pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai di kecamatan astanaanyar bandung
DESCRIPTION
TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Kelulusan Ujian Akhir Program Diploma III Program Studi Administrasi dan KeuanganTRANSCRIPT
PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA
PEGAWAI DI KECAMATAN ASTANAANYAR
BANDUNG
TUGAS AKHIR
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Kelulusan Ujian Akhir Program Diploma III
Program Studi Administrasi dan Keuangan
Disusun Oleh :
MUTIARA BUNDA ULIL ALBAB
NPM 11.301.309
POLITEKNIK
PIKSI GANESHA BANDUNG
2014
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP
KINERJA PEGAWAI DI KECAMATAN
ASTANAANYAR BANDUNG
Penulis / NPM : MUTIARA BUNDA ULIL ALBAB / 11.301.309
Program : Diploma III
Program Studi : Administrasi dan Keuangan
Lulus Ujian : 16 Juli 2014
Ketua Program Studi, Pembimbing,
Resanti Lestari S.Pd.,M.M. Widwi Handari Adji, Dra., M.M.
NIDN 04-150283-01 NIDN 04-291168-02
Mengetahui dan Disahkan Oleh
Direktur
Politektik Piksi Ganesha
DR. H. K.Prihartono AH., Drs., S,Sos., MM.
NIDN 04-100568-01
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul : PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP
KINERJA PEGAWAI DI KECAMATAN
ASTANAANYAR BANDUNG
Penulis / NPM : MUTIARA BUNDA ULIL ALBAB / 11.301.309
Program : Diploma III
Program Studi : Administrasi dan Keuangan
Diterima dan Disetujui Dipertahankan
Dalam Ujian Sidang
Pembimbing, Pembimbing Lapangan,
Widwi Handari Adji, Dra.,M.M. Drs. Endang Jaya
NIDN 04-291168-02 NIP 19591030.199203.1.001
LEMBAR TIM PENGUJI
Judul : PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP
KINERJA PEGAWAI DI KECAMATAN
ASTANAANYAR BANDUNG
Penulis / NPM : MUTIARA BUNDA ULIL ALBAB / 11.301.309
Program : Diploma III
Program Studi : Administrasi dan Keuangan
Telah Dinyatakan Lulus Dalam Ujian Sidang
Pada Tanggal 16 Juli 2014 di Bandung
Ketua Merangkap Anggota,
DR. H. K. Prihartono AH., Drs., S.Sos., MM.
NIDN 04-100568-01
Sekretaris Merangkap Anggota,
Resanti Lestari S.Pd.,M.M.
NIDN 04-150283-01
Anggota,
Widwi Handari Adji, Dra.,M.M
NIDN 04-291168-02
PERNYATAAN PENULIS
Judul Tugas Akhir
PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI
KECAMATAN ANSTANAANYAR BANDUNG
Dengan ini saya menyatakan bahwa
1. Tugas Akhir saya ini adalah asli dan belum pernah dipakai untuk memperoleh
gelar profesional Ahli Madya (A.Md) baik di Politeknik Piksi Ganesha
maupun perguruan tinggi lainnya.
2. Tugas Akhir saya ini adalah karya ilmiah yang murni dan bukan hasil plagiat
atau jiplakan serta asli dari ide dan gagasan saya sendiri tanpa bantuan pihak
lain kecuali arahan dari pembimbing.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan apabila di
kemudian hari terdapat penyimpangan yang tidak etis, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang saya peroleh serta
sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi.
Bandung, 16 Juli 2014
Yang Membuat Pernyataan
Mutiara Bunda Ulil Albab
NPM 11.301.309
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.
Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh
berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu)
orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan
kembali kepada-Nya”. (Al-Baqarah: 45-46)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul
Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Kecamatan
Astanaanyar Bandung.
Adapun maksud dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi
salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Diploma III pada program
diploma jurusan Administrasi dan Keuangan di Politeknik Piksi Ganesha
Bandung.
Mengingat keterbatasan pengetahuan, kemampuan serta pengalaman yang
penulis miliki, penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan. Dengan segala upaya dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya
Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.
Penyelesaian Tugas Akhir ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kesempatan
dan nikmat yang diberikan-Nya, penulis juga ingin menyampaikan terima kasih
dan penghargaan kepada:
1. Bapak DR. H. K. Prihartono AH., Drs., S.Sos., MM. selaku Direktur
Politeknik Piksi Ganesha Bandung
2. Ibu Resanti Lestari S.Pd.,M.M. selaku ketua Program Studi
Administrasi Keuangan
3. Ibu Widwi Handari Adji, Dra.,M.M. Selaku Dosen Pembimbing yang
telah memberikan bimbingan serta pengarahan dalam penulisan Tugas
Akhir ini
4. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar yang telah memberikan Ilmu
Pengetahuan yang berguna dan tidak ternilai harganya selama penulis
menjalani pendidikan akademik di Politeknik Piksi Ganesha Bandung
5. Bapak H.Dadang Iriana, SH, M.Si. selaku Camat Kecamatan
Astanaanyar Bandung
6. Drs.Syukur Sabar selaku Sekretaris Camat Kecamatan Astanaanyar
Bandung
7. Drs. Endang Jaya selaku pembimbing lapangan yang selalu membantu,
memberikan arahan dan motivasi selama penulis melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan di Kecamatan Aastanaanyar Bandung
8. Seluruh staf pegawai Kecamatan Astananyar Bandung yang telah
bersedia memberikan waktu dan kesempatan dalam pengumpulan data
sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan
9. Orang tua dan keluarga tercinta untuk setiap dukungan cinta kasih dan
doa yang diberikan. Semoga ini bisa menjadi persembahan yang
terbaik
10. Teman-teman seperjuangan dan teman-teman Administrasi dan
Keuangan angkatan 2011 atas semangat, dukungan, bantuan dan
sharing selama Praktek Kerja Lapangan hingga penulisan Tugas
Akhir, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
terima kasih.
Penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat,khususnya bagi penulis
dan umumnya bagi pihak yang berkepentingan. Penulis juga mengharapkan saran
dan kritik yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Bandung, Juli 2014
Penulis
ABSTRAK
MUTIARA BUNDA ULIL ALBAB
11.301.309
ADMINISTRASI DAN KEUANGAN
PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI
KECAMATAN ASTANAANYAR BANDUNG
Tugas Akhir : 113 halaman
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja terhadap
kinerja pegawai di Kecamatan Astanaanyar Bandung, metode yang digunakan
penulis adalah metode kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan
adalah observasi,wawancara, dan penyebaran kuesioner.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan pengaruh disiplin kerja terhadap
kinerja pegawai di Kecamatan Astanaanyar Bandung adalah sebesar 94,09%,
selain itu juga dipengaruhi faktor lain diluar penelitian sebesar 5,91%.
Permasalahan : (1) Kurangnya sikap saling menghargai antar pegawai
dalam melakukan pekerjaan (2) Waktu pulang tidak tepat.
Saran : (1) Lebih meningkatkan sikap dan etika kerja agar terjalin
hubungan kerja yang baik dan menunjang kedisiplinan dan kinerja pegawai (2)
Pemimpin harus lebih tegas dalam mengambil tindakan dan berani menghukum
setiap pegawai yang indisipliner.
Kata Kunci: Disiplin Kerja, Kinerja Pegawai
ABSTRACT
MUTIARA BUNDA ULIL ALBAB
11.301.309
ADMINISTRATION AND FINANCE
THE INFLUENCE OF WORK DISCIPLINE TO THE EMPLOYEE
PERFORMANCE AT KECAMATAN ASTANAANYAR BANDUNG
Final Report: 113 pages
This research has aimed to determine the influence of work discipline to
the employee performance at Kecamatan Astanaanyar Bandung, the method used
by the author is a quantitative method. Data collection techniques that writers do
is observation, interviews, and questionnaires.
Based on the results of the research show the influence of employee
discipline on the performance of employees in the Kecamatan Astanaanyar
Bandung amounted to 94,09%, but it is also influenced by other factors based on
the research of 5,91%.
Problems: (1) Less respect among employees to do the job (2) There is not
on time home.
Suggestions: (1) Improve the attitude and work ethic that established a
good working relationship and support the discipline and performance of
employees (2) Leaders must be more assertive in taking action and give
punishment to the indiscipline employee.
Keyword: Work Discipline, Employee Performance
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR TIM PENGUJI
PERNYATAAN PENULIS
MOTTO
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
ABSTRAK ..................................................................................................... iii
ABSTRACT ................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Pokok Permasalahan ...................................................................... 4
1.3 Pertanyaan Penelitian ..................................................................... 4
1.4 Tujuan dan Manfaat Laporan ......................................................... 5
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Kajian Ilmiah ................................................................................ 7
A. Manajemen .............................................................................. 7
B. Manajemen Sumber Daya Manusia .......................................... 8
C. Fungsi-Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia ................... 9
D. Pengertian Disiplin Kerja ....................................................... 13
E. Indikator-Indikator Disiplin Kerja .......................................... 13
F. Bentuk-Bentuk Disiplin Kerja ................................................ 17
G. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan ................... 18
H. Hambatan Disiplin Kerja ....................................................... 18
I. Kinerja Pegawai ..................................................................... 19
J. Penilaian Kinerja .................................................................... 20
K. Tujuan Penilaian Kinerja ....................................................... 21
L. Manfaat Penilaian Kinerja .................................................... 21
M. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ........................ 22
N. Standar Pelaksanaan Disiplin Pegawai Negeri Sipil............... 23
a. Kewajiban ....................................................................... 24
b. Larangan ......................................................................... 25
c. Jenis Hukuman Disiplin PNS ........................................... 29
2.2 Metodologi Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ................ 30
A. Metodologi Penelitian ........................................................... 30
B. Definisi Operasional Variabel ............................................... 30
C. Populasi dan Sample Penelitian ............................................. 34
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 35
E. Teknik Pengolahan Data ........................................................ 36
BAB III PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA
PEGAWAI DI KECAMATAN ASTANAANYAR BANDUNG
3.1 Kondisi Topografi Kecamatan Astanaanyar Bandung ............... 40
3.2 Visi Misi Kecamatan Astanaanyar Bandung ............................. 42
3.3 Struktur Organisasi Kecamatan Astanaanyar Bandung .............. 43
3.4 Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan Astanaanyar Bandung ...... 44
A. Camat ................................................................................. 44
B. Sekretaris Camat ................................................................. 44
C. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian .................................. 45
D. Sub Bagian Program dan Keuangan .................................... 46
E. Seksi Pemerintahan ............................................................. 47
F. Seksi Ketentraman dan Ketertiban ....................................... 47
G. Seksi Pendidikan dan Kemasyarakatan ................................ 48
H. Seksi Ekonomi Pembangunan dan Lingkungan Hidup ......... 49
I. Seksi Pelayanan ................................................................... 50
3.5 Disiplin Kerja di Kecamatan Astanaanyar Bandung ................. 51
3.6 Kinerja Pegawai di Kecamatan Astanaanyar Bandung ............. 52
3.7 Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di
Kecamatan Astanaanyar Bandung ........................................... 53
A. Disiplin Kerja Pegawai di Kecamatan Astanaanyar
Bandung ............................................................................. 54
B. Kinerja Pegawai di Kecamatan Astanaanyar Bandung ......... 78
C. Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
Di Kecamatan Astanaanyar Bandung ................................ 102
C.1 Analisis Korelasi Rank Spearman ............................... 102
C.2 Analisis Korelasi Determinasi ..................................... 107
D. Permasalahan yang Timbul Dalam Disiplin Kerja Dalam
Kaitannya Dengan Kinerja Pegawai di Kecamatan
Astanaanyar Bandung ...................................................... 107
E. Upaya Pemecahan Masalah yang Dilakukan Untuk Menghadapi
Permasalahan yang Timbul Dalam Disiplin Kerja Dalam
Kaitannya Dengan Kinerja Pegawai di Kecamatan
Astanaanyar Bandung ...................................................... 108
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan ............................................................................. 110
4.2 Saran ....................................................................................... 112
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 114
LAMPIRAN ................................................................................................ 116
RIWAYAT HIDUP PENULIS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Instansi Pemerintah adalah organisasi yang merupakan kumpulan
orang-orang yang dipilih secara khusus untuk melaksanakan tugas Negara
sebagai bentuk pelayanan kepada orang banyak. Tujuan instansi pemerintah
dapat dicapai apabila mampu mengolah, menggerakkan dan menggunakan
sumber daya manusia yang dimiliki secara efektif dan efisien. Peran manusia
dalam organisasi sebagai pegawai memegang peranan yang menentukan
karena hidup matinya suatu organisasi pemerintah semata-mata tergantung
pada manusia. Pegawai merupakan faktor penting dalam setiap organisasi
pemerintahan. Pegawai merupakan faktor penentu dalam pencapaian tujuan
instansi pemerintah secara efektif dan efisien. Pegawai yang menjadi
penggerak dan penentu jalannya organisasi.
Faktor sumber daya manusia ini merupakan elemen yang harus
diperhatikan oleh setiap instansi, terutama bila mengingat bahwa instansi
pemerintah yang berhubungan dengan pelayanan publik. Hal ini memaksa
setiap instansi harus dapat bekerja dengan lebih efektif, efisien dan produktif.
Dalam memberikan pelayanan publik tentunya ini akan memacu instansi
pemerintah untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Hal ini
instansi pemerintah harus memperhatikan pada aspek sumber daya manusia.
Jadi manusia dapat dipandang sebagai faktor penentu, karena ditangan
manusialah segala inovasi akan direalisasi dalam upaya mewujudkan tujuan
instansi pemerintah.
Pegawai merupakan penggerak kegiatan dalam suatu instansi. Dalam
melakukan kegiatan, pegawai memerlukan petunjuk kerja dari instansi agar
pelaksanaanya sesuai dengan perencanaan dan harus didukung dengan
peraturan kerja instansi sehingga menciptakan disiplin kerja. Pelaksanaan
disiplin kerja itu sendiri harus dikelola dengan baik oleh para pegawainya
karena dengan kurangnya kedisiplinan para pegawai akan bekerja kurang
baik, kurang maksimal yang mengakibatkan kinerja instansi menjadi turun.
Pada dasarnya instansi pemerintah harus mengedepankan pelayanan publik.
Dalam hal ini ada juga yang harus diperhatikan oleh instansi, yaitu mengenai
kinerja pegawai.
Kinerja pegawai sangatlah harus diperhatikan karena merupakan salah
satu kunci keberhasilan, Apabila suatu instansi melakukan aktivitas instansi
pemerintah dengan kinerja yang kurang baik maka citra instansi akan kurang
baik. Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian yang kemudian diubah menjadi Undang-Undang Nomor 43
Tahun 1999 memberikan pengertian bahwa Pegawai Negeri adalah setiap
warga Negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang
ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas negara
lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sebagai aparatur negara, tentunya pegawai negeri sipil mempunyai tugas
yaitu tugas pemerintahan dan pembangunan. Atas dasar tersebut setiap
pegawai negeri sipil dituntut untuk dapat memberikan pelayanan dengan
sebaik-baiknya kepada masyarakat. Untuk menyelenggarakan tugas
pemerintahan dan pembangunan dengan baik maka dibutuhkan pegawai
negeri sipil yang profesional, jujur, adil dan bertanggung jawab.
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) Pegawai Negeri Sipil
adalah laporan hasil kinerja pegawai selama satu tahun yang di dalamnya
terdapat unsur-unsur yang dinilai dalam pelaksanaan pekerjaaan seorang PNS
merupakan salah satu aspek/faktor pendukung dalam rangka mewujudkan
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (AKIP) atau akuntabilitas publik.
Untuk memberikan penilaian terhadap akuntabilitas tingkah laku baik
seseorang (spiritual) dapat di lihat dari unsur-unsur yang dinilai di DP3
seseorang. Unsur-unsur yang dinilai ini dapat dijadikan indikator pengukuran
kinerja seseorang selain kriteria tupoksi, yang antara lain kesetiaan, prestasi
kerja, ketaatan, tanggung jawab, kejujuran, kerjasama, prakarsa,
kepemimpinan. Pada kenyataannya, DP3 PNS yang notabene adalah daftar
penilaian yang dalam penilaiannya menggunakan azas tertutup sering
dipertanyakan objektivitasnya, karena penilaiannya yang bersifat rahasia dan
si penilai mempunyai otoritas yang mutlak dalam menilai kinerja seseorang
dengan penilaian yang bersifat rahasia.
Kecamatan Astanaanyar Bandung adalah badan pemerintahan yang
bergerak di bidang pelayanan publik yang meliputi kegiatan pengawasan,
pengendalian, dan penertiban terhadap segala sesuatu mengenai pelayanan
publik dilingkungan Kecamatan Astanaanyar Bandung. Pegawai Kecamatan
Astanaanyar Bandung merupakan instansi pemerintah yang bertugas
memberikan pelayanan kepada publik secara efektif, efisien, transparan dan
akuntabel dalam menyelenggarakan tugas negara, pemerintah dan
pembangunan. Kedudukan dan peranannya yang penting menyebabkan
pegawai-pegawainya senantiasa dituntut supaya memiliki kesetiaan dan
ketaatan penuh secara maksimal dalam menjalankan tugas-tugasnya. Oleh
sebab itu pada diri masing-masing pegawai harus ditanamkan rasa akuntabel
dalam mengemban tupoksi yang diberikan.
Sehingga berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengambil judul
dalam penyusunan tugas akhir ini adalah “ Pengaruh Disiplin Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai di Kecamatan Astanaanyar Bandung ”
1.2 Pokok Permasalahan
Berdasarkan uraian latar belakang diatas serta untuk memberi batasan
terhadap permasalahan yang akan di bahas, maka yang menjadi masalah
pokok dalam tugas akhir ini, yaitu “Pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja
pegawai di Kecamatan Astanaanyar Bandung”
1.3 Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana disiplin kerja di Kecamatan Astanaanyar Bandung ?
2. Bagaimana kinerja pegawai di Kecamatan Astanaanyar Bandung ?
3. Bagaimana pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai di Kecamatan
Astanaanyar Bandung ?
4. Permasalahan apa saja yang dihadapi dalam disiplin kerja dalam kaitannya
dengan kinerja pegawai di Kecamatan Astanaanyar Bandung ?
5. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan dalam menghadapi permasalahan
yang timbul dalam disiplin kerja dalam kaitannya dengan kinerja pegawai
di Kecamatan Astanaanyar Bandung ?
1.4 Tujuan dan Manfaat Laporan
A. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana disiplin kerja di Kecamatan
Astanaanyar Bandung.
2. Untuk mengetahui kinerja pegawai di Kecamatan Astanaanyar
Bandung dalam menerapkan disiplin kerja.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja
pegawai di Kecamatan Astanaanyar Bandung.
4. Untuk mengetahui permasalahan apa saja yang dihadapi dalam
disiplin kerja pegawai dalam kaitannya dengan kinerja pegawai di
Kecamatan Astanaanyar Bandung.
5. Untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang dilakukan dalam
mengatasi permasalahan yang timbul dalam peranan disiplin kerja
terhadap kinerja pegawai di Kecamatan Astanaanyar Bandung.
B. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam
menambah ilmu praktik di lapangan dengan ilmu yang telah
ditekuni selama kuliah di program Diploma III Jurusan
Administrasi dan Keuangan.
b. Menambah pengalaman penulis agar dapat lebih baik lagi dalam
melakukan pekerjaan dan siap dalam menghadapi dunia kerja
yang sebenarnya.
2. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan masukan bagi para karyawan dalam mengelola
kedisiplinan di dalam perusahaan. Serta sebagai salah satu usaha
untuk meningkatkan kinerja perusahaan di masa yang akan
datang.
3. Bagi Akademis
a. Menambah pengetahuan dan menjadi bahan referensi bagi pihak-
pihak yang mengkaji topik yang berkaitan dengan masalah
bahasan dalam Tugas Akhir ini.
b. Sebagai tambahan bahan pustaka serta acuan bagi peneliti
selanjutnya dalam penyusunan Tugas Akhir mengenai Pengaruh
Disipin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai.
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODOLOGI
PENELITIAN
2.1 Kajian Ilmiah
A. Manajemen
Manajemen dalam Bahasa Inggrisnya adalah management yang
berasal dari kata “to manage” yang mempunyai arti mengendalikan atau
mengurus. Sehingga manajemen dapat berarti bagaimana kita memimpin,
membimbing, dan mengatur semua orang menjadi karyawan (bawahan)
agar usaha yang sedang dilakukan mencapai suatu tujuan yang telah
direncanakan sebelumnya. Menurut Manullang (2001:3) Istilah
manajemen mengandung 3 (tiga) pengertian :
1. Manajemen sebagai suatu proses
2. Manajemen sebagai suatu kolektivitas orang-orang yang
melaksanakan manajemen
3. Manajemen sebagai suatu seni (art) dan sebagai suatu ilmu
Berangkat dari definisi diatas dapat diketahui konsep kunci dari
manajemen adalah bekerja melalui tangan orang lain, walaupun demikian
pengertiannya, pemimpin bukan berarti pasif sementara orang lain yang
digerakkan bersifat aktif, tetapi manajemen itu memiliki pengertian
fungsional, dalam arti fungsional tersebut pegawai baru dapat
dilaksanakan apabila ada kerjasama untuk mengarahkan dan mengelola
berbagai sumber daya yang ada dalam organisasi dalam rangka
mendukung tercapainya tujuan yang diinginkan, dalam hal ini simpul kerja
sama, pengaturan dan kendali yang menggerakkan orang-orang untuk
bekerja tersebut ada di tangan pimpinan, Pimpinan dapat dikatakan dinilai
berhasil, apabila dalam mencapai tujuan tidak bekerja sendirian melainkan
mampu menggerakkan orang lain dan mengelola sumber-sumber daya
lainnya yang ada dalam organisasi sehingga mampu mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
B. Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan bagian dari
manajemen keorganisasian yang memusatkan perhatian pada unsur
manusia. Unsur manusia (Man) ini berkembang menjadi suatu bidang ilmu
khusus untuk mempelajari bagaimana mengatur suatu bidang ilmu khusus
untuk mempelajari bagaimana mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu dan
dapat memberikan kepuasan bagi semua pihak. MSDM adalah suatu
bidang manajemen yang mempelajari hubungan dan peranan manusia
dalam organisasi atau perusahaan. Fokus yang dipelajari dalam MSDM
adalah masalah yang terkait dengan tenaga kerja manusia. MSDM adalah
suatu pendekatan dalam mengelola masalah-masalah manusia.
Ada beberapa definisi manajemen sumber daya manusia yaitu:
Menurut Hasibuan (2012:10) berpendapat bahwa :
“ MSDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga
kerja agar efektif membantu terwujudnya perusahaan, karyawan, dan
masyarakat.”
Menurut Handoko (2001 :4) menjelaskan :
“ Manajemen sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi,
pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan sumber daya manusia
untuk mencapai baik tujuan individu maupun organisasi ”.
Dari definisi di atas dapat dilihat pentingnya peranan manajemen
dalam mengelola sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
C. Fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Fungsi manajemen sumber daya manusia menurut Hasibuan
(2012 :21-22-23)
1. Perencanaan
Perencanaan adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif
dan efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam
membantu terwujudnya tujuan. Perencanaan dilakukan dengan
menetapkan program kepegawaian. Program kepegawaian
meliputi pengorganisasian, pengarahan, pengendalian,
pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian,
pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian karyawan.
Program kepegawaian yang baik akan membantu tercapainya
tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua
karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan
kerja, delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasi dalam
bagan organisasi. Organisasi hanya merupakan alat untuk
mencapai tujuan. Dengan organisasi yang baik akan membantu
terwujudnya tujuan secara efektif.
3. Pengarahan
Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan,
agar mau bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam
membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan
masyarakat. Pengarahan dilakukan pimpinan dengan
menugaskan bawahan agar mengerjakan semua tugasnya
dengan baik.
4. Pengendalian
Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan,
agar menaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja
sesuai dengan rencana. Apabila terdapat penyimpangan atau
kesalahan, diadakan tindakan perbaikan dan penyempurnaan
rencana. Pengendalian karyawan meliputi kehadiran,
kedisiplinan, perilaku, kerja sama, pelaksanaan pekerjaan, dan
menjaga situasi lingkungan pekerjaan.
5. Pengadaan
Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan,
orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang
sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pengadaan yang baik
akan membantu terwujudnya tujuan.
6. Pengembangan
Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis,
teoretis, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan
dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus
sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa
depan.
7. Kompensasi
Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak
langsung, uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan
jasa yang diberikan kepada perusahaan. Prinsip kompensasi
adalah adil dan layak. Adil diartikan sesuai dengan prestasi
kerjanya, layak diartikan dapat memenuhi kebutuhan
primernya serta berpedoman pada batas upah minimum
pemerintah dan berdasarkan internal dan eksternal konsistensi.
8. Pengintegrasian
Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan
kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta
kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan. Perusahaan
memperoleh laba, karyawan dapat memenuhi kebutuhan dari
hasil pekerjaannya. Pengintegrasian merupakan hal yang
penting dan sulit dalam MSDM, karena mempersatukan dua
kepentingan yang bertolak belakang.
9. Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau
meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan,
agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun.
Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program
kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar
karyawan serta berpedoman kepada internal dan eksternal
konsistensi.
10. Kedisiplinan
Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan
kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit
terwujud tujuan yang maksimal. Kedisiplian adalah keinginan
dan kesadaran untuk menaati peraturan-peraturan perusahaan
dan norma-norma sosial.
11. Pemberhentian
Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari
suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh
keinginan karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja
berakhir, pensiun, dan sebab-sebab lainnya.
D. Pengertian Disiplin Kerja
Secara etimologis disiplin berasal dari bahasa inggris “disciple”
yang berarti pengikut atau penganut pengajaran. Latihan dan sebagainya.
Dispilin merupakan suatu keadaan tertentu dimana orang-orang yang
tergabung dalam organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang ada
dengan rasa senang hati. Sedangkan kerja adalah segala aktivitas manusia
yang dilakukan untuk menggapai tujuan yang telah ditetapkannya.
Menurut Hasibuan (2012:193) berpendapat bahwa:
“Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati
semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.
Kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu organisasi perusahaan.
Tanpa dukungan disiplin karyawan yang baik, sulit bagi perusahaan
untuk mewujudkan tujuannya. Jadi, kedisiplinan adalah kunci
keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya.”
E. Indikator-Indikator Disiplin Kerja
Menurut Hasibuan (2012:194) pada dasarnya banyak indikator
yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan seorang pegawai, di antaranya:
1. Tujuan dan kemampuan
Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat
kedisiplinan karyawan. Tujuan yang akan dicapai harus jelas
dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi
kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan (pekerjaan)
yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan
kemampuan karyawan bersangkutan, agar dia bekerja dengan
sungguh-sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya.
2. Teladan pimpinan
Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan
kedisiplinan karyawan, karena pimpinan dijadikan teladan dan
panutan oleh para bawahannya. Pimpinan harus memberi
contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil, serta sesuai kata
dengan perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang baik,
kedisiplinan bawahan pun akan baik. Jika teladan pimpinan
kurang baik (kurang berdisiplin), para bawahan pun akan
kurang disiplin.
3. Balas jasa
Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi
kedisiplinan karyawan karena balas jasa akan memberikan
kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap perusahaan
pekerjaannya. Jika kecintaan karyawan semakin baik terhadap
pekerjaan, kedisiplinan mereka akan semakin baik pula. Balas
jasa berperan penting untuk menciptakan kedisiplinan
karyawan. Artinya semakin besar balas jasa, semakin baik
kedisiplinan karyawan. Sebaliknya, apabila balas jasa kecil,
kedisiplinan karyawan menjadi rendah. Karyawan sulit untuk
berdisiplin baik selama kebutuhan-kebutuhan primernya tidak
terpenuhi dengan baik.
4. Keadilan
Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan,
karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya
penting, dan minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya.
Keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam pemberian
balas jasa (pengakuan) atau hukuman, akan merangsang
terciptanya kedisiplinan karyawan yang baik. Manajer yang
cakap dalam memimpin selalu berusaha bersikap adil terhadap
semua bawahannya. Dengan keadilan yang baik, akan
menciptakan kedisiplinan yang baik pula. Jadi, keadilan harus
diterapkan dengan baik pada setiap perusahaan agar kedisiplinan
karyawan perusahaan baik pula.
5. Waskat
Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan paling
efektif dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan.
Dengan waskat berarti atasan harus aktif dan langsung
mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja, dan prestasi
kerja bawahannya. Hal ini berarti atasan harus selau hadir di
tempat kerja agar dapat mengawasi dan memberikan petunjuk
jika ada bawahannya yang mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan pekerjaannya. Waskat efektif merangsang
kedisiplinan dan moral kerja karyawan. Karyawan merasa
mendapat perhatian, bimbingan, petunjuk, pengarahan dan
pengawasan dari atasannya.
6. Sanksi hukuman
Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara
kedisiplinan karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin
berat, karyawan akan semakin takut melanggar peraturan
perusahaan, sikap, dan perilaku indisipliner karyawan akan
berkurang.
7. Ketegasan
Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan
mempengaruhi kedisiplinan karyawan perusahaan. Pimpinan
harus berani dan tegas bertindak untuk menghukum setiap
karyawan yang indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman yang
telah ditetapkan. Pimpinan yang berani menindak tegas
menerapkan hukuman bagi karyawan yang indisipliner akan
disegani dan diakui kepemimpinannya oleh bawahannya.
Dengan demikian, pimpinan akan memelihara kedisiplinan
karyawan perusahaan.
8. Hubungan kemanusiaan
Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama
karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu
perusahaan. Hubungan-hubungan baik bersifat vertikal maupun
horizontal yang terdiri dari Direct Single Relationship, Direct
Group Relationship, dan Cross Relationship hendaknya berjalan
harmonis. Manajer harus berusaha menciptakan suasana
kemanusiaan yang serasi serta memikat, baik secara vertikal
maupun horizontal diantara semua karyawannya.
Terciptanya Human Relationship yang serasi akan mewujudkan
lingkungan dan suasana kerja yang nyaman. Hal ini akan
memotivasi kedisiplinan yang baik pada perusahaan. Jadi,
kedisiplinan karyawan akan tercipta apabila hubungan
kemanusiaan dalam organisasi tersebut baik.
F. Bentuk-Bentuk Disiplin Kerja
Disiplin kerja menurut Handoko (2001:208) mengemukakan
bahwa terdapat dua tipe kegiatan pendisiplinan, yaitu :
1. Disiplin preventif adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk
mendorong para karyawan agar mengikuti berbagai standar dan
aturan, sehingga penyelewengan-penyelewengan dapat dicegah.
Sasaran pokoknya adalah untuk mendorong disiplin diri di antara
para karyawan. Dengan cara ini para karyawan menjaga disiplin
diri mereka bukan semata-mata karena dipaksa oleh pihak
manajemen.
2. Disiplin korektif adalah kegiatan yang diambil untuk menangani
pelanggaran-pelanggaran terhadap aturan-aturan dan mencoba
untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan
korektif sering berupa suatu bentuk hukuman dan disebut sebagai
tindakan pendisiplinan (disciplinary action). Sebagai contoh bisa
berupa peringatan atau skorsing.
G. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tegak tidaknya suatu
disiplin kerja dalam suatu Instansi Pemerintah. Menurut Saydam
(2000:202), faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Besar kecilnya pemberian kompensasi
2. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan
3. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan
4. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan
5. Ada tidaknya pengawasan pimpinan
6. Ada tidaknya perhatian kepada pegawai
7. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya
disiplin.
H. Hambatan Disiplin Kerja
Peraturan disiplin dibuat untuk mengatur tata hubungan yang
berlaku tidak saja dalam perusahaan-perusahaan besar atau kecil, tetapi
juga pada seluruh organisasi atau badan-badan yang memperkerjakan
banyak sumber daya manusia untuk melaksanakan pekerjaan. Pembuatan
suatu peraturan disiplin dimaksudkan agar para karyawan dapat
melakukan pekerjaan tersebut sesuai dengan apa yang diharapkan. Tetapi
penerapan peraturan disiplin itu banyak menemui hambatan dalam
pelaksanaannya.
Menurut Saydam (2000:286) bahwa hambatan pendisiplinan karyawan
akan terlihat dalam suasana kerja berikut yaitu:
1. Tingginya angka kemangkiran (absensi) karyawan
2. Sering terlambatnya karyawan masuk kantor atau pulang lebih
cepat dari jam yang sudah ditentukan
3. Menurunnya semangat dan gairah kerja
4. Berkembangnya rasa tidak puas, saling curiga dan saling melempar
tanggung jawab
5. Penyelesaian pekerjaan yang lambat, karena karyawan lebih sering
ngobrol daripada bekerja
6. Tidak terlaksananya supervise dan waksat (pengawasan yang
melekat dari atasan) yang baik
7. Sering terjadinya konflik antar karyawan dan pimpinan perusahaan
F. Kinerja Pegawai
Kinerja bagian dari produktivitas kerja, produktivitas berasal dari
kata “produktif” artinya sesuatu yang mengandung potensi yang digali,
sehingga produktivitas dapatlah dikatakan suatu proses kegiatan yang
terstruktur guna menggali potensi yang ada dalam sebuah komoditi atau
objek. Filosofi produktivitas sebenarnya dapat mengandung arti keinginan
dan usaha dari setiap manusia maupun kelompok untuk selalu
meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupannya. Menurut
Mangkuprawira (2007:6) “ Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dari tanggung jawab yang diberikannya”.
Dengan demikian kinerja merupakan sebuah proses untuk
menetapkan apa yang harus dicapai, dan pendekatannya untuk mengelola
dan pengembangan manusia melalui suatu cara yang dapat meningkatkan
kemungkinan bahwa sasaran akan dapat dicapai dalam jangka waktu
tertentu baik pendek maupun panjang.
G. Penilaian Kinerja
Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan
dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat
pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban
suatu instansi pemerintah serta mengetahui dampak positif dan negatif.
Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan faktor kunci guna
mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya
kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang
ada dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi
dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian
tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana
kinerja pegawai.
Menurut Sugiyono (2009:29) “ Penilaian Kinerja adalah sebuah
gambaran atau deskripsi yang sistematis tentang kekuatan dan kelemahan
yang terkait dari seseorang atau suatu kelompok”
H. Tujuan Penilaian Kinerja
Menurut Dharma (2001:150) tujuan diadakannya penilaian kinerja
bagi para pegawai dapat kita ketahui dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Tujuan Evaluasi, dimana seorang manajer atau atasan menilai
kinerja dari masa lalu seorang pegawai atau bawahannya dengan
menggunakan rating deskriptif untuk menilai kinerja dan dengan
data tersebut berguna dalam keputusan-keputusan promosi,
demosi, terminasi dan kompensasi.
2. Tujuan Pengembangan, dimana seorang manajer mencoba untuk
meningkatkan kinerja seorang pegawai dimasa yang akan datang.
Sedangkan tujuan pokok dari system penilaian kinerja pegawai
adalah, sesuatu yang menghasilkan informasi yang akurat dan valid
yang berkenaan dengan perilaku dan kinerja anggota instansi
pemerintah.
I. Manfaat Penilain Kinerja
Pada umumnya orang-orang yang berkecimpung dalam dunia kerja
menilai bahwa penilaian ini merupakan bagian penting dari seluruh proses
kekaryaan dimana pegawai tersebut bekerja. Bagi pegawai, penilaian
tersebut berperan sebagai umpan balik tentang berbagai hal seperti
kemampuan, kelebihan, kekurangan, dan potensi yang pada gilirannya
bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, rencana dan pengembangan
karir bagi instansi pemerintah, hasil penilaian tersebut sangat penting
artinya dan peranaanya dalam pengambilan keputusan. Adapun secara
terperinci menurut Handoko (2001:69) manfaat penilaian kinerja bagi
instansi pemerintah adalah sebagai berikut :
1. Perbaikan kinerja, umpan balik pelaksanaan kerja karyawan
2. Penyesuaian-penyesuaian gaji
3. Keputusan-keputusan penempatan, promosi dan mutasi
4. Perencanaan kebutuhan latihan dan pengembangan
5. Perencanaan dan pengembangan karier, umpan balik prestasi
mengarahkan keputusan-keputusan karier
6. Penyimpangan-penyimpangan proses staffing, kinerja yang baik atau
buruk mencerminkan kekuatan atau kelemahan prosedur staffing
departemen personalia.
7. Melihat ketidak akuratan informasional
8. Mendeteksi kesalahan-kesalahan desain pekerjaan
9. Menjamin kesempatan yang adil, menjamin keputusan-keputusan
penempatan internal diambil tanpa deskriminasi.
10. Melihat tantangan-tantangan eksternal
J. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Kinerja merupakan suatu konstruksi multidimensi yang mencakup banyak
faktor yang mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor tersebut terdiri dari
faktor intrinsik pegawai personal dan individu atau SDM.
Menurut L.Mathis dan H. Jackson (2006:82) faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja pegawai yaitu:
1. Kemampuan mereka
2. Motivasi
3. Dukungan yang diterima
4. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan
5. Hubungan mereka dengan organisasi
K. Standar Pelaksanaan Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai suatu tujuan
ditentukan dari mutu profesionalitas ditentukan oleh disiplin para
pegawainya. Bagi aparatur Pemerintah disiplin tersebut mencangkup
unsur-unsur ketaatan, kesetiaan, kesungguhan dalam menjalankan tugas
dan kesanggupan berkorban dalam arti mengorbankan kepentingan pribadi
dan golongannya untuk kepentingan negara dan masyarakat.
Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri
Sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan
dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang
apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. Sedangkan
Pelanggaran Disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS
yang tidak menaati kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan
disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja.
Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang “Disiplin Pegawai Negeri
Sipil” Dalam Peraturan Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil diatur
ketentuan-ketentuan mengenai:
a. Kewajiban
Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980
mengatur kewajiban-kewajiban yang harus ditaati oleh setiap
Pegawai Negeri Sipil, sebagai berikut Setiap Pegawai Negeri
Sipil wajib:
1) Mengucapkan sumpah/janji PNS;
2) Mengucapkan sumpah/janji jabatan;
3) Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-
undang Dasar Negara Republik Indonesia, dan
Pemerintah;
4) Menaati segala ketentuan peraturan perundang-
undangan;
5) Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan
kepada PNS dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan
tanggung jawab;
6) Menjunjung tinggi kehormatan Negara, Pemerintah dan
martabat PNS;
7) Mengutamakan kepentingan Negara dari pada
kepentingan sendiri, seseorang dan/atau golongan;
8) Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau
menurut pemerintah harus dirahasiakan;
9) Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat
untuk kepentingan Negara;
10) Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila
mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau
merugikan Negara atau Pemerintah terutama di bidang
keamanan, keuangan, dan materil;
11) Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
12) Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
13) Menggunakan dan memelihara barang-barang milik
Negara dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
14) Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada
masyarakat;
15) Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
16) Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengembangkan karier; dan
17) Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang.
b. Larangan
Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980
mengatur larangan yang harus dihindari oleh setiap Pegawai
Negeri Sipil, sebagai berikut Setiap Pegawai Negeri Sipil
dilarang:
1) Menyalah gunakan wewenang;
2) Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan
pribadi dan/atau orang lain dengan menggunakan
kewenangan yang lain;
3) Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja
untuk Negara lain dan/atau lembaga atau organisasi
international;
4) Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau
lembaga swadaya masyarakat asing;
5) Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan,
menyewakan, atau meminjamkan barang-barang baik
bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat
berharga milik Negara secara tidak sah;
6) Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman
sejawat, bawahan, atau orang lain didalam maupun
diluar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk
keuntungan pribadi, golongan atau pihak lainnya, yang
secara langsung atau tidak langsung merugikan Negara;
7) Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu
kepada siapapun baik secara langsung atau tidak
langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat
dalam jabatan;
8) Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari
siapapun juga yang berhubungan dengan jabatan
dan/atau pekerjaannya;
9) Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya;
10) Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu
tindakan yang dapat menghalangi atau mempersulit
salah satu pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan
kerugian bagi yang dilayani;
11) Menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
12) Memberikan dukungan kepada calon presiden/wakil
Presiden, DPR, DPD, DPRD dengan cara:
a. Ikut serta sebagai pelaksana kampanye
b. Menjadi peserta kampanye dengan menggunakan
atribut PNS.
c. Sebagai peserta kampanye dengan menyerahkan
PNS lain
d. Sebagai peserta kampanye dengan menyerahkan
PNS lain
e. Sebagai peserta kampanye dengan menggunakan
fasilitas Negara
13) Memberikan dukungan kepada calon presiden/wakil
presiden dengan cara:
a. Membuat keputusan dan/atau tindakan yang
menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan
calon selama masa kampanye; dan/atau
b. Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada
keberpihakan terhadap pasangan calon yang
menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan
sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan
himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada
PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota
keluarga, dan masyarakat;
14) Memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan
Perwakilan Daerah atau calon Kepala Daerah/Wakil
Keptala Daerah dengan cara memberikan surat
dukungan disertai foto copy Kartu Tanda Penduduk
atau Surat Keterangan tanda penduduk sesuai peraturan
perundang-undangan; dan
15) Memberikan dukungan kepada calon Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah, dengan cara :
a. Terlibat dalam kegiatan kampanye untuk
mendukung calon Kepala Daerah/Wakil Kepala
Daerah;
b. Menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan
dalam kegiatan kampanye;
c. Membuat keputusan dan/atau tindakan yang
menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan
calon sesama masa kampanye; dan/atau
d. Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada
keberpihakan terhadap pasangan calon yang
menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan
sesudah masa kampanye meliputi pertemuan,
ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang
kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya,
anggota keluarga, dan masyarakat.
c. Jenis Hukuman Disiplin PNS
1. Jenis hukuman disiplin ringan terdiri dari:
a. Teguran lisan;
b. Teguran tertulis;
c. Pernyataan tidak puas secara tertulis;
2. Jenis hukuman disiplin sedang terdiri dari:
a. Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 tahun;
b. Penundaan kenaikan pangkat selama 1 tahun;
c. Penurunan pangkat selama 1 tahun;
3. Jenis hukuman disiplin berat terdiri dari:
a. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3
tahun;
b. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan
setingkat lebih rendah;
c. Pembebasan dari jabatan;
d. Pemberhentiaan dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri sebagai PNS;
e. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.
2.2 Metodologi Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
A. Metodologi Penelitian
Menurut Sugiyono (2009:1) metode penelitian adalah “Suatu proses
berpikir dari penentuan masalah, melakukan pengumpulan data, baik
buku-buku maupun melalui observasi, melakukan pengolahan berdasarkan
data yang ada sampai dengan penarikan kesimpulan dari masalah
penelitian”.
Jenis Penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini
adalah jenis penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2009:15) metode kuantitatif adalah “metode yang
menganalisis data dalam bentuk angka dan perhitungannya dengan
menggunakan metode statistik, sehingga memudahkan penafsiran data
mentah yang diperoleh”.
B. Definisi Operasional Variabel
Operasional variabel adalah definisi yang menjadikan variabel-
variabel yang diteliti menjadi operasional dalam kaitannya dengan proses
pengukuran variabel-variabel tersebut. Menurut hubungan satu variabel
dengan variabel yang lain maka macam-macam variabel dalam penelitian
dibedakan menjadi 2, yaitu sebagai berikut (Sugiyono 2009:39)
1. Variabel Independent, disebut juga variabel bebas yang merupakan
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel bebas yaitu variabel X
(Disiplin Kerja).
2. Variabel Dependent, disebut juga variabel terikat yang merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas. Dalam hal ini yang menjadi variabel Y (Kinerja
Pegawai)
Operasional variabel akan dijabarkan dalam bentuk pertanyaan
secara tertutup akan memerlukan skala pengukuran, adapun skala
pengukuran yang digunakan adalah :
a. Skala Ordinal
Skala ordinal merupakan skala pengukuran yang didasarkan pada
jenjang / ranking sehingga data hanya menunjukan yang lebih
tinggi atau yang lebih rendah.
b. Skala Likert
Skala likert merupakan skala pengukuran yang mengatur sikap dan
pendapat seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Sikap terhadap fenomena sosial dalam skala likert ini dapat
diungkapkan mulai dari yang paling negative, netral sampai yang
paling positif. Maka dalam penelitian ini, fenomena sosial tersebut
telah dirumukan secara spesifik yang selanjutnya disebut sebagai
variabel penelitian. Dengan skala likert, variabel penelitian yang
akan diukur tersebut dijabarkan menjadi indikator variabel, dimana
indikator tersebut akan dijadikan sebagai titik tolak dalam
penyusunan item-item instrument berupa pertanyaan yang diajukan
peneliti dalam kuesioner
Setiap respon yang terpilih diberikan kewenangan untuk memilih
salah satu jawaban yang dianggap sesuai atau relevan dengan pertanyaan
yang diajukan oleh peneliti dalam kuesioner.
Responden diminta untuk menjawab salah satu dari lima kategori
jawaban yang telah disediakan. Dan setiap jawaban responden diberi skor
sebagai berikut :
Sangat Setuju (SS) Skor 5
Setuju (S) Skor 4
Cukup Setuju (CS) Skor 3
Kurang Setuju (KS) Skor 2
Sangat Tidak Setuju (STS) Skor 1
Untuk operasional penelitian, variabel-variabel diatas dan sumber
perolehan datanya disusun pada table berikut :
Tabel 2.1
OPERASIONALISASI VARIABEL
VARIABEL DEFINISI
VARIABEL
INDIKATOR SKALA
Disiplin
Kerja (X)
kesadaran dan
kesediaan seseorang
menaati semua
peraturan
perusahaan dan
norma-norma sosial
yang berlaku.
Hasibuan (2012:193)
1. Tujuan dan
Kemampuan
2. Teladan Pimpinan
3. Balas Jasa
4. Keadilan
5. Pengawasan
Melekat
6. Sanksi Hukuman
7. Ketegasan
8. Hubungan
Kemanusiaan
O
R
D
I
N
A
L
Kinerja
Pegawai (Y)
kerja secara kualitas
dan kuantitas yang
dicapai oleh seorang
pegawai dalam
melaksanakan
tugasnya sesuai dari
tanggung jawab
yang diberikannya.
Mangkuprawira
(2007:6)
1. Kesetiaan
2. Prestasi Kerja
3. Tanggung Jawab
4. Ketaatan
5. Kejujuran
6. Kerjasama
7. Prakarsa
8. Kepemimpinan
O
R
D
I
N
A
L
Sumber : Hasil olahan penulis
Populasi dan Sample Penelitian
1. Pengertian Populasi
Menurut Sugiyono (2009:49) Populasi merupakan “wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang memiliki kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda
alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
subjek/objek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat
yang dimiliki oleh subjek atau objek yang diteliti. Kuesioner ini
disebarkan kepada 20 responden yang mana respondennya adalah
pegawai Kecamatan Astanaanyar Bandung. Penulis memberikan
kuesioner sebanyak 20 pertanyaan terdapat 10 pertanyaan untuk
variabel X dan 10 pertanyaan untuk variabel Y.
2. Pengertian Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan penulis tidak
mungkin meneliti semua yang ada pada populasi, maka penulis dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang
dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk
populasi itu. Untuk sampel yang diambil dari populasi harus benar-
benar representative atau mewakili (Sugiyono 2009:118). Bila sampel
tidak representative, maka resiko yang dihadapi penulis ialah tidak
dapat menyimpulkan sesuai dengan kenyataan atau membuat
kesimpulan yang salah. Namun, apabila subjek kurang dari 100 maka
lebih baik diambil seluruhnya, tetapi apabila jumlah subjek lebih dari
100 dapat diambil antara 20%-25% atau lebih (Arikunto 2006:106).
Berdasarkan pernyataan Arikunto, Penulis mengambil semua sampel
yaitu sebanyak 20 responden dikarenakan jumlah subjek kurang dari
100 maka diambil seluruhnya.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data yang penulis gunakan pada Tugas Akhir
ini adalah :
1. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara
langsung kepada objek penelitian untuk mengetahui secara jelas
kondisi objek penelitian serta memperoleh data yang diperlukan.
2. Kuesioner
Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya, dimana
peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden.
Kuesioner atau angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah
angket tertutup, yaitu pertanyaan yang dibuat tidak memerlukan
penjelasan lebih lanjut sehingga responden hanya memilih
alternative jawaban dengan membubuhkan tanda () pada setiap
jawaban.
3. Studi Kepustakaan
Teknik pengumpulan data ini yaitu dengan cara membaca,
mempelajari, mengutip beberapa pendapat dari berbagai sumber
buku, internet dan dari sumber lainnya yang digunakan sebagai
bahan teori.
4. Studi Dokumentasi
Teknik pengumpulan data ini yaitu dengan cara mengumpulkan
data-data yang diperlukan pada saat penelitian berlangsung. Mulai
dari yang tertulis tentang data perusahaan.
5. Wawancara
Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara bertanya
langsung terhadap beberapa pegawai yang bekerja di tempat
tersebut guna memperoleh data yang dibutuhkan. Sehingga
mengetahui secara langsung masalah-masalah yang dialami
pegawai selama bekerja di tempat tersebut serta menjadi salah satu
cara dalam memberikan saran serta masukan yang diberikan
terhadap pewawancara.
D. Teknik Pengolahan Data
Untuk mengetahui uji statistik antara variabel X dan variabel Y
digunakan analisi korelasi. Sedangkan metode atau teknik dalam korelasi
yang popular digunakan adalah korelasi Rank-Spearman atau variabel
berskala ordinal
1. Skala Pengukuran
Dalam penelitian ini penulis menggunakan skala likert. Skala likert
merupakan skala pengukuran yang mengatur sikap dan pendapat
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Fenomena sosial tersebut merupakan suatu variabel penelitian yang
akan diukur. Sebelum diukur, variabel tersebut dijabarkan menjadi
indikator variabel yang kemudian indikator variabel tersebut
digunakan sebagai tolak ukur menyusun item-item instrument yang
berupa pertanyaan dan pernyataan.
Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala
likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat
negative dan untuk keperluaan analisis kuantitatif, maka jawaban
ini diberi skor yaitu :
Tabel 2.2
Bobot atau Nilai Kuesioner
No Keterangan Skor/Nilai
1 Sangat Baik 5
2 Baik 4
3 Cukup Baik 3
4 Kurang Baik 2
5 Tidak Baik 1
Sumber : Sugiyono (2010:132)
2. Analisis Korelasi
Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui uji determinasi
terhadap peningkatan kinerja pegawai di Kecamatan Astanaanyar
Bandung dengan menggunakan koefisien Rank-Spearman.
Menurut Sugiyono (2007:245) analisis koefisien rank spearman
adalah “Suatu ukuran yang mendeskripsikan hubungan antara
variabel yang didukung secara substansi atau teoritis”.
Korelasi Rank-Spearman dinyatakan dalam rumus :
a. Rumus untuk data yang tidak memiliki data kembar :
)1(
6
12
2
nn
YiRXiR
rs
)1(
6
12
2
nn
d
rs
i
b. Rumus untuk data yang memiliki data kembar :
22
222
2 YX
dYXrs
i
Dimana :
rs = Koefisien Korelasi Rank-Spearman
di = Selisih ranking variabel X dan variable Y
n = Banyak data
Untuk mengetahui seberapa besar hubungan variabel X dan variabel Y
diperlukan suatu tafsiran yang dijelaskan dalam batasan-batasan
seperti kriteria berikut ini :
Tabel 2.3
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Hubungannya Sangat Rendah
Hubungannya Rendah
Hubungannya Sedang
Hubungannya Kuat
Hubungannya Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2009:214)
Kemudian análisis korelasi dilanjutkan dengan menghitung koefisien
determinasi
3. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi merupakan ukuran atau besaran untuk
menyatukan tingkat kekuatan hubungan dalam bentuk persen
dengan cara mengkuadratkan koefisien yang ditemukan
Rumus untuk menghitung koefisien determinasi adalah :
Kd = Rxy2
x 100%
Dimana : Kd = Koefisien Determinasi
Rxy2
= Koefisien Pearson Produk Momen
100% = Persentase
BAB III
PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA
PEGAWAI DI KECAMATAN ASTANAANYAR
BANDUNG
3.1 Kondisi Topografi Kecamatan Astanaanyar Bandung
Kecamatan Astanaanyar terletak di wilayah kota Bandung sebagai
ibu kota provinsi Jawa Barat. Secara topografi Kecamatan Astanaanyar
terletak pada ketinggian 700 meter dpl (di atas permukaan laut). Iklim
asli Kota Bandung termasuk Astanaanyar dipengaruhi oleh pegunungan
di sekitarnya sehingga cuaca yang terbentuk sejuk dan
lembab.temperatur rata-rata yaitu 23.4 c dan mencapai suhu tertinggi
pada bulan september, yaitu 30.9 c. Hal tersebut diduga sebagai dampak
polusi udara kendaraan bermotor dan dampak dari pemanasan global.
Walaupun demikian curah hujan di kota Bandung masih cukup tinggi,
yaitu rata-rata 18 hari per bulan. secara geografis wilayah Kecamatan
Astanaanyar terletak di pusat kota Bandung, dengan luas wilayah
279,40 ha. Kecamatan Astanaanyar Bandung berbatasan dengan :
- Bagian Utara : Kec. Andir,
- Bagian Selatan : Kec. Bandung Kidul
- Bagian Timur : Kec. Regol
- Bagian Barat : Kec. Bojongloa Kidul dan kec.Bojongloa Kaler
(sumber : kcda astana anyar 2012 luas wilayah dan iklim kota bandung tahun 2012).
Kecamatan Astanaanyar terdiri dari 6 (enam) kelurahan, yaitu :
1. Kelurahan Karasak
2. Kelurahan Pelindung Hewan
3. Kelurahan Nyengseret
4. Kelurahan Panjunan
5. Kelurahan Cibadak
6. Kelurahan Karanganyar
Berdasarkan luas wilayahnya, kelurahan Pelindung Hewan
merupakan kelurahan dengan wilayah terluas, yaitu 59.50 ha atau
sebesar 21% dari total luas kecamatan. sementara Kelurahan Panjunan
merupakan kelurahan terkecil dengan luas wilayah 36.50 ha atau sebesar
13% total luas kecamatan. Kecamatan Astanaanyar merupakan daerah
yang sebagian besar adalah pemukiman penduduk dan sebagian kecil
terdapat kawasan perdagangan dan sektor jasa. Kecamatan Astanaanyar
berjarak 4 km dari kantor pemerintahan kota Bandung. Lokasi kantor
Kecamatan Astanaanyar berada pada wilayah Kelurahan Panjunan,
kantor kelurahan yang terjauh dari kantor Kecamatan adalah Kelurahan
Karasak, yaitu berjarak sekitar 3 km.
3.2 Visi Misi Kecamatan Astanaanyar Bandung
VISI :
“KERAMAT” (Kreatif, Responsif, Agamis, Amanah, Tertib) dalam
mewujudkan Pelayanan Publik yang Prima.
DEFINISI OPERASIONAL DARI VISI
- Kreatif : Mampu menciptakan gagasan baru dalam melaksanakan
tupoksi dan pelayanan
- Responsif : Cepat menanggapi dan bertindak dalam memberikan
pelayanan publik
- Agamis : Terciptanya situasi yang religius dalam setiap pola prilaku
dan kehidupan
- Amanah : Dapat di percaya dalam mengemban tupoksi yang
diberikan
- Tertib : Dapat bekerja sesuai aturan yang berlaku
MISI :
- Mewujudkan Pelayanan Pubik yang Prima :
Untuk mewujudkan visi masih perlu ditingkatkan kinerja
pemerintahan kecamatan dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat
- Mewujudkan akuntabilitas kinerja pemerintahan kecamatan :
Meningkatkan kinerja pemerintahan kecamatan agar lebih efektif,
efisien, transparan dan akuntabel.
3.3 Struktur Organisasi Kecamatan Astanaanyar Bandung
Gambar 2.1 :Struktur Organisasi Kecamatan Astanaanyar Bandung
( Sumber : Kecamatan Astanaanyar Bandung, Maret 2014 )
Camat
Sekretaris
Camat Kelompok
Jabatan
Sub Bagian
Keuangan dan
Program
Kelurahan
Sub Bagian
Umum dan
Kepegawaian
Seksi
Trantib
Seksi
Pelayanan
Seksi Ekbang
dan LH
Seksi
Dikmas
Seksi
Pemerintahan
n
3.4 Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan Astanaanyar Bandung
A. Camat
1. Camat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
kewenangan pemerintah yang dilimpahkan Walikota kepada
camat untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah.
2. Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud pada ayat (1) pasal
ini, Camat mempunyai fungsi:
a. Mengkoordinasikan pemberdayaan masyarakat
b. Mengkoordinasikan ketenteraman dan ketertiban umum
c. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan
perundang-undangan
d. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas
pelayanan umum
e. Membina pemerintahan kelurahan di wilayah kerjanya
B. Sekretaris Camat
1. Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
tugas kecamatan di bidang kesekertariatan.
2. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Sekretariat mempunyai fungsi:
a. Pelaksanaan penyusunan rencana program kegiatan
kecamatan
b. Pelaksanaan pelayanan administrasi kesekertariatan
kecamatan dan kelurahan
c. Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan rencana,
program, evaluasi dan pelaporan kegiatan kecamatan dan
kelurahan
d. Pengkoordinasian penyelenggaraan tugas seksi
e. Fasilitasi dan pengkoordinasian kegiatan kecamatan dengan
instansi terkait dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
kecamatan
f. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, pelaporan dan
pengendalian administratif kegiatan kesekretariatan dan
kecamatan
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh camat sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya
C. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas sekrertariat kecamatan di bidang
umum dan kepegawaian
2. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai fungsi:
a. Penyusunan bahan rencana dan program pengelolaan
lingkup administrasi umum dan kepegawaian
b. Pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian yang
meliputi pengelolaan naskah dinas, penataan kearsipan
kecamatan, penyelenggaraan kerumah-tanggaan
kecamatan,pengelolaan perlengkapan dan administrasi
perjalanan dinas, serta pelaksanaan administrasi
kepegawaian
c. Pelaporan kegiatan lingkup administrasi umum dan
kepegawaian
D. Sub Bagian Program dan Keuangan
1. Sub bagian program dan keuangan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Sekretariat Kecamatan di bidang
program dan keuangan.
2. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Sub Bagian Program dan Keuangan mempunyai fungsi:
a. Penyusunan rencana dan program pengelolaan administrasi
program dan keuangan kecamatan.
b. Pelaksanaan pengendalian program meliputi kegiatan
penyiapan bahan penyusunan rencana kegiatan kecamatan,
koordinasi penyusunan rencana dan program serta
penyusunan laporan akuntabilitas kinerja kecamatan.
c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi
kegiatan penyiapan bahan penyusun rencana anggaran,
koordinasi penyusuan anggaran, koordinasi pengelola dan
pengendalian
keuangan dan menyusun laporan keuangan Kecamatan.
d. Pengkoordinasian pelaporan lingkup kegiatan pengelolaan
administrasi program dan keuangan Kecamatan.
E. Seksi Pemerintahan
1. Seksi Pemerintahan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Kecamatan di bidang pemerintahan.
2. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Seksi pemerintahan mempunyai fungsi:
a. Penyusunan data dan materi bahan lingkup pemerintahan
b. Pembinaan Rukun Warga dan Rukun Tetangga
c. Pelayanan administrasi pertanahan
d. Pembinaan administrasi pemerintaha Kelurahan
e. Fasilitasi dan pengkoordinasian kegiatan pemerintahan
dengan Instansi terkait
f. Pelaporan pelaksanaan lingkup pemerintahan
F. Seksi Ketentraman dan Ketertiban
1. Seksi Ketentraman dan Ketertiban mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kecamatan di bidang ketentraman
dan ketertiban.
2. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Seksi Ketentraman dan Ketertiban mempunyai fungsi:
a. Penyusunan data dan bahan materi lingkup ketentraman
dan ketertiban
b. Pembinaan ketentraman dan ketertiban
c. Pembinaan potensi perlindungan masyarakat
d. Pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan dan
penanggulangan bencana
e. Fasilitasi dan pengkoordinasian kegiatan ketentraman dan
ketertiban dengan Instansi terkait
f. Pelaporan pelaksanaan lingkup ketentraman dan ketertiban
G. Seksi Pendidikan dan Kemasyarakatan
1. Seksi Pendidikan dan Kemasyarakatan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Kecamatan di bidang pendidikan
dan kemasyarakatan
2. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Seksi Pendidikan dan Kemasyarakatan mempunyai
fungsi:
a. Penyusunan data dan bahan materi lingkup pendidikan dan
kemasyarakatan.
b. Inventarisasi dan fasilitasi masalah sosial kemasyarakatan.
c. Inventarisasi potensi bidang pendidikan formal dan informal.
d. Pembinaan terhadap lembaga kemasyarakatan di tingkat
Kecamatan dan Kelurahan.
e. Fasilitasi pembinaan bidang keagamaan, ketahanan keluarga
partisipasi dan pemberdayaan perempuan serta generasi
muda.
f. Fasilitasi dan pengkoordinasian kegiatan bidang pendidikan
dan kemasyarakatan dengan instansi terkait.
g. Pelaporan pelaksanaan lingkup bidang pendidikan dan
kemasyarakatan.
H. Seksi Ekonomi Pembangunan dan Lingkungan Hidup
1) Seksi Ekonomi, Pembangunan dan Lingkungan Hidup
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
Kecamatan di bidang ekonomi,pembangunan dan lingkungan
hidup.
2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Seksi Ekonomi, Pembangunan dan Lingkungan Hidup
mempunyai fungsi:
a. Penyusunan data dan bahan materi lingkup
ekonomi,pembangunan dan lingkungan hidup.
b. Fasilitasi pembinaan bidang koperasi, usaha kecil dan
menengah.
c. Inventarisasi potensi ekonomi masyarakat dan
pembangunan.
d. Fasilitasi pembangunan sarana dan prasarana fisik fasilitas
umum dan fasilitas sosial.
e. Fasilitasi pemberdayaan masyarakat dalam upaya
pelestarian lingkungan hidup.
f. Fasilitasi dan pengkoordinasian kegiatan ekonomi dan
ketahanan pangan, pembangunan, serta lingkungan hidup
dengan instansi terkait.
g. Pelaporan pelaksanaan lingkup ekonomi, pembangunan dan
lingkungan hidup.
I. Seksi Pelayanan
1. Seksi Pelayanan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Camat dibidang pelayanan
2. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Seksi Pelayanan mempunyai fungsi:
a. Penyusunan data dan bahan materi lingkup pelayanan
b. Pelayanan data dan informasi Kecamatan
c. Pelayanan administrasi kependudukan
d. Pelayanan administrasi umum lainnya
e. Fasilitasi dan pengkoordinasian kegiatan pelayanan dengan
Instansi Terkait Pelaporan pelaksanaan lingkup pelayanan
3.5 Disiplin Kerja di Kecamatan Astanaanyar Bandung
Kedisiplinan merupakan salah satu hal yang penting dalam suatu
instansi, karena bila tingkat kedisiplinan pegawai semakin baik maka,
akan semakin tinggi kinerja pegawai dan pekerjaan tanpa kedisiplinan
dari pegawai maka akan sangat sulit bagi instansi untuk mencapai hasil
yang optimal. Disiplin kerja sangat dibutuhkan oleh setiap pegawai.
Disiplin menjadi persyaratan bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata
kehidupan berdisiplin yang akan membuat para pegawai mendapat
kemudahan dalam bekerja, dengan begitu akan menciptakan suasana
kerja yang kondusif dan mendukung usaha pencapaian tujuan.
Para pegawai Kecamatan Astanaanyar Bandung harus mentaati
prosedur kerja dan disiplin kerja positif yang sudah ditentukan , dan
harus ditaati oleh seluruh pegawai diantaranya:
1) Setiap pegawai wajib mengenakan pakaian seragam dinas dengan
segala kelengkapannya pada waktu melaksanakan tugas sehari-
hari, sesuai dengan peraturan yang ada
2) Jam dinas atau kerja dimulai hari Senin s/d Jumat pukul 08.00 s/d
16.00 WIB
3) Penyelenggaraan apel pagi
4) Absensi
a. Menggunakan kartu pegawai kemudian menggunakan absen
elektronik yang secara otomatis akan terdeteksi langsung jam
datang dan jam pulang
b. Daftar hadir diatur menurut bagian kerja di tiap-tiap bidang
c. Bagi pegawai yang melaksanakan tugas diluar lingkungan
Kecamatan Astanaanyar Bandung menggunakan surat izin
dinas luar
3.6 Kinerja Pegawai di Kecamatan Astanaanyar Bandung
Pada hakikatnya kinerja pegawai merupakan salah satu faktor
penting tercapainya tujuan suatu instansi pemerintah. Sedangkan kinerja
pegawai akan tercapai apabila adanya disiplin kerja dari diri sendiri.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis di Kecamatan
Astanaanyar Bandung melakukan berbagai langkah-langkah dalam
upaya peningkatan kinerja pegawai diantaranya:
1. Instansi memberikan tunjangan perbaikan pegawai,
diharapkan dengan diberikannya tunjangan perbaikan pegawai
ini mampu meningkatkan kinerja pegawai untuk lebih
bersungguh-sungguh dan selalu semangat dalam melakukan
pekerjaannya.
2. Instansi selalu mengadakan acara atau event berupa sharing,
outbound, olahraga ceria pada waktu-waktu tertentu yang
tujuannya guna meningkatkan kebersamaan dan silaturahmi
antar pegawai dan pimpinan. Dengan demikian pegawai akan
semakin dekat dan bisa menjalin kerja sama yang baik guna
memajukan instansi.
3.7 Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Kecamatan
Astanaanyar Bandung
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis akan membahas
bagaimana pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai. Dalam
teknik pengumpulan data, penulis memberikan kuesioner sebanyak 20
pertanyaan terdapat 10 pertanyaan untuk variabel X dan 10 pertanyaan
untuk variabel Y dan disebarkan kepada 20 orang responden.
Kuesioner ini disebarkan kepada 20 responden yang mana
respondennya adalah pegawai Kecamatan Astanaanyar Bandung.
Kuesioner ini disebarkan dalam bentuk rating scale dengan
menggunakan skala ordinal yang memiliki 5 jenjang sebagai berikut:
5 berarti sangat baik = Sangat Setuju
4 berarti baik = Setuju
3 berarti cukup baik = Cukup Setuju
2 berarti kurang baik = Kurang Setuju
1 berarti sangat tidak baik = Sangat Tidak Setuju
A. Disiplin Kerja Pegawai di Kecamatan Astanaanyar Bandung
Disiplin kerja sangat dibutuhkan oleh setiap pegawai. Tata
kehidupan berdisiplin akan membuat para pegawai mendapat
kemudahan dalam bekerja, dengan begitu akan menciptakan suasana
kerja yang kondusif dan mendukung usaha pencapaian tujuan. Para
pegawai Kecamatan Astanaanyar Bandung harus mentaati prosedur
kerja dan disiplin kerja positif yang sudah ditentukan , dan harus
ditaati oleh seluruh pegawai. Untuk lebih jelasnya hasil dari
pengolahan data kuesioner mengenai disiplin kerja di Kecamatan
Astanaanyar Bandung dapat dilihat di (Tabel Tabulasi Data Hasil
Kuesioner Disiplin Kerja sebagai Variabel X di Kecamatan
Astanaanyar Bandung).
Tabel 3.1
Tabel Rekapitulasi Disiplin Kerja (X)
NO PERNYATAAN JAWABAN
JUMLAH SS S CS KS STS
1
Pegawai
melaksanakan tugas
sesuai dengan tugas
pokok
4 16 0 0 0 84
2
Pimpinan selalu
memberikan contoh
teladan yang baik pada
bawahan
1 12 7 0 0 74
NO PERNYATAAN JAWABAN
JUMLAH SS S CS KS STS
3
Kesesuaian balas jasa
yang diterima pegawai
dengan lama kerja
4 15 1 0 0 83
4 Promosi naik jabatan
pegawai 4 15 1 0 0 83
5 Pengawasan pegawai
oleh pimpinan 2 16 2 0 0 80
6
Sanksi hukuman yang
diberikan kepada
pegawai sudah sesuai
dengan tingkat
kesalahan yang
dilanggar
2 18 0 0 0 82
7
Sanksi hukuman
diberikan kepada para
pegawai yang
melanggar aturan
5 13 2 0 0 83
8
Ketegasan pegawai
dalam mengambil
keputusan berkaitan
dengan pekerjaan
0 14 6 0 0 74
9
Sikap saling
menghormati antara
pimpinan dan para
pegawai di Kecamatan
Astanaanyar Bandung
3 8 8 1 0 73
NO PERNYATAAN JAWABAN
JUMLAH SS S CS KS STS
10
Sikap saling
menghargai antar
pegawai dalam
melakukan pekerjaan
di Kecamatan
Astanaanyar Bandung
2 8 10 0 0 72
Sumber : Hasil Olahan Penulis
1. Pegawai Melaksanakan Tugas Sesuai Dengan Tugas Pokok
Berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada
responden, penulis mendapatkan penilaian tanggapan dari
responden dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok di
Kecamatan Astanaanyar Bandung.
Tabel 3.2
Pegawai Melaksanakan Tugas Sesuai Dengan Tugas Pokok
No Alternatif Jawaban/Penilaian Jumlah Responden
1 Sangat Setuju 4
2 Setuju 16
3 Cukup Setuju 0
4 Kurang Setuju 0
5 Sangat Tidak Setuju 0
Jumlah 20
Sumber : Hasil Olahan Penulis
Skor yang diperoleh:
Jumlah skor : 4 responden menjawab SS = 5x4 = 20
Jumlah skor : 16 responden menjawab S = 4x16 = 64
Jumlah skor : 0 responden menjawab CS = 3x0 = 0
Jumlah skor : 0 responden menjawab KS = 2x0 = 0
Jumlah skor : 0 responden menjawab STS = 1x0 = 0 +
Total skor = 84
Skor ideal (skor tertinggi) = 5x20 = 100 (Sangat Baik)
Skor ideal (skor terendah) = 1x20 = 20 (Tidak Baik)
Jumlah skor yang diperoleh dari hasil penelitian adalah 84.
Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa tingkat persetujuan
terhadap indikator pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai tugas
pokok adalah sebesar 84 secara kontinum dapat digambarkan
sebagai berikut :
STB KB CB B SB
20 36 52 68 84 100
84
Berdasarkan gambar diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa data yang diperoleh dari hasil penilaian 20 responden
terletak pada daerah baik. Sehingga pada umumnya para responden
menilai pegawai melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok
tergolong baik.
2. Pimpinan Selalu Memberikan Teladan Yang Baik Pada
Bawahan
Berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada
responden, penulis mendapatkan penilaian tanggapan dari
responden pimpinan selalu memberikan yang teladan baik pada
bawahan di Kecamatan Astanaanyar Bandung.
Tabel 3.3
Pimpinan Memberikan Teladan Yang Baik Pada Bawahan
No Alternatif Jawaban/Penilaian Jumlah Responden
1 Sangat Setuju 1
2 Setuju 12
3 Cukup Setuju 7
4 Kurang Setuju 0
5 Sangat Tidak Setuju 0
Jumlah 20
Sumber : Hasil Olahan Penulis
Skor yang diperoleh:
Jumlah skor : 1 responden menjawab SS = 5x1 = 5
Jumlah skor : 12 responden menjawab S = 4x12 = 48
Jumlah skor : 7 responden menjawab CS = 3x7 = 21
Jumlah skor : 0 responden menjawab KS = 2x0 = 0
Jumlah skor : 0 responden menjawab STS = 1x0 = 0 +
Total skor = 74
Skor ideal (skor tertinggi) = 5x20 = 100 (Sangat Baik)
Skor ideal (skor terendah) = 1x20 = 20 (Tidak Baik)
Jumlah skor yang diperoleh dari hasil penelitian adalah 74.
Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa tingkat persetujuan
terhadap indikator pimpinan selalu memberikan teladan baik pada
bawahan adalah sebesar 74 secara kontinum dapat digambarkan
sebagai berikut :
STB KB CB B SB
20 36 52 68 84 100
74
Berdasarkan gambar diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa data yang diperoleh dari hasil penilaian 20 responden
terletak pada daerah baik. Sehingga pada umumnya para responden
menilai pimpinan selalu memberikan teladan baik pada bawahan
tergolong baik.
3. Kesesuaian Balas Jasa Yang Diterima Pegawai
Berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada
responden, penulis mendapatkan penilaian tanggapan dari
responden terhadap kesesuaian balas jasa di Kecamatan
Astanaanyar Bandung.
Tabel 3.4
Kesesuaian Balas Jasa Yang Diterima Pegawai
No Alternatif Jawaban/Penilaian Jumlah Responden
1 Sangat Setuju 4
2 Setuju 15
3 Cukup Setuju 1
4 Kurang Setuju 0
5 Sangat Tidak Setuju 0
Jumlah 20
Sumber : Hasil Olahan Penulis
Skor yang diperoleh:
Jumlah skor : 4 responden menjawab SS = 5x4 = 20
Jumlah skor : 15 responden menjawab S = 4x15 = 60
Jumlah skor : 1 responden menjawab CS = 3x1 = 3
Jumlah skor : 0 responden menjawab KS = 2x0 = 0
Jumlah skor : 0 responden menjawab STS = 1x0 = 0 +
Total skor = 83
Skor ideal (skor tertinggi) = 5x20 = 100 (Sangat Baik)
Skor ideal (skor terendah) = 1x20 = 20 (Tidak Baik)
Jumlah skor yang diperoleh dari hasil penelitian adalah 83.
Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa tingkat persetujuan
terhadap indikator tingkat kesesuaian balas jasa yang diterima
pegawai dengan lama kerja adalah sebesar 83 secara kontinum
dapat digambarkan sebagai berikut :
STB KB CB B SB
20 36 52 68 84 100
83
Berdasarkan gambar diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa data yang diperoleh dari hasil penilaian 20 responden
terletak pada daerah baik. Sehingga pada umumnya para responden
menilai tingkat kesesuaian balas jasa yang diterima pegawai
dengan lama kerja tergolong baik.
4. Promosi Naik Jabatan Pegawai
Berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada
responden, penulis mendapatkan penilaian tanggapan dari
responden terhadap promosi naik jabatan pegawai di Kecamatan
Astanaanyar Bandung.
Tabel 3.5
Promosi Naik Jabatan Pegawai
No Alternatif Jawaban/Penilaian Jumlah Responden
1 Sangat Setuju 4
2 Setuju 15
3 Cukup Setuju 1
4 Kurang Setuju 0
5 Sangat Tidak Setuju 0
Jumlah 20
Sumber : Hasil Olahan Penulis
Skor yang diperoleh:
Jumlah skor : 4 responden menjawab SS = 5x4 = 20
Jumlah skor : 15 responden menjawab S = 4x15 = 60
Jumlah skor : 1 responden menjawab CS = 3x1 = 3
Jumlah skor : 0 responden menjawab KS = 2x0 = 0
Jumlah skor : 0 responden menjawab STS = 1x0 = 0 +
Total skor = 83
Skor ideal (skor tertinggi) = 5x20 = 100 (Sangat Baik)
Skor ideal (skor terendah) = 1x20 = 20 (Tidak Baik)
Jumlah skor yang diperoleh dari hasil penelitian adalah 83.
Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa tingkat persetujuan
terhadap indikator tingkat kesesuaian balas jasa yang diterima
pegawai dengan lama kerja adalah sebesar 83 secara kontinum
dapat digambarkan sebagai berikut :
STB KB CB B SB
20 36 52 68 84 100
83
Berdasarkan gambar diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa data yang diperoleh dari hasil penilaian 20 responden
terletak pada daerah baik. Sehingga pada umumnya para responden
menilai tingkat kesesuaian balas jasa yang diterima pegawai
dengan lama kerja tergolong baik.
5. Pengawasan Pegawai Oleh Pimpinan
Berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada
responden, penulis mendapatkan penilaian tanggapan terhadap
pengawasan pegawai oleh pimpinan di Kecamatan Astanaanyar
Bandung.
Tabel 3.6
Pengawasan Pegawai Oleh Pimpinan
No Alternatif Jawaban/Penilaian Jumlah Responden
1 Sangat Setuju 2
2 Setuju 16
3 Cukup Setuju 2
4 Kurang Setuju 0
5 Sangat Tidak Setuju 0
Jumlah 20
Skor yang diperoleh:
Jumlah skor : 2 responden menjawab SS = 5x2 = 10
Jumlah skor : 16 responden menjawab S = 4x16 = 64
Jumlah skor : 2 responden menjawab CS = 3x2 = 6
Jumlah skor : 0 responden menjawab KS = 2x0 = 0
Jumlah skor : 0 responden menjawab STS = 1x0 = 0 +
Total skor = 80
Skor ideal (skor tertinggi) = 5x20 = 100 (Sangat Baik)
Skor ideal (skor terendah) = 1x20 = 20 (Tidak Baik)
Jumlah skor yang diperoleh dari hasil penelitian adalah 80.
Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa tingkat persetujuan
terhadap indikator tingkat pengawasan pegawai oleh pimpinan
adalah sebesar 80 secara kontinum dapat digambarkan sebagai
berikut :
STB KB CB B SB
20 36 52 68 84 100
80
Berdasarkan gambar diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa data yang diperoleh dari hasil penilaian 20 responden rata-
rata 80 terletak pada daerah baik. Sehingga pada umumnya para
responden menilai tingkat pengawasan pegawai oleh pimpinan
tergolong baik.
6. Sanksi Hukuman Yang Diberikan Kepada Pegawai Sudah
Sesuai Dengan Tingkat Kesalahan Yang Dilanggar
Berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada
responden, penulis mendapatkan penilaian tanggapan dari
responden terhadap sanksi hukuman yang diberikan kepada
pegawai sudah sesuai dengan tingkat kesalahan yang dilanggar di
Kecamatan Astanaanyar Bandung.
Tabel 3.7
Sanksi Hukuman Yang Diberikan Kepada Pegawai Sudah
Sesuai Dengan Tingkat Kesalahan Yang Dilanggar
No Alternatif Jawaban/Penilaian Jumlah Responden
1 Sangat Setuju 2
2 Setuju 18
3 Cukup Setuju 0
4 Kurang Setuju 0
5 Sangat Tidak Setuju 0
Jumlah 20
Sumber : Hasil Olahan Penulis
Skor yang diperoleh:
Jumlah skor : 2 responden menjawab SS = 5x2 = 10
Jumlah skor : 18 responden menjawab S = 4x18 = 72
Jumlah skor : 0 responden menjawab CS = 3x0 = 0
Jumlah skor : 0 responden menjawab KS = 2x0 = 0
Jumlah skor : 0 responden menjawab STS = 1x0 = 0 +
Total skor = 82
Skor ideal (skor tertinggi) = 5x20 = 100 (Sangat Baik)
Skor ideal (skor terendah) = 1x20 = 20 (Tidak Baik)
Jumlah skor yang diperoleh dari hasil penelitian adalah 82.
Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa tingkat persetujuan
terhadap indikator sanksi hukuman yang diberikan kepada pegawai
sudah sesuai dengan tingkat kesalahan yang dilanggar adalah
sebesar 82% secara kontinum dapat digambarkan sebagai berikut :
STB KB CB B SB
20 36 52 68 84 100
82
Berdasarkan gambar diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa data yang diperoleh dari hasil penilaian 20 responden
terletak pada daerah baik. Sehingga pada umumnya para responden
menilai tingkat sanksi hukuman yang diberikan kepada pegawai
sudah sesuai dengan tingkat kesalahan yang dilanggar tergolong
baik.
7. Sanksi Hukuman Diberikan Kepada Para Pegawai Yang
Melanggar Aturan
Berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada
responden, penulis mendapatkan penilaian tanggapan dari
responden terhadap sanksi hukuman diberikan kepada para
pegawai yang melanggar aturan di Kecamatan Astanaanyar
Bandung.
Tabel 3.8
Sanksi Hukuman Diberikan Kepada Para Pegawai Yang
Melanggar Aturan
No Alternatif Jawaban/Penilaian Jumlah Responden
1 Sangat Setuju 5
2 Setuju 13
3 Cukup Setuju 2
4 Kurang Setuju 0
5 Sangat Tidak Setuju 0
Jumlah 20
Sumber : Hasil Olahan Penulis
Skor yang diperoleh:
Jumlah skor : 5 responden menjawab SS = 5x5 = 25
Jumlah skor : 13 responden menjawab S = 4x13 = 52
Jumlah skor : 2 responden menjawab CS = 3x2 = 6
Jumlah skor : 0 responden menjawab KS = 2x0 = 0
Jumlah skor : 0 responden menjawab STS = 1x0 = 0 +
Total skor = 83
Skor ideal (skor tertinggi) = 5x20 = 100 (Sangat Baik)
Skor ideal (skor terendah) = 1x20 = 20 (Tidak Baik)
Jumlah skor yang diperoleh dari hasil penelitian adalah 83.
Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa tingkat persetujuan
terhadap indikator sanksi hukuman diberikan kepada para pegawai
yang melanggar aturan adalah sebesar 83 secara kontinum dapat
digambarkan sebagai berikut :
STB KB CB B SB
20 36 52 68 84 100
83
Berdasarkan gambar diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa data yang diperoleh dari hasil penilaian 20 responden
terletak pada daerah baik. Sehingga pada umumnya para responden
menilai tingkat sanksi hukuman diberikan kepada para pegawai
yang melanggar aturan tergolong baik.
8. Ketegasan Pegawai Dalam Mengambil Keputusan Berkaitan
Dengan Pekerjaan
Berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada
responden penulis mendapatkan penilaian tanggapan dari
responden terhadap ketegasan pegawai dalam mengambil
keputusan berkaitan dengan pekerjaan di Kecamatan Astanaanyar
Bandung.
Tabel 3.9
Ketegasan Pegawai Dalam Mengambil Keputusan Berkaitan
Dengan Pekerjaan
No Alternatif Jawaban/Penilaian Jumlah Responden
1 Sangat Setuju 0
2 Setuju 14
3 Cukup Setuju 6
4 Kurang Setuju 0
5 Sangat Tidak Setuju 0
Jumlah 20
Sumber : Hasil Olahan Penulis
Skor yang diperoleh:
Jumlah skor : 0 responden menjawab SS = 5x0 = 0
Jumlah skor : 14 responden menjawab S = 4x14 = 56
Jumlah skor : 6 responden menjawab CS = 3x6 = 18
Jumlah skor : 0 responden menjawab KS = 2x0 = 0
Jumlah skor : 0 responden menjawab STS = 1x0 = 0 +
Total skor = 74
Skor ideal (skor tertinggi) = 5x20 = 100 (Sangat Baik)
Skor ideal (skor terendah) = 1x20 = 20 (Tidak Baik)
Jumlah skor yang diperoleh dari hasil penelitian adalah 74.
Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa tingkat persetujuan
terhadap indikator tingkat ketegasan pegawai dalam mengambil
keputusan berkaitan dengan pekerjaan adalah sebesar 74 secara
kontinum dapat digambarkan sebagai berikut :
STB KB CB B SB
20 36 52 68 84 100
74
Berdasarkan gambar diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa data yang diperoleh dari hasil penilaian 20 responden
terletak pada daerah baik. Sehingga pada umumnya para responden
menilai tingkat ketegasan pegawai dalam mengambil keputusan
berkaitan dengan pekerjaan tergolong baik.
9. Sikap Saling Menghormati Antara Pimpinan dan Para
Pegawai
Berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada
responden, penulis mendapatkan penilaian tanggapan dari
responden terhadap sikap saling menghormati antara pimpinan dan
para pegawai di Kecamatan Astanaanyar Bandung.
Tabel 3.10
Sikap Saling Menghormati Antara Pimpinan dan Para Pegawai
No Alternatif Jawaban/Penilaian Jumlah Responden
1 Sangat Setuju 3
2 Setuju 8
3 Cukup Setuju 8
4 Kurang Setuju 1
5 Sangat Tidak Setuju 0
Jumlah 20
Sumber : Hasil Olahan Penulis
Skor yang diperoleh:
Jumlah skor : 3 responden menjawab SS = 5x3 = 15
Jumlah skor : 8 responden menjawab S = 4x8 = 32
Jumlah skor : 8 responden menjawab CS = 3x8 = 24
Jumlah skor : 1 responden menjawab KS = 2x1 = 2
Jumlah skor : 0 responden menjawab STS = 1x0 = 0 +
Total skor = 73
Skor ideal (skor tertinggi) = 5x20 = 100 (Sangat Baik)
Skor ideal (skor terendah) = 1x20 = 20 (Tidak Baik)
Jumlah skor yang diperoleh dari hasil penelitian adalah 73.
Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa tingkat persetujuan
terhadap indikator tingkat sikap saling menghormati antara
pimpinan dan para pegawai adalah sebesar 73 secara kontinum
dapat digambarkan sebagai berikut :
STB KB CB B SB
20 36 52 68 84 100
73
Berdasarkan gambar diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa data yang diperoleh dari hasil penilaian 20 responden
terletak pada daerah baik. Sehingga pada umumnya para responden
menilai tingkat sikap saling menghormati antara pimpinan dan para
pegawai tergolong baik.
10. Sikap Saling Menghargai Antar Pegawai Dalam Melakukan
Pekerjaan
Berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada
responden, penulis mendapatkan penilaian tanggapan dari
responden terhadap sikap saling menghargai antar pegawai dalam
melakukan pekerjaan di Kecamatan Astanaanyar Bandung.
Tabel 3.11
Sikap Saling Menghargai Antar Pegawai Dalam Melakukan
Pekerjaan
No Alternatif Jawaban/Penilaian Jumlah Responden
1 Sangat Setuju 2
2 Setuju 8
3 Cukup Setuju 10
4 Kurang Setuju 0
5 Sangat Tidak Setuju 0
Jumlah 20
Sumber : Hasil Olahan Penulis
Skor yang diperoleh:
Jumlah skor : 2 responden menjawab SS = 5x2 = 10
Jumlah skor : 8 responden menjawab S = 4x8 = 32
Jumlah skor : 10 responden menjawab CS = 3x10 = 30
Jumlah skor : 0 responden menjawab KS = 2x0 = 0
Jumlah skor : 0 responden menjawab STS = 1x0 = 0 +
Total skor = 72
Skor ideal (skor tertinggi) = 5x20 = 100 (Sangat Baik)
Skor ideal (skor terendah) = 1x20 = 20 (Tidak Baik)
Jumlah skor yang diperoleh dari hasil penelitian adalah 72.
Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa tingkat persetujuan
terhadap indikator sikap saling menghargai antar pegawai dalam
melakukan pekerjaan adalah sebesar 72 secara kontinum dapat
digambarkan sebagai berikut :
STB KB CB B SB
20 36 52 68 84 100
72
Berdasarkan gambar diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa data yang diperoleh dari hasil penilaian 20 responden
terletak pada daerah baik. Sehingga pada umumnya para responden
menilai sikap saling menghargai antar pegawai dalam melakukan
pekerjaan tergolong baik.
Berdasarkan hasil rekapitulasi variabel X diatas dapat dilihat
bahwa pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok
memiliki nilai tertinggi dibanding dengan yang lain yaitu sebesar 84,
sedangkan kesesuaian balas jasa yang diterima pegawai, promosi naik
jabatan, dan sanksi hukuman diberikan kepada para pegawai yang
melanggar aturan memiliki nilai sebesar 83. Pada tingkat ketiga
sebesar 82 yaitu pemberian sanksi hukuman yang diberikan kepada
pegawai sudah sesuai dengan tingkat kesalahan yang dilanggar.
Pengawasan pegawai oleh pimpinan memiliki nilaik baik sebesar 80.
Begitupun dalam hal pimpinan selalu memberikan contoh teladan
yang baik pada bawahan dan ketegasan pegawai dalam mengambil
keputusan memiliki nilai sebesar 74. Pada posisi terendah kedua sikap
saling menghormati antara pimpinan dan para pegawai sebesar 73.
Secara keseluruhan variabel X tergolong pada daerah baik akan tetapi
yang menjadi posisi terendah berada pada sikap saling menghargai
antar pegawai dalam melakukan pekerjaan sebesar 72, hal ini yang
menjadi suatu permasalahan yang timbul dalam disiplin kerja.
Tabel 3.12
Tabel Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel (X) Disiplin Kerja
R Item Pernyataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 3 4 5 4 4 4 3 3 3 37
2 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 37
3 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 43
4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 42
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
6 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 37
7 4 3 4 4 4 4 5 4 4 3 39
8 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 36
9 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 38
10 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 46
11 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 38
12 4 4 4 5 4 4 4 3 3 3 38
13 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 38
14 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 39
15 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39
16 5 3 4 4 4 4 4 4 4 3 39
17 4 3 4 4 5 5 5 4 5 5 40
18 5 3 4 4 4 4 3 3 3 3 32
19 4 4 5 5 5 5 4 3 4 4 43
20 4 4 4 5 4 4 3 3 4 4 39
84 74 83 88 80 82 83 74 71 72 780
Rata-
Rata 4,2 3,7 4,15 4,4 4 4,1 4,15 3,7 3,55 3,6 39
Sumber : Hasil Olahan Penulis
Skor yang diperoleh:
Jumlah skor : 27 responden menjawab SS = 5x27 = 135
Jumlah skor :135 responden menjawab S = 4x135 = 540
Jumlah skor : 37 responden menjawab CS = 3x37 = 111
Jumlah skor : 1 responden menjawab KS = 2x1 = 2
Jumlah skor : 0 responden menjawab STS = 1x0 = 0 +
Total skor = 788
Jumlah skor yang diperoleh dari hasil penelitian adalah 788
Skor Ideal 5x20x10 = 1000. Maka jumlah skor yang diperoleh
melalui pengumpulan data adalah sebesar (788:1000) x 100 = 78,8
secara kontinum dapat digambarkan sebagai berikut :
STB KB CB B SB
20 36 52 68 84 100
78,8
Berdasarkan gambar diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa data yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai disiplin
kerja para pegawai di Kecamatan Astanaanyar Bandung ialah
sebesar 78,8% dan terletak pada daerah baik, hal ini membuktikan
bahwa pelaksanaan disiplin kerja para pegawai sudah tergolong
baik.
B. Kinerja Pegawai di Kecamatan Astanaanyar Bandung
Kinerja pegawai merupakan salah satu faktor penting
tercapainya tujuan suatu instansi pemerintah. Sedangkan kinerja
pegawai akan tercapai apabila adanya disiplin kerja dari diri sendiri.
Di Kecamatan Astanaanyar Bandung melakukan berbagai dalam
upaya peningkatan kinerja pegawai diantaranya:
1. Instansi memberikan tunjangan perbaikan pegawai,
diharapkan dengan diberikannya tunjangan perbaikan pegawai
ini mampu meningkatkan kinerja pegawai.
2. Instansi selalu mengadakan acara atau event berupa sharing,
outbound, olahraga ceria pada waktu-waktu tertentu yang
tujuannya guna meningkatkan kebersamaan dan silaturahmi
antar pegawai dan pimpinan.
Untuk lebih jelasnya hasil dari pengolahan data kuesioner mengenai
kinerja pegawai di Kecamatan Astanaanyar Bandung dapat dilihat di
(Tabel Tabulasi Data Hasil Kuesioner Kinerja Pegawai sebagai
Variabel Y di Kecamatan Astanaanyar Bandung).
Tabel 3.13
Tabel Rekapitulasi Kinerja Pegawai (Y)
NO PERNYATAAN JAWABAN
JUMLAH SS S CS KS STS
1 Pegawai setia terhadap
visi dan misi instansi 3 16 1 0 0 82
2
Pegawai menghasilkan
hasil kerja yang
memuaskan
4 12 3 1 0 79
3
Pegawai bekerja
dengan baik walaupun
tidak diawasi oleh
pimpinan
0 18 2 0 0 78
4
Pegawai mematuhi
seluruh peraturan
yang telah di tetapkan
2 12 6 0 0 76
5 Pegawai datang tepat
waktu 1 10 9 0 0 72
NO PERNYATAAN JAWABAN
JUMLAH SS S CS KS STS
6 Pegawai pulang tepat
waktu 0 4 10 6 0 58
7
Pegawai selalu
menjaga hubungan
yang baik dengan
sesama pegawai
6 10 4 0 0 82
8
Pegawai mampu
mengambil inisiatif
dalam bekerja
1 11 7 1 0 72
9
Pimpinan lebih
mengutamakan
kerjasama dalam
usaha mencapai tujuan
5 14 1 0 0 84
10
Pimpinan senang
menerima saran,
pendapat,
dan kritikan-kritikan
dari bawahan.
6 12 2 0 0 84
Sumber : Hasil Olahan Penulis
1. Pegawai Setia Terhadap Visi Dan Misi Instansi
Berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada
responden, penulis mendapatkan penilaian tanggapan dari
responden mengenai kesetiaan terhadap visi dan misi instansi di
Kecamatan Astanaanyar Bandung.
Tabel 3.14
Kesetiaan Pegawai Terhadap Visi dan Misi Instansi
No Alternatif Jawaban/Penilaian Jumlah Responden
1 Sangat Setuju 3
2 Setuju 16
3 Cukup Setuju 1
4 Kurang Setuju 0
5 Sangat Tidak Setuju 0
Jumlah 20
Sumber : Hasil Olahan Penulis
Skor yang diperoleh:
Jumlah skor : 3 responden menjawab SS = 5x3 = 15
Jumlah skor : 16 responden menjawab S = 4x16 = 64
Jumlah skor : 1 responden menjawab CS = 3x1 = 3
Jumlah skor : 0 responden menjawab KS = 2x0 = 0
Jumlah skor : 0 responden menjawab STS = 1x0 = 0 +
Total skor = 82
Skor ideal (skor tertinggi) = 5x20 = 100 (Sangat Baik)
Skor ideal (skor terendah) = 1x20 = 20 (Tidak Baik)
Jumlah skor yang diperoleh dari hasil penelitian adalah 82.
Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa tingkat persetujuan
terhadap indikator kesetian terhadap visi dan misi instansi adalah
sebesar 82 secara kontinum dapat digambarkan sebagai berikut :
STB KB CB B SB
20 36 52 68 84 100
82
Berdasarkan gambar diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa data yang diperoleh dari hasil penilaian 20 responden
terletak pada daerah baik. Sehingga pada umumnya para responden
menilai kesetiaan pegawai terhadap visi dan misi instansi tergolong
baik.
2. Pegawai Menghasilkan Hasil Kerja Yang Memuaskan
Berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada
responden, penulis mendapatkan penilaian tanggapan dari
responden pegawai menghasilkan hasil kerja yang memuaskan di
Kecamatan Astanaanyar Bandung.
Tabel 3.15
Pegawai Menghasilkan Hasil Kerja Yang Memuaskan
No Alternatif Jawaban/Penilaian Jumlah Responden
1 Sangat Setuju 4
2 Setuju 12
3 Cukup Setuju 3
4 Kurang Setuju 1
5 Sangat Tidak Setuju 0
Jumlah 20
Sumber : Hasil Olahan Penulis
Skor yang diperoleh:
Jumlah skor : 4 responden menjawab SS = 5x4 = 20
Jumlah skor : 12 responden menjawab S = 4x12 = 48
Jumlah skor : 3 responden menjawab CS = 3x3 = 9
Jumlah skor : 1 responden menjawab KS = 2x1 = 2
Jumlah skor : 0 responden menjawab STS = 1x0 = 0 +
Total skor = 79
Skor ideal (skor tertinggi) = 5x20 = 100 (Sangat Baik)
Skor ideal (skor terendah) = 1x20 = 20 (Tidak Baik)
Jumlah skor yang diperoleh dari hasil penelitian adalah 79.
Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa tingkat persetujuan
terhadap indikator pegawai menghasilkan hasil kerja yang
memuaskan sebesar 79% secara kontinum dapat digambarkan
sebagai berikut :
STB KB CB B SB
20 36 52 68 84 100
79
Berdasarkan gambar diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa data yang diperoleh dari hasil penilaian 20 responden
terletak pada daerah baik. Sehingga pada umumnya para responden
menilai pegawai menghasilkan hasil kerja yang memuaskan
tergolong baik.
3. Pegawai Bekerja Dengan Baik Walaupun Tidak Diawasi
Pimpinan
Berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada
responden, penulis mendapatkan penilaian tanggapan dari
responden pegawai bekerja dengan baik walaupun tidak diawasi
oleh pimpinan di Kecamatan Astanaanyar Bandung.
Tabel 3.16
Pegawai Bekerja Dengan Baik Walaupun Tidak Diawasi
Pimpinan
No Alternatif Jawaban/Penilaian Jumlah Responden
1 Sangat Setuju 0
2 Setuju 18
3 Cukup Setuju 2
4 Kurang Setuju 0
5 Sangat Tidak Setuju 0
Jumlah 20
Sumber : Hasil Olahan Penulis
Skor yang diperoleh:
Jumlah skor : 0 responden menjawab SS = 5x0 = 0
Jumlah skor : 18 responden menjawab S = 4x18 = 72
Jumlah skor : 2 responden menjawab CS = 3x2 = 6
Jumlah skor : 0 responden menjawab KS = 2x0 = 0
Jumlah skor : 0 responden menjawab STS = 1x0 = 0 +
Total skor = 78
Skor ideal (skor tertinggi) = 5x20 = 100 (Sangat Baik)
Skor ideal (skor terendah) = 1x20 = 20 (Tidak Baik)
Jumlah skor yang diperoleh dari hasil penelitian adalah 78.
Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa tingkat persetujuan
terhadap indicator pegawai bekerja dengan baik walaupun tidak
diawasi oleh pimpinan adalah sebesar 78 secara kontinum dapat
digambarkan sebagai berikut :
STB KB CB B SB
20 36 52 68 84 100
78
Berdasarkan gambar diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa data yang diperoleh dari hasil penilaian 20 responden
terletak pada daerah baik. Sehingga pada umumnya para responden
menilai pegawai bekerja dengan baik walaupun tidak diawasi oleh
pimpinan tergolong baik.
4. Pegawai Mematuhi Seluruh Peraturan Yang Telah Di
Tetapkan
Berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada
responden, penulis mendapatkan penilaian tanggapan dari
responden terhadap promosi naik jabatan pegawai di Kecamatan
Astanaanyar Bandung.
Tabel 3.17
Pegawai Mematuhi Seluruh Peraturan Yang Telah Di
Tetapkan
No Alternatif Jawaban/Penilaian Jumlah Responden
1 Sangat Setuju 2
2 Setuju 12
3 Cukup Setuju 6
4 Kurang Setuju 0
5 Sangat Tidak Setuju 0
Jumlah 20
Sumber : Hasil Olahan Penulis
Skor yang diperoleh:
Jumlah skor : 2 responden menjawab SS = 5x2 = 10
Jumlah skor : 12 responden menjawab S = 4x12 = 48
Jumlah skor : 6 responden menjawab CS = 3x6 = 18
Jumlah skor : 0 responden menjawab KS = 2x0 = 0
Jumlah skor : 0 responden menjawab STS = 1x0 = 0 +
Total skor = 76
Skor ideal (skor tertinggi) = 5x20 = 100 (Sangat Baik)
Skor ideal (skor terendah) = 1x20 = 20 (Tidak Baik)
Jumlah skor yang diperoleh dari hasil penelitian adalah 76.
Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa tingkat persetujuan
terhadap indikator mematuhi seluruh peraturan yang telah di
tetapkan adalah sebesar 76% secara kontinum dapat digambarkan
sebagai berikut :
STB KB CB B SB
20 36 52 68 84 100
76
Berdasarkan gambar diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa data yang diperoleh dari hasil penilaian 20 responden
terletak pada daerah baik. Sehingga pada umumnya para responden
menilai mematuhi seluruh peraturan yang telah di tetapkan
tergolong baik.
5. Pegawai Datang Tepat Waktu
Berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada
responden, penulis mendapatkan penilaian tanggapan terhadap
ketepatan pegawai datang tepat waktu di Kecamatan Astanaanyar
Bandung.
Tabel 3.18
Pegawai Datang Tepat Waktu
No Alternatif Jawaban/Penilaian Jumlah Responden
1 Sangat Setuju 1
2 Setuju 10
3 Cukup Setuju 9
4 Kurang Setuju 0
5 Sangat Tidak Setuju 0
Jumlah 20
Sumber : Hasil Olahan Penulis
Skor yang diperoleh:
Jumlah skor : 1 responden menjawab SS = 5x1 = 5
Jumlah skor : 10 responden menjawab S = 4x10 = 40
Jumlah skor : 9 responden menjawab CS = 3x9 = 27
Jumlah skor : 0 responden menjawab KS = 2x0 = 0
Jumlah skor : 0 responden menjawab STS = 1x0 = 0 +
Total skor = 72
Skor ideal (skor tertinggi) = 5x20 = 100 (Sangat Baik)
Skor ideal (skor terendah) = 1x20 = 20 (Tidak Baik)
Jumlah skor yang diperoleh dari hasil penelitian adalah 72. Dari
pernyataan diatas dapat diketahui bahwa tingkat persetujuan
terhadap indikator pegawai datang tepat waktu adalah sebesar 72
secara kontinum dapat digambarkan sebagai berikut :
STB KB CB B SB
20 36 52 68 84 100
72
Berdasarkan gambar diatas dapat diambil kesimpulan bahwa data
yang diperoleh dari hasil penilaian 20 responden terletak pada
daerah baik. Sehingga pada umumnya para responden menilai
tingkat pegawai datang tepat waktu tergolong baik.
6. Pegawai Pulang Tepat Waktu
Berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada
responden, penulis mendapatkan penilaian tanggapan dari
responden terhadap ketepatan pegawai pulang tepat waktu di
Kecamatan Astanaanyar Bandung.
Tabel 3.19
Pegawai Pulang Tepat Waktu
No Alternatif Jawaban/Penilaian Jumlah Responden
1 Sangat Setuju 0
2 Setuju 4
3 Cukup Setuju 10
4 Kurang Setuju 6
5 Sangat Tidak Setuju 0
Jumlah 20
Sumber : Hasil Olahan Penulis
Skor yang diperoleh:
Jumlah skor : 0 responden menjawab SS = 5x0 = 0
Jumlah skor : 4 responden menjawab S = 4x4 = 16
Jumlah skor : 10 responden menjawab CS = 3x10 = 30
Jumlah skor : 6 responden menjawab KS = 2x6 = 12
Jumlah skor : 0 responden menjawab STS = 1x0 = 0 +
Total skor = 58
Skor ideal (skor tertinggi) = 5x20 = 100 (Sangat Baik)
Skor ideal (skor terendah) = 1x20 = 20 (Tidak Baik)
Jumlah skor yang diperoleh dari hasil penelitian adalah 58. Dari
pernyataan diatas dapat diketahui bahwa tingkat persetujuan
terhadap indikator ketepatan pegawai pulang tepat waktu adalah
sebesar 58 secara kontinum dapat digambarkan sebagai berikut :
STB KB CB B SB
20 36 52 68 84 100
58
Berdasarkan gambar diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa data yang diperoleh dari hasil penilaian 20 responden
terletak pada daerah cukup baik. Sehingga pada umumnya para
responden menilai tingkat ketepatan pegawai pulang tepat waktu
tergolong cukup baik.
7. Pegawai Selalu Menjaga Hubungan Yang Baik Dengan Sesama
Pegawai
Berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada
responden, penulis mendapatkan penilaian tanggapan dari
responden terhadap pegawai selalu menjaga hubungan yang baik
dengan sesama pegawai di Kecamatan Astanaanyar Bandung.
Tabel 3.20
Pegawai Selalu Menjaga Hubungan Yang Baik Sesama
Pegawai
No Alternatif Jawaban/Penilaian Jumlah Responden
1 Sangat Setuju 6
2 Setuju 10
3 Cukup Setuju 4
4 Kurang Setuju 0
5 Sangat Tidak Setuju 0
Jumlah 20
Sumber : Hasil Olahan Penulis
Skor yang diperoleh:
Jumlah skor : 6 responden menjawab SS = 5x6 = 30
Jumlah skor : 10 responden menjawab S = 4x10 = 40
Jumlah skor : 4 responden menjawab CS = 3x4 = 12
Jumlah skor : 0 responden menjawab KS = 2x0 = 0
Jumlah skor : 0 responden menjawab STS = 1x0 = 0 +
Total skor = 82
Skor ideal (skor tertinggi) = 5x20 = 100 (Sangat Baik)
Skor ideal (skor terendah) = 1x20 = 20 (Tidak Baik)
Jumlah skor yang diperoleh dari hasil penelitian adalah 82.
Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa tingkat persetujuan
terhadap indikator pegawai selalu menjaga hubungan yang baik
dengan sesama pegawai adalah sebesar 82 secara kontinum dapat
digambarkan sebagai berikut :
STB KB CB B SB
20 36 52 68 84 100
82
Berdasarkan gambar diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa data yang diperoleh dari hasil penilaian 20 responden
terletak pada daerah baik. Sehingga pada umumnya para responden
menilai pegawai selalu menjaga hubungan yang baik sesama
pegawai tergolong baik.
8. Pegawai Mampu Mengambil Inisiatif Dalam Bekerja
Berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada
responden penulis mendapatkan penilaian terhadap pegawai
mampu mengambil inisiatif dalam bekerja di Kecamatan
Astanaanyar Bandung.
Tabel 3.21
Pegawai Mampu Mengambil Inisiatif Dalam Bekerja
No Alternatif Jawaban/Penilaian Jumlah Responden
1 Sangat Setuju 1
2 Setuju 11
3 Cukup Setuju 7
4 Kurang Setuju 1
5 Sangat Tidak Setuju 0
Jumlah 20
Sumber : Hasil Olahan Penulis
Skor yang diperoleh:
Jumlah skor : 1 responden menjawab SS = 5x1 = 5
Jumlah skor : 11 responden menjawab S = 4x11 = 44
Jumlah skor : 7 responden menjawab CS = 3x7 = 21
Jumlah skor : 1 responden menjawab KS = 2x1 = 2
Jumlah skor : 0 responden menjawab STS = 1x0 = 0 +
Total skor = 72
Skor ideal (skor tertinggi) = 5x20 = 100 (Sangat Baik)
Skor ideal (skor terendah) = 1x20 = 20 (Tidak Baik)
Jumlah skor yang diperoleh dari hasil penelitian adalah 72.
Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa tingkat persetujuan
terhadap indikator pegawai mampu mengambil inisiatif dalam
bekerja adalah sebesar 72 secara kontinum dapat digambarkan
sebagai berikut:
STB KB CB B SB
20 36 52 68 84 100
72
Berdasarkan gambar diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa data yang diperoleh dari hasil penilaian 20 responden
terletak pada daerah baik. Sehingga pada umumnya para responden
menilai tingkat pegawai mampu mengambil inisiatif dalam bekerja
tergolong baik.
9. Pimpinan Lebih Mengutamakan Kerjasama Dalam Usaha
Mencapai Tujuan
Berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada
responden, penulis mendapatkan penilaian tanggapan dari
responden terhadap pimpinan lebih mengutamakan kerjasama
dalam usaha mencapai tujuan di Kecamatan Astanaanyar Bandung.
Tabel 3.22
Pimpinan Lebih Mengutamakan Kerjasama Dalam Usaha
Mencapai Tujuan
No Alternatif Jawaban/Penilaian Jumlah Responden
1 Sangat Setuju 5
2 Setuju 14
3 Cukup Setuju 1
4 Kurang Setuju 0
5 Sangat Tidak Setuju 0
Jumlah 20
Sumber : Hasil Olahan Penulis
Skor yang diperoleh:
Jumlah skor : 5 responden menjawab SS = 5x5 = 25
Jumlah skor : 14 responden menjawab S = 4x14 =56
Jumlah skor : 1 responden menjawab CS = 3x1 = 3
Jumlah skor : 0 responden menjawab KS = 2x0 = 0
Jumlah skor : 0 responden menjawab STS = 1x0 = 0 +
Total skor = 84
Skor ideal (skor tertinggi) = 5x20 = 100 (Sangat Baik)
Skor ideal (skor terendah) = 1x20 = 20 (Tidak Baik)
Jumlah skor yang diperoleh dari hasil penelitian adalah 84.
Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa tingkat persetujuan
terhadap indikator pimpinan lebih mengutamakan kerjasama dalam
usaha mencapai tujuan adalah sebesar 84% secara kontinum dapat
digambarkan sebagai berikut :
STB KB CB B SB
20 36 52 68 84 100
84
Berdasarkan gambar diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa data yang diperoleh dari hasil penilaian 20 responden
terletak pada daerah baik. Sehingga pada umumnya para responden
menilai pimpinan lebih mengutamakan kerjasama dalam usaha
mencapai tujuan tergolong baik.
10. Pimpinan Senang Menerima Saran, Pendapat Dan Kritikan-
Kritikan Dari Bawahan
Berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada
responden, penulis mendapatkan penilaian tanggapan dari
responden terhadap pimpinan senang menerima saran, pendapat
dan kritikan-kritikan dari bawahan di Kecamatan Astanaanyar
Bandung.
Tabel 3.23
Pimpinan Senang Menerima Saran, Pendapat Dan Kritikan-
Kritikan Dari Bawahan
No Alternatif Jawaban/Penilaian Jumlah Responden
1 Sangat Setuju 6
2 Setuju 12
3 Cukup Setuju 2
4 Kurang Setuju 0
5 Sangat Tidak Setuju 0
Jumlah 20
Sumber : Hasil Olahan Penulis
Skor yang diperoleh:
Jumlah skor : 6 responden menjawab SS = 5x6 = 30
Jumlah skor : 12 responden menjawab S = 4x12 = 48
Jumlah skor : 2 responden menjawab CS = 3x2 = 6
Jumlah skor : 0 responden menjawab KS = 2x0 = 0
Jumlah skor : 0 responden menjawab STS = 1x0 = 0 +
Total skor = 84
Skor ideal (skor tertinggi) = 5x20 = 100 (Sangat Baik)
Skor ideal (skor terendah) = 1x20 = 20 (Tidak Baik)
Jumlah skor yang diperoleh dari hasil penelitian adalah 84. Dari
pernyataan diatas dapat diketahui bahwa tingkat persetujuan
terhadap indikator pimpinan senang menerima saran, pendapat dan
kritikan-kritikan dari bawahan adalah sebesar 84 secara kontinum
dapat digambarkan sebagai berikut :
STB KB CB B SB
20 36 52 68 84 100
84
Berdasarkan gambar diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa data yang diperoleh dari hasil penilaian 20 responden
terletak pada daerah baik. Sehingga pada umumnya para responden
menilai pimpinan senang menerima saran, pendapat dan kritikan-
kritikan dari bawahan tergolong baik.
Berdasarkan hasil rekapitulasi variabel Y diatas dapat dilihat
bahwa pimpinan lebih mengutamakan kerjasama dalam usaha
mencapai tujuan dan pimpinan senang menerima masukan memiliki
nilai tertinggi dibanding dengan yang lain yaitu sebesar 84, sedangkan
kesetiaan pegawai terhadap visi dan misi instansi dan hubungan yang
baik dengan sesame pegawai memiliki nilai sebesar 82. Pada tingkat
ketiga sebesar 79 yaitu pegawai menghasilkan hasil kerja yang
memuaskan. Pegawai bekerja dengan baik walaupun tidak diawasi
oleh pimpinan sebesar 78. Begitupun dalam hal mematuhi seluruh
peraturan yang telah ditetapkan sebesar 76. Pada posisi terendah
kedua pegawai datang tepat waktu dan pegawai mampu mengambil
inisiatif dalam bekerja sebesar 72. Secara keseluruhan variabel Y
tergolong pada daerah baik akan tetapi yang menjadi posisi terendah
berada pada ketepatan pulang tepat waktu sebesar 58, hal ini yang
menjadi suatu permasalahan yang timbul dalam kinerja pegawai.
Tabel 3.24
Tabel Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel (Y) Kinerja Pegawai
R Item Pernyataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 40
2 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 35
3 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 42
4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 28
5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 40
6 4 4 4 5 4 2 4 4 5 5 41
7 4 3 4 4 4 2 5 4 5 5 40
8 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 41
9 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 37
10 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 45
11 4 4 4 3 4 4 5 3 4 3 38
12 4 4 4 3 3 2 5 3 4 4 36
13 4 4 4 4 3 2 5 3 4 4 37
14 5 4 4 3 3 3 4 3 4 4 37
15 4 4 4 3 3 3 5 3 4 4 37
16 4 3 4 4 3 2 5 3 4 4 36
17 4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 41
18 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 40
19 4 3 4 4 4 3 3 4 4 5 38
20 4 5 4 4 3 3 3 4 4 4 38
82 79 78 76 72 58 82 72 84 84 767
Rata-
Rata 4,1 3,95 3,9 3,8 3,6 2,9 4,1 3,6 4,2 4,2 38,35
Sumber : Hasil Olahan Penulis
Skor yang diperoleh:
Jumlah skor : 28 responden menjawab SS = 5x28 = 140
Jumlah skor :119 responden menjawab S = 4x119 = 476
Jumlah skor : 45 responden menjawab CS = 3x45 = 135
Jumlah skor : 8 responden menjawab KS = 2x8 = 16
Jumlah skor : 0 responden menjawab STS = 1x0 = 0 +
Total skor = 767
Jumlah skor yang diperoleh dari hasil penelitian adalah
767.Skor Ideal 5x20x10 = 1000.Maka jumlah skor yang diperoleh
melalui pengumpulan data adalah sebesar (767:1000) x 100 = 76,7
secara kontinum dapat digambarkan sebagai berikut :
STB KB CB B SB
20 36 52 68 84 100
76,7
Berdasarkan gambar diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa data yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai kinerja
pegawai para pegawai di Kecamatan Astanaanyar Bandung ialah
sebesar 76,7 dan terletak pada daerah baik, hal ini membuktikan
bahwa pelaksanaan kinerja pegawai para pegawai sudah tergolong
baik.
C. Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di
Kecamatan Astanaanyar Bandung
C.1 Analisis Koefisien Korelasi Rank Spearman
Untuk mengetahui seberapa besar peranan antara kedua
variabel yaitu disiplin kerja terhadap kinerja pegawai di Kecamatan
Astanaanyar Bandung, penulis menggunakan teknik analisis
korelasi rank spearman yang perhitungannya dapat dilihat dibawah
ini:
Tabel 3.25
Tabel Perhitungan Metode Rank Spearman
Jumlah
Responden X Y
Rank Rank
id 2
id
X Y
1 32 28 1 1 0 0
2 36 35 2 2 0 0
3 37 36 4 3,5 0,5 0,25
4 37 36 4 3,5 0,5 0,25
5 37 37 4 6,5 -2,5 6,25
6 38 37 7,5 6,5 1 1
7 38 37 7,5 6,5 1 1
8 38 37 7,5 6,5 1 1
9 38 38 7,5 10 -2,5 6,25
10 39 38 12 10 2 4
11 39 40 12 13,5 2 4
12 39 40 12 13,5 -1,5 2,25
13 39 40 12 13,5 -1,5 2,25
14 39 40 12 13,5 -1,5 2,25
15 40 40 15,5 13,5 2 4
16 40 41 15,5 17 1,5 2,25
17 42 41 17 17 0 0
18 43 41 18,5 17 1,5 2,25
19 43 42 18,5 19 -0,5 0,25
20 46 45 20 20 0 0
JUMLAH 39,5
Sumber : Hasil Olahan Penulis
Tabel 3.26
Tabel Angka Kembar Variabel X dan Y
No
Angka
Kembar
X
T
Angka
Kembar
Y
T
1 37 3 2 40 4 5
2 43 2 0,5 41 3 2
3 40 2 0,5 37 4 5
4 39 5 10 38 3 2
5 38 4 5 36 2 0,5
6 42 1 0 35 1 0
7 36 1 0 42 1 0
8 46 1 0 28 1 0
9 32 1 0 45 1 0
Jumlah 20 18 20 14,5
Sumber : Hasil Olahan Penulis
Dik : 18 XT
5,14Ty
XTnn
X12
32
1812
202032
X
1812
2080002
X
186652 X
2X 647
YTnn
Y12
32
5,1412
202032
Y
5,1412
2080002
Y
5,146652 Y
2Y 650,5
22
222
2 YX
dYXr
i
s
)5,650)(647(2
5,395,650647 sr
5,873.4202
258.1sr
74,648
629sr
sr 0,97
Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka perolehan hasil
bahwa koefisien korelasi rank spearman antara disiplin kerja
terhadap kinerja pegawai adalah sebesar 0,97 , maka derajat
hubungan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai yang menghasilkan
jumlah korelasi rank spearman sebesar 0,97 termasuk golongan
hubungannya sangat kuat. (table 2.3)
C.2 Analisis Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi ini diperlukan untuk melihat seberapa
besar pengaruh variabel X terhadap Y. Perhitungannya diperoleh
dengan cara mengkuadratkan koefisien korelasi.
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X
terhadap variabel Y maka koefisien determinasinya adalah sebagai
berikut:
Kd = r2
x 100%
Kd = (0,97) 2
x 100%
Kd = 94,09%
Dari nilai koefisien determinasi tersebut bahwa pengaruh disiplin
kerja terhadap kinerja pegawai sebesar 94,09% dan sisanya sebesar
5,91% dipengaruhi faktor lainnya yang tidak diteliti oleh penulis.
D. Permasalahan yang Timbul Dalam Disiplin Kerja Dalam
Kaitannya Dengan Kinerja Pegawai di Kecamatan Astanaanyar
Bandung
Berikut ini adalah beberapa permasalahan yang timbul dalam
pelaksanaan disiplin kerja yang berkaitan dengan kinerja pegawai.
1. Kurangnya sikap saling menghargai antar pegawai dalam
melakukan pekerjaan, sehingga menimbulkan kesalah pahaman
antar pegawai.
2. Permasalahan ketepatan pulang tepat waktu, masih ada
beberapa pegawai pulang sebelum waktunya, sehingga
berpengaruh terhadap pekerjaan serta kualitas pekerjaan
tersebut. Yang dimana seharusnya mengarah terhadap sasaran
kerja pegawai.
E. Upaya Pemecahan Masalah yang Dilakukan Untuk Menghadapi
Permasalahan yang Timbul Dalam Disiplin Kerja Dalam
Kaitannya Dengan Kinerja Pegawai di Kecamatan Astanaanyar
Bandung
Beberapa upaya telah dilakukan pihak instansi dalam
pemecahan masalah yang timbul dari pelaksanaan disiplin kerja
terhadapa kinerja pegawai diantaranya:
1. Sikap dan Etika Kerja
Sikap dan etika kerja yang saling menghormati antar pegawai
memberikan nilai plus dan membuat pegawai yang lain
menjadi betah untuk bekerja dan nyaman karena mendapat
respon yang baik, serta adanya kerjasama yang kuat antar
pegawai lain, sehingga terjalin sikap saling menghargai antar
pegawai dan terhindar dari kesalahpahaman.
2. Ketegasan Pimpinan
Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan
mempengaruhi kedisiplinan pegawai. Pimpinan harus berani
dan tegas bertindak untuk menghukum setiap pegawai yang
indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah
ditetapkan. Pimpinan yang berani menindak tegas menerapkan
hukuman bagi pegawai yang indisipliner akan disegani dan
diakui kepemimpinannya oleh bawahannya. Dengan demikian,
pimpinan akan memelihara kedisiplinan pegawai.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab-bab
sebelumnya,maka penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut :
1. Disiplin kerja pegawai di Kecamatan Astanaanyar Bandung
berdasarkan hasil penelitian masuk kedalam kriteria baik, artinya
dilihat dari indikator disiplin kerja seperti melaksanakan tugas sesuai
tugas pokok, saling menghormati dan menghargai sesama pegawai,
patuh aturan, hubungan kemanusiaan, dan sanksi hukuman dengan
persentase rata-rata 78,8.
2. Kinerja pegawai di Kecamatan Astanaanyar Bandung berdasarkan
hasil penelitian masuk kedalam kriteria baik, artinya dilihat dari
indikator kinerja pegawai seperti kesetiaan pegawai, prestasi
kerja,kerjasama antar pegawai, tanggung jawab, dan ketaatan pegawai
dengan persentase rata-rata 76,7.
3. Pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai di Kecamatan
Astanaanyar Bandung berdasarkan hasil perhitungan koefisien
determinasi ialah sebesar 94,09% dan sisanya sebesar 5,91%
dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian.
4. Permasalahan yang timbul dari pengaruh disiplin kerja terhadap
kinerja pegawai di Kecamatan Astanaanyar Bandung dari hasil
wawancara dan hasil survey dilapangan, serta dilihat dari hasil
peritungan rekapitulasi variabel X (disiplin kerja) dan rekapitulasi
variabel Y (kinerja pegawai) diantaranya ialah:
a. Kurangnya sikap saling menghargai antar pegawai dalam
melakukan pekerjaan, sehingga menimbulkan kesalahpahaman
antar pegawai.
b. Permasalahan ketepatan pulang tepat waktu, masih ada beberapa
pegawai pulang sebelum waktunya, sehingga berpengaruh
terhadap pekerjaan serta kualitas pekerjaan tersebut. Yang
dimana seharusnya mengarah terhadap sasaran kerja pegawai.
5. Adapun upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan disiplin
kerja terhadap kinerja pegawai di Kecamatan Astanaanyar Bandung
diantaranya ialah:
a. Sikap dan Etika Kerja
Sikap dan etika kerja yang saling menghormati antar pegawai
memberikan nilai plus dan membuat pegawai yang lain menjadi
betah untuk bekerja dan nyaman karena mendapat respon yang
baik, serta adanya kerjasama yang kuat antar pegawai lain,
sehingga terjalin sikap saling menghargai antar pegawai dan
terhindar dari kesalah pahaman.
b. Ketegasan Pimpinan
Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan
mempengaruhi kedisiplinan pegawai. Pimpinan harus berani dan
tegas bertindak untuk menghukum setiap pegawai yang
indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan.
Pimpinan yang berani menindak tegas menerapkan hukuman
bagi pegawai yang indisipliner akan disegani dan diakui
kepemimpinannya oleh bawahannya. Dengan demikian,
pimpinan akan memelihara kedisiplinan pegawai.
4.2 Saran
Dari beberapa kesimpulan yang telah penulis kemukakan, maka
penulis akan memberikan beberapa saran, penulis berharap saran ini bisa
menjadi bahan penimbang untuk dijadikan sebagai masukan. Adapun
saran yang dapat penulis berikan yaitu:
b. Diharapkan para pegawai memiliki sikap dan etika kerja serta
saling menghormati antar pegawai lain sehingga tejalin hubungan
kerja yang baik dan menunjang kedisiplinan dan kinerja pegawai
karena adanya usaha saling menghormati dan saling mengingatkan
kepada pegawai.
c. Diusahakan agar ada upaya tegas dari pimpinan pada setiap
bawahannnya untuk melaksanakan disiplin supaya disiplin waktu
itu penting yang akan berdampak pada kinerja pegawai serta tugas-
tugas kerja yang diberikan agar mendapat hasil yang maksimal,
dan tidak menunda pekerjaan yang ditugaskan, sehingga saat ada
tugas kerja berikutnya pekerjaan yang sebelumnya ditugaskan
sudah selesai pada waktu yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
A. Dokumen
1. Peraturan Walikota Bandung Nomor 250 Tahun 2008 tentang
“Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Organisasi Pada
Kecamatan dan Kelurahan di Lingkungan Pemerintahan Kota
Bandung”
2. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang “Disiplin
Pegawai Negeri Sipil”
3. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2011
Tentang “Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil”.
B. Buku-buku Ilmiah
1. Ardana I Komang, Mujiati Ni Wayan dan utama I Wayan Mudiartha.
(2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
2. Arikunto, Suharsimi. (2006).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Rineka Cipta.Jakarta
3. Agus, Dharma. (2001). Manajemen Supervisi. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada
4. Handoko, T Hani (2001). Manajemen Personalia dan Sumberdaya
Manusia. Edisi 2 Yogyakarta: BPFE.
5. Hasibuan, Malayu S.P. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia.
Edisi Revisi.Cetakan Keenam Belas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
6. M.Manullang, Marihot Manullang. (2001). Manajemen Sumber Daya
Manusia.Yogyakarta: BPFE.
7. Robert L. Mathis dan John H. Jackson. (2006). Human Resources
Management. Edisi sepuluh. Penerbit Salemba Empat.
8. Saydam, Gouzali. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia (Human
Resources Management Jilid 2). Jakarta : PT Toko Gunung Agung.
9. Sugiyono.(2009).MetodePenelitianAdministrasi. Cv,Alfabeta.Bandung
C. Website
1. http://materi-skripsi.blogspot.com/2012/04/disiplin-kerja.html
diunduh tanggal 29 mei 2014 pukul 14:35 WIB
2. http://clarashinta92.wordpress.com/2013/04/17/msdm-disiplin-kerja-
pegawai/
diunduh tanggal 29 mei 2014 pukul 15:15 WIB
3. http://najasmileforyou.blogspot.com/2013/05/manajemen-sumber-
daya-manusia-disilpin.html
diunduh tanggal 31 mei 2014 pukul 11:42 WIB
LAMPIRAN
SURAT PENGANTAR KUESIONER
Kepada Yth
Bpk/Ibu Pegawai
Kantor Kecamatan Astanaanyar Bandung
di Bandung
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan diperlukannya data untuk penelitian Tugas Akhir
(TA) yang berjudul “Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di
Kecamatan Astanaanyar Bandung” maka dengan ini saya mengharapkan
kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi angket/kuesioner guna penelitian tersebut.
Kuesioner ini hanya kepentingan studi penelitian Tugas Akhir pada
jurusan Administrasi Keuangan Politeknik Piksi Ganesha Bandung dan sama
sekali tidak ada hubungannya dengan reputasi atau kedudukan Bapak/Ibu. Oleh
karena itu saya harap Bapak/Ibu bersedia menjawab angket tersebut dengan
sejujur-jujurnya dan mengisi seluruh pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam
angket/kuesioner.
Atas perhatian, kerjasama dan kesediaan Bapak/Ibu, saya ucapkan
terimakasih
Hormat Saya,
Mutiara Bunda Ulil Albab
Kuesioner untuk mengukur Disiplin Kerja (Variabel X)
Mohon dijawab pertanyaan-pertanyaan berikut sesuai dengan pengamatan
Bapak/Ibu dengan memberi tanda () pada salah satu kolom jawaban yang
tersedia.
NO PERNYATAAN JAWABAN
SS S CS KS STS
1 Pegawai melaksanakan tugas sesuai dengan
tugas pokok
2 Pimpinan selalu memberikan contoh teladan
yang baik pada bawahan
3 Kesesuaian balas jasa yang diterima pegawai
dengan lama kerja
4 Promosi naik jabatan pegawai
5 Pengawasan pegawai oleh pimpinan
6
Sanksi hukuman yang diberikan kepada
pegawai sudah sesuai dengan tingkat kesalahan
yang dilanggar
7 Sanksi hukuman diberikan kepada para pegawai
yang melanggar aturan
8 Ketegasan pegawai dalam mengambil
keputusan berkaitan dengan pekerjaan
9
Sikap saling menghormati antara pimpinan dan
para pegawai di Kecamatan Astanaanyar
Bandung
10
Sikap saling menghargai antar pegawai dalam
melakukan pekerjaan di Kecamatan
Astanaanyar Bandung
Kuesioner untuk mengukur Kinerja Pegawai (Variabel Y)
Mohon dijawab pertanyaan-pertanyaan berikut sesuai dengan pengamatan
Bapak/Ibu dengan memberi tanda () pada salah satu kolom jawaban yang
tersedia.
NO PERNYATAAN JAWABAN
SS S CS KS STS
1 Pegawai setia terhadap visi dan misi instansi di
Kecamatan Astanaanyar Bandung
2 Pegawai menghasilkan hasil kerja yang
memuaskan
3 Pegawai bekerja dengan baik walaupun tidak
diawasi oleh pimpinan
4 Pegawai mematuhi seluruh peraturan yang
telah di tetapkan
5 Pegawai datang tepat waktu
6 Pegawai pulang tepat waktu
7 Pegawai selalu menjaga hubungan yang baik
dengan sesama pegawai
8 Pegawai mampu mengambil inisiatif dalam
bekerja
9 Pimpinan lebih mengutamakan kerjasama
dalam usaha mencapai tujuan
10 Pimpinan senang menerima saran, pendapat,
dan kritikan-kritikan dari bawahan.
Keterangan :
SS : Sangat Setuju S : Setuju CS : Cukup Setuju
KS : Kurang Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
STRUKTUR ORGANISASI KECAMATAN ASTANAANYAR BANDUNG
( Sumber : Kecamatan Astanaanyar Bandung, Juni 2014)
Sekretaris
Camat
Kelompok
Jabatan
Sub Bagian
Keuangan dan
Program
Kelurahan
Sub Bagian
Umum dan
Kepegawaian
Seksi
Trantib
Seksi
Pelayanan
Seksi Ekbang
dan LH
Seksi
Dikmas
Seksi
Pemerintahan
Camat
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 22 Desember
1992. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara
dari pasangan Bapak Roy Sudjatmiko dan Ibunda Ety
Srimulyaningsih. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar
di SD Negeri Permata Hijau pada tahun 2005. Kemudian
pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun
2008 di SLTP Negeri 1 Rancaekek. Pendidikan lanjutan
menengah atas di selesaikan di SMA Negeri 1 Rancaekek
pada tahun 2011. Penulis melanjutkan tingkat pendidikan
pada tahun 2011 di Politeknik Piksi Ganesha Bandung Jurusan Administrasi
Keuangan. Penulisan melakukan Praktek Kerja Lapangan di Kecamatan
Astanaanyar Bandung sejak bulan Mei-Juli 2014.