pengaruh faktor keperilak uan org anisasi … · mendokumentasikan, mengadministrasikan, serta...
TRANSCRIPT
PENGA
KE
Disu
ARUH FAK
EGUNAAN
(Studi K
usun sebagai
pada Ju
F
UNIVER
KTOR KE
N SISTEM
Kasus pada
i salah satu
urusan Akun
DI
PROGRA
FAKULTA
RSITAS M
PERILAK
M AKUNTA
Dinas di K
syarat men
ntansi Faku
Disusun o
TA RAHM
B200130
AM STUDI
AS EKONO
MUHAMMA
2017
KUAN ORG
ANSI KEUA
Kabupaten
nyelesaikan
ultas Ekonom
oleh:
MAWATI
0081
I AKUNTA
OMI DAN B
ADIYAH S
7
GANISASI
ANGAN DA
Karangany
Program St
mi Dan Bisn
ANSI
BISNIS
SURAKAR
TERHADA
AERAH
yar)
tudi Strata I
nis
RTA
AP
I
1
PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
(Studi Kasus pada Dinas di Kabupaten Karanganyar)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor perilaku organisasi berupa kejelasan tujuan, pelatihan, dukungan atasan, dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah. Responden penelitian ini adalah pegawai dinas di Pemerintahan Kabupaten Karanganyar yang bekerja dibagian keuangan. Sampel penelitian ditentukan dengan purposive sampling, untuk mendapatkan sampel dari 60 responden dengan tingkat pengembalian 87%. Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan multiple regression analysis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kejelasan tujuan, dukungan atasan dan pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah, sedangkan pelatihan tidak berpengaruh terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah. Kata kunci : kejelasan tujuan, pelatihan, dukungan atasan, pemanfaatan teknologi informasi dan kegunaan SAKD
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the effect of organizational
behavioral factors such clarity of purpose, training, support of superiors, and utilization of information technology to usability region financial accounting system. Study’s Respondents are civil servants in Karanganyar regency government who work finance in section. This study sample is determined by using purposive sampling, in order to obtain a sample of 60 respondents with a return rate of 87%. The hypothesis in this study were tested using multiple regression approach. The result showed that clarity of purpose, supervisor support and utilization of information technology has affect the usefulness of the area of financial accounting system, whereas training has no effect to usability region financial accounting system. Key words: clarity of purpose, training, support supervisor, utilization of information technology and usability SAKD 1. PENDAHULUAN
Otonomi daerah merupakan bagian dari demokratisasi dalam
menciptakan sebuah sistem yang powershare pada setiap level pemerintahan
serta menuntut kemandirian sistem manajemen di daerah. Sistem MAKUDA
sudah tidak dapat lagi mendukung kebutuhan pemerintah untuk menghasilkan
laporan keuangan yang diperlukan saat ini, maka diperlukan suatu sistem
2
pencatatan akuntansi yang baru yaitu sistem akuntansi keuangan daerah Latifah
dan Sabeni (2007).
Bastari (2004) dalam Mranani dan Lestiorini (2011) mengemukakan
sistem lama (MAKUDA) dengan ciri-ciri antara lain single entry (pembukuan
tunggal), incremental budgeting (penganggaran secara tradisional yang rutin
dan pembangunan) dan pendekatan anggaran berimbang dinamis sudah tidak
dapat lagi memenuhi kebutuhan daerah, karena beberapa alasan yaitu tidak
mampu memberikan informasi mengenai kekayaan yang dimiliki oleh daerah,
atau dengan kata lain dapat memberikan laporan neraca, tidak mampu
memberikan informasi mengenai laporan aliran kas sehingga manajemen atau
public tidak dapat mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan adanya
kenaikan atau penurunan kas daerah, sistem yang lama (MAKUDA) ini juga
tidak dapat membantu daerah untuk menyusun laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD berbasis kinerja sesuai ketentuan PP No. 105 tahun 2000.
Adanya UU No.33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara
pusat dan pemerintah daerah memberikan kewenangan yang cukup besar bagi
daerah untuk mengelola sumber daya yang dimilikinya. Akan tetapi selain
mempunyai kewenangan, pemerintah daerah juga mempunyai kewajiban untuk
melaporkan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber dayanya
tersebut. Oleh karena itu sistem akuntansi menjadi tuntutan sekaligus
kebutuhan bagi tiap pemerintah daerah untuk dapat menghasilkan laporan
keuangan yang handal.
Beberapa penelitain terdahulu yang dilakukan oleh Engko (2013),
Nurlaela dan Rahmawati (2010 ), Wati Dan Batlajeri (2015), Yati (2013)
tentang pengaruh faktor keperilakuan organisasi terhadap kegunaan sistem
akuntansi keuangan daerah menunjukkan hasil yang tidak konsisten sehingga
peneliti ingin melakukan penelitian lebih lanjut dengan mengembangkan model
penelitian. Perbedaan penelitian ini adalah penambahan variabel pemanfaatan
teknologi informasi. Motivasi dalam penelitian ini adalah agar penulis dapat
mengetahui pengaruh faktor keperilakuan organisasi terhadap kegunaan sistem
akuntansi keuangan daerah.
3
2. METODE PENELITIAN
2.1.Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menguji
hipotesis. Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh dari
penyebaran kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2009: 199).
2.2.Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai dinas di
Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar. Sedangkan sampel dalam
penelitian ini adalah pegawai dinas yang bekerja dibagian keuangan.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive
sampling method yaitu cara menentukan sampel dengan menggunakan
kriteria tertentu.
2.3.Definisi operasional variabel dan pengukuran variabel
Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (Variabel Dependen)
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah adalah suatu sistem yang
mendokumentasikan, mengadministrasikan, serta mengolah keuangan
daerah dan data terkait lainnya menjadi informasi yang disajikan kepada
masyarakat dan sebagai bahan pengambilan keputusan dalam rangka
perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan pertanggungjawaban (Bastian,
2006) dalam Mranani dan Lestiorini (2011). Kegunaan sistem akuntansi
keuangan daerah diukur dengan menggunakan 8 item pernyataan, setiap
item diukur dengan menggunakan Skala Likert yaitu dengan skala 1 =
sangat tidak sesuai hingga 5 = sangat sesuai.
Pelatihan (Variabel Independen)
Pelatihan merupakan suatu usaha pengarahan dan pelatihan untuk
meningkatkan pemahaman mengenai sistem (Chenhall, 2004). Beberapa
penelitian menunjukkan bukti empiris bahwa faktor organisasional
pelatihan, dukungan atasan dan kejelasan tujuan berpengaruh positif
terhadap implementasi suatu inovasi sistem maupun perubahan model
4
akuntansi manajemen (Krumweide, 1998) dalam Engko Cecilia (2013).
Variabel pelatihan terhadap kegunaan Sistem Akuntasi Keuangan Daerah
diukur dengan menggunakan 9 item pernyataan, setiap item diukur dengan
menggunakan Skala Likert yaitu dengan skala 1 = sangat tidak sesuai hingga
5 = sangat sesuai.
Dukungan Atasan (Variabel Independen)
Dukungan atasan diartikan sebagai keterlibatan manajer dalam
kemajuan proyek dan menyediakan sumber daya yang diperlukan (Chenhall,
2004). Menurut Shield (1995) dalam Mranani dan Lestiorini (2011)
dukungan manajemen puncak (atasan) dalam suatu inovasi sangat penting
dikarenakan adanya kekuasaan manajer terkait dengan sumber daya.
Variabel dukungan atasan terhadap kegunaan Sistem Akuntasi Keuangan
Daerah diukur dengan menggunakan 10 item pernyataan, setiap item diukur
dengan menggunakan Skala Likert yaitu dengan skala 1 = sangat tidak
sesuai hingga 5 = sangat sesuai.
Pemanfaatan Teknologi Informasi (Variabel Independen)
Pemanfaatan teknologi informasi mencakup adanya (a) pengolahan
data, pengolahan informasi, sistem manajemen dan proses kerja secara
elektronik dan (b) pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar
pelayanan publik dapat diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat di
seluruh wilayah negeri ini (Hamzah, 2009) dalam Mranani dan Lestiorini
(2011). Variabel pemanfaatan teknologi informasi terhadap kegunaan
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah diukur dengan menggunakan 8 item
pernyataan, setiap item diukur dengan menggunakan Skala Likert yaitu
dengan skala 1 = sangat tidak sesuai hingga 5 = sangat sesuai.
2.4.Metode Analisis Data
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode analisis
regresi berganda dengan bantuan SPSS 21.0 yang bertujuan untuk menguji
apakah kejelasan tujuan, pelatihan, dukungan atasan, pemanfaatan
teknologi informasi berpengaruh terhadap kegunaan sistem akuntansi
keuangan daerah. Sebelum dilakukan uji hipotesis, maka dilakukan uji
5
asumsi klasik, yaitu uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji
heterokedastisitas. Selanjutnya dilakukan uji ketetapan uji f, uji determinasi
(R2) dan uji t. Setelah uji asumsi klasik dan uji ketetapan, maka selanjutnya
dilakukan uji hipotesis, model persamaan regresi sebagai berikut:
KSAKD = a + b1KT+b2P+b3DA+b4PTI+ e
Keterangan :
KSAKD = Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
a = Konstanta
b1, b2, b3, b4 = Koefisien regresi
KT = Kejelasan Tujuan
P = Pelatihan
DA = Dukungan Atasan
PTI = Pemanfaatan Teknologi Informasi
e = eror
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.Hasil
1. Uji Instrumen Penelitian
Hasil analisis uji validitas menunjukkan bahwa semua item
pernyataan dalam instrumen yang digunakan untuk mengukur masing-
masing variabel mengenai kejelasan tujuan, pelatihan, dukungan atasan
dan pemanfaatan teknologi informsi adalah valid karena nilai signifikan
lebih kecil dari 0,05. Hasil analisis uji reliabilitas menunjukkan bahwa
semua variabel kejelasan tujuan, pelatihan, dukungan atasan dan
pemanfaatan teknologi informsi adalah reliabel karena memiliki nilai
cronbach's alpha > 0,60. Dengan demikian semua variabel dapat
dipergunakan untuk dianalisis.
2. Uji Asumsi Klasik
Hasil dari uji normalitas menyatakan bahwa Uji Normalitas
semua data terdistribusi normal. Uji Multikolinieritas Nilai VIF pada
hasil uji multikolinearitas model regresi untuk semua variabel
independennya kurang dari 10 dan nilai tolerance value lebih dari 0,1
6
atau 10%. Maka, dapat dibuktikan bahwa pada model regresi lolos uji
multikolinearitas. Uji Heterokedastisitas, dari uji glejser yang dilakukan
dapat dibuktikan bahwa pada model regresi lolos uji heterokedastisitas.
3.2.Pembahasan
1. Pengaruh Kejelasan Tujuan terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah
Berdasarkan hipotesis pertama menunjukkan bahwa kejelasan
tujuan berpengaruh terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan
daerah, yang ditunjukkan dengan hasil uji t variabel Kejelasan Tujuan
sebesar 2,218 lebih besar dari t tabel sebesar 2,010, dan nilai signifikan
sebesar 0,031 lebih kecil dari 5%, sehingga H1 diterima artinya
kejelasan tujuan berpengaruh terhadap kegunaan sistem akuntansi
keuangan daerah. Kejelasan tujuan dalam suatu organisasi dapat
menentukan suatu keberhasilan sistem, karena sebagaimana mereka
mencapai target untuk mencapai tujuan dengan menggunakan
keterampilan dan kompetensi yang dimiliki apabila kejelasan tujuan
tidak digunakan secara tepat dan didukung secara aktif oleh atasan,
maka implementasi sistem akuntansi keuangan daerah tidak akan
berhasil, sehingga kejelasan tujuan di suatu instansi pemerintah tidak
akan dapat meningkatkan hasil dalam mencapai tujuan instansi.
2. Pengaruh Pelatihan Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah
Berdasarkan hipotesis kedua menunjukkan bahwa Pelatihan tidak
berpengaruh terhadap sistem akuntansi keuangan daerah, yang
ditunjukkan dengan hasil uji t variabel Pelatihan sebesar 1,085 lebih
kecil dari t tabel sebesar 2,010 dan nilai signifikan sebesar 0,283 lebih
besar dari 5%, sehingga H2 ditolak, artinya Pelatihan tidak berpengaruh
terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah. Hal ini
disebabkan fenomena di lapangan, dimana pelatihan yang diadakan
terkait dengan kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah masih
sedikit, selain itu latar belakang pendidikannya bukan dari jurusan
7
akuntansi sehingga pencapainaan hasil belum maksimal atau belum
sesuai yang diharapkan, pelatihan yang diadakan masih belum
melibatkan seluruh pegawai di bidang verifikasi dan anggaran serta
disebabkan bergantinya regulasi atau undang-undang Baru, pelatihan
yang sebelumnya belum trampil sudah disusul pelatihan yang baru ini
sangat membingungkan para pengelola keuangan di Dinas.
3. Pengaruh Dukungan Atasan Terhadap Kegunaan Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah
Berdasarkan hipotesis ketiga menunjukkan bahwa dukungan
atasan berpengaruh terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan
daerah, yang ditunjukkan dengan hasil uji t variabel dukungan atasan
sebesar 2,508 lebih besar dari t tabel sebesar 2,010, dan nilai signifikan
sebesar 0,016 lebih kecil dari 5%, sehingga H3 diterima artinya
dukungan atasan berpengaruh terhadap kegunaan sistem akuntansi
keuangan daerah. Dukungan manajemen puncak sangat penting dalam
mewujudkan efektifitas suatu sistem, terutama dalam situasi inovasi
dikarenakan adanya kekuasaan manajer terkait sumber daya yang
diperlukan, tujuan dan inisiatif strategi yang direncanakan apabila
manajer mendukung sepenuhnya dalam implementasi sistem baru.
Dukungan manajemen puncak memiliki pengaruh yang positif terhadap
efektifitas sistem informasi akuntansi keuangan daerah, jika disuatu
instansi pemerintahan tidak adanya dukungan manajemen puncak maka
sistem yang akan dikembangkan tidak akan sesuai dengan rencana
instansi dan dengan demikian tujuan instansi pemerintahan tidak akan
tercapai.
4. Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kegunaan
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
Berdasarkan hipotesis keempat menunjukkan bahwa
pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap sistem
akuntansi keuangan daerah, yang ditunjukkan dengan hasil uji t
variabel pemanfaatan teknologi informasi sebesar 3,281 lebih besar dari
8
t tabel sebesar 2,010 dan nilai signifikan sebesar 0,002 lebih kecil dari
5% , sehingga H4 diterima artinya pemanfaatan teknologi informasi
berpengaruh terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah.
Pemanfaatan teknologi informasi sangat penting dalam mewujudkan
efektifitas dan efisiensi suatu sistem. Terutama dalam hal penggunaan
perangkat keras komputer dalam mengelola sistem akuntansi keuangan
yang dapat diterapkan di seluruh instansi pemerintahan. Penggunaan
perangkat komputer akan mempermudah instansi pemerintah dalam
mengelola keuangan. Jika di suatu instansi pemerintahan tidak adanya
penggunaan perangkat komputer, maka implementasi sistem akuntansi
akan sulit berhasil.
4. PENUTUP
4.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa variabel Kejelasan tujuan, dukungan atasan dan
Pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap kegunaan sistem
akuntansi keuangan daerah. Sedangkan variabel pelatihan tidak
berpengaruh terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah.
4.2.Keterbatasan
Beberapa hal yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini adalah
pada sampel penelitian ini hanya terfokus pada dinas di Pemerintahan
Kabupaten Karanganyar. Selain itu pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan kuesioner, sehingga peneliti tidak dapat mengontrol
responden dalam menjawab instrumen penelitian. Dan penelitian ini
menggunakan variabel kejelasan tujuan, pelatihan, dukungan atasan,
pemanfaatan teknologi informasi, sedangkan masih banyak variabel lain
yang diduga mempengaruhi kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah.
4.3.Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis akan memberikan saran yang
bermanfaat sebagai berikut :1. Peneliti selanjutnya diharapkan mengawasi
9
pengisian kuesioner dalam pengambilan jawaban dari responden, sehingga
hasil yang diperoleh sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. 2. Bagi
peneliti berikutnya diharapkan menambah variabel independen dan
menambah sampel penelitian untk membuktikan kembali variabel dalam
penelitian ini. 3. Lingkup penelitian ini terbatas pegawai dinas di
Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar dan waktu yang digunakan
dalam penelitian terbatas, sehingga perlu menambah jumlah pegawai dan
menambah waktu penelitian. 4. Penelitian selanjutnya disarankan untuk
mendapatkan data berupa wawancara dari beberapa pegawai yang menjadi
responden agar mendapatkan data yang lebih nyata dan bisa keluar dari
pertanyaan-pertanyaan kuesioner yang mungkin terlalu sempit atau kurang
menggambarkan keadaan sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Chenhall, R.H. (2004). The Role of Cognitif and Affective Conflict in Early Implementation of Activity-Based Cost Management. Behavioral Reaserch in Accounting 16:19
Dewi dan Dwiranda. 2013. Dukungan Manajemen Puncak, Kualitas Sistem, Kualitas Informasi, Pengguna Aktual Dan Kepuasan Pengguna Terhadap Implementasi Sistem Informasi Keuangan Daerah Di Kota Denpasar. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 4.1 : 196-214
Engko, Cecilia. (2013). Analisis Faktor Organisasional Dalam Implementasi Sistem Akuntansi Keuangan Daerah. Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol. 11, No. 1.
Fatimah. 2013. Pengaruh Pelatihan, Dukungan Managemen Puncak dan Kejelasan Tujuan terhadapat Efektifitas Sistem Informasi Keuangan Daerah. Skripsi. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang
Ikhasn, Arfan dan Ishak Muhammad. 2005. Akuntansi Keperilakuan. Salemba Empat. Jakarta.
Latifah, Lyna dan Arifin Sabeni. (2007). Faktor Keprilakuan Organisasi Dalam Implementasi Sistem Akuntansi Keuangan Daerah. Simposium Nasional Akuntansi 10. Makasar.
10
Mathis, R.L. dan Jackson, J.H. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Salemba Empat. Jakarta.
Mranani, Muji dan Beti Lestiorini. (2011). Faktor Keperilakuan Organisasi Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Dengan Konflik Kognitif Dan Konflik Afektif Sebagai Intervening. Jurnal Akuntansi Pemerintah Vol. 10, No. 3, Hal. 193 -203.
Nurlaela, Siti dan Rahmawati. (2010). Pengaruh Faktor Keperilakuan Organisasi Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi 13. Universitas Islam Batik dan Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Peraturan Mentri Dalam Negri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah. Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggung Jawaban Keuangan Daerah.
Republik Indonesia. Undang-undang RI. No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
Solichin, Ahmad Nur. 2015. Pengaruh Faktor Keperilakuan Organisasi Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.
Tim. Pokja (2001), system akuntansi Keuangan Daerah. tim Evaluasi dan percepatan pertimbangan pusat dan daerah. Jakarta
Wansyah H, Darwanis dan Bakar U. 2012. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Kegiatan Pengendalian terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan SKPD pada Provinsi Aceh. Jurnal Akuntansi. Vol. 1 No. 1, Agustus, hal 43-58
Wati, Caecilia Henny Setya dan Semuel Batlajery. (2015). Faktor Keperilakuan Organisasi Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Dengan Konflik Kognitif Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Ilmu Ekonomi dan Sosial Vol. VI No.1.
Winidyaningrum, Celviana Dan Rahmawati. 2010. Pengaruh Sumber Daya Manusia Dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Keterandalan Dan Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah Dengan Variabel Intervening Pengendalian Intern Akuntansi (Studi Empiris Di Pemda Subosukawonosraten). Jurnal Simposium Nasional Akuntansi 13. STIE ST. Pignatelli dan Universitas Sebelas Maret. Surakarta