pengaruh aromaterapi terhadap tingkat kecemasan …repository.unjaya.ac.id/911/1/wulan krisna...

35
i PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA IBU PRE OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES A.Yani Yogyakarta Disusun oleh : WULAN KRISNA SARI 3209059 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2013

Upload: others

Post on 13-Oct-2019

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.unjaya.ac.id/911/1/Wulan Krisna Sari_3209059_nonfull.pdf · diare, sesak nafas, tremors, kejang (twitches), ketegangan

i

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN

PADA IBU PRE OPERASI SECTIO CAESAREA

DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI

BANTUL YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan

STIKES A.Yani Yogyakarta

Disusun oleh :

WULAN KRISNA SARI

3209059

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA

2013

Page 2: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.unjaya.ac.id/911/1/Wulan Krisna Sari_3209059_nonfull.pdf · diare, sesak nafas, tremors, kejang (twitches), ketegangan

ii

Page 3: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.unjaya.ac.id/911/1/Wulan Krisna Sari_3209059_nonfull.pdf · diare, sesak nafas, tremors, kejang (twitches), ketegangan

iii

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN

PADA IBU PRE OPERASI SECTIO CAESAREA

DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI

BANTUL YOGYAKARTA

Wulan Krisna Sari1, Wenny Savitri

2, Masta Hutasoit

3

INTISARI

Latar Belakang : Sectio caesarea (SC) adalah suatu persalinan buatan untuk

melahirkan bayi dengan membuka dinding rahim melalui sayatan pada dinding

perut dengan saraf rahim dalam keadaan utuh serta berat bayi di atas 500 gram.

Kecemasan pre operatif merupakan suatu respons antisipasi terhadap suatu

pengalaman yang dapat dianggap sebagai suatu ancaman perannya dalam hidup,

integritas tubuh, atau bahkan kehidupan itu sendiri. Tehnik relaksasi adalah

kebalikan respon alarm dan mengembalikan tubuh dalam keadaan seimbang.

Tehnik relaksasi ini bisa dilakukan berbagai cara, salah satunya adalah dengan

aromaterapi.

Tujuan Penelitian : Mengetahui apakah ada pengaruh aromaterapi terhadap

penurunan tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesare.

Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu atau

quasi eksperimen design. Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental

sampling dengan jumlah responden 20 orang yang dibagi menjadi dua kelompok

yaitu kelompok intervensi (n=10) dan kelompok kontrol (n=10). Intervensi

dilakukan sebanyak 1 kali sesi pertemuan 15 menit. Uji statistik yang digunakan

adalah Wilcoxon Signed Ranks Test dan Mann Whitney dengan tingkat kemaknaan

α=0,05.

Hasil: Hasil pengujian data menggunakan Mann whitney pada kelompok tidak

berpasangan didapatkan hasil tingkat kecemasan pada ibu pre operasi sectio

caesarea yang mendapatkan intervensi Aromaterapi tidak memiliki penurunan

tingkat kecemasan dengan nilai Z -1,883 (p = 0,060). Dapat diambil kesimpulan

tidak ada pengaruh yang signifikan antara penurunan tingkat kecemasan

kelompok intervensi aromaterapi dan kelompok kontrol.

Kesimpulan: Aromaterapi tidak memiliki pengaruh dalam menurunkan tingkat

kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea

Kata Kunci: Aromaterapi, Kecemasan, Sectio Caesarea.

1. Mahasiswa PSIK STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

2. Dosen PSIK STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

3. Dosen PSIK STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Page 4: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.unjaya.ac.id/911/1/Wulan Krisna Sari_3209059_nonfull.pdf · diare, sesak nafas, tremors, kejang (twitches), ketegangan

iv

THE INFLUENCE OF AROMATHERAPY TO THE LEVEL OF

ANXIETY ON PRE SECTIO CAESAREAN MOTHER

AT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI HOSPITAL

BANTUL YOGYAKARTA

Wulan Krisna Sari1, Wenny Savitri

2, Masta Hutasoit

3

ABSTRACT

Background: Sectio Caesarea (SC) is an artificial childbirth by open the uterus

through an incision in the abdominal with undamaged uterus nerves and baby

weighing over 500 grams. Preoperative anxiety is a response to the anticipation of

an experience which can be regarded as a threat to his role in life, body integrity,

or even life itself. A relaxation technique is the reverse alarm response and

restores the body in balance. This relaxation technique can be done in various

ways, one of them is with aromatherapy.

Objective: To know is there any effect of aromatherapy to decrease maternal

anxiety levels pre sectio caesare operation.

Methods: This study is a quasi-experimental or quasi-experimental design. The

sampling technique is using accidental sampling with 20 respondents divided into

two groups: an intervention group (n = 10) and control group (n = 10).

Intervention is done once in 15-minute-session. The statistical test used was the

Wilcoxon Signed Ranks Test and Mann Whitney with significance level α = 0.05.

Results: The results of the data test using the Mann Whitney test showed the

anxiety levels of pre- sectio Caesarea - mothers who received the intervention

Aromatherapy has not significantly decreased more than in the control group with

a score Z -1,883 (p = 0,060). Can be concluded there is a significant difference in

the decreased level of anxiety between the aromatherapy intervention group and

the control group.

Conclusion: Aromatherapy has significant effect to can’t influence decrease the

level of maternal anxiety in preoperative sectio Caesarea

Keywords: Aromatherapy, Anxiety, Sectio Caesarea.

____________________________________________________

1. Students PSIK STIKES General Achmad Yani Yogyakarta

2. Lecturer PSIK STIKES General Achmad Yani Yogyakarta

3. Lecturer PSIK STIKES General Achmad Yani Yogyakarta

Page 5: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.unjaya.ac.id/911/1/Wulan Krisna Sari_3209059_nonfull.pdf · diare, sesak nafas, tremors, kejang (twitches), ketegangan

v

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya mengatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

tulis yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali yang secara

tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, Agustus 2013

Wulan Krisna Sari

Page 6: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.unjaya.ac.id/911/1/Wulan Krisna Sari_3209059_nonfull.pdf · diare, sesak nafas, tremors, kejang (twitches), ketegangan

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahhirrahmannirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengaruh Aromaterapi Terhadap Tingkat Kecemasan pada Ibu Pre Operasi

Sectio Caesarea di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta”.

Terselesaikannya skripsi ini, tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak. Maka dari itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya antara lain kepada:

1. dr. I. Edy Purwoko,Sp.B. Selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Jendral Achmad yani Yogyakarta.

2. Dwi Susanti, S.Kep.,Ns. Selaku Ka. Prodi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Jendral Achmad yani Yogyakarta.

3. Paulus Subiyanto, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.KMB, Selaku penguji skripsi

yang telah memberikan arahan dan saran

4. Wenny Savitri, S.Kep.,Ns.,MNS. Selaku Pembimbing I skripsi yang telah

memberikan arahan, bimbingan dan motivasi.

5. Masta Hutasoit, S.Kep.,Ns. Selaku Pembimbing II skripsi yang telah

memberikan arahan, bimbingan dan motivasi

6. Direktur RSUD Panembahan Senopati Bantul yang telah memberikan izin

untuk melakukan studi pendahuluan.

7. Petugas Kesehatan RSUD Panembahan Senopati Bantul yang telah

membantu dan memberikan arahan dalam penelitian.

8. Pasien RSUD Panembahan Senopati Bantul yang bersedia menjadi sampel

penelitian.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

untuk kesempurnaan diwaktu yang akan datang. Besar harapan penulis semoga

dengan hadirnya skripsi ini dapat menjadi sumber ilmu untuk memperluas

cakrawala berfikir bagi seluruh pembaca semua.

Yogyakarta, Agustus 2013

Penulis

Page 7: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.unjaya.ac.id/911/1/Wulan Krisna Sari_3209059_nonfull.pdf · diare, sesak nafas, tremors, kejang (twitches), ketegangan

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN ................................ Error! Bookmark not defined.

INTISARI ............................................................................................................... iii

ABSTRACT .......................................................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................. v

KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian................................................................................ 5

E. Keaslian Penelitian ............................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 10

A. Sectio Caesarea .................................................................................. 10

B. Kecemasan ......................................................................................... 12

C. Aromaterapi ........................................................................................ 22

D. Landasan Teori ................................................................................... 30

E. Kerangka Teori ................................................................................... 33

F. Kerangka Konsep ............................................................................... 34

G. Hipotesis ............................................................................................. 34

BAB III METODE PENELITIAN......................................................................... 35

A. Rancangan Penelitian ......................................................................... 35

B. Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................. 35

C. Populasi dan Sampel Penelitian ......................................................... 36

D. Variabel Penelitian ............................................................................. 38

E. Definisi Operasional ........................................................................... 39

F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ................................................. 40

G. Validitas dan Reliabilitas ................................................................... 41

H. Analisis Data dan Model Statistik ...................................................... 41

I. Etika Penelitian .................................................................................. 43

J. Jalannya Penelitian ............................................................................. 44

BAB IV 47

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 47

A. Hasil Penelitian .................................................................................. 47

B. Pembahasan ........................................................................................ 52

C. Kelemahan Penelitian ......................................................................... 56

Page 8: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.unjaya.ac.id/911/1/Wulan Krisna Sari_3209059_nonfull.pdf · diare, sesak nafas, tremors, kejang (twitches), ketegangan

viii

BAB V PENUTUP ................................................................................................. 57

A. Kesimpulan......................................................................................... 57

B. Saran ................................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.unjaya.ac.id/911/1/Wulan Krisna Sari_3209059_nonfull.pdf · diare, sesak nafas, tremors, kejang (twitches), ketegangan

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional………………………………………………

39

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di RSUD

Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta 27 Juni - 27Juli 2013…

48

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Ibu Pre Operasi SC pre-

test dan post-test pada Kelompok Kontrol…………………….......

49

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Rentang Kecemasan Pre-test dan Post-test

pada Kelompok Kontrol……………………………………….......

49

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Ibu Pre Operasi SC pre-

test dan post-test pada Kelompok Intervensi………………………

50

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Rentang Kecemasan Pre-test dan Post-test

pada Kelompok Intervensi………………………………………...

50

Tabel 4.6 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test Tingkat Kecemasan Pre-

test dan Post-test pada kelompok kontrol dan intervensi…………

51

Tabel 4.7 Uji Mann Whitney Tingkat Kecemasan Pre-test dan Post-tes pada

Kelompok Kontrol dan Intervensi………………………………

51

Page 10: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.unjaya.ac.id/911/1/Wulan Krisna Sari_3209059_nonfull.pdf · diare, sesak nafas, tremors, kejang (twitches), ketegangan

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pengaruh Aromaterapi Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Ibu

Pre operasi sectio caesarea ................................................................ 33

Gambar 2.2 Kerangka Konsep .............................................................................. 34

Gambar 3.1 Prosedur Intervensi ............................................................................ 46

Page 11: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.unjaya.ac.id/911/1/Wulan Krisna Sari_3209059_nonfull.pdf · diare, sesak nafas, tremors, kejang (twitches), ketegangan

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan Menjadi Responden Kelompok Kontrol

Lampiran 2 Persetujuan Menjadi Responden kelompok Intervensi

Lampiran 3 Kuesioner Penelitian

Lampiran 4 Cara Skoring

Lampiran 5 Protap Pelaksanaan Aromaterapi

Lampiran 6 Jadwal Penyusunan Skripsi

Lampiran 7 Surat-surat penelitian

Page 12: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.unjaya.ac.id/911/1/Wulan Krisna Sari_3209059_nonfull.pdf · diare, sesak nafas, tremors, kejang (twitches), ketegangan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara alamiah tubuh seorang ibu telah dipersiapkan menghadapi proses

persalinan secara normal. Proses persalinan berjalan dengan baik karena dibantu

oleh kelenturan mulut rahim dan kelenturan otot vagina. Namun tidak selamanya

persalinan secara normal dapat dilakukan oleh seorang ibu, terkadang ditemukan

indikasi medis yang mengharuskan seorang ibu tidak bisa melakukan persalinan

secara normal. Beberapa indikasi medis tersebut seperti perjalanan persalinan

yang semakin melemah, kesempitan panggul ibu, kelainan posisi kepala janin di

jalan lahir, ancaman gawat janin, dan baby giant. Tindakan operasi adalah salah

satu jalan untuk menolong persalinan sehingga mencapai “well born baby dan

well health mother”. Tindakan operasi ini sekarang lebih dikenal dengan sebutan

“sectio caesarea” (Manuaba, Manuaba, & Manuaba, 2009). Selanjutnya Mitayani

(2009) mengatakan sectio caesarea (SC) adalah suatu persalinan buatan untuk

melahirkan bayi dengan membuka dinding rahim melalui sayatan pada dinding

perut dengan saraf rahim dalam keadaan utuh serta berat bayi di atas 500 gram.

Kini persalinan melalui caesar sudah banyak diterima dikalangan

masyarakat, bahkan mulai dekade 90an sampai dengan saat ini melahirkan dengan

cara caesar seakan-akan menjadi trend dan mode. Para calon ibu berbondong-

bondong memesan rumah sakit untuk melakukan proses kelahiran dengan cara

tersebut. Tindakan caesar ini pun banyak dilakukan tanpa indikasi medis sama

sekali, alasan yang diberikan umumnya agar bisa memilih tanggal lahir seperti

yang diinginkan, juga untuk alasan praktis sang ibu tidak perlu mengejan, dan rasa

nyeri yang ditimbulkan saat proses kelahiran tidak separah kelahiran normal,

karena ibu mengalami bius baik lokal maupun total. Padahal proses pemulihan

setelah persalinan secara normal jauh lebih cepat dibandingkan persalinan dengan

operasi (Maulana, 2008).

Menjalani persalinan dengan prosedur pembedahan atau operatif akan

memberikan suatu reaksi emosional bagi seorang ibu maupun keluarganya.

Page 13: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.unjaya.ac.id/911/1/Wulan Krisna Sari_3209059_nonfull.pdf · diare, sesak nafas, tremors, kejang (twitches), ketegangan

2

Kecemasan pre operatif merupakan suatu respons antisipasi terhadap suatu

pengalaman yang dapat dianggap sebagai suatu ancaman perannya dalam hidup,

integritas tubuh, atau bahkan kehidupan itu sendiri. Sudah diketahui bahwa

pikiran yang bermasalah secara langsung akan mempengaruhi fungsi tubuh,

sehingga dapat membuat pascapartum lebih sulit, menyebabkan ketegangan

tambahan pada perkembangan hubungan ibu dan bayi yang baru lahir, serta

menimbulkan pengalaman melahirkan yang buruk bagi ibu (Muttaqin & Sari,

2009).

Ansietas atau kecemasan adalah respon individu terhadap suatu keadaan

yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup. Sebenarnya

rasa cemas adalah hal yang normal bagi setiap manusia, akan tetapi kecemasan

menjadi tidak normal apabila ditanggapi secara unrealistic, berlebihan, dan

megakibatkan gangguan fisik, psikis, dan sosial. Ansietas merupakan pengalaman

emosi dan subjektif tanpa ada objek yang spesifik sehingga seseorang merasakan

suatu perasaan yang was-was (khawatir) seolah-olah ada sesuatu yang buruk akan

terjadi dan pada umumnya disertai gejala-gejala otonomik yang berlangsung

beberapa waktu (Pieter, Janiwarti, & Saragih, 2011).

Gejala psikologis utama dari kecemasan yaitu perasaan takut atau khawatir

dalam situasi dimana seseorang merasa terancam. Kecemasan tidak hanya sekedar

menyerang perasaan, namun juga berdampak pada fisik. Sebagai manifestasi dari

tubuh memerangi atau menjaga keseimbangan (homeostasis), kegelisahan

melibatkan berbagai gejala fisik. Adapun gejala fisik secara umum jantung

berdebar, berkeringat, mual–mual atau pusing, peningkatan frekuensi BAB atau

diare, sesak nafas, tremors, kejang (twitches), ketegangan otot, sakit kepala,

kelelahan dan insomnia (Nasir & Muhith, 2011).

Perubahan psikologis ibu akibat kecemasan akan memengaruhi

pengambilan keputusan pasien dan keluarga. Sehingga tidak jarang ibu menolak

operasi yang sebelumnya telah disetujui dan biasanya pasien pulang tanpa operasi.

Sedangkan perubahan fisiologis akibat kecemasan yang dapat mengakibatkan

pasien sulit tidur dan tekanan darah akan meningkat sehingga operasi bisa

dibatalkan. Adanya penundaan operasi dapat membahayakan ibu dan janin yang

Page 14: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.unjaya.ac.id/911/1/Wulan Krisna Sari_3209059_nonfull.pdf · diare, sesak nafas, tremors, kejang (twitches), ketegangan

3

dilahirkan (Majid, Judha, & Istinah, 2011).

Pieter, Janiwarti, dan Saragih (2011) mengatakan ada beberapa cara

mengatasi ansietas yaitu dengan menggunakan terapi individual, terapi kelompok,

terapi keluarga, dan terapi obat-obatan. Terapi individual merupakan suatu proses

ketika seorang klien dan terapis bekerja sama dan bertemu untuk tujuan

memperbaiki masalah atau gangguan emosional serta kesulitan-kesulitan

psikologis yang dihadapi oleh klien, penatalaksanaan terapi ini salah satunya

dengan cara mengajarkan klien untuk menghambat respons ansietas melalui

penyelesaian dan analisis logis serta mengajarkan klien tentang relaksasi untuk

mengurangi segala ketegangan fisik. Terapi individu menjadi pilihan utama

manajemen ansietas karena perawat akan lebih berfokus pada klien dibandingkan

dengan penatalaksanaan terapi kelompok ataupun keluarga. Terapi obat sebagai

pilihan terahir karena menurut Karch (2010) obat yang digunakan untuk

mengatasi ansietas adalah obat-obatan golongan benzodiazepin yang pada

penggunaannya sangat dikontra indikasikan pada ibu hamil dan menyusui karena

efek merugikan potensial pada janin dan kemungkinan sedasi pada bayi.

Relaksasi dapat membantu individu membangun keterampilan kognitif

untuk mengurangi cara yang negatif dalam merespon situasi dalam lingkungan

mereka. Proses relaksasi memperpanjang serat otot, mengurangi pengiriman

implus neural ke otak, dan selanjutnya mengurangi aktivitas otak juga sistem

tubuh lainnya. Karakteristik dari respons relaksasi dapat menurunkan denyut

jantung dan frekuensi pernafasan, tekanan darah, dan konsumsi oksigen serta

peningkatan aktivitas gelombang otak alpha dan suhu kulit perifer. Jika diterapkan

dalam jangka panjang terapi relaksasi ini dapat membuat seseorang dapat

memonitor dirinya secara terus-menerus terhadap indikator ketegangan, serta

untuk membiarkan dan melepaskan dengan sadar ketegangan yang terdapat di

berbagai bagian tubuh (Potter & Perry, 2010).

Teknik relaksasi bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah

dengan aromaterapi. Aromaterapi memiliki efek menenangkan untuk mengurangi

kecemasan dan ketegangan. Penggunaan aromaterapi bisa dengan cara di hirup,

diminum, kompres, pijat, dan dicampur dengan air kemudian digunakan untuk

Page 15: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.unjaya.ac.id/911/1/Wulan Krisna Sari_3209059_nonfull.pdf · diare, sesak nafas, tremors, kejang (twitches), ketegangan

4

mandi (Koensoemardiyah, 2009). Menurut Kozier, Erb, Berman, dan Snyder

(2010) ketika minyak esensial dihirup aroma dideteksi oleh sel reseptor

olfaktorius dilubang hidung, stimulus tersebut berjalan di sepanjang saraf

olfaktorius (saraf kranial I) ke bulbus olfaktorius dan kemudian menuju ke otak

tempat stimulus tersebut dianggap berperan pada emosi, ingatan, dan berbagai

fungsi tubuh termasuk frekuensi jantung, tekanan darah, pernafasan, dan sistem

imun.

Peneliti memilih RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta sebagai

tempat penelitian karena dari hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan pada

tanggal 26 Desember 2012 sampai tanggal 2 Januari 2013 di ruang instalasi bedah

sentaral (IBS) Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul, kepala

ruang IBS menyampaikan bahwa jumlah pasien sectio caesarea terus meningkat

dengan indikasi bayi kembar, panggul sempit pada ibu, plasenta previa dll,

ditambah lagi dengan adanya program Jampersal, dimana pada tahun 2011 total

pasien sectio caesarea sebanyak 781 pasien dan pada tahun 2012 meningkat

menjadi 863 pasien, sehingga rata-rata pasien setiap bulannya adalah 72 orang.

Hasil wawancara yang dilakukan pada ibu-ibu yang akan menjalani tindakan

opersi caesar yaitu 5 dari 7 ibu mengatakan cemas dan khawatir akan tindakan

operasi dan pembiusan yang akan dilakukan, meskipun ada juga ibu yang sudah

mempunyai riwayat caesar sebelumnya. Dari data yang diperoleh pasien yang

akan menjalani operasi menunjukkan bahwa sebagian besar pasien terdiagnosa

keperawatan cemas yang berhubungan dengan prosedur operasi. Tindakan

keperawatan yang diberikan untuk mengatasi kecemasan pasien pre operasi sectio

caesarea di rumah sakit tersebut yaitu dengan teknik relaksasi nafas dalam.

Implementasi relaksasi nafas dalam yang diajarkan pada pasien dirasakan masih

belum efektif karena terkait kecemasan yang dirasakan sebelum operasi, sehingga

pasien kurang berkonsentrasi untuk mengatasi kecemasannya secara adaptif.

Penelitian yang meneliti tentang pengaruh relaksasi aromaterapi untuk

mereduksi kecemasan ibu yang akan menjalani operasi sectio caesarea masih

jarang dilakukan. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai pengaruh relaksasi aromaterapi terhadap tingkat

Page 16: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.unjaya.ac.id/911/1/Wulan Krisna Sari_3209059_nonfull.pdf · diare, sesak nafas, tremors, kejang (twitches), ketegangan

5

kecemasan pada ibu pre operasi sectio caesarea di RSUD Panembahan Senopati

Bantul Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimanakah pengaruh aromaterapi terhadap tingkat

kecemasan pada ibu pre operasi sectio caesarea di RSUD Panembahan Senopati

Bantul, Yogyakarta?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya pengaruh aromaterapi terhadap tingkat kecemasan ibu pre

operasi sectio caesarea di RSUD Pambahan Senopati Bantul, Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea pada

kelompok kontrol .

b. Diketahuinya tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea pada

kelompok intervensi sebelum diberikan aromaterapi.

c. Diketahuinya tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea pada

kelompok intervensi sesudah diberikan intervensi aromaterapi.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak meliputi :

1. Manfaat secara teori

Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang salah satu metode

nonfarmakologi untuk mereduksi kecemasan yang dapat digunakan sebagai

masukan pada ilmu pengetahuan dan acuan pengembangan penelitian dalam

Page 17: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.unjaya.ac.id/911/1/Wulan Krisna Sari_3209059_nonfull.pdf · diare, sesak nafas, tremors, kejang (twitches), ketegangan

6

ilmu pengetahuan dan acuan pengembangan penelitian dalam ilmu praktek

keperawatan.

2. Manfaat secara praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

a. Institusi STIKES A. Yani Yogyakarta

Sebagai bahan referensi penatalaksanaan cemas pada pasien terutama

tindakan keperawatan mengenai kecemasan pasien menghadapi operasi.

b. Institusi RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta

Sebagai bahan masukan bagi rumah sakit untuk meningkatkan kualitas

pelayanan kesehatan dalam mempersiapkan pasien yang akan menjalani

operasi baik psikologis maupun fisiologis, dan sebagai salah satu metode

nonfarmakologi untuk reduksi kecemasan khususnya bangsal Alamanda

RSUD Panembahan Senopati Bantul.

c. Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan masukan atau acuan bagi peneliti selanjutnya khususnya

dalam bidang kesehatan.

E. Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian berkaitan dengan penelitian ini adalah :

1. Rahil (2008) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Relaksasi

Aromaterapi Terhadap Tingkat Nyeri Kala I Fase Aktif Pada Ibu Melahirkan

Di RSIA Sakina Idaman Sleman Yogyakarta”. Metode penelitian ini

menggunakan metode penelitian Quasi Eksperimen (penelitian eksperimen

semu) dengan pendekatan non-equivalent control groub, yaitu salah satu jenis

penelitian eksperimen yang pengambilan sampelnya dengan purposive

sampling. Sampel yang diambil berdasarkan pertimbangan tertentu yang

dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang

sudah diketahui peneliti. Instrumen penelitiannya adalah dengan skala

deskriptif yaitu menggunakan VDS (Verbal Descriptor Scale) dan hasil

penelitian analisis dengan uji statistik Wilcoxon dan Kolmogorov-Smirnov.

Page 18: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.unjaya.ac.id/911/1/Wulan Krisna Sari_3209059_nonfull.pdf · diare, sesak nafas, tremors, kejang (twitches), ketegangan

7

Hasil pengujian terhadap pengaruh relaksasi aromaterapi terhadap tingkat

nyeri kala I fase aktif pada ibu melahirkan; Hasil uji Wilcoxon menunjukkan

nilai signifikasi sebesar 0,087 lebih besar dari nilai α = 5% (0,05), memiliki

makna tidak ada perbedaan tingkat nyeri sebelum pemberian aromaterapi

maupun setelah pemberian aromaterapi. Hasil uji statistik Kolmogorov-

Smirnov, untuk membandingkan tingkat nyeri kelompok kontrol dengan

kelompok eksperimen, menunjukkan nilai pre-test α = 0,196, nilai post-test α

= 0,196. Cara pemberian aromaterapi ini dalam penelitian Rahil dengan cara

memberikan minyak aromaterapi dengan menyemprotkan ketisu/kasa

steril/sapu tangan kemudian meminta responden menghirup aroma dari

aromaterapi tersebut dan membiarkan klien untuk rileks selama 30 menit

sambil tetap mencium aromaterapi. Persamaan penelitian ini dengan

penelitian Rahil pada variabel relaksasi aromaterapi, metode penelitian,

teknik pengambilan sampel dan uji statistik. Perbedaan yang akan diteliti

adalah variabel terikatnya, waktu dan tempat penelitian, tehnik pemberian

aomaterapi dan sampel penelitian yang akan di gunakan.

2. Kristanti (2010) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Aromaterapi

Lavender Terhadap Penurunan Derajat Kecemasan Pada Lansia di Panti

Wredha St. Yoseph Kediri”. Metode penelitian ini menggunakan desain Pra-

eksperimen dengan rancangan One-Group Pra-test-Post-Test Design.

Sampling dalam penelitian ini menggunakan “Purposive sampling” di mana

peneliti memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang di kehendaki

peneliti yaitu lansia yang mengalami kecemasan. Uji statistik penelitian ini

menggunakan uji “T-Test” Hasil Pengujian Pengaruh aromaterapi lavender

terhadap penurunan derajat kecemasan pada lansia; dari uji statistik “T-Test”

yang berdasarkan tingkat kemaknaan α ≤ 0,05 didapatkan hasil p=.000

dengan tingkat hubungan .003 antara pre-post atau sebelum dan sesudah

diberikan aromaterapi lavender yang berarti ada signifikasi atau adanya

pengaruh aromaterapi lavender terhadap penurunan derajat kecemasan pada

lansia di Panti Wherdha St. Yoseph Kediri. Persamaan penelitian ini dengan

Page 19: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.unjaya.ac.id/911/1/Wulan Krisna Sari_3209059_nonfull.pdf · diare, sesak nafas, tremors, kejang (twitches), ketegangan

8

penelitian Kristanti pada variabel aromaterapi dan tehnik pengambilan

sampling. Perbedaan yang akan diteliti adalah variabel terikat, waktu dan

tempat penelitian, metode penelitian, uji statistik, dan sampel yang akan

digunakan.

3. Herman (2011) melakukan penelitian dengan judul “Faktor-faktor yang

berhubungan dengan Tingkat Kecemasan Pasien menghadapi Anastesi di

bangsal Melati RSUD Panembahan Senopati Bantul”. Metode penelitian ini

menggunakan metode penelitian descriptive analytic dengan pendekatan

waktu cross sectional. Sampel diambil dengan tehnik accidental sampling

yaitu semua pasien yang akan menjalani tindakan regional anastesi di bangsal

melati RSUD Panembahan Senopati Bantul. Instrumen penelitiannya adalah

lembar observasi kecemasan HRS-A dan hasil penelitian analisis dengan

rumus spearman Rank dan Uji Chi Square. Hasil pengujian terhadap faktor-

faktor yang berhubungan dengan kecemasan pasien menghadapi anastesi;

faktor umur diperoleh p-value sebesar 0,084, jenis kelamin diperoleh p-value

0,003, tingkat pendidikan diperoleh p-value sebesar 0,004, status ekonomi

diperoleh p-value sebesar 0,031, tingkat pengetahuan diperoleh p-value

sebesar 0,000 dan dukungan keluarga diperoleh p-value sebesar 0,007.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian Herman pada variabel kecemasan,

rumah sakit tempat penelitian, instrumen penelitiannya yaitu menggunakan

HRS-A (Hamilton Rating Scale for Axiety). Perbedaan yang akan diteliti

adalah variabel terikat, desain penelitian, waktu, teknik pengambilan sampel

dan sampel penelitian dan statistik uji yang akan digunakan.

4. Sanjaya (2012) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Tapas

Acupressure Technique (TAT) Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pre

Operasi Di bangsal Anggrek RSUD Wates Kulon Progo Yogyakarta ”.

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi eksperimen

dengan desain Pre Test and Post Test Nonequivalen Control Group. Sampel

diambil dengan menggunakan teknik convenien sampling atau accidental

Page 20: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.unjaya.ac.id/911/1/Wulan Krisna Sari_3209059_nonfull.pdf · diare, sesak nafas, tremors, kejang (twitches), ketegangan

9

sampling yaitu mengambil sampel atau responden yang kebetulan ada atau

tersedia pada saat penelitian dilakukan, serta memenuhi kriteria inklusi dan

eklusi. Instrumen penelitian menggunakan instrumen kuesioner lembar

observasi Halmilton Anxiety Rating Scale (HARS) dan hasil penelitian ini

dengan menggunakan rumus Wilcoxon dan Mann Whithney. Hasil uji

Wilcoxon Signed Rank Test pada kelompok kontrol di peroleh p-value

sebersar 0,314 > α (0,05) berarti tidak ada perbedaan yang bermakna terhadap

tingkat kecemasan pasien pre operasi pada kelompok kontrol, sedangkan

pengujian pada kelompok intervensi diperoleh p-value sebersar 0,025 > α

(0,05) berati ada perbedaan bermakna terhadap penurunan tingkat kecemasan

pasien pre operasi pada kelompok intervensi. Hasil uji tingkat kecemasan

tidak berpasangan pada pre-test menggunakan Uji Mann Whitney pada

kelompok kontrol intervensi diperoleh p-value sebesar 0,723 > 0,05 berarti

tidak ada perbedaan yang bermakna terhadap tingkat kecemasan pasien pre

operasi sebelum dilakukan intervensi TAT. Perhitungan post-test pada

kelompok kontrol dan intervensi diperoleh p-value sebesar 0,037 < 0,05

berati ada perbedaan yang bermakna terhadap tingkat kecemasan pasien pre

operasi setelah dilakukan TAT. Persamaan penelitian ini dengan penelitian

Sanjaya pada variabel tingkat kecemasan, teknik pengambilan sampel,

instrumen penelitian yaitu menggunakan HARS (Halmilton Anxiety Rating

Scale), dan uji statistik yang digunakan. Perbedaan yang akan diteliti adalah

variabel terikatnya, waktu dan tempat penelitian, dan sampel penelitian yang

akan digunakan.

Page 21: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.unjaya.ac.id/911/1/Wulan Krisna Sari_3209059_nonfull.pdf · diare, sesak nafas, tremors, kejang (twitches), ketegangan

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Lokasi penelitian

Rumah sakit umum daerah Panembahan Senopati Bantul terletak di

Jalan Wahidin Sudiro Husodo Bantul. Sebelah Timur berbatasan dengan

kecamatan Jetis, Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan

Bambanglipuro, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Pandak dan

sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sewon. RSUD Panembahan

Senopati menjadi RS tipe B non pendidik berdasarkan SK MenKes RI Nomor:

147/Menkes/SK/I/2007 pada tanggal 31 Januari 2007. Selanjutnya, pada tahun

2009 menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dan pada tahun 2010

telah lulus akreditasi penuh tingkat lanjut (12 layanan).

RSUD Panembahan Senopati mempunyai visi “Meningkatkan

terwujudnya rumah sakit yang unggul dan menjadi pilihan utama masyarakat

Bantul dan sekitarnya”. Pelayanan spesialis yang diselenggarakan di RSUD

Panembahan Senopati meliputi penyakit dalam, bedah, anak, obsgyn, saraf,

jiwa, THT, mata, kulit dan kelamin, umim, IGD 24jam, rehabilitasi medik,

tumbuh kembang bayi balita, KB dan pelayanan baru berupa operasional unit

hemodialisa, elekromedik, plasma parasis, laser dan kulit kecantikan dengan

pelayanan rawat jalan.

Ruang Alamanda merupakan ruang rawat inap obstetri dan gynekologi

di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Ruang Alamanda dibagi menjadi dua

ruang, yaitu Alamanda 1 dan Alamanda 3. Jumlah kapasitas tempat tidur (TT)

di Ruang Alamanda 1 sebanyak 47 tempat tidur dan Ruang Alamnda 3

memiliki kapasitas tempat tidur (TT) sebanyak 27 TT.

Page 22: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.unjaya.ac.id/911/1/Wulan Krisna Sari_3209059_nonfull.pdf · diare, sesak nafas, tremors, kejang (twitches), ketegangan

48

2. Analisis Hasil Penelitian

a. Analisis Univariat

Karakteristik responden pada penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel

sebagai berikut:

1) Karakteristik responden

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di RSUD Panembahan

Senopati Bantul Yogyakarta 27 Juni - 27Juli 2013

No Karakteristik

Responden

Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol Jumlah

1 Umur Jumlah (n) % Jumlah (n) %

22-35

36-45

9

1

90

10

9

1

90

10

18

2

2 Agama

Islam

10

100

10

100

20

3 Pendidikan

DASAR

SMA

Akademi/ PT

3

3

4

30

30

40

4

5

1

40

50

10

7

8

5

Sumber: Data primer 2013

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa terdapat 9 orang (90%) pada kelompok

intervensi dan 9 orang (90%) pada pada kelompok kontrol berusia antara 22-35

tahun, merupakan usia yang dominan. Respoden pada kelompok kontrol dan

kelompok intervensi semua beragama islam yaitu sebanyak 10 orang (100%) pada

kelompok intervensi dan 10 orang (100%) pada kelompok kontrol, karena

kebetulan saat dilakukan penelitian pasien mayoritas beragama Islam. Tingkat

pendidikan yang dominan pada kelompok intervensi adalah Akademi/PT

sebanyak 4 orang (30%), dan pada kelompok kontrol didominasi dengan tingkat

pendidikan SMA sebanyak 5 orang (50%).

Page 23: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.unjaya.ac.id/911/1/Wulan Krisna Sari_3209059_nonfull.pdf · diare, sesak nafas, tremors, kejang (twitches), ketegangan

49

2) Gambaran tingkat kecemasan kelompok kontrol

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Ibu Pre Operasi SC pre-

test dan post-test pada Kelompok Kontrol.

Tingkat

Kecemasan

Pre-test Post-test

Frekuensi Presentase (%) Frekuensi Presentase (%)

Ringan

Sedang

5

5

50

50

4

6

40

60

Jumlah 10 100 10 100

Sumber: Data primer 2013

Tabel 4.2 Menunjukkan bahwa tingkat kecemasan pada kelompok

kontrol (pre-test) paling banyak di kategori ringan dan sedang dengan masing-

masing responden yaitu 5 orang (50%) pada katagori ringan dan 5 orang (50%)

pada kategori sedang. Sedangkan tingkat kecemasan (post-test) paling banyak

dalam kategori tingkat kecemasan sedang yaitu 6 orang (60%). Artinya ada

peningkatan kecemasan pada kelompok kontrol.

3) Perbedaan rentang kecemasan pre-test dan post-test pada kelompok kontrol

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Rentang Kecemasan Pre-test dan Post-test pada

Kelompok Kontrol

Tingkat Kecemasan Frekuensi Persentase (%)

Ringan-Ringan

Ringan-Sedang

Sedang-Ringan

Sedang-Sedang

3

2

1

4

30

20

10

40

Jumlah 10 100

Sumber: Data primer 2013.

Tabel 4.3 Menunjukkan bahwa rentang kecemasan pre-test dan post-test pada

kelompok kontrol adalah ringan-ringan sebanyak 3 orang (30%), ringan-sedang

sebanyak 2 orang (20%) sedang-ringan sebanyak 1 orang (10%), sedang-sedang

sebanyak 4 orang (40%). Hal ini bisa dikatakan bahwa pada kelompok kontrol

pre-test dan post-tes terjadi peningkatan kecemasan yaitu dari ringan-sedang.

Page 24: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.unjaya.ac.id/911/1/Wulan Krisna Sari_3209059_nonfull.pdf · diare, sesak nafas, tremors, kejang (twitches), ketegangan

50

4) Gambaran tingkat kecemasan kelompok intervensi

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Ibu Pre Operasi SC pre-test

dan post-test pada Kelompok Intervensi.

Tingkat

Kecemasan

Pre-test Post-test

Frekuensi Presentase (%) Frekuensi Presentase (%)

Ringan

Sedang

4

6

40

60

8

2

80

20

Jumlah 10 100 10 100

Sumber: Data primer 2013

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa tingkat kecemasan pada kelompok intervensi

(pre-test) paling banyak di kategori sedang yaitu 6 orang (60%). Sedangkan

Tingkat kecemasan (post-test) paling banyak dalam kategori ringan yaitu 8 orang

(80%). Artinya ada penurunan tingkat kecemasan pada kelompok intervensi

setelah diberikan Aromaterapi.

5) Perbedaan rentang kecemasan pre-test dan post-test pada kelompok intervensi

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Rentang Kecemasan Pre-test dan Post-test pada

Kelompok Intervensi

Tingkat Kecemasan Frekuensi Persentase (%)

Ringan-Ringan

Sedang-Ringan

Sedang-Sedang

4

4

2

40

40

20

Jumlah 10 100

Sumber: Data primer 2013

Tabel 4.5 Menunjukkan bahwa rentang kecemasan pre-test dan post-test

pada kelompok intervensi adalah ringan-ringan sebanyak 4 orang (40%),

sedang-ringan sebanyak 4 orang (40%), sedang-sedang sebanyak 2 orang

(20%). Artinya bahwa setelah diberikan intervensi Aromaterapi tingkat

kecemasan ibu yang akan menjalani menjalani operasi sectio caesarea

mengalami penurunan kecemasan yaitu dari sedang-ringan.

Page 25: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.unjaya.ac.id/911/1/Wulan Krisna Sari_3209059_nonfull.pdf · diare, sesak nafas, tremors, kejang (twitches), ketegangan

51

b. Analisa bivariat

1. Hasil uji komperatif berpasangan kelompok kontrol dan kelompok

intervensi:

Tabel 4.6 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test Tingkat Kecemasan Pre-test

dan Post-test pada kelompok kontrol dan intervensi.

Kelompok Keterangan p-value Makna

Intervensi Pre-test 0,046 Bermakna

Post-test

Kontrol Pre-test 0,0564 Tidak

Bermakna Post-test

Sumber: Data primer 2013

Tabel 4.6 Menunjukkan hasil perhitungan statistik menggunakan uji

Wilcoxon Signed Rank Test pada kelompok intervensi di peroleh p-value

sebesar 0,046 < α (0,05) berarti ada perbedaan yang bermakna terhadap

tingkat kecemasan ibu pre operasi caesar pada kelompok intervensi.

Pengujian pada kelompok kontrol diperoleh p-value sebesar 0,0564 < α

(0,05) berarti tidak ada perbedaan yang bermakna terhadap tingkat

kecemasan pre operasi caesar pada kelompok kontrol.

2. Hasil uji komperatif tidak berpasangan kelompok kontrol dan kelompok

intervensi:

Tabel 4.7 Uji Mann Whitney Tingkat Kecemasan Pre-test dan Post-tes

pada Kelompok Kontrol dan Intervensi

Keterangan Kelompok Z p-value Perubahan Intervensi -1,883 0,060

Kontrol

Sumber: Data primer 2013

Tabel 4.7 Menunjukkan hasil uji tingkat kecemasan tidak

berpasangan pada perubahan tingkat kecemasan kelompok intervensi

dan kelompok kontrol menggunakan uji Mann Whitney di peroleh p-

value sebesar 0,060 > 0,05 berarti tidak ada perbedaan

Page 26: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.unjaya.ac.id/911/1/Wulan Krisna Sari_3209059_nonfull.pdf · diare, sesak nafas, tremors, kejang (twitches), ketegangan

52

yang bermakna terhadap tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio

caesarea setelah dilakukan intervensi Aromaterapi. Artinya bahwa

intervensi aromaterapi yang dilakukan tidak dapat berpengaruh pada

tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea.

B. Pembahasan

Penelitian ini mencoba untuk melihat pengaruh pemberian aromaterapi

terhadap penurunan tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea.

Pengukuran tingkat kecemasan dilakukan sebanyak 2 kali, pengukuran pertama

sebagai data pre intervensi atau pre test yaitu dilakukan sebelum responden

diberikan aromaterapi pada kelompok intervensi. Pengukuran kedua sebagai hasil

intervensi atau data post-test dilakukan setelah responden diberikan aromaterapi.

Aromaterapi merupakan suatu metode yang menggunakan minyak atsiri

untuk meningkatkan kesehatan fisik dan juga memengaruhi kesehatan emosi

seseorang. Minyak atsiri merupakan minyak alami yang diambil dari tanaman

aromatik atau bahan alam yang menghasilkan senyawa yang beraroma tanaman

(Koensoemardiyah, 2009). Aromaterapi dapat masuk kedalam tubuh melalui 3

jalan utama yaitu ingesti, olfaksi (inhalasi), dan absorbsi melalui kulit. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan cara olfaksi (inhalasi) karena akses minyak

atsiri melalui hidung merupakan rute yang jauh lebih cepat dibanding cara lain

dalam penanggulangan problem emosional seperti cemas, stress dan depresi.

Proses inhalasi ini menghirup telapak tangan yang telah di gosokkan satu sama

lain sebanyak 3 kali, kemudian responden diminta rileks, selanjutnya responden

kembali mengulang menghirup minyak atsiri yang ditelapak tangan dengan cara

yang sebelumnya, dan kemudian rilek, pemberian intervensi ini dilakukan selama

15 menit.

Berdasarkan hasil penelitian usia responden di dominasi pada kisaran usia

22-35 tahun yaitu pada kelompok kontrol 9 responden (90%) dan pada kelompok

intervensi 9 responden (90%). Didapatkan juga yang pendidikan terakhir yaitu

akademi/PT sebanyak 4 responden (40%) sedangkan pada kelompok kontrol

pendidikan terahir terbanyak yaitu pada tingkat SMA sebanyak 5 responden

Page 27: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.unjaya.ac.id/911/1/Wulan Krisna Sari_3209059_nonfull.pdf · diare, sesak nafas, tremors, kejang (twitches), ketegangan

53

(50%). Mayoritas agama responden pada penelitian ini adalah islam 10 (100%)

kelompok intervensi dan 10 orang (100%) kelompok kontrol.

Tingkat kecemasan ibu pada saat pre-test pada kelompok kontrol paling

banyak berkategori sedang dan ringan dengan masing-masing responden, 5 orang

(50%) pada kategori sedang dan 5 orang (50%) pada kategori ringan, sedangkan

tingkat kecemasan (post-test) paling banyak dalam kategori tingkat kecemasan

sedang yaitu 6 orang (60%). Kemudian jika dilihat dari perubahan rentang

kecemasannya dari ringan-ringan sebanyak 3 orang (30%), ringan-sedang 2 orang

(20%), sedang-ringan 1 orang (10%) dan sedang-sedang 4 orang (40%). Hal ini

bisa dikatakan bahwa pada kelompok kontrol pre-test dan post-tes terjadi

peningkatan kecemasan yaitu dari ringan-sedang dan juga penurunan tingkat

kecemasan sedang-ringan dalam jumlah yang paling kecil.

Tingkat kecemasan ibu pada saat pre-test pada kelompok intervensi (pre-

test) paling banyak di kategori sedang yaitu 6 orang (60%). Sedangkan tingkat

kecemasan (post-test) paling banyak dalam kategori ringan yaitu 8 orang (80%).

Kemudian jika dilihat dari perubahan rentang kecemasannya rentang kecemasan

pre-test dan post-test pada kelompok intervensi adalah ringan-ringan sebanyak 4

orang (40%), sedang-ringan sebanyak 4 orang (40%), sedang-sedang sebanyak 2

orang (20%). Artinya bahwa setelah diberikan intervensi Aromaterapi tingkat

kecemasan ibu yang akan menjalani operasi sectio caesarea mengalami

penurunan kecemasan yaitu dari sedang-ringan.

Ketika minyak astiri dihirup, molekul yang mudah menguap (volatile) dari

minyak tersebut dibawa oleh arus udara ke “atap” hidung dimana silia-silia yang

lembut muncul dari sel-sel reseptor. Ketika molekul-molekul itu menempel pada

rambut-rambut tersebut, suatu pesan elektrokimia akan ditransmisikan melalui

saluran olfactory ke dalam sisitem limbic. Hal ini akan merangsang memori dan

respon emosional. Hipotalamus berperan sebagai relay dan regulator,

memunculkan pesan-pesan yang harus disampaikan ke bagian lain otak serta

bagian tubuh yang lain. Pesan yang diterima itu kemudian diubah menjadi

tindakan yang berupa pelepasan senyawa elektrokimia yang menyebabkan dalam

ekspresi emosi.

Page 28: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.unjaya.ac.id/911/1/Wulan Krisna Sari_3209059_nonfull.pdf · diare, sesak nafas, tremors, kejang (twitches), ketegangan

54

Hasil analisa bivariat yaitu dari uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test

menunjukkan p-value 0,046 < α (0,05) pada kelompok intervensi berarti ada

perbedaan yang bermakna terhadap tingkat kecemasan ibu pre operasi caesar pada

kelompok intervensi. Pengujian pada kelompok kontrol diperoleh p-value sebesar

0,0564 < α (0,05) berarti tidak ada perbedaan yang bermakna terhadap tingkat

kecemasan pre operasi caesar pada kelompok kontrol.

Kristanti (2010) yang meneliti tentang “Pengaruh aromaterapi lavender

terhadap penurunan derajat kecemasan pada lansia di panti Wredha ST. Yoseph

Kediri” menunjukkan hasil yang signifikan bahwa adanya pengaruh aromaterapi

lavender terhadap penurunan derajat kecemasan pada lansia di panti Wredha St.

Yoseph Kediri, dengan uji t-test menunjukkan p-value 0,00 yang berarti ada

signifikan atau pengaruh aromaterapi lavender terhadap penurunan derajat

kecemasan pada lansia. Penurunan ini dikarenakan setelah lansia menghirup

aromaterapi lavender, molekul serta partikel lavender akan masuk melalui hidung

kemudian oleh reseptor saraf di terima sebagai signal yang baik kemudian di

presentasikan sebagai bau yang menyenangkan dan akhirnya sensori bau tersebut

masuk dan mempengaruhi sistem limbik sebagai pusat emosi seseorang sehingga

perasaan menjadi lebih rileks. Dengan perasaan yang tenang akan membuat lansia

dapat berpikir dengan tenang untuk mengatasi stresor, sehingga akan tercipta

koping yang adaptif. Koping yang adaptif membuat lansia dapat menerima

kondisinya dengan baik dan tidak menjadikan proses penuaan sebagai beban

hidupnya. Dari pemikiran tersebut maka lansia akan mengalami kecemasan

dengan tingkat ringan saja atau bahkan tidak ada kecemasan sama sekali.

Namun sayangnya pada penelitiannya Kristanti (2011) yang menggunakan

rancangan One-groub Pra-test-Post-test Design yaitu hanya menggunakan

kelompok intervensi saja, sehingga pada penelitiannya tidak dapat

membandingkan perubahan tingkat kecemasan sesudah diberikan aromaterapi

antara kelompok kontrol dan intervensi.

Selain uji Wilcoxon Signed Ranks Test penelitian ini juga diuji dengan

menggunakan uji analisa bivariat tidak berpasangan 2 kelompok yaitu uji Mann

Whitney didapatkan hasil p-value 0,060 > α (0,05) yang berarti tidak ada pengaruh

Page 29: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.unjaya.ac.id/911/1/Wulan Krisna Sari_3209059_nonfull.pdf · diare, sesak nafas, tremors, kejang (twitches), ketegangan

55

aromaterapi terhadap tingkat kecemasan pre operasi sectio caesarea. Namun jika

dilihat dari tabel 4.4 distribusi frekuensi tingkat kecemasan ibu pre operasi SC

pre-tes dan post-test terdapat penurunan tingkat kecemasan yang semula (pre-test)

tingkat kecemasan sedang yang paling banyak, setelah intervensi (post-test)

tingkat kecemasan ringan lah yang paling banyak, sehingga dapat diartikan

adanya penurunan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah di berikan intervensi.

Rahil (2008) yang meneliti tentang “Pengaruh relaksasi aromaterapi

terhadap tingkat nyeri kala 1 fase aktif pada ibu melahirkan di RSIA Sakina

Idaman Sleman Yogyakarta”. didapatkan hasil dengan p-value 0,196 yang berarti

tidak ada pengaruh relaksasi aromaterapi terhadap tingkat nyeri kala I fase aktif

pada ibu melahirkan. Dalam pembahasannya Rahil (2008) mengatakan

penelitiannya tidak bisa menunjukkan adanya pengaruh aromaterapi terhadap

perubahan tingkat nyeri, hanya bisa membuat ibu merasakan rasa nyaman dan

mengurangi kecemasan. Aromaterapi tidak mengalami pengaruh karena berbagai

hal. Ketidak percayaan responden terhadap manfaat aromaterapi bisa menjadi

masalah utama. Pemikiran yang negatif terlebih dahulu menyebabkan tidak

efektifnya bahkan tidak akan ada pengaruhnya sama sekali bagi responden.

Dalam penelitian ini ada beberapa penyebab yang tidak bisa menunjukkan

adanya pengaruh aromaterapi terhadap penurunan tingkat kecemasan diantaranya;

jumlah sampel yang kurang dari perkiraan perhitungan sebelum dilakukan

penelitian sebanyak 27 responden tidak sama saat penelitian itu berlangsung,

sehingga sempel yang digunakan tidak mewakili jumlah populasi. Kemudian

Status pendidikan antara kelompok kontrol dan intervensi berbeda, pada

kelompok intervensi pendidikan terahir yang mendominasi adalah akademi/PT

sebanyak 4 orang (40%) sedangkan pada kelompok kontrol pendidikan yang

mendominasi adalah SMA sebanyak 5 orang (50%). Hal ini didukung oleh

penelitian yang dilakukan oleh Herman (2011) tentang “Faktor-faktor yang

berhubungan dengan tingkat kecemasan pasien menghadapi anastesi di RSUD

Panembahan Senopati Bantul” di dapatkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat kecemasan dengan hasil yang signifikan yaitu jenis

kelamin, pendidikan, status ekonomi, tingkat pengetahuan dan dukungan

Page 30: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.unjaya.ac.id/911/1/Wulan Krisna Sari_3209059_nonfull.pdf · diare, sesak nafas, tremors, kejang (twitches), ketegangan

56

keluarga. Menurut Herman (2011) status pendidikan yang cukup akan lebih

mudah dalam mengidentifikasi stresor dalam diri maupun dari luar dirinya,

sehingga semakin tinggi pendidikan seseorang kecemasan dalam menghadapi

operasi semakin rendah.

Selain itu peneliti tidak memonitor keadaan ibu pada saat setelah pemberian

pre-intervensi/pre-kontrol sampai keesokan harinya peneliti melakukan post-

intervensi/pre-kontrol, karena menurut Stuart (2007) ada beberapa faktor-faktor

yang mempengaruhi kecemasan diantaranya : Umur, jenis kelamin, status

pendidikan dan status ekonomi, maturitas, keadaan fisik, tipe kepribadian, tingkat

pengetahuan, sosial, budaya dan dukungan keluarga.

C. Kelemahan Penelitian

Penelitian ini memiliki berbagai kelemahan yang mengakibatkan hasilnya

belum sesuai yang diharapkan. Keterbatasan itu meliputi :

1. Peneliti belum mengendalikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi

tingkat kecemasan yaitu riwayat SC sebelumnya, umur, status pendidikan,

status ekonomi, maturitas, keadaan fisik, sosial budaya dan dukungan

keluarga.

2. Sempel yang digunakan pada penelitian ini jumlahnya kecil, karena

jumlah sampel yang di perkirakan tidak sesuai yang diharapkan.

3. Pada penelitian ini, peneliti tidak memonitor keadaan ibu pada saat setelah

pemberian pre-intervensi/pre-kontrol sampai keesokan harinya peneliti

melakukan post-intervensi/pre-kontrol

Page 31: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.unjaya.ac.id/911/1/Wulan Krisna Sari_3209059_nonfull.pdf · diare, sesak nafas, tremors, kejang (twitches), ketegangan

57

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan dapat ditarik

kesimpulan bahwa:

1. Pada uji komperatif tidak berpasangan kelompok kontrol dan kelompok

intervensi (uji Mann Whitney) disebutkan tidak adanya pengaruh

Aromaerapi terhadap tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea.

Sedangkan pada uji komperatif berpasangan Wilcoxon adanya pengaruh

aromaterapi terhadap tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea

pada kelompok intervensi dan tidak adanyanya pengaruh aromaterapi

terhadap tingkat kecemasan ibu pre operasi ibu sectio caesarea pada

kelompok kontrol.

2. Tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea pada kelompok kontrol

sebagian besar berada pada tingkat kecemasan sedang dan ringan

3. Tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea pada kelompok

intervensi sebelum diberikan aromaterapi sebagian besar berada pada

tingkat kecemasan sedang

4. Tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea pada kelompok

intervensi setelah diberikan aromaterapi sebagian besar berada pada

tingkat kecemasan ringan

B. Saran

Berdasarkan hasil, pembahasan dan kesimpulan penelitian tentang pengaruh

Aromaterapi terhadap penurunan tingkat kecemasan pre operasi sectio caesarea,

beberapa saran yang diajukan sebagai bahan pertimbangan adalah:

1. Bagi Ilmu Keperawatan

Sebagai masukan untuk ilmu keperawatan, penelitian ini dapat

memberikan informasi tentang salah satu metode nonfarmakologi untuk

Page 32: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.unjaya.ac.id/911/1/Wulan Krisna Sari_3209059_nonfull.pdf · diare, sesak nafas, tremors, kejang (twitches), ketegangan

58

mereduksi kecemasan yang dapat digunakan sebagai masukan pada ilmu

pengetahuan dan acuan pengembangan penelitian dalam ilmu praktek

keperawatan.

2. Bagi Institusi STIKES A. Yani

Untuk institusi pendidikan di bidang keperawatan, dapat memasukkan

atau mengajarkan mahasiswa tehnik Aromaterapi ini sebagai salah satu

terapi komplementer sebagai manajemen cemas terutama kecemasan ibu

yang akan menghadapi operasi.

3. Bagi RSUD Panembahan Senopati Bantul

Sebagai masukan untuk menggunakan terapi non farmakologi dengan

menggunakan tehnik aromaterapi dalam menurunkan tingkat kecemasan ibu

yang akan menjalani operasi sectio caesarea.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti yang akan datang hendaknya dapat menjadikan penelitian ini

sebagai acuan dan mengembangkannya, namun lebih di spesifikan lagi dan

dapat mengontrol faktor-faktor kecemasan yang dapat mempengaruhi

tingkat kecemasan seseorang, untuk sesi pemberian aromaterapinya bisa

lebih dari satu sesi sehingga hasilnya bisa lebih efektif dan maksimal dalam

mempengaruhi tingkat kecemasan ibu pre operasi sectio caesarea, serta

jumlah sampel yang digunakan agar lebih banyak lagi agar hasil sesuai yang

diharapkan.

Page 33: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.unjaya.ac.id/911/1/Wulan Krisna Sari_3209059_nonfull.pdf · diare, sesak nafas, tremors, kejang (twitches), ketegangan

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi.

Jakarta: Rineka Cipta.

Ermawati, D. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa dengan Masalah Psikososial.

Jakarta: Trans Info Media.

Friedman, M. M., Bowden, V. R., & Jones, E. G. (2010). Buku Ajar Keperawatan

Keluarga Riset, Teori, & Praktik , Edisi 5. Jakarta: EGC.

Hawari, D. (2001). Manejemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit

FKUI.

Herman. (2011). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kecemasan

Pasien Menghadapi Anastesi di Bangsal Melati RSUD Panembahan

Senopati Bantul. PSIK 2011. STIKES A. Yani Yogyakarta: Tidak

dipubikasikan.

Indiarti, M. T. (2007). Cesar, Kenapa tidak? Cara Aman Menyambut Buah Hati

Anda. Yogyakarta: Elmatera.

Karch, A. M. (2010). Farmakologi Keperawatan. Jakarta: ECG.

Kasdu, D. (2003). Operasi Caesar Masalah dan Solusinya. Jakarta: Puspa Swara.

Koensoemardiyah. (2009). A-Z aromaterapi untuk Kesehatan, Kebugaran, dan

Kecantikan. Yogyakarta: ANDI.

Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S. J. (2010). Fundamental

Keperawatan Konsep, Proses, & Praktik (7 ed., Vol. 1). Jakarta: Jakarta.

Kristanti, E. E. (2010). Pengaruh Aromaterapi Terhadap Lavender Ter hadap

Penurunan Derajat Kecemasan Pada Lansia Di Panti Wredha. Jurnal

STIKES RS. Baptis Kediri , Volume 3, No.2.

Majid, A., Judha, M., & Istinah, U. (2011). Keperawatan Perioperatif.

Yogyakarta: Gosyen.

Manuaba, I. A., Manuaba, I. B., & Manuaba, I. B. (2009). Memahami Kesehatan

Reproduksi Wanita. Jakarta: ECG.

Page 34: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.unjaya.ac.id/911/1/Wulan Krisna Sari_3209059_nonfull.pdf · diare, sesak nafas, tremors, kejang (twitches), ketegangan

Maulana, M. (2008). Penyakit Kehamilan & Pengobatannya. Jogjakarta: Katahati.

McDowell, I. (2006). Measuring Health : A Guide to Rating SCales and

Questionnaires, Third Edition. United States of America: Oxford

University Press.

Melmed, S. (2001). The Immmuno-Neuroendocrine Interface. J Clin Invest, 108:

1563-1566

Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.

Muttaqin, A., & Sari, K. (2009). Asuhan Keperawatan Perioperatif konsep,

Proses, dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.

Nasir, A., & Muhith, A. (2011). Dasar-Dasar keperawatan Jiwa Pengantar dan

Teori. Jakarta: Salemba Medika.

Noor, J. (2012). Metodelogi Penelitian. Jakarta: Kencana.

Notoatmodjo, S. (2010). Pengantar Metodelogi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2011). Manejemen Keperawatan, Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Pieter, H. Z., Janiwarti, B., & Saragih, M. (2011). Pengantar Psikopatologi Untuk

Keperawatan. Jakarta: Kencana.

Poerwadi, R. (2006). Aromaterapi Sahabat Calon Ibu. Jakarta: Dian Rakyat

Potter, P. A., & Perry, A. G. (2010). Fundamental Keperawatan (7 ed., Vol. 2).

Jakarta: Salemba Medika.

Primadiati, R. (2002). Aromaterapi Perawatan Alami untuk Sehat dan Cantik.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Psychol, B. J. (1959). Hamilton M. The assessment of anxiety states by rating.

Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM-A) , 32: 50-5.

Page 35: PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN …repository.unjaya.ac.id/911/1/Wulan Krisna Sari_3209059_nonfull.pdf · diare, sesak nafas, tremors, kejang (twitches), ketegangan

Rahil, N. H. (2008). Pengaruh Relaksasi Aromaterapi Terhadap Tingkat Nyeri

Kala I Fase Aktif Pada Ibu Melahirkan di RSIA Sakina Idaman Sleman

Yogyakarta. PSIK 2008. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta: Tidak Dipublikasikan.

Sanjaya, L. R. (2012). Pengaruh Tapas Acupressure Technique (TAT) Terhadap

Tingkat Kecemasan Pasien Pre OPerasi Di Bangsal Anggrek RSUD Wates

Kulon Progo Yogyakarta. PSIK 2012. STIKES A. Yani Yogyakarta: Tidak

Dipublikasikan.

Saryono. (2011). Kumpulan Instrumen Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha

Medika.

Stuart, G. W. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa (5 ed.). Jakarta: ECG.

Suliswati. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: ECG.

Susana, S. A., & Hendarsih, S. (2011). Terapi Modalitas Keperawatan Kesehatan

Jiwa. Jakarta: ECG.

Tiran, D. (2007). Mengatasi Mual-mual & Gangguan Lain Selama Kehamilan.

Yogyakarta: Diglossia.