pengaruh corporate governance dan...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KARAKTERISTIK
PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT
(Studi Empiris Pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2012-2014)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
FAUZI DWI RAHARJO
NIM : 109082000050
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
--T
PENGART}II CORPORATE GOWRNANCE DAT\I KARAKTERISTIKPERUSAIIAAI\I TERHADAP PENGUNGKAPAI\T WSTAINABILITY
REPORT
(Studi Empiris Pada Perusaheen LQ45 yeng Terdaftar di Bursa EfekIndonesia Periode 2Ol2 a0l 4)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakuttas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Fauzi llwi Rehario
NIM: 10!mt2fiXm50
Yessi Fiti, SE.,M.Si.,Ak.,CANIP. 1 9760924 2AA6A4 2 002
JIIRUS$I AIONTANSI
r.AI('LTAS EKONOhII DAI\I BISMS
I.]NTVERSITAS ISLAM IYAGERI SYARIF HII}AYATI]LLAH
JAKARTA
l4sTHn0rcr0tr
Bawah Bimbingan
wDi
LEMBAR PENGESAHAN UJIAI\I KOMPREEENSIF
Hdti iui, 07 ,Ult Z01A tghh &lahrtan ujian ltompr&ensif atas mahasiswa:
l. Nama : FauziDwi Raharjo2. NIM :1090820000503. Jurtrsan : Aluntansi4. Judul Skripsi : Penganrh Corporate Governancedan Karakteristik
Perusabaan Terhadap Pengungkapan &xuinabilityReport (Studi Empiris pada Perusahaan LQ45 yangTerdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2Ol2-2O14)
Setelah macermati dan memperlihatkan penampilan dan ke,mampuan yangbersangfuutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwamahasiswa tersebut diatas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untukmelanjutkan ketahap Ujian Skipsi sebagai salah satu syarat untuk momperoletrgelar sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonoriri dan Bisnis Universitas IslmNegeri Syarif Hidayatullatr Jakmta
Jakartq 07 Juli 20141. Zuhairan Yunmi Yunan^ SE.. M.Sc
NrP. 19800416 20n/9t2 t N2
Penguji I2. Yessi Fiti. SE.. Ak.. M.Si
NrP. 19760924 200,6042 A02
Pengsji II3. Y-usar Sagaia SE.. Ak.. M.Si
NIDN.20090s8601
ilt
Penguji III
Hari ini,211. Nama2. NIM3. Jurusan
LEMBAR PENGESAIIAN UJIAN SKRIPSI
Juni 2016 telah dilakukan ujian skripsi atas mahasiswa :
4. Judul SkripsiPerusahaan Terhadap Pengungkap an Sustainability Report(Studi Empiris pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar diBursa Efek Indonesia Period e 2012-201 4)
Setelah mencermati dan memperlihatkan penampilan dan kemampuan yangbersanglutan selama proses ujian komprehensif maka diputuskan bahwamahasiswa tersebut diatas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untukmelanjutkan ketahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untukmemperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 2l lvri20l6
1. Hepi Prayudiawan. SE..MM..Ak..CA.NIP. 19720516 200901 I 006
2. Yessi Fihi. SE.-M.Si..Ak..CA.NIP. 1 9760924 200604 2 002
Sekretaris3. Fiki Damayanti. SE..M.Si.
NrP. 1981073t 200604 2 003
4. Yessi Fitri. SE..M.Si..Ak..CA.NrP. 19760924 200604 2 002
Fat:zi Dwi Raharjo109082000050AkuntansiPengaruh Corporate Governance dan Karakteristik
lv
Penrbimbing
LEMBAR PER}I'YATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAII
Yang bertanda tangan dibawah ini:Nama
NIMFakultas
Jurusan
Fauzi Dwi Raharjo
109082000050
Ekonomi dan BisnisAkuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya :
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan danmempertanggungi awabkan.
2. Tidak melakukan plagiat atas naskah orang lain.3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.4. Tidak melakrrkan pemanipulasian dan pemalsuan data.5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melaluipembuktian yang dapat dipertanggungiawabkan, ternyata memang diternukanbukti bahwa saya melanggar pernyataan diatas, maka saya siap dikenai sanksi
berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakartab24 Jvnt2016
Fauzi Dwi Raharjo
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI
1. Nama : Fauzi Dwi Raharjo
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 07 Februari 1991
3. Alamat : Komplek Puri Bintaro Hijau
Blok E3 No 31 Rt.002
Rw.012 Kelurahan Pondok
Aren Kecamatan Pondok
Aren Kabupaten Tangerang
Selatan
4. Telepon : 082299596100
5. Email :[email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
1. SDN 05 Petukangan Selatan Jakarta (1997-2003)
2. SMPN 161 Jakarta (2003-2006)
3. SMAN 90 Jakarta (2006-2009)
4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Yanto (alm)
2. Ibu : Suntit Juarsih
3. Alamat : Komplek Puri Bintaro Hijau
Blok E3 No 31Rt.002
Rw.002 Kelurahan Pondok
Aren Kecamatan Pondok
Aren Kabupaten Tangerang
Selatan
4. No. Telp : 021-73461427
vii
Influence of Corporate Governance and Company Characteristics
Against Disclosure Sustainability Report
(Empirical Study on LQ45 Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange
Period 2012-2014)
ABSTRACT
This study aims to find empirical evidence about the effect of profitability,
liquidity, leverage, company size, the number of audit committee meetings, the
number of meetings of the board of directors and governance committee on the
disclosure of the company's sustainability report LQ45 listed on the Stock
Exchange 2012-2014. The number of companies sampled in this study as many as
25 companies. This study is based on a purposive sampling method. Testing the
hypothesis in this study using logistic regression analysis using SPSS 20.0.
The results showed that the leverage, the number of audit committee
meetings, the number of board meetings and committee governance significantly
influence sustainability disclosure report. Meanwhile, profitability, liquidity, and
the size of the company does not significantly influence sustainability disclosure
report..
Keywords: Sustainability Report, Profitability, Liquidity, Leverage, The size of
the Company, the Audit Committee, the Board of Directors, Governance
Committee.
viii
Pengaruh Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan Terhadap
Pengungkapan Sustainability Report
(Studi Empiris pada perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2012-2014)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris mengenai
pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage, ukuran perusahaan, jumlah rapat
komite audit, jumlah rapat dewan direksi, dan governance committee terhadap
pengungkapan sustainability report pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI
periode 2012-2014. Jumlah perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini
sebanyak 25 perusahaan. Penelitian ini bedasarkan metode purposive sampling.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi
logistic dengan menggunakan program SPSS 20.0.
Hasil penelitian menunjukan bahwa leverage, jumlah rapat komite audit,
jumlah rapat dewan direksi dan governance committee berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan sustainability report. Sedangkan profitabilitas, likuiditas,
dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
sustainability report.
Kata kunci : Sustainability Report, Profitabilitas, Likuditas, Leverage, Ukuran
Perusahaan, Komite Audit, Dewan Direksi, Governance Committee.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, Wr. Wb.
Alhamdulillahirabbil’aalamin.
Segala puji atas ke hadirat Allah SWT Yang Maha Kuasa, Yang Maha
Pengasih dan Penyayang yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh
Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan Terhadap
Pengungkapan Sustainability Report (pada perusahaan LQ45 yang terdaftar
di BEI periode 2012-2014)”. Shalawat serta salam penulis curahkan kepada
junjungan nabi besar Muhammad Saw dan para sahabatnya yang telah
memberikan penerangan bagi seluruh umat.
Skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Bagaimanapun penulis menyadari bahwa dalam penulisan
skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Kesuksesan dan keberhasilan
penulis dalam menyusun skripsi ini tidak luput dari bantuan berbagai pihak.
Dengan segenap kerendahan dan ketulusan hati, penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua orangtua, ibu Suntit Juarsih dan bapak Yanto (Alm) yang selalu
mengingatkan untuk menyelesaikan tugas ini, memberikan semangat dan doa
yang tiada putus, cinta, kasih sayang, pengorbanan dan dukungan baik moril
x
dan materil yang telah diberikan selama ini, sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini.
2. Kakak tersayang, Fauziah Utami dan Adik tercinta Ghina Yantri Lestari serta
keluarga besar yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan kepada
penulis.
3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan
sekaligus dosen pembimbing yang selalu meluangkan waktunya untuk
berdiskusi, memberi arahan dan motivasi juga bimbingan terbaiknya selama
ini. Terima kasih atas saran dan dukungan yang Ibu berikan selama proses
penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.
5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekertaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmunya selama ini dan karyawan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
7. Septya Darma Yanti, sang pujaan hati yang selalu memberikan ide, motivasi,
doa dan tempat berbagi suka duka sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
xi
8. Adriansyah dan Syarief Nugroho yang tidak henti-hentinya mengingatkan dan
tidak bosan-bosannya memberi semangat serta sebagai tempat bertanya dalam
mengerjakan skripsi ini.
9. Arfian Fauzi, Dea Refida, Desy Sarwilah, Hilman Fikri, Jody Bramantyo dan
Yudha Bagaskara selaku teman kantor yang selalu menghibur di akhir pekan
serta mengingatkan untuk jangan menyerah dalam mengerjakan skripsi ini.
10. Sahabat seperjuanganku Arief Mulyawan, Dhio Rizky Chandra, Suhendro,
Tsaurah Fitria, Rifki Sulviar dan Rizky Pra Ramadhan terima kasih atas
dukungan dan bantuannya kepada penulis.
11. Rekan-rekan akuntansi 2009, terima kasih atas dukungan dan semangatnya
yang telah diberikan kepada penulis.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas
bantuan, dukungan dan doanya dalam menyelesaikan skipsi ini.
Dengan adanya keterbatasan wawasan dan pengetahuan yang dimiliki,
penulis menyadari betul skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai
pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 24 Juni 2016
Fauzi Dwi Raharjo
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL . ............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI . ................................................................ . ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................. …. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................. …. iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ......................... ….. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP......................................................................... …. vi
ABSTRACT ....................................................................................................... .... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... …viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... …..ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... ... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ .. xvii
DAFTAR GAMBAR . ..................................................................................... . xviii
DAFTAR LAMPIRAN . .................................................................................. . xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian...................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. … 11
C. Tujuan Penelitian ............................................................... … 12
D. Manfaat Penelitian ............................................................ … 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Literatur .................................................................. … 15
1. Teori Stakeholder ......................................................... … 15
2. Teori Legitimasi ........................................................... … 16
3. Corporate Social Responsibility .................................. … 17
xiv
a) Konsep Triple Bottom Line…….………………………. 19
b) Sustainability Report……………………………………. 19
4. Corporate Governance……………………………….... 27
a) Komite Audit………………………………………...28
b) Dewan Direksi……………………………………….29
c) Governance Committee ……………………………..29
5. Karakteristik Perusahaan ……………………………..... 30
a) Profitabilitas………………………………………… 30
b) Likuiditas…………………………………………… 31
c) Leverage…………………………………………….. 32
d) Ukuran Perusahaan………………………………….. 32
B. Penelitian Terdahulu . ........................................................... . 33
C. Kerangka Pemikiran……………………………………… 36
D. Keterkaitan Antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis….37
1. Profitabilitas dengan Pengungkapan Sustainability
Report………………………………………………...…. 37
2. Likuiditas dengan Pengungkapan Sustainability Report... 38
3. Leverage dengan Pengungkapan Sustainability Report… 39
4. Ukuran Perusahaan dengan Pengungkapan Sustainability
Report………………………………….………………... 39
5. Komite Audit dengan Pengungkapan Sustainabilty
Report…………………………………………………… 40
6. Dewan Direksi dengan Pengungkapan Sustainability
Report…………………………………………………… 42
7. Governance Committee dengan Pengungkapan
Sustainability Report……………………………………. 43
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................. … 45
B. Metode Penentuan Sampel ................................................. … 45
C. Metode Pengumpulan Data ................................................ … 46
D. Metode Analisis Data ......................................................... … 46
E. Metode Pengujian Hipotesis…….......................................... 47
1. Statistik Deskriptif ....................................................... … 47
2. Analisis Logistic Regression…………………………… 47
a. Menilai keseluruhan model (overall model fit)……... 48
1. Uji Koefisien Determinasi (R2)………………… 49
2. Uji Kelayakan Model Regresi………………….. 49
b. Menguji Koefisien Regresi…………………………. 50
F. Operasional Variabel Penelitian……………………………. 51
xv
1. Variabel Independen .................................................... … 52
a. Profitabilitas ........................................................... … 52
b. Likuiditas…………………………………………… 52
c. Leverage………………………………………….… 53
d. Ukuran Perusahaan ................................................ … 53
e. Komite Audit ......................................................... … 54
f. Dewan Direksi……………………………………… 54
g. Governance Committee……………………………...55
2. Variabel Dependen ....................................................... … 55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian....................... … 57
1. Deskripsi Objek Penelitian........................................... … 57
2. Deskripsi Sampel Penelitian ........................................ … 57
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian………………………….. 59
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif………..……………… …. 60
C. Uji Logistic Regression……………………………………... 63
1. Menilai keseluruhan model (overall model fit)…………. 63
a) Uji Koefisien Determinasi (R2)…………………….. 64
b) Uji Kelayakan Model Regresi………………………. 65
2. Menguji Koefisien Regresi Logistik……………………. 66
a) Pengaruh Profitabilitas terhadap Pengungkapan
Sustainability Report……………………………...… 67
b) Pengaruh Likuiditas terhadap Pengungkapan
Sustainability Report……………………………...… 68
c) Pengaruh Leverage terhadap Pengungkapan
Sustainability Report……………………………….. 69
d) Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan
Sustainability Report ……………………………….. 70
e) Pengaruh Komite Audit terhadap Pengungkapan
Sustainability Report……………...………………… 71
f) Pengaruh Dewan direksi terhadap Pengungkapan
Sustainability Report………………………………... 72
g) Pengaruh Governance Committee terhadap
Pengungkapan Sustainability Report……….………. 73
xvi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ ... 76
B. Implikasi ............................................................................ ... 77
C. Saran. ................................................................................. …79
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... …81
LAMPIRAN ..................................................................................................... …85
xvii
DAFTAR TABEL
No Keterangan Halaman
Tabel 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu …………………………….. 34
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian ……………………………… 56
Tabel 4.1 Rinciaan Sampel Penelitian…………………………………… 58
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif……………………………………………. 60
Tabel 4.3 Overall model fit test…………………………………………….….. 64
Tabel 4.4 Model Summary ………….…………………………………… 65
Tabel 4.5 Hosmer and Lemeshow Test ………………………………………. 65
Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)………………………….. 66
Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Penelitian……………………………………... 75
xviii
DAFTAR GAMBAR
No Keterangan Halaman
Gambar 2.1 Skema Kerangka Konseptual …………………………………. 36
DAFTAR LAMPIRAN
No Keterangan Halaman
1. Data Sampel…………………………………………………….. 86
2. Hasil Output SPSS……………………………………………... 94
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dalam era globalisasi, persaingan bisnis menjadi sangat ketat.
Banyak perusahaan yang tidak bisa bertahan lama karena tidak mampu
bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis. Untuk menghadapi
persaingan tersebut, perusahaan dituntut untuk bekerja secara efektif dan
efisien. Agar perusahaan bisa bekerja secara efektif dan efisien, perusahaan
membutuhkan rencana kerja yang baik. Rencana kerja yang baik biasanya
dibuat oleh manajemen. Manajemen dituntut untuk dapat menghasilkan
keputusan-keputusan yang dapat menunjang perkembangan perusahaan
sehingga dapat tercapainya tujuan perusahaan.
Pada umumnya perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu
menghasilkan keuntungan. Keuntungan yang dihasilkan perusahaan
tersebut merupakan syarat mutlak bagi kelangsungan hidup perusahaan agar
tetap bertahan dalam kondisi apapun. Oleh karena itu, pihak manajemen
perusahaan harus melakukan upaya-upaya atau tindakan untuk
mendapatkan keuntungan yang maksimal. Jika perusahaan memperoleh
keuntungan yang maksimal, maka perusahaan akan mengalami
perkembangan dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Menurut Elkington dalam Effendi (2009), selain mengejar
keuntungan, perusahaan juga harus memperhatikan dan terlibat pada
pemenuhan kesejahteraan masyarakat serta turut berkontribusi aktif dalam
2
menjaga kelestarian lingkungan. Hal ini mengindikasikan perusahaan boleh
berlanjut sebagai entitas pencetak laba sepanjang tidak merusak lingkungan
dan sosial. Substansi keberadaan tanggung jawab sosial muncul dalam
rangka memperkuat keberlanjutan perusahaan dengan membangun
kerjasama antara stakeholders yang terkait.
Keuntungan merupakan salah satu tujuan utama dari suatu
perusahaan. Beberapa tahun terakhir sebagian perusahaan di Indonesia
mulai menyeimbangkan antara orientasi keuntungan dan perbaikan
lingkungan. Perusahaan mulai melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat
untuk lingkungan dan sosialnya yang dikenal dengan Triple Bottom Line
(3P).Triple Bottom Line, atau 3P yaitu Profit, People, and Planet. Profit,
mengejar keuntungan untuk kepentingan shareholders, dan memperhatikan
kepentingan stakeholders. People, memenuhi kesejahteraan masyarakat.
Planet, berpartisipasi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (Global
Reporting Initiative, 2015).
Konsep 3P dianggap sebagai pilar utama dalam membangun bisnis
berkelanjutan, serta untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Tujuan dari pembangunan berkelanjutan adalah untuk memenuhi kebutuhan
generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan
datang dalam memenuhi kebutuhan mereka. Sebagai kekuatan penting
dalam masyarakat, organisasi dalam bentuk apapun memiliki sebuah peran
penting dalam pencapaian tujuan ini (Global Reporting Initiative, 2015).
Pengelolaan sumber daya memerlukan cara tepat agar dapat memenuhi
3
kebutuhan generasi yang akan datang. Salah satu cara perusahaan dalam
pengelolaan sumber daya adalah dengan mengurangi dampak lingkungan
dari 2 operasional bisnis perusahaan, meminimalkan sumber daya yang
digunakan serta kemunculan limbah (Luthfia, 2012).
Banyak hal harus dilakukan untuk dapat mewujudkan pembangunan
yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan berkelanjutan. Salah satu
tantangan utama dari pembangunan berkelanjutan adalah tuntutan adanya
pilihan-pilihan dan cara berpikir inovatif. Perkembangan pengetahuan dan
teknologi tidak hanya dituntut memberikan kontribusi terhadap
pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dapat membantu dalam memecahkan
permasalahan terkait risiko dan ancaman terhadap keberlanjutan dari
hubungan sosial, lingkungan, dan perekonomian (Global Reporting
Initiative, 2015). Isu lain yang cukup mencolok adalah soal kerusakan
lingkungan dan upaya mengelola sumber energi alternatif ramah
lingkungan (Rahman, 2008).
Laporan keberlanjutan (sustainability report) merupakan bentuk
laporan yang bersifat sukarela (voluntary) sebagai bentuk tanggungjawab
sosial dan lingkungan. Sustainability report sangat diperlukan agar
stakeholders termasuk masyarakat, mengetahui segala bentuk tanggung
jawab perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan (Sari dan Marsono,
2013). Hal ini termasuk laporan keuangan, laporan CSR ataupun
sustainability report sebagai penilaian awal atas kredibilitas suatu
4
perusahaan. Standar pelaporan sustainability report yang diakui secara
internasional mengacu pada Global Reporting Initiative (GRI).
Informasi mengenai dampak aktivitas ekonomi, sosial dan
lingkungan perusahaan dapat diungkapkan melalui sustainability report
sebagai laporan sukarela yang disajikan secara terpisah dari annual report
(Idah, 2013). Laporan sukarela tersebut disebut sustainability report
(laporan keberlanjutan) apabila kinerja yang dilaporkannya dalam kurun
waktu tertentu sudah menunjukkan kecenderungan membaik menuju
dampak positif. Masyarakat luas bisa melihat aktivitas CSR perusahaan
melalui sustainability report perusahaan itu sendiri.
Pengungkapan Sustainability Report merupakan bentuk komitmen
perusahaan dalam mempublikasikan laporan keberlanjutan. Laporan ini
memberikan informasi tentang pertanggungjawaban perusahaan terhadap
lingkungan dan sosial. Laporan ini disusun berdasarkan Pedoman
Sustainability Report Global Reporting Initiative (GRI). Sustainability
report mempunyai standar pengungkapan yang mencerminkan keseluruhan
aktivitas sosial perusahaan. Dalam hal ini, sustainability report berbeda
dengan laporan keuangan. Perusahaan kemudian mengungkapkan aktivitas
tanggung jawab sosial dan lingkungan melalui sustainability report untuk
memenuhi kepentingan stakeholder (Aniktia dan Muhammad, 2015).
Sustainability report atau juga bisa disebut laporan non-finansial
disusun secara paralel dengan laporan keuangan tahunan perusahaan.
Sustainability report merupakan laporan kinerja aspek sosial, ekonomi, dan
5
lingkungan perusahaan. Setiap Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS),
laporan non-finansial dilaporkan oleh manajemen bersamaan dengan
laporan keuangan perusahaan. Seluruh pemangku kepentingan perusahan
hadir untuk membaca, menganalisa, dan mengomentari isi laporan tersebut.
Meskipun sifatnya masih sukarela (voluntary), sustainability report berbeda
dengan laporan keuangan yang telah memiliki sistem dan diamanatkan oleh
undang-undang. Laporan ini melaporkan kinerja aspek sosial, ekonomi, dan
lingkungan adalah hal mutlak bagi perusahaan yang mengklaim memiliki
kinerja CSR tinggi (Ramayana, 2009).
Beberapa dekade ini sering terjadi bencana lingkungan hidup di
berbagai belahan dunia, seperti Three Mile Island, Love Canal, Bhopal
(India), Chernobyl (Rusia), Times Beach (Missouri) sampai peracunan
merkuri di Minamata (Jepang) (Sobur, 2005). Tragedi lingkungan juga
terjadi di Indonesia, seperti kasus PT. Lapindo Brantas di Sidoarjo,
Newmont Minahasa Raya di Buyat, PT. Freeport di Irian Jaya (Luthfia,
2012). Kasus Lumpur Lapindo Brantas terjadi karena faktor
ketidakberuntungan perusahaan dalam melakukan eksplorasi penggalian
pada saat pengeboran serta adanya kesalahan prosedural yang meyebabkan
semburan gas. Semburan gas tersebut menyebabkan pencemaran
lingkungan, serta berubahnya kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat
sekitar karena lumpur telah meluas ke area pemukiman warga yang
menyebabkan warga kehilangan tempat tinggal.
6
Masyarakat meminta perusahaan untuk memperhatikan kasus
tersebut, namun selama beberapa tahun perusahaan belum ditetapkan
sebagai tersangka. Kasus lain adalah pencemaran lingkungan yang terjadi di
Teluk Buyat, Minahasa Raya. Lingkungan masyarakat tercemar oleh
limbah dari PT. Newmont yang disebabkan oleh kesengajaan perusahaan
mengeluarkan limbah ke tepi Teluk Buyat sebagai lahan bebas pembuangan
limbah.Kasus PT. Newmont tengah diselesaikan melalui pengadilan namun
PT. Newmont telah ditetapkan tidak bersalah atau bebas.
Menurut UU No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
perusahaan harus melakukan tanggung jawab sosial sebagai bentuk
pertanggungjawaban atas aktivitas perusahaan. Aktivitas tersebut juga perlu
dilaporkan melalui laporan tanggung jawab sosial yang disajikan dalam
annual report, atau perusahaan dapat menyajikan laporan tanggung
jawabnya melalui sustainability report sebagai laporan yang terpisah dari
annual report. Sustainability report dapat dijadikan sebagai bentuk
transparansi perusahaan dalam mengungkapkan informasi dampak
aktivitasnya. Tragedi-tragedi tersebut terjadi karena adanya ketidakpedulian
perusahaan terhadap lingkungan sosial perusahaan. Kejadian tersebut
memberikan kesadaran kepada perusahaan untuk melakukan kegiatan yang
bertanggung jawab terhadap lingkungan maupun sosial atau CSR
(Corporate Social Responsibility).
Kegiatan tersebut didukung pemerintah dengan menerbitkan
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT)
7
yang mengungkap berbagai ketentuan tentang pendirian PT. Pasal 74 dalam
Undang-Undang ini membahas tentang tanggung jawab sosial dan
lingkungan dengan tujuan mewujudkan pembangunan ekonomi
berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang
bermanfaat bagi PT itu sendiri, komunitas setempat dan masyarakat pada
umumnya (Saputro dan Linda, 2013). Dilling (2010), menyatakan bahwa di
Eropa semakin banyak negara mewajibkan laporan keberlanjutan,
setidaknya untuk beberapa jenis dan ukuran perusahaan. Hal ini
menunjukkan adanya kepedulian negara-negara di Eropa untuk membuat
peraturan mengenai kewajiban pengungkapan Sustainability Report.
Pengungkapan Sustainability Report di Indonesia dan beberapa
Negara lain masih bersifat voluntary, artinya tidak ada aturan yang
mewajibkan seperti halnya pada penerbitan financial reporting (Utama
dalam Suryono, 2011). Meskipun demikian, minat dan prioritas perusahaan
untuk mempublikasikan sustainability report tidak berkurang. Hal ini
dikarenakan meningkatnya peraturan lingkungan di banyak negara yang
diperkirakan akan semakin ketat. Selain itu, tuntutan masyarakat akan peran
perusahaan semakin meningkat, sehingga mendorong perusahaan untuk
memberikan informasi transparan, akuntabel, serta praktik tata kelola
perusahaan yang baik (Luthfia, 2012).
Penelitian mengenai sustainability report juga mulai berkembang,
yang menandakan fenomena sustainability report mulai banyak dilakukan
oleh perusahaan. Hal ini menjadi topik yang menarik untuk diteliti.
8
Beberapa penelitian terdahulu, telah meneliti mengenai beberapa faktor
yang mempengaruhi perusahaan dalam pengungkapan sustainability report.
Dalam pengujian beberapa faktor yang mempengaruhi pengungkapan
sustainability report, ditemukan hasil tidak konsisten antara peneiliti satu
dengan peneliti lain.
Suryono dan Prastiwi (2011) dalam penelitiannya menguji
karakteristik perusahaan dan corporate governance dengan praktik
pengungkapan Sustainability Report, menunjukkan bahwa variabel
independen profitabilitas, ukuran perusahaan, komite audit, dan dewan
direksi berpengaruh signifikan terhadap praktik pengungkapan
Sustainability Report. Variabel independen likuiditas, leverage, aktivitas
perusahaan dan governance committee tidak berpengaruh terhadap praktik
pengungkapan sustainability report.
Hasil berbeda juga ditunjukkan oleh hasil penelitian Luthfia (2012),
dimana variabel independen yang digunakan adalah kinerja keuangan,
ukuran perusahaan, struktur modal, dan corporate governance. Variabel
kinerja keuangan diproksikan melalui profitabilitas, likuiditas, leverage,
dan aktivitas perusahann. corporate governance diproksikan melalui komite
audit dan dewan direksi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa variabel
independen leverage, ukuran perusahaan dan dewan direksi berpengaruh
positif terhadap publikasi sustainability report dan variabel independen
profitabilitas, likuiditas, aktivitas perusahaan, komite audit dan struktur
modal tidak berpengaruh terhadap publikasi sustainability report.
9
Penelitian yang dilakukan oleh Saputro dan Linda (2013), menguji
profitabilitas, likuiditas, leverage, dengan kualitas pengukapan
sustainability report. Variabel independen yang diuji, variabel likuiditas
berhubungan positif dengan pengungkapan sustainability report sedangkan
profitabilitas dan leverage berhubungan negatif dengan pengungkapan
sustainability report.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Sari dan Marsono (2013) yang
menggunakan variabel independen profitabilitas, likuiditas, leverage,
ukuran perusahaan, aktivitas perusahaan, komite audit, dewan direksi,
dewan serta dewan komisaris independen dengan variabel dependen
pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel independen komite audit dan dewan komisaris independen
berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report, sedangkan
variabel profitabilitas, likuiditas, leverage, aktivitas perusahaan, ukuran
perusahaan dan dewan direksi tidak berpengaruh terhadap pengungkapan
sustainability report.
Aziz (2014) menguji Good corporate governance dengan luas
pengungkapan Sustainability Report dimana ukuran dewan komisaris,
komite audit, kepemilikan saham institusional, kepemilikan saham
terkonsentrasi, kepemilikan saham manajerial, ukuran perusahaan sebagai
variabel independen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya variabel
kepemilikan saham manajerial yang berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pengungkapan Sustainability Report. Variabel ukuran dewan
komisaris, komite audit, kepemilikan saham institusional, kepemilikan
10
saham terkonsentrasi, ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan Sustainability Report.
Melihat adanya hasil yang tidak konsisten diantara beberapa
penelitian tersebut, menjadikan hal menarik untuk diteliti kembali.
Penelitian ini dilakukan dengan merujuk pada penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Suryono dan Prastiwi (2011) dengan melihat hasil
penelitian-penelitian terdahulu mengenai pengungkapan Sustainability
Report. Penelitian ini mencoba menguji kembali pengaruh Corporate
Governance dan Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan
Sustainability Report. Namun, penelitian sebelumnya masih jarang
menggunakan variabel governance committee, maka penulis menambahkan
variabel governance committee dalam corporate governance dan
menggunakan net profit margin untuk menghitung profitabilitas serta
sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan sampel
perusahaan LQ45 periode 2012-2014. Oleh karena itu, penulis tertarik
untuk mengambil judul penelitian “Pengaruh Corporate Governance dan
Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Sustainability
Report Pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di BEI Periode 2012-
2014”.
11
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat
diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap Pengungkapan
Sustainability Report?
2. Apakah Likuiditas berpengaruh terhadap Pengungkapan Sustainability
Report?
3. Apakah Leverage berpengaruh terhadap Pengungkapan Sustainability
Report?
4. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Pengungkapan
Sustainability Report?
5. Apakah Komite Audit berpengaruh terhadap Pengungkapan
Sustainability Report?
6. Apakah Dewan Direksi berpengaruh terhadap Pengungkapan
Sustainability Report?
7. Apakah Governance Committee Perusahaan berpengaruh terhadap
Pengungkapan Sustainability Report?
12
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris
mengenai hal-hal sebagai berikut:
a. Untuk menganalisis pengaruh Profitabilitas terhadap Pengungkapan
Sustainability Report.
b. Untuk menganalisis pengaruh Likuiditas terhadap Pengungkapan
Sustainability Report.
c. Untuk menganalisis pengaruh Leverage terhadap Pengungkapan
Sustainability Report.
d. Untuk menganalisis pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap
Pengungkapan Sustainability Report.
e. Untuk menganalisis pengaruh Komite Audit terhadap
Pengungkapan Sustainability Report.
f. Untuk menganalisis pengaruh Dewan Direksi terhadap
Pengungkapan Sustainability Report.
g. Untuk menganalisis pengaruh Governance Committee terhadap
Pengungkapan Sustainability Report.
2. Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian yang dilakukan,
penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat kepada beberapa
pihak. Pihak tersebut antara lain:
13
a. Akademisi
Untuk menambah pemahaman serta wawasan mengenai
sustainability, sustainability development, pengembangan teknologi
sustainability report dalam suatu perusahaan. Disamping itu,
menjelaskan mengenai peran corporate governance dan
karakteristik perusahaan terhadap Pengungkapan Sustainability
Report perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
b. Perusahaan
Sebagai kontribusi pengetahuan mengenai pengungkapan
sustainability report serta pentingnya tanggung jawab sosial dan
lingkungan melalui sustainability report yang dilaporkan secara
terpisah dari laporan keuangan sebagai bentuk keberlanjutan
perusahaan dalam mewujudkan sustainable development.
c. Investor
Pengungkapan sustainability report merupakan hal penting yang
memiliki kontribusi sebagai pertimbangan investor untuk menilai
aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan yang diungkapkan
melalui sustainability report sebagai bentuk sustainable suatu
perusahaan terhadap lingkungan sosialnya.
d. Pemerintah
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi atau wacana
bagi pemerintah untuk menentukan kebijakan pasti mengenai
14
sustainability report yang lebih baik lagi bagi perusahaan-
perusahaan di Indonesia.
e. Masyarakat
Sebagai pengontrol perilaku-perilaku perusahaan dan memberikan
informasi akan hak-hak yang dapat diperoleh masyarakat atas
aktivitas perusahaan.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Literatur
1. Teori Stakeholders
Teori Stakeholder merupakan pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap perusahaan yang meliputi karyawan, konsumen, pemasok,
masyarakat, pemerintah selaku regulator, pemegang saham, kreditur,
pesaing, dan lain-lain. Teori stakeholder menyatakan bahwa perusahaan
bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri
namun harus memberikan manfaat bagi stakeholder. Gray, et al. (1994,
dalam Purwanto,2011) menyatakan bahwa:
“Kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada dukungan
stakeholder dan dukungan tersebut harus dicari sehingga aktivitas
perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut. Makin powerful
stakeholder, makin besar usaha perusahaan untuk beradaptasi.
Pengungkapan sosial dianggap sebagai bagian dari dialog antara
perusahaan dengan stakeholder-nya”.
Teori stakeholder berkaitan dengan cara yang dilakukan
perusahaan untuk mengatur stakeholder-nya. Cara tersebut tergantung
pada strategi yang diadopsi perusahaan, yaitu strategi aktif dan pasif
(Purwanto, 2011). Strategi aktif tidak hanya mengidentifikasi stakeholder,
tetapi juga menentukan stakeholder mana yang memiliki kemampuan
terbesar dalam mempengaruhi alokasi sumber ekonomi ke dalam
perusahaan. Perhatian yang besar terhadap stakeholder akan
mengakibatkan tingginya tingkat pengungkapan informasi sosial dan
16
tingginya kinerja sosial perusahaan. Sedangkan perusahaan yang
mengadopsi strategi pasif cenderung tidak terus menerus memonitor
aktivitas stakeholder dan secara sengaja tidak mencari strategi optimal
untuk menarik perhatian stakeholder. Akibatnya adalah rendahnya tingkat
pengungkapan informasi sosial dan rendahnya kinerja sosial perusahaan.
Pengungkapan informasi dapat dibagi menjadi dua yakni yang
sifatnya wajib (mandatory) dan sukarela (voluntary). Salah satu bentuk
pengungkapan sukarela yang berkembang dengan pesat saat ini yaitu
pengungkapan sustainability report. Melalui pengungkapan sustainability
report (pengungkapan sosial dan lingkungan) perusahaan dapat
memberikan informasi yang lebih cukup dan lengkap berkaitan dengan
kegiatan dan pengaruhnya terhadap kondisi sosial masyarakat dan
lingkungan (Ghozali dan Chariri, 2007 dalam Suryono, 2011).
2. Teori Legitimasi
Legitimasi masyarakat merupakan faktor strategis bagi perusahaan
dalam rangka mengembangkan perusahaan ke depan. Hal itu, dapat
dijadikan sebagai wahana untuk mengonstruksi strategi perusahaan,
terutama terkait dengan upaya memposisikan diri di tengah lingkungan
masyarakat yang semakin maju (Sari dan Marsono, 2013). Menurut
Dowling dan Pfeffer (1975 dalam Purwanto, 2011), teori legitimasi sangat
bermanfaat dalam menganalisis perilaku organisasi. Kedua peneliti
tersebut menyatakan bahwa:
“Karena legitimasi adalah hal yang penting bagi organisasi,
batasan-batasan yang ditekankan oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial,
17
dan reaksi terhadap batasan tersebut mendorong pentingnya analisis
perilaku organisasi dengan memperhatikan lingkungan”.
Teori legitimasi berdasarkan pada gagasan perusahaan beroperasi
di dalam masyarakat melalui suatu kontrak sosial, kemudian perusahaan
tersebut akan membuat kesepakatan untuk melaksanakan berbagai macam
tindakan yang diinginkan oleh masyarakat sebagai balasan atas
diterimanya tujuan perusahaan, kelangsungan hidup perusahaan, dan
penghargaan lainnya (Suryono, 2011). Kesesuaian nilai sosial yang ingin
diciptakan oleh perusahaan dapat diciptakan melalui peningkatan
komunikasi yang efektif bagi masyarakat.
Komunikasi ini dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi-
informasi tambahan yang lebih bersifat pendukung dan kebanyakan
bersifat sukarela. Salah satu usaha yang dapat dilakukan yakni dengan
pembuatan sustainability report. Laporan ini dapat digunakan oleh
perusahaan untuk memperoleh legitimasi (Suryono, 2011). Dengan
demikian, legitimasi merupakan manfaat atau sumber daya potensial bagi
perusahaan untuk mempertahankan hidup (going concern).
3. Corporate Social Responsibility (CSR)
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kewajiban
organisasi bisnis untuk turut serta dalam kegiatan yang bertujuan
melindungi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara
keseluruhan (Prasetyono, 2011). Menurut The World Business Council for
Sustainable Development (WBCSD) dalam Wahyuningtyas dan
Nugrahanti (2012) CSR adalah komitmen bisnis untuk memberikan
18
kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerjasama
dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka,
komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan
kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat bagi bisnis sendiri
maupun untuk pembangunan.
Pengungkapan kegiatan tanggung jawab sosial yang telah
dilaksanakan perusahaan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
citra perusahaan di masyarakat pada umumnya dan investor pada
khususnya (Sudana dan Putu Ayu, 2011). Selain itu, Syahrir dan Suhendra
(2010) dalam Kamil dan Herusetya (2012) mengatakan bahwa tujuan dari
penerapan CSR ini adalah agar menciptakan standar kehidupan yang lebih
tinggi, dengan mempertahankan kesinambungan laba usaha untuk pihak
pemangku kepentingan sebagaimana yang diungkapkan dalam laporan
keuangan entitas.
Di Indonesia, kewajiban perusahaan untuk melaksanakan CSR
diatur dalam beberapa peraturan atau perundangan seperti Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) dalam Pasal 74
(1) yang menyatakan bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan usaha
di bidang atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan
tanggung jawab sosial dan lingkungan. Selain itu, juga terdapat dalam
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
(UUPM) yaitu pada Pasal 15 (b) yang menyatakan bahwa setiap penanam
modal wajib melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan dan pada
19
Pasal 16 yang menyatakan bahwa setiap penanam modal
bertanggungjawab menjaga kelestarian lingkungan hidup dan menciptakan
keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kesejahteraan pekerja
(Purwanto, 2011).
a. Konsep Triple Bottom Line
Effendi (2009) mengemukakan bahwa istilah triple bottom line
dipopulerkan oleh John Elkington pada tahun 1997 melalui bukunya
Cannibals With Forks, the Triple Bottom Line of Twentieth
Century Business. Elkington memberi pandangan bahwa perusahaan
yang ingin berkelanjutan haruslah memerhatikan 3P, yaitu:
1) profit untuk meningkatkan pendapatan perusahaan,
2) people untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan dan
masyarakat, serta
3) planet untuk menjaga dan meningkatkan kualitas alam serta
lingkungan di mana perusahaan tersebut beroperasi.
Dalam gagasan tersebut, perusahaan tidak lagi dihadapkan pada
tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu aspek
ekonomi yang direfleksikan dalam kondisi finansialnya saja, namun
juga harus memerhatikan aspek sosial dan lingkungannya.
b. Sustainability Report
Kewajiban pengungkapan CSR di Indonesia telah diakomodasi
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 (Revisi
2015) paragraf 14, yang berbunyi sebagai berikut:
20
“Beberapa entitas juga menyajikan, dari laporan keuangan,
laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah,
khususnya bagi industry dimana faktor lingkungan hidup adalah
signifikan dan ketika karyawan dianggap sebagai kelompok
pengguna laporan keuangan yang memegang peranan penting.
Laporan yang disajikan diluar laporan keuangan tersebut adalah
diluar dari ruang lingkup SAK”.
Berdasarkan hal tersebut, sudah selayaknya perusahaan
melaporkan semua aspek yang mempengaruhi kelangsungan operasi
perusahaan kepada masyarakat. Namun, PSAK No.1 (Revisi 2015)
tersebut meunjukkan bahwa perusahaan yang ada di Indonesia
diberikan suatu kebebasan dalam mengungkapkan informasi
tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan
perusahaan (Aniktia, 2015).
Penting dan besarnya desakan akan risiko dan ancaman
terhadap keberlanjutan kita bersama di samping peningkatan pilihan
dan kesempatan, akan membuat transparansi mengenai dampak
ekonomi, lingkungan dan sosial menjadi komponen utama bagi
efektifnya hubungan dengan pemangku kepentingan, kebijakan
investasi dan hubungan pasar lainnya (Global Reporting Initiative,
2015). Isu mengenai CSR terkait erat dengan sustainability
reporting. Global Reporting Initiative (GRI) merupakan salah satu
dari lembaga yang serius menangani permasalahan yang
berhubungan dengan sustainability (Yuliana et.al, 2008).
GRI berdiri karena semakin mendesaknya transparansi
pengaruh aktivitas bisnis perusahaan baik ekonomi, lingkungan dan
21
sosial sehingga dibutuhkan pedoman atau framework untuk
menyusun sustainability report bagi perusahaan dalam berbagai
ukuran dan sektor usaha di seluruh dunia (Maharani, 2012). Lebih
lanjut, Maharani mengatakan dengan menyusun sustainability
reporting maka pemakai informasi megetahui apakah perusahaan
transparan dalam menyusun kebijakan yang berorientasi pada
lingkungan, manajemen, karyawan, masyarakat dan alam, pengaruh
proses produksi atau aktivitas perusahaan terhadap lingkungan dan
sejauh mana perusahaan mengomunikasikan hal tersebut kepada
publik serta apakah perusahaan jujur terhadap diri mereka sendiri
dan terhadap lingkungan.
Laporan keberlanjutan adalah praktik pengukuran,
pengungkapan dan upaya akuntabilitas dari kinerja organisasi dalam
mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan kepada para pemangku
kepentingan baik internal maupun eksternal. Laporan Keberlanjutan
merupakan sebuah istilah umum yang dianggap sinonim dengan
istilah lainnya untuk menggambarkan laporan mengenai dampak
ekonomi, lingkungan, dan social, misalnya triple bottom line,
laporan pertanggungjawaban perusahaan, dan lain sebagainya.
Laporan Keberlanjutan yang disusun berdasarkan Kerangka
Pelaporan Global Reporting Initiative mengungkapkan keluaran dan
hasil yang terjadi dalam suatu periode laporan tertentu dalam
konteks komitmen organisasi, strategi, dan pendekatan
22
manajemennya (Global Reporting Initiative, 2015). Laporan dapat
digunakan untuk tujuan berikut, diantaranya:
1) Patok banding dan pengukuran kinerja berkelanjutan yang
menghormati hukum, norma, kode, standar kinerja, dan inisiatif
sukarela.
2) Menunjukkan bagaimana organisasi mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh harapannya mengenai pembangunan
berkelanjutan.
3) Membandingkan kinerja dalam sebuah organisasi dan di antara
berbagai organisasi dalam waktu tertentu.
Sebagaimana dijelaskan oleh Rahman (2008) meskipun
jumlah perusahaan di Indonesia yang melaporkan sustainability
report terus meningkat, namun ada berbagai alasan untuk tidak
berpuas diri, dan masih pentingnya kerja keras hingga bertahun-
tahun ke depan. Pertama, karena jumlah perusahaan pembuat laporan
berkelanjutan masih terlampau sedikit. Apalagi jika dibandingkan
dengan jumlah seluruh perusahaan di Indonesia. Kedua, kalau kita
menyimak dengan seksama isi laporan keberlanjutan Antam yang
dianggap terbaik hingga sekarang tidak seluruh deskripsi di setiap
indikator dikatakan berimbang, untuk perusahaan lainnya. Ketiga,
pemanfaatan laporan keberlajutan masih sangat tertinggal
dibandingkan negara lain. Keempat, dunia mengarah ke ide One
Report yaitu penyatuan laporan tahunan dan laporan keberlanjutan.
23
Perusahaan yang menyusun sustainability reporting akan
memberi kemudahan bagi pemakai informasi untuk mengetahui
apakah perusahaan sudah transparan dalam menyusun kebijakan
yang berorientasi pada lingkungan, manajemen, karyawan,
masyarakat dan alam. Global Reporting Initiative membuat
sustainability report guideline yang memberi petunjuk pembuatan
laporandengan memperhatikan aspek ekonomi, sosial dan
lingkungan (Admin KeuLSM, 2015). Ruang lingkup informasi
sustainaility report menurut GRI meliputi:
1) Strategy and analysis, yang digambarkan dari statement CEO
dan Preskom atau ketua organisasi independen terhadap
organisasi pembuat laporan yang memaparkan risiko dan
peluang penting secara ringkas, serta informasi umum stategi
perusahaan.
2) Organization Profile, meliputi informasi menyeluruh mengenai
nama organisasi, produk-produknya, struktur operasional,
negara-negara dimana perusahaan beroperasi, kondisi
kepemilikan dan badan hukumnya, pasar, skala organisasi,
serta keputusan-keputusan penting selama periode pelaporan.
3) Report parameter, memuat report profile, report scope and
boundary, dan GRI content index.
4) Governance (struktur organisasi dan tata kepemimpinan dalam
organisasi tersebut), Commitments to External Initiatives
24
(keterangan mengenai apakah dan bagaimana pendekatan
tertentu diambil oleh perusahaan dengan mengacu pada prinsip-
prinsip/ perjanjian/ kesepakatan dalam hal sosial dan lingkungan
yang dikembangkan secara eksternal dan diterapkan secara
sukarela) dan Engagement (sebagai gambaran luasnya
pemangku kepentingan yang didefinisikan oleh organisasi dan
relasi dengan para pemangku kepentingan tersebut).
Kerangka kerja Global Reporting Initiative telah diperbaiki
secara berkala dan pada tahun 2015, The Fourth Generation (G4)
dari kerangka kerja keberlanjutan Global Reporting Initiative telah
diperkenalkan di Amsterdam, Belanda. Global Reporting Initiative
G4 Guideliness (Global Reporting Initiative, 2015) mencakup
indikator kinerja ekonomi, sosial, dan lingkungan yang terdiri dari
beberapa komponen.
Indikator kinerja untuk kategori ekonomi meliputi:
1) Kinerja ekonomi, yang menggambarkan kinerja keuangan yang
dihasilkan dan dibagikan, implikasi keuangan karena perubahan
iklim, cakupan benefit plan, dan bantuan pemerintah.
2) Kehadiran pasar (Market Presence), yang menggambarkan rasio
upah standar untuk entry level per jenis kelamin terhadap upah
minimum regional, proporsi pengeluaran untuk pemasok lokal,
dan proporsi manajer senior yang berasal dari masyarakat lokal.
25
3) Dampak ekonomi tidak langsung, yang menggambarkan
investasi dan layanan infrastruktur bagi publik dan penjelasan
terkait dampak ekonomi tidak langsung.
Indikator kinerja untuk kategori lingkungan hidup meliputi:
1) Bahan baku, yang menggambarkan volume dan berat bahan
baku yang digunakan serta persentase penggunaan bahan baku
daur ulang.
2) Energi, yang menggambarkan konsumsi energi langsung (per
energi primer), konsumsi energi tak langsung, penghematan
energi dari konservasi dan efisiensi, inisiatif penggunaan produk
hemat energi dan energi terbarukan, dan inisiatif pengurangan
konsumsi energi tak langsung.
3) Air, yang menggambarkan pengambilan air dan pengaruhnya
kepada sumber air, persentase dan volume penggunaan air daur
ulang.
4) Biodiversity, yang menggambarkan kinerja terkait upaya
melindungi area dekat lokasi usaha yang memiliki biodiversity
yang tinggi.
5) Emisi, gas buang, dan limbah yang menggambarkan kinerja
perusahaan dalam menekan emisi, gas buang, dan limbah.
6) Ketaatan yang diukur dari besarnya denda yang dibayar
perusahaan karena pelanggaran aturan terkait lingkungan hidup.
26
7) Transportasi yang menggambarkan dampak lingkungan hidup
dari pengiriman bahan baku dan produk yang dihasilkan.
Indikator kinerja untuk kategori sosial meliputi:
1) Ketenagakerjaan, yang menggambarkan kinerja perekrutan,
hubungan dengan buruh/ pekerja, keselamatan dan kesehatan
pekerja, pendidikan dan pelatihan, peluang yang sejajar,
remunerasi wanita dan pria yang sejajar.
2) Hak asasi manusia, yang menggambarkan kinerja kontrak
pengadaan/ investasi yang memasukkan unsur HAM, upaya
perusahaan untuk abolisi pegawai anak-anak, persentase petugas
sekuriti yang dilatih aspek HAM, jumlah insiden dengan
penduduk asli, penanganan keluhan terkait HAM.
3) Masyarakat (society), yang menggambarkan upaya perusahaan
melibatkan masyarakat setempat dan upaya pencegahan yang
diterapkan pada kegiatan berdampak negatif pada masyarakat
sekitar, upaya penanganan dan pencegahan tindakan korupsi,
dan praktik-praktik anti monopoli/persaingan usaha yang sehat.
4) Tanggung jawab produk, yang mengukur kinerja perusahaan
terkait keamanan produk dari aspek kesehatan, pelabelan
produk, komunikasi pemasaran (termasuk sponsorship), dan
kerahasiaan data pelanggan.
27
4. Corporate Governance
Menurut OECD (Organization for Economic Cooperation and
Development), corporate governance merupakan suatu sistem untuk
mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Terdapat beberapa
prinsip dalam implementasi good corporate governance (GCG).
Menurut pedoman umum good corporate governance Indonesia,
terdapat lima prinsip utama yang terkandung dalam good corporate
governance yaitu transparency, accountability, responsibility,
independency serta fairness yang akan dijabarkan sebagai berikut :
a) Transparency (keterbukaan informasi), yaitu keterbukaan dalam
melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan
dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai
perusahaan, termasuk tentang kegiatan CSR.
b) Accountability (akuntabilitas), yaitu kejelasan fungsi, struktur,
sistem dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga
pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.
c) Responsibility (pertanggungjawaban), yaitu kesesuaian di dalam
pengelolaan perusahaan dengan prinsip korporasi yang sehat serta
peraturan perundangan yang berlaku.
d) Independency (kemandirian), yaitu suatu keadaan di mana
perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan
dan pengaruh atau tekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai
28
dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan
prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
e) Fairness (kesetaraan dan kewajaran), yaitu perlakuan yang adil dan
setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul
berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku.
1. Komite Audit
Komite audit merupakan komite yang ditunjuk oleh
perusahaan sebagai penghubung antara dewan direksi dan
audit ekternal, internal auditor serta anggota independen, yang
memiliki tugas untuk memberikan pengawasan auditor,
memastikan manajemen melakukan tindakan korektif yang
tepat terhadap hukum dan regulasi (Suryono dan Prastiwi,
2011).
Berdasarkan keputusan Bapepam Nomor Kep-
24/PM/2004 disebutkan bahwa komite audit mengadakan rapat
sekurang-kurangnya sama dengan ketentuan minimal rapat
dewan komisaris yang ditetapkan anggaran dasar perusahaan.
Rapat dilaksanakan untuk melakukan koordinasi agar efektif
dalam menjalankan pengawasan laporan dan pelaksanaan
corporate governance perusahaan agar menjadi semakin baik
(Suryono dan Prastiwi, 2011).
29
2. Dewan Direksi
Dewan direksi/ dewan direktur merupakan seseorang
yang ditunjuk untuk memimpin Peseroan Terbatas (PT), dapat
berasal dari seseorang yang memiliki perusahaan tersebut
ataupun orang profesional yang ditunjuk oleh pemilik usaha.
Dewan direksi bertindak sebagai aspek sistem pengendalian
dalam suatu perusahaan, memiliki peran ganda yaitu sebagai
monitoring dan pengambil keputusan (Dilling, 2010). Dalam
penerapannya, pelaksanaan GCG sangat bergantung pada
fungsi-fungsi dari dewan direksi yang dipercaya sebagai pihak
yang mengurus perusahaan. Direksi sebagai organ perusahaan
bertugas dan bertanggung jawab secara penuh dalam
mengelola perusahaan. Semakin tinggi frekuensi rapat antara
anggota dewan direksi, mengindikasikan semakin seringnya
komunikasi dan koordinasi antar anggota sehingga lebih
mempermudah untuk mewujudkan good corporate governance
(Suryono dan Prastiwi, 2011).
3. Governance Committee
Suryono (2011) menjelaskan bahwa penciptaan good
corporate governance suatu perusahaan dapat diwujudkan
salah satunya melalui pembentukan dan penunjukkan anggota
governance commitee yang kompeten dan berkualitas.
30
Governance committee adalah komite yang terdiri dari
beberapa anggota dewan direksi.
Gagasan pembentukan komite ini pada awalnya,
merupakan keharusan bagi perusahaan berdasarkan Undang-
Undang Sarbanes-Oxley 2002 di Amerika Serikat. Tujuan dari
governance committee adalah melakukan pengawasan terhadap
efektivitas pengendalian internal perusahaan atas laporan
keuangan. Suryono (2011) menjelaskan bahwa Pemerintah
Indonesia telah melakukan beberapa upaya untuk mendorong
penerapan GCG, antara lain membentuk Komite Nasional
Kebijakan Corporate Governance (KNKCG) yang telah
mengeluarkan Pedoman GCG dan pada tahun 2004, KNKCG
diubah menjadi Komite Nasional Kebijakan Governance
(KNKG).
5. Karakteristik Perusahaan
a) Profitabilitas
Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan
entitas dalam menghasilkan laba pada tingkat penjualan, aset, dan
ekuitas (Kamil dan Herusetya, 2012). Pengukuran profitabilitas
merupakan aktivitas yang membuat manajemen menjadi lebih
bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban
sosial perusahaan kepada pemegang saham Hackston dan Milne
(1996). Perusahaan yang memiliki kemampuan kinerja keuangan
31
yang baik, akan memiliki kepercayaan yang tinggi untuk
menginformasikan kepada stakeholder-nya, karena perusahaan
mampu menunjukkan kepada mereka bahwa perusahaan dapat
memenuhi harapan mereka terutama investor dan kreditor.
Akibatnya, perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi
akan cenderung untuk melakukan pengungkapan melalui
Sustainability Report, karena profitabilitas merupakan salah satu
indikator kinerja yang harus diungkapkan dalam Sustainability
Report.
b) Likuiditas
Aktiva likuid (liquid asset) adalah aktiva yang
diperdagangkan dalam suatu pasar yang aktif sehingga akibatnya
dapat dengan cepat diubah menjadi kas dengan menggunakan
harga pasar yang berlaku (Brigham dan Houston, 2009).
Likuiditas menunjukkan hubungan antara kas dan aset lancar
lainnya dari sebuah perusahaan dengan liabilitas lancarnya.
Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan
entitas untuk membayar semua liabilitas finansial jangka pendek
pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aset lancar yang
tersedia (Kamil dan Herusetya, 2012).
Menurut Almilia (2007), tingkat likuiditas yang tinggi akan
menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan. Perusahaan
semacam ini cenderung untuk melakukan pengungkapan informasi
32
yang lebih luas kepada pihak luar karena ingin menunjukkan
bahwa perusahaan itu kredibel.
c) Leverage
Rasio leverage dapat diartikan sebagai besarnya aktiva
perusahaan yang didanai dengan pendanaan dari pihak luar. Rasio
leverage menggambarkan bagaimana suatu perusahaan dapat
membayar semua kewajibannya baik yang jangka pendek maupun
jangka panjang (Brigham dan Houston, 2009). Rasio leverage
merupakan proporsi total hutang terhadap rata-rata ekuitas
pemegang saham. Rasio tersebut digunakan untuk memberikan
gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan,
sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang
Almilia (2007). Tingkat rasio leverage yang semakin tinggi
menyebabkan peluang yang semakin besar bagi perusahaan untuk
melanggar kontrak utang sehingga memicu manajer dalam
melaporkan laba sekarang yang lebih tinggi dibandingkan laba di
masa mendatang (Anggraini, 2006).
d) Ukuran Perusahaan
Secara umum, perusahaan besar akan mengungkapkan
informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Terdapat
beberapa penjelasan mengenai hal tersebut. Teori keagenan
menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki biaya keagenan
yang lebih besar daripada perusahaan kecil Marwati (2001).
33
Perusahaan besar mungkin akan mengungkapkan informasi yang
lebih banyak sebagai upaya untuk mengurangi biaya keagenan
tersebut.
Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar dapat lebih
bertahan daripada perusahaan dengan ukuran yang lebih kecil,
karena semakin besar entitas, semakin besar pula sumber daya
yang dimiliki entitas tersebut. Dengan semakin besarnya sumber
daya yang dimiliki entitas, maka entitas tersebut akan lebih banyak
berhubungan dengan stakeholder, sehingga diperlukan tingkat
pengungkapan atas aktivitas entitas yang lebih besar, termasuk
pengungkapan dalam tanggung jawab sosial (Kamil dan Herusetya,
2012).
B. PenelitianTerdahulu
Sebagai tolak ukur penelitian ini, untuk lebih jelasnya penulis
menggunakan penelitian sebelumnya yang dirangkum dalam tabel berikut:
34
Tabel 2.1
Hasil-HasilPenelitianTerdahulu
No
Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1 Dwi Anggoro
Saputro,
Fahrurrozie,
Linda Agustin
(2013)
Pengaruh Kinerja
Keuangan
Terhadap
Pengungkapan
Sustainability
Report Perusahaan
Bursa Efek
Indonesia.
Variabel independennya
Profitabilitas, Likuiditas,
Leverage,
sedangkan variabel
dependennya Sustainability
Report
Tidak terdapat variabel Ukuran
Perusahaan, Komite Audit, Dewan
Direksi, Governance Committee.
Sampel pada penelitian adalah
Perusahaan yang terdaftar di BEI
Periode Tahun 2011-2012
Hasil penelitian Likuiditas
berpengaruh signifikan terhadap
Sustainablity Report sedangkan
Profitabilitas dan Leverage
tidak berpengaruh signifikan
terhadap Sustainability Report.
2
Mega Putri
Yustia Sari,
Marsono(2013)
Pengaruh Kinerja
Keuangan, Ukuran
Perusahaan Dan
Corporate
Governance
Terhadap
Pengungkapan
Sustainability
Report
.
Variabel independennya
Profitabilitas, Likuiditas,
Leverage, Aktivitas Perusahaan,
Ukuran Perusahaan, Komite
Audit, Dewan Direksi, Dewan
Komisaris, sedangkan variabel
dependennya Sustainability
Report
Tidak terdapat variabel
Governance Committee. Sampel
pada penelitian adalah Perusahaan-
perusahaan non keuangan
Indonesia yang terdaftar di BEI
dan annual report perusahaan-
perusahaan tersebut berada di
Bloomberg pada tahun 2009-2011.
Hasil penelitian Profitabilitas
Likuiditas, Leverage, Aktivitas
Perusahaan, Ukuran
Perusahaan dan Dewan Direksi
tidak berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan
Sustainability Report. Komite
Audit dan Dewan Komisaris
Independen berpengaruh positif
signifikan terhadap
pengungkapan Sustainability
Report
35
Tabel 2.1
Hasil-HasilPenelitianTerdahulu (Lanjutan)
No
Peneliti
(tahun)
Judul Penelitian
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
3 Abdul Aziz
(2014)
Analisis Pengaruh
Good Corporate
Governance (GCG)
Terhadap Kualitas
Pengungkapan
Sustainability Report.
Variabel independennya Ukuran
Perusahaan, Komite Audit,
Ukuran Dewan Komisaris,
Kepemilikan Saham
Institusional, Kepemilikan
Saham Terkonsentrasi,
Kepemilikan Saham Manajerial,
sedangkan variabel dependennya
Sustainability Report
Tidak terdapat variabel
Profitabilitas, Likuiditas,
Leverage, Dewan Direksi,
Governance Committee dan
sampel penelitian adalah Pada
Perusahaan Di Indonesia Periode
Tahun 2011-2012
Hasil penelitian Ukuran Dewan
Komisaris, Komite Audit,
Kepemilikan Saham
Institusional, Kepemilikan
Saham Terkonsentrasi, Ukuran
Perusahaan tidak berpengaruh
positif signifikan terhadap
Sustainability Report.
Kepemilikan Saham Manajerial
berpengaruh positif signifikan
terhadap Sustainabilty Report.
4 Ria Aniktia
dan
Muhammad
Khafid,
(2015)
Pengaruh Mekaniseme
Good Corporate
Governance dan
Kinerja Keuangan
Terhadap
Pengungkapan
Sustainability Report.
Variabel independennya Komite
audit, Governance Committee,
Profitabilitas, Leverage, Dewan
Komisaris, Kepemilikan
manajerial, sedangkan variabel
dependennya Sustainability
Report
Tidak terdapat variabel
Likuiditas, Leverage, Ukuran
Perusahaan, Dewan Direksi dan
sampel penelitian adalah
Perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada tahun
2013
Hasil penelitian Komite Audit,
Governance Committee dan
Leverage berpengaruh positif
terhadap Sustainability Report.
Dewan Komisaris , Kepemilikan
Manajerial dan Profitabilitas
tidak berpengaruh terhadap
Sustainability Report
36
Metode Analisis: Regresi Logistik
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, dan Saran
C. KerangkaPemikiran
Gambar di bawah ini menunjukkan kerangka pemikiran yang dibuat
dalam model penelitian mengenai pengaruh corporate governance dan
karakteristik perusahaan terhadap publikasi sustainability report.
Gambar 2.1
Skema Kerangka Konseptual
Variabel Independen
Variabel Dependen
Net Profit Margin
Basis Teori
Total Assets
Terdapat perusahaan yang tidak melaporkan
tanggung jawab sosial dan lingkungan
Current Ratio
Komite Audit
Dewan Direksi
Governance Committee
Debt to Equity Ratio Pengungkapan
Sustainability Report
37
D. Keterkaitan Antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis
1. Profitabilitas dengan Pengungkapan Sustainability Report
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba sehingga mampu meningkatkan nilai pemegang
saham perusahaan. Anggraini (2006), Almilia (2007), serta Kamil dan
Herusetya (2012) menemukan bahwa semakin tinggi tingkat
profitabilitas, semakin tinggi pula tingkat pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan. Hal ini memberikan interpretasi bahwa perusahaan
dengan profitabilitas yang tinggi dapat mengatasi biaya-biaya atas
pengungkapan tanggung jawab sosial tersebut. Tingkat profitabilitas
yang semakin tinggi mencerminkan kemampuas entitas dalam
menghasilkan laba semakin tinggi, sehingga entitas mampu untuk
meningkatkan tanggung jawab sosial, serta melakukan pengungkapan
tanggung jawab sosialnya dalam laporan keuangan yang lebih luas.
Hackston & Milne (1996) menemukan tidak ada hubungan yang
signifikan antara tingkat profitabilitas dengan pengungkapan informasi
sosial. Sebaliknya, Anggraini (2006) menemukan pengaruh positif
profitabilitas (NPM) dengan pengungkapan informasi sosial. Penelitian
terbaru oleh Suryono dan Prastiwi (2011) menunjukan hubungan positif
antara profitabilitas yang diproksikan melalui ROA. Oleh karena itu,
penelitian ini mengasumsikan bahwa:
H1: NPM berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report.
38
2. Likuiditas dengan Pengungkapan Sustainability Report
Rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada
kreditur jangka pendek (Almilia dan Retrinasari, 2007). Dalam
Fitriani (2001), Wallace et al (1994) menyatakan bahwa likuiditas
dapat juga dipandang sebagai ukuran kinerja manajemen dalam
mengelola keuangan perusahaan. Dari sisi ini, perusahaan dengan
likuiditas rendah cenderung mengungkapkan lebih banyak informasi
kepada pihak eksternal sebagai upaya untuk menjelaskan lemahnya
kinerja manajemen.
Perusahaan dengan tingkat likuiditas yang tinggi
mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut mampu untuk membayar
kewajiban-kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Kuatnya
kondisi keuangan perusahaan akan memberikan image yang baik bagi
perusahaan tersebut. Salah satu cara untuk meyakinkan para
stakeholder adalah dengan mempublikasikan kegiatan yang berkaitan
dengan sosial dan lingkungan melalui sustainability report yang
terpisah dari laporan tahunan (Suryono dan Prastiwi, 2011). Oleh
karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa:
H2: Tingkat likuiditas berpengaruh terhadap pengungkapan
sustainability report.
39
3. Leverage dengan Pengungkapan Sustainability Report
Leverage mencerminkan tingkat ketergantungan perusahaan
terhadap para investor dan kreditor dalam membiayai asetnya. Rasio
leverage yang tinggi mengakibatkan perusahaan melanggar perjanjian
kredit. Hal ini dikarenakan semakin tinggi leverage artinya semakin
besar porsi pendanaan perusahaan yang dibiayai oleh utang, sehingga
perusahaan cenderung untuk meninggikan laba sekarang. Tujuannya
adalah agar perusahaan dapat dengan mudah untuk memperoleh
pinjaman, sebab laba yang tinggi menggambarkan kondisi keuangan
perusahaan yang kuat dan baik.
Pelaporan laba yang tinggi, juga diimbangi dengan
pengurangan biaya, termasuk biaya untuk pelaporan sosial dan
lingkungan sehingga kinerja keuangannya terlihat bagus. Perusahaan
lebih memilih untuk mengurangi pengungkapan laporan terutama yang
bersifat sukarela, terlebih terpisah dari annual report seperti
sustainability report, yang tentunya akan memakan dana yang cukup
besar. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa:
H3: Leverage berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability
report.
4. Ukuran Perusahaan dengan Pengungkapan Sustainability Report
Semakin besar suatu perusahaan akan semakin disorot oleh
para stakeholder. Dalam kondisi demikian perusahaan membutuhkan
40
upaya yang lebih besar untuk memperoleh legitimasi stakeholder
dalam rangka menciptakan keselarasan nilai-nilai sosial dari
kegiatannya dengan norma perilaku yang ada dalam masyarakat. Oleh
karena itu semakin besar perusahaan akan semakin berkepentingan
untuk mengungkap informasi yang lebih luas (Suryono dan Prastiwi,
2011).
Beberapa penelitian sebelumnya, seperti Hackston dan Milne
(1996), Sembiring (2005), serta Kamil dan Herusetya (2012)
menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
pengungkapan CSR. Hal ini karena semakin besar ukuran perusahaan
maka semakin besar pula informasi yang terkandung di dalamnya,
sehingga perusahaan terdorong untuk melakukan praktik
pengungkapan sustainability report. Oleh karena itu, penelitian ini
mengasumsikan bahwa:
H4 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan
sustainability report.
5. Komite Audit dengan Pengungkapan Sustainabilty Report
Komite audit merupakan alat yang efektif untuk melakukan
mekanisme pengawasan, sehingga dapat mengurangi biaya agensi dan
meningkatkan kualitas pengungkapan perusahaan (Foker, 1992 dalam
Said et.al, 2009). Komunikasi yang terjalin antara komisaris, direksi,
auditor internal dan eksternal, merupakan aspek yang penting dalam
menilai keefektifan dari komite audit (Effendi, dalam Sari, 2013).
41
Dalam pelaksanaan tugasnya, komite audit mempunyai fungsi
membantu dewan komisaris untuk (i) meningkatkan kualitas Laporan
Keuangan, (ii) menciptakan iklim disiplin dan pengendalian yang
dapat mengurangi kesempatan terjadinya penyimpangan dalam
pengelolaan perusahaan, (iii) meningkatkan efektifitas fungsi internal
audit (SPI) maupun eksternal audit, serta (iv) mengidentifikasi hal-hal
yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris/Dewan Pengawas.
Berdasarkan keputusan Bapepam Nomor Kep-24/PM/2004
disebutkan bahwa komite audit mengadakan rapat sekurang-kurangnya
sama dengan ketentuan minimal rapat dewan komisaris yang
ditetapkan anggaran dasar perusahaan. Rapat dilaksanakan untuk
melakukan koordinasi agar efektif dalam menjalankan pengawasan
laporan dan pelaksanaan corporate governance perusahaan agar
menjadi semakin baik. Dengan semakin sering mengadakan rapat,
maka koordinasi komite audit akan semakin baik sehingga dapat
melaksanakan pengawasan terhadap manajemen dengan lebih efektif
dan diharapkan dapat mendukung peningkatan pengungkapan
informasi sosial dan lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan. Ho
dan Wong (2001) dalam Said et.al. (2009) menyatakan bahwa
keberadaan komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap luas
pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) yang dilakukan
perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa:
42
H5: Komite audit berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability
report.
6. Dewan Direksi dengan Pengungkapan Sustainability Report
Keefektivan pengawasan dalam aktivitas perusahaan dapat
dipengaruhi oleh bagaimana dewan direksi dibentuk dan diorganisir.
Kinerja dewan yang baik akan mampu mewujudkan good corporate
governance bagi perusahaan. Dalam penerapannya, pelaksanaan GCG
sangat bergantung pada fungsi-fungsi dari dewan direksi yang
dipercaya sebagai pihak yang mengurus perusahaan. Direksi sebagai
organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara penuh
dalam mengelola perusahaan. Semakin tinggi frekuensi rapat antara
anggota dewan direksi, mengindikasikan semakin seringnya
komunikasi dan koordinasi antar anggota sehingga lebih
mempermudah untuk mewujudkan good corporate governance
(Suryono dan Prastiwi, 2011).
Informasi yang diungkapkan perusahaan tidak hanya informasi
mengenai keuangan, tetapi juga mengenai kinerja sosial dan
lingkungan dalam suatu laporan keberlanjutan (sustainability
reporting). Apabila corporate governance di perusahaan tersebut
sudah berjalan baik, yang tercermin dari seringnya komunikasi dalam
rapat dewan, maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan
43
dalam mengungkapkan kinerjanya. Oleh karena itu, penelitian ini
mengasumsikan bahwa:
H6: Dewan direksi berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability
report.
7. Governance Committee dengan Pengungkapan Sustainability
Report
Setiap perusahaan memiliki visi dan misi mengenai tujuan-
tujuan kegiatan usaha yang akan dilaksanakannya. Tentunya kegiatan
tersebut dapat tercapai dengan adanya sistem tata kelola perusahaan
yang baik. Sistem tata kelola perusahaan yang baik ini menuntut
dibangunnya dan dijalankannya prinsip-prinsip tata kelola perusahaan
(GCG) dalam proses manajerial perusahaan. Boediono, dalam
Pedoman GCG 2006 menjelaskan bahwa good corporate governance
(GCG) berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan
yang melaksanakannya maupun terhadap iklim usaha di suatu negara.
Penciptaan good corporate governance suatu perusahaan dapat
diwujudkan salah satunya melalui pembentukan dan penunjukkan
anggota governance commitee yang kompeten dan berkualitas. Hal ini
dilakukan untuk menjamin bahwa manajemen bertindak yang terbaik
untuk kepentingan stakeholders. Pengungkapan informasi secara detil
akan memberi gambaran kinerja perusahaan sesungguhnya, sehingga
semakin banyak informasi yang diberikan perusahaan, khususnya
dalam sustainability report akan meningkatkan kepercayaan investor
44
dan stakeholders lainnya. Penelitian oleh Khomsiyah (2005) [dalam
Hidayah(2008)] menyimpulkan adanya hubungan antara indeks GCG
dengan kualitas pengungkapan. Oleh karena itu, penelitian ini
mengasumsikan bahwa:
H7: Governance Committee berpengaruh terhadap pengungkapan
sustainability report.
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan menjelaskan pengaruh
variabel independent, yaitu profitabilitas, likuiditas, leverage, serta ukuran
perusahaan, dan corporate governance yang meliputi komite audit, dewan
direksi, dan governance committee terhadap variabel dependen, yaitu
pengungkapan sustainability report. Penelitian ini menggunakan perusahaan
LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012-2014.
Peneliti menggunakan perusahaan LQ45 karena dianggap sebagai tempat yang
tepat bagi peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan berupa laporan
keuangan yang dijadikan sampel.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Sampel
Sampel penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia, dipilih dengan menggunakan purposive sampling dengan
kriteria sebagai berikut:
a. Perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI selama periode 2012-2014.
b. Perusahaan LQ45 yang tidak keluar selama periode pengamatan tahun
2012-2014.
c. Perusahaan LQ45 selain Bank dan lembaga keuangan lainnya yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014.
46
d. Perusahaan yang menerbitkan dan menyajikan laporan keuangan
lengkap sesuai data yang diperlukan dalam penelitian dan dalam mata
uang rupiah selama periode 2012-2014.
e. Perusahaan yang tidak melakukan akuisisi dan merger serta tidak
mengalami perubahan sektor industri maupun perubahan nama selama
periode 2012-2014.
C. Metode Pengumpulan Data
Sesuai dengan data yang diperlukan yaitu data sekunder, maka
metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik dokumentasi yang berdasarkan laporan keuangan
periode 2012 sampai 2014 yang dipublikasikan oleh BEI melalui
download di internet (www.idx.co.id), mengambil dari artikel, jurnal,
penelitian terdahulu, mempelajari buku-buku pustaka yang mendukung
penelitian terdahulu dan proses penelitian serta pengungkapan dalam
berita bisnis, pengungkapan emiten dan sumber-sumber lain yang relevan.
Data yang diperlukan yaitu terkait dengan profitabilitas; likuiditas;
leverage; serta ukuran perusahaan, komite audit; dewan direksi;
governance committee dan pengungkapan sustainability report.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode analisis kuantitatif dengan menggunakan bantuan perangkat lunak
Microsoft Excel 2010 dan SPSS (Statistical Package for Social Sciences)
versi 20.0 sebagai alat untuk menguji data. Tujuan dari analisis ini adalah
47
untuk mendapatkan informasi yang relevan yang terkandung dalam data
tersebut dan menggunakan hasilnya untuk memecahkan suatu masalah.
Metode statistik yang akan digunakan dalam pengujian hipotesa
penelitian ini adalah statistik deskriptif (seperti mean dan deviasi standart)
yang berguna untuk mengetahui karakteristik dari perusahaan yang
dijadikan sampel serta statistik inferensi yaitu berupa pengujian
multivariate dengan menggunakan binary logistic regression dengan
metode enter melalui program SPSS Statistics 20.0.
E. Metode Pengujian Hipotesis
Statistik yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian
ini antara lain:
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
maksimum dan minimum. Statistik deskriptif merupakan statistik
yang menggambarkan atau mendeskripsikan data menjadi sebuah
informasi yang lebih jelas dan mudah untuk dipahami.
2. Analisis Logistic Regression
Penelitian ini menggunakan analisis logistic regression. Model
statistik ini sesuai digunakan dalam penelitian ini sebab variabel
dependennya adalah variabel dummy. Menurut Kuncoro (2001),
logistic regression tidak memiliki asumsi normalitas atas variabel
48
bebas yang digunakan dalam model. Artinya, variabel penjelas tidak
harus terdistribusi normal.
Sejalan dengan hal tersebut, Ghozali (2012) mengatakan
pengujian multivariate dengan binary logistic regression tidak
memerlukan uji normalitas atas variabel bebas yang digunakan dalam
model, artinya variabel penjelas tidak harus memiliki distribusi
normal, linear, maupun memiliki varian yang sama dalam setiap grup.
Hal ini disebabkan oleh teknik estimasi variabel dependen yang
melandasi logistic regression adalah maximum likelihood bukan
asumsi Ordinary Least Square (OLS).
Analisis regresi logit (disebut juga regresi logistik) untuk
melihat faktor-faktor yang berkaitan dengan pengungkapan
sustainability report dianggap tepat karena terdapat variabel dummy
(nominal) dan variabel dependen dan independennya diukur secara
rasio dan internal serta tidak mempertimbangkan asumsi klasik
(Yurianto, 2000).
Dalam melakukan pengujian dengan regresi logistik, terdapat
tiga hal yang perlu dianalisis yaitu:
a. Menilai keseluruhan model (overall model fit)
Pengujian ini dilakukan untuk menilai model yang
dihipotesiskan fit dengan data atau tidak. Pengujian dilakukan
dengan membandingkan nilai antara -2 log likelihood pada awal
(blok number =0) dengan nilai -2 log likelihood pada akhir (blok
49
number =1). Pengurangan nilai antara -2LL awal (initial -2LL
function) dengan nilai -2LL pada langkah awal berikutnya
menunjukkan bahwa variabel yang dihipotesiskan fit dengan data.
Hal ini karena log likelihood pada regresi logistik mirip dengan
“sum of square error” pada model regresi sehingga penurunan log
likelihood menunjukkan model regresi semakin baik.
1) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model summary dalam regresi logistik sama dengan pengujian
R2 pada persamaan regresi linier. Tujuan dari model summary
adalah untuk mengetahui seberapa besar kombinasi variabel
independen mampu menjelaskan variasi variabel dependen.
2) Uji Kelayakan Model Regresi
Kelayakan model regresi ditentukan berdasarkan nilai dari
Hosmer & Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Jika nilai statistik
Hosmer & Lemeshow’s Fit Test lebih besar dari 0,05 maka
hipotesis nol tidak dapat ditolak yang berarti model mampu
memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model
dapat diterima karena sesuai dengan data observasinya.
Dasar pengambilan keputusan:
Jika probabilitas > 0,05 H0 diterima
Jika probabilitas < 0,05 H0 ditolak
50
b. Menguji Koefisien Regresi
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah masing-
masing variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen dengan menggunakan Wald statistic dan nilai
probabilitas. Wald statistic memberikan tingkat signifikansi secara
statistik untuk masing-masing koefisien. Nilai Wald statistic
dibandingkan dengan tabel X2, sedangkan nilai probabilitas
dibandingkan dengan α (5%).
Penentuan penerimaan atau penolakan H0 didasarkan pada tingkat
signifikansi α (5%) dengan kriteria sebagai berikut :
1) H0 tidak dapat ditolak apabila statistik Wald hitung < Chi
Square tabel dan nilai probabilitas (sig) > tingkat signifikansi
(α) 5%. Hal ini berarti HA ditolak atau hipotesis yang
menyatakan variabel independen berpengaruh terhadap
variabel dependen ditolak.
2) H0 ditolak apabila statistik Wald hitung > Chi Square tabel,
dengan nilai probabilitas (sig) < tingkat signifikansi (α) 5%.
Hal ini berarti HA diterima atau hipotesis yang menyatakan
variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen
diterima.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara odds
dan variabel bebas. Estimasi maksimum likelihood parameter dari model
dapat dilihat pada tampilan output variable in the equation. Model analisis
51
logit dalam metode maksimum likelihood, dapat dinyatakan dengan
persamaan:
𝐿𝑛 𝑃 (𝑠ustainability) = 𝛼+𝛽𝑋1+𝛽𝑋2+𝛽𝑋3+𝛽X4+𝛽X5+𝛽X6+𝛽X7
1−𝑃(𝑠ustainability)
Di mana:
P = Probabilitas atau kemungkinan pengungkapan
sustainabality report
X1 = profitabilitas
X2 = likuiditas
X3 = leverage
X4 = ukuran perusahaan
X5 = komite audit
X6= dewan direksi
X7= governance committee
𝛼 = Konstanta
𝛽 = Koefisien regresi logit
Ln = Log of odds
F. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45. Data-data yang
digunakan meliputi laporan keuangan periode 2012-2014, gambaran
umum perusahaan dan data lain yang dibutuhkan dalam penelitian.
Variabel independen terdiri dari profitabiltas, likuiditas, leverage, ukuran
52
Current Ratio=
perusahaan, komite audit, dewan direksi dan governance comitte terhadap
variabel dependen, yaitu pengungkapan sustainability report. Definisi
operasional variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel Independen
a. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan
para eksekutif perusahaan dalam menciptaan tingkat keuntungan
baik dalam bentuk laba perusahaan maupun nilai ekonomis atas
penjualan, aset bersih perusahaan, maupun modal sendiri
(shareholders equity) (Sari, 2013). Profitabilitas dalam penelitian
ini diukur dengan menggunakan Net Profit Margin (NPM).
Net Profit Margin =
b. Likuiditas
Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai
kemampuan entitas untuk membayar semua liabilitas finansial
jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aset
lancar yang tersedia (Kamil dan Herusetya, 2012). Rasio likuiditas
diukur dengan menggunakan current ratio.
53
c. Leverage
Rasio leverage merupakan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya baik jangka pendek maupun
jangka panjang jika suatu perusahaan dilikuidasi (Suryono dan
Prastiwi, 2011). Rasio leverage diukur dengan menggunakan debt
to equity ratio.
d. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total
aset, penjualan, atau ekuitas (Almilia, 2007). Ukuran perusahaan
merupakan skala yang digunakan dalam menentukan besar
kecilnya suatu perusahaan (Sari, 2013). Dalam penelitian ini
varibel ukuran perusahaan diproksikan dengan menggunakan nilai
log of total asset yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan,
tujuannya agar mengurangi perbedaan yang signifikan antara
ukuran perusahaan besar dan ukuran perusahaan kecil sehingga
data total aset dapat terdistribusi normal. Rumus yang digunakan
adalah:
Size = Log natural (total aset)
54
e. Komite Audit
Komite yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai penghubung
antara dewan direksi dan audit ekternal, internal auditor serta
anggota independen, yang memiliki tugas untuk memberikan
pengawasan auditor, memastikan manajemen melakukan tindakan
korektif yang tepat terhadap hukum dan regulasi (Suryono dan
Prastiwi, 2011). Komite audit diproksikan melalui jumlah rapat
antara anggota komite audit pada suatu perusahaan selama periode
satu tahun untuk mengukur pelaksanaan corporate governance.
f. Dewan Direksi
Dewan direksi merupakan bagian perseroan yang
bertanggung jawab penuh terhadap kepengurusan perseroan untuk
kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di
dalam maupun di luar pengadilan, sesuai dengan pelaksanaan
corporate governance untuk dewan direksi diukur melalui jumlah
rapat antara anggota dewan direksi yang telah terjadi selama
periode satu tahun. Rapat antara anggota dewan direksi
merefleksikan keefektifan dalam komunikasi dan koordinasi antara
anggota dewan direksi untuk mewujudkan good corporate
governance (Suryono dan Prastiwi, 2011).
55
g. Governance Committee
Menurut Suryono (2011) governance committee merupakan
sebuah komite yang terdiri dari beberapa anggota dewan direksi,
yang memiliki tugas untuk mengembangkan dan merekomendasi
kepada dewan, pedoman dalam pelaksanaan dan etika corporate
governance. Dalam penelitian ini, pelaksanaan corporate
governance yang dilakukan perusahaan dilihat dengan keberadaan
dari pembentukan governance committee. Variabel ini
menggunakan dummy. Pengukuran dilakukan dengan memberikan
nilai 1 untuk perusahaan yang terdapat pembentukan governance
committee dan 0 untuk perusahaan yang tidak melakukan
pembentukan governance committee.
2. Variabel Dependen
Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
praktik pengungkapan sustainability report (laporan keberlanjutan)
oleh suatu perusahaan. Sustainability report merupakan laporan yang
berisi praktik dalam mengukur dan mengungkapkan aktivitas sosial
dan lingkungan perusahaan, sebagai tanggung jawab kepada
stakeholder internal dan eksternal mengenai kinerja organisasi dalam
mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan (GRI, 2006). Variabel
ini menggunakan dummy. Pengukuran dilakukan dengan memberikan
nilai 1 untuk perusahaan yang melakukan pengungkapan sustainability
report dan 0 untuk perusahaan yang tidak melakukan pengungkapan.
56
Ringkasan variabel dan pengukuran masing-masing variabel
independen dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
No. Variabel Pengukuran Variabel Skala
Pengukuran
1
Profitabilitas
Net Profit Margin = Rasio
2
Likuiditas Current Ratio = Rasio
3
Leverage Rasio
4
Ukuran Perusahaan
Nilai log natural of total asset yang
dimiliki oleh masing-masing
Perusahaan Rasio
5
Komite Audit
Jumlah rapat antara anggota komite
audit
Rasio
6 Dewan Direksi
Jumlah rapat antara direksi selama
periode setahun Rasio
7 Governance
Committee
Perusahaan yang sudah membentuk
governance committee = 1 Perusahaan
yang belum membentuk governance
committee = 0
Nominal
8 Pengungkapan
Sustainability Report
Perusahaan yang mengungkapkan
sustainability report = 1, perusahaan
yang tidak mengungkapkan
sustainability report = 0
Nominal
57
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Gambaran umum objek penelitian menyajikan pemilihan sampel
dan kelompok perusahaan yang menjadi populasi dari penelitian ini.
Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) dari tahun 2012 hingga tahun 2014, kecuali perusahaan-
perusahaan yang termasuk dalam kategori banking, credits agencies other
than bank, securities, dan insurance. Perusahaan-perusahaan tersebut
tidak dimasukkan ke dalam sampel penelitian karena terdapat perbedaan
dalam analisis kinerja keuangan yang dilakukan yang memungkinkan
perusahaan-perusahaan tersebut melakukan aktivitas yang cenderung lebih
fokus pada keuangan, sehingga diindikasikan memiliki karakteristik
perusahaan yang berbeda dengan perusahaan-perusahaan sampel lain pada
umumnya.
2. Deskripsi Sampel Penelitian
Objek penelitian berupa perusahaan LQ45 yang dipilih dengan
menggunakan purposive sampling. Kemudian objek penelitian tersebut
58
dikelompokkan menjadi dua kategori berdasarkan pengungkapan
sustainability report, yaitu:
a. Perusahaan yang mengungkapkan sustainability report.
b. Perusahaan yang tidak mengungkapkan sustainability report.
Sebagaimana tujuan dari penelitian ini, pengujian signifikansi
pengaruh dari variabel independen yang terdiri dari net profit margin,
current ratio, debt to equity ratio, total asset, jumlah rapat komite audit,
jumlah rapat dewan direksi serta governance committee terhadap
sustainability report. Hal ini dikarenakan penerapan sustainability report
dalam bentuk skala nominal.
Tabel 4.1
Rincian Sampel Penelitian
No Kriteria Pelanggaran Jumlah
1 Perusahaan LQ45 yang terdaftar di
BEI selama periode 2012-2014 135
2 Perusahaan LQ45 yang tidak keluar
selama periode pengamatan tahun
2012-2014
(36) 99
3 Perusahaan LQ45 selain bank dan
lembaga keuangan lainnya yang
terdaftar di BEI periode 2012-2014
(18) 81
4 Perusahaan yang menerbitkan dan
menyajikan laporan keuangan lengkap
sesuai data yang diperlukan dalam
penelitian dan dalam mata uang rupiah
selama periode 2012-2014
(6) 75
5 Perusahaan yang tidak melakukan
akuisi dan merger serta tidak
mengalami perubahan sektor industry
maupun perubahan nama selama
(0) 75
59
periode 2012-2014
Total Sampel Selama Periode Penelitian 75
Sumber: Data Sekunder diolah,2016
Perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
selama periode 2012-2014 berjumlah 135 perusahaan. Dari 135
perusahaan tersebut, ditemukan 36 perusahaan yang keluar masuk dari
LQ45 selama periode 2012-2014, terdapat 18 perusahaan yang masuk ke
dalam kategori banking, credits agencies other than bank, securities, dan
insurance, serta 6 perusahaan yang laporan tahunannya tidak
menampilkan data yang tidak lengkap. Jadi, jumlah perusahaan yang bisa
dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 75 sampel
perusahaan selama periode 2012-2014.
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model
penelitian regresi logistik (logistic regression). Tujuannya adalah untuk
memperoleh gambaran menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen,
yaitu karakteristik perusahaan (profitabilitas, likuiditas, leverage dan ukuran
perusahaan ) dan corporate governance (jumlah rapat komite audit, jumlah
rapat dewan direksi, dan governance committee) terhadap variabel dependen,
yaitu pengungkapan sustainability report.
60
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif memberikan suatu gambaran atau
deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata
(mean), standar deviasi dari masing-masing variabel penelitian. Hasil
analisis deskriptif dengan menggunakan SPSS 20.0 dari variabel-variabel
penelitian ini adalah diperoleh sebanyak 75 data observasi. Sebagai
tinjauan terhadap data penelitian, berikut ini akan disajikan ringkasan
data-data dalam bentuk statistik deskriptif untuk masing-masing variabel
yang dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
NPM 75 -.082 .717 .17001 .126593
CR 75 .419 6.148 2.16862 1.255297
DER 75 .158 3.563 .79751 .547286
Size 75 15.837 19.279 17.17793 .793627
KA 75 3.000 59.000 13.41333 13.437637
DD 75 2.000 82.000 26.77333 19.745388
Valid N (listwise) 75
Sumber: data output SPPS 20
Dalam penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu skala rasio dan
skala nominal. Variabel yang menggunakan skala rasio dalam penelitian
ini terdiri dari Net Profit Margin (NPM), Current Ratio (CR), Debt to
Equity Ratio (DER), Size. Komite Audit (KA) dan Dewan Direksi (DD).
61
Sedangkan yang menggunakan data nominal adalah vaiabel Governance
Commite (GC).
Untuk variabel Net Profit Margin dengan menggunakan statistik
deskriptif hasil analisisnya adalah nilai minimum sebesar -0,082 dan nilai
maksimum sebesar 0,717 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 0,17001
dan standar deviasi 0,126593. Nilai minimum terjadi pada perusahaan
Aneka Tambang pada tahun 2014, hal ini menunjukan bahwa pada tahun
2014 perusahaan Aneka Tambang memiliki tingkat profitabilitas paling
sedikit dibandingkan perusahaan sejenis lainnya. Dan nilai maksimum
terjadi pada perusahaan Bumi Serpong Damai pada tahun 2014
menunjukan bahwa pada tahun tersebut perusahaan memiliki tingkat
profitabilitas tertinggi.
Hasil analisis deskriptif variabel Current Ratio menunjukan nilai
minimum sebesar 0,419 dan nilai maksimum sebesar 6,148 dengan rata-
rata sebesar 2,16862 dan standar deviasi sebesar 1,255297. Nilai minimum
terjadi pada perusahaan Xl Axiata tahun 2012 dan nilai maksimum terjadi
pada perusahaan Indosemen Tunggal Prakarsa tahun 2013.
Hasil analisis deskriptif variabel Debt to Equity Ratio menunjukan
nilai minimum sebesar 0,158 dan nilai maksimum sebesar 3,563 dengan
nilai rata-rata sebesar 0.79751 dan standar deviasi sebesar 0,547286. Nilai
62
minimum terjadi pada perusahaan Indosemen Tunggal Prakarsa tahun
2013 sedangkan nilai maksimum terjadi pada perusahaan Xl Axiata tahun
2014.
Hasil analisis deskriptif variabel Size menunjukan nilai minimum
sebesar 15,837 dan nilai maksimum sebesar 19,279 dengan nilai rata-rata
sebesar 17,17793 dan standar deviasi sebesar 0,793627. Nilai minimum
terjadi pada perusahaan PP London Sumatera tahun 2012 sedangkan nilai
maksimum terjadi pada perusahaan Astra Internasional tahun 2014.
Hasil analisis deskriptif variabel Komite Audit menunjukan nilai
minimum sebesar 3,000 dan nilai maksimum sebesar 59,000 dengan nilai
rata-rata sebesar 13,41333 dengan nilai standar deviasi sebesar 13,437637.
Nilai minimum terjadi pada perusahan Xl Axiata tahun 2013 sedangkan
nilai maksimum terjadi pada perusahaan Tambang Batubara Bukit Asam
tahun 2014.
Hasil analisis deskriptif variabel Dewan Direksi menunjukan nilai
minimum sebesar 2,000 dan nilai maksimum sebesar 82,000 dengan nilai
rata-rata sebesar 26,77333 dan nilai standar deviasi sebesar 19,745388.
Nilai minimum terjadi pada perusahaan Global Media Com tahun 2014
sedangkan nilai maksimum terjadi pada perusahaan Tambang Batubara
Bukit Asam tahun 2014.
63
Sedangkan untuk variabel governance committee yang
menggunakan skala pengukuran nominal, nilai rata-rata dan standar
deviasi tidak tepat digunakan sebagai alat analisis kualitas data, karena
kode angka yang digunakan dalam skala pengukuran nominal hanya
berfungsi sebagai label kategori semata tanpa nilai intrinsik dan tidak
memiliki arti apa-apa (Ghozali, 2012).
C. Uji Logistic Regression
Uji logistic regression dilakukan untuk melihat faktor-faktor yang
berkaitan dengan pengungkapan laporan berkelanjutan dianggap tepat karena
terdapat variabel dummy (nominal) dan variabel independennya diukur secara
rasio dan internal serta tidak mempertimbangkan asumsi klasik (Yurianto,
2000). Dalam melakukan pengujian ini terdapat tiga hal yang perlu di analisis
yaitu :
1. Menilai keseluruhan model (overall model fit)
Pengujian ini dilakukan untuk menilai model yang
dihipotesiskan fit dengan data atau tidak. Pengujian dilakukan dengan
membandingkan nilai antara -2 log likelihood pada awal (block
number=0) dengan nilai -2 log likelihood pada akhir (block
number=1). Pengurangan nilai antara -2LL awal (initial -2LL
function) dengan nilai -2LL pada langkah awal berikutnya
menunjukkan bahwa variabel yang dihipotesiskan fit dengan data. Hal
64
ini karena Log Likelihood pada regresi logistik mirip dengan “sum of
square error” pada model regresi sehingga penurunan Log Likelihood
menunjukan model regresi semakin baik.
Tabel 4.3
Overall model fit test
Sumber: data Output SPSS 20
Dari tabel diatas dapat diketahui jika Nilai -2LL awal adalah
sebesar 102,889. Setelah dimasukkan ketujuh variabel independen,
maka nilai -2LL awal pada langkah berikutnya menjadi 58,982. Log
likelihood pada regresi logistik terjadi penurunan sebesar 43.907. Hal
ini mengindikasikan penurunan nilai log likehood menunjukkan model
yang semakin baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit
dengan data.
a) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Nilai Cox dan Snell’s R dan Nagelkerke’s R square juga
digunakan untuk menilai model fit. Hasil SPSS pada tabel 4.4
menunjukan bahwa memberikan nilai Cox dan Snell’s R square
0,443 dan nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,594 yang berarti
variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh
variabilitas independen sebesar 59,4%. Sedangkan sisanya 40,6%
-2 Log Likelihood (LL)
block Number = 0
-2 Log Likelihood (LL)
block Number = 1
102.889 58.982
65
dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel penelitian ini, seperti
tipe industri, aktivitas perusahaan, ukuran dewan komisaris dan
sebagainya.
Tabel 4.4
b) Uji Kelayakan Model Regresi
Kelayakan model regresi ditentukan berdasarkan nilai dari
Hosmer & lemeshow’s Goodness of Fit test. Hasil SPSS pada tabel
4.5 menunjukan nilai statistik Hosmer & lemeshow’s test sebesar
8.496 dengan probabilitas signifikan 0,291 dengan nilai signfikansi
yang lebih dari 0,05 maka tidak diperoleh adanya perbedaan data
estimasi regresi logistik dengan data observasinya. Sehingga
model regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini layak
dipakai untuk penelitian selanjutnya.
Tabel 4.5
Sumber: data output SPSS 20
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 58.982a .443 .594
Sumber: data output SPSS 20
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square Df Sig.
1 8.496 7 .291
66
2. Menguji Koefisien Regresi Logistik
Tahap akhir adalah uji koefisien regresi, dimana hasilnya dapat
di lihat pada tabel 4.6 di bawah ini.
Tabel 4.6
Hasil pengujian terhadap koefisien regresi menghasilkan
model berikut ini:
Ln P (sustainability) = -12,865 + 0,007 NPM – 0,317 CR
1-P (sustainability) – 1,713 DER + 0,678 Size + 0,077 KA
+ 0,059 DD + 2,150 GC
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a
NPM .007 .031 .055 1 .814 1.007
CR -.317 .349 .823 1 .364 .729
DER -1.713 .816 4.413 1 .036 .180
Size .678 .586 1.340 1 .247 1.970
KA .077 .037 4.432 1 .035 1.080
DD .059 .029 4.268 1 .039 1.061
GC 2.150 .807 7.107 1 .008 8.588
Constant -12.865 10.210 1.588 1 .208 .000
Sumber: data output SPSS 20
67
Berdasarkan pengujian regresi logistik (logistic regression)
sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, interpretasi
hasil disajikan dalam tujuh bagian. Adapun penjelasannya adalah
sebagai berikut
a) Pengaruh Profitabilitas terhadap Pengungkapan Sustainability
Report
Dari data table 4.6 diatas menunjukan bahwa variabel NPM
mempunyai nilai koefisien regresi sebesar 0,007 dengan
probabilitas variabel sebesar 0,814 lebih besar dari signifikansi
0,05. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis 1 ditolak, dengan
demikian terbukti bahwa NPM tidak memiliki pengaruh terhadap
sustainability report.
Hasil hipotesis ini mendukung penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Almilia dan Retrinasari (2007). Hasil penelitian ini
tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Singhvi dan
Desai (1971) bahwa profit margin yang tinggi akan mendorong
para manajer untuk memberikan informasi yang lebih terinci,
sebab mereka ingin meyakinkan investor terhadap profitabilitas
perusahaan dan kompensasi terhadap manajemen.
Tidak berpengaruhnya variabel profitabilitas yang diuji
terhadap pengungkapan sustainability report karena tingkat NPM
68
yang tinggi akan memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada
manajemen untuk mengungkapkan atau tidak mengungkapkan
suatu informasi. Argumen lain terkait penolakan hipotesis ini
adalah kelemahan net profit margin sebagai alat pengukur kinerja.
b) Pengaruh Likuiditas terhadap Pengungkapan Sustainability
Report
Variabel CR menunjukan nilai koefisien regeresi sebesar -
0,317 dengan probabilitas variabel sebesar 0,364 lebih besar dari
signifikansi 0,05. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis 2 ditolak,
dengan demikian terbukti bahwa CR tidak berpengaruh terhadap
sustainability report. Hasil hipotesis ini didukung oleh penelitian
yang dilakukan Suryono dan Prastiwi (2011), Luthfia (2012) serta
Idah (2013). Namun, hipotesis ini tidak sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Saputro dan Linda (2013).
Luthfia (2012) menyatakan bahwa likuiditas adalah
gambaran perusahaan untuk melunasi keuangan perusahaan
sebelum memberikan kredit agar tidak terjadi kredit macet.
Menurut Suryono dan Prastiwi (2011) bahwa likuiditas tidak
berpengaruh terhadap praktik pengungkapan sustainability report
dikarenakan pemberi pinjaman lebih fokus memperhatikan
mengenai kinerja keuangan daripada informasi tambahan
69
mengenai aktivitas sosial dan lingkungan melalui sustainability
report.
c) Pengaruh Leverage terhadap Pengungkapan Sustainability
Report
Variabel DER menunjukan nilai koefisien regresi sebesar
-1.713 dengan probabilitas sebesar 0,036 lebih kecil dari
signifikansi 0,05 menunjukan bahwa DER memiliki pengaruh
signifikan terhadap sustainability report. Hal ini berarti bahwa
hipotesis 3 diterima. Hasil hipotesis didukung oleh penelitian
yang dilakukan oleh Nasir et.al (2014) serta Aniktia dan
Muhammad (2015). Namun, hasil penelitian ini bertentangan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Marsono (2013).
Berpengaruhnya leverage terhadap pengungkapan
sustainability report karena perusahaan dengan leverage tinggi
berupaya untuk mendapatkan legitimasi dari stakeholder (termasuk
kreditor dan investor) melalui sustaianability report. Aniktia dan
Muhammad (2015) menyatakan bahwa semakin banyak investor
yang menjadikan laporan keberlanjutan sebagai pertimbangan
dalam proses pengambilan keputusan. Perhatian terhadap rasio
utang perusahaan yang tinggi dapat dialihkan melalui
sustainability report. Pengungkapan sustainability report dapat
70
menjaga dukungan dan kepercayaan dari para kreditor. Informasi
keberlanjutan dapat membantu pemberi pinjaman untuk
menentukan faktor risiko yang terkait dengan praktek bisnis
perusahaan (Nasir et.al, 2014).
d) Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan
Sustainability Report
Variabel Size menunjukan nilai koefisien regresi 0,678
dengan nilai probabilitas sebesar 0,247 lebih besar dari signifikansi
0,05. Hal ini menunjukan hipotesis 4 ditolak, dengan demikian
berarti Size tidak berpengaruh signifikan terhadap sustainability
report. Hasil hipotesis didukung oleh penelitian yang telah
dilakukan Nasir et.al (2014) serta Sari dan Marsono (2013).
Namun hipotesis ini tidak konsisten dengan penelitian Suryono
dan Prastiwi (2011) serta Idah (2013).
Tidak berpengaruhnya ukuran perusahaan terhadap
pengungkapan sustainability report karena perusahaan besar,
memiliki dorongan untuk menahan informasi yang mengandung
nilai relevan untuk menghindari tekanan biaya politik dalam
hukum dan kenaikan pajak, serta tekanan untuk melaksanakan
tanggung jawab social (Sari dan Marsono, 2013). Oleh karena
alasan-alasan tersebut, dimungkinkan manajemen lebih memilih
71
untuk mengungkapkan laporan yang seperlunya saja. Hal ini
membuktikan bahwa peningkatan total asset perusahaan tidak
menjamin perusahaan tersebut untuk mengungkapkan
sustainability report.
e) Pengaruh Komite Audit terhadap Pengungkapan
Sustainability Report
Variabel KA menunjukan nilai koefisien regresi 0,77
dengan nilai probabilitas sebesar 0,035 lebih kecil dari signifikansi
0,05 yang berarti variabel KA memiliki pengaruh signifikan
terhadap sustainability report. Hal ini menunjukan hipotesis 5
diterima. Hasil hipotesis didukung oleh penelitian yang telah
dilakukan Suryono dan Prastiwi (2011), Sari dan Marsono (2013)
serta Aniktia dan Muhammad (2015). Namun, hasil penelitian ini
tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aziz (2014).
Menurut penelitian Collier (1993) dalam Suryono dan
Prastiwi (2011) menyatakan bahwa keberadaan komite audit
membantu menjamin pengungkapan dan sistem pengendalian agar
berjalan dengan baik. Semakin sering komite audit melakukan
pertemuan dan saling berkomunikasi, maka beberapa temuan audit
akan dievaluasi dan dilaporkan kepada manajemen, sehingga dapat
mendorong manajemen untuk melakukan pengungkapan yang
72
lebih baik. Untuk menuju pengungkapan informasi yang lebih
baik, selain menerbitkan laporan keuangan yang berintegritas,
Pihak manajemen mengungkapkan informasi dalam laporan
tambahan, yaitu pengungkapan sustainability report.
f) Pengaruh Dewan direksi terhadap Pengungkapan
Sustainability Report
Variabel DD menunjukan nilai koefisien regresi 0,59
dengan nilai probabilitas sebesar 0,039 lebih kecil dari signifikansi
0,05 yang berarti variabel DD berpengaruh signifikan terhadap
sustainability report. Hal ini menunjukan hipotesis 6 diterima.
Hasil hipotesis ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
Suryono dan Prastiwi (2011), Luthfia (2012) serta Idah (2013).
Namun, hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sari dan Marsono (2013) serta Nasir et.al (2014).
Tugas tanggung jawab sosial yang dimiliki dewan direksi
menjelaskan bahwa dewan direksi harus mempunyai perencanaan
tertulis yang jelas dan fokus dalam melaksanakan tanggung jawab
sosial perusahaan (Luthfia, 2012). Realisasi perencanaan tertulis
yang jelas mengenai tanggung jawab perusahaan dapat
dipublikasikan melalui sustainability report. Oleh karena itu,
tanggung jawab sosial yang diungkapkan melalui sustainability
73
report menegaskan bahwa perusahaan memperhatikan
stakeholder-nya untuk mendapatkan legitimasi dari masyarakat.
Menurut Suryono dan Prastiwi (2011), kinerja dewan
direksi yang baik akan mampu mewujudkan good corporate
governance bagi perusahaan. Dalam penerapannya, pelaksanaan
good corporate governance sangat bergantung pada fungsi-fungsi
dari dewan direksi yang dipercaya sebagai pihak pengurus
perusahaan. Kemampuan dewan direksi dalam proses pengambilan
keputusan mempunyai peranan yang besar bagi perusahaan. Oleh
karena itu, frekuensi rapat antar anggota dewan direksi
menyebabkan semakin seringnya komunikasi serta koordinasi
antara anggota sehingga mempermudah dalam mewujudkan good
corporate governance.
g) Pengaruh Governance Committee terhadap Pengungkapan
Sustainability Report
Variabel GC menunjukan nilai koefisien regresi 2.150
dengan nilai probabilitas sebesar 0.008 lebih kecil dari signifikansi
0,05 yang berarti variabel GC berpengaruh signifikan terhadap
sustainability report. Hal ini menunjukan hipotesis 7 diterima.
Hasil hipotesis ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Luthfia (2012), Idah (2013), Nasir et.al (2014) serta Aniktia
74
dan Muhammad (2015). Namun hasil penelitian ini bertentangan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryono dan Prastiwi
(2011).
Governance committee merupakan komite tambahan yang
dibentuk oleh dewan komisaris dalam mendukung pelaksanaan
good corporate governance. Salah satu prinsip GCG yaitu
responsibility mengharuskan perusahaan melakukan kegiatan
tanggung jawabsosial perusahaan sabagai bentuk perhatian
terhadap stakeholder-nya serta untuk mendapatkan pencitraan
yang baik di mata masyarakat (Luthfia, 2012). Governance
committee merekomendasikan pengungkapan tanggung jawab
sosial melalui sustainability report.
Menurut Idah (2013) keberadaan governance committee
memilki hubungan dengan pengungkapan sustainability report
suatu perusahaan. Governance committee dapat memberikan
rekomendasi berupa inisiatif untuk melakukan pengungkapan
sosial lingkungan yang lebih dalam mewujudkan salah satu prinsip
good corporate governance yaitu transparancy. Hal tersebut
diwujudkan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial melalui
sustainability report sebagai respon perusahaan akan tekanan dari
publik maupun sebagai reaksi atas permintaan stakeholders.
75
Hasil output uji hipotesis dengan regresi logistik SPSS versi
20.0 diringkas dalam tabel 4.7 dibawah ini:
Tabel 4.7
Ringkasan Hasil Penelitian
No Hipotesis Keterangan Hasil
1 H1 Profitabilitas berpengaruh
terhadap pengungkapan
Sustainability Report
Ditolak dengan
sig.0.814>0.05
2 H2 Likuiditas berpengaruh
terhadap pengungkapan
Sustainability Report
Ditolak dengan
sig.0.364>0.05
3 H3 Leverage berpengaruh
terhadap pengungkapan
Sustainability Report
Diterima dengan
sig. 0.036<0.05
4 H4
Ukuran Perusahaan
berpengaruh terhadap
pengungkapan
Sustainability Report
Ditolak dengan
sig.0.247>0.05
5 H5 Komite Audit berpengaruh
terhadap pengungkapan
Sustainability Report
Diterima dengan
sig. 0.035<0.05
6 H6
Dewan Direksi
berpengaruh terhadap
pengungkapan
Sustainability Report
Diterima dengan
sig. 0.039<0.05
7 H7
Governance Committee
berpengaruh terhadap
pengungkapan
Sustainability Report
Diterima dengan
sig. 0.008<0.05
76
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini meneliti tentang pengaruh karakteristik perusahaan yang
meliputi profitabilitas, likuiditas, leverage, serta ukuran perusahaan; dan
corporate governance yang meliputi komite audit, dewan direksi, dan
governance committee terhadap pengungkapan sustainability repor pada
perusahaan yang terdaftar di LQ45 periode 2012-2014. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan terhadap 75 sampel perusahaan diperoleh hasil
bahwa:
1. Variabel net profit margin tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian ini konsisten dengan
hasil penelitian Almilia dan Retrinasari (2007).
2. Variabel current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian ini konsisten dengan
hasil penelitian Suryono dan Prastiwi (2011), Luthfia (2012) serta Idah
(2013).
3. Variabel debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian ini konsisten dengan
hasil penelitian Nasir et.al (2014) serta Aniktia dan Muhammad (2015).
77
4. Variabel size tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
sustainability report. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Sari
dan Marsono (2013) dan Nasir et.al (2014).
5. Variabel komite audit berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
sustainability report. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian
Suryono dan Prastiwi (2011), Sari dan Marsono (2013) serta Aniktia dan
Muhammad (2015).
6. Variabel dewan direksi berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
sustainability report. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian
Suryono dan Prastiwi (2011), Luthfia (2012) serta Idah (2013).
7. Variabel governance committee berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian ini mendukung hasil
penelitian yang dilakukan oleh Luthfia (2012), Idah (2013) ), Nasir et.al
(2014) serta Aniktia dan Muhammad (2015).
B. Implikasi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
pengembangan ilmu pemeriksaan akuntansi yang khususnya membahas
mengenai pengungkapan sustainability report. Serta diharapkan dapat
memberikan informasi tambahan mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi perusahaan dalam pembuatan sustainability report, dalam hal
78
ini faktor yang mempengaruhinya adalah DER, komite audit, dewan direksi
dan governance committee.
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis
mengemukakan beberapa implikasi yang mungkin bermanfaat bagi pihak-
pihak yang berkepentingan di bawah ini sebagai berikut:
1. Akademisi
Penelitian ini dapat dijadikan informasi untuk menambah wawasan
mengenai sustainability, sustainability development, pengembangan
teknologi sustainability report dalam suatu perusahaan, serta menjelaskan
mengenai pengaruh corporate governance dan karakteristik perusahaan
terhadap pengungkapan sustainability report pada perusahaan LQ45 yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Perusahaan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu perusahaan dalam
mempertimbangkan pembuatan sustainability report, karena saat ini
sustainability report sudah menjadi kebutuhan yang akan berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup perusahaan dan masyarakat di masa yang
akan datang.
3. Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
para investor untuk mempertimbangkan keputusan pengambilan investasi
79
sehingga tidak lagi hanya menjadikan laba sebagai satu-satunya indikator
untuk menilai prospek usaha, melainkan juga kepedulian perusahaan pada
masyarakat dan alam.
4. Pemerintah
Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan kepada regulator atas
efektivitas penerapan UU PT No.40 Tahun 2007 oleh perusahaan-
perusahaan publik di Indonesia.
5. Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengontrol perilaku-
perilaku perusahaan dan memeberikan informasi akan hak-hak yang dapat
diperoleh masyarakat serta lingkungan sekitar akibat dari aktivitas
perusahaan.
C. Saran
Penelitian mengenai pengungkapan sustainability report di masa yang
akan datang diharapkan mampu memberikan hasil penelitian yang lebih
berkualitas dengan mempertimbangkan saran di bawah ini:
1. Penelitian selanjutnya mungkin dapat memperluas sampel dengan
mempertimbangkan seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI sebagai
populasi penelitian, tidak hanya sebatas pada perusahaan LQ45 yang
terdaftar di BEI. Seperti memfokuskan penelitiannya hanya pada
80
perusahaan yang termasuk industri pertambangan terkait UU No.40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas.
2. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel lainnya untuk
menghasilkan penelitian yang lebih baik. Misal, menambah variabel
karakteristik perusahaan seperti tipe industri, aktivitas perusahaan.
Sedangkan variabel corporate governance bisa ditambahkan kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional dan dewan komisaris.
3. Diharapkan periode pada penelitian selanjutnya lebih dari tiga tahun,
sehingga dapat melihat kecenderungan pengungkapan sustainability
report dengan lebih panjang.
81
DAFTAR PUSTAKA
Almilia, Luciana dan Ikka Retrinasari. Analisis Pengaruh Karakteristik
Perusahaan terhadap Kelengkapan Pengungkapan dalam Laporan
Tahunan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ. Seminar Nasional
FE Universitas Trisakti Jakarta. 2007.
Anggraini. Pengungkapan Informasi Sosial Dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pengungkapan Infromasi Sosial Dalam Laporan Keuangan
Tahunan (Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar
Pada Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi 9. Padang. 2006
Aniktia, Ria dan Muammad Kafid. Pengaruh Mekaniseme Good Corporate
Governance Dan Kinerja Keuangan Terhadap Pengungkapan
Sustainability Report. Jurnal Universitas Negeri Semarang Vol. 4, No. 3.
2015.
Aziz, Abdul. Analisis Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) Terhadap
Kualitas Pengungkapan Sustainability Report (Studi Empiris Pada
Perusahaan Di Indonesia Periode Tahun 2011-2012). Jurnal Audit dan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura Vol. 3, No. 2. 2014.
Bapepam. Surat Edaran Bapepam, No.SE-24/PM/2004. Tentang Komite Audit.
2004.
Brigham dan Houston. Fundamentals of Financial Management, Dasar-dasar
Manajemen Keuangan. Buku 1 Edisi 10, Salemba Empat. Jakarta. 2009.
Dilling, Petra F.A. Sustainability Reporting In A Global Context : What Are The
Characteristics of Corporations That Provide High Quality Sustainability
Reports-An Empirical Analysis. Dalam International Business & Economics
Research Journal. Vol. 9, No. 1. New York Institute of Technology.
Canada. 2010.
Effendi, Muh.Arief. The Power of Good Corporate Governance: Teori dan
Implementasi. Salemba 4, Jakarta. 2009.
Fitriani. Signifikasi Perbedaan Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Wajib dan
Sukarela Pada Laporan Keuangan Perusahaan Publik Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Jakarta. Makalah dipresentasikan dalam Simposium Nasional
Akuntansi IV. 2001.
82
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 20.
Cetakan VI, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2012.
Global Report Initiative. Sustainability Reporting Guideliness. Version 4.0,
Netherland, 2015.
Hackston, David and Markus J. Milne. Some Determinants of Social and
Environmental Disclosure in New Zealand Companies. Accounting,
Auditing and Accountability Journal.Vol. 9, No. 1. 1996.
Hidayah, Erna. Pengaruh Kualitas Pengungkapan Informasi terhadap Hubungan
Antara Penerapan Corporate Governance dengan Kinerja Perusahaan di
BEJ. Jurnal Akuntansi Vol.12, No 1. 2008.
Idah. Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan Terhadap
Pengungkapan Sustainability Report. Jurnal Universitas Negeri Semarang.
2013.
Ikatan Akuntan Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan Per Efektif 1 Januari
2015. Jakarta, 2015
Jensen, Michael C, dan W,H,Meckling. Theory of the Firm: Agency Costs and
Ownership Structure. Journal of Finance Economics, Vol. 3, No. 4, pp. 305-
360. 1976.
Kamil, Ahmad dan Herusetya, Antonius. Pengaruh Karakteristik Perusahaan
terhadap Luas Pengungkapan Kegiatan CSR. Media Riset Akuntansi,Vol.2,
No.1. 2012.
Kodrat, David Sukardi dan Herdinata, Christian. Manajemen Keuangan Based on
Empirical Research. Graha Ilmu. 2009.
Komite Nasional Kebijakan Governance. Pedoman Umum Good Corporate
Governance Indonesia. 2006.
Kuncoro, Mudrajat. Metode Kuantitatif : Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan
Ekonomi. Yogyakarta : UPP-AMP YKPN. 2001.
Luthfia, Khaula. Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan, Struktur
Modal, Dan Corporate Governance Terhadap Publikasi Sustainability
Report. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
2012.
Maharani, Satia Nur. Corporate Sustainability Report sebagai Indikator
Pengambilan Keputusan Investasi. Jurnal Keuangan dan Perbankan.
Vol.15,No.2, 2011.
83
Marwati. Hubungan Antara Karakteristik Perusahaan dan Kualitas Ungkapan
Sukarela dalam Laporan Tahunan Perusahaan Publik di Indonesia.
Makalah dipresentasikan dalam Simposium Nasional Akuntansi IV, 2001.
Nasir, Azwir, Elfi Ilham dan Vadela Irna Utara. Pengaruh Karakteristik
Perusahaan Dan Corporate governance Terhadap Pengungkapan
Sustainability Report Pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar. Jurnal
Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Riau Vol.22, No.1. 2014.
Prasetyono. Analisis Ukuran Perusahaan, Penerapan Etika Bisnis dan Praktik
Corporate Governance Terhadap Penerapan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan. Prosiding Seminar Nasional dan Penelitian PKM: Sosial,
Ekonomi, dan Humaniora, 2011.
Purwanto, Agus. Pengaruh Tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,
Terhadap Corporate Social Responsibility. Jurnal Akuntansi dan Auditing
Vol. 8, No.1. 2011.
Puspitaningrum, Ayu dan Arum Prastiwi. Pengaruh Karakteristik Perusahaan
Terhadap Internet Financial and Sustainability Reporting(IFSR). Jurnal
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. 2013.
Rahman, Taufik dan Jalal. 2008. CSR di Tahun 2008: Tak Ada Kecenderungan
Menyurut. Lingkar Studi CSR. Jakarta. Online at www.csrindonesia.com.
Diakses tanggal 26 Desember 2015.
Ramayana, Reza. Ironi tentang Pelaporan Berkelanjutan. Lingkar Studi CSR.
2009.Bogor. Online at www.csrindonesia.com Diakses tanggal 25
Desember 2015.
Said, Roshima., Yuserrie Hj Zainuddin, dan Hasnah Haron. The Relationship
betweenCorporate Governance Characteristics in Malaysian Public Listed
Companies. Social Responsibility Journal.Vol.5, No.2. 2009.
Saputro, Dwi Anggoro dan Linda Agustina. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap
Pengungkapan Sustainability Report Perusahaan Bursa Efek Indonesia.
Accounting Analisis Journal, Vol 2, No. 4. 2013.
Sari, Mega Putri Yutia dan Marsono. Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran
Perusahaan Dan Corporate Governance Terhadap Pengungkapan
Sustainability Report. Journal of Accounting Universitas Diponegoro Vol.
2, No. 3. 2013.
84
Sudana, I Made dan Ayu, Putu. Corporate Governance dan Pengungkapan
Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan.Tahun 4, No. 1. 2011.
Suryono, Hari dan Andri Prastiwi. Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan
Corporate Covernance (CG) terhadap Praktik Pengungkapan
Sustainability Report (SR) - Studi pada Perusahaan – Perusahaan yang
Listed (Go – Public) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2007 – 2009.
Simposium Nasional Akuntansi XIV Aceh. 2011.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas.
Wahyuningtyas dan Nughrahanti. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance
Terhadap Pengungkapan CSR. 2012.
Yuliana, Purnomosidini, dan Sukoharsono, “Pengaruh Karakteristik Perusahaan
Terhadap Pengungkapan CSR dan Dampaknya Terhadap Reaksi Investor”,
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia.Vol.5, No 2. 2008.
Yurianto, Priyo S. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan
Laba Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Berbagai Pasar Modal Utama
Asean, Tesis, UGM. Yogyakarta. 2000.
86
1. Daftar perusahaan yang diteliti
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
1 AALI Astra Agro Lestari Tbk
2 ADRO Adaro Energy Tbk
3 AKRA AKR Corporindo Tbk
4 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk
5 ASII Astra International Tbk
6 ASRI Alam Sutera Realty Tbk
7 BMTR Global Mediacom Tbk
8 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk
9 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk
10 EXCL XL Axiata Tbk
11 GGRM Gudang Garam Tbk
12 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
13 INCO Vale Indonesia Tbk
14 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
15 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk
16 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk
17 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk
18 KLBF Kalbe Farma Tbk
19 LPKR Lippo Karawaci Tbk
20 LSIP PP London Sumatera Tbk
21 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
22 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
23 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk
24 TLKM Telekomunikasi Indonesia(Persero) Tbk
25 UNTR United Tractors Tbk
87
2. Output Variabel Penelitian
NO Perusahaan Tahun NPM CR DER Size KA DD GC SR
1 AALI 2012 0.212 0.685 0.326 16.335 4 37 0 1
2 ADRO 2012 0.265 1.777 1.234 17.985 23 7 1 1
3 AKRA 2012 0.037 1.228 1.800 16.283 12 51 0 1
4 ANTM 2012 0.086 2.514 0.536 16.797 17 48 1 1
5 ASII 2012 0.119 1.358 1.029 19.021 6 36 1 1
6 ASRI 2012 0.437 0.628 1.313 16.209 8 4 0 0
7 BMTR 2012 0.215 4.344 0.399 16.811 5 10 1 0
8 BSDE 2012 0.345 2.902 0.591 16.634 7 12 0 0
9 CPIN 2012 0.155 3.313 0.510 16.329 36 9 0 0
10 EXCL 2012 0.131 0.419 1.307 17.384 6 75 1 0
11 GGRM 2012 0.085 2.170 0.560 17.541 6 12 0 0
12 ICBP 2012 0.107 2.763 0.481 16.692 7 12 0 0
13 INCO 2012 0.070 3.410 0.355 16.932 4 17 1 1
14 INDF 2012 0.103 2.003 0.738 17.899 7 12 0 0
15 INTP 2012 0.272 6.028 0.172 16.940 4 3 1 1
16 ITMG 2012 0.175 2.217 0.488 16.484 12 18 1 1
17 JSMR 2012 0.225 0.682 1.529 17.024 13 50 1 1
18 KLBF 2012 0.131 3.405 0.278 16.058 4 30 1 0
19 LPKR 2012 0.484 1.211 1.168 17.029 5 10 0 0
20 LSIP 2012 0.283 3.273 0.203 15.837 13 9 0 0
21 PGAS 2012 0.350 4.196 0.660 17.448 5 58 1 1
22 PTBA 2012 0.253 4.924 0.497 16.359 55 62 0 1
23 SMGR 2012 0.251 1.706 0.463 17.096 8 36 1 1
24 TLKM 2012 0.246 1.160 0.663 18.528 30 48 1 1
25 UNTR 2012 0.105 1.946 0.557 17.734 4 36 1 1
Bersambung pada halaman berikutnya
88
Output Variabel Penelitian (Lanjutan)
1 AALI 2013 0.150 0.450 0.457 16.521 7 18 0 1
2 ADRO 2013 0.070 1.772 1.108 18.230 24 9 1 1
3 AKRA 2013 0.034 1.171 1.728 16.499 16 51 0 1
4 ANTM 2013 0.037 1.836 0.709 16.900 15 52 1 1
5 ASII 2013 0.115 1.242 1.015 19.181 5 30 1 1
6 ASRI 2013 0.241 0.753 1.706 16.485 8 4 0 0
7 BMTR 2013 0.103 2.648 0.578 16.863 4 9 1 0
8 BSDE 2013 0.506 2.667 0.683 16.932 9 12 0 0
9 CPIN 2013 0.099 3.792 0.580 16.571 36 10 0 0
10 EXCL 2013 0.049 0.737 1.632 17.511 3 57 1 0
11 GGRM 2013 0.079 1.722 0.726 17.743 6 12 0 0
12 ICBP 2013 0.089 2.411 0.603 16.873 7 11 0 0
13 INCO 2013 0.042 3.301 0.331 17.147 5 19 1 1
14 INDF 2013 0.059 1.667 1.035 18.173 9 11 0 0
15 INTP 2013 0.268 6.148 0.158 17.097 4 3 1 1
16 ITMG 2013 0.106 1.992 0.444 16.654 12 15 1 1
17 JSMR 2013 0.120 0.761 1.610 17.161 23 45 1 1
18 KLBF 2013 0.123 2.839 0.331 16.242 4 37 1 0
19 LPKR 2013 0.239 2.186 1.208 17.259 6 9 0 0
20 LSIP 2013 0.186 2.485 0.206 15.892 6 10 0 0
21 PGAS 2013 0.298 2.010 0.600 17.796 36 49 1 1
22 PTBA 2013 0.165 2.866 0.546 16.273 57 42 0 1
23 SMGR 2013 0.219 1.882 0.412 17.243 12 36 1 1
24 TLKM 2013 0.245 1.163 0.653 18.667 30 46 1 1
25 UNTR 2013 0.094 1.910 0.609 17.865 4 38 1 1
Bersambung pada halaman selanjutnya
89
Output Variabel Penelitian (Lanjutan)
1 AALI 2014 0.161 0.585 0.568 16.736 8 33 0 1
2 ADRO 2014 0.055 1.642 0.968 18.195 24 6 1 1
3 AKRA 2014 0.035 1.087 1.481 16.510 4 54 0 1
4 ANTM 2014 -0.082 1.642 0.871 16.909 23 38 1 1
5 ASII 2014 0.110 1.323 0.962 19.279 7 30 1 1
6 ASRI 2014 0.324 1.137 1.656 16.644 6 3 0 0
7 BMTR 2014 0.121 4.173 0.598 17.049 4 2 1 0
8 BSDE 2014 0.717 3.766 0.523 17.153 5 12 0 0
9 CPIN 2014 0.060 2.241 0.906 16.853 32 10 0 0
10 EXCL 2014 -0.038 0.864 3.563 17.969 7 45 1 0
11 GGRM 2014 0.083 1.620 0.752 17.880 6 12 0 0
12 ICBP 2014 0.084 2.183 0.656 17.031 6 11 0 0
13 INCO 2014 0.166 2.982 0.307 17.184 4 15 1 1
14 INDF 2014 0.081 1.807 1.084 18.269 9 11 0 0
15 INTP 2014 0.264 4.934 0.165 17.179 4 3 1 1
16 ITMG 2014 0.103 1.564 0.455 16.604 12 18 1 1
17 JSMR 2014 0.132 0.844 1.788 17.277 13 48 1 1
18 KLBF 2014 0.122 3.404 0.266 16.335 4 29 1 0
19 LPKR 2014 0.269 0.569 1.140 17.447 4 16 0 0
20 LSIP 2014 0.194 2.491 0.199 15.974 4 11 0 0
21 PGAS 2014 0.219 1.706 1.098 18.163 44 61 1 1
22 PTBA 2014 0.154 2.075 0.708 16.511 59 82 0 1
23 SMGR 2014 0.207 2.209 0.372 17.351 26 36 1 1
24 TLKM 2014 0.239 1.062 0.636 18.764 38 46 1 1
25 UNTR 2014 0.091 2.060 0.563 17.915 4 39 1 1
90
3. Output Variabel (Net Profit Margin) NPM
No KODE 2012 2013 2014
Net Income Total Rev NPM Net Income Total Rev NPM Net Income Total Rev NPM
1 AALI 2453654 11564319 0.212 1903088 12674999 0.150 2622072 16305831 0.161
2 ADRO 7007965 26413348 0.265 2813057 40308692 0.070 2278822 41355222 0.055
3 AKRA 608186 16304554 0.037 767582 22337928 0.034 790563 22468328 0.035
4 ANTM 895864 10449886 0.086 421032 11298322 0.037 -775286 9420631 -0.082
5 ASII 16992000 143138000 0.119 22297000 193880000 0.115 22125000 201701000 0.110
6 ASRI 750575 1718740 0.437 889577 3684240 0.241 1176955 3630914 0.324
7 BMTR 1349996 6280379 0.215 1029646 10019977 0.103 1290008 10657152 0.121
8 BSDE 907152 2631082 0.345 2905649 5741264 0.506 3996464 5571872 0.717
9 CPIN 2466101 15911265 0.155 2528690 25662992 0.099 1746644 29150275 0.060
10 EXCL 2743915 20969806 0.131 1032817 21265060 0.049 -891063 23460015 -0.038
11 GGRM 3042704 35599132 0.085 4383932 55436954 0.079 5395293 65185850 0.083
12 ICBP 1737905 16227848 0.107 2235040 25094681 0.089 2531681 30022463 0.084
13 INCO 652667 9354052 0.070 474260 11308498 0.042 2142362 12909588 0.166
14 INDF 3845612 37254978 0.103 3416635 57731998 0.059 5146323 63594452 0.081
15 INTP 3367813 12370676 0.272 5012294 18691286 0.268 5274009 19996264 0.264
16 ITMG 4125029 23584559 0.175 2828039 26733422 0.106 2489911 24158858 0.103
17 JSMR 1261214 5593382 0.225 1237821 10294668 0.120 1215332 9175319 0.132
18 KLBF 1266662 9694015 0.131 1970452 16002131 0.123 2121091 17368533 0.122
19 LPKR 1848521 3818985 0.484 1592491 6666214 0.239 3135216 11655042 0.269
20 LSIP 955209 3372171 0.283 768625 4133679 0.186 916695 4726539 0.194
21 PGAS 6142377 17524953 0.350 10967963 36828609 0.298 9298043 42389226 0.219
22 PTBA 2207480 8721348 0.253 1854281 11209219 0.165 2019214 13077962 0.154
23 SMGR 4926640 19598248 0.251 5354299 24501241 0.219 5573577 26987035 0.207
24 TLKM 14130000 57413000 0.246 20290000 82967000 0.245 21446000 89696000 0.239
25 UNTR 5860188 55953915 0.105 4798778 51012385 0.094 4839970 53141768 0.091
91
4. Output Variabel Current Ratio (CR)
No KODE 2012 2013 2014
Current Ast Current Lia CR Current Ast Current Lia CR Current Ast Current Lia CR
1 AALI 1780395 2600540 0.685 1691694 3759265 0.450 2403615 4110955 0.585
2 ADRO 13169233 7409376 1.777 16820685 9493041 1.772 15814016 9632863 1.642
3 AKRA 5771744 4701571 1.228 7723315 6593292 1.171 6719745 6183756 1.087
4 ANTM 7646851 3041406 2.514 7080437 3855512 1.836 6343110 3862917 1.642
5 ASII 77922000 57401000 1.358 88352000 71139000 1.242 97241000 73523000 1.323
6 ASRI 3905746 6214542 0.628 2800120 3718655 0.753 3188091 2803110 1.137
7 BMTR 10781083 2481608 4.344 9748947 3681058 2.648 10699101 2563631 4.173
8 BSDE 8440760 2908560 2.902 11831665 4436117 2.667 5735418 1523011 3.766
9 CPIN 7180890 2167652 3.313 8824900 2327048 3.792 10009670 4467240 2.241
10 EXCL 3658985 8739996 0.419 5844114 7931046 0.737 13309762 15398292 0.864
11 GGRM 29954021 13802317 2.170 34604461 20094580 1.722 38532600 23783134 1.620
12 ICBP 9888440 3579487 2.763 11321715 4696583 2.411 13603527 6230997 2.183
13 INCO 5462486 1601981 3.410 6840464 2072403 3.301 7728153 2591538 2.982
14 INDF 26202972 13080544 2.003 32464497 19471309 1.667 40995736 22681686 1.807
15 INTP 14579400 2418762 6.028 16846248 2740089 6.148 16086773 3260559 4.934
16 ITMG 9369534 4225993 2.217 9157445 4597250 1.992 7082961 4528818 1.564
17 JSMR 4531117 6648164 0.682 3746345 4919884 0.761 3641372 4312917 0.844
18 KLBF 6441711 1891618 3.405 7497319 2640590 2.839 8120805 2385920 3.404
19 LPKR 85784 70825 1.211 130431 59680 2.186 123284 216501 0.569
20 LSIP 2593816 792482 3.273 1999126 804428 2.485 1863506 748076 2.491
21 PGAS 19183520 4571487 4.196 21847077 10868753 2.010 23141099 13562910 1.706
22 PTBA 8718297 1770664 4.924 6479783 2260956 2.866 7416805 3574129 2.075
23 SMGR 8231297 4825205 1.706 9972110 5297631 1.882 11648545 5273269 2.209
24 TLKM 27973000 24107000 1.160 33075000 28437000 1.163 33762000 31786000 1.062
25 UNTR 22048115 11327164 1.946 27814126 14560664 1.910 33579799 16297816 2.060
92
5. Output Variabel Debt Equity Ratio (DER)
No KODE 2012 2013 2014
Total Lia Total Equity DER Total Lia Total Equity DER Total Lia Total Equity DER
1 AALI 3054409 9365411 0.326 4695331 10267859 0.457 6725576 11833778 0.568
2 ADRO 35751943 28962172 1.234 43420880 39202687 1.108 39228019 40534794 0.968
3 AKRA 7577785 4209740 1.800 9269980 5363161 1.728 8830735 5961183 1.481
4 ANTM 6876225 12832316 0.536 9071630 12793488 0.709 10573964 12137410 0.871
5 ASII 92460000 89814000 1.029 107806000 106188000 1.015 115705000 120324000 0.962
6 ASRI 6214543 4731875 1.313 9096298 5331785 1.706 10553173 6371194 1.656
7 BMTR 5699770 14295756 0.399 7716434 13353037 0.578 9490686 15874525 0.598
8 BSDE 6225014 10531704 0.591 9156861 13415298 0.683 9661295 18473430 0.523
9 CPIN 4172163 8176464 0.510 5771297 9950900 0.580 9919150 10943289 0.906
10 EXCL 20085669 15370036 1.307 24977479 15300147 1.632 49745863 13960625 3.563
11 GGRM 14903612 26605713 0.560 21353980 29416271 0.726 24991880 33228720 0.752
12 ICBP 5766682 11986798 0.481 8001739 13265731 0.603 9870264 15039947 0.656
13 INCO 5914617 16646267 0.355 6955286 21034044 0.331 6825337 22202650 0.307
14 INDF 25181533 34142674 0.738 39719660 38373129 1.035 44710509 41228376 1.084
15 INTP 3336422 19418738 0.172 3629554 22977687 0.158 4100172 24784801 0.165
16 ITMG 4726764 9693372 0.488 5255057 11826501 0.444 5082892 11175288 0.455
17 JSMR 14965766 9787786 1.529 17499365 10866980 1.610 20432952 11424996 1.788
18 KLBF 2046314 7371644 0.278 2815103 8499958 0.331 2607557 9817476 0.266
19 LPKR 13399189 11470106 1.168 17122789 14177573 1.208 20114772 17646449 1.140
20 LSIP 1272083 6279713 0.203 1360889 6613987 0.206 1,436,312 7,218,834 0.199
21 PGAS 15021091 22770838 0.660 20073088 33463069 0.600 40447177 36848736 1.098
22 PTBA 4223812 8505169 0.497 4125586 7551569 0.546 6141181 8670842 0.708
23 SMGR 8414229 18164855 0.463 8988908 21803976 0.412 9312214 25002452 0.372
24 TLKM 44391000 66978000 0.663 50527000 77424000 0.653 54770000 86125000 0.636
25 UNTR 18000076 32300557 0.557 21713346 35648898 0.609 21715297 38576734 0.563
93
6. Output Variabel Company Size (CS)
NO KODE 2012 2013 2014
Total Aset CS Total Aset CS Total Aset CS
1 AALI 12419820 16.335 14964431 16.521 18559354 16.736
2 ADRO 64714116 17.985 82623566 18.230 79762813 18.195
3 AKRA 11787525 16.283 14633141 16.499 14791917 16.510
4 ANTM 19708541 16.797 21865117 16.900 22044202 16.909
5 ASII 182274000 19.021 213994000 19.181 236029000 19.279
6 ASRI 10946417 16.209 14428083 16.485 16924367 16.644
7 BMTR 19995526 16.811 21069471 16.863 25365211 17.049
8 BSDE 16756718 16.634 22572159 16.932 28134725 17.153
9 CPIN 12348627 16.329 15722197 16.571 20862439 16.853
10 EXCL 35455705 17.384 40277626 17.511 63630884 17.969
11 GGRM 41509325 17.541 50770251 17.743 58220600 17.880
12 ICBP 17753480 16.692 21267470 16.873 24910211 17.031
13 INCO 22560884 16.932 27989330 17.147 29027987 17.184
14 INDF 59324207 17.899 78092789 18.173 85938885 18.269
15 INTP 22755160 16.940 26607241 17.097 28884973 17.179
16 ITMG 14420136 16.484 17081558 16.654 16258180 16.604
17 JSMR 24753551 17.024 28366345 17.161 31857948 17.277
18 KLBF 9417957 16.058 11315061 16.242 12425032 16.335
19 LPKR 24869296 17.029 31300362 17.259 37761221 17.447
20 LSIP 7551796 15.837 7974876 15.892 8655146 15.974
21 PGAS 37791930 17.448 53536157 17.796 77295913 18.163
22 PTBA 12728981 16.359 11677155 16.273 14812023 16.511
23 SMGR 26579084 17.096 30792884 17.243 34314666 17.351
24 TLKM 111369000 18.528 127951000 18.667 140895000 18.764
25 UNTR 50300633 17.734 57362244 17.865 60292031 17.915
94
Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Casesa N Percent
Selected Cases
Included in Analysis 75 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 75 100.0 Unselected Cases 0 .0 Total 75 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Dependent Variable Encoding
Original Value Internal Value
0 0 1 1
Block 0: Beginning Block
Iteration Historya,b,c
Iteration -2 Log likelihood Coefficients
Constant
Step 0
1 102.889 .240
2 102.889 .241
3 102.889 .241
a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 102.889 c. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than .001.
Classification Table
a,b
Observed Predicted
SR Percentage Correct 0 1
Step 0 SR
0 0 33 .0
1 0 42 100.0
Overall Percentage 56.0
a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant .241 .233 1.075 1 .300 1.273
95
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables
NPM 1.441 1 .230
CR .320 1 .572
DER .635 1 .426
Size 4.642 1 .031
KA 7.170 1 .007
DD 16.696 1 .000
GC 19.737 1 .000
Overall Statistics 34.616 7 .000
Block 1: Method = Enter
Iteration Historya,b,c,d
Iteration -2 Log
likelihood
Coefficients
Constant NPM CR DER Size KA DD GC
Step 1
1 64.548 -3.055 -.003 -.232 -.869 .140 .033 .027 1.711
2 59.851 -7.912 .001 -.329 -1.361 .411 .056 .043 2.103
3 59.041 -11.548 .006 -.334 -1.625 .609 .071 .054 2.163
4 58.983 -12.756 .007 -.319 -1.705 .672 .077 .059 2.152
5 58.982 -12.865 .007 -.317 -1.713 .678 .077 .059 2.150
6 58.982 -12.865 .007 -.317 -1.713 .678 .077 .059 2.150
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 102.889
d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1
Step 43.907 7 .000
Block 43.907 7 .000
Model 43.907 7 .000
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 58.982a .443 .594
a. Estimation terminated at iteration number 6 because
parameter estimates changed by less than .001.
96
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 8.496 7 .291
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test
SR = 0 SR = 1 Total
Observed Expected Observed Expected
Step 1
1 8 7.429 0 .571 8
2 8 6.855 0 1.145 8
3 6 6.329 2 1.671 8
4 4 5.266 4 2.734 8
5 3 3.659 5 4.341 8
6 2 1.903 6 6.097 8
7 1 .916 7 7.084 8
8 0 .492 8 7.508 8
9 1 .152 10 10.848 11
Classification Table
a
Observed Predicted
SR Percentage
Correct 0 1
Step 1 SR
0 28 5 84.8
1 7 35 83.3
Overall Percentage 84.0
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a
NPM .007 .031 .055 1 .814 1.007
CR -.317 .349 .823 1 .364 .729
DER -1.713 .816 4.413 1 .036 .180
Size .678 .586 1.340 1 .247 1.970
KA .077 .037 4.432 1 .035 1.080
DD .059 .029 4.268 1 .039 1.061
GC 2.150 .807 7.107 1 .008 8.588
Constant -12.865 10.210 1.588 1 .208 .000
a. Variable(s) entered on step 1: NPM, CR, DER, Size, KA, DD, GC.
97
Correlation Matrix
Constant NPM CR DER Size KA DD GC
Step 1
Constant 1.000 -.094 -.316 .320 -.990 -.154 -.477 .332
NPM -.094 1.000 -.196 .015 .044 .179 .100 .172
CR -.316 -.196 1.000 .257 .231 -.088 .421 -.478
DER .320 .015 .257 1.000 -.383 -.208 -.384 .077
Size -.990 .044 .231 -.383 1.000 .116 .420 -.342
KA -.154 .179 -.088 -.208 .116 1.000 .125 .183
DD -.477 .100 .421 -.384 .420 .125 1.000 -.334
GC .332 .172 -.478 .077 -.342 .183 -.334 1.000