pengaruh formulasi pakan

3
MANAJEMEN & TEKNOLOGI Menuju Swasembada Daging Sapi 2014 Publikasi Budidaya Ternak Ruminansia Edisi 1 Tahun 2010 1 PENGARUH FORMULASI PAKAN TERHADAP KANDUNGAN PAKAN TERNAK RUMINANSIA Oleh : Ir. Netty L. Tobing Fungsional Pengawas Mutu Pakan Dalam menyusunan formula pakan yang ekonomis dan terjangkau peternak seoptimal mungkin memanfaatkan sumber daya lokal yang tersedia di lingkungan setempat. Selanjutnya dalam pemilihan bahan pakan yang perlu diperhatikan antara lain yaitu kandungan nutrisi bahan, tingkat kecernaan, ketersediaan, kontinuitas dan harga serta kemungkinan adanya faktor pembatas seperti zat anti nutrisi atau racun dalam bahan tersebut. Bahan Pakan Konsentrat ruminansia Faktor – faktor yang mempengaruhi penyusunan formulasi pakan ternak ruminansia antara lain : 1. Kebutuhan Zat Gizi Kebutuhan ternak terhadap pakan dicerminkan oleh kebutuhannya terhadap nutrisi (serat kasar, energi, protein, lemak, vitamin dan mineral). Jumlah kebutuhan nutrisi setiap harinya sangat bergantung pada jenis ternak, umur, fase (pertumbuhan, dewasa, bunting, menyusui), kondisi tubuh (normal, sakit) dan lingkungan tempat hidupnya (temperatur, kelembaban nisbi udara) serta bobot badannya. Maka, setiap ekor ternak yang berbeda kondisinya membutuhkan pakan yang berbeda pula. 2. Bahan pakan dan kandungan gizinya Setiap bahan pakan atau pakan ternak, baik yang sengaja kita berikan kepada ternak maupun yang diperolehnya sendiri, mengandung unsur-unsur nutrisi yang konsentrasinya sangat bervariasi, tergantung pada jenis, macam dan keadaan bahan pakan tersebut yang secara kompak akan mempengaruhi tekstur dan strukturnya. Unsur – unsur nutrisi yang terkandung di dalam bahan pakan secara umum terdiri atas air, mineral, protein, lemak, karbohidrat dan vitamin. Unsur-unsur nutrisi tersebut dapat diketahui melalui proses analisis terhadap bahan pakan yang dilakukan di laboratorium. Analisis itu dikenal dengan istilah “analisis proksimat”. 3. Tipe pakan Tipe pakan mempunyai ciri khusus sesuai dengan komposisi yang diperlukan dan kandungan gizinya, apakah merupakan pakan komplit, pakan bijian, atau pakan suplemen yang disusun terutama sebagai sumber protein, energi, vitamin dan mineral. Bahan Pakan Konsentrat ruminansia 4. Konsumsi Pakan Ternak ruminansia mengkonsumsi pakan dalam jumlah yang terbatas sesuai dengan kebutuhannya untuk mencukupi hidup pokok. Sejalan dengan pertumbuhan, perkembangan kondisi serta tingkat produksi yang dihasilkannya, konsumsi pakannya pun akan meningkat pula. Ternak akan makan jumlah tertentu sesuai dengan konsentrasi gizi dalam pakannya terutama kandungan energinya. Selain itu konsumsi pakan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, umur, kesehatan, tingkat produksi, bentuk pakan, palatabilitas, kepadatan dll. Tinggi rendah konsumsi pakan pada ternak ruminansia sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal (lingkungan) dan faktor internal (kondisi ternak itu sendiri) yang dapat diuraikan sebagai berikut : a. Temperatur Lingkungan Ternak ruminansia dalam kehidupannya menghendaki temperatur lingkungan yang sesuai dengan kehidupannya, baik dalam

Upload: rahma-amaya

Post on 28-Jun-2015

223 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Formulasi Pakan

MANAJEMEN & TEKNOLOGI Menuju Swasembada Daging Sapi 2014

Publikasi Budidaya Ternak Ruminansia Edisi 1 Tahun 2010 1

PENGARUH FORMULASI PAKAN TERHADAP KANDUNGAN PAKAN TERNAK RUMINANSIA

Oleh : Ir. Netty L. Tobing

Fungsional Pengawas Mutu Pakan

Dalam menyusunan formula pakan yang ekonomis dan terjangkau peternak seoptimal mungkin memanfaatkan sumber daya lokal yang tersedia di lingkungan setempat. Selanjutnya dalam pemilihan bahan pakan yang perlu diperhatikan antara lain yaitu kandungan nutrisi bahan, tingkat kecernaan, ketersediaan, kontinuitas dan harga serta kemungkinan adanya faktor pembatas seperti zat anti nutrisi atau racun dalam bahan tersebut. Bahan Pakan Konsentrat ruminansia

Faktor – faktor yang mempengaruhi penyusunan formulasi pakan ternak ruminansia antara lain : 1. Kebutuhan Zat Gizi

Kebutuhan ternak terhadap pakan dicerminkan oleh kebutuhannya terhadap nutrisi (serat kasar, energi, protein, lemak, vitamin dan mineral). Jumlah kebutuhan nutrisi setiap harinya sangat bergantung pada jenis ternak, umur, fase (pertumbuhan, dewasa, bunting, menyusui), kondisi tubuh (normal, sakit) dan lingkungan tempat hidupnya (temperatur, kelembaban nisbi udara) serta bobot badannya. Maka, setiap ekor ternak yang berbeda kondisinya membutuhkan pakan yang berbeda pula.

2. Bahan pakan dan kandungan gizinya Setiap bahan pakan atau pakan ternak, baik yang sengaja kita berikan kepada ternak maupun yang diperolehnya sendiri, mengandung unsur-unsur nutrisi yang konsentrasinya sangat bervariasi, tergantung pada jenis, macam dan keadaan bahan pakan tersebut yang secara kompak akan mempengaruhi tekstur dan strukturnya. Unsur – unsur nutrisi yang terkandung di dalam bahan pakan secara umum terdiri atas air, mineral, protein, lemak, karbohidrat dan vitamin. Unsur-unsur nutrisi tersebut dapat diketahui melalui proses analisis terhadap bahan pakan yang dilakukan di laboratorium. Analisis itu dikenal dengan istilah “analisis proksimat”.

3. Tipe pakan Tipe pakan mempunyai ciri khusus sesuai dengan komposisi yang diperlukan dan kandungan gizinya, apakah merupakan pakan komplit, pakan bijian, atau pakan suplemen yang disusun terutama sebagai sumber protein, energi, vitamin dan mineral.

Bahan Pakan Konsentrat ruminansia

4. Konsumsi Pakan Ternak ruminansia mengkonsumsi pakan dalam jumlah yang terbatas sesuai dengan kebutuhannya untuk mencukupi hidup pokok. Sejalan dengan pertumbuhan, perkembangan kondisi serta tingkat produksi yang dihasilkannya, konsumsi pakannya pun akan meningkat pula. Ternak akan makan jumlah tertentu sesuai dengan konsentrasi gizi dalam pakannya terutama kandungan energinya. Selain itu konsumsi pakan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, umur, kesehatan, tingkat produksi, bentuk pakan, palatabilitas, kepadatan dll. Tinggi rendah konsumsi pakan pada ternak ruminansia sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal (lingkungan) dan faktor internal (kondisi ternak itu sendiri) yang dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Temperatur Lingkungan Ternak ruminansia dalam kehidupannya menghendaki temperatur lingkungan yang sesuai dengan kehidupannya, baik dalam

Page 2: Pengaruh Formulasi Pakan

MANAJEMEN & TEKNOLOGI Menuju Swasembada Daging Sapi 2014

Publikasi Budidaya Ternak Ruminansia Edisi 1 Tahun 2010 2

keadaan sedang berproduksi maupun tidak. Kondisi lingkungan tersebut sangat bervariasi dan erat kaitannya dengan kondisi ternak yang bersangkutan yang meliputi jenis ternak, umur, tingkat kegemukan, bobot badan, keadaan penutup tubuh (kulit, bulu), tingkat produksi dan tingkat kehilangan panas tubuhnya akibat pengaruh lingkungan. Makin tinggi temperatur lingkungan hidupnya, maka tubuh ternak akan terjadi kelebihan panas, sehingga kebutuhan terhadap pakan akan turun. Sebaliknya, pada temperatur lingkungan yang lebih rendah, ternak akan membutuhkan pakan karena ternak membutuhkan tambahan panas. Pengaturan panas tubuh dan pembuangannya pada keadaan kelebihan panas dilakukan ternak dengan cara radiasi, konduksi, konveksi dan evaporasi.

b. Palatabilitas Palatabilitas merupakan sifat performansi bahan-bahan pakan sebagai akibat dari keadaan fisik dan kimiawi yang dimiliki oleh bahan-bahan pakan yang dicerminkan oleh organoleptiknya seperti kenampakan, bau, rasa (hambar, asin, manis, pahit), tekstur dan temperaturnya. Hal inilah yang menumbuhkan daya tarik dan merangsang ternak untuk mengkonsumsinya. Ternak ruminansia lebih menyukai pakan rasa manis dan hambar daripada asin/pahit. Mereka juga lebih menyukai rumput segar bertekstur baik dan mengandung unsur nitrogen (N) dan fosfor (P) lebih tinggi. Tingkat palatabilitas merupakan salah satu faktor penting dalam penyusunan ransum, karena palatabilitas mempengaruhi jumlah konsumsi pakan (intake) oleh ternak. Untuk proses penggemukan dimana indikator utamanya adalah pertambahan berat badan, aspek yang dipentingkan dalam komposisi ransum adalah perimbangan antara serat kasar dengan energi ransumnya, sedangkan kadar protein kasar umumnya diformulasikan sekitar 10-14%. Dari aspek palatabilitas pakan, terlihat bahwa pakan konsentrat dan complete feed memiliki tingkat palatabilitas yang lebih baik dibandingkan pakan hijauan.

c. Selera

Selera sangat bersifat internal, tetapi erat kaitannya dengan keadaan “lapar”. Pada ternak ruminansia, selera merangsang pusat

saraf (hyphotalamus) yang menstimulasi keadaan lapar. Ternak akan berusaha mengatasi kondisi ini dengan cara mengkonsumsi pakan. Dalam hal ini, kadang-kadang terjadi kelebihan konsumsi (overat) yang membahayakan ternak itu sendiri.

d. Status fisiologi Status fisiologi ternak ruminansia seperti umur, jenis kelamin, kondisi tubuh (misalnya bunting atau dalam keadaan sakit) sangat mempengaruhi konsumsi pakannya.

e. Konsentrasi Nutrisi Konsentrasi nutrisi yang sangat berpengaruh terhadap konsumsi pakan adalah konsentrasi energi yang terkandung di dalam pakan. Konsentrasi energi pakan ini berbanding terbalik dengan tingkat konsumsinya. Makin tinggi konsentrasi energi di dalam pakan, maka jumlah konsumsinya akan menurun. Sebaliknya, konsumsi pakan akan meningkat jika konsentrasi energi yang dikandung pakan rendah.

f. Bentuk Pakan Ternak ruminansia lebih menyukai pakan bentuk butiran (hijauan yang dibuat pellet atau dipotong) daripada hijauan yang diberikan seutuhnya. Hal ini berkaitan erat dengan ukuran partikel yang lebih mudah dikonsumsi dan dicerna. Oleh karena itu, rumput yang diberikan sebaiknya dipotong-potong menjadi partikel yang lebih kecil dengan ukuran 3-5 cm.

g. Bobot Tubuh Bobot tubuh ternak berbanding lurus dengan tingkat konsumsi pakannya. Makin tinggi bobot tubuh, makin tinggi pula tingkat konsumsi terhadap pakan. Berat badan ternak dapat diketahui dengan alat timbang. Dalam praktek di lapangan, berat badan ternak dapat diukur dengan cara mengukur panjang badan dan lingkar dadanya. Kemudian berat badan diukur dengan menggunakan formula: Berat badan = Panjang badan (inci) x Lingkar Dada

2 (inci) / 661

Sedangkan Berat badan metabolis (bobot tubuh) dapat dihitung dengan cara meningkatkan berat badan dengan nilai 0,75. Dengan demikian Berat Badan Metabolis = (Berat Badan)

0,75

h. Produksi

Ternak ruminansia, produksi dapat berupa pertambahan berat badan (ternak potong), air susu (ternak

Page 3: Pengaruh Formulasi Pakan

MANAJEMEN & TEKNOLOGI Menuju Swasembada Daging Sapi 2014

Publikasi Budidaya Ternak Ruminansia Edisi 1 Tahun 2010 3

perah), tenaga (ternak kerja) atau kulit dan bulu/wol. Makin tinggi produk yang dihasilkan, makin tinggi pula kebutuhannya terhadap pakan. Apabila jumlah pakan yang dikonsumsi (disediakan) lebih rendah daripada kebutuhannya, ternak akan kehilangan berat badannya (terutama selama masa puncak produksi) di samping performansi produksinya tidak optimal.

5. Ketersediaan Bahan Pakan Ketersediaan bahan pakan yang mudah diperoleh serta tersedia dalam jumlah yang cukup dan berkesinambungan menjadi pertimbangan utama dalam pembuatan pakan. Bahan pakan lokal menjadi prioritas karena diharapkan dapat bersaing dengan bahan pakan lainnya yang berasal dari luar.

6. Harga Bahan Baku Pakan

Bahan baku yang digunakan sebaiknya tersedia dalam jumlah cukup di daerah tersebut. Paling tidak, mudah didapatkan dengan tranportasi yang mudah dan murah. Diutamakan menggunakan bahan pakan yang relatif murah dan tidak mudah melonjak karena persaingan dengan kebutuhan manusia. Harga per unit bahan pakan sangat berbeda antara satu daerah dan daerah lain, sehingga keseragaman harga per unit nutrisi (bukan harga per unit berat) perlu dihitung terlebih dahulu. Selain harga yang perlu diperhitungkan juga perlu diperhitungkan juga adalah biaya pangangkutan, pengolahan dan penyimpanan. Harga per unit bahan pakan sangat berbeda antara satu daerah dan daerah lain, sehingga keseragaman harga per unit nutrisi (bukan harga per unit berat) perlu dihitung terlebih dahulu.

7. Keamanan Pakan

Pakan yang dibuat untuk konsumsi ternak harus memperhatikan aspek keamanan pakan, karena pakan yang baik dan bermutu tinggi akan meningkatkan

produktifitas ternak. Penggunaan senyawa fisik, kimia, biologi pada pakan tidak boleh membahayakan kesehatan ternak dan konsumen produk ternak. Untuk itu batas maksimum kandungan bahan pencemaran fisik, kimia dan biologis pada bahan baku pakan harus menjadi perhatian. Penggunaan hormon atau antibiotika yang berbahaya sebagai feed additive juga harus dilarang karena dapat menjadi residu pada bahan pangan hasil ternak. Penggunaan bahan pakan yang berasal dari organisme transgenik juga harus memenuhi persyaratan keamanan pakan Aspek keamanan pakan menjadi lebih penting karena pada kondisi sekarang banyak ditemukan penyakit ternak yang ditimbulkan oleh pakan. Penyakit BSE (Bovine Spongioform Encephalopaty) misalnya adalah penyakit yang ditimbulkan akibat sapi mengonsumsi pakan berasal dari campuran tepung daging tulang (MBM), tepung ikan dan tepung darah. Dengan demikian penetapan standar pakan yang baik dan tidak berbahaya lagi bagi kesehatan ternak harus ditaati dan menjadi acuan penyusunan formulasi ransum ternak.

Foto: Pakan konsentrat ruminansia siap untuk di pakai

Jadi dalam penyusunan formulasi pakan

ternak ruminansia yang harus di perhatikan adalah Kandungan zat gizi pakan, bahan baku pakan, tipe pakan ketersediaan bahan pakan, harga bahan baku pakan dan keamanan pakan.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

”Sebelum Sesorang Dapat Meraih Kehidupan Yang Di Inginkannya, Ia Harus Berpikir, Bertindak, Berbicara Dan Bertingkah Laku Seperti Yang Dicita-Citakan”

(Zig Zaglar – In Sight’2006)