pengaruh dewan komisaris, komite audit...

157
PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT, INTERNAL AUDIT, KOMITE MANAJEMEN RISIKO DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2012-2013) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: ISBRIANDIEN CAHYA UTAMI NIM. 1111082000122 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

Upload: buikhanh

Post on 17-May-2018

232 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT, INTERNAL

AUDIT, KOMITE MANAJEMEN RISIKO DAN UKURAN PERUSAHAAN

TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT

(DIMENSI ISO 31000)

(Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode Tahun 2012-2013)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

ISBRIANDIEN CAHYA UTAMI

NIM. 1111082000122

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 2: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

ii

Page 3: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

iii

Page 4: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

iv

Page 5: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

v

Page 6: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

1. Nama Lengkap : Isbriandien Cahya Utami

2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 29 Juli 1992

3. Alamat : Jl. Mandor Kecil RT.005/05 No. 42

Kel. Jurang Mangu Timur, Kec. Pondok

Aren, Tangerang Selatan 15222

4. Telepon : 083895662320

5. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. SD Negeri Kereo 06 Tahun 1998-2004

2. SMP Negeri 48 Jakarta Tahun 2004-2007

3. SMK Negeri 15 Jakarta Jurusan Akuntansi Tahun 2007-2010

4. S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011-2015

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Rohis SMK Negeri 15 Jakarta Sebagai Ketua Keputrian (2008-2009)

2. Majelis Perwakilan Kelas (MPK) SMK Negeri 15 Jakarta Sebagai

Sekretaris MPK (2008-2009)

3. KomDa FEB UIN Jakarta Sebagai Staff PSDM (2011-2012)

4. KomDa FEB UIN Jakarta Sebagai Ketua Keputrian (2012-2013)

5. UKM LDK Syahid 18 UIN Jakarta Sebagai Staff Keputrian (2013-2014)

Page 7: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

vii

THE INFLUENCE OF COMMISSIONERS, AUDIT COMMITTEES,

INTERNAL AUDITOR, RISK MANAGEMENT COMMITTEE AND FIRM

SIZE TOWARD THE DISCLOSURE OF ENTERPRISE RISK

MANAGEMENT (DIMENSION BY ISO 31000)

ABSTRACT

The purpose of this research is to determine the influence of commissioners

financial experts, independency of audit committees, internal auditor, existence of

risk management committee and firm size are toward the disclosure of Enterprise

Risk Management (ERM) in nonfinancial and financial companies listed in

Indonesia Stock Exchange from 2012 to 2013. The sampling method in this research

is purposive sampling method with 412 companies as population and 206

companies as samples.

The ERM practice is measured based on ERM index, which considers the

five dimension of ERM by ISO 31000 framework. Hypothesis in this research are

tested by multiple regression model.

The result of this research showed that simultaneously had significant

influence toward the disclosure of Enterprise Risk Management (ERM) by ISO

31000 framework. While partially the existence of risk management committee and

size of company had significant and positive toward the disclosure Enterprise Risk

Management (ERM), but other variables which are commissioners financial

experts,independency of audit committees and internal auditor does not have a

significant influence toward the disclosure of Enterprise Risk Management (ERM).

Keywords : commissioners financial experts, independency of audit committees,

internal auditor, existence of risk management committee, firm size and

disclosure of Enterprise Risk Management (ERM).

Page 8: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

viii

PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT, INTERNAL

AUDIT, KOMITE MANAJEMEN RISIKO DAN UKURAN PERUSAHAAN

TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT

(DIMENSI ISO 31000)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kompetensi

(keahlian keuangan) dewan komisaris, komite audit independen, internal audit,

komite manajemen risiko dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan

Enterprise Risk Management (ERM). Penelitian ini menggunakan sampel seluruh

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun2012-2013.

Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah populasi

penelitian sebesar 412 perusahaan dan sampel penelitian ini adalah 206 perusahaan.

Penerapan ERM diukur berdasarkan indeks ERM dengan mempertimbangkan

lima dimensi kerangka manajemen risiko ISO 31000. Pengujian hipotesis dalam

penelitian ini menggunakan model regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan kompetensi dewan

komisaris, komite audit independen, internal audit, komite manajemen risiko dan

ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ERM dengan

kerangka manajemen risiko ISO 31000. Sementara secara parsial komite

manajemen risiko dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan dan positif

terhadap pengungkapan ERM. Sedangkan kompetensi dewan komisaris, komite

audit independen dan internal audit tidak berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan ERM.

Kata kunci : kompetensi dewan komisaris, komite audit independen, komite

manajemen risiko, internal audit, ukuran perusahaan dan

pegungkapan Enterprise Risk Management (ERM).

Page 9: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

ix

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Dewan Komisaris, Komite

Audit, Internal Audit, Komite Manajemen Risiko dan Ukuran Perusahaan

Terhadap Pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM) Dimensi ISO

31000 (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2012-

2013)”. Shalawat serta salam senantiasa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad

SAW, yang telah membimbing umatnya menuju jalan kebenaran.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat guna

meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu

dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah

penulis hanturkan atas kekuatan Allah SWT yang telah menganugerahkannya.

Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Tjahjono dan Ibu Sadiyem yang telah

memberikan bimbingan, dukungan, serta doa yang tiada hentinya.

2. Kakak dan Adikku (Mas Maizin Aviv dan Cerdick Insegal) yang telah

memberikan semangat dan doanya dalam proses penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM. selaku Plt Ketua dan Sekretaris

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 10: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

x

5. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM. selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang

telah bersedia menyediakan waktunya yang sangat berharga untuk

membimbing penulis selama menyusun skripsi. Terima kasih atas segala

masukan, motivasi dan nasihat yang telah diberikan selama ini.

6. Bapak Abdul Hamid Cebba, MBA, Ak.,CPA. selaku dosen Pembimbing Skripsi

II yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, berdiskusi,

dan memberikan motivasi kepada penulis. Terimakasih atas semua saran yang

Bapak berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang

skripsi.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang

sangat luas kepada penulis selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang

bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.

8. Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu

peneliti dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.

9. Keluarga besar Akuntansi C 2011, terimakasih atas kenangan dan semangatnya

selama ini.

10. Sahabat-sahabat “Demi Lulus 2015” yang solid mengingatkan dan memotivasi

lulus tepat waktu. Terimakasih banyak Bonita, Chandra, Eka, Elfi, Eva, Fahmi,

Faisal, Fauzi, Fazril, Fitria, Hadi, Irvan, Ilfi, Nazmuddin, Noviansyah, Sella.

11. Teman-teman seperjuangan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Angkatan 2011, terimakasih atas doa dan inspirasinya selama ini.

12. Adik-adik Azalea dan Komda FEB yang selalu menyemangati, memberikan

perhatian dan doa. Terimakasih ya, semoga selalu semangat memperbaiki diri

dan jangan pernah patah semangat karena setiap yang berusaha dengan benar

pasti akan meraih kemenangan.

13. Keluarga Besar LDK Syahid UIN Jakarta, terimakasih atas doa dan

semangatnya, semoga selalu menjadi bagian dari “someone great” someone that

can bring impactful benefit to people around and this world. Aamiin.

Page 11: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

xi

14. Seluruh pihak yang turut berperan dalam penelitian ini namun tidak dapat

disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarnakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan bahkan kritik

yang membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 12 Juni 2015

(Isbriandien Cahya Utami)

Page 12: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

xii

DAFTAR ISI

Judul ............................................................................................................. i

Lembar Pengesahan Skripsi....................................................................... ii

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ................................................ iii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ............................................................ iv

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ............................................ v

Daftar Riwayat Hidup ................................................................................ vi

Abstract ......................................................................................................... vii

Abstrak ......................................................................................................... viii

Kata Pengantar ........................................................................................... ix

Daftar Isi ...................................................................................................... xii

Daftar Tabel ................................................................................................. xiii

Daftar Gambar ............................................................................................ xvi

Daftar Lampiran ......................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang Penelitian ..................................................... 1

B. Perumusan Masalah .............................................................. 11

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 11

1. Tujuan Penelitian ............................................................ 11

2. Manfaat Penelitian .......................................................... 12

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................. 14

A. Tinjauan Literatur.................................................................. 14

1. Teori Keagenan (Agency Theory) ................................... 14

2. Good Corporate Governance (GCG) ............................. 17

3. Enterprise Risk Management (ERM) .............................. 19

4. International Standard Organization (ISO) 31000 ........ 23

5. Pengungkapan Risiko ...................................................... 25

6. Dewan Komisaris ............................................................ 28

7. Komite Audit ................................................................... 29

8. Internal Audit .................................................................. 30

Page 13: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

xiii

9. Risk Management Committee (RMC) ............................. 31

10. Ukuran Perusahaan.......................................................... 32

B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis.......... 32

C. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu .......................................... 37

D. Kerangka Pemikiran .............................................................. 42

BAB III METODELOGI PENELITIAN ............................................... 43

A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 43

B. Metode Penentuan Sampel .................................................... 43

C. Metode Pengumpulan Data ................................................... 44

D. Metode Analisis Data ............................................................ 45

1. Statistik Deskriptif .......................................................... 46

2. Analisis Regresi Berganda .............................................. 47

3. Uji Asumsi Klasik ........................................................... 48

4. Koefesien Determinasi .................................................... 51

5. Pengujian Hipotesis ......................................................... 53

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian..................................... 54

1. Variabel Dependen .......................................................... 55

2. Variabel Independen ....................................................... 58

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 64

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................... 64

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian......................................... 66

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................... 66

2. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................. 71

a. Hasil Uji Normalitas ................................................. 71

b. Hasil Uji Multikolonieritas ....................................... 73

c. Hasil Uji Autokorelasi............................................... 74

d. Hasil Uji Heterokedastisitas ...................................... 75

3. Hasil Pengujian Hipotesis ............................................... 76

a. Hasil Uji Koefisien Determinasi ............................... 76

b. Hasil Uji Statistik F ................................................... 77

Page 14: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

xiv

c. Hasil Uji Statistik t .................................................... 78

BAB V PENUTUP .................................................................................. 87

A. Kesimpulan ........................................................................... 87

B. Implikasi ................................................................................ 88

C. Saran ...................................................................................... 90

Daftar Pustaka ............................................................................................. 92

Lampiran-lampiran .................................................................................... 97

Page 15: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

xv

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu .......................................... 39

3.1 Indeks Total Skor Pengungkapan ERM ................................ 56

3.2 Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran ........................... 62

4.1 Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria ............................. 65

4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................. 66

4.3 Daftar Perusahaan dengan Komite Manajemen Risiko ....... 69

4.4 Hasil Uji Multikolonieritas ................................................... 73

4.5 Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson ................................. 74

4.6 Hasil Uji Heterokedastisitas Glejser ..................................... 75

4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................... 77

4.8 Hasil Uji Statistik F ............................................................... 78

4.9 Hasil Uji Statistik t ................................................................ 79

Page 16: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

xvi

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Infrastruktur Manajemen Risiko ........................................... 22

2.2 Hubungan Komponen Kerangka Kerja Manajemen Risiko.. 24

2.3 Kerangka Pemikiran .............................................................. 42

4.1 Hasil Uji Normalitas Grafik P-Plots ..................................... 72

4.2 Hasil Uji Durbin Watson ....................................................... 74

Page 17: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1 Data Sampel .......................................................................... 98

2 Dimensi Pengungkapan ERM ISO 31000 ............................ 134

3 Hasil Output SPSS ................................................................ 136

Page 18: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Setiap perusahaan selalu dihadapi dengan berbagai macam risiko, baik

risiko finansial maupun operasional. Meningkatnya kompleksitas aktivitas dunia

usaha juga mengakibatkan semakin kompleksnya risiko bisnis yang harus

dihadapi perusahaan sehingga mempertegas pentingnya manajemen risiko yang

dapat diandalkan. Risiko tersebut perlu dikendalikan agar perusahaan dapat

mengembangkan usahanya.

Perubahan teknologi, globalisasi, dan perkembangan transaksi bisnis seperti

hedging dan derivative menyebabkan makin tingginya tantangan yang dihadapi

perusahaan dalam mengelola risiko yang harus dihadapinya (Beasley et al.,

2008). Manajemen risiko perusahaan atau Enterprise Risk Management (ERM)

merupakan suatu strategi yang digunakan untuk mengevaluasi dan mengelola

semua risiko dalam perusahaan.

Banyak contoh berbagai profil perusahaan besar yang memiliki kegagalan

dan skandal tata kelola perusahaan, akibatnya adalah hilangnya kepercayaan

investor di pasar keuangan dan jatuhnya nilai pasar (Maier, 2005). Browning dan

Weil (2002) menyatakan skandal akuntansi pada perusahaan terkemuka seperti

Healthsouth, Tyco, dan Worldcom telah mengguncang kepercayaan investor.

Dampak dari skandal ini, banyak perusahaan yang melihat nilai saham

perusahaan mereka turun drastis dan mengalami credit ratings, sehingga

Page 19: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

2

perusahaan - perusahaan tersebut dipaksa untuk mengajukan chapter 11 tentang

perlindungan kebangkrutan dari kreditur. Kegagalan yang luas dalam pelaporan

keuangan umumnya menyalahkan sistem pengendalian internal yang lemah.

Kekhawatiran mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan akuntansi

banyak dikutip sebagai alasan kemerosotan pasar saham yang diikuti skandal-

skandal seperti yang disebutkan di atas.

Akibat terjadinya skandal korporasi dan penipuan akuntansi, pemerintah

dan regulator berusaha membuat undang-undang dan peraturan yang lebih kuat

untuk menghindari keruntuhan serupa di masa yang akan datang dan

mengembalikan kepercayaan investor di pasar keuangan. Beberapa

perkembangan legislatif terkait tata kelola perusahaan di berbagai negara

mempengaruhi kode tata kelola diseluruh dunia antara lain Cadbury report di

UK dan Sarbanas-Oxley Act di US.

Setelah runtuhnya Maxwell Publishing Group, The Cadbury Committee

report (1992) dikutip dari Maier (2005), merekomendasikan a Code of Best

Practice. Rekomendasi meliputi berbagai praktik tata kelola termasuk struktur

dan komposisi main board, komite audit, dan pentingnya non-executive

directors. Kode tersebut membangun prinsip “comply or explain” dimana

perusahaan harus menerapkan hal-hal yang dianjurkan atau menjelaskan

alasannya jika tidak menerapkan.

Perkembangan regulasi yang dijelaskan diatas menunjukan bahwa

penerapan manajemen risiko di suatu organisasi perusahaan tidak terlepas dari

praktik Good Corporate Governance (GCG). GCG diharapkan dapat

Page 20: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

3

menciptakan nilai perusahaan (value of the firm) secara berkesinambungan

melalui pola pertumbuhan yang sehat dalam jangka panjang.

Menurut Cheung dan Chan (2004) tata kelola perusahaan mengacu pada

sistem dimana perilaku perusahaan dipantau dan dikendalikan. Tata kelola

penting karena dalam perusahaan besar pada perekonomian modern

berhubungan dengan banyak pihak yang menyediakan modal (shareholders) dan

pihak yang mengatur sumber daya (manajemen). Konflik kepentingan antara dua

kelompok ini muncul dan kemungkinan hak-hak pemegang saham. Dalam kasus

ini, sangat mungkin bahwa pemegang saham akan dirugikan dan memerlukan

sarana yang memastikan bahwa perusahaan dimonitor.

Menurut Handajani dkk. (2006) dalam Restuningdiah (2011), mekanisme

corporate governance dapat mengawasi manajemen dan pengambil keputusan,

sehingga memudahkan untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Corporate

governance merupakan konsep yang didasarkan pada agency theory dan

diharapkan dapat berfungsi sebagai alat untuk memberikan keyakinan kepada

para investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka

investasikan. GCG digunakan sebagai sistem dan struktur yang mengatur

hubungan antara manajemen dengan pemilik baik mayoritas maupun minoritas

suatu perusahaan dengan kata lain sebagai bentuk perlindungan investor adanya

perbedaan kepentingan pemegang saham (principle) dengan pihak manajemen

(agent). Penerapan corporate governance menuntut adanya perlindungan yang

kuat terhadap hak-hak pemegang saham terutama pemegang saham minoritas.

Page 21: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

4

Krisis keuangan global pada tahun 2008 menimbulkan banyak perdebatan

mengenai pentingnya GCG. Menurut Herwidayatmo (2000), diduga salah satu

penyebab terjadinya krisis di Indonesia adalah lemahnya pengawasan yang

dilakukan terhadap direksi perusahaan yang seharusnya menjadi tanggung jawab

dewan komisaris. Dewan komisaris dapat lebih efektif dan lancar bekerja apabila

terorganisasi dengan baik. Dukungan dari sekretariat dewan komisaris yang

selain jumlahnya memadai, juga handal, adalah suatu keharusan mutlak. Apabila

perusahaan semakin besar dan kompleks, kecermatan analisis yang

mempermudah proses pengambilan keputusan dapat ditunjang dengan adanya

komite-komite seperti komite audit, komite manajemen risiko, komite

remunerasi, dan komite lainnya. Adanya komite-komite ini selain sebagai

wahana pengumpulan keahlian, juga berperan untuk memenuhi persyaratan

untuk menjalankan GCG, terutama dalam kaitannya dengan pemerolehan

informasi dan analisis independen.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penerapan GCG dapat

meningkatkan kinerja perusahaan. Davidson et al. (2005) menemukan bahwa

governance yang kuat merupakan keseimbangan antara kinerja perusahaan

dengan tingkat pengawasan (level of monitoring) yang cukup. Beberapa hal yang

terkait dengan monitoring melalui mekanisme internal governance adalah

dewan komisaris independen, komite audit, fungsi audit internal dan pemilihan

audit eksternal.

Menurut Peasnell et al. (2005), dewan komisaris dipercaya dapat memegang

peranan penting dalam corporate governance, terutama dalam memonitor

Page 22: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

5

manajemen puncak. Dalam hal ini ada dua hal yang menarik berkaitan dengan

keefektifan dewan komisaris yaitu independensi dan kompetensi. Sebagaimana

menurut Cadbury Report (1992) kompetensi anggota dewan komisaris sangat

penting bagi terciptanya dewan komisaris yang efektif. Kompetensi yang

dibutuhkan oleh dewan komisaris dalam melakukan peran monitoring-nya

adalah pengetahuan mengenai bidang usaha perusahaan dan pemahaman

mengenai proses corporate governance.

Menurut Alzoubi & Selamat (2012), pemegang saham bergantung pada

kemampuan dewan komisaris dan komite audit untuk memantau kinerja

manajemen. Oleh karena itu, tanggung jawab kualitas pelaporan keuangan

terletak pada efektivitas peran dewan dan komite auditnya. Ikatan Komite Audit

Indonesia (IKAI) menegaskan keberadaan komite audit diharapkan mampu

meningkatkan kualitas pengawasan internal perusahaan, serta mampu

mengoptimalkan mekanisme checks and balances, yang pada akhirnya ditujukan

untuk memberikan perlindungan yang optimum kepada para pemegang saham

dan stakeholder lainnya.

Menurut Krus dan Orowitz (2009) dewan komisaris berperan dalam

mengawasi penerapan manajemen risiko untuk memastikan perusahaan

memiliki program manajemen risiko yang efektif. Untuk meringankan beban

tanggung jawabnya yang begitu luas, dewan komisaris dapat mendelegasikan

tugas pengawasan risiko kepada komite pengawas manajemenrisiko. Komite

tersebut diharapkan dapat mendiskusikan kebijakan dan panduan untuk

mengatur proses manajemen risiko perusahaan.

Page 23: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

6

Menurut Subramaniam et al. (2009) komite pengawas manajemen risiko

dapat sebagai komite audit atau komite lain yang terpisah dari audit dan berdiri

sendiri, meskipun demikian tanggung jawab utama dari pengawasan manajemen

risiko tetap di tangan dewan komisaris secara penuh.

Tugas pengawasan manajemen risiko membutuhkan pemahaman yang

cukup mengenai struktur dan operasi perusahaan secara keseluruhan beserta

risiko-risiko yang terkait, seperti risiko produk, risiko teknologi, risiko kredit,

risiko peraturan, dan sebagainya (Bates dan Leclerc, 2009). Dalam hal ini,

beberapa perusahaan menerapkan fungsi pengawasan tersebut pada suatu komite

pengawas manajemen yang terpisah dari audit dan berdiri sendiri, yang secara

khusus menangani peran pengawasan dan manajemen risiko perusahaan, atau

disebut dengan Risk Management Committee (RMC).

Di Indonesia sendiri, perkembangan RMC mulai meningkat. Dalam sektor

perbankan, istilah RMC disebut sebagai Komite Pemantau Risiko bagi bank

umum bersifat mandatory melalui Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006

tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance. Akan tetapi, berbeda dengan

industri perbankan yang diregulasi secara ketat, pembentukan RMC pada sektor

industri finansial non perbankan di Indonesia masih bersifat sukarela (voluntary)

dan belum ada regulasi yang secara khusus mengaturnya.

Andarini dan Januarti (2010) menemukan hubungan bahwa ukuran

perusahaan berhubungan signifikan dan positif terhadap pembentukan RMC.

Perusahaan dengan ukuran besar umumnya juga cenderung untuk mengadopsi

praktek corporate governance dengan lebih baik dibanding perusahaan kecil.

Page 24: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

7

Hal ini terkait dengan besarnya tanggung jawab perusahaan kepada para

stakeholder karena dasar kepemilikan yang lebih luas.

Beberapa peneliti terdahulu telah meneliti mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM). Namun,

dalam pengujian tentang faktor yang mempengaruhi pengungkapan ERM

menunjukan hasil yang tidak konsisten. Kleffner et al. (2003) menemukan

bahwa adanya Chief Risk Officer (CRO), jumlah dewan direksi, dan kepatuhan

atas pedoman yang dikeluarkan bursa efek merupakan kunci sukses penerapan

ERM. Hasil penelitian Beasley et al. (2005) dan Desender (2007) menunjukkan

bahwa keberadaan CRO, komisaris independen, tipe auditor dan ukuran

perusahaan berpengaruh signifikan pada tingkat pengungkapan ERM.

Desender et al. (2009) menguji komisaris independen, ukuran audit komite,

pemisahan CEO-Chairman, biaya audit eksternal, reputasi auditor dan

konsentrasi kepemilikan, size dan leverage dengan pengungkapan Enterprise

Risk Management. Hasil penelitian menunjukan variabel size, komisaris

independen, reputasi auditor dan konsentrasi kepemilikan yang memiliki

hubungan positif sedangkan biaya audit eksternal berhubungan negatif.

Berbeda dengan hasil penelitian Rustiarini (2012) menunjukkan bahwa

komisaris independen dan ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh positif

terhadap pengungkapan ERM, sedangkan reputasi audit, keberadaan Risk

Management Committee (RMC), dan konsentrasi kepemilikan berpengaruh

positif terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management. Hasil Penelitian

Andarini dan Januarti (2011) yang menguji hubungan komisaris independen,

Page 25: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

8

ukuran dewan, reputasi auditor, kompleksitas, risiko pelaporan keuangan,

leverage, ukuran perusahaan menunjukan hasil bahwa komisaris independen,

ukuran dewan, reputasi auditor, kompleksitas, risiko pelaporan keuangan dan

leverage tidak berhubungan signifikan dengan RMC, sedangkan ukuran

perusahaan secara signifikan berhubungan positif dengan keberadaan RMC dan

RMC yang terpisah dari komite lainnya.

Penelitian mengenai Risk Management Committee oleh Restuningdiah

(2010) yang merupakan kelanjutan dari penelitian Davidson et al. (2005)

menunjukkan bahwa mekanisme internal governance yang diproksi dengan

dewan komisaris independen, komite audit, fungsi audit internal dan risk

management committee tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.

Hal ini mengindikasikan bahwa mekanisme internal governance yang

diharapkan dapat mengatasi masalah keagenan terkait dengan manajemen laba

(incomesmoothing) belum merupakan jaminan sepenuhnya bagi perusahaan

dalam memaksimalkan fungsi pengawasan.

Penelitian yang dilakukan oleh Meizaroh dan Lucyanda (2011) mengenai

pengaruh corporate governance dan konsentrasi kepemilikan pada

pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM) yang diukur melalui

dimensi COSO ERM Framework dengan kriteria 108 pengungkapan

menghasilkan bahwa komisaris independen dan ukuran dewan komisaris tidak

berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ERM. Sementara itu,

keberadaan RMC, reputasi auditor dan konsentrasi kepemilikan berpengaruh

signifikan terhadap pengungkapan ERM.

Page 26: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

9

Hasil penelitian lain ditunjukan oleh Kumalasari, dkk. (2014) yang menguji

pengaruh leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas dan reputasi auditor

terhadap luas pengungkapan manajemen risiko. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa leverage dan profitabilitas berpengaruh positif terhadap

luas pengungkapan manajemen risiko perusahaan, sedangkan ukuran perusahaan

dan reputasi auditor tidak berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan

manjemen risiko.

Berdasarkan uraian diatas, penelitian mengenai ERM telah banyak

dilakukan dan memperoleh hasil-hasil yang berbeda sehingga menunjukan

adanya research gap. Dalam hal ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

karena adanya perbedaan dari beberapa hasil peneliti terdahulu. Maka penulis

mengajukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Dewan Komisaris, Komite

Audit, Internal Audit, Komite Manajemen Risiko dan Ukuran Perusahaan

Terhadap Pengungkapan Enterprise Risk Management (Dimensi ISO

31000)” (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode Tahun 2012-2013).

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai

berikut:

1. Penelitian ini mengikutsertakan variabel internal governance yang secara

khusus menangani peran pengawasan dan manajemen risiko perusahaan.

Beberapa hal yang terkait dengan monitoring melalui mekanisme internal

governance adalah dewan komisaris independen, komite audit, fungsi

internal audit, dan pemilihan auditor eksternal. Adapun perbedaan dalam

Page 27: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

10

penelitian ini, penulis tidak memasukkan variabel pemilihan auditor

eksternal karena pernyataan Subramaniam et al. (2009) bahwa pemilihan

auditor eksternal bukan merupakan mekanisme internal governance

melainkan external governance.

2. Penelitian ini menguji kembali ukuran perusahaan sebagai salah satu

variabel independen karena penelitian terdahulu terdapat hasil yang tidak

konsisten dalam mempengaruhi pengungkapan ERM.

3. Pengukuran pengungkapan ERM pada penelitian ini menggunakan dimensi

ISO 31000 yang telah diterapkan beberapa perusahaan di Indonesia mulai

tahun 2011.

4. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan publik

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) seluruh jenis sektor

perusahaan baik sektor keuangan maupun non keuangan sehingga hasil yang

diperoleh dapat digeneralisasi. Selain itu, periode pengamatan adalah

selama tahun 2012-2013 dimana periode penelitian yang lebih up to date

dimaksudkan untuk mengetahui konsistensi dari pengaruh variabel-variabel

independen tersebut terhadap pengungkapan ERM. Sedangkan populasi

yang digunakan dalam penelitian terdahulu belum ada yang menggunakan

sampel seluruh perusahaan.

Page 28: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

11

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

rumusan masalah yang hendak dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh kompetensi dewan komisaris, komite audit

independen, fungsi internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran

perusahaan secara simultan terhadap pengungkapan Enterprise Risk

Management (ERM)?

2. Bagaimana pengaruh kompetensi dewan komisaris, komite audit

independen, fungsi internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran

perusahaan secara parsial terhadap pengungkapan Enterprise Risk

Management (ERM)?

3. Variabel independen manakah yang paling dominan mempengaruhi

pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM)?

C. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan perumusan masalah di atas maka tujuan dilakukannya

penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris mengenai hal-hal sebagai

berikut:

1. Menganalisis pengaruh kompetensi dewan komisaris, komite audit

independen, fungsi internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran

perusahaan secara simultan terhadap pengungkapan Enterprise Risk

Management (ERM).

Page 29: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

12

2. Menganalisis pengaruh kompetensi dewan komisaris, komite audit

independen, fungsi internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran

perusahaan secara parsial terhadap pengungkapan Enterprise Risk

Management (ERM).

3. Menganalisis pengaruh variabel independen yang paling dominan terhadap

pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM).

D. Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat dan

kontribusi sebagai berikut:

1. Bagi dunia akademis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

menjadi bahan referensi penelitian selanjutnya mengenai pengaruh

kompetensi dewan komisaris, komite audit independen, fungsi audit

internal, komite manajemen risiko, dan ukuran perusahaan terhadap

pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM).

2. Bagi manajemen perusahaan

Dengan adanya penelitian ini diharapkan perusahaan dapat memahami

urgensi pengelolaan manajemen risiko perusahaan dalam rangka

meningkatkan kualitas corporate governance dan laporan keuangan.

Page 30: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

13

3. Bagi profesi akuntan publik

Dengan adanya penelitian ini diharapkan akuntan publik lebih memahami

tentang pengelolaan manajemen risiko perusahaan sebagai bahan

pertimbangan dalam menilai efektivitas pengendalian internal perusahaan.

4. Bagi satuan pengendali internal

Dengan adanya penelitian ini diharapkan satuan pengendali internal dapat

meningkatkan kualitas kerjasama dengan berbagai pihak dalam tingkatan

organisasi dan membuat kerangka kerja manajemen risiko dalam

pengelolaan manajemen risiko perusahaan.

5. Bagi investor dan analis pasar modal

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi

investor dan analis pasar modal dalam pengambilan keputusan.

6. Bagi regulator (pembuat kebijakan)

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan

pertimbangan bagi pembuat regulasi yang berkaitan dengan penerapan

manajemen risiko perusahaan non financial di Indonesia mengingat

pengungkapan manajemen risiko perusahaan (ERM) masih bersifat

sukarela.

Page 31: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Literatur

a. Teori Keagenan (Agency Theory)

Agency Theory pertama kali dicetuskan oleh Jensen dan Meckling

pada tahun 1976, yang mengartikan hubungan agensi sebagai sebuah

kontrak di mana salah satu pihak (principal) menggunakan pihak lain

(agent) untuk mengerjaka suatu layanan tertentu untuk kepentingan

mereka, dengan melibatkan suatu pendelegasian wewenang pengambilan

keputusan oleh agent.

“A contract under which one or more persons (the principal/s)

engage another person (the agent) to perform some service on their

behalf which involve delegating some decisions making authority to

theagent.” (Jensen dan Meckling, 1976)

Teori ini menjelaskan tentang bagaimana hubungan antar yang

memberi wewenang (principal) dengan pihak yang menerima wewenang

(agent) untuk bekerja sama dalam memenuhi hak dan kewajiban satu sama

lain. Masing-masing pihak disini mempunyai kepentingan mereka sendiri-

sendiri, dan perbedaan kepentingan ini bisa saja menyebabkan timbulnya

information asymetri (kesenjangan informasi) antara pemegang saham

(shareholders) dan organisasi. Perbedaan kepentingan tersebut

menyebabkan masing-masing pihak berusaha untuk memperbesar

keuntungan bagi diri mereka sendiri. Principal menginginkan

pengembalian yang sebesar-besarnya dan secepatnya atas investasi yang

Page 32: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

15

mereka tanamkan pada perusahaan, sedangkan agen menginginkan

kepentingannya diakomodir dengan pemberian kompensasi/bonus/insentif

yang memadai dan sebesar-besarnya atas kinerjanya.

Ada beberapa kemungkinan konflik yang terjadi dalam hubungan

antara principal dan agent (agency conflict), konflik yang timbul sebagai

akibat dari keinginan manajemen (agent) untuk melakukan tindakan yang

sesuai dengan kepentingannya yang dapat mengorbankan kepentingan

pemegang saham (principal) untuk memperoleh return dan nilai jangka

panjang perusahaan. Agency conflict dapat timbul dalam berbagai bentuk,

antara lain :

a. Moral Hazard

Moral Hazard adalah perilaku tidak jujur dengan mengorbankan

kepentingan pihak lain. Dalam perspektif teori keagenan Moral Hazard

terjadi akibat konflik kepentingan dan asimetri informasi antara

principal dan agent. Bisa saja terjadi ketika manajemen lebih memilih

investasi yang paling sesuai dengan kemampuan mereka dan bukan

yang paling menguntungkan bagi perusahaan.

b. Earning Retention

Manajemen cenderung mempertahankan tingkat pendapatan

perusahaan yang stabil, sedangkan pemegang saham lebih menyukai

distribusi kas yang lebih tinggi melalui beberapa peluang investasi

internal yang positif.

Page 33: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

16

c. Risk Aversion

Manajemen cenderung mengambil posisi aman untuk mereka

sendiri dalam mengambil keputusan investasi. Dalam hal ini, mereka

akan mengambil keputusan investasi yang sangat aman dan masih

dalam kemampuan manajer. Mereka akan menghindari keputusan

investasiyang dianggap berisiko bagi perusahaannya, walaupun

mungkin hal tersebut bukan pilihan yang terbaik bagi perusahaan.

d. Time Horizon

Manajemen cenderung hanya memperhatikan cash flow perusahaan

sejalan dengan waktu penugasan mereka. Hal ini dapat menimbulkan

bias dalam pengambilan keputusan yaitu berpihak pada proyek jangka

pendek dengan pengembalian akuntansi yang tinggi.

Permasalahan asimetri informasi pada principal-agent dapat diatasi

atau dikurangi dengan menetapkan pengawasan efektif atau mekanisme

feedback yang mana dapat membuat kinerja dan hasil yang dicapai lebih

transparan dan terukur. Menurut Subramaniam et al. (2009) secara umum,

keberadaan komite-komite seperti komite audit, komite nominasi, komite

remunerasi, serta komite manajemen risiko merupakan mekanisme

pengawasan internal di dalam perusahaan dan keberadaan komite

pengawas yang dibentuk oleh dewan komisaris tersebut menyediakan

kualitas pengawasan yang lebih baik dan menuntun untuk menurunkan

perilaku oportunistik yang dilakukan oleh manajer. Komite-komite yang

dibentuk oleh dewan komisaris tersebut diperkirakan ada dalam situasi

Page 34: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

17

dimana biaya agensi tinggi, seperti leverage tinggi serta kompleksitas dan

ukuran perusahaan yang lebih besar.

b. Good Corporate Governance

Pada tahun 1999, Komite Nasional Kebijakan Corporate

Governance (KNKCG) yang dibentuk berdasarkan Keputusan Menko

Ekuin Nomor: KEP/31/M.EKUIN/08/1999 pernah mengeluarkan

Pedoman Good Corporate Governance (GCG) yang pertama. Pedoman

tersebut telah beberapa kali disempurnakan, terakhir pada tahun 2001 dan

yang terbaru adalah tahun 2006 yang merupakan revisi pedoman tahun

2001 maka diterbitkan Pedoman Umum GCG Indonesia oleh Komite

Nasional Kebijakan Governance (KNKG) dalam kerangka dorongan etika.

Pedoman ini dijadikan acuan untuk melaksanakan sistem tata kelola yang

baik bagi dunia usaha untuk keberlangsungan usaha tetapi sifatnya masih

bersifat sukarela.

Bapepam-LK mengadopsi pedoman tersebut ke dalam peraturan-

peraturan Bapepam-LK yang sifatnya mandatory seperti kewajiban

pembentukan komite audit dan keberadaan komisaris independen dalam

perusahaan. Dengan begitu Bapepam-LK dapat memberikan sanksi jika

perusahaan tidak menerapkan peraturan tersebut. Bapepam-LK juga

mewajibkan Emiten dan Perusahaan Publik untuk mengungkapkan

pelaksanaan tata kelola perusahaan dalam laporan tahunan seperti

frekuensi rapat dewan komisaris dan direksi, frekuensi kehadiran anggota

Page 35: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

18

dewan komisaris dan direksi dalam rapat tersebut, frekuensi rapat dan

kehadiran komite audit, pelaksanaan tugas dan pertanggungjawaban

dewan komisaris dan direksi serta remunerasi dewan komisaris dan

direksi.

Corporate governance merupakan salah satu elemen kunci dalam

meningkatkan efisiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan

antara manajemen perusahaan, dewan komisaris, para pemegang saham,

dan stakeholders lainnya. Corporate governance dapat menciptakan nilai

tambah bagi semua pihak yang berkepentingan yaitu stakeholders. Ada

beberapa mekanisme yang sering dipakai dalam berbagai penelitian

mengenai GCG diantaranya kepemilikan institusional, kepemilikan

manajerial, proporsi dewan komisaris independen dan komite audit (Sari,

2013).

Setiap perusahaan harus memastikan bahwa asas GCG diterapkan

pada setiap aspek bisnis dan di semua jajaran perusahaan. Asas GCG yaitu

transparansi, akuntabilitas, independensi serta kesetaraan dan kewajaran

diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan dengan tetap

memperhatikan pemangku kepentingan (Zarkasyi, 2008:39). Perusahaan

diharapkan dapat mengimplementasikan praktik GCG ini misalnya dengan

melakukan penerapan sistem pengendalian internal yang efektif dan andal,

melakukan sosialisasi dan internalisasi penerapan GCG di setiap

perusahaan serta memberlakukan penerapan manajemen risiko di seluruh

lini kegiatan usaha perusahaan.

Page 36: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

19

c. Enterprise Risk Management (ERM)

Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway

Commission (COSO, 2004) mendefinisikan Enterprise Risk Management

(ERM) sebagai:

“process, effected by an entity’s board of directors, management,

and other personnel, applied in strategy setting and across the

enterprise, designed to identify potential events that may affect the

entity, and manage risks to be within its risk appetite, to provide

reasonable assurance regarding the achievement of entity

objectives”.

Definisi ini mencerminkan konsep dasar bahwa manajemen risiko

perusahaan adalah:

a. Sebuah proses, yang sedang berlangsung dan mengalir melalui

suatu entitas.

b. Sebagai akibat oleh setiap orang dalam tingkat organisasi.

c. Diterapkan dalam pengaturan strategi.

d. Diterapkan di seluruh perusahaan, pada setiap tingkat dan unit, dan

termasuk dalam me-review pengambilan tingkat entitas portofolio

yang berisiko.

e. Dirancang untuk mengenali peluang kejadian yang jika terjadi

akan mempengaruhi jalannya usaha dan organisasi.

f. Mampu untuk memberikan keyakinan memadai kepada

manajemen entitas dan dewan direksi.

g. Diarahkan untuk pencapaian tujuan.

Page 37: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

20

Manajemen risiko perusahaan merupakan suatu strategi yang

digunakan untuk tetap bertahan dalam lingkungan usaha yang kompetitif.

Pesatnya pertumbuhan ekonomi menjadikan ERM sebagai bagian penting

perusahaan dalam mempertahankan kinerja dan tingkat profitabilitas

perusahaan. Kesadaran yang tinggi terhadap manajemen risiko sebagian

besar sebagai akibat dari beberapa bencana yang dihadapi perusahaan dan

kegagalan bisnis yang tidak diharapkan (Walker et al., 2002). Oleh karena

itu, setiap perusahaan membutuhkan ERM untuk mengurangi dan

menangani setiap risiko perusahaan yang mungkin muncul. Elemen yang

mendasari ERM, antara lain:

a. Komitmen Chief Executive Officer (CEO).

b. Kebijaksanaan risiko dan misi perusahaan.

c. Laporan unit bisnis dan jajaran eksekutif.

d. Pengembangan kerangka kerja (framework) risiko.

e. Pengembangan bahasa risiko yang umum.

f. Teknik untuk mengidentifikasi risiko.

g. Perangkat untuk memperkirakan risiko.

h. Perangkat untuk melaporkan dan memonitor risiko.

i. Keterkaitan risiko pada pihak-pihak yang sesuai dan bertanggung

jawab.

j. Keterkaitan risiko dengan fungsi keuangan dan pendanaan.

k. Identifikasi risiko dan perkiraan risiko ke strategi perusahaan yang

terintegrasi.

Page 38: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

21

Penerapan manajemen risiko juga bertujuan untuk mengidentifikasi

risiko perusahaan pada setiap kegiatan, serta mengukur dan mengatasinya

pada level toleransi tertentu (Meizaroh dan Lucyanda, 2011). Oleh karena

itu, struktur manajemen risiko yang tepat dapat membantu dalam

mengelola risiko bisnis secara lebih efektif dan mengungkapkan hasil

manajemen risiko kepada stakeholders organisasi (Subramaniam et al.,

2009).

Menurut KNKG (2011), manajemen risiko adalah bagian terpadu

dari proses organisasi, maka proses manajemen risiko merupakan bagian

yang tak terpisahkan dari manajemen umumnya dan harus masuk menjadi

bagian dari budaya organisasi, praktik terbaik organisasi, dan proses bisnis

organisasi. Dalam Pedoman Manajemen Risiko (KNKG, 2011), proses

manajemen risiko meliputi lima kegiatan, yaitu komunikasi dan

konsultasi, menentukan konteks, asesmen risiko, perlakuan risiko serta

monitoring dan review.

Menurut KNKG (2011), tidak terdapat model atau panduan baku

dalam penyusunan infrastruktur pengelolaan manajemen risiko. Hal yang

terpenting adalah kejelasan akuntabilitas dan tanggung jawab untuk

mendorong pelaksanaan manajemen risiko. Setiap organisasi harus

menyusun infrastruktur organisasi manajemen risiko sesuai dengan

kebutuhan dan jenis-jenis risiko yang dihadapi. Model ini adalah contoh

infrastruktur manajemen risiko yang lebih tepat diaplikasikan pada

organisasi yang cukup besar, dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut:

Page 39: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

22

Gambar 2.1

Infrastruktur Manajemen Risiko Sumber: Pedoman Manajemen Risiko

(diadopsi dari berbagai sumber oleh KNKG, 2011)

d. International Standard Organization (ISO) 31000

International Standard Organization (ISO) 31000 merupakan

standar manajemen risiko yang generik, berarti standar ini tidak menafikan

standar-standar manajemen risiko yang dibuat untuk keperluan yang

spesifik dan khusus. Keduanya dapat berjalan berdampingan dan saling

melengkapi. Satu hal yang membedakan ISO 31000 dengan standar

manajemen risiko yang lain adalah perspektif ISO 31000 yang lebih luas

dan lebih konseptual dibandingkan dengan lainnya. Juga adanya kerangka

kerja manajemen risiko yang merupakan implementasi prinsip manajemen

Page 40: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

23

mutu dan dikenal dengan “Plan-Do-Check-Action”. (Susilo dan Kaho,

2011:7).

Prinsip dan Panduan Manajemen Risiko ISO 31000 yang diadopsi

oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN, 2011) memuat bahwa

manajemen risiko suatu organisasi hanya dapat efektif bila mampu

menganut prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Manajemen risiko melindungi dan menciptakan nilai tambah.

b. Manajemen risiko adalah bagian terpadu dari proses organisasi.

c. Manajemen risiko adalah bagian dari proses pengambilan

keputusan.

d. Manajemen risiko secara khusus menangani aspek ketidakpastian.

e. Manajemen risiko bersifat sistematik, terstruktur dan tepat waktu.

f. Manajemen risiko berdasarkan pada informasi terbaik yang

tersedia

g. Manajemen risiko adalah khas untuk penggunanya (tailored)

h. Manajemen risiko mempertimbangkan faktor manusia dan budaya

i. Manajemen risiko harus transparan dan inklusif.

j. Manajemen risiko harus bersifat dinamis, berulang dan tanggap

terhadap perubahan

k. Manajemen risiko harus memfasilitasi terjadinya perbaikan dan

peningkatan organisasi secara berlanjut.

Walaupun standar ini menyediakan panduan generik, hal ini tidak

dimaksudkan untuk melakukan keseragaman penerapan manajemen

Page 41: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

24

risiko akan tergantung pada kebutuhan yang bervariasi dari setiap

organisasi, khususnya sasaran dari setiap organisasi yang berbeda,

konteks, struktur, produk, jasa, proyek, dan proses operasi, serta praktik-

praktik khas yang digunakan. Kerangka kerja manajemen risko ditujukan

untuk membantu organisasi mengintegrasikan manajemen risiko ke dalam

keseluruhan sistem manajemen organisasi. Oleh karena itu, organisasi

harus mengadopsi komponen-komponen dari kerangka kerja manajemen

risiko ke dalam kebutuhan khas organisasi tersebut. Komponen-

komponen dari kerangka kerja manajemen risiko yang diperlukan dalam

hubungan satu sama lain dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut:

Gambar 2.2

Hubungan komponen kerangka kerja manajemen risiko

Sumber: diadopsi dari AIRMIC, ALARM, IRM (2010).

Page 42: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

25

e. Pengungkapan Risiko

Pengungkapan risiko oleh perusahaan sangat berguna bagi para

stakeholder untuk pengambilan keputusan dalam menanamkan saham.

Pengungkapan risiko juga merupakan salah satu cara perusahaan untuk

berkomunikasi dengan para stakeholder-nya. Melalui pengungkapan

risiko, perusahaan dapat memberikan informasi khususnya informasi

mengenai risiko yang terjadi di perusahaan. Luas pengungkapan

manajemen risiko menunjukkan kemampuan sebuah perusahaan dalam

mengelola manajemen risikonya dan membuktikan bahwa perusahaan

berusaha untuk memuaskan kebutuhan akan informasi yang dibutuhkan

oleh para stakeholder (Kumalasari, 2014).

Pengungkapan resiko sendiri merupakan salah satu praktik Good

Corporate Governance (GCG). Dalam Pedoman Umum GCG Indonesia

yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG)

menyebutkan bahwa perlunya perusahaan untuk mengungkap informasi

salah satunya adalah informasi manajemen resiko. Dalam pedoman ini

juga diatur tentang wewenang struktur perusahaan dalam menangani

resiko baik antisipasi, penanggulangan dan pengendaliannya.

Institusi-institusi terkait menerbitkan peraturan-peraturan yang

menjadi dasar praktik pengungkapan risiko di Indonesia. Sebagai contoh,

bagi perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia, Bapepam

menetapkan regulasi yang mengatur tentang pengungkapan yang harus

dilakukan oleh emiten. Seperti yang diatur dalam Keputusan Ketua

Page 43: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

26

Bapepam dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep- 134/BL/2006 mengenai

Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan bagi Emiten atau Perusahaan

Publik, bahwa perusahaan harus menyajikan penjelasan mengenai risiko-

risiko yang dihadapi perusahaan serta upaya-upaya yang telah dilakukan

untuk mengelola risiko tersebut, misalnya: risiko yang disebabkan oleh

fluktuasi kurs atau suku bunga, persaingan usaha, pasokan bahan baku,

ketentuan negara lain atau peraturan internasional, dan kebijakan

pemerintah.

Bagi perusahaan yang berstatus Badan Usaha Milik Negara

(BUMN), pemerintah melalui Kementerian Negara BUMN membuat

suatu peraturan yang memberikan pedoman bagi perusahaan BUMN

dalam melakukan praktik pengungkapan. Pedoman tersebut berupa

peraturan yang dikeluarkan oleh Menteri Negara BUMN Nomor: Kep-

117/M-MBU/2002. Dalam pasal 22 ayat 2 (b) bahwa dewan direksi harus

menetapkan sistem pengendalian internal dalam hal pengkajian dan

pengelolaan resiko usaha yaitu suatu proses untuk mengidentifikasi,

menganalisis, menilai dan mengelola resiko usaha relevan. Selain itu

dalam pasal 28 ayat 2 (h) juga disebutkan bahwa perusahaan BUMN harus

mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang

disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan namun juga hal yang

penting untuk pengambilan keputusan oleh pemodal, pemegang

saham/pemilik modal, kreditur, dan stakeholders, salah satunya faktor

Page 44: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

27

risiko material yang dapat diantisipasi, termasuk penilaian manajemen atas

iklim berusaha dan faktor resiko.

Selain peraturan-peraturan di atas, pengungkapan resiko juga diatur

dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 60: Instrumen

Keuangan: Pengungkapan. Di dalam PSAK 60 disebutkan bahwa

informasi mengenai sifat dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen

keuangan harus diungkapkan. Pengungkapan informasi tersebut berupa

pengungkapan kualitatif dan pengungkapan kuantitatif. Dalam

pengungkapan kualitatif entitas harus mengungkapkan eksposur risiko,

bagaimana risiko timbul, tujuan, kebijakan dan proses pengelolaan risiko

serta metode pengukuran risiko. Sedangkan pengungkapan untuk

kuantitatif entitas disyaratkan untuk mengungkapkan risiko kredit, risiko

likuiditas, dan risiko pasar termasuk membuat analisis sensitivitas untuk

setiap jenis risiko pasar.

f. Dewan Komisaris

Dewan komisaris mempunyai peran penting dalam pelaksanaan

Good Corporate Governance (GCG). Peran ini semakin penting setelah

terjadinya beberapa white collar crime (Enron, Worldcom, dan

sebagainya) yang melibatkan pimpinan perusahaan pada jenjang tertinggi

(Muntoro, 2006).

Dewan komisaris sebagai organ perusahaan, bertugas dan

bertanggungjawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan

Page 45: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

28

memberikan nasihat kepada direksi serta memastikan bahwa perusahaan

melaksanakan GCG. Namun demikian, dewan komisaris tidak boleh turut

serta dalam mengambil keputusan operasional. Kedudukan masing-

masing anggota dewan komisaris termasuk komisaris utama adalah setara

(KNKG, 2006).

Terkait dengan bentuk dewan komisaris dalam sebuah perusahaan,

Indonesia menganut two tiers systems untuk struktur dewan dalam

perusahaan. Perusahaan mempunyai dua badan terpisah dewan pengawas

(dewan komisaris) dan dewan manajemen (dewan direksi). Dewan

komisaris tidak boleh melibatkan diri dalam tugas-tugas manajemen dan

tidak boleh mewakili perusahaan dalam transaksi-transaksi pihak ketiga

(FCGI, 2002).

g. Komite Audit

Komite audit memiliki tugas terpisah dalam membantu dewan

komisaris untuk memenuhi tanggung jawabnya dalam memberikan

pengawasan secara menyeluruh. Secara umum, komite audit dibentuk

untuk membantu dewan komisaris (dalam two tiers system) untuk

mengawasi kinerja kegiatan pelaporan keuangan dan pelaksanaan audit,

baik internal maupun eksternal di dalam perusahaan. Dan karenanya,

untuk mempertahankan independensi, komite audit beranggotakan

komisaris independen dan pihak-pihak luar perusahaan yang terlepas dari

kegiatan manajemen sehari-hari dan mempunyai tanggung jawab utama

Page 46: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

29

untuk membantu dewan komisaris dalam menjalankan tanggung jawabnya

terutama dengan masalah yang berhubungan dengan kebijakan akuntansi

perusahaan, pengawasan internal, dan sistem pelaporan keuangan.

Komite audit yang bertanggung jawab untuk mengawasi laporan

keuangan, mengawasi audit eksternal, dan mengamati sistem pengendalian

internal (termasuk audit internal) dapat mengurangi sifat opportunistic

manajemen yang melakukan manajemen laba (earnings management)

dengan cara mengawasi laporan keuangan dan melakukan pengawasan

pada audit eksternal. Tanggung jawab komite audit dalam bidang

corporate governance adalah untuk memastikan, bahwa perusahaan telah

dijalankan sesuai undang-undang dan peraturan yang berlaku,

melaksanakan usahanya dengan beretika, melaksanakan pengawasannya

secara efektif terhadap benturan kepentingan dan kecurangan yang

dilakukan oleh karyawan perusahaan (FCGI, 2002).

Komite audit merupakan unsur penting dalam mewujudkan

penerapan Good Corporate Governance (GCG). Keberadaan komite audit

dapat membantu dewan komisaris meningkatkan pengawasan terhadap

manajemen perusahaan, sehingga hal ini dapat menjadi usaha perbaikan

terhadap tata cara pengelolaan perusahaan karena komite audit akan

menjadi penghubung antara manajemen perusahaan dengan dewan

komisaris maupun pihak eksternal lainnya.

Page 47: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

30

h. Internal Audit

Menurut Institute of Internal Auditor (IIA), definisi resmi audit

internal adalah sebagai berikut:

“Internal Auditing is an independent, objective assurance and

consulting activity designed to add value and improve an

organization's operations. It helps an organization accomplish its

objectives by bringing a systematic, disciplined approach to

evaluate and improve the effectiveness of risk management, control,

and governance processes”.

Internal audit merupakan kegiatan independen dalam memberikan

kepastian (assurance) dan konsultasi yang dirancang untuk menambah

nilai dan meningkatkan operasi organisasi. Hal ini membantu organisasi

dalam mencapai tujuannya dengan pendekatan yang sistematis, disiplin

untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko,

pengendalian, dan proses tata kelola.

Dalam menjalankan fungsi pengendalian terhadap aktivitas bisnis

perusahaan, fungsi internal audit diperlukan sebagai pendukung utama

bagi Presiden Direktur & Chief Executive Officer (CEO), Dewan

Komisaris, Komite Audit, Dewan Direksi, dan Manajemen Senior.

Internal audit bertanggung jawab dalam menyajikan saran audit secara

independen serta menjamin kecukupan dan efektivitas manajemen risiko

perusahaan, pengendalian internal dan proses tata kelola perusahaan yang

baik dalam rangka memberikan nilai tambah dan meningkatkan

operasional perusahaan (Femiarti, 2012).

Page 48: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

31

Davidson et al. (2005) menjelaskan bahwa keberadaan fungsi

internal audit menyediakan jasa konsultasi, yang dapat dikembangkan

terhadap efektifitas manajemen risiko pengendalian dan proses

governance. Fungsi internal audit juga diharapkan dapat memfasilitasi

efektifitas dan operasional dari komite audit.

i. Risk Management Committee (RMC)

Risk Management Committee (RMC) merupakan salah satu unsur

internal governance dalam pengelolaan manajemen risiko perusahaan.

Keberadaan RMC bertugas untuk mempertimbangkan strategi,

mengevaluasi manajemen risiko, dan memastikan bahwa perusahaan telah

memenuhi hukum dan peraturan yang berlaku. Pembentukan RMC itu

sendiri belum banyak dilakukan perusahaan. Saat ini pemerintah melalui

peraturan BI No.8/4/PBI/2006 tentang Good Corporate Governance

(GCG) bagi Bank Umum hanya mewajibkan perbankan untuk membentuk

RMC sebagai komite pengawas risiko.

Berbeda dari industri perbankan yang diregulasi secara ketat,

pembentukan RMC pada sektor industri lain di Indonesia masih bersifat

sukarela. Meskipun demikian, mengingat pengelolaan manajemen risiko

membutuhkan pemahaman yang cukup atas struktur dan operasi

perusahaan maka banyak perusahaan selain perbankan tetap membentuk

komite pengawas manajemen risiko.

Page 49: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

32

j. Ukuran Perusahaan

Perusahaan dengan ukuran besar memiliki kegiatan usaha yang lebih

kompleks yang mungkin juga akan menimbulkan dampak yang lebih besar

terhadap masyarakat luas dan lingkungannya, sehingga dilakukan

pengungkapan informasi yang lebih untuk menunjukkan

pertanggungjawaban perusahaan kepada publik (Kumalasari, 2014).

Perusahaan dengan ukuran lebih besar akan lebih terlihat menarik

perhatian dari para stakeholders. Perusahaan tersebut akan menganggap

bahwa pengungkapan risiko sebagai cara untuk meningkatkan reputasi

perusahaan melalui sistematika pengungkapan.

B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis

Adapun keterkaitan antar variabel dependen dan independen dalam

penelitian ini adalah:

1. Kompetensi Dewan Komisaris dengan Pengungkapan ERM

Fungsi dewan komisaris adalah sebagai pengawas dan penasihat

namun tidak bertindak sebagai pengambil keputusan operasional karena

tugas pengambilan keputusan operasional menjadi tanggung jawab dewan

direksi. Dewan komisaris diharapkan memiliki latar belakang akuntansi

dan keuangan agar efektivitas fungsi pengawasan dapat lebih ditingkatkan

(Prastiti, 2013).

Menurut Nuryaman dan Rusmini (2010), kompetensi dewan

komisaris memiliki hubungan positif terhadap pengungkapan sukarela,

Page 50: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

33

makna dari penelitian ini adalah kehadiran anggota dewan komisaris yang

memiliki keahlian di bidang akuntansi dan keuangan dapat meningkatkan

pengawasan dewan kepada manjemen dalam praktik transparansi dan

pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan. Namun demikian, hasil

penelitian Aniroh (2014) menunjukkan hasil yang sebaliknya bahwa

keahlian dewan komisaris tidak memiliki pengaruh pada pengungkapan

sukarela. Untuk itu, hipotesis yang dikemukakan adalah:

Ha1: Kompetensi Dewan Komisaris memiliki pengaruh terhadap

Pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM).

2. Komite Audit Independen dengan Pengungkapan ERM

Adanya komite audit yang efektif, mampu meningkatkan kualitas

dan kredibilitas laporan keuangan tahunan yang telah diaudit dan

membantu dewan direksi dalam memajukan kepentingan pemegang

saham. Teori keagenan berpendapat bahwa komite audit independen

memberikan pengawasan yang efektif terhadap manajemen. Komite audit

memiliki peran dalam mengawasi pihak manajemen (agent) agar tidak

melakukan tindakan yang dapat menguntungkan dirinya sendiri sehingga

dapat merugikan pemilik perusahaan (principal). Salah satu dari

karakteristik komite audit yang dapat meningkatkan fungsi pengawasan

adalah independensi (Prastiti, 2013). Perusahaan dengan proporsi komite

audit independen yang lebih tinggi akan mengungkapkan risiko lebih luas

untuk mengurangi biaya agensi.

Page 51: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

34

Penelitian yang dilakukan oleh Wardhana dan Cahyonowati (2013)

menunjukan bahwa komite audit independen tidak memiliki pengaruh

pada tingkat pengungkapan risiko. Untuk itu, hipotesis yang dikemukakan

adalah:

Ha2: Komite Audit Independen memiliki pengaruh terhadap

Pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM).

3. Internal Audit dengan Pengungkapan ERM

Beasley (2006) menemukan faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap manajemen risiko perusahaan (ERM) pada aktivitas fungsi

internal audit. Berdasarkan respon dari 122 organisasi di beberapa negara,

ditemukan bahwa ERM memiliki dampak terbesar pada aktivitas audit

internal apabila: (a) proses ERM organisasi lebih lengkap, (b) CFO dan

komite audit telah memutuskan bahwa aktivitas internal audit yang lebih

besar terkait dengan ERM, (c) masa jabatan kepala eksekutif pemeriksaan

(Chief Audit Executif/CAE) lebih panjang, (d) organisasi tersebut adalah

industri perbankan atau institusi pendidikan, dan (e) fungsi audit internal

memberikan perhatian yang lebih terhadap ERM. Berdasarkan penelitian

di atas maka hipotesis yang dapat dikembangkan adalah:

Ha3: Internal Audit memiliki pengaruh terhadap Pengungkapan

Enterprise Risk Management (ERM).

Page 52: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

35

4. Risk Management Committee (RMC) dengan Pengungkapan ERM

Penelitian Meizaroh dan Lucyanda (2011) menemukan bukti

empiris bahwa perusahaan yang memiliki Risk Management Committee

(RMC) dapat lebih banyak mencurahkan waktu, tenaga, dan kemampuan

untuk mengevaluasi seluruh pengendalian internal dan menangani risiko

yang mungkin terjadi. Keberadaan RMC dapat meningkatkan kualitas

penilaian dan pengawasan risiko, serta mendorong perusahaan untuk

mengungkapkan risiko yang dihadapi. Untuk itu, hipotesis yang

dikemukakan adalah:

Ha4: Komite Manajemen Risiko (RMC) yang terpisah dari audit

memiliki pengaruh terhadap Pengungkapan Enterprise Risk

Management (ERM).

5. Ukuran Perusahaan dengan Pengungkapan ERM

Desender et al. (2007) menemukan bukti empiris bahwa ukuran

perusahaan berpengaruh positif terhadap Pengungkapan Enterprise Risk

Management (ERM). Hasil penelitian ini bertentangan dengan Kumalasari

dkk. (2014) dan Hoyt dan Liebenberg (2010) yang menemukan bukti

empiris bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap adopsi

ERM. Hoyt dan Liebenberg (2010) menjelaskan bahwa perusahaan besar

lebih mungkin untuk terlibat dalam ERM karena kompleksitas mereka

relatif tinggi, fakta bahwa mereka menghadapi risiko yang lebih luas dan

institusional ukuran yang memungkinkan mereka untuk menanggung

Page 53: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

36

biaya administrasi adopsi ERM. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat

ditarik hipotesis sebagai berikut:

Ha5: Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh terhadap

Pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM).

6. Kompetensi Dewan Komisaris, Komite Audit Independen, Fungsi

Internal Audit, Komite Manajemen Risiko (RMC) dan Ukuran

Perusahaan dengan Pengungkapan ERM

Penelitian Meizaroh dan Lucyanda (2011) menunjukkan bahwa

dewan komisaris independen dan ukuran dewan tidak berpengaruh

terhadap pengungkapan ERM, tetapi keberadaan RMC, reputasi auditor

dan konsentrasi kepemilikan berpengaruh terhadap pengungkapan ERM.

Hal ini juga tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian Sari (2013) yang

menunjukan bahwa komisaris independen, reputasi auditor, RMC,

konsentrasi kepemilikan dan ukuran perusahaan berpengaruh positif

terhadap Pengungkapan ERM. Namun demikian, hal ini berbeda dengan

penelitian Kumalasari (2014) yang menemukan bahwa leverage dan

profitabilitas berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan manajemen

risiko perusahaan, sedangkan ukuran perusahaan dan reputasi auditor tidak

berpengaruh terhadap luas pengungkapan manajemen risiko. Untuk itu

hipotesis yang akan dikemukakan adalah:

Page 54: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

37

Ha6: Kompetensi Dewan Komisaris, Komite Audit Independen,

Fungsi Internal Audit, Komite Manajemen Risiko (RMC) dan

Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh secara simultan terhadap

Pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM).

C. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu

mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel

2.1 pada halaman berikutnya:

Page 55: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

38

Tabel 2.1

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

1 Magda

Kumalasari

dkk. (2014)

Faktor-Faktor yang

Berpengaruh

Terhadap Luas

Pengungkapan

Manajemen Risiko

Variabel ukuran

perusahaan dan

luas pengungkapan

ERM. Alat

pengujian yang

digunakan analisis

regresi linear

berganda.

Obyek penelitian,

perbedaan variabel

yaitu tidak ada

variabel kompetensi

dewan komisaris,

komite audit, internal

audit, komite

manajemen risiko.

leverage dan profitabilitas

berpengaruh positif terhadap

luas pengungkapan manajemen

risiko perusahaan sedangkan

ukuran perusahaan dan reputasi

auditor tidak berpengaruh

terhadap luas pengungkapan

manjemen risiko.

2 Narjes Ashuri

et al. (2014)

The Impact of Board

Composition Audit

Fees, and

Ownership

Concentration on

Risk Management of

Listed Companies in

Tehran Stock

Exchange

Variabel

pengungkapan

manajemen risiko

perusahaan. Alat

pengujian yang

digunakan analisis

regresi berganda.

Obyek Penelitian,

perbedaan variabel

yaitu tidak ada

variabel kompetensi

dewan komisaris,

komite audit, internal

audit,komite

manajemen risiko dan

ukuran perusahaan.

Karakteristik dewan komisaris,

konsentarsi kepemilikan tidak

berpengaruh pada manajemen

risiko perusahaan sedangkan

audit fee berpengaruh

signifikan terhadap manajemen

risiko perusahaan

3 Wardhana

dan

Cahyonowati

(2013)

Pengaruh

Karakteristik

Perusahaan

Terhadap Tingkat

Pengungkapan

Risiko

Variabel komite

audit independen

dan ukuran

perusahaan. Alat

pengujian yang

digunakan analisis

regresi berganda.

Obyek penelitian,

perbedaan variabel

yaitu tidak ada

variabel kompetensi

dewan komisaris,

internal audit, komite

manajemen risiko.

Hanya ukuran perusahaan dan

reputasi auditor berpengaruh

signifikan terhadap tingkat

pengungkapan risiko.

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 56: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

39

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metodelogi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

4 Femiarti dan

Dewayanto

(2012)

Audit Committee

Financial Experts,

Internal Audit dan

Pengungkapan

Kelemahan

Pengendalian Intern

Variabel Internal

Audit dan Risk

Management

Committee. Alat

pengujian yang

digunakan analisis

regresi logistik.

Obyek penelitian,

perbedaan variabel

yaitu tidak ada

variabel kompetensi

dewan komisaris,

komite audit

independen dan

ukuran perusahaan

Keahlian akuntansi dan/atau

keuangan komite audit atau

audit committeefinancial experts

dan internal audit perusahaan

manufaktur tidak berpengaruh

signifikan terhadap

pengungkapan kelemahan

pengendalian

internal (RM, etika bisnis, dan

training).

5 Meizaroh dan

Lucyanda

(2011)

Pengaruh Corporate

Governance dan

Konsentrasi

Kepemilikan pada

Pengungkapan

Enterprise Risk

Management

Variabel komite

manajemen risiko

dan pengungkapan

ERM. Alat

pengujian yang

digunakan regresi

linear berganda.

Obyek penelitian,

perbedaan variabel

yaitu tidak ada

variabel kompetensi

dewan komisaris,

komite audit, internal

audit dan ukuran

perusahaan.

Komisaris independen dan

ukuran dewan komisaris tidak

berpengaruh pada pengungkapan

ERM sedangkan keberadaan

RMC reputasi auditor dan

konsentrasi kepemilikan

berpengaruh pada pengungkapan

ERM.

6 Anindyah

Prastiti dan

Wahyu

Meiranto

(2013)

Pengaruh

Karakteristik Dewan

Komisaris dan

Komite Audit

Terhadap

Manajemen Laba

Variabel

kompetensi dewan

komisaris dan

ukuran perusahaan.

Obyek penelitian,

perbedaan variabel

yaitu tidak ada

variabel komite

manajemen risiko dan

pengungkapan ERM.

Hanya variabel ukuran

perusahaan dan leverage

berpengaruh signifikan terhadap

manajemen laba.

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 57: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

40

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian Metodelogi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

7 Putri

Andarini dan

Indira

Januarti

(2010)

Hubungan

Karakteristik Dewan

Komisaris dan

Perusahaan Terhadap

Risk Management

Committe (RMC)

pada perusahaan go

public Indonesia

Variabel ukuran

perusahaan.

Obyek penelitian,

perbedaan variabel

yaitu tidak ada variabel

kompetensi dewan

komisaris, komite

audit, internal audit dan

pengungkapan ERM.

Alat pengujian yang

digunakan regresi

logistik.

Hanya ukuran perusahaan yang

berhubungan positif

dansignifikan terhadap

keberadaan

RMC maupun SRMC.

8 Kurt

Desender

(2007)

On The Determinants

of Enterprise Risk

Management

Implementation

Variabel ukuran

perusahaan dan

penggunaan ERM

sebagai variabel

dependen.

Obyek penelitian,

perbedaan variabel

yaitu tidak ada variabel

kompetensi dewan

komisaris, komite

audit, internal audit dan

komite manajemen

risiko.

Independensi dewan tidak

berhubungan dengan kualitas

ERM, pemisahan CEO dengan

dewan komisaris dan kombinasi

antara independensi

dewan dengan pemisahan CEO

dan dewan komisaris

berhubungan signifikan

terhadap kualitas ERM.

Sumber: Diolah dari berbagai referensi

Page 58: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

41

D. Kerangka Pemikiran

Kerangka penelitian dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam

gambar 2.3

Gambar 2.3

Kerangka Pemikiran

Perkembangan regulasi menganjurkan perusahaaan untuk menerapkan

praktik GCG dan manajemen risiko untuk meningkatkan value of the firm

Variabel Independen

Variabel Dependen

Pengungkapan

Enterprise Risk

Management

(ERM): Dimensi

ISO 31000 (Y)

Kompetensi Dewan Komisaris

(X1)

Komite Audit Independen

(X2)

Fungsi Internal Audit

(X3)

Komite Manajemen Risiko

(X4)

Ukuran Perusahaan

(X5)

Uji Model Regresi Berganda

Koefisien Determinasi (R2)

Uji Hipotesis:

1. Uji F

2. Uji t

Uji Asumsi Klasik:

1. Normalitas

2. Multikolineritas

3. Autokorelasi

4. Heterokedastisitas

Kesimpulan, Implikasi dan Saran

Page 59: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

42

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini termasuk ke dalam

kelompok data time series dengan melihat dari dimensi waktu yang digunakan

selama periode penelitian yaitu dua tahun, dari tahun 2012 sampai dengan

tahun 2013. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal komparatif yaitu

penelitian yang menggambarkan hubungan sebab akibat antara dua variabel

atau lebih (Indriantoro dan Supomo, 2002). Peneliti bertujuan untuk menguji

pengaruh variabel independen, yaitu kompetensi dewan komisaris, komite

audit, internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran perusahaan terhadap

variabel dependen, yaitu pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM)

berdasarkan dimensi manajemen risiko ISO 31000 baik secara parsial maupun

simultan.

B. Metode Penentuan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

metode purposive sampling, dalam hal ini lebih khusus pada penggunaan

metode judgment sampling. Judgment sampling merupakan tipe pemilihan

sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan

pertimbangan tertentu yang umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah

penelitian (Indriantoro dan Supomo, 1999:131).

Page 60: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

44

Adapun kriteria pemilihan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan financial dan nonfinancial yang terdaftar di BEI pada tahun

2012 sampai dengan tahun 2013.

2. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan dan laporan tahunan

(annual report) secara konsisten yang berakhir pada tanggal 31 Desember

selama periode tahun 2012-2013 dan disajikan dalam Rupiah.

3. Perusahaan yang memiliki kelengkapan data mengenai kompetensi dewan

komisaris, komite audit, internal audit, komite manajemen risiko dan

ukuran perusahaan.

4. Perusahaan yang mengungkapkan manajemen risiko dalam laporan

tahunannya secara konsisten selama tahun 2012 sampai dengan tahun

2013.

C. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data kuantitatif yang merupakan data

sekunder. Data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti secara tidak

langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain)

(Indriantoro dan Supomo, 2002). Selain itu, informasi mengenai pengungkapan

manajemen risiko perusahaan diperoleh dari laporan tahunan perusahaan

(annual report) yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) selama

dua tahun berturut-turut mulai periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2013

dan website perusahaan yang telah dipublikasikan. Data kuantitatif tersebut

diukur dalam suatu skala rasio dan skala nominal.

Page 61: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

45

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh

dan didapatkan dengan cara:

1. Metode dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat,

mengkaji data sekunder secara tidak langsung melalui media perantara yang

berupa annual report dari seluruh perusahaan go public yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012 sampai dengan 2013. Data dalam

penelitian ini diunduh melalui situs www.idx.co.id.

2. Metode studi pustaka, yaitu dengan melakukan telaah pustaka, eksplorasi

dan mengkaji berbagai literatur pustaka seperti jurnal, tesis, surat kabar, dan

sumber-sumber lain yang berkaitan dengan penelitian. Hal ini disebabkan

kepustakaan adalah bahan utama dalam penelitian data sekunder

(Indriantoro dan Supomo, 2002).

D. Metode Analisis Data

Terdapat beberapa teknik statistik yang dapat digunakan untuk menganalisis

data. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mendapatkan informasi yang relevan

yang terkandung dalam data tersebut dan menggunakan hasilnya untuk

memecahkan suatu masalah. Sebelum analisis regresi dilakukan, maka harus

diuji terlebih dahulu dengan uji asumsi klasik untuk memastikan apakah model

regresi yang digunakan tidak terdapat masalah normalitas, multikolinearitas,

heteroskedastisitas, dan autokolerasi. Jika terpenuhi maka model analisis layak

untuk digunakan.

Page 62: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

46

Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis dan pengujian asumsi klasik

dilakukan dengan menggunakan alat analisis statistik yaitu berupa output

SPSS. SPSS yang digunakan adalah SPSS versi 19.

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara

menggambarkan sampel data yang telah dikumpulkan dalam kondisi

sebenarnya tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku umum dan

generalisasi. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberi

gambaran umum mengenai demografi responden dalam penelitian dan

deskripsi mengenai variabel-variabel penelitian (kompetensi dewan

komisaris, komite audit, internal audit, komite manajemen risiko, ukuran

perusahaan dan pengungkapan ERM).

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum,

minimum (Ghozali, 2011). Mean digunakan untuk mengetahui rata-rata

data yang bersangkutan. Standar deviasi digunakan untuk mengetahui

seberapa besar data yang bersangkutan bervariasi dari rata-rata. Nilai

maksimum digunakan untuk mengetahui jumlah terbesar data yang

bersangkutan. Nilai minimum digunakan untuk mengetahui jumlah

terkecil data yang bersangkutan bervariasi dari rata-rata.

Page 63: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

47

2. Analisis Regresi Berganda

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat analisis

regresi berganda. Penggunaan regresi ini dimaksudkan untuk mengetahui

secara terpisah (parsial) berbagai variabel independen yang ada (dalam hal

ini kompetensi dewan komisaris, komite audit internal audit, komite

manajemen risiko, ukuran perusahaan) tanpa ada pengaruh unsur variabel

lain.

Sedangkan pengujian hipotesis menggunakan alat analisis regresi

berganda. Selain dapat melihat pengaruh masing-masing variabel

independen, analisis regresi berganda dapat juga digunakan untuk melihat

sejauh mana pengaruh interaksi variabel independen terhadap variabel

dependen.

Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut:

𝐘 = 𝛃𝟎 + 𝛃𝟏𝐗𝟏 + 𝛃𝟐𝐗𝟐 + 𝛃𝟑𝐗𝟑 + 𝛃𝟒𝐗𝟒 + 𝛃𝟓𝐗𝟓 + 𝛆

Keterangan:

Y : Pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM)

β0 : Konstanta

β1 : Koefisien regresi pertama, yaitu besarnya perubahan Y apabila

X1 berubah 1 satuan

X1 : Kompetensi dewan komisaris

β2 : Koefisien regresi kedua, yaitu besarnya perubahan Y apabila X2

berubah 1 satuan

Page 64: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

48

X2 : Komite Audit

β3 : Koefisien regresi ketiga, yaitu besarnya perubahan Y apabila X3

berubah 1 satuan

X3 : Internal Audit

β4 : Koefisien regresi keempat, yaitu besarnya perubahan Y apabila

X4 berubah 1 satuan

X4 : Komite Manajemen Risiko

β5 : Koefisien regresi kelima, yaitu besarnya perubahan Y apabila

X5 berubah 1 satuan

X5 : Ukuran Perusahaan

ε : Error term, yaitu tingkat kesalahan dalam penelitian

3. Uji Asumsi Klasik

Untuk mengetahui apakah model regresi benar-benar menunjukkan

hubungan yang signifikan, maka model tersebut harus memenuhi asumsi

klasik sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model

regresi yang baik memiliki distribusi data yang normal atau mendekati

normal (Ghozali, 2011:). Dalam penelitian ini uji normalitas

menggunakan alat analisis grafik dilakukan dengan melihat hasil ouput

SPSS, berupa grafik normal probability plots. Jika titik-titik pada grafik

Page 65: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

49

normal probability plots mendekati garis diagonal dan tidak terdapat

kemencengan maka model regresi tersebut dapat dikatakan terdistribusi

secara normal.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah modelregresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel

independen (Ghozali, 2011). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:

1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris

sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen

banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.

2) Menganalisis matriks korelasi variabel independen. Jika antar

variabel ada korelasi yang cukup tinggi (> 0.90) maka hal tersebut

merupakan indikasi adanya multikolinieritas.

3) Dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor

(VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang

terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya.

Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi.

Nilai yang umum digunakan adalah nilai tolerance > 0.10 atau

sama dengan nilai VIF <10 (Ghozali, 2011).

Page 66: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

50

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan

ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual suatu pengamatan

terhadap pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan

jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik

adalah yang homoskedastisitas atau tidak ada heteroskedastisitas

(Ghozali, 2011).

Dalam penelitian ini deteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas

dapat dilihat dengan menggunakan uji glejser. Uji glejser dilakukan

dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen.

Jika nilai signifikansi variabel independen diatas tingkat kepercayaan

5% maka model regresi dapat dikatakan tidak mengandung adanya

heterokedastisitas. Sebaliknya, jika nilai signifikansi variabel

independen berada dibawah tingkat kepercayaan 5% maka, model

regresi mengandung heterokedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi

linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahanpenganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi

korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi

mincul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu

yangberkaitan satu sama lainnya (Ghozali, 2011).

Page 67: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

51

Uji autokorelasi dilakukan dengan pengujian Durbin-Watson (DW).

Pengambilan keputusan mengenai ada atau tidaknya autokorelasi

adalah sebagai berikut:

a) Bila DW < dL, maka terdapat autokorelasi positif;

b) Bila dL < DW < dU, maka tidak dapat disimpulkan apakah terdapat

autokorelasi atau tidak;

c) Bila dU < DW < (4-dU), maka tidak terdapat autokorelasi;

d) Bila ( 4 – dU ) < DW < (4 – dL), maka tidak dapat disimpulkan

apakah terdapat autokorelasi atau tidak;

e) Bila DW > (4 – dL), maka terdapat autokorelasi negatif.

4. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti

menunjukkan bahwa kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas dan semakin lemah

kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen.

Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi

variasi variabel dependen. Hal ini berarti semakin kuat kemampuan

variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen (Ghozali,

2011).

Page 68: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

52

Dalam analisis koefisien determinasi, dilakukan pula analisis

koefisien korelasi yang digunakan untuk mengetahui apakah diantara dua

variabel terdapat hubungan. Jika terdapat hubungan maka bagaimana arah

hubungan tersebut untuk mengetahui ada tidaknya hubungan diantara dua

variabel maka digunakan tingkat signifikan sebesar 0,05. Jika nilai

probabilitas lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak dan sebaliknya jika nilai

probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima. Analisis koefisien

korelasi digunakan untuk mengetahui derajat atau tingkat keeratan

hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen.

Dari hasil perhitungan tersebut berlaku ketentuan, jika :

Positif (+) : Menunjukkan hubungan yang searah antara kedua variabel.

Negatif (-) : Menunjukkan hubungan yang berlawanan arah antara kedua

variabel.

Kekuatan hubungan dua variabel secara kualitatif dapat dibagi dalam

empat area yaitu :

a. Jika nilai r berada antara 0,00 sampai dengan 0,25, maka tidak ada

hubungan atau hubungan lemah antara variabel dependen dengan

variabel independen.

b. Jika nilai r berada antara 0,26 sampai dengan 0,50, maka hubungan

sedang antara variabel dependen dengan variabel independen.

c. Jika nilai r berada antara 0,51 sampai dengan 0,75, maka hubungan

kuat antara variabel dependen dengan variabel independen.

Page 69: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

53

d. Jika nilai r berada antara 0,76 sampai dengan 1, maka hubungan

sangat kuat atau sempurna antara variabel dependen dengan variabel

independen.

5. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji F untuk uji

simultan dan Uji t untuk uji parsial.

a. Uji Statstik F(Pengujian secara Simultan)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau

terikat (Ghozali, 2011). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan

alat analisis statistik SPSS.

Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut:

1) Ha ditolak apabila nilai signifikansi probabilitas pada hasil output

analisis SPSS untuk uji F berada di atas 0,05 (> 0,05). Artinya

variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel terikat.

2) Ha diterima apabila nilai signifikansi probabilitas pada hasil

output analisis SPSS untuk uji F berada di bawah 0,05 (< 0,05).

Artinya variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel terikat.

Page 70: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

54

b. Uji Statistik t (Pengujian secara Parsial)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel penjelas/independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Pengujian

ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis statistik SPSS.

Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut :

1) Ha ditolak apabila signifikan t hitung > 0,05 artinya variabel

bebas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

terikat.

2) Ha diterima apabila signifikan t hitung < 0,05 artinya variabel

bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu

variabel dengan memberi arti atau menspesifikasikan kegiatan atau

membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel

tersebut. Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel, yaitu variabel

dependen dan variabel independen. Variabel dependen merupakan variabel

yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen

(bebas). Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau

mempengaruhi variabel lain. Adapun variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

Page 71: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

55

1. Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM). Pengungkapan ERM

merupakan gambaran dari penerapan manajemen risiko perusahaan.

Semakin banyak item yang diungkapkan, diharapkan dapat mencerminkan

penerapan manajemen risiko yang efektif.

Dalam penelitian ini, pengukuran variabel pengungkapan ERM

menggunakan indeks total skor item pengungkapan berdasarkan dimensi

ISO 31000 yang mencakup 5 dimensi yaitu mandat dan komitmen,

perencanaan kerangka kerja, penerapan manajemen risiko, monitoring,

dan perbaikan berkelanjutan sesuai dengan standar komponen ISO 31000.

Selain itu, perhitungan item pengungkapan menggunakan pendekatan

dikotomi yaitu setiap item ERM yang diungkapkan diberi nilai 1, dan nilai

0 apabila tidak diungkapkan. Setiap item akan dijumlahkan untuk

memperoleh keseluruhan indeks ERM masing-masing perusahaan dengan

menghitung jumlah pengungkapan dan dibagi dengan total item

pengungkapan. Informasi mengenai pengungkapan ERM diperoleh dari

laporan tahunan (annual report). Berikut merupakan tabel 3.1, pengukuran

pengungkapan ERM:

Page 72: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

56

Tabel 3.1

Indeks Total Skor Pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM)

No. Dimensi Manajemen Risiko Kode Skor

A. Mandat dan Komitmen

1 Terdapat info mengenai komitmen perusahaan untuk menjalankan manajemen risiko A.1 1

2 Terdapat tanggung jawab direksi terhadap manajemen risiko A.2 1

3 Terdapat tanggung jawab dewan komisaris terhadap manajemen risiko A.3 1

B. Perencanaan kerangka kerja manajemen risiko

4 Terdapat visi dan misi perusahaan secara jelas B.4 1

5 Terdapat info mengenai kebijakan manajemen risiko B.5 1

6 Penunjukan pihak yang bertanggung jawab dalam penerapan manajemen risiko B.6 1

7 Terdapat sistem pengendalian internal B.7 1

8 Terdapat charter audit internal B.8 1

9 Terdapat charter komite pemantau risiko B.9 1

10 Terdapat perlindungan lingkungan hidup B.10 1

11 Terdapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja B.11 1

Pembentukan mekanisme komunikasi internal dan sistem pelaporannya:

12 Tersedianya cukup laporan pencapaian manajemen risiko per tahun B.12 1

13 Terbentuknya struktur corporate governance B.13 1

14 Terdapat infrastruktur organisasi B.14 1

Pembentukan mekanisme komunikasi eksternal dan sistem pelaporannya:

15 Terdapat stakeholders analysis B.15 1

16 Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku B.16 1

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 73: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

57

Tabel 3.1 (Lanjutan)

No. Dimensi Manajemen Risiko Kode Skor

C. Penerapan manajemen risiko

17 Terdapat kerangka kerja manajemen risiko C.17 1

18 Terdapat pembagian risiko internal C.18 1

19 Terdapat pembagian risiko eksternal C.19 1

20 Terdapat perlakuan mitigasi atas risiko C.20 1

D. Monitoring dan review kerangka kerja manajemen risiko

21 Pemantauan manajemen risiko oleh dewan komisaris D.21 1

22 Pemantauan pihak ketiga yang independen baik audit eksternal maupun audit internal D.22 1

E. Perbaikan kerangka kerja manajemen risiko secara berlanjut

23 Pendidikan dan pelatihan berlanjut mengenai manajemen risiko E.23 1

24 Benchmarking E.24 1

25 Terdapat penerapan prinsip PDCA (Plan-Do-Check-Action) E.25 1

Page 74: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

58

2. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel

dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya

negatif. Adapun variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini

terdiri dari:

a. Kompetensi Dewan Komisaris

Pada penelitian ini kompetensi dewan komisaris diukur dengan

menggunakan jumlah dewan komisaris yang berlatar belakang

pendidikan dan atau mempunyai pengalaman kerja ekonomi dan

bisnis terhadap total dewan komisaris (Prastiti, 2013).

b. Komite Audit

Independensi komite audit pada penelitian ini merupakan

keadaan dimana para anggota dari komite audit harus diakui sebagai

pihak independen. Anggota komite audit harus bebas dari setiap

kewajiban kepada perusahaan tercatat. Selain itu, para anggota juga

tidak memiliki suatu kepentingan tertentu terhadap perusahaan

tercatat atau direksi atau komisaris perusahaan tercatat serta harus

bebas dari keadaan yang dapat menyebabkan pihak lain meragukan

sikap independensinya. Pengukuran variabel ini menggunakan

persentase (%) antara anggota yang independen terhadap jumlah

seluruh anggota komite audit (Prastiti, 2013).

Page 75: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

59

c. Internal Audit

Internal audit merupakan kegiatan independen dalam

memberikan kepastian (assurance), serta konsultasi yang memberikan

nilai tambah untuk memperbaiki kegiatan suatu organisasi. Hal ini

membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan pendekatan

yang sistematis, disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan

efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola

perusahaan. Standar Atribut The Institut of Internal Auditors, Internal

Auditing dan The Audit Commitee dalam Lin et al. (2011) menetapkan

bahwa auditor internal memiliki pengetahuan, keterampilan, dan

kompetensi lain yang dibutuhkan untuk secara efektif melaksanakan

tanggung jawab mereka. Pengukuran kualitas auditor internal

dilakukan:

Group of Head Internal Audit atau Chief Audit Executive

(CAE). memiliki peran dalam memberikan nasihat terkait

pengendalian internal, resiko perusahaan dalam rangka menjadikan

tata kelola perusahaan yang baik sehingga memberikan nilai tambah

dan meningkatkan operasional perusahaan.

Posisi CAE sebagai officer akan memiliki dukungan yang lebih

besar dari dewan dan senior manajemen, yang pada saat dibutuhkan

semestinya membantu internal audit dalam melakukan pekerjaannya

yang bebas dari campur tangan (Lin et al., 2011). Berdasarkan

Page 76: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

60

penelitian Femiarti dan Dewayanto (2012) internal audit diukur dari

bernilai 1 jika posisi CAE adalah officer dan 0 jika tidak.

d. Komite Manajemen Risiko (RMC)

Dalam penelitian ini keberadaan RMC diklasifikasikan menjadi:

1) RMC yang tergabung, ketika dalam laporan tahunanperusahaan

mengungkapkan keberadaan suatu komite di bawahkomite audit.

2) RMC yang terpisah, ketika dalam laporan tahunan

keberadaanperusahaan mengungkapkan sebuah komite yang

terpisah dari komite audit yang secara khusus mengawasi risiko

perusahaan yang disebut sebagai “RMC”.

Pada penelitian ini, keberadaan RMC diukur dengan

menggunakan variabel dummy, dimana perusahaan yang

mengungkapkan keberadaan RMC yang terpisah dari komite audit

dan berdiri sendiri diberi nilai satu (1), sedangkan nilai nol (0) apabila

perusahaan mengungkapkan keberadaan RMC yang tergabung

dengan audit maupun komite lainnya di bawah komite audit dalam

laporan tahunannya (Restuningdiah, 2010).

e. Ukuran Perusahaan

Variabel ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya

suatu perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan jumlah aktiva yang

dimiliki oleh perusahaan. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan

diukur dengan menjumlah total aset yang dimiliki perusahaan, untuk

mendapatkan hasil total aset yang lebih baik dan valid, maka langkah

Page 77: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

61

untuk mengatasinya adalah melakukan transformasi data mentah

menjadi data yang merupakan nilai natural logaritma dari data itu

sendiri (Ln total aset) (Yatim, 2009).

Selengkapnya untuk definisi dan pengukuran operasional

variabel penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2 pada halaman

berikutnya:

Page 78: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

62

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran

No Variabel Definisi

Operasional

Pengukuran Skala

1 Dependen (Y)

Pengungkapan

ERM

(Desender

(2007), Firm

Risk Scorecard

ISO 31000)

Diproksikan

berdasarkan

dimensi ISO

31000

Indeks ERM = Jumlah pengungkapan

Jumlah item pengungkapan

Rasio

2 Independen

(X1)

Kompetensi

Dewan

Komisaris

(Sumber:

Prastiti, 2013)

Diproksikan

dengan presentase

dewan komisaris

yang berlatar

belakang

pendidikan dan

atau mempunyai

pengalaman kerja

ekonomi dan

bisnis (ahli

keuangan)

terhadap total

dewan komisaris

Kompetensi dewan

komisaris =

∑ dewan komisaris ahli keuangan

∑ anggota dewan komisaris

× 100%

Rasio

3 Independen

(X2)

Komite Audit

(Sumber:

Prastiti, 2013)

Diproksikan

dengan

presentase

anggota komite

audit yang

independen

terhadap jumlah

seluruh anggota

komite audit.

Komite Audit Independen

=∑ komite audit independen

∑ anggota komite audit

× 100%

Rasio

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 79: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

63

Tabel 3.2 (Lanjutan)

No Variabel Definisi

Operasional

Pengukuran Skala

4 Independen

(X3)

Internal Audit

(Sumber:

Femiarti, 2012)

Diproksikan

dengan

keberadaan Chief

Audit Executive

(CAE) sebagai

officer

Menggunakan variabel

dummy yaitu satu untuk

perusahaan dengan CAE

sebagai officer sedangkan

nol jika sebaliknya.

Nominal

5 Independen

(X4)

Komite

Manajemen

Risiko

(Sumber:

Meizaroh dan

Lucyanda,

2011)

Diproksikan

dengan

mengklasifikasik

an keberadaan

RMC yang

tergabung dengan

komite audit dan

RMC yang

terpisah dengan

audit dan komite

lainnya.

Menggunakan variabel

dummy yaitu satu untuk

perusahaan dengan RMC

terpisah dengan audit dan

komite lainnya

sedangkan nol untuk

perusahaan dengan

keberadaan RMC

tergabung dengan komite

audit.

Nominal

6 Independen

(X5)

Ukuran

Perusahaan

(Sumber:

Prastiti, 2013)

Diproksikan

dengan

menjumlah total

asset yang

dimiliki

perusahaan

Size = Ln (total aset) Rasio

Sumber: Diolah dari berbagai referensi

Page 80: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

64

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) periode 2012 sampai 2013. Berdasarkan kriteria yang

telah ditetapkan pada bab sebelumnya, maka didapatkan sampel sebanyak 206

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2012-

2013 dengan data observasi sebanyak 412 perusahaan.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk menentukan sampel

adalah metode purposive sampling. Penelitian ini mengambil sampel selama

dua tahun, yaitu dari tahun 2012-2013. Penelitian secara purposive sampling

mengindikasikan bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini

merupakan representasi dari populasi yang ada, serta sesuai dengan tujuan dari

penelitian. Data yang digunakan yaitu diambil dari annual report dan laporan

keuangan auditan pada tahun 2012 dan 2013 yang diakses melalui website

www.idx.co.id.

Adapun proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan

tampak pada tabel 4.1 sebagai berikut:

Page 81: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

65

Tabel 4.1

Tahapan Seleksi Sampel Penelitian dengan Kriteria

Keterangan Jumlah

Jumlah perusahaanyang terdaftar di BEI tahun 2012-

2013

453

Perusahaanyang tidak konsisten menerbitkan annual

report beserta laporan keuangan auditan periode 2012-

2013

176

Perusahaan yang menggunakan satuan mata uang selain

Rupiah

47

Perusahaan yang tidak mengungkapkan ERM selama

periode 2012-2013

24

Jumlah sampel penelitian terpilih 206

Tahun pengamatan (tahun) 2

Jumlah sampel total selama periode penelitian 412

Sumber: Data sekunder diolah

Jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama

periode tahun 2012-2013 berjumlah 453 perusahaan. Dari 453 perusahaan

tersebut terdapat 176 perusahaan yang tidak konsisten menerbitkan annual

report beserta laporan keuangan auditan, 47 perusahaan yang menggunakan

satuan mata uang selain Rupiah dalam laporan keuangannya dan 24 perusahaan

yang tidak mengungkapkan Enterprise Risk Management (ERM). Sehingga

jumlah perusahaan yang dijadikan sampel adalah sebanyak 206 perusahaan.

Sedangkan total pengamatan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah

sebanyak 412 perusahaan. Daftar nama sampel penelitian dapat dilihat pada

bagian lampiran.

Page 82: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

66

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi

berganda. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh

mengenai pengaruh variabel independen (kompetensi dewan komisaris,

komite audit independen, internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran

perusahaan) terhadap variabel dependen yaitu Enterprise Risk Management

(ERM).

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel

dependen (Y) yaitu Enterprise Risk Management (ERM) serta variabel

independen (X) yaitu kompetensi dewan komisaris, komite audit

independen, internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran

perusahaan. Hasil pengujian variabel-variabel tersebut secara deskriptif

seperti yang terlihat dalam tabel 4.2.

Tabel 4.2

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variabel N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

EXPERT_COM 412 0,000 1,000 0,59345 0,257820

IND_AC 412 0,250 0,800 0,63683 0,086766

INT_AU 412 0 1 0,98 0,146

FIRM_RMC 412 0 1 0,32 0,465

FIRM_SIZE

412 9,267 20,413 14,80727 1,972140

ERM 412 0,520 0,960 0,74214 0,115248

Sumber: Data sekunder diolah

Page 83: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

67

Tujuan dari hasil uji statistik deskriptif ini adalah untuk melihat kualitas

data penelitian yang ditunjukkan dengan angka atau nilai yang terdapat pada

mean dan standar deviasi. Apabila nilai mean lebih besar daripada standar

deviasi atau penyimpangannya maka kualitas data adalah lebih baik.

Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa variabel independen

kompetensi dewan komisaris (EXPERT_COM) diperoleh dari jumlah

dewan komisaris yang berlatar belakang pendidikan dan atau mempunyai

pengalaman kerja ekonomi dan bisnis (ahli keuangan) terhadap total dewan

komisaris dalam suatu perusahaan. Proporsi kompetensi dewan komisaris

memiliki nilai minimum sebesar 0,000 sedangkan nilai maksimum sebesar

1,000 diperoleh dari Bank Danamon Indonesia Tbk. dengan 8 dewan

komisaris yang memiliki latar pendidikan dan atau pengalaman kerja

ekonomi dan bisnis (ahli keuangan) dari 8 dewan komisaris yang ada dalam

perusahaan pada tahun 2012 dan 2013. Nilai rata-rata EXPERT_COM

sebesar 0,59345 dan standar deviasi sebesar 0,257820, mencerminkan

bahwa perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki

59,35% dewan komisaris berlatar pendidikan ekonomi dan atau mempunyai

pengalaman kerja ekonomi dan bisnis (ahli keuangan).

Variabel independen komite audit independen (IND_AC)

menunjukkan nilai minimum sebesar 0,250 yang diperoleh dari Arwana

Citramulia Tbk. yang memiliki 1 komite audit independen dari 4 total

komite audit independen yang ada dalam perusahaan pada tahun 2012 dan

2013. Nilai maksimum sebesar 0,800 diperoleh dari Alam Sutera Realty

Page 84: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

68

Tbk. yang memiliki 4 komite audit independen dari 5 total komite audit

yang ada dalam perusahaan pada tahun 2012 dan 2013. Nilai rata-rata

IND_AC sebesar 0,63683 atau 63,68% dan standar deviasi sebesar

0,086766, mencerminkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel dalam

penelitian ini telah memenuhi ketentuan yang disyaratkan oleh Bapepam

untuk jumlah anggota komite audit yaitu perusahaan wajib memiliki komite

audit sebanyak 3 orang dimana terdiri sekurang-kurangnya 1 orang

komisaris independen dan sekurang-kurangnya 2 orang anggota lainnya

yang berasal dari luar emiten atau perusahaan publik.

Variabel independen internal audit (INT_AU) diproksikan dengan

variabel dummy yaitu nilai satu untuk perusahaan yang memiliki keberadaan

Chief Audit Executive (CAE) sebagai officer. Nilai rata-rata INT_AU

sebesar 0,98 atau 98% menunjukkan bahwa mayoritas sampel dalam

penelitian ini memiliki internal audit yang dipimpin oleh CAE.

Variabel independen komite manajemen risiko (FIRM_RMC)

diproksikan dengan variabel dummy yaitu nilai satu untuk perusahaan yang

memiliki komite manajemen risiko terpisah dari komite audit atau lainnya

dan nilai nol untuk perusahaan yang memiliki komite manajemen risiko

tergabung dengan komite audit maupun komite lainnya. Nilai rata-rata

komite manajemen risiko (FIRM_RMC) sebesar 0,32 atau 32%

menunjukkan bahwa mayoritas sampel dalam penelitian ini memiliki

komite manajemen risiko yang terpisah dengan komite audit maupun

komite lainnya. Dari sampel 412 sampel dalam penelitian ini, 66 sampel

Page 85: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

69

diantaranya telah memiliki komite manajemen risiko yang terpisah dari

komite lainnya seperti yang terlihat dalam tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3

Daftar Perusahaan dengan Komite Manajemen Risiko

No. Kode Nama Emiten

1 ABDA Asuransi Bina Dana Arta Tbk

2 ADMF Adira Dinamika Multi Finance Tbk

3 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk

4 AHAP Asuransi Harta Aman Pratama Tbk

5 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

6 AMAG Asuransi Multi Artha Guna Tbk

7 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk

8 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk

9 ARNA Arwana Citramulia Tbk

10 ASBI Asuransi Bintang Tbk

11 ASDM Asuransi Dayin Mitra Tbk

12 ASII Astra International Tbk

13 BABP PT Bank MNC Internasional Tbk

14 BACA Bank Capital Indonesia Tbk

15 BBKP Bank Bukopin Tbk

16 BBLD Buana Finance Tbk

17 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk

18 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk

19 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

20 BCIC Bank Mutiara Tbk

21 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk

22 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk

23 BFIN BFI Finance Indonesia Tbk

24 BJBR Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan

Banten Tbk

25 BKSW PT Bank QNB Indonesia Tbk

26 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk

27 BNBR Bakrie & Brothers Tbk

28 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk

29 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk

30 BSIM Bank Sinarmas Tbk

31 BSWD Bank of India Indonesia Tbk

32 BTEL Bakrie Telecom Tbk

33 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk

34 BVIC Bank Victoria International Tbk

35 CMNP Citra Marga Nusaphala Persada Tbk

36 CTRP Ciputra Property Tbk

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 86: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

70

No. Kode Nama Emiten

37 ELSA Elnusa Tbk

38 ELTY Bakrieland Development Tbk

39 EXCL XL Axiata Tbk

40 INAF Indofarma Tbk

41 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk

42 ISAT Indosat Tbk

43 JSMR Jasa Marga Tbk

44 KAEF Kimia Farma Tbk

45 KLBF Kalbe Farma Tbk

46 LPGI Lippo General Insurance Tbk

47 LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk

48 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk

49 MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk

50 MEGA Bank Mega Tbk

51 MREI Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk

52 NISP Bank OCBC NISP Tbk

53 NOBU PT Bank Nationalnobu Tbk

54 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk

55 SDPC Millennium Pharmacon International Tbk

56 SDRA PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk

57 SGRO Sampoerna Agro Tbk

58 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk

59 TBIG PT Tower Bersama Infrastructure Tbk

60 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk

61 TINS Timah (Persero) Tbk

62 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk

63 TRIM Trimegah Securities Tbk

64 UNSP Bakrie Sumatera Plantations Tbk

65 VIVA PT Visi Media Asia Tbk

66 WIKA Wijaya Karya Tbk

Sumber: Data sekunder diolah

Variabel independen ukuran perusahaan (FIRM_SIZE) diperoleh dari

transformasi data mentah menjadi data yang merupakan nilai natural

logaritma (Ln Total Aset) yang memiliki nilai maksimum 20,413 dan nilai

minimum sebesar 9,267. Sedangkan nilai standar deviasi variabel

FIRM_SIZE yaitu rata-rata sebesar 1,968098 lebih kecil dari nilai rata-rata

FIRM_SIZE yaitu sebesar 14,80337. Nilai yang jauh kurang dari standar

Page 87: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

71

deviasi dan nilai rata-rata mencerminkan bahwa variasi FIRM_SIZE

perusahaan yang terdaftar pada BEI pada tahun 2012-2013 yang memiliki

log natural dari total aset tersebut sangat bervariasi.

Variabel dependen pengungkapan Enterprise Risk Management

(ERM) memiliki nilai yang berasal dari total skor indeks pengungkapan

ERM dimensi ISO 31000 dengan 5 dimensi yaitu mandat dan komitmen,

perencanaan kerangka kerja, penerapan manajemen risiko, monitoring, dan

perbaikan berkelanjutan. Nilai minimum pengungkapan ERM sebesar 0,520

yang diperoleh dari Roda Vivatex Tbk. sedangkan nilai maksimum

pengungkapan ERM sebesar 0,960 yang diperoleh dari Bakrie & Brothers

Tbk. Nilai rata-rata pengungkapan ERM sebesar 0,74214 atau 74,21%. Hal

ini mencerminkan bahwa mayoritas sampel dalam penelitian ini telah

menerapkan komponen manajemen risiko ISO 31000 dalam laporan

tahunannya selama periode 2012 dan 2013.

2. Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan dalam penelitian ini untuk menguji apakah

data memenuhi asumsi klasik. Hal ini untuk menghindari terjadinya

estimasi yang bias mengingat tidak semua data dapat diterapkan regresi.

Uji asumsi klasik yang telah dilakukan dan hasilnya adalah sebagai berikut:

a. Hasil Uji Normalitas

Dalam penelitian ini, pengujian analisis grafik dilakukan dengan

menggunakan metode Probability Plot (P-Plot) atau model Uji

Page 88: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

72

Normalitas Residual. Hasil Pengujian ini dapat dilihat pada gambar 4.1:

Sumber: Data sekunder diolah

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot

Gambar 4.1, grafik P- Plot memperlihatkan penyebaran data

disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, ini

menunjukkan bahwa model regresi dalam penelitian ini telah

memenuhi asumsi normalitas. Terkait dengan data hasil uji normalitas,

maka data tersebut akan digunakan dalam pengujian asumsi klasik

yang lainnya dan uji hipotesis selanjutnya.

Page 89: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

73

b. Hasil Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah adanya

korelasi antar variabel bebas (independen) dalam model regresi. Untuk

mendeteksi adanya masalah multikolonieritas dalam penelitian ini

dengan menggunakan Nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation

Factor). Regresi yang terbebas dari problem multikolonieritas apabila

nilai VIF <10 dan nilai tolerance > 0,10 maka data tersebut tidak ada

multikolonieritas. Berikut ini disajikan hasil uji multikolonieritas pada

tabel 4.4.

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolonieritas

Model

Colonierity

statistic Kesimpulan

Tolerance VIF

EXPERT_COM 0,951 1,051 Tidak terjadi multikolonieritas

IND_AC 0,803 1,245 Tidak terjadi multikolonieritas

INT_AU 0,966 1,036 Tidak terjadi multikolonieritas

FIRM_RMC 0,711 1,406 Tidak terjadi multikolonieritas

FIRM_SIZE 0,719 1,392 Tidak terjadi multikolonieritas

Sumber: Data sekunder diolah

Berdasarkan tabel 4.4, hasil uji multikolonieritas dengan nilai VIF

berkisar antara 1,036 sampai dengan 1,406. Sedangkan nilai tolerance

berkisar antara 0,711 sampai dengan 0,966. Maka dari hasil tersebut

dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini telah

terbebas dari masalah multikolonieritas. Hal ini menunjukkan bahwa

semua variabel bebas tersebut layak digunakan sebagai prediktor.

Page 90: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

74

c. Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi menunjukkan hasil yang dapat mendeteksi ada

atau tidaknya autokorelasi dalam analisis regresi. Untuk mendeteksi

ada atau tidaknya autokorelasi maka dapat dilakukan dengan melihat

nilai Durbin-Watson. Dari hasil pengujian autokolerasi menggunakan

Durbin Watson statistik, maka didapatkan hasil seperti yang tertera

dalam tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5

Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson

Durbin-Watson Keterangan

2,038 Tidak terjadi autokorelasi

Sumber: Data sekunder diolah

Pada gambar 4.2 dibawah ini merupakan hasil uji autokorelasi

Durbin-Watson dengan menggunakan jumlah sampel 412 dan jumlah

variabel independen 5.

Ada Daerah Tidak ada Daerah Ada

Autokolerasi Ketidakpastian Autokolerasi Ketidakpastian Autokolerasi

dL dU 2,038 (4-dU) (4-dL)

1,63394 1,77146 2,22854 2,36606

Sumber: Data sekunder diolah

Gambar 4.2

Hasil Uji Durbin-Watson

Setelah dilakukan analisis data, diperoleh nilai durbin-watson

sebesar 2,038. Gambar 4.2 menunjukan bahwa nilai DW berada

diantara dU dan 4-dU yaitu diantara 1,63394 dan 2,22854. Sehingga

Page 91: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

75

dapat disimpulkan bahwa semua model regresi terlepas dari masalah

autokolerasi, yang menunjukan dalam model regresi tidak ada kolerasi

antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada

periode t-1 (Ghozali, 2011).

d. Hasil Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas ini dilakukan bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Pada tabel 4.6 di bawah

ini merupakan uji heterokedastisitas dengan menggunakan uji Glejsers.

Jika probabilitas signifikansi variabel diatas tingkat kepercayaan 5%

maka, dapat dikatakan bahwa model regresi tidak terjadi

heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi

heterokedastisitas.

Tabel 4.6

Hasil Uji Heterokedastisitas Glejser

Sig Keterangan

EXPERT_COM 0,245 Tidak terjadi heterokedastisitas

IND_AC 0,849 Tidak terjadi heterokedastisitas

INT_AU 0,262 Tidak terjadi heterokedastisitas

FIRM_RMC 0,009 Tidak terjadi heterokedastisitas

FIRM_SIZE 0,035 Tidak terjadi heterokedastisitas

Sumber: Data sekunder diolah

Dari tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa semua variabel

independen memiliki nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10. Hasil

perhitungan nilai tolerance juga menunjukkan tidak ada variabel

independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti

Page 92: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

76

tidak ada korelasi antar variabel independen. Maka dapat disimpulkan

bahwa model regresi tidak mengandung heterokedastisitas. Sehingga

model regresi layak digunakan untuk memprediksi pengungkapan

Enterprise Risk Management (ERM) berdasarkan variabel yang

mempengaruhinya yaitu kompetensi dewan komisaris, komite audit

independen, internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran

perusahaan.

3. Hasil Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan model analisis regresi berganda (multiple regression

analysis), yaitu dilakukan melalui uji koefisien determinasi, uji statatistik

t, dan uji statistik F:

a. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerapkan model regresi dalam menerangkan pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini

menggunakan variabel independen yaitu, kompetensi dewan komisaris,

komite audit independen, internal audit, komite manajemen risiko dan

ukuran perusahaan, dengan variabel dependen yaitupengungkapan

Enterprise Risk Management (ERM). Adapun hasil uji koefisien

Adjusted R Square disajikan dalam tabel 4.7 pada halaman berikutnya:

Page 93: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

77

Tabel 4.7

Hasil Pengujian Koefisien Determinasi

Model Adjusted R Square

1 0,697

Sumber: Data sekunder diolah

Pada tabel 4.7, memperlihatkan Adjusted R Square adalah sebesar

0,697. Hal ini berarti sebesar 69,7% variabel pengungkapan Enterprise

Risk Management (ERM) dapat dijelaskan oleh variabel kompetensi

dewan komisaris, komite audit independen, internal audit, komite

manajemen risiko dan ukuran perusahaan. Sedangkan sisanya yaitu

sebesar (100% - 69,7% = 30,3%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang

tidak diketahui dan tidak termasuk dalam analisa regresi pada

penelitian ini, misalnya: dewan komisaris yang diproksi dengan

keahlian dalam bidang perusahaan dan internal audit yang diproksikan

dengan risk based audit.

b. Hasil Uji Statistik F (Pengujian secara Simultan)

Ha6: Kompetensi dewan komisaris, komite audit independen, fungsi

internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran perusahaan

memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap

pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM)

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua

variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara

bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat

Page 94: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

78

signifikansi 0,05. Jika nilai probability F lebih kecil dari 0,05 maka Ha

diterima dan menolak H0. Sedangkan jika nilai probability F lebih besar

dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha. Berikut ini adalah tabel

4.8 yang menunjukkan hasil uji statistik F.

Tabel 4.8

Hasil Uji Statistik F

Model Sig Kesimpulan

Regression 0,000 Berpengaruh

Sumber: Data sekunder diolah

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa hasil uji statistik F

memiliki nilai probability sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Maka

dapat disimpulkan bahwa secara simultan seluruh variabel independen

yaitu kompetensi dewan komisaris, komite audit independen, internal

audit, komite manajemen risiko dan ukuran perusahaan secara

bersama-sama mempengaruhi variabel dependennya yaitu

pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM).

c. Hasil Uji Statistik t (Pengujian secara Parsial)

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

masing-masing variabel independen secara individual terhadap

variabel dependen. Tabel 4.9 berikut ini menyajikan hasil uji statistik t

dalam penelitian ini, yaitu:

Page 95: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

79

Tabel 4.9

Hasil Uji Statistik t

B Sig Kesimpulan

(Constant) 0,562 0,000 -

EXPERT_COM -0,010 0,860 Tidak Berpengaruh

IND_AC 0,031 0,112 Tidak Berpengaruh

INT_AU 0.023 0,150 Tidak Berpengaruh

FIRM_RMC 0,198 0,000* Berpengaruh

FIRM_SIZE 0,06 0,003* Berpengaruh

*Signifikansi pada α 5 %

Sumber: Data Sekunder Diolah

Setelah melakukan uji t seperti yang tertera pada tabel 4.9, maka

persamaan regresi yang terbentuk dalam penelitian ini yaitu:

Y = 0,562 – 0.010 EXPERT_COMM +0,031 IND_AC + 0,023

INT_AU + 0,198 FIRM_RMC + 0,006 FIRM_SIZE

Pada persamaan regresi di atas maka dapat diartikan bahwa nilai

konstanta sebesar 0,562 menyatakan bahwa jika variabel independen

dianggap konstan, maka akan terjadi peningkatan pengungkapan

Enterprise Risk Management (ERM) sebesar 0,562. Variabel

EXPERT_COM memiliki koefisien regresi dengan arah negatif sebesar

-0,010 menunjukkan bahwa setiap adanya perubahan 1 satuan

tingkatan kompetensi dewan komisaris maka dapat menurunkan

variabel ERM sebesar 0,010. Koefisien regresi untuk variabel

penerapan IND_AC sebesar 0,031 menunjukkan bahwa jika variabel

komite audit independen bertambah 1 satuan maka akan meningkatkan

variabel ERM sebesar 0,031. Koefisien regresi untuk variabel

penerapan INT_AU sebesar 0,023 menunjukkan bahwa jika variabel

Page 96: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

80

internal audit bertambah 1 satuan maka akan meningkatkan variabel

ERM sebesar 0,023. Koefisien regresi untuk variabel penerapan

FIRM_RMC sebesar 0,198 menunjukkan bahwa jika variabel komite

manajemen risiko bertambah 1 satuan maka akan meningkatkan

variabel ERM sebesar 0,198. Selain itu, koefisien regresi untuk variabel

ukuran perusahaan sebesar 0,006 menunjukkan bahwa jika variabel

ukuran perusahaan bertambah 1 satuan maka akan meningkatkan

variabel ERM sebesar 0,006.

Hasil pengujian signifikansi variabel independen secara parsial

sebagaimana pada pembahasan berikut:

1) Variabel Kompetensi Dewan Komisaris

Ha1: Kompetensi Dewan komisaris memiliki pengaruh yang

signifikan secara parsial terhadap pengungkapan Enterprise

Risk Management (ERM)

Berdasarkan tabel 4.9, hasil uji hipotesis Ha1 menunjukkan

bahwa variabel kompetensi dewan komisaris tidak berpengaruh

terhadap pengungkapan (ERM). Dapat dilihat pada tabel 4.9,

menunjukkan nilai koefisien beta yang dihasilkan adalah -0,010,

dengan tingkat signifikansi 0,860 lebih besar dari α = 0,05. Dengan

demikian hipotesis Ha1 ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa

kompetensi dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan

terhadap pengungkapan ERM. Hasil penelitian ini mendukung

hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Aniroh (2014).

Page 97: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

81

Fungsi pengawasan yang dilakukan oleh dewan komisaris

memerlukan spesialisasi kompetensi yang sesuai dengan bidang

perusahaan selain berpendidikan ekonomi dan ahli keuangan,

sehingga memungkinkan dewan komisaris untuk memahami profil

risiko sesuai dengan bidang perusahaan.

2) Variabel Komite Audit Independen

Ha2: Komite audit independen memiliki pengaruh yang

signifikan secara parsial terhadap pengungkapan Enterprise

Risk Management (ERM)

Berdasarkan tabel 4.9, hasil pengujian Ha2 menunjukkan

bahwa variabel komite audit independen tidak berpengaruh

signifikan terhadap pengungkapan ERM. Dapat dilihat pada tabel

4.9 menunjukkan nilai koefisien beta sebesar 0,031, dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,0112 lebih besar dari α = 0,05. Dengan

demikian hipotesis Ha2 ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa

komite audit independen tidak berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan ERM. Hasil penelitian ini mendukung hasil

penelitian yang telah dilakukan oleh Wardhana dan Cahyonowati

(2013).

Berdasarkan premis teori keagenan yang berpendapat bahwa

komite audit independen memberikan pengawasan yang efektif

dalam memberikan pengungkapan perusahaan. Kinerja komite

Page 98: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

82

audit menjadi efektif ketika para anggotanya memiliki

independensi untuk memberikan sikap dan pendapat. Namun

dalam penelitian ini, keberadaan komite audit independen pada

perusahaan belum bisa membuktikan berpengaruh signifikan

terhadap pengungkapan ERM. Hal ini dapat dikarenakan tanggung

jawab komite audit adalah melakukan pemantauan dan evaluasi

pelaksanaan audit, pengendalian internal dan pelaporan keuangan,

sementara peran pengawasan risiko seharusnya dilakukan oleh

komite yang dibentuk khusus sebagai pengawas risiko. Kedua

organ tersebut nantinya berperan sebagai organ yang saling

melengkapi dalam melakukan fungsi pengawasan pada perusahaan

sehingga manajemen risiko akan lebih efektif. Namun sebenarnya

tidak menutup kemungkinan bahwa komite audit melakukan

oversight function dalam manajemen risiko akibat di suatu

perusahaan tidak terdapat komite khusus sebagai pengawas

manajemen risiko.

3) Variabel Internal Audit

Ha3: Internal audit memiliki pengaruh yang signifikan secara

parsial terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management

(ERM)

Berdasarkan tabel 4.9, hasil uji hipotesis Ha3 menunjukkan

bahwa variabel internal audit tidak berpengaruh signifikan

Page 99: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

83

terhadap pengungkapan ERM. Dapat dilihat pada tabel 4.9,

menunjukkan nilai koefisien beta yang dihasilkan adalah 0,023,

dengan tingkat signifikansi 0,150 lebih besar dari α = 0,05. Dengan

demikian hipotesis Ha3 ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa

fungsi internal audit tidak berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan ERM. Hasil penelitian ini mendukung hasil

penelitian yang telah dilakukan oleh Femiarti (2012).

Berdasarkan Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-

496/BL/2008 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan

Piagam Unit Audit Internal, internal audit merupakan suatu

kegiatan pemberian keyakinan (assurance) dan konsultasi yang

bersifat independen dan obyektif, dengan tujuan untuk

meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional perusahaan,

melalui pendekatan yang sistematis, dengan cara mengevaluasi dan

meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan

proses tata kelola perusahaan. Namun pada kenyataannya bila

internal audit melaksanakan pengendalian risiko dan pengawasan

internal tanpa didukung dengan penerapan risk based audit dan

kerangka kerja manajemen risiko maka pengungkapan informasi

manajemen risiko menjadi tidak spesifik. Oleh karena itu,

keberadaan Chief Audit Executive (CAE) sebagai officer belum

cukup untuk menjamin manajemen risiko menjadi efektif.

Page 100: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

84

4) Variabel Risk Management Committee (RMC)

Ha4: Risk Management Committee (RMC) yang terpisah dari

komite lainnya memiliki pengaruh yang signifikan secara

parsial terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management

(ERM)

Berdasarkan tabel 4.9, hasil uji hipotesis Ha4 menunjukkan

bahwa variabel RMC berpengaruh secara signifikan dan positif

terhadap pengungkapan ERM. Dapat dilihat pada tabel 4.9,

menunjukkan nilai koefisien beta yang dihasilkan adalah 0,198,

dengan tingkat signifikansi 0,00 lebih kecil dari α = 0,05. Dengan

demikian hipotesis Ha4 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa

RMC yang terpisah dari komite lainnya berpengaruh signifikan dan

positif secara parsial terhadap pengungkapan ERM. Hasil

penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan

oleh Subramaniam et al., (2009), Meizaroh dan Lucyanda (2011),

Rustiarini (2012) dan Sari (2013). Tetapi tidak mendukung hasil

penelitian yang telah dilakukan oleh Jatiningrum (2012).

RMC berfungsi membantu dewan komisaris memberikan

masukan serta mengevaluasi sistem pengelolaan risiko,

pengawasan internal, dan menyediakan informasi kepada dewan

komisaris mengenai masalah-masalah terkait untuk mengantisipasi

risiko. Perusahaan yang memilki RMC dapat lebih banyak

mencurahkan waktu, tenaga dan kemampuan untuk mengevaluasi

Page 101: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

85

seluruh pengendalian internal dan menangani risiko yang mungkin

terjadi (Meizaroh dan Lucyanda, 2011).

5) Variabel Ukuran Perusahaan

Ha5: Ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan

secara parsial terhadap pengungkapan Enterprise Risk

Management (ERM)

Berdasarkan tabel 4.9, hasil uji hipotesis Ha5 menunjukkan

bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh terhadap

pengungkapan ERM. Dapat dilihat pada tabel 4.9, menunjukkan

nilai koefisien beta yang dihasilkan adalah 0,006, dengan tingkat

signifikansi 0,003 lebih kecil dari α = 0,05. Dengan demikian

hipotesis Ha5 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa ukuran

perusahaan berpengaruh signifikan dan positif secara parsial

terhadap pengungkapan ERM.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh Beasley et al., (2005), Desender (2009), Hoyt dan

Liebenberg (2010), Handayani (2013), Sari (2013), Wardhana dan

Cahyonowati (2013). Tetapi tidak mendukung hasil penelitian

yang telah dilakukan oleh Kumalasari (2014).

Semakin besar ukuran suatu perusahaan maka akan

mempengaruhi pengungkapan ERM. Perusahaan berskala besar

umumnya mempunyai internal control yang lebih baik, sehingga

Page 102: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

86

memungkinkan pengungkapan ERM yang lebih luas untuk

meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.

Page 103: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

87

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini meneliti tentang pengaruh kompetensi dewan komisaris,

komite audit independen, internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran

perusahaan terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM) pada

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2013.

Data sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 412

pengamatan. Analisis dilakukan menggunakan uji regresi berganda dengan

program IBM Statistical Package for Social Sciences (SPSS) versi 19.

Berdasarkan data yang dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah

dilakukan dengan menggunakan uji regresi berganda, maka dari enam hipotesis

yang diajukan, hanya tiga hipotesis yang diterima dan tiga hipotesis lainnya

ditolak, sebagaimana hasil penelitian didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Variabel kompetensi dewan komisaris, komite audit independen, internal

audit, komite manajemen risiko dan ukuran perusahaan secara simultan

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan ERM. Hal ini

menunjukan bahwa seluruh variabel independen yang digunakan dalam

penelitian ini memiliki pengaruh yang signifikan secara bersama-sama

terhadap pengungkapan ERM.

2. Variabel kompetensi dewan komisaris, komite audit independen dan

internal audit tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap

pengungkapan ERM. Sedangkan variabel Risk Management Committee

Page 104: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

88

(RMC) dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan dan positif secara

parsial terhadap pengungkapan ERM.

3. Variabel yang paling dominan terhadap pengungkapan ERM adalah

variabel Risk Management Committee (RMC) yang berpengaruh secara

signifikan dan positif terhadap pengungkapan ERM dengan koefisien beta

yang dihasilkan sebesar 0,198.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi pada bidang pengembangan ilmu akuntansi serta ilmu

pemeriksaan akuntansi yang khususnya membahas mengenai Enterprise Risk

Management (ERM).

1. Bagi dunia akademis

Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan dan memperkuat serta memperluas penelitian sebelumnya

terutama mengenai pengaruh kompetensi dewan komisaris, komite audit

independen, internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran perusahaan

terhadap pengungkapan ERM.

2. Bagi manajemen perusahaan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan ERM erat kaitannya

dengan corporate governance dan ukuran perusahaan. Adanya

pengungkapan ERM yang luas dan spesifik akan memberikan gambaran

kepada stakeholders bahwa perusahaan telah menerapkan sistem

Page 105: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

89

pengelolaan risiko yang efektif dan tata kelola perusahaan yang baik. Oleh

karena itu, sangat penting bagi perusahaan terutama perusahaan berskala

besar baik itu dalam non financial sector maupun financial sector agar

mempertimbangkan pembentukan komite manajemen risiko yang terpisah

dari komite lainnya sehingga pengelolaan risiko perusahaan dapat dilakukan

secara fokus dan menghasilkan pengungkapan ERM yang lebih spesifik.

3. Bagi profesi akuntan publik

Dengan adanya penelitian ini diharapkan akuntan publik lebih memahami

tentang pengelolaan manajemen risiko perusahaan sebagai bahan

pertimbangan dalam menilai efektivitas internal control perusahaan.

4. Bagi satuan pengendali internal

Manajemen risiko dan pengendalian internal memberikan kontribusi bagi

penerapan GCG, khususnya dalam meningkatkan keberhasilan pencapaian

misi perusahaan. Tanpa manajemen risiko, sistem pengendalian internal

menjadi berkurang efektivitasnya. Mayoritas perusahaan dalam penelitian

ini menugaskan pengelolaan risiko kepada satuan pengendali internal dan

komite audit, namun perlu dipertimbangkan bahwa pengelolaan risiko akan

semakin efektif jika semua pihak saling bekerja sama dalam pengelolaan

risiko di setiap tingkatan organisasi atau bersifat inklusif. Oleh karena itu,

penting bagi satuan pengendali internal untuk membuat kerangka kerja

manajemen risiko sesuai dengan ISO 31000.

5. Bagi investor dan analisis pasar modal

Dengan adanya penelitian ini, setiap investor diharapkan untuk lebih

Page 106: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

90

menyadari pentingnya penerapan manajemen risiko perusahaan, mengingat

adanya ketidakpastian situasi dan kondisi dalam dunia bisnis sehingga dapat

dijadikan bahan pertimbangan bagi para investor sebelum mengambil

keputusan untuk melakukan investasi.

6. Bagi regulator (pembuat kebijakan)

Dengan adanya hasil penelitian ini, diharapkan dapat berguna bagi

pemerintah dan pihak regulator yang terkait dengan arti penting penerapan

manajemen risiko bagi perusahaan finansial non perbankan dan non

finansial di Indonesia.

C. Saran

Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil

penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan

mengenai beberapa hal diantaranya:

1. Penelitian ini menggunakan data pada laporan tahunan untuk menghitung

item-item pengungkapan sebagai proksi ERM. Informasi ini tentunya belum

dapat menunjukkan kondisi sebenarnya dari praktik ERM sehingga hasil

perhitungan indeks ERM dalam penelitian masih terbatas. Penggunaan 25

item pengungkapan yang dikembangkan dari dimensi komponen

manajemen risiko ISO 31000 ini masih perlu dikembangkan kembali.

2. Penelitian selanjutnya disarankan juga menggunakan data yang lain seperti

kuesioner ataupun interview untuk mengetahui informasi lebih lengkp

mengenai komite manajemen risiko, internal audit dandewan komisaris

Page 107: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

91

sehingga dapat menghasilkan hasil penelitian dan kesimpulan yang lebih

akurat.

3. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah faktor eksternal maupun

internal perusahaan sebagai variabel independen lain yang mungkin

mempengaruhi pengungkapan ERM seperti internal audit yang diproksi

dengan penerapan risk based audit.

Page 108: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

92

DAFTAR PUSTAKA

Agrawal & Chada. “Corporate Governance anad Accounting Scandals” (2003).

diakses tanggal 9 Maret 2015, dari

http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=595138

Alzoubi, E. S. S., & Selamat, M. H. “The Effectiveness of Corporate Governance

Mechanisms on Constraining Earning Management: Literature Review

and Proposed Framework”. International Journal of Global Business, 5

(1), 17-35, 2012.

Andarini, Putri dan Indira Januarti. “Hubungan Karakteristik Dewan Komisaris

dan Perusahaan terhadap Pengungkapan Risk Management Committee

(RMC) pada Perusahaan Go Public Indonesia”. Simposium Nasional

Akuntansi 13 Purwokerto, 2010.

Aniroh, Sulung. “Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Karakteristik Dewan

Komisaris Terhadap Pengungkapan Sukarela pada Perusahaan di

Indonesia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”, Jurnal Fakultas

Ekonomi Brawijaya, 2014.

Ashuri, Narjes, Ghodratolla dan Ahmad Ali. “The Impact of Board Composition,

Audit Fees and Ownership Concentration on Risk Management of Listed

Companies in Tehran Stock Exchange”, Academic Journal of Accounting

Researches,Vp. 3, No. 1, hlm. 1-9, 2014.

Badan Standardisasi Nasional (BSN). “Manajemen Risiko-Prinsip dan Panduan

(ISO 31000:2009)”. 2011

Bates, E. William and Robert J. Leclerc. “Boards of Directors and Risk

Committees”. The Corporate Governance Advisor, Vol. 17, No.6, 2009.

Beasley, Mark. “An Empirical Analysis of the Relation between the Board of

Director Composition and Financial Statement Fraud”. The Accounting

Review 71, pages 443-465, 1996.

, , Clune, R., dan Hermanson, D. R. “Enterprise Risk Management:

An Empirical Analysis of Factors Associated with the Extent of

Implementation”. Journal of Accounting and Public Policy, 24 (6), 521 -

531, 2005.

, , Pagach, D., & Warr, R. “Information Conveyed in Hiring

Announcements of Senior Executives Overseeing Enterprise-Wide Risk

Management Processes”. Journal of Accounting, Auditing and Finance,

23(3): 311-333, 2008.

Page 109: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

93

Browning E. S., and Weil, Jonathan. “Burden of doubt: Stocks Take a Beating as

Accounting Worries Spread Beyond Enron”. Wall Street Journal, January

30 2002.

Cadbury Report. “Report of the Committee on the Financial Aspects of

Corporate Governance”. London: Gee & Co,1992.

Committee of the Sponsoring Organizationsof the Treadway Commission.

“Enterprise Risk Management, Integrated Framework (COSO-ERM

Report)”. New York: AICPA, 2004.

Davidson R., Stewart, J. & Kent, P. “Internal Governance Structures and Earning

Management”. Accounting and Finance 45: 241-267, 2005.

Dechow, R.G.Sloan and A.P Sweeney. “Detecting Earnings Management”. The

Accounting Review, Vol. 70, No.2, hal 193-225. 1995.

Desender, Kurt. “On The Determinants of Enterprise Risk Management

Implementation”, Information Resources Management Association

Annual Meeting Paper, diakses tanggal 2 Maret 2015, dari

http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=1025982, 2007.

Desender, K.A., & Lafuente, E. “The Influence of Board Composition, Audit Fees

and Ownership Concentration on Enterprise Risk Management”. Working

Paper, Autonomous University of Barcelona and Centre for

Entrepreneurship and Business Research (CEBR), 2009.

Desender, Kurt. “The Relationship between Enterprise Risk Management and

External Audit Fees: Are They Complements or Substitutes?”, diakses

tanggal 2 Maret 2015, dari www.ssrn.com/id1484862, 2010.

Femiarti, Rani dan Totok Dewayanto. “Audit Committe Financial Experts

Internal Audit dan Pengungkapan Kelemahan Pengendalian Internal”,

Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 1, No. 1, Hlm. 1-14, 2012.

Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI). ”Peranan Dewan

Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance

(Tata Kelola Perusahaan)”, diakses tanggal 12 Maret 2015, dari

https://muhariefeffendi.files.wordpress.com/2009/12/fcgi_booklet_ii.pdf

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19”,

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. 2011.

Herwidayatmo. “Implementasi Good Corporate Governance untuk Perusahaan

Publik di Indonesia”, Usahawan, Hal. 25-32, Oktober, 2000.

Handayani, Bestari Dwi dan Heri Yanto. “Determinan Pengungkapan Enterprise

Risk Management”. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 17, No. 3, hlm.

333-342, 2013.

Page 110: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

94

Hoyt, Robert E., and Liebenberg Andre P. “The Value of Enterprise Risk

Management: Evidence from the U.S. Insurance Industry,. Journal of Risk

and Insurance, Forthcoming. Diakses tanggal 12 Maret 2015, dari

http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=1440947, 2010.

http://www.idx.co.id/. Annual Report dan Laporan Keuangan Auditan Perusahaan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012 dan 2013.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis, Untuk

Akuntansi dan Manajemen”, Edisi 1, BPFE Yogyakarta, 2002.

Jatiningrum, Citrawati dan Fauzi. “Pengaruh Corporate Governance dan

Konsentrasi Kepemilikan pada Pengungkapan Enterprise Risk

Management (ERM)”. 2012.

Jensen, M. C. and W. Meckling. “The Theory of the Firm: Managerial Behavior,

Agency Costs and Ownership Structure”. Journal of Financial Economics

3: 305-360, 1976.

Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). “Pedoman Umum Good

Corporate Governance Indonesia”, diakses tanggal 12 Maret 2015, dari

www.bapepam.go.id/.../Pedoman%20GCG%20Indonesia%202006.pdf

2006.

Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). "Pedoman Penerapan

Manajemen Risiko Berbasis Governance", 2011.

Kumalasari, Magda Subowo dan Indah Aniskurlillah. “Faktor-Faktor yang

Berpengaruh Terhadap Luas Pengungkapan Manajemen Risiko”,

Accounting Analysis Journal, Vol. 3 No. 1, hlm. 18-25, 2014.

Kleffner, A., Lee, R., & McGannon, B. “The effect of corporate governance on

the use of enterprise risk management: Evidence from Canada”. Risk

Management and Insurance Review, 6, 1, pp. 5373, 2003.

Krus, Cynthia M. and H. L. Orowitz. “The Risk-Adjusted Board : How Should

The Board Manage Risk?”. Corporate Governance Advisor, Vol. 17, No.

2. 2009.

Maier, Stephanie. “How Global is Good Corporate Governance?”, 2005.

Meizaroh dan Jurica Lucyanda. “Pengaruh Corporate Governance dan

Konsentrasi Kepemilikan pada Pengungkapan Enterprise Risk

Management”, Simposium Nasional Akuntansi XIV. Banda Aceh, 2011.

Muntoro, Ronny Kusuma. “Membangun Dewan Komisaris yang Efektif”,

Makalah diakses tanggal 9 Maret 2015, dari

http://lmfeui.com/data/mui_Membangun%20Dewan%20Komisaris%20%

20yang%20Efektif_Ronny%20K%20Muntoro.pdf, 2006.

Page 111: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

95

Nuryaman dan Rusmini. 2010. “Pengaruh Kepemilikan Institusional,

Karakteristik Dewan Komisaris, Kualitas Audit Terhadap Pengungkapan

Sukarela (Studi pada Emiten Sektor Manufaktur di Bursa Efek

Indonesia”, Tesis Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas

Widyatama, Bandung, 2010.

Prastiti, Anindyah dan Wahyu Meiranto. “Pengaruh Karakterisktik Dewan

Komisaris dan Komite Audit Terhadap Manajemen Laba”. Diponegoro

Journal of Accounting, Vol. 2, No. 4, hlm. 1-12, 2013.

Peasnell, KV., Pope P.F., & Young, S. “Board Monitoring and Earning

Management: Do Outside Directors Influence Abnormal Accruals?”.

Journal of Business Finance and Accounting, 32(8): 1311-1342, 2005.

Restuningdiah, Nurika. “Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, Internal

Audit, dan Risk Management Committee terhadap Manajemen Laba”,

Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.15, No.3, hlm.351-362, 2011.

Rustiarini, N.W. “Corporate Governance, Konsentrasi Kepemilikan, dan

Pengungkapan Enterprise Risk Management”. Jurnal Manajemen

Keuangan, dan Akuntabilitas, 11(2): 279–298, 2012.

Sari, Fuji Juwita. “Pengaruh Corporate Governance, Konsentrasi Kepemilikan

dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Enterprise Risk

Management (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

di BEI Tahun 2010-2011)”. Jurnal Akuntansi Universitas Negeri

Semarang, 2013.

Subramaniam, Nava, L. McManus, and Jiani Zhang.”Corporate Governance,

Firm Characteristics, and Risk Management Committee Formation in

Australia Companies”. Managerial Auditing Journal, Vol. 24, No. 4, pp.

316-339, 2009.

Sudarmaji, A. M. dan Lana Sularto. “Pengaruh Ukuran Perusahaan,

Profitabilitas, Leverage, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap

Luas Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan”, 2007.

Susilo, Leo J. dan Victor Riwu Kaho. “Manajemen Risiko Berbasis ISO 31000

untuk Industri Nonperbankan”, Penerbit PPM, Jakarta. 2014.

The Institute of Risk Management (IRM), The Association of Insurance and Risk

Managers (AIRMIC,) dan The National Forum for Risk Management in the

Public Sector (ALARM). “A Structured approach to Enterprise Risk

Management (ERM) and The Requirements of ISO 31000”. 2010.

Wardhana, Anindya Adi dan Nur Cahyonowati. “Pengaruh Karakteristik

Perusahaan Terhadap Pengungkapan Risiko Studi Empiris pada

Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”,

Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 3, No. 1, Hlm. 1-14, 2013.

Page 112: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

96

Walker, P. L., Shenkir, W. G. dan Barton, T. L. “Enterprise Risk Management:

Putting it all together”. Institute of Internal Auditors Research

Foundation, Altamonte Springs, FL, 2002.

Andriani, Wiwik, Sukartini dan Reno Fithri Meuthia, “Pengaruh Kompetensi dan

Independensi Dewan Komisaris Terhadap Pelaksanaan Good Corporate

Governance”, Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol 2, No. 2, 2007.

Y.L, Cheung & Y. Chan. “Corporate Governance in Asia”. Asia-Pacific

Development Journal, Vl. 11, No. 2, 2004.

Zarkasyi, Moh. Wahyudin. “Good Corporate Governance pada Badan Usaha

Manufaktur, Perbankan dan Jasa Keuangan Lainnya”, PT. Rajagrafindo.

2008.

Page 113: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

97

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 114: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

98

LAMPIRAN 1

DATA SAMPEL

Page 115: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

99

Daftar Nama Sampel Penelitian

No. Kode Nama Emiten

1 AALI Astra Agro Lestari Tbk

2 ABDA Asuransi Bina Dana Arta Tbk

3 ACES Ace Hardware Indonesia Tbk

4 ADES Akasha Wira International Tbk

5 ADMF Adira Dinamika Multi Finance Tbk

6 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk

7 AHAP Asuransi Harta Aman Pratama Tbk

8 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

9 AKKU Aneka Kemasindo Utama Tbk

10 AKPI Argha Karya Prima Ind. Tbk

11 AKRA AKR Corporindo Tbk

12 AKSI MajapahitSecurities Tbk

13 ALKA Alakasa Industrindo Tbk

14 AMAG Asuransi Multi Artha Guna Tbk

15 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk

16 AMRT Sumber Alfaria Trijaya Tbk

17 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk

18 APLN Agung Podomoro Land Tbk

19 ARGO Argo Pantes Tbk

20 ARNA Arwana Citramulia Tbk

21 ASBI Asuransi Bintang Tbk

22 ASDM Asuransi Dayin Mitra Tbk

23 ASGR Astra Graphia Tbk

24 ASII Astra International Tbk

25 ASJT Asuransi Jasa Tania Tbk

26 ASRI Alam Sutera Realty Tbk

27 ASRM Asuransi Ramayana Tbk

28 ATPK ATPK Resources Tbk

29 AUTO Astra Otoparts Tbk

30 BABP PT Bank MNC Internasional Tbk

31 BACA Bank Capital Indonesia Tbk

32 BBKP Bank Bukopin Tbk

33 BBLD Buana Finance Tbk

34 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk

35 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk

36 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

37 BCIC Bank Mutiara Tbk

38 BCIP Bumi Citra Permai Tbk

39 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 116: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

100

No. Kode Nama Emiten

40 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk

41 BFIN BFI Finance Indonesia Tbk

42 BHIT PT MNC Investama Tbk

43 BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk

44 BIPP Bhuwanatala Indah Permai Tbk

45 BISI BISI Internasional Tbk

46 BJBR Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat

dan Banten Tbk

47 BKSW PT Bank QNB Indonesia Tbk

48 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk

49 BMTR Global Mediacom Tbk

50 BNBR Bakrie & Brothers Tbk

51 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk

52 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk

53 BPFI Batavia Prosperindo Finance Tbk

54 BRNA Berlina Tbk

55 BSIM Bank Sinarmas Tbk

56 BSWD Bank of India Indonesia Tbk

57 BTEK Bumi Teknokultura Unggul Tbk

58 BTEL Bakrie Telecom Tbk

59 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk

60 BUDI PT Budi Starch & Sweetener Tbk

61 BVIC Bank Victoria International Tbk

62 CENT PT Centratama Telekomunikasi Indonesia

Tbk

63 CKRA Cakra Mineral Tbk

64 CMNP Citra Marga Nusaphala Persada Tbk

65 COWL Cowell Development Tbk

66 CPRO Central Proteina Prima Tbk

67 CTRA Ciputra Development Tbk

68 CTRP Ciputra Property Tbk

69 CTTH Citatah Tbk

70 DEFI Danasupra Erapacific Tbk

71 DGIK Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk

72 DILD Intiland Development Tbk

73 DKFT Central Omega Resources Tbk

74 DUTI Duta Pertiwi Tbk

75 ELSA Elnusa Tbk

76 ELTY Bakrieland Development Tbk

77 EMTK Elang Mahkota Teknologi Tbk

78 EPMT Enseval Putra Megatrading Tbk

79 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk

80 EXCL XL Axiata Tbk

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 117: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

101

No. Kode Nama Emiten

81 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk

82 FORU Fortune Indonesia Tbk

83 FREN Smartfren Telecom Tbk

84 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk

85 GEMA Gema Grahasarana Tbk

86 GGRM Gudang Garam Tbk

87 HADE HD Capital Tbk

88 HDFA Radana Bhaskara Finance Tbk

89 HERO Hero Supermarket Tbk

90 HMSP HM Sampoerna Tbk

91 IIKP Inti Kapuas Arowana Tbk

92 INAF Indofarma Tbk

93 INCI Intanwijaya Internasional Tbk

94 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

95 INDS Indospring Tbk

96 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk

97 INPP Indonesian Paradise Property Tbk

98 INTA Intraco Penta Tbk

99 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk

100 ISAT Indosat Tbk

101 JKON Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk

102 JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk

103 JPRS Jaya Pari Steel Tbk

104 JRPT Jaya Real Property Tbk

105 JSMR Jasa Marga Tbk

106 JSPT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk

107 JTPE Jasuindo Tiga Perkasa Tbk

108 KAEF Kimia Farma Tbk

109 KBLV First Media Tbk

110 KBRI Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk

111 KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk

112 KLBF Kalbe Farma Tbk

113 KPIG MNC Land Tbk

114 LION Lion Metal Works Tbk

115 LMAS Limas Indonesia Makmur Tbk

116 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk

117 LMSH Lionmesh Prima Tbk

118 LPCK Lippo Cikarang Tbk

119 LPGI Lippo General Insurance Tbk

120 LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk

121 LTLS Lautan Luas Tbk

122 MAIN Malindo Feedmill Tbk

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 118: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

102

No. Kode Nama Emiten

123 MAMI Mas Murni Indonesia Tbk

124 MAPI Mitra Adiperkasa Tbk

125 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk

126 MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk

127 MDLN Modernland Realty Ltd Tbk

128 MDRN Modern Internasional Tbk

129 MEGA Bank Mega Tbk

130 MERK Merck Tbk

131 MFIN Mandala Multifinance Tbk

132 MFMI Multifiling Mitra Indonesia Tbk

133 MICE Multi Indocitra Tbk

134 MITI Mitra Investindo Tbk

135 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk

136 MLIA Mulia Industrindo Tbk

137 MLPL Multipolar Tbk

138 MNCN Media Nusantara Citra Tbk

139 MRAT Mustika Ratu Tbk

140 MREI Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk

141 MTDL Metrodata Electronics Tbk

142 MYOH Samindo Resources Tbk

143 MYOR Mayora Indah Tbk

144 MYTX APAC Citra Centertex Tbk

145 NISP Bank OCBC NISP Tbk

146 NOBU PT Bank Nationalnobu Tbk

147 OCAP ONIX Capital Tbk

148 PANS Panin Sekuritas Tbk

149 PEGE Panca Global Securities Tbk

150 PJAA Pembangunan Jaya Ancol Tbk

151 PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk

152 PLAS Polaris Investama Tbk

153 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk

154 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk

155 PNIN Paninvest Tbk

156 POOL Pool Advista Indonesia Tbk

157 PRAS Prima Alloy Steel Tbk

158 PSKT PT Red Planet Indonesia Tbk

159 PTPP PP (Persero) Tbk

160 PUDP Pudjiadi Prestige Tbk

161 PWON Pakuwon Jati Tbk

162 RALS Ramayana Lestari Sentosa Tbk

163 RANC Supra Boga Lestari Tbk

164 RBMS Ristia Bintang Mahkota Sejati Tbk

165 RDTX Roda Vivatex Tbk

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 119: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

103

No. Kode Nama Emiten

166 RELI Reliance Securities Tbk

167 RMBA Bentoel International Investama Tbk

168 RODA Pikko Land Development Tbk

169 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk

170 RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk

171 SAFE Steady Safe Tbk

172 SAME Sarana Meditama Metropolitan Tbk

173 SCCO Supreme Cable Manufacturing

Corporation Tbk

174 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk

175 SDPC Millennium Pharmacon International Tbk

176 SDRA PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906

Tbk

177 SGRO Sampoerna Agro Tbk

178 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk

179 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk

180 SMMT Golden Eagle Energy Tbk

181 SRSN Indo Acidatama Tbk

182 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk

183 SULI PT SLJ Global Tbk

184 TBIG PT Tower Bersama Infrastructure Tbk

185 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk

186 TCID Mandom Indonesia Tbk

187 TGKA Tigaraksa Satria Tbk

188 TINS Timah (Persero) Tbk

189 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk

190 TMAS Pelayaran Tempuran Emas Tbk

191 TOWR Sarana Menara Nusantara Tbk

192 TRIM Trimegah Securities Tbk

193 TRIO Trikomsel Oke Tbk

194 TRIS Trisula International Tbk

195 TRUB Truba Alam Manunggal Engineering Tbk

196 TURI Tunas Ridean Tbk

197 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry Tbk

198 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk

199 UNSP Bakrie Sumatera Plantations Tbk

200 UNVR Unilever Indonesia Tbk

201 VIVA PT Visi Media Asia Tbk

202 VOKS Voksel Electric Tbk

203 WEHA Panorama Transportasi Tbk

204 WICO Wicaksana Overseas International Tbk

205 WIKA Wijaya Karya Tbk

206 YULE Yulie Sekurindo Tbk

Sumber: Data sekunder diolah

Page 120: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

104

2012 EXP_COM IND_AC INT_AU FIRM_RMC FIRM_SIZE ERM

AISA 0.200 0.667 1 0 15.168 0.720

AMFG 0.333 0.750 1 1 14.952 0.880

ARNA 0.333 0.500 1 1 13.751 0.840

ASII 0.545 0.500 1 1 19.021 0.800

AUTO 0.556 0.667 1 0 15.999 0.640

BUDI 0.667 0.667 1 0 14.648 0.600

ETWA 0.250 0.667 1 0 13.776 0.760

FASW 0.667 0.667 1 0 15.534 0.720

GDST 0.667 0.667 1 0 13.967 0.600

GGRM 0.250 0.667 1 0 17.541 0.600

HMSP 0.400 0.333 1 0 17.083 0.600

INAF 0.500 0.429 1 1 13.988 0.920

INDF 0.625 0.500 1 0 17.899 0.800

JPRS 0.500 0.500 1 0 12.896 0.720

KAEF 0.200 0.667 1 1 14.546 0.920

KBRI 1.000 0.667 1 0 13.515 0.600

KLBF 0.333 0.667 1 1 16.058 0.880

MYOR 0.400 0.667 1 0 15.932 0.880

MYTX 0.000 0.750 0 0 14.405 0.600

SMGR 0.167 0.500 1 1 17.096 0.960

SRSN 0.333 0.667 1 0 12.904 0.720

SULI 0.600 0.667 1 0 14.172 0.600

TCID 0.400 0.500 1 0 14.048 0.600

TRIS 0.667 0.667 1 0 12.811 0.640

ULTI 0.667 0.667 1 0 14.700 0.600

UNIT 0.500 0.667 1 0 12.848 0.720

UNVR 0.800 0.667 1 0 13.800 0.800

VOKS 0.400 0.667 1 0 14.345 0.760

RMBA 0.500 0.667 1 0 15.752 0.640

ADES 0.667 0.667 1 0 12.872 0.720

AKKU 1.000 0.667 0 0 9.267 0.560

AKPI 0.250 0.667 1 0 14.355 0.600

ALKA 1.000 0.667 1 0 11.904 0.680

ARGO 0.400 0.667 0 0 14.409 0.720

BIMA 0.500 0.667 1 0 11.514 0.600

BRNA 0.750 0.667 1 0 13.555 0.720

INCI 0.667 0.667 0 0 11.793 0.720

INDS 0.333 0.667 1 0 14.325 0.720

Page 121: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

105

2012 EXP_COM IND_AC INT_AU FIRM_RMC FIRM_SIZE ERM

INTP 0.571 0.667 1 0 16.939 0.680

JPFA 0.400 0.667 1 0 16.210 0.720

KIAS 0.600 0.667 1 0 14.578 0.600

LION 0.667 0.667 1 0 12.980 0.600

LMPI 0.500 0.667 1 0 13.611 0.600

LMSH 0.667 0.667 1 0 11.764 0.680

MAIN 0.333 0.750 1 0 13.927 0.600

MERK 1.000 0.667 1 0 13.252 0.600

MLBI 0.667 0.667 1 0 13.957 0.600

MLIA 1.000 0.667 1 0 15.696 0.560

MRAT 0.333 0.667 1 0 13.029 0.640

PRAS 0.333 0.667 1 0 13.266 0.560

ROTI 0.667 0.667 1 0 14.002 0.600

SCCO 0.333 0.667 1 0 14.212 0.720

SCPI 0.667 0.667 1 0 12.998 0.640

ACES 0.500 0.667 1 0 14.466 0.600

AKRA 0.333 0.667 1 0 16.283 0.840

AMRT 0.200 0.667 1 0 15.831 0.600

APLN 0.333 0.667 1 0 16.537 0.600

ASGR 0.667 0.667 1 0 14.031 0.920

ASRI 0.600 0.800 1 0 16.209 0.600

BCIP 0.333 0.667 1 0 12.741 0.680

BHIT 0.333 0.667 1 0 17.121 0.720

BIPP 1.000 0.667 1 0 12.092 0.600

BMTR 0.400 0.667 1 0 16.811 0.640

BNBR 0.250 0.250 1 1 16.566 0.960

CENT 0.667 0.667 0 0 11.584 0.600

COWL 0.667 0.667 1 0 14.391 0.720

CTRA 0.200 0.667 1 0 16.525 0.720

CTRP 0.000 0.667 1 1 15.596 0.920

DGIK 0.400 0.667 1 0 14.380 0.680

DILD 0.667 0.667 1 0 15.622 0.600

DUTI 0.875 0.667 1 0 15.701 0.680

ELTY 0.833 0.667 1 1 16.603 0.960

EMTK 0.125 0.667 1 0 16.136 0.600

EPMT 0.000 0.667 1 0 15.415 0.720

FORU 0.400 0.667 1 0 12.458 0.720

GEMA 0.667 0.667 1 0 12.969 0.520

Page 122: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

106

2012 EXP_COM IND_AC INT_AU FIRM_RMC FIRM_SIZE ERM

HERO 0.750 0.667 1 0 15.479 0.560

INPP 0.333 0.667 1 0 14.427 0.680

INTA 1.000 0.667 1 0 15.267 0.680

JKON 0.600 0.667 1 0 14.755 0.720

JRPT 0.400 0.667 1 0 14.609 0.680

JSMR 0.400 0.667 1 1 17.025 0.960

JSPT 0.600 0.667 1 0 15.012 0.680

JTPE 0.500 0.667 1 0 13.010 0.720

KBLV 0.600 0.667 1 0 15.276 0.720

KPIG 0.333 0.667 1 0 14.819 0.720

LMAS 0.667 0.667 1 0 12.513 0.640

LPCK 0.400 0.667 1 0 14.856 0.720

LTLS 0.600 0.667 1 0 15.215 0.760

MAMI 0.600 0.667 1 0 13.466 0.640

MAPI 0.400 0.667 1 0 15.606 0.720

MDLN 0.250 0.667 1 0 15.340 0.760

MDRN 1.000 0.667 1 0 14.366 0.640

MFMI 0.667 0.667 1 0 11.900 0.560

MICE 0.333 0.667 1 0 13.059 0.680

MLPL 0.500 0.667 1 0 16.461 0.600

MNCN 0.600 0.667 1 0 16.008 0.760

MTDL 1.000 0.667 1 0 14.324 0.680

PJAA 0.250 0.667 1 0 14.686 0.760

PLAS 0.500 0.667 1 0 12.577 0.600

PLIN 0.333 0.667 1 0 15.189 0.760

POOL 0.333 0.667 1 0 11.871 0.680

PSKT 0.667 0.667 1 0 10.313 0.680

PTPP 0.500 0.667 1 0 15.962 0.840

PUDP 0.333 0.667 1 0 12.797 0.640

PWON 0.333 0.667 1 0 15.839 0.720

RALS 0.500 0.667 1 0 15.220 0.680

RANC 0.333 0.667 1 0 13.254 0.720

RBMS 0.333 0.667 1 0 11.937 0.640

RDTX 0.333 0.500 1 0 14.004 0.520

RODA 0.667 0.667 1 0 14.827 0.720

SAFE 1.000 0.667 1 0 10.634 0.680

SAME 0.333 0.667 1 0 10.542 0.640

SDPC 0.500 0.667 1 1 9.935 0.760

Page 123: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

107

2012 EXP_COM IND_AC INT_AU FIRM_RMC FIRM_SIZE ERM

SMDM 0.333 0.667 1 0 14.785 0.760

SSIA 0.200 0.667 1 0 15.395 0.720

TBIG 0.600 0.667 1 1 16.477 0.840

TGKA 0.400 0.667 1 0 14.673 0.720

TMAS 0.333 0.667 1 0 14.243 0.720

TOWR 0.667 0.667 1 0 16.425 0.680

TRIO 0.400 0.667 1 0 15.492 0.640

TRUB 0.500 0.667 1 0 14.838 0.680

TURI 0.600 0.750 1 0 15.013 0.640

VIVA 0.833 0.667 1 1 14.912 0.880

WEHA 0.750 0.667 1 0 12.862 0.720

WICO 0.667 0.667 1 0 11.947 0.680

WIKA 0.500 0.600 1 1 16.215 0.920

AALI 0.857 0.667 1 0 16.335 0.680

ANTM 0.400 0.571 1 1 16.797 0.720

ATPK 0.000 0.667 1 0 11.924 0.680

BISI 1.000 0.667 1 0 14.278 0.720

BTEK 1.000 0.667 1 0 11.597 0.640

BTEL 0.800 0.667 1 1 16.019 0.960

CKRA 0.500 0.667 1 0 14.009 0.680

CMNP 0.600 0.500 1 1 15.140 0.960

CPRO 0.333 0.667 1 0 15.780 0.680

CTTH 0.000 0.667 1 0 12.474 0.640

DKFT 1.000 0.667 1 0 14.244 0.720

ELSA 0.400 0.600 1 1 15.273 0.960

EXCL 0.667 0.667 1 1 17.384 0.800

FREN 0.667 0.667 1 0 16.479 0.760

IIKP 0.333 0.667 1 0 12.867 0.680

ISAT 0.800 0.400 1 1 17.827 0.920

LSIP 0.778 0.667 1 1 15.837 0.920

MITI 0.750 0.667 1 0 11.909 0.720

MYOH 0.667 0.667 1 0 14.072 0.720

PKPK 0.000 0.667 1 0 12.890 0.680

RUIS 0.333 0.667 1 0 13.974 0.720

SGRO 0.250 0.667 1 1 15.236 0.840

SMMT 0.600 0.667 1 0 13.082 0.760

TBLA 0.000 0.667 1 1 15.464 0.760

TINS 0.500 0.500 1 1 15.624 0.800

Page 124: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

108

2012 EXP_COM IND_AC INT_AU FIRM_RMC FIRM_SIZE ERM

TLKM 0.500 0.500 1 1 18.528 0.800

UNSP 0.667 0.667 1 1 16.759 0.960

AGRO 0.750 0.667 1 1 15.212 0.920

BABP 0.500 0.667 1 1 14.176 0.920

BACA 0.667 0.667 1 1 15.550 0.880

BBKP 0.800 0.750 1 1 18.000 0.880

BBNI 0.750 0.500 1 1 19.625 0.920

BBNP 0.500 0.667 1 1 15.921 0.880

BBRI 0.625 0.500 1 1 20.128 0.880

BCIC 1.000 0.500 1 1 16.431 0.840

BDMN 0.750 0.333 1 1 18.864 0.920

BEKS 0.750 0.667 1 1 15.855 0.920

BJBR 0.833 0.500 1 1 18.076 0.920

BKSW 0.667 0.667 1 1 15.351 0.880

BMRI 0.857 0.333 1 1 20.270 0.840

BNGA 0.750 0.500 1 1 19.101 0.920

BNII 0.857 0.400 1 1 18.567 0.920

BSIM 1.000 0.600 1 1 16.534 0.880

BSWD 0.800 0.667 1 1 14.748 0.840

BTPN 0.833 0.400 1 1 17.895 0.840

BVIC 0.750 0.667 1 1 16.479 0.920

INPC 0.600 0.600 1 1 16.537 0.920

MAYA 0.500 0.333 1 1 16.658 0.880

MCOR 0.750 0.667 1 1 15.687 0.840

MEGA 1.000 0.667 1 1 17.993 0.840

NISP 0.750 0.500 1 1 18.187 0.920

NOBU 1.000 0.500 1 1 14.012 0.920

PNBN 1.000 0.750 1 1 18.818 0.880

SDRA 0.667 0.667 1 1 15.846 0.840

ABDA 1.000 0.667 1 1 14.365 0.880

AHAP 0.800 0.667 1 1 12.439 0.920

AMAG 0.667 0.667 1 1 14.115 0.840

ASBI 0.800 0.667 1 1 12.820 0.920

ASDM 1.000 0.667 1 0 13.812 0.760

ASJT 1.000 0.667 1 0 12.150 0.640

ASRM 1.000 0.500 1 0 13.884 0.680

LPGI 1.000 0.667 1 1 14.185 0.840

MREI 1.000 0.667 1 1 13.567 0.920

Page 125: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

109

2012 EXP_COM IND_AC INT_AU FIRM_RMC FIRM_SIZE ERM

PNIN 0.500 0.667 1 0 16.385 0.680

ADMF 0.667 0.333 1 1 17.053 0.880

BBLD 0.667 0.667 1 1 14.866 0.840

BFIN 0.400 0.500 1 1 15.698 0.920

BPFI 1.000 0.667 1 0 13.179 0.720

DEFI 0.500 0.667 1 0 10.715 0.640

HDFA 0.667 0.667 1 0 14.278 0.720

MFIN 1.000 0.667 1 0 15.217 0.720

AKSI 0.333 0.667 1 0 11.061 0.680

HADE 1.000 0.667 1 0 12.751 0.760

OCAP 0.667 0.667 1 0 11.839 0.760

PANS 0.500 0.667 1 0 14.323 0.720

PEGE 1.000 0.667 1 0 12.091 0.680

RELI 1.000 0.667 1 0 13.642 0.640

TRIM 0.750 0.667 1 1 13.106 0.840

YULE 0.667 0.667 1 0 10.897 0.640

Page 126: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

110

2013 EXPERT_COM IND_AC INT_AU FIRM_RMC FIRM_SIZE ERM

AISA 0.200 0.667 1 1 15.429 0.920

AMFG 0.333 0.750 1 1 15.079 0.880

ARNA 0.667 0.250 1 1 13.942 0.840

ASII 0.800 0.500 1 1 12.274 0.800

AUTO 0.455 0.667 1 0 16.351 0.640

BUDI 0.667 0.667 1 0 14.684 0.600

ETWA 0.250 0.667 1 0 14.071 0.760

FASW 0.667 0.667 1 0 15.555 0.720

GDST 1.000 0.667 1 0 13.991 0.600

GGRM 0.333 0.667 1 0 17.743 0.600

HMSP 0.500 0.333 1 0 17.126 0.600

INAF 1.000 0.333 1 1 15.727 0.920

INDF 0.625 0.667 1 0 18.173 0.800

JPRS 0.500 0.500 1 0 12.839 0.720

KAEF 0.400 0.667 1 1 14.721 0.920

KBRI 1.000 0.667 1 0 13.578 0.600

KLBF 0.333 0.667 1 1 16.242 0.880

MYOR 0.400 0.667 1 0 16.089 0.880

MYTX 0.250 0.667 1 0 14.555 0.600

SMGR 0.167 0.500 1 1 17.243 0.960

SRSN 0.375 0.500 1 0 13.087 0.720

SULI 0.333 0.667 1 0 13.755 0.600

TCID 0.400 0.500 1 0 14.198 0.600

TRIS 1.000 0.667 1 0 13.015 0.640

ULTI 0.667 0.667 1 0 14.849 0.600

UNIT 0.500 0.667 1 0 13.037 0.720

UNVR 0.800 0.667 1 0 16.407 0.800

VOKS 0.600 0.667 1 0 14.486 0.760

RMBA 0.400 0.667 1 0 16.038 0.640

ADES 0.667 0.667 1 0 12.997 0.720

AKKU 1.000 0.500 0 0 10.719 0.560

AKPI 0.500 0.667 1 0 14.550 0.600

ALKA 1.000 0.667 1 0 12.396 0.680

ARGO 0.400 0.667 0 0 14.668 0.720

BIMA 0.333 0.667 1 0 11.678 0.640

BRNA 0.750 0.667 1 0 13.933 0.720

INCI 0.667 0.667 0 0 11.821 0.720

INDS 0.333 0.667 1 0 14.602 0.720

Page 127: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

111

2013 EXPERT_COM IND_AC INT_AU FIRM_RMC FIRM_SIZE ERM

INTP 0.571 0.667 1 0 17.097 0.680

JPFA 0.333 0.667 1 0 16.518 0.720

KIAS 0.600 0.667 1 0 14.636 0.600

LION 0.667 0.667 1 0 13.119 0.600

LMPI 0.500 0.667 1 0 13.620 0.600

LMSH 0.667 0.667 1 0 11.861 0.680

MAIN 0.333 0.750 1 0 14.610 0.600

MERK 1.000 0.667 1 0 13.454 0.600

MLBI 0.667 0.667 1 0 14.393 0.600

MLIA 0.750 0.667 1 0 15.788 0.560

MRAT 0.667 0.667 1 0 12.994 0.640

PRAS 0.333 0.667 1 0 13.587 0.560

ROTI 1.000 0.667 1 0 14.416 0.600

SCCO 0.333 0.667 1 0 14.382 0.720

SCPI 0.667 0.667 1 0 13.523 0.640

ACES 0.500 0.667 1 0 14.723 0.600

AKRA 0.333 0.667 1 0 15.860 0.840

AMRT 0.200 0.667 1 0 16.210 0.600

APLN 0.333 0.667 1 0 16.795 0.600

ASGR 0.667 0.667 1 0 14.188 0.920

ASRI 0.400 0.667 1 0 16.485 0.600

BCIP 0.333 0.667 1 0 12.977 0.680

BHIT 0.667 0.667 1 0 17.273 0.720

BIPP 1.000 0.667 1 0 13.238 0.600

BMTR 0.500 0.667 1 0 16.863 0.640

BNBR 0.250 0.400 1 1 16.289 0.960

CENT 1.000 0.667 0 0 13.632 0.600

COWL 0.667 0.667 1 0 14.481 0.720

CTRA 0.250 0.667 1 0 16.817 0.720

CTRP 0.000 0.667 1 1 15.851 0.920

DGIK 0.400 0.667 1 0 14.558 0.680

DILD 0.667 0.667 1 0 15.834 0.600

DUTI 0.875 0.667 1 0 15.827 0.680

ELTY 0.600 0.667 1 1 16.325 0.960

EMTK 0.125 0.667 1 0 16.367 0.600

EPMT 0.000 0.667 1 0 15.525 0.720

FORU 0.400 0.667 1 0 12.482 0.720

GEMA 0.667 0.667 1 0 12.842 0.520

Page 128: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

112

2013 EXPERT_COM IND_AC INT_AU FIRM_RMC FIRM_SIZE ERM

HERO 0.875 0.667 1 0 15.864 0.560

INPP 0.250 0.667 1 0 14.489 0.680

INTA 1.000 0.667 1 0 15.372 0.680

JKON 0.600 0.667 1 0 15.044 0.720

JRPT 0.400 0.667 1 0 15.634 0.680

JSMR 0.500 0.667 1 1 17.161 0.960

JSPT 0.600 0.667 1 0 15.048 0.680

JTPE 0.333 0.667 1 0 13.262 0.720

KBLV 0.500 0.667 1 0 15.472 0.720

KPIG 0.333 0.667 1 0 15.812 0.720

LMAS 0.667 0.667 1 0 12.755 0.640

LPCK 0.429 0.667 1 0 15.165 0.720

LTLS 0.750 0.667 1 0 15.327 0.760

MAMI 0.500 0.667 1 0 13.515 0.640

MAPI 0.400 0.667 1 0 15.871 0.720

MDLN 0.400 0.667 1 0 16.082 0.760

MDRN 1.000 0.667 1 0 14.451 0.640

MFMI 0.667 0.667 1 0 11.955 0.600

MICE 0.333 0.667 1 0 13.351 0.680

MLPL 0.400 0.667 1 0 16.824 0.600

MNCN 0.600 0.667 1 0 16.079 0.760

MTDL 1.000 0.667 1 0 14.647 0.680

PJAA 0.250 0.667 1 0 14.781 0.760

PLAS 0.500 0.667 1 0 12.761 0.600

PLIN 0.333 0.667 1 0 15.233 0.760

POOL 0.500 0.667 1 0 11.887 0.680

PSKT 0.667 0.667 1 0 10.334 0.720

PTPP 0.400 0.667 1 0 16.334 0.840

PUDP 0.333 0.667 1 0 12.812 0.640

PWON 0.333 0.667 1 0 16.045 0.720

RALS 0.500 0.667 1 0 15.292 0.680

RANC 0.333 0.667 1 0 13.476 0.720

RBMS 0.333 0.667 1 0 11.977 0.640

RDTX 0.333 0.500 1 0 14.254 0.520

RODA 0.667 0.667 1 0 14.708 0.720

SAFE 1.000 0.667 1 0 9.575 0.640

SAME 0.667 0.667 1 0 12.842 0.640

SDPC 0.400 0.750 1 1 9.930 0.760

Page 129: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

113

2013 EXPERT_COM IND_AC INT_AU FIRM_RMC FIRM_SIZE ERM

SMDM 0.333 0.500 1 0 14.897 0.760

SSIA 0.200 0.667 1 0 15.576 0.720

TBIG 0.800 0.667 1 1 16.745 0.840

TGKA 0.400 0.667 1 0 14.721 0.720

TMAS 0.667 0.667 1 0 14.329 0.720

TOWR 0.667 0.667 1 0 16.559 0.680

TRIO 0.400 0.667 1 0 15.925 0.640

TRUB 0.500 0.667 1 0 14.813 0.680

TURI 0.600 0.750 1 0 15.058 0.640

VIVA 0.833 0.667 1 1 15.484 0.880

WEHA 0.750 0.667 1 0 13.153 0.720

WICO 0.667 0.667 1 0 12.040 0.680

WIKA 0.500 0.600 1 1 16.349 0.920

AALI 0.857 0.667 1 0 16.521 0.680

ANTM 0.500 0.667 1 1 16.900 0.720

ATPK 0.000 0.667 1 0 14.214 0.680

BISI 1.000 0.667 1 0 14.354 0.720

BTEK 1.000 0.667 1 0 12.821 0.640

BTEL 1.000 0.667 1 1 16.027 0.960

CKRA 0.500 0.667 1 0 13.994 0.680

CMNP 0.714 0.667 1 1 15.381 0.960

CPRO 0.333 0.667 1 0 15.787 0.680

CTTH 0.000 0.667 1 0 12.698 0.640

DKFT 1.000 0.667 1 0 14.283 0.720

ELSA 0.600 0.750 1 1 15.290 0.960

EXCL 1.000 0.500 1 1 17.511 0.800

FREN 0.667 0.667 1 0 16.580 0.760

IIKP 0.333 0.667 1 0 12.810 0.680

ISAT 0.800 0.400 1 1 17.814 0.920

LSIP 0.750 0.667 1 1 15.892 0.920

MITI 0.750 0.667 1 0 11.964 0.680

MYOH 0.667 0.667 1 0 13.591 0.720

PKPK 0.000 0.667 1 0 12.798 0.680

RUIS 0.333 0.667 1 0 14.061 0.720

SGRO 0.250 0.667 1 1 15.322 0.840

SMMT 0.600 0.667 1 0 13.348 0.760

TBLA 0.333 0.667 1 1 15.642 0.760

TINS 0.500 0.500 1 1 15.880 0.800

Page 130: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

114

2013 EXPERT_COM IND_AC INT_AU FIRM_RMC FIRM_SIZE ERM

TLKM 0.500 0.500 1 1 18.667 0.800

UNSP 0.714 0.667 1 1 16.707 0.960

AGRO 0.750 0.667 1 1 15.449 0.920

BABP 0.500 0.667 1 1 15.915 0.920

BACA 0.667 0.667 1 1 15.781 0.880

BBKP 0.800 0.750 1 1 18.056 0.880

BBNI 0.714 0.667 1 1 19.773 0.920

BBNP 0.500 0.667 1 1 16.117 0.880

BBRI 0.625 0.375 1 1 20.255 0.880

BCIC 1.000 0.500 1 1 16.395 0.840

BDMN 1.000 0.333 1 1 19.032 0.920

BEKS 0.667 0.667 1 1 15.855 0.920

BJBR 0.833 0.500 1 1 18.076 0.920

BKSW 0.667 0.667 1 1 15.351 0.880

BMRI 0.857 0.333 1 1 20.270 0.840

BNGA 0.750 0.500 1 1 19.101 0.920

BNII 0.833 0.400 1 1 18.567 0.920

BSIM 1.000 0.600 1 1 16.534 0.880

BSWD 1.000 0.667 1 1 15.097 0.840

BTPN 0.833 0.400 1 1 18.059 0.840

BVIC 0.750 0.667 1 1 16.769 0.920

INPC 0.600 0.500 1 1 16.547 0.920

MAYA 0.600 0.333 1 1 16.994 0.880

MCOR 0.667 0.667 1 1 15.885 0.840

MEGA 1.000 0.667 1 1 18.012 0.840

NISP 0.750 0.500 1 1 18.396 0.920

NOBU 1.000 0.500 1 1 15.171 0.920

PNBN 1.000 0.750 1 1 18.916 0.880

SDRA 0.667 0.667 1 1 15.923 0.840

ABDA 1.000 0.667 1 1 14.583 0.880

AHAP 0.750 0.667 1 1 12.599 0.920

AMAG 0.667 0.667 1 1 14.207 0.840

ASBI 0.800 0.667 1 1 12.897 0.920

ASDM 1.000 0.667 1 1 13.910 0.760

ASJT 1.000 0.667 1 0 12.216 0.640

ASRM 1.000 0.500 1 0 13.971 0.680

LPGI 0.667 0.667 1 1 14.353 0.840

MREI 1.000 0.667 1 1 13.801 0.920

Page 131: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

115

2013 EXPERT_COM IND_AC INT_AU FIRM_RMC FIRM_SIZE ERM

PNIN 0.500 0.667 1 0 16.691 0.680

ADMF 0.833 0.250 1 1 17.249 0.880

BBLD 0.667 0.667 1 1 15.067 0.840

BFIN 0.400 0.800 1 1 15.931 0.920

BPFI 1.000 0.667 1 0 13.591 0.720

DEFI 0.500 0.667 1 0 10.752 0.640

HDFA 1.000 0.667 1 0 14.441 0.720

MFIN 1.000 0.667 1 0 15.193 0.720

AKSI 0.333 0.667 1 0 11.185 0.680

HADE 1.000 0.667 1 0 12.775 0.760

OCAP 0.667 0.667 1 0 11.912 0.760

PANS 0.500 0.667 1 0 14.130 0.720

PEGE 1.000 0.667 1 0 12.203 0.680

RELI 1.000 0.667 1 0 13.639 0.640

TRIM 0.750 0.667 1 1 13.419 0.840

YULE 0.667 0.667 1 0 10.908 0.640

Page 132: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

116

Pengukuran ERM Tahun 2012

No Kode A B C D E Jml Total Rasio

A.1 A.2 A.3 B.4 B.5 B.6 B.7 B.8 B.9 B.10 B.11 B.12 B.13 B.14 B.15 B.16 C.17 C.18 C.19 C.20 D.21 D.22 E.23 E.24 E.25

1 AISA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

2 AMFG 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 22 25 0.880

3 ARNA 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840

4 ASII 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 20 25 0.800

5 AUTO 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 16 25 0.640

6 BUDI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600

7 ETWA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 19 25 0.760

8 FASW 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

9 GDST 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 15 25 0.600

10 GGRM 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 15 25 0.600

11 HMSP 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 15 25 0.600

12 INAF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920

13 INDF 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 20 25 0.800

14 JPRS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

15 KAEF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920

16 KBRI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 15 25 0.600

17 KLBF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 22 25 0.880

18 MYOR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 22 25 0.880

19 MYTX 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600

20 SMGR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 24 25 0.960

21 SRSN 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

Page 133: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

117

22 SULI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 15 25 0.600

23 TCID 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600

24 TRIS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 16 25 0.640

25 ULTI 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 15 25 0.600

26 UNIT 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

27 UNVR 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 20 25 0.800

28 VOKS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 19 25 0.760

29 RMBA 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640

30 ADES 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

31 AKKU 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 14 25 0.560

32 AKPI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600

33 ALKA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

34 ARGO 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

35 BIMA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600

36 BRNA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

37 INCI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

38 INDS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

39 INTP 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

40 JPFA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 18 25 0.720

41 KIAS 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 15 25 0.600

42 LION 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600

43 LMPI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600

44 LMSH 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

45 MAIN 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600

Page 134: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

118

46 MERK 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600

47 MLBI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600

48 MLIA 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 14 25 0.560

49 MRAT 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 16 25 0.640

50 PRAS 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 14 25 0.560

51 ROTI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600

52 SCCO 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

53 SCPI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640

54 ACES 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600

55 AKRA 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840

56 AMRT 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600

57 APLN 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600

58 ASGR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920

59 ASRI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600

60 BCIP 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

61 BHIT 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

62 BIPP 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600

63 BMTR 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640

64 BNBR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 24 25 0.960

65 CENT 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600

66 COWL 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

67 CTRA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

68 CTRP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920

69 DGIK 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

Page 135: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

119

70 DILD 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 15 25 0.600

71 DUTI 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

72 ELTY 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24 25 0.960

73 EMTK 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 15 25 0.600

74 EPMT 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

75 FORU 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

76 GEMA 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 13 25 0.520

77 HERO 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 14 25 0.560

78 INPP 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

79 INTA 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

80 JKON 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

81 JRPT 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

82 JSMR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24 25 0.960

83 JSPT 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

84 JTPE 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

85 KBLV 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

86 KPIG 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

87 LMAS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640

88 LPCK 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

89 LTLS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 19 25 0.760

90 MAMI 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640

91 MAPI 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

92 MDLN 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 19 25 0.760

93 MDRN 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 16 25 0.640

Page 136: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

120

94 MFMI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 14 25 0.560

95 MICE 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

96 MLPL 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600

97 MNCN 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 19 25 0.760

98 MTDL 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

99 PJAA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 19 25 0.760

100 PLAS 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 15 25 0.600

101 PLIN 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 19 25 0.760

102 POOL 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

103 PSKT 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

104 PTPP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840

105 PUDP 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 16 25 0.640

106 PWON 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

107 RALS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

108 RANC 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

109 RBMS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640

110 RDTX 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 13 25 0.520

111 RODA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

112 SAFE 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

113 SAME 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640

114 SDPC 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 19 25 0.760

115 SMDM 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 19 25 0.760

116 SSIA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

117 TBIG 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840

Page 137: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

121

118 TGKA 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

119 TMAS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

120 TOWR 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

121 TRIO 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640

122 TRUB 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

123 TURI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640

124 VIVA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 22 25 0.880

125 WEHA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

126 WICO 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

127 WIKA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920

128 AALI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

129 ANTM 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

130 ATPK 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

131 BISI 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

132 BTEK 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640

133 BTEL 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24 25 0.960

134 CKRA 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

135 CMNP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24 25 0.960

136 CPRO 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

137 CTTH 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 16 25 0.640

138 DKFT 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

139 ELSA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24 25 0.960

140 EXCL 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 20 25 0.800

141 FREN 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 19 25 0.760

Page 138: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

122

142 IIKP 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

143 ISAT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920

144 LSIP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920

145 MITI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

146 MYOH 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

147 PKPK 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

148 RUIS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

149 SGRO 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 21 25 0.840

150 SMMT 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 19 25 0.760

151 TBLA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 19 25 0.760

152 TINS 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 20 25 0.800

153 TLKM 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 20 25 0.800

154 UNSP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24 25 0.960

155 AGRO 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920

156 BABP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920

157 BACA 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 22 25 0.880

158 BBKP 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 22 25 0.880

159 BBNI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920

160 BBNP 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 22 25 0.880

161 BBRI 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 22 25 0.880

162 BCIC 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840

163 BDMN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 23 25 0.920

164 BEKS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920

165 BJBR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 23 25 0.920

Page 139: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

123

166 BKSW 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 22 25 0.880

167 BMRI 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840

168 BNGA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 23 25 0.920

169 BNII 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 23 25 0.920

170 BSIM 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 22 25 0.880

171 BSWD 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840

172 BTPN 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840

173 BVIC 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 23 25 0.920

174 INPC 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 23 25 0.920

175 MAYA 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 22 25 0.880

176 MCOR 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840

177 MEGA 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840

178 NISP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920

179 NOBU 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920

180 PNBN 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 22 25 0.880

181 SDRA 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840

182 ABDA 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 22 25 0.880

183 AHAP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 23 25 0.920

184 AMAG 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840

185 ASBI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920

186 ASDM 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 19 25 0.760

187 ASJT 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640

188 ASRM 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

189 LPGI 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840

Page 140: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

124

190 MREI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920

191 PNIN 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

192 ADMF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 22 25 0.880

193 BBLD 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840

194 BFIN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920

195 BPFI 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

196 DEFI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640

197 HDFA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

198 MFIN 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

199 AKSI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

200 HADE 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 19 25 0.760

201 OCAP 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 19 25 0.760

202 PANS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

203 PEGE 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

204 RELI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640

205 TRIM 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 21 25 0.840

206 YULE 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 16 25 0.640

Page 141: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

125

Pengukuran ERM Tahun 2013

No Kode A B C D E Jml Total Rasio

A.1 A.2 A.3 B.4 B.5 B.6 B.7 B.8 B.9 B.10 B.11 B.12 B.13 B.14 B.15 B.16 C.17 C.18 C.19 C.20 D.21 D.22 E.23 E.24 E.25

1 AISA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920

2 AMFG 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 22 25 0.880

3 ARNA 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840

4 ASII 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 20 25 0.800

5 AUTO 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 16 25 0.640

6 BUDI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600

7 ETWA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 19 25 0.760

8 FASW 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

9 GDST 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 15 25 0.600

10 GGRM 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 15 25 0.600

11 HMSP 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 15 25 0.600

12 INAF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920

13 INDF 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 20 25 0.800

14 JPRS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

15 KAEF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920

16 KBRI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 15 25 0.600

17 KLBF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 22 25 0.880

18 MYOR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 22 25 0.880

19 MYTX 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600

20 SMGR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 24 25 0.960

21 SRSN 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

Page 142: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

126

22 SULI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 15 25 0.600

23 TCID 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600

24 TRIS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 16 25 0.640

25 ULTI 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 15 25 0.600

26 UNIT 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

27 UNVR 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 20 25 0.800

28 VOKS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 19 25 0.760

29 RMBA 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640

30 ADES 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

31 AKKU 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 14 25 0.560

32 AKPI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600

33 ALKA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

34 ARGO 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

35 BIMA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 16 25 0.640

36 BRNA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

37 INCI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

38 INDS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

39 INTP 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

40 JPFA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 18 25 0.720

41 KIAS 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 15 25 0.600

42 LION 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600

43 LMPI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600

44 LMSH 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

45 MAIN 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600

Page 143: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

127

46 MERK 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600

47 MLBI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600

48 MLIA 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 14 25 0.560

49 MRAT 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 16 25 0.640

50 PRAS 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 14 25 0.560

51 ROTI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600

52 SCCO 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

53 SCPI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640

54 ACES 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600

55 AKRA 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840

56 AMRT 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600

57 APLN 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600

58 ASGR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920

59 ASRI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600

60 BCIP 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

61 BHIT 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

62 BIPP 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600

63 BMTR 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640

64 BNBR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 24 25 0.960

65 CENT 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600

66 COWL 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

67 CTRA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

68 CTRP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920

69 DGIK 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

Page 144: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

128

70 DILD 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 15 25 0.600

71 DUTI 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

72 ELTY 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24 25 0.960

73 EMTK 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 15 25 0.600

74 EPMT 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

75 FORU 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

76 GEMA 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 13 25 0.520

77 HERO 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 14 25 0.560

78 INPP 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

79 INTA 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

80 JKON 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

81 JRPT 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

82 JSMR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24 25 0.960

83 JSPT 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

84 JTPE 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

85 KBLV 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

86 KPIG 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

87 LMAS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640

88 LPCK 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

89 LTLS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 19 25 0.760

90 MAMI 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640

91 MAPI 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

92 MDLN 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 19 25 0.760

93 MDRN 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 16 25 0.640

Page 145: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

129

94 MFMI 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600

95 MICE 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

96 MLPL 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600

97 MNCN 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 19 25 0.760

98 MTDL 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

99 PJAA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 19 25 0.760

100 PLAS 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 15 25 0.600

101 PLIN 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 19 25 0.760

102 POOL 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

103 PSKT 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 18 25 0.720

104 PTPP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840

105 PUDP 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 16 25 0.640

106 PWON 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

107 RALS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

108 RANC 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

109 RBMS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640

110 RDTX 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 13 25 0.520

111 RODA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

112 SAFE 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640

113 SAME 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640

114 SDPC 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 19 25 0.760

115 SMDM 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 19 25 0.760

116 SSIA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

117 TBIG 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840

Page 146: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

130

118 TGKA 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

119 TMAS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

120 TOWR 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

121 TRIO 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640

122 TRUB 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

123 TURI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640

124 VIVA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 22 25 0.880

125 WEHA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

126 WICO 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

127 WIKA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920

128 AALI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

129 ANTM 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

130 ATPK 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

131 BISI 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

132 BTEK 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640

133 BTEL 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24 25 0.960

134 CKRA 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

135 CMNP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24 25 0.960

136 CPRO 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

137 CTTH 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 16 25 0.640

138 DKFT 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

139 ELSA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24 25 0.960

140 EXCL 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 20 25 0.800

141 FREN 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 19 25 0.760

Page 147: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

131

142 IIKP 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

143 ISAT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920

144 LSIP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920

145 MITI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

146 MYOH 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

147 PKPK 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

148 RUIS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

149 SGRO 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 21 25 0.840

150 SMMT 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 19 25 0.760

151 TBLA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 19 25 0.760

152 TINS 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 20 25 0.800

153 TLKM 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 20 25 0.800

154 UNSP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24 25 0.960

155 AGRO 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920

156 BABP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920

157 BACA 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 22 25 0.880

158 BBKP 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 22 25 0.880

159 BBNI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920

160 BBNP 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 22 25 0.880

161 BBRI 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 22 25 0.880

162 BCIC 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840

163 BDMN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 23 25 0.920

164 BEKS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920

165 BJBR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 23 25 0.920

Page 148: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

132

166 BKSW 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 22 25 0.880

167 BMRI 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840

168 BNGA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 23 25 0.920

169 BNII 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 23 25 0.920

170 BSIM 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 22 25 0.880

171 BSWD 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840

172 BTPN 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840

173 BVIC 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 23 25 0.920

174 INPC 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 23 25 0.920

175 MAYA 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 22 25 0.880

176 MCOR 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840

177 MEGA 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840

178 NISP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920

179 NOBU 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920

180 PNBN 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 22 25 0.880

181 SDRA 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840

182 ABDA 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 22 25 0.880

183 AHAP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 23 25 0.920

184 AMAG 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840

185 ASBI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920

186 ASDM 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 19 25 0.760

187 ASJT 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640

188 ASRM 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

189 LPGI 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840

Page 149: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

133

190 MREI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920

191 PNIN 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

192 ADMF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 22 25 0.880

193 BBLD 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840

194 BFIN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920

195 BPFI 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

196 DEFI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640

197 HDFA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

198 MFIN 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

199 AKSI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

200 HADE 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 19 25 0.760

201 OCAP 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 19 25 0.760

202 PANS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720

203 PEGE 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680

204 RELI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640

205 TRIM 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 21 25 0.840

206 YULE 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 16 25 0.640

Page 150: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

134

LAMPIRAN 2

DIMENSI

PENGUNGKAPAN

ERM ISO 31000

Page 151: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

135

Dimensi Pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM)

No. Dimensi Manajemen Risiko Kode

A. Mandat dan Komitmen

1 Terdapat info mengenai komitmen perusahaan untuk menjalankan manajemen

risiko

A.1

2 Terdapat tanggung jawab direksi terhadap manajemen risiko A.2

3 Terdapat tanggung jawab dewan komisaris terhadap manajemen risiko A.3

B. Perencanaan kerangka kerja manajemen risiko

4 Terdapat visi dan misi perusahaan secara jelas B.4

5 Terdapat info mengenai kebijakan manajemen risiko B.5

6 Penunjukan pihak yang bertanggung jawab dalam penerapan manajemen risiko B.6

7 Terdapat sistem pengendalian internal B.7

8 Terdapat charter audit internal B.8

9 Terdapat charter komite pemantau risiko B.9

10 Terdapat perlindungan lingkungan hidup B.10

11 Terdapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja B.11

Pembentukan mekanisme komunikasi internal dan sistem pelaporannya:

12 Tersedianya cukup laporan pencapaian manajemen risiko per tahun B.12

13 Terbentuknya struktur corporate governance B.13

14 Terdapat infrastruktur organisasi B.14

Pembentukan mekanisme komunikasi eksternal dan sistem pelaporannya:

15 Terdapat stakeholders analysis B.15

16 Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku B.16

C. Penerapan manajemen risiko

17 Terdapat kerangka kerja manajemen risiko C.17

18 Terdapat pembagian risiko internal C.18

19 Terdapat pembagian risiko eksternal C.19

20 Terdapat perlakuan mitigasi atas risiko C.20

D. Monitoring dan review kerangka kerja manajemen risiko

21 Pemantauan manajemen risiko oleh dewan komisaris D.21

22 Pemantauan pihak ketiga yang independen baik audit eksternal maupun audit

internal

D.22

E. Perbaikan kerangka kerja manajemen risiko secara berlanjut

23 Pendidikan dan pelatihan berlanjut mengenai manajemen risiko E.23

24 Benchmarking E.24

25 Terdapat penerapan prinsip PDCA (Plan-Do-Check-Action) E.25

Page 152: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

136

LAMPIRAN 3

HASIL OUTPUT SPSS

Page 153: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

137

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

EXPERT_COM 412 .000 1.000 .59345 .257820

IND_AC 412 .250 .800 .63683 .086766

INT_AU 412 0 1 .98 .146

FIRM_RMC 412 0 1 .32 .465

FIRM_SIZE 412 9.267 20.270 14.80337 1.968098

ERM 412 .520 .960 .74214 .115248

Valid N (listwise) 412

Page 154: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

138

Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .562 .046 12.157 .000

EXPERT_COM -.010 .012 -.022 -.797 .426 .951 1.051

IND_AC .031 .040 .023 .763 .446 .803 1.245

INT_AU .023 .022 .029 1.062 .289 .966 1.036

FIRM_RMC .198 .008 .798 24.765 .000 .711 1.406

FIRM_SIZE .006 .002 .094 2.945 .003 .719 1.392

a. Dependent Variable: ERM

Coefficient Correlationsa

Model FIRM_SIZE EXPERT_COM INT_AU IND_AC FIRM_RMC

1 Correlations FIRM_SIZE 1.000 .108 -.148 .245 -.374

EXPERT_COM .108 1.000 .032 .067 -.186

INT_AU -.148 .032 1.000 -.037 -.038

IND_AC .245 .067 -.037 1.000 .238

FIRM_RMC -.374 -.186 -.038 .238 1.000

Covariances FIRM_SIZE 3.523E-6 2.513E-6 -6.049E-6 1.854E-5 -5.601E-6

EXPERT_COM 2.513E-6 .000 8.776E-6 3.342E-5 -1.849E-5

INT_AU -6.049E-6 8.776E-6 .000 -3.287E-5 -6.579E-6

IND_AC 1.854E-5 3.342E-5 -3.287E-5 .002 7.637E-5

FIRM_RMC -5.601E-6 -1.849E-5 -6.579E-6 7.637E-5 6.367E-5

a. Dependent Variable: ERM

Page 155: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

139

Hasil Uji Autokorelasi

Hasil Uji Heterokedastisitas Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .042 .027 1.532 .126

EXPERT_COM -.009 .007 -.058 -1.164 .245

IND_AC -.005 .024 -.010 -.190 .849

INT_AU -.014 .013 -.056 -1.124 .262

FIRM_RMC -.012 .005 -.152 -2.624 .009

FIRM_SIZE .002 .001 .122 2.115 .035

a. Dependent Variable: Abs_Res

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .837a .700 .697 .06348 2.038

a. Predictors: (Constant), FIRM_SIZE, EXPERT_COM, INT_AU, IND_AC, FIRM_RMC

b. Dependent Variable: ERM

Page 156: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

140

Hasil Uji Normalitas

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .837a .700 .697 .06348

a. Predictors: (Constant), FIRM_SIZE, EXPERT_COM, INT_AU, IND_AC,

FIRM_RMC

Page 157: PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30796...TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (DIMENSI ISO 31000) (Studi Empiris

141

Hasil Uji Statistik F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3.823 5 .765 189.726 .000a

Residual 1.636 406 .004

Total 5.459 411

a. Predictors: (Constant), FIRM_SIZE, EXPERT_COM, INT_AU, IND_AC, FIRM_RMC

b. Dependent Variable: ERM

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .562 .046 12.157 .000

EXPERT_COM -.010 .012 -.022 -.797 .426

IND_AC .031 .040 .023 .763 .446

INT_AU .023 .022 .029 1.062 .289

FIRM_RMC .198 .008 .798 24.765 .000

FIRM_SIZE .006 .002 .094 2.945 .003

a. Dependent Variable: ERM

Hasil Uji Statistik t