pengaruh capital adequacy ratio (car), non performing...
TRANSCRIPT
i
Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF),
Danan Pohak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Umum Syariah (SBIS)
Terhadap Penyaluran Pembiayaan Bank Umum Syariah Periode 2009-2015
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
Nia Noorfitri Handayani
NIM : 111104610024
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015/1437 H
ii
iii
iv
v
Abstract
Nia Noorfitri Handayani. 1111046100124. Effect of Capital Adequacy
Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Third Party Funds, Bank
Indonesia Certificates Sharia on Loan Portfolio Commercial Bank 2009-2014.
Islamic Banking, Muamalat, Faculty of Sharia and Law, State Islamic
University Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2015.
The purpose of study is to analyze further the Lending in Bank Indonesia
Sharia 2009-2014. Independent variables consisted of Capital Adequacy Ratio
(CAR), Non Performing Financing (NPF), Third Party Fund (DPK), and Bank
Indonesia Certificates Sharia (SBIS). This study uses secondary data and
reprocessed by the author. Secondary data were obtained from the websites of
government agencies, institutions such as Bank Indonesia and the FSA. Methods
of data analysis was performed using Multiple Linear Regression method is to
analyze the influence of independent variables (independent) on the dependent
variable (dependent). Results from this study indicate that the Capital Adequacy
Ratio (CAR) has the effect of positive significance to the Lending in Islamic Banks
for 6654, Non Performing Financing (NPF) is not significant and are negative in
the amount of -6.499, Third Party Fund (DPK) has positive and significant
influence on Lending in Islamic Banks and Bank Indonesia Certificates Sharia
(SBIS) is not significant and negative sign for Loans at Commercial Bank of -
8027.
As a result of this research shows that there are two factors. The first
factor consist of variables of CAR, NPF, DPK, and SBIS, that is able to explain
of the total factors that affect the development credit.
Keywords: Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF),
Third Party Funds, Bank Indonesia Certificates Sharia on Loan Portfolio
Commercial Bank
vi
ABSTRAK
Nia Noorfitri Handayani. 1111046100124. Pengaruh Capital Adequacy
Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Dana Pihak Ketiga (DPK),
dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Penyaluran
Pembiayaan Bank Umum Syariah Periode 2009-2014. Perbankan Syariah,
Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lebih lanjut mengenai
Penyaluran Kredit di Bank Umum Syariah Indonesia periode 2009-2014. Variabel
Independen terdiri dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing
Financing (NPF), Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Sertifikat Bank Indonesia
Syariah (SBIS). Penelitian ini menggunakan data sekunder dan diolah kembali
oleh penulis. Data sekunder yang diperoleh dari website-website institusi
pemerintahan, lembaga seperti Bank Indonesia dan OJK. Metode analisis data
dilakukan dengan menggunakan metode Regresi Linier Berganda yaitu
menganalisis besarnya pengaruh variabel bebas (independent) terhadap variabel
terikat (dependent).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio
(CAR) memiliki pengaruh signifikansi positif terhadap Penyaluran Pembiayaan di
Bank Umum Syariah sebesar 6.654, Non Performing Financing (NPF) tidak
signifikan dan bertanda negatif yaitu sebesar -6,499, Dana Pihak Ketiga (DPK)
memiliki pengaruh besar dan signifikan positif terhadap Penyaluran Pembiayaan
di Bank Umum Syariah, dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) tidak
signifikan dan bertanda negatif terhadap Penyaluran Pembiayaan di Bank Umum
Syariah sebesar -8.027.
Kata Kunci : Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing
(NPF), Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan
Perkembangan Pembiayaan Indonesia.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil Alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan
semesta alam, Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH CAPITAL
ADEQUACY RATIO (CAR), NON PERFORMING FINANCING (NPF),
DANA PIHAK KETIGA (DPK), SERTIFIKAT BANK INDONESIA
SYARIAH (SBIS) TERHADAP PENYALURAN PEMBIAYAAN BANK
UMUM SYARIAH PERIODE 2009-2014”.sebagai persyaratan untuk
mendapatkan gelar sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Hidayatullah Jakarta. Sholawat serta salam tak
lupa penulis haturkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW, Pemimpin
dan panutan umat manusia yang menjadi rahmatan seluruh alam.
Dalam menyusun skripsi ini penulis telah mendapatkan banyak dukungan,
bantuan dan bimbingan oleh semua pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Drs.Sainih dan Ibunda Sapuroh.S,
yang dengan sabar dan tulus memberikan doa, kasih sayang, dan
dukungan baik moril maupun materiil kepada penulis. Semoga Allah
melimpahkan rahmat sebesar-besarnya dan kelak diberikan balasan
surga oleh Allah, amin.
viii
2. Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A. selaku dekan Fakultas Syariah dan
Hukum yang saya hormati.
3. Bapak AM. Hasan Ali, M.A. selaku ketua Program Studi Muamalat
dan Bapak Abdurrauf, Lc., M.A. selaku sekretaris Program Studi
Muamalat yang telah memberikan arahan dan membantu penulis
secara tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
4. H.M.Dawud Arif Khan, SE, M.Si, Ak, CPA selaku dosen pembimbing
skripsi yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan, nasihat dan
dorongannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik.
5. Bapak Drs. Burhanudin Yusuf, M.M. dan Supriyono, S.E., M.M.
selaku tim penguji dalam sidang munaqasyah yang telah memberikan
arahan, kritik, dan saran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
6. Ibu Nurhasanah, M.Ag, selaku dosen penasihat akademik yang telah
banyak memberikan arahan, nasihat, bimbingan dan dorongannya
sehingga penulis dapat menyelesaikan program studi dengan baik.
7. Seluruh dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah banyak
memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis. Semoga ilmu yang
diberikan terus membawa kebaikan.
8. Pimpinan Perpustakaan Utama UIN Jakarta dan Perpustakaan Fakultas
Syariah dan Hukum yang telah menyediakan fasilitas berupa referensi
yang dibutuhkan sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.
ix
9. Kakak-kakak Saya tersayang, Maya Gustina Handayani dan Suami
beserta kedua anaknya, Erma Fajarwati Handayani dan Suami beserta
Putranya, Reza Riva’I Ilham, Kalian merupakan saudara sekaligus
sahabat terbaik yang penulis miliki yang dan yang selalu membantu
baik moril maupun materildan memberikan semangat serta doa.
10. Keluarga besar H. Saja dan H. Kimung (alm) , Yang selama ini telah
memberikan dukungan baik moril maupun materiil kepada penulis.
Terutama buat nenek Hj. Mani yang selalu mendoakan cucunya dan
memberikan masukan yang positive. Semoga penulis dapat membalas
kebaikan keluarga semuanya.
11. Biomiza Umeir Suryawan , lelaki yang selalu ada buat penulis, tidak
pernah bosan untuk selalu memberikan semangat, doa, pendapat,
motivasi sampai akhir selesai skripsi ini, buat ibunda Dwi Nurza dan
adik-adik ka bio yang selalu mendukung dan mendoakan.
12. Sahabat kampus terutama PSD dan PS angkatan 2011, terutama untuk
kalian Ina Listya Widianti, S.E.Sy dan Ferdian yang masih terus
berjuang untuk menyelesaikan skripnya, Lia Syahlia , Maharani Prima
Aisyah, Agnesh Sherfina Fildzah, Hanny Aqmarina Fildzah, semangat
buat kalian semoga cepat menyusul. Terimakasih juga untuk Any
Hershala, S.E.Sy , Asep Nur Imam Munandar, S.E.Sy , Ika Yulita
S.E.Sy, Lia Nur Aulia, S.E.Sy yang diakhir-akhir selalu memberikan
dan membantu penulis sampai penulis bisa menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Penulis bersyukur mempunyai teman dan sahabat seperti
x
kalian semua. Untuk angkatan 2011 Perbankan Syariah semoga kita
semua bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama, agama dan
bangsa.
13. Sahabat rumah yaitu Nurul Inayah, S.KM , Shinta Rosdiana, S.E ,
Resti Fauziah yang sebentar lagi mendapat gelar S.Psi. terimakasih
semangatnya, kalian tidak pernah bosan untuk menanyakan kapan
sidang, sehingga penulis semakin semangat untuk menyelesaikannya.
14. Sahabat SMP yaitu Ulfa Mauliya, Adinda Nurmaulidia, Sri Rahayu,
Ridzki Agustina, Astri Nurlaili, Farah Syahida Cahaya. Kalian yang
selalu memberikan motivasi dan doa, terimakasih buatnya semuanya.
15. Sahabat DIIN, Dinda Virga Prawengi, Imelda Syarif, Amanaf
Muleysia, terimakasih buat semangat kalian, buat motivasinya, sampai
penulis bisa menyelesaikannya.
16. Sahabat Nyentrik yaitu Hety Kartini, Zulfah Qadariah, Artha Diana
Putri, Dwi Fitriana, Dwi Fitriani, Riri Magda. Semangat kalian,
motivasi kalian, doa kalian begitu sangat berarti sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
17. Sahabat KKN Pelangi Nusantara, terutama buat wanita-wanitanya
yaitu Herni Dian, Ika Amalia, Rifqi Annisa. Terimakasih atas ucapan
dan doanya.
18. Sahabat Teldy Dwi Yandera, M Imam Lutfi, dan Ajeng Kencana Putri
terimakasih atas segala semangat dan doanya.
xi
19. Dan semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat
penulis sebutkan satu-satu.
Penulis hanya dapat memohon kepada Allah SWT, semoga kebaikan
semua pihak yang telah membantu penulis mendapatkan balasan sebaik-baiknya
dari Allah SWT. Dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca dan pihak yang membutuhkan.
Jakarta, 22 Oktober 2015
Penulis
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................ii
ABSTRACT..........................................................................................................iv
ABSTRAK.............................................................................................................v
KATA PENGANTAR..........................................................................................vi
DAFTAR ISI.........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL...............................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xv
BAB I: PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar belakang masalah...............................................................................1
B. Identifikasi Masalah....................................................................................8
C. Perumusan Masalah.....................................................................................9
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian....................................................................9
E. Literatur Review……………………………………………………….....11
F. Kerangka Pemikiran...................................................................................13
G. Sistematika Penulisan.................................................................................15
BAB II: LANDASAN TEORI............................................................................17
A. Konsep Pembiayaan…...............................................................................14
B. Capital Adequacy Ratio (CAR).................................................................34
C. Non Performing Financing (NPF)….........................................................37
D. Dana Pihak Ketiga (DPK).........................................................................43
E. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)................................................45
xiii
F. Definisi Operasional Variabel…..............................................................47
BAB III: METODE PENELITIAN.................................................................48
A. Jenis dan Dumber Data............................................................................48
B. Metode Penelitian Sampel……................................................................48
C. Metode Pengumpulan Data......................................................................48
D. Metode Analisis Data...............................................................................50
1. Uji Asumsi Klasik……………………………………………………51
a. Uji Normalitas Data……………………………………………………51
b. Uji Multikolinieritas……………………………………………….…..51
c. Uji Heteroskidastisitas……………………………………………..…..52
d. Uji Autokorelasi.……………………………………………….............53
2. Uji Regresi Linear Berganda………………………………………...56
a. Adjusted R Square (R2)….………………………………………56
b. Uji F……………………………………………………………...58
c. Uji t………………………………………………………………59
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN….....................................................61
A. Hasil…………………………….............................................................61
1. Analisis Deskriptif……………………………………………...61
2. Uji Regresi Linear Berganda………………………………..….67
1) Uji Asumsi Klasik………………………………………….68
a. Uji Normalitas………………………………………….68
b. Uji Multikolinieritas……………………………………69
xiv
c. Uji Heteroskedastisitas………………………..............70
d. Uji Autokorelasi……………………………………….73
2) Uji Regresi……………………………………………………..74
a. Adjusted R Square…………………………………………74
b. Uji F………………………………………………………..74
c. Uji t………………………………………………………...76
B. Pembahasan
BAB V : PENUTUP........................................................................................80
A. Kesimpulan.............................................................................................80
B. Keterbatasan…………………………………………………………...81
C. Implikasi……………………………………………………………….81
D. Saran.......................................................................................................81
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................85
LAMPIRAN....................................................................................................86
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kriteria Kualitas Pembiayaan…………………………………………..39
Tabel 3.1 Tabel untuk menetukan ada tidaknya autokorelasi
dengan uji Durbin Watson……………………………………………54
Tabel 4.1 Data Capita Adequacy Ratio (CAR)…………………………………....61
Tabel 4.2 Data Non Performing Financing (NPF)……………………………...63
Tabel 4.3 Data Dana Pihak Ketiga (DPK)………………………………………….64
Tabel 4.4 Data Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)……………….….66
Tabel 4.5 Perkembangan Kredit Indonesia………………………………………67
Tabel 4.6 Coefficients……………………………………………………………………...70
Tabel 4.7 Model Summary………………………………………………………………73
Tabel 4.8 Model Summary………………………………………………………………74
Tabel 4.9 ANOVA…………………………………………………………………………….74
Tabel 4.10Coeficient………………………………………………………………..………76
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peningkatan Pembiayaan Perbankan Periode 2009-2014…………..3
Gambar 4.1 Normal P-P Plot of Regression Standarlized Residual…………….69
Gambar 4.2 Scatterplot Heteroskedastisitas………………………………………… 72
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank adalah lembaga keuangan (financial institution) yang berfungsi sebagai
perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang kelebihan dana
(surplus unit) dan pihak yang kekurangan dana (deficit unit). Melalui bank kelebihan
dana tersebut dapat disalurkan kepada pihak - pihak yang memerlukan dan
memberikan manfaat bagi kedua belah pihak. Bank menerima simpanan uang dari
masyarakat (Dana Pihak Ketiga) dan kemudian menyalurkannya kembali dalam
bentuk pembiayaan.
Berdasarkan UU No.10 tahun 1998 tentang perbankan, bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan dan bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dengan demikian,
bank merupakan bagian dari lembaga keuangan yang memiliki fungsi intermediasi,
yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana dan menyalurkan dana
yang dihimpunnya kepada masyarakat yang kekurangan dana1.
Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya pembangunan
ekonomi. Pembangunan ekonomi suatu negara tentu sangat bergantung pada
perkembangan dan kontribusi sektor perbankan, karena peran lembaga keuangan
1 Shandy Bintang Ramadhan, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran
Pembiayaan Perbankan (Studi Pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa Tahun 2007-2011),”
(Skripsi S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro, 2013), h.1.
2
seperti perbankan sangat diperlukan untuk membiayai pembangunan ekonomi yang
ada. Kinerja perekonomian Indonesia menjelang akhir 2008 ditandai dengan mulai
terasa imbas memburuknya perekonomian global terhadap perekonomian domestik.
Berlanjutnya pelemahan ekonomi global dan turunnya harga-harga komoditi
berpengaruh terhadap ekspor Indonesia yang selanjutnya berdampak pada
menurunnya neraca pembayaran dan nilai tukar di pasar keuangan. Krisis keuangan
global yang terjadi telah menyebabkan gejolak di pasar uang, pasar valas, dan pasar
obligasi2.
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia cukup pesat. Hal ini dapat
dilihat dari peningkatan jumlah bank syariah dan aset yang dimilikinya. Berdasarkan
data statistik perbankan syariah, hingga Desember 2013 jumlah Bank Umum Syariah
sebanyak 11 bank dan Unit Usaha Syariah 23 bank dengan jaringan kantor yang
semakin luas, yaitu mencapai 1.763 kantor. Dari segi aset, terjadi peningkatan yang
tajam dalam jangka waktu 5 tahun terakhir, yaitu dari sebesar Rp. 26. 22 triliun
meningkat menjadi Rp. 97.52 triliun pada tahun 20133.
Pada akhir tahun 2008 perbankan syariah dipercayai sebagai penyalur terbaik
yang dapat dibuktikan dengan hasil penyaluran pembiayaan dari berbagai sektor
ekonomi sebesar 38.195 milliar rupiah. Imbas krisis ini telah membuktikan bahwa
perbankan syariah mampu tahan terhadap krisis, khususnya dalam bidang
2 Oktaviani, “Pengaruh DPK, ROA, CAR, NPL, dan Jumlah SBI Terhadap Penyaluran
Pembiayaan Perbankan (Studi Pada Bank Umum Go Public di Indonesia Periode 2008-2011” (Skripsi
S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro, 2012), h.1. 3 Bank Indonesia “Statistik Perbankan Syariah di Indonesia”, artikel diakses pada 20 Agustus
2015 dari http://www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/syariah/Default.aspx
3
perpembiayaanan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. Data berikut
setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun 2009 hingga 2014 menunjukkan bahwa
mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Gambar 1.1
Peningkatan Pembiayaan Perbankan Periode 2009-2014
Keketatan likuiditas yang banyak dialami oleh perbankan nasional kala itu
telah mendorong perbankan untuk lebih berhati - hati, sehingga cenderung memilih
yang paling aman dengan menjaga likuiditas yang lebih tinggi dari yang dibutuhkan
dan memilih menaruh dananya pada Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)
ketimbang meminjamkannya kepada bank lain atau melakukan ekspansi pembiayaan
kepada nasabah4.
4 Prima Purna, Ibnu, dan Hamidi, “Pengaruh Krisis Keuangan Global terhadap Sektor
Finansial di Indonesia”, (Jakarta : Sekretariat Negara, 2009), h.8
4
Menurut Halim Alamsyah, dkk, di negara - negara seperti Indonesia peranan
bank cenderung lebih penting dalam pembangunan, karena bukan hanya sebagai
sumber pembiayaan tetapi juga mampu mempengaruhi siklus usaha dalam
perekonomian secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan bank lebih superior
dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya dalam menghadapi informasi yang
asimetris dan mahalnya biaya dalam melakukan fungsi intermediasi. Secara alami
bank mampu melakukan kesepakatan dengan berbagai tipe peminjam5.
Salah satu alasan terkonsentrasinya usaha bank dalam penyaluran
pembiayaan adalah sifat usaha bank sebagai lembaga intermediasi antara unit surplus
dengan unit defisit, dan sumber utama dana bank berasal dari masyarakat sehingga
secara moral mereka harus menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk
pembiayaan. Menurut Dahlan Siamat, sebagaimana umumnya negara berkembang,
sumber pembiayaan dunia usaha di Indonesia masih didominasi oleh penyaluran
pembiayaan perbankan yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
Pemberian pembiayaan merupakan aktivitas bank yang paling utama dalam
menghasilkan keuntungan, tetapi risiko yang terbesar dalam bank juga bersumber
dari pemberian pembiayaan. Oleh karena itu pemberian pembiayaan harus dikawal
dengan manajemen risiko yang ketat6.
5 Halim Alamsyah, dkk, “Banking Disintermediation and Its Implication for Moneter Policy :
The Case Of Indonesia”, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, (Maret 2005), h.499-521.
6 Infobanknews.com, “Bank Asing Bakal Smackdown Bank BUMN”, artikel diakses pada 20
Agustus 2015 dari http://www.infobanknews.com/2007/03/Bank-Asing-Bakal-Smackdown-Bank-
BUMN/.
5
Penyaluran pembiayaan memungkinkan masyarakat untuk melakukan
investasi, distribusi, dan juga konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan
investasi, distribusi, dan konsumsi selalu berkaitan dengan penggunaan uang.
Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan
pembangunan perekonomian masyarakat. Melalui fungsi ini bank berperan sebagai
Agent of Developmen.t7
Pentingnya pembiayaan bagi perekonomian nasional juga disadari betul oleh
pemerintah dan Bank Indonesia. Program Pembiayaan Usaha Rakyat (KUR) lahir
sebagai respon atas keluarnya Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2007 tentang Kebijakan
Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah khususnya Bidang Reformasi Sektor Keuangan, yang bertujuan untuk
menggerakkan sektor riil melalui pembiayaan modal kerja dan/atau pembiayaan
investasi bagi usaha produktif yang feasible namun belum bankable. Disisi lain Bank
Indonesia berniat mengubah lagi aturan Giro Wajib Minimum (GWM). Perubahan ini
bertujuan untuk mendorong penyaluran pembiayaan perbankan. Dalam aturan yang
berlaku itu, besarnya GWM untuk tiap bank sesuai dengan rasio penyaluran
pembiayaan terhadap Dana Pihak Ketiga (Loan to Deposit Ratio) bank tersebut.8
Modal merupakan suatu faktor penting agar suatu perusahaan dapat
beroperasi, termasuk juga bagi bank, dalam menyalurkan pembiayaan kepada
7 Susilo, Y. Sri, Sigit Triandaru, dan A. Totok Budi Santoso, “Bank & Lembaga Keuangan
Lain”, (Jakarta : Salemba Empat, 2006), h.35
8 Kontan, “BI Ubah Aturan GWM untuk Picu Pembiayaan”, artikel diakses pada 21 Agustus
2015 dari http://kontan.co.id/BI-ubah-aturan-GWM-untuk-picu-pembiayaan/
6
masyarakat juga memerlukan modal. Modal bank harus dapat juga digunakan untuk
menjaga kemungkinan timbulnya risiko, diantaranya risiko yang timbul dari
pembiayaan itu sendiri. Untuk menanggulangi kemungkinan risiko yang terjadi, maka
suatu bank harus menyediakan penyediaan modal minimum. Menurut Dendawijaya
Capital Adequacy Ratio adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh
aktiva bank yang mengandung risiko (pembiayaan, penyertaan, surat berharga,
tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping
memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank, seperti dana masyarakat,
pinjaman, dan sebagainya. semakin tinggi nilai CAR mengindikasikan bahwa bank
telah mempunyai modal yang cukup baik dalam menunjang kebutuhannya serta
menanggung risiko-risiko yang ditimbulkan termasuk di dalamnya risiko
pembiayaan. Dengan modal yang besar maka suatu bank dapat menyalurkan
pembiayaan lebih banyak, sejalan dengan pembiayaan yang meningkat maka akan
meningkatkan LDR itu sendiri.9
Kualitas pembiayaan dapat dilihat dari NPF bank syariah tersebut. NPF
mencerminkan risiko pembiayaan, semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas
pembiayaan bank syariah semakin buruk. Pengelolaan pembiayaan sangat diperlukan
oleh bank, mengingat fungsi pembiayaan sebagai penyumbang pendapatan terbesar
bagi bank syariah. Bertambahnya NPF akan mengakibatkan hilangnya kesempatan
9 Lukman Dendawijaya, “Manajemen Perbankan”, (Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia, 2005)
h.21
7
untuk memperoleh pendapatan dari pembiayaan yang diberikan sehingga
mempengaruhi perolehan laba.
Dana - dana yang dihimpun dari masyarakat (Dana Pihak Ketiga) merupakan
sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank10
. Kegiatan bank setelah
menghimpun dana dari masyarakat luas adalah menyalurkan kembali dana tersebut
kepada masyarakat yang membutuhkannya, dalam bentuk pinjaman atau lebih
dikenal dengan pembiayaan11
. Pemberian pembiayaan merupakan aktivitas bank yang
paling utama dalam menghasilkan keuntungan12
. Sedangkan Sertifikat Bank
Indonesia Syariah (SBIS) merupakan surat berharga berdasarkan prinsip syariah
berjangka waktu pendek dalam bentuk mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank
Indonesia13
.
Keempat faktor di atas diduga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kebijakan penyaluran pembiayaan perbankan syariah. Peneliti menggunakan
perbankan syariah sebagai objek penelitan, dan penulis tertarik melakukan penelitian
lebih lanjut untuk mengetahui keeratan faktor-faktor di atas pasca krisis Amerika
Serikat yang berimbas ke Indonesia, dengan berjudul : “Pengaruh Capital Adequacy
Ratio (CAR), Non Performiing Financing (NPF), Dana Pihak Ketiga (DPK), dan
10
Lukman Dendawijaya, “Manajemen Perbankan”, (Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia,
2005) h.35 11
Kasmir, “Bank & Lembaga Keuangan Lainnya”, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2008) h.15 12
Ibid., h.36 13
Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam : Tinjauan Teoritis dan
Praktis (Jakarta: Kencana, 2010), h.127.
8
Surat Berharga Bank Indonesia Syariah (SBIS) Terhadap Penyaluran
Pembiayaan Bank Umum Syariah Periode 2009-2014.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, peneliti
mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada di dalam penelitian ini
sebagai berikut :
1. Penelitian ini menggunakan data keseluruhan Bank Umum Syariah yang di
dalamnya terdapat Bank Muamalat, Bank Victoria Syariah, Bank BRI
Syariah, BJB Syariah, BNI Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah
Mega Indonesia, Bank Panin syariah, Bank Syariah Bukopin, BCA Syariah,
dan Maybank Syariah Indonesia
2. Peneliti mengidentifikasi variabel di dalam rasio keuangan Bank Umum
Syariah diantaranya CAR, ROA, ROE, NPF, FDR, BOPO lalu selanjutnya
peneliti menganalisis lebih lanjut terhadap variabel-variabel yang akan
dipilih dengan cara me-review jurnal, skripsi, dan buku manakah yang hasil
menunjukkan arah positif dalam penelitian. Setelah itu peneliti mendapatkan
variabel CAR dan NPF yang akan di teliti lebih lanjut.
3. Untuk identifikasi selanjutnya peneliti mengambil variabel Dana Pihak Ketiga
dikarenakan dalam teori bahwa hampir semua bank mengandalkan DPK
untuk penyaluran pembiayaan, dan yang terakhir instrumen investasi dalam
bank yaitu SBIS.
9
C. Perumusan Masalah
Untuk memperjelas permasalahan dalam skripsi ini, maka untuk
mempermudah pembahasan penulis, merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing
Financing (NPF), Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia
Syariah (SBIS) secara simultan terhadap pembiayaan di perbankan syariah?
2. Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing
Financing (NPF), Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia
Syariah (SBIS) secara parsial terhadap pembiayaan di perbankan syariah?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu:
a. Menganalisis pengaruh secara parsial dan simultan Capital Adequacy
Ratio (CAR) terhadap pembiayaan di perbankan syariah.
b. Menganalisis pengaruh parsial dan simultan Non Performing Financing
(NPF) terhadap pembiayaan di perbankan syariah.
c. Menganalisis pengaruh parsial dan simultan Dana Pihak Ketiga (DPK)
terhadap pembiayaan di perbankan syariah.
d. Menganalisis pengaruh parsial dan simultan Sertifikat Bank Indonesia
Syariah (SBIS) terhadap pembiayaan di perbankan syariah.
10
2. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah :
a. Bagi Perbankan dan institusi keuangan lainnya, memberikan gambaran
mengenai penyaluran pembiayaan Bank Umum syariah serta faktor-faktor
yang mendukung atau menghambat penyaluran pembiayaan perbankan.
b. Bagi Ilmu Pengetahuan, untuk menambah khazanah intelektual bagi
perkembangan perbankan syariah, khususnya dalam bidang kebijakan
penyaluran pembiayaan perbankan syariah. Dapat pula dijadikan literatur
untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai kebijakan penyalur
pembiayaan perbankan syariah.
c. Bagi Penulis, sebagai bahan informasi / masukan dalam upaya
meningkatkan kemampuan, kreativitas yang berkaitan dengan dunia kerja
di masa yang akan datang dan merupakan sarana pelatihan bagi mahasiswa
untuk dapat mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi antara teori
yang diberikan dengan praktik dilapangan.
11
E. Literatur Review
No
Nama Penulis/ NIM/
Fakultas/ Universitas/
Judul Skripsi,
Jurnal/Tahun
Substansi
Perbedaan dengan
penulis
1. Dewi Anggraini, Analisis
Faktor – Faktor yang
Mempengaruhi
Penyaluran Pembiayaan
Perbankan pada Bank
Umum di Indonesia,
periode 1994.1 – 2003.4
Y : Pembiayaan
X1 : Modal
X2 : Simpanan
masyarakat
X3 : Tingkat suku bunga SBI
X4 : Pertumbuhan ekonomi
Dalam penelitian Dewi
Anggraini menggunakan
Metode Statistik Regresi
Linier, dan Ordinary Least
Square (OLS). Hasil dari
penelitiannya menyebutkan
bahwa variabel X1, X2, dan
X3 berpengaruh secara
parsial terhadap variabel Y.
Sedangkan, Variabel X1
berpengaruh signifkan positif
secara simultan terhadap
variabel Y. Variabel X2
berpengaruh signifkan positif
secara simultan terhadap
variabel Y. Variabel X3
berpengaruh signifkan
negatif secara simultan
terhadap variabel Y.
Penulis meneliti
tentang pengaruh
CAR, NPF, DPK,
SBIS terhadap
Kebijakan
Penyaluran
Pembiayaan
Periode 2009-
2014.
Dengan
menggunakan
metode analisis
data adalah
Regresi Linear
Berganda
2. Mochamad Soedarto
(2004) Analisis Faktor –
Faktor yang
Mempengaruhi
Penyaluran Pembiayaan
pada Bank
Perpembiayaanan Rakyat
(Studi Kasus pada BPR di
Wilayah Kerja BI
Y : Pembiayaan
X1 : ROA
X2 : CAR
X3 : LDR
X4 : NPL
Dengan studi kasus pada
BPR wilayah kerja BI
Semarang.
Metode analisis yang
Penulis meneliti
tentang pengaruh
CAR, NPF, DPK,
SBIS terhadap
Kebijakan
Penyaluran
Pembiayaan
Periode 2009-
2014.
12
Semarang) digunakan adalah Regresi
Linier Berganda. Hasil dari
penelitian Mochamad
Soedarto menyebutkan
bahwa keempat variabel
secara parsial maupun
simultan X berpengaruh
terhadap variabel Y
Dengan
menggunakan
metode analisis
data adalah
Regresi Linear
Berganda
3. Harmanta dan Ekananda
(2005) Disintermediasi
Fungsi Perbankan di
Indonesia Pasca Krisis
1997 : Faktor Permintaan
atau Penawaran
Pembiayaan, Sebuah
Pendekatan dengan Mode
Disequilibrium
Y : Pembiayaan
X1 :Suku bunga SBI
X2 : NPL
Dalam Jurnal Harmanta dan
Ekananda menyebutkan
bahwa kedua Variabel X
berpengaruh signifikan
negatif terhadap variabel Y.
Penelitian ini menggunakan
metode analisis data
disequilbrium.
Penulis meneliti
tentang pengaruh
CAR, NPF, DPK,
SBIS terhadap
Kebijakan
Penyaluran
Pembiayaan
Periode 2009-
2014.
Dengan
menggunakan
metode analisis
data adalah
Regresi Linear
Berganda
4. Togi T.M Siregar (2006)
Analisis Faktor – Faktor
yang Mempengaruhi
Permintaan Pembiayaan
padaBank Pemerintah di
Sumatera Utara periode
2000 – 2004
Y : Pembiayaan
X1 : Tingkat suku bunga
X2 : Pertumbuhan ekonomi
X3 : Kebijakan pemerintah
Togi menyebutkan bahwa
dalam penelitiannya yang
menggunakan Metode
Analisis Data Ordinary Least
Square (OLS) hasilnya suku
Bunga berpengaruh
signifikan negatif terhadap
variabel Y. Pertumbuhan
ekonomi berpengaruh
signifikan positif terhadap
variabel Y.
Penulis meneliti
tentang pengaruh
CAR, NPF, DPK,
SBIS terhadap
Kebijakan
Penyaluran
Pembiayaan
Periode 2009-
2014.
Dengan
menggunakan
metode analisis
data adalah
Regresi Linear
Berganda
13
F. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan telaah pustaka dan diperkuat dengan penelitian terdahulu
diduga bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF),
Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)
berpengaruh terhadap pembiayaan perbankan. Dengan demikian, dapat
dirumuskan kerangka pikir penelitian sebagai berikut :
5. Tatik Setiyati Analisis
Pengaruh Suku Bunga
Pembiayaan, Dana Pihak
Ketiga, dan Produk
Domestik Bruto terhadap
Penyaluran Pembiayaan
pada Perbankan di
Indonesia
Y : Pembiayaan
X1 : Suku bunga pembiayaan
X2 : Dana Pihak Ketiga
X3 : Produk Domestik Bruto
Dengan menggunakan
analisis data Error
Correction Model (ECM)
Tatik Setiyati mendapatkan
hasil dari penelitiannya
berupa variabel Suku Bunga
Kredit berpengaruh
signifikan negatif terhadap
variabel Y. DPK
berpengaruh signifikan
negatif terhadap variabel Y,
dan PDB berpengaruh
signifikan positif terhadap
variabel Y.
Penulis meneliti
tentang pengaruh
CAR, NPF, DPK,
SBIS terhadap
Kebijakan
Penyaluran
Pembiayaan
Periode 2009-
2014.
Dengan
menggunakan
metode analisis
data adalah
Regresi Linear
Berganda
14
1. Bagan Kerangka pemikiran
Penulis mengemukakan penelitian ini dengan variabel CAR sebagai (X1),
variabel NPF sebagai (X2), variabel DPK sebagai (X3), variabel SBIS sebagai
(X4) yang akan mempengaruhi variabel pembiayaan sebagai variabel dependen
(Y).Sistematika Penulisan
Untuk keserasian dan ketertiban pembahasan, serta untuk mempermudah
analisa materi pada skripsi ini, penulis menjelaskan dalam sistematika penulisan.
Secara garis besar, skripsi ini terdiri dari lima bab yang dibagi dalam sub bab dan
setiap sub bab mempunyai pembatasan masing-masing yang saling berkaitan
antara satu dengan yang lainnya, sebagai berikut :
CAR (X1)
NPF (X2)
DPK (X3)
SBIS (X4)
Pembiayaan
(Y)
15
BAB I PENDAHULUAN
Bab satu penulis menguraikan hal-hal yang terkait dengan latar
belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, literatur review, kerangka pemikiran, dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab dua penulis menguraikan tentang teori-teori yang berkaitan
dengan pembahasan penulisan skripsi ini, khusunya mengenai
variabel-variabel yang terkait di dalam penelitian ini, yaitu Capital
Adequacy Ratio, Non Performing Financing, Dana Pihak Ketiga,
Sertifikat Bank Indonesia Syariah, dan Definisi Operasional Variabel
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini, penulis menguraikan lebih rinci mengenai variabel
dalam penelitian, lokasi dan waktu penelitian, pengumpulan dan
pengolahan data, serta teknik analisis yang digunakan dalam penelitian
ini.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab empat berisi uraian secara rinci mengenai semua temuan-temuan
yang dihasilkan dalam penelitian dan mendeskripsikan hasil yang
diperoleh secara teoritik dan statistik berdasarkan pada analisa
kuantitatif dengan menggunakan analisis data regresi linear berganda.
16
BAB V PENUTUP
Bab lima berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan permasalahan yang
dihasilkan dari pembahasan yang telah dilakukan serta saran terhadap
permasalahan yang diteliti.
17
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Pembiayaan
1. Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan pada dasarnya lahir dari pengertian I belive, I trust, yaitu
“saya percaya atau saya menaruh kepercayaan”. Kata pembiayaan yang
artinya kepercayaan (trust) yang berarti bank menaruh kepercayaan
kepada seseorang untuk melaksanakan amanah yang diberikan oleh bank
selaku shahibul maal. Dana tersebut harus digunakan dengan benar, adil,
dan harus disertai dengan ikatan dan syarat-syarat yang jelas serta saling
menguntungkan bagi kedua belah pihak. Berdasarkan UU nomor 10 tahun
1998 tentang perbankan yang dimaksud dengan istilah pembiayaan adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga atau bagi
hasil. Menurut Undang-undang tersebut, penyediaan dana untuk
nasabahnya tidak hanya dalam bentuk kredit. penyediaan dana tersebut
dapat juga berupa penyediaan pembiayaan berdasarkan prinsip syari’ah
18
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, seperti
tercantum dalam pasal 1 UU Nomor 10 tahun 199814
.
Perbankan syariah dalam kegiatan penyaluran dana kepada masyarakat
mempunyai beberapa produk-produk yang memiliki keunggulan tersendiri
dan cara yang mudah untuk melakukan transaksi. Diantara produk-produk
penyaluran dana yang dilakukan oleh Bank Syariah adalah produk
musyarakah atau joint venture. Yang mana produk ini lebih banyak
diminati oleh masyarakat dalam kurun waktu 3 tahun terakhir ini.
2. Tujuan Pembiayaan
Dalam membahas tujuan pembiayaan, mencakup lingkup yang luas. Pada
dasarnya, terdapat dua fungsi yang saling berkaitan dari pembiayaan,
yaitu:
a. Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari pembiayaan
berupa keuntungan yang diraih dari bagi hasil yang diperoleh dari
usaha yang dikelola bersama nasabah. Oleh karena itu, bank hanya
akan menyalurkan pembiayaan kepada usaha-usaha nasabah yang
diyakini mampu dan mau mengembalikan pembiayaan yang telah
diterimanya. Dalam faktor kemampuan dan kemauan ini tersimpul
unsur keamanan dan sekaligus juga unsur keuntungan dari suatu
pembiayaan, sehingga kedua unsur tersebut saling berkaitan degan
14
Totok Budisantoso, Sigit Triandanu, “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”, (Jakarta:
Salemba Empat, 2006), h.114
19
demikian keuntungan merupakan tujuan dari pemberi pembiayaan
yang terjelma dalam bentuk bagi hasil yang diterima.
b. Safety, keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus
benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar-benar
tercapai tanpa hambatan yang berarti. Oleh karena itu, dengan
kemanan ini dimaksudkan agar prestasi yang diberikan dalam bentuk
modal, barang, atau jasa itu betul-betul terjamin pengembalianya,
sehingga keuntungan yang diharapkan dapat menjadi kenyataan.
3. Fungsi Pembiayaan
Fungsi pembiayaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
perekoomian, perdagangan, dan keuangan dapat dikemukakan sebagai
berikut:
a. Pembiayaan dapat meningkatkan utility (daya guna) dari modal/uang
Para nasabah menyimpan uangnya di bank dalam bentuk giro,
deposito ataupun tabungan. Uang tersebut dalam persentase tertentu
ditingkatkan kegunaannya oleh bank. Para pengusaha menikmati
pembiayaan dari bank untuk memperluas atau memperbesar, usahanya
baik untuk peningkatan produksi, perdagangan, maupun untuk usaha-
usaha rehabilitasi ataupun usaha peningkatan produktifitas secara
menyeluruh.
20
b. Pembiayaan meningkatkan utility suatu barang
Produsen dengan bantuan pembiayaan dari bank dapat dapat
memproduksi bahan jadi sehingga utility dari bahan tersebut
meningkat, misalnya peningkatan utility kelapa menjadi kopra dan
selanjutnya menjadi minyak kelapa atau minyak goreng. Produsen
dengan bantuan pembiayaan dapat memindahkan barang dari suatu
tempat yang kegunaanya kurang ke tempat yang lebih bermanfaat.
Seluruh barang-barang yang dipindahkan dari suatu daerah ke daerah
lain yang kemanfaatan barang itu lebih terasa pada
dasarnyameningkatkan utility dari barang itu. Pemindahan barang-
barang tersebut tidaklah dapat diatasi oleh keuangan pada distributor
saja dan oleh karenanya mereka memerlukan bantuan permodalan dari
bank berupa pembiayaan.
c. Pembiayaan meningkatkanperedaran dan lalu lintas uang
Pembiayaan yang disalurkan melalui rekening-rekening koran,
pengusaha menciptakan pertambahan peredaran uang giral dan
sejenisnya seperti cheque, giro bilyet, wesel, promes dan sebagainya
melalui pembiayaan menciptakan suatu kegairahan berusaha sehingga
penggunaan uang akan bertambah baik secara kualitatif apalagi secara
kuantitatif. Hal ini selaras dengan pengertian bank selaku memory
creator. Penciptaan uang itu selain dengan cara subtitusi, penukaran
21
uang kartal yang disimpan di giro dengan uang giral maka ada cara
exchange of claim, yaitu bank memberikan pembiayaan dalam bentuk
giral. Disamping itu, dengan cara transformasi yaitu bank giral.
d. Pembiayaan menimbulkan kegairah berusaha masyarakat
Manusia adalah makhluk yang selalu melakukan kegiatan ekonomi,
yaitu selalu berusaha memenuhi kebutuhannya. Kegiatan usaha sesuai
dengan dinamikannya akan selalu meningkat, akan tetapi peningkaan
usaha tidaklah selalu diimbangi dengan peningkatan kemampuan.
Karena itu, manusia selalu berusaha dengan segala daya untuk
memenuhi kekurangmampuannya yang berhubungan dengan manusia
lain yang mempunyai kemampuan. Karena itu, pulalah maka
pengusaha akan selalu berhubungan dengan bank untuk memperoleh
bantuan permodalan guna peningkatan usahannya. Bantuan
pembiayaan yang diterima pengusaha dari bank inilah kemudian yang
untuk memperbesar volume usaha dan produktifitasnya.
e. Pembiayaan sebagai alat stabilisasi ekonomi
Dalam keadaan ekonomi yang kurang sehat langkah-langkah
stabilisasi pada dasarnya diarahkan pada usaha-usaha antara lain:
pengendalian inflasi, peningkatan, rehabilitasi sarana dan pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat.
22
f. Pembiayaan sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional
Pengusaha yang memperoleh pembiayaan tentu saja berusaha untuk
meningkatkan usahannya. Peningkatan usaha berarti peningkatan
profit. Bila keuntungan ini secara kumulatif dikembangkan lagi dalam
arti kata dikembalikan ke dalam struktur permodalan, maka
peningkatan akan berlangsung terus-menerus. Dengan pendapatan
yang terus meningkat berarti pajak perusahaan pun akan terus
bertambah. Di lain pihak pembiayaan yang disalurkan untuk
merangsang pertambahan kegiatan ekspor akan menghasilkan
pertambahan devisa bagi negara. Disamping itu, dengan semakin
efektifitasnya kegiatan swasembada kebutuhan-kebutuhan pokok,
berarti akan menghemat devisa keuangan negara, akan dapat
diarahkan pada usaha-usaha kesejahteraan ataupun sektor-sektor lain
yang lebih berguna. Apabila rata-rata pengusaha, pemilik tanah,
pemilik modal, dan buruh atau karyawan mengalami peningkatan
pendapatan, maka pendapatan negara via pajak akan bertambah,
penghasilan devisa bertambah dan pengguna devisa untuk urusan
konsumsi berkurang sehingga langsung atau tidak, melalui
pembiayaan, pendapatan nasional akan bertambah.
g. Pembiayaan sebagai alat hubungan ekonomi internasional
23
Bank sebagai lembaga pembiayaan tidak saja berangkat di dalam
negeri, tetapi juga diluar negeri. Beberapa negara-negara kaya minyak
yang telah sedemikian maju organisasi dan sistem perbankannya telah
meleberkan sayap perbankanya ke seluruh pelosok dunia, demikian
pula beberapa negara maju lainnya. Negara-negara kaya atau yang
kuat ekonominya, demi persahabatan antara negara banyak
memberikan bantuan kepada negara-negara yang sedang
berkembangan atau sedang membangun. Bantuan tersebut tercermin
dalam bentuk bantuan pembiayaan dengan syarat-syarat ringan, yaitu
bagu hasil/bunga relatif murah dan jangka waktu penggunaan yang
panjang. Melalui bantuan pembiayaan antar negara yang istilahnya G
to G (government to government), maka hubungan antar negara
pemberi dan peneriima pembiayaan akan bertambah erat terutama
yang menyangkut hubungan perekonomian dan perdagangan. Dari
uraian diatas, terasalah bagi kita berapa besarnya fungsi dalam dunia
perekonomian, tidak saja didalam negeri, tetapi juga menyangkut
hubungan ekonomi internasional dapat dilakukan dengan lebih terarah.
Lalu lintas pembayaran internasional pada dasarnya berjalan lancar
bila disertai kegiatan pembiayaan yang sifatnya internasional15
.
15
Veithzal Rivai dan Arviyan Arivin, “Islamic Banking”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010) h.
711-715
24
4. Jenis-jenis pembiayaan
a. Mudharabah
Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau
berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah
proses seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha. Dan
secara tehnis, mudharabah adalah akad kerjasama usaha anatara dua
pihak dimana pertama (shohibul maal) menyediakan seluruh (100%)
modal, sedangkan pihak kedua menjadi pengelola. Keuntungan usaha
dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak,
sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama
kerugian itu bukan akibat dari kelalaian pengelola, si pengelola harus
bertanggung jawab atas kerugian tersebut.
Mudharabah adalah kerjasama usaha antara dua pihak dimana
pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan
pihak kedua (pengelola dana) bertindak selaku pengelola, dan
keuntungan usaha dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan,
sedangkan kerugian financial hanya ditanggung oleh pengelola.
Mudharabah yaitu akad kerjasama suatu usaha antara dua
pihak di mana pihak pertama (malik, shahib al-mal, LKS)
menyediakan seluruh modal, sedang pihak kedua (‘amil, mudharib,
25
nasabah) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan usaha dibagi di
antara mereka sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak.
(a) Rukun dan Syarat Pembiayaan
Sebagaimana akad lain dalam syariat Islam, agar mudharabah atau
qirad mejadi sah, maka harus memenuhi rukun dan syarat
mudharabah. Menurut mahzab Hanafi, apabila rukun sudah terpenuhi
tetapi syarat tidak dipenuhi maka rukun menjadi tidak lengkap
sehingga akad tersebut menjadi fasid (rusak).
Sedangkan rukun dalam mudharabah berdasarkan Jumhur Ulama
ada 3 yaitu; dua orang yang melakukan akad (al-aqidani),modal (
ma’qud alaih), dan shighat (ijab dan qabul). Ulama syafi’iyah lebih
memerinci lagi menjadi enam rukun, yaitu Pemilik modal (shohibul
mal ), Pelaksana usaha (mudharib / pengusaha ), Akad dari kedua
belah pihak ( Ijab dan kabul ), Objek mudharabah ( pokok atau
modal), Usaha (pekerjaan pengelolaan modal), Nisbah keuntungan.
Sedangkan menurut ulama Hanafiyah berpendapat bahwa yang
menjadi rukun akad mudharabah adalah Ijab dan Qabul saja,
sedangkan sisa rukun-rukun yang disebutkan Jumhur Ulama itu,
sebagai syarat akad mudharabah.
Adapun syarat-syarat mudharabah berhubungan dengan pelaku
mudharabah (al-aqidani), modal dan akad. Bagi pemilik modal dan
26
pengusaha harus cakap bertindak hukum dan cakap untuk menjadi
wakil.
Syarat dalam hal modal adalah harus berbentuk uang, dan jelas
jumlahnya. Juga disyaratkan harus ada, tunai, bukan dalam bentuk
utang, dan haru diberikan kepada mudharib. Oleh karenanya jika
modal itu berbentuk barang, menurut Ulama Fiqh tidak dibolehkan,
karena sulit untuk menentukan keuntungannya.
Yang berhubungan dengan laba/keuntungan disyaratkan bahwa
pembagian laba harus memiliki ukuran yang jelas dan laba harus
berupa bagian yang umum (masyhur).
(b) Pembagian Mudharabah
Mudharabah dapat dibagi menjadi dua jenis jika dilihat dari transaksi
atau akad yang dilakukan, yaitu Mudharabah Muthlaqah, dan
Mudharabah Muqayyadah. Yang dimaksud dengan mudharabah
muthlaqah adalah bentuk kerja sama antara shohibul mal dengan
muharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh
spesifikasi usaha, waktu, dan daerah bisnis ata disebut juga
Unrestricted Investment Account. Sedangkan mudharabah muqayyadah
adalah kebalikannya, yaitu yang ditentukan batasan jenis usaha, waktu,
atau tempat usaha atau Restricted Investment Account . ]
27
(c) Jenis-jenis Al-Mudharabah
Secara umum mudharabah terdiri dari dua jenis, yaitu:
Mudharabah muthlaqah, adalah mudharabah dimana pemilik
dana memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam
pengelolaan investasinya.
Mudharabah muqayyadah, adalah mudharabah dimana pemilik
dana memberikan batasan kepada pengelola dana, antara lain
mengenai tempat, cara dan atau obyek investasi. Seiring dengan
perkembangannya, ada satu jenis mudharabah lagi yaitu
“Mudharabah Musytarakah”. Mudharabah musytarakah adalah
bentuk mudharabah dimana pengelola dana menyertakan modal
atau dananya dalam kerjasama investasi.
(d) Mekanisme Pembiayaan
Pada sisi pembiayaan, akad mudharabah biasanya diterapkan
pada dua hal, yaitu: Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja
perdagangan dan jasa.
Investasi khusus, yang disebut juga mudharabah muqayyadah,
dimana sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus
dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh shahibul maal.
28
(e) Manfaat Mudharabah
Bank akam menikmati peningkatan hasil pada saat keuntungan
usaha nasabah meningkat. Bank tidak berkewajiban membayar
bagi hasil nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan
dengan pendapatan/hasil usaha bank sendiri sehingga bank tidak
mengalami negative spread. Pengambilan pokok pembiayaan
disesuaikan dengan cash flow sehingga tidak memberatkan
nasabah. Bank akan lebih selektif dan hati-hati mencari usaha
yang bukan hanya sesuai dengan syaria, namun juga mempunyai
prospek yang baik.
(f) Keuntungan dan Kerugian Muadharabah
Keuntungan dari hasil usaha disepakati untuk dibagi antara
mudharib dan shohibul mal. Misalnya, Bank Muamalat Indonesia
(BMI) sebagai Shahibul Mal (pemodal) mendapat share
keuntungan sebesar 65% dan nasabah sebagai mudharib
mendapat keuntungan sebesra 35% Apabila usaha tersebut
menderita kerugian, pertama-tama harus dikaji terlebih dahulu
penyebab dari kerugian tersebut. Apabila kerugian itu bukan
kelalaian dari mudharib, maka bank menaggung kerugian tersebut
sebata modalnya. Namun apabila kerugian disebabkan oleh
29
kelalaian mudharib, maka mudharib harus menanggung segala
kerugian tersebut.
b. Musyarakah
Musyarakah secara etimologi, berasal dari bahasa arab yang
diambil dari kata syirkah, syarika, yasruku,
syarikan/syirkatan/syarilkatan yang artinya menjadi sekutu atau
syarikat16
. Menurut arti asli bahasa arab adalah.
Bercampurnya yakni bercampurnya salah satu dari dua harta dengan
lainnya sehingga tidak dapat dibedakan antara keduanya17
Sedangkan menurut terminologi Musyarakah adalah akad
kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu
dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dengan
kesepakatan bersama. Para ahli fiqih mendefinisikan sebagai akad
antara orang-orang yang berserikat dalam modal maupun keuntungan.
Hasil keuntungan dibagi hasilkan sesuai dengan kesepakatan bersama
di awal sebelum melakukan usaha. Sedang kerugian ditanggung secara
proporsional ssampai batas modal masing-masing. Secara umum
16
Nur Zaman, “Kamus Umum Bahasa Arab”, (Bandung: M2S, 2001) h. 405 17
Wahbah Zuhaili, “Al-Fiqh Al-Islamy Wa Adillatuh”, cet.III, (Damaskus: Dar Al-Fikr, 1989)
h. 792
30
musyarakah dapat diartikan patungan modal usaha dengan bagi hasil
menurut kesepakatan18
.
Menurut undang-undang nomor 221 tahun 2008 tentang
perbankan syariah yang dimaksud dengan akad ”musyarakah” adalah
akad kerja sama di antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha
tertentu yang masing-masing pihak memberikan porsi dana dengan
ketentuan bahwa keuntungan akan dibagi sesuai dengan kesepakatan,
sedangkan kerugian ditanggung sesuai dengan porsi dana masing-
masing.
Menurut Dewan Syariah Nasional MUI dan PSAK No. 106
mendefinisikan musyarakah sebagai akad kerja sama antara dua pihak
atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak
memberikan kontribusi dana dengan ketentuan dibagi berdasarkan
kesepakatan edangkan kerugian berdasarkan kontribusi dana. Para
mitra bersama-sama menyediakan dana untuk mendanai suatu usaha
tertentu dalam masyarakat, baik usaha yang sudah berjalan maupun
yang baru. Investasi musyarakah dapat dalam bentuk kas, setara kas
atau asset non kas19
.
18
Ibid., h.67 19
www.pengertianmusyarakah.com diakses tanggal 24 oktober 2015 jam 20.30 WIB
31
(g) Landasan Hukum Musyarakah
Syirkah hukumnya mubah. Ini berdasarkan Al-Quran surat Shaad ayat
24 dan hadits para sahabat yang menyebutkan tentang bagaimana
hukum syirkah.
Artinya Daud berkata: "Sesungguhnya Dia telah berbuat zalim kepadamu dengan
meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. dan Sesungguhnya
kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim
kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal yang saleh; dan Amat sedikitlah mereka ini". dan Daud mengetahui bahwa
Kami mengujinya; Maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur
sujud dan bertaubat.
Berdasarkan dalil hadits Rasulullah SAW. Berupa taqrir terhadap
syirkah. Pada saat baginda diutus oleh Allah SWT. sebagai Nabi,
orang-orang pada masa itu telah bermuamalat dengan cara ber-syirkah
dan Nabi Muhammad SAW. membenarkannya pengakuan Rasul
terhadap tindakan banyak orang yang melakukan syirkah merupakan
dalil syara’ tentang kebolehan syirkah.
(h) Rukun dan Ketentuan Pembiayaan Musyarakah
32
Rukun syirkah yang asas ada 4 perkara yaitu :
Pelaku terdiri dari para mitra, Objek musyarakah berupa modal dan
kerja, Ijab dan qabul, Nisbah keuntungan (bagi hasil)
(i) Pembagian Laba dan Rugi Pembiayaan Musyarakah
Pembagian laba antar mitra harus berupa presentase, bukan
suatu jumlah tertentu. Menurut Mazha Hambali, persentase tersebut
harus ditentukan secara jelas dalam kontrak. Menentukan suatu jumlah
tetap bagi seorang mitra tidak diperbolehkan lantaran total laba yang
akan diperoleh barangkali tidak akan melebihi jumlah yang telah
ditetapkan, dalam kasus seperti itu mitra lainnya tidak memperoleh
bagian dari laba tersebut. Bagi kalangan Mazhab Syafii, Nawawi,
“Proporsi laba dan rugi harus sama dengan proporsi modal yang
diberikan, baik tenaga yang disediakan oleh apra mitra setara ataupun
tidak.20
Sekian persen untuk si mitra atas kerjanya dalam membeli dan
menjual, menyimpan, dan penagihan hutang-hutang yang terkait
dengan musyarakah, Sekian persen untuk bank atas pengawasan dan
manajemennya, Sekian persen bagi modal yang diberikan kepada
kongsi. Dalam persentase pembagian laba, Jordan Islamic Bank tidak
menyatakan tidak adanya sekian persen pun untuk manajemen. Ia
hanya menyatakan bahwa laba bersih akan dibagi antara Bank dan
20 Abdullah Saed, “Menyoal Bank Syariah”, (Jakarta: Paramadina, 2004) h. 91
33
mitranya, sesuai dengan kesepakatan atas rasio dalam kontrak
musyarakah.
(j) Berakhirnya Pembiayaan Musyarakah
Syirkah menjadi batal karena meninggalnya salah seorang
persero (syarik), atau karena salah seorang diantara mereka gila, atau
dikendalikan oleh pihak lain karena salah seorang diantara mereka
membubarkanya. Apabila syirkah tersebut terdiri atas dua orang,
sementara syirkah adalah bentuk akad yang Mubah, maka dengan
adanya hal-hal semacam ini, akad tersebut batal dengan sendirinya
sebagaimana akad wakalah. Bila salah seorang syirkah meninggal dan
mempunyai ahli waris yang telah dewasa, ahli warisnya bisa
meneruskan syirkah tersebut. Dia juga bisa diberi izin untuk ikut
mengelola, disamping dia berhakmenuntuk bagian keuntunganya. Jika
salah seorang syarik menuntut pembubaran, syarik yang lain harus
memenuhi tuntutan tersebut. Apabila syirkah itu terdiri atas beberapa
syarik, lalu salah seorang diantara mereka menuntut pembubaran,
sedangkan yang lain tetap bersedia melanjutkan syirkahnya itu, syarik
yang lain statusnya tetap sebagai yang lain statusnya tetap sebagai
syarik dimana syirkah yang telah dijalankan sebelumnya telah rusak
kemudian diperbaharui diantara syarik yang masih bertahan untuk
mengadakan syirkah tersebut.
34
B. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Modal adalah salah satu faktor kunci yang harus dipertimbangkan
dalam menilai keamanan dan kesehatan sebuah bank. Modal menyerap
potensi kerugian dan dapat menyediakan dasar untuk menjaga kepercayaan
nasabah pada bank. Modal juga merupakan faktor penentu utama kapasitas
pinjaman sebuah bank. Tujuan utama dari modal adalah untuk menciptakan
keseimbangan dan menyerap kerugian, sehingga memberikan langkah
perlindungan terhadap nasabah dan pembiayaanur lainnya saat terjadi
likuidasi. Menurut Ali CAR merupakan rasio permodalan yang menunjukkan
kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan
usaha dan menampung risiko kerugian dana yang diakibatkan oleh kegiatan
operasi bank. CAR menunjukan sejau mana penurunan aset bank masih dapat
ditutup oleh equity bank yang tersedia, semakin tinggi CAR semakin baik
kondisi bank21
.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 3/21/PBI 2001 besarnya
CAR perbankan untuk saat ini minimal 8%, sedangkan dalam Arsitektur
Perbankan Indonesia (API) untuk menjadi bank jangkar Bank Umum harus
memiliki CAR minimal 12%. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.
6/23/DPNP 31 Mei 2004 CAR dirumuskan sebegai berikut :
21
Mashud Ali, “Asset Liability Management : Menyiasati Risiko Pasar dan Risiko
Operasional, (Jakarta : PT. Gramedia, 2004), h. 55
35
CAR = MODAL
ATMR X 100%
Modal terdiri dari Modal Inti dan Modal Pelengkap. Modal Inti terdiri
dari modal disetor dan cadangan tambahan modal yang terdiri dari faktor
penambah (agio, modal sumbangan, cadangan umum modal, cadangan tujuan
modal, laba tahun – tahun lalu setelah diperhitungkan pajak, laba tahun
berjalan setelah diperhitungkan taksiran pajak (50%), selisih lebih penjabaran
laporan keuangan kantor cabang luar negeri, dan dana setoran modal) dan
faktor pengurang (disagio, rugi tahun – tahun lalu, rugi tahun berjalan, selisih
kurang penjabaran laporan keuangan kantor cabang di luar negeri, dan
penurunan nilai pernyataan pada portofolio yang tersedia untuk dijual). Modal
Inti diperhitungkan dengan faktor pengurang berupa goodwill.
Modal Pelengkap terdiri dari cadangan revaluasi aktiva tetap,
cadangan umum PPAP (maksimal 1,25% dari ATMR), modal pinjaman,
pinjaman subordinasi (maksimal 50% dari Modal Inti), dan peningkatan nilai
penyertaan pada portofolio yang tersedia untuk dijual setinggi – tingginya
sebesar 45%. Sedangkan ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko) terdiri
dari aktica neraca yang di berikan bobot sesuai kadar risiko pembiayaan yang
melekat dan beberapa pos dalam off-balance sheet yang diberkan bobot sesuai
dengan kadar risiko pembiayaan yang melekat, ATMR diperoleh dengan cara
mengalihkan nilai nominal aktiva dengan bobot risiko. Semakin likuid aktiva
36
risikonya nol dan semakin tidak likuid bobot risikonya 100, sehingga risiko
berkisar 0 – 100%22
.
Semakin tinggi CAR maka semakin besar pula sumber daya finansial
yang dapat digunakan untuk mengantisipasi potensi kerugian yang
diakibatkan oleh penyaluran pembiayaan. Dengan kata lain besarnya nilai
CAR akan meningkatkan kepercayaan diri perbankan dalam menyalurkan
pembiayaan. Dengan CAR diatas 20%, perbankan bisa memacu pertumbuhan
pembiayaan hingga 20 – 25 persen setahun (Wibowo,2009).
Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio permodalan yang
menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan
pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian dana yang diakibatkan
oleh kegiatan operasi bank (Ali, 2004). Semakin tinggi CAR maka semakin
besar pula sumber daya finansial yang dapat digunakan untuk keperluan
pengembangan usaha dan mengantisipasi potensi kerugian yang diakibatkan
oleh penyaluran pembiayaan. Dengan kata lain besarnya nilai CAR akan
meningkatkan kepercayaan diri perbankan dalam menyalurkan pembiayaan.
Dengan CAR diatas 20%, perbankan bisa memacu pertumbuhan pembiayaan
hingga 20 - 25 persen setahun23
.
C. Non Performing Financing (NPF)
22
Mashud Ali, “Asset Liability Management : Menyiasati Risiko Pasar dan Risiko
Operasional, (Jakarta : PT. Gramedia, 2004), h. 60 23
Drajad H Wibowo, “Bank Sulit Pacu Pembiayaan Pada 2010”, Artikel diakses pada 25
Agustus 2015 dari http://www.kompas.com/bank-sulit-pacu-pembiayaan-pada-2010/
37
1) Kualitas Pembiayaan dan NPF
Salah satu ukuran keberhasilan penyaluran pembiayaan adalah
kolektibilitas (kualitas pembiayaan), yaitu tingkat pengembalian atau
pembayaran kembali pembiayaan oleh nasabah. Tingkat kelancaran
pembayaran ini menentukan kualitas suatu pembiayaan. Kualitas
pembiayaan juga ditentukan oleh prospek usaha serta kinerja usaha dari
nasabah pembiayaan yang bersangkutan. Tujuan penetapan kolektibilitas
pembiayaan adalah mengetahui kualitas pembiayaan agar bank dapat
menghitung dan mengantisipasi risiko pembiayaan secara dini. Penetapan
kolektibilitas juga digunakan untuk menentukan tingkat cadangan potensi
kerugian pembiayaan.
Kualitas pembiayaan dapat ditentukan berdasarkan 3 parameter:24
a. Prospek Usaha
Penilaian prospek usaha meliputi penilaian terhadap komponen-
komponen berikut:
1) Potensi pertumbuhan usaha;
2) Kondisi pasar dan posisi nasabah pembiayaan dalam
persaingan;
3) Kualitas manajemen dan permasalahan tenaga kerja;
4) Dukungan dari grup atau afiliasi; dan
24
Ikatan Bankir Indonesia. Memahami Bisnis Bank Syariah. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2014). h. 221-222
38
5) Upaya yang dilakukan oleh nasabah pembiayaan dalam rangka
memelihara lingkungan hidup.
b. Kinerja Nasabah Pembiayaan
Penilaian kinerja (performance) nasabah pembiayaan meliput
penilaian terhadap komponen-komponen:
1) Perolehan laba;
2) Struktur permodalan;
3) Arus kas; dan
4) Sensitivitas terhadap risiko pasar.
c. Kemampuan Membayar
Penilaian kemampuan membayar meliputi penilaian terhadap
komponen-komponen:
1) Ketepatan pembayaran pokok dan bunga;
2) Ketersediaan dan keakuratan informasi keuangan nasabah
pembiayaan;
3) Kelengkapan dokumentasi pembiayaan;
4) Kepatuhan terhadap perjanjian pembiayaan;
5) Kesesuaian penggunaan dana; dan
6) Kewajaran sumber pembayaran kewajiban.
39
Kualitas pembiayaan pada bank syariah dapat dilihat dari NPF bank
syariah tersebut. NPF (Pembiayaan Bermasalah) adalah pembiayaan yang
dikategorikan dalam kolektibilitas kurang lancar, diragukan, dan macet.25
Tabel 2.1
Kriteria Kualitas Pembiayaan
No. Kualitas
Pembiayaan
Kriteria
1
1.
Pembiayaan
Lancar
a. Pembayaran angsuran pokok dan/atau
bagi hasil tepat waktu; dan
b. Memiliki rekening yang aktif; atau
Bagian dari pembiayaan yang dijamin
dengan agunan tunai (cash colateral).
2. Perhatian
Khusus
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok
dan/atau bagi hasil yang belum
melampui Sembilan puluh hari: atau
b. Kadang-kadang terjadi cerukan; atau
c. Mutasi rekening relative aktif; atau
d. Jarang terjadi pelanggaran terhadap
kontrak yang diperjanjikan; atau
e. Didukung oleh pinjaman baru
3. Kurang Lancar a. Terdapat tunggakan angsuran pokok
dan/atau bagi hasil; atau
b. Sering terjadi cerukan; atau
c. Frekuensi mutasi rekeningrelatif rendah
d. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak
yang diperjanjikan lebih dari Sembilan
puluh hari; atau
e. Terdapat indikasi masalah keuangan
yang dihadapi debitur; atau
f. Dokumentasi pinjaman yang lemah
4. Diragukan a. Terdapat tunggakan angsuran pokok
dan/atau bagi hasil; atau
b. Terdapat cerukan yang bersifat
permanen; atau
25
Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah. (Jakarta: Rajawali Pers, 2014). h. 359
40
c. Terdapat wanprestasi lebih dari 180 hari
atau
d. Terdapat kapitalisasi bunga; atau
e. Dokumentasi hukum yang lemah baik
untuk perjanjian pembiayaan maupun
pengikatan jaminan.
5. Macet a. Terdapat tunggakan angsuran pokok
dan/atau bagi hasil; atau
b. Kerugian operasional ditutup dengan
pinjaman baru; atau
c. Dari segi hukummaupun kondisi pasar,
jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai
wajar
Sumber: Dimodifikasi dari Rivai dan Veitzal, 2008
Pembiayaan bermasalah (NPF) adalah suatu kondisi pembiayaan, dimana
ada suatu penyimpangan utama dalam pembayaran kembali pembiayaan yang
menyebabkan kelambatan dalam pengembalian atau diperlukan tindakan
yuridis dalam pengembalian atau kemungkinan potensial loss. Beberapa hal
yang menyebabkan timbulnya pembiayaan bermasalah, antara lain:26
Analisis keuangan yang kurang baik;
Struktur pembiayaan yang kurang tepat;
Support dan dokumentasi yang buruk;
Monitoring yang kurang baik;
Analisis penjamin yang kurang memadai.
Dari sisi nasabah, beberapa hal yang menyebabkan pembiayaan
menjadi bermasalah, antara lain:
26
Ikatan Bankir Indonesia. Mengelola Bank Syariah. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2014). h. 94-95
41
Produk dan jasa yang buruk;
Kontrol keuangan yang buruk;
Faktor eksternal, seperti bencana, ekonomi, persaingan, dan
teknologi.
NPF (Pembiayaan Bermasalah) mencerminkan risiko pembiayaan,
semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah
semakin buruk. Dengan semakin tingginya NPF akan mengakibatkan
hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari pembiayaan yang
diberikan sehingga mempengaruhi perolehan laba.
2) Jenis-Jenis NPF
a. Non Performing Financing Gross (NPF Gross)27
adalah perbandingan
antara Pembiayaan Bermasalah dengan Total Pembiayaan dengan
formula sebagai berikut:
NPF Gross = Pembiayaan Bermasalah
Total Pembiayaan
- Pembiayaan adalah Pembiayaan sebagaimana diatur dalam ketentuan
Bank Indonesia mengenai kualitas asset bank umum.
- Pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan dengan kualitas kurang
lancer, diragukan, dan macet, dan dihitung berdasarkan nilai tercatat
dalam neraca secara gross (belum dikurangi CKPN).
27
Ikatan Bankir Indonesia. Memahami Bisnis Bank Syariah. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2014). h. 284
42
- Total pembiayaan dihitung berdasarkan nilai tercatat dalam neraca
secara gross (belum dikurangi CKPN).
- Angka rasio dihitung per posisi (tidak disetahunkan).
b. Non Performing Financing Net (NPF Net)28
Adalah perbandingan
antara Pembiayaan Bermasalah setelah dikurangi CKPN terhadap
Total Pembiayaan dengan formula sebagai berikut:
NPF Net = Pembiayaan Bermasalah – CKPN Pembiayaan Bermasalah
Total Pembiayaan
- Pembiayaan adalah Pembiayaan sebagaimana diatur dalam
ketentuan Bank Indonesia mengenai kualitas asset bank umum.
- Pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan dengan kualitas kurang
lancar, diragukan, dan macet, dan dihitung berdasarkan nilai tercatat
dalam neraca.
- CKPN Pembiayaan adalah cadangan yang wajib dibentuk bank sesuai
ketentuan dalam PSAK mengenai Instrumen Keuangan dan PAPI,
yang mencakup CKPN Pembiayaan secara individual dan kolektif.
-Total pembiayaan dihitung berdasarkan nilai tercatat dalam neraca
secara gross (belum dikurangi CKPN).
- Angka rasio dihitung per posisi (tidak disetahunkan).
28
Ibid. h. 285
43
Semakin tinggi rasio NPF Gross, semakin tinggi pembiayaan bermasalah
dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan, dan macet. Namun harus juga
dilihat rasio NPF Net-nya, yaitu rasio setelah pembiayaan bermasalah tersebut
dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) atau penyisihan
penghapusan aktiva produktif (PPAP). Rasio NPF Net yang menjadi acun
Bank Indonesia maksimal 5 % (lima persen). Jika tinggi rasio NPF Net
sebuah bank di atas 5 % (lima persen), bank tersebut dianggap mempunyai
risiko pembiayaan yang tinggi.29
D. Dana Pihak Ketiga (DPK)
Dana - dana yang dihimpun dari masyarakat (Dana Pihak Ketiga)
merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank. Simpanan
nasabah ini biasanya memiliki bagian terbesar dari total kewajiban bank.
Dana Pihak Ketiga merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan
oleh bank bisa mencapai 80% - 90% dari seluruh dana yang dikelola oleh
bank30
. Pencarian dana dari sumber ini relatif mudah jika dibandingkan
dengan sumber lainnya dan merupakan sumber dana yang paling dominan.
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31
Mei 2004 dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank dapat berupa
29
Ikatan Bankir Indonesia. Mengelola Bank Syariah. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2014). h. 37 30
Lukman Dendawijaya, “Manajemen Perbankan”, (Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia,
2005) h.33
44
giro, tabungan, dan deposito. Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah
pembayaran lainnya, atau dengan pemindahbukuan. Tabungan adalah
simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu
yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau
alat lainnya yang dipersamakan dengan itu dan deposito adalah simpanan
yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan
perjanjian nasabah penyimpan dengan bank31
.
Kegiatan bank setelah menghimpun dana dari masyarakat luas adalah
menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat atau lebih dikenal
dengan pembiayaan (Kasmir, 2011). Hampir semua bank mengandalkan
penghasilan utamanya dari jumlah penyaluran pembiayaan oleh karena itu
pemberian pembiayaan merupakan aktivitas bank yang paling utama dalam
menghasilkan keuntungan (Dendawijaya,2003).
Dana pihak ketiga (DPK) merupakan sumber dana terbesar yang
diandalkan perbankan dan dibutuhkan suatu bank dalam menjalankan
operasinya. Bank dapat memanfaatkan dana dari pihak ketiga ini untuk
ditempatkan pada pos-pos yang menghasilkan pendapatan bagi bank, salah
satunya yaitu dalam bentuk pembiayaan. Hampir semua bank mengandalkan
penghasilan utamanya dari jumlah penyaluran pembiayaan oleh karena itu
31
Bank Indonesia, “Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004”,
Jakarta, 2004.
45
pemberian pembiayaan merupakan aktivitas bank yang paling utama dalam
menghasilkan keuntungan (Dendawijaya,2003).
E. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) merupakan perubahan nama
dari Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) sesuai PBI Nomor
10/11/PBI/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Sertifikat Bank Indonesia
Syariah.32
SBIS adalah surat berharga berdasarkan prinsip syariah berjangka
waktu pendek dalam bentuk mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank
Indonesia.33
Adapun karakterisrik Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)
adalah34
:
1) Menggunakan akad Ju’alah;
2) Satuan unit sebesar Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah);
3) Berjangka jangka waktu paling kurang 1 bulan dan paling lama
12 bulan;
4) Diterbitkan tanpa warkat (scripless);
5) Dapat diagunkan kepada Bank Indonesia; dan
6) Tidak dapat diperdagangkan dipasar sekunder.
32
Bank Indonesia, “Catatan atas Laporan Keuangan Tahunan Tahun 2009” h.13 33
PBI No. 10/11/PBI/2008 Tanggal 31 Maret 2008 tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah
(SBIS). SE BI No. 10/17/DPM Tanggal 31 Maret 2008 tentang Tata Cara Transaksi Repo SBIS
dengan Bang Indonesia. SE BI No. 10/40/DPM Tanggal 17 November 2008 Perihal Perubahan Atas
SE BI No. 10/16/DPM Tanggal 31 Maret 208 Perihal Tata Cara Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia
Syariah (SBIS) melalui Lelang. 34
Nurul Huda dan Mohammad Heykal, Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoritis dan
Praktis (Jakarta: Kencana, 2010), h.127
46
Mekanisme penerbitan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) melalui
lelang yang melibatkan :
1) Bank Umum Syariah (BUS) atau Unit Usaha Syariah (UUS) atau
pialang yang bertindak untuk dan atas nama BUS atau UUS, dan
2) BUS atau UUS, baik sebagai peserta langsung maupun peserta
tidak langsung, wajib memenuhi persyaratan Financing to Deposit
Ratio (FDR) yang ditetapkan Bank Indonesia.
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) data direpotkan kepada Bank
Indonesia. Repurchase Agreement SBIS berdasarkan qard yang diikuti dengan
rahn. BUS atas UUS terlebih dulu wajib menandatangani perjanjian
pengagunan SBIS dalam Rangka Repurchase Agreement SBIS. Terhadap Repo
SBIS dikenakan biaya Repo. Dengan dikeluarkan instrumen SBIS ini, maka :
1) Sertifikat Wadiah Bank Indonesia yang telah diterbitkan sebelum
Peraturan Bank Indonesia ini diberlakukan, tetap berlaku tunduk pada
ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/7/PBI/2004
tanggal 16 februari 2004 tentang SWBI sampai SWBI tersebut jatuh
tempo.
2) Dengan dikeluarkanya Peraturan Bank Indonesia ini, peraturan Bank
Indonesia Nomor 6/7/PBI/2004 tanggal 16 februari 2004 tentang
SWBI dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.35
F. Definisi Operasional Variabel
35
Op.cit, h. 127.
47
1. Capital Adequacy Ratio adalah Perbandingan modal dan Aktiva
Tertimbang menurut Risiko (ATMR).
2. Non Performing Financing adalah antara pembiayaan dengan kualitas
kurang lancar, diragukan, dan macet dengan total pembiayaan.
3. Dana Pihak Ketiga adalah Simpanan pihak ketiga bukan bank yang terdiri
dari giro, tabungan, dan simpanan berjangka (deposito).
4. Suku bunga SBIS adalah tingkat suku bunga SBIS 1 bulan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
Bank Umum Syariah di Indonesia yang meliputi Capital Adequacy Ratio
48
(CAR), Non Performing Financing (NPF), Dana Pihak Ketiga (DPK), dan
Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), yang diperoleh dari Statistik
Perbankan Syariah Indonesia 2009 - 2014 (bulanan).
B. Metode Penentuan Sampel
Penelitian ini menggunakan metode sensus dimana keseluruhan Bank
Umum Syariah yang terdapat dalam periode penelitian dijadikan sebagai
obyek penelitian. Penelitian menggunakan 72 waktu amatan (N = 72) (bulan
Januari - Desember periode tahun (2009 - 2014).
C. Metode Pengumpulan Data
Menurut Muhammad Teguh langkah penting yang perlu dilakukan di dalam
kegiatan penelitian sebelum peneliti sampai kepada konklusi adalah
pengumpulan data. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yakni jenis data yang diperoleh dan digali melalui hasil pengolahan
pihak kedua dari hasil penelitian lapangannya, baik berupa data kuantitatif
maupun data kualitatif. Jenis data ini sering disebut data eksternal.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dan sumber informasi
lainnya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Library Research (Riset Kepustakaan)
Penelitian yang bertujuan untuk memperoleh konsep dan landasan
teori dengan mempelajari berbagai literatur, buku, referensi, dan
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan obyek pembahasan sebagai
49
bahan analisis yang dicari pada perpustakaan. Mengumpulkan,
memilih, memahami dengan cara membaca penelitian terdahulu yaitu,
Skripsi, Thesis dan lain sebagainya yang berkaitan dengan penelitian
ini.
2. Internet Research
Penelitian ini juga dilakukan dengan menggunakan teknologi yang
berkembang pada zaman modern yaitu internet. Hal ini dilakukan
untuk memperoleh data yang lebih akurat dan up to date. Data-data
yang diperoleh menggunakan internet yaitu data sekunder yang
menggunakan teknik dokumentasi yaitu dengan mencatat atau
mengkopi data yang tercantum dalam situs informasi Perkembangan
Pembiayaan Indonesia yang dipengaruhi oleh variabel variabel seperti
Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF),
Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah
(SBIS) pada periode Januari 2009-Desember 2014. Data tersebut
dikelola sesuai dengan kebutuhan dalam melakukan penelitian ini.
D. Metode Analisis Data
Untuk mencapai tujuan dalam penelitian ini, maka terlebih dahulu
dilakukan pengujian asumsi klasik, untuk memastikan apakah model regresi
linier berganda yang digunakan tidak terdapat masalah normalitas,
50
multikolonieritas, heterokedastisitas, dan autokorelasi. Jika semua itu
terpenuhi berarti bahwa model analisis telah layak digunakan.
Penelitian ini menggunakan metode analisis statistik. Sedangkan teknik
yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Regresi berganda bertujuan
menghitung besarnya pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu
variable terikat dan memprediksi variable terikat dengan menggunakan dua
atau lebih variable bebas.36
Model regresi linier berganda dalam penelitian ini yaitu:
Y = α + β1×X1 + β2×X2 + β3×X3 + β4×X4 + e
Dimana:
Y : Pembiayaan Bank Umum Syariah
α : konstanta (intercept)
βi : slope
X₁ : CAR
X₂ : NPF
X3 : DPK
X4 : SBIS
e : Besaran nilai residu (standar eror)
36
Ety Rochaety dkk, Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS (Jakarta : Mitra Wacana
Media, 2009), h:142
51
Untuk model regresi linier, ada beberapa pengujian yang harus
dilakukan, di antaranya yaitu:
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan
bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini
dilanggar maka uji stastistik menjadi tidak valid untuk jumlah
sampel kecil37
.
b. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen
saling berkorelasi maka variabel ini tidak ortogonal. Variabel
ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar
37
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, ( Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2009), h.160.
52
sesama variabel independen sama dengan nol38
. Multikolinieritas
adalah kondisi adanya hubungan linier antarvariabel independen39
.
Multikolinieritas dapt dilihat dari nilai tolerance dan lawannya
variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan
setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Dalam pengertiannya setiap variabel
independen menjadi variabel dependen dan diregres terhadap
variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas
variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh
variabel lainnya40
.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika
berbeda maka disebut heteroskedastisitas, model regresi yang baik
adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas41
.
38
Ibid., h.150. 39
Wing Wahyu Winarno, “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews”.,
(Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2011), h.5. 40
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, ( Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2009), h.106. 41
Ibid., h.139.
53
Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas, diantaranya dengan melihat grafik scatter plot,
uji park, uji glejser, dan uji white. Dalam penelitian ini untuk
mendeteksi heteroskedastisitas akan digunakan uji glejser.
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu observasi
dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi lebih mudah
timbul pada data yang bersifat runtut waktu (time series), karena
berdasarkan sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi oleh data
pada masa-masa sebelumnya42
.
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Hal ini
sering ditemukan pada runtut waktu (time series) karena
“gangguan” pada seorang individu/kelompok yang sama pada
periode berikutnya43
.
42
Wing Wahyu Winarno, “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews”,
(Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2011), h.26. 43
Ibid., h.110.
54
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilihat
dari nilai Durbin Watson-nya. Uji D-W merupakan salah satu uji
yang banyak dipakai untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi.
Hamper semua statistic sudah menyediakan fasilitas untuk
menghitung nilai d (yang menggambarkan koefisien DW). Nilai d
akan berada pada kisaran hingga 4. Sebelumnya ditentukan nilai
dU dan dL dengan melihat table Durbin Watson dengan α = 5%
seperti tampak pada tabel 3.1 berikut :
Sumber : Wing Wahyu Winarno, 2011:5.28
Dengan hipotesis yang akan di uji adalah sebagai berikut :
H0 : Tidak ada Autokorelasi
Ha : Ada Autokorelasi
55
Jika dalam hasil analisis terdapat masalah autokorelasi maka dilakukan
pengobatan menurut Imam Ghazali, langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut :
a) Tentukan apakah autokorelasi yang terjadi merupakan pure
autocorellation dan bukan karena kesalahan spesifikasi model regresi.
Pola residual dapat terjadi karena adanya kesalahan spesifikasi model
yaitu variabel penting yang tidak dimasukkan kedalam model atau
dapat juga karena bentuk fungsi persamaan regresi tidak benar.
b) Jika yang terjadi adalah pure autocorrelation, maka solusi
autokorelasi adalah dengan mentransformasi model awal menjadi
model difference. Dengan asumsi ρ tidak diketahui. Nilai ρ di estimasi
dengan rumus Theil-Nagar d. Dimana :
d = nilai DW persamaan yang mengandung autokorelasi
n = jumlah sampel
k = jumlah variabel bebas
c) Setelah didapat nilai ρ maka langkah selanjutnya adalah melakukan
transformasi nilai ρ kedalam persamaan regresi.
d) Terakhir lakukan analisis regresi kembali dan hasilnya akhir dari
persamaan regresi tidak mengalami masalah autokorelasi.
2. Uji Regresi Linier Berganda
56
Analisis regresi berguna untuk menganalisis besarnya
pengaruh variabel bebas (independent) terhadap variabel terikat
(dependent). Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear
berganda, karena menggunakan empat variabel bebas (independent).
Selain itu penggunaan model regresi linier berganda ini dimaksudkan
agar variabel independen yang diduga akan mempengaruhi variabel
dependen dapat terakomodir serta dapat secara jelas pola hubungan
yang terbentuk antar variabelnya. Model persamaan regresi linier
berganda digunakan untuk meramalkan Y. apabila nilai variabel
independen diketahui, maka kita dapat menggunakan persamaan
regresi linier berganda.
a. Adjusted R Square (R2)
Koefisien determinasi yang dinotasikan dengan R2, merupakan
suatu ukuran yang penting dalam regresi, karena dapat
menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang
terestimasi. Atau dengan kata lain, angka tersebut dapat mengukur
seberapa dekatkah garis regresi yang terestimasi dengan data
sesungguhnya. (Nachrowi &Usman, 2006:20).
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.
57
Nilai R2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hamper semua informasi variabel
dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang
(crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar
antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtut
waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien
determinasi yang tinggi44
.
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah
bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke
dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2
pasti meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu
banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted
R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak
seperti R2 nilai Adjusted R
2 dapat naik atau turun apabila satu
variabel independen ditambahkan kedalam model. (Ghazali,
2012:97).
b. Uji F
44
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, ( Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2009), h.96.
58
Uji hipotesis ini berguna untuk memeriksa atau menguji
apakah koefisien regresi yang di dapat signifikan (berbeda nyata).
Maksud dari signifikan ini adalah suatu nilai koefisien regresi yang
secara statistik tidak sama dengan nol. Jika koefisien slope sama
dengan nol, berarti dapat dikatakan bahwa tidak cukup bukti untuk
menyatakan variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel
terikat. Untuk kepentingan tersebut maka semua koefisien regresi
harus diuji. Ada dua jenis uji terhadap koefisien regresi yaitu, uji F dan
uji t (Nachrowi & Usman, 2006 : 16).
Uji statistic F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen/terikat. (Ghazali, 2012:98).
Pengambilan keputusan berdasarkan tingkat probabilitas
signifikansi. Jika probabilitas signifikansi > 0.05, maka H0 diterima
dan jika probabilitas signifikansi < 0.05, maka H0 ditolak. Selain itu
pengambilan keputusan juga dilakukan dengan membandingkan nilai
F tabel dengan F hitungnya. Nilai F tabel di dapat dari rumus :
Uji F = (df(n-k-1))
59
Dimana n = jumlah sampel dan k = jumlah variabel bebas. Jika F
hitung > F tabel maka H0 ditolak dan sebaliknya jika F hitung < F
tabel maka H0 diterima. (Nachrowi & Usman, 2006:18).
c. Uji t
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen. (Ghazali, 2012:98).
Pengambilan keputusan berdasarkan tingkat signifikan (Rodoni,
2005:90), yaitu :
a. Jika probabilitas signifkan > 0.05 maka H0 diterima, berarti
bahwa suatu variabel independen tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen.
b. Jika probabilitas signifikan < 0.05 maka H0 ditolak, berarti
bahwa suatu variabel independen berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen.
Selain itu pengambilan keputusan juga dapat dengan
membandingkan nilai t tabel dengan t hitungnya, t tabel di dapat
rumus sebagai berikut :
Uji t = (df(n-k-1))
60
Dimana n adalah jumlah sampel penelitian dan k adalah jumlah
variabel bebas. Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan
sebaliknya jika t hitung < t tabel maka H0 diterima.
61
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Analisis Deskriptif
Dalam bab ini penulis menganalisis data yang telah terkumpul. Data
yang telah terkumpul dari variabel independen berupa data Capital
Adequacy Ratio, Non Performing Financing, Dana Pihak Ketiga, dan
Sertifikat Bank Indonesia Syariah dari tahun 2009 sampai dengan tahun
2014. Kemudian data yang telah terkumpul selanjutnya Kebijakan
Penyaluran Perpembiayaanan di Bank Umum Syariah (BUS) periode 2009
sampai dengan 2014. Hasil pengolahan data berupa informasi untuk
mengetahui apakah variabel data Capital Adequacy Ratio, Non
Performing Financing, Dana Pihak Ketiga, dan Sertifikat Bank Indonesia
Syariah mempengaruhi secara signifikan terhadap selanjutnya Kebijakan
Penyaluran Perpembiayaanan di Bank Umum Syariah (BUS) periode 2009
sampai dengan 2014.
Sesuai dengan permasalahan dan perumusan model yang telah
dikemukakan, serta kepentingan pengujian hipotesis, maka teknik analisis
yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis deskriptif dan
analisis statistik. Analisis statistik merupakan analisis yang mengacu pada
perhitungan data penelitian yang berupa angka-angka yang di analisis
62
dengan bantuan computer melalui program SPSS. Analisis ini digunakan
untuk menguji hipotesis. Sedangkan analisis deskriptif merupakan analisis
yang menjelaskan gejala-gejala yang terjadi pada variabel-variabel
penelitian untuk mendukung hasil analisis statistik. Adapun untuk
menjelaskan variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini dapat
ditunjukkan dari grafik dibawah ini:
Tabel 4.1
Data Capital Adequacy Ratio 2009-2014
CAR dalam bentuk persen (%)
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 10.67% 11.26% 20.23% 16.27% 15.29% 16.76%
Februari 11.54% 11.43% 15.17% 15.91% 15.2% 16.71%
Maret 13.87% 11.07% 16.57% 15.33% 14.3% 16.2%
April 10.51% 12.12% 19.86% 14.97% 14.72% 16.68%
Mei 10.59% 12.31 19.58% 13.4% 14.28% 16.85%
Juni 12.47% 12.89% 15.92% 16.12% 14.3% 16.21%
Juli 10.59% 14.66% 15.92% 16.12% 15.28% 15.62%
Agustus 11.21% 14.23% 15.83% 15.63% 14.71% 14.73%
September 11.50% 14.58% 16.18% 14.98% 14.19% 14.54%
Oktober 11.67% 15.74% 15.30% 14.54% 14.19% 15.25%
Nopember 11.17% 15.40% 14.88% 14.82% 12.23% 15.66%
Desember 10.77% 16.25% 16.63% 14.13% 14.42% 16.1%
Sumber : Statistik PSI Bank Indonesia diolah
Pada tabel 4.1 menjelaskan bahwa Capital Adequacy Ratio pada tahun
2009 tidak dapat menembus angka diatas 12% hingga akhir tahun hanya
pada bulan Juni 2009. Pada bulan Januari 2009 bisa dilihat bahwa hanya
sekitar 10.67% Capital Adequacy Ratio yang didapatkan dari keseluruhan
Bank Umum Syariah di Indonesia, sementara puncak terbesar angka
63
Capital Adequacy Ratio pada bulan juni tahun 2009 mencapai 12.47%
setelah itu hingga pada bulan Desember menurun mencapai 10.77%.
Kejadian ini terus berlanjut dalam kisaran 12% sampai pada bulan Juni
2010 dengan angka 12.89% dan meningkat hingga akhir tahun 2014.
Perjalanan Capital Adequacy Ratio Bank Umum Syariah di Indonesia
dalam periode penelitian ini, puncak CAR tertinggi terletak pada tahun
2011 bulan Januari yang mencapai angka 20.23% dan terendah ada pada
bulan Januari tahun 2009 sebesar 10.67% pasca krisis yang terjadi di
Amerika Serikat.
Tabel 4.2
Non Performing Financing Periode 2009-2014
NPF dalam bentuk persen (%)
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 4.05% 4.36% 3.82% 2.68% 2.49% 3.01%
Februari 4.17% 4.75% 3.66% 2.82% 2.72% 3.53%
Maret 4.23% 4.53% 3.60% 2.76% 2.75% 3.22%
April 4.12% 4.47% 3.79% 2.85% 2.85% 3.48%
Mei 1.42% 4.77% 3.76% 2.93% 2.92% 4.02%
Juni 5.14% 3.89% 3.55% 2.88% 2.64% 3.9%
Juli 5.35% 4.14% 3.75% 2.92% 2.75% 4.31%
Agustus 5.89% 4.10% 3.53% 2.78% 3.01% 4.58%
September 5.72% 3.95% 3.50% 2.74% 2.8% 4.67%
Oktober 5.32% 3.95% 3.11% 2.58% 2.96% 4.58%
Nopember 5.54% 3.99% 2.74% 2.5% 3.08% 4.86%
Desember 4.01% 3.02% 2.52% 2.22% 2.62% 4.33% Sumber : Statistik PSI Bank Indonesia diolah
Bisa dilihat pada tabel 4.2 terlihat tabel Non Performing Financing
pada tahun 2009 sampai 2014. NPF (Pembiayaan Bermasalah)
64
mencerminkan risiko pembiayaan, semakin tinggi rasio ini, menunjukkan
kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk. Dengan semakin
tingginya NPF akan mengakibatkan hilangnya kesempatan untuk
memperoleh pendapatan dari pembiayaan yang diberikan sehingga
mempengaruhi perolehan laba. Itu berarti jika dilihat dalam tabel bahwa
rasio terburuk ada pada Agustus 2009 yang hampir mendekati 6% yakni
5.89% sedangkan rasio pembiayaan terbaik ada pada bulan Mei 2009
sebesar 1.42%.
Tabel 4.3
Dana Pihak Ketiga Periode 2009-2014
DPK dalam milyaran Rupiah
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 15.584 53.163 75.814 116.518 148.731 177.930
Februari 17.865 53.299 75.085 114.616 150.795 178.154
Maret 20.672 52.811 79.651 119.639 156.964 180.945
April 28.012 54.049 79.567 114.018 158.519 185.508
Mei 29.552 55.067 82.861 115.206 163.858 190.783
Juni 33.048 58.079 87.025 119.279 163.966 191.470
Juli 36.852 60.462 89.786 121.108 166.453 194.299
Agustus 38.040 60.972 92.021 123.673 170.222 195.959
September 42.103 63.912 97.756 127.678 171.701 197.141
Oktober 45.381 66.478 101.804 134.453 174.018 207.121
Nopember 47.887 69.086 105.330 138.671 176.292 209.644
Desember 52.271 76.036 115.415 147.512 183.534 217.858 Sumber : Statistik PSI Bank Indonesia diolah
Perkembangan Dana Pihak Ketiga dalam Bank Umum Syariah di
Indonesia meningkat pesat. Hal ini bisa dibuktikan dalam data penelitian
dimana pasca krisis pertumbuhan Bank Syariah di Indonesia mulai
berkembang dan masyarakat pun mulai mempercayai bahwa Bank
65
Syariah tersebut tahan terhadap krisis yang melanda. Pada tabel 4.3 Dana
Pihak Ketiga periode tahun 2009 hingga 2014. Mula-mula pasca krisis,
januari 2009 didapatkan angka sebesar 15.584 milliar rupiah terus
beranjak naik hingga akhir tahun tanpa mengalami penurunan mencapai
52.271 milliar rupiah, sama halnya pada tahun 2010 namun ada sedikit
penurunan pada bulan maret 2010 52.811 milliar rupiah dari bulan
februari yaitu 53.299 milliar rupiah. Dana Pihak Ketiga merupakan
sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank bisa mencapai
80% - 90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank, ini artinya
masyarakat mempercayai eksistensi Bank Syariah yang DPK nya terus
meningkat hingga akhir Desember 2014 mencapai titik tertinggi dalam
penelitian yaitu 217.858 milliar rupiah.
Tabel 4.4
Sertifikat Bank Indonesia Syariah Periode 2009-2014
SBIS dalam milliar Rupiah
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 1.654 3.373 3.968 10.663 4.709 16.891
Februari 1.875 2.972 3.669 4.243 5.103 11.671
Maret 2.135 2.425 5.870 6.668 5.611 13.280
April 1.751 3.027 4.042 3.825 5.343 10.881
Mei 3.660 1.656 3.879 3.644 5.423 18.226
Juni 2.545 2.734 5.011 3.936 5.443 12.975
Juli 2.613 2.576 5.214 3.036 4.640 10.568
Agustus 2.704 1.882 3.647 2.918 4.299 11.503
September 1.819 2.310 5.885 3.412 4.523 14.259
Oktober 2.635 2.783 5.656 3.321 5.213 18.226
Nopember 2.142 3.287 6.447 3.242 5.107 19.505
Desember 3.076 5.408 9.244 4.993 6.699 24.379
Sumber : Statistik PSI Bank Indonesia diolah
66
Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa Sertifikat Bank Indonesia Syariah
cenderung mengalami fluktuatif tiap tahunnya namun pada kenyataannya
memang eksistensi dalam bidang syariah tak perlu diragukan lagi. Dilihat
dari data di atas periode terbaik ada pada tahun awal hingga akhir tahun
2014 yang akhir 2013 sebesar 6.699 dalam 2014 SBIS melesat mencapai
24.379 pada Desember 2014. Titik terendah SBIS dalam data penelitian
yaitu pada tahun 2009 bulan Januari mencapai angka sebesar 1.654.
Angka tersebut didapatkan pasca krisis pada tahun 2008.
Pada saat suku bunga dinaikkan, orang akan memilih alternatif
deposito yang memberikan bunga lebih tinggi. Akibatnya instrument
SBIS turun. Sebaliknya pada saat suku bunga diturunkan, investor akan
mencari alternatif yang memberikan hasil investasi lebih tinggi yaitu
SBIS. Akibatnya terjadi permintaan besar pada SBIS yang menyebabkan
harga SBIS naik.
67
Tabel 4.5
Perkembangan Pembiayaan Indonesia
Pembiayaan dalam milliar Rupiah
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 38.572 47.140 69.724 101.689 149.672 181.398
Februari 39.188 48.479 71.449 103.713 154.072 181.772
Maret 39.308 50.206 74.253 109.116 161.080 184.964
April 40.342 51.651 75.726 108.767 163.407 187.885
Mei 41.012 53.223 78.619 112.844 167.259 189.690
Juni 42.195 55.801 82.616 117.592 171.227 193.136
Juli 42.765 57.633 84.556 120.910 174.486 194.079
Agustus 43.633 60.275 90.540 124.946 174.537 193.983
September 44.523 60.970 92.839 130.357 177.320 196.563
Oktober 44.872 62.995 96.805 135.581 179.284 196.491
Nopember 45.726 65.942 99.427 140.318 180.830 198.376
Desember 46.886 68.181 102.655 147.505 184.120 199.330 Sumber : Statistik PSI Bank Indonesia diolah
Pada tabel diatas menjelaskan tentang Perkembangan Pembiayaan
Indonesia pada tahun 2009 sampai 2014. Mula – mula pada tahun 2009
yang menunjukan nilai 38.572 hingga menunjukan nilai tertinggi pada
bulan desember 2009 dengan nilai 46.886, dan terus berkembang hingga
102.655 pada bulan desember 2011. Kemudian, pada bulan januari 2012
Perkembangan Pembiayaan Indonesia menurun dengan nilai 101.689, lalu
berkembang sampai maret 2012 dengan nilai 109.116 dan turun lagi
hingga mencapai 108.767 pada bulan april 2012. Dan pada bulan april
2012 hingga menunjukan titik tertinggi pada bulan desember 2014
dengan nilai 199.330, Perkembangan Pembiayaan Indonesia terus
berkembang secara perlahan.
68
2. Uji Regresi Linier Berganda
1.) Uji Asumsi Klasik
Data yang digunakan adalah data sekunder maka untuk menentukan
ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi
klasik yang digunakan yaitu : Uji Normalitas, Uji Multikolinieritas, Uji
Heteroskedastisitas dan Uji Autokorelasi yang secara rinci dapat
dijelaskan sebagai berikut.
a) Uji Normalitas
Sebelum melakukan uji statistik langkah awal yang harus
dilakukan adalah penyaringan (Screening) terhadap data yang akan
diolah. Salah satu asumsi penggunaan uji statistik parametrik
adalah asumsi normality atau biasa disebut asumsi normalitas.
Asumsi normalitas merupakan asumsi bahwa setiap variabel dan
semua penggabungan linear dari variabel berdistribusi normal. Jika
asumsi dipenuhi, maka nilai residual analisis berdistribusi normal
dan independen (Ghozali, 2012:29).
69
Gambar 4.1
Berdasarkan gambar 4.1 di atas, normal plot (dapat dilihat pada
gambar), dapat dilihat bahwa titik – titik menyebar mengikuti
garis diagonal bahwa distribusi normal. Hal ini
mengindikasikan bahwa model regresi cukup memenuhi
asumsi normalitas.
b) Uji Multikolinieritas
Asumsi model regresi berganda yang harus dipenuhi
selanjutnya adalah bahwa dalam model persamaan regresi tidak
terjadi korelasi yang signifikan antar variabel bebasnya. Dalam
statistika, tidak terjadi multikolineritas. Multikolinearitas adalah
kondisi adanya hubungan linier antar variabel independen.
70
Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawanya
variance inflation factor disingkat VIF. Kedua ukuran ini
menunjukan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan
oleh variabel independen lainya. Dalam pengertian sederhana
setiap variabel independen menjadi variabel dependen dan diregres
terhadap variabel independen lainya. Tolerance mengukur
variabilitas variabel independen yang terpilih dan yang tidak
dijelaskan oleh variabel lainya. Kriteria untuk pengambilan
keputusan ada atau tidaknya masalah multikolinearitas adalah nilai
Tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10 maka
kesimpulanya adalah model regresi terdapat masalah
multikolinearitas.
Tabel 4.6
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 21.957 8.242 2.664 .010
CAR_X1 -137.973 42.304 -.053 -3.261 .002 .694 1.441
NPF_X2 -54.137 105.533 -.009 -.513 .610 .619 1.616
DPK_X3 1.028 .024 1.049 42.962 .000 .310 3.223
SBIS_X4 -.555 .274 -.047 -2.028 .047 .343 2.919
71
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 21.957 8.242 2.664 .010
CAR_X1 -137.973 42.304 -.053 -3.261 .002 .694 1.441
NPF_X2 -54.137 105.533 -.009 -.513 .610 .619 1.616
DPK_X3 1.028 .024 1.049 42.962 .000 .310 3.223
SBIS_X4 -.555 .274 -.047 -2.028 .047 .343 2.919
a. Dependent Variable:
Pembiayaan_Y
Pada hasil output diatas dapat dilihat bahwa nilai variance
inflation factor dari semua variabel independen meliputi CAR,
NPF, DPK, dan SBIS kurang dari 10, jadi dapat disimpulkan
bahwa tidak ada masalah multikolienearitas dalam model regresi
ini.
c) Uji Heteroskedastisitas
Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain berbeda maka disebut heteroskedastisitas
(Ghozali, 2009).
Untuk mendeteksi ada atau tidak adanya heteroskedastisitas
didalam model regresi antara lain dapat dilakukan dengan Uji
72
Glejser, yakni meregresikan absolut nilai residual sebagai variabel
dependen dengan variabel independen. Jika probabilitas
signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5% maka tidak terdapat
heteroskedastisitas (Ghozali, 2009).
Gambar 4.2
Scatterplot Heteroskedastisitas
Berdasarkan tampilan Scatterplot dalam gambar diatas, terlihat
bahwa plot yang menyebar diatas maupun dibawah angka nol
tidak membentuk pola tertentu yang jelas pada sumbu Regression
Standardized Residual. Oleh karena itu maka berdasarkan uji
heteroskedastisitas menggunakan analisis grafik pada model
regresi yang terbentuk, dinyatakan tidak terjadi gejala
heteroskedastisitas.
73
d) Uji Autokorelasi
Autokorelasi pada model regresi adalah adanya korelasi antar
anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu dan saling
bekorelasi. Untuk mengetahui adanya autokorelasi dalam suatu
model regresi, dilakukan pengujian uji Durbin – Watson (Uji D –
W) dengan ketentuan sebagai berikut : (1) Jika angka D – W
berkisar antara -2 sampai dengan +2, koefisien regresi bebas dari
gangguan autokorelasi; (2) Jika angka D – W berada dibawah -2,
terdapat autokorelasi positif; dan (3) Jika angka D – W berada
diatas +2, terdapat autokorelasi negatif (Santoso dalam
Thobarry,2009)
Tabel 4.7
Model Summary
Model R
R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
Durbin-
Watson
R
Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .994a .988 .987 6.468877 .988 1335.364 4 67 .000 .273
Dalam tabel diatas Model Summary diatas menunjukkan
bahwa nilai uji Durbin – Watson pada penilitian ini berkisar antara
-2 sampai dengan +2 (berada pada nilai 0.273). Jadi, dapat
disimpulkan bahwa koefisien regresi bebas dari gangguan
autokorelasi.
74
2.) Uji Regresi
a) Adjusted R Square
Tabel 4.8
Model Summary
Model R
R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
Durbin-
Watson
R
Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .994a .988 .987 6.468877 .988 1335.364 4 67 .000 .273
Berdasarkan tabel Adjusted R Square di atas diperoleh bahwa
nilai adjusted R2 sebesar 0,987, hal ini berarti 98.7% variasi
pembiayaan dapat dijelaskan oleh variasi dari keempat variabel
independen CAR, NPL, DPK, dan suku bunga SBIS. Sedangkan
1.13% dengan nilai 0,113 sisanya dijelaskan oleh sebab lain diluar
model.
b) Uji F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen/terikat. (Ghazali, 2012:98).
Pengambilan keputusan berdasarkan tingkat probabilitas
signifikansi. Jika probabilitas signifikansi > 0.05, maka H0 diterima
75
dan jika probabilitas signifikansi < 0.05, maka H0 ditolak. Selain itu
pengambilan keputusan juga dilakukan dengan membandingkan nilai
F tabel dengan F hitungnya
Tabel 4.9
ANOVA
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 4.210 4 1.052 2.969E3 .000a
Residual .024 67 .000
Total 4.234 71
a. Predictors: (Constant), SBIS_X4, NPF_X2, CAR_X1, DPK_X3
b. Dependent Variable: log_Y
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, Uji F diperoleh pengaruh secara
bersamaan dengan empat variabel independen CAR, NPF, DPK, dan
suku bunga SBIS terhadap variabel dependen pembiayaan (dapat
dilihat pada tabel). Berdasarkan Uji F diperoleh hasil bahwa nilai F
hitung yang telah di logaritma kan variabel Y nya sebesar 2.969 dan F
tabel sebesar 2.50 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Karena
nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, dan F hitung (2.969 > 2.50)
lebih besar dari F tabel maka secara simultan variabel independen
CAR, NPL, DPK, dan SBIS berpengaruh terhadap dependen
pembiayaan.
76
3.) Uji t
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen. (Ghazali, 2012:98).
Tabel 4.10
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1.494 .024 62.293 .000
CAR_X1 .819 .123 .073 6.654 .000 .694 1.441
NPF_X2 -1.996 .307 -.076 -6.499 .000 .619 1.616
DPK_X3 .004 .000 1.015 61.814 .000 .310 3.223
SBIS_X4 -.006 .001 -.125 -8.027 .000 .343 2.919
a. Dependent Variable:
log_Y
Dari tabel diatas dapat disusun persamaan regresi linear
berganda sebagai berikut :
PEMBIAYAANt = 62.293 + 6.654 CAR_X1t – 6.499 NPF_X2t +
61.814 DPK_X3t – 8.027 SBIS_X4t
Berdasarkan persamaan regresi linier berganda di atas
diperoleh koefisien regresi CAR sebesar (+) 6.654. Koefisien tersebut
mengindikasikan adanya hubungan positif terhadap penyaluran
pembiayaan. Koefisien regresi NPF sebesar (-) 6.499. Koefisien
77
tersebut mengindikasikan adanya hubungan negatif terhadap
penyaluran pembiayaan. Koefisien regresi DPK sebesar (+) 61.814.
Koefisien tersebut mengindikasikan adanya hubungan positif terhadap
penyaluran pembiayaan. Koefisien regresi SBIS sebesar (-) 8.027.
Koefisien tersebut mengindikasikan adanya hubungan negatif terhadap
penyaluran pembiayaan.
B. Pembahasan
Berdasarkan koefisien beta pada tabel dapat disimpulkan bahwa
variabel DPK memiliki peran paling besar terhadap pembiayaan perbankan
dengan nilai koefisien beta regresi sebesar (+) 6.654, diikuti variabel CAR,
NPF dan suku bunga SBIS dengan nilai beta berturut – urut sebesar (-) 6,499,
(+) 61,814, (-) 8.027. Dari hasil Uji – t dapat dilakukan pembahasan hipoteses
yang diajukan sebagai berikut :
1. H1 : CAR berpengaruh positif terhadap pembiayaan perbankan
Berdasarkan Uji – t diperoleh hasil bahwa nilai t hitung sebesar (+)
6,654 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi
lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung bertanda positif, maka secara
parsial variabel independen CAR berpengaruh signifikansi positif
terhadap variabel dependen pembiayaan. Dengan demikian hipotesis
bersifat positif.
2. H2 : NPF berpengaruh negatif terhadap pembiayaan perbankan
78
Berdasarkan Uji – t diperoleh hasil bahwa nilai t hitung sebesar (-)
6,499 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi
lebih kecil dari 0,05 dan nilai hitung t bertanda negatif, maka secara
parsial variabel independen NPF berpengaruh signifikansi positif
terhadap variabel dependen pembiayaan. Dengan demikian hipotesis
bersifat negatif.
3. H3 : DPK berpengaruh positif terhadap pembiayaan perbankan
Berdasarkan Uji – t diperoleh hasil bahwa nilai t hitung sebesar (+)
61,814 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi
lebih kecil dari 0,05 dan nilai hitung t bertanda positif, maka secara
parsial variabel independen DPK berpengaruh signifikansi positif
terhadap variabel dependen pembiayaan. Dengan demikian hipotesis
bersifat positif.
4. H4 : Suku bunga SBIS berpengaruh negatif terhadap pembiayaan
perbankan
Berdasarkan Uji – t diperoleh hasil bahwa nilai t hitung sebesar (-)
8.027 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi
lebih kecil dari 0,05 dan nilai hitung t bertanda negatif, maka secara
parsial variabel independen suku bunga SBIS berpengaruh signifikansi
negatif terhadap variabel dependen pembiayaan. Dengan demikian
hipotesis bersifat negatif.
79
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh Capital
Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Dana Pihak Ketiga
(DPK), dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) secara simultan dan
parsial terhadap penyaluran pembiayaan Bank Umum Syaariah Periode Tahun
2009 hingga 2014. Berdasarkan hasil penelitian tentang variabel independen
yang mempengaruhi Kebijakan Penyaluran Perpembiayaanan di Bank Umum
Syariah Indonesia dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan Uji – F diperoleh diperoleh pengaruh secara bersamaan
dengan empat variabel independen CAR, NPF, DPK, dan suku bunga
SBIS terhadap variabel dependen pembiayaan (dapat dilihat pada
tabel). Berdasarkan Uji F diperoleh hasil bahwa nilai F hitung yang
telah di logaritma kan variabel Y nya sebesar 2.969 dan F tabel
sebesar 2.50 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05, dan F hitung (2.969 > 2.50) lebih
besar dari F tabel maka secara simultan variabel independen CAR,
NPL, DPK, dan SBIS berpengaruh terhadap dependen pembiayaan.
80
2. Berdasarkan Uji – t diperoleh hasil bahwa nilai t hitung sebesar (+)
6,654 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi
lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung bertanda positif, maka secara
parsial variabel independen CAR berpengaruh signifikansi positif
terhadap variabel dependen pembiayaan. Dengan demikian hipotesis
bersifat positif. Berdasarkan Uji – t diperoleh hasil bahwa nilai t
hitung sebesar (-) 6,499 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena
tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan nilai hitung t bertanda
negatif, maka secara parsial variabel independen NPF berpengaruh
signifikansi positif terhadap variabel dependen pembiayaan. Dengan
demikian hipotesis bersifat negatif. Berdasarkan Uji – t diperoleh hasil
bahwa nilai t hitung sebesar (+) 61,814 dengan tingkat signifikansi
0,000. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan nilai hitung
t bertanda positif, maka secara parsial variabel independen DPK
berpengaruh signifikansi positif terhadap variabel dependen
pembiayaan. Dengan demikian hipotesis bersifat positif. Berdasarkan
Uji – t diperoleh hasil bahwa nilai t hitung sebesar (-) 8.027 dengan
tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari
0,05 dan nilai hitung t bertanda negatif, maka secara parsial variabel
independen suku bunga SBIS berpengaruh signifikansi negatif
81
terhadap variabel dependen pembiayaan. Dengan demikian hipotesis
bersifat negatif.
B. Keterbatasan
Hasil penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu:
1. Hanya menentukan beberapa variabel yang berpengaruh dari penelitian
terdahulu.
2. Peneliti hanya melakukan studi lanjutan terhadap periode tahun.
C. Implikasi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menamah wawasan pustaka bagi
ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pasar modal dan investasi, serta
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan tambahan informasi dalam
melakukan penelitian selanjutnya juga diharapkan dapat memperhatikan
variabel-variabel makro dalam pengambilan keputusan investasi. Hal ini
penting dilakukan agar dapat memilih investasi yang lebih tepat dan terhindar
dari resiko kerugian.
D. Saran
Atas dasar kesimpulan di atas, dapat diajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel-variabel
dominan yang mempengaruhi Kebijakan Penyaluran Pembiayaan
Perbankan dalam Bank Umum Syariah.
82
2. Diharapkan untuk menambah periode waktu agar data semakin banyak
dan bisa lebih baik dari penelitian ini.
3. Menambahkan analisis lanjutan selain regresi ketika mendapatkan faktor
baru yang telah diteliti.
83
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, Halim, dkk. “Banking Disintermediation and Its Implication for Moneter
Policy : The Case Of Indonesia” Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. (Maret
2005): h.499-521.
Ali, Mashud. “Asset Liability Management : Menyiasati Risiko Pasar dan Risiko
Operasional. Jakarta : PT. Gramedia, 2004.
Bank Indonesia. Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004.
Jakarta, 2004.
Bank Indonesia. Outlook Perbankan Syariah 2014. Jakarta: BI, 2014. Diakses pada
27 Agustus 2015 dari http://www.bi.go.id.
Dendawijaya, Lukman. “Manajemen Perbankan”. Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia,
2005.
Ety Rochaety dkk. Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS. Jakarta :
Mitra Wacana Media, 2009.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2009.
Ikatan Bankir Indonesia. Memahami Bisnis Bank Syariah. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2014.
Indonesia, Bank. “Statistik Perbankan Syariah”. Artikel diakses pada 20 Agustus
2015 dari http://www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/syariah/Default.aspx
Infobanknews.com. “Bank Asing Bakal Smackdown Bank BUMN”. Artikel diakses
pada 20 Agustus 2015 dari http://www.infobanknews.com/2007/03/Bank-Asing-
Bakal-Smackdown-Bank-BUMN/.
Kasmir. “Bank & Lembaga Keuangan Lainnya”. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2008.
Kontan.co.id. “BI Ubah Aturan GWM untuk Picu Pembiayaan”. Artikel diakses pada
21 Agustus 2015 dari http://kontan.co.id/BI-ubah-aturan-GWM-untuk-picu-
pembiayaan/
84
Nurul Huda dan Mohammad Heykal. “Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoritis
dan Praktis”. Jakarta: Kencana, 2010.
PBI No. 10/11/PBI/2008 Tanggal 31 Maret 2008 tentang Sertifikat Bank Indonesia
Syariah (SBIS). SE BI No. 10/17/DPM Tanggal 31 Maret 2008 tentang Tata Cara
Transaksi Repo SBIS dengan Bang Indonesia. SE BI No. 10/40/DPM Tanggal 17
November 2008 Perihal Perubahan Atas SE BI No. 10/16/DPM Tanggal 31 Maret
208 Perihal Tata Cara Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)
melalui Lelang.
Purna, Ibnu, Hamidi, Prima. “Pengaruh Krisis Keuangan Global terhadap Sektor
Finansial di Indonesia”. Jakarta : Sekretariat Negara Republik Indonesia, 2009
Ramadhan, Shandy Bintang. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Penyaluran Pembiayaan Perbankan (Studi Pada Bank Umum Swasta Nasional
Devisa Tahun 2007-2011).” Skripsi S1, Universitas Diponegoro, 2013.
Retnadi, Djoko. “Perilaku Penyaluran Pembiayaan Bank”. Jurnal Kajian Ekonomi
(2006) h.3
Sinungan, Muchdarsyah. “Manajemen Dana Bank”, ed.II. Jakarta : PT. Bumi Aksara,
2000.
Susilo, Y. Sri, Sigit Triandaru, dan A. Totok Budi Santoso. “Bank & Lembaga
Keuangan Lain”. Jakarta : Salemba Empat, 2006.
Taswan. “Manajemen Perbankan”. Yogyakarta : UPP STIM YKPN, 2006.
Teguh, Muhammad. “Metodologi Penelitian Ekonomi”. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2005.
Wibowo, Drajad H. “Bank Sulit Pacu Pembiayaan Pada 2010”. Artikel diakses pada
25 Agustus 2015 dari http://www.kompas.com/bank-sulit-pacu-pembiayaan-pada-
2010/
Winarno, Wing Wahyu. “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews”.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2011.
Lampiran-Lampiran Data CAR, NPF, SBIS, Pembiayaan, dan Analisis Regresi Berganda
Data CAR Bank BNI Syariah
NPF BNI Syariah
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari
0.10698
8
0.11026
9
0.24440
8
0.16370
6
0.15094
1
0.16648
2
Januari
0.03977
4
0.04002
6
0.03922
6
0.02557
3
0.02326
0
0.02528
6
Februari
0.10659
7
0.11081
5
0.23525
7
0.16357
4
0.15148
4
0.16679
2
Februari
0.03992
0
0.04081
7
0.03901
6
0.02584
2
0.02360
5
0.02635
4
Maret
0.10630
9
0.11132
5
0.22655
4
0.16342
7
0.15197
2
0.16707
0
Maret
0.04006
2
0.04156
6
0.03881
4
0.02609
8
0.02393
5
0.02736
3
April
0.10612
1
0.11179
8
0.21830
0
0.16326
4
0.15240
3
0.16731
6
April
0.04019
9
0.04227
2
0.03861
8
0.02633
9
0.02425
2
0.02831
5
Mei
0.10603
5
0.11223
4
0.21049
4
0.16308
6
0.15277
8
0.16752
9
Mei
0.04033
3
0.04293
6
0.03842
9
0.02656
7
0.02455
5
0.02921
0
Juni
0.10605
0
0.11263
3
0.20313
7
0.16289
3
0.15309
7
0.16771
1
Juni
0.04046
2
0.04355
8
0.03824
7
0.02678
1
0.02484
4
0.03004
7
Juli
0.10616
7
0.11299
6
0.19622
9
0.16268
5
0.15335
9
0.16786
1
Juli
0.04058
7
0.04413
7
0.03807
2
0.02698
1
0.02511
9
0.03082
6
Agustus
0.10638
5
0.11332
2
0.18976
9
0.16246
1
0.15356
6
0.16797
9
Agustus
0.04070
8
0.04467
3
0.03790
4
0.02716
7
0.02538
0
0.03154
7
Septemb
er
0.10670
4
0.11361
1
0.18375
8
0.16222
2
0.15371
6
0.16806
6
Septemb
er
0.04082
4
0.04516
8
0.03774
3
0.02733
9
0.02562
7
0.03221
1
Oktober
0.10712
5
0.11386
3
0.17819
6
0.16196
8
0.15380
9
0.16812
0
Oktober
0.04093
7
0.04562
0
0.03758
9
0.02749
8
0.02586
0
0.03281
7
Nopemb
er
0.10764
7
0.11407
8
0.17308
2
0.16169
9
0.15384
7
0.16814
2
Nopemb
er
0.04104
5
0.04603
0
0.03744
1
0.02764
2
0.02608
0
0.03336
6
Desembe
r
0.10827
1
0.11425
6
0.16841
6
0.16141
4
0.15382
8
0.16813
2
Desembe
r
0.04114
9
0.04639
7
0.03730
1
0.02777
3
0.02628
5
0.03385
7
Data DPK BNI Syariah
SBIS Bank BNI Syariah
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 49,9508 72,1319
100,035
1
125,383
9
172,963
2
203,781
0
Januari 2,412 4,168 7,630 3,888 18,226 21,550
Februari 50,3292 72,7413
100,368
8
125,736
9
173,155
9
204,560
9
Februari 2,499 4,356 7,877 4,046 18,444 21,981
Maret 50,7206 73,3807
100,698
9
126,109
1
173,348
4
205,289
0
Maret 2,597 4,555 8,138 4,218 18,644 22,437
April 51,1251 74,0504
101,025
3
126,500
6
173,540
6
205,965
3
April 2,705 4,766 8,413 4,402 18,825 22,918
Mei 51,5426 74,7501
101,348
1
126,911
3
173,732
5
206,589
9
Mei 2,822 4,988 8,702 4,598 18,988 23,424
Juni 51,9731 75,4801
101,667
4
127,341
2
173,924
1
207,162
6
Juni 2,950 5,220 9,004 4,808 19,132 23,955
Juli 52,4167 76,2402
101,982
9
127,790
4
174,115
4
207,683
6
Juli 3,087 5,465 9,321 5,030 19,257 24,511
Agustus 52,8733 77,0304
102,294
9
128,258
8
174,306
4
208,152
7
Agustus 3,234 5,720 9,652 5,265 18,324 25,092
Septemb
er 53,3430 77,8508
102,603
2
128,746
4
174,497
1
208,570
1
Septembe
r 3,391 5,986 9,996 5,512 18,455 25,698
Oktober 53,8257 78,7013
102,907
9
129,253
3
174,687
5
208,935
7
Oktober 3,558 6,264 10,355 5,773 18,612 26,329
Nopemb
er 54,3215 79,5820
103,209
0
129,779
4
174,877
6
209,249
5
Nopembe
r 3,735 6,553 10,727 6,046 18,793 26,985
Desembe
r 54,8303 80,4929
103,506
5
130,324
7
175,067
4
209,511
6
Desembe
r 3,922 6,854 11,113 6,331 19,000 27,666
Data CAR Bank Muamalat
NPF Muamalat
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 0.108996 0.114398 0.164200 0.161114 0.153753 0.168091
Januari 0.041249 0.046722 0.037168 0.027889 0.026477 0.034290
Februari 0.109822 0.114503 0.160432 0.160799 0.153622 0.168017
Februari 0.041345 0.047005 0.037041 0.027992 0.026655 0.034666
Maret 0.110750 0.114571 0.157112 0.160468 0.153434 0.167911
Maret 0.041437 0.047245 0.036922 0.028081 0.026819 0.034984
April 0.111779 0.114602 0.154241 0.160122 0.153191 0.167774
April 0.041524 0.047443 0.036809 0.028156 0.026969 0.035245
Mei 0.112910 0.114597 0.151819 0.159761 0.152891 0.167604
Mei 0.041608 0.047598 0.036704 0.028217 0.027105 0.035447
Juni 0.114142 0.114554 0.149846 0.159385 0.152534 0.167403
Juni 0.041687 0.047712 0.036605 0.028264 0.027227 0.035592
Juli 0.115475 0.114475 0.148321 0.158993 0.152122 0.167170
Juli 0.041762 0.047783 0.036514 0.028298 0.027335 0.035680
Agustus 0.116910 0.114359 0.147244 0.158586 0.151653 0.166904
Agustus 0.041833 0.047811 0.036429 0.028317 0.027430 0.035710
September 0.118446 0.114206 0.146616 0.158164 0.151128 0.166607
September 0.041899 0.047797 0.036351 0.028323 0.027510 0.035682
Oktober 0.120084 0.114017 0.146437 0.157727 0.150547 0.166278
Oktober 0.041962 0.047741 0.036280 0.028314 0.027577 0.035597
Nopember 0.121822 0.113790 0.146707 0.157274 0.149909 0.165917
Nopember 0.042020 0.047642 0.036216 0.028292 0.027630 0.035454
Desember 0.123663 0.113527 0.147425 0.156806 0.149216 0.165524
Desember 0.042074 0.047501 0.036159 0.028256 0.027669 0.035253
Data DPK Muamalat
SBIS Muamalat
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 46,4276 67,1720 95,4067 131,7710 170,8844 195,1431
Januari 2,132 5,752 2,975 16,853 18,324
Februari 46,6495 67,4195 95,8729 132,3178 171,0135 195,3027
Februari 2,101 2,788 5,832 2,981 17,165 18,455
Maret 46,8844 67,6972 96,3274 132,8469 171,1484 195,5234
Maret 2,079 2,842 5,926 3,000 17,458 18,612
April 47,1323 68,0049 96,7701 133,3582 171,2891 195,8052
April 2,068 2,906 6,034 3,032 17,732 18,793
Mei 47,3933 68,3429 97,2012 133,8518 171,4356 196,1481
Mei 2,067 2,982 6,155 3,076 17,988 19,000
Juni 47,6674 68,7110 97,6205 134,3276 171,5880 196,5521
Juni 2,075 3,069 6,291 3,133 18,226 19,231
Juli 47,9545 69,1092 98,0282 134,7856 171,7461 197,0171
Juli 2,093 3,167 6,440 3,203 18,444 19,488
Agustus 48,2546 69,5376 98,4241 135,2259 171,9101 197,5433
Agustus 2,122 3,276 6,604 3,285 18,644 19,769
September 48,5678 69,9962 98,8083 135,6484 172,0799 198,1306
September 2,160 3,397 6,781 3,380 18,825 20,075
Oktober 48,8940 70,4849 99,1807 136,0532 172,2556 198,7790
Oktober 2,208 3,529 6,973 3,488 18,988 20,406
Nopember 49,2332 71,0038 99,5415 136,4402 172,4370 199,4884
Nopember 2,266 3,672 7,178 3,608 19,132 20,763
Desember 49,5855 71,5528 99,8906 136,8095 172,6243 200,2590
Desember 2,334 3,826 7,397 3,742 19,257 21,144
Data CAR Bank Syariah Mandiri
NPF Bank Syariah Mandiri
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 0.137438 0.110016 0.156155 0.155594 0.144940 0.162699
Januari 0.042306 0.046044 0.035861 0.027627 0.027247 0.032677
Februari 0.138985 0.109814 0.157453 0.155126 0.144282 0.162343
Februari 0.042345 0.045871 0.035829 0.027587 0.027277 0.032459
Maret 0.140136 0.109710 0.158882 0.154673 0.143715 0.162055
Maret 0.042371 0.045710 0.035813 0.027558 0.027311 0.032280
April 0.140892 0.109704 0.160443 0.154236 0.143240 0.161836
April 0.042386 0.045560 0.035815 0.027539 0.027351 0.032140
Mei 0.141254 0.109795 0.162134 0.153814 0.142857 0.161686
Mei 0.042388 0.045421 0.035835 0.027531 0.027395 0.032040
Juni 0.141220 0.109985 0.163957 0.153407 0.142565 0.161605
Juni 0.042379 0.045294 0.035872 0.027533 0.027445 0.031980
Juli 0.140790 0.110273 0.165911 0.153015 0.142365 0.161593
Juli 0.042358 0.045177 0.035926 0.027545 0.027499 0.031959
Agustus 0.139966 0.110658 0.167997 0.152639 0.142257 0.161649
Agustus 0.042326 0.045071 0.035997 0.027568 0.027558 0.031977
September 0.138747 0.111141 0.170214 0.152278 0.142240 0.161774
September 0.042281 0.044977 0.036086 0.027602 0.027622 0.032036
Oktober 0.137132 0.111723 0.172561 0.151932 0.142315 0.161968
Oktober 0.042225 0.044894 0.036192 0.027645 0.027690 0.032134
Nopember 0.135122 0.112402 0.175041 0.151601 0.142482 0.162230
Nopember 0.042157 0.044821 0.036316 0.027700 0.027764 0.032271
Desember 0.132717 0.113179 0.177651 0.151286 0.142740 0.162561
Desember 0.042077 0.044760 0.036457 0.027764 0.027842 0.032448
Data DPK Bank Syariah Mandiri
SBIS
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 44,0064 65,2950 109,7071 142,6947 179,3925 207,5457
Januari 2,478 2,561 5,592 3,361 10,773 12,795
Februari 44,2742 65,5091 110,5931 143,4636 180,0305 207,7955
Februari 2,537 2,601 5,580 3,353 10,864 13,033
Maret 44,5366 65,7235 111,5246 144,2645 180,7030 208,0848
Maret 2,586 2,641 5,575 3,346 10,967 13,280
April 44,7937 65,9382 112,5017 145,0976 181,4100 208,4136
April 2,627 2,681 5,577 3,338 11,083 13,535
Mei 45,0454 66,1532 113,5243 145,9628 182,1515 208,7819
Mei 2,659 2,721 5,587 3,331 11,211 13,798
Juni 45,2918 66,3685 114,5924 146,8600 182,9275 209,1898
Juni 2,681 2,761 5,603 3,324 11,352 14,070
Juli 45,5328 66,5841 115,7062 147,7894 183,7380 209,6371
Juli 2,695 2,802 5,626 3,317 11,506 14,350
Agustus 45,7684 66,8000 116,8654 148,7509 184,5830 210,1240
Agustus 2,699 2,843 5,657 3,310 11,673 14,639
September 45,9987 67,0161 118,0702 149,7445 185,4625 210,6505
September 2,694 2,884 5,694 3,303 11,852 14,935
Oktober 46,2236 67,2326 119,3206 150,7702 186,3765 211,2164
Oktober 2,681 2,926 5,739 3,296 12,043 15,241
Nopember 46,4432 67,4493 120,6165 151,8280 187,3250 211,8219
Nopember 2,658 2,967 5,791 3,289 12,248 15,555
Desember 46,6574 67,6664 121,9579 152,9179 188,3080 212,4668
Desember 2,626 3,009 5,850 3,283 12,465 15,877
Data CAR Bank Mega Syariah
NPF Mega Syariah
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 0.114806 -1899234 0.169917 0.153353 0.146698 0.165113
Januari 0.045991 0.044379 0.037393 0.028104 0.028091 0.033145
Februari 0.112245 -1813787 0.167122 0.152969 0.146989 0.165492
Februari 0.045719 0.044354 0.037536 0.028178 0.028173 0.033381
Maret 0.109923 -1643769 0.164580 0.152501 0.147219 0.165848
Maret 0.045268 0.044354 0.037664 0.028252 0.028252 0.033637
April 0.107840 -1389180 0.162292 0.151948 0.147390 0.166184
April 0.044637 0.044379 0.037777 0.028325 0.028329 0.033912
Mei 0.105995 -1050019 0.160259 0.151312 0.147501 0.166498
Mei 0.043826 0.044429 0.037874 0.028397 0.028404 0.034206
Juni 0.104390 -0.626286 0.158480 0.150592 0.147553 0.166790
Juni 0.042835 0.044504 0.037956 0.028469 0.028477 0.034520
Juli 0.103023 -0.117982 0.156955 0.149788 0.147544 0.167061
Juli 0.041664 0.044604 0.038022 0.028539 0.028548 0.034853
Agustus 0.101895 0.474894 0.155684 0.148900 0.147476 0.167310
Agustus 0.040313 0.044729 0.038074 0.028610 0.028616 0.035206
September 0.101006 1152341 0.154667 0.147928 0.147348 0.167538
September 0.038783 0.044879 0.038110 0.028679 0.028683 0.035578
Oktober 0.100356 1914360 0.153905 0.146871 0.147161 0.167744
Oktober 0.037072 0.045054 0.038131 0.028748 0.028748 0.035970
Nopember 0.099945 2760950 0.153397 0.145731 0.146914 0.167929
Nopember 0.035182 0.045254 0.038136 0.028816 0.028810 0.036381
Desember 0.099773 3692112 0.153142 0.144507 0.146607 0.168092
Desember 0.033112 0.045479 0.038127 0.028883 0.028870 0.036812
Data DPK Mega Syariah
SBIS
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 37,0197 60,3361 90,4173 122,2590 165,1009 193,1959
Januari 1,943 2,106 5,268 3,282 14,911 11,118
Februari 37,1386 60,3954 90,6279 122,4828 165,3171 193,4235
Februari 1,881 2,142 5,437 3,320 14,493 10,941
Maret 37,2776 60,4717 90,8628 122,7165 165,5422 193,6430
Maret 1,831 2,179 5,589 3,353 14,095 10,787
April 37,4365 60,5648 91,1219 122,9603 165,7761 193,8544
April 1,793 2,215 5,724 3,382 13,717 10,656
Mei 37,6153 60,6748 91,4054 123,2140 166,0190 194,0577
Mei 1,766 2,252 5,842 3,406 13,358 10,548
Juni 37,8141 60,8017 91,7132 123,4778 166,2707 194,2528
Juni 1,752 2,289 5,943 3,427 13,019 10,463
Juli 38,0329 60,9454 92,0453 123,7515 166,5314 194,4399
Juli 1,749 2,327 6,027 3,444 12,700 10,402
Agustus 38,2717 61,1061 92,4017 124,0353 166,8010 194,6188
Agustus 1,758 2,365 6,093 3,457 12,401 10,364
September 38,5304 61,2836 92,7823 124,3290 167,0794 194,7896
September 1,778 2,403 6,143 3,465 12,121 10,349
Oktober 38,8091 61,4779 93,1873 124,6328 167,3668 194,9523
Oktober 1,811 2,441 6,175 3,470 11,862 10,357
Nopember 39,1078 61,6892 93,6167 124,9465 167,6631 195,1069
Nopember 1,855 2,480 6,190 3,471 11,621 10,389
Desember 39,4264 61,9173 94,0703 125,2703 167,9683 195,2533
Desember 1,911 2,519 6,188 3,467 11,401 10,443
Data CAR BCA Syariah
NPF BCA Syariah
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 0.102554 0.1075 0.159349 0.134095 0.141319 0.169061
Januari 0.015949 0.048278 0.038035 0.029148 0.029458 0.038817
Februari 0.102746 0.1160 0.159343 0.133085 0.141403 0.169147
Februari 0.014145 0.048446 0.037998 0.029206 0.029492 0.039222
Maret 0.103063 0.1228 0.159330 0.132373 0.141553 0.169176
Maret 0.012787 0.048532 0.037948 0.029255 0.029502 0.039580
April 0.103504 0.1278 0.159311 0.131958 0.141769 0.169149
April 0.011874 0.048536 0.037885 0.029294 0.029488 0.039892
Mei 0.104071 0.1328 0.159286 0.131841 0.142053 0.169066
Mei 0.011408 0.048459 0.037810 0.029325 0.029449 0.040159
Juni 0.104763 0.1329 0.159255 0.132023 0.142403 0.168926
Juni 0.011387 0.048299 0.037723 0.029346 0.029386 0.040380
Juli 0.105579 0.1329 0.159218 0.132502 0.142819 0.168730
Juli 0.011812 0.048057 0.037623 0.029359 0.029298 0.040555
Agustus 0.106521 0.1312 0.159174 0.133279 0.143303 0.168478
Agustus 0.012683 0.047734 0.037510 0.029362 0.029186 0.040684
September 0.107588 0.128 0.159124 0.134354 0.143853 0.168170
September 0.013999 0.047328 0.037385 0.029357 0.029050 0.040767
Oktober 0.108779 0.1229 0.159068 0.135727 0.144469 0.167805
Oktober 0.015762 0.046841 0.037248 0.029342 0.028890 0.040805
Nopember 0.110096 0.1160 0.159005 0.137398 0.145153 0.167384
Nopember 0.017970 0.046271 0.037098 0.029319 0.028705 0.040797
Desember 0.111538 0.1076 0.158936 0.139366 0.145903 0.166907
Desember 0.020624 0.045620 0.036935 0.029286 0.028496 0.040742
Data DPK BCA Syariah
SBIS
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 35,5415 59,6798 81,2073 117,7836 162,2767 183,2988
Januari 2,824 2,014 3,735 2,871 10,368 16,944
Februari 35,8403 59,8654 81,4878 118,1074 162,6853 183,6840
Februari 2,825 1,964 3,631 2,865 10,236 17,469
Maret 36,1210 60,0379 81,7744 118,4157 163,0576 184,0741
Maret 2,819 1,922 3,554 2,864 10,171 17,906
April 36,3835 60,1975 82,0670 118,7084 163,3935 184,4692
April 2,806 1,888 3,502 2,867 10,174 18,256
Mei 36,6278 60,3441 82,3657 118,9854 163,6931 184,8692
Mei 2,786 1,861 3,477 2,874 10,245 18,518
Juni 36,8540 60,4776 82,6704 119,2469 163,9564 185,2742
Juni 2,760 1,842 3,479 2,885 10,383 18,693
Juli 37,0620 60,5981 82,9811 119,4929 164,1834 185,6841
Juli 2,727 1,831 3,507 2,901 10,589 18,780
Agustus 37,2518 60,7057 83,2979 119,7232 164,3740 186,0990
Agustus 2,687 1,828 3,561 2,921 10,863 18,780
September 37,4235 60,8002 83,6208 119,9379 164,5283 186,5188
September 2,640 1,832 3,642 2,945 11,204 18,692
Oktober 37,5770 60,8817 83,9496 120,1371 164,6463 186,9435
Oktober 2,587 1,845 3,749 2,974 11,614 18,517
Nopember 37,7123 60,9502 84,2846 120,3207 164,7280 187,3732
Nopember 2,527 1,865 3,883 3,006 12,090 18,254
Desember 37,8295 61,0058 84,6255 120,4887 164,7733 187,8079
Desember 2,460 1,892 4,043 3,043 12,635 17,904
Data CAR Bank BRI Syariah
NPF BRI Syariah
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 0.122306 0.142129 0.189430 0.153235 0.150874 0.164951
Januari 0.040159 0.041063 0.035784 0.028880 0.027038 0.038673
Februari 0.123612 0.143451 0.191923 0.155313 0.151583 0.164421
Februari 0.043016 0.040408 0.035637 0.028845 0.026832 0.038610
Maret 0.124656 0.144620 0.194169 0.157202 0.152184 0.163894
Maret 0.045628 0.039832 0.035519 0.028816 0.026652 0.038583
April 0.125440 0.145637 0.196167 0.158902 0.152678 0.163371
April 0.047997 0.039334 0.035430 0.028793 0.026500 0.038594
Mei 0.125962 0.146501 0.197917 0.160413 0.153064 0.162852
Mei 0.050122 0.038914 0.035369 0.028776 0.026375 0.038641
Juni 0.126223 0.147212 0.199419 0.161735 0.153342 0.162336
Juni 0.052003 0.038573 0.035336 0.028766 0.026277 0.038725
Juli 0.126223 0.147770 0.200673 0.162869 0.153513 0.161823
Juli 0.053641 0.038311 0.035332 0.028761 0.026207 0.038846
Agustus 0.125962 0.148176 0.201680 0.163813 0.153577 0.161314
Agustus 0.055034 0.038127 0.035356 0.028764 0.026163 0.039003
September 0.125440 0.148429 0.202438 0.164569 0.153532 0.160809
September 0.056184 0.038021 0.035409 0.028772 0.026146 0.039198
Oktober 0.124656 0.148529 0.202948 0.165135 0.153380 0.160307
Oktober 0.057091 0.037994 0.035490 0.028786 0.026157 0.039429
Nopember 0.123612 0.148476 0.203211 0.165513 0.153120 0.159808
Nopember 0.057753 0.038046 0.035600 0.028807 0.026194 0.039697
Desember 0.122306 0.148270 0.203225 0.165702 0.152753 0.159313
Desember 0.058172 0.038176 0.035738 0.028834 0.026259 0.040002
Data DPK BRI Syariah
SBIS BRI Syariah
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 40,3707 62,6264 102,6283 135,9726 174,4275 213,1513
Januari 2,578 2,737 5,414 3,319 12,933 13,206
Februari 40,7039 62,8688 102,9677 136,3562 174,6515 213,8754
Februari 2,584 2,720 5,419 3,250 12,546 13,312
Maret 41,0315 63,1086 103,3527 136,7719 174,9100 214,6389
Maret 2,590 2,700 5,411 3,185 12,206 13,391
April 41,3538 63,3458 103,7831 137,2197 175,2030 215,4420
April 2,596 2,675 5,391 3,127 11,913 13,441
Mei 41,6705 63,5804 104,2592 137,6996 175,5305 216,2845
Mei 2,602 2,647 5,359 3,073 11,667 13,464
Juni 41,9819 63,8124 104,7807 138,2117 175,8925 217,1666
Juni 2,609 2,615 5,314 3,026 11,470 13,459
Juli 42,2877 64,0419 105,3479 138,7558 176,2890 218,0883
Juli 2,615 2,580 5,257 2,983 11,319 13,426
Agustus 42,5882 64,2687 105,9605 139,3320 176,7200 219,0494
Agustus 2,622 2,541 5,188 2,946 11,216 13,365
September 42,8831 64,4929 106,6188 139,9404 177,1855 220,0501
September 2,629 2,498 5,107 2,915 11,160 13,277
Oktober 43,1727 64,7145 107,3225 140,5808 177,6855 221,0903
Oktober 2,636 2,451 5,013 2,888 11,152 13,160
Nopember 43,4567 64,9336 108,0718 141,2533 178,2200 222,1700
Nopember 2,643 2,401 4,907 2,868 11,192 13,016
Desember 43,7353 65,1500 108,8667 141,9580 178,7890 223,2892
Desember 2,651 2,347 4,789 2,852 11,278 12,844
Data CAR BJB Syariah
NPF BJB Syariah
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 0.110379 0.142980 0.202678 0.162011 0.143423 0.159401
Januari 0.051991 0.040734 0.037278 0.029315 0.026748 0.041453
Februari 0.108986 0.142676 0.202209 0.161977 0.143025 0.158888
Februari 0.052189 0.040922 0.037416 0.029335 0.026850 0.041784
Maret 0.107766 0.142426 0.201507 0.161909 0.142664 0.158355
Maret 0.052410 0.041090 0.037524 0.029344 0.026962 0.042107
April 0.106721 0.142230 0.200569 0.161807 0.142339 0.157801
April 0.052654 0.041238 0.037603 0.029340 0.027085 0.042419
Mei 0.105848 0.142088 0.199397 0.161671 0.142050 0.157226
Mei 0.052920 0.041366 0.037653 0.029323 0.027218 0.042722
Juni 0.105150 0.142001 0.197990 0.161501 0.141798 0.156630
Juni 0.053210 0.041474 0.037674 0.029294 0.027362 0.043015
Juli 0.104625 0.141967 0.196348 0.161296 0.141581 0.156013
Juli 0.053523 0.041561 0.037666 0.029252 0.027516 0.043298
Agustus 0.104273 0.141988 0.194472 0.161058 0.141400 0.155376
Agustus 0.053858 0.041629 0.037628 0.029198 0.027681 0.043572
September 0.104096 0.142063 0.192361 0.160786 0.141256 0.154717
September 0.054216 0.041676 0.037562 0.029131 0.027856 0.043836
Oktober 0.104091 0.142192 0.190015 0.160480 0.141148 0.154038
Oktober 0.054598 0.041703 0.037466 0.029052 0.028041 0.044090
Nopember 0.104261 0.142376 0.187434 0.160139 0.141075 0.153338
Nopember 0.055002 0.041710 0.037341 0.028960 0.028237 0.044334
Desember 0.104604 0.142613 0.184619 0.159765 0.141039 0.152617
Desember 0.055429 0.041697 0.037187 0.028856 0.028443 0.044569
Data DPK BJB Syariah
SBIS BJB Syariah
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 31,3947 56,8026 88,6076 114,1840 163,5228 190,8006
Januari 2,860 2,444 4,646 3,999 3,188 14,304
Februari 31,6882 57,0492 88,8340 114,3030 163,5483 190,8727
Februari 2,776 2,526 4,734 4,016 3,261 15,168
Maret 31,9838 57,2915 89,0568 114,4421 163,5903 190,9597
Maret 2,699 2,598 4,815 4,023 3,418 15,914
April 32,2815 57,5294 89,2759 114,6012 163,6489 191,0616
April 2,631 2,662 4,890 4,023 3,657 16,542
Mei 32,5814 57,7629 89,4914 114,7804 163,7240 191,1784
Mei 2,571 2,718 4,959 4,014 3,978 17,051
Juni 32,8834 57,9921 89,7032 114,9795 163,8156 191,3100
Juni 2,519 2,765 5,021 3,997 4,382 17,443
Juli 33,1876 58,2169 89,9114 115,1987 163,9237 191,4565
Juli 2,475 2,803 5,076 3,972 4,869 17,717
Agustus 33,4939 58,4373 90,1159 115,4380 164,0483 191,6179
Agustus 2,440 2,833 5,126 3,938 5,438 17,872
September 33,8024 58,6534 90,3168 115,6973 164,1895 191,7941
September 2,413 2,854 5,168 3,896 6,090 17,909
Oktober 34,1129 58,8650 90,5140 115,9766 164,3472 191,9852
Oktober 2,394 2,867 5,205 3,846 6,824 17,829
Nopember 34,4257 59,0724 90,7075 116,2759 164,5214 192,1912
Nopember 2,383 2,871 5,234 3,788 7,641 17,630
Desember 34,7405 59,2753 90,8974 116,5953 164,7121 192,4121
Desember 2,380 2,866 5,258 3,721 8,540 17,313
Data CAR Bank Panin Syariah
NPF Panin Syariah
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 0.109805 0.154566 0.157984 0.158811 0.145144 0.150221
Januari 0.057600 0.041365 0.035994 0.028276 0.029686 0.044860
Februari 0.110298 0.155428 0.157940 0.158391 0.145008 0.149528
Februari 0.058001 0.041324 0.035824 0.028166 0.029870 0.045073
Maret 0.110769 0.156187 0.157926 0.157961 0.144736 0.148883
Maret 0.058352 0.041276 0.035667 0.028064 0.030022 0.045273
April 0.111217 0.156841 0.157943 0.157519 0.144327 0.148287
April 0.058654 0.041220 0.035523 0.027968 0.030140 0.045460
Mei 0.111642 0.157391 0.157990 0.157066 0.143783 0.147740
Mei 0.058907 0.041156 0.035392 0.027879 0.030227 0.045635
Juni 0.112044 0.157837 0.158068 0.156602 0.143102 0.147241
Juni 0.059111 0.041084 0.035275 0.027797 0.030280 0.045798
Juli 0.112423 0.158178 0.158176 0.156127 0.142286 0.146791
Juli 0.059265 0.041005 0.035171 0.027722 0.030301 0.045948
Agustus 0.112780 0.158416 0.158315 0.155641 0.141333 0.146390
Agustus 0.059370 0.040918 0.035080 0.027654 0.030289 0.046085
September 0.113113 0.158549 0.158484 0.155144 0.140244 0.146037
September 0.059425 0.040824 0.035002 0.027593 0.030245 0.046210
Oktober 0.113423 0.158578 0.158684 0.154636 0.139019 0.145733
Oktober 0.059431 0.040722 0.034938 0.027539 0.030167 0.046323
Nopember 0.113711 0.158503 0.158915 0.154116 0.137658 0.145478
Nopember 0.059388 0.040612 0.034886 0.027491 0.030058 0.046423
Desember 0.113975 0.158324 0.159176 0.153586 0.136161 0.145271
Desember 0.059296 0.040495 0.034848 0.027451 0.029915 0.046510
Data DPK Panin Syariah
SBIS Panin Syariah
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 28,5224 54,2704 85,3487 120,1479 168,8736 195,2773
Januari 3,286 1,879 3,739 3,649 4,343 5,028
Februari 28,6644 54,3691 85,6860 120,3054 169,1717 195,4123
Februari 3,424 1,782 3,735 3,637 4,365 5,080
Maret 28,8199 54,4816 86,0135 120,4681 169,4540 195,5440
Maret 3,541 1,702 3,739 3,628 4,390 5,127
April 28,9889 54,6080 86,3313 120,6358 169,7204 195,6724
April 3,637 1,638 3,753 3,623 4,419 5,168
Mei 29,1716 54,7482 86,6393 120,8087 169,9709 195,7974
Mei 3,712 1,592 3,775 3,621 4,450 5,203
Juni 29,3679 54,9023 86,9376 120,9866 170,2054 195,9192
Juni 3,766 1,563 3,806 3,623 4,485 5,233
Juli 29,5777 55,0702 87,2261 121,1697 170,4241 196,0376
Juli 3,799 1,551 3,847 3,627 4,523 5,257
Agustus 29,8011 55,2520 87,5049 121,3579 170,6269 196,1527
Agustus 3,811 1,555 3,896 3,635 4,564 5,276
September 30,0381 55,4476 87,7740 121,5512 170,8137 196,2644
September 3,802 1,577 3,954 3,646 4,609 5,289
Oktober 30,2887 55,6570 88,0333 121,7496 170,9847 196,3729
Oktober 3,772 1,616 4,022 3,661 4,657 5,297
Nopember 30,5529 55,8803 88,2828 121,9532 171,1397 196,4780
Nopember 3,721 1,672 4,098 3,678 4,708 5,299
Desember 30,8306 56,1175 88,5227 122,1618 171,2789 196,5799
Desember 3,649 1,745 4,183 3,700 4,762 5,296
Data CAR Bank Syariah Bukopin
NPF Syariah Bukopin
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 0.113869 0.142980 0.162232 0.152432 0.144055 0.144781
Januari 0.058360 0.039939 0.035733 0.027782 0.028350 0.046585
Februari 0.114103 0.142676 0.162438 0.151905 0.143721 0.144685
Februari 0.058202 0.039825 0.035683 0.027740 0.028201 0.046648
Maret 0.114328 0.142426 0.162559 0.151392 0.143418 0.144652
Maret 0.058029 0.039720 0.035608 0.027690 0.028077 0.046698
April 0.114544 0.142230 0.162594 0.150894 0.143147 0.144681
April 0.057839 0.039627 0.035508 0.027632 0.027979 0.046735
Mei 0.114753 0.142088 0.162544 0.150411 0.142908 0.144773
Mei 0.057633 0.039543 0.035383 0.027565 0.027907 0.046760
Juni 0.114953 0.142001 0.162409 0.149942 0.142701 0.144927
Juni 0.057412 0.039470 0.035233 0.027490 0.027861 0.046773
Juli 0.115144 0.141967 0.162188 0.149488 0.142526 0.145144
Juli 0.057174 0.039408 0.035058 0.027407 0.027840 0.046773
Agustus 0.115328 0.141988 0.161882 0.149048 0.142383 0.145423
Agustus 0.056921 0.039356 0.034858 0.027315 0.027845 0.046760
September 0.115503 0.142063 0.161490 0.148623 0.142272 0.145765
September 0.056652 0.039314 0.034633 0.027215 0.027875 0.046735
Oktober 0.115669 0.142192 0.161013 0.148213 0.142193 0.146169
Oktober 0.056366 0.039283 0.034383 0.027107 0.027931 0.046698
Nopember 0.115828 0.142376 0.160450 0.147817 0.142146 0.146635
Nopember 0.056065 0.039262 0.034108 0.026990 0.028013 0.046648
Desember 0.115978 0.142613 0.159802 0.147436 0.142130 0.147165
Desember 0.055747 0.039252 0.033808 0.026865 0.028121 0.046585
Data DPK Syariah Bukopin
SBIS Syariah Bukopin
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 25,6078 53,5180 79,0464 115,4673 157,1800 189,1246
Januari 1,547 3,078 4,604 4,687 4,932 4,362
Februari 26,1792 53,6196 79,0629 115,0462 157,3359 189,5324
Februari 1,531 3,114 4,463 4,469 4,868 4,337
Maret 26,7103 53,7198 79,1028 114,6724 157,5180 189,9082
Maret 1,531 3,137 4,334 4,269 4,807 4,317
April 27,2011 53,8183 79,1662 114,3458 157,7264 190,2522
April 1,547 3,146 4,217 4,088 4,750 4,300
Mei 27,6517 53,9154 79,2530 114,0665 157,9611 190,5644
Mei 1,579 3,141 4,111 3,925 4,696 4,287
Juni 28,0620 54,0109 79,3633 113,8345 158,2221 190,8446
Juni 1,626 3,123 4,016 3,780 4,645 4,279
Juli 28,4320 54,1049 79,4970 113,6498 158,5093 191,0931
Juli 1,690 3,091 3,933 3,654 4,597 4,274
Agustus 28,7617 54,1974 79,6542 113,5124 158,8229 191,3096
Agustus 1,769 3,045 3,862 3,547 4,553 4,273
September 29,0511 54,2883 79,8349 113,4223 159,1627 191,4943
September 1,865 2,986 3,802 3,458 4,512 4,276
Oktober 29,3003 54,3778 80,0390 113,3794 159,5288 191,6471
Oktober 1,976 2,913 3,754 3,387 4,474 4,283
Nopember 29,5092 54,4656 80,2666 113,3838 159,9211 191,7681
Nopember 2,103 2,826 3,717 3,335 4,439 4,293
Desember 29,6778 54,5520 80,5177 113,4355 160,3398 191,8572
Desember 2,246 2,725 3,692 3,301 4,407 4,308
Data CAR Bank Victoria Syariah
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
NPF Victoria Syariah
Januari 0.117030 0.0369 0.156272 0.146225 0.149630 0.149742
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Februari 0.117125 0.0276 0.155571 0.145908 0.149158 0.150313
Januari 0.054007 0.039434 0.032854 0.026401 0.028933 0.045600
Maret 0.117173 0.0191 0.154901 0.145642 0.148690 0.150863
Februari 0.053717 0.039437 0.032531 0.026273 0.029063 0.045551
April 0.117176 0.0115 0.154264 0.145425 0.148226 0.151392
Maret 0.053470 0.039442 0.032209 0.026151 0.029191 0.045527
Mei 0.117131 0.047 0.153658 0.145258 0.147764 0.151901
April 0.053266 0.039450 0.031888 0.026034 0.029316 0.045529
Juni 0.117040 0.011 0.153084 0.145142 0.147307 0.152388
Mei 0.053104 0.039462 0.031568 0.025923 0.029438 0.045557
Juli 0.116903 0.06186 0.152543 0.145075 0.146853 0.152855
Juni 0.052986 0.039475 0.031250 0.025818 0.029558 0.045611
Agustus 0.116719 0.01 0.152033 0.145058 0.146402 0.153301
Juli 0.052911 0.039492 0.030934 0.025718 0.029675 0.045690
September 0.116488 0.0137 0.151555 0.145092 0.145955 0.153726
Agustus 0.052879 0.039512 0.030618 0.025623 0.029788 0.045795
Oktober 0.116211 0.1630 0.151109 0.145175 0.145511 0.154130
September 0.052891 0.039534 0.030304 0.025534 0.029900 0.045925
Nopember 0.115887 0.1798 0.150696 0.145308 0.145071 0.154513
Oktober 0.052945 0.039559 0.029992 0.025451 0.030008 0.046081
Desember 0.115517 0.1882 0.150314 0.145492 0.144634 0.154876
Nopember 0.053042 0.039587 0.029681 0.025373 0.030113 0.046263
Desember 0.053182 0.039617 0.029371 0.025301 0.030216 0.046471
Data DPK Victoria Syariah
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
SBIS Bank Victoria Syariah
Januari 16,7325 52,7490 78,3279 119,0985 154,9002 179,3725
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Februari 16,9262 52,7203 78,6761 119,4431 155,3822 179,6174
Januari 2,122 2,486 5,528 6,428 5,396 5,570
Maret 17,1236 52,7036 78,9920 119,7139 155,8322 179,8746
Februari 2,140 2,448 5,683 6,594 5,403 5,566
April 17,3247 52,6989 79,2756 119,9107 156,2502 180,1441
Maret 2,152 2,418 5,811 6,723 5,408 5,556
Mei 17,5293 52,7062 79,5270 120,0336 156,6361 180,4259
April 2,161 2,397 5,910 6,815 5,414 5,541
Juni 17,7377 52,7255 79,7460 120,0826 156,9900 180,7200
Mei 2,164 2,383 5,982 6,871 5,419 5,520
Juli 17,9497 52,7567 79,9327 120,0577 157,3118 181,0264
Juni 2,164 2,377 6,025 6,890 5,423 5,493
Agustus 18,1653 52,7999 80,0872 119,9589 157,6016 181,3451
Juli 2,159 2,380 6,041 6,873 5,428 5,460
September 18,3847 52,8552 80,2094 119,7861 157,8594 181,6762
Agustus 2,149 2,390 6,029 6,819 5,431 5,422
Oktober 18,6076 52,9224 80,2992 119,5395 158,0851 182,0195
September 2,135 2,408 5,988 6,728 5,435 5,378
Nopember 18,8342 53,0016 80,3568 119,2189 158,2787 182,3751
Oktober 2,116 2,434 5,920 6,601 5,438 5,328
Desember 19,0645 53,0928 80,3821 118,8244 158,4404 182,7431
Nopember 2,093 2,469 5,823 6,437 5,440 5,272
Desember 2,066 2,511 5,699 6,237 5,442 5,211
Data CAR Maybank Syariah
NPF Maybank Syariah
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 0.113826 0.153589 0.147133 0.148522 0.124415 0.154671
Januari 0.057288 0.041388 0.028848 0.025698 0.031210 0.048657
Februari 0.113416 0.153388 0.146934 0.148688 0.123070 0.155015
Februari 0.057350 0.041352 0.028550 0.025617 0.031270 0.048834
Maret 0.113014 0.153270 0.146886 0.148787 0.122013 0.155361
Maret 0.057290 0.041245 0.028262 0.025523 0.031289 0.048955
April 0.112618 0.153235 0.146988 0.148818 0.121244 0.155709
April 0.057109 0.041067 0.027985 0.025414 0.031268 0.049020
Mei 0.112229 0.153282 0.147240 0.148782 0.120763 0.156059
Mei 0.056806 0.040820 0.027718 0.025292 0.031207 0.049028
Juni 0.111847 0.153412 0.147644 0.148678 0.120571 0.156411
Juni 0.056382 0.040503 0.027462 0.025156 0.031106 0.048980
Juli 0.111472 0.153624 0.148198 0.148508 0.120667 0.156765
Juli 0.055836 0.040115 0.027216 0.025006 0.030964 0.048876
Agustus 0.111104 0.153919 0.148903 0.148269 0.121051 0.157121
Agustus 0.055169 0.039658 0.026981 0.024842 0.030782 0.048716
September 0.110743 0.154297 0.149758 0.147964 0.121723 0.157480
September 0.054380 0.039130 0.026756 0.024664 0.030560 0.048499
Oktober 0.110389 0.154758 0.150765 0.147591 0.122683 0.157840
Oktober 0.053469 0.038532 0.026541 0.024473 0.030297 0.048226
Nopember 0.110041 0.155301 0.151922 0.147151 0.123932 0.158202
Nopember 0.052437 0.037864 0.026337 0.024267 0.029995 0.047897
Desember 0.109701 0.155926 0.153229 0.146643 0.125469 0.158567
Desember 0.051284 0.037126 0.026143 0.024048 0.029652 0.047511
Data DPK Maybank Syariah
SBIS Maybank Syariah
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 14,6926 53,3399 74,5428 114,3416 149,1696 177,6265
Januari 1,767 3,180 3,392 5,722 5,507 5,408
Februari 14,8425 53,3469 74,5188 114,2312 149,3701 177,6630
Februari 1,786 3,146 3,385 5,248 5,544 5,388
Maret 14,9960 53,3496 74,5316 114,1689 149,5991 177,7173
Maret 1,805 3,110 3,395 4,836 5,575 5,371
April 15,1532 53,3479 74,5811 114,1546 149,8566 177,7894
April 1,824 3,074 3,422 4,485 5,601 5,356
Mei 15,3141 53,3419 74,6675 114,1885 150,1427 177,8794
Mei 1,844 3,036 3,466 4,196 5,622 5,343
Juni 15,4786 53,3316 74,7906 114,2705 150,4572 177,9872
Juni 1,863 2,998 3,528 3,968 5,637 5,333
Juli 15,6468 53,3169 74,9504 114,4005 150,8002 178,1128
Juli 1,883 2,958 3,607 3,801 5,647 5,325
Agustus 15,8186 53,2979 75,1471 114,5786 151,1718 178,2563
Agustus 1,904 2,918 3,704 3,696 5,652 5,320
September 15,9941 53,2746 75,3805 114,8048 151,5718 178,4176
September 1,924 2,876 3,818 3,653 5,651 5,317
Oktober 16,1732 53,2469 75,6507 115,0792 152,0004 178,5967
Oktober 1,945 2,834 3,949 3,671 5,645 5,316
Nopember 16,3560 53,2149 75,9577 115,4016 152,4575 178,7936
Nopember 1,966 2,790 4,098 3,750 5,634 5,318
Desember 16,5424 53,1786 76,3014 115,7721 152,9430 179,0083
Desember 1,988 2,745 4,264 3,891 5,617 5,322
Data CAR BTPN Syariah
NPF BTPN Syariah
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 0.109368 0.156635 0.154688 0.146068 0.127294 0.158934
Januari 0.050009 0.036317 0.025960 0.023814 0.029268 0.047070
Februari 0.109041 0.157426 0.156297 0.145426 0.129407 0.159302
Februari 0.048612 0.035439 0.025787 0.023567 0.028845 0.046572
Maret 0.108722 0.158299 0.158056 0.144716 0.131808 0.159673
Maret 0.047094 0.034490 0.025625 0.023306 0.028381 0.046018
April 0.108409 0.159255 0.159967 0.143939 0.134498 0.160046
April 0.045455 0.033472 0.025473 0.023031 0.027877 0.045407
Mei 0.108104 0.160294 0.162028 0.143094 0.137476 0.160421
Mei 0.043694 0.032383 0.025331 0.022742 0.027332 0.044741
Juni 0.107805 0.161416 0.164240 0.142183 0.140742 0.160798
Juni 0.041811 0.031224 0.025200 0.022439 0.026747 0.044018
Juli 0.107514 0.162620 0.166602 0.141203 0.144296 0.161177
Juli 0.039807 0.029995 0.025079 0.022123 0.026122 0.043239
Agustus 0.107229 0.163907 0.169115 0.140157 0.148138 0.161559
Agustus 0.037681 0.028695 0.024968 0.021792 0.025457 0.042403
September 0.106951 0.165276 0.171779 0.139043 0.152269 0.161942
September 0.035434 0.027326 0.024868 0.021448 0.024752 0.041511
Oktober 0.106680 0.166728 0.174594 0.137862 0.156688 0.162327
Oktober 0.033065 0.025886 0.024779 0.021089 0.024006 0.040564
Nopember 0.106416 0.168263 0.177559 0.136613 0.161395 0.162715
Nopember 0.030575 0.024377 0.024700 0.020717 0.023220 0.039559
Desember 0.106159 0.169880 0.180675 0.135297 0.166390 0.163105
Desember 0.027963 0.022797 0.024631 0.020331 0.022393 0.038499
Data DPK BTPN Syariah
SBIS BTPN Syariah
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 16,7325 52,9179 77,6986 119,4176 148,9870 178,5790
Januari 1,564 3,514 4,837 16,196 4,562 4,904
Februari 16,9262 52,9769 77,2334 118,7301 148,8455 178,4016
Februari 1,580 3,492 4,621 14,985 4,586 4,937
Maret 17,1236 53,0316 76,8049 118,0907 148,7324 178,2420
Maret 1,595 3,468 4,423 13,836 4,611 4,972
April 17,3247 53,0819 76,4133 117,4993 148,6478 178,1002
April 1,611 3,444 4,242 12,748 4,637 5,007
Mei 17,5293 53,1279 76,0583 116,9561 148,5918 177,9763
Mei 1,628 3,419 4,078 11,721 4,663 5,043
Juni 17,7377 53,1696 75,7402 116,4610 148,5642 177,8702
Juni 1,644 3,393 3,931 10,756 4,690 5,080
Juli 17,9497 53,2069 75,4588 116,0140 148,5652 177,7819
Juli 1,661 3,365 3,802 9,853 4,718 5,117
Agustus 18,1653 53,2399 75,2142 115,6150 148,5947 177,7114
Agustus 1,678 3,337 3,690 9,011 4,747 5,156
September 18,3847 53,2686 75,0064 115,2641 148,6526 177,6588
September 1,695 3,308 3,596 8,230 4,777 5,195
Oktober 18,6076 53,2929 74,8353 114,9614 148,7391 177,6240
Oktober 1,713 3,277 3,519 7,511 4,807 5,235
Nopember 18,8342 53,3129 74,7010 114,7067 148,8541 177,6070
Nopember 1,731 3,246 3,459 6,853 4,839 5,275
Desember 19,0645 53,3286 74,6035 114,5001 148,9976 177,6078
Desember 1,749 3,213 3,417 6,257 4,871 5,317
Pembiayaan
Bulan 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Januari 38.572 47.140 69.724 101.689 149.672 181.398
Februari 39.188 48.479 71.449 103.713 154.072 181.772
Maret 39.308 50.206 74.253 109.116 161.080 184.964
April 40.342 51.651 75.726 108.767 163.407 187.885
Mei 41.012 53.223 78.619 112.844 167.259 189.690
Juni 42.195 55.801 82.616 117.592 171.227 193.136
Juli 42.765 57.633 84.556 120.910 174.486 194.079
Agustus 43.633 60.275 90.540 124.946 174.537 193.983
September 44.523 60.970 92.839 130.357 177.320 196.563
Oktober 44.872 62.995 96.805 135.581 179.284 196.491
Nopember 45.726 65.942 99.427 140.318 180.830 198.376
Desember 46.886 68.181 102.655 147.505 184.120 199.330
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
Change Statistics
Durbin-Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .994a .988 .987 6.468877 .988 1335.364 4 67 .000 .273
a. Predictors: (Constant), SBIS_X4, NPF_X2, CAR_X1, DPK_X3
b. Dependent Variable: Pembiayaan_Y
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 223520.498 4 55880.125 1.335E3 .000a
Residual 2803.706 67 41.846
Total 226324.205 71
a. Predictors: (Constant), SBIS_X4, NPF_X2, CAR_X1, DPK_X3
b. Dependent Variable:
Pembiayaan_Y
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 21.957 8.242 2.664 .010
CAR_X1 -137.973 42.304 -.053 -3.261 .002 .694 1.441
NPF_X2 -54.137 105.533 -.009 -.513 .610 .619 1.616
DPK_X3 1.028 .024 1.049 42.962 .000 .310 3.223
SBIS_X4 -.555 .274 -.047 -2.028 .047 .343 2.919
a. Dependent Variable: Pembiayaan_Y