pengaruh alkohol terhadap gerak motorik mencit
DESCRIPTION
Fisiologi HewanTRANSCRIPT
Pengaruh Pemberian Alkohol Terhadap Saraf Motorik
Mencit (Mus musculus)BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANGBelakangan ini terjadi banyak penyalahgunaan obat atau senyawa kimia adiktif yang marak terjadi di masyarakat. Zat adiktif jika digunakan secara berlebihan dalam jangka waktu yang panjang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan tubuh pengkonsumsinya.
Alkohol termasuk dalam kelompok NAPZA (narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya). Diprediksi ada sekitar 1,5 % penduduk Indonesia menyalahgunakan zat adiktif ini. Pengungkapan kasus penyalahgunaan zat adiktif meningkat dengan rata-rata 28.9% kasus per tahun. (Ihwan,dkk. 2007)Alkohol yang dikonsumsi oleh sesorang akan mengakibatkan kecanduan serta terganggungnya kerja sistem saraf pusat pada dirinya. Alkohol yang masuk ke dalam tubuh akan menjadi stimulator yang menekan kerja otak. Otak menjadi pusat koordinasi dari sistem saraf selain sum-sum tulang belakang. Otak memiliki berjuta-juta neuron, neuron ini mrupakan struktur terkecil dari sistem saraf yang mempunyai fungsi tidak dapat digantikan oleh sel-sel yang lain. Gejala kecanduan alkohol ini dapat mengurangi kemampuan seseorang berkonsentrasi, menurunnya daya ingat, dan menurunnya kemampuan mendiskriminasi. Kecanduan alcohol ini menjadi sebuah efek drug addiction yang mempengaruhi kerja neurotransmitter pada kerja sel saraf.Karena etika dan sulitnya penelitian dalam mempelajari kondisi alkoholisme pada manusia, maka digunakan hewan sebagai model penelitian yaitu Mus musculus(Mencit) dalam menerangkan dasar pengaruh alkohol terhadap kerja saraf motorik.B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan suatu masalah yaitu Apakah pemberian alkohol berpengaruh terhadap gerak motorik mencit?.C. TUJUAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemberian alkohol terhadap gerak motorik mencitD. MANFAAT
1. Memberikan informasi mengenai pengaruh pemberian alkohol terhadap gerak motorik mencit.2. Dapat sumber rujuakan bagi peneliti lain mengenai pengaruh pemberian alkohol terhadap gerak motrik mencit.3. Dapat melengkapi sumber pustaka penelitian mengenai pengaruh alkohol terhadap gerak motrik mencit.BAB IITINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESISA. Tinjauan Pustaka1.1Klasifikasi Mencit
Mencit (Mus musculus), (Ariadi, 2010)Kingdom : AnimaliaFilum
: ChordataSubfilum : VertebrataClass
: Mamalia Subclass : Theria
Ordo
: Rodentia
Subordo : Myomorpha
Famili
: Muridae
Sub family : Murinae
Genus
: MusSpecies : Mus musculus
Mencit (Mus musculus) adalah hewan yang masih satu kerabat dengan mencit liar atau mencit rumah (Ariadi, 2011). Mencit (Mus musculus) sering digunakan dalam penelitian biomedis. Berbeda dengan hewan lainnya, mencit tidak memiliki kelenjar keringat. Mencit (Mus musculus) mudah ditangani, bersifat penakut, fotofobik cenderung berkumpul dengan sesamanya, mempunyai kecenderungan untuk bersembunyi dan lebih aktif pada malam hari (nokturnal). Jantung terdiri dari empat ruang dengan dinding atrium yang tipis dan dinding ventrikel yang lebih tebal. Peningkatan temperatur tubuh tidak mempengaruhi tekanan darah, sedangkan frekuensi jantung, cardiac output berkaitan dengan ukuran tubuhnya.
Alat reproduksi mencit jantan terdiri dari sepasang testis, uretra dan penis. Sedangkan mencit betina terdiri dari sepasang ovarium, oviduct, uterus, cervix dan vagina. Mencit betina mempunyai lima pasang kelenjar mammae dengan tiga diantaranya terletak di daerah cervicothorac dan dua lainya di daerah inguinoabdomenalis (Kusumawati 2004).Data Biologis Mencit (Ariadi, 2011)
Lama hidup
: 1 2 tahun, bisa sampai 3 tahunLama produksi ekonomis : 9 bulanLama bunting
: 19 21 hariKawin sesudah beranak : 1 24 jamUmur disapih
: 21 hariUmur dewasa
: 35 hariUmur dikawinkan
: 8 minggu (jantan dan betina)Siklus kelamin
: poliestrusSiklus estrus
: 4 5 hari Lama estrus
: 12 14 jamPerkawinan
: pada waktu estrusOvulasi
: dekat akhir periode estrus, spontanFertilisasi
: 2 jam sesudah kawinBerat dewasa
: 20 40 gr jantan; 18 35 gr betinaBerat lahir
: 0,5 1,0 grJumlah anak
: rata rata 6, bisa 15Puting susu
: 10 puting, 3 psg di dada, 2 psg di perutPerkawinan kelompok : 4 betina dengan 1 jantanKromosom
: 2n = 40Aktivitas
: nokturnal (malam)1.2 Kandungan Minuman Berakohol
Kandungan alkohol pada berbagai minuman keras berbeda-beda. Bir mengandung 3-5%, anggur 10-14%, sherry,port mustakel berkadar 20%, sedangkan wisky, gin, rum, vodka, dan brendy berkadar alcohol 40-45% (Christianto, 2008)
Nama kimia alkohol yang terdapat dalam minuman berakohol adalah etil akohol atau etanol (Christianto, 2008). Minuman berkohol juga mengandung senyawa lain, seperti asam organik. Asam organik yang terdapat dalam minuman berakohol adalah asam assetat, asam valerat, asam propionat. Selain asam organic, juga terdapat fenol, aldehid, asam keto. Untuk menghasilkan citarasa serta aroma yang sedap seringkali ditambahkan papermint. (Darby, 1979)
Menurut Hawari (1991) menyebutkan bahwa minuman berakohol dibagi menjadi tiga golongan, yaitu:a. Golongan A (jenis bir, guinnes,dll) yang berkadar akohol 1 persen sampai 5 persen.
b. Golongan B (jenis congyang, anggur merah, anggur putih, Newport, dll) yang berkadar alkohol 5 persen sampai 20 persen.
c. Golongan C (jenis mansion, vodka, red labelm countreu, oplosan, dll) yang berkadar alkohol 20 persen sampai 50 persen.
Minuman berakohol tidak hanya menyebabkan mabuk, akan tetapi pada tingkat tertentu dapat menyebabkan kematian. Pada tingkat kandungan 0,05 0,15 % etanol dalam darah peminum akan mengalami kehilangan koordinasi, pada tingkat 0,15 -0,20 % etanol menyebabkan keracunan, pada tingkat 0,30 0,40 % peminum hilang kesadaran dan pada tingkat yang lebih tinggi lagi yaitu 0.50% dapat menyebabkan kematian. (Brian,et all. 1983)1.3Metabolisme Alkohol
Alkohol yang masuk ke dalam tubuh akan mengalami serangkaian proses biokimia. Menurut Zakhari (2006), metabolism alkohol melibatkan 3 jalur, yaitu:
a. Jalur Sitosol
Jalur ini adalah proses oksidasi dengan melibatkan enzim Alkohol Dehidrogenase (ADH). Proses oksidadi dengan ADH ini terutama terjadi di dalam hepar. Metabolismenya akan menghasilkan asetaldehid. Asetaldehid merupakan produk yang sangat reaktif dan sangat beracun sehingga menyebabkan kerusakan beberapa jaringan atau sel.
b. Jalur Peroksisom
Sistem ini berlangsung dalam peroksisom dengan menggunakan katalase. Pada jalur ini diperlukan H2O2. Sistem ini diperlukan ketika kadar alkohol dalam tubuh meningkat.
c. Jalur MikrosomJalur ini juga sering disebut dengan sistem SOME (Sistem Oksidasi Etanol Mikrosom). Sistem ini melibatkan enzim sitokrom P450 yang berada dalam mikrosom.
1.4 Sistem Saraf PusatSistem saraf merupakan salah satu sistem dalam tubuh yang dapat berfungsi sebagai media untuk berkomunikasi antar sel maupun organ dan dapat berfungsi sebagai pengendali berbagai sistem organ lain. Sistem saraf secara garis besar dapat dibagi menjadi sistemk saraf pusat dan sistem saraf tepi. (Heryati dan Faizah, 2008)Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medulla spinalis yang mempunyai beragam pusat dengan fungsi yang berbeda-beda. Dalam sistem saraf pusat ini terjadi berbagai proses analisis informasi yang masuk serta proses analisis informasi yang masuk serta proses sintesis dan mengintegrasikan. (Heryati dan Faizah, 2008)1.5Gerak Motorik Bergerak merupakan ciri kehidupan. Gerakan tubuh, dalam hal ini gerak yang dihasilkan oleh kontraksi otot, memungkinkan manusia melakaukan berbagai hal yang menunjang kehidupannya. Respon somatik merupakan bentuk pengaturan sikap dan keseimbangan serta gerakan tubuhnya pada umumnya, ,meliputi peningkatan atau penurunan tonus serta kontraksi atau relaksasi otot rangka yang merupakan kegiatan dasar suatu otot dan besar peranannya dalam mempertahankan sikap tubuh, sangat dipengaruhi oleh peran sistem aktivasi retikuler medulla oblongata. (Nani, 2004)Pusat saraf yang mengendalikan gerakan terdiri dari tiga tingkatan yaitu medulla spinalis, batang otak, dan area motorik korteks serebri. Di tingkat medulla spinalis, hasil penginderaan berbagai reseptor, berintegrasi untuk menghailkan gerakan paling sederhana sebagai respon suatu reflek spinal. Batang otak dipengaruhi oleh masukan dari sereblum, berperan terutama dalam mengendalikan sikap melalui integrasi reflex postural dan koordinasi gerakan mata sampai tangan. Pengendalian gerakan tertinggi dilaksanakan oleh korteks motorik yang mendapat dari sereblum, ganglia basalis dan berbagai pusat di sekitar thalamus dalam merencanakan, memulai, dan melaksanakan gerakan. (Nani, 2004)1.6Mekanisme Penghantaran Impuls Gerak MotorikProses terjadinya gerakan diawali denagn adanya rangsangan yang diterima oleh reseptor. Di sel reseptor ini akan terjadi proses tranduksi yaitu terjadi perubahan berbagai bentuk energi rangsangan menjadi energi listrik. Potensial listrik yang timbul di reseptor disebut potensial reseptor yang dapat berupa depolarisasi atau hiperpolarisasi. Depolarisasi pada reseptor dapat memicu terbentknya potensial aksi di neuron eferen yang terkait dengan reseptornya. Potensial aksi di neuron eferen yang akan dihantarkan sebagai impuls dengan frekuensi serta jenis kode yang dilaluinya. Neuron eferen ini akan bersinaps dengan interneuron atau neuron motrik di saraf pusat. (Sarwito, 2003)Proses pengendalian di saraf pusat terjadi dengan lebih majemuk karena hubungan antara neuron melalui sinaps yang sangat komplek. Di saraf pusat dapat terjadi eksitasi maupun inhibisi secara berurutan maupun serempak, bergantung kepada rangkaian hubungan neuron serta jenis neurotransmitter yang dilepaskan serta durasi saat pengelepasannya. (Sarwito, 2003)B.Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh pemberian alkohol (vodka) terhadap gerak motorik mencit (Mus musculus).BAB IIIMETODE PENELITIANRancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Kelompok penelitian di bagi menjadi dua, kelompok pertama merupakan kelompok kontrol dengan menggunakan 1 mencit. Kelompok kedua adalah kelompok perlakuan dengan menggunakan 8 mencit, dibagi lagi menjadi 4 kelompokSampel Penelitian
Hewan coba adalah mencit yang diperoleh dari Laboratorium Biologi FMIPA Universitas Negeri SemarangWaktu dan lokasi Penelitian
Penelitian dan pengumpulan data dilakukan selama satu hari. Perlakuan yang diberikan kepada mencit adalah pemberian alkohol dengan kadar yang berbeda-beda mulai dari 0%, 10%, 20%, dan 40%. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang. Variabel penelitian
Variabel bebas
: alkohol
Variabel terikat : gerak motorik mencitAlat dan Bahan Penelitian
Alat
1. Sonde
2. Beker glass
3. Gelas ukur
4. Pipet5. Sarung Tangan6. Alat Penghitung Waktu (Stopwatch)7. Rotarode8. Kamera9. Alat tulisBahan
1. Mencit
2. Alkohol dengan kadar mulai dari 0%, 10%, 20%, dan 40%.
3. Akuades
Rumus pengenceran Alkohol
M1 x V1 = M2 x V2
Keterangan :
M1 = molaritas 1
M2 = molaritas 2
V1 = volume 1
V2 = volume 2 Pada manusia, volume alkohol memabukkan adalah 200 ml. Sedangkan konversi dari manusia ke mencit adalah 0.0026. Berdasarkan data tersebut, maka volume alkohol memabukkan pada mencit adalah 200 ml x 0.0026 = 0.52 ml.Volume penyondean alkohol ke mencit berdasarkan berat badan mencit, persamaanya adalah sebagai berikut:Mencit dengan Berat Badan 20 gram = 0.5 ml volume alkohol yang disonde Cara kerja
1. Menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan untuk melakukan penelitian.
2. Menyiapkan alkohol dengan kadar yang berbeda-beda dengan cara diencerkan menggunakan akuades.
3. Menyiapkan alkohol yang akan diminumkan pada mencit pada sonde yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
4. Melakukan handling mencit sesuai dengan prosedur handling yang benar.
5. Memberikan alkohol yang berbeda-beda kadarnya (0%, 10%, 20%, dan 40%) dengan sonde dengan memasukkan sonde tersebut dalam saluran pencernaannya hingga mencapai esofagus.6. Memasukkan mencit yang sudah diberikan alkohol secara bergantian ke dalam rotarod pengamatan mencit dilakukan setiap 5 menit sekali selama 1 jam.7. Mengamati gerak motorik mencit dengan menghitung banyaknya gerakan memutar mencit di rotarod, dan merekamnya melalui video.Data PengamatanNo.
Kadar AlkoholBB
(gram)Mencit
ke-Jumlah putaran roterod / menit
12345
Tabel 1. Data Pengamatan Pengaruh Alkohol terhadap Gerak Motorik Mencit.BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASANA. Analisis DataNoKadar AlkoholMencit ke-BB(gram)Interval (menit)
1 (1-5)2 (6-10)3 (11-15)4 (16-20)
140%1208300
219.58200
220%11325543750
21110453523
310%119.520325050
21026323315
40%11842414839
21557514154
Tabel. 2 Data Pengamatan dengan Interval waktu 5 menit
Tabel. 3 Analisis Perhitungan Uji ANAVA
NoKadar alkoholIntervalInterval kuadratJumlah perlakuanPerlakuan kuadrat
12341234
140%82.500646.250010.5110.25
220%17.549.53636.5306.3245012961332.25139.519460.25
310%233241.532.5529102417221056.2512916641
40%49.54644.546.52450211619802162.25186.534782.25
Blok98130122115.53350559749994550.75465.570993.75
Jumlah blok465.518495.25216690.2570993.75
Berdasarkan tabel diatas, didapat n = 4, k = 4, nt = 16
Keterangan : n = banyak perlakuan
k = banyaknya kelompok interval
nt= n x k
a. Jk total = x2
=18495.25 -
= 4952.11
b. Jk perlakuan = -
= = 4205.3
c. Jk blok = -
= = 13543.14= 138.922d. Jk galat = Jk total (Jk blok + Jk perlakuan)= 4952.11 (138.922+4205.3)
= 4952.11 - 4344.22
= 607.891Tabel. 4 Analisis Varians dengan Uji FSumber VariasiJkDkKR = Jk/dkF
Perlakuan4205.341051.325
Galat607.8911250.657
Total4952.1115300.290
Berdasarkan tabel F daftar I (Sudjana, 1996), maka:
Untuk F (4,12) = 3.26 dengan aras 0,05
Untuk F (4,12) = 5.41 dengan aras 0,01F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi ada pengaruh antara alcohol (vodka) terhadap gerakmotorik mencit.
Grafik1. Pengaruh Pemberian Vodka pada Gerak Motorik Mencit
B. PembahasanBerdasarkan analisis data hasil pengamatan, diketahui bahwa Hipotesis Alternatif (Ha) yaitu Ada pengaruh antara jumlah putaran dalam mouse roller mencit dengan kadar akhohol yang diberikan dapat diterima. Jumlah putaran mouse roller yang dilakukan tersebut berbeda-beda tergantung dari selang waktu dan kadar alcohol yang diberikan kepada mencit.
Penelitian ini menggunakan mencit sebagai hewan percobaan, yaitu sejumlah 8 ekor mencit. Mencit-mencit ini dipilih berdasarkan jenis kelamin yang sama, yaitu jantan dengan berat badan mencit yang digunakan untuk kadar vodka 40% di gunakan mencit dengan berat badan 20 gr dan 19.5 grm, untuk kadar vodka 20% digunakan mencit dengan berat badan 13 gr dan 11 gr, untuk kadar vodka 10% digunakan mencit dengan berat badan 19,5 gr dan 10 gr, untuk kadar vidka 0% digunakan mencit dengan berat badan 18 gr dan 15 gr. Mencit tersebut di kelompokan dalam 4 kelompok yaitu konsentrasi 40%,20%,10%, digunakan sebagai perlakuan dan 0% digunakan sebagai kontrol.
Jumlah vodka yang diberikan pada tiap-tiap mencit dengan kadar baik 10%, 20% dan 40% disesuaikan dengan berat badan mencit yang digunakan. Untuk jumlah vodka yang diberikan pada tiap-tiap mencit dapat dilihat pada tabel berikut:Tabel. 5 Volume Penyondean Vodka / BBNoBerat mencit (gr)Jumlah vodka (mL)
1200.5
219.50.4875
3130.325
4110.275
519.50.4875
6100.25
Pada kelompok kontrol yang masing-masing masing menggunakan berat badan 18 gr dan 15 gr tidak diberi vodka. Tapi semua mencit baik yang diberi vodka maupun tidak tetap dihitung gerakannya dalam rotarod setiap satu menit sekali. Percobaan yang dilakukan dimulai dari mencit yang diberi kadar vodka 40%. Hal ini supaya data yang didapat dari percobaan tersebut dapat digunakan sebagai acuan berapa lama perhitungan dilakukan untuk mencit dengan pemberian kadar dibawah 40%.
Dari ketiga kelompok mencit yang telah diberi perlakuan, diperoleh data sebagai berikut :NoKadar alkoholMencit keBBInterval
1234
140%1208300
219.58200
Keaktifan gerak mencit pada kelompok ini, dapat dikatakan semakin menurun. Mencit bergerak memutari rotarod pada interval 1 dan 2 yaitu pada menit 1 sampai 10. Sementara pada interval selanjutnya mencit sudah tidak bergerak/diam ditempat tetapi jantungnya masih berdenyut.NoKadar alkoholMencit ke-BB(gr)Interval
1234
220%11325543750
21110453523
Keaktifan gerak mencit pada kelompok yang ke dua ini, dapat dikatakan fluktuatif atau tidak tetap. Selain itu pada kelompok ini gerakanya lebih banyak karena kadar yang diberikan lebih kecil dibandingkan kadar yang diberikan pada kelompok 1. Fluktuatif gerak mencit tersebut dapat diketahui dari, mencit 1dengan berat 13 gr bergerak sebanyak 25 putaran pada interval 1, interval 2 sebanyak 54 putaran, interval 3 sebanyak 37 putaran dan interval ke-4 sebanyak 50 putaran. Sedangkan untuk mencit ke-2 dengan berat 11 gr, pada interval 1 bergerak sebanyak 10 putaran, interval 2 sebanyak 45 putaran, interval 3 sebanyak 35 putaran dan pada interval ke-4 sebanyak 23 putaran.NoKadar alkoholMencit ke-BB(gr)Interval
1234
310%119.520325050
21026323315
Keaktifan gerak mencit pada kelompok yang ke-3 ini, dapat dikatakan fluktuatif atau tidak tetap. Fluktuatif gerak mencit tersebut dapat diketahui dari, mencit 1dengan berat 19.5 gr bergerak sebanyak 20 putaran pada interval 1, interval 2 sebanyak 32 putaran, interval 3 dan interval 4 sebanyak 50 putaran. Sedangkan untuk mencit ke-2 dengan berat 10 gr, pada interval 1 bergerak sebanyak 26 putaran, interval 2 sebanyak 32 putaran, interval 3 sebanyak 33 putaran dan pada interval ke-4 sebanyak 15 putaran.NoKadar alkoholMencit ke-BB(gr)Interval
1234
40%11842414839
21557514154
Keaktifan gerak mencit pada kelompok yang ke-4 ini, dapat dikatakan fluktuatif atau tidak tetap. Fluktuatif gerak mencit tersebut dapat diketahui dari, mencit 1dengan berat 18 gr bergerak sebanyak 42 putaran pada interval 1, interval 2 sebanyak 41 putaran, interval 3 sebanyak 48 putaran dan interval 4 sebanyak 39 putaran. Sedangkan untuk mencit ke-2 dengan berat 15 gr, pada interval 1 bergerak sebanyak 57 putaran, interval 2 sebanyak 51 putaran, interval 3 sebanyak 41 putaran dan pada interval ke-4 sebanyak 54 putaran.Menurut tinjauan pustaka (Fernando, 1997), Alkohol mempengaruhi fungsi otak karena akan menghambat banyak system neurotransmitter, terhambat atau terganggunya neurotransmitter akan mengganggu keseimbangan antara inhibitor dan exitator. Neurotransmitter utama di otak yang menghambat neurotransmitter exitator untuk bekerja karena pengaruh alkohol adalah asam aspartat dan asam glutamat. Kedua neurotransmitter bereaksi dengan reseptor NMDA, karena keduanya merespon proses sintesis kimia N-metil-D-aspartat.
Pemberian alkohol disini adalah alkohol merek vodka, dimana teknik pemberian vodka melalui teknik sonde menggunakan jarum sonde. Teknik sonde ini dipilih karena alkohol akan lebih mudah diabsorpsi melalui saluran pencernaan. Karena pada umumnya, ketika manusia mengkonsumsi obat dimasukkan melalui mulut untuk dibawa melalui saluran pencernaan.Alkohol ini dapat dimetabolisme dalam tubuh melalui tiga cara: Jalur Sitosol, Jalur Peroksisom, dan Jalur Mikrosom (Zukhari, 2006)a. Jalur Sitosol
Jalur ini adalah proses oksidasi dengan melibatkan enzim Alkohol Dehidrogenase (ADH). Proses oksidadi dengan ADH ini terutama terjadi di dalam hepar. Metabolismenya akan menghasilkan asetaldehid. Asetaldehid merupakan produk yang sangat reaktif dan sangat beracun sehingga menyebabkan kerusakan beberapa jaringan atau sel.
b. Jalur Peroksisom
Sistem ini berlangsung dalam peroksisom dengan menggunakan katalase. Pada jalur ini diperlukan H2O2. Sistem ini diperlukan ketika kadar alkohol dalam tubuh meningkat.c. Jalur Mikrosom
Jalur ini juga sering disebut dengan sistem SOME (Sistem Oksidasi Etanol Mikrosom). Sistem ini melibatkan enzim sitokrom P450 yang berada dalam mikrosom.
Konsumsi alkohol jangka pendek dapat menekan fungsi otak dengan mengubah keseimbangan antara eksitatori dan inhibitori neurotransmitor. Alkohol ini bertindak seperti depresan dengan meningkatkan neurotransmitor inhibitor. Depresan efek alkohol pada neuron menyebabkan penurunan perhatian, perubahan dalam memori, perubahan gerak motorik. Pengkonsumsian alkohol ini dapat memberi efek terhadap reseptor inhibitor glisin. Glisin ini merupakan neutransmittor utama inhibitor otak. (Fernando, 1997)
Dalam penelitian yang dilakukan, menurut tinjauan pustaka di atas, alkohol yang diberikan dengan penyondean ke sistem pencernaan mencit ini akan meningkatkan neutansmittor inhibitorik glisin. Reseptor glisin yang merupakan neutransmittor inhibitor ini akan meningkatkan terjadinya transport ion dalam mekanisme inhibitorik perjalanan impuls. Neutransmittor glisin, akan terstimulasi masuknya ion Ca2+ ke membran pasca sinaps, sehingga neutransmittor ini keluar. Karena glisin ini merupakan neutransmittor inhibitor maka reseptor nya di merman pra sinaps akan lebih permeable terhadap ion K+ sehingga tidak akan terjadi beda potensial untuk proses perjalanan impuls.Selain penjalaran neutransmittor, ada juga proses penghantaran impuls oleh pengaturan saraf oleh Hipotalamus. Hasil pencernaan dari alkohol ini akan memberi impuls kepada sistem saraf. Impuls tersebut akan ditangkap oleh reseptor viseral di saluran pencernaan. Kemudian informasi impuls tersebut akan diteruskan ke saraf eferen, lalu kemudian di lanjutkan ke sistem saraf pusat yaiu hipotalamus. Impuls tersebut diolah di hipotalamus, kemudian diterjemahkan daan dihantarkan ke organ efektor melalui saraf eferen. Efektor dalam hal ini adalah otot skeletal atau otot rangka dimana terdapat saraf-saraf somatic yang telah terstimulasi oleh informasi dari saraf eferen. Respon nyata yang terlihat dalam penelitian ini yaitu mulai melemahnya gerak motorik mencit ketika ada pemberian perlakuan alkohol dengan konsentrasi yang berbeda-beda.. Berdasarkan data yang didapatkan setalah penelitian dilakukan gerak mencit dengan pemberian alkohol konsentrasi lebih tinggi akan lebih berkurang keaktifanya. BAB V
KESIMPULAN DAN SARANA. Simpulan
Setelah melakukan penelitian mengenai efek alkohol dengan berbeda konsentrasi mempengaruhi gerak motorik mencit ini, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemberian Alkohol dengan konsentrasi berbeda berpengaruh terhadap gerak motorik mencit (Mus musculus).2. Pemberian Alkohol dengan konsentrasi tinggi akan mengakibatkan efek penurunan koordinasi gerak motorik mencit dengan sangat cepat.
3. Mencit yang menjadi kontrol (tidak ada pemberian alkohol) memiliki keaktifan yang tinggi pada gerak motoriknya.
4. Alkohol yang diberikan akan member stimulus untuk keluarnya neutansmittor inhibitorik dimana akan terhambatnya penjalaran impuls.
B. SaranSaran untuk peneliti
1. Dalam melakukan penelitian sebaiknya peneliti mengetahui bagaimana efek yang ditimbulkan dari alkohol terhadap gerak motorik.
2. Dalam melakukan penelitian, peneliti sebaiknya menguasai teknik handling dan teknik oral melalui sonde ke saluran pencernaan dengan baik.
3. Dalam melakukan penelitian sebaiknya peneliti mengetahui perkiraan waktu yang diperlukan untuk alkohol dapat bereaksi.
Saran untuk pembaca
1. Menghindari pengkonsumsian alkohol karena dapat mempengaruhi kerja sistem saraf untuk gerak motorik tubuh.
2. Dalam mengkonsumsi alkohol hendaknya jangan berlebih dan tidak menggunakan alkohol dengan konsentrasi yang tinggi karena dapat berefek cepat terhadap sistem koordinasi tubuh dan dapat mengakibatkan kematian.
TINJAUAN PUSTAKAChristianto Adhy. 2008. Pengaruh Minuman Berakohol terhadap Jumlah Lapisan Sel Spermatogenikdan Berat Vesikula Seminalis Mencit. Program Studi Biologi FMIPA. Universitas Widya Manggala Madiun
Darby, W.J. 1979. The Nutrient Contribution of Fermented Beverage.New York:Costinenu and William J. Darby Academic Press
Donelly, Brian, et all. Evaluation of The Methadone-Alcohol Interaction I. Alteration of Plasma Concentration Kinetics. Journal of Analytical Toxicology Vol. 7 September/Oktober (Hal. 246-248)
Euis Heryanti dan Nur Faizah. 2004. Diktat Kuliah : Psikologi FAAL. Bandung: Fakulta Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Hawari, D. 1991. Penyalahgunaan Narkotikadan Zat Adiktif. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Ian Kay. 2002. Fisiologi Hewan. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES
Ihwan Narwanto, dkk. 2007. Pengaruh Etanol secara Kronik terhadap Jumlah Sel Piramidial di Ca1 Hippocampus Tikus (Rattus norvegicus)Remaja. Jurnal Anatomi Indonesia Vol. 02 No. 1 Agustus (hal. 29-33)
Ihwan Narwanto, dkk. 2008. Pemberian Etanol Jangka Panjang Menurunkan Memori Kerja Spasial pada Tikus. Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol XXIV No. 2 Agustus
Nani Cahyani Sudarsono. 2004. Motorik Simpatik. Departemen Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta
Sarwito Amin. 2003. Sistem Saraf sebagai Pengendali Tubuh. Departemen Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta
Velenzuela C. Fernando. 1997. Alcohol and Neutransmitter Interaction. Jurnal Alcohol Health and Research World Vol. 21 No. 2 (Halaman 144-148)
Wiwi Isnaeni. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Penerbit KanisiusZukhari, Samir. 2006. Overview: How is Alcohol Metabolized by The Body?. National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism (NIAAA) 5635 Fisher Land: MSC 9304 Bethesida
Lampiran 1
Jurnal Kegiatan Mahasiswa Dalam Melaksanakan Penelitian Penelitian dan Menyusun Laporan Proyek Fisiologi HewanKelompok 6
1. Irma Khomsah(4401411045)
2. Puji Agustina(4401411050)
3. Siti Marpuah(4401411064)
4. Rezeki Suci M(4401411069)No.KegiatanTanggal Nama Mahasiswa yang Hadir
1.Mencari berbagai jurnal yang berkaitan dengan judul proposal penelitian (penelusuran pustaka)20 Maret 2013
22 Maret 2013
24 Maret 2013Irma Khomsah
Puji Agustina
Siti Marpuah
Rezeki Suci M
2.Proses pembuatan proposal penelitian 29 Maret 2013
30 Maret 2013
06 April 2013Irma Khomsah
Puji Agustina
Siti Marpuah
Rezeki Suci M
3.Konsultasi proposal dengan bu Wulan Cristijanti18 April 2013
02 Mei 2013
Irma Khomsah
Puji Agustina
Siti Marpuah
Rezeki Suci M
4.Permintaan ACC proposal penelitian kepada bu Wulan Cristijanti15 Mei 2013
Irma Khomsah
Puji Agustina
Siti Marpuah
Rezeki Suci M
5Konsultasi Laboran18 Mei 2013
Irma Khomsah
Puji Agustina
Siti Marpuah
Rezeki Suci M
6.Proses latihan menyonde alkohol pada mencit22 Mei 2013Irma Khomsah
Puji Agustina
Siti Marpuah
Rezeki Suci M
7.Proses persiapan alat dan bahan24 Mei 2013
25 ei 2013Irma Khomsah
Puji Agustina
Siti Marpuah
Rezeki Suci M
8.Pelaksanaan penelitian26 ei 2013 Irma Khomsah
Puji Agustina
Siti Marpuah
Rezeki Suci M
9.Penyusunan laporan3 Juni 2013
4 Juni 2013
5 Juni 2013
6 Juni 2013Irma Khomsah
Puji Agustina
Siti Marpuah
Rezeki Suci M
10.Pengumpulan laporan penelitian7 Juni 2013Irma Khomsah
Puji Agustina
Siti Marpuah
Rezeki Suci M
Semarang, 07 Juni 2013Mengetahui,Dosen Pengampu I
Dosen Pengampu II
Drs. Adytya marianti, M. Si.
Dra. Wulan ChristijantiLampiran 2
Dokumentasi Pelaksanaan Proyek Penelitian Pengaruh Alkohol terhadap Gerak Motorik Mencit (Mus musculus)
Foto. 1 Alkohol Vodka
Foto. 2 Peralatan Penelitian
Foto. 3 Peralatan Penelitian
Foto. 4 MencitFoto. 5 Teknik Handling
Foto. 6 Teknik Sonde
Foto. 7 Pengukuran Waktu
Foto. 8 Gerakan Memutar Rotarod
Foto. 9 Pencatatan Data Pengamatan
Foto.10 Mencit Non Aktif
EMBED Excel.Chart.8 \s
17Pengaruh Pemberian Alkohol Terhadap Saraf Motorik Mencit (Mus musculus)
_1431973207.xlsChart1
82.500
17.549.53636.5
233241.532.5
49.54644.546.5
Kontrol
Vodka 10%
Vodka 20%
Vodka 40%
Sheet1
KontrolVodka 10%Vodka 20%Vodka 40%
Interval 182.500
Interval 217.549.53636.5
Interval 3233241.532.5
Interval 449.54644.546.5
To resize chart data range, drag lower right corner of range.