pengaruh daya tarik iklan produk lux terhadap minat beli ... · h. pengertian iklan ... perusahaan...
TRANSCRIPT
PENGARUH DAYA TARIK IKLAN PRODUK LUX TERHADAP MINAT BELI ULANG KONSUMEN Studi pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar sarjana ekonomi program studi manajemen
Disusun oleh: Fika Nurliana (042214096)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2008
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
KasihNya yang tak berkesudahan, kuasaNya yang tak terbatas, penyertaanNya yang tiada berakhir.
(Jemaat Fajar Pengharapan)
God makes everything happen at the right time. (ecclesiates 3 : 11a)
Takut akan TUHAN adalah didikan yang mendatangkan hikmat,
dan kerendahan hati mendahului kehormatan. (Amsal 15:33)
Masa sulit tidak akan bertahan, yang bertahan hanya orang-orang yang ulet.
(Robert Sculler)
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Jesus Christ
My Family
iv
ABSTRAK
PENGARUH DAYA TARIK IKLAN PRODUK LUX TERHADAP MINAT BELI ULANG KONSUMEN
Studi pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Fika Nurliana Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1). Pengaruh secara simultan atribut daya tarik iklan yaitu informasi, bentuk iklan, dan bintang iklan terhadap minat beli ulang konsumen, 2). Pengaruh secara individual atribut daya tarik iklan yaitu informasi, bentuk iklan, dan bintang iklan terhadap minat beli ulang konsumen.
Penelitian ini dilakukan dengan cara studi kasus pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kampus Mrican. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden. Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta kampus Mrican yang memakai sabun mandi Lux dalam waktu dua bulan terakhir dan sudah pernah menonton iklannya. Sampel yang diteliti sebanyak 100 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah Accidental sampling dan Purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda, uji t, dan uji F.
Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa: 1). Secara simultan informasi, bentuk iklan, dan bintang iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli ulang. Pada penelitian ini variabel informasi, bentuk iklan dan bintang iklan hanya berpengaruh sebesar 27,3 % terhadap minat beli ulang konsumen sedangkan 72,7 % dipengaruhi oleh variabel lain. 2). Secara individual informasi dan bintang iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli ulang konsumen. Sedangkan untuk bentuk iklan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli ulang konsumen.
vi
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF THE ADVERTISEMENT’S APPEALING LUX PRODUCT
TOWARDS THE COSTUMER’ INTENDED REPEAT PURCHASING
A Study to Students of Sanata Dharma University Yogyakarta
Fika Nurliana Sanata Dharma University
Yogyakarta 2008
The research aims at finding out: 1). The simultaneous influence of the advertisement’s appealing attributes, i.e., information, advertisement format, and advertising model, towards the costumers’ intended repeat purchase, 2). The individual influence of the advertisement’s appealing attributes, i.e., information, advertisement format, and advertising model, towards the costumers’ intended repeat purchase.
The research was a case study with the students of Sanata Dharma University campus Mrican as the subjects. The data were collected through questionnaire. The population were the students of Sanata Dharma University campus Mrican who have been using Lux beauty soap in the last two months and watched its advertisement. The total respondents were 100. The techniques employed for the sampling were Accidental sampling and Purposive sampling. The techniques employed for the data analysis were multiple regression, t-test, and F-test.
The findings show that: 1). Simultaneously, the information, advertisement form, and advertising model positively and significantly influence the costumers’ intended repeat purchase. The percentage of the influence of the variables of information, advertisement format, and advertising model toward the costumers’ intended repeat purchase is only 27,3 %, while the rest 72,7 % is influenced by other variables. 2). Individually, the information and advertising model positively and significantly influence the costumers’ intended repeat purchase. On the other hand, the influence of the advertisement form toward the repeat purchase was not established.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji, hormat, dan syukur penulis persembahkan kepada Allah Bapa
di Surga atas segala berkat, kasih serta anugrahNya yang senantiasa penulis
rasakan dari awal sampai akhir penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Daya
Tarik Iklan Produk Lux terhadap Minat Beli Ulang Konsumen”. Skripsi ini
dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada program studi Manajemen, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya motivasi, bimbingan, dan bantuan
dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan selesai tepat pada waktunya. Oleh sebab
itu, dalam kesempatan ini dengan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Bapak Drs. Gregorius Hendra Poerwanto, M.Si., selaku Kepala Program Studi
Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta dan
selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan motivasi,
bimbingan, koreksi, dan saran dalam penulisan skripsi ini.
3. Bapak Dr. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
banyak memberikan bimbingan, koreksi, dan saran dalam penulisan skripsi
ini.
viii
4. Ibu Ike Janita Dewi, S.E., MBA, PhD, selaku Dosen Pembimbing abstrak
yang telah memberikan bimbingan dan koreksi penulisan abstrak dalam
skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta yang telah memberikan bekal ilmu yang sangat berguna bagi
penulis selama proses perkuliahan.
6. Mamaku tercinta, makasih buat kasih sayangnya selama ini, buat motivasi,
doa, dan dukungannya, Luv u mom...
7. Keluargaku di Jogja Papa, Mami, Simbah, Niezt dan Fredy makasih buat
perhatian, dukungan, dan doanya selama ini.
8. Keluargaku di Klaten Ibuk, Kel. Om Agung dan Tante Yus, Om Teguh, Elsa,
Kel. Om Totok, Kel. Om Paulus dan Tante Wien, dan Kel. Om Antok makasih
buat dukungan dan doanya.
9. Pemimpin Jemaat: Pdm. T. Sutopo, Pnt. Drs. MIT Dwikoryanto, Pnt. Joko Tri
Asmoro, S.Th. dan Pnt. Daniel Ngatnu, S.Th., dan jemaat GPdI Fajar
Pengharapan terima kasih atas dukungan dan doanya selama ini.
10. Sahabatku Tyas gede, Tyas ilik dan Dian, Chayoo jow...Mari bikin hidup lebih
hidup, makasih ya buat perhatian, dukungan dan doanya selama ini. Kalian
bener- bener teman sejatiku, Luv u prends...
11. Agus Prasetyo makasih ya buat perhatian, doa, dan dukungannya.
12. Teman-teman seperjuanganku Manajemen C angkatan 2004, yang tidak dapat
saya sebutkan satu persatu makasih buat dukungannya.
ix
13. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, makasih buat
dukungan, doa, dan kerjasamanya selama ini.
Penulis percaya bahwa kasih dan kemurahan Allah selalu menyertai dan
memberkati semua pihak yang telah membantu serta memberikan dukungannya
dalam skripsi ini. Penulis menyadari skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu
saran dan kritik yang sifatnya membangun akan penulis terima dengan senang
hati. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan menfaat bagi setiap orang
yang membacanya.
Yogyakarta, Maret 2008
Penulis
Fika Nurliana
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN.............................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... v
ABSTRAK ......................................................................................................vi
ABSTRACT................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
DAFTAR ISI...................................................................................................xi
DAFTAR TABEL..........................................................................................xiv
DAFTAR BAGAN ........................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 2
C. Batasan Masalah ....................................................................... 3
D. Tujuan Penelitian ...................................................................... 3
E. Manfaat Penelitian .................................................................... 3
F. Sistematika Penulisan ............................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI....................................................................... 6
A. Pengertian Pemasaran ............................................................... 6
B. Manajemen Pemasaran.............................................................. 7
xi
C. Konsep Pemasaran .................................................................... 7
D. Marketing mix ........................................................................... 9
E. Perilaku Konsumen .................................................................. 11
F. Tipe Perilaku Pembelian Konsumen........................................ 13
G. Promosi dan Promotional Mix ................................................. 15
H. Pengertian Iklan ....................................................................... 17
I. Tujuan Periklanan .................................................................... 19
J. Fungsi Periklanan..................................................................... 20
K. Jenis - Jenis Iklan ..................................................................... 22
L. Media Periklanan ..................................................................... 28
M. Daya Tarik Periklanan.............................................................. 31
N. Penelitian Sebelumnya ............................................................. 32
O. Kerangka Konseptual Penelitian .............................................. 34
P. Rumusan Hipotesis .................................................................. 35
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 36
A. Jenis Penelitian......................................................................... 36
B. Lokasi Penelitian...................................................................... 36
C. Waktu Penelitian ...................................................................... 36
D. Subyek dan Obyek Penelitian .................................................. 36
E. Definisi Operasional ................................................................ 37
F. Variabel Penelitian ................................................................... 38
G. Jenis dan Sumber data.............................................................. 38
H. Teknik Pengumpulan Data....................................................... 39
xii
I. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ................................. 39
J. Teknik Pengujian Instrumen .................................................... 40
K. Alat Analisis Data .................................................................... 42
L. Pengujian Hipotesis pada Regresi Berganda............................ 43
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN........................................ 48
A. Gambaran Umum Universitas Sanata Dharma ........................ 48
B. Perusahaan Unilever ................................................................ 53
C. Gambaran Produk Sabun Mandi Lux....................................... 54
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .................................... 61
A. Karakteristik Responden .......................................................... 61
B. Analisis Kuantitatif .................................................................. 68
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN....................................................... 75
A. Kesimpulan .............................................................................. 75
B. Saran......................................................................................... 76
C. Keterbatasan Penelitian............................................................ 77
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 79
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan Program
Studi ........................................................................................ 62
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............ 63
Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur.......................... 64
Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku per
Bulan ....................................................................................... 64
Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Rumah
Tinggal .................................................................................... 65
Tabel 5.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Menonton
Televisi.................................................................................... 66
Tabel 5.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya Pemakaian
Sabun Mandi Lux.................................................................... 66
Tabel 5.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Bentuk Kemasan
Sabun Mandi Lux yang Digunakan ........................................ 67
Tabel 5.9 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian................................. 69
Tabel 5.10 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian............................. 70
xiv
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian.............................................. 34
Bagan 3.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis.......................... 45
Bagan 3.2 Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis.......................... 47
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kebutuhan merupakan tuntutan dasar manusia. Kebutuhan itu akan
menjadi minat beli bila diarahkan ke obyek tertentu yang mungkin dapat
memenuhi kebutuhan tersebut. Banyaknya produk atau merek yang
bermunculan di pasar menimbulkan persaingan ketat di antara produsen atau
perusahaan. Dari hal tersebut diharapkan para produsen akan memperoleh
pasar baru. Para konsumen dihadapkan pada luasnya pemilihan produk yang
cocok bagi masing-masing konsumen. Oleh karena itu akan sulit bagi
perusahaan untuk memasarkan hasil produksinya jika tidak didukung adanya
inovasi produk yang memadai dan kegiatan pemasaran yang mendukung.
Widyatama (2005:25-26) mengungkapkan bahwa pemasaran tidak dapat
dilepaskan dari kegiatan periklanan dan untuk menggeluti bidang periklanan
juga akan sulit bila tidak mengetahui pemasaran. Periklanan juga merupakan
bagian dari kegiatan promotional mix (bauran promosi), bersama-sama dengan
kegiatan personal selling, publisitas, dan promosi dagang. Dengan kata lain
dalam perspektif ini periklanan sebenarnya adalah bagian kecil dari kegiatan
pemasaran yang lebih luas.
Dalam era modern seperti sekarang ini, pemasaran tanpa beriklan
bagaikan seseorang mempunyai produk bagus tapi tidak pernah ditawarkan
pada pembeli. Akibatnya, pembeli tidak pernah mengetahui ada barang
1
2
semacam itu. Dengan demikian, usaha mengkomunikasikan menjadi sesuatu
yang sangat penting. Semakin luas dikomunikasikan kepada masyarakat,
semakin luas pula barang atau jasa tersebut dikenal. Dalam hal ini perusahaan
merupakan pihak komunikator yang menyampaikan pesan kepada
komunikannya melalui barang dan jasa yang ditawarkan.
Dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan mengambil judul Pengaruh Daya Tarik Iklan Produk
Lux terhadap Minat Beli Ulang Konsumen: Studi pada Mahasiswa
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka ada dua rumusan
masalah dalam penelitian yang telah dirumuskan oleh peneliti sebagai berikut:
1. Apakah atribut daya tarik iklan yaitu informasi, bentuk iklan, dan bintang
iklan secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat
beli ulang konsumen?
2. Apakah atribut daya tarik iklan yaitu informasi, bentuk iklan, dan bintang
iklan secara individual berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat
beli ulang konsumen?
3
C. Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka
peneliti menggunakan batasan masalah sebagai berikut:
1. Media periklanan yang diteliti adalah media televisi.
2. Penelitian dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Kampus
Mrican.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan atribut daya tarik iklan yaitu
informasi, bentuk iklan, dan bintang iklan terhadap minat beli ulang
konsumen.
2. Untuk mengetahui pengaruh secara individual atribut daya tarik iklan yaitu
informasi, bentuk iklan, dan bintang iklan terhadap minat beli ulang
konsumen.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan terhadap iklan produk
Lux adalah sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi
perusahaan terutama dalam pengukuran pengaruh daya tarik iklan terhadap
minat beli ulang konsumen.
4
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan khususnya
mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma dalam rangka
peningkatkan kualitas pembelajaran di lingkungan perkuliahan.
3. Bagi Penulis
Penelitian yang dilakukan merupakan aplikasi dari teori – teori yang sudah
diterima selama proses perkuliahan, khususnya untuk mata kuliah yang
berkaitan erat dengan pemasaran (marketing).
F. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan
Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori
Dalam bab ini diuraikan mengenai kajian teoritis yang relevan
dengan penelitian, penelitian terdahulu, kerangka konseptual
penelitian, dan hipotesis.
BAB III : Metode Penelitian
Dalam bab ini diuraikan mengenai jenis penelitian, lokasi
penelitian, waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian,
definisi operasional, teknik pengumpulan data, variabel
penelitian, populasi, sampel dan teknik sampling, teknik
5
pengujian instrumen, alat analisi data, dan pengujian hipotesis
pada regresi berganda.
BAB IV : Gambaran Umum Perusahaan
Dalam bab ini diuraikan mengenai gambaran tentang Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta, gambaran tentang Perusahaan
Unilever, dan gambaran produk sabun mandi Lux.
BAB V : Analisis Data dan Pembahasan
Dalam bab ini diuraikan mengenai karakteristik responden,
analisis data, dan pembahasan.
BAB VI : Kesimpulan dan Saran
Dalam bab ini diuraikan mengenai kesimpulan yang diambil dari
penelitian, saran- saran, dan keterbatasan penelitian.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa
yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2005:10). Untuk definisi manajerial,
pemasaran sering digambarkan sebagai seni menjual produk, tetapi bagian
yang paling penting dari pemasaran adalah bukan penjualan. Penjualan itu
hanya merupakan ujung gunung es pemasaran (Kotler, 2005: 10).
Menurut Drucker (dalam Kotler 2005: 10), orang dapat menganggap
penjualan akan selalu dibutuhkan. Akan tetapi, tujuan pemasaran adalah
membuat penjualan tidak terlalu penting lagi. Tujuan pemasaran adalah
mengetahui dan memahami pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa
itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya mampu menjual dirinya sendiri.
Pemasaran menurut Swastha dan Irawan (2005: 5), adalah suatu sistem
keseluruhan dari kegiatan–kegiatan bisnis yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan
barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada
maupun pembeli potensial. Pada umumnya dalam pemasaran, perusahaan
berusaha menghasilkan laba dari penjualan barang dan jasa yang diciptakan
untuk memenuhi kebutuhan pembeli. Namun demikian, pemasaran juga
6
7
dilakukan untuk mengembangkan, mempromosikan, dan mendistribusikan
program-program dan jasa yang disponsori oleh organisasi non-laba.
B. Manajemen Pemasaran
Menurut Kotler (2005: 10), manajemen pemasaran terjadi ketika
sekurang–kurangnya satu pihak calon pelaku pertukaran berpikir tentang
sarana–sarana untuk memperoleh tanggapan yang diinginkan oleh pihak lain.
Manajemen pemasaran dilihat sebagai seni dan ilmu untuk memilih pasar
sasaran serta mendapatkan, mempertahankan, dan menambah jumlah
pelanggan melalui penciptaan, penyampaian, dan pengkomunikasian nilai
pelanggan yang unggul.
C. Konsep Pemasaran
Pekerjaan pemasaran bukan untuk menemukan pelanggan yang tepat
bagi produk anda, melainkan menemukan produk yang tepat bagi pelanggan
anda. Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai sasaran
organisasi adalah perusahaan harus menjadi lebih efektif dibandingkan para
pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai
pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih (Kotler, 2005: 22).
Perusahaan-perusahaan yang sudah mulai mengenal dan menerapkan
konsep pemasaran dengan baik merupakan faktor penting untuk mencapai
tujuan usahanya. Perusahaan akan mencari cara-cara baru dan sistem yang
tepat guna (strategi) yang sesuai dengan jenis dan karakteristik usaha di suatu
8
tempat wilayah tertentu agar mampu mencapai tujuan perusahaan. Sistem
itulah yang disebut dengan konsep pemasaran (marketing concept).
Secara umum, konsep pemasaran dapat dikategorikan ke dalam tiga
unsur pokok konsep pemasaran (Swastha dan Irawan, 2005: 8-10) yaitu:
1. Orientasi pada konsumen /pasar/ pembeli
Perusahaan yang ingin mempraktekkan orientasi ini harus:
a. Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan
dipenuhi.
b. Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam
penjualannya.
c. Menentukan produk dan program pemasarannya.
d. Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai, dan
menafsirkan keinginan, sikap, serta tingkah laku mereka.
e. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah
menitik-beratkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau model
yang menarik.
2. Volume penjualan yang menguntungkan
Ini merupakan tujuan dari konsep pemasaran, artinya laba itu dapat
diperoleh melalui pemuasan konsumen. Dengan laba, perusahaan itu dapat
tumbuh dan berkembang, dapat menggunakan kemampuan yang lebih
besar, dapat mamberikan tingkat kepuasan yang lebih besar pada
konsumen, serta dapat memperkuat kondisi perekonomian secara
keseluruhan. Laba merupakan pencerminan dari usaha-usaha perusahaan
9
yang berhasil memberikan kepuasan kepada konsumen. Untuk
memberikan kepuasan tersebut, perusahaan menyediakan / menjual barang
dan jasa yang paling baik dengan harga yang layak.
3. Koordinasi dan integrasi seluruh kegiatan pemasaran
Setiap orang dan setiap bagian dalam perusahaan turut berkecimpung
dalam suatu usaha yang terkoordinasikan untuk memberikan kepuasan
konsumen, sehingga tujuan perusahaan dapat direalisir. Penyesuaian dan
koordinasi antara produk, harga, saluran distribusi, dan promosi dilakukan
perusahaan untuk menciptakan hubungan pertukaran yang kuat dengan
langganan. Usaha-usaha tersebut perlu dikoordinasikan dengan waktu dan
tempat.
Jadi menurut Swastha dan Irawan (2005: 10) konsep pemasaran adalah
sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan
konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup
perusahaan.
D. Marketing Mix
Menurut Swastha dan Irawan (2005: 78) marketing mix adalah
kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem
pamasaran perusahaan yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan
sistem distribusi.
10
Kegiatan yang dimaksudkan dalam definisi tersebut adalah termasuk
keputusan-keputusan dalam empat variabel (Swastha dan Irawan, 2005: 79-
80) yaitu:
1. Produk
Keputusan-keputusan tentang produk ini mencakup penentuan bentuk
penawaran secara fisik, merknya, pembungkus, garansi, dan servis sesudah
penjualan.
2. Harga
Pada setiap produk atau jasa yang ditawarkan, bagian pemasaran berhak
menentukan harga pokoknya. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam penetapan harga tersebut antara lain biaya, keuntungan, praktek
saingan, dan perubahan keinginan pasar. Kebijakan harga ini menyangkut
pula penetapan jumlah potongan, mark-up, mark-down.
3. Distribusi
Ada tiga aspek pokok yang berkaitan dengan keputusan-keputusan tentang
distribusi (tempat) yaitu:
a. Sistem transportasi perusahaan.
Termasuk dalam sistem pengangkutan antara lain keputusan tentang
pemilihan alat transportasi (pesawat udara, kereta api, kapal, truk,
pipa), penentuan rute yang harus ditempuh.
b. Sistem penyimpanan.
Bagian pemasaran harus menentukan letak gudang, jenis peralatan
yang dipakai untuk menangani material maupun peralatan lainnya.
11
c. Pemilihan saluran distribusi.
Pemilihan saluran distribusi ini menyangkut keputusan-keputusan
tentang penggunaan penyalur (pedagang besar, pengecer agen,
makelar), bagaimana menjalin kerjasama yang baik dengan para
penyalur tersebut.
4. Promosi
Termasuk dalam kegiatan promosi adalah periklanan, personal selling,
promosi penjualan, dan publisitas.
a. Beberapa keputusan yang berkaitan dengan periklanan adalah
pemilihan media (majalah, televisi, surat kabar), penentuan bentuk
iklan, dan beritanya.
b. Personal selling atau penjual berkaitan dengan penarikan , pemilihan,
latihan, kompensasi, dan supervisi.
c. Promosi penjualan, dilakukan dengan mengadakan suatu pameran,
peragaan, demonstrasi, dan contoh-contoh.
d. Publisitas merupakan kegiatan yang hampir sama dengan periklanan,
hanya biasanya dilakukan tanpa biaya.
E. Perilaku Konsumen
Bidang perilaku konsumen mempelajari tentang cara individu,
kelompok dan organisasi dalam memilih, membeli, memakai, serta
memanfaatkan barang, jasa, gagasan atau pengalaman dalam rangka
memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka (Kotler, 2005: 201). Oleh karena
12
itu, pemahaman akan perilaku konsumen sangat penting dilakukan oleh
perusahaan untuk mencapai tujuannya, karena hal ini akan mempengaruhi
semua kebijakan yang berlaku di perusahaan tersebut, termasuk juga dalam
kebijakan pemasaran.
Manurut Swastha dan Irawan (2005: 130-131) dalam pasar industri
terdapat tiga macam situasi pembelian seperti dalam pasar konsumen, yaitu:
1. Tugas Baru
Tugas baru akan terjadi bilamana konsumen baru pertama kali
melakukan pembelian suatu produk untuk kebutuhannya. Secara relatif,
situasi pembelian yang pertama ini merupakan situasi yang paling sulit dan
kompleks dibandingkan dengan yang lain. Dalam hal ini, pembeli
memerlukan lebih banyak informasi karena baru pertama kali membeli.
Apabila informasi yang diperlukan diperoleh langsung pada penjual, maka
akan lebih mudah bagi penjual untuk mempengaruhinya.
2. Pembelian Ulang
Pembelian ulang merupakan pembelian yang pernah dilakukan oleh
pembeli terhadap suatu produk yang sama, dan akan membeli lagi untuk
kedua atau ketiga kalinya. Situasi kedua ini berada diantara situasi pertama
dan ketiga dalam hal waktu yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan,
informasi yang diperlukan, dan berbagai alternatif yang harus
dipertimbangkan. Keputusan yang harus diambil dalm situasi kedua ini
relatif lebih mudah daripada situasi yang pertama.
13
3. Pembelian Rutin / Terus-menerus
Pembelian rutin merupakan situasi pembelian dimana pembeli sudah
pernah berkali-kali melakukan pembelian yang sama. Dalam situasi ini,
pembeli tidak memerlukan banyak informasi dan pengambilan
keputusannya juga lebih mudah karena sudah merupakan tugas rutin. Jika
ditinjau dari segi lamanya waktu yang diperlukan dalam proses pembelian,
situasi ketiga jauh lebih pendek daripada situasi pertama.
F. Tipe Perilaku Pembelian Konsumen
Perilaku pembelian akan berbeda diantara setiap barang dan jasa.
Biasanya keputusan yang lebih rumit melibatkan banyak pelaku dan lebih
banyak kesadaran pembeli.
Menurut Kotler dan Armstrong (2003: 221-224) ada empat tipe perilaku
pembelian:
1. Perilaku Pembelian Kompleks
Konsumen berada dalam perilaku pembelian yang kompleks ketika
mereka sangat terlibat dalam pembelian dan mempunyai persepsi yang
signifikan mengenai perbedaan diantara merek. Pembeli tersebut akan
melalui proses pembelajaran, pertama mengembangkan keyakinan
mengenai produk, kemudian sikap, dan kemudian melakukan pilihan
pembelian dengan penuh pertimbangan. Pemasar produk-produk dengan
tingkat keterlibatan tinggi harus memahami perilaku konsumen dan
pengumpulan informasi dan evaluasi. Mereka perlu membantu pembeli
14
untuk mempelajari atribut-atribut kelas produk dan tingkat kepentingannya
serta apa yang ditawarkan oleh merek itu.
2. Perilaku Pembelian Pengurangan Disonansi
Perilaku pembelian ini terjadi ketika konsumen mempunyai
keterlibatan yang tinggi dengan pembelian yang mahal, tidak sering atau
berisiko, namun melihat sedikit perbedaan antar merek. Konsumen akan
mengalami disonansi setelah pembelian ketika mereka menyadari
kekurangan tertentu dari suatu produk yang telah dibeli atau mendengar
hal yang lebih baik dari merek yang tidak dibelinya. Untuk mengatasi
disonansi ini, komunikasi pasca penjualan dari pemasar sebaiknya
memberikan bukti dan dukungan kepada konsumen agar merasa tetap
nyaman dengan pilihan merek yang telah dilakukannya.
3. Perilaku Pembelian Kebiasaan
Perilaku pembelian kebiasaan terjadi dalam kondisi dimana
konsumen mempunyai keterlibatan rendah dan tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antar merek. Perilaku pembelian konsumen tidak melalui
jalur keyakinan- sikap- perilaku yang biasa. Konsumen tidak mencari
secara luas informasi merek, mengevaluasi merek, dan memutuskan secara
serius merek apa yang akan dibeli. Mereka secara pasif menerima
informasi pada saat melihat televisi atau membaca majalah.
4. Perilaku Pembelian Pencarian Variasi
Konsumen berada pada situasi perilaku pembelian pencarian variasi
ketika konsumen mempunyai tingkat keterlibatan yang rendah tetapi
15
mempersepsikan adanya perbedaan merek yang signifikan. Disini
konsumen sering kali beralih merek karena variasi semata-mata dan bukan
karena ketidakpuasan. Perusahaan pesaing akan merangsang pencarian
variasi dengan menawarkan harga yang rendah, penawaran khusus, kupon,
sampel gratis, dan iklan yang memperlihatkan berbagai alasan untuk
mencoba sesuatu yang baru.
G. Promosi dan Promotional Mix
Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk
mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan
pertukaran dalam pemasaran. Selain itu promosi dapat didefinisikan sebagai
semua jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk mendorong permintaan
(Swastha dan Irawan, 2005: 349).
Tugas-tugas promosi penjualan menurut Shimp (2004:120-126)
adalah sebagai berikut:
1. Merangsang antusiasme tenaga penjualan untuk menjual produk baru,
yang dikembangkan atau lama.
2. Memperkuat penjualan merek yang sudah lama.
3. Memfasilitasi pengenalan produk-produk baru ke dunia perdagangan.
4. Menambah on-shelf dan off-shelf space untuk barang dagang.
5. Menetralisir periklanan dan promosi penjualan kompetitif.
6. Memperoleh pembelian percobaan dari konsumen.
16
7. Mempertahankan para pengguna sekarang dengan mendorong pembelian-
pembelian ulang.
8. Meningkatkan penggunaan produk dengan meloading para konsumen.
9. Memenangkan persaingan dengan meloading para konsumen.
10. Memperkuat periklanan.
Swastha dan Irawan (2005: 349) menjelaskan bahwa promotional mix
adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan,
personal selling, dan alat promosi yang lain, yang semuanya direncanakan
untuk mencapai tujuan program penjualan.
Variabel-variabel yang ada dalam promotional mix (Swastha dan
Irawan,2005: 350) adalah:
1. Periklanan: bentuk presentasi dan promosi non pribadi tentang ide, barang,
dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu.
2. Personal selling: presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu
calon pembeli atau lebih yang ditujukan untuk menciptakan penjualan.
3. Publisitas: pendorongan permintaan secara non pribadi untuk suatu
produk, jasa, atau ide dengan menggunakan berita komersial di dalam
media massa dan sponsor tidak dibebani sejumlah bayaran secara
langsung.
4. Promosi penjualan: kegiatan pemasaran (selain personal selling,
periklanan, dan publisitas) yang mendorong pembelian konsumen dan
efektivitas pengecer. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain: peragaan,
pertunjukkan dan pameran, dan demonstrasi.
17
H. Pengertian Iklan
Menurut Kasali (1992: 9) iklan didefinisikan sebagai pesan yang
menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu
media. Iklan lebih diarahkan untuk membujuk orang supaya membeli. Secara
konvensional iklan berbeda dengan publisitas dalam konteks dibayar dan tidak
dibayar, dalam pengertian iklan ada angggarannya sedang publisitas tidak
dikenakan pembayaran (kalaupun ada anggaran, persentasenya kecil sekali).
Iklan adalah bagian dari promosi, tetapi ada perbedaan pengertian iklan dan
promosi yaitu sasaran iklan adalah mengubah jalan pikiran konsumen untuk
membeli sedangkan sasaran promosi adalah merangsang pembelian di tempat.
Masyarakat periklanan Indonesia (dalam Kasali, 1992:11)
mendefinisikan iklan sebagai segala bentuk pesan tentang suatu produk yang
disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat.
Sedangkan pengertian periklanan didefinisikan sebagai keseluruhan proses
yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
penyampaian iklan.
Pengertian iklan menurut Widyatama (2005:13) adalah bentuk
penyajian pesan yang dilakukan oleh komunikator secara non personal melalui
media untuk ditujukan kepada komunikan dengan cara membayar.
18
Dalam iklan mengandung enam prinsip dasar (Widyatama, 2005: 17-24)
yaitu:
1. Adanya pesan tertentu
Sebuah iklan tidak akan ada tanpa adanya pesan. Pesan yang disampaikan
oleh sebuah iklan dapat berbentuk perpaduan antara pesan verbal dan
pesan non verbal.
2. Dilakukan oleh komunikator (sponsor)
Pesan iklan dibuat oleh komunikator. Komunikator dalam iklan dapat
datang dari perseorangan, kelompok masyarakat, lembaga atau organisasi,
bahkan negara.
3. Dilakukan dengan cara non personal
Iklan merupakan penyampaian pesan yang dilakukan secara non personal
artinya tidak dalam bentuk tatap muka.
4. Disampaikan untuk khalayak tertentu
Iklan diciptakan oleh komunikator karena ingin ditujukan kepada khalayak
tertentu. Pesan yang disampaikan tidak dimaksudkan untuk diberikan
kepada semua orang, melainkan kelompok target audience tertentu.
Sasaran khalayak yang dipilih tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa
pada dasarnya setiap kelompok khusus audience memiliki kesukaan,
kebutuhan, keinginan, karakteristik, dan keyakinan yang khusus.
19
5. Dalam penyampaian pesan tersebut, dilakukan dengan cara membayar
Dalam kegiatan periklanan, istilah membayar sekarang ini harus dimaknai
secara luas. Sebab, kata membayar tidak saja dilakukan dengan alat tukar
uang, melainkan dengan cara barter berupa ruang, waktu, dan kesempatan.
6. Penyampaian pesan tersebut, mengharapkan dampak tertentu
Semua iklan yang dibuat oleh pengiklan dapat dipastikan memiliki tujuan
tertentu, yaitu berupa dampak tertentu ditengah khalayak. Dampak tertentu
yang diharapkan oleh pengiklan dapat berupa pengaruh ekonomis maupun
dampak sosial.
I. Tujuan Periklanan
Aspek penting dalam manajemen adalah menentukan tujuan. Tanpa
tujuan yang baik, tidak mungkin mengarahkan dan mengendalikan keputusan.
Tujuan periklanan menurut Kasali (1992:45-46) adalah:
1. Sebagai alat bagi komunikasi dan koordinasi
Tujuan memberikan tuntunan bagi pihak-pihak yang terlibat, yaitu
pengiklan (klien), acconut executive dari pihak biro, dan tim kreatif untuk
saling berkomunikasi. Tujuan juga membantu koordinasi bagi setiap
kelompok kerja, seperti suatu tim yang terdiri dari copywriter, spesialis
radio, pembeli media, dan spesialis riset.
2. Memberikan kriteria dalam pengambilan keputusan
Jika ada dua alternatif dalam kampanye iklan, salah satu daripadanya harus
dipilih. Berbeda dengan keputusan yang dilakukan berdasarkan selera
20
executive, mereka semua harus kembali pada tujuan dan memutuskan
mana yang lebih cocok.
3. Sebagai alat bagi evaluasi
Tujuan yang digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap hasil suatu
kampanye periklanan. Oleh karena itu timbul kebutuhan untuk
mengkaitkan beberapa ukuran seperti pangsa pasar atau kesadaran merek
dengan tujuan kampanye periklanan.
Suatu perspektif dibutuhkan untuk menentukan tujuan suatu kegiatan
dalam perusahaan. Umumnya tujuan dalam kampanye periklanan
bersumber pada tujuan di bidang pemasaran dan tujuan di bidang
pemasaran bersumber pada tujuan perusahan secara keseluruhan.
J. Fungsi Periklanan
Sebagai sebuah alat, sebenarnya iklan dapat berfungsi banyak hal sesuai
dengan yang dikehendaki oleh pengiklan. Ia tergantung pada ke mana
komunikator hendak mengarahkan pesannya. Berikut ini fungsi iklan menurut
Widyatama (2005: 151) adalah:
1. Memberikan informasi
Iklan diharapkan mampu memberikan informasi-informasi yang berharga
bagi khalayaknya. Informasi tersebut dapat berupa pengenalan adanya
produk, bagaimana cara menggunakan produk, manfaat tambahan atas
produk, perkembangan produk, dan dimana dan kapan produk dapat dibeli.
21
2. Mempersuasi khalayak
Iklan bersifat membujuk konsumen agar mengikuti apa yang disarankan
dalam isi pesan iklan. Wujud persuasi yang diperlihatkan dalam iklan
dapat berupa membujuk agar mencoba, membeli, memakai /
mengkonsumsi, mempertahankan minat terhadap produk, beralih pada
produk tertentu, menumbuhkan keyakinan terhadap produk, memelihara
keyakinan terhadap produk, menciptakan, meningkatkan, dan
mengembangkan permintaan terhadap produk.
3. Mendidik khalayak
Iklan berfungsi mengajarkan khalayak atas suatu konstruksi tertentu.
Sesuatu yang diajarkan tersebut dapat berupa cara pemakaian, perakitan,
pemasangan, penggunaan produk dan semacamnya.
4. Memberikan hiburan pada khalayaknya
Iklan tidak semata sebagai sebuah informasi, melainkan harus
menumbuhkan perasaan gembira bagi siapapun yang melihatnya. Dengan
cara seperti ini, iklan tidak akan dilihat sebagai sesuatu yang mengganggu
pandangan mata, namun akan disikapi sebagai tontonan yang selalu
dinantikan.
22
K. Jenis-Jenis Iklan
Berdasarkan media yang digunakan, iklan dapat dibagi dalam beberapa
jenis (Widyatama, 2005: 76-102), yaitu sebagai berikut:
1. Iklan Cetak
Yang dimaksud iklan cetak yaitu iklan yang dibuat dan dipasang
dengan menggunakan teknik cetak, baik cetak dengan teknologi sederhana
maupun teknologi tinggi. Media yang digunakan dalam teknik cetak
tersebut sangat beragam, mulai dari kertas, pelat metal; kulit; plastik; kaca;
kain dan sebagainya. Iklan yang dibuat dengan menggunakan teknik cetak
ini, pada akhirnya lebih popular disebut dengan nama sesuai dengan
bentuk dan format media cetak. Beberapa bentuk iklan cetak yaitu: iklan
cetak surat kabar; iklan cetak majalah; tabloid; iklan cetak baliho; iklan
cetak poster; iklan spanduk; kemasan produk; stiker; balon udara dan
berbagai iklan cetak lainnya.
2. Iklan Elektronik
Disebut iklan elektronik, karena media yang digunakan sebagai
tempat dipasangnya pesan iklan adalah menggunakan media yang berbasis
perangkat elektronik. Secara lebih spesifik, iklan elektronik dapat dibagi
dalam dua jenis, yaitu:
a. Iklan Radio
Iklan radio memiliki karakteristik yang khas, yaitu hanya dapat
didengarkan melalui audio (suara) saja. Suara dalam iklan radio yang
dimaksud dapat merupakan salah satu atau perpaduan dari kata-kata
23
(voice), musik dan sound effect. Iklan radio terdiri dari beberapa jenis
kategori, yaitu:
1) Ad lib
Iklan ini disampaikan oleh penyiar secara langsung berupa
siaran kata saja. Umumnya dilakukan dengan gaya penyampaian
bebas dan personal, artinya disampaikan secara live (bukan hasil
rekaman). Ad lib dilakukan oleh penyiar di sela-sela ia melakukan
siaran, baik mengantarkan acara musik, dialog dan sebagainya.
Pada umumnya, ad lib disampaikan tidak lebih dari 60 detik.
2) Spot
Iklan spot disampaikan dengan teknik perekaman
sebelumnya, sehingga membutuhkan naskah terlebih dahulu.
Dalam iklan spot radio dapat berisi perpaduan siaran kata (voice),
musik dan efek suara (sound effect). Umumnya durasi yang
digunakan untuk menyiarkan sebuah spot berkisar antara 15
sampai 60 detik.
3) Sponsor program
Sponsor program adalah pemberian waktu khusus kepada
sponsor untuk menyampaikan pesan dengan cara membiayai
sebuah program acara radio. Iklan ini memiliki karakter yang khas,
dimana keseluruhan sebuah acara tertentu radio tersebut seakan
dimiliki oleh sponsor, sehingga sponsor leluasa untuk
menyampaikan pesan-pesan iklannya.
24
b. Iklan Televisi
Sesuai dengan karakternya, iklan televisi mengandung unsur
suara, gambar, dan gerak. Oleh karena itu, pesan yang disampaikan
media ini sangat menarik perhatian.
Berdasarkan bentuknya, iklan televisi dapat dikelompokkan dalam
beberapa jenis iklan, yaitu:
1) Live action
Live action adalah video klip iklan yang melibatkan unsur
gambar, suara, dan gerak secara bersama. Gambar yang
diperlihatkan sangat beragam, meliputi cuplikan kehidupan
manusia, tempat dan segala sesuatu yang berkait dengannya, maka
pesan iklan ini terasa lebih natural. Misalnya tentang cuplikan
kejadian sehari-hari ketika pembantu mencuci piring, ibu memasak
di dapur, anak sedang sakit, dan sebagainya.
2) Animation
Animasi merupakan iklan yang dibangun berdasarkan
gambar-gambar kartun (baik dua maupun tiga dimensi) baik
gambar kartun yang digambar dengan ketrampilan tangan maupun
animasi komputer. Gambar-gambar dibuat satu persatu. Tiap satu
gambar disebut satu frame. Gambar-gambar tersebut diurutkan
sedemikian rupa sehingga memberikan kesan gerak yang hidup.
Iklan bentuk animasi banyak digunakan untuk mengiklankan
produk-produk yang membidik anak-anak, mengingat kelompok
25
anak-anak paling suka dengan gambar animasi. Namun demikian,
bukan berarti kelompok usia lain tidak menyukai kartun.
3) Stop action
Stop action adalah iklan televisi yang berbentuk perpaduan
antara teknik live action (gambaran kehidupan masyarakat sehari-
hari) dan teknik animasi (gambar kartun), sehingga ilustrasi yang
rumit dapat digambarkan dengan baik dan menarik. Stop action
banyak digunakan untuk mengiklankan produk makanan,
minuman, obat-obatan, dan sebagainya.
4) Still
Still merupakan iklan yang disampaikan dengan cara tidak
melibatkan unsur gerak, melainkan gambar beku (diam). Agar
iklan still dapat lebih menarik perhatian, maka gambar-gambar
yang diperlihatkan dalam iklan still dikombinasikan dengan
menggunakan alunan musik dan narasi suara.
5) Musik
Iklan televisi disampaikan melalui musik sebagai media
penyampai pesan. Artinya, pesan iklan dikemas dalam sebuah
alunan musik sebagai kekuatan utama pesan iklan.
6) Superimposed
Superimposed adalah bentuk iklan televisi dalam bentuk
gambar iklan yang diperlihatkan di atas gambar lain. Dalam hal ini
ketika gambar muncul biasanya diperlihatkan di ujung layar, baik
26
kiri atas, kiri bawah, kanan atas, dan kanan bawah, sementara
siaran televisi tetap berlangsung. Umumnya durasi iklan
superimposed berkisar antara 5 sampai 10 detik, namun kadang
juga dapat lebih lama lagi.
7) Sponsor program
Sponsor program adalah bentuk iklan televisi dimana pihak
pengiklan atau sponsor membiayai program acara televisi tertentu
dan sebagai imbalannya ia dapat menyampaikan pesan iklan
dengan lebih mendominasi. Agar tidak membosankan, acara yang
telah dipesan tersebut dikemas dengan perpaduan berbagai acara
hiburan dan informasi yang menarik.
8) Running text
Running text adalah bentuk iklan televisi dimana pesan
diperlihatkan muncul masuk secara perlahan bergerak dari kanan
masuk pada layar lalu menhilang pada sebelah kiri layar. Biasanya
running text diperlihatkan di bawah layar, sehingga tidak terlalu
mengganggu tayangan yang sedang berlangsung.
9) Backdrop
Backdrop adalah bentuk iklan televisi dimana pesan iklan
diperlihatkan pada latar belakang acara yang diadakan. Backdrop
dapat berupa gambar still maupun klip iklan.
27
10) Caption
Caption adalah bentuk iklan televisi yang menyerupai
superimposed. Bedanya dalam caption, pesan yang digunakan
hanya berupa tulisan saja yang muncul di layar bawah. Biasanya
untuk mendukung iklan property endorsment, misalnya untuk
menerangkan bahwa busana dan make-up yang dikenakan oleh
presenter adalah dari perusahaan tertentu.
11) Credit title
Credit title merupakan bentuk iklan televisi dimana iklan
yang diperlihatkan pada bagian akhir ketika sebuah acara sudah
selesai. Sponsor diperlihatkan bersama dengan kru teknik dan
pemain yang mendukung acara televisi tersebut.
12) Ad lib
Ad lib adalah bentuk iklan televisi dimana pesan
disampaikan dan diucapkan oleh penyiar secara langsung, baik
diantara satu acara dengan acara yang lain maupun disampaikan
oleh pembawa program acara tertentu. Tidak seperti ad lib yang
dilakukan pada media radio, ad lib iklan televisi biasanya lebih
sedikit dilakukan.
13) Property endorsment
Iklan ini merupakan iklan yang berbentuk dukungan sponsor
yang diperlihatkan pada berbagai hal yang digunakan sebagai
kelengkapan property siaran maupun berbagai hal yang dikenakan
28
oleh artis atau penyiar. Agar keberadaan produk maupun tata rias
yang digunakan artis dapat terlihat jelas, biasanya bentuk iklan ini
di televiasi dikuatkan dengan bentuk iklan lain, misalnya dengan
running text, ad lib, superimposed, maupun caption.
14) Promo ad
Promo ad adalah iklan yang dilakukan oleh pengelola
televisi untuk mempromosikan acara-acaranya, dengan harapan
pemirsa tertarik menonton acara yang ditayangkan, sehingga
program acara tersebut mendapatkan jumlah pemirsa ynag cukup
banyak. Jumlah penonton yang banyak tersebut akan menjadikan
rating acara semakin tinggi dan pada gilirannya akan mengundang
minat pengiklan untuk memasang iklan di acara tersebut.
L. Media Periklanan
Dalam mengadakan periklanan manajemen harus memilih media yang
tepat untuk digunakan. Menurut Swastha dan Irawan (1984: 253-255) ada
beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan media yang akan
digunakan dalan periklanan, yaitu:
1. Tujuan Periklanan
Dari beberapa tujuan periklanan yang ada, misalnya perusahaan
mengutamakan kecepatan sampainya berita kepada masyarakat atau pasar
(dalam waktu yang relatif pendek, satu atau dua hari). Untuk mencapai
29
tujuan tersebut akan lebih tepat apabila perusahaan menggunakan radio
atau suratkabar sebagai media periklanannya.
2. Sirkulasi Media
Sirkulasi media yang akan dipakai harus sesuai atau seluas pola
distribusi produknya, baik distribusi secara geografis maupun distribusi
pada segmen pasar yang dituju. Apabila distribusi produknya hanya
meliputi daerah lokal saja, maka iklan yang diperlukan cukup dipasang
pada media yang memiliki sirkulasi di daerah lokal tersebut. Dari segi lain,
untuk produk-produk yang dipasarkan pada segmen pasar tertentu,
misalnya produk untuk wanita dapat diiklankan melalui majalah
kewanitaan.
3. Keperluan Berita
Ada beberapa produk yang dalam periklanannya perlu disertai
dengan gambar, tidak hanya tulisan saja. Jadi, berita yang harus
disampaikan dirangkai dengan gambar, misalnya iklan untuk mobil, almari
es, dan sebagainya. Untuk maksud tersebut dapat dipilih media-media
seperti: suratkabar, majalah, televisi, slide di bioskop, dan sebagainya.
4. Waktu dan Lokasi Dimana Keputusan Membeli Dibuat
Faktor waktu dan tempat dimana keputusan membeli dibuat juga
memberikan pengaruh dalam pemilihan media yang akan digunakan.
Misalnya: untuk iklan film, dapat memilih suratkabar sebagai media
periklanannya. Dengan melihat iklan film di suratkabar, seseorang yang
30
ingin melihat film akan cepat mengambil keputusan tentang film mana
yang akan dilihatnya.
5. Biaya Advertensi
Pertimbangan biaya ini dihubungkan dengan jumlah dana yang
tersedia dan sirkulasi media yang akan digunakan. Makin luas sirkulasi
media tersebut, semakin tinggi pula biaya pemasangan iklannya. Namun
tingginya biaya tersebut diimbangi dengan makin banyaknya jumlah
pembaca / pendengar yang dapat dicapai, sehingga diharapkan jumlah
pembelinya akan semakin besar.
6. Kerjasama dan Bantuan Promosi yang Ditawarkan oleh Media
Pada umumnya manajemen lebih condong untuk memilih media
yang bersedia mengadakan kerjasama yang baik dan memberikan bantuan
promosi yang lebih besar. Kerjasama tersebut dapat dilakukan secar terus-
menerus dengan memberikan kesempatan pembayaran biaya advertensi
kepada perusahaan dalam jangka waktu yang lebih lama.
7. Karakteristik Media
Untuk mengambil keputusan tentang media yang akan dipilih, perlu
dipertimbangkan karakteristiknya. Misalnya: radio merupakan media yang
dapat menimbulkan keinginan melalui telinga, sedangkan surat kabar
merupakan media yang dapat menimbulkan keinginan melalui mata.
Penyampaian pesan dapat disebut iklan bila dilakukan melalui media
(yang kemudian disebut dengan media periklanan). Media yang digunakan
31
dalam periklanan secara umum dapat dikelompokkan dalam dua jenis
(Widyatama, 2005: 20-22) yaitu:
1. Media lini atas, terdiri dari media surat kabar, majalah, radio, televisi, film,
dan internet. Media ini memiliki beberapa karakter yang khas, antara lain:
a. Informasi yang disebarkan bersifat serempak.
b. Khalayak penerima pesan cenderung anonim (tidak dikenali secara
personal oleh komunikator).
c. Mampu menjangkau khalayak secara luas.
2. Media lini bawah, terdiri atas poster, leaflet, folder, spanduk, baliho, balon
udara, direct mail, point of purchase, kemasan produk sisi luar dan
kemasan dalam, bus stop, bus panel, flyers, handphone, dinding lift, dan
lantai swalayan atau toko. Media ini memiliki beberapa karakter yang
khas, antara lain:
a. Komunikan yang dijangkau terbatas, baik dalam jumlah maupun luas
wilayah sasaran.
b. Mampu menjangkau khalayak yang tidak dijangkau media lini atas.
c. Cenderung tidak serempak.
M. Daya Tarik Periklanan
Daya tarik periklanan merujuk pada pendekatan yang digunakan dalam
iklan untuk menarik perhatian atau minat para konsumen untuk mempengaruhi
perasaan-perasaan mereka terhadap produk, jasa atau gagasan. Menurut Monle
32
dan Carla Johnson (2004: 179-183) data tarik periklanan dapat dibagi menjadi
dua kategori yaitu:
1. Daya tarik informasional/ rasional (Penjualan agresif)
Daya tarik ini berfokus pada kebutuhan praktis dan fungsional
konsumen akan produk atau jasa dan menekankan ciri-ciri sebuah produk
atau jasa dan atau manfaat menggunakan atau memiliki merek tertentu.
Banyak motif rasional dapat digunakan sebagai basis daya tarik
periklanan, termasuk kenyamanan, kemudahan, dan ekonomi.
2. Daya tarik emosional (penjualan persuasif)
Daya tarik ini menggunakan pesan emosional dan dirancang
disekitar citra yang diharapkan dapat menyentuh hati dan menciptakan
tanggapan berdasarkan perasaan-perasaan dan sikap-sikap. Para pengiklan
dapat menggunakan daya tarik emosional dalam dalam berbagai cara
strategi kreatif mereka. Daya tarik humor dan seks, atau jenis-jenis daya
tarik lain yang sangat menghibur atau menggembirakan, akan
mempengaruhi emosi-emosi para konsumen dan menempatkan mereka
dalam kerangka berfikir yang menguntungkan. Daya tarik ketakutan dapat
sama-sama dramatisnya dalam mengusik emosi namun memiliki akibat
berkebalikan dalam kerangka berfikir pemirsa.
N. Penelitian Sebelumnya
Penelitian ini terinspirasi oleh penelitian yang dilakukan oleh Ika Ratih
Utami pada tahun 2005, yang berjudul Pengaruh Daya Tarik Iklan terhadap
33
Minat Beli Konsumen . Secara garis besar penelitian ini meneliti tentang
pengaruh daya tarik iklan terhadap minat beli konsumen dan perbedaan
persepsi terhadap daya tarik iklan tersebut. Atribut daya tarik iklan yang
diteliti adalah produk atau merek, isi iklan, informasi, bentuk atau format
iklan, dan durasi waktu. Obyek penelitian yang dipilih adalah kosmetik
dengan menggunakan media televisi.
Iklan atau advertising merupakan komunikasi non personal atas barang
dan jasa yang dikendalikan oleh perusahaan untuk memberitahu dan
membujuk segmen pasar tertentu. Konsumen pada umumnya diekspos pada
ratusan iklan setiap hari, sebagian besar dari pesan yang disampaikan hanya
menerima perhatian dan pemahaman dari konsumen dalam jumlah sedikit.
Salah satu cara untuk merebut perhatian konsumen adalah dengan menyajikan
suatu bentuk iklan yang menarik. Daya tarik dari suatu iklan dapat dilihat dari
berbagai macam aspek, antara lain kekuatan produk, isi iklan, informasi yang
diberikan, bentuk atau format iklan, dan durasi waktu. Oleh karena itu, iklan
yang ditayangkan dalam media televisi haruslah didesain sebaik mungkin,
sehingga menarik audiens.
Dari penelitian ini, peneliti mengetahui bahwa ada atribut daya tarik
iklan yang berpengaruh positif dan ada atribut yang tidak berpengaruh
terhadap minat beli konsumen. Selain itu peneliti mengetahui bahwa ada
perbedaan persepsi daya tarik iklan antara Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, UPN “Veteran” Yogyakarta,
dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
34
O. Kerangka Konseptual Penelitian
Adapun kerangka konseptual dari penelitian ini adalah:
Atribut Daya Tarik Iklan
Informasi
Minat Beli
Bentuk Iklan Ulang
Bintang Iklan
Konsumen
Bagan 2.1
Kerangka Konseptual Penelitian
35
P. Rumusan Hipotesis
Dari rumusan masalah yang telah dirumuskan oleh peneliti, maka
hipotesis dari penelitian ini adalah:
1. Atribut daya tarik iklan yaitu informasi, bentuk iklan dan bintang iklan
secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli
ulang konsumen.
2. Atribut daya tarik iklan yaitu informasi, bentuk iklan dan bintang iklan
secara individual berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli
ulang konsumen.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian studi kasus. Penelitian
ini hanya dilakukan pada obyek tertentu dan kesimpulan yang ditarik hanya
berlaku pada obyek yang diteliti.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Kampus Mrican.
C. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2007.
D. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta kampus Mrican yang memakai sabun mandi Lux dalam waktu
dua bulan terakhir dan sudah pernah menonton iklannya.
36
37
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah atribut daya tarik iklan sabun mandi Lux yang
meliputi informasi, bentuk iklan, dan bintang iklan di media televisi.
E. Definisi Operasional
1. Iklan adalah pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada
masyarakat lewat suatu media. Iklan lebih diarahkan untuk membujuk
orang supaya membeli.
2. Informasi adalah pesan dari sebuah iklan mengenai suatu produk yang
ingin disampaikan kepada konsumen. Iklan tersebut memberikan
informasi yang jujur dan lengkap mengenai produk yang diiklankan,
mudah dicerna dan mudah diingat.
3. Bentuk iklan adalah model atau bentuk penyajian suatu iklan. Bentuk iklan
dari produk Lux adalah bentuk iklan drama atau cerita.
4. Bintang iklan adalah seseorang yang digunakan dalam suatu iklan sebagai
icon dari produk yang diiklankan. Bintang iklan yang menarik dan populer
bisa menambah kepercayaan akan produk, yang pada akhirnya mampu
menimbulkan minat pada konsumen untuk membeli. Bintang iklan yang
dipakai harus sesuai dengan produk yang diiklankan. Contohnya, bintang
film terkenal dan cantik akan cocok dijadikan model iklan sabun mandi
atau kosmetik.
38
5. Minat beli ulang konsumen adalah minat yang timbul setelah konsumen
melakukan pembelian terhadap suatu produk yang sama, dan akan
membeli lagi untuk kedua atau ketiga kalinya.
F. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas (independent variable)
Variabel bebas adalah variabel yang tidak tergantung pada variabel
lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah atribut informasi (jujur,
lengkap, mudah dicerna, mudah diingat), bentuk iklan (kenyamanan
ditonton, image/ kesan, jingle, kejelasan alur), dan bintang iklan (secara
fisik, keterkenalan bintang, figur, kecocokan mewakili produk,
kemampuan mendemonstrasikan produk, kemampuan mempengaruhi
emosi) pada iklan sabun mandi Lux.
2. Variabel Terikat (dependent variable)
Variabel terikat adalah variabel yang tergantung pada variabel lain.
Variabel terikat dari penelitian ini adalah minat beli ulang konsumen
(ketertarikan membeli kembali, kecenderungan tidak berpindah ke merek
lain) akan sabun mandi Lux.
G. Jenis dan Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer adalah data yang didapat dari sumber pertama. Data yang diperoleh
39
langsung dari konsumen itu berhubungan dengan daya tarik iklan dan minat
beli ulang konsumen.
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah kuesioner
(angket). Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden tentang pengaruh daya tarik iklan sabun
mandi Lux terhadap minat beli ulang konsumen. Kuesioner yang dibagikan
kepada responden terdiri atas tiga bagian.
Bagian I : Berupa daftar pertanyaan mengenai identitas responden.
Bagian II : Berupa daftar pernyataan mengenai daya tarik iklan sabun
mandi Lux dan minat beli ulang konsumen.
Jawaban responden diukur dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang akan
kelompok orang tentang fenomena sosial. Skala Likert digunakan untuk
menjawab pernyataan yang mempunyai gradasi dari sangat positif sampai
negatif.
I. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta kampus Mrican yang memakai sabun mandi Lux dalam waktu
dua bulan terakhir dan sudah pernah menonton iklannya.
40
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang menjadi obyek sesungguhnya
dalam penelitian ini. Dalam hal ini peneliti menggunakan 100 orang
sebagai sampel.
3. Teknik Sampling
a. Accidental Sampling
Accidental sampling adalah anggota sampel ditentukan dengan
sederhana, yaitu dengan memilih responden terdekat yang dijumpai
pertama kali saat itu juga.
b. Purposive Sampling
Purposive sampling adalah anggota sampel ditentukan
berdasarkan pada ciri tertentu yang dianggap mempunyai hubungan
yang erat dengan ciri populasi. Syarat dari sampel ini adalah responden
yang sudah memakai sabun mandi Lux dalam waktu dua bulan terakhir
dan sudah pernah menonton iklannya.
J. Teknik Pengujian Instrumen
1. Validitas
Menurut Cooper dan Emori (1995: 160) validitas adalah sejauh
mana perbedaan yang didapatkan melalui alat pengukur mencerminkan
perbedaan yang sesungguhnya diantara responden yang diteliti. Uji
validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor yang diperoleh dari
41
masing-masing item dengan skor total. Pengukuran ini menggunakan
rumus Product Moment, yaitu :
=xyr])(][)([
)()(2222 yyNxxN
yxxyN∑−∑∑−∑
∑∑−∑
Keterangan :
= koefisien korelasi setiap item xyr
x = nilai dari setiap item
y = nilai seluruh item
N = banyaknya responden
Dengan taraf signifikan (α )= 0,05, apabila > maka
kuesioner sebagai alat ukur dikatakan valid atau sahih.
hitungr tabelr
2. Reliabilitas
Menurut Umar (2003: 86-96) reliabilitas adalah suatu nilai yang
menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala
yang sama. Untuk mengetahui hasil pengukuran yang sebenarnya,
kesalahan pengukuran juga perlu diperhitungkan. Makin kecil kesalahan
pengukuran, makin reliabel alat pengukur tersebut.
Secara rumusan matematik, dapat digambarkan dalam persamaan
berikut:
Xo = Xt + Xe
Dimana:
Xo = angka yang diperoleh (obtained score)
Xt = angka yang sebenarnya (true score)
42
Xe = kesalahan pengukuran (measurement error)
Teknik yang digunakan dalam pengukuran reliabilitas tersebut
adalah teknik Cronbach yaitu dengan menggunakan koefisien alpha (α).
Rumus ini dapat ditulis sebagai berikut:
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ Σ−⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛
−= 2
2
11 11 t
b
kkr
σσ
dimana
11r = reliabilitas instrumen
k = banyak butir pertanyaan
2tσ = varian total
2bσΣ = jumlah varian butir
K. Alat Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
berganda. Menurut Suharyadi dan Purwanto (2004: 508) analisis regresi
berganda digunakan untuk menganalisis besarnya hubungan dan pengaruh
variabel independen yang jumlahnya lebih dari dua.
Bentuk persamaan regresi dengan 3 variabel independen adalah:
Y = a + dimana: ++ 2211 XbXb 33 Xb
Y = minat beli ulang konsumen
1X = informasi
2X = bentuk iklan
43
3X = bintang iklan
a = nilai konstan
b = koefisien regresi
L. Pengujian Hipotesis pada Regresi Berganda
Menurut Suharyadi dan Purwanto (2004: 523-527) pengujian hipotesis
dilakukan secara bersama-sama dengan menggunakan Uji F maupun
individual dengan menggunakan Uji-t.
1. Uji Keseluruhan atau Uji F
Uji ini dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari
variabel bebas yaitu X1, X2, ...Xk, untuk dapat atau mampu menjelaskan
tingkah laku atau keragaman variabel tidak bebas Y. Uji F juga
dimaksudkan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas memiliki
koefisien regresi sama dengan nol.
Untuk dapat melakukan pengujian secara keseluruhan, maka ada
beberapa langkah yang diperlukan yaitu:
a. Merumuskan hipotesis.
Dalam merumuskan hipotesis selalu ada hipotesis nol dan hipotesis
alternatif. Untuk hipotesis nol pada umumnya mengandung unsur
kesamaan, sehingga dirumuskan hipotesis nol adalah koefisien regresi
sama dengan nol. Dalam penelitian ini yang dimaksud hipotesis nol
adalah bila koefisien regresinya lebih kecil atau sama dengan
44
nol.Untuk hipotesis alternatifnya adalah koefisien regresi lebih besar
dari nol. Hipotesisnya kemudian dirumuskan sebagai berikut:
H0 : b1; b2; b3 ≤ 0
H1 : b1; b2; b3 > 0
b. Menentukan daerah keputusan.
Untuk uji ini digunakan tabel F. Untuk mencari nilai F-tabel perlu
diketahui derajat bebas pembilang pada kolom, derajat bebas penyebut
pada baris dan taraf nyata. Penelitian ini menggunakan taraf nyata 5%.
Untuk derajat pembilang digunakan nilai k-1, yaitu jumlah variabel
dikurang 1. untuk derajat penyebut digunakan n-k, yaitu jumlah
sampel dikurangi jumlah variabel.
c. Menentukan nilai F-hitung.
Nilai F-hitung ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
F = ( )( )( )knk
RR
−−
− /1/
1 2
2
d. Menentukan daerah keputusan.
Menentukan wilayah H0 dan H1, serta membandingkan dengan nilai F-
hitung untuk mengetahui apakah menerima H0 menerima H1.
45
Bagan 3.1
Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
e. Memutuskan hipotesis.
Jika F-hitung ≥ F-tabel pada α.= 0.05 atau jika F-hitung pada P-value
≤ 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika F-hitung < F-tabel pada α.= 0.05 atau jika F-hitung pada P-value
> 0.05 maka H0 diterima dan H1 ditolak
2. Uji Individual atau Uji t
Uji signifikansi individual adalah suatu uji untuk mengetahui apakah
suatu variabel dari X1 sampai Xk secara individual berpengaruh nyata
terhadap variabel Y. Untuk melakukan uji-t ada beberapa langkah yang
diperlukan seperti berikut ini:
a. Merumuskan hipotesis.
Dalam merumuskan hipotesis selalu ada hipotesis nol dan hipotesis
alternatif. Untuk hipotesis nol pada umumnya mengandung unsur
kesamaan, sehingga dirumuskan hipotesis nol adalah koefisien regresi
46
sama dengan nol. Dalam penelitian ini yang dimaksud hipotesis nol
adalah bila koefisien regresinya lebih kecil atau sama dengan
nol.Untuk hipotesis alternatifnya adalah koefisien regresi lebih besar
dari nol.
Hipotesisnya kemudian dirumuskan sebagai berikut:
H0 : b1; b2; b3 ≤ 0
H1 : b1; b2; b3 > 0
b. Menentukan daerah kritis.
Daerah kritis ditentukan oleh nilai t-tabel dengan derajat bebas yaitu n-
k, dan tarif nyata α.
c. Menentukan nilai t-hitung.
Nilai t-hitung untuk koefisien b1 dan b2 dapat dirumuskan sebagai
berikut:
F = Sb
Bb −
d. Menentukan daerah keputusan.
Daerah keputusan untuk menerima H0 atau menolak H0 ditentukan
dengan derajat bebas taraf nyata.
47
Bagan 3.2
Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
H0
H0
e. Menentukan keputusan.
Jika t-hitung ≥ t-tabel pada α.= 0.05 atau jika t-hitung pada
P-value ≤ 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Jika t-hitung < t-tabel pada α.= 0.05 atau jika t-hitung pada
P-value > 0.05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Gambaran Umum Universitas Sanata Dharma
1. Latar Belakang Universitas Sanata Dharma
Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) didirikan oleh Prof.
Moh. Yamin, S.H. (Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan RI)
pada tahun 1950-an. Perguruan ini disambut baik oleh para imam Katolik,
terutama Ordo Societas Jesus (Serikat Yesus yang lazim disingkat S.J.).
Waktu itu Ordo ini telah membuka kursus-kursus B1, antara lain B1
Mendidik (Yayasan De Britto) di Yogyakarta yang dikelola oleh Pater H.
Loeff, S.J. dan B1 Bahasa Inggris (Yayasan Loyola) di Semarang yang
dikelola oleh pater W.J. Van der Meulen, S.J. dan Pater H. Bastiaanse, S.J.
Dengan dukungan dari Conggregatio de Propaganda Fide, selanjutnya
Pater Kester yang waktu itu menjabat sebagai Superior Misionaris Serikat
Yesus menggabungkan kursus-kursus ini menjadi sebuah perguruan tinggi
dan lahirlah PTPG Sanata Dharma pada tanggal 20 Oktober 1955 dan
diresmikan oleh pemerintah pada tanggal 17 Desember 1955.
Pada awalnya PTPG Sanata Dharma mempunyai 4 Jurusan, yaitu
Bahasa Inggris, Sejarah, IPA, dan Ilmu Mendidik. Para pembesar misi
Serikat Yesus menunjuk Pater Prof. Nicolaus Driyarkara, S.J. menjadi
Dekan PTPG Sanata Dharma dan Pater H. Loeff sebagai Wakil Dekan.
48
49
Nama “Sanata Dharma” diciptakan oleh Pater K. Looymans, S.J.
yang waktu itu menjadi pejabat Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan
Kebudayaan di Kantor Wali Gereja Indonesia. “Sanata Dharma”
sebenarnya dibaca “Sanyata Dharma”, yang berarti “kebaktian yang
sebenarnya” atau “pelayanan yang nyata”. Kebaktian dan pelayanan itu
ditujukan kepada tanah air dan gereja (Pro Patria et Eclessia
2. Perkembangan Selanjutnya
a. FKIP Sanata Dharma (1958 – 1965)
Untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan pemerintah, dalam
hal ini Kementrian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan tentang
perubahan PTPG menjadi FKIP, maka PTPG Sanata Dharma pada
bulan November 1958 berubah menjadi FKIP (Fakultas Keguruan
Ilmu Pendidikan) Sanata Dharma dan merupakan bagian dari
Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta. Pada masa FKIP ini
Sanata Dharma berhasil memperoleh status “disamakan” dengan
negeri berdasarkan SK Menteri PTIP No.1 / 1961 pada tanggal 6 Mei
1961 jo No. 77 / 1962 tanggal 11 Juli 1962. Walaupun bagian dari
Universitas Katolik Indonesia, secara de facto FKIP Sanata Dharma
berdiri sendiri.
b. IKIP Sanata Dharma (1965 - 1993)
Untuk mengatasi kerancuan antara menjadi bagian dari
Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta dengan kemandirian
FKIP Sanata Dharma sebagai sebuah institusi pendidikan, FKIP Santa
50
Dharma berubah menjadi IKIP Sanata Dharma berdasarkan SK
Menteri PTIP No. 237 / B – Swt / U / 1965. Surat Keputusan ini
berlaku mulai tanggal 1 September 1965.
Selain melaksanakan Program S1 (sebelumnya Sarjana Muda
dan Sarjana), IKIP Sanata Dharma juga dipercaya pemerintah untuk
mengelola Program Diploma I, II, dan III untuk jurusan Matematika,
Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, dan PMP. Berbagai
program Diploma ini ditutup pada tahun 1990 dan selanjutnya dibika
program Diploma II PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar).
c. Universitas Sanata Dharma (1993 sampai sekarang)
Akhirnya untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan
kebutuhan masyarakat serta kemajuan zaman, tanggal 20 April 1993
sesuai dengan SK Mendikbud No. 46 / D / O / 1993, IKIP Sanata
Dharma dikembangkan menjadi Universitas Sanata Dharma atau lebih
dikenal dengan nama USD. Dengan perkembangan ini Universitas
Sanata Dharma diharapkan tetap dapat memajukan sistem pendidikan
guru sekaligus berpartisipasi dalam memperluas wawasan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Setelah berkembang menjadi universitas, Sanata Dharma
terdorong untuk memperluas muatan program pendidikannya. Di
samping tetap mempertahankan pendidikan guru dengan tetap
membuka FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan), Sanata
Dharma membuka beberapa fakultas baru. Universitas Sanata Dharma
51
sekarang memiliki 8 Fakultas dengan 25 Program Studi, 3 Program
Pasca Sarjana, 1 Program Profesi, dan 3 Program Kursus Bersertifikat.
Sekarang ini banyak hal berkembang di Universitas Sanata
Dharma. Perkembangannya meliputi berbagai aspek, baik sarana fisik
(gedung, lab, perpustakaan, dan fasilitas fisik lainnya), administrasi
(sistem informasi, manajemen, biro / lembaga / pusat / serta unit
pendukung), peningkatan mutu akademik, penelitian, pengajaran, serta
pengabdian pada masyarakat.
3. Tujuan Universitas Sanata Dharma
Pendidikan di Universitas Sanata Dharma bertujuan membantu
mencerdaskan putra-putri bangsa dengan memadukan keunggulan
akademik dan nilai-nilai humanistik yang berlandaskan nilai-nilai – nlai
Kristiani yang universal dan cita-cita kemanusiaan sebagaimana
terkandung dalam Pancasila, sehingga memiliki kemampuan akademik
sesuai dengan bidang studinya dan integritas kepribadian yang tinggi.
4. Visi dan Misi Universitas Sanata Dharma
a. Visi
Universitas Sanata Dharma didirikan oleh Ordo Serikat Yesus
(S.J.) provinsi Indonesia bersama para imam dan awam Katolik untuk
berpartisipasi dalam usaha melindungi dan meningkatkan martabat
manusia melalui perpaduan keunggulan akademik dan nilai-nilai
kemanusiaan yang diwujudkan dalam penggalian kebenaran secara
objektif dan akademis dan pengembangan kaum muda yang didasarkan
52
pada nilai kebangsaan, kemanusiaan, dan spiritualitas Ignatian, yaitu
menjadi manusia bagi sesama (human for and with others), perhatian
pribadi (cura personalis), semangat keunggulan (magis), dan semangat
dialogis.
b. Misi
Universitas Sanata Dharma didirikan sebagai lembaga
akademis yang menekankan perpaduan IPTEK dan nilai-nilai
kemanusiaan, lembaga kritis masyarakat, lembaga yang menjunjung
tinggi kebebasan akademis, lembaga pendidikan humanis dan dialogis
yang mengembangkan segi intelektual, moral, emosional, dan sprititual
mahasiswa secara terpadu, lembaga yang mendidik mahasiswa
menjadi manusia yang utuh, kritis, dewasa, dan memiliki kepekaan
sosial, lembaga yang memberikan pelayanan masyarakat, dan lembaga
yang mempersiapkan tenaga kependidikan secara profesional.
5. Fakultas dan Program Studi
Berikut ini Fakultas dan Program Studi yang ada di Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta:
a. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Program Studinya adalah Pendidikan Bahasa Inggris, Pend. Bhs.
Sastra Indonesia & Daerah, Pendidikan Ekonomi, Pendidikan
Akuntansi, Pendidikan Sejarah, Pendidikan Fisika, Pendidikan
Matematika, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Pendidikan Agama
Katolik, dan Bimbingan dan Konseling.
53
b. Fakultas Sastra
Program Studinya adalah Sastra Inggris, Sastra Indonesia, dan Ilmu
Sejarah.
c. Fakultas Ekonomi
Program Studinya adalah Akuntansi dan Manajemen.
d. Fakultas Sains dan Teknologi
Program Studinya adalah Fisika, Matematika, Ilmu Komputer, Teknik
Mesin, Teknik Elektro, Teknik Informatika, dan Mekatronika.
e. Fakultas Psikologi
Program Studinya adalah Psikologi.
f. Fakultas Farmasi
Program Studinya adalah Farmasi dan Profesi Apoteker.
g. Fakultas Teologi
Program Studinya adalah Teologi.
6. Program Pasca Sarjana
Program Pasca Sarjana yang ada di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta adalah Teologi, Ilmu Religi dan Budaya Kajian Bahasa
Inggris.
B. Perusahaan Unilever
Misi korporasi Unilever adalah untuk meningkatkan vitalitas hidup.
Vitalitas hidup yang dimaksud oleh Unilever adalah memenuhi kebutuhan
akan nutrisi, kesehatan dan perawatan pribadi sehari-hari dengan produk-
54
produk yang membuat para pemakainya merasa nyaman, berpenampilan baik
dan lebih menikmati kehidupan.Hal ini menunjukkan bagaimana perusahaan
benar-benar memahami pelanggan abad 21 dan kehidupan mereka.
PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) yang didirikan pada 5
Desember 1933 mempunyai misi sebagai berikut:
1. Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi
kebutuhan dan aspirasi konsumen
2. Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas.
3. Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses.
4. Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang tinggi.
5. Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan
memberikan imbalan di atas rata-rata karyawan dan pemegang saham.
6. Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada
masyarakat dan lingkungan hidup.
Kantor pusat perusahaan Unilever terletak di Jakarta dan pabriknya
terletak di Cikarang dan Surabaya. Perusahaan bergerak dalam bidang
produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat
dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk
kosmetik.
C. Gambaran Produk Sabun Mandi Lux
Sabun Lux pertama kali diperkenalkan di dunia pada tahun 1925 oleh
Lever bersaudara. Walaupun kata Lux adalah nama keluarga yang populer di
55
Jerman, dan juga berarti "terang" dalam bahasa Latin, nama Lux yang terpilih
berasal dari kata "Luxury".
Sabun Lux diluncurkan di India pada tahun 1929. Iklan pertamanya
pada tahun 1929 memperkenalkan Leela Chitnis sebagai duta dari Lux. Sejak
itu sabun Lux terkenal sebagai "sabunnya para bintang". Duta sabun Lux
sekarang adalah Aishwarya Rai. Sejak tahun 30-an, sudah lebih dari 400 aktris
ternama Hollywood memperkenalkan sabun ini kepada para wanita sebagai
alat untuk mempercantik diri. Iklan-iklannya telah memperkenalkan Aiswarya
Rai, Jennifer Lopez, Elizabeth Taylor, Demi Moore, Sarah Jessica Parker,
Catherine Zeta-Jones, dan Marilyn Monroe, adalah antara lainnya. Pada akhir
tahun 1980-an muncul segmen premium dalam kategori sabun karena para
konsumer dengan kebutuhannya akan kecantikan dan peralatan mandi telah
berubah. Tahun 1989, untuk memasuki segmen baru ini, Lux meluncurkan
serangkaian sabun premiumnya untuk berbagai jenis kulit yang ada.
Segalanya tentang Lux, dari tampilan dan perasaan, produk dan
kemasan hingga wewangian, adalah kebahagiaan akan rasa feminin. Lux,
mendorong kaum perempuan untuk berani menggali potensi kecantikan dalam
dirinya.
Beberapa jenis pilihan sabun mandi Lux dalam bentuk cair:
1. Lux Evening Silk
Mengandung Silk Protein, Lavender Extract from the South of France.
Kulit terasa halus dengan Lux Evening Silk, nikmati kecantikan terbaik
pada pagi hari.
56
Ingredients: Water, Potassium Hydroxide, Sorbitol, Sodium Laureth
Sulfate, Lauric Acid, Cocamidopropyl Betaine, Myristic Acid, Palmitic
Acid, Propylene Glycol, Glycol Distearate, Fragrance, Sodium Chloride,
Polyquaternium-39, Polyquaternium-7, Etidronic Acid, Formaldehyde,
Tetrasodium EDTA, Hydroxypropylcellulose, BHT, Guar
Hydroxypropyltrimonium Chloride, Hydrolyzed Silk Protein, Lavandula
Angustifolia (Lavender) Flower Extract, Cl 74180, Cl 17200.
2. Lux Silk Nourishment
Mengandung Creamy Yogurt, Light Natural Honey, Mediterranean Olive
Extracts. Alami kulit terasa selembut sutra yang menawan setiap hari.
Ingredients: Water, Potassium Hydroxide, Sorbitol, Sodium Laureth
Sulfate, Lauric Acid, Cocamidopropyl Betaine, Myristic Acid, Palmitic
Acid, Propylene Glycol, Glycol Distearate, Fragrance, Sodium Chloride,
Polyquaternium-39, Styrene/ Acrylates Copolymer, Polyquaternium-7,
Etidronic Acid, Formaldehyde, Tetrasodium EDTA,
Hydroxypropylcellulose, BHT, Guar Hydroxypropyltrimonium Chloride,
Yogurt Powder, Honey, Olive Oil Refined.
3. Lux Soft Luxury
Mengandung Rose Extracts, Rice Protein, Gentle White Lilac. Keharuman
bunga mawar untuk kulit nan cantik dengan Lux Soft Luxury.
Ingredients: Water, Potassium Hydroxide, Sorbitol, Sodium Laureth
Sulfate, Lauric Acid, Cocamidopropyl Betaine, Myristic Acid, Palmitic
Acid, Propylene Glycol, Glycol Distearate, Fragrance, Sodium Chloride,
57
Polyquaternium-39, Polyquaternium-7, Etidronic Acid, Formaldehyde,
Tetrasodium EDTA, Hydroxypropylcellulose, BHT, Guar
Hydroxypropyltrimonium Chloride, Hydrolyzed Rice Protein, Syringa
Vulgaris (Lilac) Extract, Rosa Damascena Flower, Cl 14700, Cl 17200.
4. Lux Vibrant Citrus
Mengandung Californian Oranges, Kiwi, Grapefruit. Alami kulit ceria dari
Lux Vibrant Citrus yang mengandung ekstrak buah-buahan.
Ingredients: Water, Potassium Hydroxide, Sorbitol, Sodium Laureth
Sulfate, Lauric Acid, Cocamidopropyl Betaine, Myristic Acid, Palmitic
Acid, Propylene Glycol, Glycol Distearate, Fragrance, Sodium Chloride,
Polyquaternium-39, Polyquaternium-7, Etidronic Acid, Formaldehyde,
Tetrasodium EDTA, Hydroxypropylcellulose, BHT, Guar
Hydroxypropyltrimonium Chloride, Citrus Aurantium Dulcis (orange)
Extract, Actinidia Chinensis (Kiwi) Extract, Citrus Paradisi (Grapefruit)
Extract, Cl 47005, Cl 12150.
5. Lux White Glamour
Mengandung AHA, Rose oil & White Tea Anti-Oxidant. Kulit tampak
bercahaya setiap hari.
Ingredients: Water, Potassium Hydroxide, Sorbitol, Sodium Laureth
Sulfate, Lauric Acid, Cocamidopropyl Betaine, Myristic Acid, Palmitic
Acid, Propylene Glycol, Glycol Distearate, Fragrance, Sodium Chloride,
Polyquaternium-39, Styrene / Acrylates Copolymer, Polyquaternium-7,
Etidronic Acid, Formaldehyde, Tetrasodium EDTA,
58
Hydroxypropylcellulose, BHT, Guar Hydroxypropyltrimonium Chloride,
Camellia Sinensis Leaf Extract, Rosa Damascena Flower, Lactic Acid.
6. Lux Sparkling Beauty
Mengandung Clarifying Canadian Glacial Mud, Icy Cool Mint. Sirami
kulit dengan kesegaran Lux Sparkling Beauty.
Ingredients: Water, Potassium Hydroxide, Sorbitol, Sodium Laureth
Sulfate, Lauric Acid, Cocamidopropyl Betaine, Myristic Acid, Palmitic
Acid, Propylene Glycol, Glycol Distearate, Fragrance, Sodium Chloride,
Polyquaternium-39, Polyquaternium-7, Menthol, Etidronic Acid,
Formaldehyde, Tetrasodium EDTA, Hydroxypropylcellulose, BHT, Guar
Hydroxypropyltrimonium Chloride, Manicouagan Clay, Cl 74160, Cl
51319.
Beberapa jenis pilihan sabun mandi Lux dalam bentuk padat:
1. Lux Aqua Sparkle
Mengandung riverbed mineral yang membersihkan kulit dan kesejukan
spring water. Alami kesegaran kulit senantiasa.
Ingredients: Sodium Soap, Water, Perfume, Titanium Dioxide, Mineral &
Spring Water Extract, Tetrasodium EDTA, Ethane Hydroxy Diphosphonic
Acid, Cl 74160, Cl 11680.
2. Lux Aromatic Radiance
Dengan keharuman anggun Aromatic oil dan sari bunga lotus. Untuk kulit
yang lebih cantik menawan nan harum.
59
Ingredients: Sodium Soap, Water, Glycerin, Perfume, Titanium Dioxide
(Mica), Tetrasodium EDTA, Ethane Hydroxy Diphosphonic Acid, Lotus
Extract, Cl 17200, Cl 74160.
3. Lux Creamy Delight
Dengan kandungan susu yang merawat kelembaban dan keharuman bunga
French Lavender. Alami kelembaban kulit cantik yang mengesankan.
Ingredients: Sodium Soap, Water, Perfume, Titanium Dioxide, Lavender
& Milk Extract, Fluorescer, Tetrasodium EDTA, Ethane Hydroxy
Diphosphonic Acid.
4. Lux Dazzling Beauty
Dengan paduan Brazilian Guarana dan green tea. Alami kecantikan kulit
segar yang bergairah.
Ingredients: Sodium Soap, Water, Glycerin, Perfume, Titanium Dioxide
(Mica), Guarana & Green Tea Extract, Tetrasodium EDTA, Ethane
Hydroxy Diphosphonic Acid, Cl 15510, Cl 14700.
5. Lux Petal Touch.
Mengandung minyak jojoba dan sari kelopak bunga hibiscus yang lembut.
Alami sensasi kelembutan kulit yang harum menawan.
Ingredients: Sodium Soap, Water, Perfume, Titanium Dioxide, Jojoba &
Hibiscus Extract, Tetrasodium EDTA, Ethane Hydroxy Diphosphonic
Acid, Cl 17200, Cl 42090.
60
6. Lux White Glamour
Dengan Triple Fairness Essence, membersihkan kulit dan membuatnya
tampak lebih cerah. Kulit tampak bercahaya setiap hari.
Ingredients: Sodium Soap, Water, Sodium Lauryl Sulfate, Sodium Lactate
(2.0%), Dipotassium Sebacate, Perfume, Lauramine Oxide, Glycerin,
Titanium Dioxide, polyethylene, Octyl Methoxycinnamate, Disodium
Distyrylbiphenyl Disulfonate, Propylene Glycol, Prunus Persica (Peach)
Juice, Pyrus Malus (Apple) Juice, Vitis Vinifera (Grape) Juice,
Tetrasodium EDTA, Etidronic Acid, Cl 12490.
7. Lux Youthful Essence
Dengan kandungan Minyak Zaitun Italia dan sari biji buah anggur. Alami
kecantikan kulit berseri nan menawan.
Ingredients: Sodium Soap, Water, Perfume, Titanium Dioxide,
Tetrasodium EDTA, Ethane Hydroxy Diphosphonic Acid, Olive & Grape
Seed Extract, Cl 74260, Cl 11710.
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini disajikan deskripsi tentang karakteristik responden dan
analisis kuantitatif data penelitian. Karakteristik responden yang dibahas meliputi
jurusan program studi, jenis kelamin, usia, uang saku rata-rata perbulan, status
tempat tinggal, frekuensi menonton televisi dalam 2 bulan terakhir, lamanya
pemakaian sabun mandi Lux, dan bentuk kemasan sabun mandi Lux yang
digunakan. Analisis kuantitatif terdiri atas uji instrumen (validitas dan reliabilitas
instrumen), analisis regresi berganda, uji F, dan uji t. Penelitian ini menguji
pengaruh variabel bebas yang meliputi X1 (informasi), X2 (bentuk iklan), dan X3
(bintang iklan) terhadap variabel terikat Y (minat beli ulang konsumen terhadap
sabun mandi Lux). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat
lunak SPSS for Windows versi 11.0.
Uji validitas instrumen dilakukan dengan membandingkan nilai koefisien
korelasi product-moment (Pearson) antara skor butir-total terhadap nilai rtabel.
Sementara teknik Cronbach’s alpha digunakan untuk menguji reliabilitas
instrumen.
A. Karakteristik Responden
Analisis karakteristik responden digunakan untuk memperoleh
gambaran tentang karakteristik responden yang diteliti (responden) dilakukan
pengolahan terhadap data kasar melalui perhitungan statistik deskriptif.
61
62
Dalam analisis ini responden diklasifikasikan berdasarkan:
1. Jurusan Program Studi
Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan Accidental sampling
yaitu anggota sampel ditentukan dengan sederhana, yaitu dengan memilih
responden terdekat yang dijumpai pertama kali saat itu juga. Jurusan program
studi responden dikelompokkan menjadi enam kelompok, yaitu Manajemen,
Akuntansi, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Akuntansi, Sastra Inggris,
dan Bimbingan dan Konseling. Hasil analisis data berdasarkan jurusan
program studi dapat ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 5.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan Program Studi
Program Studi Jumlah Persentase Manajemen 46 46% Akuntansi 15 15% Pendidikan Bahasa Inggris 11 11% Pendidikan Akuntansi 14 14% Sastra Inggris 13 13% Bimbingan dan Konseling 1 1% T O T A L 100 100%
Sumber : Data Primer, 2008
Berdasarkan Tabel 5.1 di atas dapat dilihat bahwa responden didominasi
oleh kelompok program studi Manajemen, yaitu 46 (46%) responden, yang
disusul oleh kelompok program studi Akuntansi, yaitu 15 (15%) responden,
dan Pendidikan Akuntansi, 14 (14%) responden.
63
2. Jenis Kelamin Responden
Berdasarkan jenis kelamin, responden dalam penelitian ini dibedakan
menjadi pria dan wanita. Hasil analisis data berdasarkan jenis kelamin dapat
ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 5.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase Pria 18 18% Wanita 82 82% Total 100 100%
Sumber : Data Primer, 2008
Berdasarkan Tabel 5.2 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar
responden berjenis kelamin wanita yaitu sebanyak 82 orang atau sebesar 82%
dan sisanya sebanyak 18 orang atau sebesar 18% adalah pria. Sabun mandi
Lux ini kebanyakan dipakai oleh wanita karena ini berhubungan dengan
masalah kecantikan dan wanita lebih memperhatikan hal itu dibandingkan
dengan pria.
3. Usia Responden
Dalam penelitian ini, umur responden dikelompokkan menjadi empat
kelompok umur, seperti yang tercantum pada Tabel 5.3 berikut ini:
64
Tabel 5.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Umur Jumlah Persentase 16 – 18 tahun 0 0% 19 – 21 tahun 56 56% 22 – 24 tahun 41 41% Lebih dari 24 tahun 3 3% T O T A L 100 100%
Sumber : Data Primer, 2008
Berdasarkan Tabel 5.3 di atas dapat dilihat bahwa responden didominasi
oleh kelompok umur 19 – 21 tahun, yaitu 56 (56%) responden, yang disusul
oleh kelompok umur 22 – 24 tahun, yaitu 41 (41%) responden, dan lebih dari
24 tahun, 3 (3%) responden.
4. Uang Saku per Bulan
Berdasarkan besar uang saku per bulan, responden dapat dikelompokkan
menjadi 4 kelompok, seperti yang tercantum pada Tabel 5.4 berikut ini.
Tabel 5.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku per Bulan
Uang Saku per Bulan Jumlah Persentase Kurang dari Rp 400.000; 31 31% Rp 400.000; – Rp 700.000; 57 57% Rp 700.100; – Rp 1.000.000; 10 10% Lebih dari Rp 1.000.000; 2 2% T O T A L 100 100%
Sumber : Data Primer, 2008
Berdasarkan Tabel 5.4 di atas dapat dilihat bahwa responden didominasi
oleh kelompok uang saku Rp 400.000 – Rp 700.000, yaitu 57 (57%)
65
responden, yang disusul oleh kelompok uang saku kurang dari Rp 400.000,
yaitu 31 (31%) responden, dan uang saku Rp 700.100 – Rp 1.000.000, yaitu
10 (10%) responden.
5. Status Rumah Tinggal
Berdasarkan status rumah tinggal, responden dapat dikelompokkan
menjadi 4 kelompok, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.5 berikut ini:
Tabel 5.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Status Rumah Tinggal
Status Rumah Tinggal Jumlah Persentase Sewa / Kontrak 2 2% Kos 61 61% Rumah Orang Tua 31 31% Rumah Saudara 6 6% T O T A L 100 100%
Sumber : Data Primer, 2008
Berdasarkan Tabel 5.5 di atas dapat diketahui bahwa berdasarkan status
rumah tinggal, responden didominasi oleh kelompok yang tinggal di kos,
yaitu 61 (61%) responden, disusul kelompok yang tinggal di rumah orang
tua, yaitu 31 (31%) responden, dan di rumah saudara 6 (6%) responden.
6. Frekuensi Menonton Televisi dalam 2 Bulan Terakhir
Berdasarkan frekuensi menonton televisi dalam 2 bulan terakhir,
responden dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok, seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 5.6 berikut ini:
66
Tabel 5.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Menonton Televisi
Frekuensi Menonton Televisi Jumlah Persentase Setiap hari dalam beberapa jam 31 31% Setiap hari pada jam tertentu 38 38% Hanya pada hari tertentu 31 31% Tidak pernah 0 0% T O T A L 100 100%
Sumber : Data Primer, 2008
Berdasarkan Tabel 5.6 di atas dapat diketahui bahwa berdasarkan
frekuensi menonton televisi dalam 2 bulan terakhir, responden didominasi
oleh kelompok yang menonton setiap hari pada jam tertentu, yaitu 38 (38%)
responden, disusul kelompok yang menonton setiap hari dalam beberapa jam
dan yang menonton hanya pada hari tertentu dengan jumlah yang sama, yaitu
31 (31%) responden.
7. Lamanya Pemakaian Sabun Mandi Lux
Berdasarkan lamanya pemakaian sabun mandi Lux, responden dapat
dikelompokkan menjadi 3 kelompok, seperti yang ditunjukkan pada Tabel
5.7 berikut ini:
Tabel 5.7
Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya Pemakaian Sabun Mandi Lux
Lamanya Pemakaian sabun Mandi Lux Jumlah Persentase Kurang dari 2 bulan 23 23% 2 bulan – 4 bulan 17 17% Lebih dari 4 bulan 60 60% T O T A L 100 100%
Sumber : Data Primer, 2008
67
Berdasarkan Tabel 5.7 di atas dapat diketahui bahwa berdasarkan
lamanya pemakaian sabun mandi Lux, responden didominasi oleh kelompok
yang menggunakan lebih dari 4 bulan, yaitu 60 (60%) responden, disusul
kelompok yang menggunakan kurang dari 2 bulan, yaitu 23 (23%)
responden.
8. Bentuk Kemasan Sabun Mandi Lux yang Digunakan
Berdasarkan bentuk kemasan sabun mandi Lux yang digunakan,
responden dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok, seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 5.8 berikut ini:
Tabel 5.8
Karakteristik Responden Berdasarkan Bentuk Kemasan Sabun Mandi yang
Digunakan
Bentuk Kemasan Jumlah Persentase Cair 53 53% Batang 47 47% T O T A L 100 100%
Sumber : Data Primer, 2008
Berdasarkan Tabel 5.8 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar
responden menggunakan sabun mandi Lux kemasan cair yaitu sebanyak 53
orang atau sebesar 53% dan sisanya sebanyak 47 orang atau sebesar 47%
menggunakan kemasan batang / padat.
68
B. Analisis Kuantitatif
1. Hasil Uji Validitas
Pengujian validitas instrumen penelitian dilakukan dengan formula
korelasi product moment (Pearson) antara masing-masing item yang
mengukur suatu skala dengan skor total skala tersebut. Kriteria yang
digunakan adalah bila nilai koefisien korelasi butir-total lebih besar dari
nilai r tabel, maka butir yang bersangkutan dapat dinyatakan valid/sahih
(Singarimbun dan Sofian Effendi, 1995:123). Untuk responden yang
berjumlah 100, dapat diperoleh derajat bebas df sebesar 100 – 2 = 100 – 2
= 98. Untuk df = 98 dan nilai alpha 5% (dua sisi), diperoleh nilai r tabel
sebesar 0,197. Nilai r tabel ini selanjutnya digunakan untuk kriteria
validitas butir-butir kuesioner. Untuk dapat dinyatakan valid, korelasi
butir-total harus lebih besar dari 0,197.
69
Tabel 5.9 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian
Variabel rbutir-total r tabel Status Informasi (x1) informasi1 informasi2 informasi3 informasi4
0.3355 0.4093 0.5523 0.6313
0.197 0.197 0.197 0.197
Valid Valid Valid Valid
Bentuk Iklan (x2) bentuk1 bentuk2 bentuk3 bentuk4
0.7123 0.7177 0.5773 0.6569
0.197 0.197 0.197 0.197
Valid Valid Valid Valid
Bintang Iklan (x3) bintang1 bintang2 bintang3 bintang4 bintang5
bintang6
0.6508 0.6552 0.5587 0.7258 0.5569 0.4868
0.197 0.197 0.197 0.197 0.197 0.197
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Minat Beli (y) minat1 minat2
0.7155 0.7155
0.197 0.197
Valid Valid
Sumber : Data Primer, 2008
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semua butir-butir
instrumen penelitian dinyatakan valid (sahih) karena masing-masing butir
memiliki nilai r butir-total yang lebih besar dari nilai r tabel. Oleh karena
itu, data yang diperoleh dapat dianalisis lebih lanjut untuk menguji
hipotesis.
2. Hasil Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan
teknik Cronbach’s alpha. Menurut Nunnally (dalam Ghozali, 2001: 133),
70
batas minimal nilai Cronbach alpha yang umum diterima untuk
persyaratan reliabilitas suatu instrumen adalah 0,600. Analisis dilakukan
pada masing-masing instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel
independen (informasi, bentuk iklan, dan bintang iklan) dan variabel
dependen (minat beli ulang)
Hasil analisis reliabilitas instrumen, yang didasarkan pada kriteria
Cronbach’s alpha menurut Nunnally disajikan dalam Tabel 5.10 berikut
ini.
Tabel 5.10 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Variabel Nilai α-Cronbach
Batas Minimal Status
Informasi 0.6924 0.600 Andal Bentuk Iklan 0.8346 0.600 Andal Bintang Iklan 0.8265 0.600 Andal Minat Beli 0.8261 0.600 Andal
Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa tiap instrumen memiliki nilai
realibilitas yang memenuhi syarat dan dinyatakan reliabel (andal), karena
masing-masing nilai Cronbach’s alpha berada di atas 0,600.
3. Analisis Regresi Berganda
Dari hasil pengolahan data dengan SPSS for Windows versi 11.0
diperoleh persamaan Y = - 0.157 + 0,391 X1 + 0,208 X2 + 0,347 X3.
71
Menurut Sunyoto (2007: 89-105), persamaan regresi yang baik
adalah persamaan yang memenuhi asumsi-asumsi sebagai berikut: tidak
terjadi multikolinieritas, tidak terjadi heteroskedastisitas, data berdistribusi
normal, dan tidak terjadi autokorelasi
Berdasarkan pendapat Sunyoto (2007: 89-105) di atas maka model
dalam penelitian ini akan dilihat sejauh mana persamaan regresi tersebut
memenuhi atau tidak memenuhi asumsi-asumsi. Jika menggunakan alpha /
tolerance = 10% atau 0,10, maka VIF = 10. Dari hasil pengolahan data
dengan SPSS diperoleh nilai VIF hitung (VIF informasi = 1,750, VIF
bentuk iklan = 2,272, dan VIF bintang iklan = 1,546) < 10 dan nilai
tolerance variabel bebas ( informasi = 57,1%, bentuk iklan = 44%, dan
bintang iklan = 64,7%) di atas 10%, maka dapat disimpulkan bahwa antar
variabel bebas tidak terjadi multikolinieritas.
Dari hasil pengolahan data dengan SPSS (gambar Scatterplot)
diperoleh titik-titik menyebar di bawah dan di atas sumbu Y, dan tidak
mempunyai pola teratur. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam variabel
bebas tidak terjadi heteroskedastisitas.
Dari hasil pengolahan data dengan SPSS diperoleh grafik histogram
yang menunjukkan garis kurva normal, berarti data yang diteliti diatas
berdistribusi normal. Demikian juga dari normal probability plots
menunjukkan berdistribusi normal juga karena garis (titik-titik) mengikuti
garis diagonal. Jadi dapat disimpulkan bahwa data variabel bebas dan
variabel terikat berdistribusi normal.
72
Dari hasil pengolahan data dengan SPSS diperoleh nilai Durbin-
Watson (DW) sebesar 1,940. Karena nilai DW berada diantara -2 dan +2
atau -2 ≤ DW ≤ +2, maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi.
4. Pengujian Signifikansi Pengaruh Simultan dengan Uji F
Hasil pengujian pengaruh bersama-sama (simultan) ketiga variabel
X1, X2, dan X3 dengan uji F menghasilkan nilai p = 0,000. Karena nilai
p < 0,05 maka ketiga variabel bebas (informasi, bentuk iklan, dan bintang
iklan) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap variabel terikat Y (minat beli ulang). Dalam arti minimal ada satu
variabel bebas yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel
terikat Y.
Dari hasil analisis regresi berganda tiga variabel bebas diperoleh
koefisien determinasi R2 sebesar 0,273. Besaran R2 ini menunjukkan
bahwa 0,273 atau sekitar 27.3% perubahan-perubahan pada Y yaitu minat
beli ulang dapat dijelaskan oleh ketiga variabel yaitu informasi, bentuk
iklan, dan bintang iklan.
5. Pengujian signifikansi pengaruh individual: dengan Uji t
Dari hasil analisis regresi berganda diperoleh koefisien korelasi untuk
variabel X1 (informasi) sebesar 0,391, bertanda positif. Dari hasil
pengolahan data dengan SPSS, diperoleh nilai p = 0,048. Karena p < 0,05
maka secara individual variabel X1 (informasi) berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap Y (minat beli ulang).
73
Hasil uji signifikansi terhadap nilai koefisien korelasi untuk X2
(bentuk iklan) menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,208, bertanda positif.
Dari hasil pengolahan data dengan SPSS, diperoleh nilai p = 0,230. Karena
nilai p > 0,05 berarti variabel bebas X2 (bentuk iklan) secara individual
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Y (minat beli ulang).
Hasil uji signifikansi terhadap nilai Koefisien korelasi untuk X3
(bintang iklan) diperoleh sebesar 0,347, bertanda positif. Dari hasil
pengolahan data dengan SPSS, diperoleh nilai p = 0,029. Karena nilai
p < 0,05 maka secara individual variabel X3 (bintang iklan) berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap variabel Y (minat beli ulang).
Berdasarkan pembahasan analisis regresi berganda, diperoleh
persamaan Y = - 0.157 + 0,391 X1 + 0,208 X2 + 0,347 X3. Konstanta
sebesar – 0.157 mengindikasikan bahwa jika tidak ada pengaruh variabel
X1, X2, dan X3, dalam arti masing-masing dianggap nol, maka Y bernilai
sebesar - 0.157 unit.
Koefisien regresi X1 sebesar 0,391 mengindikasikan bahwa setiap
terjadi penambahan X1 sebesar 1 unit, maka Y meningkat 0,391 unit (Hasil
uji signifikansi terhadap nilai koefisien ini dengan uji t diperoleh nilai
p = 0,048. Karena nilai p < 0,05 berarti secara individual variabel X1
(informasi) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Y (minat
beli ulang) ).
Koefisien regresi X2 sebesar 0,208 mengindikasikan bahwa setiap
terjadi penambahan X2 sebesar 1 unit, maka Y tidak diketahui
74
pengaruhnya secara jelas.(Hasil uji signifikansi terhadap nilai koefisien ini
dengan uji t diperoleh nilai p = 0,230. Karena nilai p > 0,05 berarti secara
individual variabel X2 (bentuk iklan) tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap Y (minat beli ulang) ).
Koefisien regresi X3 sebesar 0,347 mengindikasikan bahwa setiap
terjadi penambahan X3 sebesar 1 unit, maka Y meningkat 0,347 unit (Hasil
uji signifikansi terhadap nilai koefisien ini dengan uji t diperoleh nilai
p = 0,029. Karena nilai p < 0,05 berarti secara individual variabel X3
(bintang iklan) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Y
(minat beli ulang) ).
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil analisis data penelitian
tentang pengaruh variabel bebas (informasi, bentuk iklan, dan bintang iklan)
terhadap variabel terikat (minat beli ulang) dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Hasil analisis regresi berganda memberikan koefisien determinasi (R2)
sebesar 0,273, yang berarti bahwa ketiga variabel bebas (informasi, bentuk
iklan, dan bintang iklan) mampu menjelaskan 27,3% perubahan pada Y
(minat beli ulang), yaitu melalui persamaan regresi:
Y = - 0.157 + 0,391 X1 + 0,208 X2 + 0,347 X3.
Persamaan ini menunjukkan bahwa setiap terjadi pertambahan 1 unit pada
variabel X1 akan mengakibatkan kenaikan Y sebesar 0,391 dan setiap
terjadi pertambahan 1 unit pada variabel X3 akan mengakibatkan kenaikan
Y sebesar 0,347. Sedangkan setiap terjadi pertambahan 1 unit pada
variabel X2 tidak diketahui secara jelas pengaruhnya terhadap Y.
2. Pengaruh bersama-sama (simultan) ketiga variabel bebas terhadap variabel
terikat bersifat signifikan sebagaimana ditunjukkan oleh nilai p = 0,000.
Karena nilai p < 0,05 maka ketiga variabel bebas (informasi, bentuk iklan,
dan bintang iklan) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang positif
75
76
dan signifikan terhadap variabel terikat Y (minat beli ulang). Dalam arti
minimal ada satu variabel bebas yang memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikat Y.
3. Hasil pengujian signifikansi pengaruh individual tiap variabel bebas
dengan uji t menunjukkan bahwa tidak semua variabel bebas tersebut
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat Y (minat beli
ulang). Untuk variabel X1 diperoleh nilai p = 0,048 dan variabel X3
diperoleh nilai p = 0,029 yang lebih kecil dari 0,05 maka dapat diartikan
bahwa variabel X1 (informasi) dan X3 (bintang iklan) berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap Y (minat beli ulang). Sedangkan untuk
variabel X2 diperoleh nilai p = 0,230 yang ternyata lebih besar dari 0,05
maka dapat diartikan bahwa variabel X2 (bentuk iklan) tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel Y (minat beli ulang).
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan di atas, ada beberapa saran yang
dapat dikemukakan penulis bagi pihak pemasar atau bagi pihak lain yang
terkait dengan pemasaran produk dan juga bagi peneliti selanjutnya. Saran
tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa ketiga variabel
(informasi, bentuk iklan, dan bintang iklan) baik secara simultan maupun
individual mampu membentuk pengaruh yang positif terhadap minat beli
77
ulang konsumen, maka sebaiknya Sabun Mandi Lux mempertahankan
kesuksesan iklannya dan lebih meningkatkan kreativitas dalam membuat
iklan Sabun Mandi Lux agar konsumen tetap menyukai iklannya.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Pada penelitian ini diketahui bahwa variabel informasi, bentuk iklan
dan bintang iklan hanya berpengaruh sebesar 27,3 % terhadap minat beli
ulang konsumen sedangkan 72,7 % dipengaruhi oleh variabel lain, maka
peneliti selanjutnya sebaiknya meneliti variabel lainnya yang dapat
mempengaruhi minat beli ulang konsumen.
C. Keterbatasan Penelitian
Penulis sudah berusaha sebaik dan semaksimal mungkin, namun
penulis menyadari akan keterbatasan yang penulis lakukan dalam penelitian
ini yaitu:
1. Hasil dari penelitian ini belum sempurna, karena keterbatasan peneliti
dalam hal waktu dan pengetahuan. Disamping itu penulis belum
mempunyai pengalaman dalam menulis karya ilmiah, maka dalam hal
pengkajian teori, pengolahan data, dan menganalisis data, penulisan
skripsi ini jauh dari sempurna.
78
2. Dalam penelitian ini penulis tidak dapat memastikan kebenaran data yang
diperoleh dari responden, karena data diperoleh dengan membagikan
kuesioner kepada responden sehingga kemungkinan dalam memberikan
jawaban kurang maksimum karena ketidaksungguhan responden dalam
mengisi kuesioner.
DAFTAR PUSTAKA
Cooper dan Emori. 1995. Metode Penelitian Bisnis. Edisi Kelima. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: BP. Undip. Kasali, Renald. 1992. Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di
Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi Kesebelas. Jilid I. (Alih
Bahasa: Benyamin Molan). Jakarta: Indeks. Kotler, Philip and Gary Armstrong. 2003. Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi
Kesembilan. Jilid I. (Alih Bahasa: Drs. Alexander Sindoro). Jakarta: Indeks.
Lee, Monle dan Carla Johnson. 2004. Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan dalam
Perspektif Global. Edisi Pertama. (Alih Bahasa: Haris Munandar dan Dudy Priatna). Jakarta: Prenada.
Shimp, A. Terence. 2004. Periklanan Promosi: Aspek Tambahan Komunikasi
Pemasaran Terpadu. Edisi Kelima. Jilid II. (Alih Bahasa: Dwi Kartini Yahya). Jakarta: Erlangga.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta:
LP3ES. Suharyadi dan Purwanto. 2004. Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern.
Buku 2. Jakarta: Salemba Empat. Sunyoto, Danang. 2007. Analisis Regresi dan Korelasi Bivariat. Cetakan Pertama.
Yogyakarta: Amara Books. Swastha, Basu. 1984. Azas Azas Marketing.. Edisi Ketiga. Cetakan Pertama.
Yogyakarta: Liberty. Swastha, Basu dan Irawan. 2005. Manajemen Pemasaran Modern. Edisi Kedua.
Cetakan Keduabelas. Yogyakarta: Liberty. Umar, Husein. 2003. Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Cetakan Pertama.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
79
Widyatama, Rendra. 2005. Pengantar Periklanan. Jakarta: Buana Pustaka Indonesia.
www.playwithbeauty-id.com, download 5 Januari 2008. www.unilever.co.id, download 5 Januari 2008. www.usd.ac.id, download 5 Januari 2008.
80
KUESIONER
Lamp : 1 berkas kuesioner Hal : kuesioner penelitian Yogyakarta, 20 November 2007 Kepada: Yth. Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Dengan hormat, Dengan ini saya: Nama : Fika Nurliana NIM : 042214096 Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma sedang menyusun skripsi dengan judul “ Pengaruh Daya Tarik Iklan Produk Lux Terhadap Minat Beli Ulang Konsumen”. Dalam penyusunan skripsi ini, saya mohon bantuan Anda untuk menjawab pernyataan-pernyataan yang tersusun dalam kuesioner ini, untuk memperoleh data yang saya butuhkan. Kesungguhan Anda dalam mengisi setiap butir pernyataan akan sangat menentukan tingkat keberhasilan penelitian ini. Saya sangat mengharapkan kerjasama Anda dengan menjawab semua pernyataan sesuai dengan keadaan Anda yang sebenarnya. Petunjuk cara pengisian akan saya jelaskan di awal setiap kelompok kuesioner ini. Atas perhatian dan kerjasama Anda, saya mengucapkan terima kasih. Hormat saya, Fika Nurliana
BAGIAN I Identitas Responden
Berilah tanda silang (x) pada salah satu alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan Anda sebenarnya. 1. Nama responden :........................................................... (Bila tidak berkeberatan) 2. Fakultas :........................................................... 3. Prodi :........................................................... 4. Jenis Kelamin:
a. Pria b. Wanita
5. Usia Anda: a. 16 tahun - 18 tahun b. 19 tahun - 21 tahun c. 22 tahun – 24 tahun d. Lebih dari 24 tahun
6. Uang saku Anda rata-rata perbulan: a. Kurang dari Rp. 400.000,00 b. Rp. 400.000,00 – Rp. 700.000,00 c. Rp. 700.100,00 – Rp. 1.000.000,00 d. Lebih dari Rp. 1.000.000,00
7. Status tempat tinggal Anda: a. Sewa/ kontrak b. Kos c. Rumah orang tua d. Rumah saudara
8. Apakah Anda sering menonton televisi dalam 2 bulan terakhir ini: a. Setiap hari dalam beberapa jam b. Setiap hari pada jam tertentu c. Hanya pada hari tertentu d. Tidak pernah
9. Anda telah menggunakan Sabun Mandi Lux selama? a. Kurang dari 2 bulan b. 2 bulan – 4 bulan c. Lebih dari 4 bulan
10.Bentuk kemasan Sabun Mandi Lux yang Anda gunakan? a. Cair b. Batang
Reliability
Case Processing Summary
100 100.00 .0
100 100.0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.692 4
Cronbach'sAlpha N of Items
Item Statistics
3.45 .716 1003.54 .702 1003.83 .652 1003.75 .730 100
inform1inform2inform3inform4
Mean Std. Deviation N
Item-Total Statistics
11.12 2.773 .335 .71511.03 2.656 .409 .66910.74 2.518 .552 .58310.82 2.189 .631 .519
inform1inform2inform3inform4
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Reliability
Case Processing Summary
100 100.00 .0
100 100.0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.806 4
Cronbach'sAlpha N of Items
Item Statistics
3.96 .751 1003.96 .695 1003.62 .749 1003.86 .752 100
bentuk1bentuk2bentuk3bentuk4
Mean Std. Deviation N
Item-Total Statistics
11.44 3.097 .694 .72011.44 3.360 .648 .74511.78 3.406 .553 .78911.54 3.301 .595 .769
bentuk1bentuk2bentuk3bentuk4
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Reliability
Case Processing Summary
100 100.00 .0
100 100.0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.820 6
Cronbach'sAlpha N of Items
Item Statistics
4.24 .726 1004.27 .723 1003.60 .910 1003.90 .718 1003.71 .756 1003.50 .893 100
bintang1bintang2bintang3bintang4bintang5bintang6
Mean Std. Deviation N
Item-Total Statistics
18.98 8.565 .653 .77818.95 8.755 .606 .78719.62 8.157 .555 .80019.32 8.361 .721 .76419.51 8.818 .552 .79819.72 8.587 .475 .818
bintang1bintang2bintang3bintang4bintang5bintang6
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Reliability
Case Processing Summary
100 100.00 .0
100 100.0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.826 2
Cronbach'sAlpha N of Items
Item Statistics
3.73 .839 1003.07 1.008 100
minat1minat2
Mean Std. Deviation N
Item-Total Statistics
3.07 1.015 .715 .a
3.73 .704 .715 .aminat1minat2
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
The value is negative due to a negative average covarianceamong items. This violates reliability model assumptions. Youmay want to check item codings.
a.
Regression
Descriptive Statistics
3.4000 .85576 1003.6425 .50534 1003.7825 .65197 1003.8767 .58967 100
Minat BeliInformasiBentuk IklanBintang Iklan
Mean Std. Deviation N
Correlations
1.000 .430 .452 .426.430 1.000 .655 .400.452 .655 1.000 .594.426 .400 .594 1.000
. .000 .000 .000.000 . .000 .000.000 .000 . .000.000 .000 .000 .100 100 100 100100 100 100 100100 100 100 100100 100 100 100
Minat BeliInformasiBentuk IklanBintang IklanMinat BeliInformasiBentuk IklanBintang IklanMinat BeliInformasiBentuk IklanBintang Iklan
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Minat Beli Informasi Bentuk Iklan Bintang Iklan
Variables Entered/Removedb
BintangIklan,Informasi,BentukIklan
a
. Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Minat Belib.
Model Summary
.522a .273 .250 .74107Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), Bintang Iklan, Informasi, BentukIklan
a.
ANOVAb
19.778 3 6.593 12.004 .000a
52.722 96 .54972.500 99
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Bintang Iklan, Informasi, Bentuk Iklana.
Dependent Variable: Minat Belib.
Coefficientsa
-.157 .621 -.253 .801.391 .195 .231 2.006 .048.208 .172 .158 1.208 .230.347 .157 .239 2.211 .029
(Constant)InformasiBentuk IklanBintang Iklan
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Minat Belia.
UJI ASUMSI KLASIK MULTIKOLINIERITAS Regression
Variables Entered/Removedb
BintangIklan,Informasi,BentukIklan
a
, Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Minat Belib.
Coefficientsa
,571 1,750,440 2,272,647 1,546
InformasiBentuk IklanBintang Iklan
Model1
Tolerance VIFCollinearity Statistics
Dependent Variable: Minat Belia.
Coefficient Correlationsa
1,000 -,018 -,479-,018 1,000 -,566-,479 -,566 1,000
2,466E-02 -5,61E-04 -1,297E-02-5,613E-04 3,802E-02 -1,899E-02-1,297E-02 -1,90E-02 2,965E-02
Bintang IklanInformasiBentuk IklanBintang IklanInformasiBentuk Iklan
Correlations
Covariances
Model1
Bintang Iklan Informasi Bentuk Iklan
Dependent Variable: Minat Belia.
Collinearity Diagnosticsa
3,967 1,000 ,00 ,00 ,00 ,001,444E-02 16,577 ,55 ,00 ,39 ,001,265E-02 17,708 ,01 ,29 ,02 ,726,107E-03 25,487 ,45 ,71 ,60 ,27
Dimension1234
Model1
EigenvalueCondition
Index (Constant) Informasi Bentuk Iklan Bintang IklanVariance Proportions
Dependent Variable: Minat Belia.
UJI ASUMSI KLASIK HETEROSKEDASTISITAS Regression
Residuals Statisticsa
1,8511 4,2808 3,4000 ,44696 100-3,465 1,971 ,000 1,000 100
,07817 ,33779 ,13840 ,05331 100
1,7474 4,4430 3,4015 ,44782 100-2,7808 1,4699 ,0000 ,72976 100
-3,752 1,983 ,000 ,985 100-3,860 2,009 -,001 1,010 100
-2,9430 1,5493 -,0015 ,76815 100-4,178 2,042 -,005 1,030 100
,112 19,578 2,970 3,522 100,000 ,217 ,014 ,033 100,001 ,198 ,030 ,036 100
Predicted ValueStd. Predicted ValueStandard Error ofPredicted ValueAdjusted Predicted ValueResidualStd. ResidualStud. ResidualDeleted ResidualStud. Deleted ResidualMahal. DistanceCook's DistanceCentered Leverage Value
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Dependent Variable: Minat Belia.
Charts
Scatterplot
Dependent Variable: Minat Beli
Regression Standardized Predicted Value
3210-1-2-3-4
Reg
ress
ion
Stu
dent
ized
Res
idua
l
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
UJI ASUMSI KLASIK NORMALITAS Charts
Regression Standardized Residual
1,751,25
,75,25-,25-,75
-1,25-1,75
-2,25-2,75
-3,25-3,75
Histogram
Dependent Variable: Minat Beli
Freq
uenc
y
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Std. Dev = ,98 Mean = 0,00
N = 100,00
Normal P-P Plot of Regression S
Dependent Variable: Minat Beli
Observed Cum Prob
1,0,8,5,30,0
Exp
ecte
d C
um P
rob
1,0
,8
,5
,3
0,0
UJI ASUMSI KLASIK AUTOKORELASI Regression
Model Summaryb
,522a ,273 ,250 ,74107 1,940Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Durbin-Watson
Predictors: (Constant), Bintang Iklan, Informasi, Bentuk Iklana.
Dependent Variable: Minat Belib.