pengaruh bermain finger painting dan play...
TRANSCRIPT
PENGARUH BERMAIN FINGER PAINTING DAN PLAY DOUGH
TERHADAP KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6
TAHUN DI TK MADRASAH PEMBANGUNAN TAHUN 2019
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd)
Oleh :
FARAS MEGA FADILLA
11150184000014
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019
i
ABSTRAK
PENGARUH BERMAIN FINGER PAINTING DAN PLAY DOUGH
TERHADAP KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6
TAHUN DI TK MADRASAH PEMBANGUNAN TAHUN 2019.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
yang ditimbulkan terhadap keterampilan motorik halus anak yang bermain finger
painting dengan yang bemain play dough di kelompok B TK Madrasah
Pembangunan. Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan jenis
Quasi Eksperimen. Populasi penelitian adalah seluruh peserta didik kelompok B
di TK Madrasah Pembangunan. Sampel dalam penelitian ini adalah B1 sebagai
kelompok eksperimen 1 dan B2 sebagai kelompok eksperimen 2, sampel diambil
dengan cara purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan
instrumen observasi. Data dikumpulkan, dan dianalisis dengan menggunakan
analisis deskriptif dan statistik inferensial menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil
analisis data terdapat perbedaan yang cukup signifikan, dimana nilai Sig. (2-
tailed) bernilai 0,000 dan 0,006. Karena nilai 0,006 dan 0,000 lebih kecil dari <
0,05, kegiatan bermain play dough berpengaruh sebesar 90% pada kelas
eksperimen terhadap keterampilan motorik halus anak. Dengan demikian maka
bermain play dough berpengaruh lebih signifikan dibandingkan dengan bermain
finger painting terhadap keterampilan motorik halus anak. Implikasi penelitian ini
adalah melalui kegiatan bermain play dough terbukti sebagai metode bermain
yang lebih baik dalam hal mengembangkan keterampilan motorik halus anak di
TK Madrasah Pembangunan.
Kata kunci : Bemain Finger Painting dan Play Dough, Keterampilan Motorik
Halus Anak Usia 5-6 Tahun
ii
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF FINGER PAINTING AND PLAY DOUGH PLAY ON
FINE MOTOR SKILLS OF CHILDREN AGE 5-6 YEARS IN TK
MADRASAH DEVELOPMENT IN 2019
The purpose of this study was to find out how much influence it had on the
fine motor skills of children who played finger painting with those playing play
dough in group B Kindergarten Madrasah Pembangunan. The research method
used is quantitative with a type of Quasi Experiment. The study population was all
group B students in the Madrasah Pembangunan Kindergarten. The sample in
this study was B1 as the experimental group 1 and B2 as the experimental group
2, the sample was taken by purposive sampling. Data collected using observation
instruments. Data is collected, and analyzed using descriptive analysis and
inferential statistics using t-test. Based on the results of data analysis there is a
significant difference, where the value of Sig. (2-tailed) worth 0,000 and 0,006.
Because the values of 0.006 and 0,000 are smaller than <0.05, play dough play
activities have an effect of 90% in the experimental class on children's fine motor
skills. Thus, playing play dough has a more significant effect than playing finger
painting on children's fine motor skills. The implication of this research is
through the play dough play activity is proven as a better play method in terms of
developing fine motor skills of children in kindergarten Madrasah Pembangunan.
Keywords: Playing Finger Painting and Play Dough, Fine Motor Skills of
Children 5-6 Years
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah swt, karena berkat
rahmat dan juga karunianya penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Media Pembelajaran terhadap Keterampilan Motorik Halus Anak Usia
5-6 tahun di TK Madrasah Pembangun Pamulang”. Shalawat serta salam semoga
tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para
sahabat, serta pengikutnya hingga akhir zaman. Adapun penulisan skripsi ini
diajukan untuk mendapat gelar sarjana Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Dalam
menyekesaikan skripsi ini, penulis banyak menerima bimbingan, saran, petunjuk
dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak, khususnya:
1. Dr. Sururin, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Siti Khadijah, MA, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia
Dini UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Miratul Hayati, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan Dosen Pembimbing
Akademik, atas bimbingan dan semangat yang tiada henti yang diberikan
selama proses penyusunan skripsi dan selama perkuliahan.
4. Yubaedi Siron, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II, yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama proses penulisan skripsi.
5. Segenap dosen Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini yang telah
menyampaikan ilmunya kepada penulis.
6. Kepala Sekolah TK Madrasah Pembangunan Pamulang, beserta pendidik
dan anak didik yang telah membantu pengambilan data dalam penyusunan
skripsi ini.
7. Terimakasih teramat banyak penulis haturkan kepada kedua orang tua
tercinta Ayahanda Toyib Haririswani dan Ibunda Rosmaini, atas segala
doa dan pengorbanannya telah mendidik penulis dengan penuh kasih dan
sayang.
iv
8. Kakak-kakak ku tersayang, ka fera, aka, bang adi dan bang esa terimakasih
sudah banyak berkorban demi adik bungsunya bisa menjadi sarjana,
memberikan do’a, dukungan baik moril maupun materi, kasih sayang yang
tak ternilai harganya.
9. Seluruh teman-teman distrik PIAUD UIN Jakarta yang telah mendukung
dan memberikan semangat dalam proses saya menyusun skripsi ini.
10. Dan untuk semua pihak yang berjasa pada penulis baik yang disadari
ataupun tidak sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah dan skripsi ini
dengan baik.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan berbagai saran dan kritik sehingga dapat
memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam penelitian ini.
Demikian, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Jakarta, 13 Desember 2019
Faras Mega Fadilla
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
ABSTRAK .............................................................................................................. i
ABSTRACT ............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
DAFTAR BAGAN ................................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 5
D. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ........................... 7
A. Keterampilan Motorik Halus ............................................................. 7
1. Pengertian Keterampilan Motorik Halus .................................... 7
2. Implikasi Teori Belajar Terhadap Keterampilan Motorik ........ 10
a. Teori Behaviorisme............................................................. 10
b. Teori Kognitivisme ............................................................. 11
3. Fungsi Keterampilan Motorik Halus ........................................ 12
4. Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Motorik ................. 13
vi
5. Aspek-Aspek Keterampilan Motorik halus .............................. 16
B. Bermain pada Anak Usia Dini ......................................................... 18
1. Pengertian Bermain .................................................................. 18
2. Manfaat Bermain ...................................................................... 20
3. Jenis Bermain ............................................................................ 21
4. Finger Painting ......................................................................... 24
a. Pengertian Finger Painting.................................................. 24
b. Bahan dan Peralatan Finger Painting .................................. 25
c. Tujuan dan Manfaat Finger Painting .................................. 26
d. Langkah-langkah Kegiatan Finger Painting ....................... 27
5. Play Dough ............................................................................... 27
a. Pengertian Play Dough ....................................................... 27
b. Bahan dan Peralatan Play Dough ....................................... 28
c. Tujuan dan Manfaat Play Dough ........................................ 28
d. Langkah-langkah Kegiatan Play Dough ............................. 29
C. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................... 29
D. Kerangka Berpikir ............................................................................ 31
E. Hipotesis Penelitian ......................................................................... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 34
A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 34
B. Desain Penelitian ............................................................................. 34
C. Populasi dan sampel ......................................................................... 37
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 38
1. Observasi .................................................................................. 38
2. Dokumentasi ............................................................................. 39
vii
E. Definisi Operasional dan Instrumen Penelitian ............................... 39
1. Definisi Konseptual .................................................................. 39
2. Definisi Operasional ................................................................. 40
3. Instrumen Penelitian ................................................................. 40
F. Kontrol terhadap Validitas Internal ................................................. 41
1. Validitas Butir instrumen .......................................................... 41
2. Realibilitas Instrumen ............................................................... 43
G. Uji Persyaratan Analis ..................................................................... 44
1. Uji Normalitas .......................................................................... 44
2. Uji Homogenitas ....................................................................... 44
H. Teknik Analisis Data ....................................................................... 44
1. Analisis Statistik Deskriptif ...................................................... 44
2. Analisis Statistik Inferensial ..................................................... 45
a. Uji Hipotesis ....................................................................... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not
defined.
A. Analisis Statitik Deskriptif ................ Error! Bookmark not defined.
1. Uji Validitas dan Reliabilitas ..... Error! Bookmark not defined.
2. Data Pretest pada kelompok Eksperimen 1 dan Eksperimen 2
Error! Bookmark not defined.
3. Data Posttest pada kelompok Eksperimen 1 dan Eksperimen 2
Error! Bookmark not defined.
B. Analisis Statistik Inferensial ............. Error! Bookmark not defined.
1. Uji Prasayarat Analisis .............. Error! Bookmark not defined.
a. Uji Normalitas data .............. Error! Bookmark not defined.
b. Uji Homogenitas data .......... Error! Bookmark not defined.
viii
2. Uji Hipotesis Penelitian ............. Error! Bookmark not defined.
C. Pembahasan Hasil Penelitian ............ Error! Bookmark not defined.
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 47
A. Kesimpulan ...................................................................................... 47
B. Implikasi .......................................................................................... 47
C. Saran ................................................................................................ 48
D. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Rincian kegiatan penelitian....................................................................34
Tabel 3.2 Jumlah siswa kelompok B TK Madrasah Pembangunan.......................39
Tabel 3.3 Kriteria validitas instrumen....................................................................45
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Keterampilan Motorik Halus.................................50
Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas Keterampilan Motorik Halus..............................51
Tabel 4.3 Data Nilai Hasil Pretest Kelompok Eksperimen 1 & Eksperimen 2.....52
Tabel 4.4 Nilai Pretest Kelompok Eksperimen 1 dan Eksperimen 2....................53
Tabel4.5 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Pretest kelompok eksperimen 1.......54
Tabel4.6 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Pretest kelompok eksperimen 2.......55
Tabel 4.7 Data Nilai Hasil Posttest Kelompok Eksperimen 1 & Eksperimen 2...56
Tabel 4.8 Nilai Posttest Kelompok Eksperimen 1 dan Eksperimen 2...................57
Tabel4.9 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Posttest kelompok eksperimen 1.......59
Tabel4.10 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Posttest kelompok eksperimen 2.....59
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest eksperimen 1 dan 2...........61
Tabel 4.12 Hasil Uji Homogenitas Pretest kelompok eksperimen 1 dan 2...........62
Tabel 4.13 Hasil Uji Homogenitas Posttest kelompok eksperimen 1 dan 2..........62
Tabel 4.14 Data Hasil Uji t kelompok eksperimen 1 dan 2...................................63
x
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Penelitian..............................................................................33
Bagan 3.1 Nonequivalent Control Group Design.................................................36
Bagan 3.2 Langkah-lagkah penelitian....................................................................38
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Kisi-kisi instrumen keterampilan Motorik Halus...................................................74
Instrumen Observasi...............................................................................................75
Rubrik penilaian keterampilan motorik halus........................................................76
Rencana Program Pembelajaran Harian (RPPH) kelompok eksperimen 1...........79
Rencana Program Pembelajaran Harian (RPPH) kelompok eksperimen 2...........89
Tabulasi Uji Validitas Instrumen...........................................................................99
Hasil Output Corellations....................................................................................100
R Tabel Product Moment.....................................................................................102
Tabulasi Nilai Pretest Kelompok Eksperimen 1..................................................103
Tabulasi Nilai Pretest Kelompok Eksperimen 2..................................................104
Tabulasi Nilai Posttest Kelompok Eksperimen 1................................................105
Tabulasi Nilai Posttest Kelompok Eksperimen 2................................................106
Foto-foto kegiatan kelompok Eksperimen 1........................................................107
Foto-foto kegiatan kelompok Eksperimen 2........................................................109
Surat-surat pendukung penelitian.........................................................................111
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu bentuk
dari penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada dasar ke
arah pertumbuhan dan perkembangan nilai agama dan moral, kognitif,
bahasa, sosial emosional, fisik motorik dan seni.1 Salah satu aspek
perkembangan yang menjadi fokus peneliti adalah aspek perkembangan
motorik. Secara umum perkembangan motorik terbagi dua yaitu
perkembangan motorik kasar dan perkembangan motorik halus.
Keterampilan motorik halus akan menjadi topik penelitian yang utama
dalam penelitian ini.
Keterampilan motorik halus termasuk salah satu aspek yang
memiliki peran penting dalam keberlangsungan hidup anak kedepannya,
hal ini dapat dilihat dari beberapa alasan. Dari alasan sosial, anak dituntut
untuk bisa melakukan beberapa keterampilan yang ada dalam kehidupan
sehari-hari agar bisa hidup mandiri, seperti makan sendiri, memakai baju
sendiri, merawat diri sendiri (menyisir rambut, sikat gigi dan keramas).
Anak yang sulit melakukan kegiatan atau keterampilan tersebut akan sulit
mengikuti tata perilaku yang ada di masyarakat nantinya. Dalam kegiatan
akademis, tidak jarang anak-anak diberikan tugas yang menuntut mereka
bisa melakukan kegiatan seperti menulis, menggunting, dan kegiatan
lainnya yang bersangkutan dengan koordinasi antara mata dengan
tangannya.2
1 Uswatun Hasanah, Pengembangan Kemampuan Fisik Motorik Melalui Permainan
Tradisional Bagi Anak Usia Dini, Jurnal Pendidikan Anak, Volume 5, Edisi 1, Juni 2016, STAIN
Jurai Siwo Metro Lampung, h.718
2 Masganti Sit, Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini Edisi Pertama, (Depok:
Kencana, 2017), h.119.
2
Anak yang memiliki keterampilan motorik yang baik akan lebih
mudah menyesuaikan diri pada lingkungan sekitar. Sebaliknya anak yang
keterampilan motorik halusnya tidak berkembang dengan baik akan
cenderung lebih mudah frutasi, merasa gagal, dan merasa ditolak.3 Kondisi
ini dapat mempengaruhi rasa percaya diri anak menjadi berkurang karena
ketidakmampuannya dalam melakukan aktifitas yang membutuhkan
keterampilan motorik halus dan juga mempengaruhi jiwa kemandiriannya
dalam mengerjakan sesuatu.
Pendidikan saat ini hanya menekankan pada kemampuan anak dalam
membaca dan berhitung. Keadaan ini dikarenakan orangtua yang menuntut
anaknya untuk pandai membaca dan berhitung sejak dini tanpa
mengetahui kebutuhan belajar anak yang sebenarnya. Hal ini
menyebabkan salah satu faktor keterampilan motorik halus anak menjadi
terlambat dan belum optimal. Hal ini senada dengan pendapat dari
Hurlock mengenai perkembangan motorik anak yang terlambat bisa timbul
karena adanya kerusakan otak pada waktu lahir atau disebabkan oleh
kurangnya kesempatan anak untuk mempelajari keterampilan motorik
karena perlindungan orang tua yang berlebihan atau kurangnya motivasi
anak untuk mempelajarinya.4 Motivasi yang kurang pada anak untuk
mengembangkan motorik halus salah satunya bisa disebabkan karena
pembelajaran yang monoton. Pembelajaran yang seharusnya didapatkan
anak di sekolah yakni dengan cara bermain.
Piaget mengatakan bermain menjadi suatu kegiatan yang dilakukan
berulang-ulang dan menimbulkan kesenangan/kepuasan bagi diri
seseorang. Pada saat bermain, anak mendapatkan kepuasan, kesenangan
serta dapat mengembangkan emosi, fisik motorik dan pertumbuhan
kognitifnya.5 Peran guru maupun orang dewasa di sekitar anak bertugas
untuk memfasilitasi, mendampingi serta mengamati setiap perkembangan
3 Ibid. h. 120
4 Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 1, Terj. Sixth Edition Meitasari Tjandra
dan Muslichah Zarkasih, (Jakarta: Erlangga,1978), h. 165
5 Yuliani dan Bambang, Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak, (Jakarta: PT
Indeks, 2010) h. 34
3
anak. Bukan selalu menuntut anak untuk melakukan semua kegiatan yang
diperintahkan dengan kegiatan yang terus berulang dan monoton tanpa
memberikan kesempatan anak untuk bereskplorasi terhadap kemampuan
yang anak miliki.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti pada anak usia 5-6,
dan hasil wawancara dengan guru pamong kelas B, tingkat perkembangan
motorik halus anak di TK Madrasah Pembangunan sangat bervariasi tetapi
kemampuan anak dalam keterampilan motorik halus tidak berbeda jauh
tingkat perkembangannya, ada beberapa anak yang masih ada beberapa
anak yang belum mampu merobek kertas dengan kedua tangan dan meniru
melipat kertas dengan baik. Hal ini diduga karena salah satu faktor
timbulnya masalah adalah karena permainan yang diterapkan saat
pembelajaran kurang kreatif dan variatif, terlalu sering menggunakan
lembar kerja anak/LKA sehingga pembelajaran menjadi monoton.6
Seharusnya menurut pendapat yang dikemukakan oleh Santrcok bahwa
keterampilan motorik halus anak usia 5-6 tahun dapat dikatakan
berkembang dengan baik ketika anak mampu melakukan kegiatan yang
terkoordinasi, keterampilan jemari tangan, gerakan lengan dan tubuh,
semua bergerak bersama di bawah peintah mata.7 Tentu saja hal ini
berkaitan juga dengan kemampuan anak dalam kegiatan yang memerlukan
koordinasi mata dan tangan.
Bermain pembangunan atau konstruktif adalah kegiatan main yang
menampilkan ide anak melalui media yang bersifat cair dan terstruktur.
Piaget mengemukakan bahwa main pembangunan membantu anak untuk
mengembangkan keterampilan yang mendukung tugas-tugas disekolah.
Adapun contoh bahan yang digunakan yaitu air, pasir, cat, play dough,
krayon dll, sedangkan media yang terstruktur seperti balok, dan lego.8
6 Hasil observasi dengan guru pamong kelompok B Tk Madrasah Pembangunan (1-7
Agustus 2019)
7 Jhon W Santrock, Perkembangan Anak, ed.11 Jilid 1, alih bahas Mila Rachmawati,
(jakarta: erlanggaa, 2007)h. 217
8 Wiwik Pratiwi, Konsep Bermain pada Anak Usia Dini, Jurnal Manajamen Pendidikan
Islam, Vol.5 No.2 Agustus 2017, h.111
4
Penelitian ini menggunakan jenis bermain konstruktif. Media bermain
konstruktif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan media yang
bersifat cair yakni menggunakan air, cat warna sehingga membuat hasil
karya/lukisan dari cat jari melalui permainan finger painting dan juga
adonan play dough sehingga anak dapat menghasilkan karya sesuai bentuk
yang diinginkan dan bahan yang digunakan aman untuk anak karena
terbuat dari bahan-bahan yang tidak berbahaya juga mudah didapatkan.
Guru yang bertugas sebagai fasilitator di sekolah hendaknya menyiapkan
berbagai media pembelajaran dan mengemasnya dengan cara bermain.
Penelitian tentang perkembangan motorik halus sudah banyak
dilakukan oleh peneliti terdahulu diantaranya yaitu, penelitian Sira dkk
tentang bermain play dough dan penelitian Maghfuroh tentang bermain
finger painting menunjukkan peningkatan terhadap perkembangan motorik
halus anak. Namun dalam penelitian lain belum ada yang membandingkan
antara bermain play dough dengan finger painting terhadap perkembangan
motorik halus. Peneliti ingin mengetahui dari bermain play dough dan
finger painting manakah yang lebih berpengaruh secara signifikan dalam
meningkatkan keterampilan motorik halus anak.
Berdasarkan latar belakang yang terurai di atas, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang: “Pengaruh bermain finger painting
dan play dough Terhadap Keterampilan Motorik Halus Anak Usia 5-6
Tahun di TK Madrasah Pembangunan”.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah yang terdapat dari latar belakang masalah
diatas adalah :
1. Permainan yang diterapkan saat pembelajaran kurang kreatif dan
variatif.
2. Beberapa anak masih belum mampu merobek kertas dengan kedua
tangan dan meniru melipat kertas dengan baik.
3. Rendahnya motivasi anak saat pembelajaran.
5
C. Pembatasan Masalah
Adapun masalah yang dibatasi oleh peneliti yaitu pada pengaruh
bermain finger painting dan play dough terhadap keterampilan motorik
halus anak di TK B Madarasah Pembangunan.
D. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dirumuskan pada penelitian ini berdasar
pada latar belakang masalah yang sudah dibahas sebelumnya: Adakah
perbedaan pengaruh bermain finger painting dan play dough terhadap
keterampilan motorik halus anak usia 5-6 tahun di Tk Madrasah
Pembangunan.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini berdasar pada rumusan
masalah yang telah dipaparkan di atas yaitu: Mengetahui seberapa besar
pengaruh yang ditimbulkan terhadap keterampilan motorik halus anak
yang bermain finger painting dengan yang bermain play dough di
kelompok B TK Madrasah Pembangunan.
F. Manfaat Penelitian
Peneliti berharap hasil dari penelitian ini dapat berguna untuk:
1. Manfaat Teoritis
Pendidik dapat memperoleh gambaran mengenai pengaruh bermain
finger painting dan play dough terhadap perkembangan motorik halus
pada anak usia 5-6 tahun, sehingga dapat menjadi bahan referensi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
Guru dapat lebih memerhatikan dan tahu akan perkembangan anak
didiknya, sehingga kemampuan motorik anak yang belum
berkembang dengan optimal dan tertinggal dapat dicarikan solusi
dengan stimulasi yang tepat.
6
b. Bagi kepala sekolah
Informasi bagi kepala sekolah agar dapat membimbing guru kelas
dan pendamping agar lebih memerhatikan perkembangan motorik
halus pada anak lebih terperinci.
c. Bagi Siswa
1) Mampu membuat keterampilan motorik halus pada anak usia
5-6 tahun meningkat.
2) Meningkatkan keterampilan motorik halus melalui pengalaman
praktik langsung.
3) Proses pembelajaran yang didapat anak menjadi lebih menarik.
d. Bagi Peneliti
Mendapat pengalaman yang berkesan dan berharga selama
penelitian dan juga menambah wawasan sebagai bahan penelitian
bagi peneliti selanjutnya.
7
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Keterampilan Motorik Halus
1. Pengertian Keterampilan Motorik Halus
Keterampilan merupakan gambaran kemampuan motorik
seseorang yang ditunjukan melalui penguasaaan suatu gerakan.9
Dalam hal ini keterampilan bukanlah suatu tindakan tunggal
melainkan satu rangkaian koordinasi beratus-ratus otot yang rumit.
Cronbach mendefiniskan keterampilan dengan kata otomatik, cepat
dan akurat.10
Ketika suatu keterampilan dapat dipelajari dengan baik
oleh individu maka hal ini akan berubah menjadi suatu kebiasaan.
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Rahyubi yang dikutip oleh
Pratiwi, keterampilan merupakan gambaran keterampilan motorik
seseorang yanditunjukan melalui penguasaan suatu gerakan.11
Ketika
seseorang yang mempunyai keterampilan yang baik maka seseorang
itu juga mempunyai keterampilan motorik dan gerak yang baik.
Menurut beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
keterampilan merupakan kemampuan seseorang dalam melakukan
suatu pekerjaan dengan cepat dan benar sesuai yang dicontohkan atau
pengalaman yang telah didapatkan sebelumnya. Ketika seseorang
dapat melakukan pekerjaan dengan tepat, cepat, dan juga rapi, orang
tersebut dapat dikategorikan terampil.
Motorik merupakan asal terjemahan dari kata “motor” yang
menurut Gallahue adalah kemampuan atau potensi yang menghasilkan
gerakan.12
Keterampilan motorik mempunyai pengertian yang sama
9 Heri Rahyubi, Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik: Deskripsi dan
Tinjauan Kritis, (Bandung: Nusa Media, 2012), h. 211
10
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 1, Terj. dari Child Development Sixth
Edition oleh Meitasari Tjandra dan Muslichah Zarkasih, (Jakarta: Erlangga,1978), h.154
11
Niken Pratiwi, Sadiman, Siti Istiyati. Upaya Meningkatkan Keterampilan Motorik
Halus Melalui Playdough pada Anak Kelompok B TKIT Nur Hidayah Surakarta Tahun
2014/2015, Jurnal FKIP, Vol.3, No.1, 2015, h.2
12
Samsudin, Pembelajaran Motorik di taman kanak-kanak, (Jakarta : Prenada media
2013), h. 10
dengan kemampuan gerak dasar pada individu, yang merupakan
gambaran umum kemampuan individu dalam melakukan aktivitas
yang membantu berkembangnya pertumbuhan pada anak.13
Hal ini
dapat dilihat dari aktivitas anak pada saat mengurus diri, bermain,
berjalan, melompat dan masih banyak lainnya.
Perkembangan motorik pada anak pada dasarnya meliputi motorik
kasar dan motorik halus. Perkembangan motorik halus menurut
Hurlock merupakan perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah
melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf, dan otot yang terkoordinasi.14
Hal ini berarti terdapat tiga unsur penting yaitu otak, saraf dan otot
yang menggambarkan bahwa masing-masing unsur menjadi satu
kesatuan, saling berkaitan saling menunjang dan juga melengkapi satu
sama lain, seperti kegiatan menggenggam, melempar, menggambar,
menangkap bola, dan menggunting.
Teori yang menjelaskan secara detail tentang sistematika motorik
anak adalah Dynamic System Theory yang dikembangkan Thelen dan
Whiteneyerr. Teori tersebut mengungkapkan bahwa untuk
membangun kemampuan motorik anak harus mempersepsikan sesuatu
di lingkungannya yang memotivasi mereka untuk melakukan
sesuatu dan menggunakan persepsi mereka tersebut untuk bergerak.
15 Teori tersebut menjelaskan bahwa ketika anak di motivasi untuk
melakukan sesuatu, mereka dapat menciptakan kemampuan motorik
yang baru, kemampuan baru tersebut merupakan hasil dari banyak
faktor, yaitu perkembangan sistem syaraf, kemampuan fisik yang
memungkinkannya untuk bergerak, keinginan anak yang
memotivasinya untuk bergerak, dan lingkungan yang mendukung
13 Wahyu Nanda Eka Saputra dan Indah Setianingrum, Perkembangan Motorik Halus
Anak Usia 3-4 Tahun di Kelompok Bermain Cendekia Kids School Madiun dan Implikasinya
pada Layanan Konseling, Jurnal Care, Vol. 03, No. 2, 2016, h. 4
14
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 1, Terj. Sixth Edition Meitasari
Tjandra dan Muslichah Zarkasih, (Jakarta: Erlangga,1978), h. 150
15
Sri Askariani Daniati, Pengaruh Baby Solus Per Aqua (SPA) Terhadap Kemampuan
Motorik Kasar Bayi Usia 6 – 9 Bulan, Naskah Publikasi Skripsi, 2012, h. 4
pemerolehan kemampuan motorik. Misalnya, anak akan mulai
berjalan jika sistem syarafnya sudah matang, proposi kaki cukup kuat
menopang tubuhnya dan anak sendiri ingin berjalan untuk mengambil
mainannya.
Moelichatoen mengaitkan keterampilan dalam bergerak dengan
aktivitas yang banyak memanfaatkan otot halus yang ada pada jari
jemari dan tangan disebut dengan motorik halus. Sedangkan menurut
Nur Salam, perkembangan motorik halus adalah kemampuan anak
melakukan gerak tubuh yang melibatkan kinerja otot-otot kecil dan
memerlukan koordinasi yang cermat serta tidak memerlukan banyak
tenaga.16
Gerak yang tertata dengan halus merupakan bagian dari
keterampilan motorik halus. Menggengam mainan, mengancingkan
baju, atau melakukan apapun yang memerlukan keterampilan tangan
menunjukan keterampilan motorik halus sesuai yang dikemukakan
oleh Santrock.17
Desmita mengungkapkan keterampilan motorik
halus adalah gerakan-gerakan tubuh atau bagian-bagian tubuh yang
disengaja, otomatis, cepat dan akurat.18
Ketika melakukan kegiatan
yang berkaitan dengan motorik halus, maka perkembangan otot-otot
halus juga berfungsi untuk melakukan gerakan.
Menurut beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
keterampilan motorik halus adalah kemampuan seseorang dalam
melakukan aktivitas yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu
saja yang diatur oleh otot-otot kecil pada tubuh seperti pergelangan
tangan, jari-jemari agar melatih kelincahan, ketelitian dan koordinasi
mata-tangan berfungsi dengan baik dan perkembangan motorik halus.
16 Puri aquarisnawati, dkk., Motorik Halus Pada Anak Usia Prasekolah Ditinjau Dari
Bender Gestalt, Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah Surabya, Insan Vol. 13,
No. 03, 2011, h. 151
17
Jhon W Santrock, Perkembangan Anak , Ed. 11 Jilid 1, Terj. Mila Rachmawati,
(Jakarta :Erlangga, 2007), h. 216
18
Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung :Rosdakarya, 2009), h. 97-98
Hal ini dapat distimulus dengan cara seperti menulis, meremas,
menggenggam dan menggunting.
2. Implikasi Teori Belajar Terhadap Keterampilan Motorik
Pembelajaran motorik sebagai bagian dari proses pendidikan dan
pembelajaran oleh karena itu sudah tentu dipengaruhi oleh teori-teori
belajar. Dalam penelitian ini, peneliti akan menguraikan dua teori
belajar yang sangat berpengaruh dan berkaitan dengan pembelajaran
motorik, yaitu teori belajar behaviorisme dan kognitivisme. Pengaruh
ini ada yang bisa dilihat secara tegas dan tersamar. Berikut penjelasan
mengenai kedua teori tersebut
a. Teori Behaviorisme
Behaviorisme merupakan salah satu teori belajar untuk
memahami perilaku manusia dan menganut pemahaman bahwa
seseorang akan bereaksi jika diberi mendapat stimulus dari luar.19
Dengan kata lain, behavirorisme tidak mengakui adanya
kecerdasan, bakat, minat dalam aktivitas pembelajaran.
Pavlov adalah salah satu ilmuawan yang mengembangkan
studi perilaku (behavioral study) yang dikondisikan, yang dikenal
dengan teori clasical conditioning. ia berpendapat bahwa manusia
maupun hewan dapat dipengaruhi oleh stimulus-stimulus tertentu
yang dirancang dan dikondisikan sehingga timbul respon yang
diinginkan. Adapun implikasinya terhadap keterampilan motorik
adalah :
1. Seorang pendidik dapat merancang stimulus tertentu yang
yang sesuai dan terprogram agar siswa bisa meresponnya
dengan baik dan juga antusias. Dengan hal ini siswa
diharapakan mampu meraih keterampilan yang bagus dan
cekatan.
19 Eveline Siregar dan Hartini, Teori Belajar dan Pembelajaran, Cet.2, (Bogor : Ghalia
Indonesia, 2011), h.25
2. Setelah siswa mendapat keterampilam motorik yang bagus,
guru sebagai fasilitator dapat memperbaharui stimulus yang
diberikan sehingga lebih segar. Dalam kondisi seperti ini
diharapkan keterampilan motorik anak dapat lebih meningkat
secara signifikan.
3. Perlu ditekankan bahwa keterampilan motorik yang diperoleh
oleh seseorang didapat dari stimulus yang diberikan. Maka,
guru dan orangtua harus benar-benar merancang stimulus yang
mampu memotivasi anak untuk menampilkan potensinya
secara optimal.20
b. Teori Kognitivisme
Jean Piaget adalah seorang ahli biologi dan psikologi yang
mempunyai kontribusi besar dalam pemahaman perkembangan
intelektual anak. Piaget menjelaskan bahwa pengetahuan seseorang
merupakan bentukan orang itu sendiri, pengetahuan tersebut
dibangun dalam pikiran anak melalui proses asimilasi yaitu
penyerapan informasi baru dalam pikiran dan akomodasi menyusun
kembali struktur pikiran karena adanya informasi baru sehingga
informasi tersebut memiliki tempat.21
Adapun implikasinya
terhadap pembelajaran motorik adalah :
1. Peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan
cara belajar yang sesuai bagi dirinya. Guru hanya berfungsi
sebagai mediator dan fasilitator yang membuat situasi belajar
menjadi kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan
pada diri peserta didik. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan
begitu saja dari pikiran guru ke pikiran siswa.
2. Akan lebih baik jika belajar dan pembelajaran berangkat dari
realitas nyata yang dihadapi peserta didik. Dengan cara ini
20 Heri Rahyubi, Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik: Deskripsi dan
Tinjauan Kritis, (Bandung: Nusa Media, 2012), h. 162
21
Ibid., h. 194-199
peserta didik mudah menghubungkan apa yang dipelajari
dengan problem dan kenyataan yang dihadapi
3. Kurikulum dan bahan ajar sudah tentu harus disesuaikan
dengan usia dan tahap perkembangan kognisi yang dinarasikan
oleh piaget. sensorimotor, pra operasional, operasional konkret
dan operasional formal.22
3. Fungsi Keterampilan Motorik Halus
Berbedanya keterampilan motorik yang ada pada anak berpengaruh
juga pada peran dalam penyesuaian sosial dan pribadi anak. Anak
yang mempunyai keterampilan yang baik cenderung lebih mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Sebaliknya anak
yang memiliki keterampilan motorik yang rendah dia akan merasa
tidak percaya diri dan menarik diri dari lingkungan.23
Santrock
mengemukakan bahwa fungsi-fungsi perkembangan motorik halus
adalah sebagai berikut: Pertama keterampilan untuk membantu diri
sendiri, keterampilan bantu sosial, keterampilan bermain dan
keterampilan sekolah.24
Keterampilan motorik bisa berguna bagi
kehidupan dan karier seseorang diberbagai lapangan kehidupan yang
berfaedah sesuai dengan bakat, kecenderungan, dan potensinya.
Hurlock mengemukakan bahwa fungsi-fungsi perkembangan
motorik halus adalah sebagai berikut:
a. Keterampilan untuk membantu diri sendiri
Keterampilan motorik yang dimiliki anak dapat membantu
anak untuk mencapai kemandiriannya. Keterampilan tersebut
berupa kemampuan anak untuk mengerjakan sesuatu bagi
kepentingan dirinya seperti berpakaian, mandi.
b. Keterampilan bantu sosial
22 Ibid., h. 202
23
Masganti Sit, Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini Edisi Pertama, (Depok:
Kencana, 2017), h.120.
24
Steffi Claudia, Ajeng Ayu dan Mozes Kurniawan, Origami Game for Improving Fine
Motor Skills for Childern 4-5 Years Old in Gang Buaya Village in Salatiga. Jurnal Obsesi: Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, Vol.2 Issue 2, 2018, h.145
Ketika anak mulai mengenal dan ikut bersosialisasi dengan
lingkungannya ada beberapa keterampilan motorik yang harus
anak miliki, guna diterima di lingkungan keluarga, sekolah
bahkan tetangga. Untuk dapat diterima oleh lingkungan dan
kelompok tersebut anak memerlukan keterampilan seperti
membantu pekerjaan rumah ataupun sekolah.
c. Keterampilan bermain
Anak dalam kesehariannya selalu bermain, guna
menghibur diri sendiri. Biasanya dalam kegiatan bermain dengan
teman sebayanya anak harus memiliki keterampilan yang baik
karena ini berfungsi ketika anak-anak bermian, seperti
menggambar, melukis dan lainnya.
d. Keterampilan sekolah.
Tahun permulan sekolah biasanya anak dilibatkan langsung
dengan kegiatan yang melibatkan ketermapilan motorik halus
seperti melukis, menari, menggambar dll, ketika keterampilan
motorik pada anak meningkat jadi lebih baik dari sebelumnya
maka keterampilan motorik yang dimiliki oleh anak maka akan
meningkat pula prestasi akademik pada anak.25
4. Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Motorik
Keterampilan Motorik halus maupun kasar tidak dapat
berkembangan hanya dengan melalui kematangan fungsi organ
melainkan keterampilan itu harus dipelajari. Hurlock mengatakan ada
delapan konsep penting yang berpengaruh dalam mempelajari
keterampilan motorik pada anak, baik itu motorik halus maupun
motorik kasar, diantaranya adalah:
a. Kesiapan belajar
Keterampilan yang dipelajari dengan waktu dan usaha yang
sama oleh orang yang siap dan yang belum siap belajar akan
25 Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 1, Terj. Sixth Edition Meitasari
Tjandra dan Muslichah Zarkasih, (Jakarta: Erlangga,1978), h. 163
terlihat perbedaan nya. Keterampilan pada anak yang siap belajar
akan lebih unggul ketimbang anak yang belum siap belajar.
b. Kesempatan belajar
Rasa khawatir atau ketakutan yang berlebih orang tua
terhadap anaknya menyebabkan banyak anak yang tidak memiliki
kesempatan untuk mempelajari keterampilan motorik. Hal ini
disebabkan karena perlindungan yang berlebihan yang membuat
anak tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan
keterampilan motorik halusnya.
c. Kesempatan Berpraktik
Anak harus mempunyai waktu tersendiri untuk
mempraktikan berulang-ulang kegiatan yang menimbulkan efek
terhadap keterampilan. Ketika anak hanya mencoba sekali praktek
dikhawatirkan anak malah mendapat gerakan yang salah dan
menjadi kebiasaan yang tidak bagus.
d. Model yang baik
Anak sifatnya meniru. Anak dapat dengan mudah
mempelajari sesuatu ketika ada contoh atau tiruan, sehingga
untuk mempelajari keterampilan dengan baik anak harus meniru
model yang baik pula.
e. Bimbingan
Anak membutuhkan bimbingan untuk dapat meniru sesuatu
dengan baik dan benar. Anak dapat meniru model dengan baik
dan benar ketika mendapatkan arahan atau bimbingan untuk
membetulkan suatu kesalahan, sebelum kesalahan tersebut
terlanjur melekat pada ingatan anak sehingga sulit
membetulkannya kembali.
f. Motivasi
Untuk mempelajari keterampilan motorik, sumber motivasi
berada pada saat kepuasan pribadi yang diperoleh anak dari
kegiatan yang dapat dia kerjakan dengan baik. Dalam hal ini
motivasi belajar berperan sebagai benteng pertahanan agar
terhindar dari ketertinggalan, sumber motivasinya pun berasal
dari kepuasan yang didapatkan anak dari kegiatan tersebut.
g. Setiap keterampilan motorik harus dipelajari secara individu
Tidak terdapat hal-hal yang sifatnya umum perihal
keterampilan tangan dan keterampilan kaki. Setiap jenis
keterampilan tidak memiliki kesamaan, sehingga dalam
mempelajari keterampilan tidak dipelajari secara kelompok
melainkan harus perorangan, contohnya seperti kegiatan
memegang sendok untuk makan pasti tidak sama dengan
kegiatan memegang krayon yang dipakai untuk mewarnai.
h. Keterampilan sebaiknya dipelajari satu demi satu
Ketika keterampilan dipelajari dengan satu persatu secara
bertahap, hal ini akan menjauhkan anak dari rasa kebingungan
yang dapat menimbulkan keterampilan jelek dan juga
pemborosan waktu. Ketika satu keterampilan sudah dikuasai
maka keterampilan lain dapat dipelajari tanpa menimbulkan
kebingungan.26
Anak dapat di kategorikan memiliki
perkembangan keterampilan yang terlambat dan bahkan jauh di
bawah standar jika kedelapan faktor di atas tidak diperhatikan
atau diberikan pada anak sejak dini.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi proses pembelajaran
motorik antara lain : Pertama, Faktor individu, faktor ini berkaitan
dengan potensi, bakat, kemampuan, dan kemauan seorang pembelajar.
Kedua, faktor lingkungan adalah soal kondusif atau tidaknya tempat
dan lingkungan dimana seseorang melakukan proses pembelajaran
motorik. Ketiga, peralatan dan fasilitas menyangkut tersedianya alat
ataau sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang
kelancaran proses pembelajaran motorik. Keempat, faktor
pengajar/fasilitator adalah sejauh mana seorang pengajar mampu
26 Ibid., h. 157
memandu dan menciptakan suasana sehingga proses pembelajaran
motorik bisa berjalan dengna baik dan sukses. Keempat hal ini saling
berkaitan untuk mewujudkan proses pembelajaran motorik yang
optimal. Jika empat hal ini tak tercukupi, maka kemungkinan besar
proses pembelajaran motorik berjalan kurang lancar sehingga hasilnya
pun tidak maksimal atau bahkan buruk.27
5. Aspek-Aspek Keterampilan Motorik halus
Pengembangan keterampilan motorik halus anak dalam
kegiatan pendidikan diarahkan pada aspek-aspek perkembangan. Pada
aspek perkembangan motorik halus, kompetensi dan hasil belajar yang
ingin dicapai adalah keterampilan mengelola dan keterampilan tubuh.
Keterampilan motorik halus ada bermacam-macam, diantaranya ada
beberapa macam keterampilan yaitu:
a. Koordinasi Bilateral (Bilateral Hand Use)
Koordinasi bilateral adalah keterampilan untuk
menggunakan kedua sisi tubuh pada saat yang bersamaan dengan
cara yang terkendali dan terorganisir. Artinya kegiatan yang
dilakukan pada aspek ini memerlukan kesamaan gerak pada
kedua sisi tubuh contohnya seperti kegiatan memilin adonan
playdough, memotong gunting sambil memegang dan
mengendalikan kertas dengan tangan yang lain. Untuk
menyelesaikan banyak kegiatan sehari-hari seperti memainkan
alat musik, mengaduk makanan dalam mangkuk, menggunakan
alat tersebut membutuhkan koordinasi bilateral yaitu kedua
tangan yang bergerak bersamaan.
b. Koordinasi Mata dan Tangan (Eye Hand Coordination)
Pada keterampilan ini mempengaruhi keterampilan anak
untuk mewarnai, menggambar dasar, memecahkan labirin,
menulis dengan tangan, menangkap bola, memukul bola,
27 Heri Rahyubi, Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik: Deskripsi dan
Tinjauan Kritis, (Bandung: Nusa Media, 2012), h. 209
membuat seni, ikat sepatu, dan menggunakan gunting.
Keterampilan motorik dapat ditingkatkan melalui banyak latihan
dalam aktivitas itu sendiri.
c. Keterampilan Manipulasi (In Hand Manipulation Skills)
In-hand manipulation skills mengacu pada keterampilan
bergerak dan posisi objek dalam satu tangan tanpa bantuan sisi
lain. Keterampilan manipulasi tangan adalah keterampilan untuk
memindahkan dan menempatkan benda ditangan tanpa
menggunakan sisi lain. Ini mungkin, keterampilan motorik halus
yang paling rumit. Banyak kegiatan sehari-hari yang melibatkan
kemapuan manipulasi pada tangan, contohnya menyesuaikan
pegangan di atas kertas saat memotong dengan gunting,
menggunakan garpu dan pisau, posisi memasang kancing,
resleting dan tali untuk berpakaian melibatkan gerakan tangan
yang halus ini.28
Menurut pendapat Ozmun, dkk yang dikutip oleh Miratul
Hayati terdapat empat aspek yang terdapat pada keterampilan motorik
halus : Pertama, Koordinasi Mata dan Tangan (Eye Hand
Coordination), dalam aspek ini terdapat kegiatan yang mecirikan
keterampilan koordinasi mata dan tangan yaitu salah satunya anak
mampu meniru bentuk. Kedua, keterampilan memanipulasi (Hand
Skills Manipulation) kegiatan yang identik dengan memanipulasi yaitu
salah satunya adalah maampu menggunakan jari telunjuk dan jempol
untuk memegang benda dan jari tengan dan manis digunakan sebagai
kestabilan tangan. Ketiga, ada koordinasi Bilateral (Bilateral Hand
Use), dalam setiap kegiatan motorik halus hampir semua kegiatan
melibatkan penggunaan kedua tangan seperti meremas, menggunting
dan lainnya. Yang keempat, kontrol penggunaan alat pada tangan
(Control use tools) anak dapat dikatakan mampu mengontrol alat
28 Mindy K. Buckner, TherapyStreetForKids, (www.TherapyStreetForKids.com).
Diakses pada 22 Agustus 2019
ketika anak dapat menggunakan alat dan memainkan nya sesuai
dengan fungsinya. Selain itu, dapat dilihat juga dari bagaimana cara
menggunakannya dan ketepatan dalam menggunakan alat yang
dimainkannya, seperti pada saat anak memegang pensil warna untuk
merwarnai dan memegang gunting untuk memotong.29
Perkembangan motorik halus anak usia 5-6 tahun yang baik
tentunya sesuai dengan karakteristik perkembangan yang telah
ditetapkan. Karakteristik kemampuan motorik halus seorang anak itu
dikatakan baik apabila tujuan dari perkembangan motorik halus yang
telah dipaparkan sebelumya dapat tercapai. Pernyataan tersebut sesuai
yang dikemukakan Hurlock yaitu pengendalian otot tangan, bahu, dan
pergelangan tangan meningkat dengan cepat selama masa kanak-
kanak.30
Pendapat tersebut senada dengan yang diungkapkan Santrock
yaitu usia 5 tahun koordinasi motorik halus anak semakin meningkat
ditandai dengan tangan, lengan, dan jari semua bergerak bersama di
bawah perintah mata.31
Berdasarkan beberapa pernyataan yang telah dipaparkan di
atas, maka aspek-aspek keterampilan motorik halus anak usia 5-6
tahun yang baik adalah koordinasi mata dan tangan, keterampilan
memanipulasi, koordinasi bilateral dan kontrol penggunaan alat pada
tangan. Aspek tersebut dapat distimulasi oleh orangtua, guru dengan
beberapa kegiatan yang sudah dijelaskan.
B. Bermain pada Anak Usia Dini
1. Pengertian Bermain
Dockett dan Fleer berpendapat bahwa bermain merupakan
kebutuhan bagi anak karena anak dapat mendapatkan pengetahuan dan
29 Miratul Hayati, Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Bermain Finger
Painting, Jurnal education, Vol. 10, No.1, Juni 2018, h. 385
30
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 1, Terj. Sixth Edition Meitasari
Tjandra dan Muslichah Zarkasih, (Jakarta: Erlangga,1978), h. 159
31
Jhon W Santrock, Perkembangan Anak , Ed. 11 Jilid 1, Terj. Mila Rachmawati,
(Jakarta: Erlangga, 2007), h. 217
mengembangkan kemampuan yang ada pada dirinya. Karena bermain
memiliki aktifitas yang berbeda seperti kegiatan belajar dan bekerja
yang dilakukan untuk mencapai hasil akhir.32
Pendapat lain dikemukakan oleh Piaget yang mengatakan bermain
adalah suatu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan
menimbulkan kesenangan/kepuasan bagi diri seseorang.33
Dengan
bermain anak dapat bereksplorasi untuk memperkuat hal-hal yang
sudah diketahui dan menemukan hal-hal baru. Melalui bermain, anak
juga dapat mengembangkan semua potensinya secara optimal, baik
potensi fisik maupun mental intelektual dan spiritual.34
Bermain bagi anak adalah kegiatan yang menyenangkan dan
dilakukannya bukan karena paksaan, dan ketika bermain pula ada
beberapa aspek perkembangan pada anak yang dapat dikembangkan
dengan baik. Pendapat di atas diperkuat oleh Santrock, bermain ialah
kegiatan yang menyenangkan yang dilaksanakan untuk kepentingan
kegiatan itu sendiri. Menurutnya, bermain memungkinkan anak
melepaskan energi yang berlebihan dan membebaskan perasaan yang
terpendam, melalui bermain, perasaan anak akan menjadi bahagia,
sehingga akan mengalami kenyamanan dalam melakukan serangkaian
kegiatan pembelajaran.35
Pendapat lain dikemukakan oleh Bettelheim, kegiatan
bermain adalah kegiatan yang tidak mempunyai peraturan lain kecuali
yang ditetapkan pemain sendiri dan tidak ada hasil akhir yang
dimaksudkan realitas luar.36
Dalam kegiatan bermain anak tidak
mementingkan bagaimana hasil akhirnya karna yang anak cari adalah
32 Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta : PT
Indeks, 2013), h. 144.
33
Yuliani dan Bambang, Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak, (Jakarta: PT
Indeks, 2010) h. 34
34
Mukhtar Latif, dkk, Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta : Kencana,
2015), h. 78
35
M. Fadillah, Edutainment Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta : Kencana, 2014), h 26.
36
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 1, Terj. Sixth Edition Meitasari
Tjandra dan Muslichah Zarkasih, (Jakarta: Erlangga, 1978), h. 320
tentang kesenangan. Bermain merupakan peluang bagi anak untuk
melakukan berbagai hal, situasi itulah yang membuat anak belajar.
Dengan demikian, bermain merupakan cara anak belajar, belajar
tentang apa saja. Belajar tentang objek, kejadian, situasi, dan konsep
(misalnya halus, kasar dan lain-lain). Anak juga berlatih koordinasi
berbagai otot gerak misalnya otot jari, selain itu melalui bermain anak
berlatih mengekspresikan perasaan.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
bermain adalah suatu kegiatan yang sangat berkaitan erat dengan
kehidupan anak dan bermain juga merupakan peluang untuk anak
dalam belajar dan mengembangkan segala aspek perkembangan pada
anak ketika bermain anak tidak mementingkan terhadap hasil akhir
dan bermain juga dilakukan anak dengan senang hati tanpa adanya
paksaan.
2. Manfaat Bermain
Bermain merupakan pengalaman belajar yang sangat
berguna untuk anak, misalnya anak memperoleh pengalaman dalam
membina hubungan dengan sesama teman, menambah
pembendaharaan kata, dan masih banyak lainnya yang akan dijelaskan
pada poin-poin berikut:
a. Manfaat bermain untuk perkembangan aspek fisik
Bila anak mendapat kesempatan untuk melakukan kegiatan
yang melibatkan gerakan-gerakan tubuh, akan membuat tubuh
anak menjadi sehat. Dengan demikian, guru perlu secara kreatif
merancang variasi kegiatan di dalam maupun di luar kelas yang
tidak membosankan bagi anak.
b. Manfaat bermain untuk perkembangan motorik kasar dan halus
Usia 4-5 tahun biasanya anak sudah mulai belajar
menggambar bentuk-bentuk tertentu seperti gambar rumah, orang
dan lain-lain. Aspek motorik kasar juga dapat dikembangkan
dengan kegiatan bermain seperti kejar-kejeran dengan temannya.
37
Bermain bagi anak usia dini dapat mempelajari dan belajar
banyak hal, karena itu bermain merupakan kegiatan pembelajaran
yang sangat penting. Berikut beberapa pengaruh bermain bagi
anak usia dini :
a. Perkembangan fisik, yaitu manfaat yang didapatkan anak
untuk mengembangkan otot dan melatih seluruh tubuhnya.
Manfaat afeksi, yaitu manfaat permainan yang berhubungan
dengan perkembangan psikologis anak. Misalnya,
naluri/insting, perasaan, emosi, sifat, karakter, watak,
maupun kepribadian seseorang.
b. Dorongan berkomunikasi, yaitu anak dapat saling
berinteraksi dengan temannya dan membuat anak menjadi
saling mengerti maksud satu sama lain.
c. Penyaluran energi emosional, yaitu anak dapat menyalurkan
ketegangan yang dialami karena tekanan atau pembatasan
dari lingkungan terhadap mereka.
d. Perkembangan wawasan diri, yaitu anak mampu mengukur
kemampuannya sendiri dibanding dengan kemampuan
temannya ketika bermain.38
3. Jenis Bermain
Bermain memberikan dampak yang menyenangkan bagi
anak. Melalui bermain anak dapat mengembangkan seluruh
kemampuan yang dimiliki. Jenis-jenis bermain menurut Hurlock
terdiri atas bermain aktif dan bermain pasif atau dikenal sebagai
hiburan. Berikut ini penjelasan mengenai dua jenis main yang telah
disebutkan di atas :
37 Mayke S. Tedjasaputra, Bermain, Mainan, dan Permainan, (Jakarta: PT Grasindo,
2001), h. 39-40
38
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 1, Terj. Sixth Edition Meitasari
Tjandra dan Muslichah Zarkasih, (Jakarta: Erlangga,1978), h. 323
1. Bermain aktif
Kegiatan bermain aktif adalah kegiatan yang memberikan
kesenangan dan kepuasan pada anak melalui aktivitas yang
mereka lakukan sendiri.39
Kebanyakan anak melakukan berbagai
bentuk bermain aktif, tetapi banyaknya waktu yang digunakan
dan banyaknya kegembiraan yang akan diperoleh dari setiap
permainan sangat bervariasi. Dalam hal ini, kesenangan anak
timbul dari apa yang dilakukan individu, apakah dalam bentuk
kesenangan berlari atau membuat sesuatu dengan lilin atau cat.
Dalam bermain aktif juga terdapat beberapa macam kegiatan
seperti :
a. Bermain bebas dan spontan
Ciri dari kegiatan bermain ini dilakukan dimana sajs
dan dengan cara apa saja berdasarkan apa yang ingin
dilakukan. Kegiatan ini umumnya banyak dijumpai pada
anak usia 3 bulan sampai sekitar 2 tahun. Sebagai contoh bayi
akan cenderung asyik ketika kakinya mengenai kerincingan
yang digunakan diatas tempat tidurnya, sehingga kerincingan
bergerak dan menimbulkan suara.
b. Bermain peran
Bermain peran merupakan salah satu jenis bermain
aktif, yang memberikan kesempatan kepada anak untuk
menciptakan sendiri tokoh imajinasi yang mereka inginkan.
Anak bermain menggunakan media secara langsung dan
melakukan peran sesuai dengan situasi yang diinginkan.
Apabila permainan melibatkan dua orang atau lebih disebut
dengan permainan sosiodrama. Contoh permainan
sosiodrama yakni bermain “masakmasakan, ibu-ibuan,
dokter-dokteran” atau bermain dengan berbagai tema yang
mereka pilih dengan kesepakatan bersama teman. Anak
39 Mayke S. Tedjasaputra, Op.Cit, h. 53
berbicara sendiri sesuai dengan imajinasinya saat
memerankan tokoh.
c. Bermain konstruktif
Bermain konstruktif yakni anak menciptakan sendiri
atau membangun sendiri pengetahuan yang anak miliki dan
menghadirkannya sebagai objek konkrit. Yang termasuk
dalam kegitan bermain konstruktif adalah menggambar,
mencipta bentuk dari lilin mainan, menggunting dan
menempel kertas, merakit kepingan kayu, dan masih banyak
lagi kegiatan yang digolongkan pada bermain konstruktif.40
2. Bermain pasif
Yaitu permainan yang bersifat hiburan semata. Artinya,
anak tidak ikut secara aktif dalam proses permainan. Dalam hal
ini, kegembiraan anak diperoleh dengan memerhatikan aktivitas
orang lain seperti menonton film.41
Pendapat lain mengemukakan, terdapat tiga jenis main
yaitu:
1. Bermain peran menurut Vygotsky dan Erikson disebut juga main
simbolis, pura-pura, fantasi, atau imajinasi. Main drama sangat
penting untuk perkembangan kognisi, sosial, dan emosi pada usia
3-6 tahun.
2. Bermain sensorimotor atau main fungsional dimana anak belajar
melalui panca indra dan hubungan fisik dengan lingkungan
mereka.
3. Bermain pembangunan atau konstruktif adalah kegiatan main
yang menampilkan ide anak melalui media yang bersifat cair dan
terstruktur. Piaget mengemukakan bahwa main pembangunan
membantu anak untuk mengembangkan keterampilan yang
mendukung tugas-tugas disekolah. Adapun contoh bahan yang
40 Ibid., h. 55-57
41
M. Fadillah, Edutainment Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta : Kencana, 2014), h. 37
digunakan yaitu air, pasir, cat, play dough, krayon dll, sedangkan
media yang terstruktur seperti balok, dan lego.42
Bermain konstruktif memberikan kesempatan kepada anak
untuk melatih keterampilan motorik halusnya. Jenis media yang
digunakan pada bermain konstruktif terdiri dari media yang terstruktur
dan media yang bersifat cair. Media bermain konstruktif bahan cair
penggunaanya ditentukan sendiri oleh anak, sedangkan media bermain
konstruktif terstruktur penggunaannya sudah ditentukan oleh media
itu sendiri sehingga anak hanya bisa menyusun bentuk media tersebut.
Jenis-jenis bermain yang telah dijelaskan diatas dapat
dikatakan bahwasannya permainan yang dapat diberikan kepada anak
haruslah disesuaikan dengan kebutuhan anak. Tetapi tidak
memungkiri pula apabila anak diberikan permainan yang menyangkup
seluruh jenis main tersebut.
Penelitian ini menggunakan jenis bermain konstruktif.
Media bermain konstruktif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
dengan media yang bersifat cair yakni menggunakan air, cat warna
sehingga membuat hasil karya/lukisan dari cat jari melalui permainan
finger painting dan juga adonan play dough sehingga anak dapat
menghasilkan karya sesuai bentuk yang diinginkan.
4. Finger Painting
a. Pengertian Finger Painting
Salim menyatakan “finger painting (melukis dengan jari)
adalah salah satu kegiatan teknik melukis dengan mengoleskan
cat menggunakan jari jemari pada kertas dan anak dapat ebas
menuangkan iamjinasinya, oleh karena itu kegiatan ini dapat
42 Wiwik Pratiwi, Konsep Bermain pada Anak Usia Dini, Jurnal Manajamen Pendidikan
Islam, Vol.5 No.2 Agustus 2017, h. 111
melatih motorik halus dan kreativitas yang dimiliki anak.43
Menurut B.E.F Montolalu finger painting dapat
mengembangkan ekspresi melalui media lukis dengan gerakan
tangan, mengembangkan fantasi, imajinasi dan kreasi, melatih
otot-otot tangan/jari, koordinasi otot dan mata.44
Berdasarkan
pendapat di atas dapat dikatakan bahwa finger painting
merupakan kegiatan melukis dengan jari-jemari tangan dengan
tujuan untuk melatih alat indra peraba yang ada pada anak.
Aktivitas mereka bersentuhan langsung dengan cat membantu
melatih alat indra perabanya dan mengenal warna,
mengembangkan ekspresi dan melatih koordinasi mata dan
tangan.
b. Bahan dan Peralatan Finger Painting
Dalam melakukan kegiatan finger painting guru sebaiknya
menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
membuat membuat lukisan ini diantaranya yaitu:
a) Tepung kanji
b) Tepung terigu
c) Serbuk pewarna makanan
d) Air
e) Kertas gambar45
Bahan yang digunakan untuk membuat cat pada kegiatan
finger painting menurut Montolalu adalah sebagai berikut:
a) Cat untuk finger painting
b) Tepung sagu
43 Nina Astria, dkk. Penerapan Metode Bermain Melalui Kegiatan Finger Painting
Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus, Jurnal PG PAUD Universitas Ganesha, Vol.3,
No.1, 2015), h. 3
44
Kadek Sri Wahyuni dkk, Pengaruh Finger Painting Terhadap Kemampuan Motorik
Halus Anak Usia Dini Kelompok B2 di TK Ganesha, e-journal Pendidikan Anak Usia Dini
Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 6 No.1, 2018, h. 3
45
Yeni Rachmawati, Strategi Pengembangan Kreatifitas Pada Anak Usia Taman Kanak-
Kanak, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 84
c) Pewarna kue
d) Sabun cair
e) Minyak sayur
Cara membuat cat finger painting menurut Montolalu
sebagai berikut:
a) Cat dari tepung sagu
Tepung sagu dicairkan dan masukan 1 sendok teh sabun
cair, minyak sayur dan pewarna secukupnya. Aduk didalam
panci hingga merata dan masak diatas kompor dan terus
diaduk-aduk agar teksturnya rata. Tepung sagu jangan
terlalu masak karena hasilnya akan kurang bagus.
b) Cat dari serpihan sabun
Kocok serpihan sabun hingga menyerupai adonan busa kue,
tambahkan sedikit cat sebagai pewarna. Jika tidak
memungkinkan untuk membuat cat maka guru dapat
menggunakan cat warna yang aman. Cat untuk kegiatan
finger painting harus aman bagi anak karena cat tersebut
akan bersentuhan langsung dengan jari jemari anak.46
c. Tujuan dan Manfaat Finger Painting
Pembelajaran melukis menggunakan jari atau finger
painting memiliki beberapa tujuan. Adapun tujuan yang ingin
dicapai yaitu meningkatkan kemampuan berpikir dan berbuat
kreatif dan dapat mengembangkan kemampuannya dengan
menggambar karya yang kreatif.47
.
46 Anita Natalia, Deskripsi Penerapan Finger Painting dalam Mengembangkan
Kemampuan Motorik Halus pada Anak Kelompok B di Tk Dharma Wanita Persatuan Sukarame
Bandar Lampung, Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung 2016, h.
17-18
47
Yeni Rachmawati, Op. Cit, h. 84
d. Langkah-langkah Kegiatan Finger Painting
Kegiatan finger painting dapat dilakukan di atas meja
dengan posisi anak-anak berdiri sehingga memudahkan mereka
untuk menggerakkan tangannya.
1) Anak-anak beserta guru mempersiapkan bahan-bahan yang
diperlukan.
2) Guru memandu anak-anak untuk membuat adonan terlebih
dahulu sebelum membuat finger painting.
3) Cara membuat bahan untuk Finger Painting yaitu: Tepung kanji
dan tepung terigu diaduk sampai rata. Masukkan air aduk
sampai rata sehingga adonan terlihat encer. Berikan pewarna
makanan sesuai warna kesukaan anak. Langkah selanjutnya
adonan dimasak hingga mendidih sambil diaduk terus hingga
adonan mengental seperti lem. Setelah itu, angkat dan
dinginkan. Setelah dingin, guru dapat membantu anak untuk
membagi adonan.
4) Guru menyiapkan kertas gambar besar (ukuran kertas sesuaikan
dengan situasi, kertas ini dapat pula berbentuk binatang
dinosaurus yang besar) kemudian anak dapat meggambar
dengan menggunakan jari yang sebelumnya sudah dilumuri
dengan adonan finger painting tadi.
5) Diakhir kegiatan anak-anak menceritakan lukisan yang
dibuatnya.48
5. Play Dough
a. Pengertian Play Dough
Play dough merupakan bermain dengan adonan. Play
dough adalah bahan bermain yang cocok bagi anak. Teksturnya
sangat lembut untuk diremas, namun cukup elastis untuk
48 Ibid., h. 84
dibentuk.49
Sedangkan menurut Yeni Rachmawati Play Dough
merupakan sebuah mainan yang bahan adonannya terbuat dari
tepung, biasanya permainan ini dilakukan oleh anak-anak dengan
menggunakan tangan dan peralatan untuk membentuk adonannya.
Play Dough merupakan salah satu alat permainan edukatif dalam
pembelajaran anak usia dini yang termasuk kriteria alat permianan
murah dan memiliki nilai yang fleksibelitas dalam merancang pola
yang hendak dibentuk sesuai dengan rencana dan daya imajinasi.50
Berdasar pada pendapat di atas maka dapat didefinisikan
bahwa play dough merupakan bentuk dari aktiitas yang membuat
anak senang saat mengerjakannya dan banyak digemari oleh anak-
anak karena mudah untuk dimainkan selain itu juga media ini
murah dan dapat dibuat sendiri dirumah sehingga aman digunakan
untuk anak-anak.
b. Bahan dan Peralatan Play Dough
Alat atau sarana yang digunakan dalam kegiatan bermain
playdough ini adalah, adonan playdough yang telah dibuat sendiri,
penggilas, gunting kecil, penggaris, dan kertas asturo. Guru
menyediakan bahan yang dibutuhkan untuk membuat Play Dough
yaitu; tepung terigu (1 kg), minyak sayur (250 gr), serbuk pewarna
makanan (warna-warni), garam dan air secukupnya.
c. Tujuan dan Manfaat Play Dough
Adapun tujuan dari penggunaan media play dough untuk
melatih motorik halus. Hal ini dilakukan karena kemampuan
motorik halus anak belum menunjukkan kemampuan yang
maksimal. Bermain play dough menurut Swartz dapat membuat
keterampilan motorik halus pada anak berkembang, karena didalam
49 Erika Yunia Wardah, Bermain Play Dough Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak
Autis di SDLB, Jurnal Pendidikan Khusus UNESA, 2017, h. 3
50
Sumardi, taopikrahman, iis syifa gustini, Peningkatan Kemampuan Anak Usia Dini
Mengenal Lambang Bilangan Melalui Media play dough, Jurnal Paud Agapedia, Vol. 1 No. 2
Desember 2017, h. 195
kegiatannya anak-anak menggunakan tangannya untuk meremas,
menekan, membentuk, meratakan, menggulung, memotong dan
memecah adonan. Melalui pengalaman ini anak mampu
mengambangkan aspek-aspek yang ada pada keterampilan motorik
halus yaitu koordinasi mata tangan dan kontrol, ketangkasan dan
kekuatan pada tangan.51
d. Langkah-langkah Kegiatan Play Dough
Rachmawati dan Kurniati menyatakan bahwa, langkah-
langkah menggunakan media play dough dijelaskan ke dalam dua
bagian yaitu pada saat persiapan sebelum pembelajaran dan pada
saat pembelajaran. Pertama, persiapan sebelum pembelajaran
diantaranya menetapkan tujuan pembelajaran, menyiapkan play
dough. Kedua, pada saat pembelajaran diantaranya guru membagi
anak dalam beberapa kelompok kecil, memperkenalkan kegiatan
bermain play dough, membagikan adonan play dough untuk setiap
anak, dan anak di perkenankan membentuk adonan sesuai yang
diinginkan.52
C. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian relevan disini dimaksudkan peneliti agar tidak hanya
menirutetapi menjadi masukan untuk peneliti selanjutnya.
1. Penelitian oleh Kuntum Feminin Ratna Wahyu Pusari, dengan judul
Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus pada AUD
Melalui Kegiatan Bermain Konstruksi Plastisin Bentuk Huruf
Kelompok B RA Taqwal Ilah Semarang Tahun Ajaran 2015/2016.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Data
dalam Penelitian Tindakan Kelas ini diperoleh melalui observasi dan
dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian setelah melakukan
51 Janice J. Beaty, Observasi Perkembangan Anak Usia Dini, Ed. 7, Terj. Arif Rakhman,
(Jakarta: Kencana, 2013), h. 253
52
Sudiasih, dkk. "Penerapan Metode Pemberian Tugas Berbantuan Media Playdough
Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus." Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 2.1 (2014).
h. 135
kegiatan bermain plastisin bentuk huruf, menunjukkan adanya
peningkatan terhadap kemampuan motorik halus pada anak
kelompok B RA Taqwal Ilah Semarang tahun ajaran 2015/2016.
Penelitian ini dilaksanakan dengan tindakan yang terdiri dari 2 siklus
yaitu siklus I dan siklus II, dan diperoleh hasil yaitu 40% pada siklus
I dan meningkat menjadi 80% pada siklus II. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa kemampuan motorik halus anak dapat
ditingkatkan melalui kegiatan bermain konstruksi plastisin bentuk
huruf.53
2. Penelitian oleh Istri Agung Ardyatmika, dkk, dengan judul
“Penerapan Metode Bermain Melalui Media Play dough untuk
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Kelompok A”
(Program Studi PG PAUD Universitas Ganesha). Jenis penelitian ini
menggunakan penelitian tinddakan kelas. Dengan subjek anak
kelompok A.54
3. Penelitian oleh Umi Muslimah, dengan judul Upaya
Mengembangkan Keterampilan Motorik Halus Melalui Finger
Painting pada Anak Kelompok B BA Aisiyah 4 Tegal Sepur Klaten
Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014. Jenis penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Hasil penelitian ini menunjukkan
adanya pengembangan kemampuan motorik halus pada anak
kelompok B di BA Aisyiyah 4 Tegalsepur Klaten Tengah melalui
finger painting, sebelum tindakan 33.63%, pada siklus I 59.54%,
pada siklus II 80.85%. Kesimpulan penelitian ini adalah melalui
finger paiting dapat mengembangkan kemampuan motorik halus
anak di BA Aisyiyah 4 Tegalsepur Klaten Tengah Tahun Pelajaran
2013/2014. Finger painting bisa dilaksanakan dengan maksimal di
53 Kuntum Feminin Ratna Wahyu Pusari, Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik
Halus pada AUD Melalui Kegiatan Bermain Konstruksi Plastisin Bentuk Huruf Kelompok B RA
Taqwal Ilah Semarang Tahun Ajaran 2015/2016. Jurnal Upgris Vol. 5 No. 1 2016. h. 32
54
Agung Ardyatmika, dkk, Penerapan Metode Bermain Melalui Media Play dough untuk
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Kelompok A, Jurnal PG Paud, Vol.4. No.2. 2016.
h. 1
BA Aisyiyah 4 Tegalsepur Klaten Tengah dengan menggunakan
adonan finger painting.55
D. Kerangka Berpikir
Dalam keterampilan motorik halus ini terpacu pada 5 aspek
keterampilan motorik halus yaitu ketepatan, kekuatan, koordinasi mata
tangan, kehalusan gerak dan kelenturan. Dari ke lima aspek tersebut sudah
cukup untuk melengkapi gambaran dari keterampilan motorik halus anak
usia 5-6 tahun untuk penelitian. Anak yang memiliki keterampilan motorik
yang baik pasti akan menonjolkan sikap pada aspek-aspek tersebut.
Keterampilan motorik halus merupakan salah satu aspek yang
memiliki peran penting dalam keberlangsungan hidup anak kedepannya,
hal ini dapat dilihat dari beberapa alasan. Dari alasan sosial dan akademis,
anak dituntut untuk bisa melakukan beberapa keterampilan yang ada
dalam kehidupan sehari-hari agar bisa hidup mandiri dan ketika disekolah
tidak jarang anak-anak diberikan tugas yang menuntut mereka bisa
melakukan kegiatan seperti menulis, menggunting, dan kegiatan lainnya
yang bersangkutan dengan koordinasi antara mata dengan tangannya.
Keterampilan motorik halus pada anak dapat dikembangkan dengan
diberikan stimulasi sejak dini oleh guru, orangtua maupun lingkungan
yang ada pada sekitar anak.
Guru sebagai fasilitator perkembangan anak disekolah harus
memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan keseluruhan
kemampuan yang dimiliki anak. Memberi kesempatan anak untuk
bereksplorasi, berekperimen melalui beberapa kegiatan yang menarik
sehingga menjadikan anak lebih kreatif dalam membuat sesuatu. Dengan
bermain finger painting dan play dough diharapkan mampu menarik
perhatian siswa sehingga timbul pengaruh dalam keterampilan motorik
halusnya karena kedua kegiatan bermain ini dapat melibatkan anak dalam
55 Umi Muslimah, Upaya Mengembangkan Keterampilan Motorik Halus Melalui Finger
Painting pada Anak Kelompok B BA Aisiyah 4 Tegal Sepur Klaten Tengah Tahun Pelajaran
2013/2014.Naskah Publikasi Skripsi, Universitas Muhamadiyah Surakarta, 2014. h. 4
kegiatan secara langsung seperti saat kegiatan menekan, membentuk,
memotong dan lainnya. Hal ini secara langsung dapat berpengaruh pada
aspek yang terdapat dalam keterampilan motorik halus yaitu berupa
koordinasi bilateral, koordinasi mata dan tangan , keterampilan manipulasi
dan kontrol penggunaan alat pada tangan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang lebih
signifikan antara bermain finger painting dan play dough terhadap
keterampilan motorik halus anak usia 5-6 tahun. Adapun cara untuk
melihat tingkat signifikannya didapat dari hasil posttest. Kelas eksperimen
1 berupa bermain finger painting dan kelas eksperimen 2 berupa bermain
play dough. Kemudian agar terlihat perbedaannya maka kedua kelas di
ujikan dengan menggunakan rumus t-test sehingga dapat diketahui
kegiatan bermain mana yang lebih mempengaruhi secara signifikan
terhadap keterampilan motorik halus anak. Berikut skema kerangka
berpikir yang digambarkan dalam bagan alur kerangka berpikir dalam
penelitian.
Bagan 2.1
Kerangka Penelitian
Keterampilan Motorik Halus
Kelas eksperimen 1
dengan bermain finger painting
Hasil posttest bermain finger painting
Kelas Eksperimen 2
dengan bermain play dough
Hasil posttest bermain play dough
t-test
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teoritis dan kerangka berpikir di atas maka dapat
dibuat hipotesis penelitiannya yaitu :
Ho : Tidak terdapat perbedaan secara signifikan anak yang bermain
play dough dengan anak yang bermain finger painting
Ha : Anak yang bermain play dough akan memperoleh
perkembangan yang lebih tinggi secara signifikan dibanding anak
yang bermain finger painting di TK Madrasah Pembangunan.
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat yang digunakan pada penelitian kuantitatif eksperimen ini
adalah di TK Madrasah Pembangunan, yang terletak di Jl. Raya
Siliwangi Pamulang Tangerang Selatan. Waktu penelitian akan
dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020, dengan
rincian kegiatan sebagai berikut :
Tabel 3.1
Rincian kegiatan penelitian
No. Bentuk Kegiatan Jan Juli Agst Sept Okt Nov
1. Observasi
2. Penyusunan dan
perbaikan proposal
skripsi
3. Seminar proposal
4. Validitas Instrumen
5. Pretest
6. Treatment
Posttest
Analisis data
B. Desain Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini termasuk dalam pendekatan
kuantitatif karena data yang akan diperoleh berupa angka, yang akan
dianalisis secara statistik.56
Metode yang digunakan pada penelitian
kuantitatif ini berupa penelitian eksperimen. Dalam penelitian eksperimen
diusahakan akibat timbulnya variabel terikat (keterampilan motorik halus)
disebabkan adanya manipulasi variabel bebas (kegiatan bermain) pada
subjek penelitian.57
Dalam penelitian ini diusahakan agar faktor-faktor luar
yang disebut sebagai variabel sekunder (faktor luar) tidak ikut
mempengaruhi variabel terikat, maka variabel bebas harus memiliki
variasi dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sedangkan
56 Liche seniati, aris yulianto, dan Bernadette, Psikologi Eksperimen, (Jakarta: Indeks,
2008), h. 22
57
Ibid., h. 26
variabel sekunder pada kedua kelompok dibuat setara. variabel sekunder
dianggap sebagai faktor yang dapat ikut mempengaruhi variabel terikat,
selain adanya variabel bebas berupa kegiatan bermain. Oleh karena itu
variabel sekunder disetarakan dengan cara memilih sampel yang memiliki
kriteria yang sudah ditentukan. 58
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi
Experiment Design, karena dalam desain ini peneliti hanya dapat
mengontrol beberapa variabel sekunder yang dapat mempengaruhi
jalannya eksperimen dan tidak dapat mengontrol secara ketat sehingga
validitas internal (kualitas rancangan penelitian) menjadi lemah59
.
Validitas yang lemah pada penelitian ini disebabkan oleh sampel yang
digunakan berupa anak jadi sulit mengontrol dengan ketat faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi variabel terikat (keterampilan motorik halus)
selain karena adanya variabel bebas (kegiatan bermain) selama proses
penelitian berlangsung. Berbeda dengan desain penelitian true
eksperimental yang memiliki ciri khusus yaitu dapat mengontrol sampel
secara ketat (homogen) selama penelitian berlangsung sehingga validitas
internalnya menjadi tinggi dan dapat dipastikan timbulnya variabel terikat
dipengaruhi oleh adanya manipulasi variabel bebas bukan oleh variabel
luar selama penelitian.
Desain Quasi Eksperimen terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
Time series design, dan Nonequivalent control group design.60
untuk
mendapatkan hasil treatment yang akurat dalam membandingkan keadaan
sebelum dan sesudah diberinya treatment maka jenis desain yang
digunakan pada penelitian ini yaitu Nonequivalent control group design,
karena jenis desain Nonequivalent control group design memiliki
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, hanya saja tidak dapat
58 Ibid., h. 27
59
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitataif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2011), h. 77
60
Ibid, h. 79
dipilih secara random dan jenis desain ini juga terdapat pretest sebelum
diadakan treatment dan posttest setelah treatment diberikan.
Peneliti tertarik untuk meneliti sebanyak dua variabel percobaan
pada penelitian yang sama, hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan
format yang disebut dengan rancangan dua faktor.61
Jadi dalam penelitian
ini kelompok kontrol digantikan dengan kelompok eksperimen 2, karena
kedua kelompok nantinya akan diberikan treatment yang berbeda.
Kelompok eksperimen 1 menerima kegiatan bermain finger painting dan
kelompok eksperimen 2 menerima kegiatan bermain play dough. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari suatu treatment
yang diberikan dengan cara berulang-ulang dalam waktu yang sudah
ditentukan yaitu 5 kali dalam seminggu perkelompok, dan penulis ingin
melihat media mana yang lebih berpengaruh pada keterampilan motorik
halus anak usia 5-6 tahun. Berikut merupakan gambar Quasi Experiment
Design dengan jenis Nonequivalent Control Group Design. 62
Bagan 3.1
Nonequivalent Control Group Design.
Keterangan:
O1 = Observasi awal (pre test)
O2 = Observasi akhir (post test)
Xf = Treatment finger painting
Xp = Treatment Play Dough
61 Clifford J. Drew, Michael L. Hardman, dan Jhon L. Hosp, Penelitian Pendidikan:
Merancang dan Melaksanakan Penelitian pada Bidang Pendidikan, Terj. Harsiwi Fajar Sari dan
B. Sendra Tanuwidjaja, (Jakarta: Indeks, 2017), h.214
62
Sugiyono., Op.Cit, h. 79
O2
Xp
O1
Xf
O1
O2
C. Populasi dan sampel
Menurut Sugiyono “Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas atau karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik
kesimpulannya.”63
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelompok B berjumlahkan 84 anak yang bersekolah di TK Madrasah
Pembangunan Pamulang. Masing-masing terbagi menjadi 4 Kelas yaitu
B1, B2, B3 dan B4.
Tabel 3.2
Jumlah siswa kelompok B TK Madrasah Pembangunan
No Siswa kelompok Putra Putri Jumlah Siswa
1. B1 12 8 20
2. B2 11 10 21
3. B3 13 8 21
4. B4 13 9 22
Sugiyono mengemukakan bahwa sampel merupakan sebagian
elemen yang dipilih dengan cara tertentu dari suatu populasi.64
. Teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu dengan metode
nonprobability sampling yaitu sampel yang didapatkan berasal dari
populasi tetapi tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan yang
sama untuk terpilih menjadi sampel.65
Dan dengan menggunakan teknik
sampling proposive yaitu sampel dipilih dengan menentukan kriteria
khusus terhadap sampel.66
Adapun kriteria khusus yang sudah ditetapkan
yaitu :
1. Jenis kelamin ( dikontrol dengan teknik blocking, yaitu jmlah antara
laki-laki dan perempuan disamakan atau berbeda selisih tidak jauh)
63 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitataif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2011), h. 80
64
Ibid., h. 81
65
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif : Teori
dan Aplikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h.134
66
Ibid., h. 135
2. Tingkat pendidikan guru dan anak (dikontrol dengan teknik konstansi,
yaitu memilih guru dan anak dengan tingkat pendidikan yang sama)
3. Kesempatan belajar tambahan (dikontrol dengan teknik konstansi,
yaitu memilih anak yang tidak mengikuti atau tidak berencana
mengikuti pembelajaran tambahan)
4. Waktu treatment (dikontrol dengan teknik konstansi, yaitu mendapat 5
kali pertemuan dengan waktu yang sama selama 30menit).
Dari beberapa kriteria yang disebutkan maka sampel yang
memiliki kemiripan berasal dari kelas B1 sebagai kelompok eksperimen 1
dengan treatment berupa bermain finger painting dan B2 sebagai
kelompok eskperimen 2 dengan treatment berupa bermain play dough.
Adapun kelompok yang terpilih telah mendapat persetujua dan bersedia
untuk dijadikan sampel pada penelitian eksperimen ini.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk memperoleh data
dan keterangan-keterangan yang diperlukan dalam penelitian.67
Data dan
keterangan tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan teknik
pengumpulan data yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Dalam
penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa :
1. Observasi
Observasi adalah kegiatan mengamati secara langsung pada objek
penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.68
Observasi yang dilakukan oleh peneliti merupakan jenis observasi non
partisipan yaitu peneliti tidak ikut serta dalam pemberian treatment
pada anak. Observasi dilakukan dengan menggunakan panduan lembar
observasi yang sudah disusun oleh peneliti.
67 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitataif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2011), h. 224
68
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian: untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula,
(Bandung: Alfabeta, 2013), h. 76
2. Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan bagian dari teknik pengumplan
data penelitian yang berupa catatam, transkip, buku, usrat, agenda dan
lain-lain.69
Metode dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini
berupa foto beberapa kegiatan selama anak menerima treatment.
E. Definisi Operasional dan Instrumen Penelitian
Variabel yang digunakan pada penelitian ini perlu mendapatkan
pendefinisian sebagai berikut:
1. Definisi Konseptual
a. Bermain finger painting (X1) dan play dough (X2)
Bermain adalah suatu kegiatan yang sangat berkaitan erat
dengan kehidupan anak dan bermain juga sebagai peluang untuk
anak dalam belajar dan mengembangkan segala aspek
perkembangan pada anak ketika bermain anak tidak mementingkan
terhadap hasil akhir dan bermain juga dilakukan anak dengan
senang hati tanpa adanya paksaan. Penelitian ini menggunakan
jenis bermain konstruktif. Media bermain konstruktif yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan media yang bersifat
cair yakni menggunakan air, cat warna sehingga membuat hasil
karya/lukisan dari cat jari melalui permainan finger painting dan
juga adonan play dough sehingga anak dapat menghasilkan karya
sesuai bentuk yang diinginkan.
b. Keterampilan Motorik halus (Y)
Keterampilan motorik halus adalah kemampuan seseorang
dalam melakukan aktivitas yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu saja yang diatur oleh otot-otot kecil pada tubuh seperti
pergelangan tangan, jari-jemari agar melatih kelincahan, ketelitian
dan koordinasi mata-tangan berfungsi dengan baik dan
69 Johni Dimyati, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya pada Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD), Ed. 1, (Jakarta: Kencana, 2013), h.100
perkembangan motorik halus juga dapat distimulus dengan cara
seperti menulis, meremas, menggenggam dan menggunting.
Dengan aspek-aspek koordinasi mata dan tangan, keterampilan
memanipulasi, koordinasi bilateral dan kontrol penggunaan alat
pada tangan.
2. Definisi Operasional
Skor yang menunjukan kemampuan seseorang dalam melakukan
aktivitas yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja yang
diatur oleh otot-otot kecil pada tubuh seperti pergelangan tangan, jari-
jemari agar melatih kelincahan, ketelitian dan koordinasi mata-tangan
berfungsi dengan baik dan perkembangan motorik halus juga dapat
distimulus dengan cara seperti menulis, meremas, menggenggam dan
menggunting. Hal ini didapat dari 4 aspek keterampilan motorik halus,
yaitu a) koordinasi mata dan tangan, b) keterampilan memanipulasi, c)
koordinasi bilateral dan d) kontrol penggunaan alat pada tangan.
Adapun pengukuran penilian pada instrumen penelitian ini
menggunakan Rating Scale 1-4, dengan kategori sebagai berikut :
skala 1 untuk anak yang belum berkembang (BB), skala 2 untuk anak
yang mulai berkembang (MB), skala 3 untuk anak yang berkembang
sesuai harapan (BSH), dan skala 4 untuk anak yang berkembang
sangat baik (BSB).
3. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan dalam
kegiatan penelitian agar kegiatan menjadi jadi lebih sistematis dan
memudahakan proses pengolahan data.70
Pada dasarnya bentuk
instrumen akan menentukan jenis data yang akan diperoleh pada suatu
penelitian. Adapun jenis data yang digunakan pada penelitian ini berupa
data kuantitatif dengan jenis rasio, karena pada penelitian ini data yang
70 Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Cet. 4 (Bandung: Alfabeta,
2007), h. 24
didapat mempunyai nilai nol mutlak dan jarak yang sama. Dalam teknik
pengumpulan data penelitian ini terdapat teknik observasi,
dokumentasi, rating scale, dan tes sehingga dapat dikategorikan sebagai
jenis data rasio71
Adapun uraian kisi-kisi instrumen tercantum pada
lampiran.72
F. Kontrol terhadap Validitas Internal
Dalam menggunakan Instrumen yang valid dan reliabel dalam
pengumpulan data maka hasil penilitannya pun diharapkan menjadi valid
dan reliabel. Untuk menguji validitas dapat digunakan pendapat dari para
ahli (judgment expert). Instrumen yang sudah dibuat oleh peneliti akan
dievaluasi terlebih dahulu oleh expert judgment. Jika ada item yang
dianggap tidak cocok dengan materi, ahli akan memberikan saran dan
meminta peneliti untuk memperbaiki instrumennya. Instrumen yang sudah
diperbaiki sesuai saran ahli akan dikonsultasikan terlebih dahulu hingga
diberikan persetujuan dan dinyatakan valid oleh expert judgment sehingga
peneliti dapat memakai instrumen tersebut untuk penelitian.
1. Validitas Butir instrumen
Berkaitan dengan pengujian validitas isntrumen Arikunto berpendapat
bahwa validitas adalah suatu alat ukur yang menunjukan tingkat
keandalan suatu alat ukur.73
Instrumen yang valid memiliki arti bahwa
alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid berarti itu
menandakan bahwa instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur sesuatu yag ingin diukur. Untuk melakukan uji validitas
tersebut maka harus mengkorelasikan antara skor item instrumen
dengan skor seluruh item (skor total). Untuk menentukan validitas
71 Nana syaodih sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012), h. 234
72
Lampiran 1
73
Riduwan, Belajar Mudah Peneitian, Cet. 9, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 97
instrumen tersebut digunakan rumus Product Moment Pearson sebagai
berikut74
:
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }
Keterangan :
= Koefisien korelasi
= Jumlah Responden
∑ = Jumlah skor item
∑ = Jumlah skor total (seluruh item)
Setelah skor item di hitung besarnya koefisien korelasi dengan skor
totalnya, maka langkah selanjutnya adalah menghitung uji-t dengan
rumus75
:
√
√
Keterangan :
t = Nilai hitung
r = Koefisien korelasi hasil rhitung
n = Jumlah Responden
Distribusi (tabel r) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasannya (dk =
n-2)
Langkah berikutnya yaitu membandingkan thitung dan ttabel untuk
menentukan item instrumen valid atau tidak, dengan mengacu pada
ketentuan berikut :
a) Jika rhitung > rtabel berarti item instrumen tersebut valid
b) Jika rhitung < rtabel berarti item instrumen tersebut invalid (tidak
valid)
Jika instrumen tersebut valid, maka kriteria yang dipakai untuk
menentukan validitas instrumennya adalah76
:
74 Ibid., h. 98
75
Ibid. h. 98
Tabel 3.3
Kriteria validitas instrumen
Besarnya r Kriteria
0,80 sampai 1,000 Sangat tinggi
0,600 sampai 0,799 Tinggi
0,400 sampai 0,599 Cukup tinggi
0,200 sampai 0,399 Rendah
0,000 sampai 0,199 Sangat rendah (invalid)
2. Realibilitas Instrumen
Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengukur tingkat
kekonsistenan instrumen. Berarti jika instrumen tersebut pada saat ini
mampu untuk mengukur keterampilan motorik halus anak usia 5-6
tahun, maka pada saat mendatang instrumen tersebut juga harus mampu
mengukur keterampilan motorik halus anak usia 5-6 tahun, hal ini
berarti bahwa instrumen tersebut memiliki keandalan untuk digunakan
sebagai alat ukur dalam jangka waktu yang relatif lama. Suatu
instrumen dikatakan apabila reliabilitasnya pun tinggi. Adapun proses
perhitungan reliabilitas pada penelitian ini menggunakan metode Alpha
Cronbach karena instrumen penelitian ini menggunakan rating scale77
.
sebagai berikut:78
(
) (
∑
)
Keterangan :
= Nilai Reliabilitas
∑ = Jumlah varians skor tiap-tiap item
76 Ibid., h.98
77
Noor Wahyuni, Uji Validitas dan Relibilitas , http://qmc.binus.ac.id/2014/11/01/u-j-i-v-
a-l-i-d-i-t-a-s-d-a-n-u-j-i-r-e-l-i-a-b-i-l-i-t-a-s/ diakses pada 29 Agustus 2019
78
Riduwan, Belajar Mudah Peneitian, cet.9 , (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 115
= Varians total
= Jumlah item
G. Uji Persyaratan Analis
1. Uji Normalitas
Bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data yang
tersedia sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik. Penelitian
ini menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov dengan aplikasi IBM SPSS
Statistic 20. Kriteria pengujiannya adalah jika probabilitas > 0,05.
Maka distribusi data normal. Jika probabilitas < 0,05 maka distribusi
data tidak normal.79
2. Uji Homogenitas
Setelah kenormalannya diuji sekarang kehomogenitasannya yang
di uji juga, pengujian pada homogenitas ini mengasumsikan bahwa skor
setiap variabel memiliki variansi yang sama (homogen). Adapun
perhitungan uji homogenitas menggunakan Levene’s Test dengan
aplikasi IBM SPSS Statistic 20. Kriteria pengujiannya adalah apabila
nilai signifikansi > 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa data berasal dari
populasi yang homogen, dan sebaliknya.80
H. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, teknik analisis data dilakukan dengan analisis
statistik deskriptif dan dilanjutkan dengan analisis statistik inferensial.
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan
79 Kadir, Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis data dengan Program
SPSS/Lisrel dalam Penelitian. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015), h.157
80
Sahid Raharjo, Cara Melakukan Uji Homogenitas dengan SPSS Beserta Contoh
Lengkap, https://www.spssindonesia.com/2014/02/uji-homogenitas-dengan-spss.html.
Diakses pada 29 Agustus 2019
data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum dan generalisasi.81
Adapun analisis data deskriptif dalam penelitian ini menggunakan
bantuan program SPSS versi 20 pada analisis Deskriptive Statistik
2. Analisis Statistik Inferensial
Analisis statistik inferensial adalah serangkaian teknik yang
digunakan untuk mengkaji dan mengambil kesimpulan berdasarkan
data yang diperoleh dari sampel untuk menggambarkan karakteristik
dari suatu populasi.
a. Uji Hipotesis
Adapun hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Ho : Tidak terdapat perbedaan secara signifikan anak yang
bermain play dough dengan anak yang bermain finger
painting
Ha : Anak yang bermain play dough akan memperoleh
perkembangan yang lebih tinggi secara signifikan dibanding
anak yang bermain finger painting di TK Madrasah
Pembangunan.
Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan t-test atau uji t. Paired Sampel t test digunakan untuk
menguji rata-rata sampel dengan membandingkan dua sampel yang
berpasangan,yang diartikan sebagai senuah sampel dengan subjek yang
sama, namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda
seperti kegiatan pretest dan posttest.
Kriteria pengujian:
a. Jika nilai sig, < 0,05 (maka Ha diterima dan Ho ditolak)
b. Jika nilai sig, > 0,05 (maka Ho diterima dan Ha ditolak).82
81 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitataif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2008), h. 207-208
82
Singgih Santoso, Panduan Lengkap SPSS Versi 20 Edisi Revisi, (Jakarta: Media
Komputindo, 2014), h. 260-264
Perhitungan statistik di atas dilakukan dengan menggunakan
bantuan program SPSS versi 20 dengan cara : Analyze-Compare
Means-Paired Sampel T tes.
47
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan pengaruh bermain finger painting dan play
dough terhadap keterampilan motorik halus anak usai 5-6 tahun di TK
Madrasah Pembangunan. Dimana tingkat perkembangan keterampilan
motorik halus anak yang diberi perlakuan berupa bermain play dough
lebih tinggi dibanding kelompok anak yang bermain finger painting. Pada
hasil nilai keterampilan motorik halus anak yang mendapat perlakuan
berupa bermain play dough dengan yang bermain finger painting. Hasil
nilai rata-rata 43,00 dan hasil persentase 90% untuk kelas eksperimen 2,
sedangkan untuk kelas eksperimen 1 mendapat nilai rata-rata 42,45 dan
hasil persentase 88%, hasil tersebut menggambarkan terdapat perbedaan
nilai keterampilan motorik halus anak pada kedua kelas.
Hal ini juga terbukti dengan berdasar pada hasil perhitungan uji
t,dimana nilai Sig. (2-tailed) bernilai 0,000 dan 0,006. Karena nilai 0,006
dan 0,000 lebih kecil dari < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak dan Ha diterima. Artinya anak yang bermain play dough
memperoleh perkembangan yang lebih tinggi secara signifikan terhadap
keterampilan motorik halus dibanding anak yang bermain finger painting
di TK Madrasah Pembangunan.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian ini menyatakan bahwa
anak yang mendapat kegiatan bermain play dough memiliki hasil yang
lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang mendapat kegiatan bermain
finger painting. Melalui kegiatan bermain play dough terbukti sebagai
metode bermain yang lebih baik dalam hal mengembangkan keterampilan
motorik halus anak di TK Madrasah Pembangunan. Dengan demikian
diharapkan agar para guru lebih memperhatikan kembali dalam
memberikan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak.
C. Saran
Peneliti mengemukakan beberapa saran guna kepentingan dalam
meningkatkan proses belajar megajar dimasa yang akan datang.
1. Diharapkan guru lebih menggunakan kegiatan bermain yang lebih
bervariasi guna mengembangkan keterampilan motorik halus yang ada
pada anak dan membuat anak merasa tidak jenuh dalam proses
pembelajaran.
2. Diharapkan untuk orang tua anak didik, hendaknya selalu memberikan
bimbingan, motivasi, dan stimulasi pada anak untuk mengembangkan
motorik halus anak dengan memanfaatkan media bermain yang ada di
lingkungan.
D. Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini didapatkan keterbatasan penelitian yaitu:
1. Peneliti hanya fokus mengamati pada bagian motorik halus anak tanpa
memperhatikan perkembangan anak yang lain
2. Kesungguhan anak dalam mengikuti kegiatan penelitian sulit di
prediksi setiap harinya karena anak memiliki karakteristik dan
kemampuan yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Uswatun Hasanah, Pengembangan Kemampuan Fisik Motorik Melalui Permainan
Tradisional Bagi Anak Usia Dini, Jurnal Pendidikan Anak, Volume 5,
Edisi 1, Juni 2016, STAIN Jurai Siwo Metro Lampung.
Masganti Sit, Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini Edisi Pertama, (Depok:
Kencana, 2017)
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 1, Terj. dari Child Development
Sixth Edition oleh Meitasari Tjandra dan Muslichah Zarkasih, (Jakarta:
Erlangga,1978)
Yuliani dan Bambang, Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak, (Jakarta: PT
Indeks, 2010)
Jhon W Santrock, Perkembangan Anak, ed.11 Jilid 1, alih bahas Mila
Rachmawati, (Jakarta: Erlangga, 2007)
Sira Difatiguna, Maman Surahman, Riswanti Rini, Pengaruh Aktivitas Bermain
Menggunakan Play Dough Terhadapa Kemampuan Motorik Halus pada
Anak, Jurnal Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung, Bandar Lampung.
Heri Rahyubi, Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik: Deskripsi
dan Tinjauan Kritis, (Bandung: Nusa Media, 2012).
Niken Pratiwi, Sadiman, Siti Istiyati. Upaya Meningkatkan Keterampilan Motorik
Halus Melalui Playdough pada Anak Kelompok B TKIT Nur Hidayah
Surakarta Tahun 2014/2015, Jurnal FKIP, Vol.3, No.1, 2015
Samsudin, Pembelajaran Motorik di taman kanak-kanak, (Jakarta : Prenada
Media 2013)
Wahyu Nanda Eka Saputra dan Indah Setianingrum, Perkembangan Motorik
Halus Anak Usia 3-4 Tahun di Kelompok Bermain Cendekia Kids School
Madiun dan Implikasinya pada Layanan Konseling, Jurnal Care, Vol. 03,
No. 2, 2016.
Puri aquarisnawati, dkk., Motorik Halus Pada Anak Usia Prasekolah Ditinjau Dari
Bender Gestalt, Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah
Surabya, INSAN Vol. 13, No. 03, 2011
Desmita, Psikologi Perkembangan, ( Bandung : Rosdakarya, 2009)
Eveline Siregar dan Hartini, Teori Belajar dan Pembelajaran, Cet.2, (Bogor :
Ghalia Indonesia, 2011)
Steffi Claudia, Ajeng Ayu dan Mozes Kurniawan, Origami Game for Improving
Fine Motor Skills for Childern 4-5 Years Old in Gang Buaya Village in
Salatiga. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol.2 Issue 2,
2018.
Mindy K. Buckner, TherapyStreetForKids, (www.TherapyStreetForKids.com).
Miratul hayati, Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Bermain
Finger Painting, Jurnal education, Prodi Pendidikan Islam Anak Usia
Dini, Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, Vol. 10, No.1, Juni 2018
(http://ejournal.inpi.or.id/index.php/je/article/view/63/55)
Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta : PT
Indeks, 2013)
Mukhtar Latif, dkk, Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta :
Kencana, 2015)
M. Fadillah, Edutainment Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta : Kencana, 2014)
Mayke S. Tedjasaputra, Bermain, Mainan, dan Permainan, (Jakarta: PT
Grasindo,2001)
Wiwik Pratiwi, Konsep Bermain pada Anak Usia Dini, Jurnal Manajamen
Pendidikan Islam, Vol.5 No.2 Agustus 2017
Nina Astria, dkk. Penerapan Metode Bermain Melalui Kegiatan Finger Painting
Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus, Jurnal PG PAUD
Universitas Ganesha, Vol.3, No.1, 2015)
Kadek Sri Wahyuni dkk, Pengaruh Finger Painting Terhadap Kemampuan
Motorik Halus Anak Usia Dini Kelompok B2 di Tk Ganesha, e-journal
Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha, Vol.6 No.1,
2018.
Yeni Rachmawati, Strategi Pengembangan Kreatifitas Pada Anak Usia Taman
Kanak-Kanak, (Jakarta: Kencana, 2012).
Anita Natalia, Deskripsi Penerapan Finger Painting dalam Mengembangkan
Kemampuan Motorik Halus pada Anak Kelompok B di Tk Dharma
Wanita Persatuan Sukarame Bandar Lampung, Skripsi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung 2016.
Erika Yunia Wardah, Bermain Play Dough Terhadap Kemampuan Motorik Halus
Anak Autis di SDLB, Jurnal Pendidikan Khusus UNESA, 2017.
Sumardi, taopikrahman, iis syifa gustini, Peningkatan Kemampuan Anak Usia
Dini Mengenal Lambang Bilangan Melalui Media play dough, Jurnal Paud
Agapedia, vol 1 No.2 desember 2017.
Janice J. Beaty, Observasi Perkembangan Anak Usia Dini, Ed. 7, Terj. Arif
Rakhman, (Jakarta: Kencana, 2013).
Sudiasih, Ni Wayan Yuni, et al. "Penerapan Metode Pemberian Tugas
Berbantuan Media Playdough Untuk Meningkatkan Kemampuan
Motorik Halus." Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 2.1 (2014). Tersedia
di: https://ejournal.undiksha.ac.id/ diakses pada 26 Agustus 2019
Kuntum Feminin Ratna Wahyu Pusari, Upaya Meningkatkan Kemampuan
Motorik Halus pada AUD Melalui Kegiatan Bermain Konstruksi
Plastisin Bentuk Huruf Kelompok B RA Taqwal Ilah Semarang Tahun
Ajaran 2015/2016. Jurnal Upgris 2016.
Agung Ardyatmika, dkk, Penerapan Metode Bermain Melalui Media Play dough
untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Kelompok A,
Jurnal pg paud, Vol.4. No.2. 2016, Universitas Pendidikan Ganesha.
Umi Muslimah, Upaya Mengembangkan Keterampilan Motorik Halus Melalui
Finger Painting pada Anak Kelompok B BA Aisiyah 4 Tegal Sepur Klaten
Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014.Naskah Publikasi, Universitas
Muhamadiyah Surakarta, 2014.
Liche seniati, aris yulianto, Bernadette, Psikologi Eksperimen, (Jakarta: Indeks
2008)
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitataif, dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2011)
Clifford J. Drew, Michael L. Hardman, Jhon L. Hosp, Penelitian Pendidikan:
Merancang dan Melaksanakan Penelitian pada Bidang Pendidikan, Terj.
Harsiwi Fajar Sari dan B. Sendra Tanuwidjaja, (Jakarta: Indeks, 2017).
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif :
Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012)
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian: untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula,
(Bandung: Alfabeta, 2013).
Johni Dimyati, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya pada Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD), Ed. 1, (Jakarta: Kencana, 2013).
Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Cet. 4 (Bandung:
Alfabeta, 2007)
Nana syaodih sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012)
Noor Wahyuni, Uji Validitas dan Reliabilitas,
http://qmc.binus.ac.id/2014/11/01/u-j-i-v-a-l-i-d-i-t-a-s-d-a-n-u-j-i-r-e-l-i-
a-b-i-l-i-t-a-s/ diakses pada 29 Agustus 2019
Kadir, Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis data dengan Program
SPSS/Lisrel dalam Penelitian. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2015)
Sahid Raharjo, Cara Melakukan Uji Homogenitas dengan SPSS Beserta Conoth
Lengkap,https://www.spssindonesia.com/2014/02/uji-homogenitas-
dengan-spss.html.
Singgih Santoso, Panduan Lengkap SPSS Versi 20 Edisi Revisi, (Jakarta: Media
Komputindo, 2014).
Lampiran 1
Tabel 3.5
Kisi-kisi keterampilan motorik halus
Aspek Indikator No.
item
Jumlah
Item
1. Koordinasi
Bilateral
1.1 Merobek kertas dengan 2 tangan 1
2
3
3 1.2 Meremas kertas dengan 2 tangan
1.3 Mencuci tangan
2. Keterampilan
Manipulasi
2.1 Menulis permulaan 4
5
6
3 2.2 Menggambar pola
2.3 Menjimpit
2. Koordinasi mata
tangan
3.1 Menggunting sesuai pola 7
8
9
10
4
3.2 Menempel
3.3 Meniru membuat garis
3.4 Meniru melipat kertas
3. Kontrol
penggunaan alat
pada tangan
4.1 Ketepatan dalam menggunakan
alat
4.2 Penggunaan alat sesuai fungsinya
11
12
2
Lampiran 2
Tabel 3.6
Instrumen Pengamatan
No
Indikator
Skala Penilaian
BB (1) MB (2) BSH (3) BSB (4)
1. Anak mampu
merobek kertas
dengan 2 tangan
2. Anak mampu
meremas kertas
dengan 2 tangan
3.
Anak mampu
mencuci tangan
setelah kegiatan
4. Anak mampu
menulis permulaan
5. Anak mampu
menggambar pola
6. Anak mampu
Menjimpit
7. Anak mampu
menggunting sesuai
pola
8. Anak mampu
menempel
9. Anak mampu
meniru membuat
garis
10. Anak mampu meniru
melipat kertas
11. Anak mampu
menggunakan alat
dengan tepat
12. Anak mampu
menggunakan alat
sesuai fungsinya
Lampiran 3
Tabel 3.7
Rubrik penilaian keterampilan motorik halus
Indikator Deskriptor Skala Penilaian
1. Merobek
kertas dengan
2 tangan
a) Anak mampu memegang
kertas dengan 2 tangan
b) Anak mampu merobek kertas
keatas
c) Anak mampu merobek kertas
kebawah
1. = Tidak satupun deskriptor
yang nampak
2. = Satu deskriptor yang
nampak
3. = Dua deskriptor yang
nampak
4. = Semua deskriptor nampak
2. Meremas
kertas dengan
2 tangan
a) Anak mampu meremas kertas
dengan 2 tangan
b) Anak mampu meremas kertas
dengan sempurna menjadi
berbentuk bulat.
c) Anak mampu meremas kertas
tetapi tidak sempurna
1. = Tidak satupun deskriptor
yang nampak
2. = Satu deskriptor yang
nampak
3. = Dua deskriptor yang
nampak
4. = Semua deskriptor nampak
3. Mencuci
tangan
a) Anak mampu mencuci
tangan dengan menggosokan
kedua tangannya
b) Anak mampu menggunakan
sabun saat mencuci tangan
c) Anak membilas tangannya
dengan air dan menggosok
kesela-sela jari dengan
kedua tangan.
1. = Tidak satupun deskriptor
yang nampak
2. = Satu deskriptor yang
nampak
3. = Dua deskriptor yang
nampak
4. = Semua deskriptor nampak
4. Menulis
permulaan
a) Anak mampu menulis
identitas diri (nama dan
kelas)
b) Anak mampu menulis angka
1-10
c) Anak mampu menulis huruf
A-Z
1. = Tidak satupun deskriptor
yang nampak
2. = Satu deskriptor yang
nampak
3. = Dua deskriptor yang
nampak
4. = Semua deskriptor nampak
5. Menggambar
sesuai pola
a) Anak mampu menggambar
bentuk segitiga
b) Anak mampu menggambar
bentuk bulat
c) Anak mampu menggambar
bentuk persegi
1. = Tidak satupun deskriptor
yang nampak
2. = Satu deskriptor yang
nampak
3. = Dua deskriptor yang
nampak
4. = Semua deskriptor nampak
6. Menjimpit a) Anak mampu menjimpit
menggunakan ibu jari dan
telunjuk.
1. = Tidak satupun deskriptor
yang nampak
2. = Satu deskriptor yang
b) Anak mampu mengambil
media berukuran besar
dengan cara menjimpit.
a) Anak mampu mengambil
media berukuran kecil
dengan cara menjimpit
nampak
3. = Dua deskriptor yang
nampak
4. = Semua deskriptor nampak
7. Menggunting
sesuai pola
a) Anak mampu menggunting
pola lurus
b) Anak mampu menggunting
pola lengkung
c) Anak menggunting dengan
pola segitiga
1. = Tidak satupun deskriptor
yang nampak
2. = Satu deskriptor yang
nampak
3. = Dua deskriptor yang
nampak
4. = Semua deskriptor nampak
8. Menempel a) Anak mampu mengambil lem
tanpa ragu
b) Anak mampu mertakan lem
dengan rapih
c) Anak mampu menempel
media pada kertas.
1. = Tidak satupun deskriptor
yang nampak
2. = Satu deskriptor yang
nampak
3. = Dua deskriptor yang
nampak
4. = Semua deskriptor nampak
9. Meniru
membuat garis
a) Anak mampu membuat garis
tegak dengan alat tulis
b) Anak mampu membuat garis
miring kiri/kanan dengan alat
tulis
c) Anak mampu membuat garis
lengkung dengan alat tulis
1. = Tidak satupun deskriptor
yang nampak
2. = Satu deskriptor yang
nampak
3. = Dua deskriptor yang
nampak
4. = Semua deskriptor nampak
10. Meniru
melipat kertas
a) Anak mampu meniru 1-2
teknik melipat
b) Anak mampu meniru 2-4
teknik melipat
a) Anak mampu meniru 4-6
teknik melipat
1. = Tidak satupun deskriptor
yang nampak
2. = Satu deskriptor yang
nampak
3. = Dua deskriptor yang
nampak
4. = Semua deskriptor nampak
11. Ketepatan
dalam
menggunakan
alat
a) Anak mampu memegang
gunting dengan 3 jari (ibu
jari telunjuk dan tengah)
b) Anak mampu memegang
sendok dengan benar
c) Anak mampu memegang alat
tulis dengan 3 jari
1. = Tidak satupun deskriptor
yang nampak
2. = Satu deskriptor yang
nampak
3. = Dua deskriptor yang
nampak
4. = Semua deskriptor nampak
12. Penggunaan
alat sesuai
fungsinya
a) Anak menggunakan pensil
warna untuk mewarnai
b) Anak menggunakan gunting
untuk memotong kertas
c) Anak menggunakan sabun
1. = Tidak satupun deskriptor
yang nampak
2. = Satu deskriptor yang
nampak
3. = Dua deskriptor yang
untuk membersihkan tangan nampak
4. = Semua deskriptor nampak
Lampiran 4
RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
TK MADRASAH PEMBANGUNAN PAMULANG
Tema : Tanaman/Wortel
Kelompok : B1
Hari/Tanggal : Senin, 14 Oktober 2019
Tujuan Pembelajaran : 1.2 Menghargai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
sekitar sebagai rasa syukur pada tuhan
3.5 Mengetahui cara memecahkan masalah sehari-hari dan
berprilaku kreatif
4.3 Menggunakan anggota tubuh untuk pengembangan
motorik kasar dan halus
4.6 Menyampaiakan tentang apa dan bagaimana benda-
benda disekitar yang dikenalnya (nama, warna,
bentuk, pola dll)
4.15 Menunjukan hasil karya dan aktivitas seni dengan
menggunakan berbagai media
Kegiatan Pembelajaran Alat/Sumber
belajar
Penilaian
Alat
I. Kegiatan Awal ± 30 menit
- Berbaris
- Berdoa dan salam
- Apersepsi tentang macam buah dan tema hari ini
- Tanya jawab tentang macam buah serta manfaatnya
Anak diminta menceritakan tentang macam buah
dan kegunaannya
Anak menjawab pertanyaan yang diajukan guru
- Menjelasakan kegiatan hari ini
Guru dan
Anak
Percakapa
n
II. Kegiatan Inti 30 Menit Bahan finger
painting,
kertas hvs,
pensil
observasi
Kegiatan finger painting mewarnai bentuk wortel
Mewarnai wortel dengan jari telunjuk dan
mewarnai satu arah dari kanan kekiri
Mewarnai daun wortel dengan jari telunjuk dan
teknik memutar
III. Istirahat 30 menit
- Cuci tangan
- Berdoa sebelum makan
- Makan bekal
- Bermain
Sabun, air,
serbet
Observasi
IV. Kegiatan Akhir ± 30 menit
- Bernyanyi lagu “Buah sehat dan segar”
Anak mengikuti syair yang dibacakan guru
Anak diminta mengulang syair
- Refleksi kegiatan
Menanyakan perasaan anak selama kegiatan
Memberikan waktu pada anak untuk
menceritakan pengalaman selama belajar
Guru, anak
langsung
Unjuk
kerja
RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
TK MADRASAH PEMBANGUNAN PAMULANG
Tema : Tanaman/Semangka
Kelompok : B1
Hari/Tanggal : Selasa, 15 Oktober 2019
Tujuan Pembelajaran : 1.2 Menghargai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
sekitar sebagai rasa syukur pada tuhan
3.5 Mengetahui cara memecahkan masalah sehari-hari dan
berprilaku kreatif
4.3 Menggunakan anggota tubuh untuk pengembangan
motorik kasar dan halus
4.6 Menyampaiakan tentang apa dan bagaimana benda-
benda disekitar yang dikenalnya (nama, warna,
bentuk, pola dll)
4.15 Menunjukan hasil karya dan aktivitas seni dengan
menggunakan berbagai media
Kegiatan Pembelajaran Alat/Sumber
belajar
Penilaian
Alat
I. Kegiatan Awal ± 30 menit
- Berbaris
- Berdoa dan salam
- Apersepsi tentang macam buah dan tema hari ini
- Tanya jawab tentang macam buah serta manfaatnya
Anak diminta menceritakan tentang macam buah
dan kegunaannya
Anak menjawab pertanyaan yang diajukan guru
- Menjelasakan kegiatan hari ini
Guru dan
Anak
Percakapa
n
II. Kegiatan Inti 30 Menit
Menarik garis kata sesuai dengan gambar
Bahan finger
painting,
kertas hvs,
pensil
observasi
Kegiatan finger painting membuat bentuk buah
semangka.
Mewarnai dengan jari telunjuk dengan teknik
menarik jari dari atas kebwah dengan cat
berwarna merah
Teknik menarik jari dari kanan kekiri untuk
mewarnai lengkungan menyerupai kulit semangka
dengan warna hijau
Mencap dengan jari telunjuk sebagai biji
semangka
III. Istirahat 30 menit
- Cuci tangan
- Berdoa sebelum makan
- Makan bekal
- Bermain
Sabun, air,
serbet
Observasi
IV. Kegiatan Akhir ± 30 menit
- Bernyanyi lagu “Buah sehat dan segar”
Anak mengikuti syair yang dibacakan guru
Anak diminta mengulang syair
- Refleksi kegiatan
Menanyakan perasaan anak selama kegiatan
Memberikan waktu pada anak untuk
menceritakan pengalaman selama belajar
Guru, anak
langsung
Unjuk
kerja
RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
TK MADRASAH PEMBANGUNAN PAMULANG
Tema : Tanaman/Anggur
Kelompok : B1
Hari/Tanggal : Rabu, 16 Oktober 2019
Tujuan Pembelajaran : 1.2 Menghargai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
sekitar sebagai rasa syukur pada Tuhan
3.5 Mengetahui cara memecahkan masalah sehari-hari dan
berprilaku kreatif
4.3 Menggunakan anggota tubuh untuk pengembangan
motorik kasar dan halus
4.6 Menyampaiakan tentang apa dan bagaimana benda-
benda disekitar yang dikenalnya (nama, warna,
bentuk, pola dll)
4.15 Menunjukan hasil karya dan aktivitas seni dengan
menggunakan berbagai media
Kegiatan Pembelajaran Alat/Sumber
belajar
Penilaian
Alat
I. Kegiatan Awal ± 30 menit
- Berbaris
- Berdoa dan salam
- Apersepsi tentang macam buah dan tema hari ini
- Tanya jawab tentang macam buah serta manfaatnya
Anak diminta menceritakan tentang macam buah
dan kegunaannya
Anak menjawab pertanyaan yang diajukan guru
- Menjelasakan kegiatan hari ini
Guru dan
Anak
Percakapa
n
II. Kegiatan Inti 30 Menit Bahan finger
painting,
kertas hvs,
pensil
observasi
Melukis bentuk buah anggur dengan teknik jari
memutar dan untuk daun menggunakan teknik jari
searah
III. Istirahat 30 menit
- Cuci tangan
- Berdoa sebelum makan
- Makan bekal
- Bermain
Sabun, air,
serbet
Observasi
IV. Kegiatan Akhir ± 30 menit
- Bernyanyi lagu “Buah sehat dan segar”
Anak mengikuti syair yang dibacakan guru
Anak diminta mengulang syair
- Refleksi kegiatan
Menanyakan perasaan anak selama kegiatan
Memberikan waktu pada anak untuk
menceritakan pengalaman selama belajar
Guru, anak
langsung
Unjuk
kerja
RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
TK MADRASAH PEMBANGUNAN PAMULANG
Tema : Tanaman/Apel
Kelompok : B1
Hari/Tanggal : Kamis, 17 Oktober 2019
Tujuan Pembelajaran : 1.2 Menghargai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
sekitar sebagai rasa syukur pada tuhan
3.5 Mengetahui cara memecahkan masalah sehari-hari dan
berprilaku kreatif
4.3 Menggunakan anggota tubuh untuk pengembangan
motorik kasar dan halus
4.6 Menyampaiakan tentang apa dan bagaimana benda-
benda disekitar yang dikenalnya (nama, warna,
bentuk, pola dll)
4.15 Menunjukan hasil karya dan aktivitas seni dengan
menggunakan berbagai media
Kegiatan Pembelajaran Alat/Sumber
belajar
Penilaian
Alat
I. Kegiatan Awal ± 30 menit
- Berbaris
- Berdoa dan salam
- Apersepsi tentang macam buah dan tema hari ini
- Tanya jawab tentang macam buah serta manfaatnya
Anak diminta menceritakan tentang macam buah
dan kegunaannya
Anak menjawab pertanyaan yang diajukan guru
- Menjelasakan kegiatan hari ini
Guru dan
Anak
Percakapa
n
II. Kegiatan Inti 30 Menit Bahan finger
painting,
kertas hvs,
pensil
observasi
Kegiatan finger painting mewarnai bentuk buah
apel dengan teknik 2 jari ditarik searah dari kanan
ke kiri
Mewarnai daun apel dengan satu jari ditarik
searah
III. Istirahat 30 menit
- Cuci tangan
- Berdoa sebelum makan
- Makan bekal
- Bermain
Sabun, air,
serbet
Observasi
IV. Kegiatan Akhir ± 30 menit
- Bernyanyi lagu “Buah sehat dan segar”
Anak mengikuti syair yang dibacakan guru
Anak diminta mengulang syair
- Refleksi kegiatan
Menanyakan perasaan anak selama kegiatan
Memberikan waktu pada anak untuk
menceritakan pengalaman selama belajar
Guru, anak
langsung
Unjuk
kerja
RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
TK MADRASAH PEMBANGUNAN PAMULANG
Tema : Tanaman/Nanas
Kelompok : B1
Hari/Tanggal : Jumat, 18 Oktober 2019
Tujuan Pembelajaran : 1.2 Menghargai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
sekitar sebagai rasa syukur pada tuhan
3.5 Mengetahui cara memecahkan masalah sehari-hari dan
berprilaku kreatif
4.3 Menggunakan anggota tubuh untuk pengembangan
motorik kasar dan halus
4.6 Menyampaiakan tentang apa dan bagaimana benda-
benda disekitar yang dikenalnya (nama, warna,
bentuk, pola dll)
4.15 Menunjukan hasil karya dan aktivitas seni dengan
menggunakan berbagai media
Kegiatan Pembelajaran Alat/Sumber
belajar
Penilaian
Alat
I. Kegiatan Awal ± 30 menit
- Berbaris
- Berdoa dan salam
- Apersepsi tentang macam buah dan tema hari ini
- Tanya jawab tentang macam buah serta manfaatnya
Anak diminta menceritakan tentang macam buah
dan kegunaannya
Anak menjawab pertanyaan yang diajukan guru
- Menjelasakan kegiatan hari ini
Guru dan
Anak
Percakapa
n
II. Kegiatan Inti 30 Menit Bahan finger
painting,
kertas hvs,
pensil
Observasi
Kegiatan finger painting membuat bentuk buah
nanas
Anak mengisi pola bentuk buah nanas dengan
mencap jari jempolnya
Daun nanas dilukis denga satu jari
III. Istirahat 30 menit
- Cuci tangan
- Berdoa sebelum makan
- Makan bekal
- Bermain
Sabun, air,
serbet
Observasi
IV. Kegiatan Akhir ± 30 menit
- Bernyanyi lagu “Buah sehat dan segar”
Anak mengikuti syair yang dibacakan guru
Anak diminta mengulang syair
- Refleksi kegiatan
Menanyakan perasaan anak selama kegiatan
Memberikan waktu pada anak untuk
menceritakan pengalaman selama belajar
Guru, anak
langsung
Unjuk
kerja
Lampiran 5
RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
TK MADRASAH PEMBANGUNAN PAMULANG
Tema : Tanaman/ Wortel
Kelompok : B2
Hari/Tanggal : Senin, 14 Oktober 2019
Tujuan Pembelajaran : 1.1 Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaanNya
3.1 Mengenal kegiatan beribadah sehari-hari
3.3 Mengenal anggota tubuh fungsi dan gerakannya untuk
pengembangan motorik kasar dan motorik halus
4.3 Menggunakan anggota tubuh untuk pengembangan
motorik kasar dan halus
3.8 Mengenal Lingkungan alam (hewan, tanaman, air,
batu, dll)
2.6 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap taat pada
peraturan sehari-hari untuk melatih kedisiplinan
2.13 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap rendah
hati dan santun kepada orangtua, pendidik dan teman
3.15 Mengenal berbagai karya dan aktivitas seni (seni)
4.15 Menunjukan hasil karya dan aktivitas seni dengan
menggunakan berbagai media (seni)
Kegiatan Pembelajaran Alat/Sumber
belajar
Penilaian
Alat
I. Kegiatan Awal ± 30 menit
- Berbaris
- Berdoa dan salam
- Apersepsi tentang macam sayuran dan tema hari
ini
- Tanya jawab tentang macam sayur serta
manfaatnya
Anak diminta menceritakan tentang macam sayur
Guru dan
Anak
Percakapa
n
dan kegunaannya
Anak menjawab pertanyaan yang diajukan guru
- Guru menjelasakan kegiatan hari ini
II. Kegiatan Inti 30 Menit
- Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara
membuat play dough bentuk wortel bersama siswa
Mendemonstrasikan cara membuat bulatan
berukuran sedang dari adonan play dough
warna oranye.
Mendemonstrasikan cara melinting dan
menekan adonan tersebut hingga bentuknya
menyerupai wortel
Mendemonstrasikan cara melinting adonan
play dough warna hijau kemudian dipotong
jadi 3 bagian sama panjang dan disatukan pada
salah satu ujung untuk digunakan sebagai
tangkai wortel.
Menyatukan bentuk wortel dengan tangkainya
Memberi arahan pada siswa bila belum
mengerti
Jemari anak,
Adonan play
dough.
Observasi
III. Istirahat 30 menit
- Cuci tangan
- Berdoa sebelum makan
- Makan bekal
- Bermain
Sabun, air,
serbet
Observasi
IV. Kegiatan Akhir ± 30 menit
- Bernyanyi lagu “sayur sehat”
Anak mengikuti syair yang dibacakan guru
Anak diminta mengulang syair
- Refleksi kegiatan
Menanyakan perasaan anak selama kegiatan
Memberikan waktu pada anak untuk
menceritakan pengalaman selama belajar
Guru, anak
langsung
Unjuk
kerja
RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
TK MADRASAH PEMBANGUNAN PAMULANG
Tema : Tanaman/Semangka
Kelompok : B2
Hari/Tanggal : Selasa, 15 Oktober 2019
Tujuan Pembelajaran : 1.1 Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaanNya
3.1 Mengenal kegiatan beribadah sehari-hari
3.3 Mengenal anggota tubuh fungsi dan gerakannya untuk
pengembangan motorik kasar dan motorik halus
4.3 Menggunakan anggota tubuh untuk pengembangan
motorik kasar dan halus
3.8 Mengenal Lingkungan alam (hewan, tanaman, air,
batu, dll)
2.6 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap taat pada
peraturan sehari-hari untuk melatih kedisiplinan
2.13 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap rendah
hati dan santun kepada orangtua, pendidik dan teman
3.15 Mengenal berbagai karya dan aktivitas seni
4.15 Menunjukan hasil karya dan aktivitas seni dengan
menggunakan berbagai media
Kegiatan Pembelajaran Alat/Sumber
belajar
Penilaian
Alat
I. Kegiatan Awal ± 30 menit
- Berbaris
- Berdoa dan salam
- Apersepsi tentang macam sayuran dan tema hari ini
- Tanya jawab tentang macam sayur serta manfaatnya
Anak diminta menceritakan tentang macam sayur
dan kegunaannya
Anak menjawab pertanyaan yang diajukan guru
- Guru menjelasakan kegiatan hari ini
Guru dan
Anak
Percakapa
n
II. Kegiatan Inti 30 Menit
- Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara
membuat play dough bentuk semangka.
Jemari anak,
Adonan play
dough.
Observasi
Mendemonstrasikan cara menggilas adonan
kemudian dipotong bentuk setengah lingkaran
Mendemonstrasikan cara menekan adonan
setengah lingkaran yang tadi hingga bentuknya
menyerupai potongan semangka.
Mendemonstrasikan cara melinting adonan
berwarna hijau lalu ditekan hingga adonan jadi
tipis yang digunakan untuk kulit semangka
Mendemonstrasikan cara membuat bulatan kecil
sebagai biji semangka
Menyusun adonan yang tadi dan disatukan agar
menjadi bentuk semangka.
Memberikan arahan jika ada anak yang
mengalami kesulitan
III. Istirahat 30 menit
- Cuci tangan
- Berdoa sebelum makan
- Makan bekal
- Bermain
Sabun, air,
serbet
Observasi
IV. Kegiatan Akhir ± 30 menit
- Bernyanyi lagu “sayur sehat”
Anak mengikuti syair yang dibacakan guru
Anak diminta mengulang syair
- Refleksi kegiatan
Menanyakan perasaan anak selama kegiatan
Memberikan waktu pada anak untuk
menceritakan pengalaman selama belajar
Guru, anak
langsung
Unjuk
kerja
RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
TK MADRASAH PEMBANGUNAN PAMULANG
Tema : Tanaman/ Anggur
Kelompok : B2
Hari/Tanggal : Rabu, 16 Oktober 2019
Tujuan Pembelajaran : 1.1 Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaanNya
3.1 Mengenal kegiatan beribadah sehari-hari
3.3 Mengenal anggota tubuh fungsi dan gerakannya untuk
pengembangan motorik kasar dan motorik halus
4.3 Menggunakan anggota tubuh untuk pengembangan
motorik kasar dan halus
3.8 Mengenal Lingkungan alam (hewan, tanaman, air,
batu, dll)
2.6 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap taat pada
peraturan sehari-hari untuk melatih kedisiplinan
2.13 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap rendah
hati dan santun kepada orangtua, pendidik dan teman
3.15 Mengenal berbagai karya dan aktivitas seni
4.15 Menunjukan hasil karya dan aktivitas seni dengan
menggunakan berbagai media
Kegiatan Pembelajaran Alat/Sumber
belajar
Penilaian
Alat
I. Kegiatan Awal ± 30 menit
- Berbaris
- Berdoa dan salam
- Apersepsi tentang macam buah dan tema hari ini
- Tanya jawab tentang macam buah serta manfaatnya
Anak diminta menceritakan tentang macam buah
dan kegunaannya
Anak menjawab pertanyaan yang diajukan guru
- Guur menjelasakan kegiatan hari ini
Guru dan
Anak
Percakapa
n
II. Kegiatan Inti 30 Menit
- Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara
Jemari anak,
Adonan play
Observasi
membuat play dough bentuk anggur.
Mendemonstrasikan cara membuat bulatan
berukuran sedang dari adonan warna ungu
Mendemonstrasikan cara melinting dan
memipihkan adonan berwarna hijau sebagai
daunnya
Mendemontrasikan menempelkan daun dan
bulatan anggur yang telah dibuat
Memberikan arahan jika ditemui ada anak yang
mengalami kesulitan
dough.
III. Istirahat 30 menit
- Cuci tangan
- Berdoa sebelum makan
- Makan bekal
- Bermain
Sabun, air,
serbet
Observasi
IV. Kegiatan Akhir ± 30 menit
- Bernyanyi lagu “Buah sehat dan segar”
Anak mengikuti syair yang dibacakan guru
Anak diminta mengulang syair
- Refleksi kegiatan
Menanyakan perasaan anak selama kegiatan
Memberikan waktu pada anak untuk
menceritakan pengalaman selama belajar
Guru, anak
langsung
Unjuk
kerja
RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
TK MADRASAH PEMBANGUNAN PAMULANG
Tema : Tanaman/ Apel
Kelompok : B2
Hari/Tanggal : Kamis, 17 Oktober 2019
Tujuan Pembelajaran : 1.1 Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaanNya
3.1 Mengenal kegiatan beribadah sehari-hari
3.3 Mengenal anggota tubuh fungsi dan gerakannya untuk
pengembangan motorik kasar dan motorik halus
4.3 Menggunakan anggota tubuh untuk pengembangan
motorik kasar dan halus
3.8 Mengenal Lingkungan alam (hewan, tanaman, air,
batu, dll)
2.6 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap taat pada
peraturan sehari-hari untuk melatih kedisiplinan
2.13 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap rendah
hati dan santun kepada orangtua, pendidik dan teman
3.15 Mengenal berbagai karya dan aktivitas seni
4.15 Menunjukan hasil karya dan aktivitas seni dengan
menggunakan berbagai media
Kegiatan Pembelajaran Alat/Sumber
belajar
Penilaian
Alat
I. Kegiatan Awal ± 30 menit
- Berbaris
- Berdoa dan salam
- Apersepsi tentang macam buah dan tema hari ini
- Tanya jawab tentang macam buah serta manfaatnya
Anak diminta menceritakan tentang macam buah
dan kegunaannya
Anak menjawab pertanyaan yang diajukan guru
- Menjelasakan kegiatan hari ini
Guru dan
Anak
Percakapan
II. Kegiatan Inti 30 Menit
- Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara
membuat play dough bentuk apel.
Jemari anak,
Adonan play
dough.
Observasi
Mendemonstrasikan cara menggilas adonan
berwarna hijau kemudian dipotong bentuk
setengah lingkaran dan diputar dengan 2 tangan
sehingga berbentuk bulatan besar
Mendemonstrasikan cara memilin adonan
berwarna hijau lalu ditekan hingga adonan jadi
tipis yang digunakan untuk daun apel
Menempel adonan yang tadi dan disatukan agar
menjadi bentuk apel
Memberikan arahan jika ada anak yang
mengalami kesulitan
III. Istirahat 30 menit
- Cuci tangan
- Berdoa sebelum makan
- Makan bekal
- Bermain
Sabun, air,
serbet
Observasi
IV. Kegiatan Akhir ± 30 menit
- Bernyanyi lagu “Buah sehat dan segar”
Anak mengikuti syair yang dibacakan guru
Anak diminta mengulang syair
- Refleksi kegiatan
Menanyakan perasaan anak selama kegiatan
Memberikan waktu pada anak untuk
menceritakan pengalaman selama belajar
Guru, anak
langsung
Unjuk kerja
RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)
TK MADRASAH PEMBANGUNAN PAMULANG
Tema : Tanaman/ Buah Nanas
Kelompok : B2
Hari/Tanggal : Jumat, 18 Oktober 2019
Tujuan Pembelajaran : 1.1 Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaanNya
3.1 Mengenal kegiatan beribadah sehari-hari
3.3 Mengenal anggota tubuh fungsi dan gerakannya untuk
pengembangan motorik kasar dan motorik halus
4.3 Menggunakan anggota tubuh untuk pengembangan
motorik kasar dan halus
3.8 Mengenal Lingkungan alam (hewan, tanaman, air,
batu, dll)
2.6 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap taat pada
peraturan sehari-hari untuk melatih kedisiplinan
2.13 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap rendah
hati dan santun kepada orangtua, pendidik dan teman
3.15 Mengenal berbagai karya dan aktivitas seni
4.15 Menunjukan hasil karya dan aktivitas seni dengan
menggunakan berbagai media
Kegiatan Pembelajaran Alat/Sumber
belajar
Penilaian
Alat
I. Kegiatan Awal ± 30 menit
- Berbaris
- Berdoa dan salam
- Apersepsi tentang macam buah dan tema hari ini
- Tanya jawab tentang macam buah serta manfaatnya
Anak diminta menceritakan tentang macam buah
dan kegunaannya
Anak menjawab pertanyaan yang diajukan guru
- Menjelasakan kegiatan hari ini
Guru dan
Anak
Percakapa
n
II. Kegiatan Inti 30 Menit
- Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara
membuat play dough bentuk nanas.
Jemari anak,
Adonan play
dough.
Observasi
Mendemonstrasikan cara membuat bentuk bulat
dengan adonan berwarna kuning.
Mendemonstrasikan cara menekan adonan bulat
tadi sampai sedikit pipih dan membuat garis silang
menggunakan pensil.
Mendemonstrasikan cara menekan adonan
berwarna hijau hingga adonan jadi pipih sebagai
daun nanas
Menempelkan adonan yang tadi dan disatukan
agar menjadi bentuk buah nanas
Memberikan arahan jika ada anak yang
mengalami kesulitan
III. Istirahat 30 menit
- Cuci tangan
- Berdoa sebelum makan
- Makan bekal
- Bermain
Sabun, air,
serbet
Observasi
IV. Kegiatan Akhir ± 30 menit
- Bernyanyi lagu “Buah sehat dan segar”
Anak mengikuti syair yang dibacakan guru
Anak diminta mengulang syair
- Refleksi kegiatan
Menanyakan perasaan anak selama kegiatan
Memberikan waktu pada anak untuk
menceritakan pengalaman selama belajar
Guru, anak
langsung
Unjuk
kerja
Lampiran 6
Tabulasi Uji Validitas Instrumen Keterampilan Motorik Halus
Respo
nden
Buti
r 1
Buti
r 2
Buti
r 3
Buti
r 4
Buti
r 5
Buti
r 6
Buti
r 7
Buti
r 8
Buti
r 9
Buti
r 10
Buti
r 11
Buti
r 12
To
tal
1 2 2 3 4 4 2 4 2 3 4 4 3 38
2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 44
3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 40
4 4 2 3 2 2 3 2 4 2 3 2 4 37
5 4 4 3 2 4 3 4 4 2 3 4 4 41
6 4 3 4 4 3 4 2 4 2 4 3 4 43
7 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 45
8 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 2 39
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 45
10 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 2 4 38
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 47
12 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 39
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 46
14 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 41
15 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 45
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 42
17 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 46
18 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 46
19 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44
20 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 43
21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 47
22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 45
23 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 47
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 46
25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 47
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 47
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 47
29 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 47
30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
Lampiran 7
Hasil output Correlations
b1 b2 b3 b4 b5 b6 b7 b8 b9 b10 b11 b12 Total
butir_1
Pearson
Correlation 1 ,333 ,150 -,126 -,119 ,371
* -,150 ,864
** ,128 ,101 ,133 ,405
* ,480
**
Sig. (2-
tailed)
,072 ,428 ,508 ,531 ,044 ,428 ,000 ,500 ,596 ,484 ,026 ,007
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
butir_2
Pearson
Correlation ,333 1 ,382
* ,319 ,589
** ,357 ,491
** ,448
* ,356 ,028 ,556
** -,010 ,473
**
Sig. (2-
tailed) ,072
,037 ,085 ,001 ,053 ,006 ,013 ,054 ,881 ,001 ,957 ,008
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
butir_3
Pearson
Correlation ,150 ,382
* 1 ,598
** ,339 ,765
** ,200 ,150 ,377
* ,671
** ,104 ,293 ,479
**
Sig. (2-
tailed) ,428 ,037
,000 ,067 ,000 ,289 ,428 ,040 ,000 ,585 ,115 ,007
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
butir_4
Pearson
Correlation -,126 ,319 ,598
** 1 ,608
** ,356 ,427
* -,126 ,580
** ,535
** ,342 -,112 ,400
*
Sig. (2-
tailed) ,508 ,085 ,000
,000 ,054 ,019 ,508 ,001 ,002 ,065 ,557 ,028
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
butir_5
Pearson
Correlation -,119 ,589
** ,339 ,608
** 1 ,176 ,888
** -,119 ,549
** ,295 ,617
** -,106 ,378
*
Sig. (2-
tailed) ,531 ,001 ,067 ,000
,352 ,000 ,531 ,002 ,114 ,000 ,579 ,039
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
butir_6
Pearson
Correlation ,371
* ,357 ,765
** ,356 ,176 1 ,061 ,371
* ,228 ,507
** ,177 ,329 ,546
**
Sig. (2-
tailed) ,044 ,053 ,000 ,054 ,352
,750 ,044 ,227 ,004 ,350 ,076 ,002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
butir_7 Pearson
Correlation -,150 ,491
** ,200 ,427
* ,888
** ,061 1 -,150 ,524
** ,160 ,520
** -,133 ,362
*
Sig. (2-
tailed) ,428 ,006 ,289 ,019 ,000 ,750
,428 ,003 ,399 ,003 ,482 ,049
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
butir_8
Pearson
Correlation ,864
** ,448
* ,150 -,126 -,119 ,371
* -,150 1 -,051 ,101 ,250 ,165 ,378
*
Sig. (2-
tailed) ,000 ,013 ,428 ,508 ,531 ,044 ,428
,790 ,596 ,182 ,385 ,039
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
butir_9
Pearson
Correlation ,128 ,356 ,377
* ,580
** ,549
** ,228 ,524
** -,051 1 ,199 ,237 ,193 ,474
**
Sig. (2-
tailed) ,500 ,054 ,040 ,001 ,002 ,227 ,003 ,790
,291 ,207 ,307 ,008
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
butir_10
Pearson
Correlation ,101 ,028 ,671
** ,535
** ,295 ,507
** ,160 ,101 ,199 1 ,349 ,239 ,420
*
Sig. (2-
tailed) ,596 ,881 ,000 ,002 ,114 ,004 ,399 ,596 ,291
,059 ,204 ,021
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
butir_11
Pearson
Correlation ,133 ,556
** ,104 ,342 ,617
** ,177 ,520
** ,250 ,237 ,349 1 -,194 ,484
**
Sig. (2-
tailed) ,484 ,001 ,585 ,065 ,000 ,350 ,003 ,182 ,207 ,059
,304 ,007
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
butir_12
Pearson
Correlation ,405
* -,010 ,293 -,112 -,106 ,329 -,133 ,165 ,193 ,239 -,194 1 ,426
*
Sig. (2-
tailed) ,026 ,957 ,115 ,557 ,579 ,076 ,482 ,385 ,307 ,204 ,304
,019
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Total
Pearson
Correlation ,480
** ,473
** ,479
** ,400
* ,378
* ,546
** ,362
* ,378
* ,474
** ,420
* ,484
** ,426
* 1
Sig. (2-
tailed) ,007 ,008 ,007 ,028 ,039 ,002 ,049 ,039 ,008 ,021 ,007 ,019
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Lampiran 8
Lampiran 9
Tabulasi Nilai
Pretest Kelas Eksperimen 1
No
Nama
anak
Butir
1
butir
2
butir
3
butir
4
butir
5
butir
6
butir
7
butir
8
butir
9
butir
10
butir
11
butir
12
Total
skor
1 ARQ 2 3 3 3 2 3 3 3 4 2 4 4 36
2 AAA 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 44
3 ALL 2 3 4 2 3 4 4 3 2 3 4 4 38
4 AFM 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 43
5 APJ 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 45
6 AA 3 3 3 2 3 4 4 3 3 2 4 4 38
7 ASA 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 45
8 BBA 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 43
9 DJA 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 41
10 GGD 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 41
11 LF 2 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 41
12 MAD 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 41
13 MAR 2 2 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 38
14 MAN 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 43
15 MDA 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 42
16 MSZ 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 44
17 NAL 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 42
18 RAG 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 42
19 SAP 2 3 4 3 4 3 3 3 3 2 4 4 38
20 SMP 3 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 44
Keterangan : Skor Max : 48
Skor Min : 12
P (%) :Total skor : skor max × 100%
Lampiran 10
Tabulasi Nilai
Pretest Kelas Eksperimen 2
No
Nama
anak
Butir
1
Butir
2
Butir
3
Butir
4
Butir
5
Butir
6
Butir
7
Butir
8
Butir
9
Butir
10
Butir
11
Butir
12
Total
skor
1 AB 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 4 37
2 AAS 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 43
3 APW 2 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 42
4 ANP 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 45
5 BDJ 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 41
6 CAQ 2 3 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 41
7 DA 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 41
8 DAF 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 44
9 FNI 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 38
10 JAW 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 44
11 KAR 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 45
12 KZP 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 42
13 MB 2 2 4 3 3 3 3 4 4 2 4 4 38
14 MAA 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 41
15 MOA 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 42
16 NSA 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 41
17 RMQ 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 43
18 RMW 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 44
19 RAW 2 3 4 2 4 3 3 3 4 2 4 4 38
20 SAF 3 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 44
21 ZAH 2 3 3 2 3 3 4 4 4 2 4 4 38
Keterangan : Skor Max : 48
Skor Min : 12
P (%) :Total skor : skor max × 100%
Lampiran 11
Tabulasi Nilai
Posttest Kelas Eksperimen 1
No
Nama
Anak
Butir
1
Butir
2
Butir
3
Butir
4
Butir
5
Butir
6
Butir
7
Butir
8
Butir
9
Butir
10
Butir
11
Butir
12
Total
skor
1 ARQ 3 3 4 4 2 3 3 3 4 3 4 4 40
2 AAA 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 45
3 ALL 3 3 4 3 3 4 4 3 2 3 4 4 40
4 AFM 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 44
5 APJ 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 47
6 AA 3 3 3 3 3 4 4 4 3 2 4 4 40
7 ASA 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 45
8 BBA 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 43
9 DJA 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 42
10 GGD 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 42
11 LF 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 44
12 MAD 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 42
13 MAR 2 2 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 39
14 MAN 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 44
15 MDA 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 44
16 MSZ 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 41
17 NAL 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 43
18 RAG 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 43
19 SAP 3 3 4 2 4 3 3 3 3 2 4 4 38
20 SMP 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 43
Keterangan : Skor Max : 48
Skor Min : 12
P (%) :Total skor : skor max × 100%
Lampiran 12
Tabulasi Nilai
Posttest Kelas Eksperimen 2
No
Nama
anak
Butir
1
Butir
2
Butir
3
Butir
4
Butir
5
Butir
6
Butir
7
Butir
8
Butir
9
Butir
10
Butir
11
Butir
12
Total
skor
1 AB 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 40
2 AAS 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 43
3 APW 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 42
4 ANP 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 47
5 BDJ 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 43
6 CAQ 4 4 3 3 4 4 4 4 3 2 4 4 43
7 DA 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 42
8 DAF 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 46
9 FNI 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 40
10 JAW 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 46
11 KAR 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 47
12 KZP 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 44
13 MB 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 40
14 MAA 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 43
15 MOA 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 43
16 NSA 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 42
17 RMQ 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 44
18 RMW 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 44
19 RAW 3 3 4 2 4 3 3 3 4 3 4 4 40
20 SAF 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 44
21 ZAH 2 3 4 2 3 3 3 4 4 4 4 4 40
Keterangan : Skor Max : 48
Skor Min : 12
P (%) :Total skor : skor max × 100
Foto-foto Kegiatan Bermain Finger Painting
di kelompok eksperimen 1
Foto-foto Kegiatan Bermain Play Dough
di kelompok eksperimen 2