pengaruh daya hambat antimikrobia isolat … · universitas sanata dharma karya ilmiah saya yang...
TRANSCRIPT
PENGARUH DAYA HAMBAT ANTIMIKROBIA ISOLAT
ALKALOID UMBI BAWANG DAYAK (Eleutherine palmifolia)
TERHADAP PERTUMBUHAN Escherichia coli, Staphylococcus
epidermidis DAN Candida albicans ATCC 10231
SECARA IN-VITRO
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
Maresti Mei Yuniasih
NIM: 141434060
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH DAYA HAMBAT ANTIMIKROBIA ISOLAT
ALKALOID UMBI BAWANG DAYAK (Eleutherine palmifolia)
TERHADAP PERTUMBUHAN Escherichia coli, Staphylococcus
epidermidis DAN Candida albicans ATCC 10231
SECARA IN-VITRO
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
Maresti Mei Yuniasih
NIM: 141434060
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Rasa syukur akan karya penelitian ini, kupersembahkan untuk:
Tuhan Yang Maha Esa yang selalu menjadi penguat dan pembimbing ketika
mengalami kegagalan
Orang tua dan saudara yang selalu mendoakan dan memberikan kasih sayangnya
Bhante Nitya Eka yang selalu memberikan wejangan dan motivasi yang luar
biasa
Bapak Kristio sebagai dosen yang senantiasa membimbing dalam penelitian
Sahabat dan teman yang selalu membantu dan memberikan semangat
Almamaterku Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta,
Penulis, 12 Mei 2018
Maresti Mei Yuniasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Maresti Mei Yuniasih
NIM : 141434060
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PENGARUH DAYA HAMBAT ANTIMIKROBIA ISOLAT ALKALOID
UMBI BAWANG DAYAK (Eleutherine palmifolia) TERHADAP
PERTUMBUHAN Escherichia coli, Staphylococcus epidermidis DAN Candida
albicans ATCC 10231
SECARA IN-VITRO
Demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma
untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang telah saya buat dengan sebenarnya:
Dibuat di : Yogyakarta
Pada tanggal : 12 Mei 2018
Yang menyatakan,
Maresti Mei Yuniasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa melalui
kuasa, rahmat, hidayah, dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini dengan judul “Pengaruh Daya Hambat Antimikrobia Isolat
Alkaloid Umbi Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia) Terhadap
Pertumbuhan Escherichia coli, Staphylococcus epidermidis dan Candida
albicans ATCC 10231 Secara In-Vitro”. Naskah skripsi ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada
Program Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan, doa dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Bapak Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku rektor Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S. Pd, M.Si selaku dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan.
3. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Biologi.
5. Bapak Ignatius Yulius Kristio Budiasmoro, S.Si., M.Si. selaku dosen
pembimbing yang sangat tidak pernah bosan memberikan dorongan,
dukungan, arahan, bimbingan, serta waktu dalam penelitian dan penulisan
skripsi.
6. Ibu Yoanni Maria Lauda Feroniasanti, M.Si selaku kepala laboratorium
Pendidikan Biologi yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di
laboratorium.
7. Seluruh dosen Pendidikan Biologi yang telah memberikan ilmu, pelajaran dan
pengalaman sebagai bekal penelitian dan penulisan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
8. Bapak Agus Handoyo dan Bapak Marsono selaku laboran yang telah
membantu penulis menyiapkan segala alat dan bahan yang dibutuhkan dalam
penelitian.
9. Teman-teman di Pusat Studi Lingkungan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang telah membantu membuat enkas, dan memberikan waktu
dan tempat untuk penelitian dan berkonsultasi mengenai skripsi.
10. Orang tua tercinta dan saudara yang telah memberikan doa, kasih sayang
semangat, dukungan secara moral maupun moril selama penulisan skripsi.
11. Bhante Nitya Eka yang telah memberikan motivasi, wejangan, dharma dan
kebajikan sehingga terselesainya naskah skripsi ini.
12. Yudha Sastrosugito yang telah membantu menerjemahkan kalimat sulit dalam
abstrak.
13. Angguntia Dwi Saputra dan Astiti Wulandari sebagai sahabat yang membantu
kinerja dalam penelitian dan teman kerja di laboratorium setiap hari yang
sama-sama saling memberikan semangat dan bantuan.
14. Angkatan PBIO 2014 yang saling menyemangati dan saling membantu.
15. Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak keterbatasan dalam menyusun
naskah skripsi ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan dari berbagai pihak. Penulis berharap, skripsi ini dapat
bermanfaat bagi sesama dan kemajuan ilmu pengetahuan khususnya di
bidang ilmiah dan pendidikan.
Penulis
Maresti Mei Yuniasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PENGARUH DAYA HAMBAT ANTIMIKROBIA ISOLAT ALKALOID
UMBI BAWANG DAYAK (Eleutherine palmifolia) TERHADAP
PERTUMBUHAN Escherichia coli, Staphylococcus epidermidis DAN
Candida albicans ATCC 10231 SECARA IN-VITRO
Maresti Mei Yuniasih
Universitas Sanata Dharma
2018
ABSTRAK
Prevalensi tingkat penyakit infeksi merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang penting di Indonesia. Salah satu penyebab penyakit infeksi yaitu
mikrobia E. coli, S. epidemidis dan C. albicans. Resistensi merupakan
permasalahan yang sering terjadi di dalam pengobatan penyakit infeksi.
Peningkatan resistensi mikrobia terhadap antimikrobia mendorong pembuatan
antibiotik secara eksploratif menggunakan bahan herbal. Umbi bawang dayak
(Eleutherine palmifolia) diduga mengandung senyawa bioaktif alkaloid yang
diketahui aktif sebagai agen antimikrobia.
Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental murni yang bertujuan
mengetahui aktivitas antimikrobia isolat alkaloid umbi bawang dayak sebagai
antimikrobia berspektrum luas (broad spectrum) atau berspektrum sempit (narrow
spectrum), dilanjutkan dengan pengujian Kadar Hambat Minimum (KHM)
terhadap mikrobia E. coli, S. epidermidis dan C. albicans. Pengujian aktivitas
antimikrobia dilakukan dengan metode Kirby-Bauer (disc diffusion) dengan
variasi konsentrasi isolat alkaloid 5,0 x 10-3
gr/ml, 2,5 x 10-3
gr/ml, dan 1,7 x 10-3
gr/ml, kontrol positif menggunakan Amoxicillin Tryhidrat dan Nystatin, kontrol
negatif menggunakan akuades steril. Pengujian KHM dilakukan dengan metode
dilusi padat. Hasil uji aktivitas antimikrobia isolat alkaloid umbi bawang dayak
dan KHM dianalisis menggunakan statistik deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat alkaloid umbi bawang dayak
memiliki aktivitas antimikrobia berspektrum luas (broad spectrum). Nilai KHM
isolat alkaloid umbi bawang dayak (Eleutherine palmifolia) yang masih mampu
menghambat bakteri gram negatif (E. coli) yaitu konsentrasi 1,7 x 10-3
gr/ml,
bakteri gram positif (S. epidermidis) yaitu konsentrasi 5,0 x 10-3
gr/ml dan fungi
(C. albicans) yaitu konsentrasi 1,7 x 10-3
gr/ml.
Kata Kunci: Eleutherine palmifolia, alkaloid, E. coli, S. epidermidis, C. albicans,
antimikrobia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
THE INFLUENCE OF ANTIMICROBIAL INHIBITION OF ISOLATED
ALKALOIDS OF DAYAK ONION BULB (Eleutherine palmifolia) ON THE
GROWTH OF Escherichia coli, Staphylococcus epidermidis AND
Candida albicans ATCC 10231 ON IN-VITRO
Maresti Mei Yuniasih
Sanata Dharma University
2018
ABSTRACT
The prevalence of infectious disease rates is an important public health
problem in Indonesia. Some of the causes of infectious disease are Escherichia
coli, Staphylococcus epidermidis and Candida albicans microbial. Resistance is a
frequent problem in the treatment of infectious diseases. Increased microbial
resistance to antimicrobial encourages the manufacture of antibiotics
exploratively using herbal ingredients. Dayak onion bulbs (Eleutherine
palmifolia) are thought to contain alkaloids bioactive compounds that are known
to be active as antimicrobial agents.
This study is a pure experimental research aimed at finding out the
antimicrobial isolated alkaloids activity of Dayak Onion bulb as a broad
spectrum antimicrobial or narrow spectrum antimicrobial followed by testing of
Minimum Inhibitory Concentration (MIC) to E. coli, S. epidermidis and C.
albicans microbial. The antimicrobial activity test was performed by Kirby-Bauer
method (disc diffusion) with variation of 5,0 10-3
gr/ml alkaloid isolation, 2,5
10-3
gr/ml, and 1,7 10-3
gr/ml, positive control using Amoxicillin Tryhidrat and
Nystatin, negative control using sterile akuades. MIC testing is done by solid
dilution method. The results of the antimicrobial activity of alkaloids isolated
from bulbs of Dayak Onion and MIC were analyzed using descriptive statistics.
The results show that the alkaloids isolated from bulb of Dayak Onion has
broad-spectrum antimicrobial activity. The value of MIC of isolated alkaloids of
Dayak Onion bulb (Eleutherine palmifolia) which still able to inhibit gram-
negative bacteria (E. coli) is at the concentration of 1,7 10-3
gr/ml, gram-
positive bacteria (S. epidermidis) is at the concentration of 5,0 10-3
gr/ml and
fungi (C. albicans) is at the concentration of 1,7 10-3
gr/ml.
Keyword : Eleutherine palmifolia, alkaloids, E. coli, S. epidermidis, C. albicans,
antimicrobial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR PUSTAKA
HALAMAM JUDUL ................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJAN PEMBIMBING .......................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASIKARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................... vii
ABSTRAK .................................................................................................................. ix
ABSTRACT .................................................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xvi
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................................... 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 7
A. Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia) ....................................................................... 7
B. Staphylococcus epidermidis, Escherichia coli dan Candida albicans ........................ 11
C. Antibiotika ................................................................................................................... 17
D. Mekanisme Kerja Antimikrobia .................................................................................. 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
E. Penggolongan Antimikrobia ........................................................................................ 22
F. Pengukuran Aktivitas Antimikrobia ............................................................................ 23
G. Alkaloid ....................................................................................................................... 26
H. Simplisia ...................................................................................................................... 32
I. Ekstraksi ...................................................................................................................... 33
J. Penelitian yang Relevan .............................................................................................. 35
K. Kerangka Berpikir ....................................................................................................... 36
L. Hipotesis ...................................................................................................................... 38
BAB III. METODE PENELITIAN ......................................................................... 39
A. Jenis Rancangan Penelitian dan Variabel Penelitian ................................................... 39
B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................................... 40
C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................................... 41
D. Batasan Penelitian ....................................................................................................... 41
E. Alat dan Bahan Penelitian ........................................................................................... 42
F. Prosedur Kerja ............................................................................................................. 43
G. Metode Analisis Data .................................................................................................. 61
H. Rancangan Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran .................................. 62
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 63
A. Identifikasi Tanaman Umbi Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia) ........................ 63
B. Serbuk Simplisia Umbi Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia) .............................. 66
C. Ekstraksi Umbi Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia) ........................................... 68
D. Isolat Alkaloid Umbi Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia) .................................. 70
E. Identifikasi Kandungan Alkaloid Umbi Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia) ..... 72
F. Uji Aktivitas Antimikrobia Isolat Alkaloid Umbi Bawang Dayak (Eleutherine
palmifolia) ................................................................................................................... 75
G. Hambatan dan Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB V. IMPLEMENTASI PENELITIAN DALAM PEMBELAJARAN ........ 102
DI SEKOLAH ......................................................................................................... 102
A. Implementasi Penelitian ............................................................................................ 102
B. Bentuk Kegiatan ........................................................................................................ 103
C. Rancangan Perencanaan Proses Pembelajaran .......................................................... 104
BAB VI. PENUTUP ................................................................................................ 106
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 106
B. Saran .......................................................................................................................... 107
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 108
LAMPIRAN ............................................................................................................. 113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hasil Skrining Fitokimia Serbuk Simplisia Umbi Bawang Sabrang .......... 10
Tabel 2.2 Kategori Penghambatan Antimikrobia berdasarkan Zona Hambat ............ 24
Tabel 4.1 Hasil Ekstrak Umbi Bawang Dayak dengan Maserasi ................................ 70
Tabel 4.2 Hasil Identifikasi Kandungan Alkaloid Ekstrak Umbi Bawang Dayak ...... 72
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Makroskopik Mikrobia Uji E. coli, S. epidermidis
dan C. albicans ATCC 10321 ...................................................................... 79
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Mikroskopik Mikrobia Uji E. coli, S. epidermidis dan
C. albicans ATCC 10321 ............................................................................. 79
Tabel 4.5 Kriteria Sensitivitas Daya Antimikrobia Isolat Alkaloid Umbi Bawang
Dayak Terhadap E. coli dan S. epidermidis dan C. albicans ....................... 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tanaman Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia) ................................... 8
Gambar 2.2 Staphylococcus epidermidis .................................................................... 11
Gambar 2.3 Escherichia coli ....................................................................................... 13
Gambar 2.4 Candida albicans..................................................................................... 15
Gambar 2.5 Bagan Kerangka Berpikir ........................................................................ 38
Gambar 3.1 Desain Letak Paper Disc pada Cawan Petri ............................................ 58
Gambar 4.4 Pembuatan Serbuk Simplisia Umbi Bawang Dayak ............................... 68
Gambar 4.5 Ekstraksi Umbi Bawang Dayak .............................................................. 69
Gambar 4.6 Proses Isolasi Alkaloid Umbi Bawang Dayak ........................................ 71
Gambar 4.7 Hasil Identifikasi Kandunga Alkaloid Ekstrak Umbi Bawang Dayak .... 73
Gambar 4.8 Reaksi antara Alkaloid dengan Pereaksi Dragendorff ............................ 74
Gambar 4.9 Reaksi antara Alkaloid dengan Pereaksi Mayer ...................................... 74
Gambar 4.10 Variasi Konsentrasi Isolat Alkaloid Umbi Bawang Dayak ................... 76
Gambar 4. 11 Hasil Mikroskopik Pengecatan Mikrobia Uji E. coli, S. epidermidis,
dan C. albicans ...................................................................................... 80
Gambar 4.12 Perbandingan Zona Hambat dari Tiap Variasi Konsentrasi pada E.
coli, S. epidermidis dan C. albicans ..................................................... 87
Gambar 4.13 Hasil Uji % Kejernihan Media E. coli terhadap Konfirmasi Nilai
KHM yang Didapat .............................................................................. 95
Gambar 4.14 Hasil Uji % Kejernihan Media S. epidermidis terhadap Konfirmasi
Nilai KHM yang Didapat ..................................................................... 97
Gambar 4.15 Hasil Uji % Kejernihan Media C. albicans terhadap Konfirmasi
Nilai KHM yang Didapat ..................................................................... 99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Perhitungan Mengenai Pembuatan Variasi Konsentrasi Isolat Umbi
Bawang Dayak ..................................................................................... 113
Lampiran 2 Sertifikat Strain Mikrobia Kultur Murni E. coli ATCC 25922, S.
epidermidis ATCC 12228 dan C. albicans ATCC 10321 ................... 116
Lampiran 3 Hasil pengukuran zona hambat isolat alkaloid umbi bawang dayak
terhadap mikrobia E. coli, S. epidermidis dan C. albicans .................. 119
Lampiran 4 Hasil dokumentasi uji aktivitas antimikrobia isolat alkaloid umbi
bawang dayak (Eleutherine palmifolia) terhadap E. coli, S.
epidermidis dan C. albicans ................................................................. 121
Lampiran 5 Dokumentasi hasil uji KHM antimikrobia isolat alkaloid terhadap E.
coli, S. epidermidis dan C. albicans ..................................................... 122
Lampiran 6 Silabus Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam Mata Pelajaran
Biologi SMA ........................................................................................ 125
Lampiran 7 RPP Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam Mata Pelajaran
Biologi SMA ........................................................................................ 129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat yang penting, khususnya di Indonesia. Salah satu obat andalan
untuk mengatasi masalah tersebut adalah antimikrobia, antara lain antibakteri
atau antibiotik, anti jamur, antivirus, dan anti protozoa. Penanggulangan
infeksi oleh mikroorganisme tersebut memerlukan obat-obat yang mempunyai
daya kerja optimal dan efek samping yang kecil. Saat ini, penggunaan
antimikrobia sangat banyak terutama dalam pengobatan yang berhubungan
dengan infeksi. Menurut Permenkes (2011), berbagai studi menemukan bahwa
sekitar 40-62 % antimikrobia digunakan secara tidak tepat, antara lain untuk
penyakit-penyakit yang sebenarnya tidak memerlukan antimikrobia. Penelitian
kualitas penggunaan antimikrobia di berbagai bagian rumah sakit ditemukan
30 % sampai dengan 80 % tidak didasarkan pada indikasi (Permenkes, 2011).
Intensitas penggunaan antimikrobia yang relatif tinggi, menimbulkan berbagai
permasalahan dan merupakan ancaman global bagi kesehatan, terutama
masalah resistensi terhadap mikrobia. Perlu kiranya usaha pengembangan obat
tradisional untuk menunjang peningkatan taraf kesehatan masyarakat untuk
menanggulangi masalah resistensi mikrobia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga
merupakan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering disertai
dengan kematian. Penyebab utama diare di Indonesia adalah Shigella,
Salmonela, Campylobacter jejuni, Escherichia coli dan Entamoeba hisyolyca.
Menurut Riskesdas (2017), pada tahun 2016 terjadi 3 kali Kejadian Luar Biasa
(KLB) diare yang tersebar di 3 provinsi, 3 kabupaten dengan jumlah penderita
198 orang dan kematian 6 orang dengan angka kematian (CFR) 3,04 %.
Peradangan yang terjadi pada jerawat dapat diakibatkan oleh bakteri
Propionibacterium acne, Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus
aureus (Jappe U., 2003). Penelitian Tjekyan (2009), dengan judul penelitian
Kejadian dan Faktor Risiko Acne Vulgaris didapatkan prevalensi jerawat
(Acne vulgaris) adalah 58,4 % pada wanita dan 78,9 % pada laki-laki dengan
umur terbanyak berusia 15-16 tahun. Staphylococcus epidermidis bersifat
mikrobia normal pada kulit dan tidak bersifat patogen. Menurut Brooks et al.
(2010), jika terjadi perubahan kondisi kulit mengakibatkan terjadi
penyumbatan oleh minyak maka bakteri tersebut akan menjadi invasif dan
akan menyebabkan peradangan. Selain jerawat, Staphylococcus epidermidis
juga dapat menyebabkan infeksi kulit, infeksi saluran kemih dan infeksi ginjal
(Radji, 2011).
Candida albicans merupakan salah satu organisme penyebab masalah
kesehatan reproduksi wanita yaitu keputihan (fluor albus). Candida albicans
merupakan salah satu penyebab penyakit kandidiasis invasif (KI). Di
Indonesia sebanyak 75% wanita pernah mengalami keputihan minimal satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kali dalam hidupnya dan 45 % di antaranya mengalami keputihan sebanyak
dua kali atau lebih (Sari, 2012). Penelitian Kalista et al. (2017), dengan judul
penelitian Karakteristik Klinis dan Prevalensi Pasien Kandidiasis Invasif di
RSCM, telah didapatkan prevalensi KI di RSCM adalah 12,3 %, dari 91
pasien diantaranya 35 pasien termasuk kategori proven, 31 pasien probable
dan 25 pasien possible.
Obat tradisional merupakan salah satu bagian penting dalam upaya
pemeliharaan kesehatan masyarakat Indonesia. Penggunaan obat tradisional
pada masyarakat Indonesia saat ini semakin berkembang, banyak masyarakat
tertarik untuk mengobati segala macam penyakit yang dideritanya dengan
pengobatan tradisional seperti penggunaan obat herbal (herba medicine) dari
berbagai ragam tanaman Indonesia. Obat herbal digunakan secara terus
menerus sebagai upaya untuk menemukan senyawa baru untuk melawan
patogen. Salah satunya yaitu tanaman bawang dayak (Eleutherine palmifolia)
yang dipercaya sebagai tanaman obat multifungsi untuk berbagai penyakit.
Bawang dayak (Eleutherine palmifolia) memiliki ciri warna umbi
merah dengan daun hijau sejajar dan bunganya berwarna putih. Bawang dayak
sudah digunakan oleh masyarakat lokal sebagai obat penurun darah tinggi
(hipertensi), penyakit kencing manis (diabetes mellitus), menurunkan
kolesterol, obat bisul, diuretik, dan mencegah stroke (Galingging, 2009),
pengobatan sembelit, diare, disentri, luka, bisul, peluruh muntah, penyakit
kuning (Ogata, 1995), antimelanogenesis, antioksidan dan antimikrobia
(Arung, 2009). Umbi bawang dayak (Eleutherine palmifolia) mengandung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
senyawa bioaktif antara lain alkaloid, glikosida, flavonoid, fenolik, steroid dan
tanin yang diduga memiliki efek antimikrobia (Galingging, 2009).
Senyawa alkaloid banyak mempunyai kegiatan fisiologi yang
menonjol sehingga digunakan secara luas dalam bidang pengobatan (Harbone,
1987). Senyawa aktif ini dapat berperan sebagai analgesik, sedatif, bio
insektisida, stimulan pada syaraf otonom, obat malaria, obat kanker anti
inflamasi, antimikrobia, anti diabetes dan diuretik (Purba, 2010).
Hingga saat ini belum ada penelitian yang tertuju pada bagaimana
efektivitas dari senyawa alkaloid bulbus bawang dayak (Eleutherine
palmifolia) yang mampu menghambat pertumbuhan mikrobia. Penelitian ini
merujuk pada penentuan sifat aktivitas antimikrobia alkaloid umbi bawang
dayak yaitu berspektrum luas (broad spectrum) atau berspektrum sempit
(narrow spectrum). Tanaman ini sangat potensial untuk dikembangkan
menjadi tanaman pokok obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
senyawa alkaloid bawang dayak (Eleutherine palmifolia) yang mampu
menghambat mikrobia pada aktivitas antimikrobia spektrum luas (broad
spectrum) atau spektrum sempit (narrow spectrum) dan konsentrasi hambat
minimum (KHM) isolat alkaloid umbi bawang dayak yang masih mampu
menghambat pertumbuhan mikrobia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana aktivitas isolat alkaloid umbi bawang dayak (Eleutherine
palmifolia) terhadap pertumbuhan Escherichia coli, Staphylococcus
epidermidis dan Candida albicans ATCC 10231 secara in-vitro?
2. Berapa konsentrasi hambat minimum (KHM) isolat alkaloid umbi bawang
dayak (Eleutherine palmifolia) terhadap pertumbuhan Escherichia coli,
Staphylococcus epidermidis dan Candida albicans ATCC 10231 secara in-
vitro?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari latar belakang dan rumusan masalah yang telah
dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui aktivitas isolat alkaloid umbi bawang dayak (Eleutherine
palmifolia) terhadap pertumbuhan Escherichia coli, Staphylococcus
epidermidis dan Candida albicans ATCC 10231 secara in-vitro.
2. Mengetahui konsentrasi hambat minimum (KHM) isolat alkaloid umbi
bawang dayak (Eleutherine palmifolia) terhadap pertumbuhan Escherichia
coli, Staphylococcus epidermidis dan Candida albicans ATCC 10231
secara in-vitro.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
D. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagi Peneliti
Melatih pengembangan potensi dan keterampilan dalam berfikir ilmiah
secara logis dan empiris. Penelitian ini juga bermanfaat dalam menambah
pengetahuan dan wawasan bagi peneliti untuk mengetahui manfaat
alkaloid umbi bawang dayak dalam menghambat E. coli, S. epidermidis
dan C. albicans.
2. Bagi Dunia Pendidikan
Menambah wawasan dan informasi ilmiah terkait dunia pendidikan dan
dapat diimplementasikan ke dalam kegiatan pembelajaran di kelas
mengenai penyakit yang disebabkan oleh bakteri E. coli dan S. epidermidis
pada materi Monera kelas X SMA semester 1 kurikulum 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia)
1. Persebaran Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia)
Persebaran bawang dayak (Eleutherine palmifolia) meliputi
kawasan Asia tropis Indonesia (Pulau Jawa dan Kalimantan) dan Filipina
(Leyte, Luzon, Mindanao dan Negros), Afrika tropis, serta Amerika tropis.
Bawang dayak (Eleutherine palmifolia) sendiri berasal dari Amerika
tropis, yang kemudian dibudidayakan dan dilestarikan di Afrika tropis dan
cakupan zona floristik Malesia yaitu Indonesia (Jawa dan Kalimantan)
serta Filipina (Leyte, Luzon, Negros dan Mindanao) (Nooteboom, 2017).
Tanaman bawang dayak (Eleutherine palmifolia) tumbuh dengan
baik pada daerah tropis dengan ketinggian sekitar 600-1500 mdpl.
Tumbuhan ini biasanya ditemukan di pinggir jalan yang berumput, di
kebun teh, kina dan kebun karet. Beragam nama daerah dari tanaman
Eleutherine palmifolia seperti, bawang kapal (Melayu), bawang sabrang
(Sunda, Jawa), bawang dayak (Kalimantan), dan bawang hantu (Tanah
Karo). Masyarakat tanah Karo biasa menggunakan tanaman ini sebagai
obat asma dan obat luka. Tetapi masyarakat tersebut masih menganggap
tanaman tersebut sebagai gulma (Firdaus, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Klasifikasi dan Morfologi Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia)
a. Klasifikasi Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia)
Gambar 2. 1
Tanaman Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia)
(Sumber: http://www.stuartxchange.com/Mala-bawang)
Menurut Amanda (2014), berikut ini klasifikasi dari tumbuhan
bawang dayak (Eleutherine palmifolia):
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Liliales
Famili : Iridaceae
Genus : Eleutherine
Spesies : Eleutherine palmifolia (L.) Merr
b. Morfologi Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia)
Bawang dayak (Eleutherine palmifolia) merupakan tumbuhan
semak, berumpun, tumbuhan semusim dengan tinggi ± 50 cm.
Menurut Backer dan Brink (1965) dalam buku Flora of Java,
morfologi bawang dayak (Eleutherine palmifolia) terdiri atas:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
a. Daun
Bentuk daun tanaman bawang dayak adalah lonjong, berujung
runcing dengan pangkal yang tumpul, pertulangan menyirip, warna
daun hijau (bentuk daun seperti tanaman anggrek tanah).
b. Bunga
Tipe bunga tanaman bawang dayak yaitu majemuk berkas
(fascicled) yang tumbuh di ujung batang, berwarna putih dengan
tipe simetri bunga yaitu bersimetri banyak (actinomorphus)
berkelopak 6, dan mekar pada waktu sore hari dalam beberapa jam.
c. Batang
Batang bawang dayak memiliki struktur yang tumbuh tegak atau
merunduk, basah dan berumbi. Cocok pada tempat terbuka dan
tanah yang kaya humus dan lembap.
d. Umbi
Umbi bawang dayak umumnya berbentuk lonjong, bulat telur,
berwarna merah dan sedikit garis putih seperti bawang merah
(Allium cepa) dan tidak berbau. Umbi bawang dayak mampu
dikonsumsi dan diproduksi setelah usia 6 bulan dengan tinggi
tanaman ± 20-50 cm.
3. Etnobotani Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia)
Bawang dayak (Eleutherine palmifolia) merupakan tanaman yang
sudah secara turun temurun dipergunakan masyarakat sebagai tanaman
obat. Secara empiris bawang dayak sudah dipergunakan masyarakat lokal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
sebagai obat berbagai jenis penyakit seperti kanker payudara, obat penurun
darah tinggi (hipertensi), penyakit kencing manis (diabetes mellitus),
menurunkan kolesterol, kanker usus dan mencegah stroke (Galingging,
2009).
Penggunaan bawang dayak dapat dipergunakan dalam bentuk
segar, simplisia, manisan dan dalam bentuk bubuk (powder). Potensi
bawang dayak sebagai tanaman obat multi fungsi sangat besar sehingga
perlu ditingkatkan penggunaannya sebagai bahan obat modern
(Galingging, 2009).
4. Kandungan Senyawa Bioaktif Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia)
Umbi bawang dayak mengandung senyawa bioaktif seperti
alkaloid, steroid, glikosida, flavonoid, fenolik, saponin, triterpenoid, tanin
dan kuinon yang diduga memiliki efek antimikrobia (Galingging, 2009).
Penelitian Purba (2010), dengan judul penelitian Isolasi dan Karakterisasi
Senyawa Alkaloid dari Umbi Bawang Sabrang (Eleutherine palmifolia)
menunjukkan hasil skrining fitokimia serbuk simplisia umbi bawang
sabrang, yang dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2. 1
Hasil Skrining Fitokimia Serbuk Simplisia Umbi Bawang Sabrang Jenis Fitokimia Hasil Uji
Alkaloid +
Flavonoid +
Steroid/Triterpenoid +
Glikosida +
Glikosida Sianogenik -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Jenis Fitokimia Hasil Uji
Glikosida Antrakinon +
Saponin +
Tanin +
Keterangan:
+ = mengandung golongan senyawa
- = tidak mengandung golongan senyawa
Hasil spektrofotometri ultraviolet isolat A diperoleh panjang
gelombang maksimum (λ) 270 nm dan B 271 nm. Hasil pemeriksaan
spektrofotometri ultraviolet baik pada isolat A dan B tidak ditemukannya
adanya puncak N-H pada bilangan gelombang sekitar 3500 cm-1
sehingga
diduga bahwa alkaloid pada kedua isolat tersebut merupakan senyawa
alkaloid amina tersier (Purba, 2010).
B. Staphylococcus epidermidis, Escherichia coli dan Candida albicans
1. Staphylococcus epidermidis
Gambar 2. 2
Staphylococcus epidermidis
(Sumber: https://www.gettyimages.com)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Berikut ini klasifikasi Staphylococcus epidermidis menurut
Vasanthakumari (2007), sebagai berikut:
Kingdom : Eubacteria
Filum : Firmicutes
Kelas : Bacilli
Bangsa : Bacillales
Suku : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
Species : Staphylococcus epidermidis
Staphylococcus epidermidis merupakan bakteri Gram-positif
berbentuk kokus dan berdiameter ± 1 µm, biasanya tersusun dalam
rangkaian tidak beraturan seperti anggur. Bakteri ini mudah tumbuh pada
berbagai perbenihan, mempunyai metabolisme aktif dan menghasilkan
pigmen yang bervariasi dari putih hingga kuning tua. Koloni pada media
padat berbentuk bulat, halus, mencembung dan berkilau serta bersifat
anaerob fakultatif. Biakan yang masih muda sel kokus akan terlihat
memberikan pewarnaan gram positif yang kuat (berwarna keunguan)
tetapi pada biakan yang sudah tua sel kokus akan berubah menjadi bakteri
gram negatif (berwarna kemerahan). Staphylococcus epidermidis mudah
berkembang pada suhu 37oC tetapi suhu terbaik untuk menghasilkan
pigmen pada suhu ruangan (20-25oC). S. epidermidis tidak mempunyai
lapisan protein A pada dinding sel, tidak bergerak, tidak membentuk spora
dan bersifat koagulase negatif (Brooks et al., 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
S. epidermidis merupakan flora normal pada kulit manusia,
saluran pernapasan dan saluran pencernaan. S. epidermidis dapat
menyebabkan infeksi kulit ringan disertai dengan pembentukan abses.
S. epidermidis biotipe-1 dapat menyebabkan infeksi kronis pada manusia
(Radji, 2011). S. epidermidis merupakan bakteri non patogen, tidak invasif
dan cenderung bersifat koagulase negatif dan tidak hemolitik.
S. epidermidis lebih sering resisten terhadap obat antimikrobia dari pada
S. aureus, sekitar 60 % strain S. epidermidis resisten terhadap nafsilin
(Brooks et al., 2010).
2. Escherichia coli
Gambar 2. 3
Escherichia coli
(Sumber: https://www.britannica.com/science/E-coli)
Berikut ini klasifikasi E. coli menurut Moder (2008) :
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Bangsa : Enterobacteriales
Suku : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Species : Escherichia coli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Escherichia coli merupakan bakteri Gram-negatif, bakteri ini
sering ditemukan pada feses dan bagian tubuh yang terinfeksi. E. coli
termasuk dalam famili Enterobacteriaceae, berbentuk batang pendek
(kokobasil), berukuran 0,4 µm x 1,4 µm, mempunyai simpai dan hidup
soliter. E. coli membentuk koloni bulat, cembung, halus, dengan tepi yang
nyata. Dinding sel terdiri dari lipopolisakarida serta membran luar
berikatan dengan periplasma. Umumnya bersifat motil dengan flagella,
tidak membentuk spora, merupakan jenis bakteri aerob atau fakultatif
anaerob. Metabolisme yang dijalankan yaitu oksidasi dan fermentasi
(Moder, 2008).
Bakteri E. coli ditemukan pertama kali oleh Theodor Escherich
pada abad ke-19 sebagai bakteri flora usus normal. Bakteri ini menjadi
bersifat patogen hanya bila, bakteri ini berada di luar usus yaitu lokasi
normal tempatnya berada, atau di lokasi lain dimana flora normal jarang
didapat (Brooks et al., 2010). Beberapa galur E. coli menjadi penyebab
infeksi pada manusia seperti infeksi saluran kemih, infeksi meningitis pada
neonatus, dan penyakit diare. Infeksi E. coli sering kali berupa diare yang
disertai darah, kejang perut, demam dan terkadang dapat menyebabkan
gangguan pada ginjal (Radji, 2011).
Resistensi mikrobia merupakan masalah yang serius dihadapi oleh
ahli-ahli mikrobiologi kesehatan. Hasil penelitian Sasongko (2014)
menunjukkan bahwa isolat bakteri E. coli dari air sungai dan air rumah
tangga sepanjang sungai Code wilayah Sleman telah resisten terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
antibiotik, khususnya Amoxicillin dan Streptomisin. Hasil uji sesnsitivitas
antibiotik terhadap isolat E. coli memperlihatkan presentase resistensi
antibiotik untuk Amoxicillin: 80% di lokasi sampel air sungai Code dan
66.7% di lokasi air rumah tangga; Kloramfenikol: 20% di lokasi sampel
air sungai Code dan 6.7% di lokasi air rumah tangga; Sulfametoxasol:
33.3% di lokasi sampel air sungai Code dan 46.7% di lokasi air rumah
tangga, serta Streptomisin: 73.3% di lokasi sampel air sungai Code dan
86.7% di lokasi air rumah tangga.
3. Candida albicans
Gambar 2. 4
Candida albicans
(Sumber: http://labmed.ucsf.edu)
Berikut ini klasifikasi Candida albicans menurut Vasanthakumari
(2007), sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Divisi : Ascomycota
Kelas : Saccharomyces
Bangsa : Saccharomycetales
Suku : Saccharomycetaceae
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Genus : Candida
Species : Candida albicans
Candida albicans merupakan jamur dimorfik karena
kemampuannya untuk tumbuh dalam dua bentuk yang berbeda yaitu
sebagai sel tunas yang akan berkembang menjadi blastospora dan
membentuk hifa semu. Perbedaan bentuk ini tergantung pada faktor
eksternal yang mempengaruhinya. Candida albicans dan patogenitasnya
dipengaruhi oleh genetik, lingkungan dan fenotipik dimana faktor-faktor
seperti pH, suhu, kondisi anaerob dan faktor gizi dalam jaringan
pencernaan berperan dalam meningkatkan penetrasi Candida albicans
melalui sel mukosa (Kalista et al., 2017).
Candida albicans memperbanyak diri dengan membentuk tunas
yang akan terus memanjang membentuk hifa semu. Hifa semu terbentuk
dengan banyak kelompok blastospora berbentuk bulat atau lonjong di
sekitar septum. Dinding sel Candida albicans berfungsi sebagai pelindung
dan juga sebagai target dari beberapa antimikotik (Kalista et al., 2017).
Dinding sel berperan pula dalam proses penempelan dan kolonisasi
serta bersifat antigenik. Candida albicans mempunyai struktur dinding sel
yang kompleks, tebalnya 100 sampai 400 nm. Dinding sel C. albicans
seperti sel eukariotik lainnya terdiri dari lapisan fosfolipid ganda.
Membran protein ini memiliki aktivitas enzim seperti manan sintase, kitin
sintase, glukan sintase, ATPase dan protein yang mentransport fosfat.
Terdapatnya membran sterol pada dinding sel memegang peranan penting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
sebagai target antimikotik dan kemungkinan merupakan tempat
bekerjanya enzim-enzim yang berperan dalam sintesis dinding sel
(Toenjes et al., 2005).
Resistensi antifungal merupakan salah satu penyebab terjadinya
kegagalan pengobatan klinis infeksi fungi penyebab lain seperti imunitas
pasien yang lemah, bioavailabilitas obat yang rendah dan metabolisme
obat yang cepat. Penelitian Candrasari (2014) menunjukkan bahwa C.
albicans resisten terhadap antifungal azole, polyene, dan echinocandin.
Sebagian besar mekanisme molekuler resistensi C. albicans pada agen anti
fungi disebabkan oleh adanya mutasi gen. Mutasi ini akan mempengaruhi
ikatan obat dengan target enzim, biosintesis komponen dari struktur fungi,
dan konfirmasi senyawa dalam sel fungi.
C. Antibiotika
Antibiotik adalah senyawa pembasmi mikrobia, khususnya mikrobia
yang merugikan manusia (Ganiswarna, 1995). Suatu zat antimikrobia yang
ideal memiliki toksisitas selektif. Artinya obat tersebut haruslah bersifat
sangat toksik untuk mikrobia (parasit), tetapi relatif tidak toksik untuk inang.
Seringkali, toksisitas selektif lebih bersifat relatif dan bukan absolut, ini
berarti bahwa suatu obat dapat ditoleransi oleh inang, dapat merusak parasit.
Toksisitas selektif dapat berupa fungsi dari suatu reseptor khusus yang
dibutuhkan untuk pelekatan obat, atau dapat bergantung pada penghambatan
proses biokimia yang penting untuk parasit tetapi tidak untuk inang (Jawetz et
al., 1996). Beberapa contoh macam Antibiotik dalam bidang medis yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
1. Nystatin
Berikut ini merupakan penjelasan mengenai antibiotik Nystatin
menurut Ganiswara et al. (1995), yaitu:
a. Asal dan Kimia
Nystatin merupakan suatu antibiotik poliena yang dihasilkan oleh
Streptomyces noursei. Obat berupa bubuk warna kuning kemerahan ini
bersifat higroskopis, berbau khas, sukar larut dalam kloroform dan
eter. Larutannya mudah terurai dalam air atau plasma. Nystatin tidak
diserap melalui saluran cerna, kulit ataupun vagina.
b. Aktivitas Anti jamur
Nystatin menghambat pertumbuhan berbagai jamur dan ragi, tetapi
tidak aktif terhadap bakteri, protozoa dan virus, jadi tidak
menimbulkan masalah superinfeksi.
c. Mekanisme Kerja
Nystatin hanya akan diikat oleh jamur atau ragi yang sensitif. Aktivitas
anti jamur tergantung dari adanya ikatan dengan sterol pada membran
sel jamur atau ragi terutama ergosterol. Akibatnya terbentuk ikatan
antara sterol dengan antibiotik ini akan terjadi perubahan permeabilitas
membran sel sehingga sel akan kehilangan berbagai molekul kecil.
d. Resistensi
Pengulangan subkultur dari C. albicans pada kenaikan konsentrasi
Nystatin mengakibatkan sedikit atau tidak ada perkembangan
resistensi. Tetapi spesies Candida yang lain (C. tropicalis, C.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
guillermondi, C. krusei dan C. stellatoides) menjadi agak resisten dan
juga tidak peka terhadap Amfoterisin pada waktu yang sama.
Resistensi terhadap Nystatin tidak terjadi secara in-vivo.
2. Amoxicillin
Berikut ini merupakan penjelasan mengenai antimikrobia
Amoxicillin menurut Wattimena et al. (1991) yaitu:
a. Sifat Fisokimia
Amoxicillin diperoleh dengan cara mengasilasi asam 6-
aminopenisilinat dengan D-(-)-2-(p-hidroksifenil) glisin. Amoxicillin
berupa bubuk, hablur putih, berasa pahit, tidak stabil pada kelembaban
tinggi dan suhu di atas 37oC. Kelarutannya dalam air 1 g/370 ml,
dalam alkohol 1 g/2000 ml.
b. Spektrum dan Cara Kerja
Amoxicillin mempunyai spektrum antimikrobia yang identik dengan
ampisilin kecuali bahwa amoxicillin kurang aktif terhadap jenis
Shigella. Amoxicillin peka terhadap penisilinase.
c. Resistensi
Mikrobia yang resisten terhadap amoxicillin adalah bakteri yang
memproduksi penisilinase, Enterobacter, Pseudomonas, Clostridium.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
D. Mekanisme Kerja Antimikrobia
Menurut Jawetz et al. (1996) berdasarkan mekanisme kerja
antimikrobia dibagi menjadi lima, yaitu:
1. Mengganggu Metabolisme Mikrobia
Mikrobia membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya. Asam
folat yang dibutuhkan mikrobia didapatkan dari hasil sintesis asam amino
benzoat (PABA). Sulfonamida adalah contoh obat yang bekerja
menghambat metabolisme akan bersaing dengan PABA menghasilkan
analog asam folat nonfungsional, sehingga pertumbuhan sel mikrobia akan
terganggu.
2. Penghambatan Sintesis Dinding Sel
Dinding sel mikrobia terdiri dari peptidoglikan yaitu suatu kompleks
polimer mukopeptida (glikopeptida). Peptidoglikan ini mempertahankan
bentuk mikroorganisme dan menahan sel mikrobia, yang memiliki tekanan
osmotik yang tinggi di dalam selnya. Kerusakan pada dinding sel
(misalnya lisozim) atau hambatan pembentukannya dapat mengakibatkan
lisis pada sel. Lingkungan hipertonik menyebabkan kerusakan
pembentukan dinding sel, sehingga akan memunculkan terbentuknya
protoplas mikrobia yang bulat pada organisme bakteri gram-positif atau
sferoplas pada organisme bakteri gram-negatif. Jika protoplas atau
sferoplas ditempatkan pada lingkungan dengan tonisitas biasa, protoplas
atau sferoplas dapat menghisap cairan secara cepat, membengkak dan
pecah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
3. Penghambatan Fungsi Selaput Membran Sel
Sitoplasma semua sel hidup dibatasi oleh selaput sitoplasma, yang bekerja
sebagai penghalang dengan permeabilitas selektif, melakukan fungsi
pengangkutan aktif, dan dengan demikian mengendalikan susunan dalam
dari sel. Jika integritas fungsi sel selaput sitoplasma terganggu,
makromolekul dan ion akan lolos dari sel, dan terjadilah kerusakan atau
kematian sel.
4. Penghambatan Sintesis Protein (Hambatan Translasi dan Transkripsi
Bahan Genetik)
Kelangsungan hidup sel mikrobia dibutuhkan adanya sintesis protein.
Sintesis protein berlangsung di ribosom, dengan bantuan mRNA dan
tRNA. Setiap ribosom memiliki dua subunit yaitu ribosom 30S dan
ribosom 50S. Ribosom 30S dan ribosom 50S nantinya bersatu menjadi
ribosom 70S untuk dapat menyintesis protein. Contoh obat yang berikatan
dengan komponen ribosom 30S adalah streptomisin yang menyebabkan
kode pada mRNA salah dibaca oleh tRNA saat sintesis protein sehingga
terjadi pembentukan protein yang abnormal dan nonfungsional bagi sel
mikrobia. Sedangkan golongan eritromisin, linkomisin, dan kloramfenikol
berikatan dengan ribosom 50S.
5. Penghambatan Sintesis Asam Nukleat
Antimikrobia yang berkerja menghambat sintesis asam nukleat sel
mikrobia adalah rifampisin dan quinolon. Rimfapisin berikatan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
enzim polimerase RNA sehingga menghambat sintesis RNA dan DNA sel
mikrobia.
Alkaloid umbi bawang dayak memiliki kemampuan
antimikrobia dengan cara penghambatan sintesis dinding sel mikrobia,
sehingga dinding sel mikrobia terbentuk tidak utuh dan menyebabkan sel
mikrobia lisis (Robinson, 1995). Selain itu, alkaloid berperan sebagai
antimikrobia dengan cara berinteraksi dengan dinding sel bakteri yang
kemudian menyebabkan kerusakan pada dinding sel dan juga dapat
berikatan dengan DNA bakteri yang menyebabkan kegagalan dalam
sintesis protein atau terjadinya penghambatan sintesis protein (Cowan,
1999).
E. Penggolongan Antimikrobia
Agen antimikrobia adalah bahan kimia sintetis atau alami yang
dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Aktivitas
antimikrobia adalah kadar terkecil yang dibutuhkan oleh agen antimikrobia
untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Penggolongan
antimikrobia dapat berdasarkan luas aktivitasnya, artinya aktif terhadap
banyak atau sedikit jenis kuman. Berdasarkan Akib (2010) penggolongan
antimikrobia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Antimikrobia Beraktivitas Sempit (Narrow-Spectrum)
Obat-obat ini terutama aktif terhadap beberapa jenis kuman saja, misalnya
penisilin-G dan penisilin-V, eritromisin, klindamisin yang hanya bekerja
terhadap kuman Gram-postif. Streptomisin, gentamisin, polimiksi-B dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
asam nalidiksat khusus aktif terhadap kuman Gram-negatif. Nystatin,
griseofulvin dan amfoterisin B khusus aktif terhadap kuman fungi.
2. Antimikrobia Beraktivitas Luas (Broad-Spectrum)
Bekerja terhadap lebih banyak, baik jenis kuman Gram positif, Gram
negatif ataupun fungi baik yang bersifat aerob maupun anaerob antara lain
seperti kloramfenikol, tetrasiklin dan rifampisin.
Prinsip penggunaan antimikrobia yang bijak (prudent) yaitu
penggunaan antimikrobia dengan spektrum sempit, pada indikasi yang ketat
dengan dosis yang adekuat interval dan lama pemberian yang tepat. Spektrum
sempit ini perlu digunakan untuk mengurangi risiko terjadinya resistensi
mikrobia (Permenkes, 2011).
F. Pengukuran Aktivitas Antimikrobia
Aktivitas antimikrobia diukur secara in-vitro untuk menentukan
potensi zat antimikrobia dalam larutan, konsentrasinya dalam cairan tubuh dan
jaringan, dan kepekaan terhadap obat pada konsentrasi tertentu. Penentuan
nilai-nilai tersebut dapat dilakukan dengan dua metode utama yaitu metode
difusi dan metode dilusi. Metode difusi merupakan teknik secara kualitatif
karena metode ini hanya akan menunjukkan ada atau tidaknya senyawa
dengan aktivitas antimikrobia. Metode dilusi digunakan untuk penentuan
kuantitatif yang akan menentukan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM)
(Jawetz et al., 1996). Menurut Jawetz et al. (1996) berikut ini penjelasan
mengenai metode difusi dan dilusi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
1. Metode Difusi
a. Metode Disc Diffusion (Tes Kirby-Bauer)
Metode yang paling sering dan standar digunakan adalah
metode difusi cakram. Cakram kertas filter yang mengandung
sejumlah obat tertentu ditempatkan di atas media padat yang telah
diinokulasi pada permukaan dengan organisme uji. Diameter zona
jernih inhibisi di sekitar cakram diukur setelah di inkubasi, sebagai
ukuran kekuatan inhibisi obat melawan organisme uji tertentu.
Metode difusi dipengaruhi banyak faktor fisik dan kimia selain
interaksi sederhana antara obat dan organisme (misalnya sifat media
dan kemampuan difusi, ukuran molekuler, dan stabilitas obat).
Menurut Pan et al. (2009), kemampuan suatu zat dalam
menghambat pertumbuhan mikrobia memiliki beberapa kriteria seperti
berikut:
Tabel 2. 2
Kategori Penghambatan Antimikrobia berdasarkan Zona Hambat Diameter (mm) Respons Hambat Pertumbuhan
0-3 mm Lemah
3-6 mm Sedang
>6 mm Kuat
Bakteri Gram-positif dan Gram-negatif memiliki perbedaan
dalam hal kerentanan terhadap antibiotik. Umumnya bakteri Gram-
positif dapat dipengaruhi, sedangkan bakteri Gram-negatif mudah
resisten (Madigan et al., 2009).
b. Metode Cup-plate (Cetak Lubang)
Metode lubang yaitu membuat lubang pada agar padat yang
telah diinokulasi dengan mikrobia. Jumlah dan letak lubang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
disesuaikan dengan tujuan penelitian, kemudian lubang diisi dengan
larutan yang akan diuji. Setelah diinkubasi, pertumbuhan mikrobia
diamati untuk melihat ada tidaknya daerah hambatan di sekeliling
lubang.
2. Metode Dilusi
Sejumlah zat antimikrobia dimasukkan ke dalam media padat atau
cair. Biasanya digunakan pengenceran dua kali lipat zat antimikrobia.
Media akhirnya diinokulasi dengan mikrobia yang diuji dan diinkubasi.
Tujuan akhir dari metode dilusi adalah untuk mengetahui seberapa banyak
jumlah zat antimikrobia yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan
atau membunuh mikrobia yang diuji. Uji kerentanan dilusi membutuhkan
waktu yang banyak, dan kegunaannya terbatas pada keadaan-keadaan
tertentu. Keuntungan uji dilusi adalah bahwa uji tersebut memungkinkan
adalah adanya hasil kuantitatif, yang menunjukkan jumlah obat tertentu
yang diperlukan untuk menghambat atau membunuh mikroorganisme
yang diuji (Jawetz et al., 1996).
Terdapat dua cara untuk melakukan metode ini, metode dilusi cair
(broth dilution test) dan metode dilusi padat (solid dilution test). Metode
dilusi digunakan untuk menentukan konsentrasi hambat minimum (KHM)
atau konsentrasi bunuh minimum (KBM) dari antimikrobia terhadap
mikrobia yang diujikan. Cara yang dilakukan adalah dengan membuat seri
pengenceran agen antimikrobia pada media cair yang ditambahkan dengan
mikrobia uji. Larutan uji agen antimikrobia pada kadar terkecil yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikrobia uji ditetapkan sebagai
kadar hambat minimum. Ukuran utama aktivitas antibiotik adalah Kadar
Hambat Minimum (KHM). KHM adalah kadar terendah antibiotik yang
secara sempurna menghambat pertumbuhan suatu mikroorganisme secara
in-vitro (Permenkes, 2011).
G. Alkaloid
Alkaloid merupakan senyawa kimia alami dengan kandungan dasar
atom nitrogen. Alkaloid berasal dari kata alkali yang menunjukkan kandungan
nitrogen. Alkaloid ditemukan dalam berbagai macam organisme seperti
bakteri, jamur, tumbuhan dan hewan yang merupakan kelompok dari
metabolit sekunder. Banyak alkaloid yang dapat dimurnikan dari ekstrak kasar
dengan ekstraksi asam basa (Kakhia, 2010). Unsur-unsur penyusun alkaloid
adalah karbon, hidrogen, nitrogen dan oksigen. (Sumardjo, 2009).
Kebanyakan alkaloid berupa padatan, pada temperatur kamar.
Beberapa diantara berupa cairan, namun tidak banyak jumlahnya. Alkaloid
yang pada umumnya berwarna putih atau tidak berwarna, tetapi ada pula yang
berwarna kuning, misalnya berberina. Alkaloid padat sukar larut dalam air,
tetapi larut dalam pelarut organik yang umum, seperti kloroform, alkohol,
benzena, dan eter. Sebaliknya, garam-garam alkaloid mudah larut dalam air,
tetapi hanya sedikit larut dalam alkohol (Sumardjo, 2009).
Kebanyakan alkaloid adalah amina tersier dan memiliki satu atau
lebih atom karbon asimetris. Alkaloid atau garam-garamnya banyak
digunakan sebagai obat. Alkaloid biasanya diturunkan dari asam amino, ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
yang rasanya pahit dan banyak alkaloid yang bersifat toksik terhadap tubuh.
Alkaloid yang sampai saat ini telah dikenal digolongkan atau diklasifikasikan
atas beberapa cara. Cara-cara yang umumnya dipakai ialah membagi alkaloid
berdasarkan struktur kimia, sumber-sumber tumbuhan yang diperoleh, atau
aktivitas farmakologis (Sumardjo, 2009).
1. Sifat Fisika Kimia
Alkaloid yang mengandung atom oksigen pada umumnya
berbentuk padat dan dapat dikristalkan kecuali pilolarpin, arekolin, nikotin
dan koniin cair dalam suhu biasa. Banyak diantaranya berasa pahit,
kadang-kadang berwarna misalnya berberin, sanguinarin, dan kheleritrin.
Kebanyakan alkaloid dapat memutar bidang polarisasi, tetapan ini
digunakan untuk penentuan kemurnian. Alkaloid yang tidak mengandung
atom oksigen pada umumnya berupa cairan, mudah menguap, dapat
diuapkan dengan air, misalnya koniin, nikotin, spartein dan mempunyai
bau yang kuat (Endarini, 2016).
Umumnya, alkaloid basa kurang larut dalam air dan larut dalam
pelarut organik meskipun beberapa pseudoalkaloid dan protoalkaloid
mudah larut dalam air. Senyawa ini bersifat alkali atau basa dan
tergantung dari adanya pasangan elektron bebas pada nitrogen (Endarini,
2016). Senyawa dalam suasana asam membentuk garam (sulfat, klorida,
dan lain-lain), terkristal baik, umumnya larut dalam air, tidak larut dalam
pelarut organik (Endarini, 2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
2. Penggolongan Alkaloid
Menurut Endarini (2016), alkaloid memiliki struktur yang
kompleks, sehingga ada beberapa penggolongan antara lain sebagai
berikut:
a. Penggolongan Alkaloida berdasarkan Biosintesis Asam Amino
1) True Alkaloid (Alkaloida Sejati)
Alkaloida sejati bersifat toksik, yaitu menunjukkan aktivitas
biologi secara luas, hampir bersifat basa, umumnya mengandung
nitrogen dalam cincin heterosiklik, berasal dari asam amino,
terdistribusi secara taksonomi terbatas, biasanya dalam tumbuhan
sebagai garam dari suatu asam organik. Beberapa perkecualian
dari kaidah ini adalah kolkisin dan asam aristolokat, yang tidak
basa dan tidak mempunyai cincin heterosiklik dan alkaloid
kuartener yang bersifat asam bukan basa.
2) Pseudo Alkaloid
Pseudo alkaloid tidak berasal dari asam amino. Biasanya
bersifat basa. Terdapat dua jenis alkaloid dari golongan ini, yaitu
alkaloid steroid dan alkaloid purin, misalnya alkaloid steroid
konesin, alkaloid purin kafein, teobromin, teofilin.
3) Proto Alkaloid
Proto alkaloid merupakan amina sederhana dengan nitrogen
asam aminonya tidak dalam cincin heterosiklik. Dibiosintesis dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
asam amino dan bersifat basa. Golongan senyawa ini sering
digunakan istilah amina biologi. Sebagai contoh: meskalin, efedrin,
dan N, N-dimetiltriptamin.
b. Penggolongan Alkaloida berdasarkan Ikatan Nitrogen
1) Ikatan primer (RNH2)
2) Ikatan sekunder (R2NH)
3) Ikatan tersier (R3N)
4) Ikatan kuartener (R4N+X
-): seperti tubokurarina klorida dan
beberina klorida.
Berdasarkan penelitian Purba (2010), mengenai “Isolasi dan
Karakterisasi Senyawa Alkaloid dari Umbi Bawang Sabrang
(Eleutherine palmifolia)”, menunjukkan hasil isolat alkaloid umbi
bawang sabrang berupa senyawa golongan ikatan tersier.
c. Penggolongan Alkaloida berdasarkan Struktur Kimia Inti
Alkaloida
1) Alkaloida dengan struktur piridina dan piperidina.
Contoh: arekolina, lobelina dan nikotina.
2) Alkaloida dengan struktur inti tropan (hasil kondensasi pirolidina
dan piperidina).
Contoh atropina, hiosiamina, hiosina dll.
3) Alkaloida dengan struktur inti kuionolina.
Contoh: kinina, kuinidina, kinkonina, kinkonidina.
4) Alkaloida dengan struktur inti isokuinolina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Contoh: hidrastina, tubokurarina, emetina dan alkaloida opium.
5) Alkaloida dengan struktur inti indol.
Contoh: ergonovina, reserpenina, striknina.
6) Alkaloida dengan struktur inti imidazol.
Contoh: imidazol.
7) Alkaloida dengan struktur inti purina.
Contoh: kafeina dan teofilina.
8) Alkaloida dengan struktur inti steroida.
Contoh: protoveratrina.
3. Ekstraksi dan Pemurnian Alkaloid
Menurut Endarini (2016) ekstraksi didasarkan atas sifat umum sebagai
berikut:
a. Tumbuhan alkaloid umumnya terdapat dalam bentuk garam dengan
asam hidroklorida atau asam organik, kadang-kadang dalam bentuk
kombinasi terutama dengan tanin. Bahan harus diserbuk untuk
memudahkan pelarut mengekstrak menembus ke dalam sel dan untuk
mengubah alkaloid dari garamnya dengan memberikan larutan alkali.
b. Alkaloid basa pada umumnya tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
pelarut organik kurang polar seperti kloroform, eter dan sejenisnya.
c. Garam alkaloid sebaliknya, pada umumnya larut dalam air, alkohol-
alkohol dan tidak larut dalam pelarut kurang polar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
4. Alkaloid pada Umbi Bawang Dayak
a. Alkaloid dari Amarillidaceae
Berdasarkan tingkatan taksonomi kimia dari alkaloid Bawang
Dayak, memiliki alkaloid dari Amarillidaceae. Contoh alkaloid ini
yaitu norpluviine, yang merupakan ciri dari alkaloid Amarillidaceae
yaitu kelompok monokotil. Alkaloid ini berasal dari prekursor yang
sama melalui reaksi biosintesis yang sama seperti alkaloid 1-
benzylisoquinolines, yang menunjukkan bahwa dua kelompok berasal
dari asal yang sama. Hal tersebut dibuktikan dengan kelompok
Angiospermae yang merupakan monokotil dari nenek moyang
Policarpiacae. Selanjutnya, individu dari dua kelompok monokotil
yaitu Liliaceae dan Araceae memiliki kandungan
1-benzylisoquinolines aporphine alkaloid. Hal tersebut membuktikan
bahwa kelompok alkaloid dapat berevolusi secara terpisah, namun
bukti lain menunjukkan bahwa nenek moyang Policarpiacae
merupakan nenek moyang dari monokotil, distribusi metabolit tersebut
memberikan kontribusi untuk hal tersebut (Roberts dan Wink, 1998).
b. Alkaloid Aktif Antimikrobia
Tanaman menghasilkan banyak jenis produk alami. Bank data
NAPRALERT memiliki daftar 88.000 tanaman produk alami di tahun
1988, dengan sekitar 16.000 tanaman memiliki kandungan alkaloid.
Metabolit sekunder tersebut memerankan peran penting dalam
interaksi tanaman dengan lingkungan, contohnya yaitu
mempertahankan tanaman melawan mikroorganisme atau jenis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
predator. Metabolit sekunder pada tanaman berperan dalam aktivitas
antimikrobia. Studi tentang peran tanaman sebagai antimikrobia
menunjukkan adanya aktivitas dari alkaloid (Roberts dan Wink, 1998).
Berdasarkan kelompok monokotil Liliaceae, bawang dayak
memiliki kecenderungan yang lebih terhadap golongan steroidal
alkaloid. Antibiotik mempunyai kerangka steroidal. Di beberapa
tanaman monokotil pada steroidal alkaloid ini ditemukan memiliki
aktivitas antimikrobia. Alkaloid jenis ini memiliki aktivitas yang sama
dengan beberapa antifungal komersial yang biasa. Alkaloid dengan
ikatan rangkap menunjukkan spektrum aktivitas antimikrobia spektrum
luas. Cara kerja antimikrobia dari steroidal alkaloid memiliki cara
kerja yang sama dengan antibiotik polyene (Roberts dan Wink, 1998).
H. Simplisia
Simplisia atau herbal merupakan bahan alamiah yang dipergunakan
sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali
dikatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan dengan suhu pengeringan
simplisia tidak lebih dari 60oC. Menurut Harborne (1987) alkaloid memiliki
sifat fisik kurang tahan panas, sehingga suhu pengeringan simplisia tidak lebih
dari 60oC, karena akan mengakibatkan beberapa komponen bioaktif
mengalami kerusakan. Simplisia dibedakan menjadi simplisia nabati, simplisia
hewani dan simplisia pelikan (mineral). Simplisia segar adalah bahan alam
segar yang belum dikeringkan. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
tumbuhan utuh, bagian tumbuhan atau eksudat tumbuhan. Eksudat tumbuhan
ialah isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan atau isi sel yang dengan
cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau senyawa nabati lainnya yang dengan
cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan belum berupa senyawa kimia
murni. Serbuk simplisia nabati adalah bentuk serbuk dari simplisia nabati,
dengan ukuran derajat kehalusan tertentu. Sesuai dengan derajat
kehalusannya, dapat berupa serbuk sangat kasar, kasar, agak kasar, halus dan
sangat halus (Depkes, 2000).
Serbuk simplisia nabati tidak boleh mengandung fragmen jaringan dan
benda asing yang bukan merupakan komponen asli dari simplisia yang
bersangkutan antara lain telur nematoda, bagian dari serangga dan hama serta
sisa tanah. Simplisia disimpan di tempat terlindung dari sinar matahari dan
pada suhu ruang (Depkes, 2000).
I. Ekstraksi
Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi
senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan
pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan
dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga
memenuhi baku yang telah ditetapkan. Sebagian besar ekstrak dibuat dengan
mengekstraksi bahan baku obat secara perkolasi. Seluruh perkolat biasanya
dipekatkan secara destilasi dengan pengurangan tekanan, agar bahan sesedikit
mungkin terkena panas (Depkes, 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Ekstrak cair adalah sediaan dari simplisia nabati yang mengandung
etanol sebagai pelarut atau sebagai pengawet. Jika tidak dinyatakan lain pada
masing-masing monografi tiap ml ekstrak mengandung senyawa aktif dari 1
gram simplisia yang memenuhi syarat. Ekstrak cair yang cenderung
membentuk endapan dapat didiamkan dan disaring atau bagian yang bening di
enap tuangkan (dekantasi). Ekstrak cair dapat dibuat dari ekstrak yang
sesuai (Depkes, 2000).
Tujuan ekstraksi adalah menarik atau memisahkan senyawa dari
campurannya atau simplisia. Menurut Endarini (2016) tujuan dari suatu proses
ekstraksi adalah untuk memperoleh suatu bahan aktif yang tidak diketahui,
memperoleh suatu bahan aktif yang sudah diketahui, memperoleh sekelompok
senyawa yang struktur sejenis, memperoleh semua metabolit sekunder dari
suatu bagian tanaman dengan spesies tertentu, mengidentifikasi semua
metabolit sekunder yang terdapat dalam suatu mahluk hidup sebagai penanda
kimia atau kajian metabolisme.
Salah satu metode yang dapat digunakan dalam ekstraksi simplisia
yaitu metode maserasi. Maserasi dilakukan dengan melakukan perendaman
bagian tanaman secara utuh atau yang sudah digiling kasar dengan pelarut
dalam bejana tertutup pada suhu kamar (25 oC) selama sekurang-kurangnya 3
hari dengan pengadukan berkali-kali sampai semua bagian tanaman yang
dapat larut melarut dalam cairan pelarut. Pelarut yang digunakan adalah
alkohol atau kadang-kadang juga air. Campuran ini kemudian disaring dan
ampas yang diperoleh diperas untuk memperoleh bagian filtratnya saja. Cairan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
yang diperoleh kemudian dijernihkan dengan penyaringan atau dekantasi
setelah dibiarkan selama waktu tertentu. Keuntungan proses maserasi
diantaranya adalah bahwa bagian tanaman yang akan diekstraksi tidak harus
dalam wujud serbuk yang halus, tidak diperlukan keahlian khusus dan lebih
sedikit kehilangan alkohol sebagai pelarut seperti pada proses perkolasi atau
sokletasi. Sedangkan kerugian proses maserasi adalah perlunya dilakukan
pengadukan, pengepresan dan penyaringan, terjadinya residu pelarut di dalam
ampas, serta mutu produk akhir yang tidak konsisten (Endarini, 2016).
J. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian terkait ekstrak bawang dayak (Eleutherine
palmifolia) sebagai antimikrobia yang relevan dengan penelitian ini, antara
lain:
1. Penelitian Purba (2010) mengenai “Isolasi dan Karakterisasi Senyawa
Alkaloid dari Umbi Bawang Sabrang (Eleutherine bulbus)”. Menunjukkan
hasil yaitu hasil isolasi dari ekstrak alkaloid kasar diperoleh dua isolat
murni yaitu isolat A (Rf 0,51) dan isolat B (Rf 0,57). Isolat A memberikan
absorbansi maksimum pada panjang gelombang 270 nm, dan isolat B 271
nm. Hasil spektrofotometri inframerah menunjukkan adanya gugus C-H
alifatis, CH2, C=O, C=C, C-N, C-O (isolat A) dan gugus C-H alifatis,
CH2, CH3, C=C, C-N dan C-O (isolat B). Sehingga kedua isolat alkaloid
tersebut merupakan senyawa amina tersier. Penelitian tersebut belum
dilakukannya uji farmakologi secara in-vitro.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
2. Penelitian Suhartini (2017) mengenai “Keefektifan Ekstrak Eleutherine
palmifolia L. terhadap Daya Hambat Pertumbuhan Bakteri S. aureus dan
E. coli” menunjukkan hasil yaitu adanya zona hambat terhadap
pertumbuhan pertumbuhan bakteri S. aureus. Rata-rata pertumbuhannya
pada konsentrasi 25 % = 15,3 mm, 50 % = 18,6 mm, 75 % = 17,3 mm dan
100 % = 23,3 %. Bakteri E. coli memiliki rata rata-rata pertumbuhan tidak
begitu luas. Pada 3 konsentrasi zona hambat 6,6 mm sedangkan pada
konsentrasi 100% meningkat yaitu sebesar 9 mm. Analisis ANOVA
menunjukkan signifikansi 0,04 yaitu < 0,05 yang berarti bahwa ekstrak
bawang dayak mampu menghambat pertumbuhan S. aureus dan E. coli.
Penelitian tersebut belum dilakukan isolasi senyawa metabolit sekunder
terhadap mikrobia yang di uji.
K. Kerangka Berpikir
Intensitas penggunaan antibiotik yang relatif tinggi menimbulkan
berbagai permasalahan dan merupakan ancaman global bagi kesehatan
terutama masalah resistensi terhadap mikrobria. Perlu kiranya usaha
pengembangan obat tradisional untuk menunjang peningkatan taraf kesehatan
masyarakat. Bawang dayak sudah digunakan oleh masyarakat lokal sebagai
pengobatan tradisional. Merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Purba
(2010), menunjukkan bahwa bawang dayak memiliki kandungan alkaloid
dengan senyawa amina tersier. Kemudian penelitian Suhartini (2017),
menunjukkan bahwa bawang dayak mampu menghambat pertumbuhan S.
aureus dan E. coli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Senyawa alkaloid banyak mempunyai kegiatan fisiologi yang
menonjol sehingga digunakan secara luas dalam bidang pengobatan terutama
antimikrobia. Banyaknya resistensi antibiotik, menjadikan salah satu
penggunaan obat herbal sebagai alternatif pengurangan munculnya resistensi
antibiotik terhadap mikrobia. Sehingga dalam penelitian ini, dilakukan
pengujian pengaruh daya hambat antimikrobia isolat alkaloid ekstrak umbi
bawang dayak (Eleutherine palmifolia) terhadap pertumbuhan
Staphylococcus epidermidis, Escherichia coli dan Candida albicans ATCC
10231 secara in-vitro. Merujuk pada penggolongan aktivitas antimikrobia
sebagai aktivitas luas (broad spectrum) atau aktivitas sempit (narrow
spectrum). Berdasarkan latar belakang dan penelitian yang relevan maka
dapat disusun suatu kerangka pemikiran yang ditampilkan dalam bentuk
bagan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Gambar 2. 5
Bagan Kerangka Berpikir
L. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini yaitu:
1. Isolat alkaloid ekstrak umbi bawang dayak (Eleutherine palmifolia)
memiliki potensi daya hambat pertumbuhan mikrobia Staphylococcus
epidermidis, Escherichia coli dan Candida albicans ATCC 10231 serta
termasuk aktivitas golongan antimikrobia aktivitas luas (broad spectrum).
2. Terdapat konsentrasi terkecil isolat alkaloid ekstrak umbi bawang dayak
(Eleutherine palmifolia) yang masih mampu menghambat mikrobia secara
in-vitro.
Uji daya hambat pertumbuhan mikrobia dengan metode disc
diffusion (Tes Kirby-Bauer) Konsentrasi 5,056 x 10-3
gr/ml,
2,528 x 10-3
gr/ml, dan 1,685 x 10-3
gr/ml
Zona hambat
KHM dengan metode dilusi padat
Infeksi mikrobia patogen
Staphylococcus epidermidis
(bakteri Gram-positif)
Escherichia coli
(bakteri Gram-negatif)
Candida albicans ATCC 10231
(Fungi)
Bawang Dayak
(Eleutherine palmifolia)
Metabolit sekunder
(Alkaloid)
Aktivitas Antimikrobia
Isolat alkaloid ekstrak bawang
dayak (Eleutherine palmifolia)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Rancangan Penelitian dan Variabel Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah eksperimental murni atau penelitian
ilmiah dalam skala penelitian laboratorium, dalam penelitian ini
mengemukakan pokok-pokok pikiran, menyimpulkan dengan melalui
prosedur yang sistematis dengan menggunakan pembuktian ilmiah.
Penelitian ini merupakan uji eksperimental secara in-vitro dengan teknik
cakram kertas (Kirby-Bauer), untuk melihat daya hambat efek isolat
alkaloid bawang dayak (Eleutherine palmifolia) terhadap mikrobia
Escherichia coli, Staphylococcus epidermidis, dan Candida albicans
ATCC 10231.
Rancangan penelitian uji aktivitas antimikrobia ini menggunakan
metode isolasi senyawa alkaloid umbi bawang dayak (Eleutherine
palmifolia), dengan 3 kelompok perlakuan yaitu kontrol positif, kontrol
negatif dan perlakuan uji yang dilakukan dengan 3 kali pengulangan
(replikasi) pada tiap sampel.
2. Variabel Penelitian
Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Variabel bebas : Variasi konsentrasi isolat alkaloid bawang dayak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
(Eleutherine palmifolia) yaitu konsentrasi 5,0x10-3
gr/ml, 2,5x10-3
gr/ml, dan 1,7x10-3
gr/ml.
b. Variabel terikat : Diameter zona hambat pertumbuhan mikrobia
Staphylococcus epidermidis, Escherichia coli dan
Candida albicans ATCC 10231 dalam satuan
milimeter (mm) dan Konsentrasi Hambat
Minimum (KHM) dalam satuan gram per mili liter
(gr/ml).
c. Variabel kontrol : Asal tanaman, pelarut antimikrobia, suhu inkubasi,
waktu inkubasi, volume isolat alkaloid yang
diinokulasikan, teknik kultur mikrobia, kepadatan
suspensi mikrobia (30-300 koloni) dan media
kultur mikrobia.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Februari 2018 - 26 Maret
2018, di Laboratorium Pasteur, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Kampus III Paingan
Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah umbi bawang dayak
(Eleutherine palmifolia) yang telah berumur 3-4 bulan pasca tanam yang
diperoleh dari kebun peneliti daerah Desa Bedono, Kecamatan Jambu,
Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah isolat alkaloid umbi bawang
dayak (Eleutherine palmifolia) dengan pelarut alkohol 96 % yang diuji
pada biakan mikrobia Staphylococcus epidermidis, Escherichia coli dan
Candida albicans ATCC 10231.
D. Batasan Penelitian
1. Penelitian ini berfokus pada daya hambat penggunaan isolat alkaloid umbi
bawang dayak (Eleutherine palmifolia) terhadap pertumbuhan mikrobia
Staphylococcus epidermidis, Escherichia coli dan Candida albicans
ATCC 10231 secara in-vitro untuk menentukan aktivitas antimikrobia.
2. Isolat alkaloid umbi bawang dayak (Eleutherine palmifolia) dibuat dalam
3 variasi konsentrasi yaitu variasi konsentrasi 5,0 x 10-3
gr/ml sebagai
perlakuan pertama (T1), 2,5 x 10-3
gr/ml sebagai perlakuan kedua (T2) dan
1,7 x 10-3
gr/ml sebagai perlakuan ketiga (T3).
3. Bagian tanaman umbi bawang dayak (Eleutherine palmifolia) yang
digunakan yaitu umbinya (bulbus bawang dayak).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
4. Umbi bawang dayak (Eleutherine palmifolia) yang digunakan adalah umbi
bawang dayak berusia 3 bulan setelah penanaman yang dipanen secara
acak.
5. Mikrobia yang digunakan yaitu Staphylococcus epidermidis, Escherichia
coli dan Candida albicans ATCC 10231.
6. Parameter yang diukur adalah zona hambat yang terbentuk di sekitar
cakram kertas (paper-disc) dengan satuan milimeter (mm), dan konsentrasi
hambat Minimum (KHM) dengan parameter persen (%) kejernihan media
mikrobia terhadap konfirmasi nilai KHM yang didapat.
7. Media sebagai media pertumbuhan mikrobia digunakan media Nutrient
Agar (NA) untuk bakteri E. coli dan S. epidermidis serta media Potato
Dextrose Agar (PDA) untuk fungi C. albicans.
8. Metode yang digunakan dalam pengujian aktivitas antimikrobia isolat
alkaloid umbi bawang dayak adalah metode difusi Kirby-Bauer (difusi
cakram kertas). Sedangkan metode KHM yang digunakan merupakan
metode dilusi padat.
E. Alat dan Bahan Penelitian
1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu inkubator,
water bath, magnetic stirer, autoklaf, vortex mixer, hot plate, timbangan
analitik, timbangan digital, tabung reaksi, labu ukur, mikro pipet yellow
tip, jarum ose, keranjang, jangka sorong, batang pengaduk, spatula,
loyang, talenan, pisau, rak tabung reaksi, erlenmeyer, pipet tetes, pinset,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
pipet ukur 10 ml, pipet ukur 1 ml, corong gelas, gelas beaker 500 ml, gelas
beaker 100 ml, gelas beaker 1000 ml, gelas ukur 10 ml, gelas ukur 100 ml,
termometer raksa, colony counter, termometer ruang, cawan petri diameter
100 mm, gelas benda, gelas penutup, pemantik api, spreader, jangka
sorong, mikroskop binokuler, laminar air flow (LAF), enkas, dan kulkas.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi umbi
bawang dayak (Eleutherine palmifolia), kultur murni Staphylococcus
epidermidis, Escherichia coli dan Candida albicans ATCC 10231, media
Nutrient Agar (NA), media Potato Dextrose Agar (PDA), media Nutrient
Broth (NB), media Potato Dextrose Broth (PDB), akuades, alkohol 70 %,
alkohol 96 %, Amoxicillyn Tryhidrat 125 mg/5 ml, Nystatin 100.000 IU,
pH indikator, kertas saring, alumunium foil, kain kasa, kapas, plastik wrap,
kertas payung, plastik, karet gelang, NH4OH, HCL 2 N, natrium
hipoklorit, dietil eter, kristal violet, methylen blue, tinta cina, safranin,
minyak emersi, tusuk gigi, larutan iodine.
F. Prosedur Kerja
Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahapan yang dimulai dari
tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap perlakuan, tahap pengamatan dan
pengumpulan data dan tahap analisis data. Tahap persiapan dilakukan
penyiapan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian. Tahap
pelaksanaan terdiri atas pembuatan simplisia, ekstrak dan isolasi alkaloid dari
umbi bawang dayak (Eleutherine palmifolia), pembuatan media uji NA, PDA,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
NB, dan PDB, sterilisasi alat dan media, rekultur mikrobia uji dan kultur
mikrobia ke dalam media NB dan PDB.
Tahap perlakuan terdiri dari pengenceran bertingkat dan pengujian
daya hambat antimikrobia isolat alkaloid bawang dayak (Eleutherine
palmifolia). Tahap pengamatan dan pengumpulan data, dilakukan pengamatan
terhadap hasil uji aktivitas antimikrobia dan pengumpulan data pengukuran
terhadap zona hambat yang terbentuk pada setiap variasi konsentrasi isolat
alkaloid bawang dayak (Eleutherine palmifolia) dan KHM. Tahap terakhir
yakni tahap analisis data yakni dilakukan analisis deskriptif statistik. Berikut
ini merupakan tiap rincian dari kegiatan, yaitu:
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan penelitian ini yaitu:
a. Pendataan alat dan bahan yang digunakan selama penelitian
dilaksanakan.
b. Penyediaan sampel umbi bawang dayak (Eleutherine palmifolia) segar
dari kebun peneliti di daerah Desa Bedono, Kecamatan Jambu,
Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
c. Penyediaan mikroorganisme uji Staphylococcus epidermidis,
Escherichia coli dan Candida albicans ATCC 10231 dari Balai
Laboratorium Kesehatan (BLK) Yogyakarta, yang dikultur ulang
terlebih dahulu untuk meremajakan serta memperbanyak populasi
mikroorganisme tersebut. Langkah kerja yang dilakukan adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
1) Media miring Nutrient Agar (NA) dan Potato Dextrose Agar
(PDA) disiapkan terlebih dahulu.
2) Biakan murni Staphylococcus epidermidis, Escherichia coli dan
Candida albicans ATCC 10231 diambil satu ose, lalu dibuat isolasi
secara streak plate pada media Nutrient Agar (NA) dan Potato
Dextrose Agar (PDA) pada agar miring di tabung reaksi.
3) Hasil perbanyakan mikroorganisme dapat diamati setelah masa
inkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Sterilisasi Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian
disterilkan untuk menghindari terjadinya kontaminasi dalam
penelitian. Alat-alat yang akan digunakan dalam penelitian didetoks
terlebih dahulu menggunakan sabun antiseptik kemudian dicuci lalu
dikeringkan. Selanjutnya alat disterilkan dalam autoklaf dengan
tekanan 1 atm, suhu 121oC selama 20-25 menit, sedangkan bahan
disterilkan dengan tekanan 1 atm, suhu 121oC selama 15 menit. Alat-
alat yang disterilkan dengan menggunakan autoklaf ialah alat yang
biasanya terbuat dari kaca dan tahan terhadap panas seperti tabung
reaksi, cawan petri dan erlenmeyer. Alat lainnya seperti jarum
inokulum cukup dengan dipijarkan di atas api bunsen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
b. Pembuatan Isolasi Alkaloid Ekstrak Bawang Dayak
1) Pembuatan Simplisia Bawang Dayak
Umbi bawang dayak yang telah dipanen (berusia 3-4 bulan
pasca tanam) terlebih dahulu dicuci dengan air untuk
menghilangkan gumpalan tanah yang melekat pada umbi
(Pupspadewi, 2013). Selanjutnya dijemur di bawah terik matahari
untuk menghilangkan kadar air akibat pencucian, kemudian
dikupas bagian kulitnya lalu dicuci bersih di bawah air mengalir
hingga benar-benar bersih. Kriteria umbi bawang dayak
(Eleutherine palmifolia) yang baik yaitu terlihat umbi bawang
yang segar, berwarna merah mengkilap, kompak atau tidak
terpisah-pisah lapisannya dan tidak tersayat oleh benda tajam.
Selanjutnya bawang dayak tersebut ditimbang sebanyak 1 kg.
Bawang dayak yang telah ditimbang selanjutnya disterilkan secara
kimia. Sterilisasi dilakukan dengan melarutkan 10 ml natrium
hipoklorit dalam 3 liter akuades (Benigna, 2105). Bawang dayak
tersebut direndam selama 15 menit lalu dibilas dengan
menggunakan akuades.
Pembuatan simplisia bawang dayak dilakukan dengan
bawang dayak diiris tipis dengan ketebalan 1-2 mm, kemudian
dikeringkan dengan cara dikering anginkan di luar ruangan tetapi
tidak terpapar sinar matahari secara langsung hingga diperoleh
simplisia yang bisa dipatahkan (Nur, 2011). Kemudian simplisia,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
dimasukkan dalam blender hingga didapatkan serbuk bawang
dayak (Nur, 2011). Selanjutnya serbuk bawang dayak dapat
disimpan di dalam wadah tertutup pada suhu kamar dan di tempat
kering serta terlindung dari sinar matahari (Menkes, 1994).
2) Pembuatan Ekstrak Umbi Bawang Dayak
Kemudian dari serbuk simplisia tersebut, ditimbang tiap
100 gram serta ditambahkan 300 ml alkohol 96 %, sehingga
sampel terendam seluruhnya lalu ditutup dengan alumunium foil,
kemudian dihomogenkan menggunakan shaker dengan kecepatan
120 rpm selama 24 jam pada suhu ruang (Nur, 2011). Selanjutnya,
disaring dan didapatkan maserat. Tahap selanjutnya, ampas
masing-masing sampel dimaserasi kembali dengan alkohol 96 %
selama 24 jam di dalam shaker pada suhu 37oC dan diulangi
hingga hampir tidak berwarna (Nur, 2011). Hasil filtrat masing-
masing sampel dikumpulkan dan dipekatkan dengan water bath
pada suhu 40 oC untuk mendapatkan ekstrak kental bebas dari
pelarut (Nur, 2011). Ekstrak disimpan dalam kulkas bersuhu 4 o
C
hingga digunakan. Menurut Depkes (2000), hasil rendemen
ekstrak yang diperoleh dihitung menggunakan rumus:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
3) Isolasi Alkaloid Ekstrak Umbi Bawang Dayak dengan Metode
Pengocokan Asam Basa
Ekstrak kental hasil maserasi ditambahkan HCL 2 N
sampai pH larutan menjadi 2-3, dan dilakukan pengadukan
dengan magnetic stirer selama 3 jam, kemudian disaring (Purba,
2010). Filtrat dibasakan dengan NH4OH sampai terbentuk
endapan hingga pH antara 9-10, kemudian dipartisi menggunakan
corong pisah dengan penambahan 20 ml dietil eter, sampai
terbentuk 2 lapisan yang tidak homogen, kemudian lapisan air dan
lapisan dietil eter dipisahkan (Purba, 2010). Lalu pada lapisan
bawah (garam alkaloid) ditambahkan HCL 2 N sampai pH larutan
menjadi 2-3, kemudian dibasakan kembali menggunakan NH4OH
sampai terbentuk endapan hingga pH antara 9-10, kemudian
dipartisi menggunakan corong pisah dengan penambahan 20 ml
dietil eter, sampai terbentuk lapisan. Perlakuan ini diulangi
sebanyak tiga kali (Purba, 2010). Garam alkaloid diambil dan
dikumpulkan menjadi satu dan diuapkan menggunakan water
bath, agar pelarut sisa dietil eter dapat terpisah.
4) Identifikasi Kandungan Alklaoid Umbi Bawang Dayak
(Eleutherine palmifolia)
Sebanyak 2 ml larutan uji diuapkan menggunakan cawan
porselin diatas water bath ± 5 menit (Bintang, 2010). Larutan uji
yang telah diuapkan, kemudian dilarutkan dengan 5 ml HCL 2 N
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
(Bintang, 2010). Menurut Endarini, (2011), larutan yang diperoleh
kemudian dibagi ke dalam 2 tabung reaksi, yaitu:
a) Tabung 1: Larutan HCL dengan penambahan 3 tetes pereaksi
Dragendorff
b) Tabung 2: Larutan HCL dengan penambahan 3 tetes pereaksi
Mayer
Hasil positif alkaloid ditunjukkan dengan terbentuknya endapan
merah sampai jingga untuk penambahan pereaksi Dragendorff,
dan hasil positif alkaloid dengan pereaksi Mayer akan dihasilkan
endapan putih kekuningan (Bintang, 2010).
c. Pembuatan Media Uji
1) Pembuatan Media Uji Nutrient Agar (NA)
Pembuatan media uji Nutrient Agar (NA) dilakukan sesuai
dengan takaran pada kemasan yaitu dengan mencampurkan 2
gram NA dalam 100 ml akuades ke dalam beker gelas, kemudian
dipanaskan dengan hot plate dan diaduk pelan-pelan
menggunakan batang pengaduk. Media NA yang jadi akan
berwarna jernih dan tidak ada gumpalan-gumpalan agar.
Selanjutnya media dituang ke dalam erlenmeyer dan disterilkan
dengan autoklaf pada suhu 121oC tekanan 1 ATM selama 15
(Vadhani, 2011) menit. Media NA yang dituang pada cawan petri
diameter 100 mm sebanyak masing-masing 25 ml (Himedia,
2011). Pembuatan media Nutrient Agar (NA) digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
media pertumbuhan mikrobia uji E. coli dan S. epidermidis dalam
kultur bakteri.
2) Pembuatan Media Uji Potato Dextrose Agar (PDA)
Pembuatan media uji Potato Dextrose Agar (PDA)
dilakukan sesuai dengan takaran pada kemasan yaitu dengan
mencampurkan 39 gram serbuk Potato Dextrose Agar (PDA)
kemudian ditambahkan 1000 ml akuades. Media dipanaskan
kembali sampai semua terlarut secara homogen menggunakan hot
plate dan magnetic stirer. Kemudian dituangkan ke dalam
erlenmeyer dan disterilkan dengan autoklaf pada suhu 121oC
tekanan 1 ATM selama 15 menit (Vadhani, 2011). Media PDA
pada cawan petri yang digunakan untuk menguji aktivitas
antimikrobia berisi masing-masing 25 ml (Himedia, 2011.
Pembuatan media Potato Dextrose Agar (PDA) digunakan untuk
media pertumbuhan mikrobia uji C. albicans dalam kultur fungi.
3) Pembuatan Media Kultur Nutrient Broth (NB)
Pembuatan media uji Nutrient Broth (NB) dilakukan
sesuai dengan takaran pada kemasan yaitu dengan mencampurkan
15 gram serbuk Nutrient Broth (NB) kemudian ditambahkan 1000
ml akuades. Media dipanaskan kembali sampai semua terlarut
secara homogen menggunakan hot plate dan magnetic stirer.
Kemudian dituangkan ke dalam erlenmeyer dan disterilkan
dengan autoklaf pada suhu 121oC tekanan 1 ATM selama 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
menit (Vadhani, 2011). Pembuatan media Nutrient Broth (NB)
digunakan untuk media pertumbuhan mikrobia uji E. coli dan S.
epidermidis dalam penyiapan inokulum.
4) Pembuatan Media Kultur Potato Dextrose Broth (PDB)
Pembuatan media uji Potato Dextrose Broth (PDB)
dilakukan dengan mencampurkan 4 gram ekstrak kentang
kemudian ditambahkan 20 gram dextrose dan ditambahkan 1000
ml akuades (Vadhani, 2011). Media dipanaskan kembali sampai
semua terlarut secara homogen menggunakan hot plate dan
magnetic stirer. Kemudian dituangkan ke dalam erlenmeyer dan
disterilkan dengan autoklaf pada suhu 121oC tekanan 1 ATM
selama 15 menit. Pembuatan media Potato Dextrose Broth (PDB)
digunakan untuk media pertumbuhan mikrobia uji C. albicans
dalam penyiapan inokulum.
d. Penyiapan Inokulum
1) Pembuatan Stok Mikrobia
Pembuatan stok (rekultur) mikrobia dengan cara
menginokulasikan 1 ose biakan murni mikrobia Staphylococcus
epidermidis dan Escherichia coli ke dalam media Nutrient Agar
(NA) miring pada tabung reaksi dan mikrobia Candida albicans
ATCC 10231 ke dalam media Potato Dextrose Agar (PDA)
miring pada tabung reaksi, kemudian diinkubasi pada suhu 37oC
selama 24 jam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
2) Pembuatan Inokulum Mikrobia Uji
Pembuatan suspensi inokulum mikrobia uji dilakukan
dengan cara diambil sebanyak 2 ose kultur E. coli dan
S. epidermidis kemudian dimasukkan ke dalam 50 ml Nutrient
Broth (NB) steril, sedangkan untuk C. albicans dimasukkan ke
dalam 50 ml Potato Dextrose Broth (PDB), kemudian diinkubasi
selama 24 jam dan dihomogenkan menggunakan shaker dengan
kecepatan 120 ppm dalam suhu ruang. Setelah dilakukan
pembuatan suspensi, kemudian dilakukan pengenceran bertingkat
pada masing-masing mikrobia uji hingga pengenceran 10-5
.
e. Pembuatan Kontrol Media
Kontrol media dibuat sebagai kontrol kerja, dengan
menggunakan media NA untuk bakteri E. coli dan S. epidermidis,
serta media PDA untuk fungi C. albicans. Kontrol media tersebut
dibuat dengan media NA dan PDA yang diletakkan ke dalam cawan
petri diameter 100 mm, dalam artian membuat media NA dan PDA
kosong tanpa diinokulasi mikrobia uji. Kontrol media tersebut
kemudian diinkubasi bersama dengan sampel uji aktivitas
antimikrobia pada tempat dan suhu yang sama.
f. Identifikasi Mikrobia Uji
Identifikasi mikrobia uji dilakukan dengan cara mengamati
secara makroskopik dan mikroskopik. Pengamatan makroskopik
dilakukan dengan cara mengamati koloni mikrobia uji setelah
dilakukan kultur mikrobia dengan cara streak plate dan diinkubasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
selama 24 jam, kemudian koloni dapat diamati secara makroskopik.
Pengamatan makroskopik meliputi warna koloni, tepi koloni,
permukaan, dan bentuk koloni. Pengamatan mikroskopik meliputi
bentuk sel, hasil pewarnaan, dan ada tidaknya miselium.
Identifikasi mikrobia uji secara mikroskopik dilakukan dengan
uji pengecatan diferensial meliputi pengecatan Gram, pengecatan
Negatif dan pengecatan Endospora, kemudian diamati dengan
mikroskop. Pengecatan Gram, dan pengecatan Negatif digunakan
untuk mengidentifikasi bakteri E. coli, dan S. epidermidis, sedangkan
pengecatan Endospora digunakan untuk mengidentifikasi yeast C.
albicans ATCC 10321.
Berikut ini menurut Tarigan (1988) merupakan langkah-
langkah mengenai pengecatan Gram, pengecatan Negatif dan
pengecatan Endospora, yaitu sebagai berikut:
1. Pengecatan Gram
a. Kaca benda dibersihkan menggunakan alkohol dan dikering
anginkan.
b. Jarum ose disterilkan dengan cara dipijarkan di atas lampu
bunsen sebanyak 3 kali.
c. Diambil koloni bakteri sebanyak 1 ose dan diratakan pada
kaca benda seluas kira-kira 1 cm2.
d. Tunggu sampai kering dan difiksasi dengan dilewatkan pada
api bunsen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
e. Objek yang telah difiksasi, ditetesi crystal violet 1 tetes dan
dibiarkan selama 1 menit.
f. Cuci crystal violet dengan air mengalir setelah sedikit kering
dengan pelan-pelan.
g. Diberikan larutan iodin sebanyak1 tetes, kemudian ditunggu
selama 1 menit. Cuci dengan air mengalir dan gunakan kertas
isap untuk mengambil air yang berlebihan tetapi harus dijaga
jangan sampai kering betul.
h. Decolorisasi dengan alkohol 96 % untuk menghilangkan
warna. Setelah kira-kira 15 detik, cuci kaca objek dengan air
mengalir kemudian dikeringkan.
i. Diberikan larutan safranin sebanyak 1 tetes, kemudian
ditunggu selama 1 menit.
j. Preparat segera dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan
k. Periksa dibawah mikroskop pada perbesaran 100x10 kali
dengan menggunakan minyak emersi. Jika sel-sel bakteri
berwarna merah, maka bakteri tersebut adalah Gram negatif,
sedangkan bakteri yang berwarna “blue purple” termasuk
golongan bakteri Gram positif.
2. Pengecatan Negatif
a. Kaca benda dibersihkan menggunakan alkohol dan dikering
anginkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
b. Jarum ose disterilkan dengan cara dipijarkan di atas lampu
bunsen sebanyak 3 kali.
c. Diambil koloni bakteri sebanyak 1 ose dan diratakan pada
kaca benda seluas kira-kira 1 cm2.
d. Teteskan tinta cina pada kaca benda yang berisi bakteri,
kemudian dihomogenkan menggunakan tusuk gigi.
e. Preparat diratakan (dibuat apusan) menggunakan kaca benda
lain. Preparat dikering anginkan.
f. Periksa dibawah mikroskop pada perbesaran 100x10 kali
dengan menggunakan minyak emersi.
3. Pengecatan Endospora
a. Persiapkan preparat dari kedua kultur mikrobia yang akan
diwarnai
b. Kaca benda dibersihkan menggunakan alkohol dan dikering
anginkan.
c. Diambil koloni mikrobia sebanyak 1 ose dan diratakan pada
kaca benda seluas kira-kira 1 cm2.
d. Tetesi preparat dengan methylen blue kemudian
dihomogenkan menggunakan tusuk gigi.
e. Periksa dibawah mikroskop pada perbesaran 100x10 kali
dengan menggunakan minyak emersi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
g. Uji Anti Mikrobia
1) Pembuatan Stok Variabel Konsentrasi
Variabel yang digunakan pada penelitian ini sejumlah 5
variabel yaitu kontrol negatif menggunakan akuades steril, kontrol
positif menggunakan Amoxicillin Tryhidrat 125 mg/5 ml untuk
bakteri E. coli dan S. epidermidis serta Nystatin 100.000 IU untuk
fungi C. albicans, variasi konsentrasi isolat bawang dayak yaitu
5,0 x 10-3
gr/ml sebagai perlakuan pertama (T1), 2,5 x 10-3
gr/ml
sebagai perlakuan kedua (T2) dan 1,7 x 10-3
gr/ml sebagai
perlakuan ketiga (T3) dengan pelarut alkohol 96 %. Pembuatan
variasi konsentrasi antimikrobia ini, dibuat menurut rumus seri
faktor pengenceran bertingkat dan deret logaritmik (Tyas 2016).
Perhitungan mengenai pembuatan variasi konsentrasi isolat umbi
bawang dayak terdapat pada lampiran 1.
2) Uji Daya Antimikrobia secara Difusi Sumuran
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode Kirby-Bauer (cakram kertas). Menurut Thronsberry
(1983) metode ini menggunakan paper disc atau cakram kertas
yang disterilkan. Paper disc yang digunakan yaitu paper disc
oxoid dengan diameter 6 mm. Paper disc yang telah steril
kemudian diambil menggunakan pinset dan ditetesi dengan
perlakuan uji berupa kontrol positif, kontrol negatif, dan variasi
konsentrasi isolat alkaloid umbi bawang dayak hingga pekat,
kemudian ditiriskan di atas kertas saring steril. Selanjutnya, paper
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
disc yang telah tiris diletakkan di atas permukaan media yang
telah diinokulasi mikrobia uji. Kemudian media tersebut
diinkubasi selama 24 jam dalam inkubator pada suhu 37 oC,
setelah itu dapat diamati perubahan yang terjadi dan aktivitas zona
hambat yang terbentuk diukur menggunakan jangka sorong
dengan satuan milimeter (mm).
Metode difusi spread plate secara aseptik digunakan
untuk mengetahui aktivitas antimikrobia. Teknik spread plate
yang digunakan yaitu menggunakan teknik swab menggunakan
cotton swab. Mikrobia yang dipakai adalah suspensi mikrobia
pada pengenceran 10-5
. Mikrobia diambil menggunakan cotton
swab kemudian diratakan dan disebarkan pada seluruh permukaan
media. Sebelumnya seluruh cawan petri dibagi menjadi 4 kuadran
untuk digunakan sebagai perlakuan yaitu kontrol positif, kontrol
negatif dan konsentrasi isolat alkaloid umbi bawang dayak 5,0 x
10-3
gr/ml, 2,5 x 10-3
gr/ml, dan 1,7 x 10-3
gr/ml. Bila
diilustrasikan, peletakan paper disc tersebut tampak seperti pada
Gambar 3.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Gambar 3. 1
Desain Letak Paper Disc pada Cawan Petri Keterangan: (1) Paper disc dengan konsentrasi 5,0 x 10
-3 gr/ml
(T1); (2) Paper disc dengan konsentrasi 2,5 x 10-3
gr/ml (T2); (3) Paper disc dengan konsentrasi 1,7 x
10-3
gr/ml (T3); (4) Kontrol positif; (5) Kontrol negatif
Zona hambat yang terbentuk, ditandai dengan adanya
zona bening di sekitar paper disc. Pengukuran zona hambat
dilakukan secara vertikal dan horizontal. Menurut Kristanti (2014)
pengukuran diameter zona hambat yang terbentuk secara
matematis diukur menggunakan rumus sebagai berikut:
R =
Keterangan:
R: diameter zona hambat (mm)
a: zona hambat vertikal (mm)
b: zona hambat horizontal (mm)
Hasil pengukuran diameter zona hambat tersebut kemudian
dikurangi dengan diameter paper disc yang ada yaitu 6 mm, untuk
mendapatkan diameter zona hambat bersih yang dihasilkan dari
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
aktivitas antimikrobia isolat alkaloid yang terbentuk. Hasil
pengukuran tiga pengulangan tersebut kemudian di rata-rata.
3) Penentuan KHM dengan Metode Dilusi Padat
Kadar Hambat Minimum (KHM) diambil dari konsentrasi
terendah isolat bawang dayak, yang masih mampu menghambat
pertumbuhan mikrobia. Pengujian dilakukan dengan metode dilusi
padat. Pada metode ini, cara penanaman mikrobia uji dilakukan
dengan teknik pour plate, sebagai berikut:
a) Dinginkan terlebih dahulu media yang sudah disterilkan
sampai dengan suhu ± 45 o
C.
b) Media dituang ke dalam cawan petri diameter 100 mm yang
telah diletakkan mikrobia uji serta sampel ekstrak dengan
konsentrasi terendah dengan perbandingan 1:1. Jumlah media
kultur yang digunakan sama seperti jumlah media yang
digunakan dalam pengujian aktivitas antimikrobia yaitu
sebanyak 10 ml. Sedangkan suspensi mikrobia uji dengan
pengenceran 10-5
.
c) Sebelum dituang ke dalam cawan petri, mikrobia uji
dihomogenkan dengan menggunakan vortex terlebih dahulu
agar mikrobia tidak mengendap di dasar tabung reaksi.
d) Sampel isolasi alkaloid ekstrak bawang dayak dituang ke
dalam cawan petri diameter 100 mm sebanyak 0,1 ml.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
e) Hasil pour plate kemudian ditunggu hingga memadat
kemudian dibungkus menggunakan kertas payung
f) Pengamatan KHM dapat dilakukan.
Konsentrasi minimal yang diperoleh dari pengujian daya
hambat antimikrobia digunakan sebagai acuan dalam menentukan
konsentrasi sampel pada pengujian nilai KHM. Pembuatan
konsentrasi uji KHM ini, dilakukan dengan cara yang sama ketika
membuat variasi konsentrasi pada uji aktivitas antimikrobia, yaitu
menggunakan deret logaritmik dan faktor pengenceran.
Lamanya periode dalam pengujian KHM ini berdasarkan
dengan durasi kerja obat. Lamanya periode dalam pengujian
KHM ini berdasarkan dengan durasi kerja obat. Berdasarkan
Malseed (2005), durasi kerja obat Amoxicillin Tryhidrate yaitu 8
jam, sedangkan pada Nystatin yaitu 48 jam. Penetapan KHM pada
pengujian antimikrobia dengan metode dilusi padat, parameter
yang digunakan adalah persen (%) kejernihan pertumbuhan
mikrobia uji dalam media. Pengukuran parameter tersebut
menggunakan light meter, sebagai alat untuk mengukur persen
kejernihan pertumbuhan mikrobia uji dalam media. Pengukuran
light meter tersebut dilakukan dengan cara meletakkan posisi light
meter – media KHM yang diukur – lampu LED. Jarak antara light
meter dengan media KHM yang akan diukur yaitu 3 cm,
kemudian jarak antara media KHM yang akan diukur dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
lampu LED yaitu 5 cm. Pengukuran intensitas persen kejernihan
lampu LED perlu dilakukan terlebih dahulu menggunakan light
meter, hal tersebut digunakan sebagai cara untuk mengetahui
selisih persen (%) kejernihan lampu LED dengan persen (%)
kejernihan dari media KHM yang terukur. Hasil selisih tersebut
digunakan sebagai hasil uji persen (%) kejernihan media mikrobia
uji terhadap konfirmasi nilai KHM yang didapat.
G. Metode Analisis Data
Data dari hasil penelitian ini berupa data aktivitas zona hambat
antimikrobia isolat alkaloid umbi bawang dayak dan data nilai KHM. Metode
analisis data yang digunakan yaitu statistik deskriptif. Statistik deskriptif ini
digunakan untuk mendeskripsikan data sampel uji aktivitas daya hambat
antimikrobia isolat alkaloid terhadap mikrobia uji dan hasil KHM. Ukuran
statistik yang digunakan dalam deskripsi pada penelitian ini yaitu berupa
selisih, rata-rata, nilai tertinggi dan nilai terendah dari hasil pengukuran.
Penyajian data dari hasil pengukuran statistik, disajikan dalam bentuk tabel,
grafik dan gambar sebagai penyajian data yang komunikatif dan efisien yang
kemudian dianalisis secara deskriptif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
H. Rancangan Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran
Penelitian yang diperoleh diharapkan bermanfaat dalam pembelajaran
Biologi khususnya pada materi Archaebacteria dan Eubacteria kelas X
semester 1 kurikulum 2013. Adanya penelitian ini siswa dapat mengetahui
pengaruh faktor luar yang dapat menghambat pertumbuhan mikrobia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identifikasi Tanaman Umbi Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia)
Terdapat banyak jenis umbi lapis, ada yang dimanfaatkan sebagai
obat ataupun digunakan sebagai bumbu dapur. Salah satu umbi lapis yang
berkhasiat obat yaitu umbi bawang dayak (Eleutherine palmifolia).
Masyarakat seringkali menyebut tanaman ini dengan bawang dayak, bawang
sabrang, bawang berlian, bawang hantu atau bawang hutan.
Gambar 4. 1
Tanaman Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia) (Sumber: dokumentasi pribadi)
Tanaman umbi bawang dayak yang digunakan pada penelitian ini
adalah Eleutherine palmifolia. Penelitian ini perlu adanya determinasi umbi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
bawang dayak agar sesuai dengan sampel penelitian yang dimaksud.
Tanaman bawang dayak (Eleutherine palmifolia) yang digunakan berasal dari
lokasi kebun peneliti di desa Bedono Krajan, Kecamatan Jambu, Kabupaten
Semarang, Jawa Tengah. Sampel penelitian dibawa ke Laboratorium
Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma untuk dicocokkan dengan
kunci determinasi.
Identifikasi dilakukan untuk mendapatkan suatu spesies yang
spesifik dan tepat sasaran, karena tumbuhan ini memiliki banyak spesies.
Pada penelitian ini dilakukan determinasi umbi bawang dayak dengan cara
mengamati ciri morfologi tanaman kemudian mencocokkan dengan literatur
buku kunci determinasi Flora of Java Jilid 3 yang ditulis oleh Backer dan
Brink (1965). Bawang dayak (Eleutherine palmifolia) memiliki ciri
tumbuhan berbiji (spermatophyta) dan termasuk tumbuhan biji tunggal
(monocotyledoneae).
Gambar 4. 2
Morfologi Daun dan Batang Bawang Dayak
(a) Daun Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia);
(b) Batang Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia)
(Sumber: dokumentasi pribadi)
Hasil pengamatan morfologi tanaman bawang dayak di dapatkan ciri
daun tunggal berbentuk lonjong dengan ujung yang runcing, tipe pertulangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
daun sejajar dengan tepi daun licin dan bentuk daun berbentuk pita, bagian
atas permukaan daun berwarna hijau tua sedangkan di bagian permukaan
bawah daun berwarna hijau muda. Pengamatan morfologi pada batang
didapatkan ciri-ciri yaitu batang tumbuh tegak atau merunduk dengan tipe
batang rumput (calmus), dan permukaan batang licin (laevis).
Gambar 4. 3
Morfologi Umbi dan Bunga Bawang Dayak (a) Umbi Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia);
(b) Bunga Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia)
(Sumber: dokumentasi pribadi)
Pengamatan morfologi umbi bawang dayak, diperoleh ciri-ciri yaitu
umbi berlapis berwarna merah menyala dengan permukaan umbi mengkilap,
berbentuk lonjong atau bulat telur. Pengamatan morfologi bunga bawang
dayak didapatkan ciri bunga berwarna putih, simetri bunganya bersifat
aktinomorf dan tunggal dengan jumlah kelopak bunga yaitu 6.
Pengamatan ciri-ciri morfologi tanaman bawang dayak berupa daun,
batang, umbi dan bunga, menunjukkan ciri yang sama sesuai dengan buku
kunci determinasi Backer dan Brink (1965). Sehingga dari hasil tersebut,
sampel tanaman yang digunakan untuk penelitian benar dari spesies
Eleutherine palmifolia.
a
)
b
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
B. Serbuk Simplisia Umbi Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia)
Tanaman bawang dayak (Eleutherine palmifolia) yang digunakan
untuk penelitian berasal dari lokasi yang sama yaitu di kebun peneliti di desa
Bedono Krajan, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Umbi bawang dayak (Eleutherine palmifolia) yang dipakai adalah umbi
bawang dayak yang berusia 3-4 bulan dengan kriteria bawang dayak yang
baik (Puspadewi, 2013). Pemilihan bawang dayak pada usia tersebut karena
produksi metabolit sekunder diharapkan sudah maksimal. Apabila
pemanenan dilakukan terlalu awal akan berakibat pada produksi metabolit
sekunder yang rendah. Jika pemanenan dilakukan terlalu lambat, maka dapat
mengakibatkan mutu yang rendah, karena pemanenan akan berpengaruh pada
kualitas dan kuantitas suatu tanaman. Kriteria umbi bawang dayak
(Eleutherine palmifolia) yang baik yaitu terlihat umbi bawang yang segar,
berwarna merah mengkilap, kompak atau tidak terpisah-pisah lapisannya dan
tidak tersayat oleh benda tajam. Tahap yang dilakukan sebelum pengeringan
yaitu dengan memotong umbi bawang dayak ketebalan 1-2 mm, supaya
proses pengeringan yang dilakukan cepat dan sempurna (Nur, 2011).
Pengeringan dilakukan dengan cara dikering anginkan diluar ruangan tetapi
tidak terpapar sinar matahari secara langsung (Nur, 2011).
Tujuan pengeringan yaitu untuk mempermudah proses pembuatan
serbuk simplisia dan mengurangi kadar air, sehingga simplisia tidak mudah
ditumbuhi kapang dan bakteri. Jika kadar air masih tinggi maka aktivitas
enzim juga tinggi untuk mengubah kandungan kimia dalam simplisia menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
produk lain, yang kemungkinan memiliki efek yang berbeda dengan senyawa
induknya. Beberapa enzim perusak kandungan kimia antara lain hidrolase,
oksidase, dan polymerase (Pramono, 2005). Proses pengeringan harus
terhindar dari sinar matahari langsung, hal ini disebabkan karena cahaya
matahari dapat menyebabkan terjadinya perubahan kimia pada sampel, selain
itu senyawa-senyawa yang terdapat pada sampel akan mengalami kerusakan
akibat panas dan sinar yang bersumber dari sinar matahari langsung. Menurut
Evans (2009), penyebab kerusakan senyawa metabolit sekunder termasuk
alkaloid yaitu bisa disebabkan oleh radiasi sinar gamma, sinar UV-B dan
sinar UV-C. Pengeringan akan lebih cepat dilakukan pada suhu tinggi, tetapi
hal tersebut dapat mengakibatkan beberapa komponen mengalami kerusakan
(Harborne, 1987). Menurut Robinson (1995) alkaloid memiliki sifat fisik
kurang tahan panas.
Pengeringan dilakukan sampai umbi bawang dayak (Eleutherine
palmifolia) kering ditunjukkan dengan perubahan warna umbi bawang dayak
yang lebih gelap dan terlihat cokelat kemerahan dibandingkan sebelum
dikeringkan, dan mudah dipatahkan sehingga mudah untuk dibuat serbuk
simplisia. Pembuatan serbuk simplisia kering (penyerbukan) bertujuan untuk
memperkecil partikel dan memperbesar permukaan serbuk, sehingga akan
meningkatkan daya efektif dan efisien ketika dilakukan proses selanjutnya
yaitu ekstraksi, dalam kata lain pelarut mudah masuk ke dalam sel sehingga
proses penyarian optimal. Serbuk simplisia yang telah didapat, disimpan
untuk proses ekstraksi lebih lanjut. Syarat penyimpanan serbuk simplisia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
menurut Menkes (1994), yaitu serbuk yang telah dibuat disimpan dalam
wadah tertutup, pada suhu kamar, di tempat kering dan terlindung dari sinar
matahari.
Gambar 4. 4
Pembuatan Serbuk Simplisia Umbi Bawang Dayak
(a) Pengumpulan Umbi Bawang Dayak; (b) Proses Pengeringan Bawang
Dayak; (c) Pembuatan Serbuk Simplisia Bawang Dayak
(Sumber: dokumentasi pribadi)
C. Ekstraksi Umbi Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia)
Proses ekstraksi bawang dayak dilakukan dengan metode maserasi
kinetik. Prinsip dari proses ekstraksi agar senyawa fitokimia yang memiliki
sifat yang sama dengan pelarut akan tertarik dan terlarut ke dalam pelarutnya
sehingga senyawa kimia tertentu dapat dipisahkan. Alasan pemilihan metode
maserasi karena metode ini tidak menggunakan pemanasan sehingga senyawa
fitokimia yang bersifat termolabil yang akan diambil tidak terurai atau rusak.
Pelarut yang digunakan dalam penelitian berupa alkohol 96 %.
Alkohol digunakan sebagai pelarut karena alkohol merupakan pelarut yang
bersifat semi polar, sehingga dapat digunakan untuk menarik keluar senyawa
yang memiliki tingkat kepolaran dari tingkat rendah hingga tingkat tinggi
a
) b c
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
dalam sel (Wijesekera, 1991). Menurut Depkes (2000), berlaku aturan bahwa
pelarut yang diperbolehkan adalah air dan alkohol (etanol) serta campurannya.
Menurut Puspadewi (2013), alkohol dan air digunakan sebagai pelarut karena
bersifat polar dan universal yang dapat melarutkan hampir semua metabolit
sekunder yang terkandung dalam simplisia, alkohol memiliki nilai toksisitas
yang lebih rendah jika dibandingkan pelarut organik lainnya dan tahan lama
serta mudah diperoleh. Alkohol yang digunakan yaitu alkohol 96 %, yang
memiliki kandungan air sedikit, sehingga memiliki aktivitas antimikrobia.
Senyawa polar merupakan senyawa yang larut di dalam air. Senyawa alkaloid
yang diambil pada umbi bawang dayak bersifat polar sehingga proses
ekstraksi menggunakan pelarut polar.
Gambar 4. 5
Ekstraksi Umbi Bawang Dayak
(a) Maserasi umbi bawang dayak dengan alkohol 96 %; (b) Hasil
maserasi umbi bawang dayak; (c) Ekstrak kental umbi
bawang dayak
(Sumber: dokumentasi pribadi)
Maserasi dilakukan selama 24 jam dengan pengadukan menggunakan
shaker pada kecepatan 120 rpm. Pengadukan bertujuan untuk mempercepat
kontak antara sampel dengan pelarut. Kemudian larutan disaring
menggunakan kertas saring dan diperoleh filtrat dengan warna merah
a
) b
)
c
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
kehitaman. Kemudian filtrat dipekatkan dengan menggunakan water bath
suhu 40 oC sehingga diperoleh ekstrak kental. Proses pemekatan ini dilakukan
untuk menghilangkan pelarut dan meningkatkan konsentrasi larutan agar lebih
tinggi (Voight, 1995). Hasil akhir ekstraksi yang diperoleh berupa ekstrak
kental alkoholik umbi bawang dayak (Eleutherine palmifolia) sebanyak 8,090
gram berwarna cokelat kehitaman. Hasil rendemen ekstrak yang diperoleh
dihitung menggunakan rumus:
Penggunaan rumus tersebut diperoleh % rendemen ekstrak kental yaitu
sebesar 4,045 %. Hasil perolehan ekstrak umbi bawang dayak dapat dilihat
pada Tabel 4.1.
Tabel 4. 1
Hasil Ekstrak Umbi Bawang Dayak dengan Maserasi
Wujud Kental
Warna Cokelat kehitaman
Bau Menyengat
% rendemen 4,045 %
D. Isolat Alkaloid Umbi Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia)
Penelitian ini dilakukan isolasi alkaloid dengan metode pengocokan
asam-basa yang bertujuan untuk memisahkan senyawa polar dan senyawa non
polar. Ekstrak kental hasil maserasi diambil sebanyak 8,090 gram dan
dilakukan penambahan HCL 2 N sampai pH larutan menjadi 2-3. Penambahan
HCL bertujuan untuk memberikan suasana asam, sehingga alkaloid menjadi
garam alkaloid dan kelarutannya dalam air semakin besar (Robinson, 1995).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Gambar 4. 6
Proses Isolasi Alkaloid Umbi Bawang Dayak
(a) Proses Isolasi Alkaloid Umbi Bawang Dayak dengan Dietil Eter;
(b) Isolat Alkaloid Umbi Bawang Dayak
(Sumber: dokumentasi pribadi)
Lapisan asam yang terkumpul menjadi satu selanjutnya dilakukan
proses pembasaan dengan menggunakan NH4OH 25 % sampai terbentuk
endapan dan pH larutan berkisar 9-10. Setelah dilakukan penambahan basa,
dilakukan pemisahan ekstrak yang tidak larut, dengan menggunakan kertas
saring. Garam alkaloid yang dihasilkan, dipartisi menggunakan corong pisah
dengan menggunakan dietil eter sebanyak 20 ml. Setelah penambahan dietil
eter, dilakukan pengocokan searah agar dietil eter dan larutan basa mengalami
kontak yang sempurna. Larutan di dalam corong pisah didiamkan sampai
terbentuk dua lapisan yang tidak saling bercampur, lapisan atas merupakan
lapisan dietil eter berwarna kekuningan dan lapisan bawah adalah garam
alkaloid berwarna merah kehitaman. Ekstraksi dengan dietil eter ini dilakukan
agar senyawa yang sifatnya mirip dengan dietil eter terambil secara sempurna.
Lapisan bawah yang berupa garam alkaloid diambil dan dikumpulkan menjadi
satu dan diuapkan menggunakan water bath, agar pelarut sisa dietil eter dapat
a
)
b
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
terpisah. Hasil akhir isolasi alkaloid umbi bawang dayak (Eleutherine
palmifolia) yang diperoleh sebesar 80 ml.
E. Identifikasi Kandungan Alkaloid Umbi Bawang Dayak (Eleutherine
palmifolia)
Uji tabung yang dilakukan merupakan uji alkoloid. Uji tabung
merupakan metode analisis kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui
kandungan kimia yang terdapat dalam umbi bawang dayak. Uji tabung
digunakan sebagai metode untuk identifikasi kandungan kimia yang diduga
terdapat dalam umbi bawang dayak. Metode ini dipilih dikarenakan metode ini
sederhana dan cepat.
Pengujian uji alkaloid ini, digunakan pereaksi Mayer dan Dragendorff.
Menurut Bintang (2010), hasil positif terhadap alkaloid dengan pereaksi
Dragendorff akan dihasilkan endapan merah sampai jingga, sedangkan hasil
positif terhadap alkaloid dengan pereaksi Mayer akan dihasilkan endapan
putih kekuningan. Apabila paling sedikit dua dari reaksi menghasilkan nilai
positif maka menunjukkan adanya senyawa alkaloid (Depkes, 1986). Hasil
identifikasi kandungan alkaloid ekstrak umbi bawang dayak dapat dilihat pada
Tabel 4.2.
Tabel 4. 2
Hasil Identifikasi Kandungan Alkaloid Ekstrak Umbi Bawang Dayak
Jenis Pereaksi Pengamatan Hasil
Dragendorff Endapan merah kehitaman +
Mayer Endapan putih kekuningan +
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Alkaloid yang terdapat dalam tumbuhan berupa garam organik.
Pengujian alkaloid terdapat penambahan asam klorida (HCL) 2 N. Tujuan
penambahan HCL adalah karena alkaloid bersifat basa sehingga biasanya
diekstrak dengan pelarut yang mengandung asam agar terbentuk garam
alkaloid yang larut air (Harborne, 1987). Larutan umbi bawang dayak
kemudian dilakukan pengujian dengan memberikan 3 tetes pereaksi
Dragendorff pada tabung 1 dan pereaksi Mayer pada tabung 2. Berdasarkan
hasil skrining fitokimia didapatkan larutan uji dengan terbentuk endapan
berwarna merah kehitaman setelah penambahan pereaksi Dragendorff dan
terbentuk endapan putih kekuningan setelah penambahan pereaksi Mayer,
yang artinya umbi bawang dayak (Eleutherine palmifolia) benar mengandung
senyawa alkaloid.
Gambar 4. 7
Hasil Identifikasi Kandunga Alkaloid Ekstrak Umbi Bawang Dayak (a) Hasil uji dengan Alkaloid dengan pereaksi Mayer
(b) Hasil uji Alkaloid dengan pereaksi Dragendorff
Prinsip uji alkaloid terjadi reaksi pengendapan karena adanya
penggantian ligan. Atom nitrogen yang mempunyai pasangan elektron bebas
alkaloid akan membentuk ikatan kovalen koordinat dengan ion logam K+ yang
berasal dari pereaksi Dragendorff, reaksi tersebut dapat dilihat pada Gambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
4.1 (Miroslav, 1971). Penambahan pereaksi Mayer terbentuk endapan putih,
hal tersebut disebabkan karena atom nitrogen pada alkaloid akan bereaksi
dengan ion logam K+ yang berasal dari pereaksi Mayer, reaksi tersebut dapat
dilihat pada Gambar 4.2 (Miroslav, 1971). Penambahan pereaksi alkaloid
tersebut (Mayer dan Dragendorff) akan membentuk kompleks kalium-alkaloid
yang akan mengendap (Sangi et al., 2008).
Gambar 4. 8
Reaksi antara Alkaloid dengan Pereaksi Dragendorff (Sumber: Miroslav, 1971)
Gambar 4. 9
Reaksi antara Alkaloid dengan Pereaksi Mayer (Sumber: Miroslav, 1971)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
F. Uji Aktivitas Antimikrobia Isolat Alkaloid Umbi Bawang Dayak
(Eleutherine palmifolia)
Uji ini merupakan tahap awal yang bertujuan untuk memastikan
adanya aktivitas antimikrobia dari isolat alkaloid umbi bawang dayak
(Eleutherine palmifolia) terhadap bakteri gram positif berupa S. epidermidis,
bakteri gram negatif berupa E. coli dan fungi berupa C. albicans.
1. Sterilisasi Alat dan Bahan
Alat-alat yang akan digunakan dalam pengujian aktivitas
antimikrobia disterilisasi terlebih dahulu. Media kultur berupa NA, PDA,
PDB, dan NB juga disterilisasi terlebih dahulu menggunakan autoklaf.
Tujuan sterilisasi ini yaitu membebaskan benda atau substansi yang akan
digunakan dari semua kehidupan mikroorganisme. Proses untuk
mendapatkan keadaan steril dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode fisik yaitu menggunakan autoklaf dan metode kimia
dengan antiseptik.
2. Pelarut Isolat Alkaloid dan Variasi Konsentrasi Larutan Uji
Penentuan variasi konsentrasi aktivitas antimikrobia pada
penelitian ini, dinyatakan dalam “unit” atau “mg” per ml berdasarkan
pustaka Baku Pembanding Farmakope Indonesia (BPFI). Variasi
konsentrasi tersebut juga berdasarkan studi yang dilakukan Meyer (1982),
yang menerangkan bahwa senyawa kimia dikatakan berpotensi aktif
memiliki tingkat toksisitas bila mempunyai nilai <1000 mg/ml. Oleh
karena itu pembuatan konsentrasi dalam penelitian ini dilakukan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
membuat nilai variasi konsentrasi <1000 mg/ml, dengan anggapan isolat
alkaloid berpotensi toksik dan mengandung senyawa bioaktif
antimikrobia. Pembuatan variasi konsentrasi antimikrobia ini, dibuat
menurut rumus seri faktor pengenceran bertingkat dan deret logaritmik
(Tyas, 1971).
Gambar 4. 10
Variasi Konsentrasi Isolat Alkaloid Umbi Bawang Dayak
(Sumber: dokumentasi pribadi)
Penelitian ini, isolat alkaloid umbi bawang dayak dibuat dalam
variasi konsentrasi 5,0 x 10-3
gr/ml sebagai perlakuan pertama (T1),
2,5 x 10-3
gr/ml sebagai perlakuan kedua (T2) dan 1,7 x 10-3
gr/ml sebagai
perlakuan ketiga (T3). Pembuatan variasi konsentrasi merupakan tahap
awal untuk mengetahui konsentrasi minimum dari isolat alkaloid umbi
bawang dayak. Pelarut yang digunakan untuk melarutkan isolat alkaloid
untuk pengujian aktivitas antimikrobia yaitu akuades steril. Penggunaan
akuades steril sebagai pelarut yaitu karena sifatnya sebagai pelarut
universal dan bersifat polar, sehingga dapat bereaksi dengan baik terhadap
isolat garam alkaloid, dalam artian akuades yang bersifat polar diharapkan
T1 T2 T3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
mampu menarik senyawa metabolit sekunder. Menurut Kakhia (2010)
alkaloid merupakan senyawa yang bersifat polar. Selain itu, penggunaan
akuades membantu memudahkan reaksi antara isolat alkaloid sebagai agen
antimikrobia dengan media kultur.
3. Identifikasi Mikrobia Uji
Tujuan identifikasi mikrobia yaitu untuk memastikan bahwa kultur
mikrobia uji yang digunakan benar merupakan kultur E. coli,
S. epidermidis, dan C. albicans ATCC 10321. Sertifikat pernyataan
mengenai kultur murni E. coli, S. epidermidis, dan C. albicans ATCC
10321 yang diperoleh dari BLK Yogyakarta terdapat dalam lampiran 2.
Identifikasi mikrobia yang dilakukan yaitu dengan uji pengecatan
diferensial meliputi pengecatan Gram, pengecatan Negatif dan pengecatan
Endospora. Tujuan pengecatan ini yaitu selain untuk melihat bentuk
mikrobia, pengecatan ini juga bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat
mikrobia terhadap cat dan untuk mengetahui bagian-bagian sel mikrobia
yang tidak dapat diamati dengan pengecatan sederhana.
Uji identifikasi mikrobia E. coli, S. epidermidis, dan C. albicans
ATCC 10321 dilakukan dengan pengecatan Gram, pengecatan Negatif dan
pengecatan Endospora, kemudian diamati dengan mikroskop. Pengecatan
Gram, dan pengecatan Negatif digunakan untuk mengidentifikasi bakteri
E. coli, dan S. epidermidis, sedangkan pengecatan Endospora digunakan
untuk mengidentifikasi yeast C. albicans ATCC 10321.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Menurut Brooks et al. (2010), S. epidermidis pada pemeriksaan
makroskopik membentuk koloni berwarna putih atau kuning, bulat dengan
tepi yang jelas, sedangkan pada mikroskopik memiliki sel berbentuk
stafilokokus tunggal, berpasangan atau bergabung dan akan terlihat
memberikan pewarnaan gram positif yang kuat (berwarna keunguan)
tetapi pada biakan yang sudah tua sel kokus akan berubah menjadi bakteri
gram negatif (berwarna kemerahan). Menurut Moder (2008), E. coli pada
pemeriksaan makroskopik membentuk koloni yang bundar, cembung,
halus dengan tepi yang nyata sedangkan pada pengamatan makroskopik
memiliki sel yang berbentuk batang pendek pada pemeriksaan
mikroskopik dan akan terlihat memberikan pewarnaan gram negatif yang
kuat (berwarna merah). Menurut Brooks et al. (2010), pada pemeriksaan
makroskopik pada media Sabouraud’s agar, koloni C. albicans berwarna
putih atau kuning krim, halus, lunak dan berbentuk seperti ragi, sedangkan
ciri-ciri mikroskopis C. albicans yaitu Candida tampak sebagai ragi
(yeast) lonjong atau sferis atau blastokonidia, budding, C. albicans dapat
membentuk sel-sel tunas yang memanjang menyerupai hifa (pseudohifa).
Hasil dari pengamatan secara makroskopik dan mikroskopik pada
mikrobia uji E. coli, S. epidermidis, dan C. albicans ATCC 10321 dapat
dilihat pada Tabel 4.3 dan 4.4, yaitu sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Tabel 4. 3
Hasil Pengamatan Makroskopik Mikrobia Uji E. coli, S. epidermidis
dan C. albicans ATCC 10321
Kriteria Uji Escherichia coli Staphylococcus
epidermidis
Candida
albicans ATCC
10321
Warna koloni Putih kekuningan Putih kekuningan Putih susu
Tepi Koloni Jelas Jelas Jelas
Permukaan Halus buram mengkilap halus mengkilap halus
Bentuk koloni Bulat Bulat Bulat
mencembung
Tabel 4. 4
Hasil Pengamatan Mikroskopik Mikrobia Uji E. coli, S. epidermidis
dan C. albicans ATCC 10321
Kriteria Uji Escherichia coli Staphylococcus
epidermidis
Candida
albicans
ATCC
10321
Bentuk sel Batang pendek Stafilokokus Lonjong
Pewarnaan Gram Merah
(gram negatif)
Ungu
(gram positif) -
Pewarnaan
endospora
- -
Khamir
(yeast)
Miselium - - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Gambar 4. 11
Hasil Mikroskopik Pengecatan Mikrobia Uji E. coli, S. epidermidis,
dan C. albicans
Keterangan: (a) Pengecatan Negatif Bakteri E. coli; (b) Pengecatan
Negatif Bakteri S. epidermidis; (c) Pengecatan Gram
Bakteri E. coli; (d) Pengecatan Gram Bakteri S.
epidermidis; (e) Pengecatan Endospora Yeast C. albicans
Hasil penelitian yang diperoleh yaitu S. epidermidis berbentuk
stafilokokus dan menghasilkan warna ungu pada pengecatan Gram.
Sedangkan pada E. coli berbentuk batang pendek dan berwarna merah
pada pengecatan Gram. Kemudian pada C. albicans ATCC 10321 memilki
bentuk sel lonjong dan termasuk khamir. Hasil yang diperoleh dalam
penelitian ini menunjukkan hasil yang sesuai dengan pustaka Brooks et al.
(2010), untuk E. coli dan C. albicans, sedangkan identifikasi bakteri uji
S. epidermidis sesuai dengan pustaka Moder (2008). Berdasarkan hasil uji
identifikasi yang diperoleh menunjukkan bahwa mikrobia uji yang
digunakan benar merupakan E. coli, S. epidermidis, dan C. albicans
ATCC 10321.
a b
c d
d
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
4. Stok Mikrobia Uji dan Suspensi Mikrobia Uji
Stok mikrobia yang dibuat berasal dari kultur murni yang
didapatkan dari Balai Laboratorium Kesehatan (BLK) Yogyakarta.
Pembuatan stok (peremajaan) mikrobia uji dilakukan untuk memenuhi
suplai nutrisi untuk mikrobia dari media, sehingga mikrobia tidak mati dan
tumbuh subur serta digunakan untuk membuat atau menambah cadangan
stok dari mikrobia kultur murni. Tahap selanjutnya yaitu pembuatan
suspensi mikrobia uji, pembuatan suspensi mikrobia uji ini bertujuan
untuk memperoleh jumlah mikrobia yang dapat diukur dan disesuaikan
dengan standar yang telah ditetapkan yang selanjutnya dapat digunakan
sebagai mikrobia uji.
Pembuatan suspensi inokulum mikrobia uji dibuat dengan cara
mengambil 2 ose dari stok mikrobia yang kemudian mencampurkannya ke
dalam media broth (media cair) berupa Nutrient Broth (NB) untuk E. coli
dan S. epidermidis dan Potato Dextrose Broth (PDB) untuk C. albicans.
Tahap selanjutnya yaitu mikrobia yang telah tersuspensi dalam media
dapat dihomogenkan dengan menggunakan shaker dan diinkubasi selama
24 jam dalam suhu ruang. Setelah dilakukan pembuatan suspensi, dapat
dilakukan pengenceran bertingkat. Menurut Wasteson dan Hornes (2009)
tujuan dari pengenceran bertingkat yaitu untuk memperkecil atau
mengurangi jumlah mikrobia yang tersuspensi dalam cairan. Penentuan
besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
jumlah mikrobia dalam sampel. Penelitian ini dilakukan pengenceran
bertingkat hingga 10-5
.
Setelah dilakukannya pengenceran bertingkat untuk ketiga
mikrobia, kemudian dilakukan perhitungan jumlah koloni mikrobia dalam
satu petri. Perhitungan dilakukan dengan cara suspensi mikrobia dari
pengenceran 10-5
kemudian dikulturkan ke media agar dengan cara spread
plate dalam cawan petri. Kemudian menginkubasinya pada suhu 37 oC
selama 24 jam. Setelah itu, jumlah koloni dalam cawan petri dapat
dihitung menggunakan colony counter. Menurut Sukandar et al. (2010),
bahwa sebaiknya jumlah koloni mikrobia yang tumbuh dan dapat dihitung
berkisar antara 30-300 koloni. Pada penelitian ini, hasil dari pengenceran
10-4
jumlah koloni E. coli, S. epidermidis dan C. albicans lebih dari 300
koloni sehingga tidak dapat dihitung, hal tersebut dikarenakan
pengenceran yang dilakukan terlalu rendah. Sedangkan, pengenceran 10-5
sesuai dengan pustaka Sukandar et al. (2010) rentang koloni 30-300
koloni. Setelah setara maka suspensi tersebut dapat digunakan sebagai
mikrobia uji.
5. Kontrol Media
Kontrol media dibuat sebagai kontrol kerja dan digunakan untuk
memastikan bahwa pembuatan media (NA dan PDA) ketika pengujian
aktivitas antimikrobia dibuat secara aseptik dan tidak terkontaminasi.
Kontrol media ini dibuat sama dengan media uji yang nantinya digunakan
untuk pengujian aktivitas antimikrobia. Kontrol media ini dibuat dua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
kategori yaitu kategori untuk kontrol kerja pada bakteri dan fungi.
Inkubasi kontrol media ini juga dilakukan pada tempat yang sama pada
media uji. Hasil dari penelitian ini baik dari kontrol media bakteri dan
fungi setelah berhentinya masa inkubasi dan tahap pengamatan, pada
kontrol media ini tidak ditemukannya koloni mikrobia yang tumbuh pada
kedua media tersebut. Sehingga hal tersebut dapat dipastikan bahwa
kontrol media uji dilakukan secara aseptis dan tidak menimbulkan
kontaminan.
6. Uji Aktivitas Antimikrobia Isolat Alkaloid Umbi Bawang Dayak
(Eleutherine palmifolia) dengan Metode Kirby-Bauer
Bahan aktif yang digunakan pada formulasi antimikrobia tanaman
bawang dayak pada penelitian ini adalah isolat alkaloid yang berasal dari
umbi bawang dayak (Eleutherine palmifolia). Penelitian Suhartini (2017),
mengenai “Keefektifan Ekstrak Eleutherine palmifolia L. terhadap Daya
Hambat Pertumbuhan Bakteri S. aureus, E. coli”, ekstrak bawang dayak
mampu menghambat pertumbuhan S. aureus dan E. coli.
Adanya beberapa kandungan metabolit sekunder pada umbi
bawang dayak yang digunakan, diprediksi memengaruhi daya antibakteri
terhadap S. aureus dan E. coli, sehingga perlu dilakukan pengujian lebih
lanjut mengenai salah satu metabolit sekunder yang terkandung dalam
umbi bawang dayak yaitu senyawa bioaktif alkaloid, yang akan diujikan
sebagai penggolongan aktivitas antimikrobia spektrum luas atau spektrum
sempit, dengan menggunakan perwakilan mikrobia patogen dari bakteri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
gram positif yaitu S. epidermidis, bakteri gram negatif yaitu E. coli dan
fungi yaitu C. albicans
Uji aktivitas antimikrobia isolat alkaloid umbi bawang dayak
(Eleutherine palmifolia) terhadap E. coli, S. epidermidis dan C. albicans
dilakukan dengan menggunakan metode Kirby-Bauer. Prinsip metode
Kirby-Bauer atau cakram paper-disc yaitu isolat alkaloid umbi bawang
dayak yang telah terserap ke dalam paper-disc akan berdifusi ke dalam
media yang telah diinokulasikan mikrobia uji. Isolat alkaloid yang terserap
dalam paper-disc akan menghambat pertumbuhan mikrobia atau
membunuh mikrobia yang ditunjukkan dengan parameter zona hambat di
sekitar paper-disc setelah diinkubasi selama 24 jam pada suhu ruang.
Pengujian ini, dibuat kontrol positif (Amoxicillin dan Nystatin) dan
kontrol negatif (akuades steril). Kontrol media bertujuan untuk melihat
keaseptikan selama proses kerja, sehingga dapat diketahui ada atau tidak
adanya kontaminasi pertumbuhan mikroorganisme lain selama proses
pengujian. Kontrol positif berupa Amoxicillin untuk bakteri uji dan
Nystatin untuk fungi yang digunakan sebagai kontrol metode yang
bertujuan untuk memastikan metode yang dilakukan sudah benar atau
belum yang ditunjukkan dengan adanya diameter zona hambat. Kontrol
positif juga membantu melihat wujud adanya aktivitas penghambatan
mikrobia. Sedangkan kontrol negatif atau kontrol pelarut bertujuan untuk
melihat pelarut mempunyai aktivitas sebagai antimikrobia atau tidak yang
nantinya dapat menyebabkan bias hasil penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Penelitian ini dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali pada tiap
perlakuan sampel penelitian yaitu perlakukan pertama (T1) dengan
konsentrasi 5,0 x 10-3
gr/ml, perlakukan kedua (T2) dengan konsentrasi
2,5 x 10-3
gr/ml dan perlakukan ketiga (T3) dengan konsentrasi 1,7 x 10-3
gr/ml. Hasil pengamatan tersebut, didapatkan zona hambat yang diukur
menggunakan jangka sorong dengan satuan milimeter (mm). Pengukuran
zona hambat dilakukan secara vertikal dan horizontal, kemudian hasilnya
dijumlahkan dan dibagi dua. Hasil pengukuran tiga replikasi tersebut
kemudian dirata-rata. Hasil pengukuran zona hambat isolat alkaloid umbi
bawang dayak terhadap mikrobia E. coli, S. epidermidis dan C. albicans
disajikan secara lengkap dalam lampiran 3.
Kriteria sensitivitas hasil pengukuran diameter zona hambat isolat
alkaloid umbi bawang dayak terhadap mikrobia E. coli, S. epidermidis dan
C. albicans dapat diamati pada Tabel 4.5.
Tabel 4. 5
Kriteria Sensitivitas Daya Antimikrobia Isolat Alkaloid Umbi Bawang
Dayak Terhadap E. coli dan S. epidermidis dan C. albicans
Kriteria Pan
et al (2009)
Mikrobia
Perlaku-
an
Konsen-
trasi
Diameter
zona
hambat
(mm)
Kriteria
Hambat Diameter
Zona
Hambat
(mm)
Kriteria
Sensiti-
vitas
E. coli
T1 10.4 Kuat
T2 4.2 Sedang
0-3 Lemah T3 2.2 Lemah
K+ 35.1 Kuat
K- 0.0 Lemah
S.
Epidermidis
T1 1.0 Lemah
3-6 Sedang T2 0.0 Lemah
T3 10.3 Kuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Kriteria Pan
et al (2009)
Mikrobia
Perlaku-
an
Konsen-
trasi
Diameter
zona
hambat
(mm)
Kriteria
Hambat Diameter
Zona
Hambat
(mm)
Kriteria
Sensiti-
vitas
K+ 37.0 Kuat
K- 0.0 Lemah
C. albicans
T1 4.4 Sedang
T2 6.2 Kuat
>6 Kuat T3 4.0 Sedang
K+ 10.6 Kuat
K- 0.0 Lemah
Keterangan: T1= Konsentrasi 5,0 x 10-3
gr/ml; T2= Konsentrasi 2,5 x 10-
3 gr/ml, T3 = Konsentrasi 1,7 x 10
-3 gr/ml, K+ = Kontrol
positif (Amoxicillin), dan K- = Kontrol negatif (Akuades
steril)
Diameter zona hambat terbesar pada mikrobia E. coli terdapat pada
perlakuan pertama (T1) dengan konsentrasi 5,0 x 10-3
gr/ml, dan zona
hambat terkecil pada perlakuan ketiga (T3) dengan konsentrasi 1,7 x 10-3
gr/ml. Diameter zona hambat terbesar pada mikrobia S. epidermidis
terdapat pada perlakuan ketiga (T3) dengan konsentrasi 1,7 x 10-3
gr/ml,
dan zona hambat terkecil pada perlakuan kedua (T1) dengan konsentrasi
5,0 x 10-3
gr/ml. Diameter zona hambat terbesar pada mikrobia C. albicans
terdapat pada perlakuan pertama (T2) dengan konsentrasi 2,5 x 10-3
gr/ml,
dan zona hambat terkecil pada perlakuan ketiga (T3) dengan konsentrasi
1,7 x 10-3
gr/ml. Perbandingan zona hambat yang dihasilkan oleh masing-
masing variasi perlakuan (konsentrasi) pada tiap sampel mikrobia E. coli,
S. epidermidis dan C. albicans dapat diamati pada Gambar 4.10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Gambar 4. 12
Perbandingan Zona Hambat dari Tiap Variasi Konsentrasi pada E.
coli, S. epidermidis dan C. albicans
Besarnya diameter zona hambat dari tiap variasi konsentrasi pada
tiap masing-masing mikrobia berbeda-beda, hal tersebut dipengaruhi oleh
dua hal yaitu kemampuan isolat alkaloid untuk dapat berdifusi ke seluruh
bagian media agar untuk mengganggu pertumbuhan mikrobia uji dan
kepekaan atau daya sensitivitas mikrobia uji terhadap antimikrobia.
Potensi zat antimikrobia menunjukkan sifat toksisitas dari suatu zat
antimikrobia. Kriteria sensitivitas daya antimikrobia isolat alkaloid umbi
bawang dayak terhadap E. coli, S. epidermidis dan C. albicans dapat
dilihat pada Tabel 4.5. Berdasarkan kriteria tersebut, diketahui bahwa
perlakuan pertama (T1) konsentrasi 5,0 x 10-3
gr/ml merupakan
konsentrasi efektif untuk menghambat E. coli, perlakuan ketiga (T3)
konsentrasi 1,7 x 10-3
gr/ml merupakan konsentrasi efektif untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
menghambat S. epidermidis, dan perlakuan kedua (T2) konsentrasi
2,5 x 10-3
gr/ml merupakan konsentrasi efektif untuk menghambat
C. albicans, karena pada konsentrasi tersebut daya antimikrobia
dikategorikan kuat yang ditunjukkan dengan parameter zona hambat yang
dihasilkan. Penggolongan sensitivitas daya antimikrobia tersebut
didasarkan pada pustaka Pan et al., (2009), yaitu kategori penghambatan
antimikrobia berdasarkan zona hambat diameter 0-3 mm respon hambat
pertumbuhan lemah, diameter 3-6 mm respon hambat pertumbuhan sedang
dan diameter lebih dari 6 mm respon hambat pertumbuhan kuat. Hasil
dokumentasi uji aktivitas antimikrobia isolat alkaloid umbi bawang dayak
(Eleutherine palmifolia) dapat dilihat dalam lampiran 4.
Mekanisme daya hambat menurut Hugo dan Rusell (2000), ada
lima target yang menjadi target suatu zat antimikrobia yakni, dinding sel,
ribosom, kromosom, metabolisme folat dan membran sel. Dinding sel
suatu zat antimikrobia akan menghambat terbentuknya lapisan
peptidoglikan yang merupakan perlindungan utama mikrobia. Senyawa
seperti saponin, flavonoid, tanin dan alkaloid yang terdapat pada ekstrak,
pada umumnya mampu menghambat terbentuknya lapisan peptidoglikan.
Metabolit sekunder umbi bawang dayak yang digunakan sebagai
antimikrobia merupakan metabolit sekunder isolat alkaloid. Alkaloid
merupakan suatu senyawa yang bersifat basa yang mengandung gugus
atom nitrogen (N). Rahayu dan Rahayu (2009), menambahkan bahwa
alkaloid memiliki sifat basa dengan pH > 7 dan terasa pahit. Sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
menurut Robinson (1995) C. albicans, merupakan jamur yang tumbuh
pada pH 4,5-6,5. Sifat basa inilah yang kemungkinan akan menekan
pertumbuhan C. albicans, karena yeast tersebut tumbuh pada pH 4,5-6,5.
Senyawa alkaloid tersebut bekerja dengan cara memanfaatkan sifat reaksi
gugus basa untuk bereaksi dengan gugus asam amino pada sel yeast.
Alkaloid mempunyai aktivitas anti jamur dengan cara mengganggu
komponen penyusun peptidoglikan pada sel jamur sehingga lapisan
dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel
tersebut (Robinson, 1995). Berdasarkan gambar 4.1, yeast C. albicans
memilki zona hambat tertinggi pada perlakuan kedua (T2) dengan
konsentrasi 2,5 x 10-3
gr/ml, sehingga dapat dikatakan bahwa konsentrasi
tersebut merupakan konsentrasi yang paling optimal untuk menghambat
yeast C. albicans dibanding konsentrasi yang lainnya. Zona hambat yang
terbentuk tersebut tentu terjadi karena adanya senyawa aktif alkaloid umbi
bawang dayak yang berperan sebagai inhibitor ke dinding sel yeast
C. albicans. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan Chuang et al.
(2007), senyawa bioaktif yang terkandung akan menyebabkan pecahnya
membran sitoplasma sel jamur sehingga komponen intra seluler
mengalami kerusakan, senyawa bioaktif akan berinteraksi dengan dua
lapisan lipid di dalam membran, selanjutnya senyawa terebut akan masuk
ke dalam sel yang menyebabkan sel menjadi mengembang dan mengarah
pada kematian sel jamur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Efek antimikrobia isolat alkaloid yang mampu menghambat secara
optimal pada bakteri E.coli yaitu pada perlakuan pertama (T1) dengan
konsentrasi 5,0 x 10-3
gr/ml, sedangkan pada bakteri S. epidermidis yaitu
pada perlakuan ketiga (T3) dengan konsentrasi 1,7 x 10-3
gr/ml. Perbedaan
zona hambat optimal yang terbentuk pada E. coli dan S. epidermidis ini,
disebabkan salah satu faktornya yaitu karena adanya perbedaan daya
sensitivitas mikrobia uji terhadap antimikrobia. Menurut Radji (2011), hal
tersebut disebabkan adanya perbedaan struktur dinding sel kedua jenis
bakteri tersebut. Dinding sel bakteri Gram positif terdiri atas beberapa
lapisan peptidoglikan yang membentuk struktur yang tebal dan kaku serta
mengandung substansi dinding sel yang disebut asam teikoat, sedangkan
dinding sel bakteri Gram negatif terdiri atas satu atau lebih lapisan
peptidoglikan yang tipis dan membran di bagian luar lapisan
peptidoglikan. Kandungan sedikit lapisan peptidoglikan dan tidak
mengandung asam teikoat, maka dinding sel bakteri Gram negatif lebih
rentan terhadap guncangan fisik, seperti pemberian antimikrobia atau
bahan antimikrobia lainnya. Selain itu, alkaloid berperan sebagai
antibakteri dengan cara berinteraksi dengan dinding sel bakteri yang
kemudian menyebabkan kerusakan pada dinding sel dan juga dapat
berikatan dengan DNA bakteri yang menyebabkan kegagalan dalam
sintesis protein (Cowan, 1999).
Kontrol positif pada penelitian ini menggunakan Amoxicillin
Trihydrate 125mg/5ml untuk bakteri E. coli dan S. epidermidis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Amoxicillin adalah salah satu senyawa ß-laktam dan memiliki nama kimia
alfa-amino-hidroksilbenzil-penisilin. Amoxicillin dipilih karena sering
digunakan dalam pengobatan kasus infeksi. Menurut Permenkes (2011),
Amoxicillin memiliki aktivitas antibiotik berspektrum luas yang mampu
menghambat bakteri gram positif maupun gram negatif yang akan merusak
lapisan peptidoglikan. Menurut Pratiwi (2008), mekanisme kerja dari
Amoxicillin yaitu dengan mencegah ikatan silang peptidoglikan pada
tahap akhir sintesis dinding sel. Sehingga pada penelitian ini tampak uji
kontrol positif pada bakteri E. coli dan S. epidermidis menunjukkan zona
bening, yang merupakan zona penghambatan dari antibiotik Amoxicillin.
Kontrol positif pada penelitian ini menggunakan Nystatin 100.000
IU//ml untuk yeast C. albicans. Menurut Malseed (2005), Nystatin
merupakan antifungal polyene macrolide, obat ini dapat bermanfaat untuk
mengobati infeksi kandida lokal pada mulut, vagina, dan infeksi usus yang
disebabkan oleh C. albicans dan Candida sp. lainnya, Nystatin bersifat
fungistatik maupun fungisida, aktivitasnya tergantung pada ikatan Nystatin
dengan bagian sterol yang spesifik, khususnya ergasterol yang terdapat
pada membran fungi. Sehingga pada penelitian ini tampak uji kontrol
positif pada yeast. C. albicans menunjukkan zona bening, yang merupakan
zona penghambatan dari antifungal Nystatin.
Pengujian daya hambat antimikrobia E. coli, S. epidermidis dan
C. albicans menggunakan kontrol negatif berupa akuades steril. Jenis
kontrol negatif ini disesuaikan dengan jenis pelarut pada perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
konsentrasi isolat alkaloid yaitu akuades steril, sehingga memiliki tingkat
kepolaran yang sama. Hasil uji antimikrobia isolat alkaloid umbi bawang
dayak pada tiap sampel uji, menunjukkan bahwa akuades sebagai pelarut
tidak memberikan pengaruh antimikrobia terhadap terbentuknya zona
hambat, hal tersebut ditunjukkan dengan nilai diameter zona hambat nol
atau tidak dapat diukur.
Zona bening pada sampel uji mengindikasikan bahwa isolat
alkaloid umbi bawang dayak (Eleutherine palmifolia) mengandung
senyawa aktif yang dimungkinkan memiliki kandungan aktivitas
antimikrobia. Berdasarkan hasil skrining uji fitokimia isolat alkaloid umbi
bawang dayak, yang diujikan menggunakan pelarut Dragendorff dan
Meyer menunjukkan hasil positif senyawa metabolit sekunder yang
terkandung dalam isolat alkaloid berupa garam alkaloid. Hal ini sesuai
dengan Pelczar dan Chan (2005), bahwa komponen yang memiliki
aktivitas antimikrobia adalah komponen senyawa alkaloid, fenolik,
tarpenoid dan glikosida.
Berdasarkan hasil analisis kekuatan menghambat mikrobia dan
berbagai perlakuan konsentrasi isolat alkaloid umbi bawang dayak
(Eleutherine palmifolia) terhadap mikrobia E. coli, S. epidermidis dan
C. albicans maka dapat diketahui bahwa isolat alkaloid memiliki aktivitas
daya hambat antimikrobia berspektrum luas (broad spectrum) yang
ditunjukkan dengan adanya zona bening pada perlakuan pemberian isolat
alkaloid tiap sampel mikrobia yang mana dapat menghambat pertumbuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
bakteri Gram positif, bakteri Gram negatif dan fungi, yang memiliki
tingkat sensitivitas yang berbeda-beda pada tiap konsentrasi sampel
mikrobia.
7. KHM Mikrobia Uji dengan Metode Dilusi Padat
Penelitian penentuan KHM dilakukan menggunakan metode dilusi
padat dan dilakukan untuk mengetahui konsentrasi terkecil isolat alkaloid
umbi bawang dayak yang mampu menghambat mikrobia uji. Penentuan
KHM berdasarkan hasil dari uji aktivitas antimikrobia dengan perlakuan
(konsentrasi antimikrobia) terkecil yang masih mampu menghambat
pertumbuhan mikrobia uji. Berdasarkan hasil uji aktivitas antimikrobia,
didapatkan konsentrasi terkecil dari bakteri E. coli yaitu pada perlakuan
ketiga (T3) dengan konsentrasi 1,7 x 10-3
gr/ml, bakteri S. epidermidis
yaitu pada perlakuan pertama (T1) dengan konsentrasi 5,0 x 10-3
gr/ml,
dan pada yeast C. albicans yaitu pada perlakuan ketiga (T3) dengan
konsentrasi 1,7 x 10-3
gr/ml. Konsentrasi yang didapat tersebut merupakan
konsentrasi terkecil yang masih memiliki zona hambat.
Pembuatan konsentrasi untuk pengujian KHM tersebut, didasarkan
dari konsentrasi terkecil hasil uji aktivitas antimikrobia pada masing-
masing mikrobia uji yang masih menghambat. Pembuatan konsentrasi uji
KHM ini, dilakukan dengan cara yang sama ketika membuat variasi
konsentrasi pada uji aktivitas antimikrobia, yaitu menggunakan deret
logaritmik dan faktor pengenceran. Sehingga didapatkan konsentrasi
1,7 x10-3
gr/ml untuk bakteri E. coli, konsentrasi 4,8 x 10-3
gr/ml untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
bakteri S. epidermidis dan konsentrasi 1,7 x 10-3
gr/ml untuk yeast
C. albicans.
Lamanya periode dalam pengujian KHM ini berdasarkan dengan
durasi kerja obat. Menurut Noviani dan Nurilawati (2017), durasi kerja
obat merupakan lama waktu obat menghasilkan suatu efek terapi atau efek
farmakologis. Sehingga lama periode pengujian KHM ini didasarkan
dengan kontrol positif yang dipakai saat pengujian aktivitas antimikrobia
yaitu Amoxicillin Tryhidrate dan Nystatin. Berdasarkan Malseed (2005),
durasi kerja obat Amoxicillin Tryhidrate yaitu 8 jam, sedangkan pada
Nystatin yaitu 48 jam.
Penetapan KHM pada pengujian antimikrobia dengan metode
dilusi padat, parameter yang digunakan adalah persen kejernihan
pertumbuhan mikrobia uji dalam media. Dokumentasi hasil uji KHM
antimikrobia isolat alkaloid terhadap mikrobia uji dapat dilihat pada
lampiran 5. Hasil uji penentuan KHM isolat alkaloid umbi bawang dayak
dengan metode dilusi padat terhadap bakteri E. coli, dapat dilihat pada
Gambar 4.11.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Gambar 4. 13
Hasil Uji % Kejernihan Media E. coli terhadap Konfirmasi
Nilai KHM yang Didapat
Hasil uji KHM dengan mengamati tingkat persen (%) kejernihan
media E. coli terhadap konfirmasi nilai KHM yang didapat, diperoleh hasil
bahwa terdapat kenaikan dan penurunan persen (%) kejernihan media
E.coli pada rentang waktu jam ke-2 sampai jam ke-10. Interval kenaikan
persen (%) kejernihan media E. coli terjadi pada jam ke-2 sampai ke-8,
sedangkan pada jam ke-8 sampai ke-10 terjadi penurunan persen (%)
kejernihan media E. coli. Skala tertinggi persen (%) kejernihan media
E. coli. yaitu pada jam ke delapan dengan nilai persen (%) kejernihannya
yaitu 0,411 %.
Kenaikan dan penurunan persen (%) kejernihan media E. coli ini,
disebabkan karena adanya interaksi antara pertumbuhan bakteri E. coli
dengan aktivitas antimikrobia isolat alkaloid yang diujikan. Aktivitas
antimikrobia isolat alkaloid umbi bawang dayak ini dapat terlihat pada jam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
ke-2 sampai ke-8 dengan menunjukkan peningkatan atau kenaikan persen
(%) kejernihan media E. coli dari 0,226 % menjadi 0,411 %, sehingga
dapat diartikan bahwa pada jam ke-2 sampai ke-8 pertumbuhan bakteri
E. coli mengalami penghambatan akibat aktivitas antimikrobia isolat
alkaloid umbi bawang dayak. Kemudian pada jam ke-8 sampai ke-10
aktivitas antimikrobia isolat alkaloid mulai menurun, hal tersebut ditandai
dengan adanya penurunan persen (%) kejernihan media E. coli dari 0,411
% menjadi 0,395 %, penurunan persen (%) kejernihan tersebut
diakibatkan karena pertumbuhan bakteri E. coli menunjukkan peningkatan.
Konsentrasi minimal isolat alkaloid umbi bawang dayak yang masih
menghambat bakteri E. coli adalah 1,7 x 10-3
gr/ml (perlakuan T3). Setelah
diketahui besar konsentrasi penghambatan bakteri E. coli, didapatkan pula
waktu durasi kerja maksimum antimikrobia isolat alkaloid yaitu dengan
durasi waktu 8 jam.
Hasil uji penentuan KHM isolat alkaloid umbi bawang dayak
dengan metode dilusi padat terhadap bakteri S. epidermidis, dapat dilihat
pada gambar 4.12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Gambar 4. 14
Hasil Uji % Kejernihan Media S. epidermidis terhadap Konfirmasi
Nilai KHM yang Didapat
Hasil uji KHM dengan mengamati tingkat persen (%) kejernihan media
S. epidermidis terhadap konfirmasi nilai KHM yang didapat, diperoleh
hasil bahwa terdapat kenaikan dan penurunan persen (%) kejernihan
media S. epidermidis pada rentang waktu jam ke-2 sampai jam ke-10.
Interval kenaikan persen (%) kejernihan media S. epidermidis terjadi pada
jam ke-2 sampai ke-8, sedangkan pada jam ke-8 sampai ke-10 terjadi
penurunan persen (%) kejernihan media S. epidermidis. Skala tertinggi
persen (%) kejernihan media S. epidermidis. yaitu pada jam ke-8 dengan
nilai persen (%) kejernihannya yaitu 0,401 %.
Kenaikan dan penurunan persen (%) kejernihan media
S. epidermidis ini, disebabkan karena adanya interaksi antara
pertumbuhan bakteri S. epidermidis dengan aktivitas antimikrobia isolat
alkaloid yang diujikan. Aktivitas antimikrobia isolat alkaloid umbi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
bawang dayak ini dapat terlihat pada jam ke-2 sampai ke-8 dengan
menunjukkan peningkatan atau kenaikan persen (%) kejernihan media
S. epidermidis dari 0,263 % menjadi 0,401 %, sehingga dapat diartikan
bahwa pada jam ke-2 sampai ke-8 pertumbuhan bakteri S. epidermidis
mengalami penghambatan akibat aktivitas antimikrobia isolat alkaloid
umbi bawang dayak. Kemudian pada jam ke-8 sampai ke-10 aktivitas
antimikrobia isolat alkaloid mulai menurun, hal tersebut ditandai dengan
adanya penurunan persen (%) kejernihan media S. epidermidis dari 0,401
% menjadi 0,364 %, penurunan persen (%) kejernihan tersebut
diakibatkan karena pertumbuhan bakteri S. epidermidis menunjukkan
peningkatan. Konsentrasi minimal isolat alkaloid umbi bawang dayak
yang masih menghambat bakteri S. epidermidis adalah 5,0 x 10-3
gr/ml
(perlakuan T1). Setelah diketahui besar konsentrasi penghambatan bakteri
S. epidermidis, didapatkan pula waktu durasi kerja maksimum
antimikrobia isolat alkaloid yaitu dengan durasi waktu 8 jam.
Hasil uji penentuan KHM isolat alkaloid umbi bawang dayak
dengan metode dilusi padat terhadap bakteri S. epidermidis, dapat dilihat
pada gambar 4.13.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Gambar 4. 15
Hasil Uji % Kejernihan Media C. albicans terhadap Konfirmasi
Nilai KHM yang Didapat
Hasil uji KHM dengan mengamati tingkat persen (%) kejernihan media
C. albicans terhadap konfirmasi nilai KHM yang didapat, diperoleh hasil
bahwa terdapat kenaikan dan penurunan persen (%) kejernihan media
C. albicans pada rentang waktu jam ke-2sampai jam ke-48. Interval
kenaikan persen (%) kejernihan media C. albicans terjadi pada jam ke-2
sampai ke-8, sedangkan pada jam ke-8 sampai ke-48 terjadi penurunan
persen (%) kejernihan media C. albicans. Skala tertinggi persen (%)
kejernihan media C. albicans yaitu pada jam ke delapan dengan nilai
persen (%) kejernihannya yaitu 0,418 %.
Kenaikan dan penurunan persen (%) kejernihan media C. albicans
ini, disebabkan karena adanya interaksi antara pertumbuhan yeast C.
albicans dengan aktivitas antimikrobia isolat alkaloid yang diujikan.
Aktivitas antimikrobia isolat alkaloid umbi bawang dayak ini dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
terlihat pada jam ke-2 sampai ke-8 dengan menunjukkan peningkatan
atau kenaikan persen (%) kejernihan media C. albicans dari 0,253 %
menjadi 0,418 %, sehingga dapat diartikan bahwa pada jam ke-2 sampai
ke-8 pertumbuhan yeast C. albicans mengalami penghambatan akibat
aktivitas antimikrobia isolat alkaloid umbi bawang dayak. Kemudian
pada jam ke-8 sampai ke-48 aktivitas antimikrobia isolat alkaloid mulai
menurun, hal tersebut ditandai dengan adanya penurunan persen (%)
kejernihan media C. albicans dari 0,418 % menjadi 0,266 %, penurunan
persen (%) kejernihan tersebut diakibatkan karena pertumbuhan yeast
C. albicans menunjukkan peningkatan. Konsentrasi minimal isolat
alkaloid umbi bawang dayak yang masih menghambat bakteri C. albicans
adalah 1,7 x 10-3
gr/ml (perlakuan T3). Setelah diketahui besar
konsentrasi penghambatan yeast C. albicans, didapatkan pula waktu
durasi kerja maksimum antimikrobia isolat alkaloid yaitu dengan durasi
waktu 8 jam.
G. Hambatan dan Keterbatasan Penelitian
1. Hambatan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat hambatan yang telah
ditemukan seperti mikrobia yang susah tumbuh pada media agar setelah
dilakukannya kultur mikrobia, oleh karena itu ketika membuat suspensi
mikrobia perlu dilakukan penggojokan menggunakan shaker selama 24
jam. Kemudian penggunaan kontrol positif pada C. albicans, tidak
mengindikasi adanya zona hambat ketikan menggunakan kontrol positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
ketoconazole, oleh karena itu penggantian kontrol positif pada C. albicans
diganti menggunakan Nystatin.
2. Keterbatasan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat keterbatasan yang
telah ditemukan yaitu:
a. Belum adanya penyampaian informasi kepada masyarakat mengenai
aplikasi obat herbal bawang dayak sebagai bahan antimikrobia.
b. Kesulitan dalam mendapatkan bahan paper disc dan media selektif
pada mikrobia E. coli, S. epidermidis, dan C. albicans.
c. Belum dilakukan uji KBM E. coli, S. epidermidis dan C. albicans
untuk memastikan konsentrasi mana yang mampu membunuh
mikrobia secara optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
BAB V
IMPLEMENTASI PENELITIAN DALAM PEMBELAJARAN
DI SEKOLAH
A. Implementasi Penelitian
Penelitian mengenai pengujian pengaruh daya hambat antimikrobia
isolat alkaloid ekstrak umbi bawang dayak (Eleutherine palmifolia) terhadap
pertumbuhan Staphylococcus epidermidis, Escherichia coli dan Candida
albicans ATCC 10231 secara in-vitro dilakukan untuk mengetahui bahwa
isolat alkaloid yang terkandung dalam umbi bawang dayak mempunyai
kandungan senyawa antimikrobia. Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa
isolat alkaloid umbi bawang dayak mempunyai kandungan senyawa
antimikrobia berspektrum luas (broad spectrum) yang mampu menghambat
bakteri gram positif (Staphylococcus epidermidis), bakteri gram negatif
(Escherichia coli) dan fungi (Candida albicans ATCC 10231).
Hasil penelitian mengenai mikrobiologi tersebut yang telah dilakukan
ini, dapat diimplementasikan dalam pembelajaran Biologi di kelas pada
jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X semester I, pada BAB
Monera. Kurikulum yang digunakan sebagai proses dasar pembelajaran terkait
yaitu kurikulum 2013 atau Kurikulum Nasional. Berdasarkan Permendikbud
Nomor 24 Tahun 2016 mengenai kompetensi inti dan kompetensi dasar
Biologi SMA/MA, materi terkait Monera terdapat dalam Kompetensi Dasar
(KD) sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
KD 3.5 : Mengidentifikasi struktur, cara hidup, reproduksi dan peran bakteri
dalam kehidupan.
KD 4.5 : Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran bakteri dalam kehidupan.
Berdasarkan Kemendikbud (2017), cakupan materi pokok dari BAB Monera
tersebut yaitu:
1. Karakteristik dan perkembangbiakan bakteri
2. Dasar pengelompokan bakteri
3. Menginokulasi bakteri secara pour plate atau streak plate
4. Pengecatan Gram
5. Peran bakteri dalam kehidupan
B. Bentuk Kegiatan
Pembelajaran materi Monera ini merujuk pada proses pembelajaran
langsung (direct teaching) dan proses pembelajaran tidak langsung (indirect
teaching). Pembelajaran langsung (direct teaching) tersebut, siswa
melakukan kegiatan belajar meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasikan atau menganalisis serta mengomunikasikan apa
yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Sedangkan kompetensi
sikap spiritual dan kompetensi sikap sosial dicapai melaui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching). Bentuk kegiatan pembelajaran yang dilakukan
yaitu Discovery Based Learning (Pembelajaran Berbasis Penemuan).
Pembelajaran DBL (Discovery Based Learning) tersebut, dilakukan melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
pengamatan, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan merumuskan
kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan.
Penerapan pembelajaran tersebut, tidak terlepas dari trend masa depan
dalam lingkup Biologi, terutama kehidupan dari penerapan Biologi dalam
kehidupan sehari-hari. Hasil yang diharapkan berdasarkan kompetensi dasar
(KD) tersebut, siswa diharapkan mampu bersikap positif dengan daya pikir
kritis, kreatif, inovatif dan kolaboratif, disertai kejujuran dan keterbukaan
berdasarkan potensi proses dan produk biologi. Siswa juga diharapkan
memahami dampak dari perkembangan biologi terhadap perkembangan
teknologi dan kehidupan manusia di masa lalu maupun di ptotensi
dampaknya di masa depan bagi dirinya, orang lain dan lingkungannya.
C. Rancangan Perencanaan Proses Pembelajaran
Perencanaan proses pembelajaran secara lengkap dan sistematis dapat
dilihat dalam Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada lampiran 7
dan silabus pembelajaran pada lampiran 6. RPP Monera kelas X dalam
kurikulum 2013 atau Kurikulum Nasional ini, disusun berdasarkan silabus
yang terdapat dalam lampiran Permendikbud Nomor 24 tahun 2016 tentang
kompetensi inti dan kompetensi dasar pelajaran pada kurikulum 2013 pada
pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Materi terkait Monera terdapat dalam Kompetensi Dasar (KD) dan
indikator pencapaian kompetensi sebagai berikut:
Kompetensi Dasar Indikator
3.5 Mengidentifikasi struktur, cara
hidup, reproduksi dan peran
bakteri dalam kehidupan
3.5.1 Mengidentifikasi ciri-ciri Eubacteria
dengan Archaebateria
3.5.2 Mengelompokkan bakteri berdasarkan
jenis-jenis bakteri
3.5.3 Mengidentifikasi struktur bakteri
3.5.4 Menjelaskan cara reproduksi bakteri
3.5.5 Menentukan peranan bakteri bagi
kehidupan
4.5 Menyajikan data tentang ciri-
ciri dan peran bakteri dalam
kehidupan
4.5.1 Menyajikan data tentang ciri-ciri
bakteri
4.5.2 Menyajikan data mengenai jenis-jenis
bakteri
4.5.3 Menyimulasikan metode kultur bakteri
4.5.4 Membuat replika model reproduksi
bakteri
4.5.3 Menyajikan data tentang peran bakteri
dalam kehidupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian Pengaruh Daya Hambat Antimikrobia
Isolat Alkaloid Ekstrak Umbi Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia)
terhadap Pertumbuhan Staphylococcus epidermidis, Escherichia coli dan
Candida albicans ATCC 10231 secara In-Vitro, maka dapat disimpulkan:
1. Isolat alkaloid umbi bawang dayak (Eleutherine palmifolia) dapat
menghambat pertumbuhan mikrobia secara in-vitro termasuk aktivitas
antimikrobia berspektrum luas (broad spectrum).
2. Konsentrasi hambat minimum (KHM) isolat alkaloid umbi bawang dayak
(Eleutherine palmifolia) terhadap pertumbuhan bakteri gram negatif
(E. coli) adalah konsentrasi 1,7 x 10-3
gr/ml, pertumbuhan bakteri gram
positif (S. epidermidis) adalah konsentrasi 5,0 x 10-3
gr/ml dan
pertumbuhan fungi (C. albicans) adalah konsentrasi 1,7 x 10-3
gr/ml.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti dapat
memberikan saran untuk penelitian ke depan tentang penggunaan umbi
Bawang Dayak sebagai antimikrobia, yaitu sebagai berikut:
1. Perlu adanya penyampaian informasi kepada masyarakat mengenai
aplikasi obat herbal bawang dayak sebagai bahan antimikrobia.
2. Perlu adanya metode lain uji daya hambat selain menggunakan bahan
paper disc atau mencoba membuat paper disc sendiri, sehingga tidak
mengandalkan paper disc yang bisa dibeli. Penelitian bakteri E. coli
sebaiknya menggunakan media selektif seperti Sorbitol Mac Conkey Agar
(SMAC), untuk bakteri S. epidermidis menggunakan media selektif Brain
Heart Infusion Agar (BHIA), dan C. albicans dengan media selektif
Sabouraud GC Agar.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai uji Konsentrasi Bunuh
Minimum (KBM) terhadap E. coli, S. epidermidis dan C. albicans untuk
memastikan konsentrasi mana yang mampu membunuh mikrobia secara
optimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Akib, H.R.T. 2010. Obat-obat Penting Khasiat Penggunaan dan Efek-efek
Sampingnya: Edisi keenam. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Kelompok Kompas-Gramedia.
Amanda, F.R. 2014. Efektivitas Ekstrak Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia
(L.) Merr.) dalam Mengahambat Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli.
Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Arung, E.T. 2009. Evaluation of Medicinal Plants from Central Kalimantan for
Antimalanogenesis. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 63(4). 473-480.
Backer, C.A. dan Brink, R.C.B.V. D. 1965. Flora of Java (Spermatophytes only):
Vol III. Netherlands: N.V.P. Noordhoff-Groningen.
Benigna, Maria. 2010. Uji Daya hambat ekstrak Daun Biji Beling (Srobilanthes
crispa BI.) terhadap Pertumbuhan Bakteri Salmonella typhi secara In
Vitro. Skripsi. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Bintang, Maria. 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta: Erlangga.
Brooks, G.F., Janet. S. B., dan Nicholas O. 2010. Mikrobiologi Kedokteran.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Candrasari, Damiana Sapta. 2014. Kajian Molekuler Resistensi Candida Albicans
Terhadap Antifungi. Jurnal Farmasi SAINS dan Komunitas. 11(1). 43-47.
Chuang, P.H., C.W. Lee, J.Y.Chou, M. Murugan, B.J. Shieh, H.M. Chen. 2007.
Antifungal activity of crude extracts and essential oil of Moringa oleifera
Lam. Jurnal Bioresource Technology. 98. 232–236.
Cowan, M.. 1999. Plant Product as Antimicrobial Agent. American Society for
Microbiology Journal. 12(4). 564–582.
Depkes. 1986. Sediaan Galenik. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Depkes. 2000. Parameter Standar Ketentuan Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.
Jakarta: Depkes RI.
Endarini, Lully Hanni. 2016. Farmakognisi dan Fitokimia. Jakarta: Pusdik SDM
Kesehatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Evans, C.W. 2009. Pharmacognosy Trease and Evans, 16th
Edition. China:
Saunders Elsevier.
Firdaus, T. 2014. Efektivitas Ekstrak Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia)
dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus. Skripsi.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Galingging, R.Y. 2009. Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia) sebagai Tanaman
Obat Multifungsi. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Industri. 15(3). 16-18.
Ganiswara, S.G, Rianto S., Frans D.S, Purwantyastuti, dan Nafrialdi. 1995.
Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas
Kedokteran UI.
Harbone, J.B. 1987. Metode Fitokimia. Bandung : Penerbit ITB.
Himedia. 2011. Antibiotik HiVegTM
Assay Media. Himedia laboratories.
Hugo, W.B dan A.D. Rusell. 2000. Pharmaceutical Microbiology. Oxford:
Blackwell Science.
Jawetz, E., Melnick, J.L., dan Adelberg, A. 1995. Mikrobiologi Kedokteran Edisi
20. Jakarta: Kedokteran EGC.
Kakhia, Tarek Ismail. 2010. Alkaloids & Alkaloids Plants. Turkey: Adana
University.
Kalista, K.F., Lie K.C., Retno W., dan Cleopas M.R. 2017. Karakteristik Klinis
dan Prevalensi Pasien Kandidiasis Invasif di Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia. 4(2). 56-61.
Kristanti, MI Karennia Ully. 2014. Uji Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak
Tanaman Suruhan (Paperomia pellucida L.) terhadap Pertumbuhan
Escherichia coli dan Bacillus cereus secara In-vitro serta Kaitannya
dengan Pembelajaran Biologi SMA Kelas X. Skripsi. Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Madigan, M.T., Martinko, J.M., dan Parker,J. 2009. Brock Biology of
Microorganism. San Fransisco: Pearson Benjamin Cummings.
Malseed, Roger T. 2005. Springhouse Nurse’s Drug Guide 2005. United States:
Lippincott Williams & Wilkins.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Menkes RI.1994. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
651/Menkes/SK/VII/1994 tentang Persyaratan Obat Tradisional. Jakarta:
Menkes RI.
Meyer B.N, Ferrigni N.R, Putnam J.E, Jacobsen L.B., Nichols D.E., dan Laughlin
J.L.Mc. 1982. Brine Shrimp: A Convenient General Bioassay for Active
Plant Constituents. Journal of Medicinal Plant Research. 45. 31-34.
Miroslav, V. 1971. Detection and Identification of Organic Compound. New
York: Planum Publishing Corporation and SNTC Publishers of Technical
Literatur.
Moder, J. 2008. Classification Escherichia coli. Diakses oleh: http:bioweb.uwlax.
edu/bio203/s2008 /moder_just/classification.html. Diunduh pada tanggal
20 November 2017.
Nooteboom. 2017. Eleutherine palmifolia. Diunduh dari: http://portal.cybertaxono
my.org/flora-malesiana/node/4486. Diakses pada tanggal 28 November
2017.
Noviani, N. dan Nurilawati V. 2017. Bahan Ajar Keperawatan Gigi:
Farmakologi. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Nur, A.M. 2011. Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine Palmifolia)
dalam Bentuk Segar, Simplisia dan Keripik, pada Pelarut Nonpolar,
Semipolar dan Polar. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Ogata, Y. 1995. Indeks Tumbuh Tumbuhan Obat Di Indonesia: Edisi 2. Jakarta:
PT. Eisei Indonesia.
Pan, X., Chen F., Wu Y., Tang H., dan Zhao Z. 2009. The Acid Tolerance and
Antimicrobial Property of Lactobacillus Acidophilus NIT. Food Control
Journal. 20. 598-602.
Pelczar, M. dan Chan. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI-Press.
Permenkes. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 2406/MENKES/PER/XII/
2011 Tentang Pedoman Penggunaan Antibiotik. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.
Pratiwi, S.T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga.
Purba, D.M. 2010. Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Alkaloid dari Umbi Bawang
Sebrang (Eleutherine bulbus). Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Medan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Puspadewi, R., Putranti A., dan Rizka M. 2013. Khasiat Umbi Bawang Dayak
(Eleutherine palmifolia (L.) Merr.) sebagai Herbal Antimikrobia Kulit.
Universitas Jenderal Achmad Yani. Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi. 1(1).
31-37.
Radji, M. 2011. Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dna
Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Rahayu, T., dan Rahayu. 2009. Uji Antijamur Kombucha Coffee Terhadap
Candida albicans dan Tricophyton mentagrophytes. Jurnal Penelitian
Sains & Teknologi. 10(1). 10-17.
Riskesdas. 2017. Profil kesehatan Indonesia Tahun 2016. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.
Roberts, M. F., dan Wink. 1998. Alkaloids: Biochemistry, Ecology, and Medicinal
Application. New York: Plenum Press.
Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung: Penerbit:
ITB.
Sangi, M., M.R.J. Runtuwene., H.E.I. Simbala., dan Makang. 2008. Analisis
Fitokimia Tumbuhan Obat di Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Chem.
Prog, 1(1):47-53.
Sari, R.P. 2012. Hubungan Pengetahuan dan Prilaku Remaja Putri dengan
Kejadian Keputihan di Kelas XII SMA Negeri I Seunuddon Kabupaten
Aceh Utara Tahun 2012. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Sasongko, Hadi. 2014. Uji Resistensi Bakteri Escherichia Coli dari Sungai
Boyong Kabupaten Sleman terhadap Antibiotik Amoxicillin,
Kloramfenikol, Sulfametoxasol, dan Streptomisin. Jurnal Bioedukatika.
2(1). 25-29.
Suhartini. 2017. Keefektifan Ekstrak Eleutherine palmifolia L. terhadap Daya
Hambat Pertumbuhan Bakteri S.aureus dan E. coli. Mahakam Medical
Laboratory Technology Journal. 2(1). 10-17.
Sukandar, Radiastuti N., Jayanegara I., dan Hudaya A. 2010. Badan Pengkajian
dan Penerapan Teknologi. Jakarta: BPPT.
Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata I. Jakarta: EGC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Tarigan, Jeneng. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Direktorat jenderal Pendidikan Tinggi Proyek
Pengambangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Thronsberry, Clyde. 1983. NCCLS Standards for Antimicrobial Susceptibility
Tests. Laboratory Medicine Journal. 14(9). 549-553.
Tjekyan, S.R.M. 2009. Kejadian dan Faktor resiko Akne Vulgaris. Jurnal Media
Medika Indonesia Fakultas Kedokteran UNDIP. 43(1). 37-43.
Toenjes, K.A., Munsee S.M., Ibrahim A.S., Jeffrey R., Edwards, J.E., Jr, dan
Johnson D.I. 2005. Small-Molecule Inhibitors of the Budded-To-Hyphal-
Form Transition in the Pathogenic Yeast Candida albicans. Antimicrobial
Agents and Chemotherapy Journal. 49(3). 963-972.
Tyas, N.M., Batu D.T.F.L, dan Affandi R. 2016. Uji Toksisitas Letal Cr6+
terhadap Ikan Nila (Oreochromis niloticus) (The Lethal Toxicity Test of
Cr6+
on (Oreochromis niloticus)). Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 21(2).
128-132.
Vadhani, V. 2011. Technical Data. Himedia laboratories.
Vasanthakumari, R. 2007. Texbook Of Microbiology. New Delhi: BI Publications
Pvt Ltd.
Voight, R.1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, diterjemahkan oleh Soendari
Noerono. Yogyakarta: UGM Press.
Wasteson, Y, dan Hornes, E. 2009. Pathogenic Escherichia Coli Found in Food.
International Journal Of Food Microbiology. 12. 103-114.
Wattimena, J.R, Nelly C.S., Mathilda B.W., Elin Y.S., Andreanus A.S., dan Anna
R.S. 1991. Farmakodinamika dan Terapi Antibiotik. Yogyakarta: UGM
Press. Wijesekera, ROB. 1991. The Medicina Plant Industry. Washington DC: CRC
Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
Lampiran 1
Perhitungan Mengenai Pembuatan Variasi Konsentrasi Isolat Umbi Bawang
Dayak
A. Acuan Dasar Perlakuan
[isolat] =
=
= 0,101125 gram/ml
B. Variasi Konsentrasi (perlakuan)
1. Konsentrasi 1 (T1) =
=
= 5,056 x 10-3
gr/ml
2. Konsentrasi 2 (T2) =
=
= 2,528 x 10-3
gr/ml
3. Konsentrasi 3 (T3) =
=
= 1,685 x 10-3
gr/ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
C. Perhitungan Pembuatan Konsentrasi Isolat Alkaloid Umbi Bawang
Dayak
Pembuatan konsentrasi isolat alkaloid umbi bawang dayak menggunakan
rumus sebagai berikut:
Keterangan:
V1 = Volume larutan isolat alkaloid yang diambil (ml)
M1 = Konsentrasi isolat alkaloid yang diambil (gr/ml)
V2 = Volume larutan yang akan dibuat (ml)
M2 = Konsentrasi larutan yang akan dibuat (gr/ml)
Perhitungan Konsentrasi:
Stok isolat:
V1 = 25 ml
M1 = log (
)
= log (
=
1. Konsentrasi 1 (T1)
M2 = log (
=
5,056 x 10-3
gr/ml : V1 x M1 = V2 x M2
: =
: V2 =
: V2 = 10, 834 ml
V1 x M1 = V2 xM2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
2. Konsentrasi 2 (T2)
M3 = log (
=
2,528 x 10-3
gr/ml : V1 x M1 = V3 x M3
: =
: V3 =
: V3 = 9,578 ml
3. Konsentrasi 3 (T3)
M4 = log (
=
1,685 x 10-3
gr/ml : V1 x M1 = V4 x M4
: =
: V4 =
: V4 = 8,970 ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Lampiran 2
Sertifikat Strain Mikrobia Kultur Murni E. coli ATCC 25922, S. epidermidis
ATCC 12228 dan C. albicans ATCC 10321
1. Strain Mikrobia Kultur Murni E. coli ATCC 25922
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
2. Strain Mikrobia Kultur Murni S. epidermidis ATCC 12228
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
3. Strain Mikrobia Kultur Murni C. albicans ATCC 10231
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Lampiran 3
Hasil pengukuran zona hambat isolat alkaloid umbi bawang dayak terhadap
mikrobia E. coli, S. epidermidis dan C. albicans
Pengulangan
Mikrobia Uji
Perla-
kuan
a
(Horizon-
tal) (mm)
b
(Verti-
kal)
(mm)
Diameter zona
((a+b)/2)
(mm)
Diameter
paper
disc (mm)
Diameter
Zona Hambat
(Diameter
zona –
diameter
paper disc)
(mm)
E. coli 1 T1 0 0 0 6 0
T2 7.3 6.7 7.0 6.0 1.0
T3 0.0 0.0 0.0 6.0 0.0
K+ 40.7 38.1 39.4 6.0 33.4
K- 0.0 0.0 0.0 6.0 0.0
E. coli 2 T1 26.5 23.2 24.9 6.0 18.9
T2 18.1 17.1 17.6 6.0 11.6
T3 14.3 11.1 12.7 6.0 6.7
K+ 41.4 42.1 41.8 6.0 35.8
K- 0.0 0.0 0.0 6.0 0.0
E. coli 3 T1 19.0 17.4 18.2 6.0 12.2
T2 0.0 0.0 0.0 6.0 0.0
T3 0.0 0.0 0.0 6.0 0.0
K+ 41.1 43.0 42.1 6.0 36.1
K- 0.0 0.0 0.0 6.0 0.0
S. epidermidis
1 T1 0.0 0.0 0.0 6.0 0.0
T2 0.0 0.0 0.0 6.0 0.0
T3 23.1 21.2 22.2 6.0 16.2
K+ 43.7 42.1 42.9 6.0 36.9
K- 0.0 0.0 0.0 6.0 0.0
S. epidermidis
2 T1 9.1 8.7 8.9 6.0 2.9
T2 0.0 0.0 0.0 6.0 0.0
T3 23.5 18.1 20.8 6.0 14.8
K+ 48.6 44.1 46.4 6.0 40.4
K- 0.0 0.0 0.0 6.0 0.0
S. epidermidis
3 T1 0.0 0.0 0.0 6.0 0.0
T2 0.0 0.0 0.0 6.0 0.0
T3 0.0 0.0 0.0 6.0 0.0
K+ 41.1 38.1 39.6 6.0 33.6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Pengulangan
Mikrobia Uji
Perla-
kuan
a
(Horizon-
tal) (mm)
b
(Verti-
kal)
(mm)
Diameter zona
((a+b)/2)
(mm)
Diameter
paper
disc (mm)
Diameter
Zona Hambat
(Diameter
zona –
diameter
paper disc)
(mm)
K- 0.0 0.0 0.0 6.0 0.0
C.albicans 1 T1 8.0 7.4 7.7 6.0 1.7
T2 7.8 6.1 7.0 6.0 0.9
T3 8.0 6.1 7.1 6.0 1.1
K+ 24.0 18.1 21.1 6.0 15.1
K- 0.0 0.0 0.0 6.0 0.0
C.albicans 2 T1 14.0 12.2 13.1 6.0 7.1
T2 18.0 16.7 17.4 6.0 11.4
T3 17.4 16.4 16.9 6.0 10.9
K+ 22.1 2.0 12.1 6.0 6.1
K- 0.0 0.0 0.0 6.0 0.0
C.albicans 3 T1 0.0 0.0 0.0 6.0 0.0
T2 0.0 0.0 0.0 6.0 0.0
T3 0.0 0.0 0.0 6.0 0.0
K+ 19.7 17.0 18.4 6.0 12.4
K- 0.0 0.0 0.0 6.0 0.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 4
Hasil dokumentasi uji aktivitas antimikrobia isolat alkaloid umbi bawang
dayak (Eleutherine palmifolia) terhadap E. coli, S. epidermidis dan C. albicans
E. coli pengulangan 1 E. coli pengulangan 2 E. coli pengulangan 3
S. epidermidis pengulangan
1
S. epidermidis pengulangan
2
S. epidermidis pengulangan
3
C. albicans pengulangan 1 C. albicans pengulangan 2 C. albicans pengulangan 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran 5
Dokumentasi hasil uji KHM antimikrobia isolat alkaloid terhadap E. coli, S.
epidermidis dan C. albicans
E. coli Jam ke-2
E. coli Jam ke-4
E. coli Jam ke-6
E. coli Jam ke-8 E. coli Jam ke-10 S. epidermidis Jam ke-2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
S. epidermidis Jam ke-4 S. epidermidis Jam ke-6 S. epidermidis Jam ke-8
S. epidermidis Jam ke-10 C. albicans Jam ke-2 C. albicans Jam ke-4
C. albicans Jam ke-6 C. albicans Jam ke-8 C. albicans Jam ke-16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
C. albicans Jam ke-24 C. albicans Jam ke-32 C. albicans Jam ke-40
C. albicans Jam ke-48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran 6
Silabus Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam Mata Pelajaran Biologi SMA
SILABUS
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas, Semester : X/1
Program : MIPA
Program Layanan : Reguler
Alokasi Waktu : 18 Jam Pelajaran
Kompetensi Inti (KI)
KI-1 & KI-2 : Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”. Kompetensi
Sikap Sosial yaitu, “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja
sama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan proaktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara,
kawasan regional, dan kawasan internasional”.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
KOMPETENSI
DASAR
MATERI
PEMBELAJARAN INDIKATOR
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
ALOKASI
WAKTU
(JP)
PENILAIAN SUMBER
BELAJAR
3.5 Mengidentifikasi
struktur, cara
hidup,
reproduksi dan
peran bakteri
dalam
kehidupan
Mengidentifikasi
struktur, cara hidup,
reproduksi dan peran
bakteri dalam
kehidupan Kingdom
Monera:
1. Karakteristik dan
perkembangbiaka
n-an bakteri
2. Dasar
pengelompokan
bakteri
3. Menginokulasi
bakteri secara
pour plate atau
streak plate
4. Pengecatan Gram
5. Peran bakteri
dalam kehidupan
3.5.1 Mengidentifikasi
ciri-ciri Eubacteria
dengan
Archaebateria
3.5.2 Mengelompokkan
jenis-jenis bakteri
3.5.3 Mengidentifikasi
struktur bakteri
3.5.4 Menjelaskan cara
reproduksi bakteri
3.5.5 Menentukan
peranan bakteri bagi
kehidupan.
1. Melakukan pengamatan
koloni bakteri dan sel
bakteri
2. Mendiskusikan hal-hal
yang berkaitan dengan
prosedur penanaman,
pengecatan bakteri, dan
koloni bakteri serta
kosakata ilmiah baru,
misalnya pengecatan
Gram, inokulum,
inokulasi dll.
3. Mendiskusikan jenis-
jenis penyakit yang
disebabkan oleh bakteri
dan cara
penanggulangannya.
4. Menerapkan keselamatan
kerja dan biosafety
dalam pengamatan
bakteri.
5. Mendiskusikan hasil
pengamatan dan
berbagi perspektif
tentang berbagai
Archaebacteria dan
Eubacteria dan
18 JP Teknik:
- Tes tertulis
- Penugasan
- Observasi
Bentuk
instrument:
- Tes uraian
dan pilihan
ganda
- Tugas rumah
- Uji petik
kerja
prosedur
Endah S.,
Wigati
H.O.,
M.Lutfi.
2010.
Biologi
untuk
SMA/MA
kelas X.
Klaten: PT.
Intan
Pariwara.
Pratiwi,
dkk. 2017.
Biologi
Untuk
SMA/MA
Kelas X.
Jakarta:
Erlangga.
4.5 Menyajikan data
tentang ciri-ciri
dan peran
bakteri dalam
kehidupan
4.5.1 Menyajikan data
tentang ciri-ciri
bakteri
4.5.2 Menyajikan data
mengenai jenis-jenis
bakteri
4.5.3 Menyimulasikan
metode kultur
bakteri
4.5.4 Membuat replika
model reproduksi
bakteri
4.5.2 Menyajikan data
tentang peran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
KOMPETENSI
DASAR
MATERI
PEMBELAJARAN INDIKATOR
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
ALOKASI
WAKTU
(JP)
PENILAIAN SUMBER
BELAJAR
bakteri dalam
kehidupan
peranannya dalam
kehidupan.
6. Menyimpulkan ciri,
karakteristik, dan peran
bakteri dalam
kehidupan.
7. Melaporkan hasil
pengamatan secara
tertulis menggunakan
format laporan sesuai
kaidah
Yogyakarta, 12 Mei 2018
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMA
(.......................................)
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Maresti Mei Yuniasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Lampiran 7
RPP Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam Mata Pelajaran Biologi
SMA
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Biologi Peminatan dan Biologi Lintas Minat
Kelas/Semester : X MIPA/ 1 (ganjil)
Materi pokok : Monera
Alokasi Waktu : 18 JP x 45 menit (6 Pertemuan)
A. Kompetensi Inti
KI 1 dan 2
Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya”. Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menghayati dan mengamalkan
perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai),
bertanggung jawab, responsif, dan proaktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai
dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan
internasional”.
KI 3 KI 4
Memahami, menerapkan, menganalisis,
dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan meta
kognitif pada tingkat teknis, spesifik,
detil, dan kompleks dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian pada bidang
kerja yang spesifik untuk memecahkan
masalah.
Menunjukkan keterampilan menalar,
mengolah, dan menyaji secara:
a. efektif,
b. kreatif,
c. produktif,
d. kritis,
e. mandiri,
f. kolaboratif,
g. komunikatif, dan
h. solutif,
Dalam ranah konkret dan abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.5 Mengidentifikasi struktur, cara
hidup, reproduksi dan peran
bakteri dalam kehidupan
3.5.1 Mengidentifikasi ciri-ciri Eubacteria
dengan Archaebateria
3.5.2 Mengelompokkan bakteri berdasarkan
jenis-jenis bakteri
3.5.3 Mengidentifikasi struktur bakteri
3.5.4 Menjelaskan cara reproduksi bakteri
3.5.5 Menentukan peranan bakteri bagi
kehidupan
4.5 Menyajikan data tentang ciri-
ciri dan peran bakteri dalam
kehidupan
4.5.1 Menyajikan data tentang ciri-ciri
bakteri
4.5.2 Menyajikan data mengenai jenis-jenis
bakteri
4.5.3 Menyimulasikan metode kultur bakteri
4.5.4 Membuat replika model reproduksi
bakteri
4.5.3 Menyajikan data tentang peran bakteri
dalam kehidupan
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui pendekatan saintifik dengan menggunakan model pembelajaran
Discovery Based Learning, peserta didik dapat menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya dalam mempelajari Monera, sehingga mampu :
Menjelaskan peranan bakteri bagi kehidupan.
Melalui pengamatan gambar dan video Monera, peserta didik mampu:
Mengidentifikasi ciri-ciri Eubacteria dengan Archaebateria
Menjelaskan cara reproduksi bakteri
Melalui pengamatan bersumber dari power point yang dibuat guru dan buku
pegangan Biologi, peserta didik mampu:
Mengelompokkan jenis-jenis bakteri
Mengidentifikasi struktur bakteri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Melalui praktikum Monera, peserta didik mampu:
Menyajikan data tentang ciri-ciri bakteri
Membuat replikasi model reproduksi bakteri
Menyajikan data tentang peran bakteri dalam kehidupan
D. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran mengenai Monera yaitu:
1. Ciri-ciri Eubacteria dengan Archaebateria
2. Klasifikasi Eubacteria dengan Archaebateria
3. Ukuran dan bentuk bakteri
4. Jenis-jenis bakteri dan metode kultur bakteri
5. Cara reproduksi bakteri
6. Peranan bakteri bagi kehidupan dalam kehidupan
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan Pembelajaran : Saintifik (Scientific Approach)
2. Metode Pembelajaran : Diskusi, presentasi, penugasan, praktikum,
simulasi
3. Model Pembelajaran : Discovery Based Learning
Konseptual :
Ciri-ciri, struktur, reproduksi bakteri dan replikasi Eubacteria dengan
Archaebateria
Faktual :
Peranan bakteri bagi kehidupan dalam kehidupan.
Prosedural :
Melakukan percobaan peranan bakteri dalam kehidupan
Melakukan virtual lab metode kultur bakteri
Meta kognitif :
Merencanakan dan melakukan percobaan serta melaporkan hasilnya, baik lisan
maupun tulisan mengenai bakteri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
F. Media Pembelajaran
1. Media
a. Lembar Kerja Siswa (LKS)
b. Power point
c. Video/foto-foto/gambar-gambar Monera
2. Alat dan Bahan
a. Alat tulis
b. Whiteboard
c. Laptop
d. Laboratorium biologi dan sarananya
e. LCD
G. Sumber Belajar
1. Buku Biologi kelas X
- Endah S., Wigati H.O., M.Lutfi. 2010. Biologi untuk SMA/MA kelas X.
Klaten: PT. Intan Pariwara.
- Pratiwi, dkk. 2017. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:
Erlangga.
2. Buku-buku biologi penunjang yang relevan
Campbel, Neil, dkk. 2012. BIOLOGI. Jakarta: Erlangga.
3. Media cetak/elektronik
4. LKS
5. Lingkungan sekolah
6. Internet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Ke-1
Indikator Pencapaian Kompetensi:
3.5.1 Mengidentifikasi ciri-ciri Eubacteria dan Archaebateria
4.5.1 Menyajikan data tentang ciri-ciri bakteri
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahu-
luan
Orientasi:
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan
berdoa untuk memulai pembelajaran
Memeriksa kehadiran siswa sebagai sikap disiplin
Menyiapkan fisik dan psikis siswa dalam mengawali
kegiatan pembelajaran
Apersepsi
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan dengan pengalaman siswa dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya, tentang materi virus
Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya
“Masih ingatkah kalian mengenai penyakit yang
disebabkan oleh virus?”
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari
pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-
hari
Apabila materi/tema/proyek ini kerjakan dengan baik dan
sungguh-sungguh dan dikuasai dengan baik, maka siswa
diharapkan dapat menjelaskan tentang materi Monera.
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan
yang berlangsung
Mengajukan pertanyaan:
“Siapakah yang di sini pernah sariawan atau
berjerawat?”
“Kira-kira apa penyebabnya?”
Pemberian Acuan
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan saat itu
Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi
dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang
berlangsung.
Pembagian kelompok belajar (3-4 siswa)
10 menit
PPK
(Religius)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar
sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.
Inti
Discovery Learning
1. Stimulation (memberi stimulus);
Guru menampilkan gambar struktur sel Archaebacteria
dan Eubacteria.
Gambar 1. Struktur Sel Archaebacteria dan Eubacteria
a. Siswa mengamati gambar struktur sel
Archaebacteria dan Eubacteria
b. Siswa menganalisis perbedaan struktur sel
Archaebacteria dan Eubacteria
Peserta didik didorong untuk menanggapi gambar yang
disajikan yang berhubungan dengan struktur sel
Archaebacteria dan Eubacteria
2. Problem Statement (mengidentifikasi masalah)
Peserta didik didorong oleh guru untuk mengidentifikasi
permasalahan dengan mengajukan pertanyaan atau masalah
yang ingin peserta didik ketahui berdasarkan hasil
pengamatan gambar pada power point dan LKS 1 dan
mengidentifikasi permasalahan pada lembar jurnal ilmiah
yang dibagikan dalam tiap kelompok (sumber:
http://ejournalanalis.poltekkes-kaltim.ac.id/ojs/index.php
Analis/article/view/22/19), yang telah dibagikan sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
mengenai:
a. Bakteri apa yang mampu dihambat oleh ekstrak
Eleutherine palmifolia?
b. Bagaimana mekanisme kerja antibakteri Eleutherine
palmifolia dalam menghambat bakteri infeksi?
c. Apa yang menyebabkan perbedaan persen zona hambat
terhadap konsentrasi antibakteri Eleutherine palmifolia
penyebab infeksi pada jurnal?
3. Data Collecting (mengumpulkan data)
Peserta didik mengumpulkan data/informasi dari gambar
atau referensi lain yang telah disajikan dalam bentuk power
70 menit
Literasi
HOTS +
Berfikir
kritis
4C +
PPK
HOTS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
point terkait Archaebacteria dan Eubacteria meliputi :
a. Kegiatan kerja pada Lembar Kerja Siswa (LKS) 1
b. Peserta didik membaca petunjuk pengerjaan Lembar
Kerja Siswa (LKS) 1
c. Peserta didik dalam mengumpulkan informasi dengan
studi literatur untuk menjawab pertanyaan.
4. Data Processing (mengolah data) Peserta didik menganalisis data hasil penyajian dalam
bentuk power point tentang Archaebacteria dan Eubacteria
serta cara hidup bakteri dari hasil studi literatur dan
pengamatan, dalam kelompok yang terdiri atas 3-4 siswa,
sehingga dapat bekerja dengan teliti, disiplin, tanggung
jawab untuk mendapatkan data.
5. Verification (memverifikasi) Peserta didik membandingkan hasil diskusi antar kelompok
dengan cara mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
6. Generalization (menyimpulkan)
Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi pada kegiatan
pembelajaran tentang Archaebacteria dan Eubacteria.
Penutup
Siswa:
Membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-
point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran
Archaebacteria dan Eubacteria yang baru dilakukan
Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran
Archaebacteria dan Eubacteria yang baru diselesaikan
Mengagendakan tugas presentasi kelompok yang harus
dipelajari pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah
atau di rumah
Guru:
Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung
diperiksa untuk materi pelajaran ciri-ciri Archaebacteria
dan Eubacteria Siswa yang selesai mengerjakan tugas
dengan benar diberi paraf serta diberi nomor urut
peringkat, untuk penilaian tugas pada materi ciri-ciri
bakteri
Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran
Archaebacteria dan Eubacteria
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Pertemuan Ke-2 dan Ke-3
Indikator Pencapaian Kompetensi:
3.5.2 Mengelompokkan jenis-jenis bakteri
4.5.2 Menyajikan data mengenai jenis-jenis bakteri
3.5.3 Mengidentifikasi struktur bakteri
4.5.3 Menyimulasikan metode kultur bakteri
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahu-
-luan
Orientasi:
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan
berdoa untuk memulai pembelajaran
Memeriksa kehadiran siswa sebagai sikap disiplin
Menyiapkan fisik dan psikis siswa dalam mengawali
kegiatan pembelajaran
Apersepsi
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan dengan pengalaman siswa dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya, tentang ciri-ciri dan
klasifikasi Archaebacteria dan Eubacteria
Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya
Apakah di ruang kelas ini kita dapat menemukan bakteri?
Pada objek apa sajakah kita dapat menemukannya?
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari
pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-
hari
Apabila materi/tema/proyek ini kerjakan dengan baik dan
sungguh-sungguh dan dikuasai dengan baik, maka siswa
diharapkan dapat menjelaskan tentang materi Monera.
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung
Mengajukan pertanyaan:
“Kira-kira bagaimana bentuk koloni bakteri?”
Pemberian Acuan
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan saat itu
Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi
10 menit
PPK
(Religius)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang
berlangsung.
Pembagian kelompok belajar (3-4 siswa)
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar
sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.
Inti
Discovery Learning
1. Stimulation (memberi stimulus);
Guru menampilkan gambar koloni bakteri pada media
agar
Gambar 1. Koloni bakteri Klebsiella pneumonia pada
media BAP
a. Siswa mengamati gambar koloni bakteri yang
tumbuh pada media agar
b. Siswa menganalisis struktur morfologi bakteri
tersebut
Peserta didik didorong untuk menanggapi gambar yang
disajikan yang berhubungan dengan pengelompokan
bakteri dan struktur bakteri.
2. Problem Statement (mengidentifikasi masalah)
Peserta didik didorong oleh guru untuk mengidentifikasi
permasalahan pada lembar jurnal ilmiah yang dibagikan
dalam tiap kelompok (sumber: http://jurnal.unsyiah.ac.id
/depik/article/viewFile/124/117),
mengenai:
a. Jenis bakteri isolasi dan jenis substrat
b. Cara isolasi dan karakterisasi bakteri
c. Cara pengecatan bakteri
d. Hasil morfologi koloni dan sel
e. Bagan prosedur kerja isolasi dan karakterisasi bakteri
f. Perbedaan hasil pengecatan gram positif dan gram
negatif pada pengecatan gram
g. Perbedaan bakteri heterotrof dan autotrof
h. Perbedaan isolasi bakteri dengan cara pour plate dan
streak plate
i. Simulasikan isolasi bakteri dengan cara streak plate
70 menit
Literasi
HOTS +
Berfikir
kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
menggunakan virtual lab, metode streak plate:
http://learn.chm.msu.edu/vibl/content/streakplate.html
3. Data Collecting (mengumpulkan data) Peserta didik mengumpulkan data/informasi dari jurnal
ilmiah yang dibagikan yang terkait:
a. Jenis bakteri isolasi dan jenis substrat
b. Cara isolasi dan karakterisasi bakteri
c. Cara pengecatan bakteri
d. Hasil morfologi koloni dan sel
e. Bagan prosedur kerja isolasi dan karakterisasi bakteri
f. Perbedaan hasil pengecatan gram positif dan gram
negatif pada pengecatan Gram
g. Perbedaan bakteri heterotrof dan autotrof
h. Perbedaan metode kultur bakteri dengan cara pour plate
dan streak plate
i. Simulasikan isolasi bakteri dengan cara streak plate
menggunakan virtual la, metode streak plate:
http://learn.chm.msu.edu/vibl/content/streakplate.html
4. Data Processing (mengolah data) Peserta didik menganalisis data hasil penyajian dalam
power point dengan melakukan diskusi dalam kelompok
yang terdiri atas 3-4 siswa, sehingga dapat bekerja dengan
teliti, disiplin, tanggung jawab untuk mendapatkan data.
5. Verification (memverifikasi) Peserta didik membandingkan hasil diskusi antar kelompok
dengan cara:
a. Peserta didik melakukan diskusi dalam kelompok
mengenai jurnal ilmiah dan tugas yang telah diberikan
oleh guru
b. Peserta didik melakukan studi literatur tentang
pertanyaan yang telah disusun
c. Peserta didik melakukan diskusi dalam kelompok untuk
mempersiapkan presentasi kelompok.
d. Peserta didik membandingkan hasil diskusi dengan
presentasi kelompok.
sehingga dapat menghargai perbedaan pendapat yang
muncul saat berdiskusi.
4C +
PPK
HOTS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
6. Generalization (menyimpulkan)
Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi pada kegiatan
pembelajaran mengenai jurnal ilmiah dan tugas yang telah
dibagikan.
Penutup
Siswa:
Membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-
point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran
Monera yang baru dilakukan
Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran
jenis-jenis, struktur dan metode kultur bakteri yang baru
diselesaikan
Mengagendakan tugas presentasi kelompok yang harus
dipelajari pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah
atau di rumah
Guru:
Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung
diperiksa untuk materi pelajaran jenis-jenis, struktur dan
metode kultur bakteri
Siswa yang selesai mengerjakan tugas dengan benar diberi
paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian
tugas pada materi jenis-jenis, struktur dan metode kultur
bakteri
Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran jenis-
jenis, struktur dan metode kultur bakteri
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Pertemuan Ke-4 dan Ke-5
Indikator Pencapaian Kompetensi:
3.5.4 Menjelaskan cara reproduksi bakteri
4.5.4 Membuat replika model reproduksi bakteri
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahu-
luan
Orientasi:
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan
berdoa untuk memulai pembelajaran
Memeriksa kehadiran siswa sebagai sikap disiplin
Menyiapkan fisik dan psikis siswa dalam mengawali
kegiatan pembelajaran
Apersepsi
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan dengan pengalaman siswa dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya, tentang “jenis-jenis,
struktur dan metode kultur bakteri”
Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya
“Ingatkah kalian mengenai macam-macam bentuk bakteri
pada praktikum kemarin?”
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari
pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-
hari
Apabila materi/tema/proyek ini kerjakan dengan baik dan
sungguh-sungguh dan dikuasai dengan baik, maka siswa
diharapkan dapat menjelaskan tentang materi Monera
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung
Mengajukan pertanyaan:
“Jika manusia bisa berkembang biak dengan cara
melahirkan, kira-kira apakah bakteri bisa berkembang
biak? Jika bisa bagaimana caranya?”
Pemberian Acuan
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan saat itu
Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi
dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang
berlangsung.
10 menit
PPK
(Religius)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pembagian kelompok belajar (3-4 siswa)
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar
sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.
Inti
Discovery Learning
1. Stimulation (memberi stimulus);
Guru menampilkan video tentang cara bakteri
berkembang biak
Ditampilkan video pembelajaran reproduksi bakteri
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=R5Wr
U72Ja4A
a. Siswa mengamati video mengenai cara reproduksi
bakteri
b. Siswa menganalisis tentang reproduksi bakteri
Peserta didik didorong untuk menanggapi cara
reproduksi bakteri.
2. Problem Statement (mengidentifikasi masalah)
Peserta didik didorong oleh guru untuk mengidentifikasi
permasalahan seperti:
a. Peserta didik mengajukan pertanyaan atau masalah
yang ingin peserta didik ketahui sebanyak mungkin
berdasarkan hasil pengamatan video.
b. Peserta didik dalam mengumpulkan informasi dengan
studi literatur untuk menjawab pertanyaan.
b. Peserta didik didorong untuk memilih beberapa
pertanyaan dari daftar pertanyaan yang sesuai dengan
materi (diharapkan fokus pada materi tentang cara
reproduski bakteri) dengan bimbingan guru.
c. Peserta didik didorong untuk membuat sebuah seni
kriya reproduksi bakteri secara aseksual dan
paraseksual dengan cara undian
3. Data Collecting (mengumpulkan data) Peserta didik mengumpulkan data/informasi dari video
yang disajikan oleh guru serta referensi lain yang terkait
cara reproduksi bakteri.
70 menit
Literasi
HOTS +
Berfikir
kritis
4C +
PPK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
4. Data Processing (mengolah data) Peserta didik menganalisis, membuat dan menyajikan hasil
seni kriya penyajian dengan melakukan diskusi dalam
kelompok yang terdiri atas 3-4 siswa berdasarkan
pengamatan video dan studi literatur, sehingga dapat
bekerja dengan teliti, disiplin, tanggung jawab untuk
mendapatkan data.
5. Verification (memverifikasi) Peserta didik membandingkan hasil diskusi antar kelompok
dengan cara mempresentasikan hasil diskusi kelompok
berupa seni kriya reproduksi bakteri. Sehingga dapat
menghargai perbedaan pendapat yang muncul saat
berdiskusi.
6. Generalization (menyimpulkan)
Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi pada kegiatan
pembelajaran tentang cara reproduksi bakteri.
HOTS
Penutup
Siswa:
Membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-
point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran
cara reproduksi bakteri yang baru dilakukan
Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran
cara reproduksi bakteri yang baru diselesaikan
Mengagendakan tugas presentasi kelompok dan
percobaan yang harus dipelajari pada pertemuan
berikutnya di luar jam sekolah atau di rumah
Guru:
Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung
diperiksa untuk materi pelajaran cara reproduksi bakteri
Siswa yang selesai mengerjakan tugas dengan benar diberi
paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian
tugas pada materi cara reproduksi bakteri
Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran cara
reproduksi bakteri
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Pertemuan Ke-6
Indikator Pencapaian Kompetensi:
3.5.5 Menentukan peranan bakteri bagi kehidupan
4.5.5 Menyajikan data tentang peran bakteri dalam kehidupan
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahu-
luan
Orientasi:
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan
berdoa untuk memulai pembelajaran
Memeriksa kehadiran siswa sebagai sikap disiplin
Menyiapkan fisik dan psikis siswa dalam mengawali
kegiatan pembelajaran
Apersepsi
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan dengan pengalaman siswa dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya, yaitu tentang
reproduksi bakteri.
Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya
“Ingatkah kalian bagaimana bakteri berkembang biak?”
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari
pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-
hari
Apabila materi/tema/proyek ini kerjakan dengan baik dan
sungguh-sungguh dan dikuasai dengan baik, maka siswa
diharapkan dapat menjelaskan tentang peran bakteri
dalam kehidupan.
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan
yang berlangsung
Guru memotivasi peserta didik dengan menunjukkan
yoghurt
Mengajukan pertanyaan:
Siapakah diantara kalian yang pernah mengkonsumsi
yoghurt?
Terbuat dari apakah yoghurt?
Adakah peran bakteri dalam pembuatan yoghurt/
Pemberian Acuan
Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada
pertemuan saat itu
Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi
10 menit
PPK
(Religius)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang
berlangsung.
Pembagian kelompok belajar (6-7 siswa)
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar
sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.
Inti
Discovery Learning
1.Stimulation (memberi stimulus);
Guru menampilkan gambar hasil peran bakteri dalam
kehidupan.
Gambar 1. Yoghurt
a. Siswa mengamati gambar peran bakteri dalam
kehidupan
b. Siswa mengaitkan hubungan antara yoghurt dengan
peran bakteri dalam kehidupan
Peserta didik didorong untuk menanggapi gambar yang
disajikan yang berhubungan peran bakteri dalam
kehidupan.
2.Problem Statement (mengidentifikasi masalah)
Peserta didik didorong oleh guru untuk mengidentifikasi
permasalahan pada Lembar Kerja Siswa (LKS) 2, seperti:
a. Peserta didik mengajukan pertanyaan atau masalah yang
ingin peserta didik ketahui sebanyak mungkin
berdasarkan hasil pengamatan gambar.
b. Peserta didik didorong untuk memilih beberapa
pertanyaan dari daftar pertanyaan yang sesuai dengan
materi (diharapkan fokus pada materi tentang yoghurt
mengenai peran bakteri) dengan bimbingan guru.
c. Peserta didik didorong untuk membuat sebuah hipotesis
mengenai pengaruh bakteri terhadap pembuatan yoghurt
3.Data Collecting (mengumpulkan data) Peserta didik mengumpulkan data/informasi dari sumber
praktikum serta referensi lain yang terkait peran bakteri
pada yoghurt.
4.Data Processing (mengolah data) Peserta didik menganalisis data hasil penyajian praktikum
peranan bakteri dalam laporan tertulis dengan melakukan
diskusi dalam kelompok yang terdiri atas 6-7 siswa,
70 menit
Literasi
HOTS +
Berfikir
kritis
4C +
PPK
HOTS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
sehingga dapat bekerja dengan teliti, disiplin, tanggung
jawab untuk mendapatkan data.
5. Verification (memverifikasi) Peserta didik membandingkan hasil diskusi antar kelompok
tentang hasil praktikum peran bakteri. Sehingga dapat
menghargai perbedaan pendapat yang muncul saat
berdiskusi.
6. Generalization (menyimpulkan)
Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi pada kegiatan
pembelajaran tentang peran bakteri.
Penutup
Siswa:
Membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-
point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran
peran bakteri yang baru dilakukan
Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran
peran bakteri yang baru diselesaikan
Mengagendakan tugas presentasi kelompok yang harus
dipelajari pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah
atau di rumah
Guru:
Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung
diperiksa untuk materi pelajaran peran bakteri
Siswa yang selesai mengerjakan tugas dengan benar
diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk
penilaian tugas pada materi peran bakteri
Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran peran
bakteri
10 menit
I. Teknik Penilaian :
Aspek penilaian
1. Psikomotorik (lampiran)
2. Kognitif (lampiran)
3. Afektif (lampiran)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Kriteria Penilaian
1. Test tertulis (ulangan harian)
2. Penugasan ( laporan hasil pekerjaan rumah)
3. Portfolio (LKS)
4. Produk ( replika model/ alat peraga reproduksi bakteri, laporan praktikum
peran bakteri dalam kehidupan)
Lampiran :
1. Lembar Kerja Siswa 1 (LKS 1) pertemuan ke-1
2. Instrumen penilaian kognitif (LKS 1) pertemuan ke-1
3. Instrumen penilaian psikomotorik (penilaian presentasi) pertemuan ke-1
sampai ke-6
4. Instrumen penilaian psikomotorik (penilaian produk) pertemuan ke-4 dan
ke -5
5. Lembar Kerja Siswa 2 (LKS 2) pertemuan ke-6
6. Instrumen penilaian kognitif (laporan praktikum) pertemuan ke-6
7. Instrumen penilaian psikomotorik (penilaian unjuk kerja) pertemuan ke-6
8. Instrumen penilaian afektif (lembar penilaian observasi)
9. Kisi-kisi penulisan soal ulangan harian Monera
10. Soal ulangan harian Monera
11. Instrumen penilaian kognitif ulangan harian Monera
12. Rekap instrumen penilaian kognitif
Yogyakarta, 12 Mei 2018
Guru Mata Pelajaran
Biologi
Maresti Mei Yuniasih
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMA
(.......................................)
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Maresti Mei Yuniasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
1. Amatilah gambar struktur Eubacteria berikut ini. Buatlah pertanyaan-
pertanyaan yang ingin kamu ketahui jawabannya!
2. Amatilah gambar struktur Archaebacteria berikut ini. Buatlah pertanyaan-
pertanyaan yang ingin kamu ketahui jawabannya!
Lampiran 1 : Lembar Kerja Siswa (LKS) 1 Pertemuan 1
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 1
A. KOMPETENSI DASAR 3.5. Mengidentifikasi struktur, cara hidup, reproduksi dan peran bakteri dalam kehidupan
B. TUJUAN PEMBELAJARAN Mengidentifikasi ciri-ciri Eubacteria dengan Archaebateria melalui
pengamatan gambar. Mengelompokkan bakteri berdasarkan cara hidupnya melalui study
literature Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran bakteri dalam kehidupan
Habitat Eubacteria
Laut Tanah
Habitat Eubacteria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
3. Amati gambar jenis bakteri berdasarkan koloni berikut dan lengkapilah
keterangan pada tabel !
No Nama Gambar Keterangan Bentuk
Koloni
1
Monobasil
Diplobasil
Streptobasil
2 Monococcus
Diplococcus
Streptococcus
Sarcina
Staphylococcus
3 Spirillum
Spirochaeta
Koma
4. Amati gambar jenis bakteri berdasarkan letak flagelnya di bawah ini dan
lengkapilah keterangan pada tabel !
No Tipe Gambar Penjelasan
1 Monotrik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
2 Lofotrik
3 Amfitrik
4 Peritrik
5. Buatlah kesimpulan dari hasil pembelajaran hari ini!
a. Ciri-ciri Eubacteria :
No Aspek Keterangan
1 Tipe Sel
2 Struktur sel
3 Bahan penyusun
dinding sel
4 Penyusun membran
plasma
5 Habitat
b. Perbedaan ciri Eubacteria dengan Archaebacteria :
No Ciri-ciri Eubacteria Archaebacteria
1 Penyusun dinding
sel
2 Penyusun membran
plasma
3 Habitat
c. Pengelompokan bakteri berdasarkan koloninya:
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
d. Pengelompokan bakteri berdasarkan jumlah dan letak flagella: _____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
Nama anggota kelompok:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
PENILAIAN KOGNITIF
(LEMBAR PENILAIAN LKS 1)
Petunjuk penilaian :
Lembar ini diisi oleh Pendidik untuk menilai pengetahuan tugas kelompok.
Berilah tanda check list (√) pada kolom skor sesuai deskripsi yang ditentukan.
SMA
Mata Pelajaran : Biologi Peminatan dan Biologi Lintas Minat
Kelas : X/1
Materi : Monera
KD : ….
Jenis Tugas : ….
Rubrik Penilaian
No Aspek yang dinilai pada soal Skor Keterangan
1.
Menyusun pertanyaan tentang
Eubacteria
- Logis
- Ilmiah
- Kompleks
4 Jika 3 indikator tercapai
3 Jika 2 indikator tercapai
2 Jika 1 indikator tercapai
1 Tidak ada indikator yang tercapai
2.
Susunan pertanyaan/ hipotesis
tentang Eubacteria
- Logis
- Ilmiah
- Kompleks
4 Jika 3 indikator tercapai
3 Jika 2 indikator tercapai
2 Jika 1 indikator tercapai
1 Tidak ada indikator yang tercapai
3. Penjelasan keterangan bentuk
koloni
- Kompleks
- Benar
3 Jika 2 indikator tercapai
2 Jika 1 indikator tercapai
1 Tidak ada indikator yang tercapai
No. Nama Siswa Kelompok Nilai
1.
2.
3.
Lampiran 2 : Penilaian Kognitif Lembar Kerja Siswa (LKS) 1 Pertemuan 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
No Aspek yang dinilai pada soal Skor Keterangan
4. Penjelasan keterangan letak
flagel
- Kompleks
- Benar
3 Jika 2 indikator tercapai
2 Jika 1 indikator tercapai
1 Tidak ada indikator yang tercapai
5. Membuat kesimpulan poin a, b,
c dan d
- Lengkap
- Benar
3 Jika 2 indikator tercapai
2 Jika 1 indikator tercapai
1 Tidak ada indikator yang tercapai
Skor Maksimal : 15
Nilai yang dicapai =
Kriteria nilai:
90 – 100 :A
70 − 80 :B
50 – 60 :C
Kurang dari 50 :D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
PENILAIAN PSIKOMOTORIK
(LEMBAR PENILAIAN KEMAMPUAN PRESENTASI)
Petunjuk penilaian :
Lembar ini diisi oleh Pendidik untuk menilai tugas kelompok. Berilah tanda check
list (√) pada kolom skor sesuai deskripsi yang ditentukan.
SMA
Mata Pelajaran : Biologi Peminatan dan Biologi Lintas Minat
Kelas : X/1
Materi : Monera
KD : ….
Jenis Tugas : ….
No. Nama Peserta Didik
Aspek yang dinilai
Skor
total
Nilai
Sistematika
Penyampaian
Materi
Penggunaan
Bahasa
1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
Rubrik Penilaian
No Aspek yang dinilai Skor Keterangan
1.
Sistematika
penyampaian materi
- Jelas
- Terstruktur
- Sistematis
4 Jika 3 indikator tercapai
3 Jika 2 indikator tercapai
2 Jika 1 indikator tercapai
1 tidak ada indikator yang tercapai
2. Penggunaan Bahasa
- Bahasa baku
4 Jika 3 indikator tercapai
3 Jika 2 indikator tercapai
Lampiran 3 : Instrumen Penilaian Psikomotorik Pertemuan 1-6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
No Aspek yang dinilai Skor Keterangan
- Mudah dipahami
- Kalimat efektif
2 Jika 1 indikator tercapai
1 tidak ada indikator yang tercapai
Skor Maksimal : 8
Nilai yang dicapai =
Kriteria nilai:
90 – 100 :A
70 − 80 :B
50 – 60 :C
Kurang dari 50 :D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PENILAIAN PSIKOMOTORIK
(LEMBAR PENILAIAN PRODUK)
Petunjuk penilaian :
Lembar ini diisi oleh Pendidik untuk menilai tugas kelompok. Berilah tanda check
list (√) pada kolom skor sesuai deskripsi yang ditentukan.
SMA
Mata Pelajaran : Biologi Peminatan dan Biologi Lintas Minat
Kelas : X/1
Materi : Monera
KD : ….
Jenis Tugas : Membuat replika model reproduksi bakteri
No. Nama
Peserta
Didik
Aspek yang dinilai Skor
total
Nilai
Kesesuaian
Hasil
Model
dengan
Materi
Inovasi/Krea
ti-vitas
dalam
Bekerja
Kontribusi
dalam
Teman
Kelompok
Hasil
Model
Reproduksi
Bakteri
1
2
3
Rubrik Penilaian
No Aspek yang dinilai Skor Keterangan
1. Kesesuaian Hasil Model
dengan Materi
1 Kesesuaian hasil model dengan materi kurang
2 Kesesuaian hasil model dengan materi cukup
3 Kesesuaian hasil model dengan materi baik
4 Kesesuaian hasil model dengan materi amat
baik
2. Inovasi/Kreativitas dalam 1 Inovasi/kreativitas bekerja kurang
Lampiran 4 : Instrumen Penilaian Psikomotorik Pertemuan 4 dan 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
No Aspek yang dinilai Skor Keterangan
Bekerja 2 Inovasi/kreativitas bekerja cukup
3 Inovasi/kreativitas bekerja baik
4 Inovasi/kreativitas bekerja amat baik
3.
Kontribusi dalam Teman
Kelompok
1 Kontribusi dalam teman kelompok kurang
2 Kontribusi dalam teman kelompok cukup
3 Kontribusi dalam teman kelompok baik
4 Kontribusi dalam teman kelompok amat baik
4.
Hasil Model Reproduksi
Bakteri
1 Hasil model reproduksi bakteri kurang
2 Hasil model reproduksi bakteri cukup
3 Hasil model reproduksi bakteri baik
4 Hasil model reproduksi bakteri amat baik
Skor Maksimal : 16
Nilai yang dicapai =
Kriteria nilai:
90 – 100 :A
70 − 80 :B
50 – 60 :C
Kurang dari 50 :D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
C. Dasar Teori
Yoghurt adalah suatu minuman yang dibuat dari susu sapi dengan
cara fermentasi oleh bakteri Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus
bulgaricus. Bakteri ini adalah bakteri asam laktat yang mengubah laktosa
dari susu biasa menjadi asam laktat.
D. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Panci penangas
b. Toples kaca/plastik
c. Spatula
d. Saringan tepung
e. Wadah plastik
f. Botol/jar
g. Kompor
2. Bahan
a. Susu sapi segar 1000 ml
b. 50 ml starter untuk yoghurt
E. Langkah Kerja
1. Sterilkan wadah plastik untuk digunakan sebagai tempat untuk
fermentasi yoghurt
2. 50 ml starter yoghurt untuk susu sapi segar disiapkan sebanyak 1 liter.
3. Masukkan susu sapi ke dalam panci untuk dipasteurisasi selama 10
menit. Panaskan kompor dengan api kecil sambil diaduk perlahan (susu
jangan sampai mendidih dan hangus bagian bawah).
Lampiran 5 : Lembar Kerja Siswa (LKS) 2 Pertemuan 6
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 2
PEMBUATAN YOGHURT
A. KOMPETENSI DASAR
4.5 Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran bakteri dalam kehidupan
B. TUJUAN PEMBELAJARAN Mengetahui perak bakteri Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus
bulgaricus pada pembuatan yoghurt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
4. Angkat dan dinginkan susu dengan meletakkan panci ke dalam
baskom/wadah yang berisi air dingin sambil diaduk secara perlahan
hingga suhu suam kuku.
5. Tuangkan bibit/starter yoghurt (Streptococcus thermophilus dan
Lactobacillus bulgaricus) ke dalam panci yang berisi susu dan diaduk
perlahan.
6. Pindahkan susu yang berisi starter ke toples plastik/kaca yang bersih
dan tutup rapat.
7. Inkubasi di ruangan yang bersih dan hangat (38oC) tanpa terkena sinar
matahari selama 24-48 jam.
8. Buka toples dan aduk hingga homogen, kemudian tutup dan simpan (6
jam), aduk kembali dan siap untuk dipanen.
9. Yoghurt dapat disimpan di lemari es (8oC).
F. Hasil
Lakukan kegiatan dengan dua perangkat percobaan. Percobaan 1 tidak
diberi bibit/starter yoghurt (Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus
bulgaricus) dan percobaan 2 diberi bibit/starter yoghurt (Streptococcus
thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus). Kemudian bandingkan
hasilnya (warna, bau pH, dan tekstur) pada akhir percobaan.
G. Pembahasan
Lakukan analisis terhadap data hasil yang diperoleh
H. Kesimpulan
Simpulkan percobaan anda dan buatlah laporan tertulis dari percobaan
yang telah dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Laporan Praktikum
Petunjuk penilaian : Lembar ini diisi oleh Pendidik untuk menilai kompetensi kognitif peserta
didik. Berilah nilai pada kolom penilaian.
SMA
Mata Pelajaran : Biologi Peminatan dan Biologi Lintas Minat
Kelas : X/1
Materi : Monera
KD : 3.5 Mengidentifikasi struktur, cara hidup, reproduksi dan
peran bakteri dalam kehidupan
Jenis Tugas : Laporan praktikum peran bakteri dalam pembuatan
yoghurt
Rubrik Penilaian
No. Pola Skor Keterangan
1
Sistematika laporan
- Bagian awal laporan sistematis
- Bagian isi laporan sistematis
- Bagian akhir laporan sistematis
1 Jika 3 indikator tercapai
2 Jika 2 indikator tercapai
3 Jika 1 indikator tercapai
4 tidak ada indikator yang
tercapai
2
Kelengkapan laporan
- Bagian awal laporan lengkap
- Bagian isi laporan lengkap
- Bagian akhir laporan lengkap
1 Jika 3 indikator tercapai
2 Jika 2 indikator tercapai
3 Jika 1 indikator tercapai
4 Tidak ada indikator yang
tercapai
3 Kejelasan laporan 1 Jika 3 indikator tercapai
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1.
2.
3.
Lampiran 6 : Instrumen Penilaian Kognitif Pertemuan 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
No. Pola Skor Keterangan
- Ringkas
- Kalimat sesuai EYD
- Runtut
2 Jika 2 indikator tercapai
3 Jika 1 indikator tercapai
4 Tidak ada indikator yang
tercapai
4
Kebenaran Konsep
- Mengaplikasikan konsep dalam
solusi
- Menggunakan prosedur kerja
yang sesuai
- Pemaparan konsep sesuai teori
1 Jika 3 indikator tercapai
2 Jika 2 indikator tercapai
3 Jika 1 indikator tercapai
4 Tidak ada indikator yang
tercapai
5
Data dan Pembahasan
- Ilmiah
- Faktual
- Pembahasan dibandingkan
dengan teori
1 Jika 3 indikator tercapai
2 Jika 2 indikator tercapai
3 Jika 1 indikator tercapai
4 Tidak ada indikator yang
tercapai
6
Kesimpulan
- Singkat
- Sesuai tujuan
- Sesuai data
1 Jika 3 indikator tercapai
2 Jika 2 indikator tercapai
3 Jika 1 indikator tercapai
4 Tidak ada indikator yang
tercapai
Keterangan:
Keterangan
Penilaian Skor
Sangat baik 4
Baik 3
Cukup baik 2
Kurang 1
Jumlah skor maksimum = 24
Nilai yang dicapai =
Kriteria nilai:
90 – 100 :A
70 − 80 :B
50 – 60 :C
Kurang dari 50 :D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
PENILAIAN PSIKOMOTORIK
(LEMBAR PENILAIAN UNJUK KERJA)
Petunjuk penilaian :
Lembar ini diisi oleh Pendidik untuk menilai kompetensi keterampilan peserta
didik. Berilah skor pada kolom aspek penilaian sesuai aspek yang ditentukan.
SMA
Mata Pelajaran : Biologi Peminatan dan Biologi Lintas Minat
Kelas : X/1
Materi : Monera
KD : 4.5 Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran bakteri
dalam
kehidupan
Jenis Tugas : Unjuk kerja peran bakteri dalam pembuatan yoghurt
Rubrik Penilaian
No. Aspek yang Dinilai Skor Keterangan
1. Persiapan
(Skor maksimal = 3)
3 Pemilihan alat dan bahan tepat
2 Pemilihan alat atau bahan tepat
1 Pemilihan alat dan bahan tidak tepat
0 Tidak menyiapkan alat dan/atau bahan
2.
Pelaksanaan
(Skor maksimal = 7)
3 Merangkai alat tepat dan rapi
2 Merangkai alat tepat atau rapi
1 Merangkai alat tidak tepat dan tidak rapi
0 Tidak membuat rangkaian alat
2 Langkah kerja dan waktu pelaksanaan tepat
No.
Nama
Peserta
Didik
Aspek yang dinilai
Skor Nilai Persiapan
Pelaksanaan
Hasil Laporan
1.
2.
3.
Lampiran 7 : Instrumen Penilaian Psikomotorik KD 4.5 Pertemuan 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
No. Aspek yang Dinilai Skor Keterangan
1 Langkah kerja atau waktu pelaksanaan tepat
0 Langkah kerja dan waktu pelaksanaan tidak tepat
2 Memperhatikan keselamatan kerja dan
kebersihan
1 Memperhatikan keselamatan kerja atau
kebersihan
0 Tidak memperhatikan keselamatan kerja dan
kebersihan
3. Hasil
(Skor maksimal = 6)
3 Mencatat dan mengolah data dengan tepat
2 Mencatat atau mengolah data dengan tepat
1 Mencatat dan mengolah data tidak tepat
0 Tidak mencatat dan mengolah data
3 Simpulan tepat
2 Simpulan kurang tepat
1 Simpulan tidak tepat
0 Tidak membuat simpulan
4. Laporan
(Skor maksimal = 3)
3 Sistematika sesuai dengan kaidah penulisan dan
isi laporan benar
2 Sistematika sesuai dengan kaidah penulisan atau
isi laporan benar
1 Sistematika tidak sesuai dengan kaidah
penulisan dan isi laporan tidak benar
0 Tidak membuat laporan
Skor Maksimal : 19
Nilai yang dicapai =
Kriteria nilai:
90 – 100 :A
70 − 80 :B
50 – 60 :C
Kurang dari 50 :D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
PENILAIAN AFEKTIF
(LEMBAR PENILAIAN OBSERVASI)
Petunjuk penilaian :
Lembar ini diisi oleh Pendidik untuk menilai kompetensi sikap peserta didik.
Berilah skor pada kolom aspek penilaian sikap.
SMA
Nama Satuan Pendidikan : SMA
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Kelas/Semester : X/1
Mata Pelajaran : Biologi Peminatan dan Biologi Lintas Minat
No. Waktu Nama Kejadian/Perilaku Butir
Sikap Positif/Negatif
Tindak
Lanjut
1.
2.
3.
Lampiran 8 : Instrumen Penilaian Sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
KISI-KISI PENULISAN SOAL
Ulangan Harian Monera
KD IPK Materi Pembelajaran Indikator Soal Nomor
Soal
Bentuk
Soal
3.5 Mengidenti-
fikasi struktur,
cara hidup,
reproduksi dan
peran bakteri
dalam kehidupan
3.5.1
Mengidentifikasi
ciri-ciri Eubacteria
dengan
Archaebateria
melalui pengamatan
gambar.
Ciri kingdom Monera
Perbedaan organisme prokariotik
dan eukariotik
Ciri-ciri Archaebacteria
Macam Archaebacteria
berdasarkan metabolisme dan
ekologi
Ciri-ciri Eubacteria
Klasifikasi Eubacteria
Menentukan ciri utama kingdom Monera dengan tepat 1
Pilihan
ganda
Menentukan pernyataan yang benar mengenai
perbedaan sel prokariotik dengan sel eukariotik 2 Pilihan
ganda
Setelah disajikan pernyataan mengenai perbedaan
Archaebacteria dan Eubacteria, peserta didik mampu
menentukan kebenaran perbedaan Archaebacteria
dan Eubacteria
3 Pilihan
ganda
Lampiran 9 : Kisi-kisi Penulisan Soal Ulangan Harian Monera
Nama Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
Kelas/Semester : X/1
Semester/Tahun Ajaran : 2018/2019
Mata Pelajaran : Biologi Peminatan dan Biologi Lintas Minat
Kurikulum Acuan : Kurikulum 2013
Jumlah Soal : 23 butir
Alokasi Waktu : 90 menit
Bentuk Soal : Pilihan ganda, isian singkat dan uraian
Penyusun : Maresti Mei Yuniasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
KD IPK Materi Pembelajaran Indikator Soal Nomor
Soal
Bentuk
Soal
Setelah disajikan gambar bakteri Sulfolobus, peserta
didik mampu mengelompokkan bakteri tersebut
berdasarkan metabolisme dan ekologinya 4 Pilihan
ganda
Menentukan pernyataan yang tidak benar mengenai
ciri Eubacteria 5 Pilihan
ganda
Menentukan contoh bakteri heterotrof dengan tepat 6
Pilihan
ganda
Setelah disajikan ciri-ciri sianobakteria, peserta didik
mampu menentukan nama spesies yang dimaksud
dengan tepat 14
Isian
singkat
Setelah disajikan pernyataan mengenai pengertian
dari bakteri dalam memperoleh makanan, peserta
didik mampu menentukan kelompok bakteri yang
dimaksud dengan tepat 18
Isian
singkat
Setelah disajikan pernyataan mengenai ciri-ciri
eubakteria, peserta didik mampu menentukan hasil
produk yang dimaksud dengan tepat
20 Isian
singkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
KD IPK Materi Pembelajaran Indikator Soal Nomor
Soal
Bentuk
Soal
3.5.2
Mengelompokkan
jenis-jenis bakteri
melalui study
literatur
Jenis-jenis bakteri berdasarkan:
Karakteristik dinding sel
Jumlah dan letak flagella
Cara hidup
Setelah disajikan gambar mengenai macam-
macam letak flagella, peserta didik mampu
menentukan gambar yang termasuk bakteri
lofotrik dan peritrik dengan tepat 7
Pilihan
ganda
Menentukan jenis bakteri berdasarkan
karakteristik dinding sel dengan tepat 12 Isian
singkat
Setelah disajikan pernyataan mengenai
pengertian dari jenis pengelompokan bakteri
berdasarkan cara hidupnya, peserta didik mampu
menentukan pengelompokan bakteri yang
dimaksud dengan tepat
15 Isian
singkat
3.5.3
Mengidentifikasi
struktur bakteri
melalui praktikum
koloni bakteri
Ukuran bakteri
Bentuk bakteri
Metode kultur bakteri
Setelah disajikan gambar mengenai macam-
macam bentuk koloni bakteri, peserta didik
mampu menentukan gambar yang termasuk
koloni bakteri diplo kokus dengan tepat
8 Pilihan
ganda
Setelah disajikan pernyataan mengenai nama lain
dari teknik metode kultur bakteri, peserta didik
mampu menentukan nama lain dari metode kultur
bakteri yang dimaksud dengan tepat
16 Isian
singkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
KD IPK Materi Pembelajaran Indikator Soal Nomor
Soal
Bentuk
Soal
3.5.4 Menjelaskan
cara reproduksi
bakteri melalui
pengamatan video.
Reproduksi bakteri secara
seksual (pembelahan biner)
Reproduksi bakteri secara para
seksual (transformasi, konjugasi
dan transduksi)
Setelah disajikan gambar mengenai reproduksi
bakteri, peserta didik mampu menggolongkan
macam reproduksi bakteri yang sesuai dengan
gambar dengan tepat
9 Pilihan
ganda
Setelah disajikan pernyataan mengenai proses
salah satu macam cara reproduksi bakteri, peserta
didik mampu menentukan jenis reproduksi
bakteri yang dimaksud dengan tepat 13
Isian
singkat
Menentukan cara reproduksi bakteri secara
aseksual dengan tepat 17 Isian
singkat
Menganalisis terjadinya resistensi antibiotik pada
kesehatan manusia dengan hubungannya terhadap
reproduksi bakteri dengan tepat 21 Uraian
3.5.5
Menjelaskan
peranan bakteri
bagi kehidupan.
Peran bakteri dalam kehidupan Setelah disajikan pernyataan mengenai peran
bakteri secara positif dna negatif dalam
kehidupan, peserta didik mampu menentukan
penyakit yang disebabkan oleh bakteri dengan
tepat
10 Pilihan
ganda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
KD IPK Materi Pembelajaran Indikator Soal Nomor
Soal
Bentuk
Soal
Menentukan nama mikroorganisme yang
berperan dalam pembuatan nata de coco dengan
tepat 11
Isian
singkat
Menentukan bakteri penyebab penyakit raja singa
dengan tepat 19 Isian
singkat
Menganalisis keterkaitan jika manusia mampu
memfiksasi nitrogen dengan tepat 22 Uraian
Menyajikan data mengenai peran bakteri secara
positif dalam kehidupan lingkungan sekitar
peserta didik dengan tepat 23 Uraian
Yogyakarta, 12 Mei 2018
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Maresti Mei Yuniasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
ULANGAN HARIAN MONERA
Mata Pelajaran : Biologi Peminatan Waktu : 90
menit
Kelas/Program : X/IPA Hari, tanggal :
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat !
1. Ciri utama kingdom Monera yaitu …
A. Uni seluler
B. Prokariotik
C. Eukariotik
D. Multi seluler
E. Fotoautotrof
2. Pernyataan yang benar mengenai perbedaan antara sel prokariotik dengan
sel eukariotik adalah …
A. Sel prokariotik dilindungi oleh dinding sel, sedangkan sel eukariotik
tidak memiliki dinding sel
B. Sel Prokariotik selalu memiliki flagela sebagai alat gerak, sedangkan
seluruh sel eukariotik tidak memiliki alat gerak
C. Protoplasma sel eukariotik dilapisi membran, sedangkan protoplasma
sel prokariotik tidak dilapisi membran
D. Sel prokariotik tidak memiliki DNA, sedangkan sel eukariotik
memiliki DNA di dalam inti selnya
E. Kromosom sel eukariotik berada di dalam inti sel, sedangkan
kromosom sel prokariotik berada di dalam sitoplasma
3. Perhatikan pernyataan berikut ini:
1) Perbedaan materi penyusun membran inti
2) Perbedaan jenis lipid penyusun membran plasma
3) Perbedaan materi penyusun dinding sel
Lampiran 10 : Soal Ulangan Harian Monera
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
4) Ada tidaknya protein ribosom dan RNA polimerase
Pernyataan di atas yang menjadi ciri pembeda antara Archaebacteria dan
Eubacteria adalah …
A. 1 dan 3
B. 2 dan 3
C. 2 dan 4
D. 1 dan 4
E. 4 saja
4. Berdasarkan gambar di samping dan pengelom-
pokkan berdasarkan metabolisme dan
ekologinya, bakteri Sulfobus, dapat dikelom-
pokkan ke dalam bakteri…
A. Halofilik
B. Termoasidofilik
C. Metanogen
D. Heterotrof
E. Kemoautotrof
5. Manakah di antara pernyataan berikut yang tidak benar?
A. Archaebacteria dan Eubacteria memiliki lipid membran yang berbeda
B. Baik Archaebacteria dan Eubacteria umumnya tidak memiliki organel
yang terselubung membran
C. Dinding sel Archaebacteria dan Eubacteria tidak memiliki
peptidoglikan
D. Hanya Eubacteria yang memiliki histon yang berasosiasi dengan DNA
E. Hanya beberapa Archaebacteria yang menggunakan CO2 untuk
mengoksidasi H2 dan melepaskan metana
6. Bakteri berikut ini yang merupakan bakteri heterotrof yaitu …
A. Bakteri TBC
B. Bakteri besi
C. Bakteri nitrit
D. Bakteri nitrat
Gambar: Bakteri Sulfolobus hidup di
mata air sulfur di Yellowstone
National Park
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
E. Bakteri belerang
7. Perhatikan gambar berikut!
Berdasarkan letak flagella, bakteri lofotrik dan peritrik secara berurutan
ditunjukkan pada…
A. (a) dan (b)
B. (a) dan (d)
C. (b) dan (c)
D. (c) dan (d)
E. (b) dan (d)
8. Perhatikan gambar berikut!
Koloni bakteri diplo kokus dan sarkina secara berurutan ditunjukkan
pada…
A. (d) dan (e)
B. (a) dan (b)
C. (c) dan (d)
D. (b) dan (c)
E. (b) dan (e)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
9. Perhatikan gambar berikut!
Berdasarkan gambar reproduksi bakteri tersebut, terlihat bahwa
perpindahan materi genetik melalui saluran diantara dua sel bakteri yang
berdekatan. Cara reproduksi tersebut termasuk …
A. Transduksi
B. Pembelahan biner
C. Transformasi
D. Fragmentasi
E. Konjugasi
10. Meskipun bakteri berperan positif dalam banyak bidang, bakteri juga
merugikan yaitu menyebabkan penyakit. Penyakit yang disebabkan oleh
bakteri adalah …
A. TBC, antraks, kolera dan influenza
B. Malaria, demam berdarah dan flu burung
C. Sifilis, disentri, tifus dan pneumonia
D. DBD, difteri, tifus dan kolera
E. Influenza, trakoma, malaria dan disentri
A. Isian singkat, jawablah secara urut singkat dan jelas!
11. Nata de coco adalah salah satu hasil olahan yang memanfaatkan
mikroorganisme…
12. Bakteri yang memiliki dinding sel dengan lapisan peptidoglikan yang
cukup tebal adalah kelompok bakteri …
13. Pemindahan materi genetik dengan perantara bakteriofag disebut dengan
…
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
14. Andi melakukan pengamatan terhadap ganggang biru. Berdasarkan
pengamatannya, dia menemukan ciri-ciri ganggang biru seperti berbentuk
benang, dapat bergerak, dan memiliki sel yang pipih. Jadi, dia
berkesimpulan bahwa ganggang biru ini merupakan spesies …
15. Berdasarkan cara hidupnya, bakteri yang kebutuhan makanannya
diperoleh dari sisa-sisa organisme yang telah mati, merupakan kelompok
bakteri …
16. Metode kultur bakteri dengan cawan tuang disebut juga dengan metode …
17. Secara aseksual bakteri dapat berkembang biak dengan …
18. Bakteri yang mampu membentuk senyawa organik dari zat-zat anorganik
dengan menggunakan energi kimia disebut bakteri …
19. Penyakit raja singa disebabkan oleh bakteri patogen …
20. Pada kondisi yang tidak menguntungkan, bakteri dapat membentuk …
yang berfungsi melindungi bakteri dari panas dan gangguan alam.
B. Uraian, Jawablah secara tepat menurut analisis anda masing-masing!
21. Jika suatu bakteri nonpatogenik memperoleh resistensi terhadap antibiotik,
dapatkah galur ini mendatangkan risiko kesehatan bagi manusia? Jelaskan!
Secara umum, bagaimana rekombinasi genetik di antara bakteri
mempengaruhi penyebaran gen-gen manusia?
22. Jelaskan apa yang mungkin anda makan jika manusia dapat memfiksasi
nitrogen seperti sianobakteri!
23. Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak kearifan lokal seperti
kuliner khas daerah. pemanfaatan bakteri dalam bidang produk makanan
atau minuman, juga berkontribusi dalam memajukan keberagaman kuliner
khas daerah tersebut. Sebutkan makanan atau minuman khas daerah anda
yang berkaitan dengan pemanfaatan bakteri secara positif, kemudian
identifikasilah mikroorganisme yang berperan serta analisislah cara
pebuatan produk tersebut!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
Kunci Jawaban
A. Pilihan ganda
1. B
2. E
3. B
4. B
5. D
6. A
7. E
8. E
9. E
10. C
B. Isian singkat
11. Acetobacter xylinum
12. Gram positif
13. Transduksi
14. Oscillatoria
15. Saprofit
16. Pour plate
17. Pembelahan biner
18. Kemoautotrof
19. Neisseria gonorrhoeae
20. Endospora
C. Uraian
21. Ya. Gen-gen bagi resistensi antibiotika bisa ditransfer (melalui
transformasi, transduksi, atau konjugasi) dari bakteri non patogenik ke
bakteri patogenik, hal ini dapat menyebabkan bakteri patogen tersebut
semakin mengancam kesehatan manusia. Pada umumnya, transformasi,
transduksi dan konjugasi cenderung meningkatkan penyebaran gen-gen
resistensi.
22. Jika manusia bisa memfiksasi nitrogen, maka kita dapat memproduksi
protein menggunakan N2 atmosfer, dan karenanya tidak perlu melahap
makanan kaya protein seperti daging atau ikan, akan tetapi diet kita harus
mencakup sumber karbon selain mineral dan air, dengan demikian
makanan kita terdiri atas karbohidrat sebagai penyedia mineral esensial
(dan karbon tambahan).
23. (Jawaban subjektif)→ mengacu pada analisis ilmiah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
PENILAIAN KOGNITIF
(LEMBAR PENILAIAN ULANGAN HARIAN MONERA)
Petunjuk penilaian : Lembar ini diisi oleh Pendidik untuk menilai kompetensi kognitif peserta didik.
Berilah nilai pada kolom penilaian.
SMA
Mata Pelajaran : Biologi Peminatan dan Biologi Lintas Minat
Kelas : X/1
Materi : Monera
KD : 3.5 Mengidentifikasi struktur, cara hidup, reproduksi dan
peran bakteri dalam kehidupan
Jenis Tugas : Ulangan harian Monera
Rubrik Penilaian
A. Pilihan Ganda
Keterangan Skor
Jawaban benar 1
Jawaban salah 0
Tidak menjawab 0
Total skor pilihan ganda 10
B. Isian Singkat
Keterangan Skor
Jawaban benar 2
Jawaban salah 1
Tidak menjawab 0
Total skor isian singkat 20
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1.
2.
3.
Lampiran 11 : Instrumen Penilaian Kognitif Soal Ulangan Harian Monera
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
C. Uraian
No. Keterangan Skor
21 Jika menjawab lengkap dengan disertai alasan ilmiah dan logis
antara kaitan sistem reproduksi bakteri terhadap resistensi bakteri
5
Jika menjawab tidak lengkap dengan tidak disertai alasan ilmiah
yang logis antara kaitan sistem reproduksi bakteri terhadap
resistensi bakteri
2
Jika tidak menjawab antara kaitan sistem reproduksi bakteri 0
22. Jika menjawab lengkap dengan disertai alasan ilmiah dan logis
mengenai keuntungan manusia jika dapat memfiksasi nitrogen
5
Jika menjawab tidak lengkap dengan tidak disertai alasan ilmiah
yang logis mengenai keuntungan manusia jika dapat memfiksasi
nitrogen
2
Jika tidak menjawab 0
23. Jika nama produk kuliner disebutkan, macam organisme
pendukung disebutkan dan cara pengolahan/proses dijelaskan
secara jelas dan benar
5
Jika nama produk tidak disebutkan, macam organisme pendukung
disebutkan dan cara pengolahan/proses dijelaskan secara jelas dan
benar
4
Jika nama produk tidak disebutkan, macam organisme pendukung
tidak disebutkan dan cara pengolahan/proses dijelaskan secara
singkat dan kurang detail
2
Jika tidak menjawab 0
Total skor uraian 15
Jumlah skor maksimum = 45
Nilai yang dicapai =
Kriteria nilai:
90 – 100 :A
70 − 80 :B
50 – 60 :C
Kurang dari 50 :D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
LEMBAR PENILAIAN ASPEK KOGNITIF
No. Nama
Siswa
Penilaian Harian Nilai Ket.
T1 T2 UH
Keterangan:
Tugas: 25 % UH: 50 %
Nilai: (25% X T1) + (25% X T2) + (50% X UH)
Lampiran 12 : Rekap Instrumen Penilaian Kognitif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI