pengaruh ekstrakurikuler rohani islam (rohis …
TRANSCRIPT
1
PENGARUH EKSTRAKURIKULER ROHANI ISLAM (ROHIS)
TERHADAP HASIL BELAJAR PAI PADA SISWA KELAS X
DI SMAN 5 KAB.TANGERANG
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
ROKIB
NIM.11140110000021
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2018 M/ 1440 H
2
3
4
i
ABSTRAK
Rokib, NIM. 11140110000021, “Pengaruh Ekstrakurikuler Rohani Islam
(ROHIS) Terhadap Hasil Belajar PAI Pada Siswa Kelas X di SMAN 5
Kab.Tangerang”. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrakurikuler Rohani
Islam terhadap hasil belajar PAI pada siswa kelas X di SMAN 5 Kab. Tangerang. Penelitian ini dilaksanakan dari 3 mei 2018 sampai dengan 6 juni 2018.
Adapun penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan mengunakan metode deskriptif-analisis. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang mengikuti ekstrakurikuler rohis yang berjumlah 40 siswa. Penelitian
ini menggunakan penelitian populasi dan pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan analisa data
yang digunakan merupakan teknik korelasi product moment. Hasil dari penelitian ini dengan perolehan korelasi sebesar 0,422, sehingga
nilai r hitung berkisar antara 0,40-0,70. Maka antara ekstrakurikuler Rohis
terhadap hasil belajar PAI memang terdapat korelasi, namun korelasi tersebut sedang atau cukup. Sementara itu setelah penulis melakukan perhitungan
koefisien determinasi, dari hasil perhitungan koefisien determinasi ekstrakurikuler Rohis mempunyai kontribusi atau pengaruh hanya sebesar 17,8% dalam mempengaruhi hasil belajar PAI pada siswa kelas X di SMAN 5 kab.Tangerang.
Kemudian 82,2% dipengaruhi oleh faktor lain seperti faktor dari dalam diri maupun luar diri yang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lain
sebagainya yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
Kata Kunci : Ekstrakurikuler Rohani Islam, Hasil Belajar PAI.
ii
ABSTRACT
Rokib, NIM. 11140110000021, “Rohis Extracurricular Influence (ROHIS) on
PAI Learning Outcomes For Class X Students in State High School 5
Regencies of Tangerang” Paper of Islamic Education, Faculty of tarbiyah and
teacher training Islamic state university Syarif Hidayatullah Jakarta. The experiment’s purpose to knowing the influence of extracurricular Rohis
the effect on learning outcomes of PAI in class X students in state high school 5
regencies of Tangerang. The research was carried out from 3 may 2018 to 6 june 2018.
As for this research is a quantitative research using descriptive analysis method. The population in this study were all students of class X who participated in rohis extracurricular activities totaling 40 students. This study uses population
research and data collection that is done through observation, questionnaires, interviews and documentation. While the data analysis used is the product
moment correlation technique. The results of the study with the acquistition of a correlation of 0,422 so that
the calculated r value ranges from 0,40-0,70. Therefore, there is correlation
between the Rohis extracurricular learning outcomes PAI, but the correlation is moderate or sufficient. Meanwhile after the author calculates the coefficient of
determination, from the calculation of rohis extracurricular determination coefficient has a contribution or influence of 17,8% in influencing the learning outcomes of PAI in class X students in state high school 5 regencies of
Tangerang. Then 82,2% is influenced by other factors such as internal and external factors which include the family, school, community and so on that can
affect student learning outcomes.
Keywords : Rohis extracurricular, PAI learning outcomes.
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas
berkat dan limpahan rahmat-Nya sehingga skripsi ini dengan judul “Pengaruh
Ekstrakurikuler Rohani Islam (ROHIS) Terhadap Hasil Belajar PAI Pada
Siswa Kelas X Di SMAN 5 Kab.Tangerang” dapat selesai. Shalawat serta salam
tak lupa penulis semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
para keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya hingga akhir zaman
serta semoga kelak kita mendapat syafa’atnya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak sedikit hambatan
dan kesulitan yang penulis hadapi. Namun berkat do’a, dukungan dan motivasi
yang tak ternilai dari berbagai pihak, akhirnya penulisan skripsi ini dapat selesai
pada waktunya.
Oleh sebab itu, penulis sampaikan terimakasih yang sangat dalam dengan
penuh rasa hormat kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini khususnya kepada:
1. Prof. Dr.Ahmad Thib Raya, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Abdul Majid Khon, M.A, Ketua Jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Marhamah Shaleh, Lc., MA, Sekretaris Jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Dimyati, M.Ag, Dosen Pembimbing Skripsi yang telah menyediakan
waktu, pikiran dan tenaganya untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan
petunjuknya kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.
5. Drs. Abdul Haris, M.Ag, Dosen Penasehat Akademik yang telah memberi
bimbingan dan arahan kepada penulis selama masa perkuliahan.
iv
6. Dosen-dosen dan staf admin jurusan pendidikan agama Islam UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah membimbing penulis selama kuliah dan
membantu proses administrasi penulis.
7. Kedua orang tua yang menginspirasi yaitu Ibunda Romlah dan Ayahanda
Sadih yang selalu memberikan do’a, motivasi, dukungan baik secara moral
dan material, dan semangat dalam menghadapi kesulitan-kesulitan penulisan
skripsi ini.
8. Dr. Isar Dasuki Taslim, S.E, M.Si, Kepala Sekolah SMAN 5 Kab. Tangerang
yang sudah mengizinkan untuk melakukan penelitian di SMAN 5 Kab.
Tangerang.
9. Afie Kafiladin, Guru Bimbingan Konseling, Wawan Hermawan, S.Ag, M.Si,
Pembina Rohis SMAN 5 Kab. Tangerang, dan Muhammad Irkhami, S.Hum,
M.Pd, Guru PAI Kelas X terimakasih atas bantuannya selama melakukan
penelitian di sekolah.
10. Keluarga Besar Pendidikan Agama Islam Angkatan 2014 khususnya kelas A,
terimakasih buat teman-teman yang sudah menemani hari-hari penulis selama
kuliah.
11. Keluarga Besar UKM LDK Syahid, UKM Pramuka, DEMA FITK Tahun
2017, HMI Komisariat FITK Cabang Ciputat, yang sudah menemani penulis
berproses dalam berorganisasi baik di dalam kampus maupun di luar kampus.
12. Segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya,
terimakasih atas do’a, bantuan, perhatian, dan semangat kepada penulis.
Penulis menyadari penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
skripsi ini. semoga Allah SWT memberkahi skripsi ini sehingga dapat
memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Jakarta, 10 Oktober 2018
Penulis
Rokib
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK................................................................................................................i
ABSTRACT ............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vii
DAFTAR TABEL................................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 5
D. Perumusan Masalah .................................................................................. 5
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................................. 5
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Konsep Ekstrakurikuler Rohani Islam ...................................................... 7
1. Pengertian Ekstrakurikuler Rohani Islam ............................................ 7
2. Fungsi dan Tujuan Ekstrakurikuler Rohani Islam................................ 8
3. Ruang Lingkup Ekstrakurikuler Rohani Islam..................................... 9
4. Model Pengorganisasian Ekstrakurikuler Rohani Islam .................... 10
B. Konsep Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam ..................................... 11
1. Pengertian Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam ........................... 11
2. Ciri-Ciri Hasil Belajar ........................................................................ 14
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............................. 15
C. Penelitian yang Relevan.......................................................................... 20
D. Kerangka Berpikir................................................................................... 21
E. Hipotesis Penelitian................................................................................. 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 23
B. Metode Penelitian ................................................................................... 23
C. Variabel Penelitian .................................................................................. 24
vi
D. Populasi dan Sampel ............................................................................... 24
E. Teknik Pengumpulan Data...................................................................... 25
F. Teknik Analisis Data............................................................................... 28
G. Hipotesis Statistik ................................................................................... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMAN 5 Kab. Tangerang ......................................... 34
1. Sejarah Singkat SMAN 5 Kab. Tangerang ........................................ 34
2. Visi dan Misi SMAN 5 Kab. Tangerang............................................ 35
3. Keadaan Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa ............................. 36
4. Sarana dan Prasarana.......................................................................... 36
B. Gambaran Umum Rohis SMAN 5 Kab. Tangerang ............................... 38
1. Sejarah Rohis SMAN 5 Kab. Tangerang ........................................... 38
2. Kepengurusan Rohis SMAN 5 Kab. Tangerang ................................ 39
3. Kegiatan Rohis SMAN 5 Kab. Tangerang......................................... 40
C. Deskriptif Data ........................................................................................ 41
D. Hasil Penelitian ....................................................................................... 55
E. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 66
F. Keterbatasan Penelitian........................................................................... 68
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................................. 69
B. Implikasi.................................................................................................. 69
C. Saran-saran.............................................................................................. 70
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 71
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. 1. Histogram Ekstrakurikuler Rohani Islam........................................ 43
Gambar 4. 2. Histogram Hasil Belajar .................................................................. 46
Gambar 4. 3. Normal Q-Q of Angket................................................................... 58
Gambar 4. 4. Normal Q-Q Plot of Hasil Belajar .................................................. 59
Gambar 4. 5. Detrended Normal Q-Q Plot of Angket .......................................... 59
Gambar 4. 6. Detrended Normal Q-Q Plot of Hasil Belajar ............................... 60
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1. Kisi-kisi Angket .................................................................................. 26
Tabel 3. 2. Pedoman Skala Prosentase .................................................................. 29
Tabel 3. 3. Interprestasi “r” Product Moment ....................................................... 32
Tabel 4. 1. Distribusi Frekuensi Ekstrakurikuler Rohis (Variabel X)…………... 42
Tabel 4. 2. Deskripsi Data Ekstrakurikuler Rohani Islam (Variabel X) ............... 42
Tabel 4. 3. Nilai Hasil Belajar PAI siswa kelas X ............................................... 43
Tabel 4. 4. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar (Variabel Y) ................................ 45
Tabel 4. 5. Deskripsi Data Hasil Belajar (Variabel Y)......................................... 45
Tabel 4. 6. Keberadaan ekstrakurikuler rohis di sekolah sangat penting ............. 47
Tabel 4. 7. Saya aktif dalam mengikuti ekstrakurikuler rohis.............................. 47
Tabel 4. 8. Ekstrakurikuler rohis aktif mengadakan kegiatan keagamaan di
sekolah................................................................................................ 47
Tabel 4. 9. Materi kegiatan ekstrakurikuler rohis berkaitan dengan pelajaran
agama Islam yang ada di kelas ........................................................... 48
Tabel 4. 10.Saya senang mengikuti ekstrakurikuler rohis .................................... 48
Tabel 4. 11.Dengan mengikuti ekstrakurikuler rohis, pemahaman agama Islam
saya bertambah ................................................................................... 49
Tabel 4. 12.Dengan mengikuti ekstrakurikuler rohis, saya menjadi disiplin dalam
belajar di kelas.................................................................................... 49
Tabel 4. 13.Saya mengikuti ekstrakurikuler Rohis atas kemauan sendiri............. 50
Tabel 4. 14.Dengan mengikuti ekstrakurikuler rohis, saya terbiasa bertanggung
jawab terhadap tugas yang telah diberikan guru di kelas ................... 50
Tabel 4. 15.Saya selalu mengikuti kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW di
sekolah................................................................................................ 51
Tabel 4. 16.Dengan mengikuti ekstrakurikuler rohis, saya dapat melatih
kemampuan membaca Al-Qur’an ...................................................... 51
Tabel 4. 17.Dengan mengikuti ekstrakurikuler rohis, saya dapat memainkan alat
marawis .............................................................................................. 51
ix
Tabel 4. 18.Dengan mengikuti rohis, saya dapat melatih kemampuan beribadah
dengan baik dan benar sesuai dengan syariat Islam ........................... 52
Tabel 4. 19.Saya selalu hadir dalam mengikuti ekstrakurikuler rohis .................. 52
Tabel 4. 20.Dengan mengikuti rohis, saya dapat menjaga dan mempererat tali
silaturahmi .......................................................................................... 53
Tabel 4. 21.Dengan mengikuti rohis, saya dapat meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan kepada Allah SWT ........................................................... 53
Tabel 4. 22.Dengan mengikuti rohis, saya lebih memahami syariat Islam........... 53
Tabel 4. 23.Dengan mengikuti rohis, saya terbiasa berprilaku sesuai ajaran agama
Islam ................................................................................................... 54
Tabel 4. 24.Saya selalu mengikuti kegiatan memotong hewan qurban yang ada di
sekolah dalam memperingati Idul Adha............................................. 54
Tabel 4. 25.Ekstrakurikuler rohis memiliki prestasi ............................................. 55
Tabel 4. 26.Hasil Uji Validitas Kuesioner Ekstrakurikuler Rohis ........................ 55
Tabel 4. 27.Hasil Uji Reliabilitas .......................................................................... 56
Tabel 4. 28.Hasil Uji Normalitas Ekstrakurikuler Rohis ...................................... 57
Tabel 4. 29.Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar .................................................... 57
Tabel 4. 30.Hasil Uji Homogenitas ....................................................................... 60
Tabel 4. 31.Hasil Uji Linearitas ............................................................................ 61
Tabel 4. 32.Nilai Angket dan Nilai Hasil Belajar ................................................. 62
Tabel 4. 33.Jumlah Variabel X dan Variabel Y ................................................... 63
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Angket Penelitian
Lampiran 2 : Hasil Angket Penelitian Lampiran 3 : Pedoman Wawancara
Lampiran 4 : Hasil Wawancara
Lampiran 5 : Nilai Hasil Belajar PAI Kelas X Anggota Rohis
Lampiran 6 : Uji Validitas
Lampiran 7 : Uji Reliabilitas Lampiran 8 : Uji Normalitas, Homogenitas dan Linearitas
Lampiran 9 : Dokumentasi Kegiatan Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1
Pendidikan sebagai bagian dari sistem sosial memiliki peran yang strategis
dalam mendayagunakan potensi manusia agar menjadi lebih baik dan lebih
matang. Dengan pendidikan, potensi manusia dikembangkan agar menjadi
suatu kekuatan yang dapat dipergunakan untuk menjalani perannya sebagai
manusia berkepribadian yang utuh yaitu memiliki integritas ilmu, amal, dan
ikhlas.2
Pendidikan juga memiliki arti usaha atau proses perubahan diri seseorang,
sebagaimana Allah menjelaskan dalam firman-Nya :
“Hai Orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:“Berlapang-
lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
1 Engkoswara, dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), Cet.
3, h.6. 2 Ibid.
2
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:“Berdirilah kamu, maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(Q.S. Al-Mujadilah (58) : 11).3
Ayat ini menjelaskan tuntunan akhlak bagaimana menjalin hubungan yang
harmonis dalam satu majelis. Kemudian tidak menyebutkan secara tegas bahwa
Allah akan meninggikan derajat orang yang berilmu, tetapi menegaskan bahwa
mereka memiliki derajat-derajat lebih tinggi dari orang yang hanya beriman
saja, sehingga terbagi kaum beriman menjadi dua kelompok besar.
Pertama, yaitu hanya beriman dan beramal saleh saja, dan yang kedua
yaitu beriman, beramal saleh serta memiliki ilmu pengetahuan. Ilmu yang
dimaksud oleh ayat di atas bukan hanya ilmu agama saja, tetapi ilmu apapun
yang dapat bermanfaat, sehingga dapat menunjukkan ilmu yang dapat
menghasilkan rasa takut dan kagum kepada Allah.4
Kegiatan pendidikan tidak hanya belajar di kelas tetapi ada yang di luar
kelas yaitu ekstrakurikuler. “Kegiatan ekstrakurikuler merupakan beberapa
kegiatan yang diberikan kepada peserta didik di lembaga pendidikan yang
bertujuan untuk menonjolkan potensi diri yang belum terlihat di luar kegiatan
belajar mengajar, memperkuat potensi yang telah dimiliki peserta didik”.5
Kegiatan ekstrakurikuler tidak terbatas pada program untuk membantu
ketercapaian tujuan kurikuler saja, tetapi juga mencangkup pemantapan dan
pembentukan kepribadian yang utuh termasuk pengembangan minat dan bakat
peserta didik. Dengan demikian program kegiatan ekstrakurikuler harus
dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menunjang kegiatan kurikuler,
maupun pembentukan kepribadian yang menjadi inti kegiatan ekstrakurikuler.6
Di lembaga pendidikan formal, ada beberapa kegiatan ekstrakurikuler
salah satunya Rohani Islam (Rohis) sebagai ektrakurikuler yang berbasis
3 M. Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah : Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta:
Lentera Hati, 2002) h. 77. 4 Ibid., h. 80.
5 Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik . (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 165.
6 Ali Noer, dkk, Upaya Ekstrakurikuler Kerohanian Islam (ROHIS) dalam Meningkatkan Sikap
Keberagamaan Siswa di SMK Ibnu Taimiyah Pekanbaru, Jurnal Al-Thariqah, Vol. 2, 2017, h. 26.
3
agama Islam, ekstrakurikuler Rohani Islam merupakan suatu wadah pembinaan
keagamaan yang dikelola dan dikembangkan oleh siswa serta pembina Rohis,
sehingga secara struktural dan operasionalnya sudah dapat dikatakan sebagai
suatu ekstrakurikuler yang mempunyai kepengurusan, tujuan yang hendak
dicapai secara jelas dan dapat memberikan dukungan terhadap pelajaran agama
Islam.
Kegiatan ekstrakurikuler Rohani Islam seharusnya dapat membantu siswa
mengembangkan bakat dan kreatifitas dalam hal tentang agama Islam. Dalam
upaya meningkatkan mutu pendidikan, pendidikan agama Islam harus
dijadikan sebagai tolak ukur dalam membentuk watak dan pribadi peserta
didik, serta membangun moral bangsa (nation character building).7
Kegiatan rohis ini juga diharapkan bisa membantu siswa yang belum
maksimal dalam belajar pendidikan agama Islam karena keterbatasan waktu
yang hanya dalam seminggu sekali menyampaikan materi pendidikan agama
Islam yang hanya 2 jam pelajaran di dalam kelas, sehingga dengan adanya
rohis diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman siswa dalam
membentuk kepribadian yang Islami di luar kelas.
Fungsi Rohis sebagai forum, pengajaran, dakwah, dan berbagi
pengetahuan Islam. Rohis mampu membantu mengembangkan ilmu tentang
Islam yang diajarkan di sekolah. Melalui ekstrakurikuler ini mereka
memperoleh lingkungan yang Islami dan dapat mengembangkan kreatifitasnya,
karena siswa merupakan generasi penerus bangsa yang akan berkembang
beberapa tahun yang akan datang.8
Ekstrakurikuler Rohis di SMAN 5 Kab. Tangerang memiliki sesuatu hal
yang lebih mengutamakan dakwah Islam secara damai, menjaga ukhuwah
Islamiyah dengan kuat dan toleransi antar umat beragama. Kemudian Rohis
SMAN 5 Kab.Tangerang juga memiliki peran penting dalam bidang
7 Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam: Upaya Pembentukan Pemikiran dan
Kepribadian Muslim, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 8. 8 Badrus Zaman, Pelaksanaan Mentoring Ekstrakurikuler Rohani Islam (ROHIS) dalam
Meningkatkan Kecerdasan Spriritual Siswa Kelas X di SMA Negeri 3 Boyolali Tahun Ajaran
2015/2016, Jurnal Inspirasi, Vol.1, 2017, h. 143.
4
keagamaan Islam yang dapat mewadahi siswa dalam mengembangkan
pengetahuan atau pemahaman siswa mengenai agama Islam, agar hasil belajar
siswa terutama pada pelajaran agama Islam lebih baik, akan tetapi siswa hanya
sedikit yang berminat menjadi pengurus dan anggota rohis di sekolah,
berdasarkan jumlah total seluruh 1051 siswa, sedangkan yang ikut hanya
sekitar 80 siswa.
Kemudian masih banyak siswa yang belum mengimplementasikan hasil
belajar pendidikan agama Islam dalam kehidupan sehari-hari, hal tersebut
terlihat dari sikap siswa yang masih belum sesuai dengan apa yang di pelajari
pada saat pelajaran pendidikan agama Islam.
Seperti sekolah menengah yang lain pada umumnya, memiliki
ekstrakurikuler Rohis sebagai wadah pembinaan untuk siswa dalam bidang
agama Islam, namun di SMAN 5 Kab. Tangerang merupakan sekolah umum,
dengan mayoritas siswa-siswinya beragama Islam, akan tetapi minat atau
antusias siswa lebih pada pelajaran umum bukan pada pelajaran agama Islam,
hal tersebut berdasarkan kondisi yang ada di sekolah yang lebih mengutamakan
pelajaran umum.9
Berbagai permasalahan yang ada, untuk itu penulis ingin membahas
tentang ekstrakurikuler Rohani Islam terhadap hasil belajar PAI pada siswa
kelas X di SMAN 5 Kab. Tangerang. Dalam hal ini penulis merasa tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Ekstrakurikuler
Rohani Islam (ROHIS) Terhadap Hasil Belajar PAI Pada Siswa Kelas X
Di SMAN 5 Kab.Tangerang”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah, peneliti mengindentifikasi ada beberapa
masalah yaitu:
1. Keterbatasan dalam menyampaikan materi pendidikan agama Islam yang
hanya di kelas.
9 Muhammad Irkhamni, Wawancara. Tangerang, 4 mei 2018
5
2. Kurangnya minat siswa untuk mengikuti ekstrakurikuler Rohis.
3. Banyak siswa yang masih belum mengimplementasikan hasil pembelajaran
pendidikan agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.
4. Minat siswa lebih pada pelajaran umum daripada pelajaran agama Islam.
C. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan terfokus dan tidak meluas, maka masalah yang akan
diteliti dibatasi sebagai berikut:
1. Ekstrakurikuler Rohani Islam sebagai wadah pembinaan untuk siswa dalam
bidang agama Islam.
2. Ekstrakurikuler Rohani Islam terhadap hasil belajar PAI pada siswa kelas X
di SMAN 5 Kab. Tangerang.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, penulis dapat membuat perumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh ekstrakurikuler Rohani Islam (ROHIS) terhadap hasil
belajar PAI pada siswa kelas X di SMAN 5 Kab. Tangerang?
2. Seberapa besar pengaruh ekstrakurikuler Rohani Islam (ROHIS) terhadap
hasil belajar PAI pada siswa kelas X di SMAN 5 Kab. Tangerang?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan dan kegunaan sebagai berikut:
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui pelaksanaan ekstrakurikuler Rohani Islam di SMAN 5
Kab.Tangerang.
b. Untuk mengetahui pengaruh ekstrakurikuler Rohani Islam terhadap hasil
belajar pada siswa kelas X di SMAN 5 Kab. Tangerang.
2. Kegunaan Penelitian
Adapun Kegunaan penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian, diantaranya:
6
a. Kegunaan teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk guru pendidikan
agama Islam dan pembina rohani Islam sebagai bahan evaluasi dan
masukkan pada kegiatan ekstrakurikuler rohani Islam yang salah satunya
berperan terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) pada
siswa.
b. Kegunaan praktis
1) Bagi siswa, sebagai media agar siswa lebih aktif dan tertarik
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Rohani Islam (ROHIS), sehingga
siswa dapat mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
2) Bagi lembaga pendidikan, sebagai bahan informasi tentang pengaruh
ekstrakurikuler Rohani Islam terhadap hasil belajar Pendidikan
Agama Islam (PAI) pada siswa dan untuk melakukan pengembangan-
pengembangan ilmu agama Islam.
3) Bagi peneliti, sebagai suatu pengalaman yang dapat dijadikan salah
satu acuan untuk melaksanakan penelitian selanjutnya.
7
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Konsep Ekstrakurikuler Rohani Islam
1. Pengertian Ekstrakurikuler Rohani Islam
a. Pengertian Ekstrakurikuler
Kata ekstrakurikuler terdiri dari kata ekstra dan kurikuler. Ekstra berarti
tambahan atau sesuatu di luar yang seharusnya dikerjakan, sedangkan
kurikuler yang berarti berkaitan dengan kurikulum, yaitu program yang
telah disiapkan suatu lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan tertentu
pada lembaga pendidikan.10
Kemudian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang berada di luar program tertulis di
dalam kurikulum.11 Kegiatan tersebut seperti pengembangan bakat siswa,
latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa.
Dalam panduan pengembangan diri yang diterbitkan oleh Departemen
Pendidikan Nasional, ektrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata
pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, dan minat melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang memiliki
kemampuan dan wewenang disekolah.12 Beberapa ekstrakurikuler yang ada
di sekolah pada umumnya, seperti : Pramuka, Paskibra, Olahraga, Seni,
Palang Merah Remaja (PMR), dan Rohani Islam yang berbasis keagamaan.
Jadi ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang berada di luar mata
pelajaran pada program yang tertulis di dalam kurikulum untuk membantu
pengembangan potensi, minat, dan bakat peserta didik sesuai dengan
kebutuhan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan.
10
Badrudin, Manajemen Peserta Didik , (Jakarta: PT Indeks, 2014), h. 146. 11 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia , Jilid IV (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2008) h. 360. 12
Badrudin, op.cit., h. 147.
8
b. Pengertian Rohani Islam
Kata rohani Islam, terdiri dari kata rohani dan Islam. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata rohani berasal dari kata roh berarti
sesuatu unsur yang ada dalam jasad yang diciptakan Tuhan sebagai
penyebab adanya kehidupan, jika sudah berpisah dari badan maka
berakhirlah kehidupan seseorang.13 Sedangkan kata Islam berarti agama
yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW berpedoman kepada kitab suci
Al-Qur’an yang diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah SWT.14
Istilah Rohis menurut Panduan Penyelenggaraan Kegiatan Rohani Islam
(ROHIS) yang dikeluarkan oleh Direktorat Pendidikan Agama Islam pada
sekolah Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementerian Agama RI tahun
2010 adalah bagian organisasi dari organisasi siswa intrasekolah yang
kegiatannya mendukung intrakurikuler keagamaan, dengan memberikan
pendidikan, pembinaan, dan pengembangan potensi peserta didik muslim
agar menjadi insan beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia dengan mengimplementasikan ajaran Islam dalam
kehidupan sehari-hari.15
Dari beberapa pengertian diatas, penulis mengambil kesimpulan bahwa
ekstrakurikuler Rohani Islam merupakan suatu wadah yang berisi kegiatan
pendidikan yang ada di luar mata pelajaran untuk membantu
mengembangkan bakat dan minat siswa dalam bidang keagamaan.
2. Fungsi dan Tujuan Ekstrakurikuler Rohani Islam
a. Fungsi Ekstrakurikuler Rohani Islam sebagai berikut :
1) Pengembangan, untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas
peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat peserta didik.
2) Sosial, untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggungjawab
sosial peserta didik.
13
Departemen Pendidikan Nasional, op.cit., h. 1179. 14
Ibid., h. 549. 15
Badrudin, op.cit., h. 163-164.
9
3) Rekreatif, untuk mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan
menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses
perkembangan.
4) Persiapan Karir, untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik.16
b. Tujuan Ekstrakurikuler Rohani Islam sebagai berikut:
1) Memberikan sarana pembinaan, pelatihan, dan pendalaman
pendidikan agama Islam Memperdalam dan memperluas pengetahuan
dan wawasan keagamaan peserta didik, agar dapat
mengkomunikasikan ajaran agama yang mereka peroleh dalam bentuk
akhlak mulia sehingga nilai-nilai ajaran Islam dapat mewarnai
lingkungan sekolah dalam kehidupan sehari-hari
2) Membentuk kepribadian muslim yang representatif dalam upaya
dakwah Islam yang berkesinambungan, sehingga syiar Islam terus
berkembang secara damai dan lebih dinamis sesuai perkembangan
zaman.
3) Memperkokoh keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT agar
mampu melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan-Nya serta
mampu menyaring budaya yang tidak baik sesuai dengan nilai-niali
spiritual agar dapat dijauhinya.
4) Memberikan dan menambah wawasan keagamaan yang tidak
diperoleh dalam pembelajaran di kelas agar diharapkan kompetensi
keagamaan peserta didik semakin meningkat.17
3. Ruang Lingkup Ekstrakurikuler Rohani Islam
Ruang lingkup ekstrakurikuler Rohis diarahkan pada beberapa hal
sebagai berikut 18:
a. Keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dan pemahaman ajaran
Islam
b. Kesadaran berorganisasi
16
Eka Prihatin, loc. cit. 17
Badrudin, op.cit, h. 164. 18
Ibid, h. 164-165.
10
c. Mengorganisasikan tugas sehari-hari
d. Kemampuan keterampilan hidup yang dasar
e. Keterampilan berbahasa santun
f. Kesadaran berestetika
g. Kesadaran menaati peraturan
h. Keterampilan sosial
i. Keterampilan pengelolaan agresivitas
j. Keterampilan mengelola stress
k. Keterampilan merencanakan kegiatan
4. Model Pengorganisasian Ekstrakurikuler Rohani Islam
Rohis merupakan wadah yang dimiliki siswa untuk menjalankan
aktifitas dakwah di sekolah. Oleh karena itu, untuk kelancaran dakwahnya
kerapihan pengorganisasian itu harus mendapat perhatian yang besar.
Pengorganisasian dakwah sekolah tentunya amat beragam disesuaikan
dengan kebutuhan dan daya dukung masing-masing sekolah.19 Berikut ini
merupakan salah satu model pengorganisasian yang dapat dikembangkan
sesuai dengan kreatifitas dan daya dukung setiap sekolah:
a. Dewan Pembina, terdiri dari guru-guru agama Islam yang membina dan
memberikan saran atau nasihat bagi pengurus demi kemajuan dakwah
Islam pada umumnya.
b. Majelis Pertimbangan, terdiri dari tim alumni yang ditentukan dengan
memberikan bantuan berupa tenaga, saran, dan bimbingan dalam
menjalankan dakwah sekolah
c. Badan Pengurus Harian (BPH), terdiri dari ketua umum, wakil ketua I
(ikhwan), wakil ketua II (akhwat), sekretaris, bendahara dan ketua-ketua
bidang.
d. Bidang-bidang, terdiri dari :
19
Koesmarwanti dan Nugroho Widiyantoro, Dakwah Sekolah di Era Baru , (Solo: Era
Intermedia, 2002) h. 124.
11
1) Bidang Kaderisasi, mengelola berbagai kegiatan kaderisasi, seperti
mentoring siswa, training mentor, penyusunan kurikulum, pelatihan-
pelatihan kualitas kader, dan sebagainya.
2) Bidang Dakwah, mengelola berbagai kegiatan syiar dan dakwah
secara umum seperti pengajian rutin, PHBI, dan sebagainya.
3) Bidang Hubungan Masyarakat, melaksanakan segala bentuk aktifitas
yang berkaitan dengan informasi, pengumuman, publikasi,
dokumentasi dan hubungan masyarakat pada umumnya.
4) Bidang Penerbitan dan Media, menangani berbagai penerbitan di
bawah Rohis seperti majalah pendidikan dan buletin dakwah.
5) Bidang Pendidikan, menangani berbagai kegiatan yang menunjang
peningkatan prestasi belajar siswa dan para aktifis dakwah di sekolah.
6) Bidang Perpustakaan, mengelola program perpustakaan masjid yang
merupakan mata air pengetahuan Islam.
7) Bidang Rumah Tangga, mengelola inventaris dan berbagai perangkat
peralatan yang diperlukan untuk menunjang seluruh aktifitas kegiatan
dakwah.20
B. Konsep Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Hasil Belajar
Kata hasil belajar terdiri dari kata hasil dan belajar. Kemudian dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata hasil berarti sesuatu yang
diadakan oleh usaha.21 Sedangkan kata belajar berarti usaha memperoleh
kepandaian atau ilmu.22 Jadi hasil belajar merupakan suatu usaha untuk
memperoleh ilmu pengetahuan.
Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 58 ayat 1 yang menyatakan “evaluasi hasil
20
Koesmarwanti dan Nugroho Widiyantoro, Ibid., h. 127. 21
Departemen Pendidikan Nasional, op.cit., h. 486. 22
Ibid., h. 23.
12
belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses,
kemajuan dan perbaikan peserta didik secara berkesinambungan”.23
Menurut Sudiarjo, mengatakan bahwa “hasil belajar adalah tingkat
pernyataan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program pembelajaran
sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Karenanya, hasil belajar
siswa mencangkup tiga aspek, yaitu: aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek
psikomotorik.”24
Kemudian hasil belajar juga merupakan perubahan tingkah laku siswa
yang terjadi berdasarkan pengalaman belajar serta kemampuan siswa dalam
memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam kompetensi
dasar. Hasil belajar berfungsi sebagai petunjuk tentang perubahan perilaku
yang akan dicapai oleh siswa sehubungan dengan kegiatan belajar yang
dilakukan.25
Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni
untuk bermacam-macam hal yang telah dicapai oleh siswa, misalnya
ulangan harian, tugas-tugas dalam pekerjaan rumah, tes lisan yag dilakukan
selama pelajaran berlangsung, tes akhir setiap semester, atau indeks prestasi
(IP).26 Agar mendapatkan hasil belajar tersebut dilakukan proses penilaian
hasil belajar.
Penilaian hasil belajar dalam kurikulum 2013 mengacu pada
Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Standar penilaian pendidikan ini disusun sebagai acuan penilaian bagi
pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah pada satuan pendidikan untuk
jenjang pendidikan dasar dan menengah.27
23
Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan operasionalnya , (Jakarta: Bumi Aksara, 2011) h.
12. 24
Nyanyu Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 189. 25
Ary Yanuarti, dan A. Sobandi, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan
Model Pembelajaran Quantum Teaching, Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, Vol. 1,
2016, h. 13. 26
Fadhilah Suralaga dan Solicha, Psikologi Pendidikan, (Ciputat: Lembaga Penelitian UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010) h. 95. 27
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh , (Jakarta: Rajawali Pers,
2014), h. 35.
13
Pada hakikatnya penilaian hasil belajar siswa adalah perubahan tingkah
laku siswa yang awalnya tidak bisa menjadi bisa atau tidak tahu menjadi
tahu, dan penilaian hasil belajar dalam pengertian yang luas mencangkup
bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Oleh sebab itu, dalam penilaian
hasil belajar, peranan tujuan instruksional yang berisi rumusan kemampuan
dan tingkah laku yang ada pada diri siswa menjadi unsur penting sebagai
dasar dan acuan penilaian.28
Kemudian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan sesuatu
kemampuan atau kompetensi yang dimiliki oleh siswa baik dalam aspek
kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan)
setelah mengikuti kegiatan proses belajar-mengajar. Dengan hasil belajar
maka dapat diketahui seberapa besar keberhasilan peserta didik dalam
proses belajar yang telah menguasai kompetensi atau materi yang telah
diajarkan oleh guru.
b. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa
dalam menyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam
melalui kegiatan bimbingan pengajaran, dan latihan dengan memperhatikan
tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan umat
beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.29
Kemudian dalam konteks aktifitas pendidikan agama Islam adalah
pandangan hidup, sikap hidup dan keterampilan hidup yang harus
bernafaskan atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam yang bersumber
dari Al-Qur’an dan As-Sunah atau hadist.30
Kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolah diarahkan
untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan
28
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2014), h. 3. 29 Muhaimin, dkk, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama
Islam di Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h. 75. 30
Ibid., h. 37-38.
14
ajaran agama Islam dari peserta didik, untuk membentuk kesalehan pribadi
dan sekaligus membentuk kesalehan sosial.31
Dalam pembelajaran pendidikan agama Islam diharapkan juga mampu
mewujudkan ukhuwah Islamiyah dalam arti luas, karena masyarakat
berbeda-beda agama, ras, etnis, tradisi, dan budaya. Melalui keragaman ini
dapat dibangun suatu tatanan hidup yang rukun, damai, dan tercipta
kebersamaan hidup serta toleransi yang dinamis.32
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian hasil belajar
pendidikan agama Islam adalah suatu kompetensi yang dicapai baik kognitif
(pengetahuan), afektif (sikap) maupun psikomotorik (keterampilan) dalam
suatu proses pembelajaran pendidikan agama Islam.
Kemudian hasil pembelajaran pendidikan agama Islam tidak semua
berupa hasil yang dapat diukur langsung setelah belajar karena ada hasil
belajar yang tidak bisa diamati setelah pembelajaran pendidikan agama
Islam berakhir, terutama hasil pembelajaran ranah sikap, seperti tumbuhnya
kesadaran beragama yang mendalam sehingga beragama menjadi kebutuhan
hidupnya.
2. Ciri-Ciri Hasil Belajar
Ciri-ciri hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku dalam diri
individu, yaitu seseorang yang sudah mengalami proses belajar akan
berubah tingkah lakunya, tetapi tidak semua perubahan tingkah laku
merupakan hasil belajar.33 Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Perubahan yang disadari, yaitu individu melakukan proses
pembelajaran menyadari bahwa pengetahuan, sikap, dan
keterampilannya bertambah, ia lebih percaya terhadap dirinya, dan
sebagainya.Perubahan yang bersifat kontinu (berkesinambungan), yaitu
31
Ibid., h. 76. 32
Ibid., h. 77. 33
Tutik Rachmawati dan Daryanto, Teori Belajar dan Proses Pembelajaran yang Mendidik ,
(Yogyakarta: Gava Media, 2015), Cet. I, h. 37.
15
suatu perubahan yang telah terjadi dan menyebabkan terjadinya
perubahan tingkah laku yang lain.
b. Perubahan yang bersifat fungsional, yaitu perubahan yang telah
diperoleh sebagai hasil pembelajaran memberikan manfaat bagi
individu.
c. Perubahan yang bersifat positif, yaitu terjadi perubahan dalam individu
secara positif.
d. Perubahan yang diperoleh itu senantiasa bertambah sehingga berbeda
dengan keadaan yang sebelumnya.
e. Perubahan yang bersifat aktif, yaitu perubahan itu tidak terjadi dengan
sendirinya akan tetapi melalui aktivitas individu.
f. Perubahan yang bersifat permanen (menetap), yaitu perubahan yang
terjadi sebagai hasil pembelajaran akan berada secara kekal dalam diri
setiap individu.
g. Perubahan yang bertujuan dan terarah, yaitu perubahan itu terjadi
karena ada sesuatu yang akan dicapai.34
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Dalam proses belajar-mengajar, berhasil atau tidaknya seseorang dalam
belajar disebabkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian
hasil belajar yaitu berasal dari dalam diri orang yang belajar (faktor internal)
dan ada pula dari luar diri orang yang belajar (faktor eksternal),
dikemukakan faktor-faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar
sebagai berikut35:
A. Faktor Internal, yaitu faktor yang berada dalam diri siswa sendiri
meliputi yakni aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) seperti
kesehatan dan cacat tubuh, sedangkan aspek psikologis (yang bersifat
rohaniah),36 seperti :
34
Ibid., h. 38. 35
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007) h. 55. 36
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2013) h. 130.
16
1) Aspek Fisiologis
a) Kesehatan
Kesehatan seseorang sangat berpengaruh terhadap kemampuan
belajarnya, kemudian proses belajar sesorang dapat terganggu bila
tidak sehat, sakit kepala, demam, pilek, batuk, dan sebagainya, dapat
mengakibatkan tidak bersemangat untuk belajar.
Kemudian dalam pemeliharaan kesehatan sangat penting bagi
setiap orang baik fisik maupun mental, agar badan selalu tetap kuat,
pikiran selalu segar dan bersemangat dalam melaksanakan kegiatan
belajar.37
b) Cacat Tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau
kurang sempurna mengenai tubuh atau badan. Cacat itu juga dapat
berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, patah
tangan, lumpuh, dan lain sebagainya.
Keadaaan cacat tubuh juga dapat mempengaruhi hasil belajar,
sebaiknya siswa tersebut belajar pada lembaga pendidikan khusus
atau dapat dibantu dengan alat bantu agar menghindari atau
mengurangi pengaruh kecacatan itu.38
2) Aspek Psikologis
a) Inteligensi
Inteligensi memiliki pengaruh yang besar dalam kemampuan
belajar siswa. Seseorang yang memiliki inteligensinya baik (IQ-nya
tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik.
Sebaliknya orang yang inteligensinya rendah cenderung mengalami
kesukaran dalam belajar, lambat berpikir, sehingga prestasi
belajarnya pun rendah.39
37 M. Dalyono, loc.cit. 38
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Memperngaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010)
h. 55. 39
M. Dalyono, op. cit, h. 56.
17
b) Perhatian
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang semata-mata tertuju kepada
suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Agar hasil belajar
menjadi baik, maka siswa harus memiliki perhatian terhadap materi
yang dipelajarinya, jika materi itu tidak menjadi perhatian siswa
maka akan timbul rasa bosan, sehingga tidak ingin belajar.40
Kemudian agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakan
materi yang diberikan dengan penyampaian yang menarik agar dapat
perhatian dan hasil yang baik dalam belajar.
c) Minat
Secara sederhana, minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
keinginan yang besar atau memperhatikan terhadap sesuatu. Minat
yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar untuk
mencapai atau memperoleh benda atau tujuan yang diminati. 41
Timbulnya minat belajar dapat disebabkan oleh berbagai hal,
antara lain keinginan yang kuat untuk menaikkan derajat sosial, atau
memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang dan
bahagia. Minat belajar yang besar, maka akan cenderung dapat
menghasilkan hasil belajar yang tinggi, sebaliknya minat belajar
yang kurang akan menghasilkan hasil belajar yang rendah.
d) Bakat
Bakat adalah kemampuan dalam belajar yang akan terealisasi
menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Orang
yang berbakat memainkan alat musik, maka akan lebih cepat dalam
memainkan alat musik dengan lancar dibandingkan dengan orang
lain yang kurang atau tidak berbakat di bidang itu.
Dari contoh tersebut, maka bakat dapat mempengaruhi belajar.
Jika materi yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil
40
Slameto, op.cit, h. 56. 41 M. Dalyono, loc. cit.
18
belajarnya lebih baik karena senang dalam belajar dan pasti
selanjutnya akan lebih giat dalam belajarnya.42
e) Motivasi
Motivasi adalah daya penggerak atau pendorong untuk
melakukan sesuatu pekerjaan yang bisa berasal dari dalam diri dan
juga dari luar diri. Motivasi yang berasal dari dalam diri (instrinsik)
yaitu dorongan yang datang dari hati sanubari, umumnya dari
kesadaran akan pentingnya sesuatu atau dorongan bakat apabila ada
kesesuaian dengan bidang yang dipelajari. Motivasi yang berasal
dari luar diri (ekstrinsik) yaitu dorongan yang datang dari luar diri
(lingkungan), contohnya dari orang tua, guru, teman-teman, dan
anggoota masyarakat.
Motivasi sangat diperlukan dalam berbagai bidang, termasuk
belajar. Siswa yang memiliki inteligensi yang tinggi tetapi hasil
belajarnya rendah, akibat kemampuan yang dimilikinya kurang
berfungsi secara optimal, sehingga salah satu faktor pendukung
secara optimal yaitu adanya motivasi untuk berprestasi yang tinggi
dalam dirinya.43
Kemudian seseorang yang belajar dengan motivasi yang kuat,
akan melaksanakan kegiatan proses beljar dengan sungguh-sungguh,
penuh semangat. Sebaliknya jika motivasi yang lemah maka akan
malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan
dengan pelajaran.44
B. Faktor Eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti:
1) Keluarga
Keluarga adalah ayah, ibu, dan anak-anak serta saudara yang
menjadi penghuni rumah. Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya
terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Mulai dari tinggi rendahnya
42 Slameto, op.cit, h. 57-58. 43
Fadhilah Suralaga dan Solicha, op.cit, h. 99. 44
M. Dalyono, op. cit, h. 57.
19
pendidikan orang tua, cukup atau kurangnya perhatian dan bimbingan
orang tua, keadaan ekonomi orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang
tua, akrab atau tidaknya hubungan orang tua dengan anak-anak, tenang
atau tidaknya situasi dalam rumah, semuanya itu mempengaruhi
pencapaian hasil belajar anak.45
Ada keluarga yang selalu dengan suasana tentram dan damai,
kemudian mempunyai cita-cita yang tinggi bagi anak-anaknya, tetapi
ada juga yang sebaliknya. Suasana dan keadaan keluarga yang
bermacam-macam itu turut menentukan bagaimana dan sampai dimana
belajar yang dialami serta dicapai oleh anak-anak, termasuk dalam
keluarga tersedia atau tidak tersedianya fasilitas yang diperlukan dalam
belajar, memegang peran penting juga.46
Jadi keluarga sebagai tempat pendidikan yang utama bagi anak,
semua berawal dari pendidikan yang ada di dalam keluarga, hal tersebut
juga mempengaruhi hasil belajar siswa.
2) Sekolah
Keadaan sekolah juga mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar
siswa seperti kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum
dengan kemampuan anak, hubungan guru dengan siswa, hubungan
siswa dengan siswa, sarana dan prasarana sekolah, keadaan ruangan,
pelaksanaan tata tertib sekolah, dan sebagainya, semuanya itu dapat
mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.47
Kemudian sekolah juga dalam hal mendidik siswa agar dapat
mencapai tujuan pendidikan, yakni dengan kegiatan baik yang ada di
intrakurikuler maupun di ekstrakurikuler.
3) Masyarakat
Keadaan masyarakat juga menentukan hasil belajar siswa, bila
disekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang
45
M. Dalyono, op. cit, h. 59. 46
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), Cet.19,
h. 104. 47
M. Dalyono, loc. cit.
20
yang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata sekolah tinggi dan
moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajarnya.
Namun sebaliknya, apabila tempat tinggal di lingkungan banyak anak
yang nakal, tidak bersekolah, dan pengangguran, hal ini akan
mengurangi semangat belajar atau dapat dikatakan tidak menunjang
belajar, sehingga hasil belajar rendah.48
Kemudian dalam lingkungan masyarakat juga memiliki suatu hal
yang penting karena siswa lebih banyak bergaul di masyarakat dan
semua itu dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
C. Penelitian yang Relevan
Penelitian ini bukanlah yang pertama kali dilakukan oleh penulis, sudah
banyak peneliti sebelumnya yaitu:
1. Naeli Alfi Fitria Tahun 2018
Judul penelitiannya adalah “Pengaruh Ekstrakurikuler Terhadap
Akhlak Siswa di SMKN 29 Jakarta”. Penelitian tersebut dalam bentuk
skripsi, dengan hasil penelitiannya terdapat pengaruh yang signifikan
antara ekstrakurikuler terhadap akhlak siswa di SMKN 29 Jakarta.
Perbedaan dengan penelitian ini, yaitu membahas tentang akhlak
siswa. Kemudian persamaan dengan penelitian ini yaitu membahas tentang
ekstrakurikuler Rohis dan menggunakan metode kuantitatif.
2. Ahmad Fuad Basyir Tahun 2015
Judul Penelitiannya adalah “Pengaruh Kegiatan Rohis Dalam
Peningkatan Sikap Keberagamaan Siswa (Studi Kasus MAN 11 Jakarta).
Penelitian tersebut dalam bentuk skripsi dengan hasil penelitiannya
terdapat pengaruh yang signifikan antara kegiatan Rohis dalam
peningkatan sikap keberagamaan siswa di MAN 11 Jakarta.
Perbedaan penelitian ini, yaitu bahwa penelitian ini membahas tentang
hasil belajar PAI pada siswa kelas X. Kemudian persamaan penelitian ini,
48
Ibid., h. 60.
21
yaitu membahas ekstrakurikuler Rohani Islam dan menggunakan metode
kuantitatif.
3. Dewi Faridah Tahun 2008
Judul penelitiannya adalah “Pengaruh Kegiatan Rohis Terhadap Sikap
Keberagamaan Siswa di SMAN 87 Jakarta”. Penelitian tersebut dalam
bentuk skripsi dengan hasil penelitiannya terdapat pengaruh yang lemah
atau rendah antara kegiatan Rohis terhadap sikap keberagamaan siswa.
Perbedaan penelitian ini, yaitu bahwa penelitian ini membahas tentang
hasil belajar PAI pada siswa kelas X. Kemudian persamaan penelitian ini,
yaitu membahas ekstrakurikuler Rohis dan menggunakan metode
kuantitatif.
D. Kerangka Berpikir
Kegiatan pendidikan formal di sekolah terbagi menjadi 2 bagian, yaitu
intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Jika intrakurikuler masih ada kaitannya
dengan kurikulum, sedangkan ekstrakurikuler yaitu kegiatan di luar mata
pelajaran dalam mengembangkan minat dan bakat siswa sesuai dengan
kebutuhannya. Salah satu ekstrakurikuler dalam fokus penelitian ini yaitu
ekstrakurikuler Rohani Islam.
Kegiatan rohis merupakan kegiatan ekstrakurikuler dalam bidang
keagamaan yang dilaksanakan di luar mata pelajaran. Kegiatan Rohis ini
seharusnya dapat membantu mengembangkan minat dan bakat siswa dan
materi kegiatan Rohis saling berhubungan dengan pembelajaran pendidikan
agama Islam. Oleh sebab itu antara ekstrakurikuler Rohis dengan mata
pelajaran pendidikan agama Islam saling ada hubungan satu sama lain.
Hasil belajar dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam merupakan
hasil dari proses belajar di kelas, saling berhubungan dengan hasil selama
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Rohani Islam karena materi dalam
ekstrakurikuler Rohani Islam seharusnya sama dengan materi yang
disampaikan pada saat pembelajaran di kelas dan ada materi ekstrakurikuler
Rohani Islam juga yang tidak disampaikan di dalam kelas.
22
Setelah mengkaji konsep-konsep tentang ekstrakurikuler Rohani Islam
dan hasil belajar siswa pendidikan agama Islam serta keterkaitan teoritis
keduanya, peneliti dapat menyusun kerangka berpikir yaitu diduga terdapat
pengaruh ekstrakurikuler Rohani Islam terhadap hasil belajar pendidikan
agama Islam pada siswa. Jika siswa semakin baik mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler Rohani Islam maka semakin baik pula hasil belajar
pendidikan agama Islam pada siswa.
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berfikir diatas maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah :
H0 :Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ekstrakurikuler Rohani
Islam terhadap hasil belajar PAI Pada Siswa Kelas X di SMAN 5 Kab.
Tangerang.
Ha :Terdapat pengaruh yang signifikan antara ekstrakurikuler Rohani Islam
terhadap hasil belajar PAI Pada Siswa Kelas X di SMAN 5 Kab.
Tangerang.
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di SMAN 5 Kab.Tangerang yang beralamat di
Jalan Raya Salembaran Jaya No. 29 Kel. Salembaran Jaya Kec. Kosambi Kab.
Tangerang, sekolah ini dipilih karena penulis melihat ada permasalahan yang
perlu dilakukan penelitian di sekolah tersebut.
Adapun waktu penelitian selama penulis melakukan penelitian yaitu mulai
pada tanggal 3 mei 2018 sampai 6 juni 2018, jadi penelitian ini dilakukan
selama 1 bulan 3 hari.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu proses atau cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Kemudian
berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu di perhatikan
yaitu cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan.49
Untuk memperoleh data, fakta dan informasi yang akan menggambarkan
dan menjelaskan permasalahan tentang ekstrakurikuler Rohis terhadap hasil
belajar PAI pada siswa kelas X, maka penulis menggunakan metode penelitian
kuantitatif dengan metode deskriptif-analisis dan pendekatan korelasional.
Di dalam metode deskriptif-analisis terdapat upaya dalam menggambarkan
dan menganalisis atau menginterpretasi objek penelitian berdasarkan metode,
teori dan kemampuan peneliti. Kemampuan dan pengalaman peneliti sangat
berpengaruh terhadap hasil penelitian.50
49
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011),
Cet.14, h. 2. 50
Pedoman Penulisan Skripsi, (Ciputat: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2015) h. 63.
24
C. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.51
Menurut F.N. Kerlinger menyatakan bahwa “variabel sebagai sebuah
konsep seperti halnya laki-laki dalam konsep jenis kelamin, insaf dalam konsep
kesadaran”.52
Macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi53:
1. Variabel independen, variabel ini sebagai variabel stimulus, prediktor,
antecedent. Dalam bahasa Indonesia disebut sebagai variabel bebas yang
merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variabel dependen (terikat).
2. Variabel dependen, variabel ini sebagai variabel output, kriteria,
konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sebagai variabel terikat yang
merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas.
Dalam penelitian ini hanya terdapat dua variabel (X dan Y) yaitu :
1. Variabel X : Ekstrakurikuler Rohis (independen)
2. Variabel Y : Hasil Belajar (dependen)
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan Keseluruhan objek yang diteliti, baik berupa
orang, benda, kejadian, nilai maupun hal-hal yang terjadi.54 Adapun
populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh siswa kelas X di SMAN
5 Kab. Tangerang yang mengikuti ekstrakurikuler rohis dengan jumlah 40
siswa.
51
Ibid,.. h. 38. 52
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik , (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), Cet.15, h. 159. 53
Sugiyono, op.cit., h. 39. 54
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, h. 215.
25
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi, sebagai contoh yang diambil
dengan menggunakan cara-cara tertentu.55 Menurut Suharsimi Arikunto
menyatakan bahwa apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil
semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya
jika subyeknya lebih besar dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau
lebih.56
Dalam penelitian ini jumlah subjek kurang dari 100, kemudian penulis
ingin meneliti semua siswa kelas X yang mengikuti ekstrakurikuler rohani
Islam yang berjumlah 40 siswa, maka penelitian ini menggunakan
penelitian populasi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah berbagai cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data, menghimpun, mengambil, atau menjaring data
penelitian.57 Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini,
maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data yaitu penelitian lapangan
(field research), yaitu penulis mengadakan penelitian langsung ke objek
sasaran penelitian.
Untuk memperoleh data lapangan yang dibutuhkan dalam penelitian ini,
penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu:
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian, observasi yang
dilakukan adalah observasi secara langsung dengan cara pengambilan data
55
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan: Komponen MKDK , ( Jakarta: Rineka Cipta,
2010), h. 121. 56
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik , (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), h. 134. 57
Suwartono, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian , (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2014), h.
41.
26
dengan menggunakan mata tanpa ada alat standar lain untuk kepentingan
tersebut.58
Dalam penelitian ini peneliti hanya sebagai pengamat, dengan
mengamati segala aktivitas siswa kelas X yang mengikuti ekstrakurikuler
Rohis di sekolah dalam kegiatan kajian ekstrakurikuler Rohis setiap hari
senin.
2. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan secara
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel
yang akan di ukur dan tahu apa yang bisa di harapkan responden.59
Penelitian ini memberikan angket kepada siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler Rohani Islam pada kelas X di SMAN 5 Kab. Tangerang
dengan jumlah 40 siswa dalam bentuk berupa pernyataan positif berjumlah
20 item, dengan menggunakan jenis pengukuran skala likert. Adapun kisi-
kisi angket dalam penelitian ini yaitu :
Tabel 3. 1.
Kisi-kisi Angket
No Pernyataan
Pokok
Penelitian
Sub pokok
Pernyataan
Dimensi No.
Item
Jumlah
1. Ekstrakurikuler
Rohani Islam
(ROHIS) di
SMAN 5 Kab.
Tangerang
(variabel X)
Eksistensi Rohis
1. Keberadaan Rohis
2. Keaktifan siswa
mengikuti
kegiatan Rohis
3. Minat Siswa terhadap Rohis
1, 3
2, 14
5, 8
2
2
2
58
Pedoman Penulisan Skripsi, op.cit., h. 66. 59
Sugiyono, op.cit., h. 142.
27
4. Prestasi
5. Pengajian Rohis
6. PHBI
7. Kesenian Islami
20
15, 16
10, 19
12
1
2
2
1
2. Hasil Belajar
PAI Kelas X di
SMAN 5 Kab.
Tangerang
(Variabel Y)
Hasil Belajar 1. Pemahaman Siswa
2. Sikap Siswa
3. Keterampilan
Siswa
4, 6,
17
7, 9,
18
11, 13
3
3
2
3. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik dalam mengumpulkan data
suatu penelitian dan menjadi salah satu elemen penting dalam proses
penelitian. Wawancara juga dapat diartikan sebagai suatu cara yang
dipergunakan untuk mendapatkan informasi atau data dari responden
dengan cara bertanya langsung secara bertatap muka atau face to face.60
Penelitian ini menggunakan wawancara tidak struktur yang berarti
wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya, pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa
garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.61
60
Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan,
(Jakarta: Kencana, 2013), h. 69. 61
Sugiyono, op.cit., h. 140.
28
Adapun penulis melakukan wawancara dengan narasumbernya dalam
penelitian ini yaitu pembina ekstrakurikuler Rohani Islam dan guru PAI
kelas X, untuk mendapatkan informasi terkait mengenai ekstrakrurikuler
Rohis dan hasil belajar PAI kelas X.
4. Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal kata dokumen yang berarti barang-barang yang
tertulis, teknik ini digunakan sebagai usaha peneliti menyelidiki benda-
benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan,
notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.62
Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data-data mengenai sejarah
sekolah, visi misi sekolah, keadaan guru, tenaga kependidikan, siswa serta
sarana dan prasarana sekolah dengan tujuan melengkapi data pada penelitian
tersebut, agar terdapat data-data yang signifikan. Kemudian data-data
tersebut penulis peroleh dari bagian yang mengurus data sekolah tersebut
yaitu tenaga kependidikan yang ada di bagian tata usaha sekolah dan
pengurus ekstrakurikuler Rohis.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan kegiatan setelah data terkumpul dari
seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Teknik analisis data dalam
penelitian kuantitatif ini menggunakan statistik, terdapat dua macam statistik
yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian yaitu statistik deskriptif
dan statistik inferensial.63
Setelah data yang sudah terkumpul, agar data dapat dipahami bukan hanya
oleh peneliti, akan tetapi dapat dipahami juga oleh orang lain untuk mengetahui
hasil penelitian. Untuk menganalisa data dalam penelitian ini, penulis
melakukan langkah- langkah sebagai berikut :
1. Skorsing, merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-butir pernyataan
dalam angket. Dalam setiap pernyataan terdapat 4 butir jawaban yaitu
sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju
62
Suharsimi Arikunto, op.cit, h. 201. 63
Sugiyono, op.cit., h. 147.
29
(STS) yang harus dipilih oleh responden. Penulis menetapkan bobot nilai
terhadap responden yang menjawab dengan positif sebagai berikut:
a. Jawaban option sangat setuju (SS) skor nilai 4
b. Jawaban option setuju (S) skor nilai 3
c. Jawaban option tidak setuju (TS) skor nilai 2
d. Jawaban option sangat tidak setuju (STS) skor nilai 1
2. Tabulating, merupakan tahap perhitungan data yang telah diberikan skor.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan cara prosentase, setiap data
perlu di prosentasikan, setelah ditabulasi dalam bentuk frekuensi jawaban
responden, untuk setiap alternatif jawaban.
Dalam penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS versi 25. Adapun
skala prosentase dalam penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 3. 2.
Pedoman Skala Prosentase
No. Prosentase (%) Penafsiran
1. 100% Seluruhnya
2. 90%-99% Hampir seluruhnya
3. 60%-89% Sebagian besar
4. 51%-59% Lebih dari setengahnya
5. 50% Setengahnya
6. 40%-49% Hampir setengahnya
7. 10%-39% Sebagian kecil
8. 1%-9% Sedikit sekali
9. 0% Tidak ada sama sekali
3. Uji Persyaratan Analisis
Sebelum penelitian ini melakukan pengujian korelasi, maka dilakukan
terlebih dahulu uji persyaratan analisis, yaitu:
30
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui bentuk distribusi data
yang digunakan dalam penelitian.64 Suatu data dikatakan berdistribusi
normal, jika nilai Asymp.Sig lebih besar dari α = 0,05 dan jika nilai
Asymp.Sig lebih kecil dari α = 0,05, maka data dikatakan tidak
berdistribusi normal. Dalam penelitian ini menggunakan aplikasi
SPSS versi 25 dengan uji Kolmogorov-Smirnov, Normal Q-Q Plot
dan Detrended Normal Q-Q Plot.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui kesamaan atau
keragaman antara dua keadaan variabel. Suatu data dikatakan
homogen, jika nilai Sig lebih besar dari α = 0,05 dan jika nilai Sig
lebih kecil dari α = 0,05 maka data tersebut tidak homogen. Dalam
penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS versi 25.
c. Uji Linearitas
Uji lineritas digunakan untuk mengetahui linieritas data, yaitu
apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak.
Suatu data dikatakan linear apabila signifikansi > 0,05 maka dikatakan
terdapat hubungan linear antara variabel X dan variabel Y, akan tetapi
apabila signifikansi < 0,05 maka dikatakan tidak terdapat hubungan
yang linear antara variabel X dan variabel Y. Dalam penelitian ini
menggunakan aplikasi SPSS versi 25.
4. Pengujian Korelasi
Pengujian korelasi bertujuan untuk menguji hubungan antara dua
variabel. Apabila jumlah besar lebih dari 30 dan data berdistribusi normal,
sebaiknya menggunakan rumus dari Pearson, karena telah memenuhi
persyaratan statistik parametrik.65
64 Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian Dilengkapi Cara Perhitungan
dengan SPSS dan MS Office Excel, (Bandung: PT. Refika Aditama), h. 271. 65
Ibid., h. 281.
31
Dalam penelitian ini menggunakan rumus “r” Product Moment
Pearson, adapun rumusnya sebagai berikut66:
rxy = ∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }
Keterangan :
rxy = Angka indeks korelasi “r” Product Moment
N = Jumlah responden
∑ = Jumlah hasil perkalian skor X dan Y
∑ = Jumlah seluruh skor X
∑ = Jumlah seluruh skor Y
Dengan rumus ini data yang terkumpul, kemudian dianalisa secara
statistik dengan melihat pada taraf signifikansi 5% dan 1%, maka apabila:
r hitung > r tabel pada taraf signifikansi 5% dan 1%, maka Ha diterima
dan Ho ditolak, artinya ada pengaruh yang signifikan antara ekstrakurikuler
Rohis dengan hasil belajar PAI pada siswa.
r hitung < r tabel pada taraf signifikansi 5% dan 1%, maka Ha ditolak
dan Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara
ekstrakurikuler Rohis dengan hasil belajar PAI pada siswa.
Setelah diketahui keterpengaruhan kedua variabel, langkah selanjutnya
interpretasi data, yaitu:
1. Interpretasi kasar atau sederhana, yaitu mencocokan hasil perhitungan
dengan angka indeks korelasi “r” Product Moment Pearson seperti
dibawah ini67 :
66
Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan , (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2006) h. 261. 67 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012)
h. 180.
32
Tabel 3. 3
Interpretasi “r” Product Moment
Besarnya “r” Product Moment (rxy)
Interpretasi
0,00 - 0,20
Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah
atau sangat rendah sehingga korelasi tersebut
diabaikan (dianggap tidak ada korelasi atau
pengaruh antara variabel X dan variabel Y).
0,20 - 0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
yang lemah atau rendah.
0,40 - 0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
yang sedang atau cukup.
0,70 - 0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
yang kuat atau tinggi.
0,90 - 1,00
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
yang sangat kuat atau sangat tinggi.
2. Interpretasi “r” dengan rumus :
Df = N - nr
Keterangan :
Df = Degress of freedom
N = Number of Cases
Nr = Banyaknya variabel yang diteliti
Setelah itu dengan diperolehnya df, maka tabel koefisien korelasi
product momen pearson dengan persen untuk berbagi df, baik pada taraf
signifikan 1% maupun pada taraf signifikan 5%.68
Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X
terhadap variabel Y, maka menggunakan rumus sebagai berikut69:
68
Ibid., h. 181.
33
KD = r2 x 100%
Keterangan :
KD = Koefisien determinasi
r = Koefisien korelasi antara variabel x dengan variabel y
G. Hipotesis Statistik
Jika penelitian tidak menggunakan sampel, maka tidak ada hipotesis
statistik. Penelitian yang dilakukan pada seluruh populasi akan terdapat
hipotesis penelitian akan tetapi tidak ada hipotesis statistik.70 Penelitian ini
menggunakan seluruh populasi dengan jumlah 40 siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler Rohani Islam di SMAN 5 Kab.Tangerang, maka penelitian ini
menggunakan penelitian populasi. Oleh sebab itu maka uji hipotesis statistik
tidak ada dalam penelitian ini yang ada hanya hipotesis penelitian.
69
Ibid., h. 182. 70
Suharsimi Arikunto, op.cit, h. 64.
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMAN 5 Kab. Tangerang
1. Sejarah Singkat SMAN 5 Kab. Tangerang
SMA Negeri 5 Kab. Tangerang sebelumnya bernama SMU Negeri 1
Teluknaga, terjadinya perubahan nama berdasarkan SK Bupati Tangerang
Tahun 2003. Pada bulan Juli 1987 mulai dibuka penerimaan siswa baru
angkatan pertama dengan status sekolah filial SMA Negeri 1 Tangerang,
sehingga pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar dibawah pembinaan SMA
Negeri 1 Tangerang, kegiatan belajar diselenggarakan siang hari serta untuk
sementara seluruh kegiatan ditampung di SD Negeri Kampung Melayu VII
dan XIII kecamatan Teluknaga. Pada tahun 1991, mendapat bantuan dari
Pemda Tangerang berupa bangunan lokal kelas sebanyak 4 ruang kelas dan
1 ruang guru yang bangunannya didirikan di sarana pasar yang tidak
digunakan oleh warga (terbengkalai) yang terletak di kemantren Kosambi
Kecamatan Teluknaga Tangerang.
Kemudian pada tahun 1993 kembali mendapat bantuan dari Kanwil
Dikbud Propinsi Jawa Barat berupa 6 ruang kelas 1 ruang Kepala Sekolah, 1
ruang TU dan 1 ruang Laboratorium IPA. Pada tanggal 23 Juli 1993 gedung
SMU Negeri 1 Teluknaga dan gedung-gedung sekolah baru lainnya
sejumlah ± 60 sekolah se-Jawa Barat diresmikan oleh Kepala Kanwil
Propinsi Jawa Barat yang dipusatkan di SMU Negeri 1 Teluknaga
Tangerang. Pada tahun 1990 kemantren Kosambi dimekarkan menjadi
kecamatan Kosambi terpisah dari kecamatan Teluknaga, sehingga SMU
Negeri 1 Teluknaga berada di wilayah kecamatan Kosambi Tangerang.
Sesuai SK Bupati tanggal 8 September 2004 diubah namanya dari SMUN 1
Teluknaga menjadi SMAN 1 Kosambi Tangerang. Kemudian pada tahun
2010 sesuai dengan SK Bupati Tangerang tanggal 12 April 2010 berubah
namanya dari SMAN 1 Kosambi Tangerang menjadi SMA Negeri 5
Kabupaten Tangerang.
35
Adapun Kepala SMA Negeri 5 Kabupaten Tangerang, secara berturut-
turut dari awal hingga saat ini adalah :
a. Tahun 1987 – 1992 dipimpin oleh Bapak Angling Marie, BA.
b. Tahun 1992 – 1993 dipimpin oleh Bapak Drs. H. Kosasih
c. Tahun 1993 – 1995 dipimpin oleh Bapak Drs. Djuhana Sudjana
d. Tahun 1995 – 1999 dipimpin oleh Bapak Drs. H. W. Awan Setiadinata
e. Tahun 2000 – 2002 dipimpin oleh Bapak Drs. Rifa’i Sirath
f. Tahun 2002 – 2007 dipimpin oleh Ibu Dra. Yetty Resmiati
g. Tahun 2007 – 2008 dipimpin oleh Bapak Drs. Eeng Suherman
h. Tahun 2008 – 2010 dipimpin oleh Bapak Drs. Dedi Hidayat, M.Si.
i. Tahun 2010 – 2014 dipimpin oleh Bapak Drs. Endang Suparman, MM.
j. Tahun 2014 – Sekarang dipimpin oleh Dr. Drs. H. Isar Dasuki Tasim,
SE.,M.Si Hingga sekarang.
2. Visi dan Misi SMAN 5 Kab. Tangerang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi globalisasi yang sangat
cepat, era informasi dan berubahnya kesadaran masyarakat dan orang tua
terhadap pendidikan memicu sekolah untuk merespon tantangan sekaligus
peluang itu dengan diwujudkan dalam bentuk visi dan misi sekolah sebagai
berikut :
a. Visi
“Terwujudnya Lulusan Yang Unggul Dalam Prestasi, Bertaqwa, Berbudi
Pekerti Luhur, Terampil, dan Mandiri”.
b. Misi
1) Menyelenggarakan pendidikan yang religius berwawasan lingkungan
sesuai tuntutan pembangunan dan kebutuhan masyarakat.
2) Melaksanakan manajemen berbasis sekolah dan pendidikan berbasis
masyarakat.
3) Meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan dan tenaga
administrasi.
4) Memberikan pelayanan pendidikan yang layak bagi siswa.
36
5) Menata manajemen/administrasi persekolahan.
6) Melaksanakan dan mengembangkan kurikulum berbasis kompetensi
7) Mengembangkan bakat dan minat siswa baik akademik maupun non
akademik.
8) Menata manajemen pembiyaan pendidikan baik yang bersumber dari
masyarakat maupun pemerintah.
9) Melaksanakan evaluasi terhadap penyelenggaraan pendidikan yang
sedang dan telah berlangsung/dilaksanakan.
3. Keadaan Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa
SMAN 5 Kab. Tangerang memiliki jumlah guru yaitu 52 orang,
terdiri dari 30 orang guru berstatus PNS dan 22 orang guru berstatus
honorer. Selain guru, SMAN 5 Kab. Tangerang juga memiliki tenaga
kependidikan yang berfungsi untuk mengelola administrasi sekolah
dengan jumlah yaitu 14 orang, terdiri dari 1 orang yang berstatus PNS
dan 13 orang yang berstatus honorer.
Siswa-siswi SMAN 5 Kab. Tangerang berjumlah yaitu 1051 orang,
terdiri dari 459 siswa dan 592 siswi. Dibagi menjadi tiga angkatan yaitu
342 orang kelas X, 366 orang kelas XI, dan 343 orang kelas XII. Kelas X
terbagi menjadi 10 kelas yaitu X MIPA 1, X MIPA 2, X MIPA 3, X
MIPA 4, X MIPA 5 dan X IPS 1, X IPS 2, X IPS 3, X IPS 4, X IPS 5,
Kelas XI terbagi menjadi 10 kelas yaitu XI MIPA 1, MIPA 2, MIPA 3,
MIPA 4, MIPA 5 dan XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3, XI IPS 4, XI IPS 5.
Kemudian kelas XII terbagi menjadi 10 kelas yaitu XII IPA 1, XII IPA 2,
XII IPA 3, XII IPA 4, XII IPA 5 dan XII IPS 1, XII IPS 2, XII IPS 3, XII
IPS 4, XII IPS 5.
4. Sarana dan Prasarana
SMAN 5 Kab. Tangerang yang berlokasi di jalan Salembaran Raya
kel. Salembaran Jaya Kec. Kosambi Kab. Tangerang dengan memiliki
37
beberapa sarana dan prasarana yang dapat menunjang proses
pembelajaran antara lain :
a. Mushola
b. Lab. Komputer
c. Lab. IPA
d. Lab. Bahasa
e. Perpustakaan
f. Lapangan Olahraga
g. Ruang Guru
h. Ruang Kelas
i. Toilet Guru dan Siswa
j. Ruang BK
k. Ruang OSIS
l. Ruang UKS dan PMR
m. Ruang Pramuka
n. Hospot Area
o. Kantin
Kemudian SMAN 5 Kab. Tangerang juga memiliki wadah dalam
mengembangkan minat dan bakat yang di miliki siswa selain akademik
melalui kegiatan ekstrakurikuler sebagai berikut:
a. Rohani Islam (ROHIS)
b. Pramuka
c. Pasukan Pengibar Bendera (PASKIBRA)
d. Palang Merah Remaja (PMR)
e. Karya Ilmiah Remaja (KIR)
f. Japanesh Club
g. Sanggar Seni (Saman, Panduan Suara)
h. Pencak Silat
i. Olahraga (Futsal, Basket)
38
B. Gambaran Umum Rohis SMAN 5 Kab. Tangerang
1. Sejarah Rohis SMAN 5 Kab. Tangerang
Awal terbentuknya ekstrakurikuler Rohis SMAN 5 Kab. Tangerang,
pada tahun 1993 saat itu belum ada musholah di sekolah, kemudian saat
rapat kepala sekolah dengan guru-guru yang lain sepakat untuk mendirikan
musholah. Setelah itu dibuatlah desain musholah oleh bapak Judi Mahjudin,
ketika tahun 1996 musholah tersebut sudah didirikan, kepala sekolah dan
guru-guru pun akhirnya rapat untuk menentukan nama yang terbaik untuk
musholah tersebut, ada tiga nama yang diajukan diantaranya Riyadhus
Sholihin, Baitul Salam, dan Birru, akhirnya terpilihlah nama Birru yang
artinya kebaikan.
Pada saat itu belum ada yang mengurus musholah dan kegiatan
keagamaan Islam, akhirnya kemudian tahun 2000 terbentuklah pengurus
Dewan Kesejahteraan Musholah (DKM) atau Rohis Mushola Al-Birru
SMUN 1 Teluknaga, pada saat itu ketua umumnya Ahmad Fahruroji dan
ketua hariannya Edi Suhaedi secara struktural di bawah bimbingan
Pembantu Kepala Sekolah (PKS) kesiswaan dan pembina OSIS. Pada saat
itu belum ada SK dari kepala sekolah untuk ekstrakurikuler Rohis dan
pembina Rohis secara struktural, akan tetapi secara teknisnya di bimbing
oleh guru agama Islam yaitu bapak Sudarma, Nasrudin, dan ibu Kafilah.
Inilah cikal bakal terbentuknya ekstrakurikuler Rohis SMAN 5 Kab.
Tangerang.
Pada tahun 2004, sesuai SK Bupati nama sekolah SMUN 1 Teluknaga
berubah menjadi SMAN 1 Kosambi, karena wilayahnya berada di
kecamatan kosambi. Saat itu juga terbentuklah ekstrakurikuler Rohis dan
pembina Rohis dari guru agama Islam oleh SK Kepala Sekolah, kemudian
nama pun berubah menjadi Rohis SMAN 1 Kosambi.71
Pada tahun 2010 sesuai dengan SK Bupati nama sekolah SMAN 1
Kosambi berubah menjadi SMAN 5 Kab. Tangerang, perubahan tersebut
mengikuti perubahan nama sekolah, sehingga nama pengurusnya menjadi
71
Wawan Hermawan, Wawancara. Tangerang, 7 mei 2018.
39
Rohis SMAN 5 Kab. Tangerang dan pembina Rohis bernama bapak Wawan
hingga sekarang.
2. Kepengurusan Rohis SMAN 5 Kab. Tangerang
Susunan Pengurus Rohis SMAN 5 Kab. Tangerang Periode 2017-2018,
sebagai berikut :
Penanggung Jawab : Kepala Sekolah SMAN 5 Kab. Tangerang
Dr. Isar Dasuki Taslim, S.E, M.Si
Pembina Rohis : Wawan Hermawan, S.Ag, M.Si
Ketua Rohis : Uston nawawi
Wakil Ketua I : Rifqi Maulana
Wakil Ketua II : Herudin
Sekretaris : Vilya Ayu H.
Wakil Sekretaris : Nadila
Bendahara : Nurlailatul K
Wakil Bendahara : Dita Amalia
Sie. Acara PHBI : Indriyanti
: Nadila Salsabilillah
Sie. Humas : Aliya Ihda A.Z
: Nadia
: Lucky Cahya
: Mujihad
: Anis
: Herudin
Sie. Seni : Nurul Farida
: Indah Lestari
: Yuliyanah
: Dian Alayida
Sie. Perlengkapan : Ara Handayani
: Haris Al Farisi
: Dita Amelia
40
: Farhanudin W.
: Tarmuni
: Rilo Pambudi
: Riska
Sie. Kebersihan : Asri Fitri Anisa
: Ridwan
: Fadilah Nurwahyuni
: Prisma Ramadhan
: Mansyur
: Santi
: Ayunda Yuniar
: Rini Andriyanih
Sie Keamanan : Waliyudin
: Ajis Setiawan
: Firman
: Furqon
: Adit
3. Kegiatan Rohis SMAN 5 Kab. Tangerang
Beberapa kegiatan ekstrakurikuler Rohani Islam di SMAN 5 Kab.
Tangerang periode 2017-2018 sebagai berikut72:
a. Kegiatan mingguan :
1) Latihan ekstrakurikuler Rohani Islam setiap hari senin seperti kajian,
yaitu kegiatan pemberian materi tentang keislaman yang diberikan
oleh alumni. Jadwal materi kegiatan kajian yaitu : minggu ke 1
mengaji Al-Qur’an, minggu ke 2 berbagi ilmu pengetahuan (sharing
knowledge) , minggu ke 3 muhadhoroh, dan minggu ke 4 mengaji
kitab safinah.
72
Program Kerja Rohis SMAN 5 Kab.Tangerang periode tahun 2017-2018.
41
2) Pengajian setiap hari jum’at, yaitu kegiatan membaca surat yasin
bersama-sama seluruh siswa dan guru sebelum proses belajar
mengajar dilaksanakan.
3) Latihan marawis, yaitu kegiatan kesenian islami yang diadakan setiap
seminggu sekali di nilai sangat aktif, karena banyak siswa-siswi yang
tertarik dengan latihan marawis selain untuk meningkatkan hobi juga
dapat menghasilkan prestasi.
4) Mengumpulkan Infaq, yaitu kegiatan menggalang dana secara rutin
setiap hari jum’at, yang diperuntukan tidak hanya untuk yang
mengikuti Rohis tetapi seluruh siswa.
b. Kegiatan bulanan :
1) Bersih-Bersih Mushola (BBM), yaitu kegiatan membersihkan
mushola sebagai sarana untuk beribadah dan kegiatan Rohis Pengajian
Bulanan.
c. Kegiatan tahunan :
1) Penerimaan anggota baru, yaitu kegiatan untuk membentuk kader-
kader kepemimpinan dan pengurus Rohis.
2) Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) seperti Maulid Nabi Muhammad
SAW, Isra Mi’raj, Idul Fitri, Idul Adha, Tahun Baru Islam.
3) Laporan Pertanggungjawaban Pengurus, yaitu kegiatan akhir
kepengurusan Rohis dan serah terima jabatan kepada pengurus Rohis
selanjutnya.
C. Deskriptif Data
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu ekstrakurikuler Rohis
(variabel X) dan hasil belajar (variabel Y). Adapun untuk variabel
ekstrakurikuler Rohis, data yang penulis dapatkan dari penyebaran angket
dalam bentuk pernyataan positif dengan menggunakan skala likert kepada 40
anggota Rohis kelas X dengan jumlah 20 item dan memberi nilai pada setiap
item pernyataan dengan ketentuan skala 4-3-2-1. Sedangkan variabel hasil
42
belajar, data yang penulis dapatkan dari hasil nilai raport masing-masing siswa
dari guru PAI kelas X SMAN 5 Kab. Tangerang.
a. Ekstrakurikuler Rohani Islam (Variabel X)
Setelah mendapat hasil jawaban dari responden, mengenai penyebaran
angket tentang ekstrakurikuler Rohis, maka penuis akan menampilkan
penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi. Adapun distribusi
frekuensi data ekstrakurikuler Rohis sebagai berikut:
Tabel 4. 1.
Distribusi Frekuensi Ekstrakurikuler Rohis (Variabel X)
Interval Midpoint Batas Nyata Frekuensi
60-62 61 59,5-62,5 4
63-65 64 62,5-65,5 11
66-68 67 65,5-68,5 4
69-71 70 68,5-71,5 11
72-74 73 71,5-74,5 8
75-77 76 74,5-77,5 2
Berdasarkan distribusi frekuensi diatas, maka dapat diperoleh deskripsi
data sebagai berikut:
Tabel 4. 2.
Deskripsi Data Ekstrakurikuler Rohani Islam (Variabel X)
Min 60
Max 76
Median 69,00
Mean 67,98
Standar Deviasi 4,359
Range 16
Varian 18,999
43
Berdasarkan data tentang ekstrakurikuler rohis, diperoleh nilai-nilai
seperti nilai mean hitung dari nilai skor sebesar 67,98, nilai median sebesar
69,00 yang menunjukan nilai pertengahan nilai pertengahan dari nilai skor,
nilai range sebesar 16 yang menujukan ukuran jarak penyebaran antara skor
terendah sampai skor tertinggi, nilai standar deviasi sebesar 4,359 yang
menunjukkan selisih atau simpangan dari masing-masing skor, nilai variansi
sebesar 18,999. Setelah data diperoleh, makan akan diketahui nilai skor
tertinggi sebesar 76 dan skor terendahnya sebesar 60 dengan jumlsh skor
total dari 40 sampel. Penyajian data melalui gambar histogram dapat dilihat
sebagai berikut:
b. Hasil Belajar (Variabel Y)
Data hasil belajar ini penulis dapatkan dari nilai raport semester genap
tahun ajaran 2017/2018. Berikut perolehan nilai hasil belajar PAI kelas X :
Tabel 4. 3.
Nilai Hasil Belajar PAI siswa kelas X
Nama Responden Nilai Raport
Yuliyanah 76
Gambar 4. 1. Histogram Ekstrakurikuler Rohani Islam
44
Iit Tarliyah 76
Amaliah Putri Aulia 79
Annisa Marcella Wulandari 82
Ayunda Yuniar 79
Dita Amelia 80
Fitri Liyani 79
Keisha Fianti Sopian 81
Mariyatul Qibtiyah 78
Nur Padillah 78
Aditya Saep Ramadhan 81
Juliana Sukma Rosmalatipa 77
M. Ramdan Padilah 79
Nadila Salsabilillah 78
Sabrina Ahshonul Aufar 77
Viki Ramdhan 77
Ahmad Mansurrudin 75
Ara Andayani 82
Mujihad 75
Prisma Ramadhan Putra 76
Riniandri Yanih 80
Riska 80
Siti Herdiyanti 79
Sri Ajeng Fadhila 76
Amanda Aprilia 76
Firmansyah 79
Indah Lestari 75
Lucki Cahya Prambudi 79
Sella 77
Dian Alayida 83
Lilis Suryani 77
45
M. Satria 75
Wulandari 78
Alfin 79
Firza Aulia Rahmaniar 77
Rilo Pambudi 74
Waliyudin 78
Haris Alparisi 83
Nahda Astiani 78
Siti Amalia 78
Setelah mengetahui nilai hasil belajar PAI melalui nilai raport pada
siswa kelas X yang diberikan dari guru PAI kelas X. Maka penulis akan
menampilkan penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi sebagai
berikut:
Tabel 4. 4.
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar (Variabel Y)
Interval Midpoint Batas Nyata Frekuensi
74-76 75 74,5-76,5 10
77-79 78 76,5-79,5 21
80-82 81 79,5-82,5 7
83-85 84 82,5-85,5 2
Berdasarkan distribusi frekuensi diatas, maka dapat diperoleh deskripsi
data sebagai berikut:
Tabel 4. 5.
Deskripsi Data Hasil Belajar (Variabel Y)
Min 74
Max 83
Median 78,00
46
Mean 78,15
Standar Deviasi 2,248
Range 9
Varian 5,054
Berdasarkan data tentang ekstrakurikuler rohis, diperoleh nilai-nilai
seperti nilai mean hitung dari nilai skor sebesar 78,15, nilai median sebesar
78,00 yang menunjukan nilai pertengahan nilai pertengahan dari nilai skor,
nilai range sebesar 9 yang menunjukan ukuran jarak penyebaran antara skor
terendah sampai skor tertinggi, nilai standar deviasi sebesar 2,248 yang
menunjukkan selisih atau simpangan dari masing-masing skor, nilai variansi
sebesar 5,054. Setelah data diperoleh, maka akan diketahui nilai skor
tertinggi sebesar 83 dan skor terendahnya sebesar 74 dengan jumlah skor
total dari 40 sampel. Penyajian data melalui gambar histogram dapat dilihat
sebagai berikut:
Gambar 4. 2. Histogram Hasil Belajar
47
Tabel 4. 6.
Keberadaan ekstrakurikuler rohis di sekolah sangat penting
No. Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
1
Setuju 13 32.5 32.5 32.5
Sangat Setuju 27 67.5 67.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Dari tabel diatas, dapat di pahami prosentase terbesar adalah 67,5% siswa
menjawab sangat setuju, 32,5% siswa menjawab setuju. Hal ini membuktikan
bahwa sebagian besar siswa sangat setuju keberadaan ekstrakurikuler Rohis di
sekolah sangat penting.
Tabel 4. 7.
Saya aktif dalam mengikuti ekstrakurikuler rohis
No. Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
2
Tidak Setuju 1 2.5 2.5 2.5
Setuju 33 82.5 82.5 85.0
Sangat Setuju 6 15.0 15.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Dari tabel diatas, dapat di pahami prosentase terbesar adalah 82,5% siswa
menjawab setuju, 15% siswa menjawab sangat setuju, dan prosentase terkecil
adalah 2,5% siswa menjawab tidak setuju. Hal ini membuktikan bahwa hampir
seluruh siswa setuju aktif dalam mengikuti ekstrakurikuler Rohis.
Tabel 4. 8.
Ekstrakurikuler rohis aktif mengadakan kegiatan keagamaan di sekolah
No. Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
3
Setuju 20 50.0 50.0 50.0
Sangat Setuju 20 50.0 50.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
48
Dari tabel diatas, dapat di pahami prosentase adalah 50% siswa menjawab
sangat setuju, 50% siswa menjawab setuju. Hal ini membuktikan bahwa
setengahnya menyatakan hal yang sama sangat setuju dan setuju ekstrakurikuler
Rohis mengadakan kegiatan keagamaan di sekolah.
Tabel 4. 9.
Materi kegiatan ekstrakurikuler rohis berkaitan dengan pelajaran agama Islam
yang ada di kelas
No. Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
4
Tidak Setuju 2 5.0 5.0 5.0
Setuju 26 65.0 65.0 70.0
Sangat Setuju 12 30.0 30.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Dari tabel diatas, dapat di pahami prosentase terbesar adalah 65% siswa
menjawab setuju, 30% siswa menjawab sangat setuju, dan prosentase terkecil
adalah 5% siswa menjawab tidak setuju. Hal ini membuktikan bahwa sebagian
besar siswa setuju materi kegiatan ekstrakurikuler Rohis berkaitan pelajaran
agama Islam yang ada di kelas.
Tabel 4. 10.
Saya senang mengikuti ekstrakurikuler rohis
No. Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
5
Tidak Setuju 1 2.5 2.5 2.5
Setuju 17 42.5 42.5 45.0
Sangat Setuju 22 55.0 55.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Dari tabel diatas, dapat di pahami prosentase terbesar adalah 55% siswa
menjawab sangat setuju, 42,5% siswa menjawab setuju, dan prosentase terkecil
49
adalah 2,5% siswa menjawab tidak setuju. Hal ini membuktikan bahwa lebih
setengahnya siswa sangat setuju senang mengikuti ekstrakurikuler Rohis.
Tabel 4. 11.
Dengan mengikuti ekstrakurikuler rohis, pemahaman agama Islam saya bertambah
No. Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
6
Setuju 14 35.0 35.0 35.0
Sangat Setuju 26 65.0 65.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Dari tabel diatas, dapat di pahami prosentase terbesar adalah 65% siswa
menjawab sangat setuju, 35% siswa menjawab setuju. Hal ini membuktikan
bahwa sebagian besar siswa sangat setuju senang dengan mengikuti
ekstrakurikuler Rohis, pemahaman agama Islam bertambah.
Tabel 4. 12.
Dengan mengikuti ekstrakurikuler rohis, saya menjadi disiplin dalam belajar di kelas.
No. Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
7
Tidak Setuju 1 2.5 2.5 2.5
Setuju 28 70.0 70.0 72.5
Sangat Setuju 11 27.5 27.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Dari tabel diatas, dapat di pahami prosentase terbesar adalah 70% siswa
menjawab setuju, 27,5% siswa menjawab sangat setuju, dan prosentase terkecil
adalah 2,5% siswa menjawab tidak setuju. Hal ini membuktikan bahwa sebagian
besar siswa setuju dengan mengikuti ekstrakurikuler Rohis, menjadi disiplin
dalam belajar di kelas.
50
Tabel 4. 13.
Saya mengikuti ekstrakurikuler Rohis atas kemauan sendiri.
No. Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
8
Setuju 21 52.5 52.5 52.5
Sangat Setuju 19 47.5 47.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Dari tabel diatas, dapat di pahami prosentase terbesar adalah 52,5% siswa
menjawab setuju, 47,5% siswa menjawab sangat setuju. Hal ini membuktikan
bahwa lebih setengahnya siswa setuju mengikuti ekstrakurikuler Rohis atas
kemauan sendiri.
Tabel 4. 14.
Dengan mengikuti ekstrakurikuler rohis, saya terbiasa bertanggungjawab
terhadap tugas yang telah diberikan guru di kelas
No. Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
9
Tidak Setuju 2 5.0 5.0 5.0
Setuju 31 77.5 77.5 82.5
Sangat Setuju 7 17.5 17.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Dari tabel diatas, dapat di pahami prosentase terbesar adalah 77,5% siswa
menjawab setuju, 17,5% siswa menjawab sanga setuju, dan prosentase terkecil
adalah 5% siswa menjawab tidak setuju. Hal ini membuktikan bahwa sebagian
besar siswa setuju mengikuti ekstrakurikuler Rohis, terbiasa bertanggungjawab
terhadap tugas yang telah diberikan guru di kelas.
51
Tabel 4. 15.
Saya selalu mengikuti kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW di sekolah
No. Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
10
Setuju 18 45.0 45.0 45.0
Sangat Setuju 22 55.0 55.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Dari tabel diatas, dapat di pahami prosentase terbesar adalah 55% siswa
menjawab sangat setuju, 45% siswa menjawab setuju. Hal ini membuktikan
bahwa lebih setengahnya siswa sangat setuju selalu mengikuti kegiatan maulid
Nabi Muhammad SAW di sekolah.
Tabel 4. 16.
Dengan mengikuti ekstrakurikuler rohis, saya dapat melatih kemampuan membaca Al-Qur’an
No. Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
11
Setuju 21 52.5 52.5 52.5
Sangat Setuju 19 47.5 47.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Dari tabel diatas, dapat di pahami prosentase terbesar adalah 52,5% siswa
menjawab setuju, 47,5% siswa menjawab sangat setuju. Hal ini membuktikan
bahwa lebih setengahnya siswa setuju mengikuti ekstrakurikuler Rohis dapat
melatih kemampuan membaca Al-Qur’an.
Tabel 4. 17.
Dengan mengikuti ekstrakurikuler rohis, saya dapat memainkan alat marawis
No. Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
12
Setuju 21 52.5 52.5 52.5
Sangat Setuju 19 47.5 47.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
52
Dari tabel diatas, dapat di pahami prosentase terbesar adalah 52,5% siswa
menjawab setuju, 47,5% siswa menjawab sangat setuju. Hal ini membuktikan
bahwa lebih setengahnya siswa setuju mengikuti ekstrakurikuler Rohis dapat
memainkan alat marawis.
Tabel 4. 18.
Dengan mengikuti rohis, saya dapat melatih kemampuan beribadah dengan baik dan benar sesuai dengan syariat Islam.
No. Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
13
Setuju 18 45.0 45.0 45.0
Sangat Setuju 22 55.0 55.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Dari tabel diatas, dapat di pahami prosentase terbesar adalah 55% siswa
menjawab sangat setuju, 45% siswa menjawab setuju. Hal ini membuktikan
bahwa lebih setengahnya siswa setuju mengikuti ekstrakurikuler Rohis dapat
melatih kemampuan beribadah dengan baik dan benar sesuai dengan syariat
Islam.
Tabel 4. 19.
Saya selalu hadir dalam mengikuti ekstrakurikuler rohis
No. Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
14
Tidak Setuju 5 12.5 12.5 12.5
Setuju 33 82.5 82.5 82.5
Sangat Setuju 2 5.0 5.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Dari tabel diatas, dapat di pahami prosentase terbesar adalah 82,5% siswa
menjawab setuju, 12,5% siswa menjawab tidak setuju, dan prosentase terkecil
adalah 5% siswa menjawab sangat setuju. Hal ini membuktikan bahwa sebagian
besar siswa setuju selalu hadir mengikuti ekstrakurikuler Rohis.
53
Tabel 4. 20.
Dengan mengikuti rohis, saya dapat menjaga dan mempererat tali silaturahmi
No. Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
15
Setuju 16 40.0 40.0 40.0
Sangat Setuju 24 60.0 60.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Dari tabel diatas, dapat di pahami prosentase terbesar adalah 60% siswa
menjawab sangat setuju, 40% siswa menjawab setuju. Hal ini membuktikan
bahwa sebagian besar siswa sangat setuju mengikuti rohis dapat menjaga dan
mempererat tali silaturahmi.
Tabel 4. 21.
Dengan mengikuti rohis, saya dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
kepada Allah SWT.
No. Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
16
Setuju 16 40.0 40.0 40.0
Sangat Setuju 24 60.0 60.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Dari tabel diatas, dapat di pahami prosentase terbesar adalah 60% siswa
menjawab sangat setuju, 40% siswa menjawab setuju. Hal ini membuktikan
bahwa sebagian besar siswa sangat setuju mengikuti rohis dapat meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Tabel 4. 22.
Dengan mengikuti rohis, saya lebih memahami syariat Islam.
No. Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
17
Setuju 26 65.0 65.0 65.0
Sangat Setuju 14 35.0 35.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
54
Dari tabel diatas, dapat di pahami prosentase terbesar adalah 65% siswa
menjawab setuju, 35% siswa menjawab sangat setuju. Hal ini membuktikan
bahwa sebagian besar siswa setuju mengikuti rohis dapat lebih memahami syariat
Islam.
Tabel 4. 23.
Dengan mengikuti rohis, saya terbiasa berprilaku sesuai ajaran agama Islam.
No. Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
18
Setuju 32 80.0 80.0 80.0
Sangat Setuju 8 20.0 20.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Dari tabel diatas, dapat di pahami prosentase terbesar adalah 80% siswa
menjawab setuju, 20% siswa menjawab sangat setuju. Hal ini membuktikan
bahwa sebagian besar siswa setuju mengikuti rohis dapat terbiasa berprilaku
sesuai ajaran agama Islam.
Tabel 4. 24.
Saya selalu mengikuti kegiatan memotong hewan qurban yang ada di sekolah
dalam memperingati Idul Adha.
No. Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
19
Tidak Setuju 2 5.0 5.0 5.0
Setuju 22 55.0 55.0 60.0
Sangat Setuju 16 40.0 40.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Dari tabel diatas, dapat di pahami prosentase terbesar adalah 55% siswa
menjawab setuju, 40% siswa menjawab sangat setuju, dan prosentase terkecil
adalah 5% siswa menjawab tidak setuju. Hal ini membuktikan bahwa lebih
setengahnya siswa setuju selalu mengikuti kegiatan memotong hewan qurban
yang ada di sekolah dalam memperingati Idul Adha.
55
Tabel 4. 25.
Ekstrakurikuler rohis memiliki prestasi
No. Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
20
Setuju 27 67.5 67.5 67.5
Sangat Setuju 13 32.5 32.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Dari tabel diatas, dapat di pahami prosentase terbesar adalah 67,5% siswa
menjawab setuju, 32,5% siswa menjawab sangat setuju. Hal ini membuktikan
bahwa sebagian besar siswa setuju ekstrakurikuler rohis memiliki prestasi.
D. Hasil Penelitian
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan sebagai uji instrumen penelitian untuk
mengetahui apakah data yang akan dipakai untuk pengujian hipotesis valid
atau tidak valid. Dalam uji validitas ini, butir pernyataan dianggap valid jika
r hitung > r tabel dengan menggunakan rumus uji r product moment. Berikut
hasil dari uji validitas menggunakan program microsoft excel 2010:
Tabel 4. 26.
Hasil Uji Validitas Kuesioner Ekstrakurikuler Rohis
No Variabel X Uji Validitas
Angket Rohis r Hitung r Tabel Keterangan
1. Butir Pernyataan 1 0,566 0,312 Valid
2. Butir Pernyataan 2 0,336 0,312 Valid
3. Butir Pernyataan 3 0,609 0,312 Valid
4. Butir Pernyataan 4 0,404 0,312 Valid
5. Butir Pernyataan 5 0,451 0,312 Valid
6. Butir Pernyataan 6 0,471 0,312 Valid
7. Butir Pernyataan 7 0,361 0,312 Valid
56
8. Butir Pernyataan 8 0,471 0,312 Valid
9. Butir Pernyataan 9 0,332 0,312 Valid
10. Butir Pernyataan 10 0,532 0,312 Valid
11. Butir Pernyataan 11 0,669 0,312 Valid
12. Butir Pernyataan 12 0,436 0,312 Valid
13. Butir Pernyataan 13 0,403 0,312 Valid
14. Butir Pernyataan 14 0,366 0,312 Valid
15. Butir Pernyataan 15 0,446 0,312 Valid
16. Butir Pernyataan 16 0,398 0,312 Valid
17. Butir Pernyataan 17 0,504 0,312 Valid
18. Butir Pernyataan 18 0,351 0,312 Valid
19. Butir Pernyataan 19 0,359 0,312 Valid
20. Butir Pernyataan 20 0,388 0,312 Valid
Tabel diatas dapat diartikan bahwa 20 kuesioner mendapatkan nilai r
hitung > r tabel, sehingga 20 kuesioner diatas dinyatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
SPSS versi 25. Suatu variabel dapat dikatakan reliabilitas jika nilai
cronbach’s Alpha dari variabel tersebut lebih besar dari 0,60 atau 60%.
Tabel 4. 27.
Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach’s Alpha Cronbach’s Alpa Based on
Standardized Items
N of Items
.785 .785 20
57
Setelah proses menggunakan SPSS versi 25, maka didapat nilai
Cronbach’s Alpha untuk variabel ekstrakurikuler Rohis = 0,785. Nilai
tersebut ternyata lebih besar dari 0,60. Maka dapat disimpulkan bahwa
pernyataan untuk variabel tersebut adalah reliabel untuk memiliki tingkat
reliabilitas sangat baik.
3. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan menggunakan SPSS versi 25, Suatu data
dikatakan berdistribusi normal, jika nilai Asymp.Sig lebih besar dari α =
0,05. Dalam Penelitian ini uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov sebagai berikut:
Tabel 4. 28.
Hasil Uji Normalitas Ekstrakurikuler Rohis
Angket
N 40
Normal Parameters a,b Mean
Std. Deviation
67,98
4,359
Most Extreme Difference Absolute
Positive
Negative
,128
,128
-,188
Test Statistic
Asymp.Sig. (2-tailed)
,128
,100c
a. Test distribution is normal
b. Calculated from data
c. Liliefors significance correction
Tabel 4. 29.
Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar
Hasil Belajar
N 40
58
Normal Parameters a,b Mean
Std. Deviation
78,15
2,248
Most Extreme Difference Absolute
Positive
Negative
,128
,128
-,073
Test Statistic
Asymp.Sig. (2-tailed)
,128
,099c
a. Test distribution is normal
b. Calculated from data
c. Liliefors significance correction
Berdasarkan tabel 4.26 hasil dari uji Kolmogorov-Smirnov, menunjukan
bahwa nilai signifikansi dari variabel ekstrakurikuler Rohis (X) Asymp.sig
= 0,100. Nilai tersebut ternyata lebih besar dari α = 0,05 (Asymp. Sig X =
0,100 > 0,05), maka data tersebut berdistribusi secara normal.
Berdasarkan tabel hasil dari uji Kolmogorov-Smirnov, menunjukan
bahwa nilai signifikansi dari variabel hasil belajar (Y) Asymp.sig = 0,099.
Nilai tersebut ternyata lebih besar dari α = 0,05 (dan Asymp.Sig Y = 0,099
> 0,05), maka data tersebut berdistribusi secara normal.
Pengujian normalitas juga bisa berdasarkan Normal Q-Q Plots, adapun
indikatornya yaitu data dinyatakan berdistribusi normal jika sebaran data
dalam bentuk titik-titik yang merapat atau berimpit dengan sebuah garis
lurus. Sebagaimana pada gambar berikut ini:
Gambar 4. 3. Normal Q-Q of Angket
59
Dari gambar diatas, terlihat bahwa sebaran data dalam bentuk titik-titik
yang merapat atau berimpit dengan sebuah garis lurus. Maka data tersebut
dinyatakan berdistribusi normal.
Kemudian selain dengan Normal Q-Q Plot, pengujian normalitas juga
dapat berdasarkan Detrended Normal Q-Q Plot. Adapun indikatornya yaitu
data dinyatakan berdistribusi normal jika sebaran data dalam bentuk titik-
titik tidak membentuk pola dan berkumpul disekitar garis mendatar melalui
titik nol. Sebagaimana pada gambar berikut ini:
Gambar 4. 4. Normal Q-Q Plot of Hasil Belajar
Gambar 4. 5. Detrended Normal Q-Q Plot of Angket
60
Dari gambar diatas, terlihat bahwa sebaran data dalam bentuk titik-titik
tidak membentuk pola dan berkumpul disekitar garis mendatar melalui titik
nol. Maka data tersebut dinyatakan berdistribusi normal.
4. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS versi
25, sebagai berikut:
Tabel 4. 30.
Hasil Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
0,965 10 25 0,496
Dari hasil analisis pada Test of Homogeneity of Variances, di peroleh F
= 0,965; db1 = 10; db2 = 25, dan p-value = 0,496 > 0,05 atau H0 di terima.
Kemudian maka dapat dinyatakan bahwa data tersebut homogen.
5. Uji Linearitas
Uji Linearitas dalam penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS versi
25, sebagai berikut:
Gambar 4. 6. Detrended Normal Q-Q Plot of Hasil Belajar
61
Tabel 4. 31
Hasil Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
Hasil
Belajar
*
Angket
Between
Groups
(Combined) 108.933 14 7.781 2.206 .041
Linearity 35.048 1 35.048 9.938 .004
Deviation
From
Linearity
73.886 13 5.684 1.612 .148
Within Groups 88.167 25 3.527
Total 197.100 39
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa signifikansi pada
Deviation From Linearity Lebih dari 0,05 (0,148 > 0,05). Kemudian
dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang linearr antara variabel
ekstrakurikuler Rohis dengan variabel hasil belajar. Karena data linear,
maka uji prasyarat terpenuhi. Dengan demikian, data yang diperoleh dalam
penelitian ini dapat dilanjutkan ke analisis data lebih lanjut.
6. Pengujian Hipotesis
Setelah penulis melakukan uji prasyarat dan menghitung hasil angket dari
setiap responden. Kemudian di bawah ini tabel yang menunjukkan nilai
angket eksrakurikuler Rohis (X) dan nilai hasil belajar (Y), sebagai berikut:
62
Tabel 4. 32.
Nilai Angket dan Nilai Hasil Belajar
No. Nilai Angket (X) Nilai Hasil Belajar (Y)
1. 64 76
2. 63 76
3. 73 79
4. 73 82
5. 67 79
6. 71 80
7. 65 79
8. 70 81
9. 74 78
10. 73 78
11. 64 81
12. 64 77
13. 62 79
14. 67 78
15. 62 77
16. 66 77
17. 63 75
18. 70 82
19. 66 75
20. 65 76
21. 75 80
22. 74 80
23. 72 79
24. 76 76
25. 73 76
26. 69 79
63
27. 65 75
28. 71 79
29. 73 77
30. 70 83
31. 70 77
32. 62 75
33. 69 78
34. 64 79
35. 63 77
36. 60 74
37. 69 78
38. 70 83
39. 63 78
40. 69 78
Jumlah 2719 3126
Dari data tabel diatas jumlah total dari nilai angket yaitu 2719 dan jumlah
total dari nilai hasil belajar yaitu 3126. Kemudian untuk mengetahui apakah
terdapat korelasi antara ekstrakurikuler Rohis dengan hasil belajar siswa, maka
penulis menggunakan rumus product moment dengan memasukkan data-data
yang diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4. 33
Jumlah Variabel X dan Variabel Y
No. X Y XY X2 Y2
1. 64 76 4864 4096 5776
2. 63 76 4788 3969 5776
3. 73 79 5767 5329 6241
4. 73 82 5986 5329 6724
5. 67 79 5293 4489 6241
6. 71 80 5680 5041 6400
7. 65 79 5135 4225 6241
8. 70 81 5670 4900 6561
64
9. 74 78 5772 5476 6084
10. 73 78 5694 5329 6084
11. 64 81 5184 4096 6561
12. 64 77 4928 4096 5929
13. 62 79 4898 3844 6241
14. 67 78 5226 4489 6084
15. 62 77 4774 3844 5929
16. 66 77 5082 4356 5929
17. 63 75 4725 3969 5625
18. 70 82 5740 4900 6724
19. 66 75 4950 4356 5625
20. 65 76 4940 4225 5776
21. 75 80 6000 5625 6400
22. 74 80 5920 5476 6400
23. 72 79 5688 5184 6241
24. 76 76 5776 5776 5776
25. 73 76 5548 5329 5776
26. 69 79 5451 4761 6241
27. 65 75 4875 4225 5625
28. 71 79 5609 5041 6241
29. 73 77 5621 5329 5929
30. 70 83 5810 4900 6889
31. 70 77 5390 4900 5929
32. 62 75 4650 3844 5625
33. 69 78 5382 4761 6084
34. 64 79 5056 4096 6241
35. 63 77 4851 3969 5929
36. 60 74 4440 3600 5476
37. 69 78 5382 4761 6084
38. 70 83 5810 4900 6889
39. 63 78 4914 3969 6084
40. 69 78 5382 4761 6084
Jumlah 2719 3126 212651 185565 244494
Dari data hasil perhitungan antara variabel X dan variabel Y, maka
diketahui :
N = 40
∑ = 2719
65
∑ = 3126
∑ = 212651
∑ 2 = 185565
∑ 2 = 244494
Kemudian dimasukkan kedalam rumus korelasi Product Moment sebagai
berikut :
rxy = ∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }
=
√{ } { }
=
√{ } { }
=
√{ } { }
=
√
=
= 0,4216
= 0,422
Kemudian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang diberikan
variabel X (Ekstrakurikuler Rohis) dalam menunjang keberhasilan variabel Y
(Hasil Belajar), di ketahui dari hasil koefisien determinasi dengan rumus
sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
= (0,422)2 x 100%
= 0,164 x 100%
= 17,8%
66
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil angket responden menyatakan masih terdapat hal positif yang
ada dalam kegiatan ekstrakurikuler Rohis. Hal ini juga menjadi hubungan
mengenai antara ektrakurikuler Rohis terhadap hasil belajar PAI pada siswa
kelas X dapat dikatakan ada hubungan atau pengaruhnya.
Eksistensi ektrakurikuler Rohis di sekolah juga dapat dilihat dari
lingkungan sekolah menjadi religius, walaupun sekolah umum tapi suasananya
religius dengan rutin kegiatan kajian tentang keislaman setiap hari senin setelah
jam pelajaran selesai berkumpul di mushola sekolah. Sehingga Rohis dengan
hasil belajar pendidikan agama Islam memiliki keterkaitan baik berupa materi
yang diajarkan di dalam kegiatan Rohis dengan materi yang diajarkan di dalam
kelas.
Berdasarkan nilai raport siswa yang mengikuti ektrakurikuler Rohis nilai
rata-rata hasil belajar PAI sebesar 78,15 lebih besar dari siswa yang tidak
mengikuti ekstrakurikuler Rohis sebesar 72,40. Hal tersebut dapat dikatakan
ada pengaruhnya walaupun hanya sebesar 5,75.
Kemudian siswa yang mengikuti Rohis dapat menambah wawasan
keislaman maupun pengalaman belajar yang tidak dipelajari di dalam kelas,
sehingga siswa mendapatkan pemahaman agama Islam maupun pengalaman
belajar yang lebih dari siswa yang tidak mengikuti Rohis.73
Kegiatan keagamaan di sekolah pun berjalan dengan baik yang didasari
oleh sikap toleransi antar umat beragama. Dengan adanya kerjasama yang baik
antara warga yang ada di sekolah baik guru dan siswa, sehingga diharapkan
dapat menciptakan suasana religius yang harmonis dalam lingkungan sekolah.
Berdasarkan hasil penelitian ini koefisien korelasi rxy yaitu 0,422.
Kemudian nilai tersebut, diinterpretasikan dengan cara sederhana yaitu
memberikan interpretasi terhadap angka koefisien product moment. Apabila
diperhatikan nilai rxy yang di peroleh yaitu terletak antara 0,40-0,70. Dapat
dijelaskan bahwa korelasi antara variabel X (ekstrakurikuler Rohis) dan
variabel Y (hasil belajar) tergolong sedang atau cukup, sehingga dapat
73
Wawan Hermawan, Wawancara. Tangerang, 7 mei 2018.
67
diinterpretasikan antara ekstrakurikuler Rohis dan hasil belajar PAI pada
siswa memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sedang atau
cukup.
Langkah selanjutnya untuk menjawab hipotesis nihil dan hipotesis
alternatif dilakukan dengan cara berkonsultasi dengan nilai r tabel product
moment. Hal pertama yang dilakukan mencari df atau db (degree of freedom
atau derajat bebas) dengan menggunakan rumus : df = N-nr. Diketahui bahwa
responden yang diteliti ada 40 orang, maka N=40. Kemudian ada 2 variabel
dalam penelitian ini yaitu bvariabel X (ekstrakurikuler Rohis) dan variabel Y
(hasil belajar), maka nr=2. Dengan demikian, maka df = 40 - 2 = 38. Maka
dapat diketahui dengan df sebesar 38, kemudian diperoleh r tabel pada taraf
signifikasi 1% sebesar 0,403 dan pada taraf signifikasi 5% sebesar 0,312.
Selanjutnya dapat diinterprestasikan sebagai berikut :
Pada taraf signifikasi 1% diketahui bahwa 0,422 > 0,403 maka Ha diterima
dan Ho ditolak. Berarti pada taraf signifikasi 1% terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel X (ekstrakurikuler Rohis) terhadap variabel Y (hasil
belajar). Dengan demikian korelasi antara ekstrakurikuler Rohis terhadap hasil
belajar PAI pada siswa kelas X di SMAN 5 Kab. Tangerang merupakan
korelasi yang sedang atau cukup merupakan korelasi yang meyakinkan.
Pada taraf signifikasi 5% diketahui bahwa 0,422 > 0,312 maka Ha diterima
dan Ho ditolak. Berarti pada taraf signifikasi 5% terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel X (ekstrakurikuler Rohis) terhadap variabel Y (hasil
belajar). Dengan demikian korelasi antara ekstrakurikuler Rohis terhadap hasil
belajar PAI pada siswa kelas X di SMAN 5 Kab. Tangerang merupakan
korelasi yang sedang atau cukup korelasi yang meyakinkan.
Dari hasil perhitungan koefisien determinasi ekstrakurikuler Rohis
mempunyai kontribusi atau pengaruh hanya sebesar 17,8% dalam
mempengaruhi hasil belajar PAI pada siswa kelas X di SMAN 5
kab.Tangerang. Kemudian 82,2% dipengaruhi oleh faktor lain seperti faktor
dari dalam diri maupun luar diri yang meliputi lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat dan lain sebagainya yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
68
F. Keterbatasan Penelitian
Dari hasil perhitungan penelitian ini yang sudah dipaparkan, masih banyak
terdapat kekurangan-kekurangan yang memerlukan penyempurnaan. Dari
penyesuaian indikator, pendeskripsian data yang belum maksimal, analisa data
yang mungkin ada kekurangan serta hasil yang diperoleh pun belum maksimal
dalam penelitian ini.
Maka dari itu penulis berharap akan adanya perbaikan ataupun kritik yang
sifatnya membangun dalam hal membantu penulis untuk menyempurnakan
penelitian skripsi ini.
69
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMAN 5 Kab. Tangerang melalui
analisis data, pengujian hipotesis dan hasil penelitian mengenai pengaruh
ekstrakurikuler Rohis terhadap hasil belajar PAI pada siswa kelas X. Maka
dapat disimpulkan bahwa :
1. Dari kegiatan Rohis banyak hal yang positif salah satunya menambah
wawasan keislaman siswa yang tidak didapatkan siswa di dalam kelas dan
berdasarkan hasil belajar PAI kelas X nilai rata-rata siswa yang mengikuti
Rohis sebesar 78,15 lebih besar nilainya dari siswa yang tidak mengikuti
Rohis sebesar 72,40. Sehingga ada pengaruh antara ekstrakurikuler Rohis
dengan hasil belajar PAI pada kelas X, namun pengaruh keduanya sedang
atau cukup baik.
2. Dari hasil penelitian ini dengan perolehan korelasi sebesar 0,422, sehingga
nilai r hitung berkisar antara 0,40-0,70. Maka antara ekstrakurikuler Rohis
dengan hasil belajar memang terdapat korelasi, namun korelasi tersebut
sedang atau cukup. Sementara itu penulis melakukan perhitungan koefisien
determinasi, dari hasil perhitungan koefisien determinasi ekstrakurikuler
Rohis mempunyai kontribusi atau pengaruh hanya sebesar 17,8% dalam
mempengaruhi hasil belajar PAI pada siswa kelas X di SMAN 5
kab.Tangerang. Kemudian 82,2% dipengaruhi oleh faktor lain seperti faktor
dari dalam diri maupun luar diri yang meliputi lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat dan lain sebagainya yang dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas menyatakan bahwa korelasi antara
ekstrakurikuler Rohis terhadap hasil belajar sedang atau cukup. Kemudian
dalam penelitian ini mempunyai implikasi sebagai berikut :
70
1. Kegiatan ekstrakurikuler Rohis harus ditingkatkan, dengan berbagai
kegiatan yang positif sehingga dapat menunjang hasil belajar pendidikan
agama Islam menjadi lebih baik.
2. Ekstrakurikuler Rohis jangan sampai mengganggu segala aktivitas belajar
siswa, agar siswa dapat belajar dengan baik tanpa ada faktor yang
mengganggu aktifitas belajar sehing ga akan mendapatkan hasil belajar yang
lebih baik.
C. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa penulis memberikan saran sebagai
berikut:
1. Pelaksanakan ekstrakurikuler Rohis agar lebih ditingkatkan, baik
kegiatannya maupun materi yang diajarkan harus lebih variatif dan sesuai
dengan masalah-masalah yang ada saat ini, sehingga materi yang tidak
disampaikan di dalam kelas dapat disampaikan dalam ekstrakurikuler Rohis.
Kemudian hal ini juga membutuhkan kerjasama yang baik antara guru
maupun siswa agar terwujudnya ekstrakurikuler Rohis yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik sehingga hasilnya
dapat berpengaruh dengan sangat kuat.
2. Bagi siswa diharapkan lebih giat dalam belajar terutama pada pelajaran
pendidikan agama Islam agar hasil belajar siswa menjadi lebih baik dari
yang sebelumnya dan dapat mengaplikasikan hasil belajar tersebut dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Bagi pihak sekolah dapat memperhatiakan dan mendukung setiap kegiatan
ekstrakurikuler dengan memfasilitasi sarana dan prasarana yang ada di
sekolah, agar kegiatan ekstrakurikuler Rohis menjadi lebih baik.
71
DAFTAR PUSTAKA
Alim, Muhammad, Pendidikan Agama Islam: Upaya Pembentukan Pemikiran
dan Kepribadian Muslim, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006.
Arifin, Zainal, Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik , Jakarta:
Rineka Cipta, Cet.15, 2013.
Badrudin, Manajemen Peserta Didik, Jakarta: PT Indeks, 2014. Dalyono, M., Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2007.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jilid IV, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008.
Engkoswara, dan Komariah, Aan, Administrasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta,
Cet.3, 2012.
Kadir, Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan program
SPSS/Lisrel dalam penelitian, Jakarta: Rajawali Pers, 2016.
Khodijah, Nyayu, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2014. Koesmarwanti, Widiyantoro, Nugroho, Dakwah Sekolah di Era Baru, Solo: Era
Intermedia, 2002
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh, Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
Margono, S., Metode Penelitian Pendidikan : Komponen MKDK, Jakarta : Rineka
Cipta, Cet. 8, 2010.
Muhaimin, dkk, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012.
Noer, Ali, dkk, Upaya Ekstrakurikuler Kerohanian Islam (ROHIS) dalam
Meningkatkan Sikap Keberagamaan Siswa di SMK Ibnu Taimiyah Pekanbaru,
Jurnal Al-Thariqah, Vol. 2, 2017.
72
Pedoman Penulisan Skripsi, Ciputat: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Prihatin, Eka, Manajemen Peserta Didik. Bandung: Alfabeta, 2011.
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet.19, 2003.
Rachmawati, Tutik, dan Daryanto, Teori Belajar dan Proses Pembelajaran yang Mendidik, Yogyakarta: Gava Media, Cet. I, 2015.
Setyosari, Punaji, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Jakarta:
Prenadamedia Group, 2006.
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al Mishbah : Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-
Qur’an, Jakarta: Lentera Hati, 2002.
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2012.
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2014.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung:
Alfabeta, Cet.14, 2011.
Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya, Jakarta: Bumi
Aksara, 2011
Suralaga, Fadhilah dan Solicha, Psikologi Pendidikan, Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010
Susetyo, Budi, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian Dilengkapi Cara Perhitungan dengan SPSS dan MS Office Excel, Bandung: PT Refika Aditama,
Cet. 1, 2010.
Suwartono, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian, Yogyakarta: CV Andi Offset,
2014.
73
Suyanto, Bagong, dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif
Pendekatan, Jakarta: Kencana, 2013. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2013
Yanuarti, Ary, dan A. Sobandi, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching, Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, Vol. 1, 2016.
Zaman, Badrus, Pelaksanaan Mentoring Ekstrakurikuler Rohani Islam (ROHIS) dalam Meningkatkan Kecerdasan Spriritual Siswa Kelas X di SMA Negeri 3
Boyolali Tahun Ajaran 2015/2016, Jurnal Inspirasi, Vol.1, 2017.
74
75
76
77
Lampiran 1
ANGKET
Pengaruh Ekstrakurikuler Rohani Islam (ROHIS) Terhadap Hasil Belajar PAI
Pada Siswa Kelas X di SMAN 5 Kab.Tangerang
A. Identitas Diri
Nama Lengkap :
Jenis Kelamin :
Kelas : Sekolah :
B. Petunjuk Pengisian :
a. Bacalah basmallah sebelum mengisi.
b. Beri tanda (√) dari salah satu jawaban pernyataan.
c. Untuk kelengkapan angket ini, saya mengharapkan jawaban dapat terisi
semua.
d. Keterangan : SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju
S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan
Jawaban
SS S TS STS
1. Keberadaan ekstrakurikuler Rohis di
sekolah sangat penting.
2. Saya aktif dalam mengikuti ekstrakurikuler
Rohis.
3. Ekstrakurikuler rohis aktif mengadakan
kegiatan keagamaan di sekolah.
4. Materi ekstrakurikuler rohis berkaitan
dengan mata pelajaran PAI yang ada di
kelas.
5. Saya senang mengikuti ekstrakurikuler
Rohis.
6. Dengan mengikuti Rohis, pemahaman PAI
saya bertambah.
7. Dengan mengikuti Rohis, saya menjadi
disiplin dalam belajar.
78
8. Saya mengikuti ekstrakurikuler Rohis atas
kemauan sendiri.
9. Dengan mengikuti Rohis, saya terbiasa
bertanggungjawab terhadap tugas yang
telah diberikan guru di kelas.
10. Saya selalu mengikuti Maulid Nabi
Muhammad SAW di sekolah.
11. Dengan mengikuti Rohis, saya dapat
melatih kemampuan membaca Al-Qur’an.
12. Dengan mengikuti Rohis, saya dapat
memainkan alat marawis.
13. Dengan mengikuti Rohis, saya dapat
melatih kemampuan beribadah dengan
baik dan benar sesuai dengan syariat Islam.
14. Saya selalu hadir dalam mengikuti
ekstrakurikuler Rohis.
15. Dengan mengikuti Rohis, saya dapat
menjaga dan mempererat tali silaturahmi.
16. Dengan mengikuti Rohis, saya dapat
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
kepada Allah SWT.
17. Dengan mengikuti Rohis, saya lebih
memahami syariat Islam.
18. Dengan mengikuti Rohis, saya terbiasa
berprilaku sesuai ajaran agama Islam.
19. Saya selalu mengikuti kegiatan memotong
hewan qurban yang ada di sekolah dalam
memperingati Idul Adha.
20. Ekstrakurikuler Rohis memiliki prestasi.
79
Lampiran 2
Hasil Angket Ekstrakurikuler Rohani Islam (Variabel X)
Responden Butir Soal Skor
X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 64
2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 63
3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 73
4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 73
5 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 67
6 4 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 4 4 3 71
7 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 65
8 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 70
9 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 74
10 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 73
11 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 64
12 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 64
13 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 62
14 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 67
15 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 62
16 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 66
17 3 2 4 2 4 4 3 3 3 4 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 63
18 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 70
19 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 66
80
20 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 65
21 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 75
22 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 74
23 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 72
24 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 76
25 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 73
26 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 2 3 69
27 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 65
28 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 71
29 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 73
30 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 70
31 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 70
32 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 62
33 4 4 4 4 2 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 69
34 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 4 4 3 3 64
35 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 4 63
36 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 60
37 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 69
38 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 70
39 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 63
40 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 69
Jumlah 147 125 140 130 141 146 130 139 125 142 139 139 142 117 144 144 134 128 134 133 2719
81
Lampiran 3
PEDOMAN WAWANCARA
PEMBINA ROHIS SMAN 5 KAB.TANGERANG
Hari, Tanggal :
Nama Responden :
Jabatan :
Tempat Wawancara :
Waktu :
Pertanyaan Wawancara :
1. Bagaimana sejarah berdirinya Rohis di SMAN 5 Kab. Tangerang?
2. Apa tujuan diadakan Rohis di SMAN 5 Kab.Tangerang?
3. Apa saja kegiatan-kegiatan Rohis di SMAN 5 Kab.Tangerang?
4. Bagaimana eksistensi Rohis di SMAN 5 Kab.Tangerang?
5. Berapa banyak siswa yang berminat dalam mengikuti Rohis di SMAN 5
Kab.Tangerang?
6. Apa saja prestasi yang didapatkan Rohis di SMAN 5 Kab.Tangerang?
7. Bagaimana pemahaman agama Islam siswa kelas X yang mengikuti Rohis di
SMAN 5 Kab.Tangerang?
8. Bagaimana sikap siswa yang mengikuti Rohis di SMAN 5 Kab.Tangerang?
9. Menurut Bapak, adakah anggota Rohis yang berprestasi di kelas?
10. Menurut Bapak, adakah hubungan Rohis dengan hasil belajar pendidikan
agama Islam?
82
PEDOMAN WAWANCARA
GURU PAI KELAS X SMAN 5 KAB. TANGERANG
Hari, Tanggal :
Nama Responden :
Jabatan :
Tempat Wawancara :
Waktu :
Pertanyaan Wawancara :
1. Bagaimana Pembelajaran PAI di kelas X?
2. Metode apa yang digunakan saat memberikan materi PAI di kelas X?
3. Permasalahan apa yang ada pada kelas X di kelas?
4. Bagaimana sikap siswa kelas X saat materi PAI di kelas?
5. Apakah ada anggota Rohis yang hasil belajarnya sangat baik dalam
pembelajara PAI di SMAN 5 Kab. Tangerang?
83
Lampiran 4
HASIL WAWANCARA
PEMBINA ROHIS SMAN 5 KAB.TANGERANG
Hari, Tanggal : Senin, 7 Mei 2018
Nama Responden : Wawan Hermawan, S.Ag, M.Si
Jabatan : Guru PAI dan Pembina Rohis
Tempat Wawancara : Ruang Guru SMAN 5 Kab. Tangerang
Waktu : 14.00-15.10 WIB
1. P : Bagaimana sejarah berdirinya Rohis di SMAN 5 Kab.Tangerang?
J : Untuk berdirinya Rohis dimulai saat tahun 2000, cikal bakal terbentuknya
Rohis ketika itu sebelumnya bernama Dewan Kesejahteraan Musholah
(DKM) Al-Birru SMU Negeri 1 Teluknaga yang dengan ketua umum yaitu
Ahmad Fahruroji dan pada saat itu belum ada SK dari kepala sekolah terkait
pembina Rohis, maka secara struktural dibawah bimbingan pembina OSIS
dan guru agama Islam. Pada tahun berikutnya yang awalnya bernama DKM
Al-Birru berubah menjadi Rohis SMU Negeri 1 Teluknaga. Seiring
berjalannya waktu banyak perubahan nama sekolah atas SK bupati mulai
tahun 2004, karena sekolah berada di wilayah kecamatan kosambi sehingga
namanya menjadi Rohis SMAN 1 Kosambi dan sudah ada SK dari kepala
sekolah terkait pembina Rohis. Kemudian tahun 2010, ada SK bupati terkait
perubahan nama sekolah menjadi SMAN 5 Kab.Tangerang hingga sekarang
bernama Rohis SMAN 5 Kab.Tangerang.
2. P : Apa tujuan diadakan Rohis di SMAN 5 Kab.Tangerang?
J : Tujuan diadakan Rohis di SMAN 5 Kab. Tangerang yaitu :
a. Meningkatkan Iman dan Ketaqwaan serta pemahaman siswa-siswi
tentang keislaman,
b. Mewadahi siswa-siswi yang berminat dalam bidang keagamaan Islam.
c. Mendidik siswa-siswi agar berkepribadian dan berakhlakul karimah.
d. Menciptakan lingkungan yang religius.
84
3. P : Apa saja kegiatan-kegiatan Rohis di SMAN 5 Kab.Tangerang?
J : Kegiatan Rohis di SMAN 5 Kab. Tangerang terdiri dari kegiatan mingguan,
bulanan dan tahunan diantaranya :
a. Kegiatan mingguan yaitu kajian setiap hari senin setelah pulang sekolah,
pengajian setiap hari jum’at sebelum pelajaran di mulai, latihan marawis,
dan mengumpulkan infaq.
b. Kegiatan bulanan yaitu bersih-bersih musholah.
c. Kegiatan tahunan yaitu penerimaan anggota baru, peringatan hari besar
Islam seperti maulid nabi Muhammad SAW, isra mi’raj, halal bihalal,
idul adha, tahun baru Islam, dan laporan penanggungjawaban pengurus.
4. P : Bagaimana eksistensi Rohis di SMAN 5 Kab.Tangerang ?
J : Eksistensi Rohis di sekolah dapat dilihat dari lingkungan sekolah menjadi
religius, walaupun sekolah umum tapi suasananya religius dengan rutin
kegiatan kajian tentang keislaman setiap hari senin setelah pulang sekolah
dan pengajian setiap hari jumat sebelum proses belajar mengajar
dilaksanakan, serta setiap ada peringatan hari besar Islam yang
melaksanakan dari awal sampai akhir oleh Rohis.
5. P : Berapa banyak siswa yang berminat dalam mengikuti Rohis di SMAN 5
Kab.Tangerang ?
J : Sebagaimana diketahui bahwa kegiatan Rohis identik dengan keagamaan,
sehingga tidak semua siswa tertarik dalam mengikuti Rohis. Anggota Rohis
pada umumnya siswa yang berasal dari keluarga yang agamis, kemudian
siswa yang ingin memperdalam tentang agama Islam serta siswa yang
melihat dan merasakan hal yang positif dari kegiatan Rohis. Dari jumlah
total 1051 siswa, yang berminat dalam mengikuti Rohis ada 80 siswa yang
aktif terdiri dari kelas X, XI, dan XII.
85
6. P : Apa saja prestasi yang didapatkan Rohis di SMAN 5 Kab.Tangerang?
J : Untuk tahun 2018, prestasi yang didapatkan Rohis dalam mengikuti lomba
marawis juara harapan 2, yang diadakan oleh Remaja Masjid Al-Ishlah.
kemudian dalam 2 tahun terakhir pernah mendapatkan juara dalam bidang
MTQ, MSQ, dan marawis tingkat Kab. Tangerang.
7. P : Bagaimana pemahaman agama Islam siswa kelas X yang mengikuti Rohis
di SMAN 5 Kab.Tangerang ?
J : Siswa yang mengikuti Rohis dapat menambah wawasan keislaman maupun
pengalaman belajar yang tidak dipelajari di dalam kelas, sehingga siswa
mendapatkan pemahaman agama Islam maupun pengalaman belajar yang
lebih dari siswa yang tidak mengikuti Rohis.
8. P : Bagaimana sikap siswa yang mengikuti Rohis di SMAN 5 Kab.Tangerang?
J : Sikap siswa yang mengikuti Rohis, jika dilihat dari segi ibadah baik wajib
maupun sunah, sikap siswa masih istiqomah dalam melaksanakan ibadah
shalat sunnah qabliyah dan ba’diyah, mendirikan shalat dzuhur dan ashar
berjamaah di mushola. Kemudian dilihat dari segi sosial, sikap siswa yang
mengikuti Rohis sangat baik, dengan menjaga hubungan yang baik terhadap
teman dan guru di sekolah, tidak ada yang ikut tawuran, tidak ada yang
terlibat dalam pergaulan yang bebas.
9. P : Menurut Bapak, Adakah anggota Rohis yang berprestasi di kelas?
J : Menurut saya, ada sebagian anggota Rohis yang berprestasi di kelas, dilihat
dari hasil belajar nilai raport semua mata pelajaran tidak hanya mata
pelajaran agama Islam. Karena sebagian dari anggota Rohis memiliki
keterampilan ataupun kecerdasan yang berbeda-beda sehingga ada sebagian
anggota Rohis yang berprestasi di kelas.
86
87
HASIL WAWANCARA
GURU PAI KELAS X SMAN 5 KAB.TANGERANG
Hari, Tanggal : Jum’at, 4 Mei 2018
Nama Responden : Muhammad Irkhamni, S.Hum, M.Pd
Jabatan : Guru PAI Kelas X
Tempat Wawancara : Halaman Ruang Guru SMAN 5 Kab. Tangerang
Waktu : 11.00-12.00 WIB
1. P : Bagaimana Pembelajaran PAI di kelas X?
J :Dalam pembelajaran PAI di kelas X, sebelum mulai pembelajaran saya
memotivasi agar siswa semangat dalam belajar, menjaga sikap sesuai
dengan ajaran agama Islam baik di sekolah maupun dimasyarakat agar
menjadi karakter siswa yang berkepribadian Islam dan memberikan pesan
agar materi pendidikan agama Islam yang di dapat diimplementasikan
dalam kehidupan sehari-hari.
2. P : Metode apa yang digunakan saat memberikan materi PAI di kelas X?
J : Metode yang digunakan dalam memberikan materi pendidikan agama Islam
meliputi ceramah dan diskusi atau tanya jawab, namun dalam menggunakan
metode tersebut, harus menyesuaikan dengan materi yang akan diberikan
karena agar materi tersebut bisa efektif sesuai dengan tujuan materi yang
diharapkan.
3. P : Permasalahan apa yang ada pada kelas X di kelas?
J : Dalam permasalahan yang ada pada kelas X yaitu keterbatasan waktu bahan
materi yang tidak bisa tersampaikan secara maksimal, banyak siswa yang
belum mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak
siswa yang belum lancar dalam baca tulis Al-Qur’an, sehingga dalam proses
belajar pendidikan agama Islam hasil belajar belum bisa maksimal dan
banyak siswa yang kurang minat atau antusias dalam pembelajaran
pendidikan agama Islam.
88
89
Lampiran 5
Hasil Belajar PAI Kelas X Anggota Rohis
No. Nama Responden Kelas Nilai Raport
1. Yuliyanah X MIPA 1 76
2. Iit Tarliyah X MIPA 2 76
3. Amaliah Putri Aulia X MIPA 3 79
4. Annisa Marcella Wulandari X MIPA 3 82
5. Ayunda Yuniar X MIPA 3 79
6. Dita Amelia X MIPA 3 80
7. Fitri Liyani X MIPA 3 79
8. Keisha Fianti Sopian X MIPA 3 81
9. Mariyatul Qibtiyah X MIPA 3 78
10. Nur Padillah X MIPA 3 78
11. Aditya Saep Ramadhan X MIPA 4 81
12. Juliana Sukma Rosmalatipa X MIPA 4 77
13. M. Ramdan Padilah X MIPA 4 79
14. Nadila Salsabilillah X MIPA 4 78
15. Sabrina Ahshonul Aufar X MIPA 4 77
16. Viki Ramdhan X MIPA 4 77
17. Ahmad Mansurrudin X MIPA 5 75
18. Ara Andayani X MIPA 5 82
19. Mujihad X MIPA 5 75
20. Prisma Ramadhan Putra X MIPA 5 76
21. Riniandri Yanih X MIPA 5 80
22. Riska X MIPA 5 80
23. Siti Herdiyanti X MIPA 5 79
24. Sri Ajeng Fadhila X MIPA 5 76
25. Amanda Aprilia X IPS 1 76
26. Firmansyah X IPS 1 79
27. Indah Lestari X IPS 1 75
90
91
Lampiran 6
Uji Validitas Menggunakan Microsoft Excel 2010
Responden Butir Soal
Skor X Skor Y 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 64 76
2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 63 76
3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 73 79
4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 73 82
5 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 67 79
6 4 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 4 4 3 71 80
7 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 65 79
8 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 70 81
9 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 74 78
10 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 73 78
11 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 64 81
12 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 64 77
13 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 62 79
14 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 67 78
15 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 62 77
16 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 66 77
17 3 2 4 2 4 4 3 3 3 4 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 63 75
18 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 70 82
19 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 66 75
20 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 65 76
92
21 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 75 80
22 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 74 80
23 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 72 79
24 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 76 76
25 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 73 76
26 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 2 3 69 79
27 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 65 75
28 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 71 79
29 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 73 77
30 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 70 83
31 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 70 77
32 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 62 75
33 4 4 4 4 2 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 69 78
34 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 4 4 3 3 64 79
35 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 4 63 77
36 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 60 74
37 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 69 78
38 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 70 83
39 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 63 78
40 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 69 78
Jumlah 147 125 140 130 141 146 130 139 125 142 139 139 142 117 144 144 134 128 134 133 2719 3126
r hitung 0.566 0.336 0.61 0.404 0.451 0.471 0.361 0.471 0.332 0.532 0.669 0.436 0.403 0.366 0.446 0.398 0.504 0.351 0.359 0.388
r tabel 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312
Ket. valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
93
Lampiran 7
Uji Reliabilitas
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 40 100.0
Excludeda 0 .0
Total 40 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.785 .785 20
94
Lampiran 8
Uji Normalitas, Homogenitas, dan Linearitas
1. Uji Normalitas
Angket (Variabel X)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Angket
N 40
Normal Parametersa,b
Mean 67.98
Std. Deviation 4.359
Most Extreme Differences Absolute .128
Positive .128
Negative -.118
Test Statistic .128
Asymp. Sig. (2-tailed) .100c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Hasil Belajar (Variabel Y)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Hasil Belajar
N 40
Normal Parametersa,b
Mean 78.15
Std. Deviation 2.248
Most Extreme Differences Absolute .128
Positive .128
Negative -.073
Test Statistic .128
Asymp. Sig. (2-tailed) .099c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
95
2. Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Hasil Belajar Based on Mean .965 10 25 .496
Based on Median .605 10 25 .795
Based on Median and with
adjusted df
.605 10 13.618 .785
Based on trimmed mean .915 10 25 .535
ANOVA
Hasil Belajar
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 108.933 14 7.781 2.206 .041
Within Groups 88.167 25 3.527
Total 197.100 39
3. Uji Linearitas
96
Lampiran 9
Dokumentasi Kegiatan Penelitian
Pengisian Angket Penelitian
Wawancara dengan Guru PAI Kelas X
97
Wawancara dengan Pembina Rohis
Kegiatan Rohis Kajian Rutin Setiap Hari Senin
98
99
100
101
102
103