pengaruh asimetri informasi dan ukuran perusahaan terhadap praktek manajemen laba pada perusahaan...

Upload: firstian-andrea-putri

Post on 23-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Praktek Manajemen Laba Pada Perusahaan Manuf

    1/10

    e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

    Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No: 1 Tahun 2014)

    PENGARUH ASIMETRI INFORMASI DAN UKURAN

    PERUSAHAAN TERHADAP PRAKTEK MANAJEMEN LABA

    PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI

    BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

    1Putu Adi Putra,1Ni Kadek Sinarwati, 2Nyoman Ari Surya Darmawan

    Jurusan Akuntansi Program S1

    Universitas Pendidikan Ganesha

    Singaraja, Indonesia

    e-mail:{[email protected], [email protected],

    [email protected]}@undiksha.ac.id

    Abstrak

    Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh asimetri informasi ( Spread) dan ukuranperusahaan (Ln Asset) terhadap praktek manajemen laba (Discretionary Accruals) padaperusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2012 secara

    parsial. Sampel yang digunakan adalah 31 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia (BEI). Ada tiga variabel yang diteliti yaitu: (1) praktek manajemen laba sebagaivariabel terikat, (2) asimetri informasi sebagai variabel bebas, dan (3) ukuran perusahaansebagai variabel bebas.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisisregresi linier berganda dengan menggunakan program statistical package for social sciences(SPSS) for windows versi 19.

    Hasil penelitian ini menunjukkan (1) Asimetri Informasi mempunyai pengaruh yangpositif dan signifikan terhadap praktek manajemen laba, hal tersebut ditunjukkan dari tingkatsignifikansi X1 (Asimetri Informasi) sebesar 0,001 < 0,05. (2) Ukuran Perusahaan mempunyaipengaruh yang positif dan signifikan terhadap praktek manajemen laba, hal tersebutditunjukkan dari tingkat signifikansi X2 (Ukuran Perusahaan) sebesar 0,032 < 0,05.

    Kata Kunci: Asimetri informasi, praktek manajemen laba, dan ukuran perusahaan.

    Abstract

    The study aimed at examine partially the informational asymmetry (Spread) and thecompany size (Ln Asset) on the profit management practice (Discretionary Accruals) on themanufacture companies listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI) in 2010-2012. Therewere 31 manufacture companies listed in the Indonesian Stock Exchange as the samples.Thevariables consisted of (1) profit management practice as a dependent variable, (2) informationalasymmetry as the independent variable, and (3) the company size as another independentvariable.The data were analyzed by using multiple linier regression supported by statisticalpackage for social sciences (SPSS) for windows version 19.

    The result indicated that (1) the informational asymmetry had a positive and significanteffect on the profit management practice, it was shown by the level of significance X1(Informational Asymmetry) about 0,001 < 0,05. (2) the company size had a positive and

    mailto:%[email protected],%[email protected],%[email protected]%[email protected]:%[email protected],%[email protected],%[email protected]%[email protected]:%[email protected],%[email protected],%[email protected]%[email protected]:%[email protected],%[email protected],%[email protected]%[email protected]
  • 7/24/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Praktek Manajemen Laba Pada Perusahaan Manuf

    2/10

    e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

    Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No: 1 Tahun 2014)

    significant effect on the profit management practice, it was shown by the level of significance X2(Company Size) about 0,032

  • 7/24/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Praktek Manajemen Laba Pada Perusahaan Manuf

    3/10

    e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

    Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No: 1 Tahun 2014)

    merupakan fenomena yang umum dandilakukan di banyak negara. Namundemikian, praktek perataan laba ini, jikadilakukan dengan sengaja dan dibuat-buat

    dapat menyebabkan pengungkapan labayang tidak memadai atau menyesatkan.Akibatnya, investor mungkin tidakmemperoleh informasi akurat yangmemadai mengenai laba untukmengevaluasi hasil dan risiko dari portofoliomereka. Menurut (Scott, 2000)mendefinisikan manajemen laba sebagaiGiven that managers can chooseaccounting policies from a set (for example,GAAP), it is natural to expect that they willchoose policies so as to maximize their own

    utility and/or the market value of the firm.Dari definisi tersebut manajemen labamerupakan pemilihan kebijakan akuntansioleh manajer dari standar akuntansi yangada dan secara alamiah dapatmemaksimumkan utilitas mereka dan ataunilai pasar perusahaan. Praktekmanajemen laba yang memunculkan kasusskandal pelaporan akuntansi telah banyakterjadi di Indonesia seperti kasus yangterjadi pada PT. Lippo Tbk. dan PT. KimiaFarma Tbk. yang melibatkan pelaporan

    keuangan (financial reporting) yang diawalidengan deteksi adanya praktek manipulasi(Gideon, 2005) dalam (Ujiyanto dan AgusPramuka, 2007). Salah satu upayamengurangi manajemen laba tersebut yaitumelakukan koreksi terhadap standarakuntansi. Perbaikan standar akuntansiyang saat ini sedang menjadi isu adalahadopsi International Financial ReportingStandard (IFRS). Menurut (Cai dkk.,2008)mengungkapkan salah satu isu dari IASBadalah bahwa standar internasionalbertujuan untuk menyederhanakanberbagai alternatif kebijakan akuntansi yangdiperbolehkan dan diharapkan untukmembatasi pertimbangan kebijakanmanajemen (managements discretion)terhadap manipulasi laba sehingga dapatmeningkatkan kualitas laba. Perusahaanyang digunakan sebagai sampel dalampenelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia (BEI), yaitu perusahaan

    manufaktur. Alasan memilih perusahaanmanufaktur karena perusahaanmanufaktur merupakan jenis usaha yang

    berkembang pesat dan memiliki ruanglingkup yang sangat besar sertaperusahaan manufaktur memilikikompleksitas operasi yang tinggi serta

    merupakan sektor terbesar di Bursa EfekIndonesia (BEI). Berdasarkan saran dari(Rahmawati, dkk., 2006) yaitu denganmenjadikan variabel kontrol ukuranperusahaan sebagai variabel independen.

    Penelitian ini termotivasi untukmenuangkannya dalam judul PengaruhAsimetri Informasi, Dan UkuranPerusahaan Terhadap Praktek ManajemenLaba Pada Perusahaan Manufaktur Di BEITahun 2010-2012. Teori keagenanmenggambarkan perusahaan sebagai

    suatu titik temu antara pemilik perusahaan(principal) dengan manajemen (agent).Jensen dan Meckling (1976) dalam(Rahmawati, dkk., 2006) menyatakanbahwa hubungan keagenan merupakansebuah kontrak yang terjadi antara manajer(agent) dengan pemilik perusahaan(principal). Wewenang dan tanggung jawabagent maupun principal diatur dalamkontrak kerja atas persetujuan bersama.

    Asimetri informasi merupakan suatukeadaan dimana manajer memiliki akses

    informasi atas prospek perusahaan yangtidak dimiliki oleh pihak luar perusahaan.Menurut (Scott, 2000), terdapat dua macamasimetri informasi yaitu: (a) adversSelection dan (b) moral hazard.Pengukuran tingkat asimetri informasi dapatdilakukan dengan menggunakan proksi bid-ask spreads. Istilah ask diasosiasikandengan selling limit order, sedangkan biddiasosiasikan dengan buying limit order.Istilah bid-ask spreads diartikan denganselisih harga beli tertinggi dari investordengan harga jual yang diajukan olehemiten atau penjual saham. Penelitian inimengukur asimetri informasi denganmenggunakan relative bid-ask spread(Rahmawati, dkk., 2006) yang dioperasikansebagai berikut:

    (1)Terdapat tiga komponen kos dalam

    menetapkan bid-ask spread menurutKrinsky dan Lee (1996) dalam (Rahmawati,dkk., 2006) menyatakan bahwa: (a) kos

  • 7/24/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Praktek Manajemen Laba Pada Perusahaan Manuf

    4/10

    e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

    Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No: 1 Tahun 2014)

    pemrosesan pesanan (order processingcost), (b) kos pemilikan saham (inventoryholding cost), dan (c) kos advers selection.Ukuran perusahaan adalah suatu skala

    dimana dapat diklasifikasikan besar kecilperusahaan menurut berbagai cara, antaralain: total aktiva, log size, nilai pasar saham,dan lain-lain. Penelitian Defond (1993)dalam (Veronica dan Bachtiar, 2003)menemukan bahwa ukuran perusahaanberkorelasi secara positif denganmanajemen laba. Secara sistematisvariabel sizediformulasikan sebagai berikut(Chen, 2005):Size= LnTotalAsset (2)

    Pandangan paling terkini tentang

    manajemen laba dikemukakan oleh Healydan Wahlen dalam (Handayani danRachadi, 2009) yang menyebutkan bahwamanajemen laba adalah proses di manamanajer memiliki kemampuan untukmenggunakan deskresi yang mereka milikiuntuk menyesatkan stakeholder ataumempengaruhi hasil kontraktual merekadengan owner. Manajemen laba yangdihitung dengan menggunakan rumusdiscretionary accruals yaitu :DACit=(TACit/SALEit)-(TACit-1/SALEit-1)

    (3) Total akrual pada periode t (TACt)didapatkan dengan menggunakan rumus dibawah ini.TACt = Nit-CFOt (4)

    Pola manajemen laba padapenelitian ini dibagi menjadi empat bagianyaitu: (1) taking a bath (pencucian), (2)minimalisasi income, (3) maksimisasiincome, dan (4) smoothing/pemulusanincome. Dalam positif accounting theoryterdapat tiga hipotesis yangmelatarbelakangi terjadinya manajemenlaba Watt dan Zimmerman, 1986 dalamRahmawati, dkk (2006), yaitu: (1) bonusplan hypothesis, (2) debt to equityhypothesis, dan (3) political costhypothesis. Alasan dilakukan manajemenlaba karena: (1) manajemen laba dapatmeningkatkan kepercayaan pemegangsaham terhadap manajer, (2) manajemenlaba dapat memperbaiki hubungan denganpihak kreditor, (3) manajemen laba dapatmenarik investor untuk menanamkan

    modalnya terutama pada perusahaan gopublik pada saat IPO. Ada tiga cara yangdapat digunakan untuk melakukan

    manajemen laba menurut (Setiawati danNaim, 2000) dalam (Rahmawati, dkk, 2006)yaitu: (1) memanfaatkan peluang untukmembuat estimasi akuntansi, (2) mengubah

    metode akuntansi, dan (3) menggeserperiode biaya atau pendapatan. Sisi baikdan sisi buruk manajemen laba yaitu: (1)sisi baik dari manajemen laba bisa dilihatdari perspektif kontrak dan pelaporankeuangan, dan (2) salah satunya adalahkedekatan terhadap batasan perjanjianhutang. Transaksi antar negara dan prinsip-prinsip akuntansi yang berbeda antarnegara mengakibatkan adanya kebutuhanakan standar akuntansi yang berlakuinternasional. Oleh karena itu muncul

    organisasi yang bernama IASB atauInternational Accounting Standar Boardyang mengeluarkan International FinancialReport Standar (IFRS). IFRS kemudiandijadikan sebagai pedoman penyajianlaporan keuangan di berbagai negara.Tujuan dari penelitian ini adalah untukmendapatkan bukti empiris mengenaipengaruh asimetri informasi terhadappraktek manajemen laba dan pengaruhukuran perusahaan terhadap praktekmanajemen laba. Uschift dan Lewin dalam

    (Youngkei Santoso, 2012) menjelaskanbahwa manajer berada pada posisi yangmempunyai lebih banyak informasimengenai kapasitas diri, lingkungan kerjadan perusahaan secara keseluruhandibandingkan dengan pemegang sahamdan stakeholder. Adanya kondisi yangasimetri, maka manajer dapatmempengaruhi angka-angka akuntansiyang disajikan dalam laporan keuangandengan cara melakukan manajemen laba.Dalam teori keagenan (agency theory)mengimplikasikan adanya asimetriinformasi antara manajer sebagai agen danpemilik (dalam hal ini adalah pemegangsaham) sebagai prinsipal. Manajer memilikiinformasi yang lebih banyak danmenyembunyikan beberapa informasi yangtidak diketahui oleh pemegang saham danstakeholder. Dalam kondisi tersebut makamanajer dapat menggunakan informasiyang diketahuinya dalam memanipulasipelaporan keuangan guna memaksimalkan

    kemakmuran. Dari pernyataan di atas dapatdirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1 =Terdapat pengaruh yang positif dan

  • 7/24/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Praktek Manajemen Laba Pada Perusahaan Manuf

    5/10

    e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

    Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No: 1 Tahun 2014)

    signifikan dari tingkat asimetri informasiterhadap praktik manajemen laba.

    Menurut (Edy Suwito dan ArleenHerawaty, 2005) yang mengambil pendapat

    Moses (1987) menemukan bukti bahwa:Perusahaan-perusahaan yang lebih besarmemiliki dorongan yang lebih besar pulauntuk melakukan perataan labadibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang lebih kecil karenaperusahaan-perusahaan yang lebih besarmenjadi subyek pemeriksaan (pengawasanyang lebih ketat dari pemerintah danmasyarakat. Ukuran perusahaan padaumumnya diproksikan dengan nilai totalaset, total penjualan dan kapitalisasi pasar.

    Dari ketiga variabel tersebut, nilai total asetrelatif lebih stabil dibandingkan dengan nilaipenjualan dan kapitalisasi pasar dalammengukur ukuran perusahaan (Sudarmajidan Sularto, 2007). Dari pernyataan di atasdapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:H2 = Terdapat pengaruh yang positif dansignifikan dari ukuran perusahaan terhadappraktik manajemen laba.

    METODE

    Penelitian ini meneliti pengaruhasimetri informasi dan ukuran perusahaanmanufaktur yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia (BEI) tahun 2010-2012. Adapundesain penelitian yang digunakan yaitudesain kuantitatif kausal. Teknikpengumpulan data adalah metodepengumpulan data arsip (archival), yaitumetode pengumpulan data di basis data.Sedangkan dokumentasi dilakukan denganmengumpulkan sumber-sumber datadokumenter seperti laporan tahunanperusahaan yang menjadi sampelpenelitian. Sumber data yang digunakandalam penelitian ini yaitu sumber datasekunder. Data sekunder yang digunakandalam penelitian ini adalah laporankeuangan tahunan perusahaan manufakturyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia padatahun 2010-2012. Data sekunder dalampenelitian ini diperoleh dari laporankeuangan Indonesian Stock Exchange(www.idx.co.id), (www.saham ok.com) dan

    (www.dunia investasi.com). Populasi yangdigunakan adalah seluruh perusahaanmanufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

    Indonesia (BEI) tahun 2010-2012 sebanyak146 perusahaan. Sampel dalam penelitianini adalah perusahaan yang bergerak padabidang manufaktur sebanyak 31

    perusahaan dan dikali 3 tahun dengan totalsampel 93. Metode pengambilan sampelyang digunakan adalahpurposive sampling,yaitu pemilihan sampel tidak secara acaktetapi dengan menggunakan pertimbangandan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkanpeneliti. Sebelum dapat melakukan analisisdata Multiple Regression Analysis denganmenggunakan bantuan program SPSS,maka terlebih dahulu dilakukan pengujianasumsi klasik.

    Berikut akan dijelaskan tentang

    pengujian asumsi klasik. Pengujian asumsiklasik meliputi uji normalitas, ujimultikolonieritas, uji autokorelasi, dan ujiheterokesdastisitas. Hal ini bertujuan agardalam model regresi memenuhi syaratBLUE (Best Linier unbiased estimator). Ujinormalitas menggunakan metode denganmelihat distribusi normal probability plotyang membandingkan distribui kumulatifdari distribusi normal. (Ghozali, 2011)dalam Retno dan Priantinah (2012). UjiMultikolinearitas menggunakan metode VIF

    (Variance Inflation Factor). Apabilaterhadap variabel independen yangmemiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 dannilai VIF kurang dari 10, maka dapatdisimpulkan bahwa tidak adaMultikolonieritas antar variabel bebas dalammodel regresi. Uji Autokorelasi bertujuanuntuk menguji apakah dalam model regresiada korelasi antara kesalahan penggangupada periode t dengan kesalahanpenggangu pada periode t-1 (sebelumnya).Dalam penelitian ini uji autokorelasimenggunakan uji Durbin-Watson (DW test)yang menggunakan titik kritis yaitu batasbawah (dL) dan batas atas (dU) (Ghozali,2011: 110-111) dalam (Retno danPriantinah, 2012). Uji heteroskedastisitasdigunakan untuk mengetahui ada atautidaknya penyimpangan asumsi klasikheteroskedastisitas yaitu adanyaketidaksamaan varian dari residual untuksemua pengamatan pada model regresi.Dalam penelitian ini untuk mengetahui ada

    atau tidaknya heterokedastisitas digunakanmetode Glejser.Uji Glejser dalam penelitiandilakukan dengan cara meregresikan antara

  • 7/24/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Praktek Manajemen Laba Pada Perusahaan Manuf

    6/10

    e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

    Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No: 1 Tahun 2014)

    variabel independen dengan nilai absolutresidualnya. Jika nilai signifikansi antaravariabel independen dengan absolutresidual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi

    masalah heteroskedastisitas. Langkahselanjutnya dilakukan uji analisis koefisienregresi untuk menguji hipotesis denganmenggunakan uji analisis regresi linierberganda/analisis regresi berganda(Multiple Regression Analysis). Alasanmenggunakan metode analisis regresiberganda adalah untuk mengetahuipengaruh suatu variabel bebas (variabelbebas lebih dari satu) terhadap variabelterikat.Uji analisis regresi linier bergandapada penelitian ini mengandung unsur

    interaksi uji parsial (t), uji koefisiendeterminasi R2

    HASIL DAN PEMBAHASANUji statistik deskriptif variabel-

    variabel penelitian dari sampel sebanyak 31perusahaan atau total 93 observasi selamatiga tahun. Pengurangan jumlah sampeltersebut setelah peneliti tidak menemukanperusahaan-perusahaan yang tidakmenerbitkan laporan keuangan secara

    berturut-turut selama periode pengamatan,dan tidak ditemukannya data harga sahamyang lengkap pada periodeestimasi/pengamatan.

    Hasil analisis deskriptifmenunjukkan variabel-variabel yangdigunakan dalam penelitian ini dapatdijelaskan beberapa hal berikut: (1) rata-rata nilai manajemen laba sebesar 0,04864,nilai minimum sebesar -0,194023, nilaimaksimum sebesar 0,0490256, dan standardeviasi sebesar 0,094575775 denganjumlah observasi (n) sebesar 93, (2) rata-rata nilai asimetri informasi sebesar 0,6501,nilai minimum sebesar -13,4910, nilaimaksimum sebesar 10,695000, dan standar

    deviasi sebesar 3,890970217 denganjumlah observasi (n) sebesar 93, (3) rata-rata nilai ukuran perusahaan sebesar11,3858, nilai minimum sebesar 10,03, nilaimaksimum sebesar 13.33, dan standardeviasi sebesar 0,83603 dengan jumlahobservasi (n) sebesar 93. Hasil perhitungandengan menggunakan program statistikkomputer SPSS Statistics 19 diproleh hasildari analisis regresi linier berganda yangdapat dilihat pada tabel 1.

    Tabel 1. Hasil Regresi Linear Berganda

    VariabelKoefisienRegresi

    Standart Errort-statistik Sig.

    Konstanta -0,209 0,010 -1,635 0,000

    AsimetriInformasi (X1)

    0,008 0,002 3,396 0,001

    UkuranPerusahaan(X2)

    0.022 0,011 1,970 0.032

    Sumber: Data Diolah, 2014

    Tabel 1 menunjukkan secaramatematis hasil dari analisis regresi linearberganda tersebut dapat ditulis sebagaiberikut:

    Y= -0,209 + 0,008X1+ 0.022X2 (5)

    Adapun arti dari koefisien regresi tersebutadalah sebagai berikut: (1) b0 = -0.209Artinya, apabila asimetri informasi dan

    ukuran perusahaan sama dengan 0 (nol),maka manajemen laba sebesar -0.209, (2)

    b1 = 0,008 Artinya, apabila kenaikanasimetri informasi sebesar 1, makamanajemen laba naik sebesar 0,008dengan asumsi variabel lain adalah konstan(ceteris paribus), (3) b3 = 0,022 Artinya,apabila kenaikan ukuran perusahaansebesar 1, maka manajemen laba naiksebesar 0,022 dengan asumsi variabel lainadalah konstan (ceteris paribus). Dari hasilanalisis regresi linier berganda yangdidapatkan diatas, sebelumnya sudahdilakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari:

  • 7/24/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Praktek Manajemen Laba Pada Perusahaan Manuf

    7/10

    e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

    Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No: 1 Tahun 2014)

    Uji Normalitas, hasil uji normalitas padapenelitian ini dapat dilihat pada gambar 1.1di bawah ini.

    Gambar 1.Normal Probabilitty PlotUji

    Normalitas

    Gambar 1 di atas menunjukkan hasildari uji normalitas yang mempunyai artibahwa hasil uji normalitas dengan NormalProbabilitty Plot terlihat bahwa datamenyebar di sekitar garis diagonal, makamodel regresi memenuhi asumsi

    normalitas.Autokorelasi adalah gejalaterdapatnya korelasi diantara kesalahanpenggangu dari suatu observasi lainnya. Ujiini bertujuan untuk menguji apakah dalammodel regresi ada korelasi antarakesalahan penggangu pada periode tdengan kesalahan penggangu padaperiode t-1 (sebelumnya). Hasil dari ujiautokorelasi pada penelitian ini dapatdiketahui bahwa nilai dari Durbin-Watsonyang diperoleh dalam penelitian ini sebesar

    1,771 yang berada di antara 1,75 sampai2,26 yaitu berada pada daerah tidak adaautokorelasi, sehingga dapat disimpulkanmodel regresi ini tidak ada autokorelasiatau bebas dari autokorelasi.

    Uji heteroskedastisitas digunakanuntuk mengetahui ada atau tidaknyapenyimpangan asumsi klasikheteroskedastisitas yaitu adanyaketidaksamaan varian dari residual untuksemua pengamatan pada model regresi. UjiHeteroskedastisitas, berdasarkan uji

    heteroskedastisitas dengan menggunakanbantuan program SPSS Versi 19 makahasilnya dapat diketahui sebagai berikut.Berdasarkan hasil uji heterokedastisitas

    dengan menggunakan Glejser terlihatbahwa nilai probabilitas > 0,05 dengantingkat signifikansi dari asimetri informasi(X1) sebesar 0,864 > 0,05 dan tingkatsignifikansi dari ukuran perusahaan (X2)sebesar 0,260 > 0,05. Hal ini berarti modelyang diestimasi bebas dariheteroskedastisitas.

    Uji multikolonieritas, pendeteksianmultikolinearitas dalam penelitian inidilakukan dengan metode VIF. Apabilaterhadap variabel independen yang

    memiliki nilai tolerancekurang dari 0,10 dannilai VIF kurang dari 10, maka dapatdisimpulkan bahwa tidak adamultikolonieritas antar variabel bebas dalammodel regresi. Hasil dari uji multikolinearitaspada penelitian ini dapat diketahui sebagaiberikut. Hasil uji multikolinearitas denganmetode VIF memperoleh nilai VIF < 10dengan nilai VIF asimetri informasi (X1)sebesar 1,109 dan nilai VIF dari ukuranperusahaan (X2) sebesar 1,109, yangberarti bahwa semua variabel bebas tidak

    terjadi multikolinearitas, sehingga tidakmembiaskan interpretasi hasil analisisregresi.

    Pengujian hipotesis pada penelitianini menggunakan analisis regresi linierberganda, alasan menggunakan metodeanalisis regresi berganda adalah untukmengetahui pengaruh suatu variabel bebas(variabel bebas lebih dari satu) terhadapvariabel terikat.Metode pengujian hipotesissecara parsial pada penelitian ini denganmenggunakan metode uji t. MenurutGhozali (2005) uji stastistik t pada dasarnyamenunjukkan seberapa jauh pengaruh satuvariabel independen secara individualdalam menerangkan variabel dependen.Pengujian dilakukan dengan menggunakansignificance level 0,05 (=5%). Hasilpengujian koefisien regresi secara parsialuntuk melihat pengaruh antara variabelindependen terhadap variabel dependendapat dilihat pada tabel 1.2 di bawah ini.

  • 7/24/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Praktek Manajemen Laba Pada Perusahaan Manuf

    8/10

    e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

    Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No: 1 Tahun 2014)

    Tabel 2.Hasil Uji Parsial

    Coefficientsa

    Model

    Unstandardized

    Coefficients

    Standardized

    Coefficients

    T Sig.

    Collinearity

    Statistics

    B

    Std.

    Error Beta

    Toleran

    ce VIF

    (Constant) -.209 .010 -

    1.635

    .000

    Asimetri Informasi .008 .002 .338 3.396 .001 .901 1.109

    Ukuran

    Perusahaan

    .022 .010 .196 1.970 .032 .901 1.109

    a. Dependent Variable: Manajemen Laba

    Sumber: Data Diolah, 2014.Tabel 2 menunjukkan hasil dari

    pengujian hipotesis yang bisa dijabarkansebagai berikut: (1) pengaruh variabelasimetri informasi (X1) terhadap variabelmanajemen laba (Y) setelah melakukan ujistatistik dengan taraf nyata () = 5% = 0,05,pengujian 1 sisi dengan derajat kebebasan(degree of freedom) yaitu: df = (n-k) = 934 = 89, diperoleh t-tabel = 1,662 dan darihasil regresi berganda diperoleh t-statistik =3,396, nilai Sig. = 0,001 < Level ofSignificant= 0,05, maka disimpulkan bahwaada pengaruh signifikan antara asimetriinformasi (X1) terhadap manajemen laba (Y)atau Ho ditolak dan Ha diterima, dan (2)pengaruh variabel ukuran perusahaan (X2)terhadap variabel manajemen laba (Y)setelah melakukan uji statistik dengan taraf

    nyata () = 5% = 0,05, pengujian 1 sisidengan derajat kebebasan (degree offreedom) yaitu: df = (n-k) = 93 4 = 89,diperoleh t-tabel = 1,662 dan dari hasilregresi berganda diperoleh t-statistik= 1,970,nilai Sig. = 0,032 < Level of Significant =0,05, maka disimpulkan bahwa adapengaruh positif dan signifikan antaraukuran perusahaan (X2) terhadapmanajemen laba (Y) atau atau Ho ditolakdan Ha diterima.

    Koefisien determinasi adjusted R2

    atau nilai koefisien adjusted R2dimaksudkan untuk mengetahui presentase

    besarnya pengaruh variabel bebas secarabersama-sama terhadap variabel dependenatau untuk menunjukan seberapa besarmodel regresi mampu menjelaskanvariabilitas variabel dependen.

    Hasil regresi yang diperoleh padapengujian statistik komputer R2 (KoefisienDeterminasi) sebesar 0,795 artinya variabeldependen (Y) dalam model yaitumanajemen laba dijelaskan oleh variabelindependen yaitu asimetri informasi (X1)dan ukuran perusahaan (X2) sebesar 79,5%sedangkan sisanya sebesar 20,5%dijelaskan oleh faktor lain di luar model.

    Berdasarkan hasil penelitian yangmenguji pengaruh asimetri informasi danukuran perusahaan terhadap praktikmanajemen laba pada perusahaan

    manufaktur yang terdaftar di BEI (BursaEfek Indonesia) tahun 2010-2012 di atas,maka ada beberapa hal yang dapatdijelaskan dalam penelitian ini, antara lain:(1) pengaruh asimetri informasi terhadapmanajemen laba, hasil dari regresi linierberganda menunjukkan bahwa asimetriinformasi berpengaruh positif dan signifikanterhadap manajemen laba. Hal tersebutditunjukkan dari tingkat signifikansi X1(Asimetri Informasi) sebesar 0,001 < Levelof Significant = 0,05. Hasil pengujian

    tersebut menunjukkan bahwa hipotesispertama (H1) diterima yang berarti asimetri

  • 7/24/2019 Pengaruh Asimetri Informasi Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Praktek Manajemen Laba Pada Perusahaan Manuf

    9/10

    e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

    Jurusan Akuntansi S1 (Volume: 2 No: 1 Tahun 2014)

    informasi mempunyai pengaruh yangsignifikan terhadap manajemen laba. Hasilpenelitian ini sejalan dengan penelitianyang dilakukan oleh Veronica dan

    Siddharta (2005), Rahmawati, dkk (2006),dan Nila Ismawati (2008) yangmembuktikan bahwa asimetri informasimempunyai pengaruh yang positif dansignifikan terhadap praktik manajemenlaba. (2) pengaruh ukuran perusahaanterhadap manajemen laba, hasil regresilinier berganda menunjukkan bahwa ukuranperusahaan berpengaruh signifikanterhadap manajemen laba. Hal tersebutditunjukkan dengan tingkat signifikansi X2(Ukuran Perusahaan) sebesar 0,032