pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar · pdf fileabstrak mardi supriadi pengaruh...
TRANSCRIPT
PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DIPONDOK PESANTREN AL-HANIIFIYYAH PEDURENAN BEKASI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama
Islam (S.Pd.I)
PERENCANAAN PROGRAM PEDULI SESAMTema:
“Mempererat Ukhuwah Islamiyahden
anMeningkat
CDisusun oleh:
MARDI SUPRIADI
809011000014
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2014 M./1435 H.
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Mardi Supriadi
NIM : 809011000014
Alamat : Kp. Lembur RT/RW. 01/08 Dusun 03, Kecamatan Gunung Putri,
Bogor – Jawa Barat
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul skripsi : Pengaruh Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di
Pondok Pesantren Al-Haniifiyyah Pedurenan Bekasi.
Dosen Pembimbing : Drs. Abdul Haris, MAg
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan
saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat wisuda.
Jakarta, 6 Mei 2014
Mardi Supriadi_____NIM : 809011000014
ABSTRAK
Mardi Supriadi
Pengaruh Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di Pondok Pesantren Al-
Haniifiyyah Pedurenan Bekasi.
Kata Kunci : Disiplin Belajar, Prestasi Belajar, Belajar, dan Siswa
Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi
belajar siswa di Pondok Pesantren Al-Haniifiyyah Pe
durenan Bekasi.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif , sedangkan jenis
pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Korelasional yaitu dengan mencari
hubungan atau pengaruh antara dua variabel. Teknik pengumpulan datanya yaitu dngan
cara menyebarkan angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan tentang indikator-indikator
disiplin belajar. Angket ini penulis bagikan kepada 29 responden dengan menggunakan
random sampling. Jawaban angket dihitung dengan rumus prosentase kemudian diolah
dan dijelaskan secara deskriptif. Selain itu enulis mempunyai data penunjang melalui
wawancara kepada pengurus pesantren (guru), dan juga kepada siswa laki-laki dan
perempuan. Kemudian setelah diperoleh hasil angket tentang variabel disiplin belajar, lalu
penulis menghitung dengan variabel prestasi belajar yang dibuktikan dengan data hasil
raport belajar siswa. Penghitungan menggunakan rumus Product Moment. Hal ini untuk
mengetahui tingkat korelasi kedua variabel tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan thitung 0,136 dan termasuk kategori cukup
signifikan, hubungan ini mempunyai korelasi yang positif walaupun hanya pada taraf
rendah/kecil.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada kita
semua, karena atas kuasaNyalah skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam
semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi besar Muhammad saw., yang telah
menyempurnakan akhlak, membawa ke alam pendidikan yang lebih cerah.
Dengan hidayah dan kemudahan-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi sebagai persyaratan memperoleh gelar sarjana (S1). Dalam hal ini penulis mencoba
meneliti tentang pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar siswa di Pondok
Pesantren Al-Haniifiyyah Pedurenan Bekasi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan jika tidak ada bantuan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktu,
pikiran dan lainnya dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu ucapan terimakasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya penulis haturkan kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama
Islam yang telah membantu semua hal dalam perkuliahan.
3. Bapak Drs. Abdul haris, Mag., sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktu di padatnya kesibukan, tanpa lelah dan menyerah membimbing,
mengarahkan, memotivasi penulis dalam penyusunan skripsi ini.
4. Segenap dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama
Islam yang tulus ikhlas memberikan ilmunya, semoga Allah membalas jasa-jasanya
dan ilmu yang telah diberikan dapat penulis terapkan, amalkan di sekolah, di
masyarakat, dan dunia pendidikan Indonesia.
5. Kementerian Agama, yang telah memberikan penulis beasiswa, untuk dapat
kesempatan menimba ilmu kembali di bangku perkuliahan, dan memberikan
wawasan baru yang lebih luas tentang dunia pendidikan.
6. Semua keluarga penulis tercinta, ibunda Hj. Siti Maryam, ayahanda H. Tabrani
(Alm.), istri tercinta Hj. Ropihat, anak-anak yang menjadi motivasi hidupku
Khoerudin dan Kholilahwati, dan kakak dan adikku Ust. H. Syarifuddin, Martam,
Wa Iyah, Wa Masriyah, Marnih, dan Mada Suganda S.Pdi, Dadang Kepsek MI,
mereka semua merupakan mentari hidupku yang tak tergantikan oleh apapun,
alasan utama semangat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Keluarga besar MI Sirojul Athfal Bojong Kulur tempat dimana penulis
mengamalkan ilmu, berbakti dan mengabdi. Semuanya yang terus menerus peduli
dan memberikan semangat untuk yang terbaik dalam kuliah dan skripsi ini.
8. Kawan-kawan seperjuangan di kelas yang dari awal kita berjuang bersama sampai
akhir. Banyak kisah, cerita, dan semangat yang tercipta untuk terus mengabdi
kepada bangsa dan negara dalam dunia pendidikan.
9. Keluarga besar bapak Sapri, Asmui, dan Abdul Muis yang terus menemani penulis
untuk terus menerus menyelesaikan skripsi ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatunya, yang telah turut
membantu dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.
Semoga Allah SWT. Akan memberikan balasan yang terbaik kepada semua
pihak yang telah membantu dan membimbing penulis dalam penyususnan skripsi
ini. Akhir kata penulis menghaturkan permohonan maaf apabila dalam penulisan
skripsi ini masih jauh dari yang diharapkan, untuk itu penulis mengharapkan saran
dan kritikannya untuk penyempurnaan skripsi ini. Dan semoga skripsi yang penulis
susun ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan terutama dalam upaya
memperbaiki pelaksanaan pengajaran di bidang Pendidikan Agama Islam, Aamiin.
Jakarta, 6 Mei 2014
Penulis
Mardi Supriadi
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................................1
B. Identifikasi Masalah...........................................................................................4
C. Batasan Masalah ................................................................................................4
D. Rumusan Masalah ..............................................................................................4
E. Tujuan Penelitian ...............................................................................................5
F. Manfaat Penelitian ............................................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Disiplin Belajar ..................................................................................................8
B. Prestasi Belajar .................................................................................................12
C. Belajar dan Siswa .............................................................................................15
1. Pengertian Belajar .......................................................................................15
2. Pengertian Siswa ..........................................................................................17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian...............................................................................................21
B. Paradigma dan Desain Penelitian .....................................................................21
C. Populasi dan Sampel .........................................................................................22
D. Hipotesis Penelitian .........................................................................................23
E. Variabel Penelitian ...........................................................................................24
F. Definisi Operasional ........................................................................................24
G. Teknik Pengumpulan Data ...............................................................................26
H. Instrument .........................................................................................................28
I. Kisi-Kisi Angket ...............................................................................................28
J. Teknis Analisis Data ........................................................................................29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Yayasan Pondok Pesantren Al-Hanifiyyah Bekasi ..........30
1. Sejarah ..................................................................................................30
2. Profil Yayasan .......................................................................................32
3. Visi dan Misi Yayasan ..........................................................................33
4. Sistem dan Program Pendidikan ..........................................................33
5. Keunggulan Belajar di Pesantren Al-Hanifiyyah..................................35
6. Kegiatan Ekstrakulikuler ......................................................................37
7. Jadwal Kegiatan Harian .......................................................................37
8. Struktur Organisasi ...............................................................................38
9. Deskripsi Data Responden ...................................................................38
B. Deskripsi Data Kuisioner ...............................................................................40
1. Variabel Disiplin Belajar ......................................................................40
2. Analisis Data ........................................................................................51
C. Deskripsi Hasil Wawancara (Interpretasi Data) .............................................58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................................60
B. Saran ..............................................................................................................61
C. Rekomendasi ..................................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1. Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian.............................................24
2. Daftar nilai skala Likert..............................................................................................28
3. Data Guru MTIH Pondok Pesantren Al-Haniifiyyah ................................................32
4. Jumlah siswa di pondok pesantren Al Haniifiyyah ...................................................32
5. Berdasarkan jumlah responden ..................................................................................39
6. Berdasarkan jenis kelamin..........................................................................................39
7. Tabel 1 Terlambat Dateng Kesekolah ........................................................................40
8. Tabel 2 Masuk Kelas Walaupun Tidak Ada Guru ....................................................41
9. Tabel 3 Pura-Pura Sakit Saat Pelajaran ......................................................................41
10. Tabel 4 Tidak Pernah Bolos ......................................................................................42
11. Tabel 5 Belajar Teratur Sesuai Jadwal .......................................................................42
12. Tabel 6 Mengerjakan PR Sendiri ..............................................................................43
13. Tabel 7 Bohong Saat Lupa Mengerjakan PR .............................................................43
14. Tabel 8 Menyesal Melanggar Peraturan Sekolah.......................................................44
15. Tabel 9 Mengandalakn Teman Saat Mengerjakan Tugas Kelompok .......................44
16. Tabel 10 Bersungguh-Sungguh Dalam Mengerjakan Tugas Kelompok....................45
17. Tabel 11 Mengborol Saat Pelajaran Berlangsung ......................................................46
18. Tabel 12 Mematuhi Peraturan Sekolah ......................................................................46
19. Tabel 13 Senang Bermain Hp Saat Pelajaran Berlangsung........................................47
20. Tabel 14 Tidak Menganggu Teman Saat Belajar .......................................................47
21. Tabel 15 Menyelesaikan Tugas Selalu Tepat Waktu .................................................48
22. Tabel 16 Tetap Mengerjakan Tugas Walaupun Tidak Menarik ................................48
23. Tabel 17 Mengerjakan PR Dikelas Saat Sebelum Masuk .........................................49
24. Tabel 18 Sesegera Mungkin Mengerjakan Tugas .....................................................50
25. Tabel 19 Tetap Mengerjakan Tugas Walaupun Tidak Dikumpulkan ........................50
26. Tabel 20 Mengerjakan Dibuku Walapun Tidak Ditugaskan ....................................51
27. Penghitungan Skor Asli Untuk Variabel Disiplin Belajar .........................................53
28. Penghitungan Skor Asli Untuk Variabel Prestasi Belajar .........................................54
29. Skoring Tabel Perhitungan ........................................................................................55
DAFTAR LAMPIRAN
Surat Izin Penelitian dari Lembaga
Daftar wawancara Siswa
Daftar Wawancara Guru
Daftar Jawaban Siswa
Daftar Jawaban Guru
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai
faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar
diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai
prestasi belajar yang sebaik-baiknya.1
Tinggi atau rendahnya hasil/prestasi belajar menjadi sangat penting karena
dengan perolehan hasil belajar yang rendah, yang disebabkan oleh inteligensi yang
rendah atau kurangnya kesungguhan belajar, berarti terbentuknya tenaga kerja yang
bermutu rendah. Hal ini akan merugikan calon tenaga kerja Indonesia yang berasal dari
kalangan terpelajar. Oleh karena itu mereka didorong untuk belajar dan mempunyai
prestasi di bidang-bidang keterampilan sebagai bekal hidup.2
Prestasi belajar siswa ditentukan oleh siswa itu sendiri dengan dipengaruhi
faktor lingkungannya. Siswa atau murid sebagai seorang pelajar merupakan subjek
yang terlibat dalam proses belajar. Karena setiap individu memiliki keunikan sehingga
dalam proses belajarnya pun terdapat keunikan pula. Ada murid yang cepat dalam
belajar, ada yang lambat, ada yang kreatif. Semua itu terjadi karena keunikan individu
masing-masing.3
Dalam Undang-undang Pendidikan No.2 Th. 1989, murid disebut peserta
didik. Dalam hal ini si terdidik dilihat sebagai seseorang (subjek didik), yang mana
nilai kemanusiaan sebagai individu, sebagai makhluk sosial yang mempunyai identitas
1 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakart: PT Rineka Cipta, cet-3, 2013), h.138
2 Dimiyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009, h. 2463 Ibid, h. 147
moral, harus dikembangkan untuk mencapai tingkatan optimal dan kriteria kehidupan
sebagai manusia warga negara yang diharapkan.4
Dalam situasi belajar dalam pendidikan kita tak bisa melupakan proses
perkembangan siswa itu sendiri. Perkembangan dialami dan dihayati pula oleh
individu siswa. Sedangkan pendidikan merupakan kegiatan interaksi. Dalam kegiatan
tersebut, pendidik atau guru bertindak mendidik si peserta didik atau siswa. Tindak
mendidik tersebut tertuju pada perkembangan siswa menjadi mandiri. Untuk dapat
berkembang menjadi mandiri, siswa harus belajar.5
Tujuan belajar penting bagi guru dan siswa sendiri. Dalam desain
instruksional guru merumuskan tujuan instruksional khusus atau sasaran belajar siswa.
Rumusan tersebut disesuaikan dengan perilaku yang hendaknya dapat dilakukan
siswa.6
Sedangkan dalam Undang-Undang NO. 20 tahun 2003 tentang tujuan
Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menegaskan bahwa:
“Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.”7
Berdasarkan undang-undang di atas bidang pendidikan akan terus tetap menjadi
prioritas, peran sekolah menjadi yang utama. Untuk menciptakan manusia yang
berkualitas dan berprestasi tinggi, maka siswa di sekolah harus memiliki prestasi
belajar yang baik. Prestasi belajar merupakan tolak ukur maksimal yang telah dicapai
siswa setelah melakukan perbuatan belajar selama waktu yang telah ditentukan
bersama. Hal ini tentu akan didapat ketika siswa menjalaninya dengan penuh sikap
disiplin.
4 Undang-Undang No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional,(Bandung: CitraUmbara, 2003).
5 Dimiyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran…, h. 56 Ibid, h. 237 Undang-Undang No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional,(Bandung: Citra
Umbara, 2003)
Menurut Syaiful Bahri Djamarah disiplin adalah suatu tata tertib yang dapat
mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok. Tata tertib itu bukan buatan
binatang, melainkan buatan manusia sebagai pembuat dan pelaku. Sedangkan disiplin
timbul dari dalam jiwa karena adanya dorongan untuk menaati tata tertib tersebut.8
Disiplin belajar terdiri dari 2 (dua) kata, yaitu disiplin dan belajar. Berikut
pengertian tentang disiplin. Disiplin adalah seseorang yang belajar secara
sukarela mengikuti pemimpin. Orang tua dan guru merupakan pemimpin dan anak
merupakan murid menuju kehidupan yang lebih baik dan lebih berguna. Seseorang
yang disiplin berarti tingkah laku dan keputusannya dilakukan secara sadar dan rela,
sesuatu yang memungkinkan dapat menjadikan dirinya sebagai orang yang taat pada
peraturan yang berlaku.9
Sedangkan prestasi belajar sendiri diartikan penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, yang lazimnya ditunjukkan
dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.10
Jika dilihat dari teori dan keterangan di atas, kita dapat melihat adanya indikasi
pengaruh dari dari disiplin belajar terhadap prestasi belajar.
Dalam perkembangan dunia modern seperti sekarang ini, dunia dihadapkan pada
berbagai macam permasalahn aktual. Kehidupan modern yang ditandai dengan
implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi canggih, membawa dampak corak
kebudayaan manusia dan telah mengakibatkan timbulnya berbagai krisis, antara lain
meliputi perubahan, pembentukan nilai-nilai dan padangan hidup.
Melihat pada sejarah puncak kemajuan ilmu dan kebudayaan Islam, sebagai
akibat dari berpadunya unsur-unsur pembawaan ajaran Islam dengan unsure-unsur
yang berasal dari luar. Kemudian potensi pembawaan Islam tidak merasa cukup hanya
menerima pengaruh dari luar saja, tetapi bahkan kemudian mengembangkannya lebih
jauh, sehingga Nampak adanya unsur-unsur Islami yang dominan. Akhirnya
8 Djamarah, Rahasia Sukses Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.179 Sanjaya Yasin, Pengertian Disiplin Belajar Siswa, (http//sarjanaku.com/2010/12/kedisiplinan-
belajar-siswa.html, diakses tanggal 10 september 2013.10 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, Edisi
Ketiga, 2005), h. 895
berkembanglah berbagai bidang ilmu pengetahuan.11 Sejalan dengan itu juga
bermunculan lembaga-lembaga formal dan sistem pendidikan yang ada pada sekarang
ini yang sering kita sebut pondok pesantren.
Pendidikan di Pondok Pesantren dikatakan bersifat spesifik karena pada
umumnya pendidikan tersebut lebih banyak mendalami satu bidang ilmu pengetahuan
sesuai dengan keahlian seorang kiyai sekalipun ditambahkan pengetahuan lain yang
bersifat sekunder, tetapi tidak menghilangkan ciri pendalaman ilmu pada pondok
pesantren.
Pondok pesantren Al-Hanifiyyah Jatiluhur Jati Asih Kota Bekasi adalah sebuah
lembaga keagamaan yang bergerak dalam bidang dakwah, pendidikan dan pengajaran
yang bertujuan untuk membentuk manusia yang beriman dan bertakwa, pendidikan
kepada Tuhan Yang Maha Esa tujuan ini sejalan dengan kebijakan-kebijakan
pendidikan pemerintah Indonesia yang dirumuskan dalam Undang-Undang Republik
Indonesia, Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional.
Jika dalam Undang-Undang di atas dicermati tampak bahwa Pondok Pesantren
Al-Hanifiyyah Jatiluhur, Jati Asih Kota Bekasi sebagai lembaga pendidikan Islam
telah menepatkan dirinya sebagai bagian dari pendidikan Nasional.
Penyelenggaraan sistem pendidikan Nasional bangsa Indonesia yang
memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945 sehari setelah itu,
pada tanggal 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
menetapkan UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara. Apabila Anda mengkaji alinea ke
empat Pembukaan UUD 1945, disana tersurat dan tersirat cita-cita Nasional di bidang
pendidikan, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.12
Dilihat dari bentuk dan sifat pendidikannya sebenarnya pondok pesantren
berdasarkan sejarah awalnya termasuk kedalam kategori pendidikan non formal. 13 tapi
dengan seiring berjalannya waktu pada awal abad ke 20 masehi berdirilah Madrasah
Islamiyah yang bersifat formal.14 Banyak para pemimpin umat dulu berasal dari
11 Zuhairini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam,( Jakarta: Bumi Aksara 2010), h. 10612 Tatang Syarifudin, Landasan Pendidikan, Program Peningkatan Kualifikasi Guru Madrasah dan
Guru Pendidikan Agama Islam pada Sekolah, h. 207.13 Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, h. 19214 Ibid, hal. 192
Pondok Pesantren dan setelah Indonesia merdeka Pondok Pesantren mendapat
perhatian dari semua pihak. Bahkan dalam rangka mencari suatu sistem Pendidikan
Nasional, Pondok Pesantren kadang-kadang muncul sebagai salah satu alternatif,
seirama dengan tuntutan perkembangan zaman. Pihak Pondok Pesantren telah berusaha
mencari alternatif-alternatif baru untuk memajukan dan mengembangkannya. Dari titik
pandang ini maka Pesantren berangkat secara kelembagaan maupun inspiratif memilih
model yang dirasakan mendukung penuh tujuan dan hakekat pendidikan manusia itu
sendiri, yaitu membentuk manusia yang sejati punya kualitas moral dan intelektual.
Peranan Pondok Pesantren yang disebutkan di atas mempunyai fungsi ganda,
peranan tersebut mengambil bentuk yang bermacam-macam, diantaranya pesantren
sebagai pengembangan masyarakat dengan melalui pembentukan jaringan komunikasi
dengan pihak luar, baik melalui kegiatan ekonomi, sosial, budaya dan lain-lainnya.
Peran tersebut sebagai wujud ideal baik secara normativ maupun historis, yaitu
pesantren mengembalikan dirinya sesuai dengan situasi, kondisi dan perkembangan
masyarakat, sedang sistem pendidikan yang diterapkan di pesantren secara tidak
langsung dapat mempengaruhi sikap dan pandangan santri pada umumnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik meneliti sebuah penelitian dengan
memilih judul “Pengaruh Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa di Pondok
Pesantren Al-Haniifiyyah Pedurenan Bekasi”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka timbullah
beberapa pertanyaan, diantaranya adalah:
1. Kurangnya kesadaran siswa terhadap disiplin
2. Terdapat hambatan pada siswa dalam mematuhi peraturan/tata tertib
3. Faktor penghambat dan pendukung prestasi belajar siswa di Pondok Pesantren Al-
Haniifiyyah
4. Sistem penegakkan disiplin belajar siswa yang diterapkan di Pondok Pesantren Al-
Haniifiyyah
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari terjadinya perluasan dan salah tafsir terhadap penelitian ini,
maka penulis memberi batasan: Pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar
siswa di Pondok Pesantren Al-Haniifiyyah Pedurenan Bekasi.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut: Bagaimana pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar siswa di
Pondok Pesantren Al-Hanifiyyah?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sistem penegakkan disiplin belajar di Pondok Pesantren Al-
Hanifiyyah.
2. Untuk melihat tingkat pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar siswa di
Pondok Pesantren Al-Hanifiyah.
F. Manfaat Penerlitian
Manfaat dan Penelitian
1. Memberikan informasi mengenai pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar
siswa. Sehingga para guru dapat memperhatikan para siswanya dalam prestasi
belajar.
2. Memberikan informasi yang positif berdasarkan hasil penelitian kepada lembaga/
Pondok Pesantren Al-Haniifiyyah diharapkan dapat meningkatkan sistem
pendidikan yang diterapkan di Pondok Pesantren Al-Hanifiyyah.
3. Meningkatkan kualitas pembelajaran di Pondok Pesantren Al-Haniifiyyah dengan
memaksimalkan faktor-faktor yang menyebabkan pelanggaran ketidak disiplinan
siswa
4. Memberikan sumbangan dalam ilmu pendidikan khususnya sebagai acuan belajar
bagi mahasiswa sebagai calon guru agar dapat mengembangkan pembelajaran di
sekolah guna mengatasi ketidak disiplinan siswa.
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Pengertian Disiplin Beiajar
Disiplin dalam kamus lengkap bahasa Indonesia diartikan “Tata tertib”.15
Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia disiplin diartikan “Tata tertib (di
sekolah, kemiliteran), ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib)16
Disiplin belajar terdiri dari 2 (dua) kata, yaitu disiplin dan belajar. Berikut
pengertian tentang disiplin. Disiplin adalah seseorang yang belajar secara
sukarela mengikuti pemimpin. Orang tua dan guru merupakan pemimpin dan anak
merupakan murid menuju kehidupan yang lebih baik dan lebih berguna. Seseorang
yang disiplin berarti tingkah laku dan keputusannya dilakukan secara sadar dan rela,
sesuatu yang memungkinkan dapat menjadikan dirinya sebagai orang yang taat pada
peraturan yang berlaku.17
Menurut Syaiful Bahri Djamarah disiplin adalah suatu tata tertib yang dapat
mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok. Tata tertib itu bukan buatan
binatang, melainkan buatan manusia sebagai pembuat dan pelaku. Sedangkan disiplin
timbul dari dalam jiwa karena adanya dorongan untuk menaati tata tertib tersebut.18
Menurut Maman Rahman dalam Tu'u, disiplin adalah upaya mengendalikan diri
dan sikap mental individu atau masyarakat dalam mengembangkan kebutuhan dan
ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang
muncul dalam hatinya.19
15 MB. Rahimsyah, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta: Aprindo Jakarta, 2010), h. 12416 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, cet ke-3, 2005), h. 25817 Sanjaya Yasin, Pengertian Disiplin Belajar Siswa, (http//sarjanaku.com/2010/12/kedisiplinan-
belajar-siswa.html, diakses tanggal 10 september 2013.18 Djamarah, Rahasia Sukses Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.1719 Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia, 2010), h. 10
Dapat disimpulkan bahwa pengertian disiplin secara umum adalah perasaan taat
dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya termasuk melakukan pekerjaan tertentu
yang menjadi tanggung jawabnya.
Sedangkan kata kedua yakni belajar menurut Slameto, belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan sikap
tingkah laku yang baru secara keselurahan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.20
Sedangkan belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan
masyarakat. Bagi para pelajar atau mahasiswa kata “belajar” merupakan kata yang
tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua
kegiatan mereka dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal. Kegiatan belajar
mereka lakukan setiap waktu sesuai dengan keinginan. Entah malam hari, siang hari,
sore hari, atau pagi hari.21
Menurut James O. Whittaker, merumuskan belajar sebagai prses di mana
tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.22 Cronbach
berpendapat bahwa learning is shown by change in behavior as a result of experience.
Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman.23
Pendapat lain dari Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya
Educational Psychology: The Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar
adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara
progresif. Pendapat ini diungkapkan dalam pernyataan ringkasnya, bahwa belajar
adalah . . .a process of progressive behavior adaptation. Berdasarkan eksperimennya,
B.F. Skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang
optimal apabila ia diberi penguat (reinforcer).24
Secara umum dapat kita simpulkan disiplin belajar adalah sikap taat dan patuh
terhadap nilai-nilai yang dipercaya termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang
20 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rieneka Cipta:2012), h. 221 Syaiful bahri Djamarah, Psiklogi Belajar, (Jakarta: PT Rieneka Cipta, edisi 2, 2011), h. 1222 Ibid, h. 1223 Ibid, h. 1324 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, cet ke-15, 2010), h. 88
menjadi tanggung jawabnya untuk beradaptasi memperoleh perubahan wawasan dan
tingkah laku dari pengalaman disiplinnya.
Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar yang kurang
baik. Kebiasaan belajar tersebut antara lain berupa:
1. Belajar pada akhir semester
2. Belajar tidak teratur
3. Menyia-nyiakan kesempatan belajar
4. Bersekolah hanya untuk bergengsi
5. Datang terlambat bergaya pemimpin
6. Bergaya jantan seperti merokok
7. Menggurui teman, dan
8. Bergaya minta “belas kasihan” tanpa belajar.25
Kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut dapat ditemukan di sekolah yang ada di
kota besar, kota kecil, dan di pelosok tanah air. Untuk sebagian, kebiasaan belajar
tersebut disebabkan oleh ketidakmengertian siswa pada arti belajar bagi diri sendiri. Hal
ini dapat diperbaiki dengan pembinaan disiplin membelajarkan diri.26
Suatu pepatah “berakit-rakit ke hulu, berenang ke tepian” dan berbagai
petunjuk tokoh teladan, dapat menyadarkan siswa tentang pentingnya belajar.
Pemberian penguat dalam keberhasilan belajar dapat mengurangi kebiasaan kurang baik
dan membangkitkan harga diri siswa.27
Dari beberapa definisi disiplin di atas, berarti disiplin harus terdiri dari unsur-
unsur disiplin sebagai berikut.
1. Mengikuti atau menaati peratuan, nilai dan hukum yang berlaku
2. Pengikutan dan ketaatan tersebut terutama muncul karena adanya kesadaran diri
bahwa hal itu berguna bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Dapat juga muncul
karena rasa takut, tekanan, paksaan, dan dorongan dari luar dirinya.
3. Sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina dna
membentuk perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan,
25 Dimiyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009, h. 24626 Ibid, h. 24627 Ibid, h. 246-247
4. Hukuman yang diberikan bagi yang melanggar ketentuan yang berlaku, dalam
rangka mendidik, melatih, mengendalikan dan memperbaiki tingkah laku,
5. Peraturan yang berlaku sebagai pedoman dan ukuran perilaku.28
Sedangkan menurut Tulus Tu'u, ada empat faktor dominan yang mempengaruhi
dan membentuk disiplin, yaitu:
1. Kesadaran diri
2. Pengikutan dan ketaatan
3. Alat Pendidikan
4. Hukuman29
Menurut Suharsimi Arikunto, disiplin belajar ditunjukkan dengan tiga perilaku,
yaitu perilaku kedisiplinan di dalam kelas, perilaku kedisiplinan di luar kelas, di
lingkungan sekolah dan perilaku kedisiplinan di rumah.30 Dalam membentuk
kedisiplinan siswa harus komprehensif kegiatan yang dilakukan siswa, baik di rumah,
di kelas dan di sekolah. Tidak mudah mernang, namun kedisiplinan dapat terbentuk
dengan bantuan sikap dan perilaku yang menunjang kedisiplinan belajar, seperti
sebagai berikut:
1. Menaati tata tertib sekolah
2. Perilaku kedisiplinan di dalam kelas
3. Disiplin dalam menepati jadwal belajar
4. Belajar secara teratur
Jadi dalam menanamkan pendidikan pada anak perlu menanamkan pendidikan
kedisiplinan, artinya menumbuhkan dan mengembangkan pengertian-pengertian yang
berasal dari luar yang merupakan proses untuk melatih dan mengajarkan anak
bersikap dan bertingkah laku sesuai harapan.
Dari uraian panjang lebar di atas, telah menunjukkan bahwa disiplin belajar itu
sangat penting karena alasan berikut:
1. Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil dalam
belajarnya. Sebaliknya, siswa yang kerap kali melanggar ketentuan sekolah atau
rumah, pada umumnya terhambat optimalisasi potensi dan prestasinya.
28 Aunurahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 3529 Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, h. 4930 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bina Aksara, 1990), h. 24
2. Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah juga kelas menjadi kurang kondusif bagi
kegiatan pembelajaran. Secara positif, disiplin memberi dukungan lingkungan yang
tenang dan tertib bagi proses pembelajaran.
3. Orangtua senantiasa berharap di sekolah, anak-anak dibiasakan dengan norma-
norma. nilai kehidupan dan disiplin. Dengan demikian. anak-anak dapat menjadi
individu yang tertib, teratur dan disiplin,
4. Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan kelak ketika
bekerja. Kesadaran pentingnya norma, aturan, kepatuhan dan ketaatan merupakan
prasyarat kesuksesan seseorang.31
B. Pengertian Prestasi Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah dicapai
(dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).32 Dan prestasi belajar sendiri diartikan
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,
yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh
guru.33
Prestasi Belajar dalam Chaplin (2002) merupakan satu tingkat khusus perolehan
atau hasil keahlian dalam karya akademis yang dinilai oleh guru-guru, lewat tes-tes
yang dibakukan atau lewat kombinasi ke dua hal tersebut. Sumadi Suryabrata (2005)
berpendapat bahwa prestasi belajar sebagai hasil dari suatu proses yang biasanya
dinyatakan dalam bentuk kuantitatif (angka) yang khusus diberikan untuk proses
evaluasi, misalnya rapor, hasil ini dibagikan kepada siswa pada akhir semester setelah
pelaksanaan ujian akhir.34
Di dalam bidang pendidikan, siswa dikatakan memiliki prestasi baik bila
menjadi juara kelas ataupun memperoleh nilai yang baik. Pengertian prestasi belajar di
31 Langlangbuana, Pengertian Disiplin dan Meningkatkan Disiplin Siswa (http//krblanglangbuana.Wordpress.com) diakses tanggal 10 september 2013
32 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, EdisiKetiga, 2005), h. 895
33 Ibid, h. 89534 Adiyo R, Beberapa Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa di
Bidang Statistika 1 & 2 dalam Journal Tazkiya of Psychology (Jakarta: fakultas Psikologi UIN SyarifHidayatullah Jakarta, 2011), h. 271
dalam kamus balai pustaka nasional, yaitu penguasaan pengetahuan dan keterampilan
terhadap mata kuliah/pelajaran yang diberikan melalui hasil tes.35
Dengan demikian, dari pengertian prestasi belajar yang peneliti kutip dari
beberapa sumber tersebut, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah skor
pencapaian hasil tes atau ujian yang diperoleh siswa, dimana tes atau ujian sebagai
pengukuran kemampuan serta pemahaman belajar siswa atas pembelajaran yang telah
dilakuka. Atau singkatnya, prestasi belajar lebih berkaitan dengan pengukuran
pencapaian hasil belajar.
Prestasi belajar menurut Tulus Tu'u adalah hasil yang dicapai seseorang ketika
mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar
yang dicapai ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di
sekolah.36
Sedangkan menurut Sudjana, prestasi belajar adalah kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku
pada kebanyakan hal merupakan perubahan yang dapat diamati kebanyakan berkenaan
dengan aspek motorik. Sebagai contoh setelah seorang siswa mengikuti dengan cermat
pembahasan tentang cara-cara memasang alat elektonik pada sebuah perabot, untuk
selanjutnya tanpa bimbingan dan arahan, siswa mampu melakukannya dengan benar,
Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar juga dapat menyentuh perubahan pada
aspek afektif. Perubahan pada aspek ini umumnya tidak mudah dilihat dalam waktu
yang singkat, akan tetapi sering kali dalam rentang waktu yang relatif lama. Seorang
anak oleh kedua orang tuanya dibiasakan berlaku santun dalam berbicara, bisa
menghargai orang lain, mampu bersikap jujur dan lainnya merupakan aspek nilai-nilai
dan kecerdasan emosional yang penumbuh kembangannya lebih memakan rentang
waktu yang relatif lama untuk sampai pada perubahan yang lebih permanen.37
Prestasi belajar siswa tersebut dinilai dari aspek kognitifnya karena
bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman.
aplikasi, analisis dan evaluasi. Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukkan.
35 Ibid, h. 27136 Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, h. 7537 Aunurahman, Belajar dan Pembelajaran…, h. 37
Berdasarkan taksonomi bloom, hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga
kategori ranah, antara lain:
1. Ranah Koginitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6
(enam) aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan
penilaian.
2. Ranah Afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi 5 (lima)
jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab, atau reaksi, menilai, organisasi
dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
3. Ranah Psikomotorik, meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda, kordinasi,
menghubungkan dan mengamati.38
Menurut Siti rahayu Haditono, di Indonesia juga ditemukan banyak siswa
yang memperoleh angka hasil belajar rendah. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor
seperti:
1. Kurangnya fasilitas belajar di sekolah
2. Rumah di perbagai pelosok
3. Siswa makin dihadapkan oleh berbagai pilihan dan mereka merasa ragu dan takut
gagal
4. Kurangnya dorongan mental dari orang tua karena orang tua tidak memahami apa
yang dipelajari oleh anaknya di sekolah
5. Keadaan gizi yang rendah, sehingga siswa tidak mampu belajar yang lebih baik
6. Gabungan dari faktor-faktor tersebut, mempengaruhi berbagai hambatan belajar.39
Dengan perolehan hasil belajar yang rendah, yang disebabkan oleh inteligensi
yang rendah atau kurangnya kesungguhan belajar, berarti terbentuknya tenaga kerja
yang bermutu rendah. Hal ini akan merugikan calon tenaga kerja itu sendiri. Oleh
karena itu pada tempatnya, mereka didorong untuk belajar di bidang-bidang
keterampilan sebagai bekal hidup. Penyediaan kesempatan belajar di luar sekolah,
merupakan langkah bijak untuk mempertinggi taraf kehidupan warga bangsa
Indonesia.40
38 Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, h. 7539 Dimiyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran…, h. 245-24640 Ibid, h. 246
C. Belajar dan Siswa
1. Pengertian Belajar
Menurut S. Nasution “belajar adalah perubahan-perubahan dalam sistem urat
saraf, dan sebagai perubahan sikap atas pengalaman dan latihan, serta penambahan
pengetahuan, dimana guru berusaha memberikan ilmu sebanyak mungkin kepada
murid untuk mengumpulkannya”.41
Definisi lain menganggap belajar sebagai perubahan kelakuan berkat
pengalaman dan latihan. Belajar membawa sesuatu perubahan pada individu yang
belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan melainkan juga
dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, pengahrgaan, minat,
penyesuaian diri, pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.
Karena itu seorang yang belajar itu tidak sama lagi dibandingkan dengan saat
sebelumnya, karena ia lebih sanggup menghadapi kesulitan memecahkan masalah atau
menyesuaikan diri dengan keadaan. Ia tidak hanya menambah pengetahuaanya, akan
tetapi dapat pula menerapkannya secara fungsional dalam situasi-situasi hidupnya.42
Hilgard mengatakan belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah
suatu kegiatan melalui jalan latihan (apakah dalam laboratorium atau dalam
lingkungan alamiah) yang dibedakan dari perubahan-perubahan oleh faktor-faktor
yang tidak termasuk latihan, misalnya perubaan karena mabuk atau minum ganja
bukan termasuk hasil belajar.43
Dari pengertian diatas, tampak belajar lebih menekankan pada proses, baik
proses mental, proses adaptasi dengan lingkungan, proses melalui lingkugannya,
proses melalui pengalaman, latihan maupun praktek.
Pendidikan modern menganut pendapat yang tercantum pada definisi yang
terakhir. Dalam pendidikan tradisional diutamakan penumpukan ilmu dank arena itu
dicap sebagai pendidikan yang intelektualistis. Pendidikan modern memperhatikan
perkembangan seluruh pribadi anak, seperti ternyata dalam tujuan pendidikan
Nasional kita. Pengetahuan tetap penting, kan tetapi harus berfungsi dalam hidup
41 S. Nasution, Didaktik, Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, cet ke-1, 1995), h. 3442 Ibid, h. 34 - 3543 Ibid, h. 35
anak. Selain dari segi intelektual dipentingkan pula segi sosial, emosional, etis dan
sebagainya.44
Selanjutnya berdasarkan beberapa pendapat para ahli tentang pengertian
belajar dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan
melibatkan dua unsure, yaitu jiwa dan raga. Gerak raga yang ditunjukkan harus
sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan. Tentu saja perubahan yang
didapatkan itu bukan perubahan fisik, tetapi perubahan jiwa dengan sebab masuknya
kesan-kesan yang baru.45
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa
raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif,
dan psikomotor.46
Dengan memperhatikan perumusan-perumusan tentang pengertian belajar
tersebut diatas maka penulis berpendapat; Bahwa belajar adalah suatu peoses psikis
yang berlangsung dalam interaksi antara subjek dengan lingkungannya dan
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengatahuan, pemahaman, ketrampilan,
sikap dan kebiasaan yang bersifat relative konstan / tetap baik melalui pengalaman,
latihan maupun praktek. Perubahan itu bisa sesuatu yang baru atau hanya
penyempurnaan terhadap hal-hal yang sudah dipelajari yang segera nampak dalam
perilaku nyata atau yang masih tersembunyi. Sedangkan proses belajar dapat
berlangsung dengan kesadaran individu atau tidak, sebagaimana diungkapkan oleh
Winkel bahwa,” Proses belajar dapat berlangsung dengan disertai kesadaran dan
intensi, tetapi itu tidak mutlak perlu.”
Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari berbuatan belajar, karena belajar
merupakan suatu proses, sedangkan prestasi belajar adalah hasil dari proses
pembelajaran tersebut.
44 Ibid, h. 3545 Syaiful bahri, Psiklogi Belajar…, h. 1346 Ibid, h. 13
Bagi seorang siswa belajar merupakan suatu kewajiban. Berhasil atau
tidaknya seorang siswa dalam pendidikan tergantung pada proses belajar yang dialami
oleh siswa tersebut.
Belajar dapat dikatakan berhasil jika terjadi perubahan dalam diri siswa,
namun tidak semua perubahan perilaku dapat dikatakan belajar karena perubahan
tingkah laku akibat belajar memiliki ciri-ciri perwujudan yang khas antara lain :
a. Perubahan Intensional
Perubahan dalam proses berlajar adalah karena pengalaman atau praktek yang
dilakukan secara sengaja dan disadari. Pada ciri ini siswa menyadari bahwa ada
perubahan dalam dirinya, seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan dan
keterampilan.
b. Perubahan Positif dan aktif
Positif berarti perubahan tersebut baik dan bermanfaat bagi kehidupan serta sesuai
dengan harapan karena memperoleh sesuatu yang baru, yang lebih baik dari
sebelumnya. Sedangkan aktif artinya perubahan tersebut terjadi karena adanya
usaha dari siswa yang bersangkutan.47
2. Pengertian Siswa
Seorang ahli didik Amerika pernah mengatakan bahwa perubahan yang
terbesar yang terjadi dalam seperempat abad akhir-akhir ini ialah perubahan dalam
hubungan antara guru dengan murid, yakni dari hubungan sebagai antara atasan dan
bawahan menjadi hubungan persahabatan, dimana guru menghormati pribadi anak.48
Mengajar menurut pendapat modern tidak mungkin tanpa mengenal
murid/siswa. Kalau kita mengajarkan geografi, tak cukup kalau kita menguasai bahan
pelajaran itu, kita juga harus mengenal anak sebab sebenarnya kita mendidik anak itu.
Tidak boleh lagi anak itu dianggap sebagai suatu bejana yang harus diisi oleh guru
dengan bahan pelajaran.49
47 http://www.krumpuls.com/2013/10/pengertian-belajar-menurut-para-ahli.html, senin, 28 april,2014
48 S. Nasution, Didaktik, Asas-asas Mengajar…, h. 2149 Ibid, h. 21
Menurut Engr Sayyid Khaim Husayn Naqawi yang dikutip oleh Abudin Nata,
menyebutkan, bahwa kata siswa atau murid berasal dari bahasa arab, yang artinya
orang yang menginginkan (the willer).50 Menurut Abudin Nata kata murid diartikan
sebagai orang yang menghendaki untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, ketrampilan,
pengalaman dan kepribadian yang baik sebagai bekal hidupnya agar bahagia dunia
dan akhirat dengan jalan belajar sungguh-sungguh.
Disamping kata murid dijumpai istilah lain yang sering digunakan dalam
bahasa arab, yaitu tilmidz yang berarti murid atau pelajar, jamaknya talamidz. Kata ini
merujuk pada murid yang belajar di madrasah. Kata lain yang berkenaan dengan
murid adalah thalib, yang artinya pencari ilmu, pelajar, mahasiswa.
Mengacu dari beberapa istilah murid, murid diartikan sebagai orang yang
berada dalam taraf pendidikan, yang dalam berbagai literatur murid juga disebut
sebagai anak didik. Sedangkan Dalam Undang-undang Pendidikan No.2 Th. 1989,
murid disebut peserta didik. Dalam hal ini si terdidik dilihat sebagai seseorang (subjek
didik), yang mana nilai kemanusiaan sebagai individu, sebagai makhluk sosial yang
mempunyai identitas moral, harus dikembangkan untuk mencapai tingkatan optimal
dan kriteria kehidupan sebagai manusia warga negara yang diharapkan.51
Menurut H.M. Arifin, menyebut “murid”, maka yang dimaksud adalah
manusia didik sebagai makhluk yang sedang berada dalam proses perkembangan atau
pertumbuhan menurut fitrah masing-masing yang memerlukan bimbingan dan
pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal yakni kemampuan fitrahnya.52
Akan tetapi dalam literatur lain ditegaskan, bahwa anak didik (murid)
bukanlah hanya anak-anak yang sedang dalam pengasuhan dan pengasihan orang tua,
bukan pula anak yang dalam usia sekolah saja. Pengertian ini berdasar atas tujuan
pendidikan, yaitu manusia sempurna secara utuh, untuk mencapainya manusia
berusaha terus menerus hingga akhir hayatnya.
50 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: Hida Karya agung,t.th).
51 Undang-Undang No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional,(Bandung: CitraUmbara, 2003)
52 H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996). H. 109
Penulis menyimpulkan, pengertian murid sebagai orang yang memerlukan
ilmu pengetahuan yang membutuhkan bimbingan dan arahan untuk mengembangkn
potensi diri (fitrahnya) secara konsisten melalui proses pendidikan dan pembelajaran,
sehingga tercapai tujuan yang optimal sebagai manusia dewasa yang bertanggung
jawab dengan derajat keluhuran yang mampu menjalankan fungsinya sebagai khalifah
di bumi.
Masalah yang berhubungan dengan anak didik (murid), merupakan objek
yang penting dalam paedagogik. Begitu pentingnya faktor anak dalam pendidikan,
sampai-sampai ada aliran pendidikan yang menempatkan anak sebagai pusat segala
usaha pendidikan (aliran child centered). Untuk itulah diperlukan sebuah upaya untuk
memahami siapa peserta didik (murid). anak didik memiliki sifat-sifat umum antara
lain :
a. Anak bukanlah miniatur orang dewasa, sebagaimana statement J.J. Rousseau,
bahwa “anak bukan miniatur orang dewasa, tetapi anak adalah anak dengan
dunianya sendiri”
b. Peserta didik (murid), memiliki fase perkembangan tertentu, seperti pembagian Ki
Hadjar Dewantara (Wiraga, Wicipta, Wirama)
c. Murid memiliki pola perkembangan sendiri-sendiri
d. Peserta didik (murid), memiliki kebutuhan. Diantara kebutuhan tersebut adalah
sebagaimana dikemukakan oleh para ahli pendidikan seperti, L.J. Cionbach, yakni
afeksi, diterima orang tua, diterima kawan, independence, harga diri. Sedangkan
Maslow memaparkan : adanya kebutuhan biologi, rasa aman, kasih sayamg, harga
diri, realisasi.
Sedangkan menurut para ahli psikologi kognitif memahami anak didik
(murid), sebagai manusia yang mendayagunakan ranah kognitifnya semenjak
berfungsinya kapasitas motor dan sensorinya.
Untuk mengajar dengan baik diperlukan keterangan yang selengkap-
lengkapnya tentang murid. Oleh sebab itu sekolah modern dengan saja mengumpulkan
keterangan-keterangan itu sejak anak itu masuk sekolah. Keterangan itu senantiasa
diperlengkapi selama anak itu belajar di sekolah dan agar dapat sedalam-dalamnya
mengenal latar belakang murid.53
Bila anak itu pindah sekolah, maka kumpulan tentang itu dikirimkan kepada
sekolah baru. Secara ideal, kumpulan keterangan itu “mengikuti” anak itu dari Sekolah
Dasar sampai Universitas. Tentu saja segala keterangan itu bersifat rahasia dan hanya
dipergunakan untuk kebaikan anak itu.54
Menganggap siswa sebagai layaknya siswa, manusia yang sedang belajar
menuntut ilmu merupakan esensi dari semua penjelasan tentang siswa di atas.
Selayaknya anak dan siswa mereka harus dididik dengan yang sebenar-benarnya
dengan segala kenyamanan mereka.
53 S. Nasution, Didaktik, Asas-asas Mengajar…, h. 2554 Ibid, h. 25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di PondokPesantren Al-Haniffiyah Pedurenan Bekasi.
Pemilihan lokasi adalah secara sengaja (purposive) dengan pertimbnagan efisiensi
biaya jarak dan waktu dari peneliti.
B. Paradigma dan desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian pengaruh disiplin belajar jadi paradigma yang
digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma positivistic sebagai paradigma yang
berpengaruh dan dapat melahirkan pendekatan kuantitatif dalam penelitian sosial. 55
Sedangkan desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu
metode penelitian yang bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik
populasi tertentu atau bidang tertentu karakteristik populasi tertentu atau bidang
tertentu secara faktual dan cermat.56
Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas
peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-
fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.57
Seperti yang telah dijelaskan di atas, penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif. Sedangkan sifatnya adalah kolerasi yaitu mencari hubungan antara
variabel yang satu dengan variabel yang lain. Karena termasuk katagori penelitian
55 Burhan Bungin, metodologi Penelitian kuantitatif, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group,2005) h. 32-33
56Jumroni, dkk, Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta : UIN Jakarta Press, 2006), h.3757 Moh. Nazir, Ph. D., Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia), h. 54
kolerasi maka variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu
variabel X dan variabel Y, yang termasuk variabel X adalah pengaruh disiplin belajar
dan variabel Y adalah prestasi belajar. Artinya penelitian ini berupaya
menghubungkan antara pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar di Panti
Asuhan Al-haniffiyah Putra Pedurenan Bekasi.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian (semua elemen yang ada di
dalam wilayah penelitian). Oleh karenanya, apabila seorang peneliti ingin meneliti
semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Studi atau penelitiannya disebut dengan studi populasi atau studi
sensus. 58
Populasi dalam penelitian skripsi ini adalah seluruh siswa Madrasah
Tsanawiyah Pondok Pesantren Islam Al-Hanifiyyah tahun ajaran 2013-2014, yang
berjumlah 145 siswa. 59
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan mewakili keseluruhan
populasi tersebut. Oleh karenanya peneliti yang hanya meneliti sebagian saja dari
populasi untuk pada akhirnya digunakan untuk mengeneralisir seluruh populasi,
dinamakan penelitian sampel. 60
Pengambilan sampel ini bisa dilakukan ketika populasi dirasa terlalu banyak
dan tidak memungkinkan efektifnya sebuah penelitian. Jelasnya, ketika jumlah
populasi di bawah 100 maka semua populasi harus diteliti, akan tetapi jika melebihi
100 maka peneliti dibolehkan hanya meneliti sampel yang besarnya antara 10-15 %
58 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT Rineka Cipta,2001), h. 108
59Diambil dari data primer (lembaga penelitian)60 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian..., h. 109
atau 20-25% atau bahkan lebih besar, tergantung kepada : a) kemampuan peneliti dari
segi dana, waktu dan tenaga; b) sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap
subjek; c) Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. 61
Dari pengertian-pengertian tentang populasi dan sampel diatas, peneliti
kemudian mengambil sampel dari keseluruhan populasi sebanyak 29 orang (20%)
dengan menggunakan metode stratified proporsional random sampling. Peneliti
mengambil sampel 20 % dari keseluruhan jumlah kelompok populasi.
Dari pengertian-pengertian tentang populasi dan sampel diatas, peneliti
kemudian mengambil sampel dari keseluruhan populasi sebanyak 29 orang (20%)
dengan menggunakan metode stratified proporsional random sampling. Peneliti
mengambil sampel 20 % dari keseluruhan jumlah kelompok populasi.
D. Hipotesis Penelitian
Agar penelitian lebih terarah sehingga dapat menjawab pertanyaan penelitian
dan mencapai tujuan penelitian, maka dirumuskan hipotesis penelitian : Adanya
Pengaruh Disiplin Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa di PondokPesantren
Al-Haniifiyyah Pedurenan Bekasi.
E. Variabel Penelitian
1. Variabel Independent (Variabel Bebas) yaitu Disiplin Belajar yang meliputi :
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab perubahan timbulnya variabel
terikat, variabel bebas dalam penelitian ini adalah :
a. Melaksanakan tugas-tugas dan peraturan sekolah dengan benar dan tepat
b. Berusaha dalam menyelesaikan masalah sekolah
c. Berusaha mengerjakan tugas sekolah dan rumah dengan sungguh-sungguh
2. Variabel Dependent (variabel terikat) yaitu : Prestasi Belajar
61 Ibid, h. 112
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi
belajar. Dalam hal ini, indikatornya yaitu nilai yang dicapai dari rata-rata nilai
rapot siswa semester ganjil 2013 yang menjadi sampel penelitian.
F. Definisi Operasional
Tabel.1
Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian
Variabel Definisi
Oprasional
Dimensi Indikator
Disiplin Belajar (X) Menurut
Suharsimi
Arikunto, disiplin
belajar
ditunjukkan
dengan tiga
perilaku, yaitu
perilaku
kedisiplinan di
dalam kelas,
perilaku
kedisiplinan di
luar kelas, di
lingkungan
sekolah dan
1. Disiplin di
dalam kelas
2. Disiplin di luar
kelas, di
lingkungan
sekolah
3. Disiplin di
rumah
1.Disiplin di dalam kelas :
- Melaksanakan tugas-
tugas sekolah dengan
benar dan tepat
2.Disiplin di luar kelas, di
lingkungan sekolah :
- Berusaha dalam
menyelesaikan
masalah sekolah
3.Disiplin rumah :
- Berusaha
mengerjakan tugas
sekolah dan rumah
dengan sungguh-
sungguh
perilaku
kedisiplinan di
rumah
Prestasi Belajar (Y) Di peroleh melalui
dokumentasi raport siswa
G. TeknikPengumpulan Data
Untuk memperoleh data guna memecahkan masalah penelitian, maka data
tersebut harus dicari dari sumber data yang tepat. Dalam penelitian ini untuk mencari
dan mengumpulkan data, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai
berikut:
1. Angket
Angket adalah kumpulan pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada
seseorang, dalam hal ini disebut dengan responden. Adapun cara menjawab
dilakukan dengan cara tertulis pula.
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia
memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan. Dengan kata lain
angket adalah alat untuk mengumpulkan data yang berupa daftar pertanyaan yang
disampaikan kepada responden untuk dijawab secara terulis.
2. Observasi
Dalam sebuah penelitian, observasi menjadi bagian hal terpenting yang harus
dilakukan oleh peneliti. Sebab dengan observasi keadaan subjek maupun objek
penelitian dapat dilihat dan dirasakan langsung oleh seorang peneliti. Observasi
yaitu melakukan pengamatan secara langsung keobjek penelitian untuk melihat dari
dekat kegiatan yang dilakukan. Apabila objek penelitian bersifat perilaku dan
tindakan manusia, fenomena alam (kejadian-kejadian yang ada di alam sekitar),
proses kerja, dan penggunaan responden kecil.
Penelitihanya mendatangi lokasi, tetapi sama sekali tidak berperan sebagai apapun
selain sebagai pengamat pasif, namun hadir dalam konteksnya. Mengenai perilaku
dan kondisi lingkungan penelitian bias dilakukan observasi. Dalam penelitian ini
peneliti memilih observasi terbuka, sebagaimana tercermin dari namanya, dan
pada dasarnya tidak mempunyai sasaran atau struktur yang tertentu sebelum
dilaksanakannya observasi. Dalam hubugan ini, tidak ada alat bantu observasi yang
dipersiapkan khusus. Peneliti cukup menyediakan kertas kosong untuk mencatat
hal-hal yang dinilai menarik atau penting selama observasi. Pencatatan biasanya
diwujudkan dalam bentuk butir-butir kunci yang pengembangannya akan dilakukan
kemudian. Adapun hal yang akan diobservasi dalam penelitian ini adalah melihat
disiplin belajar terhadap prestasi belajar pada saat aktifitas belajar mengajar, sarana
prasarana, pelanggaran aturan, dan prestasi belajar di tempat penelitian dan
sekitarnya.
3. Wawancara
Wawncara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan proses Tanya
jawab secara langsung antara pewawancara dengan informan atau responden.
Guna mendukung dan memperjelas hasil penelitian, peneliti juga melakukan
wawancara kepada responden atau siswa secara langsung terhadap beberapa dari
populasi. Dalam metode ini, beberapa dari populasi akan diberi beberapa
pertanyaan apa saja yang berhubungan dengan penelitian khususnya tentang
kedisiplinan, motivasi belajar, dan prestasi belajar siswa.
H. Instrument
Instrument yang digunakan peneliti pada saat penelitian berupa angket dan
pedoman wawancara.
I. Kisi-kisi Instrument
Pengukuran atas pengaruh antara variable X dan variable Y dilakukan dengan
menggunakan skala Likert dalam bentuk angket yang berupa daftar pertanyaan. Untuk
variable bebas (X) yatu disiplin belajar dan variable (Y) yaitu prestasi belajar, disusun
secara ordinal dengan memberi skor antara 1 sampai 4 menurut tingkat jawabannya.
Dengan injstrument ini peneliti meminta responden yang diteliti untuk
memberi jawaban atas pertanyaan dan pernyataan yang diajukan.
Pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan angket, yang berisi
pertanyaan atau pernyataan yang diisi oleh siswa dan dikelompokkan menjadi 4
peringkat. Peringkat jawabannya adalah sebagai beikut:
Daftar nilai skala Likert
Peringkat Jawaban SKOR (Butir Positif) SKOR (Butir Negatif)
SS = Sangat Setuju 4 1
S = Setuju 3 2
TS = Tidak Setuju 2 3
STS = Sangat Tidak Setuju 1 4
Penyampaian maupun pengambilan kembali angket dari responden dilakukan
sendiri oleh peneliti. Hal ini dilakukan untuk menjamin bahwa angket benar-benar
diterima oleh seluruh responden. Selanjutnya dilakukan pengujian alat ukur dengan
mengetahui validitas dan realibilitasnya. Valid ialah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur, sedamgkan realibel adalah keajegan
(konsistensi) alat pengumpul data penelitian.
Pada instrument ini, jumlah butir-butir pertanyaan yang dibuat sejumlah 20
butir, dimana semua butir untuk instrument Disiplin Belajar (Variabel X) dan untuk
instrument Prestasi Belajar (Variabel Y) dilihat dari dokumentasi hasil raport belajar
siswa.
J. TeknikAnalisis Data
Peneliti harus menganalisa data yang telah peneliti peroleh dari lapangan,
karena penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat korelasi, maka
peneliti menggunakan metode product moment untuk kepentingan menganalisa data
tersebut. Adapun tahapan-tahapan analisa yang peneliti lakukan sebagai berikut:
1. Membuat table frekuensijawabanmelaluiangket variable X dan variable Y
2. Membuat table variable X dan Y
3. Memasukkanskor X dan Y daritiap-tiapresponden
4. Menjumlahkan X menjadi ∑X
5. Menjumlahkan Y menjadi ∑Y
6. Menghitung mean X denganrumus ∑X/N
7. Menghitung mean Y denganrumus ∑Y/N
8. Menghitungdeviasi X dan Y
9. Menghitung Chi kuadrat
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Al-
Haniifiyyah
1. Sejarah
Pondok pesantren Al-Haniifiyah didirikan pada tahun 1986, yang
beralmatkan di Kp. Pedurenan Rt.001/06 kelurahan Jatiluhur Kecamatan Jatiasih
Kota Bekasi. Awal berdirinya pondok pesantren Al-Haniifiyah mengasuh –
mendidik anak-anak yatim piatu serta dhuafa, oleh karena itu pondok pesantren
berada dibawah naungan Yayasan Panti Asuhan Ytaim Piatu Al-Haniifiyah.
Sejalan dengan perkembangannya Yayasan – Pondok pesantren al-Haniifiyah tidak
hanya mengasuh, mendidik anak-anak yatim-piatu saja, tetapi juga anak-anak non
yatim piatu. Adapun lembaga-lembaga pendidikan yang berbeda dibawah naungan
Yayasan Al-Haniifiyyah adalah :
1) Taman Kanak-kanak Islam (TKI) Al-Haniifiyah.
2) Madrasah Diniyyah Awaliyah (MDA) Al-Haniifiyah
3) Madrasah Tsanawiyyah (MTs)
4) Madrasah Aliyah (MA).
Untuk santri-santri Madrasah Tingkat Tsanawiyyah dan Aliyah seluruhnya
tinggal/bermukim di asrama - pondok (gedung permanent). Kurikulum yang
digunakkan Pondok Pesantren Al-Haniifiyyah adalah perpaduan antara kurikulum
Pendidikan Nasional – Departemen Agama dan Pondok Modern. Dengan demikian
kegiatan belajar mengajarnya tidak hanya pengetahuan agama (islam), melainkan
juga pengetahuan umum yang tidak dapat dikesampingkan. Sehingga dapat
mencetak kader-kader islam yang berkwalitas baik dalam IMTAK maupun
IPTEKnya.
2. Profil Yayasan
a. Identitas Yayasan
Nama Lembaga : Yayasan Pendidikan Islam Al-Haniifiyyah
Berdiri Tahun : 1987 M. / 1408 H.
Akta Notaris : Ny. H. Ayu Hartono, S.H
No. / Tanggal Akta Notaris : No. 09 Tgl. 31 Desember 1986
Nomor Statistik Pesantren : 500332750039
Bidang Sosial : Panti Asuhan Al-Haniifiyyah
Bidang Pendidikan :Pondok Pesantren, Mad. Tsanawiyah –
Mad.Aliyah
Nama Pendiri : KH. Syamsudin Ardhi
Nama Pimpinan / Ketua : KH. Syamsudin Ardhi
Alamat Lembaga : Kp. Pedurenan Rt.01 /06 Kel. Jatiluhur Kec.
Jatiasih Kota Bekasi Provinsi Jawa Barat
Indonesia
Jumlah Santri Mukmin : 145 orang Santri Putra – Putri
Jumlah Guru / Pegawai :18 Orang / 4 Orang
Anak Lembaga : TK, MDA
Visi Lembaga :Membentuk Kaderisasi Islam yang bertaqwa
berlandasan Al-Qur’an dan Al-Hadist
Misi Lembaga : Membantu dan Mencetak Anak Didik /
Santri yang Berilmu, Beramal, Berakhlakul
Karimah dan Mandiri agar menjadi Manusia
yang Sebenarnya.
b. Data Jumlah Guru dan Siswa
- DATA GURU MTIH PONDOK PESANTREN AL-HANIIFIYYAH
NO NAMA TEMPAT/TANGGAL
LAHIR
1. Umat Lili Hamdani, S.Ag Bekasi, 08 Oktober 1972
2. Ahmad Zarkasyi, S.Ag Bogor, 10 Juli 1960
3. Nurodin Sujani, S.Pdi Sukabumi, 01 Juli 1967
4. Ismail Marzuki, S.Pdi Bekasi, 02 Agustus 1972
5. Ariddin Junaidi, S.Ag Tangeran, 03 Februari 1975
6. Ade Diawan, S.HI Sukabumi, 20 Juli 1976
7. Dasuki Karim, Suar.Pdi Tangerang, 04 September
1975
8. Tb. Muchtashor Jiddan, MA Bekasi, 20 Juli 1976
9. Sanusi Tamam, S.Pdi Bekasi, 20 Mei 1978
10. Saiyan HN., S.Ag Bekasi, 18 Juni 1970
11. Imron Rosyadi, SS Tegal, 09 Mei 1974
12. H. Muhamad Ya’qub Bekasi, 24 April 1951
13. A.Wildan Zarkasyi, S.Pdi Bekasi, 09 Januari 1989
14. Badru Salam, S.Pdi Bekasi, 01 Februari 1988
15. Ahmad Dasuki Muhajir, S.Pdi Karawang, 20 Februari 1988
16. Dino Fahriyanto, S.Pdi Karawang , 20 Juli 1986
17. Ahmad Nuramin Karawang, 03 Mei 1992
18. Muhamad Ghazali, S.Ag Pekalongan, 20 Oktober 1972
c. Jumlah Siswa
Jumlah siswa di pondok pesantren Al Haniifiyyah sebanyak 145 siswa.
No Jenis Kelamin Keterangan
1 Laki-laki 70
2 Perempuan 75
Jumlah 145
(sumber data primer)
3. Visi dan Misi Yayasan
VISI
Mencetak Kader-kader Islam yang mutafaqqih fiddin wa mundzirul qaum, yang
memiliki kunci-kunci dasar pengetahuan ulumut tanziliyah dan ulumul kauniyyah
MISI
Mendidik pribadi muslim yang bertaqwa, berakhlak mulia, mandiri, aktif, dan
kreatif serta inovatif.
Membentuk generasi yang unggul, moderat dan tasammu, yang mampu hidup
ditengah-tengah masyarakat sebagai perakat umat.
Mewujudkan dan mengembangkan lembaga pendidikan berbasis aqidah
islamiyyah dan akhlak al-karimah dengan prinsif al-muhafazhah ala al-qadim
al-shalih wa al-akhdzu bi al-jadid al-ashlah.
4. Sistem dan Program Pendidikan
Sistem pendidikan di pondok pesantren tentu saja tidak sama dengan
sistem pendidikan di lembaga-lembaga lain, misalnya di sekolah-sekolah
umum, kursus, penataran dan sebagainya.
Selama ini sistem pendidikan yang dikembangkan di Pondok Pesantren Al-
Haniifiyyah adalah sistem non klasikal yang dijabarkan dalam sistem wetonan,
sorongan atau bandungan, muhawarah, mudzakarah dan majlis ta’lim. Untuk
lebih jelasnya maksud dari masing-masing sistem itu dijelaskan di bawah ini:
a. Sistem wetonan
Sistem ini adalah semacam metode kuliah, dimana para santri mengikuti
pelajaran dengan duduk di sekeliling kiyai yang menerangkan pelajaran secara
kuliah, santri menyimak kitab masing-masing dan membuat catatan padanya.
b. Sistem Sorongan atau Bandungan
Pelaksanaan sistem pengajaran sorongan ini adalah; santri yang pandai
mensorongkan sebuah kitab kepada kiyai untuk dibaca dihadapan kiyai itu.
Kalau ada yang salah, maka kesalahan itu langsung dibetulkan oleh kiyai.
c. Sistem Muhawarah
Sistem ini adalah merupakan latihan bercakap-cakap dengan bahasa Arab yang
diwajibkan oleh pondok pesantren. Sistem ini sangat penting diadakan di setiap
pondok pesantren. Karena pelajaran bahasa itu selain teori juga memerlukan
praktik yang harus berkesinambungan dan terus menerus. Muhawarah juga
terkadang dibeberapa pondok pesantren digabungkan dengan latihan
muhadharah atau khitobah (pidato).
d. Sistem Mudzakarah
Sistem Mudzakarah adalah pertemuan ilmiyah yang membahas masalah
diniyah seperti ibadah, aqidah, dan masalah agama pada umumnya.
Sistem ini biasanya diadakan khusus untuk para santri kelas takhashush, yaitu
mereka (para santri) yang telah dianggap mapan alam berbagai fan (bidang)
ilmu dan mereka dipersiapkan untuk muqiim serta akan membuka pesantren-
pesantren baru. Mudzakarah ini biasanya membahas masalah-masalah
kemasyarakatan yang penggunaannya sangat mendesak atau mudzakarah
diadakan dengan tujuan mengecek dan mncoba sejauh mana kemampuan para
santri dalam memecahkan berbagai masalah yang mungkin timbul di tengah-
tengah masyarakat kaum muslim.
e. Sistem Majlis Ta’lim
Sistem majlis ta’lim adalah suatu media penyampaian atau ajaran agama Islam
yang bersifat umum dan terbuka. Para jamaah/pengunjung terdiri dari berbagai
lapisan yang memiliki bermacam-macam latar belakang ilmiah dan tidak
dibatasi oleh tingkatan umur atau perbedaan jenis kelamin. Sistem semacam ini
hanya diadakan pada waktu-waktu tertentu saja, ada yang seminggu sekali, dua
minggu sekali, sebulan sekali dan kadang-kadang kiyai mengkhususkan sistem
majlis ta’lim ini menjadi khusus wanita. Materi pengajaran yang diberikan
bersifat umum, berisi nasihat-nasihat keagamaan, amar ma’ruf nahi munkar.
Adakalanya materi di ambil dari kitab-kitab tertentu untuk penjelasan
materinya.
Adapun Program pendidikan di Pondok Pesantren Al-Haniifiyyah
dilaksanakan secara terpadu dan konprehensif dan terus menerus selama 24 jam
dan dikemas dalam bentuk program-program yaitu intra kurikuler dan ekstra
kurikuler.
Intra kurikuler, yaitu program pendidikan terjadwal yang dilaksanakan pada
jam-jam pelajaran secara jurnal klasikal serta modern, yang meliputi bidang
agama maupun umum.
Ekstra kurikuler, yaitu program pendidikan yang dilaksanakan di luar jam-jam
pelajaran formal. Dimaksudkan untuk memperluas wawasan dan pengetahuan
serta menggali minat dan bakat santri dalam rangka mencapai tujuan-tujuan
instusional secara optimal.
5. Keunggulan Belajar di Pesantren Al-Haniifiyyah
a. Keunggulan dalam Bidang Perlindungan
Kewajiban para guru dan pengurus disamping menolong dan membantu
para santri, juga selalu menjaga semua barang-barang santri baik ketika
mereka pulang atau liburan, sehingga semua santri merasa terlindungi dan
terjaga baik dirinya atau barang-barangnya.
b. Keunggulan dalam Bidang Efisiensi Belajar
Di pesantren, waktu satu hari dapat dimanfaatkan dengan maksimal seluruh
waktu yang ada dapat dijadikan waktu belajar. Pagi untuk pelajaran formal
di kelas, sore untuk kegiatan olah raga, kesenian, ekstra kurikuler lainnya.
Malam hari untuk mengerjakan tugas-tugas, mengaji atau mempersiapkan
pelajaran esok hari. Semua ini akan efektif karena selalu diawasi dibimbing
oleh para guru. Dalam pendidikan pesantren semua waktu dapat
dimanfaatkan dengan baik.
c. Keunggulan dalam Sikap Kemandirian
Hidup mandiri didapat bukan dari mempelajari teori, tapi hidup mandiri
hanya didapat dengan praktik langsung. Dalam sistem pendidikan pesantren
kehidupan yang mandiri dilatih dan dibiasakan untuk kemudian dimiliki
sebagai sikap hidup. Dalam pesantren siswa dilatih untuk menjalani semua
kehidupan sendiri, memecahkan masalah sendiri, sampai masalah keuangan
pun diatur sendiri. Karakter mandiri ini akan mudah terbangun di kehidupan
pesantren.
d. Keunggulan dalam Sikap Kepedulian Sosial
Di arena pendidikan pesantren seorang siswa akan bergaul dengan banyak
teman yang berbeda, suku, status, ekonomi, sosial, budaya, sifat, dan
sebagainya. Mereka bukan bergaul sepintas seperti di luar pesantren sana,
tapi mereka selalu hidup bersama. Dengan demikian mereka akan mengenal
banyak sifat, karakter, budaya, yang secara sosiologis sangat membawa
manfaat bagi anak. Dalam situasi inilah sikap kepedulian sosial akan
muncul dengan sendirinya.
e. Keunggulan dalam Bidang Intesitas Bimbingan
Di pondok pesantren dewan guru dan pengasuh pondok selalu mengamati
kegiatan siswa setiap hari secara langsung, sehingga terjalin hubungan
emosional yang baik dan harmonis antara guru-guru dan siswanya.
Hubungan antara guru dan siswa di pondok tidak hanya terjalin sebagai
hubungan guru dan murid semata, tetapi juga sudah terjalin sebagai
hubungan orang tua dan anaknya.
Dalam pengajaran seperti kelas ba’da magrib tadarus Al-Qur’an, para guru
biasanya sambil memberikan wejangan, nasihat, kepada siswanya. Ataupun
memberikan hubungan kepada siswa yang tidak disiplin (melanggar
peraturan), hal ini dilakukan demi kebaikan siswa, karakter dan prestasinya.
Dewan guru juga selalu mengarahkan para pengurus organisasi ataupun
ekstra kurikuler yang tidak menjalankan atau mengabaikan tugasnya serta
mengevaluasi kinerja mereka.
6. Kegiatan Ekstra Kurikuler
a. Komputer
b. Tahfidz Al-Qur’an
c. Klaigrafi
d. Seni membaca Al-Qur’an (tilawah)
e. Muhadharah
f. Muhadatsah
g. Marawis
h. Qashidah
i. Teaching Practice (praktek mengajar)
j. Keorganisasian
7. Jadwal Kegiatan Harian
04.00 - 05.30 : Qiyamullail dan shalat subuh berjamaah
05.30 - 06.00 : Mufradat, latihan bahasa Arab
06.00 - 07.15 : Pengajian kitab kuning
07.15 - 08.00 : Mandi dan sarapan pagi
08.00 - 12.00 : Masuk kelas (sekolah/madrasah)
12.00 - 13.00 : Shalat dzuhur berjamaah & tadarus Al-Qur’an
13.00 - 15.00 : Makan siang (istirahat)
15.00 - 15.30 : Persiapan shalat ashar
15.30 - 16.00 : Shalat ashar berjamaah & tadarus Al-Qur’an
16.00 - 17.30 : Pengajian kitab kuning
17.30 - 18.00 : Persiapan shalat maghrib
18.00 - 18.30 : Shalat magrib berjamaah & tadarus Al-Qur’an
18.30 - 19.00 : Makan malam
19.00 - 20.00 : Shalat isya berjamaah, tadarus, dan aurad
20.00 - 22.00 : Belajar malam/muthalaah
22.00 - 04.00 : Istirahat, tidur malam
8. Struktur Organisasi
- SUSUNAN PENGURUS YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM PONDOK
PESANTREN AL-HANIIFIYYAH
I. Pelindung : Camat Kecamatan Jatiasih
: Lurah Kelurahan Jatiluhur
II. Ketua Yayasan : KH. Syamsudin Ardhi
III. Pimpinan Pondok : KH. Syamsudin Ardhi
Wakil Pimp. Pondok : Ust. Umat Lili Hamdani, S.Ag
IV. Sekretaris : Ust. H. Arddin Junaidi, S. Ag
V. Bendahara : Ust. Ismail Marzuki, S. Pdi
VI. Biro-Biro :
1. Pendidikan I : Ust. TB. Muchtshor JIddan, MA
II : Ust. H. Endum Ardiansyah, S. HI
2. Kesantrian I : Ust. Ahmad Wildan Zarkasyi, S.Pdi
II : Ust. Ahmad Dasuki Muhajir, S.Pdi
3. Humas I : Ust. Maryadi, S.Pdi
II : Ust. M. Ghozali, S. Ag
III : Ust. Nurodin Sujani, S. Pdi
9. Deskripsi Data Responden
Penyajian data mengenai keadaan responden dapat diketahui melalui
jawaban responden dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan didalam
pertanyaan umum kuisioner yang telah diberikan. Dari jawaban tersebut
deskripsi penelitian akan dimulai dengan mengidentifikasi dan karakteristik
responden berdasarkan demografi dan distribusi frekuensi item-item pertanyaan
masing-masing variabel yang merupakan jawaban responden secara
keseluruhan yang dihasilkan dalam angka prosentase.
Adapun karakteristik responden bisa dilihat dari beberapa bagian
sebagai berikut:
a. Berdasarkan jumlah responden
No Nama Siswa Jenis kelamin
1 Abdul Aziz L
2 Akhmad Muklisin L
3 Balda Islami L
4 Bimas Zulfikri L
5 Djunaedi L
6 Dzulkifli L
7 Ekah Herawati P
8 Eva Ihfa Hafifah P
9 Fahri Ruhaini L
10 Fiqhiyatul Ma'rifah P
11 Hani Nur Rahmah P
12 Irwansyah L
13 Kayla Luthfia P
14 Kholilah wati P
15 Kurniasari P
16 Lulu Luthfiyah P
17 M. Fahrurozi L
18 M. Hidayatullah L
19 Maraatun Shalihah P
20 Mohamad Rizky L
21 Neneng Salbiyah P
22 Nur Azizah P
23 Nurfitri Yanti P
24 Reka Rahayu P
25 Rizal Fahmi L
b. Berdasarkan jenis kelamin
No Jenis Kelamin Keterangan
1 Laki-laki 13
2 Perempuan 16
Jumlah 29
(Sumber data primer)
B. Deskripsi Data Kuisioner
Deskripsi data membahas tentang pengaruh disiplin belajar terhadap
prestasi belajar di Panti Asuhan Al-haniifiyyah tahun 2012/213. Dalam
pengambilan data, peneliti menggunakan angket yang disebar keada responden
dengan beberapa pertanyaan yang menilai tentang disiplin belajar siswa.
Setelah data-data yang masuk dalam angket diolah melalui editing dan
scoring, maka langkah berikutnya menyajikan data tersebut dalam bentuk tabel
dengan menggunakan rumus prosentase. Berikut ini peneliti sajikan hasil angket
berdasarkan prosentase jawaban. Dari hasil penelitian diperoleh data sebagai
berikut:
a. Variabel Disiplin Belajar
Tabel 1
Terlambat Datang Ke Sekolah
No Alternatif Jawaban F %
a. Selalu 0 0,00
b. Sering 0 0,00
c. Kadang-kadang 14 48,28
d. Tidak Pernah 15 51,72
26 Rohimudin L
27 Siti Badriyah P
28 Viona Alvi Fadhilah P
29 Yayah Chamsiyah P
Jumlah 29 100,00
Tabel di atas menunjukkan bahwa 0,00% anak selalu datang terlambat ke
sekolah, 0,00% sering datang terlambat ke sekolah, 48,28% bersikap kadang-
kadang terlambat datang ke sekolah, dan 51,72% mengatakan tidak pernah
terlambat datang ke sekolah.
Tabel
di atas menunjukkan
bahwa 48,28 % anak
selalu masuk kelas
walaupun
tidak ada guru,
37,93% sering
masuk kelas walaupun tidak ada guru, 13,79% bersikap kadang-kadang masuk
kelas ketika tidak ada guru, dan 00,00% mengatakan tidak pernah masuk kelas
ketika tidak ada guru.
Tabel
di atas menunjukkan
bahwa 00,00 % anak
selalu pura-pura sakit saat pelajaran, 00,00% sering pura-pura sakit saat pelajaran,
24,14% bersikap kadang-kadang pura-pura sakit saat pelajaran, dan 75,86%
mengatakan tidak pernah pura-pura sakit saat pelajaran.
Tabel 2
Masuk Kelas walaupun Tidak ada Guru
No Alternatif Jawaban F %
a. Selalu 14 48,28
b. Sering 11 37,93
c. Kadang-kadang 4 13,79
d. Tidak Pernah 0 0,00
Jumlah 29 100,00
Tabel 3
Pura-pura sakit saat Pelajaran
No Alternatif Jawaban F %
a. Selalu 0 0,00
b. Sering 0 0,00
c. Kadang-kadang 7 24,14
d. Tidak Pernah 22 75,86
Jumlah 29 100,00
Tabel di atas menunjukkan bahwa 65,52 % anak selalu tidak pernah bolos, 34,48% sering tidak pernah bolos, 00,00% bersikap kadang-kadang tidak pernah bolos, dan 00,00% mengatakan tidak pernah bolos masuk kelas.
Tabel di atas menunjukkan bahwa 65, 52% anak selalu tidak pernah bolos,
34, 48% sering tidak pernah bolos, 0,00% anak kadang-kadang tidak
pernah bolos, dan 0,00% anak tidak pernah tidak bolos.
Tabel 5
Belajar Teratur Sesuai Jadwal
No Alternatif Jawaban F %
a. Selalu 10 34,48
b. Sering 19 65,52
c. Kadang-kadang 0 0,00
d. Tidak Pernah 0 0,00
Jumlah 29 100,00
Tabel di atas menunjukkan bahwa 34,48 % anak selalu belajar teratur sesuai
jadwal, 65,52% sering belajar teratur sesuai jadwal, 00,00% bersikap kadang-
kadang belajar teratur sesuai jadwal, dan 00,00% mengatakan tidak pernah belajar
teratur sesuai jadwal.
Tabel 6
Mengerjakan PR Sendiri
Tabel 4
Tidak Pernah Bolos
No Alternatif Jawaban F %
a. Selalu 19 65,52
b. Sering 10 34,48
c. Kadang-kadang 0 0,00
d. Tidak Pernah 0 0,00
Jumlah 29 100,00
No Alternatif Jawaban F %
a. Selalu 13 44,83
b. Sering 14 48,28
c. Kadang-kadang 2 6,90
d. Tidak Pernah 0 0,00
Jumlah 29 100,00
Tabel di atas menunjukkan bahwa 44,83 % anak selalu mengerjakan PR
sendiri, 48,28% sering mengerjakan PR sendiri, 6,90% bersikap kadang-kadang
mengerjakan PR sendiri,, dan 00,00% mengatakan tidak pernah mengerjakan PR
sendiri.
Tabel 7
Bohong saat Lupa mengerjakan PR
No Alternatif Jawaban F %
a. Selalu 0 0,00
b. Sering 3 10,34
c. Kadang-kadang 16 55,17
d. Tidak Pernah 10 34,48
Jumlah 29 100,00
Tabel di atas menunjukkan bahwa 00,00 % anak selalu Bohong saat lupa
mengerjakan PR, 10,34% sering Bohong saat lupa mengerjakan PR, 55,17%
bersikap kadang-kadang bohong saat lupa mengerjakan PR, dan 34,48 %
mengatakan tidak pernah bohong saat lupa mengerjakan PR.
Tabel 8
Menyesal Melanggar Peraturan Sekolah
No Alternatif Jawaban F %
a. Selalu 11 37,93
b. Sering 14 48,28
c. Kadang-kadang 2 6,90
d. Tidak Pernah 2 6,90
Jumlah 29 100,00
Tabel di atas menunjukkan bahwa 37,93 % anak selalu menyesal melanggar
peraturan sekolah, 48,28% sering menyesal melanggar peraturan sekolah, 6,90%
bersikap kadang-kadang menyesal melanggar peraturan sekolah, dan 6,90%
mengatakan tidak pernah menyesal melanggar peraturan sekolah.
Tabel 9
Mengandalkan Teman Saat
Mengerjakan Tugas Kelompok
No Alternatif Jawaban F %
a. Selalu 3 10,34
b. Sering 2 6,90
c. Kadang-kadang 11 37,93
d. Tidak Pernah 13 44,83
Jumlah 29 100,00
Tabel di atas menunjukkan bahwa 10,34% anak selalu mengandalkan teman
saat mengerjakan tugas kelompok, 6,90% sering mengandalkan teman saat
mengerjakan tugas kelompok, 37,93% bersikap kadang-kadang mengandalkan
teman saat mengerjakan tugas kelompok, dan 44,83% mengatakan tidak pernah
mengandalkan teman saat mengerjakan tugas kelompok.
Tabel 10
Bersungguh-sungguh Dalam mengerjakan
Tugas kelompok
No Alternatif Jawaban F %
a. Selalu 11 37,93
b. Sering 18 62,07
c. Kadang-kadang 0 0,00
d. Tidak Pernah 0 0,00
Jumlah 29 100,00
Tabel di atas menunjukkan bahwa 37,93% anak selalu bersungguh-sungguh
dalam mengerjakan tugas kelompok, 62,07% bersungguh-sungguh dalam
mengerjakan tugas kelompok, dan 00,00% mengatakan kadang-kadang
bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas kelompok, 00,00% mengatakan
tidak pernah bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas kelompok.
Tabel 11
Mengobrol Saat Pelajaran Berlangsung
No Alternatif Jawaban F %
a. Selalu 0 0,00
b. Sering 1 3,45
c. Kadang-kadang 19 65,52
d. Tidak Pernah 9 31,03
Jumlah 29 100,00
Tabel di atas menunjukkan bahwa 00,00 % selalu mengobrol saat pelajaran
berlangsung, 3,45% sering mengobrol saat pelajaran berlangsung, 65,52%
bersikap kadang-kadang mengobrol saat pelajaran berlangsung, dan 31,03%
mengatakan tidak pernah mengobrol saat pelajaran berlangsung.
Tabel 12
Mematuhi Semua Peraturan Sekolah
No Alternatif Jawaban F %
a. Selalu 21 72,41
b. Sering 4 13,79
c. Kadang-kadang 4 13,79
d. Tidak Pernah 0 0,00
Jumlah 29 100,00
Tabel di atas menunjukkan bahwa 72,41 % selalu mematuhi semua
peraturan sekolah, 13,79% sering mematuhi semua peraturan sekolah, 13,79%
bersikap kadang-kadang mematuhi semua peraturan sekolah, dan 00,00%
mengatakan tidak pernah mematuhi semua peraturan sekolah.
Tabel 13
Senang Bermain Hp Saat
Pelajaran Berlangsung
No Alternatif Jawaban F %
a. Selalu 0 0,00
b. Sering 2 6,90
c. Kadang-kadang 5 17,24
d. Tidak Pernah 22 75,86
Jumlah 29 100,00
Tabel di atas menunjukkan bahwa 00,00 % anak selalu senang bermain Hp
saat pelajaran berlangsung, 6,90% sering senang bermain Hp saat pelajaran
berlangsung, 17,24% bersikap kadang-kadang senang bermain Hp saat pelajaran
berlangsung, dan 75,86% mengatakan tidak pernah senang bermain Hp saat
pelajaran berlangsung.
Tabel 14
Tidak menggangu Teman Saat Belajar
No Alternatif Jawaban F %
a. Selalu 20 68,97
b. Sering 9 31,03
c. Kadang-kadang 0 0,00
d. Tidak Pernah 0 0,00
Jumlah 29 100,00
Tabel di atas menunjukkan bahwa 68,97% anak selalu tidak menggangu
teman saat belajar, 31,03% sering tidak menggangu teman saat belajar, 00,00%
bersikap kadang-kadang tidak menggangu teman saat belajar, dan 00,00%
mengatakan tidak pernah tidak menggangu teman saat belajar.
Tabel 15
Menyelesaikan Tugas Selalu Tepat waktu
No Alternatif Jawaban F %
a. Selalu 19 65,52
b. Sering 6 20,69
c. Kadang-kadang 4 13,79
d. Tidak Pernah 0 0,00
Jumlah 29 100,00
Tabel di atas menunjukkan bahwa 65,52 % anak selalu menyelesaikan
tugas tepat waktu, 20,69% sering menyelesaikan tugas tepat waktu, 13,79%
bersikap kadang-kadang menyelesaikan tugas tepat waktu, dan 00,00%
mengatakan tidak pernah menyelesaikan tugas tepat waktu.
Tabel 16
Tetap Mengerjakan Tugas Meskipun
Tidak Menarik
No Alternatif Jawaban F %
a. Selalu 20 68,97
b. Sering 9 31,03
c. Kadang-kadang 0 0,00
d. Tidak Pernah 0 0,00
Jumlah 29 100,00
Tabel di atas menunjukkan bahwa 68,97% anak selalu mengerjakan tugas
walaupun tidak menarik, 31,03% sering mengerjakan tugas walaupun tidak
menarik, 00,00% bersikap kadang-kadang mengerjakan tugas walaupun tidak
menarik, dan 00,00% mengatakan tidak pernah mengerjakan tugas walaupun tidak
menarik.
Tabel 17
Mengerjakan PR dikelas
Saat Sebelum Masuk
No Alternatif Jawaban F %
a. Selalu 14 48,28
b. Sering 7 24,14
c. Kadang-kadang 6 20,69
d. Tidak Pernah 2 6,90
Jumlah 29 100,00
Tabel di atas menunjukkan bahwa 48,28% anak selalu mengerjakan PR
dikelas saat sebelum masuk, 24,14% sering mengerjakan PR dikelas saat sebelum
masuk, 20,69% bersikap kadang-kadang mengerjakan PR dikelas saat sebelum
masuk, dan 6,90% mengatakan tidak pernah mengerjakan PR dikelas saat sebelum
masuk.
Tabel 18
Sesegera Mungkin Menyelesaikan Tugas
No Alternatif Jawaban F %
a. Selalu 10 34,48
b. Sering 12 41,38
c. Kadang-kadang 4 13,79
d. Tidak Pernah 3 10,34
Jumlah 29 100,00
Tabel di atas menunjukkan bahwa 34,48% anak selalu sesegera mungkin
menyelesaikan tugas, 41,38% sering sesegera mungkin menyelesaikan tugas,
13,79% bersikap kadang-kadang pura-pura sesegera mungkin menyelesaikan tugas,
dan 10,34% mengatakan tidak pernah sesegera mungkin menyelesaikan tugas.
Tabel 19
Tetap Mengerjakan Tugas Walaupun
Tidak Dikumpulkan
No Alternatif Jawaban F %
a. Selalu 4 13,79
b. Sering 16 55,17
c. Kadang-kadang 8 27,59
d. Tidak Pernah 1 3,45
Jumlah 29 100,00
Tabel di atas menunjukkan bahwa 13,79 % anak selalu tetap mengerjakan
tugas walaupun tidak dikumpulkan, 55,17% sering tetap mengerjakan tugas
walaupun tidak dikumpulkan, 27,59% bersikap kadang-kadang tetap mengerjakan
tugas walaupun tidak dikumpulkan, dan 75,86% mengatakan tidak pernah tetap
mengerjakan tugas walaupun tidak dikumpulkan.
Tabel 20
Mengerjakan Soal Dibuku
Meskipun Tidak ditugaskan
No Alternatif Jawaban F %
a. Selalu 7 24,14
b. Sering 16 55,17
c. Kadang-kadang 5 17,24
d. Tidak Pernah 1 3,45
Jumlah 29 100,00
Tabel di atas menunjukkan bahwa 24,14% anak selalu mengerjakan soal
dibuku meskipun tidak ditugaskan, 55,17% sering mengerjakan soal dibuku
meskipun tidak ditugaskan, 17,24% bersikap kadang-kadang mengerjakan soal
dibuku meskipun tidak ditugaskan, dan 3,45% mengatakan tidak pernah
mengerjakan soal dibuku meskipun tidak ditugskan.
C. Analisis Data
Seperti telah penulis ungkapkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah antara variabel X (Disipilin belajar) dan Variabel Y (prestasi
Belajar) terdapat hubungan positif yang signifikan digunakan rumus kolerasi
Product Moment untuk mengetahui apakah ada hubungan positif yang signifikan
atau tidak diantara kedua variabel tersebut.
Adapun untuk mencari angka indek kolerasi “r” Product Moment maka
langkah yang ditempuh adalah :
a. Menghitung berdasarkan skor aslinya untuk variabel X (Disiplin belajar)
No.Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 1 4 3 3 61 103.3902 4 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 4 2 2 59 100.0003 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 4 3 73 123.7294 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 3 3 69 116.9495 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 2 3 3 4 3 72 122.0346 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 1 2 4 69 116.9497 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 1 3 74 125.4248 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 74 125.4249 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 1 3 4 3 69 116.949
10 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 2 4 3 3 69 116.94911 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 2 3 3 57 96.61012 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 73 123.72913 4 2 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 1 2 2 4 68 115.25414 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 73 123.72915 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 2 4 3 2 4 4 3 3 2 64 108.47516 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 2 3 2 3 67 113.55917 4 3 4 4 3 4 3 4 1 3 3 4 4 4 4 4 1 1 4 2 64 108.47518 4 2 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 1 2 2 4 68 115.25419 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 1 3 3 3 66 111.86420 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 4 3 3 63 106.78021 4 4 4 4 3 3 3 4 1 3 3 4 4 4 4 4 1 4 3 3 67 113.55922 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 64 108.47523 4 4 4 4 3 3 3 4 1 3 3 4 4 4 4 4 1 4 3 3 67 113.55924 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 1 3 4 66 111.86425 4 2 4 4 3 2 3 2 2 4 3 2 3 3 4 3 2 4 2 2 58 98.30526 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 2 2 1 3 57 96.61027 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 67 113.55928 4 2 4 4 3 4 2 2 2 3 3 4 4 4 4 4 1 1 2 3 60 101.69529 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 1 3 3 2 61 103.390
1919 3252.54266.17 112.157
PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWADI PONDOK PESANTREN AL-HANIIFIYYAH
No. Item Pernyataan ∑ %
Rata-rata
Menghitung Skor aslinya untuk variabel Y dari nilai rapot responden (Prestasi
belajar)
No Nama SiswaJenis
kelamin
Prestasi Belajar
(Nila ratra-rata
raport)
1 Abdul Aziz L 89
2 Akhmad Muklisin L 75
3 Balda Islami L 76
4 Bimas Zulfikri L 80
5 Djunaedi L 80
6 Dzulkifli L 77
7 Ekah Herawati P 86
8 Eva Ihfa Hafifah P 83
9 Fahri Ruhaini L 82
10 Fiqhiyatul Ma'rifah P 72
11 Hani Nur Rahmah P 82
12 Irwansyah L 80
13 Kayla Luthfia P 71
14 Kholilah wati P 64
15 Kurniasari P 74
16 Lulu Luthfiyah P 63
17 M. Fahrurozi L 76
18 M. Hidayatullah L 75
19 Maraatun Shalihah P 72
20 Mohamad Rizky L 78
21 Neneng Salbiyah P 73
22 Nur Azizah P 66
23 Nurfitri Yanti P 65
24 Reka Rahayu P 75
25 Rizal Fahmi L 75
26 Rohimudin L 69
27 Siti Badriyah P 76
28 Viona Alvi Fadhilah P 73
29 Yayah Chamsiyah P 68
b. Skoring, diteliti jumlahnya kemudian dimasukan ke dalam tabel kerja atau tabel
perhitungan yang terdiri atas 6 kolom.
Responden X X2 Y Y2 XY
1 61 3721 89 7921 5429
2 59 3481 75 5625 4425
3 73 5329 76 5776 5548
4 69 4761 80 6400 5520
5 72 5184 80 6400 5760
6 69 4761 77 5929 5313
7 74 5476 86 7396 6364
8 74 5476 83 6889 6142
9 69 4761 82 6724 5658
10 69 4761 72 5184 4968
11 57 3249 82 6724 4674
12 73 5329 80 6400 5840
13 68 4624 71 5041 4828
14 73 5329 64 4096 4672
15 64 4096 74 5476 4736
16 67 4489 63 3969 4221
17 64 4096 76 5776 4864
18 68 4624 75 5625 5100
19 66 4356 72 5184 4752
20 63 3969 78 6084 4914
21 67 4489 73 5329 4891
22 64 4096 66 4356 4224
23 67 4489 65 4225 4355
24 66 4356 75 5625 4950
25 58 3364 75 5625 4350
26 57 3249 69 4761 3933
27 67 4489 76 5776 5092
28 60 3600 73 5329 4380
29 61 3721 68 4624 4148
1919 127725 2175 164269 144051
c. Setelah diketahui N = 29, ∑X = 1919, ∑Y = 2175, ∑X2 = 127725, ∑Y2=
164269, dan ∑XY = 144051, maka dapatlah dicari indeks kolerasinya, dengan
menggunakan rumus :
Dari perhitungan di atas ternyata angka korelasi antara variabel X dan
variabel Y bertanda positif dengan memperhatikan besarnya rxy yang diperoleh
yaitu sebesar 0,136.
Apabila hasil tersebut diinterpretasikan secara kasar atau sederhana dengan
mencocokan hasil perhitungan dengan angka indeks korelasi “r” Product moment,
ternyata besar rxy yaitu 0,136 yang besarnya berkisar antara 0,25 – 0,5 berarti
kolerasi positif antara variabel X dan variabel Y itu adalah termasuk kolerasi positif
yang kecil atau rendah.
Selanjutnya untuk mengetahui apakah hubungan itu signifikan atau tidak,
maka “r” hasil perhitungan dibandingkan dengan “r” tabel dan sebelum
membandingkan terlebih dahulu dicari derajat kebebasannya atau df (degree of
freedom) dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
df = N – nr
= 29 – 2
= 27
Dengan memeriksa tabel nilai “r” product moment ternyata bahwa dengan
df sebesar 27, pada taraf signifikan 5 % diperoleh r tabel = 0,381 .
Jika dilihat dari pada harga r tabel tersebut, rxy lebih besar dari pada harga r
tabel, dengan taraf signifikan 5 % (0,136 < 0,381). Dengan demikian terdapat
hubungan positif yang kurang signifikan antara disiplin belajar terhadap prestasi
belajar, meskipun hubungan positif itu hanya pada taraf kecil atau rendah.
d. Interpretasi Data
Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, terdapat korelasi yang sedang
atau cukup antara disiplin belajar terhadap prestasi belajar di Pondok Pesantren Al-
Hanifiyyah Bekasi. Hal ini berarti bahwa (Ha) yang menyatakan bahwa terdapat
hubungan pengaruh yang signifikan antara disiplin belajar terhadap prestasi belajar
di Pondok Pesantren Al-Haniifiyyah Pedurenan Bekasi di terima atau benar.
Jika di lihat dari hasil perhitungan koefisien kolerasi yang menyatakan
bahwa korelasi disiplin belajar terhadap prestasi belajar merupakan korelasi positif
walaupun hanya pada taraf kecil atau rendah, atau dengan kata lain prestasi belajar
siswa di Pondok Pesantren Al-Haniifiyyah Pedurenan Bekasi dipengaruhi oleh
disiplin belajarnya.
C. Deskripsi Hasil Wawancara
Pondok Pesantren Al-Haniifiyyah Pedurenan Bekasi amat mengutamakan
kedisiplinan, segala kegiatan/aktifitas siswa/siswi ada peraturannya. Program yang
terkait penegakkan disiplin belajar siswa antara lain; latihan dalam ibadah lima
waktu tepat waktu, pembangunan Capacity Building, ada kartu izin untuk siswa
yang mau pulang ke rumah dari pesantren, membuat sticker/tempelan, poster, ada
papan peraturan sehingga orang tua dapat mengetahuinya ketika jadwal berkunjung
ke pesantren.
Beberapa pelanggaran disiplin belajar yang sering dilakukan siswa adalah:
1. Keluar tanpa izin/bolos
2. Becanda dalam kelas saat KBM berlangsung.
3. Terlambat datang ke sekolah, dan
4. Pelanggaran yang paling berat adalah pacaran.
Prosedur pemberian hukuman kepada siswa yang melanggar peraturan:
1. Ditegur dulu untuk tahap pertama, atau dipanggil ke kantor
2. Diberi hukuman ringan
3. Kalau sudah keterlaluan atau pelanggaran berat, dihukum depan siswa lain
4. Dipindahin ke kamar Qismul aman
Selama ini hukuman yang pernah diberikan adalah lari lapangan, direndem
di empang 1 jam, dan di botakin.
Penegakkan disiplin di Pondok Pesantren Al-Haniifiyyah Pedurenan Bekasi
masih belum maksimal. Melihat dari hasil wawancara kami dengan siswa-siswi dan
pengurus mash cukup banyak yang melanggar peraturan dan mengulanginya lagi
kesalahan yang sama walaupun sudah diberikan hukuman.
Dari hasil wawancara juga dan dokumentasi data-data hasil observasi,
Siswa-siswi Pondok Pesantren Al-Haniifiyyah Pedurenan Bekasi memiliki prestasi
belajar yang cukup tinggi, walaupun di bidang akademik hanya sebatas pada angka
hasil raport belajar saja belum dapat ditunjukkan dengan prestasi di tingkat
kejuaraan di luar Pesantren. Disisi lain prestasi non akademik justru lebih
mengharumkan nama pesantren, terbukti dengan banyaknya penghargaan yang
diraih pada beberapa cabang ekstrakurikuler di tingkat daerah dan kota. Prestasi
yang tak seimbang ini jelas belum diimbangi dengan perilaku disiplin belajar
siswanya.
Ada keganjilan yang terlihat berdasarkan hasil observasi dan wawancara
kami. Sebagian besar siswa-siswi sudah relatif serius dan fokus dalam belajar, rata-
rata mempunyai jadwal belajar tersendiri diluar jam sekolah dan mereka juga selalu
mengerjakan tugas tepat waktu. Tapi prestasi belajar mereka secara akademik
belum cukup membanggakan. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian angket
yang menjelaskan rendahnya pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar
siswanya.
Pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar itu ada, yang harus
ditingkatkan adalah mutu penegakkan disiplinnya dan yang sering dilupakan juga
adalah reward kepada setiap siswa yang berprestasi, tidak hanya punishment saja.
BAB V
PENUTUP
D. Kesimpulan
Dari rumusan masalah dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi antara
disiplin belajar terhadap prestasi belajar siswa dalam tingkat rendah karena hasil
korelasi antara disiplin belajar dengan prestasi belajar rendah.
E. Saran
1. Melihat kecil atau rendahnya pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar
di Pondok Pesantren Al-Hanifiyyah Bekasi, penulis memberikan saran bahwa
penegakkan disiplin tersebut sebaiknya ditingkatkan kembali mutunya. Pada
pelaksanaan dan cara-cara penerapannya perlu di evaluasi secara berkala. Hal
tersebut untuk memperbaiki, dan meningkatkan dalam penyelenggaraan
penegakkan disiplin belajar di Pondok Pesantren Al-Hanifiyyah Bekasi ke
depan.
2. Penegakkan disiplin belajar siswa di Pesantren harus di maksimalkan dengan
memberikan reward dan punishment. Terbukti dari hasil wawancara siswa
minim sekali reward yang diberikan pihak pesantren kepada siswanya yang
berprestasi baik dalam bentuk apresiasi pujian ataupun hadiah dalam bentuk
benda. Reward dan punishment dalam penegakkan disiplin belajar dapat
menjadi motivasi pembeda yang efektif terutama untuk prestasi belajar yang
lebih baik.
3. Pimpinan Pesantren, sebagai kepala pimpinan Pondok Pesantren Al-Hanifiyyah
hendaknya mampu memberikan bimbingan, asuhan yang baik terhadap anak
asuh atau murid-muridnya karena dengan melihat hasil yang sudah kami teliti
pengaruh disiplin terhadap prestasi belajar di Panti Asuhan Al-hanifiyyah
mempunyai pengaruh dengan nilai yang rendah atau cukup. Hal ini disebabkan
oleh penegakkan disiplin yang belum tegas, dan tidak adanya reward juga
untuk yang berprestasi. Sehingga tidak ada motivasi lebih dari siswa untuk
disiplin dan berprestasi.
4. Pengasuh/Pengurus, kepada para pengasuh atau pengurus hendaknya dalam
bertugas sebagai pengasuh terhadap anak-anak yang rata-rata berumur 14-18
tahun merupakan masa transisi atau puber dan hendaknya mampu membantu
segala masalah yang dialami oleh anak asuh , karena semua dampak dari
perlakuan dan membimbing siswa dapat dilihat dari hasil penelitian ini.
5. Anak asuh, saran untuk anak asuh hendaknya bisa bersikap jauh lebih baik.
Karena tugas sebagai tugas anak asuh mematuhi segala peraturan-peraturan
yang sudah ada. Prestasi adalah salah satu tolak ukur keberhasilan belajar,
disiplin adalah elemen untuk mencapai prestasi itu. Jadi buat anak asuh atau
murid budayakan disiplin agar prestasi gemilang, cita-cita, dan semua
keinginan dapat tercapai.
F. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian tentang Pengaruh Disiplin Belajar terhadap
Prestasi Belajar Siswa di Pondok Pesantren Al-Haniifiyyah Pedurenan Bekasi,
penulis merekomendasikan penelitian selanjutnya bisa dilakukan penelitian dengan
tema:
1. Pengaruh Reward dan Punishment terhadap Prestasi Belajar Siswa
2. Analisis Faktor-faktor Penghambat dan Pendukung Prestasi Belajar.
3. Efektifitas Penegakkan Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar Melalui
Peningkatan Program Tata Tertib Sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Arifin H.M, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : PT
Rineka Cipta, 2001
Aunurahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2009
Burhan Bungin. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta : Kencana Prenada
Media Group, 2005
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, 2002
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009
Jumroni, dkk, Metode Penelitian Komunikasi, Jakarta : UIN Jakarta Press, 2006
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2010
Nasution S., Didaktik, Asas-asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 1995
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rieneka
Cipta:2012
Syaiful bahri Djamarah, Psiklogi Belajar, Jakarta: PT Rieneka Cipta, 2011
Syarifudin Tatang, M.Pd. Landasan Pendidikan, Program Peningkatan Kualifikasi
Guru Madrasah dan Guru Pendidikan Agama Islam pada Sekolah,
Tu’u Tulus, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia, 2010
Undang-Undang No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Bandung: Citra Umbara, 2003
Yunus Mahmud, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: Hida Karya agung,t.th
Zuhairini, dkk . Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 2010
JURNAL
Adiyo R, Beberapa Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Mahasiswa di Bidang Statistika 1 & 2 dalam Journal Tazkiya of Psychology, Jakarta:
fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011
Sumarmo Joko, Minimalisasi Pelanggaran Pendidikan di Sekolah Melalui
Efektifitas Kinerja Tim Kedisiplinan, Jurnal SMPN bobot Sari Purbalingga, 2008
INTERNET
http://www.krumpuls.com/2013/10/pengertian-belajar-menurut-para-ahli.html,
senin, 28 april, 2014
Langlangbuana, Pengertian Disiplin dan Meningkatkan Disiplin Siswa
(http//krblanglangbuana.wordpress.com) diakses tanggal 10 september 2013
Referensi Makalah Powered by Blogger.com.
http://www.referensimakalah.com/2012/11/pengertian-murid.html, Senin, 28 april 2014
Yasin Sanjaya, Pengertian Disiplin Belajar Siswa,
(http//sarjanaku.com/2010/12/kedisiplinan-belajar-siswa.html, diakses tanggal 10
september 2013.