pengaruh corporate governance dan pengungkapan … · 2020. 5. 13. · perusahaan yang baik,...

1

Upload: others

Post on 13-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN … · 2020. 5. 13. · perusahaan yang baik, perusahaan melakukan konsep corporate governance. Corporate Governance dapat didefinisikan

42 Jurnal GeoEkonomi ISSN-Elektronik (e): 2503-4790 | ISSN-Print (p): 2086-1117

Volume 11 Nomor 1, Maret 2020 | DOI: doi.org/10.36277/geoekonomi

http://jurnal.fem.uniba-bpn.ac.id/index.php/geoekonomi

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP

AGRESIVITAS PAJAK (Studi Kasus Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Periode 2015-2018)

Satriawaty Migang1, Winda Rivia Dina

2

12Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan [email protected] |

[email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh corporate governance dan

pengungkapan corporate social responsibility terhadap agresivitas pajak pada perusahaan

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-2018. Penelitian ini

menggunakan 8 sampel perusahaan dari 38 populasi. Agresivitas pajak diproksikan

menggunakan ETR, corporate governance diprokiskan menggunakan komisaris independen,

komite audit, dan kepemilikan institusional. Corporate social responsibility diukur

menggunakan indikator pengungkapan CSR berdasarkan pedoman Global Reporting Initiative

(GRI). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa corporate governance yang diproksikan

menggunakan komisaris independen dan kepemilikan institusional serta corporate social

responsibility berpengaruh terhadap agresivitas pajak, sedangkan corporate governance yang

diproksikan menggunakan komite audit tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak.

Kata Kunci: agresivitas pajak, corporate governance, corporate social responsibility.

ABSTRACT

This study aims to examine the effect of corporate governance and disclosure of corporate

social responsibility on the tax aggressiveness of mining companies listed on the Indonesia

Stock Exchange in 2015-2018. This study uses 8 sample companies from 38 populations. Tax

aggressiveness is proxied using ETR, corporate governance is proxied using independent

commissioners, audit committees, and institutional ownership. Corporate social responsibility

is measured using CSR disclosure indicators based on the Global Reporting Initiative (GRI)

guidelines. The results of this study indicate that corporate governance that is proxied by using

independent commissioners and institutional ownership also corporate social responsibility has

an effect on tax aggressiveness, while corporate governance that is proxied using audit

committees does not affect tax aggressiveness.

Keywords: tax aggressiveness, corporate governance, corporate social responsibility.

PENDAHULUAN

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan

yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, serta tidak mendapatkan imbalan secara

langsung. Pajak sebagai sumber utama penerimaan negara digunakan untuk membiayai

pengeluaran rutin maupun pembangunan oleh karena itu, penerimaan dari sektor pajak ini

diharapkan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Dalam praktik pelaksanaan penerimaan

sektor pajak, salah satu pihak yang memberikan kontribusi besar adalah perusahaan. Namun,

tujuan pemerintah untuk memaksimalkan penerimaan sektor pajak bertentangan dengan tujuan

Page 2: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN … · 2020. 5. 13. · perusahaan yang baik, perusahaan melakukan konsep corporate governance. Corporate Governance dapat didefinisikan

43 Jurnal GeoEkonomi ISSN-Elektronik (e): 2503-4790 | ISSN-Print (p): 2086-1117

Volume 11 Nomor 1, Maret 2020 | DOI: doi.org/10.36277/geoekonomi

http://jurnal.fem.uniba-bpn.ac.id/index.php/geoekonomi

perusahaan sebagai wajib pajak. Bagi perusahaan, pajak dianggap sebagai biaya yang akan

mengurangi keuntungan bagi perusahaan. Hal itu menyebabkan banyak perusahaan yang

berusaha mencari cara untuk mengurangi biaya pajak yang harus dikeluarkan oleh perusahaan

dengan melakukan pengaturan terhadap pajak yang harus dibayar. Frank, Lynch, dan Rego

(2009), agresivitas pajak perusahaan adalah suatu tindakan merekayasa pendapatan kena pajak

yang dirancang melalui tindakan perencanaan pajak baik menggunakan cara yang tergolong

secara legal (tax avoidance) atau ilegal (tax evasion). Semakin besar penghematan pajak yang

dilakukan oleh perusahaan, maka perusahaan tersebut dianggap semakin agresif terhadap pajak.

Agresivitas pajak merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk melihat usaha

penghindaran pajak oleh wajib pajak. Menurut Frank et al.(2009), agresivitas pajak dapat

dilakukan melalui mekanisme yang digolongkan tax evasion atau tax avoidance. Ada fenomena

terkait kasus agresivitas pajak.

Salah satu sektor yang sangat berpotensi dan kerap melakukan tindakan penghindaran

pajak adalah sektor pertambangan merupakan sektor usaha yang bergerak pada usaha

penggalian, pengambilan dari endapan bahan-bahan galian yang berharga serta bernilai

ekonomis berasal dari dalam kulit bumi, secara mekanis ataupun manual, di permukaan bumi,

bawah permukaan bumi serta air. Pada tahun 2009 terdapat kasus yang terjadi pada perusahaan

tambang besar seperti BUMI Resources, Kaltim Coal (KPC), dan Arutmin diindikasi melakukan

tindakan praktik penghindaran pajak dengan jumlah Rp.2,176 Triliun, dengan rincian KPC

sebagai penghindar pajak terbesar yakni Rp. 1,5 Triliun, kemudian BUMI Resources dengan

total Rp. 376 Miliyar, dan Arutmin senilai Rp. 300 Miliyar.

Kasus agresivitas pajak tersebut dapat memengaruhi nilai dari suatu perusahaan.

Apabila terdapat berita di publik mengenai adanya kasus agresivitas pajak dilakukan oleh

perusahaan maka hal tersebut cepat atau lambat akan memengaruhi nilai perusahaan terutama

harga saham perusahaan di pasar (Andhari dan Sukharta, 2017). Kementerian Keuangan

Repulik Indonesia. Pada tahun 2015 misalnya, pengusaha minerba yang melaporkan Surat

Pemberitahuan (SPT) Tahunan tercatat sebanyak 2.557, sedangkan yang tidak melaporkan

mencapai 3.624. menunjukkan, dari total 6.001 wajib pajak mineral dan batubara, hanya 967

wajib pajak yang menjadi peserta program Amnesti Pajak dengan uang tebusan paling rendah

yang dibayarkan oleh wajib pajak minerba tercatat sebesar Rp5 ribu, dan tertinggi Rp96,3

miliar. Wajib pajak pertambangan minyak dan gas bumi, totalnya 1.114 wajib pajak, hanya 68

yang menjadi peserta Amnesti Pajak dengan uang tebusan paling rendah yang dibayarkan oleh

wajib pajak minerba tercatat sebesar Rp150 ribu, dan tertinggi Rp17,4 miliar (Kemenkeu.go.id,

2016).

Dilihat dari besarnya peluang perusahaan melakukan penghindaran pajak baik secara

legal maupun ilegal atau yang biasa disebut dengan tindakan pajak agresif, maka diperlukan tata

kelola untuk mengurangi tindakan pajak agresif tersebut. Untuk mengelola tata kelola

perusahaan yang baik, perusahaan melakukan konsep corporate governance. Corporate

Governance dapat didefinisikan sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan

Komisaris/Dewan Pengawas dan Direksi) untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan

akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang

dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan

perundang-undangan dan nilai-nilai etika (Seprini, 2016). Dalam penelitian ini, pengaruh

corporate governance diproksikan dengan komisaris independen, komite audit, dan kepemilikan

institusional. Untuk menyelesaikan masalah keagenan ini dibutuhkan suatu tata kelola

perusahaan yang baik (good corporate governance).

Untuk mencapai tata kelola perusahaan yang baik, maka perusahaan harus menciptakan

mekanisme corporate governance. Adapun mekanisme corporate governance tersebut dapat

tercapai melalui proporsi komisaris independen. Dewan komisaris memainkan peranan penting

untuk memonitor kinerja direksi dalam menjalankan perusahaan dan dalam memberikan nasihat

atas kebijakan yang diterapkan oleh manajemen. Semakin banyak jumlah komisaris independen

maka pengawasan terhadap agen akan semakin ketat. Dengan adanya kontrol yang ketat yang

Page 3: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN … · 2020. 5. 13. · perusahaan yang baik, perusahaan melakukan konsep corporate governance. Corporate Governance dapat didefinisikan

44 Jurnal GeoEkonomi ISSN-Elektronik (e): 2503-4790 | ISSN-Print (p): 2086-1117

Volume 11 Nomor 1, Maret 2020 | DOI: doi.org/10.36277/geoekonomi

http://jurnal.fem.uniba-bpn.ac.id/index.php/geoekonomi

dilakukan oleh komisaris diprediksi agresivitas pajak perusahaan yang dilakukan oleh agen akan

semakin berkurang (Imam, 2016).

Faktor lain yang diprediksi dapat mempengaruhi agresivitas pajak perusahaan adalah

komite audit. Komite audit berdasarkan fungsinya tersebut membantu dewan komisaris agar

tidak terjadi asimetri informasi melakukan pengawasan serta memberikan rekomendasi kepada

para manajemen dan dewan komisaris terhadap pengendalian yang telah berjalan.

Dengan semakin banyaknya pengawasan yang dilakukan terhadap suatu manajemen

perusahaan maka akan menghasilkan suatu informasi yang berkualitas dan kinerja yang efektif

(Wulansari,2015).

Kepemilikan Insitutsional adalah kepemilikan saham oleh perusahaan, lembaga, bank,

dan lain sebagainya. Perusahaan dengan kepemilikan institusional yang tinggi cenderung lebih

bertindak agresif terhadap pajaknya dan menghindari peluang bertindak mementingkan sendiri

(Novitasari, 2017). Prasetyo dan Pramuka (2018) menjelaskan bahwa aktivitas pemegang saham

yang lebih besar dari pemilik institusi membantu meningkatkan efek penghindaran pajak demi

kepentingan pemegang saham dimana para pemegang saham yang lebih besar dari para

pemegang saham institusi akan melakukan intervensi terhadap manajemen yang bertujuan untuk

meminimalisir jumlah pajak perusahaan dan meningkatkan kekayaan mereka sendiri. Selain

menggunakan indikator corporate governance, penulis menggunakan pengungkapan Corporate

Social Responsibility untuk mengukur tindakan pajak agresif perusahaan.

Merujuk kepada Pasal 74 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas: “Perseroan menjalankan kegiatan usahanya bidang dan/atau berkaitan

dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan”.

Kaitan pengungkapan CSR dengan agresivitas pajak terletak pada tujuan utama

perusahaan untuk memperoleh profit maximum tanpa menghilangkan tanggung jawab sosial dan

lingkungan. Adrianto dan Fadjar (2017) menyatakan bahwa tingkat CSR yang rendah dianggap

sebagai perusahaan yang tidak bertanggung jawab secara sosial sehingga mampu melakukan

strategi pajak yang lebih agresif dibanding perusahaan dengan tingkat CSR yang tinggi. Banyak

hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk sebisa mungkin mengurangi pajak terutang.

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan diatas maka penulis tertarik untuk

mengambil judul “Pengaruh Corporate Governance dan Pengungkapan Corporate Social

Responsibility Terhadap Agresivitas Pajak” (Studi Kasus Pada Perusahaan Pertambangan

di BEI periode 2015-2018) ”.

Landasan Teori dan Pengembangan

Hipotesis

Teori Keagenan

Agresivitas pajak pada penelitian ini salah satunya dipengaruhi oleh corporate

governance yang mana teori utamanya yaitu teori keagenan. Teori keagenan pertama kali

dikenal setelah Jensen dan Meckling pada tahun 1976 mempublikasikan hasil penelitian tentang

perilaku manajerial, biaya keagenan, dan struktur kepemilikan. Teori agensi merupakan teori

yang menjelaskan hubungan antara manajemen (agent) dan pemegang saham (principal),

dimana pemegang saham menunjuk dan membayar manajemen untuk mengelola perusahaan.

Konflik agensi muncul ketika pengelola perusahaan mengambil keuntungan untuk

memaksimalkan keuntungannya. Hal ini dapat terjadi karena pengelola perusahaan lebih banyak

mengetahui kondisi perusahaan dan informasi internal dibanding pemilik perusahaan (Gunawan,

2017).

Teori Legitimasi

Legitimasi masyarakat adalah strategi yang dilakukan manajemen untuk mengembangkan

perusahaan dalam menumbuhkan kepercayaan publik. Teori ini menjelaskan adanya kontak

sosial antara perusahaan dengan dan pengungkapan sosial lingkungan (Lanis dan Richardson,

Page 4: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN … · 2020. 5. 13. · perusahaan yang baik, perusahaan melakukan konsep corporate governance. Corporate Governance dapat didefinisikan

45 Jurnal GeoEkonomi ISSN-Elektronik (e): 2503-4790 | ISSN-Print (p): 2086-1117

Volume 11 Nomor 1, Maret 2020 | DOI: doi.org/10.36277/geoekonomi

http://jurnal.fem.uniba-bpn.ac.id/index.php/geoekonomi

2012). Legitimasi merupakan hal yang sangat diinginkan oleh perusahaan dengan

memperolehnya maka perusahaan meningkatkan kekuatan secara maksimal untuk jangka waktu

panjang melalui respon positif yang diterima perusahaan dari masyarakat dan para pelaku pasar

saham.

Teori Stakeholder

Stakeholders merupakan semua pihak baik internal maupun eksternal yang mempunyai

hubungan yang bersifat mempengaruhi maupun dipengaruhi, bersifat langsung maupun tidak

langsung oleh perusahaan.Teoristakeholder yaitu stakeholder yang memiliki kuasa

mengendalikan sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan (Jessica dan Agus, 2014). Teori

stakeholder menyatakan perusahaan memiliki tanggung jawab sosial yang mengharuskan

mereka untuk mempertimbangkan kepentingan semua pihak yang terkena dampak tindakan

mereka.

Agresivitas Pajak

Agresivitas pajak merupakan salah satu cara atau perencanaan yang perusahaan lakukan

untuk mengurangi beban pajak yang harus dibayarkan dan hal ini sangat umum digunakan besar

di dunia. Menurut Chen (2010) dalam Dea (2017), tingkat keagresifan tindakan pajak

didasarkan pada besarnya tujuanyang dimiliki perusahaan untuk meminimalkan pembayaran

pajak. Kondisi lainnya yang dapat menghubungkan agresivitas pajak adalah tujuan perusahaan

yang dinilai menjadi faktor motivasi bagi perusahaan dalam merencanakan pajak dengan jumlah

yang minim

Corporate Governance

Merupakan sistem atau mekanisme yang mengatur dan mengendalikan perusahaan

untuk menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stockholders. Perusahaan

merupakan salah satu wajib pajak sedangkan corporate governance menjelaskan hubungan

antar berbagai partisipan dalam perusahaan yang menentukan arah kinerja perusahaan, sehingga

dengan adanya corporate governance memiliki andil dalam pengambilan keputusan, dalam

keputusan dalam hal memenuhi kewajiban pajaknya, akan tetapi disisi lain perencanaan pajak

bergantung pada dinamika corporate governance dalam suatu perusahaan (Freedman, 2008).

IICG (The Indonesian Institute of Corporate Governance) mendefenisikan Corporate

Governance sebagai proses dari struktur yang diterapkan dalam menjalankan perusahaan

dengan tujuan kegiatan utama perusahaan tetap berjalan tetapi tetap memperhatikan kepentingan

stakeholders.

Komisaris Independen

Pedoman good corporate governance tahun 2006 menjelaskan bahwa struktur dewan

komisaris terdiri dari komisaris yang tidak berasal dari pihak terafiliasi yang disebut dengan

komisaris independen dan komisaris yang berasal dari pihak terafiliasi. Komisaris independen

adalah bagian dari dewan komisaris yang tidak memegang jabatan di dalam perusahaan.

Komisaris independen merupakan bagian yang tidak terafiliasi dalam segala hal dengan

pemegang saham dengan direksi atau dewan komisaris dan tidak menjabat direktur perusahaan

(Pohan, 2008).

Komite Audit

Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisarisperusahaan, yang

anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh dewan komisaris, yang bertugas untuk membantu

melakukan pemeriksaan atau penelitian yang dianggap perlu terhadap pelaksanaan fungsi

direksi dalam pengelolaan perusahaan (Fenny, 2014). Tugas dari komite audit adalah membantu

dewan komisaris dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja perusahaan. Dengan kata lain

komite audit sebagai mana kita ketahui berfungsi sebagai jembatan penghubung antara

Page 5: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN … · 2020. 5. 13. · perusahaan yang baik, perusahaan melakukan konsep corporate governance. Corporate Governance dapat didefinisikan

46 Jurnal GeoEkonomi ISSN-Elektronik (e): 2503-4790 | ISSN-Print (p): 2086-1117

Volume 11 Nomor 1, Maret 2020 | DOI: doi.org/10.36277/geoekonomi

http://jurnal.fem.uniba-bpn.ac.id/index.php/geoekonomi

perusahaan dengan eksternal auditor. Komite audit juga erat kaitannya dengan penelaahan

terhadap resiko yang dihadapi perusahaan, dan juga ketaatan terhadap peraturan. Dengan

adanya hal tersebut maka, komite audit dapat mengurangi pengukuran dan pengungkapan

akuntansi yang tidak sehingga akan mengurangi juga (moral azard) tindakan kecurangan

manajemen yang dapat merugikan perusahaan.

Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang mayoritas

dimiliki oleh institusi atau lembaga (perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, asset

management dan kepemilikan institusi lain). Apabila suatu perusahaan mempunyai lebih dari

satu pemegang saham institusi maka kepemilikan saham diukur dengan menghitung total

seluruh saham yang dimiliki oleh seluruh kepemilikan institusi (Wulansari, 2015).

Pengungkapan Corporate Social Responsibility

Menurut Lanis dan Richardson (2013) dalam Jessica dan Toly (2014) bahwa

pengungkapan CSR dipandang sebagai sarana yang digunakan oleh menajemen perusahaan

dalam berinteraksi dengan masyarakat yang lebih luas untuk mempengaruhi suatu dalam

persepsi. Pengungkapan CSR terdapat dalam laporan tanggung jawab sosial perusahaan, laporan

sumber daya manusia, dan laporan kesehatan dan keselamatan kerja. Oleh sebab Dewan

Perwakilan Rakyat (DPR) mulai memperluas suatu jaringan pemberlakuan kewajiban

pemberian dana tanggung jawab sosial perusahaan yang akan diatur dalam Rancangan Undang-

Undang (RUU). Ketentuan mengenai pengungkapan corporate social responsibility diatur

dalam pasal 74 UU Nomor 40 Tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas yang membahas

kewajiban soal pemberian dana CSR terbatas pada perseroan atau perusahaan yang aktivitasnya

berkaitan dengan sumber daya alam . Pengungkapan corporate social responsibility adalah

mebuat suatu proses yang mempublikasikan informasi tentang aktivitas perusahaan dan

dampaknya pada keadaan sosial dan lingkungan sekitarnya ( Supramini dan Suprasto, 2017).

Pengembangan Hipotesis Hubungan Komisaris Independen terhadap Agresivitas Pajak

Komisaris independen merupakan anggota dewan komisaris yang harus bersikap

independen dan tidak boleh terlibat dalam segala bentuk tugas manajemen perusahaan secara

langsung. Menurut Suyanto dan Supramono (2012), dengan semakin banyaknya komisaris

independen yang ada dalam perusahaan maka pengawasan kinerja manajer dapat berjalan

semakin efektif. Dengan banyaknya komisaris independen yang dimiliki perusahaan,

kesempatan manajer untuk berlaku agresif terhadap pajak juga akan berkurang. Sehingga

tingkat agresivitas pajak perusahaan akan semakin rendah yang digambarkan dengan nilai ETR

perusahaan yang tinggi. (Winata, 2014) Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang diajukan

peneliti adalah :

H1: Komisaris Independen Berpengaruh Terhadap Agresivitas Pajak

Hubungan Komite Audit terhadap Agresivitas Pajak

Komite audit memiliki tugas serta tanggung jawab supaya perusahaan patuh terhadap

peraturan termasuk peraturan perpajakan. Dengan adanya ukuran komite audit yang cukup di

dalam sebuh perusahaan maka diharapkan mampu untuk mengurangi suatu hal praktik Komite

audit memiliki tugas serta tanggung jawab supaya perusahaan patuh terhadap peraturan

termasuk peraturan perpajakan. Dengan adanya ukuran komite audit yang cukup di dalam sebuh

perusahaan maka diharapkan mampu untuk mengurangi suatu hal praktik manajemen laba serta

agresivitas pajak yang bertujuan untuk mengurangi beban pajak (Midiastuty dan Suranta, 2016).

Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang diajukan peneliti adalah :

H2 : Komite Audit Berpengaruh Terhadap Agresivitas Pajak.

Hubungan kepemilikan Konstitusional terhadap Agresivitas Pajak

Page 6: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN … · 2020. 5. 13. · perusahaan yang baik, perusahaan melakukan konsep corporate governance. Corporate Governance dapat didefinisikan

47 Jurnal GeoEkonomi ISSN-Elektronik (e): 2503-4790 | ISSN-Print (p): 2086-1117

Volume 11 Nomor 1, Maret 2020 | DOI: doi.org/10.36277/geoekonomi

http://jurnal.fem.uniba-bpn.ac.id/index.php/geoekonomi

Kepemilikan institusional adalah ukuran utama dalam corporate governance dalam

menengahi adanya penghindaran pajak pada perusahaan yang mempengaruhi nilai perusahaan.

Dengan adanya kontrol dan tingkat pengawasan yang tinggi dari kepemilikan institusional akan

memberikan aspek positif pada penghindaran pajak (Imam, 2016). Berdasarkan hal tersebut

maka hipotesis yang diajukan peneliti adalah :

H3 : Kepemilikan Isntitusional berpengaruh terhadap Agresivitas Pajak

Hubungan Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Agresivitas Pajak

Octaviana dan Rahma (2014), menyatakan bahwa akan semakin sulit untuk

membedakan antara CSR yang dilakukan dengan tujuan untuk menguntungkan reputasi

perusahaan. Oleh karena itu, penting dalam mempertimbangkan bagaimana CSR dapat

mempengaruhi agresivitas pajak tanpa membuat setiap upaya untuk membedakan antara

tindakan yang diambil karena perusahaan benar-benar ingin bertanggung jawabmaupun

tindakan yang diambil karena tujuan tertentu. Hal ini karena, apabila perusahaan yang

menjalankan CSR bertindak agresif terhadap pajak, maka akan membuat perusahaan tersebut

kehilangan reputasi di mata dunia. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis yang diajukan

peneliti adalah :

H4 : Corporate Social Responsibilty Berpengaruh Terhadap Agresivitas Pajak.

Metodologi Penelitian

Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan sektor pertambangan yang

terdaftar di bursa efek indonesia (BEI). Penentuan sampel ini dengan menggunakan purposive sampling,

yaitu pengambilan data disesuaikan dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh

peneliti. Kriteria dalam penelitian ini ialah : (1) Perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI

periode 2015-2018. (2) Perusahaan secara konsisten menerbitkan laporan keuangan selama periode

pengamatan 2015-2018. (3) Perusahaan menggunakan mata uang dolar pada laporan keuangannya.(4)

perusahaan tidak mengalami kerugian pada periode 2015-2018. (5) Perusahaan memiliki kelengkapan

data variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.

Data yang dikumpulkan untuk penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari website

bursa efek indonesia (BEI) dan Indonesia Capital Market Directory (ICMD).

Definisi Operasional Variabel

Agresivitas pajak merupakan tindakan manipulasi yang digunakan oleh perusahaan untuk

meminimalkan beban pajak yang akan dibayar bisa dengan cara yang legal maupun cara yang

ilegal. Agreaivitas pajak dalam penelitian ini diukur menggunakan Effective Tax Rate (ETR),

yaitu dengan perhitungan total beban pajak penghasilan dibagi dengan laba sebelum pajak

(Lanis dan Richardson, 2013). Untuk menghitung variabel ETR menggunakan rumus dibawah:

Corporate Governance (X)

Pada penelitian ini variabel corporate governance di ukur menggunakan 3 proksi yaitu:

1. Komisaris Independen (X1)

Perbandingan antara jumlah anggota komisaris yang bukan berasal dari internal perusahaan

terhadap total dewan komisaris yang dimiliki perusahaan disebut dengan proporsi komisaris

independen (Prasojo, 2011). Untuk menghitung proporsi komisaris independen dirumuskan

dengan rumus sebagai berikut :

2. Komite Audit (X2)

Page 7: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN … · 2020. 5. 13. · perusahaan yang baik, perusahaan melakukan konsep corporate governance. Corporate Governance dapat didefinisikan

48 Jurnal GeoEkonomi ISSN-Elektronik (e): 2503-4790 | ISSN-Print (p): 2086-1117

Volume 11 Nomor 1, Maret 2020 | DOI: doi.org/10.36277/geoekonomi

http://jurnal.fem.uniba-bpn.ac.id/index.php/geoekonomi

Komite audit merupakan jumlah seluruh anggota komite audiit dalam suatu perusahaan. Komite

audit sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh OJK mewajibkan komite audit minimal

terdiri dari seorang ketua yang juga komisaris independen dan dua anggota eksternal yang

independen. Komite audit diukur dengan menghitung jumlah anggota komite audit dalam suatu

perusahaan (Mulyani dkk, 2015).

3. Kepemilikan Institusional (X3)

Kepemilikan konstitusional yaitu kepemilikan saham perusahaan yang mayoritas dimiliki oleh institusi

atau lembaga (perusahaan asuransi, bank, perusahaan-perusahaan (Mulyani dkk, 2015). Investasi asset

management, dan kepemilikan institusi lain (Sri dkk, 2018). Rumusnya adalah:

Pengungkapan Corporate Social Responsibility (X4)

Penelitian ini untuk mengukur pengungkapan CSR menggunakan proksi CSRDi

berdasarkan indikator GRI Versi 4.0 yang berjumlah 91 items. Pengukuran dilakukan dengan

memberikan skor 1 untuk item yang diungkap didalam laporan pengungkapan CSR dan skor 0

diberikan terhadap item yang tidak diungkap dalam laporan pengungkapan CSR. Selanjutnya

total skor pengungkapan CSRnya dibagi dengan total item pengungkapan yang diharapkan

sehingga didapat hasil skor pengungkapan per indikator untuk tiap perusahaan. (Rengganis dan

Putri, 2018) . Untuk menghitung CSRDi adapun rumusnya :

Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini regresi berganda adalah analisis yang

digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel

dependen. Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel dependen digunakan

model regresi linear berganda dalam SPSS dengan persamaan sebagai berikut:

ETR = α +β1(KI) + β2(KA) + β3(KINS) + β4(CSR) + e

Hasil dan Pembahasan Penelitian Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif pada penelitian ini ditunjukan untuk memberikan kondisi data yang

digunakan untuk setiap variabel

Tabel 1 Descriptive Statistics

N Mean

Std.

Deviation

KI 32 .3938 .09407

KA 32 3.09 .296

KINS 32 .6984 .21506

CSR 32 .3609 .06939

ETR 32 .2941 .10580

Valid N

(listwise)

32

Sumber : Data Olahan SPSS 25

Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak.

Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Kolmogorov Smirnov Test. Hasil

uji normalitas pada variabel independen dan dependen disajikan pada tabel 2 berikut :

Page 8: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN … · 2020. 5. 13. · perusahaan yang baik, perusahaan melakukan konsep corporate governance. Corporate Governance dapat didefinisikan

49 Jurnal GeoEkonomi ISSN-Elektronik (e): 2503-4790 | ISSN-Print (p): 2086-1117

Volume 11 Nomor 1, Maret 2020 | DOI: doi.org/10.36277/geoekonomi

http://jurnal.fem.uniba-bpn.ac.id/index.php/geoekonomi

Tabel 2

Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 32

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std.

Deviation

.08767887

Most Extreme Differences Absolute .083

Positive .083

Negative -.057

Test Statistic .083

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber : Data Olahan SPSS 25

Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai Asymp Sig Kolmogorv Smirnov kebih besar dari 0,05.

Dengan demikian bahwa keseluruhan data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribbusi secara

normal.

Hasil Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan dengan matriks korelasi dengan melihat besarnya nilai VIF

(Variance Inflation Factor) dan nilai tolerance. Suatu model regresi yang bebas dari multikolinearitas

memiliki nilai VIF yang tidak melebihi dari 10 dan nilai tolerance dari 0,10. Hasil uji multikolinearitas

dala penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3 Coefficients

a

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

KI .753 1.327

KA .682 1.466

KINS .516 1.937

CSR .667 1.500

a. Dependent Variable: ETR

Sumber : Data Olahan SPSS 25

Dari hasil perhitungan hasil analisis data diatas, diperoleh nilai VIF untuk seluruh variabel

bebas < 10 dan tolerance > 0,10. Hal ini dapat disimpulkan bahwa model regresi disimpulkan bahwa

model regresi tersebut bebas dari multikolinearitas.

Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi autokorelasi antara suatu periode t dengan

periode sebelumnya (t-1). Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji durbin-watson

(DW), dimana hasil pengujian ditentukan berdasarkan nilai durbin-watson (DW).

Tabel 4 Model Summary

b

Model Durbin-Watson

1 1.930

a. Predictors: (Constant), CSR, KA, KI, KINS

b. Dependent Variable: ETR

Sumber: Data Olahan SPSS 25

Page 9: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN … · 2020. 5. 13. · perusahaan yang baik, perusahaan melakukan konsep corporate governance. Corporate Governance dapat didefinisikan

50 Jurnal GeoEkonomi ISSN-Elektronik (e): 2503-4790 | ISSN-Print (p): 2086-1117

Volume 11 Nomor 1, Maret 2020 | DOI: doi.org/10.36277/geoekonomi

http://jurnal.fem.uniba-bpn.ac.id/index.php/geoekonomi

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai Durbin Watson sebesar 1.930. Pada tabel Durbin-

Watson diperoleh nilai du sebesar 1.732. maka dari perhitungan (du < dw < 4-du) atau (1,732 < 1,930 <

2,268) dapat disimpulkan bahwa Durbin-Watson Test terletak pada daerah yang tidak terdapat gejala

autokorelasi.

Hasil Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Dalam penelitian ini untuk menguji

heterokkedastisitas dalam pengamatan digunakan uji glejser dengan taraf signifikasnis 0,05.

Tabel 5 Coefficients

a

Model Sig.

1 (Constant) .199

KI .724

KA .724

KINS .691

CSR .125

a. Dependent Variable: AbsUt

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi variabel diatas lebih besar dari

0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang ada terbebas dari asumsi heterokedastisitas.

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk membuktikan apaka hipotesis diterima atau ditolak, maka dilakukan uji regresi linier

berganda. Dari pengujian yang dilakukan, diperoleh hasil koefisien regresi dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6 Coefficients

a

Model t Sig.

1 (Constant) 1.851 .075

KI 2.263 .032

KA -1.886 .070

KINS -3.232 .003

CSR 2.328 .028

a. Dependent Variable: ETR

Dari tabel diatas dapat dibuat persamaan regresi liniear berganda dalam penelitian ini sebagai

berikut:

ETR = 0,509 + 0,468(KI) - 0,130 (KA) – 0,353(KINS) + 0,693 (CSR)

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 7 Model Summary

b

Model R R Square

Adjusted R

Square

1 .560a .313 .211

a. Predictors: (Constant), CSR, KA, KI, KINS

b. Dependent Variable: ETR

Hasil perhitungan analisis regresi diperoleh adjusted R square (R2) sebesar 0,211 dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa Agresivitas Pajak dapat diterangkan oleh faktor corporate

governance dan pengungkapan corporate social responsibility sebesar 21,1% sedangkan sisanya 79,9%

mengambarkan variabel-variabel lainnya yang tidak diamati dalam penelitian ini.

Page 10: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN … · 2020. 5. 13. · perusahaan yang baik, perusahaan melakukan konsep corporate governance. Corporate Governance dapat didefinisikan

51 Jurnal GeoEkonomi ISSN-Elektronik (e): 2503-4790 | ISSN-Print (p): 2086-1117

Volume 11 Nomor 1, Maret 2020 | DOI: doi.org/10.36277/geoekonomi

http://jurnal.fem.uniba-bpn.ac.id/index.php/geoekonomi

Pembahasan

1. Pengaruh Komisaris Independen terhadap Agresivitas Pajak

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat dilihat bahwa nilai signifikan variabel komisaris

independen sebesar 0,032 lebih kecil dari 0,05 sehingga hipotesis yang diajukan diterima, yang

berarti bahwa komisaris independen berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Hasil penelitian

ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Imam (2016) yang menyatakan bahwa

komisaris independen berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Kehadiran komisaris independen

dalam perusahaan dapat melakukan pengawasan yang ketat terhadap manajemen sehingga dapat

meminimalisir perilaku disfungsional yang dapat terjadi seperti penghindaranpajak. Jumlah

komisaris independen yang semakin banyak pada perusahaan maka pengaruh komisaris

independen untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja manajemen semakin meningkat.

Komisaris independen dapat mengawasi manajemen perusahaan agar dapat mematuhi peraturan

perundang-undangan yang berlaku sehingga dapat meminimalisir perilaku penghindaran pajak

yang dapat terjadi. Pengawasan yang semakin ketat dilakukan komisaris independen dapat

membuat manajemen lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan, sehingga dapat

mengurangi terjadi penghindaran pajak

2. Pengaruh Komite Audit terhadap Agresivitas Pajak

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat dilihat bahwa nilai signifikansi variabel nilai pasar

ekuitas sebesar 0,070 lebih besar dari 0,05 sehingga hipotesis yang diajukan ditolak, yang

berarti bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Hasil penelitian ini

konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Rengganis dan Putri (2018) yang menyatakan

bahwa tidak berpengaruhnya komite audit terhadap tingkat agresivitas pajak perusahaan

mungkin karena kecenderungan perusahaan melakukan tindakan agresivitas pajak bukan

tergantung dari banyaknya anggota komite audit yang tergabung tetapi lebih kepada bagaimana

kualitas serta independensi dari anggota komite audit tersebut untuk menganalisa apakah

tindakan penghindaran pajak tersebut dilakukan oleh perusahaan atau tidak. Selain itu, ada

potensi bahwa penambahan anggota komite audit dalam perusahaan hanya dimaksudkan untuk

memenuhi kepatuhan atas peraturan yang ada dimana diharuskan sedikitnya terdapat 3 (tiga)

orang anggota komite audit dalam suatu perusahaan.

3. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Agresivitas Pajak

Berdasarkan hasil pengujian dapat dilihat bahwa nilai signifikansi variabel kepemilikan

institusional sebesar 0,003 lebih kecil dari 0,05 sehingga hipotesis yang diajukan diterima, yang

berarti bahwa kepemilikan institusional berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Hasil penelitian

ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Imam (2016), yang menyatakan bahwa

kepemilikan institusional berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Kepemilikan institusional

adalah ukuran utama dalam corporate governance dalam menengahi adanya penghindaran pajak

pada perusahaan yang mempengaruhi nilai perusahaan. Dengan adanya kontrol dan tingkat

pengawasan yang tinggi dari kepemilikan institusional akan memberikan aspek positif pada

penghindaran pajak. Adanya kepemilikan institusional di suatu perusahaan akan mendorong

peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen.

4. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Agresivitas

Pajak

Berdasarkan hasil pengujian dapat dilihat bahwa nilai signifikansi variabel kepemilikan

institusional sebesar 0,028 lebih kecil dari 0,05 sehingga hipotesis yang diajukan diterima, yang

berarti bahwa CSR berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Hasil penelitian ini konsisten

dengan penelitian yang dilakukan oleh Adrianto dan Fadjar (2017) serta Rengganis dan Putri

(2018), yang menyatakan bahwa CSR berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Hasil yang

diperoleh dalam penelitian ini berarti bila pengungkapan CSR perusahaan tinggi, akan diikuti

dengan rendahnya tingkat agresivitas pajak perusahaan. Setiap kegiatan CSR yang dijalankan

oleh perusahaan itu merupakan sebuah kegiatan yang tidak hanya berfokus untuk tujuan

ekonomi tetapi lebih menitik beratkan pada bidang sosial dan lingkungan. Bagaimana dampak

Page 11: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN … · 2020. 5. 13. · perusahaan yang baik, perusahaan melakukan konsep corporate governance. Corporate Governance dapat didefinisikan

52 Jurnal GeoEkonomi ISSN-Elektronik (e): 2503-4790 | ISSN-Print (p): 2086-1117

Volume 11 Nomor 1, Maret 2020 | DOI: doi.org/10.36277/geoekonomi

http://jurnal.fem.uniba-bpn.ac.id/index.php/geoekonomi

yang akan diterima masyarakat setelah kegiatan sosial tersebut dijalankan, karena perusahaan

melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial tersebut juga sebagai bentuk tanggung jawabnya pada

stakeholdernya. Perusahaan yang memiliki peringkat rendah untuk pengungkapan CSRnya

dianggap kurang memiliki tanggung jawab sosial sehingga dalam menjalankan

tanggungjawabnya bidang perpajakan, juga cenderung akan lebih bersikap agresif . Sedangkan,

perusahaan yang memiliki peringkat tinggi dalam pengungkapan CSRnya dipandang lebih

peduli terhadap lingkungan sosial serta tidak sekedar mementingkan hak-hak investor tetapi

perhatiannya juga be besar akan hak-hak publik, sehingga perusahaan cenderung memiliki

kesadaran yang tinggi terhadap kewajiban perpajakannya.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan, maka dapat diambil kesmpulan

penelitian sebagai berikut :

1. Komisaris independen berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Hal ini berarti kehadiran

komisaris independen dalam perusahaan efektif dalam meningkatkan pengawasan

terhadap keputusan dan tindakan manajemen, misalnya dalam mengawasi tindakan

agresivitas pajak.

2. Komite Audit tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Hal ini karena

kecenderungan perusahaan melakukan tindakan agresivitas pajak bukan tergantung dari

banyaknya anggota komite audit yang tergabung tetapi lebih kepada bagaimana kualitas

serta independensi dari anggota komite audit tersebut untuk menganalisa apakah

tindakan penghindaran pajak tersebut dilakukan oleh perusahaan atau tidak.

3. Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Hal ini berarti

dengan adanya kontrol dan tingkat pengawasan yang tinggi dari kepemilikan

institusional akan memberikan aspek positif pada penghindaran pajak. Adanya

kepemilikan institusional di suatu perusahaan akan mendorong peningkatan

pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen.

4. Corporate social responsibility berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Hal ini berarti

tindakan agresivitas pajak perusahaan dapat ditekan atau berkurang dengan semakin

tingginya aktivitas corporate social responsibility. Dimana perusahaan lebih berhati-

hati dalam melakukan tindakan yang dapat merusak citra perusahaan semisal tindakan

agresivitas pajak yang dapat menghilangkan legitimasi perusahaan yang telah

diciptakan melalui aktivitas CSR.

Saran

Berdasarkan implikasi diatas ada beberapa saran yang diperlukan untuk mengembangkan

penelitian selanjutnya. Beberapa saran yang dimaksud sebagai berikut:

(1). Untuk penelitian selanjutnya dapat menambah populasi perusahaan yang akan dijadikan

populasi penelitian di berbagai sektor seperti perusahaan manufaktur, konstruksi bangunan,

perbankan, maupun lainnya yang mempunyai sektor yang berbeda agar ilmu dan pemahaman

terhadap agresivitas pajak semakin berkembang dan komprehensif serta menambah periode

pengamatan. (2). Dalam penelitian selanjutnya variabel agresivitas pajak dapat menggunakan

proksi lain untuk pengukurannya seperti Current ETR, Book Tax Differences, Discretionary

Permanent BTDs (DTAX), UnrecognizeTax benefit, Tax Shelter Activity, dan Marginal tax rate

atau model yg lainnya. Penggunaan model untuk mendeteksi agresivitas pajak dalam penelitian

ini mungkin belum mampu memperlihatkan tingkat agresivitas pajak dengan baik dan

benar.(3).Dalam penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel baru untuk mengetahui

faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi agresivitas pajak seperti manajemen laba,

kepemilikan manajerial, leverage, ukuran perusahaan, likuiditas dan lain-lain.

Page 12: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN … · 2020. 5. 13. · perusahaan yang baik, perusahaan melakukan konsep corporate governance. Corporate Governance dapat didefinisikan

53 Jurnal GeoEkonomi ISSN-Elektronik (e): 2503-4790 | ISSN-Print (p): 2086-1117

Volume 11 Nomor 1, Maret 2020 | DOI: doi.org/10.36277/geoekonomi

http://jurnal.fem.uniba-bpn.ac.id/index.php/geoekonomi

DAFTAR PUSTAKA

Andhari P. A. S., & Sukartha, I. M. (2017). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social

Responsibility , Profitabilitas , Inventory Intensity , Capital Intensity dan Leverage Pada

Agresivitas Pajak. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 18(3), 2115–2142. ISSN:

2115-2142

Andrianto, M. Rizky., & Fadjar, A. (2017). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social

Responsibility Terhadap Agresivitas Pajak. Jurnal Profesionalisme Akuntan Menuju

Sustainable Business Practice. ISSN: 2252-3936

Anita, F. (2015). Pengaruh Corporate Social Responsibility, Laverage, Likuiditas, dan Ukuran

Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak (Studi Empiris Pada Perusahaan Real Estate Dan

Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013). Jom Fekon, 2(2), 1–

15.

Balakrishnan, K., Blouin, J. L., & Guay, W. R. (2012). Does Tax Aggressiveness Reduce

Financial Reporting Transparency?SSRN Electronic Journal, (215).

https://doi.org/10.2139/ssrn.1792783

Diantari, Rista.P., &Ulupui. (2016). Pengaruh Komite Audit, Proporsi Komisaris Independen,

dan Proporsi Kepemilikan Institusional Terhadap Tax Avoidance. E-Jurnal Akuntansi

Universitas Udayana, 16(1), 702–732.ISSN: 2302-8556

Fadli, Imam. (2016). Pengaruh Likuiditas, Leverage, Komisaris Inpenden, Manajemen Laba,

dan Kepemilikan Institusional Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan. JOM Fekon,

03(01), 1205–1219.

Fionasari, D., Savitri, E., & Andreas, A. (2018). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social

Responsibility terhadap Agresivitas Pajak (Studi pada Perusahaan yang Listing di Bursa

Efek Indonesia). Sorot, 12(2), 95.ISSN 1907-364X

https://doi.org/10.31258/sorot.12.2.4557.

Freedman, J. (2008). Financial and Tax Accounting: Transparency and “Truth.” Tax and

Corporate Governance, 71–92. https://doi.org/10.1007/978-3-540-77276-7_6.

Ghozali, Imam. (2018).Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gunawan, J. (2017). Pengaruh Corporate Social Responsibility Dan Corporate Governance

Terhadap Agresivitas Pajak. Jurnal Akuntansi, 21(3), 425.

https://doi.org/10.24912/ja.v21i3.246.

Jessica & Agus Arianto. T. (2015). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibilty

Terhadap Agresivitas Pajak. Tax & Accounting Review, 4(1). https://doi.org/10.1007/978-

81-322-1518-9_8.

Jiménez-angueira, C. E. (2008). Tax Aggressiveness, Tax Environment Changes, and Corporate

Governance. 1–114.University Of Florida.

Page 13: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN … · 2020. 5. 13. · perusahaan yang baik, perusahaan melakukan konsep corporate governance. Corporate Governance dapat didefinisikan

54 Jurnal GeoEkonomi ISSN-Elektronik (e): 2503-4790 | ISSN-Print (p): 2086-1117

Volume 11 Nomor 1, Maret 2020 | DOI: doi.org/10.36277/geoekonomi

http://jurnal.fem.uniba-bpn.ac.id/index.php/geoekonomi

Kementerian Keuangan Republik Indonesia. 2016. Pemerintah Soroti Rendahnya Kepatuhan

Wajib Pajak Minerba dan Migas. https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/pemerintah-

soroti-rendahnya-kepatuhan-wajib-pajak-minerba-dan-migas/

Lanis, R. & G. Richardson. (2012). Corporate social responsibility and tax aggressiveness : a

test of legitimacy theory. http://doi.org/10.1108/09513571311285621.

Maraya, A. D., & Yendrawati, R. (2017). Pengaruh Corporate Governance dan Corporate

Social Responsibility Disclosure terhadap tax avoidance: studi empiris pada perusahaan

tambang dan CPO. Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia, 20(2), 147–159.

https://doi.org/10.20885/jaai.vol20.iss2.art7.

Maria, R. R., Dwi, Y., & Putri, Asri Dwija.P.(2018). Pengaruh Corporate Governance dan

Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Agresivitas Pajak.24, 871–898.

ISSN: 2302-8556.

Mulyani Sri, Anita.W., Endang. M. (2018). Pengaruh Corporate Governance Terhadap Tax

Avoidance ( Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI ), 3(1), 322–340.ISSN 2548-

1401.

Novitasari, S. (2017). Pengaruh Manajemen Laba, Corporate Governance, dan Intensitas Modal

Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas EkonomiM

Fekon, 4(1), 1901–1914.

Reza, Ahmad.D.P., dan Zulaikha. (2015). Pengaruh Corporate Governance Terhadap

Penghindaran Pajak ( Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia 2011-2014 ), 4, 1–11.ISSN (Online): 2337-3806.

Sari, Dea. L. (2017). Pengaruh Corporate Social Responsibility, Kepemilikan Mayoritas dan

Corporate Governance terhadap Agresivitas Pajak. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas

Ekonomi, 4(1), 1813–1827.

Seprini. (2016). Pengaruh Good Corporate Governance dan Corporate Sosial Responsibility

Tindakan Pajak Agresif (Studi pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI

2011-2013). JOM Fekon, 3(1), 2238–2252.

Simorangkir, Y. N. L., Subroto, B., & Andayani, W. (2019). Pengaruh Corporate Social

Responsibility dan Komisaris Independen terhadap Agresivitas Pajak. Jurnal Manajemen

Dan Kewirausahaan, 6(2). http://doi.org/10.26905/jmdk.v6i2.2277.

Sugiyono. (2014).Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods)

Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Suprasto, N. P. D., & Suprimarini, B. (2017). Pengaruh Corporate Social Responsibility,

Kualitas Audit, Dan Kepemilikan Institusional Pada Agresivitas Pajak. E-Jurnal Akuntansi

Universitas Udayana, 19, 1349–1377. ISSN: 2302-8556

W, D. I., Djumena, S., & Yuniarwati. (2015). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aresivitas

Pajak Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI 2013 – 2015. Jurnal Muara

Ilmu Ekonomi Dan Bisnis, 1(1), 125–134.ISSN-L 2579-6232.

Page 14: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN … · 2020. 5. 13. · perusahaan yang baik, perusahaan melakukan konsep corporate governance. Corporate Governance dapat didefinisikan

55 Jurnal GeoEkonomi ISSN-Elektronik (e): 2503-4790 | ISSN-Print (p): 2086-1117

Volume 11 Nomor 1, Maret 2020 | DOI: doi.org/10.36277/geoekonomi

http://jurnal.fem.uniba-bpn.ac.id/index.php/geoekonomi

Wibawa Agung, Wilopo, Abdilah. Y. (2016). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap

Penghindaran Pajak. Jurnal Perpajakan (JEJAK), 11(1), 1–18.

Wijayanti, Y. C., & Merkusiwati, N. K. L. A. (2017). Pengaruh Proporsi Komisaris Independen,

Kepemilikan Institusional, Leverage, Dan Ukuran Perusahaan Pada Penghindaran Pajak.

Akuntansi Universitas Udayana, 20(1), 699–728. ISSN: 2302-8556.

Winata, F. (2014). Pengaruh Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance Pada Perusahaan

Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013. Tax & Accounting Review, 4 (1)(1),

1–11. https://doi.org/10.2307/2692184.

Wulansari, R. (2015). Pengaruh Karakteristik Corporate Governance Terhadap Effective Tax

Rate (ETR) (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-

2013). Faculty of Economy Riau University, 2(2), 1–15.