pemasaran jasa akan dijelaskan sebagai beikut:
2.1.1 Pengertian Pemasaran Jasa
Perusahaan penyalur jasa kebanyakan bersifat langsung dari produsen kepada
konsumen seperti jasa perawatan, pengobatan dan lain-lain. Penulis
mengungkapkan pengertian jasa sebagai berikut:
Menurut Alma (2009), jasa adalah suatu kegiatan ekonomi yang outputnya bukan
produk dikonsumsi bersamaan dengan waktu produksi dan memeberikan nilai
tambah seperti kenikmatan, hiburan, santai, sehat, dan tidak berwujud.
2.1.2 Bauran Pemasaran Jasa
Ketika mengembangkan strategi untuk barang manufaktur pemasar biasanya
mengacu pada empat elemen dasar strategis: produk, harga, lokasi, dan promosi.
Sebagai sebuah kelompok keempatnya biasa disebut 4P dari bauran pemasaran.
Sifat-sifat jasa yang memiliki perbedaan dengan manufaktur membuat 7P perlu
penyesuaian, karena itu perlu diperluas bauran dengan menambahkan proses,
bukti fisik, dan orang (Lovelock 2011).
14
1. Product
Menurut Kotler dan Amstrong (2008), produk berarti kombinasi barang
dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran. Atribut produk
terdiri dari ragam, mutu, desain, fitur, nama merek, kemasan dan layanan.
Merek atau brand merupakan nama, istilah, tanda, simbol, desain atau
kombinasinya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa
dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikannya
dari para pesaing (Kotler dan Keller 2009).
2. Price
Menurut Kotler dan Amstrong (2008), harga adalah sejumlah uang yang
harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk. Harga adalah
mekanisme finansial dimana pendapatan dihasilkan untuk mengimbangi
biaya yang dikeluarkan untuk menyediakan layanan serta menciptakan
surplus untuk laba (Lovelock 2011).
3. Promotion
Menurut Lovelock (2011), aktivitas promosi sering kali dirancang untuk
menstimulasi pembelian percobaan sesegera mungkin atau untuk
mendorong konsumsi ketika tingkat permintaan rendah. Tidak ada
program pemasaran yang akan sukses tanpa komunikasi yang efektif.
Komponen ini memiliki tiga peran penting: menyediakan informasi dan
saran yang dibutuhkan, meyakinkan target pelanggan akan kebaikan
sebuah merek atau produk, dan mendorong untuk mengambil tindakan
dalam suatu waktu tertentu.
15
4. Place
Menurut Kotler dan Amstrong (2008), tempat merupakan pemilihan dan
pengelolaan saluran perdagangan yang digunakan untuk menyalurkan
produk atau jasa dan untuk melayani pasar sasaran, serta mengembangkan
saluran distribusi untuk pengiriman dan perniagaan produk secara fisik.
5. People
Menurut Lovelock (2011), walaupun ada kemajuan teknologi, banyak jasa
yang akan selalu membutuhkan interaksi langsung antara para pelanggan
dan pegawai jasa. Perusahaan jasa perlu bekerja erat dengan divisi sumber
daya manusia (SDM) dan memberikan perhatian khusus dalam memilih,
melatih, dan memotivasi pegawai mereka. Selain harus memiliki keahlian
teknik para pegawai perlu memiliki keahlian antar pribadi dan sikap yang
positif.
6. Physical Evidence
Menurut Lovelock (2011), perusahaan jasa juga harus menghabiskan
waktu untuk berpikir tentang rancangan lingkungan fisik. Penampilan
bangunan, taman, kendaraan, perabotan interior, peralatan, seragam
pegawai, tanda, materi cetak, dan berbagai isyarat lain yang membuktikan
wujud dari kualitas jasa perusahaan.
7. Process
Menurut Lovelock (2011), manajer dalam sektor jasa perlu tahu
bagaimana cara perusahaan melakukan sesuatu proses-proses pokok yang
sama pentingnya dengan perusahaan lakukan. Jadi, menciptakan dan
menghantarkan elemen produk membutuhkan rancangan dan implementasi
16
proses yang efektif. Rancangan proses yang buruk akan mengakibatkan
penghantaran jasa yang lambat, birokratis, dan tidak efektif, buang-buang
waktu, dan pengalaman yang mengecewakan. Pada akhrinya akan
meningkatkan kemungkinan kegagalan layanan.
2.2 Promosi
Menurut Sigit (2002), promosi adalah setiap bentuk komunikasi yang digunakan
oleh perusahaan (pemasar) untuk memberi tahu (informasi), membujuk, atau
mengingatkan orang mengenai produk, jasa, bayangan (image), gagasan (idea)
atau keterlibatan perusahaan dan masyarakat dengan maksud agar orang dapat
menerimanya dan melakukan perbuatan sebagaimana seperti keinginan
perusahaan (pemasar).
Menurut Gitosudarmo (2012), promosi dan komunikasi dianggap sama, jika kita
bertanya kepada petugas sales promotion tentang tugas pokoknya, maka dia
sering menjawab dengan jawaban mengomunikasikan produk atau
mempromosikan produk.
Jadi pengertian promosi merupakan komunikasi antara perusahaan (pemasar)
kepada konsumen untuk memberi tahu atau membujuk konsumen mengenai
produk atau jasa yang ditawarkan, dengan maksud agar orang dapat menerimanya
dan membeli/menggunakannya.
17
2.2.1 Jenis-Jenis Promosi
Ada empat jenis promosi menurut Peter dan Olson (2000) yaitu; iklan, promosi
penjualan, penjualan personal, dan publisitas. Keempat jenis promosi tersebut
bersama-sama menjadi bagian dari sebuah bauran promosi yang ingin dikelola
secara strategis oleh para pemasar untuk dapat mencapai tujuan organisasi.
Menurut Soehardi Sigit (2002) dalam bukunya yang berjudul “Pemasaran Praktis”
menjelaskan keempat jenis promosi tersebut, antara lain:
a) Iklan (Advertising)
Iklan adalah penyajian informasi nonpersonal tentang suatu produk,
merek, perusahaan, atau toko yang dilakukan dengan bayaran tertentu.
Iklan ditujukan untuk mempengaruhi konsumen dalam evaluasi,
perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap, dan citra yang
berkaitan produk dan merek. Masa kini iklan terasa sekali digunakan
oleh berbagai pihak secara intensif, hampir segala penjuru kita jumpai
iklan, seperti; di tembok-tembok, pada badan bus-bus, dalam ruang
kereta api, di tepi-tepi jalan, lewat surat kabar, majalah, TV, radio, dan
sebagainya.
b) Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Promosi penjualan adalah rangsangan langsung yang ditujukan kepada
konsumen untuk melakukan pembelian. Misalnya dalam bentuk
pameran, pemberian contoh (sampel), penurunan harga melalui kupon,
kontes, undian, hadiah dan lainnya. Menurut Heryanto (1991) promosi
penjualan terdiri dari serangkaian teknik yang digunakan untuk
mencapai sasaran penjualan dengan biaya yang efektif, dengan
18
memberikan nilai tambah pada produk atau jasa baik kepada perantara
maupun pemakai langsung, biasanya bersifat kondisional.
c) Penjualan Personal (Personal Selling)
Penjualan personal melibatkan interaksi personal langsung antara
seorang pembeli potensial dengan seorang salesman. Orang yang
melakukan penjualan secara pribadi dapat menjadi alat promosi.
Bagaimana ia bertindak sangat mempengaruhi sikap konsumen
terhadap barang yang ditawarkan maupun terhadap perusahaan.
d) Publisitas (Publicity)
Publisitas adalah bentuk-bentuk komunikasi tentang perusahaan,
produk, atau merek si pemasar yang tidak membutuhkan biaya. Ini
tidak berarti sama sekali tanpa biaya, ada biayanya tapi tidak seperti
biaya pemasangan iklan. Biaya-biaya itu relatif kecil. Terkadang
publisitas dapat lebih efektif dari iklan karena konsumen dapat
dikatakan telah siap untuk menerima pesan yang disampaikan. Di
samping itu, komunikasi publisitas dapat dianggap lebih berwibawa
karena tidak disajikan oleh organisasi pemasaran Peter dan Olson
(2014).
2.2.2 Proses Komunikasi Promosi
Mengembangkan strategi pemasaran yang berhasil intinya adalah permasalahan
komunikasi. Semua promosi diterima konsumen sebagai informasi yang ada di
lingkungan sekitarnya. Pertama konsumen harus diekspos pada sebuah informasi
promosi, kemudian mereka masuk dalam komunikasi promosi dan memahami
19
maknanya. Akhirnya, pengetahuan, makna, dan kepercayaan yang didapat tentang
bentuk promosi yang diterimanya akan diintegrasikan dengan pengetahuan
lainnya untuk menciptakan sikap dan membuat keputusan pembelian (Peter dan
Olson, 2014).
Jadi promosi harus mempengaruhi bukan hanya kognisi konsumen tetapi juga
perilaku mereka. Tujuan perusahaan produk atau jasa dapat tercapai jika
konsumen melakukan perilaku tertentu, termasuk didalamnya membeli produk
atau menggunakan jasa tersebut.
2.2.3 Indikator dalam Promosi
Indikator promosi menurut Ristania dan Jerry (2014) dalam penelitiannya, yaitu
antara lain:
a) Jangkauan Promosi
Jangkauan promosi merupakan perkiraan jumlah pengguna dalam suatu
target lokasi yang berdasarkan pengguna yang masuk. Dengan jangkauan
yang bertujuan untuk memperkirakan seberapa besar peranan orang
terhadap informasi yang disampaikan, maka jangkauan itu sendiri terdiri
dari area yang luas atau terbatas. Area tersebut sesuai apa diinginkan
perusahaan.
b) Kuantitas Update di Media
Kuantitas upload di media adalah seberapa besar atau sering seorang
pemasar mempromosikan atau menyampaikan promosinya di media. Up to
date atau tidak pada penyampaian promosi yang diberikan. Keaktifan
20
pemasar dalam upload promosi atau berbagai informasi di media juga
menjadi daya tarik konsumen.
c) Kualitas Pesan
Kegiatan komunikasi sudah menjadi sebagaian besar kegiatan sehari-hari,
aktivitas pertukaran ide atau gagasan, dan tujuan komunikasi yang lebih
pada usaha perubahan tingkah laku pada seseorang yang dituju sering
dilakukan. Dalam pemasaran seorang pemasar berupaya keras untuk
merubah perilaku konsumen agar melakukan keputusan pembelian atau
penggunaan jasa yang ditawarkan.
Kualitas pesan sangat membuka kemungkinan besar terjadinya pengaruh
konsumen dalam membeli. Pesan harus dapat menciptakan emosi yang
positif pada konsumen, seperti kualitas pesan harus efektif, menarik, unik,
kreatif, lengkap dan mudah dipahami.
2.3 Media Sosial
Istilah sosial media pertama kali muncul dan diperkenalkan oleh profesor J.A
Barnes pada tahun 1954. Namun baru pada tahun 1995 sosial media sebagai satu
kesatuan yang utuh muncul dengan tampilan Classmates.com yang berfokus pada
hubungan antar mantan teman sekolah, dan SixDegrees.com pada tahun 1997
yang membuat ikatan tidak langsung dalam sebuah pertemanan. Kemudian dua
model sosial media berbeda lahir sekitar yahun 1999 berbasiskan kepercayaan
yang dikembangkan oleh Epinions.com, dan yang berbasiskan pertemanan seperti
yang dikembangkan oleh Uskup Jonathan yang kemudian dipakai pada beberapa
situs UK regional antara tahun 1999 dan 2000. Inovasi berikutnya muncul, sosial
21
media tidak lagi hanya masalah pertemanan, namun memberikan pengguna
kontrol yang lebih akan isi dan hubungannya. Mulailah pada era tersebut hadir
Friendster, MySpace, Facebook, Twitter yang semuanya tampil dengan sebuah
revolusi pada sosial media yang dikenal eksis dan memberi warna pada kehidupan
manusia saat ini Abugaza (2013).
Menurut pengertiannya, sosial media adalah sebuah media online, dimana para
penggunanya (user) melalui aplikasi berbasis internet dapat berbagi,
berpartisipasi, dan menciptakan konten berupa blog, wiki, forum, jejaring sosial,
dan ruang virtual yang disokong oleh teknologi multimedia yang kian canggih
(Tim Pusat Humas Kemetrian Perdagangan RI, 2014). Sedangkan menurut Dixon
(2012) menjelaskan pengertian sosial media sebagai :
“Social media involves the use of web-based technologies to transform one-way
communication into an interactive online dialogue. A key of component of social
media is the creation and exchange of usergenerated content”.
Sosial media melibatkan penggunaan teknologi berbasis web untuk mengubah
komunikasi satu arah menjadi sebuah dialog interaktif online. Kunci dari
komponen media sosial adalah penciptaan dan pertukaran konten yang dibuat
pengguna.
2.3.1 Ciri–Ciri Media Sosial
Menurut pandanagan dari Tim Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI dalam
sebuah karyanya yang berjudul Panduan Optimalisasi Media Sosial (2014),
mengatakan bahwa sosial media mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
22
1. Konten yang disampaikan dibagikan kepada banyak orang dan tidak
terbatas pada satu orang tertentu.
2. Isi pesan muncul tanpa melalui suat gatekeeper dan tidak ada gerbang
penghambat.
3. Isi disampaikan secara online dan langsung.
4. Konten dapat diterima secara online dalam waktu lebih cepat dan bisa
juga tertunda penerimaannya tergantung pada waktu interaksi yang
ditentukan sendiri oleh pengguna.
5. Sosial media menjadikan penggunanya sebagai kreator dan aktor yang
memungkinkan dirinya untuk beraktualisasi diri.
6. Dalam konten sosial media terdapat sejumlah aspek fungsional seperti
identitas, percakapan (interaksi), berbagi (sharing), kehadiran (eksis),
hubungan (relasi), reputasi (status), dan kelompok (grup).
2.3.2 Jenis Media Sosial
Jenis media sosial menurut Kaplan dan Haenlein dalam artikelnya yang berjudul
“User of the World, Unite! The Challenges and Opportunities of Social Media”,
dan telah dipublikasi dalam majalah Horizons Bisnis (2010) menjelaskan bahwa
ada enam jenis sosial media:
a) Proyek Kolaborasi Website
Website mengizinkan penggunanya untuk dapat mengubah, menambah,
ataupun me-remove konten-konten yang ada di website ini, seperti
contohnya wikipedia.
23
b) Blog dan Microbloging
User lebih bebas dalam mengekspresikan sesuatu di blog ini seperti curhat
seperti perasaan, pengalaman, pernyataan, ataupun mengkritik kebijakan
pemerintah. Contohnya Twitter, Blogspot, Tumblr, dan lain-lain.
c) Konten
Para user dari pengguna website ini saling membagikan konten-konten
media, baik itu seperti video, ebook, gambar dan lain-lain. Contohnya
Youtube.
d) Situs Jejaring Sosial
Aplikasi yang mengizinkan user untuk dapat terhubung dengan cara
membuat informasi pribadi sehingga dapat terhubung atau dapat diakses
oleh orang lain. Informasi pribadi itu bisa seperti foto-foto. Contoh
Facebook, Path, Instagram, dan lain-lain.
e) Virtual Game World
Dunia virtual dimana mereplikasikan lingkungan 3D dimana pengguna
bisa muncul dalam bentuk avatar-avatar yang diinginkan serta berinfeksi
dengan orang lain selayaknya di dunia nyata , contohnya Game Online.
f) Virtual Sosial World
Dunia virtual yang dimana penggunanya merasa hidup di dunia virtual,
sama seperti game world, berinterkasi dengan yang lain. Namun , Virtual
Sosial World lebih bebas, dan lebih ke arah kehidupan, contohnya second
life.
24
2.3.3 Media Sosial Alat untuk Promosi
Menurut Suvanie (2011) yang membahas tentang penerapan strategi penggunaan
tiga media sosial online yaitu, Facebook, Twitter, dan Youtube dalam
mempromosikan film Satu Jam Saja. Dari ketiga media sosial yang digunakan,
Facebook dan Twitter merupakan media yang paling banyak digunakan karena
sangat cepat dan interaktif dalam penyebaran dan diskusi, sementara Youtube
lebih efektif dalam menyebarkan materi yang lebih detail seperti trailer film.
Penggunaan ketiga media sosial dianggap efisien untuk promosi film, karena
biaya rendah dan dapat disampaikan dengan cepat, walaupun masih didukung
oleh strategi offline seperti road show dan kegiatan seperti soft launching dan
konfernsi pers. (Exposure Journal of Advanced Communication, 2012)
Selanjutnya Boyd , Golden dan Lotan (2010) melakukan suatu penelitian untuk
menggambarkan dan memetakan berbagai konvensi atau aturan ketika pengguna
me-retweet. Beberpa dimensi yang dilihat adalah bagaimana para pengguna
melakukan retweet, mengapa mereka melakukannya, apa yang mereka retweet,
serta bagaimana aliran percakapan yang terjadi dalam proses retweet tersebut.
Hasilnya, dari struktur percakapan yang terjadi ketika pengguna melakukan
retweet hasilnya bervariasi, dan para pengguna menunjukkan kecenderungan
untuk melakukan konteks pembicaraan ganda ketika me- retweet, dibanding
berpartisipasi dalam interaksi pembicaraan yang teratur. (Exposure Journal of
Advanced Communication, 2012)
Dari hasil penelitian tersebut , dapat disimpulkan bahwa media sosial online
seperti twitter saat ini digunakan secara luas untuk menyebarkan informasi serta
mendukung promosi dan pemasaran produk film. Penelitian–penelitian
25
sebelumnya juga menunjukkan bahwa komunikasi word of mouth yang
berlangsung di Twitter dapat memiliki kekuatan untuk menyebarkan informasi
mengenai topik yang menjadi tren dalam kurun waktu tertentu.
2.3.4 Karakteristik Media Sosial
Media Sosial ini suatu objek, suatu produk yang dibentuk dan bertujuan, pastinya
memiliki karakteristik sendiri yang membedakan dengan media sosial tradisional
lain meskipun semuanya tetap saja menyerukan pemikiran dan gagasan , berikut
karakteristik media sosial modern:
a) Transparansi : segalanya tampak keterbukaan karena elemen dan
materinya memang ditujukan untuk konsumsi publik atau sekelompok
orang.
b) Dialog dan Komunikasi : didalamnya akan terjalin suatu hubungan yang
sepenuhnya berupa komunikasi , misalnya antara brand dengan
penggemarnya.
c) Jejaring Relasi : hubungan antara elemen–elemen penyusun akan terjalin
dan juga relasi ini akan terbentuk pula antara individu atau kumpulan
individu atau suatu perwakilan yang dimotori oleh individu.
d) Multi Opini : setiap orang akan berargumen dan setiap orang memiliki
pandangan yang relatif, entah itu benar atau salah tertuang dalam wujud
komunikasi sebagai medianya.
e) Multi Form : wujudnya dapat berupa, media sosial press realease, video
news realease , internet dan penyusun lainnya, komunitas jejaring sosial
sebagai influencer atau kombinasi diantaranya.
26
2.4 Instagram
Dari beberapa jenis sosial media yang telah dipaparkan sebelumnya, Instagram
masuk kedalam jenis jejaring sosial. Instagram merupakan layanan berbasis
internet sekaligus jejaring sosial untuk berbagi cerita via gambar digital. Para
pengguna gadget kerap kali menggunakan jejaring ini untuk langsung berbagi
hasil foto mereka Sulianta (2015).
Instagram diciptakan oleh Kevin Systrom dan Mike Krieger dan diluncurkan pada
Oktober 2010. Nama Instagram, menurut mereka merupakan gabungan dari
“instant camera” dan “telegram”. Instagram kini dapat di instal pada beragam
sistem operasi telepon genggam, mulai dari Apple App Store, Google Play, dan
Windows Phone Store. Hanya beberapa bulan setelah diluncurkan, Instagram
mampu meraih 1 juta pengguna pada Desember 2010. Jumlah ini meningkat terus
hingga mencapai 5 juta user pada Juni, kemudian mencapai 10 juta pada
September 2011 (Tim Pusat Humas Kementrian Perdagangan RI, 2014).
2.4.1 Karakteristik Instagram
Karakteristik dan keunikan Instagram yakni hanya berisi aliran karya fotografi
dari para penggunanya. Fitur utamanya mirip dengan Twitter, mulai dari
penggunaan istilah “pengikut” untuk akun yang saling terhubung satu sama lain,
sampai ke fitur @mention dan #hastag. Meskipun di Twitter sudah menempatkan
fitur berbagi foto dengan fokus utama dalam pengembangan produk, Instagram
tetap paling unggul di platform fotografi berjejaring. Dominasi Instagram, lagi-
lagi karena produk ini didedikasikan secara khusus untuk menjalin relasi digital
27
lewat karya fotografi (Tim Pusat Humas Kementrian Perdagangan RI, 2014 :
157).
Penggunaan media sosial Instagram dapat dilihat dengan pemilihan pengguna
pada fitur-fitur yang tersedia, karena tiap fitur memiliki fungsi yang berbeda-beda.
Adapun fitur-fitur instagram tersebut adalah:
a. Pengikut
Sistem sosial di dalam instagram adalah dengan menjadi pengikut
akun pengguna lainnya, atau memiliki pengikut instagram. Dengan
demikian komunikasi antar sesama pengguna instagram sendiri dapat
terjalin dengan memberikan tanda suka dan juga mengomentari foto-
foto yang telah di unggah oleh pengguna lainnya.
Pengikut juga menjadi salah satu unsur penting, dan jumlah tanda suka
dari para pengikut sangat mempengaruhi apakah foto tersebut dapat
menjadi sebuah foto yang populer atau tidak.
b. Mengunggah Foto
Kegunaan utama instagram adalah sebagai tempat untuk mengunggah
dan berbagi foto-foto kepada pengguna lainnya. Foto yang ingin
diunggah dapat diperoleh melalui kamera iDevice tersebut, ataupun
foto-foto yang ada di album foto di iDevice tersebut. Fitur unggah foto
ini mendukung pengguna instagram untuk mempresentasikan dirinya
di depan pengguna lain.
c. Efek Foto
Pada versi awalnya, instagram memiliki 15 efek foto yang dapat
digunakan oleh para pengguna pada saat mereka hendak menyunting
28
fotonya. Efek tersebut terdiri dari : X-Pro II, Lomo-fi, Earlybird,
Sutro, Toaster, Brannan, Inkwell, Walden, Hefe, Apollo, Poprockeet,
Nashville, Gotham, 1977, dan Lord Kevin. Pada tanggal 20 September
2011, instagram telah menambahkan 4 buah efek terbaru, yaitu
Valencia, Amaro, Rise, Hudson dan menghapus 3 efek, Apollo,
poprockeet, dan Gotham. Dalam pengaplikasian efek, para pengguna
juga dapat menghilangkan bingkai-bingkai foto yang sudah termasuk
didalam efek tersebut.
d. Arroba
Seperti halnya di Twitter dan juga Facebook, Instagram juga memiliki
fitur yang dapat digunakan penggunanya untuk menyinggung
pengguna lainnya dengan menambahkan tanda arroba (@) dan
memasukkan nama akun Instagram dari pengguna tersebut. Para
pengguna tidak hanya dapat menyinggung pengguna lainnya di dalam
judul foto, melainkan juga pada komentar foto. Pada dasarnya
penyinggungan pengguna yang lainnya dimaksudkan untuk
berkomunikasi dengan pengguna yang telah di singgung tersebut.
e. Hastag
Hastag atau disimbolkan dengan (#) adalah sebuah kode yang
memudahkan para pengguna untuk mencari foto tersebut dengan
menggunakan “kata kunci”. Bila para pengguna memberikan hastag
pada seuah foto, maka foto tersebut dapat lebih mudah ditemukan.
Hastag itu sendiri dapat digunakan di segala bentuk komunikasi yang
bersangkutan dengan foto itu sendiri. Para pengguna dapat
29
memasukkan namanya sendiri, tempat pengambilan foto tersebut, atau
untuk memberitakan sebuah acara. Foto yang telah di unggah dapat
dicantumkan hastag sesuai dengan informasi yang bersangkutan
dengan foto. Pada saat ini, hastag adalah cara yang terbaik jika
pengguna hendak mempromosikan foto di dalam Instagram.
f. Geotagging
Setelah memasukkan judul foto tersebut, bagian selanjutnya adalah
bagian geotag. Bagian ini akan muncul ketika pengguna iDevice
mengaktifkan GPS mereka di dalam iDevice mereka. Dengan
demikian iDevice tersebut dapat mendeteksi lokasi para pengguna
instagram itu berada. Geotagging sendiri adalah identifikasi metadata
geografis dalam situs web ataupun foto. Dengan geotag, para
pengguna dapat terdeteksi lokasi mereka telah mengambil foto tersebut
atau tempat foto tersebut telah diunggah.
g. Jejaring Sosial
Dalam berbagi foto, para pengguna tidak hanya dapat membaginya di
dalam instagram saja, melainkan foto tersebut dapat dibagi juga
melalui jejaring sosial lainnya seperti Facebook, Twitter, Foursquare,
Tumblr, dan Flickr yang tersedia dihalaman Instagram untuk membagi
foto tersebut. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk
memperlihatkan foto-foto mereka di berbagai media sosial lain yang
dimilikinya, sehingga memungkinkan berbagai kalangan untuk bisa
melihat foto ini diberbagai sosial media selain instagram.
30
h. Tanda Suka
Instagram juga memiliki fitur tanda suka yang funsginya memiliki
kesamaan dengan yang disediakan Facebook, yaitu sebagai penanda
bahwa pengguna yang lain menyukai foto yang telah diunggah.
Berdasarkan dengan durasi waktu dan jumlah suka pada sebuah foto di
dalam Instagram, hal itulah yang menjadi faktor khusus mempengaruhi
foto tersebut terkenal atau tidak. Namun jumlah pengikut juga menjadi
salah satu unsur penting yang membuat foto menjadi terkenal. Bila
sebuah foto menjadi terkenal, maka secara langsung foto tersebut akan
masuk ke halaman populer tersendiri. Berdasarkan dari beberapa fitur
yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti memutuskan untuk
menjadikannya unit analisis untuk mengukur seberapa besar pengaruh
instagram terhadap konsumen.
i. Instagram sebagai Media Pemasaran
Seperti yang telah ditulis oleh Big Harry (2013), bahwa dunia bisnis
sudah demikian berkembang, semenjak dunia bisnis mengenal internet.
Salah satu yang mulai menjadi semacam jamur adalah pemasaran
dengan saluran media sosial dan yang belakangan mulai menjadi gosip
adalah Instagram.
Instagram kini tidak hanya hadir sebagai salah satu alternatif dalam
bersosialita dengan dunia maya, tetapi juga bisa menjadi alternatif baru
dalam melancarkan bisnis. Meski hingga kini Facebook masih menjadi
media sosial terbesar dengan aktivasi terbesar di dunia, tetapi
Instagram mampu menawarkan lebih sekedar itu. Faktor yang
31
menjadikan instagram sebagai media pemasaran dapat dilihat dari dua
dimensi yaitu dimensi media sosial dan dimensi kreatifitas. Dimensi
media sosial meliputi, media sosial mempunyai daya tarik, dapat
dimiliki setiap orang, media sosial dapat menarik perhatian. Dimensi
kreatifitas meliputi kretaiftas menciptakan alternatif baru dalam dunia
promosi, pengambilan foto yang menarik, penggunaan efek foto pada
Instagram, kreatifitas dalam menulis caption semenarik mungkin, dan
menjadikan foto mempunyai karakter sehingga dapat mudah di ingat.
Apalagi dengan adanya Instagram blog, memberi kemudahan dalam
melakukan langkah–langkah pemasaran. Itu sebabnya pebisnis
Amerika menjadikan Instagram sebagai salah satu pilihan terbaik
dalam berbisnis dengan sosial media karena berbisnis melalui akun
pada Instagram termasuk kreatif dan bisa mencuri perhatian banyak
orang.
Instagram termasuk media sosial yang sederhana. Utamanya adalah
berbagi foto dan video, tetapi bisa dijadikan media visual sebagai
pemancing pembelian. Terutama bila produk dari usaha berupa benda
fisik. Itu sebabnya untuk keleluasaan sebagai pebisnis sebaiknya
menggunakan akun instagram blog untuk mendapatkan fasilitas
tambahan seperti pemantauan followers dan kunjungan.
Adapun kelebihan dan kekurangan Media Sosial Instagram sebagai
media pemasaran sebagai berikut:
32
1. Kelebihan Instagram Sebagai Media Promosi
a) Tidak Berbayar
Untuk menggunakan Instagram tidak perlu membayar, hanya
cukup mengunduh atau dapat langsung membuka situsnya.
b) Banyak digunakan
Seperti yang telah dipaparkan diatas sejak dikeluarkan tahun
2013, pengguna instagram di Indonesia semakin banyak hingga
saat ini. Hal ini terjadi karena media sosial instagram dapat
dimiliki oleh setiap orang, ini tentu menjadi lahan yang
menguntungkan bagi para pembisnis online untuk memulai
membesarkan produknya melalui Instagram.
c) Mudah digunakan
Kemudahan yang ditawarkan instagram menjadikannya media
yang cepat menarik minat masyarakat untuk menggunakannya.
Mem-posting foto atau video, mem-follow, mengomentari,
memberi tanda suka, hingga mencari sesuai hastag pun dapat
dilakukan dengan mudah. Contohnya akun kuliner pada
Instagram, menjadi hal yang baru karena dengan
kemudahannya untuk mencari sesuatu yang diinginkannya,
pengguna Instagram mempunyai ide kreatif untuk membuat
akun yang khusus untuk memposting kuliner saja.
d) Promosi yang Mudah
Dengan menggunakan Instagram, dapat melakukan berbagai
macam promosi dengan sangat mudah. Misalnya, dengan
33
menggunakan hastag, menggunakan jasa endorsement, atau
juga metode paid promote/shout for shout program.
e) Media utama berupa foto
Sebagai media sosial yang unggul dalam hal posting melalui
foto, membuat media ini memberikan tampilan dan kualitas
foto yang baik, yang tentu saja sangat cocok untuk media
promosi online yang biasanya sangat mengandalkan foto
produk. Seperti yang dilakukan oleh akun kuliner pada
Instagram, akun kuliner ini sebisa mungkin menampilkan foto–
foto makanan semenarik mungkin, agar para pengikutnya
tertarik untuk membeli nya.
f) Koneksi dengan Media Sosial Lain
Kelebihan instagram yang memberikan koneksi dengan
beberapa media sosial, membuat kemudahan tersendiri untuk
para pebisnis online, Jadi dapat menghemat waktu karena tidak
perlu melakukan posting berkali–kali di media sosial lain.
Contohnya akun kuliner di Instagram dapat memperluas
informasi tentang kuliner, pengambilan foto, detail foto serta
caption foto Instagram menarik.
2. Kekurangan Instagram Sebagai Media Promosi
a) Harus Update secara Berkala
Hampir sama seperti Twitter, Instagram memiliki timeline yang
juga berjalan dengan cepat. Hal ini membuat penggunanya
34
khususnya pemilik harus sesering mungkin melakukan posting
foto atau video agar produk dapat dilihat oleh konsumen.
b) Spamming
Kemudahan yang diberikan Instagram dalam hal berinteraksi,
membuat media sosial ini rawan spamming. Biasanya
spamming banyak terlihat pada menjamur. Hal ini membuat
persaingan juga semakin ketat karenan konsumen akan dapat
dengan mudah menemukan promosi dari akun Instagram yang
sejenis. Oleh karena itu, pelayanan yang ramah serta harga dan
kualitas barang yang baik adalah kunci utamanya.
c) Transaksi yang Praktis
Instagram memang tidak dirancang sebagai media jual beli,
jadi wajar ketika proses transaksinya kurang praktis ketika
ada konsumen yang akan membeli barang. Oleh karena itu,
untuk pemilik akun Instagram jangan lupa menyertakan kontak
pada bagian profil dan caption pada setiap posting-an.
d) Persaingan yang Ketat
Saat ini, promosi di Instagram sudah semakin menjamur. Hal
ini membuat persaingan juga semakin ketat karena konsumen
akan dapat dengan mudah menemukan promosi dari akun
Instagram yang sejenis. Oleh karena itu, pelayanan yang ramah
serta harga dan kualitas barang yang baik adalah kunci
utamanya.
35
2.5 Keputusan Pembelian
Menurut Assauri (2004), keputusan pembelian merupakan suatu proses
pengambilan keputusan akan pembelian yang mencakup penentuan apa yang akan
dibeli atau tidak melakukan pembelian dan keputusan itu diperoleh dari kegiatan-
kegiatan sebelumnya.
Schiffman dan Kanuk (2007), mendefinisikan keputusan pembelian sebagai
pemilihan suatu tindakan dari dua alternatif atau lebih. Sedangkan menurut
Sangadji dan Sopiah (2013), keputusan pembelian konsumen adalah proses
mengintegrasikan yang mengombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua
alternatif atau lebih dan memilih salah satu diantaranya.
Menurut (Muanas, 2014), pengambilan keputusan adalah suatu proses penilaian
dan pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengan kepentingan-kepentingan
tertentu dengan menetapkan suatu pilihan yang dianggap paling menguntungkan.
Berdasarkan definisi di atas disimpulkan bahwa keputusan pembelian merupakan
suatu tindakan yang dilakukan oleh konsumen untuk melakukan pembelian yang
nyata, apakah membeli atau tidak dengan melalui proses.
2.5.1 Proses Pengambilan Keputusan
Perilaku pembelian merupakan suatu rangkaian tindakan fisik maupun mental
yang dialami pelanggan ketika akan melakukan pembelian produk tertentu.
Tahap-tahap proses keputusan pembelian menurut Kotler dan Keller (2008) terdiri
dari lima tahap, yaitu:
36
1. Pengenalan Masalah
Keputusan pembelian diawali dengan adanya kebutuhan dan keinginan
pelanggan, dimana dalam hal ini pelanggan menyadari perbedaan antara
keadaan yang sebenarnya dengan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan
tersebut dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pelanggan itu
sendiri maupun berasal dari luar diri pelanggan.
2. Pencarian Informasi
Setelah pelanggan menyadari adanya kebutuhan terhadap produk tertentu,
selanjutnya pelanggan tersebut mencari informasi, baik yang berasal dari
pengetahuannya maupun berasal dari luar. Sumber informasi pelanggan
digolongkan ke dalam empat kelompok, antara lain:
a) Sumber pribadi; yang terdiri dari keluarga, teman, tetangga, dan kenalan.
b) Sumber komersial; yang terdiri dari iklan, wiraniaga, penyalur, dan
kemasan.
c) Sumber publik; yang terdiri dari media masa, organisasi penentu peringkat
pelanggan.
d) Sumber pengalaman; yang terdiri dari pengalaman dalam penanganan,
pengkajian, dan pemakai produk.
3. Evaluasi Alternatif
Setelah informasi diperoleh, pelanggan mengevaluasi berbagai alternatif
pilihan dalam memenuhi kebutuhan tersebut, misalnya:
a. Kamera; terkait dengan ketajaman gambar, hasil, warna, harga,
dan ukuran kamera.
b. Hotel; terkait dengan lokasi, kebersihan, fasilitas, dan harga.
37
4. Keputusan Pembelian
Apabila tidak ada faktor lain yang mengganggu setelah pelanggan
menentukan pilihan yang telah ditetapkan, maka pembelian yang aktual
adalah hasil akhir dari pencarian dan evaluasi yang telah dilakukan.
5. Evaluasi Pasca Pembelian
Apabila produk yang dibeli tidak memberikan kepuasan yang
diharapkan, maka pelanggan akan merubah sikapnya terhadap merek
produk tersebut menjadi sikap negatif, bahkan akan menolak produk
tersebut dikemudian hari. Sebaliknya, bila pelanggan mendapat kepuasan
dari produk yang dibelinya, maka keinginan untuk membeli terhadap
produk tersebut cenderung akan menjadi lebih kaut.
2.6 Efektivitas Iklan
Efektivitas adalah hasil akhir berhasil atau tidaknya stragtegi yang telah
direncanakan sebelumnya. Hasil yang semakin dekat dengan sasaran yang
diinginkan menunjukkan derajat efektivitas yang semakin tinggi. Irfan (2014)
mengungkapkan beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur
efektivitas media promosi dalam penelitiannya, yaitu pesan persuasi dan
preferensi positif dari konsumen yang telah melakukan transaksi sebelumnya.
Efektivitas media promosi dalam akun instagram @kuliner_lampung yang
berkaitan dengan minat beli dapat diukur melalui Model Hirarki Efek.
Model komunikasi hirarki yang dikembangkan oleh Donovan Owen ini
mempresentasikan serangkaian tahapan yang dilalui konsumen ketika dihadapkan
pada ekspour suatu komunikasi pemasaran. Tahapan dalam model ini meliputi
38
perhatian (attention), pemahaman atau pengetahuan (understanding/knowledge),
penerimaan atau sikap (acceptance/attitude), intensi (intention) dan percobaan
(trial). Dalam model ini suatu komunikasi promosi mencapai kesuksesan apabila
konsumen telah memasuki tahapan percobaan (trial). Dengan kata lain, tujuan
akhir dari promosi adalah aksi pembelaan nyata oleh konsumen.
2.6.1 Model Hirarki Efek
Model hirarki efek dapat dipakai sebagai sebuah paradigma untuk mengukur suatu
efek atau dampak suatu komunikasi promosi karena mampu menunjukan proses
bagaimana sebuah promosi karena mampu menunjukkan proses bagaimana
sebuah promosi bekerja. Model ini mengasumsikan bahwa seseorang konsumen
memasuki serangkaian tahapan dalam urutan sekuensial (sequential order) dari
kesadaran (awareness) terhadap sebuah produk atau jasa dan pada akhirnya
melakukan pembelian nyata (actual purchase). Ada hubungan sebab akibat dari
kognisi ke afeksi dan dari afeksi ke konasi Chan (2004).
Tahapan Hirarki Efek
Konatif(Conative) Purchase
Afektif(Affective)
Conviction
Preference
Liking
Kognitif(Cognitive)
Knowledge
AwarenessSumber: www.google.com Tahapan Model Hirarki Efek (2018)
Gambar 2.1 Model Hirarki Efek
39
Premis yang mendasari model hirarki efek adalah bahwa dampak dari komunikasi
promosi dapat terjadi dalam beberapa periode waktu (Beleh, 2004) serangkaian
dampak harus terjadi dimana setiap tahapanya harus terpenuhi sebelum konsumen
dapat berpindah ke tahap selanjutnya dalam hirarki. Komponen yang terdapat
pada model ini antara lain:
a. Kesadaran (awareness)
Dampak sekaligus tujuan langsung paling utama dari komunikasi promosi
adalah pada respon kognitif konsumen (Peter&Olson,1996). Konsumen
harus memiliki kesadaran (awareness) akan merek produk yang
diiklankan karena konsumen tidak akan membeli sebuah produk sebelum
merek (brand awareness) adalah sebuah tujuan umum komunikasi untuk
semua strategi promosi (Peter&Olson,1996) dengan menciptakan
kesadaran merek pemasar berharap bahwa kapanpun kebutuhan kategori
muncul, merek tersebut akan diaktifkan dari ingatan untuk kemudian
dimasukkan kedalam pertimbangan pilihan alternatif dalam pengambilan
keputusan.
b. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan merupakan respon kedua setelah awareness. Untuk
mencapai tahap ini perusahaan perlu membuat promosi yang informatif,
dengan memberikan informasi tentang suatu produk kepada konsumen,
konsumen tidak sekedar mengetahui merek produk yang diiklankan
namun konsumen juga akan mengetahui kategori produk tersebut.
40
c. Kesukaan (liking)
Setelah konsumen memasuki tahapan kognitif, konsumen memasuki
tahapan afektif berupa kesukaan atau liking konsumen terhadap merek
produk yang diiklankan. Ketika melihat sebuah iklan konsumen memiliki
sikap tertentu terhadap merek produk yang diiklankan. Sikap berkaitan
dengan rasa suka dan tidak suka, oleh karena itu sikap mempunyai
implikasi atas tindakan tertentu. Ketertarikan konsumen terhadap suatu
merek produk yang diiklankan dipengaruhi oleh 2 hal yaitu:
1. Advertising Likability
Advertising likability adalah kesukaan pada iklan atau bentuk
promosi (Subroto, 2002). Ekspour yang berulang-ulang pada
sebuah iklan mampu membawa konsumen pada perasaan familiar
(feeling of familiary) dan perasaan positif terhadap iklan (Jalleh,
2002).
2. Product Likability
Product likability adalah kesukaan pada produk dari merek yang
diiklankan (Subroto, 2002). Kesukaan konsumen terhadap suatu
produk sangat dipengaruhi oleh keadaan dari konsumen
menyangkut konsumsi produk, pengalaman belajar, dan loyalitas
merek (Wells&Prensky, 1996).
d. Pilihan (preference)
Tahap selanjutnya dalam hirarki efek adalah tahapan pilihan atau
preference, masih dalam tahapan afektif. Setelah konsumen menyukai
produk yang diiklankan bisa juga terjadi bahwa konsumen tidak
41
menempatkan produk tersebut lebih penting daripada produk-produk yang
lain. Kalau konsumen telah menempatkan produk tersebut sebagai pilihan
utama maka konsumen telah sampai pada tahapan preference dalam
model.
e. Keyakinan (conviction)
Konsumen mungkin sudah menempatkan produk sebagai pilihan utama,
namun belum memiliki keyakinan yang pasti mengenai produk tersebut.
Kalau sudah memiliki keyakinan tentang suatu produk biasanya orang
akan mempromosikan juga kedapa orang lain.
f. Pembelian (purchase)
Setelah melalui serangkaian tahapan kognitif dan afektif konsumen
memasuki tahapan lebih tinggi selanjutnya yaitu tahapan kognatif berupa
action atau aksi pembelian. Suatu komunikasi promosi pada akhirnya
bertujuan untuk menstimulasi dan memotivasi target konsumen untuk
melakukan pembelian Peter&Olson (1996).
Pembelian nyata adalah saat konsumen membayar dalam jumlah tertentu
untuk membeli suatu produk pada waktu tertentu. Pembelian nyata
merupakan sasaran akhir dalam sebuah komunikasi promosi, baik untuk
konsumen yang baru pertama kali membeli (trial) maupun konsumen
yang melakukan pembelian ulang.
42
2.7 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Judul Penelitian Tahun NamaPeneliti
Hasil Penelitian
1. Pengaruh ViralMarketingterhadapKepercayaanPelanggan danKeputusanPembelian (Studipada MahasiswaFakultas IlmuAdminisUniversitasBrawijayaAngkatan2013 yangMelakukanPembelianOnlineMelalui MediaSosial Instagram)
2014 NatasyaPutri Andini,Suharyono,dan Sunarti.
Diketahui pengaruh variabel ViralMarketing terhadap KepercayaanPelanggan secara langsung bernilaipositif dengan nilai koefesien pathsebesar 0,763.
Variabel Kepercayaan Pelangganberpengaruh secara langsung terhadapKeputusan Pembelian dan bernilaiposifif dengan nilai koefisien pathsebesar 0,401.
Variabel Viral Marketing berpengaruhsecara langsung terhadap KeputusanPembelian sebesar 0,247.
Dan secara tidak langsung pengaruhvariabel Viral Marketing terhadapKeputusan pembelian melaluiKepercayaan Pelanggan sebesar 0,307.
2. PengaruhPromosiBerbasis SosialMedia TerhadapKeputusanPembelianProdukJasa PembiayaanKendaraan PadaPT. BFI FinanceJambi
2014 Novita EkaSari
Diketahui pengaruh faktor-faktorbauran pemasaran jasa yang terdiri darivariabel Personal Relevance,Interactivity, Message, BrandFamiliarity terhadap KeputusanPembelian sebesar 80,4%.
Promosi berbasis Sosial Mediaberpengaruh positif terhadapKeputusan Pembelian, ditunjukkandengan nilai Uji F hitung > F tabel(102,679>2,004).
Variabel Interactivity memiliki pengaruhyang paling dominan terhadapKeputusan Pembelian dibandingkandengan variabel lainnya yaitu 6,104.
3. PengaruhPromosiOnline DanPersepsi HargaTerhadapKeputusanPembelian (Surveipada PelangganAryka Shop di
2015 AchmadJamaludin,Zainul A.,danKadarismasn H.
. Diketahui variabel Promosi Onlinedan Persepsi Harga berpengaruhsignifikan terhadap variable.
Keputusan Pembelian,dilihat hasil uji tvariabel Promosi Online dan PersepsiHarga samasama mempunyai tingkatsignifikasi 0,000<0,05.
Analisis menunjukkan bahwa melakukanPromosi Online, akan meningkatkan
43
Kota Malang). minat seseorang untuk melakukanpembelian dan menciptakan PersepsiHarga sesuai produk yang ditawarkan.
Sumber: peneliti, 2018
2.8 Kerangka Pemikiran
Sugiyono (2015), menguraikan bahwa kerangka pemikir adalah sintesa tentang
hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah
dideskripsikan. Hubungan antar variabel akan diuraikan sesuai dengan teori yang
telah dideskripsikan sehingga mudah dipahami keterkaitan antar variabel.
Berdasarkan teori yang telah dideskripsikan, selanjutnya dianalisis secara kritis
dan sistematis sehingga menghasilkan sintesa hubungan antar variabel yang
diteliti.
Komunikasi pemasaran meliputi tiga tujuan utama, yaitu untuk menyebarkan
informasi (komunikasi informatif), mempengaruhi untuk melakukan pembelian
atau menarik konsumen (komunikasi persuasif) dan mengingatkan khalayak untuk
melakukan pembelian ulang (komunikasi mengingatkan kembali).
Menurut Kotler dan Amstrong (2008) pada umumnya, keputusan pembelian
(purchase decision) konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi
dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor
pertama adalah sikap orang lain. Jika seseorang yang mempunyai arti penting bagi
anda berpikir bahwa anda seharusnya membeli motor yang paling murah, maka
peluang anda untuk membeli motor yang lebih mahal berkurang. Faktor kedua
44
adalah faktor situasional yang tidak diharapkan konsumen mungkin membentuk
niat pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatan, harga dan manfaat
produk yang diharapkan, namun kejadian tidak terduga bisa mengubah niat
pembelian.
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran.
Media Sosial Instagram (X)
“ Fitur berbasis website yang dapat membentuk jaringan sertamemungkinkan orang untuk berinteraksi dalam sebuah
komunitas”
Pengukuran menggunakan metode Hirarki Model Efek
Kognitif
1. Awareness(Kesadarankonsumen akanproduk)
2. Knowing(pengetahuanakan produk)
Afektif
1. Liking (ketertarikan akansuatu produk)
2. Preference (Tahap dimanakonsumen menentukanpilihannya)
3. Conviction (Tahap dimanakonsumen yakin pada produktersebut dan menjadikannyapilihan utama)
Konatif
Purchase(tahappengambilankeputusanpembelian olehkonsumen)
Efektivitas penggunaan media sosial Instagram Kuliner Lampungsebagai media promosi penjualan kuliner di BandarLampung
Keputusan konsumen (Y)
45
Dari penjelasan gambar 2.2 maka dapat dipahami bahwa unggahan yang
dilihat konsumen melalui media Instagram Kuliner Lampung harus benar-
benar mempengaruhi dari segi kesadaran akan produk, pengetahuan,
ketertarikan, pilihan, keyakinan, serta action atau tindakan pembelian oleh
konsumen. Promosi akan dikatan berhasil atau efektif apabila promosi
tersebut mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai (kesadaran,
pengetahuan, ketertarikan, pilihan, keyakinan, tindakan pembelian).
Dengan ini maka konsumen sebagai faktor penting dalam menentukan
bahwa promosi melalui media sosial Instaram dapat berpengaruh terhadap
pembelian.
2.9 Hipotesis
Sesuai dengan prosedur penlitian seorang peneliti setelah megadakan
penelaahan yang mendalam terhadap berbagai sumber untuk menentukan
anggapan dasar, maka langkah berikutnya adalah merumuskan hipotesis.
Menurut Sugiyono (2009) hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian. Karena sifatnnya sementara, maka
perlu dibuktikan kebenarannya melalui data empiris yang terkumpul.
Berdasarkan uraian kerangka pemikiran dan hasil kajian diatas, maka
peneliti mengajukan bebrapa hipotesis dalam penelitian ini sebagai
berikut:
46
Ho: Tidak terdapat pengaruh antara Akun Instagram Kuliner Lampung
sebagai media promosi terhadap Keputusan Pembelian produk kuliner di
Bandar Lampung.
Ha: Terdapat pengaruh antara Akun Instagram Kuliner Lampung
sebagai media promosi terhadap Keputusan Pembelian produk kuliner di
Bandar Lampung.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Sesuai masalah yang diteliti, maka jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif untuk memperkaya hasil
bahasan. Penelitian kuantitatif merupakan suatu proses menemukan pengetahuan
yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan
mengenai apa yang ingin diketahui (Ferdinand, 2014).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh akun Instagram sebagai
media promosi terhadap keputusan pembelian. Pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan kuisioner yang diperoleh dari
responden pengikut akun @kuliner_lampung di Instagram.
3.2 Definisi Konseptual
Definisi konsep merupakan batasan terhadap masalah-masalah variabel, yang
dijadikan pedoman dalam penelitian, sehingga tujuan dan arahnya tidak
menyimpang. Definisi konsep pada penelitian ini adalah :
1. Promosi adalah setiap bentuk komunikasi yang digunakan oleh perusahaan
(pemasar) untuk memberi tahu (informasi), membujuk, atau mengingatkan
orang mengenai produk, jasa, bayangan (image), gagasan (idea) atau
48
keterlibatan perusahaan dan masyarakat dengan maksud agar orang dapat
menerimanya dan melakukan perbuatan sebagaimana seperti keinginan
perusahaan (Sigit 2002).
2. Media sosial adalah sebuah media online, dimana para penggunanya (user)
melalui aplikasi berbasis internet dapat berbagi, berpartisipasi, dan
menciptakan konten berupa blog, wiki, forum, jejaring sosial, dan ruang
virtual yang disokong oleh teknologi multimedia yang kian canggih (Tim
Pusat Humas Kemetrian Perdagangan RI, 2014).
3. Instagram merupakan layanan berbasis internet sekaligus jejaring sosial
untuk berbagi cerita via gambar digital. Para pengguna gadget kerap kali
menggunakan jejaring ini untuk langsung berbagi hasil jepretan mereka
(Sulianta, 2015).
4. Keputusan pembelian adalah proses mengintegrasikan yang
mengombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua alternatif atau
lebih, dan memilih salah satu diantaranya (Sangadji dan Sopiah 2013).
5. Model Hirarki Efek mengasumsikan bahwa seseorang konsumen
memasuki serangkaian tahapan dalam urutan sekuensial (sequential order)
dari kesadaran (awareness) terhadap sebuah produk atau jasa dan pada
akhirnya melakukan pembelian nyata (actual purchase). Ada hubungan
sebab akibat dari kognisi ke afeksi dan dari afeksi ke konasi (Chan, 2004).
49
3.3 Definisi Oprasional
Menurut Sugiyono (2015), definisi oprasional adalah penentuan konstrak atau
sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Adapun
yang menjadi definisi oprasional pada penelitian ini adalah:
Tabel 3.1 Ringkasan Definisi Oprasional variabel
No. Tahapan Dimensi Definisi Indikator
1.
KOGNITIF
.Kesadaran
(awareness)
Dengan menciptakan kesadaranmerek pemasar berharap bahwakapanpun kebutuhan kategorimuncul, merek tersebut akandiaktifkan dari ingatan untukkemudian dimasukkan kedalampertimbangan pilihan alternatifdalam pengambilan keputusan.
1. Menyebutkan2. Memperhatikan3. Mengingat4. Melihat5. Teringat
Pengetahuan(knowledge)
Pengetahuan merupakan responkedua setelah awareness. Untukmencapai tahap ini perusahaanperlu membuat promosi yanginformatif, dengan memberikaninformasi tentang suatu produkkepada konsumen, konsumen tidaksekedar mengetahui merek produkyang diiklankan namun konsumenjuga akan mengetahui kategoriproduk tersebut.
1. Mengetahuiproduk2. Mengetahuilokasi produk3. Mengetahuiharga4. Mengetahuijenis-jenis produk5. Mengetahuiselera
2.
AFEKTIF
Kesukaan(liking)
Ketika melihat sebuah iklankonsumen memiliki sikap tertentuterhadap merek produk yangdiiklankan. Sikap berkaitan denganrasa suka dan tidak suka, olehkarena itu sikap mempunyaiimplikasi atas tindakan tertentu.
1. Menyukai rasaproduk tersebut.2.Menyukaikemasan produk3.Menyukaiproduk4. Menyukaikualitas gambaryang di unggah
Pilihan(preference)
Setelah konsumen menyukaiproduk yang diiklankan bisa jugaterjadi bahwa konsumen tidakmenempatkan produk tersebut lebihpenting daripada produk-produkyang lain. Kalau konsumen telahmenempatkan produk tersebutsebagai pilihan utama maka
1.Menempatkanproduk sebagaipilihan2. Tetap memilihproduk tersebut3.Memilih produkkarena rasa4.Memilih karena
50
.
konsumen telah sampai padatahapan preference dalam model.
selera5.Memilih karenapilihannyaberagam
Keyakinan(conviction)
Konsumen mungkin sudahmenempatkan produk sebagaipilihan utama, namun belummemiliki keyakinan yang pastimengenai produk tersebut. Kalausudah memiliki keyakinan tentangsuatu produk biasanya orang akanmempromosikan juga kedapa oranglain.
1. Yakin karenakeamananproduknya2.Yakin akan citarasa produk3. Yakin karenaproduknya halal4. Yakin karenamutu produk
3.
KOATIF
Pembelian(purchase)
Setelah melalui serangkaiantahapan kognitif dan afektifkonsumen memasuki tahapan lebihtinggi selanjutnya yaitu tahapankonatif berupa action atau aksipembelian. Suatu komunikasipromosi pada akhirnya bertujuanuntuk menstimulasi dan memotivasitarget konsumen untuk melakukanpembelian.
1. Pernahmembeli produk2. Membelikarenamemperolehinformasi3. Melakukanpembeliankembali
4.
Keputusan Pembelian
Suatu proses pengambilankeputusan akan pembelian yangmencakup penentuan apa yang akandibeli atau tidak melakukanpembelian dan keputusan itudiperoleh dari kegiatan-kegiatansebelumnya.
1. Pengenalanproduk2. MencariInformasi Produk3. Memilihproduk4. Pembelianproduk5. Pembeliankembali
Sumber: Data diolah, 2018
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi pada penelitian ini dilakukan di Taman Gajah, Bandar Lampung pada saat
festival Kanikan Lampung. Hari pelaksanaan dilakukan pada hari Senin sampai
Minggu. Pengambilan sampel dimulai pada tanggal 20 Agustus sampai dengan 25
Agustus dari pukul 17.00-20.00 WIB dengan jumlah responden yaitu 100
responden.
51
3.5 Populasi dan Sampel
Adapun penjelasan tentang populasi dan sampel adalah sebagai berikut:
3.5.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2010), populasi adalah wilayah geneneralisasi terdiri atas
objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Jumlah populasi yang diambil untuk menentukan sampel adalah para pengikut
(followers) akun Instagram Kuliner Lampung. Dimana objek yang digunakan
dalam penelitian ini adalah akun Instagram Kuliner Lampung.
3.5.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2010), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi. Dalam suatu penelitian, tidak semua individu dalam
populasi dapat diteliti karena mengingat keterbatasan dalam faktor dana, tenaga,
dan waktu yang tersedia maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil
dari sebagian populasi (Arikunto, 2010).
Dalam menentukan jumlah sampel peneliti menggunakan rumus slovin, dari Umar
dalam (Kriyantono, 2012: 89) mengatakan, bahwa batas kesalahan yang ditolerir
dalam sebuah penelitian memakai tingkat kesalahan ada yang 1%, 2%, 3%, 4%,
5%, dan 10%. Dalam penelitian ini peneliti memakai 10%, rumusnya slovin untuk
menentukan jumlah sampel adalah:
= 1 + ² = 198.0001 + 198.000 (0,10) = 99,5 = 100
52
Dimana:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah seluruh anggota populasi
De = Tingkat kesalahan (batas kesalahan yang ditoleransi, yaitu 10%).
Berdasarkan perhitungan pengambilan sampel diatas, maka dapat diketahui bahwa
jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 100
responden pada pengikut (followers) akun Instagram Kuliner Lampung.
3.5.3 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan
dalam penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling tepatnya
dengan metode purposive sampling. Pemilihan sampel ini dilakukan karena
peneliti memahami bahwa informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dari satu
kelompok sasaran tertentu yang mampu memberikan informasi yang dikehendaki
karena mereka memang memiliki informasi seperti itu dan mereka memenuhi
kriteria yang ditentukan oleh peneliti. Adapun kriteria yang dimaksud antara lain:
1. Responden adalah pengikut (followers) dari akun Instagram
@kuliner_lampung.
2. Responden mengetahui dan pernah melihat posting-an dari akun Instagram
@kuliner_lampung.
53
Sampel yang dipilih dalam penelitian ini merupakan responden yang memenuhi
kriteria tersebut sehingga jawaban yang didapatkan dinyatakan qualified dan
kemudian diolah ke dalam hasil penelitian.
Proses pengambilan sampel dilakukan pada saat festival Kanikan Lampung
dimana festival tersebut diadakan oleh Akun Instagram Kuliner Lampung yang
bertempatan di Taman Gajah, Bandar Lampung. Pengambilan sampel dilakukan
pada pengunjung yang datang pada saat festival Kanikan Lampung berlangsung
dengan cara peneliti bertanya langsung kepada calon responden, jika dirasa
responden tersebut sudah masuk dalam kriteria maka responden dapat mengisi
kuisioner tersebut.
3.6 Data dan Sumber Data
Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
3.6.1 Data Primer
Data primer adalah data yang mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan
pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik
studi. Sumber data primer adalah responden individu atau kelompok fokus
(Sekaran, 2011). Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara dan
penyebaran kuisioner-kuisioner dibagikan kepada responden pengikut (followers)
pada akun Instagram @kuliner_lampung.
54
Hasil dari data primer adalah jawaban dari responden atas pernyataan-pernyataan
yang diajukan dalam kuisioner. Pernyataan-pernyataan tersebut menyangkut
tentang pemasaran berdasarkan pengalaman dan promosi melalui media sosial
yang diterapkan dalam pemasaran produk kuliner yang ada di BandarLampung
serta pengaruhnya terhadap konsumen.
3.6.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari
sumber yang telah ada. Sumber data sekunder adalah catatan atau dokumentasi
perusahaan, publikasi pemerintah, analisis industri oleh media, situs web, internet
dan seterusnya (Sekaran, 2011).
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari referensi pada buku tentang
komunikasi pemasaran, model komunikasi bisnis, dan keputusan pembelian. Serta
di peroleh melalui internet, jurnal penelitian tentang promosi melalui akun
Instagram, dan sumber lainnya yang dijadikan pedoman pengolahan data.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dibagi atas dua tahapan, yaitu kuisioner dan studi
pustaka. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
3.7.1 Kuisioner
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya
(Sugiyono, 2010). Kuisioner digunakan untuk mengetahui pendapat responden.
55
Dalam hal ini responden hanya menjawab pernyataan-pernyataan dengan cara
memberi tanda tertentu pada alternatif jawaban yang disediakan.
Dalam kuisioner setiap variabel akan diukur dengan menggunakan skala likert,
yang mana nilai jawaban dari responden pada masing-masing item dihitung
menggunakan skor. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam
penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang
selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian (Sugiyono, 2010). Dengan skala
likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian
indikator tersebut dijadikan untuk menyusun item-item instrumen yang dapat
berupa pernyataan-pernyataan. Jawaban setiap instrumen yang menggunakan
skala likert yang mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negative
(Sugiyono, 2010).
Tabel 3.2 Penilaian Kuisioner
Alternatif Jawaban Nilai
Sangat Tidak Efektif Sekali (STES) 1
Sangat Tidak Efektif (STE) 2
Tidak Efektif (TE) 3
Cukup Efektif (CE) 4
Efektif (E) 5
Sangat Efektif (SE) 6
Sangat Efektif Sekali (SES) 7
56
3.7.2 Studi Pustaka
Studi pustaka ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data dari buku literatur,
jurnal ilmiah, serta situs di internet yang berhubungan dengan penelitian yang
dilakukan. Metode ini digunakan sebagai landasan teori yang memadai dan
dipergunakan untuk menentukan variabel-variabel yang diukur dan menganalisis
hasil-hasil penelitian sebelumnya.
3.8 Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang berbeda atau bervariasi, yaitu simbol atau konsep
yang diasumsikan sebagai seperangkat nilai (Sarwono, 2006). Berkaitan dengan
penelitian ini, variabel yang digunakan antara lain terdiri dari variabel independen
dan variabel dependen.
3.8.1 Variabel Bebas (X)
Variabel independen (bebas) adalah variabel stimulus atau variabel yang
mempengaruhi variabel lain. Variabel independen merupakan variabel yang
variabilitasnya diukur, dimanipulasi, atau dipilih peneliti untuk menentukan
hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi (Sarwono, 2006).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah akun Instagram @kuliner_lampung.
Instagram ini termasuk media baru (new media). Akun @kuliner_lampung di
Instagram harus memenuhi karakteristik yang di upload diantaranya, pengambilan
foto, detail foto, fokus foto yang diambil, penulisan caption dalam Instagram
57
seperti itulah yang diharapkan mampu mengingatkan konsumen terhadap akun
Instagram @kuliner_lampung.
3.8.2 Variabel Terikat (Y)
Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang memberikan reaksi atau respon
jika dipengaruhi oleh variabel independen atau bebas. Variabel dependen adalah
variabel yang variabilitasnya diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh
yang disebabkan oleh variabel independen (Sarwono, 2006). Dalam penelitian ini
yang menjadi variabel dependen adalah Keputusan Pembelian.
3.9 Uji Instrumen
Menurut (Sugiyono, 2010) uji instrumen termasuk salah satu bagian yang sangat
penting, karena instrumen yang benar akan menghasilkan data yang akurat dan
data yang akurat akan memberikan hasil riset yang mampu dipertanggung
jawabkan. Uji ini dilakukan untuk menguji apakah sebuah instrumen itu baik atau
tidak. Uji instrumen dalam penelitian ini yang digunakan adalah uji validitas dan
uji reliabilitas.
3.9.1 Uji Validitas
Validitas pada dasarnya kata “valid” mengandung makna yang sinonim dengan
kata “good”, validitas dimaksudkan sebagai pengukur kemampuan atribut-atribut
dalam variabel (Ferdinand, 2014). Dan menurut Ghozali (2013), uji validitas
digunakan untuk sah atau valid tidaknya suatu kuisioner.
58
Suatu kuisioner dikatakan valid jika kuisioner mampu untuk mengungkapkan
suatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Uji validitas dapat dihitung
menggunakan aplikasi SPSS. Dengan membandingkan nilai r hitung dengan r
tabel untuk degree of freedom (df)= n–2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel.
untuk menguji apakah masing-masing indikator valid atau tidak, dapat dilihat
pada tampilan output cronbach alpha pada kolom correlated item-total
correlation. Jika r hitung lebih besar dari pada r tabel dan nilai positif maka
indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2013: 46). Cara pengujian validitas
dilakukan dengan menghitung korelasi antar skor masing-masing pertanyaan dan
skor total dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut:
∑ (∑ )(∑ ).∑ ² (∑ )² ( ∑ ² (∑ )²)Keterangan:
Rxy = Koefisien Korelasi antara Xi dan Yi
Xi = ∑ Skor dari masing-masing variabel
Yi = ∑ Skor dari seluruh variabel (skor total)
n = Banyaknya variabel yang dianalisis
1. Hasil Uji Validitas
Pada penelitian ini dengan nilai r Tabel (n-2) sebesar 0,361. suatu
instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung lebih besar daripada rtabel (rhitung>
rtabel). Hasil perhitungan koefisien validitas untuk masing-masing variabel
dapat dilihat pada tabel berikut:
59
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Pre-Test
VariabelItem
Pernyataan r hitung r tabel Kondisi Sign Ket
Kesadaran(awareness)
Item1Item2Item3Item4Item5
0,6880,7680,7720,6580,820
0,3610,3610,3610,3610,361
r hitung > r tabelr hitung > r tabelr hitung > r tabelr hitung > r tabelr hitung > r tabel
0,0000,0000,0000,0000,000
ValidValidValidValidValid
Pengetahuan(knowledge)
Item1Item2Item3Item4Item5
0,6160,8420,6200,8280,871
0,3610,3610,3610,3610,361
r hitung > r tabelr hitung > r tabelr hitung > r tabelr hitung > r tabelr hitung > r tabel
0,0000,0000,0000,0000,000
ValidValidValidValidValid
Kesukaan(liking)
Item1Item2Item3Item4
0,7840,4620,5880,732
0,3610,3610,3610,361
r hitung > r tabelr hitung > r tabelr hitung > r tabelr hitung > r tabel
0,0000,0000,0000,000
ValidValidValidValid
Pilihan(preference)
Item1Item2Item3Item4Item5
0,6650,3810,7250,7520,757
0,3610,3610,3610,3610,361
r hitung > r tabelr hitung > r tabelr hitung > r tabelr hitung > r tabelr hitung > r tabel
0,0000,0000,0000,0000,000
ValidValidValidValidValid
Keyakinan(conviction)
Item1Item2Item3Item4
0,7850,7410,7530,777
0,3610,3610,3610,361
r hitung > r tabelr hitung > r tabelr hitung > r tabelr hitung > r tabel
0,0000,0000,0000,000
ValidValidValidValid
Pembelian(Purchase)
Item1Item2Item3
0,9290,9330,960
0,3610,3610,361
r hitung > r tabelr hitung > r tabelr hitung > r tabel
0,0000,0000,000
ValidValidValid
KeputusanPembelian
Item1Item2Item3Item4Item5
0,6750,8410,7130,3910,690
0,3610,3610,3610,3610,361
r hitung > r tabelr hitung > r tabelr hitung > r tabelr hitung > r tabelr hitung > r tabel
0,0000,0000,0000,0000,000
ValidValidValidValidValid
Sumber: Data diolah, 2018
Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 3.3 bisa dilihat bahwa semua variabel
pada penelitian ini telah di uji kepada 100 responden dan hasilnya valid karena
nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel (rhitung> rtabel).
60
3.9.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas dilakukan untuk mengukur data-data yang dihasilkan disebut reliabel
atau terpercaya, apabila instrumen itu secara konsisten memunculkan hasil yang
sama setiap kali dilakukan pengukuran (Ferdinand, 2014). Reliabilitas adalah alat
untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau
konstruk (Ghozali, 2013) suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu.
Uji reabilitas dapat hitung menggunakan aplikasi SPPS. Untuk mengukur
realibilitas dilakukan dengan menghitung uji statistik Cronbach Alpha. Suatu
konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan cronbach Alpha > 0.70
(Ghozali, 2013). Adapun rumus reliabilitas adalah sebagai berikut:
= − 1 1 − ∑Keterangan:
r = Reliabilitas instrumen
k = Banyak butir pertanyaan∑ = Jumlah varians butir1 = Varians total
2. Hasil Uji Reliabilitas
Hasil perhitungan koefisien reliabilitas untuk masing-masing variabel
dapat dilihat pada tabel berikut:
61
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Pre-Test
Variabel Alpha (r hitung) Keterangan
Kesadaran (awareness) 0,792 Reliabel
Pengetahuan (knowledge) 0,797 Reliabel
Kesukaan (liking) 0,623 Reliabel
Pilihan (preference) 0,684 Reliabel
Keyakinan (conviction) 0,760 Reliabel
Pembelian (purchase) 0,935 Reliabel
Keputusan Pembelian 0,629 Reliabel
Sumber: Data diolah, 2018
Berdasarkan hasil uji reabilitas pada tabel 3.4 maka hasilnya tiap dimensi
pada penelitian yaitu kesadaran (awareness), pengetahuan (knowledge),
kesukaan (liking), pilihan (preference), keyakinan (conviction), serta
pembelian (purchase) sudah memenuhi standar nilai uji reabilitas dimana
nilai Cronbach Alpha sudah melebihi nilai standarnya yaitu > 0,60. Suatu
variabel dikatakan reliabel (handal) jika memiliki crounch bach
alpha>0,60.
3.10 Teknik Analisis Data
Pada tahap ini data diolah dan dianalisis terlebih dahulu sedemikian rupa sehingga
berhasil menarik kesimpulan untuk menjawab persoalan-persoalan yang diajukan
dalam penelitian. Menurut Sujarweni (2015) teknik analisis data adalah sebuah
proses yang berhubungan dengan prosedur penelitian. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis dengan pengolahan data
menggunakan aplikasi SPSS versi 20.0.
Analisis data yang digunakan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
persamaan regresi sederhana dan skor rata-rata.
62
3.10.1 Analisis Regresi Sederhana
Persamaan regresi sederhana digunakan untuk mengetahui seberapa jauh
hubungan antara dua variabel, yaitu variabel bebas maupun variabel terikat.
Adapun rumus regresi sederhana yang digunakan Sugiyono (2011) adalah:
Y = a + bX
Keterangan:
Y = Nilai yang di prediksikan (variabel dependen)
a = Konstanta
X = Nilai variabel independen
b = Koefesien regresi
3.10.2 Uji Asumsi Klasik
Dalam suatu persamaan regresi harus bersifat BLUE (best linier unbiased
estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji F tidak boleh bias. Untuk
menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi beberapa asumsi dasar
(klasik), yaitu berdasarkan hasil uji asumsi klasik dengan alat bantu komputer
yang menggunakan SPSS untuk menguji hipotesis ini peneliti menggunakan
komputer SPSS 21.0.
3.10.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel-
variabel memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
memiliki distribusi memiliki data normal atau tidak. Pengujian normalitas dapat
63
dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov test. Jika tingkat
signifikan probabilitas > 0,05 maka data penelitian berdistribusi normal Ghozali
(2011;160). Berikut ini hipotesis yang digunakan untuk melakukan uji normalitas:
H0 : nilai probabilitas > 5%, maka berdistribusi dengan normal
Ha : nilai probabilitas < 5%, maka tidak berdistribusi dengan normal
3.10.1.2 Uji Heteroskedastisitas
Pengujian terhadap heteroskedastisitas menurut Priyanto (2011:93), dapat
dilakukan melalui pengamatan terhadap pola Scatterplots membentuk pola
tertentu, maka model regresi memiliki gejala heteroskedastisitas. Munculnya
heteroskedastisitas menunjukkan bahwa penaksir dalam model regresi tidak
efesien dalam sampel besar maupun kecil.
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada berbentuk suatu pola tertentu
yang teratur maka telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.10.3 Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk menjawab dugaan sementara dalam penelitian ini,
uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
64
3.10.3.1 Uji Parsial (T-Statistik)
Pengujian Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing
masing variabel bebas terhadap variabel terikat pada tingkat signifikan yaitu 5%.
Adapun langkah-langkah pengujian sebagai berikut.
1. Jika nilai signifikan uji t > 0,05 maka H0 tidak berhasil ditolak
menunjukkan variabel lokasi, persepsi harga dan kualitas pelayanan
berpengaruh terhadap kepuasaan pengunjung.
2. Jika nilai signifikan uji t < 0,05 maka H0 berhasil ditolak yang
menunjukkan variabel lokasi, persepsi harga dan kualitas pelayanan
berpengaruh terhadap kepuasan pengunjung.
Berdasarkan nilai t itu, maka dapat diketahui variabel bebas mana yang
mempunyai pengaruh paling signifikan mempengaruhi variabel terikat. Adapun
rumus untuk thitung Sugiyono (2015;248) sebagai berikut:
t = √ ²Keterangan :
t = statistik t dengan derajat bebas n-1
n = banyaknya observasi atau pengamatan
= koefisien korelasi ganda
65
3.10.3.2 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi R2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model independent dalam menarngkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi ditunjukan oleh angka R-squre dalam model summary yang
dihasilkan oleh program. Nilai R2 adalah antara (0) dan (1). Model yang baik
menginginkan angka R2 yang tinggi. Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila
sebuah variabel independen ditambahkan dalam model Ferdinand (2014).
Tabel 3.3 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Besarnya nilai α Tingkat Hubungan
Antara 0.00 – 0.199 Sangat Rendah
Antara 0.20 – 0.399 Rendah
Antara 0.40 – 0.599 Sedang
Antara 0.60 – 0.799 Kuat
Antara 0.80 – 1.000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2013)
3.10.4 Analisis Tabulasi Sederhana
Dalam analisis tabulasi sederhana, data yang diperoleh diolah ke bentuk
persentase, dengan rumus sebagai berikut:
= ∑ x 100%
Keterangan:
P = Persentase responden yang memilih kategori tertentu
Fi = Jumlah responden yang memilih kategori tertentu
66
∑ = Banyaknya jumlah responden
3.10.5 Skor Rata-Rata
Setiap jawaban responden dari pernyataan yang diberikan kemudian diberikan
bobot. Cara menghitung skor rata-rata adalah dengan menjumlahkan seluruh hasil
kali nilai masing-masing bobotnya kemudian dibagi dengan jumlah total frekuensi
sebagai berikut:
= ∑ .∑Keterangan:
X = Rata-rata berbobot
fi = Frekuensi
wi = Bobot
Setelah itu, digunakan rentang skala penilaian untuk menentukan posisi tanggapan
responden dengan menggunakan nilai skor setiap variable. Bobot alternatif
jawaban yang terbentuk dari teknik skala peringkat terdiri dari kisaran antara 1
sampai 7 yang menggambarkan posisi yang sangat negatif ke posisi yang positif.
Selanjutnya dihitung rentang skala dengan rumus sebagai berikut
= ( )Keterangan:
R (bobot) = Bobot terbesar – bobot terkecil
67
M = Banyaknya kategori bobot
Rentang skala seperti likert yang dipakai dalam penelitian ini adalah 1 hingga 7
maka rentang skala penilaian yang didapat adalah:
Rs = 7-1 = 6 = 0,875
7
Sehingga posisi keputusannya menjadi:
STES STE TE CE E SE SES
1,000 1,857 2,714 3,571 4,428 5,285 6,142 7,000
Keterangan:
STES = Sangat Tidak Efektif Sekali (masuk skala 1,000-1,857)
STE = Sangat Tidak Efektif (masuk skala 1,858-2,714)
TE = Tidak Efektif (masuk skala 2,715-3,571)
CE = Cukup Efektif (masuk skala 3,572-4,428)
E = Efektif (masuk skala 4,429-5,285)
SE = Sangat Efektif (masuk skala 5,286-6,142)
SES = Sangat Efektif Sekali (masuk skala 6,143-7,000)
68
Setiap dimensi Hirarki Model Efek yaitu kesadaran (awareness), pengetahuan
(knowing), kesukaan (liking), pilihan (preference), keyakinan (conviction),
pembelian (purchase), akan dianalisis secara terpisah dengan menggunakan
metode skor rata-rata untuk mengetahui tiap efektifitas dimensi tersebut dalam
promosi melalui media sosial Instagram Kuliner Lampung yang nantinya nilai
rata-rata itu akan dimasukkan dalam rentang skala posisi keputusan dari sangat
tidak efektif sekali (STES) sampai dengan sangat efektif sekali (SES).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka
penulis dapat menarik kesimpulan dan saran sebagai berikut:
1. Promosi menggunakan akun Instagram @kuliner_lampung berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk kuliner di
Bandar Lampung.
2. Promosi menggunakan akun Instagram @kuliner_lampung terhadap
keputusan pembelian diperoleh skor rata-rata sebesar 4,796 dan masuk
dalam rentang skala efektif yang menunjukkan bahwa promosi
menggunakan akun Instagram Kuliner Lampung efektif terhadap
keputusan pembelian dari segi kesadaran (awareness), pengetahuan
(knowledge), kesukaan (liking), pilihan (preference), keyakinan
(conviction), serta pembelian (purchase).
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai
berikut:
1. Disarankan pada owner akun Instagram @kuliner_lampung agar
meningkatkan promosi yang bertahap dengan mengunggah gambar yang
105
lebih menarik lagi disertai dengan review yang menggugah serta
menggoda minat konsumen dengan lebih memperhatikan lagi dalam segi
kesadaran (awareness), pengetahuan (knowledge), kesukaan (liking),
pilihan (preference), keyakinan (conviction), serta pembelian (purchase)
sehingga kedepannya seluruh tahapan tersebut dapat meningkatkan
keputusan pembelian pada produk kuliner di Bandar Lampung dan
menyebabkan konsumen melakukan pembelian ulang.
2. Kepada penelitian selanjutnya, diharapkan dapat mengembangkan
penelitian ini dengan mempertimbangkan variable-variabel lain yang
merupakan variabel diluar variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abugaza, Anwar.2013. Social Media Politica. Jakarta: Tali Writing & PublishingHouse
Alma, Buchari. (2009). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa (Ed. Revisi).Bandung: CV. Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu PendekatanAnalisis.Jakarta: Rineka Cipta.
Assauri, Sofjan. (2004). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawali Press.
Augusty, Ferdinand. 2006 . Metode Penelitian Manajemen. Semarang : BadanPenerbit Universitas Diponegoro.
Azwar, S. (2013). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta :Pustaka Pelajar Offset.
Ferdinand, A. (2014). Structural Equation Modelling dalam PenelitianManajemen. Seri pustaka 03/BPUNDIP.
Ferdinand, A. 2014. Metode Penelitian Manajemen. Undip Press. Semarang.
G, Heryanto. (1991). Promosi Penjualan. Jakarta: Binarupa Aksara.
Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IMBSPSS 19 (Ed. 07). Semarang: Universitas Diponegoro.
Gitosudarmo, Indriyo. (2012). Manajemen Pemasaran. Cet. ke-dua. Yogyakarta:BPFE.
Kotler, Philip dan Amstrong, Gary. (2004). Dasar-dasar Pemasaran (Ed. 9.Jilid 2). Jakarta: PT. Indeks.
____________ . (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran (Ed. 12. Jilid 1). Jakarta:Erlangga.
Kotler, Philip dan Keller, Kevin L. (2008). Manajemen Pemasaran (Ed. 12.Jilid 2). Jakarta: PT. Indeks.
Kotler, Philip. (2005). Manajemen Pemasaran (Ed. 11, Jilid 1). Jakarta: PT.Indeks.
Kriyantono, R. (2012). Teknik Praktis Riset Komunikasi (cet. 6). Jakarta:Kencana.
Kuncoro. (2009). Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi (Ed. 3). PenerbitErlangga.
Lovelock C, Wirtz J, Mussry J. 2011. Pemasaran Jasa Manusia TeknologiStrategi Perspektif Indonesia (Terjemahan, Edisi ketujuh. Jilid 1).Jakarta(ID): Erlangga.
Muanas, Arif. (2014). Perilaku Konsumen. Yogyakarta: CV Gerbang MediaAksara.
Naseullah, Rulli. (2015). Media Sosial. Bandung: Simbiosa Rekata Media.
Pawito, 2007. Penelitian komunikasi Kualitatif, Yogyakarta:PT.LKIS PelangiAksara Yogyakarta
Peter, J. Paul dan Olson, J.C. (2000). Perilaku konsumen dan StrategiPemasaran (Ed. 4. Jilid 2). Jakarta: Erlangga.
___________ . (2014). Perilaku konsumen dan Strategi Pemasaran (Ed. 9. Jilid2). Jakarta: Erlangga.
Sangadji, Etta M dan Sopiah. (2013). Perilaku konsumen: Pendekatan PraktisDisertai Himpunan Jurnal Penelitian (Ed. pertama). Yogyakarta: Andi.
Sarwono J. (2006). Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS-13 (Ed.Petama). Yogyakarta: Andi.
Schiffman dan Kanuk. (2007). Perilaku Konsumen (Ed. Ke-2). Jakarta: PT. IndeksGramedia.
Sekaran, Uma. (2011). Research Methods For Business (Ed. pertama). Jakarta:Salemba Empat.
Sigit, Soehardi. (2002). Pemasaran Praktis (Practical Marketing). Cet. Ke-dua.Yogyakarta: BPFE.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung:Alfabeta
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatifdan R dan D. Bandung. Alfabeta.
Sugiyono. 2014. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R dan D. Aflabeta.Bandung.
Sujarweni, V. Wiratna. (2015). Metodologi Penelitian Bisnis danEkonomi.Cet.1. Yogyakarta: PT. Pustaka Baru.
Sulianta, Feri.2015. Keajaiban Sosial Media. Jakarta : PT Gramedia .
Jurnal:
Chan, Yun Y, Kim K. and Stout, Patricia A. (2004) Assesing the e effect ofanimation in online banner ad; Hierarchy of effect model, Dikutip dariJurnal of Interactive Advertising.
Ekasari, Novia. (2014). Pengaruh Promosi Berbasis Sosial Media TerhadapKeputusan Pembelian Produk Jasa Pembiayaan Kendaraan Pada PT. BFIFinace Jambi. Vol. 16, No.2, 81-102
Irfan M. 2014. Efektivitas Penggunaan Media Sosial Twitter sebagai MediaKomunikasi Pemasaran. Jurnal UNMUL.
Jamaludin, Achmad, et al. (2015). Pengaruh Promosi Online Dan Persepsi HargaTerhadap Keputusan Pembelian (Survei pada Pelanggan Aryka Shop diKota Malang). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Vol. 21, No. 1.
Nugriantoro, Singgih. (2014). Pengaruh Strategi Promosi melalui Social Mediaterhadap Keputusan Pembelian Garskin yang Dimediasi Word of MouthMarketing.
Ristania, Novia dan Jerry S. Justianto. (2014). Analisis Pengaruh Harga, Promosidan Viral Marketing Terhadap Keputusan Pembelian Pada “Online
Shop” SNexian Melalui Facebook. Jurnal of Business Strategy and Execution, 2,131-161.
Internet:
Harry Big 2013. Menggunakan Instagram Sebagai MediaPemasaran.http://www.bhrev.com/menggunakan-instagram-sebagai-media-pemasaran/ diakses pada tanggal 12 April 2018.
Pratiwi, Kusuma Wahyunda.2018.Riset ungkap pola pemakaian medsos.www.kompastv.com diakses pada tanggal 12 April 2018 pukul 15.30WIB.
Ramadhan, Bagus.2018.Perkembangan Digital di Indonesiawww.goodnewsfromindonesia.id diakses pada tanggal 12 April 2018pukul 15.30 WIB.
Info Kiyay, Profile Akun Instagram Kuliner Lampung https://www.infokyai.comdiakses pada tanggal 10 Agustus 2018 pukul 20.00 WIB.
E-book:
Tim Penyusun Humas Kementrian Perdagangan RI.2014. Panduan OptimalisasiMedia Sosial Untuk Kementrian Perdagangan RI. Jakarta:Pusat HumasKementrian Perdagangan RI.