pengaruh diferensiasi kualitas audit, kesulitan...
TRANSCRIPT
PENGARUH DIFERENSIASI KUALITAS AUDIT, KESULITAN
KEUANGAN PERUSAHAAN DAN OPINI AUDIT TERHADAP
PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI
Periode 2008-2011)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh:
Meisya Magi Anisa NIM: 109082000080
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Meisya Magi Anisa
2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 3 Mei 1991
3. Alamat : Jl. Lebak Bulus Raya 1 No. 45E Kel.
Lebak Bulus Kec. Cilandak, Jakarta Selatan
4. Telepon : 08568094485
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. MI Al-Hidayah Jakarta Tahun 1997-2003
2. SMP Negeri 86 Jakarta Tahun 2003-2006
3. SMK Negeri 20 Jakarta Tahun 2006-2009
4. S1 Ekonomi Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2009-2013
III. PENDIDIKAN NON FORMAL
1. Bimbingan Belajar Gamma 88, 2008-2009
2. PT Astra Internasional Tbk, Magang (Juli 2009)
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
1. BEM Jurusan Akuntansi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011
2. Anggota Karang Taruna RW 01 Kel. Lebak Bulus, Jakarta Selatan
vi
V. SEMINAR DAN WORKSHOP
1. Talkshow Pemberantasan Korupsi Bersama KPK yang diselenggarakan
BEMJ Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 9 September 2009.
2. Seminar Nasional oleh Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif
Hidayatullah, “Peran Asuransi dalam Era Globalisasi”, 20 Mei 2010.
3. Company Visit oleh BEMJ Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ke Bursa Efek Indonesia Dan Museum Bank Indonesia, 28 Desember
2010.
4. KEPANITIAAN
1. Accounting Sportakuler oleh BEMJ Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, sebagai divisi secretariat, 2011.
2. Accounting Fair 2011 oleh BEMJ Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, sebagai divisi konsumsi, 4-8 April 2011.
3. Santunan Yatim Piatu oleh Karang Taruna RW 01 Kel. Lebak Bulus
Jakarta Selatan, sebagai divisi acara, Agustus 2012.
4. Pentas Seni Hari Kemerdekaan Republik Indonesia Ke 68 oleh Karang
Taruna RW 01 Kel. Lebak Bulus, Jakarta Selatan, sebagai divisi acara,
Agustus 2013.
5. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Yosep M. Eddy
2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 2 Juli 1960
vii
3. Ibu : Baryati
4. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 29 Agustus 1963
5. Alamat : Jl. Lebak bulus Raya 1 No. 45E Kel. Lebak
Bulus, Kec. Cilandak, Jakarta Selatan
6. Telepon : 081381626027
7. Anak Ke dari : 4 dari 4 bersaudara
viii
ABSTRACT
THE EFFECTS OF THE DIFFERENTIATION OF AUDIT QUALITY, FINANCIAL DISTRESS AND AUDIT OPINION TO AUDIT SWITCHING
(Empirical Study on Manufacturing Companies that Listed at Indonesian Stock Exchange Period 2008-2011)
By
Meisya Magi Anisa
This research aimed to obtain empirical evidence of the differentiation of audit quality, financial distress and audit opinion to audit switching. This research was using samples of manufacturing industry. The company were listed on The Indonesian Stock Exchange in 2008-2011. Based on method purposive sampling, research samples total are 220 financial statements. Hypothesis in this research used logistic regression.
This research indicated that financial distress had significant influencing on the audit switching. Financial distress had significant value 0,002 below 0,05. The differentiation of audit quality did not have significant a value is 0,991 larger than 0,05 and audit opinion did not have significant a value is 0,996 larger than 0,05. The result is the differentiation of audit quality and audit opinion did not have significant influencing on the audit switching.
Keywords: the differentiation of audit quality, financial distress, audit opinion,
and audit switching.
ix
ABSTRAK
Pengaruh Diferensiasi Kualitas Audit, Kesulitan Keuangan Perusahaan dan Opini Audit terhadap Pergantian Kantor Akuntan Publik
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2011)
Oleh
Meisya Magi Anisa
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris dari diferensiasi kualitas audit, kesulitan keuangan perusahaan dan opini audit terhadap pergantian kantor akuntan publik. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2011. Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 220 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik regresi logistik.
Penelitian menunjukkan bahwa kesulitan keuangan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pergantian kantor akuntan publik. Kesulitan keuangan perusahaan memiliki nilai signifikan 0,002 berada di bawah 0,05. Sedangkan diferensiasi kualitas audit tidak berpengaruh signifikan dengan nilai sebesar 0,991 lebih besar dari 0,05 dan opini audit tidak berpengaruh signifikan dengan nilai sebesar 0,996 lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa diferensiasi kualitas audit dan opini audit tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan pergantian kantor akuntan publik. Kata kunci: diferensiasi kualitas audit, kesulitan keuangan perusahaan, opini
audit, pergantian kantor akuntan publik.
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,
yang telah memberikan karunia serta rahmatNya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam tak lupa penulis
haturkan kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW, yang menjadi
pembimbing bagi umat untuk menuju jalan kebenaran. Skripsi ini disusun guna
memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih atas bantuan, bimbingan, doa dan semanangat
yang telah dicurahkan bagi penulis baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam proses penyelesaian skripsi ini, kepada:
1. Ayahanda Yosep dan Ibunda Baryati, terimakasih atas segala doa, semangat,
kasih sayang dan cintanya yang tak pernah lelah diberikan kepada penulis,
semoga ananda semakin mampu menjadi anak yang membanggakan buat
ayahanda dan ibunda.
2. Kakak-kakak tercinta, Riyadi Yuliarto Dyat, Dikhir Marsali Dyat dan Dilla
Magi Isa Dyat, walaupun suka dibuat jengkel, tapi kalian adalah anugerah
yang telah diberikan Allah SWT.
3. Keluarga besar dari pihak ayah maupun ibu yang tidak bisa disebutkan satu
persatu, terimakasih atas segala doa dan dukungannya.
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Ibu Dr. Rini, M.Si., Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak selaku Sekretaris Jurusan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
xi
7. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku Dosen Pembimbing Skripsi I.
Terimakasih telah bersedia untuk meluangkan waktu, berbagi ilmu dan
pengalaman, membimbing dan mengarahkan selama proses penyusunan
skripsi ini, terimakasih banyak Pak. Semoga keberkahan selalu menyertai
Bapak sekeluarga
8. Ibu Wilda Farah, SE., MSi., Ak selaku Dosen Pembimbing Skripsi II.
Terimakasih atas kerendahan hatinya dalam membimbing penulis untuk
menyusun skripsi ini, terimakasih telah meluangkan waktu, berbagi ilmu,
pengalaman dan pengarahan. Terimakasih banyak Kak, semoga kakak
semakin sukses
9. Seluruh Dosen yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan dan
karyawan UIN syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini
10. Lizarudin Arbi, teman baik yang selalu memberikan semangat dan doanya.
Terimakasih ya, semoga kita sama-sama menjadi orang yang sukses.
11. Wahyuni (teteh), teman terbaikku semasa kuliah dari awal masuk UIN.
Yang sabar dan baik hati. Semoga silaturahmi kita selalu terjalin dengan
baik walaupun kita sudah tidak satu kampus lagi.
12. Karina Aningdita Pratiwi, terimakasih ya sudah mau meluangkan waktunya,
berbagi pengalamannya, sabar dalam membantu proses menyusun skripsi
ini.
13. Dwi Rahmawati Putri, Nabila Meidianti Tatyana, Anistya Hardini, Syauffa
Pratiwi, Dini Utami, Desyani Safitri, terimakasih ya untuk doa dan
dukungannya bagi penulis, semoga silaturahmi kita tidak terputus.
14. Teman seperjuangan Reni Anggraini, Melina Ernomo, Dellia Eka
Rizkiyana, terimakasih ya buat doa dan semangatnya, semangat terus ya
buat kita.
15. Teman-teman akuntansi kelas B angkatan 2009, terimakasih semuanya.
16. Teman-teman Fakultas Ekonomi angkatan 2009, khususnya jurusan
akuntansi semoga apa yang sudah kita dapat di bangku kuliah dapat berguna
dan bermanfaat bagi orang banyak di luar sana.
xii
17. Teman-teman sepermainan yang baik hati, Jenny, Tiena, Nunung,
Maryanah, Azis, terimakasih ya untuk doa dan dukungan yang tertuju untuk
penulis
18. Seniorku Fakhdian Pamungkas, Nadiyya Hayatunnufus, Mochammad Idris
dan yang lain, terimakasih untuk berbagi pengalamannya
19. Juniorku Nindy, Dwi dan yang lainnya, terimakasih ya untuk doa-doanya
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jakarta, Agustus 2013
Meisya Magi Anisa
xiii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................. i
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ...................................... ii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi .................................................. iii
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .................................. iv
Daftar Riwayat Hidup ..................................................................... v
Abstract ............................................................................................. viii
Abstrak ............................................................................................. ix
Kata Pengantar ................................................................................ x
Daftar Isi .......................................................................................... xiii
Daftar Tabel ..................................................................................... xvii
Daftar Gambar ................................................................................ xviii
Daftar Lampiran .............................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN ………………………………….. 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................. 13
C. Tujuan Penelitian ................................................. 13
D. Manfaat Penelitian ............................................... 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………. 16
A. Tinjauan Literatur ................................................. 16
1. Pemeriksaan Laporan Keuangan (Auditing) ..... 16
2. Jenis-jenis Audit .............................................. 20
a. Audit Laporan Keuangan .......................... 20
b. Audit Kepatuhan....................................... 20
c. Audit Operasional ..................................... 21
3. Standar Auditing .............................................. 21
a. Standar Umum .......................................... 21
b. Standar Pekerjaan Lapangan ...................... 22
c. Standar Pelaporan ...................................... 22
xiv
4. Diferensiasi Kualitas Audit.............................. 23
5. Kesulitan Keuangan Perusahaan ...................... 28
a. Pengertian Kesulitan Keuangan ................. 28
b. Faktor-faktor Penyebab Financial Distress 29
c. Akibat Financial Distress .......................... 31
d. Pihak-pihak yang Membutuhkan Informasi
Financial Distress ..................................... 32
6. Opini Audit ..................................................... 34
a. Pendapat Wajar tanpa Pengecualian ........... 36
b. Pendapat Wajar tanpa Pengecualian dengan
Bahasa Penjelas ......................................... 37
c. Pendapat Wajar dengan Pengecualian ........ 38
d. Pendapat Tidak Wajar ............................... 39
e. Pendapat Tidak Memberikan Pendapat ...... 40
7. Pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) ....... 41
B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis 45
1. Diferensiasi Kualitas Audit dengan Pergantian
Kantor Akuntan Publik (KAP)......................... 45
2. Kesulitan Keuangan Peusahaan dengan Pergantian
Kantor Akuntan Publik .................................... 47
3. Opini Audit dengan Pergantian Kantor Akuntan
Publik.............................................................. 48
C. Hasil Penelitian Terdahulu .................................... 49
D. Kerangka Pemikiran .............................................. 53
BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………… 54
A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................... 54
B. Metode Penentuan Sampel .................................... 54
C. Metode Pengumpulan Data ................................... 56
D. Metode Analisis Data ............................................ 57
1. Pengertian Regresi Logistik ............................. 57
2. Tahapan Regresi Logistik ................................ 57
xv
a. Menilai Kelayakan Model Regresi ............. 57
1) Uji Statistik -2 Log Likelihood ............. 58
2) Uji Statistik Cox and Snell’s
R Square .............................................. 59
3) Uji Statistik Hosmer and Lemeshow’s
Goodness of Fit Test ............................ 59
4) Matriks Klasifikasi .............................. 60
b. Pengujian Hipotesis……………………… 60
E. Operasional Variabel Penelitian ............................ 61
1. Pergantian Kantor Akuntan Publik .................. 62
2. Diferensiasi Kualitas Audit.............................. 62
3. Kesulitan Keuangan Perusahaan ...................... 62
4. Opini Audit ..................................................... 62
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ........... 64
1. Deskripsi Objek Penelitian .............................. 64
2. Deskripsi Sampel Penelitian ............................ 67
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ......................... 69
1. Hasil Uji Hipotesis Penelitian .......................... 69
a. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan
Model ........................................................ 70
b. Hasil Uji Koefisien Determinasi ................ 73
c. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi ........... 74
d. Hasil Matriks Klasifikasi ........................... 75
e. Hasil Uji Regresi Logistik ......................... 76
1) Pengaruh Diferensiasi Kualitas Audit
terhadap Pergantian Kantor Akuntan Publik 77
2) Pengaruh Kesulitan Keuangan Perusahaan
terhadap Pergantian Kantor Akuntan Publik 79
3) Pengaruh Opini Audit terhadap
Pergantian Kantor Akuntan Publik ....... 81
xvi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................... 84
B. Implikasi ............................................................... 85
C. Keterbatasan ......................................................... 87
D. Saran ..................................................................... 88
Daftar Pustaka ................................................................................. 89
Lampiran-lampiran ......................................................................... 93
xvii
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu.......................................................... 49
3.1 Operasionalisasi Variabel Dan Pengukuran................................ 63
4.1 Tahapan Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria………………... 66
4.2 Sampel Penelitian……………………………………………… 67
4.3 Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Usaha………………….. 69
4.4 Menilai Keseluruhan Model………………………………….. 71
4.5 Iteration History 1……………………………………………. 72
4.6 Koefisiensi Determinasi……………………………………… 73
4.7 Menguji Kelayakan Model Regresi………………………….. 74
4.8 Matriks Klasifikasi…………………………………………… 75
4.9 Hasil Uji Koefisien Regresi logistik......................................... 76
4.10 Ringkasan Hasil Penelitian....................................................... 83
xviii
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Skema Kerangka Pemikiran...................................................... 53
xix
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1 Data Sampel.................................................................................. 93
2 Hasil Output SPSS........................................................................ 100
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan yang merupakan tanggung jawab manajemen perlu
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) sebagai pihak ketiga yang
independen. Hal ini penting karena jika tidak diaudit, ada kemungkinan
bahwa laporan keuangan tersebut mengandung kesalahan baik yang
disengaja maupun tidak disengaja. Karena itu laporan keuangan yang
belum diaudit kurang dipercaya kewajarannya oleh pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut (Agoes, 2008:8).
Untuk menjaga kepercayaan publik dalam fungsi audit dan untuk
melindungi objektivitas auditor, melalui serangkaian ketentuan, profesi
auditor dilarang memiliki hubungan pribadi dengan klien mereka yang
dapat menimbulkan konflik kepentingan potensial (Divianto 2011:155).
Kepercayaan masyarakat umum atas independensi sikap auditor
independen sangat penting bagi perkembangan profesi akuntan publik.
Kepercayaan masyarakat akan menurun jika terdapat bukti bahwa
independensi sikap auditor ternyata berkurang, bahkan kepercayaan
masyarakat dapat juga menurun disebabkan oleh keadaan yang oleh
mereka yang berpikiran sehat (reasonable) dianggap dapat mempengaruhi
sikap independen tersebut. Untuk menjadi independen, auditor harus
secara intelektual jujur. Untuk diakui pihak lain sebagai orang yang
2
independen, ia harus bebas dari setiap kewajiban terhadap kliennya dan
tidak mempunyai suatu kepentingan dengan kliennya, apakah itu
manajemen perusahaan atau pemilik perusahaan. (IAPI,2011:220.1)
Profesi akuntan publik telah menetapkan dalam Kode Etik Profesi
Akuntan Publik, agar anggota profesi menjaga dirinya dari kehilangan
persepsi independensi dari masyarakat. Anggapan masyarakat terhadap
independensi auditor ditekankan disini karena independensi secara intrisik
merupakan masalah mutu pribadi, bukan merupakan suatu aturan yang
dirumuskan untuk dapat diuji secara objektif. Sepanjang persepsi
independensi ini dimasukkan ke dalam kode etik. Hal ini akan mengikat
auditor independen menurut ketentuan profesi. (IAPI, 2011:220.2)
Perkembangan profesi akuntan publik semakin meningkat seiring
dengan meningkatnya kebutuhan akan jasa audit. Bertambahnya jumlah
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang beroperasi dapat menimbulkan
persaingan antara KAP yang satu dengan lainnya, sehingga
memungkinkan perusahaan untuk berpindah dari satu KAP ke KAP lain.
Pergantian auditor bisa bersifat mandatory (wajib) dan bisa juga bersifat
voluntary (sukarela). Pergantian mandatory (wajib) dilakukan karena ada
peraturan pemerintah yang mengatur tentang kewajiban rotasi auditor. Jika
pergantian secara voluntary (sukarela), maka faktor-faktor penyebab dapat
berasal dari sisi klien (misalnya kesulitan keuangan, manajemen yang
gagal, perubahan ownership, Initial Public Offering, dan sebagainya) dan
dari sisi auditor (misalnya fee audit, kualitas audit, dan sebagainya).
3
Seiring dengan banyaknya kasus manipulasi data keuangan yang
dilakukan oleh perusahaan besar seperti Enron, Worldcom, Xerox dan
lain-lain yang pada akhirnya bangkrut, menyebabkan profesi akuntan
publik banyak mendapat kritikan. Kasus bangkrutnya perusahaan energi
Enron merupakan salah satu contoh terjadinya kegagalan auditor untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan
usahanya. Kebangkrutan perusahaan Enron terjadi karena adanya skandal
akuntansi yang melibatkan pihak manajemen dan auditor eksternal
perusahaan. Kantor Akuntan Publik (KAP) Arthur Andersen dipersalahkan
sebagai penyebab terjadinya kebangkrutan Enron dan divonis pihak
pengadilan karena melakukan mark up pendapatan dan menyembunyikan
hutang lewat business partnership (Ayu, 2011:4).
Kasus Enron mulai terungkap pada Desember 2001 dan terus
berkembang sampai tahun 2002. Enron dicurigai telah menggelembungkan
(mark up) pendapatannya US$ 600 juta, dan menyembunyikan utangnya
sejumlah US$ 1,2 miliar. Menggelembungkan nilai pendapatan dan
menyembunyikan utang senilai itu tentulah tidak bisa dilakukan oleh
sembarang orang, diperlukan keahlian yang tinggi dari para profesional
yang bekerja pada atau disewa oleh Enron untuk menyulap angka-angka,
sehingga selama bertahun-tahun kinerja keuangan perusahaan ini tampak
tetap mencorong. Dengan kata lain, telah terjadi sebuah kolusi tingkat
tinggi antara manajemen Enron, analis keuangan, para penasihat hukum,
dan auditornya, dimana KAP Arthur Andersen yang menjadi auditor dari
4
Enron. Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar
saham tetap diminati oleh para investor (Said, 2002).
Di Indonesia, Kimia Farma sempat tidak mendapatkan kepercayaan
dari pemiliksaham terbesarnya sendiri. Setelah dilakukan audit ulang,
ternyata laporan keuangan yang telah diaudit menyajikan jumlah total
penjualan yang overstated. Selain Kimia Farma, terdapat pula kasus
Telkom tentang tidak diakuinya KAP Eddy Pianto oleh SEC (Securities
Exchange Comission), dimana SEC sebagai pemegang otoritas pasar
modal di Amerika Serikat tentu memiliki alasan khusus mengapa mereka
tidak mengakui keberadaan KAP Eddy Pianto. Hal tersebut bisa saja
terkait dengan kompetensi dan independensi yang dimiliki oleh auditor
masih diragukan oleh SEC, dimana kompetensi dan independensi
merupakan dua karakteristik sekaligus yang harus dimiliki oleh auditor.
Selanjutnya kasus yang terjadi pada sejumlah perusahaan terbuka Grup
Bakrie mengenai kisruh laporan keuangan. Dimana tujuh perusahaan yang
termasuk dalam perusahaan terbuka Grup Bakrie diantaranya adalah
Bakrie Sumatra Plantation, Energi Mega Persada, Bumi Resources, Bakrie
Telecom, Bakrieland Development, Darma Henwa dan Benakat Petroleum
Energy. Keributan bermula dari adanya dana triliunan rupiah di ketujuh
perusahaan itu yang pencatatannya diduga bermasalah. Dalam laporan
keuangan kuartal pertama mereka menyebutkan mempunyai dana deposito
sekitar Rp 6,8 triliun di Bank Capital Indonesia. Padahal, seluruh dana
nasabah di bank swasta tersebut hanya sebesar Rp 2,7 triliun. Itulah yang
5
memunculkan berbagai spekulasi tidak sedap. Sorotan terutama
ditunjukkan kepada dua perusahaan Grup Bakrie yaitu Bakrie Sumatra
Plantation Dan Energi Mega Persada dengan kepemilikan deposito Rp 4,6
triliun.
Skandal akuntansi yang terjadi menyebabkan lahirnya The Sarbanes-
Oxley Act (SOX) tahun 2002. Pesan ini digunakan oleh banyak negara
untuk memperbaiki struktur pengawasan terhadap KAP dengan
menerapkan rotasi KAP maupun auditor (Suparlan dan Andayani, 2010:2).
Berikut ini adalah beberapa provisi dari The Sarbanes-Oxley Act (SOX):
1. Perusahaan publik harus menerbitkan laporan pengendalian internal,
dan auditor luar harus mengevaluasi pengendalian internal klien.
2. Sebuah badan baru, Public Company Accounting Oversight Board,
mengawasi pekerjaan auditor perusahaan publik.
3. Kantor akuntan tidak boleh mengaudit klien publik sekaligus
menyediakan jasa konsultasi tertentu kepada klien yang sama.
4. Hukuman yang berat menunggu para pelanggar 25 tahun penjara untuk
penipuan sekuritas; 20 tahun bagi eksekutif yang melakukan sumpah
palsu.
Selain itu, peraturan mengenai jasa audit juga terdapat dalam
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
359/KMK.06/2003 Pasal 2 tentang “Jasa Akuntan Publik” (perubahan atas
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002). Peraturan ini
menyatakan bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari
6
suatu entitas dapat dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (selanjutnya
disebut KAP) paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut dan
oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku
berturut-turut. Jika perusahaan mengganti KAP-nya yang telah mengaudit
selama lima tahun, hal itu tidak akan menimbulkan pertanyaan karena
bersifat wajib (mandatory). Jadi, yang biasanya menjadi masalah apabila
pergantian KAP bersifat voluntary, yaitu atas keinginan perusahaan sendiri
di luar aturan dari Menteri Keuangan.
Peraturan tersebut kemudian diperbaharui dengan dikeluarkannya
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008
tentang “Jasa Akuntan Publik”. Perubahan yang dilakukan diantaranya
adalah, pertama, pemberian jasa audit umum menjadi enam tahun berturut-
turut oleh kantor akuntan dan tiga tahun berturut-turut oleh akuntan publik
kepada satu klien yang sama (pasal 3 ayat 1). Kedua, akuntan publik dan
kantor akuntan boleh menerima kembali penugasan setelah satu tahun
buku tidak memberikan jasa audit kepada klien yang di atas (pasal 3 ayat 2
dan 3).
Dan pada tahun 2011, pemerintah memperbaharui peraturan tersebut
dengan ditetapkannya Undang-Undang No. 5 Tahun 2011 tentang akuntan
publik. Dijelaskan dalam pemberian jasa audit oleh akuntan publik dan/
atau KAP atas informasi keuangan historis suatu klien untuk tahun buku
yang berturut-turut dapat dibatasi dalam jangka waktu tertentu (pasal 4
ayat1). Ketentuan mengenai pembatasan pemberian jasa audit atas
7
informasi keuangan historis diatur dalam peraturan pemerintah (pasal 4
ayat 2) yang menjelaskan mengenai jumlah tahun buku berturut-turut,
jenis industri, perusahaan publik atau privat, dan sanksi administrasi untuk
menjaga independensi akuntan publik dan/ atau KAP. Dengan adanya
peraturan tersebut diharapkan dapat memberikan independensi auditor
sehingga kualitas audit menjadi lebih tinggi.
Ketika KAP hanya memiliki beberapa personel yang memiliki
pengetahuan dan pengalaman yang relevan sebagai rekan perikatan atau
personel KAP yang bertanggung jawab atas pengendalian mutu perikatan
dalam audit laporan keuangan emiten, rotasi mungkin bukan merupakan
pencegahan yang tepat. Dalam hal ini, KAP harus menerapkan
pencegahan yang lain umtuk mengurangi ancaman tersebut ke tingkat
yang dapat diterima. Pencegahan tersebut mencakup antara lain
melibatkan Praktisi lainnya yang bukan merupakan anggota tim assurance
untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan atau untuk
memberikan saran yang diperlukan. Praktisi lainnya tersebut dapat
merupakan seorang individu dalam KAP yang tidak terkait dengan tim
assurance maupun seorang individu dari luar KAP. (IAPI,2011:75)
Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik sangat dipengaruhi
oleh perkembangan perusahaan pada umumnya. Semakin banyak
perusahaan publik, semakin banyak pula jasa Akuntan Publik yang
dibutuhkan. Oleh karena itu, Kantor Akuntan Publik (KAP) saling
bersaing untuk mendapatkan klien (perusahaan) dengan berusaha
8
memberikan jasa audit sebaik mungkin. Dengan banyaknya KAP yang ada
saat ini, perusahaan pun mempunyai pilihan untuk tetap menggunakan
KAP yang sama atau melakukan pergantian KAP (auditor switch).
(Divianto 2011:153).
Menurut Kawijaya dan Juniarti (2002:94) keinginan KAP agar tetap
dapat eksis dalam persaingan, berpeluang untuk menghalangi obyektifitas
KAP yang selanjutnya akan mempengaruhi pula independensinya dalam
melaksanakan tugas auditnya.
Kualitas auditor yang dipilih oleh perusahaan untuk melaksanakan
audit akan menentukan kredibilitas laporan keuangan auditan. Tiap-tiap
KAP memiliki perbedaan kualitas dalam memberikan jasa audit berkaitan
dengan tingkat kompetensi dan kredibilitas, dalam hal ini disebut
diferensiasi kualitas audit yang bisa diamati melalui investasi KAP dalam
reputasi brand-name (the Big dan Non Big). Fenomena pergantian KAP
telah ditemukan memiliki implikasi terhadap kredibilitas nilai laporan
keuangan dan biaya monitoring aktivitas manajemen (Sinarwati, 2010:1).
Selain itu, masalah opini audit dapat menjadi pemicu pergantian KAP.
Kondisi ini muncul saat perusahaan klien atau akuntan publik tidak setuju
dengan opini audit sebelumnya atau yang akan datang. Permasalahan ini
dapat memicu salah satu pihak untuk memisahkan diri. Secara umum,
auditee tentunya menginginkan laporan keuangannya mendapat opini
wajar tanpa pengecualian dari KAP yang disewanya. Karena pendapat
wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan akan berpengaruh besar
9
terhadap kelangsungan hidup (going concern) perusahaan serta penyedia
dana, terlebih bagi perusahaan yang go public. Di sisi lain, akuntan publik
ingin berlaku profesional sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum dan standar profesional akuntan publik, sehingga apabila ada
kondisi yang tidak sesuai dengan standar dalam pengauditan dapat
menimbulkan konflik.
Dan salah satu alasan kuat perpindahan auditor adalah adanya
dorongan yang pada perusahaan yang terancam bangkrut untuk mengganti
auditornya (Damayanti dan Sudarma, 2008:6). Ketidakpastian bisnis pada
perusahaan-perusahaan yang terancam bangkrut (mempunyai kesulitan
keuangan) menimbulkan kondisi yang mendorong perusahaan berpindah
KAP. Pergantian KAP juga dapat disebabkan karena perusahaan tidak
dapat memenuhi biaya audit yang dibebankan oleh KAP yang
mengauditnya karena sedang menurunnya kondisi keuangan perusahaan
(Sulistiarini dan Sudarno, 2012:3).
Hudaib dan Cooke (2005) juga menyatakan bahwa perusahaan dengan
tekanan finansial cenderung untuk mengganti KAP dibandingkan dengan
perusahaan yang lebih sehat.
Pengujian atas pengaruh kualitas audit terhadap pergantian KAP telah
dilakukan oleh Nagy (2005) menyebutkan perusahaan akan mencari KAP
yang selaras dengan kebijakan dan pelaporan keuangan perusahaan.
Bewley et. al (2008) mendapatkan perusahaan tidak membuat keputusan
cepat untuk mengganti auditor, karena perusahaan melihat waktu yang
10
tepat untuk mendapatkan sinyal yang baik, terkait dengan kualitas
pelaporan keuangan yang tinggi. Lin et al. (2009) dan Romanus et al.
(2008) menyebutkan perusahaan yang berganti auditor ke auditor yang
memiliki KAP lebih besar bisa memberikan sinyal yang lebih tinggi atas
laba.
Pengujian atas kesulitan keuangan perusahaan terhadap pergantian
KAP telah dilakukan oleh Scwartz dan Soo dalam Sinarwati (2009)
menyatakan bahwa perusahaan yang bangkrut lebih sering berpindah
auditor daripada perusahaan yang tidak bangkrut. Hal ini konsisten dengan
hasil penelitian Sinarwati (2009) yang menemukan bahwa kesulitan
keuangan secara signifikan mempengaruhi perusahaan yang terancam
bangkrut untuk berpindah KAP. Mardiyah (2002) dalam Damayanti dan
Sudarma (2008) menyatakan bahwa kesulitan keuangan merupakan faktor
yang mempengaruhi perusahaan berpindah KAP.
Pengujian atas pengaruh opini audit terhadap pergantian KAP telah
dilakukan oleh Calderon dan Ofobike (2008), hasilnya adalah opini audit
berpengaruh signifikan terhadap pergantian KAP. Akan tetapi penelitian
yang sudah dilakukan oleh Damayanti dan Sudarma (2008), Wijayanti
(2010) serta Wijayani dan Januarti (2011) di Indonesia menunjukkan hasil
yang berlawanan, opini audit tidak berpengaruh signifikan terhadap
pergantian KAP.
11
Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Arezoo et al (2011), namun terdapat perbedaan yang diklasifikasikan
sebagai berikut:
1. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini lebih
membahas mengenai pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) secara
voluntary (sukarela) yang penyebabnya berasal dari sisi klien yaitu
kesulitan keuangan perusahaan maupun dari sisi auditor yaitu kualitas
audit dan opini audit yang diperoleh dari penelitian Nasser et. al.,
(2006), Nagy (2005), Maharani dan Bambang (2008), Sinarwati
(2010), Calderon dan Ofobike (2008). Penelitian sebelumnya
membahas pergantian manajemen, opini audit, ukuran perusahaan
klien, ukuran KAP, financial distress dan audit fee terhadap auditor
switching. Sedangkan, dalam penelitian ini, peneliti menghilangkan
variabel pergantian manajemen ukuran perusahaan klien dan audit fee
karena hasil penelitian terdahulu masih beragam.
2. Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2011.
Sedangkan, populasi dari penelitian sebelumnya adalah perusahaan
yang terdaftar di Tehran Stock Exchange (TSE) di Iran tahun 2003-
2007.
Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah perusahaan
manufaktur go public, merupakan emiten di Bursa Efek Indonesia yang
terdaftar selama periode tahun 2008-2011. Alasan penggunaan data empat
12
tahun mulai tahun 2008-2011 adalah karena tahun 2008-2011 merupakan
data perusahaan yang dapat memberikan gambaran tentang kondisi
keuangan perusahaan sebelum rotasi audit dilakukan sesuai dengan
Undang-Undang No. 5 Tahun 2011 tentang akuntan publik. Dijelaskan
dalam pemberian jasa audit oleh akuntan publik dan/ atau KAP atas
informasi keuangan historis suatu klien untuk tahun buku yang berturut-
turut dapat dibatasi dalam jangka waktu tertentu (pasal 4 ayat1). Ketentuan
mengenai pembatasan pemberian jasa audit atas informasi keuangan
historis diatur dalam peraturan pemerintah (pasal 4 ayat 2) yang
menjelaskan mengenai jumlah tahun buku berturut-turut, jenis industri,
perusahaan publik atau privat, dan sanksi administrasi untuk menjaga
independensi akuntan publik dan/ atau KAP. Pemilihan satu jenis industri
bertujuan untuk menghindari adanya resiko bisnis yang mungkin terjadi
antara jenis industri yang berbeda. Peneliti memilih industri manufaktur
karena industri manufaktur bersifat heterogen dan terdapat berbagai jenis
perusahaan dari perusahaan kecil hingga perusahaan besar. Selain itu
industri manufaktur juga memiliki populasi terbesar.
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian karena diferensiasi kualitas audit, kesulitan
keuangan perusahaan dan opini audit sering kali mempengaruhi keinginan
klien untuk tetap atau berpindah KAP. Berdasarkan hal tersebut, maka
peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Diferensiasi
Kualitas Audit, Kesulitan Keuangan Perusahaandan Opini Audit
13
Terhadap Pergantian Kantor Akuntan Publik (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2011).”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini difokuskan pada
permasalahan mengenai:
1. Apakah diferensiasi kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap
pergantian kantor akuntan publik pada perusahaan manufaktur?
2. Apakah kesulitan keuangan perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap pergantian kantor akuntan publik pada perusahaan
manufaktur?
3. Apakah opini audit berpengaruh signifikan terhadap pergantian kantor
akuntan publik pada perusahaan manufaktur?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh signifikan atas
faktor diferensiasi kualitas audit terhadap pergantian kantor akuntan
publik pada perusahaan manufaktur.
2. Untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh signifikan atas
faktor kesulitan keuangan perusahaan terhadap pergantian kantor
akuntan publik pada perusahaan manufaktur.
14
3. Untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh signifikan atas
faktor opini audit terhadap pergantian kantor akuntan publik pada
perusahaan manufaktur.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai
berikut:
1. Manfaat Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan
pengetahuan dan referensi penelitian mengenai pandangan dan
wawasan terhadap pengembangan pengauditan khususnya mengenai
pergantian kantor akuntan publik perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia sehingga hasil penelitian ini nantinya
dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian berikutnya. Selain itu,
hasil penelitian ini diharapkan dapat mengonfirmasi hasil-hasil
penelitian sebelumnya mengenai opini pergantian kantor akuntan
publik yang masih belum konsisten.
2. Manfaat Praktisi
a. Bagi Auditor Kantor Akuntan Publik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai
alasan-alasan dibalik pergantian kantor akuntan publik yang
dilakukan oleh perusahaan.
15
b. Bagi Investor dan Calon investor
Penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan investasi pada suatu perusahaan yang
mempunyai kinerja tertentu berdasarkan laporan audit.
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber referensi
dan informasi untuk memungkinkan penelitian selanjutnya
mengenai pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP).
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Pemeriksaan Laporan Keuangan (Auditing)
Auditing menurut Arenset. al (2010:15) adalah sebagai berikut:
“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person”.
Auditing adalah pengumpulan dan penilaian bukti mengenai
informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara
informasi tersebut dan kriteria yang ditetapkan. Auditing harus
dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.
Sedangkan definisi auditing menurut Boynton dan Johnson
(2006:6) yang berasal dari The Report of the Committee on Basic
Auditing Concepts of the American Accounting Association
(Accounting Review, Vol 47) adalah sebagai berikut:
“A Systematic process of objectively obtaining and evaluating regarding assertions about economic actions and events to ascertain the degree of correspondence between those assertions and established criteria and communicating the results to interested users”
Dikutip dari Halim (2008:1), Auditing Practices Commite (APC)
mengemukakan definisi auditing sebagai berikut:
“An audit is the independent examination of,and expression of opinion on, the financial statement of enterprise by an appointed in pursuance of that appointment and in compliance with any relevant statuory obligation”.
17
Auditing adalah pemeriksaan independen dan ekspresi pendapat
laporan keuangan perusahan oleh pengerjaan yang ditunjuk dan sesuai
dengan kewajiban peraturan perundang-undangan yang relevan.
Sedangkan menurut Miller and Bailley dalam Halim (2008:1):
“An audit is a method review and objective examination of an item. Including the verification of specific information as determined by the auditor or as established by general practice. Generally, the purpose of an audit is to express an opinion on or reach a conclusion about what was audited”.
Auditing adalah tinjauan metode dan pemeriksaan objektif dari
item termasuk verifikasi informasi spesifik yang ditentukan oleh
auditor yang ditetapkan oleh praktek umum, secara umum tujuan audit
adalah untuk meyatakan pendapat atas atau mencapai kesimpulan
tentang apa yang telah diaudit.
Sukrisno Agoes (2004:3) mendefinisikan auditing yaitu sebagai
berikut:
“Pemeriksaan (Auditing) adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan
secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen terhadap
laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-
catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan
untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan
keuangan tersebut”.
ASOBAC (A Statement of Basic Auditing Concepts dalam Halim,
2008:1) mendefinisikan auditing sebagai suatu proses sistematis untuk
menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif mengenai
18
asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk
menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan
kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para
pemakai yang berkepentingan.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan
pengertian auditing adalah suatu proses sistematis yang dilakukan oleh
pihak independen untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti
secara objektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai kejadian
ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan dan melaporkan tingkat
kesesuaian antara asersi-asersi (informasi) tersebut dengan kriteria
yang sudah ditetapkan, serta menyampaikan hasilnya kepada pihak-
pihak yang berkepentingan.
Tujuan dari pemeriksaan (audit) atas laporan keuangan adalah
untuk mengetahui bahwa laporan keuangan tersebut benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan kepada berbagai pihak, baik pihak yang
berasal dari dalam perusahaan maupun pihak dari luar perusahaan
sehingga mereka dapat mengetahui berbagai informasi tentang
keuangan perusahaan yang telah diperiksa kebenarannya. Pihak yang
mengaudit laporan keuangan perusahaan juga harus merupakan
lembaga resmi yang telah ditetapkan. Pihak yang memeriksa laporan
keuangan bisa berasal dari dalam perusahaan (auditor internal), dan
dari luar perusahaan (auditor eksternal).
19
Laporan keuangan biasanya pertama kali diperiksa oleh intern
perusahaan, artinya perusahaan telah mempersiapkan auditor internal
untuk memeriksa laporan keuangannya. Dalam hal ini, auditor internal
dapat dengan mudah memperoleh data secara bebas sesuai dengan data
aslinya. Pemeriksaan laporan keuangan harus dilakukan sesuai dengan
fakta-fakta yang sesungguhnya. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa
dalam pembuatan laporan keuangan pasti terdapat kekurangan, baik itu
yang disengaja atau tidak. Oleh karena itu, adanya auditor internal
dirasa perlu dan penting untuk melakukan pemeriksaan sebelum
dilakukan oleh pihak yang berasal dari luar perusahaan (auditor
eksternal).
Pemeriksaan laporan keuangan oleh pihak dari luar perusahaan
haruslah dilakukan oleh seorang auditor independen. Persyaratan
profesional yang dituntut dari auditor independen adalah orang yang
memiliki pendidikan dan pengalaman berpraktik sebagai auditor
independen. Mereka tidak termasuk orang yang terlatih untuk
berkeahlian dalam profesi atau jabatan lain. Sebagai contoh, dalam hal
pengamatan terhadap perhitungan fisik persediaan, auditor tidak
bertindak sebagai seorang ahli penilai, penaksir atau pengenal barang.
Begitu pula, meskipun auditor mengetahui hukum komersial secara
garis besar, ia tidak dapat bertindak dalam kapasitas sebagai seorang
penasihat hukum dalam semua hal yang berkaitan dengan hukum
(IAPI,2011:110.2)
20
2. Jenis-jenis Audit
Menurut Kellet. al (2006:8) audit dapat diklasifikasian berdasarkan
tujuan dilaksanakanya audit yang menunjukan karakteristik kunci yang
tercakup dalam definisi audit. Secara umum jenis-jenis audit adalah
sebagai berikut:
a. Audit Laporan Keuangan
Audit laporan keuangan bertujuan untuk menentukan apakah
laporan keuangan secara keseluruhan yang merupakan
informasi terakut yang akan diverifikasi telah disajikan sesuai
dengan kriteria-kriteria tertentu. Umumnya kriteria itu adalah
prinsip akuntansi yang berlaku umum. Seringkali juga
dilakukan audit laporan keuangan yang diukur berdasarkan
basis kas atau basis akuntansi lainnya yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi yang bersangkutan.
b. Audit Operasional
Audit operasional merupakan penelaahan atas bagian
manapun dari prosedur dan metode operasi suatu organisasi
untuk menilai efisiensi dan efektifitasnya. Umumnya, pada
saat selesainya audit operasional, auditor akan memberikan
sejumlah saran kepada manajemen untuk memperbaiki
jalannya operasi perusahaan.
21
c. Audit Ketaatan
Audit ketaatan bertujuan untuk mempertimbangkan apakah
auditee (klien) telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu
yang telah ditetapkan pihak yang memiliki otoritas lebih
tinggi.
3. Standar Auditing
Standar auditing berbeda prosedur auditing, yaitu prosedur
berkaitan dengan tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan standar
berkaitan dengan kriteria atau ukuran mutu kinerja tindakan tersebut,
dan berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai melalui penggunaan
prosedur tersebut. Standar auditing, yang berbeda dengan prosedur
auditing, berkaitan dengan tidak hanya kualitas professional auditor
namun juga berkaitan dengan pertimbangan yang digunakan dalam
pelaksanaan auditnya dan dalam laporannya. Standar auditing yang
telah ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia
(IAPI, 2011:150.1) adalah sebagai berikut:
a. Standar Umum
1) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang
memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup besar
sebagai auditor.
22
2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,
independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh
auditor.
3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor
wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat
dan seksama.
b. Standar Pekerjaan Lapangan
1) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika
digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.
2) Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh
untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan
lingkup pengujian yang akan dilakukan.
3) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui
inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan komfirmasi
sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuanganyang diaudit.
c. Standar Pelaporan
1) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan
telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia.
2) Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam
penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan
23
dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode
sebelumnya.
3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus
dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan
auditor.
4) Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat
mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu
asersi bahwa pernyatan demikian tidak dapat diberikan. Jika
pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka
alasanya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan
dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat
petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang
dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang
dipikul oleh auditor.
4. Diferensiasi Kualitas Audit
Kualitas auditor yang dipilih oleh perusahaan untuk melaksanakan
audit akan menentukan kredibilitas laporan keuangan auditan. Tiap-
tiap KAP memiliki perbedaan kualitas dalam memberikan jasa audit
berkaitan dengan tingkat kompetensi dan kredibilitas, dalam hal ini
disebut diferensiasi kualitas audit yang bisa diamati melalui investasi
KAP dalam reputasi brand-name (the Big dan Non Big). Fenomena
pergantian KAP telah ditemukan memiliki implikasi terhadap
24
kredibilitas nilai laporan keuangan dan biaya monitoring aktivitas
manajemen (Sinarwati, 2010:1).
Berikut adalah nama KAP Big four yang berafiliasi dengan KAP
Indonesia (IAPI, 2013):
1. KAP Osman Bing Satrio & Eny berafiliasi dengan Deloitte Touche
Tohmatsu (Deloitte).
2. KAP Purwantono, Suherman & Surja berafiliasi dengan Ernst &
Young (EY)..
3. KAP Siddharta & Widjaja berafiliasi dengan Klynveld Peat
Marwick Goerdeler (KPMG).
4. KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan berafiliasi dengan
Pricewaterhouse (PwC).
KAP Non Big Four adalah semua KAP selain Big Four.
Terdapat beberapa argumen yang menjelaskan bahwa teori agensi
mampu menjelaskan fenomena diferensiasi kualitas audit. DeAngelo
(1981) berpendapat bahwa biaya agensi yang terjadi antara satu
perusahaan dengan perusahaan lain maupun biaya agensi yang terjadi
dalam satu perusahaan dari tahun ke tahun bisa bervariasi. Diferensiasi
dari biaya agensi ini mengimplikasikan adanya heterogenitas
permintaan atas jasa audit, yaitu permintaan tingkat kualitas audit yang
diinginkan. Francis (1984) juga mengaitkan antara teori agensi dengan
diferensiasi kualitas audit melalui mekanisme permintaan, yang
berargumen bahwa terdapat dorongan ekonomis pada beberapa
25
perusahaan untuk meminta audit yang berkualitas dalam rangka
pengawasan terhadap kontrak-kontrak yang terjadi dalam perusahaan.
Berdasarkan kedua argumen tersebut terlihat bahwa biaya agensi
mampu menjelaskan terjadinya diferensiasi kualitas auditor.
Di Indonesia sendiri, isu mengenai diferensiasi kualitas auditor
semakin mengemuka saat pemerintah mengatur jangka waktu
pemberian jasa audit oleh KAP dan partner audit melalui Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002, KMK Nomor
359/KMK.06/2003 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
17/PMK.01/2008. Dengan adanya regulasi ini perusahaan diharuskan
untuk melakukan pergantian auditor dan KAP setelah jangka waktu
tertentu sehingga mendorong perusahaan untuk memikirkan mengenai
kualitas audit yang dibutuhkan.
Menurut Becker et al. (1998) tingkat efektivitas pelaksanaan audit
bervariasi bergantung pada kualitas auditor. Bila dibandingkan dengan
auditor yang berkualitas rendah, auditor yang berkualitas tinggi lebih
mampu mendeteksi penyimpangan dalam penerapan praktik akuntansi
dan saat sudah terdeteksi, auditor ini mampu untuk menolak praktik
tersebut danatau merubah laporan auditnya. Francis (1984) lebih luas
lagi melihat bahwa diferensiasi kualitas audit muncul dari adanya
pandangan bahwa jasa audit itu sendiri bersifat heterogen.
Heterogenitas itu terjadi karena adanya persaingan pasar, diferensiasi
jasa audit, dan skala ekonomi dari KAP besar.
26
Beberapa penelitian empiris membuktikan adanya diferensiasi
kualitas audit, yang dalam hal ini diamati melalui investasi KAP dalam
reputasi brand-name (the Big dan Non Big). Becker et al. (1998)
berhasil membuktikan bahwa KAP Big Six memiliki kualitas audit
yang lebih tinggi daripada KAP Non Big Six, berdasarkan pada bukti
bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP Non Big Six melaporkan
discretionary accrual yang lebih besar daripada discretionary accrual
yang dilaporkan perusahaan yang diaudit oleh KAP Big Six. Hal yang
serupa juga terjadi dalam penelitian Francis et al. (1999) yang
membuktikan adanya audit fee KAP Big Eight lebih tinggi daripada
KAP Non Big Eight baik pada perusahaan besar maupun kecil. Hal ini
konsisten dengan pandangan diferensiasi.
Menurut DeAngelo (1981) kualitas audit adalah sebagai
probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan
tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa KAP yang besar akan
berusaha untuk menyajikan kualitas audit yang lebih besar
dibandingkan dengan KAP yang kecil. Deis dan Giroux (1992)
melakukan penelitian tentang empat hal dianggap mempunyai
hubungan dengan kualitas audit yaitu (1) lama waktu auditor telah
melakukan pemeriksaan terhadap suatu perusahaan (tenure), semakin
lama seorang auditor telah melakukan audit pada klien yang sama
maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin rendah, (2) jumlah
27
klien, semakin banyak jumlah klien maka kualitas audit akan semakin
baik karena auditor dengan jumlah klien yang banyak akan berusaha
menjaga reputasinya, (3) kesehatan keuangan klien, semakin sehat
kondisi keuangan klien maka akan ada kecenderungan klien tersebut
untuk menekan auditor agar tidak mengikuti standar, dan (4) review
oleh pihak ketiga, kualitas sudit akan meningkat jika auditor tersebut
mengetahui bahwa hasil pekerjaannya akan direview oleh pihak ketiga.
Penelitian yang dilakukan oleh Mayangsari (2003) menguji
pengaruh independensi dan kualitas audit terhadap integritas laporan
keuangan. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis bahwa spesialisasi
auditor berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan, serta
independensi berpengaruh negatif terhadap integritas laporan
keuangan. Selain itu, mekanisme corporate governance berpengaruh
secara statistis signifikan terhadap integritas laporan keuangan
meskipun tidak sesuai dengan tanda yang diajukan dalam hipotesa.
Kesimpulan dari uraian di atas adalah diferensiasi kualitas audit
merupakan perbedaan kualitas audit yang dapat diukur dengan
berbagai cara salah satunya dengan reputasi brand-name dari KAP
tersebut. Beberapa penelitian empiris membuktikan perusahaan yang
diauidt oleh KAP brand-name atau the big-four melaporkan
discretionary accrual yang lebih besar daripada discretionary accrual
yang dilaporkan perusahaan yang diaudit oleh KAP non big-four.
28
5. Kesulitan Keuangan Perusahaan
a. Pengertian Kesulitan Keuangan (financial distress)
Kesulitan keuangan (financial distress) adalah kondisi dimana
perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan terancam bangkrut.
Jika perusahaan mengalami kebangkrutan maka akan muncul biaya
kebangkrutan yang disebabkan oleh keterpaksaan menjual aset di
bawah harga pasar, biaya likuidasi, dan sebagainya (Ambarwati,
2010:31). Financial distress menurut Karen Wruck (1990) dalam
Rodoni dan Ali (2010:172) adalah situasi dimana arus kas operasi
perusahaan tidak cukup untuk memenuhi kewajiban perusahaan
(seperti kredit perdagangan atau biaya bunga) dan perusahaan ditekan
untuk melakukan kegiatan perbaikan. Kondisi keuangan perusahaan
menggambarkan tingkat kesehatan perusahaan sesungguhnya.
Setyorini dan Ardiati (2006) menyatakan bahwa kesulitan
keuangan yang terdiri dari kesulitan likuiditas sampai dengan kondisi
perusahaan berpotensi bangkrut disebabkan oleh banyak hal, baik dari
luar maupun dari dalam perusahaan. Meskipun sebab-sebab terjadinya
kesulitan keuangan sangat bervariasi, tetapi kebanyakan penyebabnya
adalah karena serangkaian keputusan manajemen yang salah sehingga
kondisi perusahaan memburuk. Perusahaan berpotensi bangkrut
memiliki kecenderungan mengganti auditornya karena dalam
perusahaan berpotensi bangkrut, terdapat pengaruh yang besar
29
terhadap putusnya kerja antara manajemen dan auditor, yang dapat
memicu perusahaan untuk melakukan pergantian KAP.
Perusahaan yang bangkrut (yang mempunyai rasio hutang yang
tinggi) dan sedang mengalami posisi keuangan yang tidak sehat
cenderung akan menggunakan KAP yang mempunyai indepedensi
yang tinggi untuk meningkatkan kepercayaan diri perusahaan di mata
pemegang saham dan kreditur untuk mengurangi resiko litigasi
(Prastiwi dan Wilsya, 2009)
b. Faktor-faktor Penyebab Financial Distress
Jika ditinjau dari segi aspek keuangan perusahaan, maka
terdapat tiga keadaan yang menyebabkan financial distress
(Rodoni dan Ali, 2010: 176-177), yaitu:
1) Faktor ketidakcukupan modal atau kekurangan modal
Terjadinya ketidakseimbangan aliran penerimaan uang yang
bersumber pada penjualan atau penagihan piutang dengan
pengeluaran uang untuk membiayai operasi perusahaan tidak
mampu menarik dana untuk memenuhi kekurangan dana
tersebut, maka perusahaan akan berada pada kondisi tidak
likuid.
2) Besarnya beban hutang dan bunga
Apabila perusahaan mampu menarik dana dari luar, misalnya
mendapatkan kredit dari bank untuk menutup kekurangan dana,
maka masalah likuiditas perusahaan dapat teratasi untuk
30
sementara waktu. Tetapi kemudian timbul persoalan baru yaitu
adanya keterkaitan kewajiban untuk membayar kembali pokok
pinjaman dan bunga kredit. Walaupun demikian, hal ini tidak
membahayakan perusahaan dan masih memberikan keuntungan
bagi perusahaan apabila tingkat bunga lebih rendah dari tingkat
investasi harta atas hutang yang diterima. Ketidakmampuan
perusahaan melakukan manajemen risiko atas hutangnya dapat
mengakibatkan perusahaan harus mendapatkan risiko
menderita kerugian yang seharusnya tidak perlu terjadi.
3) Menderita kerugian
Pendapatan yang diperoleh perusahaan harus mampu menutup
seluruh biaya yang dikeluarkan dan menghasilkan laba bersih.
Besarnya laba bersih sangat penting bagi perusahaan untuk
melakukan reinvestasi, sehingga akan menambah kekayaan
bersih perusahaan dan meningkatkan ROE (Return On Equity)
untuk menjamin kepentingan pemegang saham. Oleh karena itu
perusahaan harus selalu berupaya meningkatkan pendapatan
dan mengendalikan tingkat biaya. Ketidakmampuan
perusahaan untuk mempertahankan keseimbangan pendapatan
dengan biaya, niscaya perusahaan akan mengalami financial
distress
31
c. Akibat Financial Distress
Kerugian utama perusahaan yang mempunyai tingkat hutang
yang lebih tinggi adalah peningkatan risiko kesulitan keuangan,
dan akhirnya likuidasi. Hal ini mungkin mempunyai pengaruh
merugikan bagi pemilik ekuitas dan hutang (Fachrudin, 2008).
Adapun akibat kesulitan keuangan adalah sebagai berikut:
1) Risiko biaya kesulitan keuangan mempunyai dampak negatif
terhadap nilai perusahaan yang mengoffset nilai pembebasan
pajak (tax relief) atas peningkatan level hutang.
2) Jika pun manajer perusahaan menghindarkan likuidasi ketika
kesulitan, hubungannya dengan pemasok, pelanggan, pekerja,
dan kreditor menjadi rusak parah.
3) Pemasok penyedia barang dan jasa secara kredit mungkin lebih
berhati-hati, atau bahkan menghentikan pemasokan sama
sekali, jika mereka yakin tidak ada kesempatan peningkatan
perusahaan dalam beberapa bulan.
4) Pelanggan mungkin mengembangkan hubungan dengan
pemasok mereka, dan merencanakan sendiri produksi mereka
dengan andaian ada keberlanjutan dari hubungan tersebut.
Adanya keraguan tentang longetivy perusahaan tidak menjamin
kontrak yang baik. Pelanggan umumnya menginginkan
jaminan bahwa perusahaan cukup stabil untuk menepati janji.
32
d. Pihak-pihak yang Membutuhkan Informasi Financial Distress
Menurut Almilia dan Kristiadji (2003), prediksi financial
distress (kesulitan keuangan) perusahaan menjadi perhatian dari
banyak pihak. Pihak-pihak yang menggunakan model tersebut
meliputi:
1) Pemberi pinjaman
Informasi mengenai financial distress mempunyai relevansi
terhadap institusi pemberi pinjaman, baik dalam memutuskan
apakah akan memberikan suatu pinjaman dan menentukan
kebijakan untuk mengawasi pinjaman yang telah diberikan.
2) Investor
Model prediksi financial distress dapat membantu investor
ketika akan menilai kemungkinan masalah suatu perusahaan
dalam melakukan pembayaran kembali pokok dan bunga.
3) Pembuat peraturan
Lembaga regulator mempunyai tanggung jawab mengawasi
kesanggupan membayar hutang dan menstabilkan perusahaan
individu, hal ini menyebabkan perlunya suatu model yang
aplikatif untuk mengetahui kesanggupan perusahaan membayar
hutang dan menilai stabilitas perusahaan.
4) Pemerintah
Prediksi financial distress juga penting bagi pemerintah dalam
antitrust regulation.
33
5) Auditor
Informasi financial distress dpat menjadi alat yang berguna
bagi auditor dalam membuat penilaian going concern suatu
perusahaan.
6) Manajemen
Apabila perusahaan mengalami kebangkrutan maka perusahaan
akan menanggung biaya langsung (fee akuntan dan pengacara)
dan biaya tidak langsung (kerugian penjualan atau kerugian
paksaan akibat ketetapan pengadilan). Sehingga dengan adanya
model prediksi financial distress diharapkan perusahaan dapat
menghindari kebangkrutan dan otomatis juga dapat
menghindari biaya langsung dan tidak langsung dari
kebangkrutan. Apabila manajemen perusahaan bisa mendeteksi
kebangkrutan ini lebih awal, maka tindakan-tindakan
penghematan bisa dilakukan, misalnya dengan melakukan
merger atau restrukturisasi keuangan sehingga biaya
kebangkrutan bisa dihindari.
Posisi keuangan auditee mungkin memiliki implikasi penting pada
keputusan mempertahankan KAP. Kondisi perusahaan klien yang
terancam bangkrut cenderung meningkatkan evaluasi subjektivitas dan
kehati-hatian auditor. Dalam kondisi seperti ini suatu perusahaan akan
cenderung melakukan auditor switching. Auditor switching juga bisa
34
disebabkan karena perusahaan sudah tidak lagi memiliki kemampuan
untuk membayar biaya audit yang dibebankan oleh KAP yang diakibatkan
penurunan kemampuan keuangan perusahaan.
Ada dorongan yang kuat untuk berpindah auditor pada perusahaan
yang terancam bangkrut. Kesulitan keuangan signifikan mempengaruhi
perusahaan yang terancam bangkrut untuk berpindah KAP (Schwartz dan
Menon, 1985). Selain itu, Schwartz dan Soo (1995) dalam Damayanti dan
Sudarma (2008) menyatakan bahwa perusahaan yang bangkrut lebih
sering berpindah auditor daripada perusahaan yang tidak bangkrut.
6. Opini Audit
Pernyataan atas suatu asersi yang dikeluarkan oleh auditor disebut
juga pendapat atau opini audit. Opini harus didasarkan atas pemeriksaan
yang dilaksanakan sesuai dengan standar audit dan temuan auditor. Hasil
pemeriksaan akuntan tertuang dalam suatu laporan yang menyatakan
bahwa apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Menurut Mulyadi (2002),
opini audit ada lima, yaitu pendapatwajar tanpa pengecualian (unqualified
audit opinion), wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan
(unqualified opinion report with explanatory language), wajar dengan
pengecualian (qualified audit opinion), pendapat tidak wajar (adverse
opinion report), dan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion
report).
35
Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada
umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam
semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha perubahan ekuitas,
dan arus kas sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia.
Laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan
pendapatnya, atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan
tidak memberikan pendapat, ia harus menyatakan apakah auditnya telah
dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Institut
Akuntan Publik Indonesia (IAPI,2011)
Menurut Petronela (2004:47) menyatakan opini audit diberikan oleh
auditor dalam beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberi
kesimpulan atas opini yang harus diberikan atas laporan keuangan yang
diauditnya. Berdasarkan definisi diatas dapat diartikan bahwa opini audit
adalah suatu pernyataan yang diberikan oleh auditor terhadap laporan
keuangan perusahaan yang didasarkan pada keyakinan profesionalnya.
Opini audit merupakan salah satu hal yang penting dalam pengauditan
laporan keuangan, laporan keuangan suatu entitas di audit diharapkan agar
mendapatkan opini audit, sehingga laporan keuangan yang telah diaudit
tersebut dapat dijadikan dasar sebagai sumber informasi untuk para
pengguna laporan keuangan baik pihak ekstern maupun intern perusahaan.
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) mengharuskan
pembuatan laporan setiap kali kantor akuntan publik dikaitkan dengan
36
laporan keuangan. Laporan auditan hanya dibuat jika audit benar-benar
dilakukan.
Laporan audit penting sekali dalam suatu audit atau proses atestasi
lainnya karena laporan tersebut dapat menginformasikan kepada pemakai
informasi tentang apa yang dilakukan auditor dan kesimpulan yang
diperolehnya. Bagian dari laporan audit yang merupakan informasi utama
dari laporan audit adalah opini audit. Opini audit diberikan oleh auditor
melalui beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberikan
kesimpulan atas opini yang harus diberikan atas laporan keuangan yang
diauditnya.
Menurut Bastian (2007:136), terdapat lima jenis pendapat yang dapat
diberikan oleh auditor, yaitu: Pendapat Wajar tanpa Pengecualian
(Unqualifed Opinion), Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf
penjelas (Modified Unqualified Opinion), Pendapat wajar dengan
pengecualian (qualified opinion), Pendapat tidak wajar (adverse opinion),
dan Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer).
a. Pendapat Wajar tanpa Pengecualian (Unqualifed Opinion)
Pendapat wajar tanpa pengecualian dapat diberikan auditor apabila
audit telah dilaksanakan atau diselesaikan sesuai dengan standar
pemeriksaan, penyajian laporan keuangan telah sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum, dan tidak terdapat kondisi atau keadaan
tertentu yang memerlukan bahasa penjelas.
37
Dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor menyatakan
bahwa keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,
posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas suatu entitas
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
b. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas (Unqualified
Opinion With Explanatory Language)
Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas dapat
ditambahkan dalam laporan audit bentuk baku. Pendapat ini diberikan
apabila audit telah dilaksanakan atau diselesaikan sesuai dengan standar
pemeriksaan, penyajian laporan keuangan telah sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum, tetapi terdapat keadaan atau kondisi
tertentu yang memerlukan bahasa penjelas. Kondisi atau keadaan yang
memerlukan bahasa penjelas tambahan antara lain dapat diuraikan sebagai
berikut.
1) Pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor
independen lain. Auditor harus menjelaskan hal ini dalam
paragrapf pengantar untuk menegaskan pemisahan tanggungjawab
dalam pelaksanaan audit.
2) Adanya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh
profesi atau pihak yang berwenang. Penyimpangan tersebut adalah
yang terpaksa dilakukan agar pemakai laporan keuangan auditan
tidak tersesatkan. Auditor harus menjelaskan penyimpangan yang
38
dilakukan berikut taksiran pengaruh maupun alasan penyimpangan
dilakukan dalam satu paragraf khusus.
3) Laporan keuangan dipengaruhi oleh ketidakpastian yang material.
4) Auditor meragukan kemampuan satuan usaha dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
5) Auditor menemukan penggunaan prinsip dan metode akuntansi.
c. Pendapat Wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion)
Jenis pendapat ini diberikan apabila :
1) Luas pemeriksaan akuntan sangat dibatasi oleh klien.
2) Akuntan publik tidak dapat melakanakan prosedur pemeriksaan
yang penting atau tidak dapat memperoleh informasi penting
karena kondisi-kondisi yang berada diluar kekuasaan klien maupun
akuntan.
3) Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi
yang lazim.
4) Prinsip akuntansi yang digunakan didalam laporan keuangan tidak
diterapkan secara konsisten.
5) Akuntan publik tidak dapat menjaga independensinya dalam
hubungan klien.
6) Tidak ada bukti kompeten yang mencukupi atau adanya
pembatasan lingkup audit yang material tetapi tidak mempengaruhi
laporan keuangan secara keseluruhan.
39
7) Auditor merasa yakin bahwa laporan keuangan berisi
penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum yang
berdampak material, tetapi tidak mempengaruhi laporan keuangan
secara keseluruhan. Penyimpangan tersebut dapat berupa
pengungkapan yang tidak memadai maupun perubahan prinsip
akuntansi.
8) Pendapat ini hanya diberikan jika secara keseluruhan laporan
keuangan yang disajikan oleh klien adalah wajar, tetapi ada
beberapa elemen yang di kecualikan yang pengeculainya tidak
mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.
Auditor harus menjelaskan alasan pengecualian dalam satu
paragraf terpisah sebelum paragraf pendapat.
Pendapat wajar dengan pengecualian tersebut baru dapat
diterbitkan oleh auditor apabila laporan keuangan menyajikan
secara wajar namun, karena dengan kondisi tertentu sehingga
auditor memerlukan pendapat wajar dengan pengecualian seperti
yang telah disebutkan diatas.
d. Pendapat Tidak Wajar ( Adverse Opinion).
Pendapat ini menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan
secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum. Auditor harus menjelaskan alasan
mendukung pendapat tidak wajar, dan dampak utama dari hal yang
menyebabkan pendapat tidak wajar di berikan terhadap laporan keuangan.
40
Penjelasan tersebuut harus dinyatakan dalam paragraf terpisah sebelum
paragraf pendapat.
Pendapat tidak wajar ini hanya bisa diberikan ketika auditor merasa
yakin bahwa keseluruhan laporan keuangan yang disajikan memuat salah
saji yang material sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi
keuangan. Bila auditor menyatakan pendapat tidak wajar, ia harus
menjelaskan dalam paragraf terpisah sebelum paragraf pendapat dalam
laporannya (a) semua alasan yang mendukung pendapat tidak wajar, dan
(b) dampak utama hal yang menyebabkan pemberian pendapat tidak wajar
terhadap posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas, jika
secara praktis untuk dilaksanakan. Jika dampak tersebut tidak dapat
ditentukan secara beralasan, laporan audit harus menyatakan hal itu.
e. Pendapat Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer Opinion)
Pernyataan tidak memberikan pendapat ini layak diberikan apabila:
1) Ada lingkup audit yang sangat material.
2) Auditor tidak independen terhadap klien.
Pernyataan ini tidak dapat diberikan apabila auditor merasa yakin
bahwa terdapat penyimpangan yang material dari prinsip akuntansi yang
berlaku umum. Auditor tidak diperkenankan mencantumkan paragraf
lingkup audit, apabila menyatakan alasan mengapa auditnya tidak
berdasarkan standar yang ditetapkan oleh otoritas yang berwenang dalam
satu paragraf khusus sebelum paragraf pejelasan.
41
Suatu pernyataan dengan tidak menyatakan pendapat menyatakan
bahwa auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
Pernyataan tidak memberikan pendapat adalah layak ketika auditor
tidak melakasanakan audit yang lingkupnya memadai untuk
memberikan pendapat. Suatu pernyataan tidak menyatakan pendapat
juga dilakukan jika auditor tidak berhasil meyakinkan dirinya sendiri
bahwa laporan keuangan yang disajikan adalah wajar. Pernyataan tidak
memberikan pendapat timbul karena adanya lingkup audit yang
material dan tidak independenya auditor terhadap klien.
Pernyataan tidak memberikan pendapat harus diberikan dalam
suatu pengauditan laporan keuangan entitas karena auditor yakin, atas
dasar auditnya, bahwa terdapat penyimpangan material dari PABU di
Indonesia.
7. Pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP)
Auditor switching merupakan perpindahan auditor (KAP) yang
dilakukan oleh perusahaan klien. Bukti teoritis didasarkan pada teori
agensi dan informasi ekonomi. Dalam kedua kasus, permintaan
layanan audit muncul terutama dari adanya asimetri informasi. Dalam
teori agensi, audit independen berfungsi untuk mengurangi biaya
agensi yang timbul dari perilaku mementingkan diri sendiri oleh agen
(manajer). Tingkat biaya tersebut bervariasi pada organisasi,
tergantung pada variabel seperti ukuran perusahaan, gearing, dan
42
kepemilikan saham manajemen. Dalam informasi ekonomi, pemilihan
auditor yang dapat dipercaya digunakan sebagai sinyal kejujuran
manajemen (Dopuch dan Simunic, 1980; Dopuch dan Simunic, 1982
dalam Nasser et al., 2006).
Kadir (1994) mengemukakan dua pendekatan yang dapat
digunakan untuk menjelaskan mengapa perusahaan berpindah KAP,
yaitu perspektif auditor dan perspektif perusahaan. Serupa dengan
Kadir (1994), Mardiyah (2002) juga menyatakan dua faktor yang
mempengaruhi perusahaan berpindah KAP adalah faktor klien (Client-
related Factors), yaitu: kesulitan keuangan, manajemen yang gagal,
perubahan ownership, Initial Public Offering (IPO) dan faktor auditor
(Auditor-related Factors), yaitu: fee audit dan kualitas audit.
Pergantian auditor secara wajib dengan secara sukarela bisa
dibedakan atas dasar pihak mana yang menjadi fokus perhatian dari isu
tersebut. Jika pergantian auditor terjadi secara sukarela, maka
perhatian utama adalah pada sisi klien. Sebaliknya, jika pergantian
terjadi secara wajib, perhatian utama beralih kepada auditor (Febrianto,
2009).
Ketika klien mengganti auditornya ketika tidak ada aturan yang
mengharuskan pergantian dilakukan, yang terjadi adalah salah satu
dari dua hal: auditor mengundurkan diri atau auditor diberhentikan
oleh klien. Manapun di antara keduanya yang terjadi, perhatian adalah
pada alasan mengapa peristiwa itu terjadi dan kemana klien tersebut
43
akan berpindah. Jika alasan pergantian tersebut adalah karena
ketidaksepakatan atas praktik akuntansi tertentu, maka diekspektasi
klien akan pindah ke auditor yang dapat bersepakat dengan klien. Jadi,
fokus perhatian peneliti adalah pada klien.
Klien yang di audit oleh KAP baru mungkin lebih puas dengan
beberapa pertimbangan. Pertama perusahaan cenderung untuk
mengganti auditor adalah bahwa mereka tidak puas dengan pelayanan
yang diberikan dari auditor sebelumnya atau mereka mempunyai
beberapa jenis perselisihan dengan auditor sebelumnya. Oleh karena
itu, perusahaan mengganti auditor dalam tiga tahun yang lalu dengan
harapan akan mengalami suatu peningkatan dalam kepuasan klien.
Kedua perikatan audit yang baru, ada ketidakyakinan manajemen
klien terhadap kualitas pelayanan yang disediakan dari KAP.
Akibatnya, ada dorongan yang kuat dari KAP untuk memprioritaskan
pelayanan klien dalam tahun-tahun pertama setelah memperoleh klien
baru (Craswell, 1995). Klien-klien baru mungkin mendapatkan
perhatian khusus, dan mereka mungkin menikmati perspektif dan
pandangan yang berbeda yang diberikan oleh auditor baru.
Behn et al (1997) menunjukkan bahwa pergantian auditor
merupakan variabelyang mempengaruhi kepuasaan klien. Seorang
auditor baru akan cenderung memperlihatkan kinerjanya pada tahun-
tahun pertama saat auditor melakukan audit. Pada awal tahun kontrak
pelakasanaan audit, auditor baru akan berusaha mencari tahu kinerja
44
auditor lama, dan untuk itu auditor baru akan membandingkan dengan
kinerja yang mungkin dapat dicapainyan. Harapan seorang auditor
baru adalah pelaksanaan audit sebaik-baiknya, tanpa mengurangi sikap
profesionalnya sebagai seorang auditor. Tujuan pergantian auditor
dimaksudkan untuk meningkatkan (memanipulasi) hasil operasi atau
kondisi keuangan perusahaan. Pergantian auditor menyebabkan
dampak negatif.
Pergantian auditor merupakan perilaku yang dilakukan oleh
perusahaan untuk berpindah auditor. Pergantian auditor bisa
disebabkan oleh kewajiban rotasi audit yang diatur oleh pemerintah
(mandatory) atau pergantian secara sukarela (voluntary). Pemerintah
telah mengatur kebijakan rotasi auditor dalam Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2
tentang Jasa Akuntan Publik (perubahan atas Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 423/KMK.06/2002). Peraturan
ini menyatakan bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan
keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh KAP paling lama
untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan
publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.
Peraturan tersebut kemudian diperbarui dengan dikeluarkannya
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
17/PMK.01/2008 pasal 3 tentang Jasa Akuntan Publik. Perubahan
yang dilakukan diantaranya adalah (1) pemberian jasa audit umum atas
45
laporan keuangan dari suatu entitas yang dilakukan oleh KAP menjadi
paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut, dan oleh
seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-
turut (Pasal 3 ayat 1); (2) akuntan publik dapat menerima penugasan
kembali setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit kepada
klien yang sama (pasal 3 ayat 2); (3). Jasa audit umum atas laporan
keuangan dapat diberikan kembali kepada klien yang sama melalui
KAP setelah satu tahun buku tidak diberikan melalui KAP tersebut
(Pasal 3 ayat 3).
B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis
Hubungan atau keterkaitan antara variabel independen dan variabel
dependen dalam penelitian ini, dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Diferensiasi Kualitas Audit dengan pergantian Kantor Akuntan
Publik (KAP)
KAP Big-Eight memiliki investasi yang lebih besar dalam hal
brand name daripada KAP Non Big-Eight. Healy dan Lys (1986)
berpendapat bahwa hal ini menjelaskan bahwa:
a. Biaya informasi yang dikeluarkan investor dalam menilai kualitas
audit lebih rendah pada KAP Big Eight daripada pada KAP Non
Big-Eight.
b. Pihak-pihak yang terikat perjanjian memperoleh jaminan yang
lebih besar bahwa pihak-pihak tersebut akan memperoleh kualitas
46
yang telah dijanjikan oleh KAP Big-Eight daripada oleh KAP Non
Big-Eight karena KAP Big Eight memiliki potensi kehilangan
reputasi yang lebih besar akibat kegagalan menyediakan kualitas
yang tinggi.
Eichenseher dan Shields (1983) di lain pihak menemukan
bahwa tingkat kepemilikan saham oleh manajer berpengaruh
positif dan signifikan terhadap perubahan ke auditor Big-Eight.
Pembuktian ini sesuai dengan pandangan “entrenchment”
manajemen yang dikemukan oleh Demsetz (1983) dan Fama dan
Jensen (1983). Saat kepemilikan saham oleh manajemen dalam
suatu perusahaan semakin meningkat sampai pada suatu titik
tertentu yang mampu membuat manajemen terbebas dari tekanan
pasar dan bebas mencapai tujuannya sendiri, kinerja manajemen
untuk meningkatkan nilai perusahaan justru mengalami penurunan.
Mayangsari (2002) menyatakan bahwa penelitian tentang KAP
di Indonesia sering menggunakan istilah afiliasi dan nonafiliasi
dengan kantor akuntan asing dan dikatakan pula bahwa investor
mempersiapkan auditor yang berafiliasi dengan kantor akuntan
asing memiliki kuailtas yang lebih tinggi karena auditor tersebut
memiliki karakteristik yang bisa dikaitkan dengan kualitas, Berikut
adalah nama KAP Big four yang berafiliasi dengan KAP Indonesia
(IAPI, 2013):
47
1. KAP Osman Bing Satrio & Eny berafiliasi dengan Deloitte
Touche Tohmatsu (Deloitte).
2. KAP Purwantono, Suherman & Surja berafiliasi dengan Ernst
& Young (EY)..
3. KAP Siddharta & Widjaja berafiliasi dengan Klynveld Peat
Marwick Goerdeler (KPMG).
4. KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan berafiliasi dengan
Pricewaterhouse (PwC).
KAP Non Big Four adalah semua KAP selain Big Four.
Berdasarkan uraian tersebut serta mengacu pada penelitian
sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1: Diferensiasi Kualitas Audit berpengaruh positif terhadap
pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP)
2. Kesulitan Keuangan Perusahaan dengan pergantian Kantor
Akuntan Publik (KAP)
Schwartz dan Soo (1995) berpendapat bahwa perusahaan yang
terancam bangkrut lebihsering berpindah KAP daripada perusahaan
yang tidak terancam bangkrut. Ketidakpastian dalam bisnis pada
perusahaan-perusahaan yang terancam bangkrut (mempunyai kesulitan
keuangan) menimbulkan kondisi yang mendorong perusahaan
berpindah KAP. Selain itu, Hudaib dan Cooke (2005) juga menyatakan
48
bahwa perusahaan dengan tekanan finansial cenderung untuk
mengganti KAP dibandingkan dengan perusahaan yang lebih sehat.
Pergantian KAP dapat disebabkan karena perusahaan tidak dapat
memenuhi biaya audit yang dibebankan oleh KAP yang mengauditnya
karena sedang menurunnya kondisi keuangan perusahaan. Dengan
demikian, perusahaan yang sedang mengalami financial distress akan
cenderung berganti KAP dibandingkan perusahaan yang sehat.
Berdasarkan uraian tersebut serta mengacu pada penelitian
sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai beriukut:
H2: Kesulitan keuangan berpengaruh positif terhadap pergantian
Kantor Akuntan Publik (KAP).
3. Opini Audit dengan Pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP)
Ketidakpuasan atas pendapat auditor menyebabkan timbulnya
ketegangan hubungan antara manajemen dan KAP sehingga
perusahaan akan mengganti KAP-nya. Lennox (2000) berpendapat
bahwa perusahaan yang mengganti KAP menurunkan kemungkinan
mendapatkan opini audit yang tidak diinginkan dibandingkan dengan
perusahaan yang tidak melakukan pergantian KAP. Hudaib dan Cooke
(2005) melakukan penelitian di Inggris menemukan bahwa klien
memiliki kecenderungan untuk mengganti KAP-nya setelah menerima
opini audit qualified. Temuan ini konsisten dengan temuan Chow dan
Rice (1982), Craswell (1998), dan Gull et al (1992).
49
Opini audit selain wajar tanpa pengecualian cenderung
mempengaruhi klien untuk melakukan auditor switch. Hal ini
disebabkan oleh pemberian opini audit selain wajar tanpa pengecualian
mengindikasikan terdapat masalah dalam laporan keuangan sehingga
pandangan investor dan kreditor cenderung negatif. Schwartz dan
Menon (1985) menyatakan bahwa opini audit selain wajar tanpa
penegecualian akan membuat perusahaan kecewa dan meninggalkan
KAP tersebut sehingga terjadilah auditor switch.
Manajemen perusahaan akan memberhentikan auditornya karena
memberikan opini audit yang tidak diharapkan perusahaan atas laporan
keuangannya. Damayanti dan Sudarma (2008), Calderon dan Ofobike
(2008), Wijayani dan Januarti (2011), dan Widiawan (2011) telah
meneliti tentang hubungan opini audit dengan keinginan perusahaan
mengganti KAP. Hasil penelitian Calderon dan Ofobike (2008),
memberikan hasil yang signifikan mengenai pengaruh opini audit
terhadap keinginan perusahaan mengganti KAP. Berdasarkan uraian
tersebut serta mengacu pada penelitian sebelumnya maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3: Opini audit berpengaruh negatif terhadap pergantian Kantor
Akuntan Publik (KAP).
C. Hasil Penelitian Terdahulu
Adapun hasil penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan
dengan penelitian dapat dilihat dalam tabel 2.1 di halaman berikutnya:
50
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Bersambung pada halaman selanjutnya
No Peneliti Judul Persamaan Perbedan Hasil Penelitian
1 Nelly Kawijaya dan Juniarti (2002)
Faktor-faktor yang Mendorong Perpindahan Auditor (Auditor Switching) pada Perusahaan-perusahaan di Surabaya dan Sidoarjo
Auditor Switching
Qualified Opinion, Merger, Management Changes dan Ekspansi
Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa Qualified Opinion,Merger, Management Changes dan Ekspansi merupakan factor yang signifikan dalam memprediksi Auditor Switch
2 Hudaib & Cooke (2005)
Qualified Audit Opinion and Auditor Switching
Opini Audit, Financial Distress
Pergantian Manajemen, Ukuran Perusahaan Klien, Audit Fee, Ukuran KAP, dan Waktu
Variabel opini audit, pergantian manajemen, financial distress, ukuran KAP, ukuran perusahaan klien, dan waktu berpengaruh signifikan terhadap auditor switching
3 Nasser, et.al., (2006)
Auditor-Client Relationship: The Case of Audit Tenure and Auditor Switching in Malaysia
Distress Ukuran KAP, ukuran klien, pertumbuhan klien, lamanya audit tenure
Ukuran KAP, ukuran klien, distress, dan lamanya audit tenure berpengaruh terhadap pergantian KAP
51
Tabel 2.1 (Lanjutan) No Peneliti Judul Persamaan Perbedaan Hasil
Penelitian 4 Calderon
dan Ofobike (2008)
Determinants of Client Initiated and Auditor Initiated Auditor Changes
Audit Opinion
Audit Fee, Ukuran KAP, ukuran klien, Going Concern Control Environment, accounting disagreement, financial estatement
Audit opinion berpengaruh signifikan terhadap pergantian KAP
5 Damayanti dan Sudarma (2008)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Berpindah KAP
Financial Distress, Opini Akuntan
Fee Audit, Pergantian Manajemen Perusahaan, Ukuran KAP, dan Persentase Perubahan ROA
Fee Audit dan Ukuran KAP berpengaruh terhadap pergantian KAP, sedangkan variabel lain tidak berpengaruh
6 Sinarwati (2010)
Mengapa Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Melakukan Pergantian KAP
Financial Distress
Reputasi Auditor, Going Concern Opinion, Management Changes
Financial distress berpengaruh positif terhadap pergantian KAP, Reputasi auditor tidak berpengaruh negatif Dan opini audit tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP
Bersambung pada halaman selanjutnya
52
Tabel 2.1 (Lanjutan) No Peneliti Judul Persamaan Perbedaan Hasil
Penelitian 7 Evi Dwi
Wijayani dan Indira Januarti (2011)
Analisis Faktor-faktor Mempengaruhi Perusahaan di Indonesia melakukan Auditor Switching
Opini Audit, Financial Distress
Pergantian Manajemen, Ukuran KAP, Penurunan Persentase Perubahan ROA dan Ukuran Klien
Pergantian Manajemen dan ukuran KAP berpengaruh terhadap pergantian KAP, sedangkan variabel yang lain tidak
8 Divianto (2011)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan di Indonesia Melakukan Auditor Switch
Opini Auditor
Ukuran KAP Ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan sedangkan opini auditor berpengaruh signifikan terhadap pergantian KAP
9 Endina Sulistriarini Dan Sudarno (2012)
Analisis Faktor-faktor Pergantian KAP
Kesulitan Keuangan
Kepemilikan Publik, Pergantian Manajemen, Pergantian Komite Audit, Ukuran KAP
Ukuran KAP dan pergantian manajemen memiliki pengaruh terhadap pergantian KAP
10 Chadegani, Mohammed, dan Jari (2011)
The Determinant Factors of Auditor Switch among Companies Listed on Tehran Stock Exchange
Pergantian Manajemen, Opini Audit, Ukuran Perusahaan Klien, Financial Distress idan dan Audit Fee
Ukuran KAP Variabel kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap auditor switching
Sumber: data diolah
53
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1.
Basis Teori
Adanya Skandal Akuntansi dan Pelanggaran yang dilakukan oleh Akuntan Publik.
(sampel data menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2008-
2011
Dikeluarkannya The Sarbanes-Oxley Act (SOX) tahun 2002 dan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
17/PMK.01/2008 tentang jasa Akuntan Publik
Diferensiasi Kualitas Audit (X1)
(Nasser et. al., 2006)
Kesulitan Keuangan Perusahaan (X2)
(Damayanti dan Sudarma, 2007)
Opini Audit (X3) (Wijayanti,2010)
Pergantian Kantor Akuntan Publik
(Y) (Nasseer et. al.,
2006)
Metode Analisis: Regresi Logistik
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan dan Saran
54
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penlitian ini merupakan penelitian kualitatif, yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan serta pengaruh dari variabel independen, yaitu
kualitas audit, kesulitan keuangan perusahaan, dan opini audit terhadap
variabel dependen, yaitu pergantian KAP. Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah perusahaan dalam industri manufaktur go public yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2011.
Penelitian ini dilakukan pada Bursa Efek Indonesia yang menyediakan
data laporan keuangan auditan dengan mengakses dan mengunduh situs
resmi Bursa Efek Indonesia melalui website www.idx.co.id. Objek
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2008-2011.
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan dalam
industri manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) selama periode tahun 2008 sampai dengan 2011. Pengambilan
sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode
purposive sampling, dalam hal ini lebih khusus pada penggunaan metode
55
judgment sampling. Judgment sampling merupakan tipe pemilihan sampel
secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan
pertimbangan tertentu yang umumnya disesuaikan dengan tujuan atau
masalah penelitian (Indriantoro dan Supomo, 2002:131). Dengan kriteria
sebagai berikut:
1. Perusahaan dalam industri manufaktur yang terdaftar di BEI periode
2008-2011.
2. Perusahaan dalam industri manufaktur yang terdaftar di BEI selama
periode 2008-2011 secara berturut-turut.
3. Perusahaan dalam industri manufaktur yang menyertakan laporan
auditor independen bersama dengan laporan keuangan yang telah
diaudit pada periode 2008-2011.
4. Perusahaan dalam industri manufaktur yang pernah melakukan
perpindahan KAP selama periode tahun 2008 sampai dengan tahun
2011.
Perusahaan dalam industri manufaktur yang digunakan dalam
penelitian ini mencakup beberapa kelompok industri berdasarkan
klasifikasi industri dari BEI. Beberapa kelompok industri yang termasuk
dalam jenis industri manufaktur antara lain: cement; ceramics, glass,
porcelain; metal and allied products; chemical; plastics and packaging;
animal feed; wood industries; pulp and paper; automotive and
components; textile, garment; footwear; cable; electronics; food and
56
beverages; tobacco manufacturers; pharmaceutical; cosmetics and
household; dan houseware.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini digunakan data sekunder. Data sekunder adalah
data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui
media perantara atau telah diperoleh dan dicatat oleh pihak lain yang
umumya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun
dalam arsip yang dipublikasikan atau yang tidak dipublikasikan. Data
sekunder lebih mudah untuk diperoleh karena sudah tersedia dan peneliti
tinggal mengolah data tersebut. Dalam menggunakan data sekunder
peneliti harus lebih hati-hati karena suatu data yang dilaporkan sumber
yang berbeda ada kemungkinan datanya juga berbeda (Indriantoro dan
Supomo, 2002:146).
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
studi kepustakaan, yaitu data diperoleh dari beberapa literatur yang
berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti, penelusuran data ini
dilakukan dengan carapenelitian pustaka (Library Research), peneliti
memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti
melalui buku, jurnal, majalah, tesis, internet yaitu situs resmi BEI
www.idx.co.id dan perangkat lain yang berkaitan dengan judul penelitian.
57
D. Metode Analisis Data
1. Pengertian Regresi Logistik
Pengujian hipotesis dilakukan secara multivariate dengan
mengunakan regresi logistik. Regresi logistik digunakan apabila variabel
dependennya adalah satu non-metrik dengan dua kategori dan variabel
independen adalah satu atau lebih metrik dan non-metrik
(Ghozali,2011:268)
Regresi logistik adalah bentuk khusus dimana variabel dependennya
terbagi menjadi dua bagian atau kelompok (biner). Walaupun formulanya
dapat saja lebih dari dua kelompok. Regresi logistik adalah regresi yang
digunakan untuk mencari persamaan regresi jika variabel dependennya
merupakan variabel yang berbentuk skala. Regresi logistik binari
digunakan untuk menemukan persamaan regresi dimana variabel
dependennya bertipe kategorial dua pilihan seperti: ya atau tidak, atau
lebih dari dua pilihan seperti: tidak setuju, setuju, sangat setuju. Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah pergantian KAP yang dinyatakan
dengan variabel dummy, dimana kategori 1 untuk perusahaan yang
melakukan pergantian KAP dan kategori 0 untuk perusahaan yang tidak
melakukan pergantian KAP.
58
2. Tahapan Regresi Logistik
a. Menilai Kelayakan Model Regresi (Overall Fit Model)
Ada beberapa ukuran untuk menilai keseluruhan model, yaitu
melalui nilai -2 Log Likelihood, Cox and Snell’s R Square dan
Nagelkerke’s RSquare, dan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit
Test, Classificationtable.
1) Uji Statistik -2 Log Likelihood
Langkah pertama adalah menilai overall model fit
terhadap data. Beberapa test statistik diberikan untuk menilai
hal ini. Hipotesis untuk menilai model fit adalah:
H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data
Ha : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan
data
Dalam menilai keseluruhan model dapat dilakukan
dengan memperhatikan nilai -2LL (-2 log Likelihood).
Statistik -2LL dapat digunakan untuk menentukan jika
variabel independen ditambah ke dalam model apakah secara
signifikan memperbaiki model fit (Ghozali, 2011:269).
Apabila nilai -2LL pada kondisi awal (Blok 0) terjadi
penurunan pada kondisi selanjutnya (Blok 1) menunjukkan
bahwa model regresi yang lebih baik dibandingkan sebelum
variabel independen dimasukkan dalam model.
59
2) Uji Statistik Cox and Snell’s R Square
Cox and Snell’s R Square merupakan ukuran yang
mencoba meniru ukuran R2 pada multiple regression yang
didasarkan pada teknik estimasi likelihood. Nilai
Nagelkerke’s R2 dapat diinterpretasikan seperti nilai R2 pada
multiple regression. Berdasarkan nilai Nagelkerke’s R2
dapat diketahui seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel independen.
3) Uji Statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit
Test
Menilai kelayakan dari model regresi dapat
dilakukan dengan memperhatikan goodness of fit model
yang diukur dengan Chi-Square pada kolom Hosmer and
Lemeshow’s (Ghozali, 2009: 269). Jika nilai Hosmer and
Lemeshow Goodness-of-fit-test statistics sama dengan atau
kurang dari 0.05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti
ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai
observasinya sehingga Goodness fit model tidak dapat
memprediksi nilai observasinya. Jika nilai Hosmer and
Lemeshow Goodness-of-fit-test statistics lebih besar dari
0.05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti
model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat
dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data
60
observasinya. Hal ini berarti model regresi layak dipakai
untuk analisis selanjutnya, karena tidak ada perbedaan yang
nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi
yang diamati.
4) Matriks Klasifikasi
Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari
model regresi untuk memprediksi kemungkinan pergantian
KAP yang dilakukan oleh perusahaan.
b. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis
multivariate dengan menggunakan regresi logistik (logistic
regresion), yang variabel bebasnya merupakan kombinasi antara
metrik dan non metrik (nominal). Regresi logistik adalah regresi
yang digunakan untuk menguji sejauh mana probibalitas terjadinya
variabel dependen dapat diprediksi dengan variabel independen.
Pada teknik analisis regresi logistik tidak memerlukan lagi uji
normalitas dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya (Ghozali,
2009:331). Regresi logistik juga mengabaikan heteroscedacity,
artinya variabel dependen tidak memerlukan homoscedacity untuk
masing-masing variabel independennya. Model regresi logistik yang
digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:
CHANGES=β0+β1(BNM)+β2(DEBT)+β3(OPINI)+ ε……(1)
61
dimana:
CHANGES = Pergantian KAP
β0 = Konstanta
BNM = Pergantian auditor ke KAP yang
berkualitas lebih tinggi (KAP brand-name)
DEBT = Kesulitan Keuangan Perusahaan
OPINI = Jenis opini audit (1 untuk perusahaan
yang menerima opini selain wajar tanpa
pengecualian dan 0 untuk perusahaan yang
menerima opini wajar tanpa pengecualian)
β1, β2, β3 = Koefisien variebel independen
ε = Koefisien error
E. Operasional Variabel Penelitian
Di dalam penelitian ini variabel-variabel penelitian diklasifikasikan
menjadi dua kelompok variabel, yaitu variabel bergantung (dependent
variable) dan variabel bebas (independent variable). Variabel bergantung pada
penelitian ini adalah pergantian kantor akuntan publik, dan yang menjadi
variabel bebas adalah diferensiasi kualitas audit, kesulitan keuangan
perusahaan dam opini audit. Beberapa variabel yang digunakan dan
pengukurannya adalah sebagai berikut:
62
1. Pergantian Kantor Akuntan Publik
Pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) dilakukan oleh
perusahaan klien.Variabel pergantian KAP menggunakan variabel dummy.
Jika perusahaan melakukan pergantian kantor akuntan publiknya, maka
diberi nilai 1. Sedangkan jika perusahaan klien tidak melakukan
pergantian kantor akuntan publik, maka diberi nilai 0. (Nasser, et.al.,
2006).
2. Diferensiasi Kualitas Audit
Dalam penelitian ini diferensiasi kualitas audit diukur dengan
menggunakan dummy, dimana perusahaan yang diaudit oleh KAP Big 4
diberi nilai 1 dan perusahaan yang diaudit oleh KAP selain dari KAP Big 4
diberi nilai 0 (Nasser et.al. 2006).
3. Kesulitan Keuangan Perusahaan
Dalam penelitian ini, kesulitan keuangan diukur dengan
menggunakan rasio keuangan, yaitu salah satu dari rasio leverage. Rasio
leverage ini berusaha mengukur penjaminan utang, baik dengan
menggunakan total aktiva maupun modal sendiri (Moeljadi, 2006: 51).
Menurut Rodoni dan Ali (2010:27) debt ratio atau rasio leverage yaitu
rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang
apabila suatu saat perusahaan dilikuidasi.
4. Opini Audit
Dalam penelitian ini, opini audit dikelompokkan menjadi 2
kelompok, yaitu kelompok opini wajar tanpa pengecualian, dan kelompok
63
opini selain wajar tanpa pengecualian (wajar tanpa pengecualian dengan
bahasa penjelas, wajar dengan pengecualian, tidak wajar dan disclaimer).
Variabel opini audit diproksikan dengan variabel dummy dimana
perusahaan yang menerima opini selain dari wajar tanpa pengecualian
diberikan nilai 1 dan perusahaan yang menerima opini wajar tanpa
pengecualian diberikan nilai 0 (Damayanti dan Sudarma, 2008)
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran
No Variabel Jenis
Variabel Indikator Skala
Pengukuran 1 Pergantian KAP
(Nasser et. al., 2006)
Dependen Variabel dummy, nilai 1 diberikan jika perusahaan mengganti KAP, dan 0 untuk perusahaan yang tidak mengganti KAP
Nominal
2 Diferensiasi Kualitas Audit (Nasser et.al., 2006)
Independen Variabel dummy, nilai 1 diberikan jika perusahaan mengganti KAP ke big four dan 0 untuk perusahaan yang mengganti KAP ke Non Big Four
Nominal
3 Kesulitan Keuangan Perusahaan (Damayanti dan Sudarma, 2007)
Independen DEBT= ∑ Kewajiban ∑ Modal
Rasio
4 Opini Audit (Wijayanti, 2010)
Independen Variabel dummy, perusahaan yang menerima opini selain dari wajar tanpa pengecualian diberikan nilai 1 dan perusahaan yang menerima opini wajar tanpa pengecualian diberikan nilai 0
Nominal
Sumber: data diolah
64
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan industri
manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
mulai tahun 2008-2011. Perusahaan industri manufaktur tersebut telah
terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum tanggal 1 Januari 2008 dan
selama periode penelitian tersebut tidak keluar dari Bursa Efek
Indonesia atau mengalami delisting. Pemilihan perusahaan industri
manufaktur karena perusahaan industri memiliki jumlah perusahaan
yang listing paling banyak dibandingkan dengan industri lain. Selain
itu penggunaan perusahaan manufaktur dipilih untuk menghindari
adanya industrial effect, yaitu resiko industri yang berbeda antara
sektor industri yang satu dengan yang lain. Fokus penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh diferensiasi kualitas audit, kesulitan
keuangan perusahaan dan opini audit terhadap pergantian Kantor
Akuntan Publik (KAP) pada perusahaan industri manufaktur.
Periode pengamatan dilakukan selama 4 (empat) tahun mulai tahun
2008-2011 adalah karena tahun 2008-2011 merupakan data perusahaan
yang dapat memberikan gambaran tentang kondisi keuangan
perusahaan yang dapat berubah baik dipengaruhi oleh faktor internal
dan eksternal perusahan selama waktu tersebut dan periode empat
65
tahun merupakan tahun yang berada diantara peraturan pergantian
seorang akuntan publik yaitu selama 3 (tiga) tahun berturut-turut dan
pergantian KAP selama 6 (enam) tahun berturut-turut. Dimana
peraturan-peraturan tersebut tertuang dalam Undang-Undang No. 5
Tahun 2011 tentang akuntan publik. Dijelaskan dalam pemberian jasa
audit oleh akuntan publik dan/ atau KAP atas informasi keuangan
historis suatu klien untuk tahun buku yang berturut-turut dapat dibatasi
dalam jangka waktu tertentu (pasal 4 ayat1). Ketentuan mengenai
pembatasan pemberian jasa audit atas informasi keuangan historis
diatur dalam peraturan pemerintah (pasal 4 ayat 2) yang menjelaskan
mengenai jumlah tahun buku berturut-turut, jenis industri, perusahaan
publik atau privat, dan sanksi administrasi untuk menjaga
independensi akuntan publik dan/ atau KAP.
Adapun tahun penelitian ini terdiri atas 4 (empat) periode, dimana
sampel yang dipilih dari populasi menggunakan teknik purposive
sampling, yaitu proses pemilihan sample berdasarkan kriteria tertentu.
Tabel 4.1 dibawah ini meyajikan tahapan seleksi sampel berdasarkan
kriteria yang telah di tetapkan antara lain:
1. Perusahaan dalam industri manufaktur yang terdaftar di BEI
periode 2008-2011.
2. Perusahaan dalam industri manufaktur yang terdaftar di BEI
selamaperiode 2008-2011 secara berturut-turut.
66
3. Perusahaan dalam industri manufaktur yang menyertakan laporan
auditor independen bersama dengan laporan keuangan yang telah
diaudit pada periode 2008-2011.
4. Perusahaan dalam industri manufaktur yang pernah melakukan
perpindahan KAP selama periode tahun 2008 sampai dengan tahun
2011.
Tabel 4.1 Tahapan Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria
Sumber: data diolah
Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) selama periode 2008-2011 berjumlah 150 perusahaan. Dari 150
perusahaan manufaktur tersebut terdapat 23 perusahaan yang tidak
terdaftar secara berturut-turut selama periode pengamatan, dan 25
No Kriteria Sampel Jumlah Perusahaan
1. Perusahaan industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2011
150
2. Perusahaan industri manufaktur yang tidak terdaftar secara berturut-turut di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2011
23
3. Perusahaan industri manufaktur yang tidak menyertakan laporan auditor independen beserta laporan keuangan yang telah diaudit selama periode pengamatan 2008-2011
25
4. Perusahaan industri manufaktur yang tidak melakukan pergantian KAP selama periode pengamatan 2008-2011
47
Jumlah perusahaan sampel 55
Tahun pengamatan 4 Jumlah sampel total selama periode penelitian 220
67
perusahaan yang tidak menerbitkan laporan auditor independennya
dalam laporan keuangan yang dipublikasikan, serta 47 perusahaan
yang tidak melakukan pergantian KAP selama periode penelitian.
Sehingga perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel adalah sebanyak
55 perusahaan. Sedangkan total pengamatan yang dijadikan sampel
penelitian ini adalah sebanyak 220 pengamatan.
2. Deskripsi Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini sampel dipilih dengan metode purposive
sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah ditentukan.
Sampel dipilih bagi perusahaan yang menyajikan data yang dibutuhkan
dalam penelitian ini, seperti nama KAP, total aset dan kewajiban
perusahaan, dan opini audit yang diberikan. Ringkasan sampel penelitian
disajikan dalam Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Sampel Penelitian
No Jenis Usaha Jumlah 2008 2009 2010 2011
1 Ceramics, Glass, Porcelain 2 2 2 2 2 Metal 6 6 6 6 3 Chemicals 7 7 7 7 4 Plastics 6 6 6 6 5 Animal feed 1 1 1 1 6 Pulp 3 3 3 3 7 Automotive 7 7 7 7 8 Textile 8 8 8 8 9 Footware 2 2 2 2 10 Cable 1 1 1 1 11 Food 3 3 3 3 12 Tobbaco 2 2 2 2
68
13 Pharmacetuticals 5 5 5 5 14 Cosmetic 1 1 1 1 15 Houseware 1 1 1 1 JUMLAH 55 55 55 55 Akumulasi 220 220 220 220
Sumber: data diolah
Dalam Tabel 4.2 dapat dilihat perusahaan-perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2011.Selama
periode tersebut perusahaan terdaftar secara berturut-turut sesuai dengan
penentuan kriteria sampel yang kedua.
Pada Tabel 4.3 di bawah ini dapat dilihat bahwa sampel yang
terpilih tersebar secara acak dan hampir tersebar merata pada 15 sektor
industri. Perusahaan dari sektor ceramics, glass, porcelain terdapat 2
perusahaan atau sekitar 3,64%, sektor metal terdapat 6 perusahaan atau
sekitar 10,91%, sektor chemicals 7 perusahaan atau sekitar 12,73%, sektor
plastics 6 perusahaan atau sekitar 10,91%, sektor animal feed 1
perusahaan atau sekitar 1,82%, sektor pulp 3 perusahaan atau sekitar
5,45%, sektor automotive 7 perusahaan atau sekitar 12,73%, sektor textile
8 perusahaan atau sekitar 14,54%, sektor footware 2 perusahaan atau
sekitar 3,64%, sektor cable 1 perusahaan atau sekitar 1,82%, sektor food 3
perusahaan atau sekitar 5,45%, sektor tobbaco 2 perusahaan atau sekitar
3,64%, sektor pharmacetuticals 5 perusahaan atau sekitar 9,09%, sektor
cosmetic 1 perusahaan atau sekitar 1,82%, sektor houseware 1 perusahaan
atau sekitar 1,82%. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa sampel paling
banyak berasal dari sektor textile yaitu sebanyak 8 perusahaan atau sekitar
14,54%.
69
Tabel 4.3
Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Usaha
Sumber: data diolah
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model
regresi logistik (logistic regression). Tujuannya adalah untuk memperoleh
gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen
(diferensiasi kualitas audit, kesulitan keuangan perusahaan, dan opini
audit) terhadap variabel dependen yaitu pergantian KAP.
1. Hasil Uji Hipotesis Penelitian
Karena variabel dependen bersifat dummy (melakukan pergantian
KAP dan tidak melakukan pergantian KAP), maka pengujian terhadap
NO JENIS USAHA FREKUENSI PERESENTASE (%)
1 Ceramics, Glass, Porcelain 2 3,64 2 Metal 6 10,91 3 Chemicals 7 12,73 4 Plastics 6 10,91 5 Animal feed 1 1,82 6 Pulp 3 5,45 7 Automotive 7 12,73 8 Textile 8 14,54 9 Footware 2 3,64 10 Cable 1 1,82 11 Food 3 5,45 12 Tobbaco 2 3,64 13 Pharmacetuticals 5 9,09 14 Cosmetic 1 1,82 15 Houseware 1 1,82
JUMLAH 55 100
70
hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik. Tahapan
dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik dapat
dijelaskan sebagai berikut (Ghozali, 2011):
a. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Pengujian kesesuaian keseluruhan model (overall
modelfit) dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2
Log Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number=0)
dengan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block
Number=1). Hipotesis untuk menilai model fit adalah:
Ho : Model yang dihoptesiskan fit dengan data
Ha : Model yang dihipotesiskan tidak fit
dengan data
Berdasarkan hipotesis ini, maka Ho harus dterima dan
Ha harus ditolak agar model fit dengan data. Statistik yang
digunakan berdasarkan fugsi likelihood. Likelihood L dari
model adalah probabilitas bahwa model yang
dihipotesiskan menggambarkan data input.
Tabel 4.4 adalah Iteration History 0 yang merupakan -
2Log Likelihood awal. Tabel ini akan dibandingkan dengan
tabel 4.5, tabel Iteration History 1 yang merupakan -2Log
Likelihood akhir. Adanya selisih antara -2 Log Likelihood
awal dengan -2 Log Likelihood akhir menunjukan bahwa
71
hipotesis nol (H0) tidak dapat di tolak dan model fit dengan
data.
Tabel 4.4 Menilai Keseluruhan Model
S
S
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan hasil pegolahan SPSS 20.0, pada tabel 4.4
menunjukan bahwa nilai -2 Log Likelihood awal (tabel Iteration
History 0) adalah sebesar 288,422. Secara matematis, angka
tersebut signifikan pada alpha 5% dan berarti bahwa hipotesisi nol
(H0) ditolak. Hal ini berarti hanya konstanta saja yang tidak fit
dengan data (sebelum dimasukkan variabel bebas ke dalam model
regresi) (Ghozali, 2011:268).
Iteration Historya,b,c Iteration -2 Log likelihood Coefficients
Constant
Step 0 1288.422 -.545 2288.412 -.560 3288.412 -.560
a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 288.412 c. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than .001.
72
Iteration Historya,b,c,d
Iteration -2 Log
likelihood
Coefficients
Constant BNM DEBT OPINI Step
1 1 132.141 -2.000 2.477 .000 1.521
2 106.996 -3.136 3.617 .001 2.647
3 98.828 -4.180 4.649 .004 3.689
4 95.895 -5.198 5.628 .014 4.701
5 94.287 -6.233 6.463 .119 5.673
6 76.374 -8.775 3.505 5.563 4.935
7 71.079 -11.197 3.854 9.625 4.905
8 69.339 -13.601 4.270 13.324 5.168
9 69.062 -15.302 5.021 15.085 5.846
10 69.018 -16.372 6.000 15.259 6.814
11 69.003 -17.373 7.001 15.260 7.814
12 68.997 -18.373 8.001 15.260 8.814
13 68.995 -19.373 9.001 15.260 9.814
14 68.994 -20.373 10.001 15.260 10.814
15 68.994 -21.373 11.001 15.260 11.814
16 68.994 -22.373 12.001 15.260 12.814
17 68.994 -23.373 13.001 15.260 13.814
18 68.994 -24.373 14.001 15.260 14.814
19 68.994 -25.373 15.001 15.260 15.814
20 68.994 -26.373 16.001 15.260 16.814
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 288.412
d. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found.
Sumber: data diolah
Langkah selanjutnya adalah membandingkan antara nilai -2 Log
Likelihood awal ( tabel Iteration History 0) dengan -2 Log Likelihood
akhir (tabel Iteration History 1), Pada tabel Iteration History 0, nilai -2
Log Likelihood awal menunjukan sebesar 288,422. Setelah variabel bebas
dimasukan pada model regresi, maka nilai -2 Log Likelihood pada tabel
4.5Iteration History1 adalah sebesar 68,994.
Tabel 4.5
Iretation History 1
73
Berdasarkan output tersebut, terjadi penurunan nilai antara-2 Log
Likelihood awal dan akhir sebesar 219.418. Penurunan nilai-2 Log
Likelihood ini dapat diartikan bahwa penambahan variabel bebas ke dalam
model dapat memperbaiki model fit serta menunjukan model regresi yang
lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.
b. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)
Koefisien dtereminasi digunakan untuk menjelaskan seberapa
besar variabilitas variabel-variabel independen mampu menjelaskan
variabilitas variabel independenya (Solikah, 2007). Koefisien
determinasi dalam regresi logistik biner ditunjukan dengan nilai
Nagelkerke R Square. Nagelkerke R Square dapat diiterpretasikan
seperti nilai R Square dalam regresi berganda (Ghozali, 2011).
Tabel 4.6 Koefisien Determinasi
Sumber: Output
Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi
logistik ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R Square. Nilai
Nagelkerke RSquare adalah sebesar 0,864 yang berarti variabilitas
Model Summary Step -2 Log
likelihood Cox & Snell R Square
Nagelkerke R Square
1 68.994a .631 .864 a. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found.
74
variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen
adalah sebesar 86,4%, sedangkan sisanya sebesar 13,6% dijelaskan
oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian, seperti fee
audit, pergantian manajemen perusahaan klien, opini going
concern, reputasi auditor, dan merger antara perusahaan yang
memiliki auditor independen yang berbeda.
c. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi
Analisis selanjutnya yang dilakukan adalah menilai
kelayakan model regresi logistik biner. Menilai kelayakan dari
model regresi dapat dilakukan dengan memperhatikan goodness of
fit model yang diukur dengan Chi-Square pada kolom Hosmer and
Lemeshow’s (Ghozali, 2009: 269). Hipotesis yang digunkaan
untuk menilai kelayakan model regresi ini adalah:
Ho : Tidak ada perbedaan antara model dengan data
Ha : Ada perbedaan antara model dengan data
Tabel 4.7 Menguji Kelayakan Model Regresi
Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square Df Sig.
1 13.239 8 .104
Sumber: Output SPSS
Tabel 4.7 menunjukan hasil pengujian Hosmer and
Lemeshow’s Test. Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui
bahwa nilai signifikansi adalah sebesar 0,104. Nilai signifikan
75
yag diperoleh tersebut diatas 0,05 yang berarti hipotesis 0 (Ho)
tidak dapat ditolak (diterima). Hal ini berarti model mampu
memprediksi niali observasinya atau model dapat diterima
karena cocok dengan data observasinya sehingga model ini
dapat digunakan untuk anlisis selanjutnya.
d. Hasil Matriks Klasifikasi
Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari
model regresi untuk memprediksi kemungkinan pergantian
KAP yang dilakukan oleh perusahaan.
Tabel 4.8 Matriks Klasifikasi
Sumber: Output SPSS
Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi
kemungkinan perusahaan melakukan pergantian KAP adalah
sebesar 91,3%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan
model regresi yang digunakan, terdapat sebanyak 73 perusahaan
(91,3%) yang diprediksi akan melakukan pergantian KAP dari total
Classification Tablea Observed Predicted CHANGES Percentage
Correct 0 1
Step 1
CHANGES 0 138 2 98.6 1 7 73 91.3
Overall Percentage 95.9
a. The cut value is .500
76
80 perusahaan yang melakukan pergantian KAP. Kekuatan
prediksi model perusahaan yang tidak melakukan pergantian KAP
adalah sebesar 98,6%, yang berarti bahwa dengan model regresi
yang digunakan ada sebanyak 138 perusahaan (98,6%) yang
diprediksi tidak melakukan pergantian KAP dari total 140
perusahaan yang melakukan pergantian KAP. Kekuatan model
prediksi keseluruhan sebesar 95,9%.
e. Hasil Uji Regresi Logistik
Model regresi yang terbentuk disajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik
Sumber: Output SPSS
Hasil pengujian terhadap koefisien regresi menghasilkan model berikut
ini:
CHANGES = -26,373 + 16,001 BNM + 15,260 DEBT + 16,814 OPINI
Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Keterangan
Step 1a
BNM 16.001 1446.095 .000 1 .991 Tidak Signifikan
DEBT 15.260 4.925 9.600 1 .002 Signifikan
OPINI 16.814 3515.963 .000 1 .996 Tidak Signifikan
Constant -26.373 3515.963 .000 1 .994 - a. Variable(s) entered on step 1: BNM, DEBT, OPINI.
77
Berdasarkan pengujian regresi logistik (logistic regression) sebagaimana
telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, interpretasi hasil disajikan dalam
tiga bagian. Bagian pertama membahas pengaruh diferensiasi kualitas audit
terhadap pergantian KAP (CHANGES) (H1). Bagian kedua membahas
pengaruh kesulitan keuangan perusahaan terhadap pergantian KAP
(CHANGES) (H2). Bagian ketiga membahas pengaruh opini audit terhadap
pergantian KAP (CHANGES) (H3). Adapun pembahasannya adalah sebagai
berikut:
1) Pengaruh Diferensiasi Kualitas Audit (BNM) terhadap Pergantian
Kantor Akuntan Publik
KAP yang lebih besar umumnya dianggap sebagai penyedia kualitas
audit yang tinggi dan menikmati reputasi tinggi dalam lingkungan bisnis
dan karena itu, akan berusaha untuk mempertahankan independensi
mereka untuk menjaga image mereka (DeAngelo, 1981; Dopuch, 1984;
Wilson dan Grimlund, 1990 dalam Nasser et al., 2006). Terlebih lagi,
KAP yang lebih besar juga dianggap lebih independen daripada rekan-
rekan mereka yang lebih kecil dalam menahan tekanan manajemen pada
saat terjadi perselisihan ketika mereka biasanya memiliki lebih banyak
klien dan mampu untuk menyerahkan sebagian dari klien mereka yang
lebih sulit (Chow dan Rice, 1982).
Variabel BNM menunjukkan koefisiensi positif sebesar 16,001,
dengan tingkat signifikan (p) sebesar 0,991, lebih besar dari α= 5%.
78
Karena tingkat signifikasi (p) lebih besar dari α= 5% maka hipotesis ke-1
tidak berhasil didukung. Artinya dapat disimpulkan bahwa diferensiasi
kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap pergantian kantor
akuntan publik. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa
diferensiasi kualitas audit yang diukur berdasarkan KAP Big Four dan
Non Big Four tidak berpengaruh terhadap pergantian kantor akuntan
publik. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian sebelumnya
yang telah dilakukan oleh Damayanti dan Sudarma (2008), Zadeh dan
Roohi (2010), Widiawan (2011), serta Wijayani dan Januarti (2011).
Namun penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Divianto (2011) yaitu tidak adanya pengaruh ukuran KAP Big Four atau
Non Big Four terhadap pergantian kantor akuntan publik. Dalam Davis et
al. (2007) berpendapat bahwa setiap penggantian auditor akan
menimbulkan biaya baru. Hal itu terjadi karena KAP yang baru tidak
mempunyai pemahaman yang mendalam mengenai bisnis perusahaan
sehingga proses audit dimulai dari awal lagi. Adanya faktor expertise KAP
akan menentukan perubahan audit sehingga perusahaan akan lebih
memilih KAP Big Four untuk meningkatkan kredibilitas perusahaan di
mata pelaku pasar modal, dalam penelitian ini ternyata tidak ditemukan
karena kemungkinan perusahaan sampel menganggap bahwa tingkat
expertise KAP tidak ditentukan oleh klasifikasi Big Four atau Non Big
Four akan tetapi kualitas audit dan independensi dari auditor KAP
tersebut.
79
Deis dan Giroux (1992) melakukan penelitian tentang empat hal yang
dianggap mempunyai hubungan dengan kualitas audit yaitu (1) lama
waktu auditor telah melakukan pemeriksaan terhadap suatu perusahaan
(tenure), semakin lama seorang auditor telah melakukan audit pada klien
yang sama maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin rendah, (2)
jumlah klien, semakin banyak jumlah klien maka kualitas audit akan
semakin baik karena auditor dengan jumlah klien yang banyak akan
berusaha menjaga reputasinya, (3) kesehatan keuangan klien, semakin
sehat kondisi keuangan klien maka akan ada kecenderungan klien tersebut
untuk menekan auditor agar tidak mengikuti standar, dan (4) review oleh
pihak ketiga, kualitas audit akan meningkat jika auditor tersebut
mengetahui bahwa hasil pekerjaannya akan diriview oleh pihak ketiga.
Dalam penelitian ini, pengukuran terhadap pengaruh diferensiasi
kualitas audit terhadap pergantian KAP dilakukan dengan cara reputasi
brand-name, yang menunjukkan hasil berpengaruh positif tidak signifikan.
2) Pengaruh Kesulitan Keuangan Perusahaan terhadap Pergantian
Kantor Akuntan Publik
Variabel DEBT menunjukkan koefisiensi positif sebesar 15,260,
dengan tingkat signifikan (p) 0,002, lebih kecil dari α= 5% maka hipotesis
ke-2 berhasil didukung. Artinya dapat disimpulkan bahwa kesulitan
keuangan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pergantian kantor
akuntan publik. Ada dorongan yang kuat untuk berpindah auditor pada
80
perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan (Schwartz dan Menon,
1985). Perusahaan dengan tekanan finansial cenderung untuk mengganti
KAP dibandingkan dengan perusahaan yang lebih sehat (Hudaib dan
Cooke, 2005:9). Pergantian KAP juga dapat disebabkan karena perusahaan
tidak dapat memenuhi biaya audit yang dibebankan oleh KAP yang
mengauditnya karena sedang menurunnya kondisi keuangan perusahaan
(Sulistiarini dan Sudarno, 2012:3). Dengan demikian, perusahaan yang
sedang mengalami financial distress akan cenderung berganti KAP
dibandingkan perusahaan yang sehat.
Posisi keuangan auditee mungkin memiliki implikasi penting pada
keputusan mempertahankan KAP. Kondisi perusahaan klien yang
terancam bangkrut cenderung meningkatkan evaluasi subjektivitas dan
kehati-hatian auditor. Dalam kondisi seperti ini suatu perusahaan akan
cenderung melakukan auditor switching. Auditor Switching juga bisa
disebabkan karena perusahaan sudah tidak lagi memiliki kemampuan
untuk membayar biaya audit yang dibebankan oleh KAP yang diakibatkan
penurunan kemampuan keuangan perushaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesulitan keuangan
perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap pergantian KAP.
Artinya, kesulitan keuangan perusahaan menrima pergantian KAP, maka
kemungkinan besar perusahaan akan mengganti KAP saat mengalami
kesulitan keuangan. Dalam kata lain, kondisi keuangan perusahaan sedang
tidak sehat.
81
3) Pengaruh Opini Audit terhadap Pergantian Kantor Akuntan Publik
Variabel OPINI menunjukkan koefisiensi positif sebesar 16,814,
dengan tingkat signifikan (p) 0,996, lebih besar dari α= 5% maka hipotesis
ke-3 tidak berhasil didukung. Artinya dapat disimpulkan bahwa opini audit
tidak berpengaruh terhadap pergantian kantor akuntan publik.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Damayanti dan Sudarma
(2008), Wijayani dan Januarti (2011), dan Widiawan (2011). Meskipun
demikian hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Calderon dan
Ofobike (2008). Tidak didukungnya hipotesis yang diuji karena
perusahaan yang menggunakan jasa KAP Big Four dan Non Big Four
cenderung tidak melakukan pergantian KAP ketika mendapat opini selain
wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion). Pergantian kelas KAP
dari Big Four ke Non Big Four dikhawatirkan dapat menyebabkan adanya
anggapan negatif dari para pengguna laporan keuangan terhadap kualitas
pelaporan keuangan dari perusahaan. Sebaliknya, pergantian kelas KAP
dari Non Big Four ke Big Four dikhawatirkan dapat menyebabkan tidak
adanya kemungkinan untuk mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian
karena pertimbangan kualitas audit yang lebih baik.
Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada
umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam
semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha perubahan ekuitas,
dan arus kas sesuai standar akuntansi keuangan di Indonesia. Laporan
auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya,
82
atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan
pendapat, ia harus menyatakan apakah auditnya telah dilaksanakan
berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI, 2011).
Menurut hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh opini
audit terhadap pergantian KAP menunjukkan hasil pengaruh positif tidak
signifikan terhadap pergantian KAP. Dalam penelitian ini, perusahaan
yang mendapatkan opini audit wajar tanpa pengecualian dengan paragraf
penjelas banyak disebabkan karena induk perusahaan dan anak perusahaan
tidak diaudit oleh auditor yang sama, sehingga auditor harus
mengungkapkannya dalam laporan auditor independen.
83
Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Penelitian
Sumber: data diolah
Keterangan:
√= Variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen atau hipotesis diterima
х= Variabel dependen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen atau hipotesis ditolak
Variabel Independen Variabel Dependen
Pergantian KAP BNM (+) х DEBT (+) √ OPINI (+) х
84
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen
(diferensiasi kualitas audit, kesulitan keuangan perusahaan, dan opini
audit) terhadap variabel dependen yaitu pergantian kantor akuntan publik.
Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi logistik (logistic
regression) dengan program Statistical Package for Sosial Science (SPSS)
Ver. 20. Data sampel perusahaan sebanyak 220 pengamatan perusahaan
manufaktur go public yang terdaftar di BEI selama periode 2008-2011.
Hasil pengujian dan pembahasan pada bagian sebelumnya dapat
diringkas sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression)
menunjukkan bahwa diferensiasi kualitas audit yang diukur
berdasarkan ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap
pergantian KAP. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian
Nasser et al. (2006), Hudaib dan Cooke (2005), Damayanti dan
Sudarma (2008), Wijayani dan Januarti (2011), dan Sulistiarini dan
Sudarno (2012). Namun, mendukung hasil penelitian yang dilakukan
oleh Divianto (2011).
2. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression)
menunjukkan bahwa kesulitan keuangan perusahaan berpengaruh
positif signifikan terhadap pergantian KAP. Hasil penelitian ini
85
mendukung hasil penelitian Nasser et al. (2006), Hudaib dan Cooke
(2005), dan Sinarwati (2010).
3. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression)
menunjukkan bahwa opini audit tidak berpengaruh signifikan terhadap
pergantian KAP. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian
Hudaib dan Cooke (2005) dan Divianto (2011).
B. Implikasi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
pengembangan ilmu pemeriksaan akuntansi yang khususnya membahas
mengenai pergantian KAP. Serta diharapkan dapat memberikan informasi
tambahan mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
perusahaan melakukan pergantian KAP, dalam penelitian ini faktor yang
mempengaruhi adalah kesulitan keuangan perusahaan. Hasil penelitian ini
juga dapat bermanfaat bagi kantor akuntan publik maupun perusahaan.
1. Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP) hasil penelitian ini diharapkan
dapat dijadikan bahan informasi bagi para akuntan publik di KAP
mengenai praktik pergantian kantor akuntan publik yang dilakukan
oleh perusahaan.
2. Bagi perusahaan, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan
informasi tambahan mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi perusahaan melakukan pergantian kantor akuntan
86
publik. Dalam penelitian ini faktor yang mempengaruhi adalah
kesulitan keuangan perusahaan.
Diferensiasi kualitas audit tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap pergantian kantor akuntan publik. Perusahaan industri
manufaktur tidak melakukan pergantian kantor akuntan publik yang
didasari atas kualitas audit antara KAP Big Four dan Non Big Four.
Masing-masing KAP Big Four dan Non Big Four memiliki kredibilitas
dalam menjalankan tugas auditnya untuk menghasilkan kualitas audit
terbaiknya tanpa mengesampingkan independensi dan profesionalitas.
Kesulitan Keuangan Perusahaan memiliki pengaruh positif signfikan
terhadap pergantian kantor akuntan publik, perusahaan akan mengganti
auditor lama dengan auditor baru pada saat perusahaan mengalami
kesulitan keuangan. Perusahaan melakukan pergantian KAP karena
perusahaan merasakan ketidakpuasan terhadap kinerja auditor lama.
Implikasinya perusahaan yang berpotensi bangkrut seharusnya
mengalokasikan sumber daya secara tepat, memperbaiki keputusan
manajemen dan memperbaiki hubungan kerja. Walaupun kesulitan
keuangan mempengaruhi adanya pergantian KAP yang dilakukan
perusahaan, perusahaan harus tetap memperhatikan persepsi pemegang
saham sebagai pemilik dana di perusahaan, jika perusahaan sering berganti
KAP maka akan timbul anggapan yang negatif.
Opini audit tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pergantian KAP, sehingga perusahaan akan tetap menggunakan KAP yang
87
sama walaupun opini audit yang diterima bukanlah opini wajar tanpa
pengecualian. Implikasinya adalah pengguna laporan keuangan yang telah
diaudit tidak hanya menilai kualitas pelaporan keuangan hanya
berdasarkan opini audit semata, namun harus mempertimbangkan alasan-
alasan auditor mengeluarkan opini tersebut.
C. Keterbatasan
Penelitian ini memiliki keterbatasan yang mungkin dapat melemahkan
hasil penelitian. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Populasi penelitian hanya menggunakan perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI pada tahun 2008-2011 saja.
2. Penelitian ini hanya menguji pengaruh variabel-variabel diferensiasi
kualitas audit, kesulitan keuangan perusahaan dan opini audit.
Variabel-variabel lain yang mungkin berpengaruh terhadap pergantian
kantor akuntan publik tidak diuji dalam penelitian ini.
3. Pengukuran variabel diferensiasi kualitas audit menggunakan proksi
ukuran KAP berdasarkan reputasi Brand Name. terdapat proksi lain
umtuk menggambarkan variabel diferensiasi kualitas audit yang
mungkin jika digunakan dalam penelitian ini akan memberikan hasil
yang berbeda.
88
D. Saran
Saran yang didasarkan pada beberapa keterbatasan sebagaimana telah
disebutkan sebelumya adalah sebagai berikut:
1. Penelitian selanjutnya mungkin dapat mempertimbangkan penggunaan
seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI sebagai populasi penelitian.
2. Penelitian selanjutnya hendaknya mempertimbangkan beberapa
variabel lain seperti pergantian manajemen, audit tenure, audit fee
yang mungkin mempengaruhi pergantian kantor akuntan publik untuk
dijadikan bahan penelitian selanjutnya.
3. Pengukuran terhadap variabel diferensiai kualitas audit pada penelitian
selanjutnya dapat menggunakan alternatif proksi lain, seperti
menggunakan total klien dari kantor akuntan publik tersebut.
89
DAFTAR PUSTAKA
Agoes Sukrisno, “Auditing (Pemeriksaan Akuntansi) oleh Kantor AkuntanPublik”, Edisi Ketiga Cetakan Keempat, Lembaga Penerbit FakultasEkonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2008.
Aghael Chadegani A, Zakiah Muhammadun M dan Azam Jari, “The Determinant
Factors of Auditor Switch among Companies Listed on Tehran Stock Exchange”, IPEDR, Vol.10, 2011.
Arens Alvin A, Randal J. Elder, Mark S. Beasley, “Auditing and
AssuranceServices An Integrated Approach”, 13th edition, Pearson Education Inc, UpperSaddle River, New Jersey, 2010.
Ayu Widyantari,. 2011. “Opini Audit Going Concern dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi : Studi Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI” . Tesis S2. Universitas Udayana , Denpasar.
Beasley, M. 1996. An Empirical Analysis of the Relation Between the Board of
Director Composition and Financial Statement Fraud. Accounting Review. Vol. 71 pp. 443-465.
Becker, C. L.; M. L. DeFond; J. Jiambalvo; dan K. R. Subramanyam. 1998. The
Effect of Audit Quality on Earnings Management. Contemporary Accounting Research, Vol. 15, No. 1, p. 1-24.
Bewley, K., Chung, J., and McCracken, S. 2008. An Examination of Auditor Choice Using Evidence from Andersen’s Demise. International Journal of Auditing. Vol. 12. pp. 89-110.
Boynton William C, Raymond N. Johnson, Walter G. Kell, “Modern
Auditing:Assurance Services and The Integrity of Financial Reporting”, 8th edition, John Wiley & Sons Inc, United States of America, 2006.
Bursa Efek Indonesia.n.d.Indonesian Capital Market Directory 2007-2011.
Jakarta: Bursa Efek Indonesia. Calderon Thomas G, Ofobike Emeka, “Determinants of Client-Initiated
andAuditor-Initiated Auditor Changes”, Managerial Auditing Journal, Vol 23No.1, pg 4-25, 2008.
Chow, Chee W. dan Rice, Steven. 1982. Qualified Audit Opinion and Auditor
Changes. The Accounting Review . Volume II (April): 326-335.
90
Damayanti Shulamite, Sudarma Made, “Faktor-Faktor yang MempengaruhiPerusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik”, Simposium NasionalAkuntansi XI, Pontianak, 2008.
Davis, L. R., Soo, B., & Trompeter, G. 2007. Auditor Tenure and Ability to Meet
or Beat Earning Forecast. DeAngelo, L. E. 1981. Auditor Size and Audit Quality. Journal of Accounting
and Economics. Vol. 3, p. 183-199. Divianto, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan dalam Melakukan
Auditor Switch, Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi. Vol. 1 Nomor 2, 2012.
Francis, J. R. 1984. The Effect of Audit Firm Size on Audit Prices: A Study of
Australian Market. Journal of Accounting and Economics, Vol. 6, p. 133-151.
Ghozali Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 19”,Edisi 5 Cetakan V, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang,2011.
Francis, J. R.; E. L. Maydew; dan H. C. Sparks. 1999. The Role of Big 6 Auditors
in the Credible Reporting Accruals. Auditing: A Journal of Practice and Theory, Vol. 18, No. 2, p. 17-34.
Febrianto, R. 2009. “Pergantian Auditor dan Kantor Akuntan Publik”. Hamid Abdul, “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan
IlmuSosial Universitas Islam Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007. Houghton K, Christine Jubb dan Christine Tan (Dec 1996), Opportunism and
Ethics: A Note on Audit Qualifications and Auditee Switch Decision,http://www.gu.edu.au/text/school/abf/journal/Vol I.htm.
Hudaib, Mohammad. dan Cooke, T. E.. 2005. The Impact of Managing Director
Changes andFinancial Distress on Audit Qualification and Auditor Switching. Journal of BusinessFinance and Accounting, November/Desember, Volume XXXII (9&10):1703-1739.
http://www.tempo.co/read/opiniKT/2010/07/23/1340/Kisruh-Laporan-Grup-Bakrie diakses pada tanggal 22 September 2013.
Kadir, M.N. 1994. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Berpindah
KAP. Tesis Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
91
Kawijaya Nelly, Juniarti, “Faktor-Faktor yang Mendorong Perpindahan
Auditorpada Perusahaan-Perusahaan di Surabaya dan Sidoarjo”, Jurnal Akuntansi& Keuangan, Vol. 4 No. 2, 93-105, 2002.
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 423 Tahun 2002
tentang Jasa Akuntan Publik. Kode Etik Profesi Akuntan Publik, Salemba Empat, Jakarta, 2009.
Lennox, C. Stephen (2000), Do Companies Succesfully Engage in Opinion Shopping?,Journal of Accounting and Economics, Vol 29, pp 321-337.
Mardiyah, A.A. 2002. “Pengaruh Faktor Klien dan Faktor Auditor terhadap
Auditor Changes: Sebuah Pendekatan dengan Model Kontinjensi RPA (Recursive Model Algorithm)”. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol 3, No. 2, pp. 133-154.
Mayangsari, S. (2003). “Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi terhadap
Pendapat Audit: Sebuah Kuasieksperimen”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. (6)1, 1-22.
Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat. Nagy, A.L. 2005. Mandatory Audit Firm Turnover, Financial Reporting Quality,
and Client Bargaining Power. Accounting Horizons, Vol. 19. No. 2. pp. 51-68.
Nasser Abu Thahir Abdul, Emilin Abdul Wahid, Sharifah Nazatul Faiza
SyedMustapha Nazri, Mohammad Hudaib, “Auditor-Client Relationship:The Caseof Audit Tenure and Auditor Switching in Malaysia”, Managerial AuditingJournal, Vol 21 No.7, pg 724-737, 2006.
Nuryanti Lely, “Pengaruh Opini Audit dan Timgkat Pertumbuhan Perusahaan
terhadap Pergatian Auditor”, Universitas Negeri Surabaya. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17 Tahun 2008 tentang Jasa AkuntanPublik. Schwartz, K.B., and Menon, K. 1985. Auditor Switches by Failing Firms. The
Accounting Review. Vol. LX. No. 2. pp. 248-261. Schwartz, K.B., dan Soo, B.S. 1995. An Analysis of Form 8-K Disclosures of
Auditor Changes by Firms Approaching Bankruptcy. Auditing: A Journal of Practice & Theory. Vol. 14. No. 1. pp. 125-135.
92
Setyorini, T. N. dan A. Y. Ardiati. 2006. Pengaruh Potensi Kebangkrutan Perusahaan Publik terhadap Pergantian Auditor. Kinerja, Vol. 10, No. 1, p. 76-87
Sinarwati, N. 2010. “Mengapa Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik?”. Simposium Nasional Akuntansi 13, Purwokerto.
Suparlan, Andayani Wuryan, “Analisis Empiris Pergantian Kantor AkuntanPublik
Setelah Ada Kewajiban Rotasi Audit”, Simposium Nasional AkuntansiXIII, Purwokerto, 2010.
Susan, Estralita Trisnawati, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan
Melakukan Auditor Switch Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.13, No.2, 2011.
Standar Profesional Akuntan Publik, 2011.
Widiawan Wisnu, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergantian KantorAkuntan Publik (Studi Empiris pada Perusahaan Keuangan yang Terdaftardi Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2008)”, Skripsi, Fakultas EkonomiUniversitas Diponegoro, Semarang, 2011.
Wijayani Evi Dwi, Indira Januarti, “Analisis Faktor-Faktor yang
MempengaruhiPerusahaan di Indonesia Melakukan Auditor Switching”, SimposiumNasional Akuntansi XIV, Aceh, 2011.
Wijayanti Martina Putri, “Analisis Hubungan Auditor-Klien: Faktor-Faktor
yangMempengaruhi Auditor Switching di Indonesia”, Skripsi, Fakultas EkonomiUniversitas Diponegoro, Semarang, 2010. Willingham, John J. dan Carmichael. 1997. Perspectives in Auditing. New York:
McGraw-Hill.
Zadeh Peyman Iman and Ali Roohi, “Studying the Reasons of Auditor Change inAccepted Companies in Tehran Stock Exchange”, World Applied SciencesJournal 9, pg 734-739, 2010.
93
Tabel Penentuan Sampel dengan Kriteria Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI Periode 2008-2011.
Sector perusahaan yang terdaftar dr
2008-2011 KODE 2008 2009 2010 2011 Cement Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP X X X X
Holcim Indonesia Tbk SMCB X X X X Semen Gresik (Persero) Tbk SMGR X X X X
Ceramics Arwana Citramulia Tbk ARNA X X X X Asahimas Flat Glass Tbk AMFG X X X X Intikeramik Alamasri Industri Tbk IKAI X X X X keramika indonesia KIAS X X X X Mulia Industrindo Tbk MLIA X X X X Surya Toto Indonesia Tbk TOTO X X X X
Metal Alumindo Light Metal Industry Tbk ALMI X X X X Alakasa Industrindo Tbk DL DL X X Betonjaya Manunggal Tbk BTON X X X X Citra Tubindo Tbk CTBN X X X X GUNAWAN DIANJAYA STEEL TBK DL DL X X Indal Aluminium Industry Tbk INAI X X X X Itamaraya gold industry ITMA X X X X Jakarta Kyoei Steel Works Ltd Tbk JKSW X X X X Krakatau Steel Tbk DL DL X X Jaya Pari Steel Corp. Tbk JPRS X X X X Lion Metal Works Tbk LION X X X X Lionmesh Prima Tbk LMSH X X X X Pelangi Indah Canindo Tbk PICO X X X X SARANCENTRAL BAJATAMA TBK DL DL DL X Tembaga Mulia Semanan Tbk TBMS X X X X Pelat Timah Nusantara Tbk DL X X X
Chemicals Budi Acid Jaya Tbk BUDI X X X X Duta Pertiwi Nusantara Tbk DPNS X X X X Ekadharma Tape Ind. Tbk EKAD X X X X Eterindo Wahanatama Tbk ETWA X X X X Indo Acidatama SRSN X X X X Intanwijaya Internasional Tbk INCI X X X X Tri Polyta Indonesia Tbk X X X X Sorini Corporation Tbk SOBI X X X X Unggul Indah Cahaya Tbk UNIC X X X X
Plastics Aneka Kemasindo Utama Tbk AKKU X X X X Argha Karya Prima Ind. Tbk AKPI X X X X
94
Asiaplast Industries Tbk APLI X X X X Berlina Tbk BRNA X X X X Dynaplast Tbk DYNA X X X X Fatrapolindo Nusa Industri Tbk FPNI X X X X Kageo Igar Jaya Tbk IGAR X X X X Lapindo International Tbk LAPD X DL DL DL Sekawan Intipratama Tbk X X X X Yanaprima Hatstapersada Tbk X X X X Siwani Makmur Tbk SIMA X X X X Trias Sentosa Tbk TRST X X X X tunas alfin a TALFA X X DL DL tunas alfin b TALF X X DL DL
animal feed Charoen Pokphand Indonesia Tbk CPIN X X X X JAPFA Comfeed Indonesia Tbk JPFA X X X X Malindo Feedmill Tbk MAIN X X X X Sierad Produce Tbk SIPD X X X X
wood Barito Pacific Timber Tbk BRPT X X X X Daya Sakti Unggul Corporation Tbk DSUC X X DL DL Sumalindo Lestari Jaya Tbk SULI X X X X Tirta Mahakam Resources Tbk TIRT X X X X
Pulp Fajar Surya Wisesa Tbk FASW X X X X Alakindo Naratma Tbk DL DL DL X Indah Kiat Pulp & Paper Corp Tbk INKP X X X X Kertas Basuki Rachmat Tbk X X X X Surabaya Agung Industry Pulp SAIP X X X X Suparma Tbk SPMA X X X X toba pulp lestari INRU X X X X Tjiwi Kimia Tbk TKIM X X X X
Automotive Astra Int’l Tbk ASII X X X X Astra Otoparts Tbk AUTO X X X X Branta Mulia Tbk BRAM X X X X Goodyear Indonesia Tbk GDYR X X X X Gajah Tunggal Tbk GJTL X X X X Indomobil Sukses Internasional Tbk IMAS X X X X Indospring Tbk INDS X X X X Multi Prima Sejahtera Tbk LPIN X X X X Multistrada Arah Sarana Tbk MASA X X X X Nipress Tbk NIPS X X X X Prima Alloy Steel Universal Tbk PRAS X X X X Sanex Qianjiang Motor International Tbk SQIM X X DL DL
95
Selamat Sempurna Tbk SMSM X X X X Textile Apac Citra Centertex Tbk MYTX X X X X
Argo Pantes Tbk ARGO X X X X Centex (Preferred Stock) Tbk CNTX X X X X Centex Saham Seri B Tbk CNTB X X X X Delta Dunia Petroindo Tbk DOID X X DL DL Eratex Djaja Tbk ERTX X X X X Ever Shine Textile Industry Tbk ESTI X X X X Hanson International Seri B Tbk MYRXP X X X X Hanson International Tbk MYRX X X X X Indorama Synthetics Tbk INDR X X X X Nusantara Inti Corpora X X X X Karwell Indonesia Tbk KARW X X X X Pan Brothers Tex Tbk PBRX X X X X Panasia Filament Inti Tbk PAFI X X X X Panasia Indosyntec Tbk HDTX X X X X Polychem Indonesia Tbk ADMG X X X X Polysindo Eka Perkasa Tbk POLY X X X X STAR PETROCHEM DL DL DL X Ricky Putra Globalindo Tbk RICY X X X X Roda Vivatex Tbk RDTX X X DL DL Sunson Textile Manufacture Tbk SSTM X X X X unitex tbk UNTX X X X X Tifico Tbk TFCO X X X X
Footware Primarindo Asia Infrastructur Tbk BIMA X X X X Sepatu Bata Tbk BATA X X X X Surya Intrindo Makmur Tbk SIMM X X X X
Cable GT Kabel Indonesia Tbk KBLI X X X X Jembo Cable Company Tbk JECC X X X X Kabelindo Murni Tbk KBLM X X X X Sucaco Tbk SCCO X X X DL SUPREME CABLE MANUFACTURING DL DL DL X Sumi Indo Kabel Tbk IKBI X X X X Voksel Electric Tbk VOKS X X X X
Electronics sat nusapersada PTSN X X X X Others Arona Binasejati Tbk ARTI X DL DL DL Food Ades Waters Indonesia Tbk ADES X X X X
Aqua Golden Mississippi Tbk AQUA X X X X Cahaya Kalbar Tbk CEKA X X X X Davomas Abadi Tbk DAVO X X X X Delta Djakarta Tbk DLTA X X X X
96
Indofood cbp sukses makmur Tbk DL DL X X Indofood Sukses Makmur Tbk INDF X X X X Mayora Indah Tbk MYOR X X X X Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI X X X X NIPPON INDOSARI CORPORINDO TBK DL DL X X sekar bumi SKBM X X DL DL Prasidha Aneka Niaga Tbk PSDN X X X X Sekar Laut Tbk SKLT X X X X Siantar Top Tbk STTP X X X X Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA X X X X Ultra Jaya Milk Tbk ULTJ X X X X
Tobacco BAT Indonesia Tbk BATI X X DL DL Bentoel International Investama Tbk RMBA X X X X Gudang Garam Tbk GGRM X X X X HM Sampoerna Tbk HMSP X X X X
Pharmacetuticals Bristol-Myers Squibb Indonesia (PS) Tbk SQBI X X X X Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk SQBB X X X X Darya-Varia Laboratoria Tbk DVLA X X X X Indofarma Tbk INAF X X X X Kalbe Farma Tbk KLBF X X X X Kimia Farma Tbk KAEF X X X X Merck Indonesia Tbk MERK X X X X Pyridam Farma Tbk PYFA X X X X Schering Plough Indonesia Tbk SCPI X X X X Tempo Scan Pacific Tbk TSPC X X X X
Cosmetic Mandom Indonesia Tbk TCID X X X X Mustika Ratu Tbk MRAT X X X X Unilever Indonesia Tbk UNVR X X X X MARTINA BERTO DL DL DL X sare lee body care indonesia PROD X X DL DL
Houseware Kedaung Indah Can Tbk KICI X X X X Kedawung Setia Industrial Tbk KDSI X X X X Langgeng Makmur Industri Tbk LMPI X X X X
97
Daftar Nama Perusahaan Manufaktur yang Tereliminasi
Daftar Nama Sampel Penelitian
No Nama Perusahaan Kode 1 Asahimas Flat Glass Tbk AMFG 2 keramika indonesia KIAS 3 Alumindo Light Metal Industry Tbk ALMI 4 Betonjaya Manunggal Tbk BTON 5 Indal Aluminium Industry Tbk INAI 6 Jakarta Kyoei Steel Works Ltd Tbk JKSW 7 Jaya Pari Steel Corp. Tbk JPRS
No Nama Perusahaan KODE 1 Alakasa Industrindo Tbk ALKA 2 Gunawan Dianjaya Steel Tbk GDST 3 Krakatau Steel Tbk KRAS 4 Sarancentral Bajatama Tbk SRBJ 5 Pelat Timah Nusantara Tbk NIKL 6 Lapindo International Tbk LAPD 7 tunas alfin a TALFA 8 tunas alfin b TALF 9 Daya Sakti Unggul Corporation Tbk DSUC 10 Alakindo Naratma Tbk ALDO 11 Sanex Qianjiang Motor International Tbk SQIM 12 Delta Dunia Petroindo Tbk DOID 13 Star Petrochem STAR 14 Roda Vivatex Tbk RDTX 15 Sucaco Tbk SCCO 16 Supreme Cable Manufacturing SCCO 17 Arona Binasejati Tbk ARTI 18 Indofood cbp sukses makmur Tbk ICBP 19 Nippon Indosari Corporindo Tbk ROTI 20 sekar bumi SKBM 21 BAT Indonesia Tbk BATI 22 Martina Berto MBTO 23 Sare Lee Body Care Indonesia PROD
98
8 Pelangi Indah Canindo Tbk PICO 9 Budi Acid Jaya Tbk BUDI
10 Duta Pertiwi Nusantara Tbk DPNS 11 Ekadharma Tape Ind. Tbk EKAD 12 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA 13 Indo Acidatama SRSN 14 Tri Polyta Indonesia Tbk TPIA 15 Sorini Corporation Tbk SOBI 16 Aneka Kemasindo Utama Tbk AKKU 17 Asiaplast Industries Tbk APLI 18 Berlina Tbk BRNA 19 Fatrapolindo Nusa Industri Tbk FPNI 20 Sekawan Intipratama Tbk SIAP 21 Yanaprima Hatstapersada Tbk YPAS 22 Sierad Produce Tbk SIPD 23 Indah Kiat Pulp & Paper Corp Tbk INKP 24 Surabaya Agung Industry Pulp SAIP 25 Suparma Tbk SPMA 26 Astra Int’l Tbk ASII 27 Astra Otoparts Tbk AUTO 28 Branta Mulia Tbk BRAM 29 Goodyear Indonesia Tbk GDYR 30 Multi Prima Sejahtera Tbk LPIN 31 Nipress Tbk NIPS 32 Selamat Sempurna Tbk SMSM 33 Argo Pantes Tbk ARGO 34 Hanson International Tbk MYRX 35 Karwell Indonesia Tbk KARW 36 Pan Brothers Tex Tbk PBRX 37 Panasia Indosyntec Tbk HDTX 38 Polysindo Eka Perkasa Tbk POLY 39 Ricky Putra Globalindo Tbk RICY 40 Sunson Textile Manufacture Tbk SSTM 41 Primarindo Asia Infrastructur Tbk BIMA 42 Sepatu Bata Tbk BATA 43 Voksel Electric Tbk VOKS 44 Ades Waters Indonesia Tbk ADES 45 Prasidha Aneka Niaga Tbk PSDN 46 Siantar Top Tbk STTP
99
47 Bentoel International Investama Tbk RMBA 48 HM Sampoerna Tbk HMSP 49 Bristol-Myers Squibb Indonesia (PS) Tbk SQBI 50 Darya-Varia Laboratoria Tbk DVLA 51 Indofarma Tbk INAF 52 Kimia Farma Tbk KAEF 53 Schering Plough Indonesia Tbk SCPI 54 Unilever Indonesia Tbk UNVR 55 Langgeng Makmur Industri Tbk LMPI
Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria
No Kriteria Sampel Jumlah Perusahaan
1. Perusahaan industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2011
150
2. Perusahaan industri manufaktur yang tidak terdaftar secara berturut-turut di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2011
23
3. Perusahaan industri manufaktur yang tidak menyertakan laporan auditor independen beserta laporan keuangan yang telah diaudit selama periode pengamatan 2008-2011
25
4. Perusahaan industri manufaktur yang tidak melakukan pergantian KAP selama periode pengamatan 2008-2011
47
Jumlah perusahaan sampel 55
Tahun pengamatan 4 Jumlah sampel total selama periode penelitian 220
100
Tabel Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CHANGES 220 0 1 .36 .482
BNM 220 0 1 .24 .429
DEBT 220 .0000 163.2298 1.716202 11.9856159
OPINI 220 0 1 .56 .497
Valid N (listwise) 220
Tabel Ringkasan Sampel
Case Processing Summary
Unweighted Casesa N Percent
Selected Cases
Included in Analysis 220 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 220 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 220 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of
cases.
Tabel Menilai Keseluruhan Model
Iteration Historya,b,c
Iteration -2 Log likelihood Coefficients
Constant
Step 0
1 288.422 -.545
2 288.412 -.560
3 288.412 -.560
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 288.412
c. Estimation terminated at iteration number 3
because parameter estimates changed by less than
.001.
101
Tabel Matriks Klasifikasi
Classification Tablea,b
Observed Predicted
CHANGES Percentage
Correct 0 1
Step 0 CHANGES
0 140 0 100.0
1 80 0 .0
Overall Percentage 63.6
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Tabel Iteration History 1
Iteration Historya,b,c,d
Iteration -2 Log likelihood Coefficients
Constant BNM DEBT OPINI
Step 1
1 132.141 -2.000 2.477 .000 1.521
2 106.996 -3.136 3.617 .001 2.647
3 98.828 -4.180 4.649 .004 3.689
4 95.895 -5.198 5.628 .014 4.701
5 94.287 -6.233 6.463 .119 5.673
6 76.374 -8.775 3.505 5.563 4.935
7 71.079 -11.197 3.854 9.625 4.905
8 69.339 -13.601 4.270 13.324 5.168
9 69.062 -15.302 5.021 15.085 5.846
10 69.018 -16.372 6.000 15.259 6.814
11 69.003 -17.373 7.001 15.260 7.814
12 68.997 -18.373 8.001 15.260 8.814
13 68.995 -19.373 9.001 15.260 9.814
14 68.994 -20.373 10.001 15.260 10.814
15 68.994 -21.373 11.001 15.260 11.814
16 68.994 -22.373 12.001 15.260 12.814
17 68.994 -23.373 13.001 15.260 13.814
18 68.994 -24.373 14.001 15.260 14.814
102
19 68.994 -25.373 15.001 15.260 15.814
20 68.994 -26.373 16.001 15.260 16.814
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 288.412
d. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been
reached. Final solution cannot be found.
Tabel Koefisien Determinasi
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 68.994a .631 .864
a. Estimation terminated at iteration number 20 because
maximum iterations has been reached. Final solution cannot
be found.
Tabel Menguji Kelayakan Model Regresi
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 13.239 8 .104
Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a
BNM 16.001 1446.095 .000 1 .991 8896753.186
DEBT 15.260 4.925 9.600 1 .002 4240057.523
OPINI 16.814 3515.963 .000 1 .996 20054685.913
Constant -26.373 3515.963 .000 1 .994 .000
a. Variable(s) entered on step 1: BNM, DEBT, OPINI.
103
Step number: 1 Observed Groups and Predicted Probabilities 160 + + I I I I F I I R 120 + + E I I Q I0 I U I0 I E 80 +0 + N I0 I C I0 1I Y I0 1I 40 +0 1+ I0 1I I0 1I I0 0 1I Predicted ---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------- Prob: 0 .1 .2 .3 .4 .5 .6 .7 .8 .9 1 Group: 0000000000000000000000000000000000000000000000000011111111111111111111111111111111111111111111111111 Predicted Probability is of Membership for 1 The Cut Value is .50 Symbols: 0 - 0 1 - 1 Each Symbol Represents 10 Cases.